Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

20
1 Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan Konsep Green Hospital (Studi Kasus: Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta) Putri Astrid Indah Lestari, El Khobar Muhaemin Nazech, dan Djoko M. Hartono Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Dalam pengelolaan sampah di RSUD Tarapkan telah dipisahkan antara sampah medis dan non- medis. Untuk sampah non-medis, pengelolaannya belum terlaksana dengan baik disebabkan sarana dan prasarana tidak memadai dan prosedur tetap dalam pengelolaan sampah tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya peraturan mengenai sistem pengelolaan sampah non- medis melalui perumusan ulang Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non- medis berdasarkan konsep Green Hospital. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sampel (sampling) pada sampah gedung. Hasil sampling menunjukkan bahwa rata-rata timbulan gedung sebesar 1,7 kg/bed/hari atau 12,4 L/bed/hari dengan komposisi sampah non-medis terdiri dari 63,8% organik, 14,34% kertas, 10,62% plastik, 5,62% popok dan pembalut, 3,8% styrofoam, 0,63% karet, 0,51% kaleng, 0,41% kaca, 0,21% kain, dan 0,06% kayu. Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non-medis meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan pengangkutan akhir. Dalam pengolahan sampah, terdapat rencana penerapan pengomposan dan pemanfaatan sampah anorganik. Non-Medical Solid Waste Management As Part Of Green Hospital Concept Application (Case Study: Tarakan Regional General Hospital, Jakarta) Abstract In waste management in Tarakan Hospital had separated between the medical and non-medical waste. For non-medical solid waste, the management has not done well due to inadequate infrastructure and procedures remain in the non-medical solid waste management is not well planned. Therefore, standard of non-medical waste management system is required byreformulatinga Standard Operating Procedure (SOP) of non-medical solid waste based on the concept of Green Hospital. Research on non-medical solid waste Tarakan Hospital performed with sample measurement on building waste. Based on the results of measurements, the rate of generation of hospital building is 1,7 kg/bed/day or 12,4 L/bed/day with non-medical solid waste composition consisted of 63,8% organic, paper 14,34%, 10,62% plastic, 5,62% diapers and pads, 3,8% styrofoam, rubber 0,63%, 0,51% tin, 0,41% glass, 0.21% textile, and 0.06% wood. Designing Standard Operating Procedure (SOP) for non-medical solid waste management includes storage, collection, transfer, transportation, treatment, and final disposal. There are two plans for non-medical solid waste treatment, it is composting and utilization of inorganic waste. Key Words: Building Solid Waste; Non-Medical Solid Waste;Solid Waste Composition; Solid Waste Generation;Standard Operating Procedure Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Transcript of Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

Page 1: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 1  

 

Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan Konsep Green Hospital

(Studi Kasus: Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta)

Putri Astrid Indah Lestari, El Khobar Muhaemin Nazech, dan Djoko M. Hartono

Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Dalam pengelolaan sampah di RSUD Tarapkan telah dipisahkan antara sampah medis dan non-medis. Untuk sampah non-medis, pengelolaannya belum terlaksana dengan baik disebabkan sarana dan prasarana tidak memadai dan prosedur tetap dalam pengelolaan sampah tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya peraturan mengenai sistem pengelolaan sampah non-medis melalui perumusan ulang Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non-medis berdasarkan konsep Green Hospital. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sampel (sampling) pada sampah gedung. Hasil sampling menunjukkan bahwa rata-rata timbulan gedung sebesar 1,7 kg/bed/hari atau 12,4 L/bed/hari dengan komposisi sampah non-medis terdiri dari 63,8% organik, 14,34% kertas, 10,62% plastik, 5,62% popok dan pembalut, 3,8% styrofoam, 0,63% karet, 0,51% kaleng, 0,41% kaca, 0,21% kain, dan 0,06% kayu. Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non-medis meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan pengangkutan akhir. Dalam pengolahan sampah, terdapat rencana penerapan pengomposan dan pemanfaatan sampah anorganik. Non-Medical Solid Waste Management As Part Of Green Hospital Concept

Application (Case Study: Tarakan Regional General Hospital, Jakarta)

Abstract

In waste management in Tarakan Hospital had separated between the medical and non-medical waste. For non-medical solid waste, the management has not done well due to inadequate infrastructure and procedures remain in the non-medical solid waste management is not well planned. Therefore, standard of non-medical waste management system is required byreformulatinga Standard Operating Procedure (SOP) of non-medical solid waste based on the concept of Green Hospital. Research on non-medical solid waste Tarakan Hospital performed with sample measurement on building waste. Based on the results of measurements, the rate of generation of hospital building is 1,7 kg/bed/day or 12,4 L/bed/day with non-medical solid waste composition consisted of 63,8% organic, paper 14,34%, 10,62% plastic, 5,62% diapers and pads, 3,8% styrofoam, rubber 0,63%, 0,51% tin, 0,41% glass, 0.21% textile, and 0.06% wood. Designing Standard Operating Procedure (SOP) for non-medical solid waste management includes storage, collection, transfer, transportation, treatment, and final disposal. There are two plans for non-medical solid waste treatment, it is composting and utilization of inorganic waste. Key Words: Building Solid Waste; Non-Medical Solid Waste;Solid Waste Composition; Solid Waste Generation;Standard Operating Procedure

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 2: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 2  

 

PENDAHULUAN   Permasalahan sampah merupakan masalah lingkungan yang belum bisa

tertangani dengan tuntas. Kepadatan penduduk mengakibatkan tingginya aktivitas

industri yang menghasilkan banyaknya sampah. Rumah sakit sebagai industri jasa

dalam pelayanan kesehatan merupakan penghasil sampah yang cukup besar dan

berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Penerapan konsep Green

Hospital merupakan bagian dari alasan mengapa rumah sakit perlu berubah

menuju pada pemenuhan konsep industri pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan

pasar dan masyarakat. Konsep Green Hospital merupakan bagian dari konsep

Green Building yang memiliki 6 aspek pembentuk, mulai dari tata guna lahan,

konservasi energi, konservasi air, penggunaan material, kesehatan dalam ruang,

hingga manajemen lingkungan bangunan itu sendiri. Konsep Green Building

adalah bangunan dimana dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, serta

dalam pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan berdasarkan

kaidah pembangunan berkelanjutan.

Salah satu rumah sakit di DKI Jakarta saat ini mengalami peningkatan

kunjungan secara signifikan yang mengakibatkan peningkatan timbulan sampah

yang dihasilkan. Rumah sakit yang dimaksud yaitu Rumah Sakit Umum Daerah

Tarakan Jakarta. Peningkatan kunjungan rumah sakit meningkat drastis setelah

terdapat jenis pembayaran dengan menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang

telah ada pada akhir tahun 2012. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya

pengurangan timbulan sampah pada RSUD Tarakan Jakarta. Dalam pengelolaan

sampah di RSUD Tarakan telah dipisahkan antara sampah medis dan non-medis.

Untuk sampah medis, telah ada insinerator dalam pengelolaannya. Sedangkan

untuk sampah non-medis, pengelolaannya belum terlaksana dengan baik.

Beberapa penyebabnya antara lain jumlah tenaga pengelola sampah tidak banyak,

sarana dan prasarana untuk pengelolaan sampah non-medis yang tidak memadai,

dan prosedur tetap dalam pengelolaan sampah non-medis tidak direncanakan

dengan baik. Maka perlu adanya sistem pengelolaan sampah non-medis yang baik

dan benar melalui perumusan Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan

sampah non-medis yang dapat berfungsi sebagai prosedur mutu oleh RSUD

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 3: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 3  

 

Tarakan Jakarta. Karena itu timbullah pertanyaan: berapa jumlah timbulan

sampah non-medis yang dihasilkan RSUD Tarakan dalam sehari? bagaimana

persentase jenis komposisi sampah nonmedis yang dihasilkan RSUD Tarakan

dalam sehari? dan bagaimana perancangan Standard Operating Procedure (SOP)

pengelolaan sampah non-medis dengan berlandaskan konsep Green Hospital yang

ditinjau dalam aspek Manajemen Lingkungan Bangunan yang dapat diterapkan

pada RSUD Tarakan?

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah

timbulan sampah non-medis yang dihasilkan RSUD Tarakan dalam sehari,

mengetahui persentase jenis komposisi sampah non medis yang dihasilkan RSUD

Tarakan dalam sehari. serta untuk perancangan Standard Operating Procedure

(SOP) pengelolaan sampah non-medis dengan berlandaskan konsep Green

Hospital yang ditinjau dalam aspek Manajemen Lingkungan Bangunan yang

dapat diterapkan pada RSUD Tarakan Jakarta.

TINJAUAN TEORITIS

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah

didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat. Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara

Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, sampah atau limbah padat

adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan bahan anorganik

yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan

lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.

Timbulan sampah adalah jumlah atau banyaknya sampah yang dihasilkan

oleh manusia pada suatu daerahdalam satuan volume maupun berat per kapita

perhari, atau perluas bangunan, atau perpanjang jalan. Komposisi sampah adalah

komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas, karbon, kayu, kain

tekstil, karet kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain Sampah yang

dihasilkan dapat dibedakan berdasarkan komposisi dan sumbernya. Dari keadaan

fisiknya sampah dapat diklaSifikasikan dalam dua jenis, yaitu:

a. Sampah Organik, sampah yang mengandung senyawa organik, tersusun atas

unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen. Sampah organik memiliki

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 4: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 4  

 

sifat mudah membusuk contohnya: daun-daunan, sayuran, dan buah-buahan

serta sampah sisa makanan

b. Sampah Anorganik, sampah yang mengandung senyawa bukan organik

sehingga tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Sampah anorganik sulit

membusuk yang termasuk sampah anorganik adalah: plastik, kaca, besi,

sebagian jenis kertas dan lain-lain.

Pengelolaan sampah adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan

pengendalian atas timbulan, penyimpanan pengumpulan, pemindahan, pengolahan

dan pembuangan sampah. Sistem pengelolaan sampah terdiri dari 5 aspek yang

saling mendukung antara lain aspek teknik operasional, aspek kelembagaan, aspek

hukum dan peraturan, aspek pembiayaan, dan aspek peran serta masyarakat.

Sampah rumah sakit adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan

ataupun yang terbuang yang dapat dibedakan menjadi sampah medis dan non-

medis dan dikategorikan sampah radioaktif, sampah infeksius, sampah sitotoksis,

dan sampah umum (domestik). Jenis sampah rumah sakit perlu diketahui untuk

mengetahui pengelolaan sampah yang tepat. Secara garis besar sampah rumah

sakit dibedakan menjadi sampah medis dan non-medis.

Sampah non-medis adalah zat padat semi padat yang tidak berguna baik

yang dapat membusuk maupun yang tidak dapat membusuk. Sampah jenis ini

hampir sama dengan sampah rumah tangga. Limbah domestik rumah sakit berupa

kertas, karton, plastik, gelas, metal, dan sampah dapur. Sedangkan sampah medis

adalah limbah padat yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, laboratorium,

rawat jalan, gigi, ICU (Intensive Care Unit), OK (Operation Kammer)/kamar

bedah, UGD (Unit Gawat Darurat), farmasi, dan atau sejenisnya, serta sampah

yang dihasilkan di rumah sakit pada saat melakukan perawatan/pengobatan

berhubungan dengan pasien dan atau peneliti (Departemen

Kesehatan,2002).Sampah medis berupa limbah infeksius, limbah patologi atau

jaringan tubuh, limbah genotoksik, limbah farmasi, limbah kimia, limbah

kontainer bertekanan, dan limbah radioaktif. Sebagian besar merupakan bahan

yang beracun, berbahaya, karsinogenik, dan menular.

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 5: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 5  

 

Pengelolaan sampah rumah sakit disesuaikan dengan kondisi sampah dan

kemampuan rumah sakit untuk mengelolanya. Kegiatan pengelolaan biasanya

meliputi penampungan sampah, pengangkutan, dan pembuangan akhir.

1. Penampungan Sampah

Sampah biasanya ditampung di tempat produksi sampahuntuk beberapa lama.

Setiap unit kegiatan hendaknya disediakan tempat penampung dengan bentuk,

ukuran, dan jumlah yang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah serta

kondisi setempat. Tempat penampung sampah harus memenuhi persyaratan

yaitu bahan tidak mudah berkarat, kedap air terutama untuk menampung

sampah basah, tertutup rapat, mudah dibersihkan, mudah dikosongkan, tidak

menimbulkan bising, serta tahan terhadap benda tajam.Untuk memudahkan

pengosongan dan pengangkutan, penggunaan kantong plastik pelapis dalam

bak penampungan sangat disarankan. Kantong yang digunakan untuk

penampungan menggunakan warna berbeda berdasarkan potensi bahaya.

2. Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah dimulai dengan pengosongan bak sampah di setiap unit

dan diangkut ke pengumpulan lokal atau ke tempat pemusnahan. Beberapa

rumah sakit menggunakan pipa plosotan untuk pengangkutan sampah internal,

tetapi hal itu tidak disarankan karena alasan keamanan, teknis, dan higienitas.

Alat pengangkutan sampah di rumah sakit dapat berupa troli dan kereta yang

harus memenuhi syarat sebagai berikut:

• Memiliki wadah yang mudah dibersihkan serta dilengkapi dengan

penutup.

• Harus kedap air dan mudah untuk diisi dan dikosongkan.

• Setiap keluar dari pembuangan akhir selalu dalam kondisi bersih

3. Pembuangan Sampah

Konstruksi TPS (Tempat Pengumpulan Sampah) terbuat dari dinding semen

atau dengan kontainer logam yang sesuai dengan persyaratan umum yaitu

kedap air, mudah dibersihkan dan berpenutup rapat. Apabila jumlah sampah

yang ditampung cukup banyak, maka perlu penambahan jumlah kontainer.

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 6: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 6  

 

Pengolahan sampah meliputi pemanfaatan sampah anorganik dan

pengomposan. Pengomposan adalah proses dekomposisi biologi dan penstabilan

substrat organik di bawah kondisi thermofilik (45ºC) sehingga menghasilkan

panas secara biologi, menghasilkan sebuah produk akhir (makanan tambahan)

yang stabil, bebas patogen, dan dapat bermanfaat jika diaplikasikan untuk tanah

(Haug, 1993). Metode pengomposan dengan menggunakan alat/mesin

pengomposan modern, yaitu:

• Drum komposter

Drum komposter ini memiliki dimensi tinggi sekitar 80 cm dengan diameter

40 cm dan tebal 3 sampai 3,3 mm. Kapasitas yang dapat ditampung drum

yang terbuat dari bahan plastik HDPE ini sebesar 0,08 m3 atau setara 30 kg.

• Rotary Kiln

Metode ini menggunakan mesin yang berfungsi memutar kompos di

dalamnya. Dimensi dari Rotary Kiln, yaitu tinggi sebesar 190 cm, lebar

sebesar 155 cm, panjang sebesar 290 cm, dan kapasitas yang dapat ditampung

sebesar 3 m3 limbah padat organik. Pada metode ini menggunakan mesin yang

berfungsi memutar kompos di dalamnya.

Menurut WHO (1999), rata-rata produksi limbah rumah sakit di negara-

negara berkembang berkisar 1-3 kg/bed/hari. Sedangkan di negara-negara maju

seperti Amerika dan Eropa mencapai 5-8 kg/bed/hari. Antara 75%-90%

merupakan sampah domestik yang tidak membahayakan kesehatan, sedangkan

sisanya yaitu 10-25% adalah sampah medis.Menentukan jumlah sampah yang

dihasilkan setiap hari merupakan tahap awal dari upaya pengelolaan sampah yang

dihasilkan dari rumah sakit.

Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) sangat perduli dengan

masalah masalah yang berkaitan dengan mutu pelayanan, keselamatan pasien,

maupun masalah lingkungan. Sebagai wujud dari keperdulian dan komitmen

PERSI dengan masalah lingkungan, maka sejak tahun 2009 dibentuklah komite

Green Hospital. Beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain

mengadakan lokakarya, menjalin kerjasama dengan instansi atau organisasi terkait

seperti Green Building Council Indonesia, menjadi member dari Global Green

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 7: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 7  

 

and Healthy Network, melakukan update informasi-informasi terkait dengan

implementasi Green Hospital di luar negeri, dan lain-lain. Saat ini penyusunan

buku panduan Green Hospital di Indonesia sudah memasuki tahap finalisasi.

Konsep Green Hospital merupakan bagian dari konsep Green Building

yang memiliki beberapa aspek pembentuk. Menurut GREENSHIP, Green

Building merupakan bangunan yang menanamkan konsep ramah lingkungan

dengan memperhatikan 6 aspek mulai dari tata guna lahan, konservasi energi,

konservasi air, penggunaan material, kesehatan dalam ruang, hingga manajemen

lingkungan bangunan itu sendiri. Konsep Green Hospital merupakan bagian dari

konsep Green Building yang memperhatikan aspek-aspek tersebut.

GREENSHIP adalah sistem penilaian yang digunakan sebagai alat bantu

bagi para pelaku industri bangunan, baik pengusaha, arsitek, teknisi mekanikal

elektrik, desain interior, teknisi bangunan, arsitek lansekap, maupun pelaku

lainnya dalam menerapkan best practices dan mencapai standar terukur yang

dapat dipahami oleh masyarakat umum dan pengguna bangunan. Standar yang

ingin dicapai dalam penerapan GREENSHIP adalah terwujudnya suatu konsep

bangunan hijau yang ramah lingkungan sejak tahap perencanaan, pembangunan,

hingga pengoperasian serta pemeliharaan sehari-hari. Masing-masing aspek terdiri

atas beberapa rating yang mengandung kredit dengan muatan nilai tertentu dan

akan diolah untuk menentukan penilaian.Tolok ukur yang dipilih dalam konsep

Green Hospital disesuaikan dengan konsep Green Building sehingga

perbandingannya pun menjadi setara (apple-to-apple comparison).Tolok ukur

dalam konsep Green Hospital yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengolahan

sampahyang diperhatikan dalam konsep Green Buildingadalah:

• Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle/MRC)

Dalam beberapa poinnya mengatur mengenai adanya kampanye dalam rangka

mendorong perilaku pemilahan limbah padat, adanya SOP dan pelatihan untuk

mengumpulkan dan memilah limbah padat berdasarkan jenis organik dan

anorganik, serta melakukan pengolahan limbah padat organik dan anorganik

secara mandiri atau bekerja sama dengan badan resmi pengolahan limbah

organik dan anorganik yang memiliki prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle).

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 8: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 8  

 

• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment

Management/BEM).

Adanya rencana operation and maintenance yang mendukung sasaran

pencapaian rating-rating GREENSHIP EB, salah satunya dititikberatkan pada

sistem pengelolaan sampah. Hal ini mencakup struktur organisasi, Standard

Operating Procedure (SOP) dan pelatihan, program kerja, anggaran, dan

laporan berskala minimum tiap 3 bulan.

RSUD Tarakanterletak di Jalan Kyai Caringin No. 7 Jakarta Pusat dengan

luas lahan sebagai berikut:

• Luas tanah gedung DP I (depan) : 7023 m2

• Luas tanah gedung DP II (belakang) : 3440 m2

• Luas tanah RSUD Tarakan seluruhnya : 10463 m2

METODE PENELITIAN Data

Studi Literatur: cara memperoleh informasi melalui buku, jurnal, internet,

maupun media tertulis lainnya. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan

pengetahuan dasar mengenai pengelolaan sampah dan perbandingan antara

sampah umum dengan sampah rumah sakit.

Data Sekunder: data yang diperoleh tanpa harus melakukan pengukuran terhadap

obyek yang diteliti dan dapat diperoleh dari pihak lain. Data sekunder diperoleh

melalui beberapa cara, yaitu melalui literatur, wawancara, atau survey.

Data Primer: data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung

terhadap objek yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini adalah jumlah dari

setiap sumber timbulan sampah dan komposisi sampah yang dihasilkan oleh

RSUD Tarakan. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah dilakukan selama 8

hari berturut-turut yang dilakukan sesuai dengan prosedur SNI-19-3694-1994

tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi

Sampah Perkotaan serta ASTM D 5231-92 mengenai Standar Metode Pengujian

Penentuan Komposisi Limbah Padat Perkotaan. Untuk mengetahui total timbulan

sampah non-medis gedung, pengukuran dilakukan ketika sampah dari masing-

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 9: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 9  

 

masing sumber yang berasal dari gedung diangkut ke TPS. Sedangkan untuk

pengukuran komposisi sampah, sampel diambil secara acak dari setiap lantai di

gedung rumah sakit dengan total sampel sebanyak 91-136 kg (ASTM D 5231-92)

untuk kemudian dipilah sesuai dengan komposisinya.

Analisis Data

Setelah memperoleh data primer dan sekunder, akan dibuat pengolahan

data terkait data timbulan dan komposisi sampah non-medis yang dihasilkan,

dengan perhitungan sebagai berikut:

• Menghitung rata-rata timbulan sampah gedung dari setiap sumber

!"#" − !"#!  !"#$%&'(  !"#$%&  !"#$%&   !"/ℎ!"#

=!"#$%! + !"#$%! + !"#$%! +⋯+ !"#$%!

!  ℎ!"#

• Menghitung rata-rata volume sampah setiap hari (m³/hari)

!"#$%&  !"#$"ℎ  !"#$%&  ℎ!"#    (!³/ℎ!"#) =  !"#$%  !"#$"ℎ  !"#$%&  ℎ!"#  (!"/ℎ!"#)

!"#$%  !"#$%  !"#$"ℎ  (!"/!³)  

• Menghitung rata-rata timbulan sampah gedung dalam kg/bed/hari

!"#$%&'((!"/!"#/ℎ!"#) =  ∑!"#" − !"#"  !"#$%&'(  !"#$  !"#$!"   !"/ℎ!"#∑!"#$%ℎ  !"#$%!  !"#$%  !"#$  !"#$"%  (!"/!³)

 

• Menghitung persentase komposisi sampah (%)

%!"#$"%&%& =!"#$%  !"#$"%&%&

!"#$%  !"!#$  !"#$"ℎ×100%

Evaluasi pengelolaan sampah RSUD Tarakan Jakarta akan dilakukan

berlandaskan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit. Selanjutnya direncanakan pengelolaan sampah non-medis berdasarkan

aspek teknik operasional.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan data timbulan dan komposisi sampah, dilakukan pengukuran

dan pengambilan sampel. Pengukuran dilakukan selama 8 hari dari tanggal 21-28

Mei 2013 untuk sampah yang dipindahkan pukul 05.00 – 17.00 WIB. Pada

penelitian ini, pengukuran dibatasi hanya untuk sampah domestik gedung. Berikut

merupakan data timbulan Gedung RSUD Tarakan.

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 10: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 10    

Tabel 1. R

ata-rata Tim

bulan Sampah G

edung Depan

Sumber Sam

pah B

erat hari ke- (kg) R

ata-rata Timbulan

Setiap- (kg/hari) Lantai

Instalasi 1

2 3

4 5

6 7

8 Selasa

Rabu

Kam

is Jum

at Sabtu

Minggu

Senin Selasa

Instalasi Lantai

Basement

Gizi

92 95

90 83

94,6 83,1

107,7 101

93,3 99,35

Laundry 6,5

7,8 6,2

6,4 0

0 21,5

0 6,05

1

Lobi utama

31,9 26,4

29,2 22,9

0 0

22,2 32,5

20,64

58,46 IG

D

48,8 28,6

30,1 36,7

28,1 27,2

36,4 27

32,86 A

potek, R

adiologi 6,4

7,3 3,9

7 0

0 7,6

7,5 4,96

2 Poliklinik

44,7 48,7

49,5 40,2

0 0

62,6 51

37,09 60,7

IW, Picu, H

D

26,4 20,2

28 19,3

21 22,8

23,3 27,9

23,61

3 Seruni Perina

55,1 40,4

46,5 41

55,8 53,8

24,2 35,2

44 82,56

Catelya

34,8 34,6

31,1 29,2

35 40,2

23,4 38,7

33,38 C

VC

U/IC

CU

5,3

8,4 5,1

4,2 4,3

4,8 4,4

5 5,19

4 K

antor 14,5

13,8 11,7

10,9 0

0 15

14,3 10,03

25,2 O

ka,Nicu,IC

U

10,6 12,4

15,6 17,5

19,8 15,4

9,2 20,9

15,18 5

Melati

59 72,5

72,5 55,8

52,9 56,7

68,5 72,5

63,8 63,8

6 Soka

57,4 54,8

60 55

47,6 51,2

56,1 61,1

55,4 55,4

7 D

ahlia 70,4

80,3 75,1

85,2 49,2

55,9 69,7

70,2 69,5

69,5 8

Maw

ar 80,8

76,4 74,1

81,7 62,4

84,7 77,9

75,5 76,69

76,69 Sum

ber: Hasil Pengolahan, 2013

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 11: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

 11    

Tabel 2. R

ata-rata Tim

bulan Sampah G

edung Belakang

Sumber Sam

pah B

erat hari ke- (kg) R

ata-rata Tim

bulan Setiap Lantai(kg/hari)

Lantai Instalasi

1 2

3 4

5 6

7 8

Selasa R

abu K

amis

Jumat

Sabtu M

inggu Senin

Selasa 1

Lobi belakang 9,8

10,5 12

13,7 4,5

0 14,2

13 9,71

2 C

SSD

9,6 5,8

10,7 11

0 0

12,5 11,6

7,65 3

MC

U

4,7 3,5

4,4 4,6

0 0

7,2 6,1

3,81 5

Anggrek

17,6 16,4

15,7 12,8

20,2 19,6

18 18,3

17,33 6

Bougenville

26,5 25,1

24,8 27,3

23,3 22,8

28,4 27

25,65 7

Cem

paka 26,6

24,9 27,8

30,5 31,6

32,1 36

35,1 30,58

Sumber: H

asil Pengolahan, 2013

Pada Sabtu dan Minggu, tim

bulan sampah dari ruang peraw

atan cenderung lebih besar yang dipengaruhi jumlah pengunjung.

BasementG

edung Depan (D

P1) mem

iliki nilai timbulan terbesar yaitu sebesar 99,35 kg/hari. H

al ini dipengaruhi besarnya timbulan dari

instalasi gizi dengan rata-rata timbulan 93,3 kg/ hari karena sam

pahnya merupakan tipikal jenis sam

pah dapur (kitchen waste). R

uang

perawatan juga m

erupakan sumber sam

pah dengan timbulan yang besar karane sam

pah yang dihasilkan dari aktivitas penyembuhan pasien

rawat inap. Pada pengukuran terdapat beberapa sum

ber yang tidak mem

buang sampahnya karena tim

bulan sampah yang sedikit.R

ata-rata

timbulan sam

pah non-medis setiap hari yang diperoleh adalah sebesar 686,388 kg/hari atau 5,01 m

³/hari.

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 12: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

12    

Tabel 3. Timbulan RSUD Tarakan dalam kg/bed/hari

Lantai Rata-rata Timbulan (kg/hari)

Jumlah Tempat Tidur (bed)

Gedung Depan Basement 99,35 0

1 58,46 0 2 60,70 19 3 82,56 92 4 25,20 15 5 63,80 48 6 55,40 48 7 69,50 48 8 76,69 48

Gedung Belakang 1 9,71 0 2 7,65 0 3 3,81 0 5 17,33 32 6 25,65 24 7 30,58 30

Total 686,39 404 Timbulan (kg/bed/hari) 1,7

Sumber: Hasil Pengolahan, 2013  

Timbulan sampah non-medis RSUD Tarakan sebesar 1,7 kg/bed/hari. Nilai ini sesuai

dengan nilai rata-rata produksi limbah rumah sakit di negara-negara berkembang yang

berkisar 1-3 kg/bed/hari. Sebagai perbandingan timbulan antar gedung rumah sakit, RSUD

Tarakan dibandingkan dengan beberapa Rumah Sakit di Bandung. Timbulan rumah sakit dari

data yang dihasilkan pada tahun 1994 di Bandung sebesar 7,86 L/bed/hari. Sedangkan RSUD

Tarakan memiliki jumlah timbulan sebesar 12,4 L/bed/hari dengan timbulan lebih besar. Hal

ini disebabkan perbedaan lokasi rumah sakit yang menjadi penyebab kepadatan penghuni

RSUD Tarakan jauh lebih tinggi dan perbedaan sistem pengelolaan serta pengolahan sampah.

Pengukuran komposisi sampah dilakukan menggunakan metode berat sesuai dengan

SNI 19-3964-1994 serta ASTM D5231-92 Standard Test Method for Determination of

theComposition of Unprocessed Municipal Solid Waste. Berat contoh sampah yang diambil

adalah 91 – 136 kg yang berasal dari kantong khusus non-medis dari setiap sumber timbulan

gedung, lalu digabungkan menjadi satu. Contoh sampah dimasukkan ke dalam kotak

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 13: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

13    

pengukur sebanyak 4 kali. Kemudian sampel dipilah berdasarkan jenis komponen sampah dan

ditimbang. Komposisi contoh sampah ditunjukkan pada tabel berikut :

Gambar 1. Diagram Komposisi Sampah Non-Medis Gedung RSUD Tarakan

Sumber: Hasil Pengolahan, 2013

Gambar 1 memperlihatkan bahwa sampah organik memiliki persentase terbesar. Hal

ini disebabkan pasien seringkali menyisakan makanan yang disediakan rumah sakit dan

konsumsi makanan dari pengunjung yang menjaga pasien. Sumber sampah organik terbesar

berasal dari instalasi gizi pada lantai basement gedung depan karena berfungsi sebagai dapur

untuk menangani kebutuhan gizi pasien. Jenis sampah terbesar kedua adalah sampah kertas,

komponen yang paling mendominasi adalah kardus dan office paper. Kardus termasuk

kemasan obat yang akan dikonsumsi oleh pasien dan office paper digunakan dalam kegiatan

administrasi. Sampah jenis plastik merupakan urutan terbesar ketiga, biasanya digunakan

sebagai kantong pembungkus obat dan dipengaruhi konsumsi pengunjung terhadap makanan.

Jenis sampah berikutnya adalah popok dan pembalut Popok biasanya berasal dari instalasi

rawat inap dimana terdapat popok dewasa dan anak-anak. Kemudian styrofoam menjadi

wadah makanan pasien yang disediakan rumah sakit.

Dalam evaluasi sistem pengelolaan sampah non-medis RSUD Tarakan, realisasi

pengelolaan sampah di RSUD Tarakan dibandingkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit.

63.80% 14.34%

10.62%

5.62% 3.80% 0.63%

0.51% 0.41% 0.21% 0.06%

Organik

Kertas

Plastik

Popok dan pembalut

Styrofoam

Karet

Kaleng

Kaca

Kain

Kayu

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 14: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

14    

Sistem pewadahan sampah di RSUD Tarakan yang telah sesuai dengan peraturan :

1. Wadah bertutup rapat, kedap air, dan tidak mudah berkarat

2. Wadah dilapisi dengan kantong plastik sesuai dengan jenis sampah

3. Sampah dipisah antara sampah medis dan sampah non-medis

4. Wadah mudah dikosongkan dan dibersihkan

5. Waktu pengosongan wadah 1-2 hari

Sistem pemindahan sampah di RSUD Tarakan yang telah sesuai dengan peraturan :

1. Alat pengangkutan sampah berupa gerobak, troli, dan kereta

2. Memiliki wadah yang mudah dibersihkan bagian dalamnya dilengkapi dengan penutup

3. Kedap air dan mudah untuk diisi dan dikosongkan

4. Petugas dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus

Sedangkan sistem pemindahan yang tidak sesuai dengan peraturan yaitu rute

pengangkutan melewati jalur yang biasa dilalui pasien.

Sistem pembuangan sampah di RSUD Tarakan yang telah sesuai dengan peraturan :

1. Letak TPS di belakang rumah sakit

2. Kontainer mudah untuk dikosongkan dan dibersihkan

Sedangkan sistem pembuangan yang tidak sesuai dengan peraturan antara lain:

1. TPS hanya berupa kontainer dan tidak berdinding semen

2. Kontainer logam yang kedap air dan terbuka

3. Kontainer tidak dapat menampung jumlah sampah yang ada

Pada RSUD Tarakan belum terdapat upaya pengolahan sampah domestik sebelum

dibawa truk pengangkut menuju TPST Bantargebang. Pengolahan dengan penerapan

pengomposan dan pemanfaatan sampah anorganik akan direncanakan dalam area TPS RSUD

Tarakan. Untuk pemanfaatan sampah anorganik dilakukan dengan mengoptimalisasi

pemilahan di sumber dan memisahkan sampah yang laku dijual. Pengomposan ditiadakan

karena tidak ada tenaga pengolah sampah. Untuk memenuhi target organik yang akan

dikomposkanakan direncanakan metode baru dalam pengomposan. Pemilihan metode

pengomposan disesuaikan dengan luas lahan yang dibutuhkan, jumlah timbulan sampah

organik yang dihasilkan, dan jumlah alat yang diperlukan. Diperkirakan sistem Rotary Kiln

paling tepat untuk diaplikasikan.

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 15: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

15    

Karena terdapat upaya pengolahan sampah, perlu dihitung neraca keseimbangan

massa (mass balance) TPS RSUD Tarakan yang dibuat dengan bantuan software STAN

dengan satuan berat yang digunakan adalah kilogram.

Gambar 2.Keseimbangan massa sampah di RSUD Tarakan

Sumber: Hasil Pengolahan, 2013

 

Pengelolaan sampah yang dilakukan di RSUD Tarakan diatur oleh Instalasi Sanitasi.

Pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah non-medis RSUD Tarakan

adalah PT PP Dirganeka dengan kontrak yang berlaku sejak 1 Maret 2013 sampai 1 Maret

2014.Keseluruhan biaya sistem pengelolaan sampah ditanggung oleh PT PP Dirganeka.

Rekomendasi Standard Operating Procedure (SOP)

Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) mengenai pengelolaan sampah

non-medis ini berlandaskan konsep Green Hospital yang diadopsi dari konsep Green Building

ditinjau dalam aspek Manajemen Lingkungan Bangunan. Dalam tolok ukur Manajemen

Lingkungan Bangunan, tertulis pada poin BEM P1 (Operation and Maintenance Policy), yaitu

adanya rencana operation and maintenance yang mendukung sasaran pencapaian rating-rating

GREENSHIP EB, dimana salah satunya dititikberatkan pada pengelolaan sampah.

Standard Operating Procedure (SOP) merupakan gambaran langkah-langkah kerja

yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan tertentu. SOP

Pengelolaan Sampah Non-Medis ini nantinya dapat dimasukkan dalam prosedur mutu untuk

RSUD Tarakan. SOP pengelolaan sampah non-medis ini dibuat berdasarkan aspek teknis

operasional dalam sistem pengelolaan sampah dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan,

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir menuju TPST Bantargebang. Berikut

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 16: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

16    

rekomendasi SOP Pengelolaan Sampah Non-Medis berdasarkan teknis operasional untuk

RSUD Tarakan Jakarta.    

Pewadahan

1. Tempat sampah non-medis diletakkan berjauhan dari tempat sampah medis

2. Sampah non-medis dipisah antara sampah organik dan sampah anorganik sehingga

terdapat dua tempat sampah untuk sampah non-medis.

• Sampah organik memiliki sifat mudah membusuk contohnya daun-daunan, sayuran,

buah-buahan serta sampah sisa makanan.

• Sampah anorganik sulit membusuk. Contoh sampah anorganik adalah plastik, kaca,

besi, sebagian jenis kertas dan lain-lain.

• Pewadahan dibedakan menjadi 2 warna berbeda, yaitu hijau untuk sampah organik

dan hitam untuk sampah anorganik

• Pewadahan dapat juga dibedakan dengan 2 warna berbeda lainnya, seperti orange dan

biru yang terdapat ruang tunggu. Untuk pewadahan di depan ruang perawatan

disediakan 2 wadah dengan warna berbeda

• Label untuk sampah non-medis dibedakan menjadi sampah organik dananorganik

dengan keterangan jenis sampah masing-masing.

3. Tempat sampah non-medis bertutup dan berkantong plastik. Menyediakan kantong plastik

dengan 3 warna berbeda, yaitu hitam untuk sampah non-medis anorganik, hijau untuk

sampah non-medis organik, dan kuning untuk sampah medis.

4. Untuk tempat sampah anorganik, diberi sekat antara sampah yang akan dijual dengan

sampah yang tidak laku dijual

• Sampah laku dijual, misalnya botol, gelas plastik, kaleng minuman, kemasan

minuman kertas, kardus, dan sebagian kertas lainnya dengan kondisi kering dan

bersih.

• Sampah tidak laku dijual, misalnya plastik kemasan, kresek, logam, kaca, kayu,

tekstil, karet, tissue.

Pengumpulan

1. Mengumpulkan sampah dari setiap ruangan 3 kali sehari atau setiap akhir shift kerja dari

petugas kebersihan atau dapat dilakukan setelah isi wadah sepenuh 2/3 wadah.

2. Mengikat dan membawa kantong plastik yang dikumpulkan menjsdi satu dalam sulo

khusus sampah non-medis dan mengganti kantong plastik dengan yang baru.

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 17: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

17    

3. Sampah yang dikumpulkan di sulo tidak melebihi kapasitss sulo.

Pemindahan

1. Pemindahan dilakukan oleh petugas kebersihan. Petugas dilengkapi dengan alat proteksi

dan pakaian kerja khusus.

2. Jam pemindahan terdiri dari dua waktu, yaitu pagidan sore. Batas waktu pemindahan

sampah yaitu pukul 05.00-09.00 dan 15.00-17.00.

3. Sulo yang dibawa dipastikan dalam keadaan tertutup.

4. Rute pemindahan sampah aman bagi lingkungan, kesehatan, dan jauh dari pusat kegiatan

TPS (Tempat Penampungan Sampah)

1. Memiliki TPS dengan konstruksi dinding semen dan beratap untuk mencegah

terbentuknya lindi saat hujan.

2. Kontainer kedap air dan berpenutup rapat. Kapasitas kontainer dapat menampung jumlah

sampah yang ada.

3. Memiliki 2 kontainer yang terdiri dari kontainer untuk sampah organik dan kontainer

untuk sampah anorganik.

4. Memiliki saluran khusus lindi agar tidak ada genangan lindi di area TPS.

Pengolahan

1. Sampah organik diolah menjadi kompos.

2. Menerapkan metode pengomposan menggunakan Rotary Kiln dengan prosedur berikut:

a. Menyiapkan sampah organik yang telah berukuran kecil (10-50 mm atau 5 cm).

b. Memasukan sampah organik ukuran kecil ke dalam tabung reaktor kompos

c. Menyiapkan larutan mikroba Green Phosko® sebanyak 1 kg dan menambahkan gula

pasir sebanyak 9 sendok makan dan larutkan dalam air (50-100 liter). Mengaduknya

sampai rata dan mendiamkan larutan selama 2-4 jam.

d. Menyiramkan larutan pada langkah 3 ke atas tumpukan sampah pada tabung reaktor

kompos.

e. Mencampurkan penggembur (bulking agent) Green Phosko® sebanyak 30 kg dan

mengaduknya sampai rata dengan menghidupkan (on/off) mesin penggerak selama 15

menit sekali. Melakukan pembalikan kompos sebanyak 5 kali sehari dengan

menghidupkan mesin.

f. Melakukan pengecekan pada hari ke-2 dan 3. Jika temperatur mencapai lebih dari

55ºC, maka perlu memutar exhaust fan agar suhu berada pada 30-50ºC. (Keterangan:

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 18: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

18    

Suhu 55ºC dapat membunuh bakteri Fecal coliform. Namun, apabila dalam kompos

terdapat bakteri Salmonella sp maka suhu yang diperlukan sebesar 65ºC)

g. Mengeluarkan kompos pada hari ke-5 dan 7 jika suhu <30C, dan memasukannya ke

dalam karung PE dan ditumpuk di tempat yang teduh.

h. Mengayak kompos yang telah matang setelah 7 hari penyimpanan agar terpisah antara

butiran kecil dan besar.

3. Sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan menjadi hak milik pihak ketiga dengan

mendapat kesepakatan dengan pihak rumah sakit terlebih dahulu.

Pengangkutan Akhir

1. Truk pengangkut sampah mengambil sampah dari TPS menuju TPST Bantargebang setiap

hari di atas pukul 11 malam.

2. Pembayaran retribusi pengangkutan sampah ini dilakukan setiap awal bulan

3. Mencatat volume sampah yang berkurang dan sampah yang diangkut

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

disimpulkan beberapa hal, antara lain:

• Jumlah timbulan sampah non-medis gedung RSUD Tarakan sebesar 686,39 kg//hari

dengan rata-rata timbulan sebesar 1,7 kg/bed/hari atau 12,4 L/bed/hari.Timbulan RSUD

Tarakan sesuai dengan rata-rata produksi limbah rumah sakit di negara berkembang.

• Komposisi sampah non-medis gedung terdiri dari 63,8% organik, 14,34% kertas, 10,62%

plastik, 5,62% popok dan pembalut, 3,8% styrofoam, 0,63% karet, 0,51% kaleng, 0,41%

kaca, 0,21% kain, dan 0,06% kayu.

• Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non-medis

dengan berlandaskan konsep Green Hospital membahas aspek teknis operasional meliputi

pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan pengangkutan

akhir. Pewadahan sampah non-medis di setiap sumber terbagi menjadi sampah organik

dan sampah anorganik. Untuk sampah anorganik dipisah antara sampah laku dijual

dengan tidak. Kantong plastik pada RSUD Tarakan menjadi 3 warna, yaitu hitam untuk

sampah non-medis anorganik, hijau untuk sampah non-medis organik, dan kuning untuk

sampah medis. Sampah dikumpulkan di sulo khusus sampah non-medis dan tidak

melebihi kapasitss sulo. Batas waktu pemindahan sampah yaitu pukul 05.00-09.00 dan

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 19: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

19    

15.00-17.00. TPS dibuat dengan konstruksi dinding semen dan beratap. Kontainer

berpenutup rapat dan kapasitasnya dapat menampung timbulan sampah. Memiliki 2

kontainer yang terdiri dari kontainer untuk sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik diolah menjadi kompos. Sebagian sampah anorganikdapat dijual.

Pengangkutan ke TPST Bantargebang setelah pukul 11 malam.

SARAN

Dalam penelitian ini perlu diberikan beberapa saran, yaitu:

• Menerapkan secara konsisten SOP ini dengan partisipasi aktif seluruh petugas kebersihan

dan pihak lainnya.

• Menambahkan aspek peran serta dan aspek lainnya pada SOP yang telah direkomendasi.

• Menghimbau kepada setiap penghuni rumah sakit dan petugas kebersihan untuk

minimisasi limbah, membersihkan wadah dan sulo secara berkala, serta melakukan

pengolahan sampah dengan kerja sama yang baik.

• Adanya penelitian lebih lanjut tentang sistem pengelolaan sampah non-medis dengan

menambah jumlah sampel penelitian sampah taman dan halaman RSUD Tarakan Jakarta

agar dapat merancang pembangunan TPS berkonstruksi dinding semen.

• Area TPS tidak lagi digunakan sebagai area parkir motor

DAFTAR REFERENSI

Adisasmito, W. (2007). Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Anggreni, M. W. (2012). Pengelolaan Limbah Padat Sebagai Bagian Penerapan Konsep

Green Building di Kantor Pusat PT. Pertamina, Jakarta. Depok: Universitas Indonesia.

Ditjen PPM & PLP. (2002). Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen PPM & PLP. (2004). Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Haug, T.Roger. (1993). The Practical of Compost Engineering. United States of America:

CRC Press LLC.

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013

Page 20: Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian Penerapan ...

   

20    

Standar Nasional Indonesia 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional

Pengelolaan Sampah Perkotaan

Standar Nasional Indonesia 19-3964-1994 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran

Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan

Tchobanoglous, G. & Frank Kreith. (2002). Handbook Of Solid Waste Management Second

Edition. New York: McGraw-Hill.

Tchobanoglous George, Hilary Theisen & Samuel A. Vigil (1993). Integrated Solid Waste

Management: Engineering Principles and Management Issues. Singapore: McGraw-

Hill Co.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

www.gbcindonesia.org.

www.pdpersi.co.id.

Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013