Pengelolaan Pesisir Dan Laut, 26-10-2011
-
Upload
amir-badri-badri -
Category
Documents
-
view
117 -
download
15
Transcript of Pengelolaan Pesisir Dan Laut, 26-10-2011
MATERI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN KELAUTAN
Potensi Pembangunan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Secara garis besar potensi pembangunan Secara garis besar potensi pembangunan di kawasan pesisir dapat dikelompokkan di kawasan pesisir dapat dikelompokkan
menjadi empat:menjadi empat: Sumberdaya dapat pulih (Sumberdaya dapat pulih (renewable renewable
resourcesresources)) Sumberdaya tidak dapat pulih (Sumberdaya tidak dapat pulih (non-non-
renewable resourcesrenewable resources)) EnergiEnergi Jasa-jasa lingkungan (Jasa-jasa lingkungan (environmental environmental
servicesservices))
POTENSI SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN
1. Sumberdaya yang dapat diperbaharui : (DKP)- Perikanan (Tangkap, Budidaya, dan Pascapanen)- Hutan Mangrove - Pulau-Pulau Kecil.- Terumbu Karang- Industri Bioteknologi Kelautan
2. Sumberdaya yang tak dapat diperbaharui: - Minyak Bumi dan Gas- Harta Karun. (DKP)- Bahan Tambang dan Mineral lainnya
3. Energi Kelautan:- Pasang Surut- Gelombang- Angin
4. Jasa-Jasa Lingkungan- Pariwisata- Perhubungan dan Kepelabuhanan.- Penampung (Penetralisir) Limbah
LIMA ZONA UTAMA DALAM SPEKTRUM LIMA ZONA UTAMA DALAM SPEKTRUM WILAYAH PESISIR-LAUTANWILAYAH PESISIR-LAUTAN
LIMA ZONA UTAMA DALAM SPEKTRUM LIMA ZONA UTAMA DALAM SPEKTRUM WILAYAH PESISIR-LAUTANWILAYAH PESISIR-LAUTAN
1. Zona Daratan (Inland areas) yang mempengaruhi lautan melalui sedimen dan bahan pencemar yang terbawa oleh aliran sungai, aliran air permukaan (run-off), maupun aliran air tanah (ground water).
2. Zona lahan pesisir (coastal land) meliputi lahan basah (wetlands), rawa-rawa (marshes), pantai (beaches), gundukan pasir (sand dunes), dll; dimana kegiatan manusia berlangsung dan secara langsung mempengaruhi perairan pesisir di depannya.
3. Perairan pesisir (coastal waters) meliputi estuaria, laguna, padang lamun, terumbu karang, dan laut dangkal, dimana pengaruh kegiatan-kegiatan di darat dominan.
4. Perairan lepas pantai (offshore waters); dari batas terluar perairan pesisir sampai 200 mil ke arah laut bebas (high seas).
5. Laut bebas (high seas); di luar batas jurisdiksi nasional atau the common heritage of mankind.
CONTINENTALINTERIOR
OPENOCEAN
COASTAL ZONE
RIVER BASIN
UPLAND
LOWLAND
CONTINENTAL SHELF
INNER SHELF OUTER SHELF
NEARSHORE
ESTUARY
SALTMARSHDUNES
SHELF SEA
NEARSHORE WATERS
ESTUARINE WATERSESTUARINE PLUME
SHELFEDGE ZONE
OCEANFLOOR
CONTINENTALSLOPE
SH
ELF
BR
EA
K
SHEL
FSE
A / O
CEAN
INTE
RFAC
E
SH
OR
E L
INE
LAN
D /
SE
AIN
TE
RF
AC
E
Gambar 1. Batasan Wilayah Pesisir (Pernetta dan Milliman, 1995)
High water
Pelagic
OceanicNeritic
Sublittoral or shelf
Littoral
Low water
Bathyal
Abyssal
Hadal
Benthic
6000 m
2000 to4000 m
700 to1000 m
Aph
otic
Photic
Divisions of the Oceans
Epipelagic
Mesopelagic
Bathypelagic
Abyssal pelagic
Had
al p
elag
ic
10,0
00 m
DEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIRDEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIRDEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIRDEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIR
“Kawasan peralihan (interface area) antara ekosistem laut dan darat”
BATAS KE ARAH DARAT : 1. Ekologis : kawasan daratan yang masih dipengaruhi
oleh proses-proses kelautan, seperti pasang surut, interusi air laut, dll.
2.Administratif : batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst. dari garis pantai)
3.Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.- Pencemaran dan sedimentasi : suatu kawasan darat dimana dampak pencemaran dan sedimentasi yang ditimbulkan di sini memberikan dampak di kawasan pesisir.- Hutan mangrove : batas terluar sebelah hulu kawasan hutan mangrove.
BATAS KE ARAH LAUT : 1. Ekologis : kawasan laut yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alamiah di darat (aliran air sungai, run off, aliran air tanah, dll.), atau dampak kegiatan manusia di darat (bahan pencemar, sedimen, dll); atau kawasan laut yang merupakan paparan benua (continental shelf).
2.Administratif : 4 mil, 12 mil, dst., dari garis pantai ke arah laut.
3.Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.- Pencemaran dan sedimentasi : suatu kawasan laut yang masih di pengaruhi oleh dampak pencemaran dan sedimentasi dari darat.- Hutan mangrove : kawasan perairan laut yang masih mendapat pengaruh dari proses dan atribut ekologis mangrove, seperti bahan organik (detritus) yang berasal dari mangrove.
DEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIRDEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIRDEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIRDEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIR
Lanjutan...
KARAKTERISTIK UTAMA WILAYAH KARAKTERISTIK UTAMA WILAYAH PESISIRPESISIR
KARAKTERISTIK UTAMA WILAYAH KARAKTERISTIK UTAMA WILAYAH PESISIRPESISIR
1. Terdiri dari berbagai macam habitat/ekosistem (serperti pantai, mangrove, padang lamun, terumbu karang, dan estuaria) yang menghasilkan berbagai sumberdaya (ikan, migas, mineral, dll) dan jasa-jasa lingkungan (seperti proteksi alamiah terhadap badai dan gelombang, rekreasi, dan penyerapan limbah) bagai masyarakat, khususnya yang bermukim di pesisir.
2. Kompetisi pemanfaatan sumberdaya lahan dan laut oleh berbagai “Stakeholders” yang seringkali mengakibatkan konflik/pertikaian diantara mereka serta perusakan integritas fungsional dari ekosistem.
3. Biasanya berkepadatan penduduk tinggi dan lokasi yang disukai untuk pengembangan perkotaan.
4. Sumber utama ekonomi nasional, di mana menyumbang devisa negara secara segnifikan.
1.1. Kawasan pesisir sangat produktif dan Kawasan pesisir sangat produktif dan mengandung potensi pembangunan mengandung potensi pembangunan yang tinggi.yang tinggi.
- - 85% kehidupan biota laut tropis 85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada ekosistem pesisir bergantung pada ekosistem pesisir (Odum and Teal, 1976; Berwick,1982)(Odum and Teal, 1976; Berwick,1982)
-- 90% hasil tangkap ikan berasal dari laut 90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal/pesisir (FAO, 1998)dangkal/pesisir (FAO, 1998)
MENGAPA KAWASAN PESISIR HARUS DIKELOLA DENGAN BAIK ?
Table. Primary Productivity of some major coastal and marine ecosystems.
No Ecosystem Type Primary Productivity
(Grams carbon/m2/year)
1. Mangroves 430 - 5,000
2. Alga, Seagrass beds 900 - 4,650
3. Coral reefs 1,800 - 4,200
4. Estuaries 200 - 4,000
5. Upwelling zones 400 - 3,650
6. Continental shelf waters 100 - 600
7. Open Ocean 2 - 400
Source : Whittaker (1975) Note : The Primary Productivity of tropical rain forests : 800 – 2,500 gram carbon/m2/year
Luas hutan mangrove (Ha)
Has
il T
ang
kap
an U
dan
g (
ton
/th
)
Sumber :• Martosubroto dan Naamin (1979)• Turner (1985)
Y = 0.06 + 0.15 X
2. Kawasan pesisir merupakan multiple-use zone :
- Kemudahan akses transportasi
- Lahan darat dan perairan yang subur
- Relatif mudah dan murah sebagai pembuangan limbah
- Kemudahan akses mendapatkan water cooling untuk industri
- Keindahan Panorama
Oleh karena itu : 50%-70% dari jumlah penduduk dunia (5,3 milyar)
tinggal di kawasan pesisir (Edgren, 1993) 2/3 kota-kota besar dunia terdapat di wilayah
pesisir (Cicin-Sain dan Knecht, 1998)3. Kawasan pesisir menerima dampak
negatif berupa pencemaran, sedimentasi, dan perubahan regim hidrologi akibat aktivitas manusia & pembangunan di daratan.
4. 80% masyarakat pesisir masih miskin (BPS, 1998)
PENDEKATAN PEMBANGUNAN WILAYAH PENDEKATAN PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR SECARA BERKELANJUTANPESISIR SECARA BERKELANJUTAN
PENDEKATAN PEMBANGUNAN WILAYAH PENDEKATAN PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR SECARA BERKELANJUTANPESISIR SECARA BERKELANJUTAN
Konsep pembangunan berkelanjutan (Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable sustainable developmentdevelopment) di formulasikan oleh WCED (1987), ) di formulasikan oleh WCED (1987), yaitu “pembangunan untuk memenuhi kebutuhan yaitu “pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi atau menghancurkan saat ini tanpa mengurangi atau menghancurkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya”, kebutuhannya”,
Degan demikian Pembangunan Berkelanjutan Degan demikian Pembangunan Berkelanjutan dapat diinterpretasikan sebagai pembangunan yang dapat diinterpretasikan sebagai pembangunan yang tidak mengakibatkan kehancuran di suatu wilayah tidak mengakibatkan kehancuran di suatu wilayah di masa sekarang dan mendatang.di masa sekarang dan mendatang.
Pembangunan Berkelanjutan : merupakan suatu strategi pembangunan yang memberikan ambang batas (limit) pada laju pemanfaatan ekositem alamiah serta sumber daya alam yang ada di dalamnya.
Ambang batas ini tidak bersifat mutlak (absolute), melainkan batas yang luwes (flexibel) yang bergantung pada tingkat pemanfaatan sumberdaya alam serta kemampuan biosfir untuk menerima dampak dari kegiatan manusia.
Pembangunan Berkelanjutan di Kawasan Pesisir : “PB suatu kawasan pesisir dapat terwujud, apabila tingkat/laju pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Jasa lingkungan tidak melampaui kemampuan kawasan tersebut untuk menyediakannya, dan resultante kerusakan lingkungan (pence-maran, erosi, sedimentasi, dll) yang ditimbulkan akibat kegiatan pemanfaatan termaksud dan tidak melebihi kemampuan kawasan pesisir untuk menetralisirnya (assimilasi).
Pembangunan Berkelanjutan di daerah kawasan pesisir Secara Ekologis terdapat 3 (tiga) Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu ;
(1) keharomonisan spasial,
(2) pemanfaatan berkelanjutan dan
(3) kapasitas assimilasi.
Pertama; Keharmonisan ruang (spatial harmony). Dalam pemanfaatan suatu wilayah pesisir dan lautan (kabupaten, kota, propinsi) hendaknya tidak semuanya dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan (zona pemanfaatan), tetapi harus dialokasikan untuk zona preservasi dan konservasi.
.
Zona Preservasi : lokasi dalam wilayah Pesisir yang mengandung sumberdaya alam (flora, fauna dan mikroba) yang bersifat endemik, langka atau menentukan kelangsungan hidup ekosistem atau tempat berlangsungnya proses ekologi seperti
Pemijahan (spowning ground), pembesaran (nursery ground), mencari makan (feeding ground) atau alur
ruaya (migratory routes)
Zona Konservasi : Wilayah diperbolehkan berlangsungnya kegiatan pembangunan, tetapi dengan laju atau pada tingkat yang terbatas.
Zona Pemanfaatan : kawasan , karena karakteristik biofisik dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan
pembangunan.
Proporsi luasan zona preservasi:konservasi:Pemanfaatan ( 20 ; 20 ; 60 persen) (Odum, 1976 : Clark, 1998)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Keterangan :
A : Hutan Konservasi
B : Industri Agro
C : Persawahan
D : Pemukiman
E : Kawasan Pelabuhan
F : Tambak
G : Mangrove
H : Perikanan Tangkap
I : Pulau Wisata
Kedua ; Pemanfaatan berkelanjutan. Tingkat/laju (rate) pemanfaatan sumberdaya dapat pulih (seperti SD perikanan dan Hutang mangrove) tidak boleh melebihi kemampuan pulih dari sumberdaya tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Eksploitasi sumberdaya tidak dapat pulih seperti mineral, tambang harus dilakukan dgn cara-cara tidak merusak lingkungan, sehingga tidak mematikan kelayakan usaha sektor pembangunan ekonomi lainya.
Ketiga : Kapasitas Assimilasi. Ketika wilayah perairan pesisir dimanfaatkan sebagai tempat untuk membuang limbah , maka harus ada jaminan bahwa jumlah total limbah tersebut tidak boleh melebihi kapasitas assimilasinya.
Ketika membuang limbah ke lingkungan perairan (pesisir dan lautan), maka jenis limbah yang dibuang bukan yang bersifat B3 (bahan berbahaya Beracun), seperti logam berat dan pestisida, tetapi jenis limbah yang dapat diuraikan di alam (biodegradabel) termasuk limbah organik dan an organik (unsur hara).
Kapasitas assimilasi (assimilasi capacity) adalah kemampuan perairan untuk menerima sejumlah limbah tertentu sebelum ada indikasi terjadinya kerusakan lingkungan atau sebelum lingkungan tersebut tercemar (konsenterasi limbah lebih besar daripada ambang batas baku nutu lingkungan yang berlaku).
DAYA DUKUNG LINGKUNGANDAYA DUKUNG LINGKUNGANDAYA DUKUNG LINGKUNGANDAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Daya dukung lingkungan (DDL): Tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya dan lingkungan.
menurut Odum (1971) Daya dukung adalah Jumlah pupulasi
organisme (manusia dan mahluk hidup lainnya) yang kehidupannya dapat didukung oleh suatu kawasan/ekosistem.
Pengukuran daya dukung Lingkungan; didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme. Misalnya: Ikan di kolam/tambak tumbuh secara positif jika daya dukung lingkungan masih lebih besar, namun pertumbuhan yg terus menerus akan mengakibatkan timbulnya kompetisi terhadap ruang dan lahan sampai daya dukung lingkungan tidak lagi mendukung pertumbuhan.
DD Ekologi : tingkat maksimum (baik jumlah maupun volume) pemanfaatan suatu sumberdaya atau ekosistem yang dapat di akomodasi oleh suatu kawasan atau area sebelum terjadi penurunan kualitas ekologis.
DD Ekonomi : tingkat skala usaha dalam pemanfaatan suatu sumberdaya yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum secara berkesinambungan.
DD Sosial : tingkat kenyamanan dan apresiasi pengguna suatu sumberdaya atau ekosistem terhadap suatu kawasan area akibat adanya pengguna lain dalam waktu bersamaan
Sistem Alam(EkosistemAlamiah)
PemanfaatanJasling
EkstraksiSDA
AktivitasPembangunan
SistemSosial
Budaya
KebijakanPembangunan* Pertumbuhan ekonomi* Pertumbuhan penduduk* Pemerataan
PemanfaatanRuang
Limbah
OvereksploitasiSumberdaya Alam
Degradasi FisikHabitat
ModifikasiBentang Alam
Erosi/sedimentasi
Kepunahan Jenis
Tangkap Lebih
Pencemaran
Barang
Jasa
Gambar 2. Contoh Hubungan Timbal Balik Antara Ekosistem Alamiah dan Sistem Sosial Budaya Dalam
Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Gambar 2. Contoh Hubungan Timbal Balik Antara Ekosistem Alamiah dan Sistem Sosial Budaya Dalam
Konsep Pembangunan Berkelanjutan
InternalDemand
ExternalDemand
Daya dukung suatu wilayah tidak bersifat statis (a fixed amount), tetapi bervariasi sesuai dengan kondisi biogeofisik (ekologis) wilayah termaksud dan juga kebutuhan (demand) manusia akan SDA dan JASLING (goods and services) dari wilayah tersebut.
Misalnya ; Daya dukung suatu wilayah dapat menurun akibat kegiatan manusia maupun gaya-gaya alamiah (natural forces), seperti bencana alam. Atau, dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan melalui pengelolaan atau penerapan teknologi.
Misalnya produktivitas tambak udang yang hanya mengandalkan alam tanpa teknologi (tradisional) adalah sekitar 200 kg/ha/tahun. Akan tetapi, dengan penerapan teknologi pengelolaan tanah dan air, manajemen pemberian pakan produktivitas dapat meningkat 6 ton/ha/thn.
Daya dukung suatu wilayah ditentukan oleh: (1) kondisi biogeofisik wilayah, dan (2) permintaan manusia akan SDA dan JASLING untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Oleh karena itu, daya dukung wilayah pesisir dapat ditentukan/diperkirakan (assessed) dengan cara menganalisis: (1) kondisi (variables) biogeofisik yang menyusun kemampuan wilayah pesisir dalam memproduksi/menyediakan SDA dan JASLING, dan (2) variables sosekbud yang menentukan kebutuhan manusia yang tinggal di wilayah pesisir tersebut atau yang tinggal di luar wilayah pesisir, tetapi berpengaruh terhadap wilayah pesisir, akan SDA dan JASLING yang terdapat di wilayah pesisir.
METODA/TEKNIK PENENTUAN DAYA DUKUNG METODA/TEKNIK PENENTUAN DAYA DUKUNG WILAYAH PESISIRWILAYAH PESISIRMETODA/TEKNIK PENENTUAN DAYA DUKUNG METODA/TEKNIK PENENTUAN DAYA DUKUNG WILAYAH PESISIRWILAYAH PESISIR
Variables Biogeofisik WP• Iklim• Geologi dan tanah• Geomorfologi• Physiography• Hidrologi & oseanografi• Flora & fauna• Non-Living resources
Variables sosekbud yang menentukan Demand
• Kependudukan• Standard of living• Kebijakan pembangunan
- Target pertumbuhan ekonomi
- Social equity
Kemampuan WP Menyediakan SDA &
JASLING• Ruang• SDA pulih & tak pulih• Asimilasi limbah• Amenities and life-support systems
Permintaan manusia terhadap SDA & JASLING
• Bahan pangan• Bahan sandang• Ruang & bahan permukiman• Bahan & jasa kesehatan• Bahan & jasa pendidikan • Kebutuhan sekunder, tersier, dst.
IPTEK
Manajemen
•Ekspor•Impor
(4) > (3) (4) < (3)
Unsustainable Development
Sustainable Development
Gambar 3. Variables yang mempengaruhi daya dukung wilayah pesisir dan implikasinya terhadap pembangunan berkelanjutan
1 2
3 4
Atas dasar Gambar 3, Maka tahapan untuk menentukan daya dukung wilayah pesisir yang ditunjukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan adalah sbb :
(1)Menetapkan batas-batas (boundaries), vertikal dan horizontal terhadap garis pantai (coastline), wilayah pesisir sebagai “a management unit” e.g. Catchment area atau watershed.
(2)Menghitung luasan wilayah pesisir yang kita kelola, atas dasar butir (1).
(3)Mengalokasikan (melakukan pemintakatan atau zonation) wilayah pesisir tersebut menjadi 3 zona utama: (1) preservasi (preservation), (2) konservasi (conservation), dan (3) pemanfaatan (utilization).
(4) Menyusun tata ruang pembangunan pada zona konservasi dan zona pemanfaatan.
(5) Melakukan penghitungan tentang potensi dan distribusi SDA dan JASLING yang tersedia. Stock assessment SD perikanan Stock assessment hutan mangrove Oil and gas Sumberdaya air tawar
Dll.
(6) Melakukan assessment kapasitas asimilasi.
(7) Melakukan assessment permintaan internal dan permintaan eksternal terhadap SDA dan JASLING pesisir.
Penyebab Kerusakan LingkunganPesisir
terus meningkatnya permintaan sumberdaya alam dan terus meningkatnya permintaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir akibat peningkatan jumlah jasa-jasa lingkungan pesisir akibat peningkatan jumlah penduduk dan/atau peningkatan kualitas hidup penduduk dan/atau peningkatan kualitas hidup penduduk;penduduk;
Praktek-praktek pengelolaan yang tidak berkelanjutan Praktek-praktek pengelolaan yang tidak berkelanjutan ((unsustainable management practicesunsustainable management practices))
Pada dasarnya kerusakan lingkungan dan Pada dasarnya kerusakan lingkungan dan sumberdaya alam yang terjadi di kawasan sumberdaya alam yang terjadi di kawasan pesisir bersumber dari:pesisir bersumber dari:
Ketidaktahuan (rendahnya kesadaran) manusia Ketidaktahuan (rendahnya kesadaran) manusia akan implikasi kerusakan lingkungan baik akan implikasi kerusakan lingkungan baik terhadap ekosistem pesisir maupun terhadap terhadap ekosistem pesisir maupun terhadap dirinya sendiri.dirinya sendiri.
Keterpaksaan karena kemiskinan absolut dan Keterpaksaan karena kemiskinan absolut dan tidak ada alternatif mata pencaharian lain.tidak ada alternatif mata pencaharian lain.
KeserakahanKeserakahan
Atas dasar perilaku manusia (Atas dasar perilaku manusia (human human behaviorbehavior), kerusakan lingkungan pesisir ), kerusakan lingkungan pesisir bersumber dari:bersumber dari:
hak kepemilikan (failure and property hak kepemilikan (failure and property rights)rights)
Kegagalan kebijakan (policy failure)Kegagalan kebijakan (policy failure) Kegagalan informasi (Information failure)Kegagalan informasi (Information failure)
Kerusakan lingkungan pesisir dapat Kerusakan lingkungan pesisir dapat juga disebabkan karena 3 jenis juga disebabkan karena 3 jenis kegagalan (“failures”) yang saling kegagalan (“failures”) yang saling berkaitan:berkaitan:
Contoh tanda-tanda kehancuran (Contoh tanda-tanda kehancuran (breaking pointsbreaking points) di ) di suatu wilayah pembangunan, termasuk wilayah suatu wilayah pembangunan, termasuk wilayah pesisir adalah:pesisir adalah:
Kelangkaan sumberdaya alam (baik yang dapat pulih Kelangkaan sumberdaya alam (baik yang dapat pulih maupun yang tidak dapat pulilh). maupun yang tidak dapat pulilh). Misalnya berupa Misalnya berupa overfishingoverfishing, kepunahan , kepunahan
jenis, dll.jenis, dll. Kelangkaan ruang (Kelangkaan ruang (spacespace) untuk kehidupan ) untuk kehidupan
manusia dan kegiatan pembangunanmanusia dan kegiatan pembangunan Kelangkaan fungsi-fungsi lingkungan Kelangkaan fungsi-fungsi lingkungan
((environmental functionsenvironmental functions) suatu wilayah ) suatu wilayah
PencemaranPencemaran Over-eksploitasi Sumber Daya AlamOver-eksploitasi Sumber Daya Alam Pengikisan keanekaragaman hayati (Pengikisan keanekaragaman hayati (BiodiversityBiodiversity).). Abrasi dan sedimentasi Abrasi dan sedimentasi Kerusakan fisik habitat/ekosistem pesisir: Kerusakan fisik habitat/ekosistem pesisir:
mangrove, terumbu karang, padang lamun, pantai mangrove, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, dll. berpasir, dll.
Konflik penggunaan ruangKonflik penggunaan ruang Dll.Dll.
Kerusakan Lingkungan Pesisir Akibat Kerusakan Lingkungan Pesisir Akibat Kegiatan ManusiaKegiatan Manusia