PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER...
Transcript of PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER...
LAPORAN AKHIR
PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASIDALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 1 BANJAR JAWA
TIM PELAKSANA
Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. (NIDN: 0023116603))Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. (NIDN: 0001015913)
Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si (NIDN: 0031125821)Kadek Rai Suwena, S.Pd., M.Pd. (NIDN: 0024048301)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2014 Nomor: 023.04.2.552581/2014
Ttanggal 5 Desember Mei 2013
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA2014
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Pengelolaan Pendidikan Karakter Terintegrasi dalamPembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawa
2. Ketua Pelaksanaa. Nama : Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.b. Jenis Kelamin : Laki-lakic. NIDN : 0023116603d. Disiplin Ilmu : Pendidikan Kimiae. Pangkat/Golongan : Pembina/IVaf. Jabatan : Lektor Kepalag. Fakultas/Jurusan : MIPA/Pendidikan Kimiah. Alamat : Jalan Udayana Singaraja Balii. Telp/Faks/E-mail : (0362) 26327/(0362) 25735/[email protected]. Alamat Rumah : Jalan Bisma Gang Nusa Indah No. 10 Singaraja Balik. Telp/Faks/E-mail : 081936009408/[email protected]
3. Jumlah AnggotaPelaksana
: 3 orang
4. Lokasi Kegiatana. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawab. Kecamatan : Bulelengc. Kabupaten/Kota : Bulelengd. Propinsi : Bali
5 Jumlah Biaya Kegiatan : Rp. 20.750.000,- (Dua puluh juta tujuh ratus limapuluh rupiah)
6 Lama Kegiatan : 6 Bulan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Pengelolaan Pendidikan Karakter Terintegrasi dalamPembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawa
2. Ketua Pelaksanaa. Nama : Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.b. Jenis Kelamin : Laki-lakic. NIDN : 0023116603d. Disiplin Ilmu : Pendidikan Kimiae. Pangkat/Golongan : Pembina/IVaf. Jabatan : Lektor Kepalag. Fakultas/Jurusan : MIPA/Pendidikan Kimiah. Alamat : Jalan Udayana Singaraja Balii. Telp/Faks/E-mail : (0362) 26327/(0362) 25735/[email protected]. Alamat Rumah : Jalan Bisma Gang Nusa Indah No. 10 Singaraja Balik. Telp/Faks/E-mail : 081936009408/[email protected]
3. Jumlah AnggotaPelaksana
: 3 orang
4. Lokasi Kegiatana. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawab. Kecamatan : Bulelengc. Kabupaten/Kota : Bulelengd. Propinsi : Bali
5 Jumlah Biaya Kegiatan : Rp. 20.750.000,- (Dua puluh juta tujuh ratus limapuluh rupiah)
6 Lama Kegiatan : 6 Bulan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Pengelolaan Pendidikan Karakter Terintegrasi dalamPembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawa
2. Ketua Pelaksanaa. Nama : Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.b. Jenis Kelamin : Laki-lakic. NIDN : 0023116603d. Disiplin Ilmu : Pendidikan Kimiae. Pangkat/Golongan : Pembina/IVaf. Jabatan : Lektor Kepalag. Fakultas/Jurusan : MIPA/Pendidikan Kimiah. Alamat : Jalan Udayana Singaraja Balii. Telp/Faks/E-mail : (0362) 26327/(0362) 25735/[email protected]. Alamat Rumah : Jalan Bisma Gang Nusa Indah No. 10 Singaraja Balik. Telp/Faks/E-mail : 081936009408/[email protected]
3. Jumlah AnggotaPelaksana
: 3 orang
4. Lokasi Kegiatana. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawab. Kecamatan : Bulelengc. Kabupaten/Kota : Bulelengd. Propinsi : Bali
5 Jumlah Biaya Kegiatan : Rp. 20.750.000,- (Dua puluh juta tujuh ratus limapuluh rupiah)
6 Lama Kegiatan : 6 Bulan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan pengabdian kepada masyarakat (P2M). P2M ini berjudul
"Pengelolaan Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Negeri 1 Banjar Jawa." Kegiatan P2M ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
dan keterampilan guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan perangkat pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dalam
pembelajaran. P2M ini dilaksanakan dalam bentuk pendidkan dan latihan (Diklat) serta
pendampingan kepada guru-guru dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran
yang telah dikembangkan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Lembaga Pengabdian kepada
Masyarakat UNDIKSHA yang telah membiayai kegiatan P2M ini dan pihak-pihak yang
telah membantu terlaksananya kegiatan ini, terutama kepada kepala sekolah dan guru-
guru SD Negeri 1 Banjar Jawa yang hadir dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan
serta implementasi perangkat pembelajaran pendidikan karakter. Akhirnya, semoga
hasil P2M ini berguna dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia dan tumbuhnya nilai-nilai karakter peserta didik.
iii
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASIDALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 1 BANJAR JAWA
ABSTRAK
Pendidikan karakter diarahkan untuk membantu peserta didik mengembangkankepribadian, sehat fisik, sehat mental, cerdas, serta menjadi anggota masyarakat yangberguna. Pengembangan pendidikan karakter merupakan salah satu amanat kurikulum2013. Namun, SD Negeri 1 Banjar Jawa pada semester genap tahun ajaran 2013/2014belum menerapkan kurikulum 2013 dan guru-gurunya belum memiliki pemahamanyang memadai tentang konsep pendidikan karakter. Kegiatan P2M ini bertujuanmembantu guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dalam mengelola pendidikan karaktersehingga pembelajaran yang dilakukan mampu mengembangkan karakter peserta didiksecara optimal. Sasaran kegiatan P2M ini adalah guru-guru dan kepala SD Negeri 1Banjar Jawa. Metode pelaksanaan P2M adalah metode pendidikan dan latihan sertapendampingan kepada guru-guru dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaranpendidikan karakter. Kegiatan P2M ini menggunakan pola kaji tindak pembelajaran.Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan tanggal 3 Mei 2014, sedangakan implementasiperangkat pembelajaran dilaksanakan tanggal 9 Mei 2014 di SD Negeri 1 Banjar Jawa.Kegiatan P2M dihadiri oleh 15 peserta dari guru SD Negeri 1 Banjar Jawa, kepala SDNegeri 1 Banjar Jawa, dan 3 orang pengawas pendidikan dasar. Kegiatan Hasil P2Mmenunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman guru-guru SD Negeri 1 BanjarJawa tentang konsep pendidikan karakter. Di samping itu, kegiatan P2M dapatmeningkatkan kemampuan guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dalam: 1)mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dari kompetensi dasar, 2) merancangperangkat pembelajaran pendidikan karakter, 3) mengimplementasikan pembelajaranpendidikan karakter, 4) merancang asesmen pendidikan karakter danmengimplementasikan dalam penilaian karakter peserta didik. Kegiatan P2M mendapatrespon positif dari guru-guru yang terlibat dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Kata-kata kunci: pendidikan karakter, kaji tindak pembelajaran, guru SD, Banjar Jawa
iv
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...................................................................................................................... . i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................................. iv
DAFTARA ISI ...................................................................................... ....................... v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ................ vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ........... vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Analisis Situasi ......................................................................................... 2
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ........................................................ 4
1.3 Tujuan Kegiatan ........................................................................................ 5
1.4 Manfaat Kegiatan .................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7
2.1 Pendidikan Karakter .................................................................................. 7
2.2 Nilai-nilai Pendidikan Karakter …………………………………………. 8
2.3 Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter …………...……………………… 10
2.4 Pendidikan Karakter secara Terintegrasi dalam Pembelajaran ………. 11
BAB III METODE PELAKSANAAN ………………………………………..…… 20
3.1 Khalayak Sasaran .................................................................................... 20
3.2 Metode Kegiatan ……………................................................................. 20
3.3 Keterkaitan ……………………………………………………………. 21
3.4 Evaluasi …………………………………….…………………..…….... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….……. 22
BAB V PENUTUP ………………….......................................................................... 27
5.1 Simpulan ........................................... ................................................... 27
5.2 Saran ........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ......... 9
Tabel 4.1 Peserta Pendidikan dan Pelatihan ………………………………......…… 23
Tabel 4.2. Respon Guru terhadap Pendidikan dan Pelatihan ……...……………….. 24
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Foto Pembukaan (Sambutan Ketua LPM) ................................ ….......... 31
Gambar 2 Foto Peserta Berlatih Menyusun Perangkat Pembelajaran ……….……. 31
Gambar 3 Foto Peserta Dibimbing Menyusun Perangkat Pembelajaran ………… . 32
Gambar 4. Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model Kelas .. 33
Gambar 5 Foto Observasi Implementasi Pembelajaran ……………...……………... 33
Gambar 6 Foto Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas pada Buku Siswa ……...…. 34
Gambar 7 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model Kelas 4.. 34
Gambar 8. Foto Guru Model Kelas 4 Membimbing Siswa ………………………… 35
Gambar 9. Foto Observasi Pembelajaran di Kelas 4 ……………………………….. 35
Gambar 10. Foto Refleksi Pembelajaran di Kelas 1 ……………………..………….. 36
Gambar 11. Foto Refleksi Pembelajaran di Kelas 4 …………………………...……. 37
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran
bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian
menjadikan perkembangan harkat dan martabat manusia secara optimal (Dantes, 2011).
Untuk itu, suasana yang dibutuhkan dunia pendidikan adalah suasana yang berprinsip
pada kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cinta kasih, dan penghargaan terhadap
masing-masing anggotanya. Dengan demikian, pendidikan ini merupakan pendidikan
karakter untuk membantu peserta didik mengembangkan kepribadian, sehat fisik, sehat
mental, cerdas, serta menjadi anggota masyarakat yang berguna. Lebih lanjut, dalam
pedoman pelaksanaan pendidikan karakter (Kemendiknas, Balitbang, Puskur, 2011)
dinyatakan bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa
yang multikultur; dan (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam
pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup
keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia
usaha, dan media masa.
Upaya pengembangan pendidikan karakter juga secara eksplisit telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
(karakter) serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang disebutkan di atas
maka dirumuskan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar
kompetensi lulusan. Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang standar
kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, pada dimensi sikap untuk lulusan
SD/MI/SDLB/Paket A dinyatakan bahwa kualifikasi kemampuan lulusan harus
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Agar lulusan memiliki kualifikasi sikap (karakter) seperti yang diuraikan di atas
maka pendidikan karakter bagi peserta didik perlu didesain, diformulasi, dan
dioperasionalkan melalui transformasi budaya dan kehidupan sekolah. Sehubungan
dengan pentingnya pendidikan karakter, Kementrian Pendidikan Nasional Republik
Indonesia telah menggelar sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa. Pencanangan tentang Pendidikan Karakter bertepatan dengan Hari
Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2010 (Abidinsyah, 2011). Hal ini menunjukkan
bahwa pemerintah benar-benar peduli dan menginginkan generasi penerus bangsa
memiliki karakter dan jati diri sesungguhnya.
Integrasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran pada semua mata
pelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas merupakan salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan karakter peserta didik (siswa).
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran tidak hanya dapat menjadikan siswa
menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, tetapi juga menjadikan siswa
mengenal, menyadari atau peduli, menginternalisasi nilai-nilai, dan melakukan kegiatan
sesuai nilai karakter yang telah dipahaminnya. Hal ini didukung oleh temuan Zuchdi,
Prasetya, dan Masruri (2010) yang menyimpulkan bahwa model pendidikan karakter
yang efektif adalah model yang menggunakan pendekatan komprehensif. Pembelajaran
tidak hanya melalui bidang studi tertentu, tetapi diintegrasikan ke dalam berbagai
bidang studi (mata pelajaran).
1.1 Analisis Situasi
Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawa beralamat di Jalan Ngurah Rai Nomor 45
Singaraja Bali. SD Negeri 1 Banjar Jawa didirikan tanggal 1 September 1941. Sekolah
ini merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Buleleng sehingga sistem
3
perekrutan siswa dilakukan dengan sistem seleksi masuk untuk mendapatkan siswa
yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Dengan diadakan sistem seleksi,
kualitas masukan (siswa) di sekolah ini juga cukup baik dan tidak kalah dengan
sekolah-sekolah lain di Kabupaten Buleleng. Sekolah ini memiliki dua kelas paralel
pada setiap tingkatan. Sarana dan prasarana (sumber daya) di sekolah ini sudah
memadai untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran, tetapi masih belum
dimanfaatkan secara optimal. Guru-guru yang mengajar di SD Negeri Banjar Jawa,
jumlah sudah memadai, yang terdiri atas 17 guru PNS dan 6 guru honorer. Guru-guru
ini memiliki kualitas yangcukup baik dan tidak jauh berbeda dengan guru-guru sekolah-
sekolah lain di Kabupaten Buleleng.
Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawa memiliki visi “Berprestasi, beriman dan
berwawasan budaya.” Untuk mewujudnya visi tersebut, misi dari SD Negeri 1 Banjar
Jawa adalah sebagai berikut. (1) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan bimbingan
individual sehingga setiap siswa dapat berkembang sesuai karakteristik masing-masing.
(2) Meningkatkan profesional guru. (3) Menumbuhkan semangat kompetisi yang sehat
di antara warga sekolah. (4) Menumbuhkan dan melestarikan nilai-nilai budaya
(www.google.com/search?cli, 2014)
Berdasarkan profil SD Negeri 1 Banjar Jawa yang diunggah tanggal 4 Januari
2008 (www.google.com/search?cli, 2014) dinyatakan bahwa beberapa prestasi yang
pernah diraih oleh SD Negeri 1 Banjar Jawa diantaranya: (1) Juara I lomba bidang studi
PPKn dan IPS tingkat Kabupaten tahun 2002, (2) Juara III lomba bidang studi PPKn
dan IPS tingkat Propinsi tahun 2002, (3) Juara I lomba bidang studi PPKn dan IPS
tingkat Kabupaten dan Propinsi tahun 2003, (4) Juara I lomba IPA kelas VI yang
diselenggarakan oleh Glora (SPN I Singaraja) Kabupaten Buleleng tahun 2003, dan (5)
Juara I tingkat Kabupaten dan Juara III tingkat Propinsi pada lomba senam tahun 2003
(www.google.com/search?cli, 2014).
Dari prestasi yang telah diraih oleh SD Negeri 1 Banjar Jawa menunjukkan
kualitas dari sekolah ini sudah cukup baik. Namun, sampai saat ini, SD Negeri 1 Banjar
Jawa belum diberi kesempatan untuk melaksanakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013
baru akan diterapkan di sekolah ini mulai tahun ajaran 2014/2015. Dari hasi wawancara
dengan beberapa guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa menunjukkan bahwa mereka
belum memiliki pemahaman yang memadai tentang kurikulum 2013 dan konsep
4
pendidikan karakter sehingga mereka mengalami permasalahan dalam mengelola
pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter. Dalam merancang
pembelajaran, guru-guru ini belum melakukan indentifikasi secara cermat nilai-nilai
karakter yang memungkinkan untuk dikembangkan dari kompetensi dasar pada setiap
mata pelajaran. Dalam RRP yang telah dirancang, sudah dicantumkan beberapa nilai-
nilai karakter yang dapat dikembangkan, tetapi tidak jelas dari mana nilai-nilai karakter
tersebut dikembangkan. Disamping itu, belum terencana secara jelas bagaimana
pengembangan nilai-nilai karakter tersebut dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran di kelas dan bagaimana penilian yang dilakukan untuk setiap nilai-nilai
karakter yang dikembangkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk membantu
guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dalam mengelola pendidikan karakter terintegrasi
dalam pembelajaran mata pelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan mampu
mengembangkan karakter peserta didik secara optimal.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang disajikan pada analisis situasi di atas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
a. Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawa memiliki sarana dan prasana untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
b. Guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa belum memiliki pemahaman yang memadai
tentang konsep pendidikan karakter.
c. Guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa kurang cermat dalam mengidentifikasi nilai-
nilai karakter dari kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran.
d. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi
dalam pembelajaran, guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa masih menemui
permasalahan.
e. Guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa belum dapat mengimplementasikan pendidikan
karakter terintegrasi dalam pembelajaran dengan baik.
f. Guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa kurang memiliki pemahaman dalam merancang
asesmen dan menerapkannya dalam penilaian pendidikan karakter terintegrasi dalam
pembelajaran mata pelajaran.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang dicarikan
solusinya melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah apakah model
5
pendampingan yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan guru-guru SD Negeri 1
Banjar Jawa dalam mengelola pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran
mata pelajaran. Rumusan masalah ini dapat dirinci lebih lanjut menjadi beberapa
masalah sebagai berikut
a. Bagaimakah peningkatan pemahaman guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa tentang
konsep pendidikan karakter?
b. Apakah guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dapat mengidentifikasi nilai-nilai
karakter dari kompetensi dasar?
c. Apakah kemampuan guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dapat ditingkatkan dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dalam
pembelajaran?
d. Apakah kemampuan guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dapat ditingkatkan dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran?
e. Apakah kemampuan guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dapat ditingkatkan dalam
merancang asesmen dan menerapkannya dalam penilaian pendidikan karakter
terintegrasi dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan Kegiatan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini secara umum bertujuan membantu
guru-guru Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Jawa dalam mengelola pendidikan karakter
terintegrasi dalam pembelajaran secara efektif dan efisien. Tujuan ini dapat dirinci
menjadi beberapa tujuan khusus sebagai berikut.
a. Meningkatkan pemahaman guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa tentang konsep
pendidikan karakter.
b. Memberikan pendampingan kepada guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dalam
mengidentifikasi nilai-nilai karakter dari kompetensi dasar.
c. Memberikan pendampingan kepada guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dalam
pembelajaran.
d. Memberikan pendampingan kepada guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran.
6
e. Memberikan pendampingan kepada guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa dalam
merancang asesmen dan menerapkannya dalam penilaian pendidikan karakter
terintegrasi dalam pembelajaran.
1.4 Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diperoleh oleh peserta setelah mengikuti kegiatan P2M ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
a. Guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
konsep pendidikan karakter dan mampu mengidendentifikasi nilai-nilai karakter dari
kompetensi dasar sehingga mereka dapat mengembangkan pendidikan karakter
secara lebih baik.
b. Guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa mendapatkan pengalaman dalam menyusun dan
memgimplementasikan perangkat pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi
dalam pembelajaran yang dapat dikembangkan dan ditularkan kepada guru-guru di
sekolah lain.
c. Guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa mendapatkan pengalaman dalam menyusun
asesmen pendidikan karakter dan menerapkannya dalam penilaian pendidikan
karakter.
d. Siswa-siswa SD Negeri 1 Banjar Jawa memiliki karakter yang lebih baik sebagai
pondasi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Karakter
Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas (Kemendiknas, 2010) adalah
bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, watak.
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan
hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan,
bangsa dan Negara serta dunia internasional pada umumnya dengan menggunakan
potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasi.
David Elkind dan Freddy Sweet (Supriadi, nd) menyatakan bahwa pendidikan
karakter merupakan upaya untuk membantu peserta didik memahami, peduli, dan
berprilaku sesuai nilai-nilai etika yang berlaku. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu
mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik
melalui keteledanan bagaimana prilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan
materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai terkait lainnya.
Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-
nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih
banyak sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah. Menurut para ahli
psikologi (Kemdiknas, 2010), beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta
kepada tuhan dan ciptaan-Nya (alam beserta isinya), tanggang jawab, jujur, hormat dan
santun, kasih saying, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang
menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, tolerasi, cinta damai, dan
cinta persatuan. Pendapat lain menyatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri atas:
dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab,
kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya identitas.
Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation)
tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang
mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa
melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus
8
melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga
“merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik
(moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-
menerus dipraktikkan dan dilakukan (Kemendiknas, 2011).
Dimensi-dimensi yang temasuk dalam moral knowing yang akan mengisi ranah
kognitif adalah kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai
moral (knowing moral value), penentuan sudut pandang (perspective taking), logika
moral (moral reasoning), keberanian mengambil sikap (decision making), dan
pengenalan diri (self knowledge). Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi
peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan
bentuk-bentuk sikap yang harus yang arus dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran
akan jati diri (conscience), percaya diri (self esteem), kepekaaan terhadap derita orang
lain (emphaty), cinta kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self control),
kerendahan hati (humility). Moral action merupakan perbuatan atau tindakan moral
yang merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk
memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan baik (act morally) maka
dilihat tiga aspek lain dari karakter, kompetensi (competence), keinginan (will), dan
kebiasaan (habit).
Bardasarkan grand design yang dikembangkan Kemdiknas (2010) secara
psikologi dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan
fungsi dari seluruh potensi individu (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam konteks
interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat) dan berlangsung
sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologi dan
sosial kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: olah hati (spiritual and emotional
development), olah pikir (intellectual development), olah raga dan kinestik (physical and
kinesthetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development).
2.2 Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter diindentifikasi dari
sumber: (1) agama, (2) pancasila, (3) budaya, dan (4) tujuan pendidikan nasional
(Afandi, 2011). Berdasarkan sumber di atas, teridentifikasi nilai-nilai untuk pendidikan
karakter seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.
9
Tabel 2,1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
No Nilai Karakter Deskripsi
1 Religius Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakanselalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaranagamanya
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinyasebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,tindakan, dan pekerjaan
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbedadari dirinya
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh padaberbagai ketentuan dan peraturan
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalammengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas sertamenyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atauhasil baru berdasarkan apa yang telah dimiliki
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada oranglain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8 Demokratis Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hakdan keewajiban dirinya dan orang lain
9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahuilebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat,dan didengar
10 Semangatkebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkankepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dankelompoknya
11 Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadapbahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politikbangsanya
12 Menghargaiprestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untukmenghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, danmengakui dan menghormati keberhasilan orang lain
13 Bersahabat/komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,dan bekerjasama dengan orang lain
14 Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang mneyebabkan orang lainmerasa senang dan aman atas`kehadiran dirinya
15 Senang Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
10
membaca bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
16 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepadaorang lain dan masyarakat yang membutuhkannya
17 Pedulilingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakanlingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upayauntuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
18 Tanggungjawab
Sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dankewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirisendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),Negara dan Tuhan YME
Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan
pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk melanjutkan nilai-nilai
prakondisi yang telah dikembangkan. Pemilihan nilai-nilai tersebut beranjak dari
kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing, yang dilakukan melalui
analisis konteks sehingga dalam implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan
jenis nilai karakter yang dikembangkan antara satu sekolah dan/atau daerah yang satu
dengan lainnya. Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat
dimulai dari nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, seperti:
bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun.
2.3 Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Menurut Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Indonesia (dalam
Abidinsyah, 2011) dinyatakan ada beberapa prinsip dasar dalam pendidikan karakter
sebagai berikut.
1) Karakter adalah sebuah keunikan individual, kelompok, masyarakat, atau bangsa.
Karakter bangsa bukanlah agregasi karakter perorangan karena karakter bangsa
terkait dengan core value yang didukung oleh masyarakatnya.
2) Pendidikan karakter merupakan sebuah proses berkelanjutan dan tidak pernah
berakhir (never ending process). Oleh karena itu diperlukan semacam rmusan utuh
manusia Indonesia dalam konteks ruang dan waktu.
3) Penyelenggaraaan Pendidikan Karakter diinferensi dari UU sisdiknas nomor 20
tahun 2003, yaitu: (1) watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, (2)
pencerdasan kehidupan bangsa sebagai tujuan kolektif, dan (3) pengembangan
potensi murid sebagai tujuan individual.
11
4) Proses pembelajaran harus bersifat koherensi sebagai upaya pendidikan manusia
yang utuh.
5) Proses pembelajaran, pembuatan kebijakan pendidikan dalam upaya pendidikan
karakter harus dilandasi pada teori dan ilmu pendidikan. Untuk itu diperlukan
revitalisasi LPTK dalam kerangka pendidikan karakter.
6) Proses pendidikan karakter dilandasi oleh pandangan holistic terhadap murid dalam
konteks kulturalnya. Pembelajaran dibangun sebagai proses kultural yang prosesnya
tidak linier dan bukan pula berupa mata pelajaran “Pendidikan Karakter”.
Pengembangan karakter menyatu dalam proses pendidikan semuanya.
7) Sekolah adalah lingkungan pembudayaan dan upaya pendidikan harus diposisikan
sebagai proses pembangunan karakter. Diperlukan perubahan mind set dari seluruh
steakholder.
8) Peran keluarga adalah pertama dan utama yang tak tergatikan dalam pendidikan
karakter. Oleh sebab itu, diperlukan community of learner yang memperkokoh
proses pendidikan informal.
9) Pendidikan karakter bersifat multi level, multi chanel, dan multi setting. Diperlukan
keteladanan dan oleh karena itu harus menjadi gerakan yang sejati dan holistik.
2.4 Pendidikan Karakter secara Terintegrasi dalam Pembelajaran
Dalam panduan pendidikan karakter di SMP (Kemendiknas, 2011) dinyatakan
bahwa pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam pembelajaran adalah pengenalan
nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan
penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui
proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua
mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta
didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai
dan menjadikannya perilaku.
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata
pelajaran.
12
2.4.1 Perencanaan Pembelajaran
Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus, RPP, dan
bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi/
berwawasan pendidikan karakter. Cara yang mudah untuk membuat silabus, RPP, dan
bahan ajar yang berwawasan pendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi silabus,
RPP, dan bahan ajar yang telah dibuat/ada dengan menambahkan/mengadaptasi
kegiatan pembelajaran yang bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya
pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai. Berikut adalah contoh model
silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah mengintegrasikan pendidikan karakter ke
dalamnya.
a. Silabus dan RPP
Agar silabus dan RPP yang dikembangkan dapat memfasilitasi terjadinya
pembelajaran yang membantu peserta didik mengembangkan karakter, setidak-tidaknya
dilakukan perubahan pada tiga komponen silabus sebagai berikut.
1) Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan
pembelajaran yang mengembangkan karakter
2) Penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian sehingga ada indikator yang
terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter
3) Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian yang
dapat mengembangkan dan/atau mengukur perkembangan karakter
Penambahan dan/atau adaptasi kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik
penilaian harus memperhatikan kesesuaiannya dengan SK dan KD yang harus dicapai
oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik penilaian
yang ditambahkan dan/atau hasil modifikasi tersebut harus bersifat lebih memperkuat
pencapaian SK dan KD dan sekaligus mengembangkan karakter.
b. Bahan/buku ajar
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh
terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang
mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan
pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan
adaptasi yang berarti. Apabila guru sekedar mengikuti atau melaksanakan pembelajaran
dengan berpatokan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran pada buku tesebut, pendidikan
13
karakter secara memadai belum berjalan. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang telah
dirancang pada silabus dan RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu
diadaptasi. Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara
menambah kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Cara
lainnya adalah dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar
yang dipakai.
Sebuah kegiatan belajar (task), baik secara eksplisit atau implisit terbentuk atas
enam komponen. Komponen-komponen yang dimaksud adalah: (1) tujuan, (2) input, (3)
aktivitas, (4) pengaturan (setting), (5) peran guru, dan (6) peran peserta didik.
(1). Tujuan
Dalam hal tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan nilai adalah apabila tujuan
kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh
karenanya, guru perlu menambah orientasi tujuan setiap atau sejumlah kegiatan belajar
dengan pencapaian sikap atau nilai tertentu, misalnya kejujuran, rasa percaya diri, kerja
keras, saling menghargai, dan sebagainya.
(2). Input
Input dapat didefinisikan sebagai bahan/rujukan sebagai titik tolak
dilaksanakannya aktivitas belajar oleh peserta didik. Input tersebut dapat berupa teks
lisan maupun tertulis, grafik, diagram, gambar, model, charta, benda sesungguhnya,
film, dan sebagainya. Input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak
hanya menyajikan materi/pengetahuan, tetapi yang juga menguraikan nilai-nilai yang
terkait dengan materi/pengetahuan tersebut.
(3). Aktivitas
Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh peserta didik (bersama dan/atau
tanpa guru) dengan input belajar untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang
dapat membantu peserta didik menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-aktivitas
yang antara lain mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner-
centered. Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada
siswa secara otomatis akan membantu siswa memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh
aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen,
pengamatan/observasi, debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek.
14
(4). Pengaturan (Setting)
Pengaturan (setting) pembelajaran berkaitan dengan kapan dan di mana kegiatan
dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok.
Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting waktu
penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), misalnya akan menjadikan peserta didik
terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai waktu dengan baik. Sementara itu
kerja kelompok dapat menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama, saling
menghargai, dan lain-lain.
(5). Peran guru
Peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar biasanya tidak dinyatakan
secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran guru pada umumnya ditulis pada buku
petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan
inferensi terhadap peran guru pada kebanyakan kegiatan pembelajaran apabila buku
guru tidak tersedia. Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai oleh
siswa antara lain guru sebagai fasilitator, motivator, partisipan, dan pemberi umpan
balik. Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, guru yang dengan efektif dan efisien
mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang ing ngarsa sung tuladha (di depan,
guru berperan sebagai teladan/memberi contoh), ing madya mangun karsa (di tengah-
tengah peserta didik, guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan mereka), tut
wuri handayani (di belakang, guru memberi semangat dan dorongan bagi peserta didik).
(6). Peran peserta didik
Seperti halnya dengan peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar, peran
siswa biasanya juga tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran siswa
pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara
implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran siswa pada kebanyakan
kegiatan pembelajaran. Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli,
dan menginternalisasi karakter, peserta didik harus diberi peran aktif dalam
pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku
eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dan
sebagainya.
15
2.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup,
dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang
ditargetkan.
(1). Pendahuluan
Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru: (a). menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (b).
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari; (c). menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai; dan (d). menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan nilai, membangun
kepedulian akan nilai, dan membantu internalisasi nilai atau karakter pada tahap
pembelajaran ini. Berikut adalah beberapa contoh.
a. Guru datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)
b.Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas
(contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli)
c. Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius)
d. Mengecek kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)
e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya (contoh
nilai yang ditanamkan: religius, peduli)
f. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan:
disiplin)
g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin,
santun, peduli)
h. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter
i. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter
yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD
2. Inti
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007,
kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta didik
16
difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan
sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahap elaborasi,
peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta
sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya
sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada
tahap konfirmasi, peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran dan kelayakan
dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa.
Berikut beberapa ciri proses pembelajaran pada tahap eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi yang potensial dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai yang
diambil dari Standar Proses.
a. Eksplorasi
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis,
kreatif, kerjasama)
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan:
kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh
nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
b. Elaborasi
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang
ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
17
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh
nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan:
jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri,
kerjasama)
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai,
mandiri, kerjasama)
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
c. Konfirmasi
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan:
saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan
dan kekurangan diri sendiri)
4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);
b) membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
18
c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
(contoh nilai yang ditanamkan: kritis);
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan:
cinta ilmu);
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).
3. Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: (a). bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan:
mandiri, kerjasama, kritis, logis); (b). melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang
ditanamkan: jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan); (c). memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: saling
menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis); (d). merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik; (e). menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi
dengan lebih intensif selama tahap penutup.
a. Selain simpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik difasilitasi
membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari pengetahuan/keterampilan
dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya untuk memperoleh pengetahuan
dan/atau keterampilan pada pelajaran tersebut.
b. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan
keterampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka.
c. Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut
baik kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang
ditunjukkan oleh siswa.
d. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai karya
orang lain dan rasa percaya diri.
e. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
19
kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan
kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian.
f. Berdoa pada akhir pelajaran.
2.4.3. Evaluasi Pencapaian Belajar
Pada dasarnya authentic assessment diaplikasikan. Teknik dan instrumen
penilaian yang dipilih dan dilaksanakan tidak hanya mengukur pencapaian akademik/
kognitif siswa, tetapi juga mengukur perkembangan kepribadian siswa. Bahkan perlu
diupayakan bahwa teknik penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian
siswa sekaligus.
Teknik-teknik penilaian pencapaian peserta didik baik akademik maupun
kepribadian dapat dilakukan melalui: observasi (dengan lembar observasi/lembar
pengamatan), penilaian diri (dengan lembar penilaian diri/kuesioner), dan penilaian
antarteman (lembar penilaian antarteman).
2.4.4 Tindak Lanjut Pembelajaran
Tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan untuk memfasilitasi
peserta didik belajar lebih lanjut tentang kompetensi yang sudah dipelajari dan
internalisasi nilai lebih lanjut. Tugas-tugas tersebut antara lain dapat berupa PR yang
dikerjakan secara individu dan/atau kelompok baik yang dapat diselesaikan dalam
jangka waktu yang singkat ataupun panjang (lama) yang berupa proyek. Tugas-tugas
tersebut selain dapat meningkatkan penguasaan yang ditargetkan, juga menanamkan
nilai-nilai.
20
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Khalayak Sasaran Strategis
Khalayak sasaran dalam pendampingan pengelolaan pendidikan karakter
terintegrasi dalam pembelajaran di SD Negeri 1 Banjar Jawa adalah: (1) guru-guru, (2)
siswa-siswa, dan (3) kepala sekolah. Pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini adalah: (1) guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa, (2) kepala
sekolah, dan (3) tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat Universitas Pendidikan
Ganesha.
3.2 Metode Pelaksanaan
a. Kerangka Pemecahan Masalah
Pendampingan dalam pengelolaan pendidikan karakter terintegrasi dalam
pembelajaran di SD Negeri 1 Banjar Jawa dilaksanakan melalui kaji tindak
pembelajaran. Kegiatan diawali dengan kegiatan pendidikan dan latihan (diklat) tentang
pengembangan pendidikan karakter. Pertama-tama dilakukan diskusi dengan guru-guru
SD Negeri 1 Banjar Jawa untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan pengembangan pendidikan karakter. Kemudian dilanjutkan dengan
pendalaman konsep-konsep pendidikan karakter bagi guru-guru, mengidentifiksi nilai-
nilai karakter yang dapat dikembangkan dari: (1) kompetensi dasar mata pelajaran, (2)
materi pelajaran, dan (3) strategi pembelajaran. Selanjutnya, guru-guru didampingi
menyusun perangkat pembelajaran pendidikan karakter (mencakup: RPP, LKS, dan
asesmen).
Perangkat pembelajaran yang telah disusun, selanjutnya diimplementasikan di
kelas oleh guru mata pelajaran. Pada kegiatan ini, dilakukan pemantauan dan
pendampingan oleh guru-guru yang lain, kepala sekolah, dan tim pelaksana pengabdian
kepada masyarakat.
b. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode yang digunakan dalam pendampingan ini adalah metode diklat dan
pendampingan di kelas. Pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk mengembangkan
perangkat pembelajaran pendidikan karakter berupa: RPP, LKS, dan asesmennya.
21
Sementara itu, pendampingan di kelas dilakukan untuk mengamati lebih jauh terhadap
keberhasilan dalam mengimplementasi perangkat yang telah dikembangkan.
3.3 Keterkaitan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diselenggarakan di SD Negeri 1
Banjar Jawa dengan melibatkan guru-guru SD Negeri Banjar Jawa, kepala sekolah, dan
tim pelaksana P2M UNDIKSHA. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pendidikan
dan pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran, dilanjutkan dengan pemantauan
dan pendampinagan implementasi pembelajaran di kelas.
3.4 Evaluasi
Evaluasi kegiatan ini dilakukan terhadap proses dan produk kegiatan. Evaluasi
proses dilakukan terhadap proses pengembangan perangkat, implementasi perangkat
pembejaran di kelas. Sementara itu, evaluasi hasil dilakukan melalui analisis perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh guru. Indikator
keberhasilan kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1) Guru dapat meningkatkan pemahamannya tentang konsep pendidikan karakter
2) Guru dapat mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dari kompetensi
dasar
3) Guru dapat merancang perangkat pembelajaran pendidikan karakter dengan
kategori baik
4) Guru dapat mengimplementasikan pembelajaran pendidikan karakter dengan
kategori baik
5) Guru dapat merancang asesmen pendidikan karaketer dan mengimplementasikan
dalam penilian karakter peserta didik dalam kategori baik
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendidikan dan Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Kegiatan P2M ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan penyusunan
perangkat pembelajaran pendidikan karakter dan pendampingan kepada guru-guru SD
Negeri 1 Banjar Jawa dalam mengimplementasi perangkat pembelajaran pendidikan
karakter, serta refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. Pendidikan dan pelatihan
dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Mei 2014 di SD Negeri 1 Banjar Jawa (foto-foto
kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 2a). Pendidikan dan pelatihan dibuka oleh Ketua
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. Beliau
juga bertindak sebagai nara sumber dalam kegiatan ini. Nara sumber yang kedua adalah
Prof. Dr. Ida Bagus Arnyana, M.Si. dari Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
UNDIKSHA. Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. memberikan materi tentang konsep dan
pengelolaan pembelajaran pendidikan karakter, sedangkan Prof. Dr. Ida Bagus Arnyana,
M.Si. memberikan materi tentang konsep kurikulum 2013. Dalam kegiatan pendidikan
dan pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran pendidikan karakter, kedua nara
sumber dibantu oleh dua tenaga pembimbing, yaitu: Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. dari
Jurusan Pendidikan Kimia dan Kadek Rai Suwena, S.Pd., M.Pd dari Jurusan Pendidikan
Ekonomi. Kegiatan P2M ini, juga melibatkan dua orang mahasiswa dari Jurusan
Pendidikan Kimia, yaitu: Putu Pratiwi Surya Rahayu dan Irene Jarut. Kegiatan P2M
dalam bentuk Pendidikan dan pelatihan ini dihadiri oleh 15 peserta dari guru SD Negeri
1 Banjar Jawa, kepala SD Negeri 1 Banjar Jawa, dan 3 orang pengawas pendidikan
dasar (Daftar hadir peserta disajikan pada Lampiran 1). Peserta kegiatan pendidikan dan
pelatihan ini disajikan pada Tabel 4.1.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan berlangsung dari jam 08.00 s/d 16.00 WITA.
Kegiatan ini berlangsung dengan baik dan lancar. Guru-guru sangat antusias mengikuti
kegiatan pendidikan dan pelatihan ini. Mereka menunjukkan kerja sama yang baik
dalam menyusun perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang disusun berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta asesmen
pendidikan karakter. Perangakat pembelajaran yang dirancang mengacu pada kurikulum
2013. Secara umum, guru-guru SD Negeri 1 Banjar Jawa sudah mampu
23
mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dan merancang perangkat pendidikan
karakter dengan baik. Namun demikian, ada beberapa rumusan indikator yang
mengandung proses pembelajaran seperti rumusan tujuan pembelajaran, beberapa
tahapan pembelajaran kurang jelas, dan beberapa evaluasi tidak sesuai dengan
indikataor yang dikembangkan.
Tabel 4.1 Peserta Pendidikan dan Pelatihan
No Nama Keterangan1 Made Widiana, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa2 Dra. Luh Darmiasih, M.Si. Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa3 Hj. Jumaisah, S.Ag. Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa4 Luh Seriasih, S.Pd. Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa5 Kadek Suryaningsih, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa6 Luh Yasmini, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa7 Luh Putu Candri Dewi, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa8 Desak Putu Sri Sadwity Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa9 Ni Nyoman Sri Suarthadi, S.Pd. Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa10 Luh Suarniti, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa11 Ni Ketut Ratnasih, S.Pd. Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa12 Ni Kadek Ayu Sukarningsih, S.Pd.B Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa13 Ni Kadek Warmini, S.Pd. Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa14 Made Krisnaningsih, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa15 Ni Kadek Sukini, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa16 Asri Rani Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa17 Putu Dian Anggreni, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Banjar Jawa18 Nyoman Darsana, S.Pd Kepala SD Negeri 1 Banjar Jawa19 Nyoman Suastika, S.Pd. Pengawas20 Wayan Duduk, S.Pd Pengawas21 Ketut Sukarma, S.Pd Pengawas
Pendidikan dan pelatihan ini mendapat tanggapan positif dari guru-guru SD
Negeri 1 Banjar Jawa yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Tanggapan guru-guru
terhadap pendidikan dan pelatihan disajikan pada Tabel 4.2.
24
Tabel 4.2 Respon Guru terhadap Pendidikan dan Pelatihan
No PertanyaanRespon (%)
SS S TS STS
1 Setelah saya mengikuti pelatihan, saya lebih memahami konseppendidikan karakter 66,7 33.3 - -
2Setelah saya mengikuti pelatihan, saya dapat mengidentifikasinilai-nilai karakter dari kompetensi dasar pada setiap matapelajaran.
73,3 26,7 - -
3
Setelah mengikuti pelatihan dan mengimplementasikannya,pengetahuan dan keterampilan saya bertambah dalammengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakterterintegrasi dalam pembelajaran
6,7 93,3 - -
4Setelah mengikuti pelatihan dan mengimplementasikannya, sayamerasa dapat mengimplementasikan pembelajaran pendidikankarakter dengan baik
6,7 93,3 - -
5 Setelah mengikuti pelatihan dan mengimplementasikannya, sayatermotivasi untuk menerapkan pembelajaran pendidikan karakter 40,0 60,0 - -
6Pelatihan dan impelementasi perangkat pembelajaran yang sayaikuti telah menyadarkan saya akan kekurangan/kelebihan sayadalam penyusunan perangkat pembelajaran pendidikan karakter
40,0 60,0 - -
7Pelatihan dan impelementasi perangkat pembelajaran yang sayaikuti telah menginspirasi saya untuk menjadi guru yang lebihkreatif dan inovatif
33,3 66,7 - -
8Pelatihan dan impelementasi perangkat pembelajaran yang sayaikuti dapat meningkatkan motivasi saya untuk meningkatkankompetensi saya.
53,3 46,7 - -
9Pelatihan dan impelementasi perangkat pembelajaran yang sayaikuti dapat meningkatkan pemahaman saya dalam merancang danmengimplementasi asesmen pendidikan karakter
46,7 53,3 - -
Rerata 40,7 59,3 - -
Tanggapan guru-guru yang dijaring melalui angket terbuka adalah sebagai
berikut. Guru-guru menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan ini sangat bermanfaat
bagi mereka dalam meningkatkan wawasan dan pemahaman mereka tentang konsep
pendidikan karakter dan mereka mampu mengembangkan perangkat pembelajaran
pendidikan karakter. Namun, guru-guru masih mengharapkan adanya bimbingan dalam
nmengimplementasi perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Guru-guru juga
menyarankan agar model pelatihan seperti ini dapat dilakukan secara kontinu dan perlu
dibarengi dengan pelatihan mengembangakan model-model pembelajaran inovatif.
25
4.2 Pendampingan dalam Implementasi Perangkat Pembelajaran
Implementasi perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dilaksanakan
pada hari Jumat, 9 Mei 2014 di Kelas I dan Kelas IV. Guru model di kelas I adalah Ibu
Luh Yasmini, S.Pd.SD dan Guru model di kelas IV adalah Ibu Desak Putu Sri Sadwity,
S.Pd. Tema dan Sub tema pembelajaran di Kelas I secara berturut-turut adalah
Kegemaranku dan Gemar Berolah Raga, sedangkan di Kelas IV Peduli terhadap
Makhluk Hidup, Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku. Pembelajaran di
Kelas I dilaksankan dari jam 08.05 s/d 09.15 WITA, sedangkan di Kelas IV jam 09.45
s/d 11.15 WITA. Seusai pembelajarn, dilakukan refleksi untuk mengetahui
keterlaksanaan dari pembelajaran yang dilakukan. Foto-foto kegiatan pembelajaran
dapat dilihat pada Lampiran 2b, sedangkan kegiatan implementasi perangkat
pembelajaran disajikan pada Lampiran 2c.
Dalam implementasi perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh guru model di
Kelas I, guru model sudah melaksanakan pembelajaran sesuai RPP, pembelajaran
bersifat inspiratif, suasana pembelajaran menyenangkan, tugas-tugas atau pertanyaan
yang diberikan menantang, guru model dapat memotivasi siswa dan menguasai materi
yang dibelajarkan serta menggunakan media secara efektif. Namun, dalam
pembelajaran belum terjadi pembelajaran multiarah; interaksi yang terjadi hanya antara
guru dan siswa, sementara interaksi antar siswa belum terjadi. Di samping itu, dalam
pembelajaran belum semua siswa berpartipasi aktif, ada beberapa siswa yang bermain-
main dengan temannya.
Dalam implementasi perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh guru model di
Kelas IV, guru model sudah melaksanakan pembelajaran sesuai RPP, pembelajaran
bersifat inspiratif, terjadi interaksi multi arah, semua siswa berpartisipasi aktif, suasana
pembelajaran menyenangkan, tugas-tugas atau pertanyaan yang diberikan menantang,
guru model dapat memotivasi siswa dan menguasai materi yang dibelajarkan serta
menggunakan media secara efektif. Namun, dalam pembelajaran suasana kelas sangat
ramai karena siswa saling berlomba mengacungkan tangan sambil mengucapkan kata-
kata “saya bu” secara berulang-ualng. Di samping itu, siswa kurang dilatih untuk bisa
mendengarkan temannya yang sedang berbicara.
Dalam kegiatan refleksi, guru model menyampaikan hasil refleksi diri. Kedua
guru menyatakan bahwa mereka merasa sedikit gugup dalam melakukan pembelajaran
26
karena mereka baru pertama kali pembelajarannya diobservasi oleh orang lain. Mereka
juga mengatakan ada beberapa kelemahan pembelajaran terkait penggunaan media
pembelajaran yang belum optimal dan belum dapat mengelola pembelajaran dengan
baik karena siswa sulit diatur. Sementara itu, semua observer memberikan komentar
berfokus pada aktivitas siswa dan observer lebih banyak memberikan komentar positif
terhadap pembelajaran. Namun demikian, tidak semua observer memberikan komentar
disertai dengan solusi alternatif.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1) Kegiatan P2M dapat meningkatkan pemahaman guru-guru SD Negeri 1 Banjar
tentang konsep pendidikan karakter
2) Kegiatan P2M dapat meningkatkan kemampuan guru-guru SD Negeri 1 Banjar
Jawa mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dari kompetensi dasar
3) Kegiatan P2M dapat meningkatkan kemampuan guru-guru SD Negeri 1 Banjar
Jawa merancang perangkat pembelajaran pendidikan karakter
4) Kegiatan P2M dapat meningkatkan kemampuan guru-guru SD Negeri 1 Banjar
Jawa mengimplementasikan pembelajaran pendidikan karakter
5) Kegiatan P2M dapat meningkatkan kemampuan guru-guru SD Negeri 1 Banjar
Jawa merancang asesmen pendidikan karakter dan mengimplementasikan dalam
penilaian karakter peserta didik
5.2 Saran
1) Guru-guru SD diharapkan terus berlatih dalam mengelola pembelajaran pendidikan
karakter dengan pola lesson study (kaji tindak pembelajaran) sehingga
pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajarn dapat
meningkatkan hasil belajar dan sikap (karakter) positif siswa secara optimal.
2) Bagi para pelaksana kegiatan P2M, model pengelolaan pemdidikan karakter ini
perlu juga dilakukan terhadap guru-guru di SD lain, atau dilakukan kepada guru
SMP dan SMA sebagai salah satu upaya meningkatkan pengelolaan pendidikan
karakter di sekolah.
28
Daftar Pustaka
Abidinsyah. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter dalam Pembangunan PeradabanBangsa yang Bermatabat. Socioscientia. 3(1), 1-8.
Afandi, R. 2011. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di SekolahDasar. Pedagogia. 1(1), 85-98.
Anonim. 2008. Profil SD Negeri 1 Banjar Jawa. www. google.com/search?cli. Diaksestanggal 9 Pebruari 2014.
Dantes, N. 2011. Pembinaan Guru Profesional Berbasis Karakter. Materi Pendidikandan Latihan Profesi Guru (PLPG). UNDIKSHA.
Kemendiknas, Ditjen Manajemen Dikdasmen, Direktorat Pembinaan SMP. 2010.Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah. www.google com/search?cli.Diakses tanggal 10 Pebruari 2014.
Kemendiknas, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum dan Pembukuan.2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang StandarKompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Supriyadi, E. nd. Pengembangan Pendidikan Karakter Di Sekolah. www.googlecom/search?cli. Diakses tanggal 10 Pebruari 2014.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.
Zuchdi, D., Prasetya, Z.K., & Masruri, M.S. 2010. Pengembangan Model PendidikanKarakter Terintegrasi dalam Pembelakaran Bidang Studi Di Sekolah. CakrawalaPendidikan. Th XXIX Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Hal 1-12.
29
Lampiran 1. Daftar Hadir Peserta
30
31
Lampiran 2a. Foto-Foto Kegiatan Pendidikan dan Latihan Penyusunan PerangkatPembelajaran Pendidikan Karakter
Gambar 1 Foto Pembukaan (Sambutan Ketua LPM)
Gambar 2 Foto Peserta Berlatih Menyusun Perangkat Pembelajaran
32
Gambar 3 Foto Peserta Dibimbing Menyusun Perangkat Pembelajaran
33
Lampiran 2b. Foto-Foto Kegiatan Implementasi Perangkat PembelajaranPendidikan Karakter
Gambar 4. Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model Kelas 1
Gambar 5 Foto Observasi Implementasi Pembelajaran
34
Gambar 6 Foto Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas pada Buku Siswa
Gambar 7 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model Kelas 4
35
Gambar 8. Foto Guru Model Kelas 4 Membimbing Siswa
Gambar 9. Foto Observasi Pembelajaran di Kelas 4
36
Lampiran 2c. Foto-Foto Kegiatan Refleksi Implementasi Perangkat PembelajaranPendidikan Karakter
Gambar 10. Foto Refleksi Pembelajaran di Kelas 1
37
Gambar 11. Foto Refleksi Pembelajaran di Kelas 4