PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN KOTA DI KECAMATAN … · 32 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Peranginan...
Transcript of PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN KOTA DI KECAMATAN … · 32 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Peranginan...
PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN KOTA DI KECAMATAN
BOGOR TENGAH OLEH DINAS KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN KOTA BOGOR
WENNY RAINA ERAWATI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan Lanskap
Taman Kota di Kecamatan Bogor Tengah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing.
Kajian dari hasil skripsi saya ini belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi dan lembaga mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip baik dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2016
Wenny Raina Erawati
NIM A44120023
ABSTRAK
WENNY RAINA ERAWATI. Pengelolaan Lanskap Taman Kota di Kecamatan
Bogor Tengah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor. Dibimbing oleh
WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Ruang terbuka hijau (RTH), khususnya di area perkotaan, semakin
dibutuhkan. Salah satu bentuk RTH di Kota Bogor adalah taman kota. Taman kota
memiliki nilai estetika dan nilai ekologis sebagai penjaga kualitas lingkungan kota.
Saat ini, taman kota di Kota Bogor sedang dikembangkan pada beberapa
kecamatan, terutama Kecamatan Bogor Tengah. Taman-taman tersebut dibagi
menjadi dua kategori berdasarkan intensitas pengguna dan pengelolanya, yaitu
taman aktif dan taman pasif. Taman-taman tersebut perlu dikelola dan dipelihara
terutama pada taman aktif agar tidak terjadi penurunan kualitas keindahan dan
fungsinya. Kegiatan magang ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
dan keahlian, baik berupa hard skill maupun soft skill pada bidang pengelolaan
lanskap taman kota. Metode yang digunakan meliputi persiapan, pengenalan lokasi
magang, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, sintesis, serta pembuatan
rencana pengelolaan lanskap taman Kota Bogor. Analisis yang digunakan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil yang didapatkan berupa
strategi pengelolaan yang dapat menjadi rekomendasi kepada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) agar taman tetap nyaman, indah, fungsional, dan berkelanjutan.
Kata kunci: Pengelolaan lanskap, strategi pengelolaan, taman Kota Bogor
ABSTRACT
WENNY RAINA ERAWATI. Landscape Management of City Parks in Central Bogor District by Cleanliness and Landscaping Services, Bogor Municipal.
Supervised by WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Green opened space, especially in urban areas increasingly needed. One of
the green open space form in the Bogor city is city park. It has aesthetic value and
ecological value for the city environment quality. Currently, city parks in the Bogor
Municipal are being developed in several districts, especially in the Central Bogor
District. Based on the intensity of the users and administrators, the city parks are
categorized into an active and a passive one. The parks should be managed and
maintained primarily on active park to prevent the decreasing of aesthetic quality
and function. Internship activity is expected to improve the knowledge and
expertise, both hard skills and soft skill, in the management of city park landscape.
The methods used starting from the preparation, the introduction of an internship
location, data collection, processing and analysis, synthesis and the formulation of
management plan of Bogor City Park landscape. The results will become a
recommendation to Cleanliness and Landscaping Services, Bogor Municipal for
the parks comfort, beauty, function, and sustainability.
Keyword: Bogor city park, landscape management, management plan
© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN KOTA DI KECAMATAN
BOGOR TENGAH OLEH DINAS KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN KOTA BOGOR
WENNY RAINA ERAWATI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas karunia dan
rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengelolaan Lanskap Taman Kota di
Kecamatan Bogor Tengah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor”
dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr. selaku pembimbing skripsi
yang telah memberikan arahan, motivasi, kritik, serta saran kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;
2. Bapak Rezky Khrisrahmansyah, SP, MT dan Ibu Pingkan Nuryanti, ST, M.
Eng selaku dosen penguji sidang skripsi atas masukan dan saran yang
diberikan;
3. Dr Ir. Nurhayati, M. Sc selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingannya selama ini;
4. Bapak Erwin selaku Kepala Seksi Pemeliharaan Taman, Bapak Jaynudin
selaku Pengawas Lapang, serta staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Kota Bogor atas segala bantuan, informasi dan bimbingannya selama
kegiatan magang;
5. Orang tua dan adik-adik tercinta yang telah memberikan dukungan,
motivasi, serta doa dalam penyelesaian skripsi ini;
6. Amila, Shafira, Henny, dan teman-teman terdekat yang telah banyak
membantu mengambil data, mengolah data, dan memberikan dukungan
selama pengerjaan skripsi;
7. Teman-teman sebimbingan dan Arsitektur Lanskap 49 atas bantuan, kritik,
saran, dan doanya;
8. Dosen dan staf Departemen Arsitektut Lanskap.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca serta
pihak yang terkait khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota
Bogor. Penulis juga berharap skripsi ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengelolaan lanskap taman Kota Bogor agar terasa nyaman, indah, berkelanjutan
dan sejalan dengan program Kota Bogor yaitu menjadikan Kota Bogor sebagai kota
sejuta taman.
Bogor, Desember 2016
Wenny Raina Erawati
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
Kerangka Pikir 2
TINJAUAN PUSTAKA 4
Lanskap Kota 4
Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau 4
Pengelolaan Lanskap 6
Pemeliharaan Lanskap 7
METODOLOGI 8
Lokasi dan Waktu 8
Alat dan Bahan 9
Batasan Magang 9
Metode Magang 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 15
Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor 15
Sejarah DKP Kota Bogor 15
Profil DKP Kota Bogor 15
Visi dan Misi 16
Tujuan 16
Sasaran 16
Strategi dan Kebijakan 17
Aspek Fisik dan Biofisik 17
Letak Geografis 17
Aksesibilitas dan Sirkulasi 18
Topografi 19
Tanah dan Geologi 20
Iklim 21
Kondisi Umum Taman 21
Vegetasi 28
Aspek Sosial 32
Kependudukan 32
Karakteristik Pengunjung 32
Persepsi pengunjung terhadap kondisi taman, aksesibilitas,
kenyamanan, keindahan, kebersihan 33
Persepsi pengunjung terhadap sarana dan prasarana 36
Persepsi pengunjung terhadap kondisi tanaman 38
Aspek Pemeliharaan Lanskap 40
Pemeliharaan Ideal 40
Pemeliharaan Fisik 41
Aspek Pengelolaan Lanskap 51
Sistem Pengelolaan 51
Jadwal Kegiatan 54
Tenaga Kerja 55
Alat dan Bahan 71
Anggaran Biaya 72
Analisis SWOT 75
Identifikasi faktor internal dan eksternal 75
Pemberian bobot dan rating pada faktor internal dan eksternal 76
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External
Factor Evaluation (EFE) 79
SIMPULAN DAN SARAN 90
Simpulan 90
Saran 90
DAFTAR PUSTAKA 91
LAMPIRAN 93
RIWAYAT HIDUP 115
DAFTAR TABEL
1 Jadwal kegiatan magang 8
2 Aspek, jenis data, bentuk data dan sumber data 10
3 Skala penilaian peringkat untuk faktor internal dan eksternal 11
4 Contoh penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal 12
5 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 12
6 Matriks External Factor valuation (EFE) 13
7 Matriks SWOT 14
8 Penentuan peringkat alternatif strategi 14
9 Luas wilayah menurut kecamatan di Kota Bogor 18
10 Tingkat kemiringan lahan pada masing-masing Kecamatan di Kota
Bogor 20
11 Jenis tanah per kecamatan di Kota Bogor 20
12 Daftar taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah yang dikelola oleh
DKP Kota Bogor 22
13 Vegetasi Taman Kencana 28
14 Vegetasi Taman Malabar 2 28
15 Vegetasi Taman Ekspresi 28
16 Vegetasi Taman Pangrango 29
17 Vegetasi Taman Cipakancilan 30
18 Vegetasi Taman Ceremai Ujung 30
19 Vegetasi Taman Skate 30
20 Vegetasi Taman Peranginan 31
21 Vegetasi Taman Malabar 1 31
22 Jadwal kegiatan pemeliharaan taman Kota Bogor 54
23 Luas taman dan jumlah tenaga kerja pada taman aktif di Kecamatan
Bogor Tengah 55
24 Perbandingan kapasitas kerja tenaga kerja pemeliharaan taman 57
25 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Kencana selama setahun 57
26 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Malabar 2 selama setahun 59
27 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Ekspresi selama setahun 60
28 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Pangrango selama setahun 62
29 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Cipakancilan selama setahun 63
30 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Ceremai Ujung selama setahun 65
31 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Skate selama setahun 66
32 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Peranginan selama setahun 68
33 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Malabar 1 selama setahun 69
34 Total perhitungan HOK pada taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah 71
35 Alat yang dimiliki DKP Kota Bogor dalam pemeliharaan taman 72
36 Anggaran biaya kegiatan pemeliharaan selama satu tahun 73
37 Anggaran penggunaan alat pemeliharaan selama setahun 74
38 Anggaran penggunaan bahan pemeliharaan selama setahun 74
39 Tingkat kepentingan faktor internal 76
40 Penilaian bobot strategis internal 77
41 Tingkat kepentingan faktor eksternal 78
42 Penilaian bobot strategis eksternal 78
43 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 79
44 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) 81
45 Matirks SWOT 82
46 Peringkat alternatif strategi 83
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pikir kegiatan magang 3
2 Diagram tahapan kegiatan pengelolaan taman 6
3 Peta lokasi magang 8
4 Matriks Internal-Eksternal (IE) 13
5 Peta Kecamatan Bogor Tengah 19
6 Peta sebaran taman aktif yang dikelola oleh DKP Kota Bogor 22
7 Taman Cipakancilan 23
8 Taman Peranginan 24
9 Taman Ceremai Ujung 24
10 Taman Kencana 25
11 Taman Skate 25
12 Taman Ekspresi 26
13 Taman Sudut Pangrango 26
14 Taman Malabar 1 27
15 Taman Malabar 2 27
16 Aksesibilitas (a), kondisi taman (b), kenyamanan (c), keindahan (d), dan
kebersihan (e) Taman Cipakancilan 33
17 Aksesibilitas (a), kondisi taman (b), kenyamanan (c), keindahan (d), dan
kebersihan (e) Taman Peranginan 34
18 Aksesibilitas (a), kondisi taman (b), kenyamanan (c), keindahan (d), dan
kebersihan (e) Taman Malabar 35
19 Fasilitas taman (a), bangku (b), lampu (c), tempat sampah (d), permainan
anak (e), perkerasan (f), bak tanaman (g) Taman Cipakancilan 36
20 Fasilitas taman (a), bangku (b), lampu (c), tempat sampah (d), permainan
anak (e), perkerasan (f), bak tanaman (g) Taman Peranginan 37
21 Fasilitas taman (a), bangku (b), lampu (c), tempat sampah (d), permainan
anak (e), perkerasan (f), bak tanaman (g) Taman Malabar 38
22 Kondisi tanaman di Taman Cipakancilan 39
23 Kondisi tanaman di Taman Peranginan 39
24 Kondisi tanaman di Taman Malabar 39
25 Penanda atau rambu taman 40
26 Penyiraman menggunakan mobil tangki (a) dan manual (b) 42
27 Pemangkasan pohon menggunakan mesin tangga hidrolik 44
28 Tahapan pemangkasan pohon 44
29 Kegiatan pemangkasan di Taman Peranginan 46
30 Kegiatan pemangkasan rumput 46
31 Penyapuan (a), pengoredan, dan pencabutan gulma (b) 47
32 Kegiatan pembibitan (a), dan penyusunan tanaman sesuai jenis
tanaman (b) 48
33 Penyulaman pada ground cover (a) dan penyulaman pada rumput (b) 49
34 Kegiatan pembersihan kolam dibantu dengan tim penyiraman 50
35 Struktur organisasi bidang pertamanan 52
36 Struktur organisasi divisi pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin 2005) 53
37 Grafik luas taman dengan jumlah tenaga kerja 56
38 Matriks IFE dan EFE 82
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner persepsi pengunjung terhadap lanskap taman Kota Bogor 95
2 Kuesioner analisis SWOT 99
3 Struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor 102
4 Peta sebaran taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah 103
5 Peta taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah 105
6 Hasil pengolahan data rating faktor internal dan eksternal pada analisis
SWOT 114
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ruang terbuka hijau berdasarkan UU RI No 26 Tahun 2007 adalah area
memanjang/jalur dan/atau mengelompok secara terbuka serta tempat tumbuh
tanaman secara alamiah atau yang sengaja ditanam. Penyediaan lahan untuk ruang
terbuka hijau (RTH) sangat diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan penduduk
yang berada di wilayah sekitar. RTH khususnya di area perkotaan semakin
dibutuhkan. Hal ini terjadi karena di perkotaan, semakin tinggi kepadatan
penduduk, semakin padat permukiman, semakin berkurang area penghijauan, dan
semakin tinggi pencemaran lingkungan (polusi udara dan suara). Oleh karena itu,
dengan adanya RTH ini diharapkan kawasan hunian penduduk menjadi nyaman dan
tata lingkungan menjadi teratur.
Salah satu bentuk RTH di Kota Bogor adalah taman kota. Taman merupakan sebidang lahan yang ditata dengan pengelolaan dan pemeliharaan
sehingga mempunyai keindahan atau estetika, kenyamanan, dan keamanan
terutama bagi pemilik dan penggunanya (Arifin dan Arifin, 2005). Taman kota juga
memiliki nilai estetika yang berfungsi sebagai ruang terbuka pada masyarakat
perkotaan dan nilai ekologis sebagai penjaga kualitas lingkungan kota.
Saat ini, pengembangan taman kota dengan membangun dan merevitalisasi
taman-taman yang ada di Kota Bogor sedang dikembangkan sesuai dengan salah
satu program pemerintah. Program pemerintah tersebut ialah menjadikan Kota
Bogor sebagai Kota Sejuta Taman pada beberapa kecamatan, salah satunya adalah
Kecamatan Bogor Tengah. Kecamatan Bogor Tengah memiliki aksesibilitas
termudah, menjadi lokasi pusat pemerintahan Kota Bogor, dan memiliki ikon
wisata seperti Kebun Raya Bogor.
Luas keseluruhan taman di Kecamatan Bogor Tengah adalah 18,38 ha. Hal
ini merupakan luasan yang terbesar jika dibandingkan dengan yang terdapat di
enam kecamatan lainnya di Bogor (DKP Kota Bogor, 2016). Taman-taman tersebut
dibagi menjadi dua berdasarkan intensitas pemakaian dan pengelolaannya, yaitu
taman aktif dan taman pasif. Taman aktif digunakan oleh masyarakat untuk
berkumpul, bersantai, dan berolahraga dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di
dalam taman. Taman pasif digunakan oleh pengunjung hanya untuk menikmati
keindahan visual dan biasanya berada di pertigaan, perempatan, dan taman median
jalan. Beberapa taman aktif yang sedang populer di Bogor Tengah adalah Taman
Kencana, Taman Ekspresi, Taman Peranginan, dan Taman Malabar, sedangkan
beberapa taman pasif di Bogor Tengah adalah Taman Pulo Tugu Kujang, Taman
Segitiga Pangrango Plaza, dan Taman Segitiga Bogor Trade Mall.
Taman-taman di Kota Bogor baik yang aktif maupun yang pasif perlu
dikelola dan dipelihara. Taman aktif memerlukan pengelolaan yang lebih intensif
jika dibandingkan dengan taman pasif dilihat dari intesitas penggunaannya. Jika
taman-taman tersebut tidak dikelola secara intensif dan sesuai, dapat
mengakibatkan penurunan kualitas keindahan dan fungsinya. Hal itu dapat terjadi
karena tindakan vandalisme. Fakta vandalisme dapat dilihat dari salah satu taman
aktif di Kota Bogor, yaitu Taman Kencana. Taman aktif yang baru diresmikan
beberapa bulan lalu itu, banyak tanamannya yang tidak tumbuh sehingga hampir
2
tidak berfungsi serta banyak sampah yang berserakan. Oleh karena itu, diperlukan
suatu perhatian khusus pada aspek pengelolaan dan pemeliharaan agar kualitas
taman tetap terjaga dan meningkat dari segi estetika dan fungsinya.
Taman-taman tersebut dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Bogor. Melalui kegiatan magang ini, mahasiswa diharapkan mampu
membantu dalam mempertahankan dan meningkatkan segi estetika dan fungsional
pada taman Kota Bogor serta memberikan suatu rekomendasi strategi pengelolaan
kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Kota Bogor, agar taman tetap
nyaman, indah, fungsional, dan berkelanjutan.
Tujuan
Secara umum kegiatan magang ini bertujuan memperoleh pengetahuan dan
pengalaman kerja yang terkait dengan pengelolaan lanskap pada taman-taman di
Kota Bogor serta memperluas wawasan dan keahlian untuk mencapai
profesionalisme arsitektur lanskap. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah
sebagai berikut:
1. mengetahui dan mempelajari pengelolaan lanskap taman Kota Bogor khususnya
taman aktif pada Kecamatan Bogor Tengah dalam hal administrasi dan kegiatan
pemeliharaan di lapang agar tetap fungsional, estetik, dan berkelanjutan;
2. mengenal berbagai jenis alat, bahan, metode, biaya, serta manajemen sumber
daya dalam pemeliharaan lanskap taman kota Bogor;
3. mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dalam kegiatan pemeliharaan
taman Kota Bogor serta mencari solusi dalam penyelesainnya.
Manfaat
Manfaat dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:
1. menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kerja mahasiswa
di bidang pengelolaan taman kota;
2. melengkapi ilmu atsitektur lanskap yang didapat selama perkuliahan dan
bertukar informasi dengan pihak yang terlibat dalam pengelolaan lanskap taman
kota di Dinas Kebersihan dan Pertaman Kota Bogor;
3. memberikan alternatif penyelesaian masalah yang terjadi dalam pengelolaan
taman kota.
Kerangka Pikir
Taman Kota Bogor merupakan salah satu ruang terbuka hijau di Kota
Bogor. Taman Kota Bogor terbagi menjadi dua berdasarkan intensitas pemakaian
pengguna dan pengelolaan, yaitu taman aktif dan taman pasif. Pada kegiatan
magang yang dilakukan di Dinas Kebersihan dan Pertaman Kota Bogor, Bidang
Pertamanan, Seksi Pemeliharaan Taman, mahasiswa mengikuti kegiatan rutin yang
berlangsung. Kegiatan tersebut meliputi pengelolaan dan pemeliharaan lanskap
taman Kota Bogor, khususnya pada taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah.
Pengelolaan lanskap mencakup struktur organisasi, tenaga kerja, jadwal,
alat dan bahan, serta anggaran biaya. Pemeliharaan lanskap mencakup
pemeliharaan fisik dan ideal. Kegiatan tersebut kemudian dianalisis berdasarkan
3
potensi dan kendala pada taman Kota Bogor. Analisis yang digunakan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil dari analisis tersebut
akan menghasilkan rekomendasi pengelolaan berupa alternatif strategi pengelolaan
lanskap taman Kota Bogor yang sesuai agar fungsi dan estika taman di Kota Bogor
meningkat (Gambar 1).
Gambar 1 Kerangka pikir kegiatan magang
Evaluasi
Rekomendasi Pengelolaan Lanskap Taman
Kota Bogor
Ruang Terbuka Hijau Kota
Bogor
Lanskap Taman Kota
Pasif Aktif
Ideal Fisik 1. Struktur organisasi
2. Tenaga kerja
3. Jadwal
4. Alat dan bahan
5. Anggaran biaya
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Taman Kota
Pengelolaan Lanskap Pemeliharaan Lanskap
Proses Magang
4
TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap Kota
Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang
dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Suatu lanskap dikatakan alami jika
area atau kawasan tersebut memiliki keharmonisan dan kesatuan antar elemen
pembentuk lanskap sehingga indera manusia memegang peranan yang penting
dalam merasakan suatu lanskap (Simonds, 1983). Kier (1979) mengartikan lanskap
sebagai hubungan antara komponen biotik dan abiotik, termasuk komponen yang
berpengaruh terhadap manusia, yang terdapat di dalam suatu sistem yang
menyeluruh dan membutuhkan analisis dan konsep yang terpadu. Menurut Arifin
(2009), lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter
lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami
maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta
makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap
dan sejauh imajinasi dapat membayangkan, yang memiliki keindahan secara
estetika dan berdaya guna secara fungsional.
Kota adalah suatu bentukan lanskap buatan manusia yang terjadi akibat
kegiatan manusia dalam mengelola kepentingan hidupnya. Suatu kota harus
tumbuh, berfungsi untuk organisme di dalamnya, cukup cahaya, udara, air, dan
makanan, serta memiliki sirkulasi dan sistem manajemen pengolahan limbah yang
baik sehingga tercipta pembaharuan, jika tidak, kota tersebut akan rusak dan mati
(Simonds, 1983). Menurut Branch (1995), kota merupakan tempat yang dipandang
dan dirasakan dari berbagai sudut pandang yang menggambarkan keaktifan,
keberagaman, dan kompleksitasnya. Selain itu, kota juga merupakan tempat tinggal
dari beberapa ribu penduduk atau lebih. Kepadatan perkotaan yang terjadi
bergantung pada tiga kondisi: persentase luas tanah yang tertutup oleh bangunan
tanpa adanya ruang terbuka, ketinggian bangunan, dan banyaknya ruang terbuka
yang permanen di seluruh wilayah kota.
Lanskap kota merupakan lanskap buatan manusia sebagai akibat dari
aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Lanskap kota yang ideal adalah kota-kota yang diwujudkan sebagai suatu
seni umum tiga dimensi, serta dalam kerangka pola-pola dan bentuk dari ruang-
ruang terbuka yang penuh arti. Lanskap kota terjadi karena adanya
pengorganisasian ruang yang mencerminkan kegiatan masyarakat setiap hari.
Lanskap kota merupakan wajah bentang alam kota, tidak semata – mata lingkungan
pertamanan dalam arti sempit, tetapi mencakup segala hal ruang luar (exterior,
outdoor) baik yang alami maupun yang buatan dengan segala elemennya, baik yang
keras (hard materials) maupun yang lunak (soft materials) (Simonds and Strake,
2006).
Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau
Definisi ruang terbuka hijau (RTH) yang mengacu pada Undang Undang
Nomor 26 Tahun 2007 adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
5
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Menurut Nurisjah dan Pramukanto
(1995), RTH merupakan areal dari suatu ruang terbuka (open space) kota yang
secara optimal digunakan sebagai daerah penghijauan dan berfungsi secara
langsung atau tidak langsung untuk kehidupan dan kesejahteraan warga kotanya.
RTH di kawasan perkotaan merupakan salah satu bagian dari ruang kota yang
sangat penting nilainya, baik dari segi fisik dan sosial maupun segi ekonomi dan
ekologis.
RTH kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan
yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna
mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH
dalam kota tersebut, yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan
wilayah perkotaan tersebut. RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami yang berupa
habitat liar/alami, kawasan lindung, dan taman-taman nasional, serta RTH non-
alami atau binaan seperti pertanian kota, taman kota, lapangan olahraga, dan
pemakaman (DPU, 2005)
Fungsi ruang terbuka hijau kawasan perkotaan (Permendagri No 1 tahun
2007) adalah
a. pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan,
b. pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara,
c. tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati,
d. pengendali tata air, dan
e. sarana estetika kota.
Manfaat ruang terbuka hijau kawasan perkotaan (Permendagri No 1 tahun
2007) adalah sarana untuk
a. mencerminkan identitas daerah,
b. melakukan penelitian, pendidikan dan penyuluhan,
c. melakukan rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial,
d. meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan,
e. menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah,
f. melakukan aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa, dan manula,
g. menjadi ruang evakuasi keadaan darurat,
h. memperbaiki iklim mikro, dan
i. meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.
Taman kota adalah ruang terbatas penggunaannya dan lentur bentuknya
yang dikembangkan dengan struktur yang minimal dan didominasi oleh elemen
alami yang dipergunakan untuk sarana bersantai dengan pemandangan yang indah,
meditasi, istirahat, bersosialisasi, dan bermain secara bebas (Eckbo, 1964). Menurut
Nurisjah dan Pramukanto (1995), taman kota merupakan areal terbuka bagi
masyarakat perkotaan, baik yang dekat maupun yang relatif jauh dari lingkungan
tempat tinggalnya.
Fungsi pertamanan kota adalah meningkatkan mutu lingkungan hidup kota,
menjadi pengaman lingkungan kota, dan menciptakan keserasian lingkungan alam
dan lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat (Depdagri
1988). Berdasarkan tata letaknya dalam kota, taman kota ini dikategorikan, antara
lain, sebagai taman pertokoan, taman untuk kegiatan industri, taman lingkungan
pemukiman, dan taman-taman rekreasi umum. Taman ini juga dikategorikan
berdasarkan pengelolaannya, yaitu taman-taman privat (yang dimiliki dan dibiayai
oleh individu, kelompok masyarakat, atau suatu perusahaan individu) dan taman-
6
taman publik (taman yang dikelola oleh pemerintah) (Eckbo, 1964). Lokasi taman
ini biasanya berada di lokasi yang strategis dan mudah diakses dari berbagai penjuru
kota. Penanggung jawab taman kota adalah pemerintah kota, meskipun demikian
dalam pengelolaanya dapat berkolaborasi dengan pihak swasta (Arifin et al., 2007).
Pengelolaan Lanskap
Pengelolaan atau manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori,
dan analisis tujuan seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin, dan
menjalankan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif,
dan saling kerja sama (Kraus dan Curtis, 1982). Menurut Arifin dan Arifin (2005),
pengelolaan lanskap merupakan upaya manusia untuk mendayagunakan,
memelihara, dan melestarikan lanskap/lingkungan agar memperoleh manfaat yang
maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya karena keberadaannya
yang dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, dan energi. Di samping itu, pengelolaan
lanskap merupakan suatu upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan,
pemeliharaan, pelestarian, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup
sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Rencana pengelolaan merupakan elemen penting dalam menjabarkan
langkah-langkah kegiatan pemeliharaan agar dapat didiskusikan terlebih dahulu
dan mencari alternatif solusi jika diperlukan serta menentukan pembagian kerja
selanjutnya. Menurut Arifin dan Arifin (2005), rencana pengelolaan lanskap terdiri
dari struktur organisasi pengelola, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal
pemeliharaan, dan rencana anggaran biaya. Kegiatan pengelolaan taman
dikelompokkan berdasarkan tahapan mulai dari perencanaan program
pemeliharaan, pelaksanaan kegiatan pemeliharaan serta pengawasan/monitoring
dan evaluasi kegiatan pemeliharaan (Gambar 2) (Arifin et al, 2007)
Sumber : Arifin et al. (2007)
Perencanaan
Pemeliharaan
Pelaksanaan
Pemeliharaan Monitoring dan
Evaluasi
Pengawasan
Umpan Balik
Gambar 2 Diagram tahapan kegiatan pengelolaan taman
7
Pemeliharaan Lanskap
Pemeliharaan merupakan suatu usaha untuk menjaga dan merawat areal
lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik
atau sedapat mungkin dipertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan dan
fungsi awal (Arifin, 2009). Selain itu, pemeliharaan juga bertujuan agar suatu areal
lanskap memiliki suatu keindahan secara estetika serta nyaman dan aman (Arifin,
2009).
Menurut Arifin dan Arifin (2005), terdapat dua jenis pemeliharaan, yaitu
pemeliharaan fisik dan pemeliharaan ideal. Pemeliharaan ideal adalah jenis
pemeliharaan untuk mempertahankan tujuan dan desain semula, dengan diadakan
suatu evaluasi pada waktu tertentu. Untuk mempertahankan agar tujuan dan desain
semula dalam pemeliharaan ideal tetap terjaga, diperlukan usaha yang menunjang
pemeliharaan fisik, antara lain,
1. pembuatan jadwal pemeliharaan fisik elemen lunak dan elemen keras serta
2. penggunaan tanaman lokal untuk memudahkan penggantian/penyulaman pada
renovasi tata hijau.
Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi
pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri, nyaman, serta
aman (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan fisik meliputi kegiatan pemeliharaan
terhadap elemen-elemen lanskap baik hard material maupun soft material. Hard
material terdiri dari perkerasan/paving, bangku, shelter, dan lampu jalan,
sedangkan soft material berupa tanaman. Kegiatan pemeliharaan fisik ini bertujuan
menjaga kondisi fisik elemen hard material dan soft material agar tetap berfungsi
dengan baik, indah, dan berkelanjutan (Arifin, 2009).
Bentuk kegiatan pemeliharaan fisik untuk hard material merupakan
pemeliharaan pencegahan, yaitu pembersihan terhadap lumut dan karat, pengecatan
dan penggantian, serta perbaikan elemen yang rusak atau tidak berfungsi.
Pemeliharaan fisik untuk soft material (tanaman), meliputi penggemburan tanah,
penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penyulaman, dan
pemindahan tanaman. Kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan untuk
mempertahankan kualitan keindahan dan kenyamanan taman (Arifin, 2009).
Tingkat pemeliharaan taman sebaiknya telah direncanakan sejak awal oleh
perancang taman. Perancang taman dapat memperkirakan bahwa kelak taman
tersebut memerlukan pemeliharaan tingkat intensif, semi-intensif, atau ekstensif.
Hal ini berkaitan oleh penyediaan tenaga dan biaya perawatan. Setiap taman
memeiliki konsekuensi terhadap tingkat pemeliharaan yang harus dilakukannya.
Taman rumah, perkantoran, taman rekreasi, serta jalur median jalan arteri harus
dipelihara secara intensif. Sementara itu, taman lingkungan, taman kota, dan jalur
hijau perkotaan umumnya sebagai public goods, seharusnya dibuat desain
sederhana, penataannya secara massal, dan keragaman elemen taman tidak terlalu
tinggi sehingga tingkat pemeliharaan dapat dilakukan secara semi-intensif (Arifin
dan Arifin, 2005).
8
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu
Kegiatan magang dilakukan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bogor, Bidang Pertamanan, Seksi Pemeliharaan Taman. Waktu kegiatan magang
dilakukan sekitar empat bulan, dimulai dari bulan April hingga bulan Juli 2016
(Tabel 1). Lokasi kegiatan magang dapat dilihat pada Gambar 3.
Sumber : googlemaps.com
Tabel 1 Jadwal kegiatan magang
Gambar 3 Peta lokasi magang
9
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk kegiatan magang berupa kamera digital untuk
pengambilan data visual dari kondisi lapang dan laptop dengan software penunjang
didalamnya seperti microsoft word, microsoft excel, autoCAD untuk pengelohan
data. Bahan yang digunakan berupa peta dasar untuk menunjang data spasial, buku
teks sebagai referensi dan tinjauan pustaka, serta kuisioner untuk memperoleh
persepsi masyarakat terhadap pengelolaan taman Kota Bogor.
Batasan Magang
Kegiatan magang ini dibatasi pada lingkup kegiatan pengelolaan dan
pemeliharaan lanskap taman Kota Bogor, khususnya taman aktif di Kecamatan
Bogor Tengah, di bawah tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bogor. Kegiatan pemeliharaan mencakup pemeliharaan ideal dan pemeliharaan
fisik, sedangkan kegiatan pengelolaan mencakup struktur organisasi, tenaga kerja,
jadwal kegiatan, alat dan bahan, serta anggaran biaya. Selain itu, kegiatan magang
ini melihat potensi dan kendala yang terdapat pada taman aktif di Kecamatan Bogor
Tengah sehingga dapat dilakukan pengkajian pengelolaan yang sesuai.
Metode Magang
Metode magang yang digunakan meliputi metode survei atau pengamatan
lapang, wawancara, dan studi literatur dengan tahapan seperti berikut. 1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap awal untuk mencari informasi terkait lanskap
taman Kota Bogor dan menentukan lokasi magang. Lokasi yang ditentukan untuk
kegiatan magang adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor.
Setelah menentukan lokasi magang, dilakukan pembuatan proposal magang,
konsultasi dengan dosen pembimbing dan pengurusan izin kegiatan magang kepada
DKP Kota Bogor.
2. Pengenalan Lokasi Magang
Pada tahap ini mahasiswa melakukan pengenalan terhadap profil dari Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor yang meliputi sejarah DKP Kota
Bogor, struktur organisasi, visi dan misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan,
serta prosedur pembagian kerja dan pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh DKP
Kota Bogor.
3. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data adalah kegiatan pengambilan dan pengumpulan
data yang meliputi data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan
metode pengambilan data secara langsung di lapangan dan wawancara kepada
pihak pengelola. Pengambilan data primer meliputi aspek pemeliharaan dan aspek
pengelolaan pada taman Kota Bogor, khususnya taman aktif di Kecamatan Bogor
Tengah yang dikelola oleh DKP Kota Bogor. Pengambilan data primer juga
dilakukan dengan penyebaran kuesioner (Lampiran 1). Penyebaran kuisioner
dilakukan secara acak pada taman Kota Bogor, khususnya taman aktif di
Kecamatan Bogor Tengah. Taman yang diambil sebagai sampel adalah 3 dari 10
taman yang ada di Kecamatan Bogor Tengah., taman yang luasnya terkecil,
10
menengah dan terbesar. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur (Tabel 2).
Pengambilan data juga dilakukan dengan berpatisipasi aktif dalam kegiatan
pengelolaan dan pemeliharaan taman Kota Bogor yang berlangsung di DKP Kota
Bogor. Mahasiswa mengikuti kegiatan rutin sesuai jadwal kegiatan yang telah
disusun dan melakukan diskusi dengan pihak pengelola serta staf ahli untuk
mencari alternatif pemecahan masalah di lapang.
Tabel 2 Aspek, jenis data, bentuk data dan sumber data No Aspek Jenis Data Bentuk Data Sumber Data
1 Profil DKP
Kota Bogor
a. Sejarah DKP Kota
Bogor
b. Visi dan misi
c. Tujuan
d. Sasaran
e. Strategi dan
Kebijakan
Primer dan
sekunder
Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota
Bogor
2 Fisik dan
biofisik
a. Letak geografis Primer dan
sekunder
a. Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota
Bogor
b. Observasi lapang
b. Aksesibilitas dan
sirkulasi
c. Topografi
d. Tanah dan geologi
e. Iklim
f. Vegetasi
3 Sosial a. Kependudukan
b. Pengguna
Primer Wawancara
4 Pengelolaan
dan
pemeliharaan
a. Struktur organisasi Primer dan
sekunder
Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota
Bogor b. Biaya pemeliharaan
c. Alat dan bahan
d. Tenaga kerja
e. Jadwal pemeliharaan
f. Kegiatan
pemeliharaan (ideal
dan fisik)
4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Tahap ini merupakan pengolahan dan analisis data yang telah diperoleh
dari hasil pengumpulan data baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Terdapat
dua analisis yang dilakukan pada tahap ini, yaitu analisis desktriptif dan analisis
SWOT.
a. Analisis deskriptif
Tahap ini merupakan analisis data dan informasi yang diperoleh pada
kondisi lanskap taman Kota Bogor berdasarkan studi pustaka, pengamatan
langsung, wawancara pada pihak pengelola, dan penyebaran kuisioner pada 3
sampel taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah. Analisis deskriptif juga melihat
dan mengamati potensi dan kendala dalam pengelolaan lanskap taman Kota Bogor,
khususnya taman aktif pada Kecamatan Bogor Tengah. Hasil dari analisis ini akan
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun faktor-faktor pada analisis
SWOT.
11
b. Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lanskap
Taman Kota Bogor. Menurut Rangkuti (1997), analisis SWOT merupakan
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi
manajemen. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), tetapi secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Tahapan kerja
yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal
Identifikasi faktor internal (IFE) dilakukan dengan menetapkan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki taman aktif pada Kecamatan Bogor Tengah, Kota
Bogor, dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahannya. Identifikasi
faktor eksternal (EFE) dilakukan dengan melihat peluang dan ancaman yang
dihadapi taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, dengan
mendaftarkan semua peluang dan ancamannya (David, 2008). Faktor eksternal dan
faktor internal diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, hasil
diskusi dengan pihak pengelola, dan hasil analisis pengelolaan lanskap taman Kota
Bogor.
b. Memberi bobot pada faktor internal dan eksternal yang diperoleh
Pemberian bobot dilakukan sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap
pengelolaan lanskap taman Kota Bogor. Penilaian tersebut dilakukan dengan
bantuan DKP Kota Bogor dengan persebaran kuesioner (Lampiran 2) oleh
perwakilan 5 orang yang mengetahui kondisi lanskap taman Kota Bogor,
khususnya taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah.
c. Menentukan peringkat (rating)
Penentuan peringkat merupakan tahap pembobotan berdasarkan tingkat
kepentingannya dengan skala nilai 1--4. Peringkat faktor positif (kekuatan dan
peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman)
(Rangkuti, 1997). Pada faktor positif, semakin penting kekuatan dan peluangnya,
nilai yang diberikan semakin tinggi. Pada faktor negatif, semakin besar kelemahan
dan ancamannya, nilai yang diberikan semakin kecil (Tabel 3).
Tabel 3 Skala penilaian peringkat untuk faktor internal dan eksternal
Nilai Peringkat Kekuatan dan Peluang Kelemahan dan Ancaman
4 Sangat penting Tidak penting
3 Penting Cukup penting
2 Cukup penting Penting
1 Tidak penting Sangat penting
Setiap peringkat dari faktor-faktor tersebut selanjutnya dikalikan dengan
bobotnya. Bobot setiap faktor internal dan eksternal didapatkan dengan metode
paired comparison (Kinnear dan Taylor, 1991). Skala yang digunakan untuk
mengisi kolom dalam menentukan bobot setiap faktor adalah sebagai berikut (Tabel
4):
12
1. bobot 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor
vertikal;
2. bobot 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor
vertikal;
3. bobot 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor
vertikal;
4. bobot 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor
vertikal.
Tabel 4 Contoh penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal
Faktor Internal/Eksternal A B C D E Total Bobot
A X1 α1
B X2 α2
C X3 α3
D X4 α4
E X5 α5
Total ∑𝑋𝑖
n
i=1
Sumber: Kinnear dan Taylor (1991)
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus Kinnear dan
Taylor (1991) berikut:
αi=Xi
∑ 𝑋𝑖ni=1
dengan
αi = bobot variabel ke-i;
Xi = nilai variabel ke-i;
i = 1, 2, 3,…, n;
n = jumlah variabel
Hasil dari perkalian antara peringkat dan bobot pada masing-masing faktor
tersebut akan memperoleh skor pembobotan (Tabel 5 dan 6).
Tabel 5 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor1
Kekuatan
S1
S2 S3 Kelemahan
W1
W2 W3 Total
Sumber: Rangkuti (1997)
Keterangan: 1Skor = Bobot*Peringkat
13
Tabel 6 Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Simbol Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor1
Peluang
S1
S2 S3 Ancaman
W1
W2 W3 Total
Sumber: Rangkuti (1997)
Keterangan: 1Skor = Bobot*Peringkat
Total nilai skor pembobotan yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE
kemudian diposisikan pada Matriks Internal dan Eksternal (IE) (Gambar 5). Matriks
tersebut dapat mengetahui strategi yang sesuai untuk diterapkan pada pengelolaan
taman Kota Bogor (Gambar 4).
Sumber: David (2008)
Gambar tersebut dapat mengidentifikasikan strategi yang harus dilakukan,
yaitu a) Kuadran I, II, dan IV dengan grow and build strategy yang merupakan
upaya intensif perusahaan itu sendiri atau upaya diversifikasi; b) Kuadran III, V,
dan VII dengan hold and maintain strategy, yaitu strategi yang diterapkan tanpa
mengubah arah strategi yang telah ditetapkan; c) Kuadran VI, VIII, dan IX dengan
harvest or divest strategy, yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang
telah dijalankan.
d. Menyusunan alternatif strategi
Tahap ini merupakan pembuatan matriks SWOT untuk menyusun alternatif
strategi pengelolaan taman Kota Bogor. Setiap faktor SWOT yang diperoleh dilihat
hubungan dan keterkaitannya seperti pada Tabel 7.
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Gambar 4 Matriks Internal-Eksternal (IE)
Kuat
Total Skor IFE
Sedang
Kuat
Lemah
Sedang
Lemah
Total
Skor
EFE
4
3
2
1
3 1 2
14
Tabel 7 Matriks SWOT
Faktor
Internal
Faktor Eksternal
Opportunities (O) Threats (T)
Strenghts
(S)
Strategi SO (menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan
peluang)
Strategi ST (menggunakan
kekuatan untuk mengatasi
ancaman)
Weaknesses
(W)
Strategi WO (meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang)
Strategi WT (meminimalkan
kelemahan dan menghindari
ancaman)
Sumber: Rangkuti (1997)
e. Pembuatan tabel ranking alternatif strategi pengelolaan
Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan
memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait dan berpengaruh dalam strategi
tersebut. Selanjutnya, dilakukan penjumlahan skor pembobotan dari masing-
masing faktor. Hasil perhitungan tersebut akan menjadi nilai dan menentukan
rangking prioritas strategi. Penentuan ranking prioritas dilakukan berdasarkan
urutan nilai strategi yang terbesar hingga yang terkecil (Tabel 8). Perankingan ini
dilakukan secara subjektif, yaitu strategi akan berupa usaha memaksimumkan
kekuatan dan peluang serta meminimumkan ancaman dan kelemahan. Strategi yang
memiliki skor paling tinggi akan menjadi prioritas utama.
Tabel 8 Penentuan peringkat alternatif strategi
Alternatif Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Peringkat
SO1
SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn
Sumber: Saraswati (2010)
5. Tahap Sintesis dan Pembuatan Rencana Pengelolaan
Pada tahap ini akan didapatkan rencana pengelolaan lanskap taman Kota
Bogor dari hasil analisis yang telah dilakukan. Rencana pengelolaan ini meliputi
strategi pengelolaan yang baik dan sesuai bagi taman aktif pada Kecamatan Bogor
Tengah, Kota Bogor. Strategi pengelolaan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
rekomendasi kepada DKP agar pengelolaan dan pemeliharaan di Kota Bogor
menjadi lebih baik dan taman-taman tersebut menjadi nyaman, indah, fungsional,
dan berkelanjutan.
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor
Sejarah DKP Kota Bogor
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 55 Tahun 2014. Dinas itu telah mengalami
beberapa kali perubahan nama dan susunan organisasinya hingga tahun 2016.
Sejarah singkat DKP berawal dari masih menjadi salah satu seksi pada Dinas
Pekerjaan Umum (DPU), Kotamadya Bogor, yaitu Seksi Kebersihan hingga tahun
1972. Dinas Kebersihan dan Pertamanan mulai berdiri sendiri pada tahun 1972,
kemudian DKP dipecah menjadi Dinas Kebersihan dan Dinas Pertamanan pada
tahun 1976-1992.
Kedua dinas tersebut bergabung kembali menjadi Dinas Kebersihan dan
Pertamanan, Kotamadya Bogor, pada tahun 1992-1999. Proses tersebut dilalui
dengan 3 kali pergantian kepala dinas. Tahun 1999-2001 DKP dipecah kembali
menjadi Dinas Kebersihan serta Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Kedua dinas
tersebut bergabung kembali menjadi DKP Kota Bogor pada tahun 2001-2005.
Tahun 2005-2006, DKP Kota Bogor dipecah kembali menjadi Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kota Bogor serta Dinas Tata Kota dan Pertamanan Kota
Bogor. Tahun 2006, kedua dinas tersebut bergabung menjadi Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kota Bogor.
Tahun 2009-2011 terjadi perubahan nama menjadi Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang. Bulan Januari tahun 2011, nama tersebut dipecah kembali menjadi 2
nama. Pertama menjadi Dinas Kebersihan dan Pertamanan, sedangkan yang kedua
menjadi Dinas Pengawasan Bangunan dan Pemukiman. Pemecahan tersebut tidak
berlangsung lama. Oktober tahun 2011, kedua dinas tersebut kembali bergabung
menjadi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor hingga saat ini.
Profil DKP Kota Bogor
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor berada di Jalan
Paledang No. 43 Bogor. Dinas ini merupakan perangkat daerah sebagai unsur
pelaksana penyelengaraan pemerintah daerah yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan di bidang kebersihan dan pertamanan. Urusan yang
dilakukan harus berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah di Kota Bogor. Dinas ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang membawahi 4 bidang, 4 UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) dan 1
sekretariat. Keempat bidang tersebut adalah Bidang Kebersihan, Bidang
Pertamanan, Bidang Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi, serta Bidang
Pembinaan dan Pengelolaan Sampah. Keempat UPTD tersebut adalah Unit
Pelayanan Teknis Dinas Pemakaman, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengolahan Air
Limbah, Unit Pelayanan Teknis Dinas Pengolahan Sampah, serta Unit Pelayanan
Teknis Dinas Peralatan dan Perbengkelan. Struktur organisasi DKP Kota Bogor
secara umum disajikan pada Lampiran 3.
16
Berdasarkan data Januari 2016, jumlah pegawai DKP Kota Bogor sebanyak
1551 orang. Pegawai tersebut terdiri dari PNS, honorer, dan tenaga harian lepas
atau padat karya. Pegawai tersebut juga dibagi sesuai dengan fungsinya, yaitu
pajabat struktural, staf administrasi ,dan petugas lapangan. Fungsi Dinas
Kebersihan dan Pertamanan berdasarkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 43
Tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. merumuskan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan;
2. menyelengarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kebersihan dan pertamanan;
3. membina dan melaksanakan tugas di bidang kebersihan dan pertamanan;
4. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota seusai tugas dan
fungsinya.
Visi dan Misi
Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Kota Bogor Tahun 2015-2019, visi DKP Kota Bogor adalah terwujudnya Kota
Bogor yang bersih dan indah dengan pelayanan prima. Visi tersebut didukung oleh
beberapa misi sebagai berikut:
1. meningkatkan pelayanan dalam bidang kebersihan, pertamanan, dan dekorasi
kota untuk mewujudkan Kota Bogor yang bersih, indah, dan nyaman;
2. meningkatkan penataan, pemeliharaan, dan penambahan ruang terbuka hijau
(RTH) menuju Kota Bogor sebagai “Green City”;
3. meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana TPST, TPPAS, pengelolaan air
limbah (IPAL), dan pemakaman umum untuk mendukung sanitasi lingkungan
sehat;
4. meningkatkan peran masyarakat dalam menjaga lingkungan sehat dengan
konsep 3R (reduce, re-use, recycle) atau mengurangi, memanfaatkan kembali,
dan mendaur ulang sampah.
Tujuan
Tujuan yang dirumuskan sesuai dengan visi dan misi oleh DKP Kota Bogor
adalah sebagai berikut:
1. menerapkan pengelolaan sampah yang terpadu dan berkelanjutan;
2. mewujudkan Kota Bogor Hijau Lestari melalui penambahan, pentaan, dan
pemeliharaan taman sebagai bagian dari ruang terbuka hijau;
3. mewujudkan kota Bogor yang bersih dengan lingkungan sehat melalui
optimalisasi pengelolaan sarana dan prasarana;
4. menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah 3R yang memadai.
Sasaran
Sasaran kinerja yang ingin dicapai oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Bogor adalah sebagai berikut:
1. meningkatnya pelayanan persampahan;
2. meningkatkan penerengan kota;
17
3. meningkatnya jumlah dan kualitas taman-taman kota sebagai ruang publik yang
sehat, asri, aman, dan ramah pengguna;
4. memenuhi kebutuhan kelompok berkebutuhan khusus di ruang publik;
5. meniginternalisasi pengelolaan sampah sebagai bagian dari budaya hidup
masyarakat;
6. meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pengelolaam air limbah yang
layak;
7. meningkatnya penataan dan pelayanan TPU;
8. meningkatnya pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle)
Strategi dan Kebijakan
Strategi yang dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi Kota Bogor adalah
sebagai berikut:
1. meningkatkan pelayanan sampah melalui kerjasama antar daerah untuk tempat
pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang menerapkan sistem sanitary landfill
serta pelayanan pengangkutan sampah.
2. mewujudkan pengelolaan sampah yang terpadu di Kota Bogor, penambahan
taman di lokasi umum dan pemukiman, penambahan PJU di jalan-jalan protokol
dan pemukiman.
3. mengoptimalisasi fungsi dan luas ruang terbuka hijau
4. menambah strategi dan pemeliharaan sarana prasarana serta pengawasan
dampak terhadap lingkungan
Program yang dirumuskan untuk pengembangan kinerja dan peningkatan
fungsi DKP adalah sebagai berikut:
1. pengembangan kinerja pengelolaan sampah;
2. perbaikan, optimalisasi operasional dan pemeliharaan fungsi TPA;
3. peningkatan utilitas perkotaan;
4. pengelolaan ruang terbuka hijau;
5. peningkatan pengelolaan sampah berbasis 3R;
6. pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;
7. pengembangan kinerja pengelolaan areal pemakaman.
Aspek Fisik dan Biofisik
Letak Geografis
Kota Bogor secara geografis terletak di antara 1060 48’ BT dan 60 26’ LS.
Kota Bogor dikelilingi oleh Gunung Pangrango, Gunung Gede, Gunung Salak, dan
Gunung Halimun.
Luas Kota Bogor sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 kecamatan dan 68
kelurahan. Rincian luas dari masing-masing kecamatan di Kota Bogor dapat dilihat
pada Tabel 9. Lokasi Kota Bogor sangat strategis karena dekat dengan ibukota
negara, yaitu DKI Jakarta. Hal ini menjadikan Kota Bogor memiliki potensi untuk
perkembangan ekonomi dan jasa. Beberapa perkembangan jasa, antara lain, adalah
jasa industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata (BPS, 2015).
18
Tabel 9 Luas wilayah menurut kecamatan di Kota Bogor
Kecamatan Luas (ha) Persentase (%)
Bogor Selatan 3.081 26,00
Bogor Timur 1.015 8,57
Bogor Utara 1.772 14,95
Bogor Tengah 813 6,86
Bogor Barat 3.285 27,72
Tanah Sareal 1.884 15,90
Jumlah 11.850 100,00
Sumber : (BPS, 2015)
Kota Bogor secara administratif berada di pusat wilayah Bogor. Kota Bogor
sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Sukaraja
Kabupaten Bogor. Kota Bogor sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Sukaraja dan Ciawi, Kabupaten Bogor. Kota Bogor sebelah barat berbatasan
dengan Kecamatan Dramaga dan Ciomas, Kabupaten Bogor. Kota Bogor sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Caringin, Kabupaten Bogor
(BPS, 2015). Wilayah Kota Bogor dialiri sungai besar dan anak-anak sungai. Dua
sungai besar tersebut adalah Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane, serta anak anak
sungai tersebut adalah Sungai Cipakancilan, Sungai Cidepit, Sungai Ciparigi, dan
Sungai Cibalok (BPS, 2013). Batasan kegiatan magang dilaksanakan pada
Kecamatan Bogor Tengah. Berikut ini penjelasan mengenai Kecamatan Bogor
Tengah.
Kecamatan Bogor Tengah memiliki luas wilayah terkecil yaitu 813 ha
dengan presentase 6,86% dari 6 kecamatan di Kota Bogor. Kecamatan Bogor
Tengah memiliki 11 kelurahan. Kecamatan Bogor Tengah di sebelah utara
berbatasan dengan Kelurahan Kedung Jaya dan Kelurahan Kebon Pedes di
Kecamatan Tanah Sareal; di sebelah timur berbatasan dengan Jalan Tol Jagorawi,
Kelurahan Baranangsiang, dan Sukasari di Kecamatan Bogor Timur; di sebelah
barat berbatasan dengan sungai Cisadane dan Kelurahan Menteng di Kecamatan
Bogor Barat; di sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bondongan dan
Empang di Kecamatan Bogor Selatan.
Aksesibilitas dan Sirkulasi
Aksesibilitas menuju Kota Bogor cukup mudah dan terjangkau, khususnya
Kecamatan Bogor Tengah. Hal itu karena Kecamatan Bogor Tengah berada di pusat
Kota Bogor. Lokasi dapat diakses dengan mudah dari dalam kota maupun luar Kota
Bogor. Lokasi dapat dicapai dari berbagai jalan utama menuju Kota Bogor seperti
Jalan Pajajaran, Tol Jagorawi, dan Jalan Raya Tajur.
Masyarakat yang berkunjung ke Kota Bogor dapat menggunakan kendaraan
pribadi atau umum. Alternatif kendaraan umum yang dapat digunakan ialah bus
yang berhenti di Terminal Baranangsiang, kereta yang berhenti di Stasiun Bogor
dan angkutan umum untuk mengelilingi Kota Bogor.
Sirkulasi Kota Bogor terdiri dari jalur utama dan jalur pejalan kaki. Jalur
utama digunakan untuk kendaraan bermotor. Kondisi jalan pada Kota Bogor,
19
khususnya Kecamatan Bogor Tengah sudah baik, mudah, dan teratur. Pada hari
libur, Kota Bogor sering terjadi kemacetan di beberapa area. Hal ini terjadi karena
banyak masyarakat luar kota yang berkunjung ke Kota Bogor. Arah sirkulasi di
Kecamatan Bogor Tengah, mengalami sedikit perubahan sejak April 2016.
Perubahan ini terjadi karena adanya Sistem Satu Arah (SSA). SSA dilakukan pada
area sekitar Kebun Raya Bogor yaitu ruas Jalan Otista, Juanda, dan Jalak Harupat.
Sumber : googlemaps.com
Topografi
Topografi (relief) adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu
daerah, termasuk perbedaan kecuraman dan bentuk lereng (Hanafiah, 2005). Kota
Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari
permukaan laut (mdpl). Berdasarkan data BPS (2012,2013), Kecamatan Bogor
Tengah memiliki kisaran ketinggian 251—300 m dari permukaan laut (mdpl) seluas
491,27 ha.
Kemiringan lahan di Kota Bogor didominasi oleh kisaran 2—15% (landai)
seluas 8.091,27 Ha (Tabel 10). Berdasarkan data yang didapat dari BPS (2012,
2013) kemiringan lahan pada Kecamatan Bogor Tengah tidak terjadi perubahan.
Kemiringan lahan didominasi pada kisaran 2—15% (landai) sebesar 560,47 ha.
Topografi yang relatif datar dapat menjadi kendala karena kondisi kemiringan yang
kecil membuat pergerakan aliran drainase terhambat dan mengakibatkan genangan
air terutama saat musim hujan, sehingga perlu lebih diperhatikan sistem drainase
Gambar 5 Peta Kecamatan Bogor Tengah
20
pada tiap area agar penggenangan air dan terjadinya banjir dapat dikurangi. Berikut
rincian dari kemiringan lahan pada masing-masing Kecamatan di Kota Bogor.
Tabel 10 Tingkat kemiringan lahan pada masing-masing Kecamatan di Kota
Bogor
Kecamatan
Tingkat Kemiringan (Ha)
Jumlah Datar Landai Agak Curam Curam Sangat Curam
<2% 2-14.9% 15-24.9% 25-39.9% >40%
Bogor Selatan 169,10 1.418,40 1053,89 350,37 89,24 3.081
Bogor Timur 182,30 722,62 56,03 44,25 9,80 1.015
Bogor Utara 137,85 1.565,65 0 68,00 0,50 1.772
Bogor Tengah 125,44 560,47 0 117,54 9,55 813
Bogor Barat 618,40 2.502,14 0 153,81 10,65 3.285
Tanah Sareal 530,85 1.321,91 0 31,24 0 1.884
Jumlah 1.763,94 8.091,19 1.109,92 765,21 119,74
Sumber : BPS (2012, 2013)
Tanah dan Geologi
Klasifikasi jenis tanah di Kota Bogor terdiri dari aluval kelabu, latosol
coklat, latosol coklat kemerahan, latosol merah, podzolic merah kuning, regosol
coklat, regosol coklat kelabu, dan andosol coklat. Berdasarkan BPS (2012, 2013)
Jenis tanah di Kota Bogor didominasi oleh latosol coklat kemerahan dengan total
luas 8.496,35 ha. Rincian dari jenis tanah pada masing-masing kecamatan di
masing-masing Kota Bogor dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11 Jenis tanah per kecamatan di Kota Bogor
Kecamatan Aluval
kelabu
Latosol
coklat
Latosol
coklat
kemerahan
Latosol
merah
Podzolik
merah
kuning
Regosol
Andosol Coklat
Coklat
kelabu
Bogor Selatan 175,41 271,88 1.860,67 0 0 732,19 0 40,85
Bogor Timur 218,51 0 796,49 0 0 0 0 0
Bogor Utara 141,30 0 1.576,95 53,75 0 0 0 0
Bogor Tengah 162,82 0 650,18 0 0 0 0 0
Bogor Barat 397,63 0 1.928,61 0 26,35 0 85,27 847,14
Tanah Sareal 62,26 0 1.683,45 138,29 0 0 0 0
Jumlah 157,93 271,88 8.496,35 192,04 26,35 732,19 85,27 887,99
Sumber : BPS (2012, 2013)
Kecamatan Bogor Tengah memiliki jenis tanah latosol coklat kemerahan
seluas 650,18 ha dan aluval seluas 162,82 ha. Tekstur tanah agak kasar dan tingkat
kepekaan tanah terhadap erosi agak peka (BPS, 2012, 2013). Soepardi dalam Yayat
(2008) menyatakan tanah latosol mempunyai produktivitas yang baik dan relatif
subur daripada jenis tanah lainnya di Indonesia. Selain itu, granular yang terbentuk
dapat merangsang drainase dalam dengan baik sehingga memudahkan tanah
menyerap air. Balittan (2004) menjelaskan pada tanah yang relatif subur,
pertumbuhan tanaman akan relatif lebih baik.
21
Meskipun jenis tanah yang cukup subur ini dapat mendukung pertumbuhan
tanaman, tanaman dapat tumbuh dengan baik jika didukung oleh pemeliharaan yang
tepat. Selain itu, kondisi tanah yang mudah menyerap air akan memimalisir
genangan saat terjadi hujan. Pemeliharaan tanah berupa pemupukan juga harus rutin
dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah dan mempertinggi produktivitas tanah.
Struktur geologi di Kota Bogor terdiri dari aliran andesit, kipas aluvial,
endapan, tufa, dan lanau breksi dan secara umum kondisi geologi di Kota Bogor
adalah tufa (BPS, 2015)
Iklim
Kondisi iklim di Kota Bogor pada tahun 2014 memiliki suhu rata-rata tiap
bulan 21,0—33,9o C dengan suhu terendah dan tertinggi pada bulan Oktober 18,8o
C dan 36,1o C. Kelembaban udara di Kota Bogor cukup tinggi dengan rata-rata
73,8%—90,8%. Jumlah curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.000—4000
mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar 352,5—576,1 mm/bulan dengan curah
hujan terbesar terjadi bulan Agustus dan curah hujan minimum terjadi pada bulan
September (BPS, 2015)
Curah hujan yang cukup tinggi dapat menjadi potensi untuk ketersediaan air
tanaman dalam mendukung pertumbuhannya. Hal tersebut juga perlu diiringi
dengan perencaaan sistem drainase yang sesuai dengan kondisi area agar aliran
drainase dan peresapan air berjalan dengan baik dan lancar, serta dapat
meningkatkan kualitas lingkungan.
Kondisi Umum Taman
Luas ruang terbuka hijau (RTH) yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Kota Bogor sebesar 40,53 ha. RTH tersebut terdiri dari taman
atau taman sudut, lereng, lapangan, jalur hijau, median jalan, pulo jalan, kebun
pembibitan, bantaran sungai, dan hutan kota. Luasan terbesar berada pada jalur
hijau yaitu 198.053,77 m2 dan terkecil berupa kebun pembibitan, yaitu 4.818,04 m2
(DKP Kota Bogor).
Taman kota dan taman sudut merupakan RTH di Kota Bogor. Taman-
taman tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kota Bogor yang memiliki fungsi
ekologis, sosial, dan estetis. Taman-taman tersebut digunakan warga sebagai
tempat rekreasi, olahraga, interaksi sosial, dan kegiatan warga di ruang luar lainnya.
Selain itu, taman juga memiliki beberapa fungsi, yakni dapat mengurangi
pencemaran, meredam kebisingan, memperbaiki iklim mikro, menjadi area
resapan, serta menjadi penyangga sistem kehidupan dan kenyamanan. Luas taman
terbesar berada pada Kecamatan Bogor Tengah, yaitu 18,3 ha. Taman tersebut
terbagi menjadi taman aktif dan taman pasif. Taman kota umumnya dikelola oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, khususnya bidang pertamanan.
Rincian dan sebaran taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah yang dikelola oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 13,
Gambar 6, dan Lampiran 4.
22
Tabel 12 Daftar taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah yang dikelola oleh DKP
Kota Bogor
No Nama Taman Lokasi Luas (m2) Jenis Taman
1 Taman Sudut Kota
Pangrango
Kel. Babakan 1.820,26 Taman Sudut
2 Taman Kencana Kel. Babakan 4.795,56 Taman
3 Taman Sudut Kota
Lapangan Sempur pinggir
kali ciliwung / Taman
SkatePark
Kel. Sempur 1.307,00 Taman Sudut
4 Taman Ekspresi Sempur Kel. Sempur 2.500,00 Taman Lereng
5 Taman Peranginan jl.
Sudirman
Kel. Sempur 1.789,44 Taman
6 Taman interaksi sosial
warga kelurahan
Fasos/Fasum Jl. Ciremai
Ujung
Babakan 408,00 Taman
7 Taman Lingkungan
Malabar 1
Malabar 5.517,85 Taman
8 Taman interaksi sosial
warga kelurahan Taman
Fasos Fasum Jl. Malabar 2
Malabar 600,90 Taman
9 Taman Cipakancilan Bogor
Tengah
241,00 Taman
Sumber : DKP Kota Bogor
Gambar 6 Peta sebaran taman aktif yang dikelola oleh DKP Kota Bogor
23
1. Taman Cipakancilan
Taman Cipakancilan berlokasi di Jalan Veteran, Kelurahan Panaragan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Luas Taman Cipakacilan adalah 241 m2.
Taman Cipakancilan ramai pada pagi hingga siang hari. Taman ini berada di dekat
SDN Panaragan sehingga mayoritas pengunjung adalah orangtua murid yang
menunggu anaknya sekolah. Selain itu, taman ini juga berada di samping sungai
dan dapat menambah daya tarik tersendiri jika kondisi sungai bersih.
Kondisi Taman Cipakancilan saat ini cukup baik (Gambar 7). Fasilitas yang
ada di Taman Cipakancilan adalah tempat sampah, kursi taman, lampu, planter box,
dan permainan anak. Permasalahan yang terjadi pada Taman Cipakancilan adalah
perkerasan yang rusak, tanaman liar yang masih banyak tumbuh di sekitar taman,
vandalisme, beberapa permainan anak yang rusak dan berkarat, serta beberapa
pohon yang terkena penyakit.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 7 Taman Cipakancilan
2. Taman Peranginan
Taman Peranginan berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Pabaton,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Taman Peranginan terbagi menjadi dua
yaitu Taman Peranginan Atas dan Taman Peranginan Bawah dengan masing-
masing luasan yaitu 1.699,4 m2 dan 90 m2. Taman Peranginan Atas digunakan
untuk area berkumpul, bersantai, dan bermain permainan anak. Taman Peranginan
Bawah lebih banyak digunakan untuk area bermain permainan anak. Pengunjung
yang datang ke Taman Peranginan biasanya untuk menikmati pemandangan
Sungai Ciliwung dari atas lereng dan menikmati angin yang berhembus dengan
pepohonan yang rindang di Taman Peranginan.
Kondisi Taman Peranginan saat ini baik (Gambar 8). Fasilitas yang ada di
Taman Peranginan adalah tempat sampah, kursi taman, lampu taman, permainan
anak, dan planter box. Permasalahan yang terdapat pada Taman Peranginan adalah
kondisi perkerasan pada beberapa area masih kurang baik, area parkir pada Taman
Peranginan belum tersedia dengan baik sehingga para pengunjung yang
menggunakan kendaraan pribadi, khususnya motor seringkali menjadikan
pedestrian sebagai area parkir.
24
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 8 Taman Peranginan
3. Taman Ceremai Ujung
Taman Ceremai Ujung berlokasi di Jalan Ceremai Ujung, Kelurahan
Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Luas Taman Ceremai Ujung
adalah 408 m2. Taman Ceremai Ujung belum terlalu dikenal oleh masyarakat
karena lokasi yang cukup terpencil. Namun, taman ini tetap ramai dikungjungi oleh
masyarakat khususnya anak-anak untuk bermain permainan anak. Berdasarkan
pengamatan lapang, kondisi Taman Ceremai Ujung masih kurang terawat (Gambar
9). Hal ini terlihat pada banyaknya perkerasan yang rusak, tanaman liar yang
tumbuh di sekitar taman, dan beberapa fasilitas permainan anak yang rusak dan
berkarat. Selain itu, penerangan pada Taman Ceremai Ujung masih kurang,
sehingga taman terkesan remang-remang dan dapat memicu untuk dijadikan tempat
yang tidak baik.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 9 Taman Ceremai Ujung
4. Taman Kencana
Taman Kencana berlokasi di Jalan Ceremai Ujung, Kelurahan Babakan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor dengan luas 4.795,56 m2. Batasan Taman
Kencana adalah sebelah utara Jalan Pangrango, sebelah selatan kampus IPB,
sebelah timur Jalan Salak dan sebelah barat BPTK Bogor. Taman Kencana
merupakan salah satu taman peninggalan penjajahan kolonial belanda sehingga
taman ini memiliki nilai sejarah bagi Kota Bogor. Taman Kencana biasanya
dijadikan sebagai tempat berkumpul komunitas berbagai usia dari anak-anak,
remaja hingga dewasa. Pengunjung Taman Kencana ramai pada pagi dan sore hari,
khusunya hari libur. Lokasi Taman Kencana dikelilingi oleh jajanan dan tempat
makan sehingga area Taman Kencana juga dijadikan sebagai salah satu pusat
kuliner di Kota Bogor.
25
Kondisi Taman Kencana saat ini baik (Gambar 10). Fasilitas dan utilitas
yang ada di Taman Kencana adalah tempat sampah, papan nama, kursi taman,
lampu, planter box, dan air mancur. Permasalahan yang berada pada Taman
Kencana adalah sumber air yang ada tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga
penyiraman masih mengandalkan tangki mobil peniyiraman. Selain itu, terdapat
beberapa tanaman yang tidak berfungsi atau mati, serta adanya tindakan vandalisme
pada beberapa fasilitas.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 10 Taman Kencana
5. Taman Skate
Taman Skate berlokasi di Jalan Lebak Kantin, Kelurahan Sempur,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Taman Skate merupakan area yang dibuat
untuk komunitas pecinta skateboard. Pada taman ini, pengunjung dapat
menyalurkan hobinya dengan arena skate yang tersedia, menikmati pemandangan
Sungai Ciliwung, dan bermain permainan anak yang disediakan di taman ini.
Berdasarkan pengamatan, kondisi Taman Skate saat ini baik (Gambar 11). Fasilitas
yang ada di Taman Skate adalah tempat sampah, lampu, permainan anak, dan
planter box. Permasalahan yang terjadi pada taman ini adalah adanya tindakan
vandalisme pada beberapa fasilitas taman, serta beberapa area rumput mati dan
belum ada tindak lanjut terkait penyulaman.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 11 Taman Skate
6. Taman Ekspresi
Taman Ekspresi berlokasi di Jalan Sempur, Kelurahan Sempur, Kecamatan
Bogor Tengah, Kota Bogor dengan luas 3.611 m2. Taman Ekspresi merupakan
salah satu taman lereng di Kota Bogor. Taman Ekpresi didesain seperti teater
terbuka dengan bagian plaza cukup luas yang bisa digunakan sebagai panggung
26
dan tempat duduk berupa undak-undakan untuk menonton. Taman Ekspresi sering
digunakan oleh masyarakat untuk suatu acara dan kumpul komunitas. Kondisi
Taman Ekspresi saat ini baik (Gambar 12). Fasilitas dan utilitas yang ada di Taman
Ekpresi adalah musholla, papan nama, tempat sampah, lampu, dan planter box.
Permasalahan yang terjadi pada Taman Ekspresi adalah beberapa pohon baru yang
tidak tumbuh dikarenakan kurangnya perawatan.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 12 Taman Ekspresi
7. Taman Sudut Pangrango
Taman Pangrango berlokasi di Jalan Pangrango, Kelurahan Babakan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Taman Sudut Pangrango memiliki luas
1.820,3 m2. Taman ini sering digunakan oleh masyarakat untuk singgah menikmati
suasana Kota Bogor, bersantai, dan berkumpul. Taman ini memiliki sumber air
sendiri sehingga untuk penyiraman tidak perlu mengandalkan tangki mobil.
Kondisi Taman Sudut Pangrango saat ini baik dan tertata (Gambar 13). Fasilitas
yang ada di taman ini adalah tempat sampah, lampu, permainan dan planter box.
Area parkir di taman ini cukup kecil dan hanya dapat digunakan oleh motor.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 13 Taman Sudut Pangrango
8. Taman Malabar 1
Taman Malabar 1 berlokasi di Jalan Taman Malabar, Kelurahan Babakan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Luas Taman Malabar 1 adalah 5.517,85
m2. Taman Malabar 1 memiliki luas yang terbesar dibandingkan dengan taman aktif
lainnya di Kecamatan Bogor Tengah sehingga seringkali taman ini digunakan
sebagai pilihan tempat berkumpul kelompok atau komunitas. Selain itu, taman ini
juga digunakan untuk olahraga karena terdapat jalur terapi berupa batu kerikil yang
27
ditata sedemikian rupa di atas tanah dan jalur untuk lari (jogging track) yang
mengelilingi Taman Malabar 1.
Kondisi Taman Malabar 1 cukup baik (Gambar 14). Fasilitas yang ada di
Taman Malabar 1 adalah kursi taman, lampu, permainan anak, dan planter box.
Permasalahan yang terdapat pada Taman Malabar 1 adalah tampat sampah yang
belum tersedia, kondisi permainan anak rusak, kondisi jogging track kurang baik
karena saat hujan turun, air menjadi menggenang, serta peletakan tanaman yang
cukup banyak pada Taman Malabar 2 masih tidak beraturan dan tidak diiringi
dengan pemeliharaan yang intensif seperti penyiramanan dan pemangkasan,
sehingga banyak tanaman yang layu dan tidak tumbuh.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 14 Taman Malabar 1
9. Taman Malabar 2
Taman Malabar 2 berlokasi di Jalan Malabar, Kelurahan Babakan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Luas Taman Malabar 2 adalah 600,9 m2.
Meskipun luas taman ini kecil, namun taman ini tetap ramai dikunjungi oleh anak-
anak yang ingin bermain permainan anak, seperti ayunan, perosotan, dan jungkat-
jungkit dengan didampingi oleh orang tuanya. Taman Malabar 2 juga memiliki jalur
refleksi berupa kerikil kecil yang ditata di atas tanah.
Kondisi Taman Malabar 2 saat ini baik (Gambar 15). Fasilitas yang ada di
Taman Malabar 2 adalah kursi taman, lampu, permainan anak, dan tempat sampah.
Kondisi fasilitas Taman Malabar 2 baik, karena berdasarkan pengamatan, belum
terdapat permainan anak yang rusak. Tanaman di Taman Malabar 2 tidak terlalu
banyak sehingga tidak memerlukan pemeliharaan tanaman yang intensif
dibandingkan taman-taman lainnya.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 15 Taman Malabar 2
28
Vegetasi
Vegetasi yang berada di Kota Bogor, khususnya dalam taman aktif di
Kecamatan Bogor Tengah, berbeda-beda tiap tamannya (Lampiran 5). Perbedaan
vegetasi dapat dilihat baik dari jenis maupun jumlah vegetasi. Jenis dan jumlah
vegetasi pada masing-masing taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah dapat dilihat
pada Tabel 13 hingga Tabel 21.
Tabel 13 Vegetasi Taman Kencana
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Artocarpus heterophyllus Nangka 2 Pohon
2 Agalia odorata Culan 8 pohon
3 Bauhinia purpurea Kupu-kupu 8 Pohon
4 Delonix regia Flamboyan 3 Pohon
5 Elais gunensis Palem raja 7 Pohon
6 Jacaranda mimosifolia Jakaranda 7 Pohon
7 Leucaena leucocephala Petai cina 2 Pohon
8 Mangifera indica Mangga 1 Pohon
9 Tabebuia chrysanta Tabebuya 26 Pohon
10 Terminalia mantally Ketapang kencana 7 Pohon
11 Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai 5 Pohon
Ground cover dan semak
1 Arachis pintoii Kacang-kacangan 158,50 m2
2 Axonopus compressus Rumput 2.042,77 m2
3 Calathea loseneri Kalatea hijau 22,83 m2
4 Calathea omata Kalatea 95,25 m2
5 Canna generelis striatus Kana Variegata 92,50 m2
6 Chlorophytum amaniense Palisota 36,42 m2
7 Coleus sp. Koleus 35,92 m2
8 Cordyline fruticosa Hanjuang 41,30 m2
9 Costus woodsonii Pacing 32,07 m2
10 Cuphea hyssopyfolia Cupea 127,04 m2
11 Heliconia golden torch Helikonia/Pisang hias 36,59 m2
12 Hymenocallis speciosa Bakung 149,87 m2
13 Portulaca grandiflora Sutra bombay putih 93,44 m2
Tabel 14 Vegetasi Taman Malabar 2
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Cerbera manghas Bintaro 4 Pohon
2 Lagerstromia speciosa Bungur 4 Pohon
3 Pterocarpus indicus Angsana 2 Pohon
4 Roystonea regia Palem raja 6 Pohon
Ground cover
1 Axonopus compressus Rumput gajah 121,08 m2
Tabel 15 Vegetasi Taman Ekspresi
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Artocarpus heterophyllus Nangka 2 Pohon
2 Callistemon viminalis Sikat botol 4 Pohon
3 Ceiba petandra Kapuk 1 Pohon
29
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
4 Chimonobambusa Quadrangularis Bambu 5 Pohon
5 Cinnamomun burmanii Kayu manis 3 Pohon
6 Delonix regia Flamboyan 4 Pohon
7 Dillenia indica Sempur 1 Pohon
8 Eucalyptus deglupta Kayu putih rainbow 5 Pohon
9 Ficus benjamina Beringin 2 Pohon
10 Mimusops elengi Tanjung 1 Pohon
11 Moringa oleifera Kelor laut 5 Pohon
12 Pterocarpus indicus Angsana 1 Pohon
13 Schizolobium parahibium Parihiba 19 Pohon
14 Swietenia mahogani Mahoni 4 Pohon
15 Sygyzium oleina Pucuk merah 9 Pohon
16 Terminalia catappa Ketapang kencana 15 Pohon
Ground cover dan semak
1 Axonopus compressus Rumput gajah 1.711,67 m2
2 Crinum sp. Bakung 6,10 m2
3 Ctenanthe oppenheimiana 'Tricolor' Never never plant 6,10 m2
4 Iresine herbstii Simbang darah 16,30 m2
5 Murraya paniculata Muraya 126.22 m2
6 Ruellia malacosperma 'Dwarf' Ruelia 36,00 m2
7 Schefflera arboricola variegata Wali songo hijau
belang kuning
9,23 m2
Tabel 16 Vegetasi Taman Pangrango No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Bauhinia purpurea Kupu-kupu 1 Pohon
2 Caesalpinia pulcherrima Kembang merak 2 Pohon
3 Canarium commune Kenari 2 Pohon
4 Ceiba pentandra Kapuk 1 Pohon
5 Chimonobambusa Quadrangularis Bambu 1 Pohon
6 Ficus benjamina Beringin 3 Pohon
7 Ficus lyrata Biola cantik 1 Pohon
8 Gnetum gnemon Melinjo 1 Pohon
9 Manilkara kauki Sawo kecik 1 Pohon
10 Muntingia calabura Kersen 1 Pohon
11 Podocarpus neriifolius Ki putri 2 Pohon
12 Roystonea regia Palem raja 5 Pohon
13 Swietenia macrophylla Mahoni 2 Pohon
14 Syzygium aqueum Jambu air 1 Pohon
15 Syzygium cumini Jamblang 1 Pohon
Ground cover dan semak
1 Acalypha microphylla Teh-tehan 6,56 m2
2 Arachis pintoi Kacang-kacangan 5,45 m2
3 Axonopus compressus Rumput gajah 480,09 m2
4 Bougenviile spectabilis Bugenvil 42,00 m2
5 Canna generelis striatus Kana Variegata 20,00 m2
6 Colifa Brokoli 7,99 m2
7 Cordyline fruticosa Hanjuang merah 1,80 m2
8 Cuphea hyssopyfolia Taiwan beauty 21,30 m2
9 Furcrea gigantea Agave kuning 2,00 m2
10 Iresine herbstii Simbang darah 1,20 m2
11 Ixora sp. Soka 2,00 m2
12 Ruellia malacosperma 'Dwarf' Ruelia 5,45 m2
Lanjutan Tabel 15
30
Tabel 17 Vegetasi Taman Cipakancilan
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Canarium commune Kenari 1 Pohon
2 Delonix regia Flamboyan 1 Pohon
3 Diospyros blancoi Bisbul 1 Pohon
4 Ficus lyrata Biola cantik 2 Pohon
5 Mangifera indica Mangga 4 Pohon
6 Muntingia calabura Kersen 1 Pohon
7 Pterocarpus indicus Angsana 3 Pohon
8 Swietenia macrophylla Mahoni 8 Pohon
9 Syzygium aqueum Jambu air 1 Pohon
10 Tabebuia chrysanta Tabebuya 2 Pohon
Ground cover dan Semak
1 Axonopus compressus Rumput gajah 140,56 m2
2 Arachis pintoi Kacang-kacangan 30,40 m2
3 Canna generelis striatus Kana Variegata 4,75 m2
4 Iphomea batatas Ubi jalar 25,42 m2
5 Neomarica longifolia Iris kuning 0,98 m2
6 Ruellia malacosperma 'Dwarf' Ruelia 4,16 m2
7 Sansevieria Lidah mertua 0,98 m2
8 Iresine herbstii Simbang darah 6,90 m2
Tabel 18 Vegetasi Taman Ceremai Ujung
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Adenanthera pavonia Saga 1 Pohon
2 Canarium commune Kenari 1 Pohon
3 Cinnamomum verum Kayu manis 3 Pohon
4 Delonix regia Flamboyan 5 Pohon
5 Elaeis guineensis Sawit 3 Pohon
6 Pterocarpus indicus Angsana 2 Pohon
7 Swietenia mahogani Mahoni 17 Pohon
Ground cover dan semak
1 Axonopus compressus Rumput gajah 38,18 m2
2 Dreacaena fragrans Hanjuang 17,07 m2
3 Ruellia malacosperma 'Dwarf' Ruelia 15,90 m2
Tabel 19 Vegetasi Taman Skate
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Ficus lyrata Biola cantik 4 Pohon
2 Leucaena leucocephala Petai cina 2 Pohon
3 Tabebuia chrysanta Tabebuya 2 Pohon
4 Swietenia mahogani Mahoni 6 Pohon
5 Pterocarpus indicus Angsana 1 Pohon
Ground cover dan semak
1 Axonopus compressus Rumput 329,9 m2
2 Cordyline terminalis 'Rededge' Hanjuang merah 28,5 m2
3 Crinum sp. Bakung 21,0 m2
4 Ctenanthe oppenheimiana 'Tricolor' Never never plant 9,0 m2
5 Ruellia malacosperma 'Dwarf' Ruelia 14,0 m2
31
Tabel 20 Vegetasi Taman Peranginan
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Canarium commune Kenari 5 Pohon
2 Cerbera manghas Bintaro 3 Pohon
3 Delonix regia Flamboyan 4 Pohon
4 Ficus benjamina Beringin 1 Pohon
5 Pterocarpus indicus Angsana 4 Pohon
6 Roystonea regia Palem raja 16 Pohon
7 Samanea saman Trembesi 5 Pohon
8 Swietenia macrophylla Mahoni 16 Pohon
9 Tabebuia chrysanta Tabebuya 16 Pohon
10 Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai 4 Pohon
Ground cover dan semak
1 Axonopus compressus Rumput 1.038,00 m2
2 Dreacaena fragrans Hanjuang 26,05 m2
3 Neomarica longifolia Iris kuning 112,7 m2
Tabel 21 Vegetasi Taman Malabar 1
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
Pohon
1 Amherstia nobilis Bunga ratu 1 Pohon
2 Bauhinia purpurea Kupu-kupu 3 Pohon
3 Bixa arborea Kesumba 1 Pohon
4 Callistemon viminalis Sikat botol 22 Pohon
5 Canarium commune Kenari 3 Pohon
6 Cerbera manghas Bintaro 2 Pohon
7 Cocos nucifera Kelapa 1 Pohon
8 Delonix regia Flamboyan 3 Pohon
9 Ficus benjamina Beringin 1 Pohon
10 Jacaranda mimosifolia Jakaranda 3 Pohon
11 lagerstroemia speciosa Bungur 1 Pohon
12 Mangifera indica Mangga 2 Pohon
13 Maniltoa grandiflora Sapu tangan 1 Pohon
14 Mimusops elengi Tanjung 7 Pohon
15 Morinda citrifolia Mengkudu 2 Pohon
16 Ochna serrulata Mickey mouse 1 Pohon
17 Oleina syzygium Pucuk merah 175 Pohon
18 Plumeria alba Kamboja 5 Pohon
19 Polyalthia fragrans Glodogan tiang 3 Pohon
20 Polyalthia longifolia Glodogan bulat 3 Pohon
21 Pterocarpus indicus Angsana 4 Pohon
22 Spethodea campanulata Kecrutan 3 Pohon
23 Tabebuia chrysanta Tabebuya 32 Pohon
24 Thuja orientalis Cemara kipas 8 Pohon
Ground cover dan semak
1 Acalypha microphylla Teh-tehan 44,09 m2
2 Axonopus compressus Rumput 3.489,91 m2
3 Bougainvillea sp. Bugenvil 1,20 m2
4 Canna generelis striatus Kana Variegata 0,50 m2
5 Celosia sp. Jengger ayam 5,80 m2
6 Codiaeum variegatum Puring 5,00 m2
7 Crinum sp. Bakung 18,66 m2
8 Heliconia golden torch Helikonia/Pisang hias 2,60 m2
9 Hibiscus rosa-sinensis Kembang sepatu 8,66 m2
10 Ixora sp. Soka 21,6 m2
32
No Nama latin Nama lokal Jumlah Satuan
11 Jasminum officinale Melati 16,1 m2
12 Mussaenda pubescens Nusa indah 5,90 m2
13 Philodendron sp. Daun pilo 4,50 m2
14 Ruellia tuberosa Kencana Ungu 7,10 m2
15 Widelia biflora Seruni rambat 52,35 m2
Aspek Sosial
Kependudukan
Penduduk Kota Bogor pada tahun 2014 sebanyak 1.030.720 orang. Jumlah
penduduk tersebut terdiri dari 523.479 orang laki-laki dan 507.241 orang
perempuan. Jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2014 bertambah banyak jika
dibandingkan dengan tahun 2013. Jumlah penduduk pada tahun 2014 bertambah
17.701 orang atau meningkat sebanyak 1,75%. Kepadatan penduduk di Kota Bogor
pada tahun 2013 mencapai 8.698 orang per km2 dengan luas wilayah 118,50 km2
(BPS, 2015).
Karakteristik Pengunjung
Kuisioner disebar terhadap 30 responden pada tiap taman. Taman yang
diambil sebagai sampel adalah Taman Cipakancilan, Taman Peranginan dan Taman
Malabar I. Berdasarkan hasil kuisioner diketahui bahwa pengunjung Taman
Malabar mayoritas 70 % pelajar dengan usia 18—24, dan pendidikan terakhir SMA.
Taman Malabar lebih banyak dikunjungi pada waktu sore hari. Hal itu terjadi
karena pelajar banyak yang datang setelah pulang sekolah untuk berkumpul
bersama teman-temannya.
Pengunjung Taman Cipakancilan mayoritas ibu rumah tangga (33%)
dengan usia 25—55 tahun, dan pendidikan terakhir SMA. Orang tua murid datang
ke taman ini hampir setiap hari untuk mengantar dan menunggu anaknya sekolah.
Hal tersebut terjadi karena Taman Cipakancilan dekat dengan Sekolah Dasar
Negeri Panaragan. Mayoritas pengunjung datang pada pagi hari.
Pengunjung Taman Peranginan lebih bervariasi, tetapi mayoritas
pengunjung adalah pelajar (47%) dengan usia 13—18 tahun, dan berpendidikan
terakhir SMA. Sebagian besar pengunjung Taman Peranginan datang pada siang
hari untuk mendapatkan suasana yang teduh. Pengunjung pun biasanya datang
untuk menikmati pemandangan di sekitar taman. Pohon-pohon besar yang rindang
di Taman Peranginan menjadikan taman ini tetap sejuk pada waktu siang hari.
Tujuan pengunjung datang di ketiga taman tersebut, sebagian besar adalah
untuk berkumpul dan bertemu dengan teman serta mengisi waktu luang. Biaya yang
dikeluarkan untuk pergi ke taman-taman tersebut tidak banyak, yaitu sebesar Rp
0—Rp 15.000,00. Biaya tersebut digunakan untuk transportasi, makan, dan minum.
Sebanyak 47% pengunjung menyatakan pemeliharaan Taman Peranginan cukup
baik, sebanyak 40% menyatakan pemeliharaan Taman Malabar baik, dan sebanyak
57% menyatakan pemeliharaan Taman Cipakancilan cukup baik. Pemeliharaan
taman dilakukan setiap hari secara rutin oleh petugas DKP Kota Bogor.
Lanjutan Tabel 21
33
Persepsi pengunjung terhadap kondisi taman, aksesibilitas, kenyamanan,
keindahan, kebersihan
Persepsi pengunjung terhadap kelima aspek sebagian besar menyatakan
cukup. Kelima aspek tersebut adalah kondisi taman, kenyamanan, aksesibilitas,
keindahan/pemandangan, dan kebersihan. Berikut ini persepsi pengunjung terhadap
kelima aspek pada masing-masing taman.
1. Taman Cipakancilan
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 16 Aksesibilitas (a), kondisi taman (b), kenyamanan (c), keindahan (d),
dan kebersihan (e) Taman Cipakancilan
Gambar 16 menunjukkan bahwa pengunjung Taman Cipakancilan sebagian
besar mengatakan kondisi taman, keindahan, kenyamanan, dan kebesihan dalam
kategori cukup. Luas Taman Cipakancilan tidak terlalu luas dan memiliki beberapa
pohon besar. Kondisi ini membuat Taman Cipakancilan terasa sejuk dan cukup
nyaman. Letak Taman Cipakancilan yang dekat dengan sungai dapat menjadi daya
tarik sendiri dari aspek pemandangan atau keindahan. Namun, sungai yang tidak
bersih dapat menjadi salah satu alasan aspek kebersihan taman ini masih kurang.
Pedagang juga masih banyak yang membuang sampah langsung ke sungai. Semak-
semak juga terlihat tidak tersusun rapi, seperti masih ada tanaman liar dan
perkerasan yang rusak. Aksesibiltas Taman Cipakancilan menurut 40% pengunjung
3% 0%17%
40%
40%
Aksesibilitas
Sangat sulit
Sulit
Cukup mudah
Mudah
Sangat mudah
0%
10%
63%
27%
0%Kondisi taman
Sangat tidak bagus
Tidak bagus
Cukup bagus
Bagus
Sangat bagus
3% 7%
56%
27%
7%Kenyamanan
Sangat tidak nyaman
Tidak nyaman
Cukup nyaman
Nyaman
Sangat nyaman
3%
23%
50%
17%
7% Pemandangan
Sangat tidak indah
Tidak indah
Cukup indah
Indah
Sangat indah
0%20%
57%
20%
3% Kebersihan
Sangat tidak bersih
Tidak bersih
Cukup bersih
Bersih
Sangat bersih
34
sangat mudah untuk diakses. Hal ini dapat dilihat dengan letak taman yang berada
di samping jalan raya, yang menyebabkan akses ke taman ini tidak sulit. Taman
Cipakancilan dapat diakses dengan kendaraan pribadi seperti kendaraan roda
empat, roda dua, dan dengan angkutan umum.
2. Taman Peranginan
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 17 Aksesibilitas (a), kondisi taman (b), kenyamanan (c), keindahan (d),
dan kebersihan (e) Taman Peranginan
Gambar 17 menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung mengatakan
kondisi taman bagus (50%), nyaman (73%), dan indah (53%). Letak Taman
Peranginan yang berada di atas lereng dan menghadap pemandangan sungai
menjadi salah satu tempat favorit untuk dinikmati panoramanya. Pohon-pohon yang
rindang disertai angin yang berhembus di taman ini juga menambah kenyamanan
para pengunjung. Hal tersebut membuat banyak pengunjung berdatangan dari
semua kalangan, tidak hanya pelajar. Dalam aspek kebersihan, sebanyak 57%
menyatakan taman cukup bersih karena masih ada sampah dedaunan yang tidak
tersapu dan perkerasan yang rusak.
0% 0%
30%
47%
23%
Aksesibilitas
Sangat sulit
Sulit
Cukup mudah
Mudah
Sangat mudah
0% 0%
37%
50%
13%Kondisi taman
Sangat tidak bagus
Tidak bagus
Cukup bagus
Bagus
Sangat bagus
0%
0%
17%
73%
10%
Kenyamanan
Sangat tidak nyaman
Tidak nyaman
Cukup nyaman
Nyaman
Sangat nyaman
0% 0%
34%
53%
13%
Pemandangan
Sangat tidak indah
Tidak indah
Cukup indah
Indah
Sangat indah
3% 3%
57%
34%
3%Kebersihan
Sangat tidak bersih
Tidak bersih
Cukup bersih
Bersih
Sangat bersih
35
Aksesibilitas Taman Peranginan juga sangat terjangkau karena berada di
pinggir jalan utama, yaitu Jalan Sudirman. Taman Peranginan juga dapat diakses
dengan kendaraan pribadi seperti kendaraan roda empat, roda dua, serta dengan
angkutan umum.
3. Taman Malabar
(a) (b)
(b) (d)
(e)
Gambar 18 Aksesibilitas (a), kondisi taman (b), kenyamanan (c), keindahan (d),
dan kebersihan (e) Taman Malabar
Gambar 18 menunjukkan bahwa pengunjung Taman Malabar sebagian
besar memberi penilaian dengan kategori cukup. Kategori itu terkait dengan aspek
kondisi taman (60%), kenyamanan (50%), kebersihan (43%), dan keindahan (43%).
Taman Malabar berada di tengah pemukiman sehingga jauh dari kebisingan. Hal
ini membuat Taman Malabar nyaman untuk tempat bersantai serta berkumpul
dengan teman. Luas yang besar juga menjadi potensi pada taman ini karena sering
digunakan untuk tempat berkumpul komunitas, mahasiswa, atau pelajar. Terkait
dalam hal aksesibiltas menuju taman, sebanyak 60% pengunjung mengatakan
mudah. Letak Taman Malabar pun berada di tengah kota dan tidak sulit untuk
menuju taman.
0% 0%
23%
60%
17%
Aksesibilitas
Sangat sulit
Sulit
Cukup mudah
Mudah
Sangat mudah
0%
10%
60%
23%
7% Kondisi taman
Sangat tidak bagus
Tidak bagus
Cukup bagus
Bagus
Sangat bagus
0%10%
50%
37%
3% Kenyamanan
Sangat tidak nyaman
Tidak nyaman
Cukup nyaman
Nyaman
Sangat nyaman
0% 10%
43%40%
7%
Pemandangan
Sangat tidak indah
Tidak indah
Cukup indah
Indah
Sangat indah
0%20%
44%
33%
3% Kebersihan
Sangat tidak bersih
Tidak bersih
Cukup bersih
Bersih
Sangat bersih
36
Persepsi pengunjung terhadap sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang disediakan pada ketiga sampel taman sebagian
besar dikatakan cukup memadai. Hal itu dikarenakan fasilitas taman masih banyak
yang rusak. Alangkah baiknya jika beberapa fasilitas (hard material) yang terdapat
pada taman-taman di Kota Bogor lebih diperhatikan. Fasilitas yang rusak
hendaknya dapat segera diperbaiki atau dilakukan pengecatan ulang secara rutin.
Pemeliharaan taman juga tidak hanya berfokus pada tanaman (soft material), tetapi
juga elemen keras (hard material). Berdasarkan persepsi pengunjung, fasilitas yang
perlu ditambahkan adalah toilet pada setiap lokasi taman. Fasilitas toilet memang
tidak semua taman memilikinya, dikarenakan beberapa taman berukuran kecil. Di
taman-taman yang terdapat toilet perlu adanya pemeliharaan yang lebih intensif
untuk kebersihan toilet. Kendala lainnya adalah anggaran biaya dari DKP Kota
Bogor yang kurang memadai. Berikut persepsi pengujung terhadap beberapa taman
aktif yang ada di Kecamatan Bogor Tengah.
1. Taman Cipakancilan
(a)
(b) (c) (d)
(e) (f) (g)
Gambar 19 Fasilitas taman (a), bangku (b), lampu (c), tempat sampah (d),
permainan anak (e), perkerasan (f), bak tanaman (g) Taman Cipakancilan
0%
27%
43%
27%
3% Fasilitas
Sangat tidak memadai
Tidak memadai
Cukup memadai
Memadai
Sangat memadai
0%
7%
53%
37%
3%
Bangku
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
3%
23%
34%
40%
0%
Lampu
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
10%
20%
36%
27%
7%
Tempat sampah
Sangat tidak
baik
Tidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
7%17%
46%
20%
10%
Permainan anak
Sangat tidak
baik
Tidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
7%
17%
53%
23%
0%
Perkerasan
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
10%
17%
53%
20%
0%
Bak tanaman
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
37
Menurut pengunjung fasilitas yang ada di Taman Cipakancilan cukup
memadai (43%) (Gambar 19). Hal ini berarti bahwa fasilitas tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan para pengunjung. Kondisi fasilitas (hard material) seperti
bangku, tempat sampah, perkerasan (paving), dan bak tanaman (planter box) secara
keseluruhan cukup baik. Semua fasilitas tersebut ada, tetapi jumlahnya terbatas dan
beberapa mengalami kerusakan. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah bangku dan
tempat sampah. Sebanyak 40% pengunjung mengatakan lampu taman baik karena
jumlah dan kondisinya tidak mengalami kerusakan serta masih mampu menerangi
taman pada malam hari.
2. Taman Peranginan
Menurut pengujung terhadap fasilitas yang ada di Taman Cipakancilan
cukup memadai dengan presentase 50 %. Sebagian besar pengunjung mengatakan
fasilitas seperti bangku, lampu dan tempat sampah baik sedangkan permainan anak,
perkerasan dan bak tanaman cukup baik (Gambar 20). Permainan anak masih
kurang memadai jumlahnya. Sebagian perkerasan rusak sehingga dapat mengurangi
keindahan dari taman itu sendiri.
(a)
(b) (c) (d)
(e) (f) (g)
Gambar 20 Fasilitas taman (a), bangku (b), lampu (c), tempat sampah (d),
permainan anak (e), perkerasan (f), bak tanaman (g) Taman Peranginan
0%7%
50%40%
3%Fasilitas
Sangat tidak memadai
Tidak memadai
Cukup memadai
Memadai
Sangat memadai
0% 7%
13%
67%
13%
Bangku
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
0%3%
33%
47%
17%
Lampu
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
0% 7% 13%
57%
23%
Tempat sampah
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
0%
3%
64%
30%
3%
Permainan anak
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
3%
13%
44%
33%
7%
Perkerasan
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
0% 10%
43%37%
10%
Bak tanaman
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
38
3. Taman Malabar
Menurut pengunjung fasilitas yang ada di Taman Cipakancilan cukup
memadai (43%). Sebagian besar pengunjung mengatakan fasilitas seperti bangku,
lampu, dan bak tanaman baik, sedangkan permainan anak, perkerasan, dan tempat
sampah tidak baik (Gambar 21). Permainan anak yang terdapat di taman rusak
sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh pengunjung. Tempat sampah masih kurang
dan perkerasan untuk jogging track rusak. Jika turun hujan, air akan menggenang
pada jalur jogging track.
(a)
(b) (c) (d)
(e) (f) (g)
Gambar 21 Fasilitas taman (a), bangku (b), lampu (c), tempat sampah (d),
permainan anak (e), perkerasan (f), bak tanaman (g) Taman Malabar
Persepsi pengunjung terhadap kondisi tanaman
Kondisi tanaman pada kedua sampel taman di Kecamatan Bogor Tengah
adalah baik kecuali Taman Cipakancilan cukup baik seperti yang dapat dilihat pada
gambar 22, 23, dan 24. Beberapa pengunjung mengatakan kondisi tanaman tidak
baik. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa tanaman liar yang tidak terurus,
sehingga tanaman menjadi mati. Beberapa pohon di Taman Cipakancilan juga
terkena penyakit dan belum terdapat tindakan lebih lanjut pada pohon-pohon
tersebut.
0%
27%
43%
27%
3%Fasilitas
Sangat tidak memadai
Tidak memadai
Cukup memadai
Memadai
Sangat memadai
0%3%
40%47%
10%
Bangku
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
3%
27%
27%
33%
10%
Lampu
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
17%
53%
10%
17%3%
Tempat sampahSangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
23%
57%
10%
7%3%
Permainan anak
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
10%
40%27%
20%
3%
Perkerasan
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
3%
30%
13%
44%
10%
Bak tanaman
Sangat tidak
baikTidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
39
Persepsi masyarakat terhadap keberadaan tanaman bervariasi. Pengunjung
mengatakan sebanyak 47 % tanaman yang ada di Taman Cipakancilan sudah
memadai, sebanyak 57 % mengatakan tanaman yang ada di Taman Peranginan
memadai, dan sebanyak 47% mengatakan tanaman yang di Taman Malabar sangat
memadai. Tetapi, pada penanaman di Taman Malabar masih kurang teratur.
Tanaman di Taman Malabar cukup banyak, tetapi tidak diiringi dengan
pemeliharaan yang intensif seperti penyiramanan dan pemangkasan. Hal ini
menyebabkan banyak tanaman yang layu dan tidak tumbuh.
1. Taman Cipakancilan
Gambar 22 Kondisi tanaman di Taman Cipakancilan
2. Taman Peranginan
Gambar 23 Kondisi tanaman di Taman Peranginan
3. Taman Malabar
Gambar 24 Kondisi tanaman di Taman Malabar
0%3%
54%33%
10%
Kondisi tanaman
Sangat tidak baik
Tidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
0%
13%
40%
47%
0%Jumlah Tanaman
Sangat tidak memadai
Tidak memadai
Cukup memadai
Memadai
Sangat memadai
0% 0%
40%
53%
7%Kondisi tanaman
Sangat tidak baik
Tidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
0% 0%
57%40%
3%JumlahTanaman
Sangat tidak memadai
Tidak memadai
Cukup memadai
Memadai
Sangat memadai
0%
17%
33%43%
7%Kondisi tanaman
Sangat tidak baik
Tidak baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
3%
10%
40%
47%
0%
Jumlah Tanaman
Sangat tidak memadai
Tidak memadai
Cukup memadai
Memadai
Sangat memadai
40
Aspek Pemeliharaan Lanskap
Pemeliharaan Ideal
Rachman dalam Zoraida (2005) mengatakan bahwa pemeliharaan ideal
merupakan pemeliharaan untuk mencapai tujuan semula. Hal yang dimaksudkan
adalah memelihara program kegiatan, memelihara fungsi dan nilai-nilai agar tetap
sesuai dengan desain dalam perencanaan. Menurut Arifin dan Arifin (2005),
pemeliharaan ideal akan berjalan baik bila didukung oleh upaya sebagai berikut:
1. perencanaan dan perancangan taman dengan pola sederhana sehingga
memudahkan pemeliharaan fisik;
2. penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen lunak,
hendaknya yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian
atau penyulaman tanaman;
3. pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan
perkerasan yang sesuai;
4. pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di
dalam taman selalu lancar;
5. perlengkapan taman yang memadai, meliputi penerangan lampu pada
malam hari, jaringan utilitas yang ada di bawah tanah direncanakan dengan
baik (saluran drainase, pipa-pipa ledeng, sprinkler, kabel listrik dan telepon,
serta pipa gas) sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanah.
Pemeliharaan ideal dilakukan terhadap elemen-elemen taman baik elemen
keras (hardscape) maupun elemen lunak (softscape). Penerapan pemeliharaan ideal
yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor adalah
pemasangan papan penanda atau signage. Papan penanda ini berisi larangan
membuang sampah sembarangan, larangan menginjak rumput, dan larangan
berjualan (Gambar 25). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada elemen pembentuk taman yang dilakukan oleh pengunjung serta menjaga agar
kondisi taman tetap terjaga dengan baik.
Gambar Penanda
Taman-taman aktif di Kecamatan Kota Bogor juga sering dimanfaatkan
masyarakat untuk berkumpul dan mengadakan suatu acara. Taman-taman tersebut
adalah Taman Kencana dan Taman Ekspresi. Masyarakat tidak perlu membayar
untuk menggunakan taman tersebut, tetapi hanya perlu melaporkan jadwal dan
Gambar 25 Penanda atau rambu taman
41
kegunaan peminjaman taman pada DKP Kota Bogor. Jadwal peminjaman bertujuan
untuk mengontrol penggunaan taman. Terdapat aturan dalam peminjaman, yaitu
tetap menjaga kenyamanan dan kebersihan selama kegiatan berlangsung serta tidak
merusak elemen taman yang ada sehingga taman akan tetap terjaga
keberlanjutannya.
Pemeliharaan Fisik
Penyiraman
Penyiraman tanaman sangat diperlukan untuk memudahkan perakaran
tanaman menyerap larutan hara yang tersedia di dalam tanah. Selain itu,
penyiraman dapat meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah kelayuan
tanaman akibat proses evapotranspirasi (Arifin dan Arifin, 2005). Kegiatan
penyiraman di Kota Bogor dilakukan oleh tim penyiraman. Tim penyiraman terbagi
menjadi empat berdasarkan cakupan wilayah per kecamatan dan jumlah mobil
tangki yang dimiliki oleh DKP Kota Bogor. Jumlah mobil tangki yang dimiliki oleh
DKP Kota Bogor adalah empat buah dengan kapasitas daya tampung air sebesar
5000 liter dan 4000 liter. Mobil tangki dilengkapi dengan selang ±100 m dan mesin
untuk memompa air. Pembagian wilayah penyiraman lanskap taman Kota Bogor
adalah dua tim berada di Kecamatan Bogor Tengah, satu tim berada Kecamatan
Bogor Barat, Kecamatan Tanah Sareal, dan Kecamatan Bogor Utara, serta satu tim
berada Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Selatan. Setiap tim
bertanggung jawab untuk menyiram seluruh ruang terbuka hijau (RTH) pada setiap
cakupan wilayahnya. Setiap tim difasilitasi dengan satu tangki mobil penyiraman
dengan seorang supir dan penyiram tanaman.
Kegiatan penyiraman lanskap taman Kota Bogor, khususnya Kecamatan
Bogor Tengah, dimulai dari pagi hari pukul 7.00 hingga pukul 10.00. Jika waktu
telah menunjukan pukul 10.00, kegiatan penyiraman akan diberhentikan. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya luka bakar pada tanaman. Kegiatan
penyiraman akan dilanjutkan sore atau malam hari pada area yang belum
mendapatkan penyiraman. Melihat kondisi kelembaban kota Bogor yang tinggi
yaitu di atas 70% dengan rata-rata 73,8%—90,8%, kegiatan penyiraman sebaiknya
dilakukan pada pagi hari untuk menghindari berkembangnya jamur atau cendawan
(Lestari, 2015). Menurut Arifin dan Arifin (2005), waktu penyiraman memang
dapat dilakukan kapan pun, tetapi terdapat hal yang perlu diperhatikan saat
menyiram pada siang hari. Penyiraman pada tanaman dengan daun lebar sebaiknya
dilakukan langsung pada permukaan tanah, tidak pada daun tanaman karena
penyiraman secara langsung pada daun tanaman di siang hari dapat menyebabkan
suhu permukaan daun meningkat dan lebih tinggi dari suhu udara di sekitarnya
sehingga daun dapat mengalami luka bakar (gosong).
Alat yang digunakan dalam kegiatan penyiraman di Kecamatan Bogor
Tengah adalah mobil tangki dengan kapasitas 5000 liter dan 4000 liter. Pada musim
hujan, kegiatan penyiraman dapat menghabiskan air 5000 liter per hari dengan
bahan bakar untuk mobil 20 liter per hari dan mesin pemompa air untuk penyiraman
4 liter per hari. Pada musim kemarau, penggunaan bahan bakar dapat meningkat 4-
5 kali lipat.
42
Sumber air untuk mengisi tangki mobil di Kecamatan Bogor Tengah cukup
terjangkau. Sumber air berasal dari kali Mantarena. Kali tersebut dekat dengan jalan
raya sehingga memudahkan dalam pengisian air. Lokasi sumber air yang terjangkau
membuat pengisian air lebih efektif dan efesien. Pengisian air memerlukan waktu
kurang lebih 1 jam.
Pelaksanaan penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca Kota
Bogor. Menurut supir tangki mobil Kecamatan Bogor Tengah, saat musim hujan,
tangki mobil air beroperasi pada hari yang sebelumnya tidak terjadi hujan. Tim
penyiraman akan dialihkan untuk membantu dalam pembersihan area taman jika
hari tersebut tidak terdapat kegiatan penyiraman. Pada musim kemarau, kegiatan
penyiraman dilakukan pada pagi, sore, dan malam hari. Pelaksanaan penyiraman
juga melihat kondisi tanah. Tanah yang terlihat kekeringan akan diutamakan untuk
disiram.
Pelaksanaan penyiraman pada taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah
masih banyak mengandalkan tangki mobil. Hal tersebut dikarenakan dari 9 taman
aktif yang ada hanya 2 di antaranya yang memiliki sumber air, yaitu Taman
Kencana dan Taman Pangrango. Penyiraman pada Taman Kencana seharusnya
dapat dilakukan secara manual menggunakan sumber air yang ada pada taman
tersebut, namun sumber air tersebut tidak dapat berfungsi sehingga penyiraman
tetap menggunakan tangki mobil.
Kegiatan penyiraman dengan tangki mobil di Kecamatan Bogor Tengah
berdasarkan skala prioritas. Taman pasif seperti jalur hijau dan pulau taman lebih
diprioritaskan daripada taman aktif. Hal ini terjadi karena jalur-jalur tersebut
merupakan area pusat dan focal point dari Kota Bogor. Pengaturan seperti itu
mengakibatkan tidak semua taman aktif disiram setiap harinya. Untuk mencegah
hal seperti itu terjadi, seharusnya taman-taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah
memiliki sumber air masing-masing. Mobil tangki yang dimiliki oleh pihak DKP
juga sebaiknya dapat dimaksimalkan penggunaannya.
(a) (b)
Gambar 26 Penyiraman menggunakan mobil tangki (a) dan manual (b)
Pemangkasan
Pemangkasan tanaman memiliki tujuan untuk mengontrol pertumbuhan
tanaman agar sesuai dengan keinginan, keamanan, dan kesehatan tanaman.
Pemangkasan tanaman yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Kota Bogor mencakup pemangkasan pohon, semak, dan rumput.
43
a. Pemangkasan pohon
Kota Bogor memiliki banyak pohon tua dan tersebar di seluruh Kecamatan
Kota Bogor. Pohon-pohon tersebut masih banyak yang dipertahankan agar Kota
Bogor tetap sejuk, asri, dan nyaman. Namun, pohon-pohon tersebut perlu
diperhatikan pemeliharaannya agar tidak membahayakan masyarakat seperti pohon
tumbang atau dahan yang patah. Salah satu pencegahannya adalah dengan
pemangkasan pohon.
Pelaksanaan pemangkasan pohon pada Kota Bogor dilakukan oleh tim
penebangan dan pemangkasan pohon. DKP Kota Bogor memiliki 2 tim
pemangkasan dan penebangan pohon untuk menangani seluruh pohon yang ada di
Kota Bogor. Setiap tim terdiri dari seorang mandor yang bertugas untuk
mengarahkan dan membantu kegiatan pemangkasan pohon dengan 8—9 anggota.
Pemangkasan dan penebangan pohon dilakukan setiap hari. Dalam sehari, tiap tim
dapat mengerjakan 3—4 pohon. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan laporan atau
permohonan yang masuk ke DKP Kota Bogor. Laporan atau permohonan dapat
diajukan oleh siapa pun baik staf dari DKP Kota Bogor maupun masyarakat.
Laporan atau permohonan yang masuk, akan ditindaklajuti dengan survei terlebih
dahulu oleh perwakilan dari bidang pertamanan. Perwakilan tersebut meliputi
mandor, kepala seksi pemeliharaan, atau staf pertamanan. Proses survei dilakukan
untuk melihat kondisi pohon dan prioritas pemangkasan atau penebangan pohon.
Hasil dari survei akan digunakan oleh para mandor dan kepala seksi pemeliharaan
untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan serta alat dan bahan yang akan
digunakan pada pohon tersebut.
Kegiatan pemangkasan pohon dilakukan oleh DKP Kota Bogor untuk
kesehatan pohon, keamanan, dan kenyamanan pengguna taman. Kasus yang
ditangani oleh tim pemangkasan pohon sebagian besar adalah batang, cabang,
dahan, atau ranting yang mati serta cabang pohon mengenai kabel listrik ataupun
kabel telepon. Menurut Arifin dan Arifin (2005), keamanan bagi pengguna taman
harus selalu dipertahankan sehingga pemangkasan pada bagian pohon yang
menjuntai harus dilakukan secara teratur. Di daerah pejalan kaki, diperlukan ruang
yang terbebas dari juntaian ranting dan dahan pohon sekitar 2,5 meter dari
permukaan tanah. Untuk jalan-jalan di daerah permukiman, sekitar 3,5 meter dan
untuk jalan mobil, minimal 4,5—5,0 meter dari permukaan tanah harus bebas dari
cabang dan dahan pohon. Selain itu, dahan yang mencapai kabel telepon atau kawat
listrik perlu dipangkas karena gesekan yang intensif dapat mengganggu kesehatan
pohon dan dapat menyebabkan korsleting atau kebakaran.
Penebangan pohon dilakukan jika kondisi pohon sudah tua dan keropos.
Pelaksanaan pemangkasan dan penebangan pohon dilakukan pada waktu yang tidak
menentu. Pelaksanaan dilakukan melihat kondisi area pohon yang akan dipangkas
atau ditebang, jika kondisi area ramai pada pagi hingga siang hari, kegiatan akan
dilakukan pada malam hari. Hal ini dilakukan agar tidak membahayakan
masyarakat dan mengakibatkan kemacetan. Kondisi seperti ini biasanya berada
pada area jalur hijau yang ramai kendaraan. Di area yang tidak ramai pada pada pagi hingga siang hari, pelaksanaannya akan dilakukan sesuai dengan jadwal kerja,
yaitu pukul 8.00—14.00.
Alat yang digunakan untuk kegiatan pemangkasan dan penebangan pohon
adalah golok, tambang, dan mesin gergaji tangan (chainsaw). Setiap tim difasilitasi
mobil dengan bantuan tangga sistem hidrolik jika pohon terlalu tinggi dan
44
membutuhkan alat bantu dalam proses pemangkasannya seperti pada Gambar 27.
Pemangkasan dahan menggunakan mesin gergaji tangan (chainsaw) digunakan
untuk batang pohon yang berdiameter lebih dari 20 cm dan golok digunakan untuk
batang pohon yang berdiameter kurang dari 20 cm.
Gambar 27 Pemangkasan pohon menggunakan mesin tangga hidrolik
Proses pemangkasan juga perlu memperhatikan aspek keamanan dan
keselamatan kerja seperti arah jatuhnya dahan atau cabang yang dipangkas agar
tidak membahayakan. Kegiatan pemangkasan ini dikhawatirkan dapat mengenai
kabel listrik, kabel telepon, serta hal-hal yang berada di bawahnya. Kegiatan
pemangkasan akan selalu dipantau dan diarahkan oleh mandor, seperti untuk hasil
pangkasan dahan yang besar tidak langsung dijatuhkan, tetapi diturunkan
menggunakan tali. Berdasarkan pengamatan, belum terdapat teknik khusus dalam
pemangkasan dahannya seperti prosedur pada literatur.
Menurut Arifin dan Arifin (2005), untuk pemangkasan pohon secara umum
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Gambar 28 Tahapan pemangkasan pohon
Sumber : Arifin dan Arifin (2005)
1. Dahan dipotong dari atas ke bawah. Untuk menghindari kerusakan kulit batang,
bagian bawah lebih dulu dipotong sebagian.
2. Bagian dahan yang tersisa dipotong hingga bersih dan rata. Cara ini dapat
mempercepat penyembuhan dan mencegah kerusakan kayu.
3. Bekas potongan atau luka yang menonjol dibersihan dan dipotong melingkar
dengan pisau yang tajam.
4. Secara teori, semua luka harus disemprot atau diolesi desifektan untuk mencegah
serangan jamur dan hama.
45
Berdasarkan pengamatan, tindakan setelah pemangkasan pohon juga tidak
dilakukan. Luka bekas pangkasan biasanya merupakan tempat ideal bagi infeksi
jamur dan parasit lainnya. Oleh karena itu, harus segera dibersihkan dan segera
dilabur dengan bahan pembalut luka, seperti lak (shellac) (Arifin dan Arifin, 2005).
Hal seperti ini tidak dilakukan oleh DKP Kota Bogor karena kurangnya
pengetahuan para pekerja.
Pelatihan untuk pemangkasan dilakukan secara mandiri berdasarkan
pengalaman para mandor dan petugas yang telah bekerja terlebih dahulu di bagian
pemangkasan pohon. Pelatihan dilakukan kurang lebih 1 tahun dan tidak dilakukan
secara resmi oleh pihak-pihak swasta. Seperti yang diketahui dan dilihat bahwa
kegiatan pemangkasan adalah pekerjaan yang cukup membahayakan. Para tenaga
kerja dalam tim pemangkasan seharusnya mendapatkan asuransi pekerjaan agar
para pekerja dapat lebih semangat dalam bekerja.
Setelah kegiatan pemangkasan selesai, hasil pemangkasan pohon berupa
sampah dedaunan dan batang pada area tersebut diangkut dan dibersihkan. Hasil
pemangkasan diangkut oleh truk sampah dan dibawa menuju ceremai ujung sebagai
tempat pembuangan sampah pertama. Sampah-sampah ranting dan dedaunan
tersebut tidak diolah lebih lanjut menjadi kompos. Seharusnya, hasil pemangkasan
dan penebangan pohon tersebut dapat berpotensi untuk diolah kembali dan tidak
terbuang begitu saja. Namun, kendala dalam kegiatan tersebut adalah tidak
tersedianya alat pemotong (chopstick) untuk memotong ranting atau dahan hasil
pemangkasan.
b. Pemangkasan semak
Pemangkasan semak merupakan tindakan pembuangan sebagian dari
bagian tanaman. Hal itu bermaksud untuk menumbuhkan atau merangsang
pembungaan, dan pembuahan ke arah yang dikehendaki. Kegiatan pemangkasan
akan mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk, memelihara
tanaman dan memacu produksi. Cara dalam teknik pemangkasan terdapat berbagai
macam.
Pelaksanaan kegiatan pemangkasan semak oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bogor dilakukan oleh tim kebersihan taman. Kegiatan
pemangkasan semak pada taman-taman di Kecamatan Bogor Tengah dilakukan
secara bulanan. Biasanya pemangkasan akan dilakukan apabila semak atau perdu
sudah tumbuh tidak teratur dan tidak sesuai (Gambar 29). Pemangkasan semak
menurut Arifin et al. (2007) dapat dilakukan secara temporal, yaitu ketika semak
pertumbuhannya berlebih atau ditemukannya bagian tanaman yang terkena hama
dan penyakit. Pemangkasan semak yang berfungsi sebagai barrier, screen, border
atau topiary (pemangkasan bentuk) dilakukan secara periodik atau terjadwal
sedikitnya sekali dalam sebulan.
Alat yang digunakan untuk pemangkasan semak adalah gunting pangkas.
Pemangkasan dilakukan dengan cara memangkas ujung-ujung tajuk tanaman
dengan panjang yang sama. Teknik ini biasanya digunakan untuk pembuatan tanaman yang dipangkas menyerupai bentuk tertentu (topiary) dan pembatas yang
berfungsi sebagai barrier, screen, atau border. Pemangkasan juga dilakukan
dengan membuang cabang, ranting, dan daun yang mati atau bagian tanaman yang
sudah tua. Tanaman yang sering dipangkas di Kota Bogor adalah Acalypha
macrophylla (teh-tehan) dan Sygyzium oleina (pucuk merah).
46
Gambar 29 Kegiatan pemangkasan di Taman Peranginan
c. Pemangkasan rumput
Pemangkasan rumput di Kota Bogor dilakukan oleh tim pembabadan
rumput. Pemangkasan rumput dilakukan secara rutin untuk mengendalikan
pertumbuhan rumput agar tetap berada pada ukuran yang diinginkan. Pemangkasan
rumput dilakukan setiap hari dengan berkeliling berdasarkan area kerjanya. Pada
masing-masing kecamatan di Kota Bogor terdapat 4—5 pekerja pemangkasan
rumput. Pada Kecamatan Bogor Tengah terdapat 4 tenaga kerja yang bertugas
untuk pemangkasan rumput.
Pemangkasan rumput pada taman-taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah
dilakukan secara rutin. Jenis rumput yang banyak ditemui adalah rumput paetan
(Axonopus compressus). Saat musim hujan, menurut pengawas lapangan, di setiap
lokasi pemangkasan rumput dapat dilakukan 2 minggu sekali, sedangkan saat
musim kemarau dilakukan secara bulanan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan
rumput pada musim hujan lebih cepat jika dibandingkan dengan musim kemarau.
Waktu pengerjaan pukul 8.00—14.00, tetapi pada kenyataannya masih banyak
tenaga kerja yang tidak mematuhi jam kerja dan selesai sebelum pada waktunya.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pemangkasan rumput
adalah mesin pemotong rumput gendong serta pisau pemotongnya. Mesin tersebut
menggunakan bahan bakar bensin dengan campuran oli. Penggunaan bahan bakar
mencapai 2 liter per hari. Alat lain yang digunakan adalah perlengkapan untuk
keselamatan pekerja seperti sarung tangan, kacamata pelindung ,dan topi. Namun,
berdasarkan pengamatan di lapangan masih terdapat beberapa pekerja yang tidak
menggunakan alat-alat tersebut, seperti tidak menggunakan kacamata dan sarung
tangan. Padahal, alat-alat tersebut diberikan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.
Gambar 30 Kegiatan pemangkasan rumput
47
Pembersihan Area Taman
Pelaksanaan pembersihan area taman dilakukan oleh tim pengoredan dan
berkordinasi dengan tim pengangkut sampah. Tim pengoredan bertugas menjaga
kebersihan taman dengan melakukan kegiatan pemeliharaan taman secara rutin.
Kegiatan pemeliharaan taman meliputi pengoredan/pendangiran, pencabutan
gulma, serta penyapuan benda-benda yang mengotori area taman (Gambar 31).
Pengoredan dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak sesuai dan menutupi
area di sekitarnya. Pengoredan dilakukan pada pinggir rumput dan bawah pohon
agar tanah di sekitar area tersebut tetap subur. Kegiatan pengoredan biasanya
dilakukan bersamaan dengan pencabutan gulma dan penggemburan tanah.
Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena secara estetika akan mengganggu
keindahan taman dan secara fungsi akan mengurangi hara, pemanfaatam sinar
matahari, air tanahm dan tempat tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman
utama (Arifin dan Arifin, 2005).
Kegiatan pencabutan gulma dilakukan secara manual oleh DKP Kota
Bogor. Arifin dan Arifin (2005), menyatakan bahwa jika ingin mengendalikan
rumput-rumput liar pada hamparan taman berumput (lawns), disarankan tidak
menggunakan herbisida. Hal ini akan menyebabkan tidak hanya gulma, tetapi juga
hamparan rumputnya. Hal terpenting dalam pencabutan gulma, semua akar rimpang
(stolon) dari rumput pengganggu harus terangkat sehingga tidak memungkinkan
tumbuh kembali. Namun, dalam pelaksanaannya, para pekerja terkadang tidak
mencabut hingga ke akar. Hal ini mengakibatkan gulma tumbuh kembali dengan
cepat. Penyapuan dilakukan meliputi daun-daun yang berguguran dan sampah yang
terdapat pada taman.
(a) (b)
Gambar 31 Penyapuan (a), pengoredan, dan pencabutan gulma (b)
Taman aktif dan taman pasif di Kecamatan Bogor Tengah memiliki
perbedaan dalam pembersihan area taman dan tanaman. Perbedaan terdapat pada
waktu dan intensitas pengerjaan. Kegiatan pembersihan pada taman aktif dilakukan
setiap hari secara rutin oleh para pekerja. Kegiatan pembersihan pada taman pasif
dilakukan secara berkala, seperti jalur hijau di sekitar Kebun Raya Bogor. Para
pekerja melakukan kegiatan pembersihan setiap hari per segmen. Tidak semua jalur
hijau dapat dibersihkan dalam sehari.
48
Jadwal pemeliharaan taman di Kota Bogor adalah hari Senin hingga Sabtu.
Kegiatan pembersihan dimulai dari pukul 8.00—14.00. Alat yang digunakan untuk
kegiatan pembersihan area taman adalah sapu lidi, kored, karung plastik, pengki,
dan gunting pangkas.
Sampah dari hasil pembersihan area taman akan dikumpulkan dan
dimasukkan ke dalam karung plastik. Setelah itu, karung plastik tersebut akan
langsung diangkut dan dibawa oleh bagian pengangkut sampah. Limbah tersebut
diangkut menggunakan mobil sampah yang mengelilingi taman-taman sesuai
dengan cakupan wilayah kerjanya. Limbah tersebut selanjutnya akan dibawa ke
Ceremai Ujung seperti hasil limbah pemangkasan pohon.
Limbah yang cukup banyak seharusnya dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan kompos. Pengolahan limbah tersebut dapat dilakukan pada tempat
tersendiri melihat kondisi limbah dedaunan yang cukup banyak setiap harinya.
Kompos tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk pemupukan yang masih
kurang di Kota Bogor atau dijual sebagai pemasukan bagi DKP Kota Bogor.
Pembibitan
Kota Bogor memiliki satu tempat pembibitan yang berlokasi di Jalan
Ceremai Ujung. Luas area pembibitan adalah 4.818,04 m2. Area pembibitan Kota
Bogor berfungsi untuk menyuplai atau menyediakan tanaman di Kota Bogor
dengan mencari bibit tanaman yang terdapat di Kota Bogor lalu dibibitkan kembali
di area pembibitan Ceremai Ujung. Tanaman diambil dari sisa hasil pangkasan jalur
hijau atau taman yang ada di Kota Bogor. Tanaman tersebut selanjutnya dapat
digunakan saat penyulaman dan dekorasi taman. Tanaman yang mendominasi
adalah tanaman yang banyak ditemui di jalur dan yang mudah dirawat. Pembibitan
tanaman dilakukan dengan menanam ulang di polybag lalu disusun dengan sesuai
jenis tanamannya (Gambar 32). Perbanyak tanamanan dapat dilakukan dengan stek,
cangkok, okulasi, dan biji sesuai dengan tanaman yang akan di perbanyak. Kegiatan
pembibitan dimulai pukul 8.00—14.00.
(a) (b)
Gambar 32 Kegiatan pembibitan (a), dan penyusunan tanaman sesuai jenis
tanaman (b)
Tim pembibitan memiliki seorang mandor yang bertugas mengarahkan
tenaga kerja untuk menyediakan bibit yang dibutuhkan dalam penanaman di Kota Bogor. Area pembibitan terbagi menjadi dua pos dengan pembagian tugas tenaga
kerja yaitu pembibitan dan penyulaman di lapangan. Pos 1 difokuskan untuk
pembibitan dan mobilitas ke jalur yang akan dilakukan penyulaman, pemupukan,
49
dan penyemprotan untuk pengendalian hama dan penyakit, sedangkan Pos 2
difokuskan untuk pembibitan dan tempat pembuangan sampah hasil pembersihan
taman, pemangkasan, dan penebangan pohon.
a. Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan oleh tim pembibitan secara insidental
bergantung pada kondisi tanaman di lapangan. Penyulaman akan dilakukan apabila
kondisi tanaman sudah mati atau rusak (Gambar 33). Cakupan wilayah tim
pembibitan dalam melakukan penyulaman adalah se-Kota Bogor. Penyulaman
dilakukan setiap hari pukul 08.00—14.00. Setiap hari biasanya mengerjakan satu
wilayah. Alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan penyulaman adalah
cangkul, garpu, linggis, golok, kored, sapu, dan pengki. Pelaksanaan penyulaman
biasanya tidak mengikuti siteplan awal. Desain untuk penyulaman diarahkan oleh
mandor pembibitan dan hasil diskusi oleh para tenaga kerja. Tenaga kerja tidak
memiliki keahlian khusus untuk melakukan penyulaman.
Para tenaga kerja belajar dan berlatih di lapangan dengan arahan mandor
yang memiliki pengetahuan lebih mengenai penyulaman. Para tenaga kerja juga
melakukan beberapa kali pelatihan walaupun belum secara rutin. Berdasarkan
pengamatan, penyulaman yang dilakukan oleh para tenaga kerja sudah cukup baik.
Para tenaga kerja menanam sesuai arahan mandor pembibitan. Jam kerja pun
ditepati. Tenaga kerja tidak banyak yang bermalas-malasan pada kegiatan
penyulaman berlangsung. Hal ini karena setiap pengerjaan penyulaman, mandor
penyulaman ikut memantau dan mengarahkan kegiatan. Hal seperti ini juga sangat
baik dilakukan sehingga para tenaga kerja akan terbiasa mematuhi aturan yang telah
ditetapkan. Tanaman yang digunakan untuk kegiatan penyulaman berasal dari area
pembibitan di Ceremai Ujung.
(a) (b)
Gambar 33 Penyulaman pada ground cover (a) dan penyulaman pada rumput (b)
Penyulaman dilakukan kapan saja jika diperlukan, tidak dilakukan
berdasarkan musim. Hal ini mungkin berakibat pada perubahan tanaman yang tidak
mengikuti siteplan awal. Menurut Arifin dan Arifin (2005), hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan penyulaman tanaman adalah sebagai berikut:
1. menyediakan tanaman pengganti yang kondisinya harus lebih baik daripada
tanaman yang akan digantikannya;
2. mencabut atau membuang terlebih dahulu tanaman yang rusak atau mati
dengan cara tidak mengganggu tanaman lainnya yang masih baik dan sehat;
50
3. menyiapkan kembali lubang tanaman bekas tanaman yang mati untuk
kembali dan memastikan lubang tersebut bebas dari gangguan patogen yang
ada di dalam tanah;
4. membiarkan lubang tanam tersebut beberapa saat dan memberi pupuk
kandang (bila perlu);
5. melepaskan tanaman baru dari container (pot, karung, atau polybag)
kemudian ditanam;
6. menyiram tanaman secara rutin.
b. Pemupukan dan pengendalian hama penyakit
Pemupukan dilakukan untuk memasok hara tambahan yang dibutuhkan
tanaman sehingga tanaman tidak kekurangan makanan (Arifin dan Arifin 2005).
Pemupukan dilakukan oleh tim pembibitan bagian pekerja yang bertugas di
lapangan. Kegiatan pemupukan dilakukan secara insidental bersamaan dengan
penyulaman. Biasanya pemupukan dilakukan pada awal penanaman. Waktu
pelaksanaan pemupukan adalah pagi hari. Pemupukan dilakukan menggunakan
urea dengan cara disebar. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemupukan pada
rumput biasanya menggunakan pupuk N yaitu urea karena hanya dibutuhkan untuk
menyuburkan dan menghijaukan daun. Penggunaannya dapat dilakukan dengan
disebar di permukaan atau dilarutkan dengan air kemudian disiramkan pada rumput.
Pemupukan pada semak dan perdu dapat dilakukan secara paritan di sekitar pinggir
pertamanan untuk penanaman masal atau dengan sistem bokoran yaitu diberikan
secara melingkar di sekitar batang dengan radius yang hampir sama dengan radius
tajuknya untuk penanaman tunggal.
Pengendalian hama dan penyakit oleh DKP Kota Bogor dilakukan secara
insidental. Kegiatan tersebut akan dilakukan jika salah satu tanaman telah terserang
hama atau penyakit. Tindakan pada keseluruhan tanaman dilakukan agar hama dan
penyakit tidak menyebar ke tanaman lainnya.
Pembersihan Kolam
Kolam merupakan salah satu elemen keras (hardscape) pembentuk taman.
Taman aktif pada Kecamatan Bogor Tengah yang memiliki kolam adalah Taman
Kencana. Pemeliharaan kolam dilakukan secara rutin 3 bulan sekali agar kondisi
kolam tetap menarik. Kegiatan pembersihan kolam dilakukan dengan cara
menguras isi kolam, menyikat, dan membersihkan. Air kolam selanjutnya di isi kembali dan siap untuk difungsikan kembali. Biasanya kegiatan pembersihan
kolam dibantu oleh para pekerja lain seperti tim penyiraman jika sedang tidak
melakukan kegiatan penyiraman (Gambar 34).
Gambar 34 Kegiatan pembersihan kolam dibantu dengan tim penyiraman
51
Aspek Pengelolaan Lanskap
Sistem Pengelolaan dan Struktur Organisasi Pengelola
Sistem pemeliharan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Kota Bogor adalah sistem swakelola. Sistem swakelola merupakan kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan langsung oleh Staf DKP Kota Bogor, khususnya
Bidang Pertamanan, Seksi Pemeliharaan Taman. Kegiatan pemeliharaan tidak
dilelang ataupun di tenderkan. Kegiatan tersebut sepenuhnya tanggung jawab DKP
Kota Bogor. Sistem pengelolaan seperti ini, membuat DKP Kota Bogor dapat
memantau langsung kegiatan pemeliharaan apabila ada kendala atau masalah di
lapangan. Pengadaan alat dan bahan pemeliharaan taman dilakukan oleh pihak
ketiga. Pemilihan pihak ketiga dilakukan dengan penunjukan langsung setiap
tahunnya.
Beberapa taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah mengalami pergantian
pelaksana pemeliharaan saat pelaksanaan magang. Hal tersebut terjadi karena
beberapa taman masih dalam masa kontrak sehingga pemeliharaan taman menjadi
tanggung jawab pihak ketiga atau kontraktor. Kontrak pemeliharaan berlangsung
selama 6 bulan setelah pembangunan taman. Taman dalam sistem tersebut adalah
Taman Kencana dan Taman Ekspresi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh
pihak ketiga dinilai kurang efektif. Hal itu dikarenakan pemeliharaan tidak
dilakukan secara rutin sehingga banyak elemen pembentuk taman yang tidak
terawat. Pihak DKP Kota Bogor yang melihat hal itu akhirnya ikut terlibat
membantu dalam proses pemeliharaan hingga secara resmi menjadi tanggung jawab
DKP Kota Bogor.
DKP Kota Bogor seharusnya dapat mengantisipasi terjadinya hal seperti itu
dengan membuat perjanjian pada awal pembuatan kontrak, baik berupa jadwal
maupun kegiatan pemeliharaan taman tersebut secara rinci. Selain itu, dengan
adanya pihak ketiga dalam memelihara taman seharusnya dapat memberikan
keuntungan bagi DKP Kota Bogor dalam penataan taman atau Ruang Terbuka
Hijau (RTH) serta membantu memelihara RTH yang ada di Kota Bogor.
Pemeliharaan taman-taman aktif yang ada di Kecamatan Bogor Tengah juga
dapat melibatkan kerja sama masyarakat. Salah satu taman yang dikelola oleh
masyarakat adalah Taman Lingkungan Bogor Baru. Pemeliharaan pada taman
tersebut dilakukan oleh swadaya masyarakat setempat. Tugas DKP Kota Bogor
pada taman ini tetap memantau dan mengamati pemeliharaannya secara rutin. Hal
seperti ini dilakukan oleh masyarakat sebagai wujud partisipasi dalam memelihara
taman-taman kota untuk ruang publik yang digunakan sebagai suatu kebutuhan
bersama.
Bidang Pertamanan terbagi menjadi Seksi Pembangunan dan Seksi
Pemeliharaan Taman (Gambar 35). Seksi Pembangunan berdasarkan Peraturan
Walikota Bogor Nomor 55 Tahun 2014 Pasal 17 memiliki fungsi menyiapkan
bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis pembagunan dan penataan
taman, menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan pembangunan dan penataan taman,
dan melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan pembangunan dan
penataan taman. Seksi Pemeliharaan Taman berdasarkan Peraturan Walikota Bogor
Nomor 55 Tahun 2014 Pasal 18, memiliki fungsi menyiapkan bahan perumusan
kebijakan dan bimbingan teknis pemeliharaan taman, menyiapkan bahan
52
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan taman, dan melaksanakan monitoring, evaluasi
dan pelaporan kegiatan pemeliharaan taman. Seksi Pemeliharaan Taman dipimpin
oleh kepala seksi yang membawahi staf administrasi, staff teknis dan staf lapangan.
Staf lapangan terdiri dari pengawas lapangan dan membawahi tim wilayah dan tim
kegiatan. Tim wilayah terbagi berdasarkan kecamatan yang terdapat di Kota Bogor
dengan mandor pada setiap timnya yaitu Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan
Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan
Bogor Tengah dan Kecamatan Tanah Sareal. Setiap tim terdiri dari beberapa
kegiatan pemeliharaan yaitu pengoredan atau pembersihan area taman,
pembabadan rumput, dan pengangkutan sampah. Masing-masing anggota pada
setiap tim memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda namun tetap ada
koordinasi antar tim agar tercipta taman yang indah, nyaman, aman dan fungsional.
Selain tim wilayah, terdapat tim kegiatan yaitu tim penyiraman, tim pemangkasan
dan penebangan pohon serta tim pembibitan dengan mandor pada setiap timnya.
Area ketiga tim tersebut ialah se-Kota Bogor.
Gambar 35 Struktur organisasi bidang pertamanan
Sumber : wawancara dan pengamatan
Bidang Pemeliharaan, DKP Kota Bogor sudah memiliki struktur organisasi
yang baik. Pihak-pihak yang berada dalam struktur organisasi tersebut telah
bertugas sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing. Kepala Seksi
Pemeliharaan Taman bertanggung jawab terkait permasalahan dan kendala yang
Kepala Bidang Pertamanan
Kepala Seksi Pembangunan Kepala Seksi Pemeliharaan
Taman
Pengawas Lapangan Staf Teknis Staf Administrasi
Mandor wilayah Mandor kegiatan
-Kecamatan Bogor Utara
-Kecamatan Bogor
Selatan
-Kecamatan Bogor Timur
-Kecamatan Bogor Barat
-Kecamatan Bogor
Tengah
-Kecamatan Tanah Sareal
-Penyiraman
-Pemangkasan dan
Penebangan Pohon
-Pembibitan
Tenaga lapang
Tenaga lapang
53
terjadi di lapangan sesuai dengan laporan masuk baik dari pengawas, mandor,
maupun tenaga lapang. Pengawas Lapang mengawasi kegiatan pemeliharaan dan
melaporkannya kepada Kepala Seksi Pemeliharaan Taman. Mandor bertugas
mengawasi kinerja tenaga kerja di lapangan serta tenaga kerja lapangan
melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Setiap wilayah DKP Kota Bogor telah ditempatkan mandor yang
bertanggung jawab. Adanya pembagian zona kerja dan penempatan seorang
mandor pada setiap zona dapat membantu kelancaran kerja dan mencapai
efektivitas yang baik (Arifin dan Arifin 2005). Namun, berdasarkan pengamatan
selama magang, terdapat beberapa kendala yang terjadi yaitu komunikasi antara
mandor dan tenaga kerja. Mandor kurang dapat mengkomunikasikan arahan yang
telah disampaikan oleh kepala seksi pemeliharaan dan pengawas kepada tenaga
kerja lapangan.
Struktur organisasi DKP Kota Bogor sedikit berbeda dengan literatur. Arifin
dan Arifin (2005) mengatakan bahwa pemeliharaan taman biasanya terdiri dari
beberapa seksi yang bekerja secara spesifik dan bertujuan untuk mencapai efesiensi
dan efektivitas kerja. Seksi-seksi yang diperlukan secara garis besar sebagai
berikut.
1. Seksi Pemeliharaan Tanaman, meliputi kegiatan pemeliharaan tanaman,
2. Seksi Pemelihaaan Bangunan Taman, meliputi pemeliharaan elemen
taman keras ,
3. Seksi Bengkel dan Pergudangan yaitu mengawasi, mengontrol dan
memelihara kelancaran kerja utilitas taman,
4. Seksi Pengawasan Teknik Perpipaan dan Utilitas yaitu
menginventarisasi seluruh peralatan pemeliharaan taman dan
mengontrol kelancaran kerja alat serta memperbaiki apabila terjadi
kerusakan.
Secara umum kegiatan yang dilakukan oleh bagian pemeliharaan taman
Kota Bogor hampir sama dengan yang dideskripsikan oleh Arifin dan Arifin (2005),
meskipun struktur organisasi berbeda. Pengawasan teknik perpipaan dan utilitas
taman menjadi tanggung jawab dari Bina Marga Kota Bogor, sedangkan seksi
bengkel dan pergudangan, pihak pertamanan tidak ada seksi khusus. Namun,
terdapat beberapa orang yang memiliki tanggung jawab mengurus alat dan bahan
untuk kegiatan pemeliharaan.
Manajer
Divisi Pemeliharaan Taman
Adiministrasi Pengawas Zona
Ka. Si.
Pemeliharaan
Tanaman
Ka. Si. Pemeliharaan
Bangunan Taman
Ka. Si.
Perpipaan dan
Utilitas
Ka. Si.
Bengkel dan
Pergudangan
Gambar 36 Struktur organisasi divisi pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin 2005)
54
Jika mengacu pada struktur organisasi Arifin dan Arifin (2005), perlu
ditambahkan Seksi Pemeliharaan Bangunan Taman. Berdasarkan hasil pengamatan
selama magang, tidak ada seksi khusus dalam pemeliharaan bangunan taman.
Pemeliharaan bangunan taman dikerjakan juga oleh pemeliharaan tanaman,
sehingga bangunan taman kurang terawat karena pekerja lebih berfokus pada
tanaman. Dengan adanya pemeliharaan bangunan taman diharapkan fasilitas taman
(hardscape) dapat lebih terjaga keberlanjutannya.
Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pemeliharaan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan di
Kota Bogor ditentukan oleh Kepala Seksi Pemeliharaan dan Pengawas Lapangan
yang mengetahui kondisi di lapangan. Jadwal pemeliharaan taman Kota Bogor
secara umum sama baik taman aktif maupun taman pasif. Perbandingan jadwal
kegiatan pemeliharaan terhadap kondisi aktual dan ideal dapat dilihat pada Tabel
22.
Tabel 22 Jadwal kegiatan pemeliharaan taman Kota Bogor
No Aktivitas Frekuensi pemeliharaan
Aktual(1) Ideal(2)
1 Pembersihan/penyapuan area taman Harian Harian
2 Pembuangan sampah keluar taman Harian Harian
3 Penyiangan gulma Mingguan Bulanan
4 Pengoredan/pendangiran Mingguan Bulanan
5 Penyiraman tanaman Harian Harian
6 Pemangkasan semak Bulanan Bulanan
7 Pemangkasan rumput Mingguan Bulanan
8 Pemangkasan pohon Insidental Semesteran
9 Pemupukan Insidental Triwulan
10 Pengendalian hama dan penyakit Insidental Bulanan
11 Pembersihan kolam taman Triwulan Mingguan
Keterangan : (1)Wawancara dan pengamatan langsung (2) Arifin dan Arifin (2005)
Jadwal yang diterapkan pada kegiatan pemeliharaan taman di Kota Bogor
khususnya pada taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah sudah cukup sesuai
dengan literatur. Jadwal ditetapkan berdasarkan pengetahuan dan pengamatan para
Pengawas Lapangan yang berkordinasi dengan Kepala Seksi Pemeliharaan dan
Kepala Dinas Pertamanan. Namun, tidak ada bentuk jadwal tertulis yang ditetapkan
pada setiap kegiatan pemeliharaan. Hal seperti ini sebaiknya dihindari karena
jadwal kegiatan pemeliharaan sangat penting untuk keberlanjutan taman-taman
yang ada di Kota Bogor. Jadwal tertulis diadakan agar saat terjadi perubahan
pengawas lapangan, kegiatan pemeliharaan dapat tetap berjalan lancar dan
pengawas tidak perlu melakukan pengamatan ulang. Selain itu, dengan adanya
jadwal yang jelas dengan rencana pemeliharaan yang terinci dan tersusun baik,
55
kondisi taman di Kota Bogor akan tetap terjaga dan berkelanjutan baik dari segi
estetika maupun fungsionalnya.
Tenaga Kerja
Peran tenaga kerja sangat penting untuk keberlangsungan taman secara
berkelanjutan. Kinerja para tenaga kerja tersebut perlu dijaga agar kualitas taman-
taman di Kota Bogor tetap baik. Status Kepegawaian pada DKP Kota Bogor terdiri
dari PNS, honorer, dan tenaga harian lepas atau padat karya. Perbedaan ketiga status
kepegawaian ini dilihat dari pengrekturan dan upah yang diterima. Jumlah tenaga
kerja pada bidang pertamanan adalah 247 orang, terdiri dari 45 orang PNS, 2 orang
honorer, dan 200 orang tenaga harian lepas atau padat karya.
Saat ini, padat karya lebih mendominasi di Bidang Pertamanan. Tenaga
harian lepas atau padat karya diangkat oleh Kepala Dinas. Padat karya ditetapkan
dengan masa kontrak selama 1 tahun. Masa kontrak dapat diperpanjang dengan
keputusan Kepala Dinas. Tingkat pendidikan tenaga kerja di bidang pertamanan
bervariasi, dimulai dari pendidikan terakhir SD, SMP, SMA, Diploma hingga
Sarjana. Tenaga berpendidikan terakhir SD—SMA biasanya ditempatkan di
lapangan untuk mengerjakan kegiatan di lapangan. Kegiatan di lapangan tersebut
adalah penyiraman, penyulaman, pembabadan rumput, dan pemangkasan. Tenaga
berpendidikan terakhir Diploma hingga Sarjana ditempatkan di bagian adminisrasi
dan teknisi. Bidang Pertamanan DKP membagi tenaga kerja berdasarkan
pengamatan Kepala Seksi Pemeliharan dan Pengawas Lapang. Pembagian kerja
ditetapkan berdasarkan cakupan wilayah dan jenis kegiatan di Kota Bogor. Jumlah
anggota setiap kelompok berbeda-beda. Hal itu ditentukan berdasarkan banyaknya
wilayah ruang terbuka hijau yang dipelihara.
Taman-taman di Kota Bogor terbagi menjadi taman aktif dan taman pasif.
Terdapat perbedaan tenaga kerja pada taman aktif dan taman pasif di Kota Bogor.
Taman aktif memiliki tenaga kerja yang tetap. Satu tim tersebut memiliki tanggung
jawab pada taman yang menjadi cakupan wilayah kerjanya. Berikut rincian jumlah
tenaga kerja yang memelihara taman-taman di Kecamatan Bogor Tengah.
Tabel 23 Luas taman dan jumlah tenaga kerja pada taman aktif di Kecamatan
Bogor Tengah
Nama Taman Luas Tenaga Kerja
Taman Cipakancilan 241,00 1
Taman Malabar 2 600,90 1
Taman Skate 1307,00 2
Taman Peranginan 1789,44 2
Taman Pangrango 1820,26 2
Taman Ekspresi 3611,00 2
Taman Kencana dan Taman
Ceremai Ujung
5203,56 3
Taman Malabar 1 5517,85 3
Total 16
56
Gambar 37 Grafik luas taman dengan jumlah tenaga kerja
Dari Gambar 37 terlihat bahwa semakin luas taman, semakin bertambah
tenaga kerja yang bertanggung jawab memelihara taman tersebut. Namun, terdapat
satu taman yang tidak dikelola oleh pihak DKP, yaitu Taman Lingkungan Bogor
Baru. Taman tersebut dikelola oleh swadaya masyarakat setempat. Berdasarkan
hasil wawancara, tenaga kerja yang memelihara taman tersebut berjumlah empat
orang. Taman pasif tidak memiliki tenaga kerja yang tetap. Tenaga kerja bertugas
secara berkala yaitu pengerjaan kegiatan pemeliharaan dilakukan tidak pada satu
waktu.
Beberapa kendala dalam tenaga kerja ialah tingkat kedisiplinan dan inisiatif
yang kurang dari tenaga kerja. Tingkat kedisplinan pekerja terlihat masih kurang
pada jadwal kerja dan aturan pemakaian alat. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengawasan dari mandor dan kecilnya jumlah upah yang diberikan. Mandor
terkadang tidak memantau para tenaga lapangannya secara rutin sehingga
berdampak pada penurunan tingkat kedisiplinan pekerja. Komunikasi antara
mandor dan pekerja di lapangan juga belum berjalan dengan baik, sehingga pihak
pengawas harus bekerja lebih intensif dalam mengawasi mandor dan tenaga
lapangannya.
Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa efektivitas tenaga kerja
pemeliharaan taman sangat ditentukan oleh (1) motivasi kerja dan tingkat
keterampilan yang dimiliki para tenaga kerja pemeliharaan taman; (2) sistematika
jadwal perencanaan pemeliharaan taman; (3) ketersediaan alat dan bahan sesuai
kebutuhan; (4) tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan; (5) kelancaran
komunikasi pemimpin dengan para mandor serta mandor dengan tenaga kerja di
lapangan
Jam kerja rutin yang ditetapkan oleh DKP Kota Bogor adalah pukul 08.00—
14.00 WIB. Berdasarkan pengamatan di lapangan, jam efektif para tenaga kerja
melakukan kegiatan pemeliharaan rata-rata empat jam per hari, selama enam hari
seminggu. Kegiatan dimulai pukul 08.00-12.00. Hal tersebut juga disebabkan oleh
kurangnya pengawasan dari mandor dan upah yang diterima sedikit sehingga para
pekerja tidak terlalu bersemangat dalam bekerja.
Kapasistas kerja ialah besarnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan
suatu pekerjaan dalam waktu satu jam. Perbandingan kapasitas kerja tenaga kerja
pemeliharaan taman di lapangan dengan literatur dapat dilihat pada Tabel 24.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Ten
aga
ker
ja
Luas taman
57
Tabel 24 Perbandingan kapasitas kerja tenaga kerja pemeliharaan taman
No Aktivitas
Kapasitas kerja/jam Efektivitas
kerja per
jam (%)(3) Aktual(1) Ideal(2)
1 Pembersihan/penyapuan rumput 230 400 57,50
2 Pembersihan/penyapuan perkerasan 650 800 81,25
3 Penyiraman rumput dan penutup
tanah dengan mobil tangki air
530 700 75,71
4 Peniyraman rumput dan tanaman
penutup tanah dengan selang
plastik
110 150 73,33
5 Pemangkasan rumput dengan mesin
gendong
240 250 96,00
6 Pemangkasan tanaman semak
dengan gunting pangkas
10 10 100,00
7 Pemangkasan ranting dan dahan
pohon
2 5 40,00
8 Penyiangan tanaman penutup tanah
dengan kored
30 40 75,00
9 Penyulaman tanaman penutup
tanah
3 3 100,00
10 Pemupukan pupuk inorganik pada
rumput dan tanaman penutup tanah
150 200 75,00
Keterangan : (1)Wawancara dan pengamatan langsung (2016) (2) Arifin dan Arifin (2005) (3) Efektivitas kerja =
Pengamatan Lapang
Literaturx 100%
Perhitungan jumlah tenaga kerja dalam satu tahun diperlukan untuk mengetahui
jumlah tenaga kerja pemeliharaan harian ideal yang dibutuhkan pada taman di Kota
Bogor, khususnya taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah yang dikelola oleh DKP
Kota Bogor. Berikut perhitungan HOK selama satu tahun pada masing-masing
taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah.
1. Taman Kencana
Luas perkerasan Taman Kencana adalah 494,78 m2. Luas rumput adalah
2042,77 m2. Jumlah pohon sebanyak 76 pohon. Luas ground cover dan semak
adalah 921,73 m2. Perhitungan HOK Taman Kencana selama setahun dapat dilihat
pada Tabel 25.
Tabel 25 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Kencana selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan
rumput
400 2042,77 m2 5,11 0,64 298 217,41
2 Pembersihan dan
penyapuan
perkerasan
800 494,78 m2 0,62 0,08 298 26,33
58
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
3 Penyiraman
rumput dan
penutup tanah
dengan mobil
tangki air
700 2964,50 m2 4,24 0,53 112 67,76
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 2042,77 m2 8,17 1,02 24 28,02
5 Pemangkasan
tanaman semak
dengan gunting
pangkas
10 921,73 m2 92,17 11,52 12 158,01
6 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 76,00 Pohon 16,20 2,03 2 4,34
7 Penyiangan
tanaman penutup
tanah dengan
kored
40 921,73 m2 23,04 2,88 48 158,01
8 Penyulaman
tanaman penutup
tanah
3 921,73 m2 307,24 38,41 2 87,78
9 Pemupukan
pupuk organik
pada tanaman
penutup tanah
100 2964,50 m2 29,65 3,71 2 8,47
10 Pemupukan
pupuk inorganik
pada rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 2964,50 m2 14,82 1,85 2 4,24
11 Pemupukan
pupuk organik
pada pohon
7 76,00 Pohon 11,57 1,45 1 1,55
12 Pemupukan
pupuk inorganik
pada pohon
7 76,00 Pohon 11,57 1,45 1 1,55
13 Penyempro-
tan peptisida pada
penutup tanah dan
semak
500 2964,50 m2 5,93 0,74 1 0,85
14 Penyempro-
tan peptisida pada
pohon
15 76,00 Pohon 5,40 0,68 1 0,72
Total HOK 1 tahun 765,04
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Lanjutan Tabel 25
59
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 765,04 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 127,51 jam/minggu
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 127,51 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 5,52 orang
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja (KTK) dilakukan dengan jam kerja
produktif sebesar 30 jam per minggu dan efektivitas pekerja sebesar 77%,
Efektivitas kerja ini diperoleh berdasarkan efektivitas kerja pada umumnya. Hal ini
dikarena kondisi taman taman di Kota Bogor belum memiliki rencana pengelolaan.
2. Taman Malabar 2
Luas perkerasan Malabar 2 adalah 188,08 m2. Luas rumput adalah 121,08
m2. Jumlah pohon sebanyak 16 pohon. Perhitungan HOK Taman Malabar 2 selama
setahun dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Malabar 2 selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan
rumput
400 121,08 m2 0,30 0,04 298 12,89
2 Pembersihan dan
penyapuan
perkerasan
800 188,08 m2 0,24 0,03 298 10,01
3 Penyiraman
rumput dan
penutup tanah
dengan mobil
tangki air
700 121,08 m2 0,17 0,02 112 2,77
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 121,08 m2 0,48 0,06 24 1,66
5 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 16,00 Pohon 3,20 0,40 2 0,91
6 Pemupukan
pupuk organik
pada tanaman
penutup tanah
100 121,08 m2 1,21 0,15 2 0,35
7 Pemupukan
pupuk inorganik
pada rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 121,08 m2 0,61 0,08 2 0,17
60
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
8 Pemupukan
pupuk organik
pada pohon
7 16,00 Pohon 2,29 0,29 1 0,33
9 Pemupukan
pupuk inorganik
pada pohon
7 16,00 Pohon 2,29 0,29 1 0,33
10 Penyempro-
tan peptisida pada
pohon
15 16,00 Pohon 1,07 0,13 1 0,15
Total HOK 1 tahun 29,56
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 29,56 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 4,93 jam/minggu
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 4,93 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 0,21 orang
3. Taman Ekspresi
Luas perkerasan Taman Ekspresi adalah 129,78 m2. Luas rumput adalah
1711,67 m2. Jumlah pohon sebanyak 81 pohon. Luas ground cover dan semak
adalah 199,95 m2. Perhitungan HOK Taman Ekspresi selama setahun dapat dilihat
pada Tabel 27.
Tabel 27 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Ekspresi selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuh
an waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan
rumput
400 1711,67 m2 4,28 0,53 298 182,17
2 Pembersihan dan
penyapuan
perkerasan
800 129,78 m2 0,16 0,02 299 6,91
3 Penyiraman
rumput dan
penutup tanah
dengan mobil
tangki air
700 1911,62 m2 2,73 0,34 112 43,69
Lanjutan Tabel 26
61
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuh
an waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 1711,67 m2 6,85 0,86 24 23,47
5 Pemangkasan
tanaman semak
dengan gunting
pangkas
10 199,95 m2 20,00 2,50 12 34,28
6 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 81,00 Pohon 16,20 2,03 2 4,63
7 Penyiangan
tanaman penutup
tanah dengan
kored
40 199,95 m2 5,00 0,62 48 34,28
8 Penyulaman
tanaman penutup
tanah
3 199,95 m2 66,65 8,33 2 19,04
9 Pemupukan
pupuk organik
pada tanaman
penutup tanah
100 1911,62 m2 19,12 2,39 2 5,46
10 Pemupukan
pupuk inorganik
pada rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 1911,62 m2 9,56 1,19 2 2,73
11 Pemupukan
pupuk organik
pada pohon
7 81,00 Pohon 11,57 1,45 1 1,65
12 Pemupukan
pupuk inorganik
pada pohon
7 81,00 Pohon 11,57 1,45 1 1,65
13 Penyempro-
tan peptisida pada
penutup tanah dan
semak
500 1911,62 m2 3,82 0,48 1 0,55
14 Penyempro-
tan peptisida pada
pohon
15 81,00 Pohon 5,40 0,68 1 0,77
Total HOK 1 tahun 361,29
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 361,29 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 60,21 jam/minggu
Lanjutan Tabel 27
62
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 61,21 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 2,61 orang
4. Taman Pangrango
Luas perkerasan Taman Pangrango adalah 477,36 m2. Luas rumput adalah
480,09 m2. Jumlah pohon sebanyak 25 pohon. Luas ground cover dan semak adalah
115,75 m2. Perhitungan HOK Taman Kencana selama setahun dapat dilihat pada
Tabel 28.
Tabel 28 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Pangrango selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan rumput
400 480,09 m2 1,20 0,15 298 51,10
2 Pembersihan dan
penyapuan
perkerasan
800 477,36 m2 0,60 0,07 298 25,40
3 Penyiraman
rumput dan
tanaman penutup
tanah dengan
selang plastik
150 480,09 m2 3,20 0,40 112 51,21
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 480,09 m2 1,92 0,24 24 6,58
5 Pemangkasan
tanaman semak
dengan gunting
pangkas
10 115,75 m2 11,58 1,45 12 19,84
6 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 25,00 Pohon 5,00 0,63 2 1,43
7 Penyiangan
tanaman penutup
tanah dengan
kored
40 115,75 m2 2,89 0,36 48 19,84
8 Penyulaman
tanaman penutup
tanah
3 115,75 m2 38,58 4,82 2 11,02
9 Pemupukan pupuk
organik pada
tanaman penutup
tanah
100 595,84 m2 5,96 0,74 2 1,70
10 Pemupukan pupuk
inorganik pada
rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 595,84 m2 2,98 0,37 2 0,85
63
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
11 Pemupukan pupuk
organik pada
pohon
7 25,00 Pohon 3,57 0,45 1 0,51
12 Pemupukan pupuk
inorganik pada
pohon
7 23 Pohon 3,57 0,45 1 0,51
13 Penyempro-
tan peptisida pada
penutup tanah dan
semak
500 595,84 m2 1,19 0,15 1 0,17
14 Penyempro-
tan peptisida pada
pohon
15 25 Pohon 1,67 0,21 1 0,24
Total HOK 1 Tahun 190,41
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 190,41 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 31,74 jam/minggu
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 31,74 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 1,37 orang
5. Taman Cipakancilan
Luas perkerasan Taman Cipakancilan adalah 116 m2. Luas rumput adalah
140,56 m2. Jumlah pohon sebanyak 24 pohon. Luas ground cover dan semak adalah
73,59 m2. Perhitungan HOK Taman Cipakancilan selama setahun dapat dilihat pada
Tabel 29.
Tabel 29 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Cipakancilan selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan
rumput
400 140,56 m2 0,33 0,04 298 14,96
2 Pembersihan dan
penyapuan
perkerasan
800 116,00 m2 0,15 0,02 298 6,17
Lanjutan Tabel 28
64
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
3 Penyiraman
rumput dan
penutup tanah
dengan mobil
tangki air
700 204,15 m2 0,29 0,04 112 4,67
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 140,56 m2 0,52 0,07 24 1,93
5 Pemangkasan
tanaman semak
dengan gunting
pangkas
10 73,59 m2 7,36 0,92 12 12,62
6 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 24,00 Pohon 4,80 0,60 2 1,37
7 Penyiangan
tanaman penutup
tanah dengan
kored
40 73,59 m2 1,84 0,23 48 12,62
8 Penyulaman
tanaman penutup
tanah
3 73,59 m2 24,53 3,07 2 7,01
9 Pemupukan
pupuk organik
pada tanaman
penutup tanah
100 214,15 m2 2,04 0,26 2 0,61
10 Pemupukan
pupuk inorganik
pada rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 214,15 m2 1,02 0,13 2 0,31
11 Pemupukan
pupuk organik
pada pohon
7 24,00 Pohon 3,43 0,43 1 0,49
12 Pemupukan
pupuk inorganik
pada pohon
7 24,00 Pohon 3,43 0,43 1 0,49
13 Penyempro-
tan peptisida pada
penutup tanah dan
semak
500 214,15 m2 0,41 0,05 1 0,06
14 Penyempro-
tan peptisida pada
pohon
15 24,00 Pohon 1,60 0,20 1 0,23
Total HOK 1 Tahun 63,53
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Lanjutan Tabel 29
65
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 63,53 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 10,59 jam/minggu
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 10,59 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 0,46 orang
6. Taman Ceremai Ujung
Luas perkerasan Taman Ceremai Ujujng adalah 176,69 m2. Luas rumput
adalah 385,18 m2. Jumlah pohon sebanyak 32 pohon. Luas ground cover dan semak
adalah 32,97 m2. Perhitungan HOK Taman Kencana selama setahun dapat dilihat
pada Tabel 30.
Tabel 30 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Ceremai Ujung selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan
rumput
400 385,18 m2 0,96 0,12 298 40,99
2 Pembersihan dan
penyapuan
perkerasan
800 176,69 m2 0,22 0,03 298 9,40
3 Penyiraman
rumput dan
penutup tanah
dengan mobil
tangki air
700 418,15 m2 0,60 0,07 112 9,56
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 385,18 m2 1,54 0,19 24 5,28
5 Pemangkasan
tanaman semak
dengan gunting
pangkas
10 32,97 m2 3,30 0,41 12 5,65
6 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 32,00 Pohon 6,40 0,80 2 1,83
7 Penyiangan
tanaman penutup
tanah dengan
kored
40 32,97 m2 0,82 0,10 48 5,65
8 Penyulaman
tanaman penutup
tanah
3 32,97 m2 10,99 1,37 2 3,14
9 Pemupukan
pupuk organik
pada tanaman
penutup tanah
100 418,15 m2 4,18 0,52 2 1,19
66
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
10 Pemupukan
pupuk inorganik
pada rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 418,15 m2 2,09 0,26 2 0,60
11 Pemupukan
pupuk organik
pada pohon
7 32,00 Pohon 4,57 0,57 1 0,65
12 Pemupukan
pupuk inorganik
pada pohon
7 32,00 Pohon 4,57 0,57 1 0,65
13 Penyempro-
tan peptisida pada
penutup tanah dan
semak
500 418,15 m2 0,84 0,10 1 0,12
14 Penyempro-
tan peptisida pada
pohon
15 32,00 Pohon 2,13 0,27 1 0,30
Total HOK 1 Tahun 85,03
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 85,03 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 14,17 jam/minggu
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 14,17 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 0,61 orang
7. Taman Skate
Luas perkerasan Taman Skate adalah 136,32 m2. Luas rumput adalah 330
m2. Jumlah pohon sebanyak 15 pohon. Luas ground cover dan semak adalah 72,5
m2. Perhitungan HOK Taman Skate selama setahun dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Skate selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan
rumput
400 330,00 m2 0,83 0,10 298 35,12
Lanjutan Tabel 30
67
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
2 Pembersihan dan
penyapuan
perkerasan
800 136,32 m2 0,17 0,02 298 7,25
3 Penyiraman
rumput dan
penutup tanah
dengan mobil
tangki air
700 330,00 m2 0,47 0,06 112 7,54
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 330,00 m2 1,32 0,17 24 4,53
5 Pemangkasan
tanaman semak
dengan gunting
pangkas
10 72,50 m2 7,25 0,91 12 12,43
6 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 15,00 Pohon 3,00 0,38 2 0,86
7 Penyiangan
tanaman penutup
tanah dengan
kored
40 72,50 m2 1,81 0,23 48 12,43
8 Penyulaman
tanaman penutup
tanah
3 72,50 m2 24,17 3,02 2 6,90
9 Pemupukan
pupuk organik
pada tanaman
penutup tanah
100 402,5 m2 4,03 0,50 2 1,15
10 Pemupukan
pupuk inorganik
pada rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 402,5 m2 2,01 0,25 2 0,58
11 Pemupukan
pupuk organik
pada pohon
7 15,00 Pohon 2,14 0,27 1 0,31
12 Pemupukan
pupuk inorganik
pada pohon
7 15,00 Pohon 2,14 0,27 1 0,31
13 Penyempro-
tan peptisida pada
penutup tanah dan
semak
500 402,50 m2 0,81 0,10 1 0,12
14 Penyempro-
tan peptisida pada
pohon
15 15,00 Pohon 1 0,13 1 0,14
Total HOK 1 Tahun 89,66
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Lanjutan Tabel 31
68
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 89,66 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 14,94 jam/minggu
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 14,94 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 0,65 orang
8. Taman Peranginan
Luas perkerasan Taman Peranginan adalah 478,92 m2. Luas rumput adalah
1038 m2. Jumlah pohon sebanyak 74 pohon. Luas ground cover dan semak adalah
138,71 m2. Perhitungan HOK Taman Peranginan selama setahun dapat dilihat pada
tabel 32.
Tabel 32 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Peranginan selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan
rumput
400 1038,00 m2 2,60 0,32 298 110,47
2 Pembersihan/peny
apuan perkerasan
800 478,92 m2 0,60 0,07 298 25,49
3 Penyiraman
rumput dan
penutup tanah
dengan mobil
tangki air
700 1038,00 m2 1,48 0,19 112 23,73
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 1038,00 m2 4,15 0,52 24 14,24
5 Pemangkasan
tanaman semak
dengan gunting
pangkas
10 138,71 m2 13,87 1,73 12 23,78
6 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 74,00 Pohon 14,80 1,85 2 4,23
7 Penyiangan
tanaman penutup
tanah dengan
kored
40 138,71 m2 3,47 0,43 48 23,78
8 Penyulaman
tanaman penutup
tanah
3 138,71 m2 46,24 5,78 2 13,21
9 Pemupukan
pupuk organik
pada tanaman
penutup tanah
100 1176,71 m2 11,77 1,47 2 3,36
69
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
10 Pemupukan
pupuk inorganik
pada rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 1176,71 m2 5,88 0,74 2 1,68
11 Pemupukan
pupuk organik
pada pohon
7 74,00 Pohon 10,57 1,32 1 1,51
12 Pemupukan
pupuk inorganik
pada pohon
7 74,00 Pohon 10,57 1,32 1 1,51
13 Penyempro-
tan peptisida pada
penutup tanah dan
semak
500 1176,71 m2 2,35 0,29 1 0,34
14 Penyempro-
tan peptisida pada
pohon
15 74,00 Pohon 4,93 0,70 1 0,70
Total HOK 1 Tahun 248,02
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 248,02 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 41,34 jam/minggu
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 41,34 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 1,79 orang
9. Taman Malabar 1
Luas perkerasan Taman Malabar 1 adalah 1063,29 m2. Luas rumput adalah
3489,91 m2. Jumlah pohon sebanyak 287 pohon. Luas ground cover dan semak
adalah 243,41 m2. Perhitungan HOK Taman Malabar 1 selama setahun dapat dilihat
pada Tabel 33.
Tabel 33 Perhitungan HOK pemeliharaan Taman Malabar 1 selama setahun No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
1 Pembersihan dan
penyapuan
rumput
400 3489,91 m2 8,72 1,09 298 371,43
Lanjutan Tabel 32
70
No Kegiatan
Pemeliharaan
KK1
per
jam
Jumlah Satuan Kebutuhan
waktu
(jam)
HOK per
kegiatan2
Frek per
tahun3
(hari)
HOK
satu
tahun
2 Pembersihan dan
penyapuan
perkerasan
800 1063,29 m2 1,33 0,17 298 56,58
3 Penyiraman
rumput dan
penutup tanah
dengan mobil
tangki air
700 3489,91 m2 4,99 0,62 112 79,77
4 Pemangkasan
rumput dengan
mesin gendong
250 3489,91 m2 13,96 1,74 24 47,86
5 Pemangkasan
tanaman semak
dengan gunting
pangkas
10 243,41 m2 24,34 3,04 12 33,27
6 Pemangkasan
ranting dan dahan
pohon
5 287 Pohon 57,40 7,18 2 16,40
7 Penyiangan
tanaman penutup
tanah dengan
kored
40 243,41 m2 6,09 0,76 48 33,27
8 Penyulaman
tanaman penutup
tanah
3 243,41 m2 81,14 10,14 2 18,48
9 Pemupukan
pupuk organik
pada tanaman
penutup tanah
100 3733,32 m2 37,33 4,67 2 10,53
10 Pemupukan
pupuk inorganik
pada rumput dan
tanaman penutup
tanah
200 3733,32 m2 18,67 2,33 2 5,26
11 Pemupukan
pupuk organik
pada pohon
7 287 Pohon 41,00 5,13 1 5,86
12 Pemupukan
pupuk inorganik
pada pohon
7 287 Pohon 41,00 5,13 1 5,86
13 Penyemprotan
peptisida pada
penutup tanah dan
semak
500 3733,32 m2 7,47 0,93 1 1,05
14 Penyemprotan
peptisida pada
pohon
15 287 Pohon 19,13 2,39 1 2,73
Total HOK 1 Tahun 688,34
Keterangan : 1Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005); 2Hari orang kerja dengan
ketentuan 7 jam/orang/hari; 3Perhitungan total 298 hari kerja selama satu tahun (6
hari/minggu)
Lanjutan Tabel 33
71
Jam kerja per minggu = HOK 1 Tahun x jam kerja efektif/orang/hari
Jam kerja produktif/minggu
= 688,34 hari/orang x 7 jam/orang/hari
42 jam/minggu/orang
= 114,72 jam/minggu
Kebutuhan tenaga kerja = Jam kerja/minggu
Jam kerja produktif/minggu×
efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang
= 114,72 jam/minggu
30 jam/minggu×
100
77
= 4,97 orang
Berdasarkan perhitungan HOK di sembilan taman, kebutuhan tenaga kerja
ideal pada taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah adalah 18 orang (Tabel 34).
Untuk taman yang memiliki hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja kurang dari
1, kegiatan pemeliharaan dapat digabung dengan taman yang terdekat seperti
Taman Kencana dengan Taman Ceremai Ujung, Taman Ekspresi dengan Taman
Skate, dan Taman Malabar 2 dengan Taman Malabar 1. Jumlah tenaga kerja
bertambah dari jumlah tenaga kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini
dikarenakan penentuan jumlah tenaga kerja sebelumnya hanya berdasarkan luasan
taman. Semakin luas taman, maka jumlah tenaga kerja semakin banyak sedangkan
rekomendasi yang diusulkan memperhatikan luasan tiap elemen penyusun taman
dan kemampuan keterampilan pekerja. Sehingga semakin kompleks taman, maka
jumlah tenaga kerja semakin banyak. Rekomendasi jumlah tenaga kerja ini
diharapkan dapat membuat kegiatan pemeliharaan lebih efektif dan efesien.
Tabel 34 Total perhitungan HOK pada taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah
No Nama Taman Luas HOK 1 tahun Jam kerja per
minggu KTK1
1 Taman Cipakancilan 241.00 63,53 10,59 0,46
2 Taman Ceremai ujung 408.00 85,03 14,17 0,61
3 Taman Malabar 2 600.90 29,56 4,93 0,21
4 Taman Skate 1307.00 89,66 14,94 0,65
5 Taman Peranginan 1789.44 248,02 41,34 1,79
6 Taman Pangrango 1820.26 190,41 31,73 1,37
7 Taman Ekspresi 2500.00 361,29 60,21 2,61
8 Taman Kencana 4795.56 765,04 127,51 5,52
9 Taman Malabar 1 5517.85 688,34 114,72 4,97
Total 18,19
Keterangan : 1Kebutuhan Tenaga kerja
Alat dan Bahan
Alat dan bahan diperlukan kuantitas dan kualitas yang baik demi
keberlangsungan pemeliharaan taman kota. Kondisi alat yang baik akan membantu
kegiatan pemeliharaan taman. Pengadaan alat dan bahan dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh pihak ketiga. Pergantian alat dan bahan biasanya dilakukan pada
pertengahan tahun dengan melihat kondisi alat itu sendiri. Berikut alat yang
digunakan untuk pemeliharaan di Kota Bogor (Tabel 35).
72
Tabel 35 Alat yang dimiliki DKP Kota Bogor dalam pemeliharaan taman
No Jenis peralatan Jumlah Kondisi1 Masa efektif2
1 Mobil tangki air 4 Baik 4 tahun
2 Truk pengangkut sampah 3 Baik 5 tahun
3 Mobil kecil pengangkut sampah 11 Baik 5 tahun
4 Mesin pemotong gendong 20 Baik 3 tahun
5 Seragam pekerja 282 Baik 6 bulan
6 Cangkul 25 Baik 6 bulan
7 Garpu tanah 20 Baik 6 bulan
8 Kape 100 Baik 2 tahun
9 Gunting pangkas semak 25 Baik 6 tahun
10 Gunting setek tanaman 20 Baik 6 bulan
11 Sapu lidi 100 Baik 1 bulan
12 Pengki 150 Baik 1 bulan
13 Kored 150 Baik 6 bulan
14 Golok, arit dan parang 25 Baik 6 bulan
Keterangan : 1Berdasarkan pengamatan lapang 2Arifin dan Arifin (2005)
Alat dan bahan disimpan dengan baik di gudang yang berada di kantor DKP
Kota Bogor. Gudang penyimpanan terbagi menjadi dua tempat berdasarkan alat
yang disimpannya. Gudang yang terdapat di luar ruangan untuk menyimpan alat
berat yang digunakan rutin setiap hari seperti mesin pemotong pohon dan mesin
gendong pemotong rumput. Gudang yang berada di dalam ruangan digunakan
untuk bahan yang habis pakai. Alat-alat tersebut tidak diambil para pekerja setiap
hari seperti seragam, kored, cangkul, sapu lidi, kape, gunting stek, pengki, dan
golok. Setiap alat masuk dan keluar akan dicatat oleh staf yang bertugas di gudang
untuk memantau siapa saja dan apa saja alat dan bahan yang dikeluarkan.
Para tenaga kerja terkadang tidak terlalu memperhatikan perawatan alat-alat
yang digunakannya. Alat yang telah digunakan langsung disimpan tanpa
dibersihkan terlebih dahulu. Hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi alat yang
menjadi cepat rusak dan tidak bertahan lama. Alangkah lebih baiknya, alat-alat
yang telah selesai digunakan segera dibersihkan, kemudian disimpan untuk
digunakan kembali. Jumlah alat untuk kegiatan pemelihaaran taman disesuaikan
dengan jumlah tenaga kerja dan jumlah alat yang tersedia oleh DKP Kota Bogor.
Anggaran Biaya
Biaya yang digunakan dalam alokasi pemeliharaan taman-taman di Kota
Bogor didapat dari dana APBD (Anggaran Pemerintah Bantuan Daerah). Dalam
kegiatan magang, Taman Kencana dan Taman Eksrpresi baru saja serah terima
dalam pemeliharaan taman sehingga anggaran untuk pemeliharaan taman baru saja
dirumuskan yaitu sebesar Rp 75.000.000,00 pada masing-masing taman. Selain itu,
biaya pemeliharaan taman aktif seluruh Kota Bogor sebesar Rp 115.000.000,00
Anggaran biaya tersebut mencakup pengadaan alat & bahan selama proses
pemeliharaan serta perbaikan elemen pembentuk taman. Anggaran tidak termasuk
gaji pokok para tenaga kerja. Menurut Arifin dan Arifin (2005), penyusunan
anggaran biaya bergantung pada beberapa hal berikut: (1) luas areal taman, (2)
desain taman dan penggunaan elemen taman, (3) standar biaya tenaga kerja harian,
73
honorer dan tetap, (4) kelengkapan dan efektivitas peralatan pemeliharaan taman,
(5) bahan habis pakai, dan (6) biaya tenaga supervisor dan tenaga ahli.
Gaji pokok dikeluarkan berdasarkan status kepegawaian yaitu PNS, honorer
dan pekerja harian lepas. Untuk PNS gaji pokok dikeluarkan berdasarkan tingkat
golongan yang telah diatur oleh pemerintah setempat. Gaji pokok honorer
dikeluarkan berdasarkan aturan yang telah ditetapkan oleh sekertaris daerah. Gaji
pokok honorer pun beragam sesuai dengan pengrekrutan tenaga kerja sesuai dengan
pendidikan akhir. Pada bagian pertamanan di Kota Bogor, terdapat dua tenaga
honorer dengan tingkat pendidikan akhir yang sama, yaitu SLTP sehingga gaji
pokoknya pun sama yaitu Rp 1.416.000,00/bulan. Sedangkan pekerja harian lepas
atau padat karya mendapatkan gaji pokok sebesar Rp 1.300.000,00/bulan. Hitungan
gaji padat karya adalah perhari yaitu Rp 50.000,00/hari dengan 26 hari kerja masa
kontrak 1 tahun.
Rekomendasi total anggaran biaya untuk pemeliharaan taman aktif di
Kecamatan Bogor Tengah adalah Rp 347.223.400,00 dengan rincian anggaran
kegiatan pemeliharaan sebesar Rp 317.631.200,00 (Tabel 36), anggaran
penggunaan alat sebesar Rp 13.292.600,00 (Tabel 37), dan anggaran penggunaan
bahan sebesar Rp 16.299.600,00 (Tabel 38). Rencana anggaran kegiatan
pemeliharaan dipengaruhi oleh kapasitas tenaga kerja per kegiatan dan rekomendasi
kegiatan pemeliharaan yang dapat dilakukan.
Tabel 36 Anggaran biaya kegiatan pemeliharaan selama satu tahun
No Kegiatan pemeliharaan HOK per
Tahun
Harga
HOK1 (Rp)
Harga HOK
setahun
1 Pembersihan dan penyapuan
rumput
1036,55 126 000 130 603 477
2 Pembersihan dan penyapuan
perkerasan
173,54 126 000 21 866 480
3 Penyiraman rumput dan penutup
tanah dengan mobil tangki air
290,69 126 000 36 627 359
4 Pemangkasan rumput dengan
mesin gendong
133,57 126 000 16 829 441
5 Pemangkasan tanaman semak
dengan gunting pangkas
299,87 126 000 37 784 081
6 Pemangkasan ranting dan dahan
pohon
36,00 126 000 4 536 000
7 Penyiangan tanaman penutup
tanah dengan kored
299,87 126 000 37 784 081
8 Penyulaman tanaman penutup
tanah
166,60 126 000 20 991 156
9 Pemupukan pupuk organik pada
tanaman penutup tanah
32,82 126 000 4 135 868
10 Pemupukan pupuk inorganik pada
rumput dan tanaman penutup
tanah
16,41 126 000 2 067 934
11 Pemupukan pupuk organik pada
pohon
12,86 126 000 1 620 000
74
No Kegiatan pemeliharaan HOK per
Tahun
Harga
HOK1 (Rp)
Harga HOK
setahun
12 Pemupukan pupuk inorganik pada
pohon
12,86 126 000 1 620 000
13 Penyemprotan peptisida pada
penutup tanah dan semak
3,25 126 000 409 228
14 Penyemprotan peptisida pada
pohon
6,00 126 000 756 000
Total 317 631 105
Keterangan : 1Harga HOK sesuai dengan UMR Kota Bogor tahun 2016
Rp3.022.765,00 dibagi dengan hari efektif kegiatan pemeliharaan 6 hari/minggu
dengan pembulatan.
Tabel 37 Anggaran penggunaan alat pemeliharaan selama setahun
No Alat Jumlah
(buah)
Masa
susut alat
(Tahun)
Harga
Satuan
(Rp)
Harga
Total
(Rp)
Harga/tahun
(Rp)
1 Mesin
pemotong
gendong
2 3,00 2 500 000 5 000 000 1 666 667
2 Seragam
pekerja
20 0,50 75 000 1 500 000 3 000 000
3 Cangkul 10 0,50 40 000 400 000 800 000
4 Garpu tanah 10 0,50 25 000 250 000 500 000
5 Sekop 9 0,50 30 000 270 000 540 000
6 Gunting setek
tanaman
9 0,50 40 000 360 000 720 000
7 Sapu lidi 15 0,08 10 000 150 000 1 807 229
8 Pengki 9 0,08 20 000 180 000 2 168 675
9 Kored 10 0,50 17 000 170 000 340 000
10 Golok 9 0,50 40 000 360 000 720 000
11 Arit 9 0,50 35 000 315 000 630 000
12 Sarung
tangan
20 0,50 10 000 200 000 400 000
Total 13 292 570
Tabel 38 Anggaran penggunaan bahan pemeliharaan selama setahun
No Bahan Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp)
1 Pupuk urea 898,28 Kg 5 000 4 491 411
2 Kompos 3654,26 Kg 3 000 10 962 789
3 Herbisida 3,02 Liter 140 000 422 697
4 Insektisida 3,02 Liter 50 000 150 963
5 Fungisida 3,02 Liter 90 000 271 734
Total 16 299 594
Lanjutan Tabel 36
75
Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai faktor internal
dan eksternal lanskap taman Kota Bogor, khususnya taman aktif di Kecamatan
Bogor Tengah. Faktor internal meliputi kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weakness). Faktor eksternal melilputi peluang (opportunities) dan ancaman
(threats). Faktor-faktor tersebut diperoleh dari hasil pengamatan langsung di
lapangan, wawancara dengan pihak pengelola, dan persepsi pengunjung
berdasarkan kuisioner yang telah disebar. Tahapan yang dilakukan dalam analisis
SWOT adalah sebagai berikut.
Identifikasi faktor internal dan eksternal
Kekuatan (strengths) yang dimiliki oleh lanskap taman Kota Bogor adalah
sebagai berikut:
1. letak Kecamatan Bogor Tengah strategis karena berada di pusat Kota Bogor;
2. akses menuju taman-taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah mudah;
3. kondisi cuaca Kota Bogor sejuk dengan banyaknya pohon-pohon rindang pada
Taman Kota Bogor;
4. struktur organisasi pemeliharaan sudah spesifik;
5. taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah memiliki daya tarik untuk dikunjungi;
6. program Pemerintah Kota Bogor untuk menjadikan Kota Bogor sebagai kota
sejuta taman;
7. kegiatan pemeliharaan lebih mudah dipantau dan terjangkau karena dekat
dengan kantor Dinas Kebesihan dan Pertamanan Kota Bogor.
Kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh lanskap taman Kota Bogor adalah
sebagai berikut:
1. kurangnya tenaga ahli dalam pemeliharaan taman Kota Bogor;
2. tenaga kerja masih kurang disiplin;
3. kesejahteraan tenaga kerja masih kurang jika dilihat dari upah yang diterima;
4. kurangnya kesadaran masyarakat ikut serta membantu memelihara taman Kota
Bogor, khususnya taman lingkungan yang berada di tengah pemukiman warga;
5. pemeliharaan fasilitas taman (hardscape) belum optimal sehingga banyak
fasilitas taman yang rusak, terutama pada taman yang tidak banyak diketahui
umum; 6. koordinasi antara mandor dengan tenaga kerja masih kurang baik;
7. jumlah sarana dan prasarana pada taman masih kurang.
Peluang (opportunities) yang dimiliki oleh lanskap taman Kota Bogor
adalah sebagai berikut:
1. adanya dukungan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola taman Kota
Bogor;
2. keterlibatan komunitas untuk memelihara taman Kota Bogor;
3. misi dari DKP Kota Bogor menuju Kota Bogor sebagai "Green City";
76
Ancaman (threats) yang dimiliki oleh lanskap taman Kota Bogor adalah
sebagai berikut:
1. tindakan vandalisme yang dilakukan oleh masyarakat;
2. faktor cuaca Kota Bogor yang terkadang ekstrim sehingga dapat berakibat pada
rusaknya elemen-elemen pembentuk taman;
3. kesan negatif dari masyarakat yang mengganggap taman sering digunakan untuk
hal negatif;
4. Keterbatasan anggaran biaya untuk pemeliharaan taman Kota Bogor
Pemberian bobot dan rating pada faktor internal dan eksternal
Tahap selanjutnya, hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal
diberi bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya. Penilaian tingkat kepentingan
dilakukan dengan bantuan pihak DKP Kota Bogor melalui 5 orang perwakilan yang
mengetahui kondisi taman di Kota Bogor, khususnya taman aktif di Kecamatan
Bogor Tengah. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5.
Selanjutnya, dilakukan penilaian bobot setiap faktor. Bobot setiap faktor
ditentukan dengan metode paired comparison (Kinnear dan Taylor, 1991).
Penilaian tingkat kepentingan dan bobot strategis faktor internal dapat dilihat pada
Tabel 39 dan Tabel 40. Penilaian tingkat kepentingan dan bobot strategis faktor
eksternal dapat dilihat pada Tabel 41 dan Tabel 42.
Tabel 39 Tingkat kepentingan faktor internal
Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan Rating
Faktor Kekuatan (Strenghts)
S1 Letak Kecamatan Bogor Tengah
strategis karena berada di pusat Kota
Bogor
Penting 3
S2 Akses menuju taman-taman aktif di
Kecamatan Bogor Tengah mudah
Penting 3
S3 Kondisi cuaca Kota Bogor sejuk
dengan banyaknya pohon-pohon
rindang pada Taman Kota Bogor
Penting 3
S4 Struktur organisasi pemeliharaan
sudah spesifik
Penting 3
S5 Taman aktif di Kecamatan Bogor
Tengah memiliki daya tarik untuk
dikunjungi
Sangat Penting 4
S6 Program Pemerintah Kota Bogor
untuk menjadikan Kota Bogor sebagai
kota sejuta taman
Sangat Penting 4
S7 Kegiatan pemeliharaan lebih mudah
dipantau dan terjangkau karena dekat
dengan kantor Dinas Kebesihan dan
Pertamanan Kota Bogor
Penting 3
77
Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan Rating
Faktor Kelemahan (Weaknesses)
W1 Kurangnya tenaga ahli dalam
pemeliharaan taman Kota Bogor
Penting 2
W2 Tenaga kerja masih kurang disiplin Penting 2
W3 Kesejahteraan tenaga kerja masih
kurang jika dilihat dari upah yang
diterima
Penting 2
W4 Kurangnya kesadaran masyarakat ikut
serta membantu memelihara taman
Kota Bogor, khususnya taman
lingkungan yang berada di tengah
pemukiman warga
Sangat Penting 1
W5 Pemeliharaan fasilitas taman
(hardscape) belum optimal sehingga
banyak fasilitas taman yang rusak,
terutama pada taman yang tidak
banyak diketahui umum
Penting 2
W6 Koordinasi antara mandor dengan
tenaga kerja masih kurang baik
Cukup Penting 3
W7 Jumlah sarana dan prasarana pada
taman masih kurang
Penting 2
Tabel 40 Penilaian bobot strategis internal Faktor
Internal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 Total Bobot*
S1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 27 0,073
S2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 27 0,073
S3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 27 0,073
S4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 27 0,073
S5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 15 0,040
S6 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 15 0,040
S7 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 1 27 0,073
W1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 1 27 0,073
W2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 1 27 0,073
W3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 1 27 0,073
W4 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 16 0,043
W5 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 1 27 0,073
W6 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 41 0,111
W7 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 41 0,111
Total 371 1
*Keterangan: Hasil bobot merupakan hasil pembulatan
Lanjutan Tabel 39
78
Tabel 41 Tingkat kepentingan faktor eksternal
Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan Rating
Faktor Peluang (Opportunities)
O1 Adanya dukungan pemerintah
dan masyarakat dalam
mengelola taman Kota Bogor
Sangat Penting 4
O2 Keterlibatan komunitas untuk
memelihara taman Kota Bogor
Penting 3
O3 Misi dari DKP Kota Bogor
menuju Kota Bogor sebagai
"Green City"
Sangat Penting 4
Faktor Ancaman (Threats)
T1 Tindakan vandalisme yang
dilakukan oleh masyarakat
Penting 2
T2 Faktor cuaca Kota Bogor yang
terkadang ekstrim sehingga
dapat berakibat pada rusaknya
elemen-elemen pembentuk
taman
Penting 2
T3 Kesan negatif dari masyarakat
yang mengganggap taman sering
digunakan untuk hal negatif
Penting 2
T4 Keterbatasan anggaran biaya
untuk pemeliharaan taman Kota
Bogor
Penting 2
Tabel 42 Penilaian bobot strategis eksternal
*Keterangan: Hasil bobot merupakan hasil pembulatan
Faktor Eksternal O1 O2 O3 T1 T2 T3 T4 Total Bobot*
O1 1 2 1 1 1 1 7 0,08
O2 3 3 2 2 2 2 14 0,17
O3 2 1 1 1 1 1 7 0,08
T1 3 2 3 2 2 2 14 0,17
T2 3 2 3 2 2 2 14 0,17
T3 3 2 3 2 2 2 14 0,17
T4 3 2 3 2 2 2 14 0,17
Total 84 1
79
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor
Evaluation (EFE)
Tahapan selanjutnya adalah pembuatan matriks Internal Factor Evaluation
(IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Dalam matriks ini dilakukan
pemberian skor pembobotan. Skor pembobotan diperoleh dari hasil perkalian rating
dengan faktor-faktor yang telah ditentukan.. Matriks IFE dan EFE disajikan pada
Tabel 43 dan Tabel 44.
Tabel 43 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Simbol Faktor Internal Tingkat
Kepentingan Bobot (*) Rating Skor (*)
Faktor Kekuatan (Strenghts)
S1 Letak Kecamatan
Bogor Tengah strategis
karena berada di pusat
Kota Bogor
Penting 0,07 3 0,22
S2 Akses menuju taman-
taman aktif di
Kecamatan Bogor
Tengah mudah
Penting 0,07 3 0,22
S3 Kondisi cuaca Kota
Bogor sejuk dengan
banyaknya pohon-
pohon rindang pada
Taman Kota Bogor
Penting 0,07 3 0,22
S4 Struktur organisasi
pemeliharaan sudah
spesifik
Penting 0,07 3 0,22
S5 Taman aktif di
Kecamatan Bogor
Tengah memiliki daya
tarik untuk dikunjungi
Sangat
Penting
0,04 4 0,16
S6 Program Pemerintah
Kota Bogor untuk
menjadikan Kota
Bogor sebagai kota
sejuta taman
Sangat
Penting
0,04 4 0,16
S7 Kegiatan pemeliharaan
lebih mudah dipantau
dan terjangkau karena
dekat dengan kantor
Dinas Kebesihan dan
Pertamanan Kota
Bogor
Penting 0,07 3 0,22
80
Simbol Faktor Internal Tingkat
Kepentingan Bobot (*) Rating Skor (*)
Faktor Kelemahan (Weaknesses)
W1 Kurangnya tenaga ahli
dalam pemeliharaan
taman Kota Bogor
Penting 0,07 2 0,15
W2 Tenaga kerja masih
kurang disiplin
Penting 0,07 2 0,15
W3 Kesejahteraan tenaga
kerja masih kurang jika
dilihat dari upah yang
diterima
Penting 0,07 2 0,15
W4 Kurangnya kesadaran
masyarakat ikut serta
membantu memelihara
taman Kota Bogor,
khususnya taman
lingkungan yang
berada di tengah
pemukiman warga
Sangat
Penting
0,04 1 0,04
W5 Pemeliharaan fasilitas
taman (hardscape)
belum optimal
sehingga banyak
fasilitas taman yang
rusak, terutama pada
taman yang tidak
banyak diketahui
umum
Penting 0,07 2 0,15
W6 Koordinasi antara
mandor dengan tenaga
kerja masih kurang
baik
Cukup
Penting
0,11 3 0,33
W7 Jumlah sarana dan
prasarana pada taman
masih kurang
Penting 0,11 2 0,33
Total 2,7
*Keterangan: Hasil bobot merupakan hasil pembulatan
Lanjutan Tabel 43
81
Tabel 44 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Simbol Faktor Eksternal Tingkat
Kepentingan Bobot (*) Rating Skor (*)
Faktor Peluang (Opportunities)
O1 Adanya dukungan
pemerintah dan
masyarakat dalam
mengelola taman Kota
Bogor
Sangat
Penting
0,08 4 0,33
O2 Keterlibatan
komunitas untuk
memelihara taman
Kota Bogor
Penting 0,16 3 0,50
O3 Misi dari DKP Kota
Bogor menuju Kota
Bogor sebagai "Green
City"
Sangat
Penting
0,08 4 0,33
Faktor Ancaman (Threats)
T1 Tindakan vandalisme
yang dilakukan oleh
masyarakat
Penting 0,16 2 0,33
T2 Faktor cuaca Kota
Bogor yang terkadang
ekstrim sehingga dapat
berakibat pada
rusaknya elemen-
elemen pembentuk
taman
Penting 0,16 2 0,33
T3 Kesan negatif dari
masyarakat yang
mengganggap taman
sering digunakan
untuk hal negatif
Penting 0,16 2 0,33
T4 Keterbatasan anggaran
biaya untuk
pemeliharaan taman
Kota Bogor
Penting 0,16 2 0,33
Total 2,5
*Keterangan: Hasil bobot merupakan hasil pembulatan
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel Matriks IFE dan EFE, diketahui
bahwa total nilai IFE sebesar 2,7 dan total nilai EFE adalah 2,5. Tahap selanjutnya
adalah pembuatan Matriks IE. Dari hasil total skor IFE dan EFE diketahui bahwa
posisi dalam matriks lanskap taman kota bogor berada pada Kuadran V. Tipe
strategi yang sesuai digunakan pada kuadran tersebut adalah hold and maintain (menjaga dan mempertahankan). Hal ini menunjukkan bahwa pihak pengelola,
82
yaitu DKP Kota Bogor harus menjaga dan meningkatkan sistem pengelolaan serta
strategi yang telah dimiliki. Hasil pemetaan matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada
Gambar 38.
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Matriks SWOT
Matriks SWOT yang dibuat akan menunjukan beberapa alternatif strategi
untuk pemeliharaan lanskap Kota Bogor. Strategi tersebut meliputi potensi yang
dapat dikembangkan serta permasalahan yang harus dihadapi oleh lanskap taman
Kota Bogor. Alternatif strategi yang dihasilkan pada matriks ini melihat peluang
dan ancaman yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
lanskap taman Kota Bogor (Tabel 45)
Tabel 45 Matirks SWOT
Faktor
Internal
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities) Ancamann (Threats)
1. O1
2. O2
3. O3
1. T1
2. T2
3. T3
4. T4
Kekuatan
(Strengths)
Strategi SO Strategi ST
1. S1
2. S2
3. S3
4. S4
5. S5
6. S6
7. S7
1. Mengoptimalkan penggunaan
taman dan ketersediaan lahan yang
ada sebagai ruang terbuka publik
1. Meningkatkan
pengawasan untuk
meminimalisir
kerusakan yang
dilakukan pengunjung
taman.
2. Melakukan
pencegahan untuk
pohon tumbang
Kelemahan
(Weaknesses)
Strategi WO Strategi WT
1. W1
2. W2
3. W3
4. W4
1. Menyusun rencana pengelolaan
yang baik dan sesuai sehingga
dapat memperkuat sistem dalam
1. Meningkatkan
kemampuan
pembiayaan atau
anggaran biaya
Total Skor IFE
Kuat Sedang Lemah
Kuat
Sedang
Lemah
Total
Skor
EFE
4
3
2
1
3 2 1
Gambar 38 Matriks IFE dan EFE
83
Faktor
Internal
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities) Ancamann (Threats)
1. O1
2. O2
3. O3
1. T1
2. T2
3. T3
4. T4
5. W5
6. W6
7. W7
menjalankan pengelolaan dan
pemeliharaan taman
2. Mengadakan pelatihan/training
untuk Sumber Daya Manusia
(SDM) yang ada di DKP Kota
Bogor dalam kegiatan
pemeliharaan Kota Bogor
3. Meningkatkan kinerja dengan
pemberian motivasi dan
penerapan sanksi ketat apabila
para pekerja tidak disiplin.
4. Meningkatkan keterlibatan
masyarakat dalam pemeliharaan
taman disertai dengan pembinaan
mengenai pelestarian lingkungan.
5. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas fasilitas taman disertai
pemeliharaan yang optimal,
khususnya untuk taman bermain
dan yang kurang dikenal
pemerintah dalam
pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
di Kota Bogor
Penentuan Alternatif Strategi
Alternatif strategi yang telah didapatkan selanjutnya ditentukan
peringkatnya dari setiap alternatif strategi yang ada. Penentuan peringkat dilakukan
dengan cara menjumlahkan masing-masing faktor yang berkaitan. Nilai total skor
yang paling besar menjadi prioritas utama dan begitu seterusnya (Sukmasari, 2014).
Berikut merupakan peringkat alternatif strategi pengelolaan lanskap taman Kota
Bogor.
Tabel 46 Peringkat alternatif strategi
No Alternatif strategi Unsur SWOT Jumlah skor Peringkat
1 Mengoptimalkan penggunaan
taman serta ketersediaan lahan
yang ada sebagai ruang terbuka
publik
S1, S2, S4,
S5, S6, S7,
O1, O3
1.863 1
Lanjutan Tabel 45
84
No Alternatif strategi Unsur SWOT Jumlah skor Peringkat
2 Menyusun rencana pengelolaan
yang baik dan sesuai sehingga
dapat memperkuat sistem dalam
menjalankan pengelolaan dan
pemeliharaan taman
W1, W2, W3,
W6, O1, O3
1.434 2
3 Meningkatkan kemampuan
pembiayaan/anggaran biaya
pemerintah dalam pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Kota Bogor
W3, W5, W7,
T3, T4
1.289 3
4 Meningkatkan kinerja dengan
pemberian motivasi dan
penerapan sanksi ketat apabila
para pekerja tidak disiplin.
W2, W6, O1,
O3
1.144 4
5 Meningkatkan kualitas dan
kuantitas fasilitas taman disertai
pemeliharaan yang optimal,
khususnya untuk taman bermain
dan yang kurang dikenal.
W5, W7, O1,
O3
1.144 5
6 Melakukan pencegahan untuk
pohon tumbang.
T2, S3, S4,
S7
0.988 6
7 Mengadakan pelatihan/training
untuk Sumber Daya Manusia
(SDM) yang ada di DKP Kota
Bogor dalam kegiatan
pemeliharaan Kota Bogor.
W1, W5, O1,
O3
0.958 7
8 Meningkatkan pengawasan
untuk meminimalisir kerusakan
yang dilakukan pengunjung
taman.
S4, S5, S7,
T1
0.932 8
9 Meningkatkan keterlibatan
masyarakat dalam pemeliharaan
taman disertai dengan
pembinaan mengenai
pelestarian lingkungan.
W4, O1, O2 0.876 9
Penjabaran strategi pengelolaan lanskap taman Kota Bogor yang diperoleh
adalah sebagai berikut.
1. Mengoptimalkan taman serta ketersediaan lahan yang ada sebagai ruang terbuka
publik
Strategi ini merupakan strategi S-O, yaitu memanfaaatkan kekuatan yang
dimiliki untuk peluang yang ada. Taman sebagai salah satu bagian dari ruang
Lanjutan Tabel 46
85
terbuka hijau (RTH) kota memberikan banyak manfaat bagi masyarakat perkotaan.
Taman-taman tersebut berperan dalam menjaga keseimbangan ekologis perkotaan.
Penyebaran beberapa taman di Kota Bogor khususnya Kecamatan Bogor Tengah
sangat strategis, terjangkau, dan masing-masing taman memiliki daya tarik untuk
dikunjungi. Masyarakat banyak yang berkunjung ke taman sebagai alternatif untuk
berkumpul dan bermain. Taman Kota di Bogor seperti Taman Kencana dan Taman
Ekspresi juga seringkali dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan suatu acara.
Dalam mendukung penggunaan taman yang optimal serta terwujudnya RTH yang
nyaman, produktif, dan berkelanjutan perlu diiringi oleh kegiatan pemeliharaan
yang sesuai. Kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk mempertahankan kondisi
taman sehingga tetap terjaga keindahan serta fungsi taman tersebut. Kegiatan
pemeliharaan meliputi pemeliharaan hardscape dan softscape. Struktur organisasi
yang sudah spesifik dapat membantu kegiatan pemeliharaan berjalan dengan baik.
Kegiatan pemeliharaan juga dapat dioptimalkan karena letaknya yang dekat dengan
kantor sehingga lebih mudah dipantau jika terdapat masalah di lapangan.
Pemeliharaan elemen keras dapat dilakukan dengan pemeliharaan pencegahan
seperti pembersihan rumput dan karat, pengecatan, dan pergantian elemen yang
rusak.
Selain mengoptimalkan penggunaan taman yang sudah ada, lahan-lahan
kosong yang tidak terpakai atau belum berfungsi secara optimal dapat dimanfaatkan
sebagai ruang terbuka publik. Lahan tersebut dapat dijadikan sebagai taman sejalan
dengan program Kota Bogor untuk menjadikan Kota Bogor sebagai kota sejuta
taman. Pemerintah Kota Bogor juga dapat memanfaatkan lahan Prasarana dan
Sarana Umum (PSU) yang akan diserahkan oleh pengembang perumahan dan
pemukiman kepada pemerintah kota. Ruang terbuka pada perumahan dan
pemukiman tersebut dapat didesain ulang oleh pihak DKP Kota Bogor dengan
perawatan yang minim sehingga taman-taman tersebut dapat dimaanfaatkan secara
optimal dan menjadi alternatif pilihan masyarakat untuk berkumpul dan bersantai.
2. Menyusun rencana pengelolaan yang baik dan sesuai sehingga dapat
memperkuat sistem dalam menjalankan pengelolaan dan pemeliharaan taman
Strategi ini merupakan strategi W-O, yaitu meminimalisasi kelemahan dan
memanfaatkan peluang yang ada. Sistem pemeliharaan yang baik memiliki rencana
program pemeliharaan yang sesuai. Hal tersebut sangat penting dan seharusnya
dimiliki oleh pihak pemelihara taman agar tamannya selalu dalam kondisi baik.
Ketika sistem pemeliharaan taman dapat diperbaiki dan ditingkatkan, taman dapat
dikelola dengan lebih baik. Hal ini secara tidak langsung juga menjadi upaya dalam
meningkatkan kualitas ataupun memperbaiki kondisi taman. Proses memperbaiki
sistem pemeliharan diperlukan peninjauan kembali terhadap kelima aspek
pengelolaan, yaitu struktur organisasi, kebutuhan tenaga kerja, alat dan bahan,
jadwal pemeliharaan, dan anggaran biaya.
3. Meningkatkan kemampuan pembiayaan/anggaran biaya pemerintah dalam
pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bogor
Strategi ini merupakan strategi W-T, yaitu meminimalisasi kelemahan dan
menghindari ancaman. Anggaran biaya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bogor berasal dari Anggaran Pemerintah Bantuan Daerah (APBD) Kota Bogor.
Dana tersebut digunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan RTH di Kota
86
Bogor. Berdasarkan kondisi taman-taman yang dapat dilihat di Kota Bogor,
khususnya Kecamatan Bogor Tengah masih terdapat taman yang kurang terawat.
Taman-taman tersebut biasanya berukuran kecil dan kurang dikenal, tetapi taman-
taman tersebut masih banyak dikunjungi masyarakat. Oleh karena itu, sebaiknya
anggaran biaya dapat ditingkatkan dalam pemeliharaan taman di Kota Bogor.
Dengan anggaran biaya yang sesuai dapat membuat taman-taman di Kota Bogor
menjadi lebih nyaman, indah, dan berkelanjutan.
Anggaran biaya yang sesuai harus disusun dengan jelas dan digunakan
secara optimal. Anggaran juga harus dialokasikan sesuai kebutuhan. Penggunaan
anggaran dapat berupa pengadaan alat dan bahan dan biaya pemeliharaan taman,
seperti memperbaiki fasilitas yang rusak, menambah fasilitas di taman, serta upah
untuk tenaga kerja. Fasilitas taman, khususnya lampu taman dapat memberi kesan
aman dan meminimalisir masyarakat melakukan hal negatif saat malam hari. Selain
itu, upah tenaga kerja di Kota Bogor terlihat masing kurang, padahal kenaikan upah
akan lebih membuat disiplin dan semangat para tenaga kerja.
4. Meningkatkan kinerja dengan pemberian motivasi dan penerapan sanksi ketat
apabila para pekerja tidak disiplin
Strategi ini merupakan strategi W-O, yaitu meminimalisasi kelemahan dan
memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan pengamatan, komunikasi antar-
mandor dan tenaga kerja kurang baik. Terkadang mandor kurang peduli akan hasil
kerja para tenaga lapangannya tersebut. Komunikasi hanya berjalan satu arah, baik
dari kepala seksi ke mador maupun pengawas ke mandor. Jika ingin meningkatan
kinerja dan efektivitas pekerja di lapangan, pekerja perlu lebih memperhatikan
beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal dapat
berupa komitmen para pekerja untuk memaksimalkan pekerjaannya tanpa perlu
diawasi oleh pengawas maupun mandor serta keterampilan dalam melakukan
pekerjaan. Faktor eksternal berupa motivasi langsung dari para kepala seksi,
pengawas dan mandor agar tenaga kerja dapat menjalankan tugas dengan baik dan
maksimal. Selain itu, pemberian insentif juga dapat dilakukan bagi pekerja yang
rajin, disiplin dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Pemberian motivasi dan
insentif dilakukan agar para tenaga kerja lebih bersemangat dalam melakukan
kerjanya. Kondisi lingkup kerja yang saling mendukung juga akan mambawa
dampak positif untuk hasil kerjanya.
Penerapan sangsi yang ketat juga perlu diterapkan bagi pekerja yang tidak
displin seperti terlambat bekerja, sering tidak masuk kerja, pekerjaan selesai
sebelum waktunya, dan banyak beristirahat saat bekerja. Dengan adanya sangsi
seperti itu, diharapkan para pekerja lebih disiplin dan membawa dampak positif
untuk kondisi taman. Taman akan terlihat lebih bersih, indah, nyaman, dan
berkelanjutan.
5. Memaksimalkan fungsi taman di Kota Bogor dengan menambah dan
memperbaiki fasilitas yang ada disertai pemeliharaan yang optimal, khususnya
untuk taman bermain dan yang kurang dikenal
Strategi ini merupakan strategi W-O, yaitu meminimalisasi kelemahan dan
memanfaatkan peluang yang ada. Taman kota seringkali dijadikan oleh masyarakat
sebagai area berkumpul dan bermain. Taman-taman tersebut seharusnya dilengkapi
dengan fasilitas publik yang memadai. Namun, berdasarkan pengamatan kondisi
87
fasilitas pada taman masih kurang diperhatikan padahal hal ini sangat penting dalam
menunjang fungsinya agar pengunjung merasa nyaman. Sarana dan prasarana
masih banyak yang tidak memadai serta rusak pada beberapa taman di Kota Bogor.
Contohnya seperti tempat duduk, jogging track, dan alat bermain anak. Hal ini
terjadi akibat umur alat maupun kurangnya pemeliharaan. Seharusnya hal tersebut
perlu lebih diperhatikan jika ingin memaksimalkan fungsi taman. Perbaikan sarana
dan prasarana ini merupakan hal penting untuk keberlanjutan taman sehingga taman
dapat menjadi daya tarik dan meningkatkan kenyamanan pengunjung.
6. Melakukan pencegahan untuk pohon tumbang
Strategi ini merupakan strategi S-T, yaitu memanfaatkan potensi yang ada
untuk menghadapi ancaman. Sulistyantara (2014), menyatakan bahwa pohon
menjadi unsur yang sangat utama dalam menciptakan kondisi yang nyaman bagi
warga perkotaan. Fungsi pohon bukan sekedar menciptakan kenyamanan
lingkungan, tetapi memiliki fungsi penting untuk menjaga keseimbangan
lingkungan hidup di wilayah perkotaan. Pohon-pohon juga dapat meminimalisir
terjadinya kerusakan-kerusakan lingkungan seperti terjadinya banjir dan tingginya
konsentrasi polusi udara.
Kondisi cuaca Kota Bogor sejuk dengan adanya pohon-pohon besar yang
terdapat di Bogor. Pohon-pohon tersebut mejadi kekuatan bagi kota Bogor,
sehingga taman-taman yang ada di Kota Bogor banyak dikunjungi karena kondisi
taman yang sejuk. Mayoritas pengunjung akan lebih nyaman ketika kondisi taman
sejuk dan tidak panas, akan tetapi pohon besar dapat menjadi ancaman apabila tidak
dilakukan pencegahan. Ancaman tersebut dapat berupa pohon-pohon yang tumbang
akibat kondisi cuaca yang kurang baik di Kota Bogor, seperti hujan deras disertai
angin kencang. Hal ini pula dapat membahayakan masyarakat dan merusak sarana
dan prasarana di sekitarnya.
Sulistyantara (2014) menyatakan bahwa pohon yang telah ditanam dalam
jangka panjang perlu dipantau secara rutin. Hal itu untuk mengupayakan agar dapat
diantisipasi risiko dari pohon tumbang. Solusi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi pohon tumbang adalah dengan mendata ulang kelayakan pohon yang
ada saat ini. Data tersebut dapat membantu dan mempermudah pengelolaan pohon
di Kota Bogor. Pohon yang masih ada (existing) dapat dilakukan pencegahan
dengan beberapa kegiatan pemeliharaan agar tidak tumbang. Kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Pemangkasan pohon
Pemangkasan pohon dilakukan untuk faktor kesehatan dan keamanan.
Pemangkasan pohon dapat dilakukan pada pohon bagian atas (toping) atau lebar
tajuk pohon. Pemangkasan pada toping dilakukan untuk faktor keamanan. Kegiatan
tersebut dilakukan untuk menyeimbangkan tinggi pohon dengan daya dukung
perakaran. Pemangkasan lebar tajuk pohon juga perlu dilakukan karena kondisi
tajuk yang terlalu lebar dikhawatirkan tidak dapat menahan angin dan hujan lebat.
b. Pengendalian dari tanaman penumpang dan penambalan pada pohon
berlubang
Tanaman penumpang yang banyak ditemui adalah benalu. Pemberantasan
benalu dapat dilakukan dengan cara membersihkan pohon yang ditumbuhi oleh
88
benalu dan membersihan semua akarnya. Hal ini dilakukan karena akar benalu yang
tinggal dapat berkembang biak kembali (Rahmatullah, 2012). Untuk penambalan
pada pohon berlubang dapat dilakukan dengan menggunakan metode cavity
treatment. Cavity treatment merupakan tindakan penanganan pohon berupa
perlakuan menutupi atau mengisi adukan semen pada lubang yang terdapat pada
pohon. Lubang tesebut dapat disebabkan oleh serangan rayap, jamur, atau terbakar.
Cara ini dilakukan untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut, menambah
kekuatan batang dan membantu pertumbuhan kalus menutupi lubang pada batang
(Rahmatullah, 2012).
c. Penambahan tree grate di sekeliling pohon dapat menambah kekuatan dari
pohon tersebut untuk tetap tumbuh
Tree grate adalah pelindung pohon yang biasa terbuat dari besi atau logam.
Tree grate biasanya dirancang untuk melindungi akar dan batang pohon yang
tumbuh di daerah perkotaan, terutama pada daerah yang didominasi oleh perkerasan
beton. Tree grate dapat menciptakan ruang bagi pohon ketika diletakkan pada suatu
area perkerasan seperti pavement tanpa menggangu pengguna taman. Tree grate
mampu mengurangi jumlah sampah dedaunan yang tersebar di sekeliling pohon.
Sampah dedaunan dapat langsung masuk ke dalam tanah dan terdekomposisi
menjadi pupuk.
Adapun yang perlu diperhatikan adalah kondisi perkerasan pada tempat
penanaman pohon. Alangkah lebih baik jika paving tidak terlalu dekat dengan
tempat penanaman pohon. Pemasangan tree grate dilakukan di sekeliling pohon
dengan memperhatikan ruang di sekitar pohon.
7. Mengadakan pelatihan untuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di DKP
Kota Bogor dalam kegiatan pemeliharaan Kota Bogor
Strategi ini merupakan strategi W-O, yaitu meminimalisasi kelemahan dan
memanfaatkan peluang yang ada. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor
penting dalam mengelola taman. Hal itu untuk mewujudkan Kota Bogor sebagai
Green City perlu didampingi oleh tanaga-tenaga ahli dalam pengelolaan taman di
Kota Bogor. Tenaga tersebut memerlukan pelatihan untuk mengetahui detail setiap
pekerjaan yang akan dilakukannya.
Berdasarkan kondisi pengamatan, masih terdapat tenaga keja yang belom
mengetahui teknik-teknik dalam kegiatan pemeliharaan seperti pemangkasan
pohon, pemupukan, pemberatasan hama dan penyakit serta pengelolahan limbah
dedaunan. Pelatihan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan wawasan para
tenaga kerja dalam melakukan kegiatan pemeliharaan sehingga pekerjaan dapat
dilakukan dengan efektif dan efesien atau mungkin dapat menekan anggaran biaya.
Pelatihan dapat dilakukan dengan mengamati dan mempelajari cara membuat
inovasi desain ulang yang pemeliharaannya minim dan hemat biaya. Selain itu juga
dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan oleh kontraktor lanskap pemeliharaan.
Hal ini untuk mengamati dan membandingan sistem pengelolaan yang diterapkan
dan dapat mempraktikkannya pada lanskap taman Kota Bogor. Tenaga kerja juga
dapat menambah wawasan dengan teknologi-teknologi terbaru yang dapat
digunakan dalam kegiatan tersebut.
Jumlah tenaga kerja juga harus optimal, tidak terlalu banyak maupun
kekurangan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan juga harus sesuai
89
dengan luas dan kemampuan keterampilan pekerja (Arifin dan Arifin, 2005).
Kebutuhan pekerja sesuai dengan perhitungan terhadap Hari Orang Kerja (HOK).
Perhitungan ini membutuhkan data mengenai kapasistas kerja serta jumlah dan
luasnya elemen taman yang akan dipelihara.
8. Meningkatkan pengawasan untuk meminimalisir kerusakan yang dilakukan
pengunjung taman
Strategi ini merupakan strategi S-T, yaitu memanfaatkan potensi yang ada
untuk menghadapi ancaman. Taman-taman di Kota Bogor banyak dikunjungi oleh
masyrakat, baik dalam kota maupun luar kota bogor. Namun, sering terjadi hal yang
tidak diinginkan yaitu sikap vandalisme para pengunjung yang dapat menjadi
ancaman bagi DKP kota Bogor dalam mengelola taman tersebut.
Pengawasan dari pihak pengelola dapat lebih ditingkatkan untuk
meminimalisir kerusakan akibat adanya vandalisme yang dilakukan oleh
pengunjung. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara membudayakan rasa
menghargai milik orang lain, menjaga keamanan dan keutuhan barang milik umum,
dan menerapkan budaya bersih. Selain itu, pihak pengelola taman juga harus dapat
mengatisipasi terjadinya tindakan vandalisme dengan penyediaan tempat sampah
untuk menjaga kebersihan, pembuatan desain lampu taman yang aman dari
gangguan masyarakat yang ingin merusaknya, maupun hukuman seperlunya
terhadap pelaku yang melakukan vandalisme.
9. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemeliharaan taman disertai
dengan pembinaan mengenai pelestarian lingkungan
Strategi ini merupakan strategi W-O, yaitu meminimalisasi kelemahan dan
memanfaatkan peluang yang ada. Taman-taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah
sebagian berada di pemukiman penduduk. Alangkah baiknya jika pemeliharaan
taman tersebut dapat melibatkan peran masyarakat. Peran dan kesadaran
masyarakat untuk memelihara lingkungan sangat bagus dan sebaiknya dapat
ditingkatkan. Pemeliharaan taman-taman aktif juga dapat dilakukan melalui kerja
sama dengan komunitas yang sering menggunakan taman, seperti pecinta papan
luncur di Taman Skate. Komunitas ini sering bermain dan ikut memelihara dan
menjaga keindahan, kenyamanan, dan keamanan taman. Hal tersebut dapat
dimanfaatkan pada taman-taman lainnya melihat banyak komunitas yang ikut
menggunakan taman.
Selain itu, pembinaan mengenai pelestarian lingkungan juga dapat
diterapkan sehingga masyarakat lebih mengetahui pentingnya menjaga lingkungan
terutama ruang terbuka publik yang digunakan secara bersama-sama. Salah satu
kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan gerakan aksi peduli taman kota.
Dalam aksi ini, masyarakat dapat berkumpul untuk bersama-sama membersihkan,
dan menata taman agar terasa nyaman dan dapat dinikmati oleh masyarakat yang
berkunjung. Kegiatan seperti ini dapat memberikan pembinaan kepada masyarakat
terhadap taman kota yang ada untuk dirawat dan dijaga demi kenyamanan bersama.
Dengan adanya perilaku peduli lingkungan seperti ini, dapat memberi keuntungan
dalam penyediaan dan pemeliharaan RTH serta memberi pengetahuan pada
masyarakat pentingnya RTH di kota dan keseimbangan lingkungan hijau.
90
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan yang didapatkan melalui kegiatan magang ini ialah mahasiswa
telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja yang berkaitan dengan
pengelolaan lanskap taman-taman di Kota Bogor, khususnya taman aktif di
Kecamatan Bogor Tengah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Kota Bogor. Mahasiswa berkesempatan mempelajari dengan baik proses
kegiatan selama empat bulan magang di DKP Kota Bogor. Kegiatan tersebut
meliputi pelaksanaan administrasi di kantor hingga kegiatan pemeliharaan di
lapang. Kegiatan pemeliharaan di lapangan meliputi kegiatan pemeliharaan ideal
dan pemeliharaan fisik yang dilakukan baik secara rutin maupun insidental.
Kegiatan ini dilakukan agar taman-taman di Kota Bogor tetap fungsional, estetik,
dan berkelanjutan. Secara umum, melihat kondisi taman-taman yang ada di Kota
Bogor khususnya Kecamatan Bogor Tengah, terlihat bahwa pemeliharaan yang
dilakukan oleh DKP sudah cukup baik. Program-program yang berkaitan dengan
pemeliharaan seperti kegiatan pemeliharaan dan pengadaan alat dan bahan sudah
cukup sesuai. Namun, kegiatan pemeliharaan masih perlu ditingkatkan, terutama
untuk area taman yang cukup terpencil dan jarang dikunjungi oleh warga. Selain
itu, pemeliharaan hardscape atau fasilitas taman perlu lebih diperhatikan dan
ditingkatkan agar masayarakat lebih nyaman mengunjungi taman-taman tersebut.
Mahasiswa juga dapat mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan
dalam kegiatan pemeliharaan taman Kota Bogor dengan baik. Analisis dengan
menggunakan analisis SWOT mendapatakan solusi berupa sembilan alternatif
strategi pengelolaan. Diharapkan alternatif strategi ini dapat menjadi masukan bagi
DKP Kota Bogor dan membantu kegiatan pemeliharaan lanskap taman Kota Bogor
menjadi lebih baik.
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pengelolaan lanskap taman kota bogor
yang berkelanjutan adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan pemupukan dan penyemprotan hama serta penyakit dapat dilakukan secara rutin sesuai standar pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan agar kondisi
tanaman tetap baik dan berkelanjutan.
2. Limbah organik hasil kegiatan pemeliharaan dapat diolah dan dimanfaatkan
untuk dijadikan sebagai kompos atau pupuk sehingga dapat dipakai dalam
kegiatan pemeliharaan taman di Kota Bogor dan dapat menekan biaya
pemeliharaan.
3. Data-data yang menunjang dalam kegiatan pemeliharaan dapat disimpan dengan baik sehingga memudahkan jika ingin melakukan kajian ulang untuk kegiatan
pemeliharaan.
4. Rekomendasi alternatif strategi pengelolaan yang didapatkan melalui analisis SWOT dapat diaplikasikan. Sehingga, diharapkan dengan adanya rekomendasi
tersebut lanskap taman Kota Bogor tetap estetik, ekologis, dan fungsional.
91
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, HS. 2009. Diktat Kuliah Pengelolaan Lanskap. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Arifin, HS. dan Arifin NHS, 2005. Pemeliharaan Taman (Edisi Revisi). Jakarta
(ID): Penebar Swadaya.
Arifin, HS, Munandar A, Arifin NHS, Pramukanto Q, dan Damayanti VD. 2007.
Sampoerna Hijau Kotaku Hijau : Buku Panduan Penataan Taman Umum,
Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah dan Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta.
[BPS]. 2012. Kota Bogor dalam Angka. Bogor (ID): BPS
[BPS]. 2013. Kota Bogor dalam Angka. Bogor (ID): BPS
[BPS]. 2015. Kota Bogor dalam Angka. Bogor (ID): BPS
Branch, MC. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif (terjemahan). Yogyakarta
(ID): Gadjah Mada University Press. David, FR. 2008. Manajemen Strategi ke-10. Terjemahan oleh Budi S. Strategic
Management: Concepts and Cases, 10th ed. Jakarta (ID): Salemba Empat.
Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah
Perkotaan. Bogor (ID): Lab. Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur
Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Departemen Dalam Negeri. 1988. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14
Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.
Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Departemen Dalam
Negeri.
Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. New York (US): McGraw-Hill Book
Co.
Hanafiah, KA. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo
Kinnear, TC and Taylor JR. 1991. Riset Pemasaran Ed ke-3. Jakarta (ID): Erlangga.
Kraus, RG and Curtis JE. 1982. Creative Management in Recreation and Park.
London (US): The C.V. Mosby Company.
Krier, R. 1979. Urban Space. London (UK): Rizzoli International Publications Inc.
Kurnia, Undang., et. al. 2004. Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Kering
Berlereng. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat
Lestari, Garsinia, Ira Puspa Kencana. 2011. Tanaman Hias Lanskap (Edisi Revisi).
Depok (ID): Penebar Swadaya.
Nurisjah, S. dan Pramukanto Q. 1995. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap.
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta (ID): Menteri Dalam Negeri.
Rahmatullah, Heru. 2012. Penyusunan Aplikasi Inventarisasi Pohon di Jalan KH.
Rd. Abdullah Nuh Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID):
PT Gramedia Pustaka Utama.
Saraswati DAS. 2010. Manajemen Program Rekreasi Berbasis Ekologi di Taman
Budaya, Sentul City, Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
92
Simonds JO. 1983. Landscape Architecture. New York (US): McGraw-Hill Book
Co.
Simonds JO dan Starke BW. 2006. Landscape Architecture: A Manual of
Environment Planning and Design. New York (US): McGraw-Hill Book Co.
Sulistyantara, Bambang. 2014. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan:
Upaya Menurunkan Resiko Pohon Tumbang, Vol 1: 7-11
Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007. 2007. Penataan Ruang.
Jakarta (ID) : Pemerintah Republik Indonesia.
Yayat R. 2008. Studi Daya Dukung Biofisik Kawasan Rekreasi Kebun Raya Bogor
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Zoraida, FR. 2005. Pemeliharaan Lanskap Hotel Jakarta Hilton Internasional
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
93
LAMPIRAN
95
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
KUESIONER PERSEPI PENGUNGJUNG TERHADAP PENGELOLAAN
LANSKAP TAMAN KOTA DI KECAMATAN BOGOR TENGAH OLEH
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA BOGOR
Yth. Responden, nama saya Wenny Raina Erawati. Saya adalah mahasiswi
semester akhir Departemen Arsitektur Lanksap, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Saat ini saya sedang melakukan kegiatan magang untuk
menyelesaikan masa studi saya mengenai Pengelolaan Lanskap Taman Kota Bogor
oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor.
Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara dapat membantu saya mendapatkan data
dengan memberikan jawaban yang sesuai melalui kuisioner ini. Data yang
diberikan akan dijamin kerahasiannya. Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui
pandangan masyarakat mengenai kondisi dan kualitas lanskap taman Kota Bogor
serta keinginan dan harapan masyarakat mengenai pengelolaan lanskap taman Kota
Bogor, khususnya taman aktif di kecamatan Bogor Tengah menjadi lebih baik.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Alamat responden :
Lokasi :
1. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia :
a. 7-12 tahun
b. 13-18 tahun
c. 19-24 tahun
d. 25-55 tahun
e. >55 tahun
3. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah
b. SD dan sederajat
c. SMP dan sederajat
d. SMA dan sederajat
e. Akademi/Perguruan Tinggi
f. Lainnya :………………….
4. Pekerjaan
a. Pelajar
b. Mahasiswa
Lampiran 1 Kuesioner persepsi pengunjung terhadap lanskap taman Kota Bogor
96
c. PNS
d. Wiraswasta
e. Pegawai swasta
f. Lainnya:…………
SILANG PILIHAN ANDA
1. Kapan biasanya Anda mengunjungi taman?
a. Hari Sabtu
b. Hari Minggu
c. Hari libur nasional
d. Hari kerja
e. Lainnya……..
2. Jam berapa biasanya Anda mengujungi taman?
a. Pagi (4.00-10.00)
b. Siang (11.00-14.00)
c. Sore (15.00-18.00)
d. Malam (19.00-3.00)
3. Berapa kali Anda datang ke taman dalam satu minggu?
a. 1-2 kali
b. 3-4 kali
c. Setiap hari
d. Jarang/tidak tentu
4. Apa tujuan Anda datang ke taman (pilihan boleh lebih dari satu)?
a. Berekreasi
b. Bermain permainan anak di taman
c. Bertemu dan berkumpul dengan teman
d. Bersantai/mengisi waktu luan
e. Belajar
f. Lainnya,…………..
5. Bagaimana aksesibilitas atau cara Anda menuju taman?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Cukup mudah
d. Sulit
e. Sangat sulit
6. Berapa biaya yang dikeluarkan setiap berkunjung ke taman?
a. Rp 0 – Rp 15 000
b. Rp 16 000 – Rp 30 000
c. Rp 31 000 – Rp 45 000
d. Rp 46 000 – Rp 60 000
e. Rp 61 000 – Rp 75 000
f. Lainnya,………………….
7. Untuk apa saja biaya tersebut dikeluarkan? (Jawaban boleh lebih dari satu)
a. Transportasi
b. Makan
c. Minum
d. Membeli barang
e. Lainnya,………..
8. Bagaimana kondisi taman saat ini?
97
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Cukup bagus
d. Tidak bagus
e. Sangat tidak bagus
9. Bagaimana kondisi kenyamanan taman saat ini?
a. Sangat nyaman
b. Nyaman
c. Cukup nyaman
d. Tidak nyaman
e. Sangat tidak nyaman
10. Bagaimana pemandangan di sekitar taman?
a. Sangat indah
b. Indah
c. Cukup indah
d. Tidak indah
e. Sangat tidak indah
11. Bagaimana kondisi softmaterial/tanaman yang terdapat pada taman?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
e. Sangat tidak baik
12. Bagaimana kondisi kebersihan pada taman?
a. Sangat bersih
b. Bersih
c. Cukup bersih
d. Tidak bersih
e. Sangat tidak bersih
13. Apakah Anda pernah mengunjugi taman pada malam hari? Jika pernah,
bagaimana kondisi pencahayaan taman pada malam hari?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
e. Sangat tidak baik
14. Apakah fasilitas yang ada pada taman sudah memadai?
a. Sangat memadai
b. Memadai
c. Cukup memadai
d. Tidak memadai
e. Sangat tidak memadai
15. Apa fasilitas yang perlu ditambahkan di taman (pilihan boleh lebih dari
satu)
a. Permainan anak
b. Toilet
c. Tempat sampah
d. Tempat duduk
98
e. Tempat berteduh (gazebo, shelter)
f. Lampu taman
g. Kolam
h. Lainnya,……………………
16. Bagaimana pemeliharaan (softmaterial dan hardmaterial) di taman:
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
e. Sangat tidak baik
17. Apakah softmaterial/tanaman yang ada pada taman sudah memadai?
a. Sangat memadai
b. Memadai
c. Cukup memadai
d. Tidak memadai
e. Sangat tidak memadai
18. Berikan penilaian Anda terhadap kondisi elemen keras dan fasilitas pada
taman
No Elemen keras dan
fasilitas
Sangat
baik
Baik Cukup
baik
Tidak
baik
Sangat
tidak
baik
1 Bangku taman
2 Lampu taman
3 Tempat sampah
4 Permainan anak
(jika ada)
5 Paving/perkerasan
6 Bak tanaman
19. Adakah yang menjadi daya tarik Anda mengunjungi taman ini
dibandingkan taman lainnya?
a. Ada, sebutkan………
b. Tidak ada
20. Apa saran yang dapat Anda berikan demi kebaikan taman di masa yang
akan datang?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………
99
Lampiran 3 Kuesioner analisis SWOT
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
KUESIONER ANALISIS SWOT
Judul Penelitian : Pengelolaan Lanskap Taman Kota di Kecamatan Bogor
Tengah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bogor
Nama Peneliti : Wenny Raina Erawati
NIM : A44120023
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah,. M. Agr
Kuesioner ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui rating dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada lanskap taman Kota Bogor,
khususnya taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah. Rating tersebut akan dikemas
sebagai faktor strategi internal dan eksternal dengan bentuk tabular. Hasil penilaian
rating ini akan diolah untuk menghasilkan bobot dan skor. Selanjutnya, akan
diformulasikan untuk menghasilkan strategi pengelolaan lanskap taman Kota
Bogor agar tetap berkelanjutan baik dari segi estetika maupun fungsionalnya. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi
kuesioner ini untuk keperluan data dalam penyelesaian tugas akhir ini. Atas
kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Penilaian Faktor Strategi Internal
No Indikator Kekuatan Penilaian
1 2 3 4
1 Letak Kecamatan Bogor Tengah strategis
karena berada di pusat Kota Bogor
2 Akses menuju taman-taman aktif di
Kecamatan Bogor Tengah mudah
3 Kondisi cuaca Kota Bogor sejuk dengan
banyaknya pohon-pohon rindang pada
Taman Kota Bogor
4 Struktur organisasi pemeliharaan sudah
spesifik
5 Taman aktif di Kecamatan Bogor Tengah
memiliki daya tarik untuk dikunjungi
6 Misi dari DKP Kota Bogor menuju Kota
Bogor sebagai "Green City"
7 Kegiatan pemeliharaan lebih mudah dipantau dan terjangkau karena dekat dengan
kantor Dinas Kebesihan dan Pertamanan
Kota Bogor
Lampiran 2 Kuesioner analisis SWOT
100
No Indikator Kelemahan Penilaian
1 2 3 4
1 Kurangnya tenaga ahli dalam pemeliharaan
taman Kota Bogor
2 Tenaga kerja masih kurang disiplin
3 Kesejahteraan tenaga kerja masih kurang jika
dilihat dari upah yang diterima
4 Kurangnya kesadaran masyarakat ikut serta
membantu memelihara taman Kota Bogor,
khususnya taman lingkungan yang berada di
tengah pemukiman warga
5 Pemeliharaan fasilitas taman (hardscape)
belum optimal sehingga banyak fasilitas
taman yang rusak, terutama pada taman yang
tidak banyak diketahui umum
6 Koordinasi antara mandor dengan tenaga
kerja masih kurang baik
7 Jumlah sarana dan prasarana pada taman
masih kurang
Penilaian Faktor Strategi Eksternal
No Indikator Peluang Penilaian
1 2 3 4
1 Adanya dukungan pemerintah dan
masyarakat dalam mengelola taman Kota
Bogor
2 Keterlibatan komunitas untuk memelihara
taman Kota Bogor
3 Program Pemerintah Kota Bogor untuk
menjadikan Kota Bogor sebagai kota sejuta
taman
No Indikator Ancaman Penilaian
1 2 3 4
1 Tindakan vandalisme yang dilakukan oleh
masyarakat
2 Faktor cuaca Kota Bogor yang terkadang
ekstrim sehingga dapat berakibat pada
rusaknya elemen-elemen pembentuk taman
3 Kesan negatif dari masyarakat yang
mengganggap taman sering digunakan untuk
hal negatif
4 Keterbatasan anggaran biaya untuk
pemeliharaan taman Kota Bogor
101
Keterangan penilaian:
Nilai Peringkat Kekuatan (Sthrenghts) dan
Peluang (Opportunities)
Kelemahan (Weakness) dan
Ancaman (Threats)
4 Sangat penting Tidak penting
3 Penting Cukup penting
2 Cukup penting Penting
1 Tidak penting Sangat penting
102
L
ampir
an 3
S
truktu
r org
anis
asi
Din
as K
eber
sihan
dan
Per
tam
anan
(D
KP
) K
ota
Bo
gor
Sum
ber
: D
KP
Kota
Bo
gor
103
104
105
Lam
pir
an 5
Pet
a ta
man
akti
f di
Kec
amat
an B
ogor
Ten
gah
106
107
108
109
110
111
112
113
114
Lampiran 6 Hasil pengolahan data rating faktor internal dan eksternal pada
analisis SWOT
Faktor Internal
Simbol Hasil Penilaian Responden
Rata-rata Rating R1 R2 R3 R4 R5
Kekuatan (Strengths)
S1 4 4 2 4 3 3.4 3
S2 3 4 2 4 3 3.2 3
S3 3 4 2 4 4 3.4 3
S4 4 3 3 3 3 3.2 3
S5 4 4 3 4 4 3.8 4
S6 3 4 4 4 4 3.8 4
S7 3 4 3 3 3 3.2 3
Kelemahan (Weakness)
W1 2 1 2 1 2 1.6 2
W2 2 1 2 1 3 1.8 2
W3 2 3 1 2 2 2 2
W4 1 1 1 1 1 1 1
W5 1 2 3 2 2 2 2
W6 2 2 3 3 2 2.4 3
W7 2 1 3 3 2 2.2 2
Faktor eksternal
Simbol Hasil Penilaian Responden
Rata-rata Rating R1 R2 R3 R4 R5
Peluang (Opporuntunities)
O1 4 4 4 3 4 3.8 4
O2 3 4 3 2 4 3.2 3
O3 3 4 4 4 4 3.8 4
Ancaman (Threats)
T1 2 1 3 1 1 1.6 2
T2 2 1 3 2 2 2 2
T3 2 1 2 3 1 1.8 2
T4 2 1 1 3 2 1.8 2
115
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Ayahanda Supariyono dan
Ibunda Wida Lestari yang dilahirkan di Madiun pada tanggal 20 Oktober 1994.
Penulis merupakan empat bersaudara yang memiliki tiga adik laki-laki. Penulis
dibesarkan di Bogor. Pada tahun 1999—2000 penulis bersekolah di TK Kemuning
Bogor, kemudian melanjutkan sekolah di SDIT Ummul Quro pada tahun 2000—
2006. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bogor pada tahun 2006—
2009. Tahun 2012 penulis menamatkan sekolahnya di SMA Negeri 2 Bogor.
Penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian,
Insitut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan pada tahun 2012. Selama
menjalani masa kuliah, penulis tergabung menjadi anggota HIMASKAP
(Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap). Penulis juga aktif mengikuti
kepanitiaan beberapa acara yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur
Lanskap.