Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi - forda-mof.org 1. Alur pikir penelitian pengelolaaan hutan...
Transcript of Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi - forda-mof.org 1. Alur pikir penelitian pengelolaaan hutan...
Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
KODEFIKASIRPI 8
339Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF (RPI)
TAHUN 2010 ‐ 2014
PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN KAYU ENERGI
Jakarta, Februari 2010
Disetujui Oleh:
Kepala Pusat,
Dr. Bambang Trihartono, MF. NIP. 19561005 198203 1 006
Koordinator
Ir. Sofwan Bustomi, M.Si. NIP. 19521113 197702 1 002
Mengesahkan : Kepala Badan,
Dr.Ir.Tachrir Fathoni M.Sc NIP. 19560929 198202 1 001
341Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
Daftar Isi
Lembar Pengesahan ................................................................................ 339
Daftar Isi ....................................................................................................341
Daftar Gambar ......................................................................................... 342
Daftar Tabel ............................................................................................. 343
I. ABSTRAK ......................................................................................... 345
II. PENDAHULUAN .............................................................................. 345
III. METODOLOGI .................................................................................349
IV. RENCANA TATA WAKTU ..................................................................351
V. RENCANA LOKASI........................................................................... 352
VI. RENCANA BIAYA ............................................................................. 352
VII. ORGANISASI ................................................................................... 354
VIII. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 355
342 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Daftar Gambar
Gambar 1. Alur pikir penelitian pengelolaaan hutan tanaman penghasil kayu energi ...........................................................348
343Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
Table 1. Rencana tata waktu kegiatan penelitian pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu energi tahun 2010-2014 ..........351
Table 2. Rencana lokasi kegiatan RPI Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Energi tahun 2010-2014 ................................. 352
Table 3. Rencana biaya penelitian pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu energi Tahun 2010-20014 ................................ 353
Table 4. Daftar nama personal penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Energi tahun 2010-2014 ................................... 354
Daftar Tabel
345Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
I. ABSTRAKSalah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan sumberdaya
energi. Kebutuhan energi semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya taraf kehidupan manusia dan meningkatnya populasi penduduk. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi energi masyarakat dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu bangsa. Semua menyadari kenaikan harga bahan bakar minyak sejak tahun 2005 berdampak negatif terhadap daya beli konsumen.
Sudah saatnya negara Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi asal tumbuhan (bioenergi), karena Indonesia memiliki puluhan tumbuhan penghasil minyak-lemak yang belum termanfaatkan dengan baik dengan kawasan darat relatif amat luas dan teknologi produksi biodiesel relatif tak rumit. Perangkat lunak dan kerasnya mudah dikembangkan dan dikuasai bangsa kita. Khusus untuk energi pedesaan, kayu bakar merupakan energi konvensional yang cukup penting peranannya dan dimasa datang permintaannya akan terus meningkat.
Namun, teknologi silvikulturnya sampai saat ini belum tergali dengan baik. Oleh karena itu untuk mulai memanfaatkan sumber energi asal biomassa ini khusus kayu bakar, teknik peningkatan produktivitas dan analisis ekonomi biaya penanaman jenis kayu energi perlu diketahui dan dikuasai.
Kata kunci : bioenergi, teknologi silvikultur, produktivitas.
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dengan berbagai keragaman dan kekayaan sumberdaya alam, seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan energi bagi seluruh kebutuhan masyarakat. Tak dapat dipungkiri lagi, Indonesia sudah sedemikian banyak mengeksploitasi berbagai barang tambang yang jumlahnya terbatas. Berbagai bahan tambang seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara dan sebagainya memberikan kontribusi yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia. Akan tetapi keberadaan sumberdaya alam tersebut tentu tidak dapat dijamin pemenuhannya dalam jangka waktu yang panjang. Demikian pula halnya dengan keberadaannya pada tataran kebutuhan global juga mengalami rentang waktu yang terbatas.
Sementara di sisi lain, pengelolaan sumberdaya alam terbaharukan (renewable) masih belum optimal dipergunakan untuk menyediakan kebutuhan energi. Pemanfaatan sumber daya ini memungkinkan untuk mengelolanya dalam jangka waktu yang relatif panjang dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi dan bahan tambang sejenisnya. Terkait
346 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
dengan hal tersebut, maka hasil studi kelayakan di daerah beriklim sedang, memberikan angka 96.000 ha tanaman konifer yang mempunyai riap 13 m3/ha/tahun untuk menyediakan bahan bakar bagi sistem pembangkit listrik berkekuatan 400 megawatt, sedang di Australia suatu pabrik etanol dapat menghasilkan 4.000 ton/hari dari tanaman Eucalyptus globulus seluas 740.000 ha dengan riap 24 m3/ha/tahun dengan daur 10 tahun (Fung, 1983).
Kayu bakar termasuk energi yang paling konvensional dan untuk memanfaatkannya tidak memerlukan teknologi pengolahan. Walaupun produksi dan konsumsi kayu bakar cukup tinggi, namun ternyata sebagian besar bukan berasal kawasan hutan. Kayu bakar yang berasal dari kawasan hutan hanya sekitar 6 % yaitu berupa rencek, limbah tebangan dan hasil tanaman sela pada hutan produksi; sedangkan lebih dari 65 % berasal dari luar kawasan sebesar ditanam hasil kegiatan penghijauan pada lahan milik, lahan pekarangan, dan lahan umum (Rostiwati, Heryati dan Bustomi, 2007).
Pembangunan hutan tanaman penghasil kayu energi adalah salah satu upaya pemanfaatan sumber energi secara lestari, yang pada sisi lain akan mempunyai implikasi terhadap perpanjangan waktu habisnya sumber energi fosil (Sudradjat, 1983), selanjutnya disebutkan pula bahwa suplai sumber energi asal biomassa sebagai bahan subsitusi alternatif pengganti minyak bumi pada waktu ini masih dilakukan secara tradisional yaitu diusahakan sendiri-sendiri dan asal dapat memenuhi kebutuhan masing-masing kepala keluarga.
Beberapa ahli menyatakan bahwa perkebunan kayu energi adalah suatu konsep lama tetapi mungkin baru dapat dikembangkan pada abad 21. Hal tersebut disebabkan banyak permasalahan baik teknis maupun non teknis yang belum sepenuhnya dikuasai. Oleh karena perangkat lunak dan keras teknologi sumberdaya energi asal tanaman mudah dikembangkan dan dikuasai (Soerawidjaja, 2006).
Dengan demikian, teknologi silvikultur hutan tanaman kayu energi mutlak diperlukan untuk program subsitusi sumberdaya energi alternatif yang dicanangkan oleh pemerintah akhir-akhir ini.
B. Rumusan Masalah
Peningkatan harga bahan bakar minyak (khususnya minyak tanah) tidak sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat, sementara pertambahan jumlah penduduk sekaligus akan meningkatkan pula kebutuhan masyarakat akan bahan bakar/sumber energi. Kondisi ini menuntut pemenuhan kebutuhan energi/bahan bakar dari sumber lain, dalam hal ini bahan bakar biomassa (biofuel).
347Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan bahan bakar biomassa. Program pemerintah untuk mendorong pengembangan sumber energi alternatif dari biomassa (biofuel) memerlukan dukungan berbagai aspek termasuk penelitian. Kayu energi selalu masuk dalam program penanaman sejak Perancangan Hutan Industri (1958) dan Penjajagan Reboisasi Hutan Nasional (1970) yang diimplementasikan dalam Program Inpres Reboisasi (1980-an) serta Perancangan HTI (1984), namun demikian ternyata sampai sekarang belum ada bukti tegakan hutan yang dikhususkan untuk kayu bakar. Salah satu permasalahan besar dalam pengembangan tanaman sumber energi yang memerlukan dukungan riset adalah teknik budidayanya (silvikultur).
C. Hipotesis
Kebutuhan masyarakat akan sumber energi asal biomassa berupa kayu bakar dapat dipenuhi melalui penguasaan teknologi silvikultur jenis-jenis tanaman kayu energi bernilai ekonomi.
D. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Menyediakan IPTEK dan informasi teknik silvikultur jenis-jenis tanaman kayu energi dalam rangka mendukung upaya nasional untuk mewujudkan kelestarian sumberdaya hutan dan sumberdaya energi.
2. Sasaran
1. Mendapatkan informasi persyaratan tempat tumbuh dan pertumbuhan serta hasil tanaman penghasil kayu energi teknik silvikultur aplikatif jenis-jenis tanaman kayu energi
2. Mendapatkan teknik silvikultur untuk meningkatkan produktivitas jenis-jenis tanaman kayu energi
3. Terbangunnya demplot jenis-jenis tanaman kayu energi
E. Luaran
1. Paket informasi persyaratan tempat tumbuh dan pertumbuhan jenis tanaman kayu energi.
2. Paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan kayu energi.3. Paket informasi teknik silvikultur untuk peningkatan produktivitas dan
nilai ekonomi jenis tanaman kayu energi.
348 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
4. Demplot agroforestry tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi
F. Ruang Lingkup
Kegiatan penelitian ini berangkat dari pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bahan bakar dan biofuel asal biomassa dari jenis-jenis pohon sumber energi yang mempunyai manfaat ganda serta merupakan jenis lokal. Pemanfaatan jenis-jenis kayu sumber energi tersebut membutuhkan teknologi silvikultur agar dapat digali potensi dan ditingkatkan produktivitasnya sebagai jenis kayu bernilai ekonomi dan memiliki kalor tinggi. Hal di atas, didasarkan atas alur pikir pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur pikir penelitian pengelolaaan hutan tanaman penghasil kayu energi
Terkait dengan hal di muka, maka akan dilakukan rangkaian penelitian yang dapat menjadi landasan untuk tujuan pengembangan hutan tanaman kayu energi dengan cakupan menurut obyek (tapak, klaster pengguna dan jenis tanaman) dan jenis kegiatan.
1. Obyek
a. Tapak
Sumber daya energi berupa kayu bakar dapat dihasilkan pada kawasan hutan yaitu pada hutan produksi dan hutan produksi yang dapat dikonversi serta di luar kawasan hutan yaitu dari hutan rakyat dan lahan pertanian rakyat antara lain dari pekarangan rumah dan kebun. Dari lahan tersebut, ternyata lebih dari 65 % diperoleh dari luar kawasan hutan (FAO, 1990; RWEDP,1997).
b. Kluster pengguna
Yang dimaksud kluster pengguna adalah kelompok masyarakat pemanfaat kayu energi untuk keperluan rumah tangga, dan kelompok masyarakat yang bergerak dalam kegiatan industri skala kecil/menengah (industri genteng/bata, tembakau, kerajinan tangan, tempe, kecap, dll).
c. Jenis tanaman
Jenis yang diteliti, dikelompokkan jenis unggulan dan jenis alternatif. Jenis unggulan yaitu jenis pohon yang menjadi unggulan karena telah dikenal dan telah banyak diusahakan/dimanfaatkan atau memiliki keunggulan dan/atau banyak digunakan oleh masyarakat lokal; jenis
349Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
alternatif yaitu jenis pohon yang berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan mempunyai prospek untuk dapat dikembangkan karena mempunyai kalor dan produksi tinggi, serta mudah dibudidayakan.
Untuk efisiensi dan efektivitas serta keberlangsungan penelitian, jenis yang dipilih bukan jenis termasuk kayu untuk pertukangan dan industri pulp.
Berdasarkan pertimbangan di muka, maka jenis pohon penghasil kayu energi yang diteliti adalah : 1). Weru (Albizia procera), 2). Pilang (Acacia leucophloa); 3). Akor (A.auriculiformis); dan 4). Kaliandra (Calliandra calothyrsus).
2. Jenis Kegiatan
1. Identifikasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan serta hasil hutan tanaman kayu energi;
2. Teknik produksi bibit kayu energi;3. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan tanaman untuk peningkatan
produktivitas dan kualitas kayu energi;4. Pembangunan demplot agroforestry tanaman kayu energi jenis
setempat dan jenis introduksi
III. METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan ekperimentasi. Observasi yaitu pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara survey dengan penerapan teknik penarikan contoh (sampling techniques). Ekperimentasi yaitu kegiatan pengumpulan data berdasarkan rancangan penelitian (experimental design) tertentu.
Penerapan kedua metode di atas, secara garis besar pada masing-masing kegiatan sebagaimana disebut pada Bab VI, dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Identifikasi persyaratan tumbuh, pertumbuhan dan hasil jenis-jenis tanaman kayu energi lokal
Untuk mendapatkan data persyaratan tumbuh dilakukan melalui pengumpulan data/informasi daerah sebar, pustaka dan survai ke lapangan. Identifikasi dilakukan terhadap sifat pohon dari jenis kayu energi dan kondisi tempat tumbuh. Oleh karena hutan pada awalnya terbentuk sebagai hutan alam karena faktor tanah (edaphic) dan iklim (climatic) dengan formasi hutan tertentu yang spesifik (site spesific) yang dinyatakan sebagai
350 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
daerah sebar, maka persyaratan tempat tumbuh yang dominan adalah tinggi tempat (altitude), curah hujan (tipe dan banyaknya), temperatur, tekstur tanah, pH, drainase dan toleransi tanaman terhadap cahaya. Untuk penelitian pertumbuhan dan hasil, dilakukan dengan pengamatan riap dan model penduga hasil.
B. Teknik produksi benih dan bibit kayu energi
Kegiatan dilakukan dengan cara :
1. Identifikasi fenologi dan teknik pemanenan/unduh. Data dan informasi tentang perbenihan diperoleh melalui observasi di lapangan berupa data dan informasi karakteristik dimensi pohon (tinggi, diameter, penutupan/bentuk tajuk), waktu berbunga dan berbuah;
2. Uji coba seleksi dan penyimpanan biji;3. Uji coba teknik pembibitan.
C. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan tanaman untuk peningkatan produktivitas dan kualitas kayu energi
Kajian dilakukan dengan cara survey identifikasi kegiatan penanaman yang dilakukan masyarakat dan perkembangannya; sedang uji coba teknik penanaman dan pemeliharaan dilakukan dengan metode eksperimen di lapangan berupa kegiatan penelitian campuran (yaitu komposisi dan jarak tanam kayu energi yang disesuaikan dengan pola percabangan, keseimbangan nutrisi tanah, kemudahan pemanenan) yang kondusif baik untuk lingkungan maupun untuk tujuan produksi dan monokultur; sedangkan pemeliharan untuk merangsang pertumbuhan cabang baru dan percepatan pembungaan dilakukan dengan eksperimen pendangiran, pemangkasan cabang–cabang kurang produktif dan pemberian pupuk kandang, kompos (bokashi).
D. Pembangunan demplot agroforestry tanaman kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi
Kegiatan berupa uji coba pembibitan, penanaman dan pemeliharaan jenis-jenis kayu energi prioritas pada lokasi-lokasi terpilih pembangunan hutan tanaman kayu energi.
Demplot diletakkan berdasarkan klaster pengguna, yaitu: klaster pengguna kayu energi masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga, industri skala kecil dan menengah (pabrik tahu-tempe, kecap, genting, dan industri lain).
351Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
IV. RENCANA TATA WAKTU
Jangka waktu kegiatan penelitian pada tahap awal direncanakan selama lima tahun, yaitu dari tahun 2010 -2014. Adapun rencana tata waktu penelitian tertera pada Tabel 1.
Table 1. Rencana tata waktu kegiatan penelitian pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu energi tahun 2010-2014
No Kegiatan Instansi/UPT 2010 2011 2012 2013 2014
1 Luaran 1: Paket informasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan tanaman kayu energi.
1.1. Identifikasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan dan hasil hutan tanaman penghasil kayu energi
P3HT Bogor X X X X X
2 Luaran 2: Paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan kayu energi
2.1. Teknik produksi bibit kayu energi
BTP Bogor X X X
3 Luaran 3: Paket teknik silvikultur jenis tanaman kayu energi
3.1. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan tanaman untuk peningkatan produktivitas dan kualitas kayu energi
P3HTBPK Ciamis(BTP BogorBPK Mata-ram)*
X X X X
4 Luaran 4: Demplot agroforestry tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi4.1. Pembangunan demplot agroforestry tanaman kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi
P3HT Bogor(BTP BogorBPK CiamisBPK Mata-ram)*
X X X X X
5 Koordinasi penelitian P3HT Bogor
5.1.Program setter X X X X X
5.2.Pengendalian penelitian P3HT Bogor X X X X X
5.3.Pensintesaan hasil penelitian P3HT Bogor X X X X X
Keterangan: *) penugasan/ perbantuan terkait wilayah binaan P3HT dan wilayah kerja/core research
352 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
V. RENCANA LOKASI
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Energi yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Rincian lokasi menurut jenis kegiatan tertera pada Tabel 2.
Table 2. Rencana lokasi kegiatan RPI Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Energi tahun 2010-2014
No. Kegiatan Lokasi kegiatan
1 Luaran 1: Paket informasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan tanaman kayu energi.1.1. Identifikasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan dan hasil tanaman hutan penghasil kayu energi
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Mataram
2 Luaran 2: Paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan kayu energi2.1. Teknik produksi bibit kayu energi
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB)
3 Luaran 3: Paket teknik silvikultur jenis tanaman kayu energi3.1. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan tanaman untuk peningkatan produktivitas dan kualitas kayu energi
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan NTB
4. Luaran 4: Demplot agroforestry tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi4.1. Pembangunan demplot agroforestry tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi
Jawa Barat, Jawa Tengah dan NTB
5. Koordinasi penelitian pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu energi
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan NTB
VI. RENCANA BIAYA
Rencana biaya kegiatan penelitian dan koordinasi Silvikultur Hutan Tanaman Kayu Energi 2010 – 2014 tertera pada Tabel 3.
Biaya tersebut adalah rencana biaya keseluruhan kegiatan penelitian yang dialokasikan di P3HT dan UPT (BPTP Bogor dan BPK Ciamis).
353Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
Table 3. Rencana biaya penelitian pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu energi Tahun 2010 – 20014
Rp. 1000,-
No. Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Luaran 1: Paket informasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan tanaman kayu energi.1.1. Identifikasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan dan hasil tanaman hutan penghasil kayu energi
150.000 150.000 150.000 150.000 150.000
2 Luaran 2: Paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan kayu energi2.1. Teknologi peningkatan produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan penghasil kayu energi (3 sub kegiatan)
225.000 225.000 225.000
3 Luaran 3: Paket teknik silvikultur jenis tanaman kayu energi3.1. Teknik dan pola tanam serta pemeliharataan tanaman untuk peningkatan produktivitas dan kualitas kayu energi
300.000 300.000 300.000 300.000
4. Luaran 4: Demplot agroforestry tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi4.1. Pembangunan demplot agroforestry tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi
225.000 225.000 150.000 150.000 150.000
5. Koordinasi penelitian (program setter, pengendalian dan sintesa penelitian)
200.000 200.000 200.000 200.000 240.000
Keterangan: Pembiayaan dialokasi di 3 institusi (Pusat dan Daerah/UPT)
354 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
VII. ORGANISASI
Penelitian ini dilaksanakan oleh tim peneliti P3HT Bogor, dan UPT terkait. UPT yang terlibat dalam kegiatan penelitian terdiri dari BPTP Bogor, BPK Ciamis, BPK Solo, BPK Mataram dan BPK Kupang. Susunan personalia yang terlibat pada masing-masing institusi tercantum pada Tabel 4.
Table 4. Daftar nama personal penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Energi tahun 2010 – 2014
No Instansi/Nama Pendidikan Keahlian Jabatan
1. P3HT, Bogor
Ir. Sofwan Bustomi, MSi S2 Biometrika Koordinator RPI
Ir. Harbagung S1 Biometrika Anggota Tim/ Penanggungjawab Kegiatan
Prof.Dr.Ir. Hendi Suhendi S3 Silv/Pemuliaan Tan.Hutan
Anggota Tim/ Penanggungjawab Kegiatan
Dr. Tati Rostiwati, MSi S3 Silvikultur Anggota Tim
Ir. Bambang E. Siswanto S1 Biometrika sda
Suyat SPMA Biometrika Teknisi
Rukman SPMA Biometrika Teknisi
Budi Setiawan SMEA Biometrika Teknisi
2. BPTP Bogor
Ir. Dida Syamsuwida, MSc S2 Silvikultur Penanggungjawab Kegiatan/Sub Kegiatan
Ir. Elya Suita S1 Silvikultur P.Jawab Sub Kgtn
Ratna Uli Damayanti,SHut. S1 Silvikultur Penanggungjawab Sub Kegiatan
3. BPK Ciamis
Ir. Encep Rachman, MSc S2 Silvikultur Penanggungjawab Kegiatan
pm*) S2 Sosek Pm
4. BPK Mataram*)
pm S2/S1 Silvikultur Penanggungjawab Kegiatan
Keterangan: *) perbantuan/penugasan terkait wilayah binaan P3HT/ core research/wilayah kerja
355Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Berita Kegiatan Ristek, 2005. Litbangrap Iptek untuk Ketersediaan Energi (Program 100 hari Kementrian Riset dan Teknologi).
Dimyati,D. S. E. Yuliani., Suyarno., A. Badrunasar. 2004. Pola Tanam Hutan Rakyat di Jawa dalam rangka meningkatkan pendapatan petani. Info Teknis Al-Basia, vol. 1 No. 4. 15 hlm
Fung, P. Y.H. 1983. Wood Energy Prospects. Dalam. Proceedings XVII IUFRO World Congress, Kyoto.
Martawijaya, A., I. Kartasujana, K. Kadir dan S. A. Prawira. 1981. Atlas Kayu Indonesia. Bagian I. Balai Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
Rostiwati T, Y.Heryati, dan S.Bustomi, 2007. Review hasil litbang “Kayu Energi dan Turunannya”. Pusat Litbang Hutan Tanaman. ISSN:978-979-3819-29-7. Bogor.
Nurhayati, T. 1994. Kajian Konsumsi Energi Beberapa Jenis Produk Industri Kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol. 12, no. 2 : 61 – 65.
Sadewa, P. Y. 2006. Kepercayaan Itu Mulai Terlihat. Kompas 3 April 2006.
Syachri, N. T., 1983. Nilai Kalor Beberapa Jenis Kayu Indonesia dan Hubungannya dengan Berat Jenis. Laporan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan:1 – 6.
----------------- dan Hartoyo., 1986. Peranan Lignin terhadap Nilai Kalor Kayu. Lembaran Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, No. 26: 3 hlm
-----------------, 1987. Pemanfaatan Kayu Kurang Dikenal sebagai Sumber Energi. Dalam. Prosiding Diskusi Pemanfaatan Kayu Kurang Dikenal, 13 – 14 Januari 1987, Bogor. Badan Litbang Kehutanan: 269 – 279.
Sylviani dan A. Widiarti. 2001. Penentuan Jenis Pohon Unggulan sebagai Penghasil Kayu Bakar. Jurnal Sosial Ekonomi, Vol. 2, No. 2: 139 – 150.
Sudradjat, R. 1983. Beberapa Permasalahan Pembangunan Kebun Energi untuk Penghara Industri dalam Proceeding Diskusi Industri Perkayuan, 10 – 11 Oktober, Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan: 95 – 98.
-----------------, 1983. Karakteristik Kayu sebagai Bahan Energi. Dalam. Proceeding Diskusi Industri Perkayuan, 10 – 11 Oktober, Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan: 99– 101.
Tim P3HH dan Sosek Kehutanan, 1999. Tekanan Konsumsi Kayu Bakar di Beberapa Desa Padat Penduduk pada Lingkungan Hidup dan
356 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Kemungkinan Meringankannya. Analisis Survai. Buku I. Yayasan Sarana Wanajaya, Bogor. 178 hlm
Widarmana, S. 1985. Teknologi Pemanfaatan Hutan Tanaman untuk Energi. Dalam. Lokakarya Pembangunan Timber Estate, 29 – 31 Maret 1984, Bogor. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor: 401 – 505.
Lampiran 1. Kerangka Kerja Logis (KKL) Rencana Penelitian Integratif (RPI) Pengelolaan Hutan Penghasil Kayu Energi Tahun 2010-2014.
Narasi Indikator Alat Verifikasi Asumsi
TujuanMenyediakan IPTEK dan informasi teknik silvikultur jenis-jenis tanaman kayu energi dalam rangka mendukung upaya nasional untuk mewujudkan kelestarian sumberdaya hutan dan sumberdaya energi
Diperolehnya informasi dan teknologi silvikultur jenis-jenis tanaman kayu energi yang tepat dan aplikatif
• Demplot• Publikasi ilmiah• Gelar teknologi• Infotek
• Tersedianya sdm daerah yang memadai
• Tersedianya sarana dan prasarana penelitian
• Penelitian berjalan secara berkesinambungan
Sasaran1. Mendapatkan
teknik silvikultur aplikatif jenis-jenis tanaman kayu energi
Diperolehnya teknik penyediaan bibit, penanaman (pola tanam) dan pemeliharaan yang mudah dan tepat
• Paket teknologi• Makalah seminar
• Data dan informasi mudah didapat
• Dana memadai
2. Mendapatkan teknik silvikultur untuk meningkatkan produktivitas dan nilai ekonomi jenis-jenis tanaman kayu energi
Diperolehnya teknik peningkatan produktivitas dan kualitas kayu energi
• Paket teknologi• Makalah seminar
• Data dan informasi mudah didapat
• Dana memadai
3. Terbangunnya demplot jenis-jenis tanaman kayu energi
Terbangunnya demplot-demplot tanaman kayu energi di beberapa wilayah sebarannya
• Paket teknologi• Makalah seminar
• Data dan informasi mudah didapat
• Dana memadai
357Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
Narasi Indikator Alat Verifikasi Asumsi
Luaran1. Paket informasi
persyaratan tempat tumbuh, pertumbuhan dan tanaman kayu energi
• Diperolehnya informasi tempat tumbuh tanaman kayu energi
• Diperolehnya informasi pertumbuhan tanaman kayu energi
• Laporan tahunan• Konsep paket
informasi persyaratan tempat tumbuh, pertumbuhan dan tanaman kayu energi
• Penelitian berjalan sesuai PPTP dan RPTP
• Tidak terjadi kendala teknis dan administratif
• Koordinasi/komunikasi pusat dan daerah berjalan baik
2. Paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan penghasil kayu energi
• Diperolehnya informasi fenologi dan teknik pemanenan (unduh)
• Diperolehnya teknik seleksi dan penyimpanan biji berkualitas
• Diperolehnya teknik pembibitan KE berkualitas
• Laporan tahunan• Konsep informasi
dan teknologi perbenihan dan pembibitan tanaman penghasil kayu energi
3. Paket Teknik silvikultur jenis tanaman kayu energi
Diketahuinya teknik penyiapan lahan, pola tanam dan pemeliharaan untuk peningkatan produktivitas
• Laporan tahunan• Konsep informasi
dan teknik silvikultur jenis tanaman penghasil kayu energi
4. Demplot Agro-forestry tanaman kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi
Terbangunnya demplot tanaman kayu energi
• Laporan tahunan• demplot model
agroforestry tan. penghasil kayu energi
358 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Narasi Indikator Alat Verifikasi Asumsi
Kegiatan1.2. Identifikasi per-
syaratan tumbuh dan pertumbuhan dan hasil jenis-jenis tanaman kayu energi
1.1. Pada tahun 2010-2014
Diketahuinya :• Persyaratan jenis-jenis
kayu energi prioritas • pertumbuhan dan hasil
tanaman penghasil kayu energi
• Laporan/publikasi infomasi persyaratan tumbuh;
• Lap. /publikasi infomasi pertumbuhan dan hasil kayu
• RPI• PPTP• RPTP• ROP• RK• SPJ • Lap. Pelaksanaan
• Peneliti, teknisi dan petugas daerah (PKL) memadai
• Anggaran tepat waktu
• Sarana dan prasarana penelitian tersedia
• Koodinasi/komunikasi pusat dan daerah berjalan baik
2.1. Teknik produksi benih/bibit kayu energi
2.1.1. Observasi fenologi dan teknik pemanenan (unduh);
2.1.2. Uji coba seleksi dan penyimpanan biji berkualit
2.1.3. Uji coba teknik pembibitan
• Diperolehnya paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman penghasil kayu energi Pada Tahun 2010-2012
• Diiperolehnya informasi fenologi dan teknik pemanenan (unduh)
• Diperolehnya teknik seleksi dan penyimpanan biji berkualitas
• Diperolehnya teknik pembibitan KE berkualitas
• Laporan/publikasi paket infomasi teknik produksi benih/bibit
• Laporan/publikasi fenologi dan teknik pemanenan
• Laporan/publikasi teknik seleksi dan penyimpanan biji
• Laporan /publikasi teknik pembibitan
• RPI• PPTP• RPTP• ROP• RK• SPJ • Lap. Pelaksanaan
• Peneliti, teknisi dan petugas daerah (PKL) memadai
• Anggaran tepat waktu
• Sarpras penelitian tersedia
• Koodinasi/komunikasi pusat dan daerah berjalan baik
3.1. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan tanaman untuk peningkatan produktivitas dan kualitas kayu energi
3.1. Diketahuinya teknik:• penanaman jenis Kayu
energi;• pemeliharaan jenis
Kayu energi pada tahun 2010-2013
Laporan/publikasi teknik penanaman, pemeliharaan, pemupukan
sda
359Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
Narasi Indikator Alat Verifikasi Asumsi
4.1. Pembangunan demplot teknik silvikultur (pem-bibitan, polatanam, penanaman dan pemeliharaan) jenis-jenis tanaman kayu energi.
4.1. Terbangunnya demplot jenis tanaman kayu energ
pada tahun 2010-2014
3 unit demplot sda
Lampiran 2. Matriks Kodefikasi dan Cakupan Kegiatan RPI Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Energi ahun 2010-2014
Kode-fikasi
Kodefikasi Cakupan Kegiatan
RPI
OutputKegiatan
PUSLITBANG/ UPT PELAKSANA
8.1. Luaran 1Paket Informasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan tananaman kayu energi
8.1.1.2. Kegiatan 8.1.1.
Kegiatan 1.1 Identifikasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan dan hasil hutan tanaman kayu energi (Tahun 2010-2012)
P3HT
8.2. Luaran 2 Paket IPTEK Produksi benih/bibit berrmutu tanaman hutan kayu energi
8.2.1.10.
8.2.1.10.8.2.1.10.8.2.1.10.
Kegiatan 8.2.1.
Kegiatan 2.1 Teknik produksi bibit kayu energi(Tahun 2010-2012)2.1.1. Observasi fenologi dan teknik
pemanenan (unduh) 2.1.2. Uji coba seleksi dan penyimpanan
biji berkualitas 2.1.3. Uji coba teknik pembibitan
BPTP Bogor
8.3. Luaran 3Paket Teknik silvikultur jenis tanaman kayu energi
360 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Kode-fikasi
Kodefikasi Cakupan Kegiatan
RPI
OutputKegiatan
PUSLITBANG/ UPT PELAKSANA
8.3.1.28.3.1.11(8.3.1.13)
Kegiatan 8.3.1.
Kegiatan 3.1Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan untuk peningkatan produktivitas dan kualitas kayu energi (Tahun 2010-2013)
P3HTBPK Ciamis (BPK Mataram)
8.4. Luaran 4Demplot agroforestry tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi
8.4.1.2.(8.4.1.11)(8.4.1.13)
Kegiatan 8.4.1.
Kegiatan 4.1 Pembangunan demplot agroforestry jenis tanaman kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi (Tahun 2010-2014)
P3HT(BPK Ciamis) (BPK Mataram)
Keterangan: ( ) perbantuan terkait wilayah binaan P3HT dan wilayah kerja/core research
Lampiran 3. Daftar nama jenis pohon dari jenis kayu energi *)
No. Nama latin Nama lokalRiap Densitas Produksi
EnergiNilai kalor
m3/ha/th (BJ) GJ/ha/th (cal/g)
1 Acacia auriculiformis Akasia 17.00 0.77 235.6 7.322
2 Acacia catechu Akasia 15.00 1.05 283.5
3 Acacia decurens Akasia 20.50 0.70 258.3
4 Acacia leucophloa Pilang 20.50 0.70 258.3 7.262
5 Acer niveum Bl. Ki Endog 0.54
6 Actinophora fragrans Walikukun 9.00 1.00 162
7 Adentahera microsperma
Segawa 0.80 6.628
8 Adina polycephala Benth.
Nangi 0.89 6.651
9 Adinandra domusa Miq.
Ranu
10 Agathis borneensis Agathis 23.00 0.47 194.6
11 Agathis labilardieri Agathis 12.50 0.47 105.8
12 Agathis palmestonii Agathis 13.50 0.44 106.9
361Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
No. Nama latin Nama lokalRiap Densitas Produksi
EnergiNilai kalor
m3/ha/th (BJ) GJ/ha/th (cal/g)
13 Agathis robusta Agathis 15.00 0.44 118.8
14 Agathis sp. Damar 23.40 0.43 181.1
15 Paraserianthes falcataria)
Jeungjing 30.00 0.44237.6
16 Albizia lebbeck Sengon 23.00 0.60 248.4
17 Albizia procera Benth. Weru 25.00 0.67 301.5 7.382
18 Aleurites moluccana Kemiri 34.10 0.35 214.8
19 Alstonia pneumatophora
Pulai rawang 0.34 5.612
20 Alstonia spec. Sipate 0.56 7.341
21 Altingia exelsa Rasamala 13.00 0.70 163.8
22 Anisoptera spec. Paru 0.59 7.403
23 Anthocephalus cinensis Kadam 25.00 0.38 171
24 Artocarpusteysmanii Miq.
Saling-saling 0.38 7.657
25 Bischofiajapanica Geronjing 9.00 0.74 119.9
26 Bruguiera gymnorrhiza Kayu bakau 0.94
27 Buchanania macrocarpa
Rengas burung 5.999
28 Calliandra calothyrsus Kaliandra 32.00 0.67 385.9
29 Calophyllum soulattri Batau 0.54 7.612
30 Camnosperma sp. Terentang 35.00 0.36 226.8
31 Canarium denticulatum Kituak 0.62 6.967
32 Canarium spec. Kenari 0.53 7.109
33 Casiafistula Klobor 10.00 0.90 162
34 Castanopsis argentea Saninten 0.73 7.658
35 Castanopsis javanica Kihiur 0.68
36 Castanopsis spec. 0.67
37 Casuarina equisetifolia Cemara laut 12.00 0.70 151.2
38 C. cunninghamiana Cemara 6.50 0.92 107.8
39 Casuarina junghuhniana
Cemara gunung
25.00 1.04468
40 Cinamomum koordersii Kadingek 0.38 7.449
362 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
No. Nama latin Nama lokalRiap Densitas Produksi
EnergiNilai kalor
m3/ha/th (BJ) GJ/ha/th (cal/g)
41 Cleistanthus myrianthus
Kakaduan 0.72 7.668
42 Cupressus lusitanica Cemara tukung 27.50 0.47 232.7
43 Dalbergia latifolia Sonokeling 24.90 0.84 376.5
44 Dalbergia sissoides Grah.
Sonokeling 0.83 7.309
45 Dehaasia cuneata Bl. Medang serai 0.77
46 Dillenia spec. Simpur 0.84
47 Diospyros buxifolia Hiern.
Sempur batu 0.90 7.220
48 Diospyros frutescens Bl.
Merangus 0.77 6.112
49 Diospyros maritime Bl. Geugeunteu-lan
0.70 7.009
50 Diospyros sp Bakh. Eben 1.09
51 Dipterocarpus gracilis Bl.
Minyak 0.73 6.494
52 Dipterocarpus spec. Keruing 0.61 6.208
53 Dryobalanop spec. Kapur 0.59 7.113
54 Dryobalanops aromatica
Kapur34.50
0.80496.8
55 Durio carinatus Mast. Durian bawang 0.58 7.534
56 Durio oxleyenus Griff. Durian hutan 0.61 5.464
57 Dysoxylumdensiflorum Merempeng 0.71
58 Elaeocarpus sphaericus Ganitri 0.49
59 Elmerillia spec. Baros 0.61
60 Engelhardia spicata Bl. Kihujan 0.46
61 Eucalyptus alba Ampupu 8.00 0.97 139.7
62 Eucalyptus botryoides Eukaliptus 25.00 0.66 297
63 Eucalyptus camaludensis
Eukaliptus 20.00 0.77277.2
64 Eucalyptus citriodora Eukaliptus 15.00 0.92 256.7
65 Eucalyptus cloziana Ekaliptus 24.50 0.85 374.9
66 Eucalyptus deglupta Ekaliptus 32.00 0.60 345.6
363Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
No. Nama latin Nama lokalRiap Densitas Produksi
EnergiNilai kalor
m3/ha/th (BJ) GJ/ha/th (cal/g)
67 Eucalyptus fastigata Ekaliptus 24.50 0.76 335.2
68 Eu. gamphocephala Eukaliptus 11.50 0.86 178
69 Eucalyptus globulus Eukaliptus 25.00 0.52 234
70 Eucalyptus grandis Eukaliptus 17.00 0.52 159.1
71 Eucalyptus maculata Ekaliptus 23.00 1.05 434.7
72 Eucalyptus maedenii Eukaliptus 27.00 1.05 510.3
73 Eucalyptus microcorys Eukaliptus 8.00 0.95 136.8
74 Eucalyptus nitens Ekaliptus 29.00 0.63 328.9
75 Eucalyptus paniculata Eukaliptus 13.50 0.87 211.4
76 Eucalyptus reginefera Eukaliptus 11.00 0.78 154.4
77 Eucalyptus regrans Eukaliptus 13.00 0.61 142.1
78 Eucalyptus robusta Eukaliptus 21.00 0.75 283.5
79 Eucalyptus saligna Eukaliptus 29.00 0.50 261
80 Eucalyptus salmonephora
Eukaliptus 11.00 1.35267.3
81 Eucalyptus umbellata Eukaliptus 18.50 0.80 266.4
82 Eucalyptus urophylla Ekaliptus 25.00 0.84 378
83 Eucalyptus viminalis Eukaliptus 20.00 0.75 270
84 Eugenia cumini Druce. Jambu 0.80
85 Eugenia polyantha Wight.
Salam 0.64
86 Eugenia spec. Jambu duhat 0.80 7.621
87 Eusideroxylon swageri Ulin 1.04
88 Ganua motleyana Pierre.
Sawo-sawo 0.56 6.353
89 Garcinia mangostana Mamangguan 1.00 6.972
90 Geunsia pentadra Merr.
Kihuut 0.65
91 Gordonia excelsa Bl. Kimanjel 0.65
92 Grevillea robusta A.Cunn.
Salamandar 0.62
93 Haplelubus celebicus Bakata 0.64 7.417
94 Hopea gregaria V.SL. Pantis 1.05 7.242
364 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
No. Nama latin Nama lokalRiap Densitas Produksi
EnergiNilai kalor
m3/ha/th (BJ) GJ/ha/th (cal/g)
95 Hopea sangal Korth. Cengal 0.70 7.177
96 Ilex pleiobrachiata Loes.
Kibonteng 0.61 6.703
97 Instia palembanica Bl. Merbau 0.79 7.168
98 Irvingia malayana Oliv. Kulut 1.02 7.205
99 Koompasia malaccensis Kempas 0.85 7.205
100 Lagerstroemia speciosa Bungur 10.00 0.69 124.2
101 Leucaena leucocephala. Lamtoro gung 21.00 0.82 310
102 Litsea angulata Bl. Huru koneng 0.45
103 Litsea brachystachya Ponto 0.45 5.993
104 Litseafirma Hook.f. Huru koneng 0.56 7.436
105 Macaranga hypoleuca Nangi 0.34 5.575
106 Macaranga maingayi Mahang 0.39
107 Macaranga rhizinoides Mara 0.39
108 Manglieta glauca Bl. Manglid 0.41
109 Melaleuca leucadendron
Gelam 14.00 0.60151.2
4.418
110 Melaleuca leucadendron
Gelam rawa 0.85
111 Melia dubia Cav. Surian bawang 0.31 6.224
112 Michelia champaca Cempaka 13.00 0.60 140.4
113 Nauclea orientalis L. Gempol 0.58
114 Nephelium mutabila Bl. Rambutan 0.91 7.333
115 Nyssa javanica Wang. Hamirung 0.59
116 Ochanostachya amentacea
Kataling 0.91 7.534
117 Palaquium spec. Balam kresek 0.78 6.874
118 Peronema canescens Sungkai 0.63 5.484
119 Persea spec. Huru laut 0.70
120 Pinus canariensis Pinus 13.00 0.55 128.7
121 Pinus caribea Pinus 15.00 0.55 148.5
122 Pinus mercusiana Pinus 13.00 0.52 121.7
365Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
No. Nama latin Nama lokalRiap Densitas Produksi
EnergiNilai kalor
m3/ha/th (BJ) GJ/ha/th (cal/g)
123 Pinus merkusii Jung.et de
Tusam 19.50 0.55179
124 Pinus oocarpa Pinus 25.00 0.53 238.5
125 Pinus patula Pinus 22.50 0.44 178.2
126 Pinus pinastar Pinus 18.00 0.47 152.3
127 Pinus ponderosa Pinus 22.50 0.45 210.6
128 Pinus pseodofolus Pinus 22.50 0.45 182.2
129 Pinus radiata Pinus 21.00 0.44 166.3
130 Pinus strobus Pinus 20.00 0.43 154.8
131 Pinus taeda Pinus 21.00 0.47 177.7
132 Planohonia valida Bl. Pulat 0.80
133 Platea latifolia Bl. Kedanca 0.43
134 Podocarpus amarus Bl. Kimerak 0.50
135 Podocarpus neriifolius Kitaji 0.60
136 Polyalthia spec. Babak 7.008
137 Pometia spec. Kasai 0.80
138 Pterocarpus indicus Sonokembang 15.00 0.88 237.6
139 Pterocarpus javanicum Bayur 13.00 0.62 145.1
140 Pygeumparviflorum Kawoyang 0.53 5.249
141 Quercus lineate Bl. Taritih 1.00
142 Quercus manadonensis Pali 7.533
143 Quercus sundaica Bl. Pasang jambe 0.58
144 Rademachera spec. Padali 0.56 7.501
145 Rhodamnia cinerea Jack.
Renyung 1.05 7.647
146 Samanea saman Ki hujan 30.00 0.51 275.4
147 Sandoricum koetjape Sentul 0.49 7.475
148 Santalum album Linn. Cendana 0.84 6.969
149 Santiria celebica H.J.L. Damak 0.54
150 Schima wallichii Korth. Puspa 0.69 6.678
151 Sesbaniagrandiflora Turi 15.00 0.46 124.2
366 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
No. Nama latin Nama lokalRiap Densitas Produksi
EnergiNilai kalor
m3/ha/th (BJ) GJ/ha/th (cal/g)
152 Shorea palembanica Miq.
Malebekan 0.55 5.340
153 Shorea spec. Meranti 0.52 7.366
154 Shorea spec. Meranti 0.59 7.212
155 Shorea teysmanniana Meranti bunga 0.59 5.426
156 Sloanea sigun Szysz. Kitebe 0.50
157 Spiraeopsis celebica Bl. Damak 0.49 7.167
158 Sterculia spec. Kepuh 6.778
159 Styrax benzoin Dryand. Kemenyan 0.50 7.036
160 Tarrietia javanica Bl. Teraling 0.74 7.036
161 Tectona grandis L.f. jati 0.70 7.058
162 Terminalia catappa Ketapang 30.00 0.40 216.6 6.925
163 Terminalia spec. Jaha 0.64
164 Toona sureni Merr. Suren 0.36
165 Trema orientalis L. Kuray 0.36
166 Turpinia sphaerocarpa Huru 0.45
167 Vitex pubescens Vahl. Laban 0.88 7.220
Sumber : *) Dirjen LEB, 1991; Hartoyo dan Nurhayati, 1976. 1 M3 =12,5 Giga Joule (GJ)
Lampiran 4. Status budidaya beberapa jenis tanaman kayu energi(sebagai salah satu dasar pemilihan/prioritas jenis RPI Kayu Energi)
NO. JENIS PEMULIA-AN
PERBE-NIHAN SILV. HAMA
PENYAKITBIOME-TRIKA
A Teknik budidaya Belum dikenal
1 Segawe Adentahera microsperma
phenologi pohon
silv jenis Ident. jenis hama dan penyakit;
- Ident. tempat tumbuh;
- inventari-sasi per-tumbuhan
- Identif sifat po-hon;
367Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi
NO. JENIS PEMULIA-AN
PERBE-NIHAN SILV. HAMA
PENYAKITBIOME-TRIKA
2 Nangi Adina polycephala
Sda Sda Sda sda
3 Ranu Adinandra domusa
Sda Sda Sda sda
4 Klobor? Casiafistula
Sda Sda Sda sda
5 Cemara Casuarina cunninghiniana
Sda Sda Sda sda
6 Huru koneng Litsea angulata
Sda Sda Sda sda
7 KepuhSterculia sp.
sda sda sda sda
B. Teknik Budidaya cukup dikenal
1 Akasia, akor Acacia auriculiformis
? - observ. sumber benih dan karakter-istik phn penghasil benih;
- kajian phenologi pohon
- percobaan pembibi-tan.
- pola tanam campuran dan mo-nokultur
- jarak ta-nam
- Pemeli-haran tan (penda-ngir, pan-gkas dan pemupu-kan .
- Ident. jenis hama dan penyakit;
- pengen-dali-an hama dan penyakit
- ident. tempat tumbub
- invent. pertumb.
- Ident. sifat po-hon
- peny. model pen-dugaan hasil
2 Akasia Acacia catechu
? sda sda sda sda
3 PilangAcacia leucophloa
? sda sda sda sda
4 Sengon Albizia lebbeck
? sda sda sda sda
5 Weru(Albizia procera
? sda sda sda sda
6 Cemara laut Casuarina equisetifolia
? sda sda sda sda
7 Cemara gunung Casuarina junghuhniana
? sda sda sda sda
368 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
NO. JENIS PEMULIA-AN
PERBE-NIHAN SILV. HAMA
PENYAKITBIOME-TRIKA
8 Jambu-jambuan Eugenia sp
? sda sda sda sda
9 Bungur Lagerstroemia spec.
? sda sda sda sda
10 Gelam Melaleuca leucadendron
? Sda sda sda sda
11 Gelam rawa M. leucadendron
? sda sda sda sda
12 Ketapang Terminalia catappa
sda sda sda sda
C Teknik Budidaya dikuasai1 Kaliandra
(Calliandra calothyrsus)
sda sda sda - Ident. jenis hama dan penyakit;
- pengen-dalian hama dan penyakit
- Ident. tempat tumbub
- invent. pertumb.
- Ident. sifat pohon
- peny. mod-el pen-dugaan hasil
2 Lamtorogung (Leucaena leucocephala).
sda sda sda sda Sda
3 Ki hujan (Samanea saman)
sda sda sda sda Sda
4 Turi (Sesbania grandiflora)
sdai sdai sdai Turi sda