PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PORSI SAHAM PUBLIK...

26
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PORSI SAHAM PUBLIK DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014. NUR YULLI YANI 120462201164 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, 2017 ABSTRAK Nur Yulli Yani, 2017 : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Data yang digunakan adalah data skunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2011-2014 yang telah di audit dan dipublikasikan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2014 sebanyak 38 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling sehingga di peroleh sampel sebanyak 23 perusahaan sektor barang konsumsi yg memenihi kriteria dan menghasilkan 92 sampel penelitian dengan 4 tahun pengamatan (2011-2014). Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 21.0.

Transcript of PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PORSI SAHAM PUBLIK...

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PORSI SAHAM PUBLIK DAN

STRUKTUR MODAL TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN

KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2011-2014.

NUR YULLI YANI

120462201164

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, 2017

ABSTRAK

Nur Yulli Yani, 2017 : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan

Struktur Modal terhadap Luas Pengungkapan Laporan

Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2011-2014.

Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal terhadap Luas

Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.

Data yang digunakan adalah data skunder berupa laporan keuangan

perusahaan manufaktur tahun 2011-2014 yang telah di audit dan dipublikasikan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2014 sebanyak 38

perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling sehingga di

peroleh sampel sebanyak 23 perusahaan sektor barang konsumsi yg memenihi

kriteria dan menghasilkan 92 sampel penelitian dengan 4 tahun pengamatan

(2011-2014). Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis regresi

berganda dengan bantuan SPSS versi 21.0.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.

Sedangkan Porsi Saham Publik dan Struktur Modal secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.

Penelitian ini juga menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik

dan Struktur Modal secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan

terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. Besarnya pengaruh yang

diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen adalah 11,0%.

Sedangkan sisanya sebesar 89 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Luas Pengungkapan, Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan

Struktur Modal.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan perekonomian di negara indonesia telah berkembang dengan

pesat, Sehingga persaingan global dalam dunia usaha yang berlangsung saat ini

menuntut suatu perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan

lain. Inilah yang menyebabkan banyaknya investor baik yang berasal dari dalam

negeri maupun luar negeri yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan-

perusahaan di indonesia. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tidak dapat

dipisahkan dari lingkungan masyarakat sehingga perusahaan harus dapat

memberikan layanan yang memuaskan kepentingan stakeholders dengan cara

memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan aktivitas bisnis

perusahaan.

Laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan

pengguna mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Sejauh mana informasi yang

dapat diperoleh akan sangat tergantung pada seberapa besar tingkat pengungkapan

(disclosure) laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Sejumlah

penelitian mengenai hal-hal di seputar tingkat kecukupan pengungkapan,

khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang mencatatkan diri di pasar modal

telah dilakukan, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Fitriany (2001).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat hal ini dalam karya tulis

ilmiah dalam bentuk proposal dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Porsi Saham Publik dan Struktur Modal Terhadap Luas Pengungkapan

Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014”.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas

pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?

2. Apakah Porsi Saham Publik berpengaruh signifikan terhadap luas

pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?

3. Apakah Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan

laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?

4. Apaakah Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal

berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdafar di BEI

periode 2011-2014?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan

laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh Porsi Saham Publik terhadap luas pengungkapan

laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap luas pengungkapan

laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.

4. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan

Struktur Modal terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI

periode 2011-2014.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Luas Pengungkapan Laporan Keuangan

Pengungkapan (disclosure) adalah mengkomunikasikan mengenai posisi dari

keuangan dengan tidak menyembunyikan informasi, apabila dikaitkan dengan

laporan keuangan, disclosure mengandung makna bahwa laporan keuangan harus

memberikan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha

kondisi keuangan perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan (Riny,

2010 dalam Daniel, 2013).

Menurut Marwata (2001) dalam Daniel (2013), luas pengungkapan

didefinisikan sebagai sejumlah informasi untuk membantu investor dalam

membuat prediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Luas

pengungkapan laporan keuangan mengukur berapa banyak butir laporan keuangan

yang secara material akan diungkapkan oleh suatu perusahaan. Ada 2 jenis

pengungkapan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan persyaratan yang

ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu :

1. Pengungkapan Wajib (Mondatary Disclosure)

2. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Menurut Widati dan Wiganti (2011) dalam Istikomah (2014), Terdapat tiga

konsep pengungkapan dalam laporan tahunan yaitu :

1. Pengungkapan Memadai (Adequate Disclosure)

2. Pengungkapan Wajar (Fair Disclosure)

3. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)

Menurut Daniel (2013:7), perhitungan indeks luas pengungkapan laporan

keuangan dilakukan sebagai berikut:

1. Memberikan skor untuk setiap item pengungkapan, dimana jika suatu item

diungkapakan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapakan akan diberi

nilai nol.

2. Skor yang diperoleh dari setiap perusahaan dijumlahkan untuk

mendapatkan skor total.

3. Menghitung indeks luas pengungkapan laporan keuangan

Adapun rumus index wallace menurut Soewardjono dalam Daniel (2013:7)

adalah :

Keterangan :

n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan

k : jumlah item yang dianjurkan untuk diungkapkan.

Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang

ditunjukkan oleh total aktiva (Yuniarsyah, 2014). Secara umum biasa size diproksi

dengan total aset. Asnawi dan Wijaya dalam Istikomah (2014:9).

Disclosure index = n

k x 100 %

Adapun Rumus ukuran perusahaan adalah :

Porsi Saham Publik (X2)

Porsi saham publik yang diukur dari seberapa besar proporsi saham yang

dimiliki oleh publik dalam sebuah perusahaan. Simanjuntak dan Widiastuti dalam

Budianto (2009).

Adapun Rumus porsi saham publik adalah :

Struktur Modal (X3)

Struktur modal (financial leverage) merupakan komposisi pendanaan didalam

suatu perusahaan. Menurut Na’im dan Rachman (2000) leverage didefinisikan

sebagai nilai buku total utang jangka panjang dibagi dengan total ekuitas. Dalam

hal ini diukur menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai proksi dari leverage

keuangan perusahaan.

Adapun Rumus struktur modal (DER) adalah :

Size = Total Aktiva

Porsi Saham Publik = Jumlah Saham Publik

Jumlah Saham Yang Beredar

Debt to equity ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

KERANGKA PEMIKIRAN

H1

H2

H3

H4

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan

Keuangan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan

yang dapat diukur dengan mengetahui total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Menurut Amran et al. (2009) dalam Suta dan Laksito (2012:2), semakin besar

ukuran perusahaan, maka akan semakin meningkat pula jumlah stakeholder yang

terlibat didalamnya. Mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan

informasi lebih luas. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2013) menunjukan

Luas Pengungkapan

Laporan Keuangan

(Y)

Ukuran Perusahaan (X1 )

Porsi Saham Publik (X2 )

Struktur Modal (X3 )

hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap luas

pengungkapan laporan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesisnya adalah :

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Luas

Pengungkapan Laporan Keuangan.

Pengaruh Porsi Saham Publik Terhadap Luas Pengungkapan Laporan

Keuangan

Menurut Na’im dan Rachman (2000), mengemukakan adanya perbedaan

dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi

kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak

pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula

detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan

perusahaan semakin luas. Informasi tingkat kepemilikan saham akan digunakan

oleh investor pertanda prospek suatu perusahaan, dengan kata lain semakin

banyak saham yang dimiliki oleh publik berarti semakin tinggi perusahaan dalam

memberikan deviden dan layak beroperasi terus menerus untuk itu perusahaan

dituntut untuk memberikan informasi yang komprehensif. Penelitian yang

dilakukan oleh Safarin (2013) menunjukkan hasil bahwa porsi saham publik tidak

terdapat pengaruh secara signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan

Keuangan.

H2: Porsi Saham Publik tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan

Laporan Keuangan.

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Luas Pengungkapan Laporan

Keuangan

Struktur modal adalah merupakan pembelanjaan jangka panjang yang

dinyatakan dengan hutang jangka panjang, saham preferen dan modal sendiri

(Na’im dan Rachman, 2000). Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih

banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang

lebih besar. Dalam penelitian ini, struktur modal dapat diukur dengan rasio total

hutang terhadap total ekuitas (total debt to equity ratio). Debt to equity ratio

merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk

memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Hasil penelitian

Zulaikha (2012) menunjukan bahwa Struktur Modal (DER) tidak berpengaruh

signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.

H3: Struktur Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap Luas

Pengungkapan Laporan Keuangan

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal

Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan

Penelitian ini tidak hanya menguji pengaruh ukuran perusahaan, porsi

saham publik dan struktur modal secara parsial (individual), tetapi juga menguji

pengaruh secara simultan (bersama-sama) dalam mempengaruhi luas

pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena

itu, diharapkan penelitian ini juga memberikan pengaruh secara simultan terhadap

luas pengungkapan laporan keuangan seperti penelitian terdahulu.

Penelitian Istikomah (2014), menyatakan bahwa secara bersama-sama

variabel ukuran perusahaan, current ratio, return on asset dan debt to asset ratio

mampu mempengaruhi index disclosure.

H4: Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal

berpengaruh signifikan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan

Keuangan

METODE PENELITIAN

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang bergerak di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014. Dimana populasi dalam kurun

waktu tahun 2011-2014 adalah berjumlah 38 perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode

purposive sampling sehingga diperoleh sampel penelitian sebanyak 23 perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria dan

mengahsilkan 92 sampel penelitian dengan pengamtan selama 4 tahun (2011-

2014).

Laporan keuangan dan data-data yang berkaitan dengan penelitian diperoleh

dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan www.bapepam.co.id dan

situs-situs lain yang memberikan informasi yang berkaitan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari minimum, maksimum, mean dan standar deviasi.

Tabel 4.1

Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui

bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali,

2013:106).

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LPLK 92 ,37 ,69 ,4990 ,07040

UP 92 87,42 85938,89 9597,8107 17133,74881

PSP 92 ,01 ,67 ,2201 ,15499

SM 92 ,11 9,47 ,9442 1,30320

Valid N (listwise) 92

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas dengan grafik P-P Plot

t

Dari gambar 4.1 grafik normal P-P Plot diatas, dapat diketahui bahwa data

ditunjukan berupa titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal. Dengan demikian berdasarkan gambar P-P Plot diatas, dapat

disimpulakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini

memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 92

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,06532205

Most Extreme

Differences

Absolute ,074

Positive ,062

Negative -,074

Kolmogorov-Smirnov Z ,705

Asymp. Sig. (2-tailed) ,703

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal

dengan nilai signifikansi 0,703 yakni 0,703 > 0,05. Sehingga membuktikan bahwa

analisis data dapat dilanjutkan karena residual telah terdistribusi secara normal.

Hasil Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2011:288), uji ini digunakan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik tidak seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.

Metode pengujian biasa digunakan yaitu untuk melihat nilai inflation faktor (VIF)

dan tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance

lebih 0.1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Nilai tersebut

disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber:output SPSS 21.0

Tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel UP dengan tolerance 0,906 dan

nilai VIF 1,104, variabel PSP dengan dengan nilai tolerance 0,884 dan nilai VIF

1,131, variabel SM nilai tolerance 0,962 dan nilai VIF 1,039. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa keseluruhan variabel tidak terjadi multikolinearitas karena

masing-masing variabel nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.

Hasil Uji Autokorelasi

Menurut Santoso (2014:192), uji autokorelasi digunakan untuk menguji

apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual)

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson (Uji DW).

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,474 ,014 34,25

8

,000

UP 1,361E-

006

,000 ,331 3,188 ,002 ,906 1,104

PSP ,043 ,048 ,094 ,895 ,373 ,884 1,131

SM ,003 ,005 ,047 ,461 ,646 ,962 1,039

a. Dependent Variable: LPLK

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,373a ,139 ,110 ,06643 1,211

a. Predictors: (Constant), SM, UP, PSP

b. Dependent Variable: LPLK

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai uji Durbin-Watson

adalah 1,211 atau berada diantara angka -2 sampai dengan +2 (-2 < 1,211 < +2).

Hal ini menunjukan bahwa pada model regresi tidak terdapat autokorelasi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyatno (2011:296), uji ini digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Correlations

Unstandardized Residual UP PSP SM

Spearm

an's rho

Unstandar

dized

Residual

Correlation

Coefficient

1,000 ,176 ,016 ,115

Sig. (2-tailed) . ,094 ,883 ,276

N 92 92 92 92

UP

Correlation

Coefficient

,176 1,000 ,171 ,267**

Sig. (2-tailed) ,094 . ,102 ,010

N 92 92 92 92

PSP

Correlation

Coefficient

,016 ,171 1,000 -,150

Sig. (2-tailed) ,883 ,102 . ,155

N 92 92 92 92

SM

Correlation

Coefficient

,115 ,267** -,150 1,000

Sig. (2-tailed) ,276 ,010 ,155 .

N 92 92 92 92

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber:output SPSS V.21.0

Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel

independen ukuran perusahaan adalah 0,094, porsi saham publik 0,883 dan

struktur modal 0,276. Maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

dikarenakan masing-masing variabel independen nilai signifikansinya > 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data bebas dari masalah

heteroskedastisitas.

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Sumber:output SPSS 21.0

Metode scatter plot dengan melihat pola titik-titik pada scatter plot regresi

dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat titik menyebar, menyebar dengan pola yang

tidak jelas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Priyatno (2011), analisis ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel

dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.

Tabel 4.6

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Berdasarkan analisis hasil penelitian didapatkan semua variabel

independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen luas

pengungkapan laporan keuangan. Maka persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 0,474 + 1,361E-006 X1 + 0,043 X2 + 0,003 X3 + e

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Statistik t (Uji Parsial)

Menurut Priyatno (2011:235), uji statistik t digunakan untuk mengetahui

pengaruh secara signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,

porsi saham publik dan struktur modal terhadap luas pengungkapan laporan

keuangan dengan tingkat signifikan 5%.

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,474 ,014 34,258 ,000

UP 1,361E-006 ,000 ,331 3,188 ,002

PSP ,043 ,048 ,094 ,895 ,373

SM ,003 ,005 ,047 ,461 ,646

Tabel 4.7

Hasil Uji T

Dari data tabel 4.7 diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi yakni 0,002 < 0,05

dan nilai 3,188 > 1,987, Jadi hipotesis diterima. Maka dapat

disimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap luas

pengungkapan laporan keuangan.

2. Pengaruh Porsi Saham Publik terhadap luas pengungkapan

Variabel porsi saham publik memiliki tingkat signifikansi yakni 0,373 >

0,05 dan nilai 0,895 < 1,987, Jadi hipotesis ditolak. Maka dapat

disimpulkan porsi saham publik tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap luas pengungkapan laporan keuangan.

3. Pengaruh Struktur Modal terhadap luas pengungkapan

Variabel struktur modal memiliki tingkat signifikansi yakni 0,646 > 0,05

dan nilai 0,461 < 1,987, Jadi hipotesis ditolak. Maka dapat

disimpulkan struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap luas

pengungkapan laporan keuangan.

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,474 ,014 34,258 ,000

UP 1,361E-006 ,000 ,331 3,188 ,002

PSP ,043 ,048 ,094 ,895 ,373

SM ,003 ,005 ,047 ,461 ,646

Hasil Uji Statistik F (Uji Simultan)

Menurut Priyatno (2011:258), uji F digunakan untuk menguji pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam

penelitian ini, uji F bertujuan untuk mengukur pengaruh ukuran perusahaan, porsi

saham publik dan struktur modal secara bersama-sama atau simultan terhadap luas

pengungkapan laporan keuangan.

Tabel 4.8

Hasil Uji F

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara simultan variabel

independen memiliki signifikansi sebesar 0,004, yakni 0,004 < nilai signifikansi

0,05 dan nilai 4,735 nilai dfl (jumlah variabel-1) = 3 dan df2 (n-k-

1) 92-3-1= 88 yaitu 2,71. Jadi dapat disimpulkan yakni nilai 4,735 > 2,71.

Maka H0 diterima, jadi secara simultan variabel independen berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen.

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression ,063 3 ,021 4,735 ,004b

Residual ,388 88 ,004

Total ,451 91

a. Dependent Variable: LPLK

b. Predictors: (Constant), SM, UP, PSP

Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted )

Tabel 4.9

Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,373a ,139 ,110 ,06643

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat dilihat angka koefisien determinasi

yakni 0,110 atau 11,0 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen berupa

ukuran perusahaan, porsi saham publik dan struktur modal dapat menjelaskan

bahwa luas pengungkapan laporan keuangan sebesar 11,0 % dan sisanya sebesar

89 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab-bab sebelumnya dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan

Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

b. Variabel Porsi Saham Publik tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan

Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

c. Variabel Struktur Modal tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan

Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

d. Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan

pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas maka dapat

diberikan saran sebagai berikut :

a. Dapat menggunakan variabel indepnden lain yang berpengaruh secara

signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan.

b. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan jenis perusahaan

lain sebagai objek penelitian.

c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan

diharapakan memperpanjang periode penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Ardiana Renukti. 2008. Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal,

Profitabilitas, Rasio Saham Publik, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan

Terhadap Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan. Jurnal

Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret.

Arif, Abubakar. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Likuiditas,

Rasio Profitabilitas, Porsi Saham Publik dan Umur Perusahaan Terhadap

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas

Trisakti.

BAPEPAM. 2012. Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten

Atau Perusahaan Publik. http ://www.bapepam.co.id, Nomor : SE-

02/BL/2008 dan Nomor : Kep-347/BL/2012

Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti. 2004. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia Vol 7, No. 3, September 2004 Hal 351-366.

Budianto, Arief Satrya. 2009. Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap

Kualitas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Akuntansi Kontemporer Vol 1, No. 2. Hal: 123-142.

Daniel, Niko Ulfandari. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan

Likuiditas Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia). Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang.

Devi, Ida Ayu Sintia dan Suardana, Ketut Alit. 2014. Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Status Perusahaan Pada

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Fahmi, Irham. 2012.”Analisis Laporan Keuangan”. Penerbit Alfabeta Bandung.

Fitriany, 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan

Wajib dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proceedings Simposium Nasional

Akuntansi IV. Agustus: 133-154.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Haryanto dan Ira. 2008. Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan

Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan (Studi

Empiris Pada Perusahaan Real Estat). Jurnal Wahana Akuntansi, Vol. 3,

Hal 19-39. Jakarta.

Heizer, et.al. 2009. Operation Management. Buku 1. Edisi 9. Jakarta: Salemba

Empat.

Herdiani, Rini. 2015. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On

Asset, Ukuran Perusahaan dan Porsi Saham Publik Terhadap Luas

Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Aneka Industri Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013.

Istikomah. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Current Ratio, Return On Asset

dan Debt To Asset Ratio Terhadap Luas Pengungkapan Laporan

Keuangan Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal Fakultas

Ekonomi. UMRAH.

Indriani Erna Wati. Dkk. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan Sukarela Dan Implikasinya Terhadap Asimetri Informasi.

Jurnal Akuntansi Universitas Mataram.

Karuniasari, Putri. 2013. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran

Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan pada

Perusahaan Manufaktur yang telah Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Na’im, Ainun dan Fuad Rachman. 2000. “Analisis Hubungan antara

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal

dan Tipe Kepemilikan Perusahaan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia Vol 15 No 1 pp 70-82.

Priyatno, Dwi. 2011. SPSS Analisis Statistik Data. Yogyakarta: Mediakom

Safarin, Sonya Nurinda. 2013. Pengaruh Leverage, Likuiditas, Ukuran

Perusahaan, Profitabiltas dan Porsi Saham Publik Terhadap

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan

Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Fakultas Ekonomi. UMRAH.

Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: C.V

Andi Offset.

Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametik. Jakarta: PT. Elek Media

Komputindo.

Simanjuntak, Edi dan Ika Widyastuti. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis. Vol II. No.1. Maret: 38-50.

Susanto, Djoko dan Inge Gunawan. 2004. Pengaruh Kelompok Industri, Basis

Perusahaan, dan Tingkat Return Terhadap Pengungkapan Sukarela

Dalam Laporan Tahunan Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta. Jurnal

Akuntansi dan Manajemen: 75-85.

Suta, Anita Yolanda dan Laksito, Herry. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan

Tahunan. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Diponegoro.

Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemiliskan Saham,

Leverage, Faktor Interen dan Faktor Eksteren terhadap Nilai

Perusahan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9, No.1. Hal:

41-48.

Sugiyono. 2008. Metode Pengumpulan Kuantitatif, Kualitatif dan D & D, Penerbit

Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.

Alfabeta.

Tristanti, Leony Lovancy dan Zulaikha. 2012. Analisis Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Sukarela (Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2006-2010). Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas

Diponegoro.

Wirartha I Made Ir., M.Si. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi,

dan Tesis. Yogyakarta: Andi

Yuniarsyah, Dwi Harista. 2014. Pengaruh Likuditas, Profitabilitas dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal

Fakultas Ekonomi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Surabaya.

www.idx.co.id