PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

105
PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE 2017-2020 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam Oleh : FIYOLA ALIJA RAHMI : 3217.007 Dosen Pembimbing: Dr. Hesi Eka Puteri, SE, M.Si PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2021M/1442H

Transcript of PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

Page 1: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA TERHADAP

KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERIODE 2017-2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Ekonomi Islam

Oleh :

FIYOLA ALIJA RAHMI : 3217.007

Dosen Pembimbing:

Dr. Hesi Eka Puteri, SE, M.Si

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2021M/1442H

Page 2: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

i

Page 3: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing skripsi atas nama Fiyola Alija Rahmi Nim 3217007, dengan

judul “Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Kemiskinan

Di Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020”, menyatakan bahwa memang

skripsi yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan ilmiah dan dapat di setujui

untuk diajukan ke Sidang Munaqasah. Demikian persetujuan ini diberikan untuk

dapat dipergunakan seperlunya.

Bukittinggi, 26 Oktober 2021

Pembimbing

Page 4: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-

2020”. Yang disusun oleh Fiyola Alija Rahmi Nim 3217007 telah diuji dalam

sidang munaqasah, jurusan S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Islam IAIN Bukittinggi, pada Hari….Tanggal ….Bulan…. 2021 dan telah berhasil

di pertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai salah satu syarat

dalam mencapai gelar Serjana Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Islam Program Studi S1 Ekonomi Islam.

Bukittinggi … November 2021

TIM PENGUJI

Ketua Sidang Sekretaris

Nama………… Nama…………….

NIP. NIP.

Anggota

Penguji Utama Penguji Utama

Nama………… Nama……………

NIP. NIP.

Penguji Pendamping

Nama…………..

NIP.

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi

Dr. Iiz Izmuddin. MA

NIP. 197503032001121007

Page 5: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayangMu telah

memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan

cinta, atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang

sederhana ini dapat di selesaikan. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kehadiratnya

Rasullah Muhammad SWT.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan

karya kecil ini kepada Ibu (Gusri Epi) dan Ayah (Ali Jasman) yang telah memberikan

kasih sayang, dukungan, ridho dan cinta tiada terhingga dan tiada mungkin dapat

kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertulisan kata persembahan. Semoga ini

menjadi langkah awal membuat Ibu dan Ayah bahagia. Karena kusadar, selama ini

belum bisa berbuat lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan

selalu menyirami kasih sayang. Selalu mendoakanku, selalu menasehatiku serta selalu

meridhoiku melakukan hal yang lebih baik. Terimakasih Ibu.....Terimakasih Ayah

Adik dan Sahabat Terdekat

Sebagai tanda terimakasih aku persembahkan karya kecil ini untuk adik tersayang Iva

Tasya Syahira dan Muhammad Fadil serta sahabat terdekat Rossyta Asril, S.E, Lusi

Rafmawati, Listi Verima Sari, Citra Veronica, Selanjutnya Gheantisa Febria serta

sahabat terdekat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih telah

memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga doa

dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan semoga menjadikanku orang yang lebih

baik pula Terimakasih.

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Ibuk Dr. Hesi Eka Puteri, SE., M.Si yang selaku dosen pembimbing Skripsi saya,

terimakasih banyak ibuk sudah membantu mengarahkan selama ini, sudah di nasehati,

sudah diajari dan mengarahkan saya sampai skripsi ini selesai.

By: Fiyola Alija Rahmi

Page 6: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Kemiskinan Di

Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020”. Shalawat beserta salam semoga

tetap tercurahkan kepada sang Baginda Rasulullah SAW serta sahabat serta

pengikut-Nya yang senantiasa tetap istiqomah sampai akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

mendaptkan gelar sarjana Strata Satu Ekonomi Islam (S.E) pada program studi

Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bukittinggi. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,

dukungan serta doa dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada yang teristimewa

yaitu Ayahanda Ali Jasman dan Ibunda Gusri Epi yang senantiasa mensupport

serta mendoakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ridha Ahida M.Hum selaku Rektor IAIN Bukittinggi serta

jajarannya yang sudah memfasilitasi.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Islam (IAIN) Bukittinggi beserta jajaran.

3. Ibu Rini Elvira, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi

Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Page 7: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

ii

4. Ibu Dr. Hesi Eka Puteri, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang

selalu bersedia mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Hj. Zulhelmi, SE., MM selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Bapak/Ibu Dosen IAIN Bukittinggi khususnya dosen FEBI yang telah

mendidik dan mengajarkan penulis banyak hal.

7. Adinda Iva Tasya Syahira dan Muhammad Fadil terimakasih atas semua

do‟a, kasih sayang, dukungan, dan motivasi yang diberikan.

8. Sahabat terdekat yang selalu mensuport selama ini Rossyta Asril, SE dan

sahabat yang sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi Lusi

Rafmawati, Listi Verima Sari, Citra Veronica, Gheantisa Vebria serta

teman – teman seperjuangan mahasiswa IAIN Bukittinggi yang tidak

tersebutkan namanya, Jurusan S1 Ekonomi Islam angkatan 2017

khususnya teman-teman kelas EI.A yang slalu memberikan dukungan

selama perkuliahan hingga skripsi ini terselesaikan.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi untuk penelitian

selanjutnya dan berguna bagi masyarakat banyak.

Bukittinggi, 21 Oktober 2021

Penulis

Fiyola Alija Rahmi

Nim. 3217007

Page 8: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

iii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020 disusun oleh Fiyola Alija Rahmi NIM 3217.007 Jurusan Ekonomi Islam

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis dalam melihat

banyaknya masyarakat yang bekerja namun jumlah penduduk miskin juga masih

banyak. tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja Terhadap Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat periode 2017-

2020.

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi

data panel yang menggunakan alat bantu eviews 9 dan pengambilan datanya yang

diambil dari website Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Data yang

digunakan dalam penelitian ini data panel dengan menggabungkan data time

series dan cross section.

Hasil dari penelitian ini yaitu Tingkat partisipasi Angkatan Kerja

berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan dengan R-Squared sebesar 98%. Hal

ini berarti bahwa 98% dari kemiskinan dapat dijelaskan oleh tingkat partisipasi

angkatan kerja sedangkan 2% lagi dijelaskakn oleh variabel lain yang tidak

digunakan dalam model penelitian ini. Pada uji t diperoleh hasil bahwa Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh dan signifikan terhadap kemiskinan di

Provinsi Sumatera Barat.

Penelitian ini berkontribusi pada kebijakan pemerintah dan pihak terkait

dalam membuat program-program yang mendukung pertumbuhan ekonomi

masyarakat. Serta memperluas lapangan kerja dan memberikan pelatihan-

pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) agar masyarakat mempunyai

kemampuan untuk dapat bersaing dan meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan masyarakat miskin dalam mengembangkan kemampuan kerja dan

berusaha serta melindungi pekerja baik laki-laki maupun perempuan untuk

menjamin keberlangsungan, keselamatan dan keamanan kerja.

Kata Kunci : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Kemiskinan

Page 9: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

iv

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

ABSTRAK .............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8

C. Batasan Masalah ....................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 9

F. Penjelasan Judul ......................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Tenaga Kerja ................................................................................ 12

1. Pengertian Tenaga Kerja .................................................................. 12

2. Teori Ketenagakerjaan ..................................................................... 13

3. Klasifikasi Tenaga Kerja.................................................................. 19

4. Tingkat Partisipasi Angkatan kerja dalam perspektif islam .......... 21

B. Kemiskinan ................................................................................................. 23

a. Defenisi Kemiskinan ........................................................................ 23

b. Teori Kemiskinan ............................................................................. 25

c. Penyebab Kemiskinan ...................................................................... 30

d. Ukuran Kemiskinan.......................................................................... 31

e. Kemiskinan Dalam perspektif Islam ............................................... 32

f. Hubungan TPAK dengan kemiskinan............................................. 34

C. Kajian Terdahulu ....................................................................................... 35

D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 38

E. Hipotesis ..................................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian........................................................................................... 40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 40

C. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 40

D. Variabel Penelitian..................................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 42

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 42

G. Pengujian model ........................................................................................ 44

1. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .................................................. 44

2. Uji Kesesuaian Model ...................................................................... 45

3. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Page 10: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

v

A. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Barat ............................................. 51

B. Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Kemiskinan ... 54

1. Tingakat Partisipasi Angkatan Kerja di Sumbar ............................ 54

2. Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat ......................................... 55

3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 57

a. Uji normalitas .......................................................................... 57

b. Uji Heteroskedastisitas............................................................ 57

c. Uji Autokorelasi ...................................................................... 58

4. Uji Kesesuaian Model ...................................................................... 55

a. Common Effect model ............................................................. 59

b. Fixed Effect model .................................................................. 60

c. Random Effect Model ............................................................. 60

4. Estimasi Model Panel....................................................................... 61

a. Uji Chow .............................................................................. 61

b. Uji Hausman......................................................................... 62

5. Pengujian model ............................................................................... 62

a. Analisis Regresi Data Panel ................................................ 62

b. Uji Koefisien Determinasi (R-Squared) ............................. 64

c. Uji Signifikansi Simultan .................................................... 64

d. Uji Parsial atau Uji t ............................................................ 64

6. Analisis Temuan ................................................................................ 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 76

B. Saran ........................................................................................................... 79

Daftar Pustaka….…………………………………………………...………....80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Barat Periode

2017-2020 ................................................................................................................ 5

Tabel 1.2 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Barat periode 2017-

2020 .......................................................................................................................... 7

Tabel 2.1 Perbedaan Teori Neo liberal dan Demokrasi Sosial............................. 26

Tabel 2.2 Kajian Terdahulu .................................................................................... 36

Tabel 4.1 Tingkat partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Barat Periode

2017-2020 ................................................................................................................ 54

Tabel 4.2 Persentase Penduduk miskin Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-

2020 .......................................................................................................................... 55

Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 58

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 58

Tabel 4.5 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model ................................. 59

Tabel 4.6 Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model....................................... 60

Tabel 4.7 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model .................................. 60

Tabel 4.8 Uji Chow ................................................................................................. 61

Tabel 4.9 Uji Hausman ........................................................................................... 62

Tabel 4.10 Hasil Regresi Dari FEM....................................................................... 63

Page 12: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan ............................................................. 27

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 38

Gambar 4.1 Peta Wilayah Provinsi Sumatera Barat ............................................. 51

Gambar 4.2 Uji Normalitas .................................................................................... 57

Page 13: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di berbagai negara

berkembang yang mencakup lebih dari satu milyar penduduk dunia.

Kemiskinan merupakan masalah global yang menjadi tantangan yang harus

dihadapi dan dicarikan solusinya bagi suatu negara. Oleh karena itu

mengurangi tingkat kemiskinan selalu menjadi tujuan di hampir setiap negara.

Menurut Kunarjo dan Badrul Munir suatu negara dikatakan miskin biasanya

ditandai dengan tingkat pendapatan rendah, dan mempunyai tingkat

pertumbuhan penduduk yang tinggi. Kemiskinan juga menjadi salah satu

permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan

merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian

pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melalui berbagai

kebijakan. Kebijakan-kebijan tersebut diharapkan dapat menekan jumlah

penduduk miskin di berbagai daerah.1

Menurut ahli ekonomi pembangunan dalam buku Mudrajat Kuncoro

dengan konsep lingkaran setan kemiskinan. Lingkaran setan kemiskinan

mengandung arti deretan melingkar kekuatan-kekuatan yang satu sama lain

beraksi sedemikian rupa sehingga menempatkan suatu negara miskin tetap

miskin dan sukar untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih baik.

Adanya keterbelakangan, rendahnya kualitas SDM, ketidaksempurnaan pasar

1 Sutyastie Soemitro Remi, Kemiskinan dan ketidak merataan di Indonesia,

(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), hlm. 22

Page 14: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

2

serta rendahnya modal mengakibatkan rendahnya produktivitas. Rendahnya

produktivitas mengakibatkan rendahnya penerimaan pendapatan masyarakat

yang mengakibatkan rendahnya tabungan dan investasi. Investasi yang rendah

menyebabkan rendahnya akumulasi modal sehingga proses penciptaan

lapangan kerja menjadi rendah.2

Upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif,

mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara

terpadu. Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang

tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang di anggap sebagai

kebutuhan minimal dan standar hidup tertentu.3

Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan bekerja.

Sesuai dengan firman Allah dalam Qs. At-Taubah ayat 105

ن بل ع ل ئ دى س ت س ى ه إ و ال ل س ز ن ك ل و ع الله س س اف ل و اع ل ق

بك و ث ن ك ئ ج ف بد ح الشه ت غ لى ال و ت ع ن ت

Artinya:

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-

orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan

kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Berdasarkan QS At-Taubah ayat 105 manusia harus terus beramal,

karena nilai kehidupan ditentukan oleh amalan yang bermutu. Amal artinya

pekerjaan, usaha, perbuatan atau keaktifan hidup. Allah selalu memperhatikan

2 Mudrajat Kuncoro, Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan, (Jakarta:

YKPN, 1997), hlm. 50 3 Abu Kosim, Kualitas Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 13

Page 15: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

3

amalmu. Dan di akhirat akan diberitakan Allah bagaimana mutu amal itu,

jujurkah atau curangkah di waktu itu tidak bisa bersembunyi lagi.4

Kemiskinan dapat ditinjau dari berbagai sisi, salah satunya

ketenagakerjaan. Tenaga kerja merupakan modal bagi bergeraknya roda

pembangunan. Komposisi dan jumlah tenaga kerja akan terus mengalami

perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pertumbuhan

ekonomi yang semakin membaik tetap harus didukung dengan ketersediaan

tenaga kerja baik itu pekerja ahli maupun pekerja kasar. Salah satu indikator

yang digunakan dalam ketenagakerjaan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK).5

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu

ukuran yang sering dipakai untuk melihat fluktuasi dan partisipasi penduduk

usia kerja dalam kegiatan ekonomi. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan perbandingan jumlah angkatan kerja dengan penduduk

dalam usia kerja pada kelompok yang sama. Semakin besar Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja semakin besar jumlah angkatan kerja dalam kelompok yang

sama. Sebaliknya semakin besar jumlah penduduk yang masih bersekolah dan

mengurus rumah tangga, semakin besar yang tergolong bukan angkatan kerja

mengakibatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja semakin kecil.6

4 Hamka, Tafsir Al-Azhar: jilid 4, ( Depok: Gema Insani, 2015), hlm. 281-283

5 Ita Pingkan, Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi dan Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal Pembangunan Ekonomi dan

Keuangan Daerah, Vol. 21, No. 1, 2020, hlm. 86 6 Reza Romanda, Analisis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Bengkulu

(2010-2019), Jurnal Akuntansi dan Ekonomi, Vol. 10, No. 1, Juni 2020, hlm. 110

Page 16: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

4

Tjipto menyatakan bahwa keputusan keluarga yang mengharuskan

anak atau istri untuk bekerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja dan

meningkatkan jumlah partisipasi angkatan kerja. Sebaliknya keputusan

keluarga yang tidak mengharuskan seorang istri atau anak untuk bekerja akan

menurunkan tingkat partisipasi angkatan kerja. Secara umum tingginya

partisipasi angkatan kerja salah satunya disebabkan oleh pendapatan yang

rendah. Keluarga yang memiliki keterbatasan pendapatan menyebabkan

anggota keluarga semakin banyak bekerja, hal tersebut dilakukan agar dapat

meningkatkan pendapatan.7

Menurut Rowtree ketenagakerjaan dipercaya menjadi jalan keluar

terbaik dari kemiskinan salah satu caranya melalui pemanfaatan angkatan kerja

usia produktif untuk bekerja. Jika suatu wilayah memiliki jumlah penduduk

yang tidak bekerja lebih banyak, maka akan berimplikasi pada peningkatan

jumlah penduduk miskin dan sebaliknya jika Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) meningkat maka akan memberikan dampak terhadap

pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.8

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anwar Rasyadi dengan

judul pengaruh produk domestik bruto dan tingkat partisipasi angkatan kerja

terhadap kemiskinan di Indonesia, mendapatkan hasil PDB berpengaruh

signifikan dan bersifat negatif dengan jumlah penduduk miskin. TPAK tidak

7 Herijanto Tjipto, Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional, (Jakarta:

LPFE Universitas Indonesia, 1996), hlm. 15 8 Seebohm Rowntree, Poverty A Study Of Town Life, Terj. Lawang, (Jakarta: PT

Gramedia, 1997), hlm. 230

Page 17: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

5

bepengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. Krisis ekonomi

berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah penduduk miskin.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada laman Badan Pusat

Statistik Sumatera Barat pada tanggal 27 Februari 2021, dapat diketahui bahwa

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Sumatera Barat mengalami kenaikan.

Akan tetapi terdapat beberapa kabupaten/kota yang Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerjanya berada di bawah rata-rata TPAK Provinsi. Jumlah TPAK

Sumatera Barat sepanjang periode 2017-2020 terlihat pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020

(persentase)

No Kabupaten/Kota Tahun

2017 2018 2019 2020

1 Kep. Mentawai 77,95 75,00 83,10 81,65

2 Pesisir Selatan 64,03 66,63 68,82 65,00

3 Solok 67,50 68,35 70,83 74,64

4 Sijunjung 68,21 68,43 70,17 70,70

5 Tanah Datar 66,51 69,03 69,25 69,42

6 Padang Pariaman 64,12 65,56 63,23 67,18

7 Agam 66,07 68,56 69,59 70,29

8 Lima Puluh Kota 72,63 73,10 73,28 72,71

9 Pasaman 70,63 67,20 70,91 72,97

10 Solok Selatan 69,19 74,89 72,56 72,67

11 Dharmasraya 64,53 68,56 70,49 72,72

12 Pasaman Barat 68,63 66,96 65,76 67,47

13 Padang 61,15 62,78 61,98 64,31

14 Solok 66,29 64,76 62,51 66,77

15 Sawahlunto 70,44 72,88 69,83 70,57

16 Padang Panjang 64,17 66,17 69,05 69,81

17 Bukittinggi 65,23 69,15 65,55 69,84

18 Payakumbuh 71,42 70,81 68,76 68,68

19 Pariaman 65,20 67,00 69,36 64,16

Sumatera Barat 67,29 67,56 67,88 69,01

Kenaikan - 0,27 0,32 1,13

Sumber: BPS Sumatera Barat 2017-2020

Page 18: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

6

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) Sumatera Barat dari tahun 2017-2020 mengalami kenaikan

setiap tahunnya. Namun terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang TPAK berada

di bawah rata-rata TPAK provinsi. Pada tahun 2017 terdapat 10

Kabupaten/Kota yang berada di bawah rata-rata TPAK provinsi diantaranya

Pesisir Selatan, Tanah Datar, Padang Pariaman, Agam, Dharmasraya, Padang,

Solok, Padang Panjang, Bukittinggi dan Pariaman. Pada tahun 2018 terdapat 8

kabupaten yang TPAKnya berada di bawah TPAK Provinsi. Daerah tersebut

yaitu Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Barat, Padang,

Solok, Padang Panjang dan Pariaman.

Pada tahun 2019 terdapat 5 Kabupaten/Kota yang TPAK berada di

bawah rata-rata provinsi yaitu Padang Pariaman, Pasaman Barat, Padang,

Solok dan Bukittinggi. Kemudian pada tahun 2020 terdapat 7 Kabupaten/Kota

yang berada di bawah TPAK Provinsi yaitu, Pesisir Selatan, Padang Pariaman,

Pasaman Barat, Padang, Solok, Payakumbuh dan Pariaman. Beberapa

Kabupaten/Kota yang TPAK berada dibawah TPAK Provinsi disebabkan

karena banyaknya angkatan kerja berusia 15 tahun ke atas di daerah tersebut

yang memilih melanjutkan pendidikan dan mengurus rumah tangga, sehingga

TPAK Kabupaten/Kota tersebut menjadi rendah.

Meskipun TPAK Provinsi Sumatera Barat mengalami kenaikan setiap

tahunnya, hal tersebut berbeda dengan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat,

Penurunan kemiskinan di Sumatera Barat mengalami fluktuasi. Persentase

Page 19: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

7

penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat periode 2017-2020 dapat dilihat

pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Persentase Penduduk Miskin

Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020

No Kabupaten/Kota Tahun

2017 2018 2019 2020

1 Kep. Mentawai 14,67 14,44 14,43 14,35

2 Pesisir Selatan 7,79 7,59 7,88 7,61

3 Solok 9,06 8,88 7,98 7,81

4 Sijunjung 7,35 7,11 7,04 6,78

5 Tanah Datar 5,56 5,32 4,66 4,40

6 Padang Pariaman 8,46 8,04 7,10 6,95

7 Agam 7,59 6,76 6,75 6,75

8 Lima Puluh Kota 7,15 6,99 6,97 6,86

9 Pasaman 7,41 7,31 7,21 7,16

10 Solok Selatan 7,21 7,07 7,33 7,15

11 Dharmasraya 6,68 6,42 6,29 6,23

12 Pasaman Barat 7,26 7,34 7,14 7,04

13 Padang 4,74 4,70 4,48 4,40

14 Solok 3,66 3,30 3,24 2,77

15 Sawahlunto 2,01 2,39 2,17 2,16

16 Padang Panjang 6,17 5,88 5,60 5,24

17 Bukittinggi 5,35 4,92 4,60 4,54

18 Payakumbuh 5,88 5,77 5,68 5,65

19 Pariaman 5,20 5,03 4,76 4,10

Sumatera Barat 6,97 6,87 6,42 6,28

Penurunan - 0,1 0,45 0,14

Sumber: BPS Sumatera Barat 2017-2020

Berdasarkan tabel 1.2 terlihat bahwa penurunan kemiskinan di

Provinsi Sumatera Barat mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018 penurunan

kemiskinan Sumatera Barat 0,1 dari tahun sebelumnya dan terdapat 1

Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan penduduk miskin dari pada tahun

sebelumnya yaitu Sawah Lunto. Pada Tahun 2019 penurunan kemiskinan

Sumatera Barat naik menjadi 0,45 dan Kabupaten/Kota yang mengalami

Page 20: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

8

kenaikan kemiskinan naik menjadi 2 wilayah yaitu pesisir selatan dan solok

selatan. Kemudian pada tahun 2020 penurunan kemiskinan turun menjadi 0,14,

Berdasarkan latar belakang tersebut maka saya ingin meneliti Pengaruh

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Kemiskinan di Provinsi Sumatera

Barat Periode 2017-2020.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja periode 2017-2020 mengalami

kenaikan setiap tahunnya, namun terdapat 5 sampai 10 Kabupaten/Kota

yang Tingkat Pertisipasi Angkatan Kerjanya berada di bawah Tingkat

Pertisipasi Angkatan Kerja Provinsi.

2. Penurunan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat mengalami fluktuasi.

3. Pada tahun 2017-2020 terdapat 3 Kabupaten/Kota yang persentase

penduduk miskin mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penelitian ini dibatasi pada pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja menurut

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat terhadap kemiskinan di

Provinsi Sumatera Barat periode 2017-2020

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, berikut adalah rumusan masalah

dalam penelitian ini.

Page 21: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

9

1. Apakah ada pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap kemiskinan

di Provinsi Sumatera Barat periode 2017-2020?

2. Seberapa besarkah pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap

kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat periode 2017-2020?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap

kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat periode 2017-2020.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat meraih

gelar sarjana S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi

Ekonomi Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam perluasan studi empiris tentang pengaruh tingkat partisipasi

angkatan kerja terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat periode

2017-2020

c. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapakan dapat menambah

informasi dan referensi mengenai pengaruh tingkat partisipasi angkatan

kerja terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat periode 2017-

2020

Page 22: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

10

d. Bagi pengembangan studi lanjut, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan ilmu pengetahuan sebagai acuan dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

F. Penjelasan Judul

Untuk memudahkan dan tidak terjadi kekeliruan dalam memahami

judul, maka penulis menjelaskan arti beberapa istilah yang terdapat dalam judul

berikut:

Pengaruh : Daya yang timbul dari sesuatu

(benda atau orang) yang dapat

membentuk watak, perbuatan atau

kepercayaan seseorang.9

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja : Persentase penduduk usia 15 tahun

ke atas yang merupakan angkatan

kerja.10

Kemiskinan : Ketidak mampuan seseorang dalam

memenuhi kebutuhan dasar

mereka sendiri seperti makanan,

pakaian, tempat berlindung,

kesehatan dan pendidikan.11

9 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdikbud, 2013), hlm. 40

10 Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia Tahun 2010. (Jakarta Pusat: Badan Pusat

Statistik, 2010) 11

Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2015),

hlm. 23

Page 23: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

11

Adapun maksud secara keseluruhan dari judul di atas yaitu melihat

bagaimana pengaruh dan kekuatan yang ditimbulkkan atas Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja yang dilihat berdasarkan Persentase penduduk usia 15 tahun ke

atas yang merupakan angkatan kerja terhadap persentase penduduk yang

mengalami kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020 yang

akan diteliti oleh penulis.

Page 24: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Tenaga Kerja

1. Pengertian tenaga kerja

Dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang tenaga kerja

memberikan pengertian tentang tenaga kerja yang terdapat dalam pasal 1

ayat 2 bahwa tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa baik guna

memenuhi kebutuhan masyarakat maupun untuk kebutuhan diri sendiri.

Menurut mulyadi tenaga kerja merupakan penduduk dalam usia kerja 15-

64 tahun atau jumlah keseluruhan penduduk dalam negara yang dapat

memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga

mereka, dan mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Menurut

Murti, tenaga kerja merupakan individu yang menawarkan kemampuan

dan keterampilan untuk memproduksi barang atau jasa agar perusahaan

mendapatkan keuntungan dan individu tersebut memperoleh upah atau gaji

sesuai keterampilan yang dimilikinya.12

Simanjuntak juga memberikan defenisi tenaga kerja mencakup

penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang mencari pekerjaan dan

yang melakukan kegiatan lain seperti mengurus rumah tangga dan

bersekolah. Bersekolah, mengurus rumah tangga dan pencari kerja

walaupun tidak bekerja tetapi sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Defenisi

12

Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 12

Page 25: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

13

tentang tenaga kerja yang dikemukakan Simanjuntak memiliki pengertian

yang lebih luas dari buruh/pekerja. Defenisi tenaga kerja disini mencakup

tenaga kerja/buruh yang terikat dalam hubungan kerja dan tenaga kerja

yang belum bekerja. Sedangkan pengertian buruh/pekerja merupakan

setiap orang yang bekerja dengan menerima imbalan atau upah dala

bentuk lain. Pekerja atau buruh merupakan tenaga kerja yang sedang

dalam ikatan kerja.13

Menurut Murti tenaga kerja adalah individu yang menawarkan

kemampuan dan keterampilan untuk memproduksi barang dan jasa supaya

perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dan untuk itu individu akan

mendapatkan upah atau gaji sesuai kemampuan yang dimilikinya.14

Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan tenaga

kerja merupakan setiap penduduk yang mampu menghasilkan jasa atau

barang dengan batas usia minimal angkatan kerja 15 tahun untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Teori Ketenagakerjaan

Terdapat beberapa teori penting dalam kaitannya dengan masalah

ketenagakerjaan. Teori-teori tersebut yaitu:

a. Teori klasik Adam Smith

Adam Smith (1729-1790) adalah tokoh utama aliran ekonomi

yang dikenal dengan aliran klasik. Adam Smith melihat manusia

13

Payaman Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Mannusia, (Jakarta:

LPFEUI, 2001), hlm. 30 14

Murti Sumarni, Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan , (Yogyakarta:

Liberty, 2014), hlm. 5

Page 26: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

14

sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran

bangsanya. Alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada SDM yang

mengolahnya. Alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan

awal pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi

modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi bisa

tetap tumbuh. Alokasi SDM yang efektif merupakan syarat perlu

dalam pertumbuhan ekonomi.15

b. Teori Malthus

Thomas Robert Malthus (1976-1834) merupakan pemikir

klasik sesudah Adam Smith. Thomas Robert Malthus merupakan

pemikir klasik yang berjasa dalam pengembangan pemikiran-

pemikiran ekonomi. Thomas Robert Malthus menyatakan manusia

berkembang jauh lebih cepat dibandingkan produksi hasil pertanian

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi makanan meningkat

sesuai deret hitung sedangkan manusia berkembang sesuai dengan

deret ukur. Mathus mengatakan bahwa jumlah penduduk yang tinggi

dapat mengakibatkan turunnya produksi perkepala dan satu-satunya

cara menghindari hal tersebut yaitu melakukan pengawasan

pertumbuhan penduduk. Seperti menunda usia perkawinan serta

mengurangi jumlah anak. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka

15

Adam Smith, The Wealth of Nations, Terj. Haz Algebra, (Jakarta: Global Indo Kreatif,

2019), hlm. 258

Page 27: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

15

pengurangan jumlah penduduk akan diselesaikan dengan cara alamiah

seperti kekurangan pangan, timbul perang, epidemik dan sebagainya.16

c. Teori Keynes

John Maynard Keynes (1883-1946) berpendapat bahwa

dalam pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan

klasik. Dimana pekerja mempunyai serikat kerja yang berusaha

memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Jika

tingkat upah diturunkan tetapi kemungkinan ini dinilai kecil sekali,

tingkat pendapatan masyarakat pasti akan turun. Turunnya pendapatan

anggota masyarakat akan menyebabkan daya beli menjadi turun.

Sehingga menyebabkan konsumsi menjadi berkurang. Berkurangnya

daya beli akan menyebabkan turunnya harga. Jika harga turun, maka

kurva nilai produktivitas marjinal labor yang merupakan patokan

pengusaha dalam mempekerjakan labor menjadi turun. Jika penurunan

harga tidak terlalu besar kurva produktivitas hanya turun sedikit.

Walaupun demikian jumlah tenaga kerja yang meningkat tetap saja

lebih kecil dari jumlah penawaran tenaga kerja. Jika harga-harga turun

drastic menyebabkan kurva nilai produksi marginal labor turun drastis

dan tenaga kerja semakin sedikit yang tertampung dan pengangguran

menjadi banyak.17

16

Thomas Robert Malthus, An Essay On The Principle Of Population, Terj. Setio,

(Yogyakarta: Universitas Jaya), hlm. 50 17

John M. Keynes, The General Theory of Employment, Interest and Money, Terj.

Willem H. Makaliwe, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991), hlm. 50

Page 28: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

16

d. Teori Harrod-Domar (1946) atau yang lebih dikenal dengan teori

perumbuhan ekonomi. Dalam Teori Harrod-Domar investasi tidak

hanya menciptakan permintaan, tetapi juga meningkatkan kapasitas

produksi. Kapasitas produksi yang meningkat membutuhkan

permintaan yang lebih besar pula agar produksi tidak mengalami

penurunan. Jika kapasitas meningkat tidak diikuti dengan permintaan

yang besar, surplus akan muncul dan diikuti penurunan jumlah

produksi.18

Selain teori yang dikemukakan oleh tokoh konvensional tersebut,

terdapat juga teori-teori yang dikemukakan oleh tokoh islam

diantaranya sebagai berikut:

a. Muhammad Abdul Manan

Muhammad Abdul Manan merupakan tokoh ekonomi yang

konsern dalam membahas produksi. Tujuan produksi menurut Manan

selain meningkatkan utilitas juga untuk kesejahteraan masyarakat.

Faktor produksi diantaranya tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi.

Eksistensi tenaga kerja dalam Islam sangat dijunjung tinggi karena

dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan taraf hidup

masyarakat, seperti perusahaan memperoleh output sesuai yang

direncanakan sementara tenaga kerja memperoleh upah dari usaha

yang mereka lakukan. Menurut Muhammad Abdul Manan upah

merupakan imbalan yang diterima oleh pekerja. Imbalan yang

18

Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003),

hlm. 30

Page 29: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

17

dimaksud sebagai upah dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu dari

moneter dan bukan moneter. Upah dapat dilihat dari beberapa uang

yang diterima pekerja pada waktu tertentu, serta kuantitas hidup

pekerja yang ia dapat karena bekerja.19

b. Yusuf Al-Qardhawi

Menurut Yusuf Al-Qardhawi unsur penting dari produksi

adalah bekerja. Kerja merupakan segala usaha optimal yang dilakukan

manusia, baik melalui gerak tubuk atau akal yang digunakan untuk

menambah kekayaan, baik secara perorangan atau kolektif, baik untuk

keperluan pribadi maupun orang lain. Bagi Yusuf Al-Qardhawi

manusia diberikan kebebasan untuk mengembangkan keilmuan,

tingkat kreativitas, situasi dan kondisi lingkungan, produktifitas akan

timbul dari gabungan kerja manusia dan kekayaan alam, bumi

merupakan tempat bekerja sedangkan manusia merupakan pekerja di

atasnya. Dalam agama Islam bekerja merupakan suatu kewajiban bagi

mereka yang mampu. Islam memberkahi pekerjaan di dunia dan

menjadikannya bagian dari ibadah apabila dikerjakan sesuai dengan

peraturan Allah SWT.20

Seorang muslim dilarang memproduksi sesuatu yang

diharamkan untuk dikonsumsi, produsen muslim juga dilarang

memproduksi barang yang haram baik itu haram digunakan atau haram

19

Manan, Muhammad Abdul Sonhadji, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Terj. M.

Nastangin, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yata, 1997), hlm. 230 20

Yusuf Qardhawi , Norma dan Etika Ekonomi Islam, Terj. Zainal Arifin dan Dahlia

Husin, (Jakarta: Gema Insani Pers), hlm. 80

Page 30: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

18

untuk dikoleksi seperti membuat patung berhala, membuat gelang

emas yang diperuntukan untuk laki-laki. Islam sangat mengharamkan

memproduksi segala sesuatu yang dapat merusak aqidah dan akhlak.

Serta hal yang dapat menyibukan seseorang pada hal sia-sia dan

menjauhkan keseriusan. Dalam penentuan upah menurut Yusuf

Qardhawi rujukannya kesepakatan kedua belah pihak. Tapi tidak

dibolehkannya untuk mengeksploitasi kebutuhan yang lemah dengan

memberikan upah dibawah standar. Kemudian tidak boleh pula

mengeksploitasi kebutuhan darurat pekerja untuk membeli jerih payah

dan cucuran keringatnya dengan upah yang minim sehingga tidak

dapat menghilangkan lapar.21

c. Ibnu Khaldun

Menurut Ibnu Khaldun tenaga kerja merupakan sumber yang

sangat berharga. Tenaga kerja sangat penting bagi seluruh akumulasi

modal dan pendapatan. Sekalipun pendapatan dihasilkan dari selain

keahlian, segala nilai-nilai yang mendatangkan laba dan modal

haruslah mencangkup nilai-nilai tenaga kerja. Tanpa tenaga kerja hal

tersebut belum tentu bisa diperoleh. Sebuah peradapan besar

menghasilkan keuntungan yang besar karena besarnya jumlah

(tersedia) tenaga kerja yang merupakan penyebab dari keuntungan.

Keuntungan merupakan nilai yang direalisasikan dari tenaga kerja.

ketika lebih banyak tenaga kerja nilai yang direalisasikanpun akan

21

Yusuf Qardhawi , Norma dan Etika Ekonomi Islam, Terj. Zainal Arifin dan Dahlia

Husin, (Jakarta: Gema Insani Pers), hlm. 90

Page 31: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

19

meningkat. Dengan demikian keuntungan mereka meningkat. Semua

ini merupakan kegiatan yang membutuhkan upah/harga dan orang-

orang yang mempunyai keahlian dipilih untuk melakukannya dan

menjadi ongkos dari mereka. Kemakmuran datang kepada mereka

yang bekerja dan menghasilkan hal-hal tersebut dengan kerja

mereka.22

3. Klasifikasi Tenaga Kerja

Pada dasarnya, tenaga kerja dapat dikelompokan menjadi dua bagian

yaitu:

a. Bukan Angkatan Kerja

Terdapat beberapa versi yang menjelaskan terkait pengertian

penduduk bukan angkatan kerja diantaranya yaitu, menurut Ostinasia

bukan angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja yang tidak

bekerja maupun tidak mencari pekerjaan atau penduduk usia kerja

dengan kegiatan sekolah atau mengurus rumah tangga. Sedangkan

dalam versi lain bukan angkatan kerja merupakan tenaga kerja berusia

15 tahun ke atas yang selama seminggu hanya mengurus rumah

tangga, bersekolah dan sebagainya. Serta tidak melakukan kegiatan

yang bisa dikategorikan bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari

kerja. Bukan angkatan kerja merupakan tenaga kerja yang berusia 15

tahun ke atas yang hanya bersekolah seminggu yang lalu, mengurus

rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan yang dikategorikan

22

Indra Hidayatullah, Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Mekanisme Pasar dan

Penetapan Harga, Jurnal Ekonomi, Vol, 1, No. 1, Desember 2017, hlm. 102

Page 32: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

20

bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari kerja. Ketiga golongan

dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat

menawarkan jasanya untuk bekerja.23

b. Angkatan Kerja

Angkatan kerja dapat dijelaskan dengan beberapa pengertian

yaitu angkatan kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang terdapat

dalam suatu perekonomian pada waktu tertentu. Selain itu angkatan

kerja merupakan penduduk usia kerja yang bekerja atau punya

pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan sedang mencari

pekerjaan. Mulyadi mengatakan angkatan keja merupakan bagian

tenaga kerja yang sesunggunya terlibat dan berusaha untuk terlibat

dalam kegiatan produksi barang atau jasa. Berdasarkan defenisi di atas

dapat disimpulkan angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja,

yaitu penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki pekerjaan

maupun yang sedang mencari pekerjaan.24

Angkatan kerja merupakan tenaga kerja berusia 15 tahun

yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang

bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu alasan.

Angkatan kerja terdiri dari pengangguran dan penduduk usia kerja.

penduduk bekerja merupakan penduduk yang melakukan kegiatan

ekonomi dengan maksud membantu atau memperoleh keuntungan atau

23

Gatiningsih, Kependudukan dan Ketenagakerjaan, (Sumedang: Fakultas Manajemen

Pemerintahan IPDN, 2017), hlm. 3 24

Mulyadi Sabri, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 71

Page 33: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

21

pendapatan selama paling sedikit satu jam secara tidak terputus selama

seminggu yang lalu.25

Salah satu indikator untuk melihat perkembangan

ketenagakerjaan di Indonesia adalah dengan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

menunjukan suatu ukuran proporsi penduduk usia kerja yang terlibat

secara aktif dalam pasar tenaga kerja baik yang bekerja maupun

sedang mencari pekerjaan. TPAK dapat dinyatakan untuk seluruh

tenaga kerja yang ada atau jumlah tenaga kerja menurut kelompok

umur tertentu, jenis kelamin,tingkat pendidikan maupun desa-kota.

TPAK dapat diukur dengan persentase jumlah angkatan kerja terhadap

jumlah penduduk usia kerja. TPAK dapat mengindikasikan besaran

ukuran relatif penawaran tanaga kerja yang dapat terlihat dalam

produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Secara umum

TPAK didefenisikan sebagai ukuran yang menggambarkan jumlah

angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja.26

4. Tingkat Partisipasi angkatan kerja dalam perspektif Islam

Prinsip angkatan kerja dalam Islam yaitu:

a. Prinsip kemuliaan derajat manusia

Islam menetapkan apapun pekerjaan manusia dalam posisi yang

terhormat. Karena Islam sangat mencintai seorang muslim yang gigih

25

Nur Feriyanto, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Indonesia,

(Yogyakarta: UU STIM YKPM, 2014), hlm. 6 26

Kusnendi, Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Alam, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2009), hlm. 6-8

Page 34: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

22

untuk kehidupannya. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-

Jumuah (62:10)

ض افال ز س ت ش ب ف ح ل الصه ت ض ذ اق ا ف الله ل ف ض ي اه ت غ ث ا

ى ح ل ف ت ن ك ه ل ع ال س ث االله ك س ك اذ

Artinya:

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka

bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak

supaya kamu beruntung.

Artinya adalah apabila shalat jumat tersebut telah selesai dikerjakan,

umat yang tadinya disuruh ke tempat shalat dan menghentikan jual beli

itu sudah dibolehkan keluar kembali. Kalau mereka tadinya berjual

beli sudah boleh disambung kembali jual beli yang tadinya dihentika

pergi ke masjid. Keberuntungan yang utama yaitu segala apa yang

diusahakan mendapat berkah dari Allah. Jika mendapat rezeki ialah

rezeki yang halal. Selain keuntungan benda yang utama sekali adalah

keuntungan karena hilangnya kekacauan pikiran yang diakibatkan

perbuatan tidak halal.27

b. Prinsip keadilan

Keadilan merupakan hal yang penting demi terciptanya penghormatan

dan hak-hak yang layak sesuai aktivitasnya. Sesuai dengan firman

Allah dalam QS. Al-Hadid (57:25)

اى ز و ال ت بة ك ال ن ع به ل ز أ بت ج بل ث ب ل س بز ل س أ ز د ق ل

ع بف ه د د سش أ ث د ف د ح بال ل ز أ ظ س ق بل ث بس ه ال م ق ل

27

Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 9, (Depok:Gema Insani, 2015), hlm. 142

Page 35: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

23

س ص ي ه الله ن ل ع ل بس ه ل ل ت غ بل ث ل س ز ق الله ىه ئ

ز ز ع

Artinya:

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan

membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama

mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat

melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya

terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,

(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah

mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya

padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi

Maha Perkasa.

Keadilan yang dimaksud pada ayat tersebut yaitu perintah bagi

manusia untuk berlaku adil terhadap sesama dengan menjunjung hak

dan kewajiban yang dimiliki orang lain, prinsip keadilan berkaitan

dengan keadilan yang dilakukan pengusaha yang adil dalam

memberikan kompensasi atas apa yang telah dilakukan oleh pekerja.

B. Kemiskinan

1. Defenisi Kemiskinan

Kemiskinan terjadi disebabkan karena ketidakmampuan

memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat berlindung, pakaian

dan kesehatan. Kemiskinan merupakan permasalahan yang tidak saja

dialami oleh negara berkembang tetapi juga di negara maju. Menurut

Eryani Yustika pembicaraan mengenai kemiskinan biasa meliputi berbagai

aspek. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, lahan, SDM,

Page 36: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

24

pendidikan, gizi, kesehatan, pendapatan perkapita dan minimnya

investasi.28

Menurut Siregar, seseorang dapat dikatakan mengalami

kemiskinan jika pendapatan atau akses terhadap barang dan jasa lebih

rendah dibandingkan orang lain dalam perekonomian tersebut secara

absolut, seseorang dinyatakan miskin apabila tingkat pendapatan atau

standar hidupnya secara absolut berada di bawah tingkat subsisten, ukuran

subsisten tersebut dapat dilihat dengan garis kemiskinan.29

Menurut tambunan kemiskinan merupakan ketidakmampuan

untuk memenuhi standar kebutuhan hidup minimum, yang meliputi

makanan dan non makanan, nilai standar kebutuhan minimum digunakan

sebagai garis batas kemiskinan atau garis kemiskinan, yang terdiri dari dua

komponen yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non

makanan. Menurut tambunan, kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa

mengacu pada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu pada garis

kemiskinan disebut kemiskinan relative, sedangkan konsep yang

pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut

kemiskinan absolut.30

28

Parsudi Suparkan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2003),

hlm. 20 29

Siregar, Perbaikan Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong Investasi dan

Menciptakan Lapangan Kerja, Jurnal Ekonomi Politik dan Keuangan, Vol. 2, No. 4, 2006, hlm. 45 30

Tulus Tambunan, Transformasi Ekonomi di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,

2001), hlm. 20

Page 37: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

25

2. Teori Kemiskinan

Terdapat beberapa paradigma atau teori besar mengenai kemiskinan yaitu

paradigma neo liberal dan demokrasi sosial. Yang kemudian menjadi dasar

menganalisis kemiskinan dan program anti kemiskinan yaitu:

a. Teori neo-liberal

Neoliberalisme merupakan sebuah aliran dengan misi khusus,

yaitu mengurangi campur tangan negara dalam ekonomi untuk diganti

dengan pasar. Dalam neoliberal kebebasan individu menjadi

komponen penting dari sebuah masyarakat. Para pendukung neo-

liberal mengatakan bahwa kemiskinan merupakan persoalan individual

yang disebabkan oleh kelemahan atau pilihan yang diambil individu.

Kemiskinan akan hilang jika kekuatan pasar diperluas dan

pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi-tingginya.31

b. Teori demokrasi sosial

Teori demokrasi sosial memandang kemiskinan bukanlah

persoalan individu, melainkan struktural. Kemiskinan disebabkan

karena ketidak adilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat

terhalangnya akses kelompok tertentu terhadap sumber-sumber

kemasyarakatan. Teori ini berporos pada prinsip ekonomi campuran

dan ekonomi manajemen-permintaan.32

31

Dealirnove, Ekonomi Politik, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 30 32

Thomas Gombert, Akademie Soziale Demokratie, Terj. Ivan A. Hadar, (Jakarta:

Friedrich-Ebert-Stiftung (FES), 2010), hlm. 86

Page 38: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

26

Tabel 2.1

Perbedaan Teori Neo Liberal dan Demokrasi Sosial

Paradigma Neo Liberal Demokasi Sosial

Landasan teori Individual Struktural

Konsep dan indikator

kemiskinan

Kelemahan dan

pilihan-pilihaan

individu, lemahnya

pengaturan pendapatan,

lemahnya kepribadian

(malas, bodoh, pasrah

Ketimpangan struktur

ekonomi dan politik,

ketidak adilan sosial

Strategi

penanggulangan

kemiskinan

Penyaluran pendapatan

terhadap orang miskin

secara selektif,

memberi pelatihan

keterampilan

pengolahan keuangan

melalui inisiatif LSM

dan masyarakat

Penyaluran pendapatan

dasar secara universal,

perubahan fundamental

dalam pola-pola

pendistribusian

pendapatan melalui

intervensi negara dan

kebijakan sosial

c. Teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty)

Teori lingkaran setan kemiskinan dalam buku Mudrajat

Kuncoro merupakan ketidaksempurnaan pasar, ketertinggalan,

keterbelakangan dan kurangnya modal sehingga menyebabkan

produktivitas menjadi rendah. Rendahnya produktivitas

mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diterima. Rendahnya

pendapatan menyebabkan rendahnya investasi dan tabungan, investasi

yang rendah berakibat pada keterbelakangan dan seterusnya. Logika

berpikir yang dikemukakan Nurkse sebagai berikut:

Page 39: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

27

Gambar 2.1

Lingkaran Setan Kemiskinan

Ketidak sempurnaan pasar,

keterbelakangan

Kekurangan modal

Investasi rendah Poduktivitas rendah

Tabungan rendah Pendapatan rendah

Berdasarkan gambar lingkaran setan pada gambar 2.1,

kemiskinan merupakan mata rantai yang saling berkaitan satu dengan

lain. Kemiskinan merupakan sebab akibat dari produktivitas yang

rendah, tabungan yang rendah, investasi yang rendah,

ketidaksempurnaan pasar dan kurang modal.33

Teori mengenai kemiskinan tidak hanya dikemukakan oleh

ekonom konvensional tetapi ada juga beberapa teori mengenai

kemiskinan yang dikemukakan oleh ekonom muslim diantaranya

sebagai berikut:

1) Al-Ghazali

Menurut Al-Ghazali kemiskinan yaitu suatu keadaan

seseorang tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi apa

yang mereka butuhkan secara mendasar. Kemiskinan dapat dibagi

33

Mudrajat Kuncoro, Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan,

(Yogyakarta: AMP YKPN, 2003), hlm. 50

Page 40: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

28

menjadi dua bagian yaitu yang berhubungan dengan material dan

yang berhubungan dengan spiritual. Kemiskinan bukan hanya

perampasan barang dan jasa tetapi juga kurangnya ketenangan

dalam roh. Menurut Al-Ghazali konsep kesejahteraan masyarakat

tergantung pada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar

yakni agama (ad-din), hidup (nafs), keturunan (nasl), harta (mal),

dan akal (aql). Al-Ghazali juga mendefenisikan aspek ekonomi

dari fungsi kesejahteraan sosial dalam kerangka sebuah hirarki

utilitas individu dan sosial yang tripartite, yakni kebutuhan

(daruri), kesenangan (hajat), dan kemewahan (tahsinaat).34

2) Ibnu Khaldun

Dalam teori Ibnu Khaldun kemiskinan tidak hanya

disebabkan oleh faktor ekonomi saja. Berbagai faktor lain yang

dapat menjadi pengaruh terhadap kemiskinan diantaranya sumber

daya manusia, peran pemerintah, keadilan serta aspek syariah. Dari

pandangan Ibnu Khaldun keseluruhan aspek tersebut dapat menjadi

penyebab kemiskinan. Menurut teori Ibnu Khaldun semakin

berkembang negara maka akan semakin banyak modal

intelektualnya sehingga dapat memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada perekonomian suatu negara. Peningkatan terhadap

kualitas hidup manusia sangat penting dilakukan agar dapat

34

Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2015), hlm.

23

Page 41: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

29

mengatasi permasalahan diantaranya kesenjangan dan kemiskinan

yang ada di masyarakat.35

3) Umar Chapra

Analisis Chapra mengenai kemiskinan dan kesenjangan parah yang

terjadi pada negara-negara berkembang disebabkan oleh kebijakan-

kebijakan yang diambil menurut perspektif strategi sekuler, baik

berupa kapitalisme, sosialisme atau negara kesejahteraan. Strategi-

strategi tersebut gagal mewujudkan kebahagiaan bagi penganutnya.

Karena kebahagiaan merupakan suatu refleksi dari kedamaian

pikiran. Kemudian Chapra menawarkan tiga solusi bagi

permasalahan ekonomi yang dialami negara muslim yaitu sebagai

berikut:

a. Mekanisme filter terhadap kepentingan penggunaan sumber

daya langka, sehingga tercipta efisiensi.

b. Sistem motivasi penggunaan agar sesuai dengan mekanisme

filter.

c. Rekonstruksi sosioekonomi yang akan menegakan kedua

elemen sebelumnya dan mengaktualisasikan hayatan

thayyibatan.36

35

Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Terj. Masturi Irham, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),

hlm.300 36

M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Edisi Terjemahan dari Islam and The

Economic Challenge, diterjemahkan oleh, Ikhwan Abidin Basri, (Jakarta: Gema Insani Press,

2000), hlm. 338

Page 42: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

30

3. Penyebab Kemiskinan

Salah satu penyebab kemiskinan menurut Worl Bank yaitu

karena kurangnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan

dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan serta

pendidikan. Tidak memiliki pekerjaan (pengangguran) juga berkaitan

dengan kemiskinan. Menurut Bapedda kemiskinan dapat disebabkan

karena kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, atau sulit aset

terhadap pendidikan dan pekerjaan.37

Kedua aspek penyebab kemiskinan menurut Kuncoro dan

Safi‟i yaitu aspek sosial dan ekonomi. Adapun penyebabnya yaitu:

1) Rendahnya akses terhadap lapangan pekerjaan. Tingkat kesempatan

kerja adalah rasio antara jumlah penduduk yang bekerja terhadap

jumlah angkatan kerja.

2) Lemahnya akses masyarakat terhadap faktor produksi, seperti

rendahnya akses modal usaha, lemahnya masyarakat mengakses

pasar, kepemilikan aset yang sedikit.

3) Rendahnya akses pendidikan sehingga menyebabkan produktifitas

rendah dan penghasilan menjadi rendah

4) Fasilitas kesehatan yang rendah, fasilitas kesehatan negara maju

jauh lebih tinggi dari pada negara berkembang.38

37

Worl Bank, Dasar-Dasar Analisis Kemiskinan, Edisi Terjemahan (Jakarta: Badan

Pusat Statistik, 2003), hlm. 3 38

Mudrajat Kuncoro, Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan, (Jakarta:

YKPN, 1997), hlm. 66

Page 43: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

31

4. Ukuran Kemiskinan

Terdapat 3 macam ukuran kemiskinan dilihat dari tingkat pendapatan

yang mampu digunakan yaitu:

1) Kemiskinan Relatif

Penduduk yang mempunyai tingkat pendapatan yang bisa

memenuhi kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti tidak

miskin, ada ahli yang berpendapat bahwa walaupun pendapatan

sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum, tetapi masih

jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat sekitar,

maka penduduk tersebut termasuk miskin. Berdasarkan konsep

ini,garis kemiskinan mengalami perubahan jika tingkat hidup

masyarakat berubah. Hal ini jelas mengurangi perbaikan dari

konsep kemiskinan absolut, konsep kemiskinan relative bersifat

dinamis, sehingga kemiskinan selalu ada.39

2) Kemiskinan Kultural

Kemiskinan ini diakibatkan oleh pemahaman suatu sikap, budaya

dan kebiasaan hidup seseorang yang merasa cukup dan tidak

kekurangan. Kelompok ini sangat sulit diajak berpartisipasi dalam

pembangunan dan cendrung tidak mau berusaha memperbaiki

tingkat kehidupannya meskipun ada pihak luar membantu.40

39

Nur Palikhah, Konsep Kemiskinan Kultural, Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol. 15, No. 30,

Desember 2016, hlm. 11 40

Indraddin, Strategi dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 77

Page 44: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

32

3) Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang berkaitan dengan

perkiraan tingkat pendapatan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya

dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum

untuk hidup. Jika tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum maka

orang tersebut dikatakan miskin. Kemiskinan diukur dengan

membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat

pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar.41

4) Kemiskinan struktural merupakan situasi yang disebabkan Karena

rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu

sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung

pembebasan kemiskinan, tetapi kerap menyebabakan suburnya

kemiskinan.42

Menurut Suryawati selain jenis kemiskinan berdasarkan bentuknya

terdapat juga jenis kemiskinan berdasarkan sifanya. Adapun jenis

kemiskinan berdasarkan sifatnya yaitu sebagai berikut:

1) Kemiskinan alamiah merupakan kemiskinan yang berbentuk

sebagai akibat adanya kelangkaan sumber daya alam dan minimnya

pra sarana umum (listrik, air dan jalan raya), dan keadaan tanah

yang kurang subur, daerah tersebut pada umumnya belum

41

Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Jakarta: Erlangga, 2009),

hlm. 182 42

Indraddin, Strategi dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 78

Page 45: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

33

terjangkau oleh kebijakan pembangunan sehingga menjadi daerha

tertinggal.

2) Kemiskinan buatan merupakan kemiskinan yang diakibatkan oleh

sistem modernisasi atas pembangunan yang menyebabkan

masyarakat tidak memiliki banyak kesempatan untuk menguasai

sarana, sumber daya dan fasilitas ekonomi secara merata.

Kemiskinan seperti ini merupakan dampak negatif dari pelaksanaan

konsep pembangunan yang umumnya dijalankan di negara-negara

sedang berkembang. Sarana untuk mengejar target pertumbuhan

ekonomi tinggi mengakibatkan tidak meratanya pembagian hasil-

hasil pembangunan di mana sektor industry labih menikmati tingkat

keuntungan dibandingkan mereka yang bekerja di sektor pertanian.

5. Dampak Kemiskinan

Menurut Itang kemiskinan memiliki dampak bagi orang yang

menyandangnya, beberapa dampak dari kemiskinan yaitu sebagai berikut:

a. Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, pendidikan dan

keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, ini membuat

masyarakat menjadi sulit berkembang dan sulit mencari pekerjaan

yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Seorang pengangguran yang

tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak

yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk

waktu yang lama.

Page 46: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

34

b. Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan tentunya merupakan

dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat

miskin putus sekolah karena tidak bisa membiayai sekolah. Ini akan

menjadi penghambat rakyat miskin dalam meningkatkan keterampilan.

c. Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan

mencari pekerjaan memebuat orang lupa diri sehingga mencari jalan

cepat tanpa memperdulikan halal atau haramnya uang yang di

dapatkan tersebut.

d. Buruknya generasi penerus merupakan dampak yang berbahaya akibat

dari kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan terpaksa bekerja,

maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri. Dampak

kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang panjang

dan buruk karena seharunya anak-anak mendapat hak untuk bahagia,

pendidikan dan nutrisi yang baik. Keadaan ini akan menyebabkan

mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada

generasi penerusnya.

e. Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi

sehari-hari akibat kemiskinan, biaya pengobatan yang mahal tidak

dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini berakibat gizi buruk atau

banyaknya penyakit yang menyebar.43

43

Wahyuni, Penanggulangan Kemiskinan: Tinjauan Sosiologi Terhadap Dampak

Pembangunan, (Jakarta: Erlangga, 2019), hlm. 32

Page 47: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

35

6. Kemiskinan dalam Perspektif Ekonomi Islam

Menurut Al-Ghozali kemiskinan merupakan ketidakmampuan

seseorang dalam memenuhi kebutuhan mereka, baik itu kebutuhan

material dan kebutuhan rohani. Islam menganggap kemiskinan merupakan

suatu hal yang mampu membahayakan akhlak, keluarga dan juga

masyarakat. Dengan demikian kemiskinan mempunyai dampak buruk

terhadap masyarakat yang mengalami situasi tersebut.44

Perhatian Islam terhadap masalah kemiskinan sangat besar

sekali. Dalam Al-Quran banyak ayat yang menjelaskan masalah

kemiskinan, diantaranya QS Az-Zariyat : 19

م س ح و ال ل ئ ب لسه ل ق ح ن ال فأ ه

Artinya:

Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta

dan orang miskin yang tidak meminta

Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam mewajibkan setiap muslim untuk

berpartisipasi menanggulangi kemiskinan sesuai dengan kemampuannya.

Qardawi menjelaskan Bagi yang tidak memiliki kemampuan materi

diharapkan berpartisipasi dalam bentuk memikirkan, merasakan dan

mendorong pihak lain untuk berpartisipasi aktif, seperti bekerja, jaminan

sanak famili yang berkelapangan dan zakat.45

Al-Quran memberikan

44

Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, ( Jakarta: Pranadamedia Group, 2015),

hlm. 24 45

Ujang Syahrul M, Pengaruh Anggaran Belanja Bidang Kesejahteran Rakyat

Pendayagunaan ZIS dan PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia, Jurnal Ekonomi,

Vol.1, No. 4, 2009, hlm. 27

Page 48: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

36

peringatan terhadap manusia yang melalaikan kemiskinan, seperti dalam

QS Al-Ma‟un: 1-7

ة الهرك ر ت أ ي﴿أ ز ﴾١ثبلد الهر دع ط ع بم٢ال تن ﴿ف ر لك ل ع حط ل ﴾

﴿٣الوسكي﴿ لي لوص لل ﴿٤﴾ف ى ب نس ت ل نع يص ﴿٥﴾الهري اؤى س ن ﴾٦﴾الهري

﴿ بعى الو و عى ٧﴾

Artinya:

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama, itulah orang yang

menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang

miskin. Maka celakah bagi orang yang shalat, (yaitu)orang-orang yang

lalai dalam shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. Dan enggan

(menolong dengan) barang berguna”.

Ayat tersebut menegaskan bahwa seseorang yang lupa akan

agama. lalai atas kewajiban (shalat) dan tidak tolong menolong niscaya

Allah akan mencelakakannya dan mereka lah orang-orang yang

bermaksud dalam mendustakan agama, (dan tidak menganjurkan) dirinya

atau orang-orang lain (memberi makan orang miskin) ayat ini diturunkan

berkenaan dengan orang yang bersikap demikian yaitu Al-„Ash bin Wail

atau Walid bin Mughairah.

7. Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK) dengan

kemiskinan.

Masalah kemiskinan juga merupakan masalah multidimensi yang

meliputi berbagai aspek dalam lini kehidupan manusia. Hal ini terjadi

karena keterbatasan manusia dalam pemenuhan hidupnya, seperi sandang,

pangan, papan, kesehatan, pendidikan maupun pekerjaan. Kemiskinan

muncul karena adanya gap antara ketersediaan sumber daya utama dengan

Page 49: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

37

kemampuan individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan

dasar.46

Usaha untuk mengentasakan kemiskinan harus memperlihatkan

akar permasalahan kemiskinan itu sendiri, salah satunya terkait

ketenagakerjaan. Salah satu permasalahan pokok yang menjadi akar

pemasalahan kemiskinan adalah rendahnya pendapatan penduduk miskin

karena tidak adanya pekerjaan ataupun memiliki pekerjaan tetapi

upah/pendapatan rendah.47

Tenaga kerja merupakan modal bagi bergeraknya roda

pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami

perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pertumbuhan

ekonomi yang semakin membaik harus didukung dengan ketersediaan

tenaga kerja baik itu pekerja ahli maupun pekerja kasar (buruh).

Pembangunan ketenagakerjaan juga perlu ditunjang dengan peningkatan

kualitas sumber daya. Hal ini sejalan dengan peran sumber daya pemuda

sebagai tenaga pelaksanan pembangunan yang secara langsung maupun

tidak langsung turut menentukan langkah, karakteristik dan keberhasilan

pembangunan itu sendiri. Salah satu indikator yang digunakan dalam

ketenagakerjaan adalah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).48

46

Bayu Kharisma. Kemiskinan Dan Ketenagakerjaan Di Jawa Barat: Studi Kasus

Kabupaten Purwakarta, E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 9, No. 1, 2020,

hlm. 3 47 Bayu Kharisma. Kemiskinan Dan Ketenagakerjaan Di Jawa Barat: Studi Kasus

Kabupaten Purwakarta, E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 9, No. 1, 2020,

hlm. 3 48

Meyvi Rine Mirah, Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal Pembanguan

Ekonomi dan Keuangan Daerah, Vol. 21, No. 1, 2020, hlm. 87

Page 50: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

38

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan salah satu

ukuran yang sering dipakai untuk melihat fluktuasi dari partisipasi

penduduk usia kerja dala kegiatan ekonomi. TPAK di defenisikan sebagai

perbandingan antara penduduk yang terlibat dalam kegiatan ekonomi atau

disebut dengan angkatan kerja (bekerja atau mencari pekerjaan) terhadap

seluruh penduduk usia kerja.49

C. Kajian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang relevan mengenai tingkat partidipasi

angkatan kerja terhadap kemiskinan di antaranya:

Tabel 2.2

Kajian Terdahulu

Nama/Tahun Judul Hasil Penelitian

Winsy Sari,

(2019)50

Pengaruh tingkat

upah, pertumbuhan

ekonomi terhadap

tingkat partisipasi

angkatan kerja di

Provinsi Riau

Hasil uji f menunjukan upah

minimum dan PDRB berpengaruh

signifikan terhadap Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

Hasil perhitungan regresi

menunjukan tingkat upah

berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap TPAK, sedangkan PDRB

berpengaruh positif dan signifikan.

Armidi, Erfit,

Yulmardi

(2019)51

Pengaruh tingkat

partisipasi angkatan

kerja dan indeks

harga konsumen

terhadap upah

minimum Provinsi

Jambi

Tingkat partisipasi angkatan kerja

dan indeks harga konsumen

berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap upah minimum. Secara

parsial tingkat partisipasi tenaga kerja

tidak berpengaruh signifikan terhadap

upah minimum, sedangkan indeks

49

Meyvi Rine Mirah, Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal Pembanguan

Ekonomi dan Keuangan Daerah, Vol. 21, No. 1, 2020, hlm. 87 50

Winsy Sari, Pengaruh Tingkat Upah, Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Riau, Vol. 2, No. 1, hlm. 15 51

Armidi, Erfit, Yulmardi, Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Indeks

Harga Konsumen Terhadap Upah Minimum Provinsi Jambi, Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan

Lilngkungan, April 2018, Vol. 7, No. 1, hlm. 40

Page 51: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

39

harga konsumen berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap upah

minimum.

Slamet

Rahmadi,

Parmadi

(2019)52

Pengaruh

ketimpangan

pendapatan dan

kemiskinan terhadap

pertumbuhan

ekonomi antar pulau

di Indonesia

Ketimpangan pendapatan dan

kemiskinan berpengaruh negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi

(PDRB) di Pulau Sumatera, Jawa,

Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Koefisien regresi ketimpangan

pendapatan dan kemiskinan terbesar

dan terkecil dalam mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi terdapat di

Pulau Sulawesi dan Sumatera.

Anwar

Rasyadi

(2019)53

Pengaruh Produk

Domestik Bruto

(PDB) dan tingkat

partisipasi angkatan

kerja (TPAK)

terhadap kemiskinan

di Indonesia

PDB berpengaruh signifikan dan

bersifat negatif dengan jumlah

penduduk miskin. TPAK tidak

bepengaruh signifikan terhadap

jumlah penduduk miskin. Krisis

ekonomi berpengaruh signifikan dan

positif terhadap jumlah penduduk

miskin.

Diyah Ayu

Lestari

(2020)54

Analisis pengaruh

ZIS, kemiskinan dan

inflasi terhadap

pertumbuhan

ekonomi dengan

indeks pembangunan

manusia sebagai

variabel Intervening

di Indonesia periode

2015-2019

ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah)

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi periode 2015-

2019, kemiskinan dan inflasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi periode 2015-

2019.

Amirudin

(2019)55

Analisis pengaruh

Indeks Pembangunan

indeks pembangunan manusia (IPM)

dan tingkat pengangguran secara

52

Selamet Rahmadi, Parmadi, Pengaruh Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Antar Pulau di Indonesia, Jurnal Paradigma Ekonomika, Vol. 14, No. 2, Juni 2019, hlm. 65

53 Anwar Rasyadi, Skripsi: Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) dan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Terhadap Kemiskinan di Indonesia, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2019), hlm. 78

54 Diyah Ayu Lestari, Skripsi: Analisis Pengaruh ZIS Kemiskinan dan Inflasi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Dengan Indeks Pembangunan Manusia Sebagai Variabel Intervening di

Indonesia Periode 2015-2019, (Salatiga: IAIN Salatiga, 2020), hlm. 96 55

Amirudin, Skripsi: Analisi pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Tingkat

Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun 2014-2017 (studi kasus: 34 provinsi),

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2019), hlm. 71

Page 52: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

40

Manusia (IPM) dan

tingkat pengangguran

terhadap kemiskinan

di Indonesia tahun

2014-2017 (studi

kasus: 34 provinsi)

bersama-sama memiliki pengaruh

signifikan terhadap kemiskinan 34

provinsi di indonesia pada tahun

2014-2017

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu

penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan menggunakan

gabungan data time series dan cross section, Penyediaan data lebih kompleks

sehingga derajat kebebasan lebih dominan. Data panel dapat memberikan

informasi yang lebih banyak dan bisa melihat dampak ekonomis yang melekat

dari setiap individu dari berbagai periode. Serta mampu mengatasi masalah

terutama ketika penghilangan variabel. Kemudian perbedaan lain yaitu objek

penelitian dan waktu pengamatan, penelitian ini menggunakan data TPAK dan

kemiskinan provinsi Sumatera Barat pada periode waktu 2017-2020.

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu bahwa kemiskinan

dipengaruhi oleh variabel tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).

Kemudian variabel bebas tersebut dan varibael terikat yaitu kemiskinan diukur

menggunakan alat analisis regresi untuk mendapatkan tingkat signifikansinya.

Dari hasil regresi tersebut diharapkan tingkat signifikansi variabel bebas dapat

mempengaruhi kemiskinan. Semakin banyak tingkat partisipasi angkatan kerja

atau masyarakat yang produktif, maka akan menghasilkan output yang tinggi.

Meningkatnya TPAK suatu daerah menyebabkan meningkat pula pendapatan

perkapita yang mempengaruhi berkurangnya kemiskinan. Dari pembahasan

tersebut berikut adalah kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan.

Page 53: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

41

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat dilihat hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H0 : diduga tidak ada pengaruh signifikan antara Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (X) terhadap kemiskinan (Y) di Provinsi Sumatera Barat Periode

2017-2020

H1 : diduga terdapat pengaruh signifikan antara Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (X) terhadap kemiskinan (Y) di Provinsi Sumatera Barat Periode

2017-2020

Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja

(X)

Kemiskinan

(Y)

Page 54: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dalam bentuk data panel (time series dan cross section ) tahunan mulai dari

tahun 2017-2020 yang bersifat data kuantitatif. Jenis penelitian ini

menggunakan jenis penelitian asosiatif dengan bentuk hubungan kausal.

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Dalam

hubungan kausal terdapat hubungan memengaruhi dan dipengaruhi oleh

variabel-variabel yang diteliti. Dengan penelitian ini maka akan dapat

dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramal dan

mengontrol suatu gejala.56

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang tidak melibatkan

responden secara langsung. Data diambil dilaman Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Barat. Waktu penelitian dilakukan pada 27 Februari 2021

sampai Oktober 2021.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dengan tipe data panel. Data panel merupakan gabungan data time series dan

cross section. Penelitian ini menggunakan data time series selama 4 tahun (t =

4) yakni dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020, sedangkan data cross

56

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan

Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 7

Page 55: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

43

section dalam penelitian ini adalah 19 daerah (n = 19), sehingga total data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 19 x 4 = 76 data.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat

Statistik Sumatera Barat. Adapun data yang digunakan adalah Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk miskin tahun

2017-2020.

D. Variabel Penelitian

Secara umum variabel merupakan objek yang akan dijadikan

penelitian baik yang berbentuk abstrak maupun real. Variabel penelitian

mencerminkan karakteristik populasi yang ingin ditelaah.57 Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat) dan

variabel independen (bebas).

1) Variabel Bebas (variabel independen ) (X)

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat),

dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) Provinsi Sumatera Barat periode 2017-2020. data di ambil

melalui BPS Provinsi Sumatera Barat.

2) Variabel Terikat (variabel dependen) (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

variabel terikatnya yaitu tingkat kemiskinan, data yang digunakan yaitu

57

Ismail Nurdin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Media Sahabat Cendekia,

2019), hlm.110.

Page 56: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

44

data penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat tahun 2017-2020, data

di ambil melalui BPS Provinsi Sumatera Barat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengumpulan data primer

dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data dan informasi dalam penelitian

ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar

atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode ini dilakukan dengan

mengambil dokumentasi atau data yang mendukung penelitian, seperti

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Kemiskinan Provinsi

Sumatera Barat.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Data panel

merupakan gabungan data time series dan cross section. Penelitian ini

dilakukan dengan metode statistik yang dibantu program Eviews 9. Maka

pada penelitian ini, analisis regresi dilakukan dengan metode analisis regresi

data panel dengan model persamaannya sebagai berikut:

Yit = α + Xitβ + Ɛit

Keterangan :

Yit = Kemiskinan ke-i tahun ke-t

α = Konstanta

Xit = Tingkat partisipasi Angkatan kerja ke-i tahun ke-t

β = Koefisien regresi

Page 57: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

45

Ɛ = Tingkat kesalahan

Berikut merupakan beberapa teknik untuk mengestimasi parameter model

dengan data panel, yaitu:58

1. Metode Cummon Effect

Pendekatan ini merupakan model data panel yang paling sederhana, karena

hanya mengombinasikan data time series dan cross section. Model ini

tidak memperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga

mengasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai

kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan Ordinary Least Square (OLS)

atau teknik kuadrat terkecil.

2. Metode Fixed Effect

Model ini mengasumsikan perbedaan antara individu dapat diakomodasi

dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel fixed effect

menggunakan teknik variabel dummy untuk menangkap perbedaan

intersep antar perusahaan. Slopenya sama antar perusahaan.

3. Metode Random Effect

Model ini mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin

saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model random

effect perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing

perusahaan. Dengan model ini dapat menghilangkan heterokedastisitas.

58

Hasbi yasin, Spatial Data Panel, (Ponorogo: Wade Group, 2017),hlm. 15

Page 58: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

46

G. Pengujian Model

1. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan asumsi klasik, hal ini

dilakukan supaya data sampel yang diolah dapat mewakili populasi secara

keseluruhan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data adalah uji untuk mengukur apakah data

yang didapatkan memiliki distribusi normal atau tidak normal,

sehingga pemilihan statistik dapat dilakukan dengan tepat. Kaidah

yang digunakan dalam metode ini yaitu dengan melihat skor sig

(Asymtotic Significant), yaitu jika angka sig > 0,05 maka data

terdistribusi normal, jika angka sig < 0,05 maka data terdistribusi tidak

normal.59

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan

yang lain. Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi

heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke dalam

bentuk logaritma, yang dapat dilakukan jika semua data bernilai

positif. Model regresi yang baik seharunya tidak terjadi

59

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2013), hlm. 139-140

Page 59: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

47

heteroskedastisitas. Dasar pengambilan heteroskedastisitas yaitu: Jika

nilai signifikan > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas Jika nilai

signifikan < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.60

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika d

(durbin watson) lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka

hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. Jika d (durbin

watson) terletak antara dU dan (4-dU) maka hipotesis nol diterima,

yang berarti tidak ada autokorelasi. Jika d (durbin watson) terletak

antara dL dan dU atau di antara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak

menghasilkan kesimpulan yang pasti. Model regresi yang baik yaitu

bebas dari gejala autokorelasi.61

2. Uji Kesesuaian model

Metode yang ditawarkan oleh regresi data panel dapat dipilih dengan

beberapa uji untuk menentukan manakah antara model PLS, FEM atau

REM yang paling tepat. Uji yang digunakan antara lain:62

60

Nikolaus Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2019),

hlm. 114 61

Firdaus, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Riau: Dotplus Publisher, 2012), hlm. 34 62

Ansofino, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), hlm. 153

Page 60: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

48

a. Uji Chow

Uji chow digunakan untuk menentukan model yang paling baik antara

Commont atau Pooled dan Fixed Effect yang akan digunakan dalam

mengestimasi data panel. Uji Chow memiliki hipotesis yaitu:

H0 : model mengikuti Common atau Pooled

H1 : model mengikuti Fixed Effect

Penentuan model yang baik mengikuti Chi-Square atau F-tast dengan

melihat apakah probabilitasnya (p-value) lebih besar atau lebih kecil

dari alpha. Jika p-value > α (0,05), maka H0 diterima sehingga model

mengikuti Common atau Pooled. Apabila nilai p-value < α (0,05),

maka H0 ditolak sehingga model mengikuti Fixed Effect.

b. Uji Hausman

Uji Hausman merupakan uji statistik yang digunakan untuk memilih

apakah model Fixed Effect atau Random Efffect yang paling tepat

digunakan. Adapun hipotesis pengujian Hausman sebagai berikut:

H0 : model mengikuti Random Effect

H1 : model mengikuti Fixed Effect

Penentuan model yang baik mengikuti Chi-Square dengan melihat

apakah probabilitasnya (p-value) lebih besar atau lebih kecil dari

alpha. Jika p-value > α (0,05), maka H0 diterima sehingga model

mengikuti Random Effect. Apabila nilai p-value < α (0,05), maka H0

ditolak sehingga model mengikuti Fixed Effect.

Page 61: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

49

c. Uji Langrage Multiplie (LM)

Apabila dari uji Chow dan uji Hausman menunjukan bahwa model

PLS dan REM yang terpilih, maka perlu dilakukan uji Langrage

Multiplie untuk mengetahui apakah model Random Effect atau

common effect yang terpilih. Adapun hipotesis dari pengujian uji LM

yaitu:

H0 : model mengikuti Common Effect

H1 : model mengikuti Random Effect

Penentuan model yang baik mengikuti Probabilitas Breush-Pagan

dengan melihat apakah probabilitasnya (p-value) lebih besar atau lebih

kecil dari alpha. Jika p-value > α (0,05), maka H0 diterima sehingga

model mengikuti Common Effect. Apabila nilai p-value < α (0,05),

maka H0 ditolak sehingga model mengikuti Random Effect.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel yang ada di dalam model regresi secara bersama terhadap

variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan syarat, jika F hitung < F

tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya secara bersama-sama

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan menerima H1, artinya

secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen. Pengujian juga dapat dilakukan melalui

Page 62: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

50

pengamatan signifikansi F pada tingkat α yang digunakan.Dasar

pengambilan keputusan yaitu, jika signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak, jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.63

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel independen yang

diformulasikan dalam model. Jika signifikansi < 0,05 maka pengaruh

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen, jika signifikansi t > 0,05 makavariabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.64

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur sebarapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu

bermaksud variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel

dependen. Jika R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas65

63

Ali Baroroh, Trik-Trik Analisis Statistik, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2008),

hlm. 30 64

Chandrarin, Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif, (Yogyakarta: Salemba

Empat, 2017), hlm. 35 65

Suryani, Hendri, Metode Riset Kuantitatif, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hlm.

97

Page 63: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Barat

Secara astronomis Sumatera Barat terletak antara 0 54' Lintang Utara

dan 3 30' Lintang Selatan dan antara 98 36'-101 53' Bujur Timur dan dilalui oleh

garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 0 .

Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Sumatera Barat memiliki batas-

batas sebagai berikut:

Utara : Provinsi Sumatera Utara dan Riau

Selatan : Samudera Hindia

Barat : Samudera Hindia

Timur : Provinsi Jambi dan Bengkulu

Gambar 4.1

Peta Wilayah Provinsi Sumatera Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Barat

Page 64: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

52

Sumatera Barat terdiri dari 19 kabupaten/kota yaitu kabupaten (

Kepulauan mentawai, Pesisir Selatan, Solok, Sijunjung, Padang Pariaman,

Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota, Pasaman, Solok Selatan, Dharmasraya,

dan Pasaman Barat) sedangkan kota (Padang, Solok, Sawah Lunto, Padang

Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, Pariaman). Pada tahun 2020 Sumatera

Barat mempunyai 19 daerah Kabupaten/Kota yang terdiri dari 179 kecamatan,

803 Nagari, 230 kelurahan dan 126 desa. Seluruh wilayah administrasi nagari

berada pada wilayah kabupaten kecuali untuk kabupaten Kepulauan Mentawai

yang memiliki wilayah administrasi terendah berupa desa, sedangkan wilayah

administrasi terendah di daerah kota adalah desa/kelurahan.66

Provinsi Sumatera Barat mempunyai luas wilayah sekitar 42,01 ribu

Km². Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki wilayah terluas yaitu 6,01

ribu Km² atau sekitar 14,31% dari luas Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan

kota Padang Panjang memiliki luas daerah terkecil yakni 23,0 Km² atau sekita

0,05%. Wilayah administrasi Provinsi Sumatera Barat sama seperti provinsi-

provinsi lainnya di Indonesia yang memiliki struktur pemerintahan yang

dimulai dari Gubernur hingga desa. Desa di Sumatera Barat disebut dengan

istilah Nagari. Nagari merupakan masyarakat hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang dihormati

dan diakui dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.67

66

BPS, Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2021, (Sumatera Barat: BPS Provinsi

Sumatera Barat, 2021), hlm. 58 67

BPS, Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2021, (Sumatera Barat: BPS Provinsi

Sumatera Barat, 2021), hlm. 64-65

Page 65: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

53

Jumlah penduduk Sumatera Barat pada tahun 2020 sebanyak

5.534.472 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun 1,29% selama

periode 2010-2020. Kepadatan penduduk per km² di Provinsi Sumatera Barat

pada tahun 2020 sebesar 131,73 km². ini berarti setiap 1 km² wilayah

Sumatera Barat terdapat sekitar 131 hingga 132 penduduk. Persentase

penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,98%. Sedangkan persentase

penduduk lansia (60 tahun ke atas) sebesar 10,46%. Penduduk Sumatera Barat

tahun 2020 hasil sensus penduduk sebanyak 5,53 juta jiwa yang terdiri dari

2,79 juta laki-laki dan 2,75 juta perempuan dengan rasio jenis kelamin 101.

Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sekitar

687,56 ribu jiwa.68

Tingkat kepadatan penduduk Sumatera Barat tahun 2020 sebesar 132

orang per km². kepadatan penduduk tertinggi di kota Bukittinggi mencapai

4.795 orang per km², sedangkan yang paling rendah berada di Kepulauan

Mentawai yaitu sekitar 15 orang per km². Menurut lapangan pekerjaan utama

jumlah pekerja yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan

masih dominan yaitu sebanyak 935,13 ribu orang. Sektor kedua terbanyak

adalah sektor perdagangan besar dan eceran , reparasi mobil dan sepeda motor

sebanyak 493,16 ribu orang.69

68

BPS, Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2021, (Sumatera Barat: BPS Provinsi

Sumatera Barat, 2021), hlm. 125 69

BPS, Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2021, (Sumatera Barat: BPS Provinsi

Sumatera Barat, 2021), hlm. 133

Page 66: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

54

B. Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap kemiskinan

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Sumatera Barat

Persentase tingkat partisipasi angkatan kerja Provinsi Sumatera

Barat pada masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut.

Tabel 4.1

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020

(persentase)

No Kabupaten/Kota Tahun

2017 2018 2019 2020

1 Kep. Mentawai 77,95 75,00 83,10 81,65

2 Pesisir Selatan 64,03 66,63 68,82 65,00

3 Solok 67,50 68,35 70,83 74,64

4 Sijunjung 68,21 68,43 70,17 70,70

5 Tanah Datar 66,51 69,03 69,25 69,42

6 Padang Pariaman 64,12 65,56 63,23 67,18

7 Agam 66,07 68,56 69,59 70,29

8 Lima Puluh Kota 72,63 73,10 73,28 72,71

9 Pasaman 70,63 67,20 70,91 72,97

10 Solok Selatan 69,19 74,89 72,56 72,67

11 Dharmasraya 64,53 68,56 70,49 72,72

12 Pasaman Barat 68,63 66,96 65,76 67,47

13 Padang 61,15 62,78 61,98 64,31

14 Solok 66,29 64,76 62,51 66,77

15 Sawahlunto 70,44 72,88 69,83 70,57

16 Padang Panjang 64,17 66,17 69,05 69,81

17 Bukittinggi 65,23 69,15 65,55 69,84

18 Payakumbuh 71,42 70,81 68,76 68,68

19 Pariaman 65,20 67,00 69,36 64,16

Sumatera Barat 67,29 67,56 67,88 69,01

Kenaikan - 0,27 0,32 1,13

Sumber: BPS Sumatera Barat 2017-2020

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Barat dari tahun 2017-2020 mengalami

kenaikan setiap tahunnya. Namun terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang

Page 67: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

55

TPAK berada di bawah rata-rata TPAK provinsi. Pada tahun 2017 terdapat

10 Kabupaten/Kota yang berada di bawah rata-rata TPAK provinsi

diantaranya Pesisir Selatan, Tanah Datar, Padang Pariaman, Agam,

Dharmasraya, Padang, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi dan Pariaman.

Pada tahun 2018 terdapat 8 kabupaten yang TPAKnya berada di bawah

TPAK Provinsi. Daerah tersebut yaitu Pesisir Selatan, Padang Pariaman,

Pasaman, Pasaman Barat, Padang, Solok, Padang Panjang dan Pariaman.

Pada tahun 2019 terdapat 5 Kabupaten/Kota yang TPAK berada

di bawah rata-rata provinsi yaitu Padang Pariaman, Pasaman Barat,

Padang, Solok dan Bukittinggi. Kemudian pada tahun 2020 terdapat 7

Kabupaten/Kota yang berada di bawah TPAK Provinsi yaitu, Pesisir

Selatan, Padang Pariaman, Pasaman Barat, Padang, Solok, Payakumbuh

dan Pariaman.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Provinsi Sumatera Barat

periode 2017-2020 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah angkatan

kerja di tahun 2020 masih di dominasi oleh laki-laki yang mencapai 1,63

juta orang dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar

82,08 persen dan angkatan kerja perempuan sebesar 1,14 juta orang

dengan TPAK 56,24 persen.70

70

BPS, Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2021, (Sumatera Barat: BPS Provinsi

Sumatera Barat, 2021), hlm. 133-134

Page 68: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

56

2. Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat

Persentase penduduk miskin berdasarkan Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Persentase Penduduk Miskin

Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020

No Kabupaten/Kota Tahun

2017 2018 2019 2020

1 Kep. Mentawai 14,67 14,44 14,43 14,35

2 Pesisir Selatan 7,79 7,59 7,88 7,61

3 Solok 9,06 8,88 7,98 7,81

4 Sijunjung 7,35 7,11 7,04 6,78

5 Tanah Datar 5,56 5,32 4,66 4,40

6 Padang Pariaman 8,46 8,04 7,10 6,95

7 Agam 7,59 6,76 6,75 6,75

8 Lima Puluh Kota 7,15 6,99 6,97 6,86

9 Pasaman 7,41 7,31 7,21 7,16

10 Solok Selatan 7,21 7,07 7,33 7,15

11 Dharmasraya 6,68 6,42 6,29 6,23

12 Pasaman Barat 7,26 7,34 7,14 7,04

13 Padang 4,74 4,70 4,48 4,40

14 Solok 3,66 3,30 3,24 2,77

15 Sawahlunto 2,01 2,39 2,17 2,16

16 Padang Panjang 6,17 5,88 5,60 5,24

17 Bukittinggi 5,35 4,92 4,60 4,54

18 Payakumbuh 5,88 5,77 5,68 5,65

19 Pariaman 5,20 5,03 4,76 4,10

Sumatera Barat 6,97 6,87 6,42 6,28

Penurunan - 0,1 0,45 0,14

Sumber: BPS Sumatera Barat 2017-2020

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penurunan persentase

penduduk miskin yang berada di Provinsi Sumatera Barat mengalami

fluktuasi. Pada tahun 2018 penurunan kemiskinan Sumatera Barat 0,1 dari

tahun sebelumnya dan terdapat 1 Kabupaten/Kota yang mengalami

kenaikan penduduk miskin dari pada tahun sebelumnya yaitu Sawah

Page 69: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

57

Lunto. Pada Tahun 2019 penurunan kemiskinan Sumatera Barat naik

menjadi 0,45 dan Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan kemiskinan

naik menjadi 2 wilayah yaitu pesisir selatan dan solok selatan. Kemudian

pada tahun 2020 penurunan kemiskinan turun menjadi 0,14.

Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu ada disetiap

negara, baik dalam bentuk kemiskinan yang sifatnya absolut maupun

kemiskinan relatif. Masalah kemiskinan ini harus diupayakan

penyelesaiannya, sebab jika tidak mampu diselesaikan maka akan menjadi

permasalahan yang dapat mengganggu aktivitas perekonomian. Al-

Qardhawi menjelaskan bahwa pandangan Islam tidak dapat dibenarkan

seseorang yang hidup di tengah masyarakat Islam, sekalipun di Ahl al-

Dzimma (warga negara non-muslim) menderita lapar, tidak berpakaian ,

menggelandang (tidak bertempat tinggal) dan ajaran Islam menyatakan

perang terhadap kemiskinan dan berusaha keras untuk membendungnya

serta mengawasi kemungkinan yang dapat menimbulkannya. Hal itu

dilakukan dalam rangka menyelamatkan akidah, akhlak dan perbuatan,

memelihara kehidupan rumah tangga , melindungi kestabilan serta

ketentraman masyarakat, di samping menwujudkan jiwa persaudaraan

antara sesama anggota masyarakat.71

71

Naerul Edwin Kiky Aprianto, Kemiskinan Dalam Perspektif Ekonomi Politik islam,

Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 8, no.2, 2017, hlm. 170-171

Page 70: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

58

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Dasar dalam menentukan normal atau tidak normalnya data dilihat dari

nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka data

terdistribusi normal. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka data tidak

terdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat pada grafik 4.1

sebagai berikut:

Gambar 4.2

Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai dari

probabilitas pada penelitian ini sebesar 0,540771 > 0,05 maka data

dalam penelitian ini terdistribusi normal.

b. Uji Heterokedastisitas

Pada uji heterokedastisitas jika nilai probabilitas < 0,05 maka data

terjangkit masalah heterokedatisitas, namun jika nilai probabilitas >

Page 71: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

59

0,05 maka data terbebas dari masalah heterokedastisitas. Uji

heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.620934 Prob. F(2,73) 0.5403

Obs*R-squared 1.271277 Prob. Chi-Square(2) 0.5296

Scaled explained SS 2.731003 Prob. Chi-Square(2) 0.2553

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Chi-Square yang

Obs*R-Squared sebesar 0.5296 > 0.05 maka dalam penelitian ini tidak

terjadi masalah heterokedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan hubungan anggota seri dari observasi yang

diurutkan berdasarkan time series atau cross section. Salah satu uji

yang dapat digunkan yaitu uji Breus Godfrey atau biasa diebut dengan

Langrage Multiplier, jika nilai Prob < 0,05 maka terjadi autokorelasi,

jika Prob > 0,05 maka terbebas dari autokorelasi. Regresi yang baik

adalah regresi yang tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.4

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.194085 Prob. F(2,71) 0.8240

Obs*R-squared 0.407810 Prob. Chi-Square(2) 0.8155

Page 72: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

60

Berdasarakan tabel 4.4 dapat dilihat nilai Prob. Chi-Square pada

Obs*R-Square sebesar 0,8155 > 0,05 maka dalam penelitian ini tidak

terjadi masalah autokorelasi.

4. Uji Kesesuaian model

Regresi data panel bisa dilakukan dengan tiga model diantaranya Common

Effect Model, Fixed Effect Model,dan Random Effect model. Oleh karena

itu hal awal yang harus dilakukan yaitu memilih model yang tepat dari

ketika model tersebut. Berikut hasil dari Common Effect Model, Fixed

Effect Model,dan Random Effect model.

Tabel 4.5

Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Panel Least Squares

Date: 08/26/21 Time: 18:50

Sample: 2017 2020

Periods included: 4

Cross-sections included: 19

Total panel (balanced) observations: 76 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -16.50338 4.145165 -3.981356 0.0002

TPAK 0.333818 0.060061 5.558002 0.0000 R-squared 0.294508 Mean dependent var 6.496316

Adjusted R-squared 0.284975 S.D. dependent var 2.490101

S.E. of regression 2.105609 Akaike info criterion 4.353050

Sum squared resid 328.0855 Schwarz criterion 4.414385

Log likelihood -163.4159 Hannan-Quinn criter. 4.377562

F-statistic 30.89139 Durbin-Watson stat 0.223181

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Olahan Eviews 9

Page 73: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

61

Tabel 4.6

Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect model

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Panel Least Squares

Date: 09/23/21 Time: 10:28

Sample: 2017 2020

Periods included: 4

Cross-sections included: 19

Total panel (balanced) observations: 76 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.91471 1.357187 8.042160 0.0000

TPAK -0.064129 0.019691 -3.256770 0.0019 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.987439 Mean dependent var 6.496316

Adjusted R-squared 0.983177 S.D. dependent var 2.490101

S.E. of regression 0.322975 Akaike info criterion 0.798448

Sum squared resid 5.841504 Schwarz criterion 1.411799

Log likelihood -10.34102 Hannan-Quinn criter. 1.043572

F-statistic 231.6942 Durbin-Watson stat 1.481563

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Olahan Eviews 9

Tabel 4.7

Hasil Regresi Data Panel Random Effect model

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 08/26/21 Time: 18:53

Sample: 2017 2020

Periods included: 4

Cross-sections included: 19

Total panel (balanced) observations: 76

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.10413 1.416078 7.135293 0.0000

TPAK -0.052364 0.019462 -2.690545 0.0088 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 1.977546 0.9740

Idiosyncratic random 0.322975 0.0260 Weighted Statistics R-squared 0.075645 Mean dependent var 0.528732

Page 74: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

62

Adjusted R-squared 0.063154 S.D. dependent var 0.364828

S.E. of regression 0.353120 Sum squared resid 9.227330

F-statistic 6.055818 Durbin-Watson stat 0.876992

Prob(F-statistic) 0.016193 Unweighted Statistics R-squared -0.099642 Mean dependent var 6.496316

Sum squared resid 511.3833 Durbin-Watson stat 0.015824

Sumber: Data Olahan Eviews 9

5. Estimasi Model Panel

Penentuan model analisis dalam data panel menggunakan 3 metode

pendekatan yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model dan Random

Effect Model dengan pengujian sebagai berikut:

a) Uji Chow

Pengujian ini digunakan untuk menentukan model CEM atau model

FEM yang paling sesuai dalam penelitian ini. Hasil uji Chow dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: MODEL_FEM

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 171.623082 (18,56) 0.0000

Cross-section Chi-square 306.149735 18 0.0000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Eviews 9

Dari hasil pengujian pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai

probabilitas 0.000 < 0.05 sehingga H0 ditolak dan menerima H1, sehingga

model yang digunakan adalah Fixed Effect model. Karena yang terpilih

adalah Fixed Effect model maka dilanjutkan dengan uji Hausman.

Page 75: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

63

b) Uji Hausman

Uji hausman digunakan untuk melihat metode mana yang tepat

digunakan. Jika nilai probabilitas jika > 0,05 maka mengikuti Random

Effect Model, Jika nilai probabilitas Chi-Square < 0,05 maka

mengikuti Fixed Effect Model. Hasil uji hausman dapat dilihat pada

tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: MODEL_REM

Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 15.458466 1 0.0001

Sumber: Hasil Pengolahan Data Eviews 9

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas 0,0001 < 0,05

sehingga model yang paling tepat digunakan adalah Fixed Effect

model. Karena pada penelitian ini saat uji chow dan uji hausman sama-

sama mendapatkan Fixed Effect model sebagai model yang terbaik.

Maka tidak perlu lagi melakukan uji Langrage Multiplier.

6. Pengujian model

a. Analisis Regresi data panel

Untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat dapat dilakukan dengan data panel. Hal ini

dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel tingkat partisipasi

angkatan kerja terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat. Hasil

Page 76: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

64

pengolahan data dengan model terpilih dalam penelitian ini sebagai

berikut.

Tabel 4.10

Hasil Regresi dari FEM

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Panel Least Squares

Date: 08/26/21 Time: 18:52

Sample: 2017 2020

Periods included: 4

Cross-sections included: 19

Total panel (balanced) observations: 76 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.91471 1.357187 8.042160 0.0000

TPAK -0.064129 0.019691 -3.256770 0.0019 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.987439 Mean dependent var 6.496316

Adjusted R-squared 0.983177 S.D. dependent var 2.490101

S.E. of regression 0.322975 Akaike info criterion 0.798448

Sum squared resid 5.841504 Schwarz criterion 1.411799

Log likelihood -10.34102 Hannan-Quinn criter. 1.043572

F-statistic 231.6942 Durbin-Watson stat 1.481563

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Eviews 9

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa variabel terikat

sebelum dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu sebesar 10.91471

persen dengan melihat hasil probabbilitas dengan α = 5%. Dapat

diketahui bahwa variabel bebas mengalami pengaruh yang signifikan

terhadap kemiskinan Karena nilai nilai probabilitas 0.0019 < 0.05.

Dari hasil regresi pada tabel 4.10 dapat ditulis persamaan

sebagai berikut:

Y = 10.91471 - 0.064129 + e

Page 77: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

65

1) Ketika b0 = 10.91471, apabila x = 0 atau tidak ada perubahan maka

Y meningkat sebesar 10.91471.

2) Ketika bx = (-0.064129), apabila terjadi kenaiakan variabel x

sebesar 1% maka variabel kemiskinan akan mengalami penurunan

sebesar 0.064129 dengan asumsi bahwa variabel lain bersifat

konstan.

a. Uji Signifikansi Simultan

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Prob (F-statistic)

sebesar 0,00 < 0,05 sehingga variabel tingkat partisipasi angkatan kerja

berpengaruh terhadap kemiskinan.

b. Uji Parsial atau Uji t

Berdasasrkan tabel 4.10 diketahui bahwa nilai Prob. Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 0,0019 < 0,05 sehingga menerima

H1 yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh terhadap

kemiskinan.

c. Uji koefisien determinasi (R-Squared)

Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa Nilai Adjusted R-Square sebesar

0,98 (98%) mengandung arti bahwa variasi kemiskinan dapat

dijelaskan oleh tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 98%.

Sedangkan sisanya 2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Maka R-Square dalam penelitian ini sudah termasuk baik karena diatas

50% dan dapat dikatakan sudah memiliki hubungan antar variabel

yang kuat.

Page 78: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

66

d. Analisis Temuan Pengaruh Tingkat partisipasi Angkatan Kerja Terhadap

Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Barat Periode 2017-2020

Untuk menjawab hipotesis penelitian, maka analisis hubungan

tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap kemiskinan di Provinsi

Sumatera Barat periode 2017-2020 dilakukan dengan regresi data panel

yang dilakukan dengan tiga metode estimasi model, yaitu pooled least

squared (PLS), Fixed Effect Model dan Random Effect Model.

Setelah mendapatkan hasil estimasi dari tiga model tersebut yang

terdiri dari PLS, Fixed Effect Model dan Random Effect Model, kemudian

untuk menentukan model yang akan dipilih dilakukan beberapa uji.

Beberapa uji yang dilakukan terdiri dari uji Chow, uji Hausman dan uji

Langrange Multiplier. Hasil uji chow menunjukan probabilitas 0,000 <

0,05 sehingga menerima Fixed Effect Model. Kemudian dilanjutkan

dengan uji Hausman dimana didapatkan nilai probabilitas 0,0001 < 0,05

sehingga model yang paling tepat digunakan adalah Fixed Effect model.

Hasil penelitian menunjukan pengaruh yang signifikan antara

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap kemiskinan. Secara

keseluruhan hasil regresi panel dengan Fixed Effect Model cukup bagus

dan memenuhi kriteria secara statistik dengan probabilitas 0,0019 dan R-

Squared 0.987439 yang artinya 98% kemiskinan dipengaruhi oleh Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja sedangkan 2% dipengaruhi oleh variabel lain.

analisis regresi dalam penelitian ini diperoleh persamaan:

Y = 10.91471 - 0.064129 + e

Page 79: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

67

Ketika b0 sebesar 10.91471, apabila x = 0 atau tidak ada

perubahan maka Y meningkat sebesar 10.91471. ketika bx = (-0.064129),

apabila terjadi kenaikan variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

sebesar 1% maka variable Kemiskinan mengalami penurunan sebesar

0.064129 dengan asumsi bahwa variabel lain bersifat konstan.

Selanjutnya untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dapat

dilihat koefisien estimasi menyatakan bahwa ada pengaruh negatif antara

Tingkat Partisipasi Angkatan kerja dengan kemiskinan (koefisien = -

0.064129, nilai p = 0.0019). Sehingga menerima H1 : Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja berpengaruh terhadap Kemiskinan. Kenaikan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja menyebabkan penurunan kemiskinan di

Provinsi Sumatera Barat. Dengan demikian peningkatan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja menyebabkan meningkatnya pendapatan

masyarakat.

Hasil temuan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Meyvi Rine Mirah, Paulus Kindengan, Ita Pingkan F. Rorong pada

jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah. Dimana didapatkan

hasil penelitian bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan kerja laki-laki dan

perempuan mempu memberikan pengaruh secara signifikan terhadap

kemiskinan di Sulawesi utara dan sesuai dengan harapan teoritik bahwa

Tingkat Partisipasi Angkatan kerja laki-laki dan perempuan mampu

Page 80: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

68

memberikan penurunan positif terhadap penurunan angka kemiskinan di

Provinsi Sulawesi Utara.72

Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja sebagai penentu kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat

periode 2017-2020 telah teruji secara empiris. Temuan penelitian ini

menekankan peran tenaga kerja, ketika angkatan kerja sudah memasuki

dunia kerja dengan tingkat penghasilan yang sudah disesuaikan dengan

pendidikan dan kemampuan yang mereka miliki maka pendapatan dari

angkatan kerja akan meningkat. Dengan pendapatan yang meningkat

tersebut membuat kesejahteraan keluarga juga meningkat, sehingga

mereka secara perlahan bisa keluar dari kemiskinan.

Qardhawi juga menggagas konsep pengentasan kemiskinan

menururt islam yang bertumpu pada berbagai instrumen salah satunya

dengan bekerja. Selain itu dalam gagasannya Qardhawi juga memberikan

gagasan mengenai solusi untuk mengatasi hambatan bagi orang fakir

miskin yang kesulitan menjalankan aktivitas pengentasan kemiskinan

dengan bekerja. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Qardhawi, dimana pada penelitian ini semakin banyak

orang yang bekerja maka kemiskinan juga akan mengalami penurunan.

Secara teoritis Semakin banyak yang bekerja dalam anggota

keluarga maka pendapatan atau penghasilan dari keluarga tersebut akan

72 Meyvi Rine Mirah, Paulus Kindengan, Ita Pingkan F. Rorong, Pengaruh Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Provinsi

Sulawesi Utara, Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah. Vol.21, No. 1, 2020, hlm.

90

Page 81: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

69

mengalami peningkatan. Dengan demikian semakin banyak keputusan

keluarga yang mengharuskan anak atau istri untuk bekerja akan

meningkatkan jumlah partisipasi angkatan kerja dan meningkatkan

pendapatan keluarga. Bagi perempuan profesi sebagai ibu rumah tangga

dan wanita pekerja adalah sebuah pilihan yang tidak selalu karena

kekurangan pendapatan, tetapi pada rumah tangga miskin adalah sebuah

keharusan bagi seorang istri untuk dapat berperan ganda dalam rumah

tangganya dengan mengalokasikan waktu untuk mengurus rumah tangga

dan bekerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Bagi rumah tangga miskin peran ganda perempuan dalam rumah

tangga memang merupakan keharusan untuk membantu meningkatkan

perekonomian rumah tangganya. Mereka merupakan angkatan kerja

wanita yang mayoritas terjun ke dunia kerja dengan bekal ijazah SD dan

SMA. Dimana angka partisipasi angkatan kerja wanita dengan

menggunakan ijazah ini merupakan porsi tertinggi.

Temuan tersebut sama seperti penelitian yang dilakukan oleh

Radhitiya Widyasworo dengan judul pengaruh pendidikan, kesehatan dan

angkatan kerja wanita terhadap kemiskinan di Kabupaten Gresik.

Didapatkan hasil bahwa angkatan kerja wanita memiliki pengaruh negatif

terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Gresik.73

73 Radhitiya Widyasworo, Analisis Pengaruh Pendidikan, Kesehatan, Dan Angkatan Kerja

Wanita Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Gresik (Studi Kasus 2016-2020), Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 1, No.3, hlm. 13

Page 82: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

70

Sumatera Barat kaya akan kekayaan alam sehingga banyak

masyarakat di Provinsi Sumatera Barat memanfaatkan sumber daya alam

yang ada tersebut. Hal ini dibuktikan dengan masih dominannya pekerja

yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di provinsi

Sumatera Barat. Sebanyak 935,13 ribu orang bekerja di sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan. Kemudian Sektor kedua terbanyak adalah sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang

tercatat sebanyak 493,16 ribu orang.

Hasil pada penelitian ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Awar Rasyadi dengan judul pengaruh produk domestik

bruto (PDB) dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) terhadap

kemiskinan di Indonesia. Dalam penelitian tersebut di dapatkan hasil

bahwa pada tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) tidak berpengaruh

signifikan terhadap kemiskinan. Hal ini terjadi karena tingkat partisipasi

angkatan kerja yang meningkat tanpa diimbangi dengan tercukupinya

lapangan pekerjaan yang memadai di daerah penelitian.74

Dalam Al-Quran Allah memerintahkan untuk mencari rizki-Nya

di dunia dan bekerja merupakan bentuk dari mencari rizki Allah di muka

bumi. Bahkan bekerja termasuk ibadah yang mulia dan pahalanya

disejajarkan dengan jihad di jalan Allah. Pengentasan kemiskinan dalam

Ekonomi Islam yang manjadi orientasinya adalah akhirat. Allah

74 Anwar Rasyadi, Skripsi: Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) dan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Terhadap Kemiskinan di Indonesia, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2019), hlm. 78

Page 83: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

71

menjelaskan bahwa selama seseorang itu berusaha dan bekerja keras pasti

Allah akan memberikan hasil yang setimpal. Sunatullah telah menetapkan

terhadap semua makhluk, bahwa rezki yang terkandung di dalam bumi,

bahan-bahan makanan yang telah disiapkan, semuanya itu tidak akan dapat

dicapai melaikan harus dengan bekerja keras. Allah pasti akan

memberikan rezki kepada hambanya yang mau berusaha di atas

permukaan bumi.

Dalam penentuan upah menurut Yusuf Qardhawi rujukannya

kesepakatan kedua belah pihak. Tapi tidak dibolehkannya untuk

mengeksploitasi kebutuhan yang lemah dengan memberikan upah dibawah

standar. Kemudian tidak boleh pula mengeksploitasi kebutuhan darurat

pekerja untuk membeli jerih payah dan cucuran keringatnya dengan upah

yang minim sehingga tidak dapat menghilangkan lapar.

Semakin tinggi upah dapat memicu penurunan tingkat

kemiskinan. Rata-rata upah atau gaji bersih sebulan menurut lapangan

pekerjaan utama di Provinsi Sumatera Barat yaitu pada sektor pertanian,

kehutanan, perikanan rata-rata upah sebulan Rp.1.985.847, sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor rata-rata

upah sebulan di Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp.2.776.216. Dengan

cukup besarnya rata-rata upah yang didapatkan pada berbagai sektor

tersebut sehingga menyebabkan kesejahteraan masyarakat juga meningkat.

Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rizki Dita Aprilia dengan judul pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah,

Page 84: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

72

pendidikan dan tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Jawa

Timur. Dari hasil penelitian tersebut di dapatakan bahwa upah

berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur.75

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Sumatera Barat

memang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tenaga kerja

yang berada di Provinsi Sumatera Barat masih di dominasi oleh

berpendidikan sekolah dasar (SD) kebawah yaitu sebanyak 31,39 persen.

Sedangkan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi yaitu diploma dan

universitas sebesar 17,77 persen.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) berkaitan erat

dengan tingkat pendidikan atau bisa dikatakan semakin tinggi tingkat

pendidikan yang ditamatkan maka semakin tinggi pula Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerjanya. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan yang ditamatkan, kesempatan untuk bisa masuk ke

pasar tenaga kerja menjadi lebih siap dan peluang masuk dunia usaha

semakin terbuka.

Tetapi kenyataannya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

pedesaan lebih tinggi dari pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) perkotaan untuk seluruh tingkat pendidikan yang ditamatkan. Hal

ini dikarenakan tenaga kerja pedesaan utamanya di sektor pertanian dan

informal sehingga membutuhkan pendidikan khusus. Jumlah tenaga kerja

yang diserap pada daerah pedesaan jauh lebih tinggi dari pada perkotaan

75

Rizki Dita Aprilia, pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah, pendidikan dan tingkat

pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur Tahun 2015-2020, Jurnal Ekonomi,

Vol.4, No.2, hlm. 15

Page 85: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

73

untuk jenjang pendidikan tidak sekolah atau tidak tamat SD dan SLTP.

Hal ini membuktikan bahwa meskipun pendidikan rendah tetapi masih

dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan hidup

melalui sektor informal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hastin Wulandari dimana tingkat pendidikan tidak

berpengaruh terhadap kemiskinan.

Menururt Imam Al-Ghazali kemiskinan merupakan

ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Ketidakmampuan memenuhi apa yang tidak dibutuhkan bukan merupakan

kemiskinan. Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk selalu

hidup secara berkecukupan. Karena Islam selalu mengajarkan kepada

umatnya untuk selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah.

Kemiskinan pada sejatinya tidak dapat dihilangkan, karena

menjadi sunatullah fil hayyah, walaupun dengan berbagai jenis kebijakan

dan program dengan sistem pemerintahan yang berbeda dari tahun ke

tahun, masalah kemiskinan tetap ada dan tidak dapat dihilangkan secara

total, akan tetapi masih bisa diminimalisir persentase kemiskinan diseluruh

wilayah dengan menggunakan berbagai kebijakan baik dilakukan oleh diri

sendiri maupun kebijakan dari pemerintah.

Begitu pula dengan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat

sendiri. Seperti yang diketahui sebelumnya jika kemiskinan di Provinsi

Sumatera Barat mengalami fluktuasi. Dengan angka kemiskinan yang

fluktuasi di Provinsi Sumatera Barat, maka sudah menjadi tugas utama

Page 86: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

74

bagi pemerintah dan pihak terkait dalam membuat program-program yang

mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sesuai dengan prinsip

pertumbuhan ekonomi dalam Islam yaitu mendorong pertumbuhan

ekonomi masyarakat dengan tujuan masyarakat akan mampu hidup secara

mandiri dan mampu memberikan kehidupan yang layak kepada

masyarakat lainnya. Disinilah fungsi dan Tingkat Partisipasi Angkatan

kerja yaitu dengan menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan

pelatihan-pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) agar masyarakat

mempunyai kemampuan untuk dapat bersaing. Hal tersebut secara

otomatis dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara perkapita

yang sekaligus dapat mengurangi angka kemiskinan.

Berdasarkan hasil temuan yang didapatkan dalam penelitian ini

tingkat partisipasi angkatan kerja berpengaruh terhadap kemiskinan

diharapkan pemerintah Sumatera Barat lebih mengoptimalkan

memberikan pelatihan-pelatihan karena jumlah pekerja yang bekerja di

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih dominan di Provinsi

Sumatera Barat. Pelatihan tersebut diharapkan nantinya dapat

meningkatkan kemampuan masyarakat serta juga meningkat hasil

produksi di berbagai sektor tersebut. Dengan hasil produksi yang

meningkat tentunya juga akan meningkatkan pendapatan masyarat.

Sehingga kemiskinan yang berada di Sumatera Barat lebih cepat

mengalami penurunan.

Page 87: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

75

Pemenuhan hak masyarakat miskin atas pekerjaan dan

pengembangan usaha yang layak dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Meningkatkan efektivitas dan kemempuan kelembagaan pemerintah

dalam menegakan hubungan industrial yang manusiawi dan harmonis

b. Meningkatkan kemitraan global dalam rangka memperluas

kesempatan kerja dan meningkatkan perlindungan kerja

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat miskin

dalam mengembangkan kemampuan kerja dan berusaha

d. Melindungi pekerja baik laki-laki maupun perempuan untuk

memjamin keberlangsungan, keselamatan dan keamanan kerja

e. Mengembangkan kelembagaan masyarakat miskin dalam

meningkatkan posisi tawar dan efisiensi usaha

Page 88: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk menjawab hipotesis penelitian, maka analisis hubungan

tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera

Barat periode 2017-2020 dilakukan dengan regresi data panel yang dilakukan

dengan tiga metode estimasi model, yaitu pooled least squared (PLS), Fixed

Effect Model, dan Random Effect Model.

Setelah mendapatkan hasil estimasi dari tiga model tersebut yang

terdiri dari PLS, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model, kemudian

untuk menentukan model yang akan dipilih dilakukan beberapa uji. Beberapa

uji yang dilakukan terdiri dari uji Chow, uji Hausman dan uji Langrange

Multiplier. Hasil uji chow menunjukan probabilitas 0,000 < 0,05 sehingga

menerima Fixed Effect Model. Kemudian dilanjutkan dengan uji Hausman

dimana didapatkan nilai probabilitas 0,0001 < 0,05 sehingga model yang

paling tepat digunakan adalah Fixed Effect model.

Berdasarkan hasil pengolahan data Fixed Effect Model dapat

diperoleh kesimpulan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukan

pengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Sumatera Barat. Hal tersebut

didukung dengan uji signifikan simultan (uji statistik f). Pada uji signifikan

simultan (uji statistic f) diperoleh hasil sebesar 0,00 < 0,05 sehingga variabel

tingkat partisipasi angkatan kerja berpengaruh terhadap kemiskinan. Pada uji

parsial/ uji t nilai Prob. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 0,0019 <

Page 89: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

77

0,05 sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh terhadap

kemiskinan.

Pada penelitian ini diperoleh hasil R-Square 0,98 atau 98% yang

berarti bahwa variabel bebas dalam penelitin ini mampu menjelaskan variasi

dari variabel terikat sebesar 98%. Sedangkan sisanya 2% akan dijelaskan oleh

variabel-variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Dalam kata

lain dapat disimpulkan antara Tingkat partisipasi angkatan kerja dan

kemiskinan memiliki hubungan yang kuat.

Hal ini dapat dilihat apabila tingkat partisipasi angkatan kerja

bertambah sebesar 1 persen, maka kemiskinan akan mengalami penurunan

sebesar 0.064129. sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja memiliki

kontribusi terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat.

Temuan penelitian ini menekankan peran tenaga kerja, ketika

angkatan kerja sudah memasuki dunia kerja dengan tingkat penghasilan yang

sudah disesuaikan dengan pendidikan dan kemampuan yang mereka miliki

maka pendapatan dari angkatan kerja akan meningkat. Dengan pendapatan

yang meningkat tersebut membuat kesejahteraan keluarga juga meningkat,

sehingga mereka secara perlahan bisa keluar dari kemiskinan.

Semakin banyak yang bekerja dalam anggota keluarga maka

pendapatan atau penghasilan dari keluarga tersebut akan mengalami

peningkatan. Dengan demikian semakin banyak keputusan keluarga yang

mengharuskan anak atau istri untuk bekerja akan meningkatkan jumlah

partisipasi angkatan kerja.

Page 90: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

78

Sektor yang paling banyak tenaga kerjanya di Provisni Sumatera

Barat yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di provinsi

Sumatera Baratdan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil

dan sepeda motor.

Page 91: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

79

B. Saran

Tingkat partisipasi angkatan kerja mempunyai pengaruh terhadap

kemiskinan di Sumatera Barat. Hal ini disebabkan karena Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja mempunyai peranan penting terhadap kemiskinan. Oleh sebab

itu pemerintah dan pihak terkait dapat membuat program-program yang

mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sesuai dengan prinsip

pertumbuhan ekonomi dalam Islam yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi

masyarakat dengan tujuan masyarakat akan mampu hidup secara mandiri dan

mampu memberikan kehidupan yang layak kepada masyarakat lainnya, serta

memberikan pelatihan-pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) agar

masyarakat mempunyai kemampuan untuk dapat bersaing.

Pemenuhan hak masyarakat miskin atas pekerjaan dan

pengembangan usaha yang layak dilakukan dengan:

a. Meningkatkan efektivitas dan kemampuan kelembagaan pemerintah dalam

menegakan hubungan industrial yang manusiawi dan harmonis

b. Meningkatkan kemitraan global dalam rangka memperluas kesempatan

kerja dan meningkatkan perlindungan kerja

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat miskin dalam

mengembangkan kemampuan kerja dan berusaha

d. Melindungi pekerja baik laki-laki maupun perempuan untuk memjamin

keberlangsungan, keselamatan dan keamanan kerja

e. Mengembangkan kelembagaan masyarakat miskin dalam meningkatkan

posisi tawar dan efisiensi usaha

Page 92: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

80

Sementara itu untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut

mengenai kemiskinan mengingat masih banyak kekurangan dalam penelitian

ini, diharapkan penelitian selanjutnya mampu melakukan penelitian yang

serupa dengan menambahkan beberapa variabel lainnya dan memberi

perbaikan pada penelitian selanjutnya.

Page 93: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

81

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin. 2019. Skripsi: Analisi pengaruh Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) dan Tingkat Pengangguran Terhadap Kemiskinan di

Indonesia Tahun 2014-2017 (studi kasus: 34 provinsi). Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah

Ansofino. 2016. Buku Ajar Ekonometrika. Yogyakarta: CV Budi Utama

Arikunto, Suharmis. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Bank, Worl. 2003. Dasar, Dasar Analisis Kemiskinan. Edisi Terjemahan.

Jakarta: Badan Pusat Statistik

Baroroh, Ali. 2008. Trik-Trik Analisis Statistik. Jakarta: PT Alex Media

Komputindo

Chandrarin. 2017. Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif.

Yogyakarta: Salemba Empat

Dealirnove. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga

Depdikbud. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Erfit, Armidi. 2018. Yulmardi, Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

dan Indeks Harga Konsumen Terhadap Upah Minimum Provinsi

Jambi. Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Vol. 7. No.

1, hlm. 40

Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif

Indonesia. Yogyakarta: UU STIM YKPM

Firdaus. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Riau: Dotplus Publisher

Page 94: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

82

Gatiningsih. 2017. Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sumedang: Fakultas

Manajemen Pemerintahan IPDN

Gombert, Thomas. 2010. Akademie Soziale Demokratie. Terj. Ivan A. Hadar.

Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung (FES)

Hendri, Suryani. 2016. Metode Riset Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia Group

Huda, Nurul. 2015. Ekonomi Pembangunan Islam. Jakarta: Pranadamedia

Group

Indraddin. 2016. Strategi dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Deepublish

Jhingan. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja

Grafindo

Keynes, John M. 1991. The General Theory of Employment, Interest and

Money. Terj. Willem H. Makaliwe. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Kosim, Abu. 2011. Kualitas Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga

Kuncoro, Mudrajat. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan

Kebijakan. Jakarta: YKPN,

Kusnendi. 2009. Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Alam. Jakarta:

Universitas Terbuka

Lestari, Diyah Ayu. 2020. Skripsi: Analisis Pengaruh ZIS Kemiskinan dan

Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Indeks

Pembangunan Manusia Sebagai Variabel Intervening di Indonesia

Periode 2015-2019. Salatiga: IAIN Salatiga

Page 95: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

83

Luth, Thohir. 2010. Antara Perut dan Etos Kerja dalam Perspektif Islam.

Jakarta: Gema Insani

Malthus, Thomas Robert. 2015. An Essay On The Principle Of Population,

Terj. Setio. Yogyakarta: Universitas Jaya

M, Ujang Syahrul. 2009. Pengaruh Anggaran Belanja Bidang Kesejahteran

Rakyat Pendayagunaan ZIS dan PDRB Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi. Vol.1. No. 4. hlm. 27

Nurdin, Ismail. 2019. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat

Cendekia

Ovan. 2020. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian Berbasis

Web. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmad Cendekia Indonesia

Palikhah, Nur. 2016. Konsep Kemiskinan Kultural, Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol.

15. No. 30. hlm. 11

Parmadi, Selamet Rahmadi. 2019. Pengaruh Ketimpangan Pendapatan dan

Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Antar Pulau di

Indonesia. Jurnal Paradigma Ekonomika. Vol. 14. No. 2. hlm. 65

Pingkan, Ita. 2020. Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Provinsi Sulawesi

Utara. Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah, Vol.

21, No. 1

Rasyadi, Anwar. 2019. Skripsi: Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) dan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Terhadap Kemiskinan

di Indonesia. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Page 96: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

84

Remi,Sutyastie Soemitro. 2018. Kemiskinan dan ketidak merataan di

Indonesia. Yogyakarta: CV Budi Utama

Riyanto, Slamet. 2020. Metode Riset Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: CV

Budi Utama

Romanda, Reza. 2020. Analisis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di

Provinsi Bengkulu (2010-2019). Jurnal Akuntansi dan Ekonomi.

Vol. 10. No. 1. hlm. 110

Rowntree, Seebohm. 1997. Poverty A Study Of Town Life. Terj. Lawang.

Jakarta: PT Gramedia

Rusli, Hardijan. 2008. Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sarsi, Wisna. 2014. Pengaruh Tingkat Upah dan Pertumbuhan Ekonomi

Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Riau.

Jom Fekom. Vol. 1. No. 2, hlm. 7

Sabri, Mulyadi. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif

Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sari, Nia. 2015. Pengolahan dan Analisa Data Statistika dengan SPSS.

Yogyakarta: CV Budi Utama

Sari, Winsy. 2019. Pengaruh Tingkat Upah, Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Riau. Vol. 2. No.

1, hlm. 15

Simanjuntak, Payaman. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Mannusia.

Jakarta: LPFEUI

Page 97: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

85

Siregar. 2006. Perbaikan Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong

Investasi dan Menciptakan Lapangan Kerja. Jurnal Ekonomi

Politik dan Keuangan. Vol. 2. No. 4. hlm. 45

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Smith, Adam. 2019. The Wealth of Nations, Terj. Haz Algebra. Jakarta:

Global Indo Kreatif

Suparkan, Parsudi. 2003. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Sumarni, Murti. 2014. Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan.

Yogyakarta: Liberty,

Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodelogi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: Pustaka Baru Perss

Tambunan, Tulus. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia. Jakarta:

Salemba Empat

Todaro, Michael P. 2009. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:

Erlangga

Tjipto, Herijanto. 1996. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan

Nasional. Jakarta: LPFE Universitas Indonesia

Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta: Rajawali Pers,

Yasin, Hasbi. 2017. Spatial Data Panel. Ponorogo: Wade Group

Page 98: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

86

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.620934 Prob. F(2,73) 0.5403

Obs*R-squared 1.271277 Prob. Chi-Square(2) 0.5296

Scaled explained SS 2.731003 Prob. Chi-Square(2) 0.2553

c. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.194085 Prob. F(2,71) 0.8240

Obs*R-squared 0.407810 Prob. Chi-Square(2) 0.8155

Page 99: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

87

2. Uji Kesesuaian Model

a. Hasil Regresi data panel Common Effect Model

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Panel Least Squares

Date: 08/26/21 Time: 18:50

Sample: 2017 2020

Periods included: 4

Cross-sections included: 19

Total panel (balanced) observations: 76 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -16.50338 4.145165 -3.981356 0.0002

TPAK 0.333818 0.060061 5.558002 0.0000 R-squared 0.294508 Mean dependent var 6.496316

Adjusted R-squared 0.284975 S.D. dependent var 2.490101

S.E. of regression 2.105609 Akaike info criterion 4.353050

Sum squared resid 328.0855 Schwarz criterion 4.414385

Log likelihood -163.4159 Hannan-Quinn criter. 4.377562

F-statistic 30.89139 Durbin-Watson stat 0.223181

Prob(F-statistic) 0.000000

b. Hasil Regresi data panel Fixed Effect Model

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Panel Least Squares

Date: 09/23/21 Time: 10:28

Sample: 2017 2020

Periods included: 4

Cross-sections included: 19

Total panel (balanced) observations: 76 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.91471 1.357187 8.042160 0.0000

TPAK -0.064129 0.019691 -3.256770 0.0019 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.987439 Mean dependent var 6.496316

Adjusted R-squared 0.983177 S.D. dependent var 2.490101

S.E. of regression 0.322975 Akaike info criterion 0.798448

Sum squared resid 5.841504 Schwarz criterion 1.411799

Log likelihood -10.34102 Hannan-Quinn criter. 1.043572

F-statistic 231.6942 Durbin-Watson stat 1.481563

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 100: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

88

c. Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 08/26/21 Time: 18:53

Sample: 2017 2020

Periods included: 4

Cross-sections included: 19

Total panel (balanced) observations: 76

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.10413 1.416078 7.135293 0.0000

TPAK -0.052364 0.019462 -2.690545 0.0088 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 1.977546 0.9740

Idiosyncratic random 0.322975 0.0260 Weighted Statistics R-squared 0.075645 Mean dependent var 0.528732

Adjusted R-squared 0.063154 S.D. dependent var 0.364828

S.E. of regression 0.353120 Sum squared resid 9.227330

F-statistic 6.055818 Durbin-Watson stat 0.876992

Prob(F-statistic) 0.016193 Unweighted Statistics R-squared -0.099642 Mean dependent var 6.496316

Sum squared resid 511.3833 Durbin-Watson stat 0.015824

3. Estimasi Model Panel

a. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: MODEL_FEM

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 171.623082 (18,56) 0.0000

Cross-section Chi-square 306.149735 18 0.0000

Page 101: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

89

b. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: MODEL_REM

Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 15.458466 1 0.0001

4. Analisis Regresi Data Panel

a. Hasil Regresi dari FEM

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Panel Least Squares

Date: 08/26/21 Time: 18:52

Sample: 2017 2020

Periods included: 4

Cross-sections included: 19

Total panel (balanced) observations: 76 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.91471 1.357187 8.042160 0.0000

TPAK -0.064129 0.019691 -3.256770 0.0019 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.987439 Mean dependent var 6.496316

Adjusted R-squared 0.983177 S.D. dependent var 2.490101

S.E. of regression 0.322975 Akaike info criterion 0.798448

Sum squared resid 5.841504 Schwarz criterion 1.411799

Log likelihood -10.34102 Hannan-Quinn criter. 1.043572

F-statistic 231.6942 Durbin-Watson stat 1.481563

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 102: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

90

Page 103: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

91

Page 104: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

92

Page 105: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …

93

RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama Fiyola Alija Rahmi dengan

panggilan Ola lahir di Jorong Kampung

Tampang Nagari Ganggo Mudiak Kecamatan

Bonjol Kabupaten Pasaman pada tanggal 19

Desember 1999. Anak pertama dari pasangan

Ali Jasman dan Gusri Epi. Penulis memiliki satu

adik perempuan yang bernama Iva Tasya

Syahira dan satu adik laki-laki yang bernama

Muhammad Fadil.

Penulis mengawali pendidikan awal di

SDN 08 Ganggo Mudiak pada tahun 2005,

kemudian dilanjutkan ke pendidikan Madrasah Tsanawiyah tahun 2011 di MTsN 1

Bonjol, dan pendidikan menengah atas tahun 2014 di SMAN 1 Bonjol. Melalui proses

SPAN-PTKIN pada tahun 2017 penulis diterima di IAIN Bukittinggi pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam prodi Ekonomi Islam.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha serta

dukungan dan doa restu dari orang tua, dosen, dan orang-orang terdekat, penulis telah

menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan tugas akhir skripsi inii

mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia perekonomian.