PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …
Transcript of PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …
890 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA POLRES BINJAI SUMUT
Emi Wakhyuni, Nurafrina Siregar, Lidya Ningsih Universitas Pembangunan Pancabudi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Medan
Alamat Korespondensi : Jalan Jend. Gatot Subroto Km 4,5 (061) 30106056 Fax. (061) 8458077
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan badan hukum yang dibentuk untuk pengamanan
Negara. Di Indonesia ini memiliki 33 provinsi, maka terbagi pula suatu pengamanan Negara
disetiap Provinsi. Untuk daerah Sumatera Utara yang berkotakan Medan, Markas Besar atau Polda
yang di kepalai oleh Kapolda (Kepala Kepolisisan Daerah) memiliki banyak anak instansi atau
Polres di bawah naungannya, salah satunya adalah Polres Binjai. Berdirinya Polres Binjai berawal
pada tahun 2002 Bulan Oktober, setelah terjadi pemekaran pada Polres Langkat, maka terbentuklah
Polres Binjai dengan 5 Polsek jajaran dan ditambah 3 Polsek wilayah Pemkab Langkat yang masuk
dalam wilayah Hukum Polres Binjai yaitu : Polsek Binjai Kota, Polsek Binjai Utara, Polsek Binjai
Selatan,Polsek Binjai Timur, Polsek Binjai Barat, Polsek Sei Bingai ( Kab. Langkat ), Polsek Selesai
(Kab. Langkat ) dan Polsek Binjai ( Kab. Langkat ) . Polres Binjai memiliki 753 personil dengan
Perwira 75 orang, Brigadir 635 orang dan PNS 43 orang. Setiap Polres memiliki peran dan
tanggung jawab masing-masing instansi, terutama terhadap beban kerja yang diberikan. Otomatis
tingkat stres kerja yang dimiliki berbeda tergantung pada beban kerja. Dengan demikian, penelitian
ini untuk menguji pengaruh sumber stres kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja anggota Polres
Binjai di Binjai. Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat survey. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh personil Polres Binjai. Pemilihan sampel dengan menggunakan
simple random sampling dengan jumlah responden 70 orang yaitu 10% dari jumlah keseluruhan
personil. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik pengumpulan data
dengan menyebar kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda dengan bantuan Statistical Package For Social Science 16 (SPSS 16).
Kata kunci: disiplin kerja, kinerja, stres kerja,
1. PENDAHULUAN
Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih
secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan kepada orang banyak.
Peran manusia dalam organisasi sebagai sumber daya manusia memegang peran penting sebagai
penentu hidup matinya suatu organisasi, karena setiap individu yang ada menjadi penggerak dan
penentu jalannya organisasi. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus
diperhatikan oleh setiap instansi, terutama bila mengingat bahwa instansi pemerintah yang
berhubungan dengan pelayanan publik. Tetapi, menjalankan perintah atau sebagai suatu penggerak
bukanlah hal yang begitu saja mudah dilakukan, ada beberapa faktor yang sering menjadi suatu
penghambat atau penghalang salah satunya ialah stres kerja dan tingkat kedisiplinan yang tinggi.
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani
masyarakat memiliki kedudukan penting baik dari segi perlindungan maupun tugasnya yang sangat
penting, sehingga menyebabkan anggota kepolisian dituntut untuk kesetiaan dan ketaatan secara
maksimal dalam menjalankan tugasnya. Bersikap siaga dan memberi pelayanan serta
instruksi/perintah dari pimpinan menjadi suatu kewajiban yang sudah wajib dikerjakan setiap
harinya.
Dalam kegiatan rutinitas para anggota mulai dari apel pagi, pengaturan anak sekolah, kembali
pada kegiatan pelayanan / kegiatan rutinitas sampai pada apel sore serta penjagaan piket setiap
harinya sesuai jadwal yang telah ditentukan. Semua dilaksanakan pada tindakan disiplin, dalam
pengawasan dilakukan oleh Provos. Adapaun bagian dalam Polres Binjai yaitu Sat Binmas, Sat
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 891
Reskrim, Sat Narkoba, Sat Shabara, dan Sat lantas. Seluruh Satuan memiliki tugas dan tanggung
jawab yang berbeda, dalam tugas tersebut juga memiliki tingkat stres yang berbeda pula yang
ditentukan berdasarkan tugas pokok masing-masing satuan. Kondisi itu bila tidak disikapi dan
dikelola dengan baik oleh setiap anggota polisi maka dapat menimbulkan masalah baik untuk diri
sendiri maupun instansi. Diluar dari itu semua anggota Polisi tetap harus dituntut untuk melakukan
dan memberikan Kinerja yang sempurna/maksimal. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih
penilitian ini dengan judul Pengaruh Sumber-sumber Stres Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Anggota Polres Binjai di Binjai. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh sumber-sumber stres kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja anggota secara Parsial dan
Simultan.
Robbins & Judge (2013:368) menyatakan stress is a dynamic condition in which an individual
is confronted with an opportunity, demand, or resource related to what the individual desires and for
which the outcome is perceived to be both uncertain and important (stres adalah suatu kondisi
dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait
dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting).
Suwatno (2011:255) menyatakan bahwa stres kerja dapat timbul jika tuntutan pekerjaan tidak
seimbang dengan kemampuan untuk memenuhi tuntutannya tersebut sehingga menimbulkan stres
kerja dengan berbagi taraf. Uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu
kondisi yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap pegawai dalam
melaksanakan tugasnya dalam organisasi. Keberadaan stres kerja yang dialami oleh anggota tentu
saja tak dapat dipisahkan dari sumber-sumber penyebab stres kerja tersebut. Robbins menyatakan,
sumber stres kerja yang dialami oleh seorang karyawan setidaknya ada 3 (Robbins, 2007:372).
Sumber stres kerja tersebut adalah:
a. Tuntutan tugas. Merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan seseorang. Faktor ini mencakup
desain pekerjaan individu itu (otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan tata
letak fisik. Makin banyak kesaling-tergantungan antara tugas seseorang dengan tugas orang lain,
maka makin potensial untuk terjadi stres. Pekerjaan dimana suhu, kebisingan, atau kondisi kerja yang
berbahaya dan sangat tidak diinginkan dapat menimbulkan kecemasan. Demikian juga bekerja dalam
suatu ruangan yang di penuhi dengan berkas, permasalahan dan pelayanan dalam situasi yang dimana
timbul masalah secara terus menerus. Secara lebih spesifik, tuntutan tugas masih dipengaruhi oleh
beberapa variabel. Variabel-variabel tersebut meliputi:
1) Ketersediaan sistem informasi
2) Kelancaran pekerjaan
3) Wewenang untuk melaksanakan pekerjaan
4) Peralatan yang digunakan dalam menunjang pekerjaan
5) Banyaknya pekerjaan yang harus dilaksanakan
b. Tuntutan peran. Tuntutan peran yakni stres kerja yang berhubungan dengan tekanan yang
diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi
tertentu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang hampir pasti tidak dapat diwujudkan atau
dipuaskan. Jika hal itu sampai terjadi pada anggota maka dapat dipastikan anggota akan mengalami
ketidakjelasan mengenai apa yang harus dikerjakan. Pengukuran variabel tuntutan peran terdiri dari:
1) Kesiapan anggota dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
2) Perbedaan antara pimpinan dengan anggota berkaitan dengan tugas harus dilaksanakan
3) Keterbatasan waktu dalam melaksanakan pekerjaan
4) Beban pekerjaan yang berat
c. Tuntutan pribadi. Tuntutan pribadi yaitu stres kerja yang terkait dengan tekanan yang diciptakan
oleh anggota lain atau rekan kerja. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan kerja dan hubungan
antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, terutama antar anggota dengan
kebutuhan sosial yang tinggi. Pengukuran variabel tuntutan pribadi terdiri dari:
1) Hubungan dengan Pimpinan
2) Hubungan dengan sesama anggota
3) Hubungan dengan keluarga
4) Pengawasan yang dilakukan pimpinan (atasan)
5) Keahlian pengawas dalam mengawasi pekerjaan
892 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
d. Kebebasan. Kebebasan yang diberikan kepada anggota belum tentu merupakan hal yang
menyenangkan. Ada sebagian anggota yang justru dengan adanya kebebasan membuat mereka
merasa ketidakpastian dan ketidakmampuan dalam bertindak. Hal ini dapat merupakan sumber stres
bagi seseorang.
e. Kesulitan. Kesulitan-kesulitan yang dialami dirumah, seperti ketidak- cocokan suami istri
masalah keuangan, perceraian dapat mempe-ngaruhi kinerja seseorang dan merupakan sumber
stres bagi seseorang.
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau
pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”. Menurut Fathoni (2009:172),
disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial
yang berlaku. Sedangkan H. Simamora (2006:610) menyatakan bahwa :”Disiplin adalah prosedur
yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan dan prosedur. Disiplin
merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksaan yang teratur serta menunjukkan tingkat
kesungguhan tim kerja didalam suatu organisasi”. Menurut Sondang P.Siagian (2008: 304) dikatakan
bahwa terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan korektif.
a. Pendisiplinan Preventif.
Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para anggota untuk taat
kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya
melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari
setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para anggota berperilaku negatif.
b. Pendisiplinan Korektif.
Jika ada anggota yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang
berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner.
Berat atau ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang telah terjadi.
Artinya pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung anggota yang bersangkutan, diteruskan
kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir pengenaan sanksi tersebut diambil oleh
pejabat pimpinan yang memang berwenang untuk itu, Kapolres misalnya pada Instansi ini.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja pegawai
merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau
sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik
yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien.
Menurut Alfred R. Lateiner dalam Imam Soedjono (2006: 67), umum-nya disiplin kerja dapat diukur
dari 3 indikator yaitu :
1.Disiplin waktu
Disiplin waktu disini diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang menunjukkan ketaatan terhadap
jam kerja yang meliputi : kehadiran dan kepatuhan pegawai pada jam kerja, pegawai melaksanakan
tugas dengan tepat waktu dan benar.
2.Disiplin Peraturan dan Berpakaian
Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi dapat
dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari anggota terhadap komitmen yang telah
ditetapkan tersebut. Kesetiaan disini berarti taat dan patuh dalam melaksanakan perintah dari atasan
dan peraturan, tata tertib yang telah ditetapkan, serta ketaatan anggota dalam menggunakan
kelengkapan pakaian seragam kepolisian dari instansi.
3. Disiplin Tanggung Jawab Kerja
Salah satu wujud tanggung jawab anggota adalah penggunaan dan pemeliharaan peralatan
yang sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan lancar. Serta adanya
kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang polisi
penegak hukum.
Kinerja apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian
performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak
bertentangan dengan moral dan etika (Rivai & Basri, 2006; 309). Dilihat dari sudut pandang
ahli yang lain, Stephen Robbins yang diterjemahkan dalam Harbani Pasolong “Kinerja adalah
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 893
hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dibandingkan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya,” Milner dalam Sutrisno (2011: 172), mengemukakan secara
umum dapat dinyatakan empat aspek dari kinerja, yaitu sebagai berikut :
1) Kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu, dan ketepatan
dalam melakukan tugas.
2) Kuantitas yang dihasilakan, berkenaan dengan beberapa jumlah produk atau jasa yang
dapat dihasilkan.
3) Waktu kerja, menerangakan akan jumlah absen, keterlambatan, serta masa kerja yang
telah dijalani individu pegawai tersebut.
4) Kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau menghambat usaha
dari teman sekerjanya.
2. METODE
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan penelitian
maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol gejala, Rusiadi (2013 : 14). Penelitian ini dilakukan pada Polres Binjai yang beralamat
di Jalan Sultan Hasanuddin No.1 Binjai. Jadwal penelitian yang penulis lakukan di mulai dari bulan
November 2016 sampai dengan Februari 2017. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang
ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dibatasi
sebagai jumlah kelompok atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota Polres Binjai sebanyak ± 700 personil. Teknik
penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel Probability Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk menjadi sampel. Oleh karena itu, penulis membuat penetapan sampel
berdasarkan setiap Fungsi yang ada di dalam instansi dengan jumlah sebanyak 70 anggota/responden,
dimana pengambilan jumlah ini yaitu 10 % dari 700 = 70 responden.
Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Kuesioner atau Angket. Pengertian
metode angket menurut Arikunto (2006:151) “Angket adalah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi
atau hal-hal yang ia ketahui”. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
kuantitatif melalui perhitungan statistik dengan menggunakan metode regresi linear
berganda (multiple Regression). Metode kuantitatif yaitu metode penulisan dengan cara
menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa, dan menginter-prestasikan data sehingga
menjadi kesimpulan dalam analisis. Metode kuantitatif adalah untuk mengetahui pengujian
: Uji Validasi, Uji Realibilitas (kehandalan). Selain itu juga dilakukan Uji asumsi klasik
adalah pengujian asumsi-asumsi yang harus dipenuhi data analisis regresi linier berganda
yang berbasis ordinary least square (OLS) yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji
Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui
hubungan dalam organisasi adalah dengan model persamaan analisis regresi linier berganda
adalah sebagai berikut : Y = α + b1x1 + b2x2 + €
Pengujian hipotesis menggunakan Uji Serempak F, Uji Parsial (t). Selanjutnya untuk melihat
seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial digunakan koefisien determinasi (Kd) dengan rumus sebagai berikut :
Kd = r2 x 100%
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data karaktersitik responden dalam tabel dibawah ini menyajikan beberapa informasi umum
mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan. Informasi yang disajikan antara lain jenis
kelamin jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa jabatan.
894 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Tabel 3.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)
Jenis Kelamin:
1. Laki-laki
2. Perempuann
57
13
81,42
18,58
Karakterisitik responden berdasarkan tingkat pendidikan :
Tabel 3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)
Tingkat Pendidikan
1. SMA
2. D-3
3. S-1
53
3
14
75,71
4,29
20
Karakterisitik responden berdasarkan masa jabatan :
Tabel 3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Jabatan
Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)
Masa Jabatan
1. < 10 tahun
2. > 10 tahun
38
32
54,28
45,72
Adapun hasil dari uji validditas yang dilakjukan terhdapa masing-masing variabel akan
ditampilkan pada tabel-tabel berikut :
Tabel 3.4
Uji Validitas Variabel X1 (Stres Kerja)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 34.6429 25.537 .335 .694
Butir 2 33.7857 25.910 .440 .680
Butir 3 34.0571 26.373 .369 .690
Butir 4 33.8714 25.418 .426 .680
Butir 5 34.6714 24.572 .303 .704
Butir 6 34.2857 26.207 .366 .689
Butir 7 34.1714 23.361 .516 .661
Butir 8 34.3429 24.750 .347 .693
Butir 9 34.7000 24.706 .303 .704
Butir 10 33.9857 25.898 .391 .686
Tabel 3.5
Uji Validitas Variabel X2 (Disiplin Kerja)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 895
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 38.9571 18.650 .732 .891
Butir 2 38.7143 20.207 .568 .901
Butir 3 38.8857 18.393 .694 .894
Butir 4 38.7714 18.730 .698 .893
Butir 5 38.8000 19.757 .562 .901
Butir 6 38.8286 18.898 .709 .892
Butir 7 38.9714 17.970 .761 .889
Butir 8 38.7857 19.069 .692 .894
Butir 9 38.8857 19.523 .610 .899
Butir 10 38.8143 19.951 .583 .900
Tabel 3.6
Uji Validitas Variabel Y (Kinerja)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Butir 1 39.8857 11.088 .356 .725
Butir 2 39.9571 11.114 .349 .726
Butir 3 39.9857 11.058 .346 .727
Butir 4 39.9857 10.710 .320 .735
Butir 5 39.9000 11.164 .455 .713
Butir 6 40.0286 10.434 .483 .706
Butir 7 39.9857 10.855 .461 .711
Butir 8 40.0857 10.572 .459 .709
Butir 9 40.1143 10.653 .446 .712
Butir 10 39.9286 11.198 .367 .724
hasil uji reliabititas secara rinci ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas (X1) Stres Kerja
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas (X2) Disiplin Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.710 10
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.905 10
896 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Tabel 3.9 Uji Reliabilitas (Y) Kinerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.740 10
Uji asumsi klasik dilakukan dengan Uji Normalitas yang digunakan untuk melihat normalitas
model regresi. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3 1 Uji Normalitas (Histogram)
Sumber : Hsum
Gambar 3.2 PP Plot Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen penelitian, Apabila nilai tolerance > 1 dan VIF <
10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel independen dan sebaliknya
(ghozali,2006). Pada tabel 4.10 di atas terlihat bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki
nilai VIF diatas 10, dan tidak ada juga yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,1.
Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikoliniearitas
antar variabel indenpenden tersebut.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 897
Tabel 4.10 Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Zero-order Partial Part
Tolerance VIF
1 (Constant) 26.947 4.699 5.735 .000
x1 -.022 .068 -.034 -.327 .744 -.175 -.040 -.033 .938 1.066
x2 .425 .077 .568 5.512 .000 .576 .559 .550 .938 1.066
Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kebersamaan varian masing-masing
variabel independen X1 dan X2 terhadap variabel terikat (Y). Berdasarkan grafik scatterplot di atas
tampak bahwa titik-titik yang dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau
trend garis tertentu. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa sebaran data ada disekitar titik 0. Hasil
pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah heterokedastisitas.
Gambar 3.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
4. KESIMPULAN
Kesimpulan menjelaskan apa yang diharapkan pada bagian Pendahuluan, serta kesimpul
an dari
Berdasarkan tabel 4.10 tersebut diperoleh regresi linier berganda sebagai berikut :
Y= 26.947 + (-.327) X1 + 5.512 X2 + €
Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda adalah :
a. Jika segala sesuatu pada variabel-variabel bebas dianggap nol maka nilai kinerja (Y) adalah
sebesar 26.947 satuan.
b. Jika terjadi peningkatan Stress Kerja sebesar 1, maka kinerja (Y) akan menurun sebesar 327 satuan.
c. Jika terjadi peningkatan Disiplin Kerja sebesar 1, maka kinerja (Y) akan meningkat sebesar 5.512
satuan.
Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan, pengujian dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel. Hasil pengolahan data
uji F di atas menunjukkan Fhitung = 16,729 dengan tingkat signifikansi 0,000a. Jika dibandingkan
dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05) yang besarnya hanya 2,740 maka nilai Fhitung
(16,729) > Ftabel (2,740), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara serempak atau simultan,
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja.
Tabel 4.11
898 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 300.125 2 150.062 16.729 .000a
Residual 601.018 67 8.970
Total 901.143 69
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y
Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara persial. Berdasarkan tabel diatas, maka uji hipotesis dapat disimpulkan :
1) Stress kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Hasil analisis dari tabel dan nilai signifikan 0,744 > α 0,05. Hal ini menunjukan bahwa stress kerja
(X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karena thitung (-.327) < ttabel
(1,994) serta nilai signifikansinya diatas 5%, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Menurut
S. Siagian (2009:300) stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan
pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Maka dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat
sumber-sumber stres maka akan tetap meningkatkan hasil kinerja.
2) Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Hasil analisis dari tabel nilai signifikansi 0,000 < α 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin kerja
(X2) secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karena thitung (5,512) > ttabel (1,994)
serta nilai signifikansi dibawah 5%, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Disiplin adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku
(Fathoni, 2009:172), maka dapat disimpulkan dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin tingginya tingkat disiplin kerja anggota akan semakin meningkatkan kinerja.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 899
Tabel 4.12
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part
Tolera
nce VIF
1 (Constant) 26.947 4.699 5.735 .000
x1 -.022 .068 -.034 -.327 .744 -.175 -.040 -.033 .938 1.066
x2 .425 .077 .568 5.512 .000 .576 .559 .550 .938 1.066
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang terlihat dari tabel di bawha ini, besarnya R Square
adalah 0,333. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi variabel independen (stres kerja dan disiplin
kerja) dengan variabel dependen (kinerja) adalah sebesar 33,3 % (erat). Sedangkan nilai Adjusted R
Square sebesar 0,313 berarti bahwa 31,3% faktor-faktor kinerja dapat dijelaskan oleh sumber-sumber
stres dan disiplin kerja sedangkan sisanya 68,7 % ditentukan oleh faktor lain di luar model yang
tidak terdeteksi dalam penelitian ini.
Tabel 4.43
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .577a .333 .313 2.99507 .333 16.729 2 67 .000 1.641
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y
Berdasarakan hasil pengolahan data yang dilakukan di atas maka dapat dijelaskan adanya pengaruh
variabel – variabel X dengan varibel Y yaitu sebagia berikut :
1. Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja
Dari hasil perhitungan regresi, maka diperoleh nilai koefisien regresi untuk Stres Kerja dengan hasil
probabilitas signifikannya 0,744 > α 0,05. Disimpulkan bahwa Stres Kerja tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja.
900 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Orang-orang yang mengalami stres bisa nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering
menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau menunjukkan sikap yang tidak kooperatif
(Rivai, 2010).
Hasil penelitian tentang kualitas kinerja ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Ray Aprial Munandar “ Pengaruh Stres Kerja dan Budaya Organisasi
serta Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Badan Penyelengara Jaminan sosial
(BPJS) Kesehatan kantor Cabang Utama Medan (Program studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu
Manajemen Angkatan 2016 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi)” yang
menyatakan bahwa variabel stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Badan
penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan kantor cabang utama medan.
Dengan teori yang dikemukakan di/atas dan hasil penelitian sebelumnya tersebut mendukung temuan
atau hasil penelitian tentang stres kerja yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja secara
parsial.
2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Dari hasil perhitungan regresi maka diperoleh nilai koefisien regresi untuk disiplin kerja probabilitas
signifikannya 0,000 < 0,05 disimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja.
Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ray Aprial Munandar “ Pengaruh Stres Kerja dan Budaya Organisasi serta Kepuasan
Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Badan Penyelengara Jaminan sosial (BPJS)
Kesehatan kantor Cabang Utama Medan (Program studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Manajemen
Angkatan 2016 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi)” yang menyatakan bahwa
variabel budaya organisasi lebih dominan berpengaruh daripada variabel stres kerja.
3. Pengaruh Stres Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja secara Simultan.
Hasil pengolahan data uji F menunjukkan signifikan pada level 0,000 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara serempak atau simultan, variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu kinerja.
Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ray Aprial Munandar “ Pengaruh Stres Kerja dan Budaya Organisasi serta Kepuasan
Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Badan Penyelengara Jaminan sosial (BPJS)
Kesehatan kantor Cabang Utama Medan (Program studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Manajemen
Angkatan 2016 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi)” yang menyatakan bahwa
pengaruh Stres Kerja, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja secara simultan.
4. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Polres Binjai di Binjai, maka
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Stres kerja dan disiplin kerja secara simultan atau serempak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja di Polres Binjai dengan nilai Fhitung (16,729) > Ftabel (2,740) dengan tingkat signifikansi
0,000a.
2. Stres kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Polres Binjai dengan
nilai thitung (-.327) < ttabel (1,994) serta nilai signifikansinya diatas 5%,
3. Disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Polres Binjai dengan
nilai (5,512) > ttabel (1,994) serta nilai signifikansi dibawah 5%.
4. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,313 berarti bahwa 31,3% faktor-faktor kinerja dapat
dijelaskan oleh sumber-sumber stres dan disiplin kerja sedangkan sisanya 68,7 % ditentukan
oleh faktor lain di luar model yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi instansi/kesatuan, untuk lebih memperhatikan tingkat stres kerja dan disiplin kerja para
anggota Polres Binjai dengan menerapkan beberapa program dan kegiatan yang dapat
mengurangi tingkat stress kerja seperti kegiatan kerohanian, olahraga, sharing session dan
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 901
bimbingan, coaching dan konseling serta untuk meningkatkan disiplin kerja dengan
meningkatkan pengawasan dan menerapkan program punish and reward kepada seluruh
anggota. Diaharapkan dengan program-program tersebut tingkat stres kerja dapat tusurn dan
disiplin kerja serta kinerja dapat meningkat.
2. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti kembali variabel stres kerja, disiplin kerja
maupun variabel-variabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal:
.Munandar, Ray Aprial (2015). Pengaruh Stres Kerja dan Budaya Organisasi serta
Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan. Universitas Pembangunan Panca
Budi.
[1] Siti Nurhendar (2007). Pengaruh Stres Kerja dan Semangat Kerja terhadap Kinerja
karyawan pada CV.Aneka Ilmu. Semarang.
[2] Zesbendri, Anik Ariyanti, 2009. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Skripsi Program Strata Satu Manajemen
STIE IP WIJAYA.
Buku :
[1] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
[2] Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
[3] Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2006:15) Pengertian Kinerja diakses dari
http://teorionline.wordpress.com/category/kumpulan - teori/msdm/ diakses pada tanggal
11 oktober 2011.
[4] Byars, Llloyd L dan Rue, Leslie W. 2006. Human Resource Management, 8 edition
MCGraw -Hill, Irwin.
[5] Fathoni, A. 2006. Organisasi dan Manajemen. Penerbit Rineke Cipta. Jakarta.
[6] Rivai, Veithzal dan Basri. 2006. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk
Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan daya Saing Perusahaan. Rajagrafindo
Persada. Jakarta
[7] Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.
[8] Robbins, Stephen P dan Timothy A. Judge. 2013. Organizational Behavior. 15th
[9] Rusiadi. Et al. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Akuntansi. dan Ekonomi
Pembangunan. Medan : USU Press.
[10] Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, STIE YKPN.
Yogyakarta.
[11] Siagian, S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh
belas. Bumi Aksara. Jakarta.