PENGARUH STRATEGI THINKTALK WRITE (TTW) TERHADAP...
Transcript of PENGARUH STRATEGI THINKTALK WRITE (TTW) TERHADAP...
PENGARUH STRATEGI THINKTALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAHIRAN
MENCERITAKAN DONGENG PADA SISWA KELAS VII SMP N 12
TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
CONY AGUSTINA FRANSISCA
NIM 130388201011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK
Fransisca Cony Agustina. 2016. Pengaruh Strategi Think Talk Write (TTW)Terhadap
Kemahiran Menceritakan Dongeng Pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama
Negeri 12 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016-2017. Skripsi Jurusan Bahasa Dan
Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja
Ali Haji. Pembimbing I : Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd.Pembimbing II : Harry
Andheska, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi Think Talk Write terhadap
kemahiran menceritakan dongeng siswa kelas VIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 12
Tanjungpinang Tahun pelajaran 206/2017. Penelitian ini melibatkan populasi sebanyak 66
siswa. Sampel terdiri dari 33 siswa kelas kontrol dan 33 siswa kelas eksperimen. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik klaster (Cluster Sampling). Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan
tes kemahiran menceritakan dongeng. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan
antara nilai rata-rata pada siswa. Pada nilai posttest siswa kelas kontrol mendapat nilai rata-
rata 62,87 dan pada nilai posttest siswa kelas eksperimen rata-rata 84,28. Hasil uji hipotesis
adalah t hitung = 11,40 >t tabel =1,99 dengan taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh menggunakan strategi Think Talk Write terhadap
kemahiran menceritakan dongeng siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 12
Tanjungpinang.
Kata Kunci : Pengaruh, Strategi Talk Think Write (TTW), kemahiran
menceritakan dongeng
ABSTRACT
Fransisca Cony Agustina. 2017. The Effect Think Talk Write (TTW) Strategic for
Skillfulness Story Telling Students Class VII Junior High School 12 Tanjungppinang
Year Lesson 2016/2017. Thesis. Departement of Education of Indonesian language and
literature. Faculty of Teacher Training and Education. Universitas Maritim Raja Ali
Haji. Tutor I: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Tutor II: Harry Andheska, M.Pd.
This research aimed to know how the effect think talk write (TTW) strategic for skillfulness
story telling students class VII Junior High School 12 Tanjungpinang year lesson 2016/2016.
Total of population was 66 students. And the sample of research were 33 students in control
group and 33 students in experiment group. Sampling technique was done by cluster
sampling. The method of research used experiment. Technique of collecting data used test of
skillfulness story telling. Result of research showed there was difference between average
values. The posttest average in control group was 62,87 then experiment group was 84,28.
From the value of hypothesis where thitung = 11,40 > ttable = 1,99 with significant α = 0,05.
Then the result indicated there was effect think talk write (TTW) strategic for skillfulness
stroy telling students class VII Junior High School 12 Tanjungpinang.
Keywords: The effect, Think Talk Write (TTW) Strategic, Skillfulness Story Telling
1. Pendahuluan
Berbicara merupakan suatu alat komunikasi lisan untuk menyampaikan informasi
kepada orang lain. Berbicara juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Pembicara yang baik mampu memperjelas apa yang ingin disampaikannya. Pendengar atau
lawan bicara akan memahami apa yang akan disampaikan pembicara, apabila pembicara
tersebut mampu memilih kata yang akan ia gunakan saat berbicara.
Sedangkan untuk kemahiran berbicara, peneliti juga mengutip pendapat Tarigan
(2008:15) yang menyatakan bahwa berbicara diartikan sebagai kegiatan untuk mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, atau menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa
yang sangat penting dikuasai seseorang. Keberhasilan seseorang dapat ditentukan oleh
terampil atau tidaknya bebicara. Disaat seseorang mampu menguasai teks atau telah
mengetahui informasi yang ingin disampaikan, maka pembicara tersebut lebih mudah
menyampaikannya kepada orang lain. Serta mampu menyampaikan dengan jeda, lafal,
intonasi serta diksi yang tepat sehingga memudahkan pendengar untuk memahamai apa yang
akan disampaikan.
Berdasarkan obersevasi yang dilakukan peneliti disaat melakukan praktik lapangan
selama tiga bulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang belum mampu
berkomunikasi secara lisan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai yang
diperoleh siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia yaitu aspek berbicara dengan persentase
58% siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sedangkan persentase 42% siswa yang
mendapat nilai di atas KKM. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan
siswa dalam berbicara di depan umum dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat
menghambat kelancaran saat berbicara di depan umum. Hambatan-hambatan tersebut dapat
berupa rasa takut, cemas, dan tertekan.
Hambatan-hambatan tersebut dapat berupa rasa takut, cemas, dan tertekan. Ketiga
perasaan itu dapat membuat orang kurang percaya diri, bahkan dapatmembuat
seseorang merasa tidak mampu berbicara di depan umum. Seperti halnya dalam menceritakan
kembali dongeng di depan kelas. Siswa selalu melafalkan kalimat dengan kurang jelas,
penempatan jeda tidak sesuai kadang banyak kata yang diulangi, penempatan intonasi, serta
pengguaan diksi tidak tepat. Dikarenakan siswa hanya bercerita di depan kelas dengan asal-
asalan saja dalam arti tanpa memperhatikan prinsip-prinsip bericara. Siswa hanya
mepersentasikan di depan kelas tanpa memikirkan berapa nilai yang diperoleh dan
kadangkala hanya membaca buku saja tanpa menceritakan secara benar. Berdasarkan hal-hal
yang dikemukakan, peneliti akan meneliti tentang pengaruh strategi Think Talk Write (TTW)
terhadapkemahiran menceritakan dongeng pada siswa kelas VII SMP N 12 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran 2016/2017.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
pengaruh strategi Think Talk Write (TTW) terhadap kemahiran menceritakan dongeng siswa
kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016-2017.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilakukan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang yang terletak di JalanW.r. Supratman Air Raja
KM 12 Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Adapun populasi pada penelitian ini
yaitu seluruh siswa kelas VIIA dan VIIB Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 66 siswa. Dalam menentukan sampel penelitian
dengan jumlah populasi sebanyak 66 siswa, peneliti menggunakandesain static grup design
(Robinson,1981) atau non-equivalent posttest-only design (Christensen, 2001), karena tidak
dilakukan randomisasi untuk membentuk kelompok KE dan KK, sehingga kedua kelompok
dianggap tidak setara. Pengelompokan subjek ke dalam KE dan KK tidak dilakukan melaui
randomisasi tetapi berdasarkan kelompok yang sudah ada. Oleh karena itu, desain ini
tergaolong ke dalam desain penelitian eksperimental-kuasi.
Adapun Instrumen penelitian ini ialah tes. Tes adalah salah satu alat yang digunakan
untuk melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang bersifat abstrak. Tes disusun untuk
mengevaluasi pembelajaran dan bersifat kuantitatifDjiwandono (2008:15). Pada penelitian ini
tes yang diberikan untuk siswa yaitu bercerita berdasarkan materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Seluruh siswa kelas VIIA dan VIIB Sekolah Menengah Pertama Negeri 12
Tanjungpinang akan ditugasi untuk menceritakan dongeng yang telah disediakan oleh
peneliti. Teks cerita dongeng tersebut diambil peneliti dari buku teks Bahasa Indonesia kelas
VIIA sedangkan untuk kelas VIIB teks dongeng disediakan oleh peneliti terdiri dari tiga teks.
Tentunya setiap siswa akan membacakannya sesuai dengan jeda, lafal, intonasi dan diksi.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Untuk memberikan nilai dan skor pada tes yang telah dilakukan siswa, peneliti
menggunakan beberapa aspek atau indikator penilaian. Indikator yang telah ditetapkan
peneliti digunakan untuk mengetahui kemahiran mencertitakan dongeng. Adapun indikator
penilaian yang ditetapkan yaitu (1) lafal (2) jeda (3) intonasi dan (4) diksi. Dengan skala
penskoran dari masing-masing tes tersebut yaitu dari 1-4, dengan kategori amat baik hingga
sangat kurang.
Pengaruh strategi Think Talk Write terhadap kemahiran menceritkan dongeng siswa
kelas VII SMP Negeri 12 Tanjungpinang tahun pelajaran 2016/2017 dilaksanakan pada bulan
Maret 2017 di SMP 12 Tanjungpinang. Jumalah seluruh siswa peserta tes 66 siswa.. terdiri
dari 33 siswa kelompok kontrol dan 33 siswa kelompok ekpsrimen dengan mengguanakan
starategi Think Talk Write. Berdasarkan hasil penelitian, Ho ditolak dan Ha diterima. Yang
dikatakan bahwa ada pengaruh startegi Think Talk Write terhadap kemahiran menceritakan
dongeng pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 12 Tanjungpinang. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran Think Talk Write terdapat pengaruh dalam meningkatkan nilai hasil belajar
siswa, terutama pada kemampuan menceritakan dongeng.
Dari hasil penelitian untuk kelompok kontrol dan kelompok ekperimen yang
menggunakan starategi pembelajaran Think Talk Write memperoleh nilai sebagai berikut:
1.REKAPITULASI NILAI POSTTEST KEMAHIRAN MENCERITAKAN
DONGENG KELOMPOK KELAS KONTROL
NO NILAI KATEGORI JUMLAH PERSEN
1 50 Kurang 3 Siswa 9,09%
2 56,25 Sedang 10 Siswa 30,30%
3 62,5 Sedang 10 Siswa 30,30%
4 68,75 Sedang 4 Siswa 12,12%
5 75 Baik 5 Siswa 15,15%
6 87,5 Baik 1 Siswa 3,03%
Jumlah
Keseluruhan
2075
Sedang
33 Siswa
100%
Rata-rata 66,67
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa hasil tes
kompetensi mencertikan dongeng kelompok kontrol berdasarkaan jumlah nilai keseluruhan
sebesar 2075 dengan nilai rata-rata 66,67 berada pada rentang 50-87,5, masuk dalam
sedang.
2. REKAPITULASI NILAI POSTTEST KEMAHIRAN MENCERITAKAN
DONGENG KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN
NO NILAI KATEGORI JUMLAH PERSEN
1 68,75 Sedang 1 Siswa 3,0%
2 75 Sedang 3 Siswa 9,09%
3 81,3 Baik 12 Siswa 36,36%
4 87,5 Baik 13 Siswa 39,39%
5 93,75 Amat baik 4 Siswa 12,12%
Jumlah
Keseluruhan
2737.5
Baik
33 Siswa
100%
Rata-rata 84,28
Sementara itu, dari tes kemahiran menceritkan dongeng kelompok eksperimen, nilai
keseluruhan yang diperoleh ialah sebesar 2737,5 dengan nilai rata-rata 84,28berada pada
rentang 68,75-93,75 masuk pada kategori baik.
Pembahasan
1. PembahasanHasilPosttes KemahiranMenceritakan Dongeng Kelas Eksperimen
Kejelasanpelafalanmerupakanunsurpenting yang harusdiperhatikansaatberbicara.
Menurut Kridalaksana (2009:139) lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa.. Hasilkemahiranmenceritakan dongeng
kelas kontrol berdasarkanaspeklafalsebanyak 12 siswa dalam kriteria amat baik dan 21 siswa
kriteria baik.Dalam berbicara kelancaran dan jeda sangatlah diperlukan. Aspek kelancaran
tentunya menentukan keberhasilan dalam menyampaikan informasi. Sedangkan jeda
merupakan pemberhentian dalam kegiatan berbicara.Menurut Kridalaksana (2009:109) jeda
adalah hentian dalam ujaran yang sering terjadi di depan unsur yang mempunyai isi informasi
yang tinggi atau kemungkinan yang rendah.Hasilkemahiranmenceritakan dongeng kelas
eksperimen berdasarkanaspek jeda sebanyak 14 siswa dalam kriteria amat baik dan 19 siswa
kriteria baik. Diksi atau pilihan kata merupakan satu diantara tiga aspek yang harus
diperhatikan dalam menceritakan dongeng. Pilihan kata yang baik sangat menentukan
keberhasilan pembicara dalam menyampaikan cerita. Di dalam sebuah berita diksi yang
digunakan tidak menyinggung pembaca, tidak bertele-tele, tidak puitis dan membinggungkan
pembaca. Sehingga pendengar dapat dengan mudah memahami yang disampaikan. Hasil
keterampilan menceritakan dongeng berdasarkan aspek diksi kelas
ekpserimenberdasarkanaspek diksi sebanyak 7 siswa kriteria baik, 26 siswa kategori baik
dan 6 siswa kategori cukup.
Intonasiadalahvariasisuarasepertitinggirendahnyadankeraslunaknyasuara yang
digunakandalammenyampaikaninformasi.Hal inidilakukan agar terdapatvariasibunyi yang
dikeluarkansehinggapendengartidakmengalamikejenuhansaatmendengar.MenurutMuslichdal
amFonologiBahasa Indonesia,
mengatakanbahwaintonasidalambahasaindonesiasangatberperandalampembedaanmaksudkali
mat (2011:115). Selaindigunakansebagaivariasibunyi,
intonasisangatlahberperanpentingdalammembedakanmaksud yang
disampaikanolehpenulisataupembicara, melaluiujaranmaupuntulisan yang
disampaikan.Hasilkemahiranmenceritakan dongeng kelas kontrol berdasarkanaspekintonasi
sebanyak 13 siswa dalam kriteria amat baik, 19 siswa kriteria baik dan 1 siswa kategori
cukup.
2. Pembahasan Hasil Posttes Kemahiran Menceritakan Dongeng Kelas Kontrol
Kejelasan pelafalan merupakan unsur penting yang harus diperhatikan saat berbicara.
Menurut Kridalaksana (2009:139) lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Hasil Posttes kemahiran menceritakan
dongeng kelas kontrol berdasarkan aspek lafal sebanyak 7 siswa dalam kriteria amat baik, 16
siswa kriteria baik dan 10 siswa kategori cukup. Dalam berbicara kelancaran dan jeda
sangatlah diperlukan. Aspek kelancaran tentunya menentukan keberhasilan dalam
menyampaikan informasi. Sedangkan jeda merupakan pemberhentian dalam kegiatan
berbicara. Menurut Kridalaksana (2009:109) jeda adalah hentian dalam ujaran yang sering
terjadi di depan unsur yang mempunyai isi informasi yang tinggi atau kemungkinan yang
rendah.HasilPostteskemahiranmenceritakan dongeng kelas kontrol berdasarkanaspek jeda
sebanyak 2 siswa dalam kriteria amat baik, 15 siswa kriteria baik dan 16 siswa kategori
cukup.Diksi atau pilihan kata merupakan satu diantara tiga aspek yang harus diperhatikan
dalam menceritakan dongeng. Pilihan kata yang baik sangat menentukan keberhasilan
pembicara dalam menyampaikan cerita. Di dalam sebuah berita diksi yang digunakan tidak
menyinggung pembaca, tidak bertele-tele, tidak puitis dan membinggungkan pembaca.
Sehingga pendengar dapat dengan mudah memahami yang disampaikan. Hasil keterampilan
menceritakan dongeng berdasarkan aspek diksi kelas kontrol berdasarkan aspek diksi
sebanyak 5 siswa kriteria baik dan 26 siswa kategori cukup dan 2 siswa kurang.
Intonasiadalahvariasisuarasepertitinggirendahnyadankeraslunaknyasuara yang
digunakandalammenyampaikaninformasi.Hal inidilakukan agar terdapatvariasibunyi yang
dikeluarkansehinggapendengartidakmengalamikejenuhansaatmendengar.MenurutMuslichdal
amFonologiBahasa Indonesia,
mengatakanbahwaintonasidalambahasaindonesiasangatberperandalampembedaanmaksudkali
mat (2011:115). Selaindigunakansebagaivariasibunyi,
intonasisangatlahberperanpentingdalammembedakanmaksud yang
disampaikanolehpenulisataupembicara, melaluiujaranmaupuntulisan yang
disampaikan.Hasilkemahiranmenceritakan dongeng kelas kontrol berdasarkanaspekintonasi
sebanyak 1 siswa dalam kriteria amat baik, 15 siswa kriteria baik dan 17 siswa kategori
cukup.
4. Simpulan Dan Saran
Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti
mendapatkan beberapa simpulan. Hasil posttest kelas kontroldalam kemahiran menceritakan
dongeng yang tidak menggunakan strategi Thik Talk Write pada siswa kelas VIIB Sekolah
Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang diperoleh nilai rata-rata 62,87. Nilai rata-rata
tersebut termasuk kategori sedang.
Kemudian hasil posttest kelas ekperimen dalam kemahiran menceritakan dongeng
pada siswa kelas VIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang setelah
menggunakan strategi Thik Talk Write mengalami peningkatan nilai dari hasil kelas kontrol
yang tidak diberi perlakuan strategi Thik Talk Write. Pada hasil posttestitu rata-rata
kemahiran meceritakan dongeng termasuk kategori baik dengan perolehan nilai 84,28.
Setelah diperoleh nilai rata-rata, diperoleh hasil pengujian hipotesis penelitian yang
dilakukan terhadap hasil posstestkemahiran menceritakan dongeng siswa kelas VIIA Sekolah
Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang setelah menggunakan strategi Think Talk Write
diperoleh hasil uji hipotesis bahwa thitung = 11,40>t tabel =1,99 dengan taraf signifikan α =
0,05. Dari hasil uji hipotesis bahwa Ho ditolaK dan Ha diterima. Dengan demikian, hasil uji
hipotesis ini menyatakan bahwa adanya pengaruh strategi Thik Talk Write terhadap
kemahiran mencertikan dongeng siswa kelasVIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 12
Tanjungpinang.
Melalui kesimpulan yang diperoleh tersebut, maka dapat menunjukkan
bahwahipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol 𝐻0 ditolak. Strategi Thik Talk Write
dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemahiran menceritakan dongeng siswa
kelasVIIB Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang. Dengan demikian, hasil
penelitian yang diperoleh bisa memberikan bukti bahwa strategi Thik Talk Write bahwa
diterapkan sebagai strategi pembelajaran meningkatkan kemahiran siswa dalam suatu
pelajaran, khususnya pada siswa di SMP Negeri 12 Tanjungpinang.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa saran
kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 12 Tanjungpinang. Siswa SMP
Negeri 12 Tanjungpinang dan pihak akademik dan kurikulum SMP Negeri 12
Tanjungpinang. Saran yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 12
Tanjungpinang dapat meningkatkan dan inovasi terhadap model pembelajaran yang
diterapkan dalam pembelajaran, seperti menerapkan strategi Thik Talk Write. Anjuran
inovasi strategi pembelajaran ini dilakukan agar para siswa tidak merasa jenuh terhadap
pembelajaran. Selain itu, dengan memperbaharui strategi pembelajaran juga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siswa SMP Negeri 12 Tanjungpinang diharapkan mampu menerima materi pelajaran
dan dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan memperbaiki pola belajar
siswa maka dapat memperbaiki kemampuan siswa dalam pelajaran.
3. Diharapkan kepada pihak akademik dan kurikulum SMP Negeri 12 Tanjungpinang
senantiasa melakukan peningkatan kualitas pembelajaran, seperti melakukuan
peningkatan strategi pembelajaran yang diterapkan guru. Hal ini diupayakan agar siswa
dapat belajar dengan baik. Dengan demikian, dapat meningkatkan kualitas siswa dan
dapat meningkatkan pula kualitas akademik sekolah.
4. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan sasaran prestasi maupun motivasi
belajar teori dan praktik serta ruang lingkup yang luas dan bervariasi untuk
mendapaytkan hasil penelitian yang baik lagi.
5. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta :
Bumi Aksara.
Chaer Abdul, 2015. Lingusitik umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Indeks.
Huda, Miftahul, 2014. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Iskak Ahmad dan Yustinah.2006. Bahasa Indonesia Tataran Semenjana Untuk SMK. Jakarta:
Erlangga.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi ke empat. Jakarta: Gramedia.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Garamedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung : Rosda.
Ridwan, 2014. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Zahra, Syahda Alifarose. 2015. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali
Isi Cerpen Dengan Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 2
Jatikalen Nganjuk. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta.