PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

42
PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI KARYAWAN, DAN PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN KEUANGAN PADA KEMENTERIAN PERDAGANGAN Ariansyah/NPM: 0911031086/081997306969/ [email protected] Pembimbing I: Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt Pembimbing II: Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. ABSTRACT The study has a purpose to analyse the effect of institute accounting system, training and employee’s competencies concerning quality of accountability of financial report in the Ministry of Trade. In the previous study was only used two variables which were institute accounting system and employee’s competencies with primer data based on employee’s perception in The National Ministry of Education in North Sumatra. As development in previous study, in this case is added one additional variable which is the employees training. The population in this study were all employees of the Ministry of Trade. Sample selection techniques was using judgment sampling. All data in this study were obtained from quistionnaires by respondents which are functional official, echelon III and echelon IV were 72 persons who work in finance department. For hypothesis testing in this study was used multiple linear regression. Result of this study indicate that variable of institute accounting system and employee’s competencies had no significant effect concerning the quality of financial reporting accountability. Meanwhile for variable of employees training had positive and significant effect concerning the quality of financial reporting accountability. It was indicating that

Transcript of PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Page 1: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI

KARYAWAN, DAN PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP KUALITAS

PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN KEUANGAN PADA

KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Ariansyah/NPM: 0911031086/081997306969/ [email protected]

Pembimbing I: Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt

Pembimbing II: Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si.

ABSTRACT

The study has a purpose to analyse the effect of institute accounting system, training and employee’s competencies concerning quality of accountability of financial report in the Ministry of Trade. In the previous study was only used two variables which were institute accounting system and employee’s competencies with primer data based on employee’s perception in The National Ministry of Education in North Sumatra. As development in previous study, in this case is added one additional variable which is the employees training.

The population in this study were all employees of the Ministry of Trade. Sample selection techniques was using judgment sampling. All data in this study were obtained from quistionnaires by respondents which are functional official, echelon III and echelon IV were 72 persons who work in finance department. For hypothesis testing in this study was used multiple linear regression.

Result of this study indicate that variable of institute accounting system and employee’s competencies had no significant effect concerning the quality of financial reporting accountability. Meanwhile for variable of employees training had positive and significant effect concerning the quality of financial reporting accountability. It was indicating that employees training could improve employees comprehension of creating good financial report.

Key words : Institute accounting system, employee’s competencies, employee training, the quality of financial reporting accountability

Page 2: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

1. PENDAHULUAN

Instansi Pemerintah adalah penyelenggara pemerintahan, dan sebagai pengguna

anggaran negara wajib untuk melakukan pengelolaan keuangan dalam

mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan suatu

perencanaan yang ditetapkan oleh masing-masing instansi dan penerapan sistem

pertanggungjawaban tersebut harus tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga

penyelenggaraan pemerintah dapat berlangsung bersih dan bertanggungjawab.

Standar Akuntansi Pemerintahan disusun oleh suatu komite yang independen dan

ditetapkan dalam suatu Peraturan Pemerintah (PP No. 71 tahun 2010) yang

mengatakan bahwa laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang

relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi keuangan. Laporan

keuangan digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer

dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi

keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan

membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada Standar Akuntansi

Pemerintahan bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan informasi keuangan yang

berkualitas bagi pengguna laporan keuangan di dalam rangka menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik. Menurut

Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menjelaskan

agar informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan pemerintah pusat dapat

memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu perlu

diselenggarakannya sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang bertujuan

menjaga asset Pemerintah Pusat dan instansi melalui pencatatan, pemrosesan dan

pelaporan transaksi keuangan yang kosisten dan menyediakan informasi keuangan

yang akurat dan tepat waktu.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.05/2011, Sistem

Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri dari Sistem Akuntansi Bendahara Umum

Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SA-BUN adalah Sistem

Page 3: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagaimana ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan sedangkan SAI memproses data transaksi keuangan, barang,

dan transaksi lain yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.

Dalam praktiknya, tujuan dari sistem pengelolaan keuangan di lingkungan

kementerian/kelembagaan itu sendiri adalah untuk memahami inti dari lingkup

pengelolaan keuangan pada unit-unit kerja yang ada di bawah organisasi

kementerian/kelembagaan, memahami siklus keuangan kelembagaan, memahami

jenis laporan keuangan kelembagaan serta memahami proses pertanggungjawaban

keuangan kelembagaan.

Sebagai bentuk dari pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN yang berupa

Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK), laporan keuangan kementerian/kelembagaan dapat diuji keandalannya

dengan laporan keuangan yang dihasilkan oleh satker melalui proses rekonsiliasi.

Penerapan SAI pada Kementerian Perdagangan Jakarta selama ini sebenarnya

berjalan dengan cukup baik, akan tetapi masih seringkali terjadi kendala. Kendala

yang terjadi adalah masih adanya satuan kerja (satker) sebagai pengguna anggaran

yang terlambat menyampaikan laporan keuangan oleh satker ke KPPN. Hal ini

dipengaruhi juga oleh sumber daya manusia yang kurang efektif dan efisien.

Kebutuhan akan tenaga kerja dengan tingkat produktivitas tinggi berbanding lurus

dengan perkembangan kualitas SDM yang diperlukan bagi semua pihak, baik

pada sektor swasta maupun sektor pemerintahan. Hal ini terjadi karena peranan

SDM sendiri bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam penyelesaian suatu

pekerjaan. Sumber Daya Manusia yang kompeten merupakan aset penting dalam

suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dari itu,

kompetensi terhadap kualitas pertanggungjawaban dari setiap satker sangat

diperlukan guna memacu laporan keuangan kementerian lebih berkualitas.

Pentingnya program pelatihan karyawan menjadi sebuah kewajiban dan

kebutuhan bagi organisasi yang ingin meningkatkan pengetahuan, kemampuan

dan pengalaman karyawan mereka di semua tingkatan organisasi. Maka, sebuah

Page 4: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

organisasi harus bisa mengelompokkan yang mana menjadi kebutuhan dari

organisasi, individu, model dan jenis pelatihan serta departemen mana yang akan

dilatih agar dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Amin (2011)

yang selanjutnya menjadi acuan pada penelitian ini. Sebagai bagian dari

pengembangan penelitian sebelumnya, peneliti menambahkan satu variabel

tambahan, yaitu pelatihana karyawan. Diharapkan penelitian ini dapat lebih lanjut

meneliti pengaruh variabel independen yaitu, SAI, kompetensi karyawan, dan

pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan di

instansi pemerintah lain.

2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Public Choice Theory dan Contingency Theory

Public choice theory adalah teori yang dominan ketika siap untuk mereformasi

pemerintah (Boston et al, 1996). Public choice theory juga dapat diartikan bahwa

teori pilihan publik itu melihat bagaimana, apa, dan untuk siapa pemerintah

mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan masyarakat dan kebijakan

yang diperlukan (Samuelson dan Nordhaus, 1995 dalam Dewi, 2012). Untuk

menganalisis desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan

informasi yang bisa digunakan perusahaan untuk berbagai macam tujuan, maka

digunakan sebuah teori yang dapat mendukungnya yaitu teori kontijensi (Otley,

1995 dalam Muchlis 2009). Menurut Otley (1995) sistem pengendalian

dipengaruhi oleh konteks dimana mereka beroperasi dan perlu disesuaikan dengan

kebutuhan dan keadaan organisasi itu sendiri.

Pengertian Sistem Akuntansi Instansi

Sistem akuntansi instansi merupakan sistem akuntansi yang dilaksanakan oleh

Departemen/Kementerian Negara/Lembaga. Berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan No. 233/PMK.05/2011, definisi sistem akuntansi instansi adalah

serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari

Page 5: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi

keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

Pengertian Kompetensi

Kompetensi dapat diartikan sebagai karakteristik dasar dari seseorang yang

memungkinkan pegawai mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya

(Boulter et al. dalam Rosidah, 2003: 11). Selain itu, kompetensi bisa juga

diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi dan

keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi yang dimiliki oleh seseorang bisa

dilihat dari tingkat kreativitas yang dimilikinya serta berbagai inovasi-inovasi

yang diciptakan serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Pengalaman

dan pengetahuan seseorang memegang peranan penting pula dalam menngetahui

seberapa kompeten mereka dalam menyelesaikan tugas mereka.

Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang,

keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka,

pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu SDM dalam

dunia kerja (Dessler, 2009). sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabat

nanti. Pelatihan sangat erat kaitannya dengan keterampilan dan kemampuan yang

diperlukan untuk pekerjaan yang saat ini sedang dilakukan. Pelatihan berorientasi

ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan serta

kemampuan yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaan. Pelatihan sangat

dibutuhkan dalam rangka meningkatkan peforma kerja dan mendukung

tercapainya tujuan organisasi.

Pengertian Kualitas Laporan Keuangan

Laporan keuangan kementerian/lembaga merupakan gabungan dari laporan

keuangan organisasi yang berada di bawah kementerian/kelembagaan yang

kegunaanya adalah untuk membandingkan realisasi pendapatan, transfer, belanja

dan pembiayaan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Berdasarkan Peraturan

Page 6: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Pemerintah No. 24 tahun 2005 dijelaskan bahwa karakteristik kualitatif laporan

keuangan merupakan ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam

informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Adapun karakteristik

kualitatif laporan keuangan yang merupakan prasyarat normatif agar laporan

keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas adalah relevan, andal, dapat

dibandingkan, dan dapat dipahami.

Pengaruh Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas Pertanggungjawaban

Laporan Keuangan

Penyelenggaraan SAI sebagai sistem akuntansi sangat diperlukan ketika akan

membuat laporan keuangan instansi untuk disampaikan ke Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN). Dengan adanya sistem akuntansi instansi,

diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan bisa lebih baik. Definisi

kualitas SAI mengacu pada tingkat di mana seseorang pemakai sistem merasa

terpuaskan oleh informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi formal.

Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi yang baik dapat memberikan pemahaman

yang baik pula mengenai inti dari lingkup pengelolaan keuangan pada unit-unit

kerja di bawah organisasi kementerian/kelembagaan .

Tujuan umum dari laporan keuangan adalah menyajikan informasi posisi

keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas

pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi

keputusan mengenai alokasi sumber daya. Laporan keuangan bisa dikatakan baik

dan berkualitas bila telah memenuhi kriteria sesuai dengan aturan sistem yang

formal. Hal ini erat kaitannya dengan keterandalan pada sistem akuntansi yang

digunakan serta ketepatan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan laporan

yang baik.

H1: Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pertanggungjawaban Laporan Keuangan

Page 7: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Pengaruh Kompetensi Karyawan terhadap Kualitas Pertanggungjawaban

Laporan Keuangan

Kompetensi merujuk pada pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sesorang

yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan yang lebih profesional. Hal ini

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati (2006) dalam

Sutaryo (2011) bahwa kompetensi SDM merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap kesiapan dan efektifitas implementasi sistem akuntansi keuangan daerah

di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Kompetensi seseorang dapat dilihat

dari tingkat kinerja yang dimiliknya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan

kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Keberhasilan laporan

pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan SAI yang dilakukan oleh satuan

kerja ditentukan dari pemahaman pembuat laporan keuangan dalam menggunakan

sistem akuntansi instansi yang sudah terkomputerisasi. Dari uraian tersebut di

atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh kompetensi

terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

H2: Kompetensi berpengaruh positif terhadap Kualitas Pertanggungjawaban

Laporan Keuangan

Pengaruh Pelatihan Karyawan terhadap Kualitas Pertanggungjawaban

Laporan Keuangan

Silberman (2006) dalam Dewi (2012) mengatakan bahwa teori analisis kebutuhan

pelatihan (training needs analysis) merupakan serangkaian kegiatan terstruktur

untuk menganalisa kebutuan pelatihan. Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan

untuk menganalisa kebutuhan pelatihan yang di dalamnya terdapat usaha-usaha

yang sistematis untuk mengumpulkan informasi di dalam permasalahan kinerja

organisasi dan mengoreksi kekurangan kinerja. Pelatihan dalam desain,

implementasi dan penggunaan suatu inovasi seperti adanya sistem baru

memberikan kesempatan bagi organisasi untuk dapat mengartikulasi hubungan

antara implementasi sistem baru tersebut dengan tujuan organisasi serta

menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk bisa dimengerti, menerima dan

Page 8: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan khawatir dalam proses

implementasi (Shield, 1995 dalam Dewi, 2012). Melalui sebuah pelatihan,

perilaku kerja seorang/kelompok pegawai dapat meningkatkan kinerja organisasi

(Ivancevich, 2008). Dari uraian tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk

menguji kembali pengaruh pelatihan karyawan terhadap kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan.

H3: Pelatihan karyawan berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pertanggungjawaban Laporan Keuangan

3. METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Kemeterian Perdagangan.

Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di bagian keuangan

yang terdiri dari sebelas satker. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel atas dasar

pertimbangan. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada pertimbangan

(judgment sampling) bahwa yang melakukan konsolidasi laporan keuangan adalah

karyawan yang bekerja di bagian keuangan. Responden yang terlibat dalam

penelitian ini sebanyak 100 orang karyawan.

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode survei

melalui penyebaran kuesioner. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji

hubungan kausal secara empiris pengaruh sistem akuntansi instansi, kompetensi,

dan pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjwaban laporan keuangan.

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji variabel-variabel

penelitian melalui pembentukan model analisis dengan prosedur statistik yang

kemudian diambil interpretasi sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan.

Page 9: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen, yaitu SAI, kompetensi

karyawan, dan pelatihan pegawai. Sedangkan variabel dependenya adalah kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan.

Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Sistem Akuntansi Instansi adalah serangkaian prosedur akuntansi yang

dilaksanakan di tingkat Kementerian Negara/Lembaga sebagai bentuk

pertanggungjawaban keuangan. Untuk mengetahui kualitas suatu SAI itu baik

salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengukur kualitas informasi yang

dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi formal. Tingkat dimana seorang pemakai

sistem akuntansi merasa terpuaskan oleh informasi yang dihasilkan oleh sistem

akuntansi formal menjadi acuan kualitas pada sistem akuntansi instansi. Sebagai

dasar penyusunan dalam menyusunan kuesioner penelitian, variabel

operasionalnya adalah persepsi manfaat SAI. Persepsi manfaat sistem akuntansi

maksudnya adalah tingkat dimana seseorang yakin bahwa menggunakan SAI bisa

meningkatkan pertanggungjwaban pada laporan keuangan. Untuk jumlah

pertanyaan pada pengukuran item persepsi manfaat sistem informasi berjumlah

sembilan pertanyaan dengan membaginya ke dalam lima skala Likert dari sangat

tidak setuju sampai dengan sangat setuju.

Kompetensi Karyawan

Kompetensi merupakan kemampuan seseorang saat menghadapi situasi di dalam

pekerjaanya. Untuk itu, variabel operasional yang akan diteliti sebagai acuan

dalam menyusun kuesioner penelitian adalah kinerja pekerjaan pengguna SAI.

Pada tingkat satuan kerja, kinerja pekerjaan pengguna SAI sangat mempengaruhi

keberhasilan seorang pemakai sistem akuntansi dalam pelaksanaan kerja yang di

dalamnya melibatkan pengguna SAI. Untuk bisa menguasai pengoperasian sistem,

tiap karyawan harus mempunyai kinerja yang baik dalam menggunakan SAI.

Dengan begitu diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan dapat

meningkat. Jumlah pertanyaan untuk mengukur ini berjumlah duabelas

Page 10: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

pertanyaan. Skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai sangat

setuju.

Pelatihan Karyawan

Pada penelitian ini, parameter yang digunakan pada variabel ini adalah apakah

pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan pekerjaan telah diberikan dengan

cukup banyak pelatihan. Variabel ini juga menggunakan indikator lain seperti

apakah setiap ada penerapan sistem baru selalu diberikan pelatihan terlebih

dahulu, jenis pelatihan yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai

pekerjaan, serta apakah dalam pelatihan yang dikirim adalah mereka yang bekerja

sesuai dengan latar belakang pekerjaannya/mereka yang berkerja di bidangnya.

Jumlah pertanyaan untuk mengukur variabel ini sebanyak empat pertanyaan.

Sedangkan skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju hingga sangat

setuju.

Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan

Kualitas pertanggungjawaban mengarah pada level di mana kualitas laporan

keuangan bisa terpenuhi oleh output dari laporan keuangan. Mengukur kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa

karakteristik, diantaranya ketepatan waktu, keakuratan laporan, relevan dengan

standar yang berlaku. Jumlah pertanyaan pada item pengukuran persepsi kualitas

laporan keuangan ini berjumlah delapan pertanyaan dengan membaginya ke

dalam lima skala Likert dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.

Teknik Analisis Data

Pengujian instrumen dilakukan melalui uji reliabilitas dan uji validitas. Uji

reliabilitas terhadap instrumen dilakukan dengan melihat Cronbach alpha untuk

melihat konsistensi internal dan akurasi data akibat terjadinya perubahan bahasa.

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kuesioner. Sebelum dilakukan

pengujian hipotesis, dilakukan pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari uji

normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Page 11: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, model analisis yang digunakan

adalah analisis regresi linier berganda, dengan persamaan:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Demografi Responden

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 72 responden , 31 (43,06%) responden adalah

wanita dan 41 (56,94%) responden adalah pria. Usia responden terbanyak ada

pada kisaran 30-39 tahun yaitu sebanyak 23 orang atau 31,94% dari total

responden. Sementara itu, untuk tingkat pendidikan responden mayoritas adalah

S1, yaitu sebanyak 44 orang atau 61,11% dari total responden. Responden dalam

penelitian adalah karyawan Kementerian Perdagangan yang ada di bagian

keuangan yang terdiri dari 31 orang (43,06%) pejabat fungsional, 27 orang

(37,50%) pejabat eselon IV, dan 14 orang (19,44%) pejabat eselon III.

Kebanyakan dari mereka telah bekerja di Kementerian Perdagangan selama 20-29

tahun.

Statistik Deskriptif

Tabel 2 menunjukkan bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel

sistem akuntansi instansi adalah 26, sedangkan skor tertinggi adalah 45 dengan

rata-rata jumlah skor untuk variabel ini adalah 35,9444 yang menunjukkan bahwa

rata-rata responden menyatakan bahwa mereka cukup memahami mengenai

sistem akuntansi instansi yang ada di Kementerian Perdagangan. Variabel

kompetensi pada tabel atas menunjukkan skor terendah adalah 26 dengan skor

tertinggi adalah 56 dan rata-rata jumlah skor adalah 44,4583 yang artinya adalah

responden cukup memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah dalam

pekerjaan mereka. Variabel pelatihan menunjukkan skor minimum adalah 8, skor

maximum adalah 19 dengan rata-rata variabel pelatihan menunjukkan skor

14,5000 yang dapat diartikan bahwa pelatihan di Kementerian Perdagangan cukup

berjalan baik. Variabel kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan

Page 12: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

menunjukkan skor 18, dan 36 sebagai skor tertinggi variabel ini yang dapat

diasumsikan bahwa responden lebih cenderung memilih jawaban sangat setuju.

Nilai rata-rata pada variabel ini adalah 30,0417 yang menunjukkan bahwa

responden rata-rata menjawab netral untuk kualitas pertanggungjawaban laporan

keuangan mereka .

Pengujian Valditas

Hasil Pengujian Validitas

VariabelLoading Factor Keterangan

Sistem Akuntansi Instansi 0,473-0,790 ValidKompetensi Karyawan 0,561-0,863 ValidPelatihan Karyawan 0,503-0,696 ValidKualitas Pertanggungjawaban Laporan Keungan 0,470-0,822 Valid

Sumber: data primer yang diolah, 2013

Pada lampiran Tabel 3 tampak bahwa nilai KMO MSA dalam instrumen

penelitian lebih dari 0,5 yaitu sebesar 0,559. Dengan demikian maka penelitian ini

dapat dilakukan uji analisis faktor. Sedangkan hasil pengujian validitas pada tabel

di atas menunjukkan bahawa keempat variabel memiliki nilai loading factor di

atas 0,4 dan dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan dalam instrumen ini

adalah valid.

Pengujian Reliabilitas

Hasil Uji ReliabilitasVariabel Cronbach’s

AlphaKeterangan

Sistem Akuntansi Instansi 0,822 ReliabelKompetensi Karyawan 0,867 ReliabelPelatihan Karyawan 0,653 ReliabelKualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan 0,846 ReliabelSumber: data primer yang diolah, 2013

Hasil pengujian reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha

untuk keempat variabel di atas 0,60 yang dapat disimpulkan bahwa instrumen ini

Page 13: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

layak digunakan untuk mengukur variabel sistem akuntansi instansi, kompetensi

karyawan, pelatihan karyawan, dan kualitas pertanggungjawaban laporan

keuangan.

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Hasil pengujian normalitas yang ada pada lampiran tabel 5 memperlihatkan nilai

Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yang artinya bahwa asumsi normalitas

terpenuhi. Begitu pula dengan gambar grafik normal plot yang dapat digambarkan

yaitu mengikuti garis diagonalnya, yang menunjukkan asumsi normalitas

terpenuhi. Tampilan histogram dan kurva normal yang berbentuk lonceng yang

dapat diartikan bahwa data yang digunakan sudah terdistribusi dengan normal.

Uji Multikolonieritas

Hasil pengujian multikolonieritas pada lampiran tabel 6 menunjukkan bahwa

nilai dari semua variabel independen adalah di atas 0,10 dan nilai VIF untuk

semua variabel independen adalah kurang dari 10. Maka, kesimpulan yang bisa

didapat adalah bahwa model regresi tersebut tidak mengalami problem

multikolonieritas dan layak untuk dipakai.

Uji Heteroskedastisitas

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Page 14: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Heteroskedastisitas berarti varians variabel dalam model tidak sama (konstan).

Sebuah model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terdapat

heteroskedastisitas, yaitu model regresi mempunyai persamaan variance residual

suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan lain. Gambar di atas

memperlihatkan pola yang tidak jelas serta titik-titik menyebar di atas maupun di

bawah nilai nol pada sumbu Y dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

model regresi pada penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Hasil Pengujian Autokorelasi

Durbin-Watson

du (k=3) du<DW<4-du Keterangan

1,910 1,709 1,709<1,910<4-1,709 Tidak terjadi autokorelasi

Menurut Ghozali (2005) suatu model dikatakan tidak terjadi gejala autokorelasi

apabila du<DW<4-du. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Durbin-

Watson. Hasil pengujian autokorelasi menunjukkan bahwa nilai DW ada di antara

du dan 4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala

autokorelasi pada model regresi.

Pengujian Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil pada lampiran tabel 8 dapat diketahui bahwa besarnya nilai

adjusted R square sebesar 0,260 atau 26%. Hal ini berarti variabilitas variabel

independen dalam penelitian ini, yakni sistem akuntansi instansi, kompetensi

karyawan, dan pelatihan karyawan dapat menjelaskan variabel dependennya, yaitu

kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan sebesar 26%. Sedangkan sisanya

sebesar 74% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diuji dalam

penelitian ini.

Page 15: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Lampiran tabel 9 menunjukkan bahwa nilai F hitung 9,332 dengan signifikansi

0,00 (di bawah 0,05). Hal ini berarti bahwa model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan atau dapat

dikatakan bahwa sistem akuntansi instansi, kompetensi karyawan, dan pelatihan

karyawan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan.

Pengujian Hipotesis

Pengujian variabel sistem akuntansi instansi (SAI) menunjukkan nilai probabilitas

sebesar 0,097 (di atas 0,05) atau dapat disimpulkan bahwa variabel ini tidak

signifikan. Tabel 10 menunjukkan bahwa untuk variabel kompetensi karyawan

yang dimasukkan ke dalam model regresi hasilnya adalah tidak signifikan dengan

tingkat probabilitas 0,328 (di atas 0,05). Untuk variabel pelatihan karyawan yang

dimasukkan ke dalam model regresi terlihat signifikan dengan nilai probabilitas

sebesar 0,00 (di bawah 0,05). Artinya, kualitas pertanggungjawaban laporan

keuangan sangat berpengaruh terhadap pelatihan karyawan.

Pembahasan Hipotesis 1 (H1): Pengaruh SAI terhadap kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa sistem akuntansi instansi berpengaruh

positif terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi

menunjukkan bahwa variabel sistem akuntansi instansi memiliki nilai t hitung

sebesar 1,684 pada tingkat signifikansi sebesar 0,097 (lihat tabel 10), sedangkan

untuk nilai tabel df = 72 sebesar 1,99 (dapat dilihat pada tabel distribusi t). Nilai

signifikansi 0,097 melebihi dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis

(H1) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi instansi tidak

berpengaruh signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Sistem akuntansi instansi akan berpengaruh terhadap kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan apabila didukung dengan pengetahuan

serta pengalaman dari karyawan itu sendiri di bidang akuntansi. Pengetahuan dan

Page 16: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

pengalaman yang mereka dapatkan mengenai SAI tersebut yang nantinya akan

memberikan pengaruh pada kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Dengan demikian, kemampuan dari masing-masing karyawan dalam menguasai

SAI itu yang nantinya akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Pada

penelitian ini hanya membahas mengenai persepsi manfaat SAI yaitu sikap yang

akan mempengaruhi perilaku seseorang termasuk kinerja seseorang dalam

menggunakan sistem akuntansi instansi. Persepsi manfaat sistem akuntasi yang

dimaksud adalah tingkat dimana seseorang yakin bahwa penggunaan SAI akan

meningkatkan kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Pembahasan Hipotesis 2 (H2): Pengaruh kompetensi karyawan terhadap

kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan

Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap

kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi menunjukkan

bahwa variabel kompetensi memiliki nilai t hitung sebesar -0,984 pada tingkat

signifikansi sebesar 0,328 (lihat tabel 10), sedangkan untuk nilai tabel df = 72

sebesar 1,99 (dapat dilihat pada tabel distribusi t). Nilai signifikansi 0,328

melebihi dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis (H2) ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa

kompetensi karyawan tidak berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban

laporan keuangan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa di Kementerian

Perdagangan, karyawan yang berlatar belakang pendidikan akuntansi masih

kurang memadai. Jabatan-jabatan di bagian keuangan umumnya ditempati oleh

orang-orang yang berlatar belakang pendidikan non-akuntansi.

Pembahasan Hipotesis 3 (H3): Pengaruh pelatihan karyawan terhadap

kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan

Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa pelatihan karyawan berpengaruh positif

terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi

menunjukkan bahwa variabel pelatihan karyawan memiliki nilai t hitung sebesar

Page 17: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

4,921 pada tingkat signifikansi 0,00 (lihat tabel 10), sedangkan untuk t tabel df =

72 adalah 1,99 (bisa dilihat pada tabel distribusi t). Nilai signifikansi 0,00 kurang

dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis (H3) diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa pelatihan karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.

Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang,

keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka,

pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu SDM dalam

dunia kerja (Dessler, 2009). Dengan adanya pelatihan karyawan memungkinkan

terjadinya peningkatan kecakapan dalam menyusun suatu laporan keuangan yang

benar-benar mampu memberikan informasi yang tepat bagi para penggunanya.

Pelatihan juga erat kaitannya dengan keterampilan dan kemampuan yang

dibutuhkan untuk pekerjaan yang saat ini dikerjakan. Pelatihan sangat dibutuhkan

sebagai upaya meningkatkan performa kerja dan mendukung tercapainya tujuan

organisasi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem

akuntansi, kompetensi karyawan dan pelatihan karyawan terhadap kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan. Berdasarkan pengujian dan pembahasan

pada bab sebelumnya maka kesimpulan dapat diringkas sebagai berikut: (1)

Sistem akuntansi instansi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa hal yang

mempengaruhi relevansi informasi yang merupakan indikator kualitas informasi

adalah bukan dari sistem akuntansi instansi itu saja, tetapi harus didukung dengan

pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing karyawan di Kementerian, (2)

Kompetensi karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas

pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini terjadi karena Kementerian

Perdagangan pernah sama sekali tidak melakukan perekrutan karyawan.

Page 18: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Kebutuhan akan karyawan di bagian keuangan, dilakukan dengan merekrut

karyawan yang jumlahnya berlebih di bagian lain. Sehingga, jabatan-jabatan di

bagian keuangan umumnya ditempati oleh orang-orang yang berlatar belakang

pendidikan non-akuntansi, (3) Pelatihan karyawan berpengaruh positif

dansignifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini

menunjukkan bahwa pelatihan karyawan dianggap mampu membantu

meningkatkan kecakapan dan pemahaman seseorang demi terciptanya laporan

keuangan yang baik.

Implikasi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada mereka yang

bekerja di bagian keuangan bahwa pelatihan karyawan sangat penting dalam

penyusunan laporan keuanga demi terciptanya laporan keuangan yang berkualitas

dan bertanggung jawab. Hasil ini diharapkan mampu memotivasi penelitian

berikutnya yang sejenis di masa yang akan datang.

Keterbatasan

Keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini dan mungkin berdampak pada

hasil penelitian diantaranya: (1) Kuesioner yang diberikan kepada responden

untuk mengukur kinerja mereka dimana umumnya, tiap respondennya menilai diri

mereka sendiri. Sehingga pemberian nilai yang tidak sewajarnya merupakan

kemungkinan yang sangat mungkin terjadi (2) Model peneltian ini adalah survei

tanpa dilengkapi dengan proses wawancara. Jawaban yang didapatkan belum

tentu menggambarkan situasi yang sebenarnya.

Saran

Saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian berikutnya yang sejenis

diantaranya: (1) Diharapkan penelitian berikutnya menggunakan faktor-faktor

yang lebih lengkap. Sangat disarankan untuk menambahkan faktor-faktor lain

seperti sistem pengendalian internal atau pengorganisasian tim (2) Peningkatan

nilai kinerja karyawan bisa lebih ditingkatkan lagi dengan memberikan pelatihan-

Page 19: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Pemilihan karyawan dengan latar belakang pendidikan yang tepat untuk mengisi

posisi yang tepat, khususnya bagian keuangan, sangat dibutuhkan demi

terciptanya kualitas laporan keuangan pelatihan yang lebih bervariasi lagi dan

orang-orang yang dikirim ke pelatihan diharapkan sesuai dengan latar belakang

pendidikan mereka (3) Pemilihan karyawan dengan latar belakang pendidikan

yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat, khususnya bagian keuangan, sangat

dibutuhkan demi terciptanya kualitas laporan keuangan yang bertanggungjawab.

Page 20: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Agus Muhardi. 2011, Pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pada Unit Pelaksan Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara, Tesis S2 Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

Arif, Ishak dan Tanjung, Heri. 2003, Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta

Asumantri, Jujun. 1990, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Sinar Harapan, Jakarta

Baridwan, Zaki. 1998, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, BPFE, Yogyakarta

Bloom, Benyamin S. 2003. Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7, Cognitive Domain Longman, New York

Boston, J., Martin, Pallot, J. & Walsh, P. 1996, Public Management: The New Zealand Model, Oxford University Press, Auckland

Catano, V.M. 1998, Competencies: A Review of Literature and Bibliography, Canadian Council of Human Resources Associations

Choirunisah, Fariziah. 2008, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (Studi Kasus KPPN Malang), Universitas Gajah Mada

Cracklin, M.C., J. & Carrol, A. 1998, The Competent Use of Competency-Based Strategies for Selection and Development Performance Improvement Quaterly, Volume II, number 3 (http://www.throughtspaceinc.com/pubs/compl/html)

De Coster, D.T. dan Fertakis, J.P. 1986, Budget Induced Presure and It’s Relationship to Supervisor Behavior, Journal of Accounting Research, Autum hal 237-246

Deddi Nordiawan, et al. 2007, Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta

Dessler, Gary. 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Index, Jakarta

Dewi, Sofia. 2012, Pengaruh Dukungan Atasan, Kejelasan Tujuan, dan Pelatihan terhadap Persepsi Kualitas Informasi Laporan Keuangan (Studi Kasus Unit Kerja Lembaga Pengadilan di Wilayah Lampung), Tesis S2 Program Pasacasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Lampung

Page 21: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Masud, Fuad. 2004, Survei Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi, BP Universitas Diponegoro, Semarang

Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Harhinto, Teguh. 2004, Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur,Tesis Maksi: universitas Diponegoro, Semarang

Hersey, Paul dan Blanchard, Ken. 1992, Manajemen Perilaku Organisasi (terjemahan Agus Dharma), Jakarta, Erlangga

Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo. 2008, Pengaruh Kapasitas Sumberdaya Manusia, PemanfaatanTeknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Hilir), SNA XI Pontianak

Indriantoro dan Supomo. 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Aknutansi dan Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta

Ivancevich, John, M, dkk. 2008, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid I dan II, Erlangga, Jakarta

Lubis, Khairul Akhir. 2008, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika Aditama, Bandung

Muchlis, Munawar. 2009, Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Dalam Strategic Supply Relationship Dengan Kerjasama Sebagai Variabel Intervening, Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang

Mulyadi. 2008, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta

Nurlaela, Siti dan Rahmawati. 2010, Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di Subosukawonosraten, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto

Ornstein, Allan C. & Prancis P. Hunkins. 1988, Competencies In The Work World, Prentice Hall of India

Page 22: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-8/PB/2009 tentang Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER 65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

Peraturan Direktur Jenderal No. PER 69/PB/2006 tentang Pedoman Koreksi Kesalahan Laporan Keuangan

Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.05/ 2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

PSAK No. 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

Reksohadiprodjo, Sukarto dan Handoko, T.Hani. 2001, Organisasi Perusahaan, Penerbit BPFF, Yogyakarta

Rivai, Verthazal. 2003, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Rizqi, Alief. 2006, Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku Pada Perusahaan Kacang Atom Gajah Semarang, Program Akuntansi Diploma III Universitas Negeri Semarang, Semarang

Rosidah. 2003, Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja PT Cheil Jedang Indonesia di Jombang Jawa Timur, Tesis tidak diterbitkan, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya

Simamora, Bilson. 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sukmaningrum, Tantriani. 2012, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang), Program Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang

Page 23: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Sutaryo. 2011, Nilai Laporan Keuangan Pemerintah Dengan E-Government System (http://suteryofe.staff.uns.ac.id/2011/06/20/nilai-laporan-keuangan-pemerintah-dengan-e-government-system/)

Undang-Undang APBN Republik Indonesia No. 47 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010

Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Xu, Hongjiang, Jeretta H.N., G. Daryl Nord, Binshan Lin. 2003, “Key Issue of Accounting Information Quality Management: Australian Case Studies”, Industrial Management Data System 103/7. 461-470

www.ineddeni.wordpress.com/2007/10/11/1-sample-t-test/

Page 24: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN (TABEL)

TABEL 1. DEMOGRAFI (PROFIL RESPONDEN)

Tabel 1Profil Responden

Demografi Jumlah ProporsiJenis Kelamin: Wanita Pria

3141

43,06%56,94%

Usia: ≤ 29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun ≥ 50 tahun

21231612

29,17%31,94%22,22%16,67%

Tingkat Pendidikan: SLTA D3 S1 S2

884412

11,11%11,11%61,11%16,67%

Jabatan/eselon: Fungsional Eselon III Eselon IV

311427

43,06%19,44%37,50%

Lama bekerja: ≤ 9 tahun 10-19 tahun 20-29 tahun ≥ 30 tahun

2712303

37,5%16,67%41,66%4,17%

TABEL 2. STATISTIK DESKRIPTIF

Tabel 2Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

  N Min Max MeanStd.

DeviationSAI 72 26,00 45,00 35,9444 3,63430Kompetensi 72 26,00 56,00 44,4583 5,48477

Pelatihan 72 8,00 19,00 14,5000 2,10967Kualitas 72 18,00 36,00 30,0417 3,69025Valid N (listwise)

72        

Page 25: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

TABEL 3. HASIL UJI VALIDITAS

Tabel 3Hasil Pengujian Validitas

VariabelEigenvalu

eLoading Factor

Keterangan

Sistem Akuntansi Instansi 3,851 0,473-0,790 ValidKompetensi Karyawan 5,108 0,561-0,863 ValidPelatihan Karyawan 2,002 0,503-0,696 ValidKualitas Pertanggungjawaban Laporan Keungan 3,893 0,470-0,822 Valid

TABEL 4. HASIL UJI RELIABILITAS

Tabel 4Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha

Keterangan

Sistem Akuntansi Instansi 0,822 ReliabelKompetensi Karyawan 0,867 ReliabelPelatihan Karyawan 0,653 ReliabelKualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan 0,846 Reliabel

TABEL 5. HASIL UJI NORMALITAS

Tabel 5Hasil Pengujian Normalitas

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test

  Unstandardized ResidualN 72Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation 3,10585471

Most Extreme Differences

Absolute ,144Positive ,104Negative -,144

Kolmogorov-Smirnov Z 1,226Asymp. Sig. (2-tailed) ,099

Page 26: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

Gambar 1

Hasil Pengujian Normalitas

Page 27: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

TABEL 6. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Tabel 6Hasil Pengujian Multikolonieritas

Variabel Tolerance VIF KeteranganSistem Akuntansi Instansi 0,810 1,235 Tidak terjadi

multikolonieritasKompetensi karyawan 0,749 1,335 Tidak terjadi

multikolonieritasPelatihan karyawan 0,914 1,094 Tidak terjadi

multikolonieritas

TABEL 7. HASIL UJI AUTOKORELASI

Tabel 7

Hasil Pengujian Autokorelasi

Durbin-Watson

du (k=3) du<DW<4-du Keterangan

1,910 1,709 1,709<1,910<4-1,709 Tidak terjadi autokorelasi

TABEL 8. HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN DETERMINASI

Tabel 8Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2)

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate1 .540a ,292 ,260 3,17363

TABEL 9. HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F)

Tabel 9Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ModelSum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 281,985 3 93,995 9,332 .000a

Residual 684,890 68 10,072    Total 966,875 71      

Page 28: PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI ...

TABEL 10. HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI

STATISTIK t)

Tabel 10Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.BStd.

Error Beta1 (Constant) 13,222 4,469   2,959 ,004

sai ,194 ,115 ,191 1,684 ,097kompetensi -,078 ,079 -,116 -,984 ,328

pelatihan ,919 ,187 ,525 4,921 ,000

TABEL 11. HASIL ANALISIS PENGEMBALIAN KUESIONER

Tabel 11Hasil Analisis Pengembalian Kuesioner

No Keterangan Jumlah1 Populasi karyawan Kementerian Perdagangan yang bekerja di

bidang keuangan143

2 Kuesioner yang dikirim ke responden 100

3 Kuesioner yang tidak kembali 114 Kuesioner yang kembali tetapi tidak lengkap 85 Kuesioner yang kembali tetapi tidak memenuhi kriteria 96 Kuesioner yang kembali dan memenuhi kriteria untuk dianalisis 72