PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED...
Transcript of PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED...
PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED
BEHAVIORAL CONTROL, KEPERCAYAAN DAN
FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP INTENSI
BERDONASI ONLINE
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
Siti Iasya Maryam Nurjanah
NIM: 11140700000112
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED
BEHAVIORAL CONTROL, KEPERCAYAAN DAN
FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP INTENSI
BERDONASI ONLINE
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
Siti Iasya Maryam Nurjanah
NIM: 11140700000112
Pembimbing
Ikhwan Lutfi, M. Psi
NIP: 19730710 200501 1 006
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2018
Siti Iasya Maryam Nurjanah
NIM: 11140700000112
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jagalah ALLAH, maka ALLAH
pasti akan menjagamu,
Al Iz Wel.”
v
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi B) Juni 2018 C) Siti Iasya Maryam Nurjanah D) Pengaruh kepercayaan, sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan
faktor demografis terhadap intensi berdonasi online. E) xiii + 76 halaman + lampiran
F) Intensi berdonasi online merupakan seberapa kuat keinginan individu dalam
mendonasikan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat melalui media online. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, kepercayaan, dan faktor demografi terhadap intensi berdonasi online. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 197 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling. Uji alat ukur menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple Regression Analysis pada taraf signifikasi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan proporsi varians dari intensi berdonasi online yang dijelaskan oleh seluruh independen variabel sebesar 65,2%. Hasil uji hipotesis minor yang menguji pengaruh dari seluruh independen variabel, terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi berdonasi online, yaitu variabel norma moral, perceived behavioral control, dan variabel kepercayaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menyeimbangkan persebaran partisipan penelitian berdasarkan data kontrol penelitian (misalnya usia, jenis kelamin, dan tingkat sosial ekonomi) sehingga dari hasil penelitian dapat digambarkan secara lebih jelas hubungan ataupun perbedaan antara kelompok responden tersebut.
G) Bahan bacaan : 12 Jurnal; 4 Ebook; ; 1 Skripsi; 2 Thesis; 3 Artikel Online
vi
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology B) June 2018 C) Siti Iasya Maryam Nurjanah D) The Effect of Trust, Attitude, Subjective Norms, Perceived Behavioral Control,
and Demographic Factors on Intention of Online Donation. E) xiii + 76 page + appendix
F) Intention donation is how strong the desire of individuals in donate money to a
charity or community service organization trough online media. The purpose of this study was to examine the effect of attitude, subjective norms, perceived behavioral control, trust, and demographic factors on intention donation. Total sample is 197 people. The sampling technique used in this study is non probability sampling. Test measurement instrument using Confirmatory Factor Analysis
(CFA). Analysis of the data used in this study is Multiple Regression Analysis on significance 0.05. The results also show the proportion of the variance of intention donation described by all the independent variables was 65.2%. Minor hypothesis test results that test the influence of all independent variables, there are three variables that have a significant influence on online donation intentions, namely moral norms, perceived behavioral control, and confidence variables. Based on the results of this study, it is recommended for further research to balance the dissemination of research participants based on control data of the study (eg age, sex, and socioeconomic level) so that the results of the study can be described more clearly the relationship or the differences between the groups of.
G) Reference : 12 journal; 4 Ebook; 1 Thesis; 2 Disertation; 3 Article
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, hidayah dan kasih sayang yang diberikan-Nya sehingga peenulis dapat
dapat menyelesaikan penulisan ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya penulis dibantu oleh berbagai
pihak sehingga skrispi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag.,M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajarannya.
2. Sitti Evangeline Imelda Suaidy, M.Si, Psi, dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan dukungan, doa dan selalu berusaha meluangkan waktu.
3. Ikhwan Lutfi, M.Psi, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, memberikan, informasi, dan saran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Miftahuddin, M.Si dan Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi, dosen penguji yang
telah meluangkan waktu untuk menjadi penguji sidang hasil skripsi dan
memberikan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan ilmu dan pelajaran tidak ternilai.
6. Staff bagian Akademik, Keuangan, dan Perpustakaan Fakultas Psikologi.
viii
7. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
8. Keluarga kecil penulis, Diaz Danar Pratama, teman hidup penulis.
Muhammad Emre Narendra, anak kecil yang berhasil memotivasi penulis
agar segera wisuda.
9. Kedua Orang tua penulis, Alm. Achmad Rachmad Wirakusuma,. Terimakasih
atas keteladanannya. Elly Handayani. Terima kasih atas kasih sayang dan doa
yang tiada henti.
10. Ghina Pertiwi, Laila Atiqah, Dea Khalis, dan Aliyah Indria. Terimakasih
untuk semua bantuan, pengertian, dan energi positifnya, I’m so lucky to have
you guys!
11. Psikologi 2014, khususnya Aidah Farras Alya, sebagai mahasiswa pertama
yang berhasil menyelesaikan tugas akhir, dan membagikan pengalamannya
serta seluruh informasi terkait prosedur sidang, sehingga kami semua
termotivasi juga untuk segara menyelesaikan tugas akhir.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
berkontribusi dalam penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat. Penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh
karena itu sangatlah diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
Jakarta, 28 Juni 2018
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... I HALAMAN PESETUJUAN ...................................................................... Ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... Iii HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... Iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. V ABSTRAK .................................................................................................. Vi KATA PENGANTAR ............................................................................... Viii DAFTAR ISI ............................................................................................... X DAFTAR TABEL ....................................................................................... Xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. Xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... Xiv BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1-9
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................. 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................. 7
1.2.1 Pembatasan masalah ........................................... 7 1.2.2 Perumusan masalah ............................................. 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 8 1.3.1 Tujuan penelitian ................................................ 8 1.3.2 Manfaat penelitian .............................................. 9
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................ 11-24
2.1 Intensi Berdonasi Online ................................................ 10 2.1.1 Definisi intensi .................................................... 10 2.1.2 Teori intensi ........................................................ 11 2.1.3 Pengukuran intensi .............................................. 13 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi .......... 13
2.2 Sikap ............................................................................... 14 2.2.1 Definisi sikap ...................................................... 14 2.2.2 Komponen-komponen sikap ............................... 15 2.2.3 Pengukuran sikap ................................................ 15
2.3 Norma Subjektif .............................................................. 16 2.3.1 Definisi norma subjektif ..................................... 16 2.3.2 Komponen norma subjektif................................. 16 2.3.3 Pengukuran norma subjektif ............................... 17
2.4 Perceived Behavioral Control. ....................................... 17 2.4.1 Definisi perceived behavioral control ................ 17 2.4.2 Pengukuran perceived behavioral control .......... 18
2.5 Kepercayaan ................................................................... 18 2.5.1 Definisi kepercayaan ........................................... 19 2.5.2 Aspek kepercayaan ............................................. 19 2.5.3 Pengukuran kepercayaan .................................... 20
x
2.6 Demografi ....................................................................... 20 2.6.1 Usia dan jenis kelamin ........................................ 20
2.7 Kerangka Berpikir .......................................................... 21 2.8 Hipotesis Penelitian ........................................................ 24
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................... 25-41
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....... 25 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .. 25
3.2.1 Deskripsi variable ............................................... 25 3.2.2 Definisi operasional variabel .............................. 26
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 27 3.4 Uji Validitas Konstruk .................................................... 30
3.4.1 Uji validitas konstruk intensi berdonasi online. .. 32 3.4.3 Uji validitas konstruk sikap ................................ 33 3.4.4 Uji validitas konstruk norma injunctive .............. 35 3.4.5 Uji validitas konstruk norma deskriptif .............. 36 3.4.6 Uji validitas konstruk norma moral .................... 37 3.4.7 Uji validitas perceived behavioral control ......... 38 3.4.2 Uji validitas konstruk kepercayaan ..................... 39
3.5 Teknik Analisis Data ...................................................... 40
BAB 4 HASIL PENELITIAN .............................................................. 42-52
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .............................. 42 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ................................................. 43
4.2.1 Statistik deskriptif variable ................................. 43 4.2.2 Pengelompokan subjek berdasarkan skor variabel 45
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ......................................... 47
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............................... 53-60
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 53 5.2 Diskusi ............................................................................ 53 5.3 Saran ............................................................................... 56
5.3.1 Saran metodologis. .............................................. 56 5.3.2 Saran praktis........................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58
LAMPIRAN ................................................................................................ 60
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blueprint Skala Intensi Berdonasi Online ...................... 28 Tabel 3.2 Blueprint Skala Sikap ..................................................... 28 Tabel 3.3 Blueprint Skala Norma Subjektif ................................... 29 Tabel 3.4 Blueprint Skala Perceived Behavioral Control .............. 29 Tabel 3.5 Blueprint Skala Kepercayaan ......................................... 30 Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Intensi Berdonasi Online ............... 33 Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Sikap .............................................. 34 Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Norma Injunctive ........................... 36 Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Norma Deskriptif .......................... 37 Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Norma Moral ................................. 38 Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Perceived Behavioral Control ....... 39 Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Kepercayaan .................................. 40 Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek ............................................... 42 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ......................................................... 44 Tabel 4.3 Pengelompokkan Subjek Berdasarkan Skor .................. 45 Tabel 4.4 R Square ......................................................................... 47 Tabel 4.5 Anova ............................................................................. 48 Tabel 4.6 Koefisien Regresi ........................................................... 48 Tabel 4.7 Proporsi varians variabel setiap independent variable ... 51
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peran faktor latar belakang dari theory of planned behavior 14 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir ........................................................ 23
xiii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perilaku menolong merupakan kelebihan manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia diciptakan untuk berdampingan dengan orang lain dan tidak bisa hidup
secara individual. Individu ditutut untuk dapat mengembangkan sikap saling
menghormati, tolong menolong, berbagi dengan sesama, serta peduli satu sama lain
agar terbina hubungan sosial yang harmonis. Sears (1991), menegaskan bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang hidupnya bergantung pada individu lain.
Manusia harus kompeten atau memiliki keterampilan sosial yang memadai agar
dapat bertahan hidup dan merasakan kebahagian dalam kehidupan tersebut. Jika
tidak demikian, maka seiring dengan berjalannya waktu serta moderenisasi di
semua aspek kehidupan akan menimbulkan pergeseran pola interaksi antar individu
dan perubahan nilai-nilai dalam bermasyarakat. Interaksi antar individu menjadi
bertambah longgar dan kontak sosial yang terjadi semakin rendah kualitas bahkan
kuantitasnya.
Ada banyak cara untuk dapat menolong orang lain, salah satunya dengan
berdonasi. Praktik donasi sering dikaitkan dengan kegiatan amal dan sosial atas
sebuah peristiwa tertentu. Di balik praktik donasi yang dilakukan pun selalu ada
motivasi sosial yang memicu para donatur untuk berdonasi. Motivasi sosial tersebut
dapat berupa latar belakang agama dan komunitas yang sama, motif belas kasihan
atas musibah yang dialami seseorang atau wilayah tertentu, solidaritas sosial dan
kepercayaan kepada individu atau organisasi pemohon donasi (Rizkofatra, 2017).
2
Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia menurut situs forbes, pada
tahun 2010 menyumbangkan 99% kekayaannya, dan menyatakan bahwa ia tidak
dapat lebih bahagia kecuali dengan melaksanakan keputusan tersebut. Hal yang
kurang lebih sama juga terjadi pada Bill Gates dan isterinya, melalui Bill dan
Melinda Gates Foundation, organisasi nirlaba yang bergerak dalam pengetasan
kemiskinan di Negara-negara berkembang di seluruh dunia. Jumlah dana yang
mereka sumbangkan untuk amal menurut situs forbes, mencapai US$ 29 Miliar
atau setara Rp 385, 5 Triliun (Bolante, 2015).
Di Indonesia sendiri, riset berjudul World Giving Index 2014 ini
menunjukkan bahwa setidaknya 66% orang Indonesia memiliki perilaku
mendonasikan uang paling tidak dua kali dalam sebulan, baik melalui lembaga
maupun secara langsung. Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya,
hanya penduduk Indonesia yang terus konsisten memberikan uang bagi orang yang
lebih membutuhkan (Pristine, 2015). Perilaku tolong-menolong sudah menjadi
bagian dari tradisi lama kita. Dalam berbagai bentuk, kita telah terbiasa 'membiayai'
projek-projek sosial secara gotong-royong seperti pembangunan rumah ibadah,
perbaikan jalan, atau acara perayaan hari kemerdekaan. Selain itu, sebagian orang
Indonesia pun hidup dalam tatanan nilai agama yang kuat, sehingga perilaku
berderma yang dianjurkan semua agama banyak pula kita amalkan.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan berubahnya tingkah laku
masyarakat yang mendambakan kemudahan dalam melakukan aktivitas, maka
konsep donasi online pun semakin mudah diterima. Tersedianya akses yang
memudahkan masyarakat Indonesia untuk melakukan donasi online tidak
3
mengubah aktivitas donasi itu sendiri. Naluri manusia, terutama orang Indonesia
yang dikenal pemurah, sangat peka, dan sensitif dengan peristiwa sosial seperti
musibah ataupun bencana alam, merupakan salah satu faktor utama yang mendasari
aktivitas berdonasi masyarakat Indonesia tetap stabil walaupun konsep donasi
mulai berubah menjadi online donation dengan memanfaatkan teknologi informasi
(Rizkofatra, 2017)
Pada akhir tahun 2016 lalu tercacat pencapaian total donasi terkumpul di
Kitabisa.com mencapai Rp 61 Milyar. Angka ini menunjukan tren donasi online
yang meningkat secara signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ratusan
ribu orang menggunakan kitabisa.com untuk menggalang dana dan berdonasi,
menyelesaikan masalah untuk berbagai isu nasional, bencana kemanusiaan,
bantuan medis, dan berbagai gerakan kreatif di dunia sosial. Kitabisa.com
merupakan website terpopuler untuk menggalang dana dan berdonasi online di
Indonesia. Sejak 2013, Kitabisa.com telah memfasilitasi lebih dari 3200 campaign,
menghubungkan lebih dari 190.000 orang yang ingin memberikan donasi, dan
mengumpulkan lebih dari 60 Milyar donasi.
Selama beberapa dekade para periset dan pemasar dalam organisasi amal
telah mencoba untuk mencari tahu apa yang meyakinkan orang untuk
disumbangkan. Jawaban atas pertanyaan ini akan memungkinkan organisasi amal
merancang komunikasi yang lebih efektif dalam pemberian sumbangan. Salah satu
praktik umum yang digunakan dalam permohonan sumbangan adalah untuk
menekankan situasi yang tidak menguntungkan yang dihadapi target sumbangan
(misalnya, kemiskinan) untuk menyampaikan emosi negatif seperti kesedihan,
4
ketakutan atau ketegangan. Emosi yang mendominasi negatif ini dikatakan
membuat orang lebih berempati terhadap keadaan target dan meningkatkan
kecenderungan mereka untuk menyumbang (Liang, 2017).
Selain kitabisa.com, website serupa lainnya untuk berdonasi online adalah
wujudkan.com, bergandengtangan.com, indokasih.com, indorelawan.org,
ayoamal.com, dompetdhuafa, dan masih banyak lagi. Portal donasi online yang
menyediakan akses melalui website atau aplikasi sangat memberikan kemudahan
dan kenyamanan. Sistem terintegrasi yang langsung terhubung dengan akun bank
dan penyedia portal donasi online tersebut secara langsung memberikan jaminan
keamanan dan akuntabilitas yang dapat langsung dipantau oleh para
donatur. Inovasi donasi online juga menjadi terobosan bagi semua golongan untuk
berdonasi tanpa harus melalui prosedur yang berbelit - belit. Meskipun demikian,
ternyata masih ada pula oknum tertentu yang memanfaatkan kemudahan dalam
mengumpulkan donasi dengan menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi.
Seperti kasus Cak Budi baru-baru ini, ia memanfatkan donasi yang terkumpul untuk
membeli mobil Fortuner dan telepon genggam dengan merek iPhone seri ke 7
untuk kebutuhan pribadinya. Kasus tersebut sempat membuat warga net geram dan
kecewa, sehingga menteri sosial Khofifah Indar Parawansa merasa perlu untuk
menghimbau netizen agar tetap mau berbagi lewat Crowd Funding (Jatmiko, 2017).
Mentri sosial juga menyampaikan, dengan kejadian ini, Ia berharap semangat
kepedulian sosial masyarakat tetap tumbuh dan tidak luntur. Mengingat, upaya
penanggulangan kemiskinan dan layanan kesejahteraan sosial membutuhkan
kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
5
Mengumpulkan donasi bukan hanya soal strategi, melainkan sebuah seni
pendekatan yang lebih menitikberatkan faktor psikologis dalam memahami donatur
dan perilakunya dalam memberikan donasi (Ekaterina Kim, dalam buku
menggalang dana). Pemahaman mengenai psikologi atau perilaku prososial donatur
merupakan hal yang kompleks, erat kaitannya dengan bentuk bantuan yang akan
diberikan, mengapa individu berdonasi, bagaimana mereka berdonasi, apa
penyebab mereka berdonasi hingga mengenal proses pembuatan keputusan seorang
donatur memutuskan berdonasi (Marwing, 2015). Pemahaman terhadap aspek
psikologis dari individu tersebut akan sangat membantu lembaga non profit dalam
mengembangkan kebijakan dan strategi fundraising berbasis aplikasi psikologi,
sehingga terjadi optimalisasi realisasi potensi donasi yang turut andil bagi
keberlangsungan program lembaga non profit dalam membantu program
pemerintah mengentaskan masalah kemiskinan melalui pemberdayaan berbasis
donasi.
Perilaku individu ditentukan oleh intensi mereka (Linden, 2011), mereka
mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi yang tersedia, dan secara
implisit atau eksplisit juga mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka (Ajzen,
2006). Theory of planned behavior menjelaskan bahwa terdapat tiga prediktor
utama yang memengaruhi intensi individu untuk melakukan suatu perilaku, yaitu
sikap terhadap suatu perilaku (attitude toward the behavior), norma subyektif
tentang suatu perilaku (subjective norm), dan persepsi tentang kontrol perilaku
(perceived behavioral control).
6
Ada banyak faktor yang mempengaruhi individu memberikan donasi,
individu melalui sebuah proses keputusan sebelum mereka benar-benar
mendonasikan uangnya kepada kegiatan amal. Proses keputusan memberikan
donasi tersebut melalui beberapa tahap. Salah satunya adanya kesadaran mengenai
masalah hingga menjadikan individu yakin bahwa tindakan menolong sangatlah
dibutuhkan (Guy & Paton, 1989). Dalam tahapan ini, proses psikologi yang nampak
adalah empati, yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti tentang perasaan dan
emosi orang lain. Verhaert dan Poel (2010), menunjukkan dalam penelitiannya
bahwa empati memiliki dampak positif terhadap keputusan seseorang dalam
memberikan donasi.
Terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi intensi seseorang dalam
menyumbang uang untuk amal, Snip (2011), menyebutkan bahwa faktor-faktor
tersebut yang terbukti signifikan ialah kesamaan dengan tujuan organisasi,
pengalaman menyumbang, kepercayaan dan oportunisme yang dirasakan, serta
faktor demografis seperti jenis kelamin, usia, pendapatan, dan pendidikan.
Sedangkan kewajiban moral tidak menunjukan signifikasi yang tinggi.
Linden (2011), dalam penelitiannya mengenai intensi menyumbang
menggunakan enam variable psikologi sosial dari revisi theory of planned behavior
yaitu norma moral, norma perspektif, norma deskriptif, sikap, perceived behavioral
control dan past behavior. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa norma deskriptif
dan norma perspektif tidak berpengaruh terhadap intensi, sedangkan norma moral,
sikap, perceived behavioral control dan past behavior berpengaruh signifikan
terhadap intensi menyumbang uang.
7
Selanjutnya Awan dan Hammed (2014), dalam penelitiannya membuktikan
bahwa selain faktor demografis dan sosio-ekonomi, karakteristik lainnya seperti
perceived generosity, perceived financial, religion, individual attitude toward
charieties, fundraising campaigns, dan trust juga berpengaruh signifikan terhadap
perilaku berdonasi. Kemudian Mejova, Weber, Garimella, dan Dougal (2014), juga
melakukan penelitian mengenai empat faktor utama pada perilaku menyumbang,
yaitu demografis, minat, jaringan sosial, dan faktor eksternal. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa keempat faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap
periaku menyumbang.
Dari pemaparan di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control,
Kepercayaan dan Faktor Demografi Terhadap Intensi Bedonasi Online.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan masalah
Penelitian ini hanya akan membatasi masalah pada intensi berdonasi online beserta
faktor- faktor yang mempengaruhinya, yaitu sikap, norma subjektif, perceived
behavioral control, kepercayaan dan faktor demografi. Faktor Demografi dalam
penelitian ini merupakan jenis kelamin dan usia. Subjek dalam penelitian ini adalah
individu berusia 17 - 60 tahun, dibagi berdasarkan rentang usia yang berada pada
periode perkembangan menurut Hurlock, remaja akhir (17-21 tahun), dewasa awal
(21-40 tahun), dan dewasa madya (40-60 tahun), yang menggunakan internet, sudah
maupun belum pernah dalam mendonasikan uangnya secara online.
8
1.2.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sikap terhadap intensi berdonasi
online?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan norma subjektif terhadap intensi
berdonasi online?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan perceived behavioral control
terhadap intensi berdonasi online?
4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kepercayaan terhadap intensi
berdonasi online?
5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan faktor demografi dari jenis
kelamin dan usia terhadap intensi berdonasi online?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan sikap, norma
subjektif, perceived behavioral control, kepercayaan, dan faktor demografi
terhadap intensi berdonasi online.
2. Untuk memperoleh informasi tentang besarnya nilai kontribusi variabel-
variabel yang menentukan intensi berdonasi online.
9
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1.3.2.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian psikologi terkait dengan intensi
berdonasi online yang masih jarang ditemukan. Penelitian ini akan menjelaskan
faktor yang mempengaruhi intensi berdonasi online ditinjau dari sikap, norma
subjektif, perceived behavioral control, kepercayaan, dan faktor demografi dari
jenis kelamin dan usiaPenelitian ini juga akan memberikan informasi tentang
besarnya nilai kontribusi variabel-variabel yang menentukan intensi berdonasi
online.
1.3.2.2 Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat ditindaklanjuti untuk meningkatkan intensi
individu untuk menyumbangkan uangnya, karena menyumbang dianggap
fenomena humanistik yang penting, perilaku tersebut tidak hanya didorong dalam
masyarakat, tetapi juga penting dalam meningkatkan standar hidup (Awan &
Hameed, 2014) mengingat upaya penanggulangan kemiskinan dan layanan
kesejahteraan sosial membutuhkan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat umum.
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Intensi Berdonasi Online
Sebelum menjelaskan mengenai definisi intensi berdonasi online, penulis terlebih
dahulu akan menjelaskan mengenai teori intensi.
2.1.1 Definisi intensi
Ajzen (1991) menjelaskan,
“intention are assumed to capture the motivational factors that influence a
behavior and to indicate how hard people are willing to try or how much
effort they would exert to perform the behavior”
Intensi diasumsikan sebagai faktor-faktor motivasi yang berdampak pada
perilaku, sebagai indikasi seberapa kuat keinginan individu untuk mencoba dan
berapa banyak usaha untuk menampikan perilaku tersebut (Ajzen 1991). Intensi
adalah letak dimensi subyektif seseorang yag melibatkan hubungan antara dirinya
dengan perbuatan tertentu, oleh karena itu, mengarah pada probabilitas subyektif
seseorang yang akan menunjukan perilaku. (Fishbein & Ajzen, 1975)
2.1.1.1 Definisi intensi berdonasi online
Smith dan McSweeney (2007) mendefinisikan perilaku berdonasi sebagai
menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. Berdonasi
adalah sejumlah uang yang disumbangkan untuk sebuah organisasi tertentu dan
sekelompok orang untuk kesejahteraan individu (Awan & Hamed, 2014).
Kemudian Romli (2012) menjelaskan bahwa media online adalah media massa
yang tersaji secara online di situs web internet.
11
Dari definisi intensi, berdonasi, dan online tersebut dapat disimpulkan
bahwa intensi berdonasi online merupakan seberapa kuat keinginan individu dalam
menyumbang uang untuk amal atau organisasi melalui media online.
2.1.2 Teori intensi
2.1.2.1 Teori intensi berdonasi
Fishbein dan Ajzen (1975) mengemukakan bahwa terdapat empat elemen penting
dalam pembentukan intensi, yaitu perilaku (behavior), objek dimana perilaku
ditunjukan (target), keadaan dimana perilaku ditampilkan (situation), dan waktu
ketika perilaku dilakukan (time). Pada tingkat yang paling spesifik, seseorang akan
menampilkan perilaku tertentu tergantung objeknya dalam situasi dan waktu
tertentu.
Dalam buku Attitudes, personality, and behavior edisi ke dua, teori intensi
dapat dijelaskan melalui theory of planned behavior yang merupakan perluasan dari
theory of reason action, yang dibuat karena adanya keterbatasan dalam menangani
perilaku seseorang, dimana individu tidak memiliki kehendak kontrol, sehingga
menambahkan konsep perceived behavioral control. Sesuai dengan tujuannya yaitu
untuk menjelaskan perilaku manusia, dan seperti dalam teori aslinya yaitu theory of
reason action bahwa faktor utama dalam theory of planned behavior adalah intensi
individu untuk melakukan perilaku tertentu.
Theory of planned behavior didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah
makhluk yang rasional dan menggunakan informasi-informasi yang mungkin
baginya secara sistematis. Orang akan memikirkan implikasi dari tindakan mereka
sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku
12
tertentu. Intensi diasumsikan sebagai faktor-faktor motivasi yang berdampak pada
perilaku, sebagai indikasi seberapa kuat keinginan individu unruk mencoba, dan
seberapa banyak usaha untuk menampilkan perilaku tersebut (Ajzen, 2006). Theory
of planned behavior mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor penentu terhadap
intensi, yaitu attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavior control
(Ajzen, 1991).
Ada beberapa tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah untuk
meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku
yang bukan dibawah kendali dan sesuai dengan kemauan individu sendiri.
Kemudian, untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-
strategi untuk perubahan perilaku, selain itu juga untuk menjelaskan tiap aspek
penting dari beberapa perilaku manusia (Achmad, 2010). Teori Perilaku Terencana
merupakan prediksi perilaku yang baik karena diseimbangkan oleh niat untuk
melaksanakan perilaku. Atas dasar inilah digunakan Teori Perilaku Terencana
(Theory of Planned Behavior) untuk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi intensi berdonasi.
Smith dan McSweeney (2007) merupakan peneliti awal yang menyajikan
revisi dari theory of planned behavior, mereka berpendapat untuk dimasukannya
norma moral, dibedakannya norma subjektif menjadi norma deskriptif dan norma
injunctive, serta dimasukannya perilaku masa lalu (past behavior). Kemudian
hasilnya, revisi yang diusulkan oleh Smith dan McSweeney yaitu sikap, perceived
behavioral control, norma deskriptif, norma injuctive, norma moral, dan past
behavior (Linden, 2011).
13
Individu dengan sikap positif terhadap perilaku kemudian percaya bahwa
orang lain yang penting menurutnya akan menyetujui perilaku tersebut (subjective
norm), dan percaya bahwa mereka yang memiliki kontrol atas perilakunya
(perceived behavioral control), akan lebih cenderung memiliki intensi
menyumbang untuk amal atau organisasi amal.
2.1.3 Pengukuran intensi berdonasi
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengukuran dari rekomendasi Azjen
(dalam Smith & McSweeney, 2007) untuk mengukur behavioral intention dengan
lima item kuesioner, seperti contoh item “Saya berniat untuk menyumbang uang
untuk amal atau organisasi layanan masyarakat di empat minggu kedepan”, dan
untuk menjawabnya dimulai dari “tidak pasti” – “pasti”.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi
Menurut theory of planned behavior yang dikemukakan oleh Ajzen (2005) bahwa
faktor penentu utama dari intensi dan perilaku yaitu: keyakinan perilaku, keyakinan
normative, keyakinan kontrol. Terdapat banyak variabel yang dapat mempengaruhi
keyakinan seseorang yaitu: usia, jenis kelamin, budaya, status sosial-ekonomi,
pendidikan, kebangsaan, agama, kepribadian, mood, emosi, sikap, nilai,
kecerdasan, anggota kelompok, pengalaman di masa lalu, paparan informasi,
dukungan sosial, dsb. Faktor latar belakang tersebut dibagi ke dalam kategori
pribadi, sosial, dan informasi.
Dalam faktor pribadi (personal) terdapat sikap, kepribadian, nilai, emosi,
dan kecerdasan. Di dalam faktor sosial (social) terdapat usia, jenis kelamin, ras,
budaya, pendidikan, pendapatan, agama. Sedangkan faktor informasi terdapat
14
Backgroun Factors Behavioral
beliefs Attitude toward the behavior
Pribadi
Sikap, Nilai, Ciri-ciri kepribadian, Emosi Kecerdasan.
Normative Beliefs
Subjective Norms
Intention Behavior
Sosial
Usia, jenis kelamin,ras, budaya, pendidikan, agama.
Control Beliefs
Perceived Behavioral Control
Informasi
Pengalaman,
paparan media.
Gambar 2.1
Faktor Latar Belakang dari Theory of Planned Behavior (Ajzen, 2005)
pengalaman, pengetahuan, dan paparan media. Semua faktor tersebut dapat
mempengaruhi perilaku, keyakinan normative, dan keyakinan kontrol. Sebagai
hasilnya dapat mempengaruhi intensi dan tindakan.
2.2 Sikap
2.2.1 Definisi sikap
Terdapat berberapa definisi sikap yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :
Menurut Ajzen (2005) sikap adalah suatu disposisi untuk respon positif atau
negatif terhadap benda, orang, institusi atau peristiwa. Kemudian definisi sikap
menurut Smith dan McSweeney (2007) sikap merupakan evaluasi dari target
perilaku. Selanjutnya Allport (dalam Hogg & Vaughan, 2011) menjelaskan sikap
adalah
15
“A mental and neural state of readiness, organised through experience, exerting a
directive or dynamic influence upon the individual's response to all objects and
situations with which it is related”.
Sikap adalah kondisi mental dan neural dari kesiapan, yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua objek dan situasi yang terkait. Sedangkan Macchia, Louis,
Saeri, Smith dan Ogilivie (2013) menjelaskan bahwa sikap merupakan evaluasi
hasil dari suatu perilaku tertentu sebagai positif atau negatif.
Berdasarkan definisi menurut para ahli tersebut, penulis menyimpulkan
sikap merupakan evaluasi atau penilaian dari target suatu perilaku, yang dinilai dari
sikap positif atau negatif, menguntungkan atau tidak, serta berguna atau tidak untuk
individu.
2.2.2 Komponen-komponen sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), terdapat tiga komponen dalam sikap, yaitu :
1. Kognitif, yaitu mencerminkan persepsi dan pemikiran mengenai objek.
2. Afektif yaitu suatu perasaan atau evaluasi terhadap objek, meliputi
perasaan dan evaluasi sikap.
3. Konasi, yaitu intensi berprilaku yang ditampilkan terhadap objek sikap.
2.2.3 Pengukuran sikap
Pengukuran sikap dalam penelitian ini, menggunakan pengukuran yang
direkomendasikan dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007). Contoh item
kuesioner “Saya menyumbang untuk sebuah organisasi amal atau pelayanan
masyarakat dalam empat minggu ke depan”.
16
2.3 Norma Subjektif
2.3.1 Definisi norma subjektif
Norma subjektif merupakan faktor sosial yang mengacu pada tekanan sosial yang
dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991).
Smith dan McSweneey (2007) menjelaskan norma subjektif merupakan tekanan
sosial yang dirasakan mengenai tampilan dari perilaku. Menurut White, Smith,
Terry, Greenslade dan McKimmie (2009), menyatakan bahwa pengaruh sosial
diwakili oleh konsep norma subjektif yaitu yang menggambarkan sejumlah
tekanan dari seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.
Berdasarkan pendapat menurut para ahli diatas, penulis menyimpulkan
bahwa norma subjektif merupakan faktor sosial yang mengacu pada tekanan sosial
yang dirasakan, untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.
2.3.2 Komponen norma subjektif
Komponen norma subjektif menurut Smith & McSweeney (2007) :
1. Norma Injunctive
Berkaitan dengan tekanan sosial yang dirasakan dari orang lain yang
dianggap penting (significant others) untuk melakukan suatu perilaku.
2. Norma Deskriptif
Mencerminkan persepsi seseorang terhadap perilaku orang lain.
3. Norma Moral
Norma moral dapat didefinisikan sebagai internalisasi aturan-aturan moral
individu. Norma moral menekankan pada membangun perasaan tanggung
jawab pribadi.
17
2.3.3 Pengukuran norma subjektif
Pengukuran Norma subjektif menggunakan pengukuran rekomendasi dari Ajzen
(dalam Smith & McSweeney,2007) dengan menggunakan komponen norma
subjektif yang telah direvisi yaitu norma injunctive, norma deskriptif dan norma
moral yang terdiri dari 14 item.
2.4 Perceived Behavioral Control
2.4.1 Definisi perceived behavioral control
Ajzen (1991) menjelaskan perceived behavioral control mengacu pada persepsi
individu terhadap kemudahan atau kesulitan melakukan perilaku yang menarik.
Perceived behavioral control menunjuk suatu derajat dimana seorang individu
merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah dibawah
pengendaliannya. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat
untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki
sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang
positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan
menyetujuinya.
Perceived behavioral control dapat mempengaruhi perilaku secara
langsung atau tidak langsung melalui intensi. Jalur langsung ke perilaku muncul
ketika terdapat keselarasan antara persepsi mengenai kendali yang aktual dari
seseorang atas suatu perilaku (Achmat, 2010). Smith dan McSweeney (2007),
mengemukakan bahwa perceived behavioral control merupakan kontrol yang
dirasakan atas tampilan perilaku untuk melakukan, atau berniat untuk melakukan
dan perilaku yang dianggap sebagai relatif mudah dalam kendali seseorang.
18
Berdasarkan definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa perceived
behavioral control adalah kontrol yang dirasakan atas tampilan perilaku untuk
melakukan atau tidak dalam perilaku yang dianggap sebagai relatif mudah dalam
kendali seseorang.
2.4.2 Pengukuran perceived behavioral control
Pengukuran perceived behavioral control menggunakan rekomendasi dari Ajzen
(dalam Smith & McSweeney, 2007) yaitu persepsi kontrol atas perilaku
menyumbang dengan lima item. Sebagai contoh, item "Jika saya ingin
menyumbang, itu akan mudah bagi saya untuk menyumbangkan uang untuk amal
dan organisasi pelayanan masyarakat dalam empat minggu ke depan". Skala dari 1
sangat tidak setuju sampai 7 sangat setuju.
2.5 Kepercayaan
2.5.1 Definisi kepercayaan
Dengan adanya kepercayaan, seorang individu akan bersedia mengambil risiko
yang mungkin terjadi dalam hubungannya dengan pihak lain (Mayer, 1995).
Menurut Mayer (1995), kepercayaan berarti
“The willingness of a party to be vulnerable to the action on another party
based on the expectation that the other will perform a particular action
important to the trustor, irrespective of the ability to monitor control that
other party.”
Kepercayaan diartikan keinginan suatu pihak menjadi pasrah dalam
menerima tindakan pihak lain dengan harapan pihak lain melakukan suatu perilaku
yang penting bagi pemberi kepercayaan, kemampuan untuk memonitor pihak lain.
Gefen (2002), mendefinisikan kepercayaan online adalah keinginan untuk
pasrah pada pihak lain berdasarkan keyakinan dari kemampuan, ketulusan, dan
19
integritasnya. Alasannya, individu yang berhubungan dengan pihak yang diberi
kepercayaan adalah orang yang dimana perilakunya tidak dapat sepenuhnya
diprediksi maupun diatur.
Dalam penelitian ini, definisi yang digunakan adalah milik Gefen (2002),
yaitu keinginan untuk pasrah pada pihak lain berdasarkan keyakinan dari
kemampuan, ketulusan, dan integritasnya. Dalam konteks berdonasi online, pihak
yang diberi kepercayaan adalah penggalang dana melalui portal donasi atau
platform seperti kitabisa.com, dll.
2.5.2 Aspek kepercayaan
Tiga aspek kepercayaan yang dijelaskan oleh Mayer (1995), yaitu ability
(kemampuan), benevolence (ketulusan), dan integrity (integritas).
1. Kemampuan (ability)
Gabungan dari keterampilan, kompetensi, dan karakteristik yang dapat
membuat sebuah pihak memiliki pengaruh dalam wilayah yang spesifik.
2. Ketulusan (benevolence)
Sejauh mana seorang pemegang kepercayaan dipercaya melakukan sesuatu
yang baik untuk pemberi kepercayaan. Ketulusan merupakan orientasi yang
positif dari pemegang kepercayaan terhadap pemberi kepercayaan.
3. Integritas (integrity)
Perilaku penggalang dana dalam melakukan penggalangan dana. Apakah
informasi yang diberikan benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Aspek milik Mayer ini kemudian digunakan oleh Gefen (2002) sebagai
acuan dasar dalam menyusun konstrak kepercayaan dalam penelitian yang terkait
20
dengan intensi membeli online. Selain itu Chen dan Dhillon (2003) menegaskan
bahwa ketiga dimensi milik Mayer ini juga dapat diaplikasikan ke dalam
kepercayaan dalam konteks e-commerce.
2.5.2 Pengukuran kepercayaan
Pengukuran tingkat kepercayaan menggunakan skala Likert (Azwar, 2007). Setiap
skala diberikan nilai, biasanya nilai paling tinggi pada poin ‘setuju’ dan nilai lebih
rendah pada poin yang ‘tidak setuju’. Total nilai yang lebih tinggi akan
menggambarkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi (Arikunto, 2000).
2.6 Demografi
Demografi adalah karakteristik statistik dari populasi yang meliputi usia dan jenis
kelamin yang dianggap penting untuk evaluasi dampak pada sumbangan. Menurut
Smith dan McSweeney (2007) faktor-faktor demografi seperti jenis kelamin, usia,
status perkawinan, tingkat pendidikan, atau tingkat pendapatan yang terkait dengan
perbedaan pemberian amal. Namun dalam penelitian ini hanya beberapa yang
digunakan dalam faktor demografis yaitu: jenis kelamin dan usia.
2.6.1 Jenis kelamin dan usia
Jenis kelamin merupakan variabel prediktor dalam intensi menyumbang dan
merupakan variabel penting untuk mengukur efek pada sumbangan (Raganathan,
2012; Schlegelmilch et al, 1997 dalam Awan & Hamed, 2014). Usia dan jenis
kelamin merupakan penentu penting dari perilaku menyumbang dan menunjukkan
probabilitas tinggi dalam menyumbang (dalam Awan & Hamed, 2014).
Menurut Shelley dan Polonsky (dalam Awan & Hamed, 2014) Faktor
demografi seperti usia dan jenis kelamin berfungsi sebagai kriteria yang sesuai
21
untuk segmentasi. Hal ini juga menemukan bahwa perempuan lebih mungkin untuk
menyumbang dibandingkan dengan laki-laki. Ada perbedaan yang signifikan antara
perilaku menyumbang antara pria dan wanita, para lajang dan yang sudah menikah,
lebih tua dan lebih muda.
Menurut Wolff, Lee dan Chang (dalam Boers, 2012) bahwa perempuan
cenderung lebih altruistik daripada laki-laki, dan karena itu lebih mungkin untuk
menyumbangkan dibandingkan laki-laki. Bahwa orang tua lebih mungkin untuk
menyumbangkan daripada orang yang lebih muda.
2.7 Kerangka Berpikir
Menyumbang dianggap fenomena humanistik yang penting karena prilaku tersebut
tidak hanya didorong dalam masyarakat, tetapi juga penting dalam meningkatkan
standar hidup individu (Awan & Hameed, 2014). Seiring dengan kemajuan
teknologi dan berubahnya tingkah laku masyarakat yang mendambakan kemudahan
dalam melakukan aktivitas, maka konsep donasi online pun semakin mudah
diterima. Tersedianya akses yang memudahkan masyarakat Indonesia untuk
melakukan donasi online tidak mengubah aktivitas donasi itu sendiri.
Dalam penelitian ini akan melihat pengaruh sikap, norma subjektif yang
terdiri dari; norma injuctive, norma deskriptif dan norma moral, perceived
behavioral control, kepercayaan dan faktor demografis dari jenis kelamin dan usia
terhadap intensi berdonasi online.
Perilaku individu ditentukan oleh intensi mereka (Linden, 2011), mereka
mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi yang tersedia, dan secara
implisit atau eksplisit juga mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka (Ajzen,
22
2006). Theory of planned behavior menjelaskan bahwa terdapat tiga prediktor
utama yang memengaruhi intensi individu untuk melakukan suatu perilaku, yaitu
sikap terhadap suatu perilaku (attitude toward the behavior), norma subyektif
tentang suatu perilaku (subjective norm), dan persepsi tentang kontrol perilaku
(perceived behavioral control)
Individu dengan sikap positif terhadap perilaku kemudian percaya bahwa
orang lain yang penting menurutnya akan menyetujui perilaku tersebut (subjective
norm), dan bahwa mereka yang memiliki kontrol atas perilakunya (perceived
behavioral control) akan lebih cenderung memiliki intensi menyumbang untuk
amal atau organisasi amal (Smith & Mcsweeney, 2007).
Smith dan Mcsweeney (2007) juga menjelaskan bahwa norma subjektif
terdiri dari norma injunctive yaitu tekanan sosial yang dirasakan dari orang lain
yang dianggap penting (significant others) untuk melakukan suatu perilaku. Norma
deskriptif yaitu mencerminkan persepsi seseorang terhadap perilaku orang lain.
Dan norma moral yaitu internalisasi aturan-aturan moral individu. Norma moral
menekankan pada membangun perasaan pribadi tanggung jawab, daripada tekanan
sosial yang langsung dirasakan.
Awan dan hammed (2014), dalam penelitiannya membuktikan bahwa
kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap perilaku berdonasi. Kepercayaan
adalah keinginan untuk pasrah pada pihak lain berdasarkan keyakinan dari
kemampuan, ketulusan, dan integritasnya. Kepercayaan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kepercayaan terhadap pihak penggalang dana, alasannya,
individu yang berhubungan dengan pihak yang diberi kepercayaan adalah orang
23
yang dimana perilakunya tidak dapat sepenuhnya diprediksi dan diatur. Dengan
adanya kepercayaan, seorang individu akan bersedia mengambil risiko yang
mungkin terjadi dalam hubungannya dengan pihak lain (Mayer, 1995).
Selanjutnya, penelitian ini juga melihat pengaruh faktor demografi yang
mempengaruhi intensi menyumbang seseorang, yang dilihat melalui jenis kelamin
dan usia. Sedangkan status penikahan, pekerjaan, pendapatan, dan pengalaman
berdonasi online sebagai data tambahan.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Faktor Demografi
Norma Subjektif
Kepercayaan
Sikap
Norma Deskriptif
Perceived behavioral
control
Usia
Jenis Kelamin
Norma Injunctive
Norma Moral Intensi
Berdonasi Online
24
2.8 Hipotesis Penelitian
Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji adalah
hipotesis nihil, adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
Hipotesis Mayor
Terdapat pengaruh yang signifikan sikap, norma subjektif, perceived behavioral
control, kepercayaan dan faktor demografi terhadap intensi berdonasi online.
Hipotesis Minor
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan sikap terhadap intensi berdonasi online.
Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing komponen norma
subjektif terhadap intesi berdonasi online, lebih detail sebagai berikut:
Ha2.1 : Terdapat pengaruh yang signifikan norma injuncitve terhadap
intensi berdonasi online.
Ha2.2 : Terdapat pengaruh yang signifikan norma deskriptif terhadap intensi
berdonasi online.
Ha2.3 : Terdapat pengaruh yang signifikan norma moral terhadap intensi
berdonasi online.
Ha3: Terdapat pengaruh yang signifikan perceived behavioral control terhadap
intensi berdonasi online.
Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan kepercayaan terhadap intensi berdonasi
online.
Ha5: Terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap intensi berdonasi
online.
Ha6: Terdapat pengaruh yang signifikan usia terhadap intensi berdonasi online.
Kesembilan hipotesis penelitian diatas, akan dijadikan Ho sehingga dapat
diuji secara statistik.
25
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah individu berusia 17 - 60 tahun, yang
menggunakan internet, sudah maupun belum pernah dalam mendonasikan uangnya
secara online. Jumlah populasi tidak bisa diketahui, sehingga tidak bisa
menggunakan teknik probability sampling.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini termasuk kedalam non-
probability sampling. Jenis non-probability sampling yang digunakan adalah
accidental sampling. Penggunaan accidential sampling digunakan untuk
menghemat biaya serta cepat dalam mendapatkan umpan balik dari responden.
Adapun sampel dalam penelitian ini, didapat dari kuesioner yang diisi secara
online melalui docs.google.com dengan link https://goo.gl/forms/yGbJj80Ra9nhJ5wg1.
Terkumpul sebanyak 205 sampel, namum terdapat 8 sampel yang terkirim ganda
dari 5 orang responden yang sama, sehingga sampel yang dapat penulis gunakan
dalam proses olah data sebanyak 197 sampel.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel
3.2.1 Deskripsi variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah intensi berdonasi online, sikap, norma
subjektif dari norma injuctive; norma deksriptif; dan norma moral, perceived
behavioral control, kepercayaan dan faktor demografi.
Intensi berdonasi online dijadikan sebagai dependent variabel, yaitu variabel
yang akan diteliti. Sedangkan sikap, norma subjektif yang terdiri dari tiga yaitu;
26
norma injuctive, norma deksriptif, dan norma moral, perceived behavioral control,
kepercayaan, dan faktor demografis dari jenis kelamin, dan usia yang dijadikan
sebagai independent variabel.
3.2.2 Definisi operasional variabel
Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Intensi Berdonasi Online
Seberapa kuat keinginan individu dalam menyumbang uang untuk amal atau
organisasi layanan masyarakat secara online.
2. Sikap
Evaluasi atau penilian individu dalam berdonasi online, penilaian positif atau
negatif.
3. Norma Subjektif
Tekanan sosial yang dirasakan oleh individu untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu perilaku. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
konsep norma subjektif yang terdiri dari tiga komponen :
3.1 Norma Injunctive
Berkaitan dengan tekanan sosial yang dirasakan dari orang lain.
Tekanan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tekanan
sosial yang dirasakan oleh individu dalam berdonasi online yang
didukung atau tidak didukung oleh orang lain (significant other).
3.2 Norma Deskriptif
Persepsi orang lain yang penting bagi individu dalam melakukan
perilaku berdonasi online.
27
3.3 Norma Moral
Internalisasi aturan-aturan moral individu. Norma moral menekankan
pada membangun perasaan tanggung jawab pribadi
4. Perceived Behavioral Control
Perceived Behavioral Control merupakan kontrol yang dirasakan atas
tampilan perilaku untuk melakukan atau tidak dalam berdonasi online yang
dianggap sebagai relatif mudah dalam kendali seseorang.
5. Kepercayaan
Kecenderungan seseorang yakin pada maksud baik orang lain yang tidak
merugikan mereka, peduli pada hak mereka, dan melakukan kewajibannya.
6. Faktor Demografis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan faktor demografis dari jenis
kelamin, dan usia.
3.3 Instrumen Pengumpulan Data
Metode penelitian ini menggunakan angket yang diberikan secara online.
Sedangkan instrument penelitian ini menggunakan Semantic differensial scale yang
merupakan skala yang dikembangkan oleh Osgood, untuk mengukur pengertian
suatu objek atau konsep oleh seseorang, yang dalam hal ini berdonasi online.
Reseponden diminta menilai suatu konsep atau objek dalam suatu skala bipolar
(skala yang berlawanan seperti baik-buruk, dan sebagaianya) dengan 7 buah titik
skala (Nazir, 2009). Adapun cara subjek memberikan jawaban terhadap tipe
Semantic differensial scale adalah dengan memilih salah satu jawaban yang paling
sesuai dengan diri responden pada salah satu alternatif jawaban.
28
Dalam penelitian ini, skala yang digunakan terdiri dari 8 bagian. Bagian
pertama, bagian yang mengungkap data diri responden. Bagian kedua, bagian yang
mengungkap intensi berdonasi online. Bagian ketiga, bagian yang mengungkap
sikap. Bagian keempat, bagian yang mengungkap norma injunctive. Bagian kelima,
bagian yang mengungkap norma deskriptif. Bagian keenam, mengungkap bagian
norma moral. Bagian ketujuh, mengungkap bagian perceived behavioral control.
Bagian ke delapan, mengungkap bagian kepercayaan. Adapun instrument
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Alat Ukur Intensi Berdonasi Online
Skala intensi berdonasi online yang digunakan adalah skala semantic differensial
dengan pengukuran yang direkomendasikan oleh Ajzen (dalam Smith &
McSweeney, 2007) untuk mengukur behavioral intention.
Tabel 3.1
Blueprint Skala Intensi Berdonasi Online
No. Aspek Indikator Favorable Unfavorable
1. Behavioral
Intention
Seberapa kuat keinginan individu terhadap menyumbang uang untuk amal secara online.
1,2,3,4
2. Alat Ukur Sikap
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekomendasi dari Ajzen
(dalam Smith & McSweeney, 2007). Alat ukur ini terdiri dari 8 item.
Tabel 3.2 Blueprint Skala Sikap No. Aspek Indikator Favorable Unfavorable
1. Sikap Evaluasi atau penilaian individu dari suatu perilaku dalam mendonasikan uang secara online
11,12,13,14,15,16,17
29
3. Alat Ukur Norma Subjektif
Skala norma subjektif dalam penelitian ini adalah rekomendasi dari Ajzen (dalam
Smith & McSweeney, 2007). Alat ukur ini terdiri dari tiga komponen dari norma
subjektif yaitu norma injunctive, norma deskriptif, dan norma moral.
Tabel 3.3
Blueprint Skala Norma Subjektif
No. Aspek Indikator Favorable Unfavorable
1. 2. 3.
Norma Injunctive
Norma Deskriptif Norma Moral
Sejauh mana orang lain berpikir bahwa responden akan berdonasi online. Responden menunjukan sejauhmana sebenarnya orang lain yang penting bagi responden, mendonasikan uangnya secara online. Menilai norma moral seseorang dalam mendonasikan uangnya secara online.
18 21,22,23 24,25,26,27
19,20
4. Alat Ukur Perceived Behavioral Control
Skala perceived behavioral control dalam penelitian ini adalah rekomendasi dari
Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007). Alatukur ini terdiri dari 5 iten yang
mengukur perceived behavioral control secara langsung.
Tabel 3.4
Blueprint Skala Perceived Behavioral Control
No. Aspek Indikator Favorable Unfavorable
1. Perceived
Behavioral
Control
Kontrol yag dirasakan saat berdonasi online. TOTAL
28,29,30,31,32
5. Alat Ukur Kepercayaan
Instrumen alat ukur kepercayaan dikembangkan oleh Gefen (2002) yang telah
diadaptasi ke Bahasa Indonesia dengan mengacu pada teori kepercayaan milik
Mayer (1995).
30
Tabel 3.5 Blueprint Skala Kepercayaan
No. Aspek Indikator Fav Unfavorable
1. 2. 3.
Kepercayaan Ketulusan Integritas
Seberapa kuat keinginan individu terhadap berdonasi uang untuk amal secara online.
Sejauh mana seorang pemegang kepercayaam dipercaya untuk melakukan sesuatu yang baik untuk pemberi kepercayaan, disamping dari motif pengambilan keuntungan. Perilaku campaigner
terhadap campaignnya.
5,6,7,8,9,10
3.4 Uji Validitas Konstruk
Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan software
Lisrel 8.70, adapun langkah langkah untuk pada CFA, yaitu sebagai berikut:
1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square
yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (P> 0.05) berarti
semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai chi-Square
signifikan (P< 0.05) maka dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran
yang diuji sesuai dengan langkah kedua berikut ini:
2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P< 0.05), maka dilakukan modifikasi
model pengukuran dengan membebaskan parameter berupa korelasi
kesalahan pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item mengukur selain
konstruk yang ingin diukur,(mengukur lebih dari satu
konstruk/multidimensional). Setelah beberapa kesalahan pengukuran
31
dibebaskan untuk saling berkorelasi, maka akan diperoleh model yang fit.
Maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.
3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan
melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai
koefisien positif.
4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan oleh data
untuk mendapatkan faktor skornya. Selanjutnya, melakukan pengolahan
data menggunakan SPSS 16.0 dengan ketentuan tidak mengikutsertakan
skor mentah dari item yang dieliminasi.
Terdapat kriteria item yang baik pada CFA, yaitu :
1. Menguji apakah item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak
diukur dengan menggunakan T-test. Melihat signifikan tidaknya item
tersebut, mengukur faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan
faktor item. Perbandingannya adalah jika t>1.96 maka item tersebut tidak
akan didrop dan sebaliknya.
2. Melihat koefisien muatan faktor dari item, jika item tersebut sudah
diskoring dengan favorable, maka nilai koefisien muatan faktor harus
bermuatan positif atau sebaliknya. Apabila item favorable terdapat muatan
fakotr item bernilai negatif maka item tersebut akan didrop dan sebaliknya.
3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi
maka item tersebut akan didrop. Sebab, item yang demikian selain
mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain
(multidimensi).
32
Setelah memutuskan apa yang hendak diukur, selanjutnya penulis melihat
apakah item-item yang ada di dalam alat ukur yang akan digunakan benar-benar
berhubungan atau mewakili konstruk yang ditentukan. Dalam penelitian ini, teknik
yang digunakan penulis untuk menganaisis item-item dari skala pengukuran ada
Confirmatory Factor Analysis (CFA). CFA sering digunakan dalam proses
pengembangan skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam
konteks ini, CFA digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari
instrumen (faktor) dan pola hubungan item dengan faktor (factor loading).
Dalam Confirmatory Factor Analsis (CFA), penulis harus memiliki
gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang
mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor-faktor yang saling berkorelasi. Tahapan
dalam CFA diawali dengan merumuskan model teoritis (hipotesis) tentang
pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara
statistik menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena
(a) langsung menguji teori dan (b) tingkat fit pada model dapat diukur dalam
berbagai cara.
3.4.1 Uji validitas konstruk intensi berdonasi online
Penulis menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur intensi berdonasi online. Dari hasil awal analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square = 13.11,
df = 2, P-Value = 0.00142 dan nilai RMSEA = 0.168. Oleh sebab itu, penulis
melakukan modifikasi 1 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
33
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-square = 0,48, df = 1, P-Value = 0.49016, dan nilai RMSEA = 0.000.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan
satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
intensi berdonasi online. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA, nilai t bagi koefisien muatan
faktor semua item signifikan, karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan
faktor dari item, diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.
Sehingga didapatkan hasil seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah ini:
Tabel 3.6
Muatan Faktor Item Intensi Berdonasi Online.
Berdasarkan tabel 3.6 pada pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop,
nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan, karena t > 1.96. Lalu
koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif.
Artinya, keempat item merupakan item yang valid untuk mengukur intensi
berdonasi online.
3.4.2 Uji validitas konstruk sikap
Penulis menguji apakah ketujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur sikap. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan
Item Koefisien Standard Error
t-value Signifikan
1 0.83 0.06 13.94 V 2 0.91 0.06 15.87 V 3 0.87 0.06 14.72 V 4 0.76 0.06 11.92 V
34
model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square = 143.49, df = 14, P-Value
= 0.00000 dan nilai RMSEA = 0.217. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi
6 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-
square = 11.56, df = 8, P-Value = 0.17177, dan nilai RMSEA = 0.048.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan
satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
sikap. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA, nilai t bagi koefisien muatan faktor
semua item signifikan, karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak
terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga didapatkan nilai koefisien
muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti
yang dapat dilihat di tabel 3.7 dibawah ini:
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Sikap
Item Koefisien Standard Error
t-value Signifikan
1 0.93 0.05 17.40 V 2 0.92 0.05 16.76 V 3 0.93 0.05 17.27 V 4 0.94 0.05 17.65 V 5 0.97 0.05 18.73 V 6 0.98 0.05 19.18 V 7 0.95 0.05 17.85 V
35
Berdasarkan tabel 3.7 pada pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop, nilai t
bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan, karena t > 1.96. Lalu koefisien
muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif. Artinya, ke
7 item merupakan item yang valid untuk mengukur sikap berdasarkan kriteria yang
telah dijelaskan sebelumnya.
3.4.3 Uji validitas konstruk norma injunctive
Penulis menguji apakah ketiga item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur norma injunctive. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, didapat nilai Chi- square = 0.00, df = 0, P-Value =
1.00000 dan nilai RMSEA = 0.000. Oleh sebab itu, penulis tidak melakukan
modifikasi terhadap model karena sudah fit.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan
satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
norma injunctive. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA, nilai t bagi koefisien muatan
faktor semua item signifikan, karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan
faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui
tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga didapatkan nilai
koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap
item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.8 dibawah ini:
36
Tabel 3.8
Muatan Faktor Norma Injunctive
Berdasarkan tabel 3.8 pada pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop,
nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan, karena t > 1.96. Lalu
koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif.
Artinya, ke 3 item merupakan item yang valid untuk mengukur norma injunctive
berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.
3.4.4 Uji validitas konstruk norma deskriptif
Penulis menguji apakah ketiga item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur norma deskriptif. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, didapat nilai Chi- square = 0.00, df = 0, P-Value =
1.00000 dan nilai RMSEA = 0.000. Oleh sebab itu, penulis tidak melakukan
modifikasi terhadap model, karena sudah fit..
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan
satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
norma deskriptif. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA, nilai semua item signifikan,
karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, diketahui tidak
terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga didapatkan nilai koefisien
Item Koefisien Standard Error
t-value Signifikan
1 0.38 0.08 4.96 V 2 1.01 0.11 9.56 V 3 0.68 0.09 7.69 V
37
muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti
yang dapat dilihat di tabel 3.9 dibawah ini:
Tabel 3.9
Muatan Faktor Norma Deskriptif
Berdasarkan tabel 3.9 pada pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop,
nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan, karena t > 1.96. Lalu
koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif.
Artinya, ketiga item merupakan item yang valid untuk mengukur norma deskriptif
berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.
3.4.5 Uji validitas konstruk norma moral
Penulis menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur norma moral. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square = 17.39, df = 2, P-
Value = 0.00017 dan nilai RMSEA = 0.198. Oleh sebab itu, penulis melakukan
modifikasi 1 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa
item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan
Chi-square = 0,08, df = 1, P-Value = 0.77178, dan nilai RMSEA = 0.000.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan
satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
norma moral. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
Item Koefisien Standard Error
t-value Signifikan
1 0.94 0.05 17.37 V 2 1.00 0.05 19.68 V 3 0.88 0.06 15.56 V
38
tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA, nilai t semua item signifikan,
karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item dan diketahui
tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga didapatkan nilai
koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap
item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.10 dibawah ini:
Tabel 3.10
Muatan Faktor Norma Moral
Berdasarkan tabel 3.10 pada pengujian CFA tidak terdapat item yang di
drop, nilai t semua item signifikan, karena t > 1.96. Lalu koefisien muatan faktor
dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif. Artinya, keempat item
merupakan item yang valid untuk mengukur norma moral berdasarkan kriteria yang
telah dijelaskan sebelumnya.
3.4.6 Uji validitas konstruk perceived behavioral control
Penulis menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur perceived behavioral control. Dari hasil awal analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor didapatkan nilai Chi- square = 9.53, df =
5, P-Value = 0.088976 dan nilfai RMSEA = 0.068. Oleh sebab itu, penulis tidak
melakukan modifikasi terhadap model, karena sudah fit.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan
satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
Item Koefisien Standard Error
t-value Signifikan
1 0.74 0.06 11.46 V 2 0.77 0.06 11.85 V 3 0.91 0.06 14.92 V 4 0.73 0.07 11.12 V
39
perceived behavioral control. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan
apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan
melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA, nilai t
semua item signifikan, karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor
dari item dan diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.
Sehingga didapatkan hasil seperti yang dapat dilihat di tabel 3.11 dibawah ini:
Tabel 3.11
Muatan Faktor Perceived Behavioral Control
Berdasarkan tabel 3.11 pada pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop,
nilai t semua item signifikan, karena t > 1.96. Lalu koefisien muatan faktor dari
seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif. Artinya, kelima item merupakan
item yang valid untuk mengukur perceived behavioral control.
3.4.7 Uji validitas konstruk kepercayaan
Penulis menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur kepercayaan. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- square = 57.37, df = 9, P-
Value = 0.00000 dan nilai RMSEA = 0.166. Oleh sebab itu, penulis melakukan
modifikasi 2 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa
Item Koefisien Standard Error
t-value Signifikan
1 0.87 0.06 15.20 V 2 0.91 0.06 16.51 V 3 0.80 0.06 13.28 V 4 0.92 0.05 16.82 V 5 0.89 0.06 15.70 V
40
item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan
Chi-square = 9,80, df = 7, P-Value = 0.20032, dan nilai RMSEA = 0.045.
Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan
satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu
kepercayaan. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA, nilai t bagi koefisien muatan
faktor semua item signifikan, karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan
faktor dari item dan diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.
Sehingga didapatkan hasil seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.12 dibawah ini:
Tabel 3.12
Muatan Faktor Item Kepercayaan
Berdasarkan tabel 3.12 pada pengujian CFA tidak terdapat item yang didrop,
nilai t semua item signifikan, karena t > 1.96. Lalu koefisien muatan faktor dari
seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif.. Artinya, keenam item
merupakan item yang valid untuk mengukur kepercayaan.
3.5 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh sikap, norma subjektif yang
terdiri dari norma injunctive, norma deskriptif dan norma moral, perceived
Item Lambda Standard Error
t-value Signifikan
1 0.88 0.06 15.74 V 2 0.93 0.05 17.32 V 3 0.90 0.06 16.35 V 4 0.96 0.05 18.19 V 5 0.95 0.05 17.80 V 6 0.93 0.05 17.17 V
41
behavioral control, kepercayaan dan faktor demografis terhadap intensi
menyumbang, maka penulis mengolah data yang didapat dengan menggunakan
teknik statistik analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 16.
Teknik ini digunakan untuk menjawab hipotesis nihil. Dengan dependet variable
yaitu intensi berdonasi online dan independent variable yaitu sikap, norma
injunctive, norma deskriptif, norma moral, perceived behavioral control,
kepercayaan dan faktor demografi, maka persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = Intensi Berdonasi Online a = Konstan b = Koefisien regresi untuk masing – masing X X1 = Sikap X2 = Norma Injunctive X3 = Norma Deskriptif X4 = Norma Moral X5 = Perceived Behavioral Control
X6 = Kepercayaan X7 = Jenis Kelamin X8 = Usia e = Residu Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang
memiliki eror terkecil, dibutuhkan pengujian dan analisis sebagai berikut:
1. R Square (R2) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan yang
dijelaskan oleh IV berpengaruh signifikan terhadap DV.
2. Diketahui signifikan atau koefisien regresi dari masing-masing IV.
Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak signifikan dari IV.
3. Dapat diketahui besarnya sumbangan dari setiap IV terhadap DV, dan
melihat signifikansinya.
Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e
42
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pria dan wanita sebanyak 197 orang. Berikut ini
akan diuraikan gambaran subjek berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendapatan, status pernikahan dan aktifitas berdonasi online dalam sebulan.
Tabel 4.1
Gambaran Umum Subjek
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan subjek dalam penelitian ini dibagi
berdasarkan rentang usia yang berada pada periode perkembangan remaja akhir,
dewasa awal dan dewasa madya. Menurut Hurlock (dalam Sobur ,2003) masa
Responden Berdasarkan Jumlah Persentase (%) Usia 17-20 20 10.2%
21-40 161 81.7% 41-60 16 8.1% Jumlah 197 100%
Jenis Kelamin Laki-Laki 77 39.1% Perempuan 120 60.9% Jumlah 197 100%
Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 83 43.7% Ibu Rumah Tangga 19 9.6% Karyawan Swasta 67 34.0% Pegawai Negeri Sipil 6 3.0% Wiraswasta 19 9.6% Jumlah 197 100%
Pendapatan Perbulan < 3 Juta 95 48.2% 3 – 5 Juta 45 22.8% 5 – 7 Juta 26 13.2% 7 – 10 Juta 11 5.6% 10 – 15 Juta 9 4.6% > 15 Juta 11 5.6% Jumlah 197 100%
Status Pernikahan Belum Menikah 132 67.0% Menikah 65 33.0% Duda/Janda 0 0% Jumlah 197 100%
Aktifitas Berdonasi Online dalam 1 Bulan Belum Pernah 73
37.1% 1 – 5 kali 113 57.4% > 5 kali 11 5.6% Jumlah 197 100%
43
remaja akhir berada pada rentang usia 17-21 tahun, rentang usia pada masa dewasa
awal adalah 21-40 tahun dan rentang usia pada masa dewasa madya adalah 40-60
tahun. Subjek pada masa remaja akhir (17-21 tahun) sebanyak 20 (10.2%) subjek,
pada masa dewasa awal (21-40 tahun) sebanyak 161 (81.7%) subjek, dan pada masa
dewasa madya (40-60 tahun) sebanyak 16 (8.1%) subjek. Dari penjelasan di atas
dapat diketahui bahwa subjek terbanyak pada penelitian ini adalah pada rentang
usia masa dewasa awal (21-40 tahun).
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa dari 197 subjek yang
berpartisipasi dalam penelitian ini, subjek penelitian terbanyak berdasarkan jenis
kelamin yaitu perempuan dengan jumlah 120 (60.9%) subjek, berprofesi sebagai
mahasiswa dengan jumlah 83 (43.7%) subjek, status pernikahan belum menikah
dengan jumlah 132 (67.0%) subjek, memiliki pendapatan perbulan dibawah Rp.
3.000.000.000 dengan jumlah 95 (48.2%), dan aktivitas berdonasi online 1-5 kali
dalam 1 bulan dengan jumlah 113 (57.4%) subjek.
4.2 Hasil Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini terdapat 7 variabel kontinum diantaranya intensi berdonasi
online, sikap, norma injunctive, norma deskriptif, norma moral, perceived
behavioral control, dan kepercayaan. Sebelum diuraikan lebih detail tentang hasil
analisis regresi, penulis akan memaparkan hasil analisis deskriptif untuk variabel
kontinum. Penulis juga membuat kategorisasi skor untuk masing-masing variabel.
4.2.1 Statistik deskriptif variabel
Perlu diingat bahwa pada penelitian ini skor yang digunakan dalam analisis statistik
adalah skor faktor yang dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan
44
pengukuran. Jadi, perhitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan
item-item seperti pada umumnya, tetapi dihitung dengan maximum likelihood, skor
ini disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah
item yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh
maximum likelihood satuannya berbentuk Z score. Untuk menghilangkan bilangan
negatif dari Z score, semua skor ditransformasikan ke skala T yang semuanya
positif dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10. Pada tabel 4.2
digambarkan hasil deskriptif statistik dari seluruh variabel kontinum yang berisi
nilai mean, standar deviasi (SD), nilai maksimum dan minimum dari masing-
masing variable.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Intensi 197 29.34 65.75 50.0000 9.54473 Sikap 197 10.62 58.14 50.0000 9.89358 Norma Injunctive 197 27.00 58.65 50.0000 9.94321 Norma Deskriptif 197 16.86 59.17 50.0000 9.89997 Norma Moral 197 31.61 67.58 50.0000 9.30656 PBC 197 22.28 65.08 50.0000 9.68652 Kepercayaan 197 23.19 61.47 50.0000 9.86808
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui tidak seluruh variable memiliki standar
deviasi (SD) 10, namun memiliki nilai mean 50. Hal ini dikarenakan terdapat
distribusi yang tidak simetri, maka tidak semua SD memiliki nilai yang sama persis.
Skor terendah dari intensi berdonasi online 29.34 dan skor tertinggi 65.75.
Kemudian skor terendah dari sikap 10.64 dan tertinggi 58.14. Setelah itu skor
terendah dari norma injunctive 27.00 dan tertinggi 58.65. Selanjutnya skor terendah
dari norma deskriptif 16.86 dan tertinggi 59.17. Kemudian skor terendah dari
45
norma moral 31.61 dan tertinggi 67.58. Perceived behavioral contril memiliki skor
terendah 22.28 dan tertinggi 65.08. Kemudian rerakhir, skor kepercayaan terendah
23.19 dan tertinggi 61.47.
4.2.2 Pengelompokan subjek berdasarkan skor variabel penelitian
Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur. Kontinum berjenjang ini contohnya adalah dari rendah ke
tinggi yang akan penulis gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian.
Sebelum mengkategorisasi skor masing-masing variabel berdasarkan
tingkat rendah dan tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma dari skor
dengan menggunakan nilai mean. Skor yang berada di bawah nilai mean termasuk
pada kategori rendah sedangkan skor yang berada di atas nilai mean termasuk pada
kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Pengelompokan Subjek Berdasarkan Skor
Berdasarkan tabel 4.3, subjek yang berada di kategori rendah pada variabel
intensi berdonasi online berjumlah 96 subjek (48.7%). Pada kategori tinggi
sebanyak 101 subjek (51.3%). Dengan demikian, variabel intensi berdonasi online
lebih banyak berada pada kategori tinggi. Kemudian, subjek yang berada di kategori
No Variabel Kategorisasi Rendah
% Kategorisasi Tinggi
%
1 Intensi Menyumbang 96 48.7% 101 51.3% 2 Sikap 67 34.0% 130 66.0% 3 Norma Injunctive 79 40.1% 118 59.9% 4 Norma Deskriptif 75 38.1% 122 61.9% 5 Norma Moral 103 52.3% 94 47.7% 6 PBC 88 44.7% 109 55.3% 7 Kepercayaan 85 43.1% 112 56.9%
46
rendah pada variabel sikap berjumlah 67 subjek (34.0%). Pada kategori tinggi
sebanyak 130 subjek (66.0%). Ini menunjukkan kategori tinggi lebih banyak
dibandingkan dengan kategori rendah pada variabel sikap.
Variabel norma injunctive yang berada pada kategori rendah sebanyak 79
subjek (40.1%), dan untuk kategori tinggi sebanyak 118 subjek (59.9%). Ini berarti
variabel norma injuctive lebih banyak berada pada kategori tinggi. Subjek yang
berada di kategori rendah pada variabel norma deskriptif berjumlah 75 subjek
(38.1%). Pada kategori tinggi sebanyak 122 subjek (61.9%). Dengan demikian,
variabel norma deskriptif lebih banyak berada pada kategori tinggi. Sementara itu,
variabel norma moral memiliki sebaran sebanyak 103 subjek (52.3%) pada kategori
rendah dan 94 subjek (47.7%) pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
subjek pada variabel norma moral lebih banyak pada kategori rendah.
Kemudian variabel perceived behavioral control memiliki sebaran
sebanyak 88 subjek (44.7%) pada kategori rendah dan 109 subjek (55.3%) pada
kategori tinggi. Artinya, kategori tinggi lebih banyak dari pada kategori rendah pada
variabel perceived behavioral control. Selanjutnya, subjek yang berada di kategori
rendah pada variabel kepercayaan berjumlah 85 subjek (43.1%). Pada kategori
tinggi sebanyak 112 subjek (56.9%). Artinya subjek pada variabel kepercayaan
lebih banyak berada pada kategori tinggi.
47
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda
dengan menggunakan software SPSS 21. Seperti yang sudah disebutkan pada Bab
3, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk
mengetahui varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable,
kedua apakah secara keseluruhan independent variable berpengaruh secara
signifikan terhadap dependent variable, kemudian melihat signifikan atau tidaknya
koefisien regresi dari masing-masing independent variable.
Langkah pertama penulis melihat besaran R square untuk melihat berapa
persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable.
Selanjutnya untuk tabel R square dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
R Square
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .807a .652 .637 5.75280 a. Dependent Variabel: INTENSI BERDONASI ONLINE b. Predictors: (Constant), USIA, KEPERCAYAAN, INJUNCTIVE, JK, MORAL, SIKAP,
DESKRIPTIF, PBC
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa perolehan R Square sebesar 0.652 artinya
proporsi varians dari intensi berdonasi online yang dijelaskan oleh sikap, norma
injunctive, norma deskrptif, norma moral, perceived behavioral control,
kepercayaan, jenis kelamin, dan usia adalah sebesar 65,2% sedangkan 34,8%
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Langkah kedua penulis menganalisis dampak dari seluruh independent
variable terhadap intensi menyumbang. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel
4.5 berikut:
48
Tabel 4.5
Anova
Model Sum of Square
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression 11634.170 8 1454.271 43.943 .000b
Residual 6221.812 188 33.095 Total 17855.982 196
a. Dependent Variable: INTENSI b. Predictors: (Constant), USIA, KEPERCAYAAN, INJUNCTIVE, JK, MORAL
SIKAP, DESKRIPTIF, PBC
Jika melihat kolom signifikansi diketahui bahwa (p < 0.05), maka hipotesis
nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh dari seluruh independent variable
terhadap intensi berdonasi online” ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan
dari sikap, norma injunctive, norma deskriptif, norma moral, perceived behavioral
control, kepercayaan, jenis kelamin, dan usia terhadap intensi berdonasi online.
Tabel 4.6
Koefisien Regresi
Unstandardized coefficients
Standardized coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 6.711 3.893 1.724 .086 Sikap .103 .067 .106 1.541 .125 Injunctive .002 .045 .002 .053 .958 Deskriptif .008 .068 .008 .113 .910 Moral .305 .065 .298 4.679 .000* PBC .243 .073 .246 3.316 .001* Kepercayaan .279 .067 .288 4.177 .000* JK .013 .858 .001 .015 .988 Usia -1.865 .996 -.084 -1.873 .063
a. Dependent Variabel : INTENSI b. (* signifikan)
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.6, dapat dijelaskan persamaan
regresi sebagai berikut: Intensi berdonasi online = 6.711 + 0.103 sikap + 0 .002
norma injunctive + 0.008 norma deskriptif + 0.305 norma moral* + 0.243 perceived
behavioral control* + 0.279 kepercayaan* + 0.013 jenis kelamin - 1.865 usia.
49
Dari tabel 4.6, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang
dihasilkan, penulis melihat pada kolom sig, jika p < 0.05, maka koefisien regresi
yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap intensi menyumbang dan
sebaliknya. Dari hasil di atas hanya koefisien kepercayaan, norma moral, dan
perceived behavioral control yang signifikan, sedangkan sisanya tidak. Hal ini
berarti dari sepuluh hipotesis minor hanya terdapat tiga yang signifikan. Penjelasan
dari nilai masing-masing koefisien regresi independen varible adalah sebagai
berikut :
1. Variabel Sikap : Nilai koefisien regresi variabel sikap adalah sebesar 0.103 dan
angka signifikansi sebesar 0.125 (p> 0.05). Dengan demikian hipotesis nihil
diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variable sikap
terhadap intensi berdonasi online.
2. Variabel Norma Injunctive : Nilai koefisien regresi variabel norma injunctive
sebesar 0.002 dan angka signifikansi sebesar 0.958 (p> 0.05). Dengan demikian
hipotesis nihil diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
variabel norma injunctive terhadap intensi berdonasi online.
3. Variabel Norma Deskriptif : Nilai koefisien regresi variabel norma deskriptif
sebesar 0.008 dan angka signifikansi sebesar 0.910 (p> 0.05). Dengan demikian
hipotesis nihil diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
variabel norma deskriptif terhadap intensi berdonasi online.
4. Variabel Norma Moral : Nilai koefisien regresi variabel norma moral adalah
sebesar 0.305 dan angka signifikansi sebesar 0.000 (p< 0.05). Dengan demikian
hipotesis nihil ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel
50
norma moral terhadap intensi berdonasi online. Jadi, semakin tinggi norma
moral seseorang maka semakin tinggi intensi berdonasi online.
5. Variabel Perceived Behavioral Control : Nilai koefisien regresi variabel
perceived behavioral control adalah sebesar 0.243 dan angka signifikansi
sebesar 0.001 (p< 0.05) ). Dengan demikian hipotesis nihil ditolak, yang berarti
terdapat pengaruh yang signifikan variabel perceived behavioral control
terhadap intensi berdonasi online. Jadi, semakin tinggi kontrol seseorang
terhadap perilaku berdonasi online maka semakin tinggi intensi berdonasi
online.
6. Variabel Kepercayaan : Nilai koefisien regresi variabel kepercayaan adalah
sebesar 0.279 dan angka signifikansi sebesar 0.000 (p< 0.05). Dengan demikian
hipotesis nihil ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel
kepercayaan terhadap intensi berdonasi online. Jadi, semakin besar
kepercayaan seseorang terhadap platform berdonasi online, maka semakin
tinggi intensi berdonasi online.
7. Variabel Jenis Kelamin : Nilai koefisien regresi variabel jenis kelamin adalah
sebesar 0.013 dan angka signifikansi sebesar 0.988 (p> 0.05). Dengan demikian
hipotesis nihil diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
variabel jenis kelamin terhadap intensi berdonasi online.
8. Variabel Usia : Nilai koefisien regresi variabel usia adalah sebesar -1.865 dan
angka signifikansi sebesar 0.063 (p> 0.05) dengan demikian hipotesis nihil
diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel usia
terhadap intensi berdonasi online.
51
Pada pembahasan sebelumnya diketahui hanya terdapat tiga independent
variable yang dampaknya signifikan terhadap intensi berdonasi online. Namun,
penulis juga ingin melihat varian dari masing-masing independent variable yang
memiliki kontribusi paling tinggi terhadap intensi berdonasi online. Oleh karena
itu, penulis melakukan analisis regresi secara hirarkial. Awalnya penulis
memasukkan satu independent variable kemudian memasukkan satu independent
variable lagi dan begitu seterusnya sehingga seluruh masing-masing independent
variable dimasukkan. Berdasarkan hasil hitungan menggunakan program SPSS 21,
berikut ini adalah tabel proporsi varian intensi berdonasi online yang terkait dengan
independent variable, yaitu :
Tabel 4.7
Proporsi Varians Variabel Setiap Independent Variable Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 .600a .359 .356 7.65865 .359 109.425 1 195 .000
2 .605b .366 .359 7.63894 .007 2.008 1 194 .158
3 .657c .432 .423 7.24817 .066 22.482 1 193 .000
4 .755d .570 .561 6.32540 .138 61.418 1 192 .000
5 .783e .613 .603 6.01150 .044 21.575 1 191 .000
6 .803f .645 .634 5.77592 .032 16.898 1 190 .000
7 .803g .645 .632 5.79085 .000 .022 1 189 .884
8 .807h .652 .637 5.75280 .007 3.508 1 188 .063
Keterangan : (*) signifikan
Dari tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa :
1. Variabel sikap memberikan sumbangan sebesar 35.9% terhadap varian
intensi berdonasi online. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik
karena nilai signifikansi F Change 0.000 (p< 0.05).
52
2. Variabel norma injunctive memberikan sumbangan sebesar 0.7%
terhadap varian intensi berdonasi online. Sumbangan tersebut tidak
signifikan secara statistik karena nilai signifikansi F Change 0.158 (p>
0.05).
3. Variabel norma deskriptif memberikan sumbangan sebesar 6.6%
terhadap varian intensi berdonasi online. Sumbangan tersebut signifikan
secara statistik karena nilai signifikansi F Change 0.000 (p< 0.05).
4. Variabel norma moral memberikan sumbangan sebesar 13,8% terhadap
varian intensi berdonasi online. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik karena nilai signifikansi F Change 0.000 (p< 0.05).
5. Variabel perceived behavioral control memberikan sumbangan sebesar
4.4% terhadap varian intensi berdonasi online. Sumbangan tersebut
signifikan secara statistik karena nilai signifikansi F Change 0.000
(p< 0.05).
6. Variabel kepercayaan memberikan sumbangan sebesar 3.2% terhadap
varians intensi berdonasi online. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik karena nilai signifikansi F Change 0.000 (p< 0.05).
7. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap
varian intensi berdonasi online. Sumbangan tersebut tidak signifikan
secara statistik karena nilai signifikansi F Change 0.884 (p> 0.05).
8. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 0,7% terhadap varian
intensi berdonasi online. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara
statistik karena nilai signifikansi F Change 0.063 (p> 0.05).
53
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah secara
bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel sikap, norma
subjektif (norma injunctive, norma deskriptif, dan norma moral), perceived
behavioral control, kepercayaan, dan faktor demografis (jenis kelamin dan usia)
terhadap intensi berdonasi online.
Hasil uji koefisien regresi masing-masing independent variable menunjukkan
dari sebelas variabel yang diuji yaitu sikap, norma injunctive, norma deskriptif,
norma moral, perceived behavioral control, kepercayaa, jenis kelamin dan usia.
Tiga variabel yang dinyatakan signifikan mempengaruhi intensi berdonasi online
adalah norma moral, perceived behavioral control, dan kepercayaan.
5.2 Diskusi
Hasil penelitian berdasarkan koefisien regresi masing-masing independent variable
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan norma moral, perceived
behaviotal control, dan kepercayaan terhadap intensi berdonasi online. Berbeda
dengan variabel sikap, norma injunctive, norma deskriptif, dan faktor demografi
dari jenis kelamin dan usia terhadap intensi berdonasi online.
Variabel sikap tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
berdonasi online. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Smith dan
McSweeney (2007) yang menyatakan bahwa sikap mempengaruhi intensi
menyumbang seseorang secara signifikan. Hal disebabkan karena dalam penelitian
54
ini berdonasi dilakukan secara online. Sikap pada individu yang berdonasi online
sudah pasti positif, terbukti dari nilai koefisien regresi yang besar, dan berdonasi
secara online dilakukan secara sadar dan atas kehendak sendiri. Berbeda dengan
menyumbang langsung pada umumnya, yang mungkin dipengaruhi rasa tidak enak
oleh lingkungan sosial apabila tidak menyumbang
Selanjutnya, komponen masing-masing variabel norma subjektif yang
terdiri dari norma injunctive, norma deskriptif dan norma moral hanya satu yang
signifikan terhadap intensi berdonasi online yaitu norma moral. Norma injunctive
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi berdonasi online. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Linden (2011) yang mengatakan
bahwa norma injunctive dalam norma subjektif tidak signifikan. Hal ini
dikarenakan norma injunctive tidak memainkan peran penting dalam pembentukan
intensi menyumbang uang, dan ternyata tekanan sosial yang dirasakan untuk
terlibat dalam berdonasi online itu hampir tidak ada. Namun hal ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith dan McSweeney (2007) yang
mengatakan bahwa norma injunctive berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
menyumbang uang, karena norma injunctive merupakan penentu yang sangat kuat
dari perilaku, fokus pada dukungan dan persetujuan yang terkait dengan
menyumbang uang, bahwa itu merupakan hal yang benar dan harus dilakukan.
Kemudian, variabel norma deskriptif dalam norma subjektif tidak
berpengatuh signifikan terhadap intensi berdonasi online. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Smith dan McSweeney (2007) bahwa norma
deskriptif tidak signifikan terhadap intensi menyumbang. Hal ini dikarenakan
55
menyumbang uang untuk amal merupakan tindakan yang dilakukan secara pribadi
dan individu mungkin tidak memiliki rasa yang kuat dengan orang-orang sekitarnya
Selanjutnya, variabel norma moral berpengaruh signifikan terhadap intensi
berdonasi online. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Smith dan
McSweeney (2007) yang menyatakan bahwa norma moral merupakan prediktor
dalam intensi menyumbang. Hal ini karena individu merasa memiliki kewajiban
moral yang sangat kuat untuk terlibat dalam menyumbang uang untuk amal.
Variabel perceived behavioral control memiliki pengaruh signifikan
terhadap intensi berdonasi online. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Smith dan McSweeney (2007); Linden (2011); Knowles, Hyde dan White
(2012) bahwa perceived behavioral control memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap intensi menyumbang. Bahwa semakin memiliki dan tingginya kontrol
yang dirasakan oleh individu maka semakin cenderung terlibat dalam adanya
intensi menyumbang.
Variabel kepercayaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
berdonasi online. Hasil ini sesuai dengan penelitian Arikunto (2000), bahwa total
nilai dari aspek kepercayaan yang lebih tinggi akan menggambarkan tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi. Semakin tinggi keyakinan subjek terhadap
kemampuan, ketulusan, tan integritas platform donasi online, maka akan semakin
tinggi intensi subjek dalam berdonasi online.
Selanjutnya variabel dari faktor demografi dalam penelitian ini yaitu terdiri
dari jenis kelamin dan usia. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa semua faktor
demografi tidak signfikan terhadap intensi berdonasi online. Hal ini tidak sejalan
56
dengan penelitian yang dilakukan oleh Awan dan Hameed (2014) yang menyatakan
bahwa adanya pengaruh signifikan dari jenis kelamin dan usia. Ia mengatakan
bahwa semakin tinggi usia, pendidikan dan pendapatan maka akan semakin adanya
rasa keinginan individu untuk menyumbangkan uangnya. Namun dalam penelitian
ini tidak ada pengaruh yang signifikan dari jenis kelamin dan usia terhadap intensi
berdonasi online.
Hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa responden dalam berdonasi
mengarah pada kepercayaan terhadap platform berdonasi online yang dianggap
memiliki kemampuan, ketulusan, dan integritas. Responden merasa memiliki
kewajiban moral yang tinggi untuk terlibat dalam perilaku berdonasi online, dan
juga memiliki kontrol atas perilakunya sendiri, baik laki-laki maupun perempuan,
usia muda atau dewasa sama-sama memiliki intensi untuk berdonasi online.
5.3 Saran
Setelah melalui seluruh proses penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian,
penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Untuk
penyempurnaan penelitian selanjutnya, penulis menyarakan saran metodologis dan
praktis. Saran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi penulis lain yang akan
meneliti masalah yang sama atau hampir berkaitan.
5.3.1 Saran metododologis
1. Menyeimbangkan persebaran partisipan penelitian berdasarkan data
kontrol penelitian (misalnya usia, jenis kelamin, dan tingkat sosial
ekonomi) sehingga dari hasil penelitian dapat digambarkan secara lebih
jelas hubungan ataupun perbedaan antara kelompok responden tersebut.
57
2. Meningkatkan kompetensi dalam mengolah data statistik, sehingga
hasil penelitian dapat dijelaskan lebih komperhensif.
5.2.3 Saran praktis
1. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa variabel kepercayaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap intensi berdonasi online, maka
penting bagi penggalang dana untuk mempertahankan kepercayaan
masyarakat dengan membuat laporan pertanggung jawaban secara
transparan sehingga masyarakat yakin bahwa donasinya sampai
kepada mereka yang membutuhkan dan akan terus berdonasi online.
2. Selanjutnya, pada penelitian ini juga ditemukan bahwa variabel norma
moral dan variabel perceived behavioral control memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap intensi berdonasi online, oleh sebab itu
penting bagi individu untuk terus meningkatkan kesadaran moral akan
pentingnya perilaku saling tolong menolong dan memiliki kendali yang
penuh terhadap diri sendiri dalam berdonasi online, sehingga perilaku
berdonasi lebih mudah dilakukan dan tercipta masyarakat yang positif
dan modern.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Journal of Organizational
Behavior and Human Decision Processes. 50, 179-211.
Ajzen, I. (2002). Constructing a TPB questionnaire: Conceptual a
methodological consideration. Diunduh tanggal 3 November2017 dari https://pdfs.semanticscholar.org/0574/b20bd58130dd5a961f1a2db10fd1fcbae95d.pdf
Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality and Behavior (second edition). England: Mc Graw-Hill.
Awan, Y. M., & Hameed, F. (2014). Effect of demographic, socio-economic and other characteristics on donations. Current Research Journal of Social
Sciences, 6(2), 55-7.
Boers, I. (2012).Psychological processes and donation behavior. (Thesis) University of Twente, Enschede.
Bolantee. (2015) Bill Gates catat rekor sumbang Rp 285,5 triliun kekayaannya. Diunduh 3 November 2017 dari http://seleb.tempo.co/read/news/Bill gates catat rekor sumbang RP 285 triliun kekayaannya.html.
Gefen, D. (2002). Reflection on the dimensions of trust and trustworthiness among online consumers. 33(3)38-53 Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/220627945.
Guy, B. S., & Paton, W. E. (1989). The marketing of altruistic causes understanding why people help. The Journal of Consumer Marketing, 6 (1), 19-30.
Heikal, M., Hasballah, F., & Khaddafi, M. (2014). Intention to pay zakat commercial: An application of revised theory of planned behavior. Journal of Economics and behavioral Studies. 6(9), 727-734.
Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2011). Social Psychology. (6th Ed). Australia: Pearson Prentice Hall.
Kitabisa.com. (2017). Indonesia online giving report: Kitabisa.com 2016. Diunduh tanggal 7 Desember 2017 dari https://blog.kitabisa.com/2016/12/indonesia online-giving-report-kitabisa-com-2016
Liang, J., Chen, Z., & Lei, J. (2015). Inspire me to donate: The use of strength emotion in donation appeals. Journal of Consumer Psychology doi:10.1016/j.jcps.2015.09.001.
59
Linden, V. D. (2011). Charitable Intent: a moral or social construct? A revised theory of planned behavior model. Curr Psychol, doi:10.1007/s12144-011 91221.
Macchia, S. L., Louis. W. R., Saeri, K. A., Smith, J. R., & Ogilvie, C. (2013). Predicting facebook users online privacy protection: risk, trust, norm focus theory, and theory of planned behavior. The Journal of Social
Psychology, 154(4), 352-369, doi: 10.1080/00224545.2014.914881.
Pristine, S. (2015). Wow, Indonesia masuk 10 besar penduduk paling dermawan di dunia. Diunduh tanggal 7 Desember 2017 dari https://www.kompasiana.com/shallypristine/wow-indonesia-masuk-10 besar-penduduk-paling-dermawan-di-dunia_54f906f0a33311f9608b4737
Rizkofatra. (2017). Fenomena transformasi praktik donasi. Diunduh tanggal 7 Desember 2017 dari https://www.kompasiana.com/rizkofatra/fenomena transformasi-praktik-donasi_58b0fbf3379373c31f4e815c
Sandy C. C., & Gurpreet S. D. (2003). Interpreting Dimensions of Consumer Trust in E-Commerce. Journal of Information Technology and
Management, Vol.4(2–3),303–318.
Smith, J. R., & McSweeney, A. (2007). Charitable giving: The effectiveness of revised Theory of Planned Behaviour model in predicting donating intentionsand donating behaviour. Journal of Community and Applied
Social Psychology, doi:10.1016/j.jcps.2012.01.001.
Snip, B.(2011). Factors influencing the intention to donate to charity organizations: importance of trust. Thesis. Journal of Faculty of Behavioral Sciences, doi:10.1016/j.jbusres.2010.12.024.
Verhaert, G. A., & Poel, V, D. (2011). Empathy as added value in predicting donation behavior. Journal of Business Research,
doi:10.1016/j.jbusres.2010.12.024.
White, K. M., Smith, J. R., Terry, D. J., Greenslade, J. H., & McKimmie, B. M. (2009). Social influence in the theory of planned behaviour: The role of descriptive, injunctive, and in-group norms. British Journal of Social
Psychology, doi: 10.1348/014466608X295207.
60
FORMAT KUESIONER ONLINE
61
ITEM KUESIONER
SKALA 1
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dalam skala
linier.
NO PERNYATAAN JAWABAN
1.
Saya AKAN mendonasikan
uang untuk amal atau
organisasi layanan
masyarakat secara online
dalam waktu satu bulan
kedepan.
Tidak Pasti Pasti
2.
Saya INGIN mendonasikan
uang untuk amal atau
organisasi layanan
masyarakat secara online
dalam waktu satu bulan
kedepan.
Tidak Pasti Pasti
3.
Saya BERNIAT untuk
mendonasikan uang untuk
amal atau organisasi
layanan masyarakat secara
online dalam waktu satu
bulan kedepan.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
4.
Seberapa lama Anda
berpikir akan
mendonasikan uang untuk
amal atau organisasi
layanan masyarakat secara
online dalam satu bulan
kedepan.
Sangat Sangat
Lama Cepat
62
SKALA 2
Berikut ini terdapat pernyataan : “Jika saya mendonasikan uang untuk amal atau
organisasi layanan masyarakat secara online dalam satu bulan kedepan itu akan...”
Anda diminta untuk mengisi skala interval dibawah ini sesuai dengan diri Anda.
NO PERNYATAAN
1. Menyedihkan Menyenangkan
2. Sia-sia Berguna
3. Mengecewakan Memuaskan
4. Merugikan Menguntngkan
5. Negatif Positif
6. Sia-sia Berharga
7. Buruk Baik
63
SKALA 3
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dalam skala
linier.
NO PERNYATAAN JAWABAN
1.
Saya merasa orang-orang
terdekat saya akan mendukung
saya dalam mendonasikan
uang untuk amal atau
organisasi layanan masyarakat
secara online.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
2.
Orang-orang terdekat saya
akan menentang, jika saya
mendonasikan uang untuk
amal atau organisasi layanan
masyarakat secara online.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
3.
Seberapa banyak presentase
dari orang-orang yang penting
bagi Anda, yang akan
menentang Anda dalam
mendonasikan uang untuk
amal atau organisasi layanan
masyarakat secara online.
0% 100%
64
SKALA 4
Anda diminta untuk mengemukakan pernyataan-pernyataan di bawah ini,
berkaitan dengan dukungan dari orang-orang terdekat, atas tindakan Anda
mendonasikan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarak secara online,
dalam skala linier.
NO PERNYATAAN JAWABAN
1. Orang-orang yang dianggap
penting. Menolak Mendukung
2. Keluarga/kerabat. Menolak Mendukung
3. Sahabat/teman. Menolak Mendukung
65
SKALA 5
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dalam skala
linier.
NO PERNYATAAN JAWABAN
1.
Saya termasuk orang yang
mendonasikan uang untuk
amal atau organisasi layanan
masyarakat secara online.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
2.
Saya akan merasa bersalah,
jika saya tidak mendonasikan
uang untuk amal atau
organisasi layanan masyarakat
secara online.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
3.
Saya yakin, saya memiliki
kewajiban moral dalam
mendonasikan uang untuk
amal atau organisasi layanan
masyarakat secara online.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
4.
Jika tidak mendonasikan uang
untuk amal atau organisasi
layanan masyarakat secara
online, itu sangat bertolak
belakang dengan prinsip hidup
saya.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
66
SKALA 6
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dalam skala
linier.
NO PERNYATAAN JAWABAN
1.
Jika ingin, saya bisa dengan
mudah mendonasikan uang
saya untuk amal atau
organisasi layanan masyarakat
secara online dalam waktu
satu bulan kedepan.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
2.
Secara keseluruhan, saya
mampu mengontrol diri dalam
mendonasikan uang untuk
amal atau organisasi layanan
masyarakat secara online
dalam waktu satu bulan
kedepan.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
3.
Keputusan untuk
mendonasikan uang untuk
amal atau organisasai layanan
masyarakat secara online
dalam waktu satu bulan
kedepan ada ditangan saya.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
4.
Saya yakin, bahwa saya
mampu mendonasikan uang
untuk amal atau organisasi
layanan masyarakat secara
online dalam waktu satu bulan
kedepan.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
5.
Mendonasikan uang untuk
amal atau organisasi layanan
masyarakat secara online
dalam waktu satu bulan
kedepan adalah mudah bagi
saya.
Sama Sangat
Sekali Setuju
Tidak
67
SKALA 7
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan berkaitan dengan situs/platform tempat
Anda biasa mendonasikan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat
secara online, Anda diminta untuk mengemukakan pernyataan-pernyataan
tersebut dalam skala linier.
NO PERNYATAAN
1. Sama Sekali Tidak Dapat Dihandalkan
2. Sama Sekali Tidak Informasi Lengkap
3. Sama Sekali Tidak Memiliki Niat Baik
4. Sama Sekali Tidak Berintegritas Tinggi
5. Sama Sekali Tidak Transparansi
6. Sama Sekali Tidak Direkomendasikan
68
Lampiran Syntax LISREL
1. Syntax Variabel Intensi Berdonasi Online
UJI VALIDITAS KONSTRUK INTENSI
DA NI=4 NO=197 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=INTENSI.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY
LK INTENSI
FR TD 4 3
PD
OU TV SS MI
2. Syntax Variabel Kepercayaan UJI VALIDITAS KEPERCAYAAN
DA NI=6 NO=197 MA=PM
LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
PM SY FI=KEPERCAYAAN.COR
MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
KEPERCAYAAN
FR TD 2 1 TD 4 3
PD
OU TV SS MI
3. Syntax Variabel Sikap UJI VALIDITAS SIKAP
DA NI=7 NO=197 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7
PM SY FI=SIKAP.COR
MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
SIKAP
FR TD 7 5 TD 6 1 TD 3 2 TD 2 1 TD 3 1 TD 4 2
PD
OU TV SS MI
69
4. Syntax Variabel Injunctive
UJI VALIDITAS INJUNCTIVE
DA NI=3 NO=197 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3
PM SY FI=INJUNCTIVE.COR
MO NX=3 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
INJUNCTIVE
PD
OU TV SS MI
5. Syntax Variabel Deskriptif
UJI VALIDITAS DESKRIPTIF
DA NI=3 NO=197 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3
PM SY FI=DESKRIPTIF.COR
MO NX=3 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
DESKRIPTIF
PD
OU TV SS MI
6. Syntax Variabel Moral UJI VALIDITAS MORAL DA NI=4 NO=197 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=MORAL.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK MORAL FR TD 4 2 PD OU TV SS MI
70
7. Syntax Variabel Perceived Behavioral Control
UJI VALIDITAS PBC DA NI=5 NO=197 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=PBC.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK PBC PD OU TV SS MI
71
Lampiran Path Diagram
1. Variabel Intensi Berdonasi Online
2. Variabel Kepercayaan
72
3. Variabel Sikap
4. Variabel Norma Injunctive
73
5. Variabel Norma Deskriptif
6. Variable Norma Moral
7. Variabel Perceived Behavioral Control
74
LAMPIRAN OUTPUT SPSS
1. Analisis Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INTENSI 197 29.34 65.75 50.0000 9.54473
SIKAP 197 10.62 58.14 50.0000 9.89358
INJUNCTIVE 197 27.00 58.65 50.0000 9.94321
DESKRIPTIF 197 16.86 59.17 50.0000 9.89997
MORAL 197 31.61 67.58 50.0000 9.30656
PBC 197 22.28 65.08 50.0000 9.68652
KEPERCAYAAN 197 23.19 61.47 50.0000 9.86808
Valid N (listwise) 197
2. Tabel R-square
Model Summary
Mod
el
R R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Chang
e
df1 df2 Sig. F
Change
1 .807a .652 .637 5.75280 .652 43.943 8 188 .000
a. Predictors: (Constant), USIA, KEPERCAYAAN, INJUNCTIVE, JK, MORAL, SIKAP,
DESKRIPTIF, PBC
3. Analisis ANOVA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 11634.170 8 1454.271 43.943 .000b
Residual 6221.812 188 33.095
Total 17855.982 196
a. Dependent Variable: INTENSI
b. Predictors: (Constant), USIA, KEPERCAYAAN, INJUNCTIVE, JK, MORAL, SIKAP,
DESKRIPTIF, PBC
75
4. Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 6.711 3.893 1.724 .086
SIKAP .103 .067 .106 1.541 .125
INJUNCTIVE .002 .045 .002 .053 .958
DESKRIPTIF .008 .068 .008 .113 .910
MORAL .305 .065 .298 4.679 .000
PBC .243 .073 .246 3.316 .001
KEPERCAYAAN .279 .067 .288 4.177 .000
JK .013 .858 .001 .015 .988
USIA -1.865 .996 -.084 -1.873 .063
a. Dependent Variable: INTENSI
5. Tabel Proporsi Varians
Model Summary
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 .600a .359 .356 7.65865 .359 109.425 1 195 .000
2 .605b .366 .359 7.63894 .007 2.008 1 194 .158
3 .657c .432 .423 7.24817 .066 22.482 1 193 .000
4 .755d .570 .561 6.32540 .138 61.418 1 192 .000
5 .783e .613 .603 6.01150 .044 21.575 1 191 .000
6 .803f .645 .634 5.77592 .032 16.898 1 190 .000
7 .803g .645 .632 5.79085 .000 .022 1 189 .884
8 .807h .652 .637 5.75280 .007 3.508 1 188 .063
a. Predictors: (Constant), SIKAP
b. Predictors: (Constant), SIKAP, INJUNCTIVE
c. Predictors: (Constant), SIKAP, INJUNCTIVE, DESKRIPTIF
d. Predictors: (Constant), SIKAP, INJUNCTIVE, DESKRIPTIF, MORAL
e. Predictors: (Constant), SIKAP, INJUNCTIVE, DESKRIPTIF, MORAL, PBC
f. Predictors: (Constant), SIKAP, INJUNCTIVE, DESKRIPTIF, MORAL, PBC, KEPERCAYAAN
g. Predictors: (Constant), SIKAP, INJUNCTIVE, DESKRIPTIF, MORAL, PBC, KEPERCAYAAN, JK
h. Predictors: (Constant), SIKAP, INJUNCTIVE, DESKRIPTIF, MORAL, PBC, KEPERCAYAAN, JK, USIA