PENGARUH SENAM ZUMBA TERHADAP WAIST …eprints.ums.ac.id/49565/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · jenis...
Transcript of PENGARUH SENAM ZUMBA TERHADAP WAIST …eprints.ums.ac.id/49565/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · jenis...
PENGARUH SENAM ZUMBA TERHADAP WAIST CIRCUMFERENCE
PADA WANITA OBESITAS DI SANGGAR SENAM RM7
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata 1
pada Jurusan Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
EVA SUSANTI
J 120 151 008
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
PENGARUH SENAM ZUMBA TERHADAP WAIST CIRCUMFERENCE PADA
WANITA OBESITAS DI SANGGAR SENAM RM7
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Timbunan lemak (kegemukan) secara umum sangatlah berbahaya bagi kesehatan tubuh, namun
jenis kegemukan yang paling berbahaya adalah kegemukan di daerah perut karena daerah perut
terdapat organ – organ penting bagi tubuh yang apabila terjadi gangguan akan menyebabkan
terjadinya penyakit sindroma metabolik. Kegemukan di daerah perut umumnya disebut dengan
obesitas sentral. Waist Circumference merupakan indeks untuk mengukur obesitas sentral. Senam
zumba merupakan salah satu jenis latihan untuk membakar lemak khususnya lemak perut karena
gerakan senam zumba terfokus pada gerakan pinggang dan panggul. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh senam zumba terhadap waist circumference pada wanita obesitas di
sanggar senam RM7 . Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan pre and post test
with control group design, yaitu sampel pada kelompok perlakuan diberikan latihan senam zumba
selama 4 minggu dengan frekwensi 3x seminggu, intensitas latihan 65% - 75%, dan waktu latihan
60 menit. Sedangkan sampel pada kelompok kontrol tidak diberikan latihan. Pengukuran waist
circumference dilakukan dengan midline. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon untuk
uji pengaruh dan uji beda pengaruh menggunakan uji mann whitney. Setelah dilakukan uji
statistik menggunakan uji wilcoxon pada kelompok perlakuan didapatkan p = 0,002 yang berarti
ada pengaruh senam zumba terhadap waist circumference pada wanita obesitas di sanggar senam
RM7 dan kelompok kontrol didapatkan p = 0,343 berarti tidak ada pengaruh. Setelah dilakukan
uji statistik menggunakan uji mann whitney didapatkan p = 0,000 yang berarti terdapat beda
pengaruh. Kesimpulan : Ada pengaruh senam zumba terhadap waist circumference pada wanita
obesitas di sanggar senam RM7.
Kata Kunci: Senam zumba, Waist circumference, Obesitas
Abstracts
Flab (obesity) Generally, obesity is very dangerous for human life but the most dangerous obesity
lies in abdominal because in the abdominal area there are organs which are essential for the body,
so if there are disruption it will cause metabolic syndrome disease. Generally, obesity in the
abdominal area is called central obesity. waist circumstance is an index to measure central
obesity. Zumba dance is kind of exercise to burn the fat, especially in abdominal fat. It causes
Zumba dance movement focuses on waist and hips. To know the impact of Zumba dance
toward waist circumstance for women obese in RM7 gymnasium. The type of this research
is quasi-experimental with pre and post test of control group design, namely the sample of the
treatment group was given exercises of Zumba dance for 4 weeks with a frequency of three times
a week, 65%-75% exercise intensity, and 60 minutes for exercise. While the sample of the control
group was not given exercise. Measurements of waist circumstance were done by midline. The
technique of analysis data using Wilcoxon test to test the effect and Mann-Whitney test to test the
different effect. After statistic test was done by using Wilcoxon test for treatment group, the result
is p = 0,002 which means that there is impact of Zumba dance toward waist circumstance for
women obese in RM7 gymnasium and the result of the control group is p = 0,343 which means
1
v
that there are not impact. After statistic test was done by using Mann Whitney test, the result is p
= 0,000 which means that there is a different impact. Conclusion: There is impact of Zumba
dance toward waist circumstance for women obese in RM7 gymnasium.
Keywords: Zumba dance, waist circumstance, obesity
1. PENDAHULUAN
Gemuk bukanlah suatu kebaikan, lambang kemakmuran, atau sesuatu yang bernilai
positif. Penampilan tidak sedap dipandang mata dan masalah kesehatan yang menumpuk
didalam tubuh merupakan sebagian kecil akibat kegemukan. Kegemukan atau obesitas
merupakan masalah kompleks yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor kegemukan
atau obesitas salah satu nya yaitu kurangnya aktivitas fisik terutama olahraga, olahraga
merupakan cara jitu untuk membakar tumpukan lemak yang bersarang di dalam tubuh
(Lingga, 2012). Olahraga bertujuan untuk menjadikan manusia sehat dan kuat. Dalam
Islam, sehat dipandang sebagai nikmat kedua terbaik setelah Iman. Dari Abu Hurairah
r.a.katanya: “Rasulullah SAW bersabda: “Orang mu’min yang kuat adalah lebih baik dan
lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu’min yang lemah”.
Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan energi yang positif (positive energy
imbalance), yaitu jika asupan kalori yang berlebih tidak sebanding dengan pembakaran
kalori melalui aktivitas fisik sehingga terjadi penimbunan lemak yang menyebabkan
peningkatan berat badan. Penimbunan lemak dalam jaringan di seluruh tubuh atau tempat
tertentu seperti perut yang umumnya disebut obesitas sentral (Sari et al., 2016).
Timbunan lemak (kegemukan) secara umum sangatlah berbahaya bagi kesehatan tubuh,
namun jenis kegemukan yang paling berbahaya adalah kegemukan di daerah perut karena
daerah perut terdapat organ – organ penting bagi tubuh yang apabila terjadi gangguan
akan menyebabkan terjadinya penyakit sindroma metabolik (Wirawan, 2011). Para ahli
menetapkan obesitas dengan mengklasifikasikan status gizi berdasarkan nilai IMT
(Indeks Massa Tubuh) (Susantiningsih, 2015). Sedangkan Waist Circumference
dikatakan sebagai indeks untuk menentukan obesitas sentral (Simbar et al., 2015).
Massa lemak wanita lebih banyak dibandingkan pria dan massa otot wanita lebih
sedikit dibandingkan pria karena otot merupakan organ yang paling aktif dalam
pembakaran kalori. Maka wanita akan menyimpan kalori lebih banyak dibandingkan pria.
Ini membuat wanita lebih gemuk dibanding pria (Toruan, 2007). Wanita harus lebih rutin
2
vi
berolahraga untuk membakar tumpukan lemak. Salah satu olahraga yang diminati kaum
wanita saat ini adalah senam, salah satunya senam zumba. Senam zumba menjadi trend
gaya hidup masyarakat sekarang ini karena gerakannya merupakan gabungan dari
beberapa jenis tarian dan disertai dengan irama musik sehingga penikmat zumba
terhindar dari kebosanan (Gunawan, 2015). Gerakan-gerakan Zumba terfokus pada
pinggul, pinggang, dan kaki sehingga bagus untuk pembentukan postur dan lekukan
tubuh (Ljubojevic et al., 2014). Senam zumba dapat membakar banyak kalori setiap satu
kali latihan, akan membantu menurunkan sedikitnya 500 sampai 800 kalori (Wuisantono,
2015).
2. METODE
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan pendekatan Quasi
Eksperimental yaitu suatu penelitian yang berfungsi untuk mengetahui dampak yang
timbul akibat dari perlakuan tertentu dengan design penelitian pre and post test with
control group design. Penelitian ini bertempat di sanggar senam RM 7 Colomadu sebagai
kelompok perlakuan dan di PKK Tlobong sebagai kelompok kontrol. Waktu penelitian
dilakukan pada tanggal 17 Oktober – 12 November 2016. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh peserta senam zumba di RM7 berjumlah 20 orang sebagai kelompok
perlakuan dan seluruh anggota PKK Tlobong berjumlah 35 orang sebagai kelompok
kontrol. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 25 orang. 12 orang sebagai
kelompok perlakuan di sanggar senam RM7 dan 13 orang sebagai kelompok kontrol di
PKK Tlobong. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Adapun
kriteria yang termasuk inklusi yaitu, a. Wanita usia 20 – 40 tahun; b. Obesitas; c. Belum
pernah mengikuti senam zumba; d. Bersedia menjadi responden dalam penelitian; e.
Mampu menjalankan latihan yang diberikan; f. Waist circumference ≥ 80 cm; g. Tidak
mengikuti program latihan lain; h. Tidak menggunakan obat pelangsing. Sedangkan
kriteria eksklusi yaitu, a. Sampel yang memiliki vertigo; b. Sampel yang sedang hamil; c.
Sampel yang memiliki riwayat penyakit jantung; d. Sampel yang memiliki penyakit
asma. Kriteria droup out yaitu, a. Responden mengundurkan diri; b. Responden tidak
rutin mengikuti frekuensi senam zumba (tidak datang 3 kali). Penelitian ini diawali
dengan melakukan survei pada tempat penelitian di sanggar senam RM7 dan di PKK
Tlobong. Memilih sampel berdasarkan kriteria inklusi. Memberi penjelasan kepada
3
vii
subyek penelitian mengenai maksud dan tujuan dari senam yang dilakukan. Memberikan
lembar inform consent ke sampel yaitu persetujuan menjadi responden penelitian.
Melakukan pegukuran pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pemberian
senam zumba pada kelompok perlakuan. Melakukan pegukuran pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Setelah data didapatkan kemudian dilakukan analisis
data, karena data berdistribusi tidak normal karena jumlah sampel kurang dari 30 orang
maka untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara hasil pre test dan post test
pengukuran waist circumference setelah pemberian senam zumba pada kelompok
perlakuan menggunakan uji Wilcoxon Test dengan nilai signifikan p < 0,05. Untuk
mengetahui beda pengaruh antara kelompok perlakuan dan kontrol menggunakan uji Man
Whitney Test dengan nilai signifikan p < 0,05.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur
(Tahun)
Perlakuan Kontrol
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 24 – 27 2 17% 1 8%
2 28 – 31 3 25% 3 23%
3 32 – 35 4 33% 4 31%
4 36 – 39 3 25% 5 38%
Total 12 100% 13 100%
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa responden terbanyak pada kelompok perlakuan
adalah usia 32 – 35 tahun sebanyak 4 orang (33%) dan pada kelompok kontrol usia 36 – 39
tahun sebanyak 5 orang (38%).
3.2 Gambaran Waist Circumference
Tabel 2. Gambaran Waist Circumference Kelompok Perlakuan
4
viii
No Waist
Circumference
(cm)
Pre Test Post Test
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 78 – 84 0 0% 4 33%
2 85 – 91 8 66% 5 42%
3 92 – 98 2 17% 3 25%
4 99 – 105 2 17% 0 0%
Jumlah 12 100% 12 100%
Berdasarkan tabel 2. Dapat diketahui bahwa ukuran waist circumference terbanyak
adalah 85 – 91, pre test ada 8 orang (66%) dan post test ada 5 orang (42%).
Tabel 3. Gambaran Waist Circumference Kelompok Kontrol
No Waist
Circumference
(cm)
Pre Test Post Test
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 86 – 91 3 23% 3 23%
2 92 – 97 8 62% 7 54%
3 98 – 103 2 15% 2 15%
4 104 – 109 0 0% 1 8%
Jumlah 13 100% 13 100%
Berdasarkan tabel 3. Dapat diketahui bahwa ukuran waist circumference 92 – 97
jumlahnya mengalami penurunan saat pre test 8 menjadi 7 saat post test, dan ukuran
waist circumference 104 – 109 jumlahnya mengalami peningkatan saat pre test 0 dan
post test menjadi 1.
Tabel 4. Statistik Waist Circumference Kelompok Perlakuan Dan Kontrol
Kelompok N Mean Standar
Deviasi
Minimum Maximum
Perlakuan Pre test 12 91.75 5.345 85 102
Post test 12 86.25 5.154 78 95
Selisih 0 5.5 0.191 7 7
Kontrol Pre test 13 93.92 4.030 88 103
Post test 13 94.46 5.254 86 105
Selisih 0 0.54 1.224 2 2
Berdasarkan tabel 4. Dapat diketahui bahwa selisih nilai rata – rata pre test dan post
test waist circumference pada kelompok perlakuan sebanyak 5.5. Nilai standar deviasi
5
ix
pre test dan post test selisihnya sebanyak 0.191. Nilai minimum dan maximum pre test
dan post test sebanyak 7. Pada kelompok kontrol dapat diketahui bahwa selisih nilai rata
– rata pre test dan post test waist circumference sebanyak 0.54. Nilai standar deviasi pre
test dan post test selisihnya sebanyak 1.224. Nilai selisih minimum dan maximum pre
test dan post test sebanyak 2.
3.3 Analisis data
Uji perngaruh pre test dan post test kelompok perlakuan dan kontrol menggunakan
uji Wilcoxon Test dengan nilai signifikan p < 0,05. Uji beda pengaruh antara kelompok
perlakuan dan kontrol menggunakan uji Man Whitney Test dengan nilai signifikan p <
0,05.
Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Pada Kelompok Perlakuan Dan Kontrol
Kelompok Z p Kesimpulan
Perlakuan 3.081 0,002 Ha diterima
Kontrol 0.947 0,343 Ha ditolak
Berdasarkan tabel 5. Dapat diketahui bahwa uji pengaruh pre test dan post test pada
kelompok perlakuan diperoleh p = 0,002 dimana p < 0,05 maka Ha diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam zumba terhadap waist circumference pada
wanita obesitas di sanggar senam RM7. Uji pengaruh pre test dan post test pada kelompok
kontrol diperoleh p = 0,343 dimana p > 0,05 maka Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh pada kelompok kontrol.
Tabel 6. Hasil Uji Man Whitney Kelompok Perlakuan Dan Kontrol
Variabel Z p Kesimpulan
Beda pengaruh kelompok
perlakuan dan kontrol
4.197 0,000 Ha diterima
Berdasarkan tabel 6. Dapat diketahui bahwa uji beda pengaruh terhadap selisih waist
circumference pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperolep p = 0,000
dimana p < 0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada beda pengaruh
antara kelompok perlakuan yang diberikan latihan senam zumba dengan kelompok kontrol
6
x
yang tidak diberikan latihan senam zumba terhadap waist circumference pada wanita
obesitas.
3.4 Pembahasan
Dari hasil penelitian didapatkan responden terbanyak yang mengalami obesitas
kelompok perlakuan dan kontrol berusia 30 tahun keatas. Pada usia 30 tahun mengalami
penurunan metabolisme tubuh sehingga menyebabkan lemak terus menerus menumpuk di
dalam tubuh karena proses metabolisme berjalan lambat (Astuti et al., 2016). Senam
merupakan salah satu jenis latihan fisik yang digunakan sebagai sarana menurunkan berat
badan karena mampu membakar lemak yang sangat diminati ibu – ibu (Utomo, 2012).
Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk pembakaran lemak khususnya lemak
abdomen adalah dengan melakukan senam zumba. Sehingga senam zumba efektif dalam
penurunan waist circumference. Gerakan senam zumba membuat otot – otot berkontraksi
khususnya otot – otot abdomen. Untuk kontraksi otot dibutuhkan energi, energi berasal
dari pemecahan cadangan ATP. Metabolisme energi yang dapat digunakan oleh tubuh
untuk menghasilkan ATP melalui 3 jalur yaitu hidrolisis phosphocreatine (PCr), glikolisis
anaerobik glukosa dan sistem aerobik (Hernawati, 2011).
Senam zumba termasuk latihan aerobik,sistem aerobik membutuhkan oksigen untuk
memecah glikogen atau glukosa menjadi CO2 dan H2O melalui siklus krebs dan sistem
transport elektron glikogen atau glukosa dipecah secara kimia menjadi asam piruvat dan
dengan adanya O2 maka asam laktat tidak menumpuk. Asam piruvat yang terbentuk
selanjutnya memasuki siklus krebs dan sistem transport elektron. Reaksi aerobik terjadi di
mitokondria. Bahan yang dipecahkan dalam sistem aerobik berasal dari glikogen, lemak
(asam lemak) dan protein yang didalamnya mengandung energi potensial yang terikat
dalam susunan nutrient internal. Ketika energi potensial dibebaskan akan
ditransformasikan menjadi energi kinetik atau gerak(Rismayanti, 2015). Pada penelitian
ini dosis latihan senam zumba menggunakan intensitas sedang 65 % - 75% bertujuan untuk
pembakaran lemak. Pada intensitas sedang sumber energi utama untuk kontraksi otot
adalah karbohidrat dan lemak secara seimbang (Ratmawati, 2014).
Awal – awal melakukan olahraga energi yang didapat dari karbohidrat dan lemak
sama jumlahnya, kemudian terjadi peningkatan secara bertahap penggunaan lemak sebagai
sumber energi sedangkan penggunaan karbohidrat berkurang. Metabolisme karbohidrat
7
xi
menghasilkan piruvat yang terbentuk selama waktu kontraksi dan relaksasi sumbernya
berasal dari glikogen dalam otot atau glukose darah, yang diubah menjadi glukose 6 fosfat
dan akhirnya kedalam asam piruvat dan proses itu menghasilkan 8 molekul ATP untuk tiap
unit glukose. Setelah energi glukose habis terpakai energi selanjutnya berasal dari
trigliserida yang berasal dari proses lipolisis adipose dengan mengaktifkan enzim, asam
lemak menyebar dari adipose ke sirkulasi dan berubah menjadi plasma albumin, asam
lemak bebas tersebut akan dihantarkan ke jaringan aktif dimana asam lemak akan
bermetabolisme menjadi energi (Munawwarah, 2011). Karbohidrat dan lemak sebagai
sumber energi ikut terbakar sehingga Aktivitas fisik mampu menurunkan waist
circumference karena berhubungan eratdengan persentase lemak tubuh terutama lemak
abdomen (Candrawati, 2011).
3.5 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam mengukur Intensitas pada kelompok perlakuan karena peneliti
mengukur secara manual dengan rumus mencari Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 –
Umur, kemudian hasilnya dikalikan dengan Intensitas 65% dan 75% dan tidak memakai
alat, sehingga hasil yang diperoleh dirasakan kurang akurat dan dapat mengendalikan
faktor – faktor luar yang mengganggu penelitian seperti aktivitas, pola makan dan lain –
lain.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam
zumba terhadap waist circumference pada wanita obesitas di sanggar senam RM7. Wanita
yang mengalami obesitas disarankan rutin melakukan olahraga senam zumba secara teratur
untuk menurunkan berat badan dan berkurangnya ukuran waist circumference.
PERSANTUNAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam mengerjakan skripsi ini
dan sholawat atas nabi Muhammad SAW. Dengan segala kerendahan hati skripsi ini
dipersembahkan kepada orang tua dan suami tercinta. Kepada dosen pembimbing, Ibu Dwi
Rosella Komala Sari, S.Fis.,M.Fis.,Dipl.Cidesco terima kasih atas bimbingan yang telah
diberikan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Kepada teman-teman seperjuangan S1
8
xii
Fisioterapi Transfer angkatan 2015 dan semua responden yang telah bersedia menjadi
subyek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani M dan Wijatmadi B . 2014. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Arisman MB . 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas,Diabetes Melitus & Dislipidemia.
Jakarta : EGC.
Astuti HP dan Deny EW. Pengaruh Detoksifikasi Mikroba Positif Pada Usus Terhadap
Penurunan Berat Badan. Universty Research Colloquium : 2016.
Cakrawati D dan Mustika NH. 2011. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Bandung :
Alfabeta.
Candrawati S. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan
Lingkar Pinggang Mahasiswa. Jurnal Keperawatan Soedirman. Volume 6. No.2 :
Juli 2011.
Diana R, Ghaida Y dan Hardinsyah. Faktor Risiko Kegemukan Pada Wanita Dewasa
Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol 1. No 4 : Maret 2013.
Djausal AN. 2015. Effect Of Central Obesity As Risk Factor Of Metabolic Syndrome. J
Majority. Vol 4. No 3 : Januari 2015.
Gunawan A, Hedison P, dan Damajanty HC. 2015. Pengaruh Senam Zumba Terhadap
Kebugaran Kardiorespiratori Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Angkatan 2014. Vol 2. No 1.
Hernawati. 2011. Produksi Asam Laktat Pada Exercise Aerobik Dan Anaerobik.
Kawengian SES, Melriyani DN dan Nelly M. 2013. Hubungan Antara Aktivitas Fisik
Dengan Obesitas Pada Wanita Usia Subur Peserta JAMKESMAS Di Puskesmas
Wawonasa Kecamatan Singkil Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm). Vol 1. No 2 :
Juli 2013.
Krisnata AN. 2014. Pengaruh Senam Pilates Terhadap Penurunan Lingkar Pinggang
Pada Wanita Usia 40-50 Tahun. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Lingga L. 2012. Gampang & Pasti Langsing. Jakarta:Agromedia.
Ljubojević A, Vladimir J, and Milijana P. 2014. Effects Of Zumba Fitness Program On
Body Composition Of Women. SportLogia.
9
xiii
Maria ACh, Djon W dan Taufik F. Angka Kejadian Obesitas Sentral Pada Wanita Di
Desa Tumaluntung. Jurnal e-Biomedik (eBm). Volume 3. No 1 : Januari-April
2015.
Masi GNM, Koko N dan Mulyadi. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan
Perubahan Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Semester 2 Programstudi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran. e-journal Keperawatan. Volume 4. No 2 : Juli
2016.
Micallef M. 2014. The effectiveness of an 8-week Zumba programme for weight
reduction in a group of Maltese overweight and obese women, Sport Sci Health.
Vol 10. No 211–217.
Mulyaningsih F. 2009. Senam Aerobik Sebagai Wahana PengembanganKreativitas
Instruktur.
Munawwarah M. 2011. Penambahan Pelatihan Kekuatan Otot Pada Pelatihan Interval
Menurunkan Trigliserida Mahasiswi Gemuk Universitas Esa Unggul. Jurnal
Fisioterapi. Vol 11. No 1 : April 2011.
Putri ND. 2015. Perbandingan Kadar Glukosa Darah Penderita Obesitas Apple-Shaped
Dan Obesitas Pear-Shaped Pada Pegawai Negeri Sipil (Pns) Di Kantor
Kelurahan Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar
Lampung.Skripsi.LAMPUNG : UNIVERSITAS LAMPUNG.
Ratmawati Y. 2014. Latihan Aerobik Intensitas Sedang Dengan Diet Rendah Kolesterol
Lebih Baik Dalam Memperbaiki Kognitif Daripada Intensitas Ringan Pada
Penderita Sindroma Metabolik. Jurnal Fisioterapi. Vol 14. No 1 : April 2014.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Rismayanti C. 2015. Sistem Energi Dan Kebutuhan Zat Gizi Yang Diperlukan Untuk
Peningkatan Prestasi Atlet. Jurnal UNY. Vol 3. No 4.
Sari YM. 2009. Pengaruh Antara Senam Aerobik Intensitas Ringan dan Intensitas
Sedang Terhadap Penurunan Persentase Lemak Badan di Aerobic and Fitness
Centre “Fortuna”. Skripsi. Surakarta: UniversitasMuhammadiyah Surakarta.
Sari MK, Nur IL, dan Rahmatina BH. 2016. Hubungan Lingkar Abdomen (Lingkar
Perut) dengan Tekanan Darah.Jurnal Kesehatan Andalas. Vol 2. No 5.
Shadiqin AR. 2009. Sistem Energi Dan Latihan Fisik.
10
xiv
Simbar M, Karel P dan Wongkar MCP. 2015. Hubungan Lingkar Pinggang Dengan
Profil Lipid Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal e-Clinic (eCl). Vol 3.
No 1:Januari-April 2015.
Soetiarto F, Roselinda dan Suhardi.2010.Hubungan Diabetes Mellitus Dengan Obesitas
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Dan Lingkar Pinggang Data Riskesdas 2007.
Vol 38. No 1.
Sudaryanto L, Laurensius IV dan Fenty. 2015. Kadar Hba1c Dan Rasio Lipid Pada
Wanita Dewasa Dengan Obesitas Sentral.Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas.
Vol. 12 No. 2:November 2015.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. 2009. Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam. Edisi V. Jilid
III. Jakarta : EGC.
Sukma AT. 2016. Efek Zumba Terhadap Penurunan Tebal Lemak Bawah Kulit Dan
Berat Badan Member Df Fitness Dan Aerobic. Skripsi. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogayakarta.
Sumayku IM, KP dan MCP Wongkar. 2014. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan
Lingkar Pinggang Dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-CliniC (eCl). Vol 2. No 2 : Juli
2014.
Susantiningsih T. 2015. Obesitas dan Stress Oksidatif. Juke Unila. Vol 5. No 9: Maret
2015.
Trida AA, Pujiatun dan Ekorini L. Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Proses
Penurunan Berat Badan Wanita Di RS Ludira Husada Yogyakarta. Mutiara
Medika : April 2010.
Toruan PL.2007. Fat loss – NOT weight loss Gemuk Tapi Ramping. Jakarta:TransMedia
Pustaka.
Utomo GT, Said J dan Setya R. 2012. Latihan Senam Aerobik Untuk Menurunkan Berat
Badan, Lemak, Dan Kolesterol. Journal of Sport Sciences and Fitness. 2012.
Wirawan M. 2011. Sehat Ada Di Lingkar Pinggang. Yogyakarta : Bursa Ilmu (Djavadiva
Group).
Wuisantono DCH, Joy AMR dan Hedison P. 2015. Pengaruh Senam Zumba Terhadap
Kadar Asam Urat Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Angkatan 2014.Jurnal
e-Biomedik (eBm). Volume 3. No 2: Mei-Agustus 2015.
11