pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

79
PENGARUH ROA, SIZE, RISIKO LIKUIDITAS, RISIKO KREDIT, RISIKO SUKU BUNGA, DAN RISIKO MODAL TERHADAP CAR PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 20082013 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Disusun Oleh : FREDY HERMAN YUNIALDO NIM. 12010110141122 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Transcript of pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

Page 1: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

i

PENGARUH ROA, SIZE, RISIKO LIKUIDITAS,RISIKO KREDIT, RISIKO SUKU BUNGA, DAN

RISIKO MODAL TERHADAP CAR PADABANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2008–2013

SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro

Disusun Oleh :

FREDY HERMAN YUNIALDO

NIM. 12010110141122

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Fredy Herman Yunialdo

Nomor Induk Mahasiswa : 12010110141122

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / Manajemen

Judul Skripsi : PENGARUH ROA, SIZE, RISIKO

LIKUIDITAS, RISIKO KREDIT, RISIKO

SUKU BUNGA, DAN RISIKO MODAL

TERHADAP CAR PADA BANK UMUM

YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

2008–2013

Dosen Pembimbing : Drs. Prasetiono, Msi

Semarang, Juni 2015

(Drs. H. Prasetiono, MSi)

NIP. 196003141986031005

Page 3: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Mahasiswa : FREDY HERMAN YUNIALDO

Nomor Induk Mahasiswa : 12010110141122

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / Manajemen

Judul Skripsi : PENGARUH ROA, SIZE, RISIKOLIKUIDITAS, RISIKO KREDIT, RISIKOSUKU BUNGA, DAN RISIKO MODALTERHADAP CAR PADA BANK UMUMYANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE2008 – 2013

Telah dinyatakan lulus ujian pada Mei 2015.

Tim Penguji :

1. Drs. H. Prasetiono, MSi. (................................................)

2. Dr. H.M Chabachib, Msi, Akt. (................................................)

3. Erman Denny Arfianto, S.E., M.M. (................................................)

Page 4: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertandatangan dibawah ini saya, Fredy Herman Yunialdomenyatakan bahwa skripsi dengan judul : Pengaruh ROA, Bank Size, RisikoLikuiditas, Risiko Kredit, IRR, Risiko Modal Terhadap CAR pada Bank Umumyang terdaftar di BEI Periode 2008–2013, adalah hasil tulisan saya sendiri.Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidakterdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan caramenyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yangmenunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang sayaakui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian ataukeseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan oranglain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebutdiatas, baik disengaja mau pun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsiyang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbuktibahwa saya melakukan tindakan menyalin atau menirui tulisan orang lain seolah- olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikanoleh universitas batal saya terima.

Semarang, Juni 2015

Yang membuat pernyataan,

(Fredy Herman Yunialdo)

NIM. 12010110141122

Page 5: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

v

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of Return On

Asset (ROA), Size, Liquidity Risk, Credit Risk, Interest Rate Risk (IRR) and

Capital Risk towards Capital Adequacy Ratio (CAR ).

This study uses secondary data derived from the annual financial

statements, involving 23 banking companies listed on the Indonesian Stock

Exchange in the period 2008 to 2013. Sampling using purposive sampling

method with the provisions of the company's financial statements. Using the

method of pooled sample data so obtained were 138 observations. Data analysis

using multilinear regression of ordinary least square test tool which includes the

classic assumption test which consists of test multicollinearity, normality test,

autocorrelation test and heteroscedastisity test. While hypothesis testing is done

by F test and t test.

The results of these tests found that partially Size, Liquidity Risk, and

Interest Rate Risk (IRR) significantly influence while Return On Asset (ROA),

Credit Risk, and Capital Risk does not significantly affect Capital Risk towards

Capital Adequacy Ratio (CAR). The coefficient determinant (R Square) is 0,303

which means 30,3% Capital Adequacy Ratio (CAR) variation explained by

Return On Asset (ROA), Size, Liquidity Risk, Credit Risk, Interest Rate Risk

(IRR) and Capital Risk towards Capital Adequacy Ratio (CAR), whereas 69,7%

explained by another variables whis is not followed.

Keyword: Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Size, Liquidity

Risk, Credit Risk, Interest Rate Risk (IRR) and Capital Risk.

Page 6: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan seperti ROA (Return On Aset), Size,

Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Suku Bunga, dan Risiko Modal.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan

keuangan tahunan dengan melibatkan 23 perusahaan perbankan yang terdaftar di

BEI periode 2008 sampai dengan 2013. Pengambilan sampel menggunakan

metode purposive sampling dengan ketentuan perusahaan tersebut menerbitkan

laporan keuangan. sehingga sampel penelitian diperoleh sebanyak 138 data

observasi. Analisis data menggunakan alat uji regresi berganda yang

menyertakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji

normalitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Sedangkan pengujian

hipotesis dilakukan dengan uji F dan uji t.

Hasil pengujian ini menemukan bahwa secara parsial Size, Risiko

Likuiditas, dan Risiko Suku Bunga berpengaruh secara signifikan terhadap CAR

(Capital Adequacy Ratio). Sedangkan ROA (Return On Asset), Risiko Kredit dan

Risiko Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR (Capital Adequacy

Ratio). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,303, hal ini berarti besarnya pengaruh

yang diberikan oleh variabel ROA, Bank Size, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit,

IRR, dan Risiko Modal terhadap perubahan yang terjadi pada CAR adalah

sebesar 30,3%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 69,7% adalah dijelaskan oleh

variabel lain diluar model ini.

Kata kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Aset (ROA),

Bank Size, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Interest Rate Ratio (IRR), dan

Risiko Modal

Page 7: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

vii

Motto dan Persembahan

Motto

“Mungkin engkau pernah mendengar puncak yang

diberkahi. Ia adalah gunung tertinggi di dunia. Dan apabila

engkau sudah mencapai puncaknya, engkau hanya akan

memiliki satu hasrat, untuk turun dan tinggal bersama dengan

mereka yang menghuni lembah terdalam. Itulah mengapa ia

disebut gunung yang diberkahi.” (Kahlil Gibran)

“TANTANGAN”

PersembahanSkripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Kedua Orang tuaku Tercinta

2. Saudara-saudaraku Tersayang

3. Sahabat dan Teman-temanku

4. Almamaterku

Page 8: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi pada program

Sarjana (S1) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

bantuan, bimbingan, arahan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini saya mengucapkan banyak ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

2. Bapak Drs. H. Prasetiono, Msi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu dan meluangkan waktunya selama ini untuk memberikan saran,

arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi yang baik dan benar.

3. Bapak Drs. Suryono Budi Santoso, M.M. selaku dosen wali yang telah banyak

membantu penulis sejak awal kuliah hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro atas semua ilmu

yang diberikan, segenap karyawan Fakultas Ekonomi yang banyak

memberikan bantuan dan arahan selama penulis kuliah.

5. Orangtuaku tercinta Bapak Hermanto dan Ibu Sri Haryati, yang sangat

berarti bagi penulis selama ini, yang telah banyak berkorban baik materi,

kasih sayang, perhatian dan doa yang tak pernah henti, semoga ini menjadi

salah satu hal yang dapat membanggakan Bapak dan Ibu.

Page 9: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

ix

6. Saudara-saudariku Feby Herman Apriliawan dan Rizky Herliana yang

senantiasa memberikan doa, saran dan dukungan yang berguna selama

penulis kuliah di perguruan tinggi.

7. Sahabat semenjak kecil Nur Fitriyanto dan Ali Widayat yang telah lama

berbagi senang dan duka bersama-sama.

8. Sahabat-sahabat Semarang Lair Aldy, Pras, Erot, Cris, Febrian, Hermon,

Victor, Dahlia, Zee, dan Hana. Terima kasih atas meluangkan waktu dalam

kebersamaan kita.

9. Anombudi Utomo, yang selalu setia mendengarkan keluh kesah,

menyemangati, mendukung, dan selalu mendoakan.

10. Teman-teman seperjuangan Manajemen Reguler II Kelas B 2010, dan semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis sadar skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,

sehingga saran dan masukan sangat berarti. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Juni 2015Penulis,

Fredy Herman YunialdoNIM. 12010110141122

Page 10: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... iPERSETUJUAN SKRIPSI...................................................................... iiPENGESAHAN KELULUSAN UJIAN................................................. iiiPERNYATAAN ORISINALITAS........................................................... ivABSTRACT............................................................................................. vABSTRAK............................................................................................... viMOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………… viiKATA PENGANTAR.............................................................................. viiiDAFTAR ISI............................................................................................ xDAFTAR TABEL.................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR............................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xivBAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 15

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................... 17

1.4 Sistematika Penelitian............................................................ 18

BAB IITINJAUAN PUSTAKA............................................................. 20

2.1 Landasan Teori Dan Konsep.................................................. 20

2.1.1 Pemodalan Bank …………………...……………. 20

2.1.2 Risiko Perbankan………………………..……….. 23

2.1.3 Rasio Keuangan………………………………….. 26

2.1.4 Capital Adequacy Ratio (CAR)………………….. 27

2.1.5 Return On Asset (ROA)………………………….. 28

2.1.6 Size………………………………………………. 30

2.1.7 Risiko Likuiditas…………………………………. 30

2.1.8 Risiko Kredit………………………...…………… 34

2.1.8 Risiko Suku Bunga…….…………………………. 35

2.1.9 Risiko Modal………..………………..………….. 36

2.2 Penelitian Terdahulu…………………………..…………… 38

2.3 Kerangka Pemikiran……………………………..………… 46

2.4 Hipotesis……………………………………………………. 47

Page 11: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

xi

BAB III Metode penelitian…………………………………………….. 48

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……………… 48

3.1.1 Variabel Penelitian……………………………….. 48

3.1.2 Definisi Operasional……………………………… 48

3.2 Populasi dan Sampel………………………………………. 52

3.3 Jenis dan Sumber Data……………………………………. 53

3.4. Metode Pengumpulan Data……………………………….. 54

3.5. Metode Analisis Data……………………………………… 55

3.5.1 Analisis Regresi Berganda………………………. 55

3.5.2 Uji Asumsi Klasik………………………………... 56

3.5.3 Pengujian Hipotesis……………………………… 58

BAB IV ANAlISIS DATA DAN PEMBAHASAN............................... 66

4.1 Deskripsi Variabel Penelitian................................................ 66

4.2 AnalisisData.......................................................................... 71

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik........................................ 71

4.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda....................... 77

4.3Interpretasi Hasil.................................................................... 84

4.3.1 Pengaruh ROA terhadap CAR............................... 84

4.3.2 Pengaruh Size terhadap CAR.................................. 85

4.3.3 Pengaruh LR terhadap CAR................................... 86

4.3.4 Pengaruh NPL terhadap CAR................................. 88

4.3.5 Pengaruh ISR terhadap CAR…………………….. 89

4.3.6 Pengaruh CR terhadap CAR……………………… 89

BAB V PENUTUP.................................................................................... 91

5.1 Kesimpulan........................................................................................ 91

5.2 Keterbatasan....................................................................................... 94

5.3 Saran.................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA……………………...…………………………… 97

LAMPIRAN............................................................................................. 100

Page 12: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 CAR, ROA, Size, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko SukuBunga, dan Risiko Modal pada Bank Umum Periode 2008-2013……..……………………………………………………… 9

Tabel 1.2 Ringkasan Research Gap PenelitianTerdahulu………………...… 14

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………… 43

Tabel 3.1 Seleksi Sampel…………………………………………..…..…. 53

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif....................................................................... 67

Tabel 4.2 Hasil Uji KS................................................................................ 72

Tabel 4.3 Kriteria Nilai Uji Durbin-Watson................................................ 74

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi................................................................ 74

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas........................................................... 75

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Determinasi (Adjusted R2)... 76

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Berganda......................................................... 77

Tabel 4.8 Hasil Uji Kelayakan Model......................................................... 79

Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik T ……………………………………...……. 80

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan NilaiKoefisien Determinasi (Adjusted R2)... 84

Page 13: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 48

Gambar4.1 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot................................. 73

Gambar4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot........................ 75

Page 14: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Data Sampel Penelitian Tahun 2008 – 2013.................... 101

LAMPIRAN B Data SPSS 21 Sampel Penelitian....................................... 108

Page 15: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang

kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam

jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan

terhadap mata uang, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain

(Dendawijaya, 2003:25). Mengacu dari definisi tersebut, bank telah memiliki

peranan yang besar dalam masyarakat. Bank menghimpun dana dari pihak yang

kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada pihak yang

membutuhkan dana.

Keberadaan bank sangat dibutuhkan dalam suatu negara karena merupakan

alat penyeimbang dalam suatu sistem keuangan yang selama ini diterapkan di

seluruh negara termasuk di Indonesia. Karena pembangunan ekonomi suatu

negara sangat bergantung kepada dinamika perkembangan dan kontribusi nyata

dari sektor perbankan. Bank diatur dan diawasi secara ketat oleh pemerintah

(Siamat, 2005). Hal itu karena bank berperan dalam pelaksanaan kebijakan

moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat

melalui kegiatannya. Bank juga berperan sebagai financial intermediary yaitu

sebagai perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak

Page 16: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

2

yang membutuhkan dana. Sesuai dengan pasal 1 Undang-undang No. 10 Tahun

1998 tentang perbankan, bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Oleh karena itu, peran bank juga dianggap sebagai dinamisator (Hasibuan, 2007)

yaitu sebagai pusat perekonomian, sumber daya, pelaksana lalu lintas

pembayaran, memproduktifkan tabungan, dan mendorong kemajuan perdagangan

baik nasional maupun internasional.

Dalam menjalankan fungsinya bank harus menjaga rasio kecukupan

modalnya atau CAR (pasal 29 ayat 2 UU BI No. 10 tahun 1998). CAR

memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

(kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut di biayai dari

dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana–dana dari sumber –

sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain

(Dendawijaya, 2003 : 122). CAR sebagai indikator terhadap kemampuan bank

untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian

bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. CAR merupakan perbandingan

antara modal dengan ATMR. Semakin tinggi CAR maka semakin baik

kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva

produktif yang berisiko. CAR yang harus dicapai oleh bank umum ditetapkan

sekitar 8%, dimana ketentuan mengenai jumlah CAR ini harus ditaati oleh semua

bank umum. Dengan penetapan CAR pada tingkat tertentu dimaksudkan agar

bank memiliki kemampuan modal yang cukup untuk meredam kemungkinan

Page 17: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

3

timbulnya resiko sebagai akibat berkembang atau meningkatnya ekspansi aset

terutama aktiva yang dikategorikan dapat memberikan hasil dan sekaligus

mengandung resiko. Capital adequacy menunjukkan kemampuan bank dalam

mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank

dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol resiko-resiko

yang timbul dapat berpengaruh terhadap besarnya modal. Menurut Büyükşalvarcı

dan Abdioğlu (2011) faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR)

adalah size, deposits, loans, loan loss reserve, liquidity, profitability, net interest

margin and leverage. Sedangkan menurut Bateni (2014) faktor yang

mempengaruhi CAR adalah LAR (Loan to Asset Ratio), DAR (Debt to Asset

Ratio), RAR (Risk Asset ratio), EQR (Equity Ratio), Size, ROA (Return On Asset)

, dan ROE (Return On Equity).

ROA menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk memperoleh laba dari

aktivitas usahanya. Pertambahan modal berasal dari keuntungan usaha atau

sumber lainnya yang diperoleh (Siamat, 1993:56). Besar kecilnya rasio ini

dipengaruhi oleh perubahan variabelnya, setiap perubahan asset maupun laba

bersih dapat mengakibatkan perubahan terhadap modal (Dendawijaya, 2001). Jika

tingkat laba suatu bank semakin tinggi, maka akan berdampak pada meningkatnya

modal. Hal tersebut terjadi apabila laba yang didapatkan ditanamkan kembali ke

dalam modal bank. Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan bank

yang terkait dengan permodalan (CAR) semakin meningkat. Khaled et al (2013),

dalam hasil penelitiannya, menyatakan bahwa ROA mempengaruhi CAR secara

Page 18: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

4

positif dan signifikan. Penelitian tersebut didukung oleh Bateni (2014) dan

Awojobi (2011).

Size merupakan ukuran besar kecilnya perusahaan perbankan yang diukur

melalui logaritma natural dari total asset (Ln total asset). Size mempunyai

pengaruh negatif terhadap CAR. Aset bank yang meningkat disebabkan oleh

aktiva produktif bank yang meningkat pula, baik dalam bentuk pinjaman atau

investasi dalam aset berisiko lainnya. Pertumbuhan total aset yang semakin besar

memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko. Pertumbuhan

jumlah pinjaman dan instrumen keuangan berisiko akan meningkatkan potensi

kerugian bank akibat hutang dan kerugian akibat penurunan harga instrumen

keuangan yang dikarenakan manajemen bank yang buruk (Rahardjo, 2014).

Sesuai dengan peraturan modal bank, penambahan pinjaman dan instrumen

keuangan yang menyebabkan risiko tertimbang aset bank akan meningkat dan

rasio kecukupan modal bank akan menurun. Romdhane (2012) menyatakan

bahwa size berpengaruh negatif terhadap CAR.

Risiko likuiditas adalah risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk

memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit

dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu (Siamat, 2005).

Penarikan deposit yang dilakukan secara tiba-tiba dapat menciptakan risiko

likuiditas. Semakin besar dana yang dihimpun, maka semakin besar risiko

likuiditas-nya. Untuk dapat menanggung risiko tersebut, bank perlu memperkuat

Page 19: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

5

modal-nya. Bank akan mengalokasikan sebagian dananya kedalam modal

sehingga kemampuan modal dalam menyerap risiko akan semakin tinggi.

Risiko likuiditas diproksikan dengan Liquidity Risk (LR). Risiko likuiditas

merupakan rasio untuk mengukur risiko yang akan dihadapi oleh bank apabila

gagal untuk memenuhi kewajiban terhadap para deposannya dengan harta likuid

yang dimilikinya (Kasmir, 2008). Hubungan antara risiko likuiditas dengan LR

adalah berlawanan arah karena semakin rendah LR berarti tingkat kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban semakin rendah dan menunjukkan tingkat

resiko likuiditasnya semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Sedangkan hubungan

antara LR dengan CAR adalah searah karena tingginya LR menandakan bahwa

bank memiliki alat likuid yang tinggi pula. Semakin tinggi alat likuid semakin

tinggi pula kemampuan modal bank. Jadi, risiko likuiditas mempunyai pengaruh

positif terhadap CAR. Khaled et al (2013) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa risiko likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Sedangkan

menurut penelitian yang dilakukan oleh William (2011) risiko likuiditas

mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap CAR.

Risiko kredit muncul akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah

mengembalikan jumlah pinjaman yang diperoleh dari bank beserta bunganya

sesuai dengan jangka waktu yang telah dijadwalkan (Siamat, 2005). Risiko kredit

juga timbul dari tidak dipenuhinya berbagai bentuk kewajiban pihak lain kepada

bank, seperti kegagalan memenuhi kewajiban pembayaran dalam kontrak

derivatif. Risiko kredit mempunyai pengaruh negatif terhadap CAR. Risiko kredit

Page 20: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

6

yang besar menyebabkan PPAP semakin besar pula. PPAP merupakan cadangan

yang dibentuk untuk menanggulangi resiko. Apabila resiko kredit kecil, maka

cadangan PPAP dapat ditekan sehingga pengeluaran risiko kegiatan operasional

yang dibiayai oleh modal bank dapat ditekan pula.

Rasio keuangan yang digunakan sebagai proxy dari risiko kredit adalah

rasio Non Performing Loan (NPL). NPL adalah kredit macet, kondisi dimana

nasabah tidak mampu membayar angsuran pokok ataupun bunga kredit. Rasio ini

menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah yang

diberikan oleh bank. NPL yang tinggi menandakan kualitas kredit buruk yang

disebabkan oleh kredit macet semakin tinggi pula. Kredit macet yang semakin

tinggi menimbulkan risiko, yang ditanggung oleh bank semakin tinggi pula, yang

akhirnya akan menurunkan kemampuan modal bank. Jadi, semakin tinggi risiko

kredit semakin turun CAR. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Margaretha

dan Setiyaningrum (2011) risiko kredit mempunyai pengaruh negatif terhadap

CAR.

Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku

bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh negatif bagi

pendapatan bank. Risiko suku bunga merupakan salah satu model yang digunakan

untuk mendeteksi secara umum sensitivitas bank terhadap pergerakan suku bunga.

Risiko suku bunga mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Risiko suku

bunga berhubungan dengan sumber dana bank yang sangat tergantung pada

sensitivitas tingkat bunga dari aktiva yang dibiayai dengan dana tersebut (Siamat,

Page 21: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

7

1993:95). Bank perlu menambah modalnya untuk dapat menanggung resiko suku

bunga dari sumber dana yang telah dipakai.

Pengukuran risiko suku bunga diproksikan dengan Interest Sensitivity Ratio

(ISR). Rasio tersebut merupakan rasio perbandingan antara interest sensitivity

asset dengan interest sensitivity liability (Kasmir, 2007). ISR yang tinggi berarti

pendapatan bunga lebih tinggi daripada beban bunga, itu artinya bank

mendapatkan kelebihan laba dari ISR yang tinggi. Meningkatnya laba dapat

menyebabkan modal bank juga mengalami peningkatan. Karena bank dapat

menyisihkan sebagian laba untuk dialokasikan pada modal bank. Sehingga, risiko

suku bunga mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Khaled et al (2013) risiko suku bunga mempunyai pengaruh

positif terhadap CAR.

Risiko modal merupakan risiko yang muncul akibat penurunan kualitas aset,

karena adanya kredit macet, yang memaksa bank untuk menerbitkan saham baru

dan/atau penambahan setoran modal oleh pemilik, atau mencari investor baru

untuk memperbaiki kondisi permodalannya sehingga sesuai dengan ketentuan

permodalan. Namun, sumber pendanaan tersebut meunculkan risiko investasi

(Khaled et al, 2014). Apabila harga pasar surat berharga lebih tinggi dari nilai

nominalnya dapat memperbesar kemampuan bank dalam menyediakan alat likuid.

Sedangkan sebaliknya, bank akan mengalami kerugian dan kemampuan

pemodalan semakin berkurang. Risiko modal mempunyai pengaruh negatif

terhadap CAR.

Page 22: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

8

Pada dasarnya risiko modal akan timbul dari adanya ketentuan mengenai

jumlah modal yang dimiliki dikaitkan dengan jumlah dana yang mengandung

risiko (Siamat, 1993). Perhitungan risiko modal diproksikan dengan rasio

perbandingan antara paid capital dengan ATMR. Paid Capital merupakan salah

satu komponen modal bank (Siamat, 2005). Namun, paid up capital merupakan

invested capital sehingga mengandung risiko investasi (Jinabi, 2005 dalam

Khaled, 2013). Apabila harga pasar surat berharga lebih tinggi dari nilai

nominalnya dapat memperbesar kemampuan bank dalam menyediakan alat likuid.

Sedangkan sebaliknya, bank akan mengalami kerugian dan kemampuan

pemodalan semakin berkurang. Adanya alat likuid yang berasal dari modal

pemegang saham dapat menimbulkan risiko investasi sehingga mampu

mengurangi kemampuan modal bank.

Dalam perkembangan industri perbankan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI), dalam kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2013, terjadi

ketidaksesuaian antara penelitian dengan bukti empiris yang ada. Data empiris

mengenai CAR (Capital Adequacy Ratio) pada Bank Umum yang tercatat di BEI

periode 2008-2013 dapat disajikan sebagai berikut:

Page 23: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

9

sumber : diolah dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI)

Tabel 1.1

Rata-rata CAR, ROA, Size, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Suku

Bunga, dan Risiko Modal pada Bank Umum Periode 2008-2013

RasioTahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

CAR % 17.76 17.42 17.18 16.05 17.43 17.13

ROA % 2.33 2.6 2.86 3.03 3.1 3.08

Size (LN) 6.31 6.37 6.42 6.50 6.61 6.68

Risiko Likuiditas % 27.2 33.0 33.2 32.5 35.3 30.2

Risiko Kredit % 3.2 3.31 2.56 2.89 3.17 3.77

Risiko Suku Bunga 2.27 2.24 2.47 2.50 2.13 2.13

Risiko Modal % 6.07 6.25 5.61 4.47 4.33 4.0

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan perbankan

yang go public periode 2008 – 2013 telah memenuhi batas minimum Capital

Adequacy Ratio (CAR) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu 8%.

Munculnya fluktuasi yang dialami CAR pada tahun 2008 hingga 2013

menunjukkan bahwa terdapat dinamika perkembangan CAR pada periode

tersebut.

ROA merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

menghasilkan keuntungan. Menurut tabel 1.1, ROA menunjukkan rata-rata tren

naik dari tahun 2008 hingga 2013 mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan

bahwa ROA mempunyai pengaruh negatif terhadap CAR. Fenomena ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khaled (2013), Bateni

(2014), dan Büyükşalvarcı dan Abdioğlu (2012). Bank mempunyai kesempatan

untuk menambah modalnya. Laba yang diperoleh dapat dialokasikan dalam

Page 24: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

10

bentuk kas sehingga modal bank akan semakin besar. Jadi, semakin besar laba

yang didapat maka semakin besar pula modalnya.

Menurut tabel 1.1, size terus menerus mengalami kenaikan. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel size dengan CAR. Peluang

untuk menempatkan dana pada sektor kredit akan dapat diperoleh apabila bank

memiliki aset yang besar. Namun semakin besar size yang ditunjukkan dengan

kepemilikan total assets yang besar juga memiliki peluang yang lebih besar dalam

meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank. Hal tersebut dapat

terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan

secara maksimal untuk kegiatan operasional bank, sehingga bank justru berpotensi

mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar. Fenomena ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2014) dan Romdhane (2012)

menyatakan bahwa size berpengaruh negatif terhadap CAR. Namun, menurut

penelitian yang dilakukan Margaretha dan Setyaningrum (2011) menyatakan

bahwa size mempunyai hubungan positif terhadap CAR.. Variabel size

menggambarkan ukuran perusahaan dilihat dari aset yang dimiliki, sehingga

semakin besar aset yang dimiliki maka semakin besar modal yang dapat dipenuhi

(Ssenyonga and Prabowo, 2006 dalam Margaretha dan Setiyaningrum, 2011).

Bank yang memiliki kelebihan (surplus) modal lebih tinggi dari kebutuhan modal,

lebih berhasil dalam memenuhi peraturan kecukupan modal minimum, sedangkan

bank yang memiliki modal lebih rendah dari kebutuhan modalnya sendiri,

cenderung mengalami kegagalan dalam memenuhi peraturan kecukupan modal

minimum (Keeton, 1998 dalam Margaretha dan Setyaningrum, 2011).

Page 25: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

11

Berdasarkan tabel 1.1, rata-rata rasio risiko kredit mengalami tren

peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa risiko kredit mempunyai hubungan

negatif dengan CAR. Dimana naiknya risiko kredit diikuti dengan menurunnya

CAR. Risiko kredit menggambarkan seberapa besar kredit bermasalah dapat

ditanggung. Apabila bank dapat menekan risiko kredit-nya, maka dana yang

digunakan untuk menanggung resiko tersebut dapat dikurangi. Pengeluaran dana

yang semakin sedikit dapat mempengaruhi kemampuan modal bank. Semakin

rendah risiko kredit maka semakin tinggi CAR. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Margaretha (2011). Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Rahardjo (2014) membantah fenomena tersebut. Menurut hasil

penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2014) menyatakan bahwa resiko kredit

mempunyai hubungan positif terhadap CAR. Terjadinya NPL yang tinggi

disebabkan oleh manajemen yang buruk. Peningkatan potensi kredit bermasalah

diantisipasi oleh manajemen bank dengan meningkatkan modal untuk menyerap

potensi kerugian (Barrios and Blanco, 2003 dalam Rahardjo, 2013).

Pada tabel 1.1 menunjukkan rata-rata pergerakan tingkat risiko likuiditas

mengalami kenaikan. Fenomena ini menunjukkan bahwa risiko likuiditas

mempunyai pengaruh negatif terhadap CAR. Risiko likuiditas dapat terjadi karena

dua hal yaitu dari sisi neraca dan aset (Saunder dan Cornett, 2003 dalam Bintan,

2013). Kedua sisi neraca dan aset dapat menimbulkan risiko likuiditas. Sisi

liabilitas memunculkan risiko likuiditas. Sisi liabilitas memunculkan risiko

likuiditas ketika liability holders seperti depositor dan pemegang polis asuransi

tiba-tiba menarik dana mereka secara tiba-tiba dalam jumlah besar. Dan bank

Page 26: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

12

tidak mempunyai dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sedangkan sisi aset dapat memicu timbulnya risiko likuiditas terkait dengan

penyediaan off-balance sheet commitment. Bank harus menyediakan dana tersebut

ketika nasabah ingin menarik pinjamannya. Proses ini menimbulkan kewajiban

baru bagi bank apabila bank tidak memiliki dana yang cukup dan

mengharuskannya meminjam dana dari pihak lain. Peristiwa ini dapat

menimbulkan risiko likuiditas. Namun, fenomena tersebut tidak sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Khaled et al (2013) yang menyatakan bahwa

risiko likuiditas berpengaruh positif terhadap CAR.

Pada tabel 1.1, perkembangan risiko suku bunga dari tahun 2008 hingga

tahun 2013 rata-rata mengalami kenaikan. Fenomena ini menunjukkan bahwa

risiko suku bunga mempunyai hubungan negatif terhadap CAR. Kenaikan tingkat

suku bunga memberikan dampak berbeda pada sisi aset atau kewajiban suatu

neraca bank (Djohanputro, 2008 dalam Bintan, 2012). Kenaikan suku bunga pada

sisi aset akan memberikan keuntungan pada nilai investasi. Semakin tinggi suku

bunga aset, semakin tinggi keuntungan yang diraup bank melalui investasi.

Sedangkan, Kenaikan suku bunga pada sisi kewajiban akan merugikan bank

karena menurunkan laba yang diperoleh. Penelitian yang dilakukan Rahardjo

(2014) menyatakan bahwa IRR berpengaruh negatif terhadap CAR. Sedangkan

Penelitian yang dilakukan Khaled (2013) menyatakan bahwa IRR berpengaruh

positif terhadap CAR.

Page 27: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

13

Pada tabel 1.1, rata-rata perkembangan risiko modal mengalami penurunan.

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan risiko modal searah dengan

perkembangan CAR. Sehingga, hubungan antara risiko modal dan CAR adalah

positif. Fenomena ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Binh (2015)

dan Mugwang’a (2014) yang menyatakan bahwa risiko modal mempunyai

pengaruh positif terhadap CAR. Perhitungan risiko modal tersebut menggunakan

rasio perbandingan antara paid up capital dan ATMR. Paid up capital merupakan

modal yang disetor kembali oleh pemegang saham. Namun, paid up capital

merupakan invested capital sehingga mengandung risiko investasi (Jinabi, 2005

dalam Khaled et al, 2013). Apabila harga pasar surat berharga lebih tinggi dari

nilai nominalnya dapat memperbesar kemampuan bank dalam menyediakan alat

likuid. Sedangkan sebaliknya, bank akan mengalami kerugian dan kemampuan

pemodalan semakin berkurang.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan, dengan

menggunakan variabel ROA, Size, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Suku

Bunga, dan Risiko Modal Terhadap CAR masih terdapat perbedaan-perbedaan pada

hasil penelitiannya. Perbedaan-perbedaan atau gap pada penelitian terdahulu

disajikan dalam Tabel 1.2 berikut :

Page 28: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

14

Tabel 1.2

Ringkasan Research Gap Penelitian Terdahulu

No. Variabel Peneliti Hasil Penelitian

1ROA terhadap

CAR

Khaled (2013)Bateni (2014)Valahzaghardan danDazghei (2012)Binh (2015)Awojobi (2011)

Berpengaruh positif dansignifikan terhadap CAR

Büyükşalvarcı danAbdioğlu (2011)

Berpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR

Mugwang’a (2014)Berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap CAR

2Size terhadap

CAR

Margaretha danSetiyaningrum (2011)Awojobi (2011)

Berpengaruh positif dansignifikan terhadap CAR

Bateni (2014)Romdhane (2012)Raharjo (2014)

Berpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR

Büyükşalvarcı danAbdioğlu (2011)Valahzaghardan danDazghei (2012)

Berpengaruh negatif dan tidaksignifikan terhadap CAR

3Liquidity riskterhadap CAR

Khaled et al (2013)Valahzaghardan danDazghei (2012)Awojobi (2011)

Berpengaruh positif dansignifikan terhadap CAR

Mugwang’a (2014)Wiliam (2012)

Berpengaruh positif dan tidaksignifikan terhadap CAR

4Credit Risk

terhadap CAR

Awojobi (2011)Raharjo (2014)Valahzaghardan danDazghei (2012)

Berpengaruh positif dansignifikan terhadap CAR

Margaretha danSetiyaningrum (2011)

Berpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR

Yohana (2014)Mugwang’a (2014)

Berpengaruh positif dan tidaksignifikan terhadap CAR

Khaled et al (2013) Berpengaruh negatif dan tidaksignifikan terhadap CAR

5Risiko Suku

Bunga terhadapCAR

Khaled et al (2013) Berpengaruh positif dansignifikan terhadap CAR

Raharjo (2014)Berpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR

Mugwang’a (2014) Berpengaruh negatif dan tidaksignifikan terhadap CAR

Page 29: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

15

6Capital Risk

terhadap CAR

Mugwang’a (2014)Binh (2015)

Berpengaruh positif dansignifikan terhadap CAR

Khaled et al (2013) Berpengaruh negatif dan tidaksignifikan terhadap CAR

Sumber : berbagai jurnal

Terdapat hubungan yang tidak konsisten antara variabel ROA, bank size,

risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga, dan risiko modal terhadap CAR.

Hal tersebut dikarenakan adanya hasil penelitian yang berbeda dari penelitian-

penelitian terdahulu dan juga adanya fenomena gap dari data variabel yang diteliti.

Maka, berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini mengangkat judul

“Pengaruh ROA, Size, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Suku

Bunga, dan Risiko Modal Terhadap CAR pada Bank Umum yang terdaftar

di BEI Periode 2008–2013”

1.2. Rumusan Masalah

Modal juga merupakan aspek yang sangat penting untuk menilai kesehatan

bank karena ini berhubungan dengan solvabilitas bank. Modal digunakan untuk

menilai seberapa besar kemampuan bank untuk menanggung risiko-risiko yang

mungkin akan terjadi. Pengukuran yang digunakan untuk melihat kemampuan

bank dalam menyerap risiko adalah CAR. Menurut Dendawijaya (2009:121).

CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan

aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva

yang berisiko. Kesehatan bank dari segi capital dilihat dari CAR dimana besarnya

CAR pada bank-bank umum di Indonesia pada tabel 1.1 memiliki rata-rata CAR

Page 30: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

16

diatas 8%, sehingga dapat dikategorikan dalam kondisi yang sehat. Namun,

research gap pun muncul pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal

ini memunculkan minat penulis untuk meneliti faktor apa saja yang

mempengaruhi CAR. Selain itu, terdapat rasio pengukuran baru yang telah

dipakai peneliti sebelumnya.

Berdasarkan pemikiran diatas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan

dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Capital Adequacy

Ratio (CAR) pada periode 2008-2013?

2. Bagaimana pengaruh Size terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

periode 2008-2013?

3. Bagaimana pengaruh LR yang mewakili Risiko Likuiditas terhadap Capital

Adequacy Ratio (CAR) pada periode 2008-2013?

4. Bagaimana pengaruh NPL (Non Performing Loan) yang mewakili Risiko

Kredit terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada periode 2008-2013?

5. Bagaimana pengaruh ISR (Interest Sensitivity Ratio) yang mewakili risiko

suku bunga terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada periode 2008-

2013?

6. Bagaimana pengaruh CR (Capital Risk) yang mewakili Risiko Modal

terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada periode 2008-2013?

Page 31: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

17

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Secara terperinci tujuan yang akan dicapaidalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Capital Adequacy

Ratio (CAR) pada periode 2008-2013.

2. Menganalisis pengaruh Bank Size terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)

pada periode 2008-2013.

3. Menganalisis pengaruh LR (Liquidity Risk) yang mewakili Risiko Likuiditas

terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada periode 2008-2013.

4. Menganalisis pengaruh NPL (Non Performing Loan) yang mewakili Risiko

Kredit terhadap Capita lAdequacy Ratio (CAR) pada periode 2008-2013.

5. Menganalisis pengaruh ISR (Interest Sensitivity Ratio) yang mewakili Risiko

Suku Bunga terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada periode 2008-

2013.

6. Menganalisis pengaruh CR (Capital Risk) yang mewakili Risiko Modal

terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada periode 2008-2013.

Page 32: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

18

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan mempunyai beberapa manfaat antara lain :

1. Bagi bank dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengelolaan

dana dalam rangka menjaga kesehatan bank melalui Capital Adequacy Ratio

(CAR).

2. Bagi investor dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan aktivitas

investasinya dengan memperhatikan tingkat permodalan.

3. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah referensi, informasi, dan wawasan

teoritis khususnya tentang pengaruh ROA, size, risiko likuiditas, risiko kredit,

risiko suku bunga, dan risiko modal terhadap CAR.

1.4 Sistematika Penulisan

Agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang penulisan penelitian

ini, maka disusunlah sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai

materi–materi yang dibahas di tiap–tiap bab. Sistematika penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

Page 33: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

19

BAB II TELAAH PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang mendasari

penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis serta

hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai variabel–variabel yang akan diteliti,

jenis dan sumber data, populasi dan penentuan sampel, metode

pengumpulan data dan teknik analisis.

Page 34: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Pemodalan Bank

Modal bank bukan saja sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi

kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal bank akan mempengaruhi

keputusan-keputusan manajemen dalam berbagai hal. Berdasarkan peraturan Bank

Indonesia Nomor: 3/2/PBI/2001 bank wajib menyediakan modal minimum

sebesar 8% dari ATMR. Ketentuan tersebut merupakan langkah dalam

menjalankan program rekapitalisasi perbankan. Bank yang tidak dapat memenuhi

peraturan tersebut akan mendapat pengawasan khusus.

Sedangkan, modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di

Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Modal Inti

Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan

cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak. Berikut adalah

perinciannya (Dendawijaya, 2001) :

a. Modal disetor

Modal disetor yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemiliknya.

Page 35: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

21

b. Modal Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserve)

1. Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank

sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

2. Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba

yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan

mendapat persetujuan Rapat.

3. Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota sesuai dengan ketentuan

pendirian atau anggaran dasar masing -masing bank.

4. Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang

disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan Rapat

Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota.

5. Laba yang ditahan (retained earnings), yaitu saldo laba bersih setelah

dikurangi pajak yang oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat

Anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

6. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi

pajak, dan belum ditetapkan penggunaannya oleh Rapat Umum

Pemegang Saham atau Rapat Anggota.

7. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya

sebesar 50 %. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu,

maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal

inti.

8. Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku

berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun

Page 36: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

22

buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar

50%. Dalam hal pada tahun berjalan bank mengalami kerugian, maka

seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

9. Bagian kekayaaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya

dikonsolidasikan (minority interest), yaitu modal inti anak perusahaan

setelah dikompensasikan dengan nilai penyertaan bank pada anak

perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anak perusahaan adalah

bank lain, lembaga keuangan ataulembaga pembiayaan yang mayoritas

sahamnya dimiliki oleh bank.

2) Modal Pelengkap (secondary capital)

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari

laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal.

Secara rinci. Modal pelengkap dapat berupa :

1. Cadangan revaluasi aktiva tetap.

2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan.

3. Modal kuasi yang menurut BIS disebut hybrid (debt/equity) capital instrumen.

4. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang mempunyai syarat-syarat tertentu.

2.1.1.1 Fungsi Modal Bank

Modal bank merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha

bank (Siamat,2004). Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai

Page 37: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

23

tujuan atau sebagai financial intermediary. Menurut Siamat (2004) modal bank

memiliki fungsi pokok sebagai berikut:

a. Memberikan perlindungan kepada nasabah

b. Mencegah terjadinya kejatuhan bank

c. Memenuhi kebutuhan gedung kantor dan investaris

d. Memenuhi ketentuan permodalan minimum

e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat

f. Menutupi kerugian aktiva produkif bank

g. Sebagai indikator kekayaan bank

h. Meningkatkan efisiensi operasional bank

2.1.2 Risiko Perbankan

Vaughan, 1978 (dalam Ibadil, 2013) memberikan definisi tentang risiko, yaitu:

1. Risk is the chance of the loss (Risiko adalah kans kerugian)

Chance of the loss adalah menggambarkan suatu keadaan dimana terdapat

suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau kemungkinan terjadinya

kerugian. Sebaliknya jika kata chance dalam ilmu statistik maka chance

merupakan suatu keadaan yang tingkat probabilitas akan munculnya situasi

tertentu.

2. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian)

Istilah possibility adalah kemungkinan suatu keadaan berada antara nol dan

satu. Pengertian risiko di sini adalah hampir sama dengan pengertian risiko

dalam sehari-hari.

Page 38: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

24

3. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)

Risiko menurut definisi ini merupakan adanya ketidakpastian. Adanya

ketidakpastian yang diambil dalam pembuat keputusan yang menimbulkan

kerugian.

4. Risk is dispension of actual from expected result (Risiko adalah

penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan)

Definisi sebagai penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan

sesungguhnya merupakan versi lain dari risk uncertainty dimana penyimpangan

relatif merupakan suatu pernyataan uncertainty secara statistik.

5. Risk is the probability of any outcome (Risiko adalah probability suatu

outcome berbeda dari outcome yang diharapkan)

Risiko merupakan probability objektif bahwa outcome yang aktual dari

suatu kejadian yang berbeda dan outcome yang diharapkan. Probability yang

objektif dimaksudkan sebagai frekuensi relatif yang didasarkan atas

kepentingan yang didasarkan atas kepentingan yang ilmiah. Inti dari definisi ini

adalah bahwa risiko bukan probability dari suatu kejadian

Menurut Darmawi (2004 : 21) risiko dihubungkan dengan kemungkinan

terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan, atau tidak terduga.

Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.

Ketidakpastian tersebut merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko.

Page 39: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

25

Risiko bank dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari tingkat kemungkinan

sebuah peristiwa terjadi disertai konsekuensi (dampak) dari peristiwa tersebut

pada bank. Setiap kegiatan mengandung potensi sebuah peristiwa terjadi atau

tidak terjadi, dengan konsekuensi/dampak yang memberi peluang untuk untung

(upside) atau mengancam sebuah kesuksesan (downside) (Tampubolon, 2004: 21).

Bisnis perbankan merupakan salah satu jenis bisnis yang penuh akan risiko.

Risiko itu tidak semata-mata bersumber dari atau sebagai akibat dari manajemen

yang dijalankannya sendiri, tetapi juga dari pihak-pihak lain, yaitu dari kegiatan-

kegiatan baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Pada sisi

pasiva terdapat pos-pos yang setiap saat berubah karena kegiatan dari bank dan

juga karena kegiatan dari para nasabah bank dengan pihak ketiga lainnya.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi aktiva tidak semata-mata tergantung

pada inisiatif manajemen bank tersebut. Sebagian besar dari perubahan yang

terjadi pada sisi aktiva dalam neraca bank justru dipengaruhi oleh kinerja para

debitur bank dan kinerja unit-unti ekonomi lainnya (Ali, 2004: 108).

Dengan adanya faktor internal maupun eksternal mengakibatkan bank dalam

menjaga kelangsungan usaha dan eksistensinya berada dalam ketidakpastian atau

dengan kata lain, dalam usaha mempertemukan kedua kepentingan antara pemilik

dana dan pemakai dana, bank selalu menghadapi kendala ketidakpastian atau

risiko bagi pencapaian tujuan (Rusyamsi, 1999 dalam Andi, 2011). Kita tidak

mudah melihat risiko di tengah-tengah kegiatan yang rutin. Tetapi hal tersebut

akan dapat dilakukan dengan berjalannya waktu melalui pendidikan dan

Page 40: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

26

penerapan manajemen risiko secara berkelanjutan. Bahkan hal ini akan

menumbuhkan budaya manajemen risiko yang lebih positif pada bank, yaitu

konsen dengan kedua aspek dari risiko, positif maupun negatif (Tampubolon,

2004: 21).

2.1.3 Rasio Keuangan

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat laporan

keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan keuangan yang

berupa neraca dan laporan laba-rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara

baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan akurat yang nyata mengenai

hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu bank. Laporan ini sangat berguna

bagi pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat sebagai nasabah bank,

guna mengetahui kondisi bank tersebut. Bank – bank diharuskan untuk membuat

laporan baik yang bersifat rutinmaupun secara berkala mengenai seluruh

aktivitasnya dalam suatu periode tertentu, sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia.

Dalam laporan keuangan berisi berbagai rasio keuangan. Rasio-rasio

tersebut memperlihatkan berbagai aktivitas bank dalam posisi, gambaran, atau

keadaan keuangan tertentu. Analisis tersebut pada dasarnya adalah suatu teknik

yang digunakan untuk menilai sifat-sifat kegiatan operasi bank dengan cara

mengembangkan ukuran-ukuran kinerja bank yang telah distandarisasi (Siamat,

2004:266). Ukuran tersebut merupakan perbandingan antara jumlah dengan

jumlah tertentu. Meskipun sederhana, hasil perhitungan menurut rasio tersebut

Page 41: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

27

menafsirkan masalah yang cukup komplek. Rasio keuangan yang digunakan

dipakai oleh perusahaan pada umumnya dengan periode yang sama. Dengan

begitu, hasil perhitungan yang didapat dapat akurat.

2.1.4 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Ketentuan pemodalan yan saat ini berlaku di Indonesia mengikuti standar

Bank for International Settlement (BIS). Penyesuaian perhitungan dan penilaian

kesehatan modal bank berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut oleh oleh BIS akan

memberikan dampak positif bagi industry perbankan di Indonesia untuk dapat

berkembang secara sehat dan mampu bersaing dengan industry perbankan

international. Sejalan dengan standar yang ditetapkan BIS, Bank Indonesia

berdasarkan Paket kebijakan 29 Februari 1991 mewajibkan setiap bank

menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva Tertimbang Menurut

Resiko (ATMR). Persentase kebutuhan modal minimum yang diwajibkan

menurut BIS ini disebut Capital Adequacy Ratio (CAR). Oleh karena itu

ketentuan CAR bagi perbankan Indonesia adalah 8% dari ATMR. CAR dapat

dihitung dengan menggunakan rasio berikut (Surat Edaran Bank Indonesia No.6/

23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

CAR = ( )X 100%

CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank

yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank

lain) yang ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh

Page 42: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

28

dana-dana darisumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman

(utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2001:122). CAR memperlihatkan seberapa

besar dana yang dimiliki bank dalam menunjang aktiva yang memiliki risiko.

Bank Indonesia memiliki ketentuan dalam menilai tingkat kesehatan bank. Rasio

CAR terdiri atas perbandingan antara modal bank dengan ATMR. Modal bank

terdiri dari modal inti dan pelengkap. Sedangkan ATMR dihitung dari jumlah

ATMR nilai masing-masing pos aktiva yang memiliki bobot risiko pada neraca

dan rekening administratif.

2.1.5 ROA (Return On Asset)

Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih

mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia sebagai pembina

dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang

diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan

masyarakat (Dendawijaya, 2009:119). ROA merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.Selain

itu, terdapat perbedaan kecil antara perhitungan berdasarkan teoritis dengan

ketentuan pemerintah di negara setempat. Semakin besar ROA, maka semakin

besar keuntungannya. Laba yang semakin besar akan berdampak pada naiknya

modal. Namun, apabila ROA semakin kecil, semakin turun pula jumlah

modalnya. Rasio ROA ditentukan oleh Bank Indonesia melalui Surat Edaran

Bank Indonesia No.6/ 23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, yaitu :

ROA = X 100%

Page 43: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

29

2.1.6 SIZE

Size merupakan variabel yang mengukur besar kecilnya perbankan yang

diukur melalui logaritma natural dari total asset (Ln total asset). Size merupakan

faktor penting dalam mempengaruhi rasio permodalan (Margaretha dan

Setiyaningrum, 2011). Size dapat dirumuskan sebagai berikut (Rahardjo, 2013) :

Size = LN total aset

2.1.7 Risiko Likuiditas

Teori likuiditas pada dasarnya adalah teori yang berkaitan dengan bagaimana

mengelola dana dan sumber-sumber dana bank agar dapat memelihara posisi

likuiditas dan memenuhi segala kebutuhan likuiditas dalam kegiatan operasional

sehari-hari. Berikut teori likuiditas yang dikenal dalam perbankan (Siamat, 2005) :

1. Shiftability Theory

Shiftability theory tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan teori ini

beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank

memindahkan aktivanya kepada orang lain dengan harga yang dapat

diramalkan, misalnya dapat diterima bagi bank utnuk berinvestasi pada pasar

terbuka jangka pendek dalam portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini

sejumlah depositor harus memutuskan untuk menarik kembali uang mereka,

bank hanya tinggal menjual investasi tersebut, mengambil yang diperoleh

(atau dibeli), dan membayarnya kembali kepada depositornya.

Page 44: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

30

2. The Liability Management Theory

Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola pasivanya

sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas.

Likuiditas yang diperlukan bagi bank adalah :

a) untuk menghadapi penarikan oleh nasabah

b) memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo

c) memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah.

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau

dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa menganggu

aktivitas dan kondisi keuangan bank (surat edaran Bank Indonesia

no.11/16/DPNP). Risiko likuiditas yang berkaitan dengan sumber dana bank

antara lain disebabkan oleh terdapatnya perbedaan dalam persyaratan yang

ditetapkan bank dan perbedaan dalam cara masing-masing pemilik dana menarik

kembali dananya dari bank. Risiko likuiditas ini dapat juga terjadi ketika terjadi

mismatch dimana sumber-sumber pendanaan bank didominasi oleh yang

berjangka pendek, sedangkan penggunaan dana bank lebih diarahkan pada

penyediaan dana yang berjangka lebih panjang. Juga, jika terjadi kemacetan pada

portofolio kredit. Mismatch dan kemacetan kredit ini juga dapat menyebabkan

bank tidak memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban

likuiditasnya pada pihak ketiga (Ali, 2004: 73 dalam Andi, 2012).

Risiko likuiditas merupakan rasio untuk mengukur risiko yang akan dihadapi

oleh bank apabila gagal untuk memenuhi kewajiban terhadap para deposannya

Page 45: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

31

dengan harta likuid yang dimilikinya. Likuiditas sangat penting untuk menjaga

kelangsungan usaha bank. Semakin tinggi rasio risiko ini maka semakin aman

suatu bank dari risiko likuiditas. Oleh karena itu, bank harus memiliki manajemen

risiko likuiditas bank yang baik dan tingkat risiko likuiditas yang aman. Risiko

likuiditas dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2007: 273) :

LR (Liquidity Risk) =Aset Lancar − Kewajiban Jangka PendekDana Pihak Ketiga X100%

Aset lancar yang tinggi dapat menanggung risiko yang muncul dari

penarikan nasabah sewaktu-waktu. Aset lancar terdiri dari penempatan dana pada

BI dan bank lain, kas, Surat-surat berharga yang mudah dijual. Sedangkan yang

dimasukkan ke dalam kewajiban jangka pendek adalah pinjaman dari bank lain,

pinjaman yang diterima dan kewajiban jangkapendek lainnya.

2.1.8 Risiko Kredit

Risiko kredit atau sering disebut dengan default risk merupakan suatu risiko

akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman

yang diperoleh dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditentukan atau dijadwalkan (Siamat, 2004:280). Rasio risiko kredit diproksikan

dengan NPL. NPL merupakan rasio untuk mengukur resiko terhadap kredit yang

disalurkan dengan membandingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang

disalurkan. Risiko kredit dihitung dengan formula (Surat Edaran Bank Indonesia

No.6/ 23/DPNP tanggal 31 Mei 2004), sebagai berikut:

NPL = X 100%

Page 46: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

32

2.1.9 Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul akibat berubahnya tingkat

bunga,yang pada gilirannya akan menurunkan nilai pasar surat-surat berharga; dan

pada saat yang sama, bank membutuhkan likuiditas (Siamat, 2004:281). Rahardjo

(2014) menyatakan bahwa risiko suku bunga merupakan salah satu model yang

digunakan untuk mendeteksi secara umum sensitivitas bank terhadap pergerakan

suku bunga. Rasio ini memperlihatkan risiko yang mengukur besaran suku bunga

yang diterima oleh bank dibandingkan dengan bunga yang dibayar. Risiko suku

bunga diproksikan dengan ISR (Interest Sensitivity Ratio), dihitung sebagai

berikut (Siamat, 2004) :

Interest Sensitivity Ratio=

Interest Sensitivity Assset terdiri dari interest income atau hasil bunga berupa

Giro Pada Bank Lain, Penempatan Pada Bank Lain, Surat-Surat Berharga, Kredit

Yang Diberikan, Penyertaan, Sertifikat Bank Indonesia. Sedangkan Interest

Sensitivity Liabilities yaitu interest expenses atau biaya bunga berupa Giro,

Tabungan, Sertifikat Deposito, Deposito Berjangka, Pinjaman Yang Diterima,

Simpanan dari bank lain.

2.1.10 Risiko Modal

Modal merupakan salah satu faktor penting bagi bank dalam rangka

ekspansi usahanya dan menampung risiko kerugian. Risiko modal

menggambarkan ketidak mampuan bank dalam mengelola portofolio permodalan.

Page 47: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

33

Risiko Modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur resiko yang

terjadi karena kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap aset bank yang

bersangkutan dan sampai sejauh mana masih mampu diserap oleh modal bank

tersebut (Siamat, 1993:96). Risiko modal sebagai risiko yang berkaitan dengan

ketidakmampuan bank untuk memenuhi komitmen usaha, karena

ketidakmampuan dalam menyediakan modal yang mencukupi (Martonodan,

2008)

Risiko Modal = X 100%

Paid up capital (modal disetor) yaitu saldo laba yang setelah diperhitungkan

pajak yang oleh kantor pusatnya diputuskan untuk ditahan di kantor cabangnya di

Indonesia (Siamat, 2005:293). Paid up capital merupakan modal yang disetor

kembali oleh pemegang saham kepada bank sesuai dengan Pasal 26 Undang-

undang No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang berkaitan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan CAR (Capital Adequacy Ratio). Penelitian

yang telah dilakukan antara lain :

Penelitian Margaretha dan Setiyaningrum (2011), berjudul ‘’Pengaruh

Risiko, Kualitas Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital

Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia’’. Variabel

dependen yang digunakan adalah CAR. Sedangkan variabel independen yang

Page 48: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

34

mempengaruhi adalah Risiko, Kualitas Manajemen, Ukuran (diproksikan dalam

bentuk size / LN total asset) dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy

Ratio. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Risiko, Kualitas Manajemen, dan

Likuiditas Asset mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR.

Untuk Likuiditas Pasiva dilihat dari variabel EQTL (Equity to Total Liabilities)

dan ukuran Size mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR

Büyükşalvarcı dan Abdioğlu (2011) melakukan penelitian dengan judul

“Determinants of capital adequacy ratio in Turkish Banks: A panel data

analysis”. Variabel dependen yang digunakan adalah CAR. Sedangkan variabel

independen yang mempengaruhi adalah Size, Deposits, Loans, LLR (Loans Loss

Reserve/Loans), Liquidity, ROA (Return On Asset) , ROE (Return On Equity),

NIM (Net Interest Margin), dan Leverage. Hasil penelitian yang diperoleh adalah

Loan, ROE dan Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR,

sementara LLR dan ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Di

sisi lain Deposit, dan Liquidity berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

Size dan NIM berpengaruh negatif dan tidak signifikan thd CAR

Awojobi (2011) dalam “Analysing Risk Management in Banks: Evidence of

Bank Efficiency and Macroeconomic Impact”. Variabel dependen yang digunakan

adalah CAR. Sedangkan variabel independen yang mempengaruhi adalah Credit

Risk, Liquidity Risk, ISR (Interest Sensitivity Ratio), ROA (Return On Asset), Size,

Market Risk, Operating Efficiency, dan Inflasi. Hasil penelitian yang diperoleh

adalah Liquidity, Size, Market Risk Credit Risk, ROA, Inflasi dan ISR mempunyai

Page 49: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

35

hubungan positif dan signifikan terhadap CAR Operating Efficiency mempunyai

hubungan negatif dan signifikan terhadap CAR.

Williams (2011) melakukan penelitian dengan judul “Determinants of

capital adequacy in the Banking Sub-Sector of the Nigeria Economy: Efficacy of

Camels. (A Model Specification with Co-Integration Analysis)” . Variabel

dependen yang digunakan adalah CAR. Sedangkan variabel independen yang

mempengaruhi adalah Loans, Money Supply, Domestic Rate, Inflation Rate,

Demand Deposit, Exchange Rate, Liquidity Risk dan Investment. Hasil

penelitiannya meyatakan bahwa Loans dan Liquidity Risk berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap CAR. Inflation Rate memiliki hubungan negatif dan

signifikan terhadap CAR. Money Supply, Domestic Rate, Demand Deposit,

Exchange Rate dan Investment, berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

Khaled et al (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Determinants of

Capital adequacy in Commercial Banks of Jordan an Empirical Study”

menyatakan bahwa IRR, Liquidity Risk, dan ROA berpengaruh positif dan

signifikan terhadap CAR. ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR.

Credit Risk, Capital Risk, Revenues Power berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap CAR

Bateni (2014) melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi CAR

pada bank Iran. Variabel dependen yang digunakan adalah CAR. Sedangkan

variabel independen yang mempengaruhi adalah LAR (Loan To Asset Ratio),

DAR (Debt To Asset Ratio), RAR (Risk Asset Ratio), EQR (Equity Ratio), Size,

Page 50: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

36

ROA (Return On Asset) , ROE (Return On Equity). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ROA, ROE, LAR, EQR berpengaruh postif dan signifikan terhadap CAR.

Size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. DAR dan RAR

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap CAR.

Valahzaghardan dan Dazghei ( 2012) melakukan penelitian dengan judul

(An empirical study to measure the impact of financial and macro economical

figures on capital adequacy). Variabel dependen yang digunakan adalah CAR.

Sedangkan variabel independen yang mempengaruhi adalah ROA (Return On

Asset), Size, Inflation GDP, Credit Risk, Ins Risk (risiko yang muncul akibat tidak

mampu memenuhi kewajiban, Ins Risk diproksikan sebagai risiko likuiditas) ,

P(Average Stock Price), dan OE (Operation Efficiency). Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa ROA dan Ins risk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap CAR. Size, Operation efficiency, dan P (Average Stock Price)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Inflation dan GDP

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR

Raharjo (2014) melakukan penelitian dengan judul “Determinant Of Capital

Ratio: A Panel Data Analysis On State-Owned Banks In Indonesia” . Variabel

dependen yang digunakan adalah CAR. Sedangkan variabel indenpeden yang

mempengaruhi adalah Size, NIM (Net Interest Margin), EQTL (Equity To Total

Liabilities Ratio), NPL (Non Performing Loan), dan IRR (Interest Rate Risk).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa EQTL dan NPL berpengaruh positif dan

Page 51: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

37

signifikan terhadap CAR. Size dan IRR berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap CAR. NIM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap CAR.

Romdhane (2012) melakukan penelitian dengan judul “The Determinants of

Banks’ Capital Ratio in Developing Countries:Empirical Evidence from Tunisia”.

Variabel dependen yang digunakan adalah CAR. Sedangkan variabel independen

yang mempengaruhi adalah LLR (Loans Loss Reserve/Loans), IMR (Interest

margin rate), Equity Ratio, DEPVAR (deposits variability approximated by the

ratio “Deposits Inflows/Deposits Outflows”), LDR (Loan to Deposit Ratio),

DEPR (deposit ratio approximated by the Ratio Term Deposit/ Demand Deposit) ,

AVCP (Average Capital Adequacy Ratio), dan Size. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa LLR, IMR, DEPVAR, LDR, DEPR, AVCP berpengaruh

positif dan signifikan terhadap CAR. Deposit, Equity Ratio, dan Size berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap CAR.

Yohana (2014) melakukan penelitian dengan judul “Determinants of Capital

Adequacy Requirements (CAR) For Credit Risk Weighted Assets on 19

Conventional Banks in Indonesia Period Year 2008-2013”. Variabel dependen

yang digunakan adalah CAR. Sedangkan variabel indenpeden yang

mempengaruhi adalah NIM (Net Interest Margin), NPL (Non Performing Loan

ratio), RWACR (Risk Weighted Asset for Credit Risk Ratio), LDR (Loan to Debt

Ratio), DSCR (Disclosed Reserve Ratio), LAR (Loan to Asset Ratio), TPF (Third

Party Funding Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), PROV (Provision of Financial

Asset), dan (UGR) USD Growth Rate Ratio). Hasil penelitian menunjukkan

Page 52: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

38

bahwa LLR, IMR, DEPVAR, LDR, DEPR, AVCP berpengaruh positif dan

signifikan terhadap CAR. Deposit, Equity Ratio,dan Size berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap CAR.

Mugwang’a (2014) melakukan penelitian dengan judul “Determinants Of

Capital Adequacy Of Commercial Banks In Kenya”. Variabel dependen yang

digunakan adalah CAR. Sedangkan variabel indepeden yang mempengaruhi

adalah Revenue Power Ratio, IRR, liquidity Risky Assets, ROE, NPL (Non

Performing Loan ratio), Capital Risk, dan ROA. Hasil penelitian yang diperoleh

adalah Capital risk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR

Liquidity Risky Aset, Revenue Power, NPL, dan ROA mempunyai pengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap CAR. IRR dan ROE mempunyai pengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap CAR.

Binh (2015) melakukan penelitian dengan judul “Capital adequacy &

Banking Risk – An empirical study on Vietnamese banks”. Variabel dependen

yang digunakan adalah CAR. Sedangkan variabel indepeden yang mempengaruhi

adalah IRR, liquidity Risk, ROE, NPL, Capital Risk, ROA, Asset Turnover Ratio,

Owner’s Equity Risky Assets Ratio. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa

ROA, Capital risk, dan Owner’s Equity Risky Assets Ratio mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap CAR. ROE mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap CAR. IRR, Liquidity Risk, NPL, Dan Asset Turnover Ratio

tidak berpengaruh terhadap CAR.

Berdasarkan uraian hasil-hasil penelitian terdahulu dapat diringkas dalamtabel 2.1 berikut :

Page 53: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

39

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti/Thn Judul Variabel Hasil Penelitian

1 AhmetBüyükşalvarcıdan HasanAbdioğlu/2011

Determinants ofcapital adequacyratio in TurkishBanks: A paneldata analysis

Independen :Size, Deposits,Loans, LLR,Liquidity, ROA,ROE, NIM, danLeverage

Dependen : CAR

Loan, ROE dan LeverageBerpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR,sementara LLR dan ROAberpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR.Di sisi lain Deposit, danLiquidity berpengaruh positifdan signifikan terhadap CAR.Size dan NIM berpengaruhnegatif dan tidak signifikanthd CAR

2 OmotolaAwojobi/2011

Analysing RiskManagement inBanks: Evidenceof BankEfficiency andMacroeconomicImpact

Indenpenden :Credit Risk,Liquidity Risk,ISR, ROA, Size,Market Risk,OperatingEfficiency, Inflasi

Dependen :CAR

Liquidity, Size, Market RiskCredit Risk, ROA, Inflasi danISR mempunyai hubunganpositif dan signifikanterhadap CAROperating Efficiencymempunyai hubungan negatifdan signifikan terhadap CAR

3 Harley TegaWilliams /2011

Determinants ofcapital adequacyin the BankingSub-Sector of theNigeriaEconomy:Efficacy ofCamels. (AModelSpecificationwith Co-IntegrationAnalysis)

Independen :Loans, moneySupply,Domestic Rate,InflationRate, DemandDeposit, ExchangeRate, LiquidityRisk danInvestment

Dependen :CAR

Hasil penelitiannyamenunjukkan bahwa Loansdan Liquidity Riskberpengaruh positif dan tidaksignifikan terhadap CAR.Inflation Rate memilikihubungan negatif dansignifikan terhadap CAR.Money Supply, DomesticRate, Demand Deposit,Exchange Rate danInvestment, berpengaruhpositif dan signifikan thdCAR

4 Dr. AbdallaKhaled et al /2013

Determinants ofCapitaladequacy inCommercialBanks of Jordanan EmpiricalStudy

Indpenden :IRR, LiquidityRisk, Credit Risk,Capital Risk,Revenues Power,ROE, dan ROA

Dependen :CAR

IRR, Liquidity Risk, danROA berpengaruh positif dansignifikan terhadap CARROE berpengaruh negatif dansignifikan terhadap CARCredit Risk, Capital Risk, danRevenues Power berpengaruhnegatif dan tidak signifikanterhadap CAR

5 Leila Bateni /2014

The InfluentialFactors onCapitalAdequacy Ratioin Iranian Banks

IndependenLAR, DAR, RAR,EQR, Size, ROA ,ROE

ROA, ROE, LAR, dan EQRberpengaruh postif dansignifikan terhadap CAR.Size berpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR.

Page 54: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

40

Dependen :CAR

DAR dan RAR berpengaruhpositif dan tidak signifikanterhadap CAR

6 MohammadKhodaeiValahzaghardan dan MohsenBabaeidazghei / 2012

An empiricalstudy to measurethe impact offinancial andmacroeconomicalfigures oncapital adequacy

Independen :ROA, Size,Inflation GDP,Credit risk, InsRisk, P(averagestock Price),Operationefficiency (OE)

Dependen :CAR

ROA, Credit risk dan Ins riskberpengaruh positif dansignifikan terhadap CARSize, Operation Efficiency,dan P (Average Stock Price)berpengaruh negatif dansignifikan terhadap CARInflation dan GDPberpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR

7 Pamuji GesangRaharjo / 2014

Determinant OfCapital Ratio: APanel DataAnalysis OnState-OwnedBanks InIndonesia

IndependenSize, NIM, EQTL,NPL, IRR

Dependen :CAR

EQTL dan NPL berpengaruhpositif dan signifikanterhadap CARSize dan IRR berpengaruhnegatif dan signifikanterhadap CARNIM berpengaruh positif dantidak signifikan terhadapCAR

8 MohamedRomdhane /2012

TheDeterminants ofBanks’ CapitalRatio inDevelopingCountries:EmpiricalEvidence fromTunisia/

Independen :LLR, IMR, EquityRatio, DEPVAR,LDR, DEPR,AVCP, Size

Dependen :CAR

LLR, IMR, DEPVAR, LDR,DEPR, dan AVCPberpengaruh positif dansignifikan terhadap CARDeposit, Equity Ratio,danSize berpengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR

9 Yohana / 2014 Determinants ofCapitalAdequacyRequirements(CAR) ForCredit RiskWeighted Assetson 19ConventionalBanks inIndonesia PeriodYear 2008-2013.

Independen :NPL, RWACR,LDR,LAR,DER,PROV,UGR,NIM

Dependen :CAR

LDR berhubungan positifdan signifikan terhadap CARNPL dan PROVberhubungan positif dan tidaksignifikan terhadap CARRWACR, LAR, berhubungannegatif dan signifikanterhadap CARDER, UGR, dan NIMberhubungan negatif dantidak signifikan terhadapCAR

10 FarahMargarethadan DianaSetiyaningrum/ 2011

PengaruhRisiko,KualitasManajemen,UkurandanLikuiditasBank terhadapCAR BankYangTerdaftar diBEI

Independen :Risiko, KualitasManajemen,Ukuran danLikuiditas Bank

Dependen :CAR.

Total Liabilities (EQTL) dansize mempunyai pengaruhpositif dan signifikanterhadap CARRisiko, kualitas manajemen,dan likuiditas mempunyaipengaruh negatif dansignifikan terhadap CAR.Untuk likuiditas pasivadilihat dari variabel Equity toto Total Liabilities (EQTL)

Page 55: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

41

mempunyai pengaruh positifdan signifikan terhadap CAR

11 FredrickAmbaleMugwang’a /2014

Determinants OfCapitalAdequacy OfCommercialBanks In Kenya

Independen :Revenue PowerRatio, IRR,Liquidity RiskyAssets, ROE, NPL,Capital Risk, ROA

Dependen :CAR

Capital Risk mempunyaipengaruh positif dansignifikan terhadap CARLiquidity Risky Aset, RevenuePower, NPL, dan ROAmempunyai pengaruh positifdan tidak signifikan terhadapCARIRR dan ROE mempunyaipengaruh negatif dan tidaksignifikan terhadap CAR

12 Dao ThanhBinh/2015

Capitaladequacy &Banking Risk –An empiricalstudy onVietnamesebanks

Independen :IRR, LiquidityRisk, ROE, NPL,Capital Risk,ROA, AssetTurnover Ratio,Owner’s EquityRisky Assets Ratio

Dependen :CAR

ROA, Capital Risk, danOwner’s Equity Risky AssetsRatio mempunyai pengaruhpositif dan signifikanterhadap CARROE mempunyai pengaruhnegatif dan signifikanterhadap CARIRR, Liquidity Risk, NPL,dan Asset Turnover Ratiotidak berpengaruh terhadapCAR

Sumber : Berbagai Jurnal yang dipulikasikan

2.3 Pengaruh Variabel Independen Terhadap Dependen

Sebagai mana diketahui bahwa pembahasan CAR masih merupakan masalah

dalam keuangan yang tidak terselesaikan. Terdapat banyak penelitian mengenai

CAR akan tetapi tidak ada model yang dapat menggambarkan CAR seperti apa

yang baik diadopsi oleh perusahaan perbankan. Termasuk banyak sekali faktor

yang dapat diuji untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel-variabel

independen terhadap CAR. Oleh karena itu pada penelitian kali ini akan

menggunakan beberapa variabel independen yang diduga memiliki pengaruh kuat

terhadap CAR. Variabel independen tersebut yaitu ROA,Size, Risiko Likuiditas,

Risiko Kredit, Risiko Suku Bunga, dan Risiko Modal.

Page 56: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

42

Berikut ini akan dijelaskan hubungan antara variabel-variabel independen

yang digunakan dalam penelitian ini dengan variabel dependen:

2.3.1 Pengaruh ROA terhadap CAR

Awojobi (2011) melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi

CAR. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan

signifikan terhadap CAR. ROA menunjukkan kemampuan profitabilitas bank.

Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula kemampuan bank dalam mendapatkan

laba. Sebagian laba yang didapatkan dapat dialokasikan kedalam modal. Setiap

kali bank mengalami kerugian, modal bank menjadi berkurang nilainya dan

sebaliknya jika bank meraih untung maka modalnya akan bertambah (Ali,

2006:264). Jadi, semakin tinggi ROA semakin tinggi pula CAR. Hal ini juga

didukung oleh penelitian yang dilakukan Khaled et al (2013), Awojobi (2013).

Hipotesis 1 : ROA berpengaruh positif terhadap CAR

2.3.2 Pengaruh SIZE terhadap CAR

Pertumbuhan total aset yang semakin besar memiliki peluang yang lebih

besar dalam meningkatkan risiko. Pertumbuhan jumlah pinjaman dan instrumen

keuangan berisiko akan meningkatkan potensi kerugian bank akibat hutang dan

kerugian akibat penurunan harga instrumen keuangan yang dimiliki oleh bank-

bank yang buruk (Rahardjo, 2014). Sesuai dengan peraturan modal bank,

penambahan pinjaman dan instrumen keuangan yang menyebabkan risiko

tertimbang aset bank akan meningkat dan rasio kecukupan modal bank akan

Page 57: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

43

menurun. Penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2014) dan Romdhane (2012)

menyatakan bahwa size berpengaruh negatif terhadap CAR.

Hipotesis 2 : Size berpengaruh negatif terhadap CAR

2.3.3 Pengaruh Risiko Likuiditas terhadap CAR

Perlunya perhitungan terhadap risiko likuiditas karena adanya ketidakpastian

likuiditas. Ketidakpastian penarikan dana nasabah dalam jumlah tertentu

memunculkan risiko likuiditas. Angka risiko likuiditas menunjukkan seberapa

besar persen sisa aset likuid yang dimiliki suatu bank setelah membayar sejumlah

kewajiban jangka pendeknya yang kemudian digunakan untuk memenuhi

kewajibannya kepada deposan. Semakin tinggi angka risiko likuiditas pada suatu

bank maka semakin likuid pula harta bank tersebut. Alat likuid dengan kualitas

tinggi dapat menanggulangi resiko yang muncul dari likuiditas.

Risiko likuiditas diproksikan dengan LR (Awojobi, 2011). Hubungan antara

risiko likuiditas dengan LR adalah berlawanan arah karena semakin tinggi LR

berarti tingkat kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban semakin tinggi

sehingga tingkat resiko likuiditasnya semakin rendah begitu pula sebaliknya.

Sedangkan hubungan antara LR dengan CAR adalah searah karena tingginya LR

menandakan bahwa bank memiliki alat likuid yang tinggi pula. Semakin tinggi

alat likuid semakin tinggi pula kemampuan modal bank.

Page 58: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

44

Dengan demikian, semakin tinggi rasio risiko likuiditas, maka semakin

tinggi CAR. Khaled et al (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa

risiko likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

Hipotesis 3 : Risiko Likuiditas berpengaruh positif terhadap CAR

2.3.4 Pengaruh Risiko Kredit terhadap CAR

Bank Indonesia mengeluarkan ketentuan batas risiko kredit dibawah 5%.

Apabila bank mampu menekan batas risiko kredit dibawah 5%, maka potensi

modal bank akan bertambah. Bank akan menghemat uang untuk membentuk

cadangan kerugian kredit bermasalah atau Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif (PPAP). Rendahnya PPAP berpengaruh pada tingkat modal bank.

Sehingga, bank dapat menekan pengeluaran risiko kegiatan operasional yang

dibiayai oleh modal bank. Khaled (2013), dalam penelitiannya, menyatakan

bahwa risiko kredit berpengaruh negatif terhadap CAR. Semakin besar risiko

kredit maka semakin kecil CAR.

Hipotesis 4 : Risiko Kredit berpengaruh negatif terhadap CAR

2.3.5 Pengaruh Risiko Suku Bunga terhadap CAR

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk risiko tingkat bunga

diproksikan dengan menggunakan interest sensitivity ratio yang membandingkan

antara Interest Sensitivity Asset dengan Interest Sensitivity Liability. Risiko suku

bunga yang tinggi menyatakan bahwa sensitivitas aset terhadap suku bunga lebih

tinggi daripada sensitivitas liabilitas terhadap suku bunga. Maka, laba yang

Page 59: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

45

diperoleh akan semakin besar. Meningkatnya laba dapat menyebabkan modal

bank juga mengalami peningkatan. Karena bank menyisihkan sebagian laba untuk

dialokasikan pada modal bank. Sehingga, risiko suku bunga mempunyai pengaruh

positif terhadap CAR. Awojobi (2011) dan Khaled (2013) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa IRR berpengaruh positif terhadap CAR.

Hipotesis 5 : IRR berpengaruh positif terhadap CAR

2.3.6 Pengaruh Risiko Modal terhadap CAR

Pada dasarnya risiko modal akan timbul dari adanya ketentuan mengenai

jumlah modal yang dimiliki dikaitkan dengan jumlah dana yang mengandung

risiko (Siamat, 1993). Semakin tinggi dana yang dihimpun, semakin tinggi risiko

modal. Perhitungan risiko modal diproksikan dengan rasio perbandingan antara

Paid up capital dengan ATMR. Paid up capital merupakan salah satu komponen

modal bank (Siamat, 2005). Paid capital yang tinggi dapat mempengaruhi jumlah

modal bank. Tingginya rasio tersebut menandakan Paid up capital mampu

menanggulangi aset yang mengandung resiko. Namun, paid up capital merupakan

invested capital sehingga mengandung risiko investasi (Jinabi, 2005 dalam

Khaled et al, 2013). Apabila harga pasar surat berharga lebih tinggi dari nilai

nominalnya dapat memperbesar kemampuan bank dalam menyediakan alat likuid.

Sedangkan sebaliknya, bank akan mengalami kerugian dan kemampuan

pemodalan semakin berkurang. Risiko modal yang semakin tinggi mengurangi

kemampuan modal bank. Jadi, semakin tinggi tingkat risiko modal, maka semakin

Page 60: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

46

rendah pula CAR. Khaled et al (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

risiko modal berpengaruh negatif terhadap CAR.

Hipotesis 6 : Risiko Modal berpengaruh negatif terhadap CAR

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen

yangberupa Capital Adequacy Ratio (CAR) yang diproksikan dengan CAR.

Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini berupa ROA, ROE, size,

risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga, dan risiko modal. Berdasarkan

landasan teori, tujuan penelitian, dan hasil penelitian sebelumnya serta

permasalahan yang telah dikemukakan maka sebagai dasar untuk merumuskan

hipotesis berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model

penelitian pada gambar 2.1. Kerangka pemikiran tersebut menunjukkan pengaruh

variabel independen secara parsial maupun simultan terhadap Capital Adequacy

Ratio (CAR) pada bank umum yang terdaftar di BEI Periode 2008–2013.

Page 61: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

47

H6 (-)

Risiko Suku Bunga berpengaruh positif terhadap Capital Adequacy Ratio

(CAR)

Risiko Likuiditas berpengaruh positif terhadap Capital Adequacy Ratio

(CAR)

2.5 Hipotesis

H1 = ROA berpengaruh positif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)

H2 = Bank Size berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)

H3=

H4 = Risiko Kredit berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)

H5 =

H6 = Risiko Modal berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)

H1 (+)

H5 (+)

H4 (-)

H3 (+)

H2 (-)

ROA (X1)

bank size (X2)

Capital AdequacyRatio (Y)

Gambar 2.1.Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengaruh ROA, Size, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, RisikoSuku Bunga, dan Risiko Modal terhadap CAR

risiko kredit (X4)

risiko modal(X6)

risiko likuiditas (X3)

risiko suku bunga(X5)

Sumber : Khaled et al (2013), Rahardjo (2014), Valahzaghardan dan Dazghei (2012),Margaretha dan Setiyaningrum (2011), Bateni (2014),dan Romdhane (2012).

Page 62: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi CAR

(Capital Adequacy Ratio). CAR berperan sebagai indikator terhadap

kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari

kerugian – kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. Dalam

mempertahankan CAR dia atas 8%, terdapat faktor-faktor yang

mempegaruhinya. Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh faktor-faktor

tersebut. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu CAR dan

menggunakan variabel independen yaitu ROA, Size, Risiko Likuiditas, Risiko

Kredit, Risiko Suku Bunga, dan Risiko Modal.

3.1.2 Definisi Operasional

3.1.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel yang diduga akibat dari

variabel independen. Variabel dependen dalam peneltian ini adalah kebijakan

dividen yang diproksikan sebagai CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah

rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung

resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut

dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari

Page 63: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

49

sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-

lain (Dendawijaya, 2001:122)

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

CAR dirumuskan sebagai berikut :

CAR = ( X 100%

3.1.2.2 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi:

6. ROA

ROA mengukur kemampuan bank dalam mengahasilkan laba dengan

membandingkan laba sebelum pajak dengan aktiva (Subagyo et al,1999:62).

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

ROA dirumuskan sebagai berikut :

ROA = X 100%

7. Size

Page 64: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

50

Size adalah hasil logaritma dari variable total aset. Size (ukuran perusahaan)

menggambarkan ukuran perusahaan berdasarkan asset yang dimiliki.ukuran. Size

dirumuskan sebagai berikut (Rahardjo, 2013) :

Size = ln total aset

8. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk

memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit

dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu (Siamat, 2004:20).

Berikut rumusan terhadap pengukuran risiko likuiditas, sebagai berikut (kasmir,

2007) :

LR=Aset Lancar−Kewajiban Jangka PendekDana Pihak Ketiga X 100%

9. Risiko Kredit

Risiko kredit atau sering disebut dengan default risk merupakan suatu risiko

akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman

yang diperoleh dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditentukan atau dijadwalkan (Siamat, 2004:280).

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004,

risiko kredit dirumuskan sebagai berikut :

Page 65: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

51

NPL = X 100%

10. Risiko Suku Bunga/IRR

IRR (Interest Rate Risk) adalah risiko yang timbul akibat berubahnya

tingkat bunga,yang pada gilirannya akan menurunkan nilai pasar surat-surat

berharga; dan pada saat yang sama, bank membutuhkan likuiditas (Siamat,

2004:281). Risiko suku bunga dapat dirumuskan sebagai berikut (Siamat, 2004) :

ISR = X 100%

11. Risiko Modal

Risiko modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap aset bank

yang bersangkutan sampai sejauh mana masih mampu diserap oleh modal bank

tersebut (Siamat, 1993:96). Risiko Modal dirumuskan sebagai berikut (Khaled et

al, 2013) :

CR = X 100%

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen berbentuk peristiwa, hal atau

orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian

Page 66: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

52

seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian

(Ferdinand, 2006:189). Populasi yang digunakan sebagai sampel frame penelitian

ini adalah seluruh Bank umum yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia (BEI)

sebanyak 23 yang menyajikan laporan keuangan per desember selama kurun

waktu tahun 2008 – 2013 serta dilaporkan ke Bank Indonesia dan Bursa Efek

Indonesia dan dipublikasikan.

Dalam banyak kasus penelitian, tidak mungkin peneliti mengamati secara

detail seluruh anggota populasi, oleh karena itu ia akan meneliti dalam jumlah

yang lebih kecil yang disebut sampel (Ferdinand, 2006:190). Pengambilan sampel

(sampling) menggunakan metode Purposive Random Sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel yang berdasarkan pada kelompok terpilih betul menurut ciri-

ciri khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut (Soeratno dan Arsyad 1999:63),

dimana ciri-ciri kriteria bank yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Bank yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2008 sampai dengan tahun

2013 yang dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pemegang

otoritas pengawas perbankan di Indonesia.

2. Perusahaan memiliki data lengkap sehubungan dengan variabel penelitian.

3. Laporan keuangan yang memiliki tahun buku yang berakhir tanggal 31

Desember, hal ini untuk menghindari adanya pengaruh waktu parsial dalam

perhitungan proksi dari variabel independen maupun dependen.

Pemilihan data yang dilakukan, didapatkan sampel sebagaimana dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 67: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

53

Tabel 3.1

Seleksi Sampel

NO Kualifikasi sampel Jumlah perusahaan

perbankan

1 Perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa

Efek Indonesia selama periode 2008 -2013

33

2 Perusahaan yang memiliki data keuangan

lengkapsehubungan dengan variabel penelitian

selama periode 2008 - 2013

23

3 Perusahaan tidak melakukan merger atau bangkrut

selama periode 2008 - 2013

23

Sumber: Indonesia Capital Market Directory 2008-2013

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari data sekunder historis

dimana diperoleh dari laporan keuangan publikasi yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) dan laporan keuangan

tahunan masing – masing bank yang terdaftar pada BEI dalam ICMD (Indonesian

Capital Market Directory). Periodesasi data menggunakan data Laporan

Keuangan Publikasi Tahunan periode 2008-2013. Jangka waktu tersebut

dipandang cukup untuk mengikuti perkembangan kinerja bank.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:

1. Studi Pustaka

Page 68: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

54

Melakukan telaah pustaka dan mengkaji beberapa literatur yang

berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode mengumpulkan data dengan

cara cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang

berupa laporan keuangan tahunan Bank Umum go public yang

dipublikasikan melalui situs resmi Bank Indonesia dengan alamat situs

www.bi.go.id, www.ojk.go.id dan melalui situs resmi Bursa Efek

Indonesia (BEI). Data yang diambil merupakan data sekunder

sehingga metode pengumpulan data dilakukan dengan cara non-

participant observation. Data yang diperoleh baik dengan cara

mengutip langsung maupun mengolah data laporan keuangan dari

Direktori Perbankan Indonesia (2008-2013) maupun data yang

dikeluarkan oleh BEI.

3.5. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Menurut

Ghozali (2011) sebelum melakukan analisis regresi berganda, metode ini

menyatakan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang baik

dengan tahap sebagai berikut :

Page 69: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

55

3.5.1 Analisis Regresi Berganda

Metode yang dipakai untuk menganalisis variabel – variabel dalam

penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, guna mengetahui arah,

pengaruh, dan kekuatan hubungan dari variabel independen terhadap variabel –

variabel dependen. Pengujian model persamaan regresi linier berganda dapat

dengan menggunakan Ordinary Least Square (Ghozali, 2011). Inti metode OLS

adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan meminimalkan jumlah kuadrat

kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut (Ghozali, 2001:43). Adapun

model dasar dari regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Y = α+ β 1X1 + β 2X2+ β 3X3+ β 4X4+ β 5X5+ β 6X6+ e

dengan,

Y = Capital Adequacy Ratio

α = konstanta

β1 – β6= koefisien regresi variabel independen

X1 : ROA

X2 : Size

X3 : Risiko Likuiditas

X4 : Risiko Kredit

X5 : Risiko Suku Bunga

X6 : Risiko Modal

e = error

Page 70: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

56

Suatu penelitian harus memenuhi asumsi regresi linier klasik atau asumsi

klasik, yaitu tidak terjadi gejala multikolinieritas, heterokedastisitas, autokorelasi

dan memiliki distribusi yang normal maupun mendekati normal, sehingga

didapatkan hasil penelitian yang Best Linier Unbased Estimation (BLUE).

3.5.1.1 Uji Statistik Deskriptif

Uji Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data dalam variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviation, varian, maximum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011:19).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, terlebih dulu dilakukan

pengujian asumsi klasik untuk memastikan apakah model regresi linear berganda

yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolonieritas, dan

autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi berarti model analisis telah layak digunakan

(Gujarati, 1995).

3.5.2.1 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2001:57). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Apabila terjadi

Page 71: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

57

adanya korelasi antar variabel maka variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas

sama dengan nol. Menurut (Ghozali, 2001), pada program SPSS, ada beberapa

metode yang sering digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas, antara lain :

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak

signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas

ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini

merupakan indikasi terjadi multikolonieritas. Korelasi tersebut dibawah 0.90

bukan berarti tidak terjadi multikolonieritas. Multikolonieritas dapat

disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel.

3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya VIF

(Variasi Inflation Factor). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel

bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian

sederhana setiap variabel bebas menjadi terikat dan diregres terhadap variabel

bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih

yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (VIF=1/tolerance). Nilai

Cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan

nilai VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance diatas 0.10 dan VIF diatas 10 maka

Page 72: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

58

terjadi multikolonieritas. Sedangkan nilai tolerance diatas 0.10 sedangkan nilai

VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolonieritas.

3.5.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan kepengamatan yang

lain (Ghozali, 2001). Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedositas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedasitas (Ghozali, 2001:69).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokesdastisitas dapat dilakukan

dengan melihat grafik plot. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y’ adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali,

2001).

Dasar analisis :

Page 73: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

59

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola tertentu

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), kemudian mengindikasikan telah

terjadi heteroskeditas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas secara titik – titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskeditas.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier

ada korelasi antara pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(Ghozali, 2001:61). Jika ada korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi berurutan sepanjang waktu berkaitan

satusama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak

bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW

test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu

danmensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada

variabel lagi diantara variabel bebas. Pengujian tersebut dapat dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut (Ghozali, 2001) :

Ho : tidak ada autokorelasi (ρ = 0)

Ha : ada autokorelasi (ρ ≠ 0)

Page 74: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

60

Menentukan nilai d hitung atau nilai Durbin-Watson test untuk tiap–tiap

sampel perusahaan. Dari jumlah observasi (n) dan jumlah variabel independen (k)

ditentukan nilai batas atas (dU) dan batas bawah (dL) dari tabel. Pengambilan

keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut :

A = dU < d < (4 – dU), Ho diterima, tidak ada autokorelasi.

B = d < dL, Ho ditolak, ada autokorelasi positif.

C = d > (4 – dL), Ho diterima, ada autokorelasi negatif.

D = dU < d < dL, tanpa kesimpulan.

E = (4 – dU) < d < (4 – dL), tanpa kesimpulan.

3.5.2.4 Uji Normalitas

Tujuan dari pengukuran uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen keduanyamemiliki

distribusi normal ataukah tidak (Ghozali, 2001). Model regresi yang baik adalah

data normal atau mendekati normal.

Caranya adalah dengan normal probability plot yang membandingkan

distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari

distribusi normal.

Menurut (Ghozali, 2001) Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Page 75: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

61

a. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan

distribusi yang mendekati normal. Namun dengan hanya melihat grafik histogram,

hal ini dapat menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode

lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal

akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Normalitas pada prinsipnya dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusan:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Page 76: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

62

b. Uji Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara

visual kelihatan normal namun secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2001).

Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat

hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

HA: Data residual tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

a) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho

ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

b) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka Ho

diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

3.5.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001:44).

Page 77: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

63

Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah semua parameter dalam

model sama dengan nol, atau:

H0: b1 = b2 = ………. = bk = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama

dengan nol, atau:

HA: b1 ≠ b2 ≠ ………. ≠ bk ≠ 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ghozali (2001:45) menjelaskan bahwa untuk menguji hipotesis ini

digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada

derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, kita menerima hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila

nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan meneria HA.

Page 78: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

64

3.5.3.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/indenpenden secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2001:44) :

Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama

dengan nol, atau:

H0: bi = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan

nol, atau :

HA: bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Cara melakukan uji t menurut Ghozali (2001:45) adalah sebagai berikut:

a. Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan

derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat

ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata

lain, kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Page 79: pengaruh roa, size, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko suku bunga ...

65

b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila

nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan t tabel, kita

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

3.5.3.3 Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi-variabel dependen (Ferdinand, 2006:258). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel-variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).

Ghozali (2001) menjelaskan bahwa penggunaan koefisien determinasi

memiliki kelemahan yaitu terjadi bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, R2 akan

meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Oleh karena itu, nilai Adjusted R2 banyak dianjurkan untuk

digunakan saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai adjusted R2 dapat

naik atau turun apabila satu variabel indenpenden ditambahkan ke dalam model.

Meskipun yang dikehendaki harus bernilai positif, nilai Adjusted R2 dapat bernilai

negatif. Secara sistematis, jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan

jika nilai R2 = 0, maka Adjusted R2 = (1 – k) / (n – k). jika k > 1, maka Adjusted

R2 akan bernilai negatif.