analisis manfaat rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan ...
PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP ...
Transcript of PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP ...
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS, VOL. 16, NO. 2, JULI - DESEMBER 2016 | 105
PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN
PENJUALAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Jonathan Surya Widjaya
Rita Widayanti Fredella Colline
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana
rita.widayanti@ ukrida.ac .id fredella .co lline@ ukrida .ac .id
ABSTRACT Share price reflect the value of the company in the capital market. The share price of a company can be valued by the company financial ratio. The purpose of this research is to help investors in making decision how to invest in capital market by analyzing financial ratios such as Earning Per Share (X1), Return On Equity (X2), and Sales Growth (X3) to Share Price (Y). Earning per Share is a comparison between the net profit and the number of oustanding shares. Return on Equity is to measure the company ability in obtaining profit which belong to the shareholders of the company. Sales growth is the changes of sales from a period to the next period. Share Price were formed by demand and supply of the shares. This research is pusing the purposive sampling techniques with 72 samples which taken from 18 manufacturing companies in the consumer goods industry that meet the criteria during the period of the year 2011-2014. This research uses a Multiple linear regression analysis, Classical assumptions. Based on the results of classical assumptions proved that the data which used in this research is normal and do not have multicollinearity, autocorrelation, and heteroscedasticity. The results of hypothesis testing that partially shows that the Earning per Share has significant positive influence to share price, Return on Equity and sales growth have no effect on share price.
Keywords: earning per share, return on equity, sales growth, share price
ABSTRAK
Harga saham mencerminkan nilai perusahaan di pasar modal. Harga saham suatu perusahaan dapat dinilai dengan rasio keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk membantu para investor dalam pengambilan keputusan bagaimana melakukan investasi di pasar modal dengan menganalisis rasio keuangan seperti Earning Per Share (X1), Return On Equity (X2), dan Pertumbuhan Penjualan (X3) terhadap harga saham (Y). Earning Per Share merupakan perbandingan antara pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham biasa dan jumlah saham yang beredar. Return on Equity untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang menjadi hak bagi pemegang saham perusahaan. Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan jumlah penjualan dari tahun ke tahun. Harga saham terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran atas saham. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan purposive sampling dengan sampel sebanyak 72 sampel yang terambil dari 18 perusahaan manufaktur dibidang industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria selama periode tahun 2011-2014. Penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda, Uji Asumsi Klasik. Berdasarkan uji asumsi Klasik terbukti bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini normal dan tidak memiliki multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial Earning Per Share signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham. Return On Equity dan Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Kata kunci: earning per share, return on equity, pertumbuhan penjualan, harga saham
PENDAHULUAN
Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar
yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional,
ada penjual, pembeli dan terjadi tawar menawar
harga juga. Pasar modal merupakan tempat
memperjual belikan surat-surat berharga yang
dilaksanakan di bursa. Pasar modal di Indonesia
dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Perkembangan tersebut
ditunjukkan dengan meningkatnya volume
perdagangan, jumlah saham yang tersedia di
pasar dan jumlah transaksi yang terjadi.
Pasar modal juga memiliki peran yang
cukup besar dalam perekonomian Indonesia
karena pasar modal menjalankan dua fungsi
dalam melaksanakan fungsi ekonominya, yaitu
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal
memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang kelebihan dana dan
pihak yang memerlukan dana. Menurut Tjiptono
Darmadji dan Hendy M (2001:2), pasar modal
memiliki fungsi keuangan karena pasar modal
memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai
dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Setiap investor atau calon investor
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai
melalui keputusan investasi yang diambil. Pada
umumnya motif investasi adalah memperoleh
keuntungan, keamanan, dan pertumbuhan dana
yang ditanamkan. Untuk itu dalam melakukan
investasi dalam bentuk saham, investor harus
melakukan analisis terhadap faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi perusahaan emiten.
Tujuannya agar para investor mendapatkan
gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan
perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang
pada masa yang akan datang.
Dalam dunia investasi saham ada 2 jenis
cara analisis saham, yaitu analisis Fundamental
dan Teknikal. Kedua cara analisis ini yang
kemudian membedakan tipe seorang investor,
apakah ia seorang Value Investor atau Trader.
Analisis Fundamental adalah analisis yang
menggunakan indikator-indikator perusahaan
untuk melakukan analisis harga saham sebuah
perusahaan, dengan melihat pada aspek
finansial. Analisis teknikal adalah suatu teknik
menganalisis saham dengan memprediksi trend
suatu harga saham dengan cara mempelajari data
pasar, terutama pergerakan harga dan volume.
Dengan demikian peneliti
tertarikmeneliti Pengaruh EPS, ROE dan
pertumbuhan penjualan terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur di sektor industri
barang konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dapat disimpulkan rumusan masalah penelitian
adalah:
1. Apakah Earning Per Share (EPS)
mempunyai pengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur di sektor
industri barang konsumsi periode 2011 -
2014?
2. Apakah Return On Equity (ROE)
mempunyai pengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur di sektor
industri barang konsumsi periode 2011 -
2014?
3. Apakah pertumbuhan penjualan mempunyai
pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur di sektor industri
barang konsumsi periode 2011 - 2014?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian adalah:
1. Untuk menganalisis apakah Earning Per
Share (EPS) berpengaruh terhadap harga
saham
2. Untuk menganalisis apakah Return On
Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga
saham
3. Untuk menganalisis apakah pertumbuhan
penjualan berpengaruh terhadap harga
saham
106 | PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN... (Widjaya, Widayanti dan Colline)
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS, VOL. 16, NO. 2, JULI - DESEMBER 2016 | 107
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Earning Per Share (EPS)
Menurut Tandelilin (2001), Earning
Per Share atau laba per lembar saham men-
unjukkan besarnya laba bersih perusahaan
yang siap dibagikan bagi semua pemegang
saham perusahaan atau jumlah uang yang
dihasilkan (return)dari setiap lembar saham.
Bagi para investor, informasi EPS merupakan
informasi yang paling mendasar dan berguna,
karena bisa menggambarkan prospek earning
perusahaan dimasa mendatang.
Madichah (2005), EPS merupakan hasil
yang akan diterima oleh para pemegang sa-
ham untuk lembar saham yang dimilikinya
atas keikut sertaannya dalam perusahaan.
Jika EPS cenderung naik, memberikan ke-
mungkinan investor memperoleh keuntungan
yang lebih besar dari pada kerugian yang
mungkin terjadi. Dengan demikian besarnya
EPS dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan
suatu perusahaan dimana EPS yang tinggi
menandakan tingkat kesejahteraan yang lebih
baik kepada pemegang saham.
Menurut Darmadji (2001), semakin
tinggi nilai EPS akan menggembirakan
pemegang saham karena semakin besar
laba yang disediakan untuk pemegang saham.
Dengan meningkatnya laba maka harga saham
cenderung naik, begitu juga sebaliknya,
hal itu juga akan diikuti perubahan return
sahamnya.
Earning Per Share (EPS)
menggambarkan jumlah rupiah yang
diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.
Calon pemegang saham tertarik pada EPS
yang besar, karena hal ini merupakan salah
satu indikator keberhasilan suatu perusahaan
(Baridwan 2003)
Pengertian Return Of Equity (ROE)
Agnes Sawir (2001:20) mendefinisikan
Return on Equity atau Tingkat Pengembalian
Ekuitas pemilik adalah merupakan sebuah
rasio yang sering dipergunakan oleh pemegang
saham untuk menilai kinerja perusahaan yang
bersangkutan. ROE mengukur besarnya tingkat
pengembalian modal dari pemilik perusahaan.
Menurut Lukman Syamsudin (2004:64)
mendefinisikan tingkat pengembalian ekuitas
pemilik (ROE) merupakan suatu alat ukur dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preferen) atas modal
yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap,
(2004:305), Return On Equity (ROE) adalah
rasio profitabilitas yang menunjukkan berapa
persen diperoleh laba bersih bila diukur dari
modal pemilik.
Return on Equity atau tingkat
pengembalian ekuitas pemilik untuk mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang menjadi hak bagi
pemegang saham perusahaan.
Pengertian Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan
atau penurunan jumlah penjualan dari tahun ke
tahun atau dari waktu ke waktu. Pertumbuhan
penjualan (growth) memiliki peranan yang
penting dalam manajemen modal kerja.
Dengan mengukur seberapa besar pertumbuhan
penjualan dari tahun ke tahun, perusahaan dapat
memprediksi seberapa besar profit yang akan
didapatkan tiap tahunnya.
Harga Pasar Saham
Menurut Darmadji, T. dan Fakhruddin,
H. M (2001: 10), Harga saham dibentuk karena
adanya permintaan dan penawaran atas saham.
Permintaan dan penawaran tersebut terjadi
karena adanya banyak faktor, baik yang
sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja
perusahaan dan industri dimana perusahaan
tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya
makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi
sosial dan politik, maupun informasi-informasi
yang berkembang.
PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian Peneliti Variabel
X
Sifnifikan / Tidak Signifikan
Analisis Pengaruh Earning Per Share
(EPS), Return On Equity (ROE), Debt
To Equity Ratio (DER) Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan
Transportation Services Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2010-2013
Dwi
Wulandari
2015
EPS,
ROE,
dan DER
Dalam penelitian ini, EPS dan
ROE berpengaruh positif
terhadap harga pasar saham sedangkan DER berpengaruh
negatif terhadap harga pasar
saham.
Pengaruh Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), Dan Earning
Per Share (EPS) Terhadap Harga
Saham Pasa Perusahaan Otomotif
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2011
Zulia
Hanum,SE,M.
Si
2 April
2009
ROA,
ROE,
dan EPS
Dalam penelitian ini, ROA,
ROE dan EPS berpengaruh
positif terhadap harga pasar
saham.
Pengaruh EPS, PER, DER, ROE
Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sektor Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012
Dorothea
Ratih,
Apriatni E.P,
Saryadi
2013
EPS,
PER,
DER, dan ROE
Dalam penelitian ini, EPS,
PER, dan ROE berpengaruh
positif terhadap harga pasar saham sedangkan DER
berpengaruh negatif terhadap
harga saham.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN
EPS
ROE
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Sehingga dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H11:0E8ar|niPnEgNGPAeRrUSHhRaArSeIO(EKPEUSA)NbGeArNpDeAnNgaPrEuRhTUpMoBsUitHiAfNtePrEhNaJdUaApLAhNa...r(gWaidsjaayha,aWmidayanti dan Colline)
H2 : Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham
X3 = Pertumbuhan
Sehingga dapat dirumuskan hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
H1 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh
positif terhadap harga saham
H2 : Return On Equity (ROE) berpengaruh
positif terhadap harga saham
H3 : Pertumbuhan Penjualan Berpengaruh
positif Terhadap Harga Saham
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data
sekunder. Data sekunder diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan yang didapat dari www.idx.co.id.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di sektor industri barang
konsumsi yang go public dalam jangka waktu
2011 sampai 2014.
Tabel 2. Sampel dan Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian
Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian Jumlah
Perusahaan
Jumlah perusahaan manufaktur 143
Perusahaan manufaktur selain di sektor industri barang
konsumsi
(106)
Perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsi 37
Perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsiyang
tidak memiliki laporan keungan 2011 sampai 2014
(11)
Perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsi
yang memiliki laporan keuangan 2011 sampai 2014
26
Perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsi
yang memiliki laporan keuangan 2011 sampai 2014 dengan
nilai minus (-)
8
Perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsiyang
memiliki laporan keuangan 2011 sampai 2014 yang dapat
digunakan
18
MMeteotdode eAAnanlaisliis sDDataata
X1= Earning Per Share
PersaPmearsaanmreagarnesrei gyraensgi ydaignugndaikgaunnadkaalanmdapleanmelitiaXn2i=n iRaedtaulranh OsenbEagqauiitbyerikut
penelitian ini adalah sebagai berikYut:
= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε ε = error
Penjualan
YK=etαer+anβg1aXn1: + β2X2 + β3X3 + ε
Y = Harga saham
Kαet=er
Kan
ognasnta:
nta Y = Harga saham
αβ=1…Ko3 n=stKanoteafisien regresi
β1X…1=3E=arKnoinegfisPieenr Srehgarreesi
X2= ReturnOnEquity
X3 = Pertumbuhan Penjualan
Uji Asumsi Klasik • Uji Normalitas: Bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.
ε = error JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS, VOL. 16, NO. 2, JULI - DESEMBER 2016 | 109
110se |
• Uji Multikolonieritas: Bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Jika nilai tolerance ≥ 0,10
nilai VIF≤ 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas antar
variable independen dalam model regresi
(Gozali, 2011)
• Uji Autokorelasi: Bertujuan apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (periode sebelumnya).
• Uji Heteroskedastisitas : Bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar
menganalisisnya adalah jika tidak terdapat
pola yang jelas serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Gozali, 2011)
Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik analisis regresi linear
berganda. Pengujian terhadap hipotesis
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
• Koefisien Determinasi: Bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel-variabel
dependen amat terbatas. Sebaliknya jika
nilai R2 mendekati satu, berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen
(Gozali, 2011)
• Uji Signifikan Simultan (Uji Statitik F)
: Menunjukkan apakah model regresi
dari penelitian ini baik digunakanuntuk
memprediksi variabel dependen (Harga
Saham).
• Uji Signifikan Parameter Individual (Uji
Statistik t): Menunjukkan seberapa jauh
pengaruhsatu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif
Untuk mendeskripsikan variabel
penelitian, maka data diolah dengan
menggunakan SPSS versi 22. Hasil olahan
data SPSS dalam bentuk deskriptif statistik
akan menampilkan karakteristik sampel yang
digunakan di dalam penelitian antara lain :
Jumlah sampel yang digunakan peneliti, nilai
maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata
sampel, dan standart deviasi untuk masing-
masing variabel.
Tabel 3. Descriptive StatisticsEPS, ROE Pertumbuhan Penjualandan Harga Saham
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EPS
ROE
S_G
P
Valid N (listwise)
72
72
72
72
72
2.59
.0055
.0020
135
4224.45
1.2581
1.4860
68650
519.5556
.239315
.197444
10877.71
843.99545
.2848880
.1968042
17982.816
Peneliti menggunakan 18 perusahaan dengan jumlah periode waktu sebanyak 4 tahun,
hingga sampel yang digunakan peneliti sebanyak 72 sampel. Pada variabel Earning Per Share PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN... (Widjaya, Widayanti dan Colline)
(EPS) dan harga saham dinyatakan dalam rupiah (RP), sedangkan variabel Return On Equity
(ROE) dan pertumbuhan penjualan (S_G) dinyatakan dalam satuan desimal.
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS, VOL. 16, NO. 2, JULI - DESEMBER 2016 | 111
Peneliti menggunakan 18 perusahaan
dengan jumlah periode waktu sebanyak 4
tahun, sehingga sampel yang digunakan peneliti
sebanyak 72 sampel. Pada variabel Earning
Per Share (EPS) dan harga saham dinyatakan
dalam rupiah (RP), sedangkan variabel Return
On Equity (ROE) dan pertumbuhan penjualan
(S_G) dinyatakan dalam satuan desimal.
Variabel EPS dengan nilai terendah adalah
2,59dan EPS dengan nilai tertinggi adalah
4.224,45. Mean atau rata-rata dari variabel EPS
sebesar 519,5556 dengan standar deviasi sebesar
843,99545. Hal ini menunjukkan bahwa data
pada variable EPS memiliki penyebaran yang
besar, karena standar deviasi lebih besar dari
nilai rata-rata. Dapat disimpulkan data pada
variabel EPS tidak bagus.
Variabel ROE dengan nilai terendah
adalah 0,0055 yang berarti 0,55% dan ROE
dengan nilai tertinggi adalah 1,2581 yang berarti
125,81%. Mean atau rata-rata dari variabel
ROE sebesar 0,239315 yang berarti 23,9315%
dengan standar deviasi sebesar 0,284888 yang
berarti 28,4888%. Hal ini menunjukkan bahwa
data pada variabel ROE memiliki penyebaran
yang besar, karena standar deviasi lebih besar
dari nilai rata-rata. Dapat disimpulkan data pada
variabel ROE kurang bagus.
Variabel Pertumbuhan Penjualan (S_G)
dengan nilai terendah adalah 0,0020 yang
berarti 0,2% dan Pertumbuhan Penjualan (S_G)
dengan nilai tertinggi adalah 1,486 yang berarti
148,6%. Mean atau rata-rata dari variabel
Pertumbuhan Penjualan (S_G) sebesar 0,197444
yang berarti 19,7444% dengan standar deviasi
sebesar 0.1968042 yang berarti 19,68042%.
Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel
Pertumbuhan Penjualan (S_G) memiliki
penyebaran yang kecil, karena standar deviasi
lebih kecil dari nilai rata-rata. Dapat disimpulkan
data pada variabel Pertumbuhan Penjualan
(S_G) bagus.
Variabel harga saham dengan nilai
terendah adalah 135 dan harga saham dengan
nilai tertinggi adalah 68.650. Mean atau rata-
rata dari variabel harga saham sebesar 10.877,71
dengan standar deviasi sebesar 17.982,816. Hal
ini menunjukkan bahwa data pada variabel harga
saham memiliki penyebaran yang besar, karena
standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata.
Dapat disimpulkan data pada variabel harga
saham kurang bagus.
Uji Asumsi Klasik • Uji Normalitas
Gambar 2. Uji Normalitas
Gambar 3. Uji Normalitas dengan Ln
Berdasarkan hasil pengujian normalitas
pada gambar 2 di atas, diketahui bahwa data
pada awalnya tidak berdistribusi normal namun
setelah dilakukan transformasi Ln maka data
menjadi berdistribusi normal. Hal ini dapat
Va
dilihat pada titik-titik menyebar berhimpit di
sekitar diagonal yang menunjukkan bahwa
residual terdistribusi secara normal.
• Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas
(independen) (Gozali, 2011). Multikolonieritas
dapat dilihat dari nilai Tolerance. Nilai Cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
Multikolonieritas adalah nilai VIF≤ 10 dan
Tolerance ≥ 0,10 (Gozali, 2011)
Tabel 4. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 LNEPS
LNROE
LNS_G
.567 1.763
.555 1.802
.958 1.043
a. Dependent Variable: LNP
Dari tabel 4, menunjukkan bahwa
ketiga variabel independen tidak terjadi
multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai
Tolerence menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerence
kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi
antar variabel independen. Hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga
menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas
antar variabel independen dalam model regresi.
• Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)
(Gozali, 2011). Peneliti menggunakan Uji
Durbin Watson (DW test) untuk menguji apakah
antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Uji
Durbin-Watson (DW test) dilakukan dengan
membuat hipotesis sebagai berikut:
Dari tabel 3, menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tidak terjadi
multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai Tolerence menunjukkan tidak ada variabel Tabel 5. Uji Autokorelasi
independen yang memiliki nilai Tolerence kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen. Hasil pMerohditeulnSguanmmnialariyb
riance Inflation Factor
(VIF) juga menunjukkan tidak ada variabel indepAednjduesntedyaRng meSmtdil.ikEirrnoirlaoif tVheIF lebih
dari 10M. oJdaedli dapat disiRmpulkanRbSaqhwuaaretidak adSaqumarueltikolonieriEtasstimaanttear variaDbuerlbin-Watson
indepen1den dalam model re.g9r2e7sai. .859 .853 .69932 1.995
Uji Auato. kPoreredliactsoi rs: (Constant), LNS_G, LNEPS, LNROE
Uji Aubt.oDkoerpeelansdienbteVrtaurjiuaabnle:aLpNakPah dalam model regresi linear ada korelasi antara
lahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
kesa Tabel 5 menunjukkan bahwa dalam lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
p(esneebleiltuiamnnyian)i(Gdoidzali,at20n1i1l)a.iPDenWelitiamdaelnaghgu1n,a9k9a5n UjijiDkuarbbienrbWeadtasodnis(DebWuttehset)teurnotsukkedastisitas. Model
ymanegngubjeiraptaikahhasainl tabrereasdiaduadliatnertdaarapat1,k5orsealamsipyaai ng rtienggrgeis. iUyjainDgubrabiikn-aWdatsaohny(aDnWg homoskedastisitas
dteenstg)adnila2k,u5kasnehdienngggaan mdaepmabtudatishiimpoptueslkisasnebbaaghaiwbaerikuatta: u yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
tidak terjadi autokorelasi.
• Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik scatterplots antara nilai prediksi variabel
dependen dengan risidualnya. Adapun syarat
tidak terjadi heteroskedastisitas adalah jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Gambarnya adalah sebagai berikut:
112 | PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN... (Widjaya, Widayanti dan Colline)
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS, VOL. 16, NO. 2, JULI - DESEMBER 2016 | 113
Gambar 4. Uji Heteroskedastisitas
Hasil gambar 4 menunjukkan grafik
scatterplots yang terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
harga saham berdasarkan masukan variabel
independen LNEPS, LNROE dan LNS_G.
Pengujian Hipotesis
• Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisiendeterminasi adalah nol dan satu.
(Gozali, 2011). Dalam penelitian ini, hasil R2 sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1
.927a
.859
.853
.69932
1.995
a. Predictors: (Constant), LNS_G, LNEPS, LNROE
b. Dependent Variable: LNP
Berdasarkan hasil Tabel 6, besarnya R Square adalah 0,859, hal ini berarti 85,9% variasi
harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari ke
tiga variabel independen LNEPS, LNROE, dan
LNS_G. Sedangkan sisanya (14,1.%) dijelaskan
oleh sebab lain yang di luar model.
• Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 7. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
203.036
3
67.679
138.390
.000b
33.255
68
.489
236.291
71
a. Dependent Variable: LNP
Berdasarkan tabel 6, uji ANOVA
didapat nilai Sig sebesar 0,000. Karena
probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka
model penelitian baik digunakan.
• Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruhsatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Gozali, 2011).
saham”.
Tabel 8. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
LNEPS
LNROE
LNS_G
3.966
.506
7.844
.000
.886
.063
.848
14.040
.000
.237
.126
.115
1.883
.064
.030
.095
.015
.317
.752
a. Dependent Variable: LNP
Hasilpengujian hipotesis Earning Per Share sebesar 0,000. Taraf signifikan tersebut
Hasil pengujian hipotesis Earning Per tersebut lebih besar dari 0,05, yang
Sharelebsiehbekseacril 0d,a0r0i 00.,0T5,aryaafngsibgenriafirktianhipotesibs eHraortdiitHoloatkid. aHkaldiintoi lbaekr.arHtial“ ivnairibaebrealrEtiPS
tersebsiugtnleifbikihankbeceirlpdeanrgia0r,u0h5,teyrahnagdbaeprahratriga saha“mva”r.iabel Pertumbuhan Penjualan tidak hipotesis Ho ditolak. Hal ini berarti “ signifikan berpengaruh terhadap harga
variaHbealsilEpPeSngusjiigannifihkipanotesbiesrpReentugranruOh n Equity sebesar 0,064. Taraf signifikan tersebut
terhaldeabpihhabregsaarsadhaarim0”,.05, yang berarti Hotidak ditolak. Hal ini berarti “variabelReturn On Hasil pengujian hipotesis Return On
EquitEyquseitbyetisdaark 0s,i0g6n4if.ikTaanrabferspiegnngifiarkuahn terhAandaalpishisarRgeagsraehsaimL”in. ear Berganda
tersebut lebih besar dari 0,05, yang
berarti Ho tidak ditolak. Hal ini berarti
“variabel Return On Equity tidak signifikan berpengaruh terhadap harga
saham”.
Hasil pengujian hipotesis Pertumbuhan
Penjualan sebesar 0,752. Taraf signifikan
Model regresi yang baik adalah model yang memenuhi persyaratan uji asumsi
klasik, dalam penelitian ini data berdistribusi
normal, tidak terjadi multikolonieritas,
autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
Adapun analisis regresi linear berganda
dapat dilihat dalam di bawah ini.
Tabel 9. Analisis Regresi Linear Bergan da
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coeff icients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
LNEPS
LNROE
LNS_G
3.966
.506
7.844
.000
.886
.063
.848
14.040
.000
.237
.126
.115
1.883
.064
.030
.095
.015
.317
.752
a. Dependent Variable: LNP
Pada tabel 8, diinterpretasikan nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan nilai
Pada tabel 9, diinterpretasikan nilai dalam konstanta variabel independen. Dengan melihat
kolomC oBn, stbaanrtis(α )pedratnambaarims seenluannjjuuktnkyana mneilnaui njutkakbaenl k8odnastpaant tadivbauraiat bpeel risnadmeapaenn dreeng.reDsei nlginainermelihat
Constatnabt e(αl )8ddaanpbaat rdisibsuealatnpjeurtnsayma maaennruengjurekskialninierbberegragnadnadasesbeabgaagiabiebriekruikt:ut
114 | PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN... (Widjaya, Widayanti dan Colline)
Pembahasan Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham
Hasil Uji statistik menunjukkan sepanjang tahun 2011-2014EPS signifikanberpengaruh terhadap
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS, VOL. 16, NO. 2, JULI - DESEMBER 2016 | 115
Pembahasan Pengaruh EPS Terhadap Harga
Saham
Hasil Uji statistik menunjukkan
sepanjang tahun 2011-2014EPS signifikan
berpengaruh terhadap harga saham dengan
hasil nilai signifikansi 0,000 ≤ 0,05 dengan nilai
koefisien regresi 0,886. Nilai koefisien regresi
0,886 menunjukkan EPS memiliki hubungan
yang positif terhadap harga saham, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi EPS
maka harga saham diprediksi akan semakin
tinggi. Hasil penelitian ini mendukung teori
yang dinyatakan oleh Tandelilin (2001). Dari
sudut pandang investor, salah satu indikator
penting untuk menilai prospek perusahaan di
masa yang akan datang adalah dengan melihat
sejauh mana pertumbuhan EPS perusahaan.
Makin tinggi EPS, prospek perusahaan makin
bagus. Prospek perusahaan makin bagus, maka
nilai pasar saham makin meningkat. Semakin
tinggi EPS , maka tingkat kepercayaan investor
untuk menginvestasikan uangnya pada suatu
perusahaan meningkat. Hasil penelitian ini
sesuai penelitian Dwi Wulandari, ZuliaHanun,
Dorothea Ratih, Apriatni, Saryadi.Hasil
penelitian mereka menunjukkan variabel EPS
berpengaruh positif terhadap harga pasar saham.
Pembahasan Pengaruh ROE Terhadap Harga
Saham
Hasil Uji statistik menunjukkan sepanjang
tahun 2011-2014 ROE tidak memiliki pengaruh
terhadap harga saham dengan hasil nilai
signifikansi 0,064 ≥ 0,05 dengan nilai koefisien
regresi 0,237. Dari hasil ini menunjukkan bahwa
harga saham tidak dipengaruhi oleh tingginya
ROE perusahaan-perusahaan manufaktur
di sektor industri barang-barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dwi Wulandari, Zulia Hanun,
Dorothea Ratih, Apriatni, Saryadi yang memiliki
hasil ROE berpengaruh positif terhadap harga
saham.
Pembahasan Pengaruh Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Harga Saham Hasil Uji statistik menunjukkan sepanjang
tahun 2011-2014 Pertumbuhan Penjualan tidak
memiliki pengaruh terhadap harga saham
dengan hasil nilai signifikansi 0,752 ≥ 0,05
dengan nilai koefisien regresi 0,030.Dari hasil
ini menunjukkan bahwa harga saham tidak
dipengaruhi oleh tingginya Pertumbuhan
Penjualan perusahaan-perusahaan manufaktur
di sektor industri barang-barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tita Deitiana, Nunky Rizka
Mahapsari dan Abdullah Taman yang memiliki
hasil Pertumbuhan penjualan signifikan
berpengaruh terhadap harga saham.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian
menggunakan metode analisis regresi linier
berganda dengan program Statistical Package
For Social Sciences (SPSS) Versi 22 dengan
sampel sebanyak 18 perusahaan manufaktur di
sektor industry barang-barang konsumsi yang
terdaftar dengan periode tahun 2011-2014.
Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat
disimpukan sebagai berikut:
a. Variabel Earning Per Share (X1) signifikan
berpengaruh positif terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur di sektor
industri barang-barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode waktu tahun 2011-2014.
b. Variabel Return On Equity (X2) tidak
signifikan berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur di sektor
industri barang-barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode waktu tahun 2011-2014.
c. Variabel Pertumbuhan Penjualan (X3)
tidak signifikan berpengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur
di sektor industri barang-barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan periode waktu tahun 2011-2014.
116 | PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN... (Widjaya, Widayanti dan Colline)
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
DAFTAR RUJUKAN
kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat
diberikan berkaitan dengan perkembangan pasar
modal di Indonesia adalah sebagai berikut:
• Bagi perusahaan
Perusahaan hendaknya meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan setiap
tahunnya agar mampu bersaing dalam
memperoleh kepercayaan dari investor
sehingga memudahkan untuk memperoleh
modal dari luar perusahaan. Salah satu
ukuran kinerja keuangan perusahaan adalah
kemakmuran pemegang saham yang dinilai
dari EPS perusahaan. Jika EPS meningkat,
investor makin percaya pada perusahaan dan
harga saham meningkat.
• Bagi Investor
Sebelum membeli saham, sebaiknya
melihat kembali laporan keuangan
yang diterbitkan oleh perusahaan
dan menggunakan rasio keuangan
profitabilitas Earning Per Share (EPS)
sebagai acuan dalam melakukan
investasi, karena Earning Per Share
(EPS) signifikan berpengaruh positif
terhadap harga saham.
Investor disarankan untuk
memperhatikan variabel yang
memiliki pengaruh terhadap harga
saham. Selain itu aspek-aspek diluar
penelitian digunakan sebagai indikator
yang mempengaruhi harga saham
diantaranya adalah faktor ekonomi
eksternal dan internal.
• Bagi Akademis dan Analisis
Menambahkan variabel lain yang dapat
mempengaruhi harga saham
Peneliti selanjutnya dapat
memperpanjang periode penelitian agar
dapat diperoleh hasil penelitian yang
lebih baik dan akurat
Menambahkan variabellain dalam
penelitian.
Buku :
Anoraga, P. 2001. Pengantar Pasar Modal.
Jakarta. Rineka Cipta
Baridwan, Zaki. 2003. Intermediate Accounting.
Edisi Keempat. BPFE UGM. Yogyakarta
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin.
2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta.
Salemba Empat
Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi Keempat. Semarang. Universitas
Diponegoro
Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen
Pemasaran. Yogyakarta. BPFE
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva
Tetap. Edisi Ketiga. Penerbit PT. Raja
Grafindo. Jakarta
Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar tiori Portofolio
dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga.
Jogjakarta. UPP AMP YKPN
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan
dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Syamsudin, Lukman, 2004. Manajemen
Keuangan. Penerbit Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi
dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.
Yogyakarta. BPFE
Wulandari, Dwi. 2015. Analisis Pengaruh
Earning Per Share (EPS), Return On
Equity (ROE), Debt To Equity Ratio
(DER) Terhadap Harga Saham Pad
Perusahaan Transportation Services Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2010-2013. Fakultas Ekonomi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN BISNIS, VOL. 16, NO. 2, JULI - DESEMBER 2016 | 117
Jurnal :
Madichah. 2005. Pengaruh Earning Per Share
(EPS), Dividen Per Share (DPS), dan
Financial Leverage (FL) Terhadap Harga
Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi Sosial.
Universitas Negeri Semarang
Mahapsari, Nunky Rizka dan Abdullah Taman.
2013. Pengaruh Profitabilitas, Struktur
Aktiva Dan Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Harga Saham dengan Struktur
Modal Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Manufaktur Di BEI. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Ratih, Dorothea , Apriatni E.P dan Saryadi. 2013.
Pengaruh EPS, PER, DER, ROE Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Sektor
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Diponegoro.
Website :
www.idx.co.id diakses pada tanggal 7 Oktober
2015
118 | PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN... (Widjaya, Widayanti dan Colline)