PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon...
Transcript of PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION ...repository.stieykpn.ac.id/180/1/JURNAL Diczon...
PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION CYCLE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA
KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN NILAI
PERUSAHAAN
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S2
Program Magister Manajemen
DISUSUN OLEH:
Diczon Stevanus Oematan
221500458
MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2018
1
PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN CASH CONVERSION CYCLE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA KINERJA
KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN NILAI PERUSAHAAN
Diczon Stevanus Oematan
Magister Manajemen
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of activity ratio and cash conversation cycle
on financial performance and the impact of financial performance on stock return
and firm value. The samples of this study were 106 firms that selected from all
companies on manufacturing industry listed in Indonesia Stock Exchange in year
2010-2016. The analytical method of this study was Structural Equation Model –
Partial Least Square (PLS-SEM) using WarpPLS 5.0. The analytical technique that
used in this study were descriptive statistic analysis, outer model analysis, inner
model analysis and hypothesis testing with significance level of 5%. The result of this
study showed that the activity ratio which include working capital turnover,
receivable turnover, inventory turnover, total asset turnover have positive and
significant impact on financial performance. Cash conversion cycle has a negative
and significant impact on financial performance. Financial performance has a
positive and significant impact on stock return. Financial performance has a positive
and significant on firm value.
Keywords: Activity Ratio, Cash Conversion Cycle, Stock Return, Firm Value,
Financial Performance.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan.
Perusahaan-perusahaan ini terus bersaing untuk mendapatkan posisi dipasar agar bisa
menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan pada akhirnya bisa meningkatkan
kesejahteraan bagi pemegang sahan dengan memaksimalkan nilai perusahaan.
Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbagi
dalam beberapa industri. Perusahaan yang mendominasi di BEI adalah kelompok
perusahaan manufaktur. Industri manufaktur sering dijadikan dasar untuk mengukur
perkembangan industri nasional dalam suatu negara. Hal ini bisa dilihat dari indeks
PMI (Purchasing Manager Index) yang dikeluarkan oleh IHS Markit (Information
Handling Services). Indeks PMI menunjukkan lonjakan pertumbuhan kelompok
industri manfaktur mulai terjadi pada Maret 2016, yaitu sebesar 50,6. Setelah Juli
2016 indeks PMI menunjukkan kembali naik di atas 50 sampai dengan September
2016. Kondisi tersebut terus berfluktuasi sampai dengan awal tahun 2017. Indeks
PMI menjelaskan bahwa terjadinya lonjakan pertumbuhan dan fluktuasi tersebut
disebabkan oleh dua faktor, yaitu adanya permintaan daya beli masyarakat dan
membaiknya permintaan ekspor.
IHS Markit menyatakan bahwa untuk dapat menunjang kegiatan produksi,
industri manufaktur akan meningkatkan belanja bahan baku. Namun, masalah nilai
tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dolar AS yang belum teratasi dari tahun ke
tahun mengharuskan industri manufaktur mengeluarkan dana belanja yang lebih besar
untuk bahan baku yang diimpor. Oleh sebab itu, hal ini akan berdampak pada
perusahaan dalam memperoleh kinerja keuangan perusahaan yang optimal.
Disamping itu, perusahaan manufaktur membutuhkan modal yang besar untuk
meningkatkan produksi perusahaan.
Investor adalah produsen penyumbang modal bagi perusahaan dengan
menginvestasikan assetnya tetapi tidak semua investor mau menginvestasikan
assetnya begitu saja. Tujuan investor menanamkan modal ke perusahaan dengan
harapan agar bisa mendapatkan pengembalian dan keutungan atas investasinya
tersebut.
Menurut Fahmi (2012), kinerja keuangan merupakan gambaran pencapaian
keberhasilan perusahaan atau hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang
telah dilakukan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan diperlukan suatu informasi relevan yang berkaitan dengan aktivitas
perusahaan pada periode waktu tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai
dengan menggunaakan laporan keuangan perusahaan yang menggambarkan pos-pos
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode.
Menurut Kasmir (2012), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan
keuangan perlu dianalisis agar dapat digunakan oleh stakeholders untuk pengambilan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
keputusan. Menurut Jumingan (2006), analisis laporan keuangan dapat dilakukan
dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik
analisis untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam laporan posisi
keuangan maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
Analisis rasio meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis rasio aktivitas dan Cash
Conversion Cycle. Menurut Harahap (2009), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan
penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Sedangkan Cash Conversion Cycle
adalah interval waktu antara pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku sampai
dengan waktu terkumpulnya kas dari hasil penjualan barang jadi (Deloof, 2003).
Adapun penelitian empiris yang pernah dilakukan dan memberikan hasil
bahwa rasio aktifitas berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja
keuangan perusahaan (Esthirahayu, Handayani, Hidayat, 2013), serta penelitian yang
dilakukan oleh Indarnika et al., (2013), dan Abbasi et al., (2012) memberikan hasil
bahwa siklus konversi kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
Pada pengukuran kinerja keuangan perusahaan, peneliti menggunakan
indikator pengukuran yaitu Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROA),
Earning Per Share (EPS). ROA digunakan untuk menggambarkan sejauh mana
kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba (Tandelin,
2001). Sedangkan ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total
modal. Serta informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar
dan berguna bagi stakeholders, karena dapat menggambarkan prospek earning di
perusahaan masa depan (Tandelin, 2001).
Melalui analisis yang dilakukan terhadap kinerja keuangan perusahaan
diharapkan pada akhirnya dapat memberikan gambaran tentang nilai perusahaan yang
dapat mempengaruhi persepsi investor dan return saham yang akan diperoleh
investor. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006), nilai perusahaan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Semakin
tinggi nilai perusahaan, maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh
pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin besar
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Sedangkan Return saham
merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Semakin baik kinerja
perusahaan, maka akan semakin tinggi return yang akan diperoleh oleh investor
(Meythi, 2013).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sunarto (2001) telah meneliti
pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham perusahaan
manufaktur di BEJ, hasilnya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
signifikan terhadap return saham pada periode 1998/1999. Sunanta dan Pranata
(2003) menyimpulkan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan
terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Sari (2016) menyimpulkan bahwa ROE
berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini bertentangan dengan penelitian
Rochman et al. (2017) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Magdalena et al. (2010) menunjukan bahwa
EPS memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas dan Cash
Conversion Cycle terhadap Kinerja Keuangan serta dampaknya Kinerja
Keuangan terhadap Return Saham dan Nilai Perusahaan.”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah working capital turnover berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
2. Apakah receivable turnover berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan?
3. Apakah inventory turnover berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan?
4. Apakah total asset turnover berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan?
5. Apakah cash conversion cycle berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan
perusahaan?
6. Apakah kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap return
saham?
7. Apakah kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh working capital turnover terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
2. Untuk menguji pengaruh receivable turnover terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
3. Untuk menguji pengaruh inventory turnover terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
4. Untuk menguji pengaruh total asset turnover terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
5. Untuk menguji pengaruh cash conversion cycle terhadap kinerja keuangan
perusahaan
6. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham.
7. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat dari penelitian ini di
bedakan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bentuk bukti
empiris terhadap teori manajemen keuangan yang berhubungan dengan
pengaruh rasio aktivitas dan cash conversion cycle terhadap kinerja, dan
dampaknya terhadap nilai perusahaan dan return saham dan sumbangan
pemikiran bagi berbagai pihak yang berminat untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi tentang
adanya pengaruh rasio aktivitas dan cash conversion cycle terhadap
kinerja, dan dampaknya terhadap nilai perusahaan dan return saham
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para investor atau
calon investor untuk mengambil keputusan berinvestasi.
b) Penelitian ini diharapkan menjadi refrensi bagi pihak manajemen
perushaan untuk meningkatkan aktivitas operasional perushaan dengan
memperhatikan rasio aktivitas dan cash conversion cycle untuk
memaksimlakan kinerja yang akan berdampak pada return saham dan
nilai perusahaan.
Tinjauan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Stakeholder Theory
Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001) adalah setiap kelompok
individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
organanisasi. Duran dan Davor (2004) berpendapat bahwa pemegang saham, para
pekerja, supplier, bank, customers, pemerintah dan komunitas memegang peran
penting dalam organisasi (stakeholder).
Ulum (2009) mengatakan bahwa manajemen sebuah organisasi diharapkan
melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh para stakeholder mereka dan
kemudian melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut kepada stakeholder.
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah membantu manajemen perusahaan dalam
meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas operasi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
perusahaan yang dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi
stakeholder mereka.
Jadi, penggunaan teori stakeholder sebagai landasan teori dalam penelitian ini
dikarenakan teori ini mampu menjelaskan hubungan antara variabel eksogen (Rasio
aktifitas dan cash conversion cycle) dan variabel endogen (kinerja keuangan, return
saham dan nilai perusahaan). Manajemen diharapkan mampu melakukan aktifitas-
aktifitas yang ditunjukkan melalui rasio aktifitas dan cash conversion cycle yang akan
menghasilkan kinerja keuangan serta dapat melaporkannya pada stakeholder untuk
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Rasio Aktivitas
Menurut Kasmir (2012), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio
ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber
daya perusahaan (Fahmi, 2012).
Rasio aktivitas tidak hanya mengukur tinggi atau rendahnya rasio yang
dihitung untuk mengetahui baik atau tidaknya keuangan perusahaan, tetapi rasio
aktivitas digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan
perusahaan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan dan hasil
perhitungan rasio aktivitas bukan dalam persentase melainkan berapa kali atau
beberapa hari. Jadi, rasio aktivitas itu merupakan cara untuk mengetahui bagaimana
perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki untuk kefektifan perusahaan yang
sedang beropeasi.
Jenis-jenis rasio aktivitas yang di rangkum dari beberapa ahli keuangan, yaitu:
1. Perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Perputaran modal kerja
merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana
modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.
2. Perputaran piutang (Receivable Turnover). Perputaran piutang yang dimiliki oleh
suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan
kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total
penjualan (neto) dengan piutang rata-rata.
3. Perputaran persediaan (Inventory Turnover). Inventory turnover merupakan raio
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini
berputar dalam satu periode. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang.
4. Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover). Total assets turnover merupakan
rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009).
Total assets turnover merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva
diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)
Menurut Horne (2012), siklus konversi kas merupakan lamanya waktu dari
pengeluaran kas yang sesungguhnya untuk pembelian hingga penagihan piutang yang
merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa. Perusahaan yang pada umumnya
menjalankan sebuah siklus dimulai dari membeli persediaan, menjual barang
dagangan secara kredit, dan kemudian menagihkan piutangnya. Siklus ini disebut
siklus konversi kas. Tujuan perusahaan seharusnya adalah mempersingkat siklusi
konversi kas secepat mungkin tanpa mengganggu operasi. Hal ini akan meningkatkan
laba, karena semakin cepat siklus konversi kas maka akan semakin tinggi kebutuhan
pendanaan eksternal dan semakin besar biaya yang dibutuhkan.
Pada Gambar 2.1 merupakan skema CCC dan berdasarkan gambar tersebut
dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat memperpendek waktu CCC mereka apabila
dapat mempercepat penjualan persediaan yang ada, mempercepat periode penagihan
piutang dan memperlambat hutang yang ada.
Gambar 2.1 Skema Cash Conversion Cycle
(Sumber: Ross et al. 2003)
Setiap perusahaan dapat memiliki Siklus Konversi kas (Cash Conversion
Cycle) yang berbeda-beda. Nilai cash conversion cycle dapat negatif maupun positif.
Nilai cash conversion cycle negatif mengindikasikan bahwa perusahaan dapat
mengumpulkan kas dari konsumen sebelum perusahaan tersebut melakukan
pembayaran kepada supplier. Sedangkan nilai cash conversion cycle positif
mengindikasikan bahwa suatu perusahaan tidak dapat mengumpulkan kas dari
penjualan kepada konsumen pada saat perusahaan tersebut harus membayar kepada
supplier, sehingga perusahaan harus melakukan pinjaman ataupun mendapatkan
modal saat menunggu pembayaran dari konsumen.
Dalam menghitung CCC akan menggabungkan ketiga periode waktu yang akan
diuraikan sebagai berikut:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
1. Periode Konversi Persediaan (Inventory Conversion Period) merupakan rata-
rata waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan mentah menjadi barang
jadi dan menjualnya.
2. Periode Penerimaan Rata-rata (Average Collection Period – ACP). Periode ini
merupakan waktu yang diberikan kepada pelanggan untuk membayar barang
setelah penjualan. ACP disebut juga jumlah hari penjualan belum tertagih
(days sales outstanding- DSO). Dengan kata lain ACP adalah rata-rata yang
dibutuhkan untuk mengubah piutang perusahaan menjadi kas, atau menagih
kas setelah terjadi penjualan.
3. Periode Penangguhan Utang (Payables Deferral Period). Adalah rata-rata
waktu antara pembelian bahan baku dan tenaga kerja dengan pembayaram
kasnya. Periode ini adalah berapa lama waktu yang diberikan oleh pemasok
kepada perusahaan untuk membayar pembeliannya.
Kinerja Keuangan
Menurut Irhan (2011), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Analisis rasio keuangan
merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai
hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukan perubahan
dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi perusahaan masa lalu.
Menurut Koesno (1990), kinerja keuangan yang dimaksud dapat diukur dengan
faktor-faktor berikut:
1. Faktor kekayaan bersih per saham atau Net Asset per Share (NAPS) atau biasa
disebut book value per asset.
2. Faktor laba per saham atau Earning Per Share (EPS)
Pendekatan ini biasa disebut earning approach, yaitu semakin tinggi laba per
saham maka menggambarkan kinerja keuangan perusahaan yang semakin
baik.
3. Volatilitas saham, yaitu seberapa frekuensi dan volume saham yang
diperdagangkan dibursa. Semakin tinggi volatilitas, menandakan bahwa
saham tersebut semakin liquid dan mudah dijual sewaktu-waktu.
4. Faktor-faktor intern yang dapat dihitung, misalnya:
a. Profitabilitas
b. Tingkat aktifitas dan pertumbuhan
c. Faktor leverage
5. Faktor intern yang dapat dihitung, misalnya: kualitas manajemen, popularitas,
merk, ketergantungan pada pihak lain, dan risiko usaha.
6. Faktor-faktor ekstern, misalnya suku bunga deposito sebagai faktor
pembanding.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
Return on Equity (ROE)
Menurut Jumingan (2011), return on equity dipergunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal
sendiri. ROE menunjukkan efisiensi suatu perusahaan yang menitikberatkan pada
pengamatan seberapa jauh organisasi perusahaan telah menggunakan modal sendiri
untuk mendapatkan keuntungan yang layak.
Return on Assets (ROA)
Menurut Hanafi dan Halim (2003), Return On Asset (ROA) adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total
asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya
untuk mendanai asset tersebut.
ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh
laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Return On Asset
mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva digunakan.
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber
ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba.
Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya (Tandelilin, 2001).
Sedangkan definisi EPS menurut Kasmir (2012), merupakan rasio untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
EPS merupakan informasi yang bisa membantu investor untuk
menggambarkan penghasilan suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Semakin
tinggi nilai EPS, semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Oleh
sebab itu, EPS merupakan suatu rasio yang menunjukkan jumlah laba yang
duhasilkan dari tiap lembar saham.
Return Saham
Return Saham adalah keuntungan yang diperoleh investor atas investasi saham yang
dilakukannya. Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis (Jogiyanto, 2000),
yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return
realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis.
Return realisasi dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko
dimasa yang akan datang, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang
diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.
Nilai Perusahaan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
Menurut Harmono (2009), nilai perusahaan adalah kinerja perusaahaan yang
dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar
modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap perusahaan. Menurut
Yulius dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai
suatu perusahaan antara lain:
a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar
perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis
jelas dalam surat saham kolektif.
b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan
dijual dipasar saham.
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu
perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga
dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang
memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
d. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep di Neraca.
e. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang
saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan
ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen
mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang
diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai
perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga
saham di pasar.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Working Capital Turnover terhadap Kinerja Keuangan
Riyanto (2011) menyatakan perputarn modal kerja adalah kemampuan modal kerja
dalam suatu periode siklus kas dari perusahaan. Diukur dengan menggunakan rasio
penjualan terhadap aktiva lancar kurangi utang lancar. Semakin tinggi tingkat
perputaran tersebut semakin efektif penggunaan modal kerja. Hal tersebut
menunjukkan banyaknya penjualan yang diperoleh perusahaan. Pejualan yang tinggi
dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sebaliknya tingkat perputaran yang
rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1: Working Capital Turnover berpengaruh positif terhadap Kinerja keuangan
perusahaan.
Pengaruh Receivable Turnover terhadap Kinerja Keuangan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
Menurut Riyanto (2008), perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal
dalam piutang yang tergantung pada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin
lama syarat pembayarannya, berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode
tertentu semakin rendah.
Semakin besar tingkat perputaran piutang akan menunjukkan semakin singkat
waktu antara piutang tercipta karena penjualan kredit dengan pembayaran piutang
akan semakin baik. Menurut Ghozali (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi
perputaran piutang, maka perusahaan sukses dalam hal penagihan piutang sehingga
meemperkecil kemungkinan piutang tidak tertagih.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H2: Receivable Turnover berpengaruh positif terhadap Kinerja keuangan
perusahaan.
Pengaruh Inventory Turnover terhadap Kinerja Keuangan
Periode perputaran persediaan dapat mencerminkan pengelolaan persediaan yang
baik. Semakin kecil periode perputaran persediaan berarti semakin cepat penjualan
persediaan dilakukan (Raheman dan Nasr, 2007). Kecepatan penjualan yang tinggi
berarti perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar. Menurut Sofyan (2008)
menyatakan bahwa semakin berkurang persediaan maka semakin rendah pula
profitabilitas suatu perusahaan yang berarti semakin kecil kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban lancar atau jangka pendek yang dimiliki.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H3: Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap Kinerja keuangan
perusahaan.
Pengaruh Total Asset Trunover terhadap Kinerja Keuangan
Menurut Syamsudin (2004) menyatakan bahwa total asset turnover merupakan
tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan
volume penjualan tertentu. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari
volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan total aktiva
menghasilkan suatu penghasilan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Tentunya, jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total
asset turnover ditingkatkan atau diperbesar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Desi Rumondang, Edyanus Herman Halim, Sjahruddin tahun 2013 menyimpulkan
bahwa Total Asset Trunover menunjukkan secara parsial berpengaruh signifikan
positif terhadap ROE dalam penilaian kinerja.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H4: Total Asset Trunover berpengaruh positif terhadap Kinerja keuangan
perusahaan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Kinerja Keuangan
Pengaruh Siklus Konvers Kas (cash conversion cycle) secara definitif adalah interval
waktu antara pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku sampai dengan waktu
terkumpulnya kas dari hasil penjualan barang jadi (Deloof dalam Iva, 2013). Siklus
konversi kas yang rendah berarti keterikatan dalam aktiva lancar relatif cepat,
sehingga perputaran kas menjadi tinggi. Sebaliknya, jika siklus konversi kas tinggi
menunjukkan bahwa periode keterikatan tinggi dan relatif lama, sehingga dapat
mengurangi kertersediaan kas perusahaan yang dapat menimbulkan ketidakmampuan
perusahaan untuk mendanai kebutuhan operasional sehari-hari, proses produksi
menjadi terhambat dan akhirnya kemampuan produksi juga menurun, serta akan
mengakibatan kinerja keuangan peursahaan juga dapat menurun.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H5: Cash Conversion Cycle berpengaruh negatif Kinerja keuangan perusahaan
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan investor adalah kemampuan emiten
dalam menghasilkan laba. Jika laba meningkat, maka secara teoritis return saham
akan meningkat. Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih
perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Perusahaan yang
memiliki tingkat pengembalian yang tinggi, dianggap sebagai perusahaan yang
memiliki kinerja keuangan yang bagus. Salah satu upaya investor untuk menilai
kinerja keuangan suatu perusahaan adalah dengan menganalisis rasio keuangan
perusahaan. Indikator yang digunakan dalam penelitain untuk menilai kinerja
keuangan adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per
Share (EPS).
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H6: Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap Return Saham
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai perusahaan
Para investor melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan dengan melihat kinerja
keuangan yang dihasilkan. Karena kinerja keuangan dapat mengukur seberapa efektif
perusahaan bagi para investor. Dimana indikator yang dipakai oleh peneliti adalah
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS).
Semakin baik nilai ROA, ROE, dan EPS maka seacar teoritis kinerja
keuangan perusahaan dikatakan baik, yang akan mempengaruhi Price book value
sebagai proksi dari nilai perusaahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis
dapat dirumuskan sebagai berikut:
H7: Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
berlandaskan filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014).
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Analisis data kuantitatif
menggunakan data sekunder, yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data yang diperoleh selama
penelitian akan dikelola lebih lanjut berdasarkan kajian teori dan empiris yang telah
dikemukakan untuk kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan.
Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam peneitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indoenesia (BEI) tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015,
dan 2016. Serta menggunakan tahun dasar penelitian yaitu tahun 2009.
Sampel Penelitian
Teknik pengembalan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Kriteria penentu
sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia
selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-
turut selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.
3. Data perushaan yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari
laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur periode 2010 – 2016, yang dapat
diakses pada website Bursa Efek Indonesia (BEI) atau www.idx.co.id
Variabel Penelitian
Klasifikasi Variabel
Variabel penelitian yang digunankan dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu
variabel independen atau variabel eksogen dan variabel dependen atau variabel
endogen.
a) Variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi operasi dalam suatu
model ekonomi dan variabel tersebut tidak dipengaruhi oleh setiap hubungan
yang digambarkan dalam model tersebut. Variabel eksogen dalam penelitian ini
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
adalah rasio aktifitas yang menggunakan empat indikator, yaitu perputaran
modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable
turnover), perputaran persedian (inventory turnover), perputaran aset (total
asset turnover), dan cash conversion cycle.
b) Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel eksogen.
Variabel endogen dalam penelitian ini adalah return saham dan nilai
perusahaan yang diukur dengan price to book value. Dalam penelitian ini juga
terdapat variabel endogen laten yaitu kinerja keuangan. Variabel kinerja
keuangan diukur menggunakan variabel laten yang merupakan variabel yang
tidak dapat diukur secara langsung akan tetapi menggunakan indikator.
Indikator untuk variabel kinerja keuangan adalah return on asset (ROA), return
on equity (ROE), earning per share (EPS).
Pengukuran Variabel
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel
Variabel Pengukuran Keterangan
Perputaran modal
kerja (working
capital turnover)
Perputaran piutang
(receivable
turnover).
Perputaran
persediaan
(inventory
turnover)
Perputaran aset
(total assets
turnover)
Siklus Konversi
Kas (Cash
Conversion Cycle)
CCC = cash
conversion cycle
DSO = Days of
sales outstanding
DSI = Days of
sales in inventory
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
DPO = Days of
payable
outstanding
Kinerja Keuangan
ROA= Return on
asset
ROE= Return on
equity
EPS= Earning
per share
Return saham
Rt= Return
saham
Pt= Harga saham
periode
pengamatan
Pt-1= Harga
saham periode
sebelum
pengamatan
Nilai Perusahaan
PBV= Price
Book Value
Metode dan Analisis data
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metoe structural
equation modeling (SEM) dan alat analisis yang digunakan adalah software partial
least square (PLS). SEM merupakan salah satu jenis analisis multivariate dalam ilmu
sosial. Software yang digunakan sebagai alat analisis adalah WarpPLS versi 5.0.
Analisis model struktur pada PLS dilakukan melalui tiga tahap (Ghozali, 2014),
yaitu:
1) Analisis Outer Model. Analisis Outer Model dilakukan untuk memastikan bahwa
measurement yang digunakan layak untuk dijadikan pengukuran (valid dan
reliabel). Analisis Outer Model dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu
convergent validity, discriminant validity, dan unidimensionality. Convergent
validity, yaitu nilai loading factor pada variabel laten dengan indikator-
indikatornya (nilai yang diharapkan >0.7). Discriminant validity, yaitu nilai cross
loading factor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki
diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada
konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan
konstruk lain dan unidimensionality, yaitu konsep yang spesifik (bukan bersifat
general) yang hanya mengandung satu jenis gejala.
2) Analisis Inner Model Analisis Struktural Model dilakukan untuk memastikan
bahwa model struktural yang dibangun robust dan akurat. Evaluasi Inner Model
dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu koefisien determinasi (R2), predictive
relevance (Q2), dan Goodness of Fit Index (GoF).
3) Pengujian Hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai
probabilitas dan t-statistik. Untuk nilai probabilitas, nilai p-value dengan alpha
5% adalah kurang dari 0,05.
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut tahap (Ghozali, 2014):
1) Merancang Model Struktural (Inner Model)
Model struktural menggambarkan hubungan antar-variabel laten berdasarkan
substantive theory. Perancangan model struktural hubungan antar-variabel laten
didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Asumsinya, variabel
laten dan indikator atau variabel manifest berada pada skala zero means dan unit
varian sama dengan satu, sehingga parameter konstanta dapat dihilangkan dari
model.
2) Model Pengukuran (Outer Model)
Model pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan
dengan variabel latennya. Perancangan model pengukuran menentukan sifat
indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif
berdasarkan definisi operasional variabel. Model pengukuran (outer model)
digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji
validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006), sedangkan
uji reliabilitas digunakan untuk konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu
konsep.
3) Mengkonstruksi Diagram Jalur
Setelah langkah satu dan dua, selanjutnya dibentuk diagram jalur. Konstruksi
diagram jalur dapat dilihat pada Gambar 3.1.
4) Melakukan Estimasi
Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat
terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi,
dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen. Pendugaan
parameter didalam PLS meliputi dua hal, yaitu:
a) Menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antar variabel laten
dengan Indikatornya.
b) Mengestimasi jalur yang menghubungkan antar variabel laten dan estimas
loading antar variabel laten dengan indikatornya.
Gambar 3.1
Diagram Jalur Model Penelitian
Keterangan:
WCT : Working capital turnover
RCT : Receivable turnover
INT : Inventory turnover
TAT : Total asset turnover
CCC : Cash conversion cycle
KKU : Kinerja keuangan
RSH : Return saham
NPH : Nilai perusahaan
: Variabel Terukur
: Pengaruh antar variabel
5) Mengevaluasi Model Struktural Konstruk
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
WarpPLS dapat digunakan untuk mengevaluasi model terbaik dengan cara
memberikan hasil perhitungan Average R-Square (ARS) yang digunakam untuk
menilai besarnya pengaruh variabel eksogen dan endogen yang dapat dikatakan
baik jika nilai ARS < 0,05. Average Path Coeficient (APC) yang digunakan untuk
menilai besarnya hubungan antar variabel yang dapat dikatakan baik jika nilai
APC < 0,05. Average Variance inflation Factor (AVIF) digunakan untuk melihat
besarnya korelasi antar variabel endogen/multikoliniaritas yang dapat dikatakan
baik jika nilai AVIF < 5.
6) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menguji
hubungan antar-variabel. Uji statistik yang dilakukan apabila diperoleh p-value <
0,05 (alpha 5%), maka disimpulkan signifikan, demikian pula sebaliknya.
Apabila hasil pengujian pada inner model adalah signifikan, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Penerapan metode ini
memungkinkan berlakunya data terdistribusi bebas (distribution free), tidak
memerlukan asumsi distribus normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar.
Tingkat signifikansi koefisien jalur dalam model WarpPls yang digunakan
dalam penelitian ini adalah p-value ≤ 0,05. Dengan demikian dapat diambil
keputusan sebagai berikut: Jika koefisien jalur yang menghubungkan dua variabel
memiliki nilai p-value ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang
signifikan antar variabel tertentu. Sebaliknya jika koefisien jalur memiliki nilai
> 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan antar
variabel tersebut.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Obyek Penelitian
Hasil seleksi sampel menggunakan metode purposive sampling. Diperoleh jumlah
sampel sebanyak 106 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama tahun 2010-2016.
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif menyajikan suatu gambaran atau deskripsi data yang
dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), standar deviasi (std.
deviation) dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis statistik deskriptif
dengan menggunakan Microsoft Excel dari variabel-variabel penelitian ini disajikan
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Statitik Deskriptif
Variabel Minimum Maximum Mean Std. deviasi
Working Capital
Turnover
-95 723,13 15,1321 65,46587
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
Receivable
Turnover
0,01 90,00 13,2163 18,00259
Inventory
Turnover
0,00 122,37 1,0299 5,13202
Total Asset
Turnover
0,00 99,99 1,2615 3,75477
Cash Conversion
Cycle
0,00 388,59 2,0592 14,96752
Return Saham 0,31 659,00 163,0994 146,83774
Nilai Perusahaan
(PBV)
0,00 543,49 69,8367 113,77817
Return On Asset
(ROA)
-61,85 65,71 6,0713 9,92622
Return On Equity
(ROE)
-434,84 163,13 9,2537 44,05852
Earning Per Share
(EPS)
-448,63
766,95 96,7716 167,61554
Sumber: data diolah SPSS
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai mean working capital turnover perusahaan yang diukur dengan
membandingkan antara penjualan dengan modal kerja bersih menunjukkan nilai
sebesar 15,1321 dengan nilai minimum sebesar -95 dan nilai maksimum sebesar
723,13. Ini berarti bahwa perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini memiliki tingkat working capital turnover yang rendah.
2. Receivable turnover menunjukkan berapa kali suatu perusahaan melakukan
tagihan atas piutangnya. Nilai mean yang ditunjukkan sebesar 13,2163 dengan
nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 90,00. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat
receivable turnover yang rendah.
3. Inventory turnover merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengelolaan
persediaan barang dagang. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai minimum
sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 122,37 serta nilai mean 1,0299. Ini
menunjukkan bahwa perusahaan sampel yang digunakan memiliki tingkat
inventory turnover yang rendah.
4. Total asset turnover merupakan rasio yang mengukur tingkat efisiensi
penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Hasil analisis menunjukkan
bahwa nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 99,99 serta nilai
mean 1.2615. Ini berarti bahwa sampel perusahaan yang digunakan memiliki
tingkat total asset turnover yang rendah.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
5. Cash conversion cycle merupakan interval waktu antara pengeluaran kas untuk
membeli bahan baku sampai dengan waktu pengumpulan kas dari hasil
penjualan. Nilai minimum berdasarkan hasil analisis sebesar 0,00 berada pada
perusahaan Argo Pantes Tbk dan nilai maksimum sebesar 388,59 serta nilai
mean 2.0592. Ini berarti bahwa sampel perusahaan yang digunakan memiliki
periode waktu pengumpulan kas yang relatif lama.
6. Variabel return saham yang dihitung dengan menggunakan perbandingan harga
saham pada saat closing price tahun sekarang dengan tahun sebelumnya
memiliki nilai minimum sebesar 0,31 dan nilai maksimum sebesar 659,00 serta
nilai mean 163,0994. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel dari tahun
2010-2016 memiliki harga saham yang bervariasi tetapi masih jauh dari nilai
maksimum.
7. Nilai perusahaan dapat digambarkan dari harga sahamnya, jika nilai sahamnya
tinggi maka bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik. Hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar
543,49 serta nilai mean 69,8367. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel
yang digunakan memiliki gambaran dari nilai saham yang masih bervariasi,
sehingga mengakibatkan nilai perusahaan berada di bawah rata-rata.
8. ROA merupakan kemampuan perusahaan memproleh laba atas asset yang
dimiliki. Hasil analisis menunjukkan nilai minimum sebesar -61,85 dan nilai
maksimum sebesar 65,71 serta nilai mean 6.0713. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan sampel yang digunakan kurang mampu dalam mengelola asset untuk
memperoleh laba.
9. ROE merupakan kemampuan perusahaan memeproleh laba atas penggunaan
modal. Hasil analisis menunjukkan nilai minimum sebesar -434,84 dan nilai
maksimmum sebesar 163,13 serta nilai mean 9,2537. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan sampel yang digunakan kurang mampu dalam mengelola
modal untuk memperoleh laba.
10. EPS merupakan keuntungan yang diperoleh dari tiap lembar saham. Hasil
analisis menunjukkan nilai minimum sebesar -448,63 dan nilai maksimum
sebesar 766,95 serta nilai mean 96,7716. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
sampel yang digunakan memiliki laba tiap lembar saham yang semakin
berkurang.
Analisis Pengujian Data
Penilaian Outer Model
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
Outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan indikator-
indikatornya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah working capital
turnover, receivable turnover, inventory turnover, total asset turnover, cash
conversion cycle, kinerja keuangan, return saham, nilai perusahaan. Tujuh variabel
yaitu working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, total asset
turnover, cash conversion cycle, return saham, nilai perusahaan merupakan variabel
terukur. Sedangkan variabel kinerja keuangan merupakan variabel laten. Kinerja
keuangan diukur dengan ROA, ROE, EPS. Semakin tinggi ROA, ROE, EPS.
Berikut ini langkah-langkah pada penilaian outer model:
1. Convergent validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai
berdasarkan korelasi antara skor indikator dengan skor variabel latennya (loading
factor) yang dianalisis dengan WarpPLS 5.0. Ukuran reflektif individual dikatakan
tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan variabel laten yang akan diukur. Tetapi
menurut Chin (1998) dalam penelitian tahap awal dari pengembangan skala
pengukuran nilai loading factor 0,5 sampai dengan 0,6 dianggap baik. Berikut hasil
loading factor variabel kinerja keuangan ditampilkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Loading Factor Variabel Kinerja Keuangan
Indikator Loading Factor p-value Keterangan
ROA 0,698* <0,001** Valid
ROE 0,867* <0,001** Valid
EPS 0,749* <0,001** Valid
Sumber: Output WarpPLS 5.0 (Olah data)
Catatan:
*) Loading Factor lebih besar dari 0,5 sehingga valid
**) Semua p-value untuk indikator kinerja keuangan lebih kecil atau sama dengan 5%
Berdasarkan hasil loading factor dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tiga
indikator pada variabel kinerja keuangan memenuhi convergent validity karena
memiliki nilai loading factor diatas 0,5. Selain itu, dalam penelitian ini untuk
mengukur convergent validity juga dapat dilakukan dengan melihat hasil analisis
WarpPLS 5.0 pada bagian Average Varance Extracted (AVE). Pengukuran AVE ini
menggambarkan varian atau keragaman variabel manifest yang dapat dikandung oleh
variabel laten. Kriteria penilaiannya adalah nilai AVE > 0,5 (Hair, et. Al, 2011).
Nilai AVE untuk variabel kinerja keuangan yang dihasilkan dalam penelitian ini
sebesar 0,600. Hal ini menunjukkan bahwa nilai AVE yang dihasilkan lebih besar
dari 0,5. Oleh sebab itu, hasil ini menunjukkan convergent validity yang baik.
2. Composite Reliablity
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
Pengujian selanjutnya adalah uji reliabilitas variabel laten yang dapat diukur dengan
composite reliability. Composite Reliablity menunjukkan interval consistency yaitu
nilai composite reliability yang tinggi. Nilai composite reliability yang tinggi
menunjukkan nilai konsistensi dari masing-masing indikator dalam mengukur
konstruknya. Nilai yang diharapkan > 0,7. Dalam penelitian ini nilai composite
reliability sebesar 0,817. Dengan demikian indikator yang ada pada variabel laten
memiliki nilai konsistensi yang bagus dalam mengukur konstruknya
Penilaian Inner Model
Inner model pada kerangka konspetual yang dibangun berdasarkan refrensi dan teori
disebut fit apabila didukung oleh data empiris. Perhitungan nilai goodness of fit pada
analisis PLS menggunakan nilai Q-Square predictive relevance dihitung berdasarkan
nilai R-Square masing-masing variabel endogen. Ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Hasil Inner model
Variabel R-Square
working capital turnover -
receivable turnover -
total asset turnover -
inventory turnover -
cash conversion cycle -
kinerja keuangan 0,13
return saham 0,63
nilai perusahaan 0,00
Sumber: Output WarpPLS 5.0 (Olah data)
Pada Tabel 4.4 memuat variabel kinerja keuangan dengan nilai R12 sebesar
0,13, variabel return saham dengan nilai R22 sebesar 0,63 dan variabel nilai
perusahaan dengan nilai R32 sebesar 0,00. Dengan demikian nilai Q-Square predictive
relevance sebesar:
Q2 = 1-(1- R12)(1- R2
2)(1- R32)
= 1-(1-0,132)(1-0,632)(1-0,002)
= 1-(0,87)(0,37)(1)
= 0,6781
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai Q-Square predictive
relevance sebesar 0,6781. Hal ini menunjukkan bahwa variabel working capital
turnover, receivable turnover, inventory turnover, total asset turnover dan cash
conversion cycle mampu menjelaskan variabel kinerja keuangan, return saham dan
nilai perusahaan sebesar 67,81% dan sisanya 32,9% dijelaskan oleh variabel lain di
luar penelitian ini.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
Tabel 4.5
Nilai Goodness of Fit Model
Hasil P-Value Kriteria Keterangan
APC= 0,216 P < 0,001 Good If P < 0,05 Diterima
ARS= 0,255 P < 0,001 Good If P < 0,05 Diterima
AVIF= 1.006 P ≤ 5 Diterima
Sumber: Output WarpPLS 5.0
Model fit indices merupakan ukuran yang sangat penting dalam pengolahan
data dengan WarpPLS karena fit indices menunjukkan kesesuaian model dengan data
serta menunjukkan kualitas dari model yang diteliti. Average R-Squared (ARS)
digunakan untuk menilai besarnya variabel eksogen dan endogen. ARS dikatakan
baik jika nilai ARS < 0,05. Average Path Coefficient (APC) digunakan untuk melihat
besarnya hubungan atau keterikatan antar variaabel. APC dikatakan baik jika nilai
APC < 0,05. Average Variance Inflation Factor (AVIF) digunakan untuk melihat
besarnya korelasi antar variabel endogen atau multikolinearitas. AVIF dikatakn baik
jika nilai AVIF ≤ 5. Selain itu, model penelitian ini menunjukkan tidak adanya
multikolinearitas. Dengan demikian, dikarenakan indikator fit model dalam penelitian
ini memenuhi kriteria nilai goodness of fit model maka model penelitian ini dapat
digunakan untuk menguji hipotesis.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dapat diketahui dengan melihat nilai koefisien beta (β) antar
variabel dan tingkat probabilitasnya (P). Selain itu tanda arah panah menunjukkan
pengaruh antar variabel hipotesis. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah
5%. Hasil pengujian hipotesis ditunjukkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Prediksi Variabel Koef.
Jalur
P-
Value
Signifikansi Hasil
H1 + WCT ->
KKU
0,08 0,01 Signifikan Diterima
H2 + RCT ->
KKU
0,10 < 0,01 Signifikan Diterima
H3 + INT ->
KKU
0,06 0,05 Signifikan Diterima
H4 + TAT ->
KKU
0,33 < 0,01 Signifikan Diterima
H5 - CCC ->
KKU
-0,08 0.02 Signifikan Diterima
H6 + KKU -> 0,80 <0,01 Signifikan Diterima
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
RSH
H7 + KKU ->
NPH
0,06 0,04 Signifikan Diterima
Kesimpulan
Pertama, hasil analisis menggunakan WarpPLS 5.0 menunjukkan hipotesis H1
terbukti bahwa working capital turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan. Perusahaan dengan tingkat working capital turnover yang tinggi
akan membawa dampak pada peningkatan penjualan yang dapat meningkatkan
kinerja keuangan.
Kedua, hasil analisis menunjukkan hipotesis H2 terbukti bahwa receivable
turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Perusahaan
dengan tingkat receivable turnover tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
mampu lebih cepat untuk mengkonversi kas.
Ketiga, hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis H3 terbukti bahwa
inventory turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Perusahaan dengan tingkat perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut mampu bekerja secara efisien dalam perolehan laba.
Keempat, hasil analisis menunjukkan hipotesis H4 terbukti bahwa total asset
turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Perusahaan
dengan tingkat penggunaan total asset turnover yang tinggi, mampu untuk
meningkatkan volume penjualan yang pada akhirnya membawa dampak pada kinerja
keuangan.
Kelima, hasil analisis menunjukkan hipotesis H5 terbukti bahwa cash
conversion cycle berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Perusahaan dengan cash conversion cycle yang rendah maka akan semakin tinggi
perputaran kas yang dihasilkan.
Keenam, hasil analisis menunjukkan hipotesis H6 terbukti bahwa kinerja
keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Perusahaan
dengan kinerja keuangan yang tinggi maka akan semakin tinggi tingkat pengembalian
yang diberikan pada investor.
Ketujuh, hasil analisis menunjukkan hipotesis H7 terbukti bahwa kinerja
keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan
dengan kinerja keuangan yang tinggi maka akan semakin baik penilaian investor
(stakeholders) pada perusahaan.
Saran
Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang
perlu diperbaiki bagi peneliti selanjutnya:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan menggunakan
sampel pada perusahaan yang berada di Industri Minyak dan Gas, dikarenakan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
25
masih sedikit peneliti dengan topik cash conversion cycle yang menggunakan
sampel di Industri Minyak dan Gas.
2. Peneliti selanjutunya diharapkan bisa melakukan analisis perbandingan terhadap
tiga sub sektor yang ada di Industri Manufaktur.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain selain dalam
penelitian ini yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan
variabel lain yang juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan return saham.
Keterbatasan
Adapun keterbatasan yang ada dalam penelitian ini yaitu:
1. Nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan indikator price to book value
(PBV) sedangkan masih ada indikator lain seperti Tobins’Q
2. Kinerja keuangan dalam penelitian ini hanya menggunakan indikator ROA,
ROE, EPS sedangkan masih banyak indikator untuk mengukur kinerja keuangan.
Implikasi Penelitian
Adapun implikasi yang dianggap relevan dalam penelitian ini. Pertama, perusahaan
harus mampu meningkatkan invesatasi modal kerja untuk kegiatan operasional
perusahaan yang dapat mendorong tercapainya kinerja keuangan yang baik. Kedua,
perusahaan harus mampu untuk mengelola piutang yang diberikan pada pelanggan
sehingga kecil kemungkinan munculnya risiko piutang tidak tertagih. Ketiga,
peusahaan harus mampu mengelola persediaan yang ada dengan cara melakukan
pemesanan sesuai dengan kuantitas dan tepat, memperhatikan permintaan pasar agar
tidak terjadi persediaan berlebihan sehingga bisa meminimumkan biaya yang
dikeluarkan perusahaan. Keempat, perusahaan harus mampu mengelola aset
perusahaan dengan cara memanfaatkan seluruh asset perusahaan yang ada dengan
efektif dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan untuk memperoleh
kinerja keuangan yang optimal. Kelima, perusahaan harus mampu mengelola cash
conversion cycle untuk mendapatkan kinerja yang optimal dengan cara mengurangi
periode konversi persediaan dengan memproses dan menjual barang lebih cepat,
mengurangi periode penerimaan piutang dengan mempercepat penagihan,
memperpanjang periode penangguhan utang. Keenam, penciptaan kinerja keuangan
dengan cara mengelola semua sumber daya yang optimal tentunya akan membawa
dampak pada penilai perusahaan dan keuntungan yang diperoleh investor atas
investasi saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
26
Refrensi
Asep, Suryana dan Acep Suherman. 2015. “Pengaruh Perputaran Modal Kerja
terhadap Kinerja Perusaahaan.” SIMNASIPTEK. ISBN: 978-602- 61268-1-8
Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba
Empat, Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Chin, Wyne W.1998. The Partial Least Square Approach for Structural Equation
Modeling. In Marcoulides, G.A. (ED). Modern Method for Business
Research. Mahwah
Deloof , M. 2003. “Does Working Capital Management Affect Profitability of
Belgian Firms?” Journal of Business Finance & Accounting. V.30 (3) &
(4):p.585
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya. 2012 “Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan.” E-journal
akuntanssi Universitas Udayana. V 4(2): p: 177-197
Dwi, Putri Esthirahayu., Siti, Ragil Handayani., Raden, Rustam Hidayat 2013.
“Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio leverage, dan Rasio aktivitas terhadap
kinerja keuangan perusahaan.”
Ebrahim, Abbasi dan Said, Ali Hashemi Bosra. 2012. “Pengaruh Cash Conversion
cycle terhadap gross operational profit.” Volume 1, issue 1. ISSN: 2277-
601X & E-ISSN 2320-5725
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: Alfabeta.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta
Ferdiani, Destaria. 2012. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial Pegawai Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah: Komitmen
Organisasi dan Persepsi Inovasi sebagai Variabel Intervening”. Skripsi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Falope, I Olufemi dan Olubanjo T. Alijore. 2009. “Working Capital Management
and Corporate Profitability: Evidence from Panel Data Anaysis of Selected
Quotedd Companies in Nigeria.” Journal of Business Management, Vol 3,
issue 3, Page No 73-84.
Fakhruddin, M dan Hadianto, M. 2001. “Perangkat dan Model Analisis Investasi di
Pasar Modal.” Jakarta: Gramedia.
Freeman, R.E. dan J.McVea. 2001. “A Stakeholder Approach to Strategic
Management”. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=263511.
SSRN. Diakses tanggal 15 Januari 2018
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
27
Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan
Partial Least Squares (PLS). Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang
Hair, Joe F., Ringle, Christian M., Sartedt, Marko. 2011. PLS-SEM: Indeed A Silver
Bullet. Journal of Marketing Theory and Practice. Vol. 19. No. 2. Pp 139-151
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis). Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. (2003). Analisis Laporan Keuangan, Penerbit
UPP AMK YKPN, Yogyakarta.
Harahap, Syafri, Sofyan. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
Rajawali Pers
Harahap, Syafri Sofyan. 2010. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Harahap, Syafri Sofyan. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja
grafindo Persada.
Hermi dan A. Kurniawan. 2011. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return
Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2010.” Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan
Punlik. Vol.6 No. 2 Juli 2011. Hal 83-95.
Hebble Annette. 2009. “Corporate Governance and Firm Characteristics.” Journal of
Busness of Economics. Universitas of St. Thomas
Hussein, Ananda Sabil. 2015. Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan
Partial Least Squares (PLS) dengan smartPLS 3.0. Modul Ajar. Univeristas
Brawijaya.
Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kelima. Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Jr. 2012 Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan (Edisi 13). Jakarta : Salemba empat
Iva, Indarnika., Cahaya Mrtha dan Indira Januarti 2013. “Pengaruh Siklus konversi
kas terhadap profitabilitas.” ISSN (online) : 2337-3806.
Indriantoro, nurdan Supomo, bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta : Penerbit BPFE
Jogiyanto, Hartono. 2003. Toeri Portofolio dan Analisis investasi, Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE
Jogiyanto, Hartono. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-pengalaman. BPFE. Yogyakarta.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi
Aksara.
Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan keempat. Jakarta: Bumi
Aksara.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
28
Jogiyanto, Hartono. 2000.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua
,BPFE, Yogyakarta.
Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Online).
Available at: http://kbbi.web.id/kinerja.html
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Online).
Available at: http://kbbi.web.id/siklus.html
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Online).
Available at: http://kbbi.web.id/konversi.html
Khan, Muhhamad Bilal, Sajid Gul, Mardan, Shafiq Ur Rehman, Nasir Razzaq, Ali
Kamran. 2012. “Financial Ratio and Stock Return Predictability (Evidence
from Pakistan).” Research Journal of Finance and Accounting. 3(10), Pp 1-6.
Koesno. 1990. Investment Management. New York: Dryden Press
Komala, L. A. (2013). “The effect of Profitability Ratio, Liquidity, and Debt towards
Investment Return.” Journal Of Business and Economics. ISSN 2155-7950,
USA November 2013. Vol 4, No.11, 1176-1186
Mardiyati, U., Ahmad, G.N., dan Putri, R. 2012. “Pengaruh Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang dan Profitabilitas tehadap Nilai Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010.” Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). V 3(1). Hal, 1-17
Meythi. 2013. “Rasio Keuangan Terbaik Untuk Memprediksi Nilai Perusahaan.”
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.2 Mei 2013, hlm. 200–210.
Mamduh. M. Hanafi dan Abdul Halim. 2004. Analisis Laporan Keuangan. UPP
AMK YKPN, Yogyakarta.
Munawir, 2010. “Analisis Laporan Keuangan.” Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.
Rasbin. 2017. Upaya Mnejaga Tren Kenaikan Industri Manufaktur. Eds. Majalah Info
Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol. IX, No. 09/I/Puslit/Mei/2017.
Raheman, Abdul and Mohamad Naasr. 2007. “Working Capital Management and
Profitability-Case of Pakistani Firms.” International Journal of Business
Research Papers, Vol.3 No. 1, pp. 279-300
Riyanto, Bambang 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
Penerbit GPFE
Rivai, Veithzal. 2005. Performance apppraisal, PT Raja Grafindo, Persada Jakarta :
2005.
Ross, S.A., R.W. Westerfield and B.D. Jordan, 2003. Fundamentals of Corporate
Finance. 6th Edn. McGraw-Hill Irwin Publications, New York, ISBN: 0-07-
246974-9, pp: 167.
Simanungkalit, Minar. 2009. “Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan makanan dan minuman terbuka di
Indonesia.” Skripsi S-1, Universitas Sumatera Utara. Medan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
29
Singgih, S. 2011. Structural Equation Modeling (SEM). Elex Media Komputindo.
Jakarta
Sjahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Syamsudin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Syarief, Moch. Ednan, dan Wilujeng, Ita Prihatining. 2009. “Cash Conversion Cycle
dan Hubungannya dengan Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Manajemen
Modal Kerja.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Tahun 14 Nomor 1 Maret 2009.
Tandelilin, Eduaradus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofoliio Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Wahyuni, Indah. 2013. “The Effect of Earning Per Share, Book value, Return On
Asset (ROA), and Return On Equity (ROE) to the Stock Return.” Fakultas
Ekonomika Universitas Muhammadiyah, Purwokerto. Hal 1-13.
www.idx.co.id (diakses tanggal 27 Oktober 2017)
Yulius., J Christiawan dan Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan
Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan keuangan.
Vol.1. mei 2007. Hal 1-8
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id