Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel...
Transcript of Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel...
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 36
Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica Juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
E. Sugiartini1, Silvy A.Utami
2, Andi A.F,
2 dan Imas R.
2
1BPTP Jakarta, Jl. Raya Ragunan 30. Pasar Minggu - Jakarta Selatan
2Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten
Email: [email protected]
ABSTRAK
Caisim (Brassica juncea L.) merupakan
salah satu komoditas sayuran yang dapat
dibudidayakan dengan sistem hidroponik.
Hidroponik merupakan teknik budidaya
tanaman tanpa menggunakan media tanah,
melainkan memanfaatkan air juga media
tanam lain yang memenuhi syarat untuk
hidroponik. Budidaya hidroponik lebih
menekankan kebutuhan nutrisi pada
tanaman. Tujuan penelitian dilakukan
untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil
tanaman caisim pada beberapa dosis
perlakuan pupuk organik cair (POC) dari
daun lamtoro yang dikombinasikan
dengan beberapa jenis media tanam
pada hidroponik sistem sumbu. Penelitian
dilakukan di BPTP Jakarta, mulai bulan
Maret sampai Mei 2018. Rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu
konsentrasi POC daun lamtoro (5%, 10%,
dan 15%) dan jenis media tanam (arang
sekam, pasir malang dan campuran arang
sekam dan pasir malang). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dosis pemberian
POC daun lamtoro dan jenis media tanam,
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman, tetapi tidak terdapat
interaksi antara kedua faktor tersebut.
POC daun lamtoro pada konsentrasi 5%,
memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun
dan bobot basah tanaman caisim.
Sedangkan arang sekam adalah jenis
media tanam yang memberikan pengaruh
terbaik bagi pertumbuhan dan hasil
tanaman caisim. Tidak terdapat interaksi
antara faktor konsentrasi POC daun
lamtoro 5% dengan media tanam arang
sekam.
Kata kunci: Caisim, pupuk organik cair
(POC), lamtoro, media
tanam, hidroponik
ABSTRACT
Caisim (Brassica juncea. L.) is a
vegetable commodity which can be
cultivated with a hydroponic system.
Hydroponic is a technique of cultivating
plants without using soil media, otherwise
using water or other plant media which is
eligible for hydroponics. Hydroponic
cultivation more emphasizes on nutritional
needs of plants. The purpose of the
research was to determine the growth and
yield of caisim at several concentrations
of liquid organic fertilizer (POC) from the
leaves of Lamtoro combined with several
types of plant media on wick hydroponic
system. The research was conducted at
BPTP Jakarta, from March until May
2018. The research used Completely
Randomized Design (CRD) with two
factors, i.e. concentration of the POC of
Lamtoro leaves (5%, 10%, and 15%), and
the type of plant media (charcoal husk,
Malang sand and a mixture of charcoal
husk and Malang sand). The results
showed that the concentration of POC
Lamtoro leaves and the type of plant
media was significantly affected on
growth and yield of Caisim, but there
were no interaction among factors. The
POC leaves Lamtoro at 5% concentration,
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 37
was giving the best effect on the growth of
plant height, the number of leaves and the
wet weight of the Caisim. While charcoal
husk was the plant media that gives the
best effect on growth and yield of Caisim.
There were no interaction between the
5% concentration of POC Lamtoro leaves
with the charcoal husk media.
Keywords: Caisim, liquid Organic
fertilizer (POC), Lamtoro,
plant media, hydroponics
PENDAHULUAN
ayuran merupakan produk
hortikultura yang banyak
diminati oleh masyarakat karena
memiliki kandungan gizi yang
bermanfaat, serta sumber vitamin dan
mineral yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh manusia. Salah satu produk
sayuran yang cukup komersil adalah
Caisim (Brassica juncea L.). Selain
sebagai bahan pangan, caisim juga
memiliki berbagai khasiat diantaranya
untuk mencegah osteoporosis, anemia,
kolestrol dan penyakit jantung (Saparinto,
2012). Tanaman caisim adalah salah satu
komoditas tanaman sub-tropis, tetapi
cukup beradaptasi pada iklim tropis.
Umumnya caisim dibudidayakan secara
konvensional. Namun demikian, untuk
wilayah perkotaan dengan lahan yang
terbatas, tanaman ini dapat diusahakan
secara hidroponik.
Teknologi budidaya hidroponik
merupakan teknik budidaya tanaman yang
dilakukan tanpa menggunakan media
tanah, sebagai pengganti dapat
menggunakan air maupun media tanam
lain yang sesuai sebagai pengganti tanah.
Menurut Romdhonah (2016), larutan
nutrisi untuk hidroponik harus
dipertahankan secara konstan dengan pH
antara 5.5 - 6.5. Pada rentang pH tersebut,
akar tanaman dapat menyerap unsur hara
lebih optimal, sehingga tanaman dapat
tumbuh dan berkembang lebih cepat.
Meningkatnya kesadaran masya-
rakat akan kesehatan, mengakibatkan
permintaan terhadap produk pertanian
organik termasuk sayur-sayuran organik,
juga semakin meningkat. Penggunaan zat-
zat kimia memiliki dampak negatif,
diantaranya bersifat racun dan residunya
sulit terurai. Menurut Alviani (2015),
pupuk organik merupakan pupuk yang
berasal dari hasil pembusukan bahan -
bahan organik seperti sisa tanaman dan
kotoran hewan. Salah satu contoh bentuk
pupuk organik adalah pupuk organik cair
(POC) yang mempunyai kandungan unsur
hara lebih dari satu jenis. Subin (2016)
mengemukakan bahwa salah satu bahan
organik yang dapat digunakan sebagai
POC yaitu daun lamtoro.
Lamtoro merupakan tanaman
polong, dengan sistem perakaran yang
mampu bersimbiosis dengan bakteri
rhizobium, yang mampu membentuk
bintil akar yang berfungsi untuk mengikat
nitrogen dari udara. Daun lamtoro
mengandung alkaloid, saponin, flavonoid,
triterpenoid, leukanin, protein, lemak,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A,
vitamin B dan juga asam amino yang
mudah larut di dalam air. Selain itu daun
lamtoro memiliki komposisi kimia yaitu
bahan kering 97,89%, protein kasar
23,83%, bahan ekstrak tanpa nitrogen
(BETN) 31,05%, serat kasar 23,59%,
lemak 11,68% dan abu 7,73%,
sedangkan kandungan kalsium dan
fosfor berturut-turut adalah 1,90 - 3,20%
S
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 38
dan 0,15-0,35% dari bahan kering (Putri,
2012).
Sejalan dengan Palimbungan (2006)
dalam Tiara et al (2019), yang
menyatakan bahwa kandungan N pada
pupuk organik cair daun lamtoro
merupakan kandungan yang tertinggi
yaitu 3,84%, jika dibandingkan dengan
kandungan P (0,20%) dan K (2,06%).
Kandungan air pada POC cukup tinggi,
sehingga dosis pemberiannya juga
harus memperhatikan konsentrasi larutan
yang akan diaplikasikan pada tanaman.
Pemberian pupuk dengan konsentrasi
yang berlebihan, mengakibatkan timbul-
nya gejala kelayuan pada tanaman, karena
tanaman mengalami keracunan dan
mudah terserang hama penyakit.
Sebaliknya jika dosis pupuk organik yang
diberikan sangat kurang, pertumbuhan
tanaman menjadi terganggu (Rizqiani et
al., 2007).
Selain POC, media tanam juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Beberapa contoh media tanam
yang digunakan untuk budidaya secara
hidroponik, antara lain rockwool, perlite,
kerikil, vermiculite, sekam bakar, zeolit,
dan pasir yang berfungsi sebagai
pengganti tanah dan sebagai penopang
untuk menahan larutan nutrisi. Syarat
media tanam hidroponik yang ideal untuk
pertumbuhan tanaman antara lain tidak
berpengaruh terhadap penyerapan nutrisi
tanaman, tidak menyumbat sistem
pengairan, serta memiliki pori - pori yang
baik (Alviani, 2015). Sesuai pendapat
Perwita et al. (2012), media tanam
hidroponik adalah bahan yang tidak
mempengaruhi sifat lingkungan. Arang
sekam, mempunyai kelebihan dapat
mengabsorbsi sinar matahari dan
membantu menekan pertumbuhan jamur
dan bakteri. Selain itu, media pasir juga
dapat meningkatkan sistem aerasi dan
sangat membantu laju sirkulasi dari air.
Setiap jenis media tanam memiliki
karakteristik tersendiri. Sehingga perlu
dilakukan penelitian, yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
POC daun lamtoro pada beberapa jenis
media tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil pada tanaman Caisim secara
hidroponik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan
pada bulan Maret sampai dengan Mei
2018, di BPTP Jakarta. Alat dan bahan
yang digunakan antara lain: baki/nampan,
kain flanel (1,5 cm x 15 cm), sterofoam
(40 cm x 30 cm), gelas plastik 100 ml,
jerigen 30 ltr, gelas takar 100 ml, gelas
ukur plastik 2000 ml, TDS meter, pH
meter, pengaduk, timbangan analitik,
cutter, gunting, label, kamera, penggaris,
ATK, kamera, benih caisim, air, daun
lamtoro (dari tanaman minimal berumur 3
tahun), EM-4, molase, air cucian beras,
pasir malang, sekam bakar, tray.
Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan dua faktor.
Faktor pertama yaitu konsentrasi POC
daun lamtoro (P), yaitu 5% (P1), 10%
(P2) dan 15% (P3). Sedangkan faktor
kedua yaitu jenis media tanam (M),
meliputi arang sekam (M1), pasir malang
(M2) dan M3, campuran arang sekam +
pasir malang (1:1). Penelitian ini terdiri
dari 9 kombinasi perlakuan yang diulang
3 kali, sehingga diperoleh 27 satuan
percobaan. Analisa data dilakukan dengan
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 39
menggunakan program SPSS Versi 0.16.
Data dianalisis menggunakan sidik ragam
dan uji lanjut dengan metode uji Duncan
pada taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman Caisim
Hasil sidik ragam pada tinggi
tanaman, menunjukkan bahwa dosis
perlakuan POC daun lamtoro memberikan
pengaruh yang nyata terhadap tinggi
tanaman. Hasil rerata tinggi tanaman
dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil
menunjukkan bahwa konsentrasi POC
daun lamtoro yang berbeda, memberikan
respon yang berbeda pula terhadap
pertambahan tinggi tanaman caisim pada
14, 21, 28 HST. Pertambahan tinggi
tanamana yang tidak normal/lebih pendek,
diduga karena kandungan N pada POC
yang terkandung pada daun lamtoro cukup
rendah. Dari hasil analisa POC tersebut
dapat dinformasikan kandungan C –
Organik adalah 2,20%, kandungan N,
0,20%, kandungan P dan K masing-
masing 0,0% dan 0,42% (Lampiran 1).
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman caisim pada perlakuan dosis pemberian POC daun lamtoro
dan berbagai jenis media tanam
Umur Perlakuan Dosis
POC Daun Lamtoro
Jenis Media Tanam Tinggi Tanaman
(cm) M1 M2 M3
7 HST
P1 8,34 8,35 7,79 8,16
P2 8,12 8,36 8,43 8,30
P3 7,95 8,02 7,46 7,81
Rata-rata 8,14 8,24 7,89 8,09
14 HST
P1 8,82 8,46 8,74 8,67 a
P2 8,29 8,53 8,04 8,29 a
P3 8,18 7,61 7,13 7,64 b
Rata-rata 8,43 8,20 7,97 8,20
21 HST
P1 10,78 10,31 9,95 10,34 a
P2 9,28 8,13 8,58 9,00 b
P3 8,61 8,77 8,75 8,71 b
Rata-rata 9,56 9,40 9,09 9,35
28 HST
P1 15,04 13,74 14,85 14,54 a
P2 13,40 10,83 11,22 11,82 b
P3 11,54 11,77 12,25 11,86 b
Rata-rata 13,94 12,72 12,78 12,74
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 5%
Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa tanaman caisim mulai umur 14
sampai 28 HST, secara konsisten
menunjukkan bahwa semakin rendah
dosis POC, maka semakin meningkatkan
pertumbuhan tinggi tanaman. Semakin
tinggi dosis POC yang diberikan, akar
semakin sulit untuk menyerap nutrisi,
sehingga pertumbuhan tanaman menjadi
terganggu dan tidak optimal. Pupuk
organik mengandung unsur hara yang
relatif sedikit dan lambat untuk melepas
unsur hara. Selain itu juga karena tidak
ada penambahan pupuk kimia atau pupuk
organik, sehingga kombinasi antara POC
dengan pupuk anorganik yang tepat,
diharapkan dapat meningkatkan
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 40
produktivitas tanaman dan efisiensi dalam
penggunaan pupuk.
Nitrogen merupakan unsur hara
utama yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan daun, batang dan akar pada
tanaman. Tetapi jika dosis yang diberikan
terlalu berlebihan, justru akan meng-
hambat proses pembungaan dan
pembuahan pada tanaman. Situmorang
et al . (2004) dalam Suparwoto (2014),
menjelaskan bahwa pertumbuhan
tanaman caisim membutuhkan asupan
unsur hara N, P dan K yang cukup. Unsur
hara makro dibutuhkan tanaman caisim
cukup besar untuk pertumbuhan daun dan
batangnya.
Pertumbuhan vegetatif tanaman
membutuhkan unsur hara N yang lebih
banyak. Kekurangan unsur hara N
menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
lambat, kurus dan kerdil. Meirina (2014),
menyatakan unsur N yang terdapat dalam
pupuk merupakan penyusun bahan organik
sehingga pemberian pupuk yang
mengandung N pada tanaman akan
meningkatkan berat kering biji. Selain
mengandung nitrogen, unsur hara fosfor (P)
juga berfungsi untuk memperbaiki kualitas
tanaman sayuran. Kekurangan unsur P, akan
menghambat proses metabolisme, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat,
kerdil, daun berwarna hijau tua dan rendah
produksinya. Menurut Widhayasa (2010),
POC dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah, juga membantu meningkatkan
produksi maupun kualitas tanaman. Pada
umur 7 HST, tanaman mengalami masa
penyesuaian setelah pindah tanam. Pertam-
bahan tinggi tanaman mulai terlihat saat
tanaman berumur 14 HST, hal ini diduga
karena tanaman mulai mendapatkan nutrisi.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Rahmayani (2018), yaitu pengaruh
media tanam pada tanaman pakcoy berumur 7
HST, tanaman masih mengalami adaptasi
pada media tanam yang baru, tanaman
mengalami stress untuk beberapa hari. Umur
14, 21, 30 HST, akar tanaman sudah mampu
beradaptasi dan dapat mendistribusikan unsur
hara yang diserap akar dari media tanam ke
tanaman dengan baik.
Jumlah Daun Tanaman Caisim ( Helai)
Hasil sidik ragam jumlah daun
tanaman, menunjukkan bahwa konsentrasi
POC daun lamtoro memberikan pengaruh
yang nyata terhadap jumlah daun pada
umur 28 HST.
Hasil rerata jumlah daun tersaji
pada Tabel 2, yang menunjukkan bahwa
konsentrasi POC memberikan pengaruh
nyata terhadap penambahan jumlah daun
pada 28 HST. Peningkatan pertumbuhan
pada tinggi tanaman ditunjukkan dengan
pertumbuhan pucuk menjadi daun dan
batang. Pembentukan daun tidak terlepas
dari peranan unsur hara N dan P yang
tersedia. Pada penelitian ini, terlihat
bahwa jenis media tanam yang
digunakan ternyat tidak berpengaruh
nyata terhadap jumlah daun yang
dihasilkan. Sedangkan dosis pemberian
POC berpengaruh nyata terhadap jumlah
daun yang dihasilkan. Dosis perlakuan
POC 5% memberikan jumlah daun
terbaik, dibandingkan dengan jumlah
daun dengan dosis pemberian 10 % dan
15%. Tidak terdapat interaksi antara
jenis media tanam dengan dosis
pemberian POC. Media tanam yang
digunakan diduga tidak mampu menyerap
unsur hara dengan maksimal, karena
banyak tertutup oleh POC yang berlendir
dan kental, sehingga akar tanaman tidak
mampu menyerap unsur hara.
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 41
Tabel 2. Rerata jumlah daun tanaman caisim pada berbagai konsentrasi POC daun lamtoro
dan berbagai jenis media tanam
Umur Perlakuan Dosis POC
Daun Lamtoro
Jenis Media Tanam Rata-rata
Jumlah Daun M1 M2 M3
7 HST
P1 3,17 3,05 2,94 3,05
P2 3,11 3,22 3,33 3,22
P3 2,50 3,05 2,94 2,83
Rata-rata 2,93 3,11 3,07 3,04
14 HST
P1 3,39 3,33 3,28 3,33
P2 3,28 3,11 3,22 3,20
P3 3,17 2,83 2,72 2,91
Rata-rata 3,28 3,09 3,07 3,15
21 HST
P1 4,94 4,30 4,42 4,55
P2 4,22 4,49 4,08 4,27
P3 4,28 4,22 3,73 4,08
Rata-rata 4,48 4,34 4,08 4,30
28 HST
P1 6,33 5,86 5,83 6,01 a
P2 5,67 4,57 5,07 5,10 c
P3 5,67 5,65 5,37 5,56 b
Rata-rata 5,89 5,36 5,42 5,56
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%
Penelitian yang dilakukan oleh
Gatot dan Erning praja (2017),
menunjukkan bahwa pemberian POC
BioMrthaGreen (dari kotoran sapi),
dengan taraf 0 cc/liter, 15 cc/liter dan 30
cc/liter, ternyata masih belum
memberikan informasi hasil yang nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil pada
tanaman caisim. Selain itu penyerapan
unsur hara oleh akar tanaman juga sangat
dipengaruhi pula oleh jenis media tanam
yang digunakan. Anisa (2011),
menjelaskan bahwa media tanam yang
baik harus dapat menjaga kelembaban di
sekitar akar. Prayogo (2007),
menyampaikan bahwa media tanam yang
baik adalah media yang memiliki
kemampuan mengikat air, menyuplai
unsur hara, mampu mengontrol kelebihan
air (drainase), memiliki sirkulasi dan
ketersediaan udara (aerasi) yang baik,
dapat mempertahankan kelembaban di
sekitar akar tanaman dan tidak mudah
lapuk/rapuh.
Bobot Basah Tanaman Caisim
Bobot basah tanaman merupakan
bobot tanaman segar saat panen. Hasil
rerata bobot basah tanaman caisim,
pada berbagai dosis POC dan berbagai
jenis media tanam disajikan pada Tabel
3. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan
pemberian POC daun lamtoro dengan
konsentrasi 5% memberikan bobot basah
tertinggi dengan rata-rata 6,08 g. Hasil
yang sama diperoleh terhadap tinggi
tanaman dan jumlah daun. Hal ini terkait
dengan batas kelarutan POC yang
diberikan dan batas dari dosis POC yang
dapat diserap oleh akar tanaman.
Semakin tinggi dosis POC yang diberikan,
maka semakin rendah daya serap akar.
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 42
Tabel 3. Rerata bobot basah tanaman caisim pada berbagai dosis pemberian POC dan
berbagai jenis media tanam
Perlakuan Dosis
POC
Jenis Media Tanam Rata-rata Bobot
Basah (g) M1 M2 M3
P1 7,57 4,65 6,03 6,08 a
P2 5,22 3,56 4,60 4,46 b
P3 4,54 3,39 3,96 3,96 b
Rata-rata 5,78 a 3,87 c 4,87 b 4,84 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 5%
Hal ini berpengaruh terhadap bobot
basah tanaman yang dihasilkan oleh
tanaman. Menurut Dwijoseputro (1986)
dalam Rediya (2010), menyatakan bahwa
bobot basah tanaman dipengaruhi oleh
kadar air dan kandungan unsur hara yang
terdapat di dalam sel tanaman. Bobot
basah tanaman tergantung pada air yang
terkandung pada batang, daun dan akar.
Menurut Rahardi (2007), komposisi
dan kadar unsur hara makro ataupun
mikro sangat berpengaruh terhadap
tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk
harus seimbang sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Pracaya (2010), menjelaskan
bahwa jika unsur hara yang tersedia
hanya sedikit, maka akan timbul tanda-
tanda kekurangan unsur-unsur hara
(defisiensi). Pada Tabel 5, menunjukkan
bahwa jenis media tanam yang
memberikan bobot basah tanaman
tertinggi diperoleh pada perlakuan media
tanam arang sekam (5,78 g), sedangkan
yang paling rendah adalah dengan
menggunakan pasir malang (3,87 g).
Perwita et al, (2012), menyampaikan
bahwa media arang sekam berpengaruh
terhadap bobot basah tanaman. Hal ini
diduga, pasir malang sebagai media tanam
mempunyai kapasitas menahan airnya
sangat rendah, sehingga tidak mampu
mengikat nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman. Sesuai pendapat Bachtiar et al.
(2017), bahwa penggunaan arang sekam
sebagai media tanam mampu
meningkatkan pertumbuhan tanaman,
karena arang sekam memiliki sirkulasi
udara yang cukup tinggi, kapasitas untuk
menahan air yang cukup tinggi, selain itu
juga warna hitam pada arang sekam
membantu mengabsorbsi sinar matahari
dengan efektif.
Panjang Akar Tanaman Caisim
Akar merupakan organ vegetatif
utama yang bertugas untuk memasok air,
mineral dan bahan-bahan yang penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Penambahan panjang akar
merupakan respon akar terhadap
penyerapan air dan nutrisi untuk
mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
Hasil rerata panjang akar tanaman
caisim berbagai dosis POC daun
lamtoro dan berbagai jenis media tanam
disampaikan pada Tabel 4. Hasil
menunjukan bahwa perlakuan dosis
POC dan media tanam tidak berpengaruh
nyata terhadap panjang akar tanaman.
Namun demikian terdapat
kecenderungan peningkatan panjang akar
pada penggunaan media tanam arang
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 43
sekam dan konsentrasi POC 5%
cenderung memberikan pertambahan
panjang akar tanaman caisim yang relative
lebih tinggi meskipun secara statistik
tidak berbeda nyata. Aida (2015),
menjelaskan bahwa perkembangan akar
pada hidroponik sistem sumbu, biasanya
cenderung tumbuh dan menyebar ke
samping. Hal ini memungkinkan proses
penyerapan air dan nutrisi oleh akar, akan
langsung melalui sumbu sehingga upaya
pemanjangan akar di setiap perlakuan
relatif sama.
Tabel 4. Rerata panjang akar tanaman caisim pada berbagai dosis POC daun lamtoro dan
dan berbagai jenis media tanam
Perlakuan Dosis
POC
Jenis Media Tanam Rata-rata Panjang Akar
(cm) M1 M2 M3
P1 18,62 16,07 16,73 17,14
P2 16,07 13,46 14,75 14,76
P3 15,91 14,51 14,77 15,06
Rata-rata 16,87 14,68 15,42 15,66 Keterangan : Angka - angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%
Budi daya tanaman secara hidroponik
dengan sistem sumbu, adalah hidroponik statis
yang mempunyai sirkulasi oksigen di
perakaran yang rendah, sehingga
perkembangan akar tanaman menjadi kurang
optimal. Menurut Aida (2015), pergerakan
nutrisi tanaman terjadi lewat ruang pori pada
akar tanaman, berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Selain itu juga menurut Fahrudin (2009),
volume akar sangat dipengaruhi oleh tingkat
distribusi akar maupun oleh ketersediaan
hara dan air yang cukup selain itu juga
sebagai parameter untuk mengukur
jangkauan akar untuk menyerap hara dan
air. Menurut Suryaatmaja (2008), suatu
tanaman akan tumbuh dan berkembang
apabila unsur hara yang dibutuhkan cukup
tersedia dalam bentuk yang sesuai untuk
diserap oleh bulu- bulu akar. Pemberian
jenis, dosis, aplikasi, hingga waktu
pemupukan yang kurang tepat dapat
memberikan pertumbuhan dan hasil yang
kurang optimal pada tanaman caisim.
Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam
Rekapitulasi hasil sidik ragam
pengaruh pemberian konsentrasi POC
daun lamtoro pada beberapa media tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
caisim, sistem hidroponik disajikan pada
Tabel 5.
Tabel 5 menginformasikan bahwa
dengan pemberian POC daun lamtoro
berpengaruh nyata terhadap pertambahan
tinggi tanaman caisim pada umur tanaman
14, 21, 28 HST, maupun terhadap jumlah
daun, saat 28 HST. Sedangkan pada
bobot basah tanaman, pemberian POC
daun lamtoro dan jenis media tanam,
berpengaruh nyata pada masing-masing
perlakuan, tetapi tidak terdapat interaksi
pada kedua faktor tersebut.
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 44
Tabel 5. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh dosis pemberian POC daun lamtoro pada
beberapa media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim pada
sistem hidroponik
Parameter
Pengamatan
Perlakuan
HST POC Daun
Lamtoro (P)
Jenis Media
tanam (M) (P*M) KK
Tinggi Tanaman 7 tn tn tn 12,65
14 * tn tn 8,55
21 * tn tn 7,77
28 * tn tn 10,20
Jumlah Daun 7 tn tn tn 10,84
14 tn tn tn 15,29
21 tn tn tn 14,92
28 * tn tn 11,15
Bobot Basah 28 * * tn 22,63
Panjang Akar 28 tn tn tn 17,61 Keterangan:
tn = tidak berbeda nyata
* = berbeda nyata taraf 5%
Kk = koefisien keragaman
MST = Minggu Setelah Tanaman
KESIMPULAN
1. Dosis POC daun lamtoro dan jenis
media tanam, berpengaruh nyata
terhadap masing - masing perlakuan,
tetapi tidak terdapat interaksi pada
kedua faktor tersebut.
2. POC daun lamtoro dengan dosis 5%,
memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah
daun, dan bobot basah tanaman
caisim.
3. Arang sekam memberikan pengaruh
terbaik bagi pertumbuhan dan hasil
pada tanaman caisim.
4. Tidak terdapat interaksi antara dosis
POC daun lamtoro 5% dengan media
tanam arang sekam terhadap
pertumbuhan dan hasil pada tanaman
caisim.
DAFTAR PUSTAKA
Aida .R. K. 2015. Aplikasi Urin Ternak
sebagai Sumber Nutrisi Pada
Budidaya Selada (Lactuca sativa)
Dengan Sistem Hidroponik Sumbu.
Skripsi. Jurusan Agroteknologi.
Fakultas Pertanian. UMY. Hal : 37.
Anisa, S. 2011. Pengaruh Komposisi
Media Tumbuh Terhadap
Perkecambahan Benih dan
Pertumbuhan Bibit Andalas (Morus
macroura Miq.). Skripsi. Fakultas
Pertaniaan. Padang. Hal : 43.
Alviani, P. 2015. Bertanam hidroponik
untuk pemula. Bibit Publisher :
Jakarta. Hal : 25- 27
Bachtiar., Suhaedir., Rijal,
Muhamammad., Safitri, Dian. 2017.
Pengaruh Komposisi Media Tanam
Hidroponik Terhadap Pertumbuhan
Tomat. Jurnal Biologi Science and
education. Vol. 6 No. 01 Hal : 51- 58.
B. A. Gathot Subrata dan B. Erningpraja
Martha (2017). Respons
Pertumbuhan dan Hasil Tiga varietas
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 45
Caisim Terhadap Pemberian POC
Biomethagreen. J.Floratek 12(2):90-
100
Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim
(Brassica juncea L.) Menggunakan
Ekstrak Teh dan Pupuk Kascing.
Skripsi. Fakultas pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
31 hal(On-line).http://eprints.uns.ac.id
diakses 10 Agustus 2017.
Meirina, T., Sri D., dan Sri. H. 2014.
Produktivitas Kedelai Yang
Diperlakukan Dengan Pupuk Organik
Cair Lengkap Pada Dosis Dan Waktu
Pemupukan Yang Berbeda. Laporan.
Lab Biologi Struktur Dan Fungsi
Tumbuhan, Jurusan Biologi MIPA
UNDIP.
Perwita, B., Tripatmasari, M.,
Wasonowati, C. 2012. Pengaruh
Media Tanam dan Nutrisi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
pakcoy dengan Sistem Hidroponik.
Jurnal Agrovigor Vol.5 No.1. ISSN
1979 5777.
Pracaya dan Kahono P. C. 2010. Kiat
Sukses Budid aya Palawija.
Macanan Jaya Cemerlang. Klaten.
Hal: 30-33
Prayogo, S. 2007. Media Tanam untuk
Tanaman Hias. Penebar Swadaya.
Jakarta. Hal : 27- 30
Putri, D. R. 2012. Kandungan Bahan
Kering, Serat Kasar dan Protein Kasar
pada Daun Lamtoro (Leucaena
glauca) yang difermentasi dengan
Probiotik sebagai pakan ikan. Skripsi.
Program Studi Budidaya Perairan.
Fakultas Perikanan dan
KelautanUniversitas Airlangga. Hal 61
Rahardi, F, 2007. Agar Tanaman Cepat
Berbuah. Agromedia. Jakarta. Hal:31
Rahmayani dan Reni. 2018. Respon
Pertumbuhan dan hasil Tanaman
Selada (Brassica juncea L.) dengan
pemberian ekstrak Azolla microphylla
dan berbagai jenis media tanam pada
sistem hidroponik sumbu. Skripsi.
Program studi Agroekoteknologi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Serang. Banten. Hal : 35
Rediya. 2010. Pengaruh kepekatan
larutan nutrisi organik terhadap
pertumbuhan dan hasil baby kailan
(Brassica oleraceae Var. Albo-glabra)
pada berbagai komposisi media tanam
dengan sistem hidroponik substrat.
Skripsi . Surakarta: Universitas
Sebelas Maret. Hal : 45
Rizqiani, N. F., E. Ambarwati dan N.
W. Yuwono. 2007. Pengaruh Dosis
dan Frekuensi Pemberian Pupuk
Organik Cair terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris
L.) Dataran Rendah. J. Ilmu Tanah
dan Lingkungan. 7(1):45-53.
Romdhonah, Y. 2016. Diktat Nirtanah.
Bahan Kuliah Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Saparinto, C. 2012. Panduan Praktis
Menanam 14 Sayuran Konsumsi
Populer di Pekarangan. Penerbit Andi
: Yogyakarta. Hal : 23
Subin, E. 2016. Pengaruh pemberian
konsentrasi pupuk organik cair daun
lamtoro (Leucaena leucecophala L.)
terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman sawi caisim
(Brassica juncea L.). Skripsi. Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Hal : 13 ,
30, 50.
Suparwoto. 2014. Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim Dalam Polybag
dengan Pemberian Pupuk daun di
Pekarangan. Prosiding Seminar lahan
Suboptimal. BPTP Sumatera Selatan.
ISBN: 979-587-529-9.
Suryaatmadja. P. W dan Anne. N. 2008.
Rosella Aneka olahan, Khasiat, dan
Ramuan. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan cara
Pemupukan. P.T Bina Angkasa.
Jakarta
Emi Sugiartini et al.; Pengaruh POC Daun Lamtoro dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dengan Hidroponik Sistem Sumbu
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 46
Tiara S., Ratih. H.P., dan Tahrir. A,
2019. Aplikasi Pupuk Organik Cair
Lamtoro Pada Pertumbuhan Dan
Hasil Pada Tanaman Tomat.
AGROSCRIPT Vol. 1 No. 1 2019 Hal.
1 – 8.
Widyasa, B. 2010. Pupuk Hayati
Mikoriza. Laporan Akhir Mata
Kuliah Tehnologi Pupuk dan
Pemupukan. Program Study
Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya Malang.