PENGARUH PERSEPSI SISWA MA TENTANG KOMPETENSI...

187
PENGARUH PERSEPSI SISWA MA TENTANG KOMPETENSI GURU PRAKTIK PROFESI KEGURUAN TERPADU (PPKT) TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI (Studi Kasus Sekolah MA di Wilayah Bogor) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh NUR AINI NIM 1112015000056 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of PENGARUH PERSEPSI SISWA MA TENTANG KOMPETENSI...

PENGARUH PERSEPSI SISWA MA TENTANG

KOMPETENSI GURU PRAKTIK PROFESI KEGURUAN

TERPADU (PPKT) TERHADAP HASIL BELAJAR

SOSIOLOGI

(Studi Kasus Sekolah MA di Wilayah Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

NUR AINI

NIM 1112015000056

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

LEMBAR PENGESAHAI\ PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Persepsi Siswa MA Tentang KompetensiGuru Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Terhadap Hasil BelajarSosiologi (Studi Kasus Sekolah MA di Wilayah Bogor)", oleh Nur Aini,Nomor Induk Mahasiswa 1112015000056, diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dantelah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 29 Desember 2016dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana(S1) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakartq 29 Desember 2016

Panitia Ujian MunaqosahTanggal TandaTangan

Ketua Sidang oKetua Jurusan Pendidikall IPS)

Dr.Iwan Pulwanton MPdNIP´ 197304242008011012

Sekretaris Sidallg(Sekretaris Jurusall P.IPS)

Drs.SyaripulloL,MoSiNIP.196709092007011033

Dosen Penguii l

Dr.Iwan Purwantoo M.PdNIP.19730424200801 1012

Dosell Pellguji 2

sOdimm,MosiNIP.

%"け

20′ フ

LEMBAR PENGESAIIIAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSISISWA MA TENTANGKOM[PETENSI GURU PRAKTIK PROFESI KEGURUAN

TERPADU cPKT)TERⅢ ADAPIIIASIL BELAJARSOSIOLOGI

(Studi]陽腱Sus Sekolah MA di Wilayah Bogo⇒

Shipsi

Dittukan Kepada Fakultas lhu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Persyaratan Memperoloh Gelar Sttana Pendidikan(S.Pの

C)leh i

Nur Ainl

NIM:1112015000056

NIlengesahkan:

Pembimbing Skripsi II

1003Cut Dhiell Nourwahidan PIIA

NIP.197912212008012016

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALFAKULTASILⅣ IU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITASISLAM NEGERISYARIF IⅡ DAYATULLAHJAKARTA

2016

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Guru

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Terhadap Hasil Belajar Sosiologi

(Studi Kasus Sekolah MA di Wilayah Bogor) disusun oleh Nur Aini, NIM.

1112015000056, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakalta,5 DeseIInber 2016

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

\*S{Dro Abdo Rozak.Ⅳ IoSi

NIP。 196909081996031003Cut Dhien Nourwahida,Ⅳ IANIP.197912212008012016

Nalna

NIM

Jllrusan

Falaltas

LEMBAR PER}IYATAAN UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian yang berjudul "Pengaruh

Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Guru Praktik Profesi Keguruan Terpadu

(PPKT) Terhadap Hasil Belajar Sosiologi (Studi Kasus Sekolah MA di Wilayah

Bogor)" yang disusun oleh:

Telah di両 i kebenaramya oleh Dosen Pembimbing pada tangga1 5 Desember

2016.

Jakalna,5]Desember 2016

Yang Menguji,

Pembimbing Skripsi I Pe si Ц

Cut Dhien Nou闘/ahidaっ ⅣIANEP。 197912212008012016

Nur Aini

ll120]5000056

Pendidikan IIInu Pengetahuan Sosial

IIIllu Tarbiyah dan Keguruan

Dr.Abd.Rozak,Ⅳ IoSi

NIP,196909081996031003

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

NIM

Jurusan/Prodi

Angkatan

Nur Aini

ll12015000056

Pendidikan IIInu Pengetahuan Sosia1/Sosiologi

2012

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa shipsi yang beJudlll``Pengaruh Persepsi Siswa■ IA Tel■tang

Kompetensi Guru Praktik P■ ofesi Keguruan Tettadu(PPKT)Terhadap Hasil

Belaiar sOsiologi(Studi Kasus Sekolah NIIA di Wilayah Bogor)''adalah benar

hasil karya sendiri di ba、 vah billlllbingan:

Nama pembimbing I

NIP

Nama pembimbing II

NIP

Dr.Abd.Rozak,M.Si

19690908199603 1 003

Cut Dhien Nounvahida,NIIA

197912212008012016

Demikian surat peltnyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya

bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakalla,5 Desember 2016

Nur Ainl

NIⅣl.1112015000056

i

ABSTRAK

Nur Aini (1112015000056). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi “Pengaruh Persepsi

Siswa MA Tentang Kompetensi Guru Praktik Profesi Keguruan Terpadu

(PPKT) Terhadap Hasil Belajar Sosiologi (Studi Kasus Sekolah MA di

Wilayah Bogor)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa MA

tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu (PPKT) terhadap hasil

belajar sosiologi.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan

menggunakan metode deskriptif-analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa/i MA Negeri 2 Bogor dan MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor. Teknik

pengambilan sampel yaitu propotional random sampling dengan sampel sebanyak

52 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket

(kuesioner), wawancara dan dokumentasi.

Hasil analisis data dilihat dari hasil uji koefisien determinasi, untuk

mengetahui besaran kontribusi yang diberikan persepsi siswa MA tentang

kompetensi guru PPKT terhadap hasil belajar sosiologi didapat hasil sebesar

22,3%. Kemudian dari hasil pengujian hipotesis yaitu dapat diketahui nilai thitung

sebesar 3,793 dan nilai ttabel diketahui sebesar 2,0085. Hal ini menunjukkan bahwa

thitung lebih besar dari ttabel. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan

antara persepsi siswa MA tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan

terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi.

Kata kunci: Persepsi Siswa, Kompetensi Guru, Hasil Belajar.

ii

ABSTRACT

Nur Aini (1112015000056). Department of Social Education. Faculty of

Tarbiyah and Teachers Training. The tittle of Skripsi “ The Effect of

Perception of the Senior Islamic State School Students about Teacher

Competence of the Integrated Practice Teaching Profession (PPKT) to

Sociology Learning Outcomes (Case Study Senior Islamic School in the Area of

Bogor)”.

The research aims is to know the effect of perception of the senior islamic

state school students about teacher competence of the integrated practice

teaching profession (PPKT) to sociology learning outcomes.

In this research, the writer uses a qualitative approach by analysis-

descriptive method. The population of research is all of the student in Senior

islamic state school 2 Bogor and Senior islamic school of Al-Mukhlishin Ciseeng

Bogor. The number of samples is taken by the respondents as much as 52

respondents using proportional random sampling technique. Research data is

collected by questionnaire, interview, and documentation.

The result of research can be seen from the test results of the coefficient

of determination that aims is to know the contribution that is given by perception

of the senior islamic school students about teacher competence of the integrated

practice teaching profession (PPKT) to sociology learning outcomes. Through the

test results of the coefficient of determination, the researcher obtains the result

22,3%. Then, from the results of hypothesis testing, can be known that tcount value

is amount 3,793 and ttable value is 2,0085. This case shows that tcount is higher

than ttable. So, there is the significant effect between the perception of the senior

islamic school students about teacher competence of the integrated practice

teaching profession (PPKT) to sociology learning outcomes.

Keywords : Students Perception, Teacher Competence, Learning Outcomes.

iii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa MA tentang Kompetensi Guru

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) terhadap Hasil Belajar Sosiologi”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula shalawat

serta salam semoga selalu tercurah pada baginda alam dan junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, Beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang senantiasa

mengikuti ajaran agamanya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih banyak

kekurangan kemampuan penulis yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga

penyusunan skripsi berjalan lancar.

Maka dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Syaripulloh M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang juga senantisa memberikan motivasi kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA., selaku Dosen Penasehat Akademik.

iv

5. Bapak Dr. Abd. Rozak, M.Si dan Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA selaku

Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan selalu

memberi arahan serta nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

6. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan

banyak ilmunya kepada penulis yang tidak bisa saya sebutkan namanya

satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya.

7. Seluruh guru dan staf dari MAN 2 Bogor. Terutama Bapak Hawasi, M.Pd.,

selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin dan bantuannya kepada

penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Terimakasih juga

untuk siswa/i MAN 2 Bogor yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh guru dan staf dari MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor. Terutama

Bapak H. Taufik Hidayat, Lc, S.Pd.I selaku kepala sekolah yang telah

memberikan izin dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah tersebut. Terimakasih juga untuk siswa/i MA Al-

Mukhlishin yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kedua orang tua tercinta Bapak Icing dan Ibu Riah yang telah membesarkan

dan mengajarkan penulis dengan penuh kasih sayang serta selalu

memberikan dukungan berupa moril maupun materil yang luar biasa selalu

kalian berikan untuk penulis.

10. Terimakasih juga untuk kedua adikku Siti Halimah, M. Irham Fahreza A.

serta keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada

penulis.

11. Terimakasih juga kepada Mercon ku ( Anna Nuryuliani, Dekcut Hafidhoh

N, Lusy Alfiah, Nurlela, Inayati Ma’rifah, Rahmawati Wulandari, Via

Oktaviani, Windy Sartika L) yang banyak memberi semangat dan motivasi

kepada penulis.

12. Terimakasih kepada Nurhikmalasari, Sri Utami, Farhan Fauzi Basalamah,

Yayang Mahendra Djamin, teman-teman PPKT di SMP Islam Al

Mukhlishin yang sudah seperti keluarga dan banyak membantu penulis.

v

13. Mulyadi, Achmad Fauzi dan Esy Nurazijah yang banyak memberi semangat

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabatku Levi Aprlia, Isti Nurul Yanuari, dan Shandra Lestari yang

banyak memberi semangat dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

15. Nisa Uluwan dan Ismah teman seperjuangan bimbingan skripsi yang selalu

memberikan semangat, nasehat, serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

16. Teman seperjuangan angkatan 2012 khususnya Konsentrasi Sosiologi.

Terimakasih banyak atas pengalaman selama masa kuliah yang pernah kita

jalani bersama-sama.

17. Dan semua pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu

secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan

pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh

Allah SWT. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik dari

para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini.

Jakarta, Desember 2016

Penulis

Nur Aini

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR HALAMAN

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PERNYATAAN UJI REFERENSI

PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 9

D. Perumusan Masalah ............................................................. 9

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 9

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

1. Manfaat Teoritis ............................................................. 9

2. Manfaat Praktis .............................................................. 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru PPKT ................ 11

1. Hakikat Persepsi ............................................................. 11

2. Kompetensi Guru ............................................................ 15

3. Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) .................... 25

B. Hasil Belajar ........................................................................ 29

1. Definisi Hasil Belajar ...................................................... 29

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......... 31

vii

C. Hakikat Mata Pelajaran Sosiologi ....................................... 37

1. Pengertian Sosiologi ....................................................... 37

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sosiologi ... 38

D. Penelitian yang Relevan ...................................................... 39

E. Kerangka Berfikir ................................................................ 42

F. Hipotesis Penelitian ............................................................. 44

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 45

B. Metode Penelitian ................................................................ 46

C. Populasi dan Sampel ............................................................ 47

1. Populasi ........................................................................... 47

2. Sampel ............................................................................. 48

D. Variabel Penelitian ............................................................... 49

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................... 50

1. Kuesioner (Angket) ......................................................... 50

2. Wawancara ...................................................................... 53

3. Dokumentasi ................................................................... 54

F. Teknik Analisis Data ........................................................... 54

1. Tahap Pengolahan Data .................................................. 54

2. Menganalisis Data .......................................................... 55

G. Hipotesis Statistik ................................................................ 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 60

B. Deskripsi Data ..................................................................... 64

C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis .... 91

D. Pembahasan ......................................................................... 99

E. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 102

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................... 103

B. Saran-saran .......................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA

UJI REFERENSI

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 45

Tabel 3.2 Populasi ....................................................................................... 47

Tabel 3.3 Sampel ....................................................................................... 49

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Persepsi Siswa MA tentang

Kompetensi Guru PPKT ............................................................. 51

Tabel 4.1 Mengkondisikan Kesiapan Siswa dan Kesiapan Kelas Sebelum

Pelajaran Dimulai ....................................................................... 65

Tabel 4.2 Memahami Bahwa Setiap Siswa Mempunyai Pengetahuan yang

Berbeda-Beda .............................................................................. 66

Tabel 4.3 Memberikan Motivasi dan Semangat Sebelum Pelajaran

Dimulai ....................................................................................... 67

Tabel 4.4 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran yang Ingin Dicapai pada

Saat Pelajaran Akan Dimulai ...................................................... 67

Tabel 4.5 Menggunakan Metode Pembelajaran yang Sesuai dengan Tujuan

Pembelajaran ............................................................................... 68

Tabel 4.6 Cara Guru Praktikan Mengajar Membuat Saya Lebih

Berpikir Cermat dan Terampil dalam Menghadapi Masalah ...... 69

Tabel 4.7 Memberitahukan Hasil Penilaian seperti Ulangan kepada Siswa

kemudian Membahasnya Bersama-Sama ................................... 69

Tabel 4.8 Memberikan Tugas Rumah Terkait Materi yang Dipelajari ....... 70

Tabel 4.9 Memberikan Latihan Soal-Soal di Kelas .................................... 70

Tabel 4.10 Menanyakan Materi Mana yang Tidak Dimengerti dalam

Belajar ......................................................................................... 71

Tabel 4.11 Memberikan Motivasi kepada Siswa untuk Mengembangkan

Bakat dan Keahlian yang Dimiliki Setiap Siswa ........................ 72

Tabel 4.12 Memberikan Nasihat dan Saran kepada Siswa untuk

Meningkatkan Prestasinya Baik Prestasi Akademik Maupun

Non Akademik ........................................................................... 72

x

Tabel 4.13 Dalam Pembelajaran Guru Praktikan Memberikan Inovasi dan

Kreativitasnya agar Siswa dapat Mengembangkan Potensi yang

Dimilikinya ................................................................................. 73

Tabel 4.14 Datang Tepat Waktu Saat Memulai Pelajaran ............................ 74

Tabel 4.15 Tidak Hadir di Kelas Saat Jam Pelajaran .................................... 74

Tabel 4.16 Memiliki Sikap Mandiri dalam Mengajar .................................. 75

Tabel 4.17 Cara Guru Praktikan Mengajar Menunjukkan Sikap Terbuka

dalam Menerima Masukan dari Siswa ........................................ 75

Tabel 4.18 Memiliki Perilaku yang Berpengaruh Positif Terhadap Siswa ... 76

Tabel 4.19 Tidak Memiliki Sikap yang Mencerminkan Kewibawaan

Sebagai Guru ............................................................................... 76

Tabel 4.20 Memiliki Akhlak yang Mulia Ketika di Dalam Maupun di Luar

Sekolah ........................................................................................ 77

Tabel 4.21 Sikap Guru Praktikan Berperilaku Sesuai dengan Norma-Norma

Agama ......................................................................................... 78

Tabel 4.22 Memiliki Perilaku yang Patut Diteladani oleh Siswa ................. 78

Tabel 4.23 Mengajar Sesuai dengan Kurikulum yang Ada di Sekolah ........ 79

Tabel 4.24 Cara Guru Praktikan Mengajar Membuat Saya Sulit Menerima

Pelajaran ...................................................................................... 79

Tabel 4.25 Ketika Mengajar Menggunakan Metode Pembelajaran yang

Sesuai Materi sehingga Membuat Saya Mudah Memahami

Pelajaran ...................................................................................... 80

Tabel 4.26 Tidak Sepenuhnya Menguasai Materi Pelajaran ........................ 81

Tabel 4.27 Menjelaskan Materi Menggunakan Contoh yang Mudah

Dimengerti .................................................................................. 81

Tabel 4.28 Mengkaitkan Ilmu Pengetahuan dengan Kehidupan Sehari-Hari

Dalam Menjelaskan Pelajaran .................................................... 82

Tabel 4.29 Memiliki Pengalaman yang Luas Berkaitan dengan Materi dan

Kehidupan Nyata ........................................................................ 82

Tabel 4.30 Memiliki Sikap Ramah dan Suka Menyapa Siswa ..................... 83

xi

Tabel 4.31 Tidak Memperdulikan Saya Ketika Saya Menyapa di Dalam

Kelas dan Lingkungan Sekolah .................................................. 84

Tabel 4.32 Memiliki Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan Para

Siswa ........................................................................................... 84

Tabel 4.33 Memiliki Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan

Sesama Guru ............................................................................... 85

Tabel 4.34 Memiliki Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan

Kepala Sekolah ........................................................................... 85

Tabel 4.35 Memiliki Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan

Seluruh Staff Kependidikan di Sekolah ...................................... 86

Tabel 4.36 Memiliki Sikap Ramah dan Santun Ketika Ada Wali Murid

Datang ke Sekolah ...................................................................... 87

Tabel 4.37 Memiliki Komunikasi yang Baik terhadap Orang Tua atau

Wali Murid yang Datang ke Sekolah .......................................... 87

Tabel 4.38 Bersikap Acuh Kepada Orang Tua atau Wali Murid yang

Datang ke Sekolah ...................................................................... 88

Tabel 4.39 Dokumentasi .............................................................................. 91

Tabel 4.40 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa MA tentang Kompetensi

Guru PPKT ................................................................................. 91

Tabel 4.41 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Siswa MA tentang Kompetensi

Guru PPKT ................................................................................. 93

Tabel 4.42 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 96

Tabel 4.43 Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 96

Tabel 4.44 Uji Hipotesis (Uji T) ................................................................... 97

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................... 43

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Sosiologi ................. 94

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedositas ...................................................... 95

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil MAN 2 Bogor

Lampiran 2 Profil MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor

Lampiran 3 Data Responden dengan Nilai Angket Variabel X dan Y

Lampiran 4 Angket Persepsi Siswa MA tentang Kompetensi Guru PPKT

Lampiran 5 Instrumen Wawancara

Lampiran 6 Transkrip Wawancara

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 8 Tabel Frekuensi Per Item Variabel X

Lampiran 9 Hasil Analisis Data

Lampiran 10 Tabulasi Angket

Lampiran 11 Surat-Surat

Lampiran 12 Foto Pengisian Angket

Lampiran 13 Biodata Penulis

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan erat

kaitannya dalam sebuah kehidupan. Bangsa-bangsa yang maju dan modern

ialah bangsa yang selalu memperhatikan dan mengutamakan aspek

pendidikannya. Karenanya pendidikan salah satu kunci utama kriteria

kemajuan dan kemunduran perkembangan suatu bangsa dan negara.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa

Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1

Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan

adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

latihan”.2 Kemudian menurut Muhibbin Syah, pendidikan dapat diartikan

sebagai “sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai

dengan kebutuhan”.3 Selain itu pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara

dalam Hasbullah diartikan sebagai “tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-

anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat

yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai

                                                             1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1. h. 2. 2 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1, h. 204. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 10.

2  

anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya”.4

Dari berbagai definisi tentang pendidikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang sudah terkonsep

dengan matang untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki setiap

anak didik. Pendidikan juga suatu usaha yang dilakukan seseorang melalui

metode-metode tertentu dengan jalan pengajaran dan pelatihan untuk

mengembangkan dan menggali setiap potensi-potensi yang ada pada diri

seseorang agar memperoleh pengetahuan yang luas dan sebagai pedoman

hidup dalam bersikap dan bertingkah laku di masyarakat. Dengan pendidikan

diharapkan kedepannya menjadi manusia yang sukses dengan tujuan

hidupnya yang tinggi sehingga dapat meraih kebahagiaan yang hakiki.

Berbicara mengenai pendidikan sangat erat kaitannya dengan adanya

seorang pendidik dan peserta didik. Di sini peranan seorang pendidik lebih

besar, karena kedudukannya sebagai seseorang yang mampu

mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Karena

mendidik bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan dan nilai-nilai saja,

tetapi juga dapat mengembangkan dan menggali spiritual keagamaan,

kecerdasan, kecakapan, pengendalian diri, keterampilan dan kepribadian

peserta didiknya ke arah yang lebih baik.

Sebagai seorang pendidik guru mempunyai peranan penting di

sekolah. Dimana menjadi seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab

yang besar, karena tugas guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi sebagai

pengajar, dan pembimbing. Ketiga hal tersebut dapat dilihat perbedaannya,

tetapi tidak bisa dipisahkan karena antara satu dengan yang lainnya saling

terkait.

Guru merupakan salah satu komponen yang paling menentukan

keberhasilan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh. Oleh karenanya

guru memegang peranan utama dalam proses pembangunan pendidikan,

sebab guru adalah orang pertama yang berhubungan langsung dengan

                                                             4 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 4.

3  

pelaksanaan pendidikan di sekolah. Guru yang berkualitas adalah guru yang

memiliki kemampuan profesional dalam mendidik. Sebagai seorang guru

yang profesional harus bisa menyesuaikan dirinya diberbagai lingkungan agar

dapat berinteraksi dengan baik terhadap peserta didiknya. Dimana guru harus

memiliki sikap terbuka kepada peserta didik baik dalam hal positif maupun

negatif, berjiwa mandiri agar menjadi contoh untuk anak-anak didiknya, peka

dalam arti memahami kondisi peserta didiknya, dan selalu melihat ke depan

untuk perkembangan peserta didiknya.

Seiring perkembangan zaman dalam era modern ini, dunia pendidikan

mengalami pembenahan dan perkembangan yang signifikan, ditandai dengan

banyaknya orang yang berlomba-lomba dalam meningkatkan persaingan

mutu dan kualitas dirinya. Sehingga secara langsung menuntut semua pihak

diberbagai bidang dan sektor pembangunan untuk meningkatkan

kompetensinya.

Dalam dunia pendidikan khususnya guru sebagai tenaga pendidik

harus ditingkatkan kompetensinya, yaitu kompetensi guru profesional. Guru

yang profesional adalah guru yang mempunyai kompetensi-kompetensi

tertentu dalam mengajar sebagai syarat mampu melaksanakan tugas-tugas

dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar menciptakan guru-guru yang

berkualitas sehingga terwujudnya pendidikan yang berkualitas pula. Maka

dari itu seorang guru dituntut untuk mempunyai empat kompetensi guru

profesional yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial.

Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang terwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung

jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Undang-

Undang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19/2005 menyatakan

kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogis, profesional,

dan sosial. Keempat kompetensi guru diuraikan sebagai berikut:

4  

1. Kompetensi kepribadian: merupakan kemampuan profesional yang

mencerminkan kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

2. Kompetensi pedagogis: meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

3. Kompetensi profesional: merupakan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum

mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi

materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi

keilmuannya.

4. Kompetensi sosial: kemampuan guru untuk berkomunikasi secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua

atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.5

Dari empat definisi kompetensi guru profesional di atas, penulis

menyimpulkan ketika seorang guru mempunyai kompetensi kepribadian

dalam mengajar, segala bentuk-bentuk tindakan dan perilaku yang dilakukan

guru akan sesuai dengan aturan atau norma-norma yang berlaku. Sehingga

mencerminkan suatu kepribadian yang mantap dan bisa menjadi teladan bagi

peserta didik.

Kemudian guru juga dituntut kemampuannya untuk mempunyai

kompetensi pedagogis, di sini guru harus bisa memahami berbagai macam

karakter anak didiknya, dan harus mempunyai kemampuan dalam hal

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran agar terbentuknya suasana belajar

yang kondusif. Selanjutnya kompetensi profesional, di dalam kompetensi ini

guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas diberbagai

hal dalam proses pembelajaran agar terciptanya peserta didik yang aktif,

                                                             5 Syamsul Bahri Thalib, Psikologi Pendidikan: Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 273-276.

5  

inovatif, dan kedepannya diharapkan bisa menjadi penerus bangsa yang

berkualitas.

Kemudian yang terakhir kompetensi sosial, dimana dalam kompetensi

ini guru harus mampu berinteraksi dengan baik dengan semua orang yang

berhubungan dalam proses pendidikan. Ketika terciptanya komunikasi yang

baik tujuan proses pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

Sehubungan dengan apa yang telah diuraikan di atas tentang

kompetensi guru profesional, untuk kedepannya diharapkan lulusan tenaga

pendidik harus lebih berbobot dan berkualitas. Maka dari itu calon guru masa

depan harus dibekali perangkat kompetensi yang sudah terencana dan

dipersiapkan sematang-matangnya.

Lembaga pendidikan guru dalam hal ini sangat berperan penting,

karena harus mampu menyiapkan tenaga guru yang berkompeten agar harapan

dan cita-cita bangsa dapat terwujud. Terutama dalam rangka meningkatkan

profesionalisme guru agar profesi keguruan dapat berfungsi dengan sebaik-

baiknya sesuai dengan apa yang diharapkan bangsa.

Dengan demikian, berkaitan dengan masalah ini, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) memiliki kepentingan

yang sangat besar, yaitu harus membekali lulusannya dengan perangkat

kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang

akan dilaksanakan para lulusan dalam upaya lulusannya menjadi pendidik

profesional dan sesuai pula dengan kebutuhan zaman yang selalu berubah.

Untuk itu mahasiswa diberi seperangkat pengetahuan dan pengalaman di

lapangan tentang proses atau kegiatan pendidikan lainnya melalui mata kuliah

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).

Berdasarkan buku panduan Praktik Profesi Keguruan Terpadu bahwa

PPKT adalah “mata kuliah intrakurikuler aplikatif dan terpadu dari seluruh

pengalaman belajar ke dalam program pelatihan untuk mempersiapkan

mahasiswa agar memiliki kemampuan dan keterampilan keguruan,

6  

pelaksanaan kegiatan dan administrasi pendidikan, penelitian pendidikan, dan

pengabdian kependidikan”.6

Dengan adanya kegiatan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)

ini sangat bermanfaat sekali dimana calon guru dilatih dan dipersiapkan untuk

bisa menjadi guru yang profesional dalam hal kependidikan terutama dalam

proses belajar-mengajar di sekolah. Karena guru merupakan salah satu

komponen yang menentukan keberhasilan siswanya dalam proses

pembelajaran yang diwujudkan dengan hasil belajar siswa yang memuaskan.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.7

Belajar merupakan usaha yang benar-benar dilakukan seseorang

secara sadar melalui apa yang dipelajari di dalam kehidupannya dalam

berinteraksi dengan orang lain dan menyadari adanya perubahan-perubahan

yang terjadi di dalam dirinya, yaitu perubahan tingkah laku yang positif.

Dengan belajar yang pada awalnya seseorang tidak bisa menjadi bisa, ketika

seseorang itu ulet dalam belajar semakin bertambah pula kecakapannya dalam

melakukan sesuatu. Karena belajar itu sifatnya kontinu, seperti sebuah

pribahasa mengatakan tajamnya pisau karena diasah. Yaitu seberapapun pisau

itu tumpul, tetapi karena selalu diasah lama kelamaan semakin tajam.

Ibaratnya seperti itulah belajar, jika dilakukan terus-menerus akan semakin

pandai pula kemampuan potensi-potensi yang dimiliki.

Hasil belajar peserta didik di sekolah dapat dilihat dari berbagai aspek,

baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Berdasarkan

pengamatan dan pengalaman penulis selama pelaksanaan PPKT, ketika

peserta didik menguasai materi yang diajarkan dalam arti dia mengerti apa

yang dijelaskan gurunya, maka akan tampak dari sikapnya yang aktif di kelas,

serta rasa ingin tahu yang besar terhadap mata pelajaran yang diajarkan.

Berbeda dengan peserta didik dimana penguasaan materinya lemah maka                                                              6 Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), (Jakarta: laboratorium FITK UIN Jakarta, 2015), h. 5. 7 Slameto, Belajar & Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2.

7  

sikap yang ditunjukannya akan pasif di kelas, malas-malasan dan tidak

terampil dalam belajar.

Banyak metode-metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

mengajar untuk meningkatkan hasil atau prestasi belajar siswa. Calon guru

bisa mengembangkan berbagai kreativitas yang dimiliki masing-masing

mahasiswa dengan potensi dan bakat yang berbeda-beda dalam mengajar.

Mengajar bukan suatu pekerjaan ringan, ketika seorang guru atau calon guru

mengajar dengan sungguh-sungguh, dengan kompetensi yang ia miliki yaitu

kompetensi kepribadiannya sudah mantap, kompetensi pedagogisnya sudah

melekat di dalam dirinya, lalu kompetensi profesionalnya selalu diasah dan

dikembangkan, dan yang terakhir kompetensi sosialnya pun mendukung,

maka tidak diragukan lagi hasil belajar atau prestasi siswanya sesuai dengan

apa yang diharapkan. Karena pada umumnya ketika seorang siswa

mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, mereka akan memiliki persepsi

positif terhadap kemampuan yang dimiliki guru praktik dalam proses

pembelajaran. Dan sebaliknya, siswa akan memiliki persepsi negatif ketika

calon guru yang mengajar tidak diiringi dengan tanggung jawab yang baik,

dimana ketika mengajar semaunya, asal-asalan, dan tidak berkompeten.

Bambang Sulistio dalam Samwiel mengemukakan bahwa:

“Tingkat ke-profesionalitasan guru di seluruh Indonesia dari segi kompetensi profesional dan pedagogik yang dilihat dari hasil UKG bisa dikatakan masih rendah. Terbukti dari rata-rata yang dihasilkan yaitu hanya 40, yang masih jauh dari nilai yang dikehendaki pemerintah yaitu 70 poin. Samwiel mengemukakan bahwa peranan lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi mempunyai andil yang cukup besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan meningkatkan kualitas lulusannya terutama calon guru yang profesional”.8

                                                             8 Samwiel Agus Nugraha, 2013, “Penguasaan Computer Pedagogik Mahasiswa Calon Guru Dalam Pelaksanaan Program Pengalaman (PPL)”, skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. (Bandung: Perpustakaan UPI, 2013). h. 4.

8  

Mengenai penjelasan di atas, bahwa masih rendahnya kompetensi

yang dimiliki guru untuk kedepannya harus dibenahi dengan meningkatkan

kualitas calon guru yang profesional dalam proses belajar-mengajar.

Azhar mengemukakan bahwa:

“Mahasiswa calon guru masih menjadi pembicaraan di sekolah tempat mahasiswa praktek mengajar yang dikenal praktek pengalaman lapangan (PPL). Sebagai contoh kasus, Ketua UPT PPL Universitas Negeri Jakarta Fakhrudin Arbah dalam Novenderi (mengaku banyak dapat kritikan dari pihak sekolah tempat mahasiswa praktek pengalaman lapangan (PPL). Menurut Fakhrudin Arbah fenomena yang mesti dibenahi ternyata kualitas mengajar mahasiswa masih rendah, dan sampai sekarang masih banyak mahasiswa yang mengeluhkan kemampuan mengajarnya. Sebaiknya semua permasalahan ini segera diselesaikan, jangan terus dibiarkan. Hal serupa juga dirasakan oleh daerah-daerah lain di Indonesia”.9

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang bagaimana kompetensi calon guru dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah kaitannya dengan keberhasilan belajar siswa. Untuk

dikaji menjadi sebuah judul penelitian, oleh karena itu penulis mengajukan

penelitian skripsi dengan judul: “Pengaruh Persepsi Siswa MA tentang

Kompetensi Guru Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) terhadap

Hasil Belajar Sosiologi (Studi Kasus Sekolah MA di Wilayah Bogor)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat di

identifikasi sebagai berikut :

1. Masih adanya sebagian guru praktik yang kurang berkompeten, dilihat

dari keempat kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi

sosial.

2. Adanya persepsi siswa yang kurang baik tentang kompetensi guru

PPKT dalam kegiatan belajar-mengajar.

                                                             9 Azhar, “Kondisi LPTK Sebagai Pencetak Guru yang Profesional”, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 2009. h. 2.

9  

3. Guru Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) yang tidak

profesional akan menyebabkan kegiatan belajar-mengajar tidak efektif

dan efisien sehingga hasil belajar siswa rendah.

4. Pengaruh persepsi siswa MA tentang Kompetensi Guru Praktik

Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi.

C. Pembatasan Masalah

Keterbatasan peneliti dalam segi waktu, tenaga dan biaya, serta untuk

memudahkan pembahasan skripsi ini, menjaga agar penelitian lebih fokus dan

terarah, tidak menimbulkan keraguan dan salah penafsiran, maka diperlukan

adanya pembatasan masalah, oleh karena itu penelitian dibatasi pada

“Pengaruh persepsi siswa MA tentang kompetensi guru Praktik Profesi

Keguruan Terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka pertanyaan penelitian ini yaitu “Apakah terdapat

pengaruh persepsi siswa MA tentang kompetensi guru Praktik Profesi

Keguruan Terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut maka penelitian ini

mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa MA

tentang kompetensi guru Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) terhadap

hasil belajar sosiologi.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan yang luas mengenai perkembangan pendidikan yang berkaitan

10  

dengan pengaruh persepsi siswa MA tentang kompetensi guru Praktik

Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, dengan kompetensi guru PPKT yang berkualitas

proses belajar-mengajar diharapkan lebih menyenangkan dan

memotivasi siswa untuk lebih giat belajar sehingga hasil belajarnya

lebih baik.

b. Bagi guru, sebagai landasan untuk mengukur hasil belajar siswa

dilihat dari pengalaman kompetensi guru PPKT dalam kegiatan

belajar mengajar.

c. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan pemikiran untuk

kedepannya bahwa pentingnya pengembangan kompetensi guru di

sekolah untuk peningkatan hasil belajar siswa.

d. Bagi Lembaga Pendidikan, khususnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Jakarta sebagai bahan evaluasi untuk

kedepannya agar kualitas calon guru lebih ditingkatkan lagi.

11

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru PPKT

1. Hakikat Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Kehidupan individu tidak dapat lepas dari lingkungannya,

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Sejak individu

dilahirkan, sejak itu pula individu langsung berhubungan dengan

dunia luarnya. Sejak itu pula individu menerima langsung stimuli

atau rangsang dari luar dirinya. Dalam rangka individu mengenali

stimulus merupakan persoalan yang berkaitan dengan persepsi.1

Pendapat ini menekankan bahwa terjadinya persepsi dikarenakan

ada stimulus atau rangsangan dari luar diri seseorang.

Menurut Desmita persepsi adalah “proses kognitif yang

kompleks untuk menghasilkan suatu gambaran yang unik tentang

realitas yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataan

sesungguhnya”.2 Sedangkan menurut Chaplin dalam Desmita

mengartikan persepsi sebagai “proses mengetahui atau mengenali

objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera”.3

Selanjutnya menurut Robins dalam Rafy persepsi adalah

“suatu proses cara masing-masing individu mengorganisasikan dan

menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada

lingkungan.4 Adapun menurut Sarlito, persepsi adalah “proses

perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi

1 Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Andi, 2003), h. 53.

2 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010),

h. 119.

3 Ibid., h. 117.

4 Rafy Sapuri, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2009), h. 294.

12

indrawi”.5 Pendapat ini menekankan bahwa persepsi adalah suatu

proses perolehan dan penafsiran masing-masing individu tentang

suatu informasi yang ada pada indera mereka.

Adapun menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan “suatu

proses yang didahului oleh proses penginderaan. Kemudian,

penginderaan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat penerima, yaitu alat indera”.6

Menurut Agus Abdul Rahman, persepsi adalah “proses

pemaknaan terhadap stimulus. Jika stimulusnya berupa benda

disebut object perception dan jika stimulusnya berupa manusia

disebut social perception”.7

Sedangkan menurut Ikhwan Lutfi persepsi adalah

“pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan

yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan. Persepsi memberikan makna pada stimulus indrawi (sensory

stimuli)”.8

Dari berberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli,

maka penulis menyimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses

bagaimana seseorang memaknai, memilih, mengorganisasikan, dan

menafsirkan suatu stimulus atau informasi melalui alat indera baik

stimulus berupa benda (object perception) dan stimulus berupa

manusia (sosial perception).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Sukadji dalam dalam Ikhwan faktor- faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah:

1. Diri orang yang bersangkutan sendiri. Interpretasi seseorang

tentang apa yang dilihatnya dipengaruhi oleh karakteristik

5 Sarlito W. Sarwono, Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011),

h. 24.

6 Bimo Walgito, Psikologi Kelompok, (Yogyakarta : Andi, 2010), h. 25.

7 Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan

Empirik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 79.

8 Ikhwan Lutfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: lembaga penelitian uin, 2009), h. 25.

13

individual, seperti sikap, motif, kepentingan, minat,

pengalaman, dan harapan.

2. Sasaran persepsi, dapat berupa orang, benda, atau peristiwa.

Sasaran persepsi orang dapat disebabkan karena kesamaan,

kedekatan, kebetulan atau penggeneralisasian.

3. Faktor situasi, misalnya kehadiran seseorang dengan pakaian

renang di tepi pantai tidak mengherankan, tetapi bila

berpakaian renang disituasi yang tidak ada hubungannya

dengan berenang maka akan sangat menarik perhatian, karena

bukan hal yang wajar.9

Selanjutnya menurut Bimo Walgito faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi yaitu:

1. Faktor internal. Keadaan individu sebagai faktor internal

karena apa yang ada di dalam diri individu akan

mempengaruhi dalam mengadakan persepsi, baik yang

berhubungan dengan segi kejasmanian maupun dari segi

psikologis seseorang.

2. Faktor eksternal. Stimulus dan lingkungan sebagi faktor

eksternal, karena kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh

dalam persepsi dan stimulus yang kurang jelas akan

berpengaruh dalam ketepatan persepsi. Sedangkan lingkungan

atau situasi khususnya yang melatarbelakangi stimulus juga

akan berpengaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila objek

persepsi adalah manusia.10

Menurut Sarlito Wirawan faktor-faktor yang mendorong

tumbuhnya persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal di bawah ini:

1. Perhatian

Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di

sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita

9 Ibid., h. 26-27.

10

Walgito, op. cit., h. 54-55.

14

pada perhatian kita pada suatu objek atau dua objek saja.

Perbedaan fokus antara satu orang dengan orang lainnya,

menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka.

2. Set

Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan

timbul. Misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis start

terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol di saat mana ia

harus mulai berlari, perbedaan set dapat menyebabkan

perbedaan persepsi.

3. Kebutuhan

Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri

seseorang, akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan

demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda, akan

menyebakan pula perbedaan persepsi.

4. Sistem Nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh

pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika serikat

yang dilakukan oleh Bruner dan Goddam tahun 1947, Carter

dan Schooler tahun 1949 dikutip dalam Sarlito Wirawan

Sarwanto, menunjukan bahwa anak-anak yang berasal dari

keluarga miskin mempersepsikan mata uang logam lebih besar

dari pada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini ternyata tidak

terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.

5. Ciri Kepribadian

Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi. Misalnya,

A dan B bekerja disatu kantor yang sama di bawah pengawasan

satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut, akan

mempersepsi atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan

perlu dijauhi, sedangkan B yang punya banyak kepercayaan

15

diri, menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat diajak

bergaul seperti orang biasa lainnya.11

Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu

tergantung masing-masing kepentingan individu itu sendiri, baik

objek persepsi itu ditunjukkan untuk manusia, benda, maupun

sebuah peristiwa, tergantung situasi yang yang terjadi di

lingkungan sekitar.

2. Kompetensi Guru

Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari

bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan.12

Sedangkan menurut Sanjaya dalam Sulhan menyatakan bahwa

kompetensi adalah “perilaku rasional guna mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”.13

Adapun

menurut Reece dan Walker dalam Mayuni menyebut kompetensi

sebagai “tingkat tertinggi dari kemampuan seseorang dalam

melakukan sebuah aktivitas pada suatu pekerjaan”.14

Selanjutnya menurut Musfah, kompetensi merupakan

“kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat

bagi diri dan lingkungannya”.15

Adapun menurut Sagala, kompetensi

adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru untuk dapat

melaksanakan tugas-tugas profesionalnya”.16

11

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), Cet.

8, h. 43-44.

12

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori

dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 27.

13

Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan : Sukses & Bermartabat, (Surabaya: Jaring Pena,

2011), h. 120.

14

Ilza Mayuni, Peningkatan Mutu Guru Bahasa Inggris Melalui Pendidikan dalam Jabatan,

(Bandung: Lubuk Agung, 2007), h. 21.

15

Jejen Musfah, op. cit., h. 29.

16

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 23.

16

Menurut Mulyasa dalam Musfah kompetensi guru merupakan

“perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial,

dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar

profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman

terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan

pribadi dan profesionalitas”.17

Pendapat ini menekankan bahwa

kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam berbagai hal

yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli,

maka penulis menyimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan

kemampuan atau kecakapan seseorang tentang penguasaan

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan spiritual dalam mendidik yang

direfleksikan dari kebiasaan berfikir dan kematangan perilakunya saat

menjalankan profesinya yaitu profesi sebagai guru dalam proses

belajar mengajar.

Menurut Kunandar kompetensi guru meliputi:

1. Kompetensi intelektual

2. Kompetensi fisik

3. Kompetensi pribadi

4. Kompetensi sosial

5. Kompetensi spiritual18

Sedangkan menurut Samana kompetensi keguruan meliputi

“kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

professional”.19

Adapun menurut Undang-Undang Guru dan Dosen

dan Peraturan Pemerintah No. 19 atau 2005 menyatakan kompetensi

guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogis, professional, dan

sosial.20

17 Jejen Musfah, op. cit., h. 27.

18

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 55.

19

Samana, Profesionalisme Keguruan: Kompetensi dan Pengembangannya, (Yogyakarta:

Kanisius, 1994), h. 53.

20

Syamsul Bahri Thalib, op. cit., h. 274.

17

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74

Tahun 2008 Bab II pasal 3 ayat 2 menyatakan bahwa “kompetensi

guru sebagaimana yang dimaksud ayat 1 meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.21

Dari beberapa pendapat mengenai kompetensi guru, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi

kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial.

a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian

yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.22

Adapun menurut Bahri Thalib secara perinci sub-

kompetensi kepribadian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Sub-kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki

indikator yang esensial: bertindak sesuai dengan norma

hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai

guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan

norma.

2) Sub-kompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator

esensial; menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai

pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3) Sub-kompetensi kepribadian yang arif yang memiliki

indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan

pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.

21 Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, (Jakarta: BP. Cipta Jaya,

2009), h. 6.

22

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), Cet. 4, h. 117.

18

4) Sub-kompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki

indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif

terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

5) Sub-kompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan

memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma

religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan

memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.23

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74

Tahun 2008 Bab II pasal 3 ayat 5 bahwa kompetensi kepribadian

sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:

1) Beriman dan bertakwa;

2) Berakhlak mulia;

3) Arif dan bijaksana;

4) Demokratis;

5) Mantap;

6) Berwibawa;

7) Stabil;

8) Dewasa;

9) Jujur;

10) Sportif;

11) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

12) Secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan

13) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.24

Menurut Zakiah dalam Ramayulis kompetensi kepribadian

seorang pendidik meliputi:

1) Guru hendaknya mencintai jabatannya sebagai guru.

2) Guru hendaknya bersifat adil terhadap semua murid-

muridnya. Anak-anak tajam pandangannya terhadap

perlakuan yang tidak adil.

23 Syamsul Bahri Thalib, loc. cit.

24

Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, h. 6-7.

19

3) Guru hendaknya berlaku sabar dan tenang.

4) Guru harus berwibawa.

5) Guru harus gembira.

6) Guru harus bersifat manusiawi.

7) Guru harus bekerjasama dengan guru lain.

8) Bekerjasama dengan masyarakat.25

Secara sederhana, kompetensi kepribadian biasanya erat

kaitannya dengan kepribadian seseorang. Selanjutnya kompetensi

kepribadian merupakan kemampuan sikap dan tindakan yang

membedakan seseorang dengan orang yang lainnya. Dan

kepribadian seorang guru itu dinilai penting karena guru

merupakan panutan dan cerminan yang akan menjadi contoh

teladan bagi peserta didiknya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi kepribadian merupakan kemampuan atau kecakapan

seseorang yang meliputi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

jujur, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan

bagi peserta didik.

b. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.26

Adapun menurut Bahri Thalib secara perinci setiap sub-

komponen dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut:

1) Sub-kompetensi memahami peserta didik secara mendalam

memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan

memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif;

25 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet. ke-2, h. 55-58.

26

E. Mulyasa, op. cit., h. 75.

20

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-

prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal-ajar awal

peserta didik.

2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan

pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Sub-kompetensi

ini memiliki indikator esensial: memahami landasan

kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran;

menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik

peserta didik, serta menyusun rancangan pembelajaran

berdasarkan strategi yang dipilih.

3) Sub-kompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki

indikator esensial; menata latar (setting) pembelajaran dan

melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4) Sub-kompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran memiliki indikator esensial; merancang dan

melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan berbagai metode,

menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk

menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning).

5) Sub-kompetensi mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator

esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan

berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik

untuk mengembangkan berbagai kompetensi non-akademik.27

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74

Tahun 2008 Bab II pasal 3 ayat 4 bahwa kompetensi pedagogik

merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran

peserta didik yang sekurang kurangnya meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

2) Pemahaman terhadap peserta didik;

27 Syamsul Bahri Thalib, op. cit., h. 275.

21

3) Pengembangan kurikulum atau silabus;

4) Perancangan pembelajaran;

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran;

7) Evaluasi hasil belajar; dan

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.28

Menurut Syaiful Sagala kompetensi pedagogik yaitu:

“kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi (1)

pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat

pendidikan, (2) guru memahami potensi dan keberagaman

peserta didik, (3) guru mampu mengembangkan

kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen

maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar,

(4) guru mampu menyusun rencana dan strategi

pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar, (5) mampu melaksanakan pembelajaran

yang mendidik dengan suasana yang dialogis dan

interaktif, (6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar

dengan memenuhi prosedur dan standar yang

dipersyaratkan, (7) mampu mengembangkan bakat dan

minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya”.29

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kecakapan

atau kemampuan seseorang dalam mengelola pembelajaran baik

pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum,

menyusun rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

mampu melakukan evaluasi proses dan hasil belajar, dan dapat

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.

28 Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, h. 6.

29

Syaiful Sagala, op. cit., h. 32.

22

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan.30

Adapun menurut Bahri Thalib setiap sub-kompetensi

profesional memiliki indikator esensial sebagai berikut:

1) Sub-kompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait

dengan bidang studi memliki indikator esensial; memahami

materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami

struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau

koheren dengan materi ajar; dan memahami hubungan konsep

antar mata pelajaran terkait.

2) Sub-kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan

memiliki indikator esensial: menguasai langkah-langkah

penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan

atau materi bidang studi.31

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam

Musfah kompetensi profesional adalah:

“Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan

metode keilmuan/tekhnologi/seni yang menaungi/koheren

dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam

kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antarmata

pelajaran terkait; (d) penerapan konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara

professional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional”.32

30 E. Mulyasa, op. cit., h. 135.

31

Syamsul Bahri Thalib, op. cit., h. 276.

32

Jejen Musfah, op. cit., h. 54.

23

Menurut Ramayulis kompetensi profesional meliputi:

1) Menguasai landasan kependidikan, diantara landasan

pendidikan yang harus dikuasai oleh guru adalah mengenal

tujuan pendidikan untuk mencapai pendidikan nasional,

mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, dan mengenal

standar kompetensi-kompetensi dasar dan indikator

kompetensi dalam pembelajaran.

2) Menguasai bahan pembelajaran, adapun bahan pembelajaran

yang akan dikuasai guru adalah menguasai materi kurikulum

pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan penunjang,

menguasai bahasa dengan baik dan benar, menguasai

tekhnologi informasi, memiliki wawasan tentang penelitian

pendidikan, memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga

dan program pendidikan di sekolah, menguasai metode

berpikir, mampu bekerja berencana dan terprogram, memiliki

wawasan tentang inovasi pendidikan, mampu memahami

bimbingan konseling, mampu menyelenggarakan administrasi

sekolah, dan berani mengambil keputusan.33

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi professional merupakan

kemampuan seseorang terhadap penguasaan pengetahuannya

tentang materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

meliputi memahami konsep, struktur, metode keilmuan yang

koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep

antarmata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep keilmuan

dalam kehidupan sehari-hari.

33 Ramayulis, op. cit., h. 85-89.

24

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian

dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kepndidikan, orang

tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.34

Menurut Bahri Thalib kompetensi sosial memiliki sub-

kompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik. Sub-kompetensi ini memiliki inidikator

esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.35

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam

Musfah mangatakan bahwa:

“Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik

sebagai bagian dari masyarakat untuk: (a) berkomunikasi

lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi

dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua atau wali peserta didik; dan (d)

bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar”.36

Menurut Cece Wijaya kompetensi sosial yang harus

dimiliki guru adalah sebagai berikut:

1) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua

peserta didik.

2) Bersikap simpatik.

3) Dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan atau komite

sekolah.

34 E. Mulyasa, op. cit., h. 173.

35

Syamsul Bahri Thalib, op. cit., h. 276.

36

Jejen Musfah, op. cit., h. 52-53.

25

4) Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.

5) Memahami dunia sekitarnya (lingkungan).37

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan

berkomunikasi dan berinteraksi seseorang secara baik dengan

lingkungan sekitar yang meliputi mampu berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

Berdasarkan empat kompetensi guru di atas, yaitu

kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial maka

dapat disimpulkan bahwa kemampuan seorang guru dalam

kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai titik acuan dalam

menjalankan profesinya. Karena kompetensi guru merupakan

pedoman untuk menilai dirinya apakah seorang pendidik sudah

memenuhi standar profesional guru dalam mengajar. Jika belum,

guru harus membenahi segala kekurangan-kekurangannya dan

selalu berusaha untuk mengembangkan segala potensi yang

dimilikinya agar lebih memantapkan dirinya untuk menjadi

seorang guru yang profesional.

3. Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)

a. Pengertian dan Ruang Lingkup Praktik Profesi Keguruan

Terpadu (PPKT)

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah kegiatan

akademik yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) dalam rangka menerapkan dan mengembangkan

kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial yang

berwujud dalam kegiatan praktik keguruan, penelitian, dan

pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek

37 Ramayulis, op. cit., h. 74-76.

26

pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan yang

dialami secara nyata di madrasah atau sekolah.38

Kegiatan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ini

diadakan untuk melatih kemampuan-kemampuan mahasiswa dalam

upaya terjun langsung kelapangan sebagai seorang tenaga

kependidikan khususnya dalam proses belajar-mengajar. Yaitu

mengembangkan empat kompetensi profesional yang harus

dimiliki seorang guru dalam mengajar.

Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) merupakan

“kegiatan intrakuriuler yang mencakup kegiatan praktik mengajar

penelitian kependidikan, dan pengelolaan kependidikan di

madrasah atau sekolah. Dengan demikian, PPKT mencakup Tri

Dharma Perguruan Tinggi. Sebagai mata kuliah, PPKT berbobot 6

sks yang dilaksanakan sepenuhnya dimadrasah atau sekolah

praktik”.39

Ruang Lingkup Kegiatan PPKT terdiri atas:

a) Kegiatan pembelajaran di dalam kelas

b) Kegiatan pengabdian kependidikan:

1. Kegiatan kependidikan

2. Kegiatan administrasi pendidikan.

c) Kegiatan penelitian kependidikan.40

PPKT mencakup kegiatan mengajar, pegelolaan

kependidikan, dan penelitian kependidikan di madrasah atau

sekolah. Kegiatanya meliputi dan merencanakan, dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola kegiatan-kegiatan

kependidikan, serta penelitian kependidikan di madarasah atau

sekolah.41

38Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), (Jakarta:

Laboratorium FITK UIN Jakarta, 2015), h. 5.

39

Ibid.

40

Ibid.

41

Ibid., h. 8.

27

b. Persyaratan Mahasiswa PPKT

Peserta PPKT adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK) yang telah memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK), dibuktikan dengan memperlihatkan bukti

kwitansi pembayaran kuliah dan Kartu Rencana Studi (KRS).

b) Telah menyelesaikan perkuliahan sekurang-kurangnya 110 sks

dan telah mengikuti secara aktif perkuliahan pada semester

VII/VIII, dengan foto copy Indeks Prestasi Semester (IPS) pada

semester sebelumnya (IPS 17).

c) Telah lulus kelompok mata kuliah kependidikan atau keguruan

serta mata kuliah pokok pada jurusan atau program studinya.

d) Telah lulus mata kuliah micro teaching dngan nilai minimal 70.

e) Melunasi biaya pelaksanaan PPKT.

f) Harus mengikuti “kegiatan prapraktik dan pertemuan

persiapan” (pembekalan) sebelum ke madrasah atau sekolah.

g) Hanya dibolehkan mengambil mata kuliah skripsi atau

bimbingan skripsi.

h) Bersedia bersikap dan berperilaku sebagai seorang pendidik

yang digugu dan ditiru terutama selama melaksanakan kegiatan

PPKT.42

c. Tujuan dan Manfaat PPKT

a) Tujuan PPKT

Tujuan umum kegiatan PPKT adalah agar mahasiswa memiliki

kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Tujuan khusus kegiatan PPKT adalah agar mahasiswa:

1. Dapat menerapkan berbagai keterampilan dasar

keguruan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam

sistuasi sebenarnya.

42 Ibid., h. 9.

28

2. Dapat mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik,

administrasi, dan akademik madrasah atau sekolah.

3. Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan

penghayatannya, yang direfleksikan dalam perilakunya

sehari-hari.

4. Terampil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,

administrasi sekolah atau madrasah, kegiatan

kependidikan, dan penelitian kependidikan.43

b) Manfaat PPKT

Manfaat kegiatan PPKT, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa, kegiatan ini memberi pengalaman

langsung untuk mengembangkan keterampilannya

menjalankan profesinya sesuai dengan bidang

keilmuannya, serta melatih berfikir kritis, kreatif, dan

menggunakan prosedur ilmiah dalam memecahkan

masalah kependidikan.

2. Bagi FITK kegiatan ini merupakan media untuk

mengaplikasikan teori-teori kependidikan dalam kegiatan

nyata di lapangan dalam usaha menyiapkan lulusan yang

profesional di bidang kependidikan dan pengajaran.

Melalui kegiatan ini FITK juga memperoleh umpan balik

(feedback) dan sekaligus dapat mengevaluasi diri dalam

rangka peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran

di FITK.

3. Pemerintah dan masyarakat, melalui kegiatan ini, dapat

memperoleh sumbangan berharga dalam bentuk partisipasi

aktif mahasiswa dalam upaya pengembangan kelembagaan,

dan akan memperoleh calon tenaga kependidikan (Guru)

yang profesional.44

43 Ibid., h. 7.

44

Ibid., h. 8.

29

Dengan demikian banyak sekali tujuan dan manfaat Praktik

Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) bagi mahasiswa dalam upaya

melahirkan calon guru yang berkualitas. Kegiatan ini adalah wadah

agar calon guru memiliki kompetensi-kompetensi dan

mengembangkan segala kreativitas dan keterampilan yang

dimilikinya, agar mahasiswa mempunyai pengalaman dalam

mengajar. Diharapkan kedepannya mahasiswa sebagai tenaga

pendidik bisa berkaca dari pengalamannya. Selanjutnya sebagai bahan

evaluasi juga untuk lembaga kependidikan apa saja yang harus

dibenahi.

B. Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi

dalam dunia pendidikan. Secara umum hasil belajar adalah hal yang

tidak dapat dipisahkan dari proses kegiatan belajar, keduanya saling

terkait. Karena kegiatan belajar merupakan suatu proses, sedangkan

hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar.

Hasil belajar menurut Nana Sujana adalah “kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”.45

Adapun menurut Winkel dalam Purwanto hasil belajar

adalah “perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap

dan tingkah lakunya”.46

Hasil belajar menurut Hamzah yakni “perubahan perilaku yang

relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi

seseorang dengan lingkungannya. Hasil belajar memiliki beberapa

ranah atau kategori dan secara umum merujuk kepada aspek

45 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), Cet. ke-17, h. 22.

46

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Cet. ke-VI, h. 45.

30

pengetahuan, sikap, dan keterampilan”.47

Adapun menurut Suprijono

hasil belajar adalah “pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan”.48

Pendapat ini

menekankan bahwa hasil belajar dapat dilihat dari segi kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Sedangkan menurut Gagne dalam Purwanto hasil belajar

adalah “terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada

stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang

terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan

menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-

kategori”.49

Merujuk pada pemikiran Gagne yang dikutip oleh

Thobroni dan Ari Mustofa mengatakan bahwa hasil belajar dapat

berbentuk:

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.

Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,

pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual merupakan

kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

47 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar-Mengajar yang Kreatif

dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet. ke-10, h. 213.

48

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran : Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media,

2011), h. 22.

49

Purwanto, op. cit., h. 42.

31

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.50

Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang

dimiliki peserta didik dalam memenuhi suatu tingkat pencapaian

kegiatan belajar yang diperoleh dari pengalaman belajarnya dalam

segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

baik yang bersifat fisik maupun psikis, dan faktor eksternal dalam

lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan ataupun masyarakat luas.51

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah

sebagai berikut:

a. Faktor Intern

Menurut Slameto faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar.52

Ada tiga faktor intern antara lain :

1. Faktor Jasmaniah

a) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,

kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya

50 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, op. cit., h. 23.

51

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), Cet. ke-5, h. 172.

52

Slameto, op. cit., h. 54.

32

lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau

kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.53

b) Cacat Tubuh.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa

yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi,

hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus

atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau

mengurangi pengaruh kecacatannya itu.54

2. Faktor Psikologis

a) Inteligensi

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya

untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah

kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil

peluangnya untuk memperoeh sukses.55

b) Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian

siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi

suka belajar.56

c) Minat

Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang

selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.57

53 Ibid., h. 55.

54

Ibid.

55

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2003), h. 134.

56

Slameto, op. cit., h. 56.

57

Muhibbin Syah, op. cit., h. 136.

33

d) Bakat

Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran

yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil

belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah

selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.58

3. Faktor Kelelahan

a) Kelelahan Jasmani dan Rohani.

Kelelahan baik secara jasmani dan rohani dapat

mempengaruhi hasil belajar. Agar siswa dapat belajar

dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi

kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan

kondisi yang bebas dari kelelahan.59

b. Faktor Ekstern

Menurut Slameto faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar

individu.60

Ada tiga faktor ekstern antara lain :

1. Faktor Keluarga

a) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. Betapa pentingnya peranan

keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua

mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap

belajarnya.61

b) Relasi Antaranggota Keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu

diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak

tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang

penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan

58 Slameto, op. cit., h. 58.

59

Ibid., h. 60.

60

Ibid., h. 56.

61

Ibid., h. 60.

34

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk

mensukseskan belajar anak sendiri.62

c) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada

anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar

mendorong semangat anak untuk belajar.63

2. Faktor Sekolah

a) Metode Mengajar Guru

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar itu

mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang

kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak

baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka

metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien

dan efektif mungkin.64

b) Kurikulum yang diterapkan

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar

adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima,

menguasai dan mengembangkan pelajaran itu. Kurikulum

yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap

belajar.65

c) Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.

Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada

62 Ibid., h. 62.

63

Ibid., h. 64.

64

Ibid., h. 65.

65

Ibid.

35

dalam proses itu sendiri. Jadi, cara belajar siswa juga

dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.66

d) Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang

kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah

diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan

diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah

masalahnya dan akan menganggu belajarnya.67

e) Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar-

mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari siang, sore

atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi

belajar siswa. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan

memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.68

3. Faktor Masyarakat

a) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat

Perlunya kiranya membatasi kegiatan siswa dalam

masyarakat supaya jangan sampai menganggu belajarnya.

Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar.

Kegiatan itu misalnya kursus bahasa inggris, kelompok

diskusi dan lain sebagainya.69

b) Teman Bergaul

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah

diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-

baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup

bijaksana.70

66 Ibid., h. 66.

67

Ibid.

68

Ibid., h. 68.

69

Ibid., h. 70.

70

Ibid., h. 71.

36

c) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-

orang yang tidak terpelajar, menjudi, suka mencuri dan

mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh

jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ.71

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi belajar di atas, yaitu

faktor intern dan ekstern dapat dikaji bahwa belajar itu merupakan

proses yang cukup kompleks. Ketika salah satu faktor yang

mempengaruhi belajar siswa ada yang terganggu itu akan

berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan akhirnya mempengaruhi

hasil belajar siswa. Karena aktivitas belajar individu memang tidak

selamanya berjalan mulus sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak

kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar.

Kadang peserta didik mudah menangkap apa yang dipelajari, kadang

sulit mencerna mata pelajaran tergantung kondisi yang sedang dialami

siswa. Ketika siswa dalam keadaan tertekan, sudah lelah dalam

belajar, cara mengajar guru yang membosankan, ada masalah dengan

orang tua, teman-teman yang tidak menyenangkan dan lain

sebagainya mana mungkin bisa seseorang belajar dalam kondisi

tenang, dan konsentrasi pun menjadi menurun. Semua aktivitas dalam

pembelajaran akhirnya terganggu. Tetapi ketika anak didik atau siswa

dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut belajar.

Karena dengan belajar yang sungguh-sungguh hasil belajarnya pun

sesuai dengan apa yang diharapkan.

71 Ibid.

37

C. Hakikat Mata Pelajaran Sosiologi

1. Pengertian Sosiologi

Secara terminologi sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni

socius dan logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun

bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara

tentang sesuatu. Dengan demikian secara istilah sosiologi dapat

diartikan ilmu tentang masyarakat.72

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi

mengatakan bahwa:

“Sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial, dan

proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Selanjutnya struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara

unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial

(norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-

kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah

pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama,

umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan

ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan

hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan

agama dan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya”.73

Sedangkan menurut Horton dan Hunt mengatakan bahwa :

“Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata karena ilmu

murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu

pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas

itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan

(applied science) yang menyajikan cara-cara untuk

mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan

masalah praktis atau masalah sosial yang perlu di

tanggulangi”.74

Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

masyarakat baik dalam segi struktur sosial, proses-proses sosial,

termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi juga tidak hanya

72 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2011), Cet. ke-3, h. 69.

73

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 18.

74

J. Dwi Nurwoko dan Bagong, Suyanto, Sosiologi:Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2007), Cet. 3, h. 2.

38

mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, karena sosiologi

juga termasuk ilmu terapan guna memecahkan masalah-masalah sosial

yang dialami setiap masyarakat dilingkungan sekitarnya.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sosiologi

a. Tujuan

Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 dalam Sutaji

tentang standar isi, mata pelajaran sosiologi bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi,

kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan

sosial,dan konflik sampai dengan terciptanya integrasi sosial.

2) Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan

bermasyarakat

3) Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam

kehidupan bermasyarakat.

b. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran sosiologi meliputi aspek-

aspek sebagai berikut:

1) Struktur sosial

2) Proses sosial

3) Perubahan sosial

4) Tipe-tipe lembaga sosial75

Sedangkan menurut Permendikbud RI Nomor 69 Tahun

2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA atau

MA dilihat dari Kompetensi Dasar bahwa ruang lingkup mata

pelajaran sosiologi meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Gejala sosial, hubungan sosial antar individu, antara individu

dan kelompok serta antar kelompok.

75 Tri Sutaji, “Pengaruh Minat Membaca Buku Sosiologi Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Sosiologi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan”, Skripsi pada Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, h. 29.

39

2) Perbedaan sosial, masalah-masalah sosial, konflik sosial,

kekerasan dan penyelesaiannya.

3) Perubahan sosial, globalisasi, ketimpangan sosial dan

pemberdayaan komunitas.76

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran sosiologi

di atas, sosiologi memiliki arti penting dalam proses pembelajaran

untuk menumbuhkan dan meningkatkan kepekaan peserta didik dalam

kehidupan bermasyarakat dan mampu beradaptasi dengan baik

terhadap lingkungan sekitarnya.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan mengenai judul skripsi yang penulis buat

yaitu pengaruh persepsi siswa MA tentang kompetensi guru praktik

profesi keguruan terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi

sebelumnya sejauh pengetahuan membaca penulis dari perpustakaan,

internet, dan sumber lainnya belum pernah ada yang membahasnya. Tetapi

bukan berarti tidak ada, disini penulis mencari pemahaman yang serupa

walaupun berbeda fokus variabelnya, sehingga didapatkan penelitian

relevan sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Riza Fahlevi, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Hubungan

antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT

dengan minat belajar siswa (studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’ah

(YASPINA), Rempoa Ciputat Tangerang Selatan)”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Adapun hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai rhitung sebesar 0,72 dan termasuk

kategori kuat (nilai rhitung pada rentang 0,60 - 0,799) dengan nilai KD

sebesar 52% dan thitung 9,8%. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat

76 Permendikbud RI Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

SMA/MA, h.188-192.

40

hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara persepsi siswa

tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar

siswa MTs Yaspina Rempoa Ciputat Tangerang Selatan.77

2. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Prayitno, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “pengaruh persepsi

siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS

siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi”.78

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear

sederhana. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwasanya persepsi

siswa mengenai keterampilan mengajar guru termasuk dalam

kualifikasi cukup. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persepsi siswa

mengenai keterampilan mengajar guru, yaitu 70,82. Adapun skor yang

lebih besar dari rata-rata adalah 42 atau sekitar 50%. Kemudian hasil

belajar siswa termasuk dalam kualifikasi cukup. Hal ini dapat dilihat

dari rata-rata hasil belajar siswa, yaitu 76,94, kemudian siswa yang

memperoleh nilai lebih besar dari rata-rata adalah 38 atau sekitar

45,2%. Selanjutnya dari hasil uji t diperoleh thitung untuk variabel X

sebesar -1,307 dengan signifikansi 0.195. Jadi, dapat dismpulkan tidak

ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa mengenai

keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tatik Alfiyati, Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Salatiga dengan judul “pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar kelas VIII

Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo”.79

77Muhamad Riza Fahlevi, “Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar

mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa (studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’ah (YASPINA),

Rempoa Ciputat, tangerang Selatan)”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Jakarta, 2014.

78

Teguh Prayitno, “pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap

hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi”, Skripsi pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015.

79

Tatik Alfiyati, “pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap

motivasi belajar kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo”, skripsi pada Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga, Salatiga, 2011.

41

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional sebab

akibat. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwasanya ada

pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y pada

siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo Dusun Gunung

Wijil Desa Bakulan Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun

2011. Artinya ada pengaruh positif antara persepsi siswa tentang

kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar kelas VIII

Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo tahun 2011. Hal ini terbukti

karena rxy lebih besar dari pada r tabel (r product moment) yaitu 0.987,

yang mana dengan N = 110 diperoleh nilai r pada taraf signifikan 5%

sebesar 0.195 dan nilai r pada taraf signifikan 1% sebesar 0.256,

sehingga hipotesis dapat diterima kebenarannya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahun Ni’mah, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Persepsi Siswa

Terhadap Mahasiswa Praktikan Praktik Profesi Keguruan Terpadu

(PPKT) dalam Kinerja Pembelajaran PAI ( Studi Kasus di Madrasah

Aliyah Pembangunan UIN Jakarta).”

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Adapun

hasil penelitian menunjukkan bahwasanya siswa berpersepsi baik

terhadap mahasiswa praktikan praktik profesi keguruan terpadu

(PPKT) dalam kinerja pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah

Pembangunan UIN Jakarta dalam arti mahasiswa praktikan telah

melaksanakan tugas secara baik. Kemudian mahasiswa praktikan

PPKT telah terampil dalam mengembangkan keterampilan-

keterampilan yang dimilikinya dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dan telah memenuhi 4 kompetensi yang harus dimiliki

seorang pendidik.80

80Miftahun Ni’mah, “Persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa Praktikan Praktik Profesi

Keguruan Terpadu (PPKT) dalam Kinerja Pembelajaran PAI”, Skripsi pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013.

42

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka dapat diambil sebuah kerangka pemikiran sebagai

berikut. Guru merupakan salah seorang tenaga pendidik yang memegang

andil besar dalam keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Maka dari

itu khusunya lembaga kependidikan harus mampu menyiapkan calon-

calon guru profesional agar dapat mendidik anak bangsa agar tujuan

pembangunan pendidikan tercapai. Sehingga dalam lembaga kependidikan

ada yang namanya praktik profesi keguruan terpadu (PPKT).

Kompetensi Guru praktik profesi keguruan terpadu (PPKT)

merupakan kemampuan calon guru yang sedang tugas praktik mengajar

untuk mengembangkan kompetensi guru professional, yaitu kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial. Didalam kegiatan PPKT calon-calon guru dilatih untuk

mengembangkan kompetensi guru profesional agar calon guru mampu

menyalurkan bakat dan kreativitas yang dimiliki dalam proses belajar

mengajar. Karena kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru akan

mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa.

Ketika seorang guru menguasai kompetensi-kompetensi guru

profesional apa yang dia ajarkan kepada peserta didik tersalurkan sesuai

dengan harapan dan mereka akan memiliki persepsi positif terhadap

kemampuan yang dimiliki guru praktik dalam proses pembelajaran. Dan

sebaliknya, siswa akan memiliki persepsi negatif jika calon guru tidak

menguasai kompetensi guru profesional dan berdampak juga terhadap

hasil belajar siswa. Jadi, salah satu keberhasilan suatu proses pembelajaran

ada ditangan seorang guru.

Berikut bagan kerangka berpikir dari penelitian ini tentang

pengaruh persepsi siswa MA tentang Kompetensi guru praktik profesi

keguruan terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi.

43

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Persepsi Siswa

Hasil Belajar

Mata Pelajaran Sosiologi

Kompetensi Guru PPKT

Kompetensi

Sosial

Kompetensi

Profesional

Kompetensi

Pedagogik

Kompetensi

Kepribadian

44

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

penelitian. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa MA tentang

kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu (PPKT) terhadap

hasil belajar sosiologi.

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa MA

tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu (PPKT)

terhadap hasil belajar sosiologi.

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor

dan Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin Ciseeng - Bogor. Adapun waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai bulan Januari

2017. Berikut rencana penelitian yang disajikan pada tabel 3.1:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

2016

2017

1 2 8 9 10 11 12 1

a. Persiapan Penelitian

1. Pengajuan Judul

2. Penyelesaian Proposal

3. Izin Penelitian

4. Penyusunan

Instrumen

b. Pelaksanaan Penelitian

1. Pengumpulan Data

2. Pengolahan Data

3. Analisis Data

4. Penyusunan Hasil

Penelitian

c. Pelaksanaan Ujian

1. Sidang Munaqosah

2. Revisi Skripsi

3. Pengumpulan Skripsi

46

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Dalam penelitian

ini penulis menggunakan metode deskriptif-analisis dengan pendekatan

kuantitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan “metode untuk menguji teori-teori

tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel

ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang

terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.”2

Menurut Nana Syaodih penelitian deskriptif merupakan “penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa adanya

dan tidak memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan pada

variabel-variabel bebas”.3 Metode deskriptif tidak hanya menggambarkan

kondisi objek penelitian, tetapi juga menganalisanya berdasarkan metode,

teori, dan kemampuan peneliti.4 Tujuan penelitian deksriptif, yakni untuk

“menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta

dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.5

Dalam penelitian ini data yang dihasilkan adalah data kuantitatif

yaitu berupa bilangan (angka) yang akan dianalisa, kemudian hasilnya

dijelaskan secara deskriptif. Tujuan menggunakan metode ini peneliti

ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh antara persepsi siswa MA

tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu (PPKT)

terhadap hasil belajar sosiologi. Dalam penelitian ini digunakan angket

atau kuesioner untuk mendapatkan jawaban atas masalah penelitian ini.

1 Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2016),

Cet. ke-23, h. 2.

2 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan karya ilmiah, (Jakarta:

Kencana, 2011), h. 38.

3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), Cet. ke-7, h. 72-73.

4 Pedoman Penulisan Skripsi, (Ciputat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014), h. 63.

5 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Pradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 54.

47

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono mengatakan bahwa populasi adalah “wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.6

Menurut Zainal Arifin populasi adalah “keseluruhan objek

yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal

yang terjadi”.7 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa atau siswi MA Negeri 2 Bogor dan MA Al Mukhlishin Ciseeng-

Bogor. Berikut populasi terjangkaunya yang disajikan pada tabel 3.2:

Tabel 3.2

Populasi

No Nama Sekolah Kelas Jumlah

Siswa

Guru Praktikan

1 MAN 2 Bogor X IPS 1 38 M. Iqbal Muharram

X IPS 2 38

X IPS 3 39

XI IPS 1 40

XI IPS 2 40

XI IPS 3 40

2 MA Al

Mukhlishin

Ciseeng-Bogor

X IPA 1 38 Didin Rohidin

X IPS 1 41

XI IPS 1 32 Lusy Alfiah

Jumlah 346 3 Guru Praktikan

6 Sugiyono, op. cit., h. 80.

7 Zainal Arifin, op. cit., h. 215.

48

2. Sampel

Menurut Sugiyono sampel adalah “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”8 Adapun menurut

Zainal Arifin, bahwa sampel merupakan “sebagian dari populasi yang

akan diselidiki”.9

Arikunto mengatakan bahwa,” untuk sekedar ancer-ancer,

maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika

jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.10

Sampel siswa diambil 15% dari seluruh populasi sehingga jumlah

keseluruhan sampel adalah 52 siswa. Penelitian ini menggunakan

tekhnik propotional random sampling.

Menurut Arikunto, propotional random sampling adalah

tehnik pengambilan sampel yang dilakukan untuk

menyempurnakan penggunaan tehnik sampel wilayah. Ada

kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap wilayah

tidak sama. Oleh karena itu untuk memperoleh sampel

representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap

wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan

banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.11

Jadi dengan teknik ini sampel dapat di peroleh sesuai dengan

jumlah subyek yang ada di setiap sekolah. Wilayah dalam penelitian

ini siswa yang ada di MAN 2 Bogor dan MA Al-Mukhlishin Ciseeng-

Bogor. Pengambilan sampel secara random sebesar 15% dari jumlah

populasi dengan rincian seperti yang disajikan pada tabel 3.3:

8 Sugiyono, op. cit., h. 81.

9 Zainal Arifin. loc. cit.

10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), Cet. 12, h. 112.

11 Ibid., h. 116.

49

Tabel 3.3

Sampel

No Kelas Jumlah

Siswa

Jumlah Sampel Sekolah

1 X IPS 1 38 (38 x 52) : 346 = 6 MAN 2 Bogor

2 X IPS 2 38 (38 x 52) : 346 = 6

3 X IPS 3 39 (39 x 52) : 346 = 6

4 XI IPS 1 40 (40 x 52) : 346 = 6

5 XI IPS 2 40 (40 x 52) : 346 = 6

6 XI IPS 3 40 (40 x 52) : 346 = 6

7 X IPA 1 38 (38 x 52) : 346 = 6 MA Al

Mukhlishin

Ciseeng-Bogor

8 X IPS 1 41 (41 x 52) : 346 = 6

9 XI IPS 1 32 (32 x 52) : 346 = 4

Jumlah 52

15% x 346 = 51,9 dibulatkan 52

D. Variabel Penelitian

Istilah variabel ini dimaknai sebagai “sebuah konsep atau objek

yang sedang diteliti, yang memiliki variasi (vary-able) ukuran, kualitas

yang ditetapkan oleh peneliti berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki

konsep (variabel) itu sendiri”.12

Dengan dasar definisi tersebut, dapat

penulis jelaskan bahwa penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:

1. Variabel pertama berupa persepsi siswa MA tentang kompetensi guru

PPKT, variabel ini menduduki posisi sebagai variabel bebas

(Independent Variabel), yaitu masukan yang memberi pengaruh

terhadap hasil, yang diberi symbol dengan huruf X.

2. Variabel kedua berupa hasil belajar sosiologi, variabel ini menduduki

posisi sebagai variabel terikat (Dependent Variabel), yaitu hasil

12 Muhammad Idrus, Metodologi Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 77.

50

sebagai pengaruh variabel bebas (Independent Variabel), yang diberi

symbol Y.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan “cara mengumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian”.13

Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

(kuesioner), wawancara dan teknik dokumentasi.

1. Angket (kuesioner)

Menurut Bungin metode angket “berbentuk rangkaian atau

kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah

daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi.

Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau

peneliti.14

Menurut Sugiyono, “kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti

variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa diharapkan

dari responden”.15

Maka daripada itu teknik pengumpulan data yang akan penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan angket

(kuesioner) kepada para responden di MA Negeri 2 Bogor dan MA Al

Mukhlishin Ciseeng – Bogor.

13 Juliansyah Noor, op. cit., h. 138.

14 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif dan

Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet. ke-1, h. 130.

15 Sugiyono, op. cit., h. 142.

51

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrument Variabel Persepsi Siswa MA tentang

Kompetensi Guru PPKT

Variabel Sub variable Indikator Nomor

item

Pengaruh

Persepsi

Siswa MA

tentang

Kompetensi

Guru PPKT

terhadap

Hasil

Belajar

Sosiologi

a. Kompetensi

Pedagogik

Guru PPKT

a. Memahami peserta didik

b. Merancang pelaksanaan

pembelajaran

c. Pelaksanaan evaluasi

hasil belajar

d. Mengembangkan potensi

peserta didik

1,2,3

4,5,6

7,8,9,10

11,12,13

b. Kompetensi

Kepribadian

Guru PPKT

a. Kepribadian yang

mantap, stabil, dan

dewasa

b. Kepribadian yang arif

dan berwibawa

c. Berakhlak mulia

14,15,16

17,18,19

20,21,22

c. Kompetensi

Profesional

Guru PPKT

a. Menguasai substansi

keilmuan (materi ajar)

b. Menerapkan konsep-

konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari.

23,24,25,26

27,28,29

d. Kompetensi

Sosial Guru

PPKT

a. Mampu berkomunikasi

dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik,

b. Mampu berkomunikasi

dan bergaul secara efektif

dengan sesama pendidik

dan tenaga kependidikan

30,31,32

33,34,35

52

c. Mampu berkomunikasi

dan bergaul secara efektif

dengan orang tua atau

wali peserta didik.

36,37,38

Sebelum instrumen penelitian disebarkan kepada responden,

terlebih dahulu dilakukan pengujian, yaitu di uji validitas dan

reliabilitasnya:

a. Uji Validitas

Menurut Syofian validitas adalah “menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.16

Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

disebarkan kepada reponden baik atau tidak.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas

dengan menggunakan perhitungan korelasi product moment:

rxy

√( ( ) )( ( ) )

keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

n = Banyaknya subyek

Σ x = Jumlah nilai setiap butir soal

Σ y = Jumlah nilai total

Σ xy = Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y

16 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), cet.-2, h. 46.

53

b. Uji Reliabilitas

Menurut Syofian reliabilitas adalah “untuk mengetahui

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat pengukur yang sama pula.17

Suatu angket

(kuesioner) dikatakan reliabel apabila jawaban responden

terhadap pernyataan tetap akurat, stabil dan konsisten.

Adapun perhitungan yang dapat digunakan untuk uji

reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R.21 (Kuder

Richardson) berikut ini :

r 11 (

) (

( )

)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir soal atau butir

m = Skor rata-rata

Vt = varians total, untuk varians dapat dicari dengan cara:

V

( )

2. Wawancara

Menurut Husaini dan Purnomo wawancara ialah “Tanya jawab

lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara

disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut

interviewee”.18

Pengumpulan data melalui wawancara ini ditujukan

kepada responden di MA Negeri 2 Bogor dan MA Al Mukhlishin

Ciseeng – Bogor.

17 Ibid., h. 55.

18 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2009), Cet. ke-2, h. 55.

54

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto yaitu dimana peneliti menyelidiki

“benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.”19

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan “cara menganalisis data data

penelitian, termasuk alat-alat statistik yang relevan yang digunakan dalam

penelitian”.20

Teknik analisis data adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data adalah “kegiatan lanjutan setelah

pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif,

pengolahan data secara umum dilaksanakan melalui tahap memeriksa

(editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan

(tabulating)”.21

a. Editing

Menurut Syofian Siregar editing adalah “proses pengecekan

atau memeriksa data yang telah berhasil dikumpulkan dari

lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah dimasukan

tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan, tujuan dilakukan

editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan

data yang terdapat pada catatan di lapangan”.22

19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2010), edisi revisi, Cet. 14, h. 201.

20 Juliansyah Noor, op. cit., h. 163.

21 Burhan Bungin, op. cit., h. 182.

22 Syofian Siregar, op. cit., h. 86.

55

b. Pengkodean

Menurut Bungin pengkodean dilakukan “setelah tahap

editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan koding.

Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas

sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis”.23

Selanjutnya untuk mengukur instrumen dalam penelitian ini

penulis menggunakan skala likert. Kemudian penulis memberikan

bobot nilai dalam setiap item pernyataan angket dengan merubah

jawaban dengan angka.

a) Alternatif jawaban selalu, dengan bobot nilai 4.

b) Alternatif jawaban sering, dengan bobot nilai 3.

c) Alternatif jawaban kadang-kadang, dengan bobot nilai 2.

d) Alternatif jawaban tidak pernah, dengan bobot nilai 1.

c. Tabulasi

Tabulasi adalah “memasukan data pada tabel-tabel tertentu

dan mengatur angka-angka serta menghitungnya”.24

2. Menganalisis Data

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang diambil berasal dari dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak.25

2) Uji Heteroskedositas

Uji heteroskedositas adalah dimana terjadinya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model

23 Burhan Bungin, op. cit., h. 184.

24 Ibid.

25 Juliansyah Noor, op. cit., h. 174.

56

regresi yang baik adalah model yang mengisyaratkan tidak

adanya masalah heteroskedositas.26

3) Koefisien Determinasi

“Koefisien Determinasi yang dikuadratkan (rSquare)

dinamakan dengan koefisien determinasi atau koefisien

penentu. Koefisien determinasi merupakan proporsi untuk

menentukan terjadinya presentase variansi bersama antara

variabel X dengan variabel Y jika dikalikan dengan 100%”.27

“Maksud dari koefisien determinasi adalah untuk

mengetahui seberapa besar sumbangan (kontribusi yang di

berikan variabel X terhadap perubahan variabel Y”.28

KP = (r)² v x 100%

b. Uji Linieritas

Uji linearitas adalah uji yang digunakan untuk menyatakan

apakah persamaan linier cocok digunakan pada data yang ada.29

1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

H0 :Data persepsi siswa MA tentang kompetensi guru

PPKT diterima dengan data hasil belajar sosiologi

tidak berpola linier.

Ha :Data persepsi siswa MA tentang kompetensi guru

PPKT diterima dengan data hasil belajar sosiologi

berpola linier.

2) Menentukan taraf signifikansi α = 0.5%

3) Menghitung nilai Fhitung

Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg (a))

26 Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava

Media, 2013), Cet. 1, h. 74.

27 Budi Susetyo, Statistik Untuk Analisis Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), h.

122.

28 Syofian Siregar, op. cit., h. 290.

29 Fridayana Yudiaatmaja, Analisis Regresi dengan Menggunakan Aplikasi Komputer Statistik

SPSS, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 79.

57

JKreg (a) = ( )

Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg a (b/a))

JKreg a (b/a) = b (

)

Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres)

(JKres) = ∑Y² - (JKreg a (b/a) + JKreg a)

Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg (a))

(RJKreg (a)) = JKreg a

Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg (a/b))

(RJKreg (a/b)) = JKreg a (b/a)

Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres)

(RJKres) =

Menghitung Fhitung

Fhitung =

(

)

Menghitung Ftabel30

Ftabel = F(α)(1,n-2)

c. Uji Hipotesis

1) Regresi Linier Sederhana

“Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk satu

variabel bebas (independent) dan satu variabel tak bebas

(dependent)”.31

Dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier sederhana karena hanya terdapat satu variabel

bebas (independent) yaitu persepsi siswa MA tentang

kompetensi guru PPKT, dan juga satu variabel tak bebas

30 Syofian Siregar, op. cit., h. 285.

31 Ibid., h. 284.

58

(dependent) yaitu hasil belajar sosiologi. Dengan persamaan

sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana:

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

a dan b = konstanta32

a) Menghitung nilai konstanta b

b =

( )

b) Menghitung nilai konstanta a

a =

2) Uji t

Tujuan membandingkan ttabel dan thitung adalah “untuk

mengetahui apakah H0 ditolak atau diterima berdasarkan

kaidah pengujian”.33

a. Kaidah pengujian34

Jika, thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika, thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

b. Menghitung thitung dan ttabel35

Menghitung nilai t hitung

T hitung = √

√ ( )

Menghitung t tabel

T tabel = t(a/2)(n-2)

32 Ibid.

33 Ibid., h. 290.

34 Ibid., h. 286.

35 Ibid.

59

G. Hipotesis Statistik

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

persepsi siswa MA tentang kompetensi guru Praktik Profesi Keguruan

Terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi (studi kasus sekolah MA

di wilayah Bogor) yang disajikan sebagai berikut:

a. H0 : = 0; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi

siswa MA tentang kompetensi guru PPKT terhadap hasil belajar

sosiologi.

b. Ha : ≠ 0; Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa

MA tentang kompetensi guru PPKT terhadap hasil belajar sosiologi.

  

60  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum MA Negeri 2 Bogor

a. Sejarah Singkat MA Negeri 2 Bogor

MA NEGERI 2 BOGOR adalah sekolah Madrasah Aliyah

Negeri yang terletak di Jl. Pajajaran No.6, Kelurahan Baranang

Siang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Dengan Kode Pos : 16143 dan nomor telp/fax : (0251) 8321740.

MA NEGERI 2 BOGOR pertama kali dibuka pada tahun

1992 dan secara resmi mendapat ijin operasional dari Kepala

Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi

Jawa Barat.

Sebelum secara resmi menjadi MA NEGERI 2 BOGOR

seperti saat ini, sekolah ini telah melalui beberapa perubahan.

Tercatat pada tahun 1952, sekolah ini bernama PGAN 6 tahun.

Kemudian pada tahun 1990 berubah menjadi MAN BOGOR 2.

Lalu pada tahun 1992 barulah sekolah ini bernama MAN 2

BOGOR sampai saat ini.

Saat ini MAN 2 BOGOR berstatus Akreditasi A (Amat

Baik), dengan Nomor Statistik Sekolah 3.1.1.3.2.7.1.0.2.0.2.8. dan

NPSN 20177119.1

b. Visi dan Misi

1) Visi

Terwujudnya Madrasah yang berbudaya, berprestasi, dan

berakhlak mulia.

                                                             1 Profil Sekolah MAN 2 Bogor (www.man2bogor.com).

61  

  

2) Misi

Untuk mencapai visi sebagai sekolah yang memberikan layanan

pendidikan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan minimal

dan standar oprasional prosedur, perlu dilakukan suatu misi berupa

kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas dan sistematis.

Berikut misi MA NEGERI 2 BOGOR yang dirumuskan

berdasarkan visi sekolah.

a) Melaksanakan pembelajaran secara efektif sesuai dengan

potensi yang dimiliki.

b) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan

ajaran Islam

c) Memelihara lingkungan yang sehat, kondusif, dan

harmonis.

d) Menumbuhkembangkan Madrasah yang berbudaya dan

berprestasi.

e) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan

warga madrasah dan stakeholder.2

c. Tujuan Sekolah

Tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan visi dan misi

sekolah. Berdasarkan dua hal tersebut, dapat dijabarkan tujuan MA

NEGERI 2 BOGOR adalah:

1) Nilai Ujian Nasional (UN) dan Ujian Madrasah (UM)

mencapai minimal 8.00.

2) Proporsi lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi

minimal 80%.

3) Proporsi lulusan yang diterima pada perguruan tinggi negeri

melalui SNMPTN dan SBMPTN minimal 90%.

4) Memiliki kelompok peserta didik dalam olimpiade matematika,

fisika, kimia, biologi, ekonomi/akuntansi, geografi, dan lomba

Bahasa dan sastra serta mampu finalis di tingkat nasional.

                                                             2 Ibid.

62  

  

5) Memiliki qari dana tau qariah serta menjadi finalis tingkat

provinsi.

6) Memiliki tim cepat tepat agama dan mampu menjadi finalis

tingkat nasional.

7) Peserta didik mahir dalam baca, tulis, Al-qur’an (BTQ)

minimal 90%.

8) Peserta didik hafal Al-qur’an minimal 3 (tiga) Juz sebanyak

20%.

9) Memiliki tim olah raga minimal 3 cabang dan mampu menjadi

finalis tingkat provinsi.

10) Menjadi finalis tingkat nasional minimal 3 (tiga) cabang

ekstrakulikuler.

11) Seluruh peserta didik mengamalkan ajaran Islam, berakhlak

mulia, disiplin dan berwawasan kebangsaan.

12) Mempertahankan predikat sebagai sekolah Adiwiyata Nasional

dan menjadi sekolah dengan katergori sekolah Adiwiyata

Mandiri.3

2. Gambaran Umum MA Al-Mukhlishin

a. Sejarah Singkat MA Al-Mukhlishin

Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin berdiri tahun 1988 di

lingkungan ponpes Al-Mukhlishin Ciseeng, adalah sekolah

lanjutan berbasis agama pertama di daerah tersebut. Atas prakarsa

bapak H. Zaenal Abidin berdirilah sekolah tersebut. Untuk

memenuhi kebutuhan sekolah lanjutan tingkat atas di daerah

Ciseeng. Gedung Madrasah Aliyah Al-Mukhlisin pertama kali

adalah gedung yang sekarang ditempati Mts Al-Mukhlishin, dan

yang sekarang dipakai untuk KBM adalah gadung Eks. SMAI Al-

Mukhlishin.

Kepala sekolah pertama MA Al-Mukhlishin adalah Bapak

Heri Juhaeri B.A. beliau berasal dari Cirebon yang menjadi kepala

                                                             3 Ibid.

63  

  

sekolah dari awal berdiri Aliyah Al-Mukhlishin, yaitu tahun 1988

sampai tahun 1997. Pada masa beliau, peminat Madrasah Aliyah

Al-Mukhlishin bisa dibilang cukup banyak, mencapai delapan

puluh tujuh orang dalam satu angkatan, dan yang termasuk siswa

angkatan pertama Madrasah Aliyah adalah guru kita bersama yaitu

Bapak Ilyas S.Ag dan Bapak Yusup S.Ag.

Waktu berlanjut, lalu kemudian jabatan kepala sekolah di

gantikan oleh bapak Drs Warsono, beliau juga adalah orang

Cirebon yang menjadi kepala sekolah Madrasah Aliyah Al-

Mukhlishin dari tahun 1997 sampai tahun 1999. Nah kepala

sekolah ketiga yang menjabat di MA Al-Mukhlishin adalah bapak

Drs. Suparman M.Pd. yang biasa disapa Abi Parman, dan yang

menjadi wakilnya adalah bapak Ir. Cahya Purnama. Beliau berdua

adalah orang yang dari awal Aliyah berdiri sampai sekarang tetap

eksis di sekolah ini, beliau telah jadi bagian yang tak terpisahkan

dari Aliyah. Beliau menjadi kepala sekolah dari tahun 1999 sampai

tahun 2006, walaupun sudah tidak menjabat tapi abi Parman tetap

mengajar di Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin. Setelah abi Parman,

jabatan kepala sekolah dipegang oleh bapak Yaya Suhaya, beliau

tidak lama menjadi kepala sekolah , hanya dari tahun 2006 sampai

tahun 2008.

Kemudian digantikan oleh Bapak Ustad Aden. Bapak Ustad

Aden menjadi kepala sekolah dari tahun 2008, bapak Aden adalah

sosok yang tak asing karana sebelum itu beliau adalah kepala

sekolah Mts Al-Mukhlishin dan sampai sekarang pun beliau masih

menjabat di kedua sekolah tersebut. Bapak Aden memang luar

biasa uletnya, beliau kembali membangun Aliyah yang waktu itu

jumlah siswanya hanya belasan orang, sampai sekarang jumlah

siswa sudah mencapai seratusan orang lebih. Beliau melakukan

pendekatan dengan para siswanya sehingga bisa dibilang Bapak

64  

  

Aden ini adalah guru, kepala sekolah, sekaligus teman bagi para

siswanya.4

b. Visi dan Misi

1) Visi

Terwujudnya madrasah yang unggul dalam ilmu, iman, dan

amal.

2) Misi

Misi dari sekolah MA Al-Mukhlishin adalah sebagai berikut:

a) Menjadikan peserta didik yang berakhlak dan berbudi

luhur.

b) Membina peserta didik yang berlandaskan iman dan

takwa.

c) Meningkatkan dan memacu profesionalisme guru

sehingga memperoleh sumber daya yang handal.

d) Mengadakan dan menegakkan disiplin semua personalia

yang terkait dengan mengejawantahkan budaya bersih,

budaya belajar, dan budaya kerja.

e) Meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan

meningkatkan pengetahuan sebagai anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik baik dengan

lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta.5

B. Deskripsi Data

Penelitian ini meliputi dua variabel, variabel pertama berupa

variabel bebas yaitu persepsi siswa MA tentang kompetensi guru PPKT

(Variabel X) dan variabel kedua berupa variabel terikat yaitu hasil belajar

siswa (Variabel Y). Penelitian ini dilakukan di MA Negeri 2 Bogor dan

MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor. Adapun pengumpulan data yang

                                                             4 Profil Sekolah MA Al-Mukhlishin Ciseeng 5 Ibid.

65  

  

diperoleh penulis melalui angket (kuesioner), wawancara dan dokumentasi

guna memperoleh hasil data yang diharapkan.

1. Angket (kuesioner)

Angket (kuesioner) diberikan kepada siswa kelas X dan XI

MA Negeri 2 Bogor dan MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor tahun

ajaran 2015-2016. Data persepsi siswa MA tentang kompetensi guru

PPKT (Variabel X) adalah data kuantitas terhadap jawaban responden

dari angket (kuesioner) yang disebarkan, sedangkan data hasil belajar

siswa (Variabel Y) adalah data yang diperoleh dari masing-masing

responden dilihat dari nilai ulangan harian mata pelajaran sosiologi

kelas X dan XI pada tahun ajaran 2015-2016.

Selanjutnya data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai

dari distribusi frekuensi angket mengenai persepsi siswa MA tentang

kompetensi guru PPKT dan pengaruhnya terhadap hasil belajar

sosiologi. Berikut ini penulis sajikan hasil angket persepsi siswa MA

tentang kompetensi guru PPKT berdasarkan persentase jawaban

responden dari 38 pertanyaan yang diberikan kepada 52 responden di

MA Negeri 2 Bogor dan MA Al-Mukhlisin Ciseeng Bogor.

a. Persepsi Siswa MA tentang Kompetensi Guru PPKT

Tabel 4.1

Mengkondisikan Kesiapan Siswa dan Kesiapan Kelas Sebelum

Pelajaran Dimulai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 29 55,8 Sering 18 34,6 Kadang-Kadang 5 9,6 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa guru praktikan

mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas sebelum pelajaran

dimulai dapat dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan

66  

  

persentase 55,8% menjawab sering sebesar 34,6%, kadang-kadang

sebesar 9,6% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu

mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas sebelum pelajaran

dimulai dengan persentase sebesar 55,8%. Berdasarkan hasil

wawancara dengan responden ternyata hasilnya sejalan dengan

persentase tabel di atas, bahwa guru praktikan setiap harinya selalu

mengecek kesiapan siswa dan selalu mengkondisikan kelas agar

kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar.

Tabel 4.2

Memahami Bahwa Setiap Siswa Mempunyai Pengetahuan yang

Berbeda-Beda

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 27 51,9 Sering 20 38,5 Kadang-Kadang 5 9,6 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa guru praktikan memahami

bahwa setiap siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda dapat

dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 51,9%

menjawab sering sebesar 38,5%, kadang-kadang sebesar 9,6% dan tidak

pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memahami

bahwa setiap siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda dengan

persentase sebesar 51,9%. Berdasarkan hasil wawancara dengan

responden ternyata hasilnya sejalan dengan persentase tabel di atas,

bahwa guru praktikan memahami setiap siswa memiliki pengetahuan

yang berbeda-beda sehingga menurut responden ketika mengajar guru

67  

  

praktikan tidak membedakan antara murid yang pintar dengan yang

biasa saja.

Tabel 4.3

Memberikan Motivasi dan Semangat Sebelum Pelajaran Dimulai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 24 46,2 Sering 23 44,2 Kadang-Kadang 4 7,7 Tidak Pernah 1 1,9 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa guru praktikan

memberikan motivasi dan semangat sebelum pelajaran dimulai dapat

dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 46,2%

menjawab sering sebesar 44,2%, kadang-kadang sebesar 7,7% dan tidak

pernah sebesar 1,9%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memberikan

motivasi dan semangat sebelum pelajaran dimulai dengan persentase

sebesar 46,2%. Kemudian menurut responden bahwasanya setiap

diawal pertemuan selalu ada motivasi dan semangat dalam bentuk lisan

maupun audio visual.

Tabel 4.4

Menyampaikan Tujuan Pembelajaran yang Ingin Dicapai Pada

Saat Pelajaran Akan Dimulai

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 20 38,5 Sering 25 48,1 Kadang-Kadang 7 13,5 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

68  

  

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa guru praktikan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada saat

pelajaran akan dimulai dapat dilihat pada responden yang menjawab

selalu dengan persentase 38,5% menjawab sering sebesar 48,1%,

kadang-kadang sebesar 13,5% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan sering

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada saat

pelajaran akan dimulai dengan persentase sebesar 48,1%. Kemudian

sejalan dengan tabel persentase di atas, berdasarkan hasil wawancara

dengan responden guru praktikan sering menjelaskan mengenai

kompetensi dasar sampai dengan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai oleh peserta didik.

Tabel 4.5

Menggunakan Metode Pembelajaran yang Sesuai dengan Tujuan

Pembelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 28 53,8 Sering 20 38,5 Kadang-Kadang 4 7,7 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa guru praktikan

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran dapat dilihat pada responden yang menjawab selalu

dengan persentase 53,8% menjawab sering sebesar 38,5%, kadang-

kadang sebesar 7,7% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan dalam mengajar

selalu menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

 

69  

  

Tabel 4.6

Cara Guru Praktikan Mengajar Membuat Saya (Siswa) Lebih

Berpikir Cermat dan Terampil dalam Menghadapi Masalah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 30 57,7 Sering 14 26,9 Kadang-Kadang 8 15,4 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa cara guru praktikan

mengajar membuat siswa lebih berpikir cermat dan terampil dalam

menghadapi masalah dapat dilihat pada responden yang menjawab

selalu dengan persentase 57,7% menjawab sering sebesar 26,9%,

kadang-kadang sebesar 15,4% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan dalam mengajar

selalu membuat siswa lebih berpikir cermat dan terampil dalam

menghadapi berbagai masalah.

Tabel 4.7

Memberitahukan Hasil Penilaian seperti Ulangan kepada Siswa

Kemudian Membahasnya Bersama-Sama

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 18 34,6 Sering 28 53,8 Kadang-Kadang 6 11,5 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa guru praktikan

memberitahukan hasil penilaian seperti ulangan kepada siswa kemudian

membahasnya bersama-sama dapat dilihat pada responden yang

menjawab selalu dengan persentase 34,6% menjawab sering sebesar

53,8%, kadang-kadang sebesar 11,5% dan tidak pernah sebesar 0%.

70  

  

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan sering

memberitahukan hasil penilaian seperti ulangan kepada siswa kemudian

membahasnya bersama-sama dengan persentase sebesar 53,8%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden ternyata hasilnya

sejalan dengan persentase tabel di atas, menurut responden setiap

selesai ulangan guru praktikan membagikan hasil ulangan kepada

peserta didik kemudian membahas soal yang tidak dimengerti.

Tabel 4.8

Memberikan Tugas Rumah Terkait Materi yang Dipelajari

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 14 26,9 Sering 23 44,2 Kadang-Kadang 15 28,8 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa guru praktikan

memberikan tugas rumah terkait materi yang dipelajari dapat dilihat

pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 26,9%

menjawab sering sebesar 44,2%, kadang-kadang sebesar 28,8% dan

tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan sering memberikan

tugas rumah terkait materi yang dipelajari dengan persentase sebesar

44,2%.

Tabel 4.9

Memberikan Latihan Soal-Soal di Kelas

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 15 28,8 Sering 31 59,6 Kadang-Kadang 6 11,5 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

71  

  

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa guru praktikan

memberikan latihan soal-soal di kelas dapat dilihat pada responden

yang menjawab selalu dengan persentase 28,8% menjawab sering

sebesar 59,6%, kadang-kadang sebesar 11,5% dan tidak pernah sebesar

0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan dalam mengajar

sering memberikan latihan soal-soal di kelas kepada peserta didik.

 

Tabel 4.10

Menanyakan Materi Mana yang Tidak Dimengerti dalam Belajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 26 50,0 Sering 22 42,3 Kadang-Kadang 4 7,7 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa guru praktikan

menanyakan materi mana yang tidak dimengerti dalam belajar dapat

dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 50,0%

menjawab sering sebesar 42,3%, kadang-kadang sebesar 7,7% dan tidak

pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu menanyakan

materi mana yang tidak dimengerti dalam belajar. Kemudian sejalan

dengan persentase di atas, hasil wawancara menunjukkan guru

praktikan dalam mengajar menanyakan dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya materi mana yang tidak dimengerti.

 

72  

  

Tabel 4.11

Memberikan Motivasi kepada Siswa untuk Mengembangkan

Bakat dan Keahlian yang Dimiliki Setiap Siswa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 16 30,8 Sering 27 51,9 Kadang-Kadang 8 15,4 Tidak Pernah 1 1,9 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa guru praktikan

memberikan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan

keahlian yang dimiliki setiap siswa dapat dilihat pada responden yang

menjawab selalu dengan persentase 30,8% menjawab sering sebesar

51,9%, kadang-kadang sebesar 15,4% dan tidak pernah sebesar 1,9%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan sering memberikan

motivasi kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan keahlian yang

dimiliki setiap siswa.

Tabel 4.12

Memberikan Nasihat dan Saran kepada Siswa untuk

Meningkatkan Prestasinya Baik Prestasi Akademik Maupun Non

Akademik

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 19 36,5 Sering 24 46,2 Kadang-Kadang 9 17,3 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa guru praktikan

memberikan nasihat dan saran kepada siswa untuk meningkatkan

prestasinya baik prestasi akademik maupun non akademik dapat dilihat

pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 36,5%

73  

  

menjawab sering sebesar 46,2%, kadang-kadang sebesar 17,3% dan

tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan sering memberikan

nasihat dan saran kepada siswa untuk meningkatkan prestasinya baik

prestasi akademik maupun non akademik.

Tabel 4.13

Dalam Pembelajaran Guru Praktikan Memberikan Inovasi dan

Kreativitasnya agar Siswa dapat Mengembangkan Potensi yang

Dimilikinya

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 16 30,8 Sering 19 36,5 Kadang-Kadang 17 32,7 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran guru

praktikan memberikan inovasi dan kreativitasnya agar siswa dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya dapat dilihat pada responden

yang menjawab selalu dengan persentase 30,8% menjawab sering

sebesar 36,5%, kadang-kadang sebesar 32,7% dan tidak pernah sebesar

0%.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran guru praktikan

sering memberikan inovasi dan kreativitasnya agar siswa dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan persentase sebesar

36,5%. Kemudian dari hasil wawancara menunjukkan dengan guru

praktikan memberikan inovasi dan kreativitasnya dalam mengajar siswa

menjadi lebih aktif ketika belajar.

74  

  

Tabel 4.14

Datang Tepat Waktu Saat Memulai Pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 23 44,2 Sering 21 40,4 Kadang-Kadang 8 15,4 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa guru praktikan datang

tepat waktu saat memulai pelajaran dapat dilihat pada responden yang

menjawab selalu dengan persentase 44,2% menjawab sering sebesar

40,4%, kadang-kadang sebesar 15,4% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu datang tepat

waktu saat memulai pelajaran dengan persentase sebesar 44,2%.

Tabel 4.15

Tidak Hadir di Kelas Saat Jam Pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 0 0 Sering 1 1,9 Kadang-Kadang 16 30,8 Tidak Pernah 35 67,3 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa guru praktikan tidak hadir

di kelas saat jam pelajaran dapat dilihat pada responden yang menjawab

selalu dengan persentase 0% menjawab sering sebesar 1,9%, kadang-

kadang sebesar 30,8% dan tidak pernah sebesar 67,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan tidak pernah tidak

hadir di kelas saat jam pelajaran dengan persentase sebesar 67,3%.

 

75  

  

Tabel 4.16

Memiliki Sikap Mandiri dalam Mengajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 25 48,1 Sering 21 40,4 Kadang-Kadang 6 11,5 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

sikap mandiri dalam mengajar dapat dilihat pada responden yang

menjawab selalu dengan persentase 48,1% menjawab sering sebesar

40,4%, kadang-kadang sebesar 11,5% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

sikap mandiri dalam mengajar dengan persentase sebesar 48,1%.

 

Tabel 4.17

Cara Guru Praktikan Mengajar Menunjukkan Sikap Terbuka

dalam Menerima Masukan dari Siswa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 25 48,1 Sering 22 42,3 Kadang-Kadang 5 9,6 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa cara guru praktikan

mengajar menunjukkan sikap terbuka dalam menerima masukan dari

siswa dapat dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan

persentase 48,1% menjawab sering sebesar 42,3%, kadang-kadang

sebesar 9,6% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa cara guru praktikan mengajar selalu

menunjukkan sikap terbuka dalam menerima masukan dari siswa

dengan persentase sebesar 48,1%. Kemudian sejalan dengan tabel

76  

  

persentase di atas, dari hasil wawancara dengan responden

menunjukkan bahwa sikap guru praktikan yang terbuka membuat siswa

aktif bertanya di kelas.

 

Tabel 4.18

Memiliki Perilaku yang Berpengaruh Positif Terhadap Siswa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 28 53,8 Sering 24 46,2 Kadang-Kadang 0 0 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dapat dilihat pada

responden yang menjawab selalu dengan persentase 53,8% menjawab

sering sebesar 46,2%, kadang-kadang sebesar 0% dan tidak pernah

sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dengan persentase

sebesar 53,8%.

Tabel 4.19

Tidak Memiliki Sikap yang Mencerminkan Kewibawaan Sebagai

Guru

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 0 0 Sering 2 3,8 Kadang-Kadang 13 25,0 Tidak Pernah 37 71,2 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa guru praktikan tidak

memiliki sikap yang mencerminkan kewibawaan sebagai guru dapat

77  

  

dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 0%

menjawab sering sebesar 3,8%, kadang-kadang sebesar 25,0% dan tidak

pernah sebesar 71,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan tidak pernah tidak

memiliki sikap yang mencerminkan kewibawaan sebagai guru dengan

persentase sebesar 71,2%.

Tabel 4.20

Memiliki Akhlak yang Mulia Ketika di Dalam Maupun di Luar

Sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 26 50,0 Sering 23 44,2 Kadang-Kadang 3 5,8 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

akhlak yang mulia ketika di dalam maupun di luar sekolah dapat dilihat

pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 50,0%

menjawab sering sebesar 44,2%, kadang-kadang sebesar 5,8% dan tidak

pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

akhlak yang mulia ketika berada di lingkungan sekolah maupun di luar

lingkungan sekolah.

78  

  

Tabel 4.21

Sikap Guru Praktikan Berperilaku Sesuai dengan Norma-Norma

Agama

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 28 53,8 Sering 22 42,3 Kadang-Kadang 2 3,8 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa sikap guru praktikan

berperilaku sesuai dengan norma-norma agama dapat dilihat pada

responden yang menjawab selalu dengan persentase 53,8% menjawab

sering sebesar 42,3%, kadang-kadang sebesar 3,8% dan tidak pernah

sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa sikap guru praktikan selalu

berperilaku sesuai dengan norma-norma agama dengan persentase

sebesar 53,8%.

 

Tabel 4.22

Memiliki Perilaku yang Patut Diteladani oleh Siswa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 25 48,1 Sering 22 42,3 Kadang-Kadang 5 9,6 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.22 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

perilaku yang patut diteladani oleh siswa dapat dilihat pada responden

yang menjawab selalu dengan persentase 48,1% menjawab sering

sebesar 42,3%, kadang-kadang sebesar 9,6% dan tidak pernah sebesar

0%.

79  

  

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

perilaku yang patut diteladani oleh siswa dengan persentase sebesar

48,1%.

Tabel 4.23

Mengajar Sesuai dengan Kurikulum yang Ada di Sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 35 67,3 Sering 16 30,8 Kadang-Kadang 1 1,9 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa guru praktikan mengajar

sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah dapat dilihat pada

responden yang menjawab selalu dengan persentase 67,3% menjawab

sering sebesar 30,8%, kadang-kadang sebesar 1,9% dan tidak pernah

sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu mengajar

sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah dengan persentase sebesar

67,3%.

 

Tabel 4.24

Cara Guru Praktikan Mengajar Membuat Saya (Siswa) Sulit

Menerima Pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 2 3,8 Sering 1 1,9 Kadang-Kadang 27 51,9 Tidak Pernah 22 42,3 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa cara guru praktikan

mengajar membuat siswa sulit menerima pelajaran dapat dilihat pada

80  

  

responden yang menjawab selalu dengan persentase 3,8% menjawab

sering sebesar 1,9%, kadang-kadang sebesar 51,9% dan tidak pernah

sebesar 42,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa cara guru praktikan mengajar

kadang-kadang membuat siswa sulit menerima pelajaran dengan

persentase sebesar 51,9%.

Tabel 4.25

Ketika Mengajar Menggunakan Metode Pembelajaran yang

Sesuai Materi Sehingga Membuat Saya (Siswa) Mudah Memahami

Pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 25 48,1 Sering 23 44,2 Kadang-Kadang 4 7,7 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa guru praktikan ketika

mengajar menggunakan metode pembelajaran yang sesuai materi

sehingga membuat siswa mudah memahami pelajaran dapat dilihat pada

responden yang menjawab selalu dengan persentase 48,1% menjawab

sering sebesar 44,2%, kadang-kadang sebesar 7,7% dan tidak pernah

sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan ketika mengajar

selalu menggunakan metode pembelajaran yang sesuai materi sehingga

membuat siswa mudah memahami pelajaran dengan persentase sebesar

48,1%.

81  

  

 

Tabel 4.26

Tidak Sepenuhnya Menguasai Materi Pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 0 0 Sering 3 5,8 Kadang-Kadang 25 48,1 Tidak Pernah 24 46,2 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.26 dapat diketahui bahwa guru praktikan tidak

sepenuhnya menguasai materi pelajaran dapat dilihat pada responden

yang menjawab selalu dengan persentase 0% menjawab sering sebesar

5,8%, kadang-kadang sebesar 48,1% dan tidak pernah sebesar 46,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan kadang-kadang

tidak sepenuhnya menguasai materi pelajaran dengan persentase

sebesar 48,1%.

 

Tabel 4.27

Menjelaskan Materi Menggunakan Contoh yang Mudah

Dimengerti

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 22 42,3 Sering 28 53,8 Kadang-Kadang 2 3,8 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.27 dapat diketahui bahwa guru praktikan

menjelaskan materi menggunakan contoh yang mudah dimengerti dapat

dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 42,3%

menjawab sering sebesar 53,8%, kadang-kadang sebesar 3,8% dan tidak

pernah sebesar 0%.

82  

  

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan sering menjelaskan

materi menggunakan contoh yang mudah dimengerti oleh siswa.

Tabel 4.28

Mengkaitkan Ilmu Pengetahuan dengan Kehidupan Sehari-Hari

Dalam Menjelaskan Pelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 25 48,1 Sering 18 34,6 Kadang-Kadang 9 17,3 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.28 dapat diketahui bahwa guru praktikan

mengkaitkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari dalam

menjelaskan pelajaran dapat dilihat pada responden yang menjawab

selalu dengan persentase 48,1% menjawab sering sebesar 34,6%,

kadang-kadang sebesar 17,3% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu mengkaitkan

ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari dalam menjelaskan

pelajaran sehingga menunjukkan guru praktikan memiliki wawasan

yang luas dalam pembelajaran.

  

Tabel 4.29

Memiliki Pengalaman yang Luas Berkaitan dengan Materi dan

Kehidupan Nyata

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 24 46,2 Sering 21 40,4 Kadang-Kadang 7 13,5 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

83  

  

Dari tabel 4.29 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

pengalaman yang luas berkaitan dengan materi dan kehidupan nyata

dapat dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase

46,2% menjawab sering sebesar 40,4%, kadang-kadang sebesar 13,5%

dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

pengalaman yang luas yang berkaitan dengan materi dan kehidupan

nyata.

 

Tabel 4.30

Memiliki Sikap Ramah dan Suka Menyapa Siswa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 32 61,5 Sering 18 34,6 Kadang-Kadang 2 3,8 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.30 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

sikap ramah dan suka menyapa siswa dapat dilihat pada responden yang

menjawab selalu dengan persentase 61,5% menjawab sering sebesar

34,6%, kadang-kadang sebesar 3,8% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

sikap yang ramah dan suka menyapa siswa dengan persentase sebesar

61,5%.

84  

  

Tabel 4.31

Tidak Memperdulikan Saya (Siswa) Ketika Saya (Siswa) Menyapa

di Dalam Kelas dan Lingkungan Sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 1 1,9 Sering 1 1,9 Kadang-Kadang 11 21,2 Tidak Pernah 39 75,0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.31 dapat diketahui bahwa guru praktikan tidak

memperdulikan siswa ketika siswa menyapa di dalam kelas dan

lingkungan sekolah dapat dilihat pada responden yang menjawab selalu

dengan persentase 1,9% menjawab sering sebesar 1,9%, kadang-kadang

sebesar 21,2% dan tidak pernah sebesar 75,0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan tidak pernah tidak

memperdulikan siswa ketika siswa menyapa di dalam kelas dan

lingkungan sekolah dengan persentase sebesar 75,0%. Sejalan dengan

persentase di atas, hasil wawancara dengan responden menunjukkan

guru praktikan memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dengan

sikapnya yang peduli kepada siswa.

 

Tabel 4.32

Memiliki Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan Para Siswa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 33 63,5 Sering 18 34,6 Kadang-Kadang 1 1,9 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.32 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

komunikasi dan hubungan yang baik dengan para siswa dapat dilihat

pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 63,5%

85  

  

menjawab sering sebesar 34,6%, kadang-kadang sebesar 1,9% dan tidak

pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

komunikasi dan hubungan yang baik dengan para siswa dilihat dari

banyaknya persentase sebesar 63,5%.

Tabel 4.33

Memiliki Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan Sesama

Guru

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 33 63,5 Sering 17 32,7 Kadang-Kadang 2 3,8 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.33 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

komunikasi dan hubungan yang baik dengan sesama guru dapat dilihat

pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 63,5%

menjawab sering sebesar 32,7%, kadang-kadang sebesar 3,8% dan tidak

pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

komunikasi dan hubungan yang baik dengan sesama guru di sekolah.

 

Tabel 4.34 Memiliki Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan Kepala

Sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 32 61,5 Sering 19 36,5 Kadang-Kadang 1 1,9 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

86  

  

Dari tabel 4.34 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

komunikasi dan hubungan yang baik dengan kepala sekolah dapat

dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 61,5%

menjawab sering sebesar 36,5%, kadang-kadang sebesar 1,9% dan tidak

pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

komunikasi dan hubungan yang baik dengan kepala sekolah dilihat dari

banyaknya persentase sebesar 61,5%.

Tabel 4.35

Memiliki Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan Seluruh

Staff Kependidikan di Sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 36 69,2 Sering 16 30,8 Kadang-Kadang 0 0 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.35 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

komunikasi dan hubungan yang baik dengan seluruh staff kependidikan

di sekolah dapat dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan

persentase 69,2% menjawab sering sebesar 30,8%, kadang-kadang

sebesar 0% dan tidak pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

komunikasi dan hubungan yang baik dengan seluruh staff kependidikan

di sekolah dilihat dari banyaknya persentase sebesar 69,2%.

87  

  

Tabel 4.36 Memiliki Sikap Ramah dan Santun Ketika Ada Wali Murid Datang

ke Sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 35 67,3 Sering 15 28,8 Kadang-Kadang 2 3,8 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.36 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

sikap ramah dan santun ketika ada wali murid datang ke sekolah dapat

dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 67,3%

menjawab sering sebesar 28,8%, kadang-kadang sebesar 3,8% dan tidak

pernah sebesar 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

sikap ramah dan santun ketika ada wali murid datang ke sekolah dilihat

dari banyaknya persentase sebesar 67,3%.

Tabel 4.37

Memiliki Komunikasi yang Baik terhadap Orang Tua atau Wali

Murid yang Datang ke Sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 37 71,2 Sering 11 21,2 Kadang-Kadang 4 7,7 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.37 dapat diketahui bahwa guru praktikan memiliki

komunikasi yang baik terhadap orang tua atau wali murid yang datang

ke sekolah dapat dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan

persentase 71,2% menjawab sering sebesar 21,2%, kadang-kadang

sebesar 7,7% dan tidak pernah sebesar 0%.

88  

  

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan selalu memiliki

komunikasi yang baik terhadap orang tua atau wali murid yang datang

ke sekolah dengan persentase sebesar 71,2%. Kemudian dari hasil

wawancara dengan responden bahwa guru praktikan selalu terbuka

kepada wali murid yang datang ke sekolah.

Tabel 4.38

Bersikap Acuh Kepada Orang Tua atau Wali Murid yang Datang

ke Sekolah.

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

(%) Selalu 0 0 Sering 0 0 Kadang-Kadang 2 3,8 Tidak Pernah 50 96,2 Jumlah 52 100

Sumber: Data hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Dari tabel 4.38 dapat diketahui bahwa guru praktikan bersikap

acuh kepada orang tua atau wali murid yang datang ke sekolah dapat

dilihat pada responden yang menjawab selalu dengan persentase 0%

menjawab sering sebesar 0%, kadang-kadang sebesar 3,8% dan tidak

pernah sebesar 96,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru praktikan tidak pernah

bersikap acuh kepada orang tua atau wali murid yang datang ke sekolah

dengan persentase sebesar 96,2%. Kemudian hasil wawancara dengan

responden menunjukkan bahwa guru praktikan tidak pernah acuh, hal

ini ditunjukkan dengan sikapnya yang selalu mengayomi setiap wali

murid yang datang ke sekolah.

89  

  

2. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada dua

orang informan yang terdiri dari satu siswa MA Negeri 2 Bogor dan

satu siswa MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor untuk mendapatkan

informasi lebih mendalam terkait dengan persepsi siswa MA tentang

kompetensi guru PPKT.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa kompetensi guru PPKT

dilihat dari kompetensi pedagogiknya mengenai memahami peserta

didik guru praktikan dapat memahaminya secara baik, yaitu bagaimana

guru praktikan dapat mengkondisikan kesiapan siswa sebelum pelajaran

dimulai, memberikan motivasi bahkan guru praktikan ketika mengajar

tidak membeda-bedakan antara siswa satu dengan yang lainnya, ini

menunjukkan bahwa guru praktikan memahami bahwa setiap siswa

mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan Firda Nurfazriati bahwa dia mengatakan “Iya ka, pak Iqbal sebelum ngajar kalo anak-anak masih pada di luar suka mengkondisikan dulu, anak-anak suruh masuk kelas kalo udah rapih baru mulai belajar. Pak Iqbal juga paham kalo setiap anak beda-beda, dia mah ga pernah pilih kasih yang pinter sama yang biasa aja disamain”.6 Kemudian dari segi merancang pelaksanaan pembelajaran,

pelaksanaan evaluasi hasil belajar dan mengembangkan potensi peserta

didik guru praktikan sudah menunjukkan kinerjanya secara baik.

Selanjutnya kompetensi guru PPKT diilihat dari segi kompetensi

kepribadian, mengenai kepribadian guru praktikan yang mantap, stabil,

dewasa, arif, bijaksana dan berakhlak mulia guru praktikan selalu

menunjukkan kemampuan kepribadiannya dengan sebaik-baiknya.

Seperti yang diungkapkan oleh Firda Nurfazriati dia mengatakan bahwa “Pak Iqbal terbuka kalo menerima masukan dari anak-anak ka, pokonya kalo belajar sama pak Iqbal kaya sama guru beneran aja gitu ka hhehe. Ngejelasinnya enak walaupun dia

                                                             6 Firda Nurfazriati, Siswa MA Negeri 2 Bogor, Wawancara Pribadi, 25 Oktober 2016.

90  

  

masih guru praktik, terus kalo dia salah ngejelasin dia engga so bener kalo ada yang kasih masukan”.7 Lalu mengenai akhlak guru praktikan lntan Rahmatillah mengatakan “Akhlaknya ibu Lusy baik ramah dan sopan, tidak sombong orangnya.”8 Kemudian kompetensi guru PPKT dilihat dari segi kompetensi

profesional, hasil wawancara menunjukkan bahwa penguasaan meteri

guru praktikan dalam mengajar dikatakan baik karena guru praktikan

mampu menerangkan maksud dari inti pembelajaran dan tersampaikan

secara baik kepada peserta didik.

Seperti yang diungkapkan oleh Firda Nurfazriati bahwa dia mengatakan” Pak Iqbal tuh ya ka kalo ngajar kalo menurut saya menguasai, dari cara dia menerangkan ke anak-anak tuh nyampe gitu ka, itu si yang saya rasain pas diajar sama si bapak”.9 Kemudian dalam mengajar guru praktikan selalu mengkaitkan

materi dengan kehidupan sehari-hari, hal ini menunjukkan guru

praktikan mempunyai pengetahuan yang luas dalam mengajar.

Seperti yang diungkapkan oleh Intan Rahmatillah bahwa dia mengatakan “Iya ibu Lusy suka mengkaitkan materi yang diajarin sama kehidupan sehari-hari ka. Contohnya pas lagi belajar tentang masyarakat terus dikaitkan deh sama si ibu sama masyarakat sekitar”.10 Dan yang terakhir kompetensi guru PPKT dilihat dari segi

kompetensi sosial, yang dimana dari hasil wawancara ini menunjukkan

bahwa guru praktikan memiliki sikap dan perilaku yang baik, dilihat

dari sikapnya yang sopan, santun, ramah dan bersahabat terhadap

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua atau

wali peserta didik.

                                                             7 Firda Nurfazriati, Siswa MA Negeri 2 Bogor, Wawancara Pribadi, 25 Oktober 2016. 8 Intan Rahmatillah, Siswa MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor, Wawancara Pribadi, 29 Oktober 2016.      9 Firda Nurfazriati, Siswa MA Negeri 2 Bogor, Wawancara Pribadi, 25 Oktober 2016.      10 Intan Rahmatillah, Siswa MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor, Wawancara Pribadi, 29 Oktober 2016.  

91  

  

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi

untuk memperoleh data-data sebagai pelengkap dan pendukung dalam

penyusunan penelitian ini.

Tabel 4.39 Dokumentasi

No. Nama Dokumen Bentuk Dokumentasi

Terlampir

1. Sejarah singkat Tulisan V

2. Visi, misi dan tujuan Tulisan V

3. Guru dan Tenaga Kependidikan Tulisan V

4. Keadaan Siswa Tulisan V

5. Sarana dan Prasarana Tulisan V

6. Lainnya yang Relevan Tulisan V

C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Validitas

Sebelum instrumen penelitian disebarkan kepada responden,

terlebih dahulu dilakukan pengujian, yaitu di uji validitasnya. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang disebarkan kepada

reponden baik atau tidak, yaitu dengan membandingkan antara nilai r

hitung dan r tabel. Uji validitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan SPSS for windows 20, yaitu dengan memperhatikan

angka pada Corrected Item-Total Correlation.

Berdasarkan perhitungan hasil uji validitas instrumen penelitian

yang dilakukan dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.40 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Guru

PPKT Item No r hitung r tabel Kesimpulan

1 ,450 0,361 Valid 2 ,462 0,361 Valid 3 ,485 0,361 Valid 4 ,478 0,361 Valid

92  

  

5 ,340 0,361 Tidak Valid 6 ,614 0,361 Valid 7 ,662 0,361 Valid 8 ,546 0,361 Valid 9 ,604 0,361 Valid 10 ,519 0,361 Valid 11 ,549 0,361 Valid 12 ,447 0,361 Valid 13 ,394 0,361 Valid 14 ,636 0,361 Valid 15 ,450 0,361 Valid 16 ,582 0,361 Valid 17 ,499 0,361 Valid 18 ,230 0,361 Tidak Valid 19 ,690 0,361 Valid 20 ,478 0,361 Valid 21 ,409 0,361 Valid 22 ,496 0,361 Valid 23 ,565 0,361 Valid 24 ,473 0,361 Valid 25 ,519 0,361 Valid 26 ,447 0,361 Valid 27 ,762 0,361 Valid 28 ,446 0,361 Valid 29 ,489 0,361 Valid 30 ,614 0,361 Valid 31 ,636 0,361 Valid 32 ,690 0,361 Valid 33 ,489 0,361 Valid 34 ,622 0,361 Valid 35 ,781 0,361 Valid 36 ,604 0,361 Valid 37 ,546 0,361 Valid 38 ,591 0,361 Valid 39 ,547 0,361 Valid 40 ,485 0,361 Valid

93  

  

Berdasarkan tabel 4.40, instrumen penelitian yang valid

sebanyak 38 pertanyaan, sedangkan yang tidak valid sebanyak 2

pertanyaan yaitu nomor item 5 dan 18. Suatu instrumen dikatakan

valid jika r hitung > r tabel. Dalam instrumen penelitian ini r tabel diketahui

sebesar 0,361 dengan taraf signifikansi 5%.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Suatu angket (kuesioner) dikatakan reliabel apabila jawaban

responden terhadap pertanyaan tetap akurat, stabil dan konsisten. Uji

reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

SPSS for windows 20, yaitu dengan memperhatikan angka pada

Cronbach's Alpha kemudian membandingkannya antara nilai r tabel

dengan nilai alpha.

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.41 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi

Guru PPKT Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,746

41

Sumber: Hasil Perhitungan Menggunakan SPSS for windows 20

Berdasarkan tabel 4.41, diperoleh uji reliabilitas sebesar 0,746.

Sedangkan r tabelnya diketahui 0,6. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa nilai alpha > nilai r tabel atau 0,746 > 0,6. Maka

dari itu instrumen penelitan ini dikatakan reliabel karena lebih besar

dari 0,6.

 

 

3.

Uji Asum

a. Uji No

Sum

Ber

atas, dapa

garis dan

dapat dis

berdistrib

msi Klasik

ormalitas

P-Plot mber: Hasil

rdasarkan g

at diketahui

berada tida

simpulkan b

busi normal.

 

G

Uji Normaperhitunga

gambar P-P

i bahwa ter

ak jauh dar

bahwa data

.

Gambar 4.1

alitas Data Han menggun

Plot tentang

rlihat titik-ti

ri garis diag

a yang dipe

1

Hasil Belajakan SPSS f

g hasil bela

itik pada ga

gonalnya. D

eroleh dalam

jar Sosiologfor window

ajar sosiolo

ambar meng

Dengan dem

m penelitia

94 

gi ws 20

ogi di

gikuti

mikian

an ini

 

 

b. Uji He

H Sumber

Ber

atas, terl

dikarenak

sumbu Y

penelitian

heteroske

eteroskedo

Hasil Uji Hr: Hasil perh

rdasarkan gr

lihat bahwa

kan titik-titi

Y. Dengan

n yang men

edositas.

 

ositas

Gam

Heteroskedorhitungan m

rafik scatte

a titik-titik

ik menyeba

n demikian

nggunakan m

mbar 4.2

ositas padamenggunakan

erplot tentan

k tidak me

ar di atas d

n dapat d

model regre

a Grafik Scan SPSS for

ng hasil bel

embentuk p

dan di bawa

disimpulkan

esi ini tidak

atterplot windows 20

lajar sosiolo

pola yang

ah angka 0

n bahwa d

k terjadi ma

95 

0

ogi di

jelas

pada

dalam

asalah

96  

  

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.42

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Berdasarkan tabel 4.42, diperoleh koefisien determinasi dilihat

dari tabel R Square Change sebesar 0,223. Hal ini menunjukkan

bahwa pengaruh persepsi siswa MA tentang kompetensi guru PPKT

terhadap hasil belajar siswa sosiologi adalah sebesar 22,3% (diperoleh

dari 0,223 x 100%).

4. Uji Linearitas

Tabel 4.43

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

hasil belajar * persepsi

siswa MA tentang

kompetensi guru PPKT

Between Groups

(Combined) 1123,109 27 41,597 1,397 ,205

Linearity 410,658 1 410,658 13,792 ,001

Deviation

from

Linearity

712,451 26 27,402 ,920 ,583

Within Groups 714,583 24 29,774

Total 1837,692 51

Sumber: Hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics Durbin-

Watson R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 ,473a ,223 ,208 5,342 ,223 14,389 1 50 ,000 1,392

a. Predictors: (Constant), persepsi siswa MA tentang kompetensi guru PPKT

b. Dependent Variable: hasil belajar

97  

  

Berdasarkan tabel Anova di atas, diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0,583. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih

besar daripada nilai probabilitas yaitu 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara

variabel persepsi siswa MA tentang kompetensi guru PPKT (X)

dengan variabel hasil belajar sosiologi (Y).

5. Uji Hipotesis

a. Persamaan regresi linier sederhana

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel

X dan variabel Y, dalam uji hipotesis ini digunakan teknik analisis

regresi linier sederhana dengan menggunakan uji t (t-Test). Berikut

persamaan regresi linier sederhana.

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

Tabel 4.44

Uji Hipotesis (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 46,599 10,656 4,373 ,000

persepsi siswa MA

tentang kompetensi

guru PPKT

,309 ,081 ,473 3,793 ,000

a. Dependent Variable: hasil belajar

Sumber: Hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20

98  

  

Berdasarkan tabel coefficients di atas, dapat diketahui

konstanta a sebesar 46,599 dan konstanta b sebesar 0,309. Dengan

demikian diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai

berikut:

Y = a + b . X

Y = 46,599 + 0,309.X

Berdasarkan persamaan di atas diperoleh nilai konstanta

sebesar 46,599. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada penambahan

nilai dari variabel X (persepsi siswa MA tentang kompetensi guru

PPKT), maka nilai variabel Y (hasil belajar) sebesar 46,599.

Selanjutnya diketahui koefisien regresi pada variabel X

(persepsi siswa MA tentang kompetensi guru PPKT) sebesar 0,309.

Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai variabel X

maka nilai variabel Y akan bertambah sebesar 0,309.

Berdasarkan tabel uji hipotesis di atas, dapat diketahui nilai

thitung sebesar 3,793 dan nilai ttabel diketahui sebesar 2,0085. Adapun

penjelasan berdasarkan hipotesis dan kaidah pengujian dinyatakan

sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa

MA tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan

terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa MA

tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu

(PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi.

Kaidah pengujian:

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel atau

3,793 > 2,0085. Maka dari itu hasilnya adalah H0 ditolak dan Ha

99  

  

diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara persepsi

siswa MA tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan

terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dan analisis data yang dilakukan, dilihat dari

pengujian hipotesis maka dapat diperoleh hasil H0 ditolak dan Ha diterima.

Kemudian pembahasan lebih lanjut mengenai hasil penelitian ini akan

diuraikan sebagai berikut:

Hasil penelitian berdasarkan wawancara yang telah dilakukan

kepada beberapa siswa mengenai persepsi siswa MA tentang kompetensi

guru PPKT dilihat dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial guru praktikan sudah

menunjukkan kemampuannya secara baik.

Dari segi kompetensi pedagogik guru praktikan mampu memahami

peserta didik dengan baik, dalam mengajar melaksanakan evaluasi hasil

belajar, merancang pelaksanaan pembelajaran dan selalu mengembangkan

kompetensi peserta didik dengan sebaik-baiknya.

Kemudian dilihat dari segi kompetensi kepribadian sudah

menunjukkan sikap yang mantap dan dewasa dilihat dari kemandiriannya

dalam mengajar dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Guru

praktikan juga menunjukkan sikap arif dan kewibawaannya dengan cara

menunjukkan sikap terbuka dalam mengajar dan menerima masukan dari

siswa, dan guru praktikan juga memiliki akhlak yang baik. Hal ini

diperkuat oleh E. Mulyasa bahwa kompetensi kepribadian meliputi

“kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi

teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia".11

                                                             11 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 117.

100  

  

Kemudian dilihat dari kompetensi profesional guru praktikan

dikatakan baik dari segi penguasaan terhadap materi dan mampu

menerapkan serta mengkaitkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-

hari. Dan yang terakhir dilihat dari segi kompetensi sosial guru praktikan

memiliki sikap sopan, santun, ramah, beretika, bersahabat, dan suka

menyapa kepada siswa. Tetapi tidak hanya kepada siswa saja, kepada

sesama guru dan seluruh tenaga kependidikan juga yang ada di sekolah.

Hal ini diperkuat oleh Syamsul Bahri Thalib bahwa kompetensi sosial

memiliki indikator yaitu “mampu berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.12

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang dilakukan,

dapat diketahui nilai thitung sebesar 3,793 dan nilai ttabel diketahui sebesar

2,0085. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Maka dari itu hasilnya

adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa MA

tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu (PPKT)

terhadap hasil belajar sosiologi.

Selanjutnya dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat

diketahui dari tabel R Square Change sebesar 0,223. Hal ini digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi siswa MA tentang

kompetensi guru PPKT terhadap hasil belajar siswa sosiologi, dan

pengaruhnya sebesar 22,3%. Dan sisanya hasil belajar sosiologi siswa

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian

ini.

Semakin baik persepsi siswa tentang kompetensi guru PPKT dalam

proses kegiatan belajar-mengajar maka akan terlihat pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian

milik Muhamad Riza Fahlevi, dimana hasil penelitian ini menunjukkan

                                                             12 Syamsul Bahri Thalib, Psikologi Pendidikan: Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 276.

101  

  

bahwasanya hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar

mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa memiliki hubungan yang

kuat dan signifikan.13 Menurut analisis peneliti walaupun penelitan Riza

Fahlevi berbeda variabel yaitu variabel terikatnya minat belajar, peneliti

menganalisis ketika seorang siswa minat belajarnya tinggi akan

berpengaruh juga terhadap hasil belajarnya ke arah yang lebih baik.

Karena minat termasuk kedalam faktor internal yang merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Menurut Ikhwan Lutfi persepsi adalah “pengalaman tentang objek,

peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada

stimulus indrawi (sensory stimuli)”.14 Karena itu, ketika seseorang

mengalami suatu peristiwa atau hubungan-hubungan dengan seseorang

maka akan mereka tafsirkan suatu stimulus atau rangsangan itu melalui

alat inderanya. Hal tersebut berarti bahwa stimulus dapat mempengaruhi

pola pikir seseorang. baik itu stimulus negatif maupun positif. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa ketika guru praktikan menguasai

kompetensi guru PPKT, yang terdiri dari kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial

dalam proses belajar-mengajar, kemudian tersalurkan sesuai dengan

harapan peserta didik, maka mereka akan memiliki persepsi positif

terhadap kemampuan yang dimiliki guru praktikan dan berpengaruh

terhadap hasil belajarnya kearah yang lebih tinggi. Dan sebaliknya, siswa

akan berpersepsi negatif jika guru praktikan tidak menguasai kompetensi

guru PPKT dan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ke arah

yang rendah.

                                                             13 Muhamad Riza Fahlevi, “Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa (studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’ah (YASPINA), Rempoa Ciputat, tangerang Selatan)”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014. 14 Ikhwan Lutfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 25.

102  

  

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dan diusahakan sesuai dengan prosedur

ilmiah. Meskipun demikian penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini

masih memiliki keterbatasan antara lain:

1. Peneliti memilih dua lokasi dalam penelitian ini yaitu MA Negeri 2

Bogor dan MA Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor sehingga lamanya

pengumpulan data yang diperoleh dikarenakan menunggu waktu

konfirmasi dari sekolah yang bersangkutan.

2. Peneliti menggunakan nilai ulangan harian yang secara langsung

belum menggambarkan kemampuan siswa secara utuh.

3. Meskipun variabel bebas dan variabel terikat terdapat pengaruh, dan

memiliki sumbangan sebesar 22,3%, akan tetapi masih terdapat

pengaruh sebesar 77,7% dari faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang diteliti secara

menyeluruh belum dapat menjelaskan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi siswa MA tentang kompetensi guru PPKT

terhadap hasil belajar sosiologi.

103  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa MA berpendapat bahwa kompetensi guru praktik

profesi keguruan terpadu (PPKT) dilihat dari kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi

sosial sudah menunjukkan kualifikasi secara baik.

2. Berdasarkan perolehan hasil pengujian hipotesis yaitu dapat diketahui

nilai thitung sebesar 3,793 dan nilai ttabel diketahui sebesar 2,0085. Hal

ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi

siswa MA tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu

(PPKT) terhadap hasil belajar sosiologi. Dan dari hasil uji koefisien

determinasi menunjukkan pengaruhnya sebesar 22,3%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberi saran-

saran sebagai berikut:

1. Mahasiswa PPKT Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Untuk mahasiswa praktikan yang akan melaksanakan PPKT sebaiknya

mempersiapkan pembelajaran dengan baik agar memiliki kompetensi

guru secara matang sesuai yang diharapkan, dan diusahakan selalu

berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong jika

mengalami kesulitan dalam melaksanakan PPKT khususnya dalam

kegiatan belajar-mengajar.

104  

2. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Untuk meningkatkan kompetensi guru praktikan IPS konsentrasi

sosiologi, hendaknya terlebih dahulu diberikan pengarahan dan

pembekalan bahwa guru praktikan harus memiliki kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial dalam kegiatan belajar-mengajar. Pembekalan ini

dapat dilakukam dengan cara lebih sering mengadakan perkuliahan

micro teaching dengan menambah waktunya. Hal ini bertujuan agar

guru praktikan dapat melaksanakan PPKT secara baik ditempat mereka

melaksanakan kegiatan PPKT.

3. Sekolah

Bagi sekolah harus dapat memilih guru pamong yang sudah

berkompeten dibidangnya untuk guru praktikan. Sehingga mampu

mengarahkan guru praktikan dengan baik dalam proses kegiatan

belajar-mengajar.

4. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, dikarenakan keterbatasan, penelitian ini

hanya membahas mengenai persepsi siswa MA tentang kompetensi

guru praktik profesi keguruan terpadu (PPKT) terhadap hasil belajar

sosiologi. Maka untuk selanjutnya jika ingin meneliti yang sama dapat

mengkaji kompetensi guru PPKT di SMP, MTs, SMA atau dalam

bidang konsentrasi lainnya yaitu ekonomi dan geografi sebagai bahan

perbandingan persepsi siswa lain dalam bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiyati, Tatik. “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru

Terhadap Motivasi Belajar Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Cepogo”, Skripsi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,

Salatiga, 2011.

Arifin, Zainal Penelitian Pendidikan Metode dan Pradigma Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. Cet. 12, 2002.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. Cet. XIV, 2010.

Azhar. “Kondisi LPTK Sebagai Pencetak Guru yang Profesional”. Jurnal

Tabularasa PPS Unimed, 2009.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format

Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,

Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group. Cet. 1, 2013.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010.

Fahlevi, Muhamad Riza. “Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan

mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa. studi kasus di

MTs Nur Asy-Syafi’ah (YASPINA). Rempoa Ciputat, tangerang Selatan”.

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,

2014.

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2008.

Idrus, Muhammad. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga,

2009.

Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2007.

Lutfi, Ikhwan, dkk. Psikologi Sosial. Jakarta: lembaga penelitian uin, 2009.

Mayuni, Ilza. Peningkatan Mutu Guru Bahasa Inggris Melalui Pendidikan dalam

Jabatan. Bandung: Lubuk Agung, 2007.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana, 2011.

Ni’mah, Miftahun. “Persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa Praktikan Praktik

Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) dalam Kinerja Pembelajaran PAI”,

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,

2013.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan karya

ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.

Nugraha, Samwiel Agus. “Penguasaan Computer Pedagogik Mahasiswa Calon

Guru Dalam Pelaksanaan Program Pengalaman (PPL)”. Skripsi

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Perpustakaan UPI, 2013..

Nurwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. Sosiologi:Teks Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Prenada Media Group. Cet. 3, 2007.

Pedoman Penulisan Skripsi. Ciputat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014.

Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta: BP.

Cipta Jaya, 2009.

Permendikbud RI Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum SMA/MA.

Prayitno, Teguh. “pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar

guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1

Cileungsi”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Jakarta, 2015.

Priyatno, Duwi. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS.

Yogyakarta: Gava Media. Cet. 1, 2013.

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. ke-VI, 2014.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Rahman, Agus Abdul. Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan

Pengetahuan Empirik. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Ramayulis. Profesi Dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia, Cet. ke-2, 2013.

Rosdakarya, Cet. ke-17, 2012.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta, Cet. 4, 2013.

Samana. Profesionalisme Keguruan: Kompetensi dan Pengembangannya.

Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Sapuri, Rafy. Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2009.

Sarwono, Sarlito W. Eko A. Meinarno. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika, 2011.

Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

cet. 2, 2014.

Slameto. Belajar & Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta,

2010.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Sugiyono. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta. Cet. ke-23, 2016.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, Cet. ke-5, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Cet. 7, 2011.

Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan : Sukses & Bermartabat. Surabaya:

Jaring Pena, 2011.

Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.

Jakarta: Bumi Aksara, Cet. ke-3, 2011.

Susetyo, Budi. Statistik Untuk Analisis Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama,

2010.

Sutaji, Tri. “Pengaruh Minat Membaca Buku Sosiologi Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi SMA Negeri 8 Kota

Tangerang Selatan”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2003.

Thalib, Syamsul Bahri. Psikologi Pendidikan: Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.

Jakarta: Kencana, 2010.

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran

Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan

Nasional. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011.

Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).

Jakarta: laboratorium FITK UIN Jakarta, 2015.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1.

Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar-Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. ke-10, 2014.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. 2, 2009.

Walgito, Bimo. Psikologi Kelompok. Yogyakarta : Andi, 2010.

Walgito, Bimo. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi, 2003.

Yudiaatmaja, Fridayana. Analisis Regresi dengan Menggunakan Aplikasi

Komputer Statistik SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Nama

NIM

Jurusan/Prodi

Judul Skripsi

LEMBAR UJI REFERENSI

Nur Aini

1 1 12015000056

Pendidikan Umu Pengetahuan Sosial/Sosiologi

Pengaruh Persepsi Siswa MA tentang Kompetensi Guru PraktikProfesi Keguruan Terpadu (PPKT) terhadap Hasil BelajarSosiologi (Studi Kasus Sekolah MA di Wilayah Bogor).

No Judul dan Halaman BukuParaf

Pembilnbillg

I

PembilmbingII

BAB I

1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional Bab 1 Pasal 1. h. 2.

, 」”   ′

うん

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besor Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 1988), Cet. 1, h.204.

刷3

Muhibbin Syah, Psika|ogi Penclidikan: DenganPendeknton Baru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya. 2003). h. 10.

り4 ′

脚4

Hasbullah, Dasαr―Dαsαr J“ン Pι刀グ′グノた74,

(Jak山 :PT ttaGraflndo Persada,2008),h.4.

ヽ 脚

5

Syanlsul Bahri Thalib, Ps′ スっ′θgノ Pc77`′′diたα′・

Bピ rわαsis/4α′なお E″′,ルな角ノ′たα′/ (Jakata:Kencana,2010),h.273-276.

IA′ 刷

6

Tim Penlusun Buku Pedomon Praktik ProfesiKeguruan Tcrpadu (PPKT). (Jakarta:laboratorium FITK UIN Jakarta,2015), h. -5.

′   ・

幽7

Slameto,3θり α″ 護 乃 加 rヵ腸θr ttηg滋 爾pθηgα″z′力′,(Jakaia: Rineka Cipta,2010),h.2.

′hげι 嗣

8

Samwiel Agus Nugraha. 2013, "PenguasaanComputer Pedagogik Mahasiswa Calon GuruDalam Pelaksanaan Program Pengalaman(PPL) ", skripsi Universitas PendidikanIndonesia. (Bandung: Perpustakaan UPI, 20 1 3).h. 4.

d暉―バ

r´

9

Azhar, "Kondisi LPTK Sebagai Pencetak Guruyang Projes'ionctl". Jurnal Tabularasa PPS

Unimed. 2009.h.2.

\′

BAB II

10Bimo Walgito. Psiblogi Sosial: SuatuPengantar, (Yoeyakafia : Andi, 2003), h. 53.

//

脚Desmita, Psikologi Perkembangan Pese rtaDidik. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2010), h. 11e.

ハЧ

ク 耐12

Desmita, Psikologi Perkembangan PesertaDidik. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2010), h. 117.

(1にr 閻

13

Rafy Sapuri, Psikologi Islam Tuntunan JiwaMonusia Modern, (Jakarta: Raja GrafindoPersada. 2009), h.294.

『出rⅦ

‐I

14

Sarlito W. Sarwono. Eko A. Meinarno,Psikologi Sosial. (Jakarta: Salemba Humanika,20tt),h.24.

C 」r

/ハ

脚15

Bimo Walgito, Psikologi Kelompok,(Yogyakarla : Andi, 2010), h. 25.

)亀 脚

16

Agus Abdul Rahman. Psikologi Sosiol:Integrasi Pengelahuan Wahyu danP enge t ahu a n Empirik, (Jakarla: Raj awali Pers.2013).h.79.

――

階rrl

17Ikhrvan Lutfi, dkk. Psikologi Sosial, (Jakarta:lembaga penelitian uin,2009), h. 25.

(-,メЛ 脚

18Ikhwan Lutfi, dkk. Psikologi Sosial. (Jakarta:lembaga penelitian uin,2009), h. 26-27 . )

レ 肉19

Bimo Walgito, Psiktlogi Sosial: SuatuPengantar. (Yogyakarta : Andi. 2003), h. 54-55.

―ヽ沼=

――IЧだ( 脚

20Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantor tlmumPsikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000). Cet.8.h.43-44. Y 嗣

つん

Jejen Musfah. Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teoridan Praktik, (Jakafia: Kencana, 20ll).h.27. Y 脚

22Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan :

Sukses & Bermarto&ar, (Surabaya: Jaring Pena.201 1), h. 120.

tfr脚

23Ilza Malun| Peningkatan Mutu Guru BahasaInggris Melalui Pendidikan dalam Jabatan,(Bandung: Lubuk Agung, 2007), h. 21.

L ィー 刷

24Jejen Musfah, Peningkalttn Kompetensi Guru:Melului Pelatihan dan Sumber Belajar Teoridan Praktik, (Jakarta: Kencana, 20ll), h. 29.

=MИ円=

LDnvレr

25Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Gurudan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, Y

問Fソ 腰

Ч==

|

即魁日【

2013).h.23. f

26Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teoridan Praktik. (Jakarta: Kencana. 20 I l''t. h. 27 .

い″らヽ

27

Kunandar, Guru Profesional ImplementasiKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarla:PT. RajaGrafindo Persada, 2007). h. 55.

脚28

Samana, Profesionalisme Keguruan:Kompetensi dan Pengembangpnnya,(Yogyakarla: Kanisius, 1994), h. 53.

″脚

29Syalllsul Bahri Thalib, Psごス,′θg′ Pθηグ′グ′んα″

Bθ″わαゞお イηグなな Ettp″な ノρノ′々αrグ (Jakaia:Kencana,2010),h.274.

ⅢIIullノ

′た

′ 呂30

Pcrα rrrrαη Pθ“θ″ルrα力 R.J Abttθ ′ アイ ル みνη

2θθ∂ たη″″g Gν rν,(Jakarta:BP.Cipta Jaya,2009), 力.6

(

r

r 醐31

E. Mulyasa, Standcr Kompetensi dctn

Sertifikasi Guru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya. 2009). h. ll7.

bγ綱 脚

32Syalllsul Bahri Thalib,Ps′ スリわgノ Pピ′グ′dikα″_

BcrわαゞおИηα′おな E“ρ″お均ノ′たαrr (Jakarta:Kencana,2010),h.274. 刷

,D

う0

Pθ″α′ν″αη Pc/11gr′ 4″力 R.J JVθ“θ″ アイ 冗α力r7′

2θθ∂ た4′αηg G2rrν ,(Jakalta:BP.Cipta Jaya,2009), h.6¨ 7

■1111ι

” 脚34

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan,(Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet. ke-2, h. 55-58.

刷う0

E. Mulyasa, Standar Kompetensi danSertifikasi Guru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2009), h. 7 5.

ケ 耐36

Syalllsul Bahri Thalib, Ps′スリノθgノ Pc′グ′dib′∫Bθ″bαsな И′αノおお E″ちρ′″お 均ノ,たα′/ (Jよalta:

ICencana,2010),h.275.

Pレ 脚

37Pθ″αrν rα′ Pθ

grノη/rrtt R.I」 bヽ777θ r アイ ■7カν′

2θθ∂ ″4′α′gG“″ν,(Jakata:BP.Cipta Jaya,2009), h.6.

′L  A

刷38

Syaiful Sagala,メ (13777α″ρναη PrttSノθ′αノGl′ /復

ααηル ″αgα κリピη訪冴たα″,(Bandung:Alfabeta,2013),h.32.

 

И

39E. Mulyasa, Stanclar Kompetensi danSertifikasi Guru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2009), h. 1 35.

′L 一

ノー

40Syallllsul Bahl・ i Thalib,Psノ ス,わgノ Pθηグノグ漱θη「Bθrbαsお И4α′おお E“ρルお Иρ′ノス

`′ノだ (Jakata:

=uI

′ 脚

」I′しfll

♭」r

Kencana.2010)、 h.276.l

41

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelcttihan dan Sumber Belajar Teoridan Prahik. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 54.

シレ 脚

42Ramayulis, Profesi clan Etika Keguruan,(Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet. ke-2. h. 85-89.

L 甲″′

脚43

E. Mulyasa, Standar Kompetensi danSerti/ikasi Guru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya , 2009'). h. 17 3 .

ヽ′し 

,脚

44Syarnsul Bahri Thallb, Psikologi Pendidikan:Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta:Kencana, 2010), h.276.

I 脚

45

Jejen Musfah. Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teoridan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 52-53.

I

】   ハ“「I

脚46

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguman,(Jakarla: Kalam Mulia. 2013). Cet. ke-2, h.74-76.

 

dИ

ルL′r

47Tim Penlusw, Buku Pcdoman Praktik ProJesiKeguruan Terpadu (PPKT1, (Jakarta:Laboratorium FITK UN Jakarra. 2015), h. 5.

48

Tim Penyustt, Buku Pedomctn Praktik ProfesiKeg,uruan Terpadu (PPKT), (Jakarla:Laboratorium FITK UIN Jakarla, 2015), h. 5.

ι ´レ 酬

49Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik ProfesiKcguruan Terpadu (PPKT), (Jakarla:Laboratorium FITK UIN Jakarta, 2015), h. 5. 脚

50Tim Penyustn. Buku Pedoman Praktik ProfesiKeguruan Terpadu (PPKT), (Jakarta:Laboratorium FITK UIN Jakarta, 2015), h. 8. ハ

Lり77′

51

Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik ProfesiKeguruan Terpadu (PPKT), (Jakarla:Laboratorium FITK UN Jakarta. 2015), h. 9.

ι

 

ノ 鱚52

Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik ProfesiKeguruan Terpodu (PPKT1, (Jakarta:Laboratorium FITK UIN Jakarta, 2015). h. 7.

′」 ― 

脚53

Tim Penyustn, Buku Pedoman Praktik ProJbsiKeguruan Terpadu (PPKT1, (Jakarta:Laboratorium FITK UIN Jakarta,2015), h. 8.

ι

4 邸54

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT RemajaRosdakarya , 2012). C et. ke-17 , h. 22.

′ 幽55

Purrvanto. Evaluasi Hasil Belajar,(Yogyakarta: Pustaka Pelaiar. 2014). Cet. ke-

刊″じ

; 卿

VI,h.45. ′′

56

Hamzah B.Uno, λゐル′ Pθ ttbθりαrα ttf

iИ9燿θ″″放γ4P“ SCS Bι′げαr―滋 ′gのαrッαηgκrθθrrir dα″教 府グ (Jakaia:Bumi Akstta,2014),Cet.ke_10,h.213.

U碗αr‥L

“F‥′

57

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa,Bela.jar dan Pembelajaran : PengembanganLlracana dan Prahik Pemhelaiaran dalamP e mb ctngunan N as i onal, (Yogyakart a'. Ar -rtzzMedia,20rt).h.22.

IL′ら

  r

58

Punvanto, Eソ α′ι′αs, Hαs′′ B`′″αr,

(Yogyakarta:Pustaka Pelaiar,2014),Cet.ke¨VI,h.42.

レ 脚

59

Muhammad Thobroni dan fuif Mustofa.Belajar dan Pembelajaran : PengembanganWacana dan Prahik Pembelajaran dalamP embang,unan Nos ional, (Yogyakarta: Ar -ruzzMedia,201 1). h. 23.

60

Nana Syaodih Sumadinata, 二α″dαsαη

PsJわわgノ P“∫ιs Pθ刀訪浦ル4,(Bandung:PT.Remaia Rosdakttva.2009).Cet.ke… 5、 h.172. 7 脚

61

Slameto, Belajar & Faktor-faktor YangMempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h.54.

=Tム

〃 脚62

Slameto. Belajar & Faktor-faktor YangMempengaruhi. (lakana: Rineka Cipta, 2010).h. s5.

2■″ 脚

∠U

Slameto, Belajar & Faktor-fahor YangMempengoruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).h.55. パ

″′rr 脚

64

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan denganPendekatan Baru, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya. 2003). h. 134.

ノL  “ 脚

65

Slameto, Belajar & Faktor-faktor YangMempengaruhi, (Jakafia: Rineka Cipta, 2010),h. 56.

′L

″rレ ヽ 邸

66

Muhibbin Syah. Psiftologi Pendidikan denganPendekotan Baru. (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2003). h. 1 36.

山Ч

/′

, 1・

邸67

Slameto, Belajar & Faktor-faktor YangMempengartthi, (Jakarta: Rineka Cipta, 20 1 0).h. s8.

′―ノ 脚

68Slameto. Belajar & Faktor-fahor YangMempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).h. 60.

レ 脚69

Slameto, Belcjctr & Fahor-fahor YangMempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h. 56.

70Slameto, Belajar & Faktor-fahor YangMempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).h. 60.

レ′

ra

脚71

Slameto. Belajar & Faktor-Jbhor YangMempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).h.62.

物豚 幽

72Slameto, Bela.lar & Faktor-faktor YangMempengartthi. (Jakafta: Rineka Cipta, 2010).h.64. 移 脚

73

Slameto. Belajar & Faktor-Jaktor YangMempengaruhi, (Iakarta: Rineka Cipta. 2010).h. 6s.

F”

“rン 脚

74Slameto. Belcrjar & Faktor-/itktor YangMempcngoruhi, (Jakafia: Rineka Cipta, 2010).h. 6).

,I 脚

75

Slameto, Belajar & Faktor-faktor I'angMempengartthi, (Jakafta: Rineka Cipta, 2010),h. 66. 嚇

76

Slameto. Belajar & Faktor-fahor YangMempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h.66.

77Slameto, Belajar & Faktor-faktor Yangtr4empengaruhi, (lakarta: Rineka Cipta, 20 10).

h. 68.

レ′″′7 脚

78

Slameto. Belajar & Faktor-faktor YangMempengaruhi. (Jakafia: Rineka Cipta, 2010).h.70.

f、 ″

レ可′

79Slameto, Belajar & Faktor-faktor YangMempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta. 2010),h.71.

II‐り′

か膠I 脚

80

Slameto, Belajar & Faktor-faktor YangMempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h.71.

 

Lけr″ 呂

81

Dadang Supardan, Pengantar llmu Sosial.S e b u a h Kaj ian P e n d e ka I a n S tru ktur al, (Jakarta:Bunri Aksaru,2071). Cet. ke-3, h. 69.

L A==

脚82

Soerj ono Soekanto, So s iologi Suatu P e ngantar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 18.

Ч

レ 劇

00

J. Dwi Nurwoko dan Bagong, Suyanto,Sosiologi:Teks Pengantar dan Terapan,(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 3,

h.2.

ク7

84

Tri Sutaji. "Pengaruh Minat Membac'a BukuSosiologi Terhadap Prestasi Belajar SiswctPada Motct Pelaiaran Sosiologi SL[,4 Negeri B

Kota Tangerang Selatan", Skripsi padaUniversitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta. Jakar1a. 2010. h. 29.

00

Permendikbud RI Nomor 69 Tcthun 2013tentang Kerangka Dasar dan StrukturKuri ku I um S ||LA/MA, h. 1 B 8- I 92. 〃 脚

86

Muhamad Riza Fahlevi, "Hubungan antarctpersepsi siswa tentang kemampuan mengajarmahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa(sttdi kasus di MTs Nur Asy-SyaJi'ah(YASPII{A), Rempoa Ciputctt, tangerangSelatan)". Skripsi pada Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarla, Jakafta,2014.

87

Teguh Prayitno, "pengartth persepsi siswamengenai keterampilan mengajar guntterhadap hasil belajar IPS sisv,a di SMPMuhammadiyah I Cilcungsi", Skripsi padaUniver"sitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, Jakarta, 20 I 5.

88

Tatik Alfiyati, "pengaruh persepsi siswatentang kontpetensi pedagogik guru terhadapmotivasi belajar kelas VIII MadrasahTsunov,4,ah Negeri Cepogo". skripsi padaSekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,Salatiga, 201 1.

89

Miftahun Ni'mah, "Persepsi Siswa TerhadapA,Iahssisv,a Praktikan Prahik Profe,siKeguruan Terpadu ?PKT) dalam KinerjaPembelajaran PAI", Skripsi pada UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta, 2013.

rBAB III ′

90

Sugiyono, ハイυ′θ夕♭ Pθηθ′′′′α′‐ Kνα′′ノrr/′/Kνα′ノ′αノ/Jαη R tt D,(Bandung:Alfabeta,2016),Cet.ke-23,h.2.

91

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi Tesis, Desertasi dan kary'a ilmiuh.(Jakarta: Kencana, 2011), h. 38. 勒 嚇 lrll

ヽVりυW・ V

うん

(ン

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode PenelitianPendidikan, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 20ll), Cet. ke-7, h. 72-7 3.

fレ

93Pιdθ″ακ Pιην′おαη S″″sノ,(Ciplltat:Fakultaslhnu Tarbiyah dan Keguruan,2014),h.63.

こ尋 p

↑ 脚94

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metodedan Pradigma Baru, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 201 l). h. -s4.

1劇u ′ι 嗣

nン

Sugiyono, iしをゎ売 Pθ 4θ′′′″刀∫ Kνα′r′′α′/Kνα′ノ′αrグ Jαη R&D,(Bandung:Alfabeta,2016),Cet.ke_23,h.80.

ι

 

 

ノ 鱚96

Zainal Arifin, Pcnelitian Pendidikan Metodedan Pracligma Baru, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 20ll), h. 21-5.

Ч ´多

97Sug]yono, lZυ′θ′し Pc,7θ′ノrノα4 Krrαη′′r6Jr/絶′αノノノα′/Jαη R tt D,(Bandung:Alfabeta,2016),Cet.ke…23,h.81.

ιレ

98

Zainal Arifin. Penelitian Pendidikan Metodedan Pradigma Baru, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 201 1). h. 215. /

)

脚99

Suharsilni Arikunto,P″ θsθグIrr′ι″θ′″滋4 Sναrν

Pθηグ`肋

rfr″ Prαた′′た,(Jakaia: Rineka Cipta,2002),Cet.12,h.112.

ノ 脚100

Suharsiini Al・ikunto,Prθ∫ι/2rr Pθ J7θ ′′′″4 Sνα′ι′

Pθηグθたク′αJ7 Prαたrノた (Jakaia: Rineka Cipta,2002),Cet.12,h.116.

 

 

r

101Muhammad ldlll Metodologi Penelitian llmuSosictl, (Yogyakarla: Erlanuga. 2009), h. 77.

」レ

102

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi Tesis, Desertctsi dan karya ilmiah,(Jakarta: Kencana,20ll), h. 138.

Fヽ

レ 明

103

Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosialdan Ekonomi: Format-Format Kuantitati/ danKualitati/ untuk Studi Sosiologi, KebijakanPublik, Komunikasi, Manajeme n, danPemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2013). Cet. ke-1. h. 130.

′′」

/

′ ・r%

104

Sugiyono, 並たゎ′し Pιηθノ′′放η‐ Klrα″′rα′グKναノ′″r/Jαη R tt D,(Bandung:Alfabeta,2016),Cet.ke_23,h.142.

t r

ノ 幽

105

Syofian Siregar, Metode Penelitian KuantitcrtifDi lengkop i Dengan P er ba ndingan P erhitunganMctnual dan SPSS. (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2014), cet.-Z.h.46.

( ン

106

Syofian Siregar, Metode Penelitian KuantitatifDi I engkapi Dengan P e rbandingan P e rhitunganManual dan SPSS, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2014), cet.-2, h. 55.

 

η

107

Ilusaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PTBumi Aksara,2009), Cet. ke-2, h. 5-5. 7

108Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2010). edisi revisi, Cet. 14. h. 201.

可r

レ 剛109

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi Tesis, Desertasi dan karyu ilmiah,(Jakarla: Kencana. 201 l), h. 163.

・ 

″′L

110

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosialdan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif danKualitatif untuk Studi Sosiologi, KebijakanPttblik, Komunikasi, Manajemen, danPemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup. 2013), Cet. ke-l, h. 182.

′″

Syofian Siregar, Metode Penelitian KuantitatifDil e ngkapi Dengan Perbandingan PerhitunganManual dan SPSS. (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2014), cet.-2, h. 86.

tP

112

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosialdan Ekonomi: Formctl-Format Kuantitatif danKualitatif untuk Studi Sosiologi, KebiiokanPublik, Komunikasi. Mancrjemen, danPemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2013), Cet. ke-1, h. 184.

D7」

113

Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosialdan Ekonomi: Format-Format Kuantitatf danKualitatif untuk Studi Sosiologi, KebijakanPublik, Komunikasi, Manajemen, danPemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2013), Cet. ke-1, h. 184.

。 

 

口    ′

′)′

114Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi Tesis, Desertasi dan karycr ilmiah.(Jakarta: Kencana, 2017), h. 17 4. ン 幽

115

Duw'i Priyatno, Analisis Korelcrsi, Regresi danMultivar iate dengan .SP.S,S, (Yogyakarta: GavaMedia, 2013), Cet. 1, h. 74.

116

Budi Susetyo, Srα ′な′′た 1//Prν た Иηα′おお

Pθ 4θ′ノ′′α4,(Bandung: PT. Reflka Aditallla,2010), h.122.

L/

ILri

117

Syofian Siregar, Metode Penelitian KuantitatifDilengkapi Dengan P erbandingan P erhitunganManuctl dan SPSS, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2014), cet.-2,h.290.

月「

118

Fridayana Yudiaatmaja, Analisis Regresidengan Menggunakan Aplikasi KomputerStatistik SPSE (Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama, 2013). h. 79. ′

119

Syofian Siregar, Metode Penelitian KuantitatifDilengkapi De ngan P er b andingan P e rhitunganManual dan SPSS, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2014), cet.-2, h. 285.

 

120

Syofian Siregar. Metocle Penelitian KuantitatilDilengkapi De ngan P erbandingan P e rhitunganManual dan. SPSS, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group. 2014). cet.-Z.h.284.

′′

121

Syofian Siregar, Metode Penelitian KuantitatdDi lengkapi Dengan P e r b and i nga n P e r hi htn ganManual dan SPSS, (Jakafia: Kencana PrenadaMedia Group. 2014). cet.-2,h.284.

 

 

Л

122

Syof,ran Siregar, Metode Penelitian KuantitalifDilengkapi Dengan P er bandingan PerhitunganMctru.tal dan SPSS, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Grouo. 2014). cet.-2. h.290.

t′

 

123

Syofian Siregar, Metode Pcnelitian KuantitatifDi\engkapi De ngctn P erbandi ngan Pe rhit u nganl,Ianual dan SPSS, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2014). cet.-L,h.286.

ノ‐/1

124

Syofian Siregar, Mctode Penelitian Kuantitati/Dilengkapi De ngan P erbandingan P erhitunganManual dan SPSS, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group. 2014). cet.-2.h.286.

、 θL7 醐

Mengesahkan:

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Cut Dhien Nourwahida,Ⅳ IANIP.197912212008012016

Dr.Abdo Rozak.Ⅳl.Si

NIP。 196909081996031003

Lampiran 1

PROFIL MAN 2 BOGOR

A. Sejarah Singkat Sekolah/Madrasah

MA NEGERI 2 BOGOR adalah sekolah Madrasah Aliyah Negeri

yang terletak di Jl. Pajajaran No. 6, Kelurahan Baranang Siang, Kecamatan

Bogor Timur, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dengan Kode Pos : 16143

dan nomor telp/fax : (0251) 8321740.

MA NEGERI 2 BOGOR pertama kali dibuka pada tahun 1992 dan

secara resmi mendapat ijin operasional dari Kepala Kantor Wilayah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat.

Sebelum secara resmi menjadi MA NEGERI 2 BOGOR seperti saat

ini, sekolah ini telah melalui beberapa perubahan. Tercatat pada

tahun1952, sekolah ini bernama PGAN 6 tahun. Kemudian pada tahun

1990 berubah menjadi MAN BOGOR 2. Lalu pada tahun 1992 barulah

sekolah ini bernama MAN 2 BOGOR sampai saat ini.

Saat ini MAN 2 BOGOR berstatus Akreditasi A (Amat Baik),

dengan Nomor Statistik Sekolah 3.1.1.3.2.7.1.0.2.0.2.8. dan NPSN

20177119.

B. Visi, Misi, dan Tujuan

1) Visi

Terwujudnya Madrasah yang berbudaya, berprestasi, dan

berakhlak mulia.

2) Misi Untuk mencapai visi sebagai sekolah yang memberikan layanan

pendidikan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan minimal

dan standar oprasional prosedur, perlu dilakukan suatu misi berupa

kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas dan sistematis.Berikut

misi MA NEGERI 2 BOGOR yang dirumuskan berdasarkan visi

sekolah.

a) Melaksanakan pembelajaran secara efektifsesuai dengan potensi

yang dimiliki.

b) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran

Islam

c) Memelihara lingkungan yang sehat, kondusif, dan harmonis.

d) Menumbuhkembangkan Madrasah yang berbudaya dan

berprestasi.

e) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga

madrasah dan stakeholder.

3) Tujuan sekolah

Tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan visi dan misi sekolah.

Berdasarkan dua hal tersebut, dapat dijabarkan tujuan MA NEGERI 2

BOGOR adalah:

1) Nilai Ujian Nasional (UN) dan Ujian Madrasah (UM) mencapai

minimal 8.00.

2) Proporsi lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi minimal

80%.

3) Proporsi lulusan yang diterima pada perguruan tinggi negeri

melalui SNMPTN dan SBMPTN minimal 90%.

4) Memiliki kelompok peserta didik dalam olimpiade matematika,

fisika, kimia, biologi, ekonomi/akuntansi, geografi, dan lomba

Bahasa dan sastra serta mampu finalis di tingkat nasional.

5) Memiliki qari dana tau qariah serta menjadi finalis tingkat

provinsi.

6) Memiliki tim cepat tepat agama dan mampu menjadi finalis

tingkat nasional.

7) Peserta didik mahir dalam baca, tulis, al-qur’an (BTQ) minimal

90%.

8) Peserta didik hafal Al-qur’an minimal 3 (tiga) Juz sebanyak 20%.

9) Memiliki tim olah raga minimal 3 cabang dan mampu menjadi

finalis tingkat provinsi.

10) Menjadi finalis tingkat nasional minimal 3 (tiga) cabang

ekstrakulikuler.

11) Seluruh peserta didik mengamalkan ajaran Islam, berakhlak

mulia, disiplin dan berwawasan kebangsaan.

12) Mempertahankan predikat sebagai sekolah Adiwiyata Nasional

dan menjadi sekolah dengan katergori sekolah Adiwiyata

Mandiri.

C. Guru dan Tenaga Kependidikan

Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SMA Al-Hasra berjumlah

18 orang dengan rincian sebagai berikut:

No. Nama L/P Jabatan

1 Drs. H. Hawasi, M.Pd.I L Kepala

2 Drs. Lina Rosmalina P Guru / Waka

3 Dra. Susiati Nasikin M,Si P Guru

4 Dra. Mia Immawaty L Guru

5 Dra. Hj. Ruafni, M.Pd.i P Guru

6 Drs. Abdul Jamil P Guru

7 Dra. Hj. Fauziah Said L Guru

8 Drs. H. Imron Rosyadi Amir P Guru / Waka

9 Drs. H. Muhammad Ridwan P Guru

10 Dra. Yeni Andriani P Guru

11 Dra. Baeti Suharti P Guru

12 Drs. Wahyu Sarwono P Guru

13 Dra. Hj. Linjarwati P Guru

14 Hj. Lela Sholihah, M.M P Guru

15 Taufiq qurrohman, S.Ag P Guru

16 Dra. Nani Sumarni, M.Si P Guru

17 Dra. Mukti Hikmah, S.Pd L Guru

18 Lia Marliana, S.Ag P Guru

19 Shofiyah gumanti, S.Ag P Guru

20 H. Komarullah, S.Ag L Guru

21 H. Ade Rahman, M.Pkim L Guru / Waka

22 Suja, S.Pd L Guru

23 Yani Maryani, S.Pd P Guru

24 Idrus Sambasi, S.Pd, M.Pfis L Guru

25 Jizah Dhilhijah, S.Ag P Guru

26 Dra. Suminar P Guru

27 Sukaesih Nurliawati, S.Pd P Guru

28 Wulan Rosidah, S.Pd P Guru

29 Teti Sugiharti, S.E P Guru

30 Suhartini, S.Sn P Guru

31 Lala Nurmala, S.Pd P Guru

32 Yayat Supriatna, S.Pd L Guru / Waka

33 Nurul Qadariyah, S.Pd P Guru

34 Sri Ningsih Nurhayati, S.E P Guru

35 Abdul Mukti, S.Ag L Guru

36 Badriah, S.Pd.I P Guru

37 Evi Haryutsi, S.Hi P Guru

38 Rida Nurul Istiqamah, S.Pd P Guru

39 Hartuti, S.E P Guru

40 Faujiah, S.Pd.I P Guru

41 Dian Kardinah, S.Pd P Guru

42 Yayu Agustin Rahayu, S.Pd P Guru

43 Dedeh Dhohiyah, S.Ag P Guru

44 Siti Yulianah, S.E P Guru

45 Usep Saefulloh, S.Pd.I L Guru

46 Dra. Rahmawati P Guru

47 Retno Mujiarti, S.Pd, M.Si P Guru

48 Sobar Sofyan, S.Pd L Guru

49 Heryanto Nurjaman, S.Pd L Guru

50 Asep Syamsul Hidayat L Guru

51 H. Ukat Sukatma, S.Sos L Guru

52 Nurhasanah, S.Pd L Guru

53 Hendra Gunawan, S.Pd L Guru

54 Aditya Sukma Ghazali, S.Kom L Guru

55 Trimadya Arief L Guru

56 Sholihatunnisa, S.Pd P Guru

57 Ella Rahmalia, S.Pd P Guru

58 Rena Nuralitasari, S.Pd P Guru

59 Ihsan Ibadurrahman, S.Pd.I L Guru

60 Hilman Tantowi L Guru

61 Muhammad Hilman S L Guru

62 Imas Nurbayati, S.Pd P Guru

D. Siswa

Siswa MA Negeri 2 Bogor Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah

1212 orang terdiri dari kelas X s.d. XII. Adapun rinciannya sebagai

berikut:

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

L P

1 X- IPA 1 14 26 40

2 X- IPA 2 16 25 41

3 X- IPA 3 12 28 40

4 X- IPA 4 13 27 40

5 X- IPA 5 17 23 40

6 X- IPA 6 15 29 39

7 X- IPS 1 18 22 40

8 X- IPS 2 20 22 42

9 X- IPS 3 19 22 41

10 X- Agama 17 23 40

11 XI- IPA 1 15 25 40

12 XI- IPA 2 16 25 41

13 XI- IPA 3 18 22 40

14 XI- IPA 4 17 23 40

15 XI- IPA 5 15 26 41

16 XI- IPA 6 17 23 40

17 XI- IPS 1 20 22 42

18 XI- IPS 2 19 21 40

19 XI- IPS 3 18 22 40

20 XI- Agama 22 19 41

21 XII- IPA 1 17 24 41

22 XII- IPA 2 18 22 40

23 XII- IPA 3 13 28 41

E. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang ada di MAN 2 Bogor adalah sebagai

berikut:

No

Sarana dan Prasarana

Pendukung

Keterangan

Ada Tidak

Ada

1 Masjid/musholah √

2 Perpustakaan √

3 Lapangan olahraga √

4 Alat-alat kesenian √

5 Alat-alat keterampilan √

6 Laboratorium M-IPA √

7 Laboratorium computer √

8 Laboratorium Bahasa √

9 Aula Sekolah √

10 Kantin Sekolah √

11 Ruang UKS √

12 Tempat Parkir Kendaraan √

13 WC Guru √

14 WC Siswa √

24 XII- IPA 4 16 24 40

25 XII- IPA 5 18 23 41

26 XII- IPA 6 17 23 40

27 XII- IPS 1 21 20 41

28 XII- IPS 2 18 23 41

29 XII- IPS 3 17 22 39

30 XII- Agama 19 21 40

Jumlah Keseluruhan 512 700 1212

F. Lainnya yang Relevan

Lainnya yang relevan pada bagian ini adalah kegiatan Ekstrakulikuler

yang ada di MAN 2 BOGOR :

No

Kegiatan Ekstrakurikuler

Keterangan

Ada Tidak

Ada

1 Pramuka √

2 Palang merah √

3 Pengajian siswa √

4 Marawis √

5 Seni Baca al-Qur’an √

6 Olah raga (termasuk beladiri) √

7 KIR √

8 Paskibra √

9 Marching Band √

10 Jurnalistik √

11 Teater / Seni Peran √

12 Seni Musik √

13 Seni Lukis/Kaligrafi √

14 3MC (Perfilman) √

G. Data Sekolah

No. Uraian Isi

1 Nama Sekolah MA Negeri 2 BOGOR

2 Nomor Statistik Sekolah / NNS 3.1.1.3.2.7.1.0.2.0.2.8

3 NPSN 20177119

4 Provinsi Jawa Barat

5 Kotamadya / Kabupaten Kota Bogor

6 Kecamatan Bogor Timur

7 Kelurahan Baranang Siang

8 Jalan dan Nomor Jl. Pajajaran No. 6, Baranang

Siang, Bogor Timur, Jawa Barat

9 Kode Pos 16143

10 Telepon / fax (0251) 8321740

11 Daerah Perkotaan

12 Status Sekolah Negeri

13 Akreditasi Terakreditasi “A”

14 Tahun Berdiri 1992

15 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi

16 Bangunan Sekolah Milik Negara

17 Jumlah Rombel 30 ( X : 10, XI : 10, XII : 10)

18 Jumlah Siswa (X, XI, XII) 1212

19 Jumlah Guru 57

20 Surel [email protected]

21 Website http://www.man2bogor.com

Lampiran 2

PROFIL MA AL-MUKHLISHIN

A. Sejarah MA Al-Mukhlishin

Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin berdiri tahun 1988 di lingkungan

ponpes Al-Mukhlishin Ciseeng, adalah sekolah lanjutan berbasis agama

pertama di daerah tersebut. Atas prakarsa bapak H. Zaenal Abidin

berdirilah sekolah tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan sekolah lanjutan

tingkat atas di daerah Ciseeng. Gedung Madrasah Aliyah Al-Mukhlisin

pertama kali adalah gedung yang sekarang ditempati Mts Al-Mukhlishin,

dan yang sekarang dipakai untuk KBM adalah gadung Eks. SMAI Al-

Mukhlishin.

Kepala sekolah pertama MA Al-Mukhlishin adalah Bapak Heri

Juhaeri B.A. beliau berasal dari Cirebon yang menjadi kepeala sekolah

dari awal berdiri Aliyah Al-Mukhlishin, yaitu tahun 1988 sampai tahun

1997. Pada masa beliau, peminat Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin bisa

dibilang cukup banyak, mencapai delapan puluh tujuh orang dalam satu

angkatan, dan yang termasuk siswa angkatan pertama Madrasah Aliyah

adalah guru kita bersama yaitu Bapak Ilyas S.Ag dan Bapak Yusup S.Ag.

Waktu berlanjut, lalu kemudian jabatan kepala sekolah di gantikan

oleh bapak Drs Warsono, beliau juga adalah orang Cirebon yang menjadi

kepala sekolah Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin dari tahun 1997 sampai

tahun 1999. Nah kepala sekolah ketiga yang menjabat di MA Al-

Mukhlishin adalah bapak Drs. Suparman M.Pd. yang biasa disapa Abi

Parman, dan yang menjadi wakilnya adalah bapak Ir. Cahya Purnama.

Beliau berdua adalah orang yang dari awal Aliyah berdiri sampai sekarang

tetap eksis di sekolah ini, beliau telah jadi bagian yang tak terpisahkan dari

Aliyah. Beliau menjadi kepala sekolah dari tahun 1999 sampai tahun 2006,

walaupun sudah tidak menjabat tapi abi Parman tetap mengajar di

Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin. Setelah abi Parman, jabatan kepala

sekolah dipegang oleh bapak Yaya Suhaya, beliau tidak lama menjadi

kepala sekolah , hanya dari tahun 2006 sampai tahun 2008.

Kemudian digantikan oleh Bapak Ustad Aden. Bapak Ustad Aden

menjadi kepala sekolah dari tahun 2008, bapak Aden adalah sosok yang

tak asing karana sebelum itu beliau adalah kepala sekolah Mts Al-

Mukhlishin dan sampai sekarang pun beliau masih menjabat di kedua

sekolah tersebut. Bapak Aden memang luar biasa uletnya, beliau kembali

membangun Aliyah yang waktu itu jumlah siswanya hanya belasan orang,

sampai sekarang jumlah siswa sudah mencapai seratusan orang lebih.

Beliau melakukan pendekatan dengan para siswanya sehingga bisa

dibilang Bapak Aden ini adalah guru, kepala sekolah, sekaligus teman bagi

para siswanya.

Ma Al-Mukhlishin melahirkan banyak siswa berprestasi tiap

angkatannya,bisa dibilang sebagian besar para Alumnus angkatan pertama

Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin menjadi guru,begitupun alumni

sesudahnya. Setelah menyinggung prestasi atau kualitas saya teringat

tentang kuantitas, sekarang memang bisa kita lihat sendiri bahwa peminat

sekolah berbasis agama semakin berkurang, tapi itu bukan halangan bagi

Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin menyi’arkan sekolah agama,saya teringat

slogan bapak Enjang Fauzi bahwasanya kita bukan yang pertama, tapi

buktikan bahwa kita adalah yang terbaik, yup!, memang betul siswa

Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin memang tak pernah lebih dari seratus tiap

angkatannya bahkan mungkin kurang, tapi kita selalu berusaha jadi yang

terbaik minimal di lingkungan ponpes Al-Mukhlishin sendiri.

B. Visi dan Misi

1) Visi sekolah :

“Terwujudnya Madrasah yang Unggul Dalam Ilmu, Iman, dan

Amal”.

2) Misi sekolah :

a. Menjadikan peserta didik yang berakhlak dan berbudi luhur

b. Membina peserta didik yang berlandaskan iman dan takwa

c. Meningkatkan dan memacu profesionalisme guru sehingga

memperoleh sumber daya yang handal

d. Mengadakan dan menegakkan disiplin semua personalia yang

terkait dengan mengejawantahkan budaya bersih, budaya belajar,

dan budaya kerja

e. Meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi dan meningkatkan pengetahuan sebagai

anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik

baik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta.

C. Guru dan Tenaga Kependidikan

1) Pengurus Yayasan Al-Mukhlisin pada saat sekarang adalah:

Ketua Umum Yayasan : Ikhwanuddin Abidin, S.H

Wakil Ketua Bidang Sekertariatan : Drs. Nanang Isom M.Si,

M.A

Wakil Bidang Pesantren : Enjang Fauzi M.Pd

Hubungan Antar Lembaga/SDM : Komarudin M.Pd

Kepala Rumah Tangga : H. Hamdi M.Pd.

Yayasan Yatim Piatu Pondok Pesantren Al-Mukhlishin

merupakan yayasan yang berkonsentrasi pada bidang sosial

keagamaan yang memfungsikan dirinya sebagai sarana partisipasi

dalam pendidikan keagamaan yang berorientasi pada pembentukan

pribadi muslim yang berwawasan IMTAQ dan IPTEK dalam bingkai

akhlakul karimah.

Untuk mencapai sasaran tersebut, yayasan ini

menyelengarakan unit pendidikan sebagai berikut :

1. Taman Kanak-kanak Islam

2. Sekolah Dasar Islam

3. Sekolah Menengah Pertama Islam

4. Madrasah Tsanawiyah ( MTS )

5. Sekolah Menengah Atas Islam

6. Madrasah Aliyah (MA)

7. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

8. Madrasah Diniyah

2) Pengurus Madrasah Aliyah (MA).

Kepala Sekolah : H. Taufik Hidayat, Lc. S.Pd.I

Wakil Bid. Kurikulum : Lilis Ratnadiana, S.E

Wakil Bid. Kesiswaan : Mad Yusup, S.Ag

Bendahara : Khairunnisah, S.Pd.I

Tata Usaha : 1. Lilis Ratnadiana, S.E

2. Khairunnisah, S.Pd.I

3. Ikro Mullah

Kebersihan : Adnan Sihabudin

Anggota : Dewan Guru

D. Siswa

Jumlah Rombongan belajar MA Al-Mukhlisin adalah 7 rombongan

belajar, Kelas X terdiri dari tiga kelas yaitu X IIK, X MIA dan X IIS,

Kelas XI terdiri dari XI IPA dan XI IPS, serta kelas XII terdiri dari XII

IPA dan IPS.

E. Sarana dan Prasarana

1. Mesjid/Mushola

2. Perpustakaan

3. Lapangan Olah Raga

4. Alat-Alat Kesenian

5. Alat-alat Keterampilan

6. Laboratorium Komputer

Lampiran 3

Data Responden dengan Nilai Angket Persepsi Siswa MA tentang

Kompetensi Guru PPKT dan Hasil Belajar Sosiologi

No Nama Responden X Y

1 Anand Rasheed Ahadin 132  90

2 Sherlly Maulani 129  90

3 Sita Meika 131  95

4 Nisrina Nurulafifah 116  87

5 Auli Tamma Zhillan Abdalloh 127  88

6 Muhammad Ghifari Maulana 134  82

7 Nadia Khairia Kamila 131  95

8 Adristi Zulia Maharani 120  87

9 Novi Aryani 128  90

10 Firman Drana Wasistha 114  86

11 Desy Uni Widiastuti 143  95

12 Irawati Fauzan Nur Rahman 143  95

13 Intan Salsabila 135  95

14 Siti Kholifah 137  95

15 Rami Hambali 123  83

16 M. Rizik.S 131  80

17 Shafa Adilla Khanza 134  95

18 Ulfianne Afifah Widianti 132  95

19 Firda Nurfazriati 135  95

20 Azka Kamila Sulaeman 135  90

21 M. Robby Mattin Alifa 119  80

22 Alvina Puja Maheswari 141  85

23 Kirana Putri Nadia Maharani 115  79

24 Muhamad Rama Gumelar 123  87

25 Fikri Firmansyah 132  90

26 Ayuni Afifah 113  88

27 Dei Shafira 115  89

28 Siti Nurlatifah Sagina 139  90

29 M. Rizky Maulana 125  84

30 Muhammad Farhan 119  78

31 Rahmania Firdausy 136  90

32 Syifa Saidah 119  77

33 Azzahra Ditri 129  88

34 Abdurrahman 140  90

35 Calista Nabila 148  83

36 Feri Apriadi 137  85

37 Aditia Maulana 128  78

38 M Apip Hoerudin 130  80

39 Muhamad Baejuri 138  90

40 Monica Maulida Putri 138  80

41 Nita Apriliana 136  95

42 Tia Lestari 129  80

43 Siti Nur Asyiriah 117  76

44 Muhamad Faisal 140  90

45 Siti Sariah 151  95

46 Choirunnisa 129  79

47 Febri Syafira 118  79

48 Muhamad Soleh Fauzi 124  80

49 Devi Mulyani 141  84

50 Intan Rahmatillah 136  85

51 Didi Bahrudin Rahmat 139  95

52 Nia Fitri 132  83

Lampiran 4

1. Petunjuk Pengisian Angket

a. Sebelumnya mohon diisi identitas profil responden

b. Mohon siswa memberi tanda checklist (√) pada salah satu alternatif

jawaban dari pernyataan yang anda anggap paling sesuai pada lembar

instrumen ini.

c. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan hati nurani dan dengan sejujur-

jujurnya, sebab tidak ada jawaban yang salah.

d. Lembar ini tidak berhubungan dengan nilai anda.

e. Pilihan jawaban pada masing-masing butir pernyataan yang memiliki

skor sebagai berikut:

1. Skor 4 untuk pilihan jawaban selalu

2. Skor 3 untuk pilihan jawaban sering

3. Skor 2 untuk pilihan jawaban kadang-kadang

4. Skor 1 untuk pilihan jawaban tidak pernah

f. Atas kesediaannya dalam mengisi angket ini, saya ucapkan terimakasih

yang sebesar besarnya.

2. Profil Responden

Nama siswa :

Kelas :

Nama sekolah :

Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan

Selamat Menjawab

3. Pernyataan

Pengaruh Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Guru Praktik Profesi

Keguruan Terpadu (PPKT) Terhadap Hasil Belajar Sosiologi

Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Guru Praktik Profesi Keguruan

Terpadu (PPKT)

No Pernyataan Selalu Sering Kadang-Kadang

Tidak Pernah

1 Guru praktikan mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas sebelum pelajaran dimulai

2 Guru praktikan memahami bahwa setiap siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda

3 Guru praktikan memberikan motivasi dan semangat sebelum pelajaran dimulai

4 Guru praktikan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada saat pelajaran akan dimulai

5 Guru praktikan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

6 Cara guru praktikan mengajar membuat saya (siswa) lebih berpikir cermat dan terampil dalam menghadapi masalah

7 Guru praktikan memberitahukan hasil penilaian seperti ulangan kepada siswa kemudian membahasnya bersama-sama

8 Guru praktikan memberikan tugas rumah terkait materi yang dipelajari

9 Guru praktikan memberikan latihan soal-soal di kelas

No Pernyataan Selalu Sering Kadang-Kadang

Tidak Pernah

10 Guru praktikan menanyakan materi mana yang tidak dimengerti dalam belajar

11 Guru praktikan memberikan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan keahlian yang dimiliki setiap siswa

12 Guru praktikan memberikan nasihat dan saran kepada siswa untuk meningkatkan prestasinya baik prestasi akademik maupun non akademik

13 Dalam pembelajaran guru praktikan memberikan inovasi dan kreativitasnya agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya

14 Guru praktikan datang tepat waktu saat memulai pelajaran

15 Guru praktikan tidak hadir di kelas saat jam pelajaran

16 Guru praktikan memiliki sikap mandiri dalam mengajar

17 Cara guru praktikan mengajar menunjukkan sikap terbuka dalam menerima masukan dari siswa

18 Guru praktikan memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa

19 Guru praktikan tidak memiliki sikap yang mencerminkan kewibawaan sebagai guru

20 Guru praktikan memiliki akhlak yang mulia ketika di dalam maupun di luar sekolah

21 Sikap guru praktikan berperilaku sesuai dengan norma-norma agama

No Pernyataan Selalu Sering Kadang-Kadang

Tidak Pernah

22 Guru praktikan memiliki perilaku yang patut diteladani oleh siswa

23 Guru praktikan mengajar sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah

24 Cara guru praktikan mengajar membuat saya (siswa) sulit menerima pelajaran

25 Guru praktikan ketika mengajar menggunakan metode pembelajaran yang sesuai materi sehingga membuat saya (siswa) mudah memahami pelajaran

26 Guru praktikan tidak sepenuhnya menguasai materi pelajaran

27 Guru praktikan menjelaskan materi menggunakan contoh yang mudah dimengerti

28 Guru praktikan mengkaitkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari dalam menjelaskan pelajaran

29 Guru praktikan memiliki pengalaman yang luas berkaitan dengan materi dan kehidupan nyata

30 Guru praktikan memiliki sikap ramah dan suka menyapa siswa

31 Guru praktikan tidak memperdulikan saya (siswa) ketika saya (siswa) menyapa di dalam kelas dan lingkungan sekolah

32 Guru praktikan memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan para siswa

33 Guru praktikan memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan sesama guru

No Pernyataan Selalu Sering Kadang-Kadang

Tidak Pernah

34 Guru praktikan memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan kepala sekolah

35 Guru praktikan memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan seluruh staff kependidikan di sekolah

36 Guru praktikan memiliki sikap ramah dan santun ketika ada wali murid datang ke sekolah

37 Guru praktikan memiliki komunikasi yang baik terhadap orang tua atau wali murid yang datang ke sekolah

38 Guru praktikan bersikap acuh kepada orang tua atau wali murid yang datang ke sekolah.

Siswa/i

( )

Lampiran 5

Instrumen Penelitian

Pedoman Wawancara untuk Siswa

Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Tempat :

Sub Variabel Pertanyaan Pokok Pertanyaan

Kompetensi

Pedagogik Guru

PPKT

a. Memahami peserta didik

b. Merancang pelaksanaan

pembelajaran

c. Pelaksanaan evaluasi hasil

belajar

d. Mengembangkan potensi

peserta didik

1. Apakah selama mengajar guru

praktikan mengkondisikan

kesiapan siswa, memberikan

motivasi, dan memahami bahwa

setiap siswa mempunyai

pengetahuan yang berbeda-beda?

2. Apakah guru praktikan

menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

dan menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan

materi?

3. Apakah guru praktikan

memberitahukan hasil penilaian

(ulangan,uts dll) dan ketika

mengajar menanyakan materi mana

yang tidak dimengerti dalam

belajar?

4. Apakah guru praktikan

memberikan inovasi dan

menyalurkan kreativitasnya agar

siswa dapat mengembangkan

potensi yang dimilikinya?

Kompetensi

Kepribadian

Guru PPKT

a. Kepribadian yang mantap,

stabil, dan dewasa

b. Kepribadian yang arif dan

berwibawa

c. Berakhlak mulia

5. Bagaimana menurutmu

kepribadian guru praktikan dilihat

dari ketepatannya masuk kelas,

kemandirian dalam mengajar, dan

tanggung jawabnya sebagai guru?

6. Apakah menurutmu cara guru

praktikan mengajar sangat terbuka

dalam menerima masukan dari

siswa?

7. Bagaimana menurutmu akhlak dan

sikap guru praktikan ketika di

dalam maupun diluar sekolah?

Kompetensi

Profesional

Guru PPKT

a. Menguasai substansi

keilmuan (materi ajar)

b. Menerapkan konsep-

konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari

8. Bagaimana menurutmu penguasaan

materi guru praktikan dalam

mengajar?

9. Apakah guru praktikan

mengkaitkan ilmu pengetahuan

dengan kehidupan sehari hari

dalam menjelaskan pelajaran?

Kompetensi

Sosial Guru

PPKT

a. Mampu berkomunikasi

dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga

kependidikan, dan orang

tua/wali peserta didik.

10. Bagaimana menurutmu sikap dan

perilaku guru praktikan terhadap

siswa, sesama guru, seluruh staff

sekolah dan orang tua/wali peserta

didik ketika bertamu ke sekolah?

Lampiran 6

Hasil Wawancara

Nama : Firda Nurfazriati

Kelas : XI IPS 1

Hari/tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016

Tempat : di depan gerbang sekolah MAN 2 Bogor

1. Apakah selama mengajar guru praktikan mengkondisikan kesiapan siswa,

memberikan motivasi, dan memahami bahwa setiap siswa mempunyai

pengetahuan yang berbeda-beda?

Iya ka, pak Iqbal sebelum ngajar kalo anak-anak masih pada di luar suka

mengkondisikan dulu, anak-anak suruh masuk kelas kalo udah rapih baru

mulai belajar. Pak Iqbal juga paham kalo setiap anak beda-beda, dia mah ga

pernah pilih kasih yang pinter sama yang biasa aja di samain.

2. Apakah guru praktikan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi?

Iya si bapak suka menyampaikan dulu sekarang kita belajar materi apa,

dijelasin poin-poinnya dulu. Iya pak Iqbal kalo ngajar metodenya sesuai ka

sama materi, terus kalo si bapak ngajar pake metode kita lebih semangat ga

bosen jadinya hehhe.

3. Apakah guru praktikan memberitahukan hasil penilaian (ulangan,uts dll) dan

ketika mengajar menanyakan materi mana yang tidak dimengerti dalam

belajar?

Iya kalo abis ulangan harian dikasihin sama si bapak kertasnya. Kalo lagi

ngajar pak Iqbal juga suka nanya yang mana yang engga ngerti tanyain aja, ga

cuma pas belajar, soal ulangan juga ditanyain yang mana yang ga ngerti sama

si bapak.

4. Apakah guru praktikan memberikan inovasi dan menyalurkan kreativitasnya

agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya?

Iya pak Iqbal suka memberikan inovasi kalo lagi ngajar. Terus orangnya

kreatif, anak-anak yang tadinya ngantuk jadi ilang ngantuknya hehhe.

5. Bagaimana menurutmu kepribadian guru praktikan dilihat dari ketepatannya

masuk kelas, kemandirian dalam mengajar, dan tanggung jawabnya sebagai

guru?

Kalo masuk kelas keseringan sih tepat waktu, tapi kadang-kadang suka telat

juga si bapak ka, kadang kecepetan masuk kelas anak-anaknya masih di luar

jajan hehhe. Terus orangnya kalo menurut saya si mandiri dan tanggung

jawab juga.

6. Apakah menurutmu cara guru praktikan mengajar sangat terbuka dalam

menerima masukan dari siswa?

Pak Iqbal terbuka kalo menerima masukan dari anak-anak ka, pokonya kalo

belajar sama pak Iqbal kaya sama guru beneran aja gitu ka hhehe.

Ngejelasinnya enak walaupun dia masih guru praktik, terus kalo dia salah

ngejelasin dia engga so bener kalo ada yang kasih masukan.

7. Bagaimana menurutmu akhlak dan sikap guru praktikan ketika di dalam kelas

maupun diluar sekolah?

Akhlaknya baik, kalo di dalam kelas juga suka nyapa, di luar sekolah juga

kalo ketemu suka nyapa.

8. Bagaimana menurutmu penguasaan materi guru praktikan dalam mengajar?

Pak Iqbal tuh ya ka kalo ngajar kalo menurut saya menguasai, dari cara dia

menerangkan ke anak-anak tuh nyampe gitu ka, itu si yang saya rasain pas

diajar sama si bapak.

9. Apakah guru praktikan mengkaitkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan

sehari-hari dalam menjelaskan pelajaran?

Iya mengkaitkan ko ka, dia kan orangnya suka cerita dia pernah pergi ke sini

lah ke sana, terus juga pernah kaitkan tentang orang baduy gitu dia pernah ke

sana katanya, kan itu pelajaran sosiologi baduy-baduy gitu.

10. Bagaimana menurutmu sikap dan perilaku guru praktikan terhadap siswa,

sesama guru, seluruh staff sekolah dan orang tua/wali peserta didik ketika

bertamu ke sekolah?

Sikapnya kalo menurut saya pak Iqbal sama siapapun baik, sama guru juga

baik, ke siswa juga baik, pokonya baik kalo kata aku mah hehe.

Hasil Wawancara

Nama : Intan Rahmatillah

Kelas : XI IPS

Hari/tanggal : Sabtu, 29 Oktober 2016

Tempat : Rumah Informan (siswa MA Al-Mukhlishin Ciseeng)

1. Apakah selama mengajar guru praktikan mengkondisikan kesiapan siswa,

memberikan motivasi, dan memahami bahwa setiap siswa mempunyai

pengetahuan yang berbeda-beda?

Iya, menurut saya guru praktikan selalu mengkondisikan kesiapan siswa,

sebelum belajar ibu Lusy pasti menyuruh anak-anak supaya rapih dulu kalo

berisik di kelas. Terus juga suka kasih motivasi buat kita supaya tambah rajin

belajarnya. Ibu lusy juga engga pernah beda-bedain anak-anak yang pinter

doang.

2. Apakah guru praktikan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi?

Iya ka ibu Lusy biasanya kalo sebelum belajar dimulai dia suka bilang

sekarang belajar materi ini ya anak-anak, gitu. Kalo metode pembelajaran

sesuai ko, kadang pake metode yang pake karton itu ka di tempel-tempel

jawabannya, tapi aku lupa pas materi apaan hehe.

3. Apakah guru praktikan memberitahukan hasil penilaian (ulangan,uts dll) dan

ketika mengajar menanyakan materi mana yang tidak dimengerti dalam

belajar?

Iya ibu Lusy suka kasih lihat hasil ulangan harian kita, dikasih tau nilainya

berapa, terus kalo kita ada yang engga ngerti materinya suruh nanya sama si

ibu.

4. Apakah guru praktikan memberikan inovasi dan menyalurkan kreativitasnya

agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya?

Iya si ibu tuh orangnya kreatif ka, kadang ada aja kalo ngajar buat kita tuh jadi

aktif di kelas.

5. Bagaimana menurutmu kepribadian guru praktikan dilihat dari ketepatannya

masuk kelas, kemandirian dalam mengajar, dan tanggung jawabnya sebagai

guru?

Iya si ibu kalo masuk kelas tepat waktu, tapi kadang-kadang suka juga agak

terlambat dikit hehhe. Mandiri ko si ibu kalo ngajar, terus juga tanggung

jawab juga ka ibu lusy orangnya.

6. Apakah menurutmu cara guru praktikan mengajar sangat terbuka dalam

menerima masukan dari siswa?

Ibu lusy orangnya terbuka ko ka. Kalo lagi ngajar terus ada yang nanya terus

ada juga yang kasih pendapat dia terima, udah kaya temen aja gitu kaya

sharing.

7. Bagaimana menurutmu akhlak dan sikap guru praktikan ketika di dalam kelas

maupun diluar sekolah?

Akhlaknya ibu Lusy baik ramah dan sopan, tidak sombong orangnya.

8. Bagaimana menurutmu penguasaan materi guru praktikan dalam mengajar?

Penguasaan materi ibu sangat luas, mudah dipahami kalo lagi menerangkan.

9. Apakah guru praktikan mengkaitkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan

sehari-hari dalam menjelaskan pelajaran?

Iya ibu Lusy suka mengkaitkan materi yang diajarin sama kehidupan sehari-

hari ka. Contohnya pas lagi belajar tentang masyarakat terus dikaitkan deh

sama si ibu sama masyarakat sekitar.

10. Bagaimana menurutmu sikap dan perilaku guru praktikan terhadap siswa,

sesama guru, seluruh staff sekolah dan orang tua/wali peserta didik ketika

bertamu ke sekolah?

Ramah ka ibu Lusy mah sama semuanya, sopan, murah senyum juga si ibunya

hehehe

Lampiran 7

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,746 41

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 270,0333 798,309 ,450 ,742

P2 270,4667 792,395 ,462 ,740

P3 269,9000 799,334 ,485 ,742

P4 270,5000 787,293 ,478 ,739

P5 270,3000 798,700 ,340 ,743

P6 270,5333 782,395 ,614 ,737

P7 270,3333 783,057 ,662 ,737

P8 270,2667 790,823 ,546 ,740

P9 270,3667 789,068 ,604 ,739

P10 270,2667 795,168 ,519 ,741

P11 270,3000 787,734 ,549 ,739

P12 270,3667 796,309 ,447 ,742

P13 270,5333 802,947 ,394 ,744

P14 270,8000 787,062 ,636 ,738

P15 270,0333 798,309 ,450 ,742

P16 270,2667 789,444 ,582 ,739

P17 270,2333 795,771 ,499 ,741

P18 270,8667 800,878 ,230 ,744

P19 270,2667 789,720 ,690 ,739

P20 270,5000 787,293 ,478 ,739

P21 269,9333 800,754 ,409 ,743

 

 

 

P22 270,2333 794,185 ,496 ,741

P23 270,3667 787,344 ,565 ,739

P24 270,4333 797,633 ,473 ,742

P25 270,2667 795,168 ,519 ,741

P26 270,3667 796,309 ,447 ,742

P27 270,2667 784,961 ,762 ,738

P28 270,1667 799,247 ,446 ,742

P29 270,4667 795,775 ,489 ,741

P30 270,5333 782,395 ,614 ,737

P31 270,8000 787,062 ,636 ,738

P32 270,2667 789,720 ,690 ,739

P33 270,2667 794,478 ,489 ,741

P34 270,2333 787,909 ,622 ,739

P35 270,2333 786,806 ,781 ,738

P36 270,3667 789,068 ,604 ,739

P37 270,2667 790,823 ,546 ,740

P38 270,0333 792,033 ,591 ,740

P39 270,3000 790,838 ,547 ,740

P40 269,9000 799,334 ,485 ,742

JUMLAH 136,5000 202,948 ,997 ,939

Lampiran 8

HASIL TABEL FREKUENSI ANGKET PERSEPSI SISWA MA

TENTANG KOMPETENSI GURU PPKT

Nomor 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 5 9,6 9,6 9,6

3 18 34,6 34,6 44,2

4 29 55,8 55,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 5 9,6 9,6 9,6

3 20 38,5 38,5 48,1

4 27 51,9 51,9 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 1 1,9 1,9 1,9

2 4 7,7 7,7 9,6

3 23 44,2 44,2 53,8

4 24 46,2 46,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 7 13,5 13,5 13,5

3 25 48,1 48,1 61,5

4 20 38,5 38,5 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 4 7,7 7,7 7,7

3 20 38,5 38,5 46,2

4 28 53,8 53,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 8 15,4 15,4 15,4

3 14 26,9 26,9 42,3

4 30 57,7 57,7 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 6 11,5 11,5 11,5

3 28 53,8 53,8 65,4

4 18 34,6 34,6 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 15 28,8 28,8 28,8

3 23 44,2 44,2 73,1

4 14 26,9 26,9 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 6 11,5 11,5 11,5

3 31 59,6 59,6 71,2

4 15 28,8 28,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 4 7,7 7,7 7,7

3 22 42,3 42,3 50,0

4 26 50,0 50,0 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 1 1,9 1,9 1,9

2 8 15,4 15,4 17,3

3 27 51,9 51,9 69,2

4 16 30,8 30,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 9 17,3 17,3 17,3

3 24 46,2 46,2 63,5

4 19 36,5 36,5 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2 17 32,7 32,7 32,7

3 19 36,5 36,5 69,2

4 16 30,8 30,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 8 15,4 15,4 15,4

3 21 40,4 40,4 55,8

4 23 44,2 44,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 1,9 1,9 1,9

3 16 30,8 30,8 32,7

4 35 67,3 67,3 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 6 11,5 11,5 11,5

3 21 40,4 40,4 51,9

4 25 48,1 48,1 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 5 9,6 9,6 9,6

3 22 42,3 42,3 51,9

4 25 48,1 48,1 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 24 46,2 46,2 46,2

4 28 53,8 53,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 2 3,8 3,8 3,8

3 13 25,0 25,0 28,8

4 37 71,2 71,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 3 5,8 5,8 5,8

3 23 44,2 44,2 50,0

4 26 50,0 50,0 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 2 3,8 3,8 3,8

3 22 42,3 42,3 46,2

4 28 53,8 53,8 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 5 9,6 9,6 9,6

3 22 42,3 42,3 51,9

4 25 48,1 48,1 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 1,9 1,9 1,9

3 16 30,8 30,8 32,7

4 35 67,3 67,3 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 3,8 3,8 3,8

2 1 1,9 1,9 5,8

3 27 51,9 51,9 57,7

4 22 42,3 42,3 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 4 7,7 7,7 7,7

3 23 44,2 44,2 51,9

4 25 48,1 48,1 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 26

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 3 5,8 5,8 5,8

3 25 48,1 48,1 53,8

4 24 46,2 46,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 27

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 2 3,8 3,8 3,8

3 28 53,8 53,8 57,7

4 22 42,3 42,3 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 28

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 9 17,3 17,3 17,3

3 18 34,6 34,6 51,9

4 25 48,1 48,1 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 29

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 7 13,5 13,5 13,5

3 21 40,4 40,4 53,8

4 24 46,2 46,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 30

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 2 3,8 3,8 3,8

3 18 34,6 34,6 38,5

4 32 61,5 61,5 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 31

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1 1 1,9 1,9 1,9

2 1 1,9 1,9 3,8

3 11 21,2 21,2 25,0

4 39 75,0 75,0 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 32

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 1,9 1,9 1,9

3 18 34,6 34,6 36,5

4 33 63,5 63,5 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 33

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 2 3,8 3,8 3,8

3 17 32,7 32,7 36,5

4 33 63,5 63,5 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 34

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 1,9 1,9 1,9

3 19 36,5 36,5 38,5

4 32 61,5 61,5 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 16 30,8 30,8 30,8

4 36 69,2 69,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 2 3,8 3,8 3,8

3 15 28,8 28,8 32,7

4 35 67,3 67,3 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 4 7,7 7,7 7,7

3 11 21,2 21,2 28,8

4 37 71,2 71,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Nomor 38

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 2 3,8 3,8 3,8

4 50 96,2 96,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

 

Lampiran

Rata-Rat

Guru PPK

hasil belaja

persepsi sis

kompetens

Hasil Uji

Hasil Uji

Model

1 ,

a. Predictor

b. Depende

9

a Nilai Ha

KT

ar

swa MA tenta

i guru PPKT

Koefisien D

Heterosked

R R

Squar

,473a ,22

rs: (Constant),

ent Variable: h

HASIL

asil Belajar

Descriptive S

Mean

86

ng 130

Determinas

dositas pad

e

Adjusted

Square

23 ,2

, persepsi sisw

hasil belajar

L ANALI

r dan Pers

Statistics

n Std. De

6,92

0,50

si (R2)

da Grafik S

Mode

R

e

Std. Erro

of the

Estimate

208 5,34

wa MA tentang

ISIS DAT

epsi Siswa

eviation

6,003

9,183

Scatterplot

el Summaryb

or

e

R Square

Change

42 ,2

g kompetensi

TA

MA tenta

N

52

52

Change St

e

e

F

Change

23 14,389

guru PPKT

ang Kompe

Statistics

df1 df2

C

1 50

etensi

Dur

WatSig. F

Change

,000 1

rbin-

tson

,392

Hasil Uji

Hasil Uji

hasil belaja

siswa MA

kompetensi

Normalita

Linearitas

ar * persepsi

A tentang

guru PPKT

s Data Has

Between Gro

Within Group

Total

sil Belajar S

ANO

oups

(Com

Line

Dev

from

Line

ps

Sosiologi

OVA Table

S

S

mbined)

earity

iation

m

earity

Sum of

Squares

d

1123,109

410,658

712,451

714,583

1837,692

df Mean

Square

27 41,597

1 410,658

26 27,402

24 29,774

51

F S

7 1,397

8 13,792

2 ,920

4

Sig.

,205

,001

,583

Uji Hipotesis (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 46,599 10,656 4,373 ,000

persepsi siswa MA

tentang kompetensi

guru PPKT

,309 ,081 ,473 3,793 ,000

a. Dependent Variable: hasil belajar

 

SURAtt BIMBINGAN SKRIPSi

UIN JAKARTAFITK」たlr H Jυ arlda Ar● 95 qρυlar f5472わ do“Ja

: un.o llF. llKM .ot.Y l.hl.S.tzorc

: Bimbingan Skripsi

Tg!.Terbl : l Maret 2010

Jakarta, 08 Desember 2016

FORM(FR)

晦田Kepada Yth.

1. Dr. Abd. Rozak, M.Si2. Cut Dhien Nourwahida, M.A

Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.

As s alamu' al aikum wr.w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII(materilteknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nur Aini

1 1 120150000s6

Pendidikan IPS-Sosiologi

VIII (Delapan)

Pengaruh Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Guru PraktikProfesi Keguruan Terpadu (PPKT) Terhadap Hasil BelajarSosiobgl

Judul tersebut telah di"呵 ui oleh Jumsallyang bersanun paぬ tangga1 1l Januari 2016,

absmksy。″′′″θ terl'mplr.Saudara dapat lnelakukan pembahan redattsional pada judultersebut.Apabila perubahan substansial dianggap perlu,mohon pembimbing menま ibuIILgi

J―an terlebih dahulu.

Bimbingan Skripsi mi diharapkan sdesai dalam wab 6(田崎 bulan9 dan dapa

diperpttallg Selama 6(鋼 崎 bulanberikutnyatanpa suratpeTttangall.

Atas perhatiall dan ktta Sanla Sauda軋 kmi ucapkan te―a kasih.

物 sttα

“″'αbJ′悦ソフηw_wb.

a.n. Dekan

r.Iwan Purwanto, M.Pd

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:1. DekanFITK2- Mahasiswa ybs

NIP.197304242008011012

U:N JAKARTAFITKJf rr H J嘲 由 N.950P4Faf f“ 12 7od● ●―

FORM(FR)

Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 3,t.Pq?t2O16Lamp. : ProposalHal : Permohonan lzin Penelitian

Jakarta, 21 September 2016

Kepada Yth.

ドepaia ttAN 2 BogOr―‐ ――――――― di ― 一ヽ――― ― ― ‐ ― ―一 ‐一 ‐― ――― ――

Sekolah

AssaFam」 braikum uに wb.

Dengan hOrrnat kami sampalkan bahwa,

Nama :Nur Aini

NM :1112015000056

Jurusan :Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial

Semester :lx(semb‖ an)

Judui Skripsi :Pengaruh Pettepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Curu Praktik

Probi Keguruan tterpadu(PPη Terhadap Hasil Belaiar

Sosiologi

adalah benar mahasiswari Fakultas ilmu Tarblyan dan Keguruan UIN」 akatta yangsedatt menyuSun skripsi, dan akan mengadakan penei社 ian (riSetl diinstansirsek。 :ahノrnadrasah yang Saudara piFnpinヽ

Untuk itu_karni mohon Saudara dapat mengizinkan mahasistt tersebutrnelaksanakan penelttan dirnaksud.

Atas perhatian dan ketta Sama saudaral kami ucapkan tenma kasin.

Wassaram」 ●ねね mMに麟 _

丁embusan:1. Dekan FITK2.Pembantu Dekan Bidang Akademik3_ Mahasiswa yang bersangkutan

Tgl.丁erbl : l Maret 2o10

SURAT PERMOHONAN IZIN

躍L∬bWl

UIN

NIM

Jurusan

Tembusan.1 Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3 Mahasiswa yang bersangkutan

Tgl 丁erbit : l Maret 2010FORM(FR)ュ ′rH」

nda lv0 95 Clp"ar′

121● dorlesra

rp・ ::邸鷲「Lnanレin籠籠高さ1

Kepada Yth.Kepala MA A:聞 ukhlishin Ciseengdi 、

Sekolah

Assaramυ brarikJ口 に wb.

Dengan honnat kanli sampalkan bahwa,

Nama :Nur AinI

Jakarta, 21 September 2016

:1112015000056

:Pendidikan:lrnu Pengetahuan Sosial

Semester . lX (Sembilan)

Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Guru Praktik

Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Terhadap Hasil Belajar

Sosiologi

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN iakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara prmprn

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al aiku m wr.wb.

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELIT:AN

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIKINDONESiAKANTOR KEMENTER:AN AGAMA KOTA BOGOR

MADRASAH ALiYAH NEGER:2」alan Raya Pttaiaran No.6 Baranangsiang BogOr Timur丁elepon(o251)8321740 Fax.(0251)8321741

wwvr man2bogOrcom

SURAT KETERANGAN

Nomor , +aa 1Ma.10.61/PP.00.6/ 1O t2016

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kola Bogor,menerangkan bahwa :

Nama

No. lnduk Mahasiswa

Jurusan / Prodi

Fakultas

:Nur Aini

:1112015000056

:IPS/Sosiologi

:|lrnu Tarbiyah dan Keguruan

Nama tersebut diatas adalah benar telah melaksanakan Penelitian di Madrasah AliyahNegeri 2 Kota Bogor, pada tanggal 14 september 2016 dengan judul ,, pengaruh

Persepsi Siswa MA tentang Kompetensi Guru Praktek Profesi Keguruan Terpadu (

PPKT ) terhadap Hasil Belajar Sosiologi" guna melengkapi salah satu persyaratan

mengikuti ujian sidang Di Universitas lslam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

( Ot<tober 2016

AS

MADRASAH AL!YAH AL‐ MUKHLISHIN(MAM)TERAKREDITASl`

`A′

SK―BAN―SM INO.0200/693/BAP― SM/X/2011zin Oprclsionol:Vゞ /PP1/2233/1988 NSIN4:131 23201 00 66 NPSN 1 20280120

J H U5o「 O Bo× 23ノ FRU Ciseen9-Bo90「 1163301 Te p:10251)8541049 Fox:1025118541405 Emo‖ :mo o mukhlも hin◎ 9mo‖ com Webstel www olmUkhish n sch d

-

Nomor : O2O I MA.M I X I 2016Lampiran :-Perihal : lzin Penelitian

Kepada Yth :

Dekan FITK UIN JakartaCq. Kepala Bagian Tata Usaha FITK UIN JakartaDi :-

Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Berdasarkan surat nomor : Un.01/F.1/KM.01 .31126212016 dengan perihal permohonan izinpenelitian, maka dengan ini kamitelah mengizinkan saudara/i :

NamaNimJurusanSemesterJudulskripsi

Hari/Tanggal

Nur Ain:

1112015000056Pendidikan llrnu Pengetahuan Sosial

lX(Semb‖an)

Pengaruh Persepsi Siswa MA Tentang Kompetensi Guru PrakJk

Profesi Keguruan Terpadu(PPKT)Terhadap Has‖ Belalar

Sosiologi

Rabu,26 0ktober 2016

Untuk melakukan pene1lian(Riset)di Madrasah Allyah A卜 Mukhlishin(JI.H.USa Po Box 23/PRU Ciseeng― Bogor 16120)

Dernikian surat ini karrli buat,semoga dapat dipergunakan sebagirnana rnestinya.

Wassalamualaikunn Wro Wb.

YAYASAN YA¬ MP:AT∪ /PONDOK PESANTREN AL― MUKHLSHIN

Pengisia

Pengisia

an Angket pada

an Angket pada

a Siswa MAN 2

a Siswa MA Al-

Foto Pe

Bogor

-Mukhlishin Ci

engisian Angke

seeng

et (Kuesioner)

Nur A

Maret 19

Mekar R

Kabupaten

Pendi

mulai dar

melanjutk

Negeri Pa

atas di M

Islam Neg

Keguruan

Skrips

kerabat. S

para kerab

proses tida

                    

Aini, lahir

94. Bertem

RT 02 RW

n Bogor.

idikan form

ri sekolah d

kan ke sekol

arung, mela

MA Negeri 2

geri (UIN) S

, Jurusan Pe

si ini penu

Semoga skri

bat teruslah

ak akan men

                     

BIO

di Bogor,

mpat tingga

W 02 Kec

mal yang

dasar di SD

lah menenga

anjutkan se

2 Bogor, d

Syarif Hiday

endidikan Il

ulis dedikas

ipsi ini berm

h berjuang m

ngkhianati h

                      

ODATA P

pada tang

al di Desa

camatan P

ditempuh

DN Tunas M

ah pertama

ekolah men

dan melanju

yatullah Jak

lmu Pengeta

sikan untuk

manfaat ba

meraih cita-

hasil.

                     

PENULIS

ggal 30

Jabon

Parung,

ialah

Mekar,

di Mts

nengah

utkan Pergu

karta, pada

ahuan Sosia

k kedua or

agi para pem

-cita jangan

                   

uruan Tingg

Fakultas Ilm

al Konsentra

rang tua te

mbaca. Pesa

n pantang m

gi di Unive

mu Tarbiya

rasi Sosiolog

ercinta dan

an penulis u

menyerah, k

ersitas

ah dan

gi.

para

untuk

karena