PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …
Transcript of PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …
PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI
KEYAKINAN, PERSEPSI KREDIBILITAS DAN KEPERCAYAAN TERHADAP
MINAT MENGGUNAKAN LAYANAN E-BANKING
Oleh :
Uun farida
115020301111024
Dosen Pembimbing :
Dr. Zaki Baridwan, Ak., CA.
Jurusan Akuntansi, FEB Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165, Malang.
Email : [email protected]
ABSTRACT
This research has aimed to examine the factors that influence students intention to use electronic
banking service. This research was using model modification of Technology Acceptance Model
(TAM) developed by Davis in 1989. The research method was using survey method.
Respondents this study was 195 university students majoring in accounting Economic and
Business Faculty of Brawijaya University in Malang ever used an electronic banking service.
The data were analyzed by using Partial Least Square (PLS) version 2.0M3 software. The results
of analysis for this model shows that the construct perceived usefulness and perceived credibility
affected the intention of the use internet banking. but perceived ease of use construct, perceived
self efficacy and trust did not influence the intention of the use electronic banking. The
implication of this research is relevant to the management banking company and mobile banking
analyst to consider factor of ease of use, and compatibility in applying and developing electronic
banking transaction in the banking system.
Kata Kunci: Technology Acceptance Model (TAM), electronic banking, intention, perceived
usefulness, perceived credibility
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor- faktor yang mempengaruhi minat mahasiswadalam
menggunakan layanan electronic banking. Penelitian ini menggunakan modifikasi model
Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989.
Penelitian ini menggunakan metode survey untuk memperoleh data. Responden penelitian ini
sebanyak 195 mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
yang pernah menggunakan layanan electronic banking. Analisis dilakukan dengan menggunakan
Software Smart PLS versi 2.0M3. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa konstruk
persepsi kegunaan dan persepsi kredibilitas berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan
elektronic banking. Sebaliknya konstruk persepsi kemudahan, persepsi keyakinan dan
kepercayaan tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan elektronic banking.
Implikasi dari penelitian in relevan bagi pihak managemen bank dan analis electronic banking
agar memperhatikan kembali faktor kemudahan penggunaan dan kesesuaian dalam menerapkan
dan mengembangkan transaksi electronic banking pada sistem perbankannya.
Kata Kunci: Technology Acceptance Model (TAM), electronic banking, minat, persepsi
kegunaan, persepsi kredibilitas.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan
teknologi berbanding lurus dengan pertumbuhan masyarakat modern. Tidak dapat dipungkiri
bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa adanya teknologi. Oleh karena itu untuk menunja ng
aktivitas manusia maka dibutuhkan teknologi yang canggih. Teknologi yang canggih membuat
segalanya lebih mudah dan sederhana. Banyak pihak memanfaatkan teknologi untuk usaha
maupun bisnisnya. Teknologi memberikan manfaat diantara lain yaitu dapat mengop timalkan
pelayanan mereka kepada pelanggan dan pengguna sehingga memberikan ketertarikan lebih
kepada produk yang ditawarkan. Semakin berkembangnya teknologi maka komunikasi yang
efektif dan efisien pun semakin dibutuhkan. Oleh karena itu terciptalah internet yang
memberikan kemudahan manusia untuk mengatasi masalah terhadap komunikasi.
Internet memiliki akses penyiaran yang luas tanpa batas dan dengan internet
memudahkan individu berinteraksi dengan sesama individu atau kelompok hanya dengan
komputer. Tjini (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada berbagai macam layanan
yang ditawarkan oleh internet meliputi komunikasi langsung (email, chatting), diskusi (Usenet
News, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher),
remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), Social Media (twitter, facebook, linkedin,
instagram) dan berbagai macam layanan lainnya. Pemanfaatan internet telah dilakukan dalam
segala bidang. Banyak pihak yang menggunakan layanan internet dalam melak ukan kegiatan
ekonominya. Para pelaku ekonomi saat ini tidak harus bersusah payah membawa uang tunai
yang banyak untuk melakukan transaksi pembayaran, cukup dengan memanfaatkan teknologi
sehingga mereka akan mudah bertansaksi. Untuk menunjang hal tersebut dunia perbankan
menciptakan suatu sistem informasi yang handal yang mudah diakses oleh para nasabahnya.
Sistem informasi ini menggunakan sistem online atau sering disebut electronic banking (e-
banking). E-banking tidak hanya memberikan manfaat bagi nasabahnya, namun juga
memberikan manfaat bagi pihak bank. E-banking dapat memberikan keuntungan bagi bank agar
dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Bank juga dapat menghemat biaya serta dapat menarik
nasabah untuk mempercayakan aktivitas perbankannya pada bank tersebut. Sugiarto (2012) juga
menyatakan bahwa jasa i-banking terus dioptimalkan oleh kalangan perbankan karena
pendapatan yang dikenal dengan istilah fee based income dihasilkan cukup signifikan bagi
keuntungan perbankan.
Suatu bank yang memanfaatkan sistem e-banking memusatkan bagaimana nasabah dapat
mempercayai kegiatan transaksinya tanpa ada bukti tertulis yang terlampir. Seperti pada mesin
ATM setiap transaksi yang dilakukan akan muncul bukti resi, dari hal itulah nasabah lebih
percaya dan menyakini bahwa transaksi yang dilakukan benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Bank harus mampu selalu berkomunikasi dengan nasabahnya agar para
nasabah merasa aman dan nyaman dalam menggunakan layanan e-banking. Untuk mendukung
hal tersebut bank harus mengimbangi dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan nasabah
sesuai dengan harapan nasabah. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir
pada persepsi pelanggan (Pontus et al, 2009).
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengkaji persepsi individu apa saja yang berpengaruh
terhadap minat menggunakan e-banking. Menurut Somali et al (2008) peneliti mengambil
beberapa variabel yang mempengaruhi sikap diadopsinya internet banking. Variabel yang
digunakan adalah kepercayaan, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan. Menurut Luarn et
al. (2004) mengatakan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi kredibilitas,
persepsi keyakinan diri dan persepsi biaya yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap minat
seseorang untuk menggunakan mobile banking. Namun pada hipotesisnya menyebutkan bahwa
persepsi biaya yang dikeluarkan berpengaruh negatif terhadap minat menggunakan m-banking.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan diteliti sebagai berikut Apakah persepsi kegunaan mempengaruhi minat mahasiswa dlam
menggunakan layanan electronic banking?, Apakah persepsi kemudahan mempengaruhi minat
mahasiswa dalam menggunakan layanan electronic banking?, Apakah persepsi keyakinan
mempengaruhi minat mahasiswa dalam menggunakan layanan electronic banking?, Apakah
persepsi kredibilitas mempengaruhi minat mahasiswa dalam menggunakan layanan electronic
banking? Dan apakah kepercayaan mempengaruhi minat mahassiwa dalam menggunakan
layanan electronic banking?
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Sistem Informasi
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan
(Wikipedia 2011). Jogiyanto (2007) mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk menyelesaikan
suatu sasaran yang tertentu. Hall (2001) dalam bukunya menyatakan bahwa sistem adalah
kelompok dari dua atau lebih komponen subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi
dengan tujuan yang sama. Sebuah sistem harus terdiri lebih dari satu bagian yang saling
menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut. Setiap bagian dari sistem bersifat
indenpenden namun keseluruhannya mengarah pada tujuan yang sama.
Pengertian informasi menurut Bodnar (2001) adalah data yang diolah sehingga dijadikan
dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Menurut Gordon (1993) informasi adalah data
yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai
yang nyata dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang ataupun yang akan
datang. Jadi informasi merupakan data yang telah diolah sehingga menjadi lebih berguna bagi si
penerima untuk pengambilan keputusan. Informasi diperoleh dengan cara mengumpulkan data
kemudian mengolah data menjadi informasi yang berguna.
Sistem Informasi Akuntansi
Saat ini zaman modern identik dengan cepat, instan, dan mudah. Semua bidang telah
mengalami perkembangan seperti dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan bisnis. Pelaku
bisnis diharapkan mampu bekerja inovatif dan kompetitif sehingga dapat mempertahankan
eksistensinya. Agar dapat bertahan dan menguasai pasar, pelaku bisnis membutuhkan informasi
yang cepat dan tepat waktu yang didukung oleh pemahaman mendalam para pelaku bisnis
terhadap sistem informasi akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang mendasari
sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem
informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data keuangan dari
sistem akuntansi (ilmuakuntansi.web.id/diakses pada 30 Mei 2015). Hall (2001) menerangkan
ada tiga subsitem sistem informasi akuntansi yang memproses berbagai transaksi keuangan dan
nonkeuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. Tiga
subsistem tersebut yaitu sistem pemrosesan transaksi operasi bisnis harian yang mendukung
melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahan, sistem buku
besar atau pelaporan keuangan yang menghasilkan laporan keuangan, dan sistem pelaporan
manajemen yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai keuangan serta informasi
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Layanan Electronic Banking
Bank Indonesia membagi layanan electronic banking dalam 4 layanan. Layanan ini
didasarkan pada dua devices/alat transaksi yaitu personal computer dan mobile phone. Layanan
berbasis personal computer adalah internet banking yang menggunakan jaringan internet.
Sedangkan layanan mobile phone yaitu sms banking, mobile banking dan phone banking.
a. Internet banking, yaitu melakukan transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya melalui
internet dengan website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan (id.wikipedia.org)
internet banking merupakan layanan yang disediakan oleh bank guna mencukupi
kebutuhan para nasabahnya. Internet banking merupakan bentuk peamnfaatan media
internet yang dilakukan oleh bank guna promosi dan bertransaksi secara online.
b. Sms banking, adalah layanan informasi perbankan yang dapat diakses langsung melalui
telepon Selular/handphone dengan menggunakan media SMS (short message service).
Arti istilah SMS Banking merupakan layanan yang disediakan Bank menggunakan sarana
SMS untuk melakukan transaksi keuangan dan permintaan informasi keuangan misalnya
cek saldo, mutasi rekening dan sebagainya. Hampir semua bank di Indonesia telah
menyediakan fasilitas M-Bankingnya baik berupa SIMtolkit (Menu Layanan Data)
maupun sms plain (sms manual) atau dikenal dengan istilah sms banking.
c. Mobile banking, merupakan sebuah sistem layanan dari sebuah lembaga keuangan seperti
Bank untuk melakukan sejumlah transaksi keuangan yang dapat diakses langsung oleh
nasabah melalui perangkat mobile seperti telepon seluler. Fasilitas m-banking adalah
sebuah fasilitas dari bank dalam era modern ini yang mengikuti perkembangan teknologi
dan komunikasi. Fasilitas m-banking ini merupakan fasilitas dalam komunikasi yang
bergerak dan diakses melalui telepon selular berbasis GSM. M-banking digunakan
dengan menu yang sudah tersedia di SIM Card yang saat ini menggunakan media Short
Message Service.
d. Phone Banking, phone banking adalah suatu cara melakukan transaksi perbankan lewat
telepon. Pada prinsipnya phone banking juga bisa melakukan hampir keseluruhan
kegiatan perbankan, diantaranya transfer dan melakukan transaksi lainnya dengan cara
yang mudah hanya dengan menghubungi nomor layanan dari bank tempat anda menjadi
nasabah.
Manfaat Electronic Banking
Penggunaan layanan e-banking memberikan manfaat tidak hanya bagi nasabah namun
juga memberikan manfaat bagi bank itu sendiri. Manfaat yang diperoleh oleh bank diantaranya
bank mendapatkan komisi atau biaya (fee based income) dari kegiatan perbankan yang dilakukan
oleh nasabah. Semakin sering nasabah bertransaksi lewat e-banking maka fee yang didapatkan
oleh bank juga semakin banyak. Tidak hanya itu saja menurut Tjini (2013) didasarkan pada
Wijayanti (2009) manfaat bagi bank yaitu :
a. Perluasan Bisnis. Dengan adanya electronic banking maka akan menghilangkan batas fisik,
batas ruang dan waktu. Bank tidak harus membuka kantor cabang di suatu tempat yang
terpencil untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya yang bertempat tinggal di daerah
tersebut. Layanan e-banking dapat diakses dimana saja dan kapan saja.
b. Customer Loyality. Nasabah khususnya yang bergerak akan merasa lebih nyaman
melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di banyak bank, cukup
hanya dengan satu bank saja.
c. Revenue and Cost Improvement. Biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menyediakan
layanan e-banking lebih murah dibandingkan membangun kantor cabang baru.
d. Competitive Advantage. Bank yang tidak memiliki mesin ATM akan sukar bersaing dengan
bank yang memiliki banyak mesin ATM. Bank yang memiliki e-banking akan memiliki
banyak keuntungan dibandingkan bank yang tidak memiliki fasilitas e-banking. Karena hal
itu orang akan memiliki ketertarikan lebih terhadap bank yang memiliki fasilitas e-banking.
e. New Business Model. Dengan e-banking akan memunculkan bisnis yang baru.layanan
perbankan dapat diluncurkan melalui web dengan cepat dan mudah diakses oleh banyak
orang.
Keuntungan tidak hanya pada sisi bank, namun juga pada sisi nasabah. Layanan e-
banking jelas bebas antrian dan tentu saja nyaman karena dapat dilakukan d imana saja asalkan
nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan e- banking tersebut.
Keterbatasan Electronic Banking
Electronic banking memiliki banyak kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak
nasabah maupun pihak bank. Namun dibalik kelebihan yang dimiliki oleh layanan electronic
banking namun juga ada kelemahan dan keterbatasan, diantaranya adalah :
a. Keamanan merupakan isu utama dalam e-banking karena sebagaimana kegiatan lainnya
di internet. Transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap pengintaian dan
penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab
(denisuryana.wordpress.com/diakses pada 01 Juni 2015). Karena hal itu situs e-banking
diwajibkan untuk menggunakan standar keamanan yang ketat guna menjamin bahwa
setiap layanan yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka yang berhak.
b. Dana nasabah dapat dibobol apabila nomor PIN atau token internet banking diketahui
oleh orang lain. Dana nasabah juga dapat dibobol oleh karyawan bank itu sendiri yang
mengetahui data-data nasabah, PIN dan nomer tokennya, meskipun nasabah tidak pernah
memberikan data-data tersebut kepada siapapun. Biasanya hal ini dilakukan oleh
karyawan yang memiliki akses terhadap data-data nasabah. Jika nasabah komplain,
kadang-kadang malah nasabah yang dituduh teledor atau lali dalam menjaga kerahasiaan
nomor PIN dan nomor tokennya, padahal bank itu sendiri yang membobol.
(drawingdays.blogspot.com/diakses pada 01 Juni 2015)
c. Dengan banyaknya kasus kecurangan dalam e-banking mengharuskan semua orang harus
berhati-hati dalam menggunakan layanan e-banking. Ketidakpercayaan nasabah terhadap
layanan e-banking membuat nasabah takut untuk menggunakannya. Untuk mendukung
hal tersebut maka pihak bank harus menjalin komunikasi dengan nasabahnya, agar para
nasabah merasa yakin dan aman dengan layanan e-banking. Selain itu nasabah juga cepat
dan jelas dalam memperoleh informasi jika mengalami keluhan dalam layanan e-banking.
Model Teori Penggunaan Electronic Banking
Saat ini telah banyak bermunculan berbagai teknologi baru. Terdapat berbagai
macam respon individu dalam menerima teknologi baru. Tidak banyak yang dapat
memanfaatkan dan menggunakan teknologi baru dengan mudah, namun tidak sedikit pula
yang merasa kesulitan bahkan enggan memanfaatkan teknologi jika masih ada cara
manual yang dapat digunakan. Seperti dalam penggunaan layanan electronic banking,
untuk masyarakat yang memiliki aktivitas padat dan sedikit waktu maka ia akan
memanfaatkan fasilitas ini untuk aktivitas perbankannya dan sangat membantu. Namun
untuk kalangan masyarakat yang memiliki waktu lebih banyak maka tak segan untuk
mendatangi bank dalam melakukan aktivitas perbankannya, karena dengan layanan e-
banking dinilai sukar untuk digunakan. Tindakan menolak atau menerima hadirnya suatu
teknologi merupakan tolak ukur sukses tidaknya teknologi baru tersebut. Banyak
ilmuwan yang melakukan penelitian untuk mengukurnya, salah satu teori yang paling
mutakhir yaitu Teori Accpetance Technology Model rumusan Fred Davis.
TAM (Technology Acceptance Model) merupakan perkembangan dari model The
Theory Reasoned Action (TRA) yang berpendapat bahwa reaksi dan persepsi seseorang
terhadap sesuatu hal akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. TAM sendiri
merupakan adaptasi dari TRA yang digunakan untuk model adopsi penggunaan sistem
informasi (Ramadhani, 2008). TAM merupakan salah satu model yang dibangun untuk
menganalisis dan memahami faktor- faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan
teknologi komputer. TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan
pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu teknologi
dalam suatu organisasi. Secara garis besar TAM merupakan teori dalam sistem informasi
yang menggamabrkan perilaku pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi.
Menurut Davis (1989) dalam Istiarni (2014), ada dua konsep utama yang dipercaya
dalam penerimaan pengguna yaitu perceived ease of use dan perceived usefulness.
Perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa,
penggunaan teknologi dan sistem informasi akan mudah dan tidak membutuhkan usaha
yang keras. Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang
bahwa, penggunaan sistem informasi meningkatkan kinerja dalam pekerjaannya.
Penggunaan internet banking ditentukan oleh persepsi individu dan sikap yang pada
akhirnya akan membentuk perilaku seseorang dalam penggunaan suatu tekno logi
informasi.
Kerangka Konseptual dan Perumusan Hipotesis
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Luarn et
al. (2004) mengatakan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi kredibilitas dan
persepsi keyakinan diri akan berpengaruh terhadap minat seseorang untuk menggunakan m-
banking. Penelitian yang dilakukan oleh Gu et al. (2009) untuk mengetahui determinan niat
perilaku menggunakan layanan m-banking. Kepercayaan mengacu pada keyakinan individu yang
lain yang akan berperilaku berdasakan harapan individu (Grazioli & Jarvenpaa, 2000; Luhmann
1979).
Semakin maraknya perkembangan teknologi saat ini membuat banyak peneliti ingin
melakukan penelitian di bidang teknologi, khususnya persepsi masyarakat terhadap minat
menggunakan suatu teknologi informasi. Pada penelitian ini peneliti menguji bagaimana persepsi
kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi keyakinan, persepsi biaya dan kepercayaan
mempengaruhi minat menggunakan layanan electronic banking. Peneliti melakukan penelitian
untuk mencari bukti empiris antara keempat persepsi tersebut mempengaruhi minat
menggunakan electronic banking. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian ini karena
peneliti ingin mengetahui bagaimana minat menggunakan layanan electronic banking.
MODEL PENELITIAN
Perumusan dan Pengembangan Hipotesis
1. Hipotesis Pengaruh Persepsi Kegunaan terhadap Minat Menggunakan Layanan
Electronic Banking
Persepsi kegunaan memberikan indikasi bahwa menggunakan teknologi akan
membantu pekerjaanya dibandingkan dengan orang yang bekerja secara manual.Davis
(1989) menyebutkan bahwa persepsi kegunaan merupakan suatu tingkatan dimana
seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya. Jika seseorang merasa percaya menggunakan layanan e-banking tersebut
maka orang tersebut akan menggunakannya atau sebaliknya. Menurut Kusuma dan
Susilowati (2007) mengungkapkan bahwa kegunaan yang dimaksud dapat berupa
kemanfaatan dengan estimasi satu faktor seperti: pekerjaan lebih mudah, bermanfaat,
meningkatkan produktifitas, mendorong efektivitas serta meningkatkan pekerjaan.
Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H1: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh terhadap minat menggunakan
layanan electronic banking.
2. Hipotesis Pengaruh Persepsi Kemudahaan terhadap Minat Menggunakan Layanan
Electronic Banking
Persepsi kegunaan
Persepsi Kemudahan
Persepsi Keyakinan
Persepsi Kredibilitas
Kepercayaan
Minat Menggunakan
Layanan Electronic
Banking
Davis (1989) mendefinisikan persepsi kemudahan sebagai tingkat dimana
seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi informasi merupakan hal yang mudah
dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya. Persepsi individu berkaitan dengan
kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use) merupakan tingkat dimana
individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari kesalahan.
Menurut Amijaya yang mendasar pada Iqbaria (2000) persepsi kemudahan ini kemudian
akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang
kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi
informasi. Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti merumuskan
hipotesis alternatif sebagai berikut H2: Persepsi kemudahan (perceived ease of use)
berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan electronic banking.
3. Hipotesis Pengaruh Persepsi Keyakinan terhadap Minat Menggunakan Layanan
Electronic Banking
Self efficacy didefinisikan sebagai keyakinan bahwa individual memiliki
kemampuan untuk menjalankan informasi teknologi dengan perilaku tertentu Venkatesh
et al. (2000). Self-efficacy mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk
mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu
(Bandura,1986). Baron dan Byrne (2000) mengemukakan bahwa self-efficacy merupakan
penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan suatu
tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu. Berdasarkan studi yang telah
diuraikan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut H3: Persepsi
keyakinan (perceived self efficacy) berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan
electronic banking.
4. Hipotesis Pengaruh Persepsi Kredibiltas terhadap Minat Menggunakan Layanan
Electronic Banking
Perceived credibility atau sering disebut sebagai persepsi pengguna terhadap
kredibilitas, didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa sistem yang
digunakan tetap menjamin keamanan dan privasinya (Wang et al. 2003). Persepsi
kredibilitas merupakan unsur dari pengukuran persepsi risiko. Persepsi risiko adalah
harapan subjektif konsumen yang menderita kerugian dalam mengejar hasil yang
diinginkan Istiarni (2014). Dalam banyak hal transaksi kepercayaan merupakan suatu
unsur yang penting. Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti
merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :
H4: Persepsi kredibilitas (perceived credibility) berpengaruh terhadap minat
menggunakan layanan electronic banking.
5. Hipotesis Pengaruh Kepercayaan terhadap Minat Menggunakan Layanan
Electronic Banking
Saat ini kejahatan atau tindakan penipuan sering terjadi melalui layanan internet.
Dengan adanya hal tersebut pihak bank harus mampu membuat para nasabah yakin
bahwa menggunakan layanan e-banking dapat menjaga keamanan kegiatan
perbankannya. Keamanan berarti bahwa pengguna sistem informasi itu aman, resiko
hilangnya data atau informasi sangat kecil, dan resiko hacking rendah. Sedangkan
keberhasilan berarti bahwa segala hal yang berkaitan dengan informasi pribadi pengguna
terjamin keberhasilannya Setyanto (2011). Mayer (1995) memberikan definisi
kepercayaan sebagai keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan dari
pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu
tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap
kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain. Berdasarkan studi yang telah
diuraikan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :
H5: Kepercayaan (trust) berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan electronic
banking.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini
adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing). Hipotesis yang telah dibentuk terlebih dahulu
diuji dan digali hubungan antar konstruk-konstruk, yaitu pengaruh persepsi kegunaan, persepsi
kemudahan, persepsi keyakinan, persepsi kredibilitas dan kepercayaan terhadap minat
menggunakan layanan e-banking. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap terikatnya serta arah hubungan itu terjadi.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
Metode survey dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
responden yang menjadi sampel penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang berstatus aktif pada semester genap
tahun ajaran 2015/2016. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 1187 Orang. Dipilihnya
seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai populasi penelitian
ini didasarkan pada alasan peran mahasiswa sebagai pengamat dan pengguna dari sistem
informasi berbasis teknologi dan termasuk konsumen yang sangat berpengaruh terhadap
keberadaan layanan e-banking. Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari jumlah
anggota yang dipilih dari populasi. Jadi sampel merupakan subkelompok atau sebagian dari
populasi (Sekaran, 2006). Pengambilan sampel yang dilakukan peneliti dengan menggunakan
metode convenience sampling, dengan tingkat kesalahan sebesar 5% dari daftar pengambilan
sampel yang representative. Convenience sampling merupakan metode pengambilan sampel
yang nyaman disesuaikan dengan keinginan dari peneliti Jogiyanto (2007).
Dalam penelitian ini jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 299 kuisioner. Jumlah
sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
𝑛 =𝑁
1 +𝑁𝑒2
𝑛 =1187
1+ 1187 5% 2
𝑛 = 299
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = toleransi terjadinya kesalahan, yaitu 5%
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin menghasilkan jumlah sampel
sebanyak 299 mahasiswa.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Konstruk
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini menggunakan variabel konstruk. Variabel
konstruk menurut Jogiyanto dan Abdillah (2009) dalam Tjini (2010) adalah variabel yang
dibentuk atau direfleksikan oleh hubungan antar indikator atau parameter yang diestimasi.
Konstruk yang digunakan berupa konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen
dikenal dengan source variable atau independent variable yang tidak diprediksi oleh variabel-
variabel yang lain yang terdapat dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju
oleh garis dengan satu ujung anak panah. konstruk endogen adalah merupakan faktor-faktor yang
diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau
beberapa kosntruk endogen lainnya, tetapi konstruk endogen hanya dapat berhubungan kausal
dengan konstruk endogen (Rusydana, 2013). Dalam penelitian ini terdapat enam konstruk, yaitu:
a. Persepsi kegunaan (PKG)
b. Persepsi kemudahan (PKM)
c. Persepsi keyakinan (PKY)
d. Persepsi kredibilitas (PKR)
e. Kepercayaan (KPC)
f. Minat menggunakan layanan electronic banking (N)
Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan partial least
squares (PLS) yang merupakan salah satu metode statistik structural equation modeling (SEM)
berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan
spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang, dan
multikolonearitas (Hartono dan Abdilah, 2009). Pengujian dengan menggunakan PLS pada
dasarnya terdiri 2 macam, yaitu model pengukuran (outer model) dan struktural model (inner
model).
Evaluasi Model
PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka cara
parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan (Chin, 1998 dalam Ghozali,
2006). Untuk menganalisis penelitian ini digunakan beberapa pengujian hipotesis menggunakan
PLS, yaitu : 1) evaluasi outer model, 2) evaluasi inner model.
Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran)
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan
dalam suatu penelitian Sugiyono (2012) Ada dua cara pengujian validitas konstruk yaitu
validitas konvergen dan validitas diskriminan.
b.Uji Reabilitas
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) reabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi,
dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reabilitas dalam PLS
dapat menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s alpha dan Composite reliability.
Evaluasi Inner Model (model struktural)
Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk konstruk endogen dan
nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikan antar konstruk dalam model
structural.
ANALISIS DATA DAN HASIL PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan responden mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya yang berstatus aktif pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
Jumlah kuesioner yang disebar 299
Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0
Kuesioner yang kembali 299
Kuesioner yang digugurkan 104
Kuesioner yang digunakan 195
Tingkat pengembalian (respon rate) 100%
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate) 66%
Analisis statisitik deskriptif dilakukan terhadap 195 responden untuk diolah lebih lanjut. Analisis
statistif deskriptif terhadap sampel ini bertujuan untuk membantu penarikan kesimpulan.
Pengukuran ini dibutuhkan karena mampu menggambarkan pemusatan nilai-nilai observasi
sampel sehingga mempermudah pengamatan. Melalui analisis deskriptif ini dapat diperoleh
gambaran umum sampel, sehingga dapat mendekati kebenaran populasi. Analisis statistik
deskriptif sampel pada penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel 2010. Berikut ini
tabel 4.8 Yang menunjukkan hasil perhitungan statistik sampel.
Tabel 4.8
Statistik Sampel
Variabel N Min Max Mean
Std.
Deviation
Persepsi Kegunaan 195 1 7 5.69 1.35
Persepsi Kemudahan 195 1 7 6.10 1.31
Persepsi Keyakinan 195 1 7 5.28 1.67
Persepsi Kredibilitas 195 1 7 6.44 1.67
Kepercayaan 195 1 7 6.56 1.45
Minat 195 1 7 6.13 1.35
Uji Validitas Konvergen
Parameter uji validitas konvergen dilihat dari skor AVE dan Communality, masing-
masing harus bernilai di atas 0,5. Artinya, probabilitas indikator di suatu konstruk masuk ke
variabel lain lebih rendah (> 0,5) sehingga probabilitas indikator tersebut konvergen dan masuk
di konstruk yang dimaksud lebih besar, yaitu di atas 50%. Nilai Factor Loading lebih dari 0,7 (>
0,7) atau minimum lebih dari 0,5
AVE Composite
Reliability R Square
Cronbachs
Alpha Communality Redundancy
KPC 0.861207 0.949000 0.919273 0.861207
N 0.863292 0.949861 0.728872 0.920900 0.863292 0.208741
PKG 0.916756 0.970616 0.954586 0.916756
PKM 0.908049 0.967345 0.949402 0.908049
PKR 0.835457 0.938347 0.901058 0.835457
PKY 0.716736 0.883358 0.829128 0.716736
Outer Loading
KPC N PKG PKM PKR PKY
KPC1 0.932835
KPC2 0.947447
KPC3 0.903209
N1 0.926423
N2 0.931021
N3 0.929956
PKG 1 0.938557
PKG2 0.967610
PKG3 0.965975
PKM1 0.943383
PKM2 0.950780
PKM3 0.964465
PKR1 0.931495
PKR2 0.932677
PKR3 0.876813
PKY1 0.898233
PKY2 0.798980
PKY3 0.839652
Sumber : data primer (diolah)
N = Minat Menggunakan e-banking, KPC = Persepsi Kepercayaan, PKG = Persepsi Kegunaan,
PKM = Persepsi Kemudahan, PKR = Persepsi Kredibilitas, PKY = Persepsi Keyakinan
Berdasarkan tabel Alogaritma 4.9 yang telah ditampilkan di atas, dapat diketahui bahwa
AVE dan Communality disetiap konstruk lebih dari 0,5 dan untuk nilai Outer loading di masing-
masing indikator konstruk bernilai > 0,5
Uji validitas diskriminan penilaian berdasarkan pada nilai dari Cross Loading yang lebih dari 0,7
dalam satu variabel atau konstruk. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel Cross Loading dibawah
ini:
Tabel 4.11
Cross Loading
KPC N PKG PKM PKR PKY
KPC1 0.932835 0.716290 0.654000 0.638475 0.851239 0.399051
KPC2 0.947447 0.737112 0.661199 0.608568 0.796436 0.467407
KPC3 0.903209 0.671015 0.680104 0.647773 0.708618 0.535100
N1 0.751724 0.926423 0.761569 0.722886 0.726391 0.483788
N2 0.672546 0.931021 0.669953 0.656996 0.677690 0.394556
N3 0.700518 0.929956 0.745331 0.678481 0.689146 0.483131
PKG 1 0.651222 0.694589 0.938557 0.768166 0.587449 0.588442
PKG2 0.689107 0.754374 0.967610 0.790339 0.633106 0.578411
PKG3 0.713056 0.793996 0.965975 0.797292 0.660789 0.553996
PKM1 0.655938 0.652867 0.753548 0.943383 0.603130 0.461308
PKM2 0.620881 0.713533 0.793320 0.950780 0.593600 0.530857
PKM3 0.666682 0.743112 0.796296 0.964465 0.648081 0.513578
PKR1 0.723995 0.693289 0.571212 0.577361 0.931495 0.394731
PKR2 0.763007 0.696238 0.628887 0.625131 0.932677 0.430963
PKR3 0.839770 0.671843 0.599508 0.567853 0.876813 0.365670
PKY1 0.572382 0.569362 0.684617 0.610296 0.501339 0.898233
PKY2 0.300132 0.263814 0.322671 0.318762 0.266520 0.798980
PKY3 0.254122 0.256422 0.334135 0.246972 0.202529 0.839652
Sumber : data primer (diolah)
N = Minat Menggunakan e-banking, KPC = Persepsi Kepercayaan, PKG = Persepsi Kegunaan,
PKM = Persepsi Kemudahan, PKR = Persepsi Kredibilitas, PKY = Persepsi Keyakinan
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa validitas diskriminan terpenuhi karena
setiap indikator pada setiap variabel lebih dari 0,7.
Nilai goodness of fit (GOF) merupakan nilai patokan (cut of point) untuk menunjukkan
suatu model adalah fit. Peneliti telah melakukan penghitungan GOF dan menghasilkan GOF
sebesar 0,67705. Jadi dpat disimpulkan bawah model penelitian dalam penelitian ini kurang fit
karena <0,9
Pengujian Hipotesis
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
KPC ->
N 0.179830 0.180260 0.111316 0.111316 1.615495
PKG ->
N 0.353233 0.349197 0.132005 0.132005 2.675914
PKM ->
N 0.160534 0.164728 0.149856 0.149856 1.071257
PKR ->
N 0.269720 0.273657 0.119130 0.119130 2.264077
PKY ->
N -0.013303 -0.011712 0.073803 0.073803 0.180254
Nilai koefisien path menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Penelitian
ini menggunakan pengujian hipotesis satu-ekor (one-tailed) yang ditunjukkan dengan nilai
statistik T (T-statistic) > 1,64. Jika nilai T-statistic lebih dari 1,64 maka hipotesis alternatif
dinyatakan didukung. Sebaliknya, jika T-statistic kurang dari 1,64 maka hipotesis alternatif
dinyatakan tidak didukung. Berdasarkan dari Tabel 4.14 dapat disimpulkan apakah hipotesis
alternatif didukung ataupun tidak didukung.
Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) terhadap Minat Menggunakan Elektronik
Banking
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan sesuatu yang menyatakan individu
percaya bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja dari individu
Tjini (2013). Persepsi kegunaan memberikan indikasi bahwa menggunakan teknologi akan
membantu pekerjaanya dibandingkan dengan orang yang bekerja secara manual. Davis (1989)
menyebutkan bahwa persepsi kegunaan merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya
bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Jika seseorang
merasa percaya menggunakan layanan electronic banking tersebut maka orang tersebut akan
menggunakannya atau sebaliknya. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi kegunaan
berpengaruh terhadap minat menggunakan elektronik banking. Hasil ini tidak konsisten dengan
penelitian Tjini (2013) dan Mubiyantoro (2013) menyatakan bahwa persepsi kegunaan
berpengaruh secara signifikan. Namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fortuna
(2013), Hanafi (2012) dan Larasati (2014). Berpengaruhnya persepsi kegunaan terhadap minat
menggunakan elektronik banking dikarenakan mereka akan merasa terbantu dengan
menggunakannya. Aktivitas perbankan akan mudah dilakukan dimanapun nasabah itu berada.
Seseorang akan menggunakan layanan elektronik banking tersebut jika sistem etrsebut berguna
bagi mereka. Semakin tinggi orang menganggap elektronik banking berguna maka semakin
tinggi juga minat menggunakan elektronik banking dan begitu juga sebaliknya semakin mereka
mengganggap bahwa elektronik banking tidak berguna baginya maka minat untuk menggunakan
elektronik banking semakin kecil.
Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use) terhadap Minat Menggunakan Elektronik
Banking
Kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana
seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun atau
dengan kata lain teknologi tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna Hanafi (2011).
Jogiyanto (2007) menyebutkan bahwa persepsi kemudahan adalah sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Persepsi kemudahan dapat
diartikan sebagai suatu persepsi masyarakat yang dengan mudah dapat mengakses kegiatan
teknologi tanpa memerlukan jerih payah dalam pencapainnya. Menurut Amijaya yang mendasar
pada Iqbaria (2000) persepsi kemudahan ini kemudian akan berdampak pada perilaku, yaitu
semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula
tingkat pemanfaatan teknologi informasi.
Hasil pada penelitian ini menyebutkan bahwa persepsi kemudahan tidak berpemgaruh
terhadap minat menggunakan layanan e-banking. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mayasari dan Nugroho (2011), Paramitha dan Mujahidin (2014), dan Chau dan
Lai (2003), namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lowrence (2013), Tjini
(2013), Fortuna (2013) Larasati (2014). Persepsi kemudahan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat menggunakan layanan electronic banking dikarenakan mahasiswa
yang menjadi responden dalam penelitian ini. Mahasiswa adalah makhluk sosial yang selalu
menggunakan teknologi. Kehidupan mereka tak terlepas dari gadget yang merupakan kebutuhan
primer bukan lagi kebutuhan sekunder.
Persepsi Keyakinan (Perceived Self Efficacy) terhadap Minat Menggunakan Elektronik
Banking
Kepercayaan dan keyakinan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Seseorang akan
percaya dalam menggunakan sesuatu jika ia merasa yakin terhadap hal tersebut. Pada
kenyataanya kedua hal tersebut tidak menjadi alasan utama responden dalam menggunakan
layanan electronic banking. Responden tidak serta merta hanya memperhatikan keyakinan
terhadap sistem tersebut, namun mereka lebih mengikuti teman atau trend saat ini dalam
menggunakan electronic banking. Penggunaan internet banking terkadang tidak digunakan
secara maksimal, hanya rasa penasaran yang mendorong para mahasiswa dalam menggunakan
electronic banking.
Persepsi Kredibiltas (Perceived Credibility) terhadap Minat Menggunakan Elektronik
Banking
Perceived credibility atau sering disebut sebagai persepsi pengguna terhadap kredibilitas,
didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa sistem yang digunakan tetap
menjamin keamanan dan privasinya (Wang et al. 2003). Persepsi kredibilitas merupakan unsur
dari pengukuran persepsi risiko. Persepsi risiko adalah harapan subjektif konsumen yang
menderita kerugian dalam mengejar hasil yang diinginkan Istiarni (2014). Hasil pada penelitian
ini menyebutkan bahwa persepsi kredibilitas (credibility) berpengaruh terhadap minat
menggunakan layanan e-banking. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Luarn and
Lin (2004), Maharsi (2006), Rahmawati (2010) dan Amin, Baba dan Muhammad (2006).
Kepercayaan (trust) terhadap Minat Menggunakan Elektronik Banking
Mayer (1995) memberikan definisi kepercayaan sebagai keinginan suatu pihak untuk
menjadi pasrah/menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain
tersebut akan melakukan sesuatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan
kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain. Lau dan Lee
(1999) mengemukakan bahwa hal pokok yang mendasari orang untuk tetap menggunakan
produk kita adalah kepercayaan. Sebagai konsekuensinya jika kepercayaan atas suatu produk
tertentu sudah terlalu tinggi maka sudah dapat dikatakan bahwa hal ini akan berlanjut pada
loyalitas pada produk tersebut. Kepercayaan merupakan faktor yangh paling penting dalam
meningkatkan loyalitas konsumen dan memberikan minat bertransaski yang tinggi terhadap
suatu produk.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa kepercayaan tidak berpengaruh terhadap minat
mahasiswa dalam menggunakan layanan electronic banking. Hasil pada penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Tjini (2013), McKnight et al (2008), Maharsi (2006) dan Wardani
(2013), namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Shomad (2013) dan Dehbashi dan
Nahavandi (2007). Kepercayaan seseorang timbul dari individu sendiri. Banyak hal yang
mendukung seseorang dalam meningkatkan kepercayaan dalam suatu produk seperti layanan
electronic banking. Mahasiswa cenderung tidak memiliki banyak kebutuhan terhadap
penggunaan electronic banking.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN KONTRIBUSI PRAKTIS
Terlepas dari keterbatasan penelitian, diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi bagi
pembaca dalam menganalisa tentang minat pengguna electronic banking. Penelitian ini dapat
bermanfaat untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan dan persepsi kredibilitas terhadap
minat menggunakan layanan electronic banking. Peneliti menyimpulkan bahwa untuk
mempengaruhi minat pengguna dalam menggunakan layanan electronic banking dibutuhkan
konsisten bank dalam mengaplikasikan layanannya. Pengguna akan merasa tertarik untuk
menggunakan jika kredibilitas yang tinggi dimiliki oleh sebuah bank tersebut. Komunikasi yang
terjalin diantara pihak bank dan nasabah akan membuat para pengguna merasa ingin
menggunakan layanan electronic banking. Manfaat yang dapat diperoleh ketika menggunakan
sistem ini menjadi alasan suatu pengguna dalam menggunakan electronic banking. Semakin
besar manfaat yang diperoleh maka semakin besar pula minat yang dimiliki oleh pengguna. Oleh
sebab itu, pihak bank harus lebih mementingkan tingkat kepuasaan dan kebermanfaatan
pengguna dalam menggunakan sistem tersebut.
Manfaat lain yang dapat diambil dari penelitian ini, bagi para pendidik dapat digunakan
untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai
e-banking. Disisi lain penelitian ini dapat digunakan acuan atau bahan pertimbangan bagi
peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan tema serupa agar nantinya penelitiannya
dapat lebih baik lagi. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.
Fokus penelitian ini tidak hanya pada satu bank saja, melainkan secara universal pada aplikasi
layanan electronic banking. Hal ini dikarenakan setiap bank memiliki karakteristik yang berbeda
dalam memberikan pelayanan terkait electronic banking kepada para nasabahnya. Diharapkan
untuk penelitian selanjutnya memfokuskan pada satu karakteristik bank saja agar dapat lebih
memspesifikkan penelitiannya dan dapat mengetahui dengan baik layanan electronic banking.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan instrumen kuisioner yang
mengandung beberapa kelemahan, sehingga tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya. Hal ini
dikarenakan responden yang kurang serius dalam mengisi kuisioner dan sukar untuk dikontrol
oleh peneliti. Tidak secara langsung didampingi oleh peneliti, juga memungkinkan adanya
perbedaan antara peneliti dengan responden sehingga membuat responden kebingungan dalam
menjawab pertanyaan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan waktu yang lebih
lama dan memberikan kuisioner langsung kepada para responden agar nantinya dapat
mendampingi responden jika ada pertanyaan yang sukar dimengerti.