PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN...

124
PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN THIN IDEAL INTERNALIZATION TERHADAPBODY DISSATISFACTION PADA IBU DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Oleh: Muhamad Nursyaifuddin NIM : 1111070000124 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Transcript of PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN...

Page 1: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN

THIN IDEAL INTERNALIZATION TERHADAPBODY

DISSATISFACTION PADA IBU

DI JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi (S. Psi)

Oleh:

Muhamad Nursyaifuddin

NIM : 1111070000124

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

i

PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN

THIN IDEAL INTERNALIZATION TERHADAPBODY

DISSATISFACTION PADA IBU

DI JAKARTA SELATAN

HALAMAN JUDUL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi (S. Psi)

Oleh:

Muhamad Nursyaifuddin

NIM : 1111070000124

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 3: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

ii

PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN

THIN IDEAL INTERNALIZATION TERHADAPBODY

DISSATISFACTION PADA IBU

DI JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi (S. Psi)

LEMBAR PERSETUJUAN

Oleh:

Muhamad Nursyaifuddin

NIM : 1111070000124

Pembimbing

Mohamad Avicenna, M.H.Sc.,Psy

NIP. 19770906 200604 1 004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 4: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM,

DAN THIN IDEAL INTERNALIZATION TERHADAP BODY

DISSATISFACTION PADA IBU DI JAKARTA SELATAN” telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 26 Februari 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas

Psikologi.

Jakarta, 26 Februari 2016

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Wakil Dekan/

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si Dr. Abd. Rahman Shaleh, M.Si

NIP.19680614 199704 1 001 NIP.19720823 199903 1 002

Anggota

Dr. Risatianti Kolopaking,M.Si.,Psikolog Suta Haryanthi,M.Psi., T., Psikolog

NIP. 2012 0401 0901 NIP. 19771209 200912 2 002

Mohamad Avicenna, M.H.Sc.,Psy

NIP.19770906 200604 1 004

Page 5: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Februari 2016

Muhamad Nursyaifuddin

NIM : 1111070000124

Page 6: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Februari 2016

C) Muhamad Nursyaifuddin

D) Pengaruh Perbandingan Sosial, Self-Esteem, dan Thin Ideal Internalization

terhadap Body Dissatisfaction pada Ibu di Jakarta Selatan

E) xiii + 91 halaman + lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel perbandingan

sosial, self-esteem, dan thin ideal internalization terhadap body dissatisfaction

pada ibu di Jakarta Selatan. Subjek pada penelitian ini berjumlah 183 ibu

sebagai wanita yang telah melahirkan di daerah Jakarta Selatan yang diambil

dengan teknik non-probability sampling. Penulis memodifikasi alat ukur yang

terdiri dari Body Image Rating Scale (BIRS), Upward and Downward

Appearance Comparison Scale (UDACS), State Self-Esteem Scale (SSES),

dan Sociocultural Attitudes Toward Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-

3). CFA (Confirmatory Factor Analysis) digunakan untuk menguji validitas

alat ukur dan Multiple Regression Analysis digunakan sebagai teknik untuk

menguji hipotesis penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara bersama-

sama dari perbandingan sosial, self-esteem, dan thin ideal internalization

terhadap body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan sebesar 47,4%. Hasil

uji hipotesis minor menunjukkan bahwa empat variabel memiliki pengaruh

yang signifikan antara lain, upward comparison, downward comparison,

physical appearance self-esteem, dan thin ideal internalization.

Ibu yang membandingkan tubuhnya (dengan yang lebih baik ataupun

lebih buruk daripada dirinya) cenderung mengalami ketidakpuasan akibat

objek yang dijadikan perbandingan tidak seimbang dengan dirinya sehingga

tertekan untuk menjadi lebih baik dan merasa tidak puas. Ibu yang

menginternalisasi tubuh ideal menurutnya dan tidak mampu mencapai tubuh

ideal yang telah ditetapkan juga akan mengalami ketidakpuasan. Begitu pula

dengan ibu yang memiliki penghargaan diri atas penampilan tubuhnya rendah

akan cenderung tidak merawat kondisi fisik tubuhnya sehingga muncul

ketidakpuasan. Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji

kembali dan dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Misalnya, dengan

lebih memperhatikan alat ukur yang digunakan dalam mengukur sebuah

variabel. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya dapat menambah variabel

lain yang terkait dengan variabel body dissatisfaction yang dapat dianalisis

sebagai IV yang mungkin mempunyai pengaruh besar terhadap body

dissatisfaction pada ibu.

G) Bahan bacaan: 44; 8 buku + 35 jurnal

Page 7: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) February 2016

C) Muhamad Nursyaifuddin

D) The Influence of Social Comparison, Self-Esteem, and Thin Ideal

Internalization on Mother‟s Body Dissatisfaction in South Jakarta

E) xiii + 91 pages + appendix

F) This study aims to determine the effect of variable social comparison, self-

esteem, and thin ideal internalization on mother‟s body dissatisfaction in

South Jakarta. The subject in this research are 183 mother who was giving

birth in South Jakarta wich were taken with non-probability sampling

techniques. The researchers modify scales consists of Body Image Rating

Scale (BIRS), Upward and Downward Appearance Comparison Scale

(UDACS), State Self-Esteem Scale (SSES), and Sociocultural Attitudes

Toward Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3). CFA (Confirmatory Factor

Analysis) was used to test the validity of instrument and Multiple Regression

Analysis was used as technique to test the research hypothesis.

The results showed that there is an effect of social comparison, self-

esteem, and thin ideal internalization on mother‟s body dissatisfaction at

47,4%. Minor hypothesis test result indicated four variables that have

significant influences among others, upward comparison, downward

comparison, physical appearance self-esteem, and thin ideal internalization.

Mothers who compares herself (with a better or worse than her) tend

to experience dissatisfaction caused by an object that is used as the

comparison is not balanced with her so depressed to be better and they feel

dissatisfied. Mothers who internalize the ideal body according to her and is

not able to achieve the ideal body that has been set will also experience

dissatisfaction. Similarly, mother who has self-esteem on the appearance of a

low herself will tend to not take care of the physical condition of her body

that appeared dissatisfaction. The researcher hope the implication the findings

of this study can be received and developed in subsequent studies. Giving

more attention to measuring instruments used in measuring a variable, for

instance. Then, for further research can add another variable that can be

analyzed as an IV that may have a major influence on mother‟s body

dissatisfaction.

G) Reference: 44; 8 books + 35 journals

Page 8: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah swt

atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat serta

salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala

perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup dibawah naungan

Islam.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya, yang memberikan peneliti

kesempatan belajar selama 4 tahun lebih di Fakultas Psikologi.

2. Bapak Mohamad Avicenna, M.H.Sc.,Psy, selaku dosen pembimbing skripsi.

Peneliti mengucapkan Terima kasih atas arahan, bimbingan, masukan,

motivasi, kritik, serta koreksi dalam pengerjaan skripsi ini.

3. Ibu Luh Putu Suta Haryanthi, M.Psi., T., Psikolog selaku penguji II dan Ibu

Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si., Psikolog selaku penguji I atas koreksi dan

masukannya kepada penulis.

4. Ibu Liany Luzvinda, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik serta seluruh

dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu

Page 9: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

viii

memberikan bimbingan, nasihat, semangat, dan masukan kepada peneliti

selama menempuh studi.

5. Orang tua dan kedua adik peneliti, Bapak H. Syahroni, Ibu Warisah, serta

adik-adik Lailah dan Alya, dan juga seluruh keluarga besar peneliti yang

selalu memberikan do‟a, kasih sayang, pengertian, perhatian, dan dukungan

baik moril maupun materiil.

6. Sahabat baik peneliti Sulistyanto, Bayu, Wahyu, Arrifandi, Khairu, Reza,

Faisal, Sony, Billy, Agung, Asyrofi, Dendy, Rijkaard, Syamsud, Samsi,

Raden, Intan, Silvia, Aulia, Nayla, Morita, Lia, Raf, Adani, Mulhimi, Fadhel,

Akbar, Fajri, Kaffa, Kurniawan, Robi, Aji, Rendy dan lainnya terimakasih

banyak atas dukungan dan diskusinya yang mencerdaskan.

7. Seluruh angkatan 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang

memberikan bantuan, dukungan, canda tawanya kepada peneliti.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

berkontribusi dalam penelitian ini. Pencapaian ini tidak akan terwujud tanpa

bantuan dari kalian semua.

Peneliti menyadari bahwa segala bentuk kekurangan yang disengaja

maupun tidak disengaja akan menjadi bahan perbaikan untuk menjadi lebih baik.

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada setiap

pembaca.

Jakarta, 26 Februari 2016

Peneliti

Page 10: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 12

1.2.1 Pembatasan masalah .............................................................................12

1.2.2 Perumusan masalah ...............................................................................13 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 14

1.3.1 Tujuan penelitian ..................................................................................14 1.3.2 Manfaat penelitian ................................................................................15

BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 16 2.1 Body Dissatisfaction .................................................................................... 16

2.1.1 Definisi body dissatisfaction .................................................................16 2.1.2 Dampak body dissatisfaction ................................................................18 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi body dissatisfaction .......................19 2.1.4 Dimensi body dissatisfaction ................................................................20

2.1.5 Pengukuran body dissatisfaction ...........................................................20 2.2 Perbandingan Sosial .................................................................................... 23

2.2.1 Definisi perbandingan sosial .................................................................23 2.2.2 Dimensi perbandingan sosial ................................................................26 2.2.3 Pengukuran perbandingan sosial ...........................................................27

2.3 Self-Esteem .................................................................................................. 27

2.3.1 Definisi self-esteem ...............................................................................27 2.3.2 Dimensi self-esteem ..............................................................................28 2.3.3 Pengukuran self-esteem .........................................................................29

2.4 Thin Ideal Internalization ............................................................................ 30 2.4.1 Definisi thin ideal internalization .........................................................30

2.4.2 Pengukuran thin ideal internalization ...................................................32

2.5 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 32 2.6 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 38

Page 11: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

x

BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 40 3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................... 40

3.1.1 Populasi .................................................................................................40 3.1.2 Sampel ...................................................................................................40 3.1.3 Teknik pengambilan sampel .................................................................41

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .............................. 41 3.2.1 Identifikasi variabel ..............................................................................41 3.2.2 Definisi operasional variabel ................................................................42

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 44 3.3.1 Skala body dissatisfaction .....................................................................44 3.3.2 Skala perbandingan sosial .....................................................................45 3.3.3 Skala self-esteem ...................................................................................46 3.3.4 Skala thin ideal internalization ..............................................................47 3.3.5 Variabel Demografis .............................................................................48

3.4 Uji Validitas Konstruk ................................................................................. 48 3.4.1 Uji validitas alat ukur body dissatisfaction ...........................................50 3.4.2 Uji validitas alat ukur perbandingan sosial ...........................................52

3.4.2.1 Uji validitas alat ukur upward comparison ....................................52 3.4.2.2 Uji validitas alat ukur downward comparison ...............................53

3.4.3 Uji validitas alat ukur self-esteem .........................................................54 3.4.3.1 Uji validitas alat ukur performance self-esteem .............................54 3.4.3.2 Uji validitas alat ukur social self-esteem........................................55 3.4.3.3 Uji validitas alat ukur physical appearance self-esteem ................57

3.4.4 Uji validitas alat ukur thin ideal internalization ...................................58 3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................... 59 3.6 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 62

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................ 64 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ........................................................... 64 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................................. 65

4.3 Kategorisasi skor variabel ........................................................................... 66 4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ..................................................................... 68 4.5 Analisis Proporsi Varians pada Masing-Masing Independent Variable ..... 73

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ........................................... 78 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 78 5.2 Diskusi ......................................................................................................... 78 5.3 Saran ............................................................................................................ 87

5.3.1 Saran teoritis .........................................................................................87

5.3.2 Saran praktis ..........................................................................................88

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88

Page 12: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot Nilai Tiap Item ...........................................................................44 Tabel 3.2Blue Print The Body Image Rating Scale (BIRS) ...................................45 Tabel 3.3 Blue Print The Upward and Downward Appearance Comparison Scale

(UDACS) ...............................................................................................46 Tabel 3.4Blue Print State Self-Esteem Scale (SSES) .............................................47

Tabel 3.5Blue Print Skala The Sociocultural Attitudes Toward Appearance

Questionnaire-3 (SATAQ-3).................................................................48 Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Body Dissatisfaction .............................................51 Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Upward Comparison .............................................53 Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Downward Comparison ........................................54 Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Performance Self-Esteem ......................................55 Tabel 3.10 Muatan Faktor ItemSocial Self-Esteem ................................................56 Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Physical Appearance Self-Esteem.......................57 Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Thin Ideal Internalization ...................................59 Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Usia, Pendapatan, dan IMT .....64 Tabel 4.2 Hasil Statistika Deskriptif ......................................................................65

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor .....................................................................67 Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ...................................................67 Tabel 4.5 R Square ................................................................................................69

Page 13: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...................................................................37

Page 14: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN .................................................................................93 SYNTAX DAN PATH DIAGRAM ....................................................................102 Output Regresi Stepwise ......................................................................................109

Page 15: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Padabab pendahuluan peneliti menjelaskan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

1.1 Latar Belakang

Fenomena mengenai ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh atau body

dissatisfactiontelah sering terjadi pada pria maupun wanita. Pada wanita

khususnya, fenomena tersebut kerap membuat mereka tidak nyaman dan mencari

solusi untuk membuat tubuhnya tetap tampak menarik. Wanita memiliki perhatian

yang besar terhadap penampilannya sehingga rela melakukan berbagai carademi

penampilan yang memuaskan.Neumark-Sztainer, Paxton, Hannan, Haines, dan

Story (2006) memaparkan bahwa sebagian besar wanita menyatakan tidak senang

terhadap tubuh mereka (body dissatisfaction) karena adanya gambaran negatif

mengenai bentuk tubuh mereka, sehingga memilih melakukan diet dan akhirnya

mengalami gangguan makan.

Sejalan dengan apa yang dikatakanNeumark-Sztaineret al.,Vartanian dan

Dey(2013)mendeskripsikan bahwa pada umumnya wanita membandingkan

penampilan mereka dengan orang lain dan menginternalisasikan tubuh yang ideal.

Namun sayangnya hal tersebut berimplikasi negatif terhadap gambaran tubuh

mereka. Wanita membandingkan dirinya dengan orang lain dan merasa bahwa

dirinya tidak lebih baik. Hal tersebut yang mengakibatkan timbulnya gambaran

Page 16: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

2

negatif terhadap tubuhnya. Gambaran tubuh yang negatif tersebut berujung pada

body dissatisfaction yang lebih umum terjadi di kalangan wanita.

Dipertegas oleh Fallon (dalam Santrock, 2002), meskipun mengalami

kelebihan berat adalah persoalan umum bagi laki-laki maupun perempuan, namun

lebih banyak perempuan memandang dirinya memiliki masalah kelebihan berat

badan. Gambaran ideal seorang perempuan adalah perempuan yang lebih kurus

dari rata-rata berat perempuan dalam populasi, sehingga banyak perempuan

mempersepsikan dirinya lebih berat dari berat yang ideal.

Menurut Swami, Salem, Furnham, dan Tovee (2008),body

dissatisfactionmerupakan representasi dari perilaku membandingkan antara

bentuk tubuh yang sekarang dengan bentuk tubuh ideal. Terdapat kesenjangan

persepsi pada kaum wanitaantara bentuk tubuh sekarang dengan bentuk tubuh

ideal sehingga mereka selalu merasa tidak puas dengan kondisinya sekarang.Body

dissatisfaction ini sering terjadi karena adanya kegiatan membandingkan diri

dengan orang lain. Wanita selalu merasa tidak puas karena seringkali figur yang

dilihat sebagai perbandingan merupakan seorang model yang notabene memiliki

tubuh yang ideal (Swamiet al., 2008).

Hal senada juga diucapkan oleh Williamson, Gleaves, Watkins, dan

Schlundt (1993) dalam penelitiannya mengenai validasi pengukuran terhadap

body dissatisfaction, mengatakan bahwa body dissatisfaction telah

dikonseptualisasikan sebagai perbedaan antara ukuran tubuh sendiri dan perkiraan

ukuran tubuh yang ideal. Hasil dalam penelitiannya ini didapatkan bahwa

Page 17: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

3

3

perbedaan yang timbul dari kesenjangan antara tubuh sendiri dan tubuh ideal

berkorelasi cukup tinggi pada wanita yang mengalami body dissatisfaction.

Permasalahan mengenai body dissatisfaction ini menjadi penting untuk

diteliti karena fenomena yang belakangan terjadi menunjukkan bahwa sebagian

besar kalangan wanita yang pernah melahirkan menampilkan indikasi bahwa

mereka mengalami body dissatisfaction. Terbukti dari wawancara yang dilakukan

oleh peneliti pada akhir Januari 2015 terhadap 10 ibu yang pernah melahirkan di

daerah Kemang, Jakarta Selatan. Berdasarkan observasi dan wawancara yang

dilakukan peneliti, daerah Kemang merupakan salah satu pusat kota yang

diibaratkan „holliwood-nya Jakarta‟. Sebagian besar masyarakat di Kemang

merupakan kalangan metroseksual dengan penampilan glamour. Hal tersebut

menyebabkan warga di sekitar Kemang menginternalisasikan bahwa penampilan

yang baik merupakan hasil dari pengamatan pada orang-orang di sekitarnya.

Sehingga ketika mereka tidak memperoleh tubuh ideal yang sama dengan orang-

orang di Kemang, maka mereka mengalami ketidakpuasan terhadap kondisi fisik

tubuhnya. Hasil observasi yang didapat menunjukkan bahwa sembilan dari

sepuluh ibu yang pernah melahirkan menyatakan tidak puas dengan bentuk

tubuhnya (body dissatisfaction). Rata-rata dari mereka merasa bahwa tubuhnya

terlihat agak „melar‟ setelah pernah mengalami proses persalinan.

Tujuh diantara mereka mengkonsumsi obat pelangsing atau jamu sebagai

usaha pemulihan bentuk tubuh. Satu dari mereka bahkan mengikuti kelas olahraga

khusus untuk ibu yang pernah melahirkan. Hal ini selaras denganhasil penelitian

lainnya oleh Gjerdingen, Fontaine,Crow, McGovern, Center, dan

Page 18: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

4

4

Miner(2009)menyimpulkan bahwa pesepsi terhadap tubuh yang terjadi pada

wanita yang pernah melahirkan memburuk. Hal tersebut oleh Gjerdingen et al.

(2009) dikaitkan dengan terjadinya gangguan makan, berat badan yang

meningkat, kesehatan mental yang tidak stabil, parbedaan ras, status menyusui,

serta minimnya hubungan dengan kerabat dekat yang terjadi pada wanita yang

pernah melahirkan.

Permasalahan mengenai body dissatisfaction ini seringkali dianggap tidak

penting bagi sebagian besar kalangan. Padahal fenomena tersebut memiliki

dampak yang tidak bisa dianggap remeh seperti dalam beberapa kasus gangguan

makanyang dapat berakibat kematian.Penelitian yang dilakukan oleh

Heatherton(1993) menunjukkan bahwa secara keseluruhan beberapa wanita dapat

termotivasi untuk dietdikarenakan intensitas diri berfokus tentang persepsi mereka

saat ini yang merasa kelebihan berat badan. Wanita tidak ingin terlihat dengan

tampilan yang tidak memuaskan sehingga seringkali mereka melakukan diet demi

memperoleh ukuran tubuh yang ideal.Namun beberapa wanita melakukan diet

kronis dengan berlebihan dan memungkinkannya mengalami gangguan makan

yang dapat mengakibatkan kematian.

Dewasa ini perlunya pengetahuan mengenai body dissatisfaction telah

membuat banyak peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

variabel tersebut. Perhatian pada kesehatan meningkat diantara orang dewasa

muda, dengan perhatian khusus terhadap diet, berat badan, olah raga, dan

ketergantungan (Santrock, 2012). Disebutkan pula bahwa perkembangan fisik

pada manusia dewasa akan mencapai puncaknya dan bagi sebagian besar

Page 19: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

5

5

kalangan dicapai di usia 30 tahun, seringkali juga antara usia 19-26 tahun yang

meliputi faktor penyebab seperti faktor fisiologis, kognitif, bahkan genetik.

Beberapa penelitian sebelumnya mendapatkan beberapa faktor yang

dianggap cukup mempengaruhi body dissatisfaction. Faktor-faktor tersebut

terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dalam

mempengaruhi body dissatisfaction meliputi: self-esteem (Heatherton& Polivy,

1991), thin ideal internalization (Vartanian et al., 2013), sensitivitas, poor coping

skill (Vander Wal& Thomas, 2004), locus of control (Pokrajac-Bulian & Živčić-

Bećirević, 2005),kecemasan, depression controlling (Kostanski& Gullone, 1998),

emotion regulation difficulity (Lavender& Anderson, 2010), self-concept

(Thomas, Ricciardelli, & Williams, 2000),kepribadian, dan negative affect

(Vander Wal & Thelen, 2000).

Sedangkan faktor eksternal dalam mempengaruhi body dissatisfaction

meliputi: parental and peer emphases, karakteristik keluarga (Vander Wal &

Thomas, 2004),marital satisfaction (kepuasan pernikahan), peer

relationships,body mass index (Friedman, Dixon, Brownell, Whisman, &

Wilfley,1999), parenting style,menopausal status (Slevec& Tiggemann, 2010),

social comparisonatau perbandingan sosial (Myers& Crowther, 2009), pendapatan

keluarga, danusia(Gjerdingenet al., 2009). Faktor-faktor tersebut berdasarkan

sejumlah penelitian sebelumnyadianggap memiliki korelasi yang cukup signifikan

terhadap body dissatisfaction. Penelitian kali ini mencoba membatasi variabel

penelitian pada perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal internalization,

Page 20: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

6

6

pendapatan keluarga,usia, dan indeks massa tubuh dalam pengaruhnya terhadap

body dissatisfactionpada ibu.

Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa body dissatisfaction

merupakan hasil dari perilaku membandingkan antara ukuran tubuh seseorang

dengan ukuran tubuh ideal. Pada body dissatisfaction ini perilaku membandingkan

dikaitkan dengan teori social comparison atau perbandingan sosial. Perbandingan

sosial merupakan determinasi seseorang dalammenghadapi kemajuandalam

kehidupan dan sebagai hasilnya mereka seringkalikeluar dari standarapa yang

dapat mereka bandingkan dengan diri mereka (Festinger dalam Myers&

Crowther, 2009).

Perbandingan sosial merupakan salah satu penyebab munculnya perasaan

tidak puas (body dissatisfaction) terutama pada wanita. Hal ini dibuktikan oleh

Myers dan Crowther (2009) dalam penelitian meta analisisnya yang menyebutkan

bahwa ketika individu telah berindikasi dalam perilaku perbandingan sosial, maka

mereka memiliki tingkat kecenderungan yang tinggi terhadap body dissatisfaction.

Sependapat dengan Myers dan Crowther,Vartanian dan Dey (2013) dalam

penelitiannya juga menyimpulkan bahwa perbandingan sosial berkorelasi secara

positif terhadap body dissatisfaction. Perbandingan sosial dapat menjadi variabel

moderator dalam korelasi antara thin ideal internalization dan body

dissatisfaction. Selain menjadi moderator, perbandingan sosial juga secara

langsung dapat mempengaruhi body dissatisfaction.

Semakinsering seorang wanita membandingkan tubuhnya dengan tubuh

wanita lainmenyebabkan mereka semakin tidak puas dengan

Page 21: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

7

7

tubuhnya.Perbandingan sosial merupakansalah satu faktor yang cukup penting

dalam pembentukkan body image yang kemudianakan mempengaruhi kepuasan

tubuh seseorang (Jones, 2001).

Perbandingan sosial dibedakan menjadi dua dimensi yaitu upward

comparison (perbandingan ke atas) dan downward comparison (perbandingan ke

bawah). Seseorang tidak membandingkan diri dengan target yang setara

dengannya, melainkan melakukan perbandingan dengan berbagai tingkat

preferensi terhadap target yang lebih tinggi atau lebih rendah darinya (O‟Brien,

Caputi, Minto, Peoples, Hooper, Kell, &Sawley, 2009). Penelitian O‟Brien et al.

(2009) menunjukkan bahwa konteks memberi konstribusi penting dalam memilih

target perbandingan, apakah model yang dipilih merupakan target yang relevan

untuk melakukan perbandingan.

O‟Brien et al. (2009) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa

seseorang yang melakukan perbandingan sosial ke atas (upward comparison)

cenderung mengalami ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh karena target yang

dijadikan perbandingan merupakan orang dengan bentuk tubuh yang jauh lebih

baik daripada dirinya sehingga pada akhirnya terjadi kompensasi beresiko

terhadap perilaku tidak puas. Sedangkan seseorang yang melakukan perbandingan

ke bawah (downward comparison) ditemukan cenderung puas dengan bentuk

tubuhnya. Hal ini dikarenakan dengan membandingkan diri terhadap orang lain

yang tidak lebih baik bentuk tubuhnya membuat seseorang mendapatkan perasaan

positif yang membuat dirinya puas dengan bentuk tubuhnya, terlepas dari titik

awal evaluasi diri yang dilakukannya.

Page 22: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

8

8

Lain halnya dengan penelitian oleh Van Lange, Kruglanski, dan Higgins,

(2012) yang mendapatkan hasil bahwa seseorang yang melakukan perbandingan

sosial ke bawah (downward comparison) memiliki motivasi untuk meningkatkan

diri, bukan sekadar evaluasi diri. Seseorang berusaha untuk mencari dan

terpengaruh dengan orang lain yang dinilai menyerupai dirinya ketika ingin

mengukur dirinya dibanding orang lain dengan akurat. Dengan membandingkan

ke bawah seseorang berharap dapat mengurangi kecemasan tentang bentuk

tubuhnya. Hal tersebut memang dapat membuat perasaan seseorang membaik

namun dalam beberapa kasus menimbulkan reaksi negatif akan perbandingan ke

bawah. Karena memungkinkan seseorang justru mengalami kekhawatiran berlebih

dan mengalami body dissatisfaction.

Faktor lainnya yang cukup berpengaruh terhadap body dissatisfaction

adalah self-esteem.Pada kasus body dissatisfaction, self-esteem atau harga diri

sangat dipengaruhi olehpersepsi negatif dari individu yang berhubungan dengan

berat badan danbentuk tubuh (Daley, Jimerson, Heatherton, Metzger, & Wolfe,

2008). Penelitian Daley ini mengenai pasien penderitabulimia nervosa.

Iamendapatkan hasil bahwa kemungkinan besar penderita bulimia nervosa yang

memiliki self-esteem yang rendah berhubungan langsung dengan body

dissatisfaction.

Penelitian Pokrajac-Bulian dan Živčić-Bećirević(2005) memaparkan

bahwa penghargaan terhadap diri (self-esteem) sangat penting dalam

pengembangan citra tubuh yang positif, karena tubuh menurut pandangan orang

lain merupakan hal pertama yang dinilai dalam kontak sosial. Sementara seorang

Page 23: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

9

9

individu dapat berhasil menyembunyikan beberapa karakteristiknya, kadang-

kadang bahkan untuk jangka waktu yang panjang, tubuh selalu terkena tatapan

dan penilaian dari orang lain.

Menurut Heatherton dan Polivy (1991) self-esteem dibedakan menjadi tiga

dimensi yaitu performance self-esteem, social self-esteem, dan physical

appearance self-esteem. Dalam penelitiannya Heatherton dan Polivy (1991)

mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki performance self-esteem tinggi

percaya bahwa mereka cukup pintar dan memiliki kemampuan yang baik dalam

caranya memperoleh tubuh yang ideal. Dibuktikan dengan hasil penelitiannya

bahwa performance self-esteem mempengaruhi body dissatisfaction dengan nilai

koefisien negatif, yang berarti performance self-esteem yang rendah memengaruhi

individu mengalami body dissatisfaction. Sedangkan seseorang yang memiliki

social self-esteem cenderung peduli terhadap pandangan orang lain tentang bentuk

tubuhnya dan berpengaruh langsung terhadap body dissatisfaction. Sehingga

individu yang rendah social self-esteem-nya seringkali cemas dalam pengalaman

sosialnya dan kerap khawatir akan bagaimana orang lain memandang tubuhnya.

Sementara physical appearance self-esteem mempengaruhi seseorang dalam

melihat kondisi fisik tubuhnya, bagaimana agar terlihat menarik dan menjadikan

stigma positif untuk dirinya.

Thin ideal internalization juga memiliki pengaruh terhadap body

dissatisfaction. Thin ideal internalization atau internalisasi mengenai tubuh yang

ideal merupakan bagaimana seorang individu dengan kemampuan kognisinya

Page 24: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

10

10

memandang lingkungan sosial dan mendefinisikan tubuh yang ideal berdasarkan

kedekatannya dengan lingkungan sosial tersebut (Thompson & Heinberg, 1999).

Thin ideal internalizationini menurut Vartanian dan Dey (2013) dalam

penelitiannya merupakan frekuensi yang ditampilkan media kepada kebanyakan

wanita terhadap suatu yang diinginkannya. Konsekuensinya, wanita yang

menginternalisasikan tubuh ideal menurutnya dan gagal memperoleh penilaian

yang ideal akan cenderung memiliki perasaan negatif terhadap bentuk tubuhnya.

Dalam penelitiannya ini Vartanian dan Dey (2013) menyimpulkan bahwa thin

ideal internalization pada wanita setelah melakukan perbandingan dengan figur

yang diinternalisasikan memiliki tubuh ideal olehnya membuat konsep diri

terhadap persepsi tubuhnya rendah. Dalam kondisi ini, wanita cenderung

mempersepsikan tubuh secara negatif danmengalami body dissatisfaction.

Selain beberapa faktor tersebut, terdapat pula pengaruh pendapatan

keluarga(family income) danusia terhadap body dissatisfaction. Hal tersebut

dibuktikan oleh Gjerdingen et al. (2009) dalam penelitiannya yang menyebutkan

bahwa pada sampel wanita satu bulan pasca melahirkan yang memiliki

pandapatan rendah (low income) dari berbagai ras dan budaya memiliki citra

tubuh negatif yang cukup tinggi. Hal tersebut mempengaruhi ketidakpuasan tubuh

(body dissatisfaction) pada sampel penelitiannya, wanita dengan jangka waktu

satu bulan pasca melahirkan.

Penelitian Myers dan Crowther (2009) menyebutkan bahwa usia menjadi

variabel moderator antara perbandingan sosial terhadap body dissatisfaction.

Disebutkan juga dalam penelitiannya bahwa individu dengan usia muda memiliki

Page 25: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

11

11

afeksi negatif yang lebih besar dalam penampilan tubuhnya dibanding individu

dengan usia yang lebih tua. Augustus-Horvath dan Tylka (2011) melalui

penelitiannya mendapatkan hasil bahwa individu dengan rentang usia dewasa

muda dan dewasa madya memiliki kesamaan tingkat body dissatisfaction-nya,

sedangkan pada individu dalam rentang usia dewasa akhir cenderung tidak peduli

dengan penampilan fisiknya lagi.

Faktor lain yang berperan penting pada body dissatisfaction adalah Indeks

Massa Tubuh (IMT) individu. IMT merupakan suatu skor yang didapat dengan

membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m). Berdasarkan hasil

penelitian Bucchianeri, Arikian, Hannan, Eisenberg, dan Neumark-Sztainer

(2013), IMT berkaitan erat dengan body dissatisfaction. Semakin tinggi IMT,

maka semakin tinggi juga tekanan yang dirasakan dan diterima oleh individu,

menyebabkan semakin tinggi juga tingkat ketidakpuasan tubuh yang dirasakan

(Grogan, 2008).

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor yang

mempengaruhi body dissatisfaction pada ibu. Walaupun perbandingan sosial

dianggap sebagai faktor yang memiliki peranan utama, self-esteem, thin ideal

internalization, usia, pendapatan keluarga, dan IMT pada ibu turut berperan dalam

persepsi terhadap bentuk tubuhnya. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Perbandingan Sosial,

Self-Esteem, dan Thin Ideal Internalization terhadap Body Dissatisfaction pada

Ibu di Jakarta Selatan”.

Terdapat perbedaan antara penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-

Page 26: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

12

12

penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut diantaranya adalah pada penelitian ini

menggunakan sampel ibu sebagai wanita yang pernah melahirkan, sehingga dapat

melihat pengaruh perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal internalization, usia,

pendapatan keluarga, dan IMT dalam memprediksibody dissatisfaction pada ibu.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku body dissatisfaction, akan

tetapi masalah utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah pengaruh

perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal internalization, usia, pendapatan

keluarga dan IMT terhadap body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan. Agar

masalah yang dibahas tidak meluas, penulis memberikan batasan masalah sebagai

berikut:

a) Body dissatisfaction yang dibahas dalam penelitian ini mengacu pada definisi

yang dikemukakan oleh Shroff, Calogero, dan Thompson (2009)

yaitupersepsi negatif akan citra tubuh pada komponen afektif, kognitif, dan

perilaku terhadap penampilan fisiknya yang mencakup bentuk tubuh, dan

menyebabkan perasaan tidak senang atau tidak puas terhadap tubuhnya.

b) Perbandingan sosial dalam penelitian ini mengacu pada definisi yang

dikemukakan oleh Festinger (1954) yaitu suatu perilaku membandingkan

yang timbul dari kebutuhan untuk menilai diri sendiri (self-evaluation) dalam

hal ini menilai bentuk tubuh, dan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan

membandingkan bentuk tubuhnya dengan orang lain.

c) Self-esteem dalam penelitian ini mengacu pada definisi yang dikemukakan

Page 27: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

13

13

oleh Heatherton dan Polivy (1991) yaitu penilaian pribadi tentang

keberhargaan terhadap kondisi fisik tubuhnya, aktivitas yang dilakukan, serta

sikap terhadap lingkungan sosial yang diekspresikan kedalam tingkah laku

yang ditunjukkan pada dirinya sendiri.

d) Thin ideal internalizationdalam penelitian ini mengacu pada definisi yang

dikemukakan oleh Thompson dan Heinberg (1999) yaitu bagaimana seorang

individu dengan kemampuan kognisinya memandang lingkungan sosial dan

mendefinisikan tubuh yang ideal berdasarkan kedekatannya dengan

lingkungan sosial tersebut.

e) Usia dalam penelitian ini mengacu oleh penelitian sebelumnya oleh

Augustus-Horvath dan Tylka (2011) yaitu ibu yang telah memiliki anak

dalam rentang usia dewasa awal dan dewasa madya.

f) Pendapatan keluarga dalam penelitian ini adalah jumlah penghasilan yang

didapatkan oleh keluarga responden setiap bulannya berdasarkan UMK

Jakarta Selatan tahun 2015.

g) Indeks Massa Tubuh (IMT) dalam penelitian ini mengacu pada teori yang

dikemukakan oleh Grogan (2008) yaitu skor yang didapat dengan membagi

berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m) pada ibu yang pernah

melahirkan dan memiliki anak.

1.2.2 Perumusan masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan maka penulis merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh perbandingan sosial (upward social comparison /

Page 28: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

14

14

perbandingan ke atas dan downward social comparison / perbandingan ke

bawah), self-esteem (performance self-esteem, social self-esteem, dan

physical appearance self-esteem), thin ideal internalization, usia, pendapatan

keluarga, dan IMT terhadap body dissatisfaction pada Ibu?

2. Berapa besar sumbangan perbandingan sosial (upward social comparison /

perbandingan ke atas dan downward social comparison / perbandingan ke

bawah), self-esteem (performance self-esteem, social self-esteem, dan

physical appearance self-esteem), thin ideal internalization, usia, pendapatan

keluarga, dan IMT terhadap body dissatisfaction pada Ibu?

3. Dimensi apakah dari perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal

internalization, usia, pendapatan keluarga, dan IMT yang berpengaruh secara

signifikan terhadap body dissatisfaction pada Ibu?

4. Prediktor mana yang paling besar pengaruhnya terhadap body dissatisfaction

pada Ibu?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Secara pokok penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang

telah disampaikan di atas. Karenanya penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana pengaruh perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal

internalization, usia, pendapatan keluarga, dan IMT dalam memprediksi body

dissatisfaction pada Ibu.

2. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi

yang diberikan oleh perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal

Page 29: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

15

15

internalization, usia, pendapatan keluarga, dan IMT dalam memprediksi body

dissatisfaction pada Ibu.

1.3.2 Manfaat penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan

psikologi, khususnya dalam bidang psikologi klinis. Sehingga menambah ilmu

baru bagi peneliti. Selain itu, instansi terkait seperti Depkes untuk dapat

memberikan promosi kesehatan mengenai body dissatisfaction.

Selain itu secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

kaum Ibu sebagai wanita yang pernah melahirkan. Sebagai pengetahuan dan

gambaran dalam memahami konsekuesi terhadap bentuk tubuh setelah pernah

melahirkan dan meningkatkan self-esteem terhadap dirinya sehingga mampu

mengatasi permasalahan mengenai bentuk tubuh secara baik.

Page 30: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam babini akan dipaparkan mengenai teori yang digunakan dalam penelitian

yang terdiri dari sub bab deskriptif teoritis yang membahas mengenai body

dissatisfaction, perbandingan sosial, self-esteem, dan thin ideal internalization.

Kemudian dilanjutkan dengan kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1 Body Dissatisfaction

2.1.1 Definisi body dissatisfaction

Body dissatisfaction merupakan bagian dari body image (citra tubuh), yang mana

citra tubuh negatif dikaitkan dengan ketidakpuasan terhadap tubuh (body

dissatisfaction). Body imageoleh Grogan (2008) didefinisikan sebagai persepsi,

pemikiran, dan perasaan seseorang mengenai tubuhnyadan biasa diartikan

bersamaan dengan bagaimana seseorang mempersepsikan ukuran tubuhnya,

menilai apakah tubuhnya menarik atau tidak, dan emosiyang berkaitan dengan

bentuk dan ukuran tubuh seseorang.

Menurut Cash, Fleming, Alindogan, Steadman, dan Whitehead(2002),

citra tubuh negatif berarti adanya ketidakpuasan dengan beberapa aspek

penampilan fisik seseorang. Seorang individu bisa saja menunjukkan tingkat

ketidakpuasan terhadap salah satu tampilan fisik meskipun menunjukkan

kepuasan pada tampilan fisik yang lain. Dengan kata lain, ada beberapa aspek dari

penampilan individu yang dievaluasi negatif.

Page 31: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

17

Body image dapat mengalami gangguan (disturbance).Paap dan

Gardner(2011) membagi body image disturbance (gangguan citra tubuh) menjadi

dua komponen, yaitu komponen perseptual (perceptual component) dan

komponen subyektif (subjective component). Gangguan pada komponen

perseptual mengakibatkan distorsi citra tubuh (body image distorsion), yaitu

terkait dengan akurasi seseorang dalam mempersepsikan bentuk tubuhnya

(misalnya; individu percaya bahwa ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran yang

sebenarnya). Gangguan pada komponen perseptual ini ditemui pada populasi

klinis untuk eating disorder (gangguanmakan) seperti anorexia nervosa dan

bulimia, dimana salah satu cirinya adalah individu mengalami

autocromasomatognosia, yang terdiri dari halusinasi dan delusi tentang bentuk

tubuh yang dipersepsikan lebih besar dari ukuran sebenarnya.

Gangguanpadakomponen subyektif yang oleh Shroffet al. (2009) dibagi

menjadi komponen afektif, kognitif, dan perilaku, dapat mengakibatkan body

dissatisfaction. Penderita dengan gangguan ini dapat ditemui pada populasi non

klinis. Jadi dapat dikatakan bahwa body dissatisfaction merupakan gangguan citra

tubuh pada komponen afektif, kognitif, dan perilaku.

Williamsonet al. (1993) mengatakan bahwa body dissatisfaction

merupakan kesenjangan yang terjadi pada seseorang akibat adanya perbedaan

antara bentuk tubuhnya sendiri dengan bentuk tubuh ideal yang diharapkan.Cash

dan Henry (1995), mengungkapkan body dissatisfaction sebagai pikiran dan

perasaan negatif individu terkait dengan ukuran, bentuk, dan berat tubuhnya, dan

Page 32: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

18

18

biasanya meliputi perbedaan yang dirasakan antara penilaian seseorang terhadap

tubuhnya dengan tubuh yang diidealkan.

Dalam penelitian selanjutnya dari Cashet al. (2002), body dissatisfaction

merupakan evaluasi negatif seseorang terhadap penampilannya dan keinginan

untuk terlihat lebih menarik secara fisik. Begitu pula Grogan (2008), yang

menyebutkan seseorang dengan body dissatisfaction merupakan seseorang dengan

pandangan dan perasaan negatif mengenai tubuhnya. Selanjutnya Shroffet al.

(2009), mendefinisikan body dissatisfaction sebagai ketidaksenangan atau

ketidakpuasan seseorang terhadap aspek-aspek dari tubuh (kognitif, afektif, dan

perilaku).

Dari definisi-definisi yang tersebut diatas, peneliti memilih menggunakan

teori yang diusung oleh Shroffet al.(2009) yang berpendapat bahwa body

dissatisfactionmerupakan persepsi negatif citra tubuh pada komponen afektif,

kognitif, dan perilaku terhadap penampilan fisiknya yang mencakup bentuk tubuh,

dan menyebabkan perasaan tidak senang atau tidak puas terhadap tubuhnya.

2.1.2 Dampak body dissatisfaction

Body dissatisfaction merupakan prediktor utama pada gangguan makan (eating

disorder), terutama pada bulimia dan anorexia nervosa (Heatherton, 1993).

Virtanian dan Dey (2013) juga menyebutkan bahwa body dissatisfaction dapat

menyebabkan suasana hati depresif karena selalu membandingkan tubuh yang

dimilikinya dengan tubuh orang lain yang menurutnya ideal. Begitu juga

Gjerdingen et al. (2009) yang berasumsi bahwa body dissatisfaction berpeluang

Page 33: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

19

19

mengakibatkan ketidakstabilan kesehatan mental pada wanita yang pernah

melahirkan.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi body dissatisfaction

Terdapat beberapa faktor yang dianggap cukup mempengaruhi body

dissatisfaction. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal dalam mempengaruhi body dissatisfaction meliputi: self-

esteem (Heatherton & Polivy, 1991), thin ideal internalization (Virtanian et al.,

2013), sensitivitas, poor coping skill (Vander Wal & Thomas, 2004), locus of

control (Pokrajac-Bulian & Živčić-Bećirević, 2005), kecemasan, depression

controlling (Kostanski & Gullone, 1998), emotion regulation difficulity (Lavender

& Anderson, 2010), self-concept (Thomas, Ricciardelli, & Williams, 2000),

kepribadian, dan negative affect (Vander Wal & Thelen, 2000).

Sedangkan faktor eksternal dalam mempengaruhi body dissatisfaction

meliputi: parental and peer emphases, karakteristik keluarga (Vander Wal &

Thomas, 2004), marital satisfaction (kepuasan pernikahan), peer relationships,

body mass index (Friedman, Dixon, Brownell, Whisman, & Wilfley, 1999),

parenting style, menopausal status (Slevec & Tiggemann, 2010), social

comparison atau perbandingan sosial (Myers & Crowther, 2009), pendapatan

keluarga, dan usia (Gjerdingen et al., 2009). Faktor-faktor tersebut berdasarkan

sejumlah penelitian sebelumnya dianggap memiliki korelasi yang cukup

signifikan terhadap body dissatisfaction.

Page 34: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

20

20

2.1.4 Dimensi body dissatisfaction

Body dissatisfactiondalam pengukurannya dapat diasosiasikan dengan tiga

kategori (komponen afektif, kognitif, dan perilaku) seperti yang terdapat dalam

gangguan citra tubuh (Shroffet al., 2009):

1. Komponen afektif. Komponen ini berbicara tentang perasaan dan emosi

individu terhadap penampilan dan bentuk fisiknya. Dikatakan pula bahwa

seseorang yang mengalami body dissatisfactionakan mengalami perasaan

negatif terhadap bentuk tubuhnya. Ia tidak menyukai bentuk tubuhnya.

2. Komponen kognitif. Komponen ini merupakan persepsi dan pemikiran

individu tentang penampilan tubuhnya. Dalam komponen ini, pengetahuan dan

informasi yang berkaitan dengan citra tubuh disimpan dan diproses. Informasi-

informasi tersebut berupa pengetahuan mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya

sendiridengan bentuk dan ukuran tubuh yang dianggap positif atau negatif oleh

lingkungan sosial.

3. Komponen perilaku.Komponen ini muncul berdasarkan pengaruh komponen

kognitif dan afektif. Komponen ini menitikberatkan pada penghindaran situasi

yang menyebabkan individu mengalami ketidaknyamanan yang berhubungan

dengan penampilan fisik.

2.1.5 Pengukuran body dissatisfaction

Terdapat beberapa teknik yang seringkali digunakan dalam pengukuran body

dissatisfaction pada wanita. Grogan (2008) menjelaskan secara singkat

perkembangan teknik pengukuran yang digunakan dalam mengukur tingkat body

dissatisfaction, diantaranya:

Page 35: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

21

21

a) Figural rating scales/Skala figur tubuh. Skala pengukuran ini dikenal juga

dengan teknik siluet. Dikembangkan pada tahun 1950-an dan tetap banyak

digunakan dalam pengukuran kuantitatif terhadap tingkat dan arah

ketidakpuasan tubuh. Dalam teknik yang terakhir dikembangkan oleh

Stunckard pada tahun 1983 ini, terdapat 9 figur/siluet yang ditampilkan mulai

dari ukuran yang sangat tipis hingga yang sangat gemuk, dan kemudian

partisipan diminta untuk memilih figur/siluet yang paling mendekati ukuran

tubuhnya sendiri dan yang merepresentasikan ukuran tubuh ideal menurutnya.

Perbedaan antara kedua figur yang dipilih ini dipandang sebagai indikasi

kepuasan/ketidakpuasan yang dialami partisipan, dan figur yang dipilih juga

mengindikasikan apakah tubuh ideal menurutnya lebih tipis atau lebih gemuk

dari ukuran tubuhnya saat ini.

b) Questionnaire/Kuisioner. Cara lain untuk menilai body dissatisfaction adalah

dengan kuisioner. Kuisioner gambaran tubuh dirancang untuk memberikan

ukuran kuantitatif dari aspek citra tubuh. Fokus utamanya adalah langkah-

langkah yang dirancang untuk menilai ketidakpuasan tubuh secara global, dan

juga sebagai review yang lengkap dalam pengukuran terhadap seluruh aspek

body dissatisfaction. Kuisioner yang sering digunakan antara lain:

(1) The Body Cathexis Scale yang dikembangkan pada tahun 1950-an oleh

Secord dan Jourard (1953). Pengukuran dengan 10 poin skala pengukuran

(1 = sangat tidak puas, sampai 10 = sangat puas) ini untuk mendapatkan

indikasi skor ketidakpuasan.

Page 36: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

22

22

(2) The Eating Disorder Inventory (EDI) oleh Garner, Olmsted, dan Polivy

(1983). Untuk mengukur citra tubuh seseorang dalam hubungannya

dengan gangguan makan.

(3) The Body Shape Questionnaire (BSQ) oleh Cooper, Taylor, Cooper, dan

Fairburn (1987). Terdiri dari 34 item yang berkaitan dengan konsekuensi

bentuk tubuh.

(4) The Body Attitudes Questionnaire (BAQ) yang dikembangkan oleh Ben-

Tovim dan Walker pada tahun 1991. Terdiri dari 6 aspek: fatness, self-

disparagement, strength, salience of weight, attractiveness, dan

consciousness of lower-body fat.

(5) The Body Image Rating Scale (BIRS) oleh Gonzalez-Marti, Bustos,

Jordan, dan Mayville (2012) yang mengadopsi teori dari Shroff et al.

(2009). Terdiri 15 item yang mengukur 3 aspek: kognitif, afektif, dan

perilaku.

(6) The Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire Appearance

Scale (MBSRQ-AS) oleh Cashet al. (2002). Pengukuran dengan 7 item

evaluasi penampilan, 12 item orientasi penampilan, 4 item pengalaman

kelebihan berat badan, dan 2 item mengukur klasifikasi berat tubuh.

Seluruh item dinilai dengan lima poin skala Likert (Sangat Setuju, Setuju,

Cukup, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju).

c) Interview/Wawancara. Cara lain untuk mengetahui bagaimana wanita

merasakan bentuk dan ukuran tubuhnya adalah dengan mewawancarai

mereka secara semi-struktur ataupun tidak terstruktur. Dengan teknik ini,

Page 37: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

23

23

peneliti dapat membincangkan permasalahan terhadap bentuk tubuh pada

wanita dengan santai, biasanya dimulai dengan membuat guideline

pertanyaan menyangkut topik yang akan didiskusikan. Tokoh yang

memperkenalkan cara ini adalah Charles dan Kerr (1986).

Pada penelitian ini peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik

pengukuran kuisioner dengan menggunakan skala yang dikembangkan oleh

Gonzalez-Martiet al. (2012) yaitu The Body Image Rating Scale (BIRS). Peneliti

menggunakan skala ini dan mengadaptasinya karena dianggap cukup mewakili

teori yang diutarakan oleh Shroffet al. (2009) dengan segala pembaharuannya.

Selain itu alat ukur ini juga dinilai konsisten (a = .73-.80), BIRS memiliki tingkat

relabilitas dengan test-retest setelah dua minggu (r = .76–.89), serta validitas

konstruk yang diakui mengukur body dissatisfaction.

2.2 Perbandingan Sosial

2.2.1 Definisi perbandingan sosial

Teori perbandingan sosial dikembangkan oleh Festinger (1954) yang pada

mulanya mempunyai hipotesis bahwa setiap orang mempunyai dorongan (drive)

untuk menilai pendapat dan kemampuannya sendiri dengan cara

membandingkannya dengan pendapat dan kemampuan orang lain. Dengan cara

itulah orang bisa mengetahui bahwa pendapatnya benar atau tidak dan seberapa

jauh kemampuan yang dimilikinya.

Teorisocial comparison (perbandingan sosial) dari Festinger (1954) ini

menjelaskan bahwa setiap individu menginginkan penilaian yang tepat dalam

mengevaluasi kemampuan, perilaku, dan penampilannya. Ketika individu dapat

Page 38: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

24

24

mengevaluasi diri secara langsung, individu mencari cara untuk melakukan hal

tersebut dengan cara melakukan perbandingan antara dirisendiri dengan individu

lain, atau yang biasa disebut dengan perbandingan sosial. Festinger (1954)

mencatat bahwa individu akan melakukan perbandingan sosial ketika cara-cara

yang obyektif untuk evalusi diri tidak tersedia, maka membandingkan diri sendiri

kepada orang lain dilakukan dalam upaya untuk memenuhi dorongan dasar

manusia untuk evaluasi diri.Festinger (1954) menyebut perbandingan sosial

sebagai proses saling mempengaruhi dan perilaku saling bersaing dalam interaksi

sosial ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri (self-

evaluation) dan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan membandingkan diri dengan

orang lain.

Menurut Festinger (1954) seseorang selalu ingin terlihat lebih baik dari

orang lain karena lebih baik dari orang lain merupakan sesuatu yang membuatnya

dapat menyesuaikan diri dengan kultur barat dalam kehidupannya. Hal inilah yang

kemudian mendorong seseorang untuk melakukan perbandingan ke atas (upward

comparison). Setelah penelitian oleh Festinger pada 1954, banyak penelitian

selanjutnya yang mulai fokus pada perbandingan sosial sebagai cara peningkatan

diri, memperkenalkan konsep perbandingan bawah dan ke atas (downward

&upward) dan memperluas motivasi perbandingan sosial (Van Langeet al., 2012).

Jones (2001) mendefinisikan perbandingan sosial sebagai penilaian

kognitif yang dibuat oleh individu tentang atribut tertentu yang dimilikinya

dibandingkan dengan atribut orang lain. Wheeler (dalam Van Langeet al., 2012)

menjelaskan bahwa perbandingan sosial dilakukan seseorang sebagai bentuk dari

Page 39: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

25

25

kognisi sosial. Seseorang berpikir untuk membuat evaluasi terhadap dirinya serta

peningkatan diri yang bertujuan agar dirinya lebih baik. Selain itu, dalam konteks

objek perbandingan seseorang melakukan perbandingan sosial tergantung dengan

jenis mereka. Dimana setiap wanita akan membandingkan dirinya dengan wanita

juga, begitu pula dengan pria yang akan membandingkan dirinya dengan sesama

pria. Bahkan perbandingan dilakukan dengan objek yang lebih spesifik. Sebagai

contoh, seorang wanita yang telah menikah akan membandingkan dirinya dengan

wanita yang telah menikah pula, perbandingan bisa dilakukan dalam hal

kebahagiaan dalam pernikahan dan sebagainya (Wheeler dalam Van Langeet al.,

2012).

Menurut Wheeler (dalam Van Langeet al., 2012) hal yang menjadi motif

seseorang melakukan perbandingan sosial adalah evaluasi diri. Seseorang

berharap dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan membandingkan diri

dengan orang lain. Dalam perilaku membandingkan ini seseorang akan

menemukan dua jenis perbandingan yaitu ke bawah dan ke atas (downward

&upward comparison). Seseorang melakukan perbandingan ke bawah ketika

dirinya sedang merasa senang sehingga implikasi berikutnya pun demikian.

Sedangkan ketika melakukan perbandingan ke atas, seseorang tersebut boleh

dikatakan ingin mendapatkan reaksi positif setelah melakukan jenis perbandingan

tersebut.

Van Langeet al. (2012) kemudian berpendapat bahwa motivasi seseorang

dalam melakukan perbandingan meluas tidak hanya sekedar bentuk evaluasi diri

melainkan meningkatkan kemampuan diri. Seseorang melakukan perbandingan ke

Page 40: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

26

26

bawah ketika dirinya hendak mengurangi kecemasannya serta meningkatkan well

being pada dirinya. Sedangkan ketika dia menginginkan inspirasi dan

mendapatkan informasi agar dirinya terus berkembang maka ia melakukan

perbandingan ke atas. Jadi perbandingan sosial entah itu upward ataupun

downward yang dilakukan oleh seseorang memiliki tujuan agar dapat

meningkatkan diri menjadi individu yang lebih baik.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menggunakan teori dari Festinger

(1954) yang dapat disimpulkan bahwa perbandingan sosial merupakan proses

saling mempengaruhi dan perilaku saling bersaing dalam interaksi sosial

ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri (self-evaluation)

dan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan membandingkan diri dengan orang lain.

Dibedakan menjadi dua yaitu perbandingan ke atas dan perbandingan ke bawah.

2.2.2 Dimensi perbandingan sosial

Menurut Festinger (1954), teori perbandingan sosial ini dibedakan menjadi dua

tipe:

a) Upward comparisonatau perbandingan ke atas, yaitu ketika individu

membandingkan dirinya dengan orang lain yang mereka percaya lebih baik

daripada dirinya.

b) Downward comparisonatau perbandingan ke bawah, yaitu ketika individu

membandingkan dirinya dengan orang lain yang mereka percaya lebih buruk

daripada dirinya.

Upward comparison lebih kepada membuat konsekuensi negatif, termasuk

merendahkan self-esteem. Sedangkan downward comparison lebih kepada

Page 41: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

27

27

membuat konsekuensi positif, termasuk meningkatkan self-esteem (Myers dan

Crowther, 2009).

2.2.3 Pengukuran perbandingan sosial

Pengukuran terhadap perbandingan sosial telah banyak dilakukan salah satunya

oleh O‟Brien et al. (2009) dengan alat ukur yang dinamakan The Upward and

Downward Appearance Comparison Scale (UDACS). UDACS ini mengukur

seberapa sering individu melakukan perbandingan dirinya terhadap orang lain

yang terdiri dari dua subskala: upwarddandownward. Untuk kedua subskala

tersebut, setiap item menggunakan 5 poin skala (1 = Sangat Tidak Setuju, hingga

5 = Sangat Setuju), yang kemudian diadaptasi oleh peneliti menjadi 4 poin skala.

Rata-rata item dengan skor tinggi diindikasikan dengan keseringan subjek dalam

melakukan perbandingan sosial atas penampilannya. Peneliti menggunakan alat

ukur UDACS dalam penelitian ini karena dimensi dari pengukuran ini sesuai

dengan teori yang diungkapkan Festinger (1954) dan dengan segala pembaharuan

yang diadaptasi oleh O‟Brien et al. (2009). Selain itu validitas alat ukur ini

dianggap cukup baik dengan skor nilai 0.66, sedangkan nilai reliabilitas sebesar

0.79.

2.3 Self-Esteem

2.3.1 Definisi self-esteem

Istilah self-esteem dalam bahasa indonesia disebut dengan penghargaan diri.

Heatherton dan Polivy (1991) mendefinisikan self-esteem sebagai penilaian

pribadi tentang keberhargaan yang diekspresikan kedalam tingkah laku yang

ditunjukkan pada dirinya sendiri. Penilaian tersebut berupa penolakan atau

Page 42: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

28

28

penerimaan terhadap dirinya. Penolakan atau penerimaan mengindikasikan

sejauhmana orang tersebut mempercayai kemampuan, kesuksesan dan rasa

berharga pada dirinya sendiri.

Menurut Minchinton (1993) self-esteem adalah penilaian terhadap diri

sendiri. Self-esteem dijadikan tolak ukur harga diri sebagai seorang manusia,

berdasarkan pada kemampuan penerimaan atau penolakan diri dan perilaku.

Adapun menurut Rosenberg (dalam Martín, Núñez, Navarro, dan Grijalvo,

2007)self-esteem merupakan perasaan dan pemikiran individu tentang penilaian

terhadap diri sendiri yang menganggap dirinya berharga. Penilaian tersebut berupa

penilaian positif atau negatif terhadap dirinya sejauh mana individu tersebut

merasa berharga dan menerima dirinya sendiri. Dideskripsikan juga sebagai

keberhargaan terhadap diri sendiri atau perasaan menerima diri sendiri secara

menyeluruh berdasarkan pada keyakinan mengenai apa dan siapa diri kita

sebenarnya.

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori

Heatherton dan Polivy (1991) yang mendefinisikan self-esteem sebagai penilaian

pribadi tentang keberhargaan yang diekspresikan kedalam tingkah laku yang

ditunjukkan pada dirinya sendiri. Dibagi menjadi tiga dimensi yaitu performance

self-esteem, social self-esteem, dan physical appearance self-esteem.

2.3.2 Dimensi self-esteem

Menurut Heatherton dan Polivy (1991),self-esteem dapat dikonstruk menjadi tiga

komponen utama yakni :

Page 43: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

29

29

a) Performance self-esteem, mengacu pada kompetensi umum seseorang meliputi

kemampuan intelektual, performa hasil sekolah, kapasitas diri, percaya diri,

self-efficacy danself-agency.

b) Social self-esteem, mengacu pada bagaimana seseorang mempercayai

pandangan orang lain menurut mereka. Apabila orang lain terutama significant

others menghargai mereka maka akan memiliki social self-esteem yang tinggi.

Seseorang dengan social self-esteem yang rendah akan merasakan kecemasan

ketika berada di publik dan akan sangat khawatir mengenai image mereka dan

bagaimana orang lain memandang mereka.

c) Physical appearance self-esteem, mengacu pada bagaimana seseorang melihat

fisik mereka meliputi skills, penampilan menarik, body image dan juga stigma

mengenai ras dan etnis.

2.3.3 Pengukuran self-esteem

Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa cara untuk mengukur self-

esteem seseorang, yaitu:

1. Janis-Field Feelings of Inadequacy Scale (JFS) terdiri dari 23 item yang

dikembangkan oleh Janis dan Field pada tahun 1959. Skala ini mengukur self-

regard, kemampuan akademik, kepercayaan sosial, dan penampilan. Kemudian

pada tahun 1980, JFS dimodifikasi oleh Fleming dan Courtney pada tahun

1984 dengan mengganti format responnya (5-7 poin skala) dan menambahkan

pertanyaan untuk dimensi lain dari self-esteem (Heatherton & Polivy, 1991).

Page 44: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

30

30

2. Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) adalah alat ukur yang dikembangkan

oleh Rosenberg pada tahun 1965, terdiri dari 10 item dengan menggunakan

skala likert 1 sampai 4 (Martínet al., 2007).

3. State Self-Esteem Scale (SSES) adalah alat ukur yang dikembangkan oleh

Heatherthon dan Polivy pada tahun 1991 merupakan pengembangan dari Janis-

Feild Feellings of Inadequacy Scale (JFS). Terdiri dari 20 item dengan format

respon skala likert 1 sampai 5 (Heatherton & Polvy, 1991).

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada State Self-

Esteem Scale (SSES) yang dikembangkan oleh Heatherton dan Polivy (1991).

Instrumen yangdigunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari 7 item yang

mengukur aspek performance self-esteem, 7 item mengukur social self-esteem,

dan 6 item mengukur physical appearance self-esteem. Alat ukur ini memiliki

nilai validitas yang cukup baik yaitu sebesar 0.92.

2.4Thin Ideal Internalization

2.4.1 Definisi thin ideal internalization

Thompson dan Heinberg (1999) mendefinisikan thin ideal internalization yaitu

sebagai hal yang mengacu pada individu yang secara kognitif

menginternalisasikan tubuh ideal yang didefinisikan secara sosial dari ketertarikan

dan terlibat dari perilaku yang dirancang untuk mewujudkan keidealan tersebut.

Ata, Thompson, dan Small (2011) mendefinsikannya sebagai proses

dimana seseorang telah didukung atau dibawa untuk melihat ke titik yang menjadi

bagian dari sistem kepercayaan mereka.Proses internalisasi ini disebut juga

sebagai reinforcement socialatau penguatan ulang dalam lingkungan sosial (Stice

Page 45: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

31

31

dan Whitenton, 2002). Secara teoritis dapat dijelaskan dengan teori belajar sosial

dari Bandura, bahwa individu dapat belajar dan lingkungan melalui pengamatan

(Gunarsa, 1982).

Setelah seseorang melakukan pengamatan terhadap sesuatu model, ia akan

menetapkannya. Hasil pengamatan ini kemudian diyakini terhadap suatu model

dan diperlihatkan atau direproduksikan dalam tingkah laku yang nyata,

bergantung pada kemauan atau motivasi yang ada. Kalau motivasinya kuat untuk

memproduksikannya, misalnya karena ada hadiah atau keuntungan, maka ia akan

melakukan hal itu. Kalau ia tidak memproduksikannya, lambat laun akan

menghilang motivasinya. Selain motivasi, ia perlu mengulang perbuatannya, agar

ia memperkuat ingatannya dan bisa memperlihatkan tingkahlaku sebagai hasil

meniru suatu model (Gunarsa, 1982).

Dalam proses sosialisasi, seperti sosialisasi citra tubuh ideal oleh media

massa, reinforcement social merupakan faktor lain dalam terjadinya proses

peniruan terhadap model-model sehingga apa yang telah ditiru menjadi sebagian

tingkah laku ideal yang dipromosikan oleh media, seperti: bentuk tubuh yang

langsing/berotot identik dengan kecantikan/ketampanan (faktor attractiveness),

layak mendapat perhatian lebih dalam pergaulan, mudah mendapatkan

pekerjaan,pujian,dan hal-hal positif lainnya.

Dari definisi diatas peneliti memilih menggunakan teori Thompson dan

Heinberg (1999) yang mendefinisikan thin ideal internalization yaitu sebagai hal

yang mengacu pada individu yang secara kognitif menginternalisasikan tubuh

Page 46: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

32

32

ideal yang didefinisikan secara sosial dari ketertarikan dan terlibat dari perilaku

yang dirancang untuk mewujudkan keidealan tersebut.

2.4.2 Pengukuran thin ideal internalization

Penelitian ini menggunakan skala yang dikembangkan oleh Thompson dan

Heinberg (1999) yaitu The Sociocultural Attitudes Toward Appearance

Questionnaire-3 (SATAQ-3). Instrumen ini terdiri dari 30 item yang mengukur

tingkat kesadaran dan hal yang mendukung seseorang terhadap persepsi bentuk

tubuh ideal. Masing-masing item terdiri dari 5 poin skala, namun dalam penelitian

ini hanya menggunakan 4 poin skala (1 = Sangat Tidak Setuju, hingga 4 = Sangat

Setuju). Skor yang tinggi mengindikasikan bahwa responden memiliki tingkat thin

ideal internalization yang cukup tinggi. Alat ukur ini memiliki nilai validitas

sebesar 0.95 yang diakui mengukur thin ideal internalization terhadap body

dissatisfaction.

2.5 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

dapat dirangkum dalam suatu kerangka berpikir bahwa pada umumnya kaum ibu

sebagai wanita yang pernah melahirkan ingin memiliki tubuh yang ideal menurut

dirinya. Hal tersebut didapat dari hasil membandingkan dirinya dengan orang lain,

sehingga mendapatkan internalisasi tubuh yang ideal menurutnya. Ketidakpuasan

terhadap tubuh (body dissatisfaction) pada ibu sebagai wanita yang pernah

melahirkan memunculkan beberapa faktor yang dianggap penting untuk diteliti.

Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah perbandingan sosial. Ketika

individu telah berindikasi dalam perilaku membandingkan diri dengan situasi

Page 47: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

33

33

sosial, maka mereka memiliki tingkat kecenderungan yang tinggi terhadap body

dissatisfaction.Ibuyang cenderung mengalami body dissatisfaction ini akibat dari

perilaku perbandingan sosial tersebut. Menurut Festinger (1954), terkadang

wanita membandingkan dirinya dengan yang lebih baik daripada dirinya

(upward), namun seringkali pula wanita membandingkan dirinya dengan yang

lebih buruk daripada dirinya (downward).Karenanya, perasaan tidak puas akan

selalu mucul dari individu akibat perbandingan yang dilakukannya terhadap orang

lain.

Rasa tidak puas terhadap bentuk tubuh muncul akibat perbandingan ke

atas (upward) yang dilakukan oleh ibu. Melakukan perbandingan terhadap orang

yang lebih baik selain dapat memberi informasi dan mendapatkan inspirasi positif

juga dapat membuat seorang ibu merasa tertekan dan khawatir dengan bentuk

tubuhnya sendiri. Hal ini dikarenakan individu selalu merasa lebih buruk

dibanding orang lain setelah melakukan perbandingan ke atas (upward).

Seringnya intensitas ibu dalam melakukan perbandingan ke atas semakin

mempengaruhi rasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya.

Begitu pula ketika individu melakukan perbandingan ke bawah

(downward). Ketika seorang ibu melakukan perbandingan ke bawah (downward)

maka ia akan mendapat objek perbandingan yang lebih buruk daripada dirinya.

Dengan membandingkan tubuhnya dengan orang lain yang lebih buruk, seseorang

berharap akan tampil lebih percaya diri dengan penampilan tubuhnya. Namun

seringkali justru reaksi negatif yang kemudian muncul dengan implikasi rasa

kecewa dan tidak puas terhadap bentuk tubuhnya.

Page 48: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

34

34

Selain itu faktor berpengaruh lainnya adalah self-esteem (harga diri).

Penghargaan terhadap diri yang rendah membuat seseorang tidak percaya diri

dengan apa yang telah dimilikinya. Termasuk juga dalam hal body dissatisfaction,

dengan self-esteem yang rendah sangat memungkinkan bagi ibu dalam

persepsinya terhadap bentuk tubuh. Dibuktikan juga dalam beberapa fenomena

serta penelitian yang telah dilakukan belakangan, yang menyebutkan bahwa

wanita yang mengalami body dissatisfaction kemudian melakukan diet, hal ini

dikarenakan self-esteem mereka berada pada tingkat yang cukup rendah. Dengan

self-esteem yang rendah wanita cenderung memiliki persepsi yang negatif

terhadap bentuk tubuh dan berat badan.

Dimensi self-esteem dibagi menjadi tiga yaitu performance self-esteem,

social self-esteem, dan physical appearance self esteem (Heatherton & Polivy,

1991). Seseorang dengan performance self-esteem, social self-esteem, dan

physical appearance self esteem yang rendah cenderung memiliki ketidakpuasan

tubuh yang tinggi. Dengan performance self-esteem tinggi seorang ibu percaya

bahwa mereka cukup pintar dan memiliki kemampuan yang baik dalam caranya

memperoleh tubuh yang ideal. Seorang ibu yang yakin dengan usahanya dalam

memperoleh tubuh ideal tentunya akan puas dengan penampilan tubuhnya.

Sebaliknya, ketika ibu merasa tidak yakin dalam usahanya meraih tubuh ideal

meskipun usaha yang dilakukannya sudah cukup banyak cenderung akan

mengalami ketidakpuasan terhadap tubuhnya.

Sedangkan pada dimensi social self-esteem, seorang ibu cenderung peduli

terhadap pandangan orang lain tentang bentuk tubuhnya. Sehingga ibu yang

Page 49: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

35

35

rendah social self-esteem-nya seringkali cemas dalam pengalaman sosialnya dan

kerap khawatir akan pandangan orang lain tentang bentuk tubuhnya. Ibu yang

khawatir dengan pandangan orang lain mengenai kondisi fisik tubuhnya

cenderung mengalami ketidakpuasan terhadap tubuhnya karena dengan seringnya

ibu merasa khawatir maka semakin menunjukan bahwa dirinya tidak yakin

dengan penampilan tubuhnya di hadapan lingkungan sosialnya. Lain halnya

dengan ibu yang memiliki social self-esteem yang tinggi, mereka tentunya tampil

di depan lingkungan sosial dengan harga diri tinggi sehingga kepuasan yang

dialami.

Dimensi physical appearance self-esteem mempengaruhi seorang ibu

dalam melihat kondisi fisik tubuhnya, bagaimana agar terlihat menarik dan

menjadikan stigma positif untuk dirinya. Seorang ibu akan mengalami body

dissatisfaction jika dirinya tidak memiliki harga diri terhadap bentuk tubuhnya.

Ibu yang kurang menghargai bentuk tubuhnya sendiri terbilang jarang

memperhatikan kondisi fisik tubuhnya sehingga pada akhirnya ketika dia sadari

bahwa kondisi tubuhnya sangat buruk maka yang terjadi adalah rasa tidak puas

terhadap tubuhnya.

Thin ideal internalization merupakan variabel lain yang mempengaruhi

body dissatisfaction. Internalisasi tubuh ideal membuat ibu memiliki afeksi

negatif terhadap bentuk tubuh yang dimilikinya saat ini. Beberapa penelitian juga

telah membuktikan, pada umumnya ibu menginternalisasi tubuh yang ideal melaui

frekuensi yang ditampilkan media, kemudian ketika mereka gagal mencapai apa

yang mereka internalisasikan maka muncul perasaan negatif mengenai tubuh

Page 50: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

36

36

mereka. Perasaan negatif inilah yang membawa seorang ibu ke arah

ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh (body dissatisfaction).

Variabel demografi yang diasumsikan mempengaruhibody dissatisfaction

adalah faktor pendapatan keluarga dan usia juga dianggap memiliki pengaruh

yang cukup signifikan mengingat bahwa kebanyakan masyarakat yang memiliki

pendapatan di bawah rata-rata sangat kecil kemungkinan memiliki perhatian

terhadap bentuk tubuhnya. Mereka akan lebih memprioritaskan hal lain yang

sifatnya primer dibanding kepuasan terhadap bentuk tubuh. Beda halnya dengan

masyarakat yang memiliki pendapatan yang cukup besar akan lebih peduli

penampilannya karena menganggap penampilan merupakan sebuah „gengsi‟

dalam kehidupannya. Begitu juga dengan usia, yang semakin tua usia seseorang

semakin tidak peduli ia dengan penampilan tubuhnya, karena telah memiliki

orientasi yang telah berubah.

Guna mendapatkan data yang lebih kompleks, maka perlu juga dilakukan

pengukuran terhadap aspek biologis yang dalam hal ini berupa indeks massa

tubuh (IMT). IMT merupakan suatu faktor yang didapat dengan membagi berat

badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m). Berdasarkan hasil penelitian, IMT

berkaitan erat dengan body dissatisfaction. Semakin tinggi IMT, maka semakin

tinggi juga tekanan yang dirasakan dan diterima oleh individu, menyebabkan

semakin tinggi juga tingkat ketidakpuasan tubuh yang dirasakan (Grogan, 2008).

Maka berdasarkan penjabaran di atas, dalam penelitian ini perbandingan

sosial, self-esteem, thin ideal internalization, usia, pendapatan keluarga, dan IMT

berperan sebagai faktor yang mempengaruhi (independent variable), sedangkan

Page 51: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

37

37

PERBANDINGAN SOSIAL

Upward Social Comparison

body dissatisfaction berperan sebagai faktor yang dipengaruhi oleh IV (dependent

variable/DV).Kerangka berpikir tersebut bila digambarkan dalam bentuk bagan

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pengaruh Perbandingan Sosial, Self-

Esteem, dan Thin Ideal Internalizationterhadap Body

Dissatisfaction pada Ibu di Jakarta Selatan

Downward Social Comparison

SELF-ESTEEM

Performance Self-Esteem

BODY

DISSATISFACTION

Social Self-Esteem

Physical Appearance

Self-Esteem

THIN IDEAL

INTERNALIZATION

DEMOGRAFIS

Usia

Pendapatan Keluarga

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Page 52: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

38

38

2.6 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh independent variabel yang

diketahui terhadap dependent variabel.Dependent variabel dalam penelitian ini

adalah body dissatisfaction sedangkan variabel yang digunakan peneliti

sebagaiindependet variable berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya

mengenai body dissatisfaction yaitu perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal

internalization, usia, pendapatan keluarga, dan IMT.

Hipotesis ini merupakan dugaan jawaban dari rumusan masalah yang

diajukan, maka hipotesis mayor dari penelitian ini adalah:Terdapat pengaruh yang

signifikan dari perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal internalization, usia,

pendapatan keluarga, dan IMT terhadapbody dissatisfaction pada ibu di Jakarta

Selatan.

Sedangkan hipotesis minornya adalah:

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dariupward comparison terhadap

body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari downwardcomparison terhadap

body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari performance self-esteem

terhadap body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari social self-esteem terhadap body

dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari physical appearance self-esteem

terhadap body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

Page 53: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

39

39

H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari thin ideal

internalizationterhadap body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari usia terhadap body

dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

H8 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari pendapatan keluarga terhadap

body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

H9 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari IMT terhadap body

dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan.

Page 54: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

40

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrumen pengumpulan data,

uji validitas konstruk, teknik analisis data serta prosedur penelitian. Pada

penelitian ini, yang hendak diteliti adalah apakah ada pengaruh dari masing-

masing independent variable(perbandingan sosial, self-esteem, thin ideal

internalization, usia, pendapatan keluarga, dan IMT)terhadap body dissatisfaction.

Pendekatan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut

adalah pendekatan kuantitatif.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini merupakan ibu sebagai wanita yang pernah

melahirkan. Ibu sebagai wanita yang pernah melahirkan dalam hal ini adalah

mereka para ibu yang telah memiliki anak dan berdomisili di wilayah Jakarta

Selatan.

3.1.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan prosedur

tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi. Pada penelitian ini, subjek

yang dijadikan sampel adalah kaum ibu di Jakarta Selatan sebanyak 183 orang.

Adapun karakteristik sampel pada penelitian ini adalah kaum ibu yang pernah

melahirkan di wilayah Jakarta Selatan tepatnya di Kemang, kelurahan Bangka

Page 55: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

41

dengan rentang usia dewasa awal hingga dewasa madya yang dalam keadaan

sehat fisik maupun psikis.

3.1.3 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini bersifat non-

probability sampling, yaitu tidak setiap anggota populasi memiliki peluang yang

sama untuk menjadi sampel penelitian.Peneliti akan menentukan populasinya,

yaitu kaum ibu di daerah Jakarta Selatan dengan rentang usia dewasa awal dan

dewasa madya. Selanjutnya sampel diambil berdasarkan teknik accidental random

sampling. Sistem pengambilan sampel ini ditempuh dengan cara mencari target

sampel yang tersebar di kalangan masyarakat yang ditemukan oleh peneliti. Jadi,

peneliti akan mengambil sampel dari setiap ibu yang dijumpai oleh peneliti di

lingkungan masyarakat. Teknik ini dilakukan dengan mempertimbangkan

keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Identifikasi variabel

Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu:

a) Dependent variable

b) Independent variable

Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti dan menjadi dependent variable

adalah body dissatisfaction(Y).

Sedangkan variabel yang termasuk dalam independent variable antara lain:

1. Perbandingan sosial yang terdiri dari:

a) Perbandingan ke atas / upward social comparison (X1)

b) Perbandingan ke bawah / downward social comparison (X2)

Page 56: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

42

42

2. Self-esteem yang terdiri dari:

a) Performance self-esteem (X3)

b) Social self-esteem (X4)

c) Physical appearance self-esteem (X5)

3. Thin ideal internalization (X6)

4. Usia (X7)

5. Pendapatan keluarga (X8)

6. Indeks massa tubuh / IMT (X9)

3.2.2 Definisi operasional variabel

Setelah menentukan DV dan IV, selanjutnya peneliti menentukan definisi

operasional dari variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Adapun penjelasan definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Body dissatisfaction merupakan merupakan ketidakpuasan yang berkaitan

dengan perasaan, persepsi, serta ketidaknyamanan perilaku terhadap aspek-

aspek tertentu dari tubuh yang dialami oleh ibu. Peneliti menggunakan

kuesioner yang dikembangkan olehGonzalez-Marti et al. (2012) yaitu The

Body Image Rating Scale (BIRS).

2. Perbandingan sosial adalah perilaku membandingkan yang dilakukan oleh

seorang ibu terhadap individu lain yang menurutnya memiliki bentuk tubuh

yang lebih baik ataupun lebih buruk daripada dirinya. Peneliti menggunakan

kuesioner yang dikembangkan oleh O‟Brien et al. (2009) yaitu The upward

and Downward Appearance Comparison Scale (UDACS).

Page 57: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

43

43

3. Self-esteem yaitu penilaianpribadi seorang ibu tentang keberhargaan terhadap

kondisi fisik tubuhnya, aktivitas yang dilakukan, serta sikap terhadap

lingkungan sosial yang diekspresikan kedalam tingkah laku yang ditunjukkan

pada dirinya sendiri. Peneliti menggunakan kuesioner yang dikembangkan

oleh Heatherton dan Polivy (1991) yaitu State Self-Esteem Scale (SSES).

4. Thin ideal internalization adalah bagaimana seorang ibu dengan kemampuan

kognisinya memandang lingkungan sosial dan mendefinisikan tubuh yang

ideal berdasarkan kedekatannya dengan lingkungan sosial tersebut. Peneliti

menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Thompson dan Heinberg

(1999) yaitu The Sociocultural Attitudes Toward Appearance Questionnaire-

3 (SATAQ-3).

5. Usia dalam penelitian ini dibatasi oleh ibu yang pernah melahirkan dalam

rentang usia dewasa awal dan dewasa madya (Augustus-Horvath & Tylka,

2011). Data diperoleh peneliti dari self-report yang diisi oleh responden pada

formulir isian data diri di angket.

6. Pendapatan keluarga dalam penelitian ini adalah jumlah penghasilan yang

didapatkan oleh keluarga responden setiap bulannya berdasarkan UMK

Jakarta Selatan tahun 2015 yang dibagi empat kategori.Data diperoleh

peneliti dari self-report yang diisi oleh responden pada formulir isian data diri

di angket.

7. Indeks Massa Tubuh (IMT) dalam penelitian ini merupakan skor yang

didapat dengan membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m)

Page 58: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

44

44

pada ibu yang pernah melahirkan (Grogan, 2008).Data diperoleh peneliti dari

self-report yang diisi oleh responden pada formulir isian data diri di angket.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan pernyataan tertutup.

Di mana pernyataan tertutup merupakan pernyataan yang pilihan jawabannya

tersedia, dengan cara memberikan tanda check list (√)menggunakan skala Likert

terhadap empat pilihan jawaban yakni sebagai berikut:Sangat Setuju (SS),

Setuju(S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Adapun perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang

dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yakni favorable atau unfavorable. Untuk

jawaban favorable skornya bergerak dari kanan ke kiri (SS, S, TS, STS) dengan

nilai (1, 2, 3, 4). Sedangkan untuk unfavorable cara skornya bergerak sebaliknya

dari kiri ke kanan, (STS, TS, S, SS) dengan nilai (4, 3, 2, 1). Jika digambarkan

dalam bentuk tabel, maka hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Bobot Nilai Tiap Item

Kode Favorable Unfavorable

STS (SangatTidak Setuju) 1 4

TS (Tidak Setuju) 2 3

S (Setuju) 3 2

SS (Sangat Setuju) 4 1

3.3.1 Skala body dissatisfaction

Skala body dissatisfaction yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

seberapa besar tingkat ketidakpuasan terhadap tubuh pada ibu sebagai wanita

yang pernah melahirkandilihat menggunakan skala yang dikembangkan oleh

Gonzalez-Martiet al. (2012) yaituThe Body Image Rating Scale (BIRS).

Page 59: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

45

45

Kemudian diadaptasi itemnya oleh peneliti agar mudah dimengerti oleh responden

dengan mempertimbangkan perbedaan etnis dan intisari tujuan.Peneliti

menggunakan skala ini dan mengadaptasinya karena dianggap cukup mewakili

teori yang diutarakan oleh Shroffet al. (2009).

Skala ini menggunakan modelskala Likert. Respon jawaban yang

diberikan terdiri dari empat poin skala, yaitu mulai dari 1 (Sangat Tidak Setuju)

hingga 4 (Sangat Setuju). Total terdapat 15 item yang mengukur 3 aspek (5 item

aspek kognitif, 5 item aspek afektif, dan 5 item aspek perilaku). Tanggapan untuk

item dari skala tersebut dijumlahkan untuk membuat skor keseluruhan dari body

dissatisfaction. Adapun blue print skala BIRS dijelaskan pada tabel 3.2 berikut

ini:

Tabel 3.2

Blue Print The Body Image Rating Scale (BIRS) No. Dimensi Indikator Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1. Afektif Merasa puas atau tidak

puas terhadap penampilan

dan bentuk tubuhnya

2, 3, 18 1, 4, 14 6

2. Kognitif Mempersepsikan cara

memperoleh tubuh yang

ideal

6, 15, 17,

19

- 4

3. Perilaku Mengalami

ketidaknyamanan yang

berhubungan dengan

penampilan dan bentuk

tubuhnya

5, 7, 8, 9,

10, 11, 12,

13, 16

- 9

Jumlah 19

3.3.2 Skala perbandingan sosial

Skala perbandingan sosial yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

seberapa sering individu melakukan perbandingan dirinya terhadap orang lain,

menggunakan skala yang dikembangkan oleh O‟Brien et al. (2009) dengan alat

ukur yang dinamakan The Upward and Downward Appearance Comparison Scale

Page 60: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

46

46

(UDACS). Instrumen ini terdiri dari dua subskala: upward dan downward. Untuk

kedua subskala tersebut, setiap item menggunakan 5 poin skala (1 = Sangat Tidak

Setuju, hingga 5 = Sangat Setuju), yang kemudian diadaptasi oleh peneliti

menjadi 4 poin skala. Keseluruhan terdapat 20 item (10 item mengukur upward

dan 10 item downward) yang diadaptasi oleh peneliti agar lebih mudah dipahami

responden. Peneliti menggunakan alat ukur UDACS dalam penelitian ini karena

dimensi dari pengukuran ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Festinger

(1954).Adapun blue print skala perbandingan sosial ini dijelaskan pada tabel 3.3

berikut ini:

Tabel 3.3

Blue Print The Upward and Downward Appearance Comparison Scale (UDACS)

No. Dimensi Indikator Item

Jumlah Favorable Unfavorable

1. Upward

Comparison

(Perbandingan

ke atas)

Membandingkan bentuk

tubuhnya dengan model

majalah, artis film dan

orang lain yang bentuk

tubuhnya lebih baik

1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8,

9, 10

- 10

2. Downward

Comparison(Per

bandingan ke

bawah)

Membandingkan bentuk

tubuhnya dengan orang

yang kelebihan berat

badan, kurang atletis dan

orang lain yang bentuk

tubuhnya lebih buruk

11, 12, 13,

14, 15, 16,

17, 18

- 8

Jumlah 18

3.3.3Skala self-esteem

Skala yang digunakan untuk mengukur self-esteem dalam penelitian ini

menggunakan skala yang dikembangkan olehHeatherton dan Polivy (1991)

yaituState Self-Esteem Scale (SSES). Instrumen terdiri dari 7 item yang mengukur

aspek performance self-esteem, 7 item mengukur social self-esteem, dan 6 item

mengukur physical appearance self-esteem. Respon jawaban yang diberikandalam

skala model Likert inidiadaptasi menadi empat poin, yaitu mulai dari 1 (Sangat

Page 61: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

47

47

Tidak Setuju) hingga 4 (Sangat Setuju). Tanggapan untuk setiap item dari skala

SSES tersebut dijumlahkan untuk membuat skor keseluruhan dari variabel self-

esteem. Adapun blue print skala SSES dijelaskan pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4

Blue Print State Self-Esteem Scale (SSES) No. Dimensi Indikator Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1. Performance

Self-Esteem

Kemampuan intelektual,

kapasitas diri dan

keyakinan dalam usaha

memperoleh tubuh ideal

1, 9, 14 4, 5, 18, 19 7

2. Social Self-

Esteem

Mempercayai pandangan

orang lain tentang bentuk

tubuhnya

- 2, 8, 10, 13,

15, 17, 20

7

3. Physical

Appearance

Self-Esteem

Pandangan tentang

penampilan menarik dan

gambaran tubuhnya

3, 6, 11, 12 7, 16 6

Jumlah 20

3.3.4 Skala thin ideal internalization

Penelitian ini menggunakan skala yang dikembangkan oleh Thompson dan

Heinberg (1999) yaitu The Sociocultural Attitudes Toward Appearance

Questionnaire-3 (SATAQ-3). Instrumen ini terdiri dari 30 item yang mengukur

tingkat kesadaran dan persepsi seseorang terhadap bentuk tubuh ideal. Masing-

masing item terdiri dari 5 poin skala, namun dalam penelitian ini diadaptasi

dengan hanya menggunakan 4 poin skala (1 = Sangat Tidak Setuju, hingga 4 =

Sangat Setuju). Adapun blue printskala SATAQ-3 dijelaskan pada tabel 3.5

berikut ini:

Page 62: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

48

48

Tabel 3.5

Blue Print Skala The Sociocultural Attitudes Toward Appearance Questionnaire-3

(SATAQ-3)

No. Variabel Indikator Item

Jumlah Favorable Unfavorable

1. Thin Ideal

Internalization

Mendefinisikan

tubuh yang ideal

berdasarkan orang

lain yang diamati

(model majalah,

bintang film, dll)

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9,

10, 11, 12,

13, 14, 15,

16, 17, 18,

19, 20, 21,

22, 23, 24,

25, 26, 27

- 27

Jumlah 27

3.3.5 Variabel Demografis

Dalam penelitian ini, variabel demografis didapat dari self report di mana

responden diminta untuk mengisi data diri. Variabel demografis dalam penelitian

ini adalah usia, pendapatan keluarga, dan IMT.

3.4Uji Validitas Konstruk

Dalam rangka pengujuan validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas

konstruk intsrumen tersebut. Oleh karena itu, digunakan CFA (Confirmatory

Factor Analysis) untuk pengujian validtitas instrumen. Adapun logika dari CFA

adalah (Thompson, 2004):

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefiniskan

secara operasional sehingga disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap

faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes

bersifat unidimensional.

Page 63: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

49

49

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma (Ʃ ), kemudian dibandingkan dengan matriks

dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar

(unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks Ʃ –

matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan Ʃ – S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil chi square tidak signifikan (p > 0.05), maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat

diterima bahwa item ataupun subtes instrumen hanya mengukur satu faktor

saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya apakah item signifikan atau tidak

mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-test. Jika hasil t-

test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa

yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di-drop dan sebaliknya.

6. Terakhir, apabila hasil dari CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya

negatif, maka item tersebut harus di-drop. Sebab hal ini tidak sesuai dengan

sifat item, yang bersifat positif (favorable).

Kemudian setelah didapat model fit dihitung faktor skornya. Penggunaan

faktor skor ini adalah untuk menghindari hasil penelitian yang bisa akibat dari

kesalahan pengukuran. Jadi skor yang dianalisis dalam penelitian ini bukanlah

skor yang diperoleh dari variabel pada umumnya, melainkan justru true score

yang diperoleh dnegan memperhitungkan perbedaan validitas dari setiap item.

Page 64: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

50

50

Namun demikian, untuk menghindari faktor skor yang bertanda negatif dan positif

(Z-score) maka peneliti mentransformasikan faktor tersebut menjadi T-score

dengan rumusnya yaitu (Umar, 2012):

T skor = 50 + (10 x faktor skor)

Dalam hal ini, T-scoreakan memiliki mean = 50 dan SD = 10 dan

diharapkan seluruh skor merupakan bilangan positif yang memiliki rentangan

diperkiraan antara 0 dan 100. Setelah didapatkan faktor skor yang telah diubah

menjadi T-score, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis

korelasi dan regresi. Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan

bantuan software LISREL 8.70.

3.4.1 Uji validitas alat ukur body dissatisfaction

Peneliti menguji apakah 19 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel body dissatisfaction. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fitdenganChi-Square = 862.20,

df = 152, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.160. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model sebanyak 49 kali, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fitdengan Chi-Square = 126.24, df = 103, P-value = 0.05975,

RMSEA = 0.035. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value> 0.05 (tidak signifikan)

dan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu body

dissatisfaction.

Page 65: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

51

51

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-dropatau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari tiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Body Dissatisfaction No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.12 0.07 1.67 X

2 0.39 0.08 5.11 √

3 0.50 0.07 7.06 √

4 -0.03 0.07 -0.36 X

5 0.48 0.07 6.71 √

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

0.49

0.53

0.42

0.68

0.46

0.47

0.73

0.49

0.07

0.59

0.68

0.72

0.62

0.61

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.08

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.06

0.07

0.07

6.67

7.76

5.68

10.03

6.21

6.20

10.90

6.99

0.96

8.24

9.35

11.10

9.35

9.12

X

Keterangan: tanda √ = signifikan(t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6, peneliti melihat muatan faktor dari tiap item.

Kemudian diketahui bahwa terdapat tiga item yang muatan faktornya < 1, 96 yaitu

item nomor 1, 4 dan 14. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-

drop adalah item nomor 1, 4 dan 14 yang artinya item-item tersebut tidak akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor. Sehingga kesimpulannya hanya 16 item

yang dinyatakan signifikan dengan nilai t > 1,96 dan selanjutnya akan diikut

sertakan dalam analisis perhitungan skor faktor.

Page 66: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

52

52

3.4.2 Uji validitas alat ukur perbandingan sosial

3.4.2.1 Uji validitas alat ukur upward comparison

Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel perbandingan sosial (upward comparison). Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fitdenganChi-Square = 153.58, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.136.

Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model sebanyak 8 kali,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya, maka diperoleh model fitdengan Chi-Square = 35.38, df = 27, P-

value = 0.12953, RMSEA = 0.041. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value> 0.05

(tidak signifikan) dan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu upward comparison.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-dropatau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari tiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.7.

Berdasarkan tabel 3.7, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari

keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Dengan demikian, secara keseluruhan

item tidak ada yang di-dropdan seluruhnya 10 item akan diikut sertakan dalam

analisis perhitungan skor faktor.

Page 67: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

53

53

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Upward Comparison No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.65 0.08 8.55 √

2 0.65 0.07 8.69 √

3 0.52 0.08 6.52 √

4 0.42 0.08 5.06 √

5 0.50 0.08 6.49 √

6

7

8

9

10

0.54

0.56

0.52

0.55

0.52

0.08

0.08

0.08

0.08

0.08

6.87

7.21

6.69

7.12

6.73

Keterangan: tanda √ = signifikan(t>1.96); X = tidak signifikan

3.4.2.2 Uji validitas alat ukur downward comparison

Peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel perbandingan sosial (downward comparison). Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fitdenganChi-Square = 54.96, df = 20, P-value = 0.00004, RMSEA = 0.098. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model sebanyak 4 kali, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fitdengan Chi-Square = 21.21, df = 16, P-value =

0.17042, RMSEA = 0.042. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value> 0.05 (tidak

signifikan) dan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu downward comparison.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-dropatau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari tiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.8.

Page 68: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

54

54

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Downward Comparison No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.52 0.08 6.69 √

2 0.45 0.08 5.65 √

3 0.40 0.08 4.85 √

4 0.56 0.08 7.33 √

5 0.61 0.08 7.65 √

6

7

8

0.48

0.64

0.67

0.08

0.08

0.07

6.20

8.09

9.03

Keterangan: tanda √ = signifikan(t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari

keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Dengan demikian, secara keseluruhan

item tidak ada yang di-dropdan seluruhnya 8 item akan diikut sertakan dalam

analisis perhitungan skor faktor.

3.4.3 Uji validitas alat ukur self-esteem

3.4.3.1 Uji validitas alat ukur performance self-esteem

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel self-esteem (performance self-esteem). Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fitdenganChi-Square = 49.67, df = 14, P-value = 0.00001, RMSEA = 0.118. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model sebanyak 4 kali, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fitdengan Chi-Square = 14.59, df = 10, P-value =

0.14781, RMSEA = 0.050. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value> 0.05 (tidak

signifikan) dan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu performance self-esteem.

Page 69: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

55

55

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-dropatau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari tiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Performance Self-Esteem No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.16 0.10 1.61 X

2 -0.52 0.10 -5.00 X

3 -0.36 0.10 -3.72 X

4 0.25 0.12 2.02 √

5 0.18 0.10 1.85 X

6

7

-0.35

0.57

0.10

0.11

-3.45

5.00

X

Keterangan: tanda √ = signifikan(t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, peneliti melihat muatan faktor dari tiap item.

Kemudian diketahui bahwa terdapat lima item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu

item nomor 1, 2, 3, 5 dan 6. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan

di-drop adalah item nomor 1, 2, 3, 5 dan 6 yang artinya item-item tersebut tidak

akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor. Sehingga kesimpulannya hanya 2

item yang dinyatakan signifikan dengan nilai t > 1,96 dan selanjutnya akan diikut

sertakan dalam analisis perhitungan skor faktor.

3.4.3.2 Uji validitas alat ukur social self-esteem

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel self-esteem (social self-esteem). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fitdenganChi-Square =

37.01, df = 14, P-value = 0.00073, RMSEA = 0.095. Oleh karena itu, peneliti

Page 70: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

56

56

melakukan modifikasi terhadap model sebanyak 2 kali, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fitdengan Chi-Square = 15.52, df = 12, P-value = 0.21406,

RMSEA = 0.040. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value> 0.05 (tidak signifikan)

dan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu social self-

esteem.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-dropatau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari tiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Muatan Faktor ItemSocial Self-Esteem No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.73 0.08 9.54 √

2 0.31 0.09 3.68 √

3 0.52 0.08 6.43 √

4 0.64 0.08 8.21 √

5 0.20 0.09 2.31 √

6

7

0.48

0.56

0.08

0.08

5.94

7.15

Keterangan: tanda √ = signifikan(t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari

keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Dengan demikian, secara keseluruhan

item tidak ada yang di-dropdan seluruhnya 7 item akan diikut sertakan dalam

analisis perhitungan skor faktor.

Page 71: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

57

57

3.4.3.3 Uji validitas alat ukur physical appearance self-esteem

Peneliti menguji apakah 6 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel self-esteem (physical appearance self-esteem). Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fitdenganChi-Square = 48.13, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.155. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model sebanyak 4 kali, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fitdengan Chi-Square = 7.05, df = 5, P-value =

0.21693, RMSEA = 0.047. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value> 0.05 (tidak

signifikan) dan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu physical appearance self-esteem.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-dropatau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari tiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.11.

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Physical Appearance Self-Esteem No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.73 0.08 9.55 √

2 -0.13 0.09 -1.40 X

3 0.29 0.09 3.37 √

4 0.75 0.08 9.68 √

5 0.62 0.07 8.26 √

6 0.37 0.09 4.31 √

Keterangan: tanda √ = signifikan(t>1.96); X = tidak signifikan

Page 72: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

58

58

Berdasarkan tabel 3.11, peneliti melihat muatan faktor dari tiap item.

Kemudian diketahui bahwa terdapat satu item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu

item nomor 2. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drophanya

item nomor 2 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan

skor faktor. Sehingga kesimpulannya terdapat 5 item yang dinyatakan signifikan

dengan nilai t > 1,96 dan selanjutnya akan diikut sertakan dalam analisis

perhitungan skor faktor.

3.4.4 Uji validitas alat ukur thin ideal internalization

Peneliti menguji apakah 27 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel thin ideal internalization. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fitdenganChi-Square =

1163.70, df = 324, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.119. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model sebanyak 77 kali, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fitdengan Chi-Square = 283.63, df = 247, P-value = 0.05450,

RMSEA = 0.029. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value> 0.05 (tidak signifikan)

dan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu thin ideal

internalization.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-dropatau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

Page 73: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

59

59

koefisien muatan faktor dari tiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.12.

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Thin Ideal Internalization No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.32 0.08 4.20 √

2 0.61 0.07 8.94 √

3 0.66 0.07 9.91 √

4 0.73 0.07 11.02 √

5 0.30 0.07 4.02 √

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

0.74

0.71

0.73

0.47

0.60

0.69

0.69

0.36

0.57

0.72

0.66

0.51

0.57

0.59

0.42

0.51

0.51

0.48

0.48

0.46

0.47

0.80

0.07

0.06

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.06

11.19

10.89

11.16

6.71

8.60

10.45

10.44

4.96

8.27

10.90

9.94

7.38

8.09

8.63

5.82

7.27

7.21

6.79

6.70

6.35

6.52

12.89

Keterangan: tanda √ = signifikan(t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari

keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Dengan demikian, secara keseluruhan

item tidak ada yang di-dropdan seluruhnya 27 item akan diikut sertakan dalam

analisis perhitungan skor faktor.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent variable,

peneliti akan menggunakan analisis regresi berganda. Regresi berganda

Page 74: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

60

60

merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan

antara DV dengan lebih dari satu IV. Persamaan regresi berganda penelitian ini

adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+e

Keterangan :

Y = body dissatisfaction

a = intersep atau konstanta

b = koefisien regresi

X1 =upward comparison

X2 =downward comparison

X3 = performance self-esteem

X4 = social self-esteem

X5 = physical appearance self-esteem

X6 = thin ideal internalization

X7 = usia

X8 = pendapatan keluarga

X9 = IMT

e = error

Selanjutnya, untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan

model yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa

pengujian dan analisis sebagai berikut.

1. R2

(koefisien determinasi berganda)

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu melalui regresi berganda

antara perbandingan sosial (upward comparison, downward comparison), self-

esteem (performance self-esteem, social self-eesteem, physical appearance self-

esteem), thin ideal internalization, usia, pendapatan keluarga, IMT terhadap body

dissatisfaction. Besarnya kecenderungan mengalami ketidakpuasan terhadap

bentuk tubuh yang disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan

sebelumnya, ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R2. R

2

Page 75: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

61

61

menunjukkan variasi oleh perubahan variabel dependen (Y) yang disebabkan

variabel independen (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau merupakan proporsi

varians dari perbandingan sosial (upward comparison, downward comparison),

self-esteem (performance self-esteem, social self-eesteem, physical appearance

self-esteem), thin ideal internalization, usia, pendapatan keluarga, IMT. Untuk

mendapat nilai R2 digunakan rumus sebagai berikut:

R2

= 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔

𝑆𝑆𝑦

2. Uji F

Selanjutnya R2 diuji untuk membuktikan apakah regresi Y pada X signifikan atau

tidak maka digunakanlah uji F. Untuk membuktikan hal tersebut menggunakan

rumus:

F= 𝑅2

𝑘

1−𝑅2 /(𝑁−𝑘−1)

dimana k adalah jumlah IV dan N adalah jumlah sampel. Dari uji F yang

dilakukan natinya, dapat dilihat apakah IV yang diuji memiliki pengaruh terhadap

DV.

3. Uji t

Kemudian dilanjutkan dengan uji t dimana ini digunakan untuk melihat apakah

pengaruh yang diberikan IV (X) signifikan dengan DV (Y). Oleh karena itu,

sebelum didapat nilai t dari setiap IV harus didapat dahulu nilai standard error

estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar mean square

dibagi SS. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi

Page 76: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

62

62

dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri. Uji t dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

R2

= 𝑏

𝑆𝑏

dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard eror dari b. Hasil uji t

ini akan diperoleh dan hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti nantinya.

3.6Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

1. Dimulai dengan perumusan masalah penelitian yang akan diteliti melalui

analisa terhadap fenomena yang terjadi.

2. Menentukan variabel yang akan diteliti.

3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang tepat

mengenai variabel penelitian.

4. Menentukan subjek penelitian.

5. Melakukan observasi berupa wawancara terhadap sepuluh orang yang

memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian.

6. Persiapan alat pengumpulan data dengan menggunakan dan menyusun alat

yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa skala model Likert

yang terdiri dari skala body dissatisfaction, perbandingan sosial, self-

esteem, dan thin ideal internalization.

7. Persiapan segala hal mengenai perizinan, termasuk di dalamnya perizinan

dalam memperoleh data penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

a) Menentukan jumlah sampel penelitian.

Page 77: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

63

63

b) Memberikan penjelasan tujuan penelitian dan meminta kesediaan

responden untuk mengisi skala dalam penelitian.

c) Melaksanakan pengambilan data.

3. Tahap uji validitas alat ukur

a) Melakukan uji validitas terhadap alat ukur yang dibuat.

b) Memilih item yang valid dan reliable dengan caramen-drop item yang

tidak valid dan reliable, sehingga tidak digunakan dalam analisis data.

c) Menyusun kembali item-item yang valid dan reliable untuk diikut

sertakan dalam analisis data penelitian.

4. Tahap pengolahan data

a) Melakukan skoring terhadap skala hasil jawaban responden.

b) Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan membuat

tabel data.

c) Menganalisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji

hipotesis penelitian.

d) Membuat kesimpulan dan laporan akhir.

Page 78: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

64

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi empat bagian, yaitu gambaran umum subjek

penelitian, deskripsi data penelitian, kategorisasi variabel penelitian, dan uji

hipotesis penelitian.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada sub bab yang pertama dideskripsikan tentang subjek penelitian yang

berjumlah 183 orang. Gambaran subjek penelitian dijelaskan berdasarkan usia,

pendapatan keluarga, dan indeks massa tubuh (IMT). Gambaran subjek penelitian

berdasarkan usia, pendapatan, dan IMT dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Usia, Pendapatan, dan IMT

Frekuensi Persentase

Usiaa 19 – 40 tahun (dewasa awal) 116 63.4

41 – 60 tahun (dewasa madya) 67 36.6

<1 juta 20 10.9

Pendapatanb 1-3 juta 66 36.1

3-5 juta 52 28.4

>5 juta 45 24.6

Kurang BB Tingkat Berat 3 1.6

Kurang BB Tingkat Ringan 13 7.1

IMTc Normal 106 57.9

Lebih BB Tingkat Ringan 27 14.8

Lebih BB Tingkat Berat 34 18.6

Total

183 100

a. Rentang usia (dewasa awal dan dewasa madya) berdasarkan teori oleh Santrock(2012)

b. Rentang pendapatan berdasarkan UMK Jakarta Selatan tahun 2015

c. Rentang IMT berdasarkan teori oleh Grogan (2008)

Page 79: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

65

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa subjek penelitian dengan rentang usia

19 – 40 tahun (dewasa awal) jumlahnya paling banyak yaitu 116 orang atau

63.4% dibanding subjek pada rentang usia 41 – 60 tahun (dewasa madya) yang

berjumlah 67 orang atau 36.6%. Sedangkan berdasarkan pendapatan keluarga

subjek penelitian dalam penelitian ini didominasi oleh subjek yang berpendapatan

1 – 3 juta sebanyak 66 (36.1%) orang, sedangkan subjek dengan pendapatan <1

juta perbulan sebanyak 20 (10.9%) orang merupakan yang terendah jumlahnya.

Berdasarkan indeks massa tubuh (IMT), subjek penelitian dalam penelitian

ini terdiri dari kurang berat badan tingkat berat sebanyak 3 (1.6%) orang, kurang

berat badan tingkat ringan sebanyak 13 (7.1%) orang, subjek dengan IMT normal

sebanyak 106 (57.9%) orang, lebih berat badan tingkat ringan berjumlah 27

(14.8%) orang, lebih berat badan tingkat berat berjumlah 34 (18.6%) orang.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji statistika deskriptif dari sampel yang

berjumlah 183 orang. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui nilai minimum dan

maksimum dari tiap variabel yang diteliti. Tabel 4.2 juga menunjukkan nilai

meandan standard deviasi dari masing-masing variabel.

Tabel 4.2

Hasil Statistika Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Body Dissatisfaction 183 28.03 67.77 50.0000 9.31252

Upward Comparison 183 29.55 71.25 50.0000 9.00041

Downward Comparison 183 27.62 70.22 50.0000 8.66048

Performance Self-Esteem 183 23.57 68.81 50.0000 10.00000

Social Self-Esteem 183 31.21 72.77 50.0000 8.42299

Physical Appearance Self-Esteem 183 29.40 72.22 50.0000 8.41708

Thin Ideal Internalization 183 27.87 69.98 50.0000 9.64443

Usia 183 19 60 37.58 9.690

Pendapatan

IMT

183

183

1

1

4

5

2.6667

3.42

0.96836

0.927

Valid N (listwise) 183

Page 80: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

66

66

Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai minimum dari

variabel body dissatisfaction adalah 28.03 dengan nilai maksimum = 67.77, mean

= 50.00 dan SD = 9.31252. Upward comparison memiliki nilai minimum = 29.55

dan nilai maksimum = 71.25, mean = 50.00, dan SD = 9.00041. Downward

comparison memiliki nilai minimum = 27.62 dan nilai maksimum = 70.22, mean

=50.00, SD = 8.66048. Performance self-esteem memiliki nilai minimum = 23.57

dan nilai maksimum = 68.81, mean = 50.00, SD = 10.00000. Social self-esteem

memiliki nilai minimum = 31.21 dan nilai maksimum = 72.77, mean = 50.00, SD

= 8.42299. Physical appearance self-esteem memiliki nilai minimum = 29.40 dan

nilai maksimum = 72.22, mean = 50.00, SD = 8.41708. Thin ideal internalization

memiliki nilai minimum = 27.87 dan nilai maksimum = 69.98, mean = 50.00, SD

= 9.64443. Usia memiliki nilai minimum = 19 dan nilai maksimum = 60, mean =

37.58, SD = 9.690. Pendapatan memiliki nilai minimum = 1 dan nilai maksimum

= 4, mean = 2.6667, SD= 0.96836. IMT memiliki nilai minimum = 1 dan nilai

maksimum = 5, mean = 3.42, SD = 0.927.

4.3 Kategorisasi skor variabel

Pada penelitian ini, peneliti membagi klasifikasi body dissatisfaction,

perbandingan sosial (upward comparison, downward comparison), self-esteem

(performance self-esteem, social self-esteem, physical appearance self-esteem),

dan thin ideal internalizationmenjadi dua skor, yaitu skor rendah dan tinggi.

Kategorisasi didapat berdasarkan rumus pada tabel 4.3

Page 81: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

67

67

Tabel 4.3

Pedoman Interpretasi Skor Kategorisasi Rumus

Rendah X<Mean

Tinggi X≥Mean

Adapun kategorisasi skor tiap variabel akan dijelaskan pada tabel 4.4

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Variabel Frekuensi %

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Body dissatisfaction 87 96 47.5 52.5

Upward comparison 96 87 52.5 47.5

Downward comparison 93 90 50.8 49.2

Performance self-esteem 61 122 33.3 66.7

Social self-esteem 98 85 53.5 46.5

Physical appearance self-esteem 102 81 55.7 44.3

Thin ideal internalization 88 95 48.1 51.9

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat dari 183 jumlah subjek penelitian,

dapat diketahui bahwa subjek dengan skor body dissatisfaction rendah sebanyak

87 orang (47.5%), sedangkan subjek dengan skor body dissatisfaction tinggi

sebanyak 96 orang (52.5%). Pada variabel upward comparison sebanyak 96

subjek (52.5%) dari total subjek penelitian memiliki tingkat perbandingan sosial

upward rendah dan 87 subjek (47.5%) dari total subjek penelitian memiliki

tingkat perbandingan sosial upward tinggi. Pada variabel downward comparison

ditemukan bahwa 93 subjek (50.8%) dari total subjek penelitian memiliki tingkat

perbandingan sosial downward yang rendah dan 90 subjek (49.2%) dari total

subjek penelitian memiliki tingkat perbandingan sosial downward tinggi.

Page 82: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

68

68

Pada variabel performance self-esteem, dapat dilihat bahwa sebanyak 61

subjek (33.3%) dari total subjek penelitian memiliki tingkat performance self-

esteem rendah dan 122 subjek (66.7%) dari total subjek penelitian memiliki

tingkat performance self-esteem tinggi. Sementara pada variabel social self-

esteem ditemukan bahwa 98 subjek (53.5%) dari total subjek penelitian memiliki

tingkat social self-esteem yang rendah dan 85 subjek (46.5%) dari total subjek

penelitian memiliki tingkat social self-esteem tinggi. Kemudian pada variabel

physical appearance self-esteem dapat ditemukan bahwa 102 subjek (55.7%) dari

total subjek penelitian memiliki tingkat physical appearance self-esteem yang

rendah dan 81 subjek (44.3%) dari total subjek penelitian memiliki tingkat

physical appearance self-esteem tinggi. Terakhir, pada variabel thin ideal

internalization dari 183 jumlah subjek penelitian, dapat diketahui bahwa subjek

dengan skor thin ideal internalization rendah sebanyak 88 orang (48.1%),

sedangkan subjek dengan skor thin ideal internalization tinggi sebanyak 95 orang

(51.9%).

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS.20.

Seperti yang sudah disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang

dilihat yaitu besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians DV

yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh

signifikan terhadap DV dan siginifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing IV.

Page 83: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

69

69

Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel R

square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

R Square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .689a .474 .447 6.92557

a. Predictors: (Constant), upward comparison, downward comparison, performance self-esteem,

social self-esteem, physical appearance self-esteem, thin ideal internalization, usia,

pendapatan, indeks massa tubuh

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat perolehan R square sebesar 0.474 atau

47.4%. Artinya proporsi varians dari body dissatisfaction yang dijelaskan oleh

perbandingan sosial (upward comparison, downward comparison), self-esteem

(performance self-esteem, social self-esteem, physical appearance self-esteem),

thin ideal internalization, usia, pendapatan keluarga, dan IMT dalam penelitian ini

adalah sebesar 47.4% sedangkan 52.6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independen

variabel terhadap body dissatisfaction. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

4.6 berikut:

Tabel 4.6

Anova Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 7485.921 9 831.769 17.342 .000a

Residual 8297.679 174 47.963

Total 15783.600 182

Jika dilihat dari kolom keenam dari kiri (Sig.) pada tabel 4.6 dapat

diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil (p<0.05). Maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independen variabel

Page 84: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

70

70

terhadap dependen variabel yaitu body dissatisfaction ditolak. Artinya adalah ada

pengaruh yang signifikan perbandingan sosial (upward comparison, downward

comparison), self-esteem (performance self-esteem, social self-esteem, physical

appearance self-esteem), thin ideal internalization, usia, pendapatan keluarga, dan

IMT terhadap body dissatisfaction.

Pada tahap selanjutnya peneliti melihat koefisien regresi dari masing-

masing IV. Jika sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti

variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabeldependen. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficient Sig.

B Beta

(Constant) 20.373 .017

Upward Comparison .164 .158 .044

Downward Comparison .224 .208 .006

Performance Self-Esteem -.040 -.043 .453

Social Self-Esteem .005 .005 .939

Physical Appearance Self-Esteem -.126 -.114 .046

Thin Ideal Internalization .391 .405 .000

Usia .022 .023 .691

Pendapatan

IMT

-.574

-.164

-.060

-.016

.306

.778

Dependen Variabel : Body Dissatisfaction

Berdasarkan pada tabel 4.9, dapat disimpulkan bahwa persamaan

regresinya sebagai berikut :

Body dissatisfaction = 20.373 + 0.164 upward comparison* + 0.225 downward

comparison* – 0.040 performance self-esteem + 0.005 social self-esteem – 0.126

physical appearance self-esteem* + 0.391 thin ideal internalization* + 0.022 usia

– 0.574 pendapatan keluarga – 0.164 indeks massa tubuh.

Page 85: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

71

71

Keterangan :

Tanda (*) = Variabel Signifikan

Dari persamaan di atas terdapat empat koefisien regresi yang signifikan

yaitu upward comparison, downward comparison, physical appearance self-

esteem, dan thin ideal internalization, sedangkan empat variabel lainnya tidak

signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing

IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel upward comparison memiliki nilai signifikansi sebesar 0.044

dengan arah koefisien positif. Karena nilai sig<0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis nihil (H0) ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh yang siginifikan upward comparison terhadap body dissatisfaction

pada ibu. Artinya, semakin tinggi nilai upward comparison seseorang maka

tingkat body dissatisfaction akan semakin tinggi pula.

2. Variabel downward comparison memiliki nilai signifikansi 0.006 dengan

arah koefisien positif. Karena nilai sig<0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis nihil (H0) ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan downward comparison terhadap body dissatisfaction pada

ibu. Artinya, semakin tinggi nilai downward comparison seseorang maka

tingkat body dissatisfaction akan semakin tinggi pula.

3. Variabel performance self-esteem memiliki nilai signifikansi sebesar 0.453

dengan arah koefisien negatif. Karena nilai sig>0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis nihil (H0) diterima. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak

Page 86: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

72

72

terdapat pengaruh yang signifikan performance self-esteem terhadap body

dissatisfaction.

4. Variabelsocial self-esteem memiliki nilai signifikansi sebesar 0.939 dengan

arah koefisien positif. Karena nilai sig>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis nihil (H0) diterima. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan social self-esteem terhadap body dissatisfaction.

5. Variabel physical appearance self-esteem memiliki nilai signifikansi 0.046

dengan arah koefisien negatif. Karena nilai sig<0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis nihil (H0) ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan physical appearance self-esteem terhadap body

dissatisfaction pada ibu. Artinya, semakin rendah nilai physical appearance

self-esteem seseorang maka tingkat body dissatisfaction akan semakin tinggi.

6. Variabel thin ideal internalizationmemiliki nilai signifikansi sebesar 0.000

dengan arah koefisien positif. Karena nilai sig<0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis nihil (H0) ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan thin ideal internalization terhadap body

dissatisfaction pada ibu. Artinya, semakin tinggi nilai thin ideal

internalization seseorang maka tingkat body dissatisfaction akan semakin

tinggi pula.

7. Variabel usia memiliki nilai signifikansi sebesar 0.691 dengan arah koefisien

positif. Karena nilai sig>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil

(H0) diterima. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan usiaterhadap body dissatisfaction.

Page 87: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

73

73

8. Variabel pendapatan keluarga memiliki nilai signifikansi sebesar 0.306

dengan arah koefisien negatif. Karena nilai sig>0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis nihil (H0) diterima. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan keluargaterhadap body

dissatisfaction.

9. Variabel indeks massa tubuh (IMT) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.778

dengan arah koefisien negatif. Karena nilai sig<0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis nihil (H0) diterima. Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan IMT terhadap body dissatisfaction.

Berdasarkan tabel 4.7 juga dapat diketahui variabel independen yang

memiliki pengaruh paling kuat terhadap body dissatisfaction dengan melihat nilai

beta. Melalui tabel 4.7 didapatkan bahwa prediktor terbesar dalam mempengaruhi

body dissatisfaction merupakan variabel thin ideal internalization dengan nilai

beta 0.405.

4.5 Analisis Proporsi Varians pada Masing-Masing Independent Variable

Peneliti menjelaskan mengenai proporsi varians. Pengujian pada tahapan ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana proporsi varians dari masing-masing

variabel independen tersebut dianalisis satu persatu. Pada tabel 4.8 akan

dipaparkan besarnya proporsi varians pada body dissatisfaction dan juga akan

menjelaskan seberapa banyak sumbangan setiap variabel independen yang

digunakan dalam penelitian memeberikan pengaruh terhadap dependen variabel

body dissatisfaction. Besarnya proporsi varians pada body dissatisfaction dapat

dilihat pada tabel 4.8.

Page 88: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

74

74

Tabel 4.8

Proporsi Varian Sumbangan Masing-Masing Independent Variable Independent Variable R

2 Sig. Sumbangan

(R2-changed)

upward comparison 29.8% .000 29.8 %

downward comparison 35.0% .000 5.3 %

performance self-esteem 35.0% .820 0 %

social self-esteem 35.6% .208 0.6 %

physical appearance self-esteem 37.0% .047 1.4 %

thin ideal internalization 47.1% .000 10.0 %

Usia 47.1% .738 0 %

Pendapatan 47.4% .317 0.3 %

IMT 47.4% .778 0 %

Total 47.4 %

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Sumbangan variabel upward comparisonterhadap body dissatisfaction

sebesar 29.8%. Artinya, variabel upward comparison memberikan

sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body dissatisfaction dalam diri

seseorang.

2. Variabel downward comparison memberikan sumbangan terhadap body

dissatisfaction sebesar 5.3%. Artinya, variabel downward comparison

memberikan sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body

dissatisfaction dalam diri seseorang.

3. Variabel performance self-esteem memberikan sumbangan terhadap body

dissatisfaction sebesar 0%. Nilai tersebut menunjukan bahwa variabel

performance self-esteem tidak memberikan sumbangan atau pengaruh bagi

bervariasinya body dissatisfaction pada diri seseorang.

Page 89: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

75

75

4. Variabel social self-esteemmemberikan sumbangan terhadap body

dissatisfaction sebesar 0.6%. Hal ini berarti variabel social self-

esteemmemberikan sedikit sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body

dissatisfaction dalam diri seseorang.

5. Variabel physical appearance self-esteem memberikan sumbangan terhadap

body dissatisfactionsebesar 1.4%. Artinya, variabel physical appearance self-

esteemmemberikan sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body

dissatisfaction dalam diri seseorang.

6. Variabel thin ideal internalization memberikan sumbangan terhadap body

dissatisfactionsebesar 10.0%. Artinya, variabel thin ideal internalization

memberikan sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body

dissatisfaction dalam diri seseorang.

7. Variabelusiamemberikan sumbangan terhadap body dissatisfactionsebesar

0%. Nilai tersebut menunjukan bahwa variabel usia tidak memberikan

sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body dissatisfaction pada diri

seseorang.

8. Variabel pendapatan keluargamemberikan sumbangan terhadap body

dissatisfaction sebesar 0.3%. Hal ini berarti variabel pendapatan keluarga

memberikan sedikit sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body

dissatisfaction dalam diri seseorang.

9. Variabel indeks massa tubuh (IMT) memberikan sumbangan terhadap body

dissatisfaction sebesar 0%. Nilai tersebut menunjukan bahwa variabel IMT

Page 90: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

76

76

tidak memberikan sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body

dissatisfaction pada diri seseorang.

Dengan demikian, sumbangan pengaruh varians terbesar dari variabel

upward comparison. Dilanjutkan dengan thin ideal internalization, downward

comparison, physical appearance self-esteem, social self-esteem, dan pendapatan

keluarga. Sementara variabel performance self-esteem, usia, dan IMT tidak

memberikan sumbangan sama sekali.

Page 91: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

78

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi, dan saran. Adapun

penjelasannya sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari perbandingan sosial,

self-esteem, thin ideal internalization, usia, pendapatan keluarga, dan indeks

massa tubuh (IMT) terhadapperilakubody dissatisfactionpada ibu di Jakarta

Selatan sebesar 47.4%.

Berdasarkan hasi uji hipotesis dari masing-masing independent variable

yang menguji masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable,

terdapat empat variabel yang memiliki pengaruh secara signifikan antara lain,

upward comparison, downward comparison, physical appearance self-esteem,

dan thin ideal internalization. Sedangkan prediktor yang paling dominan

pengaruhnya terhadap body dissatisfaction adalah variabel thin ideal

internalizationdengan nilai beta 0.405.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hal-hal yang mempengaruhi perilaku body

dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, diketahui bahwa dari sembilan independent variable yang diteliti

terdapat empat variabel yang mempengaruhi body dissatisfaction secara

Page 92: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

79

79

signifikan. Keempat variabel tersebut antara lain upward comparison, downward

comparison, physical appearance self-esteem, dan thin ideal internalization.

Berdasarkan hasil pada penelitian ini, perbandingan sosial terbukti

mempengaruhi body dissatisfaction. Pada penelitian ini, upward comparison

(perbandingan ke atas) memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah hubungan

positif terhadap perilaku body dissatisfaction pada ibu di Jakarta Selatan. Dari

arah hubungan tersebut dapat diartikan jika skor upward comparison seseorang

tinggi maka skor body dissatisfaction akan tinggi ataupun sebaliknya. Temuan ini

selaras dengan penelitian Swami et al. (2008) yang menyebutkan bahwa wanita

selalu merasa tidak puas karena seringkali figur yang dilihat sebagai perbandingan

merupakan seorang model yang notabene memiliki tubuh yang sempurna, dengan

kata lain individu melakukan perbandingan ke atas atau upward comparison.

Hal ini dapat terjadi karena seseorang, khususnya kaum ibu yang pernah

melahirkan, mengalami body dissatisfaction disebabkan oleh perilaku

membandingkan tubuhnya dengan orang lain yang terlihat lebih baik. Perilaku

tersebut memberi dampak negatif yang menimbulkan persepsi bahwa dirinya

memiliki tubuh yang tidak ideal dibandingkan objek yang dilihatnya sebagai

perbandingan.

O‟Brien et al. (2009) melalui penelitiannya juga mendapatkan hasil bahwa

seseorang yang melakukan perbandingan sosial ke atas (upward comparison)

cenderung mengalami ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh karena target yang

dijadikan perbandingan merupakan orang dengan bentuk tubuh yang jauh lebih

Page 93: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

80

80

baik daripada dirinya sehingga pada akhirnya terjadi kompensasi beresiko

terhadap perilaku tidak puas.

Seorang wanita cenderung memiliki citra tubuh negatif yang berujung

ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya karena sebelumnya dirinya melakukan

perbandingan sosial. Ketika ia melihat wanita lain yang belum melahirkan dan

bertubuh lebih indah, dia akan memberikan kesan ideal pada objek yang ia lihat

tersebut. Kemudian melakukan perbandingan antara objek yang ia lihat

sebelumnya dengan tubuh yang dimiliki, maka yang terjadi adalah rasa tidak puas

terhadap tubuh yang dimilikinya (Swami et al., 2008).

Dimensi perbandingan sosial lainnya yaitu downward comparison

(perbandingan ke bawah) turut memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah

hubungan yang positif terhadap body dissatisfaction. Dari arah hubungan tersebut

dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat downward comparison maka

semakin tinggi pula body dissatisfaction yang dialami ibu. Seorang wanita yang

cenderung membandingkan dirinya dengan objek wanita lain yang tidak lebih

baik daripada dirinya mempengaruhi dalam meningkatkan body dissatisfaction.

Temuan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh O‟Brien et al.

(2009) yang mendapatkan bahwa seseorang yang membandingkan dirinya dengan

orang lain yang lebih buruk dari pada dirinya cenderung puas dengan bentuk

tubuhnya. Hal ini dikarenakan dengan membandingkan diri terhadap orang lain

yang tidak lebih baik bentuk tubuhnya membuat seseorang mendapatkan perasaan

positif yang membuat dirinya puas dengan bentuk tubuhnya, terlepas dari titik

awal evaluasi diri yang dilakukannya.

Page 94: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

81

81

Seorang ibu seringkali memperhatikan bentuk tubuhnya kemudian mencari

wanita lain untuk perbandingan. Mereka cenderung membandingkan tubuhnya

dengan wanita yang tidak bertubuh indah dan mengakibatkan ketidakpuasan

terhadap tubuhnya sendiri. Hal ini didukung oleh pernyataan Van Lange, et. al

(2012) yang menemukan bahwa seseorang yang melakukan perbandingan sosial

ke bawah (downward comparison) memiliki kekhawatiran berlebih dan cenderung

mengalami body dissatisfaction. Membandingkan ke bawah hanya dilakukan

demi mendapatkan perasaan senang atas objek yang dipilihnya (lebih buruk).

Namun tak lantas membuatnya puas terhadap bentuk tubuh yang dimiliki.

Seseorang merasa senang bahwa dirinya masih lebih baik dari pada objek

perbandingan ke bawah, kemudian timbul reaksi negatif berupa kekhawatiran

yang memuncak pasca melakukan perbandingan ke bawah bahwa bentuk

tubuhnya perlu diperbaiki agar tidak sama atau lebih buruk dari pada objek

perbandingan ke bawah.

Perbandingan ke bawah (upward comparison) yang dilakukan oleh ibu

membuat intensitas mereka dalam melakukan perbandingan akan meningkat. Hal

ini menunjukkan bahwa dirinya merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya

sekarang sehingga merasa perlu untuk melakukan perbandingan-perbandingan ke

bawah lainnya. Oleh karena itu rasa tidak puas akan muncul setiap kali dia

membandingkan bentuk tubuhnya. Semakin sering seorang wanita

membandingkan tubuhnya dengan tubuh wanita lain menyebabkan mereka

semakin tidak puas dengan tubuhnya (Jones, 2001).

Page 95: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

82

82

Dimensi dari variabel self esteem, yaitu physical appearance self-esteem

merupakan satu-satunya dimensi dari self-esteem yang memiliki pengaruh

signifikan dengan arah hubungan negatif terhadap body dissatisfaction. Dari arah

hubungan tersebut dapat diartikan jika skor physical appearance self-esteem

seseorang itu rendah maka skor body dissatisfaction akan tinggi ataupun

sebaliknya. Pada penelitian ini setiap ibu memilki physical appearance self-

esteem yang tinggi sehingga memiliki tingkat body dissatisfaction yang rendah,

begitu pula sebaliknya. Artinya, setiap ibu memiliki harga diri terhadap bentuk

tubuhnya yang baik maka body dissatisfaction yang mereka alami rendah. Namun

bagi ibu yang memiliki harga diri terhadap bentuk tubuhnya yang kurang baik

maka mereka cenderung mengalami tingkat body dissatisfaction yang tinggi.

Physical appearance self-esteem mempengaruhi seseorang dalam melihat kondisi

fisik tubuhnya, bagaimana agar terlihat menarik dan menjadikan stigma positif

untuk dirinya (Heatherton & Polivy, 1991).

Temuan dalam penelitian ini selaras dengan studi dari Heatherton dan

Polivy (1991) yang mendapatkan hasil sama, yaitu seorang yang mengalami body

dissatisfaction disebabkan oleh harga diri penampilan fisiknya yang rendah

sehingga yang terjadi adalah perasaan tidak percaya diri dan kecewa dengan

bentuk tubuh yang dimilikinya. Ibu dalam penelitian ini merasa yakin bahwa

penghargaan atas penampilan mereka merupakan bukti bahwa mereka telah

memiliki tubuh yang ideal. Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh terjadi akibat

mereka memiliki penghargaan yang rendah terhadap bentuk fisik tubuhnya yang

membuat persepsi yang dimilikinya adalah bentuk tubuh yang tidak baik ketika ia

Page 96: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

83

83

sendiri melihatnya ataupun saat tampil dihadapan orang lain. Hal inilah yang

membuat mereka mengalami body dissatisfaction. Sedangkan bagi mereka yang

tinggi nilai penghargaan terhadap bentuk tubuhnya, memiliki persepsi yang baik

terhadap bentuk tubuhnya saat ia melihatnya ataupun ketika tampil di hadapan

orang lain.

Variabel terakhir yang memiliki pengaruh signifikan dengan arah

hubungan yang positif terhadap body dissatisfaction adalah thin ideal

internalization. Dari arah hubungan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi

tingkat thin ideal internalization maka semakin tinggi pula tingkat body

dissatisfaction yang dialami ibu. Hasil ini selaras dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Vartanian dan Dey (2013) yang mengatakan bahwa wanita

yang melihat model dan kemudian menginternalisasi bentuk tubuh ideal

menurutnya kemudian gagal mendapatkan keidealan akan cenderung memiliki

perasaan negatif terhadap bentuk tubuhnya. Dengan begitu semakin tinggi thin

ideal internalization yang dilakukan individu, maka semakin tinggi pula tingkat

body dissatisfaction yang dialami.

Ibu sebagai wanita yang pernah melahirkan dalam penelitian ini memiliki

tingkat internalisasi tubuh ideal yang cukup tinggi sehingga ketika melihat bentuk

tubuhnya sendiri mereka merasa kecewa dan body dissatisfaction pun muncul. Ibu

melihat figur yang diinternalisasikan memiliki tubuh yang ideal olehnya membuat

persepsi terhadap tubuhnya rendah. Mereka menjadi seringkali mempersepsikan

tubuhnya secara negatif dan mengalami body dissatisfaction. Vartanian dan Dey

(2013) juga menjelaskan ketika wanita menginternalisasi tubuh ideal dan

Page 97: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

84

84

mendapatkan kesenjangan dengan tubuh yang dimilikinya, maka dalam kondisi

inilah ia melahirkan persepsi negatif tentang tubuhnya.

Sedangkan variabel lain yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap body

dissatisfaction adalah performance self-esteem, social self-esteem, pendapatan

keluarga, usia, dan indeks massa tubuh (IMT).

Variabel performance self-esteem dalam penelitian ini menunjukkan hasil

yang tidak signifikan dengan arah hubungan negatif. Hasil ini berbeda dengan

temuan sebelumnya oleh Heatherton dan Polivy (1991) yang mengatakan bahwa

seseorang yang memiliki performance self-esteem tinggi percaya bahwa mereka

cukup pintar dan memiliki kemampuan yang baik dalam caranya memperoleh

tubuh yang ideal yang pada akhirnya dia memiliki tingkat body dissatisfaction

yang rendah. Penelitian ini meneliti body dissatisfaction pada ibu sebagai wanita

yang pernah melahirkan. Pada umumnya, ibu dalam penelitian ini meyakini

bahwa kegiatan apapun tidak ada manfaatnya dalam memperindah bentuk tubuh

mereka. Kegiatan seperti fitness, aerobik, senam kegel, suplemen pelangsing atau

aktivitas lain mungkin menurut mereka tidak memiliki hasil yang cukup

berpengaruh dalam mengembalikan tubuh yang ideal. Sehingga penghargaan atas

performa mereka tidak begitu dipedulikan.

Pada variabel social self-esteem dalam penelitian ini yang menunjukkan

hasil yang tidak signifikan dengan arah hubungan positif. Temuan ini tidak sejalan

dengan penelitian sebelumnya oleh Pokrajac-Bulian dan Živčić-Bećirević(2005)

yang mengatakan bahwa penghargaan terhadap diri sangat penting dalam

pengembangan citra tubuh yang positif, karena tubuh menurut pandangan orang

Page 98: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

85

85

lain merupakan hal pertama yang dirasakan dalam kontak sosial. Penelitian

tersebut dilakukan pada sampel remaja. Sedangkan dalam penelitian ini

mengambil sampel ibu sebagai wanita yang pernah melahirkan. Sehingga dengan

perbedaan kriteria sampel yang diambil peneliti memungkinkan terjadinya

perbedaan hasil.

Seorang remaja yang dalam perkembangannya sangat dipengaruhi dengan

lingkungan sosial tentu akan memperhatikan penghargaan diri di depan

lingkungan sosialnya. Mereka akan mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial

yang membuat mereka merasa cemburu, tidak nyaman dengan bentuk tubuhnya,

dan hal lain yang mengganggu mereka. Remaja mengalami masa pubertas

sehingga terjadi perubahan fisik secara dramatis yang juga menyebabkan

ketertarikan besar terhadap citra tubuh dibanding orang dewasa (Santrock, 2012).

Sedangkan bagi ibu cenderung lebih dewasa menghadapi lingkungan sosial

mereka sehingga dapat meminimalisir pengaruh lingkungan sosialnya dengan

kematangan. Hal ini lah yang membuat penghargaan diri di depan lingkungan

sosial tidak signifikan pengaruhnya terhadap body dissatisfaction pada ibu.

Tiga variabel terakhir yang memiliki pengaruh tidak signifikan adalah

usia, pendapatan keluarga, dan IMT. Variabel usia memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dengan arah hubungan positif. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian

Myers dan Crowther (2009) yang mengatakan bahwa individu dengan usia muda

memiliki afeksi negatif yang lebih besar dalam penampilan tubuhnya dibanding

dengan individu dengan usia yang lebih tua. Kaum ibu sebagai sampel dalam

penelitian ini berada pada rentang usia dewasa awal (19 – 40 tahun) dan dewasa

Page 99: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

86

86

madya (41 – 60 tahun). Hasil yang didapat dalam penelitian ini tidak signifikan

dengan arah hubungan positif yang berarti tidak signifikan dalam pengaruhnya

terhadap body dissatisfaction. Hal tersebut terjadi karena perbedaan rentang usia

dewasa awal dan dewasa madya hampir memiliki kecenderungan yang sama

terhadap body dissatisfaction (Augustus-Horvath & Tylka, 2011). Akan lain

halnya jika dibandingkan dengan wanita dengan rentang usia remaja dan rentang

usia dewasa akhir.

Sedangkan variabel pendapatan keluarga memiliki pengaruh yang tidak

signifikan dengan arah hubungan negatif. Hal ini berbeda dengan penelitian

Gjerdingen et al. (2009) bahwa pada sampel wanita satu bulan pasca melahirkan

yang memiliki pendapatan rendah dari berbagai ras dan budaya memiliki citra

tubuh negatif yang cukup tinggi, hal tersebut mempengaruhi body dissatisfaction

mereka. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena

penelitian ini menggunakan sampel penelitian ibu yang pernah melahirkan bukan

yang baru saja melahirkan. Seorang ibu yang pernah melahirkan dengan

pendapatan yang tinggi belum tentu memiliki nilai body dissatisfaction yang

rendah, begitu juga sebaliknya.

Hasil penelitian ini juga mendapatkan indeks massa tubuh (IMT) tidak

berpengaruh signifikan terhadap body dissatisfaction pada ibu dengan arah

hubungan negatif. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Grogan (2008) yang menyatakan bahwa IMT signifikan berpengaruh

terhadap body dissatisfaction. Namun jika diperhatikan sampel pada penelitian ini

terdiri dari seratus enam orang respondenyang memiliki IMT dengan kategori

Page 100: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

87

87

normal, maka adalah hal wajar jika IMT tidak memberi pengaruh signifikan

terhadap body dissatisfaction ibu. Sedangkan enam belas orang responden berada

pada kategori kurus dan sangat kurus, namun bagi kebanyakan wanita bentuk

tubuh yang menarik adalah tubuh langsing (Bucchianeri et al., 2013). Sedangkan

makna bentuk tubuhlangsing disini lebih diasosiasikan dengan IMT kategori

underweight (kurus). Sisanya, cukup banyak responden yang berada dalam

kategori gemuk dan sangat gemuk. Namun dalam penelitian Sarwer, Thompson,

dan Cash (2008) mengatakan bahwa individu yang memiliki berat badan berlebih

cenderung tidak sensitif lagi dengan pengalaman body dissatisfaction. Hal ini

terkait dengan ketidakberhasilan individu dalam menurunkan berat badannya,

yang pada akhirnya tidak lagi merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya.

5.3 Saran

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan

pertimbangan untuk dapat melengkapi penelitian selanjutnya, baik berupa saran

teoritis maupun saran praktis.

5.3.1 Saran teoritis

1. Terdapatfaktor lain di luarpenelitianini yang mungkinterkaiteratdenganbody

dissatisfaction pada ibu. Olehkarenaitu, penelitimenyarankan agar

penelitianmengenaibody dissatisfactionselanjutnyadapatmenambah variabel–

variabel di luarpenelitianini yang memilikipengaruhterhadapbody

dissatisfaction pada ibu, misalnya karakteristik keluarga (Vander Wal et al.,

2004).

Page 101: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

88

88

2. Peneliti juga menyarankan untuk memilih sampel dengan fokus pada wanita

yang baru saja melahirkan (ibu pasca melahirkan) seperti penelitian yang

dilakukan oleh Gjerdingen et al. (2009) dan juga fokus pada salah satu rentang

usia. Agar hasil yang didapatkan lebih kompleks dan dapat dilakukan

penelitian selanjutnya dengan sample beda rentang usia untuk melihat

perbedaan fenomana body dissatisfaction yang terjadi antar rentang usia.

5.3.2 Saran praktis

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, thin ideal internalization merupakan

prediktor terbesar terhadapbody dissatisfaction. Oleh karena itu peneliti

menyarankan agar setiap ibu sebagai wanita yang pernah melahirkan

memahami dan menerima kondisi tubuhnya sebagai suatu proses

perkembangan sebagai seorang wanita dewasa. Tidak perlu terpengaruh iklan,

membandingkan dengan orang lain yang bertubuh lebih indah, ataupun hal

lain yang yang membuat persepsi negatif tentang tubuh. Setiap wanita yang

melahirkan dianjurkan untuk tertap percaya diri dengan tubuhnya serta

mensyukuri anugerah lainnya yaitu memiliki anak.

2. Bagi ibu-ibu untuk memperbaiki persepsinya tentang bentuk tubuh setelah

pernah mengalami proses melahirkan. Tidak perlu menunda dalam memiliki

momongan karena tidak selamanya bentuk tubuh setelah melahirkan

berkonotasi buruk. Asalkan dapat menjaga pola makan yang baik dan benar

serta olahraga yang cukup dan tidak berlebihan tentunya akan menjaga

keindahan bantuk tubuh setelah melahirkan.

Page 102: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

88

DAFTAR PUSTAKA

Ata, R. N., Thompson, J. K., & Small, B. J. (2011).Effects of exposure to thin-

ideal media images on body dissatisfaction: testing the inclusion of a

disclaimer versus warning label. Body image, 10, 472-480.

Augustus-Horvath, C., & Tylka, T. L. (2011). The acceptance model of intuitive

eating: a comparison of women in emerging adulthood, early adulthood,

and middle adulthood. Journal of counseling psychology, 58(1), 110-125.

Bucchianeri, M. M., Arikian, A. J., Hannan, P. J., Eisenberg, M. E., & Neumark-

Sztainer, D. (2013). Body dissatisfaction from adolescene to young

adulthood: findings from a 10-year longitudinal study. Body image, 10(1),

1-15.

Cash, T. E. & Henry, P. E. (1995). Women's body images: the results of a national

survey in the USA. Sex roles, 33(1/2), 19-28.

Cash, T. F., Fleming, E. C., Alindogan, J., Steadman, L., & Whitehead, A. (2002).

Beyond body image as a trait the development and validation of the body

image states scale. Eating disorders, 10(2), 103-113.

Charles, N. & Kerr, M. (1986). Food for feminist thought. London: Unpublished.

Cooper, P. J., Taylor, M. J., Cooper, Z., & Fairburn, C. G. (1987). The

development and validation of the body shape questionnaire. International

journal of eating disorder, 6(4), 485-494.

Daley, K. A., Jimerson, D. C., Heatherton, T. F., Metzger, E. D., & Wolfe, B. E.

(2008). State self-esteem ratings in women with bulimia nervosa and

bulimia nervosa in remission. Eat disord, 55(2), 339-353.

Festinger, L. (1954). A theory of social comparison processes. Human relation, 7,

117-140.

Friedman, M. A., Dixon, A. E., Brownell, K. D., Whisman, M. A., & Wilfley, D.

E. (1999). Marital status, marital satisfaction, and body image

dissatisfaction. International journal of eating disorders, 26(1), 81-85.

Garner, D. M., Olmsted, M. P., & Polivy, J. (1983). The eating disorder inventory:

a measure of cognitive-behavioral dimensions of anorexia nervosa and

bulimia. Anorexia Nervosa, 173-184.

Page 103: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

89

Gjerdingen, D., Fontaine, P., Crow, S., McGovern, P., Center, B., & Miner, M.

(2009). Predictor of mothers‟ postpartum body dissatisfaction. Women

health, 49(6), 491-504.

Gonzalez-Marti, I., Bustos, J. G. F., Jordan, O. R. C., & Mayville, S. B. (2012).

Validation of a spanish version of the muscle appearance satisfaction

scale: escala de satisfacción muscular. Body image, 9, 517-523.

Grogan, S. (2008). Body image: understanding body dissatisfaction in men,

women, and children, 2nd edition. London: Routledge.

Gunarsa, S. (1982). Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: BPK Gunung

Mulia.

Heatherton, T. F. (1993). Body dissatisfaction, self-focus, and dieting status

among women. Psychology of addictive behaviors, 7(4), 225-231.

Heatherton, T. F., & Polivy, J. (1991). Development and validation of a scale for

measuring state self-esteem. Journal of personality and social psychology,

60(6), 895-910.

Jones, D. C. (2001). Social comparison and body image: attractiveness

comparisons to models and peers among adolescent girls and boys. Sex

roles, 45(9/10), 645-664.

Kostanski, M., & Gullone, E. (1998). Adolescent body image dissatisfaction:

relationships with self-esteem, anxiety, and depression controlling for

body mass. Journal of child psychology and psychiatry, 39(2), 255-262.

Lavender, J. M., & Anderson, D. A. (2010). Contribution of emotion regulation

difficulties to disordered eating and body dissatisfaction in college men.

International journal of eating disorders, 43(4), 352-357.

Martín J., Núñez L., Navarro, & Grijalvo. (2007). The rosenberg self-esteem

scale: translation and validation in university students. The spanish journal

of psychology. 10(2), 458-467.

Minchinton J,. (1993). Maximum Self-esteem. Golden Books Centre SDN.BHD:

Kuala Lumpur.

Myers, T. A., & Crowther, J. H. (2009). Social comparison as a predictor of body

dissatisfaction: a meta-analytic review. Journal of abnormal psychology,

118(4), 683-698.

Neumark-Sztainer, D., Paxton, S.J., Hannan, P.J., Haines, J. & Story, M. (2006).

Does body satisfaction matter? Five-year longitudinal associations

Page 104: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

90

90

between body satisfaction and health behaviors in adolescent females and

males. Journal of adolescent health, 39, 244-251.

O‟Brien, K. S., Caputi, P., Minto, R., Peoples, G., Hooper, C., Kell, S., Sawley, E.

(2009). Upward and downward physical appearance comparisons:

development of scales and examination of predictive qualities. Body

image, 6, 201-206.

Paap, C. E. & Gardner, R. M. (2011). Body image disturbance and relationship

satisfaction among college students. Personality and individual

differences, 51, 715-719.

Pokrajac-Bulian, A., & Živčić-Bećirević, I. (2005). Locus of control and self-

esteem as correlates of body dissatisfaction in Croatian university students.

European eating disorders review, 13(1), 54-60.

Santrock, J. W. (2002). Life-span development, edisi kelima (terjemahan). Jakarta:

Erlangga.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development, edisi ketigabelas (terjemahan).

Jakarta: Erlangga.

Sarwer, D., Thompson, J. K., & Cash, T. F. (2008). Body image and obesity in

adulthood. Psychiatric clinics of North America. 28, 69-87.

Secord, P. F. & Jourard, S. M. (1953). The appraisal of body-cathexis: body-

cathexis and the self. Journal of consulting psychology, 17(5), 343-347.

Shroff, H., Calogero, R. M., & Thompson, J. K. (2009). Assessment of body

image. Handbook of assessment of methods for eating behaviors and

weight-related problems, 115-136.

Slevec, J. H., & Tiggemann, M. (2010). Predictors of body dissatisfaction and

disordered eating in middle-aged women. Clinical psychology review, 31,

515-524

Stice, E., & Whitenton, K. (2002). Risk factors for body dissatisfaction in

adolescent girls a longitudinal investigation. Developmental psychology,

38(5), 669-678.

Swami, V., Salem, N., Furnham, A., & Tovee, M. J. (2008). Initial examination of

the validity and reliability of the female photographic figure rating scale

for body image assessment. Personality and individual differences, 44,

1752-1761.

Page 105: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

91

91

Thomas, K., Ricciardelli, L. A., & Williams, R. J. (2000). Gender traits and self-

concept as indicators of problem eating and body dissatisfaction among

children. Sex roles, 43(7-8), 441-458.

Thompson, B. (2004). Exploratory and confirmatory factor analysis:

Understanding concepts and applications. Washington DC: American

Psychological Association.

Thompson, J. K. & Heinberg, L. J. (1999). The media‟s influence on body image

disturbance and eating disorders: we‟ve reviled them, now can we

rehabilitate them. Journal of social issues, 55(2), 339-353.

Van Lange, P. A. M., Kruglanski, A. W., & Higgins, E. T. (2012). Handbook of

theories of social psychology, volume 1. California: SAGE Publications.

Vander Wal, J. S., & Thelen, M. H. (2000). Predictors of body image

dissatisfaction in elementary-age school girls. Eating behaviors, 1(2), 105-

122.

Vander Wal, J. S., & Thomas, N. (2004). Predictors of body image dissatisfaction

and disturbed eating attitudes and behaviors in African American and

Hispanic girls. Eating behaviors, 5(4), 291-301.

Vartanian, L. R., & Dey, S. (2013). Self-concept clarity, thin-ideal internalization,

and appearance-related social comparison as predictors of body

dissatisfaction. Body image, 10(4), 495-500.

Williamson, D. A., Gleaves, D. H., Watkins, P. C., & Schlundt, D. G. (1993).

Validation of self-ideal body size discrepancy as a measure of body

dissatisfaction. Journal of psychopathology and behavioral assessment,

15(1), 57-68.

Page 106: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

92

LAMPIRAN

Page 107: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

93

KUESIONER PENELITIAN

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Salam silaturahmi saya ucapkan, semoga Anda selalu mendapatkan

perlindungan Tuhan YME sehingga dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari

dengan baik. Peneliti adalah mahasiswa Program Sarjana Strata-1 (S1) Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat

ini sedang melakukan penelitian untuk penyelesaian skripsi. Peneliti

mengharapkan kesediaan Anda untuk bisa berpartisipasi dalam penelitian ini.

Silahkan Anda mengisi kuisisoner ini dengan mengikuti petunjuk

pengisian yang diberikan dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam

kuisioner ini. Anda diharapkan mengisi jawaban sesuai dengan keadaan Anda saat

ini. Data diri dan semua jawaban Anda akan diolah secara general, bukan

perorangan. Data dalam penelitian ini akan dijaga KERAHASIAAN nya dan

hanya untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu diharapkan Anda mengisi

jawaban Anda dengan sejujur-jujurnya.

Bantuan Anda dalam menjawab pernyataan-pernyataan pada kuesioner ini

merupakan bantuan yang amat besar bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu

saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Hormat saya,

(Muhamad Nursyaifuddin)

Page 108: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

94

94

Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini,

Nama : __________________________

Usia : ____ tahun

Jenis kelamin : L / P

Pendidikan terakhir : _______

Perkerjaan : _______________

Berat badan : ____kg

Tinggi badan : ____cm

Jumlah anak : _______

Usia anak terakhir : ____tahun

Total pendapatan keluarga (Lingkari salah satu):

a. < 1 juta b. 1 – 3 juta c. 3 – 5 juta d. > 5 juta

TTD

(________________)

Page 109: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

95

95

BAGIAN1

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana anda menilai diri anda saat

ini. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataannya, tidak ada jawaban yang

benar atau salah. Anda diminta untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau

ketidaksesuaian Anda pada setiap pernyataan yang diberikan. Berilah tanda silang

(X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:

SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa puas dengan tubuh saya ketika

melihatnya di cermin

2. Jika ada acara yang memaksa saya untuk melewatkan

waktu berolahraga saya merasa kecewa

3. Saya cenderung menanyakan seberapa ideal tubuh

saya pada keluarga dan kerabat

4. Saya puas dengan ukuran tubuh saya

5. Saya cenderung menghabiskan uang membeli

suplemen untuk memperindah tubuh saya

6. Penggunaan suplemen baik untuk membentuk tubuh

ideal

7. Saya merasa ketagihan untuk melakukan latihan

penurunan berat badan

8. Jika pelatihan saya buruk, akan mempengaruhi

kegiatan selanjutnya

9. Saya akan melakukan apa saja demi memperindah

tubuh saya

10. Saya akan tetap melakukan pelatihan meskipun tubuh

saya masih lelah akibat pelatihan sebelumnya

11. Saya menghabiskan banyak waktu untuk bercermin

12. Saya menghabiskan banyak waktu di tempat olahraga

seperti gym dan lain-lain karena kebanyakan orang

melakukan hal yang sama

13. Untuk memperoleh tubuh ideal, saya harus mampu

Page 110: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

96

96

bertahan dalam kegiatan rutin seperti berolahraga

14. Saya puas dengan bentuk tubuh ideal saya

15. Harga diri saya sangat tergantung pada penampilan

tubuh saya

16. Saya berolahraga lebih untuk mendapatkan tubuh

ideal

17. Saya harus mendapatkan tubuh yang ideal dengan

cara apapun

18. Saya menanyakan kepada orang lain mengenai

keindahan tubuh saya

19. Saya kurang bisa menahan keinginan

untukmelakukan pengecekan ukuran tubuh saya

BAGIAN 2

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana anda menilai diri anda saat

ini. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataannya, tidak ada jawaban yang

benar atau salah. Anda diminta untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau

ketidaksesuaian setiap pernyataan dengan kondisi anda. Berilah tanda silang (X)

pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:

SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya membandingkan diri saya dengan orang yang

terlihat lebih baik dari saya

2. Saya cenderung membandingkan daya tarik fisik

saya sendiri dengan model di majalah

3. Saya berpikir tentang bagaimana membandingkan

penampilan saya dengan model dan artis film

4. Di tempat olahraga seperti gym dan lain-lain, saya

ingin tahu apakah tubuh saya seperti orang dengan

tubuh yang sangat menarik di sana

5. Saya cenderung membandingkan diri saya dengan

orang yang saya pikir terlihat lebih baik dari saya

Page 111: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

97

97

6. Ketika melihat seseorang dengan tubuh yang

sempurna, saya cenderung bertanya bagaimana agar

saya dapat terlihat seperti mereka

7. Ketika melihat orang-orang yang terlihat cantik saya

cenderung bertanya bagaimana agar saya dapat

dibandingkan dengan mereka

8. Di pesta atau acara lainnya, saya membandingkan

penampilan fisik saya dengan penampilan fisik

orang lain yang sangat menarik

9. Saya membandingkan penampilan saya dangan

orang lain yang berpenampilan lebih menarik

daripada saya

10. Saya membandingkan tubuh saya dengan orang

yang memiliki tubuh lebih baik dari saya

11. Ketika melihat seseorang yang kurang menarik

secara fisik, saya berpikir tentang bagaimana

membandingkan tubuh saya dengan mereka

12. Saya cenderung untuk membandingkan tubuh saya

dengan orang lain yang memiliki tubuh di bawah

rata-rata

13. Di gym atau tempat olahraga lain, saya

membandingkan tubuh saya dengan mereka yang

bertubuh kurang atletis

14. Saya membandingkan diri saya dengan orang lain

yang terlihat kurang bagus dari saya

15. Saya berpikiran tentang bagaimana agar tubuh saya

lebih menarik dibandingkan orang yang kelebihan

berat badan

16. Pada pesta atau acara lain, saya sering

membandingkan penampilan saya dengan orang lain

yang berpenampilan kurang menarik

17. Seringkali saya membandingkan diri saya dengan

mereka yang kurang menarik secara fisik

18. Saya cenderung membandingkan penampilan fisik

saya dengan orang lain yang bertubuh kurang

menarik secara fisik

Page 112: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

98

98

BAGIAN 3

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana anda menilai diri anda saat

ini. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataannya, tidak ada jawaban yang

benar atau salah. Anda diminta untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau

ketidaksesuaian Anda pada setiap pernyataan yang diberikan. Berilah tanda silang

(X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:

SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa yakin dengan usaha saya dalam

menurunkan berat badan

2. Saya khawatir dengan anggapan orang lain mengenai

kesuksesan atau kegagalan saya

3. Saya merasa puas dengan tubuh saya sekarang

4. Saya merasa frustasi dengankegiatan olahraga yang

saya lakukan dalam menurunkan berat badan

5. Saya merasa memiliki masalah untuk memahami

hal-hal yang saya baca

6. Saya merasa bahwa orang lain menghormati dan

mengagumi saya

7. Saya kurang puas dengan berat badan saya

8. Saya merasa menyadari keadaan tubuh saya

9. Saya merasa sepintar orang lain

10. Saya merasa kurang puas dengan keadaan diri saya

11. Saya merasa puas terhadap tubuh saya

12. Saya puas dengan penampilan saya sekarang

13. Saya khawatir dengam apa yang orang lain pikirkan

tentang diri saya

14. Saya merasa yakin dapat memahami berbagai hal

15. Saya merasa lebih rendah dari orang lainpadasaatini

16. Saya merasa diri saya kurang menarik

17. Saya memperhatikankesan yang sayabuat

Page 113: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

99

99

18. Saya

merasabahwasekaranginisayamempunyaikemampuan

akademis yang kurangdaripada yang lain

19. Saya merasa seperti tidakmengerjakan sesuatu

dengan baik

20. Saya khawatir akan terlihat memalukan

BAGIAN 4

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana anda menilai diri anda saat

ini. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataannya, tidak ada jawaban yang

benar atau salah. Anda diminta untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau

ketidaksesuaian Anda pada setiap pernyataan yang diberikan. Berilah tanda silang

(X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:

SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Program acara di TVmerupakansumberinformasi

yang pentingtentang fashion dan bagaimana

menjadikan diri menarik

2. Saya merasa tertekan untuk menurunkan berat

badan saat melihat tayangan di TV atau majalah

3. Saya ingin tubuh saya terlihat seperti artis-artis di

TV

4. Saya membandingkan tubuh saya dengan tubuh

artis di TV dan film

5. Acara iklan di TVmerupakansumberinformasi

yang pentingtentang fashion dan bagaimana

menjadikan diri menarik

6. Saya merasa tertekan untuk terlihat cantik saat

melihat tayangan di TV atau majalah

7. Saya ingin tubuh saya terlihat seperti model-model

di majalah

8. Saya membandingkan penampilan saya dengan

penampilan artis di TV dan film

Page 114: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

100

100

9. Video clip musik di

TVmerupakansumberinformasi yang

pentingtentang fashion dan bagaimana menjadikan

diri menarik

10. Saya merasa tertekan untuk menjadi kurus saat

melihat tayangan di TV atau majalah

11. Saya ingin tubuh saya terlihat seperti artis-artis di

film

12. Saya membandingkan tubuh saya dengan tubuh

orang-orang yang tampil di majalah

13. Berbagai artikel, iklan, dan foto di majalah

merupakansumberinformasi yang pentingtentang

fashion dan bagaimana menjadikan diri menarik

14. Saya merasa tertekan untuk memiliki tubuh yang

sempurna saat melihat tayangan di TV atau

majalah

15. Saya berharap diri saya terlihat seperti model video

klip musik

16. Saya membandingkan penampilan saya dengan

penampilan orang-orang yang ada di majalah

17. Film serta artis-artisnya

merupakansumberinformasi yang pentingtentang

fashion dan bagaimana menjadikan diri menarik

18. Saya merasa tertekan untuk diet setelah melihat

tayangan di TV atau majalah

19. Saya berharap diri saya terlihat atletis seperti

model di majalah

20. Saya membandingkan tubuh saya dengan orang-

orang yang memiliki bentuk tubuh bagus

21. Orang-orang yang terkenal

merupakansumberinformasi yang pentingtentang

fashion dan bagaimana menjadikan diri menarik

22. Saya merasa tertekan untuk segera berolahraga

agar berat badan menurun setelah melihat tayangan

di TV atau majalah

23. Saya berharap diri saya terlihat atletis seperti

bintang olahraga

Page 115: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

101

101

24. Saya membandingkan tubuh saya dengan orang-

orang yang bertubuh atletis

25. Saya berusaha untuk terlihat seperti atlet olahraga

26. Saya merasa tertekan untuk mengubah penampilan

saya saat melihat tayangan di TV atau majalah

27. Saya berusaha untuk terlihat seperti artis-artis di

TV

Page 116: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

102

SYNTAX DAN PATH DIAGRAM

UJI VALIDITAS KONSTRUK BODY DISSATISFACTION DA NI=19 NO=183 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 PM SY FI=BODY.COR MO NX=19 NK=1 TD=SY LK BODY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 LX 19 1 FR TD 4 1 TD 12 11 TD 19 18 TD 5 3 TD 14 1 TD 14 4 TD 8 6 TD 11 1 TD 12 9 FR TD 16 12 TD 5 2 TD 3 2 TD 17 8 TD 18 11 TD 18 6 TD 15 11 TD 15 14 TD 13 10 FR TD 16 8 TD 16 11 TD 7 3 TD 6 5 TD 18 17 TD 14 11 TD 14 2 TD 18 5 TD 16 5 FR TD 16 2 TD 16 10 TD 16 9 TD 11 6 TD 10 2 TD 12 10 TD 12 1 TD 5 1 TD 14 13 FR TD 12 6 TD 15 5 TD 15 8 TD 7 1 TD 18 13 TD 11 8 TD 11 2 TD 2 1 TD 18 3 FR TD 16 3 TD 17 14 TD 15 12 TD 11 9 PD OU SS TV MI

Path Diagram Body Dissatisfaction

Page 117: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

103

103

UJI VALIDITAS KONSTRUK PERBANDINGAN SOSIAL

DA NI=10 NO=183 MA=PM

LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 PM SY FI=UPWARD.COR MO NX=10 NK=1 TD=SY LK UPWARD FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR TD 10 9 TD 6 3 TD 3 2 TD 10 8 TD 9 8 TD 9 3 TD 4 1 TD 7 6 PD OU SS TV MI

Path Diagram Upward Comparison

Page 118: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

104

104

UJI VALIDITAS KONSTRUK PERBANDINGAN SOSIAL DA NI=8 NO=183 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI=DOWNWARD.COR MO NX=8 NK=1 TD=SY LK DOWNWARD FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 7 5 TD 2 1 TD 3 2 TD 5 3 PD OU SS TV MI

Path Diagram Downward Comparison

Page 119: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

105

105

UJI VALIDITAS KONSTRUK SELF-ESTEEM DA NI=7 NO=183 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 PM SY FI=PERFORM.COR MO NX=7 NK=1 TD=SY LK PERFORMANCE FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 4 1 TD 6 4 TD 7 4 TD 5 1 PD OU SS TV MI

Path Diagram Performance Self-Esteem

Page 120: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

106

106

UJI VALIDITAS KONSTRUK SELF-ESTEEM DA NI=7 NO=183 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 PM SY FI=SOCIAL.COR MO NX=7 NK=1 TD=SY LK SOCIAL FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 5 4 TD 3 2 PD OU SS TV MI

Path Diagram Social Self-Esteem

Page 121: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

107

107

UJI VALIDITAS KONSTRUK SELF-ESTEEM DA NI=6 NO=183 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 PM SY FI=PHYSIC.COR MO NX=6 NK=1 TD=SY LK PHYSICAL FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 3 1 TD 3 2 TD 6 4 TD 4 2 PD OU SS TV MI

Path Diagram Physical Appearance Self-Esteem

Page 122: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

108

108

UJI VALIDITAS KONSTRUK THIN IDEAL INTERNALIZATION DA NI=27 NO=183 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 PM SY FI=THIN.COR MO NX=27 NK=1 TD=SY LK THIN IDEAL INTERNALIZATION FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 LX 19 1 FR LX 20 1 LX 21 1 LX 22 1 LX 23 1 LX 24 1 LX 25 1 LX 26 1 LX 27 1 FR TD 5 1 TD 21 13 TD 9 5 TD 9 1 TD 12 8 TD 21 17 TD 25 23 TD 17 16 TD 16 1 FR TD 15 14 TD 18 14 TD 13 2 TD 22 7 TD 18 2 TD 25 12 TD 20 4 TD 17 9 TD 27 9 FR TD 26 5 TD 21 6 TD 5 2 TD 22 14 TD 22 5 TD 23 5 TD 27 6 TD 13 11 TD 17 3 FR TD 4 1 TD 3 1 TD 25 9 TD 23 19 TD 25 24 TD 21 1 TD 26 21 TD 22 17 TD 19 12 FR TD 23 22 TD 18 4 TD 8 2 TD 15 8 TD 15 10 TD 15 1 TD 23 12 TD 20 12 TD 11 7 FR TD 26 4 TD 20 6 TD 20 8 TD 8 7 TD 12 7 TD 24 8 TD 17 8 TD 25 17 TD 25 1 FR TD 12 11 TD 13 1 TD 18 15 TD 24 10 TD 25 6 TD 26 25 TD 20 9 TD 21 5 TD 13 5 FR TD 13 9 TD 26 17 TD 22 4 TD 16 14 TD 22 9 TD 22 21 TD 21 19 TD 19 6 TD 23 10 FR TD 22 10 TD 27 15 TD 14 10 TD 17 14 TD 26 15 PD OU SS TV MI

Path Diagram Thin Ideal Internalization

Page 123: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

109

109

Output Regresi Stepwise

Regression

[DataSet1] C:\Users\Acer\Documents\Analisis Data

Skripsi\SPSS\SELESAI.sav

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1

BMI,

DOWNWARD,

PHYSIC,

PERFORM,

USIA,

PENDAPATAN,

SOCIAL, THIN,

UPWARDb

. Enter

a. Dependent Variable: BODY

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,689a ,474 ,447 6,92557

a. Predictors: (Constant), BMI, DOWNWARD, PHYSIC, PERFORM,

USIA, PENDAPATAN, SOCIAL, THIN, UPWARD

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 7485,921 9 831,769 17,342 ,000b

Residual 8297,679 173 47,963

Total 15783,600 182

a. Dependent Variable: BODY

b. Predictors: (Constant), BMI, DOWNWARD, PHYSIC, PERFORM, USIA, PENDAPATAN,

SOCIAL, THIN, UPWARD

Page 124: PENGARUH PERBANDINGAN SOSIAL, SELF-ESTEEM, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37518/2/MUHAMAD... · The researchers modify scales consists of Body Image Rating

110

110

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 20,373 8,473 2,404 ,017

UPWARD ,164 ,081 ,158 2,029 ,044

DOWNWARD ,224 ,080 ,208 2,778 ,006

PERFORM -,040 ,053 -,043 -,752 ,453

SOCIAL ,005 ,070 ,005 ,076 ,939

PHYSIC -,126 ,063 -,114 -2,012 ,046

THIN ,391 ,069 ,405 5,707 ,000

USIA ,022 ,055 ,023 ,398 ,691

PENDAPATAN -,574 ,559 -,060 -1,027 ,306

BMI -,164 ,581 -,016 -,282 ,778

a. Dependent Variable: BODY