pengaruh peran auditor internal terhadap

76
PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Oleh : Nurbaedah NIM: 205082000232 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009

Transcript of pengaruh peran auditor internal terhadap

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL

TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Oleh :

Nurbaedah

NIM: 205082000232

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009

ABSTRACT

Nurbaedah. Script title the influance of role Internal Auditor for the

Effectiveness of Accounting Departement Ekonomic and Social State Islamic

University Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H / 2009 M.

The purpose of this research is to know the influence of role internal

auditor for the effectiveness of Accounting Information System. This research

used primary data, object of the research consist of 30 internal auditor. Scondary

data also used to support the research, for analyzing the data research used SPSS

version 16.

The test conducted on hypotesis had shown that significant of the influence

of role internal auditor for the effectiveness of accounting information system.

Keywords: Auditor Internal, Accounting Information System

iv

ABSTRAK

Nurbaedah. Judul skripsi Pengaruh Peran Auditor Internal

Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi. Strata (SI) Konsentrasi

Auditing, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H / 2009 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Peran

Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dan

seberapa besar pengaruhnya. Pada penelitian ini digunakan data primer yang

diolah dari riset lapangan menggunakan angket dengan objek penelitian Auditor

Internal sebanyak

30 responden, dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Sedangkan

untuk metode analisis dan uji hipotesis menggunakan regresi linear sederhana,

lalu perhitungannya menggunakan program SPSS 16.

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa peran

auditor internal berpengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sistem

informasi akuntansi.

Kata Kunci: Auditor Internal, Sistem Informasi Akuntansi

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang karena nikmat-Nyalah telah sempurna segala

kebaikan. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin para nabi,

sholihin, amilin, abiding dan para mujahid yang berjihat fisabilillah, baginda kita

nabi Muhammad Rosullullah SAW. Tiada yang pantas terucap selain syukur

Ahamdullillahi Robbil’alamin akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP

EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai

masalah dan sepenuhnya menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah

semata-mata hasil usaha penulis sendiri. Melainkan berkat bantuan, sokongan dan

bimbingan yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Penyejuk mata, jiwa dan hatiku : ibuku yang tiada pernah berhenti untuk

memberikan apa yang beliau miliki hanya untukku dan bapak jangan pernah

lelah karena aku akan menyenangkan kalian dengan kasih sayangku.

2. Motivasi hidupku yang membuatku semangat untuk terus berusaha untuk

menjadi contoh bagi adikku tercinta Iwan Erwandi. Semoga kita selalu

menjadi anak-anak dan saudara yang membahagiakan dan membanggakan

orang tua kita dengan akhlaq kita.

3. Bapak Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing I sekaligus dekan

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang senantiasa ikhlas untuk meluangkan

waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi

ini. Semoga Allah selalu mencintai beliau karena kebaikan hatinya.

4. Ibu Rini, SE., Ak., Msi selaku dosen pembimbing II yang dengan kesabaran

hatinya memberikan penulis bimbingan dan semangat bahwa semua itu akan

menjadi mudah jika kita terus senantiasa berjuang dan berdoa. Semoga Allah

selalu memberikan kebahagian dan keberkahan di setiap langkahnya.

5. Bapak Prof., Dr, Ahmad Rodoni selaku dosen penguji ahli dalam ujian

komprehensif dan sidang skripsi.

iii

6. Bapak Afif sulfa, SE.,Ak.,Msi, Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., Msi, selaku dosen

penguji dalam ujian komprehensif dan ujian sidang skripsi.

7. Seluruh dosen dan karyawan dan semua orang yang selalu memfasilitasi

penulis dalam mengembangkan pengetahuan saya.

8. Teman-teman seperjuangan ku di akuntansi A angkatan 2005, Maya,

Devi, Fuah, Ita, Eny, Teguh, Ajid, Ocul, Rendy, Mas iwan, Arya, Padank,

Bedul, Ferdi, Ega, Ardy, dan teman-teman yang lain yang belum disebut

namanya.

9. Teman-teman di FEIS angkatan 2005 semoga kita terus bisa menjaga

silaturrahmi diantara kita.

10. Pimpinan dan segenap pegawai Bank yang dengan penuh

kebaikan memberikan penulis kesempatan untuk melakukan

riset dikantor bapak dan ibu.

11. semua pihak yang telah membantu penulis dan belum disebutkan namanya,

terima kasih atas semua bantuannya.

Penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, sehingga besar harapan penulis bagi segenap pembeca agar

bisa memberi masukan untuk perbaikan kedepan. Akhir kata, terima kasih

atas semua kerja samanya dan mohon maaf atas semua salah dan khilaf.

Jakarta, 29 September 2009

Nurbaedah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

ABSTRAK.................................................................................................. iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ................................................... 1

B. Perumusan Masalah.......................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat ......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit Internal .................................................................... 7

1. Pengertian Audit .......................................................... 7

2. Pengertian Auditor Internal ......................................... 11

3. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal ....... 15

4. Cara Auditor Internal Melayani Kebutuhan Manajemen 17

5. Standar Audit Internal.................................................. 18

6. Jenis-Jenis Kegiatan Audit Internal.............................. 19

7. Peran Auditor Internal................................................... 19

8. Fungsi Peran Internal Audit.......................................... 20

9. Keterlibatan Auditor Internal dalam Pengembangan

Sistem........................................................................... 21

B. Sistem Informasi Akuntansi ............................................. 24

1. Pengertian Sistem ........................................................ 24

2. Pengertian Informasi.................................................... 26

3. Pengertian Akuntansi ................................................... 27

4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ...................... 28

5. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ............................ 29

vi

6. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi………………….. 30

7. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi…………... 32

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi…………………………………. 33

9. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi………………. 34

10. Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi dengan

Auditor Internal………………………………………. 35

C. Kerangka Pemikiran ......................................................... 36

D. Hipotesis ............................................................................. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................ 39

B. Metode Penentuan Sampel ............................................... 39

C. Metode Pengumpulan Data .............................................. 39

1. Data Primer.................................................................... 40

2. Data Sekunder............................................................... 41

D. Metode Analisis Data ........................................................ 41

1. Uji Kualitas Data ........................................................... 41

a. Uji Validitas ........................................................... 41

b. Uji Reliabilitas.......................................................... 42

2. Uji Asumsi Klasik.......................................................... 43

a. Uji Heterokedastisitas.............................................. 43

b. Uji Normalitas.......................................................... 43

3. Uji Hipotesis.................................................................... 44

a. Regresi Linier Sederhana.......................................... 44

b. Uji R2 (Koefisien Determinasi)……………………. 45

c. Uji Statistik t………………………………………. 45

E. Operasional Variabel Penelitian ...................................... 45

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 49

A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................ 49

B. Karakteristik Responden................................................... 50

C. Hasil Analisis Deskriptif.................................................... 50

D. Hasil dan Pembahasan ...................................................... 53

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................ 53

2. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 55

a. Uji Heterokedastisitas ............................................. 55

b. Uji Normalitas ......................................................... 56

3. Uji Hipotesis.................................................................. 57

a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)................................. 57

b. Uji Statistik t...................................... ....................... 58

BAB V PENUTUP ............................................................................... 61

A. Kesimpulan ........................................................................ 61

B. Implikasi dan Saran .......................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 64

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal 16

3.1 Tingkat Peran auditor Internal 40

3.2 Kriteria Korelasi 43

3.3 Operasional Variabel 46

4.1 Gambaran Distribusi Kuesioner 51

4.2 Jenis Kelamin 51

4.3 Usia Responden 52

4.4 Tingkat pendidiikan Akhir 53

4.5 Lama Bekerja 53

4.6 Uji Validitas Innstrumen Pengaruh Auditor Internal 54

4.7 Uji Reliabilitas Pengaruh Peran auditor internal 55

4.8 Uji Validitas Instrumen Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi55

4.9 Uji Reliabilitas Instrumen Sistem Informasi Akuntansi 56

4.10 Uji R2 Koefisien Determinasi 56

4.11 Hasil Uji Statistikat 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 37

4.1 Uji Heterokedastisitas 55

4.2 Uji Normalitas 56

x iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini teknologi informasi menjadi sangat penting bagi perusahaan,

memberikan kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan keunggulan

kompetitif dan menawarkan kelengkapan untuk meningkatkan produktifitas,

dan akan memberikan keuntungan lebih banyak lagi di masa mendatang. Saat

ini semakin banyak nilai–nilai perusahaan yang telah bergeser dari hal-hal

yang bersifat tangible (misal persediaan, fasilitas, dan sebagainya), menjadi

bersifat intangible (misal informasi, pengetahuan, keahlian, reputasi,

kepercayaan, paten, dan sebagainya) kebanyakan asset-asset ini ditangani oleh

perusahaan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Kita telah mengetahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat

penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk

menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem

informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri.

Dengan kata lain, informasi yang handal akan dapat diperoleh melalui hasil

audit internal yang dilakukan oleh para pemeriksa atau pengawas internal

dalam perusahaan, karena lewat hasil audit internal tersebut di harapkan akan

dapat meningkatkan reliabilitas informasi tentang ” keadaan” dalam unit-unit

yang diawasinya.

1

Sistem informasi akuntansi sendiri adalah sebuah sistem yang

memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat

untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Dalam hal

ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam

memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan

apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan

perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor internal berperan sebaik

mungkin melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan penilaian dan

evaluasi terhadap sistem dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

Berperannya auditor internal yang optimal diharapkan akan berpengaruh

terhadap proses manajemen agar lebih objektif dan tujuan perusahaan

tercapai. Laporan evaluasi dan penilaian auditor internal terhadap pencapaian

tujuan perusahaan merupakan umpan balik kepada para manajer dalam

melaksanakan tugasnya.

Salah satu upaya yang dilakukan auditor internal dalam memeriksa

sistem informasi akuntansi adalah dengan melihat apakah sistem informasi

akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah akurat, maksudnya adalah sejauh

mana sistem informasi itu bebas dari kesalahan, tidak bias atau menyesatkan.

Secara ideal semua sistem informasi akuntansi yang dihasilkan harus seakurat

mungkin. Selain itu auditor internal harus melihat apakah sistem informasi

akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan sudah relevan, maksudnya

adalah sistem informasi akuntansi harus dapat menambah pengetahuan atau

2

nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian,

menaikkan kemampuan untuk memprediksi, menegaskan atau membenarkan

ekspektasi semula.

Peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah

sistem informasi akuntansi yang dijalankan suatu perusahaan sudah cukup

baik atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu

bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem

informasi yang tepat karena sistem informasi akuntansi yang tepat dapat

membantu kebijakan manajemen dalam merencanakan program dan

menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai

sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.

Sistem informasi yang tepat itu sendiri digolongkan ke dalam sistem

yang lebih kecil, menurut Mc Leod Jr, Raymond (2001) sistem informasi

dapat dibagi menjadi lima subsistem yang meliputi: sistem informasi

akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem informasi pendukung

keputusan, sistem informasi otomatisasi akuntansi, dan sistem informasi

pakar. Dari lima subsistem tersebut, sistem informasi akuntansi yang

merupakan sistem informasi yang lebih dahulu dikenal. Sistem informasi

akuntansi ini digunakan untuk mengolah data.

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan pada umumnya baik itu

perusahaan manufaktur, dagang, maupun jasa sangat memerlukan sistem

informasi akuntansi yang efisien dan efektif khususnya dalam menyajikan

informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen maupun berbagai pihak

3

diluar perusahaan yang membutuhkannya. Informasi memang menjadi

penentu dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan itu

sendiri maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, oleh

karena itu dibutuhkan peran auditor internal dalam memeriksa apakah sistem

informasi akuntansi yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah dijalankan

secara efisien dan efektif.

Auditor internal disamping memberikan jasa dibidang audit seringkali

memberikan jasa tambahan yang berkaitan dengan audit, antara lain

membantu para manajer mencegah terjadinya penyimpangan, melaksanakan

penyidikan, pemalsuan, mengelola hubungan dengan para auditor eksternal,

memeriksa sistem informasi, Apakah yang dijalankan perusahaan sudah

akurat, namun seberapa besar pengaruh auditor internal terhadap sistem

informasi akuntansi suatu perusahaan tidak diketahui secara pasti apakah

berpengaruh atau tidak. Untuk itu peneliti mencoba meneliti ”Pengaruh

Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi

Akuntansi”. Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan

Bariyyah (2007), adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah:

4

Tabel 1.1

Perbedaan penelitian yang dilakukan Bariyyah dengan penelitian yang

dilakukan peneliti Keterangan Bariyyah (2007) Penelitian Sekarang

Subjek Penelitian Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan

perbankan (Studi Kasus)

Variabel Penelitian Pengaruh auditor internal

terhadap efektivitas manajemen

risiko perusahaan

Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun

2007

Fokus penelitian adalah perusahaan perbankan di

jakarta (Studi Empiris)

Penelitian mengarah pada:

Pengaruh peran auditor internal

terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi

Penelitian dilakukan pada

tahun 2009

Sumber: Data diolah

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas

maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah peran auditor internal

mempunyai pengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian mengenai pengaruh

peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi

adalah sebagai berikut: Untuk menganalisis pengaruh peran auditor

internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.

5

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan informasi bagi perusahaan mengenai pengaruh

peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi

sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan, memberikan

gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis.

b. Bagi Peneliti Operasi Yang Kompleks

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh

pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh peran auditor internal

terhadap perusahaan dengan mengefektifkan sistem informasi

akuntansi.

c. Bagi Pembaca

Dapat digunakan sebagai salah satu bacaan dan ilmu

pengetahuan tentang pengaruh peran auditor internal terhadap

efektivitas sistem informasi akuntansi.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit Internal

1. Pengertian Audit

William C. Boynton (2006:5) menurut ” Report of the Committee

on Basic Concepts of the American Accounting Association” (Accounting

Review, vol.47 2004) memberikan definisi Auditing sebagai berikut:

“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapikan sebelumnya serta penyampaian hasil-

hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Suatu Proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang

logis, terstruktur, dan terorganisir. ASB (Dewan standar Auditing)

menerbitkan GAAS (Standar Auditing yang Berlaku Umum) yang

digunakan sebagai pedoman profesional berkaitan dengan proses audit.

b. Memperoleh dan Mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa

daftar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksan tersebut tanpa

memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan

(entitas) yang membuat asersi tersebut.

7

c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi

yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek

pokok auditing.

d. Derajat Kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat

diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan

sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan, misalnya GAAP.

f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukan

derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.

g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan

temuan-temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka adalah para

pemegang saham, investor, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan

masyarakat luas.

Menurut Halim (2001), definisi audit yang sangat terkenal adalah

definisi yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Auditing

Concepts) yang mendefinisikan auditing sebagai:

“Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-

bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan

kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuain antara asersi-asersi

tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”.

8

Definisi tersebut dapat diuraikan 7 elemen yang harus diperhatikan

dalam melaksanakan audit, yaitu:

a. Proses Yang Sistematik

Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang

bersifat logis, terstruktur dan terorganisir.

b. Menghimpun dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif

Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses

untuk menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh

individu maupun entitas.

c. Asersi Tentang Berbagai Tindakan dan Kejadian Ekonomi

Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian

pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab

atas pernyataan tersebut.

d. Menentukan Tingkat Kesesuaian (Degree of Correspondence)

Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti

dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya

asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan.

e. Kriteria yang ditentukan

Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukur untuk

mempertimbangkan (judgment) asersi atau representasi.

9

f. Menyampaikan Hasil-Hasilnya

Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan

tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan

kriteria yang telah ditentukan.

g. Para Pemakai yang Berkepentingan

Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil

keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang

diinformasikan melalui laporan audit, dan laporan lainnya.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga elemen

fundamental dalam auditing, yaitu:

a. Seorang auditor harus independen.

b. Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence) untuk mendukung

pendapatnya.

c. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan (report).

Menurut Agoes (2000:1) auditing adalah:

"Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh

pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun

oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan”.

Menurut Susan Irawati (2008:2) audit adalah:

“Suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi

bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang mencerminkan dari

informasi keuangan suatu perusahaan tertentu. Tujuannya adalah untuk

memberikan laporan mengenai adanya tingkat persediaan antara informasi

kuantitatif dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan pernah

dilakukan oleh orang-orang independen dan kompeten”.

10

2. Pengertian Auditor Internal

Auditor internal seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara

berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen

senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan

auditor.

Institute of internal auditor (2001) auditor internal di definisikan

sebagai berikut:

“Suatu aktivitas independen, objektif dan pemberian konsultasi yang

dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi-operasi

organisasi. Seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuan-

tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin

untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko,

kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi”.

Pengertian tersebut mengandung beberapa hal, yaitu: 1) internal

menunjukkan bahwa auditing adalah dikerjakan dalam suatu organisasi

oleh para internal auditor, 2) fungsi penilaian independen membuat

auditing menjadi jelas bahwa tidak ada keterbatasan atau rintangan pada

pertimbangan auditor, 3) ditetapkan menyatakan bahwa entitas secara

khusus memberikan kewenangan terhadap fungsi internal audit, 4)

meznguji dan mengevaluasi menjelaskan sifat internal audting pertama

mencari fakta dan evaluasi hasil, 5) aktivitas menunjukan bahwa seluruh

aktivitas organisasi berada dalam lingkup internal audit, dan 6) jasa

kepada organisasi mengindikasikan bahwa internal auditing ada untuk

membantu atau memberi manfaat kepada organisasi.

11

Menurut Susan Irawati (2008:6) ”Auditor internal adalah:

“Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal

terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern

perusahaan”.

Menurut Mulyadi (2008:29) “Auditor intern adalah:

“Auditor yang bekerja dalam perusahaan (prusahaan negara maupun

perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan

organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan

organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh

bagian berbagai organisasi”.

Menurut Amin Widjaja (2008:2) konsorsium organisasi profesi

auditor internal di indonesia mendefinisikan internal audit sebagai berikut:

“Internal audit adalah kegiatan asurance dan konsultasi yang independen

dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan

meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu

organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang

sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance”.

Lembaga auditor internal (institute of internal auditors IIA)

mendefinisikan audit internal sebagai fungsi penilaian independen yang

dibentuk dalam perusahaan untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai

aktivitasnya sebagai layanan bagi perusahaan.

Auditor internal adalah sebuah profesi yang dinamis yang

mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya sangat beradaptasi

terhadap perubahan-perubahan struktur, proses dan teknologi

organisasinya. Professionalisme dan komitmen terhadap keunggulan di

12

fasilitasi dengan operasi dalam kerangka kerja praktek yang professional

yang ditetapkan oleh institute of internal auditor.

Aktivitas auditor internal dilakukan dalam kondisi budaya yang

beragam dalam organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan, ukuran,

maupun struktur dan oleh orang di dalam atau luar organisasi. Perbedaan

ini bisa jadi mempengaruhi praktek auditor internal di setiap kondisi.

Namun kepatuhan terhadap standard for the professional practice of

internal auditing (standar) merupakan hal yang penting untuk mencapai

tanggung jawab auditor internal.

Definisi di atas jika diartikan sebagai berikut: auditor internal adalah

suatu aktivitas yang independen, objektif, memberikan jaminan dan

konsultasi yang dibuat untuk memberikan nilai serta meningkatkan operasi

suatu organisasi. Auditor internal membantu suatu organisasi untuk

mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan

disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan sistem

informasi akuntansi. Auditor internal adalah profesi yang dinamis dan

berkembang yang mengantisipasi perubahan di dalam struktur organisasi,

profesi dan teknologi. Professionalisme dan komitmen yang unggul

dilakukan di dalam kerangka kerja pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh

the institute of internal auditor.

Definisi terbaru tersebut bisa diketahui betapa auditor internal sudah

berkembang dan berubah dari hanya proses reperforming contols menjadi

suatu aktivitas yang memberikan nilai bagi perusahaan. Auditor internal

13

membentu perusahaan dengan memeriksa sistem informasi akuntansi

tersebut. Auditor internal diharapkan mampu membantu mengantisipasi

perubahan di dalam lingkungan usahanya dan melalui peran mereka,

perusahaan mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang

berubah. Tidak hanya itu saja, auditor yang dulunya hanya melakukan

pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis, sekarang auditor

berkepentingan untuk memberikan nilai yang berguna bagi perusahaan

untuk masa sekarang dan juga yang akan datang. Auditor diharapkan

mampu memberikan sarana dan kontribusi bagi manajemen perusahaan

atas keputusan yang akan diambilnya dimasa yang akan datang juga

dilibatkan dalam perencanaan keputusan strategis perusahaan.

Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang penting dari

auditor internal. Informasi semakin berharga jika dapat memberikan suatu

gambaran yang utuh dari permasalahan, atau pemecahan masalah. Namun

informasi yang berlebihan, sama sekali bukan merupakan keuntungan,

melainkan justru merupakan suatu ancaman tersendiri, karena sangat

mungkin terjadi pada pihak pengguna informasi (manajemen perusahaan)

misalnya akan mengabaikan sebagian bahkan seluruh informasi yang ada.

Para auditor internal harus menggunakan sistem informasi akuntansi untuk

memudahkan dalam mengaudit suatu perusahaan.

14

Menurut Susan Irawati (2008:6) Auditor internal adalah:

”Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal

terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern perusahaan”.

3. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal

Aktivitas auditor internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih

dalam hal penelaah kecukupan kontrol pada fungsi akuntansi, namun

perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak dari pada

kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda.

Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini atas

laporan keuangan perusahaan, yang bertujuan menentukan kewajaran

penyajian posisi keungan perusahaan dan hasil untuk periode tersebut.

Mereka juga meyakinkan bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum GAAP (Generally Accepted

Accounting Principles) dan diterapkan secara konsisten dengan tahun

sebelumnya, bahwa aktiva telah diamankan dengan semestinya.

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam

menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif dan bertindak sebagai

penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan

mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan

efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang

penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan

dan resiko terkait dalam menjalankan usaha.

Penelaah internal atas kontrol di bidang akuntansi merupakan hal yang

penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini, kerugian akibat

15

proses produksi yang salah, perekayasaan, pemasaran atau pengelolaan

persediaan bisa jadi lebih besar dibandingkan kerugian akibat kelemahan

dibidang keuangan. Audit eksternal memiliki fokus yang sempit, sementara

auditor internal memiliki ruang lingkup yang komprehensif.

Auditor eksternal tidak terlalu memperhatikan kecurangan atau

pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak

material terhadap laporan keuangan, dilain pihak auditor internal sangat

memperhatikan pemborosan dan kecurangan dari manapun sumbernya dan

secuil apapun jumlahnya.

Tabel 2.1

Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal

NO Auditor Internal Auditor Eksternal

1 Merupakan karyawan perusahaan Merupakan orang yang

independen di luar perusahaan

2 Melayani kebutuhan organisasi,

meskipun fungsinya harus dikelola

perusahaan

3 Fokus pada kejadian – kejadian di masa

depan dengan mengevaluasi kontrol yang

dirancang untuk meyakinkan pencapaian

tujuan organisasi

4 Langsung berkaitan dengan pencegahan

kecurangan dalam segala bentuknya atau

perluasan dalam setiap aktivitas yang

ditelaah

Melayani pihak ketiga yang

memerlukan informasi keuangan

yang dapat diandalkan

Fokus pada ketetapan dan

kemudahan pemahaman dari

kejadian–kejadian masa lalu

yang dinyatakan dalam laporan

keuangan

Sekali-kali memperhatikan

pencegahan dan pendektesian

kecurangan secara umum, namun

akan memberikan perhatian lebih

bila kecurangan tersebut akan

mempengaruhi laporan keuangan

secara material

5 Menelaah aktivitas secara terus - menerus Menelaah catatan-catatan yang mendukung laopran keuangan

secara periodik, biasanya satu

tahun sekali

Sumber: Sawyer’s (2005:7)

16

Menurut Susan Irawati (2008), persamaan audit internal dan audit eksternal

adalah sebagai berikut:

a. Diperlukan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup dalam

bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan komputerisasi.

b. Harus membuat rencana audit, program audit secara tertulis.

c. Harus membuat dokumentasi audit lengkap dan jelas, dalam kertas kerja

audit.

d. Staf audit harus melaksanakan pendidikan profesi berkelanjutan.

e. Harus memiliki audit manual sebagai pedoman auditing.

f. Harus memiliki kode etik dan sistem pengendalian mutu.

4. Cara Auditor Internal Melayani Kebutuhan Manajemen

Auditor internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen,

dan staff audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan

organisasi diatas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan audit disesuaikan

dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada

dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap

manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.

Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring

dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan

pemerintah. Departemen audit internal mampu membantu manajemen

dalam:

a. Mengawasi kegiatan yang tidak dapat diawasi oleh manajemen puncak

b. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko

17

c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior

d. Membantu manajemen dalam bidang teknis

e. Membantu proses pengambilan keputusan

f. Menganalisis masa lalu dan masa depan

g. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan

5. Standar Audit Internal

Berdasarkan Institute of Internal Auditor ( 2001 ), tujuan dari audit

internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem

pengendalian internal perusahaan, serta menetapkan keluasan dari

pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan. Kelima standar

lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor

internal:

a. Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi operasional

dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur,

diklasifikasi dan dilaporkan.

b. Menetapkan apakah sistem telah didesain untuk sesuai dengan kebijakan

operasional dan pelaporan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan

yang berlaku.

c. Melakukan tinjauan mengenai bagaimana asset dijaga, dan

memverifikasi keberadaan asset tersebut.

d. Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapkan seberapa

efektif dan efisien mereka digunakan.

18

e. Melakukan tinjauan atas operasional dan program perusahaan, untuk

menetapkan apakah mereka telah dilakukan sesuai dengan rencana dan

apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka.

6. Jenis – jenis Kegiatan Audit Internal

Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan yaitu:

a. Audit keuangan memeriksa keandalan dan integritas catatan-catatan

akuntansi (baik informasi keuangan dan operasional) dan

menghubungkannya dengan standar pertama dari kelima standar

lingkup audit internal.

b. Audit sistem informasi akuntansi melakukan tinjauan atas pengendalian

SIA untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur

pengendalian serta efektifitas dalam menjaga asset perusahaan.

c. Audit operasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara

ekonomis dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan

yang telah ditetapkan.

7. Peran Auditor Intern

Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan merupakan peran

dari auditor intern dalam perusahaan (Tugiman, 2006:17):

a. Compliance

Aktivitas ini untuk menilai sampai sejauh mana tingkat

kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan-

peraturan dan praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan

peraturan pemerintah yang mempunyai aturan.

19

b. Verifikasi

Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan

berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta

memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan

kekayaan phisik serta hasil operasi perusahaan.

c. Evaluasi

Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian intern yang ditetapkan

perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan

operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas

pelaksanaannya.

d. Merekomendasi

Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak

manajemen.

8. Fungsi Peran Internal Audit

Keseluruhan tujuan pemeriksaan intern adalah untuk membantu

segenap anggota manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka

secara efektif, dengan memberi mereka analisis, saran dan komentar yang

objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa. Untuk mencapai

keseluruhan tujuan ini, maka auditor internal harus melakukan beberapa

aktivitas sebagai berikut:

20

a. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi

keuangan dan operasi lainnya.

b. Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap

kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapakn.

c. Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan dipertanggung

jawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian.

d. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan

oleh perusahaan.

e. Menilai prestasi kerja para pejabat/pelaksana dalam menyelesaikan

tanggung jawab yang telah ditugaskan.

9. Keterlibatan Auditor Intern Dalam Pengembangan Sistem

Keterlibatan auditor inten dapat ditinjau dari setiap tahapan dalam

System Development Life Cycle memiliki tujuan dan manfaat, sebagai

berikut:

a. Tahap Perencanaan

Menurut Hall (2007) dalam tahap ini akuntan ataupun auditor

internal sering diminta untuk memberikan keahlian mereka untuk

mengevaluasi kelayakan sebuah proyek, mereview masalah kelayakan

ekonomi, kelayakan perencanaan sistem pengendalian intern dan

kelayakan operasi

b. Tahap Analisis Sistem.

Peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan audit

pada sistem yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan dengan latar

21

belakang pendidikan formal dan informalnya menunjukan bahwa ia

memiliki keahlian untuk melakukan analisis sistem.

Akuntan akan melakukan survey sistem untuk memahami

elemen-elemen penting dari sistem yang digunakan saat ini dan

menentukan kebutuhan informasi pemakai akhir, standar kontrol

internal, kebutuhan jejak audit, dan prosedur-prosedur dimandatkan jelas

merupakan tugas-tugas penting untuk menentukan persyaratan sistem

yang baru sehingga diharapkan sistem yang nantinya dipakai akan

kompatibel dengan audit lanjutan yang akan digunakan.

f. Tahap Desain Sistem

Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam memanfaatkan

keahlian transaksinya, pean ini dilakukan dalam hal:

Desain sistem konseptual, disini akuntan bertanggung jawab

untuk sistem konseptual (arus informasi ogis) dan profesional

bertanggung jawab terhadap sistem fisik (pekerjaan teknis untuk

membangun sistem), diman dalam melakukan perannya ini akuntan

harus mempertimbangkan bahwa setiap sistem harus dikontrol secara

memadai, jejak audit yang harus dilestarikan, konversi akuntansi dan

persyaratan-persyaratan hukum harus dipahami.

g. Tahap Implementasi sistem

Dalm tahap ini secara rinci internal auditor, harus terlibat dalam

craa-cara berikut ini:

22

1) Menspesifikasi standar dokumen.

Auditor intern ikut serta menentukan spesifikasi dokumentasi

sistem agar nantinya dalam pemeriksaan dapat mudah, maka akuntan

harus aktif mendorong para pemakai sistem untuk taat pada standar

dokumentasi yang telah diterapkan.

2) Menverifikasi kelayakan kontrol

Tugas ini tidak semata-mata berdiri sendiri tetapi merupakan

rangkaian atas usulan struktur pengendalian intern yang dibuat oleh

auditor intern dalam fase sebelumnya. Pada tahap implementasi inilah

review kembali apakah SPI yang telah ditetapkan memiliki

keterbatasan yang cukup besar atau tidak.

3) Review konversi sistem lama ke sistem baru

Untuk memastikan bahwa data-data akurat selama proses

penggantian tersebut. Review terhadap ketepatan uji data dan hasil uji.

h. Tahap Pengoperasian Sistem

Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai

ketepatan pengendalian dalam operasi sistem, kaitannya dengan

pemeliharaan sistem. Pada tahap ini pula auditor intern harus secara aktif

memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan

standar pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya.

23

B. Sistem Informasi Akuntansi

1. Pegertian Sistem

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Tidak semua sistem

memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi susunan dasar adalah: Input,

Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan. (Mc Leod, JR,

2001:11).

Menurut Jogiyanto (2003:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald

dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada

prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut:

“ Suatu sistem adalah suatu jaringan yang saling berhubungan, berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

suatu sasaran yang tertentu”.

Sedangkan prosedur menurut Jogiyanto (2003:1) mengutip dari

Richard F. Neuschel, didefinisikan sebagai berikut:

“Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who)

yang mengerjakan, kapan (when) dikerjakan, dan bagaimana (how)

mengerjakannya.

Krismiaji (2002:29) mendefinisikan sistem sebagai serangkaian

komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan.

Sedangkan definisi sistem menurut Mulyadi (2005:2) sebagai berikut: a)

Setiap sistem terdiri atas unsur-unsur. b) Unsur-unsur tersebut merupakan

bagian terpadu sistem yang bersangkutan. c) Unsur-unsur tersebut bekerja

sama untuk mencapai tujuan sistem. d) Suatu sistem merupakan bagian dari

sistem lain yang lebih besar. Sedangkan pengertian prosedur menurut Zaki

24

Baridwan (2000:3) adalah merupakan urutan pekerjaan klerikal yang

melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk

menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi yang sering

terjadi.

Sistem dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Sistem Lingkaran Terbuka adalah sistem yang tidak mempunyai elemen

mekanisme kontrol, dan tujuan dan sistem ini juga

b. Sistem Lingkaran Tertutup adalah sistem yang disertai oleh adanya

elemen mekanisme kontrol dan tujuan.

Sedangkan sifat sistem terdiri dari empat kelompok diantaranya

adalah:

a. Sistem terbuka adalah Sistem yang dihubungkan dengan

lingkungannya melalui arus sumberdaya.

b. Sistem Tertutup adalah Sistem yang sama sekali tidak berhubungan

dengan lingkungannya.

c. Sistem Fisik: sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik

d. Sistem Konseptual: sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual

(data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.

25

2. Pengertian Informasi

Dibawah ini adalah pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh

para ahli diantaranya yaitu:

Menurut Hall (2007:14) ”informasi adalah proses dan pemakai

melakukan suatu tindakan yang dapat dilakukan atau tidak dilakukan”.

Menurut Mc Leod. Jr (2001:15) ”Informasi adalah data yang telah

diproses atau data yang memiliki arti”.

Menurut Wahyono (2004:23) yang dikutip dari bukunya Gordon

B. Davis, informasi adalah:

“informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna

bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam

keputusan sekarang maupun masa depan”.

Informasi sangat penting dalam suatu organisasi, informasi

mengarahkan dan memperlancar kegiatan sehari-hari. Suatu sistem yang

kurang dapat informasi akan menjadi kerdil dan kurang berguna karena

masukan-masukan dari data kurang berfungsi dengan baik.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi

merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yag lebih

berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian nyata (fakta) yang digunakan dalam pengambilan

keputusan. Dengan kata lain, informasi adalah fakta yang mempunyai arti

dan berguna untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi berbeda dengan

data, karena informasi merupakan hasil akhir atau keluaran suatu sistem

26

informasi. Sedangkan data merupakan bahan yang akan diolah oleh sistem

informasi. Data dapat berupa angka, tulisan, gambar dan bahkan simbol.

3. Pengertian Akuntansi

Ada beberapa didefinisikan yang dikemukakan oleh para ahli adalah

sebagai berikut:

Menurut Niswonger, Werren, Reeve dan Fees (2006:6) Akuntansi

adalah sebagai berikut:

“Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada

pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi

perusahaan”.

Menurut Riahi-Belkaoui (2001:38) Akuntansi adalah:

”Suatu aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi

kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik

yang dioperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan

ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada”.

Menurut Kieso, Weygandt & Warfield (2002:2) Akuntansi bisa

didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting

dari akuntansi:

(1) Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi

keuangan tentang (2) Entitas ekonomi kepada (3) Pemakai yang

berkepentingan.

Akuntansi merupakan suatu sistem yang memberikan inforamasi

kuantitatif bisnis-bisnis ekonomi, terutama sifat-sifat keuangan yang

ditujukan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomis.

27

4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Kita telah mengetahui bahwa informasi merupakan hal yang

sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk

menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu

sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan

itu sendiri. Dan dibawah dijelaskan beberapa pengertian sistem informasi

akuntansi menurut para ahli:

Menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi adalah sebagai

berikut:

”Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang di

koordinasikan sedemikian rupa, untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen, guna memudahkan pengelolaan

perusahaan”.

Menurut Krismiaji (2002:4) sistem informasi akuntansi adalah

sebagai berikut:

”Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data

dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk

merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”.

Menurut Jogiyanto (2003:225) sistem informasi akuntansi adalah

sebagai berikut:

”Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi yang merekam

dan melaporkan transaksi bisnis aliran dana dalam organisasi, dan menghasilkan laporan keuangan”.

Menurut Wahyono (2004:17) sistem informasi akuntansi adalah

sebagai berikut:

”Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh

manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk

mencapai suatu tujuan yaitu penyajian informasi”.

28

Menurut Dasaratha V.Rama/Frederic L.Jones (2008:6) sistem

informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

”Sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi

manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga

informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi

akuntansi”.

Berdasarkan keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi akuntansi dapat di definisikan sebagai suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas,

teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukan

untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi

rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya

terhadap kejadian – kejadian internal.

5. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2007:18), ada tiga tujuan utama yang umum bagi semua

sistem termasuk sistem akuntansi, yaitu:

a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (Stewardship) manajemen.

Kepengurusan merujuk ketanggung jawab manajemen untuk mengatur

sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan

informasi tentang kegunaan atau pemakai eksternal melalui laporan

keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara

internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari

berbagai laporan pertanggung jawaban.

29

b. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi

memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk

tanggung jawab pengambilan keputusan.

c. Untuk mendukung kegiatan informasi perusahaan hari demi hari. Sistem

informasi menyediakan informasi bagi ponsel informasi untuk membantu

mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

6. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson (1995:9) ada lima fungsi dari sistem informasi, adalah

sebagai berikut:

a. Pengumpulan data.

Upaya pengumpulan data biasanya terdiri dari penangkapan data

(data Capture) menarik data kedalam sistem. Setelah “ditangkap” data

biasanya dicatat kedalam formulir-formulir yang dikenal sebagai dokumen

sumber. Juga bisa diabsahkan (Validated) untuk menjamin kecermatan

dan dikelompokan agar bisa ditempatkan pada kategori yang telah

ditentukan, sebelumnya dan selanjutnya data bisa dipancarkan atau

dipindahkan dari tempat “penangkapan” ketempat “pemrosesan”.

b. Pemrosesan data.

Sebelum menjadi informasi yang berguna, data yang telah

dikumpulkan harus diproses terlebih dahulu. Disini bisa dilakukan tahap

pembahasan data yang terkumpul bisa diikhtisarkan dengan

menjumlahkan transaksi yang sejenis. Kadang data bisa dialihkan

(transcribed) kedokumen atau media lain. Data juga bisa ditumpuk dan

30

dengan mengumpulkan transaksi yang serupa dalam satu kelompok

dokumen. Selanjutnya, data yang telah ditumpuk biasanya dipilih untuk

disusun berdasarkan satu karakteristik tertentu. Jika data kuantitatif

dilibatkan, langkah perhitungan dan perbandingan sering dilakukan,

karena itu data bisa “diciptakan”.

c. Manajemen data.

Tugas manajemen data terdiri dari tiga langkah pokok yaitu:

penyimpanan, pemutakhiran dan pengambilan ulang. Penyimpangan data

bisa dilakukan dalam arsip, file atau database dengan cara yang relatif

permanen atau bersifat sementara menunggu pemrosesan selanjutnya.

Pemutakhiran menyesuaikan data yang tersimpan agar mencerminkan

operasi, peristiwa dan keputusan yang terbaru. Pengmbilan ulang

merupakan usaha pengambilan kembali data yang tersimpan untuk

diproses lebh lanjut agar dapat menjadi suatu informasi yang berguna.

d. Pengembalian dan pengamanan data.

Data yang dimasukan kedalam pemrosesan bisa salah, hilang, atau

dicuri selama pemrosesan, catatan bisa dipalsukan, dan sebagainya. Untuk

itu, maka salah satu tugas penting pada sistim informasi adalah

melindungi dan menjamin keakuratan termasuk informasinya. Alat kendali

dan cara pengamanan dapat meliputi otorisasi, laci khas yang terkunci,

rekonsiliasi, verifikasi, dan tinjauan.

31

e. Pengadaan informasi.

Tugas akhir dari sistem informasi yaitu penyampaian informasi

kepada pemakai. Pelaporan meliputi penyiapan laporan dari data yang

telah diproses, yang telah disimpan atau keduanya. Sedangkan

pengkomunikasian terdiri dari penyajian laporan sedemikian rupa agar

lebih dimengerti dan berguna bagi pemakai atau penyampaian laporan

secara langsung kepada pemakai.

7. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mc Leod Jr. (2001:306) jika dibandingkan dengan

sistem informasi yang lain sistem informasi akuntansi memiliki beberapa

karakteristik yang berbeda meliputi:

a. Melaksanakan tugas yang diperlukan. Perusahaan tidak memutuskan

untuk melaksanakan pengolahan data atau tidak. Perusahaan

diharuskan oleh undang-undang untuk memelihara catatan

kegiatannya. Elemen-elemen dalam lingkungan seperti pemerintah,

pemegang saham dan pemilik, serta masyarakat keungan menurut

perusahaan agar melakukan pengolahan data. Tetapi bahkan jika

lingkungan tidak memintanya manajemen perusahaan pasti

menerapkan sistem informasi akuntansi sebagai cara mencapai dan

menjaga pengendalian.

b. Berpegang pada prosedur yang relatif standar. Peraturan dan praktek

yang diterima menentukan cara pelaksanaan pengolahan data. Segala

32

jenis organisasi mengolah datanya dengan cara yang pada dasarnya

sama.

c. Menangani data yang rinci. Karena berbagai catatan pengolahan data

menjelaskan kegiatan perusahaan secara rinci, catatan tersebut

menyediakan jejak audit (audit trail). Jejak audit adalah kronologi

kegiatan yang dapat ditelusuri dari awal hingga ke akhir, dan dari akhir

ke awal.

d. Terutama berfokus historis. Data yang dikumpulkan oleh sistem

informasi akuntansi umumnya menjelaskan apa yang terjadi dimasa

lampau. Ini terutama terjadi jika berkelompok (batch) digunakan.

e. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal sistem informasi

akuntansi menghasilkan sebagai output informasi bagi manajer

perusahaan. Sebagai contoh laporan akuntansi standar seperti laporan

rugi laba dan neraca.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam

menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor-faktor itu merupakan hal

diluar sistem akuntansi tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem.

Dikutip pada buku sistem akuntansi oleh Zaki Baridwan (2000:7). Faktor-

faktor itu antara lain:

1) Perilaku manusia dalam organisasi

Perlu dipertimbangkan dalam menyusun informasi akuntansi

karena sistem informasi tidak mungkin berjalan tanpa manusia.

33

2) Penggunaan metode kuantitatif

Dengan metode kuantitaif informasi yang dihasilkan menjadi

dasar dalam pengambilan keputusan oleh manajemen akan lebih

terarah, sehingga keputusan yang dibuat akan lebih efektif.

3) Penggunaan komputer sebagai alat bantu

Kemampuan komputer untuk mengolah data jauh melebihi

kecatan manusia seperti:

a. Verifikasi, yaitu komputer dapat mengecek kebenaran maupun

kelayakan angka-angka yang menjadi input dan suatu proses.

b. Sortir, yaitu komputer memungkinkan untuk dilakukannya

persortiran data kedalam beberapa klasifikasi yang berbeda dengan

cepat.

c. Transmission, yaitu komputer dapat memindahkan data dari suatu

tempat ke tempat lainnya dengan cepat.

d. Perhitungan, yaitu dengan komputer perhitungan-perhitungan

dapat dilakukan dengan cepat.

9. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Ada beberapa pengguna sistem informasi akuntansi, seperti yang

dikutip pada buku sistem informasi akuntansi oleh George H. Bodnar dan

William S. Hopwood (2000:2), bahwa pemakaian sistem informasi dapat

dibagi dalam dua kelompok besar yaitu:

a. Pemakaian ekstern yang mencakup pemegang saham, investor,

kreditor, pemerintah, pelanggan dan pemasok, pesaing, serikat pekerja

34

dan masyarakat secara keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan

tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi akuntansi

suatu organsiasi sebagai keluaran ini bersifat rutin. Misalnya, transaksi

hutang dagang dengan pemasok, membutuhkan pengeluaran seperti

pesanan pembelian dan cek dari sistem informasi akuntansi organisasi

yang bersangkutan.

b. Pemakai intern terutama pada manajer, kebutuhannya bervariasi

tergantung pada tingkatnya dalam organisasi atau terhadap fungsi yang

mereka jalankan.

10. Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi dengan Auditor Internal

Sistem inforamsi akuntansi adalah sebuah sistem data dan transaksi

guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,

mengendalikan dan mengoperasikan bisinis. Dalam hal ini peran auditor

internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa sistem

informasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan apakah sistem

informasi akuntansi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan

atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan.

Oleh karena itu peran auditor internal sangatlah penting dalam

menentukan apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan

perusahaan sudah cukup baik atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin

tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara

menjalankan sistem informasi yang tepat karena sistem informsi yang

tepat akan membantu kebijakan manajemen merencanakan program dan

35

menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai

sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.

C. Kerangka Pemikiran

Abdul Hamid (2007:26) kerangka pemikiran merupakan sintesa dari

serangkaian teori yang sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi

atau alternatif dari serangkaian makalah yang ditetapkan. Kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.

Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian kali ini

adalah pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi

akuntansi. Seberapa besar pengaruhnya dan variabel apa yang paling dominan

berpengaruh.

Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses jasa

dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk

merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Dalam hal ini

peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam

memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan

apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah sesuai kebijakan perusahaan

atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan.

Peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah

sistem informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah cukup baik atau

tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu bersaing,

dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem informasi yang

36

tepat karena sistem informasi akuntansi yang tepat dapat membantu kebijakan

manajemen dalam merencanakan program dan menjalankan kegiatan

operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh

perusahaan.

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada

gambar 2.2 di bawah ini:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Efektivitas Sistem

Informasi Akuntansi

Peran Auditor

Internal

D. Hipotesis

Abdul Hamid (2007, 27) hipotesis merupakan dugaan sementara atas

hubungan dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis

dapat berarti jawaban sementara terhadap masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis

juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empirik

37

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Peran auditor internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem

informasi akuntansi.

Ha: Peran Auditor internal berpengaruh terhadap efektifitas sistem informasi

akuntansi.

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang memiliki

auditor internal dan sistem informasi akuntansi. Penelitian ini dilakukan untuk

mengungkapkan pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem

informasi akuntansi. Adapun objek penelitiannya adalah auditor internal.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan sampel populasi, dimana semua populasi yang bersangkutan

dijadikan sampel dalam penelitian ini

C. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan suatu keterangan yang dapat memberikan gambaran

tentang suatu keadaan atau persoalan. Data yang baik adalah data yang penuh

dengan tingkat kepercayaan yang tinggi serta tepat waktu melalui penjajakan

dalam observasi.

Menurut Sugiyono (2008:139) bila dilihat dari sumber datanya maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

”sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak

39

langsung memberikan data kepada pengumpul, misalnya melalui orang lain

atau melihat dokumen”.

Dalam pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan

beberapa metode pengumpulan data, yaitu:

1. Data Primer

Merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan data

primer. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan

meninjau secara langsung obyek penelitian, data yang diperoleh adalah

dengan menyebarkan kuesioner yang menggunakan skala ordinal.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui responden dengan

mengajukan dan menyebarkan beberapa pertanyaan secara tertulis.

Adapun yang menjadi responden penelitian ini adalah auditor internal.

Skala likert (Likert Scale) merupakan metode yang mengukur

sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap subjek,

objek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:104).

Adapun kriteria tingkat pengaruh peran auditor internal adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tingkat Pengaruh Peran Auditor Internal

Kriteria Presentasi Nilai Kondisi

Sangat Berpengaruh 5

Berpengaruh 4

Cukup Berpengaruh 3 Kurang Berpengaruh 2

Tidak Berpengaruh 1

40

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak

langsung tentang penelitian yang dilakukan dengan cara studi pustaka dari

berbagai buku, majalah, literatur atau tulisan lain yang dianggap memilki

hubungan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan metode deskriptif-

kuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk

menganalisis variabel independen yaitu peran auditor internal terhadap

variabel dependen yaitu efektivitas sistem informasi akuntansi. Metode

analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS

versi 16.

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana

data yang terdapat dikuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.

Pengujian validitas dilakukan terlebih dahulu dengan mempersiapkan

tabulasi jawaban responden atas pernyataan penelitian, dihitung angka

korelasional atau r hitung dari jawaban tiap responden untuk tiap butir

pertanyaan dengan jumlah nilai jawaban keseluruhan pertanyaan untuk

41

tiap responden. Angka korelasional tersebut dibandingkan dengan

angka kritis atau r kritis untuk seluruh responden dengan tingkat

signifikan 0.05 % pada tabel product Moment yang digunakan sebagai

rumus korelasi sebagai rumus korelasi. Suatu instrumen (setiap butir

pertanyaan atau pernyataan) dikatakan valid bila angka korelasional

yang diperoleh dari perhitungan yaitu r hitung lebih besar dari r tabel.

Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid yakni

jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga r tabel

pada taraf signifikasi 0.05%. Dan begitu juga sebaliknya, jika r hitung

lebih kecil dari r tabel maka data tidak valid (Ghozali, 2005:45).

b. Uji Reliabilitas

Setelah menentukan validitas instrumen penelitian tahap

selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian.

Reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan.

Suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) jika jawaban seseorang

terhadap adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghazali 2005: 45).

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen

telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian

ini untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur

koefisien Cronbach’s Alpha. Penelitian menggunakan bantuan

program SPSS dalam menghitung koefisien Cronbach’s Alpha, yaitu

menggunakan tabulasi jawaban responden.

42

Untuk menginterprestasikan nilai alpha yang diperoleh,

digunakan kriteria korelasi menurut Gulford dalam Wellyando

(2000:63), yaitu:

Tabel 3.2

Kriteria Korelasi

Kurang dari 0,20 = Tidak ada Korelasi

0,20-0,40 = Korelasi Rendah

0,40-0,70 = Korelasi Sedang

0,70-0,90 = Korelasi Tinggi

0,90-1,00 = Korelasi Sangat tinggi

1,00 = Korelasi Sempurna

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan

varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain.

Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah

tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah

angka nol pada sumber Y (Santoso, 2002).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Uji normalitas dilakukan untuk penyebaran data yang normal atau

tidak, karena data diperoleh langsung oleh pihak pertama melalui

kuesioner. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal

probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data

berada disekitar garis lurus diagonal.

43

Menurut Ghazali (2005) ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik

dan uji statistik. Dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik

yaitu salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara

data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3. Uji Hipotesis

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data diatas dpat

diproses sesuai dengan jenis data dan kemudian disajikan dalam bentuk

tabel dan angka dalam metode statistik, sebagai berikut :

a. Regresi Linier Sederhana (Linier Regression)

Analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat

(Y). Adapun persamaan regresi linier sederhana dapat dinyatakan,

sebagai berikut :

Y= a + bX

Dimana : Y = variabel terikat b = Koefisien arah regresi

a = Nilai konstanta X = Variabel bebas

44

b. Uji R

2 (Koefisien Determinasi)

Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat

menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien

determinasi (R- Square). Nilai R2

yang mendekati 1 berarti variabel

independen memberikan hampir sama semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi (Ghazali, 2005: 83).

c. Uji Statistik t

Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui

apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen bersifat menentukan (signifikacant) atau tidak, dengan

kriteria berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan

sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen (Santoso, 2000:168).

E. Operasional Variabel Penelitian

Abdul Hamid (2007,3) Batasan operasional variabel merupakan

pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan.

Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dan orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian kali ini

variabel yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel independen.

45

Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang

disusun dalam tinjauan pustaka maka operasional penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen : Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001:3) ”sistem akuntansi adalah organisasi

formulir, catatan dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa,

untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh

manajemen, guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

Efektivitas sistem informasi akuntansi adalah variabel terkait yang

dipengaruhi oleh variabel independen dalam hal ini adalah peran auditor

internal. Di sini dapat dilihat, jika pengaruh peran auditor internal sangat

kuat maka akan mempengaruhi efektivitas sistem informasi akuntansi

pula.

2. Variabel Independen: Peran Auditor Internal

Auditor internal adalah sebuah profesi yang dinamis yang

mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya sangat

beradaptasi terhadap perubahan-perubahan struktur, proses dan teknologi

organisasinya. Professionalisme dan komitmen terhadap keunggulan di

fasilitasi dengan operasi dalam kerangka kerja praktek yang professional

yang ditetapkan oleh institute of internal auditor.

Auditor internal memiliki peran yang penting dalam menilai

efektivitas sistem informasi akuntansi. Varibel yang diukur adalah dengan

menggunakan instrumen yang berkaitan dengan audit operasional dan

46

penilaian sistem informasi akuntansi. Dari audit operasional dan penilaian

sistem informasi akuntansi dapat dilihat dan dibandingkan dengan

efektivitas sistem informasi akuntansi.

Tabel. 3.3 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub. Variabel Indikator Skala

Peran

Auditor

Internal

(Variabel

X)

a. Misi auditor

internal

b. Tujuan

auditor

internal

c. Tugas dan tehnik auditor

internal

d. Keahlian

auditor

1. Memberikan informasi yang

diperlukan manajer

2. Mengevaluasi sistem kontrol 3. Menunjukan kelemahan Sistem

informasi akuntansi kepada

manajemen

4. Bertindak sebagai penilai

independen

5. Mengukur dan mengevaluasi

kecukupan kontrol secara efektif

Penilaian yang sistematis dan objektif

yang dilakukan auditor internal

terhadap operasi dan kontrol yang

berbeda-beda dalam organisasi untuk

menentukan apakah:

6. Informasi keuangan dan operasi

akurat dan dapat diandalkan

7. mengidentifikasi risiko

8. Meminimalisasi risiko

9. Penggunaan sumber daya yang

tepat

10. Menilai keekonomisan fungsi

tersebut sesuai prosedur yang

berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi 11. Menilai keefektifan fungsi

tersebut sesuai prosedur untuk

mencapai tujuan organisasi

12. Menyusun program audit 13. Penentuan risiko

14. Melakukan review

terhadappelaksanaan sistem

informasi akuntansi 15. Menyusun kebijakan dan

prosedur

16. Pelatihan tehnik yang memadai

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

47

internal

e.

Meminimalisa

si risko

17. Melakukan review terhadap

keefektifan sistem informasi

akuntansi

18. Lingkungan pengendalian

Ordinal

Efektivitas

Sistem

Informasi

Akuntansi

f. Hasil audit

intern

a. Karakteristik

sistem

informasi

akuntansi

b. Faktor-faktor

yang

mempengaruh

19. Penilaian terhadap hasil yang

dicapai

20. Mengkomunikasikan informasi

hasil audit

1. Melaksanakan tugas yang

diperlukan

2. Berpegang pada prosedur yang

relatif standar

3. Menangani data yang rinci

4. Terutama berfokus histeris

5. Menyediakan informasi

pemecahan masalah

6. Perilaku manusia dalam organisasi

7. Penggunaan metode kuantitatif

8. Penggunaan Komputer sebagai alat

Ordinal

Ordinal

(Variabel Y)

i kinerja sistem

informasi

akuntansi

c. Tujuan sistem

informasi

bantu Ordinal

9. Untuk mendukung fungsi

kepengurusan manajeman

akuntansi 10. Untuk mendukung pengambilan

kep[utusan manajemen

Ordinal

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen angket

atau kuesioner yang disebar ke beberapa perusahaan perbankan yang

berada di wilayah jakarta dengan objek penelitian adalah auditor internal.

Pengumpulan data memakan waktu selama kurang lebih satu bulan, yaitu

antara awal bulan april sampai awal bulan mei 2009. Dalam penyebaran

kuesioner peneliti mendatangi langsung perusahaan perbankan yang

bersedia dijadikan tempat penelitian, yang kemudian didistribusikan ke

auditori nternal di perusahaan perbankan tersebut.

Dalam penyebaran kuesioner penelitian ini di bank memakan

waktu yang lama karena banyaknya proses perizinan yang harus diikuti

agar dapat memperoleh izin untuk dapat melakukan penyebaran kuesioner

di bank tersebut dan pada akhir tahun aktivitas bank semakin sibuk hal ini

membuat pengembalian kuesioner kepada peneliti terlambat.

Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 60 eksemplar,

dengan jumlah pengambilan sebanyak 30 eksemplar, jadi response rate

pada penelitian ini adalah 50%. Dari 30 eksemplar yang dikembalikan

semua kuesioner dapat diolah untuk penelitian.

49

B. Karakteristik Responden

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian

melalui kuesioner yang dibagikan sebanyak 60 buah kepada auditor

internal. Kuesioner yang kembali sebanyak 30 buah (50%), sedangkan

yang tidak kembali sebanyak 30 buah (50%) yang berarti dapat dianalisis.

Tabel 4.1

Gambaran Distribusi Kuesioner

No. Kuesioner Jumlah Presentase (%)

1. Kuesioner yang dikirim 60 100

2. Kuesioner yang tidak kembali 30 50

3. Kuesioner yang kembali 30 50

Kuesioner yang dapat diolah 30 50

Sumber: Data diolah

C. Hasil Analisis Deskriptif

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan

jenis kelamin terbanyak pada laki-laki berjumlah 21 atau 70%, sedangkan

sisanya 9 orang atau 30% dipenuhi oleh jenis kelamin perempuan.

Artinya, sebagian besar responden yang mengisi kuesioner adalah laki-

laki.

Tabel 4.2 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-laki 21 70

Perempuan 9 30

Jumlah 30 100

Sumber: Data diolah

50

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan

usia tersebar berada pada responden berusia 30-45 tahun sebanyak 20

orang atau 66,7% dari 30 responden. Responden yang berusia 25-30 tahun

sebanyak 10 orang atau 33,3%, sedangkan resdponden yang berusia diatas

55 tahun tidak ada atau 0%.

Tabel 4.3

Usia Responden

Usia Frekuensi Presentase (%)

<30 Tahun

10

33,3

30-45 Tahun

20

66,7

Jumlah

30

100

Sumber: Data diolah

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan

jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan D3 sebanyak 2 orang

atau 6,67% dan yang berpendidikan terakhir dengan kategori Sarjana

Strata Satu (S1) sebanyak 10 orang atau 33,3%, dan Strata Dua (S2)

sebanyak 18 orang atau 60%. Artinya, kondisi ini menggambarkan bahwa

auditor internal sebagai responden yang terdapat d perusahaan perbankan

sebagian besar berpendidikan terakhir Sarjana Strata Dua (S2).

51

Tabel 4.4

Tingkat Pendidikan akhir

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

D3

2

6,67

S1

10

33,3

S2

18

60

Jumlah

30

100

Sumber: Data diolah

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa lama bekerja yang dijalankan

oleh responden, dalam hal ini adalah auditor internal yang paling

mendominasi yaitu >10-20 tahun sebanyak 13 orang atau 43,3%. Lama

bekerja 5-10 tahun sebanyak 8 orang atau 26,7%. 3-5 tahun sebanyak 5

orang atau 16,7%, sedangkan <3 tahun sebanyak 4 orang atau 13,3%.

Tabel 4.5

Lama Bekerja

Lama bekerja Frekuensi Presentase (%)

<3 tahun

4

13,3

3-5 tahun

5

16,7

5-10 tahun

8

26,7

>10-20 tahun

13

43,3

Jumlah

30

100

Sumber: Data diolah

52

D. Hasil dan Pembahasan

1. Uji Validitas dan Reabilitas

Tabel 4.6

Uji Validitas Instrumen Pengaruh Peran Auditor Internal

Pernyataan Pearson

Correlation

Keterangan

PAI1 451* Valid

PAI2 362* Valid

PAI3 509** Valid

PAI4 509** Valid

PAI5 420* Valid

PAI6 367* Valid

PAI7 456* Valid

PAI8 476** Valid

PAI9 668** Valid

PAI10 539** Valid

PAI11 652** Valid

PAI12 613** Valid

PAI13 592** Valid

PAI14 721** Valid

PAI15 555** Valid

PAI16 571** Valid

PAI17 760** Valid

PAI18 456* Valid

PAI19 400* Valid

PAI20 645** Valid

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.6 diatas terlihat bahwa instrumen pengaruh peran

auditor internal memiliki koefisien korelasi > 0,300 ini menunjukan

hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua

pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.

53

Tabel 4.7

Uji Reliabilitas Instrumen Pengaruh Peran Auditor Internal

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

.867 .871 20

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.7 diatas terlihat bahwa instrumen pengaruh peran

auditor internal memiliki koefisien korelasi > 0.600 ini menunjukan

hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua

pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan reliable.

Tabel 4.8 Uji Validitas Instrumen Efektivitas Sistem Informasi

Akuntansi

Pertanyaan Pearson Correlation

Keterangan

SIA1 502** Valid

SIA2 614** Valid

SIA3 663** Valid

SIA4 670** Valid

SIA5 657** Valid

SIA6 633** Valid

SIA7 688** Valid

SIA8 488** Valid

SIA9 663** Valid

SIA10 660** Valid Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.8 diatas terlihat bahwa instrumen efektivitas sistem

informasi akuntansi memiliki koefisien korelasi > 0,300 ini

menunjukan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.

54

Tabel 4.9

Reabilitas Instrumen Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items N of Items

.827 .826 10

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.9 diatas terlihat bahwa instrumen efektivitas sistem

informasi akuntansi memiliki koefisien korelasi > 0.600 ini

menunjukan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan

reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan

varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan

lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas

adalah tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan

dibawah angka nol pada sumbu Y (Santoso, 2000)

55

Sumber:Data diolah

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.1 diatas, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas karena titik-titik menyebar diatas dan dibawah

nilai angka nol (0) pada sumbu Y dan tidak membentuk pola.

b. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal

probability plot. Pedoman suatu model dikatakan terdistribusi

normal jika nilai-nilai sebaran terletak disekitar garis lurus

diagonal. Gambarl 4.2 akan menunjukan hasil uji normalitas peran

auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi,

pada tabel 4.2 berikut ini dapat dikatakan sebaran data terdistribusi

normal Karena data berada sepanjang garis diagonal yang

merupakan syarat normalitas.

56

Sumber: Data diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.2 di atas, bahwa terdistribusi normal

jika nilai sebaran terletak disekitar garis lurus diagonal. Dan dapat

dikatakan sebaran data terdistribusi normal karena data berada

sepanjang garis diagonal yang merupakan syarat normalitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji R2 Koefisien Determinasi

Tabel 4.10

Uji R dan Adjusted R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .596a .355 .332 3.895 1.723

a. Predictors: (Constant), TPAI

b. Dependent Variable: TSIA

Sumber: Data diolah

57

Karena jumlah variabel independen tidak lebih dari satu,

maka peneliti menggunakan R2

(koefisien determinasi) dan bukan

adjusted R2 (singgih santoso, 2004). Berdasarkan tabel model

summaryb

diatas diperoleh hasil bahwa R2

0.355, jika disajikan

presentasenya adalah sebesar 35.5%. Angka tersebut mempunyai

maksud bahwa variabel peran auditor internal dapat menjelaskan

sebesar 35.5% variabel efektiviatas sistem informasi akuntansi.

Adapun sisanya sebesar 64.5% (100%-35.5%) dipengaruhi oleh

variabel lain seperti kualitas sumber daya manusia, sistem

pengendalian internal, serta pengetahuan sistem teknologi

informasi akuntansi seorang auditor internal dalam menjalankan

sistem informasi akuntansi perusahaan tersebut.

Hal ini menunjukan bahwa peran auditor internal dapat

memberikan pengaruh positif terhadap efektivitas sistem informasi

akuntansi, Standard Error Estimate (SEE) adalah sebesar 3.895

semakin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat

dalam memprediksi variabel dependen.

b. Uji Statistik t

Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui

apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak,

dengan kriteria berdasarkan nilai signifikan < 0.05 maka variabel

independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

58

variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai signifikansinay > 0.05,

maka variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen (Santoso, 2000:168).

Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1

(Constant)

10.337

7.239

1.428

.164

TPAI .369 .094 .596 3.928 .001

a. Dependent Variable: TSIA

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil uji t menunjukan bahwa variabel peran

auditor internal memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 nilai ini

lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Ini berarti H0 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan proses peran auditor internal (X)

berpengaruh signifikan terhadap efektivitas sistem informasi

akuntansi. Hasil penelitian terdahulu (Bariyyah:2007) menyatakan

bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara auditor

internal dengan manajemen risiko perusahaan, demikian juga

dengan hasil penelitian yang sekarang terdapat kesamaan hasil

yang signifikan antara peran auditor nternal dengan sistem

informasi akuntansi. Hal ini dikarenakan karena peran auditor

internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem

informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah cukup baik

59

atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu

bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan

sistem informasi yang tepat karena sistem informasi yang tepat

akan membantu kebijakan manajemen merencanakan program dan

menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat

mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Pengujian terhadap permasalahan yang telah

diungkapkan pada bab sebelumnya yang menggunakan analisis regresi

sederhana. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Efektivitas sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh peran auditor

internal secara signifikan, dalam hal ini auditor internal harus

menentukan peranan paling sesuai untuk perusahan sesuai dengan

kondisi sistem informasi yang ada pada perusahaan.

2. Untuk menentukan besar variabel independen dapat menjelaskan variabel

dependen diperoleh hasil bahwa R2

0,355. Angka tersebut mempunyai

maksud bahwa variabel peran auditor internal dapat menjelaskan

efektivitas sistem informasi akuntansi. Adapun sisanya sebesar 64,5%

(100%-35,5%) dipengaruhi oleh variabel lain.

61

B. Implikasi dan Saran

1. Implikasi

a. Auditor internal memiliki pengaruh dalam sistem informasi akuntansi.

Terutama pada perusahaan perbankan, karena memberikan informasi

yang diperlukan manajer dalam menjalankan sistem informasi

akuntansi agar lebih efektif.

b. Adanya pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem

informasi akuntansi terbukti dari hasil kuesioner yang telah diolah

dengan tingkat signifikan sebesar 0,001 dan tingkat pengaruhnya

sebesar 33,2%. Oleh karena itu, sistem informasi sangat penting di

dalam suatu perusahaan untuk melindungi perusahaanya dari berbagai

risiko yang akan terjadi.

2. Saran

a. Penerapan sistem informasi akuntansi pada perusahaan perbankan

memberikan banyak manfaat bagi perusahaan terutama dalam

memberikan informasi yang diperlukan manajer. Oleh karena itu

perusahaan memerlukan peran auditor internal untuk menilai sistem

informasi akuntansi.

b. Penerapan sistem informasi akuntansi tidak lepas dari pengetahuan dan

keahlian peran auditor internal dalam memberikan informasi. Oleh

karena itu perusahaan harus memiliki auditor internal yang handal. Hal

ini bertujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan

keputusan yang tepat.

62

c. Lamanya penelitian yang dilakukan ini disebabkan karena beberapa

faktor, dan faktor utama adalah sulitnya akses melakukan penelitian

dengan objek auditor internal karena pada masing-masing perusahaan

hanya memiliki auditor 5 orang. Oleh karenanya, bagi pihak lain yang

ingin melakukan penelitian dengan objek auditor internal sebaiknya

memilih perusahaan yang telah go public karena memiliki auditor

internal dalam jumlah yang cukup banyak.

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Halim. “Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1,

UPPAMP YKPN, Yogyakarta, 2001.

Agoes, Sukrisno. “Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) oleh Kantor Akuntan

Publik”, Lembaga penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia,

Jakarta, 2000.

Alhusin, Syahri. “Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows”, Graha

ilmu, Yogyakarta, 2003.

Bariyyah, Chaerul, Siti, Skripsi S1. “Pengaruh Auditor Internal Terhadap

Efektivitas Manajemen Resiko Perusahaan”, 2007.

Baridwan, Zaki. “Sistem Informasi Akuntansi”, Edisi 2, BPFB-yogyakarta,

Yogyakarta, 2000.

Bodnur, George H, and S Hoopwood William. “Sistem Informasi Akuntansi”,

terj. Amir Abdi Yusuf dan Rudi Tambunan, Jakarta, Salemba Empat, 2000.

Boynton, W.C, Johnson, R.N, dan Kell, W.G. “Modern Auditing”, Edisi 7, Jilid

1, Erlangga, Jakarta, 2006.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi

Ketiga, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2005.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial,

2007.

Hall, James A. “Sistem Informasi Akuntansi”, Buku Satu, Salemba Empat,

Jakarta, 2002.

,“Information Technologi Auditing and Asurance”, Buku Satu,

Salemba Empat, 2007.

Hamzah, Zilal, Muhammad, dan Ritonga Musa. “Pengaruh Satuan Pengawasan

Intern (SPI) Terhadap Upaya Peningkatan Kinerja PD. Perkebunan

Propinsi Sumatera Utara”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan

Informsai. Volume 6, No.3, Desember 2006, FE Universitas Trisakti,

Jakarta.

Hery, “Menuju Reposisi Peran Audit dalam Era Globalisasi”, Media Riset

Akuntansi, Auditing dan Informasi. Volume 4, No.3, Desember 2004, FE

Universitas Trisakti, Jakarta.

64

IAI, “Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia”. IAI, Jakarta, 2001.

Indriyantoro, Nur, dan Sutomo Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen”, 2002.

Irawati, Susan. “Auditing”, Penerbit Pustaka, Bandung, 2008.

Jogiyanto. “Sistem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi Yogyakarta, 2003.

Krismiaji. “Sistem Informasi Akuntansi”, Unit Penerbit dan Percetakan AMP

YKPN, Yogyakarta, 2002.

Kieso, Weygant dan Wafield. “Akuntansi Intrrmediate”, Erlangga, Jakarta, 2002.

Mc Leod Jr., Nugroho. “Sistem Informasi Manajemen”, Edisi Indonesia, Jilid 1 &

2, Prehalindo, Jakarta, 2001.

Mulyadi. “Sistem Informasi Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Murtanto. “Kredibilitas Departemen Internal Audit”, Media Riset Akuntansi

Auditing dan Informasi. Volume 2, No.2, Agustus 2002, FE Universitas

Trisakti, Jakarta.

Niswonger, Rollin C, Carl s. Warren, James m. Reeve, Philip E Fees, Alfonsus

Sirait dan Helda Gunawan. “Prinsip-prinsip Akuntansi”, Edisi ke-19,

Cetakan Kesatu, Erlangga, Jakarta, 2006.

Riahi Ahmed-Belkaoui. “Teori Akuntansi”, terj. Marwoto, cr.al, Edisi Pertama,

Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Rama, V. Dasaratha/Jones, Frederic L. “Sistem Informasi Akuntansi”, Terj. M.

Almet Wibowo, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Sawyer B, Lawrence. Dittenhofer A, Mortimer., dan Scheiner H, James. “Internal

Auditing”, Buku 1, Jakarta, 2005.

Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametik”, PT Elex Media

Komputerindo, Jakarta, 2004.

Surendro, Kridanto. “Rerangka Pengaturan Teknologi Informasi untuk

Organisasi di Indonesia”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan

Informasi., Volume 4, No.3, Desember 2004, FE Universitas Trisakti,

Jakarta.

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Alfabeta,

Bandung, 2008.

65

Tugiman, Hiro. “Qualified Internal Auditor Salah Satu Anggota Komite Audit”, Artikel diakses tanggal 16 februari 2006, dari

http://www:internalauditing.or.id

Utami Ningsih, Sri, Nunik. “Peran Auditor Sistem Informasi dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi”, April 2008, STIE Kubang,

Semarang, 2008.

Wahyono, Teguh. “Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan

Implementasi”, edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.

Widjaja Amin, Tunggal. “Memahami Internal Auditing”, Hervindo, Jakarta,

2008.

Wilkinson, Joseph W. “Sistem Akuntansi dan Informasi”, Edisi ke-2, Erlangga,

Jakarta, 1995.