PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN … · Barang siapa yang menginginkan dunia...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN … · Barang siapa yang menginginkan dunia...
i
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KLS IX DI MTs
GEOLOGI PERUNGGU BALOCCI KAB. PANGKEP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Yasninda
105 31 2253 15
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Barang siapa yang menginginkan dunia hendaklah dengan ilmu,
Barang siapa yang menginginkan akhirat hendaklah dengan ilmu,
Dan Barang siapa yang menginginkan kedua-duanya hendaklah dengan ilmu,
( Hadist Bukhari Muslim )
“Ilmu adalah harta yang tak akan pernah habis.
Pendidikan bukan hanya untuk yang muda tapi untuk
segala umur.
Jangan jadikan malasmu merusak masa depanmu karena
jika masa depan yang suram maka dirimu bukan siapa-
siapa dimata orang lain.
Janganlah takut dengan kegagalan karena sebuah
kegagalan adalah pelajaran untuk mencapai suatu
kesuksesan yang akan dating.
Janganlah membuat air mata org tuamu jatuh setetespun
karena kesedihan tetapi jadikanlah air mata itu jatuh
karena kebahagiaan dan buatlah mereka tersenyum.”
( YASNINDA )
Kupersembahkan karya ini untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta, atas pengorbanan,
perhatian dan do’a yang telah diberikan, serta untuk kaka-kakaku dan seluruh
keluarga besarku.
xi
ABSTRAK
Yasninda. 2020. Pengaruh Penggunaan Media Video Pada Pembelajaran
Sejarah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci
Kab.Pangkep. Skripsi. Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurdin dan
Pembimbing II Kasman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan
media video pada pembelajaran sejarah untuk meningkatkan minat belajar siswa
kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian ex-post facto. Didalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, 1)
variabel bebas, yaitu: pengaruh penggunaan media video (X), 2) variabel terikat,
yaitu minat belajar siswa (Y). tekhnik pengambilan data menggunakan observasi dan
kuesioner. Populasi dan penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di MTs Geologi
Perunggu Balocci Kab.Pangkep sebanyak 35 siswa. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif, analisis korelasi dan analisis
inferensial untuk menganalisis hipotesis 1 dan 2.
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: terdapat hubungan yang
positif dan signifikan yang diperoleh yaitu menghasilkan nilai korelasi rxy sebesar
0,915 dan diperoleh nilai thitung yaitu 8,183 lebih besar dari nilai ttabel yaitu 2,160
yang berarti berpengaruh positif yang signifikan antara variabel X dan Y. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan Media Video Pada
Pembelajaran Sejarah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IX di MTs Geologi
Perunggu Balocci Kab.Pangkep.
Kata Kunci : Media Video, Minat Belajar Siswa
xii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam karena atas berkat
limpahan rahmat, dan karunianya sehingga penulis masih selalu diberikan kesehatan
sampai detik ini hingga tak dapat tersurakan lagi. Salawat dan salam juga senantiasa
tercurahkan kepada nabiullah Muhammad SAW, sebagai suri tauladan bagi semua
umat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Media Video Pada Pembelajaran Sejarah
Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci
Kab. Pangkep”
Laporan Skripsi penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk program
Strata-1 di jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari dalam penyusunan
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak,
Dengan rasa hormat penulis ucapkan kepada Kedua Orang Tua saya Ambo
Enrre dan Indo Sakka atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan
demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini dan
saya mengucapkan terimah kasih pula terhadap seluruh keluarga saya dan juga anak
tercinta saya Achmad Azzam Nurwahid A karena merekalah yang selalu ada
memberikan saya semangat untuk melalui segala rintangan dan perjuangan hingga
sampai ke titik ini dan saya mengucapkan terimah kasih pula terhadap mantan suami
xiii
saya karena dari dirinya saya bisa belajar dan mendapatkan pengalaman dari sebuah
kegagalan dan dari kegagalan tersebut saya semakin penuh perjuangan dan tidak
putus asa untuk menyelesaikan pendidikan saya. Semoga apa yang telah diberikan
kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di
akhirat.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, MM
Bapak Erwin Akib, M,Pd.Ph,D Sebagai dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Bapak Dr. Muhammad Nawir, M,Pd Sebagai Ketua Jurusan
Teknologi Pendidikan.
Bapak Drs. H. Nurdin, M,Pd Selaku Pembimbing I dan Bapak Kasman,
S,Pd. M,Pd Selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran
serta kesabaran dalam membimbing penulis. Dan rekan-rekan Mahasiswa yang telah
bersama-sama berjuang dan membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari Skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pendidikan dan
penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut. Amin…
Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar, 2020
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. vi
SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... vii
KARTU KONTROL BIMBINGAN PROPOSAL ........................................ viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... xii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 9
1. Pengertian Media .............................................................................. 9
2. Video Pembelajaran .......................................................................... 11
3. Media Video Pembelajaran ............................................................... 11
xv
4. Indikator Penggunaan Media Video Pembelajaran .......................... 17
5. Kelebihan dan Kekurangan Video dalam Pembelajaran .................. 33
6. Pembelajaran Sejarah ....................................................................... 34
7. Minat Belajar .................................................................................... 37
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 42
C. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 46
B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 47
C. Variabel dan Desain Penelitian .............................................................. 47
D. Defenisi Operasional variabel ................................................................ 49
E. Populasi dan Sampel .............................................................................. 50
F. Instrumen Penelitian................................................................................ 51
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 52
H. Teknik analisis Data ............................................................................... 53
1. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 53
2. Analisis Statistik Inferensial ............................................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 56
B. PEMBAHASAN .................................................................................... 64
1. Analisis Deskriptif ............................................................................ 64
2. Analisis Korelasi ............................................................................... 65
3. Analisis Inferensial............................................................................ 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN ........................................................................................... 72
B. SARAN .................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 73
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR GAMBAR
2. 1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................................... 42
3.1. Variabel Penelitian ......................................................................................... 46
4.1 histogram analisis inferensial .......................................................................... 65
xvii
DAFTAR TABEL
3.1 Populasi Kelas IX MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep ................. 48
3.2 Sampel Kelas IX MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep .................. 49
3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................................................... 52
4.1 Data Angket Media Pembelajaran Berbasis Video ....................................... 54
4.2 Data Angket Minat Belajar ............................................................................ 55
4.3 hasil data angket menggunakan spss dengan skala Sangat Setuju .................. 56
4.4 hasil data angket menggunakan spss dengan skala Sangat Setuju .................. 57
4.5 hasil data angket menggunakan spss dengan skala Sangat Setuju .................. 58
4.6 hasil data angket menggunakan spss dengan skala Sangat Setuju .................. 58
4.7 hasil data angket menggunakan spss dengan skala Sangat Setuju .................. 59
4.8 hasil data analisis deskriptif statistik ............................................................... 60
4.9 hasil analisis korelasi....................................................................................... 61
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini masih saja ditemui sebagian besar guru dalam melangsungkan
proses belajar mengajar belum dapat memanfaatkan media pembelajaran secara baik.
Menurut informasi ada beberapa guru yang belum memakai media, dengan melihat
keadaan beberapa siswa yang kurang aktif yang dimana ada beberapa siswa yang
mengantuk dan ada pula yang bermain-main pada saat proses pembelajaran dalam
kelas maka dengan melihat keadaan siswa seprti itu guru perlu kreativitas dalam
mengajar agar menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar dengan
suasana tenang dan semua siswa sudah aktif pada proses pembelajaran dalam kelas.
Salah satu yang dapat mempengaruhi informasi guru agar dapat dipahami oleh
anak didik adalah pengolahan media pembelajaran. Melalui media, pembelajaran
akan lebih menarik perhatian siswa agar dapat menumbuhkan motivasi belajar,
bahan pelajaran akan lebih jelas sehingga mudah dipahami, metode pengajar akan
lebih bervariasi, dan siswa lebih bnayak melakukan kegiatan belajar.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi yang semakin pesat,
format video untuk merekam gambar, suara dan gerakan tidak hanya dalam bentuk
kaset, tetapi juga dalam bentuk lain, seperti laser video disc dan compact disc.
Walaupun format kaset memiliki beragam jenis format, pemanfaatan video dalam
ruang kelas umumnya digunakan kaset video home system (VHS) yang memiliki
kualitas yang cukup memadai untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran.
1
xix
Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran di ruang kelas sudah
merupakan hal yang biasa. Sebagai media audiovisual dengan memiliki unsur
gerakan dan suara, video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada
berbagai bidang studi. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang
dapat mengajak peserta didik untuk melanglang buana kemana saja walaupun
dibatasi dengan ruang kelas. Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu besar, bahaya,
atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh peserta didik karena lokasinya di belahan
bumi lain, dapat dihadirkan melalui media video.
Pengajar dapat memilih program-program video yang sesuai dengan materi yang
akan diajarkan, kemudian menyaksikan bersama-sama diruang kelas, selanjutnya
membahas serta mendiskusikannya. Selain digunakan untuk melihat program-
program yang telah siap pakai, media video juga dapat dimanfaatkan untuk merekam
aktivitas peserta didik yang tengah berlatih menguasai keterampilan interpersonal,
kemudian hasil rekaman tersebut dibahas dan dianalisis oleh sesama rekan peserta
didik dan pengajar. Kemampuan video untuk mengabadikan kejadian-kejadian
faktual dalam bentuk program dokumenter bermanfaat untuk membantu pengajar
dalam mengetengahkan fakta, kemudian membahas fakta tersebut secara lebih jelas
dan mendiskusikannya diruang kelas.
Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dengan begitu
perkembangan yang ada dapat dikuasai, dimanfaatkan semaksimal mungkin dan
dikembangkan lebih baik lagi. Sistem pendidikan mengalami perkembangan dan
pembaharuan seperti Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang diperoleh
melalui pengembangan dan penelitian terhadap gejala-gejala masa lalu hingga
2
xx
sekarang yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang sejarah masa lalu hingga
sekarang secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Sejarah bukan hanya
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Media pada mulanya hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar (Teasching
Aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model, objek dan
alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan
pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi dengan masuknya
pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk
mengkongkritkan ajaran ini dilengakapi dengan alat audio sehingga kita kenal
dengan audio visual atau audio visual aids (AVA).
Media dalam proses pembelajaran pada pendidikan adalah sumber belajar atau
alat fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak, Nasional Education Association
memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audio-visual dan peralatannya, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau
dibaca.
Media video gambar yang merupakan alat yang ampuh sekali di tangan orang
yang mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud terutama sekali
terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak yang memang lebih banyak
menggunakan aspek emosinya dibandingkan aspek rasionalitasnya
3
xxi
Harapan yang di inginkan peneliti seorang guru dituntut bisa memperhatikan
aspek efektifitas dan efisiensi yang tentunya akan meningkatkan ketertarikan siswa
dalam belajar dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dimana materi yang
akan disampaikan melalui media ini juga akan lebih mudah diserap anak didik.
Karena kehadiran media dalam pembelajaran adalah untuk mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Maka media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaranlah yang dapat berfungsi secara optimal.
Sedangkan kenyataannya beberapa guru dalam aspek efektifitas dan efisiensi
yang seharusnya meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran akan kurang disaat ketidak hadiran media video
karena siswa kurang semangat dalam menerima pembelajaran yang dimana dengan
menggunakan media ini siswa lebih mudah menyerap materinya karena dengan
melihat gambar akan lebih cenderung cepat tangkap apa yang dimaksud dan tujuan
video tersebut dengan begitu yang sebelumnya siswa masih ada yang mengantuk
pada saat proses pembelajaran berlangsung setelah menggunakan media video siswa
akan aktif kembali dan rasa mengantuknya itu akan hilang dan akan menimbulkan
peningkatan minat siswa.
Aspek keterampilan guru ini seringkali menjadi kendala tersendiri dalam proses
pemilihan media. Banyak guru yang memilih media sederhana dengan alasan tidak
bisa mengoperasionalkan media yang lebih canggih atau modern. Padahal dari sisi
hasil media yang lebih canggih dan modern bisa menghasilkan pembelajaran lebih
optimal.
4
xxii
Media apapun yang dipilih, guru harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang
menggunakannya. Jangan sampai guru memilih media yang dia sendiri tidak bisa
mengoperasionalkan secara baik. Media yang lebih bagus, misalnya proyekyor
transparansi, over head proyektor (OHP), proyektor slide dan film, komputer, dan
peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat
menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan
hasil belajar (Arsyad, 2006: 76).
Berdasarkan observasi peneliti terhadap aktivitas belajar siswa yang dilakukan
oleh guru dan siswa di kelas IX MTs Geologi Perunggu Balocci, pada saat
pembelajaran Sejarah ternyata yang terlihat aktivitas siswa banyak sekali yang tidak
aktif seperti masih banyak siswa yang mengantuk, berbicara dan bermain-main tidak
memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Hal ini dikarenakan tidak
adanya media yang dapat memfokuskan perhatian siswa dan tidak ada dorongan
yang bisa membuat siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan
oleh gurunya. Akan tetapi apabila media video dapat dimanfaatkan dengan baik
untuk membentuk proses pembelajaran didalam pembelajaran Sejarah maka hal ini
pasti akan berubah pada aktivitas yang positif yang akan muncul dari siswa seperti
mereka akan terpokus pada media yang ada didepan dan tentu mereka akan merasa
senang dalam proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana
pengaruh penggunaan media video terhadap siswa. Apakah berdampak positif bagi
siswa yang menggunakan media video atau berdampak negatif atau bahkan
5
xxiii
merugikan bagi diri sendiri. Salah satu dampak positif guru menggunakan media
video untuk siswa adalah bisa membuat siswa aktif dalam kelas, dapat menarik
perhatian siswa, dan tidak ada lagi siswa yang ribut dan tidur dalam kelas pada
proses belajar mengajar. Bahwa yang kita ketahui sekarang ini media video bukan
saja dijadikan hanya untuk jadi tontonan saja tapi bisa berguna untuk menambahkan
pengetahuan siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ini “Pengaruh Penggunaan Media Video Pada Pembelajaran
Sejarah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci
Tahun Ajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media video pada pembelajaran sejarah terhadap minat belajar siswa
kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video terhadap minat belajar
siswa pada mata pelajaran Sejarah kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.
Pangkep Tahun Pelajaran 2019.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Memperdalam pengetahuan dan wawasan diri tentang sejauh mana Pembelajaran
Media Video dapat berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar siswa terhadap
6
xxiv
mata pelajaran Sejarah pada ranah kognitif siswa MTs Geologi Perunggu Balocci
Kab. Pangkep.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Sebagai bahan masukan untuk lebih berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran dan siswa diharapkan agar mendapatkan pengalaman yang berbeda
dalam cara belajarnya dan mempermudah siswa dalam memahami suatu pelajaran.
b. Bagi Guru
Memberikan sumbangsi pemikiran kepada guru MTs Geologi Perunggu
Balocci Kab. Pangkep agar terus dikembangkan serta ditingkatkan kotensinya
dalam mengelolah media pembelajaran, serta cara menanggulangi faktor
penghambatnya, sehingga dari sinilah timbul minat belajar siswa. Dan yang masih
belum menggunakan media dalam proses belajar agar segera menggunakan untuk
kreativitas dalam mengajar agar siswa tidak bermalas-malasan dalam kelas.
c. Bagi Sekolah
Memberikan saran atau pemasukan yang positif bagi MTs Geologi Perunggu
Balocci Kab. Pangkep dalam upaya mengembangkan media pembelajaran
sehingga guru dapat memberikan motivasi terhadap peserta didiknya. Dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk sekolah agar meningkatkan sarana dan
prasarana, dalam hal ini perlu mempersiapkan media sesuai jumlah kelas agar guru
lebih mudah menggunakan media dalam proses belajar mengajar
7
xxv
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian media
Media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan
oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam
proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu
persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia atau
alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan
ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para
pengajar. Media sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai
dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga
dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang
akan disampaikan.setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam
menayangkan pesan informasi (kemp dan Dauton. 1985).
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu mendapat perhatian
dari para pengajar sehingga mereka dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi
yang dihadapi. Sehubungan dengan hal tersebut melalui tulisan ini dipaparkan
tentang pengertian dan peranan media dalam pembelajaran, serta media dalam era
teknologi informasi.
Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti antara. Makna tersebut
dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu
informasi dari suatu sumber kepada penerima. Sejumlah pakar membuat batasan
8
xxvi
tentang media, diantaranya yang dikemukakan oleh Association of Education and
Communication Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT, media adalah segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Menurut terminolginya, kata media berasal dari bahasa latin “medium” yang
artinya perantara, sedangkan dalam bahasa arab media berasal dari fakta “wasaaila”
artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran
juga dapat didefinisikan yaitu; Gerlach dan Ely (1971), Heinich, dkk. (1985), Martin
dan Briggs (1986) dalam dunia pendidikan nasional media pembelajaran berupa alat-
alat pembawa informasi untuk menangkap memproses dan menyusun kembali
informasi yang mengandung maksud materi dari sebuah pembelajaran.
Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan
sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membawa informasi dari pengajar ke peserta didik (Heinich, 1996). Hal yang sama
dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) yang menyatakan bahwa media adalah
segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik
untuk belajar.
Media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber kepeserta didik yang
bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media, selain
digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan
untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan
penguatan maupun motivasi.
9
xxvii
2. Video Pembelajaran
Video salah satu media dalam pengajaran dan pembelajaran menunjukkan
dampak yang positif. Video dapat membantu pelajar mengetahui satu pendekatan
baru yang bisa digunakan untuk menarik minat belajar. Oleh karena itu sedikit
banyaknya video merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kemorosotan
pelajar dan pembelajaran.
Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami
sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti
kegiatan praktik sesuai yang diajarkan dalam video.
3. Media Video Pembelajaran Sejarah
Menurut Cepi Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi
konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak
dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-
pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan
unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan
pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD
player yang dihubungkan ke monitor televisi (Sungkono 2003:65). Media video
pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media audio visual aids (AVA) atau
media yang dapat dilihat dan didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk
piringan atau pita. Media VCD adalah media dengan sistem penyimpanan dan
10
xxviii
perekam video dimana signal audio visual direkam pada disk plastic bukan pada pita
magnetic (Arsyad, Azhar 2004:36).
Media video adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk suara dan
visual. Unsur suara yang ditampilkan berupa: narasi, dialog, sound effect dan music,
sedangkan unsur visual berupa: gambar / foto diam (still image), gambar bergerak
(motion picture), animasi dan teks. (Susilana rudi & Cepi Riyana:51)
a. Jenis-Jenis Media
Dalam buku yang berjudul media pendidikan (Arif Sadiman, dkk, 2009:28)
disebutkan beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam proses pembelajaran,
yaitu sebagai berikut :
1) Media Visual
Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurakn
pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke
dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik
perhatian, memperjelas sesajian ide, menggambar atau menghiasi fakta yang
mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan. Beberapa media yang
termasuk media visual adalah:
a) Gambar atau Foto
Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media pembelajaran karena
gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat di mengerti dan dinikmati dimana
saja oleh siapa saja. Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media
pembelajaran adalah:
11
xxix
1) Memberikan keterampilan yang sifatnya konkrit.
2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3) Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat
usia berapa saja.
5) Murah harganya dan mudah di dapat serta digunakan tanpa memerlukan
peralatan khusus.
b) Sketsa
Sketsa merupakan gambar yang tidak lengkap dan sederhana, atau dapat
dikatakan sebagai draft kasar yang hanya menampilkan bagian-bagian pokok/utama
dan mengabaikan bagian-bagian yang bersifat detail. Sketsa ini biasanya digunakan
apabila gambar yang lengkap dari objek yang ditampilkan tidak tersedia, atau
memang bertujuan hanya ingin menampilkan bagian-bagian pokok dari suatu objek.
Agar dapat menarik perhatian peserta atau siswa dapat menghindari verbalisme dan
dapat memperjelas peyampaian pesan.
2) Media Audio
Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang uaditif.
Beberapa media yang dapat digolongkan kedalam media audio adalah sebagai
berikut:
a) Radio
Media ini dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar. Siaran radio sangat
cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa. Bahkan radio juga dapat digunakan
12
xxx
sebagai pemberi petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa
dalam pembelajaran
b) Alat Perekam Magnetik
Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu media yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi.
Melalui media ini kita dapat merekam audio, mengulangnya dan menghapusnya.
Selain itu pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume,
sehingga dapat menimbulkan berbagai kegiatan diskusi atau dramatisasi.
3) Media Proyeksi Diam
Beberapa media yang termasuk kedalam media proyeksi dan diantaranya adalah:
a. Film Bingkai
Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna
berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2x2 inchi. Untuk melihat
perlu ditayangkan dengan proyektor slide.
b. Film Rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada film rangkai frame
atau gambar tidak memerlukan bingkai dan merupakan rangkaian berurutan dari
sebuah film atau gambar tertentu. Jumlah gambar pada satu rol film rangkai adalah
sekitar 50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai
dengan 130 cm tergantung pada isi film itu. Film rangkai dapat mempersatukan
berbagai media pembelajaran yang berbeda dalam satu rangkai sehigga cocok untuk
mengajarkan keterampilan, penyimpanannya mudah serta dapat digunakan untuk
bahan belajar kelompok atau individu.
13
xxxi
c. Over Head Transparancy (OHT)
Over Head Transparancy (OHT) adalah media visual proyeksi, dibuat diatas
bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5x1 inchi. Media ini
memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan
Over Head projector (OHP).
d. Opaque Projektor
Projector tidak tembus pandang, karena yang diproyeksikan bukan bahan
transparan tetapi bahan-bahan yang tidak tembus pandang (Opaque). Kelebihan
media ini sebagai media pembelajaran adalah bahwa bahan cetak pada buku,
majalah, oto, grafis, bagan atau diagram dapat diproyeksikan secara langsung tanpa
dipindahkan ke permukaan transparansi terlebih dahulu.
e. Mikrofis
Mikrofis adalah lembaran film transparan yang terdiri atas lambang-lambang
visual yang diperkecil sedemikian sehingga tidak dapat dibaca dengan mata
telanjang.
f. Media proyeksi gerak dan audio visual
Beberapa jenis media yang masuk dalam kelompok ini adalah:
1) Film gerak
Film gerak merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat menarik karena
mampu mengungkapkan keindahan dan fakta bergerak dengan efek suara, gambar
dan gerak, film juga dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
14
xxxii
2) Film gelang
Film gelang atau film loop adlah jenis media yang terdiri atas film berukuran 8
mm dan 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan sehingga film ini akan
berulang terus-menerus jika tidak dimatikan.
3) Program TV
Televisi merupakan media menarik dan modern karena merupakan bagian dari
kebutuhan hidupnya. Televisi dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang
menarik dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan
disertai unsur gerak.
4) Video
Pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta maupun fiktif, dapat
bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.
5) Multimedia
Vaughan, Tay (2004) menjelaskan bahwa multimedia adalah sembarang
kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima
oleh pengguna melalui computer. Sejalan dengan hal diatas, Heinich, dkk (2005)
multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format
media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan
informasi kedalam sistem komputer.
6) Benda
Benda-benda yang ada disekitar dapat digunakan pula sebagai media
pembelajaran, baik benda asli maupun benda tiruan atau miniature. Benda-benda ini
15
xxxiii
dapat membantu proses pembelajaran dengan baik terutama jika metode yang
digunakan adalah metode demonstrasi atau praktek lapangan.
4. Indikator Penggunaan Media Video Pembelajaran
Pentingnya peran media dalam pembelajaran mengharuskan peran pendidik
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan
media. Salah satu upaya peningkatan hasil belajar pada saat ini adalah dengan
pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK)
misalnya, dengan menggunakan media video dalam penyajian materi pembelajaran.
Terkait media pembelajaran sendiri, Arsyad, (2011:3) mendefinisikan bahwa
media pembelajaran adalah alat bantu secara fisik yang dapat digunakan dalam
kegiatan belajar dan mengajar, merangsang serta membantu peserta didik secara
menyeluruh, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Adapun jenis media
pembelajaran secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan alat indra yang
digunakan dalam mengamatinya ke dalam tiga hal, yaitu media visual, media audio,
dan video.
a. Penggunaan media video yang baik
1) Visualisasi mencerminkan kenyataan
Apa yang digambarkan merupakan miniaturisasi dari kenyataan atau benda
sesungguhnya. Sehingga anak didik saat melihat video yang ditampilkan serasa
mengalami dan melihat wujud asli benda yang divisualisasikan tersebut.
16
xxxiv
2) Mempertimbangkn mutu teknis
Visualisasi yang kurang jelas, baik dari sisi warna, isi, serta layout, akan
menimbulkan biasa dalam proses pembelajaran. Anak didik tidak bisa menerima
pesan secara utuh dan komprehensif karena kwalitas video yang ditampilkan tidak
sempurna. Untuk itu, warna harus terang, bentuk materi yang divisualisasikan sesuai
dengan kenyataan, serta menjangkau penglihatan seluruh anak didik.
3) Keterampilan guru dan ketersediaan
Suatu benda biasanya menuntut keterampialn tertentu untuk menyajikan dan
mengoperasionalkannya. Guru dituntut bisa mengoperasionalkan video secara baik
dan benar. Selain itu guru perlu mempertimbangkan aspek ketersediaan video
tersebut. Tidak semua materi bisa divisualkan, terutama materi yang bersifat abstrak
tentang keyakinan.
Media jenis visual ini dapat digunakan untuk menggambarkan dan memperjelas
materi pembelajaran melalui gambar, tulisan, serta bentuk visual lain. Media ini
cukup efektif dan mudah digunakan dalam pembelajaran. Selain itu ada media grafis
yang juga termasuk media visual, yakni pesan yang akan disampaikan dituangkan ke
dalam simbol-simbol komunikasi visual (menyangkut indera penglihatan). Media
grafis ini meliputi: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster,
peta/globe, papan flanel, dan papan buletin (Angkowo, Kosasih 2007:13).
Pertama, menggunakan video sebagai media pembelajaran bagi penulis harus
mempertimbangkan beberapa kriteria, antara lain: Pertama, pada tipe materinya.
Artinya, pada setiap materi pembelajaran tidak semuanya dapat dijelaskan secara
baik dengan menggunakan media video.Kedua, terkait durasi waktu. Media video
17
xxxv
berbeda dengan film pada umumnya yang berdurasi rata-rata 2 jam dan maksimal
3.5 jam. Jadi media pembelajaran yang menggunakan video haruslah memiliki durasi
antara 20 - 40 menit saja.
Ketiga, sajian video. Media video pembelajaran mengutamakan kejelasan dan
penguasaan materi yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Sehingga, format
video yang cocok untuk pembelajaran, diantaranya: naratif, wawancara, presenter,
dan format gabungan. Keempat, perlu diperhatikan ketentuan teknis. Artinya, media
video tidak terlepas dari aspek teknis, yaitu efek kamera, teknis pengambilan
gambar, teknik pencahayaan, editing dan suara. Sehingga pembelajaran yang dibuat
lebih menekankan pada kejelasan pesan.
Kelima, penggunaan musik dan sound effect menjadi bagian penting dalam
sajian video. Video akan lebih menarik dan bermakna jika sajian sound mendukung
dan tepat.
Akhirnya, dengan bantuan media video, seorang guru dapat
mempresentasikan materi ajar kepada siswa bisa lebih mudah dalam
mentransformasikan ilmunya melalui pembelajaran yang diberikan oleh seorang
guru kepada anak didiknya di kelas. Disamping memudahkan seorang guru
menguasai kelas dan membantu anak-anak didik untuk tetap fokus dengan apa yang
diterangkan oleh seorang guru.
Selain itu, penerapan media video dalam proses kegiatan belajar mengajar
berdampak positif meningkatnya aktivitas dan motivasi belajar siswa terutama dalam
peningkatan minat belajar peserta didik. Karena itu, guru dapat memanfaatkan media
video dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan nilai pengetahuan peserta didik
sebagai salah satu faktor keberhasilan belajar peserta didik, dan penentu keberhasilan
18
xxxvi
guru yang dalam penyampaian materi yang diajarkannya. Sehingga, proses belajar-
mengajar dapat berjalan dengan baik.
Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran perlu memperhatikan
landasan filosofis. Artinya, penggunaan media semestinya didasarkan pada nilai
kebenaran yang telah ditemukan dan disepakati banyak orang. Baik kebenaran
akademik maupun kebenaran sosial. Media yang digunakan guru juga perlu dicek
kembali kebenaran dan ketepatannya. Guru yang memilih media belum sesuai
dengan materi yanga akan disampaikan berarti media tersebut tidak benar, tidak
bagus, dan tidak indah. Artinya penggunaan media yang tidak tepat belum
mempertimbangkan landasan filosofis.
Penggunaan dalam media video pembelajaran seorang guru juga dituntut untuk
memperhatikan kondisi psikologis anak didik yang perkembangannnya cukup
beragam tersebut. Pemilihan medis pembeljaran tidak bisa disamakan antara anak
yang belum sempurna perkembangan psikologisnya. Sebab media pembelajaran
tidak bisa berfungsi secara optimal jika tidak sesuai dengan perkembangan
psikologis anak didik. Anak tidak akan bisa mengambil makna pembelajaran melalui
media yang tidak sesuai modalitas dan psikologisnya.
Penggunaan media untuk anak usia dini pasti berbeda dengan penggunaan media
untuk anak usia remaja atau setingkat SMA/SMK/MA meskipun judul materi
pelajarannya sama. Sebab kemampuan berfikir antara anak usia dini dengan anak
usia remaja berbeda. Anak usia dini belum bisa berfikir abstrak sehingga media yang
digunakan sebaiknya mengarah pada proses berfikir konkrit. Sedangkan anak usia
19
xxxvii
remaja telah bisa berfikir abstrak sehingga media yang digunakan tidak harus
bersifat konkrit.
Pendek kata, aspek psikologis perlu dipertimbangkan dalam penggunaan media
pembelajaran. Guru perlu lebih jelas dalam memilih media pembelajaran agar sesuai
dengan kondisi psikologis anak didik, dalam satu kelas. Kesesuaian media dengan
kondisi psikologis anak akan menjadikan pembelajaran makin optimal dan tercapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kesesuaian jenis media dengan tahap
psikologis anak akan meningkatkan perhatian atau atensi, kognisi, afeksi, imajinasi,
refleksi, dan motivasi peserta didik.
Penggunaan media pembelajaran tidak bisa dilepaskan dengan kondisi sosiologis
peserta didik. Sebab, kondisi sosiologis juga mempengaruhi respons peserta didik
terhadap jenis media yang digunakan guru dalam pembelajaran. Kesesuaian media
dengan kondisi sosial anak didik dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi media
yang digunakan. Sebaliknya, penggunaan media pembelajaran yang tidak sesuai
dengan kondisi soisial peserta didik akan menimbulkan kebiasaan dalam
pembelajaran, karena fokus peserta didik tidak pada isi (content) media namun pada
media itu sendiri.
Menggunakan media video, guru perlu mempertimbangkan latar belakang sosial
anak didik dalam sekolah. Sebab jika media video yang digunakan tidak sesuai latar
belakang sosial anak didik maka materi pelajaran atau pesan yang dikirim tentunya
tidak bisa tersampaikan secara optimal. Bahkan pembelajaran akan menjadi biasa
karena media yang digunakan guru tidak sesuai dengan kendali sosial anak didik.
20
xxxviii
Bentuk video bisa berupa, gambar representatif seperti gambar, lukisan atau foto
yang menunjukkan bagaimna tamfaknya sesuatu benda. Media jenis visual ini paling
banyak digunakan guru dalam pembelajaran, terutama media visual sederhana dan
bersifat nonproyeksi. Selain mudah di dapatkan media visual lebih mengakomodir
kebanyakan modalitas belajar anak didik. Sebab anak lebih banyak belajar dari apa
yang dilihat.
Ditinjau dari penggunaannya media dapat dibagi menjadi dua, yaitu media
proyeksi dan media nonproyeksi. Media proyeksi adalah media yang penggunaannya
membutuhkan bantuan proyektor, yaitu alat yang bisa menghubungkan media
tersebut sehingga bisa digunakan atau ditampilkan. Sedangkan media nonproyeksi
adalah media yang penggunaannya tidak memerlukan bantuan alat atau proyektor.
Berbagai macam film / video yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
Misalnya, ukuran 8 mm, 16 mm, dan 35 mm (film pendidikan umumnya berukuran 8
mm dan 16 mm). Film bisu dan film bersuara, film berwarna atau hitam putih dapat
digunakan dalam pembelajaran.
Memilih media video yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tidaklah
mudah. Selain memerlukan analisis mendalam dengan mempertimbangkan berbagai
aspek juga dibutuhkan prinsip-prinsip tertentu agar pemilihan media bisa lebih tepat.
Pada bagian sebelumnya guru harus mempertimbangkan landasan filosofis,
psikologis dan sosiologis dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran.
Setelah landasan pemilihan dan penggunaan telah sesuai, pemilihan media juga perlu
merujuk pada prinsip-prinsip tertentu.
b. Prinsip yang bisa dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih media video
pembelajaran
21
xxxix
1) Prinsip efektifitas dan efisiensi
Dalam memilih media video pembelajaran seorang guru juga dituntut bisa
memperhatikan aspek efektifitas dan efisiensi tersebut. Media yang akan digunakan
dalam pembelajaran seharusnya bisa mendukung dan mempercepat pencapaian
tujuan pembelajaran. Jangan sampai media yang digunakan tidak mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisiensi.
Media yang telah memenuhi aspek efektifitas dan efesiensi ini tentunya akan
meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran. Materi yang disampaiakan melalui media ini juga akan lebih mudah
diserap anak didik. Karena itu, prinsip ini menjadi penting untuk digunakan dasar
dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan.
2) Prinsip relevansi
Pertimbangan kesesuaian media dengan materi yang akan disampaikan juga
perlu menjadi pertimbangan guru dalam memilih media pembelajaran. Guru dituntut
bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi, strategi pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran.
Relevansi ini terbagi atas dua yaitu kedalam dan keluar. Relevansi Kedalam
adalah pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan
sinkronisasi anatara tujuan, isi, strategi dan evaluasi mateti pembelajaran. Selain itu,
relevansi kedalam ini juga mempertimbangakan pesan, guru, siswa, dan desain
media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga media yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan guru, kebutuhan siswa, serta sesuai dengan materi yang
disampaikan.
22
xl
Sedangkan relevansi keluar adalah pemilihan media yang disesuaikan dengan
kondisi perkembangan masyarakat. Media yang dipilih disesuaikan dengan apa yang
biasa digunakan masyarakat secara luas. Oleh karena itu media pembeljaran
disesuaikan dengan problem yang dihadapi siswa serta disesuaikan dengan apa yang
lagi kecenderungan di akalnya anak didik. Aryinya, media yg diguankan sesuai
dengan kontejs kehidupan anak didik yg sehari-hari dilihat, didengar dan dialami.
Media yang relevan secara internal dan eksternal ini akan meningkatkan fungsi
dan manfaat media itu sendiri. Namun guru perlu melakukan analisis dengan
mempertimbangkan banyak faktor agar bisa memilih media yang relevan tersebut.
Semakin relevan media yang dipilih maka akan semakain mendukung dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
3) Prinsip produktifitas
Dalam nemilih media pembelajaran, guru dituntut untuk bisa menganalisis
apakah media yang akan digunakan bisa meningkatkan pencapaian tujuan
pembelajaran atau tidak. Jika media yang digunakan bisa menghasilkan dan
mencapai target dan tujuan pembelajaran lebih bagus dan banyak maka media
tersebut dikategorikan media produktif.
Media perlu dipertimbangkan prinsip produktifitas, tentunya media yang lebih
produktiflah yang seharusnya digunakan guru dalam melakukan pembelajaran.
Semakin produktif media yang digunakan maka akan semakin cepat dan tepat tujuan
pembelajaran terealisasikan.
Setelah prinsip dan landasan pemilihan media tercapai, dalam memilih media
guru perlu menganalisis kriteria-kriteria media pembelajaran. Proses pemilihan
23
xli
media pembelajaran tidak sama dengan pemilihan buku pegangan dalam
pembelajaran. Pemilihan buku pegangan perlu memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan siswa yang akan dibelajarkan. Kriteria pemilihan ini didasarkan pada
aspek kesesuaian, mutu media serta keterampilan guru dalam menggunakan media
tersebut.
c. Kriteria yang perlu diperhatikan:
1) Kesesuaian dengan tujuan
Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.
Maka pemilihan media hendaknya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang
dirumuskan tersebut. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah
ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua
atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan yang dirumuskan ini
adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain
merupakan kelengkapan dari kriteria utama ini.
Perlu diingat, kehadiran media dalam pembelajaran adalah untuk mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Maka media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaranlah yang dapat berfungsi
secara optimal.
2) Ketepatgunaan
Tepat guna dalam konteks media pembelajaran diartikan pemilihan media telah
di dasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa belum tepat dan belum berguna
maka tidak perlu dipilih dan digunakan dalam pembelajaran. Jika materi yang akan
dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video
24
xlii
akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang
bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian akademik.
3) Keadaan peserta didik
Kriteria pemilihan media yang baik adalah disesuaikan dengan keadaan peserta
didik, baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis anak. Sebab media yang
tidak sesuai dengan keadaan anak didik tidak dapat membantu banyak dalam
memahami materi pembelajaran.
Media yang efektif adalah media yang penggunaannya tidak tergantung dari
perbedaan individual siswa. Misalnya, jika siswa yang ada dikelas tergolong tipe
auditif- visual maka media yang kita gunakan seharusnya juga media berbasis audio-
visual. Begitu juga dengan keadaan siswa yang kinestetik. Untuk siswa tipe ini
media yang digunakan juga berbasis kinestetik.
Oleh karena itu, agar media sesuai dengan bekal awal maka sesuaikanlah media
itu dengan apa yang telah difahami siswa. Agar media yang digunakan sesuai
perkembangan siswa maka pilihlah media yang sesuai dengan jenjang perkembangan
psikologis anak.
4) Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran,
media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut Wilkinson, media
merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika
dibutuhkan. Untuk memenuhi keperluan siswa dan guru. Jangan sampai seorang
guru menentukan dan memilih media yang tidak tersedia di sekolahan. Jika guru
25
xliii
tidak mampu membuat dan memproduksi media maka pilihlah media alternatif yang
tersedia di sekolahan tersebut untuk menjelaskan materi pembelajaran.
5) Biaya kecil
Seorang guru tidak diperkenankan memilih media yang biayanya mahal tetapi
hasil pembelajarannya tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi media tersebut. Dalam bahasa orang ekonomi akan dikategorisasikan
orang pailit jika atau bangkrut jika kita menggunakan modal besar tetapi hasilnya
sedikit. Pemilihan media pembelajaran juga mempertimbangkan aspek biaya.
Pilihlah media yang murah dan sederhana tetapi hasilnya banyak dan bagus.
Kalaupun harus memilih media yang mahal maka hasilnya harus lebih besar dan
lebih bagus.
6) Keterampilan guru
Aspek keterampilan guru ini seringkali menjadi kendala tersendiri dalam proses
pemilihan media. Banyak guru yang memilih media sederhana dengan alasan tidak
bisa mengoperasionalkan media yang lebih canggih atau modern. Padahal dari sisi
hasil media yang lebih canggih dan modern bisa menghasilkan pembelajaran lebih
optimal.
Apapun media yang dipilih, guru harus mampu menggunakannya dalam proses
pembeljaaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang
menggunakannya. Jangan sampai guru memilih media yang dia sendiri tidak bisa
mengoperasionalkan secara baik. Media yang lebih bagus, misalnya proyekyor
transparansi (OHP), proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih
lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya
26
xliv
dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar
(Arsyad, 2006: 76).
7) Mutu teknis
Kualitas media jelas mempengaruhi tingkat ketersampaian pesan atau materi
pembelajaran kepada anak didik. Untuk itu, media yang dipilih dan digunakan
hendaknya memiliki mutu teknis yang bagus. Misalnya, media visual yang dipilih,
baik gambar maupun fotografi, harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Visual
pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang
(Arsyad, 2006:76).
Hakekat dari pemilihan media adalah dengan mempertimbangkan optimalisasi
pencapaian tujuan pembelajaran. Tidak ada ketentuan baku dalam memilih media.
Tidak ada media paling bagus dan jelek. Media yang bagus adalah media yang dapat
mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Media yang berbasis teknologi
canggih tidak mesti efektif dan efesien dalam merealisasikan tujuan pemblajaran.
Begitu juga media yang tradisional dan sederhana belum tentu selalu jelk dan tidak
bisa mensukung pencapaiaj tujuan pemblajaran. Artinya, media yang bagus adalah
media yang adapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga rujukan
dan kriteria utama dalam memilih media adalah kontribusi media dalam
meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
Video digunakan sebagai upaya untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
efektif. Dengan melihat fungsinya diharapkan penggunaan media ini dalam proses
belajar mengajar akan berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa. Bila kita
27
xlv
memperhatikan kompetensi yang begitu luas menyangkut berbagai aspek, jelas
kiranya tidak ada satu pun metode belajar yang dapat digunakan untuk mencapai
semua tujuan tersebut. Demikian pula dengan penggunaan multimedia yang tidak
mungkin digunakan untuk mencapai semua kompetensi. Tujuan lebih
memungkinkan digunakan media ini dalam pembelajaran adalah kompetensi
kejuruan pada pembelajaran dasar kompetensi keahlian. Kompetensi kejuruan erat
kaitannya dengan kemampuan psikomotor siswa, terutama pembelajaran yang
berbasis produksi. Minat belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima perangkat
yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
Video pembelajaran dalam format disk dioperasikan dengan menggunakan VCD
player yang dijalankan dengan disk atau lempengan serta ditampilkan melalui
monitor televisi atau LCD atau dapat di putar langsung melalui PC komputer. Media
jenis ini juga dapat digunakan untuk menyajikan bagian-bagian dari suatu proses dan
prosedur secara utuh sehingga memudahkan siswa dalam mengamati dan menirukan
langkah-langkah suatu prosedur yang harus dipelajari. Dengan menggunakan media
jenis ini siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang benar.
Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat perhatian siswa selama mata pelajaran
berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.
Media video digunakan sebagai upaya untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang efektif. Dengan melihat fungsinya diharapkan penggunaan media ini
dalam proses belajar mengajar akan berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi
siswa. Bila kita memperhatikan kompetensi yang begitu luas menyangkut berbagai
28
xlvi
aspek, jelas kiranya tidak ada satu pun metode belajar yang dapat digunakan untuk
mencapai semua tujuan tersebut. Demikian pula dengan penggunaan multimedia
yang tidak mungkin digunakan untuk mencapai semua kompetensi. Tujuan lebih
memungkinkan digunakan media ini dalam pembelajaran adalah kompetensi
kejuruan pada pembelajaran dasar kompetensi keahlian. Kompetensi kejuruan erat
kaitannya dengan kemampuan psikomotor siswa, terutama pembelajaran yang
berbasis produksi. Hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima perangkat
yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
8) Memotivasi minat atau tindakan
Media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.
Hasil yang diharapkan adalha melahirkan minat dan merangsang para siswa atau
pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab melayani secara
sukatrela, atau memberikan sumbangan material). Pencapaian tujuan ini akan
mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.
9) Menyajikan informasi
Media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi
dihadapan sekelomok siswa. Isi dan bentuk penayjian bersifat amat umum, berfungsi
sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian
dapt pula bebentuk hiburan, drama atau teknik motivasi.
10) Memberi Instruksi
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam
media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam
bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
29
xlvii
Berdasarkan teori yang dikutif diatas bahwa fungsi dari media pembelajaran
merupakan salah satu penyaji informasi yang mampu melahirkan minat belajar siswa
dan merangsang siswa dalam bertindak atau aktif dalam proses pembelajaran dalam
kelas. Dengan demikian media pembelajaran media video memiliki fungsi diatas
seperti menarik perhatian siswa untuk lebih fokus terhadap penyampaian materi
dalam proses pembelajaran, sehingga tingkat pemahaman siswa dapat lebih efektif.
1) Manfaat Media Video dalam Pembelajaran
Di dalam pemanfaatan media pembelajaran untuk suatu proses pembelajaran
maka akan berpengaruh positif terhadap siswa yang memiliki karakteristik yang
berbeda dalam penerima informasi atau pesan. Seperti siswa yang memiliki
karakteristik mendengarkan (audio), siswa yang memiliki karakteristik melihat
(visual) dan siswa yang memiliki karakteristik melihat dan mendengarkan (audio dan
visual).
Sudjana (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa yaitu:
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi dan minat belajar siswa.
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkan dan menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
c) Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
penentuan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan mengajar pada
setiap jam pelajaran.
30
xlviii
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru. Tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Manfaat media pembelajaran yang telah di paparkan diatas dimana media
pembelajaran dalam kegiatan belajar sangat penting dalam penyampaian suatu
konsep pada siswa tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan
siswa terlibat langsung di dalamnya, bila dibandingkan dengan konsep pembelajaran
yang hanya melibat siswa untuk mengamati saja. Seperti yang kemukakan oleh
Edgar dan Dale (dalam Arif Sadima, dkk, 2003:7-8) dalam klasifikasi pengalaman
menurut tingkat yang paling konkrit ke yang paling abstrak, dimana partisipasi,
observasi, dan pegalaman langsung memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap pengalaman belajar yang diterima siswa.
5. Kelebihan dan Kekurangan Video dalam Pembelajaran
a. Kelebihan
Menurut (Hakim 2009) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat
diperoleh dari media video dalam hubunganya dengan kegiatan pengajaran, antara
lain:
1) Mudah dan praktis dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Gambar video bisa dipergunakan untuk berbagai jenjang pengajaran dan
berbagai disiplin ilmu. Mulai TK sampai perguruan tinggi, dari ilmu-ilmu sosial
sampai ilmu-ilmu ekstra.
3) Gambar video dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi
lebih realistis.
31
xlix
4) Gambar video dapat mengubah tahap-tahap pengajaran, dari lambang kata
(verbal simbols) beralih kepada tahapan yang lebih kongkrit yaitu lambang
visual (visual simbols).
5) Dapat menstimulir efek gerak.
6) Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, sehingga kontrol pada pengguna.
b. Kekurangan
Keterbatasan atau kelemahan video secara umum, antara lain:
1) Peralatan video yang akan dipergunakan harus sudah tersedia dikelas
sebelumnya.
2) Penyusunan naska dan skenario perl u waktu dan membutuhkan keahlian.
3) Biaya produksi media video sangat tinggi.
4) Membutuhkan layar atau proyektor yang memadai jika ingin digunakan dalam
pembelajaran klasikal atau massal.
Selain memerlukan biaya yang tinggi dalam pengadaannya, (Cepi Riyana 2007)
menambahkan keterbatasan media video anatra lain tidak dapat dioperasikan
disembarang tempat karena membutuhkan listrik, komunikasi searah sehingga sulit
dilakukan umpan balik terhadap peserta didik dan pembelajar mudah tergoda
memutar VCD yang bersifat hiburan sehingga akan menganggu proses bealajar.
(Cepi Riyana 2007) menuliskan keterbatasan media pembelajaran tersebut
merupakan kelemahan dalam hal perangkat keras dan sumber daya pembelajar, dan
bukan terletak pada sistem pembelajar. Peningkatan minat dan motivasi siswa dalam
pembelajar merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh seorang siswa dalam
memfasilitasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
32
l
6. Pembelajaran Sejarah
Definisi Sejarah adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Peristiwa di masa lalu yang memiliki nilai dan peran penting bagi kehidupan masa
kini maupun masa depan. Pengertian sejarah bisa diartikan sesuai dengan konteks
dan fungsinya. Sejarah ini bisa diartikan sebagai kejadian yang sudah terjadi pada
masa lalu. Sejarah juga bisa diartikan sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kejadian atau peristiwa di masa lampau.
Sejarah secara umum diambil dari bahasa Yunani historia yang memiliki arti
pengetahuan atau penyelidikan yang didapatkan dari suatu proses penelitian.
Sedangkan pengertian sejarah lain juga didapatkan dari bahasa Arab syajaratun yang
berarti pohon yang bercabang. Pengertian ini menunjukkan jika sejarah itu
bercabang-cabang dan akan terus berkembang dari waktu ke waktu.
Tidak berhenti pada dua pengertian sejarah yang sudah disebutkan di atas,
berbagai ahli juga mengungkapkan pengertian dari sejarah berdasarkan
pandangannya masing-masing. Nah, berikut ini adalah pengertian sejarah menurut
para ahli:
a. Menurut Herodotus “Jika berbicara sejarah, maka tokoh satu ini tidak boleh
dilupakan atas pemikirannya tentang sejarah. Pengertian sejarah menurut para
ahli akan dimulai dari Bapak Sejarah dunia, Herodotus. Pengertian sejarah
menurut Herodotus adalah suatu kajian yang menceritakan tentang perputaran
seseorang atau sebuah peradaban, baik tentang jatuh maupun bangunnya”.
b. Menurut Aristoteles “Ilmuwan selanjutnya yang juga memberikan pemikirannya
tentang pengertian sejarah adalah Aristoteles. Aristoteles mendefinisikan sejarah
33
li
sebagai sebuah sistem yang meneliti tetang satu kejadian dan disusun secara
kronologis. Peristiwa atau kejadian yang disusun itu harus mempunyai catatan
atau bentuk lainnya sebagai bukti kebenaran kejadian yang disusun tersebut”.
c. Menurut Kuntowijoyo “Kuntowijoyo menjabarkan sejarah sebagai fakta yang
disuguhkan secara ideografis, empris, diakronis dan unik. Sejarah bersifat
ideografis karena menggambarkan tentang sesuatu, sedangkan diakronis karena
disuguhkan berdasarkan waktu dan empiris artinya sejarah itu bersandar pada
sebuah pengalaman manusia yang benar-benar terjadi”.
Selain mengenal pengertian sejarah yang didefinisikan dalam berbagai bentuk
oleh para ahli, Anda juga harus mengetahui apa itu teks cerita sejarah. Pengertian
teks cerita sejarah bisa diartikan sebagai teks atau tulisan yang isinya menceritakan
peristiwa masa lalu yang disajikan berdasarkan urutan waktu dan fakta. Peristiwa
atau hal yang diceritakan itu haruslah peristiwa yang memiliki nilai sejarah.
Dalam penulisan teks cerita sejarah ini juga harus berdasarkan struktur yang baik
agar mudah dipahami. Struktur penulisan teks sejarah itu terdiri dari orientasi, urutan
peristiwa yang ditulis secara kronologis dan reorientation. Karena menceritakan
sebuah peradaban, setiap peradaban memiliki sejarah yang terdiri dari beragam
peristiwa penting di dalamnya.
Salah satu peradaban yang juga masuk dalam peristiwa sejarah adalah peradaban
Islam. Pengertian sejarah peradaban Islam ini adalah kronologi peristiwa pada masa
dimana agama Islam dalam masa puncak kejayaannya.
Setiap kehidupan manusia tidak bis dilepaskan dari sejarah. Secara umum,
sejarah bisa diartikan sebagai sebuah peristiwa penting, yang mana peristiwa penting
34
lii
ini akan terus berkembang seiring perubahan waktu. Sebagai sebuah ilmu, sejarah
meneliti dan mempelajari peristiwa yang terjadi di masa lampau itu berdasarkan
bukti dan fakta yang ditemukan yang kemudian dituangkan dalam tulisan teks cerita
sejarah dan ditulis secara kronologis.
7. Minat Belajar
a. Minat
Dalam kamus besar bahasa indonesia minat diartikan sebagai kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Minat merupakan salah satu aspek
psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai
prestasi yang baik di samping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat
segala kegiatan akan dilakukan kurang efesien dan efektif (Aritonang, 2008). Minat
sebagai sesuatu hasil pengalaman yang tumbuh pada dan dianggap bernilai oleh
individu adalah kekuatan yang mendorong seseorang itu untuk berbuat sesuatu
(Winarno Surakhmad, 1980 : 90) Dapat disimpulka bahwa minat adalah dorongan
yang timbul dari naluri individu masing-masing seseorang, minat sama dengan
kemauan yang kuat kita memiliki ketertarikan sendiri terhadap seuatu.
b. Belajar
Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk
mencapai hasil yang optimal (Rauf, Rusdin 2013). Teori belajar Behaviour yang
dicetuskan Ivan Pavlov, Skinner dan Thorndike, menyebutkan belajar merupakan
perubahan berdasarkan stimulus dan respon. Robert M. Gagne, Jean Peaget, Ausubel
dan Bruner dengan teori belajar kognitifnya mengartikan belajar sebagai peristiwa
35
liii
mental yang pengetahuannya dibangun dalam diri internal melalui interaksi dengan
lingkungan. Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan transaksi
antara kebutuhan dengan proses dari kebutuhan aktivitas.
c. Minat Belajar
Minat belajar atau dorongan untuk belajar di dapat dari suasana pembelajaran
yang akan memberikan motivasi dan kebebasan dalam mengeksplorasi atau
menganalisis pengalaman belajar. Desain pembelajaran yang kondusif akan
memberikan kebebasan mengekspresikan ide dan motivasi belajar mandiri (Susanto,
2006). Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor,
baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).
Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan,
kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat
sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan.
Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan
dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang
sosial budaya (Slameto, 1995).
d. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Aritonang (2008), bahwa faktor-faktor yang membuat siswa berminat
belajar yaitu (1) cara mengajar guru, (2) karakter guru, (3) suasana kelas tenang dan
nyaman, dan (4) fasilitas belajar yang digunakan. Untuk membangkitkan minat
belajar siswa, upaya yang harus dilakukan oleh guru yaitu:
1) Faktor cara mengajar guru, yaitu peran yang harus dimiliki dalam hal cara
mengajar guru yaitu guru sebagai demonstrator dan guru sebagai evaluator.
36
liv
Adapun langkah-langkah membangkitkan minat belajar siswa sesuai dengan
peran tersebut yaitu:
2) Menarik perhatian siswa, perhatian siswa muncul karena didorong oleh rasa
ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat dirangsang melalui hal-hal yang baru.
3) Membuat tujuan yang jelas, setelah siswa tertarik untuk belajar dengan
menjelaskan kepada siswa kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai. Dengan
adanya KD yang jelas siswa akan berusaha untuk mencapai KD tersebut.
Adapun tujuan yang jelas dapat dilakukan dengan cara: (1) memberikan alasan
yang kuat mengapa siswa harus melakukan sesuatu sehubungan dengan KD
tersebut, (2) menghubungkan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan
kondisi siswa, (3) menjelaskan harapan guru terhadap mata pelajaran yang
diajarkan dan saat memulai mengajar, (4) menggunakan tanda-tanda, bahasa
tubuh yang menyakinkan, dan (5) semangat yang luar biasa terhadap apa yang
diajarkan.
4) Mengakhiri pelajaran dengan berkesan, agar materi pelajaran yang telah
disampaikan akan teringat terus serta siswa akan mempelajarinya, guru harus
mengakhiri pelajaran dengan berkesan, yaitu (1) menyediakan waktu untuk
menutup pelajaran, (2) tekankan pada siswa untuk hening selama beberapa detik
guna mengendapkan informasi yang baru saja diterima, (3) meminta siswa
menuliskan semua yang sudah mereka pelajari, (4) menugaskan siswa membuat
ringkasan, dan (5) mengaitkan kegiatan penutup dengan kegiatan pembuka.
5) Faktor karakter guru, yaitu karakter guru yang dapat membangkitkan minat
belajar siswa yaitu sabar, memiliki 3 S (senyum, sapa, santun), menghargai
37
lv
kekurangan siswa, adil, baik, disiplin, tidak menakuti atau mengancam siswa,
dan memiliki semangat.
6) Faktor suasana kelas yang nyaman dan tenang, yaitu lingkungan kelas yang
tenang dan nyaman sangat merangsang siswa untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Karena itu guru harus
mengelola kelas dengan baik.
7) Faktor fasilitas belajar, yaitu belajar yang efektif harus dimulai dengan
pengalaman langsung dan menuju ke pengalaman yang lebih abstrak. Belajar
akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada siswa
belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Fasilitas belajar misalnya
menggunakan kaset, televisi, papan tulis, OHP, dan projector atau media
lainnya.
e. Indikator Minat Belajar
Menurut Djamaroh (2002: 132) indikator minat belajar yaitu rasa suka/senang,
pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk belajar
tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian.
Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan
senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. Dari beberapa definisi
yang dikemukakan mengenai indicator minat belajar tersebut diatas, dalam penelitian
ini menggunakan indikator minat yaitu:
38
lvi
a) Bergairah untuk belajar
Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu
maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti
pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.
b) Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang
dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.
Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari
guru.
c) Punya kemauan dalam belajar
Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu
benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda
tugas dari guru.
d) Perhatian Siswa
Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam penggunaan
sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan
pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada obyek
tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut. Contoh:
mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi.
e) Ulet dalam belajar
f) Teliti dalam belajar
39
lvii
B. Kerangka pikir
Salah satu upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan minat belajar siswa
adalah dengan menghadirkan media video pembelajaran. Media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran menggunakan Media Pembelajaran Berbasis
Video. Media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Pembelajaran akan berjalan baik dan efektif bila siswa dapat memahami materi
yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media menggunakan media video
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, serta mampu merangsang
siswa untuk memperhatikan materi dan memudahkan memahami pesan yang
disampaikan dalam pembelajaran. Media pembelajaran video memiliki karakteristik
yang dinamis, interaktif dan inovatif sehingga dapat mengoptimalkan pemahaman
konsep serta menarik minat belajar siswa. Kemudian dapat mengeksplorasi objek
yang divisualisasikan menjadi bagian yang lebih detail.
Berdasarkan uraian diatas, maka disusun skema kerangka pikir sebagai berikut:
40
lviii
Adapun skema kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1
Bagan Kerangka pikir
MTs Geologi Perunggu
Balocci Pangkep
a. Bergairah untuk belajar
b.Ketertarikan siswa
c. Keterlibatan siswa
d.Perhatian siswa
e. Mempunyai inisiatif
untuk belajar
Penggunaan Media
Video Pembelajaran
Minat Belajar Siswa
a.Visualisasi mencerminkan
kenyataan
b.Mempertimbangkan mutu
teknis
c. Keterampilan guru dan
ketersediaan
Ada Pengaruh
Penggunaan Media
Video Dalam
Pembelajaran
41
lix
C. Hipotesis
Arikunto (2009: 71) “Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul”.
Berdasarkan uraian hipotesis dalam penelitian ini dapat di rumuskan antara lain :
H0 = Tidak ada Pengaruh Penggunaan Media Video Pada Pembelajaran Sejarah
Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IX MTs Geologi Perunggu Balocci
Kab. Pangkep.
H1= Ada Pengaruh Penggunaan Media Video Pada Pembelajaran Sejarah Terhadap
Minat Belajar Siswa Kelas IX MTs Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep.
42
lx
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu
jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Menurut Sugiyono
(2013: 13) bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan tujuan untuk
mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Pengertian deskriptif
menurut Sugiyono (2012: 29) adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan
atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex-post facto
karena penelitian dilakukan untuk meneliti peristiwa yang sudah terjadi dan
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan
kejadian tersebut.Pendekatan yang digunakan dalam analisis data penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk
43
lxi
mengukur semua variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan angka-
angka yang diolah melalui analisis statistik. Pendekatan kuantitatif menguji hipotesis
yaitu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah MTs Geologi Perunggu Balocci
Kab. Pangkep. Subjek penelitiannya adalah kelas IX tahun ajaran 2019/2020.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus sampai 12 September
2019 tahun ajaran 2019/2020.
C. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel
Variabel adalah bagian yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2012) variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu
variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).
Variabel bebas (independen) adalah variabel penelitian yang mempengaruhi
dan mendahulukan variabel terikat (dependen). Sedangkan variabel terikat
(dependen) adalah vaiabel yang dipengaruhi. Berdasarkan pendapat di atas maka
dalam penelitian ini ada dua variabel yakni sebagai variabel bebas adalah
penggunaan media video, variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar
siswa pada mata pelajaran sejarah.
44
lxii
Dalam penelitian ini, peneliti meneliti Pengaruh Penggunaan Media Video
Pada Pembelajaran Sejarah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IX MTs Geologi
Perunggu Balocci Kab.Pangkep,maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini
adalah:
a) Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media video pada
pembelajaran sejarah (X)
b) Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa kelas IX MTs
Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep (Y)
2. Desain
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre-
experimental desain. Desain penelitian yang penulis maksudkan dalam penelitian
ini adalah menyelidiki pengaruh penggunaan media video pada pembelajaran
sejarah terhadap minat belajar siswa kelas IX MTs Geologi Prunggu Balocci
Kab.Pangkep. Dengan bentuk Angket pada desain ini dapat membandingkan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Oleh karena itu, desain penelitian
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Variabel Penelitian
X Y
45
lxiii
Keterangan:
X : Pengaruh penggunaan media video (variabel bebas)
Y : Minat belajar siswa (variabel terikat)
D. Defenisi Operasional variabel
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi objek penelitian.
Seringkali ditanyakan variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam
peristiwa suatu gejala yang diteliti. Variabel penelitian yang digunakan ada dua
jenis, yaitu independent variabel sebagai variabel bebas/pengaruh (X) dan dependen
variabel sebagai variabel terikat/terpengaruh (Y). adapun variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: variabel bebas (independent variabel) (X) adalah
variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam
penelitian ini adalah penggunaan media video.Variabel terikat (variabel independent)
(Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam variabel ini
variabel terikat (Y) adalah minat belajar siswa. Untuk lebih memahami secara
komprehensif judul penelitian ini, maka penulis memberikan pengertian dan
pemaknaan secara operasional yaitu:
1. Media video pembelajaran merupakan salah satu media yang digunakan dalam
pembelajaran di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep yang
memperdengarkan dan memperlihatkan materi secara audio visual.
2. Minat Belajar (Variabel Terikat)
Minat belajar dalam penelitian ini merupakan variable terikat yang mengarah
kepada sikap siswa pada saat diperlakukannya proses pembelajaran dengan
46
lxiv
media video. Dimana minat belajar siswa tersebut dapat dilihat setelah guru
memberikan tes berupa angket untuk mengetahui seberapa besar minat siswa.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012:80). Adapun
populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terdiri dari 35 orang siswa Kls
IX di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep. Untuk lebih jelasnya lihat
tabel berikut:
Tabel 3.1. Keadaan Populasi
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah L P
1 IX A 8 10 18
2 IX B 6 11 17
Jumlah 14 21 35
(Sumber Data: MTs Geologi Perunggu Balocci Kabupaten Pangkep)
2. Sampel
(Sugiyono, 2011) Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini terdiri
dari seluruh siswa kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep.
Dalam penelitian sampel menggunakan cara purposive sampling yaitu
penunjukkan dalam hal ini ditunjuk langsung sebagai sampel, adapun sampel pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX.
47
lxv
Tabel 3.2: Keadaan Sampel
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Siswa L P
Seluruh Kelas
IX 14 21 35
(Sumber Data: MTs Geologi Perunggu Balocci Kabupaten Pangkep)
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang relevan, dalam penelitian ini yang digunakan
Instrument adalah sebagai berikut:
a. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa pernyataan media video
pembelajaran dan minat belajar siswa kelas IX MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.
Pangkep. Adapun pernyataan yang digunakan sebanyak 15 poin untuk minat belajar
dan 15 poin untuk media video dan skala yang digunakan yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS)
dengan cara siswa diminta memberikan tanda ceklis pada kolom alternatif jawaban
sesuai dengan kesadaran siswa .
b. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan melakukan berbagai pengamatan langsung
terhadap siswa tentang sejauh mana minat siswa terhadap media video pembelajaran
serta pengamatan tentang keterampilan mengajar guru. Observasi atau pengamatan
langsung kondisi atau keadaan yang terjadi di lokasi penelitian. Sehingga diketahui
secara pasti kondisi MTs Geologi Perunggu Balocci Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan.
48
lxvi
G. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data dan informasi yang akurat, maka dalam penelitian ini di
gunakan sejumlah teknik pengumpulan data seperti:
1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan awal secara langsung terhadap lokasi penelitian. Observasi ini di
lakukan untuk mengamati secara langsung mengenai permasalahan pengaruh
penggunaan media video pada pembelajaran sejarah terhadap minat belajar siswa
kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep.. Hal ini dilakukan
dengan memperhatikan langsung proses pembelajaran siswa, perilaku siswa selama
pembelajaran berlangsung dan mengamati guru mengajar.
2. Angket (Kuesioner)
Angket merupakan salah satu cara yang di gunakan dalam pengumpulan data
dengan cara menyebarkan daftar yang berisi pernyataan-pernyataan tertulis kepada
responden. Teknik angket merupakan teknik utama yang di gunakan peneliti dalam
pengumpulan data pada penelitian ini. Adapun jumlah responden yang akan
mengisi angket pada penelitian ini yaitu sebanyak 35 orang dan jumlah angket 15
poin untuk media video dan 15 poin untuk minat belajar siswa. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilakukan melalui metode angket
dengan jenis instrumennya adalah daftar check (check list). Penelitian ini diberikan
langsung oleh guru kepada siswa di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep.
49
lxvii
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi di gunakan untuk mendapatkan data pendukung dalam
penelitian ini, misalnya gambaran lokasi penelitian dan struktur organisasi dan visi
misi.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis data ini akan dianalisis secara deskriptif kuantitaif, dan teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dan analisis statistik
inferensial. Teknik analisis statistik inferensial digunakan untuk mengakui
hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t.. Pengujian kuesioner dilakukan
melalui uji validitasi bantuan SPSS versi 20.0. pengujian validitasi tiap item
digunakan analisis item yang mengkorelasikan skor tiap butir instrumen dengan
skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang dinginkan, apabila dapat menggunakan data
veriabel yang teliti secara tepat. Rumus yang digunakan dalam menguji validitas
adalah korelasi product moment (Person) Arikunto (2010:319) yang rumusnya:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan:
= Kofisien korelasi
∑ = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑ = Jumlah Seluruh Skor X
∑ = Jumlah seluruh skor Y
50
lxviii
n = Banyaknya sampel
Tabel 3.3 interpretasi koefisien korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi
Antara 0,800-1,000
Antara 0,600-0,800
Antara 0,400-0,600
Antara 0,300-0,400
Antara 0,000-0,200
Hubungan variabel tinggi
Hubungan variabel cukup
Hubungan variabel agak rendah
Hubungan variabel rendah
Hubungan variabel sangat rendah tak
berkorelasi
2. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk
menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel
dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jenis statistik
inferensial pada penelitian ini adalah Statistik Parametrik; yaitu teknik yang
didasarkan pada asumsi bahwa data yang diambil mempunyai distribusi normal dan
menggunakan data interval dan rasio.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ketuntasan minat belajar siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran maka perlu
dilakukan uji hipotesis untuk melihat perbedaan sebelum diberikan perlakuan dan
setelah diberikan perlakuan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Uji-t adalah
salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan dari dua buah sampel atau variabel yang dibandingkan.
Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan tabel. Untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan yaitu menggunakan statistik uji-t.
digunakan rumus sebagai berikut:
51
lxix
Keterangan :
T = nilai yang dihitung statistik uji-t
= rata-rata sampel
S = standar deviasi (simpangan baku)
µo = rata-rata uji
n = banyak data
(Sumber: Bungin, Burhan. 2011)
52
lxx
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis
video terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah kelas IX di MTs
Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep yang diperoleh melalui angket terhadap 35
siswa yang disebarkan kepada siswa kelas IX di MTs Geologi Perunggu Balocci
Kab. Pangkep.
Berdasarkan hasil angket yang dipoleh kemudian dideskripsikan melalui analisis
deskriptif kuantitatif data angket siswa MTs Geologi Perunggu Balocci kab. Pangkep
dianalisis dengan menggunakan teknik frekuensi ( ) dan teknik presentase (%).
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pada pembelajaran sejarah
di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep., maka kualitas jawaban responden
akan dikategorikan menjadi 5 bagian yaitu: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju dengan pernyataan 15 poin dan 35 responden. Untuk
lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.1.
a. Data angket Media Pembelajaran Berbasis video MTs Geologi Perunggu
Balocci Kab. Pangkep
53
lxxi
Tabel 4.1. Data Angket Media Pembelajaran Berbasis video
PERNYATAAN
Variabel Y
SS S R TS STS
1 14 16 4 1 0
2 16 16 2 1 0
3 16 15 1 3 0
4 15 16 3 1 0
5 13 18 1 3 0
6 20 14 0 1 0
7 20 10 0 5 0
8 5 25 5 0 0
9 17 16 0 2 0
10 10 23 2 0 0
11 10 20 5 0 0
12 21 10 0 4 0
13 25 5 5 0 0
14 15 20 0 0 0
15 25 10 0 0 0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.1 Jadi kesimpulannya jumlah
keseluruhan dari 15 sampel dan 35 responden ialah yang menjawab sangat setuju
yaitu 242, setuju yaitu 234 , ragu-ragu yaitu 28, tidak setuju yaitu 21 dan sangat
tidak setuju yaitu 0.
Tabel 4.2. data hasil SPSS angket per soal pada skala sangat setuju
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
5 1 6,7 6,7 6,7
10 2 13,3 13,3 20,0
13 1 6,7 6,7 26,7
14 1 6,7 6,7 33,3
15 2 13,3 13,3 46,7
16 2 13,3 13,3 60,0
17 1 6,7 6,7 66,7
20 2 13,3 13,3 80,0
21 1 6,7 6,7 86,7
25 2 13,3 13,3 100,0
54
lxxii
Total 15 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.2. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 1 frekuensi atau 6,7 %, 2 frekuensi atau
13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1 frekuensi atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%, 2
frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi
atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%.
Jadi kesimpulannya yang menjawab sangat setuju dari 35 respon sebanyak 15
sampel atau 100,0 % yang menyatakan Sangat Setuju 242.
Tabel 4.3. data hasil SPSS angket per soal pada skala setuju
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
5 1 6,7 6,7 6,7
10 1 6,7 6,7 13,3
12 1 6,7 6,7 20,0
14 1 6,7 6,7 26,7
15 1 6,7 6,7 33,3
17 3 20,0 20,0 53,3
18 2 13,3 13,3 66,7
20 2 13,3 13,3 80,0
21 1 6,7 6,7 86,7
23 1 6,7 6,7 93,3
25 1 6,7 6,7 100,0
Total 15 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 1 frekuensi atau 6,7 %, 1 frekuensi atau 6,7
%, 1 frekuensi atau 6,7 %, 1 frekuensi atau 6,7 %, 1 frekuensi atau 6,7 %, 3
frekuensi atau 20,0%, 2 frekuensi atau 13,3%, 2 frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi
atau 6,7%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1 frekuensi atau 6,7%.
Jadi kesimpulannya yang menjawab setuju dari 35 respon sebanyak 15 sampel
atau 100,0 % yang menyatakan setuju 234.
55
lxxiii
Tabel 4.4. data hasil SPSS angket per soal pada skala ragu-ragu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
0 6 40,0 40,0 40,0
1 2 13,3 13,3 53,3
2 2 13,3 13,3 66,7
3 1 6,7 6,7 73,3
4 1 6,7 6,7 80,0
5 3 20,0 20,0 100,0
Total 15 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.4. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 6 frekuensi atau 40,0 %, 2 frekuensi atau
13,3%, 2 frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1 frekuensi atau 6,7%, 3
frekuensi atau 20,0%.
Jadi kesimpulannya yang menjawab ragu-ragu dari 35 respon sebanyak 15
sampel atau 100,0 % yang menyatakan ragu-ragu 28.
Tabel 4.5. data hasil SPSS angket per soal pada skala tidak setuju
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
0 14 93,3 93,3 93,3
3 1 6,7 6,7 100,0
Total 15 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.5. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 6 frekuensi atau 40,0 %, 4 frekuensi atau
26,7%, 1 frekuensi atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1
frekuensi atau 6,7%.
Jadi kesimpulannya yang menjawab tidak setuju dari 35 respon sebanyak 15
sampel atau 100,0 % yang menyatakan tidak setuju 21.
56
lxxiv
Tabel 4.6. data hasil SPSS angket per soal pada skala Sangat tidak setuju
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 15 100,0 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.6. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 15 frekuensi atau 100,0 %.
Jadi kesimpulannya tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju dari 35 respon
sebanyak 15 sampel.
Untuk mengetahui minat belajar siswa pada pembelajaran sejarah di MTs
Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep. Maka kualitas jawaban responden akan
dikategorikan menjadi 5 bagian yaitu: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju dengan pernyataan 15 poin dan 35 responden. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.7.
b. data angket minat belajar MTs Geologi Perunggu Balocci Kab. Pangkep
Tabel 4.7. Data Angket Minat Belajar
PERNYATAAN
Variabel X
SS S R TS STS
1 14 17 4 0 0
2 16 17 2 0 0
3 16 18 1 0 0
4 15 17 3 0 0
5 13 21 1 0 0
6 20 15 0 0 0
7 20 12 0 3 0
8 5 25 5 0 0
9 17 18 0 0 0
10 10 23 2 0 0
11 10 20 5 0 0
12 21 14 0 0 0
57
lxxv
13 25 5 5 0 0
14 15 20 0 0 0
15 25 10 0 0 0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.7 jumlah keseluruhan dari 15 sampel
dan 35 responden ialah yang menjawab sangat setuju yaitu 242, setuju yaitu 252 ,
ragu-ragu yaitu 28, tidak setuju yaitu 3 dan sangat tidak setuju yaitu 0.
Tabel 4.8. data hasil SPSS angket per soal pada skala sangat setuju.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
5 1 6,7 6,7 6,7
10 2 13,3 13,3 20,0
13 1 6,7 6,7 26,7
14 1 6,7 6,7 33,3
15 2 13,3 13,3 46,7
16 2 13,3 13,3 60,0
17 1 6,7 6,7 66,7
20 2 13,3 13,3 80,0
21 1 6,7 6,7 86,7
25 2 13,3 13,3 100,0
Total 15 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.8. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 1 frekuensi atau 6,7 %, 2 frekuensi atau
13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1 frekuensi atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%, 2
frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi
atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%.
Jadi kesimpulannya yang menjawab sangat setuju dari 35 respon sebanyak 15
sampel atau 100,0 % yang menyatakan Sangat Setuju 242.
58
lxxvi
Tabel 4.9. data hasil SPSS angket per soal pada skala setuju
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
5 1 6,7 6,7 6,7
10 3 20,0 20,0 26,7
14 1 6,7 6,7 33,3
15 1 6,7 6,7 40,0
16 4 26,7 26,7 66,7
18 1 6,7 6,7 73,3
20 2 13,3 13,3 86,7
23 1 6,7 6,7 93,3
25 1 6,7 6,7 100,0
Total 15 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.9. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 1 frekuensi atau 6,7 %, 3 frekuensi atau
20,0%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1 frekuensi atau 6,7%, 4 frekuensi atau 26,7%, 1
frekuensi atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1 frekuensi atau
6,7%,
Jadi kesimpulannya yang menjawab setuju dari 35 respon sebanyak 15 sampel
atau 100,0 % yang menyatakan setuju 252.
Tabel 4.10. data hasil SPSS angket per soal pada skala ragu-ragu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
0 6 40,0 40,0 40,0
1 2 13,3 13,3 53,3
2 2 13,3 13,3 66,7
3 1 6,7 6,7 73,3
4 1 6,7 6,7 80,0
5 3 20,0 20,0 100,0
Total 15 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.10. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 6 frekuensi atau 40,0 %, 2 frekuensi atau
59
lxxvii
13,3%, 2 frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1 frekuensi atau 6,7%, 3
frekuensi atau 20,0%.
Jadi kesimpulannya yang menjawab ragu-ragu dari 35 respon sebanyak 15
sampel atau 100,0 % yang menyatakan ragu-ragu 28.
Tabel 4.11. data hasil SPSS angket per soal pada skala tidak setuju
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
0 14 93,3 93,3 93,3
3 1 6,7 6,7 100,0
Total 15 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.11. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 6 frekuensi atau 40,0 %, 4 frekuensi atau
26,7%, 1 frekuensi atau 6,7%, 2 frekuensi atau 13,3%, 1 frekuensi atau 6,7%, 1
frekuensi atau 6,7%.
Jadi kesimpulannya yang menjawab tidak setuju dari 35 respon sebanyak 15
sampel atau 100,0 % yang menyatakan tidak setuju 3.
Tabel 4.12. data hasil SPSS angket per soal pada skala Sangat tidak setuju
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 15 100,0 100,0 100,0
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.12. menunjukkan bahwa dari 35 respon
sebanyak 15 sampel dan pada pernyataan 15 frekuensi atau 100,0 %.
Jadi kesimpulannya tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju dari 35 respon
sebanyak 15 sampel.
60
lxxviii
B. Pembahasan
Teknik analisis data yang di gunakan dalam penalitian ini adalah teknik analisis
statistik deskriptif, analisis korelasi dan teknik analisis inferensial yang bertujuan
untuk mengkaji variabel penelitian.
1. Analisis Deskriptif
a. Konsep dasar analisis deskriptif
Analisis statistik deskriptif berguna untuk memaparkan dan menggambarkan data
penelitian mencakup jumlah data, nilai maksimal, nilai rata-rata dan lain sebagainya.
Pengertian statistik deskriptif berbeda dengan statistik inferensial. Pada statistik
deskriptif penelitian hanya menggambarkan keadaan data apa adanya melalui
parameter - parameter seperti mean, median, modus, distribusi frekuensi dan ukuran
statistik lainnya. Adapun hasil analisis deskriptif dengan spss sebagai berikut:
Tabel 4.13. data analisis deskriptif statistik dengan spss
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Media
Video (Y) 15 105 130 116,47 6,289
Minat
Belajar (X) 15 105 130 118,87 6,490
Valid N
(listwise) 15
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.13. Pada analisis deskriptif yang di uji
melalui SPSS versi 20.0. dapat dijabarkan bahwa sampel (N) dari variabel Y
berjumlah 15 pernyataan dan responden 35 orang yang dimana nilai minimum 105
lalu nilai maximum 130 kemudian nilai rata-rata untuk variabel Y adalah 116,47 dan
61
lxxix
adapun nilai standar deviasi adalah 6,289 adapun untuk variabel X berjumlah 15
pernyataan dan responden 35 orang yang dimana nilai minimum 105 lalu nilai
maximum 130 kemudian nilai rata-rata untuk variabel X adalah 118,87 dan adapun
nilai standar deviasi adalah 6,490.
Jadi kesimpulannya ialah dari 35 orang responden dengan jumlah pernyataan 15
untuk media video dan 15 untuk minat belajar siswa adapun nilai minimum untuk
variabel X dan Y yaitu 105 dan maximum 130 adapun nilai rata-rata untuk variabel
X yaitu 118,87 dan untuk variabel Y 116,47 sedangkan nilai standar deviasi untuk
variabel X yaitu 6,490 dan untuk variabel Y yaitu 6,289.
2. Analisis korelasi
a. Penjelasan analisis korelasi
Analisis korelasi adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linear antar variabel. Apabila terdapat hubungan maka
perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu variabel X akan mengakibatkan
terjadinya perubahan pada variabel lainnya (Y). Istilah tersebut dikatakan istilah
sebab akibat, dan istilah tersebut menjadi ciri khas dari analisis korelasi.
b. Hasil analisis korelasi dengan spss
Tabel 4.14. data analisis korelasi dengan spss
MEDIA
VIDEO (Y)
MINAT
(X)
MEDIA
VIDEO
Pearson
Correlation 1 ,915
**
Sig. (1-tailed) ,000
N 15 15
MINAT
Pearson
Correlation ,915
** 1
Sig. (1-tailed) ,000
N 15 15
62
lxxx
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil data pada tabel 4.14 nilai rxy maka penulis memberikan
interpretasi data terhadap angka indeks korelasi prodact moment melalui dua cara
yaitu:
a. Dari nilai signifikan untuk hubungan media video dan minat belajar adalah
0,000 artinya karena lebih kecil dari signifikan 0,05 maka dikatan terdapat
hubungan media video dengan minat belajar. Dilihat dari korelasinya memiliki
nilai 0,915 yang berarti tingkat hubungan antara media video dengan minat
belajar termasuk katagori sempurna jika untuk mengetahui apakah berdampak
positif atau negatif dilihat pada nilai persen korelasinya karena nilai
korelasinya 0,915 yang berarti positif.
Maka dapat disimpulkan bahwa media video berhubungan secara positif terhadap
minat belajar dengan derajat hubungan korelasi sempurna.
Keterangan :
Pengambilan keputusan: Jika nilai signifikansi > 0,05, maka berkorelasi
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka tidak berkorelasi
Derajat hubungan: Nilai person korelasi 0,00 s/d 0,20 = tidak ada korelasi
Nilai person korelasi 0,21 s/d 0,40 = korelasi lemah
Nilai person korelasi 0,41 s/d 0,60 = korelasi sedang
Nilai person korelasi 0,61 s/d 0,80 = korelasi kuat
Nilai person korelasi 0,81 s/d 1,00 = korelasi sempurna
Interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar terhadap rxy, ternyata angka
korelasi antara variabel X dan Y tidak bertanda negatif, berarti diantara kedua
63
lxxxi
variabel tersebut terdapat korelasi positif, korelasi yang berjalan searah yang berarti
meningkat. Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu 0,915) yang berkisar antara
0,800 hingga 1,000
Maka dapat disimpulkan bahwa korelasi positif antara variabel X dan Y dan itu
termasuk variabel berkorelasi sempurna atau variabel sudah meningkat.
b. Uji hipotesis untuk mengetahui terdapat hubungan signifikan atau tidak antara
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dapat diketahui dengan menguji t
signifikan dengan kriteria pengujian:
Jika thit > ttabel = H1 diterima
Jika thit < ttabel = H0 ditolak
Tabel 4.15. data analisis hipotesis uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 11,064 12,899 ,858 ,407
X ,887 ,108 ,915 8,183 ,000
Dependent Variable: Y
Rumus ttabel:
t(α/2;n-k-1)
α = signifikan (persen tingkat kepercayaan) (5%)
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel X
64
lxxxii
Berdasarkan tabel 4.15 perhitungan pengujian signifikan dapat diketahui bahwa
variabel media video(X) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengaruh penggunaan media video terhadap minat belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari hasil signifikan (X) 0,000<0,05. Nilai thit (8,183) ternyata lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai ttabel = t (α/2;n-k-1= t (0,05/2;15-1-1)= (0,025;13)= 2,160.
Berarti (8,183>2,160). pada taraf 0,025 diambil dari jumlah sampel yaitu signifikan
sebesar 2,160 yang dimana lebih kecil dari thit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan media video dengan minat
belajar yang berarti hipotesa anlternatif (H1) diterima dan nilai nihil (H0) ditolak.
Berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel X dan Y.
3. Analisis Inferensial
a. Penjelasan analisis inferensial
Analisis inferensial adalah proses pengambilan kesimpulan-kesimpulan
berdasarkan data sampel yang lebih sedikit menjadi kesimpulan yang lebih umum
untuk sebuah populasi. Penelitian inferensial diperlukan jika peneliti memiliki
keterbatasan dana sehingga untuk lebih efisien penelitian dilakukan dengan
mengambil jumlah sampel yang lebih sedikit dari populasi yang ada. Pada penelitian
inferensial, dilakukan prediksi. Statistik inferensial membutuhkan pemenuhan
asumsi-asumsi. Asumsi paling awal yang harus dipenuhi adalah sampel diambil
secara acak dari populasi. Hal tersebut diperlukan karena pada statistika inferensial
perlu keterwakilan sampel atas populasi. Asumsi-asumsi lain yang perlu dipenuhi
mengikuti alat analisis yang digunakan. Jika yang digunakan adalah analisis regresi,
maka asumsi-asumsi data harus memenuhi asumsi analisis regresi.
65
lxxxiii
b. Hasil analisis inferensial dengan histogram normalitas menggunakan spss
Berdasarkan hasil analisis inferensial dengan perhitungan menggunakan SPSS
20.0 menunjukkan bahwa data angket Variabel X dan variabel Y telah memenuhi uji
normalitas yang merupakan uji persyaratan sebelum melakukan uji hipotesis, dan
membagikan angket telah terdistribusi dengan normal karena nilai p ≤ a = 0,05. Hasil
analisis inferensial menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil minat belajar siswa
setelah pembelajaran sejarah dengan menggunakan Media Video tampak nilai p
(sig.(1-tailed)) adalah 0,000 < 0,05.
Jadi kesimpulannya minat belajar sejarah siswa dapat mencapai KKM 70.
Dengan ketuntasan belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan media
pembelajaran Media Video secara klasikal ≥ 75%.
66
lxxxiv
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.
Pangkep, diperoleh hasil penelitian yaitu menghasilkan nilai korelasi rxy sebesar
0,915. Kemudian nilai 0,915 diinterpretasikan ke tabel interval koefesien yaitu
berada pada koefisien korelasi antara 0,800 sampai dengan 1,000 dengan interpretasi
yang dihasilkan termasuk dalam kategori “tinggi”. Taraf kesalahan ditetapkan 5%
dan n = 35, uji dua pihak dk; = n-2 = 35-2 = 33 sehingga diperoleh ttabel sebesar
2,035. Ternyata nilai thitung yaitu 8,183 lebih besar dari nilai ttabel yaitu 2,160.
Jadi, hipotesis yang diajukan dalam penggunaan media video pembelajaran
mempunyai hubungan yang signifikan variabel tinggi dengan koefisien korelasi
antara 0,800 sampai dengan 1,000 terhadap pengaruh penggunaan media video pada
pembelajaran sejarah terhadap minat belajar siswa kelas IX di MTs Geologi
Perunggu Balocci Kab. Pangkep.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dalam upaya meningkatkan
media pembelajaran media video terhadap minat belajar siswa dapat dikemukakan
sebagai berikut:
Sebaiknya kepala MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep sebagai
pimpinan tertinggi dan sebagi panutan bagi bawahannya untuk lebih meningkatkan
67
lxxxv
sarana dan prasarana di sekolah terutama dalam hal penyediaan media pembelajaran
yang memadai.
Sebaiknya guru MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep, untuk lebih
mengembangkan penggunaan media video pembelajaran dalam setiap kegiatan
belajar mengajar, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
Penggunaan media video pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap
motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada kepala sekolah dan guru
agar lebih meningkatkan kualitas penggunaan media pembelajaran, sehingga siswa
dapat termotivasi dalam mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang
diinginkan dapat tercapai dengan baik.
68
lxxxvi
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2004. Media pembelajaran. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Arif, Sadiman dkk. 2009. Media pendidikan. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Arif, Sadiman dkk. 2003. Media pendidikan: Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Angkowo R. dan Kosasih. 2007. Optimalisasi media pembelajaran. Jakarta: Pt.
Grasindo
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Aritonang. 2008. Minat dan Motivasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Penabur. No.10 tahun ke-7 (2008) 11-21.
Briggs. 1970. Principles Of Constructional Design. New York. Holt, Rinehart and
Winston
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media
Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung: P3AI Universitas
Pendidikan Indonesia
Djamaroh, Bahri Syaiful. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta. Rineka Cipta
Emzir. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Gerlach dan Ely. 1971. Teaching dan Media: A Systematic Approach. Englewood
Cliffs: Prentice-Hall, Inc.
Heinich. 1996. Instructional Media and Technologies For Learning. New Jersey:
Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Heinich, dkk. 2005. Instructional Media Of Learning. New Jersey: Meril Prentice
Hall
Heinich, dkk. 1985. Instructional Media and The New Technological Of Instruction.
New York. Mamilian
69
lxxxvii
Kemp, J.E dan Dauton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media, 5th
Edition. New York: Harper dan Row, Publishers
Martin dan Briggs. 1986. The Effective and Cognitive Domains: Integration For
Instruction and Research (online). (https://books.google.co.id/books,diakses
pada tanffal 16 juni 2015)
Rauf, Rusdin. 2013. Sanitasi dan HACCP. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono . 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Prisma Pres
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta: Bandung
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka
Cipta. Edisi Revisi
Sungkono. 2003. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses
Pembelajaran. Makalah Yogyakarta: FIP UNY
Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press
Vaughan, Tay. 2004. Multimedia: Making It Work Edisi 6. Yogyakarta: Andi
Winarno Surakhmad. 1980. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars
70
lxxxviii
L
A
M
P
I
R
A
N
lxxxix
DAFTAR NAMA RESPONDEN
No. Nama Siswa
IX
1. Aidil
2. Darwis
3. Fahri Rahmat
4. Muh Aksa Syam
5. Muhammad Ardiansyah
6. Muh Rakib
7. Putra Setiawan
8. Ruhlian
9. Satrialdi Syarif
10. Taufik Alamsyah
11. Taufik Rasyid
12. Sulpadli
13. Akrumunnisa
14. Hasnawati
15. Mutmainnah Al-khazanah
16. Ratri
17. St Nurduha
18. Sri Yuliana
19. Abdul Rahman
20. Alfil Masya
21. Fahri
22. Firman Alam
23. Muh Asfar Sapir
24. Muh Tesar Abdullah
25. Ramadan
26. Risal
27. Rusdiansyah
28. Saparuddin
29. Andi Nadwa
30. Awi tamara
31. Hagitalis Umran
32. Jumaintang
33. Normi
34. St Sholeha
35. Wahdini
xc
DOKUMENTASI PENELITIAN
MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep
Gambar 1. Pemberian surat izin penelitian terhadap kepala sekolah
MTs Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep
di ruangan Kepala Sekolah sekaligus ruangan Tata Usaha
OBSERVASI
Gambar 2. Kegiatan belajar mengajar siswa kelas IX
Mts Geologi Perunggu Balocci Kab.Pangkep
xci
Gambar 3. Proses pembelajaran menggunakan buku
Gambar 4. Proses pembelajaran tanpa Media Video
Gambar 5. Proses Menggunakan Media Video
xcii
Gambar 6. Proses pembelajaran menggunakan Media Video Kelas IX
Gambar 7. Suasana belajar menggunakan Media Video Kelas IX
xciii
Pembagian Kuesioner
Gambar 8. Proses pengisian Angket/Kuesioner Kelas IX
Selesai
xciv
xcv
xcvi
xcvii
xcviii
xcix
c
KUESIONER BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN
Nama Siswa :
Kelas :
Petunjuk:
Berilah tanda cek () untuk setiap pernyataan pada kolom alternatif jawaban sesuai
dengan kesadaran Anda! (Setelah Anda mengikuti pembelajaran Sejarah dengan
menggunakan Media Video Dalam Pembelajaran)
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
1 Media video yang ditampilkan sesuai dengan
materi pembahasan
2 Media video yang ditampilkan sesuai dengan
kenyataan pada mata pelajaran Sejarah
3 Kwalitas media video yang ditampilkan sempurna
4 Guru terampil dalam menyediakan media video
ci
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
5. Guru bisa menggunakan media video secara baik
dan benar
6. Guru sudah menguasai media video yang di
tampilkan
7. Media video yang digunakan guru sudah efektif
8. Menurut anda dengan diterapkannya media video
dalam pembelajaran dalam kelas apakah lebih
bervariasi
9. Media video yang ditampilkan sudah jelas
10. Guru mampu menggunakan media video dalam
pembelajaran
11. Media video yang ditampilkan guru dapat
menginspirasi anda dalam pembelajaran
12. Suara media video yang ditampilkan sudah bagus
13. Media video yang ditampilkan pantes untuk
ditampilkan pada semua mata pelajaran
14. Belajar menggunakan media video dapat
menambah pengetahuan anda
15. Penggunaan media video mudah dalam
pembelajaran
cii
KUESIONER MINAT BELAJAR SISWA
Nama Siswa :
Kelas :
Petunjuk:
Berilah tanda cek () untuk setiap pernyataan pada kolom alternatif jawaban sesuai
dengan kesadaran Anda! (Setelah Anda mengikuti pembelajaran Sejarah dengan
menggunakan Media Video Dalam Pembelajaran)
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
1 Saya sangat menyukai mata pelajaran Sejarah
dengan menggunakan media video
2 Saya berminat untuk belajar materi sejarah, seperti
cara belajar yang telah saya ikuti pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
3 Media pembelajaran berbasis video menarik dan
menyenangkan dapat membuat pembelajaran lebih
bermakna
4 Saya merasa lebih terbantu memahami materi
Sejarah setelah guru menggunakan media
pembelajaran video
ciii
5. Saya lebih aktif berdiskusi dalam menyelesaikan masalah ketika menggunakan media video
6. Penggunaan media video memberi pengaruh yang sangat besar dalam menerima pelajaran Sejarah
7. Cara guru menyampaikan materi pembelajaran
dengan menggunakan media video membuat saya
menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran materi
Sejarah Kebudayaan Islam
8. Saya sangat bersemangat ketika pembelajaran
Sejarah dengan menggunakan media video
9. Saya tidak merasa bosan ketika proses
pembelajaran menggunakan media video
10. Dengan menggunakan media video dalam proses
pembelajaran saya sudah rajin memperhatikan dan
menulis materi
11. Saya sangat puas belajar jika menggunakan media
video dalam proses pembelajaran
12. Saya sudah fokus dalam proses pembelajaran
sejarah pada saat menggunakan media video
13. Saya senang jika diberikan penghargaan kelompok
14. Saya senang jika mata pelajaran Sejarah di
terapkan menggunakan media video
15. Dengan pembelajaran media video dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
civ
RIWAYAT HIDUP
Yasninda. Dilahirkan di Balocci, Kecamatan Balocci,
Kabupaten Pangkep pada tanggal 24 Agustus 1997. Peneliti
merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Anak dari
pasangan Ayahanda Ambo Enre dan Ibunda Indo Sakka.
Peneliti sudah berkeluarga tapi sudah pisah (cerai) dan
mempunyai seorang putra atas nama Achmad Azzam Nurwahid A dan memulai
pendidikan formal 2003 di SDN 31 Senggerang Kabupaten Pangkep dan berhasil
menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 2009, setelah tamat dari SD Peneliti
melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Balocci dan tamat pada tahun 2012,
kemudian pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1
Bungoro Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan dan tamat pada tahun 2015. Tamat
dari pendidikan menengah kejuruan pada tahun 2015, peneliti melanjutkan
pendidikan keperguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Teknologi Pendidikan.