PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER MULTIMEDIA DAN
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER MULTIMEDIA DAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER
MULTIMEDIA DAN DIGITAL VIDEO DISC TERHADAP PRESTASI
BELAJAR LISTENING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DI KABUPATEN WONOGIRI
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
ARI PRASMONO
NIM: S. 810809302
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ari Prasmono
NIM : S. 810809302
Program Studi : Teknologi Pendidikan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Komputer Multimedia dan Digital Video Disc Terhadap Prestasi Belajar
Listening Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di
Kabupaten Wonogiri adalah betul-betul karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima
sangsi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Pebruari 2011
Yang Membuat Pernyataan,
Ari Prasmono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh berbuat yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
(QS. Ali Imran: 110)
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada:
· Ibuku dan istriku tersayang
· Daffa, Vasya dan Daniya tersayang.
· Sahabat-sahabat seperjuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Komputer Multimedia dan Digital Video Disc
Terhadap Prestasi Belajar Listening Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah
Pertama Negeri di Kabupaten Wonogiri untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan selesainya penyusunan tesis ini, penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K) selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan ijin dan motivasi untuk melanjutkan studi pada Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D., Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis dalam menempuh studi di
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah
memberikan fasilitas dan pengarahan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan tesis
ini.
4. Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing penulis dengan penuh ketelitian dan kesabaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis
sampai dengan terselesaikannya tesis ini.
6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Wonogiri
yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penulisan tesis ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan
dan bantuan hingga terselesaikannya peneilitan dan penyusunan tesis ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini
mendapat amal kebaikan dari Allah SWT.
Penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan dalam tesis ini, untuk itu
penulis dengan senang hati menerima kritikan dan saran yang membangun.
Surakarta, Pebruari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Ari Prasmono, S. 810809302. “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Komputer Multimedia dan DVD Terhadap Prestasi Belajar Listening Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri.” Pembimbing I: Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd. Pembimbing II: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Tesis, Surakarta: Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret 2010.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer multimedia dan DVD terhadap prestasi belajar listening siswa di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri, (2) ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar listening pada siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri, dan (3) ada tidaknya interaksi pengaruh yang signifikan antara media pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri.
Metode penelitian kuantitatif ini adalah eksperimen. Dikarenakan oleh luasnya wilayah populasi maka dalam penelitian diambil sub populasi sebanyak tiga sekolah yang memiliki kesetaraan dari ujian nasional. Sampel terdiri dari 3 sekolah negeri. Sekolah tersebut adalah SMP Negeri 1 Baturetno sebagai sekolah kontrol untuk media pembelajaran komputer multimedia, SMP Negeri 1 Tirtomoyo sebagai sekolah kontrol untuk media pembelajaran DVD, dan SMP Negeri 2 Baturetno sebagai sekolah uji coba instrumen. Teknik analsis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis dua jalan.
Berdasarkan uji hipotesis dibuktikan bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer multimedia dan DVD terhadap prestasi belajar listening (F observasi > F Tabel atau 24,409 > 4,00). uji ini menunjukkan bahwa penggunaan media komputer multimedia lebih baik dibandingkan dengan media DVD. (2) Ada pengaruh yang signifikan dari motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening (F observasi > F Tabel atau 10,260 > 4,00) dari besarnya rataan dibuktikan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik prestasinya dari pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. (3) Ada interaksi pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening (F observasi > F Tabel atau 8,280 > 4,00).
Kata kunci: Komputer Multimedia, DVD, Motivasi, Listening
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Ari Prasmono. S. 810809302. “The Effect of The Use of Computer Multimedia and DVD on the Learning Achievement of Listening Viewed from the Learning Motivation of the Students of State Junior Secondary Schools of Wonogiri Regency.” First Advisor: Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd. Second Advisor: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Thesis: The Graduate Program in Educational Technology, Sebelas Maret University Surakarta 2010.
The objectives of this research are to know: (1) whether or not there is a significant effect of the use of computer multimedia and DVD on the listening achievement of the students of State Junior Secondary Schools of Wonogiri Regency, (2) whether or not there is a significant effect of learning motivation on the listening achievement of the students of State Junior Secondary Schools of Wonogiri Regency, and (3) whether or not there is an interaction of effect of the use of instructional media and the learning motivation towards the learning achievement in listening competence.
The method of this research is expeerimental quantitative research method. Due to the area of the populatioan is too large, therefore in this research sub population from three state schools was taken. These three state schools have achievement equivalence in state examination. The samples chosen were State Secondary School 1 Baturetno students who were exposed to the experimental learning with computer multimedia, State Secondary School 1 Tirtomoyo students were exposed to the experimental learning with DVD, and the students of State Secondary School 2 of Baturetno were involved to try out of the test used in this research. The technique used to analize data in this research was using two analysis of variance (ANAVA).
Based on hyphotesis test, it can be proved that: (1) There is a significant effect of the use of computer multimedia and DVD on students learning achievement (F observation > F Table or 24,409 > 4,00). This test shows that the use of the computer multimedia is better than using DVD. (2) There is a significant effect from learning motivation on listening learning achievement (F observation > F Table or 10,260 > 4,00). It is proved that students who have high learning motivation have better learning achievement then the students with low learning motivation. (3) There is a significant effect of the use of the computer multimedia and DVD and the learning motivation towards the learning achievement in listening competence (F observation > F Table or 8,280 > 4,00).
Key words: Computer Multimedia, DVD, Motivation, Listening
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI …………………………………………... iii
PERNYATAAN …………………………………………………………………………... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………….... v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. vi
ABSTRAK ……………………………………………………………………………....... viii
ABSTRACT ……………………………………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………… xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah.................................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 9
F. Manfaat Penelitian....................................................................................................... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 11
A. Kajian Teori................................................................................................................ 11
1. Listening dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP..................................... 11
2. Media Pembelajaran ........................................................................................... 17
3. Motivasi Dalam Pembelajaran .......................................................................... 32
4. Prestasi Belajar .................................................................................................. 39
5. Penelitian Yang Relevan ………………………………………………………. 42
B. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 42
C. Hipotesis.................................................................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................. 47
A. Metode Penelitian...................................................................................................... 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................... 48
C. Desain Penelitian....................................................................................................... 48
D. Sumber Data............................................................................................................... 49
E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 50
F. Variabel dan Definisi Operasional............................................................................. 52
G. Instrumen Penelitian.................................................................................................... 53
H. Uji Instrumen Penelitian...............................................................................................55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
I. Teknik Analsis Data.................................................................................................... 63
BAB IV HASIL, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN ........................................................ 66
A. Deskripsi Data ……………………………………………………………………….66
B. Uji Prasyarat ……………………………………………………………………...... 75
C. Uji Hipotesis ……………………………………………………………………….. 76
D. Pembahasan ……………………………...…………………………………….…. 81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................................ 88
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………… 88
B. Implikasi ………………………………………………………………………....... 89
C. Saran ………………………………………………………………………………. 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Desain Penelitian Analisis Data Faktorial 2 x 2 ……………………………………49
Tabel 2: Interpretasi Indeks Kesukaran ………………………………….…………………..56
Tabel 3: Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ……….…………………………………………56
Tabel 4: Klasifikasi Daya Beda ……………………………………………………………...58
Tabel 5: Interpretasi Koefisien Reliabilitas ………………………………………………….61
Tabel 6: Hasil Analisis Data Prestasi Listening dengan Anava Two Ways ………………….67
Tabel 7: Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) …………………………..76
Tabel 8: Hasil Uji Analisis Variansi Two Ways ……………………………………………..77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
Gambar 1: Model Komunikasi Schramm ……………………………..…………………19
Gambar 2: Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening dengan
Media Pembelajaran Komputer Multimedia ………………………………...68
Gambar 3: Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening dengan
Media Pembelajaran DVD…………………….………………...…………...69
Gambar 4: Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Yang
Memiliki Motivasi Belajar Rendah …………………………………….……70
Gambar 5: Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Yang
Memiliki Motivasi Belajar Tinggi.. …………………………………….……71
Gambar 6: Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Dengan
Media Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah……...72
Gambar 7: Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Dengan
Media Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi..……...73
Gambar 8: Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Dengan
Media DVD dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah…………………….....74
Gambar 9: Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Dengan
Media DVD dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi………………………...75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Penelitian
Lampiran 1.1 : RPP Media Komputer Multimedia ………………………………... 96
Lampiran 1.2 : RPP Media DVD …………………………………………………. 107
Lampiran 1.3 : Kisi-kisi soal Listening …………………………………………. 117
Lampiran 1.4 : Soal Listening …………………………………………………….. 119
Lampiran 1.5 : Kisi-kisi Angket Kuisioner Motivasi ……………………………....122
Lampiran 1.6 : Uji Instrumen Motivasi Belajar ……………………………………123
Lampiran 2 : Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 2.1 : Distribusi Skor Hasil Uji Coba Listening ………………………….127
Lampiran 2.2 : Hasil Uji Coba Reliabilitas Soal Tes ………………………………130
Lampiran 2.3 : Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal ……………………...132
Lampiran 2.4 : Uji Reliabilitas Soal Tes Prestasi Belajar ………………………… 135
Lampiran 2.5 : Ringkasan Uji Validitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda .…….137
Lampiran 2.6 : Hasil Uji Validitas Angket Motivasi …………………………..…..138
Lampiran 2.7 : Hasil Uji Kerja Reliabiltas Angket Motivasi …………….……...…141
Lampiran 2.8 : Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi …………………………… 143
Lampiran 2.9 : Rekapitulasi Skor Kemampuan Awal Siswa ………………………145
Lampiran 2.10 : Hasil Uji Kesetaraan ……………………………………………. 146
Lampiran 3 : Data Hasil Penelitian
Lampiran 3.1 : Data Hasil Tes Prestasi Listening Dengan Komputer Multimedia…148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran 3.2 : Data Hasil Tes Prestasi Listeneing Dengan DVD …………………150
Lampiran 3.3 : Skor Hasil Angket Motivasi Dengan Komputer Multimedia………152
Lampiran 3.4 : Skor Hasil Angket Motiavasi Dengan DVD ………………………153
Lampiran 3.5 : Data Skor Motivasi Belajar Siswa …………………………………154
Lampiran 3.6 : Data Penelitian Kategori Motivasi Belajar Dengan Prestasi
Belajar Listening …………………………………………………...155
Lampiran 3.7 : Rekapitulasi Data Penelitian ……………………………………….156
Lampiran 4 : Uji Prasyarat Analisis ………………………...…………………………...158
Lampiran 5 : Hasil Analsis Data dan Pengujian Hipotesis
Lampiran 5.1 : Hasil Analisis Data ………………………………………………...161
Lampiran 5.2 : Uji Beda Mean (Uji Tukey)………………………………………. 166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Bahasa yang digunakan oleh
negara-negara di seluruh dunia untuk berbagai tujuan dan kepentingan baik dalam
bidang ekonomi, sosial, politik maupun pendidikan. Bahasa Inggris menjadi bahasa
pemersatu. Komunikasi yang dilakukan oleh negara negara di dunia menggunakan
bahasa ini. Semua informasi (pengetahuan) dan berita yang ada di dunia ini dapat
diketahui melalui bahasa Inggris dengan difasilitasi oleh layanan internet yang sudah
merambah sampai ke pelosok-pelosok desa ataupun dengan media masa dan
elektronik yang lain.
Indonesia adalah salah satu bagian dari negara-negara di dunia. Indonesia
tidak menginginkan menjadi bangsa yang tertinggal dari bangsa lain. Oleh karena itu
pemerintah Indonesia dalam Undang Undang No. 25 tahun 2000 tentang Propenas
2000 – 2004, menganggap penting terhadap keberadaan bahasa Inggris. Pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan Nasional memasukkan pelajaran bahasa Inggris ke
dalam kurikulum pendidikan nasional. Bahkan karena dianggap sebagai pengetahuan
yang penting maka paling tidak para siswa yang mengenyam pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama ataupun di Sekolah Menengan Atas mendapatkan alokasi waktu
sekurang kurangnya empat jam pelajaran dalam satu minggunya. Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) memasukkan pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata
pelajaran yang diujikan secara nasional (Ujian Nasional). Apabila nilai pelajaran
Bahasa Inggris jauh dari rata-rata yang dijadikan patokan maka siswa dapat
dinyatakan tidak lulus ujian nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Muatan pendidikan yang menekankan kecakapan atau keterampilan
hidup (life skills) antara lain ditunjukkan dengan kemampuan berbahasa asing di
samping bahasa Indonesia (Undang-Undang No.25 tahun 2000 tentang Propenas
2000-2004). Sebagai alat komunikasi, bahasa Inggris akan tetap menjadi the world
standard language sebagaimana proyeksi para pakar. Olah karena itu bahasa Inggris
menjadi salah satu keterampilan hidup yang harus dikuasai oleh setiap siswa agar
mereka memiliki keunggulan kompetitif baik dalam memasuki dunia kerja maupun
ketika hendak meneruskan ke perguruan tinggi.
Keadaan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah kebanyakan masih
membosankan. Secara umum kondisi kelas masih jauh dari rasa menggairahkan.
Proses pembelajaran bahkan memenjarakan kecerdasan siswa sebenarnya sudah
menjadi obyek kritikan yang menohok kenyataan-kenyataan praktek pendidikan di
lapangan. Pembelajaran bahasa Inggris juga masih miskin metode-metode
pembelajaran. Banyak guru yang masih belum secara optimal menggunakan media
pembelajaran di kelas. Mereka bahkan tidak sedikit yang belum dapat
mengoperasikannya.
Ada empat ketrampilan dalam pembelajaran Bahasa Ingris di SMP,
yaitu: menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis
(writing). Dari ke empat ketrampilan atau kompetensi dasar yang telah disebutkan,
menyimak (listening) adalah kompetensi yang cukup menantang bagi para guru dan
murid. Bukanlah hal yang mudah bagi guru untuk mengantarkan keterampilan atau
komprtensi ini di kelas bahasa Inggris sehingga murid dapat mempunyai ketrampilan
menyimak yang baik. Brett (1995: 15) mengatakan bahwa menyimak (listening)
adalah kunci keterampilan bahasa kedua. Kenyataan yang ada adalah prestasi belajar
listening (menyimak) para siswa masih belum seperti apa yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Listening masih menjadi persoalan yang cukup serius dalam
pembelajaran bahasa Inggris di kelas. Guru masih terkesan monoton ketika
mengantarkan kompetensi ini di kelas karena mereka kadang-kadang hanya
memberikan teks lisan dari guru tersebut. Kadang-kadang guru sudah menggunakan
media audio seperti misalnya tape recorder dan kaset. Ini sudah lebih baik dari pada
hanya menggunakan suara atau ucapakan guru secara langsung. Keterampilan
listening akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan bahasa Inggris yang lain
yaitu speaking (berbicara). Apabila siswa terbiasa dengan benar mendengarkan
ujaran-ujaran bahasa Inggris maka siswa akan secara benar mengucapkannya.
Keterampilan lain yang juga belum mendapatkan perhatian yang baik
dari guru adalah speaking. Masih banyak siswa yang belum mempunyai keberanian,
kemauan, dan keberanian mengungkapkan hal-hal yang sederhana secara lisan
dengan bahasa Inggris.
Menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable
learning) merupakan tantangan agar supaya guru mampu melakukan orkestrasi
terhadap segala kemampuan yang ada menjadi sebuah kekuatan pembelajaran total.
Rasa senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam indrawi kita untuk
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam konteks ini media pembelajaran
menemukan arti pentingnya. Karena bila diimplementasikan dengan tepat dan kreatif,
media akan menjadi sarana yang efektif untuk menggugah totalitas indrawi dalam
pembelajaran.
Melihat betapa pentingnya pelajaran bahasa Inggris, maka semakin
besarlah peranan dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran bahasa Inggris. Guru
sebagai pengelola (class manager) dituntut untuk mampu merencanakan, merancang
dan mengelola pembelajaran yang kondusif sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelajaran. Davis (1986: 248 – 249) bahkan tidak hanya menuntut keaktifan siswa,
tetapi guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar tersebut menyenangkan
dan siswa dapat menikmatinya.
Soekartawi (1995: 16) mengatakan bahwa setiap pengajar mempunyai cara
tersendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Hal ini dapat dimengerti
karena setiap pengajar mempunyai kapasitas mengajar yang berbeda-beda.
Selanjutnya juga dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, seorang pengajar
memerlukan tiga hal penting, yaitu : a) bagaimana cara mengajar yang baik dan
benar, b) alat bantu mengajar apa yang digunakan, c) cara evaluasi apa yang
digunakan.
Salah satu upaya meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran bahasa
Inggris khususnya dalam keterampilan listening dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar adalah dengan penggunaan media pembelajaran. Melalui media ini apalagi
media audio visual siswa tidak hanya mendengarkan materi tetapi juga dapat melihat
gambaran visual sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan kegiatan
pembelajaran akan lebih bervariasi dan menarik sehingga membangkitkan motivasi
belajar. Selain itu, media pembelajaran dapat memperjelas informasi yang diberikan
oleh guru pada saat mengajar, memberikan dasar pengalaman yang lebih konkrit bagi
pemikiran dan dan pengertian yang abstrak. Meskipun demikian ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media yaitu masalah kecocokan dengan
tema, usia dan budaya. Ada dua tipe pebelajar dalam merespon media yakni tipe
belajar auditif dan tipe belajar visual. Semakin banyak indera yang digunakan dalam
belajar semakin baik pula hasilnya. Sebagaimana telah dilakukan oleh Munsterberg
(dalam Davies, 1986: 156), bahwa belajar dengan menggunakan dua saluran
memberikan hasil lebih baik, karena indera tertentu menerima pesan tertentu dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
didukung dan diperkuat oleh indera lain. Media ini bisa didapatkan dengan
menggunakan komputer interaktif.
Teknologi Pembelajaran berkaitan dengan teknologi audiovisual dalam
proses pembelajaran. Teknologi Pembelajaran pada awalnya merupakan teknologi
peralatan, media maupun perangkat keras yang dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran. Teknologi pembelajaran merupakan pengajaran yang memanfaatkan
alat bantu audio-visual (Rountree dalam Seels dan Richey, 1994: 13). Pemanfaatan
media adalah merupakan salah satu kawasan dalam Teknologi Pendidikan.
Januszewski dan Molenda (2008: 1) mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai
studi dan praktek memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja/performance
dengan menciptakan, memanfaatkan, dan mengatur proses dan sumber teknologi
secara tepat.
Pembelajaran Bahasa Inggris memerlukan berbagai media yang sesuai
dengan materi pelajaran. Banyak sekali media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran ini diantaranya; media gambar, tape recorder, OHP, komputer dan
sebagainya. Media ini menurut Smaldino, Russel, Heinich, dan Molenda (2005: 8),
diperlukan karena media adalah suatu saluran komunikasi. Tujuan dari penggunaan
media adalah untuk memfasilitasi komunikasi. Ahmad Rohani (1997: 4)
mengemukakan bahwa media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam
proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk
mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan esfisien, serta tujuan
instruksional dicapai dengan mudah.
Ada beberapa klasifikasi media pembelajaran yang salah satunya adalah
menurut Amir Hamzah Sulaiman (1988: 27) yang mengelompokkan media sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Alat–alat audio, yaitu alat–alat yang dapat menghasilkan bunyi seperti: kaset,
tape recorder, radio dan CD.
2. Alat–alat visual, yaitu alat–alat yang dapat memperlihatkan rupa dan bentuk
yang dikenal sebagai alat peraga, dua dimensi maupun tiga dimensi seperti :
gambar, slide, poster, foto film stripe.
3. Alat–alat audiovisual, yaitu alat–alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara
dalam satu unit, misalnya TV, film bersuara, komputer multimedia.
Dengan penggunaan berbagai media diharapkan para siswa sekolah
menengah pertama akan tumbuh motivasi dalam dirinya untuk belajar bahasa Inggris.
Usaha–usaha untuk membangkitkan motivasi pada diri siswa adalah suatu keharusan
karena bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama yang diajarkan dan mempunyai
ucapan, bentuk kalimat, serta ejaan yang tidak sama dengan Bahasa Indonesia.
Menurut Gagne (dalam Heinich, Molenda, Russel, Smaldino, 2006: 34) penggunaan
media akan efektif kalau memperhatikan komputer multimedia penggunaan media
pembelajaran ASSURE. Guru harus menganalisis pebelajar, menyatakan tujuan,
meyeleksi metode, media, material, menggunakan media, penyediaan partisipasi
pebelajar dan mengevaluasi. Diharapkan penggunaan media ini akan membangkitkan
motivasi diri siswa.
Motivasi belajar berperan sangat penting dalam memberikan gairah dan
semangat dalam belajar, sehingga siswa yang memiliki motivasi tinggi akan
mempunyai energi yang kuat untuk belajar. Motivasi juga akan memberikan arah
yang jelas dalam aktifitas belajar.
Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas maka dapat dimengerti bahwa
penggunaan media pembelajaran baik itu audio, visual maupun audiovisual akan
dapat membangkitkan motivasi belajar bahasa Inggris dan diharapkan prestasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
akan baik pula. Media pembelajaran ini dapat berupa komputer multimedia dan juga
DVD. Penggunaan media pembelajaran bahasa Inggris ini sebagian telah digunakan
oleh beberapa sekolah di Kabupaten Wonogiri. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian experiment dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Multimedia Komputer dengan DVD Terhadap Prestasi Belajar
Listening Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Wonogiri Ditinjau
Dari Motivasi Belajar Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah seperti tertulis di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah – masalah yang akan diteliti, yaitu:
1. Adanya guru bahasa Inggris di sekolah yang belum menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakter mata pelajaran bahasa Inggris karena
mereka belum mengetahui pengaruh dari penggunaan media pembelajaran.
2. Adanya guru bahasa Inggris yang belum dapat menggunakan komputer untuk
digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri di Kabupaten
Wonogiri karena keengganana mereka untuk mempelajari perangkat ini.
3. Adanya guru bahasa Inggris yang belum menguasi prosedur penggunaan media
pembelajaran secara benar karena mereka belum mengetahui teori mengantarkan
pembelajaran dengan media pembelajaran.
4. Masih sedikit guru bahasa Inggris yang mempunyai kemampuan memilih media
secara tepat pada pembelajaran bahasa Inggris karena kadang-kadang ditemukan
kendala yang tidak sesuai dengan budaya yang ada.
5. Ada banyak siswa yang belum mempunyai keberanian untuk mengekspresikan
bahasa secara lisan di kelas karena tidak banyak waktu untuk latihan berbicara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
6. Masih rendahnya motivasi siswa terhadap pelajaran listening karena mereka
tidak diberikan contoh yang cukup oleh gurunya.
7. Masih rendahnya motivasi siswa terhadap pelajaran listening karena belum
digunakannya media pembelajaran di kelas secara baik.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai macam masalah yang telah teridentifikasi tersebut diatas, dan
karena keterbatasan penulis untuk memfokuskan permasalahan, maka masalah akan
dibatasi pada masalah–masalah sebagai berikut.
1. Penggunaan media pembelajaran komputer multimedia dan DVD sebagai media
pembelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri.
2. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan menggunakan media
belajar yang tepat.
3. Peningkatan prestasi belajar terutama pada kemampuan listening siswa dengan
upaya memotivasi siswa, khususnya menggunakan media belajar yang menarik,
yaitu komputer multimedia dan DVD.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan media komputer multimedia
dan media DVD terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah
pertama di Kabupaten Wonogiri?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah
terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertama di
Kabupaten Wonogiri?
3. Apakah terdapat interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah
pertama di Kabupaten Wonogiri?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan media
pembelajaran multimedia komputer dan DVD terhadap prestasi belajar listening
siswa sekolah menengah pertamadi Kabupaten Wonogiri.
2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh motivasi belajar tinggi dan
rendah terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertama di
Kabupaten Wonogiri.
3. Mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran dan
motivasi terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertama di
Kabupaten Wonogiri.
F. Manfaat Penelitan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitan yang dilakukan diharapkan dapat memperkaya khasanah
ilmu tentang inovasi–inovasi pembelajaran yang efektif, menarik dan menyenangkan
khususnya yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran audiovisual yang
berupa komputer multimedia yang merupakan media pembelajaran yang kaya akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
unsur-unsur interaktif dan Digital Video Disc dalam pembelajaran bahasa Inggris
pada kompetensi listening.
2. Manfaat Praktis
a. Menumbuhkan motivasi dan kreatifitas guru untuk menggunakan media komputer
multimedia dan DVD dalam rangka meningkatkan prestasi listening siswa SMP
Negeri di Kabupaten Wonogiri .
b. Memberikan sajian fakta tentang penggunaan media komputer multi media dan
DVD sebagai landasan pengambilan kebijakan praktis dan strategis.
c. Sebagai bahan masukan bagi para guru untuk memanfaatkan dan menggunakan
media pembelajaran komputer multimedia dan DVD dalam kegiatan belajar
mengajar, guna membangkitkan motivasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Listening dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah
Pertama
a. Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan
berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah
yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu
berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi
tertentu.
Tingkat literasi (keaksaraan dan kewicaraan) mencakup performative,
functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang
mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol
yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar,
manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic
orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran.
Mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Mengembangkan potensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk
mencapai tingkat literasi functional.
2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global
3) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa
dan budaya.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:
1) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
ketrampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional.
2) Kemampuan memahami dan mencipatakan berbagai teks functional pendek
dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative,
dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata
bahasa, dan langkah-langkah retorika.
3) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai
konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul
dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti
pembentuk wacana).
b. Pengertian Listening
Listening atau menyimak menurut Downs (2008: 1) adalah
melakukan suatu usaha untuk mendengarkan sesuatu untuk memberi perhatian
terhadap bahasa lisan. Ini berbeda dengan hearing/mendengar yang hanyalah
merupakan proses fisologi telinga untuk menyerap gelombang bunyi dan
mentransfernya sepanjang susunan saraf ke bagian-bagian otak. Menyimak
melibatkan lima langkah proses yaitu: mendatangi, memahami, mengintepretasi,
merespon dan mengingat. Proses ini adalah proses secara aktif dan melibatkan
penggunaan sejumlah sikap dan alat untuk menjadi efektif.
Listening atau menyimak menurut Rost (1994: 2) adalah sebuah
proses yang dipicu oleh perhatian seseorang. Dalam istilah psikologi perhatian
adalah sebuah rangsangan saluran saraf, otak, untuk mengatur rangsangan yang
datang dalam sebuah cara yang efisien. Underwood (1989: 1) menyatakan bahwa
listening adalah suatu kegiatan memperhatikan dan mencoba memperoleh arti
dari apa yang didengarkan seseorang. Dia menjeleskan bahwa untuk
mendengarkan dengan sukses bahasa lisan, seorang pendengar/listener perlu
mampu untuk berusaha apa yang dimaksud oleh pembicara/speakers ketika
mereka menggunakan kata-kata tertentu dalam cara-cara tertentu, dan tidak
mudah untuk memahami kata-kata itu sendiri. Untuk memahami pesan bahasa
lisan, tidak cukup hanya memahami kata-kata itu sendiri, melainkan suara yang
datang perlu untuk diproses melibatkan isyarat yang tersedia seperti gangguan
latar belakang, para penutur, dan setting untuk membentuk arti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Coakley dan Wolvin dalam Donaldson dan Haggastron (2006: 68)
menyatakan bahwa listening adalah sebuah proses menerima, menghadiri, dan
memberikan arti terhadap rangsangan lisan. Tiga sub proses ini sangat mendasar
untuk menyimak pada banyak bahasa. Peranan pemahaman menyimak (listening
comprehension) pada bahasa kedua adalah lebih komplek dari pada bahasa
aslinya.
Listening comprehension adalah suatu proses, suatu proses yang
sangat kompleks, dan jika ingin mengukurnya harus memahami terlebih dahulu
bagaimana proses itu bekerja. Sebuah pemahaman terhadap apa yang akan
dicoba untuk diukur adalah titik awal dari bentuk tes (Buck, 2001: 1).
Ada lima tipe menyimak/listening menurut Wolvin dan Coakley (1993:
19) yaitu:
1) Discrimotivasive Listening: Tipe menyimak untuk membedakan rangsangan
suara dan atau visual. Tipe ini melibatkan konsentrasi yang harus cermat dan
memerlukan kepekaan.
2) Listening for Comprehension: tipe ini berkembang dari diskriminasi
rangsangan pada sebuah pemahaman pesan. Penyimak jenis ini terdapat pada
saat mendengarkan; kuliah, pengarahan, laporan, konferensi, TV, film,
dan pesan telepon, untuk memahami informasi yang ditampilkan.
3) Therapeautic/Emphatic: tipe ini memberikan persaratan bahwa sajian
penyimak sebagai sebuah papan mendengarkan untuk menyediakan
kesempatan kepada pembicara untuk berbicara melalui sebuah masalah
terhadap pemecahan masalah dari pembicara.
4) Critical Listening: tipe ini mensaratkan bahwa seorang penyimak
mengevaluasi apa yang sedang dikatakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
5) Appreciative Listening: menyimak untuk mendapatkan kesan dari materi atau
bahan misalnya mendengarkan musik, suara lingkungan atau tayangan
televisi.
c. Mengajarkan Listening di Kelas
Listening menurut Flohr dan Paesler (2010: 18) adalah sebuah
keterampilan dasar untuk proses pembelajaran yang berbeda. Keterampilan ini
adalah sikap yang aktif yang berlawanan dengan membaca yang menerima
gelombang suara/bunyi. Ada tiga langkah dasar listening meliputi: mendengar,
memahami dan menilai. Listening mempunyai dua tujuan utama yaitu untuk
memelihara hubungan komunikasi (interactional function) dan memberi
informasi (transactional function).
Faktor-faktor yang yang paling penting dalam listening adalah
pengetahuan tentang bentuk linguistik, sejumlah bunyi konsonan dan vokal,
tekanan kata, intonasi, pengetahuan awal, perhatian dan memori jangka pendek
dan jangka panjang. Ada tiga tahapan yang berbeda pada pengajaran listening,
yaitu:
1) Pre Listening yang berarti bahwa guru membuat murid peduli pada situasi dan
mengaktifkan pengetahuan yang sudah dimiliki.
2) While Listening yang berarti bahwa guru memberikan dukungan visual atau
memberikan pertanyaan sebelumnya.
3) Post Listening adalah tahapan ketika murid menjadi aktif dan bekerja dengan
apa yang telah mereka dengar.
Listening perlu diajarkan dengan menarik, bervariasi dan motivasi yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Menurut Flohr dan Pasler (2010: 20), ada lima karakter situasi
pembelajaran listening, yaitu:
1) The informal spoken discourse yang berarti bahwa kebanyakan percakapannya
adalah spontan dan oleh sebab itu informal. Pronunciation/pengucapan
adalah sesuatu aspek yang penting karena sering berbeda dengan apa yang
ada di dalam kamus.
2) Listener expectation and purpose yang menyatakan bahwa penyimak mengerti
kelanjutan dari apa yang akan dikatakan dan berharap untuk mendengar
sesuatu yang relevan dalam sebuah percakapan.
3) Looking as well as listening mengindikasikan bahwa biasanya penyimak
benar-benar mempunyai sesuatu untuk dilihat yang sesuai dengan topik dan
dapat berupa pembicara, peta, ataupun sebuah gambar.
4) Ongoing purposeful listener responses yang berarti bahwa normalnya
penyimak merespon pada waktu jeda untuk memperlihatkan bahwa sebagai
seorang pembicara seharusnya masih mendengarkan dan memahami apa
yang sedang dikatakan/diucapkan.
5) Speaker attention yang mengatakan bahwa sebuah pidato biasanya diarahkan
kepada pendengar dan sifat pendengar dan tujuan-tujuannya akan
dipertimbangkan.
Kedua adalah kegiatan-kegiatan menyimak yang lain dengan respon
singkat akan diuraikan. Yang pertama adalah mendeteksi kesalahan. Selagi guru
bercerita tentang suatu tema, para murid harus memperhatikan dengan seksama
dan diberi instruksi untuk mendeteksi kesalahan. Kemudian selanjutnya adalah
menyimak dengan suatu wacana/teks yang berisi sejumlah pernyataan dan para
murid harus menggambarkan mana yang benar dan mana yang salah. Contohnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
adalah menyimak sebuah teks yang mempunyai bagian yang kosong dan murid
harus mengisikan kata-kata yang hilang. Yang ketiga adalah beberapa kegiatan
dengan respon yang lebih panjang. Menjawab pertanyaan yang telah diberikan
dalam tingkatan lebih tinggi, mencatat ketika menyimak dan merangkum teks
dengan kata-kata mereka sendiri.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain. Selain itu,
pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik memampu mengemukakan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Smaldino, Russell, Heinich, dan Molenda (2005: 8) menyatakan bahwa
media adalah saluran komunikasi. Istilah media menunjuk pada segala sesuatu
yang dapat membawa informasi kepada penerima informasi. Contoh dari media
ini adalah video, film, televisi, diagram, materi cetak, komputer dan instruktur.
Hal ini berarti bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam pembelajaran.
Dengan pemanfaatan media yang tepat maka informasi yang disampaikan akan
dapat diterima oleh siswa dengan baik. Masih tentang media menurut Smaldino,
Lowther dan Russell (2008: 6), mereka menyatakan bahwa media adalah alat
komunikasi. Kata ini berasal dari bahasa latin “medium” yang berarti di antara
dua. Istilah ini menunjuk pada segala sesuatu yang dapat membawa informasi
diantara sebuah sumber dan penerima. Enam kategori utama dari media adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
teks, audio, visual, benda nyata, benda yang dimanipulasi dan manusia. Tujuan
dari media pembelajaran adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan
pembelajaran.
Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (1997: 3) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan
ketrampilan atau sikap. Media pembelajaran menurut Corte dalam Winkel
(1996: 285) adalah suatu sarana nonpersonal yang digunakan atau disediakan
oleh pengajar yang memegang peranan dalam proses belajar dan mengajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pakar pendidikan lain seperti Arief S Sadiman (1996: 6) mendefinisikan
media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan motivasi serta perhatian siswa sedimikian rupa sehingga proses
belajar terjadi. Ahmad Rohani (1997: 4) memberikan batasan media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan
hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan mudah.
b. Peranan Media Dalam Proses Belajar Mengajar
Media dan teknologi dapat berperan dalam menyajikan banyak
peranan dalam pembelajaran (Smaldino, Lowther, dan Russell, 2008: 11). Pada
saat pembelajaran berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mendukung presentasi pembelajaran. Sebaliknya, ketika pembelajarannya adalah
berpusat pada murid, murid adalah pengguna utama teknologi dan media.
Media berperan sangat penting dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Hal ini berkaitan dengan proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui
saluran media tertentu ke penerima pesan. Proses komunikasi itu digambarkan
oleh Shcramm (dalam Heinich, Molenda, Russell, Smaldino, 1996: 13). Dari
komputer multimedia ini digambarkan bahwa signal atau pesan dikirim oleh
sender (pengirim pesan) kepada penerima pesan. Pesan yang berupa pengetahuan,
keahlian, skill, ide atau pengalaman tersebut dituangkan oleh pengirim (sumber
pesan) ke dalam simbol – simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan
maupun tertulis) maupun simbol-simbol non verbal atau visual. Proses penuangan
pesan ke dalam komunikasi disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan
menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Proses
penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan disebut decoding.
Gambar 1 Model Komunikasi Schramm
(Sumber: Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino, 1996: 13)
Field of experience Field of experience
Signal Decoder Receiver Sender Encoder
NOISE
Feed back
Field of experince
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Meskipun demikian, proses penafsiran pesan kadang-kadang dapat
berhasil dengan baik dan adakalanya tidak berhasil atau gagal. Kegagalan ini
disebabkan adanya faktor-faktor penghambat yang disebut dengan istilah noise.
Faktor-faktor penghambat atau noise ini dapat berupa; faktor psikologis, fisik,
kultural, dan faktor lingkungan (Arief Sadiman, 1996: 13).
Peranan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Inggris
sangatlah tampak terutama yang berkaitan erat dengan masalah kepercayaan diri
dan motivasi. Penggunaan media cassete dan media video player dapat
menggantikan ucapan guru ketika menuturkan ujaran bahasa Inggris karena guru
yang bukan penutur asli (native speaker) sering merasa tidak percaya diri dengan
ucapannya ketika mengajar di kelas. Dengan kaset murid dapat mendengarkan
variasi aksen yang berbeda-beda lebih dari satu penutur.
Pakar lain seperti Dale, Finn, Hoban (dalam Ahmad Rohani, 1997: 6)
juga mengemukakan bahwa media pendidikan audio visual bila digunakan secara
baik dapat memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut :
1) Memberikan dasar pengalaman konkrit bagi pemikiran dan pengertian
abstrak.
2) Memberikan dasar pengalaman kongkrit bagi pemikiran dan pengertian
abstrak.
3) Mempertinggi perhatian anak.
4) Memberikan realitas sehingga mendorong self activity.
5) Memberikan hasil belajar yang permanen.
6) Menambah perbendaharaan bahasa anak-anak yang benar-benar dipahami.
7) Memberikan pengalaman yang sukar diperoleh dengan cara lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Jenis-jenis Media pembelajaran
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, ada banyak jenis media
pembelajaran yang dapat digunakan. Hal ini tergantung pada kemampuan dan
ketersediaan. Ada jenis media yang sederhana seperti: gambar, papan tulis atau
bahkan jenis media yang canggih dan mahal seperti CD, lap top dan komputer
multimedia.
Heinich, Molenda, Russell dan Smaldino (1996: 13) mengklasifikasi-
kan jenis-jenis media sebagai berikut:
1) Media non proyeksi, seperti photo, diagram, display dan komputer
multimedia.
2) Media proyeksi, seperti film strip, slide, overhead transparancies, dan
proyeksi komputer.
3) Media audio, seperti kaset dan compact disk (CD).
4) Media gerak, seperti film dan video.
5) Media computer.
6) Komputer multi media dan hyper media.
7) Media jarak jauh seperti radio dan televisi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, Azhar Arsyad (1997: 29)
mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat kelompok yaitu :
1) Teknologi cetak yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi visual
statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media
teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, dan reproduksi.
2) Teknologi audio-visual yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Media ini meliputi: mesin
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual lebar.
3) Teknologi berbasis komputer yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.
4) Menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan
komputer.
Berbeda dengan dua pakar di atas, Briggs dalam Arief Sadiman (1996:
23) mengklasifikasikan media berdasarkan stimulus atau rangsangan yang dapat
ditimbulkannya daripada media itu sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut
dengan karakteristik siswa, tugas belajar, bahan dan transmisinya. Berkaitan
dengan hal tersebut, Briggs mengidentifikasi 13 macam media yaitu: Obyek,
komputer multimedia, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran
terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film
televisi, dan gambar. Sementara itu ada pakar berpendapat lain, yaitu Edgar Dale.
Dia mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar peserta didik
(dalam Seels dan Richey, 1994: 15), yaitu dari yang bersifat kongkrit sampai ke
yang bersifat abstrak, yang dikenal dengan kerucut pengalaman Dale (Dale’s
Cone of experience).
Smaldino, Lowther, Russell (2008: 7) menyatakan bahwa media
adalah kategori yang sangat luas; teks, audio, video, dan manusia. Dalam tiap-
tiap kategori mempunyai jenis-jenis format media. Format media adalah bentuk
fisik ketika sebuah pesan dimasukkan dan ditayangkan. Format media meliputi;
papan tulis, slide Power Point, CD, DVD, dan komputer multimedia.
Syaiful Bahri Djamarah (2002: 124) membagi berbagai ragam media
dilihat dari jenis, daya liput dan bahan pembuatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a. Media dilihat dari jenis:
1) Media Auditif yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara.
2) Media Visual yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Media ini ada yang menampilkan gambar diam.
3) Media Audiovisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar, seperti (1) audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan
suara dan gambar diam, dan (2) audiovisual gerak, yaitu media yang
menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak.
b. Media Dilihat dari Daya Liput
1) Media dengan daya liput luas dan serentak, yaitu penggunaan media ini
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak
didik yang banyak dalam waktu yang sama.
2) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, yaitu
media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus.
3) Media untuk pengajaran individual, yaitu media ini penggunaannya hanya
untuk seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan
pengajaran melalui komputer.
c. Media Dilihat dari Bahan Pembuatan
1) Media Sederhana, yaitu media dengan bahan dasarnya mudah diperoleh
dan murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunannya tidak sulit.
2) Media Kompleks, yaitu media yang bahan dan alat pembuatannya sulit
diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunannya
memerlukan keterampilan yang memadai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Penggunaan media pembelajaran akan efektif jika dipadukan dengan
sebuah komputer multimedia pembelajaran. Salah satu model perencanaan
pengembangan media pembelajaran yang direkomendasikan oleh para pakar
adalah model ASSURE (Heinich, Molenda, Russel, Smaldino, 2006: 34).
ASSURE adalah akronim dari Analyze learners characteristics, State objectives,
Select or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate. Model
perencanaan penggunaan media ini dijabarkan sebagai berikut :
(A) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka
siswa sekolah dasar, sekolah lanjutan, perguruan tinggi, usia, jenis kelamin, latar
belakang budaya, serta menganalisa karakteristik khusus yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka.
(S) Menyatakan/merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau
kemampuan baru apa (pengatahuan, ketrampilan, sikap) yang diharapkan siswa
miliki dan kuasai setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan pembelajaran ini
akan mempengaruhi pemilihan media dan urutan penyajian serta kegiatan
pembelajaran.
(S) Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi
dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran telah tersedia
akan dapat mempermudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
materi dan media pembelajaran itu sebaiknya digunakan untuk menghemat
waktu, tenaga, dan biaya. Perlu juga diperhatikan apakah materi dan media
pembelajaran yang ada tidak cocok dengan tujuan pembelajaran, maka materi
dan media pembelajaran tersebut dapat dimodifikasi.
(U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media
pembelajaran yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa lama waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
yang diperlukan untuk menggunakannya. Diperlukan latihan dan praktek
menggunakan media pembelajaran, juga perlu persiapan ruang sebelum
penyajian, misalnya tata letak tempat duduk siswa, dan fasilitas yang diperlukan
antara lain meja peralatan, listrik, monitor dan sebagainya. Pada langkah ini
melibatkan perencanaan guru untuk menggunakan teknologi, media, dan materi
untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
(R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa
untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses
pembelajaran. Respon siswa dapat berupa mengulangi fakta-fakta,
mengemukakan ihtisar atau rangkuman informasi/materi pelajaran, manganalisis
alternatif pemecahan masalah. Dengan demikian siswa akan menampakkan
partisipasi yang lebih besar atau terjadi interaksi antar siswa dan antara siswa dan
guru.
(E) Mengevaluasi proses pembelajaran. Tujuan utama evaluasi
pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa berkaitan
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, keefektifan media
pembelajaran yang digunakan, pendekatannya dan guru itu sendiri.
d. Media Pembelajaran Komputer Multimedia
Ada dua aplikasi komputer utama dalam pembelajaran menurut Heinich,
Molenda, Russel dan Smaldino, (1996: 228). Mereka mengatakan bahwa dua hal
utama itu adalah CAI (pembelajaran dibantu komputer) dan CMI (pembelajaran
diatur oleh komputer). Dalam CAI (Computer-Assisted Instruction) murid
berinteraksi secara langsung dengan komputer sebagai bagian dari aktifitas
pembelajaran sedangkan pada CMI (Computer-Managed Instruction), komputer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
membantu baik guru maupun murid dalam pemeliharaan informasi mengenai
murid dan dalam pencapaian pembelajaran.
Multimedia menurut Gayeski (1993: 4) adalah sekelompok sistem
komunikasi interaktif berbasis komputer yang membuat, menyimpan,
mengirimkan, dan mengambil jaringan tekstual, grafis dan jaringan informasi
audio. Jika mengacu pada kata benda, multimedia adalah sebuah teknologi untuk
menampilkan bahan ajar/materi baik secara visual maupun bentuk-bentuk verbal
(Mayer, 2001: 3). Apabila menunjuk pada kata sifat, multimedia dapat
dugunakan dalam konteks: (1) pembelajaran multimedia, (2) pesan multimedia,
dan (3) pesan pembelajaran multimedia yaitu presentasi yang melibatkan kata-
kata dan gambar yang dimaksudkan untuk menguatkan belajar.
Smaldino, Rusell, Heinich, dan Molenda (2005: 141) menyatakan
bahwa sistem multimedia terdiri dari media tradisional dalam suatu kombinasi
atau digabungkan dengan komputer sebagai sarana untuk menampilkan teks,
gambar, grafik, suara dan video. Ada lima peranan media komputer dalam
pembelajaran (Heinich, Molenda, Russel, Smaldino, 1996: 230). Kelima peranan
itu adalah :
1) Sebagai sebuah obyek pembelajaran. Komputer itu sendiri dapat menjadi
obyek pembelajaran. Sebagai contoh, dalam kursus komputer murid
mempelajari komputer dan di sekolah kejuruan murid mempelajari
penggunaan komputer untuk pekerjaan pemrosesan data dan menganalisa
tujuan.
2) Sebagai sebuah alat. Dalam peranannya sebagai alat, komputer memberikan
pelayanan sebagai kalkulator yang canggih, mesin ketik, komposer
multimedia, alat presentasi, alat komunikasi dan sumber data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Sebagai sebuah alat pembelajaran. CAI membantu murid mempelajari
ketrampilan khusus. Sebagai contoh, seri The Muncher membantu murid
untuk menguasai matematika dan seni bahasa.
4) Sebagai sebuah katalisator untuk pembentukan sekolah.
5) Sebagai sebuah alat pengajaran berpikir secara logis.
Dalam tiap-tiap kategori ini, peranan komputer sangat bervariasi.
Multimedia berbasis komputer ini mengintegrasikan beberapa media yang tiap
elemennya melengkapi yang lain, sehingga suatu keseluruhan lebih besar
daripada bagian-bagiannya.
Komputer multimedia juga telah mempengaruhi kurikulum dan
pembelajaran. Ada banyak metode-metode pembelajaran yang dapat terintegrasi
dalam komputer multimedia ini. Heinich, Molenda, Russell dan Smaldino (1996:
243) menjelaskan bahwa ada tujuh metode pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan dalam mengantarkan pembelajaran yaitu: (1). latihan dan drilling,
(2) tutorial, (3) permaianan, (4) simulasi, (5) penemuan/discovery, dan (6)
pemecahan masalah/problem solving.
Yudhi Munadi (2008: 150) menyatakan ada beberapa kelebihan
penggunaan multimedia presentasi yaitu:
1) Mampu menampilkan obyek-obyek yang sebenarnya tidak ada secara fisik
atau diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan
mental imagery akan meningkatkan resistensi siswa dalam mengingat
materi-materi pelajaran.
2) Memiliki kemampuan dalam menggambarkan semua unsur media seperti
teks, video, animasi, image, grafik, dan suara menjadi satu kesatuan
penyajian yang terintegrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3) Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan
modalitas belajarnya terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual,
auditif, kinastetik atau yang lainnya.
Ketika guru hendak mengintegrasikan software dan multimedia dalam
pembelajaran, Smaldino, Lowther dan Russell (2008: 138) mengingatkan
pentingnya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Isi harus menyeimbangkan keterampilan fundamental dengan berpikir runtut
dan menyesuaikan dengan standar kurikulum.
2) Isi harus merangsang dan harus menarik siswa untuk belajar.
3) Isi seharusnya siap dan tersedia kapan saja dan dimanapun diperlukan baik
itu di sekolah maupun di rumah.
Pembelajaran bahasa Inggris di kelas juga dapat memanfaatkan
bantuan media komputer multimedia. Dalam perkembangannya komputer dapat
digunakan untuk mencapai pembelajaran mandiri dengan hadirnya CD-ROM
interaktif sehingga anak dapat belajar mengenal kosa kata bahasa Inggris,
mengucapkannya, melatih grammar, sampai dengan mengerjakan berbagai
latihan-latihan berbahasa. Kemajuan teknologi ini menandai lahirnya sebuah
sistem pembelajaran bahasa Inggris dengan bantuan komputer yang disebut
dengan CALL (Computer-Assisted Learning Language). Menurut Levy (1997:
282), Ada dua peranan komputer yang sangat fundamental dalam pembelajaran
bahasa. 1) Komputer Tutor, yang berperan juga untuk mengevaluasi, dan 2). Alat
komputer, yang tidak berperan untuk mengevaluasi.
Tutor komputer menawarkan janji yang memperluas dan memperkaya
kesempatan pembelajaran bahasa yang tersedia untuk siswa, dalam pusat
pencapaian diri, atau di dalam rumah siswa sendiri. Peran ini dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kebebasan kepada siswa untuk aspek-aspek pembelajaran tertentu seperti: kosa
kata, grammar, pemahaman menyimak (listening comprehension), pengulangan,
dan latihan sehingga siswa tidak dibatasi hanya dengan belajar dengan seorang
guru saja di dalam kelas.
Sebaliknya, alat komputer (computer tools) justru menyediakan suatu
cara untuk pengaturan informasi atau berkomunikasi dengan orang lain. Di dalam
CALL , alat-alat komputer meliputi email, program konferensi (conferencing
programs), kamus-kamus yang berbeda jenis, program daftar kata
(concordancing programs), arsip bahasa baik lisan maupun tertulis dan tentu saja
program pemrosesan kata. Dalam hal ini komputer sebagai sebuah jenis alat yang
memungkinkan, menyediakan alat melengkapi tugas khusus dengan lebih efisien
dan lebih efektif. Tidak seperti tutor komputer, dalam perannya sebagai alat,
komputer ini tidak membuat tugas. Hal ini dikerjakan oleh siswa secara individu
mapun berkelompok.
Dua peranan komputer ini berpengaruh sangat berbeda perannya
dengan guru. Guru mungkin mempunyai peranan yang sedikit jika materi CALL
dipercaya sebagai sebuah kelengkapan diri, paket tutorial; sebaliknya, guru
mungkin memainkan peran yang sangat penting dalam pembuatan tugas yang
sesuai untuk alat komputer (computer tools). Ada satu contoh sistem
tutoring/pengajaran bahasa kedua oleh Hamburger (dalam Levy, 1997: 286) yang
disebut dengan istilah FLUENT (Foreign Language Understanding Engendered
by Naturalistics Techniques). Salah satu produk dari sistem ini adalah
KitchenWorld. Pebelajar memanipulasi figur seseorang dengan tangan yang
dapat digerakkan/ dipindahkan yang digunakan untuk memanipulasi obyek-
obyek di dalam sebuah dapur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pebelajar adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
membuat kata, frase, dan kalimat untuk mencapai tujuan sederhana dan sistem ini
merespon secara tepat pada setiap tempat.
e. Media Pembelajaran DVD
DVD (Digital Videodisc) menurut Taylor (2004: 1) adalah teknologi
penyimpanan disk optik generasi terakhir yang dapat menyimpan dan
mendukung film-film seperti video dengan lebih baik dari pada audio CD, foto
diam dan data komputer. DVD dimaksudkan untuk mencakupi hiburan di rumah,
komputer, dan info bisnis dengan sebuah format digital tunggal. DVD merupakan
salah satu format media. Format media adalah suatu bentuk fisik sehingga sebuah
pesan dibentuk/digabungkan dan ditampilkan (Smaldino, Lowther dan Russell,
2008: 7). Masih menurut pakar tersebut, DVD adalah media yang menawarkan
penyimpanan digital dan pemutaran ulang dari video full motion. Disk ini secara
fisik sama ukurannya dengan CD audio tetapi dapat menopang banyak data untuk
lebih dari empat film (hampir berdurasi sembilan jam) dengan soundtrack
berkualitas tinggi. DVD menyediakan suara dan gambar beerkualitas superior
jika dibandingkan dengan videocassettes. DVD ini diperuntukkan untuk film
sedangkan CD untuk musik.
Smaldino, Lowther dan Molenda (2008: 310) menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis video dengan beberapa soundtrack dapat ditujukan pada
pebelajar dengan tipe yang berbeda-beda. Teks dapat ditampilkan dalam berbagai
macam bahasa dan digunakan untuk memberi keterangan isi video. Beberapa
DVD menawarkan kemampuan untuk melihat sebuah obyek dari sudut yang
berbeda yang dipilih oleh penonton. Di dalam video tersedia dalam banyak topik
dan untuk semua tipe pebelajar dalam semua domain pembelajaran kognitif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
afektif, motor skill, dan interpersonal. DVD dapat membawa pebelajar hampir ke
setiap tempat.
Video dapat digunakan kapan saja berkaitan dengan pembelajaran. Siswa
dengan kemampuan fisik terbatas dapat saling membantu dengan kamera video
digital tripod-mounted dengan bantuan teknologi untuk bercerita. Kemudian
murid sekolah dasar mempelajari bagaimana sebuah kaleng aluminium dapat
didaur ulang dengan melihat video. Siswa taman kanak-kanak melihat video
yang dapat memahami dengan lebih baik perasaan dan tantangan dari anak-anak
yang tidak mempunyai kemampuan. Siswa SMP dapat memahami budaya dan
bahasa lain.
DVD termasuk dalam media audiovisual. Abdul Mannan Bagulia (2005: 2)
mengatakan bahwa alat bantu audio visual, materi audio visual, media audio
visual, teknologi komunikasi, media pembelajaran dan sumber belajar secara luas
bermakna sama. Pembelajaran audio visual menurut Burton dalam Abdul
Mannan Bagulia (2005: 3) adalah media yang dapat menghasilkan rupa dan
suara dalam satu unit secara bersama-sama seperti apa yang dikatakan oleh Amir
Hamzah Sulaiman (1988: 27). Media audio visual ini banyak sekali ditemukan di
dunia pembelajaran baik berupa CD, DVD maupun dalam bentuk CD-ROM dan
televisi. Pemerintah melaui Departemen Pendidikan Nasional telah memproduksi
banyak DVD dan DVD pembelajaran berbagai bidang studi oleh Pustekom.
Ada beberapa alasan mengapa media audiovisual perlu diajarkan
kepada para siswa. Menurut Kemp dan Dayton (1985: 6) beberapa alasan ini
adalah :
1) membuat pendidikan lebih produktif melalui peningkatan pembelajaran
dengan pengalaman yang berharga yang tidak dapat disediakan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2) membuat pendidikan lebih mandiri melalui alternatif-alternatif dengan
sumber yang beraneka ragam sehingga pembelajaran bisa sesuai dengan
kesenangan murid.
3) membuat pembelajaran lebih cepat melalui usaha menjembatani kesenjangan
antara dunia dalam dan luar kelas dengan pengalaman dari sumber-sumber.
4) membuat hubungan ke pendidikan lebih menyeluruh untuk siswa dimanapun
mereka berada, melalui kemampuan berbagai jenis media.
Penggunaan dua media atau lebih secara bersamaan diharapkan dapat
menghasilkan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan
satu media saja. Seperti apa yang dikemukakan oleh Munsterberg dalam Davies
(1986: 156), bahwa belajar dengan menggunakan dua saluran memberikan hasil
yang lebih baik, karena indera tertentu menerima pesan tertentu dan didukung
dan diperkuat oleh indera yang lain.
3. Motivasi Dalam Pembelajaran
a. Pengertian Motivasi
Maeher dan Meyer dalam Brophy (2004: 5) mendefinisikan motivasi
sebagai bangunan teori yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi, petunjuk,
intensitas, ketahanan dan kualitas sikap, khususnya sikap mengarah kepada tujuan.
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “movera” yang berarti “menggerakkan”.
Wlodkowsky dalam Prasetyo Irawan, Suciati & Wardani (1997: 41) menjelaskan
motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku
tersebut. Lahey mendefinisikan motivasi sebagai pernyataan dari dalam yang
mengaktifkan dan memberikan arah kepada pikiran, perasaan dan gerakan (Crowl,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Kaminsky, Podell, 1997: 231). Motivasi menurut Elliot, Kracto tchwill, Cook dan
Travers didefinisikan sebagai sebuah pernyataan dari dalam yang membangkitkan
seseorang untuk melakukan, mendorong seseorang dalam tujuan khusus, dan
memelihara seseorang terlibat dalam kegiatan-kegiatan internal yang
menggerakkan, memberi petunjuk dan memelihara tingkah laku. Mc Donald dalam
Sardiman A.M (2001: 71) menjelaskan bahwa motivasi merupakan perubahahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului
dengan tanggapan terhadap tujuan. Morgan dalam Toeti Soekamto dan Udin
Saripudin Winataputra (1997: 39) memberi batasan motivasi yang lebih sedehana,
yaitu tenaga pendorong/penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah
suatu tujuan tertentu. Baron dan Scunk dalam Slavin (1997 : 345) membatasi
motivasi sebagai proses. Belajar dan motivasi sebenarnya adalah sama untuk
sebuah kinerja. Belajar menampilkan seseorang untuk mencapai pengetahuan dan
ketrampilan baru sedangkan motivasi menyediakan daya dorong untuk
memperlihatkan apa yang telah dipelajari. Secara umum, orang yang lebih
termotivasi akan mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
Dari berbagai teori diatas maka dapat dilihat bahwa orang atau siswa
yang termotivasi akan memperhatikan arah dan jarak dari sikap atau tingkah laku
manusia (Dornyei, 2001: 8), yaitu:
1) pilihan dari suatu kegiatan khusus
2) ketahanan terhadapnya
3) usaha untuk memperluas kegiatan itu
Dengan kata lain, motivasi bertanggung jawab terhadap:
1) mengapa seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu
2) berapa lama seseorang ingin mendukung kegiatan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3) seberapa sungguh mereka ingin mengejarnya
b. Teori-Teori Motivasi
1) Teori Motivasi Kebutuhan (Needs Motivation).
Kebutuhan (need) dapat dirumuskan sebagai kekosongan dalam
kehidupan manusia atau tidak terdapatnya sesuatu pada seseorang yang diperlukan
bagi kesejahteraannya. Dorongan akan timbul sebagai penggerak untuk melakukan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan itu, jika suatu kebutuhan tertentu mulai
dihayati. Banyak kebutuhan dalam kehidupan manusia tidak selalu terpenuhi
secara memuaskan pada saat sekarang. Oleh karena itu, penghayatan akan
kebutuhan menjadi suatu sumber motivasi selama kehidupan manusia. Salah satu
konsep yang dikembangkan dalam lingkup pandangan humanistis adalah kerangka
teoritis Maslow mengenai hierarki kebutuhan manusia.
Maslow dalam Slavin (1997: 348) menyusun urutan hierarki kebutuhan
manusia dari bawah ke atas: (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan rasa aman, (3)
kebutuhan untuk dicintai dan diakui oleh kelompoknya, (4) kebutuhan menikmati
rasa harga diri, (5) kebutuhan mengembangkan diri secara intelektual, (6)
kebutuhan untuk mengetahui dan memahami dan (7) kebutuhan estetis. Empat
kebutuhan pertama dipandang sebagai kebutuhan kekurangan (deficiency needs),
sedangkan tiga kebutuhan berikutnya dipandang sebagai kebutuhan pengayaan
(growth needs). Deficiency need adalah suatu kebutuhan yang akan meningkatkan
motivasi semakin kuat jika kebutuhan tersebut belum terpenuhi. Tetapi sekali
terpenuhi, maka motivasi akan berkurang.
Sockett dalam Kay (2004: 7), mengatakan bahwa pendidikan setidak
tidaknya menjadikan orang mau melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dilakukannya, memahami sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya dan
mungkin menjadi seseorang yang sebelumya tidak diinginkannya. Pernyataan ini
menjadi alasan utama tentang peranan sebuah motivasi.
Menurut McClelland (1987: 224), pelopor teori motivasi berprestasi ini,
seseorang mempunyai motivasi untuk bekerja/belajar karena adanya kebutuhan
untuk berprestasi. Motivasi menurut teori ini merupakan fungsi dari tiga variabel,
yaitu (1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil, (2) persepsi tentang
nilai tugas tersebut dan (3) kebutuhan untuk sukses (Toeti Soekamto dan Udin
Saripudin Winataputra, 1997: 41).
Atkinson dalam Winkel (1996: 176), seorang psikolog yang
mengembangkan lebih lanjut teori McClelland menjelaskan bahwa keberhasilan
atau sukses dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan mencapai taraf prestasi
yang baik dan dengan melalui usaha menghindari kegagalan. Menurutnya,
Atkinson menemukan bahwa terdapat orang yang lebih berorientasi untuk
memperoleh keberhasilan yang berupa menghindari kegagalan, dari pada berupa
mencapai taraf prestasi baik. Orang yang disebutkan terakhir mengakui bahwa dia
berkemungkinan akan gagal dan tidak mencapai sukses yang diharapkan, tetapi
perhatiannya yang utama diarahkan pada prestasi yang bagus, bahkan sampai
berusaha lebih keras seandainya pernah mengalami kegagalan.
Dalam penelitiannya, McClelland (1987: 26) menggambarkan empat
prinsip motif yang diekspresikan oleh orang yang berbeda dalam Thematic
Apperception Test atau TAT. TAT ini berisi sejumlah gambar seri yang
melukiskan bebagai situasi. Orang yang mengambil tes tersebut diharapakan dapat
menceritakan sesuatu berdasarkan gambar-gambar yang tercantum dalam tes.
Cerita orang yang mengambil tes tersebut kemudian dianalisis dengan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
untuk mengetahui harapan-harapannya, kelakuannya, motif-motifnya, dan
masalah-masalah yang dihadapi oleh orang tersebut.
Dalam rangka belajar di sekolah, achievement motivation terwujud dalam
daya penggerak pada siswa untuk mengusahakan kemajuan dalam belajar dan
mengejar prestasi maksimal, demi pengayaan diri sendiri dan penghargaan
terhadap diri sendiri. Daya penggerak sebagai motivasi berprestasi ini disebut
needs-achievement (kebutuhan berprestasi) yang kemudian disingkat “n-ach”.
Orang yang mempunyai n-ach tinggi ingin menyelesaikan tugas dan meningkatkan
penampilan atau kinerja mereka. Sebaliknya, orang yang mempunyai n-ach rendah
hanya memilih tugas-tugas yang sangat mudah atau sangat sulit. Mereka memilih
itu hanya didasari kepahamannya bahwa kelak ia akan berhasil atau gagal, bukan
karena kepuasan menikmati tantangannya.
Orang yang memiliki n-ach tinggi ini secara umum memiliki ciri-ciri:
1) mereka menjadi lebih bersemangat jika unggul dibanding yang lain,
2) menentukan tujuan secara realitik dan berani mengambil resiko,
3) bertanggung jawab atas segala pilihan yang telah diputuskan,
4) berani menghadapi tantangan serta memiliki inisiatif yang lebih beragam
dibanding dengan kebanyakan orang,
5) menghendaki umpan balik yang konkrit terhadap prestasi yan dihasilkan,
6) pekerjaan yang dilakukan tidak selalu diorientasikan pada uang dan kekuasaan.
Sebagaimana penjelasan McClelland, bahwa motivasi merupakan interaksi tiga
aspek, yaitu n-Pwr (need for power), n-Aff (need for affiliation dan n-Ach (need for
achievment); maka orang yang memiliki n-ach tinggi dapat diandalkan dalam
mengelola organisasi jika keberadaan dari ketiga aspek tersebut seimbang. Secara
khusus, orang yang memiliki n-ach tinggi memerlukan motivasi lebih lanjut dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
hal otonomi, umpan balik dari segala kegagalan atau keberhasilan, dan keleluasaan
ruang untuk berekspresi serta tantangan.
Menurut Wigfield dan Eccles (2002: 5), motivasi beprestasi menunjuk
pada situasi dimana kompentensi individu adalah suatu isu/bahan diskusi. Teori
motivasi ini berusaha untuk menjelaskan pilihan manusia terhadap tugas–tugas
prestasi, kekuatan dalam melaksanakan tugas, semangat untuk melakukan tugas itu
dan kualitas dari kesepakatan tugas itu. Bandura dalam Schunk (2001: 14)
mengatakan bahwa perkembangan satu jenis proses motivasi adalah adannya Self-
efficacy. Self-efficacy ini menunjuk pada kepercayaan tentang kemampuan
seseorang untuk belajar atau memperlihatkan sikap atau tingkah laku terhadap
tingkatan yang sudah didesain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa self-
efficacy mempengaruhi motivasi akademik, pembelajaran dan prestasi. Indikator
dari seseorang yang termotivasi adalah : (1) mempunyai ketertarikan kepada
sesuatu, (2) mempunyai keingintahuan terhadap sesuatu, (3) membutuhkan
informasi-informasi untuk memecahkan suatu masalah, dan (4) ingin mendapatkan
keberhasilan dan menghindari kegagalan.
c. Motivasi Belajar Bahasa Inggris
Pakar teori motivasi pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua
adalah Gardner. Wacana kunci dari teori motivasi Gardner adalah hubungan
antara motivasi dan orientasi (Dronyei, 2001: 48).
Dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, ada dua
orientasi mengapa seseorang dengan serius mempelajarinya :
1) Orientasi Integratif: Yaitu orientasi yang berhubungan dengan suatu
kecenderungan positif melalui kelompok bahasa kedua/ asing dan keinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
untuk berinteraksi dengan anggota tetap dari komunitas itu dan bahkan sama
dengan kelompok tetap itu dan didefinisikan oleh Dronyei sebagai keinginan
untuk menjadi seperti anggota tetap dari komunitas bahasa.
2) Orientasi Instrumental: Adalah pasangan orientasi yang dipakai oleh Gardner
yang berhubungan dengan keuntungan praktis yang potensial dari kecakapan
bahasa kedua, seperti mendapatkan pekerjaan yan lebih baik atau gaji yang
lebih tinggi.
Menurut Gardner dalam Dronjei (2001: 49), motivasi secara keseluruhan
memasukkan tiga komponen:
1) Intensitas motivasi
2) Keinginan untuk belajar bahasa
3) Sikap melalui belajar bahasa
Oleh karena itu, dalam pandangannya, motivasi menunjuk pada suatu
jenis/macam mesin pemikiran pusat/central atau pusat energi yang memasukkan
usaha, keinginan dan kesenangan pada tugas/sikap. Gardner menerangkan bahwa
tiga komponen ini milik bersama kerena orang yang benar-benar termotivasi
memperlihatkan semua dari ketiganya. Orang yang termotivasi akan mempunyai
kecenderungan terhadap hal-hal yang berorientasi positif. Kemudian dari
orientasi-orientasi ini adalah untuk membantu membangkitkan motivasi dan
mengarahkannya melalui suatu perangkat tujuan, baik dengan kualitas
interpersonal yang kuat (integratif) atau kualitas praktek yang kuat
(instrumental).
Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan menantang
khususnya yang mengandung unsur visual sangat diperlukan untuk memberikan
motivasi belajar siswa. Sass dalam Hebl, Brewer dan Benjamin (2000: 67)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
menyatakan bahwa untuk mengatasi pembelajaran yang monoton apabila
memungkinkan maka penggunaan elemen visual akan sangat bermanfaat dan
memberikan motivasi. Banyak studi menyatakan bahwa pembelajaran dengan
visual dapat secara aktif mempengaruhi proses kognitif seperti menggugah
kembali memori dan memberikan motivasi.
Untuk mengetahui apakah level motivasi siswa itu tinggi atau rendah,
ada beberapa tes yang dapat diaplikasikan. Siswa atau subyek yang diobservasi
biasanya diharuskan mengisi kuisioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
tentang motivasi seperti misalnya; bagaimana tanggung jawabnya terhadap
pelajaran; kerutinannya, ketahanannya dalam meraih tujuan belajar, usaha-
usahanya ke arah yang lebih baik serta harapan-harapannya terhadap teman dan
guru-gurunya.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Phye (1993: 4) prestasi belajar adalah pengetahuan yang
dicapai atau keterampilan yang dikuasai pada mata pelajaran di sekolah yang
biasanya didesain dengan nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar
biasanya dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri siswa seperti self-efficacy,
sikap dan motivasi (Aronson, 2002: 168). Perubahan dalam belajar mencakup
dimensi yang sangat luas. Masing-masing individu menunjukkan perkembangan
(progress) yang berbeda dalam proses belajar. Perbedaan perubahan sebagai
akibat proses belajar ini yang kemudian sering diistilahkan sebagai prestasi
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Umumnya para pakar pendidikan menjelaskan prestasi belajar dengan
menunjuk pada cakupan makna belajar. Winkel (1996: 161) mendefinisikan
prestasi sebagai bukti usaha yang dicapai dalam belajar. Umumnya prestasi
belajar disekolah dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai yang diperoleh siswa
setelah mengikuti tes yang dilakukan setelah program pembelajaran selesai
diajarkan.
Prestasi belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan siswa dalam
menguasai materi pelajaran yang telah dipelajari. Prestasi belajar dapat diketahui
dengan alat ukur berupa butir tes yang telah dirancang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Mengukur prestasi belajar yang merupakan hasil yang telah
dicapai dalam belajar sangat penting dan merupakan tugas utama guru dalam
dunia pendidikan, karena dengan pengukuran tersebut dapat diketahui kemajuan
dan keberhasilan suatu program pembelajaran.
Pada pembelajaran bahasa Inggris siswa diharapkan mampu untuk
menunjukan performance mereka dalam empat kompetensi yaitu: menyimak
atau listening, berbicara atau speaking, membaca atau reading dan menulis atau
writing. Untuk mengetahui tercapai dan tidaknya keberhasilan belajar diperlukan
adanya pengukuran. Biasanya para guru akan mengukur prestasi siswa dengan
tes.
b. Pengukuran prestasi belajar Listening
Brown (2004: 122-139) menyediakan format yang dapat diaplikasikan
untuk mengukur/mengetes listening siswa dan ia menyatakan bahwa setelah
menentukan tujuan, langkah berikutnya diambil untuk mendesain tes termasuk
membuat keputusan tentang bagaimana untuk memperoleh hasil
kerja/performance dan bagaimana untuk mengharapkan respon dari para peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
tes. Tes yang akan didiskusikan mempunyai cakupan dari hasil intensive
listening, seperti misalnya pengenalan bunyi minimal, sampai pada pemahaman
extensive listening dari bahasa dalam konteks komunikasi. Dalan hal ini fokusnya
pada keterampilan mikro (micro skills) dari intensive listening.
1) Pengenalan elemen phonologi dan morfologi
Pada tingkat ini, sebuah bentuk tersendiri pada intensive listening
adalah pengukuran terhadap pengenalan elemen phonologi bahasa. Dalam
suatu tes klasik peserta tes diberikan rangsangan bahasa lisan untuk
mengidentifikasi dari dua atau lebih pilihan. Contohnya adalah:
mengidentifikasi bunyi konsonan dan bunyi vokal; pasangan morfologi yang
diakhiri dengan –ed; bentuk tekanan kalimat; dan stimulus satu kata.
2) Pengenalan paraphrase
Kata, frase atau kelompok kata, dan kalimat yang sering dites
dengan stimulus kalimat dan mempersilahkan penjawab tes untuk memilih
pharaphrase dari sejumlah pilihan adalah langkah pada cakupan micro skill
dari listening comprehension. Contohnya adalah paraphrase kalimat, dan
paraphrase dialog.
3) Responsive Listening
Responsive listening adalah sebuah format pertanyaan dan jawaban.
Ini dapat menyediakan beberapa kegiatan satu dengan yang lain dalam suatu
tes listening.
4) Listening Cloze
Tes listening jenis ini kadang-kadang disebut dikte tertutup atau dikte parsial. Pada
tes ini penjawab tes perlu untuk mendengarkan dengan seksama suatu cerita, teks
lisan monolog tentang suatu berita atau informasi lisan yang lain, atau percakapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dari sebuah sumber audio dengan setting tertentu dan secara bersamaan membaca
teks tertulis yang sebagian kata dan frasenya dihilangkan kemudian tugas siswa
adalah melaksanakan instruksi-instruksi yang disebutkan dalam tes itu misalnya
dengan mengisi kata-kata atau frase-frase yang dihilangkan.
4. Penelitian Yang Relevan
a. Pengaruh Penggunaan Media Visual Compact Disc dan Model Terhadap Prestasi
Belajar Ilmu Pengetahuan social Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama Sub Rayon 02 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri oleh
Lulis Ambarwati, 2010, Program Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan UNS.
b. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Dengan Video
Compact Disc Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi
Belajar Siswa Di SMP Negeri Kota Semarang oleh Eka Putranto Hadi, 2009,
Program Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan UNS.
B. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan prestasi belajar istening pada pelajaran bahasa Inggris
menggunakan media pembelajaran komputer multimedia dengan
media pembelajaran DVD
Menggunakan media pembelajaran komputer multimedia dalam
pembelajaran listening dikelas akan lebih baik dan menarik dibandingkan dengan
menggunakan media DVD. Penggunan komputer multimedia merupakan bagian dari
upaya untuk membangkitkan indera pendengaran sekaligus indera penglihatan.
Penggunaan media komputer multimedia dapat mengembangkan beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
keterampilan bahasa Inggris sekaligus yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Komputer multimedia berisi teks, grafik, gambar, suara dan video.
Dengan menggunakan media pembelajaran ini dalam pembelajaran
listening, maka siswa dapat menyimak dari sumber audio yang keluar dari speaker
dan siswa akan dibantu memahami sumber suara itu dengan tayangan visual melalui
monitor. Tidak hanya itu saja, siswa dapat dengan leluasa berinteraksi dengan
komputer berkaitan dengan listening melalui perangkat mouse dan keyboard. Ketika
siswa belajar listening melalui lagu misalnya, siswa dapat menyimak lagu itu sesuka
hati, melatih bagaimana mengucapkannya, menduga artinya, berkompetisi dalam
pengucapannya bersama teman-temannya dan bahkan siswa dapat melakukan karaoke
serta mengetahui berapa nilai yang diberikan oleh perangkat komputer.
DVD adalah media pembelajaran yang berisi video atau film dengan
durasi tertentu. Kekuatan DVD adalah pada kekuatan video atau film yang berkualitas
baik karena resolusinya yang tinggi yang dapat menghasilkan gambar yang
berkualitas baik. Dalam pembelajaran listening, DVD akan menarik perhatian siswa
karena tayangan videonya serta audionya. Banyak guru menggunakan video ini untuk
mengenalkan suatu topik, mempresentasikan isi, dan untuk pengayaan. DVD ini
dapat digunakan secara klasikal, kelompok kecil dan individu. Video tersedia dalam
berbagai tema dan tersedia untuk semua tipe pebelajar pada semua domain
pembelajaran seperti: kognitif, afektif, psikomotor dan interpersonal. Dalam
pembelajaran listening, DVD dapat membangkitkan ketertarikan siswa untuk
menyimak dan melihat video. Dengan visualisasi yang menarik maka konsentrasi
siswa dapat lebih baik dan secara bersamaan indera pendengaran juga akan tertuju
pada pesan dari sumber visualnya (monitor). Dengan DVD player, tayangannya dapat
diperlambat maupun dipercepat. Dengan didukung audio yang baik maka DVD dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
digunakan untuk pembelajaran listening. Perbedaannya dengan media pembelajaran
komputer multimedia adalah DVD tidak secara interaktif melibatkan partisipasi siswa
secara langsung dengan medianya. Komputer multimedia dan media DVD secara
jelas dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar dan berprestasi. Dengan
demikian, prestasi belajar listening diasumsikan dipengaruhi suasana belajar yang
diciptakan guru dalam hal ini penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran. Dengan belajar secara menyenangkan dan menantang yaitu
dengan penggunaan media pembelajaran, berarti prestasi belajar listening akan
meningkat.
2. Perbedaan prestasi belajar listening pada mata pelajaran bahasa
Inggris antara kelompok siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan
kelompok yang siswa yang mempunyai motivasi rendah.
Motivasi akan menjelma menjadi kekuatan yang besar untuk mencapai
tujuan belajar bahasa Inggris khususnya listening. Demikian juga untuk mencapai
keberhasilan belajar. Sebagai daya dorong, pengarah dan kekuatan, peranan motivasi
sangat menentukan terhadap hasil belajar. Dengan motivasi tinggi yang dimiliki siswa
maka siswa akan memiliki sikap-sikap positif dalam dirinya. Siswa yang mempunyai
motivasi tinggi akan menunjukkan semangat yang lebih, mempunyai tujuan yang
jelas, bertanggung jawab, senang menghadapi tantangan, mempunyai rasa ingin tahu
terhadap sesuatu yang berhubungan dengan hal yang dipelajarinya, dan ingin
mempunyai prestasi yang baik. Motivasi belajar yang rendah akan menghasilkan
kualitas belajar yang rendah pula. Ada dua hal penting dalam motivasi belajar bahasa
Inggris yaitu motivasi integratif dan motivasi instrumental. Siswa senang belajar
bahasa Inggris dikarenakan keinginannya untuk bisa menjadi bagian dari pengguna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
bahasa Ingggris itu atau paling tidak keinginannya untuk dapat berinteraksi dengan
anggota tetap dari komunitas itu. Berikutnya adalah adanya motivasi belajar bahasa
Inggris dikarenakan ada keuntungan praktis yang potensial dari keterampilannya
belajar bahasa Inggris yaitu mendapatkan nilai atau yang prestasi baik dalam
pelajaran bahasa Inggris dan mampu mengerjakan tes-tes yang ada seperti ujian
nasional, seleksi masuk sekolah, dan tes mencari pekerjaan. Dengan motivasi belajar
tinggi maka siswa akan memiliki prestasi belajar listening yang lebih baik dari pada
siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah.
3. Interaksi pengaruh pemanfaatan media pembelajaran komputer
multimedia dan DVD dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
listening.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Suasana belajar yang
kondusif akan meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, dan suasana emosi yang
penuh kegembiraan akan memberikan pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar.
Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar
siswa. Komputer multimedia dan DVD merupakan media pembelajaran audiovisual.
Komputer multimedia mempunyai nilai interaktif yang lebih tinggi dibandingkan
dengan media pembelajaran lain. Pembelajaran listening di dalam kelas akan lebih
menarik dan berpusat pada keaktifan siswa serta meminimalkan peran guru. Siswa
dapat menyesuaikan dirinya dengan apa yang ada misalnya materi pembelajarannya,
usia, dan tingkat kesulitannya. DVD dengan kelebihannya dalam hal video juga akan
menarik motivasi dan minat belajar siswa. Dengan kemampuannya menghadirkan
dunia luar dapat masuk di dalam kelas, maka siswa akan semakin kaya imajinasinya
terhadap suatu pesan pembelajaran. Siswa tidak hanya dapat membayangkan pesan
yang ada dalam wacana lisan tetapi juga dapat melihat dengan indera penglihatannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
sehingga siswa terbantu pesan lisan apa yang ingin disampaikan dengan bantuan
visual yang ada. Dengan membandingkan antara media pembelajaran komputer
multimedia dengan media DVD, diharapkan dapat diketahui media mana yang lebih
besar pengaruhnya apabila dikaitkan dengan peningkatan motivasi belajar bahasa
Inggris siswa khususnya listening, sehingga diharpkan prestasi belajar listening siswa
akan lebih baik.Demikian juga dengan motivasi. Seseorang yang mempunyai
motivasi yang kuat/tinggi terhadap mata pelajaran tertentu akan berusaha untuk
meraih nilai yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Selanjutnya motivasi itu
akan mendorongnya untuk lebih bersemangat dalam belajar. Semakin jelas bahwa
terdapat interaksi pengaruh pemanfaatan media pembelajaran komputer multimedia
dan DVD terhadap motivasi belajar yang akan sangat berpengaruh juga terhadap
prestasi belajar listening dalam pembelajaran bahasa Inggris.
B. Hipotesis
1. Terdapat perbedaan pengaruh antara media pembelajaran komputer
multimedia dengan media pembelajaran DVD terhadap prestasi belajar
listening siswa di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri.
2. Terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi
belajar rendah terhadap prestasi belajar listening siswa di SMP Negeri
Kabupaten Wonogiri.
3. Terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar listening siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris
di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Goddard dan Melville (2001: 1) mengatakan bahwa penelitian bukanlah
hanya sebuah proses mengumpulkan informasi yang kadang–kadang disarankan,
tetapi lebih dari itu adalah tentang menjawab atas pertanyaan yang tidak terjawab atau
menciptakan yang sekarang tidak ada. Penelitian adalah satu dari banyak cara untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan.
Penelitian eksperimen menurut Wayne dan Melville (2001: 8) adalah
secara pokok berkenaan dengan sebab dan akibat. Penelitian mengidentifikasi
variable ketertarikan, dan mencoba untuk menentukan perubahan dalam satu variable
(disebut dengan variable bebas, atau sebab) hasil dari perubahan pada yang lain
(disebut dengan variabel terikat, atau akibat). Penelitian eksperimen bisa digunakan
untuk menetukan jika materi/bahan tertentu adalah “tahan api” atau jika suatu metode
pengajaran baru mencapai hasil yang lebih baik. Sukardi (2007: 179) menyatakan
metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif,
karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang
utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Mudrajad Kuncoro (2001: 262)
menyatakan bahwa studi eksperimen adalah sebuah penelitian investigasi dengan
kondisi yang terkendali, satu atau lebih variabel dapat dimanipulasi untuk melakukan
uji hipotesis. Studi eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang
benar-benar menguji hipotesis mengenai hubungan sebab akibat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri yang yang
teridiri dari beberapa sekolah dan dilaksanakan kurang lebih 3 (tiga) bulan yaitu
mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.
C. Desain Penelitian
Dengan harapan banyak memberikan manfaat terutama untuk menentukan
media pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran bahasa Inggris maka penelitian
ini didesain dengan metode eksperimen. Hasil penelitian ini akan menegaskan
bagaimana kedudukan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti.
Tujuannya terletak pada penemuan fakta penyebab dan fakta akibat tentang
perbedaan pengaruh penggunaan media pembelajaran audiovisual serta pengaruh
motivasi terhadap prestasi belajar bahasa Inggris.
Bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
quasi (quasi experimental research), karena dalam desain ini peneliti tidak
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Johnson
dan Christensen (2010: 319) mengatakan bahwa desain penelitian quasi experiment
adalah suatu desain penelitian eksperimen yang tidak memberikan kontrol penuh
variabel perancu potensial terutama karena tidak menetapkan secara acak partisipan
pada kelompok pembanding. Quasi experiment atau penelitian semu dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tertentu, berupa prakiraan informasi yang dapat
diperoleh pada eksperimen sebenarnya. Penelitian ini dilakukan pada kondisi yang
tidak memungkinkan mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan mengklarifikasi
mengapa suatu peristiwa terjadi keduanya. Ciri-ciri quasi experiment adalah: 1) aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
yang diteliti bersifat praktis dan tidak mungkin mengontrol semua variabel, 2)
menggunakan kontrol parsial, dan 3) sering dilakukan tidak formal (Sudarwan
Danim, 2002: 59).
Tabel 1: Desain Penelitian Analisis Data Faktorial 2 x 2
Motivasi Belajar
Media Pembelajaran
Pembelajaran
dengan Komputer
Multimedia (A1)
Pembelajaran dengan
DVD (A2)
Motivasi Belajar Tinggi
(B1) A1B1 A2B1
MotivasiBelajar Rendah
(B2) A1B2 A2B2
Keterangan:
A1B1 = pembelajaran berkomputer multimedia dengan motivasi
belajar tinggi
A2B1 = pembelajaran dengan DVD dengan motivasi belajar tinggi
A1B2 = pembelajaran berkomputer multimedia dengan motivasi belajar
rendah
A2B2 = pembelajaran dengan DVD dengan motivasi belajar rendah
D. Sumber Data
1. Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Data yang diperoleh dari penelitian di kabupaten Wonogiri, yaitu data
prestasi hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII khususnya pada kompetensi
listening. Pemilihan kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat menantang
atau dianggap paling sulit. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil tes prestasi
belajar siswa dan hasil kuisioner motivasi belajar siswa.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber-sumber lain seperti misalnya sumber dari
literatur dan studi pustaka lain yang dapat memberikan data dan informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, misalnya nilai ujian nasional sekolah
dasar dari siswa yang diterima pada SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri.
E. Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Uji Kesetaraan
1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1992: 108), populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Apabila seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri di Kabupaten
Wonogiri. Dikarenakan oleh pertimbangan wilayah yang sangat luas dan letak
geografis yang tidak memungkinkan untuk semua populasi maka penelitian
mengambil sub populasi sebanyak tiga sekolah yang memiliki kesetaraan prestasi
ditinjau dari nilai-nilai Ujian Nasional ketiga sekolah tersebut. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik random sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Baturetno
semester 1. Sampel penelitian dengan menggunakan metode Cluster sampling, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
komputer multimedia penelitian berdasarkan kelompok anggota yang terhimpun pada
gugusan (cluster) subyek penelitian adalah kelas VII. Adapun sampel yang dijadikan
penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Baturetno kelas VII B dengan perlakuan
belajar Bahasa Inggris menggunakan media komputer multimedia. Siswa SMP
Negeri 1 Tirtomoyo kelas VII B dengan perlakuan belajar Bahasa Inggris dengan
menggunakan media DVD. Untuk uji coba validitas dan reliabilitas adalah SMP
Negeri 2 Baturetno.
2. Uji Kesetaraan
Uji kesetaraan adalah uji kemampuan awal untuk mengetahui bahwa kedua
kelompok sampel mempunyai kemampuan yang relatif sama. Uji kesetaraan
dilaksanakan sebelum penelitian dilakukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan Uji-t, berdasarkan nilai UASBN Sekolah Dasar yang digunakan sebagai dasar
penerimaan peserta didik baru di SMP. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kedua kelas berada dalam keadaan setara atau seimbang. Secara statistik, apakah ada
perbedaan rerata ( mean ) yang signifikan dari kedua sampel yang indipenden.
Prosedur uji kesetaraan sebagai berikut :
a. Hipotesis
Ho : u1 = u2 ( kedua kelompok kemampuan awal seimbang )
H1 : u1 = u (kedua kelompok mempunyai kemampuan tidak seimbang )
b. Tingkat signifikansi : =a 0,05
c. Statistik uji
t =
Dengan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Sp² =
t = t hitung
1 = rata-rata nilai USBN kelompok eksperimen
2 = rata-rata nilai USBN kelompok control
= Variansi kelompok eksperimen
= variansi kelompok control
n 1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen
n 2 = jumlah siswa kelompok control
d. Daerah kritik
DK = atau DK =
e. Keputusan uji :
Ho ditolak jika t Є DK
Hasil uji - t menunjukkan tobs sebesar 0,0924 < t tabel 1,960, sehingga
Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan antar kelompok. Dengan
demikian disimpulkan bahwa kelas sampling memiliki kesetaraan.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.9.
F. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (independent variable) meliputi media pembelajaran komputer
multimedia dan DVD (X1) dan motivasi belajar siswa (X2).
b. Variabel tergantung (dependent variable) dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar listening Bahasa Inggris. (Y).
2. Definisi Operasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Pembelajaran dengan media komputer multimedia adalah adalah pembelajaran
dengan media yang dapat menampilkan gambar dan suara secara bersama-sama
baik dengan format media yang sederhana maupun yang lebih canggih. Perangkat
komputer ini dilengkapi CD interaktif.
b. Pembelajaran dengan DVD adalah pembelajaran dengan menggunakan materi film
namun tidak ada unsur interaktifinya.
c. Motivasi belajar adalah suatu kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang
dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk bekerja/belajar karena adanya
kebutuhan untuk berprestasi.
d. Prestasi belajar listening adalah hasil yang diperoleh setelah siswa mengikuti
pembelajaran bahasa Inggris dengan indikator keberhasilan siswa dalam aktifitas
belajar listening dan nilai hasil belajar listening.
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
a. Tes Prestasi Belajar Listening
Test dipergunakan untuk mengambil data dari variabel Prestasi belajar
listening. Test merupakan alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan
atau butir soal. Dalam penelitian ini tes disusun oleh peneliti berdasar kisi-kisi tes
yang disusun adalah test obyektif sejumlah 30 butir soal pilihan ganda dengan 4
option. Penggunaan tes obyektif ini dengan pertimbangan : 1) jumlah soal yang
disusun dapat lebih banyak, 2) meminimalisasi unsur subyektif dari penguji.
b. Angket Motivasi Belajar Listening
Angket dipakai untuk mengukur motivasi belajar listening dalam
pembelajaran Bahasa Inggris adalah tes skala sikap Likert. Angket yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
digunakan adalah angket langsung tertutup sebanyak 30 item. Indikator yang
dipakai dalam menyusun angket motivasi menurut Likert : 1) Ketertarikan pada
suatu obyek tertentu, 2) keingintahuan terhapa suatu hal, 3) Kebutuhan terhadap
informasi untuk menyelesaikan masalah, (4) Prestasti dan kegagalan, (5) Potensi
dan kekuatan diri. Angket motivasi disusun dengan lima pilihan jawaban, Kunci
jawaban terletak pada masing-masing jawaban siswa sehingga tidak ada jawaban
yang paling benar atau salah.
Angket untuk motivasi dalam penelitian ini berpedoman pada skala
Likert (Drönyei, 2000: 199). Dengan skala ini diharapkan peneliti dapat
mengetahui atau menilai item-item dengan lebih teliti.
Dalam Skala Likert ada 5 kategori jawaban yang harus diisi.
1. Untuk pernyataan positif diberi penilaian atau bobot sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS) : 5
b. Setuju ( S ) : 4
c. Antara Setuju atau tidak ( N ) : 3
d. Tidak Setuju (TS) : 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
2. Untuk pernyataan negatif diberi penilaian sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS) : 1
b. Setuju ( S ) : 2
c. Yang Antara Setuju dan Tidak( N ) : 3
d. Tidak Setuju (TS) : 4
e. Sangat Tidak Setuju (STS) : 5
Pengelompokkan kategori motivasi belajar dilakukan dengan tehnik
belah dua dengan cara : a) Data hasil angket motivasi belajar dianalisis Tendesi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Sentral untuk menentukan median, b) Median digunakan untuk dasar pembagian
kelas menjadi dua belahan yaitu kategori motivasi belajar tinggi berdasarkan
median keatas dan kategori motivasi rendah berdasarkan median kebawah.
Kategori berdasarkan kelompok motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran.
3. Uji Coba Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang dipergunakan dalam
penelitian ini, maka perlu ditinjau berdasarkan beberapa aspek kelayakan yaitu
meliputi : untuk soal tes prestasi yang perlu diuji analisis butir soal ( tingkat
kesukaran, daya pembeda ), validitas soal ( validitas isi dan validitas butir soal ) dan
realibilitas instrumen, sedangkan angket motivasi belajar perlu diuji validitas ( isi dan
konstruk ) dan reliabilitas angket. Dalam penelitian ini uji coba instrumen dilakukan
di SMP Negeri 2 Baturetno, dengan pertimbangan bahwa SMP tersebut memiliki
karakteristik yang relatif sama dengan SMP yang dipilih sebagai sampling.
a. Soal Bentuk Tes
1) Analisis Butir Soal
Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, perlu
diujicobakan terlebih dahulu. Hasil uji coba kemudian dianalisis dengan tujuan
untuk menentukan soal yang layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian.
Kelayakan butir soal didasarkan pada dua hal, yaitu : tingkat kesukaran soal dan
daya pembeda (Prasetya Irawan, Suciati, dan I.G.A.K. Wardani, 2001: 17 )
a) Analisis Tingkat Kesukaran ( P )
Yang dimaksud dengan tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi peserta
tes yang menjawab benar terhadap soal tersebut. Makin besar P berarti soal itu
semakin mudah. Tingkat kesukaran soal tercermin dalam indek kesukaran yang
merupakan sebuah kontinum yang bergerak dari 0,00 – 1,00.Indek kesukaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
item merupakan rasio antara penjawab item dengan benar dengan banyaknya
penjawab. Butir soal dengan indek 0,00-0,30 adalah soal yang sangat sulit,
sedangkan indek 0,31-0,70 termasuk tingkat kesukaran sedang, butir soal dengan
indek 0,71-1,00 adalah soal mudah.
Tabel. 2: Interpretasi indek kesukaran soal (P)
Nilai P Klasifikasi Intepretasi
0,00 – 0,30 Soal sukar
0.31 – 0,70 Soal sedang
0,71 – 1,00 Soal mudah
Menurut Saifuddin Azwar (2007: 135) bahwa tes yang terbaik adalah tes
yang memiliki tingkat kesukaran 0,50, makin mendekati titik tersebut sebuah test
semakin mampu membedakan antara kelompok pandai dan tidak pandai untuk
menghitung Tingkat Kesukaran menggunakan rumus :
p = JSB
Keterangan :
Pi = Tingkat Kesukaran butir soal ke i
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah Siswa
Untuk menyususn suatu tes sebaiknya digunakan butir dengan tingkat
kesukaran dengan rentang :+ 20% sukar, + 60% sedang, + 20% mudah. Dalam
penelitian ini diperoleh hasil soal mudah 6 soal 20% ),soal sedang 18 soal ( 60%
), dan soal sukar 6 soal ( 20 % ), sehingga secara keseluruhan soal tes prestasi
belajar listening dikategorikan sedang.
Tabel 3: Hasil Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Soal Sukar 4, 8, 9, 16, 17, 18 6
Soal Sedang 1, 2, 5, 6, 7, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 19, 21
18
Soal Mudah 3, 20, 24, 25, 26, 30 6
b) Daya Pembeda ( D )
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk mebedakan
siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Daya pembeda
tercermin dari indek yang bergerak antara -1,00 sampai 1,00, soal dengan indek
diskriminasi 1,00 menunjukkan soal tersebut dapat dijawab dengan benar oleh
seluruh siswa pada kelompok tinggi dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh
siswa pada kelompok rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab
benar oleh siswa yang pandai saja demikian ini memiliki daya diskriminasi yang
baik (Suharsimi Arikunto, 2008: 211).
Menghitung Daya Pembeda menggunakan rumus :
D = A
A
JB
- B
B
JB
= PA - PB
Keterangan :
D : daya pembeda (DP)
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
Dari hasil uji coba tes prestasi belajar listening diperoleh 2 soal
kategori jelek yaitu soal nomor : 25 dan 29, selebihnya adalah soal yang cukup
baik dan baik. 1 soal kategori sangat baik.
Tabel 4: Klasifikasi Daya Beda
Nilai D Klasifikasi Interpretasi Keputusan
Negatif Sangat Jelek Soal menjerumuskan
0,00 – 0,20 Jelek (Poor) Dibuang
0,20 – 0,40 Cukup baik (Satisfactory) Dapat dipakai
0,40 – 0,70 Baik (Good) Dipakai
0,70 – 1,00 Sangat baik (Excellent) Dipakai
2) Uji Validitas Instrumen
Samsi Haryanto (2003: 41) mengatakan bahwa masalah validitas adalah
mempersoalkan ketepatan suatu alat ukur yang dipakai untuk mengukur suatu
aspek yang ingin diukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
butir-butir soal prestasi listening, maka validitas yang digunakan adalah
validitas isi dan validitas butir soal.
a) Validitas Isi
Validitas isi berhubungan dengan kesahihan instrumen dengan materi
yang akan ditanyakan dalam butir-butir soal untuk mengukur tujuan
pembelajaran yang sudah dirumuskan sesuai dengan isi materi. Uji validitas isi
dilakukan dengan mencocokkan sebaran butir soal-soal yang valid kedalam
kisi-kisi soal.
b) Validitas Butir Soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2008: 168). Uji validitas
instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian
mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya,
setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau
sifat bangun konsep (konstruk teori) yang menjadi dasar penyusunan instrumen
(indikator/ variabel). Analisis butir dilakukan untuk mengetahui apakah butir
dalam instrumen mencerminkan indikator variabel yang dimaksud atau atribut
yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas tiap butir test, skor-skor yang
ada pada tiap butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y).
Hasil korelasi ini dikonsultasikan dengan dengan tabel nilai korelasi product
moment pada taraf signifikan 5%. Suatu butir instrumen dikatakan valid jika
rhitung > rtabel.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagaimana yang
dikemukakan oleh (Suharsimi Arikunto, 1992: 151) seperti berikut:
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi suatu butir
N = Cacah objek/Jumlah responden
X = Skor Butir soal
Y = Skor total
∑XY = Jumlah (X) ( Y )
( )( )( )[ ] ( )[ ]å åå å
å åå--
-=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Angka hasil perhitungan xyr kemudian dikonsultasikan dengan tabel
korelasi product moment pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan perhitungan
dengan bantuan program SPSS versi 17, menunjukkan 4 butir pertanyaan yaitu
no : 10, 21,25,30 tidak valid.( lampiran 2.2 )
3) Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur adalah keajegan hasil pengukuran yang
diperoleh dari waktu yang berbeda untuk orang yang sama. Reliabilitas atau
keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana kebenaran alat ukur cocok digunakan sebagai alat ukur untuk
mengukur sesuatu. Dengan demikian, suatu instrumen yang reliabel memberi
pengertian bahwa instrumen itu telah benar-benar memiliki taraf keajegan
dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Reliabilitas menunjuk suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik dan dapat dipercaya, sehingga menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga, artinya data tersebut betul-betul sesuai dengan
kenyataannya (Suharsimi Arikunto, 2008:178 ) Untuk uji reliabilitas instrumen
penelitian ini digunakan rumus dari Spearman Brown dengan teknik belah dua
sebagai berikut:
( )2/1.2/1
2/1.2/11.1 1
2
gg+
=r
Keterangan:
=2/1.2/1r Reliabilitas Belahan (Separo)
=1.1r = Reliabilitas 1 (total)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Apabila harga 1.1r dikonsultasikan dengan tabel r product moment dengan
harganya semakin mendekati 1,00 atau > rt yang ada maka dapat dikatakan
instrumen tersebut reliabel, atau jika harga 1.1r >0,60. Hasil uji reliabitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus uji belah dua dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 17 menunjukkan nilai 1.1r 0,891 > 0,60.
Tabel 5: Interpretasi Koeifisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Penafsiran Reliabilitas
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
Dibawah 0,20 Sangat Rendah
b. Angket Motivasi Belajar
1) Validitas Angket Motivasi belajar
Sama dengan soal tes atau alat ukur untuk mengukur prestasi yang
digunakan untuk mengetahui prestasi siswa, maka untuk menguji validitas
soal angket juga dilakukan uji validitas yaitu dengan cara uji validitas
konstruk dan validitas soal angket.
a) Validitas Konstruk
Uji validitas konstruk menunjukkan seberapa jauh suatu tes angket
mengukur sifat atau bangun pengertian (construct) tertentu, dengan
berdasarkan pertimbangan logis teoritis yang digunakan untuk menilai
kejiwaan dan kemampuan seeorang berupa soal skala sikap yang mengukur
tingkat motivasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b) Validitas butir soal
Untuk menguji validitas soal angket motivasi belajar, yang
menguji korelasi antara skor baris butir dengan skor total digunakan rumus
Korelasi Product Moment dari Pearson, dikemukakan oleh (Suharsimi
Arikunto, 1992: 151) seperti berikut:
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi suatu butir
N = Cacah objek/Jumlah responden
X = Skor Butir soal
Y = Skor total
∑XY = Jumlah (X) ( Y )
Angka hasil perhitungan rxy dikonsultasikan dengan tabel r product moment
pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan valid jika r hitung > r tabel atau
memiliki rxy > 0,361. Hasil perhitungan menunjukkan 5 butir pertanyaan tidak
valid ( lampiran 2.6 )
2) Reliabilitas Angket Motivasi Belajar
Untuk mengetahui reliabilitas soal angket digunakan rumus Alpha.
Untuk memperoleh tingkat reliabilitas dengan menggunakan rumus digunakan
rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan
0), yaitu sebagai berikut:
÷÷ø
öççè
æ-÷
øö
çèæ
-= å
2t
2i
tt S
S1
1nn
r
Keterangan:
( )( )( )[ ] ( )[ ]å åå å
å åå--
-=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
r t : Koefisien reliabilitas suatu tes
n : Jumlah item
å 2iS : Jumlah kuadrat S dari masing-masing item
S 2t : Kuadrat dari S total keseluruhan item
Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar dalam penelitian ini dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 17 menunjukkan nilai cronbach
alpha 0,880 > 0,60 sehingga angket dinyatakan reliabel (lampiran 2.7 ).
I. Teknik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Variansi
Dua Jalan ( Anava Two Way ) dengan sel sama. Tujuan analisis ini untuk menguji
signifikansi perbedaan pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Kedua
variabel bebas yaitu faktor A adalah pembelajaran dengan komputer multimedia (
A1), media DVD ( A2), sedangkan faktor B adalah motivasi belajar yang terdiri dari
motivasi tinggi ( B1) dan motivasi rendah ( B2)
1. Uji Prasarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data
mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Normalitas data hanya dikenakan
terhadap variabel terikat (Y). Uji statistik yang digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-
S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal.
HA : Data residual tidak berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel berasal dari
populasi yang homogen. Untuk pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji
Levene (Levene’s test of homogeneity of variance) dari program SPSS. Kriteria
pengujian digunakan taraf signifikansi 5%. Jika Levene statistic signifikan pada
0,05, maka kita dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan grup memiliki
varian yang sama.
2. Uji Hipotesis
Prosedur pengujian hipotesis dalam penelitian dilakukan dengan analisis
varians disingkat dengan ANAVA ( Variance Analysis ) atau ANOVA (Variance Of
Analysis) dengan rancangan analisis data menggunakan desain faktorial 2 X 2 dengan
taraf signifikasi 5%. Tehnik Anava 2 jalur dipergunakan dalam analisis data ini dapat
dipakai untuk menguji perbedaan dua mean atau lebih.
Apabila hasil Uji Anava ini menunjukkan Ho ditolak sehingga H1 diterima
artinya masing-masing variabel memiliki pengaruh, maka perlu dilakukan uji lanjutan
untuk memastikan variabel mana yang memiliki pengaruh dengan tingkat signifikan
paling kuat. Untuk mengujinya diperlukan metode uji komparasi atau perbandingan.
Dalam penelitian ini digunakan uji komparasi metode Tukey karena anava dua
jalannya mempunyai sel yang sama.
a. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis 1 → Ho : µ A1 = µ A2
H1 : µ A1 ≠ µ A2
2. Hipotesis 2 → Ho : µ B1 = µ B2
H1 : µ B1 ≠ µ B2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3. Hipotesis 3 → Ho : A x B = 0
H1 : A x B ≠ 0
Keterangan :
µ A1 = Komputer multimedia
µ A2 = Media DVD
µ B1 = Motivasi Tinggi
µ B2 = Motivasi rendah
A = Media pembelajaran
B = Motivasi belajar
b. Statistik uji :
1) Fa = RK¶/RKG
2) Fb = RKB / RKG
3) FAB = RKAB / RKG ( Budiyono, 2004 : 227-230)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB IV
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Di dalam BAB IV ini akan dijabarkan mengenai, deskripsi data, hasil
penelitian yang terdiri dari pengujian prasyarat analisis dan pengujian hipotesis serta
pembahasan hasil analisis data.
A. Deskripsi Data
Data hasil penelitian yang diperoleh dari populasi siswa, dengan jumlah
sampel sebesar 32 siswa, dijadikan responden penelitian disajikan dalam bentuk
deskripsi data semua sel yang terlihat pada tabel di bawah ini, meliputi data: 1).
Prestasi belajar listening dengan media pembelajaran komputer multimedia, 2).
Prestasi belajar listening dengan media pembelajaran DVD, 3). Prestasi belajar
listening bagi siswa dengan motivasi belajar rendah, 4). Prestasi belajar listening bagi
siswa dengan motivasi belajar tinggi, 5). Prestasi belajar listening bagi siswa dengan
media pembelajaran komputer multimedia dan memiliki motivasi belajar rendah, 6).
Prestasi belajar listening bagi siswa dengan media pembelajaran komputer
multimedia dan memiliki motivasi belajar tinggi, 7). Prestasi belajar listening bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
siswa dengan media pembelajaran DVD dan memiliki motivasi belajar rendah, dan
8). Prestasi belajar listening bagi siswa dengan media pembelajaran DVD dan
memiliki motivasi belajar tinggi. Hasil analisis data prestasi belajar listening dapat
dicermati dalam Tabel. 6.
Tabel 6: Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Listening dengan Anava Two Ways
Motivasi
belajar
Sumber
Statistik
Media Pembelajaran Total
Kompter
Multimedia DVD
Tinggi
N 16
358
8052
22,375
1,668
16
339
7313
21,188
2,949
32
697
15365
21,781
2,433
åC
åC²
C
SD
Rendah
N 16
355
7933
22,188
1,940
16
283
5095
17,688
2,442
32
638
28.076
19,938
3,151
åC
åC²
C
SD
Total
N 32
713
15985
22,281
1,782
32
622
12408
19,438
3,202
64
1335
28393
20,859
2,943
åC
åC²
C
SD
Berdasar tabel tersebut di atas dapat dijabarkan hasil berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening dengan Media Pembelajaran
Komputer Multimedia.
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N)
= 32 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 18, mean (C ) =
22,281, median (Me) = 22, Standar Deviasi (s) = 1,782, Standar error of mean
(SE) = 0,315, kwartil I (Q1) = 21, yang artinya 75% dari responden memiliki skor
> 21, kwartil 3 (Q3) = 24 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 24.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan grafik
histogramnya:
Gambar 2.
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar listening dengan media pembelajaran
komputer multimedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening dengan Media Pembelajaran DVD
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N)
= 32 siswa dengan skor tertinggi = 24 dan skor terendah = 14, mean (C ) =
19,438, median (Me) = 20, Standar Deviasi (s) = 3,202, Standar error of mean
(SE) = 0,566, kwartil I (Q1) = 16,25, yang artinya 75% dari responden memiliki
skor > 16,25, kwartil 3 (Q3) = 22, yang artinya 25% dari responden memiliki skor
> 22. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan
grafik histogramnya:
Gambar 3.
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening dengan Media Pembelajaran DVD
3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa yang Memiliki Motivasi
Belajar Listening Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N)
= 32 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 14, mean (C ) =
19,938, median (Me) = 20, Standar Deviasi (s) = 3,151, Standar error of mean
(SE) = 0,557, kwartil I (Q1) = 17, yang artinya 75% dari responden memiliki skor
> 17, kwartil 3 (Q3) = 22 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 22.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.
Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 4.
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
4. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa yang Memiliki Motivasi
Belajar Tinggi
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N)
= 32 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 15, mean (C ) =
21,781, median (Me) = 22, Standar Deviasi (s) = 2,432, Standar error of mean
(SE) = 0,430, kwartil I (Q1) = 20,25, yang artinya 75% dari responden memiliki
skor > 20,25, kwartil 3 (Q3) = 24 yang artinya 25% dari responden memiliki skor
> 24. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan
grafik histogramnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar 5.
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa yang Memiliki Motivasi belajar Tinggi
5. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa dengan Media
Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N)
= 16 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 18, mean (C ) =
22,188, median (Me) = 22, Standar Deviasi (s) = 1,940, Standar error of mean
(SE) = 0,485, kwartil I (Q1) = 21, yang artinya 75% dari responden memiliki skor
> 21, kwartil 3 (Q3) = 23 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 23.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan grafik
histogramnya:
Gambar 6.
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa dengan Media
Komputer Multimedia dan memiliki Motivasi Belajar Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
6. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa dengan Media
Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N)
= 16 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 20, mean (C ) =
22,375, median (Me) = 22, Standar Deviasi (s) = 1,669 standar error of mean
(SE) = 0,417, kwartil I (Q1) = 21, yang artinya 75% dari responden memiliki skor
> 21, kwartil 3 (Q3) = 24 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 24.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.
Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 7.
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa dengan Media
Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa dengan Media DVD
dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden
(N) = 16 siswa dengan skor tertinggi = 22 dan skor terendah = 14, mean (C ) =
17,687, median (Me) = 17, Standar Deviasi (s) = 2,441, Standar error of mean
(SE) = 0,610, kwartil I (Q1) = 16, yang artinya 75% dari responden memiliki skor
> 16, kwartil 3 (Q3) = 19,75 yang artinya 25% dari responden memiliki skor >
19,75. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.
Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 8.
Grafik Histogram Data Prestasi Prestasi Belajar Listening bagi Siswa dengan Media
DVD dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
8. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa dengan Media DVD
dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N)
= 16 siswa dengan skor tertinggi = 24 dan skor terendah = 15, mean (C ) =
21,188, median (Me) = 21, Standar Deviasi (s) = 2,949, Standar error of mean
(SE) = 0,737, kwartil I (Q1) = 20, yang artinya 75% dari responden memiliki skor
> 20, kwartil 3 (Q3) = 24 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 24.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.
Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 9.
Grafik Histogram Data Prestasi belajar Listening Siswa dengan Media DVD dan
Memiliki Motivasi belajar Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum data penelitian dianalisis, ada beberapa uji persyaratan analisis
yang dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Uji Persyaratan dalam analisis ini
adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan
bantuan program SPSS.
Hasil perhitungan dapat diketahui hasil seperti yang terlihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 7:
Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Uji Nilai K-S Signifikansi Keterangan
Media komputer multimedia 0,708 0,698 Normal
Media DVD 0,682 0,742 Normal
Motivasi Rendah 0,848 0,469 Normal
Motivasi Tinggi 0,921 0,364 Normal
Dari hasil di atas dapat diketahui nilai signifikansi > 0.05 sehingga data
terdistribusi normal. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4.
2. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi yang digunakan adalah dengan menggunakan
Levene’s test of homogeneity of variance pada program SPSS. Hasil Levene’s test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
dihitung SPSS disajikan pada lampiran 5. Hasil uji levene test menunjukkan bahwa
nilai F test sebesar 1,409 dan nilai signifikansi > 0,05. Sehingga kelompok memiliki
variansi yang sama atau homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan
dapat teruji kebenarannya atau tidak terbukti kebenarannya, maka untuk pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik anava dua jalan.
1. Hasil Analisis Data
Untuk pengujian hasil analisis data yang diperoleh dari hasil perhitungan
dengan menggunakan uji Analisis Variansi two way dengan program SPSS, maka
hipotesis yang telah dirumuskan dapat terjawab dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 8:
Hasil Uji Analisis Variansi Two Ways
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:y
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected
Komputer
multimedia
227.672a 3 75.891 14.316 .000
27847.266 1 27847.266 5253.169 .000
x1 129.391 1 129.391 24.409 .000
x2 54.391 1 54.391 10.260 .002
x1 * x2 43.891 1 43.891 8.280 .006
Error 318.063 60 5.301
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Total 28393.000 64
Corrected Total 545.734 63
a. R Squared = .417 (Adjusted R Squared = .388)
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut:
a. Pengaruh Yang Signifikan Penggunaan Media Komputer Multimedia Dan Media
DVD Terhadap Prestasi Belajar Listening
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer multimedia dan media
DVD terhadap prestasi belajar listening siswa digunakan analisis variansi dua
jalan (Two Ways Analysis of Variance). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 24,409 dan signifikan pada 0,05. Hasil
perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1
dan Dkpenyebut = 60, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,00, karena F
observasi > F tabel atau 24,409 > 4,00, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan pada penggunaan media komputer multimedia dan
media DVD terhadap prestasi belajar listening siswa. Berdasarkan analisis
deskriptif terlihat bahwa dengan penggunaan media komputer multimedia
ternyata prestasi belajar listening siswa akan lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan media pembelajaran DVD. Hal ini terlihat dari besarnya rata-rata
prestasi yang diperoleh yaitu dengan media komputer diperoleh rata-rata prestasi
22,281 sedangkan dengan menggunakan media DVD diperoleh rata-rata 19,438.
Hasil perhitungan analisis varian dua jalan ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa apabila menginginkan siswa berinteraksi dengan
pembelajaran, maka komputer multimedia adalah pilihan yang paling tepat.
Dengan multimedia siswa dapat belajar sambil bermain, melakukan drilling dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
latihan, belajar bagaimana belajar, membuat keputusan, dan bekerjasama. Siswa
dapat belajar sesuai dengan materi yang dipelajari diliputi dengan rasa senang.
Multimedia dapat digunakan untuk menyimak lagu, melatih pengucapan,
menghafalkan dan mengetahui arti dari lagu tersebut. Pembelajaran listening
membutuhkan visualisasi agar supaya siswa lebih mudah melihat pesan apa yang
diinginkan. Konteks apa yang ada dengan latar belakang yang menyertai wacana
lisan yang muncul dapat membantu siswa dalam listening. Microskills dalam
listening seperti misalnya: pengenalan bunyi, memprediksi apa yang akan
dikatakan seseorang, memprediksi kata-kata atau frase yang tidak
dikenal/diketahui, memahami teks lisan, dan budaya luar perlu visualisasi dan
agar lebih mudah memahaminya diperlukan media yang interaktif dan dapat
melibatkan paling tidak dua indera dan juga bagian tubuh yang lain misalnya jari
dan tangan yang dapat mengoperasikan mouse dan keyboard. Jadi jelaslah bahwa
media pembelajaran yang digunakan guru di kelas dalam penyampaian materi
pelajaran akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar listening
siswa.
b. Pengaruh Yang Signifikan Antara Motivasi Belajar Siswa Tinggi Dengan
Motivasi belajar Siswa Rendah Terhadap Prestasi Belajar Listening
Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh
yang signifikan antara motivasi belajar siswa tinggi dengan motivasi belajar
siswa rendah terhadap prestasi belajar listening digunakan analisis variansi dua
jalan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh
Fobservasi = 10,260 dan signifikan pada 0,05. Hasil perhitungan ini kemudian
dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 60, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,00, karena F observasi > F tabel atau
10,260 > 4,00, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar siswa tinggi dengan motivasi belajar siswa
rendah terhadap prestasi belajar listening. Berdasarkan analisis deskriptif juga
diperoleh bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi ternyata
memperoleh prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata prestasi yang
menunjukkan siswa dengan motivasi belajar tinggi mendapatkan rata-rata
prestasi 21,781 sedangkan siswa dengan motivasi belajar rendah memperoleh
19,938.
c. Interaksi Pengaruh Yang Signifikan Penggunaan Media Pembelajaran Dengan
Motivasi belajar Terhadap Prestasi Belajar Listening
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada interaksi pengaruh yang
signifikan penggunaan media pembelajaran dengan Motivasi belajar terhadap
prestasi belajar listening digunakan analisis variansi dua jalan. Berdasarkan hasil
perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 8,280 dan signifikan
pada 0,05. Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F
dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 60, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F
tabel = 4,00, karena F observasi > F tabel atau 8,280 > 4,00, sehingga dapat dikatakan
ada interaksi pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran dengan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening.
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dapat diketahui adanya
interaksi pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran dengan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening, selanjutnya dilakukan analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
lanjut dengan menggunakan uji Tukey untuk mengetahui sejauhmana perbedaan
interaksi masing-masing perlakuan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat
dilihat pada lampiran 5.4, dapat diinterpretasikan hasilnya sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening dengan media
pembelajaran komputer multimedia antara siswa yang memiliki Motivasi
belajar rendah dengan tinggi.
2. Tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening bagi siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah antara siswa dengan media pembelajaran
komputer multimedia dengan DVD.
3. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening antara siswa dengan media
pembelajaran komputer multimedia dan memiliki motivasi belajar rendah
dengan siswa dengan media pembelajaran DVD dan memiliki motivasi belajar
tinggi.
4. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening antara siswa dengan media
pembelajaran komputer multimedia dan memiliki motivasi belajar tinggi
dengan siswa dengan media pembelajaran DVD dan memiliki motivasi belajar
rendah
5. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening bagi siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi antara siswa dengan media pembelajaran komputer
multimedia dengan DVD
6. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening dengan media
pembelajaran DVD antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
dengan tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Secara rinci, pembahasan hasil analisis dan pengujian hipotesis alternatif
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh Penggunaan Media Komputer Multimedia dan Media DVD
terhadap Prestasi Belajar Listening Siswa.
Media merupakan saluran komunikasi (Smaldino, Russell, Heinich, dan
Molenda, 2005: 8). Media mampu membawa informasi antara sebuah sumber
dengan penerima. Tujuan dari media adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan
pembelajaran. Dengan media maka jelas akan memudahkan penyampaian
pembelajaran. Pembelajaran listening dalam bahasa Inggris sangat memerlukan
media, paling tidak media pembelajaran audio. Dalam perkembangannya
pembelajaran ini berkembang sangat pesat sehingga kehadiran media audiovisual
semakin memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran listening.
Menyimak atau listening adalah sebuah proses menerima, menghadiri, dan
memberikan arti terhadap rangsangan lisan (Coakley dan Wolvin dalam
Donaldson dan Haggastron, 2006: 68). Ada beberapa microskills dalam
pembelajaran listening yaitu pengenalan bunyi, pengenalan paraphrase,
responsive, dan dikte tertutup (Brown, 2004: 122). Kompetensi ini membutuhkan
tidak hanya audio saja tetapi juga visual apalagi bila dikaitkan dengan tipe
menyimak discrimotivasive listening yang harus membedakan rangsangan suara
dan visual. Banyak jenis media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
diantaranya adalah media komputer multimedia dan media DVD. Media
komputer multimedia adalah merupakan media pembelajaran yang berbasis
komputer dan didukung oleh perangkat lain maupun jaringan lain sehingga unsur
interaktifnya lebih terasa. Komputer multimedia dan software interaktif dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
digunakan dalam pembelajaran listening. Tidak hanya unsur audio saja yang
didapat tetapi juga bantuan visual sehingga pembelajaran listening akan semakin
bermakna sesuai konteksnya. Dengan media ini siswa dapat melatih kemampuan
menyimaknya secara berulang-ulang dan secara interaktif bahkan dapat melatih
pengucapan secara benar sesuai standar setelah meniyimak model yang
ditampilkan oleh komputer multimedia.
Media pembelajaran DVD adalah sistem penyimpanan dan rekaman
video yang signal audio-visualnya direkam pada disket plastik, ditayangkan
dengan bantuan alat yang disebut DVD Player atau komputer dan LCD.
Kelebihan dari penggunaan media video/DVD ini adalah (1) dapat diputar ulang
setelah rekaman, (2) tayangan dapat diperlambat, dipercepat ataupun dihentikan,
(3) tidak memerlukan ruang gelap, (4) pengoperasian relatif mudah, (5) pita kaset
atau kepingan CD dapat digunakan berulang–ulang, (6) penggandaannya dapat
dilakukan dengan mudah. Pengggunaan media DVD dalam pembelajaran dapat
diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan misalnya memilih bagian tertentu
tayangan bisa ditekan pause, dan tayangan bisa diperlambat agar siswa lebih
mencermati dan mungkin dipercepat apabila diperlukan.
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa media pembelajaran
komputer multimedia lebih efektif digunakan dalam pembelajaran listening
dibandingkan dengan media pembelajaran DVD. Hal ini dapat dilihat dari rata-
rata prestasi belajar listening siswa jika digunakan media komputer multimedia
adalah 22,281 dan jika digunakan media DVD adalah 19,438. Penggunaan media
komputer multimedia dalam pembelajaran listening lebih efektif karena komputer
multimedia bisa digunakan dengan lebih fleksibel dan interaktif. Fleksibel berarti
bahwa siswa dapat memilih materi yang sesuai level, umur, ketertarikan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
tingkat kesulitan. Dengan DVD siswa hanya dapat mendengar dan melihat
gambar/filmnya saja tanpa dapat terlibat secara interaktif dan menyesuaikan
dirinya sesuai dengan ketertarikan dan tingkat kesulitannya.
2. Perbedaaan Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Listening.
Motivasi menurut Maeher dan Meyer dalam Brophy (2004: 5) adalah
bangunan teori yang dijelaskan untuk menjelaskan inisiasi, petunjuk, intensitas
dan ketahanan dan kualitas sikap mengarah kepada pencapaian tujuan. Motivasi
juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan suka atau ketertarikan terhadap suatu
bidang tertentu. Ketertarikan terhadap suatu bidang ini muncul karena adanya
dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk lebih mengenal dan memahami
suatu bidang tersebut lebih jauh. Seorang siswa yang termotivasi terhadap suatu
mata pelajaran tertentu akan selalu berusaha untuk dapat mempelajari mata
pelajaran tersebut secara sungguh sungguh. Motivasi belajar bahasa Inggris
menurut Gardner dalam Dronyei (2001: 48) adalah kecenderungan positif untuk
dapat berinteraksi dengan komunitas bahasa itu dan yang kedua adalah
kecenderaungan positif untuk mendapatkan keuntungan praktis misalnya
mendapatkan nilai yang baik ketika mengerjakan tes, mencari pekerjaan dan
mendapatkan kesejahteraan. Demikian halnya dalam motivasi belajar listening,
siswa mempunyai kecenderungan positif untuk dapat mengerjakan soal-soal
listening. Motivasi siswa merupakan kecenderungan yang mendorong siswa untuk
melakukan suatu aktifitas yang diinginkan tanpa ada yang menyuruh dan
diperhatikan terus menerus dengan rasa senang. Siswa yang memiliki motivasi
terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
terhadap subyek tersebut. Apabila obyek tersebut memberikan kesenangan, maka
mereka cenderung untuk berhubungan lebih aktif dan memusatkan perhatian
terhadap obyek tersebut. Dan apabila obyek tersebut dapat dicapai dengan sukses
maka seseorang akan merasa puas dengan keberhasilannya
Motivasi yang ada pada diri siswa dapat muncul karena adanya faktor
dari dalam dan faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam karena adanya
ketertarikan dan keingintahuan siswa siswa lebih jauh terhadap mata pelajaran
tertentu dalam hal ini lebih mengarah pada kesadaran diri siswa untuk memahami
dan mengetahui lebih jauh tentang meteri pelajaran yang disampaikan untuk dapat
meningkatkan penguasaan kompetensi yang dapat dicapai. Faktor dari luar karena
adanya rangsangan yang berasal dari luar siswa itu, misalnya dalam
menyampaikan materi guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi
sehingga dapat menumbuhkan motivasi yang ada pada diri siswa, adanya berbagai
penunjang dalam proses pembelajaran sehingga akan mempermudah dalam
kegiatan belajar mengajar dan lain sebagainya. Siswa yang mempunyai motivasi
belajar yang tinggi maka penguasaan kompetensi yang dicapai siswa akan
cenderung baik dan tinggi. Demikian pula sebaliknya siswa yang mempunyai
motivasi belajar rendah maka penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran
listening yang akan dicapai siswa akan relatif lebih rendah. Motivasi merupakan
salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan seseorang. Proses belajar
akan lancar jika disertai adanya motivasi.
3. Interaksi Pengaruh Penggunaan Media dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Listening.
Kompetensi listening merupakan salah satu kompetensi dari empat
kompetensi dalam pembelajaran bahasa Inggris yang harus dimiliki oleh peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
didik agar prestasinya dalam pelajaran bahasa Inggris baik. Kompetensi listening
sangat ditentukan oleh kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini
dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah media pembelajaran yang sesuai
dan memadai dan motivasi belajar siswa. Guru harus mampu memilih media
pembelajaran mana yang paling efektif dan mampu menempatkan siswa sebagai
subyek didik untuk berfikir secara kritis dan analitis serta melatih untuk terampil
menentukan dan memecahkan masalah. Dalam pembelajaran listening, akan
lebih baik jika digunakan media komputer multimedia dibandingkan dengan
media DVD. Hal tersebut karena dengan menggunakan media komputer
multimedia, proses pembelajaran akan lebih interaktif. Keterlibatan siswa akan
lebih nampak dan bahkan siswa dapat terlibat dalam kegiatan problem solving,
dan juga media ini dapat membangkitkan motivasi siswa, melatih berfikir
intelektual dan merangsang keingintahuan siswa, juga melatih siswa befikir
kritis, mempertimbangkan hal-hal yang ada disekelilingnya serta berpartisipasi
aktif dalam proses mendapatkan pengetahuan sehingga materi pembelajaran
yang dipelajari akan lebih mudah diterima, diingat dan dipahami secara
mendalam. Motivasi belajar akan timbul dengan digunakannya komputer
multimedia karena multimedia adalah perpaduan antara teks, grafis, audio, video
dan kegiatan interaktifnya (Smaldino, Russell, Heinich dan Molenda, 2005: 141).
Jadi sangatlah lengkap dari apa yang terdapat dalam media pembelajaran
komputer multimedia. Siswa belajar listening dengan didukung dengan unsur
visual melalui monitor komputer. Unsur visual dalam pembelajaran listening
diperlukan untuk memberikan konteks dan bantuan untuk memahami wacana
atau pesan lisan yang dimaksudkan. Siswa tidak hanya tertarik tetapi juga akan
termotivasi belajarnya sehingga prestasi belajar listening siswa akan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin namun masih ada beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini,
diantaranya adalah :
1. Penelitian ini hanya berlaku pada siswa SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno
Kabupaten Wonogiri yang menjadi populasi penelitian, sehingga hasil penelitian
belum tentu dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas.
2. Hasil penelitian hanya berlaku pada mata pelajaran Bahasa Inggris listening,
peneliti berasumsi jika penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran lain selain
listening maka akan memberikan hasil yang berbeda.
3. Instrumen penelitian disusun dan dikembangkan sendiri oleh peneliti dan
bukanlah instrumen baku yang sudah teruji keabsahannya.
BAB V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh kesimpulan:
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran komputer multimedia dan media
pembelajaran DVD terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri
Kabupaten Wonogiri yang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 24,409 dengan
nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut
membuktikan bahwa penggunaan komputer multimedia menghasilkan prestasi
belajar yang berbeda dengan media pembelajaran DVD.
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi dan
motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri
Kabupaten Wongiri ditunjukkan dengan nilai F sebesar 10,260 dengan nilai
signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Dengan tebuktinya hipotesis tersebut
membuktikan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik
prestasi belajarnya dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
3. Terdapat interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri
ditunjukka dengan nilai F sebesar 8,280 dengan nilai signifikan sebesar 0,006 <
0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa dengan
penggunaan media pembelajaran yang sesuai dan disertai dengan motivasi
belajar yang dimiliki oleh siswa dapat meningkatkan prestasi belajar listening
siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri.
B. Implikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Adanya perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan komputer
multimedia dan media pembelajaran DVD terhadap prestasi belajar listening siswa
SMP Negeri Kabupaten Wonogiri mempunyai implikasi bahwa guru yang mengajar
dengan menggunakan media pembelajaran komputer multimedia menghasilkan
prestasi belajar listening yang berbeda dengan guru yang menggunakan media
pembelajaran DVD.
Terdapatnya perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar
tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar listening siswa SMP
Negeri Kabupaten Wonogiri, mempunyai implikasi bahwa semakin tinggi motivasi
belajar siswa, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah
motivasi belajar siswa, maka semakin rendah prestasi belajar listening siswa. Siswa
bermotivasi tinggi dalam pembelajaran listening akan mempunyai sifat-sifat positif
yang mengarah pada prestasi belajar. Sifat ingin tahu, bertanggung jawab, rajin
mengerjakan tugas listening, senang mendengarkan berita dan lagu-lagu berbahasa
Inggris serta ingin berprestasi. Tingginya motivasi belajar siswa yang disebabkan
oleh penggunaan media pembelajaaran yang tepat akan berdampak baik pada
peningkatan motivasi belajar siswa, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan
prestasi belajar listening. Sebaliknya apabila siswa tidak tertarik dengan media
pembelajaran-media pembelajaran yang digunakan oleh guru, bahkan tidak
mempunyai motivasi yang cukup maka akan berdampak berkurangnya prestasi
belajar listening siswa atau prestasi siswa tidak optimal.
Interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri,
memberikan implikasi bahwa penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar
siswa merupakan variabel yang berpengaruh terhadap prestasi belajar listening siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
sehingga untuk meningkatan prestasi belajar listening siswa, guru harus lebih kreatif
dan inovatif dalam penggunaan media pembelajaran dan selalu memberikan motivasi
belajar kepada siswa. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan prosedural
oleh guru dan didukung motivasi belajar siswa terbukti meningkatkan prestasi belajar
listening. Guru bahasa Inggris diharapkan menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Apabila
guru tidak menggunakan media pembelajaran ini pada keterampilan listening dan
siswa tidak termotivasi untuk belajar, kemungkinan prestasi belajar listening akan
tidak optimal.
C. Saran
Disarankan para guru bahasa Inggris di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri
untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan listening.
Keterampilan ini merupakan keterampilan memahami bahasa lisan. Dengan dibantu
visualisasi melalui komputer multimedia yang lebih menarik dan interaktif, maka
guru diharapkan mengenali teknologi ini dan mengaplikasikasikan dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Alangkah lebih baik jika suara atau komputer
multimedia adalah penutur asli (native speaker). Dengan penutur asli ini siswa akan
terbiasa mendengarkan ucapan-ucapan yang mendekati standar bahasa Inggris.
Untuk lebih meningkatkan ketertarikan siswa terhadap kompetensi
menyimak, guru dapat memadukan dengan metode-metode pembelajaran yang lain
yang sesuai. Mendengarkan lagu adalah sesuatu yang menyenangkan. Guru dapat
menggunakan lagu yang sesuai dengan situasi pembelajaran. Banyak media yang
dapat mengembangkan beberapa kompetensi siswa secara bersamaan, misalnya
kompetensi listening dengan speaking dan juga listening dengan writing. Siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
juga diajak untuk mendengarkan cerita atau berita dalam bahasa Inggris. Kegiatan-
kegiatan ini perlu dilakukan agar pembelajaran semakin menarik dan tidak monoton,
sehingga siswa akan merasa senang dan termotivasi. Dengan rasa senang dan
mempunyai motivasi belajar yang tinggi untuk kompetensi listening maka siswa
dapat mencapai prestasi tertinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93