PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP...

131
PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Pati) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Islam Oleh: NUR IZA KHOLIDA 0 7 2 4 1 1 0 5 1 FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH

TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN

MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN

(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Pati)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1)

Jurusan Ekonomi Islam

Oleh:

NUR IZA KHOLIDA 0 7 2 4 1 1 0 5 1

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

ii

Page 3: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

iii

Page 4: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

iv

ABSTRAKSI Perkembangan fisik yang dilakukan oleh berbagi Rumah Sakit Islam dengan tujuan mampu bersaing dengan Rumah Sakit Umum tidak diimbangi dengan melakukan pengembangan pada bidang pelayanan. Dan sebagai rumah sakit yang bernanung di bawah nama Islam maka pelayanan dan kegiatan operasional rumah sakit Islam harus berdasar pada prinsip-prinsip syari’ah Islam yang sudah ditentukan, agar tercapai kemashlahatan bagi semua pihak, baik pihak rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dan pihak pasien atau masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah di Rumah Sakit Islam (RSI) Pati (2) Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien dalam memilih pelayanan kesehatan pada RSI Pati.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif. Objek penelitian adalah penerapan prinsip-prinsip syariah sebagai variabel independen (X) dan keputusan pasien sebagai variabel dependen (Y). Adapun subjek penelitian adalah pasien Rumah Sakit Islam (RSI) Pati sebagai unit yang dianalisis. Sampel penelitian sebanyak 70 pasien dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Untuk menganalisis penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang terdapat pada RSI Pati menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang berkepentingan, bahwa penerapan prinsip-prinsip syari’ah pada RSI Pati dikatakan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah, akan tetapi pelaksanaannya belum maksimal dikarenakan adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia sebagai faktor utama.

Sedangkan untuk mengukur pengaruh prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien di RSI Pati maka digunakan metode deskriptif dengan alat analisis yang dipergunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear sederhana, dengan tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 memperoleh t hitung sebesar 3, 898 dan nilai signifgikan 0,000, untuk membuktikan tingkat signifikan yang diperoleh digunakan uji normalitas dengan Normal Probability Plot, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan penerapan prinsip-prinsip syari’ah (variabel X) terhadap keputusan pasien (variabel Y) di RSI Pati.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2 besarnya 0,183, ini berarti variabel keputusan pasien dapat dijelaskan oleh variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah (X) yang berarti keputusan psien dipengaruhi oleh variabel X sebesar 18,3%.

Page 5: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

v

Page 6: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

vi

MOTTO

“Allah SWT tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan

kesanggupannya” (Q.S. Al-Baqarah: 268)

Page 7: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

- Kedua Surga, Bapak H. Abdullah Zawawi dan Ibu Hj. Muslichah, matur sembah nuwun atas ketulusan, kesabaran, kasih sayang, semangat, bimbingan, dan do’a yang senantiasa mengiringi langkah demi keberhasilan penulis.

- Kakak-kakak penulis, Mbak Ririn dan Mas Ali, Mas Iful dan Mbak Ida, Mas

Chotib dan Mbak Lilah, Mas Anaz dan Mbak Linda, Mas Hanif dan Mbak Anik, Mbak Ella dan Mas Uscan, terima kasih untuk semua yang telah kalian berikan.

- Pemberi semangat dan keceriaan bagi penulis, Isfa, Mala, Novice, si kembar

Nava-Vina, Ula, Nabila, Afudz, Aufa, Isna, Dila, Eva, dan Afiq, kalian adalah keponakan-keponakan yang menggemaskan.

- Seseorang yang senantiasa menemani dan membantu penulis dalam

menyusun skripsi ini, terima kasih atas do’a dan dukungannya. - Wadyabala Crazy House (Zuntet, Cha dan Yuyun) - Keluarga Besar EIB Belguyank, terkhusus untuk Mihex, Rani, Safi’, Firoh,

Yuyun, Malik, Faqeh, Bay, Fajri, Aik, thank’s for a lovelly class and thank’s for our gatherness, I love you all.

- Semua orang yang telah mendo’akan penulis dan semua pihak yang telah

membantu tercapainya skripsi ini.

Page 8: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

kita pada zaman yang penuh dengan cahaya Islam.

Berkat nikmat yang diberikan oleh Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip

Syari’ah Islam Terhadap Keputusan Pasien Memilih Pelayanan Kesehatan di

Rumah Sakit Islam Pati”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dorongan,

bantuan dan kerjasama dari pihak-pihak yang berperan dalam penyusunan skripsi

ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang

2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang beserta Pembantu Dekan I, II dan III.

3. Ketua dan Sekertaris Jurusan Ekonomi Islam.

4. Bapak DR. Ali Murtadlo, M.Ag dan Bapak H. Muchamad Fauzi, SE, MM

selaku pembimbing I dan II.

5. Semua dosen yang telah membimbing dan mengajar penulis selama belajar di

bangku kuliah.

6. Seluruh staf dan karyawan akademik Fakultas Syari’ah dan perpustakaan baik

Institut maupun Fakultas Syari’ah.

7. Bapak, Ibu dan ketujuh kakakku tercinta yang senantiasa memberikan

semangat, kasih sayang dan doa tiada henti untuk penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini.

8. Keluarga EIB Belguyank (2007) yang telah memberikan dorongan dan

motivasi kepada penulis.

Page 9: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

ix

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis

harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak.

Semarang, November 2011

Penulis,

NUR IZA KHOLIDA NIM: 072411051

Page 10: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

PENGESAHAN....................................................................................... iii

ABSTRAKSI ........................................................................................... iv

DEKLARASI .......................................................................................... v

MOTTO .................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6

1.4 Sistematika Penulisan Penelitian ....................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori .................................................................. 9

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit ......................................... 9

2.1.2 Karakteristik Rumah Sakit Islam ............................ 10

2.1.3 Pengertian Prinsip-Prinsip Syari’ah ......................... 13

2.1.4 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah.......................... 14

2.1.5 Perilaku Konsumen ................................................. 19

2.1.6 Keputusan Memilih ................................................. 23

2.1.7 Pelayanan Kesehatan ............................................... 27

2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................... 30

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................. 32

2.4 Hipotesis ............................................................................ 32

Page 11: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................. 34

3.2 Populasi dan Sampel .......................................................... 35

3.3 Jenis Data........................................................................... 37

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................ 38

3.5 Variabel Penelitian............................................................. 40

3.6 Definisi Operasional Variabel ............................................ 40

3.7 Validitas dan Reliabilitas.................................................... 41

3.7.1 Validitas .................................................................. 41

3.7.2 Reliabilitas .............................................................. 42

3.8 Metode Analisis Data ......................................................... 42

3.8.1 Analisis Deskriptif................................................... 42

3.8.2 Uji Normalitas......................................................... 43

3.8.3 Analisis Regresi ...................................................... 43

3.8.4 Uji Hipotesis ........................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ................................................ 45

4.1.1 Gambaran Umum RSI Pati ........................................ 45

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi............................................ 46

4.1.3 Struktur Organisasi RSI Pati...................................... 48

4.1.4 Kegiatan Pelayanan ................................................... 49

4.2 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah di RSI Pati................... 54

4.2.1 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah di RSI Pati.......... 54

4.2.2 Hambatan dan SolusiPenerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah 58

4.2.3 Analisis Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah 61

4.3 Deskripsi Data Penelitian dan Karakteristik Responden...... 73

4.3.1 Deskripsi Data Penelitian ........................................ 73

4.3.2 Karakteristik Responden.......................................... 74

4.4 Uji Validitasdan Reliabilitas Instrumen… .......................... 79

4.4.1 Uji Validitas .............................................................. 79

4.4.2 Uji Reliabilitas .......................................................... 80

Page 12: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

xii

4.5 Uji Normalitas.................................................................... 81

4.6 Deskripsi Variabel Penelitian ............................................. 82

4.6.1 Variabel Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah............ 82

4.6.2 Variabel Keputusan Pasien ...................................... 91

4.7 Hasil Analisis dan Uji Hipotesis ......................................... 94

4.7.1 Analisis Regresi Sederhana ....................................... 94

4.7.2 Hasil Uji Parsial ........................................................ 95

4.7.3 Koefisien Determinasi ............................................... 96

4.8 Pembahasan ....................................................................... 97

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan......................................................................... 101

5.2 Saran................................................................................... 102

5.3 Penutup............................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Populasi ........................................................................... 35

Tabel 3.2 : Operasional Variabel ....................................................... 40

Tabel 4.1 : Umur ............................................................................... 74

Tabel 4.2 : Jenis Kelamin .................................................................. 75

Tabel 4.3 : Pendidikan ....................................................................... 77

Tabel 4.4 : Pekerjaan ......................................................................... 78

Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas ........................................................... 79

Tabel 4.6 : Hasil Uji Reliabilitas........................................................ 80

Tabel 4.7 : Indikator Pelayanan Islami............................................... 83

Tabel 4.8 : Indikator Pembagian Perawat........................................... 84

Tabel 4.9 : Indikator Fasilitas Ibadah ................................................. 85

Tabel 4.10 : Indikator Makanan dan Minuman Halal ........................... 86

Tabel 4.11 : Indikator Busana Karyawan ............................................. 87

Tabel 4.12 : Indikator Kebersihan dan Kesucian.................................. 88

Tabel 4.13 : Indikator Bimbingan Rohani ............................................ 89

Tabel 4.14 : Indikator Pemulasaran Jenazah ........................................ 90

Tabel 4.15 : Indikator Faktor Budaya .................................................. 91

Tabel 4.16 : Indikator Faktor Sosial..................................................... 92

Tabel 4.17 : Indikator Faktor Pribadi ................................................... 93

Tabel 4.18 : Indikator Faktor Psikologi................................................ 94

Tabel 4.19 : Hasil Uji Hipotesis........................................................... 96

Tabel 4.20 : Hasil Koefisien Determinasi ............................................ 96

Page 14: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Umur ............................................................................... 75

Grafik 4.2 : Jenis Kelamin .................................................................. 76

Grafik 4.3 : Pendidikan ....................................................................... 77

Grafik 4.4 : Pekerjaan ......................................................................... 78

Grafik 4.5 : Hasil Uji Normalitas ........................................................ 82

Page 15: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Proses Perilaku Konsumen............................................... 20

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi .......................................................... 48

Page 16: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rumah sakit yang semula bertujuan untuk membantu masyarakat dan

berorientasi pada aspek sosial1, kini telah menjadi institusi yang menitikberatkan

pada profit oriented. Hal tersebut dapat dilihat banyaknya rumah sakit-rumah sakit

yang lebih mengutamakan perkembangan bangunannya dari pada pelayanannya

dengan maksud untuk menarik perhatian masyarakat. Perbaikan dibidang

pembangunan memang sangat diperlukan demi kenyamanan pasien dan

pengunjung, seperti penyediaan kamar-kamar pavilium dengan tarif kamar hotel.

Akan tetapi jika tidak diimbangi dengan perkembangan dan perbaikan dibidang

pelayanan hal tersebut tidaklah berarti. Pembuktian hal tersebut juga dapat dilihat

dari adanya sebagian rumah sakit atau instansi kesehatan yang tidak mau

memberikan pelayanan bagi warga miskin atau parahnya pasien yang tidak dapat

menyelesaikan administrasi pembayaran maka harus ditahan oleh pihak rumah

sakit dan baru bisa dibawa pulang jika pembayaran telah lunas. Beberapa hal

tersebut menunjukkan rumah sakit melakukan pemusatan pada keuntungan

(profit) dan mengkesampingkan aspek sosial.

1 Dalam pasal 2 UU No. 44 tahun 2009 ditegaskan bahwa rumah sakit juga memiliki fungsi sosial, disamping memberikan perlindungan dan keselamatan pasien. Fungsi sosial ini diwujudkan dengan memberikan pelayanan kepada fakir miskin dan orang tidak mampu. Namun dalam kenyataannya banyak kasus yang ditemukan dimana orang miskin sulit memperoleh pelayanan yang standar dari rumah sakit. Selengkapnya lihat Undang-undang Kesehatan Rumah Sakit tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2007. Kritik atas realitas ini direspon oleh Eko Prasetyo dengan judl (pemeo) bukunya “Orang Miskin Dilarang Sakit” pada tahun 2004. Sehingga seakan-akan hanya orang kaya yang boleh sakit karena ia mampu membayar biaya rumah sakit.

Page 17: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

2

Bergesernya orientasi rumah sakit diatas, direspon oleh sebagian umat

Islam dengan mendirikan rumah sakit Islam. Rumah sakit ini diharapkan lebih

mengkedepankan aspek-aspek sosial yang digali dari nilai-nilai (value) al Qur’an,

dengan cara memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa adanya diskriminasi

antara pasien dari keluarga kaya atau miskin dan mengutamakan keselamatan jiwa

(hifd al nafs) yang menjadi tujuan syari’ah (maqashid al syari’ah). Kepedulian

umat Islam diwujudkan dengan mendirikan pusat-pusat layanan kesehatan, seperti

poliklinik dan rumah sakit-rumah sakit Islam.

Meskipun rumah sakit Islam mengklaim mengkedepankan aspek sosial,

masih banyak dijumpai Rumah sakit Islam yang mengfokuskan pada profit,

dengan alasan untuk meningkatkan sistem pelayanan kepuasan pasien. Hingga

pada kenyataannya masih banyak rumah sakit Islam yang tidak mengindahkan

bagaimana etika berbisnis islami, tidak memberikan pelayanan yang memusakan

akan tetapi berusaha mengambil keuntungan sebesar mungkin. Hal ini sudah jelas

bertentangan dengan ajaran Islam sesuai dalil:

Artinya: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa urusan itu kapada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui. (QS. Al Baqarah 188)

Namun tanpa dukungan dana (‘keuntungan’) yang memadai rumah sakit

sulit untuk meningkatkan layanan yang menyangkut sarana dan prasarana. Seiring

dengan tuntutan tersebut maka rumah sakit Islam dipandang sama seperti rumah

Page 18: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

3

sakit umum yang berorientasi pada keuntungan semata. Sehingga tambahan kata

“Islam” pada rumah sakit kurang mencerminkan prinsip-prinsip syari’ah yang

digali dari al Qur’an dan al Hadist. Dengan demikian maka rumah sakit Islam

hanya mencerminkan rumah sakit yang dimiliki oleh umat Islam, belum

mencerminkan rumah sakit yang menggunakan system syari’ah. Oleh karenanya

simbol-simbol ke’Islam’an pada rumah sakit Islam diwujudkan dengan adanya

fasilitas-fasilitas keagamaan, seperti tempat sholat (masjid/mushola), pemisahan

rawat inap berdasarkan jenis kelamin, menu makanan yang halal, busana Islami

para pegawainya dan pemasangan kaligrafi arab di sudut-sudut bangunan dan

adanya al Qur’an dalam ruang pasien. Sementara yang terkait dengan sistem

pelayanan yang syari’ah belum memperoleh perhatian cukup, seperti pengadaan

bimbingan rohani, sebagai contoh bimbingan sakaratul maut, kemudian

penanganan pasien perempuan oleh dokter laki-laki atau pasien laki-laki oleh

dokter perempuan. Padahal menurut ajaran agama Islam dijelaskan bahwa

berobatlah kepada ahli/dokter yang sama jenis kelaminnya, kecuali alasan darurat.

Disamping itu masih banyak dokter-dokter dan perawat laki-laki yang bekerja

pada bagian bersalin (ibu melahirkan).

Demikian juga pelayanan kepada orang-orang miskin, rumah sakit Islam

belum memberikan pelayanan secara maksimal, sebagaimana ditunjuk oleh pasal

2 Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit yang menyatakan

bahwa Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada

nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan

anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta

Page 19: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

4

mempunyai fungsi sosial. Fungsi sosial ini kadang diabaikan oleh rumah sakit

sehingga banyak pasien yang berasal dari keluarga miskin (kurang mampu) kurang

memperoleh perhatian. Padahal menurut ajaran Islam, ketika pasien tidak mampu

membayar biaya rumah sakit, maka pihak rumah sakit atau dokter harus menanggung

biaya tersebut (dibebaskan).2Oleh karenannya sangat penting untuk dikaji

bagaimana rumah sakit-rumah sakit Islam menerapkan prinsip-prinsip syari’ah

dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, bukan hanya sekedar simbol-

simbol keislaman saja.

Pelayanan kesehatan kepada masyarakat oleh rumah sakit merupakan salah

satu faktor yang menentukan bagi perkembangan rumah sakit itu sendiri.

Ramainya rumah sakit dengan dipadatinya ruang-ruang inap pasien dan keluarga

pasien menunjukkan bahwa trust masyarakat kepada rumah sakit tersebut cukup

tinggi. Sebagai contoh adalah Rumah Sakit Islam (RSI) Pati yang pada saat-saat

tertentu ruang inapnya selalu padat dan menolak pasien karena sudah tidak ada

tempat lagi, atau jika memungkinkan booking kamar dulu untuk penyakit yang

tidak harus segera ditangani. Rumah Sakit Islam Pati3 (selanjutnya di tulis RSIP)

ini memiliki tingkat hunian yang cukup padat dibanding dengan rumah sakit

Kristen Tayu yang jaraknya cukup dekat (+ 8 km). Fenomena ini berbeda juga

dengan rumah sakit-rumah sakit lainnya yang berada di wiliayah Pati, seperti RS

Umum Soewondo, RS Mitra Bangsa, dan RS Keluarga Sehat.

2 K.H.A. Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama (kesatu-1926 s/d kedua puluh Sembilan 1994), Surabaya: Dinamika Perss, 1997, h.304

3 RSIP berada di Desa Waturoyo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. RSIP ini berdiri sejak 9 September 1986.

Page 20: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

5

Realita menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan masyarakat setempat

untuk memilih RSIP sebagai tempat layanan kesehatan. Keputusan pemilihan

RSIP tersebut secara garis besar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain,

pertama, banyak warga yang memeluk agama Islam sehingga menganut ajaran

agama Islam dengan komitmen keagamaannya akan lebih nyaman memilih RSIP

dibanding dengan yang lainnya. Kedua, RSIP memberikan layanan Askes,

Jamsostek dan Jamkesmas sehingga masyarakat merasa lebih mudah dan lebih

ringan dalam melakukan pembayaran, tentunya bagi warga yang kurang mampu..

Ketiga, fasilitas yang dimiliki RSIP cukup lengkap dan cukup berteknologi tinggi

sehingga mampu mengatasi segala keluhan masyarakat dibanding dengan rumah

sakit terdekat (RSK Tayu) sehingga jika memungkinkan tidak perlu diadakan

rujukan ke rumah sakit yang lain dan lebih jauh.

Keputusan pasien atau keluarga pasien untuk memperoleh layanan

kesehatan yang memadai di rumah sakit bukan pertimbangan praktis (kedekatan

lokasi), namun lebih pada aspek-aspek lain, seperti penerapan prinsip-prinsip

syari’ah. Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui dan sejauh mana pengaruh penerapan prinsip syari’ah terhadap

keputusan konsumen dalam memilih layanan kesehatan, dalam wujud proposal

penelitian skripsi “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP

SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN

KESEHATAN (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Pati).”

Page 21: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang diterapkan oleh

Rumah Sakit Islam Pati?

2. Bagaimana pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap

keputusan pasien dalam memilih layanan kesehatan di Rumah Sakit Islam

Pati?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan sebuah

perencanaan kerja sudah dapat dipastikan memiliki tujuan sebagai cita-cita

kegiatan tersebut, termasuk dalam penelitian karya ilmiah.

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk dari penerapan prinsip-prinsip syari’ah

yang diterapkan di rumah sakit Islam.

2. Untuk mengukur dan menganalisis pengaruh penerapan prinsip-

prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien memilih layanan kesehatan

di rumah sakit Islam.

Page 22: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

7

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Untuk mendapatkan nilai tambah dengan mengadakan studi

perbandingan antara teori yang didapat dengan praktek lapangan,

khususnya tentang prinsip-prinsip syari’ah dalam penerapan dan

pengaruhnya.

2. Bagi Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang selanjutnya dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah

dan mengambil keputusan dimasa yang akan datang, khususnya dalam

rangka penerapan prinsip-prinsip syari’ah.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan untuk menambah pengetahuan khususnya bagi pihak-

pihak yang tertarik pada masalah yang dibahas untuk diteliti lebih

lanjut.

1.4 Sistematika Penulisan Penilitian

Sistematika penulisan penelitian ini mencakup 5 bab. Bab pertama terdiri

dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

serta Sistematika Penelitian. Bab kedua pada penelitian ini mencakup tentang

Landasan Teori, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran Teoritik dan

Page 23: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

8

Hipotesis. Bab ketiga terdiri dari Jenis Penelitian, Jenis dan Sumber Data,

Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Variabel Penelitian dan

Pengukuran, serta Teknik Analisis Data. Sedangkan pada Bab empat terdiri dari

Penyajian Data, Analisis Data dan Interpretasi Data, serta Pembahasan. Sebagai

penutup adalah Bab lima yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima

pelayanan kedokteran, serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa

kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya yang

diselenggarakan.4

4 Ery Rustiyanto, Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 28

Page 25: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud Rumah sakit

adalah rumah tempat merawat orang sakit atau gedung tempat menyediakan

pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.5

Sedang menurut Wikipedia Indonesia, Rumah Sakit (hospital) adalah

sebuah institusi perawatan kesehatan professional yang pelayanannya

disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Dalam UU No. 44 tahun 2006 dinyatakan bahwa Rumah Sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri

yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat

agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

Rumah sakit juga disebut pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan rawat tinggal secara preventif,

diagnostik, kuratif, dan rehabilitatif melalui kegiatan rawat jalan dan rawat

tinggal (Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan departemen Kesehatan R.I.

No.895/ Kes/ PPL/ 81). Menurut S.K. Menteri Kesehatan R.I. No. 031/ Birhup/

1972), yang dimaksud rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan medik umum dan spesialistik, pelayanan

penunjang medik, pelayanan instalasi, dan pelayanan secara rawat jalan dan

rawat tinggal.

5 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 968

Page 26: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

11

2.1.2 Karakteristik Rumah Sakit Islam

Untuk mendefinisikan rumah sakit Islam tidaklah sederhana,

mengingat adanya kemiripan rumah-rumah sakit umum dengan rumah sakit

Islam. Misalnya rumah sakit umum juga harus menyediakan fasilitas/tempat

ibadah.6 Untuk memahami rumah sakit Islam perlu kiranya memperhatikan

karakteristik Rumah Sakit Islam pada era keemasan Islam.

Menurut sejarah rumah sakit Islam pertama kali bernama Bimaristan

yang didirikan pada masa Dinasti Umayyah oleh khalifah ke-6, Walid bin

Abdul Malik di Damaskus tahun 702. Pada masa ini rumah sakit sudah

memberikan pelayanan yang gratis karena dikelola melalui kas Negara atau

dana wakaf umat tanpa membedakan antara yang kaya dan yang miskin.

Rumah sakit Islam ini juga dilengkapi dengan adanya toko obat, perpustakaan,

dan dapur.7 Rumah sakit Islam selanjutnya juga telah didirikan pada masa Bani

Abasiyah oleh khalifah Harun Al Rasyid di kota Baghdad. Rumah sakit Islam

ini memiliki ruang khusus untuk perempuan, perspustakaan, dan toko obat.8

Design rumah sakit Islam yang dihiasi dengan kaligrafi terdapat pada Rumah

Sakit Yusuf Al Mansur yang didirikan oleh Amirul Mikminin Al Mansur Ibnu

Yusuf, di rumah sakit ini juga sudah disediakan makanan dan minuman untuk

6 Pasal 10 ayat 2 huruf l Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 7 Http: books.google.co.id., diakses pada tanggal 25 Mei 2011,.Irfan Amalee, Islam for

Kids, Bandung: Mizan, 2006, h. 211 8 Http: books.google.co.id., diakses pada tanggal 25 Mei 2011, Philip K. Hitti, History of

the Arabs, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005, h. 457

Page 27: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

12

para pasien.9 Dan masih banyak rumah sakit-rumah sakit Islam yang didirikan

pada zaman keemasan Islam.

Dari banyaknya rumah sakit Islam yang tersebar di kawasan Arab,

menurut Dr Hossam Arafa dalam tulisannya berjudul Hospital in Islamic

History Rumah Sakit Islam memiliki karakteristik antara lain:10

1. Rumah Sakit Islam melayani semua orang tanpa membedakan warna

kulit, agama, serta strata sosial. Rumah sakit dikelola pemerintah.

Direkturnya biasanya seorang dokter. Di sebuah rumah sakit, meski

berbeda agama, semua dokter dapat bekerja sama dengan baik untuk

menyembuhkan pasiennya.

2. Sudah diterapkan pemisahan bangsal. Pasien laki-laki dan perempuan

menempati bangsal yang terpisah. Penderita penyakit menular juga

dirawat di tempat yang berbeda dengan pasien lainnya.

3. Pembagian perawat. Perawat laki-laki bertugas merawat pasien laki-

laki dan perawat perempuan merawat pasien perempuan.

4. Memperhatikan kamar mandi dan pasokan air. Dalam kondisi sehat

ataupun sakit, shalat tetap merupakan sebuah kewajiban. Meski

begitu, orang yang sakit mendapat keringanan untuk melaksanakan

shalat berdasarkan kemampuan fisiknya. Sebelum menunaikan ibadah

shalat, setiap Muslim harus berwudlu membersihkan muka, tangan,

9 Http: books.google.co.id., diakses pada tanggal 25 Mei 2011, Syaifuddin Al Indunisi, Ensiklopedia Anak Muslim – Temuan yang Mengubah Dunia, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, h. 24

10 Harian Republika terbit pada Tanggal 18 Maret 2008, Http: //www.republika.co.id/berita/asal-mula-rumah-sakit-dalam-sejarah-islam, diakses pada 23 Mei 2011

Page 28: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

13

kepala, dan kaki. Untuk memenuhi kebutuhan itu, rumah sakit

menyediakan air yang melimpah dengan dilengkapi fasilitas kamar

mandi.

5. Tidak sembarang dokter bisa berpraktik di rumah sakit. Hanya dokter-

dokter yang berkualitas diizinkan untuk mengobati pasien di rumah

sakit. Khalifah Al-Mugtadir dari Dinasti Abbasiyah sangat

memperhatikan kualitas dokter yang bertugas di rumah sakit. Untuk

memastikan semua dokter berkualitas, khalifah memerintahkan kepala

dokter istana, Sinan Ibn-Thabit, untuk menyeleksi 860 dokter yang

ada di Baghdad. Dokter yang mendapat izin praktik di rumah sakit

hanyalah mereka yang lolos seleksi ketat. Tak hanya di Baghdad,

khalifah juga memerintahkan Abu Osman Sa’id Ibnu Yaqub untuk

melakukan seleksi serupa di wilayah Damaskus, Mekah, dan

Madinah. Hal itu dilakukan lantaran dua kota suci itu setiap tahunnya

dikunjungi jamaah haji dari seluruh dunia.

6. Rumah Sakit Islam pada zaman kekhalifahan tak hanya sekadar

tempat untuk merawat dan mengobati orang sakit. Rumah sakit juga

berfungsi sebagai tempat menempa mahasiswa kedokteran, tempat

pertukaran ilmu kedokteran, dan pusat pengembangan dunia kesehatan

dan kedokteran secara keseluruhan. Rumah sakit besar dan terkemuka

dilengkapi dengan perpustakaan mewah yang memiliki koleksi buku-

buku terbaru. Selain itu, rumah sakit Islam zaman kekhalifahan juga

dilengkapi auditorium untuk pertemuan dan perkuliahan. Di kompleks

Page 29: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

14

rumah sakit juga berdiri mes atau perumahan untuk mahasiswa

kedokteran serta staf rumah sakit.

7. Rumah Sakit Islam menyimpan data pasien dan rekam medisnya.

Konsep itu hingga kini digunakan rumah sakit yang ada di seluruh

dunia.

8. Selama era kekhalifahan Islam, ilmu farmasi dan profesi apoteker

telah berkembang menjadi ilmu dan profesi terkemuka.

2.1.3 Pengertian Prinsip-prinsip Syari’ah

Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti kata prinsip

adalah dasar, asas dasar yang menjadi pokok dasar berpikir.11 Sedangkan

syari’ah berasal dari kata syara’a yang menurut bahasa berarti jalan menuju

sumber air, dapat juga bermakna sebagai jalan ke arah sumber pokok

kehidupan. 12 Dan jika diartikan menurut istilah syari’ah adalah peraturan-

peraturan yang diturunkan Allah SWT melalui Muhammad SAW untuk

seluruh umat manusia baik menyangkut masalah ibadah, akhlak, makanan,

minuman, pakaian, maupun muammalah guna meraih kebahagiaan baik di

dunia maupun akhirat.

Jadi secara keseluruhan yang dimaksud prinsip-prinsip syari’ah

adalah segala pedoman atau dasar berpikir dalam menjalani kehidupan di dunia

ini untuk mencari kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat sesuai dengan

11 Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Revisi, Semarang: Difa Publisher, 2008,cet. Ke-3, h. 671

12 Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ushul Fikih, Jakarta: Penerbit Amzah, 2005, cet.I, h. 307

Page 30: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

15

peraturan-peraturan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT agar dapat

mencapai kemaslahatan bagi umat manusia.

2.1.4 Penerapan Prinsip-prinsip Syari’ah

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

penerapan prinsip-prinsip syari’ah pada rumah sakit adalah pelaksanaan

pedoman-pedoman dalam operasional bisnis sehari-hari dengan berdasarkan

nilai-nilai syari’ah, dalam hal ini terkait dengan bisnis rumah sakit.

Ada beberapa prinsip etika bisnis yang Islami diantaranya adalah:13

1. Prinsip Ketauhidan (kesatuan/unity)

Prinsip ini merupakan pokok dari segala sesuatu, karena di dalamnya

terkandung perpaduan keseluruhan aspek-aspek kehidupan Muslim

baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya

menjadi satu (homogeneus whole) dimana Islam menawarkan

keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan.14

Atas dasar inilah etika dan ekonomi atau etika dengan bisnis

diharapkan bisa saling harmonis menuju saling keterpaduan dengan

yang lain, sehingga para pelaku bisnis tidak akan melakukan

diskriminasi diantara pekerja, dan akan menghindari praktik-praktik

bisnis haram atau yang melanggar ketentuan syari’ah, seperti yang

tercantum dalam surat Al Hujurat ayat 13

13 Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail, 2007, cet.I, h.80-87 14 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis dalam Al Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2006, h.145

Page 31: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

16

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

2. Prinsip Keseimbangan (keadilan/equilibrium)

Prinsip ini mengajarkan keadilan yang merupakan salah satu prinsip

dasar yang harus dipegang oleh para pebisnis. Kunci dalam prinsip ini

adalah senantiasa berorientasi kepada dua hal yaitu untuk

mewujudkan keseimbangan antara kehidupan akhirat sebagai tujuan

panjang, dan kehidupan duniawi sebagai tujuan saat ini, sedang untuk

mewujudkannya diperlukan keadilan yang seimbang, dimana

keduanya sama pentingnya untuk kehidupan semua orang. Sehingga

dengan adanya prinsip ini menghindarkan para pebisnis untuk

melakukan praktik monopoli dan segala macamnya. Keseimbangan

merupakan landasan pikir dan kesadaran dalam pendayagunaan dan

pengembangan harta benda agar harta benda tidak menyebabkan

kebinasaan bagi manusia.15

3. Prinsip Kehendak Bebas (ikhtiyar/free will)

Dalam Islam, kehendak dan berlaku bebas dalam menjalankan roda

bisnis harus benar-benar dilandaskan pada aturan-aturan syari’ah.

15 Ibid,. h.150

Page 32: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

17

Tidak diperkenankan melakukan persaingan dengan cara-cara yang

kotor dan bisa merugikan orang banyak. Sehingga dalam berbisnis,

manusia memiliki kebebasan untuk membuat suatu perjanjian,

termasuk menepati janji atau mengingkarinya.16 Dan seorang Muslim

yang percaya kehendak Allah akan menepati semua janji yang

dibuatnya. Hal ini dianjurkan dalam firman Allah (Q.S Al Kahfi 29)

Artinya:”Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.”

4. Prinsip Tanggung Jawab

Tanggung jawab disini diharapkan mampu menghantarkan manusia

untuk selalu mengacu kepada tauhid dan keseimbangan, sehingga

melahirkan antara lain kesadaran sosial yang mengantarkannya

mengulurkan bantuan kepada sesama manusia. Dan memberi batasan

tersendiri pada prinsip kehendak bebas yang dibutuhkan

16 Ibid,. h.151

Page 33: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

18

pertanggungjawaban atas semua yang dilakukannya. (Q.S An Nisa’

85)

Artinya:“Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya, dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, syafa'at yang baik ialah: setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan syafa'at yang buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.”

5. Prinsip Kebenaran

Kebenaran mengandung dua unsure penting, yaitu kebajikan dan

kejujuran. Dimana kebenaran merupakan satu prinsip yang tidak

bertentangan dengan seluruh ajaran Islam. Dalam konteks bisnis

kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang benar

dan jauh dari kesan salah.

Agama Islam menjadikan prinsip-prinsip tersebut menjadi tolok ukur

sebagai suatu nilai yang harus dipatuhi dalam melakukan kegiatan bisnis

termasuk dalam melakukan kegiatan operasional rumah sakit. Sehingga

prinsip-prinsip syari’ah tersebut dapat diterapkan melalui karakteristik rumah

sakit Islam yang sudah ada sebelumnya. Sehingga yang menjadi indikator

dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Pelayanan yang Islami

2. Pembagian perawat

Page 34: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

19

3. Penyediaan fasilitas ibadah

4. Sajian makanan dan minuman

5. Busana karyawan

6. Kebersihan dan kesucian

7. Bimbingan rohani

8. Pemulasaran jenazah

Bimbingan rohani pasien rawat inap memberikan tuntunan rohani

secara Islam kepada pasien dan keluarga untuk dapat melaksanan kewajiban

sebagai muslim/muslimah selama dalam perawatan. Bimbingan ini

dimaksudkan agar pasien dan keluarga mendapatkan keikhlasan, kesabaran,

dan ketenangan dalam menghadapi cobaan sakit.

Bentuk bimbingan yang diberikan biasanya seperti palaksanaan sholat

atau thoharoh bagi orang yang sakit, tuntunan dzikir atau do’a menghadapi rasa

sakit, ataupun bimbingan sakaratul maut.

Sedangkan pemulasaran jenazah, sudah sepatutnya sebagai Rumah

Sakit Islam menyediakan pelayanan tersebut bagi pasien yang sudah meninggal

sesuai yang diinginkan oleh pihak keluarganya. Dan pelaksanaan pemulasaran

jenazah Muslim/Muslimah sesuai dengan tata cara dan rukun sesuai syari’at

Islam untuk selanjutnya diserahkan kepada keluarga masing-masing.

2.1.5 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan kegiatan manusia, sehingga bila

dibahas perilaku konsumen berarti membahas kegiatan manusia hanya dalam

lingkup yang terbatas. Perilaku konsumen akan selalu berubah-ubah sesuai

Page 35: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

20

dengan pengaruh sosial budaya yang semakin meluas, latar belakang sosial

yang semakin meningkat, sehingga berusaha mencari motivasi dalam diri

konsumen.

Seperti yang dikutip oleh Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw,

menurut Schiffman dan Kanuk Perilaku konsumen didefinisikan sebagai proses

yang dilalui seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,

dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa

memenuhi kebutuhannya.17 Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen

merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik

individu, kelompok ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli

atau melakukan transaksi pembelian suatu produk/jasa dan mengkonsumsinya.

Proses perilaku konsumen terdiri dari beberapa tahap seperti gambar

di bawah ini:18

1. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli

(purchasing)

2. Tahap Konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan

mengevaluasi (evaluating)

17 Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Andi, 2004, h. 9

18 Ibid,. h. 10

Kebutuhan

Mendapatkan produk

(mencari):

- Informasi - Alternatif - Keputusan

membeli

Konsumsi:

- Menggunakan - mengevaluasi

Pasca Beli:

Perilaku Pasca Beli

Page 36: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

21

3. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh

konsumen setelah produk/jasa itu digunakan atau dikonsumsi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah

sebagai berikut:19

1. Faktor budaya

Budaya merupakan perilaku penentu yang paling dasar. Masing-

masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi

anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri atas kebangsaan, agama,

kelompok ras, dan daerah geografis. Budaya juga dipengaruhi oleh

kelas sosial yang merupakan pembagian masyarakat relatif homogen

dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya

menganut nilai-nilai, minta, dan perilaku yang serupa.

2. Faktor sosial

Faktor sosial ini juga dipengaruhi beberapa faktor seperti kelompok

acuan yang memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku seseorang, keluarga yang merupakan organisasi

pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,

kemudian peran dan status, dimana peran meliputi kegiatan yang

diharapkan dilakukan seseorang dan masing-masing peran

menghasilkan status.

19 Irine Diana Sari, Manajemen Pemasaran Rumah Sakit, Yogyakarta, Nuha Medika, 2008, h. 86-94

Page 37: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

22

3. Faktor pribadi

Karakteristik pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan

dan lingkungan, gaya hidup yang merupakan pola hidup seseorang di

dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya, serta

kepribadian yang biasanya mencerminkan kepercayaan diri, dominasi,

otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan

kemampuan beradaptasi.

4. Faktor psikologis

Faktor ini dipengaruhi oleh motivasi dan persepsi. Dimana motivasi

itu merupakan gambaran bahwa setiap orang pasti mempunyai

kebutuhan pada waktu tertentu dan biasanya kebutuhan itu ingin

dipuaskan, sehingga kebutuhan biasanya menjadi salah satu faktor

yang mendorong untuk memenuhinya. Sedangkan persepsi merupakan

suatu proses dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan

mengartikan informasi untuk memperoleh gambaran dunia yang

berarti.

Dalam pandangan Islam (ilmu ekonomi Islam), perilaku seorang

konsumen haruslah dapat mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah

SWT.20 Artinya segala tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya haruslah sesuai dengan perintah Allah, dan tidak

melanggar segala yang di larang-Nya. Ibnu Khaldun seperti dikutip oleh

20 Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 4

Page 38: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

23

Muhammad Muflih menyatakan bahwa perilaku konsumen yang telah

terintegrasi dengan syari’at akan memiliki pandangan yang seimbang antara

pemenuhan kebutuhan untuk hidup dunia dan akhiratnya.21 Keseimbangan

tersebut bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia (falah) dan juga

kebahagiaan di akhirat (mardlatillah).

Perilaku konsumen menurut perspektif ilmu ekonomi Islam akan

sangat dipengaruhi oleh tingkat keimanan masing-masing orang.22 Keimanan

akan memberikan cara pandang yang berbeda kepada seseorang, yang akan

berpengaruh pula terhadap kepribadian, perilaku, gaya hidup, selera, dan juga

sikap mereka. Dan sesuai ajaran agama Islam dianjurkan untuk berperilaku

yang benar seperti ajaran Nabi Muhammad sebagai tauladan seluruh umat di

dunia, seperti yang tercantum dalam surat Al Ahzab ayat 21:

Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

2.1.6 Keputusan Memilih

Setelah menerima pengaruh perilaku, selanjutnya adalah bagaimana

konsumen/masyarakat (dalam penelitian ini juga termasuk pasien) sampai pada

keputusan membeli/memilih produk atau jasa. Kebanyakan penulis

21 Ibid., h. 12 22 Ibid.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

24

mendefinisikan bahwa keputusan adalah sebagai suatu pemilihan tindakan dari

dua atau lebih alternatif.23 Keputusan juga merupakan aktivitas manajemen

berupa tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya

untuk memecahkan suatu masalah dalam manajemen.24 Dengan kata lain orang

yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan dari beberapa

alternatif atau perilaku yang berbeda.

Seperti yang ditujukan dalam model pengambilan keputusan, semua

aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan

konsumen, termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan yang diaktifkan dari

ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam

penerjemahan informasi di lingkungan baru.25 Akan tetapi, inti dari

pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses

pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua

atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari

proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif

sebagai keinginan berperilaku.

Proses pengambilan keputusan oleh seorang konsumen terdiri dari

tiga tahapan yaitu:26

1. Sadar akan kebutuhan

Konsumen menyadari akan adanya kebutuhannya ketika menghadapi

masalah.

23 Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Op Cit., h.226 24 Ery Rustiyanto, Op Cit., h. 119 25 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen, Jakarta: Kencana, 2003, h.414 26 Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Op Cit., h.233

Page 40: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

25

2. Pencarian pra beli

Pencarian pra beli dimulai ketika konsumen mempersepsi suatu

kebutuhan yang mungkin bisa terpuaskan dengan membeli,

menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk/jasa. Selanjutnya

mencari informasi sebagai dasar menentukan pilihan produk/jasa.

3. Evaluasi terhadap alternatif

Ketika mengevaluasi alternatif-alternatif yang potensial, konsumen

cenderung mempergunakan dua tipe informasi, yaitu:

a. Senarai merek yang mereka rencanakan untuk digunakan dalam

memilih.

b. Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek.

Pada akhirnya, setelah membeli produk, konsumen akan merasakan

tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Apabila konsumen merasa puas

akan produk/jasa tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulang,

dan bahkan menginformasikan kepada pelanggan lain, tetapi apabila konsumen

tidak puas dengan produk/jasa tersebut maka konsumen akan kecewa dan tidak

melakukan pembelian lagi pada produk tersebut.

Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan

keputusan konsumen, yaitu:27

1. Sudut pandang ekonomis

Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang yang membuat

keputusan secara rasional. Bahwa konsumen harus mengetahui semua

27 Ibid,. h.228-230

Page 41: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

26

alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat

dari setiap alternatif yang ditentukan, dilihat dari kegunaan dan

kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasi satu alternatif yang

baik. Namun pada kenyataannya para konsumen jarang mempunyai

semua informasi atau informasi yang cukup akurat ataupun

keterlibatan atau motivasi yang memadai untuk membuat keputusan

yang sempurna. Oleh sebab itu pandangan ini sering ditolak karena

terlalu idealistis dan simplistis.28

2. Sudut pandang pasif

Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis.

Pandangan ini mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya pasrah

pada kepentingannya sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha

promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang

impulsif dan irasional. Dalam pandangan pasif, para konsumen

dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional,

siap menyerah kepada tujuan dan kekuasaan pemasar.

3. Sudut pandang kognitif

Pandangan ini menganggap konsumen sebagai cognitive man atau

sebagai pemecah masalah (problem solver). Disini konsumen

merupakan pengolah informasi yang senantiasa mencari dan

mengevaluasi informasi tentang produk/jasa dan gerai. Pengolahan

informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, selanjutnya

28 Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk dialihbahasakan oleh Zoelkifli Kasip, Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. INDEKS, 2008, h. 490-491

Page 42: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

27

terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk/jasa. Pandangan

kognitif menggambarkan konsumen berada di antara pandangan

ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak memperoleh

pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif produk yang

tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang

sempurna.

4. Sudut pandang emosional

Pandangan menekankan emosi sebagai pendorong utama sehingga

konsumen membeli suatu produk. Favoritisme merupakan salah satu

bukti bahwa seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya.

Dalam pandangan ini hanya sedikit perhatian yang diberikan untuk

mencari informasi sebelum membeli. Sebaliknya lebih banyak

perhatian diberikan kepada suara hati dan perasaan yang timbul

seketika itu.

2.1.7 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan merupakan setiap tindakan/unjuk kerja yang ditawarkan

oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible (tidak

berwujud) dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun. Pelayanan merupakan

aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.29

Pelayanan juga didefinisikan sebagai aktivitas ekonomi yang

mempunyai sejumlah elemen (nilai dan manfaat) intangible yang berkaitan

29 Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002, h. 6

Page 43: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

28

dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen/barang-

barang milik dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Pelayanan (jasa)

adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang pelanggan dengan

menggunakan produk atau fasilitas organisasi.30

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis.31 Sehingga pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai

suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang ataupun lebih dengan

menggunakan produk/jasa tertentu dengan tujuan mendapatkan keadaan fisik

maupun mental dalam keadaan sehat, agar mampu hidup secara normal dengan

produktif.

Pelayanan kesehatan menurut jenisnya terdiri atas pelayanan

kesehatan perseorangan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan

memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga serta pelayanan kesehatan

masyarakat yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat, yang meliputi:32

1. Pelayanan kesehatan promotif yaitu kegiatan pelayanan kesehatan

yang bersifat mengutamakan kegiatan promosi kesehatan. Hal ini juga

bisa diartikan upaya untuk meningkatkan dari kondisi yang sudah baik

30 Hansen Mowen, Management Accounting (Akuntansi Manajemen),Jakarta: Salemba Empat, 2005, h. 46

31 Undang-undang Kesehatan Rumah Sakit tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2007, h. 3

32 Ibid,. h.25

Page 44: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

29

menjadi lebih baik atau lebih sehat. Upaya ini tercermin dalam ayat

yang menjelaskan bahwa manusia dilarang merusak diri.

وأنفقوا في سبیل اللھ ولا تلقوا بأیدیكم إلى التھلكة وأحسنوا إن اللھ

یحب المحسنینArtinya:“dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan” 2. Pelayanan kesehatan preventif sebagai suatu kegiatan pencegahan

terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Menurut pandangan

Islam, memelihara nilai-nilai kesehatan merupakan obat mujarab yang

tiada duanya. Oleh karena itu upaya preventif dapat dimulai dengan

meletakkan prinsip:33

al wiqooyatu khoiru min al-“ilaaji

Artinya: “pencegahan lebih baik daripada pengobatan”

3. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan pengobatan yang

ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan

akibat penyakit atau pengendalian kecacatan akibat penyakit, dan

pelayan kesehatan.

4. Pelayanan kesehatan rehabilitatif merupakan kegiatan untuk

mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat

berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat. Lebih jelasnya adalah

upaya mengembalikan kondisi dari keadaaan sakit menjadi lebih

33 Al-Hafidz, Ahsin W., Fikih Kesehatan, Jakarta: AMZAH, 2007, h. 16

Page 45: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

30

sehat, selanjutnya diupayakan agar tidak kembali pada kondisi yang

lebih parah.34

Pelayanan kesehatan tersebut harus dilaksanakan dengan

mendahulukan dan mementingkan pertolongan keselamatan nyawa pasien

dibanding kepentingan lainnya. Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan

kesehatan harus dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta

merata dan nondiskriminatif, yang pengawasannya langsung oleh pemerintah,

pemerintah daerah, maupun masyarakat.

Pelayanan harus diberikan kepada setiap pasien dengan sebaik-

baiknya, karena setiap pasien yang datang untuk berobat adalah layaknya

seorang tamu yang wajib dimuliakan, seperti tercantum dalam Hadits Nabi

Muhammad SAW:

من : عن أبي ھریرة رضي اهللا عنھ أن رسول اهللا صلى اهللا علیھ وسلم قال

كان یؤمن باهللا والیوم اآلخر فلیقل خیرا أو لیصمت، ومن كان یؤمن باهللا

لیكرم جاره، ومن كان یؤمن باهللا والیوم اآلخر فلیكرم ضیفھوالیوم اآلخر ف

Artinya: dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Muttafaqun ‘Alaih)

2.2 Penelitian Terdahulu

Kajian tentang pengaruh prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan

konsumen dalam memilih sebuah produk sudah banyak dilakukan. Diantara

34 Ibid., h. 30

Page 46: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

31

beberapa penelitian terkait masalah tersebut adalah skripsi dengan judul

“Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah Terhadap

Minat Konsumen Hotel Syari’ah (Studi Kasus pada Hotel Graha Agung

Semarang). Hasil riset ini menjelaskan bahwa (a) kualitas pelayanan berpengaruh

positif terhadap minat konsumen hotel untuk memakai hotel syari’ah), (b) prinsip-

prinsip syari’ah yang diterapkan pada Hotel Graha Agung memiliki pengaruh

signifikan (41.50 %) terhadap minat konsumen di hotel syari’ah tersebut. 35

Selanjutnya skripsi karya Doddy Aryanto dengan judul “Personal Selling

dan Keputusan Membeli Nasabah Asuransi di PT. Fadent Mahkota Sahid Medan.”

Riset ini menjelaskan bagaimana personal selling itu memberikan pengaruh yang

sangat besar terhadap keputusan konsumen dalam memilih asuransi. Semakin

handal personal selling dalam meraih nasabah maka semakin maju perusahaan

tersebut memperoleh keuntungan.36

Penelitian lain yang terkait adalah skripsi karya Siti Ismah dengan judul

“Pengaruh Marketing Mix terhadap Keputusan Konsumen Muslim dalam

Melakukan Pembelian di Alfamart Ngaliyan Semarang.” Dari penelitian yang

telah dilakukan dengan menggunakan sampling incidental sebanyak 90

konsumen, secara parsial menunjukkan yang signifikan antara pengaruh produk

dan promosi, sedangkan hubungan antara harga dan lokasi tidak signifikan. Dan

35 Abdul Waris, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penerapan Prinsip-PrinsipSyari’ah Terhadap Minat Konsumen Hotel Syari’ah (Studi Kasus pada Hotel Graha Agung Semarang), Skripsi S1 pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2009, h.. 53-56

36 Doddy Aryanto, Personal Selling dan Keputusan Membeli Nasabah Asuransi di PT. Fadent Mahkota Sahid Medan, Skripsi S1 Universitas Sumatera Utara, 2001

Page 47: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

32

menurut hipotesis terdapat pengaruh marketing mix terhadap keputusan konsumen

Muslim memilih berbelanja di Alfamart Ngaliyan.37

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan uraian di atas kerangka teori dalam penelitian ini sebagai

berikut :

2.4 Hipotesis

Hipotesa adalah penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-

gejala atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Atau dengan

bahasa lain, hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan

37 Siti Ismah, Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Muslim dalam Melakukan Pembelian di Alfamart Ngaliyan Semarang, Skripsi S1 pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2011

Prinsip-prinsip Syari’ah (X):

Pelayanan yang Islami

Pembagian perawat

Fasilitas ibadah

Sajian makanan dan minuman halal

Busana karyawan

Kebersihan dan kesucian

Bimbingan rohani

Pemulasaran jenazah

Keputusan Pasien (Y):

Faktor budaya

Faktor sosial

Faktor pribadi

Faktor psikologi

Page 48: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

33

potensial antara dua atau lebih variabel.38 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi

sebagaimana dikutip oleh Drs. Marzuki, hipotesa adalah dugaan yang mungkin

benar, atau mungkin juga salah, dimana akan ditolak jika salah atau palsu dan

akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.39 Hipotesa dalam proposal ini

adalah:

H1= Diduga bahwa penerapan prinsip-prinsip syari’ah di Rumah Sakit Islam

Pati sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam yang

dianjurkan.

H2= Diduga bahwa penerapan prinsip-prinsip syari’ah dapat berpengaruh

terhadap keputusan pasien memilih layanan di rumah sakit Islam.

38 Consuelo G. Sevilla, dkk., Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993, h. 15 39 Drs. Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Adipura, 2000, h. 35

Page 49: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif-kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini disebut

juga penelitian inquiri alamiah (naturalistic inquiry).40 Sedangkan penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang penggalian datanya berupa angka-angka.

Penelitian ini disebut juga penelitian ilmiah (scientific paradigm).41 Dalam

penelitian ini, kualitatif dimaksudkan untuk mencari rumusan atau konsep rumah

sakit Islam guna menjawab rumusan masalah yang pertama, yaitu bagaimanakah

penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang diterapkan oleh Rumah Sakit Islam Pati.

Dalam beberapa literatur yang penulis lacak, belum ditemukan bagaimanakan

konsep rumah sakit syari’ah (bukan rumah sakit Islam). Dengan cara ini maka

dapat diketahui prinsip-prinsip rumah sakit Islam yang memberikan pelayanan

secara syari’ah. Sedangkan metode kuantitatif penulis gunakan untuk menjawab

rumusan kedua dari penelitian ini, yaitu bagaimana pengaruh penerapan prinsip-

prinsip syari’ah terhadap keputusan konsumen dalam memilih layanan kesehatan

di Rumah Sakit Islam Pati.

40 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991, h..3

41 Ibid.

Page 50: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

35

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.42 Untuk mendapatkan hasil yang

memuaskan dan valid maka peneliti mengklasifikasikan unit analisis dan populasi

tersebut melalui sampel. Cakupan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien rawat inap RSI Pati (keluarga pasien dan pengunjung juga bisa dijadikan

sampel jika dianggap perlu) yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tahun Bulan Jumlah

Juli 506

Agustus 533

September 471

Oktober 465

Nopember 512

2010

Desember 491

Januari 492

Februari 461

Maret 525

April 432

Mei 473

2011

Juni 425

Total Populasi 5786 Sumber Data: Daftar Rekam Medis RSI Pati

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel

non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

42 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005, h. 49

Page 51: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

36

peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel

dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan cirri-

ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut

paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumnya.43.

Biasanya dilakukan dengan beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan

waktu, tenaga dan lain sebagainya.

Berikut adalah kriteria dalam menentukan sampel:

1. Pasien/pengunjung yang penulis anggap memiliki pengetahuan lebih

tentang agama Islam.

2. Pasien/pengunjung yang serendah-rendahnya memiliki pendidikan sampai

tingkat SMA/MA/PonPes.

3. Pasien/pengunjung yang menempati ruang VIP, ruang kelas I, ruang kelas

II A dan ruang kelas II B.

Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus

Slovin dengan presisi 12% dengan tingkat kepercayaan 88% yakni sebagai

berikut:

n = __N__

1 + N e²

n = _5786_

1 + 5786. 0,12²

n = 69

43 Muhamad, M.Ag, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif¸Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h.175

Page 52: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

37

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir, misalnya 2%

Dengan demikian, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak 70

responden dengan nilai kelonggaran 12%.

3.3 Jenis Data

Data adalah segala informasi yang dijadikan dan diolah untuk suatu

kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan. 44Dalam penelitian ini klasifikasi data terdiri dari data-data primer dan

data-data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

obyeknya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.45 Data ini diperoleh melalui

keterangan yang diminta kepada pihak yang memberikan jawaban (responden).

Misalnya data tentang fitur yang terdapat dalam Rumah Sakit Islam Pati, data

pelanggan, dan lain sebagainya. Data sekunder adalah data yang bukan

diusahakan sendiri pengumpulannya. Data tersebut sudah tersedia di perusahaan

dan dapat diperoleh dengan cara mencatat atau menyalin data tersebut atau dapat

44 Ibid., h. 97 45 Drs. Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Adipura, 2000, h. 55

Page 53: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

38

memperbanyak data.46 Misalnya data tentang sejarah berdirinya Rumah Sakit

Islam Pati, jenis pelayanan, prinsip syari’ah yang diterapkan, dan lain sebagainya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pencarian data dalam penyusunan penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa metode, yang meliputi :

1. Metode Observasi

Dengan metode ini penulis lakukan dengan cara pengamatan dan

pencatatan langsung secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang

diselidiki, tanpa harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan.47 Dalam

metode ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap

obyek yang akan diteliti, yaitu Rumah Sakit Islam Pati.

2. Metode Wawancara

Merupakan metode dengan cara pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan oleh dua pihak antara pihak pewawancara (yang mengajukan

pertanyaan) dengan yang diwawancarai (yang memberikan jawaban).48

Dalam metode ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak-

pihak yang bersangkutan, yakni pengelola/karyawan Rumah Sakit Islam

Pati. Wawancara ini juga peneliti lakukan kepada pasien jika dipandang

perlu untuk melengkapi data-data (kuesioner/angket).

46 Ibid., h. 56 47 Ibid., h.58 48 Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1991, h.135

Page 54: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

39

3. Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara

meneliti atau mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan kejadian

penelitian, kemudian digunakan sebagai kerangka teori dan perbandingan

kenyataan yang ada di lapangan. Dalam metode ini penulis dalam proses

pencarian data dengan cara membaca buku-buku atau literatur-literatur

kepustakaan ataupun melalui internet yang berhubungan dengan obyek

yang akan penulis teliti.

4. Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan

tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Metode ini

digunakan untuk pengambilan data mengenai tentang pengaruh penerapan

prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan konsumen membeli layanan.

Kuesioner yang dipakai disini adalah model tertutup disediakan dan

pengukurannya menggunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini tingkat jawaban mengenai

kesetujuan responden terhadap statement atau pertanyaan yang

dikemukakan mendahului option jawaban yang disediakan. Dengan

ketentuan sebagai berikut:

- SS : Sangat Setuju dengan nilai : 5

- S : Setuju dengan nilai : 4

- N : Netral dengan nilai : 3

Page 55: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

40

- TS : Tidak Setuju dengan nilai : 2

- STS : Sangat Tidak Setuju dengan nilai : 1

3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi.49 Dimana dalam

penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap suatu gejala,

yang disebut dengan variabel X.50 Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebas (X) adalah pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah.

2. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yang

disebut dengan variabel Y.51 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

terikat Y adalah keputusan pasien memilih pelayanan.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variable dalam penelitian ini dapat dilihat pada table

berikut:

Variabel penelitian Definisi Indikator

Penerapan Prinsip-

prinsip syari’ah (X)

Pelaksanaan prinsip-

prinsip syari’ah dalam

Pelayanan yang

Islami

49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, h. 89

50 Ibid., h. 93 51 Ibid., h.93

Page 56: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

41

operasional sehari-hari

pada RSI Pati

Pembagian perawat

Fasilitas ibadah

Sajian makanan dan

minuman halal

Busanan karyawan

Kebersihan

Bimbingan rahani

Pemulasaran jenazah

Keputusan Pasien (Y) Perilaku pasien dalam

menentukan keputusan

sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor

Faktor budaya

Faktor sosia

Faktor pribadi

Faktor psikologi

3.7 Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Validitas

Validitas instrument dilakukan untuk mengukur tingkat kevalidan

suatu instrument. Tinggi atau rendahnya validitas instrument akan

menunjukkan penyimpangan data yang dikumpulkan. Jika validitas tinggi,

maka data yang ada akan menunjukkan tidak adanya penyimpangan. Rumus

yang digunakan untuk mengukur validitas adalah:

Keterangan:

= Koefisien korelasi X dan Y

Page 57: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

42

Jumlah responden

Skor tiap item

Skor total

Validitas data diukur dengan menggunakan r hitung dengan r table.

Apabila r hitung > r table, dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator

tersebut dinyatakan valid dan apabila sebaliknya maka tidak valid.

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat keandalan suatu

instrumen. Instrument yang reliabel akan menunjukkan bahwa instrument

tersebut akan mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya (dapat

diandalkan). Teknik pengukuran reliabilitas instrument dalam penelitian ini

menggunakan rumus Alpha, yaitu:

Keterangan:

Reliabilitas Instrumen = Jumlah varian butir

Jumlah kuesioner = Varian total

Untuk menilai reliable tidaknya suatu instrumen dilakukan dengan

mengkonsultasikan dengan . Apabila maka

instrumen dinyatakan reliable dan jika sebaliknya maka dinyatakan tidak

reliable.

Page 58: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

43

3.8 Metode Analisis Data

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan masing-masing jawaban penelitian

agar lebih mudah dibaca dan dipahami data atau angka yang ditampilkan.

Metode ini digunakan untuk mengukur nilai atau rata-rata dari hasil uji

pengaruh variable X (prinsip-prinsip syari’ah) terhadap variable Y (keputusan

pasien).

3.8.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Untuk mengujinya digunakan normal probability plot, yaitu

apabila grafik menunjukkan penyebaran data yang berada di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut memenuhi

asumsi normalitas.

3.8.3 Analisis Regresi

Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh satu variabel x saja, dengan menggunakan analisis regresi linear

sederhana satu predikator, terhadap satu variabel dependen y, yang

dinyatakan dengan persamaan:

Y= aX + K

Keterangan:

Y = variabel Y (personal selling) a = koefisien predikator

X = variabel X (minat nasabah) K = bilangan konstan

Page 59: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

44

3.8.4 Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

signifikan variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan uji t.

Hipotesis uji t :

Ho = b 1 ,b 2 = 0, masing-masing variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Ha = b 1 ,b 2 0, masing-masing variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan degree of freedom (dk): n-

k, maka diperoleh nilai t tabel . Langkah selanjutnya adalah membandingkan

antara t tabel dengan t hitung . Apabila jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho

diterima, artinya masing-masing variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap perubahan nilai variabel dependen. Apabila t hitung lebih

besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya masing-masing

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai variabel

dependen.

Page 60: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum RSI Pati

Rumah Sakit Islam Pati adalah Rumah Sakit Swasta yang bernaung di

bawah Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU Kabupaten Pati yang berperan

membantu pemerintah di bidang kesehatan melalui upaya kegiatan

peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan serta

melaksanakan upaya rujukan.

Upaya untuk merealisasi kegiatan rumah sakit tersebut, serta

berdasarkan SK Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU Kabupaten Pati, Rumah

Sakit Islam Pati memiliki Visi dan Misi sebagai berikut52:

1. Falsafah

Memberikan pelayanan kesehatan yang Islami.

2. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Swasta yang menjadi pilihan dalam

pelayanan kesehatan yang professional dan dipercaya masyarakat.

3. Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang Islami, terpadu dan

professional dengan meningkatkan sumber daya rumah sakit dan

masyarakat.

52 Profil YKMNU RSI Pati, 2009, h.3

Page 61: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

46

b. Memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat.

4. Tujuan

a. Terwujudnya rumah sakit yang representatif.

b. Terlaksananya pelayanan Islami yang komprehensip dan bermutu.

c. Tercapainya kesehatan dan kepuasan yang optimal.

5. Motto

Berjuang untuk maju dalam pelayanan.

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Rumah Sakit Islam Pati adalah rumah sakit swasta yang dipimpin oleh

seorang direktur yang bertanggung jawab kepada Ketua Yayasan

Kesejahteraan Muslimat NU Kabupaten Pati.

Tugas pokok RSI Pati adalah membantu pemerintah dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan, pencegahan,

penyembuhan, dan pemulihan kesehatan serta melaksanakan upaya rujukan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, RSI Pati mempunyai Fungsi

sebagai berikut53:

1. Penyelenggaraan pelayanan medis

2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis

3. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan

4. Penyelenggaraan pelayanan obat dan alat kesehatan

5. Penyelenggaraan pelayanan rujukan

53 Ibid., h. 3-4

Page 62: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

47

6. Penyelenggaraan pelayanan peningkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit

7. Penyelenggaraan pelayanan bimbingan rohani

8. Penyelenggaraan system informasi manajemen

9. Penyelenggaraan keuangan

10. Penyelenggaraan ketata-usahaan

11. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh ketua YKM NU

Kabupaten Pati

Page 63: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

48

4.1.3 Struktur Organisasi RSI Pati

Gambar 4.1

YKM NU PATI

Direktur

Kep.Instalasi Gizi

Kep.Instalasi Radiologi

Kep.Instalasi Laboratorium

Kep.Bidang Pelayanan Medis

Kep.instalasi Rawat Jalan& Rehab

Medik

Kepala IGD

Kep.Instalasi Rawat Inap

Kep.Instalasi Intensive Care Unit

Kep.Instalasi Bedah

Kep.Instalasi Obsgyn & Perinatal

Kep.Instalasi Farmasi

Kep.Bidang Pelayanan

Keperawatan

Kep.Bagian Keuangan & Akuntansi

Kep.Bagian SDM

Kap.Bagian Logistik & Umum

Kep.bagian Customer

Kep.Instalasi Rekam Medis

Kep.Instalasi Pemulasarn Jenazah

Kepala IPSRS

Page 64: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

49

4.1.4 Kegiatan Pelayanan

4.1.4.1 Jenis Pelayanan

Rumah Sakit Islam Pati memiliki bermacam-macam pelayanan

kepada masyarakat, adapun jenis pelayanannya adalah sebagai berikut54:

1. Pelayanan Administrasi

a. Pelayanan Administrasi Umum

Pelayanan Administrasi Umum berfungsi untuk menunjang

kelancaran pelayanan medis antara lain: dalam keuangan,

persyaratan pasien Askes, Jamsostek, JPK-Jamkesmas dan

Jamkesda dan surat keterangan lainnya.

b. Pelayanan Administrasi Medis

Berfungsi untuk keamanan pemberian pelayanan kesehatan

baik bagi pasien maupun petugas seperti: formulir rekam

medis, pencatatan status penderita, pelaporan hasil kegiatan

pelayanan, pengarsipan dokumen Rekam Medis, surat

keterangan medis, visum et repertum, dll.

2. Pelayanan Kesehatan

a. Pelayanan Rawat Jalan/Poliklinik

1) Klinik Rawat Anak

2) Klinik Rawat Jalan

3) Klinik Bedah Umum

4) Klinik Bedah Orthopedi

54 Ibid., h. 8-9

Page 65: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

50

5) Klinik Kebidanan dan Kandungan

6) Klinik Konsultasi Gizi

7) Klinik THT

8) Klinik Syaraf

9) Klinik Gigi

10) Klinik Rehabilitasi Medis

b. Pelayanan Rawat Inap

Kelas Perawatan

1) Kelas I : 6 kamar 12 tempat tidur

2) Kelas II : 7 kamar 29 tempat tidur

3) Kelas III : 7 kamar 48 tempat tidur

4) Kelas utama/VIP : 3 kamar 3 tempat tidur

5) Perinatal : 4 tempat tidur

6) ICU : 1 kamar 2 tempat tidur

7) Isolasi : 1 kamar 2 tempat tidur

c. Pelayanan Penunjang

1) Instalasi Gawat Darurat

2) Instalasi Kamar Bersalin

3) Instalasi Bedah Sentral

4) Instalasi Radiologi

5) Instalasi Laboratorium

6) Instalasi Farmasi

7) Instalasi Umum dan Sarana Prasarana

Page 66: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

51

8) Instalasi Gizi

9) Instalasi Gizi

4.1.4.2 Jadwal Pelayanan

Jadwal pelayananyang ada di Rumah Sakit Islam Pati adalah

sebagai berikut55:

1. Administrasi Umum, buka setiap hari:

Hari Senin – Jum’at Jam 08.00 – 15.00 WIB

Hari Sabtu Jam 08.00 – 13.00 WIB

Pembayaran buka 24 jam

2. Pendaftaran

a. Pendaftaran Poliklinik:

Hari Senin – Jum’at Jam 07.00 – 14.00 WIB

Hari Sabtu Jam 08.00 – 13.00 WIB

b. Pendaftaran di Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap

buka 24 jam

3. Poliklinik

Semua Poliklinik buka setiap hari kerja.

4. Instalasi penunjang

a. Instalasi Farmasi, Laboratorium, Perawatan Intensif, Bedah

Sentral, Kamar Bersalin semuanya buka 24 jam.

b. Instalasi Radiologi: 08.09 – 21.00 WIB

c. Instalasi Gizi: 04.30 – 20.00 WIB

55 Ibid., h. 9

Page 67: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

52

4.1.4.3 Pengguna Jasa Pelayanan

Untuk jasa pengguna pelayanan kesehatan di RSI Pati dibedakan

menjadi tiga, yaitu sebagai berikut56:

a. Berdasarkan cara pembayaran pasien

a. Pasien dengan jaminan (peserta Askes, Jamsostek)

b. Pasien umum/membayar sendiri

c. Pasien JPK – Jamkesmas, Jamkesda (dijamin pemerintah)

b. Berdasarkan datangnya pasien

a. Pasien rujukan dari rumah sakit lain, Puskesmas, dokter

praktek swasta, bidan praktek swasta

b. Pasien dating sendiri

c. Berdasarkan kegawatan kasus

a. Penderita dengan kasus gawat darurat

b. Penderita dengan kasus biasa/bukan darurat

4.1.4.4 Fasilitas Rawat Inap

Berikut merupakan fasilitas rawat inap yang ada di Rumah Sakit

Islam Pati57:

1. Kelas VIP

- 1 kamar untuk satu pasien

- Almari pakaian

- Kamar mandi sendiri

56 Ibid., h. 9-10 57 Ibid., h. 10-11

Page 68: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

53

- TV parabola, AC, Kulkas, Paket Ucapan Selamat Datang

- Pasien dapat ditunggu 3 orang

2. Kelas I

- 1 kamar untuk dua pasien

- Kamar mandi di dalam

- TV Parabola, Almari Pakaian/bed side cabinet

- Sekat masing-masing pasien

- Pasien dapat ditunggu 1 orang

3. Kelas II A

- 1 ruang untuk empat pasien

- Kamar mandi di dalam

- Lemari pakaian/ bed side cabinet

- Pasien dapat ditunggu 1 orang

4. Kelas II B

- 1 ruang untuk tiga pasien

- Kamar mandi di dalam

- Almari pakaian

- Pasien dapat ditunggu 1 orang

5. Kelas III

- 1 ruang untuk enam pasien

- Kamar mandi

- Almari pakaian

- Pasien dapat ditunggu 1 orang

Page 69: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

54

4.2 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah di RSI Pati

4.2.1 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah di RSI Pati

Rumah Sakit Islam Pati adalah Rumah Sakit Swasta yang bernaung di

bawah Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU yang membantu pemerintah di

bidang kesehatan, dengan motto berjuang untuk maju dalam pelayanan. RSI

Pati ini berada pada lokasi yang strategis di tengah-tengah kota Pati dan dekat

dengan wilayah pesantren. Visinya yang ingin mewujudkan Rumah Sakit

Swasta yang menjadi pilihan dalam pelayanan kesehatan yang profesional dan

dipercaya masyarakat. Dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

Islami, terpadu dan profesional serta memberikan kepuasan pelayanan kepada

masyarakat.

Adapun jenis pelayanan dengan prinsip syari’ah yang diterapkan oleh

RSI Pati menurut keterangan yang penulis peroleh dari Kepala Bagian

Adminstrasi RSI Pati, Ibu H. Istikanatin adalah sebagai berikut58:

1. Pelayanan yang Islami

Adapun pelayanan yang Islami ini RSI dapat memberikan pelayanan

yang mendahulukan dan mementingkan pertolongan keselamatan

nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya. Oleh sebab itu pihak

rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan harus

dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata

dan non diskriminatif. Pelayanan Islami ini direalisasikan oleh RSI

Pati dengan benar-benar menghargai pasiennya dan menjaga

58 Istikanatin, Hasil Wawancara di RSI Pati, pada hari Senin tanggal 22 Agustus 2011 pukul 09.30 WIB

Page 70: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

55

kepercayaan yang telah diberikan, serta bersikap selalu tanggap dan

cekatan terhadap kebutuhan dan keluhan pasien, bersikap ramah dan

sopan kepada pelanggan, dan yang terpenting adalah tidak

memberikan prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit.

2. Pembagian Perawat

Maksud RSI Pati dalam pelayanan ini adalah memberikan pelayanan

kepada para pasien dan pelanggan yang menginginkan pengobatan

atau perawatan dengan dilayani (ditangani) oleh perawat yang sesuai

dengan jenis kelaminnya. Dengan maksud agar proses pelayanan

pengobatan dan perawatan dapat berjalan dengan lancar dan nyaman

karena tidak ada batasan jika mereka adalah satu jenis kelamin.

Pelayanan ini dilakukan untuk mengatasi keluhan para pasien atau

pelanggan yang merasa risi atau malu jika dilayani oleh perawat yang

berbeda jenis.

3. Penyediaan Fasilitas Ibadah

Sebagai rumah sakit yang dibangun dibawah naungan agama Islam

sudah selayaknya jika rumah sakit dilengkapi dengan adanya fasilitas

ibadah baik berupa masjid ataupun musholla. Penyediaan fasilitas

ibadah benar-benar diperhatikan oleh RSI Pati dengan dilengkapi

fasilitas wudlu yang baik dan pengairan yang lancar agar para

pasien/pengunjung tidak mengalami kesulitan saat akan melaksanakan

ibadah sholat. Pihak rumah sakit juga memperhatikan kebutuhan

pasien rawat inap dengan menyediakan fasilitas kamar mandi yang

Page 71: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

56

dilengkapi tempat wudlu yang baik di setiap kamarnya. Bukan hanya

sebatas ibadah sholat, Al Qur’an juga disediakan di setiap kamar yang

ada di RSI Pati.

4. Sajian Makanan dan Minuman

Pasien rawat inap di rumah sakit ini memperoleh makan dan minum

rutin tiga kali dalam sehari yang selalu dibagikan oleh petugas rumah

sakit saat tiba waktunya. Pemberian makanan dan minuman tidak

dilakukan dengan begitu saja, namun oleh bagian instalasi gizi sajian

makanan dan minuman selalu dijaga kebersihan dan kehalalannya,

serta disesuaikan dengan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh pasien

masing-masing. Disamping itu RSI Pati juga dilengkapi oleh sebuah

kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi yang

membutuhkan. Tidak sembarang makanan dan minuman yang dijual

oleh kantin rumah sakit, akan tetapi hanya makanan dan minuman

yang diperbolehkan dalam agama Islam saja yang disediakan.

5. Busana Karyawan

Sudah semestinya sebagai Muslim wajib mematuhi peraturan dalam

menutup aurat. Hal ini juga yang diupayakan oleh RSI Pati, sebagai

rumah sakit yang berdiri atas nama Islam, maka kewajiban dalam

menutup aurat pun diharuskan bagi seluruh dokter, perawat dan

karyawan yang ada. Kewajiban menutup aurat diwujudkan dalam

pemakaian busana yang sesuai dengan syari’at Islam dengan menutup

Page 72: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

57

seluruh aurat dan pakaian tidak boleh ketat sehingga memperlihatkan

lekuk tubuh seseorang. Karena hal tersebut dilarang oleh agama Islam.

6. Kebersihan dan Kesucian

Rumah sakit yang sesuai fungsinya adalah sebagai tempat untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, maka sudah

suatu keharusan kebersihan selalu ditekankan oleh pihak RSI Pati,

karena kebersihan juga termasuk upaya promotif pencegahan suatu

penyakit. Bukan hanya kebersihan saja, karena kesucian juga

diupayakan untuk selalu dijaga demi kenyamanan dan kepuasan bagi

semua pihak. Slogan kebersihan dan kesucian tidak hanya ditujukan

pihak rumah sakit bagi para petugas kebersihan semata, namun

seluruh pihak yang ada diharapkan mampu bekerja sama menciptakan

dan menjaga kebersihan dan kesucian.

7. Bimbingan Rohani

Bimbingan rohani disediakan oleh rumah sakit sebagai pelayanan

tambahan untuk membantu meringankan beban para pasien dalam

menghadapi ujian dan cobaan berupa sakit. Kegiatan bimbingan

rohani ini meliputi pemasangan poster, pemutaran kaset bacaan Al

Qur’an dan ceramah yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.

Pelayanan ini juga dilengkapi dengan bimbingan sakaratul maut bagi

pihak yang membutuhkannya.

Page 73: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

58

8. Pemulasaran Jenazah

Pelayanan di RSI Pati ini tidak berhenti begitu saja ketika pasien telah

meninggal, karena di rumah sakit ini memberikan pelayanan

pemulasaran jenazah sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak

keluarga yang ditinggalkan oleh pasien. Tentu saja pelaksana dari

pemulasaran jenazah ini dilakukan sesuai dengan tata cxara dan rukun

yang sudah ditentukan oleh syari’at Islam.

4.2.2 Hambatan dan Solusi dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah

Islam di RSI Pati

4.2.2.1 Hambatan dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah Islam

di RSI Pati

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, banyak hambatan

yang dialami oleh pihak rumah sakit dalam menerapkan prinsip-prinsip

syari’ah Islam pada rumah sakitnya. Hambatan-hambatan tersebut antara

lain adalah59:

1. Berkaitan dengan penerapan prinsip yang pertama, yaitu tentang

pelayanan yang Islami, RSI Pati masih mendapat kritikan bahwa

pelayanan pendaftaran yang prosesnya kurang cepat, pelayanan

rawat juga dinilai kurang tanggap dan kurang ramah dalam

menjalankan tugasnya, dan pelayanan dokter spesialis juga

dirasa sangat terbatas. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga medis

59 Ibid.

Page 74: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

59

dan non medis masih belum sesuai standar yang ditentukan,

masih terdapat kekurangan.

2. Mengenai penerapan prinsip syari’ah berupa pembagian perawat

yang harus menangani pasien sesuai dengan jenis kelaminnya,

kadang masih tidak bisa dilaksanakan karena hal yang sama

yaitu masih terdapat kekurangan tenaga medis. Sehingga pada

saat-saat tertentu disaat yang mendesak hal tersebut diabaikan

demi tetap berlangsungnya kegiatan pelayanan kesehatan untuk

pasien.

3. Dalam penyediaan fasilitas ibadah hanya mengalami hambatan

pada penyediaan air yang kadang kebutuhan air kadang kurang

tercukupi jika terdapat kerusakan di bagian pompa air, maka

pemenuhan saluran air terhambat.

4. Satu hambatan mengenai prinsip penyajian makanan dan

minuman yang halal yang dihadapi oleh pihak Instalasi Gizi RSI

Pati yaitu variasi dan rasa makanan pasien kurang memuaskan.

5. Untuk penerapan prinsip syari’ah yang mengharuskan seluruh

petugas medis maupun non medis RSI Pati dalam menggunakan

pakaian yang menutup aurat dirasa tidak mengalami hambatan

apapun karena semua dapat mematuhi peraturan ini.

6. Mengenai kebersihan dan kesucian, pihak rumah sakit mendapat

hambatan mengenai toilet yang dirasa pelanggan masih kurang

bersih dan kadang bau sehingga diragukan kesuciannya. Padahal

Page 75: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

60

dari pihak petugas kebersihan menyampaikan bahwa mereka

selalu menjaga kebersihan dan kesucian rumah sakit disetiap

waktu. Namun hal tersebut tidak dapat terwujud jika tidak

diimbangi dengan kerja sama bagi semua pihak yang ada di

rumah sakit.

7. Berhubungan dengan pelayanan bimbingan rohani, hambatan

terdapat pada pemutaran kaset bacaan Al Qur’an yang masih

kurang rutin pelaksanaannya. Hambatan ini disampaikan pihak

rumah sakit karena masih terbatasnya petugas yang khusus

menangani pelayanan tersebut. Sedang untuk pelayanan

bimbingan sakaratul maut hanya akan diberikan jika ada pihak

pasien atau keluarga pasien yang membutuhkannya.

8. Untuk pelayanan pemulasaran jenazah pihak rumah sakit tidak

menghadapi kendala karena petugas di instalasi ini sudah

dibekali ketrampilan yang sesuai dengan ajaran syari’at Islam.

Hal ini juga dikarenakan pelaksanaannya hanya sebatas sampai

yang diinginkan oleh pihak keluarga. Namun setidaknya jenazah

akan tetap dibersihkan dan dimandikan oleh petugas yang

bersangkutan.

4.2.2.2 Solusi dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah Islam di

RSI Pati

Untuk mengatasi masalah hambatan yang dialami, maka

berbagai upaya dilakukan oleh RSI Pati dalam rangka menjaga dan

Page 76: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

61

meningkatkan kepuasan serta kepercayaan pelanggan. Solusi yang

ditempuh oleh RSI Pati antara lain sebagai berikut60:

1. Melengkapi kebutuhan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan

rumah sakit sesuai dengan kebutuhan RSI Pati.

2. Meningkatkan kwalitas karyawan, melalui pendidikan formal

dan non formal, mengikutsertakan karyawan untuk pelatihan

manajerial maupun fungsional.

3. Meningkatkan kinerja karyawan melalui pengawasan dan

disiplin tugas serta melengkapi SOP semua jenis kegiatan.

4. Mencukupi sarana dan prasarana baik medis maupun non medis

sesuai kemampuan uang.

5. Melakukan pengembangan pelayanan rumah sakit sesuai dengan

tuntutan masyarakat.

4.2.3 Analisis Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah

Sesuai dengan ajaran agama Islam yang menerangkan bahwa segala

tingkah laku manusia harus disesuaikan dengan ketentuan yang terdapat dalam

Al Qur’an dan Hadits. Begitu juga tentang pelaksanaan pelayanan, perawatan

dan pengobatan yang dijalankan oleh instansi rumah sakit maupun lembaga

pelayanan kesehatan lainnya harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang

ditentukan, baik ketentuan sesuai ajaran Islam yaitu Al Qur’an dan Hadits atau

60 Tim Panyusun, Jurnal RSI Pati, 2011, h. 11

Page 77: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

62

ketentuan sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit, demi tetap terjaga dan

terlaksananya syari’at Islam dan demi kemaslahatan umat bersama.

Adapun mengenai dasar penerapan prinsip-prinsip syari’ah pada RSI

Pati ini adalah:

1. Pelayanan yang Islami

Islam mengajarkan untuk selalu menghargai orang lain, dalam

hal ini adalah menghargai pasien (pelanggan), dimana Rasulullah

memberikan tauladan kepada umatnya dalam hal pelayanan (service),

bahwa nabi benar-benar menghargai pelanggannya sebagaimana

beliau menghargai dirinya sendiri,61 seperti tercantum dalam Hadits:

من كان : عن أبي ھریرة رضي اهللا عنھ أن رسول اهللا صلى اهللا علیھ وسلم قال

یؤمن باهللا والیوم اآلخر فلیقل خیرا أو لیصمت، ومن كان یؤمن باهللا والیوم

لیكرم جاره، ومن كان یؤمن باهللا والیوم اآلخر فلیكرم ضیفھاآلخر ف

Artinya: dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Sehingga kepentingan pasien harus menjadi prioritas utama

dibanding kepentingan lainnya. Pelayanan kesehatan juga harus

diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan secara

bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif

sesuai dengan isi dari UU No.36 pasal 2 yaitu pembangunan

kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan,

61 Thorik Gunara, Utus Hardiyono Sudibyo, Marketing Muhammad, Bandung: PT. Karya Kita, 2007, h.85

Page 78: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

63

keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak

dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-

norma agama.62

2. Pembagian Perawat

Bahwa perawat pria menangani pasien pria dan perawat wanita

menangani pasien wanita. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri

dari kemudlaratan agar terhindar dari fitnah. Karena terdapat

keterangan bahwa tidak bolehnya menyentuh kulit wanita Ajnabiyah

(non muhrim) tanpa keperluan darurat. Dalam Hadits yang

diriwayatkan oleh Ruba’i binti Mu’awwidz bin ‘Afra:

Artinya: “Kami pernah ikut berperang bersama Rasulullah, dimana kami memberikan minum kepada pasukan, mengurus dan membawa tentara-tentara yang terbunuh dan juga terluka kembali ke Madinah.”

Hadits tersebut menerangkan bahwa seorang wanita

Muslimah diperbolehkan berobat kepada dokter pria dan sebaliknya,

ketika dalam keadaan darurat dan tidak ada dokter lain yang mampu

mengobatinya. Jika dalam keadaan terpaksa, seorang dokter pria boleh

melihat aurat pasien wanita demikian sebaliknya.63

Keterangan tersebut lebih dikhususkan untuk pemenuhan

dokter, sedangkan yang ditekankan dalam prinsip syari’ah rumah sakit

adalah penanganan perawat. Sehingga rumah sakit tetap

mengusahakan sepenuhnya mematuhi prinsip tersebut berhubung

62 Undang-Undang Kesehatan Rumah Sakit Tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2009, h. 6

63 Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Al-Jami’ fii Fiqhi An-Nisa’, yang diterjemahkan oleh M. Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010, h. 211

Page 79: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

64

ketersediaan sumber daya perawat di Indonesia ini sudah sangat

banyak, terbukti sekarang ini banyak didirikan perguruan tinggi

kejuruan perawat.

Namun jika keadaan benar-benar mendesak tidak bisa

melaksanakan prinsip tersebut maka dibolehkan penanganan pasien

oleh perawat yang berbeda muhrim sebatas sekedar yang

dibutuhkan.64 Meskipun begitu tetap diupayakan dahulu jalan yang

dibolehkan, kecuali tidak ada lagi alternatif lain.

3. Penyediaan Fasilitas Ibadah

Penyediaan fasilitas ini berkaitan erat dengan adanya perintah

sholat yang merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan

bagi seluruh umat manusia yang sudah baligh tanpa terkecuali bagi

mereka yang sakit ataupun bepergian. Penyediaan fasilitas ibadah

dilakukan oleh pihak rumah sakit karena berkaitan dengan upaya

kuratif, dimana orang sakit tetap diwajibkan untuk melakukan sholat

dengan keringanan sesuai kemampuan fisik masing-masing.

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan

kemampuannya” (QS. Al Baqarah: 286) Selain sebagai kewajiban bagi umat Muslim, sholat juga dapat

menjadi media permohonan pertolongan dalam menyingkirkan segala

64 A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih,Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana, 2007, h. 73

Page 80: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

65

bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya,65

termasuk mereka yang sedang mengalami ujian sakit. Hal ini

sebagaimana firman Allah:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai pertolonganmu” (QS. Al Baqarah: 153)

Dalam UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu

pasal 10 ayat 2 dijelaskan bahwa dalam salah satu persyaratan dalam

pembangunan rumah sakit adalah harus terdapat ruang ibadah di

dalamnya.66

4. Sajian Makanan dan Minuman

Al Qur’an selalu mengajarkan untuk memakan makanan yang

halal. Karena makan dan minum juga termasuk salah satu upaya

menjaga kesehatan melalui upaya preventif (pencegahan). Keberadaan

makanan dan minuman dalam tubuh manusia sangat diperhatikan oleh

agama Islam karena ditemukan bahwa perut merupakan sumber utama

penyakit. Oleh sebab itu banyak sekali tuntutan (baik dalam Al Qur’an

maupun Hadits) yang berkaitan dengan makanan, jenis maupun

kadarnya.67 Hal ini sesuai dengan Q.S Al Baqarah ayat 168 yang

65 Abdul Aziz MA., Abdul Wahab SH., Fiqh Ibadah, Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, Jakarta: Amzah, 2009, h. 145

66 Undang-Undang Kesehatan Rumah Sakit Tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2009, h. 146

67 Ahsin W. Alhafidz, M.A., Fikih Kesehatan, Jakarta: Amzah, 2007, h. 18

Page 81: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

66

menerangkan bahwa kita dianjurkan untuk memakan makanan yang

baik untuk tubuh.

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh manusia” (QS. Al Baqarah: 168)

Keterangan bahwa makanan dan minuman yang halal termasuk

upaya mencegah datangnya penyakit juga penulis dapatkan dari

sebuah makalah yang berjudul “Pengobatan Ilmiah dan Islami” yang

disampaikan oleh seorang Guru Besar Kedokteran Universitas Brunei,

yaitu Prof. Dr. Omar Hassan Kasule yang disampaikan pada dalam

seminar di UNDIP Semarang. yang memaparkan bahwa Al Qur'an

memuat do'a untuk kesehatan yang baik sebagaimana panduan terapi

khusus, seperti madu, hanya memakan makanan yang sehat dan halal,

menghindari makanan yang haram dan tidak sehat, serta tidak makan

dalam jumlah yang berlebihan.68

5. Busana Karyawan

Agama Islam begitu menjaga keselamatan dan kenyamanan bagi

umatnya. Bukan hanya dalam memilih makanan dan minuman yang

halal dan sehat untuk tubuh, tetapi juga Islam juga menjaga

kehormatan setiap Muslim dengan mewajibkan menggunakan pakaian

68Http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20seminar%20pengobatan%20ilmiah%20dan%20islam, diakses pada tanggal 31 Agustus 2011

Page 82: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

67

yang menutup aurat mereka, agar terhindar dari segala macam

ancaman dan celaan, dan dikhawatirkan juga dapat menimbulkan

mudlarat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Sesuai perintah

Allah kepada Nabi yang terurai dalam ayat:

Artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59)

Dalil yang menjelaskan tentang perintah menutup aurat juga

terdapat dalam surat Al A’raf 26 yang menerangkan bahwa adanya

perintah menggunakan pakaian yang menutup aurat:

Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya kami menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat (QS. Al A’raf: 26)

6. Kebersihan dan Kesucian

Kebersihan merupakan bagian dari menjaga kesehatan melalui

upaya preventif, yaitu upaya mencegah atau melindungi diri dari

Page 83: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

68

terjadinya penyakit.69 Karena dari lingkungan yang bersih akan

tercipta lingkungan yang sehat pula. Al Qur’an bahkan mensejajarkan

kebersihan dengan taubat yang merupakan salah satu sifat manusia

yang disukai Allah sesuai dengan firman-Nya:

Artinya: “Sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertaubat, dan senang kepada orang yang membersihkan diri” (QS. Al Baqarah: 222)

Kepentingan kebersihan sebagai upaya pencegahan juga

terdapat dalam firman Allah QS. Al Muddatstsir ayat 4-5 yang

bunyinya:

Artinya: ”Dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala macam kotoran”

Namun kepentingan kebersihan bagi individu manusia atau

rumah sakit sebagai instansi harus diimbangi dengan jaminan kesucian

di setiap tempat, agar pelaksanaan ibadah dapat dijalankan dengan

mudah dan lancar. Karena salah satu syarat untuk melakukan ibadah

adalah dalam keadaan bersih dan suci.

Kata suci itu sendiri berasal dari bahasa Arab menurut arti

bahasa ath-thaharah yang berarti bersih dan jauh dari kotoran-

kotoran, baik yang kasat mata ataupun tidak kasat mata seperti aib dan

69 Ahsin W. Alhafidz, M.A., Op Cit., h. 15

Page 84: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

69

dosa. Sedang menurut istilah syara’ adalah bersih atau suci dari najis

baik najis faktual seperti tinja maupun secara hukmi, yaitu hadits.70

7. Bimbingan Rohani

Bimbingan rohani sangat penting keberadaannya disetiap rumah

sakit, karena hal ini membantu dan menjelaskan pada pasien dan

keluarganya bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh pasien

Muslim dalam menghadapi penyakit yang diderita menurut ajaran

Islam. Karena dalam keadaan sakit seseorang dapat tergoncang

jiwanya seperti stress. Dengan keadaan seperti ini bimbingan rohani

sangat diperlukan untuk memperkuat psikis pasien, yang pada

akhirnya akan membantu proses kesembuhan pasien sendiri.71

Bimbingan Rohani merupakan menjaga kesehatan melalui

upaya kuratif. Pelayanan bimbingan ini dapat diberikan secara

langsung seperti ceramah yang dilakukan pada saat-saat tertentu baik

untuk pasien ataupun karyawan, bisa juga dalam bentuk bimbingan

berdo’a bagi pasien, sakaratul maut bagi pasien yang membutuhkan

ataupun secara tidak langsung seperti pemutaran kaset bacaan Al

Qur’an.

Contoh yang terakhir memiliki manfaat yang besar bagi orang

yang sedang sakit (pasien). Karena Al Qur’an memiliki pengaruh

70 Abdul Aziz MA., Abdul Wahab SH , Op Cit., h.3 71 dr. Budi Santosa, Sambutan Direktur RSUD Tugurejo Semarang, Bimbingan Rohani

Bagi Pasien, Semarang: LBKI Laboratorium Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2005, h. vii-viii

Page 85: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

70

terhadap proses penyembuhan atau penjagaan kesehatan. Seperti yang

tercantum dalam firman Allah:

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Isra’: 82).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-Qadhi,

seorang Direktur Utama Islamic Medicine for Education and Research

di Amerika, membuktikan bahwa Al Qur’an memiliki pengaruh

fisiologis maupun psikologis. Contoh dari pengaruh fisiologis adalah

bahwa Al Qur’an memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan

dalam menurunkan ketegangan (stres) dan dapat mengurangi depresi

(gelisah). Diketahui bahwa ketegangan urat syaraf yang dapat

mengurangi daya tahan tubuh karena terganggunya keseimbangan

fungsi organ dalam tubuh untuk melawan sakit atau membantu proses

penyembuhan.72

Bimbingan rohani dalam bentuk bimbingan sakaratul maut

membantu para pasien yang sakit dan telah menunjukkan tanda-tanda

mendekati ajal dengan talqin bagi orang sakit yang mendekati ajal

72 Ahsin W. Alhafidz, M.A., Op Cit., h. 13-14

Page 86: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

71

atau membacakan surat Yasin yang faedahnya adalah mempermudah

keluarnya ruh dari dalam tubuh.73 Nabi Muhammad SAW bersabda:

)رواه أبو داود( .اقرؤا یس على موتاكم

Artinya: “Bacakanlah surat Yasin atas orang-orang (akan akan) mati diantara kalian”

8. Pemulasaran Jenazah

Kematian merupakan pintu gerbang menuju kehidupan yang

lain, yaitu kehidupan yang abadi. Dan setiap manusia bahkan makhluk

hidup yang bernyawa di bumi ini akan menemui kematian.74 Dalam

Firman Allah SWT :

Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu dikembalikan” ( QS. Al 'Ankabuut : 57).

Ayat tersebut mempertegas bahwa manusia hidup di dunia ini

pasti akan meninggal. Dan perawatan bagi orang yang meninggal

dunia tentu saja merupakan kewajiban bagi orang yang masih hidup,

terutama keluarga yang ditinggalkannya untuk mengurusnya sampai

menguburkannya.

Merawat jenazah adalah hukumnya wajib kifayah, yang artinya

cukup dikerjakan oleh sebagian masyarakat, bila sebagian dari seluruh

masyarakat tidak ada yang merawat maka seluruh masyarakat akan

73 http://el.ibbien.com/index.php/kajian-fiqh/72-tata-cara-merawat-jenazah, diakses pada tanggal 31 Oktober 2011

74 Tim Misykat, 4 Langkah Mengurus Jenazah, Jakarta: MIsykat, 2003, h. 4

Page 87: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

72

dituntut dihadapan Allah SWT sedang bagi orang yang

mengerjakannya, mendapat pahala yang banyak disisi Allah SWT.

Namun setiap orang tentunya wajib mengetahui tata cara bagaimana

merawat jenazah yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena

kewajiban merawat jenazah adalah menjadi kewajiban keluarga

terdekat mayit, kalau keluarga yang terdekat tidak ada, barulah orang

Muslim yang lainnya berkewajiban untuk merawatnya.75

Rumah Sakit Islam sebagai tempat yang melaksanakan fungsi

pelayanan kesehatan bagi yang membutuhkan, seperti mereka yang

sedang sakit. Tidak dipungkiri jika pada suatu saat ada pasien yang

meninggal dunia, rumah sakit sebagai tempat yang terdekat orang

yang meninggal berkewajiban untuk menyelenggarakan perawatan

jenazah jika tidak ada kerabat yang mengurusinya, atau bisa saja

memang diminta secara langsung oleh pihak keluarga untuk

melakukan perawatan jenazah.

Perawatan jenazah harus sesegera mungkin dilaksanakan karena

tidak ada keharusan untuk menunggu kerabatnya sesuai dengan Sabda

Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

أسـرعوا بالجنازة فإن تك صالحة فخیر تقدمونھا إلیھ وإن تك سوى

ذلك فشر تضعونھ عن رقابكم

75 //http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01040.html, diakses padatanggal 31 Oktober 2011

Page 88: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

73

Artinya: “Segerakanlah jenazah tersebut, sebab jika dia shaleh maka kalian telah mensegerakannya kepada kebaikan, namun jika selain itu, maka kalian telah melepaskan beban keburukan dari diri kalian” (Muttafaqun ”alaih).76

4.3 Deskripsi Data Penelitian dan Karakteristik Responden

4.3.1 Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner

secara langsung kepada responden yang berhasil ditemui. Kuesioner diperoleh

dengan cara peneliti menemui langsung responden dan memberikan kuesioner

untuk diisi oleh para responden yang merupakan pasien/keluarga pasien atau

bisa juga pengunjung Rumah Sakit Islam Pati. Pengumpulan data dilakukan

secara langsung dengan menemui responden, hal ini bertujuan agar lebih

efektif untuk meningkatkan respon rate responden dalam penelitian ini. Survey

dengan kuesioner dilakukan mulai tanggal 27 Oktober sampai dengan tanggal 2

November 2011 di RSI Pati dengan mengambil 70 responden. Adapun teknik

yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan

teknik purposive sampling yaitu sampling yang mengambil sampel dengan

karakteristik tertentu yang dianggap mampu dan lebih paham mengenai

permasalahan. Karena jumlah sampel yang didapat sebanyak 70 sampel,

dengan demikian syarat pengolahan data analisis SPSS dapat terpenuhi.

76Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Op Cit., h. 227

Page 89: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

74

4.3.2 Karakteristik Responden

Penyajian data karakteristik responden bertujuan agar dapat dilihat

profil dari data penelitian tersebut dan hubungan antar variabel yang digunakan

dalam penelitian. Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi

responden merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil

penelitian. Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik.

Karakteristik-karakteristik penelitian terdiri dari:

1. Umur Responden

Adapun data mengenai umur responden RSI Pati adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1

umur

12 17,1 17,1 17,116 22,9 22,9 40,017 24,3 24,3 64,320 28,6 28,6 92,9

5 7,1 7,1 100,070 100,0 100,0

15-1920-2930-3940-4950-59Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.1 memperlihatkan bahwa

pasien pasien/keluarga pasien/pengunjung RSI Pati yang diambil

sebagai responden sebagian besar berusia 40–49 tahun, yaitu sebanyak

20 responden atau 28.6 % dari jumlah sampel. Sedangkan yang

berumur kurang dari 19 (15-19) tahun terdapat12 responden, yang

berumur 20-29 tahun sebanyak 16 responden, yang berumur 30-39

Page 90: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

75

terdapat 17 responden, dan yang paling sedikit respondennya adalah

kelompok usia yang melebihi umur 50 (50-59) tahun.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar usia/umur responden yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

Grafik 4.1

Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011

2. Jenis Kelamin Responden

Adapun data mengenai jenis kelamin responden pasien RSI Pati

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

jenis kelamin

34 48,6 48,6 48,636 51,4 51,4 100,070 100,0 100,0

laki-lakiperempuanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 di atas, dapat diketahui

tentang jenis kelamin responden psien RSI Pati yang diambil sebagai

Page 91: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

76

responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah

perempuan, yaitu sebanyak 36 orang dengan presentase 51,4% dan

responden laki-laki sebanyak 34 orang atau 48,6%. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar dari pasien RSI Pati yang diambil

sebagai responden adalah perempuan.

Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden

yang dapat dilihat pada:

Grafik 4.2

Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011

3. Pendidikan Responden

Adapun data mengenai pendidikan responden pasien RSI Pati

adalah sebagai berikut:

Page 92: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

77

Tabel 4.3

pendidikan

47 67,1 67,1 67,112 17,1 17,1 84,311 15,7 15,7 100,070 100,0 100,0

SMA/MAS1LainnyaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan keterangan pada tabel di atas memperlihatkan

bahwa pasien RSI Pati yang diambil sebagai responden sebagian besar

berpendidikan SMA/MA sebanyak 67,1% yaitu 47 orang. Kemudian

untuk responden yang memiliki pendidikan sampai tingkat sarjana

hanya 12 orang, dan sisanya sebanyak 11 orang adalah selain

SMA/MA dan S1 yaitu kebanyakan dari Pondok Pesantren.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pendidikan responden RSI

Pati yang dapat dilihat pada:

Grafik 4.3

Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011

4. Pekerjaan Responden

Page 93: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

78

Adapun data mengenai pekerjaan responden pasien RSI Pati

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

pekerjaan

9 12,9 12,9 12,926 37,1 37,1 50,010 14,3 14,3 64,325 35,7 35,7 100,070 100,0 100,0

PNSPegawai SwastaWirausahaLainnyaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa

sebagian besar dari pekerjaan pasien RSI Pati yang diambil sebagai

responden adalah pegawai swasta, yaitu sebanyak 26 orang, sebagai

wirausaha terdapat 10 orang, yang berprofesi sebagai PNS hanya 9

orang, dan sisanya sebanyak 25 orang memiliki pekerjaan yang lain.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pekerjaan responden yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

Grafik 4.4

Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011

Page 94: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

79

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

4.4.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor atau

butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variabel. Hal ini dapat dilakukan

dengan uji signifikan yang membandingkan dengan untuk degree

of fredom (df) = n-k dalamhal ini n adalah jumlah sampel k adalah konstruk.

Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung

dibandingkan dengan tabel corelation produk moment untuk dk (Derajat

Kebebasan) = n-1 = 70-1 = 69 untuk alfa 5% adalah 0,235. Jika rhitung > rtabel

maka soal tesebut valid dan sebaliknya.

Tabel 4.5

Uji Validitas

Variabel Item Corrected item-total correlation (r hitung)

r tabel Keterangan

PS1 0.283 0.235 Valid PS2 0.423 0.235 Valid PS3 0.406 0.235 Valid PS4 0.561 0.235 Valid PS5 0.266 0.235 Valid PS6 0.393 0.235 Valid PS7 0.269 0.235 Valid PS8 0.380 0.235 Valid PS9 0.506 0.235 Valid

PS10 0.639 0.235 Valid PS11 0.394 0.235 Valid PS12 0.424 0.235 Valid PS13 0.362 0.235 Valid PS14 0.321 0.235 Valid PS15 0.397 0.235 Valid PS16 0.550 0.235 Valid PS17 0.411 0.235 Valid PS18 0.499 0.235 Valid PS19 0.554 0.235 Valid PS20 0.559 0.235 Valid

Prinsip-Prinsip

Syari’ah (X)

PS21 0.495 0.235 Valid

Page 95: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

80

PS22 0.588 0.235 Valid PS23 0.396 0.235 Valid PS24 0.604 0.235 Valid KP1 0.615 0.235 Valid KP2 0.737 0.235 Valid KP3 0.492 0.235 Valid KP4 0.330 0.235 Valid KP5 0.347 0.235 Valid KP6 0.554 0.235 Valid KP7 0.249 0.235 Valid

Keputusan Pasien

(Y)

KP8 0.400 0.235 Valid Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011

Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom Corrected Item-Total

Correlation dibandingkan dengan rtabel. Jadi semua soal dinyatakan valid dari

kedua variabel.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Untuk mengetahui soal tersebut reliabel

atau tidak dilihat pada nilai Alpha dicocokkan dengan nilai rtabel = 0,235,

apabila nilai Alpha lebih besar dari r tabel maka artinya signifikan atau reliabel

dan sebaliknya.

Tabel 4.6

Uji Reliabilitas

Variabel Reliability Coefficients Alpha Keterangan X Y

24 Item 82 Item

0.874 0.767

Reliable Reliable

Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011

Page 96: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

81

Dari kedua tabel uji reliabilitas di atas, menjelaskan bahwa variabel

prinsip-prinsip syari’ah menunjukkan nilai alpha sebesar 0,874 melebihi r

tabel, maka untuk variabel ini dinyatakan signifikan atau reliabel.

Sedangkan pada variabel keputusan pasien juga menunjukkan bahwa

nilai alpha melebihi nilai r tabel, yaitu sebesar 0,767. Sehingga variabel

keputusan pasien di atas dinyatakan signifikan atau reliabel.

4.5 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak, dapat dilakukan dengan uji normalitas. Untuk mengujinya digunakan

normal probability plot. Dengan deteksi melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan :

- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

- Jika data menyebar jauh garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

dan /atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

Page 97: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

82

Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai

berikut:

Grafik 4.5

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Dependent Variable: Keputusan Pasien

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal,

serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak

dipakai untuk prediksi Keputusan pasien berdasar masukan variabel independent-

nya.

4.6 Deskriptif Variabel Penelitian

4.6.1 Variabel Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah

Dalam variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah disini terdiri atas 8

indikator yaitu pelayanan yang Islami, pembagian perawat, penyediaan fasilitas

Page 98: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

83

ibadah, makanan dan minuman halal, busana karyawan, kebersihan dan

kesucian, bimbingan rohani, dan pemulasaran jenazah.

1. Indikator Pelayanan Islami

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator pelayanan yang Islami diwakili dengan 3 item pertanyaan,

dan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pelayanan Islami

SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

PS1 19 27.1 37 52.9 12 17.1 1 1.4 1 1.4 70 100 PS2 9 12.9 30 42.9 20 28.6 9 12.9 2 2.9 70 100 PS3 8 11.4 44 62.9 12 17.1 4 5.7 2 2.9 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.7 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator pelayanan Islami tergolong baik. Mayoritas

responden memberi jawaban setuju bahwa dalam rumah sakit Islam

memberikan pelayanan yang Islami dengan baik.

Sebanyak 27,15% item pertanyaan pertama dijawab responden

dengan sangat setuju, 52,9% menjawab setuju, 17,1% menjawab

netral dan satu responden saja yang menjawab tidak setuju dan sangat

tidak setuju. Sedangkan pada item pertanyaan kedua dijawab 12,9%

dengan sangat setuju, 42,9% menjawab setuju, 28,6 menjawab netral,

12,9% menjawab tidak setuju, dan 2,9% menjawab sangat tidak

setuju. Selanjutnya 11,4% menjawab sangat setuju pada item

Page 99: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

84

pertanyaan ketiga, 62,9% menjawab setuju, 17,1% menjawab netral,

5,7% dengan jawaban netral, dan 2,9% menjawab tidak setuju.

2. Indikator Pembagian Perawat

Pembagian perawat didefinisikan dengan memberikan

pelayanan kepada pasien oleh perawat atau dokter yang sesuai dengan

jenis kelaminnya. Dalam indikator pembagian perawat ini diwakili

dengan 3 item pertanyaan. Sedangkan hasil penelitiannya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pembagian Perawat

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

PS4 17 24.3 21 30.0 21 30.0 11 15.7 0 0 70 100

PS5 11 15.7 19 27.1 23 32.9 17 24.3 0 0 70 100

PS6 37 52.9 21 30.0 8 11.4 3 4.3 1 1.4 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden mengenai indikator pembagian perawat adalah baik jika

pihak rumah sakit memberlakukan prinsip syari’ah tersebut, namun

bisa dikatakan 30% responden bersikap netral terhadap indikator

tersebut.

Sebanyak 24,3% responden menjawab sangat setuju untuk item

pertanyaan keempat, 30% menjawab sangat setuju, 30% menjawab

netral, 15,7% dengan jawaban tidak setuju. Sedangkan untuk item

pertanyaan ke lima adalah 15,7% menjawab sangat setuju, 27,1%

Page 100: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

85

dengan jawaban sangat setuju, 32,9% menjawab netral, 24,3%

menjawab tidak setuju. Dan untuk pertanyaan ke enam 52,9 menjawab

sangat setuju, 30% menjawab setuju, 11,4% responden menjawab

tidak setuju, dan 1,4% menjawab sangat tidak setuju .

3. Indikator Fasilitas Ibadah

Dalam penelitian ini untuk indikator fasilitas ibadah diwakili

dengan 3 pertanyaan. Dan hasil penelitian tentang indikator tersebut

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Fasilitas Ibadah

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

PS7 21 30.0 26 37.1 18 25.7 4 5.7 1 1.4 70 100

PS8 39 55.7 23 32.9 6 8.6 1 1.4 1 1.4 70 100

PS9 34 48.6 24 34.3 11 15.7 1 1.4 0 0 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa

tanggapan responden mengenai indikator fasilitas ibadah adalah

sangat baik. Mayoritas responden memberikan jawaban sangat setuju

dan setuju bahwa di RSI Pati terdapat fasilitas ibadah yang baik.

Terdapat 30% jawaban sangat setuju pada item pertanyaan ke

tujuh, 37,1% menjawab setuju, 25,7% dengan jawaban netral, 1,4%

untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sedangkan pada

item pertanyaan ke delapan menjawab sebesar 55,7% sangat setuju,

32,9% untuk jawaban setuju, 8,6% menjawab netral, dan 1,4% untuk

Page 101: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

86

jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju sekali. Selanjutnya item

pertanyaan ke sembilan dijawab oleh responden dengan jawaban

48,6% dengan sangat setuju, 34.3% menjawab setuju, 15,7% untuk

jawaban netral dan tidak setuju sebesar 1,4%.

4. Indikator Makanan dan Minuman Halal

Definisi dari indikator makanan dan minuman halal adalah

kepastian pemberian makanan yang sehat dan sesuai cakupan gizi,

serta jaminan kepastian kehalalannya. Dan hasil penelitian untuk

indikator ini adalah:

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Makanan dan

Minuman Halal

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

PS10 11 15.7 37 52.9 19 27.1 3 4.3 0 0 70 100

PS11 16 22.9 31 44.3 22 31.4 1 1.4 0 0 70 100

PS12 17 24.3 36 21.4 15 21.4 2 2.9 0 0 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden mengenai indikator makanan dan minuman halal tergolong

baik karena mayoritas responden menjawab setuju.

Sebanyak 15,7% item pertanyaan ke sepuluh dijawab sangat

setuju, 52,9% responden menjawab setuju, 27,1% menjawab netral,

4,3% menjawab tidak setuju. Sedangkan untuk item pertanyaan ke

sebelas adalah 22,9% menjawab sangat setuju, 44,3% menjawab

Page 102: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

87

setuju, 31,4% menjawab netral, dan 11,4% menjawab tidak setuju.

Selanjutnya 24,3% responden menjawab sangat setuju pada item

pertanyaan ke dua belas, 21,4% menjawab setuju, 21,4% dengan

jawaban netral, dan jawaban tidak setuju sebesar 2,9%.

5. Indikator Busana Karyawan

Dalam penelitian ini untuk indikator busana karyawan diwakili

oleh 3 item pertanyaan yang membahas tentang busana yang menutup

aurat dan sesuai syari’at Islam. Dan hasilnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.11

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Busana Karyawan

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

PS13 39 55.7 22 31.4 8 11.4 1 1.4 0 0 70 100

PS14 12 17.1 24 34.3 26 37.1 6 8.6 2 2.9 70 100

PS15 33 47.1 25 35.7 10 14.3 1 1.4 1 1.4 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel4.10 dapat diketahui bahwa untuk indikator busana

karyawan dapat dikatakan sangat baik karena mayoritas responden

menjawab sangat setuju dan setuju.

Sebanyak 55,7% responden menjawab sangat setuju untuk item

pertanyaan ke tiga belas, 31,4% menjawab setuju, 11,4% menjawab

netral, 1,4% menjawab tidak setuju. Sedangkan untuk item pertanyaan

ke empat belas menjawab sangat setuju sebesar 17.1%, dan 34.3%

untuk jawaban setuju, 37,1% menjawab netral, 8,6% menjawab tidak

Page 103: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

88

setuju dan2,9% menjawab sangat tidak setuju, kemudian untuk item

pertanyaan ke lima belas adalah 47,1% responden menjawab sangat

setuju, 35,7% menjawab setuju, 14,3% dengan jawaban netral, dan

masing-masing 1,4% untuk jawaban tidak dan sangat tidak setuju.

6. Indikator Kebersihan dan Kesucian

Untuk indikator kebersihan dan kesucian dibatasi mengenai

jaminan kebersihan dan kesucian lingkungan rumah sakit di setiap

tempat dan ruangan. Dan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kebersihan dan Kesucian

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

PS16 12 17.1 38 54.3 16 22.9 2 2.9 2 2.9 70 100

PS17 11 15.7 20 28.6 29 41.4 9 12.9 1 1.4 70 100

PS18 28 40.0 25 35.7 11 15.7 5 7.1 1 1.4 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan hasil penelitian mengenai indikator kebersihan dan

kehalalan dapat diketahui bahwa responden memberi tanggapan yang

cukup baik untuk indikator ini karena banyak responden yang

menjawab netral dan tidak setuju.

Dengan jawaban 17,1% responden menjawab sangat setuju,

54,3% menjawab setuju, 22,9% menjawab netral, dan masing-masing

2,9% untuk jawaban tidak dan sangat tidak setuju untuk item

pertanyaan ke enam belas. Sedangkan 15,7% dijawab sangat setuju

untuk item pertanyaan ke tujuh belas, 28,6% dijawab setuju, 41,4%

Page 104: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

89

dijawab netral, 12,9% dijawab tidak setuju, 1,4% dengan jawaban

sangat tidak setuju. Selanjutnya 40% responden menjawab sangat

setuju, 35,7% menjawab setuju, 15,7% menjawab netral, 7,1% dengan

jawaban tidak setuju dan 1,4% menjawab sangat tidak setuju untuk

item pertanyaan ke delapan belas.

7. Indikator Bimbingan Rohani

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator bimbingan rohani dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Bimbingan Rohani

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

PS19 5 7.1 25 35.7 30 42.9 7 10.0 3 4.3 70 100

PS20 5 7.1 18 25.7 30 42.9 14 20.0 3 4.3 70 100

PS21 7 10.0 24 34.3 34 48.6 4 5.7 1 1.4 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan hasil penelitian mengenai indikator bimbingan

rohani tergolong cukup baik karena kurang lebih 42% dari responden

menjawab netral disetiap item pertanyaan.

Untuk item pertanyaan ke sembilan belas responden menjawab

7,1% dengan sangat setuju, 35,7% dengan jawaban setuju, 42,9%

dengan jawaban netral, 10% menjawab tidak setuju, 4,3% menjawab

sangat tidak setuju. Sedangkan 7,1% item pertanyaan ke dua puluh

dijawab sangat setuju, 25,7% dijawab setuju, 42,9% dijawab netral,

20% dijawab tidak setuju, 4,3% dijawab sangat tidak setuju.

Page 105: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

90

Selanjutnya 10% responden menjawab sangat setuju, 34,4%

menjawab setuju, 48,6% menjawab netral, 5,7% menjawab tidak

setuju, dan 1,4% menjawab santa tidak setuju untuk item pertanyaan

ke dua puluh satu.

8. Indikator Pemulasaran Jenazah

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai tata cara

penyelenggaraan jenazah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.14

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pemulasaran Jenazah

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

PS22 28 40.0 29 41.4 11 15.7 2 2.9 0 0 70 100

PS23 13 18.6 36 51.4 20 28.6 0 0 1 1.4 70 100

PS24 21 30.0 30 42.9 14 20.0 4 5.7 1 1.4 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.13 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden tentang indikator pemulasaran jenazah dikatakan sangat

baik karena mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju.

Sebanyak 40% responden menjawab sangat setuju pada item

pertanyaan ke dua puluh dua, 41,4% menjawab setuju, 15,7%

menjawab netral, 2,9% menjawab tidak setuju. Sedangkan 18,6%

responden menjawab sangat setuju, 51,4% menjawab setuju, 28,6

menjawab netral, 1,4% menjawab tidak sangat tidak setuju untuk item

pertanyaan ke dua puluh tiga. Dan selanjutnya sebanyak 30% item

pertanyaan ke dua puluh empat dijawab sangat setuju, 42,9% dijawab

Page 106: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

91

setuju, 20% dijawab netral, 5,7% dijawab tidak setuju dan 1,4%

sangat tidak setuju.

4.6.2 Variabel Keputusan Pasien

Dalam variabel keputusan pasien dalam mengambil keputusan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor

sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis.

1. Indikator Faktor Budaya

Hasil penelitian mengenai pengaruh faktor budaya dalam

mengambil keputusan pasien dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Faktor Budaya

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

KP1 7 10.0 20 28.6 26 37.1 9 12.9 8 11.4 70 100

KP2 14 20.0 28 40.0 20 28.6 5 7.1 3 4.3 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa faktor budaya

cukup berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pasien dalam

memilih pelayanan kesehatan.

Pada item pertanyaan ke satu untuk variabel keputusan pasien

dijawab 10% sangat setuju, 28,6% dijawab setuju, 37,1% dijawab

netral, 12,9% dijawab tidak setuju, 11,4% dijawab sangat tidak setuju.

Sedangkan 20% item pertanyaan ke dua dijawab sangat setuju, 40%

Page 107: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

92

dijawab setuju, 28,6% dijawab netral, 7,1% dijawab tidak setuju, dan

4,3% dijawab sangat tidak setuju.

2. Indikator Faktor Sosial

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

pengaruh faktor sosial dalam mengambil keputusan dapat dilihat

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Faktor Sosial

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

KP3 13 18.6 27 38.6 21 30.0 8 11.4 1 1.4 70 100

KP4 14 20.0 32 45.7 21 30.0 3 4.3 0 0 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa faktor sosial

cukup mempengaruhi responden terhadap pengambilan keputusan

dalam memilih pelayanan kesehatan.

Sebesar 18,6% pertanyaan item ke tiga pada variabel keputusan

pasien dijawab responden dengan sangat setuju, 38,6% dengan setuju,

30% dengan jawaban netral, 11,4% dengan jawaban tidak setuju, dan

1,4% dijawab sangat tidak setuju. Sedangkan 20% responden

menjawab sangat setuju pada item pertanyaan ke empat, 45.7%

menjawab setuju, 30,0% menjawab netral, dan 4,3% menjawab tidak

setuju.

Page 108: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

93

3. Indikator Faktor Pribadi

Hasil penelitian mengenai indikator faktor pribadi dalam

pengambilan keputusan pasien dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.17

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Faktor Pribadi

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

KP5 8 11.4 40 57.1 14 20.0 7 10.0 1 1.4 70 100

KP6 11 15.7 20 28.6 25 35.7 8 11.4 6 8.6 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator faktor pribadi

berpengaruh terhadap responden dalam memilih pelayanan kesehatan.

Pada item pertanyaan ke lima pada variabel keputusan pasien

dijawab 11,4% dengan sangat setuju oleh responden, 57,1 dijawab

setuju, 20% dijawab netral, 10% dijawab tidak setuju, 1,4% dengan

jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan pada item pertanyaan ke enam

adalah 15,7% responden menjawab sangat setuju, 28,6% menjawab

setuju, 35,7% menjawab netral, 11,4% menjawab dengan jawaban

tidak setuju, dan 8,6% dengan sangat tidak setuju.

4. Indikator Faktor Psikologis

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator faktor psikologis dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai

berikut:

Page 109: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

94

Tabel 4.18

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Faktor Psikologis

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

KP7 12 17.1 26 37.1 26 37.1 5 7.1 1 1.4 70 100

KP8 9 12.9 36 51.4 22 31.4 3 4.3 0 0 70 100

Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa indikator

faktor pribadi bisa dikatakan berpengaruh terhadap responden dalam

mengambil keputusan.

Sebanyak 17,1% responden menjawab sangat setuju, 37,1%

menjawab setuju, 37,1 menjawab netral, 7,1% menjawab tidak setuju,

1,4% menjawab sangat tidak setuju pada item pertanyaan ke tujuh

untuk variabel keputusan pasien. Sedangkan 12,9% responden

menjawab sangat setuju, 51,4% menjawab setuju, 31,45 menjawab

netral, dan 4,3%menjawab tidak setuju pada item pertanyaan terakhir.

4.7 Hasil Analisis dan Uji Hipotesis

4.7.1 Analisis Regresi Sederhana

Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini digunakan

analisis regresi yang digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh yang

signifikan pada prinsip-prinsip syari’ah Islam terhadap keputusan pasien.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persamaan garis regresi

yaitu:

Y= a + bX

Page 110: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

95

Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah untuk

variabel bebas = 0,173 dengan konstanta sebesar 12,659 sehingga persamaan

regresi yang diperoleh adalah:

Y = 12,659 + 0,173X

Dimana:

Y= variabel keputusan pasien

X = variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah

1. Nilai konstanta (Y) sebesar 12,659, artinya jika variabel penerapan

prinsip-prinsip syari’ah (X) nilainya adalah 0 (nol), maka keputusan pasien

adalah 12,659.

2. Koefisien regresi penerapan prinsip-prinsip syari’ah (X) dari perhitungan

linier sederhana didapat nilai koefisien (b) = 0,173 yang menyatakan

bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1,- penerapan prinsip-prinsip

syariah akan meningkatkan Keputusan pasien sebesar 0,173.

4.7.2 Hasil Uji t atau Uji Parsial

Untuk menguji pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap

keputusan pasien digunakan uji statistik t (uji t). apabila nilai t hitung > nilai t

tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya. Hasil uji t pada

variabel prinsip-prinsip syari’ah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 111: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

96

Tabel 4.19

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficientsa

12,659 4,144 3,055 ,003,173 ,044 ,427 3,898 ,000

(Constant)Prinsip-prinsip Syariah

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keputusan Pasiena.

Sumber Data: Output yang diolah, 2011

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa uji hipotesis memperoleh

hasil uji t hitung sebesar 3,898 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Nilai

signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dengan demikian Ho

ditolak dan menerima H1. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan antara penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien

di RSI Pati.

4.7.3 Koefisien Determinasi

Analisa koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar nilai prosentase kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari

hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien sebagai berikut:

Tabel 4.20

Model Summary b

,427a ,183 ,171 3,78888Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Prinsip-prinsip Syariaha.

Dependent Variable: Keputusan Pasienb.

Sumber Data: Output yang diolah SPSS, 2011

Page 112: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

97

Dari tabel di atas diketahui bahwa angka R sebesar 0,427 munujukkan

bahwa korelasi/hubungan antara Keputusan pasien dengan variabel

independen lainya adalah lemah, karena berada dibawah 0,5. Sedangkan angka

R square atau Koefisien Determinasi adalah 0,183 (berasal dari 0,427 x 0,427).

Hal ini berarti 18,3% variasi dari Keputusan pasien bisa dijelaskan oleh variasi

dari variabel independent. Sedangkan sisanya (100% - 18,3% = 81,7%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

4.8 Pembahasan

Pembahasan disini menguraikan fakta-fakta lapangan yang sudah

diuraikan di atas kaitannya dengan menjawab rumusan masalah pertama

bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip syari’ah pada Rumah Sakit Islam Pati,

serta “Bagaimanakah pengaruh penerapan prinsip-prinsip terhadap keputusan

pasien memilih pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Pati”.

Melihat penilaian deskriptif kantitatif penerapan prinsip-prinsip syari’ah

sebagai variabel independen dan keputusan pasien sebagai variabel dependen

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bahwa berdasarkan pada nilai koefisien regresi sederhana yang telah

diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk variabel

penerapan prinsip-prinsip syari’ah dengan variabel terikat keputusan pasien

adalah 0,173 dengan konstanta sebesar 12,659. Persamaan regresi yang diperoleh

dari penelitian ini adalah Y= 12,659 + 0,173X. dari persamaan regresi tersebut

diketahui bahwa parameter koefisien regresi untuk variabel penerapan prinsip-

Page 113: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

98

prinsip syari’ah adalah positif terhadap terhadap keputusan pasien memilih

pelayanan kesehatan di RSI Pati.

Dalam upaya mengidentifikasi seberapa jauh pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependennya, perlu melihat dari koefisien

determinasi. Sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya, bahwa nilai R adalah

sebesar 0,183, yang artinya besar pengaruh variabel independen (penerapan

prinsip-prinsip syari’ah) terhadap variabel dependen (keputusan pasien) adalah

0,183. Hal ini berarti 18,3% variabel keputusan pasien dijelaskan oleh variabel

independen penerapan prinsip-prinsip syari’ah. Sedangkan sisanya 81,7%

dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak dilteliti dalam penelitian ini.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan dan tidaknya hasil penelitian ini,

perlu menunjukkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, diketahui dari

hasil uji hipotesis parsial menunjukkan bahwa angka t hitung adalah 3,898 dengan

nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 5% (0,05), artinya bahwa variabel X

yaitu penerapan prinsip-prinsip syari’ah berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel Y yaitu keputusan pasien.

Melihat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara

variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien di rumah

sakit Islam, maka seyogyanya pihak rumah sakit Islam Pati perlu adanya suatu

perhatian tersendiri terhadap penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang sesuai

dengan tuntunan ajaran Islam, yang mengedepankan nilai-nilai kemashlahatan

bersama dengan tetap menegakkan syari’at Islam dengan Al Qur’an dan Hadits

sebagai pedoman dalam menjalankan segala perkara yang ada di dunia ini. Dan

Page 114: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

99

meskipun pengaruhnya tidak begitu besar, jika variabel independennya

ditingkatkan maka akan meningkatkan juga variabel dependennya yaitu keputusan

pasien dalam memilih pelayanan kesehatan di RSI Pati.

Dan kaitannya dengan variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah masih

banyak ditanggapi responden dengan sikap yang netral. Hal ini dikarenakan masih

kurangnya bentuk realisasi prinsip syari’ah di bidang kesehatan yang diberikan

dengan pelayanan yang ala kadarnya, seperti kurangnya frekuensi pemutaran

kaset bacaan Al Qur’an yang dirasa masih jarang oleh pasien. Contoh lain lagi

adalah masih terdapat pasien yang ditangani oleh perawat yang beda jenis

kelaminnya karena diakibatkan kurangnya Sumber Daya Manusia yang tersedia.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa rumah sakit Islam merupakan

rumah sakit yang menjalankan kegiatan pelayanan kesehatannya termasuk

kegiatan operasionalnya dengan berpedoman pada ketentuan syari’at yang sudah

ditentukan dalam ajaran Islam berdasarkan pada Al Qur’an dan Hadits. Rumah

sakit Islam tetap berusaha menerapkan beberapa prinsip-prinsip syari’ah yang

sudah terurai sebelumnya, seperti memberikan pelayanan tanpa adanya perbedaan

kepada masing-masing pasien dengan sabar, ikhlas, ramah dan sopan, tetap

menjaga aurat pasien dengan penanganan pasien sesuai jenis kelamin, jaminan

kenyamanan ruangan dengan kebersihan dan kesucian, dan sebagainya sesuai

dengan perintah yang dianjurkan dengan analisis-analisisnya yang sudah

dijelaskan di depan.

Karena dalam mencari kemashlahatan manusia secara bersama harus

diambil jalan yang terbaik dulu, yaitu jalan yang dianjurkan oleh agama Islam

Page 115: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

100

agar kedua atau semua pihak sama-sama tidak merasa dirugikan dan tetap terjaga

keselamatan baik jiwa dan raga mereka.

Akan tetapi melihat keadaan yang sedemikian, mengingat bahwa masih

kurangnya Sumber Daya Manusia yang mampu menjalankan prinsip syari’ah

tersebut dan terbatasnya SDM yang mampu menangani masalah kesehatan,

menjadikan rumah sakit Islam diperbolehkan menjalankan prinsip tersebut sebatas

kemampuan yang dimiliki, seperti yang tercantum dalam QS. Al Baqarah ayat

286, bahwa Allah tidak membebani manusia kecuali sebatas kemampuannya. Dan

sebagai contoh dalam agama Islam melarang berobat kepada dokter yang tidak

sesuai dengan muhrimnya, kecuali jika tidak ditemukan maka diperbolehkan

berobat kepada selain muhrim dengan sekadarnya saja. Contoh yang lain adalah

dilarang memakan makanan yang haram kecuali dalam keadaan yang terpaksa,

sehingga menghalalkan manusia memakannya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa

Islam masih memberikan kemudahan kepada umatnya dalam menjalankan

kehidupan di dunia ini.

Page 116: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

101

BAB V

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat penulis

simpulkan bahwa:

1. Prinsip-prinsip syari’ah yang diterapkan oleh rumah Sakit Islam sudah bisa

dikatakan sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam, akan tetapi

pelaksanaannya belum dijalankan secara maksimal, melihat hasil dari

penelitian ini yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip syari’ah hanya

memiliki pengaruh yang lemah terhadap keputusan pasien.

2. Variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan pasien dalam memilih pelayanan kesehatan

di RSI Pati. Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil perhitungan secara

parsial menunjukkan t hitung 3,898 dengan nilai signifikan 0,000 dibawah

5% (0,05) yang berarti penerapan prinsip syari’ah mempunyai andil.

3. Dari hasil analisis koefisien determinasi adalah sebesar 0,183, artinya

bahwa variabel keputusan pasien dipengaruhi oleh penerapan prinsip-

prinsip syari’ah sebesar 18,3%. Sedangkan sisanya sebesar 81,7%

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.

4. Berdasarkan analisis regresi linear sederhana diperoleh koefisien variabel

bebas sebesar 0,173 dan konstanta sebesar 12,659 sehingga model

persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 12,659 + 0,173 X. dan jika

pada variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah dinaikkan satu tingkat

Page 117: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

102

maka pengaruhnya juga kan bertambah satu tingkat terhadap keputusan

pasien.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka

penulis memberikan saran sebagi berikut:

a. Bagi RSI Pati

Bagi RSI Pati diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan

penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang dimiliki secara maksimal, seperti

melengkapi SDM yang sesuai dengan bidangnya, meningkatkan kwalitas

karyawan baik dari sisi keilmuan kesehatan maupun keilmuan keagamaan

Islam, meningkatkan saran dan pra sarana, melengkapi pelayanan yang

dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman.

b. Bagi Peneliti Selanjtnya

Untuk peneliti berikutnya diharapkan bisa menambah variabel yang

lainnya. Sebab variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang peneliti

gunakan sebagai variabel bebas hanya memiliki kontribusi 18,3%

mempengaruhi keputusan pasien, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

faktor-faktor lainnya.

5.3 Penutup

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

dengan rahmat dan hidayat-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH

Page 118: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

103

TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN DALAM MEMILIH PELAYANAN

KESEHATAN DI RSI PATI”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada

Baginda Rasulullah SAW yang membimbing kita dari zaman kebodohan ke

zaman yang penuh ilmu.

Meskipun penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan dan tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan

karena keterbatasan yang ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak

untuk kebaikan bersama.

Akhirnya dengan memanjatkan do’a mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan bagi diri penulis sendiri. Selain itu juga mampu

memberikan hasanah ilmu yang positif bagi keilmuan Ekonomi Islam.

Page 119: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafidz, Ahsin W., Fikih Kesehatan, Jakarta: AMZAH, 2007

Arifin, Johan, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail, 2007

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993

Aryanto, Doddy, Personal Selling dan Keputusan Membeli Nasabah Asuransi di PT. Fadent Mahkota Sahid Medan, Skripsi S1 Universitas Sumatera Utara, 2001

Aziz, Abdul, Abdul Wahab, Fiqh Ibadah, Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, Jakarta: Amzah, 2009

Djazuli, A., Kaidah-Kaidah Fikih,Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana, 2007

Fauroni, R. Lukman, Etika Bisnis dalam Al Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006

Gunara, Thorik & Utus Hadiono Sudibyo, Marketing Muhammad saw, Bandung: PT. Karya Kita, 2007

Hasan Kasule, Omar, Guru besar Epidemologi dan Kedokteran Islam Universitas Brunei, Makalah Seminar Pengobatan Ilmiah dan Islam di Universitas Diponegoro Semarang

Ismah, Siti, Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Muslim dalam Melakukan Pembelian di Alfamart Ngaliyan Semarang, Skripsi S1 pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2011

Jumantoro, Totok, Samsul Munir Amin, Kamus Ushul Fikih, Jakarta: Penerbit Amzah, 2005

Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Adipura, 2000

Masyhuri, Aziz, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama (kesatu-1926 s/d kedua puluh Sembilan 1994), Surabaya: Dinamika Perss, 1997

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991

Page 120: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

Mowen, Hansen, Management Accounting (Akuntansi Manajemen),Jakarta: Salemba Empat, 2005

Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif¸ Jakarta: Rajawali Pers, 2008

Muflih, Muhammad, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006

Prasetijo, Ristiyanti & John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Andi, 2004

Profil YKMNU RSI Pati, Pati, 2010

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2003

Rustiyanto, Ery, Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010

Santosa, Budi Sambutan Direktur RSUD Tugurejo Semarang, Bimbingan Rohani Bagi Pasien, Semarang: LBKI Laboratorium Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2005

Sari, Irine Diana, Manajemen Pemasaran Rumah Sakit, Yogyakarta, Nuha Medika, 2008

Senja, Ratu aprilia, Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Revisi, Semarang: Difa Publisher, 2008

Setiadi, Nugroho J., Perilaku Konsumen, Jakarta: Kencana, 2003

Sevilla, Consuelo G., dkk., Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993

Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk dialihbahasakan oleh Zoelkifli Kasip, Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. INDEKS, 2008

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005

Tjiptono, Fandy, Prinsip-prisip Total Quality Service, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002

Tim Misykat, 4 Langkah Mengurus Jenazah, Jakarta: Misykat, 2003

Tim Penyusun, Jurnal RSI Pati, Pati, 2010

Page 121: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

Undang-undang Kesehatan Rumah Sakit tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2007

Warits, Abdul, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penerapan Prinsip-PrinsipSyari’ah Terhadap Minat Konsumen Hotel Syari’ah (Studi Kasus pada Hotel Graha Agung Semarang), Skripsi S1 pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2009

Harian Republika terbit pada Tanggal 18 Maret 2008, Http: //www.republika.co.id/berita/asal-mula-rumah-sakit-dalam-sejarah-islam, diakses pada 23 Mei 2011

Http://books.google.co.id. diakses pada tanggal 25 Mei 2011,.Irfan Amalee, Islam for Kids, Bandung: Mizan, 2006

Http://books.google.co.id. diakses pada tanggal 25 Mei 2011, Philip K. Hitti, History of the Arabs, Jakarta: Serambi Ilmu Semsta, 2005

Http://books.google.co.id. diakses pada tanggal 25 Mei 2011, Syaifuddin Al Indunisi, Ensiklopedia Anak Muslim – Temuan yang Mengubah Dunia, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Http://www.wattpad.com/443013-telaah-kritis-atas-doktrin-faham-salafi-wahabi-6?p=18, diakses pada tanggal 13 Oktober 2011.

Http://El.Ibbien.Com/Index.Php/Kajian-Fiqh/72-Tata-Cara-Merawat-Jenazah, diakses pada tanggal 31 Oktober 2011

http://www.mail-rchive.com/[email protected]/msg01040.html, diakses pada tanggal 31 Oktober 2011

Http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20seminar%20pengobatan%20ilmiah%20dan%20islam, diakses pada tanggal 31 Agustus 2011.

Page 122: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

Hal : Permohonan Pengisian Angket Lampiran : Satu Berkas

Yth. Bapak / Ibu / Sdr/i Pasien / Pengunjung

Rumah Sakit Islam Pati di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sehubungan dengan proses penyelesaian karya ilmiah (skripsi)

saya pada jurusan Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Walisongo Semarang dengan judul Pengaruh Penerapan Prinsip-

Prinsip Syari’ah Terhadap Keputusan Konsumen Memilih

Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam

Pati), saya:

Nama : Nur Iza Kholida

NIM : 072411051

Jurusan: Ekonomi Islam

Memohon dengan hormat kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari

Pasien/Pengunjung RSI Pati untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

Peran serta Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari sangat bermanfaat bagi

keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan.

Atas bantuan dan kerjasama Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari dalam

menjawab pertanyaan/ pernyataan pada kuesioner ini, penulis sampaikan

terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, Oktober 2011

Hormat Saya,

NUR IZA KHOLIDA

NIM : 072411051

Page 123: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

ANGKET PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH TERHADAP

KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN

(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Pati)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari untuk

menjawab pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ( √ ):

1. Nama : ………………………………..

2. Alamat : ………………………………..

3. Usia : 1 < 20 th 2 20-29 th

3 30-39 th 4 40-49 th

5 > 50 th

4. Jenis Kelamin : 1 Laki-laki 2 Perempuan

5. Pendidikan : 1 SD/MI 2 SMP/MTs

3 SMA/MA 4 S1

5 Lainnya, (PonPes)……..

6. Pekerjaan/Profesi : 1 PNS 2 Pegawai Swasta

3 Wirausaha 4 Lainnya,………

Tanda Tangan

Page 124: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Berilah tanda silang ( √ ) pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/I

anggap sesuai, dengan alternative jawaban sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setujui

2. Lembar angket ini semata-mata bertujuan untuk memperoleh data

sebagai bahan skripsi tentang Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip

Syari’ah terhadap Keputusan Konsumen Memilih Pelayanan Kesehatan

(Studi Kasus Rumah Sakit Islam Pati).

3. Mengenai jawaban yang diberikan, akan dijaga kerahasiaannya.

III. PERTANYAAN

A. Penerapan Prinsip-prinsip Syari’ah

No Pertanyaan/pernyataan SS S N TS STS

1 RSI Pati memberikan pelayanan dan

perhatian kepada setiappasien/pelanggan

tanpa memandang status.

2 Keluhan pasien dapat ditanggapi dengan

cepat dan tepat oleh para dokter/perawat.

3 Dokter/perawat/karyawan di RSI Pati

memberikan pelayanan yang sopan dan

ramah.

4 Pasien ditangani oleh perawat yang

sesuai dengan muhrimnya (pasien wanita

oleh perawat wanita, begitu juga pria).

Page 125: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

5 Pasien ditangani oleh dokter sesuai

muhrimnya.

6 Pasien ditangani oleh dokter sesuai

spesialis masing-masing sesuai harapan

anda.

7 Fasilitas ibadah baik peralatan shalat

ataupun Al Qur’an disediakan di setiap

ruangan untuk para pasien.

8 Pada RSI Pati terdapat tempat ibadah

(musholla/masjid) yang memadai.

9 Pada RSI Pati selain terdapat tempat

ibadah, juga dilengkapi dengan tempat

wudlu yang baik.

10 Pasien di RSI Pati mendapatkan

makanan dan minuman yang sesuai gizi

yang sedang dibutuhkan.

11 Pasien di RSI Pati memperoleh makanan

dan minuman yang terjamin

kehalalannya.

12 Pada RSI Pati terdapat fasilitas kantin

yang menyediakan makanan dan

minuman yang tidak bertentangan dengan

agama Islam.

13 Semua dokter/perawat/karyawan RSI Pati

mengenakan busana yang sesuai syar’ah.

14 Semua dokter/perawat/karyawan RSI Pati

memakai busana yang menutup aurat.

15 Tidak ada dokter/perawat/karyawati yang

berbusana minim (ketat).

Page 126: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

16 Lingkungan di RSI Pati selalu terjaga

kebersihan di setiap tempat dan

ruangannya.

17 kebersihan di lingkungan RSI Pati sudah

tentu terjamin kesuciannya.

18 Karyawan bagian pembersihan (cleaning

service) selalu tanggap terhadap

kebersihan di RSI Pati.

19 RSI Pati memberikan layanan bimbingan

rohani bagi para pasiennya.

20 Pada RSI Pati terdapat pemutaran kaset

bacaan Al Qur’an sebagai bentuk

bimbingan rohani.

21 RSI Pati juga terdapat pelayanan

bimbingan sakaratul maut bagi

pasien/keluarga pasien yang

menginginkan.

22 Pelayanan pemulasaran jenazah terdapat

pada RSI Pati.

23 Pelayanan pemulasaran jenazah diberikan

sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak

keluarga pasien yang meninggal.

24 Pemulasaran jenazah di RSI Pati sudah

sesuai dengan ketentuan syari’at Islam.

B. Keputusan Memilih Pelayanan

No Pertanyaan/pernyataan SS S N TS STS

25 Saya memilih pelayanan kesehatan di

RSI Pati karena dipengaruhi oleh tradisi

masyarakat setempat.

Page 127: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

26 Tingkat pendapatan saya mempengaruhi

pengambilan keputusan saya

dalammemilih RSI ini.

27 Saya memilih pelayanan kesehatan

(berobat) di RSI Pati dipengaruhi oleh

teman, rekan kerja dan keluarga.

28 Menurut pengamatan saya, mayoritas

yang berobat di RSI Pati adalah kelas

menengah.

29 Saya memilih RSI Pati karena jasa

pelayanan yang disediakan sudah

lengkap.

30 RSI Pati menyediakan jasa/pelayanan

yang sesuai dengan kebutuhan dan

kenyamanan saya (sesuai prinsip

syari’ah).

31 Saya berobat di RSI Pati termotivasi oleh

jasa yang lengkap dan harga yang

standar.

32 Saya tertarik pada pelayanan dengan

prinsip syar’ah yang ditawarkan oleh RSI

Pati

Page 128: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

LAMPIRAN

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI'AH KEPUTUSAN PASIEN NO

PS1 PS2 PS3 PS4 PS5 PS6 PS7 PS8 PS9 PS10 PS11 PS12 PS13 PS14 PS15 PS16 PS17 PS18 PS19 PS20 PS21 PS22 PS23 PS24 KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8

1 3 4 4 3 2 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 3 3 4 5 3 4 2 3 4 4 4 5 3 4

2 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 2 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4

3 4 3 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 3 2 4 5 4 5 2 3 3 4 4 5 3 5

4 4 4 4 4 2 3 4 5 4 3 3 3 5 5 5 3 3 5 3 4 3 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 3

5 4 4 4 2 2 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4

6 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 5 3 4 5 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 5 5 3 3 4 5 3

7 4 3 3 4 4 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5

8 3 2 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4

9 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 4 4 5 3 3 5 2 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5

11 5 5 4 4 3 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 5 3 5 4 2 2 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3

12 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4

13 4 4 3 4 2 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 2 2 3 5 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4

14 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 4

15 4 3 4 2 3 4 3 5 4 2 3 2 3 5 4 2 2 4 3 2 3 2 3 4 1 3 1 5 4 3 4 2

16 3 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 3 5 4 3

17 3 3 4 5 4 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 3 5 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 2 3 3 3 4 5 3 5

19 5 4 4 5 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5

20 3 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4

21 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 3 4 3 3 4

22 1 2 2 2 5 5 4 3 5 3 4 5 5 5 5 1 3 5 1 1 1 3 3 3 5 4 3 1 1 3 3 3

23 3 3 3 3 3 3 4 2 5 3 3 3 3 5 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 3 2 2 2 4

24 4 4 4 3 3 5 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 5 4 5 4 2

25 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5

Page 129: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

26 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 3 4 5 3 4

27 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3

28 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 2 3 3 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4

29 3 3 4 2 2 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 2 2 3 2 2 3 3 5 2 4 4 4 3 2 5 3 3

30 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 2 3 3 5 3 4 4 5

31 5 4 1 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 2 1 3

32 5 5 5 4 3 5 4 5 2 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 3 4 4

33 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

34 4 2 4 3 2 5 4 5 4 3 3 3 5 5 4 3 3 2 3 2 4 5 4 3 3 4 4 5 3 3 4 3

35 5 1 1 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 2 1 1 1 3 2 2 2 4 2 3 3 2 4 5 5 2 4

36 4 4 3 4 3 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4

37 5 1 3 4 5 2 4 3 5 2 4 2 3 5 1 4 5 5 4 3 5 3 1 1 2 4 5 5 4 4 3 5

38 5 4 3 2 3 5 3 4 4 4 5 3 5 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4

39 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3

40 5 4 5 4 3 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 3 4

41 3 4 4 3 2 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4

42 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 3 4 4 5 4 4 2 3 4 4 4 4

43 4 4 3 5 3 5 3 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 3 4 4 5 3

44 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 3 3

45 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 4

46 4 3 3 3 3 2 3 5 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4

47 5 4 2 4 2 1 4 3 5 3 2 4 2 4 3 4 2 3 2 3 2 4 3 2 1 3 3 5 4 4 4 2

48 3 3 2 2 2 5 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3

49 5 5 4 5 4 5 1 1 4 3 3 4 5 5 4 3 2 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5

50 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 4

51 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3

52 4 3 4 4 4 3 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4

53 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 2 5 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 4

Page 130: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

54 5 3 5 4 2 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 2 3 2 2 3 4 4 5 2 2 2 4 4 5 2 4

55 4 2 4 4 4 5 4 4 4 2 3 4 5 5 5 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 5 5 3 5 4 5 4

56 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3

57 4 2 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 5 4 1 1 2 5 2 5 4 3

58 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 3 5 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4

59 4 4 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 3

60 5 3 4 5 4 2 3 5 3 4 3 5 3 5 3 4 5 3 5 3 4 5 3 5 1 3 5 5 3 4 2 4

61 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 1 3 5 4 4 1 2 3 4 3 4 3 4

62 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 4 3

63 2 2 4 3 3 4 2 5 5 3 3 3 5 5 4 4 3 4 3 2 3 5 3 5 3 3 3 3 4 4 3 4

64 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3

65 4 2 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 3 3 4 5 4 1 1 2 3 2 5 4 3

66 4 3 4 3 2 5 4 5 4 3 3 3 5 5 4 4 2 3 1 1 3 5 5 5 2 3 4 4 4 4 4 4

67 3 2 2 2 2 3 4 4 4 3 3 4 5 5 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 4

68 4 3 4 2 2 3 3 3 5 4 3 3 4 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3

69 4 2 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 3 3 4 5 4 1 1 2 3 2 5 4 5

70 4 3 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 5 5 4 1 2 3 4 4 3 1 2 2 4 2 3 3 4

Page 131: PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl...PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur iza Kholida

Tempat Tanggal Lahir: Pati, 2 Maret 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Ds. Pakis RT.03 RW.03 Kec. Tayu Kab. Pati

Jenjang Pendidikan :

- TK Raudlathul Athfal Tahun 1991-1992

- SDN Pakis 01 Tahun 1993-1999

- Madrasah Diniyah Tahun 1999-2000

- MTs PIR Pakis Tahun 2000-2003

- SMAN 1 Tayu Tahun 2003-2006

- Fakultas Syari’ah Tahun 2007-sekarang

IAIN Walisongo Semarang

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, November 2011

Nur Iza Kholida