PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN...

12
247 PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA BANK DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Sensus Pada Bank Umum di Wilayah Kota Banda Aceh) Zulkarnaini ([email protected]) Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRACT This reaserach aims to know the relationship and effect of implementation of internal business process improvement and corporate social responsibility toward bank performance based on balanced scorecard at Banks in Banda Aceh. The data collection method is obtained through questionaires for 23 Banks. The respondents are 6 staffs who include for the middle to top management and influence the decision, so the respondents are 138. Test of hypothesis is used by using the statistic model of path analysis. The result indicates that internal business process improvement has significantly effects toward the corporate social responsibility, it means that the corporate social responsibility will be better when business process has been well done. Additionally, internal business process improvement has the indirectly relationship through the corporate social responsibility to support the performance based on the balanced scorecard. Simultaneously, internal business process improvement and corporate social responsibility has significantly effect toward bank performance based on balanced scorecard at Banks in Banda Aceh. Partially, both internal business process improvement and corporate social responsibility has significantly effect toward bank performance based on balanced scorecard at Banks in Banda Aceh. Keywords: Internal Business Process Improvement, Corporate Social Responsibility, Bank Performance, Balanced Scorecard PENDAHULUAN Dampak persaingan bisnis yang cukup kompetitif telah menuntut manajemen harus mampu dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada baik melalui pengetahuan maupun dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki, guna mempertahankan kelangsungan bisnis serta pencapaian tujuan perusahaan. Hampir di seluruh dunia fenomena ini semakin memberikan peluang maupun ancaman sehingga perlu usaha-usaha tertentu dari pihak manajemen untuk terus melakukan pembenahan dan inovasi dalam setiap keputusan. Hal ini harus terus diimplementasikan dengan membuka akses seluas-luasnya dan mampu menjawab seluruh tantangan yang muncul baik dari sisi internal maupun eksternal perusahan, tidak terkecuali pada setiap jenis bisnis usaha. Melihat perkembangan ekonomi yang terus bergerak saat ini, maka jenis bisnis jasa perbankan mendapat porsi yang sangat besar dan cukup signifikan mempengaruhi sektor keuangan dunia. Jenis sektor bisnis ini mampu melibatkan banyak pihak didalamnya dan bahkan mampu mempengaruhi seluruh komponen masyarakat yang selalu membutuhkan jenis bisnis ini untuk dijadikan sebagai wadah atau sarana dalam mempercepat proses bisnis mereka. Lebih jauh lagi lembaga keuangan ini menurut Sinungan (2000) mampu memainkan peranan yang amat strategi dalam menggerakan roda perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak yang saling membutuhkan dana dalam bisnis ataupun usaha tertentu. Terlaksananya fungsi bank tersebut akan mempercepat proses kegiatan ekonomi pada suatu negara yang berdampak terhadap percepatan pembangunannya. Melihat pentingnya posisi perbankan saat ini, maka sudah selayaknya bisnis ini harus melalukan berbagai upaya yang mampu meningkatkan keberadaannya baik dalam Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 4, No. 3, November 2012

Transcript of PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

247

PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN TANGGUNG

JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA BANK DENGAN PENDEKATAN

BALANCED SCORECARD

(Sensus Pada Bank Umum di Wilayah Kota Banda Aceh)

Zulkarnaini

([email protected])

Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe

ABSTRACT

This reaserach aims to know the relationship and effect of implementation of internal

business process improvement and corporate social responsibility toward bank performance based

on balanced scorecard at Banks in Banda Aceh. The data collection method is obtained through

questionaires for 23 Banks. The respondents are 6 staffs who include for the middle to top

management and influence the decision, so the respondents are 138. Test of hypothesis is used by

using the statistic model of path analysis.

The result indicates that internal business process improvement has significantly effects

toward the corporate social responsibility, it means that the corporate social responsibility will be

better when business process has been well done. Additionally, internal business process

improvement has the indirectly relationship through the corporate social responsibility to support

the performance based on the balanced scorecard.

Simultaneously, internal business process improvement and corporate social responsibility has

significantly effect toward bank performance based on balanced scorecard at Banks in Banda Aceh.

Partially, both internal business process improvement and corporate social responsibility has

significantly effect toward bank performance based on balanced scorecard at Banks in Banda Aceh.

Keywords: Internal Business Process Improvement, Corporate Social Responsibility, Bank

Performance, Balanced Scorecard

PENDAHULUAN

Dampak persaingan bisnis yang cukup

kompetitif telah menuntut manajemen harus

mampu dalam memanfaatkan setiap peluang

yang ada baik melalui pengetahuan maupun

dengan menggunakan kemampuan yang

dimiliki, guna mempertahankan kelangsungan

bisnis serta pencapaian tujuan perusahaan.

Hampir di seluruh dunia fenomena ini semakin

memberikan peluang maupun ancaman

sehingga perlu usaha-usaha tertentu dari pihak

manajemen untuk terus melakukan

pembenahan dan inovasi dalam setiap

keputusan. Hal ini harus terus

diimplementasikan dengan membuka akses

seluas-luasnya dan mampu menjawab seluruh

tantangan yang muncul baik dari sisi internal

maupun eksternal perusahan, tidak terkecuali

pada setiap jenis bisnis usaha.

Melihat perkembangan ekonomi yang

terus bergerak saat ini, maka jenis bisnis jasa

perbankan mendapat porsi yang sangat besar

dan cukup signifikan mempengaruhi sektor

keuangan dunia. Jenis sektor bisnis ini mampu

melibatkan banyak pihak didalamnya dan

bahkan mampu mempengaruhi seluruh

komponen masyarakat yang selalu

membutuhkan jenis bisnis ini untuk dijadikan

sebagai wadah atau sarana dalam mempercepat

proses bisnis mereka. Lebih jauh lagi lembaga

keuangan ini menurut Sinungan (2000) mampu

memainkan peranan yang amat strategi dalam

menggerakan roda perekonomian suatu negara.

Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi

sebagai financial intermediary atau perantara

keuangan dari dua pihak yang saling

membutuhkan dana dalam bisnis ataupun

usaha tertentu. Terlaksananya fungsi bank

tersebut akan mempercepat proses kegiatan

ekonomi pada suatu negara yang berdampak

terhadap percepatan pembangunannya.

Melihat pentingnya posisi perbankan

saat ini, maka sudah selayaknya bisnis ini

harus melalukan berbagai upaya yang mampu

meningkatkan keberadaannya baik dalam

Jurnal Keuangan dan Bisnis

Vol. 4, No. 3, November 2012

Page 2: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

247 – 258 Jurnal Keuangan & Bisnis November

248

jangka pendek maupun jangka panjang. Pihak

manajemen harus lebih jeli membaca peluang

pasar serta terus berupaya memperbaiki

seluruh strategi yang ada melalui proses bisnis

maupun peka terhadap masyarakat yang

merupakan urat nadi bagi kelangsungan bisnis

perbankan. Dua faktor tersebut merupakan

indikator keberhasilan bisnis perbankan

dewasa ini, karena fenomena dunia tidak

terkecuali telah banyak melihat inovasi melalui

perbaikan proses bisnis dan mengedepankan

corporate social responsibility terhadap

masyarakat untuk menunjang kekuatan usaha.

Tujuan yang ingin dicapai pada akhirnya

mengacu pada kinerja yang akan

mencerminkan tingkat kemajuan dan prospek

di masa yang akan datang.

Perbaikan proses bisnis (business

process improvement) adalah suatu metodologi

pengembangan yang sistematik untuk

membantu suatu organisasi membuat kemajuan

yang signifikan dalam mengoperasikan proses

bisnisnya. Proses bisnis perlu diperbaiki karena

tidak ada produk atau jasa yang dihasilkan

tanpa melalui suatu proses bisnis (Harrington,

1991). Jadi perbaikan proses bisnis adalah

sebuah pendekatan sistematis yang dapat

digunakan untuk membuat perbaikan yang

sifatnya berupa terobosan dan peningkatan

pada proses yang menghasilkan produk dan

jasa untuk para pelanggan.

Perbaikan proses bisnis difokuskan

untuk mengeliminir pemborosan dan birokrasi

internal. Perbaikan proses bisnis itu sendiri

menyediakan suatu sistem untuk membantu

menyederhanakan dan memodernisasi proses

bisnis. Perbaikan yang dilakukan hendaknya

memperhatikan tuntutan kebutuhan pelanggan

(costumer requirement) serta kemampuan

perusahaan dalam merespon tuntutan

pelanggan. Perbaikan proses bisnis akan

membuat perbankan mampu menghasilkan

produk yang berkualitas dengan biaya yang

rendah, serta dapat dimanfaatkan tepat waktu.

Hal ini akan meningkatkan kepuasan nasabah

dan investor dan membuat perbankan mampu

bersaing di pasar global.

Perbaikan proses bisnis internal

merupakan suatu proses integrasi yang

signifikan dari orang, material, metode, mesin

dan peralatan guna menghasilkan nilai tambah

output untuk pelanggan. Jika seluruh tahap

perbaikan proses bisnis dilakukan maka, dapat

dipastikan bank akan mencapai hasil produk

yang berkualitas dengan efesiensi yang tinggi

sehingga pelayanannya semakin meningkat

dan akan membuat peningkatan terhadap

kinerja bank.

Faktor berikutnya yang cukup

mempengaruhi kondisi kinerja perbankan saat

ini adalah dimana perusahaan agar dapat

berkesinambungan dalam mempertimbangkan

lingkungan sosialnya dalam setiap keputusan

yang diambil. Salah satu media yang dapat

digunakan untuk mengungkapkan informasi

aktivitas sosial perusahaan adalah melalui

laporan tahunan perusahaan yang diterbitkan

oleh perusahaan. Dalam PSAK No. 1 (IAI,

2001) paragraf 9 dinyatakan bahwa

”Perusahaan dapat pula menyajikan laporan

tambahan seperti laporan mengenai lingkungan

hidup dan laporan nilai tambah (value added

statement), khususnya bagi industri dimana

faktor-faktor lingkungan hidup memegang

peranan penting dan bagi industri yang

menganggap pegawai sebagai kelompok

pengguna laporan yang memegang peranan

penting”.

Mengacu pada PSAK di atas akan

memberikan gambaran seolah-olah kekhususan

yang muncul pada pelaksanaan tanggung

jawab sosial hanya terbatas pada jenis bisnis

yang berbasis pabrikasi. Hal tersebut tidak

sepenuhnya berlaku bagi perusahaan dengan

orientasi produk saja, namun bagi perusahaan

seperti perbankan, tanggungjawab sosial

perusahaan merupakan hal yang sangat peka

karena tanpa kepedulian sosial perbankan

kepada nasabah atau masyarakat maka dapat

dipastikan Bank tidak akan mampu

memberikan kontribusi yang berarti bagi

perekonomian di dalam sebuah negara. Hal ini

menjadi pertimbangan yang sangat ketat bagi

pihak perbankan, ditambah lagi bagi perbankan

dengan status BUMN sangat diikat oleh aturan

Menteri BUMN No. 05/MBU/2007 agar

mengalokasikan 2% dari laba perusahaan

untuk kegiatan sosial atau kemasyarakatan.

Himbauan ini menjadi hal yang sangat penting

bagi seluruh perbankan nasional untuk

menjalankan fungsi sosialnya bagi masyarakat.

Pernyataan senada juga terdapat dalam

tujuan laporan keuangan Trueblood Report,

yaitu ”Tujuan laporan keuangan adalah untuk

melaporkan aktivitas-aktivitas perusahaan

yang mempengaruhi kontinuitas yang mana

dapat ditentukan dan dijelaskan atau diukur

dan penting bagi perusahaan dalam lingkungan

sosialnya”.

Perusahaan-perusahaan, terutama

perusahaan yang sudah go public, sebaiknya

wajib memberikan informasi mengenai

Page 3: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

2012 Zulkarnaini

249

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

masyarakat, pemerintah dan karyawan atau

tenaga kerja. Bagi perusahaan yang go public

dan BUMN, laporan sosial dan lingkungan

dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi

pengambil keputusan.

Salah satu informasi yang sering

diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini

adalah informasi tentang tanggung jawab

sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial

perusahaan merupakan keseluruhan hubungan

perusahaan dengan semua stakeholdernya,

yang meliputi konsumen, karyawan,

masyarakat, pemilik/investor, pemerintah dan

suplier.

Menurut Anis Baridwan bahwa standar

pengungkapan tanggung jawab sosial

merupakan wacana dan hal yang baru di

Indonesia. Namun di sisi lain sesungguhnya

hal ini merupakan tolok ukur bagi operasional

perusahaan yang mencakup aspek dari

pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi,

lingkungan hidup dan tanggung jawab sosial

(Media Akuntansi, 2004). Pernyataan tersebut

merupakan fakta dimana sampai saat ini

masalah tanggung jawab sosial perusahaan

ataupun standar menyangkut akuntansi sosial

di Indonesia masih belum dirumuskan atau

ditetapkan secara resmi, sehingga belum ada

dampak yang cukup mengikat bagi perusahaan

dalam mengembangkan operasionalnya dengan

resiko yang ditimbulkan kemudian hari.

Melihat begitu pentingnya perbaikan

proses bisnis internal maupun tanggungjawab

sosial perusahaan bagi bisnis perbankan

dewasa ini, maka perlu dihubungkan dengan

kinerja bank yang menjadi tuntutan dunia

perbankan saat ini dalam mempertahankan

eksistensi bisnisnya. Untuk mengetahui

keberhasilan pencapian sasaran kinerja

perbankan dapat diukur dengan menggunakan

beberapa indikator penilaian sesuai dengan

ketentuan tentang tata cara penilaian tingkat

kesehatan bank umum yang dinyatakan

melalui penilaian tingkat kesehatan bank

dengan didasarkan pada aspek CAMEL yaitu

permodalan (capital), kualitas aktiva produktif

(asset), manajemen (management), rentabilitas

(earning) dan likuiditas (liquidity).

Aspek CAMEL untuk penilaian

tingkat kesehatan bank didasarkan pada

indikator kinerja keuangan dan non-keuangan

perbankan, namun pada dasarnya penilaianya

terfokus pada indikator kinerja keuangan saja.

Guna mengetahui keberhasilan pencapaian

sasaran kinerja keuangan dan non-keuangan

perbankan, maka bisa digunakan metode

penilaian kinerja yaitu melalui penilaian

kinerja berdasarkan balanced scorecard.

Kaplan dan Norton (2000) menyatakan:

”The balanced scorecard comlements

financial measures of past performance

with measures of the drivers of future

performance. The objectives and

measures of the scorecard are derived

from an organization’s vision and

strategy. The objectives and measures

view organizational performance from

four perspectives: financial, customer,

internal business processes, and

learning and growth. These four

perspectives provide the framework for

the balanced scorecard.”

Berdasarkan pada pernyataan di atas,

dapat dipahami bahwa tujuan dan ukuran

scorecard diturunkan dari visi dan strategi

perusahaan. Tujuan dan ukuran tersebut

memandang bahwa kinerja perusahaan

berdasarkan pada empat prespektif yaitu

keuangan, pelanggan, proses bisnis internal,

serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Keempat perspektif inilah yang memberi

kerangka kerja bagi balanced scorecard.

Melalui pendekatan balanced scorecard dapat

memberikan informasi yang lebih banyak

sebagai bahan dalam pengambilan keputusan,

karena memaparkan kinerja dalam empat

prespektif.

Pemanfaatan pengukuran pencapaian

kinerja perusahaan manufaktur maupun jasa di

Indonesia dengan balanced scorecard masih

jarang dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Mulyadi (2001) bahwa;

“Meskipun telah banyak perusahaan di

USA yang membukukan keberhasilan

dalam memanfaatkan balanced

scorecard untuk melipatgandakan

kinerja keuangan perusahaan, namun

masih sedikit, bahkan dapat dikatakan

tidak ada perusahaan Indonesia yang

memiliki keberanian untuk melakukan

eksperimen dalam menerapkan balanced

scorecard guna mendongkrak

kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan kinerja keuangan.”

Namun pada prakteknya kemungkinan

telah dilakukan pengukuran kinerja dengan

menggunakan balanced scorecard, walaupun

tidak secara resmi.

Dihubungkan dengan industri di

bidang jasa seperti halnya perbankan,

Page 4: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

247 – 258 Jurnal Keuangan & Bisnis November

250

pengukuran balanced scorecard sebagai

pengukuran kinerja sangat tepat, karena

perbankan yang bergerak dibidang jasa perlu

menekankan pada aspek-aspek non keuangan

terutama aspek pelanggan. Karena dalam usaha

jasa kepuasan pelanggan merupakan ujung

tombak yang akan meningkatkan pendapatan

perusahaan. Dengan mengetahui aspek

kepuasan pelanggan, manajemen dapat

mengambil keputusan-keputusan yang tepat

untuk peningkatan kinerja yang pada akhirnya

akan mengarah pada kinerja keuangan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka

pemanfaatan pendekatan metode balanced

scorecard dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi pihak manajemen Bank

umum untuk mengukur pencapaian kinerjanya.

Kemampuan jasa perbankan dalam

persaingan pasar global yang telah sedemikian

kompetitif sangat ditentukan oleh

kemampuannya menjual produk dan jasa yang

berkualitas dengan harga bersaing dibanding

pesaing. Untuk mencapai maksud tersebut

pihak perbankan harus meningkatkan

keefektifan, efisiensi, dan adaptabilitasnya

melalui perbaikan proses bisnis secara

berkesinambungan. Perbaikan proses bisnis

yang terus-menerus dilakukan akan melahirkan

berbagai hal baru agar perbankan resistant

terhadap pesaing serta mampu membaca

kelemahan-kelemahan yang ada dengan diikuti

oleh tindakan korektif yang cepat dan tepat.

Keberhasilan kinerja dalam perbankan juga

sangat tergantung pada penerapan

tanggungjawab sosial perusahaan yang

merupakan salah satu bentuk usaha perbankan

untuk menjamin kelangsungan hidupnya

dengan tetap mempertahankan image yang

baik bagi masyarakat. Sinergi kedua variabel

tersebut akan memungkinkan badan usaha

perbankan berhasil dalam mencapai kinerja

perbankan dengan lebih baik. Penelitian ini

menjadi penting untuk dilakukan di perusahaan

perbankan, berkaitan dengan pengaruh proses

bisnis internal terhadap tanggung jawab sosial,

serta pengaruh perbaikan proses bisnis internal

dan tanggung jawab sosial terhadap kinerja

perusahaan dengan pendekatan balanced

scorecard pada Bank Umum di wilayah Kota

Banda Aceh.

TINJAUAN PUSTAKA

Perbaikan proses bisnis (business

process improvement) adalah suatu metodologi

pengembangan yang sistematik untuk

membantu suatu organisasi membuat kemajuan

yang signifikan dalam mengoperasikan proses

bisnisnya. Proses bisnis perlu diperbaiki karena

tidak ada produk atau jasa yang dihasilkan

tanpa melalui suatu proses bisnis (Harrington,

1991). Jadi perbaikan proses bisnis adalah

sebuah pendekatan sistematis yang dapat

digunakan untuk membuat perbaikan yang

sifatnya berupa terobosan dan peningkatan

pada proses yang menghasilkan produk dan

jasa untuk para pelanggan.

Perbaikan proses bisnis difokuskan

untuk mengeliminir pemborosan dan birokrasi.

Perbaikan proses bisnis itu sendiri

menyediakan suatu sistem untuk membantu

menyederhanakan dan memodernisasi proses

bisnis. Perbaikan yang dilakukan hendaknya

memperhatikan tuntutan kebutuhan pelanggan

(Customer requirement) serta kemampuan

perusahaan dalam merespon tuntutan

pelanggan. Perbaikan proses bisnis akan

membuat perbankan mampu menghasilkan

produk yang berkualitas dengan biaya yang

rendah, serta dapat dimanfaatkan tepat waktu.

Hal ini akan meningkatkan kepuasan nasabah

dan investor dan membuat perbankan mampu

bersaing di pasar global.

Perbaikan proses bisnis merupakan

suatu proses integrasi yang signifikan dari

orang, material, metode, mesin dan peralatan

guna menghasilkan nilai tambah output untuk

pelanggan. Jika seluruh tahap perbaikan

proses bisnis dilakukan maka, dapat dipastikan

bank akan mencapai hasil produk yang

berkualitas dengan efesiensi yang tinggi

sehingga pelayanannya semakin meningkat

dan akan membuat peningkatan terhadap

kinerja perusahaan.

Disamping proses bisnis yang sangat

mempengaruhi kinerja perusahaan, masih

terdapat faktor lain yang juga sama pentingnya

dewasa ini bagi dunia bisnis, yaitu tanggung

jawab sosial perusahaan. Perubahan paradigma

masyarakat terhadap perusahaan dan dampak

dari kegiatan yang ditimbulkannya mulai

terjadi pada awal tahun 1970. Kesadaran

masyarakat dunia akan dampak negatif

aktivitas perusahaan membuat masyarakat

tidak lagi menganggap bahwa perusahaan telah

memberikan kontribusi yang cukup bagi

lingkungannya hanya melalui pemberian

kesempatan kerja, penyediaan barang dan jasa

bagi masyarakat, dan pembayaran pajak.

Kesadaran akan dampak negatif

perusahaan tersebut mengakibatkan tekanan

dan tuntutan yang dialamatkan pada

Page 5: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

2012 Zulkarnaini

251

perusahaan, baik dilakukan oleh konsumen dan

masyarakat, karyawan, pemerintah, kreditor

dan berbagai lembaga swadaya masyarakat

(stakeholders) agar perusahaan memperluas

tanggung jawab sosialnya. Tekanan dan

tuntutan ini menjadi dasar berkembangnya

tanggung jawab sosial perusahaan (Maksum

dan Kholis, 2003).

Sejarah juga menunjukkan bahwa

kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia

hanya dapat lahir dari sikap kerja sama antar

unit-unit masyarakat itu sendiri. Pemerintah

tidak bisa berjalan tanpa partisipasi

masyarakat, perusahaan tidak bisa berjalan dan

maju jika tidak didukung oleh tenaga kerja dan

lingkungannya. Sebaliknya pemerintah, tenaga

kerja, masyarakat juga membutuhkan

perusahaan untuk mengelola sumber daya yang

berguna untuk memenuhi kebutuhannya.

Kenyataan ini mendorong timbulnya

kebutuhan perlunya mempertanggungjawabkan

dampak kegiatan perusahaan terhadap

lingkungan fisik dan sosial.

Pergeseran pemikiran terhadap

tanggung jawab pengelolaan organisasi yang

semula hanya kepada pemilik (stockholder),

tetapi sekarang juga kepada karyawan,

pemerintah, dan masyarakat luas

(stakeholders) yang menjadi dasar

perkembangan teori stakeholder. Freeman

dalam Maksum dan Kholis (2003)

menyatakan bahwa ”stakeholder is group or

individual who can affect or is affected by the

achievement of the organization’s objectives”.

Definisi Freeman ini menyatakan bahwa

stakeholder merupakan kelompok atau

individu yang dapat mempengaruhi atau

dipengaruhi oleh pencapaian tujuan

perusahaan, dengan demikian secara implisit

definisi ini menunjukkan keberlangsungan

hidup (going concern) perusahaan antara lain

dipengaruhi oleh perilaku dan respon

stakeholders terhadap perusahaan. Teori

stakeholders mengasumsikan bahwa eksistensi

perusahaan ditentukan oleh para stakeholders.

Perusahaan dalam menjalankan operasi

perusahaannya akan berusaha menyesuaikan

diri dengan kebutuhan dari stakeholders.

Semakin kuat stakeholders, semakin besar pula

kecenderungan perusahaan mengadaptasikan

diri dengan kebutuhan dan keinginan

stakeholdersnya (Utomo, 2000).

Tujuan akhir dari perusahaan adalah

bagaimana mencapai kinerja yang baik, setelah

kedua faktor di atas diperhatikan dan

ditingkatkan oleh perusahaan. Kinerja

(Bastian, 2001) memberikan gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan atau

kegiatan/program/kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

organisasi yang tertuang dalam perumusan

skema strategis (strategic planning) suatu

organisasi. Secara umum juga dapat dikatakan

bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat

dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.

Larry D Stout (1993) dalam Bastian

(2001) menyatakan bahwa :

“pengukuran/penilaian kinerja merupakan

proses mencatat dan mengukur pencapaian

pelaksanaan kegiatan dalam arah penilaian

misi (mission accomplishment) melalui hasil-

hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa

ataupun suatu proses”.

Pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa setiap kegiatan operasi harus dapat

diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan

pencapaian arah organisasi dimasa yang akan

datang yang dinyatakan dalam visi dan misi

organisasi. Produk dan jasa yang dihasilkan

diukur berdasarkan kontribusinya terhadap visi

dan misi organisasi.

Weihrich dan Koontz (2005)

mendefinisikan kinerja manajerial sebagai

kinerja manajer dalam mengerti dan

memahami fungsi manajer dalam mencapai

sasaran kinerjanya, yang diukur

dari bagaimana manajer tersebut

menjalankan aktivitas manajerialnya seperti:

planning, organizing, staffing, leading dan

controlling.

Organisasi dalam bentuk apapun pada

dasarnya dijalankan oleh manusia, oleh

karena itu penilaian kinerja sesungguhnya

merupakan penilaian prilaku manusia dalam

melaksanakan peran yang mereka mainkan

dalam organisasi. Tujuan pokok penilaian

kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi

standar prilaku yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar menimbulkan tindakan dan

hasil yang diinginkan. Standar prilaku dapat

berupa kebijakan manajemen atau rencana

formal yang dituangkan dalam anggaran (Siegel

et.al., 1989).

Untuk mengukur kinerja dengan baik

maka harus digunakan satu instrumen

manajemen yang sangat adil dalam menilai dua

sisi perusahaan yaitu sisi keuangan dan non-

keuangan, yang dikenal dengan istilah

balanced scorecard.

Menurut Kaplan dan Norton oleh

Usmara (2003) Balanced Scorecard

Page 6: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

247 – 258 Jurnal Keuangan & Bisnis November

252

merupakan sistem manajemen yang dapat

memotivasi peningkatan terobosan dalam

bidang kritis semacam itu, seperti produk,

proses pelanggan, dan perkembangan pasar.

Sedangkan Mulyadi (2007) menyatakan bahwa

“balanced scorecard merupakan alat

manajemen kontemporer yang didesain untuk

meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

melipat gandakan kinerja keuangan luar biasa

secara berkesinambungan (sustainable

outstanding financial performance)”.

Dalam konsep balanced scorecard

yang telah dipaparkan di atas, maka empat

perspektif yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada Kaplan dan Norton (2000)

menjelaskan bahwa:

a. Perspektif financial; menjelaskan

bagaimana perusahaan berpikir untuk

mewujudkan keinginan dari pemegang

saham melalui berbagai indikator yang

mampu ditunjukkan dalam laporan

keuangan seperti penilaian berbagai rasio

keuangan yang mampu mendorong

kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.

Dalam hal ini perusahaan harus

menciptakan berbagai strategi yang

mampu mendukung korporasi dengan

tujuan meningkatkan profitabilitas,

pengembalian aktiva dan pendapatan.

b. Perspektif pelanggan; dengan melakukan

identifikasi pelanggan dan segmen pasar

yang akan dimasuki, karena segmen ini

akan menjadi komponen penghasilan

tujuan financial perusahaan.

c. Perspektif proses bisnis internal;

pencapaian tujuan dilakukan dengan

mengidentifikasi seluruh proses yang

sangat penting untuk menciptakan

kepuasan pelanggan dan pemegang

saham. Perspektif ini terdiri dari tiga

rantai nilai yaitu inovasi, operasi dan

layanan purna jual.

d. Perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan; kemampuan untuk

mencapai sasaran-sasaran ambisius tujuan

financial, pelanggan dan proses bisnis

internal perusahaan.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang

telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Perbaikan proses bisnis internal

berpengaruh terhadap tanggung jawab

sosial perusahaan pada Bank Umum di

wilayah Kota Banda Aceh.

2. Perbaikan proses bisnis internal dan

tanggung jawab sosial perusahaan

berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard pada Bank Umum di

wilayah Kota Banda Aceh.

3. Perbaikan proses bisnis internal dan

tanggung jawab sosial perusahaan

berpengaruh secara simultan terhadap

kinerja perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard pada Bank Umum di

wilayah Kota Banda Aceh.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah sensus

dengan menggunakan explanatory research.

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah

perbaikan proses bisnis internal, tanggung

jawab sosial perusahaan dan kinerja

perusahaan dengan pendekatan balanced

scorecard.

Pengukuran Variabel Penelitian

Pengukuran indikator di atas

menggunakan skala ordinal dengan mengacu

pada teknik skala likert (Likert Scale) yang

merupakan skala ordinal antara 1 sampai

dengan 5.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok dari

elemen penelitian, dimana elemen adalah unit

terkecil yang merupakan sumber dari data yang

diperlukan (Kuncoro, 2003). Populasi sasaran

dalam penelitian ini adalah Bank Umum yang

berjumlah 23 bank dan responden ditentukan

sebanyak 6 orang yang mewakili manajemen

dan yang mempengaruhi pengambilan

keputusan perusahaan, masing-masing

manager cabang, marketing senior, kepala

bagian operasional, staf pembukuan, kepala

personalia dan staf senior. Sehingga jumlah

responden adalah 138 orang.

Page 7: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

2012 Zulkarnaini

253

Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh Bank Umum di wilayah Kota Banda

Aceh. Metode yang dipakai dalam penelitian

ini adalah sensus dimana seluruh populasi

sama dengan sampel.

Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dari

kuesioner akan dianalisis dengan

mempergunakan analisis jalur (path analysis).

Path analysis merupakan model struktural

yang bertujuan untuk mengurai

keberpengaruhan antar variabel. Teknik

analisis ini dipilih karena model hubungan

antar variabel merupakan model kausal yang

terdekomposisi ke dalam satu struktur

hubungan. Demikian pula karena

pertimbangan arah pembahasan kepada

kontribusi pengaruh, baik pengaruh langsung

maupun tidak langsung, serta perbandingannya

dalam penentuan variabel dominan. Prosedur

analisis jalur yang digunakan sebagaimana

merujuk kepada Sitepu (1994) dengan struktur

jalur yang dianalisis adalah sebagai berikut:

X2=PX2X1X2+1 ……..(1)

Y = PYX1X1 +PYX2X2 + 2 ...(2 )

Keterangan:

Y : Kinerja Perusahaan dengan BSC

X1 : Perbaikan Proses Bisnis Internal

X2 : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

PXiXj : Koefisien Jalur Variabel Xj terhadap

Xi, i & j = 1,2

PYXi : Koefisien Jalur Variabel Xi terhadap

Y, i = 1,2

: Pengaruh Faktor Lain

Pengujian Hipotesis

Pengujian Koefisien Jalur Secara Simultan

Untuk menguji apakah perbaikan

proses bisnis internal dan tanggung jawab

sosial perusahaan secara simultan berpengaruh

terhadap kinerja bank dengan pendekatan

balanced scorecard, digunakan statistik uji F.

H0 :

Semua YXi = 0 :

i = 1,2

Perbaikan proses bisnis

internal dan tanggung

jawab sosial perusahaan

secara simultan tidak

berpengaruh terhadap

kinerja bank

H1 :

Ada YXi 0 :

i = 1,2

Perbaikan proses bisnis

internal dan tanggung

jawab sosial perusahaan

secara simultan

berpengaruh terhadap

kinerja bank.

Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial

Setelah prosedur pengujian secara

simultan menyimpulkan terdapat pengaruh yang

signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian

secara parsial untuk menguji variabel bebas

yang pengaruhnya signifikan terhadap kinerja

bank. Hipotesis statistik yang digunakan untuk

menguji pengaruh secara parsial adalah:

H0 : YXi = 0 :

i = 1,2

Perbaikan proses bisnis

internal dan tanggung

jawab sosial perusahaan

secara parsial tidak

berpengaruh terhadap

kinerja bank.

H1 : YXi 0 :

i = 1,2

Perbaikan proses bisnis

internal dan tanggung

jawab sosial perusahaan

secara parsial

berpengaruh terhadap

kinerja bank.

Statistik uji di atas mengikuti distribusi

t dengan derajat bebas n-k-1 dan kriteria

pengujiannya adalah “tolak H 0 jika t hitung >

ttabel atau t hitung < -ttabel pada tingkat

kepercayaan 1- dan derajat bebas (n-k-1).

Apabila hasil pengujian secara parsial

ada yang tidak signifikan, hal ini menandakan

ada koefisien jalur yang tidak berarti

(bermakna). Dengan demikian harus dibuat

diagram jalur baru dimana jalur yang koefisien

tidak signifikan dihilangkan dari diagram.

Karena diagram jalur sudah berubah, maka

semua tahapan perhitungan diulang kembali

dari awal untuk menghitung koefisien jalur

baru sampai seluruh hasil pengujian secara

individual diperoleh hasil yang signifikan.

HASIL dan PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Perbaikan Proses Bisnis

Internal dan Tanggungjawab Sosial

Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan

Dengan Pendekatan Balanced Scorecard

Selanjutnya penulis akan melakukan

serangkaian analisis kuantitatif yang relevan

Page 8: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

247 – 258 Jurnal Keuangan & Bisnis November

254

dengan tujuan penelitian. Karena data skor

jawaban responden pada semua variabel masih

berbentuk skala ordinal maka agar data

tersebut dapat diolah menggunakan analisis

jalur terlebih dahulu dikonversi menjadi skala

interval melalui method of succesive interval.

Bentuk hubungan antara perbaikan

proses bisnis internal dan tanggungjawab

sosial perusahaan terhadap kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced scorecard dapat

dilihat pada gambar 1.

X1

X2

Y

PYX1

PYX1

2

PX2X1

1

Gambar 1. Diagram Jalur

Gambar diagram jalur seperti terlihat

di atas dapat diformulasikan ke dalam 2 bentuk

persamaan struktural sebagai berikut:

Persamaan Jalur Sub Struktur Pertama

X2 = PX2X1X1 + 1

Persamaan Jalur Sub Struktur Kedua

Y = PYX1X1 + PYX2X2 +2

Keterangan:

Y = Kinerja Perusahaan

X1 = Perbaikan Proses Bisnis Intern

X2 = Tanggungjawab sosial

= Pengaruh faktor lain

Sesuai dengan hipotesis penelitian yang

diajukan maka data akan diuji dengan

menggunakan analisis jalur (path analysis).

Hasil komputasi analisis jalur menggunakan

bantuan software LISREL 8.7. Untuk

mengetahui tingkat kekuatan hubungan antar

sesama variabel independen, maka nilai

koefisien korelasi yang diperoleh

dikonsultasikan ke tabel interpretasi koefisien

korelasi beserta koefisien korelasi antar

variabel (Tabel 1).

Tabel 1

Pedoman Pengklasifikasian

Koefisien Korelasi

No Interval Koefisien

Korelasi

Tingkat

Hubungan

1 0,000 – 0,199 Sangat rendah

2 0,200 – 0,399 Rendah

3 0,400 – 0,599 Sedang

4 0,600 – 0,799 Kuat

5 0,800 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2009)

Berdasarkan nilai koefisien korelasi

diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara

perbaikan proses bisnis internal (X1) dangan

tanggungjawab sosial perusahaan (X2) sebesar

0,4534 dan masuk dalam kategori sedang atau

cukup kuat. Arah hubungan positif antara

perbaikan proses bisnis internal dengan

tanggungjawab sosial perusahaan menujukkan

bahwa perbaikan proses bisnis internal yang

baik akan diikuti dengan peningkatan

tanggungjawab sosial perusahaan (Tabel 2).

Tabel 2

Korelasi Antar Variabel

Correlation Matrix

X1 X2 Y

-------- --------

X1 1.0000

X2 0.4534 1.0000

Y 0.6979 0.6427 1.0000

Sumber : Data Sekunder Diolah

Kemudian hubungan antara perbaikan

proses bisnis internal (X1) dengan kinerja

perusahaan dengan pendekatan balanced

scorecard (Y) sebesar 0,6979 termasuk dalam

kategori kuat, demikian juga hubungan antara

tanggungjawab sosial perusahaan (X2) dengan

kinerja perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard (Y) sebesar 0,6427

termasuk dalam kategori kuat dengan arah

positif. Secara lengkap diagram dan koefisien

jalur yang diperoleh dari hasil pengolahan data

(Gambar 2).

Page 9: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

2012 Zulkarnaini

255

Koefisien Jalur Variabel Independen

Terhadap Variabel Dependen

Berikut akan diperlihatkan hubungan

masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen:

Tabel 3

Koefisien Jalur Variabel Independen

Terhadap Variabel Dependen

Jalur Koefisien thitung R2

X1 X2 0,4534 2,3311 0,2056

X1 Y 0,5117 3,3950

0,6211

X2 Y 0,4107 2,7252

Melalui nilai koefisien determinasi

(nilai R2) diketahui bahwa Perbaikan proses

bisnis internal memberikan pengaruh sebesar

20,56% terhadap tanggung jawab sosial

perusahaan. Hasil uji nilai statistik uji t

sebesar 2,3311, kemudian dari tabel t dengan

tingkat signifikansi (0.05) diperoleh nilai ttabel

sebesar 2,080. Karena thitung (2,3311) lebih

besar dibanding ttabel (2,080) maka pada tingkat

kekeliruan 5% ada alasan yang kuat untuk

menolak Ho dan menerima hipotesis penelitian

(Ha), sehingga dengan tingkat kepercayaan

95% dapat disimpulkan bahwa perbaikan

proses bisnis internal berpengaruh signifikan

terhadap tanggungjawab sosial perusahaan

pada Bank Umum di wilayah Kota Banda

Aceh (Tabel 3).

Gambar 2. Diagram Jalur Hasil Penelitian

Secara bersama-sama perbaikan proses

bisnis internal dan tanggungjawab sosial

perusahaan memberikan kontribusi (pengaruh)

sebesar 62,11% (nilai R2) terhadap kinerja

perusahaan dengan pendekatan balanced

scorecard. Sementara sisanya sebesar 37,89%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar

kedua variabel independen tersebut.

Melalui diagram jalur pada Gambar 2,

selanjutnya dihitung besar pengaruh variabel

perbaikan proses bisnis internal dan

tanggungjawab sosial perusahaan terhadap

kinerja perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard sebagai berikut:

Besar pengaruh perbaikan proses

bisnis internal terhadap kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced scorecard pada

Bank Umum di wilayah Kota Banda Aceh.

Pengaruh langsung perbaikan proses bisnis

internal terhadap kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced scorecard

=2

YX1(P ) = (0,5117) x (0,5117) = 0,2618

(26,18%).

Pengaruh tidak langsung perbaikan proses

bisnis internal terhadap kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced scorecard =

YX1P x X2X1P x YX2P = (0,5117) x

(0,4534) x (0,4107) = 0,0953 (9,53%)

Jadi total pengaruh perbaikan proses

bisnis internal terhadap kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced scorecard pada

Bank Umum di wilayah Kota Banda Aceh =

26,18% + 9,53% = 35,71% dengan arah

positif. Artinya perbaikan proses bisnis internal

yang baik akan meningkatkan kinerja

perusahaan dengan pendekatan balanced

scorecard.

Besar pengaruh tanggungjawab sosial

perusahaan terhadap kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced scorecard pada

Bank Umum di wilayah Kota Banda Aceh.

Pengaruh langsung tanggungjawab sosial

perusahaan terhadap kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced scorecard

=2

YX2(P ) = (0,4107) x (0,4107) = 0,1687

(16,87%)

Pengaruh tidak langsung tanggungjawab

sosial perusahaan terhadap kinerja

perusahaan dengan pendekatan balanced

scorecard = YX2P x X2X1P x YX1P =

(0,4107) x (0,4534) x (0,5117) = 0,0953

(9,53%) Jadi total pengaruh tanggungjawab

sosial perusahaan terhadap kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced scorecard pada

Bank Umum di wilayah Kota Banda Aceh =

16,87% + 9,53% = 26,40% dengan arah

X 1

X 2

Y

P YX1 =

0,5117

P YX1 = 0,4107

2

0,3789

P X2X1 =0,4534

1 0,7944

Page 10: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

247 – 258 Jurnal Keuangan & Bisnis November

256

positif. Artinya tanggungjawab sosial

perusahaan yang tinggi akan meningkatkan

kinerja perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard.

Pengujian Hipotesis

Pengujian Koefisien Jalur Secara Bersama-

sama

Hipotesis Statistik:

Ho: YX1 =

YX2 = 0 :

Perbaikan proses bisnis internal

dan tanggungjawab sosial

perusahaan secara bersama-

sama tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap

Kinerja perusahaan dengan

pendekatan balanced

scorecard.

Ha: YX1

YX2 0 :

Perbaikan proses bisnis internal

dan tanggungjawab sosial

perusahaan secara bersama-

sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Kinerja

perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard.

Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh nilai Fhitung sebesar 16,392, sementara

dari tabel F untuk tingkat signifikansi 0.05

diperoleh Ftabel sebesar 3,493. Karena Fhitung

(16,392) lebih besar dibanding Ftabel (3,493)

maka pada tingkat kekeliruan 5% ada alasan

yang kuat untuk menolak Ho dan menerima

hipotesis penelitian (Ha), sehingga dengan

tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan

perbaikan proses bisnis internal dan

tanggungjawab sosial perusahaan secara

bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan

pendekatan balanced scorecard pada Bank

Umum di wilayah Kota Banda Aceh.

Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial

Karena dari hasil pengujian secara

bersama-sama menyimpulkan terdapat

pengaruh yang signifikan, selanjutnya

dilakukan pengujian parsial untuk melihat

lebih jelas variabel mana saja diantara kedua

variabel independen, yaitu perbaikan proses

bisnis internal dan tanggungjawab sosial

perusahaan yang pengaruhnya signifikan

terhadap kinerja perusahaan dengan

pendekatan balanced scorecard. Untuk

menguji koefisien jalur dari masing-masing

variabel independen tersebut digunakan uji t.

Pengaruh Perbaikan Proses Bisnis Internal

Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan

Pendekatan Balanced Scorecard

Hipotesis :

Ho: YX1

= 0 :

Perbaikan proses bisnis internal

tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Kinerja

perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard

Ha: YX1

≠ 0 :

Perbaikan proses bisnis internal

memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Kinerja perusahaan

dengan pendekatan balanced

scorecard

Nilai statistik uji t variabel perbaikan

proses bisnis internal sebesar 3,3950,

kemudian dari tabel t dengan tingkat

signifikansi (0.05) diperoleh nilai sebesar

2,086. Karena thitung (3,3950) lebih besar

dibanding ttabel (2,086) maka pada tingkat

kekeliruan 5% ada alasan yang kuat untuk

menolak Ho dan menerima hipotesis penelitian

(Ha), sehingga dengan tingkat kepercayaan

95% dapat disimpulkan bahwa perbaikan

proses bisnis internal secara parsial

memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja perusahaan dengan

pendekatan balanced scorecard pada Bank

Umum di wilayah Kota Banda Aceh.

Pengaruh Ttanggungjawab Sosial

Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan

Dengan Pendekatan Balanced Scorecard

Hipotesis statistik :

Ho:

YX2 = 0 :

Tanggungjawab sosial perusahaan

tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja

perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard

Ha:

YX2 ≠ 0 :

Tanggungjawab sosial perusahaan

memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja

perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard

Nilai statistik uji t variabel

tanggungjawab sosial perusahaan sebesar

2,7252, kemudian dari tabel t dengan tingkat

signifikansi (0.05) diperoleh nilai sebesar

2,086. Karena thitung (2,7252) lebih besar

Page 11: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

2012 Zulkarnaini

257

dibanding ttabel (2,086) maka pada tingkat

kekeliruan 5% ada alasan yang kuat untuk

menolak Ho dan menerima hipotesis penelitian

(Ha), sehingga dengan tingkat kepercayaan

95% dapat disimpulkan bahwa tanggungjawab

sosial perusahaan secara parsial memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

perusahaan dengan pendekatan balanced

scorecard pada Bank Umum di wilayah Kota

Banda Aceh.

KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil

penelitian yang diperoleh pada bab

pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Perbaikan proses bisnis internal dan

tanggung jawab sosial perusahaan

memiliki hubungan positif terhadap

kinerja perusahaan dengan pendekatan

balanced scorecard. Hal ini

menunjukkan bahwa makin baik

perbaikan proses bisnis internal maupun

tanggung jawab sosial yang dilakukan

perusahaan, maka akan meningkatkan

kinerja perusahaan khususnya kinerja

Bank melalui pendekatan balanced

scorecard yang ada di wilayah Kota

Banda Aceh.

2. Perbaikan proses bisnis internal

berpengaruh secara signifikan terhadap

tanggung jawab sosial perusahaan,

artinya bahwa apabila makin baik

perbaikan proses bisnis internal yang

dilakukan maka akan mendorong

perusahaan untuk meningkatkan

tanggung jawab sosialnya.

3. Perbaikan proses bisnis internal secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja bank dengan pendekatan

balanced scorecard yang ada di wilayah

Kota Banda Aceh.

4. Tanggung jawab sosial perusahaan

berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap kinerja bank dengan pendekatan

balanced scorecard yang ada di wilayah

Kota Banda Aceh.

5. Perbaikan proses bisnis internal dan

tanggung jawab sosial perusahaan secara

bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja bank melalui

pendekatan balanced scorecard yang ada

di wilayah Kota Banda Aceh.

Saran

Saran yang dapat diajukan dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perbankan agar tetap

mempertahankan komitmen untuk terus

memperbaiki proses bisnis internal yang

dapat menunjang meningkatnya kinerja

bank secara keseluruhan.

2. Dari hasil penelitian membuktikan

bahwa penilaian kinerja dengan

pendekatan balanced scorecard lebih

memberikan ukuran atau nilai yang

memadai bagi kinerja bank, oleh karena

itu sebaiknya dapat diterapkan secara

nyata dalam menunjang performance

bank secara utuh.

3. Tanggung jawab sosial perlu

ditingkatkan secara berkelanjutan oleh

pihak Bank karena faktor ini akan

memberikan sisi berbeda bagi

perusahaan dalam meningkatkan kinerja

khususnya faktor non keuangan dan

dengan meningkatnya tanggung jawab

sosial ini, maka akan menciptakan image

yang baik bagi nasabah serta masyarakat.

Dengan demikian akan menciptakan

profitabilitas yang tinggi bagi Bank

dalam jangka panjang.

4. Penelitian selanjutnya untuk dapat

mengembangkan variabel penelitian

pada faktor lain seperti informasi

akuntansi manajemen, lingkungan

maupun tenaga kerja.

5. Penelitian berikutnya dapat memperluas

subjek penelitian tidak terbatas pada

Bank saja, namun dapat dilakukan pada

seluruh jenis perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Usmara, A. (2003). Implementasi Manajemen

Stratejik (Kebijakan dan Proses).

Yogyakarta : Penerbit Amara Books.

Maksum, Azhar Maksum dan Kholis, Azizul.

(2003). Analisis Tentang Pentingnya

Tanggung Jawab Sosial Dan

Akuntansi Sosial Perusahaan: Studi

Empiris Di kota Medan. Simposium

Nasional Akuntansi VI. Ikatan

Akuntan Indonesia, Surabaya.

Harrington, H. James. (1991). Business

Process Improvement (The

Breaktrough Strategy for Quality,

Page 12: PENGARUH PENERAPAN PERBAIKAN PROSES BISNIS INTERNAL DAN ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · kompetitif telah menuntut manajemen harus ... perbaikan

247 – 258 Jurnal Keuangan & Bisnis November

258

Productivity, and Competitiveness.

USA : Mc. Graw Hill.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar

Akuntansi Keuangan. Jakarta :

Salemba Empat.

Bastian, Indra. (2001). Akuntansi Sektor

Publik di Indonesia. Pusat

Pengembangan Akuntansi. Yogyakarta

: BPFE.

Kaplan, Robert. S. Dan Norton, David. P.

(2000). Balanced Scorecard:

Menerapkan Srategi menjadi Aksi.

Jakarta : Erlangga

Media Akuntansi. (2004). Edisi 42, Tahun XI.

Sinungan, Muchdarsyah. (2000). Manajemen

Dana Bank. Jakarta : Rineka Cipta.

Kuncoro, Mudrajat. (2003). Metode Riset

untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :

Erlangga.

-----------. (2001). Balanced Scorecard.

Universitas Gajah Mada : Salemba

Empat.

-----------. (2007). Balanced Scorecard.

Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN.

Utomo, Muslim. (2000). Praktik

Pengungkapan Sosial Pada Laporan

Tahunan Perusahaan di Indonesia.

Laporan Penelitian, Simposium

nasional Akuntansi III. IAI

Kompertemen Akuntan Pendidik,

Jakarta.

Sitepu, Nirwana SK. (1994). Analisis Jalur

(Path Analysis). Bandung : LP3E

Unpad.

Siegel, G., Marconi, Ramanauskas and Helena.

(1989). Behavioral Accounting. Ohio :

South-Western Publishing Co.

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian.

Banudung : Penerbit Alfabeta.

Weihrich H & Koontz, H. (2005).

Management : A Global Prespective.

Asia : McGraw-Hill Education.