PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen...

127
PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN PENERAPAN AUDIT INTERNAL TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Nama : Ika Caya Putri NIM : 206082003988 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M i

Transcript of PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

PERBANKAN DAN PENERAPAN AUDIT INTERNAL

TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Nama : Ika Caya Putri

NIM : 206082003988

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

i

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN

PENERAPAN AUDIT INTERNAL TERHADAP KEBIJAKAN

PEMBERIAN KREDIT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ika Caya Putri NIM: 206082003988

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si Yessi Fitri., SE., Ak., M.Si

NIP.19730615 200501 1 009 NIP.19760924 200604 2 002

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

ii

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Hari ini Senin Tanggal 17 Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Ika Caya Putri NIM: 206082003988 dengan judul

Skripsi “PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN

DAN PENERAPAN AUDIT INTERNAL TERHADAP KEBIJAKAN

PEMBERIAN KREDIT”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut

selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Mei 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Rahmawati, SE., MM Yusro Rahma, SE., Msi Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli

iii

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Hari ini Selasa Tanggal 15 Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian

Skripsi atas nama Ika Caya Putri NIM: 206082003988 dengan judul Skripsi

“PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN

PENERAPAN AUDIT INTERNAL TERHADAP KEBIJAKAN

PEMBERIAN KREDIT”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut

selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Rini, SE., Ak., M.Si Penguji Ahli I Penguji Ahli II

iv

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Ika Caya Putri

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Maret 1988

3. Alamat : Reni Jaya, Jl. Kenari XV Blok AE

12 No. 19 Pamulang

Tangerang Selatan 15417

4. Telepon : (021) 93660655/085691033687

II. PENDIDIKAN

1. SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tahun 1994-2000

2. SMP Muhammadiyah 22 Pamulang Tahun 2000-2003

3. SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Tahun 2003-2006

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006-2010

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : M. Zuhri Padusung

2. Ibu : Puji Rahayu

3. Alamat : Reni Jaya, Jl. Kenari XV Blok AE

12 No. 19 Pamulang

Tangerang Selatan 15417

4. Telepon : (021) 7416304

v

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

EFFECT OF APPLICATION OF RISK MANAGEMENT BANKING AND IMPLEMENTATION OF INTERNAL AUDIT POLICY ON LENDING

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of banking risk management application and implementation of internal audit of credit policy. In this study, primary data in the form of dissemination of the questionnaire conducted in Tangerang and Jakarta to the respondent directors, managers and staff who work in the credit department of a banking enterprise. Determination of the samples was done using convenience sampling method. Questionnaire distributed amounted to 62 but again only 44 and that can be processed 44. Analyzing the data for hypothesis testing was done by multiple regression. The results of this study indicate that the application of risk management, internal audit implementation significantly influence the lending policies. Keywords: Risk management, internal audit, Policy Lending

vi

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN PENERAPAN AUDIT INTERNAL TERHADAP KEBIJAKAN

PEMBERIAN KREDIT

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh penerapan manajemen risiko perbankan dan penerapan audit internal terhadap kebijakan pemberian kredit. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Tangerang dan Jakarta dengan responden direktur, manajer dan staf bagian kredit yang bekerja pada perusahaan perbankan. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 62 tetapi kembali hanya 44 dan yang bisa diolah 44. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penerapan manajemen risiko, penerapan audit internal berpengaruh signifikan terhadap kebijakan pemberian kredit. Kata kunci: Manajemen Risiko, Audit internal, Kebijakan Pemberian Kredit.

vii

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Perbankan Dan Penerapan

Audit Internal Terhadap Kebijakan Pemberian Kredit.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-

syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua yang penulis cintai dan hormati sepanjang hidup, yang

dengan rasa cinta dan kasih sayangnya secara tulus telah mengurus,

membesarkan, mendidik penulis hingga sekarang ini serta memberikan

semangat dan doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

3. Adinda, Oktaria Adekayanti, Nejakasih Yuriantri, Andhini Listiawati, dan

kakanda, Sirojul Munir, Fidyah Gita Dahlia, Ghalim Pati, Meutia Gama

Pertiwi, Dian Aji Pertiwi, serta saudara, Dara Amalia dan Ayu Zakia yang tak

pernah henti memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Mereka

merupakan telaga inspirasi yang tak pernah kerontang.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku dosen

Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan

pengarahan dan bimbingan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

viii

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

7. Bapak Dr. Amilin SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan

yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

8. Tim penguji ujian komprehensif: Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Rahmawati, SE.,

MM, Yusro Rahma, SE., M.Si.

9. Tim penguji ujian skripsi: Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Dr. Amilin, SE.,Ak.,M.Si,

Rini, SE.,Ak.,M.Si, Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si.

10. Ade Ridwan, yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat tercinta, Dania Safitri, Intania Muliawan, Mutia Astarina,

Westi Sulistia Azhar, Budi Sulistiawati, Anita Ari Handayani, Ardian Prima,

Nurrina, Dwi Qory Astuti, Fitri Sartika, Anggi Permana, Ali Murtadlo, yang

telah memberikan dukungannya kepada penulis.

12. Kawan-kawanku akuntansi dan manajemen, Indah Febrianti trimakasih ya atas

motivasinya. Sri Hasanah, Rochmawati, Novarina Cinde, Ilham, Misbah,

Iqbal, Neneng Musfida, Marlia Ulfa temen seperjuangan, Rika dan ayahanda

trimakasi atas bantuannya, Ale dan kakanda, Zulfi, dan lain-lain.

13. Kak Edi, terimakasih ya sudah bersedia meluangkan waktunya untuk

mengajarkan cara mengolah data serta motifasi yang telah diberikan, kak Tika

terimakasih atas bantuannya.

14. Rekan-rekan Akuntansi dan manajemen angkatan 2006 yang telah

memberikan dukungannya selama ini kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 15 Juni 2010

(Ika Caya Putri)

ix

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………..…………..……………… i

Lembar Pengesahan Skripsi ……………….………….……………… ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ………….…….……………. iii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi ………..……………….…………… iv

Daftar Riwayat Hidup …………………………………….…………. v

Abstract ……….…………………………………………….…….…... vi

Abstrak ………………………………………………………….…..… vii

Kata Pengantar ………………….…………………………………… viii

Daftar Isi ……….………………..…………………………………… x

Daftar Tabel …………………………………..……………………… xiii

Daftar Gambar …………………………………..…………………… xiv

Daftar Lampiran ……………………………………………………... xv

BAB I PENDAHULUAN ….………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………….… 1

B. Perumusan Masalah ….……………………………… 5

C. Tujuan Penelitian .…………………………………… 5

D. Manfaat Penelitian …………………………………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………. 7

A. Tinjauan Literatur ………………………………….… 7

1. Penerapan Manajemen Perbankan ......................… 7

2. Penerapan Audit Internal………………………….. 19

3. Kebijakan Pemberian Kredit…………………….… 31

B. Keterkaitan Antara Variabel …………………………. 46

1. Penerapan Manajemen Risiko dengan Kebijakan

Pemberian Kredit ...................................................... 46

x

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

2. Penerapan Audit Internal dengan Kebijakan

Pemberian Kredit ....................................................... 47

C. Kerangka Pemikiran ….……………………………... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………….….. 49

A. Ruang Lingkup Penelitian ..…………………………. 49

B. Metode Penentuan Sampel ………………………….. 49

C. Metode Pengumpulan Data ……………………….…. 50

1. Data Primer …… ………………………….……… 50

2. Data Skunder …….. ……………………………… 50

D. Metode Analisis Data ………..………………………. 51

1. Statistik Deskriptif ………………………………… 51

2. Uji Kualitas Data ………………………………….. 51

3. Uji Asumsi Klasik ………………………………… 53

4. Uji Hipotesis ………………………………………. 56

E. Operasionalisasi Variabel …………………………….. 59

1. Variabel Independen ……………………………….. 59

a. Manajemen Risiko Perbankan ............................... 59

b. Audit Internal ......................................................... 60

2. Variabel Dependen ……..…………………………. 60

a. Kebijakan Pemberian Kredit ................................. 60

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ………………..... 65

A. Gambaran Umum Objek Penelitan ….……….............. 65

B. Penemuan dan Pembahasan ......................................... 67

1. Deskriptif Demografi Responden ………………… 67

2. Uji Kualitas Data………………………………….. 69

3. Uji Asumsi Klasik ………………………………… 74

4. Uji Hipotesis ……………………………………… 79

xi

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI …………………… 86

A. Kesimpulan ………………………………………….. 86

B. Implikasi …………………………………………….. 87

Daftar Pustaka …………………………………………………………… 88

Lampiran-Lampiran ……………………………………………………… 92

xii

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Metode Skala dan Pengukurannya ……………….. 53

Tabel 3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel ..……………………….. 62

Tabel 4.1 Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ..………. 66

Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ………………………. 66

Tabel 4.3 Jabatan Responden ………………………………………. 67

Tabel 4.4 Jenis Kelamin Responden ……………………………….. 67

Tabel 4.5 Pendidikan Responden …………………………………... 68

Tabel 4.6 Lama Berprofesi …………………………………………. 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Reabilitas ………………………………………. 70

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Manajemen

Risiko Perbankan ………………………………………… 71

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Manajemen

Risiko Perbankan Setelah Butir Pertanyaan 8 dan 11

Dikeluarkan ....................................................................... 72

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan audit. Internal ….. 73

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Kebijakan Pemberian

Kredit …………………………………………………….. 73

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ………………………………. 78

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ………………………..... 79

Tabel 4.14 Hasil Uji t ............................................................................ 81

Tabel 4.15 Hasil Uji F ………………………………………………... 84

xiii

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………... 47

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik

Histogram ………………………………………………... 74

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik

Scatterplot ………………………………………...........… 61

xiv

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

xv

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Matriks Tabulasi Data

Lampiran 3 Hasil Uji Kualitas Data

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

perkembangan pesat yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko

kegiatan usaha perbankan sehingga meningkatkan kebutuhan praktek tata

kelola bank yang sehat (good corporate governance) dan penerapan

manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan

manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan bank. Bagi

perbankan, penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan shareholder

value, memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai kemungkinan

kerugian bank di masa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan

keputusan yang sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi,

digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja

bank, digunakan untuk menilai risiko yang melekat pada instrumen atau

kegiatan usaha bank yang relatif kompleks serta menciptakan infrastruktur

manajemen risiko yang kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing bank.

Menurut Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

Umum yang dibuat oleh Bank Indonesia (2003), esensi dari penerapan

manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan

risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali (manageable) pada

batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank. Namun demikian

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

2

mengingat perbedaan kondisi pasar dan struktur, ukuran serta kompleksitas

usaha bank, maka tidak terdapat satu sistem manajemen risiko yang universal

untuk seluruh bank sehingga setiap bank harus membangun sistem

manajemen risiko sesuai dengan fungsi dan organisasi manajemen risiko pada

bank.

Salah satu risiko yang muncul dalam perbankan adalah risiko kredit,

dampak dari risiko kredit tersebut dapat mengakibatkan kredit macet. Kredit

macet terjadi jika kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada pihak swasta

tidak dapat dilunasi tepat pada waktunya baik pokok ataupun bunga pinjaman

yang ditetapkan, sehingga dapat menekan dan mengurangi profitabilitas bank.

Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank

dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor pengawasan kredit

yang lemah, analisis laporan keuangan yang tidak cermat, dan kompetensi

dari sumberdaya manusia yang lemah.

Kredit macet dalam jumlah yang besar akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut operasional bank dan

dampak psikologis yang terjadi. Kredit macet mengakibatkan kegiatan bank

menjadi terhambat, sebab keuntungan utama bank diperoleh dari selisih

bunga simpanan bank kepada nasabah dengan bunga pinjaman atau kredit

yang disalurkan. Selain itu dampak psikologis yang akan terjadi adalah

menurunnya tingkat kepercayaan dari masyarakat terhadap bank.

Menurut Firdaus (2006:2), tingkat persaingan antar bank dan risiko

perkreditan yang tinggi menyebabkan pihak manajemen bank perlu

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

3

menerapkan suatu pengendalian internal yang memadai dimana pengendalian

tersebut bertujuan untuk melindungi harta milik perusahaan dengan

meminimumkan kemungkinan terjadinya penyelewengan, pemborosan,

kemacetan kredit, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja.

Dengan pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat menjamin

proses pemberian kredit tersebut akan dapat terhindar dari kesalahan-

kesalahan dan penyelewengan yang akan terjadi.

Menurut Boockholdt (1993:421-422) dalam Fitria (2009:3),

pengendalian internal yang memadai pada dasarnya merupakan struktur

organisasi yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sebagaimana yang

dikemukakan Boockholdt (1993) dalam Fitria (2009:3), struktur pengendalian

intern pada dasarnya terdiri atas berbagai kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan oleh manajemen perusahaan dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan.

Dalam PBI No.2/15/PBI/2000 tentang Sistem Pengendalian Intern bagi

Bank Umum menyatakan bahwa pengendalian intern merupakan suatu

mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen bank secara

berkesinambungan (on going basis), guna untuk (1) menjaga dan

mengamankan harta kekayaan bank, (2) menjamin tersedianya laporan yang

lebih akurat, (3) meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku,

(4) mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

4

kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian, (5) meningkatkan

efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Rajagukguk (2008) dengan judul “Pengaruh Kebijakan

Moneter dan Risiko Perbankan terhadap Kinerja Fungsi Intermediasi”,

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan moneter dan

risiko perbankan terhadap fungsi intermediasi dan bagaimana penyaluran

kredit mempengaruhi kinerja perekonomian di Indonesia (1993-2007).

Penelitian yang diteliti oleh Fitria (2009), mengukur pengaruh penilaian

kinerja audit dan penerapan audit internal terhadap sistem pengendalian

internal perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2005) yang

berjudul “Pengaruh Kebijakan Kredit dan Kebijakan Perpancaran Bunga

(speread) Terhadap Profitabilitas Bank” bertujuan untuk menganalisis dan

menjelaskan pengaruh kebijakan kredit dan kebijakan perpancaran bunga

(speread) secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap profitabilitas

bank, sedangkan dalam penelitian ini penulis berfokus pada penerapan

manajemen risiko perbankan dimana menitikberatkan kepada risiko kredit

dan penerapan audit internal terhadap kebijakan pemberian kredit.

Berdasarkan latar belakang terdahulu, penulis mengambil judul untuk

penelitian ini sebagai berikut:

“Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Perbankan dan Penerapan

Audit Internal Terhadap Kebijakan Pemberian Kredit”

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh signifikan penerapan manajemen risiko

perbankan terhadap kebijakan pemberian kredit?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan penerapan audit internal terhadap

kebijakan pemberian kredit?

3. Apakah penerapan manajemen risiko perbankan dan audit internal

berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan pemberian kredit?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:

a. Untuk menganalisis signifikasi pengaruh penerapan manajemen risiko

perbankan terhadap kebijakan pemberian kredit.

b. Untuk menganalisis signifikasi pengaruh penerapan audit internal

terhadap kebijakan pemberian kredit.

c. Untuk menganalisis signifikasi pengaruh secara bersama penerapan

manajemen risiko dan audit internal terhadap kebijakan pemberian

kredit.

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

6

2. Manfaat Penelitian

Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat

terhadap:

a. Bagi Perusahaan (Bank)

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi dan bahan

masukan kepada pihak perusahaan mengenai pengembangan lebih

lanjut kebijakan pemberian kredit.

b. Bagi Auditor Internal

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi

auditor dalam meningkatkan kualitas jasa yang diberikan kepada

perusahaan.

c. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dalam dunia

perbankan mengenai peranan audit internal dalam menunjang kebijakan

pemberian kredit.

d. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis

tentang bagaimana pengaruh penerapan manajemen risiko perbankan

dan penerapan audit internal terhadap kebijakan pemberian kredit.

e. Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

mahasiswa khususnya jurusan akuntansi untuk digunakan dalam

penelitian selanjutnya.

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Penerapan Manajemen Resiko Perbankan

Menurut Husnan (2002), risiko ditafsirkan sebagai kemungkinan

keuntungan yang sebenarnya meyimpang dari keuntungan yang

diharapkan. Semakin besar kemungkinan penyimpangan itu terjadi,

dikatakan risikonya semakin tinggi. Risiko timbul karena adanya

ketidakpastian yang berarti, ketidakpastian adalah merupakan kondisi yang

menyebabkan timbulnya risiko, karena mengakibatkan keragu-raguan

seseorang mengenai kemampuannya untuk meramalkan kemungkinan

terhadap hasil-hasil yang akan terjadi dimasa datang.

Menurut Uyemura dan Deventer (1993:5) dalam Raharjo (2005)

secara umum terdapat enam kategori risiko yang dihadapi para bankir,

yaitu: risiko kredit, risiko tingkat bunga, risiko nilai tukar valuta asing,

risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko kecukupan modal. Risiko

yang dihadapi perbankan menurut Basel II dalam Basyaib (2007:2)

meliputi empat jenis, yaitu:

a. Risiko kredit, yaitu risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan

gagalnya pihak pasangan (counterpart) dalam memenuhi kewajiban,

dengan kata lain merupakan risiko tidak dilunasinya hutang-hutang

peminjam.

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

8

b. Risiko pasar, yaitu risiko kerugian untuk posisi didalam atau diluar

neraca yang muncul karena perubahan harga dalam pasar yang

diakibatkan oleh perubahan suku bunga, nilai tukar, harga saham serta

harga komoditas.

c. Risiko operasi, yaitu kerugian yang diakibatkan kurangnya atau

gagalnya proses internal, sumber daya manusia, dan sistem, atau dapat

juga diakibatkan oleh kejadian-kejadian eksternal. Risiko hukum dan

kewajiban perundangan termasuk dalam risiko operasi.

d. Risiko lain-lain, risiko yang termasuk dalam risiko lain-lain adalah

sebagai berikut:

1) Risiko bisnis, yaitu risiko keputusan manajemen dalam kaitannya

dengan posisi persaingan bank serta peluang tumbuhnya bank

dalam pasar yang berubah.

2) Risiko stratejik, yaitu risiko yang terkait dengan keputusan bisnis

dalam jangka panjang serta risiko dalam penerapan keputusan

stratejik tersebut. Risiko stratejik menyangkut keputusan bank

dalam penentuan jenis usaha yang akan didanai, usaha dan bank

lain yang akan diakuisisi, serta keputusan untuk menutup dan

menjual salah satu lini usaha bank.

3) Risiko reputasi, yaitu risiko potensi kerusakan yang diakibatkan

oleh opini publik negatif terhadap sebuah bank. Risiko reputasi

dapat juga terjadi untuk sektor perbankan secara keseluruhan.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

9

Secara sederhana pengertian manajemen risiko menurut

Djojosoedarsono (2003:4) adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen

dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh

organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan

merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkoordinir, dan

mengawasi termasuk mengevaluasi program penanggulangan risiko.

Tujuan yang ingin dicapai dalam manajemen risiko menurut

Djojosoedarsono (2003:11), dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

a. Tujuan sebelum terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian

(peril), yaitu antara lain:

1) Hal-hal yang bersifat ekonomis, misalnya upaya untuk

menanggulangi kemungkinan kerugian dengan cara yang paling

ekonomis, yang dilakukan melalui analisis keuangan terhadap

biaya program keselamatan, maupun biaya dari bermacam-macam

teknik penanggulangan risiko.

2) Hal-hal yang bersifat non ekonomis, yaitu upaya untuk mengurangi

kecemasan dan ketakutan, sehingga dengan adanya upaya

penanggulangan maka kondisi tersebut dapat diatasi.

Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan (2003)

menyatakan proses penerapan manajemen risiko yaitu terdiri dari:

a. Identifikasi Risiko

Tujuan dilakukannya identifikasi risiko adalah untuk mengidentifikasi

seluruh jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional yang

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

10

berpotensi merugikan bank. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menerapkan identifikasi risiko antara lain:

1) Bank harus mengidentifikasi risiko kredit yang melekat pada

seluruh produk dan aktivitasnya. Identifikasi risiko kredit tersebut

merupakan hasil kajian terhadap karakteristik risiko kredit.

2) Untuk kegiatan perkreditan dan jasa pembiayaan perdagangan,

penilaian risiko kredit harus memperhatikan kondisi keuangan

debitur dan khususnya kemampuan membayar secara tepat

waktu, serta jaminan atau agunan yang diberikan.

3) Untuk kegiatan treasury dan investasi, penilaian risiko kredit

harus memperhatikan kondisi keuangan counterparty, rating,

karakteristik instrument, jenis transaksi yang dilakukan, dan

likuiditas pasar serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

risiko kredit.

b. Pengukuran Risiko

1) Bank harus memiliki prosedur tertulis untuk melakukan

pengukuran risiko yang memungkinkan untuk:

a) Sentralisasi eksposur on balance sheet dan off balance sheet

yang mengandung risiko kredit dari setiap debitur atau

perkelompok debitur dan atau counterparty tertentu mengacu

pada konsep single obligor.

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

11

b) Penilaian perbedaan kategori tingkat risiko kredit dengan

menggunakan kombinasi aspek kualitatif dan kuantitatif data

dan pemilihan kriteria tertentu.

c) Distribusi informasi hasil pengukuran risiko secara lengkap

untuk tujuan pemantauan oleh satuan kerja terkait.

2) Sistem pengukuran risiko kredit sekurang-kurangnya

mempertimbangkan:

a) Karakteistik setiap jenis transaksi risiko kredit, kondisi

keuangan debitur (counterparty) serta persyaratan dalam

perjanjian kredit seperti dalam jangka waktu dan tingkat

bunga.

b) Jangka waktu kredit dikaitkan dengan perubahan potensial

yang terjadi dipasar.

c) Aspek jaminan, agunan dan atau garansi.

d) Potensi terjadinya kegagalan membayar (default), baik

berdasarkan hasil penilaian pendekatan konvensional maupun

hasil penilaian pendekatan yang menggunakan proses

pemeringkatan yang dilakukan secara intern (internal risk

rating).

e) Kemampuan bank untuk menyerap potensi kegagalan

(default).

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

12

3) Bagi bank yang menggunakan teknik pengukuran risiko dengan

pendekatan internal risk rating harus menggunakan validasi data

secara berkala.

4) Parameter yang digunakan dalam pengukuran risiko kredit antara

lain mencakup:

a) Non-performing loans (NPLs).

b) Konsentrasi kredit berdasarkan peminjam dan sektor

ekonomi.

c) Kecukupan agunan.

d) Pertumbuhan kredit.

e) Non performing portifolio treasury dan investasi (non kedit)

f) Komposisi portifolio treasury dan investasi (antar bank,

surat berharga, dan penyertaan).

g) Kecukupan cadangan transaksi treasury dan investasi.

h) Transaksi pembayaran dan perdagangan default.

i) Konsentrasi pemberian fasilitas pembiayaan perdagangan.

5) Mark to market pada transaksi risiko kredit tertentu yang

mencakup:

a) Untuk mengukur risiko kredit yang disebabkan Transaksi

Over the Counter (OTC) atau pada pasar tertentu, khususnya

pasar transaksi derivatif, bank harus mengguanakan metode

penelitian mark to market.

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

13

b) Eksposur risiko kredit harus diukur dan dikinikan sekurang-

kurangnya setiap bulan atau lebih intensif khususnya apabila

portofolio debitur sangat signifikan dan atau volatilitas

parameter pasar yang digunakan untuk menilai mark to

market mengalami perubahan/fluktuasi.

c) Limit kredit yang dialokasikan untuk satu debitur atau

kelompok debitur harus diuji berdasarkan mark to market

sedangkan faktor risiko harus digunakan untuk

mempertimbangkan perubahan kondisi pasar dan pengaruh

replacement cost.

6) Penggunaan Credit Scoring Tools

a) Bank dapat menggunakan sistem dan metodologi

statistik/probabilistic.

b) Dalam penggunaan sistem tersebut, bank harus:

• Melakukan kaji ulang secara berkala terhadap akurasi

model dan asuransi yang digunakan untuk

memproyeksikan kegagalan (defaults).

• Menyesuaikan asumsi dengan perubahan yang terjadi pada

kondisi internal dan eksternal.

c) Apabila terdapat eksposur risiko yang besar atau transaksi

yang relatif kompleks, proses pengambilan keputusan

transaksi risiko kredit tidak hanya didasarkan pada sistem

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

14

tersebut sehingga harus didukung sarana pengukuran risiko

kredit lainnya.

d) Bank harus mendokumentasikan kredit seperti asumsi, data

dan informasi yang digunakan pada sistem tersebut, termasuk

perubahannya serta dokumentasi tersebut selanjutnya

dikinikan secara berkala.

e) Penerapan system ini harus:

• Mendukung proses pengambilan keputusan dan

memastikan kepatuhan terhadap kepatuhan pendelegasian

wewenang.

• Independen terhadap kemungkinan rekayasa yang akan

mempengaruhi hasil (score-output) melalui prosedur

pengamanan yang layak dan efektif.

• Dilakukan kajian ulang oleh satuan kerja oleh pihak yang

independen terhadap satuan kerja yang mengaplikasikan

system tersebut.

c. Pemantauan Risiko Kredit

1) Bank harus mengembangkan dan menerapkan sistem informasi

dan prosedur untuk memantau kondisi setiap debitur dan

counterparty pada seluruh portofolio kredit bank.

2) Sistem pemantauan risiko kredit sekurang-kurangnya memuat

ukuran-ukuran dalam rangka:

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

15

a) Memastikan bahwa bank mengetahui kondisi keuangan

terakhir dari debitur atau counterparty.

b) Memantau kepatuhan terhadap persyaratan dalam perjanjian

kredit atau kontrak transaksiresiko kredit.

c) Menilai kecukupan anggunan dibandingkan dengan kewajiban

debitur atau counterparty.

d) Mengidentifikasi ketidakpastian pembayaran dan

mengklasifikasikan kredit bermasalah secara tepat waktu.

e) Menangani dengan cepat kredit bermasalah.

3) Bank juga harus melakukan pemantauan eksposur resiko kredit

dibandingkan dengan limit resiko kredit yang telah ditetapkan,

antara lain dengan menggunakan kolektibilitas atau internal risk

rating.

4) Pemantauan eksposur risiko kredit tersebut harus dilakukan secara

berkala atau terus menerus oleh satuan kerja manajemen resiko

dengan cara membandingkan resiko kredit aktual dengan limit

risiko kredit yang ditetapkan.

5) Untuk keperluan pemantauan eksposur resiko kredit, satuan kerja

manajemen resiko harus menyususn laporan mengenai

perkembangan resiko kredit secara berkala, termasuk faktor-faktor

penyebabnya, yang disampaikan kepada komite manajemen resiko

kredit dan direksi.

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

16

6) Prinsip pokok dalam penggunaan internal risk rating adalah

sebagai berikut:

a) Prosedur penggunaan sistem internal risk rating harus

diformulakan dan didokumentasikan.

b) Sistem ini harus dapat mengindentifikasi secara dini

perubahan profil resiko yang disebabkan oleh penurunan

potensial maupun actual dari potensi kredit.

c) Sistem internal risk rating harus dievaluasi secara berkala

oleh pihak yang independen terhadap satuan kerja yang

mengaplikasikan internal risk rating tersebut.

d) Apabila bamk menetapknan internal risk rating untuk

menentukan kualitas asset dan besarnya provisi, harus terdapat

prosedur formal yang memastikan bahwa penerapana kualitas

asset dan provisi dengan internal ris rating adalah lebih

prudent atau sama dengan ketentuan terkait yang berlaku.

e) Laporan yang dihasilkan oleh internal risk rating, seperti

laporan kondisi portofolio kredit disampaikan secara berkala

kepada direksi.

Direktorat penelitian dan pengaturan perbankan (2003) juga

menjelaskan bahwa sistem informasi manajemen risiko merupakan bagian

dari sistem informasi manajemen yang harus dimiliki dan dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan bank, dalam rangka penerapan manajemen risiko

yang efektif. Sebagai bagian dari proses manajemen risiko, bank harus

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

17

memiliki sistem informasi manajemen risiko yang dapat memastikan

beberapa hal berikut:

a. Dalam rangka meningkatkan efektivitas proses pengukuran risiko

kredit, bank harus memiliki sistem informasi manajemen yang

menyediakan data dan laporan secara akurat dan tepat waktu untuk

mendukung pengambilan keputusan oleh direksi dan pejabat lainnya.

b. Sistem informasi manajemen juga harus menghasilkan laporan atau

informasi dalam rangka pemantauan eksposur aktual terhadap limit

yang ditetapkan dalam pelampauan eksposur limit risiko yang perlu

mendapatkan perhatian dari direksi.

c. Sistem informasi manajemen juga harus menyediakan data secara

akurat dan tepat waktu mengenai jumlah eksposur kredit peminjaman

individual dan counterpartys, portofolio kredit serta laporan

pengecualian limit risiko kredit.

d. Bank harus memiliki sistem informasi yang memungkinkan direksi

untuk mengidentifikasi adanya konsentrasi dalam portofolio kreditnya

e. Bank harus memiliki pengendalian risiko kredit yang meliputi:

1) Menetapkan suatu sistem penilaian yang independen dan

berkelanjutan terhadap efektivitas penerapan proses manajemen

risiko kredit.

2) Pelaksanaan kaji ulang tersebut harus dilaksanakan oleh satuan

kerja atau petugas yang independen terhadap satuan kerja yang

melakukan transaksi risiko kredit.

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

18

3) Bank harus memastikan bahwa satuan kerja perkreditan dan

transaksi risiko kredit lainnya telah dikelola secara memadai dan

eksposur risiko kredit tetap konsisten dengan limit yang

ditetapkan dan memenuhi standar kehati-hatian.

4) Bank harus menetapkan dan menerapkan pengendalian internal

untuk memestikan bahwa penyimpangan terhadap kebijakan

prosedur, dan limit telah dilaporkan tepat waktu pada direksi atau

pejabat terkait untuk keperluan tindakan terbaik.

5) Pada saat melakukan audit intern, SKAI harus melakukan

pengujuian terhadap efektifitas pengendalian internal untuk

memastikan bahwa sistem pengendalian tersebut telah efektif,

aman, serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta kebijakan,

pedoman dan prosedur internal bank.

6) Bank harus memiliki prosedur pengolahan penanganan kredit

bermasalah termasuk sistem deteksi kredit bermasalah secara

tertulis dan menetapkan secara efektif.

Sebagai salah satu output sistem informasi manajemen risiko,

laporan eksposur risiko disusun secara berkala oleh satuan kerja

manajemen risiko atau sekelompok petugas yang diberikan wewenang dan

bersifat independen terhadap unit kerja yang melakukan kegiatan

operasional. Frekuensi penyampaian laporan kepada direksi terkait dan

komite manajemen risiko harus ditingkatkan apabila kondisi pasar berubah

dengan cepat. Laporan ke tingkat manajemen di luar direksi terkait dan

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

19

komite manajemen risiko dapat disampaikan dengan frekuensi yang lebih

lama, namun tetap harus mampu memberikan informasi yang memadai

bagi pihak-pihak tersebut untuk dapat melakukan penilaian terhadap

perubahan profil risiko bank.

Pelaksanaan proses pengendalian risiko harus digunakan bank

untuk mengelola risiko tertentu, terutama yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha bank. Pengendalian risiko dapat dilakukan oleh bank,

antara lain dengan cara hedging, dan metode mitigasi risiko lainnya seperti

penerbitan garansi, sekuritisasi aset dan credit derivatives, serta

penambahan modal bank untuk menyerap potensi kerugian.

2. Penerapan Audit Internal

Definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari

A Statement of Basic Auditing Concept (ASOBAC) yang dalam Halim

(2001:1) adalah:

“Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat asersi—asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”.

Menurut Boynton (2004:5), berdasarkan pengertian auditing di atas

maka audit mengandung unsur-unsur:

a. Suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau

prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

20

dilakukan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan,

terorganisasi dan bertujuan.

b. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya

proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari

pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta untuk

mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti

tersebut.

c. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya

pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil

proses akuntansi.

d. Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai

pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut

dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara

pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat

dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.

e. Kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang

dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (berupa hasil

akuntansi) dapat berupa spesifik yang dibuat legislatif, anggaran atau

ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan manajemen.

f. Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan

secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report).

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

21

g. Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap

laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya

pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi

buruh dan kantor pelayanan pajak.

Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk

menyatakan pendapat secara wajar dalam semua hal yang material sesuai

dengan standar aturan yang berlaku secara umum untuk mencapai tujuan

tersebut. Hal yang lazim dilakukan dalam audit adalah menidentifikasi

sejumlah tujuan audit yang spesifik bagi setiap akun yang dilaporkan

dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang merupakan

hal penting sebagai pedoman auditor lain dalam pengumpulan bukti audit.

Auditing Standard Boards (ASB) dalam Fitria (2009), telah mengakui 5

kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut:

a. Keberadaan/Keterjadian

Berkaitan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas benar-benar

ada pada tanggal tertentu dan transaksi yang dicatat benar-benar telah

terjadi selama periode tertentu.

b. Kelengkapan (Completeness)

Berkaitan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus

diajukan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan.

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

22

c. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)

Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan

dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah

yang semestinya.

d. Penilaian/Alokasi (Valuation or Allocation)

Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan

dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah

yang semestinya.

e. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure)

Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah

digolongkan, diuraikan dan diungkapkan dengan sebagaimana

mestinya.

Menurut Boynton, et,al (2003:6) bahwa audit dapat

diklasifikasikan berdasar tujuan dilaksanakannya audit. Dalam hal ini tipe

audit terbagi dalam tiga kategori.

a. Financial Statement Audit

Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian

bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk

memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara

wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan berupa prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Sehingga standar inti ukuran

kesesuaian audit laporan keuangan adalah kewajaran.

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

23

b. Compliance Audit

Audit kepatuhan mencangkup menghimpun dan mengevaluasi bukti

dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan financial maupun

operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi, aturan, dan

regulasi yang telah ditentukan.

c. Operational Audit

Audit operasional meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti

mengenai kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya dengan

tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun kehematan

(ekonomis) operasional.

Dalam melaksanakan suatu audit, pada umumnya jenis auditor

diklasifikasikan menjadi tiga jenis (Boynton,et,al 2003: 8) yaitu:

a. Auditor Independen

Biasanya terdapat pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang pada

umumnya mengambil peran sebagai auditor eksternal atas

perusahaannya yang menyediakan laporan guna kebutuhan tertentu

dari klien untuk menjalankan bisnisnya. Klien para auditor independen

dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi

laba, kantor pemerintah dan perorangan.

b. Auditor Internal

Merupakan pegawai dari organisasi yang diaudit. Tugas auditor

internal beragam sesuai dengan kebutuhan dan permintaan manajemen

perusahaan. Auditor internal wajib memberikan informasi yang

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

24

berguna bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan operasional perusahaan.

c. Auditor Pemerintah

Di Indonesia terdapat beberapa lembaga ataupun badan yang

bertanggung jawab secara fingsional atas pengawasan terhadap

kekayaan/keuangan negara. Diantaranya, Badan Pengawas Keuangan

dan Pengembangan (BPKP) dan Inspektorat Jendral (Itjen) pada

Departemen Pemerintah. Sebagian tugas BPKP, disamping itu audit

atas laporan keuangan pada saat ini sering kali dilakukan evaluasi atas

efisiensi dan efektivitas operasi program pemerintah dan BUMN.

Pengawasan intern mempunyai peranan yang sangat penting bagi

suatu organisasi perusahaan. Pengawasan intern merupakan alat yang baik

untuk membantu manajemen dalam menilai operasi perusahaan guna dapat

mencapai tujuan usaha. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas

mengenai audit internal, penulis mengutip beberapa pendapat yang

berhubungan dengan audit internal sebagai berikut:

AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dalam

Nasution (2007) memberikan pengertian internal control sebagai berikut:

“Pengawasan Intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta

ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk

melindungi harta benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa

jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan

mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan”.

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

25

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:5)

dalam Firdaus (2006:11):

“Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi, audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance”.

Dari definisi diatas, dapat dikemukakan internal audit adalah:

a. Suatu pemeriksaan yang independen objektif.

b. Aktivitas pemberian jaminan kelayakan dan konsultasi.

c. Dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan

kegiatan operasi perusahaan.

d. Membantu organisasi dalam mencapai usahanya.

e. Memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk

mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan risiko manajemen,

pengendalian, pengaturan dan pengelolaan organisasi.

Secara umum tujuan audit internal adalah membantu manajemen

menjalankan tugasnya, yaitu menyediakan informasi tentang kelayakan

dan keefektifan dari pengendalian intern perusahaan dan kualitas

pelaksanaan aktivitas perusahaan, dengan demikian auditor internal akan

melakukan analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi

sehubungan dengan kegiatan yang diperiksa.

Menurut Tugiman (2002), tujuan dari audit internal adalah sebagai

berikut:

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

26

“Membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawab secara efektif. Untuk itu audit internal akan melakukan analisis, penilaian dan mengajukan saran-saran. Tujuan dari pemeriksaan mencakup pula pengembangan, pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar”.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (SPAI 2004:81)

dalam Susanto (2007), menyatakan bahwa:

“Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam charter audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi”.

Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus mekalukan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Menelaah dan menilai penerapan pengendalian internal dan

pengendalian operasional memadai atau tidak serta mengembangkan

pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.

b. Memastikan ketaatan terhadap rencana-rencana dan prosedur-prosedur

yang telah ditetapkan oleh manajemen.

c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan

dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk

kecurangan, pencurian, dan penyalahgunaan yang dapat merugikan

perusahaan.

d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam

organisasi dapat dipercaya.

e. Menilai suatu pekerjaan di setiap bagian dalam melaksanakan tugas-

tugas yang diberikan oleh manajemen.

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

27

f. Memberikan saran perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka

efisiensi dan efektivitas.

Bintoro (2008), menyatakan bahwa Standar Profesi Internal

Auditor merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas

kinerja Internal Auditor dan hasil audit. Standar audit sangat menekankan

kualitas profesional auditor serta cara auditor mengambil pertimbangan

dan keputusan sewaktu melakukan pemeriksaan dan pelaporan. Hasil audit

yang memenuhi standar akan sangat membantu pelaksanaan tugas Board

of directions (BOD, Board of Commissioner dan Unit Bisnis serta Unit

kerja yang diaudit. Hasil kerja Internal Auditor sangat bermanfaat bagi

Pimpinan dan Unit Kerja untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara

keseluruhan. Hasil audit akan dapat dipakai dengan penuh keyakinan, jika

pemakai jasa mengetahui dan mengakui tingkat profesionalisme Internal

Auditor, sehingga diperlukan syarat yang diberlakukan dan dipatuhi oleh

Internal Auditor sebagai standar perilaku yang menuntut disiplin diri

Internal Auditor. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Halim (2001), telah

menetapkan dan mengesahkan standar auditing sebagai berikut:

a. Standar Umum Internal Auditor

1) Internal auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang

cukup sebagai auditor sehingga hasil kerjanya handal dan dapat

dipercaya.

2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor.

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

28

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, audit wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

b. Standar Pelaksanaan Penugasan

4) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi yang semestinya.

5) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal

harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,

saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

6) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan.

c. Standar Pelaporan

7) Laporan audit harus menyatakan bahwa laporan keuangan yang

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

8) Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya

prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam

hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

periode sebelumnya.

9) Pengungkapan informatif dalam laporan kauangan harus

dipandang memadai.

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

29

10) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan.

Menurut Asikin (2006), manfaat dan peran auditor internal

membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan sangat

tergantung dari sikap pimpinan, persepsi manajemen terhadap fungsi

internal audit dan sikap auditor itu sendiri. Sikap pimpinan sangat penting

karena keberadaan dan fungsi internal audit akan ditentukan oleh sikap

tersebut. Bila pimpinan tersebut memberi dukungan terhadap internal

audit, maka internal auditor akan mempu melaksanakan fungsinya.

Ruang lingkup audit internal menilai keefektifan sistem

pengendalian internal serta pengevaluasian terhadap kelengkapan dan

keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta

kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Audit internal harus

mengimplementasikan hal-hal sebagai berikut:

a. Mereview keandalan (realibilitas dan intergritas) informasi financial

dan operasional serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi,

mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan hal tersebut.

b. Mereview berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan

kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur

hukum, dan peraturan yang dapat berakibat penting terhadap kegiatan

organisasi serta harus menentukan apakah organisasi telah mencapai

kesesuaian dengan hal-hal tersebut.

c. Mereview berbagai cara yang dipergunakan untuk melindungi harta.

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

30

d. Menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan berbagai sumber

daya.

e. Mereview berbagai operasi atau program untuk menilai apakah

hasilnya akan konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan sesuai

dengan yang direncanakan.

Untuk melaksanakan tugasnya audit internal mempunyai batasan

ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan, oleh sebab itu menurut

Cashin (1997) dalam Firdaus (2006) mengemukakan ruang lingkup audit

internal sebagai berikut: “Other than for special assignment, the elemen of

internal auditing may be grouped under (1) compliance, (2) verification,

(3) evaluation”

1. Kepatuhan (compliance)

Merupakan salah satu unsur audit internal yang bertujuan untuk

menentukan dan mengawasi apakah pelaksanaan aktivitas-aktivitas

dalam perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan

prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Verifikasi (verification)

Verifikasi merupakan aktivitas pemeriksaan terhadap dokumen,

catatan dan laporan, apakah hal-hal tersebut telah mencerminkan

keadaan yang sebenarnya. Umumnya verifikasi dilakukan atas:

a. Catatan dan laporan akuntansi, dan

b. Aktiva, hutang serta modal dan hasil operasi perusahaan

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

31

3. Evaluasi (evaluation)

Kegiatan ini merupakan tanggung jawab internal auditor yang paling

penting dan paling sulit diukur hasilnya. Evaluasi mencakup dua

fungsi, yaitu penilaian terhadap pelaksanaan dari berbagai tingkat

manajemen dan penilaian terhadap pengendalian internal yang

berjalan dalam perusahaannya.

3. Kebijakan Pemberian Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari sering didengar adanya istilah kredit,

yang diartikan penundaan pembayaran oleh pihak yang menerima barang

atau uang kepada pihak yang memberikannya dengan perjanjian tertentu.

Istilah kredit sebenarnya berasal dari bahasa latin “credere” yang

berarti kepercayaan atau “credo” yang artinya percaya, karena itu dasar

pemikiran pemberian kredit oleh sebuah lembaga keuangan atau bank

kepada seseorang atau badan usaha, landasannya adalah kepercayaan. Bila

dikaitkan arti kredit tersebut dengan kegiatan usaha, maka berarti

memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha atas dasar

kepercayaan saat pemberian kredit tersebut, bahwa nilai ekonomi yang

sama akan dikembalikan kepada kreditur (bank) setelah jangka waktu

tertentu sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui antara bank

dengan debitur. Beberapa pendapat tentang pengertian kredit antara lain:

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

32

Pengertian kredit menurut UU No. 10/1998 Pasal 1 ayat 11 adalah:

”Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Menurut Hasibuan (2001:87) pengertian kredit adalah: “Semua

jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh

peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”. Suyatno

(2007:13) mengemukakan bahwa kredit adalah: “Hak untuk menerima

pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu

diminta, atau pada waktu yang akan dating karena penyerahan barang-

barang sekarang”.

Pengertian-pengertian tersebut diatas, secara garis besar kredit

mengandung unsur-unsur:

a. Unsur waktu, yaitu petunjuk jarak saat pemberian dan pelunasan.

b. Unsur risiko, yaitu akibat yang mungkin timbul selama penggunaan

kredit oleh user.

c. Unsur penyerahan, yaitu menyerahkan nilai ekonomi kepada pihak

lain, yang harus dikembalikan setelah jangka waktu tertentu.

d. Unsur kepercayaan, yaitu pemberian kredit mempunyai keyakinan

bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang dan

atau jasa akan benar-benar menerima kontra prestasi yang akan

diterima kembali pada jangka waktu tertentu dimasa yang akan

datang.

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

33

e. Unsur persetujuan, yaitu adanya kesepakatan antara pihak kreditur

sebagai pemberi prestasi dengan pihak yang menerima prestasi.

Menurut Anggraini (2008:28), sasaran kredit pada dasarnya dapat

dicerminkan oleh proses kegiatan perkreditan itu sendiri dan sasaran-

sasaran kredit tersebut dapat dikaji melelui proses kegiatan perkreditan.

Mengacu pada proses kegiatan perkreditan maka sasaran perkreditan dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Kredit tersebut harus terarah, maksudnya penggunaan kredit tersebut

harus sesuai dengan perencanaan dan kredit yang digunakan untuk

meningkatkan kegiatan usaha (objek kredit).

b. Kredit tersebut harus menghasilkan, dalam hal ini kredit tersebut

setidaknya dapat memberikan manfaat kepada bank, perusahaan, dan

masyarakat baik dalam bentuk materil maupun goodwill (citra).

c. Kredit harus aman agar bank dapat menerima kembali nilai-nilai

ekonomi tersebut.

Proses kegiatan perkreditan wajib mewujudkan tujuan kredit itu

sendiri yaitu untuk:

a. Bank

1) Bagi bank merupakan asset produktif yang merupakan sumber

utama untuk pendapatannya dan menjamin kelangsungan

kehidupan bank tersebut.

2) Merupakan faktor pendukung pendorong peningkatan pemasaran

bagi produk-produk bank yang lain.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

34

3) Instrumen untuk memelihara kondisi keuangan bank seperti

likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.

b. Perusahaan

1) Setelah memperoleh kredit, kegiatan usaha semakin lancar dan

performance usaha akan lebih baik dari sebelumnya.

2) Akan meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai

jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan.

c. Masyarakat/negara

1) Kredit mempunyai fungsi sebagai instrument moneter.

2) Peningkatan kegiatan usaha mempunyai pengaruh akan

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.

3) Mengarahkan penggunaan sunber daya alam secara efisien.

Untuk mencapai suatu portofolio kredit yang sehat, maka harus ada

suatu jaminan pemberian kredit, yaitu keyakinan bank atas kesanggupan

debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan.

Bank tidak diperkenankan memberikan kredit kepada siapapun

tanpa jaminan pemberian kredit diperoleh bank melalui penilaian yang

seksama terhadap watak, kemampuan, agunan, modal, dan prospek usaha

debitur. Prinsip-prinsip pemberian kredit yang dikenal oleh dunia

perbankan dengan 5C’s principles menurut Firdaus (1986) dalam

Anggraini (2008:33) yaitu:

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

35

a. Character

Untuk mengetahui sifat-sifat positif dari pengurus

perusahaan/perorangan, yang tercermin dari kemauan kuat

(willingness) dan bertanggung jawab atas setiap yang menjadi

kewajibannya. Sifat-sifat ini adalah integrasi dari keterbukaan, jujur,

kemauan yang keras, rasa tanggung jawab, bermoral, tekun, tidak

berjudi, hemat/efisien, sabar, konsultatif dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui sifat-sifat tersebut diatas tidak begitu mudah,

namun dapat dilacak melalui CV, riwayat hidup, family information,

lurah, asosiasi usaha dan lain-lain.

b. Capacity

Pihak bank harus mengetahui sampai dimana capacity atau

kemampuan menjalankan usaha dari calon peminjam. Kemampuan ini

cukup penting artinya karena turut menentukan berhasil tidaknya

suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Andaikata perusahaan

dijalankan oleh orang-orang yang mampu maka perusahaan tersebut

diperkirakan akan meningkat sehingga pembayaran kredit kepada

bank akan berjalan lancar, tetapi apabila sebaliknya maka perusahaan

akan menurun bahkan menderita kerugian sehingga pembayaran

kredit akan terganggu.

c. Capital

Analisis modal untuk dapat menggambarkan capital structure,

sehingga bank dapat melihat besar/kecilnya rasa tanggung jawab

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

36

debitur. Modal dapat terdiri dari modal saham, pinjaman bank,

pinjaman pihak ketiga lainnya. Hal ini dapt dilihat dari neraca dan

bukti-bukti accounting lainnya.

d. Collateral

Jaminan kredit merupakan keyakinan bank atas kesanggupan debitur

untuk melunasi kreditnya (kegiatan usaha sebagai objek kredit) serta

agunan sebagai tambahan, bila keyakinan bank atas kemampuan

debitur masih lemah.

e. Condition of Economic

Bank harus mengetahui keadaan ekonomi yang cukup yang

berpengaruh dan berkaitan dengan usaha calon debitur serta

bagaimana kemungkinan pertumbuhan usaha dimasa yang akan

datang. Suatu keadaan yang dapat diantisipasi dampaknya atas

jalannya kegiatan usaha debitur, oleh sebab-sebab perkembangan

ekonomi, moneter keuangan/perbankan dan berbagai kebijaksanaan

baik nasional maupun internasional.

Selain konsep atau prinsip 5C tersebut diatas, dalam prakteknya

bank juga seringkali menerapkan dasar penilaian lain yang sering disebut

dengan prinsip 5P, menurut Wahyuningtyas (2007:47) yaitu:

a. Personality

Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat

hidupnya, hobi, keadaan keluarga, social standing, serta hal-hal lain

yang erat hubungannya dengan kepribadian sipeminjam.

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

37

b. Purpose

Bank mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit.

c. Prospect

Bank mencari data tentang harapan masa depan dari bidang usaha atau

kegiatan usaha si peminjam.

d. Payment

Bank mencari data tentang bagaimana perkiraan pembayaran kembali

pinjaman yang akan diberikan.

e. Party

Party (golongan) dari calon-calon peminjam bank perlu

menggolongkan calon debiturnya menjadi beberapa golongan menurut

caracter, capacity dan capital. Penggolongan ini akan memberi arah

analisis bank bagaimana ia harus bersikap.

Menurut Firdaus (1986) dalam Anggraini (2008:34), Selain konsep

atau prinsip 5C dan 5P bank juga menerapkan dasar penilaian lain yang

sering disebut dengan prinsip 3R yaitu:

a. Returns

Yaitu penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur

setelah mendapatkan kredit, apakah hasil tersebut cukup memadai

untuk menutupi pinjaman serta sekaligus memungkinkan pula

usahanya untuk berkembang.

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

38

b. Repayment

Suatu perhitungan terhadap kemampuan dan jadwal serta jangka

waktu pengembalian kredit.

c. Risk Bearing Activity

Adalah sampai sejauh mana ketahanan perusahaan pemohon kredit

untuk untuk menanggung resiko kegagalan, apalagi menanggung

suatu hal yang tidak diinginkan. Dalam pengertian risk bearing ability

juga termasuk kemampuan menanggung resiko bank sebagai kreditur,

apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada perusahaan debitur

yaitu dengan cara bank meninta collateral dari debitur.

Kebijakan perkreditan (loan policy) menurut Hampel dan Simpson

(1991) dalam Anggraini (2008:35) adalah:

“The policy should in turn reflect the bank’s lending philosophy and culture, indicating priorities, specifying prosedurs and means of monitoring lending activity. Loan policy should obtain three result: a. Produce sound and collectible loan b. Provide profutable investment of bank funds c. Encourage extention of credit that meet the legimate needs of the

bank’s”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi dari kebijakan

kredit merupakan kemampuan perusahaan dalam menyalurkan kredit ke

debitur yang menguntungkan dan aman bagi bank. Pelaksanaan

perkreditan mempunyai permasalahan yang cukup rumit sehingga untuk

mengatasi berbagai kerumitan serta dalam upaya agar perkreditan berjalan

lancar maka diperlukan suatu peraturan-peraturan yang ditetapkan terlebih

dahulu baik secara tertulis maupun tidak tertulis sebelum pelaksanaan

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

39

perkreditan itu berlangsung, dalam penetapan kebijakan kredit yang harus

diperhatikan tiga azas pokok yaitu:

a. Azas Likuiditas

Yaitu suatu azas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga

likuiditasnya, karena suatu bank yang likuid akibatnya akan sangat

parah yaitu hilangnya kepercayaan nasabahnya atau dari masyarakat

luas.

b. Azas Solvabilitas

Usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari

masyarakat dan disalurkan dalam berbentuk kredit. Masalah inilah

yang mendorong top management suatu bank untuk dapat

mengarahkan sasaran kredit secara tepat.

c. Azas Rentabilitas

Sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu

mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk mempertahankan

eksistensinya maupun untuk keperluan mengembangkan dirinya. Laba

yang diperoleh dari perkreditan selisih antara pendapatan dana dengan

biaya dana.

Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penetapan kebijakan kredit

menurut Mujono (2001:20) yaitu:

a. Untuk penyediaan sarana penjagaan atau pengamatan terhadap aset

bank dan dana yang disimpan oleh para deposan secara memadai,

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

40

maksudnya agar dana yang telah ditanamkan ke dalam bank tersebut

dapat dikembangkan hingga dapat memperoleh return yang optimal.

b. Sebagai dasar pedoman kerja dalam menghadapi perkembangan

perekonomian khususnya yang menyangkut kegiatan perbankan,

maksudnya seagai unit perekonomian sudah tentu tidak dapat

melepaskan diri dari setiap perkembangan yang terjadi pada kegiatan

perekonomian yang mengelilinginya.

c. Sebagai pedoman bagi para pejabat kredit bank yang bersangkutan

dalam menyelesaikan tugasnya.

d. Sebagai dasar untuk melaksanakan pengawasan, karena policy

merupakan decision made in advance yaitu sebagai tolak ukur dari

apa-apa yang harus dilaksanakan oleh para petugas di lapangan.

Penilaian kredit merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks

dimana dalam pemberian kredit kepada perusahaan/debitur harus

dipertimbangkan aspek-aspek yang merupakan informasi yang

menyangkut calon debitur, aspek-aspek tersebut adalah:

a. Aspek Hukum (Yudiris)

Aspek hukum bersisi tentang uraian informasi-informasi calon debitur

mengenai akta pendirian sampai dengan akta-akta perubahan

perusahaan, surat izin dan spesifikasi diperlukan oleh calon debitur

dalam melaksanakan kegiatannya, bukti-bukti kepemilikan barang-

barang yang akan dijadikan jaminan kepada bank sebagai jaminan

kebendaan, sedangkan untuk jaminan bukan kebendaan dapat berupa

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

41

surat-surat rekomendasi, letter of comport, letter of guarantee, surat

kesanggupan menjadi avalist, surat persetujuan dari komesaris

perseroan kepada direktur perusahaan yang sesuai dengan isi akta

pendirian perusahaan. Data yudiris ini merupakan suatu informasi

yang harus diminta dari nasabah sebagai calon debitur, karena

informasi tersebut merupakan permanent file dari suatu perusahaan

yang jarang dipublikasikan.

b. Aspek Pemasaran

Penilaian mengenai aspek pemasaran yaitu berupa data yang

merupakan informasi-informasi calon debitur mengenai: daerah

pemasaran, produk yang dihasilkan, tipe konsumen yang dituju,

analisa permintaan dan penawaran, faktor persaingan yang akan

dihadapi, rencana penjualan, dan lain-lain.

c. Aspek Teknis

Penilaian mengenai keteknisan meliputi segi teknik fisik dari

perusahaan calon debitur dimana sasarannya adalah untuk

mendapatkan hasil produk yang dikehendaki sesuai dengan rencana,

baik itu kualitas, jumlah kapasitas, ukuran maupun untuk kepentingan

kalkulasi, jumlah kapasitas, ukuran maupun untuk kepentingan

kalkulasi biaya atau kebutuhan model kerja perusahaan.

d. Aspek Keuangan

Aspek keuangan pada perusahaan pemohon kredit akan menentukan

jumlah kebutuhan modal usaha dan kemampuan usaha pada masa

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

42

yang akan datang serta kemampuan perusahaan dalam membayar

pengembalian kredit. Beberapa tujuan mengadakan penelitian

terhadap aspek keuangan calon debitur menurut Muljono (2001:223),

adalah untuk memenuhi:

1) Struktur kebutuhan permodalan calon debitur untuk disamakan

dengan struktur perkreditan yang tersedia dipihak perbankan.

2) Kebutuhan dana atau permodalan yang diperlukan oleh calon

debitur tersebut seberapa besar baik dalam rangka untuk

memenuhi kebutuhan modal kerja.

3) Posisi keuangan calon debitur yang telah ada dan berapa

besarnya.

4) Rentabilitas, solvabilitas, likuiditas serta prospek posisi keuangan

di waktu yang akan datang setelah calon debitur yang

bersangkutan menerima kredit dari bank.

5) Prospek keuangan nasabah dimasa yang akan datang terutama

volume pendapatan sampai dengan laba bersih dengan

melaksanakan kegiatan usaha yang dibiayai dengan kredit

perbankan, untuk beberapa periode yang akan datang.

6) Besarnya usaha yang diperlukan baik untuk keperluan investasi,

keperluan modal kerja untuk keseluruhan maupun tiap-tiap

periode yang akan datang.

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

43

7) Estimasi sources and use of fund (arus yang masuk dan yang

keluar) serta untuk mengetahui berapa besarnya saldo dana untuk

tiap-tiap periode yang akan datang.

8) Estimasi cash flow (arus uang tunai yang masuk dan yang keluar)

dan berapa besarnya saldo uang tunai yang akan datang dari

waktu ke waktu.

9) Rencana pelunasan utang pokok yang diterima oleh bank maupun

pembayaran bunga atau kewajiban-kewajiban lainnya.

e. Aspek Jaminan

Jaminan kredit (collateral) merupakan posisi yang penting dalam

perkreditan karena fungsinya sebagai pengaman apabila kredit yang

diberikan mengalami kegagalan. Penilaian jaminan mempunyai

sasaran pokok, yaitu:

1) Menilai nilai ekonomis dari barang jaminan.

2) Menilai nilai yudiris dari barang jaminan.

Kedua sasaran tersebut harus dipenuhi secara lengkap apabila jaminan

yang akan diikat merupakan alat pengaman atas kredit.

f. Aspek Sosial Ekonomi

Hal untuk menilai dalam analisa ini antara lain adalah penyerapan

tenaga kerja yang diserap baik secara langsung maupun tidak

langsung oleh perusahaan yang menerima kredit dari bank. Pengaruh

proyek terhadap keadaan masyarakat sekitarnya, maksudnya pengaruh

proyek yang dibiayai tidak menyebabkan gangguan terhadap

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

44

keserasian lingkungan, dan untuk proyek yang relatif besar bagaimana

dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar apakah proyek tersebut

mempunyai nilai perkembangan (development value) yang tinggi atau

tidak.

Menurut Anggraini (2008:41), ketentuan-ketentuan batas

maksimum pemberian kredit atau legal lending limit adalah jumlah batas

maksimum fasilitas kredit yang diperkenankan diberikan kepada satu

debitur atau debitur grup. Adapun ketentuan tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Batas maksimum pemberian kredit oleh bank kepada nasabahnya

adalah:

1) 20% dari modal sendiri bagi satu debitur

2) 50% dari modal sendiri bank bagi debitur grup dengan

prinsipnya bahwa kredit yang diberikan kepada satu anggota

grup tidak boleh lebih dari 20% dan untuk anggota grup tidak

boleh 50%.

3) Ketentuan ini berlaku pula bagi cabang bank yang bersangkutan

yang beroperasi di luar negeri.

b. Pemberian fasilitas kredit kepada perusahaan yang sebagian

kepemilikannya dimiliki oleh bank berlaku ketentuan:

1) Perusahaan yang kepemilikannya 50% atau lebih dimiliki bank,

batas maksimum kredit adalah 10% dari penyertaan bank pada

perusahaan yang bersangkutan.

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

45

2) Perusahaan yang kepemilikannya kurang dari 50% dimiliki oleh

bank batas maksimum kredit adalah 20% dari modal sendiri

bank.

3) Batas maksimum kredit untuk seluruh perusahaan sebagaimana

dimaksud diatas adalah 50% dari modal sendiri bank.

c. Bank diperkenankan pula memberikan kredit kepada:

1) Anggota direksi dan pegawai dengan maksimum sebesar

kemampuan pengembalian dari pendapatan yang berasal dari

bank yang bersangkutan.

2) Anggota komisaris yang bukan pemegang saham dengan

maksimal:

a) 5% dari modal sendiri bank bagi individu atau perusahaan

yang dimilikinya.

b) 15% dari modal sendiri bank bagi komesaris yang

bersangkutan beserta grup perusahaan yang dimilikinya.

3) Pemegang saham dengan maksimal:

a) 10% dari jumlah penyertaannya bagi bank pemegang saham

atau bagi perusahaan yang dimilikinya.

b) 25% dari penyertaannya pada bank dalam hal kredit kepada

pemegang saham beserta grup perusahaan yang dimilikinya.

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

46

B. Keterkaitan Antara Variabel

1. Penerapan Manajemen Risiko dengan Kebijakan Pemberian Kredit

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2009) mengenai

analisis penerapan manajemen risiko dalam pengelolaan risiko kredit dan

risiko operasional pada Kantor Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia

Medan, hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan dan prosedur serta strategi

yang diterapkan bank di dalam penerapan manajemen risiko sebagai upaya

pengelolaan risiko kredit dan operasional dalam bidang perkreditan telah

mengikuti standar-standar minimal yang ditetapkan Bank Indonesia yang

tentunya disesuaikan dengan lingkup usaha bank tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan Cahyanto dan Sussanto (2007)

mengenai efektifitas penerapan profil risiko kredit terhadap budaya

perusahaan dan budaya manajemen risiko kaitannya dengan penerapan

Good Corporate Governance (studi pada PT. Bank Niaga. Tbk)

menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara profil risiko kredit terhadap

nilai budaya manajemen risiko, budaya perusahaan dan GCG untuk

meningkatkan nilai utama perusahaan khususnya action dan influence.

Dengan demikian maka manajemen risiko dapat mempengaruhi kebijakan

pemberian kredit.

Ha1: Penerapan manajemen risiko perbankan berpengaruh secara

signifikan terhadap kebijakan pemberian kredit.

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

47

2. Penerapan Audit Internal dengan Kebijakan Pemberian Kredit

Penelitian yang dilakukan oleh Habiburrochman (2006) tentang

pengujian evaluasi peran auditor intern dalam menilai risiko bisnis

perbankan di BPR Syariah, menyatakan bahwa auditor internal memiliki

peran untuk memberikan kepastian yang memadai dalam mengamati

dan mengendalikan risiko dalam operasional bank.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hidzriadi

(2008) tentang manfaat audit operasional dalam efektivitas pemberian

kredit pada PT. Bank Jabar Cabang Utama Bandung menyatakan bahwa

audit operasional berpengaruh terhadap atas pemberian kredit didasarkan

keadaan bahwa sebagian besar asset yang tertanam dalam pemberian

kredit. Berdasarkan beberapa penelitian diatas maka terdapat pengaruh

yang signifikan antara penerapan audit internal dengan kebijakan

pemberian kredit.

Ha2: Penerapan audit internal berpengaruh secara signifikan terhadap

kebijakan pemberian kredit.

Ha3: Penerapan manajemen risiko perbankan dan penerapan audit

internal berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan pemberian

kredit.

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya,

penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Penerapan Manajemen Risiko Perbankan (X1) Kebijakan Pemberian

Kredit (Y)

Penerapan Audit Internal (X2)

48

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian ini adalah perusahaan

perbankan yang berada di Tangerang dan Jakarta untuk memperoleh data yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Ruang lingkup pada penelitian ini

adalah membahas dua (2) variabel, yang terdiri dari variabel independen yaitu

penerapan manajemen risiko perbankan dan penerapan audit internal, dan

variabel dependen kebijakan pemberian kredit

B. Metode Penentuan Sampel

Menurut Indrianto dan Soepomo (1997), populasi adalah sekelompok

orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.

Penelitian ini mengambil objek pada manajer perkreditan yang berada pada

beberapa perusahaan perbankan di DKI Jakarta. Metode penentuan sampel

dilakukan dengan teknik Convenience Sampling (pemilihan sampel

berdasarkan kenyamanan) yaitu dengan cara memilih manajer bagian

perkreditan berdasarkan data yang diperoleh. Menurut Hamid (2005:24),

convenient sampling adalah istilah umum yang mencakupi variasi luasnya

prosedur pemilihan responden. Convenient sampling berarti unit sampel yang

mudah ditarik, tidak menyusahkan, mudah diukur dan bersifat kooperatif.

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

50

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan data sekunder dan data primer yaitu berupa:

1. Data Primer (Primary Data)

Untuk mendukung penelitian ini dan memperoleh data yang

dibutuhkan, maka jenis data yang digunakan adalah data primer. Data

primer yang dikumpulkan melalui metode survey dengan menggunakan

kuesioner yang dibuat oleh penulis. Kuesioner ini diperoleh dari beberapa

buku referensi, yang kemudian akan dimodifikasikan dalam bentuk

pertanyaan. Bobot penilaian atau angka hasil kuesioner dalam penelitian

ini sesuai dengan yang digambarkan dalam skala likert (likert scale). Skala

likert menggunakan lima angka penilaian yaitu Sangat Setuju, Setuju,

Tidak Pasti, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Kuesioner ini

selanjutnya dikirimkan kepada responden di beberapa perusahaan bank

yang ada di Tangerang dan DKI Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan

secara langsung, yaitu dengan mengirimkan langsung kepada perusahaan

yang bersangkutan.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Penulis

menggunakan riset kepustakaan dimana melakukan dengan cara

mengumpulkan, membaca dan memahami buku, literatur, artikel, jurnal,

dan data dari internet.

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

51

D. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu data.

Dalam hal ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristik

responden dan variabel yang digunakan. Gambaran umum mengenai

karakteristik responden dijelaskan dengan tabel stastistik responden yang

diukur dengan skala nominal.

Penyusunan kuesioner adalah dengan menggunakan skala likert

dengan kuesioner variabel bebas dan variabel terikat. Skala likert (likert

scale) di desain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak

dengan pertanyaan pada lima titik dengan susunan responden terhadap

sejumlah item yang berkaitan dengan konsep atau variabel tertentu

kemudian diajukan kepada tiap responden (Sekaran, 2003:31).

2. Uji Kualitas Data

Dalam suatu penelitian diperoleh instrumen yang valid dan

reliabel. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas adalah suatu nilai yang

menunjukkan konsistensi suatu alat ukur pengukur dalam mengukur gejala

yang sama..

a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas

ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden

melalui pertanyaan yang diberikan. Dalam pengujian reliabilitas ini,

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

52

peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan

signifikansi yang digunakan sebesar 0,6 dimana jika nilai Cronbach

Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,6 maka butir pertanyaan

yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki

reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari

suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka butir pertanyaan tersebut tidak

reliable. (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2001:42).

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang

ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan

dalam penelitian ini (Ghozali, 2001: 45). Maksudnya untuk mengukur

valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam

kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi

antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.

Setelah itu tentukan hipotesis H0: skor butir pertanyaan berkorelasi

positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak

berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Setelah menentukan

hipotesis H0 dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r hitung

(tabel corrected item-total correlation) dengan r tabel (tabel Product

Moment dengan signifikansi 0,05) untuk degree of freedom (df) = n-2.

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

53

Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Ghozali,

2001:45).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert,

atau skala lima tingkatan yaitu skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, kondisi dan persepsi tentang fenomena sosial. Metode

yang sering digunakan ini dikembangkan oleh Rensis Likert. Dalam

penelitian ini pengukurannya akan digolongkan ke dalam lima

kategori, yaitu:

Tabel 3.1 Metode Skala dan Pengukurannya

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Pasti (TP)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju

(STS)

(5) (4) (3) (2) (1)

Sumber: Indriantoro dan Supomo, 2002

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas data Uji normalitas bertujuan untuk megetahui apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak

mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

54

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di

sekitar garis diagonal dan menngikuti arah garis diagonal, maka

menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar

menjauh dari garis diagonal, maka tidak menunjukkan pola distribusi

normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas (Ghozali, 2005:10).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang

dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana

sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola gambar scatterplot. Analisis

pada gambar scatterplot yang menyatakan tidak terdapat

heterkesdastisitas apabila:

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka

0 pada sumbu Y.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah aja.

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

55

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Jika plot membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar,

kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka

mengindikasikan telah terjadi homokedastisitas. Model regresi yang

baik adalah plot yang mengindikasikan homokedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001:105).

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan atau korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas

menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Dalam

penelitian ini uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah

ada korelasi atau hubungan diantara variabel penerapan manajemen

risiko perbankan dan penerapan audit internal. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika

variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini

tidak orthogonal, variabel orthogonal adalah variabel independen yang

memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan

nol. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya

Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

untuk menunjukan adanya nilai multikolinearitas adalah nilai tolerance

< 0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2001: 91).

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi

besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen

yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2000:163). Model regresi

berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih

variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran

interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan

Bambang, 2002:211). Variabel independen terdiri dari manajemen risiko

perbankan dan audit internal sedangkan variabel dependennya adalah

kebijakan kredit.

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + e

Dimana:

Y : kebijakan kredit

a : konstanta

b1-b2 : koefisien regresi

56

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

57

X1 : manajemen risiko perbankan

X2 : audit internal

e : error

Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:

a. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model

Summaryb dan tertulis Adjusted R Square. Nilai R2 sebesar 1, berarti

fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel

independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi

variabel dependen. Jika nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1,

berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat

menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2005:45).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05

(Ghozali, 2005:84). Menurut Santoso (2000:168) dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

58

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap

variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen

atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap

variabel dependen atau terikat.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F

digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap

variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali,

2005:84).

Menurut Santoso (2000:120) dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

59

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2005:2), Variabel penelitian adalah suatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Operasional variabel

penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel

yang ditetapkan dalam suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memastikan

agar variabel yang diteliti secara jelas dapat ditetapkan indikatornya.

1. Variabel Independen (X)

Variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus atau sering

disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini yang menjadi

variabel independen adalah sebagai berikut:

a. Manajemen Risiko Perbankan

Manajemen risiko perbankan adalah pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang

dihadapi oleh perbankan (Djojosoedarsono, 2003:4). Dalam hal

tersebut penulis menitik beratkan pada manajemen risiko kredit

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

60

dimana risiko kredit merupakan risiko kerugian yang terkait dengan

kemungkinan gagalnya pihak pasangan dalam memenuhi kewajiban,

dengan kata lain merupakan risiko tidak dilunasinya hutang-hutang

peminjam. Untuk mengukur penerapan manajemen risiko kredit,

kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang dikembangkan

oleh Harharah (2008) terdiri dari 11 pertanyaan. Metode pengukuran

yang digunakan adalah metode skala likert yang menggunakan 5

poin penilaian, yaitu (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3)

Ragu-ragu, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.

b. Audit Internal

Audit internal merupakan fungsi penilaian yang independen dalam

suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan

organisasi yang dilaksanakan (Tugiman, 2001:11). Untuk mengukur

penerapan audit internal, kuesioner yang digunakan merupakan

kuesioner yang dikembangkan oleh Fitria (2009) terdiri dari 10

pertanyaan. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode

skala likert yang menggunakan 5 poin penilaian, yaitu (1) Sangat

Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Setuju, (5) Sangat

Setuju.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen atau sering disebut dengan variabel terikat. Variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

61

variabel independen, yang menjadi variabel dependen dalam penelitian

ini adalah kebijakan pemberian kredit. Kebijakan pemberian kredit

merupakan kemampuan perusahaan dalam menyalurkan kredit ke debitur

yang menguntungkan dan aman bagi bank (Hampel dan Simpson, 1991

dalam Anggraini, 2008:35). Untuk mengukur Kebijakan pemberian

kredit terdiri dari 9 pertanyaan. Metode pengukuran yang digunakan

adalah metode skala likert yang menggunakan 5 poin penilaian, yaitu (1)

Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Setuju, (5)

Sangat Setuju.

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

62

Tabel. 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Subvariabel Indikator Ukuran (Variabel X1) Penerapan Manajemen Risiko (Harharah, 2008)

1. Pelaksanaan Manajemen Risiko

• Penerapan sistem informasi dan prosedur kredit.

• Penerapan system credit scoring.

• Pedoman standar penerapan manajemen risiko bank.

• Laporan dan data sistem informasi manajemen

• Pelaksanaan fungsi remedial secara independen.

• Jangka waktu kredit. • Pengembangan sistem

pengawasan berbasis risiko. • Memantau bisnis penerima

kredit. • Sistem dan metodologi

statistik/probabilistik untuk mengukur risiko.

• Sistem informasi untuk mengidentifikasi adanya konsentrasi dalam portofolio kredit.

• Pengendalian risiko kredit.

Skala Interval

Tabel ini berlanjut ke halaman berikut:

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

63

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Variabel Subvariabel Indikator Ukuran 1. Kualifikasi

Auditor Internal

• Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai.

• Independensi dalam sikap mental.

• Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama.

Skala Interval

(Variabel X2) Penerapan Audit Internal (Fitria, 2009)

2. Pelaksanaan Audit Internal

• Perencanaan dan supervisi audit.

• Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern.

• Bukti audit kompeten yang cukup.

• Pernyataan tentang kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

• Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

• Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan.

• Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

Skala Interval

Tabel ini berlanjut ke halaman berikut:

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

64

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Variabel Subvariabel Indikator Ukuran (Variabel Y) Kebijakan Pemberian Kredit Anggraini (2008:35).

1. Standar dan Penilaian Kelayakan Kredit

• Melihat reputasi dan sifat-sifat positif dari nasabah.

• Pedoman penyusunan kebijakan perkreditan bank.

• Kemampuan nasabah membayar kewajibannya.

• Analisis modal untuk menggambarkan capital structure nasabah.

• Sejumlah aktiva yang dijadikan jaminan oleh debitur.

• Pemahaman dan penyebarluasan pedoman kredit.

• Pemberian kredit sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan ekonomi.

• Pemberian kredit selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang di prioritaskan

• Penetapan limit pemberian kredit.

Skala Interval

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

65

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada beberapa perusahaan perbankan yang

berada di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta. Pengumpulan data

dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner, pengiriman kuesioner dilakukan

secara langsung dengan mendatangi beberapa bank yang ada di wilayah

Tangerang dan DKI jakarta serta melalui perantara teman yang bekerja

sebagai pegawai pada bank tersebut. Proses pengiriman kuesioner dimulai

pada tanggal 5 mei 2010 sampai 26 mei 2010.

Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 62 kuesioner yang dikirim

kepada 13 perusahaan perbankan di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta.

Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 44 kuesioner dengan tingkat

pengembalian 70,90%, sedangkan sisanya 29,03% atau sebanyak 18

kuesioner tidak dikembalikan. Sehingga jumlah kuesioner yang dapat

digunakan sebagai data penelitian untuk dianalisis lebih lanjut adalah

sebanyak 70,90% kuesioner. Pengiriman dan pengembalian kuesioner

ditampilkan dalam tabel 4.1 berikut ini:

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

66

Tabel 4.1 Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner

Keterangan Frekuensi Presentase

Jumlah kuesioner yang dikirim Jumlah kuesioner yang tidak kembali Jumlah kuesioner yang kembali Jumlah kuesioner yang tidak dapat digunakan Jumlah kuesioner yang digunakan

62 18 44 0 44

100% 29,03% 70,97%

0 70,97%

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Nama-nama dari 13 perusahaan perbankan yang dijadikan tempat

penelitian dapatdilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Bank Kuesioner dikirim

Kuesioner dikembalikan

1. BPR Mulya Artha 8 7 2. BPR Artha Mitra Usaha 7 7 3. CIMB Niaga 2 2 4. Bank Negara Indonesia 1 1 5. BPR Pesona Leteris Pratama 2 2 6. Bank Bukopin 1 1 7. Bank Rakyat Indonesia 1 1 8. Bank Mandiri 1 1 9. Bank Central Asia 2 2

10. BPR Muara Sumber Dana 7 7 11 BPR Daya Artha 2 1 12 Bank Mega 16 5 13 Standard Charter Bank 12 5

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

67

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Deskriptif Demografi Responden

Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai

karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang

menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jabatan, jenis

kelamin, pendidikan, dan lamanya bekerja pada perusahaan.

Tabel 4.3. Jabatan Responden

Jabatan Absolut Persentase Direktur 3 6,8% Manajer 9 20,45% Asisten Manajer 1 2,27% Staf Kredit 31 70,45% Jumlah 44 100 %

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Pada tabel 4.3. dapat dilihat bahwa jabatan yang dimiliki oleh

responden pada data yang telah diolah. Responden yang menjabat

sebagai Direktur sebanyak 3 orang atau sebesar 6,8% dari 50

responden. Sebanyak 9 orang jabatannya sebagai Manajer dengan

persentase 20,45%, sebanyak 1 orang sebagai Asisten Manajer dengan

persentase 2,27%, sebanyak 31 orang sebagai Staf Kredit.

Tabel 4.4. Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Absolut Persentase Laki-laki 28 63,64 % Perempuan 16 36,36% Jumlah 44 100 %

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

68

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 28

atau sebesar 63,64%, sedangkan sisanya sebanyak 16 orang atau

sebesar 36,36% dipenuhi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya,

sebagian besar responden yang mengisi kuisioner adalah laki-laki.

Tabel 4.5. Pendidikan Responden

Pendidikan Absolut Persentase D3 7 15,90 % S1 36 81,81% S2 1 2,27 % S3 0 0 % Jumlah 44 100 % Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa jumlah responden

berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan D3

sebanyak 7 orang atau sebesar 15,90%. Responden yang berpendidikan

terakhir dengan kategori Sarjana Strata Satu (S1) sebanyak 36 orang

atau sebesar 81,81%, dan Strata Dua (S2) sebanyak 1 orang atau

sebesar 2,27% serta tidak ada satu orang responden pun yang

berpendidikan selain D3, S1, dan S2.

Tabel 4.6. Lama Berprofesi

Lama Bekerja Absolut Persentase ≤ 5 tahun 35 79,55 % > 5 tahun 9 20,45 %

Jumlah 44 100 % Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

69

Pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa jumlah responden

berdasarkan lama berprofesi adalah diatas 5 tahun yaitu sebanyak 15

orang atau sebesar 20,45% sedangkan sisanya sebanyak 35 orang atau

sebesar 79,55% telah berprofesi tidak lebih dari 5 tahun.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi

jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan. Hasil

dari pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah

instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada

waktu yang berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel

atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal

jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu.

Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan

metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang

digunakan sebesar 0,6 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu

variabel lebih besar dari 0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan

dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang

memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel

lebih kecil dari 0,6 maka butir pertanyaan tersebut tidak realible.

(Ghozali, 2001:42).

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

70

Tabel 4.7. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Jumlah butir

pertanyaan Cronbach alpha

Penerapan Manajemen Risiko Perbankan

9 butir 0,758

Penerapan Audit Internal 10 butir 0,752 Kebijakan Pemberian Kredit 13 butir 0,722

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa instrumen untuk

setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena α hitung > 0,6. pada

variabel penerapan manajemen risiko perbankan memiliki α 0,758>

0,6. variabel penerapan audit internal memiliki α hitung 0,752 > 0,6.

Dan variabel kebijakan pemberian memiliki α hitung 0,722> 0,6.

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item

yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang

didapatkan dalam penelitian ini (Ghozali, 2001: 45). Maksudnya

untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika

pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan

korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau

variabel. Setelah itu tentukan hipotesis H0: skor butir pertanyaan

berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir

pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

71

Setelah menentukan hipotesis H0 dan Ha, kemudian uji dengan

membandingkan r hitung (tabel corrected item-total correlation)

dengan r tabel (tabel Product Moment dengan signifikansi 0,05)

untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana “n” adalah jumlah

sampel penelitian sebanyak 44 responden sehingga diperoleh nilai

(df) = 44-2 atau nilai df dari 42 adalah 0,251. Suatu kuesioner

dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Ghozali, 2001:45). Hasil

pengujian validitas ditunjukkan dalam table berikut:

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Manajemen Risiko

Perbankan

Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 Manajemen Risiko 0,365 0,251 Valid Butir 2 Manajemen Risiko 0,490 0,251 Valid Butir 3 Manajemen Risiko 0,314 0,251 Valid Butir 4 Manajemen Risiko 0,602 0,251 Valid Butir 5 Manajemen Risiko 0,428 0,251 Valid Butir 6 Manajemen Risiko 0,307 0,251 Valid Butir 7 Manajemen Risiko 0,427 0,251 Valid Butir 8 Manajemen Risiko 0,248 0,251 Tidak Valid Butir 9 Manajemen Risiko 0,529 0,251 Valid Butir 10 Manajemen Risiko 0,411 0,251 Valid Butir 11 Manajemen Risiko 0,189 0,251 Tidak Valid

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Tabel 4.8 menunjukkan variable penerapan manajemen risiko

perbankan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan

dengan nilai r hitung > r tabel, terkecuali dua pertanyaan dari

variabel penerapan manajemen risiko yaitu butir pertanyaan 8 dan

11 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai r hitung < r

tabel, sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

72

pengujian data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak

valid kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dan

waktu. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan butir pertanyaan 8

dan 11 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan

pertanyaan yang sudah dikeluarkan yaitu butir pertanyaan 8 dan 11

dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Manajemen Risiko

Perbankan Setelah Butir Pertanyaan 8 dan 11 Dikeluarkan

Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 Manajemen Risiko 0,365 0,251 Valid Butir 2 Manajemen Risiko 0,490 0,251 Valid Butir 3 Manajemen Risiko 0,314 0,251 Valid Butir 4 Manajemen Risiko 0,602 0,251 Valid Butir 5 Manajemen Risiko 0,428 0,251 Valid Butir 6 Manajemen Risiko 0,307 0,251 Valid Butir 7 Manajemen Risiko 0,427 0,251 Valid Butir 8 Manajemen Risiko 0,529 0,251 Valid Butir 9 Manajemen Risiko 0,411 0,251 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Tabel 4.9 menunjukkan variable penerapan manajemen risiko

perbankan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan

dengan nilai r hitung > r tabel.

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

73

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Audit Internal

Pertanyaan Variabel R hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 Penerapan Audit Internal 0,302 0,251 Valid Butir 2 Penerapan Audit Internal 0,519 0,251 Valid Butir 3 Penerapan Audit Internal 0,400 0,251 Valid Butir 4 Penerapan Audit Internal 0,561 0,251 Valid Butir 5 Penerapan Audit Internal 0,462 0,251 Valid Butir 6 Penerapan Audit Internal 0,257 0,251 Valid Butir 7 Penerapan Audit Internal 0,586 0,251 Valid Butir 8 Penerapan Audit Internal 0,304 0,251 Valid Butir 9 Penerapan Audit Internal 0,445 0,251 Valid

Butir 10 Penerapan Audit Internal 0,415 0,251 Valid Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Tabel 4.10. menunjukkan variabel penerapan audit internal

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r

hitung > r tabel.

Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Kebijakan Pemberian Kredit

Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 Kebijakan Pemberian Kredit 0,319 0,251 Valid Butir 2 Kebijakan Pemberian Kredit 0,487 0,251 Valid Butir 3 Kebijakan Pemberian Kredit 0,371 0,251 Valid Butir 4 Kebijakan Pemberian Kredit 0,500 0,251 Valid Butir 5 Kebijakan Pemberian Kredit 0,383 0,251 Valid Butir 6 Kebijakan Pemberian Kredit 0,515 0,251 Valid Butir 7 Kebijakan Pemberian Kredit 0,459 0,251 Valid Butir 8 Kebijakan Pemberian Kredit 0,281 0,251 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Tabel 4.11. menunjukkan variabel kebijakan pemberian kredit

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r

hitung > r tabel.

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

74

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

paling tidak mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji

F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka

menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik)

menyebar menjauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang

mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas. (Ghozali, 2001:110).

Pada gambar 4.1. menunjukkan adanya persebaran data

(titik) pada sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal.

Berdasarkan pedoman uji normalitas mengatakan bahwa jika

Page 90: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

persebaran data (titik) mengikuti atau mendekati garis normal maka

suatu penelitian dapat dikatakan normal.

Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: VAR00003

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Untuk meyakinkan bahwa penelitian ini menunjukkan

adanya normalitas, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan

pengujian histogram.

75

Page 91: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Regression Standardized Residual210-1-2-3

Fre

qu

ency

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: VAR00003

Mean =-2.54E-15�Std. Dev. =0.976�

N =44

Pada gambar histogram juga menunjukkan adanya normalitas

dalam penelitian ini. Melihat hal tersebut maka dapat disimpulkan

penelitian ini memenuhi uji normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian

yang dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED,

dimana sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Jika plot membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar,

kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi

76

Page 92: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y

maka mengindikasikan telah terjadi homokedastisitas. Model regresi

yang baik adalah plot yang mengindikasikan homokedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2001:105)

Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Pada gambar 4.2. menunjukkan tidak terjadi pola tertentu

yang teratur seperti bergelombang, melebar, dll. Sesuai dengan

pedoman uji heteroskedastisitas, maka dalam penelitian ini tidak

terjadi heteroskedastisitas atau disebut homokedastisitas. Hal ini

dibuktikan dengan grafik plot diatas yang tidak membentuk pola

tertentu yang teratur sehingga penelitian ini layak dilakukan

pengujian lebih lanjut.

77

Page 93: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

78

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah

ada hubungan atau korelasi diantara variabel independen.

Multikolinearitas menyatakan hubungan antar sesama variabel

independen. Dalam penelitian ini uji multikolinearitas digunakan

untuk menguji apakah ada korelasi atau hubungan diantara variabel

penerapan manajemen risiko perbankan dan penerapan audit

internal. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal, variabel

orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi

antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya

VIF. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya

nilai multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama

dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2001: 91).

Tabel 4.12. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients(a)

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) Penerapan manajemen risiko ,151 6,608 Penerapan audit internal ,151 6,608

a Dependent Variable: Kebijakan Pemberian Kredit

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Page 94: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

79

Pada tabel 4.12 terlihat nilai tolerance untuk tiap variabel

sebesar 0,151 sedangkan nilai VIF untuk masing-masing variabel

sebesar 6,608. Berdasarkan pedoman terhadap uji multikolinieritas

nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka terlihat bahwa tidak

terjadi korelasi diantara variabel penerapan manajemen risiko

perbankan, dan penerapan audit internal atau tidak terjadi

multikolinearitas dalam model regresi ini.

4. Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-

variabel independen, yaitu penerapan manajemen risiko perbankan

dan penerapan audit internal dalam menjelaskan variasi variabel

dependen, yaitu kebijakan pemberian kredit. Hasil uji koefisien

determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang

ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,559a ,312 ,279 2,96753 a Predictors: (Constant), penerapan audit internal, penerapan manajemen risiko perbankan b Dependent Variable: kebijakan pemberian kredit

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Page 95: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

80

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien

Adjusted R Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel

independen sebesar 0,279 yang artinya adalah 27,9 % variabel

dependen kebijakan pemberian kredit dijelaskan oleh variabel

independen penerapan manajemen risiko perbankan dan penerapan

audit internal, dan sisanya sebesar 72,1 % dijelaskan oleh variabel

lain diluar variabel independen yang digunakan. Misalkan variabel

penerapan prinsip mengenal nasabah untuk menetapkan kebijakan

penerimaan dan identifikasi nasabah (Peraturan Bank Indonesia,

No:3/10/PBI/2001), Analisa Mengenai dampak Lingkungan, dll.

Angka koefisien kolerasi (R) pada tabel 4.13 sebesar 0,559

menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien

kolerasi diatas 0,5. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar

2,96753. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi

semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

b. Hasil Uji t

Pengujian regresi secara parsial (uji t) berguna untuk menguji

pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas

Page 96: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

81

(p-value) dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi

yang digunakan sebesar 0,05. jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka

dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil

uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14. Hasil Uji t

Coefficients(a)

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 23,002 5,274 4,361 ,000 Manajemen

Risiko 1,194 ,323 1,231 3,698 ,001

Audit Internal -,813 ,320 -,845 -2,540 ,015 a Dependent Variable: Kebijakan Pemberian Kredit Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Dalam tabel Coefficients di atas ditunjukkan bahwa variabel

independen yang dimasukkan dalam model yaitu penerapan

manajemen risiko perbankan adalah signifikan. Hal ini dapat dilihat

probabilitas signifikannya sebesar 0,01 lebih kecil dari 0,05 yang

berarti Ha1 diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa

penerapan manajemen risiko perbankan berpengaruh positif

signifikan terhadap kebijakan pemberian kredit. Dengan demikian

penerapan manajemen risiko perbankan sangat berperan penting

dalam kebijakan pemberian kredit. Manajemen risiko yang

diterapkan oleh perbankan, diharapkan akan membantu dalam

Page 97: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

82

memberi kebijakan yang tepat untuk pemberian kredit. Hasil

penelitian ini konsisten dengan teori yang ada yaitu pada Pengaturan

Pemberian Kredit Bank Umum (Ginting, 2005:3) menyatakan bahwa

pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung

risiko yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan kelangsungan

bank, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus berpegang pada

azas-azas perkreditan yang sehat guna melindungi dan memelihara

kepentingan dan kepercayaan masyarakat.

Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten

dan berdasarkan azas perkreditan yang sehat maka diperlukan suatu

kebijakan perkreditan tertulis. Kriteria pemberian kredit yang sehat

diatur dalam Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi

Bank Umum (2003:20) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dimana

bank harus memiliki informasi yang cukup guna membantu bank

dalam melakukan penilaian secara komprehensif terhadap profil

risiko debitur. Jadi semaikin baik perusahaan perbankan menerapkan

manajemen risiko kredit, maka semakin baik pula perusahaan

menetapkan kebijakan pemberian kredit untuk meminimalisir risiko

yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan kelangsungan bank.

Variabel penerapan audit internal memiliki nilai

probabilitas signifikan sebesar 0,015 di bawah 0,05 yang berarti Ha2

diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa penerapan audit

internal berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan

Page 98: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

83

pemberian kredit. Dengan demikian semakin baik penerapan audit

internal maka semakin berkurang kebijakan dalam pemberian kredit,

hal ini berarti bahwa semakin baik suatu bank menerapkan audit

internal, maka bank akan lebih selektif dan lebih berhati-hati dalam

memberikan kebijakan kredit pada nasabah, sehingga volume kredit

yang diberikan akan semakin berkurang. Menurut Habiburahman

(2007:28), peran auditor internal terhadap kebijakan yang

dikeluarkan direksi tergantung pada tingkat independensi yang

dimiliki oleh auditor, berdasarkan hasil penelitiannya auditor yang

tidak besikap independen tidak dapat mengevaluasi kebijakan dan

kewenangan yang dikeluarkan oleh direksi, karena auditor maksimal

dapat melakukan niat evaluasi hanya dengan sekedar menanyakan

kepada dewan direksi seperti hanya membuat teguran atau

menanyakan secara lisan kepada direksi, hal ini menyiratkan bahwa

posisi auditor lemah dalam menghadapi suatu kebijakan direksi.

Berbeda dengan auditor yang lebih bersikap independen lebih

terbuka dalam menyampaikan segala permasalahan yang terjadi di

perusahaan, dan auditor setuju dibuat memo audit karena kebijakan

direksi tersebut melanggar kepatuhan terhadap peraturan yang

berlaku, hal ini menyiratkan bahwa auditor lebih bersikap

independen karena mendasarkan pada aturan tanpa takut

dipersalahkan.

Page 99: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

84

Dari hasil uji regresi yang dilakukan, juga ditemukan bahwa

variabel penerapan manajemen risiko perbankan dan penerapan audit

internal berpengaruh terhadap kebijakan pemberian kredit.

c. Hasil Uji F

Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk

menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan

dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.15. Hasil Uji F

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 164,104 2 82,052 9,317 ,000(a) Residual 361,056 41 8,806 Total 525,159 43

a Predictors: (Constant), audit internal, manajemen risiko b Dependent Variable: kebijakan kredit

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.15

menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil

dari nilai probabilitas (p-value) 0,05 (0,000 < 0,5). Hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko dan audit internal

secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kebijakan pemberian kredit (Ha3 diterima). Dengan

demikian semakin baik suatu bank menerapkan manajemen risiko

Page 100: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

85

dan menerapkan audit internal maka akan semakin baik pula

perusahaan memberikan kebijakan penyaluran kredit yang

menguntungkan dan aman bagi bank. Hasil penelitian ini konsisten

dengan pernyataan Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko

bagi Bank Umum (2003:20) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,

Ginting (2005:3) dan Habiburrochman (2007:28)

Page 101: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

86

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan

manajemen risiko perbankan dan penerapan audit internal terhadap kebijakan

pemberian kredit. Berdasarkan data yang diperoleh maupun hasil analisis yang

telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai pengaruh

penerapan manajemen risiko perbankan dan penerapan audit internal terhadap

kebijakan pemberian kredit, yaitu:

1. Pengaruh penerapan manajemen risiko perbankan terhadap kebijakan

pemberian kredit menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini

konsisten dengan pernyataan Pedoman Standar Penerapan Manajemen

Risiko bagi Bank Umum (2003:20) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

dan Ginting (2005:3).

2. Pengaruh penerapan audit internal terhadap kebijakan pemberian kredit

menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan

pernyataan Habiburrochman (2007:28).

Page 102: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

87

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas maka implikasi dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penerapan manajemen risiko perbankan berpengaruh positif signifikan

terhadap kebijakan pemberian kredit. Hal ini menunjukkan bahwa

manajemen risiko yang diterapkan oleh bank sangat berperan penting

dalam pembuatan kebijakan dalam pemberian kredit. Semakin baik

perusahaan perbankan menerapkan manajemen risiko kredit, maka

semakin baik pula perusahaan menetapkan kebijakan pemberian kredit

untuk meminimalisir risiko yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan

dan kelangsungan bank.

2. Penerapan audit internal berpengaruh negatif signifikan terhadap

kebijakan dalam pemberian kredit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

baik suatu bank menerapkan audit internal maka kebijakan pemberian

kreditnya akan berkurang karena bank akan lebih selektif dalam

pemberian kredit sehingga volume kredit yang diberikan akan semakin

berkurang.

Page 103: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

88

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Ryza, “Pengaruh Kebijakan Kredit dan Kebijakan Perpancaran Bunga (Speread) Terhadap Profitabilitas Bank” Tesis Universitas Widyatama, Bandung, 2005.

Aprianti, Syahida, “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return

Saham dan Risiko Pasar”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006.

Askin, Bachtiar, “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor terhadap

Peranan Internal Auditor dalam Pengungkapan Temuan Audit”. Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Ekonomi, Volume 7, Jakarta, 2006.

Bank Indonesia, “Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

Umum” Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Lampiran SE No.5/21/DPNP tanggal 29 September 2003, diakses tanggal 17 Januari 2010 dari http://www.bpkp.go.id/unit/dan/lamp-se-52103.pdf.

Basyaib, Fachmi, “Manajemen Risiko” Cetakan 1, PT. Grasindo, Jakarta, 2007. Bintoro, Pujono, “Standar Profesi Internal Auditor” diakses tanggal 19 Januari

2010 dari http://pudjo88.wordpress.com/2008/07/03/standar-profesi-internal-auditor/

Boynton, C., William. Jhonson, N., Raymond. Kell. G., Walter “Modern

Auditing” Edisi 7 Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2003. Cahyanto, Eko dan Herry Sussanto, “E fektifitas Penerapan Profil Risiko Kredit

terhadap Budaya Perusahaan dan Budaya Manajemen Risiko Kaitannya dengan Penerapan Good Corporate Governance (GCG, ) Studi Kasus di PT Bank Niaga Tbk” Tesis Manajemen Perbankan Universitas Gunadarma, Jakarta, 2007.

Danfar, “Definisi /Pengertian Efektifitas” diakses tanggal 16 Desember 2009 dari

http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/ Djojosoedarsono, Soeisno, “Prinsip-prinsip Manajemen Resiko Asuransi” Edisi

Revisi, Salemba Empat, 2003. Firdaus, Rahmat, “Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas

Pengendalian Internal Pemberian Kredit (Studi Kasus Pada Pt. Bank Mega Cabang Bandung)”, Skripsi Universitas Widyatama, Bandung, 2006.

Page 104: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

89

Fitria, Atika, “Pengaruh Penilaian Kinerja dan Penerapan Audit Internal Terhadap Sistem Pengendalian Intern Perusahaan (Studi Kasus pada Bank Negara Indonesia)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Ginting, Ramlan, “Pengaturan Pemberian Kredit Bank Umum”, Disampaikan

dalam Diskusi Hukum, Bandung, 2005. Habiburrochman, “Evaluasi Peran Auditor Intern dalam Menilai Risiko Bisnis

Perbankan di Bpr Syariah (Studi Kasus Pada Bprs Baktimakmur Indah Dan Bprs Baktisumekar)”, Skripsi Universitas Airlangga Surabaya, 2007, Diakses Tanggal 1 April 2010 dari http://www.stitiv.ac.id/library/modul/EVALUASI%20PERAN%20AUDITOR%20INTERN%20DALAM%20MENILAI.pdf

Halim, Abdul, “Auditing 1: Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan” Edisi 2, UPD

AMP YKPN, Yogyakarta, 2001. Hall, James A dan Tommie Singleton “Information Technology Auditing and

Assurance”, Edisi 2 Buku 2, Edisi Bahasa Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Hamid, Abdul, “ Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN press, Jakarta, 2007. Hasibuan, Malayu S.P.. “Dasar-dasar Perbankan”, Rineka Cipta, Jakarta, 2001. Harharah, Samlah, “Persepsi analisis kredit atau Pembiayaan tentang Risiko

Kredit pada Bank Konvensional dan Bank syariah (Studi Kasus Pada Bank Central Asia dan Bank Syariah Mandiri)”, Skripsi Universitas Trisakti, Jakarta, 2008.

Hidzriadi, Sugandi, ”Manfaat Audit Operasional Dalam Efektivitas Pemberian

Kredit (Studi Kasus pada PT Bank Jabar Cabang Utama Bandung)”, Skripsi Universitas Widyatama, 2008.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”

UPPAMYKPN, Yogyakarta, 2002. Indrianto, Nur dan Bambang Supomo, ”Manajemen Perbankan Untuk Akuntansi

dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002. Khan Tariqullah dan Habib Ahmed, “Manajenen Risiko Lembaga Keuangan

Syariah” Cetakan Pertama, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Page 105: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

90

Lestari, Putri Adinda, “Analisis Penerapan Manajemen Risiko Dalam Pengelolaan Risiko Kredit Dan Risiko Operasional Pada Kantor Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan” Skripsi Universitas Sumatera Utara, 2009, Diakses Tanggal 11 Februari 2010 dari http://74.125.153.132/search?q=cache:q_g1np8VIPsJ:library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php%3Foption%3Dcom_journal_review%26id%3D14880%26task%3Dview+manajemen+resiko+bank+keywords&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id.

Muljono, Teguh Pudjo, “Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil”, Edisi

Keempat, BPFE, Yogyakarta. 2001. Nasution, Manahan, “Sekilas Tentang Internal Auditor”, Universitas Sumatera

Utara, diakses tanggal 11 Desember 2009 dari http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-manahan2.pdf.

Nugroho, Bhuono Agung, “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

dengan SPSS”. ANDI, Yogyakarta, 2005. Raharjo, Dwi Sihono, “Manajemen Risiko Kredit Perbankan”, Jurnal Manajemen

Universitas Tarumanegara, Jakarta, 2005. Rajagukguk, Rini Phinta Marito, “Pengaruh Kebijakan Moneter dan Risiko

Perbankan terhadap Kinerja Fungsi Intermediasi” Skripsi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2008, Diakses Tanggal 3 Februari 2010 dari http://lib.feb.ugm.ac.id/ebdl/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=pfeugm--rajagukguk-712.

Rukmini, Reni, “Analisis Pengaruh Pelaksanaan Electronic Data Processing

Audit dan Resiko Audit Terhadap Kinerja Audit”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2000. Sugiyono, “Statistik Untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2005. Susanto, Daniel, “Peranan Audit Internal Terhadap kepatuhan Manajemen

Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Otto Parameceutical Industries)” Skripsi Universitas Widyatama, Bandung, 2007.

Suyatno, Thomas, HA Chalik, Made Sukada, Tinon Yunianti Ananda, dan

Djuhaepah T Marala, “Dasar-dasar Perkreditan”Cetakan ke 11, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.

Tugiman, Hiro, “Pandangan Baru Internal Auditing” Kanisius, Jakarta, 2002.

Page 106: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

91

Wahyuningtyas, Tri Endah, “Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern Kredit Terhadap Rentabilitas Pd. Bpr Bkk Di Kabupaten Purbalingga”, Skripsi Universitas Negri Semarang, Semarang, 2007.

Page 107: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN

PENERAPAN AUDIT INTERNAL TERHADAP KEBIJAKAN

PEMBERIAN KREDIT

Disusun Oleh:

Nama : Ika Caya Putri

NIM : 206082003988

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

92

Page 108: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

KUESIONER PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN

PENERAPAN AUDIT INTERNAL TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN

KREDIT

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Ika Caya Putri NIM : 206082003988 Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Perbankan Dan Penerapan Audit Internal Terhadap Kebijakan Pemberian Kredit". Sehubungan dengan hal tersebut saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk meluangkan waktunya sejenak untuk mengisi beberapa pertanyaan pada kuesioner ini. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak untuk digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Saudara bekerja, sehingga saya akan menjaga kerahasiaan sesuai dengan etika penelitian. Peneliti sangat mengharapkan kepada semua pihak yang terpilih sebagai responden dalam penelitian ini dapat bekerjasama dalam memberikan informasi serta jawaban atas pertanyaan secara benar, jujur, dan objektif. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, karena tujuan kuesioner ini adalah untuk meminta persepsi/pendapat anda. Terima kasih atas kesediaan Bapak/ibu/Saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner guna membantu kelancaran penelitian ini. Jakarta, 17 April 2010

Pembimbing I, Pembimbing II, Peneliti,

Dr. Amilin, SE, Ak., MSi Yessi Fitri, SE, Ak., MSi Ika Caya Putri NIP.19730615 200501 1 009 NIP. 19730615 200501 1 009

93

Page 109: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Bank : ……………………………

2. Jenis kelamin : Laki-Laki

Perempuan

3. Usia Responden : 20 - 30 Tahun

31 – 40 Tahun

> 40 Tahun

4. Latar Belakang Pendidikan : Akuntansi dan Audit Manajemen

Perbankan Lain-lain

5. Jenjang pendidikan : D3 S2

S1 S3

6. Jabatan : ............................................

7. Lama Bekerja : < 5 Tahun > 5 tahun

3 - 5 Tahun

8. Tanggal Pengisian : .............................................

9. Tanda Tangan : .............................................

94

Page 110: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

PERTANYAAN/ PERNYATAAN PENELITIAN

Pada bagian ini akan digunakan untuk keperluan analisis. Berilah tanda silang (X) pada

kotak yang disediakan.

Keterangan SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TP = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Penerapan Manajemen Risiko NO Pertanyaan SS S TP TS STS

1. Sistem informasi dan prosedur kredit harus diterapkan oleh bank untuk memantau kondisi dan setiap debitur.

2. System credit scoring yang diterapkan oleh bank Indonesia merupakan sistem yang sangat menentukan untuk kelayakan kredit modal kerja.

3. Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum merupakan pedoman yang mengatur pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank

4. Dalam rangka meningkatkan efektifitas proses pengukuran resiko kredit bank harus memiliki sistem informasi manajemen yang menyediakan laporan dan data secara akurat dan tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan oleh direksi dan pejabat lainnya.

5. Bank harus melaksanakan fungsi remedial secara independen untuk menjamin pelaksanaan monitoring risiko kredit lebih intensif.

95

Page 111: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

NO Pertanyaan SS S TP TS STS

6.

Jangka waktu kredit (maturity profile) dikaitkan dengan perubahan potensial yang terjadi di pasar, merupakan sistem pengukuran kredit yang harus dipertimbangkan dalam risiko kredit.

7. Penerapan manajemen risiko oleh perbankan harus diikuti pula oleh pengembangan sistem pengawasan berbasis risiko oleh bank Indonesia.

8. Harus ada orang dari pihak bank yang selalu memantau bisnis penerima kredit (debitur).

9. Bank dapat menggunakan sistem dan metodologi statistik/probabilistik untuk mengukur risiko yang berkaitan dengan jenis tertentu dari transaksi risiko kredit, seperti credit scoring tools.

10. Bank harus memiliki sistem informasi yang memungkinkan direksi untuk mengidentifikasi adanya konsentrasi dalam portofolio kreditnya

11. Pada pengendalian risiko kredit bank harus menetapkan suatu sistem penilaian (internal credit reviews) yang independen dan berkelanjutan terhadap efektifitas penerapan proses manajemen resiko kredit.

Penerapan Audit Internal NO Pertanyaan SS S TP TS STS

1. Seorang auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sudah semestinya memiliki keahlian yang cukup dan pengalaman yang memadai serta pelatihan teknis yang cukup agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

2. Independensi atau sikap objektif dalam melakukan pemeriksaan harus dimiliki oleh setiap auditor dalam menjalankan tugasnya.

3.

Auditor dituntut untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan memiliki sikap yang mencakup pemikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang diperoleh

96

Page 112: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

NO Pertanyaan SS S TP TS STS 4. Setiap kegiatan pemeriksaan yang akan dilakukan

oleh seorang auditor sebaiknya direncanakan dengan matang dan asisten yang mendampingi harus memiliki pengalaman yang cukup.

5. Memahami pengendlian intern perusahaan akan membantu dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan.

6. Bukti-bukti audit yang kompeten adalah dengan melakukan inspeksi, pengamatan dan permintaan keterangan langsung kepada pihak yang berkepentingan.

7. Auditor harus menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang telah diaudit telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

8. Penyajian hasil laporan audit oleh auditor harus mencakup pengungkapan yang informatif atau memadai atas setiap hal-hal yang material.

9. Setiap pendapat auditor atas temuan-temuan yang diperoleh adalah pendapat yang harus diterima oleh pihak manajemen perusahaan.

10. Setiap auditor setelah melakukan proses pengauditan seharusnya memberikan pernyataan pendapat terhadap hasil atau bukti-bukti yang diperoleh.

Kebijakan Pemberian Kredit NO Pertanyaan SS S TP TS STS

1. Bank melihat reputasi dan sifat-sifat positif nasabah melalui CV, riwayat hidup, family information, dan asosiasi usaha.

2. Pihak bank harus mengetahui sampai dimana kemampuan debitur dalam membayar kewajibannya, salah satu caranya dengan melihat slip gaji atau bukti pendapatan lainnya.

3.

Bank melakukan analisis modal untuk menggambarkan capital structure calon debitur sehingga dapat melihat besar/kecilnya rasa tanggung jawab debitur.

97

Page 113: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

NO Pertanyaan SS S TP TS STS 4.

Bank meminta jaminan dari debitur sebagai keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kreditnya.

5. Pedoman kredit harus disebarluaskan dan dipahami secara jelas oleh pegawai terkait.

6. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank, harus sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan ekonomi saat ini.

7. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang di prioritaskan

8. Penetapan limit pemberian kredit terhadap debitur salah satunya dapat diukur dari pendapatan debitur

98

Page 114: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Lampiran 2: Matriks Tabulasi Data

Lampiran: Matriks Tabulasi Data

Jawaban Responden (Penerapan Manajemen Risiko Perbankan) Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total

1 3 5 5 4 5 2 5 3 5 5 4 46 2 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 51 3 4 5 5 5 5 4 5 4 3 4 5 49 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 51 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 42 6 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 5 47 7 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 52 8 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 45 9 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 48

10 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 47 11 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 47 12 5 4 5 5 4 5 4 3 3 4 5 47 13 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 46 14 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 5 49 15 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 5 35 16 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 46 17 3 4 4 3 3 4 2 3 2 4 4 36 18 5 4 4 4 4 2 5 5 2 5 4 44 19 3 4 4 3 4 2 4 4 2 4 3 37 20 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 47 21 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 5 48 22 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 49 23 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 47 24 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 42 25 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 26 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 47 27 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 53 28 3 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 44 29 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 52 30 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 48 31 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 53 32 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 41 33 4 5 5 5 5 4 5 3 3 4 4 47 34 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 46 35 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 49 36 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 5 48 37 5 4 4 4 3 4 4 3 2 5 4 42 38 5 4 2 4 3 5 4 5 2 5 4 43 39 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 3 48 40 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 3 47 41 5 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 47 42 3 5 5 4 5 4 3 5 2 5 5 46 43 5 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 44 44 3 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 44

183 201 191 190 188 185 182 181 150 191 188 2.030

99

Page 115: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Lampiran: Matriks Tabulasi Data

Jawaban Responden (Penerapan Manajemen Risiko Perbankan setelah 8 dan 11 dikeluarkan) Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total

1 3 5 5 4 5 2 5 5 4 39 2 4 5 5 4 4 5 5 5 5 42 3 4 5 5 5 5 4 5 3 4 40 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 41 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 34 6 4 5 5 4 4 5 4 3 4 38 7 5 5 4 4 5 5 5 4 5 42 8 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37 9 4 5 4 5 5 4 4 4 4 39 10 5 5 4 5 4 4 4 4 5 39 11 5 5 5 4 4 5 4 3 4 39 12 5 4 5 5 4 5 4 3 4 39 13 4 4 5 3 4 5 4 4 5 37 14 5 5 4 5 4 5 5 4 4 41 15 3 4 4 3 3 4 2 2 2 27 16 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37 17 3 4 4 3 3 4 2 2 4 29 18 5 4 4 4 4 2 5 2 5 35 19 3 4 4 3 4 2 4 2 4 30 20 4 5 4 5 5 4 4 3 4 38 21 4 5 4 5 5 4 4 3 5 39 22 4 5 4 5 5 5 4 4 5 41 23 4 5 4 5 5 4 4 3 5 39 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 26 4 5 4 5 5 4 4 3 5 39 27 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44 28 3 5 4 4 4 4 5 3 4 36 29 5 5 5 5 4 5 5 4 5 43 30 4 5 4 5 5 4 4 4 4 39 31 5 5 5 5 4 5 5 5 4 44 32 3 4 4 4 4 4 4 3 5 34 33 4 5 5 5 5 4 5 3 4 40 34 5 4 4 4 4 4 3 5 4 37 35 4 5 5 4 5 4 4 4 5 39 36 5 5 5 4 4 4 4 3 4 38 37 5 4 4 4 3 4 4 2 5 35 38 5 4 2 4 3 5 4 2 5 34 39 4 5 4 5 5 4 5 4 4 40 40 5 4 5 5 5 4 4 3 5 40 41 5 5 4 4 4 5 4 4 5 40 42 3 5 5 4 5 4 3 3 5 36 43 5 3 4 4 4 4 3 4 4 35 44 3 5 4 4 4 4 5 4 4 36

183 201 191 190 188 185 182 150 191 1.661

100

Page 116: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Lampiran: Matriks Tabulasi Data

Jawaban Responden (Penerapan Audit Internal) Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 5 5 5 4 5 2 5 3 5 4 44 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 48 3 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 45 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 47 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 40 6 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 43 7 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 47 8 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41 9 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 43

10 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42 11 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 43 12 4 4 5 5 4 5 4 3 3 4 41 13 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 43 14 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 43 15 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 30 16 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 42 17 4 4 4 3 3 4 5 3 2 4 36 18 3 4 4 4 4 2 5 5 2 5 38 19 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 35 20 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 43 21 5 5 4 5 5 4 4 4 3 5 44 22 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 43 23 5 5 4 5 5 4 4 4 3 5 44 24 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 40 25 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 37 26 5 5 4 5 5 4 4 4 3 5 44 27 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49 28 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 42 29 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 46 30 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 44 31 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 48 32 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 40 33 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 44 34 3 4 4 4 4 4 3 4 5 5 39 35 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 44 36 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 43 37 5 4 4 4 3 4 4 3 2 5 38 38 5 4 4 4 3 4 4 5 2 5 40 39 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 46 40 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 42 41 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 42 42 5 5 4 4 5 4 3 5 2 5 42 43 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 39 44 5 5 4 4 4 4 5 4 3 5 42

200 201 191 189 186 182 185 182 149 191 1.856

101

Page 117: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Lampiran: Matriks Tabulasi Data

Jawaban Responden (Kebijakan Pemberian Kredit) Responden 1 2 3 4 5 6 7 8

Total

1 3 5 5 5 5 5 5 5 38 2 4 4 5 4 3 3 4 4 31

3 4 5 4 5 5 4 4 5 36 4 4 4 5 5 5 5 4 5 37 5 3 4 4 4 5 3 4 4 31 6 4 4 3 5 5 4 5 5 35 7 5 4 4 5 5 4 5 4 36 8 4 4 4 5 5 4 4 4 34 9 4 4 4 3 4 3 4 4 30 10 5 5 5 5 4 5 5 4 38 11 5 4 3 5 5 4 5 5 36 12 5 5 5 5 5 5 5 4 39 13 4 5 5 5 4 5 4 4 36 14 5 5 5 5 5 3 4 5 37 15 3 4 4 5 5 5 4 4 34 16 4 5 5 5 5 4 5 5 38 17 3 2 2 3 4 3 4 4 25 18 5 4 5 2 5 5 5 5 36 19 3 4 4 4 4 2 4 4 29 20 4 4 4 5 5 4 5 4 35 21 4 4 4 5 5 4 5 4 35 22 4 4 4 5 5 4 5 4 35 23 4 4 4 5 5 4 5 4 35 24 4 4 4 4 4 4 4 3 31 25 4 4 4 4 4 4 4 3 31 26 4 4 4 5 5 4 5 4 35 27 5 5 4 5 5 4 5 5 38 28 3 4 3 4 4 3 4 4 29 29 5 5 4 4 4 4 4 5 35 30 4 4 5 4 3 3 4 4 31 31 5 5 4 5 5 4 5 5 38 32 3 4 4 4 5 3 4 4 31 33 4 5 4 5 5 4 4 5 36 34 5 5 4 4 4 4 3 5 34 35 4 4 4 3 3 4 4 4 30 36 5 5 4 1 2 2 2 5 26 37 5 5 5 4 4 5 4 5 37 38 5 5 5 4 4 5 4 5 37 39 4 4 4 3 4 4 4 4 31 40 5 5 5 5 4 4 5 5 38 41 5 5 5 4 3 3 3 4 32 42 3 4 4 2 5 5 2 5 30 43 5 4 4 3 3 4 4 5 32 44 3 4 3 4 4 3 4 4 29

183 191 184 186 192 172 186 193 1.487

102

Page 118: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Lampiran 3: Hasil Uji Kualitas Data

Reliability (Variabel Manajemen Risiko) Case Processing Summary N % Cases Valid 44 100.0 Excluded

(a) 0 .0

Total 44 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .744 .748 11

Item Statistics Mean Std. Deviation N Butir1 4.1591 .74532 44Butir2 4.5682 .54550 44Butir3 4.3409 .60782 44Butir4 4.3182 .63878 44Butir5 4.2727 .62370 44Butir6 4.2045 .76492 44Butir7 4.1364 .73424 44Butir8 4.1136 .68932 44Butir9 3.4091 .89749 44Butir10 4.3409 .60782 44Butir11 4.2727 .65994 44

103

Page 119: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Butir1 41.9773 13.604 .365 .488 .729 Butir2 41.5682 13.879 .490 .506 .716 Butir3 41.7955 14.353 .314 .227 .735 Butir4 41.8182 12.989 .602 .669 .699 Butir5 41.8636 13.795 .428 .671 .721 Butir6 41.9318 13.832 .307 .379 .738 Butir7 42.0000 13.116 .472 .511 .714 Butir8 42.0227 14.395 .248 .269 .744 Butir9 42.7273 12.063 .529 .342 .704 Butir10 41.7955 13.934 .411 .349 .724 Butir11 41.8636 14.772 .189 .301 .751

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 46.1364 16.167 4.02082 11

Reliability (Variabel Manajemen Risiko Setelah butir 8 dan 11 dikeluarkan) Case Processing Summary N %

Valid 44 100.0Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 44 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .751 .758 9

104

Page 120: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Item Statistics Mean Std. Deviation N Butir1 4.1591 .74532 44Butir2 4.5682 .54550 44Butir3 4.3409 .60782 44Butir4 4.3182 .63878 44Butir5 4.2727 .62370 44Butir6 4.2045 .76492 44Butir7 4.1364 .73424 44Butir8 3.4091 .89749 44Butir9 4.3409 .60782 44

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Butir1 33.5909 10.759 .341 .444 .743 Butir2 33.1818 10.896 .497 .437 .721 Butir3 33.4091 11.410 .293 .197 .747 Butir4 33.4318 9.972 .645 .623 .695 Butir5 33.4773 10.906 .410 .620 .731 Butir6 33.5455 11.044 .266 .341 .757 Butir7 33.6136 10.010 .524 .441 .711 Butir8 34.3409 9.300 .526 .339 .711 Butir9 33.4091 10.899 .427 .299 .729

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 37.7500 12.983 3.60313 9

105

Page 121: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Reliability (Variabel Audit Internal) Case Processing Summary N %

Valid 44 100.0Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 44 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .743 .752 10

Item Statistics Mean Std. Deviation N Butir1 4.5455 .66313 44Butir2 4.5682 .54550 44Butir3 4.3409 .47949 44Butir4 4.2955 .63170 44Butir5 4.2273 .64208 44Butir6 4.1364 .73424 44Butir7 4.2045 .66750 44Butir8 4.1364 .66790 44Butir9 3.3864 .89484 44Butir10 4.3409 .60782 44

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Butir1 37.6364 11.027 .398 .340 .723 Butir2 37.6136 10.987 .536 .469 .707 Butir3 37.8409 11.811 .358 .264 .730 Butir4 37.8864 10.661 .524 .551 .705 Butir5 37.9545 10.882 .455 .551 .715 Butir6 38.0455 11.347 .270 .367 .744 Butir7 37.9773 10.953 .413 .355 .721 Butir8 38.0455 11.486 .285 .181 .740 Butir9 38.7955 9.887 .450 .333 .718 Butir10 37.8409 11.114 .429 .312 .719

106

Page 122: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 42.1818 13.222 3.63621 10

. Reliability (Variabel Kebijakan Pemberian Kredit) Case Processing Summary N %

Valid 44 100.0Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 44 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .721 .722 8

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 4.1591 .74532 44VAR00002 4.3409 .60782 44VAR00003 4.1818 .69123 44VAR00004 4.2273 .98509 44VAR00005 4.3636 .78031 44VAR00006 3.9091 .80169 44VAR00007 4.2273 .74283 44VAR00008 4.3864 .57933 44

107

Page 123: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 29.6364 10.144 .319 .490 .712 VAR00002 29.4545 9.975 .487 .679 .682 VAR00003 29.6136 10.103 .371 .499 .701 VAR00004 29.5682 8.391 .500 .647 .674 VAR00005 29.4318 9.739 .383 .608 .699 VAR00006 29.8864 9.080 .515 .377 .669 VAR00007 29.5682 9.553 .459 .591 .683 VAR00008 29.4091 10.805 .281 .421 .716

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 33.7955 12.213 3.49471 8

108

Page 124: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Lampiran 4: Hasil Uji Asumsi Klasik

Regression Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Audit Internal, Manajemen Risiko(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: KebijakanKredit

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 23.002 5.274 4.361 .000 Manajemen Risiko 1.194 .323 1.231 3.698 .001 .151 6.608 Audit Internal -.813 .320 -.845 -2.540 .015 .151 6.608

a Dependent Variable: Kebijakan Kredit

Coefficient Correlations(a)

Model Audit Internal Manajemen

Risiko Audit Internal 1.000 -.921Correlations Manajemen Risiko -.921 1.000Audit Internal .102 -.095

1

Covariances Manajemen Risiko -.095 .104

a Dependent Variable: Kebijakan Kredit Collinearity Diagnostics(a)

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Manajemen

Risiko Audit

Internal (Constant) Manajemen

Risiko 1 1 2.994 1.000 .00 .00 .00 2 .005 24.042 .92 .06 .02 3 .001 69.453 .08 .94 .98

a Dependent Variable: KebijakanKredit

109

Page 125: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 28.3724 37.0106 33.7955 1.95355 44 Std. Predicted Value -2.776 1.646 .000 1.000 44 Standard Error of Predicted Value .483 1.585 .738 .239 44

Adjusted Predicted Value 29.2378 37.2292 33.7953 1.97556 44 Residual -7.42912 5.90858 .00000 2.89770 44 Std. Residual -2.503 1.991 .000 .976 44 Stud. Residual -2.538 2.062 .000 1.012 44 Deleted Residual -7.63392 6.33762 .00017 3.11896 44 Stud. Deleted Residual -2.730 2.151 -.003 1.033 44 Mahal. Distance .161 11.293 1.955 2.124 44 Cook's Distance .000 .209 .026 .041 44 Centered Leverage Value .004 .263 .045 .049 44

a Dependent Variable: Kebijakan Kredit Charts

Regression Standardized Residual210-1-2-3

Freq

uenc

y

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: KebijakanKredit

Mean =-2.54E-15�Std. Dev. =0.976�

N =44

110

Page 126: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: KebijakanKredit

Regression Standardized Predicted Value210-1-2-3

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: KebijakanKredit

111

Page 127: PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN DAN ... · manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan

Lampiran 5: Hasil Uji Hipótesis

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .559(a) .312 .279 2.96753a Predictors: (Constant), Audit Internal, Manajemen Risiko b Dependent Variable: Kebijakan Kredit

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 23.002 5.274 4.361 .000 Manajemen Risiko 1.194 .323 1.231 3.698 .001 Audit Internal -.813 .320 -.845 -2.540 .015

a Dependent Variable: Kebijakan Kredit

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 164.104 2 82.052 9.317 .000(a) Residual 361.056 41 8.806

1

Total 525.159 43 a Predictors: (Constant), Audit Internal, Manajemen Risiko b Dependent Variable: Kebijakan Kredit

112