PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI...

87
PENGARUH PE AUDIOVISU TERHADAP TI PO “Untuk memenuhi PROG ENDIDIKAN KESEHATAN MELAL UAL TENTANG SHAKEN BABY SYN INGKAT PENGETAHUAN DAN SIK OSYANDU DAHLIA SUKOHARJO SKRIPSI salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana K Oleh : Pramita Windi Astuti NIM S11030 GRAM STUDI S-1 KEPERAWATA STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 LUI MEDIA NDROME KAP IBU DI Keperawatan” AN

Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI...

Page 1: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL TENTANG

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DI POSYANDU DAHLIA SUKOHARJO

“Untuk memenuhi salah

PROGRAM STUDI S

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL TENTANG SHAKEN BABY SYNDROME

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DI POSYANDU DAHLIA SUKOHARJO

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Pramita Windi Astuti

NIM S11030

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA SHAKEN BABY SYNDROME

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DI

satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

1 KEPERAWATAN

Page 2: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...
Page 3: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Pramita Windi Astuti

NIM : S11030

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (Sarjana), baik di STIkes Kusuma Husada Surakarta maupun di

perguruan tinggi lain.

2) Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3) Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya dengan norma yang berlaku di

perguruan tinggi ini.

Surakarta, 28 Juli 2015 Yang membuat pernyataan,

Materai Rp 6.000

Pramita Windi Astuti NIM. S11030

Page 4: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah mencurahkan rahmat dan hidayahNya. Pada akhirnya penulis mampu

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui

Media Audiovisual Tentang Shaken Baby Syndrome Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Ibu Di Posyandu Dahlia, Sukoharjo” Dalam penulisan

skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, arahan, dan masukan yang

sangat membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua program

Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Happy Indri Hapsari, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing utama

yang telah memberikan bimbingan, masukan, serta arahan, sehingga

skripsi dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Alfyana Nadya Rachmawati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku pembimbing

pendamping yang telah memberikan bimbingan, masukan, serta arahan,

sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Anita Istiningtyas S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku penguji yang telah

memberikan masukan serta arahan saat sidang sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah

memberikan ijin melakukan penelitian di posyandu dahlia.

7. Bapak ibu dosen dan staf STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini .

Page 5: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

8. Orang tuaku tercinta Alm. Bapak Sutarno dan Ibu Sri Utami yang selalu

memberikan dukungan, doa, materi dan kasih sayangnya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Andreas Kandhi Cahya yang selalu mendukung dan memberikan semangat

kepada penulis sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan S-1 (Destri, Berlianti, Sri Ayu, Ayu

Wulandari dan Lyla) yang selalu memberikan tawa, semangat, dan

bantuan kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan 2011 yang selalu

mendukung dan membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat (Angga, Desy, Asty) yang selalu mendukung dan

memberikan semangat kepada penulis.

13. Responden yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian.

14. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material

dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan

mandapat balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis bersyukur pada Allah

SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada banyak pihak dan tidak lupa

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Surakarta, 28 Juli 2015

Pramita W.A

Page 6: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR SKEMA ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3 Tujuan............................................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 6

1.4 Manfaat............................................................................................. 7

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ........................................................... 7

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ....................................... 7

1.4.3 Manfaat Bagi Rumah Sakit .................................................. 7

1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti Lain .................................................. 7

Page 7: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori .................................................................................. 8

2.1.1 Teori shaken baby syndrome ................................................ 8

2.1.2 Pendidikan kesehatan .......................................................... 15

2.1.3 Pengetahuan......................................................................... 21

2.1.4 Sikap (Attitude).................................................................... 25

2.2 Kerangka Teori.............................................................................. 27

2.3 Kerangka Konsep.......................................................................... 28

2.4 Hipotesis Penelitian....................................................................... 29

2.5 Keaslian Penelitian........................................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 32

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 34

3.3 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian .................................... 35

3.3.1 Tempat Penelitian .............................................................. 35

3.3.2 Waktu Penelitian ............................................................... 36

3.4 Definisi Operasional ................................................................... 36

3.5 Alat dan Cara Pengumpulan Data .............................................. 38

3.5.1 Alat Penelitian.................................................................... 38

3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data ............................................. 41

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 42

3.6.1 Teknik Pengolahan Data..................................................... 42

Page 8: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

3.6.2 Analisa Data........................................................................ 44

3.7 Etika Penelitian ........................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisa Univariat .......................................................................... 49

4.2 Analisa Bivariat ............................................................................ 51

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ................................................................55

5.2 Gambaran pengetahuan responden kelompok kontrol dan perlakuan

sebelum penkes .............................................................................. 57

5.3 Gambaran pengetahuan responden kelompok kontrol dan perlakuan

setelah penkes ................................................................................ 57

5.4 Gambaran sikap responden kelompok kontrol dan perlakuan sebelum

penkes ........................................................................................... 58

5.5 Gambaran sikap responden kelompok kontrol dan perlakuan setelah

penkes ............................................................................................ 59

5.6 Beda tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan setelah dilakukan penkes .............................................. 59

5.7 Beda sikap responden pada kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan setelah dilakukan penkes ............................................... 61

5.8 Perbedaan tingkat pengetahuan setelah penkes antara kelompok

kontrol dan perlakuan ................................................................... 63

Page 9: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

5.9 Perbedaan sikap setelah dilakukan penkes antara kelompok kontrol

dan perlakuan ............................................................................... 64

5.10 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 66

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan ...................................................................................... 67

6.2 Saran ............................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

2.5 Keaslian penelitian 30

3.1 Definisi operasional 36

4.1 Distribusi responden menurut usia 49

4.2 Distribusi responden menurut tingkat pendidikan 50

4.3 Distribusi responden menurut pekerjaan 50

4.4 Nilai tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penkes pada kelompok

kontrol 51

4.5 Nilai tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penkes pada kelompok

perlakuan 52

4.6 Nilai sikap sebelum dan sesudah penkes pada kelompok kontrol 52

4.7 Nilai sikap sebelum dan sesudah penkes pada kelompok perlakuan 53

4.8 Beda tingkat pengetahuan setelah penkes pada kelompok kontrol dan

perlakuan 53

4.9 Beda sikap setelah penkes pada kelompok kontrol dan perlakuan 53

Page 11: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

DAFTAR SKEMA

No Judul Hal

2.2 Kerangka Teori 27

2.3 Kerangka Konsep 28

3.1 Rancangan Penelitian 32

Page 12: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal penelitian

Lampiran 2 : Usulan topik penelitian

Lampiran 3 : Pengajuan judul skripsi

Lampiran 4 : Pengajuan ijin study pendahuluan

Lampiran 5 : Surat pengantar ijin study pendahuluan

Lampiran 6 : Surat balasan study pendahuluan

Lampiran 7 : Lembar oponent

Lampiran 8 : Lembar audience

Lampiran 9 : Surat ijin uji validitas

Lampiran 10 : Surat balasan uji validitas

Lampiran 11 : Surat pengajuan ijin penelitian

Lampiran 12 : Surat ijin penelitian

Lampiran 13 : Surat balasan ijin penelitian

Lampiran 14 : Surat permohonan menjadi responden

Lampiran 15 : Lembar persetujuan menjadi responden

Lampiran 16 : Leaflet

Lampiran 17 : Kuesioner tingkat pengetahuan dan sikap

Lampiran 18 : SAP shaken baby syndrome

Lampiran 19 : Hasil uji statistik

Lampiran 20 : Dokumentasi

Lampiran 21 : Lembar konsultasi

Page 13: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Pramita Windi Astuti

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Audiovisual Tentang

Shaken Baby Syndrome Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Di

Posyandu Dahlia Sukoharjo

ABSTRAK

Shaken baby syndrome (SBS) adalah cedera otak pada bayi akibat diguncang terlalu keras dan merupakan bentuk kekerasanterhadap anak, sehingga peran orang tua dalam mengasuh bayi diperlukan pengetahuan, agar tercipta sikap positif dalam mengasuh bayi. Pendidikan kesehatan melalui media audiovisual lebih efektif, karena melibatkan semua alat indera pembelajaran, sehingga semakin banyak alat indera yang terlibat, semakin besar kemungkinan isi informasi dapat dimengerti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audiovisual tentang SBS terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu.

Penelitian ini menggunakan metode quasy experiment pretest and posttest

with control group design. Sampel penelitian ini berjumlah 40 responden ibu yang mempunyai anak berumur kurang dari 1 tahun.

Penelitian ini menggunakan uji paired sample t test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan p value 0,00 pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Pendidikan kesehatan melalui media audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang SBS karena menggunakan alat indera mata dan telinga yang menampilkan gerak, gambar dan suara sehingga informasi yang tersalur lebih banyak yaitu 75%-87%. Kata kunci : pendidikan kesehatan, audiovisual, pengetahuan, sikap, shaken baby

syndrome

Daftar pustaka : 42 (2003-2014)

Page 14: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Pramita Windi Astuti

Effect of Health Education of Shaken Baby Syndrome through Audiovisual

Media on Mothers’ Knowledge Level and Behavior in Dahlia Integrated

Health Post of Sukoharjo

ABSTRACT

Shaken baby syndrome (SBS) is baby’s brain injury which happens because the baby is shaken too hard, and the result is a form of violence against children. Therefore, the parents need knowledge in nurturing their babies as to make a positive attitude in nurturing them. Health education through audiovisual media is more effective because it involves all of learning sense organs. The more sense organs are involved, the larger the chance to understand the information is. The objective of this research is to investigate the effect of the health education of the SBS through audiovisual media on the mothers’ knowledge level behavior.

This research used the quasi experimental method with the pretest and posttest with control group design. The samples of research consisted of 40 respondents. They were mothers who had babies aged under 1 year old. The data of research were analyzed by using the paired sample t test and independent t test.

The result of this research shows that there was a difference of mothers’ knowledge and behavior prior to and following the health education between the experimental group and the control group as indicated by the p-value 0.00. Thus, the health education of SBS through audiovisual media could improve the mothers’ knowledge and behavior the SBS as the information as much as 75%- 87% was channeled through the use of vision and hearing organs which showed motions, pictures, and sounds.

Keywords: Health education, audiovisual, knowledge, behavior, shaken baby

syndrome References: 42 (2003-2014)

Page 15: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sindrom Bayi Terguncang/SBS (Shaken Baby Syndrome) adalah kejadian

yang dapat dicegah, ini merupakan bentuk child abuse terhadap anak akibat

mengguncang bayi terlalu keras dengan bahu, lengan, atau kaki. Shaken Baby

Syndrome bukan hanya kejahatan, Shaken Baby Syndrome merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang dapat dicegah (Carbaugh, 2004). Shaken Baby

Syndrome dimaknai sebagai salah satu bentuk kekerasan terhadap anak, kelalaian

yang membahayakan fisik, emosi dan perkembangan anak, sehingga anak tersebut

kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensinya (Salmiah, 2009).

American Academy of Pediatric(AAP) dan Center For Health Control

And Prevention (CDC) (2010) melaporkan bahwa penganiayaan menyebabkan

tingkat cedera tinggi dan 25 persen menyebabkan kematian pada bayi. Shaken

Baby Syndrome merupakan penyebab utama kematian kekerasan terhadap anak di

negara-negara Amerika. Hampir semua korban Shaken Baby Syndrome menderita

masalah kesehatan yang serius dan setidaknya satu dari setiap empat bayi yang

meninggal akibat terguncang keras merupakan bentuk dari penganiayaan anak.

Bayi baru lahir sampai 4 bulan berada pada risiko terbesar dari cedera akibat

mengguncang. Penelitian menunjukkan bahwa mengguncang bayi paling sering

terjadi sebagai respons terhadap bayi menangis atau faktor-faktor lain yang dapat

memicu orang tua ketika merawat bayinya menjadi frustasi atau marah (Carbaugh,

Page 16: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2004). Faktanya adalah bahwa menangis termasuk pertarungan panjang tangisan

bayi dan merupakan perilaku perkembangan yang normal pada bayi. Masalahnya

tidak pada bayi menangis, melainkan bagaimana pengasuh mengatasinya.

Mengambil bayi dan mengguncang, melempar, memukul, atau menyakiti bayi,

tidak pernah melakukan respon yang tepat (CDC, 2010). Hal ini sering dilakukan

orang tua karena saat mengasuh bayi, ketika bayi menangis mereka menjadi

frustasi yang berlebihan dan mereka kelelahan, faktor ini yang dapat

menyebabkan individu melakukan Shaken Baby Syndrome (Hoffman, 2005;

Black, 2001; Keenan et al., 2003).

Shaken Baby Syndrome berdampak pada bayi yaitu menyebabkan

kematian, retardasi mental atau keterlambatan perkembangan, cerebral palsy,

disfungsi parah motorik, kebutaan, dan kejang (Carbaugh, 2004). Sebagian besar

orang tua atau pengasuh tidak mengerti bahaya dari melakukan Shaking terhadap

bayi yang kemudian menyebabkan SBS (Shaken Baby Syndrome) (Hoffman,

2005; Black, 2001; Keenan et al., 2003).

Peran orang tua dalam mengasuh bayi diperlukan pengetahuan, karena

pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang penting

dalam pencegahan Shaken Baby Syndrome. Peningkatan pengetahuan

menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan perilaku maka pengetahuan

orangtua sangat penting. Orang tua merupakan lingkungan yang pertama dan

utama bagi seorang bayi. Peran seorang ibu sangat penting, terutama sebagai agen

kesehatan bagi anak dan keluarga dalam upaya memenuhi kebutuhan asah, asuh,

asih pada bayi. Setiap ibu yang memiliki bayi harus memerlukan pengetahuan,

Page 17: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

sikap dan keterampilan yang benar serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi

tentang hal mengasuh bayi (Mercer, 2006). Perubahan pengetahuan pada

pedidikan kesehatan akan merangsang perubahan sikap (Dewi, 2008).

Sikap seseorang sangat mempengaruhi perilaku sehatnya. Perilaku yang

sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan

pelayanankesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan

kesehatan (Sirlan, 2006). Sikap dan perilaku orang tua disamping berpengaruh

terhadap kesehatannya sendiri, juga berpengaruh terhadap anak-anaknya yang

belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab sendiri terhadap kesehatannya.

Sikap dan perilaku orang tua yang baik tentang perkembangan anak, akan dapat

mencegah kelainan perkembangan dan pertumbuhan anak (Levine, 2007).

Perspektif kesehatan masyarakat menciptakan kesadaran masyarakat, khususnya

orang tua dan pengasuh bayi yang lebih besar tentang Shaken Baby Syndrome

sangat penting. Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, dapat

membantu orang memahami bahaya keras mengguncang bayi faktor risiko yang

terkait dengan Shaken Baby Syndrome pemicu untuk itu dan cara-cara untuk

mencegah hal itu dapat membantu mengurangi jumlah bayi yang terkena Shaken

Baby Syndrome (CDC, 2010).

Peningkatan pengetahuan orang tua mengenai Shaken Baby Syndrome

akan menghindari sikap orang tua mengguncang ketika bayi menangis. Pemberian

informasi dan kebutuhan informasi pada orang tua dapat melalui berbagai cara

termasuk pendidikan kesehatan. Kebutuhan akan informasi dan pengetahuan

haruslah disampaikan oleh orang yang tepat dengan informasi yang benar. Hal ini

Page 18: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

untuk mencegah supaya orangtua tidak bertanya kepada sumber yang salah

(Rotegarad, 2007). Pendidikan kesehatan akan lebih efektif dan sesuai sasaran

serta tujuan, maka diperlukan media yang menarik dan lebih mudah diterima oleh

sasaran.

Salah satu media yang dapat digunakan adalah media audiovisual. Media

audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari sasaran. Penggunaan

audiovisual melibatkan semua alat indra pembelajaran, sehingga semakin banyak

alat indra yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar

kemungkinan isi informasi tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam

ingatan (Widia dkk, 2012). Film, cerita, iklan, video adalah contoh media

audiovisual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Informasi akan tersimpan

sebanyak 20% bila disampaikan melalui media visual, 50% bila menggunakan

media audiovisual, 70% bila dilaksanakan dalam praktek nyata (Notoadmodjo,

2007).

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 18 Desember 2014 di Desa

Pucangan, Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, terdapat 45 jumlah ibu

yang mempunyai bayi dibawah 1 tahun. Hasil wawancara didapatkan 5 orang tua

yang memiliki anak usia kurang dari 1 tahun pernah melakukan gerakan

mengguncang bayi mereka. Contoh gerakannya seperti mengangkat badan bayi

sambil digoyang tanpa menyangga kepala bayi, atau melempar bayi ke udara

dengan tujuan menghibur bayi.Para orang tua khususnya ibu, tidak mengetahui

resiko dari perilaku tersebut. Orang tua menganggap bahwa hal tersebut tidak

beresiko menyakiti anaknya. Para orang tua melakukan gerakan mengguncang

Page 19: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

tujuannya untuk menenangkan bayi ketika bayi menangis, atau hanya sekedar

menghibur bayi agar tidak rewel, atau karena mereka merasa frustasi ketika bayi

mereka menangis terus menerus. Kejadian mengguncang bayi di Desa Pucangan

sering terjadi ketika bayi menangis terus menerus.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh

pendidikan kesehatan dengan audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap

orang tua tentang Shaken Baby Syndrome.

1.2 Rumusan Masalah

Shaken baby syndrome dimaknai sebagai salah satu bentuk child abuse

(penyiksaan anak) dengan cara mengguncang-guncang bayi itu dengan keras.

Peran seorang ibu sangat penting, terutama sebagai agen kesehatan bagi anak dan

keluarga dalam upaya memenuhi kebutuhan asah, asuh, asih pada bayi. Setiap ibu

yang memiliki bayi diharapkan memerlukan pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang benar serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi tentang hal mengasuh

anak (Mercer, 2006). Bertambah pengetahuan orangtua mengenai Shaken baby

syndrome akan menghindari sikap orangtua mengguncang bayi ketika bayi

menangis. Pemberian informasi dan kebutuhan informasi pada orangtua dapat

melalui berbagai cara termasuk pendidikan kesehatan (Rotegarad, 2007).

Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas maka peneliti

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut, adakahpengaruhpendidikan

kesehatan media audiovisualterhadap tingkat pengetahuan dan sikap orang tua

tentang shaken baby syndrome?

Page 20: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap pengetahuan

dan sikap orang tua tentang shaken baby syndrome.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui karakteristik responden.

2) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap responden

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan media audiovisual pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

3) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap responden

setelah dilakukan pendidikan kesehatan media audiovisual pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

4) Untuk mengetahui beda tingkat pengetahuan dan sikap responden

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

5) Untuk mengetahui beda tingkat pengetahuan dan sikap setelah

dilakukan perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol.

Page 21: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat

tentang shaken baby syndrome.

1.4.1 Manfaat bagi institusi pendidikan

Menambah pustaka, wawasan dan pengetahuan mengenai shaken baby

syndrome.

1.4.2 Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai referensi bila diadakan

penelitian lebih lanjut khususnya tentang shaken baby syndromedengan

menggunakan variabel yang berbeda serta jumlah sampel yang lebih

banyak.

1.4.3 Manfaat bagi peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman peneliti tentang

shaken baby syndrome.

1.4.4 Manfaat bagi perawat

Penelitian ini diharapkan perawat dapat melaksanakan peran perawat

yaitu sebagai pendidik atau pemberi pendidikan kesehatan bagi

masyarakat, agar meningkatkan angka kesehatan dimasyarakat.

Page 22: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Shaken Baby Syndrome (SBS)

2.1.1.1 Definisi

SBS (sindrom bayi terguncang) juga dikenal sebagai trauma

kepala serius, sindrom dari dampak terguncang, cedera kepala yang

ditimbulkan atau sindrom guncanganwhiplash adalah cedera otak serius

akibat diguncang terlalu keras pada bayi atau balita. Sindrom bayi

terguncang menghancurkan sel-sel otak anak dan mencegah otaknya

mendapatkan oksigen yang cukup. Sindrom bayi terguncang adalah

bentuk kekerasan terhadap anak (child abuse) yang dapat

mengakibatkan kerusakan otak permanen atau kematian (Christian &

Block, 2009).

2.1.1.2 Penyebab

1. Tangisan bayi yang panjang sehingga membuat orang tua frustasi atau

pengasuh, sehingga orang tua melakukan gerakan mengguncang bayi

(Carbaugh, 2004)

2. Sindrom bayi terguncang adalah hasil dari guncangan yang keras pada

bayi biasanya sekitar 5-20 detik (Carbaugh, 2004).

Page 23: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

3. Kepala bayi yang lebih berat dibandingkan dengan seluruh tubuh dan

otot leher belum kuat, kepala bayi bisa terguncang bolak-balik

sebanyak 40-80 kali hanya dalam hitungan detik (Carbaugh, 2004).

4. Memantulkan anak pada lutut orang tua atau pengasuh dengan keras,

sehinggan bayi jatuh pelan (MayoClinic, 2014).

2.1.1.3Tanda dan gejala

1. Bayi yang menderita kerusakan yang lebih rendah akibat dari Shaken

baby syndrome

a. Perubahan pola tidur atau ketidakmampuan untuk dibangunkan

b. Muntah

c. Kejang

d. Iritabilitas

e. Tak terkendali menangis

f. Ketidakmampuan untuk dihibur

g. Ketidakmampuan untuk menyusu atau makan (Mielh, 2005).

2. Bayi yang menderita lebih parah akibat dari Shaken baby syndrome

a. Tidak responsif

b. Kehilangan kesadaran

c. Masalah pernapasan (pernapasan tidak teratur)

d. Tidak ada nadi ( Miehl 2005; Carbaugh 2004)

8

Page 24: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2.1.1.4 Dampak Shaken Baby Syndrome

a. Kematian

b. Kebutaan

c. Retardasi mental atau penundaan perkembangan (setiap kelambanan

signifikan dalam anak yaitu fisik, kognitif, perilaku, emosi, atau

perkembangan sosial, dan ketidakmampuan belajar ( CDC, 2010).

d. Cerebral palsy

e. Disfungsi motorik parah (otot kelemahan atau kelumpuhan)

f. Spastisitas (suatu kondisi dimana otot tertentu mengalami kontraksi

terus menerus, kontraksi ini menyebabkan kekakuan atau ketetatan

daro otot dan mungkin mengganggu gerakan, ucapan, dan cara

berjalan)

g. Kejang (CDC, 2010)

2.1.1.5 Faktor pemicu

Tangisan, pemicu utama untuk melakukan SBS dan faktor risiko

SBS pada orang tua dan bayi.Pada umur kurang dari 1 tahun, bayi

memang sering banyak menangis, orang tua mungkin menjadi sangat

frustrasi. Tetapi faktanya adalah bahwa menangis termasuktangisan

berkepanjangan pada bayi dan merupakan perilaku perkembangan yang

normal pada bayi. Tangisan pada bayi sebagai salah satu cara bayi

berkomunikasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar bayi

Page 25: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

yang menangis banyak yang sehat dan berhenti menangis untuk jangka

waktu yang lama setelah 4 bulan usia.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menangis mulai

meningkat sekitar usia 2 sampai 3 minggu, danpuncaknya sekitar usia 6

sampai 8 minggu. Kemudian berangsur-angsur berkurang, danbiasanya

berakhir saat bayi berusia 3 sampai 4 bulan.

Period Of Purple

CEBC telah ditunjuk period of purple, sebagai program yang

memiliki bukti penelitian menjanjikan. Program ini dikembangkan oleh

Dr Ronald Barr dan rekan-rekannya di National Center on shaken baby

syndrome (NCSBS). Dua percobaan terkontrol acak dari program

menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang bayi menangis dan

shaken baby syndrome dan "perilaku acuh tak acuh ketika ibu frustrasi."

(NCSBS, 2010).

Sebagai bagian dari penelitian CDC, Dr Desmond K. Runyan

menguji program di utara Carolina. Program negara ini akan mendidik

orang tua tentang pola yang normal pada bayi menangis, bagaimana

menanggapi tangisan bayi, dan bahaya bayi terguncang. Perawat akan

mendidik setiap orang tua dari bayi yang baru lahir yang berjumlah 86

rumah sakit / yang melahirkan di utara Carolina, dengan menggunakan

diskusi, video, dan sebuah buku tentang bayi menangis (CDC, 2010).

Period Of PURPLE merupakan singkatan dari:

P (peak pattern) : puncak menangis sekitar 2 bulan kemudian meurun.

Page 26: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

U (unpredicable) : menangis untuk waktu yang lama bisa datang dan

pergi tanpa alasan.

R (resistant to soothing) : bayi dapat terus menangis untuk waktu yang

lama.

P (pain-like look on face) : nyeri seperti terlihat di wajah.

L (long bouts of crying) : menangis dapat berlangsung berjam-jam.

E (evening crying) : bayi menangis lebih banyak pada waktu sore dan

malam hari.

2.1.1.6 Faktor-faktor yang menempatkan bayi berisiko

Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko dari bayi yang terguncang :

1. Umur kurang dari 1 tahun,

a. bayi kurang dari 1 tahun berada pada risiko terbesar, tapi shaken

baby syndrome telah dilaporkan pada anak-anak sampai usia 5

tahun.

b. bayi (terutama bayi usia 2 sampai 4 bulan) sangat beresiko terkena

cedera dari guncangan, karena mereka kecil dalam kaitannya

dengan ukuran orang dewasa yang mungkin mengambil mereka

dan mengguncang mereka, dan mereka cenderung menangis lebih

sering dan lebih lama dari bayi yang lebih tua.

2. Bayi prematur atau cacat

3. Menjadi salah satu dari kelahiran ganda

4. Dihibur dan / atau sering menangis

Page 27: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

5. Kebanyakan korban SBS adalah laki-laki (Hoffman, 2005).

2.1.1.7 Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko orangtua atau pengasuh untuk

merugikan bayi :

1.Frustrasi atau kemarahan yang dihasilkan dari bayi menangis terlalu

lama

2.Orang tua atau pengasuh yang kelelahan mengasuh bayi yang menangis

3.Memiliki manajemen kemarahan yang terbatas atau mengatasi

keterampilan mengasuh yang terbatas

4. Dukungan sosial yang terbatas

5. Usia muda orangtua

6. Lingkungan keluarga yang tidak stabil

7. Status sosial ekonomi rendah

8.Harapan yang tidak realistis tentang perkembangan anak dan

membesarkan anak (Miehl, 2005).

2.1.1.8 Mendiagnosis Shaken Baby Syndrome

Untuk mendiagnosis sindrom bayi terguncang, dokter akan mencari tiga

kondisi yang sering menunjukkan sindrom tersebut. Ini adalah:

a. Pembengkakan otak (ensefalopati)

b. Pendarahan di otak (subdural perdarahan)

c. Pendarahan di bagian mata yang disebut retina (perdarahan retina)

Page 28: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Untuk membuat diagnosis dan memeriksa tanda-tanda kerusakan otak,

dokter akan memberikan berbagai tes. Tes-tes ini mungkin termasuk:

a. Computed tomography (CT) scan (menciptakan citra penampang

otak bayi Anda)

b. Magnetic resonance imaging (MRI) scan (menggunakan gelombang

radio yang kuat untuk membuat gambar otak bayi Anda)

c. Survei skeletal (memeriksa tulang belakang, tulang rusuk, dan patah

tulang tengkorak menggunakan sinar-X)

d. Ujian oftalmologi (memeriksa pendarahan dan cedera mata)

Beberapa kondisi medis lainnya dapat meniru gejala

sindrom bayi terguncang. Ini termasuk kelainan genetik tertentu

(seperti osteogenesis imperfecta, yang menyebabkan tulang bayi

mudah pecah) dan gangguan perdarahan. Sebelum mengkonfirmasi

sindrom bayi terguncang, dokter akan memberikan tes darah untuk

menyingkirkan penyebab lain (Valencia, 2012).

2.1.1.9 Pengobatan untuk Shaken Baby Syndrome

Tidak ada obat untuk mengobati sindrom bayi terguncang. Pada

kasus yang parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengobati

pendarahan di otak. Ini mungkin melibatkan penempatan shunt (tabung

tipis) untuk mengalirkan kelebihan darah dan cairan dan mengurangi

tekanan. Operasi mata mungkin juga diperlukan untuk menghilangkan

Page 29: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

darah sebelum secara permanen mempengaruhi penglihatan (John,

2014).

2.1.1.10 Cara menenangkan bayi menangis

Bayi bisa menangis yang lama dalam beberapa bulan pertama

kehidupan dan ini bisa membuat orang tua atau pengasuh frustasi.

Tapi ada beberapa cara untuk menenangkan agar bayi tidak menangis:

1. Menggosok punggung bayi

2. Menggoyang badan bayi dengan pelan

3. Memberikan botol susu atau ASI kepada bayi

4. Menyanyi atau mengajak bicara bayi

5. Berjalan-jalan menggunakan kereta dorong

6. Periksa tanda-tanda sakit atau ketidaknyamanan seperti ruam

popok, gigi, atau pakaian ketat (CDC, 2010).

2.1.2Pendidikan Kesehatan

Memahami fakta tentang shaken baby syndrome, dengan

memberikan promosi kesehatandapat membantu membangun kesadaran

masyarakat terutama orang tua, dan membantu masyarakat memahami

shaken baby syndrome.

Menggunakan kontakprofesi kesehatan dengan orang tua dan

anggota masyarakat lainnya untuk mempromosikan fakta, faktor risiko dan

pemicu, dan cara-cara untuk mencegah shaken baby syndrome adalah

Page 30: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

langkah pertama dalam mengatasi hal itu sebagai masalah kesehatan

masyarakat yang dapat dicegah, dan bukan hanya kejahatan yang harus

dihukum.

2.1.2.1Definisi pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan

yaitu suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat

yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan berupaya agar

masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara

kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal

yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana

seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2007).

Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian

informasi atau pesan kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan

atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar

memudahkan terjadinya perilaku sehat (Notoatmodjo, 2005).

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan

kemampuan seseorang melalui teknik belajar atau instruksi dengan

tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara

individu, kelompok maupun masyarakat untuk meingkatkan kesadaran

akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya

menjadi perilaku sehat (Munijaya, 2004).

Page 31: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2.1.2.2Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan secara umum adalah mengubah

pengetahuan, sikap dan keterampilan individu atau masyarakat di

bidang kesehatan, yang dapat dirinci sebagai berikut (Maulana, 2009):

menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat,

menolog individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat dan

mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

Pendidikan kesehatan merupakan suatu komunikasi untuk

mencapai tujuan kesehatan yang positif dan mencegah atau

meminimalkan sakit sehat baik dalam individu maupun kelompok yang

dipengaruhi oleh kepercayaan, tingkah laku dan kebiasaan yang dapat

diajadikan kekuatan untuk komunitas yang lebih besar (Smith, 1979

dalam Moules & Ramsay, 2008).

2.1.2.3Manfaat pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh perawat merupakan

suatu upaya meningkatkan kesejahteraan anak di dalam keluarga.

Orangtua yang telah diberikan pendidikan kesehatan akan lebih mudah

dalam merawat anak. Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses

dan tanggung jawab secara bersama antara individu, keluarga dan

komunitas serta memiliki manfaat untuk meningkatkan kontrol terhadap

Page 32: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

kesehatan dan kesakitan terhadap diri sendiri (WHO, 1986 dalam

Moules & Ramsay, 2008).

2.1.2.4Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dilihat dari sasarannya dapat diberikan

pada individu, kelompok dan masyarakat, sedangkan dilihat dari

tempatnya pendidikan kesehatan dapat dilakukan disekolah, di rumah

sakit, dan tempat-tempat kerja yang lain (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan kesehatan yang diberikan di rumah sakit mempunyai

sasaran klien atau keluarga klien di rumah sakit maupun Puskesmas.

2.1.2.5Metode Pendidikan Kesehatan

1. Metode pendidikan individual (perorangan)

Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk:

a. Bimbingan dan Penyuluhan (guidace and conseling)

b. Wawancara (Interview)

2. Metode Pendidikan kelompok

Metode pendidikan kelompok harus memperhatikan apakah

kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain.

Efektivitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran

pendidikan

.

Page 33: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

a. Kelompok besar

1) Ceramah: metode yang cocok untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah.

2) Seminar: hanya cocok untuk sasaran yang berpendidikan

menengah keatas. Seminar adalah suatu penyajian

(presentasi) dari satu ahli atau beberapa dan biasanya

dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok: dibuat sedemikian rupa sehingga saling

berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara

peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok

punya kebebasan mengeluarkan pendapat.

2) Curah pendapat (Brain Storming): merupakan modifikasi

diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu masalah,

kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan,

tanggapan/jawbaban tersebut ditampung dan ditulis dalam

flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan

pendapat tidak boleh ada komentar dari siapapun, baru

setalah semuanya mengemukakan pendapat, tiap anggota

mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3) Kelompok kecil-kecil (Buzz group): kelompok langsung

dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan

suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain,

Page 34: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah

tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut.

4) Memainkan peranan (Role play): beberapa anggota kelompok

ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk

memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter

puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan

anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka

memperagaka bagaimana interaksi/komunitas sehari-hari

dalam melaksanakan tugas.

5) Permainan simulasi (Simulation game): merupakan gambaran

role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam

bentuk permainan seperti permainan monopoli. Beberapa

orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai

narasumber.

3. Metode pendidikan massa

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung.

Biasanya menggunakan atau melalui media massa.

2.1.2.6Alat Bantu Media

1. Alat bantu lihat (visual aids)

Alat bantu lihat berguna dalam membantu menstimulasi indra

penglihatan pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat

bantu lihat dibagi dua bentuk yaitu alat bantu yang diproyeksikan

Page 35: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

(slide, film, dan film strip) dan alat bantu yang tidak diproyeksikan

(Notoatmodjo, 2012).

2. Alat bantu dengar (audio aids)

Alat bantu dengar adalah alat yang membantu untuk

menstimulasi indra pendengar pada waktu proses penyampaian

bahan pendidikan/pengajaran, misalnya piringan hitam, radio, pita

suara dan lain-lain (Notoatmodjo, 2012).

3. Alat bantu lihat-dengar (audio visual-aids)

Alat bantu audio visual aids adalah alat yang digunakan oleh

petugas dalam menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan

melalui alat bantu lihat-dengar, seperti televisi, video cassette, film

dan DVD. Indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan

kedalam otak adalah mata. Kurang lebih 75%-87% pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata sedangkan 13%-25% lainnya

tersalur melalui indra yang lain (Notoatmodjo, 2012).Penggunaan

audiovisual melibatkan semua alat indra pembelajaran, sehingga

semakin banyak alat indra yang terlibat untuk menerima dan

mengolah informasi, semakin besar kemungkinan isi informasi

tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan (Widia

dkk, 2012).

Page 36: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2.1.3 Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan dan

sikap yang didasarkan pada pengetahuan akan lebih langgeng daripada

pengetahuan dan sikap yang tidak didasari pengetahuan.

2.1.3.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

2.1.3.2 Proses mengadopsi pengetahuan dan sikap (Rogers dalam Notoatmodjo,

2007):

1.Awareness (kesadaran), Kesadaran adalah dimana seseorang menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

3.Evaluation (menimbang-nimbang). Seseorang akan

mempertimbangkan atau menilai baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya.

4. Trial (mencoba), dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

Page 37: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

5. Adaption, dimana seseorang telah berpengetahuan, bersikap dan

mempunyai keterampilan dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.3.3 Pengetahuan mengenai domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat

(Rogers dalam Notoatmodjo, 2007) yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk mengingat kembali terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang suatu materi yang diketahui dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar. Orang yang telah memahami terhadap

suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh dan menyimpulkan materi yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini

Page 38: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum. Rumus,

metode, prinsip dan sebagainya.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

kerja: dapat meggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Kata kerja yang

digunakan untuk sintesis adalah dapat menyusun, merencanakan,

meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penelitian-penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria yang ditemukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 39: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2.1.4 Sikap (Attitude)

2.1.4.1 Definisi Sikap (Attitude) menurut Rogers dalam Notoatmodjo, 2007:

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mempunyai 3 (tiga)

komponen pokok yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu

objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude).

2.1.4.2 Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu:

1. Menerima (Receiving)

Seseorang diartikan menerima jika orang tersebut mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Merespon (Responding)

Sikap dari seseorang merespon dapat dengan cara memberikan

jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan.

Page 40: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

3. Menghargai (Valuing)

Sikap seseorang diartikan menghargai orang lain jika orang

tersebut mau mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain

terhadap suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi pada seseorang adalah bertanggung jawab

atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.

Pengukuran secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat

atau pernyataan terhadap suatu objek.

Page 41: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2.2 Kerangka Teori

(Sumber: Carbaugh 2004; CDC 2010; Christian & Block, 2009; Notoatmodjo

2007)

Skema 2.1 Kerangka Teori

Bayi menangis

Bayi diguncang keras oleh orang tua atau pengasuh

Shaken baby syndrome

Otot leher bayi yang masih lemah

Pencegahan shaken

baby syndrome

Perubahan sikap ibu

Peningkatan pengetahuan ibu

Pendidikan kesehatan dengan audiovisual

Dampak Shaken Baby Syndrome :

a. kematian

b. kebutaan

c. retardasi mental atau penundaan perkembangan

d. cerebral palsy

e. disfungsi motorik parah (otot kelemahan atau kelumpuhan)

f. spastisitas

g. kejang

Yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap

a. Tingkat pendidikan b. usia c. pekerjaan

Perilaku ibu yang positif

Page 42: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2.3Kerangka Konsep

Skema 2.2KerangkaKonsepPenelitian

Variabel Dependen

Kelompok perlakuan Tingkat pengetahuan dan

sikap

Variabel perancu

1. Tingkat pendidikan

2. Umur 3. pekerjaan

Variabel Independen

Pendidikan kesehatan dengan audiovisual

Variabel Dependen

Kelompok kontrol Tingkat pengetahuan dan

sikap

Page 43: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2.4 Hipotesis penelitian

Menurut Nasir dkk (2011) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.

Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari.

Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena

yang kompleks

1. H� pada penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan

dengan audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap orang tua

tentang shaken baby syndrome

2. H� pada penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan

audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap orang tua tentang

shaken baby syndrome

Page 44: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

2.5 Keaslian penelitian

Tabel 2.3 Keaslian Penelitian

Nama peneliti Judul penelitian Metode Hasil

Ronald G. Barr, Frederick P.Rivara, Marilyn Barr, PeterCummings, James Taylor, Liliana J. Lengua and Emily Meredith-Benitz

Effectiveness of Educational Materials Designed to Change Knowledge and Behaviors Regarding Crying and Shaken-Baby Syndrome in Mothers of Newborns: A Randomized, Controlled Trial

This randomized, controlled trial was approved by the institutional review boards of all participating institutions. Individual mothers of newborns were chosen as the unit of randomization. Both study arms received booklets and a DVD. The intervention group received the PURPLE materials; the control group received injury-prevention materials.

The mean infant crying knowledge score was greater in the intervention group (69.5) compared with controls (63.3). Mean shaking knowledge was greater for intervention subjects (84.8) compared with controls (83.5).

King WJ1, MacKay M, Sirnick A

Shaken baby syndrome in Canada: clinical characteristics and outcomes of hospital cases.

We performed a retrospective chart review, for the years 1988-1998, of the cases of shaken baby syndrome that were reported to the child protection teams of 11 pediatric tertiary care hospitals in Canada.

The median age of subjects was 4.6 months (range 7 days to 58 months), and 56% were boys. Presenting complaints for the 364 children identified as having shaken baby syndrome were nonspecific (seizure-like episode [45%], decreased level of consciousness [43%] and respiratory difficulty [34%]), though bruising was noted on examination in 46%. A history and/or clinical evidence of previous maltreatment was noted in 220 children (60%), and 80 families (22%) had had previous involvement with child welfare authorities. As a

Page 45: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

direct result of the shaking, 69 children died (19%) and, of those who survived, 162 (55%) had ongoing neurological injury and 192 (65%) had visual impairment.

Mega Agustiningrum

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dengan Media Audio Visual AIDS Terhadap Perilaku Ibu Untuk Meningkatkan Status GiziBalita

In this research use Quasy Experiment design, all of sample is 30 people who is taken with inclusion criteria. They are divided treatment group and control group so it has is mother in each group

Result of Wilcoxon Signed Rank Test in treatment group showed that health education speech method which use audio visual AIDS media has influence to mother knowledge to increase baby nutrient status (p=0,001), attitude (p=0,005) and practice (p=0,001). Mann Whitney U-Test to knowledge (0,000), attitude (0,000) and practice (0,000).

Page 46: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif, eksperimen semu

yang bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta

seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan

perlakuan- perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental untuk

mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

dan sikap. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasy

experiment dengan Pre and post test with control group design. Yang

artinya peneliti melakukan intervensi pada dua kelompok pembanding

(Dharma 2011).

Skema 3.1

Rancangan penelitian

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

A O1 X O3

B O2 O4

32

Page 47: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Keterangan :

A : Kelompok perlakuan

B : Kelompok kontrol

O1 : Tingkat pengetahuan dan sikap sebelum diberi perlakuan pada kelompok

perlakuan

O2 : tingkat pengetahuan dan sikap sebelum diberi perlakuan pada kelompok

kontrol

O3 : tingkat pengetahuan dan sikap sesudah diberi perlakuan pada kelompok

perlakuan

O4 : tingkat pengetahuan dan sikap setelah dilakukan perlakuan pada

kelompok kontrol

X : perlakuan (pendidikan kesehatan)

Page 48: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan

(Dharma 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyai anak kurang dari 1 tahun di Desa pucangan Kelurahan

Kartasura Kecamatan Kartasura, yang berjumlah 45 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari

populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau

melakukan pengamatan pada unit ini (Dharma, 2011).

1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Semua ibu yang memiliki bayi dibawah 1 tahun.

b. Responden yang bisa baca tulis

2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Responden yang sedang sakit

3. Besar Sampel

Tahap selanjutnya yaitu menghitung besar sampel yang akan

diambil. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2012), yaitu:

n = N

1+N (d)2

Keterangan :

N : Besar Populasi

Page 49: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

n : Besar Sampel

d : Derajat Kepercayaan (5%)

Penggunaan rumus diatas dikarenakan jumlah populasi kurang dari

10.000 (Notoatmodjo, 2012).

= 45

1+ 45 (0,0025)

= 45

1 + 0,1125

= 40,44

Dibulatkan menjadi 40 orang. Untuk mengatasi resiko drop out, maka

ditambah 10% dari jumlah sampel menjadi 44 responden.

Teknik pengumpulan sampel menggunakan consecutive sampling

yaitu suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih

semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai

jumlah sampel yang di inginkan terpenuhi (Dharma, 2011).Sampel pada

penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai bayi yang berumur

kurang dari 1 tahun yaitu sebanyak 40 responden.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Dahlia Kartasura Sukoharjo.

Page 50: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Februari – 1 Maret

2015.

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional

Alat ukur Hasil Ukur Skala

Data

Pendidikan kesehatan

Proses pemberian informasi kepada responden tentang shaken baby syndrome

Pemutaran video berdurasi 10 menit

1. Tidak diberikan pendidikan kesehatan

2. Diberikan pendidikan kesehatan

Nominal

Tingkat Pengetahuan

ibu

Pemahaman ibu tentang shaken baby syndrome

Kuesioner Pernyataan sebanyak 25 item dengan jawaban benar atau salah, jawaban benar mempunyai skor 1 dan jawaban salah mempunyai skor 0

Skor tertinggi 25 dan terendah 0

Rasio

Sikap ibu Respon dari ibu dalam melakukan pencegahan shaken baby syndrome

Kuesioner Pernyataan sebanyak 25 item dengan pilihan jawaban menggunakan skala likert: Skor 1-4 untuk pertanyaan positif 1 : sangat tidak setuju 2 : tidak setuju 3 : setuju 4 : sangat setuju Untuk pertanyaan

Skor tertinggi 100 dan terendah 25

Interval

Page 51: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

negatif 1 : sangat setuju 2 : setuju 3 : tidak setuju 4 : sangat tidak setuju

Variabel

Perancu

Definisi Alat ukur Hasil Ukur Skala

Data

Usia Umur responden dihitung dalam tahun.

Peneliti mengisi

format data demografi sesuai hasil wawancara

dengan responden.

17-25 tahun 26-30 tahun 36-45 tahun

Ordinal

Tingkat pendidikan

Sekolah formal yang diselesaikan responden.

Peneliti mengisi

format data demografi sesuai hasil observasi

1. Pendidikan dasar

2. Pendidikan Menengah

3. Pendidikan Tinggi

Ordinal

Pekerjaan Suatu kegiatan atau aktifitas responden sehari-hari.

Peneliti mengisi

format data demografi sesuai hasil wawancara

dengan responden.

1. Ibu rumah tangga

2. Wiraswasta

3. Swasta

Nominal

Page 52: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah

kuesioner.Kuesioner yang digunakan adalah lembar kuesioner

pengetahuan dan sikap yang dibuat oleh peneliti dan alat bantu audio

visual seperti laptop, LCD, Speaker aktif, dan video untuk kelompok

perlakuan dan leaflet untuk kelompok kontrol.

Kuesioner ini terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu data demografi,

pengetahuan dan sikap. Pertanyaan untuk kuesioner pengetahuan terdiri

dari 25 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar atau salah, untuk

pernyataan positif (favorable) sebanyak 17 soal yaitu nomor 1, 4, 5, 7, 8,

10, 11, 16, 17, 18, 20, 22, 25, 26, 27, 29, 30 dan negatif (unfavorable)

sebanyak 8 soal pernyataan yaitu 2, 3, 6, 9 12, 14, 15, 28. Kuesioner sikap

terdiri dari 25 pernyataan. Pernyataan sikap menggunakan skala likert

dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak

setuju. Pernyataan positif (favorable) mempunyai nilai 1 untuk pilihan

sangat tidak setuju, nilai 2 jika tidak setuju, nilai 3 jika responden setuju,

nilai 4 jika responden sangat setuju, sebanyak 16 soal yaitu nomor 1, 2, 4,

5, 7, 9, 10, 17, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 30. Pernyataan negatif

(Unfavorable) mempunyai nilai 1 jika responden sangat setuju, nilai 2 jika

responden setuju, nilai 3 jika responden tidak setuju, nilai 4 jika responden

sangat tidak setuju, sebanyak 9 soal yaitu nomer 3, 8, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 29.

Page 53: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Kuesioner akan berkualitas dengan dilakukan uji validitas dan reabilitas

dengan karakteristik yang sejenis diluar lokasi penelitian. Uji validitas dan

reliabilitas dilakukan pada 30 responden (Agus, 2013). Dilakukan di

Posyandu Cempakasari 2 Kartasura, karena karakteristik responden yaitu

usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan di Posyandu Cempakasari sama

dengan Posyandu Dahlia.

Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapt menunjukkan tingkat kevalidan

atau keaslian suatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak

diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product

moment :

N.∑XY - ∑Y.∑Y

√{N ∑X2 – (∑X)2 }.{N∑Y2 – (∑Y)2}

Keterangan :

N : Jumlah responden

rhitung : Koefisien korelasi product moment

∑x : Skor pertanyaan

∑y : Skor total (item)

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

rhitung

Page 54: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Rumus uji t

r√(n-2)

√(1-r2)

Keterangan:

t : nilai thitung

r : koefisien korelasi hasil rhitung

n : jumlah responden

Instrument dikatakan valid jika nilai thitung>ttabel (0,361) (Aziz, 2014).

2. Uji Reliability

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu.

Apabila datanya memang benar sesuai dengan keyataannya, maka

berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS. Rumus Alpha

Chronbach sebagai berikut:

r11 = k

k - 1 1 ─

∑σb2

σ2t

thitung =

Page 55: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 : Jumlah varian butir

σ2t : Varian total

3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data

1.Pelaksanaan

a. Penelitian dilakukan di Posyandu Dahlia pada saat posyandu

berlangsung.

b. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan peneliti kepada

responden.

c. Peneliti memberikan informasi tentang penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian.

d. Peneliti memberikan lembar persetujuan bagi responden yang bersedia

untuk berpartisipasi dalam penelitian.

e. Peneliti melakukan proses pengambilan data dengan mengisi data

karakteristik responden bagi responden yang mau berpartisipasi.

f. Peneliti membagi dua kelompok yaitu 20 kelompok perlakuan dan 20

kelompok kontrol.

g. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan peneliti mengukur tingkat

pengetahuan dan sikapresponden pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol (pre test), dengan cara memberikan responden

kuesioner pengetahuan dan sikap masing-masing 25 pernyataan,

Page 56: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

dengan memberikan tanda (√) pada jawaban benar. Responden mengisi

kuesioner dengan ditunggu peneliti.

h. Peneliti melakukan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual

dengan video yang berdurasi 8 menit kepada kelompok perlakuan.

Sedangkan kelompok kontrol hanya diberi leaflet. Kemudian peneliti

melakukan kontrak waktu untuk pertemuan berikut pada kedua

kelompok dalam jangka waktu 7 hari di Posyandu Dahlia.

i. Setelah 7 hari peneliti mengukur kembali tingkat pengetahuan dan

sikapresponden setelah dilakukan pendidikan kesehatanpada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol yang hanya diberi leaflet, data ini

digunakan sebagai data post test. Responden mengisi kuesioner dengan

ditunggu peneliti.

h. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden atas

keterlibatannya dalam penelitian.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

1. Editing

Kegiatan melakukan pengecekan kelengkapan, kejelasan, relevansi

dan konsistensi isi jawaban kuesioner atau instrument.Dalam penelitian

ini, editing dilakukan oleh peneliti dengan memeriksa kuesioner dan

instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan dan

Page 57: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

sikap.Dalam teknik editing dilakukan selama 2 hari dan tidak ada kendala

dalam proses editing.

2. Coding

Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka.Pada tahap ini diberikan kode atau nilai pada tiap jenis data untuk

mnghindari kesalahan dan memudahkan pengolahan data. Variabel yang

dikategorikan dengan koding adalah usia, dengan kode 17-25, 26-35, 36-

45 tahun. Saat proses coding peneliti tidak mengalami kesulitan.

3. Tabulating

Data dikelompokan kedalam kategori yang telah ditentukan dan

dilakukan tabulasi kemudian diberikan kode untuk kemudahan

pengolahan data. Proses tabulasi data meliputi :

a. Mempersiapkan table dengan kolom dan baris yang telah disusun

dengan cermat sesuai kebutuhan menggunakan microsoft exel.

b. Menghitung banyaknya frekuensi untuk tiap kategori jawaban

c. Menyusun distribusi dan table frekuensi dengan tujuan agar data

dapat tersusun rapi, mudah dibaca dan dianalisis.

4. Entry Data

Data yang telah terkumpul kemudian dimasukan dalam program

analisis dengan menggunakan program SPSS.

5. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan data yang sudah dimasukan untuk

diperiksa ada tidaknya kesalahan

Page 58: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

3.6.2 Analisa Data

3.6.2.1 Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang menganalisis tiap variabel

darihasil penelitian(Notoatmodjo2005).

Analisis univariat dilakukan untuk mendiskripsikan setiap variabel

yang diteliti yaitu dengan melihat semua distribusi data dalam penelitian.

Analisis univariat digunakan untuk menganalisis variabel yang bersifat

kategorik yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, usia dan variabel yang

bersifat numerik yaitu tingkat pengetahuan dan sikap. Data kategorik

menggunakan frekuensi dan prosentase. Data numeric menggunakan

mean, standar deviasi dan nilai maksimum minimum.

3.6.2.2 Analisis Bivariat

Analisis data bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua

variabel (Notoatmodjo, 2005).Analisa ini digunakan untuk menguji

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap.

Cara menganalisis data secara bivariat dilakukan uji normalitas data

menggunakan Shapiro-Wilk yang bertujuan mengetahui distribusi data

dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

Menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan pre-test dan

post-test designwith control group peneliti menggunakan uji Paired t-test

untuk mengetahui beda tingkat pengetahuan dan sikap pada kedua

kelompok.Peneliti juga menggunakan uji Independen T test untuk

Page 59: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

mengetahui beda tingkat pengetahuan dan sikap antara kedua kelompok

setelah diberi perlakuan.

Dengan tingkat kepercayaan 95% / α= 5% dengan ketentuan

sebagai berikut: Jika P value > α (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak

yang berarti pendidikan kesehatan tidak mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan sikap serta jika P value ≤ α (0,05) maka Ho ditolak

dan Ha diterima yang berarti pendidikan kesehatan mempengaruhi

tingkat pengetahuan dan sikap.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian Keperawatan pada umumnya melibatkan manusia

sebagai subyek penelitian.Penelitian mempunyai resiko ketidaknyamanan

atau cedera pada subyek mulai dari resiko ringan sampai dengan

berat.Manusia sebagai subyek penelitian adalah makhluk yang holistik,

merupakan integrasi aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang tidak

bisa dipisahkan. Masalah yang terjadi pada salah satu aspek yang lain

sehingga penelitian keperawatan harus dilandasi dengan etika penelitian

yang memberikan jaminan bahwa keuntungan yang di dapat dari

penelitian jauh melebihi efek samping yang ditimbulkan (Dharma, 2011).

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti meminta rekomendasi

dari Prodi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma

Husada Surakarta dan meminta izin kepada kepala Desa Pucangan

Page 60: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Kartasura. Setelah mendapat persetujuan peneliti melakukan penelitian

dengan memenuhi prinsip etik sebagai berikut :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity).

Penelitian dilaksanakandengan menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia.Responden memiliki hak asasi dan kebebasan untuk

menentukan pilihan ikut untuk menolak penelitian (autonomy). Peneliti

tidak memaksa atau memberikan penekanan pada responden untuk

bersedia ikut dalam penelitian dan responden berhak untuk

mengundurkan diri sewaktu – waktu tanpa sanksi apa pun. Prinsip ini

diaplikasikan melalui penjelasan secara singkat dan jelas oleh peneliti

kepada responden tentang tujuan, prosedur, durasi keterlibatan

responden, hak responden dan manfaat penelitian.Setelah diberikan

penjelasan, responden secara suka rela memberikan tanda tangan pada

lembar persetujuan.Selama penelitian semua responden bersedia untuk

dilibatkan dalam penelitian.

2. Menghormati prinsip kerahasiaan (respect for privacy and

confidentiality).

Responden sebagai subyek penelitian memiliki privasi dan hak

asasi unuk mendapatkan kerahasiaan informasi.Namun tidak bisa

dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan terbukanya informasi

tentang responden. Peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi

yang menyangkut privasi responden yang tidak ingin identitasnya dan

Page 61: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini

ditrapkan pada penelitian ini dengan cara meniadakan identitas seperti

nama dan alamat responden di ganti dengan kode no dan inisial nama

responden.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice

inclusiveness)

Prinsip keterbukaann dalam penelitian mengandung makna

bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan

dilakukan secara professional.Prinsip keadilan mengandung makna

bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan responden. Pada saat

penelitian berlangsung terjadi masalah etik dimana dalam satu ruangan

terdapat responden yang belum mengerti informasi pendidikan

kesehatan (pre) dan terdapat responden yang akan dilakukan tindakan

pendidikan kesehatan. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah

memberikan informasi kepada responden yang belum dilakukan

pendidikan kesehatan bahwa pendidikan kesehatan ini akan dilakukan

sesuai jadual yang sudah disepakati.

4. Beneficence

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek

penelitian dan populasi dimana hasil penelitian diterapkan dan

meminimalisir dampak yang merugikan bagi subjek penelitian.

Page 62: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

5. Right to protection from discomfort

Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan dan

kerugian mengharuskan agar responden dilindungi dari eksploitasi dan

peneliti harus menjamin bahwa semua usaha dilakukan meminimalkan

bahaya atau kerugin dari suatu penelitian. Prinsip ini diaplikasikan dan

cara melakuakn akupresurdengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan

rasa tidak nyaman pada pasien, pengaturan lingkungan yang nyaman

dan penyediaan alat yang cukup.

Page 63: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisa Univariat

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,

pengetahuan dan sikap. Variabel pengetahuan, sikap, usia, tingkat

pendidikan, dan pekerjaan dijelaskan menggunakan distribusi frekuensi

dengan ukuran presentase.

4.1.1.1 Usia Responden

Tabel 4.1 Distribusi responden menurut usia Variabel Perlakuan

(n=20) Kontrol (n=20)

Total (n=40)

Usia F % F % F % 17-25 26-35 36-45

6 11 3

30% 55% 15%

8 9 3

40% 45% 15%

14 20 6

35% 50% 15%

Total 20 100 20 100 40 100

Dari hasil analisa yang didapatkan dari 40 responden, sebagian besar

responden berusia 26-35 tahun.

Page 64: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

4.1.1.2 Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi responden menurut tingkat pendidikan Variabel Perlakuan

(n=20) Kontrol (n=20)

Total (n=40)

Tingkat pendidikan F % F % F %

Pendi. Dasar (SD&SMP) Pendi. Menengah (SMA) Pendi. Tinggi

2

15 3

10%

75%

15%

2

15 3

10%

75%

15%

4

30 6

10%

75%

15%

Total 20 100 20 100 40 100

Dari hasil analisa yang didapatkan dari 40 responden, sebagian besar

responden berpendidikan menengah (SMA).

4.1.1.3 Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi responden menurut pekerjaan Variabel Perlakuan

(n=20) Kontrol (n=20)

Total (n=40)

Pekerjaan F % F % F %

IRT Swasta Wiraswasta

9 8 3

45% 40% 15%

10 6 4

50% 30% 20%

19 14 7

47,5% 35%

17,5% Total 20 100 20 100 40 100

Dari hasil analisa yang didapatkan dari 40 responden, sebagian besar

responden mempunyai pekerjaan ibu rumah tangga.

Page 65: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

4.2 Analisa Bivariat

4.2.1 Uji Normalitas

Analisa bivariat dalam penelitian ini menggambarkan hubungan

antara nilai tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah intervensi.

Sebelum melakukan analisa bivariat, asumsi normalitas data harus

dipenuhi untuk menentukan uji sebelumnya agar mengetahui data

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini

menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Uji shapiro-wilk menunjukkan p value pada data pengetahuan pada

kelompok perlakuan adalah 0,323 sehingga p value > 0,05 maka data

tersebut terdistribusi normal, dan untuk kelompok kontrol adalah 0,356

sehingga p value> 0,05 maka data terdistribusi normal. Hasil uji

normalitas data sikap pada kelompok perlakuan adalah 0,099 sehingga p

value > 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal, dan untuk kelompok

kontrol adalah 0,774 sehingga p value > 0,05 maka data terdistribusi

normal.

4.2.2 Uji Analisa Data

Tabel 4.4 Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol

Pengetahuan/ Kelompok

Kontrol P

value Mean Median St.dev Nilai

Min Max Pre 12,00 11,00 3,026 7 18

0,00 Post 15,15 15,00 2,033 10 19

Page 66: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Tabel 4.4 uji paired t-test menunjukkan nilai tingkat pengetahuan pada

kelompok kontrol pre dan post intervensi dengan p value 0,00 < 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan antara nilai

pengetahuan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan.

Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan

Pengetahuan/ Kelompok

Perlakuan P value

Mean Median St.dev Nilai

Min Max Pre 12,15 12,50 2,519 8 16

0,00 Post 22,05 23,00 3,034 17 25

Tabel 4.5 uji paired t-test menunjukkan nilai tingkat pengetahuan pada

kelompok perlakuan pre dan post intervensi dengan p value 0,00 < 0,05

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan antara nilai

pengetahuan kelompok perlakuan sebelum dan sesudah pendidikan

kesehatan.

Tabel 4.6 Nilai sikap sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol

Sikap/ Kelompok

Kontrol P value

Mean Median St.dev Nilai

Min Max Pre 78,15 77,50 4,660 68 88

0,00 Post 84,70 85,00 4,669 73 93

Tabel 4.6 uji paired t-test menunjukkan nilai sikap pada kelompok kontrol

pre dan post intervensi dengan p value 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang artinya ada perbedaan antara nilai sikap kelompok kontrol

sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan.

Page 67: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Tabel 4.7 Nilai sikap sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan

Sikap/ Kelompok

Perlakuan P

value Mean Median St.dev Nilai

Min Max Pre 78,05 76,50 7,037 66 95

0,00 Post 95,85 97,00 3,924 85 100

Tabel 4.7 uji paired t-test menunjukkan nilai sikap pada kelompok

perlakuan pre dan post intervensi dengan p value 0,00 <0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan anatara nilai sikap

kelompok perlakuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan.

Tabel 4.8 Beda tingkat pengetahuan setelah pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dan perlakuan

Pengetahuan/ Kelompok

Mean N St. Deviasi P value

Kelompok kontrol 15,15 20 2,033 0,00

Kelompok perlakuan 22,05 20 3,034

Tabel 4.8 uji independent sample t test menunjukkan nilai pengetahuan pada

kelompok kontrol dan perlakuan setelah dilakukan pedidikan kesehatan

dengan p value 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Tabel 4.9 Beda sikap setelah pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dan perlakuan

Sikap/ Kelompok

Mean N St. Deviasi P value

Kelompok kontrol 84,70 20 4,669 0,00

Kelompok perlakuan 95,85 20 3,924

Page 68: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Tabel 4.9 uji independent sample t testmenunjukkan nilai sikap pada

kelompok kontrol dan perlakuan setelah dilakukan pedidikan kesehatan

dengan p value 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Page 69: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

5.1.1 Usia

Dari hasil penelitian ini bahwa kategori usia paling tinggi adalah

26 sampai 35 tahun sebanyak 17 responden. Kategori usia sebagian besar

responden yaitu berada pada kategori masa dewasa awal, yang artinya

cukup matang dalam berfikir (Depkes, 2009). Secara biologis merupakan

masa puncak pertumbuhan fisik yang prima, karena didukung oleh

kebiasaan-kebiasaan yang positif (Desmita, 2009). Semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja (Dewi & Wawan, 2011). Kemampuan intelektual,

pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada

penurunan pada usia ini. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan

pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2005).

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan kedua

kelompok sebagian besar berpendidikan menengah (SMA) yaitu sebanyak

75% dengan jumlah 30 responden. Dilihat dari level pendidikan,

55

Page 70: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

pendidikan SMA bukan termasuk kategori pendidikan yang rendah tetapi

menengah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh ibu pada level pendidikan

ini lebih cepat tanggap dan memilih untuk mencari pertolongan kefasilitas

kesehatan yang lebih lengkap dibangdingkan dengan ibu dengan tingkat

pendidikan rendah.

Pendidikan perlu diidentifikasi untuk memastikan bahwa kelompok

yang akan dibandingkan pada penelitian ini bersifat setara atau homogen.

Tingkat pendidikan menjadi penting untuk diidentifikasi atau

dipertimbangkan karena tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Dewi, 2008). Tingkat pendidikan akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, karena semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya

(Oktarina, Hanafi & Budisuari, 2009).

5.1.3 Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 47,5%, swasta 35% dan

wiraswasta 17,5%. Mayoritas pekerjaan ibu adalah ibu rumah tangga,

sehingga ibu memiliki waktu yang cukup untuk merawat anaknya. Secara

naluri keinginan untuk merawat anak sangat tinggi, dimana ibu sebagai

tokoh utama bagi anak. Keingintahuan cara merawat anak merupakan

proses orangtua untuk mencari tahu melalui media seperti majalah, radio,

televisi, dan koran (Gupta et al, 2005). Ibu yang bekerja akan berpengaruh

Page 71: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

terhadap kehidupannya sehingga ibu yang bekerja tidak mempunyai waktu

yang banyak untuk mendapatkan informasi (Notoatmodjo, 2005).

5.2 Gambaran pengetahuan responden kelompok kontrol dan perlakuan

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

Hasil analisa menunjukkan rerata pengetahuan sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan adalah 12,00 dengan SD=3,026 pada kelompok kontrol

dan 12,15 dengan SD=2,519 pada kelompok perlakuan menunjukkan

pengetahuan responden pada penelitian ini masih rendah, karena para

responden belum mengetahui tentang shaken baby syndrome. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Pengetahuan akan terbentuk setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek atau informasi yang di dapat dari sumber

informasi (Notoatmodjo, 2007).

5.3 Gambaran pengetahuan responden kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan

Hasil analisa menunjukkan rerata pengetahuan setelah dilakukan

pendidikan kesehatan adalah 15,15 dengan SD=2,033 pada kelompok kontrol

dan 22,05 dengan SD=3,034 pada kelompok perlakuan menunjukkan

pengetahuan responden pada penelitian ini meningkat. Sebelum pendidikan

kesehatan rerata nilai pengetahuan 12,00 kelompok kontrol dan 12,15

Page 72: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

kelompok perlakuan meningkat menjadi 15,15 kelompok kontrol dan 22,05

kelompok perlakuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pengetahuan adalah

pendidikan, informasi/media massa, lingkungan, pengalaman dan usia

(Notoatmodjo, 2007). Pemberian informasi seperti pendidikan kesehatan

dapat mengubah pengetahuan individu. Pendidikan kesehatan merupakan

penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik belajar

dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku seseorang (Munijaya,

2004). Penelitian lain dilakukan oleh Dewi menjelaskan bahwa pendidikan

kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

5.4 Gambaran sikap responden kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

Hasil analisa menunjukkan rerata sikap sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan adalah 78,15 dengan SD=4,660 pada kelompok kontrol dan 78,05

dengan SD=7,037 pada kelompok perlakuan menunjukkan sikap responden

pada penelitian ini masih rendah, karena responden belum dilakukan

pendidikan kesehatan, responden belum mengetahui dampak dari

mengguncang bayi.

Sikap adalah suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Terbentuknya sikap

seseorang didasarkan pada pengetahuan seseorang menerima informasi,

semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki akan memberikan kontribusi

Page 73: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

terhadap terbentuknya sikap yang baik (Djannah, Suryani & Purwati, 2009).

Seseorang mempunyai sikap yang baik akan mempengaruhi perilaku

seseorang baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk

meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan (Munijaya, 2004).

5.5 Gambaran sikap responden kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

setelah dilakukan pendidikan kesehatan

Hasil analisa menunjukkan rerata sikap setelah dilakukan pendidikan

kesehatan adalah 84,70 dengan SD=4,669 pada kelompok kontrol dan 95,85

dengan SD=3,924 pada kelompok perlakuan menunjukkan sikap responden

pada penelitian ini meningkat. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan nilai

rerata sikap responden adalah 78,15 kelompok kontrol dan 78,05 kelompok

perlakuan, meningkat menjadi 84,70 kelompok kontrol dan 95,85 kelompok

perlakuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi,

kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, informasi/media massa, serta

faktor emosional dari individu (Djannah, Suryani & Purwati, 2009). Sikap

individu biasanya akan berubah setelah mendapatkan informasi dari orang

lain. Informasi yang bersifat persuasif, akan menumbuhkan dan

mengembangkan sikap positif terhadap individu (Simamora, 2009).

Page 74: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

5.6 Beda tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan

Hasil analisa menggunakan paired sample t test menunjukkan nilai

tingkat pengetahuan kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan adalah nilai p value 0,00 < 0,05 yang berarti terjadi

perbedaan pada kelompok kontrol setelah dilakukan pendidikan kesehatan,

namun tidak terjadi perbedaan yang signifikan karena rerata sebelum dan

sesudah dilakukan pendidikan hanya selisih angka yang sedikit yaitu 12,00

menjadi 15,15.

Leaflet dapat membantu dengan melihat saja. Seseorang belajar sangat

sedikit ketika mereka melihat media saja, tetapi mereka lebih mengerti ketika

melihat dan mendengar apa yang harus mereka pelajari. Media leaflet disertai

dengan gambar-gambar yang membantu kejelasan isi pesan dan menambah

unsur menarik sebuah pesan kesehatan, tapi media ini belum mampu

memberikan pengalaman yang nyata karena sifatnya yang statis (Zulkarnain,

Yusi & Farida 2011).

Hasil analisa dengan menggunakan paired sample t test nilai tingkat

pengetahuan kelompok perlakuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan adalah nilai p value 0,00 < 0,05 yang berarti terjadi perbedaan pada

kelompok perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan, hasil ini

menunjukkan perbedaan yang signifikan karena rerata sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan selisih angka yang tinggi yaitu 12,15 menjadi

22,05.

Page 75: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

(Notoatmodjo, 2007). Peningkatan ranah pengetahuan (kognitif) terjadi

karena ibu mendapatkan masukan informasi melalui dua indera sekaligus,

yaitu penglihatan dan pendengaran. Perpaduan saluran informasi melalui

mata mencapai 75% dan telinga 13% akan memberikan rangsangan yang

cukup baik, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal (Rinik, 2010).

Penelitian lain dilakukan oleh Hodikoh 2003 menjelaskan bahwa pendidikan

kesehatan dengan media ceramah dan media booklet dapat meningkatkan

pengetahuan secara bermakna dengan nilai p < 0,05.

5.7 Beda sikap responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

setelah dilakukan pendidikan kesehatan

Hasil analisa menggunakan paired sample t test menunjukkan nilai

sikap kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan

adalah nilai p value 0,00 < 0,05 yang berarti terjadi perbedaan pada kelompok

kontrol setelah dilakukan pendidikan kesehatan, namun tidak terjadi

perbedaan yang signifikan karena rerata sebelum dan sesudah dilakukan

pendidikan hanya selisih angka yaitu 78,15 menjadi 84,70.

Peningkatan sikap responden yang tidak signifikan pada penelitian ini

sejalan dengan penelitian Azwar (2003) yang menyatakan bahwa pesan yang

ditunjukkan untuk mengubah sikap secara halus biasanya lebih berhasil

Page 76: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

daripada pesan yang tampak berusaha memanipulasi responden, sehingga

apabila responden menyadari usaha yang sengaja ingin mengubah sikap

seseorang, maka orang tersebut akan berupaya menolaknya.

Hasil analisa dengan menggunakan paired sample t test nilai sikap

kelompok perlakuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan

adalah nilai p value 0,00 < 0,05 yang berarti terjadi perbedaan pada kelompok

perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan, hasil ini menunjukkan

perbedaan yang signifikan karena rerata sebelum dan sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan selisih angka yang tinggi yaitu 78,05 menjadi 95,85.

Efektivitas pendidikan kesehatan dapat dilihat dari adanya perubahan

pengetahuan dan sikap individu setelah dilakukan pendidikan kesehatan

(Maulana, 2009). Alasan terjadinya peningkatan skor sikap pada kelompok

perlakuan disini adalah karena terjadi peningkatan aspek afektif (sikap) ibu

yang diberi pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual.

Informasi yang mempengaruhi sikap tergantung dengan isi, sumber dan

media informasi yang bersangkutan. Dalam pengertian, pesan yang

disampaikan dalam proses informasi haruslah memiliki kemampuan untuk

mempengaruhi keyakinan sasaran didik (Simamora, 2009).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Zulkarnaen, Yusi & Farida

(2011) yang mengatakan bahwa penyuluhan dengan audio visual dapat

meningkatkan pengetahuan dan sikap pada ibu balita dibandingkan dengan

ibu yang mengikuti penyuluhan dengan modul dan kontrol. Penyuluhan

menggunakan audio visual seluruh responden 100% mengalami peningkatan

Page 77: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

sikap terhadap IMD pada ibu hamil. Perubahan sikap dipengaruhi sejauh

mana isi komunikasi atau rangsangan diperhatikam, dipahami dan diterima,

sehingga memberi respon positif (Rahmawati dkk, 2007).

5.8 Perbedaan tingkat pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan

pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

Hasil analisa menggunakan independent sample t test

menunjukkan nilai pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

setelah dilakukan pendidikan kesehatan menunjukkan nilai p 0,00 < 0,05

yang artinya Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Rata-rata

(mean) untuk kelompok kontrol adalah 15,15 dan untuk kelompok perlakuan

adalah 22,05, artinya bahwa rata-rata nilai kelompok perlakuan lebih tinggi

daripada kelompok kontrol.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat bantu pendidikan

kesehatan yaitu alat bantu lihat dan dengar (audio visual aids) pada kelompok

perlakuan dan alat bantu leaflet pada kelompok kontrol.

Penggunaan audio visual aids melibatkan semua alat indra,

sehingga semakin banyak alat indra yang terlibat untuk menerima dan

mengolah informasi, semakin besar kemungkinan isi informasi yang didapat

dan dimengerti (Widia, 2012). Indera yang paling banyak menyalurkan

pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75%-87% pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata sedangkan 13%-25% lainnya tersalur melalui

Page 78: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

alat indra yang lain. Media seharusnya mampu merangsang atau memasukkan

informasi melalui indera, semakin banyak yang dirangsang maka masuknya

informasi akan semakin mudah. Pemilihan audiovisual sebagai media

pendidikan kesehatan dapat diterima baik oleh responden, media ini

menggunakan alat indera yaitu mata dan telinga yang menampilkan gerak dan

suara sehingga lebih menarik dan tidak monoton. Penelitian lain yang

mendukung adalah terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan

dengan media audio visual terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam

penatalaksanaan balita dengan diare (Kapti, 2010).

Leaflet adalah media yang berbentuk selembar kertas yang diberi

gambar dan tulisan pada kedua belah sisi serta dapat dilipat sehingga praktis

dan mudah dibawa, tetapi media ini hanya dapat diulang-ulang

pemahamannya dan tidak memilki efek gerak dan suara (Simamora, 2009).

Berbeda dengan media audiovisual, leaflet hanya bisa diterima satu indera

yaitu penglihatan sedangkan audiovisual mampu diterima oleh indera

penglihatan sedangkan audiovisual mampu diterima oleh indera penglihatan

dan pendengaran (Notoatmodjo, 2012).

5.9 Perbedaan sikap setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

Hasil analisa menggunakan independent sample t test

menunjukkan nilai sikap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

setelah dilakukan pendidikan kesehatan menunjukkan nilai p 0,00 < 0,05

Page 79: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

yang artinya Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Rata-

rata (mean) untuk kelompok kontrol adalah 84,70 dan untuk kelompok

perlakuan adalah 95,85 artinya bahwa rata-rata nilai kelompok perlakuan

lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Penelitian lain oleh Zulkarnaen (2009) yang mendukung adalah

terdapat perbedaan sikap sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan

menggunakan media video dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap

ibu hamil terhadap IMD. Perubahan sikap dapat dipengaruhi beberapa

faktor yaitu: sumber pesan, isi pesan dan penerima pesan. Sumber pesan

dapat berasal dari seseorang, kelompok, institusi yang dapat dipercaya

oleh penerima pesan, semakin percaya dengan orang yang mengirim pesan

maka semakin mudah untuk dipengaruhi pemberi pesan. Sebagai contoh

video adalah gabungan dari kata-kata, tulisan dan gambar yang disajikan

dalam bentuk gerak sehingga pesan dapat mudah diterima karena lebih

menarik dan tidak monoton (Notoatmodjo, 2012).

Peningkatan sikap pada kelompok kontrol lebih sedikit, hal ini

dipengaruhi dengan penggunaan media. Penggunaan media leaflet dirasa

kurang menarik karena tidak mempunyai efek visual dan cenderung

membosankan. Seseorang belajar sangat sedikit ketika mereka

mendengarkan atau melihat saja, tetapi mereka belajar sedikit lebih ketika

melihat dan mendengar apa yang mereka harus pelajari (Efendi &

Makhfudli, 2009). Leaflet dapat menimbulkan kesadaran akan suatu

Page 80: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

persoalan umum tetapi tidak akan mengakibatkan perubahan karena orang

yang membacanya tidak akan mengingat pesan tersebut dengan

lingkungan pribadi mereka sendiri (Gibney dkk, 2009).

5.10 Keterbatasan Penelitian

Kesulitan pada penelitian ini terletak pada pengumpulan data. Pengumpulan

data dilakukan di Posyandu Dahlia dengan mengumpulkan para responden

dalam satu tempat. Hal itu sulit karena banyaknya responden dan kesibukan

responden saat proses pemeriksaan bayinya di Posyandu. Peneliti berusaha

agar responden mau dikumpulkan jadi satu tempat. Jika proses pendidikan

kesehatan berada dalam satu tempat, akan lebih mudah dalam menyalurkan

informasi kepada responden, sehingga responden memahami apa yang

disampaikan oleh peneliti.

Page 81: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh

pendidikan kesehatan melalui audiovisual tentang shaken baby syndrome

terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu.

1. Karakteristik ibu dengan anak berumur kurang dari 1 tahun berusia 26-30

tahun, sebagian besar pekerjaan ibu adalah ibu rumah tangga dan rata-rata

tingkat pendidikan ibu adalah pendidikan menengah (SMA).

2. Sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan dan sikap

yang masih rendah pada kedua kelompok sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan.

3. Sebagian besar responden terdapat peningkatan tingkat pengetahuan dan

sikap setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan.

4. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan dan

sikap ibu setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

perlakuan dengan p value 0,00. Kelompok kontrol juga terdapat perbedaan

terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu setelah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan p value 0,00.

67

Page 82: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

5. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan pendidikan kesehatan

dengan p value 0,00.

6.2 Saran

6.2.1 Masyarakat

Masyarakat dapat memberikan gambaran dan mengaplikasikan pencegahan

gerakan mengguncang pada bayi agar tidak terjadi shaken baby syndrome,

dan dapat memberikan informasi kepada saudara atau tetagga yang lain.

6.2.2 Tenaga Kesehatan

Perawat, tim medis atau tenaga kesehatan yang lain dapat menggunakan

media audiovisual dalam memberikan penyuluhan dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan anak dan ibu.

6.2.3 Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dimasukkan ke dalam materi tentang media

pendidikan kesehatan sehingga meningkatkan praktikum tentang pendidikan

kesehatan dengan berbagai jenis media dan pembuatan media yang sesuai

dengan sasaran penyuluhan.

6.2.4 Peneliti Lain

Peneliti lain sebaiknya melakukan penelitian saat responden mempunyai

waktu luang diluar waktu posyandu, agar mempermudah peneliti

mengambil data dan melakukan pendidikan kesehatan.

Page 83: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

DAFTAR PUSTAKA

Agus, R. 2013. Statistik Deskriptif Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

American Academy of Pediatric Committe on Child Abuse and Neglec. 2010

Shaken Baby Syndrome: Rotational cranial injuries-technical report.

becoming a mother. AWHONN. JOGNN.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Aziz, AH. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika

Azwar, S. (2003). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Black DA, Heyman RE, Smith Slep AM. 2001. Risk factors for child physical

abuse. Aggress Violent Behav.

Carbaugh SF. 2004. Understanding shaken baby syndrome. Adv Neonatal Care

Center for Disease Control and Prevention. 2010. National Center for Injury

Prevention and Control, Division of Violence Prevention. Shaken Baby

Syndrome.

Christian, CW & Block, R ; Committen on Child Abuse and Neglect.”American

Academy of Pediatric (May 2009).” Abusive head trauma in infants and

children.”Pediatrics 123 (5) : 1409-11

Depkes, RI 2009, Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Page 84: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Dewi, NS 2008, ‘Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan

pengetahuan dan sikap dalam mencegah HIV/AIDS pada pekerja seks

komersial’, Media Ners, Vol. 2, No. 1, Hal 15-22, diakses 16 Desember

2014, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/articels.

Dharma, Kusuma Kelana (2011).Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan

Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta : Trans

InfoMedia.

Djannah S, Suryani D, Purwati D.A, 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan

Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penularan TBC pada Mahasiswa di

Asrama Manokwari Sleman Yogyakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Efendi, F & Makhfudli (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta :

Salemba Medika

Gipney, M.J dkk (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : ECG

Gupta, R.S., et.al (2005). Opportunities for health promotion education in child

care. Official Journal of the American Academy of Pediatric, 4 (116),

449-505.

Hodikoh, A (2003). Efektivitas Edukasi Post Natal dengan Metode Ceramah dan

Media Booklet terhadap Peningkatan Pengetahuan, dan Perilaku Ibu

tentang ASI dan Menyusui dalam Konteks Keperawatan Maternitas di

Bogor Jawa Barat. Tesis tidak dipublikasikan

Page 85: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Hoffman, JM. A case of shaken baby syndrome after discharge from the newborn

intensive care unit. Adv Neonatal Care. 2005.

John Mercsh, MD. (2014). Shaken Baby Syndrome (Abusive Head Trauma),

dibuat 20 Maret. complications and long-term effects of shaken baby

syndrome. Diakses 4 Januari 2015, dari

http://www.medicinenet.com/shaken_baby_syndrome_abusive_head_tra

uma/page5.htm

Kapti, E.R (2010). Efektivitas Audiovisual sebagai Media Penyuluhan Kesehatan

terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Tatalaksana

Balita dengan Diare di dua Rumah Sakit Kota Malang, tesis. Universitas

Indonesia. Depok

Keenan HT, Runyan DK, Marshall SW, Nocera MA, Merten DF, Sinal SH. A

population-based study of inflicted brain injury in young children. JAMA

2003.

Levine DA. Growth and development. In : Kliegman RM, Marcdante KJ, Jenson

HB, Behrman RE. Nelson-essentials of pediatrics 5th edition.

Philadelphia: Elsevier. 2007

Maulana, H.D.J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : ECG

Mayo clinic. (2014). Shaken Baby Syndrome. Diakses 3 Januari 2015, dari

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shaken-

baby/syndrome/basics/risk-factors/con-20034461

Mercer, T.R. and Walker, L.O. (2006). A review of nursing intervention to foster

Miehl NJ. (2005). Shaken Baby Syndrome. J Forensic Nurs

Page 86: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Moules, T & Ramsay, T. (2008). The textbook of children’s and young people’s

nursing. (2nd ed). Victoria : Blackwell

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi . Jakarta : Rineka

Cipta

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Kiat. Jakarta : Rineka

Cipta

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo. S. (2012). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta:

RinekaCipta.

Oktarina, Hanafi & Budiasuari, M.A. 2009. Hubungan antara karakteristik

responden, keadaan wilayah dengan pengetahuan, sikap terhadap

HIV/AIDS pada masyarakat indonesia. Buletin Penelitian Sistem

Kesehatan, Volume 12 no.4, Oktober 2009.

Rahmawati, Ira, Sudargo, Toto & Pramastri. (2007). Pengaruh Penyuluhan dengan

Media Audiovisual tehadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Ibu Balita Gizi Kurang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia (Vol 4, No 2).

Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Rotegarad, A. (2007).Children in an isolation unit parent’s informational need.

Nursing science

Salmiah. S., 2009. Child Abuse . Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara

Simamora, H.R (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Kperawatan. Jakarta : ECG

Page 87: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-pramitawin... · Ibu Hj Bambang Wibisono selaku kepala Posyandu Dahlia yang telah ...

Sirlan F. Survey pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat di Jawa Barat

terhadap kesehatan mata, tahun 2005. Ophthalmologica Indonesiana

2006

Valencia, H. (2012). Shaken Baby Syndrome, 05 Juli. Diagnosing Shaken Baby

Syndrome. Diakses 4 Januari 2015, dari

http://www.healthline.com/health/shaken-baby-syndrome#Symptoms2

Wawan, A & Dewi (2010). Teori dan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta : Nuha Medika

Widia lestari, NekaRitaAmelia, Siti Rahmalia, (2012). Efektifitas Pendidikan

Kesehatan Tentang Asi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Kemampuan Dan

Motivasi Menyusui Primipara. PSIK Universitas Riau

Zulkarnain, E dkk, (2010). Perbedaan Efektivitas antara Metode Penyuluhan

dengan Flipchart dan Menggunakan Video Compact Disc (DVD) dalam

Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Inisiasi

Menyusui Dini. Diseminar nasional jampersal, Jember 26 November 2011.