Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap...

148
i Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ekonomi Islam Oleh : AHMAD FAJRI PANCA PUTRA NIM : 62411033 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2010

Transcript of Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap...

i

Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM)

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Jurusan Ekonomi Islam

Oleh :

AHMAD FAJRI PANCA PUTRA NIM : 62411033

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

IAIN WALISONGO SEMARANG

2010

ii

iii

iv

MOTTO

“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari)

apa yang kamu simpan itu."

(Q.S. At Taubah : 35 )

v

PERSEMBAHAN

Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberi bimbingan dan arahan dalam setiap jejak

langkahku, pendamping dan penyejuk hati dan yang tidak pernah lelah mencurahkan

kasih sayangnya dengan tulus serta doa untuk kesuksesan ananda.

Sanak saudara serta sahabat-sahabat setiaku, pemberi motivasi dan semangat dalam

cita-citaku.

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 29 November 2010

Deklarator

Ahmad Fajri Panca Putra NIM : 62411033

vii

ABSTRAK

Ahmad Fajri Panca Putra (NIM: 62411033). Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal. Skripsi. Semarang: Program Strata S1 Jurusan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pendayagunaan zakat produktif (X), 2) Mengetahui pemberdayaan mustahiq (Y), 3) Mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah Cabang Weleri.

Penelitian ini menggunakan metode persamaan regresi Y=a=bX, adapun sampel penelitian sebanyak 44 responden, menggunakan tekhnik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan angket kuesioner untuk mengetahui data X dan data Y. Hasil X pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil skor kuesioner dengan mayoritas responden pada pilihan jawaban (sangat setuju dan setuju) membuktikan sudah baik dalam pendayagunaan zakat produktif melalui (alokasi, sasaran dan distribusi) pada BAPELURZAM Cabang Weleri. Hasil Variabel Y pemberdayaan mustahiq pada tabel hasil skor kuesioner jawaban responden hampir merata pada pilihan jawaban (sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju) terutama pada pelatihan banyak jawaban kurang setuju membuktikan bahwa perlu adanya peningkatan pemberdayaan mustahiq melalui (pelatihan, manajemen usaha, pendampingan) pada BAPELURZAM Cabang Weleri. Pendayagunaan zakat produktif (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq (Y) pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Terlihat t hitung (11,181) > t tabel (1,682) dan Terlihat F hitung (125,018) > F tabel (4,067) p value (Sig) sebesar 0.000 yang di bawah alpha 5% yang berarti membuktikan hipotesis H1 diterima bahwa ada pengaruh signifikan pendayagunaan zakat produktif mempunyai andil dalam mempengaruhi pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal dan persamaan regresi diperoleh Y=a+bX dapat di lukiskan bahwa Y= - 2,245 + 138,6 X. Dari persamaan ini dapat di baca dan di prediksikan bahwa variabel dependen (Y) akan berubah sebesar 138,6 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel independen (X).

Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para muzaki, amil dan mustahiq BAPELURZAM. Mengingat manfaat zakat para muzaki, seberapa jauh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan bagi amil, dan senantiasa meningkatkan usaha para mustahiq dalam menggunakan dana zakat itu agar tepat guna dan berdaya guna.

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas limpahan rahmat dan kasih sayang serta bimbinganNya menuju

jalan yang lurus, akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini, tanpa

hidayahNya mustahil semua ini bisa berhasil.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap

Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal” disusun

untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Syariah

IAIN Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-

saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan, oleh

karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Imam Yahya, M.Ag., selaku dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.

2. Drs. H. Hasyim Syarbani, MM., selaku dosen pembimbing I dan Ari Kristin, SE, M.Si,

selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan

pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Semua dosen yang telah mengajar selama belajar di bangku perkuliahan Fakultas Syariah

IAIN Walisongo Semarang.

4. Bapak Yusuf Darmawan sebagai kepala BAPELURZAM Weleri yang telah memberikan

ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta bapak AS Nawawi sebagai kepala

Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri, bapak Abdul Malik sebagai

ix

sekretaris BAPELURZAM, bapak Agus Sunaryo selaku pihak BPRS Artha Surya

Barokah yang telah banyak memberikan informasi dalam mengadakan penelitian ini.

5. Ayah dan ibu yang telah berkenanan memberikan segalanya selama studi dan

penyusunan skripsi ini.

6. Kakak saya tercinta Agus Kholid, Umi Kurniati, Ismaini Hatta, Aida Rahmawati, Rifqi,

Nur Azizah, Ana Izzatika serta semua keponakan yang selalu memberi semangat.

Semoga Allah senantiasa mengumpulkan mereka semua dalam kebahagiaan di dunia

maupun di akhirat.

7. Teman-teman satu paket kelas EI A 2006: Nurudin, Faisol, Umam, Asnal, Khambali,

Nikmah, Aya’, Ani, dan lain-lain yang membagi ilmu di bangku perkuliahan, dan teman-

teman seperjuangan UKM WSC Badminton Division PIONIR Pontianak 2007 yang

menaruhkan segala tenaga dan kekuatannya untuk mengharumkan nama baik IAIN

Walisongo Semarang di kejuaraan PTAI tingkat nasional.

8. Teman-teman organisasi Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kaliwungu, teman

di studio musik “ Bahtiar, Fahmi, Miqodarosan, Ipix, Adi, Dika, Kiki, dan lain-lain “

yang senantiasa mengutamakan kerukunan dan kebersamaanya.

Penulis tidak dapat berbuat sesuatu untuk membalas budi, selain memanjatkan doa

semoga kita dalam lindunganNya, Amien.

Semarang, 29 November 2010

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………… ii

PENGESAHAN …………………………………………………… iii

MOTTO …………………………………………………………… iv

PERSEMBAHAN …………………………………………………… v

DEKLARASI …………………………………………………………… vi

ABSTRAK …………………………………………………………… vii

KATA PENGANTAR …....……………………………………… viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL …………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiv

Bab I Pendahuluan ………………………………………………….. 1

1.1. Latar belakang masalah …………………………………. 1

1.2. Rumusan masalah …………………………………………. 5

1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian …………………………. 5

1.3.1. Tujuan Penelitian …………………………………. 5

1.3.2. Manfaat Penelitian …………………………………. 6

Bab II Tinjauan Pustaka …………………………………………. 7

2.1. Pengertian zakat …………………………………………. 7

2.2. Tujuan zakat …………………………………………………. 8

2.3. Golongan yang berhak menerima zakat ………………… 9

2.4. Organisasi pengelola zakat …………………………………. 11

xi

2.4.1. Pengertian organisasi pengelola zakat ………... 11

2.4.2. Fungsi organisasi pengelola zakat ………………… 11

2.5. Zakat dalam persepektif sosial ekonomi ………………… 12

2.6. Pengaruh zakat dalam perekonomian ………………… 13

2.7. Zakat untuk usaha produktif ………………………………… 15

2.8. Zakat produktif dalam persepektif hukum Islam ………... 17

2.9. Kajian relevan ………………………………………… 26

2.10. Hipotesis penelitian ………………………………………… 30

Bab III Metodologi Penelitian………………………………………… 31

3.1. Jenis penelitian ………………………………………… 31

3.2. Obyek penelitian, populasi dan sampel ………………… 31

3.3. Teknik pengumpulan data ………………………………… 32

3.4. Teknik analisis data ………………………………………... 34

3.5. Definisi oprasional variabel dan pengukuran ……….. 39

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ……………………….. 41

4.1. Gambaran umum Badan Pelaksana Urusan zakat Amwal

Muhammadiyah dan Karakteristik Responden ………. 41

4.1.1. Gambaran umum Bapelurzam Weleri ………. 41

4.1.1.1. Sejarah singkat dan profil Bapelurzam Weleri 43

4.1.1.2. Visi, Misi dan Program Bapelurzam Weleri 43

4.1.2. Karakteristik responden ………………………. 50

4.2.Deskripsi data penelitian ………………………………. 62

4.2.1. Pendayagunaan zakat produktif ……………… 63

4.2.2. Pemberdayaan Mustahiq ……………………… 66

4.3.Uji validitas dan reabilitas instrument ……………... 69

4.4.Uji asumsi klasik …………………………………………. 72

4.4.1. Uji multikolienaritas ……………………………… 72

4.4.2. Uji autokorelasi ……………………………… 73

4.4.3. Uji heteroskedastisitas ……………………………… 74

4.4.4. Uji normalitas ……………………………………… 75

4.5.Analisis data …………………………………………... 77

4.5.1. Koefisien determinasi ……………………………... 77

xii

4.5.2. Analisis regresi ……………………………………... 78

4.6. Pembahasan …………………………………………... 80

Bab V Kesimpulan, saran, penutup ……………………………... 85

5.1. Kesimpulan …………………………………………... 85

5.2. Saran …………………………………………... 86

5.3. Penutup …………………………………………... 89

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.3 Tabel oprasionalisasi variabel …………………………… 40

Tabel 4.2 Tabel pembagian wilayah Kecamatan Weleri …………… 42

Tabel 4.3 Tabel jenis kelamin responden ………………………….. 50

Tabel 4.4 Tabel umur responden…………………………………... 52

Tabel 4.5 Tabel pendidikan responden …………………………... 53

Tabel 4.6 Tabel status perkawinan responden …………………... 55

Tabel 4.7 Tabel pekerjaan responden …………………………... 56

Tabel 4.8 Tabel sektor pekerjaan responden …………………... 57

Tabel 4.9 Tabel pendapatan per bulan responden …………... 59

Tabel 4.10 Tabel status dalam muhammadiyah responden ………… 60

Tabel 4.11 Tabel lama menjadi mustahiq responden ………………. 61

Tabel 4.12 Tabel hasil skor kuesioner regresi ……………………… 63

Tabel 4.13 Tabel uji validitas instrument …………………………... 70

Tabel 4.14 Tabel uji realibilitas instrument ………………………… 71

Tabel 4.15 Tabel uji multikolinieritas ……………………………… 72

Tabel 4.16 Tabel uji autokorelasi ………………………………….. 73

Tabel 4.17 Tabel uji normalitas Kolmogorov-Smirnov …………… 76

Tabel 4.18 Tabel uji koefisien determinasi ………………………... 77

Tabel 4.19 Tabel anova analisis regresi …………………………… 78

Tabel 4.20 Tabel Coefficients ……………………………………... 79

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar kerangka pemikiran teoritik ………………….. 29

Gambar 4.2 Gambar jenis kelamin …………………………………. 51

Gambar 4.3 Gambar umur responden ……………………………… 53

Gambar 4.4 Gambar pendidikan responden ……………………….. 54

Gambar 4.5 Gambar status perkawinan …………………………… 55

Gambar 4.6 Gambar pekerjaan responden ………………………... 57

Gambar 4.7 Gambar sektor pekerjaan responden ………………… 58

Gambar 4.8 Gambar pendapatan per bulan responden …………… 59

Gambar 4.9 Gambar status dalam organisasi Muhammadiyah …... 61

Gambar 4.10 Gambar lama menjadi mustahiq responden …………. 62

Gambar 4.11 Gambar Uji Heterokedasitas ………………………… 74

Gambar 4.12 Gambar grafik histogram ……………………………. 75

Gambar 4.13 Gambar grafik normal P-P Plot ................................... 76

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada

kekufuran.1 Agama Islam telah menawarkan beberapa doktrin bagi manusia

yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu kebahagiaan

dan kesejahteraan hidup di dunia serta kebahagiaan dan kesejahteraan hidup

di akhirat. Ayat-ayat Alquran mengingatkan agar harta kekayaan tidak

hanya terbatas sirkulasinya pada sekelompok orang kaya saja. Orang-orang

bertakwa adalah mereka yang menyadari bahwa dalam harta kekayaan yang

mereka memiliki terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Perhatian penuh

harus diberikan kepada lapisan masyarakat yang belum dapat hidup wajar

sebagai manusia.

Persoalan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan

masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap

merupakan masalah yang tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan

solusinya karena sudah ada sejak lama, dan menjadi kenyataan yang hidup

di tengah masyarakat. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan kenyataan

1 Abdurrachman Qadir . Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial), ed. 1, cet. 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, h. 24.

2

abadi dalam kehidupan manusia. Dalam hubungan ini, isu-isu kesenjangan

dan ketimpangan sosial-ekonomi semakin mencuat ke permukaan.

Ajaran Islam telah memberi solusi terhadap persoalan kemanusiaan

yang dihadapi manusia. Tetapi karakter individu sebetulnya adalah faktor

yang dapat memberi jalan keluar terhadap masalah moralitas sosial itu

sendiri seperti kemiskinan, keadilan sosial, dan hak asasi manusia.

Abdurrachman Qadir dalam bukunya berjudul Zakat (Dalam

Dimensi Mahdah dan Sosial) Salah satu cara menanggulangi kemiskinan

adalah dukungan orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan

mereka berupa dana zakat kepada mereka yang kekurangan. Zakat

merupakan salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis dan sangat

berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta

pembangunan ekonomi umumnya.2 ”Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni

orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih

permanen yaitu mengentaskan kemiskinan.” 3

Sehubungan dengan hal itu, maka zakat dapat berfungsi sebagai

salah satu sumber dana sosial-ekonomi bagi umat Islam. Artinya

pendayagunaan zakat yang dikelola oleh Badan Amil Zakat tidak hanya

terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu saja yang berdasarkan pada

orientasi konvensional (kegiatan konsumtif), tetapi dapat pula dimanfaatkan

untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat, seperti dalam program pengentasan

2 Ahmad M. Saefuddin. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, ed.1 cet.1. Jakarta: CV Rajawali,1987 h. 71. 3 Abdurrachman Qadir. Op.Cit, h. 83-84.

3

kemiskinan dan pengangguran dengan memberikan zakat produktif kepada

mereka yang memerlukan sebagai modal usaha.

Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai

pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila di salurkan pada kegiatan

produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep

perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab

kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja,

dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat

mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut.

Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila

dilaksanakan Badan Amil Zakat (BAZ) dan sejenisnya, karena sebagai

organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan

pendistribusian dana zakat, mereka tidak memberikan zakat begitu saja

melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihan

agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga

penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri.

Dengan demikian penulis tertarik meneliti pada Badan Pelaksana

Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri

Kabupaten Kendal, dimana Badan Amil itu juga mengalokasikan sebagian

dana zakat untuk kegiatan produktif. Menurut hasil wawancara dengan kepala

BAPELURZAM data sampai sekarang yang masih menggunakan dana zakat

produktif sekitar 221 orang untuk keperluan bantuan tambahan modal usaha

para mustahiqnya, berdasarkan seleksi dari pengurus yang bekerjasama

4

dengan pihak baitul maal BPRS Arta Surya Barokah Cabang Weleri dan

Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Weleri.4

Dengan berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal

dari zakat akan menyerap tenaga kerja dan berkembangnya usaha para

mustahiq. Hal ini berarti angka pengangguran bisa dikurangi, berkurangnya

angka pengangguran akan berdampak pada meningkatnya daya beli

masyarakat terhadap suatu produk barang ataupun jasa, meningkatnya daya

beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor

produksi inilah yang akan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan

ekonomi.

Dengan demikian BAPELURZAM membutuhkan pengelolaan,

pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat itu menjadi dana zakat

produktif untuk bantuan modal usaha dalam rangka pemberdayaan para

mustahiqnya. Maka dari itu apakah dengan adanya program pendayagunaan

dana zakat produktif yang di kelola BAPELURZAM dapat berdaya guna dan

tepat guna mempengaruhi pemberdayaan ekonomi para mustahiq di

kecamatan Weleri kabupaten Kendal. Sehubungan hal tersebut maka saya

sebagai peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :

“ Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan

Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri

Kabupaten Kendal “

4 Data bersumber dari hasil wawancara dengan kepala BAPELURZAM tanggal 31 Maret 2010.

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan

di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pendayagunaan dana zakat produktif di Badan Pelaksanaan

Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus

Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal?

2. Bagaimana pemberdayaan mustahiq di Badan Pelaksana Urusan Zakat

Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri

Kabupaten Kendal?

3. Apakah berpengaruh pendayagunaan dana zakat produktif terhadap

pemberdayaan para mustahiqnya di Badan Pelaksana Urusan Zakat

Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri

Kabupaten Kendal?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pendayagunaan dana zakat produktif di Badan

Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM)

Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal?

6

2. Untuk mengetahui pemberdayaan mustahiq di Badan Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang

Kecamatan Weleri Kabupaten Kabupaten Kendal?

3. Untuk mengetahui pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap

pemberdayaan para mustahiqnya?

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademisi

Bagi akademisi diharapkan hasil penelitian ini mampu

memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu syari’ah pada umumnya

dan keuangan Islam pada khususnya, serta menjadi rujukan penelitian

berikutnya tentang pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan

mustahiq.

2. Manfaat Praktisi

Adapun bagi praktisi diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan acuan bagi Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten

Kendal atau pihak yang terkait di dalamnya dalam mengoptimalkan

pendistribusian zakat untuk pemberdayaan mustahiq.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian zakat

Ditinjau dari segi bahasa, menurut lisan orang arab, kata zakat

merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti suci, berkah,

tumbuh, dan terpuji, yang semua arti ini digunakan di dalam

menerjemahkan Al-Qur’an dan hadits.5

“Menurut terminologi syariat (istilah), zakat adalah nama bagi

sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang

diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang

berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.” 6

Kaitan antara makna bahasa dan istilah ini berkaitan erat sekali,

yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi

suci, bersih, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Dalam

penggunaannya, selain untuk kekayaan, tumbuh dan suci disifatkan untuk

jiwa orang yang menunaikan zakat. Maksudnya, zakat itu akan

mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahalanya.7

Sedangkan dalam istilah ekonomi, zakat merupakan tindakan pemindahan

kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya.8

5 Muhammad Ridwan dan Mas’ud . Zakat dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yogyakarta: UII Press, 2005, h. 33-34. 6 Didin Hafidhhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, h. 7. 7 Muhammad Ridwan dan Mas’ud. Op.Cit., hlm. 34. 8 Ibid, h. 42.

8

Dalam buku pedoman pelaksanaan zakat muhammadiyah juga di

jelaskan pengertian zakat, yaitu : “zakat adalah ibadah kepada allah SWT,

yang penjabaranya dan realisasinya merupakan sistem pemerataan

kesejahteraan sosial ekonomi.” 9

2.2. Tujuan Zakat

Tujuan Zakat, antara lain:

1. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari

kesulitan hidup serta penderitaan.

2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin,

ibnussabil, dan mustahiq lainnya.

3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam

dan manusia pada umumnya.

4. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta.

5. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang

- orang miskin.

6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin

dalam suatu masyarakat.

7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang,

terutama pada mereka yang mempunyai harta.

9 Abdul Barie Shoim. Pelaksanaan Gerakan Zakat Muhammadiyah Daerah Kabupaten Kendal, KENDAL: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kendal. 1987, h. 19.

9

8. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan

menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.10

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Zakat Pada BAB II Tentang Tujuan Zakat di jelaskan

Pada Pasal 5 Berbunyi :

1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat

sesuai dengan tuntunan agama.

2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dal upaya

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

3. Meningkatkan hasil guna dan berdaya guna.11

2.3. Golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq)

Orang – orang atau golongan yang berhak menerima zakat telah diatur

dalam ajaran syariat Islam, yakni ada delapan golongan (asnaf).

Ketentuan ini diatur dalam Al Qur’an surat At-Taubah: 60.

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,

10 Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf , Pedoman Zakat (4), Jakarta: Departemen Agama, 1982, h. 27 – 28. 11 M. Ali Hasan. Zakat dan Infak. Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika Sosial di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 119-120.

10

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah:60).12

Dalam Buku Tafsir al Maraghi karangan Mustafa Al-Maraghi yang

berhak menerima zakat ialah:

1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai

harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam

keadaan kekurangan.

3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan

membagikan zakat.

4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang

baru masuk Islam yang imannya masih lemah.

5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang

ditawan oleh orang-orang kafir.

6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang

bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang

berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya

itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.

7. Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam

dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa

fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti

mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.

12 Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahnya,Semarang: Toha Putra, 1988, h. 374 -375.

11

8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami

kesengsaraan dalam perjalanannya.13

2.4. Organisasi Pengelola Zakat

2.4.1. Pengertian Organisasi Pengelola Zakat

“Organisasi Pengelola Zakat merupakan sebuah institusi yang

bergerak di bidang pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah.” 14

Definisi menurut UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

pada Pasal 1, Ayat 1 adalah: kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian,

dan pendayagunaan zakat.15

2.4.2. Fungsi Organisasi Pengelola Zakat

Organisasi pengelola zakat apapun bentuk dan posisinya secara

umum mempunyai dua fungsi yakni:

1. Sebagai perantara keuangan

Amil berperan menghubungkan antara pihak muzakki dengan

mustahiq. Sebagai perantara keuangan amil dituntut menerapkan azas

trust (kepercayaan). Sebagaimana layaknya lembaga keuangan yang

lain, azaz kepercayaan menjadi syarat mutlak yang harus dibangun.

Setiap amil dituntut mampu menunjukkan keunggulannya masing- 13 Ahmad Mustafa Al-Maraghi (ed.),Terjemah Tafsir Al-Maraghi, di terjemahkan oleh Hery Noer Ali dkk dari “ Tafsir Al-Maraghi”, Semarang: Toha Putra, 1992. h. 241. 14 Rifqi Muhammad . ”Akuntansi Lembaga Keuangan Publik Islam”, Modul Mata Kuliah. Yogyakarta: FIAI UII, 2006, h. 2. 15 M. Ali Hasan. . Op.Cit, h. 118-119.

12

masing sampai terlihat jelas positioning organisasi, sehingga

masyarakat dapat memilihnya. Tanpa adanya positioning, maka

kedudukan akan sulit untuk berkembang.

2. Pemberdayaan

Fungsi ini, sesungguhnya upaya mewujudkan misi pembentukan

Amil, yakni bagaimana masyarakat muzaki menjadi lebih berkah

rezekinya dan ketentraman kehidupannya menjadi terjamin disatu sisi

dan masyarakat mustahiq tidak selamanya tergantung dengan

pemberian bahkan dalam jangka panjang diharapkan dapat berubah

menjadi muzaki baru.16

2.5. Zakat dalam Persepektif Sosial Ekonomi

Zakat adalah poros dan pusat keuangan Islam. Zakat dalam bidang sosial bertindak sebagai alat khas yang diberikan kepada Islam untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab sosial yang mereka memiliki, sedang dalam bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan kekayaan yang mengerikan dalam tangan segelintir orang dan memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi besar dan sangat berbahaya ditangan pemiliknya, maka sebagian diberikan kepada yang berhak. 17

Dalam istilah ekonomi Islam, zakat merupakan tindakan

pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya.

Transfer kekayaan berarti transfer sumber-sumber ekonomi. Tindakan ini

tentu saja akan mengakibatkan perubahan tertentu yang bersifat

16 Muhammad Ridwan. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil(BMT), cet 2, Yogyakarta: UII Press, 2005, h. 207 – 208. 17 Muhammad Abdul Manan. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1993, h 256.

13

ekonomis;umpamanya saja, seseorang yang menerima zakat bisa

mempergunakannya untuk berkonsumsi atau berproduksi. Dengan

demikian, zakat walaupun pada dasarnya merupakan ibadah kepada Allah,

bisa mempunyai arti ekonomi.18

Sehubungan dengan argumen di atas bahwa dengan

mempergunakan pendekatan ekonomi, zakat bisa berkembang menjadi

konsep muamalah (kemasyarakatan), yaitu konsep tentang cara bagaimana

manusia harus melaksanakan kehidupan bermasyarakat, termasuk di

dalamnya dalam bentuk ekonomi. Karena itu, ada dua konsep yang selalu

dikemukakan dalam pembahasan mengenai doktrin sosial-ekonomi Islam

yang saling berkaitan, yaitu pelarangan riba dan perintah membayar zakat.

Tujuan ini dapat dicapai dengan mudah melalui pembagian uang

zakat secara tepat di kalangan si miskin dan orang yang kekurangan.

Dengan memberikan daya beli kepada mereka zakat dapat menghasilkan

keseimbangan ekonomi, dengan demikian zakat akan memakmurkan

golongan yang kurang mampu dilihat dari persepektif sosial ekonomi.

2.6. Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian

Prinsip zakat dalam tataran ekonomi mempunyai tujuan untuk

memberikan pihak tertentu yang membutuhkan untuk menghidupi dirinya

selama satu tahun ke depan bahkan diharapkan sepanjang hidupnya.

Dalam konteks ini zakat di distribusikan untuk dapat mengembangkan

18 Muhammad Ridwan dan Mas’ud. Op.Cit, h. 42 – 43.

14

ekonomi baik melalui ketrampilan yang menghasilkan, maupun dalam

bidang perdagangan. Oleh karena itu prinsip zakat memberikan solusi

untuk dapat mengentaskan kemiskinan dan kemalasan, pemborosan dan

penumpukan harta sehingga menghidupkan perekonomian makro maupun

mikro.19

Zakat dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk modal bagi usaha

kecil. Dengan demikian, zakat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam

berbagai hal kehidupan umat, di antaranya adalah pengaruh dalam bidang

ekonomi. Pengaruh zakat yang lainnya adalah terjadinya pembagian

pendapatan secara adil kepada masyarakat Islam. Dengan kata lain,

pengelolaan zakat secara profesional dan produktif dapat ikut membantu

perekonomian masyarakat lemah dan membantu pemerintah dalam

meningkatkan perekonomian negara, yaitu terberdayanya ekonomi umat

sesuai dengan misi-misi yang diembannya. Diantara misi-misi tersebut

adalah:

1. Misi pembangunan ekonomi dan bisnis yang berpedoman pada ukuran

ekonomi dan bisnis yang lazim dan bersifat universal.

2. Misi pelaksanaan etika bisnis dan hukum.

3. Misi membangun kekuatan ekonomi untuk Islam, sehingga menjadi

sumber dana pendukung dakwah Islam.20

19 Mursyidi. Akuntansi dan Zakat Kontemporer. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 171. 20 Muhammad Ridwan dan Mas’ud. Op.Cit , h. 127.

15

2.7. Zakat Untuk Usaha Produktif

Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat

dua macam kategori yaitu distribusi secara konsumtif dan produktif.

Perkembangan metode distribusi zakat yang saat ini mengalami

perkembangan pesat baik menjadi sebuah objek kajian ilmiah dan

penerapannya di berbagai lembaga amil zakat yaitu metode

pendayagunaan secara produktif.

Kata produktif sendiri secara bahasa berasal dari bahasa inggris

“productive” yang berarti banyak menghasilkan; memberikan banyak

hasil; banyak menghasilkan barang-barang berharga; yang mempunyai

hasil baik. “productivity” daya produksi”.21

Zakat produktif adalah mendistribusikan dana zakat kepada para

mustahik dengan cara produktif. Zakat diberikan sebagai modal usaha,

yang akan mengembangkan usahanya itu agar dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sepanjang hayat.22

Dalam bukunya Abdurrachman Qadir berjudul Zakat (Dalam

Dimensi Mahdah dan Sosial “Zakat produktif yaitu zakat yang diberikan

kepada Mustahiq sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan

21 Joyce . M. Hawkins, Kamus Dwi Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Oxford-Erlangga. 1996, h. 267. 22 Asnaini. Zakat Produktif Dalam Persefektif Hukum Islam, Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2008. h. 134.

16

ekonomi yaitu untuk menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan potensi

produktifitas mustahiq.” 23

Pendayagunaan zakat harus berdampak positif bagi mustahiq, baik

secara ekonomi maupun sosial. Dari sisi ekonomi, mustahiq dituntut

benar-benar dapat mandiri dan hidup secara layak sedangkan dari sisi

sosial, mustahiq dituntut dapat hidup sejajar dengan masyarakat yang lain.

Hal ini berarti, zakat tidak hanya didistribusikan untuk hal-hal yang

konsumtif saja dan hanya bersifat “charity” tetapi lebih untuk kepentingan

yang produktif dan bersifat edukatif.24

Kelemahan utama orang miskin serta usaha kecil yang

dikerjakannya sesungguhnya tidak semata-mata pada kurangnya

permodalan, tetapi lebih pada sikap mental dan kesiapan manajemen

usaha. Untuk itu, zakat usaha produktif pada tahap awal harus mampu

mendidik mustahiq sehingga benar-benar siap untuk berubah. Karena tidak

mungkin kemiskinan itu dapat berubah kecuali dimulai dari perubahan

mental si miskin itu sendiri. Inilah yang disebut peran pemberdayaan.

zakat yang dapat dihimpun dalam jangka panjang harus dapat

memberdayakan mustahiq sampai pada dataran pengembangan usaha.

Program-program yang bersifat konsumtif ini hanya berfungsi sebagai

stimulan atau rangsangan dan berjangka pendek, sedangkan program

pemberdayaan ini harus diutamakan. Makna pemberdayaan dalam arti

23 Abduracchman Qadir . Op.Cit, h. 165. 24 Muhammad Ridwan. Op.Cit, h. 216 – 217.

17

yang luas ialah memandirikan mitra, sehingga mitra dalam hal ini

mustahiq tidak selamanya tergantung kepada amil.

2.8. Zakat produktif dalam perspektif hukum Islam

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud

dengan zakat produktif disini adalah pendayagunaan zakat dengan cara

produktif. Hukum zakat produktif pada sub ini dipahami hukum

mendistribusikan atau memberikan dana zakat kepada mustahiq secara

produktif. Dana zakat diberikan dan dipinjamkan untuk dijadikan modal

usaha bagi orang fakir, miskin dan orang-orang yang lemah.

Al-Qur’an, al-Hadits dan Ijma’ tidak menyebutkan secara tegas

tentang cara pemberian zakat apakah dengan cara konsumtif atau

produktif. Dapat dikatakan tidak ada dalil naqli dan sharih yang mengatur

tentang bagaimana pemberian zakat itu kepada para mustahiq.25 Ayat 60

surat at-Taubah (9), oleh sebagian ulama’ dijadikan dasar hukum dalam

pendistribusian zakat. Namun ayat ini hanya menyebutkan pos-pos kepada

siapa zakat diberikan, tidak menyebutkan cara pemberian zakat.

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan,

25 Asnaini. Op.Cit, h. 77.

18

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At Taubah : 60). 26

Teori hukum Islam menunjukkan bahwa dalam menghadapi

masalah-masalah yang tidak jelas rinciannya dalam Al-Qur’an atau

petunjuk yang ditinggalkan Nabi SAW, penyelesaiannya adalah dengan

metode ijtihad. Ijtihad atau pemakaian akal dengan tetap berpedoman pada

Al-Qur’an dan Hadits.27

Dalam sejarah Hukum Islam dapat dilihat bahwa ijtihad diakui

sebagai sumber hukum setelah Al-Qur’an dan Hadits. Apalagi

problematika zakat tidak pernah absen, selalu menjadi topik pembicaraan

umat Islam, topik aktual dan akan terus ada selagi umat Islam ada. Fungsi

sosial, ekonomi dan pendidikan dari zakat dan bila dikembangkan dan di-

budidayakan dengan sebaik-baiknya akan dapat mengatasi masalah sosial,

ekonomi dan pendidikan yang di hadapi bangsa.

Disamping itu zakat merupakan sarana, bukan tujuan karenanya

dalam penerapan rumusan-rumusan tentang zakat harus ma’qulu al-ma’na,

rasional, ia termasuk bidang fiqh yang dalam penerapannya harus

dipertimbangkan kondisi dan situasi serta senafas dengan tuntunan dan

perkembangan zaman.

Menurut Ibrahim Husen dalam bukunya berjudul Kerangka

Landasan Pemikiran Islam , hal demikian adalah agar persyari’atan hukum

Islam yaitu jalbu al-ma shalihi al-ibad (menciptakan kemaslahatan umat)

26 Departemen Agama, Op.Cit , h. 374 -375. 27 Asnaini. Op.Cit, h. 78.

19

dapat terpenuhi, dan dengan dinamika fiqh semacam itu, maka hukum

Islam selalu dapat tampil ke depan untuk menjawab tantangan zaman.28

Dengan demikian berarti bahwa tekhnik pelaksanaan pembagian

zakat bukan sesuatu yang mutlak, akan tetapi dinamis, dapat disesuaikan

dengan kebutuhan di suatu tempat, dalam artian perubahan dan perbedaan

dalam cara pembagian zakat tidaklah dilarang dalam Islam karena tidak

ada dasar hukum yang secara jelas menyebutkan cara pembagian zakat

tersebut.

Di Indonesia misalnya, BAZIS DKI Jakarta berdasarkan hasil

lokakarya zakat, menentukan kebijakan pembagian zakat sebagai berikut:

1) Pembagian zakat harus bersifat edukatif, produktif dan ekonomis,

sehingga pada akhirnya penerima zakat menjadi tidak memerlukan

zakat lagi, bahkan menjadi wajib zakat.

2) Hasil pengumpulan zakat sebelum dibagikan kepada mustahik dapat

merupakan dana yang biasa dimanfaatkan bagi pembangunan, dengan

disimpan dalam bank pemerintah berupa deposito, sertifikat atau giro

biasa.29

Menurut penulis, kebijakan BASIZ dengan memproduktifkan

dana zakat ini adalah agar zakat dapat berguna dan berdaya guna bagi

masyarakat. Khususnya fuqara’, masakin dan dhuafa.

Kyai Sahal Mahfudh melalui Badan Pengembangan Masyarakat

Pesantren (BPPM) melaksanakan pelaksanaan pengelolaan dana zakat

28 Ibrahim Husen. Kerangka Landasan Pemikiran Islam. Jakarta: Departemen Agama, 1984, h.6. 29 BAZIS, Pedoman Pengelolaan ZIS, Jakarta: BAZIS, 1980, h. 3.

20

kepada kaum fakir miskin melalui pendekatan kebutuhan dasar ini. Lebih

jauh menurut Kyai Sahal ;

Pendekatan kebutuhan dasar bertujuan mengetahui kebutuhan

dasar masyarakat (fakir, miskin), sekaligus mengetahui apa latar belakang

kemiskinan itu. Apabila si miskin itu punya ketrampilan menjahit, maka

diberi mesin jahit, kalau ketrampilannya mengemudi becak, si fakir miskin

itu diberi becak. Maka dalam hal ini, memberi motivasi kepada masyarakat

miskin bukan merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Agar mereka mau

berusaha dan tidak sekedar menunggu uluran tangan orang kaya. Dan hal

ini dilakukan secara riil oleh beliau dengan penuturannya;

Pernah suatu kali saya mencobanya terhadap seseorang pengemudi becak di Kabupaten Pati. Saya lihat dia tekun mangkal di pasar untuk bekerja sebagai tukang becak. Pada saat pembagian zakat tiba, dia saya beri zakat. Hasil zakat bulan syawal itu berupa zakat mall, zakat fitrah dan infaq. Semua saya kumpulkan dan sebagian saya belikan becak untuknya. Sebelumnya dia hanya mengemudikan becak yang milik seorang non pribumi, namun sekarang dia memiliki dua buah becak. Usaha itu berkembang dan sehari-hari ia tidak harus mengemudikan becak dengan mengejar setoran. Dengan mengemudikan becak sampai jam tiga sore, hasilnya sudah cukup untuk makan dan untuk menjaga kesehatan, setelah itu ia biasa kumpul-kumpul mengikuti pengajian. Dengan cara ini, meskipun dia tidak menjadi kaya, tetapi jelas ada perubahan.30

Kyai sahal juga melembagakan dana zakat melalui koperasi. Dana

zakat yang terkumpul tidak langsung diberikan dalam bentuk uang.

mustahiq diserahi zakat berupa uang, tetapi kemudian di tarik kembali

sebagai tabungan si mustahiq untuk keperluan pengumpulan modal. Pihak

BPPM membantu dalam manajemen, perantara keuangan. Menurutnya

30 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta: LkiS, 2003, cet. Ke-2, h. 119-124.

21

cara ini fakir miskin dapat menciptakan pekerjaan dengan modal yang

dikumpulkan dari harta zakat.31

Begitu pula Dompet Dhuafa Republika sebagai salah satu

lembaga zakat non pemerintah, sejak bulan Desember 1999 telah

mengagendakan pengembangan pemberdayaan zakat model kelompok

dengan program Masyarakat Mandiri, yang telah dilaksanakan pada awal

tahun 2000. Sasarannya adalah kaum fakir miskin dan dhuafa yang

difokuskan di wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi, di tambah Bengkulu,

Tasikmalaya, Palu/Poso dan Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi

Tengah. Sebagian dana ZIS yang terkumpul diproduktifkan dengan

meminjamkannya kepada sasaran untuk dijadikan modal usaha dan

pengembangan usaha bagi mereka. Memang belum terlalu tampak

hasilnya akan tetapi ini merupakan langkah awal yang perlu diperhatikan

dan di tekuni oleh lembaga zakat khususnya, karena dengan zakat

produktif akan memungkinkan masyarakat lebih merasakan betapa

besarnya makna dan fungsi zakat bagi mereka.32

Apa yang telah dialakukan BASIZ DKI, BPPM (Pati) dan

Dompet Dhuafa Republika Jakarta adalah memproduktifkan dana zakat.

Memproduktifkan atau membudidayakan dana zakat pada prinsipnya tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Khususnya pada

pensyari’atan zakat. Karena zakat produktif akan membuat harta di bumi

ini berputar di antara semua manusia, tidak hanya pada sebagian orang

31 Ibid, h. 124. 32http// www. Dompet Dhuafa Republika.Com.

22

kaya saja. Dimana hal ini sangat dilarang dalam Islam, sebagaimana

firman Allah yang berbunyi:

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Makkah adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Al-Hasyr : 7)33

Salah satu tujuan zakat adalah agar harta benda tidak menumpuk

pada suatu golongan saja, dinikmati orang-orang kaya sedang orang-orang

miskin larut dengan ketidak mampuannya dan hanya menonton saja.

Padahal orang kaya tidak akan ada dan tidak sempurna hidupnya tanpa

adanya orang-orang miskin disebutkan bahwa:

Zakat itu adalah milik bersama, karena mendapatkannya atas usaha bersama masyarakat. Orang yang kaya tidak akan ada kalau tidak ada orang miskin. Seorang pedagang tidak akan sukses menjadi konglomerat jika tidak ada pembeli, distributor dan para karyawan. Uang itu ibarat darah dalam tubuh manusia. Jika darah tidak menjangkau seluruh bagian anggota tubuh, dimana sebagian anggota tubuh kebagian terlalu banyak sehinga bagian yang lain mendapatkan terlalu sedikit, maka badan menjadi sakit dan terserang penyakit.34

33 Departemen Agama, Op.Cit , h.1118. 34 Muhtar Sadili, Amru (ed), Problematika Zakat Kontemporer; Artikulasi Proses Sosial Politik Bangsa, Jakarta: Forum Zakat, 2003, cet. I, h. 84.

23

Artinya dalam berbagai bidang kehidupan fakir miskin harus

diperhitungkan dan diikut sertakan apalagi jumlah mereka tidaklah sedikit.

Di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya, agar tidak terjadi

gejolak ekonomi, kesenjangan sosial dan masyarakat yang terbelakang

karena kebodohan dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.

Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melaksanakan zakat

produktif. Karena bila zakat selalu satu semuanya diberikan dengan cara

konsumtif, maka bukannya mengikut sertakan mereka tetapi malah

membuat mereka malas dan selalu berharap kepada kemurahan hati si

kaya, membiasakan mereka tangan di bawah meminta dan menunggu belas

kasihan. Padahal ini sangat tidak disukai dalam ajaran Islam.

Islam sangat menganjurkan supaya umatnya berusaha agar dapat

melaksanakan ajaran agama dengan baik, termasuk dapat membayar zakat,

infak dan sedekah serta ibadah-ibadah lainnya yang dalam pelaksanaannya

diperlukan biaya atau dana dan kemampuan secara material, anjuran

berusaha ini sebagaimana yang terkandung dalam firman Allah:

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu. Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Al-Mulk : 15).35

35 Departemen Agama, Op.Cit , h.1573.

24

Anjuran berusaha inilah hendaknya diiringi dengan bantuan dan

pertolongan modal untuk berusaha atau mengembangkan usaha mereka

karena sudah pasti yang namanya fakir miskin tidak memiliki kemapuan

yang lebih untuk membiayai usaha yang dapat menjamin hidupnya di masa

depan karena hartanya hanya cukup untuk membiayai hidupnya sehari-

hari.

Bantuan ini dapat dilakukan oleh umat Islam melalui ibadah

zakat. Zakat yang dapat membantu mereka untuk mencari kebutuhannya

yang layak. Zakat dalam arti yang lebih luas, bukan hanya sekedar

pelaksanaan kewajiban semata tetapi lebih dari itu yaitu menyangkut

pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sebagaimana diungkapkan: “zakat harus ditafsirkan lagi, sehingga

membicarakan zakat berarti membicarakan ekonomi secara lebih luas,

tidak lagi orientasi zakatnya sekedar pelaksanaan kewajiban hukum dalam

lintas yang klasik, tetapi harus dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi,

terutama di bidang peningkatan daya beli dan cadangan dan yang kuat.”36

Dikutip dalam bukunya Asnaini yang berjudul zakat produktif

dalam persepektif hukum islam Pemaknaan zakat seperti ini pada dasarnya

telah dilakukan sejak lama, Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’

mengatakan bahwa “Apa yang diberikan kepada orang fakir dan miskin,

hendaknya dapat mengeluarkan mereka dari lembah kemiskinan kepada

36 Muhtar Sadili, Amru (ed), Op.Cit, h. 130.

25

taraf hidup yang layak (cukup), yaitu sejumlah pemberian yang dapat

dijadikan dasar untuk mencapai suatu tingkat hidup tetentu.” 37

Pemberian yang dapat dijadikan dasar, dapat diartikan pemberian

yang dapat dijadikan modal untuk mencari dan menekuni suatu usaha, agar

hasilnya dapat mencukupi kebutuhan mereka dalam waktu yang lama

bukan sesaat.

Setidaknya pernyatan diatas menyebutkan dua cara pembagian

zakat. Produktif kepada orang-orang miskin yang kuat berusaha dan

konsumtif kepada yang tidak kuat untuk berusaha.

Hal ini hanya mungkin terjadi, jika sumber-sumber zakat

dimanfaatkan sebagai modal dalam proses produksi, orientasi kegiatan

masyarakat selalu kearah produktif, berguna dan berhasil guna, dan

memandang jauh ke depan dengan pengorbanan yang dilakukan masa kini.

Sehingga akan tecipta masyarakat yang berjiwa produktif, bukan

masyarakat yang berjiwa konsumtif.

2.9. Kajian Relevan

37 Asnaini. Op.Cit, h. 88.

26

Sepengetahuan penulis pembahasan tentang pengaruh pemberian

zakat terhadap pemberdayaan ekonomi umat telah banyak dibahas sebagai

karya ilmiah. Dan untuk mendukung persoalan yang lebih mendalam

terhadap masalah di atas, penyusun berusaha melakukan penelitian

terhadap literatur yang relevan terhadap masalah yang menjadi obyek

penelitian.

Penelitian yang pernah penyusun jumpai yang berkaitan dengan

zakat produktif sebagai sarana pemberdayaan ekonomi adalah penelitian

Hosnu El Wafa. “Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh

Muhammad Arsyad Al Banjari (studi terhadap kitab Sabil Al Muhtadin)”,

yang membahas pendapat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari mengenai

pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi umat dapat dilakukan

dengan memberikan sarana atau peralatan kepada mustahiq yang

disesuaikan dengan kepandaian atau keterampilan yang dimiliki mustahiq.

Sedangkan kepada mustahiq yang mampu mengembangkan usaha

produktifnya agar diberikan modal.38

Penelitian Mila Sartika (Mahasiswa UII Yogyakarta) berjudul

”Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif (diukur dari jumlah dana yang

di berikan) Terhadap Pemberdayaan Mustahiq (diukur dari pendapatan

usaha)”. Pada penelitian ini terdapat dua macam hipotesis yang diajukan

yaitu: 1) hipotesis nihil (H0) dan 2) hipotesis alternatif (HA). Hipotesis

nihil (H0) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh jumlah dana 38 Hosnu El Wafa. “Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (studi terhadap kitab Sabil Al Muhtadin”, Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2003, h. 7.

27

(zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq di LAZ Yayasan

Solo Peduli. Sedangkan hipotesis alternatif (HA) adalah ada pengaruh

jumlah dana (zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq di

LAZ Yayasan Solo Peduli. Hipotesis ditolak jika nilai sig < 0,05,

sebaliknya hipotesis diterima jika nilai sig > 0,05. Berdasarkan hasil

analisis data dengan menggunakan teknik regresi sederhana diperoleh nilai

signifikan 0, 045 atau dapat dikatakan nilai sig < 0,05, maka hipotesis nihil

(H0) ditolak, berarti hipotesis alternatif (HA) diterima, atau dapat

dinyatakan bahwa jumlah dana yang disalurkan benar-benar berpengaruh

secara signifikan terhadap pendapatan mustahiq.39

Studi lain yang berkenaan dengan zakat untuk pemberdayaan

ekonomi yaitu, penelitian Alfiya Nur Hasanah . “Hubungan Zakat terhadap

Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY” yang menjelaskan bahwa

pendayagunaan zakat yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan

tidak hanya digunakan sebagai pemenuhan konsumtif semata tetapi juga

dapat dipergunakan untuk usaha-usaha pemenuhan kebutuhan produktif,

bantuan pendidikan dan usaha-usaha untuk menciptakan lapangan kerja

serta mengurangi pengangguran.40

Ulin Ulfa dalam penelitiannya membahas tentang ”Pendayagunaan

zakat secara produktif dalam perspektif hukum Islam” adalah dapat

dibenarkan, sepanjang memperhatikan kebutuhan pokok bagi masing-

masing mustahiq dalam bentuk konsumtif yang bersifat mendesak untuk 39 http//www. Jurnal skripsi UII Yogyakarta.com. 40 Alfiya Nur Hasanah . “Hubungan Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY Tahun 1939-2003”, Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005, h. 73.

28

segera diatasi. Selain itu pendayagunaan dan pengelolaan zakat untuk

usaha produktif dibolehkan oleh hukum Islam selama harta zakat tersebut

cukup banyak.41

Hazamih dalam sebuah penelitiannya berjudul ”Pengelolaan Zakat

pada BAZ DKI Jakarta” membahas tentang bagaimana BAZIS DKI

Jakarta dalam melakukan pendayagunaan zakat sebagai salah satu sarana

dalam mengatasi kemiskinan masyarakat perorangan/individu yang ada di

wilayah DKI Jakarta.42

A. Qodri Azizy dalam bukunya berjudul ”Membangun Fondasi

Ekonomi Umat” menyimpulkan bahwa zakat hendaknya tidak sekedar

konsumtif, maka idealnya zakat dijadikan sumber dana umat. Penggunaan

zakat untuk konsumtif hanyalah untuk hal-hal yang bersifat darurat.

Artinya, ketika ada mustahiq yang tidak mungkin untuk dibimbing untuk

mempunyai usaha mandiri atau memang untuk kepentingan mendesak,

maka penggunaan konsumtif dapat dilakukan.43

41Ulin Ulfa. “Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif (Kajian Terhadap Pasal 16Ayat 2 UU no. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat)”, Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005, h. 70. 42 Hazamih . “Pengelolaan Zakat pada BAZ DKI Jakarta”, Skripsi S1, Yogyakarta: UII Fakultas Ilmu Agama Islam, 1998, h. 9. 43A. Qodri Azizy. Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam), cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, h. 148-149.

29

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritik

Dalam kerangka pikir ini menunjukkan model-model atau

gambaran dan variabel utama yang menjadi permasalahan penelitian dan

menjelaskan adanya hubungan antara variabel satu dengan variabel

lainnya.

Dimana :

X : Pendayagunaan zakat produktif

Indikator :

- Pengalokasian pendayagunaan dana zakat produktif

- Sasaran pendayagunaan dana zakat produktif

- Pendistribusian pendayagunaan dana zakat produktif

Pendayagun-aan zakat produktif

Pelatihan dan Ketrampilan kepada para

Mustahiq

Pemberday-aan

Mustahiq

Manajemen Usaha kepada para Mustahiq

Pengawasan Bapelurzam kepada para

Mustahiq

Pengalokasian pendayagunaan

dana zakat produktif

Sasaran pendayagunaan

dana zakat produktif

Pendistribusian pendayagunaan

dana zakat produktif

30

Y : Pemberdayaan Mustahiq

Indikator :

- Pelatihan dan Ketrampilan kepada para Mustahiq

- Manajemen Usaha kepada para Mustahiq

- Pengawasan BAPELURZAM kepada para Mustahiq

2.10. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban

terhadap masalah penelitian secara teoritis dianggap paling mungkin dan

paling tinggi tingkat kebenarannya.44

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori maka penelitan

ini penulis mengajukan hipotesis: ”Ada pengaruh positif antara

Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq di

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten

Kendal, artinya semakin berdaya guna pemberian dana zakat produktif

kepada para Mustahiq akan mempengaruhi pemberdayaan ekonomi para

Mustahiqnya di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten

Kendal”.

44 Umardi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h.21.

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan (field

research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian

ini pembahasan akan menitik beratkan pada bagaimana Pengaruh

Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq di

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten

Kendal. Di mana penelitian ini merupakan penelitian laporan, pengamatan

lapangan yaitu penelitian terhadap data primer melalui wawancara dan

sekunder yang didapatkan melalui berbagai sumber langsung maupun

tidak langsung.

3.2. Obyek Penelitian, Populasi dan Sampel

Obyek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai

kesimpulan penelitian. Pada Penelitian yang berjudul “Pengaruh

Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq” yang

menjadi obyeknya adalah seluruh mustahiq yang diberi dana zakat

produktif di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal.

32

“Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi.”45

Pada bagian ini penulis akan menentukan jumlah seluruh obyek

yang diteliti yang disebut populasi. Berdasarkan data sekunder dan

wawancara dengan pihak pengurus jumlah mustahiq yang menggunakan

program dana zakat produktif berdasarkan seleksi pengurus yang tercatat

dari tahun berjalannya penggunaan dana zakat produktif 2008-2010

sejumlah 221 orang sebagai populasi.

Dalam bukunya Dr. Suharsimi Arikunto yang berpendapat bahwa

“Apabila populasinya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,

dan jika jumlah populasinya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10%

- 15% atau 20% - 25% atau lebih besar dari pada itu”.46

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

stratified random sampling atau sampel acak.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel sebesar 20%

dari jumlah 221 mustahiq yaitu 44 mustahiq. Maka jumlah ini di jadikan

sebagai sampel dan obyek untuk diteliti.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan metode

pengumpulan data dengan cara: 45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1998 , h.155. 46 Ibid., h. 120.

33

1. Metode Observasi

Metode observasi adalah usaha-usaha mengumpulkan data

dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-

fenomena yang diteliti.47

Metode dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat

gejala-gejala yang diteliti ke obyek sasaran. Metode ini penulis gunakan

untuk melihat pelaksanaan pendayagunaan zakat produktif di

BAPELURZAM Cabang Weleri Kabupaten Kendal.

2. Metode Wawancara

Peneliti mengadakan wawancara dengan tokoh lembaga atau

para fungsionaris khususnya pihak manajemen pendayagunaan zakat

produktif yang dianggap berkompeten dan representatif dengan masalah

yang dibahas untuk memperoleh informasi mengenai pendayagunaan

zakat produktif.48

3. Kuesioner

Dapat dilakukan dengan cara memberi angket yang berisi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang sifatnya terbuka

atau tertutup kepada responden untuk dijawabnya.49

Merupakan daftar pertanyaan terbuka atau tetutup yang di

distribusikan kepada responden untuk diisi sehingga hasil isian dari

responden merupakan tanggapan dan jawaban atas berbagai pertanyaan

yang diajukan dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang 47 Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta : BPFE-UII, 2000, h.58. 48 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara, 1999, h. 72. 49 Umardi Suryabrata. Op.Cit, h. 43.

34

mereka ketahui. Kuesioner penelitian didistribusikan kepada para

mustahiq yang menerima dana zakat produktif.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.50

Untuk melengkapi data penelitian, selanjutnya penulis mencari

dokumen penting dari Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal

Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data berupa

laporan hasil pengelolaan dan data berupa tulisan-tulisan penting seperti

struktur organisasi, keberadaan amil dan mustahiq.

3.4. Teknik Analisis Data

Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan tiga analisis,

yaitu:

1. Uji asumsi klasik

Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas

dari penyimpangan data yang terdiri dari multikolonieritas,

heteroskedassitas, autokorelasi dan normalitas. Cara yang digunakan

untuk menguji penyimpangan asumsi kaslik adalah sebagai berikut :

50 Suharsimi Arikunto. Op.Cit, h. 236.

35

a. Uji Multikoleniaritas

Uji multikoleniaritas ini dilakukan dengan melihat nilai

variance inflation factor (VIF) uji ini bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas. Pada model regresi yang baik, sebaiknya tidak

terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada

tidaknya dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya, (2)

variance inflation factor. Kedua ukuran ini menujukkan setiap

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas bebas yang terpilih yang

tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF (karena VIF = 1 /

tolerance) dan menunjukkan adanya kolenieritas yang tinggi. Nilai

cut off yang dipakai oleh nilai tolerance 0,10 atau sama dengan

nilai VIF diatas 10. Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki

nilai tolerance lebih dari 0,10 nilai VIF kurang dari 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikoleniaritas antar variabel bebas

dalam model regresi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual data

yang ada. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami

36

gejala heteroskedastisitas. Cara yang digunakan dalam pengujian

ini adalah dengan analisa grafik plot antara nilai prediksi variabel

terikat (ZPRDCH) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Yprediksi – Ysesungguhnya) yang telah

di Studentized. Dasar analisis :

(1) Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian,

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

(2) Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas

dan dibawah angka O pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

modal regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu

cara termudah untuk melihat normalitas adalah dengan melihat

histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan

37

distribusi yang mendekati distribusi normal. Model regresi yang

baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Artinya kriteria berdistribusi normal apabila tampilan

grafiknya menunjukkan pola penyebaran disekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal.51

2. Analisi Deskriptif

Mendeskripsikan data yaitu menganalisis data tanpa

menggunakan perhitungan angka-angka melainkan menggunakan sumber

informasi yang relevan dari responden untuk mengetahui pengaruh

pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq.

3. Analisis Regresi

a. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus :

Ŷ = a + bx

Untuk mengetahui Ŷ terlebih dahulu dicari harga a dan b dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

a = 22

2

)(.)).(()).((

xxNxyyxy

b = 22 )().()).(()).((

xxNxyxxxyN

51 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, Edisi II, Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro, hlm 57-74.

38

Keterangan :

Ŷ = (baca : Y topi) subyek variabel terikat yang diproyeksikan

(kriterium)

x = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksi

(prediktor)

a = intersep (konstanta regresi) atau harga yang memotong sumbu

Y

b = koefisien regresi atau sering disebut slove, gradient atau

kemiringan garis

b. Mencari vairan regresi

Mencari varian regresi dengan rumus

Sumber Variasi Db JK RK Freq Regresi 1

2

2)(xxy regdb

regJk resdbresJk

Residu (N – 2)

2

22 )(

xxyy

resdbresJk

Total (T) N – 1 2y - -

Harga F diperoleh (freg), kemudian dikonsultasikan dengan harga F

tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1% db = N – 2, hipotesis diterima

jika Freg hitung > Ftabel.

39

3.5. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Penelitian

Berdasarkan obyek penelitian dan metode penelitian yang

digunakan, maka dibawah ini diungkapkan operasionalisasi variabel

penelitian adalah sebagai berikut:

a) Variabel bebas atau X (Indepandent Variabel).

Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain yang tidak

bebas (dependen variabel atau terikat). Variabel bebas yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah Pendayagunaan Zakat Produktif.

b) Variabel terikat atau Y (Depandent Variabel).

Yaitu variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain (Independet

variabel atau bebas). Variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah Pemberdayaan Mustahiq.

40

Dari penjelasan diatas maka variabel penelitian dapat dioperasionalkan

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tabel Oprasionalisasi Variabel

Variabel penelitian

Definisi Indikator Ukuran

(X) Pendayagunaan

Zakat Produktif

Pendayagunaan Zakat produktif yaitu suatu bentuk pemanfaatan dana zakat produktif yang diberikan kepada Mustahiq sebagai modal usaha untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi yaitu untuk menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas Mustahiq agar tepat guna dan berdaya guna.

- Pengalokasian dana zakat produktif

- Sasaran pendayagunaan dana zakat produktif

- Pendistribusian dana zakat produktif

Skala Likert 1 - 5

(Y) Pemberdayaan

Mustahiq

Pemberdayaan yaitu upaya mewujudkan misi pembentukan Amil, yakni bagaimana Muzakki menjadi lebih berkah rezekinya dan ketentraman kehidupannya menjadi terjamin disatu sisi dan masyarakat Mustahiq tidak selamanya tergantung dengan pemberian, dalam jangka pendek dapat hidup mandiri dan terampil dengan adanya perubahan ekonomi dan jangka panjang diharapkan dapat berubah menjadi Muzakki baru.

- Pelatihan dan ketrampilan kepada para Mustahiq

- Manajemen usaha kepada para Mustahiq

- Pengawasan BAPELURZAM kepada para Mustahiq

Skala Likert 1 – 5

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal

Muhammadiyah Dan Karakteristik Responden

4.1.1. Gambaran Umum Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal

Muhammadiyah52

Letak Geografis BAPELURZAM di Kecamatan Weleri

Kecamatan weleri sendiri terletak di jalur utama pantai

utara kabupaten kendal, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Rowosari

Sebelah Selatan : Kecamatan Pageruyung

Sebelah Barat : Kecamatan Batang

Sebelah Timur : Kecamatan Gemuh

Keberadaan Kantor BAPELURZAM terletak di Jl. KH.

Ahmad Dahlan No. 47 terletak di pusat kota dan komplek

perguruan dan amal usaha Muhammadiyah (SMK

Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, Panti Asuhan

Muhammadiyah), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

52 Data tentang gambaran umum BAPELURZAM di peroleh dari Bp. Malik selaku sekretaris (data bahan presentasi dan sosialisasi program BAPELURZAM) dan Wawancara Dengan Kepala BAPELURZAM dan pihak BRPS ASB pada 13-20 Oktober 2010

42

Batas-batas Wilayah Kantor BAPELURZAM :

Sebelah Utara : Dibatasi SMK Muhammadiyah

Sebelah Selatan : Pemukiman warga

Sebelah Barat : Pemukiman warga dan perguruan Muhamadiyah

Sebelah Timur : Pemukiman warga dan pertokoan

Tabel 4.2 Pembagian Wilayah Kecamatan Weleri No Desa Dusun/Dukuh Rukun Warga Rukun Tetangga 1 Sidomukti 6 7 42 2 Penyangkringan 4 17 60 3 Bumiayu 3 7 24 4 Manggungsari 3 9 22 5 Sumberagung 4 10 29 6 Ngasinan 1 3 10 7 Weleri 3 6 44 8 Nawangsari 0 3 24 9 Karangdowo 3 4 14 10 Penaruban 3 7 26 11 Sambongsari 5 6 27 12 Karanganom 4 4 19 13 Payung 2 2 8 14 Pucuksari 2 4 18 15 Taratemulyo 3 3 13 16 Montongsari 3 5 12 Jumlah 49 97 402

Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2008

43

4.1.1.1. Sejarah Singkat dan Profil Badan Pelaksana Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah

BAPELURZAM (Badan Pelaksana Urusan Zakat

Muhammadiyah) Cabang Kecamatan Weleri adalah Lembaga

Amil Zakat atau Lembaga Filantropi Islam yang berdiri sekitar

tahun 197953 yang di pelopori oleh Abdul Barie Shoim selaku

pencetusnya. Badan amil ini mendeklarasikan diri sebagai amil

yang mengelola zakat amwal bukan zakat mall saja, dengan

menggunakan konsep zakat amwal yaitu: lebih diarahkan pada

zakat kepemilikan harta kekayaan secara menyeluruh. Badan ini

juga menghimpun dana zakat juga infaq, shodaqoh, wakaf

produktif serta berbagai dana kedermawanan lainnya yang

selanjutnya didayagunakan sebesar-besarnya untuk

pemberdayaan masyarakat.

4.1.1.2. Visi, Misi dan Program Badan Pelaksana Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah

a. Visi

Menjadi Lembaga Amil Zakat yang amanah, transparan dan

profesional dengan mengoptimalkan pemberdayaan

masyarakat dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah

menuju cita-cita Masyarakat Utama.

53 Abdul Barie Shoim. Op.Cit, h. 9.

44

b. Misi

Mengoptimalkan kualitas pengelolaan zakat yang amanah

dan profesional. Membantu muzaki dalam menyalurkan

zakatnya kepada yang berhak menerimanya. Membantu

mustahik, melalui program-program pemberdayaan yang

transparan, terukur, tapat sasaran dan berdayaguna.

c. Program

1) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ”Program Dhuafa

Produktif” yang di bantu oleh Majlis Ekonomi Pimpinan

Cabang Muhammadiyah Weleri melalui Pimpinan

Ranting di desa masing-masing. Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat ”Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif

Plus” yang di tangani oleh BAPELURZAM langsung

dan BPRS Artha Suya Barokah sebagai Baitul mallnya.

2) Santunan Dhuafa Konsumtif “Program Pemberian

Santunan Kepada Dhuafa” .

d. Sekilas Tentang Program Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat

Dalam pendistribusian Badan Amil ini terdapat dua

macam kategori yaitu distribusi konsumtif dan distribusi

produktif. Distribusi konsumtif di prioritaskan 8 asnaf sama

halnya dengan yang distribusi produktif, namun dalam

distribusi produktif di prioritaskan untuk golongan fakir

45

miskin dalam rangka mengentaskan mereka dalam

perekonomian yang sulit.

”Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus”

adalah program pemberian bantuan modal usaha atau

tambahan modal kepada pengusaha kecil, dengan tujuan

membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta

perekonomian yang stabil dan mandiri.

Badan ini bekerjasama dengan dua baitul mall, pertama

dengan Majlis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah

yang di bantu melalui Pimpinan Ranting di seluruh desa di

kecamatan Weleri. Kedua BPRS Artha Surya Barokah Weleri

selaku pihak baitul mallnya. Keduanya mempunyai fungsi :

1) Sebagai Baitul Mall

2) Sebagai perantara keuangan

3) Alur atau prosedur aliran dana

4) Pihak manajemen dan fasilitator

BAPELURZAM melembagakan dana zakat ini dalam

bentuk semacam koperasi untuk para mustahiq. Majlis

Ekonomi sistem kerjanya di bantu oleh pimpinan ranting di

desa msing-masing. Sedang Pihak BPRS Artha Surya

Barokah hanya sebagai baitul mall saja, pelaporan keuangan

juga terpisah tidak ikut dalam pelaporan keuangan BPRS

Artha Surya Barokah . Jadi keduanya hanya sebagai perantara

46

keuangan, pihak manajemen dan baitul mall sedang mustahiq

adalah sebagai investor atau pemilik dana. Karena konsep

zakat sendiri adalah dana itu hak mustahiq. Para mustahiq

diserahi dana pinjaman zakat berupa uang tetapi di tarik

kembali sebagai tabungan si mustahiq untuk keperluan

cadangan modal atau investasi mereka. Jika sewaktu-waktu

masih membutuhkannya bisa mengambilnya. Program ini

hampir sama dengan produk Qardul Hasan, dimana mustahiq

hanya mengembalikan pokoknya saja tanpa adanya

tambahan, adapun suatu ketika usaha mustahiq kurang

berhasil dan tidak bisa mengembalikan pinjamannya tidak

masalah karena itu adalah hak mereka.

Inti program ini adalah merubah posisi dari mustahiq

menjadi muzakki untuk jangka panjangnya,untuk jangka

pendeknya yaitu merubah kondisi ekonomi mustahiq agar

terampil dan mandiri. program ini dilatarbelakangi oleh

terjadinya krisis ekonomi global yang dampaknya sangat

terasa di Indonesia, sehingga banyak usaha kecil yang

ambruk (bangkrut).

Sasaran ”Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif

Plus” ini adalah Warga Muhammadiyah, anggota dan

simpatisan (pada umumnya), tetapi diutamakan pengurus

ranting dengan maksud untuk menegakkan perekonomian

47

pimpinan ranting sehingga yang bersangkutan dapat berjuang

menegakkan Islam dalam bingkai Persyarikatan

Muhammadiyah dengan tenang (pada khususnya).

e. Mekanisme Pelaksanaan Program

Mekanisme tentang pelaksanaan ”Program Pendampingan

Dhuafa’ Produktif” ini di atur dalam Surat Keputusan

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Nomor :

010/IV.6/G/2009 Tentang ketentuan dan persyaratan peserta

program pendampingan dhuafa' produktif plus.

f. Persyaratan Umum Untuk Program yang di bantu Majlis

Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammmadiyah Weleri

Melalui Ranting Tiap Desa54:

1. Warga Muhammadiyah dan Simpatisan.

2. Sudah memiliki rintisan usaha atau belum.

3. Maksimal pinjaman Rp. 500.000,-

4. Persyaratan Administrasi.

5. Foto copy KTP (@ 2 lembar).

6. Foto copy Kartu Keluarga (2 lembar).

7. Surat pengantar persetujuan dari Pimpinan Ranting

Muhammadiyah setempat.

8. Di ajukan kepada Majlis Ekonomi.

54 Data yang berkaitan dengan Majlis Ekonomi diperoleh dari wawancara dengan Bapak. Nawawi selaku ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri di kediaman beliau pada 11 Oktober 2010

48

g. Persyaratan Umum Untuk Program Baru yang di tangani

BAPELURZAM langsung dan pihak BPRS Artha Surya

Barokah :

1. Warga Muhammadiyah (diutamakan Pimpinan Ranting).

2. Sudah memiliki rintisan usaha.

3. Maksimal pinjaman Rp. 5.000.000,- .

4. Persyaratan Administrasi .

5. Foto copy NBM/KTA (@ 2 lembar).

6. Foto copy KTP (@ 2 lembar).

7. Foto copy Kartu Keluarga (2 lembar).

8. Surat pengantar dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah

setempat.

9. Menandatangani surat akad peminjaman uang (suami

isteri) dengan pimpinan ranting sebagai saksi.

h. Mekanisme Pengembalian yang di tangani Majlis Ekonomi :

1. Tenggat waktu pengembalian (mulai mencicil) tidak di

tentukan.

2. Angsuran dilakukan tiap pengajian rutin pada tiap

ranting.

3. Besaran angsuran semampunya.

4. Angsuran disetorkan pimpinan Ranting atau pada Majlis

Ekonomi.

49

i. Mekanisme Pengembalian yang ditangani Bapelurzam

langsung dan BPRS Artha Surya Barokah :

1. Tenggat waktu pengembalian (mulai mencicil) satu

tahun.

2. Angsuran dilakukan tiap bulan.

3. Besaran angsuran Rp. 200.000,-.

4. Angsuran disetorkan pada BPRS Artha Surya Barokah.

j. Realisasi Program

Program “Pendayagunaan zakat produktif " ini telah

terealisasi dan dengan keterbatasan dana yang tersedia baru

bisa di ikuti oleh 221 orang terhitung tahun penggunaan dana

zakat produktif mulai tahun 2008-2010:

1. Dibantu Pimpinan Cabang Muhammadiyah Majlis

Ekonomi dan di bantu melalui Ranting masing-masing

ada 209 orang.

2. Ditangani Bapelurzam langsung dan BPRS Artha Surya

Barokah ada 12 orang.

50

4.1.2. Karakteristik Responden

Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan

menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan

sebagai sampel yang diambil dari mustahiq Badan Pelaksana

Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang

Weleri berikut ini:

a. Jenis kelamin responden

Adapun data mengenai jenis kelamin responden

mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal

Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 36 81.8 81.8 81.8 Perempuan 8 18.2 18.2 100.0 Total 44 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.3 diatas, dapat

diketahui tentang jenis kelamin responden Badan Pelaksana

Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM)

Cabang Weleri yang diambil sebagai responden, yang

menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki,

51

yaitu sebanyak 36 orang, sedangkan sisanya adalah responden

perempuan sebanyak 8 orang. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar dari Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal

Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang

diambil sebagai responden adalah laki-laki.

Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin

responden yang dapat peneliti peroleh:

Gambar 4.2

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

b. Umur Responden

Adapun data mengenai usia responden Badan

Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Jenis Kelamin

18.2%

81.8%

Laki-lakiPerempuan

52

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21 - 30 tahun 1 2.3 2.3 2.3 31 - 40 tahun 11 25.0 25.0 27.3 41 - 50 tahun 15 34.1 34.1 61.4 > 50 tahun 17 38.6 38.6 100.0 Total 44 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.4 ini

memperlihatkan bahwa mustahiq Badan Pelaksana Urusan

Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang

Weleri yang diambil sebagai responden sebagian besar berusia

31 sampai dengan lebih dari 50 tahun. Berdasarkan tabel

tersebut, memberikan informasi bahwa mayoritas responden

berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 17 orang, sedangkan yang

berusia 31-40 tahun sebanyak 11 orang dan yang berusia 41-50

tahun sebanyak 15 orang.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar umur responden

yang dapat peneliti peroleh:

53

Gambar 4.3

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 c. Pendidikan Responden

Adapun data mengenai pendidikan mustahiq Badan

Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak sekolah 2 4.5 4.5 4.5 SD 15 34.1 34.1 38.6 SMP 14 31.8 31.8 70.5 SMA 10 22.7 22.7 93.2 Sarjana 3 6.8 6.8 100.0 Total 44 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5 memperlihatkan

bahwa mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal

Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang

Umur

25%38.6%2.3%

34.1%

21 - 30 tahun31 - 40 tahun41 - 50 tahun> 50 tahun

54

diambil sebagai responden sebagian besar berpendidikan SD

sampai dengan SMA. Berdasarkan tabel tersebut, memberikan

informasi bahwa mayoritas responden berpendidikan SD

sebanyak 15 orang, sedangkan yang berpendidikan SMP

sebanyak 14 orang dan SMA sebanyak 10 orang.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pendidikan

responden yang dapat peneliti peroleh:

Gambar 4.4

Sumber: Data Primer yang diolah 2010 d. Status Perkawinan Responden

Adapun data mengenai status perkawinan mustahiq

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:

Pendidikan

4.5%34.1%

31.8%

22.7%6.8% tidak sekolah

SDSMPSMASarjana

55

Tabel 4.6 Status Perkawinan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kawin 42 95.5 95.5 95.5 belum kawin 2 4.5 4.5 100.0 Total 44 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.6 dapat dijelaskan

bahwa sebagian besar dari status perkawinan mustahiq Badan

Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai

responden adalah yang kawin yaitu sebanyak 42 orang, dan

sedangkan yang belum kawin sebanyak 2 orang.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar status perkawinan

responden yang dapat peneliti peroleh:

Gambar 4.5

Status Perkawinan

95.5%

4.5%

KawinBelum Kawin

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

56

e. Pekerjaan Responden

Adapun data mengenai pekerjaan mustahiq Badan

Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Pekerjaan Responden

Frequenc

y Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid swasta 6 13.6 13.6 13.6 wiraswasta 35 79.5 79.5 93.2 PNS/TNI/Polri 1 2.3 2.3 95.5 Buruh 1 2.3 2.3 97.7 lain-lain 1 2.3 2.3 100.0 Total 44 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.7 dapat dijelaskan

bahwa sebagian besar dari pekerjaan mustahiq Badan

Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai

responden mayoritas adalah wiraswasta yaitu sebanyak 35

orang, sedangkan swasta sebanyak 6 orang.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pekerjaan

responden yang dapat peneliti peroleh:

57

Gambar 4.6

Pekerjaan

13.6%

79.5%

2.3% 2.3%2.3% SwastaWiraswastaPNS/TNI/PolriBuruhLain-lain

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

f. Sektor Pekerjaan Responden

Adapun data mengenai sektor pekerjaan mustahiq

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Sektor Pekerjaan Responden

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pertanian 1 2.3 2.3 2.3 perdagangan 32 72.7 72.7 75.0 jasa 5 11.4 11.4 86.4 transportasi 1 2.3 2.3 88.6 lain-lain 5 11.4 11.4 100.0 Total 44 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.8 dapat dijelaskan

bahwa sebagian besar sektor pekerjaan mustahiq Badan

Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

58

(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai

responden adalah mayoritas bekerja di sektor perdagangan

yaitu sebanyak 32 orang, di sektor jasa dan lain-lain sebanyak

5 orang, sedangkan di sektor pertanian dan transportasi

sebanyak 1 orang

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar sektor pekerjaan

responden yang dapat peneliti peroleh:

Gambar 4.7

Sektor Pekerjaan

2.3%

72.7%

11.4%

11.4%2.3% Pertanian

PerdaganganJasaTransportasiLain-lain

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

g. Pendapatan Per Bulan Responden

Adapun data mengenai pendapatan per bulan mustahiq

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:

59

Tabel 4.9 Pendapatan Per Bulan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < Rp 1.000.000,- 29 65.9 65.9 65.9 Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000,- 14 31.8 31.8 97.7

Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 1 2.3 2.3 100.0

Total 44 100.0 100.0 Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.9 dapat dijelaskan

bahwa sebagian besar dari pendapatan per bulan mustahiq

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai

responden adalah kurang dari Rp 1.000.000,- yaitu sebanyak 29

orang, Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000,- yaitu sebanyak 14 orang,

dan Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000,- sebanyak 1 orang

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pendapatan per

bulan responden yang dapat peneliti peroleh:

Gambar 4.8 Pendaptan Per Bulan

65.9%

31.8%2.3%

< Rp 1.000.000

Rp 1.000.000 - Rp2.000.000Rp 2.000.000 - Rp3.000.000

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

60

h. Status Dalam Organisasi Muhammadiyah Responden

Adapun data mengenai status dalam organisasi

Muhammadiyah mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Status Dalam Organisasi Muhammadiyah Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pengurus Ranting 7 15.9 15.9 15.9 Anggota 29 65.9 65.9 81.8 Simpatisan 8 18.2 18.2 100.0 Total 44 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa

sebagian besar dari status dalam organisasi Muhammadiyah mustahiq

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden

adalah mayoritas sebagai anggota yaitu sebanyak 29 orang, sedangkan

pengurus ranting yaitu sebanyak 7 orang, dan simpatisan sebanyak 8

orang.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar status dalam

organisasi Muhammadiyah responden yang dapat peneliti peroleh:

61

Gambar 4.9 Status Dalam Organisasi Muhammadiyah Responden

Status Dalam Organisasi Muhammnadiyah

15.9%

65.9%

18.2% Pengurus RantingAnggotaSimpatisan

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

i. Lama Menjadi Mustahiq Responden

Adapun data mengenai lama menjadi mustahiq Badan

Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM)

Cabang Weleri adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Lama Menjadi Mustahiq Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 1 tahun 6 13.6 13.6 13.6 1- 3 tahun 21 47.7 47.7 61.4 4 - 6 tahun 15 34.1 34.1 95.5 > 6 tahun 2 4.5 4.5 100.0 Total 44 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa

sebagian besar dari lama menjadi mustahiq Badan Pelaksana Urusan

Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang

diambil sebagai responden adalah mayoritas 1 sampai 6 tahun yaitu 1-3

62

tahun sebanyak 21 orangdan 4-6 yaitu sebanyak 15 orang, sedangkan

kurang dari 1 tahun sebanyak 6 orang dan lebih dari 6 tahun sebanyak

2 orang.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar lama menjadi

mustahiq responden yang dapat peneliti peroleh:

Gambar 4.10 Lama Menjadi Mustahiq Responden

Lama Menjadi Mustahiq

13.6%

47.7%

34.1%

4.5% < 1 tahun1- 3 tahun4 - 6 tahun>6 tahun

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

4.2. Deskripsi Data Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari pendayagunaan zakat

produktif sebagai variabel bebas (Independen) dan pemberdayaan

mustahiq sebagai variabel terikat (Dependen). Data variabel-variabel

tersebut di peroleh dari hasil angket yang telah di sebar, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

63

Tabel 4.12 Hasil Skor Kuesioner Regresi

Variabel Item pertanyaan Tot SS % Tot. S % Tot

KS % Tot TS % Tot

STS %

P

enda

yagu

naan

Zak

at P

rodu

ktif

(X)

Alokasi 1 22 50 22 50 0 0 0 0 0 0 Alokasi 2 22 50 22 50 0 0 0 0 0 0 Alokasi 3 16 36,4 23 52,4 5 11,4 0 0 0 0 Alokasi 4 18 40,9 25 56,8 1 2,3 0 0 0 0 Alokasi 5 11 25 14 31,8 10 22,7 9 20,5 0 0 Sasaran 1 20 45,5 20 45,5 4 9,1 0 0 0 0 Sasaran 2 15 34,1 21 47,7 7 15,9 1 2,3 0 0 Sasaran 3 18 40,9 21 47,7 4 9,1 1 2,3 0 0 Sasaran 4 17 38,6 26 59,1 2,3 1 0 0 0 0 Sasaran 5 14 31,8 8 18,2 18 40,9 2 4,5 2 4,5 Distribusi 1 23 52,3 19 43,2 2 4,5 0 0 0 0 Distribusi 2 14 31,8 19 43,2 11 25 0 0 0 0 Distribusi 3 16 36,4 28 68,6 0 0 0 0 0 0 Distribusi 4 16 36,4 27 61,4 1 2,3 0 0 0 0 Distribusi 5 24 54,4 20 45,5 0 0 0 0 0 0

Pem

berd

ayaa

n M

usta

hiq

(

Y)

Pelatihan 1 4 9,1 6 13,6 16 36,4 2 4,5 16 36,4 Pelatihan 2 13 29,5 12 27,3 6 13,6 8 18,2 5 11,4 Pelatihan 3 15 34,1 22 50 2 4,5 5 11,4 0 0 Pelatihan 4 8 18,2 20 45,5 12 27,3 1 6,8 1 2,3 Pelatihan 5 13 29,5 9 20,5 9 20,5 7 15,9 6 13,6 Manajemen Usaha 1 8 18,2 16 43,2 12 27,3 5 11,4 0 0 Manajemen Usaha 2 6 13,6 20 45,5 13 29,5 5 11,4 0 0 Manajemen Usaha 3 5 11,4 27 61,4 10 22,7 2 4,5 0 0 Manajemen Usaha 4 5 11,4 26 59,1 12 27,3 1 2,3 0 0 Manajemen Usaha 5 10 22,7 19 43,2 13 29,5 2 4,5 0 0 Pengawasan 1 18 40,9 24 54,5 2 4,5 0 0 0 0 Pengawasan 2 8 18,2 13 29,5 11 25 7 15,9 5 11,4 Pengawasan 3 10 22,7 21 47,7 12 27,3 1 2,3 0 0 Pengawasan 4 4 9,1 15 34,1 23 52,3 2 4,5 0 0 Pengawasan 5 13 29,5 18 40,9 12 27,1 1 2,3 0 0

Sumber: Data Primer yang diolah 2010

4.2.1. Pendayagunaan Zakat Produktif

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk variabel

pendayagunaan zakat produktif. Item pertanyaan alokasi1, 50%

64

responden menyatakan sangat setuju atas Bapelurzam Cabang

Weleri dalam memilih mustahiq sudah tepat menurut ketentuan

agama Islam, begitu pula sebanyak 50% memilih setuju. Pada item

pertanyaan alokasi2, 50% responden menyatakan sangat setuju atas

program zakat produktif sangat berguna dan tepat guna

meningkatkan taraf ekonomi, begitu pula sebanyak 50%

menyatakan setuju. Pada item pertanyaan alokasi3, 52,4%

responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri

selalu memprioritaskan kebutuhan mustahiq, sedangkan sisanya

sebanyak, 36,4% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan

alokasi4, 56,8% responden menyatakan setuju bahwa dana zakat

produktif sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekonomi

mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 40,9% menyatakan setuju.

Pada item pertanyaan alokasi5, 31,8% responden menyatakan

setuju atas jumlah dana yang diberikan cukup membantu dalam

modal usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 25%

menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran1, 45,5%

responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri

mengedepankan fakir, miskin dan dhuafa dalam sasaran

pendayagunaan dana zakat produktif, sedangkan begitu pula

sebanyak 45,5% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan

sasaran2, 47,7% responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam

Cabang Weleri memilih mustahiq yang mempunyai usaha kategori

65

UMKM atau usaha kecil, sedangkan sisanya sebanyak 34,1%

menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran 3, 47,7%

responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri

memberikan modal usaha yang kekurangan dana usaha, sedangkan

sisanya sebanyak 40,9% menyatakan sangat setuju. Pada item

pertanyaan sasaran4, 59,1% responden menyatakan setuju atas

Bapelurzam Cabang Weleri membantu mengembangkan usaha

sehingga dapat tercipta perekonomian yang stabil, sedangkan

sisanya sebanyak 38,6% menyatakan sangat setuju. Pada item

pertanyaan sasaran5, 40,9% responden menyatakan kurang setuju

atas saat Sasaran "Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus"

ini adalah Warga Muhammadiyah dengan maksud menegakkan

perekonomian sehingga yang bersangkutan dapat berjuang

menegakkan Islam dalam bingkai Persarikatan Muhammadiyah

dengan tenang, sedangkan sisanya sebanyak 31,8% menyatakan

sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi1, 43,2% responden

menyatakan setuju atas Program Pendampingan Dhuafa Produktif

Plus ini dilakukan oleh pengurus atau amil dari Bapelurzam,

sedangkan sisanya sebanyak 52,3% menyatakan sangat setuju.

Pada item pertanyaan distribusi2, 63,6% responden menyatakan

setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri menjadi lembaga amil zakat

yang amanah, transparan dan profesional, sedangkan sisanya

sebanyak 36,4% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan

66

distribusi3, 43,2% responden menyatakan setuju atas Program

Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan sesuai dengan

target dan sasaran yang tepat, sedangkan sisanya sebanyak 31,8%

menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi4, 61,4%

responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri

mendistribusikan dana zakat produktif sesuai persayaratan dan

ketentuan yang berlaku, sedangkan sisanya sebanyak 36,4%

menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi5, 45,5%

responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri

mudah dalam persyaratan, cepat dalam pelayanan, ikhlas, tanpa ada

pungutan liar dari amil, sedangkan sisanya sebanyak 54,5%

menyatakan sangat setuju.

4.2.2. Pemberdayaan Mustahiq

Untuk variabel pemberdayaan mustahiq, item pertanyaan

tingkat pelatihan keterampilan1, 36,4% responden menyatakan

sangat tidak setuju dan kurang setuju jika Bapelurzam Cabang

Weleri memberikan pelatihan menurut skill/keahlian mustahiq,

sedangkan sisanya sebanyak 13,6% menyatakan setuju. Pada item

pertanyaan pelatihan keterampilan2, 29,5% resonden menyatakan

sangat setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri memberikan

stimulasi bagaimana cara berwirausaha secara baik dan benar,

sedangkan sisanya sebanyak, 27,3% menyatakan setuju. Pada item

pertanyaan pelatihan keterampilan3, 50% responden menyatakan

67

setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan para

mustahiq agar selalu berusaha keras dalam meningkatkan taraf

ekonomi, sedangkan sisanya sebanyak 34,1% menyatakan sangat

setuju. Pada item pertanyaan pelatihan keterampilan4, 45,5%

responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri

menuntut para mustahiq berjiwa terampil, sedangkan sisanya

sebanyak 27,3% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan

pelatihan keterampilan5, 29,5% responden menyatakan sangat

setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri menyediakan alat

pelatihan dalam rangka stimulasi membentuk jiwa terampil dan

kreatif dan mandiri, sedangkan sisanya sebanyak 20,5% meyatakan

setuju dan kurang setuju. Pada item pertanyaan manajemen usaha1,

43,2% responden menyatakan setuju jika Bapelurzam Cabang

Weleri mengarahkan cara bagaimana membentuk sumber daya

insani yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha

mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 27,3% menyatakan kurang

setuju. Pada item pertanyaan manajemen usaha2, 45,5% responden

menyatakan setuju jika Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan

cara bagaimana bermuamalah yang baik dan benar dalam

keberlangsungan usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak

29,5% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan

manajemen usaha3, 61,4 % responden menyatakan setuju jika

Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi

68

usaha yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq,

sedangkan sisanya sebanyak 22,7% menyatakan kurang setuju.

Pada item pertanyaan manajemen usaha4, 59,1% responden

menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan

cara bagaimana strategi pemasaran yang baik dalam

keberlangsungan usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak

27,3% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan

manajemen usaha5, 43,2% responden menyatakan setuju atas

Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi

manajemen keuangan yang baik dalam keberlangsungan usaha

mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 29,5% menyatakan kurang

setuju. Pada item pertanyaan pengawasan1, 54,5% responden

menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri selalu

memberikan pengawasan baik langsung maupun tak langsung

dalam berlangsungnya usaha mustahiq, sedangkan sisanya

sebanyak 40,9% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan

pengawasan2, 29,5% responden menyatakan setuju atas

Bapelurzam Cabang Weleri selalu mendampingi dalam

berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq, sedangkan sisanya

sebanyak 25% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan

pengawasan3, 47,7% responden menyatakan setuju atas

Bapelurzam Cabang Weleri selalu membantu kesulitan yang

dihadapi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq,

69

sedangkan sisanya sebanyak 27,3% menyatakan kurang setuju.

Pada item pertanyaan pengawasan4, 52,3% responden menyatakan

kurang setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau

perkembangan pendapatan usaha selama kegiatan usaha

berlangsung, sedangkan sisanya sebanyak 15% menyatakan setuju.

Pada item pertanyaan pengawasan5, 40,9% responden menyatakan

setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau tentang

sumber daya insani mustahiq, strategi pemasarannya, manajemen

keuangannya, dan lain-lain, sedangkan sisanya sebanyak 29,5%

menyatakan sangat setuju.

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis

menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian

validitas.

Uji validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (kuesioner). Uji validitas

dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan

program SPSS. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah :

- Apabila r hitung > r tabel dengan df = n-2 , maka

kesimpulannya item kuesioner tersebut valid.

- Apabila r hitung < r tabel dengan df = n-2 , maka

kesimpulannya item kuesioner tersebut tidak valid.

70

Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikansi dengan

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Untuk degree of

freedom (df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k

adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung

44-1 atau df 43 dengan alpha 0,05 didapat r tabel 0.2483, jika r

hitung (untuk tiap-tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom

corrected item pertanyaan total correlation) lebih besar dari r tabel

dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid.

Pengujian validitas dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan bantuan komputer program SPSS ver.16. Dari

perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item pertanyaan r hitung r tabel kesimpulan

Pe

nday

agun

aan

Zaka

t Pro

dukt

if

(X

)

Alokasi1 0,752 0,2483 Valid Alokasi2 0,772 0,2483 Valid Alokasi3 0,626 0,2483 Valid Alokasi4 0,730 0,2483 Valid Alokasi5 0,723 0,2483 Valid Sasaran1 0,773 0,2483 Valid Sasaran2 0,805 0,2483 Valid Sasaran3 0,826 0,2483 Valid Sasaran4 0,659 0,2483 Valid Sasaran5 0,755 0,2483 Valid Distribusi1 0,539 0,2483 Valid Distribusi2 0,823 0,2483 Valid Distribusi3 0,605 0,2483 Valid Distribusi4 0,800 0,2483 Valid Distribusi5 0,669 0,2483 Valid

71

P

embe

rday

aan

Mus

tahi

q

(Y)

Pelatihan 1 0,850 0,2483 Valid Pelatihan 2 0,911 0,2483 Valid Pelatihan 3 0,809 0,2483 Valid Pelatihan 4 0,869 0,2483 Valid Pelatihan 5 0,870 0,2483 Valid Manajemen Usaha1 0,829 0,2483 Valid Manajemen Usaha2 0,878 0,2483 Valid Manajemen Usaha3 0,645 0,2483 Valid Manajemen Usaha4 0,655 0,2483 Valid Manajemen Usaha5 0,785 0,2483 Valid Pengawasan1 0,640 0,2483 Valid Pengawasan2 0,815 0,2483 Valid Pengawasan3 0,665 0,2483 Valid Pengawasan4 0,698 0,2483 Valid Pengawasan5 0,788 0,2483 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Dari tabel-tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-

masing item pertanyaan memiliki r hitung > dari r tabel (0,2483)

dan bernilai positif. Dengan demikian butir pertanyaan tersebut

dinyatakan valid.

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variab

el Reliabilitas Coefficient

Cronbach Alpha Keterangan

X 15 Item

pertanyaan 0,755 Reliabel

Y 15 Item

pertanyaan 0,764 Reliabel Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa

masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha > 0,60. dengan

demikian variabel (pendayagunaan zakat produktif dan

pemberdayaan mustahiq) dapat dikatakan reliabel.

72

4.4. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpangan klasik

terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.4.1. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolieritas bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel independent

Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant) Rt_X 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Rt_Y Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Dari hasil pengujian multikolineoritas yang

dilakukan diketahui bahwa nilai variance inflation factor

(VIF) variabel, yaitu pendayagunaan zakat produktif adalah

1,000 lebih kecil dari 10, sehingga bisa diduga bahwa antar

variabel independen tidak terjadi persoalan

multikoliniearitas.

73

4.4.2. Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan untuk menguji suatu model

apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel

bebas saling mempengaruhi. Adapun hasil pengujian

autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .865a .749 .743 .35225 2.029 a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi

maka dikatakan ada problem autokorelasi.(Ghozali, 2005).

Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji Durbin–Watson

atas residual persamaan regresi diperoleh, diperoleh nilai Durbin

Watson 2.029 dengan jumlah variable bebas (k) =1, sample (n) = 44 dan

dl = 1.468, du = 1.563. Maka du < dw < 4-du, Sehingga dapat

disimpulkan tidak terjadi autocorrelation.55

55 Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Proogram SPSS, Semarang:

Bandan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, 95

74

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Adapun

hasil uji statistik Heterokedasitas yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.11 Uji Penyimpangan Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan grafik scatterplot menunjukkan bahwa

terdapat pola titik yang menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

75

4.4.4. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Cara

yang bisa ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah

dengan menggunakan Grafik Normal P-P Plot dengan cara

melihat penyebaran datanya. Jika pada grafik tersebut

penyebaran datanya mengikuti pola garis lurus, maka

datanya normal.. Jika pada tabel test of normality dengan

menggunakan Kolmogorov-Smirnov nilai sig > 0.05, maka

data berdistribusi normal.

Adapun Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.12 Grafik Histogram

Sumber Data Primer yang diolah, 2010

76

Gambar 4.13

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Tabel 4.17 Nilai Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Untuk Pendayagunaan Zakat

Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq

Uji kolmogorov-smirnov Unstandarize Residual Nilai kolmogorov-smirnov 0.665

Sig 0.768 Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Berdasarkan pada grafik normal P-P Plot

penyebaran data mengikuti garis normal (garis lurus), dan

hal yang sama itu pun ditunjukkan pada tabel 4.17, pada uji

Kolomorov Smirnov menunjukkan bahwa data yang didapat

tersebut mengikuti distribusi normal, berdasarkan hasil

output menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov signifikan

pada 0.768 > 0.05. Dengan demikian, data berdistribusi

77

normal dan model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas.

4.5. Analisis data

4.5.1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang memiliki fungsi untuk

menjelaskan sejauh mana kemampuan variabel independen

(pendayagunaan zakat produktif) terhadap variabel dependen

(pemberdayaan mustahiq). Hasil olahan statistik yang dibantu

program SPSS 16.0 for windows menunjukkan bahwa variabel

independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar

74,9%, sedang yang 25,1% sisanya dijelaskan variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model ini (tidak diteliti).

Tabel 4.18 Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .865a .749 .743 .35225 2.029 a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Hasil uji koefisien determinasi tersebut memberikan

makna, bahwa masih terdapat variabel independen lain yang

mempengaruhi pemberdayaan mustahiq. Untuk itu perlu

pengembangan penelitian lebih lanjut, terkait dengan topik ini.

78

4.5.2. Analisis Regresi

Tabel 4.19 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.512 1 15.512 125.018 .000a Residual 5.211 42 .124 Total 20.723 43

a. Predictors: (Constant),Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Sebelum kita mengetahui persamaan regresi kita dapat

ketahui hasil perhitungan F hitung dari tabel ANOVA diatas

ditunjukkan hasil perhitungan F hitung yang menunjukkan nilai

125,018 dengan tingkat probabilitas 0,000 yang jauh di bawah

alpha 5%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 yang

menyatakan “tidak ada pengaruh antara variabel pendayagunaan

zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq” tidak sanggup

diterima yang berarti menerima H1 yang berbunyi “ada pengaruh

yang signifikan antara variabel pendayagunaan zakat produktif

terhadap pemberdayaan mustahiq”.

Hasil perhitungan statistik Ordinary Least Square (OLS)

ditunjukkan dengan t hitung. Secara terperinci hasil t hitung

dijelaskan dalam tabel berikut:

79

Tabel 4.20 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2.245 .530 -4.232 .000

Rt_X 1.386 .124 .865 11.181 .000 a. Dependent Variable: Rt_Y

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Hasil uji empiris pengaruh antara pendayagunaan zakat

produktif terhadap pemberdayaan mustahiq diatas menunjukkan

nilai t hitung 11,181 dan p value (Sig) sebesar 0.000 yang di

bawah alpha 5%. Artinya bahwa pendayagunaan zakat produktif

terhadap pemberdayaan mustahiq. Hasil penelitian tidak dapat

menolak hipotesis yang menyatakan “Variabel pendayagunaan

zakat produktif berpengaruh signifikan terhadap pemberdayaan

mustahiq”.

Dari tabel 4.20 diatas juga dapat diketahui hasil analisis

regresi diperoleh koefisien untuk variabel pendayagunaan zakat

produktif sebesar 1,386 dengan konstanta sebesar -2,245 sehingga

model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Y = -2,245 + 1,386X.

Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel

pendayagunaan zakat produktif menunjukkan angka sebesar

1,386, yang artinya besaran pengaruh pendayagunaan zakat

80

produktif terhadap pemberdayaan mustahiq adalah sebesar

138,6%. hasil dari koefisien persamaan regresi diperoleh sebesar

-2,245.

Berdasarkan harga a dan b diatas maka persamaan

regresi Y=a+bX dapat di lukiskan Y= - 2,245 + 138,6 X. Dari

persamaan ini dapat di prediksikan bahwa variabel dependen (Y)

akan berubah sebesar 138,6 untuk setiap unit perubahan yang

terjadi pada variabel independen (X).

Akan tetapi hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

pendayagunaan zakat produktif merupakan variabel bebas yang

secara signifikan berpengaruh terhadap pemberdayaan mustahiq

dengan bukti dari hasil tabel anova dan coefficients menunjukan

bahwa nilai signifikasi sebesar 0.000 yang di bawah alpha 5%.

4.6. Pembahasan

Pengaruh masing-masing variabel independen (pendayagunaan

zakat produktif) dan variabel dependen (pemberdayaan mustahiq) dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti bahwa

pendayagunaan zakat produktif memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal

(P value < 0.05). pendayagunaan zakat produktif merupakan faktor yang

81

perlu diperhitungkan dalam pemberdayaan mustahiq. Semakin baik

pendayagunaan zakat produktif yang diberikan, mustahiq akan semakin

menunjukan diberdayakan. Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti

pendayagunaan zakat produktif mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten

Kendal. Ini ditunjukkan dengan hasil jawaban responden pada masing-

masing item pertanyaan.

Pada Item pertanyaan alokasi1, 50% responden menyatakan sangat

setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri dalam memilih mustahiq sudah

tepat menurut ketentuan agama Islam, begitu pula sebanyak 50% memilih

setuju. Pada item pertanyaan alokasi2, 50% responden menyatakan sangat

setuju atas program zakat produktif sangat berguna dan tepat guna

meningkatkan taraf ekonomi, begitu pula sebanyak 50% menyatakan

setuju. Pada item pertanyaan alokasi3, 52,4% responden menyatakan

setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri selalu memprioritaskan

kebutuhan mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak, 36,4% menyatakan

sangat setuju. Pada item pertanyaan alokasi4, 56,8% responden

menyatakan setuju bahwa dana zakat produktif sangat bermanfaat untuk

keberlangsungan ekonomi mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 40,9%

menyatakan setuju. Pada item pertanyaan alokasi5, 31,8% responden

menyatakan setuju atas jumlah dana yang diberikan cukup membantu

dalam modal usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 25%

82

menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran1, 45,5%

responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri

mengedepankan fakir, miskin dan dhuafa dalam sasaran pendayagunaan

dana zakat produktif, sedangkan begitu pula sebanyak 45,5% menyatakan

sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran2, 47,7% responden

menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri memilih mustahiq

yang mempunyai usaha kategori UMKM atau usaha kecil, sedangkan

sisanya sebanyak 34,1% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan

sasaran3, 47,7% responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang

Weleri memberikan modal usaha yang kekurangan dana usaha, sedangkan

sisanya sebanyak 40,9% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan

sasaran4, 59,1% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang

Weleri membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta

perekonomian yang stabil, sedangkan sisanya sebanyak 38,6%

menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran5, 40,9%

responden menyatakan kurang setuju atas saat Sasaran "Program

Pendampingan Dhuafa Produktif Plus" ini adalah Warga Muhammadiyah

dengan maksud menegakkan perekonomian sehingga yang bersangkutan

dapat berjuang menegakkan Islam dalam bingkai Persarikatan

Muhammadiyah dengan tenang, sedangkan sisanya sebanyak 31,8%

menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi1, 43,2%

responden menyatakan setuju atas Program Pendampingan Dhuafa

Produktif Plus ini dilakukan oleh pengurus atau amil dari Bapelurzam,

83

sedangkan sisanya sebanyak 52,3% menyatakan sangat setuju. Pada item

pertanyaan distribusi2, 63,6% responden menyatakan setuju atas

Bapelurzam Cabang Weleri menjadi lembaga amil zakat yang amanah,

transparan dan profesional, sedangkan sisanya sebanyak 36,4%

menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi3, 43,2%

responden menyatakan setuju atas Program Pendampingan Dhuafa

Produktif Plus ini dilakukan sesuai dengan target dan sasaran yang tepat,

sedangkan sisanya sebanyak 31,8% menyatakan sangat setuju. Pada item

pertanyaan distribusi4, 61,4% responden menyatakan setuju atas

Bapelurzam Cabang Weleri mendistribusikan dana zakat produktif sesuai

persayaratan dan ketentuan yang berlaku, sedangkan sisanya sebanyak

36,4% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi5, 45,5%

responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mudah

dalam persyaratan, cepat dalam pelayanan, ikhlas, tanpa ada pungutan liar

dari amil, sedangkan sisanya sebanyak 54,5% menyatakan sangat setuju.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel

pendayagunaan zakat produktif masing-masing item pertanyaan sebagian

besar dijawab setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa satu yang

menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara pendayagunaan zakat

produktif dengan pemberdayaan mustahiq dengan ditunjukkan P value

0,000 yang lebih kecil dari signifikansi 5%, sehingga pada akhirnya

pendayagunaan zakat produktif mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat

84

Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten

Kendal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian

terhadap 44 responden yang tercatat di Badan Pelaksana Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten

Kendal adanya bukti untuk menolak H0 bahwa pendayagunaan zakat

produktif tidak mempunyai pengaruh terhadap pemberdayaan mustahiq

pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Dan menerima H1

bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel pendayagunaan zakat

produktif mempunyai pengaruh terhadap pemberdayaan mustahiq pada

Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal.

Sedangkan hasil pengujian pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dapat dijelaskan oleh nilai P Value sebesar 0.000

dimana lebih kecil dari taraf signifikasi 0.05. ini artinya variabel

pendayagunaan zakat produktif berpengaruh terhadap pemberdayaan

mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

(Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal.

85

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat

kita tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada variabel X dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa variabel

X pendayagunaan zakat produktif, tabel hasil skor kuesioner dengan

mayoritas responden pada pilihan jawaban (sangat setuju dan setuju)

membuktikan sudah baik dalam pendayagunaan zakat produktif

melalui (alokasi, sasaran dan distribusi) pada BAPELURZAM Cabang

Weleri.

2. Pada variabel Y dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa variabel

Y pemberdayaan mustahiq, tabel hasil skor kuesioner jawaban

responden hampir merata pada pilihan jawaban (sangat setuju, setuju,

kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju) terutama pada

pelatihan banyak jawaban kurang setuju pada pengadaan pelatihan dan

pengadaan alat pelatihan, hal ini harus diadakan karena proses

pemberdayaan tidak lepas pada pembekalan diri kepada mustahiq agar

mempunyai ketrampilan, namun pada proses manajemen usaha,

pendampingan sudah baik dengan bukti jawaban responden pada

jawaban sangat setuju dan setuju pada BAPELURZAM Cabang

Weleri.

86

Variabel pendayagunaan zakat produktif (X) mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana

Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri

Kabupaten Kendal. Terlihat t hitung (11,181) > t tabel (1,682) dan Terlihat

F hitung (125,018) > F tabel (4,067) dan persamaan regresi diperoleh

Y=a+bX dapat di lukiskan bahwa Y= - 2,245 + 138,6 X. Dari persamaan

ini dapat di baca dan di prediksikan bahwa variabel dependen (Y) akan

berubah sebesar 138,6 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada

variabel independen (X) hal ini membuktikan Variabel X berpengaruh

sangat signifikan pada variabel Y, P value (Sig) sebesar 0.000 yang di

bawah alpha 5% yang berarti membuktikan hipotesis H1 diterima bahwa

ada pengaruh signifikan pendayagunaan zakat produktif mempunyai andil

dalam mempengaruhi pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana

Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri

Kabupaten Kendal.

5.2. Saran

Setelah mengadakan penelitian di Badan Pelaksana Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Kecamatan Weleri

tentang Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap

Pemberdayaan Mustahiq, maka berdasarkan pengamatan penulis

menyampaikan saran-saran sebagai berikut :

87

1. Bagi Badan Pelaksana Urusan zakat Amwal Muhammadiyah

(BAPELURZAM) Cabang Weleri :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat

produktif mempunyai pengaruh positif terhadap pemberdayaan

mustahiq, maka pihak BAPELURZAM sebaiknya terus meningkatkan

alokasi dana zakat untuk kegiatan produktif untuk mencapai tujuan,

visi dan misi dari BAPELURZAM dalam rangka membangun

perekonomian mandiri dan kesejahteraan para mustahiq. Hal ini dapat

di lakukan melalui alokasi dana ditambah, sasaran yang tepat sasaran,

distribusi yang amanah, transparan dan professional. Semua itu akan

tercapai harapan visi, misi amil agar dana itu tepat guna dan berdaya

guna.

Pada upaya pemberdayaan para mustahiq harus di tingkatkan,

agar misi pemberdayaan pertama seperti : adanya pelatihan, alat

pelatihan , tempat pelatihan ketrampilan pada BAPELURZAM, misi

pemberdayaan kedua juga yaitu manajemen usaha yang meliputi

(manajemen sumberdaya insani, bagaimana berwirausaha yang baik,

bagaimana strategi pemasaran yang baik, bagaimana manajemen

keuangan yang baik melalui pertemuan-pertemuan rutin baik dalam

forum pengajian atau forum terpisah, misi pemberdayaan ketiga juga

karena dalam berjalannya usaha, para mustahiq perlu adanya

pengawasan dan pendampingan baik secara langsung maupun tidak

langsung agar kegiatan usaha para mustahiq terpantau.

88

Kesimpulannya upaya misi-misi pemberdayaan mustahiq harus

ditingkatkan karena rata-rata jawaban responden variabel Y lebih

rendah dibandingkan dengan rata-rata variabel X, menunjukan perlu

ditingkatkannya upaya pemberdayaan,

Dalam proses perberdayaan dari adanya dana zakat produktif

Amil BAPELURZAM, Majelis Ekonomi, BPRS Artha Surya Barokah

hendaklah meningkatkan kinerja dan pelayanan, karena konsep zakat

sendiri adalah memberdayakan mustahiq. Pihak-pihak terkait diatas

hanyalah sebagai perantara keuangan, pihak manajemen, baitull

malnya, sebagai fasilitator, tetapi dana zakat produktif sebagai

investasi mereka karena dana itu adalah hak mereka dan milik mereka.

2. Bagi para mustahiq

Bagi mustahiq dalam menggunakan dana zakat produktif agar

benar-benar untuk usaha dan serius dalam menekuni usahanya, dalam

rangka meningkatkan taraf perekonomian, tidak digunakan untuk

kegiatan konsumtif yang kurang bernilai dedikasi agar tujuan dana

zakat produktif itu tercapai makna pemberdayaan para mustahiq.

89

5.3. Penutup

Dengan rasa syukur penulis memanjatkan puji kehadirat Allah

SWT, atas berkat taufiq serta hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini, meskipun masih sangat sederhana.

Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang membantu terselesainya skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan bagi

pembaca pada umumnya.

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, Muhammad. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf).

Ahmad, M. Saefuddin. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, ed.1 cet.1. (Jakarta: CV Rajawali), 1987.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta), 1998.

Asnaini. Zakat produktif dalam persefektif hukum islam. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar). 2008.

Azizy, A. Qodri. Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam), cet. 1. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2004.

BAZIS, Pedoman Pengelolaan ZIS. (Jakarta: BAZIS), 1980.

Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahnya,(Semarang: Toha Putra), 1988.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, Edisi II, (Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro), 2001.

Hafidhhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. (Jakarta: Gema Insani), 2002.

Hasan, M. Ali. Zakat dan Infak. Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika Sosial di Indonesia. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), 2008.

Hasanah, Alfiya Nur. “Hubungan Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY Tahun 1939-2003”, Skripsi S1, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2005.

Hazamih . “Pengelolaan Zakat pada BAZ DKI Jakarta”, Skripsi S1, (Yogyakarta: UII Fakultas Ilmu Agama Islam), 1998.

http// www. Dompet Dhuafa Republika.Com

http//www. Jurnal skripsi UII Yogyakarta.com.

Husen, Ibrahim. Kerangka Landasan Pemikiran Islam. (Jakarta: Departemen Agama), 1984.

Joyce. M. Hawkins, Kamus Dwi Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. (Oxford-Erlangga). 1996.

91

Mahfudh, Sahal. Nuansa Fiqh Sosial,(Yogyakarta: LkiS), 2003.

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara), 1999.

Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta : BPFE-UII), 2000.

Muhammad, Rifqi. ”Akuntansi Lembaga Keuangan Publik Islam”, Modul Mata Kuliah. (Yogyakarta: FIAI UII).

Muhtar Sadili, Amru (ed), Problematika Zakat Kontemporer; Artikulasi Proses Sosial Politik Bangsa, (Jakarta: Forum Zakat), 2003.

Mursyidi. Akuntansi dan zakat kontemporer. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2006.

Mustafa, Ahmad. Al-Maraghi(ed.),TerjemahTafsir Al-Maraghi, di terjemahkan oleh Hery Noer Ali dkk dari “ Tafsir Al-Maraghi”, (Semarang: Toha Putra), 1992.

Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf , Pedoman Zakat (4), (Jakarta: Departemen Agama), 1982.

Qadir, Abdurrachman. Zakat (Dimensi Mahdah dan Sosial), ed. 1, cet. 2. (Jakarta: RajaGrafindo Persada), 2001.

Ridwan, Muhammad dan Mas’ud. Zakat dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. (Yogyakarta: UII Press), 2005.

Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil(BMT), cet 2. (Yogyakarta: UII Press), 2005.

Shoim, Abdul Barie. Pelaksanaan Gerakan Zakat Muhammadiyah Daerah Kabupaten Kendal. (KENDAL: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kendal), 1987.

Suryabrata, Umardi. Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2003.

Ulfa, Ulin. “Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif (Kajian Terhadap Pasal 16Ayat 2 UU no. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat)”, Skripsi S1, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2005.

Wafa, Hosnu El. “Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (studi terhadap kitab Sabil Al Muhtadin”, Skripsi S1, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2003.

92

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Fajri Panca Putra

Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 17 Maret 1988

Alamat :Pungkuran Barat No. 28, Rt. 02, Rw. 03

Kutoharjo Kaliwungu Kendal 51372.

Pendidikan :

1. SD Negeri Krajan Kulon 03 Kaliwungu Kendal lulus tahun 2000

2. SMP Muhammadiyah 03 Kaliwungu Kendal lulus tahun 2003

3. MA Negeri Kendal lulus tahun 2006

4. IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2010

Demikian riwayat pendidikan penulis buat dengan sebenar-benarnya, kepada yang

berkepentingan harap menjadi maklum adanya.

Semarang, 29 November 2010

Penulis

Ahmad Fajri Panca Putra

93

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN Guna melengkapi data penelitian Skripsi S1 Program Studi Ekonomi Islam

FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SEMARANG Jl. Prof. Dr. Hamka kampus III Ngaliyan Telp. / Fax. 7601291 Semarang 50185

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : …………………………………………………………………………………………………………

2. Jenis kelamin : …………………………………………………………………………………………………………

3. Umur : ………………………. Tahun

4. Pendidikan : a. Tidak Sekolah b. SD c. SMP d. SMA e. Sarjana

5. Status : a. Kawin b. Belum kawin

6. Pekerjaan : a. Swasta b. Wiraswasta c. PNS, TNI/Polri d. Buruh e. Lain-lain

7. Sektor pekerjaan : a. Pertanian b. Perdagangan c. Jasa d. Transportasi e. Lain-lain

8. Pendapatan per bln : a. Kurang dari Rp. 1.000.000,-

b. Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,-

c. Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,-

d. Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 4.000.000,-

e. Lebih dari Rp. 4.000.000,-

9. Dalam organisasi Muhammadiyah Anda termasuk

a. Pengurus Daerah

b. Pengurus Cabang

c. Pengurus Ranting

d. Anggota

e. Simpatisan

10. Berapa lama bapak/ibu/sdra menjadi mustahiq BAPELURZAM Kecamatan Weleri :

a. Kurang dari 1 tahun

b. 1 tahun s/d 3 tahun

c. 4 tahun s/d 6 tahun

d. Lebih dari 6 tahun

94

A. PETUNJUK PENGISIAN Jawablah pertanyaan sesuai dengan anggapan bapak/ibu/saudara, berikan tanda (x)

atau silang pada pilihan yang tersedia.

- STS : Sangat Tidak Setuju - S : Setuju - TS : Tidak Setuju - SS : Sangat Setuju - KS : Kurang Setuju

Variabel (x) Pendayagunaan Zakat Produktif a. Pengalokasian Pendayagunaan Dana Zakat Produktif

1. Bapelurzam Cabang Weleri dalam memilih mustahiq sudah tepat menurut ketentuan agama islam

STS TS KS S SS

2. Program zakat produktif sangat berguna dan tepat guna meningkatkan taraf ekonomi mustahiq

STS TS KS S SS

3. Bapelurzam Cabang Weleri selalu memprioritaskan kebutuhan mustahiq

STS TS KS S SS

4. Dana Zakat Produktif sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekonomi mustahiq

STS TS KS S SS

5. Jumlah dana yang diberikan cukup membantu dalam modal usaha mustahiq

STS TS KS S SS

b. Sasaran Pendayagunaan Dana Zakat Produktif

1. Bapelurzam Cabang Weleri Mengedepankan Fakir, Miskin dan Dhuafa dalam sasaran pendayagunaan dana zakat produktif

STS TS KS S SS

2. Bapelurzam Cabang Weleri memilih mustahiq yang mempunyai usaha kategori UMKM atau usaha kecil

STS TS KS S SS

95

3. Bapelurzam Cabang Weleri memberikan modal usaha bagi yang kekurangan dana usaha

STS TS KS S SS

4. Bapelurzam Cabang Weleri membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta perekonomian yg stabil

STS TS KS S SS

5. Sasaran ”Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus” ini adalah Warga Muhammadiyah dengan maksud untuk menegakkan perekonomian sehingga yang bersangkutan dapat berjuang menegakkan islam dalam bingkai Persyarikatan Muhammadiyah dengan tenang

STS TS KS S SS

c. Pendistribusian Pendayagunaan Dana Zakat Produktif

1. Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus” ini dilakukan oleh pengurus atau amil dari Bapelurzam

STS TS KS S SS

2. Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus” ini dilakukan sesuai dengan target dan sasaran yang tepat

STS TS KS S SS

3. Bapelurzam Cabang Weleri Menjadi Lembaga Amil Zakat yang amanah, transparan dan professional

STS TS KS S SS

4. Bapelurzam Cabang Weleri mendistribusikan dana zakat produktif sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku

STS TS KS S SS

5. Bapelurzam Cabang Weleri mudah dalam persyaratan, cepat dalam pelayanan ikhlas, tanpa ada pungutan liar dari amil

STS TS KS S SS

96

Variabel (Y) Pemberdayaan Mustahiq a. Pelatihan dan Ketrampilan Mustahiq

1. Bapelurzam Cabang Weleri memberikan pelatihan menurut skill/keahlian mustahiq

STS TS KS S SS

2. Bapelurzam Cabang Weleri memberikan stimulasi bagaimana cara berwira usaha secara baik dan benar

STS TS KS S SS

3. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan para mustahiq agar selalu berusaha keras dalam meningkatkan taraf ekonomi

STS TS KS S SS

4. Bapelurzam Cabang Weleri selalu menuntut para mustahiq berjiwa terampil

STS TS KS S SS

5. Bapelurzam Cabang Weleri menyediakan alat pelatihan dalam rangka stimulasi membentuk jiwa mustahiq terampil dan kreatif dan mandiri

STS TS KS S SS

b. Manajemen Usaha Mustahiq

1. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana membentuk sumberdaya insani yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq

STS TS KS S SS

2. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana bermuamalah yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq

STS TS KS S SS

3. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi usaha yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq

STS TS KS S SS

4. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi pemasaran yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq

STS TS KS S SS

97

5. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi manajemen keuangan yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq

STS TS KS S SS

c. Pengawasan Kepada Mustahiq

1. Bapelurzam Cabang Weleri selalu memberikan pengawasan baik langsung maupun tak langsung dalam berlangsungnya usaha mustahiq

STS TS KS S SS

2. Bapelurzam Cabang Weleri selalu mendampingi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq

STS TS KS S SS

3. Bapelurzam Cabang Weleri selalu membantu kesulitan yang di hadapi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq

STS TS KS S SS

4. Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau perkembangan pendapatan usaha mustahiq selama kegitan usaha berlangsung

STS TS KS S SS

5. Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau tentang manajemen sumber daya insani mustahiq, strategi pemasarannya, manajemen keuangannya, dan lain-lain

STS TS KS S SS

98

LAMPIRAN 2

Daftar Seluruh Jawaban Angket

Tanggapan Responden Mengenai Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

99

100

LAMPIRAN 3

Tabel t dan f

df t_5% f_5% 1 6,314 161,448 2 2,920 18,513 3 2,353 10,128 4 2,132 7,709 5 2,015 6,608 6 1,943 5,987 7 1,895 5,591 8 1,860 5,318 9 1,833 5,117

10 1,812 4,965 11 1,796 4,844 12 1,782 4,747 13 1,771 4,667 14 1,761 4,600 15 1,753 4,543 16 1,746 4,494 17 1,740 4,451 18 1,734 4,414 19 1,729 4,381 20 1,725 4,351 21 1,721 4,325 22 1,717 4,301 23 1,714 4,279 24 1,711 4,260 25 1,708 4,242 26 1,706 4,225 27 1,703 4,210 28 1,701 4,196 29 1,699 4,183 30 1,697 4,171 31 1,696 4,160 32 1,694 4,149 33 1,692 4,139 34 1,691 4,130 35 1,690 4,121 36 1,688 4,113 37 1,687 4,105 38 1,686 4,098 39 1,685 4,091 40 1,684 4,085 41 1,683 4,079 42 1,682 4,073 43 1,681 4,067 44 1,680 4,062

Keterangan : nilai t tabel=n-2 sebesar 1,682 dan nilai f tabel=n-1sebesar 4, 067

101

LAMPIRAN 4

Tanggapan Responden terhadap masing-masing item pertanyaan

Bapelurzam cabang Weleri dalam memilih mustahiq sudah tepat menurut ketentuan agama Islam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 22 50.0 50.0 50.0

sangat setuju 22 50.0 50.0 100.0

Total 44 100.0 100.0

Program zakkat produktif sangat berguna dan tepat guna meningkatkan taraf ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 22 50.0 50.0 50.0

sangat setuju 22 50.0 50.0 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam cabang Weleri selalu memprioritaskan kebutuhan mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 5 11.4 11.4 11.4

setuju 23 52.3 52.3 63.6

sangat setuju 16 36.4 36.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

102

Dana zakat produktif sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekonomi mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 1 2.3 2.3 2.3

setuju 25 56.8 56.8 59.1

sangat setuju 18 40.9 40.9 100.0

Total 44 100.0 100.0

Jumlah dana yang diberikan cukup membnatu dalam modal usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 9 20.5 20.5 20.5

kurang setuju 10 22.7 22.7 43.2

setuju 14 31.8 31.8 75.0

sangat setuju 11 25.0 25.0 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri mengedepankan fakir, miskin dan dhuafa dalam sasaran pendayagunaan dana zakat produktif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 4 9.1 9.1 9.1

setuju 20 45.5 45.5 54.5

sangat setuju 20 45.5 45.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

103

Bapelurzam Cabang Weleri memilih mustahiq yang mempunyai usaha kategori UMKM atau usaha kecil

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 2.3 2.3 2.3

kurang setuju 7 15.9 15.9 18.2

setuju 21 47.7 47.7 65.9

sangat setuju 15 34.1 34.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri memberikan modal usaha yang kekurangan dana usaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 2.3 2.3 2.3

kurang setuju 4 9.1 9.1 11.4

setuju 21 47.7 47.7 59.1

sangat setuju 18 40.9 40.9 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta perekonomian yang stabil

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 1 2.3 2.3 2.3

setuju 26 59.1 59.1 61.4

sangat setuju 17 38.6 38.6 100.0

Total 44 100.0 100.0

104

Sasaran "Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus" ini adalah Warga Muhammadiyah dengan maksud menegakkan perekonomian sehingga yang bersangkutan dapat berjuang menegakkan Islam dalam bingkai Persarikatan

Muhammadiyah dengan tenang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 2 4.5 4.5 4.5

tidak setuju 2 4.5 4.5 9.1

kurang setuju 18 40.9 40.9 50.0

setuju 8 18.2 18.2 68.2

sangat setuju 14 31.8 31.8 100.0

Total 44 100.0 100.0

Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan oleh pengurus atau amil dari Bapelurzam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 2 4.5 4.5 4.5

setuju 19 43.2 43.2 47.7

sangat setuju 23 52.3 52.3 100.0

Total 44 100.0 100.0

Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan sesuai dengan target

dan sasaran yang tepat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 11 25.0 25.0 25.0

setuju 19 43.2 43.2 68.2

sangat setuju 14 31.8 31.8 100.0

Total 44 100.0 100.0

105

Bapelurzam Cabang Weleri menjadi lembaga amil zakat yang amanah, transparan

dan professional

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 28 63.6 63.6 63.6

sangat setuju 16 36.4 36.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri mendistribusikan dana zakat produktif sesuai persayaratan dan ketentuan yang berlaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 1 2.3 2.3 2.3

setuju 27 61.4 61.4 63.6

sangat setuju 16 36.4 36.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri mudah dalam persyaratan , cepat dalam pelayanan, ikhlas, tanpa ada pungutan liar dari amil

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 20 45.5 45.5 45.5

sangat setuju 24 54.5 54.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

106

Bapelurzam Cabang Weleri memberikan pelatihan menurut skill/keahlian mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 16 36.4 36.4 36.4

tidak setuju 2 4.5 4.5 40.9

kurang setuju 16 36.4 36.4 77.3

setuju 6 13.6 13.6 90.9

sangat setuju 4 9.1 9.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri memberikan stimulasi bagaimana cara berwirausaha secara baik dan benar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 5 11.4 11.4 11.4

tidak setuju 8 18.2 18.2 29.5

kurang setuju 6 13.6 13.6 43.2

setuju 12 27.3 27.3 70.5

sangat setuju 13 29.5 29.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan para mustahiq agar selalu berusaha keras dalam meningkatkan taraf ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 5 11.4 11.4 11.4

kurang setuju 2 4.5 4.5 15.9

setuju 22 50.0 50.0 65.9

sangat setuju 15 34.1 34.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

107

Bapelurzam Cabang Weleri menuntut para mustahiq berjiwa terampil

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 1 2.3 2.3 2.3

tidak setuju 3 6.8 6.8 9.1

kurang setuju 12 27.3 27.3 36.4

setuju 20 45.5 45.5 81.8

sangat setuju 8 18.2 18.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri menyediakan alat pelatihan dalam rangka stimulasi membentuk jiwa terampil dan kreatif dan mandiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 6 13.6 13.6 13.6

tidak setuju 7 15.9 15.9 29.5

kurang setuju 9 20.5 20.5 50.0

setuju 9 20.5 20.5 70.5

sangat setuju 13 29.5 29.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana membentuk sumber daya insani yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 5 11.4 11.4 11.4

kurang setuju 12 27.3 27.3 38.6

setuju 19 43.2 43.2 81.8

sangat setuju 8 18.2 18.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

108

Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana bermuamalah yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 5 11.4 11.4 11.4

kurang setuju 13 29.5 29.5 40.9

setuju 20 45.5 45.5 86.4

sangat setuju 6 13.6 13.6 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi usaha yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 2 4.5 4.5 4.5

kurang setuju 10 22.7 22.7 27.3

setuju 27 61.4 61.4 88.6

sangat setuju 5 11.4 11.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi pemasaran yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 2.3 2.3 2.3

kurang setuju 12 27.3 27.3 29.5

setuju 26 59.1 59.1 88.6

sangat setuju 5 11.4 11.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

109

Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi manajemen keuangan yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 2 4.5 4.5 4.5

kurang setuju 13 29.5 29.5 34.1

setuju 19 43.2 43.2 77.3

sangat setuju 10 22.7 22.7 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri selalu memberikan pengawasan baik langsung maupun tak langsung dalam berlangsungnya usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 2 4.5 4.5 4.5

setuju 24 54.5 54.5 59.1

sangat setuju 18 40.9 40.9 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri selalu mendampingi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 5 11.4 11.4 11.4

tidak setuju 7 15.9 15.9 27.3

kurang setuju 11 25.0 25.0 52.3

setuju 13 29.5 29.5 81.8

sangat setuju 8 18.2 18.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

110

Bapelurzam Cabang Weleri selalu membantu kesulitan yang dihadapi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 2.3 2.3 2.3

kurang setuju 12 27.3 27.3 29.5

setuju 21 47.7 47.7 77.3

sangat setuju 10 22.7 22.7 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau perkembangan pendapatan usaha selama kegiatan usaha berlangsung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 2 4.5 4.5 4.5

kurang setuju 23 52.3 52.3 56.8

setuju 15 34.1 34.1 90.9

sangat setuju 4 9.1 9.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau tentang sumber daya insani mustahiq, strategi pemasarannya, manajemen keuangannya, dan lain-lain

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 1 2.3 2.3 2.3

kurang setuju 12 27.3 27.3 29.5

setuju 18 40.9 40.9 70.5

sangat setuju 13 29.5 29.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

111

LAMPIRAN 5

Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Uji Validitas Pendayagunaan Zakat Produktif

Correlations

Alk1 Alk2 Alk3 Alk4 Alk5 Alk

Alk1 Pearson Correlation 1 .818** .318* .556** .318* .752**

Sig. (2-tailed) .000 .036 .000 .035 .000

N 44 44 44 44 44 44

Alk2 Pearson Correlation .818** 1 .388** .641** .276 .772**

Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .070 .000

N 44 44 44 44 44 44

Alk3 Pearson Correlation .318* .388** 1 .382* .239 .626**

Sig. (2-tailed) .036 .009 .011 .118 .000

N 44 44 44 44 44 44

Alk4 Pearson Correlation .556** .641** .382* 1 .302* .730**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .011 .046 .000

N 44 44 44 44 44 44

Alk5 Pearson Correlation .318* .276 .239 .302* 1 .723**

Sig. (2-tailed) .035 .070 .118 .046 .000

N 44 44 44 44 44 44

Alk Pearson Correlation .752** .772** .626** .730** .723** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

112

Correlations

Ssr1 Ssr2 Ssr3 Ssr4 Ssr5 Ssr

Ssr1 Pearson Correlation 1 .506** .572** .415** .516** .773**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

Ssr2 Pearson Correlation .506** 1 .768** .561** .352* .805**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .019 .000

N 44 44 44 44 44 44

Ssr3 Pearson Correlation .572** .768** 1 .459** .425** .826**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .004 .000

N 44 44 44 44 44 44

Ssr4 Pearson Correlation .415** .561** .459** 1 .317* .659**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .002 .036 .000

N 44 44 44 44 44 44

Ssr5 Pearson Correlation .516** .352* .425** .317* 1 .755**

Sig. (2-tailed) .000 .019 .004 .036 .000

N 44 44 44 44 44 44

Ssr Pearson Correlation .773** .805** .826** .659** .755** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Dis1 Dis2 Dis3 Dis4 Dis5 Dis

Dis1 Pearson Correlation 1 .237 .029 .288 .277 .539**

Sig. (2-tailed) .121 .850 .058 .068 .000

N 44 44 44 44 44 44

Dis2 Pearson Correlation .237 1 .435** .639** .387** .823**

Sig. (2-tailed) .121 .003 .000 .009 .000

N 44 44 44 44 44 44

113

Dis3 Pearson Correlation .029 .435** 1 .413** .311* .605**

Sig. (2-tailed) .850 .003 .005 .040 .000

N 44 44 44 44 44 44

Dis4 Pearson Correlation .288 .639** .413** 1 .423** .800**

Sig. (2-tailed) .058 .000 .005 .004 .000

N 44 44 44 44 44 44

Dis5 Pearson Correlation .277 .387** .311* .423** 1 .669**

Sig. (2-tailed) .068 .009 .040 .004 .000

N 44 44 44 44 44 44

Dis Pearson Correlation .539** .823** .605** .800** .669** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Uji Reliabilitas Pendayagunaan Zakat Produktif

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 44 100.0

Excludeda 0 .0

Total 44 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.755 .918 16

114

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.770 .868 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Alk1 38.00 18.837 .699 . .740

Alk2 38.00 18.744 .722 . .738

Alk3 38.25 18.750 .530 . .749

Alk4 38.11 18.754 .670 . .740

Alk5 38.89 15.964 .581 . .720

Alk 21.25 5.541 1.000 . .709

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.792 .892 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ssr1 37.27 28.482 .721 . .762

Ssr2 37.50 27.326 .750 . .749

Ssr3 37.36 27.446 .779 . .748

Ssr4 37.27 30.110 .602 . .783

Ssr5 37.95 25.347 .651 . .742

Ssr 20.82 8.478 1.000 . .798

115

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.772 .835 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Dis1 39.11 13.731 .421 . .765

Dis2 39.52 11.511 .744 . .697

Dis3 39.23 13.808 .519 . .758

Dis4 39.25 12.843 .744 . .725

Dis5 39.05 13.486 .590 . .748

Dis 21.80 3.980 1.000 . .719

Uji Validitas Pembedayaan Mustahiq

Correlations

PtKet1 PtKet2 PtKet3 PtKet4 PtKet5 PtKet

PtKet1 Pearson Correlation 1 .632** .638** .667** .695** .850**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

PtKet2 Pearson Correlation .632** 1 .718** .791** .778** .911**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

PtKet3 Pearson Correlation .638** .718** 1 .727** .531** .809**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

PtKet4 Pearson Correlation .667** .791** .727** 1 .649** .869**

116

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

PtKet5 Pearson Correlation .695** .778** .531** .649** 1 .870**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

PtKet Pearson Correlation .850** .911** .809** .869** .870** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Man1 Man2 Man3 Man4 Man5 Man

Man1 Pearson Correlation 1 .842** .260 .350* .576** .829**

Sig. (2-tailed) .000 .088 .020 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

Man2 Pearson Correlation .842** 1 .402** .382* .620** .878**

Sig. (2-tailed) .000 .007 .010 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

Man3 Pearson Correlation .260 .402** 1 .554** .380* .645**

Sig. (2-tailed) .088 .007 .000 .011 .000

N 44 44 44 44 44 44

Man4 Pearson Correlation .350* .382* .554** 1 .358* .655**

Sig. (2-tailed) .020 .010 .000 .017 .000

N 44 44 44 44 44 44

Man5 Pearson Correlation .576** .620** .380* .358* 1 .785**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .011 .017 .000

N 44 44 44 44 44 44

Man Pearson Correlation .829** .878** .645** .655** .785** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

117

Correlations

Pgws1 Pgws2 Pgws3 Pgws4 Pgws5 Pgws

Pgws1 Pearson Correlation 1 .405** .234 .242 .626** .640**

Sig. (2-tailed) .006 .127 .114 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

Pgws2 Pearson Correlation .405** 1 .383* .384* .529** .815**

Sig. (2-tailed) .006 .010 .010 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44

Pgws3 Pearson Correlation .234 .383* 1 .573** .299* .665**

Sig. (2-tailed) .127 .010 .000 .049 .000

N 44 44 44 44 44 44

Pgws4 Pearson Correlation .242 .384* .573** 1 .428** .698**

Sig. (2-tailed) .114 .010 .000 .004 .000

N 44 44 44 44 44 44

Pgws5 Pearson Correlation .626** .529** .299* .428** 1 .788**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .049 .004 .000

N 44 44 44 44 44 44

Pgws Pearson Correlation .640** .815** .665** .698** .788** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 44 44 44 44 44 44 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji Reabilitas Pemberdayaan Mustahiq Case Processing Summary

N %

Cases Valid 44 100.0

Excludeda 0 .0

Total 44 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

118

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 44 100.0

Excludeda 0 .0

Total 44 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.764 .940 16

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.772 .835 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Dis1 39.11 13.731 .421 . .765

Dis2 39.52 11.511 .744 . .697

Dis3 39.23 13.808 .519 . .758

Dis4 39.25 12.843 .744 . .725

Dis5 39.05 13.486 .590 . .748

Dis 21.80 3.980 1.000 . .719

119

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.817 .945 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PtKet1 31.73 86.249 .807 . .775

PtKet2 30.82 83.966 .884 . .764

PtKet3 30.20 93.655 .775 . .800

PtKet4 30.57 92.437 .844 . .794

PtKet5 30.91 84.736 .831 . .769

PtKet 17.14 27.097 1.000 . .905

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.797 .887 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Man1 33.77 29.063 .773 . .745 Man2 33.84 28.881 .839 . .738

Man3 33.66 32.416 .570 . .784

Man4 33.66 32.555 .586 . .784

120

Man5 33.61 30.150 .723 . .757

Man 18.73 9.366 1.000 . .821

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.782 .864 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pgws1 33.59 34.712 .581 . .772

Pgws2 34.68 27.710 .726 . .709 Pgws3 34.05 33.161 .587 . .760 Pgws4 34.48 33.139 .630 . .758

Pgws5 34.00 31.023 .724 . .734

Pgws 18.98 9.744 1.000 . .756

LAMPIRAN 6

Statistik deskriptif untuk 44 Responden Pada Badan Pelaksana Urusan

Zakat Amwal Muhammadiyah

Klasifikasi berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 36 81.8 81.8 81.8

Perempuan 8 18.2 18.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

121

Jenis Kelamin

18.2%

81.8%

Laki-lakiPerempuan

Klasifikasi berdasarkan umur responden

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21 - 30 tahun 1 2.3 2.3 2.3

31 - 40 tahun 11 25.0 25.0 27.3

41 - 50 tahun 15 34.1 34.1 61.4

> 50 tahun 17 38.6 38.6 100.0

Total 44 100.0 100.0

Umur

25%38.6%2.3%

34.1%

21 - 30 tahun31 - 40 tahun41 - 50 tahun> 50 tahun

Klasifikasi berdasarkan pendidikan responden

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

122

Valid tidak sekolah 2 4.5 4.5 4.5

SD 15 34.1 34.1 38.6

SMP 14 31.8 31.8 70.5

SMA 10 22.7 22.7 93.2

Sarjana 3 6.8 6.8 100.0

Total 44 100.0 100.0

Pendidikan

4.5%34.1%

31.8%

22.7%6.8% tidak sekolah

SDSMPSMASarjana

123

Klasifikasi berdasarkan status perkawinan responden

Status Perkawinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kawin 42 95.5 95.5 95.5

belum kawin 2 4.5 4.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

Status Perkawinan

95.5%

4.5%

KawinBelum Kawin

Klasifikasi berdasarkan pekerjaan responden

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid swasta 6 13.6 13.6 13.6

wiraswasta 35 79.5 79.5 93.2

PNS/TNI/Polri 1 2.3 2.3 95.5

buruh 1 2.3 2.3 97.7

lain-lain 1 2.3 2.3 100.0

Total 44 100.0 100.0

124

Pekerjaan

13.6%

79.5%

2.3% 2.3%2.3% SwastaWiraswastaPNS/TNI/PolriBuruhLain-lain

Klasifikasi berdasarkan sektor pekerjaan responden

Sektor Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pertanian 1 2.3 2.3 2.3

perdagangan 32 72.7 72.7 75.0

jasa 5 11.4 11.4 86.4

transportasi 1 2.3 2.3 88.6

lain-lain 5 11.4 11.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Sektor Pekerjaan

2.3%

72.7%

11.4%

11.4%2.3% Pertanian

PerdaganganJasaTransportasiLain-lain

125

Klasifikasi berdasarkan pendapatan per bulan responden

Pendapatan Per Bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < Rp 1.000.000,- 29 65.9 65.9 65.9

Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000,- 14 31.8 31.8 97.7

Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 1 2.3 2.3 100.0

Total 44 100.0 100.0

Pendaptan Per Bulan

65.9%

31.8%2.3%

< Rp 1.000.000

Rp 1.000.000 - Rp2.000.000Rp 2.000.000 - Rp3.000.000

Klasifikasi berdasarkan status dalam organisasi Muhammadiyah responden

Status Dalam Organisasi Muhammadiyah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pengurus Ranting 7 15.9 15.9 15.9

Anggota 29 65.9 65.9 81.8

Simpatisan 8 18.2 18.2 100.0

Total 44 100.0 100.0

126

Status Dalam Organisasi Muhammnadiyah

15.9%

65.9%

18.2% Pengurus RantingAnggotaSimpatisan

Klasifikasi berdasarkan lama menjadi Mustahiq

Lama Menjadi Mustahiq

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 tahun 6 13.6 13.6 13.6

1- 3 tahun 21 47.7 47.7 61.4

4 - 6 tahun 15 34.1 34.1 95.5

> 6 tahun 2 4.5 4.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

Lama Menjadi Mustahiq

13.6%

47.7%

34.1%

4.5% < 1 tahun1- 3 tahun4 - 6 tahun>6 tahun

127

LAMPIRAN 7

Output Regresi Linier Sederhana dari 44 responden Uji Pengaruh Variabel Pendayagunaan Zakat Produktif (X) terhadap Pemberdayaan Mustahiq (Y) Regression

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Rt_Xa . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Rt_Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .865a .749 .743 .35225 2.029 a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.512 1 15.512 125.018 .000a

Residual 5.211 42 .124

Total 20.723 43 a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y

128

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.245 .530 -4.232 .000

Rt_X 1.386 .124 .865 11.181 .000 1.000 1.000 a. Dependent Variable: Rt_Y

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 2.4681 4.5890 3.6561 .60062 44

Std. Predicted Value -1.978 1.553 .000 1.000 44

Standard Error of Predicted

Value .053 .119 .073 .016 44

Adjusted Predicted Value 2.4602 4.6111 3.6580 .60302 44

Residual -.62258 .92591 .00000 .34813 44

Std. Residual -1.767 2.629 .000 .988 44

Stud. Residual -1.812 2.659 -.003 1.008 44

Deleted Residual -.65439 .94746 -.00187 .36191 44

Stud. Deleted Residual -1.865 2.881 .007 1.039 44

Mahal. Distance .001 3.913 .977 .915 44

Cook's Distance .000 .087 .020 .025 44

Centered Leverage Value .000 .091 .023 .021 44

a. Dependent Variable: Rt_Y

129

Uji Asumsi Klasik

1. Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Rt_X 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Rt_Y

2. Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .865a .749 .743 .35225 2.029

a. Predictors: (Constant), Rt_X

b. Dependent Variable: Rt_Y

3. Heterokedastisitas

130

4. Normalitas

131

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 44

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .34812840

Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .100

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z .665

Asymp. Sig. (2-tailed) .768

a. Test distribution is Normal.

132

LAMPIRAN 8

DAFTAR NAMA & DAERAH MUSTAHIQ BAPELURZAM CABANG WELERI

NO DAERAH NAMA ALAMAT JENIS USAHA 1.

W E L E R I

ASEP MULYADI/SURIYATI JL. UTAMA TIMUR NO. 56 JASA PIJAT TUNANETRA 2. SAKIR/YASMI IRIGASI RT. 07/RW. 03 JASA TRANSPORTASI BECAK 3. SU’AD/TATIK SUNARTI IRIGASI RT. 08/RW. 03 WARUNG SEMBAKO 4. SUYATNO/PARKAWAH PEKUNDEN UTARA RT. 03/RW. 05 TOKO BARANG PLASTIK 5. SARWI PEKUNDEN UTARA RT. 03/RW. 05 WARUNG KELONTONG 6. NARTO SETYONO PEKUNDEN UTARA RT. 06/RW. 05 KANTIN SMP N 1 WELERI 7. DJUPRI/SUNARTI GANG PINGGIR RT. 06/RW. 07 TOKO KELONTONG 8. SARBAN GANG PINGGIR RT. 08/RW. 06 PENGRAJIN KRANJANG SEMBAKO 9. SUJARI* JL. UTAMA TIMUR NO. 69 BENGKEL SPD. MOTOR

10. KARANG DOWO

CHAMZAH/JUWARTI RT. 02/RW. 03 TOKO KELONTONG 11. SUGITO** BELAKANG PASAR WELERI JUAL KARUNG 12. BANDI* RT. 03/RW. 06 JUAL PAKAIAN 13.

PENARUBAN KIPTIYAH RT. 01/RW. 01 WARUNG KELONTONG

14. NUR AZIS/MUSFIDAH RT. 01/RW. 01 JUAL PAKAIAN 15. SARJONO/DALMI RT. 02/RW. 05 TOKO KELONTONG 16. ANTO* RT. 06/RW. 12 SALES MADU&SANDAL 17. KARANGANOM MASFU’I HISYAM* RT. 04/RW. 05 WARUNG PECEL 18. PAYUNG SUCIPTO RT. 02/RW. 01 TOKO KELONTONG 19.

BUMIAYU

JUMADI/SAKDIYAH RT. 01/RW. 01 TAMBAL BAN 20. SURIYAH/SUGIONO RT. 02/RW. 01 WARUNG PECEL 21. SUJOKO/SUMIYATI RT. 02/RW. 01 TAMBAL BAN 22. DURIYAT/SUKARTI RT. 08/RW. 03 WARUNG SEMBAKO 23. ROKHMADI** Dk. TIMBANG, RT. 11/RW. 04 WARUNG SEMBAKO 24.

PENYANGKRINGAN ROKHMAD/ST.FADILAH RT. 03/RW. 02 TAMBAL BAN

25. ST. NUR ZAENAH RT. 03/RW. 02 JAJANAN KECIL 26. MASDUKI RT. 03/RW. 02 WARUNG KELONTONG 27. KENDONSARI SETIYONO PURNOMO** JL. KH. AHMAD DAHLAN BENGKEL 28. NGASINAN YOSEH** JL, GEMUH NO. 34 NGASINAN OPTIK KACAMATA 29.

S I D O M U K T I

SUBANDI DK. PAKIS RT. 01/RW. 01 SALES BUKU 30. IMAM NASHOHA DK. PAKIS RT. 07/RW. 01 BENGKEL SPD. MOTOR 31. RUSDI/SUPARMI DK. PAKIS RT. 09/RW. 01 PETERNAK AYAM 32. A.MUSLIH/NGATIK DK. PAKIS RT. 02/RW. 02 KREDIT PAKAIAN 33. ST. FATIMAH/MUSLIH DK. PAKIS RT. 05/RW. 02 PENJUAL KAPUK 34. SUPRIYANTO/MARKUMATI RT. 07/RW. 02 BENGKEL 35. SUWANTO/SUGIARTI RT. 06/RW. 04 WARUNG MIE AYAM 36. WARTIN/ST. N. KHATIMAH RT. 01/RW. 05 PETERNAK KELINCI 37. SUYONO/RUMIYATI RT. 01/RW. 05 WARUNG JAJANAN 38. SUTARYONO RT. 03/RW. 05 WARUNG JAJANAN 39. MATHOHA/ASMANIAR RT. 06/RW. 05 WARUNG PECEL 40. SUTRIMO/RATNI RT. 01/RW. 06 WARUNG KELONTONG 41. MUSLIH** DK. PAKIS RT. 02/RW. 02 KREDIT PAKAIAN 42. SAMBUNGSARI SRIYANTA* RT.08/RW. 03 JUAL PAKAIAN 43. TEGALSARI KHAIRUMAN(ALM)* RT. 05/RW. 03 W.M & KELONTONG 44. KUNYATI** RT. 06/RW. 03 KANTIN SMEA MUHAMMADIYAH

SUMBER DATA : DATA DARI WAWANCARA DENGAN SEKRETARIS BAPELURZAM (MALIK), PIHAK BPRS ASB (AGUS) PADA

TANGGAL 10 OKTOBER 2010 DI BAPELURZAM. DATA SEKALIGUS PENGAMBILAN SAMPEL DARI WAWANCARA DENGAN KETUA MAJLIS EKONOMI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH WELERI (NAWAWI) DI RUMAH BELIAU PADA TANGGAL 11 OKTOBER 2010.

KETERANGAN : * DATA DARI ABDUL MALIK, ** DATA DARI AGUS SUNARYO

133

LAMPIRAN 9

134

LAMPIRAN 10 STRUKTUR ORGANISASI

BAPELURZAM PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH WELERI KABUPATEN KENDAL PERIODE 32 TAHUN 1430 – 1431 H / 2009 – 2010 M

Keterangan :

1. Garis Intruksi : 2. Garis Koordinasi : 3. Operasional 16 Ranting meliputi desa : Sidomukti, Penyangkringan, Bumiayu, Manggungsari, Sumberagung, Ngasinan, Weleri, Nawangsari, Karangdowo, Panaruban,

Sambungsari, Karanganom, Payung, Pucuksari, Tratemulyo, Montongsari. 4. Ranting Fungsional adalah amal usaha Muhammadiyah yang meliputi : Rumah Sakit Islam Muhammadiyah, Akper Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, SMEA

Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, MTS Muhammadiyah. 5. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri bagian Majlis Ekonomi dan BPRS Artha Surya Barokah sebagai Pihak Baitul mall, Perantara Keuangan, Manajemen dll dalam

alokasi dana zakat produktif.

Bendahara Drs. Nuryadi

Penanggung Jawab PCM Weleri

Koordinator Cabang H. Yusuf Darmawan

Penasehat 1. H. Muslim R 2. H. Muslikhin

Sekretaris H. Badarudin

Wakil Koordinator 1. H. Mulyono Syafa’at 2. H. Sani Abdi Rahman

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri

Majlis Ekonomi

BPRS Artha Surya Barokah

Cabang Weleri

Operasional 16 Ranting / Desa di Kecamatan Weleri dan Ranting Fungsional Muhammadiyah

Wakil Bendahara 1. Sri Mulyono 2. Heru Ardiasaputra

Wakil Sekretaris 1. Akhmad Sukarno, S.Pd 2. Abdul Malik 3. Agus Sunaryo

Anggota Pleno/Tim Penyuluh 1. H. Su’ud Nasroh 2. Drs. H. Musthofa 3. Ali Mu’zi 4. Drs. A. Rofiq