PENGARUH PENAMBAHAN DAUN TREMBESI (Samanea saman … · Pemanfaatan daun trembesi sebagai pakan...
Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN DAUN TREMBESI (Samanea saman … · Pemanfaatan daun trembesi sebagai pakan...
i
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN TREMBESI (Samanea saman)
DENGAN LEVEL BERBEDA PADA WAFER PAKAN KOMPLIT
TERHADAP KANDUNGAN LEMAK KASAR DAN BETN
SKRIPSI
Oleh:
ALFIAN ADI FIRANSYAH
I 111 13 330
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN TTREMBESI (Samanea saman)
DENGAN LEVEL BERBEDA PADA WAFER PAKAN KOMPLIT
TERHADAP KANDUNGAN LEMAK KASAR DAN BETN
SKRIPSI
Oleh:
ALFIAN ADI FIRANSYAH
I111 13 330
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim…..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir/ Skripsi pada waktu yang tepat. Skripsi tersebut
berjudul “Penambahan daun trembesi (Samanea saman) dengan level berbeda
pada wafer pakan komplit terhadap kandungan lemak kasar dan BETN” sebagai
Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Penulis dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini
utamanya:
1. Segala hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Ir.
Ismartoyo, M.Agr.Sc selaku Pembimbing utama dan Ibu Dr. Ir. Rohmiyatul
Islammiyati, MP selaku pembimbing Anggota, atas segala bantuan dan
keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, nasehat dan saran-
saran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Bapak Dr. Ir. Saymsuddin
Nompo, MP., Ir. Muhammad Zain Mide, MS., dan Ibu Dr. Sri Purwanti,
S,Pt., M.Si atas saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP selaku Penasehat Akademik.
vi
4. Bapak Dr. Ir. Budiman Nohong, MP selaku Ketua Departemen Nutrisi dan
Makanan Ternak, Fakultas Peternakan.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas
Peternakan dan seluruh Staf Pegawai Fakultas Peternakan, terima kasih atas
segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas
Peternakan.
6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama
kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
7. Ibu Dr. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapang
(PKL) yang telah membimbing penulis selama pelaksanaan PKL, serta terima
kasih kepada Muh. Ardani, S.Pt selaku Pembimbing Lapangan Praktek Kerja
Lapang (PKL) yang telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan PKL.
8. Kedua orang tua, ayahanda Ahmad Darlin dan ibunda Andi Intang atas segala
doa motivasi, teladan, pengetahuan dan dukungan penuh kasih sayang terbesar
dan selamanya sehingga penulis selalu berusaha dengan semangat dan percaya
diri. Kepada kedua kakak penulis Dian Indayani dan Adrian Adiarta serta adik
Dewi Indriyani yang selalu memberikan doa, bantuan dan dukungan yang telah
banyak memberikan semangat dan selalu menjaga penulis dengan penuh sikap
tegas serta selalu mengingatkan kodrat saya sebagai perempuan untuk menjaga
kesopanan dalam berpakaian dan bertutur kata.
9. Teman satu tim penelitian Muh. Fajrul, Muh. Darwis dan Herdy Dwi
Wibowo terima kasih atas kerja sama dan bantuannya mulai dari rencana
sampai selesainya penelitian.
vii
10. Kepada sahabat-sahabat setiaku Edi Tompo, Jisril Palayukan, Andi
Nurainun Fajriati, Abeng Daisuri, Ummi Kalsum, Midiawati Sukma,
Zhazadillah, Nadra Juharis, Wiwin Elvi Yanti, Nasriyani, Nuragustina
Akhmad, Nurul Muslimah Fitratullah, Ade Restu, Rafikah Zahra Umar,
Andi Tuang, Irawati, Rizki Dzilarsi Putra, Putra Astaman, Yusnan Ari
Oktovan, Muhammad Nasrullah, Nur Linda, Alim Rais Ahyar, Rifadah
Hafids, Asfianti Dan Nur Fitriani Amir serta teman-teman yang lainnya
terima kasih atas segala kebaikan, bantuan dan kebersamaan yang kalian
berikan kepada penulis selama ini, saudara meski tak sedarah yang setia
bertahan menemani dan mendukung penulis meskipun sikap yang selalu
menjengkelkan namun rasa sayangnya lebih besar daripada rasa bencinya.
11. Seluruh Sahabat-sahabat LARFA-ku terima kasih telah menemani penulis
disaat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.
Kalian adalah bagian-bagian lembaran kehidupan yang sangat ingin aku
ceritakan kepada anak cucuku nanti.
12. Sahabat-sahabat HUMANIKA UNHAS 2013 terima kasih yang setinggi-
tingginya atas segala pengorbanan, bantuan, pengertian, canda tawa serta
kebersamaan selama ini.
13. “SEMA FAPET-UH” atas segala bentuk pengalaman dan ilmu yang telah di
ajarkan kepada penulis.
14. Teman-teman KKN Reguler UNHAS angkatan 93 khususnya Desa Parang
Loe Kec. Eremerasa Ashari Prasatia, Alin Amalya, Sherly Wulandari,
Christofel Sosialisa, dan Nirsa Indira Putri serta Annisa Ramadhani.
viii
Terima Kasih atas kebersamaan yang telah kalian ciptakan serta dukungan dan
motivasi yang mengalir kepada penulis.
15. Kepada semua sahabat ACIL terima kasih telah menjadi sahabat dari bangku
sekolah hingga sekarang meskipun kita berbeda kampus namun masih
menyisihkan waktu untuk bertemu dan persahabatan kita tetap terjalin.
16. Kepada teman hunting saya Ahmad Zubair, imam satria sair, faisal takbir,
dan aswan ahyudi terima kasih atas kebersamaan dalam mengisi waktu
kosong dan penghilang stress disaat banyak pekerjaan menumpuk.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, Terima Kasih atas
segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dengan limpahan berkah, rahmat,
karunia dan hidayah-Nya. Amin. Melalui kesempatan ini penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya mendidik, apabila dalam penyusunan skripsi ini
terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca Amin. Wassalam.
Makassar, Mei 2017
Alfian Adi Firansyah
ix
ABSTRAK
Alfian Adi Firansyah (I 111 13 330). Pengaruh Penambahan Daun Trembesi
(Samanea saman) dengan Level Berbeda pada Wafer Pakan Komplit terhadap
Kandungan Lemak Kasar dan BETN. (Dibawah bimbingan Ismartoyo sebagai
Pembimbing Utama dan Rohmiyatul Islamiyati sebagai Pembimbing Anggota)
Tongkol jagung dan daun trembesi ternyata mengandung nutrisi yang
berguna bagi ternak. Pemanfaatan daun trembesi sebagai pakan selama ini belum
banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai
penambahan daun trembesi dengan level berbeda dalam pembuatan wafer pakan
komplit untuk ternak ruminansia untuk meningkatkan kualitasnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh level penggunaan daun trembesi dalam
wafer pakan komplit terhadap kandungan lemak kasar dan BETN. Percobaan
dilaksanakan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (4 x 4). Perlakuan adalah P1
= wafer pakan komplit dengan daun trembesi 0 % (kontrol), P2 = wafer pakan
komplit dengan daun trembesi 10%, P3 = wafer pakan komplit dengan daun
trembesi 20 %, dan P4 = wafer pakan komplit dengan daun trembesi 30 %. Hasil
penelitian menunjukkan rataan kandungan lemak kasar untuk perlakuan P1 =
4,24±0,79, P2 = 6,07±0,16, P3 = 6,31±0,14, dan P4 = 7,56±0,54 %, sementara
rataan kandungan BETN untuk perlakuan P1 = 46,00±0,32, P2 = 44,5±0,55, P3 =
43,59±1,41, P4 = 42,39±1,42 %. Analisis statistik menunjukkan bahwa
penambahan daun trembesi dengan level berbeda dalam pembuatan wafer pakan
komplit berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan lemak kasar dan BETN.
Disimpulkan bahwa penambahan daun trembesi dengan level berbeda dalam
pembuatan wafer pakan komplit dapat meningkatkan kandungan lemak kasar dan
menurunkan kandungan BETN.
Kata Kunci: Daun Trembesi, BETN, Lemak Kasar, Wafer Pakan Komplit
x
ABSTRACT
Alfian Adi Firansyah (I 111 13 330). The Effect of Addition of Trembesi Leaves
(Samanea saman) with Different Levels on Complete Feed Wafers on the content
of Extract Ether and NFE. (Under the supervision of Ismartoyo as the main
supervisor and Rohmiyatul Islamiyati as the Co-supervisor)
Corn cob and trembesi leaf turn out to contain nutrients that are useful for
livestock. The utilization of trembesi leaves as animal feed has not been done.
Therefore it is necessary to do research on the addition of trembesi leaves with
different levels in the manufacture of complete feed wafer for ruminant livestock
to improve its quality. This study aims to examine the effect of the level of use of
trembesi leaves in a complete feed wafer on the content of Extract Ether and NFE.
This research was conducted with a Completely Randomized Design (4 x 4). The
treatments are P1 = complete feed wafer without trembesi leaves (control), P2 =
complete feed wafer with 10% trembesi leaves, P3 = complete feed wafer with
20% trembesi leaves, and P4 = complete feed wafer with 30% trembesi leaves.
The results of study showed that the average of the content of Extract Ether of
treatments are P1 = 4,24±0,79, P2 = 6,07±0,16, P3 = 6,31±0,14, and P4 =
7,56±0,54 %, while the average of the content of NFE of treatments are P1 =
46,00±0,32, P2 = 44,5±0,55, P3 = 43,59±1,41, P4 = 42,39±1,42 %. Statistical
analysis showed that the addition of trembesi leaves with different levels in the
manufacture of complete feed wafers had significant effect (P <0.05) on the
content of Extract Ether and NFE. In conclusion, the addition of trembesi leaves
with different levels in the manufacture of complete feed wafers can increase the
content of crude fat and decrease the content of NFE.
Kata Kunci: Trembesi Leaves, NFE, Extract Ether, Complete Feed Wafer
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah pertanian sebagai pakan .............................................................. 4
Pakan komplit .......................................................................................... 7
Wafer ......................................................................................................... 8
Fungsi lemak kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)................ 9
Hipotesis .................................................................................................. 11
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat .................................................................................... 12
Materi Penelitian ...................................................................................... 12
Metode penelitian .................................................................................... 12
Prosedur pembuatan wafer ....................................................................... 14
Parameter yang diukur .............................................................................. 15
Analisa data .............................................................................................. 16
xii
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan lemak kasar ........................................................................... 17
Kandungan BETN ................................................................................... 19
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22
LAMPIRAN ..................................................................................................... 26
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Komposisi nutrisi bahan pakan yang digunakan (%) ................................. 13
2. Komposisi dan kandungan nutrisi pakan pada setiap perlakuan (%) ......... 13
3. Rata-rata kandungan lemak kasar dan BETN wafer pakan komplit
berbasih daun trembesi dengan level berbeda ........................................... 17
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Prosedur pembuatan wafer ........................................................................ 14
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Analisis Sidik Ragam Kandungan lemak kasar ........................................ 26
2. Analisis Sidik Ragam Kandungan BETN .................................................. 28
3. SPSS kandungan lemak kasar ................................................................... 30
4. SPSS kandungan BETN ............................................................................ 31
5. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 33
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat akan produk makanan yang berasal dari protein
hewani semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Berdasarkan
data statistik tahun 2015 jumlah penduduk Sulawesi Selatan sebanyak 8.520.304
orang. Jumlah tersebut memberikan peluang yang besar terhadap pengembangan
usaha peternakan baik skala kecil maupun skala besar. Berdasarkan laporan
sensus pertanian pada tahun 2015 diketahui bahwa di Sulawesi Selatan sendiri
terdapat 123.092 orang yang berprofesi sebagai peternak.
Tahun 2015 produksi daging sapi naik sebesar 16.221 ton dengan jumlah
populasi sebesar 1.340.540 ekor, namun harganya tetap saja mengalami kenaikan
hingga Rp.104.328. Kenaikan harga daging sapi yang terjadi sebagai dampak dari
ketidakseimbangan antara kuota produksi dan tingginya permintaan masyarakat
(Suryani, 2015). Selain itu, tingginya harga pakan menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan hal tersebut.
Produksi hijauan pakan umumnya mengikuti pola musim, pada musim
hujan hijauan pakan melimpah dan pada musim kemarau sangat terbatas. Usaha
peningkatan produksi hijauan pakan tersaingi oleh perluasan pemukiman. Upaya
pencarian sumber pakan alternatif sangat diperlukan dengan pertimbangan harga
murah dan mudah didapat serta tersedia sepanjang tahun. Salah satu alternatif
untuk mengatasi kekurangan hijauan tersebut yaitu dengan memanfaatkan hasil
sisa tanaman pertanian.
2
Limbah pertanian dan perkebunan merupakan sisa hasil pengolahan baik
industri maupun rumahan yang sebagian besar masih memiliki kandungan nutrisi
yang berguna bagi ternak jika dilakukan pengolahan. Selama ini, limbah dimata
masyarakat hanyalah sampah yang tidak berguna sehingga kebanyakan
masyarakat akan langsung membuangnya baik itu ketempat sampah maupun
kebelakang rumah. Kebiasaan tersebut perlu dirubah sehingga limbah yang
selama ini tidak termanfaatkan dapat menambah sumber pakan bagi ternak.
Limbah pertanian dan perkebunan yang memiliki potensi untuk dijadikan pakan
adalah tongkol jagung dan daun trembesi.
Tongkol jagung merupakan sisa dari pengolahan jagung yang tidak
termanfaatkan lagi oleh petani. Kebanyakan petani hanya menjadikan tongkol
jagung sebagai bahan bakar saja bahkan ada petani yang langsung membuangnya.
Tongkol jagung ternyata masih mengandung selulosa (40,60%), hemiselulosa
(20,30%) dan lignin (15,30%). Komposisi kimia tersebut membuat tongkol jagung
dapat digunakan sebagai sumber energi, bahan pakan dan sebagai sumber karbon
bagi pertumbuhan mikroorganisme (Shofiyanto, 2008).
Penelitian mengenai pemanfaatan daun trembesi sebagai pakan selama ini
belum banyak dilakukan. Pemanfaatan daun trembesi lebih banyak digunakn
sebagai bahan untuk membuat pupuk organik cair. Penelitian Misbarullah (1993)
tentang pemanfaatan tepung daun trembesi pada ternak unggas dapat diberikan
hingga 5% dalam ransum. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan penelitian
mengenai pembuatan wafer pakan komplit untuk ternak ruminansia dengan
penambahan daun trembesi dengan level berbeda.
3
Rumusan Masalah
Limbah pertanian berupa tongkol jagung dan daun trembesi banyak tersedia
pada musim panen dan penghujan. Pemanfaatan limbah tersebut sebagai pakan
selama ini belum diketahui luas oleh masyarakat dan hanya dianggap sebagai
limbah, bahkan terkadang langsung dibakar. Tongkol jagung dan daun trembesi
ternyata mengandung nutrisi yang berguna bagi ternak. Apabila tongkol jagung
dan daun trembesi digunakan dalam wafer pakan komplit, maka diharapkan dapat
berpengaruh terhadap kandungan lemak kasar dan BETN pakan.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh level penggunaan
daun trembesi dalam wafer pakan komplit terhadap kandungan lemak kasar dan
BETN.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi para
peternak tentang penggunaan tongkol jagung dan daun trembesi dalam wafer
pakan komplit sebagai pakan sehingga mampu memberikan solusi dan pemecahan
masalah pakan khususnya pada musim kemarau.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah pertanian sebagai pakan
Ternak ruminansia (pemamah biak) meliputi sapi, kerbau, kambing, dan
domba mempunyai peranan yang sangat strategis bagi kehidupan ekonomi petani
di pedesaan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi ternak perlu diperhatikan
melalui pemberian bahan pakan sesuai kebutuhan hidupnya. Bahan pakan adalah
sesuatu yang bisa dimakan, dicerna seluruh/sebagian dan tidak mengganggu
kesehatn ternak yang memakannya (Yunilas, 2009).
Limbah adalah sisa atau hasil ikutan dari produk utama. Limbah pertanian
adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk , batang yang
tersisa setelah panen atau diambil hasil utamanya dan merupakan pakan alternatif
yang dapat digunakan sebagai pakan, khususnya pakan ruminansia. Beberapa
limbah pertanian yang potensial dan belum banyak dimanfaatkan secara optimal
berturut-turut antara lain jerami padi, jerami jagung, pucuk tebu, jerami kedele,
jerami kacang tanah dan lain-lain. Beberapa faktor pembatas sehubungan dengan
penggunaaan limbah pertanian sebagai pakan meliputi penyimpanan, konsumsi
pakan yang jelek, kandungan nitrogen yang rendah, dan selanjutnya penampilan
ternak yang rendah (Sitorus, 2002).
Febriana dan Liana (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan peternak tidak menggunakan limbah pertanian sebagai pakan
adalah sebagai berikut :
5
a. Limbah pertanian bersifat amba sehingga menyulitkan peternak untuk
mengangkut dalam jumlah banyak, dan umumnya lahan pertanian jauh
dari pemukiman sehingga membutuhkan biaya dalam pengangkutannya.
b. Tidak tersedianya tempat penyimpanan limbah pertanian dan peternak
tidak bersedia menyimpan limbah disekitar rumah karena takut akan
bahaya kebakaran.
c. Peternak menganggap bahwa ketersediaan hijauan di lahan pekarangan
kebun dan sawah masih mencukupi sebagai pakan.
Hasil sisa tanaman pertanian yang cukup melimpah tetapi masih jarang
digunakan sebagai bahan pakan adalah tongkol jagung (Yulistiani, 2010).
Tanaman jagung terdiri atas kelobot (kulit), biji dan tongkol. Biji jagung tersusun
dalam tongkol dengan susunan teratur memanjang dan ditutup oleh seludang
(kelobot). Terdapat juga susunan biji yang teratur (mozaik). Diameter tongkol
adalah 3-5 cm dan mengandung 300-1000 biji. Pemanfaatan jagung saat ini
sangat beraneka ragam. Salah satunya adalah produksi xilan dari tongkol jagung.
Saat proses produksi xilan, bahan yang diekstrak dari tongkol jangung berupa
hemiselulosa. Residu yang berupa selulosa umumnya belum dimanfaatkan secara
optimal (Shofiyanto, 2008).
Tongkol jagung mengandung lignoselulosa yang terdiri dari lignin,
selulosa, dan hemiselulosa. Tongkol jagung berbentuk batang berukuran cukup
besar, sehingga tidak dapat dikonsumsi ternak jika diberikan langsung, oleh
karena itu, untuk memberikannya perlu penggilingan terlebih dahulu (Suhartanto
dkk., 2003). Tongkol jagung termasuk dalam bahan pakan yang kurang palatabel
6
dan jika tidak segera dikeringkan akan ditumbuhi jamur dalam beberapa hari.
Komposisi nutrisi tongkol jagung terdiri dari BK 90%, PK 2,8%, LK 0,7%, abu
1,5%, SK 32,7%, dinding sel 80% selulosa 25%, lignin 6% dan ADF 32%
(Forsum, 2012).
Trembesi aslinya berasal dari Amerika dan menyebar ke berbagai daerah
tropis dan subtropis dengan curah hujan rata-rata 600-3000 mm pada ketinggian
0-300 m dpl. Trembesi dapat bertahan pada daerah dengan suhu 20o-38 oC dimana
suhu maksimal saat musim kering 24o-38 oC dan suhu minimal saat musim basah
18o-20 oC. Pertumbuhan optimum pada kondisi basah dimana hujan terdistribusi
merata sepanjang tahun. Tumbuh diberbagai jenis tanah dengan pH tanah sedikit
asam hingga netral (6,0-7,4) meskipun disebutkan toleran hingga pH 8,5 dan
minimal pH 4,7. Jenis ini memerlukan drainase yang baik namun masih toleran
terhadap tanah tergenang air dalam waktu pendek (Staples dan Elevitch, 2006).
Trembesi adalah pohon yang memiliki kemampuan menyerap
karbondioksida dari udara yang sangat besar. Pohon ini mampu menyerap
28.488,39 kg CO2 setiap tahunnya. Selain tanaman peneduh, trembesi juga dapat
digunakan untuk obat tradisional antara lain demam, diare, sakit kepala dan sakit
perut. Trembesi dapat mencapai tinggi maksimum 15-25 m. Diameter setinggi
dada mencapai 1-2 m. Kanopinya dapat mencapai diameter 30 m. Pohon ini
membentuk kanopi berbentuk payung, dengan penyebaran horisontalnya lebih
besar dibandingkan tinggi pohon jika ditanam di tempat yang terbuka. Pada
kondisi penanaman yang lebih rapat, tingginya bisa mencapai 40 m dan diameter
kanopi lebih kecil (Nuroniah dan Kosasih, 2010).
7
Berdasarkan klasifikasi botani, trembesi termasuk dalam Kingdom:
Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Fabales; Famili:
Fabaceae; Sub Famili: Mimosoideae; Genus: Samanea; Spesies: Samanea saman
(Jacquin) Merril. Jenis ini memiliki nama sinonim Mimosa saman, Pithecellobium
saman, Inga saman, Albizia saman dan Enterolobium saman (Staples dan
Elevitch, 2006).
Dahlan (2010) menyatakan bahwa setiap 100 gram daun trembesi
mengandung 47,8 gram air, 10,2 g protein, 2,1 gram lemak, 22,2 gram
karbohidrat tidak larut, serat 15,7 gram, dan 2,0 gram abu. Prasad et al.
(2008) melaporkan bahwa daun trembesi mengandung senyawa metabolit
sekunder yaitu tanin, flavonoid, saponin, steroid, terpenoid, dan glikosida
kardiak. Hasil penelitian Raghavendra et al. (2008) diperoleh bahwa daun
trembesi juga mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid.
Pakan Komplit
Pemberian pakan komplit merupakan suatu strategi yang telah lama
diterapkan, khususnya pada industri sapi. Pada sistem pemeliharaan kambing dan
domba di Indonesia, penggunaan pakan komplit sampai saat ini masih sangat
terbatas. Pakan komplit di daerah yang memiliki iklim tropis sering digunakan
sebagai alternatif peternak untuk memberikan sumber nutrisi bagi ternak. Pakan
komplit memiliki cakupan nutrien yang baik serta memiliki keuntungan yang
banyak, karena pakan komplit sering memanfaatkan bahan-bahan yang mudah
didapat dan bahan yang digunakan sisa dari limbah pertanian (Saputra, 2013).
8
Pakan komplit merupakan pakan yang cukup mengandung nutrien untuk
ternak dalam tingkat fisiologis tertentu yang dibentuk dan diberikan sebagai satu-
satunya pakan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi
tanpa tambahan substansi lain kecuali air. Semua bahan pakan tersebut, baik
hijauan maupun konsentrat dicampur menjadi satu. Pembuatan pakan komplit
berbahan limbah pertanian dan limbah industri pertanian merupakan salah satu
alternatif pemecahan masalah ketidak kontinyuan penyediaan pakan untuk
ruminansia (Purbowati dkk, 2007). Fachiroh dkk (2012) menyatakan bahwa pakan
komplit dapat disusun dari bahan campuran limbah agroindustri, limbah pertanian
yang belum dimanfaatkan optimal sehingga ternak tidak perlu diberi hijauan.
Pakan komplit merupakan campuran dari bahan pakan berupa silase dan
kosentrat (pakan penguat) melalui proses fermentasi anaerob (kedap udara, kedap
air dan kedap sinar matahari) yang lengkap dengan nutrient sesuai dengan
kebutuhan berat badan. Pakan sangat penting diperlukan untuk pertumbuhan
ternak karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh karena itu pakan harus
tersedia terus menerus. Pakan umumnya diberikan pada ternak berupa hijauan dan
makanan penguat (konsentrat) (Masyadi, 2010).
Wafer
Wafer pakan merupakan suatu bahan yang mempunyai dimensi (panjang,
lebar, dan tinggi) dengan komposisi terdiri dari beberapa serat yang sama atau
seragam (Syananta, 2009). Keuntungan wafer menurut Basymeleh (2009) adalah
kualitas nutrisi lengkap, mempunyai bahan baku bukan hanya dari hijauan
makanan, tidak mudah rusak oleh faktor biologis karena mempuyai kadar air
9
kurang dari 14%, dan ketersediaannya berkesinambungan dapat bertahan cukup
lama sehingga dapat mengantisipasi ketersediaan pakan pada musim kemarau
serta dapat dibuat pada saat musim hujan pada saat hasil-hasil hijauan makanan
ternak dan produk pertanian melimpah serta memudahkan dalam penanganan,
karena bentuknya padat kompak sehingga memudahkan dalam penyimpanan dan
transportasi.
Wafer adalah pakan sumber serat alami yang dalam proses pembuatannya
mengalami pemadatan dengan tekanan dan pemanasan sehingga mempunyai
bentuk ukuran panjang dan lebar yang sama. Wafer pakan yang berasal dari
limbah pertanian merupakan pakan alternatif untuk mengganti hijauan pakan pada
saat musim kemarau. Wafer pakan dibuat dengan menggunakan mesin pengepres
dengan bantuan panas dan tekanan. Komposisi zat makanan dibuat menyerupai
komposisi hijauan pakan sehingga diharapkan dapat disukai ternak dan dapat
diberikan dengan maksimal (Retrani dkk, 2009).
Wafer terdiri dari beberapa serat yang sama dan dalam proses
pembuatannya mengalami pemadatan dengan tekanan 12 kg/cm2 dan pemanasan
dalam suhu 120°C selama 10 menit. Wafer pada umumnya memiliki warna lebih
gelap dibanding warna asal, hal tersebut disebabkan oleh adanya proses browning
secara non enzimatis yaitu karamelisasi dan reaksi Maillard. Karamelisasi terjadi
jika suatu larutan sukrosa diuapkan sampai seluruh air menguap. Jika pemanasan
dilanjutkan, maka cairan yang ada bukan terdiri dari air, tetapi merupakan cairan
sukrosa yang lebur. Reaksi Maillard merupakan reaksi antara karbohidrat,
khususnya gula preduksi dengan gugus amina primer (Basymeleh, 2009).
10
Fungsi Lemak Kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)
Lemak sangat penting dalam makanan, dimana lemak dibutuhkan sebagai
sumber asam-asam lemak esensial dan sebagai sumber energi. Karena kadar
energinya tinggi, maka lemak dapat menambahkan energi makanan tanpa
menambah volume terlalu banyak (Tillman, dkk, 1991). Karbohidrat dan protein,
lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh. Bobot energi yang dihasilkan
per gram lemak adalah 2,25 kali lebih besar daripada karbohidrat dan protein. 1
gram lemak menghasilkan 9 kalori sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kalori (Suharjo dan Clara 1992).
Penggunaan lemak dalam ransum akan melenyapkan berdebunya ransum,
membuat rupa ransum menjadi lebih menarik, mempertinggi palatabilitas dan
mengurangi hilangnya zat-zat makanan akibat debu. Lemak juga merupakan
pelarut vitamin. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K
dan vitamin yang larut dalam air terdiri dari asam askorbat (C), B-kompleks (B1
sampai B12) (Anggorodi, 1994).
Kadar lemak dalam analisis proksimat ditentukan dengan
mengekstraksikan bahn pakan dalam pelarut organik. Zat lemak terdiri dari
karbon, oksigen, dan hidrogen. Lemak yang didapatkan dari analisis lemak ini
bukan lemak murni akan tetapi campuran dari berbagai zat yang terdiri dari
klorofil, xantofil, karoten dan lain-lain (Murtidjo, 1987).
BETN merupakan karbohidrat yang dapat larut meliputi monosakarida,
disakarida dan polisakarida yang mudah larut dalam larutan asam dan basa serta
memiliki daya cerna yang tinggi (Anggorodi, 1994). Penentuan kadar bahan
11
ekstrak tanpa nitrogen hanya berdasarkan perhitungan 100%-(%air+%abu+%serat
kasar+%protein kasar+%lemak kasar). Ekstrak tanpa nitrogen dipengaruhi oleh
kandungan nutient lainnya yaitu protein kasar, air, abu, lemak kasar, dan serat
kasar (Kamal, 1998). Ditambahkan oleh Tillman, dkk (1991) bahwa semakin tua
umur tanaman proporsi selulosa dan hemiselulosa makin bertambah, sedangkan
karbohidrat yang larut dalam air berkurang.
Hipotesis
Diduga bahwa penggunaan daun trembesi pada wafer pakan komplit dengan
level berbeda dapat mempengaruhi kandungan lemak kasar dan BETN.
12
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2017.
Penelitian dimulai dengan pembuatan pakan yang akan dilaksanakan di
Laboratorium Industri Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Analisis kandungan lemak kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
berdasarkan analisis proksimat di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Alat yang digunakan antara lain: baskom, gunting, pisau, tempat
penggilingan bahan, pencetak wafer, dandang, kompor gas, oven, talang,
penggaris, timbangan pakan, dan alat-alat laboratorium untuk analisis proksimat.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tepung daun
trembesi, tongkol jagung, dedak padi, tepung rese, molases, mineral, dan bahan-
bahan kimia untuk analisis proksimat.
Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.
Adapun perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah :
P1 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 0 % (Kontrol)
P2 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 10%
P3 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 20 %
P4 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 30 %
13
Komposisi nutrisi bahan pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Nutrisi Bahan Pakan yang Digunakan (%)
Bahan Pakan Kandungan Gizi %
BK PK SK LK TDN Abu BETN
Tongkol Jagunga 90 3,5 25,38 0,5 48 1,23 69,39
Daun Trembesib 88,87 23,26 20,25 5,41 0 4,16 46,92
Dedak Padic 91,26 9,96 8,54 9,11 56,72 12,8 59,59
Mineral 0 0 0 0 0 66,9 33,1
Molasesd 82,52 3,06 0 0 86,63 40,0 56,94
Tepung Resed 91,4 45 17,59 6,62 6,3 30,8 2,92
Sumber : aPreston (2006), bMarhaeniyanto dan Susanti (2014), cWahyono dan
Hardianto (2004), dHartadi, dkk (1997).
Komposisi pakan pada setiap perlakuan, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi dan Kandungan Nutrisi Pakan pada Setiap Perlakuan (%)
Bahan (%) Perlakuan
P1 P2 P3 P4
Tongkol Jagung 45 45 45 45
Tepung Daun Trembesi 0 10 20 30
Dedak Padi 34 29 24 19
Molases 5 5 5 5
Mineral 1 1 1 1
Tepung Rese 15 10 5 0
Total 100 100 100 100
Protein Kasar 11.18 11.25 11.23 11.15
Serat Kasar 16.63 16.68 16.64 16.61
Lemak Kasar 3.33 3.41 3.49 3.57
Bahan Kering 88.95 88.84 88.73 88.62
TDN 41.27 40.01 40.85 40.15
Abu 13,27 11,5 9,74 7,97
BETN 54,14 55,71 57,28 58,84
Keterangan : P1 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 0 %
P2 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 10 %
P3 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 20 %
P4 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 30 %
14
Prosedur Pembuatan Wafer
Cara pembuatan wafer pakan komplit adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Prosedur pembuatan wafer
Wafer Pakan Komplit
Penggilingan
Pengovenan (±24 jam)
Daun trembesi
yang sudah
kering
Tongkol jagung
Penyimpanan 21 hari
Analisis laboratorium
Formulasi
Pengukusan
Penimbangan
Pencetakan
Pencampuran Bahan
15
Pohon trembesi yang memiliki daun lebat dipangkas dan dipisahkan daun
dan ranting. Daun trembesi dikeringkan dibawah sinar matahari hingga kering
kemudian digiling kasar. Semua bahan pakan ditimbang sesuai dengan kebutuhan
dan kemudian bahan dicampur dan diaduk sampai homogen. Selanjutnya
dilakukan pencetakan dengan menggunakan cetakan wafer. Setelah di cetak
dilakukan pengeringan atau pengovenan dengan suhu 65oC dengan maksud agar
semua wafer berada dalam kondisi dan berat yang konstan. Selanjutnya wafer
yang telah tercetak disimpan selama 21 hari dalam tempat yang aman guna
menghindari faktor kerusakan yang terjadi setelah pembuatan.
Parameter yang Diukur
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kandungan lemak kasar
dan BETN wafer pakan komplit, berdasarkan analisis proksimat sesuai dengan
prosedur kerja yang dikemukakan AOAC (1992) sebagai berikit :
Lemak Kasar
1. Menimbang sampel sebanyak 1 gram (a gram), kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi.
2. Larutan chloroform diberikan sebnayak 10 ml kemudian tabung reaksi
ditutup agar larutan tidak menguap, dikocok sampai homogen dan dibiarkan
selama 24 jam.
3. Sampel disaring dengan menggunakan kertas saring kemudian pipet
sebanyak 5 ml.
4. Sampel yang telah dipipet dimasukkan kedalam cawan porselin yang telah
ditimbang berat kosongnya (b gram).
16
5. Sampel dimasukkan dalam oven selma 24 jam pada suhu 105 0c, kemudian
didinginkan dalam desikator selma 30 menit dan ditimbang (c gram).
Kadar lemak = (𝑃 (𝐵−𝐴)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥100% )
Keterangan :
P = faktor pengenceran = 10/5 = 2
B = berat cawan porselin (gram)
A = berat akhir (gram)
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)
Kadar BETN dihitung dengan menentukan kadar air, kadar abu, kadar
serat kasar, kadar lemak dan kadar protein dalam bentuk % BK (AOAC, 1992).
Kadar BETN dihitung dengan rumus :
BETN = 100 – (%Abu+%Lemak Kasar+%Serat Kasar+%Protein Kasar)
Analisis Data
Data yang diperoleh dengan menggunakan sidik ragam sesuai dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Model
matematikanya sebagai berikut (Gasperz, 1994) :
Yij = µ + T i + ɛ ij
Keterangan :Yij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dengan ulangan ke-j
µ = nilai rata-rata umum
T i = pengaruh perlakuan ke- i ( i = 1,2,3,4 )
ɛ ij = galat percobaan dari perlakuan ke- i dengan ulangan ke- j
Apabila perlakuan berpengaruh nyata diuji lanjut dengan menggunakan uji
Duncan (Gomez, 1995).
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, rata-rata kandungan
lemak kasar dan BETN wafer pakan komplit berbasis daun trembesi dengan level
yang berbeda setiap perlakuan dapat ditampilkan pada Tabel 3 dibawah.
Tabel 3. Rata-rata Kandungan Lemak Kasar dan BETN Wafer Pakan Komplit
Berbasis Daun Trembesi dengan Level yang Berbeda
Parameter Perlakuan (%)
P1 P2 P3 P4
Lemak Kasar 4,24±0,79a 6,07±0,16b 6,31±0,14b 7,56±0,54c
BETN 46,00±0,32a 44,5±0,55ab 43,59±1,41bc 42,39±1,42c
Keterangan: Superskrip yang Berbeda Pada Baris yang Sama Menunjukkan
Berpengaruh Nyata (P<0,05).
P1 = Wafer pakan komplit daun trembesi 0 % (kontrol)
P2 = Wafer pakan komplit daun trembesi 10%
P3 = Wafer pakan komplit daun trembesi 20 %
P4 = Wafer pakan komplit daun trembesi 30 %
Kandungan Lemak Kasar
Berdasarkan sidik ragam wafer pakan komplit dengan penambahan daun
trembesi dengan level berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan
lemak kasar. Rata-rata kandungan lemak kasar pada perlakuan P4 lebih tinggi dari
pada perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena adanya pengaruh penambahan 30%
tepung daun trembesi pada perlakuan P4. Daun trembesi memiliki kandungan
lemak kasar yang cukup tinggi sehingga dapat mempengaruhi kandungan lemak
pada pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Marhaeniyanto dan Susanti (2014)
yang menyatakan bahwa peningkatan kandungan lemak pada pakan disebabkan
karena penggunaan daun trembesi pada pakan. Kandungan daun hijau trembesi
mengandung 5,41% lemak kasar.
18
Tingginya kadar lemak kasar pada perlakuan P2, P3 dan P4 setelah
disimpan selama 21 hari diduga disebabkan oleh hujan yang terjadi sehingga
temperatur udara meningkat. Peningkatan temperatur membuat wafer pakan
komplit menyerap udara dan meningkatkan kadar air, sehingga memicu adanya
perkembangbiakan mikroba dan menyebabkan pakan menjadi berjamur. Hal ini
sesuai pendapat Johan (2014) yang menyatakan bahwa kandungan air yang terlalu
tinggi dapat merusak pakan hal ini ditandai dengan adanya jamur yang tumbuh.
Pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur membentuk massa sel akan
menyebabkan peningkatan kandungan lemak dalam pakan.
Pada perlakuan P2, P3 dan P4 rata-rata mengandung lemak kasar di atas
5%, artinya kandungan lemak kasar pada perlakuan P1 (kontrol) memiliki
kandungan lemak kasar yang lebih baik sementara perlakuan lainnya cukup tinggi
sehingga dapat dikategorikan kurang baik karena kandungan lemak kasar yang
relatif lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Preston dan Leng (2001) yang
menyatakan bahwa standar kandungan lemak kasar bahan pakan ruminansia
berkisar di bawah 5% dan pendapat Soetanto (2006) yang menyatakan bahwa
pakan ruminansia umumnya mengandung lemak relatif rendah, yaitu kurang dari
5% meskipun telah diberi pakan konsentrat.
Kadar lemak kasar yang tinggi pada bahan pakan akan menghambat
aktivitas mikroorganisme dalam rumen, khususnya dalam mencerna serat kasar.
Lemak yang berlebihan dalam rumen akan menutupi permukaan serat sehingga
mikroorganisme sulit mencerna pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Palmquist
dan Jenkins (1997) bahwa lemak yang tinggi akan menyelubungi serat pakan
19
sehingga mikroba rumen tidak mampu mendegradasi serat. Selain itu, lemak yang
tinggi dapat menjadi toksik bagi sebagian mikroorganisme, mempengaruhi
permukaan aktif dari membran mikroba dan mengurangi ketersediaan kation
sehingga dapat mempengaruhi rumen terutama pH rumen yang akan berpengaruh
pada kehidupan dan aktivitas mikroba rumen.
Kandungan BETN
Sidik ragam wafer pakan komplit berbasis tepung daun trembesi
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan BETN (Bahan Ekstrak Tanpa
Nitrogen). Nilai kandungan BETN antara P1 dan P2 sama, P2 dan P3 sama serta
P3 dan P4 juga menunjukkan hasil yang sama. Nilai kandungan BETN tertinggi
pada perlakuan P1 yaitu 46,00% dan terendah pada perlakuan P4 yaitu 42,39%.
Wafer pakan komplit dengan penambahan 30% daun trembesi pada
perlakuan P4 memberikan hasil yang lebih rendah dari perlakuan lainnya. Hal ini
diduga disebabkan karena tingginya kandungan lemak kasar, kadar abu, protein
kasar, dan serat kasar pada perlakuan P4 sehingga dapat menurunkan kandungan
BETN. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistiono (2012) yang menyatakan bahwa
dalam perhitungan kadar BETN, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kandungan BETN seperti kadar air, kadar abu, protein kasar, serat kasar dan
lemak kasar. Secara alamiah BETN lebih mudah dicerna oleh mikroba, sehingga
mikroba cenderung memanfaatkannya terlebih dahulu. Penurunan kadar BETN
dipandang dari aspek nutrisi kurang menguntungkan, karena semakin sedikit
BETN, berarti semakin sedikit pula komponen bahan organik yang dapat dicerna
sehingga semakin sedikit pula energi yang dapat dihasilkan (Sari dkk., 2015).
20
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa kandungan BETN pada
perlakuan P1, P2 dan P3 memberikan hasil terbaik karena jumlah BETN yang
terkandung pada perlakuan P1, P2 dan P3 cukup tinggi sehingga dapat
menghasilkan energi yang banyak bagi ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sutardi (2006) yang menyatakan bahwa kandungan BETN yang tinggi sangat
dibutuhkan oleh ternak dalam menghasilkan energi. Meningkatnya kadar BETN
dipandang dari aspek nutrisi yang menguntungkan karena semakin banyak BETN,
berarti semakin banyak pula komponen bahan organik yang dapat dicerna
sehingga semakin banyak energi yang dapat dihasilkan.
21
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
penambahan daun trembesi (Samnea zaman) pada wafer pakan komplit dapat
meningkatkan kandungan lemak kasar dan menurunkan kandungan BETN.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai wafer pakan komplit
berbasis daun trembesi yang diaplikasikan langsung pada ternak ruminansia.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan ke-5. Penerbit
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
AOAC. 1992. Official Methods of Analysis. 13 Edition. Association of Official
Analytical Chemist. Washington, D.C.
Basymeleh, S. 2009. Pengaruh jenis hijauan pakan dan lama penyimpanan
terhadap sifat fisik wafer. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Dahlan, E. N. 2010. Trembesi dahulunya asing sekarang tidak lagi. Bogor : IPB
Press.
Fachiroh, L., B.W.H.E. Prasetiyono dan A. Subrata. 2012. Kadar protein dan urea
darah kambing perah peranakan etawa yang diberi wafer pakan komplit
berbasis limbah agroindustri dengan suplementasi protein terproteksi.
Animal Agriculture Journal, 1 (1) : 443 – 451.
Febriana, D dan M. Liana. 2008. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan
ruminansia pada peternakan rakyat di Kecamatan Rengat Barat Kabupaten
Indragili Hulu. Jurnal Peternakan, 5 (1) :28 - 37
Forsum. 2012. Tongkol Jagung. Http://www.forsum.wordpress.com/2012/09
/18/tongkol-jagung/. Diakses Pada Tanggal 15 November 2016, Makassar.
Gasperz, V,. 1994. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian,
Ilmu Teknik dan Biologi. Penerbit CV. Armico, Bandung.
Gomez, K.A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Edisi 2.
Penerbit: Universitas Indonesia, Jakarta.
Hartadi, H., A.D Tillman., S. Reksohadiprodjo,. S. Lebdosoekodjo,. L.C. Kearl.,
dan L.E. Harris. 1997. Tabel-tabel dari komposisi bahan makanan ternak
untuk Indonesia. Data Ilmu Makanan Untuk Indonesia. International.
Johan, M. 2014. Kandungan nutrisi baglog jamur tiram putih
sebagai bahan pakan pada masa inkubasi yang berbeda. Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Skripsi
Kamal, M. 1998. Rangkuman laboratorium Makanan ternak, jurusan nutrisi dan
makanan ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
23
Marhaeniyanto, E, dan S. Susanti. 2014. Kadar saponin daun tanaman yang
berpotensi menekan gas metana secara in-vitro. Buana Sains, 14(1) :29-38.
Masyadi. 2010. Pakan lengkap silase komplit. http://masyadi-kumpulan
artikelkuliah.blogspot.com/2010/05/pakan-lengkap-silasekomplit.html
Diakses pada tanggal 17 November 2016
Misbarullah, A. 1993. Pengaruh penggunaan tepung eceng gondok (Eichhornia
crassipes) dan trembesi (Samanea saman Jacq.) dalam ransum terhadap
konversi ransum dan nilai ekonomis pada broiler. Fakultas Peternakan.
Universitas Hasanuddin. Makassar. Skripsi
Murtidjo. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Nuroniah, H. S dan A.S. Kosasih. 2010. Mengenal jenis trembesi (Samanea
saman (jacquin). Merrill) sebagai pohon peneduh. Jurnal Mitra Hutan
Tanaman, 5 (1): 1-5.
Palmquist, D.L. and T.C. Jenkins. 1997. Effect Fatty Acids Or Calcium Soap On
Rumen and Total Nutrient Digestibility Of Dairy Rations. J. Dairy Sci.
Canberra, Australia. pp. 67.
Prasad, R.N., S. Viswanathan., J.R. Devi., V. Nayak., V.C. Swetha., B.R
Archana., N. Parathasarathy and J. Rajkumar. 2008. Short
Communication, Preliminar phyto chemical screening and antimicrobia
activity of Samanea saman, Journal o Medicinal Plants Research, 2 (10) :
268-270.
Preston, T. R. 2006. Feed Composition Tables. http://beefmag.com/mag/beef_
feed_composition. (20 November 2016).
and R.A.Leng. 2001. Matching Ruminant Production Sistems with
Available Resources in the Tropic and Sub-Tropic. Armidale Publisher,
Australia. pp. 245.
Purbowati, E., C. I. Sutrisno, E. Baliarti, S. P. S. Budhi, dan W. Lestariana. 2007.
Pengaruh pakan komplit dengan kadar protein dan energi yang berbeda
pada penggemukan domba lokal jantan secara feedlot terhadap konversi
pakan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Universitas
Diponegoro, Semarang p. 394-400
Raghavendra, M. P., S. Satish and K. A., Raveesha, 2008, In-vitro Antibacterial
Potential of Alkaloids of Samanea saman (Jacq.) Merr. Against
Xanthomonas and Human Pathogenic Bacteria. World Journal of
Agricultual Science, 4 (1): p.100-105.
24
Retrani, Y. S. Basymeleh, L. Herawati. 2009. Pengaruh jenis hijauan pakan dan
lama penyimpanan terhadap sifat fisik wafer. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Peternakan, 12 (4) :196-202
Saputra, F.F. 2013. Efisiensi pakan komplit dengan level ampas tebu yang
berbeda pada kambing lokal. Fakultas Peternakan Dan Pertanian,
Universitas Diponegoro. Semarang. Skripsi
Sari, M.L., A. Muhammad., M. Sandi., dan A. Yolanda. 2015. Kualitas Serat
Kasar, Lemak Kasar, dan BETN terhadap Lama Penyimpanan Wafer
Rumput Kumpai Minyak dengan Perekat Karaginan. Jurnal Peternakan
Sriwijaya, 4 (2) : 35 – 40
Shofiyanto, M. E. 2008. Hidrolisis tongkol jagung oleh bakteri selulolitik untuk
produksi bioetanol dalam kultur campuran. Skripsi Teknologi Industri
Pertanian. IPB, Bogor. Skripsi
Sitorus, T. F,. 2002. Peningkatan nilai nutrisi jerami padi dengan fermentasi ragi
isi rumen. Tesis Program Studi Magister Ilmu Ternak Program Pasca
Sarjana Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Skripsi
Soetanto, H. 2006. Kebutuhan Gizi Ternak Ruminansia Menurut Stadia
Fisiologisnya. Bahan Ajar Kuliah. Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya, Malang. Skripsi
Staples, G.W. and Elevitch, C.R., 2006, Samanea saman (rain tree), ver. 2.1. In:
C.R Elevitch (ed), Species Profiles For PacifIsland Agroforestry,
Permanent Agriculture Resources (PAR), hawai. Page 2-3
Suharjo dan M. K. Clara. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Suhartanto, B., B.P. Widyobroto, dan R. Utomo. 2003. Produksi ransum lengkap
(complete feed) dan suplementasi undegraded protein untuk meningkatkan
produksi dan kualitas daging sapi potong. Laporan Penelitian Ilmu
Pengetahuan Terapan (Hibah Bersaing X/3). Lembaga Penelitian
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sulistiono, D. 2012. Delignifikasi Pelepah Daun Sawit Akibat Penambahan Urea,
Phanerochaete chrysosporium dan Trameters sp. Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung. Skripsi
Suryani, R. 2015. Outlook komoditas pertanian subsektor peternakan daging sapi.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Jakarta.
25
Sutardi, T. 2006. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak.
Penerbit: Fakultas Peternakan IPB, Bogor. Jilid 1.
Syananta, F.R. 2009. Uji sifat fisik wafer limbah sayuran pasar dan
palatabilitasnya pada ternak domba. IPB, Bogor. Skripsi
Tillman, A. D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke iii. Penerbit
Universitas Gadjah Mada press, Yogyakarta.
Wahyono. D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal
Untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Jurnal Lokakarya Sapi
Potong.Grati. Pasuruan.
Yulistiani, D. 2010. Fermentasi tongkol jagung (kecernaan >50%) dalam ransum
komplit domba komposit sumatera dengan laju pertumbuhan >125
gram/hari. Program Insentif Riset Terapan. Balai Penelitian Ternak.
Bogor. Skripsi
Yunilas. 2009. Bioteknologi jerami padi melalui fermentasi sebagai bahan pakan
ruminansia. Departemen Peternakan Fakultas Peternakan Universitas
Sumatra Utara, Medan. Karya ilmiah
26
Lampiran 1. Analisis Sidik Ragam Kandungan Lemak Kasar
Ulangan Perlakuan
Total P1 P2 P3 P4
1 3.57 6.13 6.28 7.30
2 3.60 5.86 6.32 7.34
3 5.17 6.06 6.50 8.38
4 4.64 6.25 6.14 7.22
Total 16,98 24,55 25,24 30,24 96,01
Rata-Rata 4,24 6,13 6,31 7,56 24,25
Perhitungan :
JUMLAH KUADRAT (JK)
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 =Y. .2
r. t
=(96,01)2
16
= 588,18
JK Total = ∑ 𝑦2 𝑖𝑗 − 𝐹𝐾
ij
= (3,57 + (3,60)2 + … … + (7,22)2 − 588,18
= 610,51 − 588,18
= 22,33
𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 = ∑(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛)
2
𝑟− 𝐹𝐾
= (16,98)2 + (24,55)2 + (25,24)2 + (30,24)2
4− 585,15
= 607,58 − 588,18
= 19,4
𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝐽𝐾𝑇 − 𝐽𝐾𝑃
= 22,33 − 19,4
= 2,93
27
DERAJAT BEBAS (DB)
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 − 1
= 4 − 1
= 3
𝐷𝐵 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 − 1
= 16 − 1
= 15
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝐷𝐵𝑇 − 𝐷𝐵𝑃
= 15 − 3
= 12
KUADRAT TENGAH (KT)
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 = 𝐽𝐾𝑃
𝐷𝐵𝑃
= 19,4
3= 6,46
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 =𝐽𝐾𝐺
𝐷𝐵𝐺
= 2,93
12= 0,24
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝐾𝑇𝑃
𝐾𝑇𝐺
= 6,46
0,24= 26,91
Daftar Sidik Ragam Kandungan Lemak Kasar
Sumber
Keragaman
DB
JK
KT
F hitung
F tabel
5% 1%
Pelakuan 3 19,4 6,46 26,91 3,49
5,95
Galat 12 2,93 0,24
Total 15 22,33
28
Lampiran 2. Analisis Sidik Ragam Kandungan BETN
Ulangan Perlakuan
Total P1 P2 P3 P4
1 45.76 45.26 45.15 40,54
2 45.89 44.24 44.28 43,78
3 45.87 44.54 42.99 43,2
4 46.48 43.96 41.94 42,05
Total 184,00 178 174,36 169,57 705,93
Rata-Rata 46,00 44,5 43,59 42,39 44,12
JUMLAH KUADRAT (JK)
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 =Y. .2
r. t
=(705,93)2
16
=31.146,07
JK Total = ∑ 𝑦2 𝑖𝑗 − 𝐹𝐾
ij
= (45,76 + (43,38)2 + … … + (42,05)2 − 31.151,87
= 31.187,22 − 31.146,07
= 41,14
𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 = ∑(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛)
2
𝑟− 𝐹𝐾
= (184,00)2 + (178,02)2 + (174,37)2 + (169,58)2
4− 31.151,87
= 31.173,84 − 31.146,07
=27,77
𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝐽𝐾𝑇 − 𝐽𝐾𝑃
= 41,14 − 27,77
= 13,37
29
DERAJAT BEBAS (DB)
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 − 1
= 4 − 1
= 3
𝐷𝐵 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 − 1
= 16 − 1
= 15
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝐷𝐵𝑇 − 𝐷𝐵𝑃
= 15 − 3
= 12
KUADRAT TENGAH (KT)
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 = 𝐽𝐾𝑃
𝐷𝐵𝑃
= 27,77
3= 9,25
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 =𝐽𝐾𝐺
𝐷𝐵𝐺
= 13,37
12= 1,11
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝐾𝑇𝑃
𝐾𝑇𝐺
= 9,25
1,11= 8,30
Daftar Sidik Ragam Kandungan BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen)
Sumber
Keragaman DB JK KT F hitung
F tabel
5% 1%
Pelakuan 3 27,77 9,25 8,30 3,49
5,95
Galat 12 13,37 1,11
Total 15 41,14
30
Lampiran 3. SPSS kandungan lemak kasar
Descriptives
Lemak Kasar
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean Min MaX
Between-
Component
Variance Lower
Bound
Upper
Bound
1 4 4.2450 .79232 .39616 2.9842 5.5058 3.57 5.17
2 4 6.0750 .16340 .08170 5.8150 6.3350 5.86 6.25
3 4 6.3100 .14832 .07416 6.0740 6.5460 6.14 6.50
4 4 7.5600 .54894 .27447 6.6865 8.4335 7.22 8.38
Total 16 6.0475 1.30022 .32506 5.3547 6.7403 3.57 8.38
Model
Fixed Effects
Random Effects
.49442 .12360 5.7782 6.3168
.68352 3.8722 8.2228 1.80766
ANOVA
Lemak Kasar
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 22.425 3 7.475 30.579 .000
Within Groups 2.933 12 .244
Total 25.359 15
31
Homogeneous Subsets
Lemak Kasar
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Duncana
1 4 4.2450
2 4 6.0750
3 4 6.3100
4 4 7.5600
Sig. 1.000 .514 1.000
Lampiran 4. SPSS kandungan BETN
Descriptives
BETN
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Min Max
Between-
Component
Variance
Lower
Bound
Upper
Bound
1 4 46.0000 .32506 .16253 45.4828 46.5172 45.76 46.48
2 4 44.5000 .55929 .27964 43.6101 45.3899 43.96 45.26
3 4 43.5900 1.41329 .70665 41.3411 45.8389 41.94 45.15
4 4 42.3925 1.42902 .71451 40.1186 44.6664 40.54 43.78
Total 16 44.1206 1.65629 .41407 43.2380 45.0032 40.54 46.48
Model
Fixed Effects
Random Effects
1.05569 .26392 43.5456 44.6957
.76070 41.6997 46.5415
2.03603
32
BETN
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 27.776 3 9.259 8.307 .003
Within Groups 13.374 12 1.114
Total 41.150 15
Homogeneous Subsets
BETN
perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Duncana
4 4 42.3925
3 4 43.5900 43.5900
2 4 44.5000 44.5000
1 4 46.0000
Sig. .135 .246 .068
33
Lampiran 5. Dokumentasi penelitian
Daun trembesi yang masih segar Pengeringan daun trembesi
Tepung daun trembesi Tongkol jagung
34
Wafer pakan komplit tanpa daun trembesi Wafer pakan komplit 10% daun trembesi
Wafer pakan komplit 20% daun trembesi Wafer pakan komplit 30% daun trembesi
Penambahan larutan cloroform Lemak kasar setelah di oven
35
RIWAYAT HIDUP
Alfian Adi Firansyah lahir pada tanggal 18 Desember 1994
di Dusun Sipatuo Sipatokkong Desa Onto, Kabupaten Selayar,
Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak ke tiga dari
pasangan Ahmad Darlin dan Andi Intang. Pada tahun 2001
penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Inpres ONTO
dan tamat pada tahun 2007 dan penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Bontomatene, tamat pada tahun 2010. Kemudian penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bontomatene dan tamat pada
tahun 2013. Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikan ke
Perguruan Tinggi Negeri dan lulus melalui jalur Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negri (SBMPTN) di Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Saat ini Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan
Makanan Ternak Universitas Hasanuddin (HUMANIKA UNHAS) dan sebagai
asisten Tanaman Makanan Ternak di Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin.