PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN...
Transcript of PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN...
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUDHARABAH
TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(UMKM) BMT EL-SYIFA CIGANJUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
HENITA SAHANY
1110046100087
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
PENGARUH PEMBIAYAAII MURABAHAH DAN MUDHARABAH
TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(TIMKM) BMT EL SYITA CIGANJUR
Diajukan kepada rfl;:::r*ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)
Oleh:
HENITA SAHANY
NIM: 1110046100087
Dibawah bimbingan
Dr. Svahrul Adam. M.Ag
NIP: 197305042000031002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
tr.AKTILTAS SYARIAH DAN HUKUM
T]NTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA
Pembimbing I1
1436H/2015 M
LEMBAR PENGESA}IAN
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah
terhadap Perkembangan lJsaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA
Ciganjur" telah diujikan dalam sidang nxunaqasya& Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islarn Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa, 29
September 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, Oktober 2015Mengesahkan,
Panitia Sidang:
Kehra AM. Hasan Ali. M.A.NIP. 19751201 200501 1 005
H. Abdunauf. Lc. M.A.NIP. 19731215200501 I 002
Dr. Syahrul Adam. M.AgNrP. 19730504 200003 1 002
Sekretaris t
Pembimbing I
Pembimbing II
Penguji I
Maman Rahman Hakim. S.E.I. M.M
Dr. Muhammad Maksum. lv{.ANIP. 19780715 20A312 t 007
AM. Hasan Ali. M.A.NIP. 19751201 200501 1 00s
Iil
as Syariah dan Hukum
{iary4
Penguji II
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri OfN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri rufN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2.
J.
hK s"n",1 I 10046100087
IV
v
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUDHARABAH
TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(UMKM) BMT EL SYIFA CIGANJUR
Oleh: Henita Sahany
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah
dan mudharabah BMT El Syifa Ciganjur terhadap perkembangan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) yang dijalankan oleh nasabah. Diukur dengan beberapa
indikator seperti besaran pembiayaan yang diterima, peningkatan laba, peningkatan
omzet penjualan, peningkatan pendapatan dan asset usaha.
Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linear
sederhana yaitu untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen pembiayaan
murabahah terhadap variabel dependen perkembangan UMKM dan variabel
independen pembiayaan mudharabah terhadap variabel dependen perkembangan
UMKM yang diuji secara terpisah. Dan berdasarkan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah dan mudharabah mempunyai pengaruh
positif terhadap perkembangan UMKM nasabah BMT El Syifa.
Kata Kunci: Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah, Perkembangan
UMKM
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbi al-‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah
melimpahkan segala nikmat, anugerah dan karunia, sehingga skripsi yang berjudul,
“Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Perkembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA Ciganjur” ini dapat terselesaikan.
Salawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini dapat penulis selesaikan penyusunannya berkat bimbingan,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa hormat serta ungkapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A selaku ketua program studi Muamalat dan bapak
Abdurrauf, Lc, M.A selaku sekretaris program studi Muamalat.
3. Bapak Dr. Syahrul Adam, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan bapak
Maman Rahman Hakim, S.E.I, M.M selaku dosen pembimbing II yang telah
berjasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
vii
4. Para dosen dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
bantuannya kepada penulis.
5. Petugas pengawas perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, petugas
pengawas perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu peneliti dengan memberikan fasilitas
penyediaan literatur untuk penulisan skripsi ini.
7. Kedua orang tua tercinta bapak Sa’ali, S.pd dan ibu Dedeh Hanifah, S.Ag
yang telah memberikan semangat, motivasi serta doa yang selalu dipanjatkan
untuk penulis sehingga penulis diberi kelancaran dan kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Kak Nur Afifah dan ibu Yuyun Eliana yang telah memberikan motivasi dan
moril.
9. Delly Chessia Fadhila dan Gian Setiatno yang telah memberikan perhatian,
kasih sayang dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk sahabat-sahabatku tercinta Rika Mudrikah, Kharis Cahyadi, Willy
Fahmi Aziz, Abdul Hakim, Tri Puji Lestari, Aida Isti Nabila, Erni Sholihah
Hotami, Sharifa Aquila Dirampatan, Alifia Nilam Saputri, Ela Sulistia, Rita
Andriani, Deny Damara, Fredo, Belgis Permata Sari, Nurul Hidayani dan
viii
Nurlaelati yang telah memberikan semangat, dan juga motivasi kepada
penulis.
11. Untuk teman-teman PS B angkatan 2010 yang tidak bias disebutkan satu
persatu.
12. Dan semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan pula kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan berbagai pihak kepada
penulis diterima dan dibalas dengan kebaikan oleh Allah SWT dan mendapatkan
ganjaran pahala dari-Nya. Dengan segala kelemahan dam kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah
pengetahuan dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca
umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Aamiin yaa
Rabbal’alamin.
Ciputat, 9 Oktober 2015
Penulis
DAFTARISI
II~~~~ Jr(JI>lJ~ ...••.••••...•••.••.......••...•..•.•••.••.•••••••••.•.•••••••.•••••••••... i
SURAT PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ jj
SURAT PENGESAHAN PANITIA UnAN ............................................ iii
~IIS~ .......•.......•.......................................................•..•........... "
SURA T PERNY AT AAN ......•..........•.•••............•••••••......•.•....••..••••.•.... iv
KATA PENGANT AR ....................................................................... vi
l)AJr1rARI~I ...•••.•..•.•••••.......•..••....••.•...•.•.••••.•••.•..•...•.••••••••.••.....•.•. ix
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................ 100 .............. : •••••••••••
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .. 110 ••••••••••••••••••••••••• 0 ; • ••••
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................... 1200 0 ••••••••••••••• 0.
E. Review Studi Terdahulu ..................... 140 •••••••••••••••••••••••••
F. Kerangka Konseptual ....................................... 170 0 • • • • • • • • ••
G. Sistematika Penulisan ... .... . .. . .. . . . . . . . .. .. . . ... .. .. .. . . . .. . .. .. .. .... 19
BABII LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Murabahah
ix
1. Pengertian Pembiayaan Murabahah ............................. 21
2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah ..................... 23
3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah ..................... 29
4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Murabahah
Pada BMT ........................................................... 32
B. Pembiayaan Mudharabah
1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah ............................ 33
2. Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah .................... 35
3. Rukun dan Syarat Perribiayaan Mudharabah .................... 38
4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Mudharabah
Pada BMT ........................................................... 40
C. Usaha Mikro Keeil Menengah (UMKM)
1. Pengertian Usaha Milcro Keeil Menengah (UMKM) ......... 41
2. Landasan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah ............. 43
3.. Masalah Yang Dihadapi
Usaha Mikro keeil Mengengah (UMKM) ...................... 44
x
4. Perkembangan Usaha Mikro Kedl Menengah (UMKM) .... 45
BABIII METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................... 46
B. Jenis dan Sumber Data ................................................ 46
C. Variabel Penelitian ....................................................... 50
D. Populasi dan Sampel ................................................... 52
E. Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 54
F. Lokasi Penelitian ....................................................... 55
G. Teknik: Pengolahan Data ................................................ 55
H. Teknik Analisis Data ................................................... 59
1. Statistik Deskriptif ................................................. 59
2. Uji Validitas ......................................................... 60
3. Uji Reliabilitas ...................................................... 60
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas ................................................. 61
b. Uji Heteroskedastisitas ....................................... 61
c. Uji Autokorelasi ............................................... 62
5. Uji Regresi Linear Sederhana .................................... 63
6. Uji Hipotesa ........................................................ 63
a. Uji t .............................................................. 63
b. Uji Koefisien Determinasi .................................... 65
xi
BABIV GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA, HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BMT El-Syifa .................................... 68
1. Sejarah Singkat BMT El-Syifa ................................... 68
2. Visi dan Misi BMT El-Syifa ..................................... 70
3. Produk Yang Ditawarkan BMT El-Syifa ....................... 71
4. Struktur Organisasi BMT EI-Syifa .............................. 74
B. Gambaran Umum Responden ......................................... 75
C. Basil Penelitan dan Pembahasan ..................................... 85
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan.................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 1 02
B. Saran .... " ........................................................... '" 1 03
J)J\~1r~ ~IT~1r~ •.••••••...•••.....•.....•...••.•...•....•........••.....•••••....... 10:;
xii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah mengenai
pembiayaan murabahah dan mudharabah terhadap perkembangan usaha mikro
kecil menengah (UMKM). Dari penelitian-penelitian sebelumnya hasil
menunjukan bahwa baik pembiayaan murabahah maupun mudharabah
memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan UMKM. Dan dari
hasil penelitian ini yang mengambil lokasi di BMT menunjukan pembiayaan
murabahah dan mudharabah memiliki pengaruh yang positif terhadap
perkembangan UMKM. Selain di BMT penelitian tentang perkembangan
UMKM ini juga dapat dilakukan pada lembaga keuangan perbankan.
Lembaga keuangan perbankan terdiri dari dua macam yaitu Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Disamping kedua lembaga keuangan yang tersebut diatas (Bank
Umum dan BPRS), masih ada yang lain lagi lembaga keuangan yang bergerak
di luar dunia perbankan. Lembaga keuangan ini biasa dinamai dengan
Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB). Termasuk dalam lembaga keuangan
2
non bank (LKNB), di antaranya: Koperasi Syariah atau BMT, Asuransi
Syariah, Pegadaian Syariah, Dana Pensiun Syariah, dll1.
Baik lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank
keduana diatur dalam hukum syariah, dimana di dalam hukum syariah
melarang adanya pengambilan kelebihan yang merugikan semisal bunga atau
riba. Oleh karena bunga uang secara fikih dikategorikan sebagai riba yang
berarti haram tetapi yang diperbolehkan adalah sistem bagi hasil. Inilah yang
mendasari perbedaan antara sistem lembaga keuangan konvensional dengan
sistem lembaga keuangan syariah.
Dan salah satu jenis lembaga yang termasuk kedalam lembaga
keuangan non bank yaitu lembaga keuangan mikro. Dapat dicermati bahwa
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia saat ini semakin berkembang
dilihat dari semakin banyak jumlahnya, termasuk telah dikembangkannya
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dengan sistem ekonomi syariah. Karena
masih tergolong lembaga informal, maka bagi keperluan pengembangannya
agar menjadi lemabaga keuangan yang baik dan sehat, perlu didukung oleh
tersedianya lembaga yang memadai. Minimal kelembagaan tersebut memiliki
jaringan yang kuat, baik antar-LKM maupun antara LKM dengan lembaga
keuangan lainnya.
1 Nadratuzzaman Hosen, dkk., Dasar-dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Pusat Komunikasi
Ekonomi Syariah, 2008), h. 222-228
3
Kegiatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) secara prinsip
hampir sama dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) konvensional. Tetapi,
ada beberapa kegiatan yang berbeda dalam hal akad dan transaksinya, yaitu
dengan sistem syariah yang tidak memperkenankan adanya bunga. LKM
dengan sistem syariah ini diharapkan dapat menggantikan sistem
konvensional yang bertumpu pada instrumen bunga. Melalui sistem ini dapat
dikembangkan bentuk-bentuk pembiayaan untuk usaha kecil dengan
menggunakan sistem cost plus dan profit sharing. Adapun kegiatan LKMS
adalah sebagai berikut: a) jual-beli (murabahah); b) titipan (wadi‟ah); c)
mudharabah; d) musyarakah; e) zakat; f) jasa lainnya.2
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang akan menjadi fokus
penelitian ini adalah Baitul Maal Wattamwil (BMT). BMT terdiri dari dua
istilah, baitul maal dan baitul tamwil. Bila menengok perjalanan baitul maal
di Indonesia, sebenarnya sudah sedemikian tua usia kelahirannya, bermula
dari pengorganisasian zakat di kalangan kaum muslimin pada masa
pendudukan Jepang yang pada saat itu dimotori oleh Majelis Islam A‟la
Indonesia (MIAI) dengan membentuk sebuah Baitul Maal Pusat.3 Baitul Maal
Wattamwil (BMT) merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah
yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan
2 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), h. 74-75 3 Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam, (Bandung: Angkasa Bandung,
2003), h. 84
4
hingga ribuan BMT, yang bergerak di kalangan masyarakat ekonomi bawah
dan berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
rangka meningkatkan ekonomi bagi pengusaha kecil yang berdasarkan
prinsip-prinsip syariah yang kemudian disalurkan melalui pembiayaan-
pembiayaan.4
Perkembangan BMT di Indonesia sampai saat ini telah mencapai
jumlah jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dan tampil sebagai
pendorong intermediasi usaha riil-mikro. Hal ini dibuktikan dengan jumlah
BMT atau koperasi jasa keuangan syariah yang telah dikembangkan sampai
kepelosok Indonesia. Sejak pertama kali konsep BMT di tahun 1990
diperkenalkan, hanya ada beberapa puluh unit saja, dan saat ini jumlah BMT
sudah lebih dari 5.500 (Asosiasi BMT Indonesia/Absindo, 2012).5
Sedangkan pertumbuhan asset BMT menurut BMT Center (lembaga
yang menaungi LKMS se-Indonesia) terus bertambah seiring waktu dan
perkembangan jaringannya yang luas. Pada tahun 2006, asset anggota BMT
Center sebesar Rp458.000.000.000. Tahun berikutnya, asset anggota
meningkat lagi menjadi Rp 695.000.000.000. Kemudian berturut-turut pada
tahun 2008 dan 2009 aset para anggota BMT Center berkembang menjadi Rp
4 Makhalul Ilmi SM, Teori Dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta:
UII Press, 2002), h. 49 5 Heru Nata, “BMT Sebagai Pendorong Ekonomi Kerakyatan”, artikel diakses pada 30
September 2015 dari http://bmtamber.co.id/bmt-sebagai-pendorong-ekonomi-kerakyatan-2/
5
Rp 1.000.000.000.000 dan Rp 1.600.000.000.000.6 Pada tahun 2010 aset
BMT naik menjadi Rp 3.200.000.000.000.7 Pada tahun 2011 aset BMT naik
menjadi Rp 3.600.000.000.000.8 Dan pada tahun 2012 aset BMT naik menjadi
Rp 4.700.000.000.000.9
Seperti yang telah diketahui pada lembaga BMT terdapat dua jenis
kegiatan yaitu jenis kegiatan keuangan dan non keuangan. Untuk jenis
keuangan ada dua bentuk layanan, jasa simpan pinjam dan pembiayaan. Pada
layanan pembiayaan produk yang ditawarkan adalah mudharabah,
6 Eka Adi Nugroho dan Multifah, “Persepsi Masyarakat Terhadap Baitul Maal Wattamwil
(BMT) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Studi Pada BMT MMU Sidogiri Pasuruan)”.
Universitas Brawijaya Malang, (Agustus 2013), h. 1-2 7 Zaki Al hamzah, “Krisis SDM BMT Mengancam di 2013”, artikel diakses pada 3 Oktober
2015 dari http://makmunr.blogspot.co.id/2011/11/krisis-sdm-bmt-mengancam-di-2013.html 8 Muh Syaifullah, “Aset BMT Tumbuh Signifikan”, artikel diakses pada 3 Oktober 2015 dari
http://bisnis.tempo.co/read/news/2012/11/07/089440268/aset-bmt-tumbuh-signifikan 9 Ichsan Emrald Alamsyah, “Aset BMT Indonesia Capai Rp 4,7 Triliun”, artikel diakses pada
3 Oktober 2015 dari http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/15/03/22/nlmhlb-
aset-bmt-indonesia-capai-rp-47-triliun
0
1000
2000
3000
4000
5000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertumbuhan Asset BMT
Pertumbuhan AssetBMT
6
musyarakah, murabahah, ba‟I bitsaman ajil. Produk-produk layanan
pembiayaan ini membiayai usaha-usaha yang dilakukan anggota sesuai
kebutuhan. Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah:10
1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi
lebih professional, saalam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah
sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha
(beribadah) mengadapi tantangan global.
2. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh
masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar
organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.
3. Mengembangkan kesempatan kerja.
4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk
anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga
ekonomi dan sosial masyarakat banyak.
Selain itu, peran BMT di masyarakat, adalah:11
1. Motor penggerak ekonomi dan sosial masyarakat banyak.
2. Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi Islam.
3. Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu‟afa (miskin).
10
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2010, Cet. Pertama), h. 364 11
Ibid., h. 365
7
4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang
barakah, ashhanu „amala, dan salaam melalui spiritual communication
dengan dzikir qalbiyaah ilahiah.
Apabila seseorang melakukan kerjasama dengan BMT maka akan ada
akad atau kontrak perjanjian antara kedua belah pihak untuk mencegah
terjadinya perselisihan. Menurut para ahli hukum Islam, kata “akad”
didefinisikan sebagai berikut: “Hubungan antara ijab dan qabul sesuai dengan
kehendak syariat yang menetapkan adanya pengaruh (akibat) hukum pada
objek perikatan”. Yang menjadi asas-asas sebuah kontrak yaitu: Al-Hurriyyah
(Kebebasan), Al-Musawah (Persamaan atau kesetaraan), Al-„Adalah
(Keadilan), Ar-Ridha (Kerelaan), Ash-Shidiq (Kejujuran), Al-Kitabah
(Tertulis). Unsur-unsur dari sebuah kontrak adalah ijab dan qobul, ijab dan
qobul harus jelas dan tidak terhalang sesuatu yang menyebabkan kaburnya
atau terganggunya kontrak; pelaku kontrak („aqidain), pelaku kontrak berakal,
baligh, bahkan untuk transaksi ekonomi tertentu pelaku harus cerdas (rusyd)
serta memiliki wewenang terhadap objek kontrak; objek akad (ma‟qud
„alaih), objek kontrak secara umum harus ada/terwujud ketika terjadinya
kontrak, tidak dilarang hukum Islam dan dapat diserahkan ketika kontrak
terjadi.12
12
Mohamad Hidayat, an Introduction to THE SHARIA ECONOMIC Pengantar Ekonomi
Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010), h. 324-326
8
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pembiayaan
murabahah dan mudharabah. Pembiayaan murabahah memiliki tujuan dari
antara lain untuk meningkatkan peran BMT, meningkatkan pendapatan BMT,
dan menolong nasabah yang tidak memiliki keuangan cukup untuk
pembayaran tunai. Dan yang menjadi tujuan bagi nasabah yaitu untuk
mendapat pemenuhan pengadaan asset melakukan pembelian barang dengan
pembayaran yang ditangguhkan.
Sedangkann tujuan dari pembiayaan mudharabah antara lain untuk
meningkatkan peran BMT, meningkatkan pendapatan BMT, dan menolong
nasabah yang kekurangan modal untuk usaha. Jika kemudian dari usaha yang
dijalankan pihak kedua diperoleh keuntungan (profit), masing-masing berhak
atas bagian keuntungan tersebut yang porsinya ditentukan berdasarkan
kesepakatan awal pada saat dilakukan penandatanganan perjanjian misalnya
30/70, 35/65, atau 40/60. Sebaliknya, bila usaha yang dijalankan pihak kedua
merugi, beban kerugian dipikul bersama, dimana pihak pertama selaku shahib
al-maal kehilangan sebagian atau seluruh modalnya dan pihak kedua selaku
mudharib kehilangan kesempatan memperoleh hasil dari jerih payah dan
cucuran keringat yang dikeluarkannya selama mengelola usaha. Inilah yang
menjadi dasar sehingga para ahli berkesimpulan bahwa mudharabah
9
merupakan bentuk kerjasama ekonomi yang memutlakkan adanya
perimbangan pembagian keuntungan dan (risiko) kerugian.13
Usaha Mikro Kecil Menengah (UKM) yang merupakan salah satu
komponen dari sektor industri pengolahan, secara keseluruhan mempunyai
andil yang sangat besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Disamping itu banyak potensi tersebut, banyak permasalahan
yang dihadapi oleh UMK karena sifat usahanya yang kebanyakan masih
bersifat transisi. Beberapa permasalahan utama yang sering dihadapi usaha
ini antara lain masalah permodalan dan pemasaran. Permasalahan lain yang
dihadapi adalah penguasaan teknologi yang rendah, kekurangan modal, akses
pasar yang terbatas, kelemahan dalam pengelolaan usaha dan lain
sebagainya.14
Pembangunan dan pertumbuhan UKM merupakan salah satu
penggerak yang krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di
banyak negara di dunia. Karakteristik yang melekat pada UKM bisa
merupakan kelebihan atau kekuatan yang justru menjadi penghambat
perkembangan (Growth constraints). Kombinasi dari kekuatan dan kelemahan
13
Makhlul Ilmi SM, Teori & Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, h. 32 14
Fitri Ananda, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh
Pembiayaan Mudharabah dari BMT At Taqwa Halmahera Di Kota Semarang,” (Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi, Universitas Diponegoro, 2011), h.8.
10
serta interaksi keduanya dengan situasi eksternal akan menentukan prospek
perkembangan UKM.15
Potensi usaha kerdit usaha mikro hingga saat ini oleh banyak kalangan
masih dipandang sangat menjanjikan. Terbukti dengan terus meningkatnya
volume penyaluran pinjaman untuk usaha mikro dari tahun ke tahun dengan
kualitas pinjaman yang relatif baik.16
Berdasarkan uraian dan hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pembiayaan mudharabah
dan murabahah, serta perkembangan UMKM. Maka penulis mengambil
judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA
Ciganjur”.
B. Identifikasi Masalah
Penyaluran pembiayaan pada UMKM merupakan termasuk kedalam
upaya memberikan penambahan modal usaha bagi pengusaha. Penyaluran
pembiayaan yang menjadi masalah disini mengenai produk pembiayaan
murabahah dan mudharabah. Namun tidak semua BMT memiliki sistem atau
15
Ibid., h.8 16
Istiqomah Fidyaningsih, “Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Mikro Terhadap Pendapatan
Operasional BMT Al-Kariim,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.4
11
mekanisme yang baik dari produk pembiayaan murabahah dan mudharabah
yang ditawarkan. Baik tidaknya sebuah produk itu dilihat dari kemudahan
bagi nasabahnya saat memilih produk pembiayaan murabahah dan
mudharabah itu sendiri. Misalnya saja dalam persyaratannya, nisbah bagi
hasil, dan lain sebagainya.
Diharapkan dengan produk pembiayaan murabahah dan mudharabah
pada BMT akan memudahkan nasabah atau masyarakat untuk mendapatkan
tambahan modal. Sehingga dapat memungkinkan masyarakat untuk
mengembangkan usahanya.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah, penelitian ini hanya
akan membahas pada produk pembiayaan murabahah dan mudharabah
pada BMT El-Syifa dalam sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dan pengaruhnya terhadap perkembangan usaha milik
nasabah. Adapun yang menjadi studi kasus penelitian ini yaitu BMT El-
Syifa.
2. Perumusan Masalah
Dengan batasan masalah tersebut bahwa penyaluran dana
melalui produk pembiayaan murabahah dan mudharabah dapat
12
mempengaruhi perkembangan usaha milik nasabah. Sehingga dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah dan mudharabah di
BMT El-Syifa terhadap perkembangan UMKM?
2) Seberapa besar pengaruh pemberian pembiayaan murabahah dan
mudharabah di BMT El-Syifa terhadap perkembangan UMKM?
3) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan nasabah memilih
pembiayaan murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui bagaimana dengan pemberian pembiayaan
murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa dapat
mempengaruhi perkembangkan usaha nasabah?
2) Untuk mengetahui seberapa besar pembiayaan murabahah dan
mudharabah mempengaruhi perkambangan UMKM di BMT El-
Syifa?
13
3) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
nasabah memilih pembiayaan murabahah dan mudharabah di
BMT El-Syifa?
2. Manfaat Penelitian
Dalam Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah:
1) Manfaat bagi pihak penulis, penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan langsung mengenai pemberian pembiayaan
murabahah dan mudharabah untuk Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) dan bagaimana penyaluran tambahan modal UMKM
dapat mempengaruhi perkembangan UMKM.
2) Manfaat bagi BMT, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian pembiayaan
murabahah dan mudharabah untuk UMKM sehingga dapat
membantu perkembangan usaha nasabah.
3) Bagi pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
masukan untuk mengembangkan UMKM oleh pemerintah agar
meningkatkan usaha kecil di Indonesia.
4) Manfaat bagi pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan bahan
referensi atau masukan mengenai pemberian pembiayaan
14
murabahah dan mudharabah untuk UMKM yang baik dan dapat
memberikan hasil optimal.
E. Review Studi Terdahulu
a. Penulis Fitri Ananda jurusan IESP fakultas Ekonomi judul Analisis
Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh
Pembiayaan Mudharabah dari BMT At-Taqwa Halmahera di Kota
Semarang. Tujuan dari penelitiannya adalah menganalisis perbedaan
dan perkembangan UMK saat sebelum dan sesudah menerima
pembiayaan dari BMT dilihat dari modal usaha, omzet penjualan dan
keuntungan. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan dari
BMT At Taqwa Halmahera terbukti mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja UMK binaan BMT At Taqwa Halmahera di Kota
Semarang. Penelitian tersebut mengambil lokasi penelitian di BMT
At-Taqwa Halmahera di kota Semarang. Yang menjadi persamaan
dengan penelitian ini adalah penelitian ini juga meneliti tentang
pembiayaan murabahah dan pengaruhnya terhadap perkembangan
UMKM. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini juga meneliti
tentang pembiayaan mudharabah dan bagaimana pengaruhnya
terhadap perkembangan UMKM. Dan yang menjadi lokasi penelitian
yaitu di BMT El-Syifa.
15
b. Penulis Andi Abdullah Sa‟ad jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Syariah dan Hukum judul Pengaruh Pembiayaan Murabahah
Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah BMT Berkah Madani.
Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui perubahan
pendapatan nasabah sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan
murabahah. Dan hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh
yang signifikan dari pembiayaan murabahah yang diberikan BMT
Berkah Madani terhadap perubahan pendapatan nasabah. Persamaan
dengan penelitian ini yaitu juga meneliti tentang pembiayaan
murabahah. Sedangkan perbedaannya penelitian ini tidak hanya
meneliti tentang pembiayaan murabahah-nya saja tetapi juga
mudharabah, tidak hanya meneliti perubahan pendapatan dari
usahanya saja termasuk juga perkembangan dari usaha nasabah. Dan
faktor-faktor apa yang menyebabkan nasabah memilih diantara kedua
pembiayaan tersebut.
c. Penulis Maulidah Kurniawati jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah
dan Ekonomi Islam judul Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah
Terhadap Kinerja Usaha Nasabah. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah terhadap kinerja
usaha nasabah. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan
murabahah pada BMT NU Sejahtera berpengaruh positif terhadap
16
kinerja usaha nasabah. Persamaan dengan penelitian ini adalah
penelitian ini juga meneliti tentang pembiayaan murabahah. Dan yang
menjadi perbedaannya adalah peneltian ini juga meneliti tentang
pembiayaan mudharabah, dan tidak hanya meneliti dari sisi kinerja
usaha tetapi bagaimana perkembangannya. Dan faktor-faktor yang
menyebabkan nasabah memilih pembiayaan murabahah dan
mudharabah.
d. Penulis Suryati jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi judul
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap
Perkembangan Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT
Binamas Purworejo. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk
mengetahui pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha
dan peningkatan pendapatan nasabah mudharabah dan untuk
mengetahui pengaruh tidak langsung pemberian pembiayaan
mudharabah terhadap peningkatan pendapatan melalui perkembangan
usaha nasabah. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan
mudharabah terhadap perkembangan usaha nasabah memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan, terdapat pengaruh positif antara
perkembangan usaha dengan peningkatan pendapatan dan juga ada
pengaruh secara tidak langsung dari pembiayaan mudharabah
terhadap peningkatan pendapatan nasabah melalui perkembangan
17
usaha. Persamaan dengan penelitan ini adalah sama-sama meneliti
tentang pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha
nasabah dan juga dampaknya terhadap peningkatan usaha nasabah.
Dan perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya meneliti pengaruh
pembiayaan mudharabah saja tetapi juga murabahah, bagaimana
kedua pembiayaan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan
UMKM. Dan faktor-faktor yang menyebabkan nasabah memilih kedua
pembiayaan tersebut.
F. Kerangka Konseptual
Adapun bentuk konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BMT
Pembiayaan
Perkembangan
UMKM
Murabahah Mudharabah
18
1. BMT selaku lembaga keuangan mikro syariah memiliki produk-produk
pembiayaan, pembiayaan murabahah dan mudharabah. Pembiayaan-
pembiayaan tersebut yang nantinya akan disalurkan kepada nasabah-nasabah
yang memiliki usaha.
2. Melalui pembiayaan murabahah nasabah yang memiliki usaha akan memilih
pembiayaan tersebut untuk pengadaan alat dalam meningkatkan hasil output
produksinya. Dan ketika nasabah telah mendapatkan alat untuk menambah
jumlah produksi tersebut melalui pembiayaan murabahah dapat dilihat bahwa
pembiayaan murabahah ini berkontribusi atau tidaknya terhadap
perkembangan UMKM.
3. Dan untuk pembiayaan mudharabah dipilih oleh nasabah yang memiliki
usaha untuk menambah modal usahanya. Dengan menambah modal usahanya
nasabah dapat mengembangkan usaha yang dijalaninya lebih dari
sebelumnya. Namun berhasil tidaknya dari perkembangan usaha ini sehingga
membuat usaha nasabah semakin maju dengan pembiayaan mudharabah
dapat dilihat bahwa pembiayaan mudharabah memberikan kontribusi yang
besar atau tidak terhadap keberhasilan dan kemajuan dari perkembangan
usaha nasabah.
4. Setelah nasabah-nasabah memilih diantara kedua pembiayaan, dapat
dilakukan penelitian jika memang pembiayaan murabahah dan mudharabah
memiliki pengaruh dan juga berkontribusi atau tidak terhadap perkembangan
usaha nasabah-nasabah BMT.
19
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengurutkan permasalahannya
menjadi 5 BAB:
BAB I: PENDAHULUAN. Bab ini memuat Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, Kerangka Teori dan Konseptual,
Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI. Bab ini memuat Pembiayaan Murabahah dan
Mudharabah tentang Pengertian, Landasan Hukum, Rukun dan Syarat, juga
Konsep dan Penerapannya pada BMT. Termasuk juga memuat Usaha Mikro
Kecil Menengah tentang Pengerian, Landasan Hukum, Masalah Yang
Dihadapi, dan juga Perkembangannya.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN. Memuat tentang Jenis Penelitian,
Jenis dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Teknik Pengambilan Sampel,
Lokasi Penelitian, Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data.
BAB IV: GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA, HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN. Memuat tentang Gambaran Umum BMT EL-SYIFA,
Gambaran Umum Responden, Hasil Penelitian dan Pembahasan.
20
BAB V: PENUTUP. Memuat tentang kesimpulan uraian atau penjelasan,
yang didapat dari hasil penelitian dan juga saran.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Bai‟ al-Murabahah, yakni jual beli mabi‟ dengan ra‟s al-mal
(harga pokok) ditambah sejumlah keuntungan tertentu yang disepakati
dalam akad.17
Dalam kontrak murabahah, penjual harus
memberitahukan harga produk yang ia beli dan menentukan suatu
tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Kontrak murabahah dapat
dilakukan untuk pembelian secara pemesanan pembelian. Dalam
istilah Imam Syafi‟I dalam kitab Al-Um, dikenal dengan Al-„Amir bi
asy-syira.18
Menurut Ascarya, murabahah adalah istilah Fikih Islam yang
berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya
perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang
17
Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalat Kontekstual, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
2002), h.142 18
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.41
22
dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat
keuntungan yang diinginkan.19
Menurut Syafii Antonio, bai‟ al-murabahah adalah jual beli
barang pada harga asal dengan tambahan yang disepakati. Dalam bai‟
al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli
dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.20
Menurut M. Nur Rianto Al Arif, murabahah adalah akad jual
beli barang dengan menyetakan harga perolehan dan keuntungan yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu
bentuk natural certainty contracts karena dalam murabahah
ditentukan besarnya required rate of profitnya (keuntungan yang ingin
diperoleh).21
Menurut Yuke Rahmawati, murabahah (Pembiayaan) ialah
Akad jual beli suatu barang dengan harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati, dengan pertimbangan keuntungan yang
tidak terlalu membebankan kepada calon pembeli.22
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa murabahah adalah akad jual beli dimana penjual
19
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.81-
82 20
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h.101 21
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis dan Praktis,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), h.150 22
Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, (Tangerang Selatan: UIN
JAKARTA PRESS, 2013), h.12
23
memberitahukan harga pokok atau harga awal beli dari barang yang ia
akan jual, dan menyebutkan keuntungan yang ia ambil dari penjualan
barangnya kepada pembeli. Maka yang menjadi harga jual dari
barangnya itu adalah hasil dari harga pokok ditambah keuntungannya.
2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah
a. Dasar Hukum Positif23
1) Pasal 1 ayat (13) UU No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
2) Pasal 19 ayat (1) huruf d dan ayat (2) huruf d UU No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
3) Pasal 21 huruf b angka 2 UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
4) Peraturan Bank Indonesia No. 7/6/PBI/2005 tentang
transparansi informasi produk bank dan penggunaan data
pribadi nasabah beserta ketentuan perubahannya.
5) Peraturan Bank Indonesia No 9/19/PBI/2007 tentang
pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah,
berikut perubahannya dengan Peraturan Bank Indonesia No.
10/16/PBI/2008.
23
Wangsawidjaja. Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama,
2012), h.206
24
6) Peraturan Bank Indonesia No.10/17/PBI/2008 tentang
Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Dasar hukum positif murabahah menurut Dewan Syariah Nasional
dan Majelis Ulama Indonesia:
7) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.24
8) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
13/DSN-MUI/IX/2000 tentang uang muka dalam murabahah.25
8) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon dalam murabahah.26
9) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
23/DSN-MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan dalam
murabahah.27
10) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
47/DSN-MUI/II/2005 tentang penyelesaian piutang murabahah
bagi nasabah tidak mampu membayar.28
24
Abdul Ghofur Anshori, “Payung Hukum Perbankan Syariah”, (Yogyakarta: UII Press,
2007), h.105 25
Ibid., h.108 26
Ibid., h.112 27
Ibid., h.118 28
Ibid., h.136
25
11) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
48/DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali tagihan
murabahah.29
12) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
49/DSN-MUI/II/2005 tentang konversi akad murabahah.30
b. Dasar Hukum Syariah
Adapun landasan hukum syariah dari murabahah yang
berdasarkan ayat-ayat Al-Qur‟an adalah sebagai berikut:
1) QS. An-Nisa‟: 2931
( 99: 4 /النساء (
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa‟ [4]: 29)
29
Ibid., h.139 30
Ibid., h.142 31
Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi, (Jakarta: Amzah, 2013), h.156
26
2) QS. Al-Baqarah: 27532
( 972: 9 /البقرة )
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah Telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya”. (QS. Al-Baqarah [2]: 275)
32
Ibid., h.168-170
27
3) QS. Al-Maidah: 133
( 1: 5 /المائدة )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya
Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya”. (QS. Al-Maidah [5]: 1)
4) QS. Al-Baqarah: 28034
( 982 : 9 / البقرة )
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,
Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah [2]: 280)
Dan yang menjadi landasan hukum syariah dari murabahah
berdasarkan hadits Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:35
1) Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
33
Ibid., h.118 34
Ibid., h.168-170 35
Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IX/2000
28
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaun muslimin, kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”.
2) Hadis Nabi riwayat Jama‟ah:
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh oorang
mampu adalah suatu kezaliman…”
3) Hadis Nabi riwayat Nasa‟I Abu Dawud, Ibnu Majah dan
Ahmad:
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang
mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi
kepadanya.”.
4) Hadis Nabi riwayat „Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam:
“Rasulullah SAW, ditanya tentang „urban (uang muka) dalam
jual beli, maka beliau menghalalkannya.”.
5) Ijma‟ Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara
Murabahah.
Kaidah fiqh: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
29
3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah
Menurut Ascarya rukun dari akad murabahah yang harus
dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:
a. Pelaku akad, yaitu ba‟i (penjual) adalah pihak yang memiliki
barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang
memerlukan dan akan membeli barang;
b. Objek akad, yaitu mabi‟ (barang dagangan) dan tsaman (harga);
dan
c. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
Menurut Wiroso, dalam murabahah dibutuh beberapa syarat,
antara lain:36
a. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)
Pembeli kedua hendaknya mengetaui harga pembelian karena hal
itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi
semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti
pelimpahan wewenang (tauliyah), kerjasama (isyrak) dan kerugian
(wadhi‟ah), Karena semua transaksi ini berdasar pada harga
pertama yang merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka
jual beli tersebut tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak
36
Wiroso, “Jual Beli Murabahah”, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h.17-18
30
diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka
gugurlah transaksi itu.
b. Mengetahui besarnya keuntungan
Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia
merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui
harga adalah syarat sahnya jual beli.
c. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan
sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung.
Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah, baik ketika
jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau orang lain. Serta
baik keuntungan dari jenis harga pertama atau bukan, setelah jenis
keuntungan disepakati berupa sesuatu yang diketahui
ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang lainnya. Jika modal
dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti barang
dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan
dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak
memiliki barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau
tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga
pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dalam sistem
murabahah.
31
d. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan
riba tersebut terhadap harga pertama.
Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan
barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh
menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak
diperbolehkan karena tambahan, sedangkan tambahan terhadap
harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan.
e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟
Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak booleh dilakukan jual
beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan
harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual
beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan
barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya
penamaan.
32
4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada BMT
Konsep pembiayaan murabahah menurut Ahmad Sumiyanto:37
Penerapan transaksi murabahah menurut Ahmad Sumiyanto:38
a. Murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak,
ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang
dagangannya. Penyediaan barang pada murabahah ini terpengaruh
atau terkait langsung dengan ada atau tidaknya pesanan atau
pembeli.
b. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah akan
melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah
yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan
37
Suryati, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan
Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”, (Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), h.28 38
Maulidah Kurniati, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Kinerja Usaha
Nasabah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang, 2013), h.27
Pembayaran
Tangguh/
Angsuran
BMT
Jual Barang
Anggota
Beli
Tunai
Supplier/
Produsen
Kirim
Barang
33
jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat
tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian
barang tersebut. Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1) Murabahah berdasarkan pesanan dan bersifat mengikat.
Maksudnya apabila telah dipesan harus dibeli.
2) Murabahah berdasarkan pesanan dan bersifat tidak mengikat.
Maksudnya walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi
nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau
membatalkan pesanan.
B. Pembiayaan Mudharabah
1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb yang artinya memukul.
Atau lebih tepatnya adalah proses seseorang dalam menjalankan suatu
usaha. Secara teknis, mudharabah adalah sebuah akad kerja sama
antarpihak dimana pihak pertama (shahib al-maal) menyediakan
seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.39
Sedangkan menurut Ascarya, sebagai bentuk kontrak,
mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal
(pemodal), biasa disebut shahibul maal/rabbul maal, menyediakan
39 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, h.41
34
modal (100 persen) kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut
mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa
keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut
kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang besarnya
juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar). Shahibul maal (pemodal)
adalah pihak yang memiliki modal, tetapi tidak bisa berbisnis, dan
mudharib (pengelola atau entrepreneur) adalah pihak yang pandai
berbisnis, tetapi memiliki modal.40
Menurut Gemala Dewi, mudharabah addalah akad antara
kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu pihak)
mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk
diperdagangkan. Dan labanya dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.41
Menurut A. Wangsawidjaja. Z, pembiayaan atas dasar akad
mudharabah diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang, serta
bukan dalam bentuk piutang atau tagihan. Dalam hal pembiayaan atas
dasar akad mudharabah diberikan dalam bentuk uang maka harus
dinyatakan secara jelas jumlahnya.42
Menurut Andri Soemitra,
40
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.60-61 41
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalan Perbankan dan Peransuransian syariah di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2005), h.25
42 Wangsawidjaja. Z, Pembiayaan Bank Syariah, h.193-194
35
Mudharabah yaitu pemilikan suatu barang tertentu yang dibayar pada
saat jatuh tempo.43
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan,
mudharabah adalah akad kerja sama atas suatu usaha antara dua pihak
dimana salah satu pihak sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan
pihak lain sebagai pengelola dana (mudharib) sedangkan pembagian
keuntungannya menggunakan sistem bagi hasil.
2. Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah
a. Dasar Hukum Positif44
1) Pasal 19 ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf c UU No. 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah
2) Pasal 21 huruf b angka 1 UU Perbankan syariah
3) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah.
4) Peraturan Bank Indonesia No 9/19/PBI/2007 tentang
pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah,
berikut perubahannya dengan Peraturan Bank Indonesia No.
10/16/PBI/2008.
b. Dasar Hukum Syariah.
43
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h.464 44
Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, h.195-196
36
1) QS. An-Nisa‟: 2945
( 99 : 4 /النساء )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa [4]: 29)
2) QS. Al-Maidah: 146
( 1 : 2 /المائدة )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya
Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya.” (QS. Al-Maidah [5]: 1)
3) QS. Al-Baqarah: 28347
45
Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi, h.156 46
Ibid., h.118 47
Mardani, Ayat-ayat dan Hadis-hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.81
37
( 982: 9 /البقرة )
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,
Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan
persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka
Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2]:
283)
Dan yang menjadi landasan hukum syariah dari
mudharabah berdasarkan hadits Rasulullah SAW adalah sebagai
berikut:48
1) Diriwatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dan kepada mitra usaha nasabahnya
secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa
mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau
membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang
bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut kepada
48
Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000
38
Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW memperbolehkannya.
(HR. Thabrani)
2) Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli
secara tangguh, muqaraddah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk
dijual” (HR. Ibnu Majah)
3) Dari Amr bin Auf, Rasulullah SAW “Perdamaian dapat
dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan
kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali
syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram” (HR. Tirmidzi)
4) Dari Abu Sa‟id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak
boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain.” (HR.
Ibnu Majah, Daaqauthni)
3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah
Menurut Ascarya rukun dari akad mudharabah yang harus
dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:49
49
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, h.62-63
39
1) Pelaku akad, yaitu shahibul maal (pemodal) adalah pihak yang
memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib
(pengelola) adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak
memiliki modal;
2) Objek akad, yaitu modal (maal), kerja (dharabah), dan keuntungan
(ribh); dan
3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
Dan syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam mudharabah
terdiri dari syarat modal dan keuntungan. Syarat modal yaitu:
1) Modal harus berupa uang;
2) Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya;
3) Modal harus tunai bukan utang; dan
4) Modal harus diserahkan kepada mitra kerja.
Sementara itu, syarat keuntungan, yaitu keuntungan harus jelas
ukurannya; dan keuntungannya harus dengan pembagian yang
disepakati kedua belah pihak.
40
4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Mudharabah
Konsep pembiayaan mudharabah, menurut Ahmad Sumiyanto
dalam Suryati:50
Dalam penerapan atau pelaksanaan pembiayaan mudharabah
menurut Ahmad Sumiyanto memaparkan beberapa kentetuan umum
yang berlaku adalah:51
a. Jumlah modal yang diserahkan kepada anggota selaku pengelola
modal harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang
dinyatakan nilainya dalam satuan uang.
50
Suryati, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan
Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”, (Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), h.27 51
Ibid., h.24-25
Akad
Mudharabah Anggota BMT
Tenaga
Kerja Modal
Proyek Usaha
X% Nisbah X% Nisbah Keuntungan
41
b. Apabila uang diserahkan secara bertahap, harus jelas dan
disepakati bersama.
c. Hasil dari pengelolaan pembiayaan mudharabah dapat
diperhitungkan dengan dua cara yaitu:
1) Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada
bulan atau waktu yang ditentukan. Pemilik modal menanggung
seluruh kegiatan kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan
pihak pengusaha.
2) Pemilik modal berhak melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan. Namun, tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan
anggota. Jika anggota cedera janji dengan sengaja misalnya
tidak mau membayar kewajiban atau menunda kewajiban,
maka dapat dikenakan sanksi administrasi.
C. Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM)
1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Menurut Euis Amalia, kriteria usaha penting dibedakan untuk
penentuan kebijakan yang terkait. Skala usaha dibedakan menjadi
usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.
Penyebutan UMKM adalah untuk ketiga skala usaha selain usaha
besar, yakni menengah, kecil, dan mikro. Sedangkan penyebutan
42
UKM dalam disertasi ini untuk selanjutnya adalah untuk usaha kecil
dan mikro saja. Dalam kehidupan ekonomi sehari-hari, usaha mikro
dan usaha kecil mudah dikenali dan mudah dibedakan dari usaha
besar.52
Menurut Suryati, Usaha Mikro dan Kecil merupakan kegiatan
usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan
pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan
dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan
stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro dan kecil adalah salah satu
pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan
utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya
sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha
ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan
Usaha Milik Negara.53
Sedangkan menurut Anik Malikah, mudharabah yaitu
perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha
(enterpreneur). Dimana pemilik modal bersedia membiayai
sepenuhnya suatu proyek usaha dan usaha setuju untuk mengelola
52
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM
di Indonesia, h.41 53
Suryati, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan
Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”, h.33-34.
43
proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian.
Pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha, tetapi
diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan. Apabila
usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka kerugian tersebut
sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal kecuali apabila kerugian
tersebut terjadi karena penyelewengan atau penyalahgunaan oleh
usaha.54
2. Landasan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)55
a. Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK Tahun 1993
b. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 316/KMK.616/1994
c. Undang-undang No. 9 Tahun 1995
d. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1997
e. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997
f. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998
g. INPRESS No. 10 Tahun 1999
h. Keputusan Presiden No. 127 Tahun 2001
i. Keputusan Presiden No. 56 Tahun 2002
j. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003
k. Peraturan Menegkop dan UKM No. 10/Per/M.KUKM/VI/2006
54
Anik Malikah, “Analisis Pembiayaan dengan Sistem Syari‟ah dan Pembinaan Hubungan
Kerja Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Kecil”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Malang), h.7 55
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM
di Indonesia, h.261
44
l. Peraturan Meneg BUMN Per 05/MBU/2007
m. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
Menengah.
3. Masalah Yang Dihadapi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Menurut Tulus Tambunan, perkembangan UMKM di negara
sedang berkembang dihalangi oleh banyak hambatan. Hambatan-
hambatan tersebut (atau intensitasnya) bisa berbeda antara satu daerah
dan daerah lain, atau antara perdesaan dan perkotaan, atau antar
sektor, atau antar sesama perusahaan di sektor yang sama. Namun
demikian, ada sejumlah persoalan yang umum untuk semua UMKM di
Negara manapun juga, khususnya di dalam kelompok negara sedang
berkembang. Rintangan-rintangan yang umum tersebut termasuk
keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan-kesulitas dalam
pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya,
keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar dan lainnya,
keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi (kualitas SDM rendah)
dan kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energi yang tinggi;
keterbatasan komunikasi, biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan
birokrasi yang kompleks khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan
45
ketidakpastian akibat peraturan dan kebijaksanaan ekonomi yang tidak
jelas atau tak menentu arahnya.56
4. Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Menurut Purdi E Chandra, perkembangan usaha merupakan
suatu keadaan tejadinya peningkatan omset penjualan.57
Menurut
Jeaning Beaver dalam Muhammad Sholeh, Tolak ukur tingkat
keberhasilan dan perkembangan perusahaan kecil dapat dilihat dari
peningkatan omset penjualan.58
Menurut Indriyo Gito Sudarmo dalam jurnal Sulastri Rini
Rindrayani dan M. Astihan, ukuran terhadap keberhasilan dari
kebiaksanaan bisnis tersebut dapat berupa besar kecilnya penghasilan
(Income) atau keuntungan (Profit) yang diperoleh. Alur tolok ukur
perkembangan usaha dalam penelitian ini dilihat dari jumlah
pendapatannya, yaitu akan terjadi peningkatan pendapatan apabila
perkembangan usaha juga meningkat.59
56
Tulus Tambunan, “Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-isu Penting”,
(Jakarta: LP3ES, 2012), h.51 57
Purdi E. Chandra, “Trik Menuju Sukses”, (Jogjakarta: Grafika Indah, 2000), h.121 58
Mohamad Soleh, “Analisis strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan”,
( Semarang: UNDIP), h.25 59
Sulastri Rini Rindrayani dan M.Astiham, “Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran
terhadap Perkembangan Usaha Industri Kerajinan Mamer/Onyx di Kecamatan Campurdarat
Kabupaten Tulungagung”, (Jakarta: LIPI, 2007), h.9
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian kuantitaf yaitu data yang berupa angka-angka yang
dikumpulkan dari BMT EL-SYIFA untuk dianalisis kemudian diambil suatu
kesimpulan. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel diantaranya:
pembiayaan murabahah, dan mudharabah sebagai variabel independen dan
perkembangan UMKM sebagai variabel dependennya.
Dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang
menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data,
serta penampilan hasilnya. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan angket atau kuesioner dalam
mengolah data yang kemudian data tersebut akan dideskriptif.
B. Jenis dan Sumber Data
Salah satu jenis penelitian ini berdasarkan jenis datanya adalah jenis
data kuantitatif maka pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-
variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus
didefinisikan dalam bentuk opersionalisasi masing-masing variabel. Validitas
47
dan reliabilitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam
menggunakan pendekatan ini, karena kedua elemen tersebutt akan
menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta
generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian
kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian
akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik
analisis dan uji statistik yang digunakan. Juga, pendekatan ini lebih
memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik
bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan
menggunakan penedekatan kuantitatif adalah menguji teori, membangun
fakta, menunjukkan hubungan, pengaruh serta perbandingan antarvariabel,
memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.60
Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari nasabah
untuk mendapatkan data yang diperlukan, melalui:
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pengamatan terhadap obyek.
60
Syofian Siregar, Statisktik Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.121
48
Menurut S. Nasution, observasi bisa dilaksanakan melalui dua pilihan
cara, yakni melibatkan peneliti dan tanpa melibatkan keikutsertaan
peneliti.61
b. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh nasabah
sebagai responden.
Cara pengumpulan data ini dipilih dengan harapan bahwa peneliti atau
pihak berkepentingan, melalui jawaban responden, mampu
memperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji
dan mempunyai derajat keakuratan yang tinggi.62
Kuisioner menggunakan skala Likert, skala ini berhubungan dengan
pernyataan tentang sikap sesorang terhadap sesuatu, semisal, setuju
atau tidak setuju, senang atau tidak senang dan baik atau tidak baik.
Dengan rumusan sebagai berikut:63
Tabel Skala Likert
Bobot Kategori
5 Sangat Setuju
4 Setuju
61
Purbayu. B. S dan Muliawan. H, Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), h.13 62
Ibid., h.16 63
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada. 2005) hal. 89
49
3 Ragu-ragu
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner atau
angket dalam pengumpulan data, maka sumber data disebut responden,
yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
peneliti, baik pertanyaan lisan maupun tulisan.64
2. Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber-sumber lain
yang berfungsi sebagai data pendukung, yang diperoleh dari buku-buku
ataupun laporan-laporan hasil penelitian yang pernah dilakukan, dan
masih ada hubungannya dengan penelitian ini.
Data sekunder ini bersifat umum, dikatakan berifat umum karena ia bisa
diketahui oleh semua pihak yang merasa berkepentingan dengan
memenuhi persyaratan tertentu atau bahkan tanpa persayaratan sama
sekali.65
64
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), hal. 129 65
Purbayu. B. S dan Muliawan. H, Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga,
h.13
50
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau suatu yang menjadi
titik perhatian. Variabel dibedakan menjadia dua yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang
nilainya tergantung dari nilai variabel lainnya (Y) dan variabel independen
(bebas) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain (X).
1. Pembiayaan Murabahah sebagai variabel independen (bebas) atau
variabel X1.
2. Pembiayaan Mudharabah juga sebagai variabel independen (bebas) atau
variabel X2.
3. Perkembangan UMKM sebagai variabel dependen (terikat) atau variabel
Y.
Dari penjelasan diatas maka variabel penelitian dapat dioperasionalkan
sebagai berikut:
Variabel Definisi Indikator
Skala
Penelitian Pengukuran
Pembiayaan Akad jual beli Pembiyaan yang Diukur melalui
Murabahah dimana penjual diberikan angket/kuesioner
(Variabel
bebas, X1)
memberitahukan
dengan
menggunakan
harga pokok atau skala rasio.
harga awal beli
dari barang yang
ia
akan jual, dan
menyebutkan
51
keuntungan yang
ia
ambil dari
penjualan
barangnya kepada
pembeli.
Pembiayaan Akad kerja sama Pembiyaan yang Diukur melalui
Mudharabah atas suatu usaha Diberikan angket/kuesioner
(Variabel
bebas, X2)
antara dua pihak
dengan
menggunakan
dimana salah satu skala rasio.
pihak sebagai
pemilik modal
dan
pihak lain sebagai
pengelola dana
sedangkan
pemba-
gian
keuntungannya
Menggunanakan
sistem bagi hasil.
Perkembangan UMKM adalah 1. Peningkatan Diukur
menggunakan
UMKM Kegaiatan usaha omzet
penjualan.
skala rasio melalui
(Variabel
terikat, Y)
yang mampu
mem-
perluas lapangan
2. Peningatan
pendapatan.
angket/kuasioner
yang disebarkan.
kerja dan
memberi-
3. Peningkatan
kan pelayanan aset usaha.
ekonomi secara
luas
kepada
masyarakat,
dan dapat
berperan
dalam proses
52
pemerataan dan
peningkatan
penda-
patan masyarakat,
mendorong per-
tumbuhan
ekonomi,
dan berperan
dalam
mewujudkan
stabi-
litas nasional.
D. Populasi dan Sampel
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti
jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat popular
dipakai untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
udara, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian. Jenis populasi terbagi dua yaitu:
1. Populasi fini, artinya jumlah individu ditentukan.
2. Populasi infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak
diketahui dengan pasti.
53
Sampel adalah suatu prosedur di mana hanya sebagian populasi saja yang
diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki
dari suatu populasi.66
Yang menjadi populasi dari penelitian ini yaitu nasabah-nasabah dari
BMT El-Syifa yang mengambil pembiayaan murabahah dan juga
mudharabah. Namun dalam memilih responden haruslah nasabah yang
mengambil pembiayaan murabahah untuk keperluan usaha mereka, termasuk
juga mudharabah nasabah yang dipilih untuk menjadi responden hanya
nasabah yang memiliki tujuan untuk memulai, atau mengembangkan
usahanya.
Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini maka
digunakan rumus Slovin sebagai berikut:67
Dimana:
n = ukuran sampel
N = populasi
d = galat pendugaan / nilai presisi 95% / sig = 0,05
Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh sampel:
66
Syofian Siregar, Statisktik Deskriptif untuk Penelitian, h.144-145 67
Nugraha Setiawan, “Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie
Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya”, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran (November
2007), h.6
54
Maka dari hasil perhitungan rumus diatas dalam menentukan jumlah sampel
diperoleh sebanyak 30 sampel atau responden yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dapat dibedakan
menjadi dua kategori teknik pengambilan sampel, yaitu teknik sampling
probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling
merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memiliki peluang
sama untuk terpilih sebagai sampel. Sedangkan nonprobability sampling
merupakan metode sampling yang dimana setiap unsur dalam populasi tidak
memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel,
bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Pemilihan
unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan
tidak pada penggunaan teori probabilitas.68
Dan pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel
nonprobability sampling dengan metode purposive sampling dan quota
sampling. Purposive sampling merupakan metode penetapan responden untuk
dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Sedangkan quota
68
Ibid., h.145
55
sampling merupakan metode penetapan responden dengan menentukan quota
terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota masing-masing
kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.69
F. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah BMT El-Syifa Ciganjur di
Jakarta Selatan. Baitul Maal wat-Tamwil (BMT) El-Syifa adalah Lembaga
Keuangan Mikro Syariah yang berfungsi menghimpun dana (pooling of funds)
dari anggota, menyalurkan pembiayaan (financial assistance), mengawasi dan
membina anggota (money and supervise) dan memberikan jasa pelayanan
sistem pembayaran (payment system). Dan memiliki visi: menjadi LKMS
yang amanah bermanfaat dan menguntungkan. misi: menghimpun dan
menyalurkan dana kepada anggota secara professional.70
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah.
Pengolahan data dimaksudkan sebagai suatu proses untuk memperoleh data
ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu.
69
Ibid., h.148 70
Diakses pada 18 April 2015, http://bmt.el-syifa.com/
56
Data ringkasan yang diperoleh dari pengolahan data itu dapat berupa jumlah
(total), rata-rata (average), persentase (percentage), dan sebagainya.71
Teknik pengolahan data disebut juga teknik analisis data. Melalui
teknik pengolahan data maka data mentah yang telah dikumpulkan peneliti
menjadi berguna. Analisis data sangat penting dalam mengolah data yang
sudah terkumpul untuk diperoleh arti dan makna yang berguna dalam
pemecahan masalah.
Pada penelitian kuantitatif kegiatan analisis datanya meliputi
pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk
mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji statistic. Dibawah ini diilustrasikan proses pengolahan dan
analisis data mulai dari pengumpulan hingga interpretasi data.
71
Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005), h.18
57
Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif
adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan
cara-cara atau rumusan tertentu. Pengolahan data meliputi sebagai berikut:72
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang
telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan
dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan
kekurangan data yang terdapat pada catatan lapangan. Pada kesempatan
72
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, h.205-211
Pengumpulan Data
(Kuesioner/Wawancara)
Pengolahan Data:
1. Editing data
2. Codeting data
3. Tabulasi data
Analisis Data:
1. Penyajian data
2. Uji Statistik
Interpretasi Data
58
ini, kesalahan data dapat diperbaiki dan kekurangan data dilengkapi
dengan mengulangi pengumpulan data atau dengan cara penyisipan data
(interpolasi). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses editing, antara
lain:
a. Pengambilan sampel
b. Kejelasan isian
c. Kelengkapan isian
d. Keserasian jawaban
2. Codeing
Codeing adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap
data yang termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
dalam bentuk angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data atau
identitas data yang akan dianalisis.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel
yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang
dibuat sebaiknya mampu meringkas agar memudahkan dalam proses
analisis data.
Saat melakukan proses analisis data yang perlu diingat adalah
mengetahui dengan tepat alat analisis yang akan digunakan, sebab jika alat
analisis yang digunakan tidak sesuai dengan permasalahan penelitian,
59
walaupun telah menggunakan alat analisis yang paling baik, maka hasil
penelitian dapat salah diinterpretasikan dan tidak bermanfaat. Analisis
data meliputi kegiatan sebagai berikut.
1. Penyajian data kuantitatif
2. Model-model/uji statistic sebagai alat analisis data.
H. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan
bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau
menguraikan data sehingga mudah dipahami. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan dalam mendeskripsikan, menggambarkan,
menjabarkan atau menguraikan data antara lain:73
a. Menentukan ukuran dari data seperti nilai modus, rata-rata dan
nilai tengah (median).
b. Menentukan ukuran variabilitas data seperti: variasi (varian),
simpangan baku (deviasi standar), jarak (range).
c. Menentukan ukuran bentuk data: skewness, kurtosis, plot box.
Statistik deskriptif merupakan langkah awal dalam
pembahasan statistic. Daalam hal ini pemakai statistik deskriptif tidak
73
Ibid., h.2
60
dapat mengambil kesimpulan yang bersifat umum (generalisasi),
karrena statistic di sini memang terbatas pada hal yang ada saja.74
2. Uji Validitas75
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan/pernyataan. Validitas,
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang
anda ingin ukur. Dapat dikatakan, mampu memperoleh data yang tepat
dari variabel yang hendak diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan
dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Correlations, jika butir
pertanyaan itu valid terdapat (*) pada pearsoncorrelation, tabel
terlampir.
3. Uji Reliabilitas76
Reabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama.
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika mendapatkan nilai.
74
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.2 75
Duwi priyatno, SPSS 22 pengolah data Terpraktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2014),
hal.51 76
Ibid., h.89
61
4. Uji Asumsi Klasik77
a. Uji Normalitas
Uji normalitas residual digunakan untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi
secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.
Metode yang digunakan adalah metode grafik, yaitu dengan
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik
Normal P-Plot of regression standardized. Sebagai dasar
pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar
garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut
telah normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak
sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut
dilakukan uji heteroskedastisitas dengan metode grafik, yaitu
dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi. Dasar
kriterianya dalam pengambilan keputusan, yaitu:
77
Ibid., h.145 – 148
62
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota
observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode
pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).
Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson sebagai
berikut:
1) DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi
autokorelasi.
2) DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinnya
terjadi autokorelasi.
3) DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak
ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.
63
5. Regresi Linear Sederhana78
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk memprediksi
atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent
terhadap variabel terikat atau variabel dependent. Bila skor variabel
bebas diketahui maka skor variabel terikatnya dapat diprediksi
besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui
linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Analisis regresi
linear sederhana terdiri dari satu variabel bebas (predictor) dan satu
variabel terikat (respon), dengan persamaan:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Variabel terikat
A = Konstanta regresi
bX = Nilai turunan atau peningkatan variabel bebas
6. Uji Hipotesa
a. Uji t
Pengujian disini akan melibatkan simpangan baku
taksiran, jumlah kuadrat simpangan nilai X yang diuji
koefisiennya dengan rata-ratanya, dan korelasi X yang diuji
koefisiennya dengan X lainnya.
78
Sahid Raharjo, “Uji Regresi Sederhana dengan SPSS Lengkap”, artikel diakses pada 3
September 2015 dari http://www.konsistensi.com/2014/06/uji-regresi-sederhana-dengan-spss.html
64
Nilai t dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
adalah koefisien regresi ke k
adalah simpangan baku koefisien b yang ke k
Simpangan baku koefisien b dapat dihitung dengan rumus:
√
∑
Keterangan:
= adalah koelasi antara dengan variabel bebas lainnya.
Uji t digunakan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini,
antara lain:
: Tidak hubungan atau pengaruh positif yang signifikan
antara pembiayaan murabahah dengan perkembangan UMKM
: Ada hubungan atau pengaruh positif yang signifikan
antara pembiayaan murabahah dengan perkembangan UMKM
65
: Tidak ada hubungan atau pengaruh positif yang
signifikan antara pembiayaan mudharabah dengan
perkembangan UMKM
: Ada hubungan atau pengaruh positif yang signifikan
antara pembiayaan mudharabah dengan perkembangan UMKM
b. Uji Koefisien Determinasi79
Perumusan koefisien korelasi dilakukan dengan
memakai perbandinan antara variasi yang dijelaskan dengan
variasi total.
Variasi total dari Y terhadap dirumuskan oleh
∑ , yaitu kuadrat jumlah dari selisih nilai-nilai Y
dengan . Perhatikan bentuk manipulasi aljabar berikut.
( )
Sehingga diperoleh bentuk aljabar:
Rumus 7.6
∑ ∑ ∑
79 Boediono dan Wayan Koester, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.180-181
66
Bentuk aljabar ∑ disebut variasi yang tidak
dijelaskan oleh garis regresi karena selisih antara Y dengan
mempunyai pola tidak teratur (tertentu). Sedangkan bentuk
aljabar ∑ disebut variasi yang dijelaskan oleh garis
regresi, karena selisih antara dengan mempunyai pola
teratur (tertentu).
Perbandingan antara variasi yang dijelaskan dengan
variasi total, yaitu:
Rumus 7.7
∑
∑
disebut koefisien determinasi
Bila ∑ , maka artinya tidak terdapat variasi yang
dijelaskan, yaitu variasi total semuanya tidak dijelaskan
karena rumus 7.6 menjadi ∑ ∑ .
Dengan demikian perbandingan tersebut akan menjadi nol,
yaitu . Akan tetapi, bila tidak terdapat variasi yang
tidak semua dijelaskan, yaitu ∑ , maka artinya
variasi total semua dijelaskan, karena rumus 7.6 akan menjadi
67
∑ ∑ . Dengan demikian perbandingan
pada Rumus 7.7 akan sama dengan 1, yaitu .
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BMT EL-SYIFA
1. Sejarah Singkat BMT EL-SYIFA80
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu
Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada
usaha-usaha mengumpulkan dan menyalurkan dana non profit/social
oriented, seperti zakat, infaq, shodaqoh dan waqaf. Penyaluran
dananya seperti akad al-qardul hasan (pinjaman kebajikan).
Sementara Baitul Tamwil sebagai usaha mengumpulkan dan
menyalurkan dana dengan tujuan memperoleh keuntungan/profit
oriented dengan akad bagi hasil (mudharabah), jual beli (murabahah),
sewa-menyewa (al-ijarah) dan akad syariah lainnya.
Berdirinya BMT El-Syifa yang merupakan lembaga keuangan
mikro syariah dan berbadan hukum koperasi, berfungsi menghimpun
dana dari anggota, menyalurkan pembiayaan, mengawasi dan
membina anggota serta memberikan jasa pelayanan system
pembayaran.
80
Arsip BMT El-Syifa Ciganjur, h.22
69
BMT berinduk kepada INKOPSYAH BMT, yang digandeng
oleh PINBUK Indonesia dan Asosiasi BMT Seluruh Indonesia
(ABSINDO). Bermitra dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan
Bank Syariah lainnya. Bimbingan dan pengawasan Baitul Maal
Muamalat (BMM) dan Microfin Indonesia.
Bermula dari adanya undangan ICMI Pusat kepada pengurus
koperasi dan BMT se-Jakarta dalam rangka silaturahim antara
pengurus koperasi dan BMT se-Jakarta. Menggapai undangan
tersebut, pengurus koperasi pesantren (KOPONTREN) El-Syifa
mengirimkan utusannya untuk menghadiri silaturahim tersebut.
Dilihat dari letak yang strategis dan kondisi masyarakat pada
saat itu, pendirian BMT diproyeksikan akan sukses jika di dirikan di
wilayah ini. Pertimbangan ini di dasarkan dari jauhnya jangkauan
pelayanan perbankan, sehingga menimbulkan solusi pendirian BMT
diharapkan menjadi alternatif untuk memberdayakan usaha kecil dan
mendorong ekonomi ummat untuk lebih baik.
Dengan sarana dan prasana yang sederhana mulailah BMT
beroperasi dengan nama BMT El-Syifa pada tanggal 21 Mei 1996
dengan menerima simpanan dari anggota. Adapun pemberian nama
BMT El-Syifa, karena BMT El-Syifa merupakan pengembangan
70
KOPONTREN EL-SYIFA yang telah sejak lama beroperasi di
wilayah Ciganjur khususnya di kalangan pondok pesantren El-Syifa.
Melihat keseriusan pendirian BMT El-Syifa, maka tanggal 31
Mei 1996 bertempat di Pamulang. Direktur BMI, Zainul Bahar Nur
meresmikan beroperasinya BMT El-Syifa. Satu bulan kemudian Dirut
PINBUK memberikan sertifikat operasi No. 0903007/PINBUK/VI/96
kepada BMT El-Syifa. Setelah dilakukan penelitian bahwa para
anggota dan pengurus telah siap mengelola BMT dengan baik.
Sementara Badan Hukum BMT El-Syifa yang merupakan
mitra usaha dari koperasi pondik pesantren El-Syifa, berdasarkan SK
MENKOP dan PPK No. 045/BH/KWK.9/II/1995, dengan
mendapatkan sertifikat operasi dari PINBUK di atas. Pada tahap awal
beroperasinya BMT El-Syifa diadakan kerjasama dengan BMT Al-
Azhar Pasar Minggu dan sampai saat ini konsultasi, tukar-menukar
informasi masih tetap terjalin dengan baik.
2. Visi dan Misi BMT EL-SYIFA81
BMT El-Syifa turut berperan serta dalam mengoptimalkan
syiar Islam dalam benttuk kegiatan kelembagaan keuangan yang
berlandaskan Islam, terutama dalam menghimpun dana ummat untuk
81
Ibid., h.23
71
dikembangkan pada usaha-usaha yang produktif dan dialokasikan
kepada masyarakat pengusaha ekonomi menengah kebawah
khususnya mereka yang menjadi anggota BMT, dan tak melupakan
tanggung jawab sosialnya sesuai dengan syariat Islam (profit social
oriented).
Untuk mencapai itu semua BMT El-Syifa bertekad untuk
menciptakan dan berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya sesuai dengan peraturan pemerintah dan tuntunan syariah. Hal
ini diupayakan dengan mengidentifikasikan kebutuhan para anggota
serta menawarkan produk yang beragam. Semua itu dapat berjalan
dengan baik bila didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi dan profesional.
3. Produk Yang Ditawarkan BMT EL-SYIFA82
a. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak, dimana
pihak pertama (Shahibul Maal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
mudharabah ini dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
82
Ibid., h.24
72
Seandaina kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian si pengelola harus bertanggung jawab atar kerugian
tersebut.
Dalam proses pengelolaannya, pihak BMT El-Syifa
menyerahkan modal yang diperlukan peminjam untuk membiayai
suatu usaha dimana keuntungan usaha tersebut dibagi secara
berimbang sesuai proporsi jumlah dana atau kesepakatan bersama.
b. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai‟ al-Murabahah,
penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Pada prosesnya, pihak BMT El-Syifa menyediakan barang-
barang modal kerja dalam waktu pendek, dan keuntungan yang
diperoleh BMT tersebut yaitu penjualan barang.
c. Pembiayaan Non Profit (Qordul Hasan)
Qordul Hasan adalah kegiatan transaksi dengan akad pinjaman
dana non komersial, dimana si peminjam mempunyai kewajiban
untuk membayar dana pokok yang dipinjam kepada yang memberi
pinjaman tanpa imbalan atau bagi hasil dalam waktu tertentu
sesuai dengan kesepakatan.
73
Pinjaman dana pada BMT El-Syifa ini diberikan kepada
delapan golongan (mustahiq) yang memerlukan modal kerja dan
harus dikembalikan dengan mencicil tanpa dibebankan bagi hasil.
PROSEDUR PERMOHONAN PEMBIAYAAN
ANGGOTA BMT EL-SYIFA
Tahap I (Perlengkapan Administrasi)
1) Memiliki nomor rekening simpanan di BMT El-Syifa
2) Aktif (minimal 6 bulan)
3) Untuk penambahan modal usaha, usaha telah berjalan minimal 1
tahun
4) Memiliki saldo tabungan 20% dari modal yang diperlukan
5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan
6) Mengisi surat Avalis (penjamin) atau surat rekomendasi
7) Mengisi data analisa usaha
8) Menyerahkan photo copy KTP
9) Menyerahkan photo copy Kartu Keluarga
10) Menyerahkan photo copy surat jaminan
11) Survei lokasi
12) Menunggu informasi
Tahap II (Jika permohonan disetujui)
74
1) Membaca akad pembiayaan
2) Membayar administrasi
3) Menyerahkan surat jaminan
4) Menandatangani realisasi pembiayaan
5) Menerima dana pembiayaan
4. Struktur Organisasi BMT EL-SYIFA83
STRUKTUR ORGANISASI BMT EL-SYIFA CIGANJUR
83
Ibid., h.25
MUSYAWARAH TAHUNAN
ANGGOTA TETAP
PENGAWAS
AKUNTANSI
PENGAWAS
SYARIAH
PENGURUS
MANAJER
TELLER PEMBUKUAN PEMBIAYAAN KOLEKTOR
ANGGOTA BMT EL-SYIFA
75
B. Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah nasabah BMT El-Syifa
Ciganjur. Hal ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai
dalam penelitian ini, yaitu purposive sampling. Yang mana pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara sengaja maksudnya peneliti
menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu.
Maka sampel tidak diambil secara acak tetapi ditentukan sendiri oleh
peneliti.84
Berdasarkan dari jumlah responden yang ditentukan sebesar 30
kuisioner disebar kepada nasabah BMT El-Syifa Ciganjur, yang terdiri dari 15
responden nasabah pembiayaan murabahah dan 15 responden nasabah
pembiayaan mudharabah. Penggolongan yang dilakukan terhadap responden
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai
gambaran responden sebagai objek penelitian. Gambaran umum responden
sebagai objek penelitian tersebut satu persatu dapat diuraikan sebagai berikut:
84
M. Nashihun Ulwan, “Teknik Pengambilan Sampel dengan Metode Purposive Sampling”,
artikel diakses pada tanggal 25 juni 2015 dari http://www.portal-statistik.com/2014/02/teknik-
pengambilan-sampel-dengan-metode.html
76
1. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1
Responden berdasarkan jenis kelamin
Pembiayaan
Jenis
Kelamin
Jumlah
Responden
Presentase (%)
Murabahah Laki-laki 5 33
Perempuan 10 67
Jumlah 15 100
Mudharabah Laki-laki 7 47
Perempuan 8 53
Jumlah 15 100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa, dari kedua pembiayaan yaitu murabahah
dan mudharabah jumlah responden perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan responden laki-laki. Pada pembiayaan murabahah
responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 33 persen, dan
responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 67 persen.
Sedangkan pada pembiayaan mudharabah responden dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 47 persen, dan responden dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 53 persen. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
perempuan lebih banyak menggunakan produk pembiayaan murabahah
77
dan mudharabah pada BMT El-Syifa Ciganjur dibandingkan dengan laki-
laki.
2. Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan terakhir
Seperti yang terlihat pada tabel 4.2 para responden yang menggunakan
produk pembiayaan murabahah dan mudharabah pada BMT El-Syifa
terdiri dari 5 golongan tingkat pendidikan, hal ini dapat dilihat pada tabel
4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pembiayaan
Pendidikan
Terakhir
Jumlah
Responden
Presentase (%)
Murabahah SD/MI 2 13
SMP/MTS 1 7
SMA/MA 11 73
Perguruan Tinggi 1 7
Tidak Sekolah 0 0
Jumlah 15 100
Mudharabah SD/MI 3 20
SMP/MTS 1 7
SMA/MA 9 60
78
Pembiayaan
Pendidikan
Terakhir
Jumlah
Responden
Presentase (%)
Perguruan Tinggi 2 13
Tidak Sekolah 0 0
Jumlah 15 100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sampel yang diambil dari 5 golongan
tingkat pendidikan. Jumlah sampel tersebut diambil secara sengaja bukan
acak dengan untuk mewakili seluruh populasi penelitian. Untuk
responden nasabah pembiayaan murabahah pendidikan terakhir SD/MI
sebanyak 13%, SMP/MTS sebanyak 7%, SMA/MA sebanyak 73%,
Perguruan Tinggi sebanyak 7% dan untuk yang tidak bersekolah
sebanyak 0%. Sedangkan untuk responden nasabah pembiayaan
mudharabah pendidikan terakhir SD/MI sebanyak 20%, SMP/MTS
sebanyak 7%, SMA/MA sebanyak 60%, Perguruan Tinggi sebanyak 13%
dan untuk yang tidak bersekolah sebanyak 0%.
3. Gambaran umum responden berdasarkan usia
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran rentang usia para
responden nasabah pembiayaan murabahah dan mudharabah, terlihat
pada tabel 4.3 sebagai berikut:
79
Tabel 4.3
Responden berdasarkan usia
Pembiayaan Usia Jumlah Responden Presentase (%)
Murabahah 20 – 24 2 13
25 – 29 1 7
30 – 34 3 20
35 – 39 3 20
> 40 6 40
Jumlah 15 100
Mudharabah 20 – 24 0 0
25 – 29 0 0
30 – 34 0 0
35 – 39 5 33
> 40 10 67
Jumlah 15 100
Tabel 4.3 menunjukkan jumlah sampel yang diambil berdasarkan kriteria
usia responden nasabah pembiayaan murabahah dan mudharabah. Dari
tabel 4.3 dapat dikatakan, bahwa responden nasabah pembiayaan
murabahah yang berusia 20-24 tahun sebanyak 13%, 25-29 tahun 7%, 30-
34 sebanyak 20%, 35-39 tahun sebanyak 20%, dan yang lebih dari 40
80
tahun sebanyak 40%. Sedangkan responden nasabah pembiayaan
mudharabah yang berusia 20-24 tahun sebanyak 0%, 25-29 sebanyak 0%,
30-34 sebanyak 0%, 35-39 tahun sebanyak 33% dan yang lebih dari 40
tahun sebanyak 67%.
4. Gambaran umum responden berdasarkan Jenis Usaha
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang jenis usaha yang
digeluti para responden nasabah pembiayaan murabahah dan
mudharabah. Akan dijelaskan pada tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Responden berdasarkan jenis usaha
Pembiayaan Jenis Usaha
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
Murabahah Peternakan 1 7
Perdagangan 12 80
Jasa 2 13
Jumlah 15 100
Mudharabah Peternakan 3 20
Perdagangan 9 60
Jasa 3 20
Jumlah 15 100
81
Tabel 4.4 menunjukkan jumlah sampel yang diambil dari 3 jenis usaha
yang berbeda yang ditekuni oleh para nasabah BMT El-Syifa Ciganjur.
Dapat dikatakan bahwa untuk responden nasabah pembiayaan murabahah
dengan jenis usaha peternakan sebanyak 7%, perdagangan sebanyak 80%,
dan jasa sebanyak 13%. Sedangkan untuk responden nasabah pembiayaan
mudharabah dengan jenis usaha peternakan sebanyak 20%, perdagangan
sebanyak 60%, dan jasa sebanyak 20%.
5. Gambaran umum berdasarkan lama usaha yang ditekuni
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang lama usaha yang
ditekuni para responden nasabah pembiayaan murabahah dan
mudharabah. Akan dijelaskan pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5
Responden berdasarkan lama usaha yang ditekuni
Pembiayaan Lama Usaha
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
Murabahah < 1 tahun 0 0
1 – 3 tahun 4 27
3,1 – 6 tahun 4 27
> 6,1 tahun 7 46
Jumlah 15 100
82
Pembiayaan Lama Usaha
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
Mudharabah < 1 tahun 1 7
1 – 3 tahun 1 7
3,1 – 6 tahun 4 33
> 6,1 tahun 9 53
Jumlah 15 100
Tabel 4.5 menunjukkan jumlah sampel yang diambil dari 4 tingkatan lama
usaha yang digeluti oleh para nasabah pembiayaan murabahah dan
mudharabah BMT El-Syifa Ciganjur. Dapat dikatakan bahwa untuk
responden nasabah pembiayaan murabahah dengan lama usaha < 1 tahun
sebanyak 0%, 1 – 3 tahun sebanyak 27%, dan 3,1 – 6 tahun sebanyak
27%, > 6,1 tahun sebanyak 46%. Sedangkan untuk responden nasabah
pembiayaan mudharabah dengan lama usaha < 1 tahun sebanyak 7%, 1 –
3 tahun sebanyak 7%, 3,1 – 6 tahun sebanyak 33%, > 6,1 tahun sebanyak
53%.
6. Gambaran umum berdasarkan modal awal sebelum memperoleh
pembiayaaan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang modal awal
usaha yang ditekuni para responden nasabah pembiayaan murabahah dan
83
mudharabah sebelum mengajukkan pembiayaan. Akan dijelaskan pada
tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6
Responden berdasarkan modal awal usaha
Pembiayaan Modal Awal
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
Murabahah < 1 juta 3 20
1 – 5 juta 3 20
5,1 – 10 juta 8 53
> 10,1 juta 1 7
Jumlah 15 100
Mudharabah < 1 juta 6 40
1 – 5 juta 5 33
5,1 – 10 juta 1 7
> 10,1 juta 3 20
Jumlah 15 100
Tabel 4.6 menunjukkan jumlah sampel yang diambil dari 4 tingkatan
modal awal usaha yang digeluti oleh para nasabah pembiayaan
murabahah dan mudharabah BMT El-Syifa Ciganjur. Dapat dikatakan
bahwa untuk responden nasabah pembiayaan murabahah dengan modal
84
awal usaha < 1 juta sebanyak 20%, 1 – 5 juta sebanyak 20%, dan 5,1 – 10
juta sebanyak 53%, > 10,1 juta sebanyak 7%. Sedangkan untuk responden
nasabah pembiayaan mudharabah dengan modal awal usaha < 1 juta
tahun sebanyak 40%, 1 – 5 juta sebanyak 33%, 5,1 – 10 juta sebanyak 7%,
> 10,1 juta sebanyak 20%.
7. Gambaran umum berdasarkan jumlah pembiayaan yang diterima
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang jumlah
pembiayaan yang diterima para responden nasabah pembiayaan
murabahah dan mudharabah setelah mengajukan pembiayaan. Akan
dijelaskan pada tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7
Responden berdasarkan jumlah pembiayaan yang diterima
Pembiayaan
Jumlah
Pembiayaan
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
Murabahah 1 – 5 juta 4 27
5,1 – 10 juta 5 33
10,1 – 15 juta 4 27
> 15,1 juta 2 13
Jumlah 15 100
Mudharabah 1 – 5 juta 1 7
5,1 – 10 juta 7 47
85
10,1 – 15 juta 2 13
> 15,1 juta 5 33
Jumlah 15 100
Tabel 4.7 menunjukkan jumlah sampel yang diambil dari 4 tingkatan
jumlah pembiayaan yang diterima oleh para nasabah pembiayaan
murabahah dan mudharabah BMT El-Syifa Ciganjur. Dapat dikatakan
bahwa untuk responden nasabah pembiayaan murabahah dengan jumlah
pembiayaan yang diterima 1 – 5 juta sebanyak 27%, dan 5,1 – 10 juta
sebanyak 33%, 10,1 – 15 juta sebanyak 27%, > 15,1 juta sebanyak 13%.
Sedangkan untuk responden nasabah pembiayaan mudharabah dengan
modal awal usaha, 1 – 5 juta sebanyak 7%, 5,1 – 10 juta sebanyak 47%,
10,1 – 15 juta sebanyak 13%, > 15,1 juta sebanyak 33%.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan sampel 30
responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 15 responden
murabahah dan 15 responden mudharabah, dengan 10 pertanyaan
tentang pembiayaan murabahah untuk responden nasabah pembiayaan
murabahah, 10 pertanyaan tentang pembiayaan mudharabah untuk
86
responden nasabah pembiayaan mudharabah, dan 10 pertanyaan yang
sama tentang perkembangan UMKM untuk kedua kelompok yaitu
responden nasabah pembiayaan murabahah dan juga mudharabah. R-
tabel pada tingkat signifikansi 5% yaitu 0,514 untuk mengetahui
validitas dari pertanyaan murabahah dan mudharabah yang akan diisi
oleh masing-masing 15 responden. Sedangkan r-tabel pada tingkat
signifikansi 5% yaitu 0,361 untuk mengetahui validitas dari
pertanyaan yang sama tentang perkembangan UMKM yang ditujukan
untuk kedua kelompok responden yaitu responden nasabah
pembiayaan murabahah dan juga mudharabah yang jika digabungkan
maka jumlah responden menjadi sebanyak 30 responden.
Tabel 4.8
Validitas Kuesioner Pertanyaan Pembiayaan Murabahah
Pertanyaan r Tabel r Hitung Status
Pembiayaan Murabahah P1 0,514 0,864 Valid
Pembiayaan Murabahah P2 0,514 0,651 Valid
Pembiayaan Murabahah P3 0,514 0,833 Valid
Pembiayaan Murabahah P4 0,514 0,902 Valid
Pembiayaan Murabahah P5 0,514 0,778 Valid
Pembiayaan Murabahah P6 0,514 0,579 Valid
Pembiayaan Murabahah P7 0,514 0,865 Valid
87
Pertanyaan r Tabel r Hitung Status
Pembiayaan Murabahah P8 0,514 0,868 Valid
Pembiayaan Murabahah P9 0,514 0,739 Valid
Pembiayaan Murabahah P10 0,514 0,847 Valid
Tabel 4.10
Validitas Kuesioner Pertanyaan Pembiayaan Mudharabah
Pertanyaan r Tabel r Hitung Status
Pembiayaan Mudharabah P1 0,514 0,960 Valid
Pembiayaan Mudharabah P2 0,514 0,701 Valid
Pembiayaan Mudharabah P3 0,514 0,960 Valid
Pembiayaan Mudharabah P4 0,514 0,870 Valid
Pembiayaan Mudharabah P5 0,514 0,960 Valid
Pembiayaan Mudharabah P6 0,514 0,701 Valid
Pembiayaan Mudharabah P7 0,514 0,819 Valid
Pembiayaan Mudharabah P8 0,514 0,960 Valid
Pembiayaan Mudharabah P9 0,514 0,960 Valid
Pembiayaan Mudharabah P10 0,514 0,819 Valid
88
Tabel 4.10
Validitas Kuesioner Pertanyaan Perkembangan UMKM
Pertanyaan r Tabel r Hitung Status
Perkembangan UMKM P1 0,361 0,807 Valid
Perkembangan UMKM P2 0,361 0,804 Valid
Perkembangan UMKM P3 0,361 0,855 Valid
Perkembangan UMKM P4 0,361 0,747 Valid
Perkembangan UMKM P5 0,361 0,732 Valid
Perkembangan UMKM P6 0,361 0,918 Valid
Perkembangan UMKM P7 0,361 0,822 Valid
Perkembangan UMKM P8 0,361 0,759 Valid
Perkembangan UMKM P9 0,361 0,888 Valid
Perkembangan UMKM P10 0,361 0,888 Valid
Valid tidaknya suatu pertanyaan dalam kuesioner dapat dilihat dari
jumlah r-tabel > r-hitung. Maka apabila r-hitung < r-tabel maka
dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Umar Sekaran, reliabilitas kurang dari 0,6 adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
89
Karena nilai lebih dari 0,6 instrumen kuesioner dinyatakan reliabel.85
Untuk mengetahui kuesioner pada penelitian ini reliabel atau tidak
dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:
Variabel Cronbach alpha Status
Pembiayaan Murabahah 0,923 Reliabel
Pembiayaan Mudharabah 0,957 Reliabel
Perkembangan UMKM 0,939 Reliabel
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Normalitas data merupakan hal yang penting karena
dengan data tersebut dianggap dapat mewakili populasi.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data
variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati
normal atau normal sama sekali.
Metode yang digunakan adalah metode grafik, yaitu
dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada
grafik normal P-P Plot of regression standardized. Sebagai
dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar
85
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET,
2014), h.66-67
90
sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai tersebut
telah normal.86
Dilihat dari normal P- P plot diatas, bahwa titik-titiknya
mengikuti arah garis diagonal, menunjukkan bahwa data yang
digunakan terdistribusi dengan normal atau data-data yang
tersebar telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji
apakah terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain dalam model regresi. Dan yang menjadi
dasar pengambilan keputusan dari uji heteroskedastisitas
adalah:
86
Ibid., h.145
91
1. Jika pada grafik scatterplot terdapat titik-titik yang
membentuk suatu pola seperti gelombang atau menyebar
kemudian menyempit, maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika titik-titik menyebar dan tidak membentuk suatu pola
tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dapat dilihat dari grafik scatterplot diatas bahwa titik-titik
yang ada pada grafik menyebar tidak membentuk suatu
pola seperti gelombang dan juga menyebar kemudian
menyempit, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
92
c. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak
memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka
persamaan tersebut menjadi tidak baik/tidak layak dipakai
prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi
secara linear antara kesalahan pengganggu periode t (berbeda)
dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Salah
satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jika nilai DW kurang dari dL atau lebih dari 4-dL artinya
hipotesis nol ditolak dan terjadi autokorelasi.
2) Jika nilai DW berada di antara dU dan 4-dU artinya
hipotesis nol diterima dan tidak terjadi autokorelasi.
3) Jika nilai DW berada diantara dL dan dU atau diantara 4-
dU dan 4-dL maka tidak ada kesimpulan yang pasti.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .692a .479 .460 4.017 1.581
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah
b. Dependent Variable: Perkembangan UMKM
93
Dapat dilihat bahwa nilai DW yaitu 1,581, jika dibandingkan
dengan tabel signifikansi Durbin-Watson sebesar 5% maka
nilai dL 1,283 dan dU 1,566. Jadi 4-dU = 2,434 dan 4-dL =
2,717. Karena nilai DW terletak antara dU < DW < 4-dU
(1,566 < 1,581 < 2,434), artinya tidak terjadi autokorelasi pada
model regresi.
4. Uji Regresi Linear Sederhana
Dalam regresi berganda, persamaan regresi mempunyai lebih
dari satu variabel independen. Misalnya, dalam suatu persamaan
regresi berganda yang mempunyai variabel dependen Y dengan
sebuah variabel independen, yakni X. Secara umum, persamaan
regresi bergandanya dapat ditulis sebagai berikut:
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.874 8.603 -.102 .921
Pembiayaan
Murabahah
.960 .185 .821 5.194 .000
Interpretasi dari regresi di atas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta (a)
94
Jika semua variabel independen memiliki nilai 0 maka nilai
variabel dependen yang mempengaruhi keputusan sebesar -
0,874.
2. Pembiayaan Murabahah terhadap Perkembangan UMKM
Nilai koefisien pembiayaan murabahah untuk variabel X1
sebesar 0,960. Artinya setiap kenaikan pembiayaan murabahah
1% maka variabel erkembangan UMKM akan naik sebesar
0,960 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari
model regresi bersifat tetap.
Interpretasi dari regresi di atas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta (a)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.834 17.997 -.157 .877
Pembiayaan
Mudharabah
.966 .374 .583 2.586 .023
95
Jika semua variabel independen memiliki nilai 0 maka nilai
variabel dependen yang mempengaruhi keputusan sebesar -
2,834.
2. Pembiayaan Mudharabah terhadap Perkembangan UMKM
Nilai koefisien pembiayaan mudharabah untuk variabel X2
sebesar 0,966. Artinya setiap kenaikan membiayaan
mudharabah 1% maka variabel perkembangan UMKM akan
mengalami kenaikan sebesar 0,966 dengan asumsi bahwa
variabel bebas yang lain dari model regresi bersifat tetap.
5. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui berpengaruh secara
signifikan atau tidaknya variabel independen terhadap variabel
dependen dengan tingkat signifikansi 0.05 (5%) dan menganggap
variabel bebas bernilai konstan. Pengambilan keputusan dilakukan
dengan kriteria:
a. Bila t-hitung > t-tabel maka variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai t-hitung < t-tabel maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Jika nilai sig. < 0,05 maka variabel independen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
96
d. Jika nilai sig. > 0,05 maka variabel independen tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.874 8.603 -.102 .921
Pembiayaan
Murabahah
.960 .185 .821 5.194 .000
1) Variabel Pembiayaan Murabahah
Dari tabel diatas dihasilkan bahwa nilai koefisian t-hitung
5,194 > t-tabel 2,160 sehingga variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen dan signifikasi
bernilai 0,000 < 0,05 sehingga ditolak dan diterima.
Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan atau pengaruh
positif antara pembiayaan murabahah dengan perkembangan
UMKM
T
n
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) -2.834 17.997 -.157 .877
Pembiayaan
Mudharabah
.966 .374 .583 2.586 .023
97
2) Variabel Pembiayaan Mudharabah
Dari hasil dari tabel diatas bahwa nilai t-hitung sebesar 2,586 > t-
table 2,160 dan signifikansi sebesar 0,023 < 0,05 sehingga
ditolak dan diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan atau pengaruh positif antara pembiayaan mudharabah
dengan perkembangan UMKM.
6. Uji Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi ( ) dilakukan untuk
mengetahui besar presentase yang memberikan kontribusi terhadap
pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel
dependen. Dan dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .821a .675 .650 3.240 1.357
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Murabahah
b. Dependent Variable: Perkembangan UMKM
Dari tabel diatas dapat dilihat atau Adjusted R square adalah 0,650.
Maka pengaruh dari variabel pembiayaan murabahah yaitu 65%,
sedangkan sisanya sebesar 35% yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain.
98
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .583a .340 .289 4.768 1.740
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Mudharabah
b. Dependent Variable: Perkembangan UMKM
Dari tabel diatas dapat dilihat atau Adjusted R square adalah 0,289.
Maka pengaruh dari variabel pembiayaan mudharabah yaitu 28,9%,
sedangkan sisanya sebesar 71,1% yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain.
99
Pembahasan
Dari uji-uji yang telah dilakukan pada BAB IV dapat diketahui hasil dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pada uji regresi linear berganda ketika hasil konstanta bernilai negatif maka
tidak menjadi masalah dan bisa diabaikan selama model regresi yang diuji
sudah memenuhi uji asumsi klasik. Karena uji regresi linear berganda
digunakan untuk memprediksi Y berdasarkan nilai perubahan X maka yang
menjadi perhatian adalah X-nya (Slope) bukan nilai konstanta.87
Persamaan regresi tersebut memiliki nilai konstanta negatif yaitu -0,874, yang
menyatakan bahwa apabila pembiayaan murabahah bernilai nol maka
perkembangan UMKM akan bernilai negatif. Artinya satu satuan skor
perkembangan UMKM akan dipengaruhi oleh pembiayaan murabahah
sebesar 0,960. Jika pembiayaan murabahah sebesar nol maka perkembangan
UMKM adalah -0,874. Berlaku juga pada persamaan regresi untuk
pembiayaan mudharabah yang juga memiliki nilai konstanta negatif yaitu -
2,834. Yang berarti satu satuan skor perkembangan UMKM untuk
pembiayaan mudharabah akan dipengaruhi pembiayaan murabahah sebesar
0,966. Jika pembiayaan mudharabah sebesar nol maka perkembangan UMKM
untuk pembiayaan mudharabah adalah -2,834.
87
Hendry, “Konstanta Negatif, Bagaimana?”, artikel diakses pada 22 Agustus 2015 dari
https://teorionline.wordpress.com/2014/06/24/konstanta-intercept-negatif-bagaimana/
100
Dan pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan UMKM
dengan hasil uji t t-hitung sebesar 5,194 > t-tabel 2,160 sehingga variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen dan signifikasi bernilai
0,000 < 0,05 sehingga ditolak dan diterima. Begitu juga dengan
pembiayaan mudharabah dengan hasil uji t t-hitung sebesar 2,586 > t-table
2,160 dan signifikansi sebesar 0,023 < 0,05 sehingga ditolak dan
diterima.
2. Namun pada hasil uji koefisien determinasi dapat diketahui seberapa besar
pengaruh pembiayaan murabahah dan mudharabah terhadap perkembangan
UMKM, dan pembiayaan murabahah lebih memberikan pengaruh terhadap
perkembangan UMKM dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah yaitu
sebesar 65% sedangkan pembiayaan mudharabah hanya sebesar 28,9%. Dan
sisanya merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang tidak menjadi fokus
penelitian pada penelitian ini.
3. Faktor-faktor lain yang menyebabkan nasabah memilih antara pembiayaan
murabahah atau mudharabah dapat dilihat dari pilihan jawaban nasabah pada
lembar kuesioner yang sebarkan, sehingga dapat ditarik kesimpulan faktor
yang menyebabkan nasabah memilih antara pembiayaan murabahah dan
mudharabah hanya lebih kepada kesesuaian kebutuhan untuk usaha mereka.
Sejalan seperti yang juga dikatakan oleh Ida selaku salah satu pengelola BMT
101
El-Syifa menurutnya, “Jika mereka membutuhkan peralatan, perlengkapan,
dan sebagainya kemudian ingin membelinya tetapi tidak memiliki kecukupan
modal maka mereka memilih pembiayaan murabahah, atau mereka memang
memiliki modal berupa uang namun masih merasa kurang untuk mendirikan
dan juga mengembangkan usaha mereka maka mereka memilih pembiayaan
mudharabah”.88
88
Dra. Saidah, Pengelola BMT El-Syifa Ciganjur, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Juni 2015
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian tentang pengaruh pembiayaan murabahah dan
mudharabah terhadap perkembangan UMKM dapat diambil kesimpulan dari
apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Dari semua hasil uji yang dilakukan, bahwa setiap variabel memiliki
pengaruh antara variabel Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan
Mudharabah terhadap Perkembangan UMKM. Meskipun pengaruh
dari kedua pembiayaan tidak memperngaruhi secara signifikan.
2. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pengaruh pembiayaan
murabahah dan mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap
perkembangan sektor UMKM. Dapat dilihat dari hasil uji t pada
pembiayaan murabahah yaitu t-hitung > t-tabel sebesar 5,194 > 2,160
sehingga variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
dan signifikasi bernilai 0,000 < 0,05 sehingga ditolak dan
diterima. Sedangkan pembiayaan mudharabah memiliki hasil uji t t-
hitung sebesar 2,568 > t-table 2,160 dan signifikansi sebesar 0,023 <
0,05 sehingga ditolak dan diterima.
103
3. Dan faktor-faktor yang menyebabkan nasabah memilih antara
pembiayaan murabahah dan mudharabah adalah lebih kepada
kesesuaian kebutuhan saja. Nasabah akan memilih pembiayaan
murabahah jika ia membutuhkan pengadaan barang untuk mendukung
usahanya, sedangkan nasabah akan memilih pembiayaan mudharabah
jika ia membutuhkan tambahan modal berupa uang.
B. SARAN
1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas faktor-
faktor pendukung lainnya dan mendapat jumlah responden yang lebih
banyak dari penelitian yang dilakukan oleh penulis.
2. BMT El-Syifa harus meningkatkan promosi dan sosialisasi terhadap
masyarakat tentang apa itu BMT dan bagaimana sistemnya agar
masyarakat yang belum menjadi nasabah tertarik untuk bergabung
menjadi nasabah dan mengambil pembiayaan yang sesuai dengan
kebutuhan usahanya. Sehingga BMT dapat mengoptimalkan perannya
dalam membantu perkembangan UMKM disekitar lingkungan
masyarakatnya.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel
independen lainnya agar dapat mengetahui dan menjelaskan variabel
apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan UMKM yang
104
berupa akad kerjasama usaha selain dari pembiayaan murabahah dan
mudharabah, seperti pembiayaan musyarakah misalnya.
105
DAFTAR PUSTAKA
Abdad, Zaidi. Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam. Bandung: Angkasa
Bandung, 2003
Al Arif, M. Nurianto. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta,
2010
Ali, Zainuddin. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2008
Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam. Jakarta: PT RAJA
GRAFINDO PERSADA, 2009
Ananda, Fitri. “Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh
Pembiayaan Mudharabah dari BMT At Taqwa Halmahera Di Kota
Semarang”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, 2011.
Anshori, Abdul Ghofur. Payung Hukum Perbankan Syariah. Yogyakarta: UII Press,
2007
Antonio, Muhammad Syafi‟I. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001
106
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008
B. S, Purbayu dan Muliawan. H. Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan
Niaga. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007
Boediono dan Wayan Koester. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008
Chandra, Purdi E. Trik Menuju Sukses. Jakarta: Grafika Indah, 2000
Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum dalan Perbankan dan Peransuransian syariah di
Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2005
Fidyaningsih, Istiqomah. “Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Mikro Terhadap
Pendapatan Operasional BMT Al-Kariim”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Hasan, Iqbal. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005
107
Hidayat, Mohamad. an Introduction to THE SHARIA ECONOMIC Pengantar
Ekonomi Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim, 2010
Huda, Nurul dkk. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta:
KENCANA PREDANA MEDIA GROUP, 2010
Hosen, Nadratuzzaman dkk. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Pusat Komunikasi
Ekonomi Syariah, 2008
Ilmi, Makhalul. Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII Press,
2002
Irianto, Agus. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada Media, 2004
Kurniati, Maulidah. “Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Kinerja
Usaha Nasabah,” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2013
Malikah, Anik. “Analisis Pembiayaan dengan Sistem Syari‟ah dan Pembinaan
Hubungan Kerja Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Kecil”, Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang, 2014
Mardani. Ayat-ayat dan Hadis-hadis Ekonomi Syariah. Jakarta: Rajawali Pers, 2011
108
Mas‟adi, Ghufron A. Fiqh Muamalat Kontekstual. Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
2002
Nugraha, Eka Adi dan Multifah, Persepsi Masyarakat Terhadap Baitul Maal
Wattamwil (BMT) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Studi Pada BMT
MMU Sidogiri Pasuruan)”. Universitas Brawijaya Malang, (Agustus 2013)
Priyatno, Duwi. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: CV. ANDI
OFFSET, 2014
Rindrayani, Sulastri Rini dan M. Astiham. Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran
terhadap Perkembangan Usaha Industri Kerajinan Mamer/Onyx di
Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung. Jakarta: LIPI, 2007
Rahmawati, Yuke. Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Tangerang Selatan: UIN
JAKARTA PRESS, 2013
Setiawan, Nugraha. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel
Krejcie Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Fakultas Peternakan,
Universitas Padjadjaran, 2007
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Soemitra, Andri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009
109
Soleh, Muhammad. “Analisis strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja
Perusahaan”, Thesis S2 Fakultas Manajemen, Universitas Diponegoro
Semarang, 2008
Suma, Amin. Tafsir Ayat Ekonomi. Jakarta: Amzah, 2013
Suryati. “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan
Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”,
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012
Tambunan, Tulus. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-isu Penting.
Jakarta: LP3ES, 2012
Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis, Jakarta: RajaGrafindo
Persada. 2005
Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press, 2005
Z, Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama,
2012
Alamsyah, Ichsan Emrald. “Aset BMT Indonesia Capai Rp 4,7 Triliun”. Artikel
diakses pada 3 Oktober 2015 dari
110
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/15/03/22/nlmhlb-
aset-bmt-indonesia-capai-rp-47-triliun
Al Hamzah, Zaki. “Krisis SDM BMT Mengancam di 2013”. Artikel diakses pada 3
Oktober 2015 dari http://makmunr.blogspot.co.id/2011/11/krisis-sdm-bmt-
mengancam-di-2013.html
Hendry. “Konstanta Negatif, Bagaimana?”. Artikel diakses pada 22 Agustus 2015
dari https://teorionline.wordpress.com/2014/06/24/konstanta-intercept-
negatif-bagaimana/
Nata, Heru. “BMT Sebagai Pendorong Ekonomi Kerakyatan”. Artikel diakses pada
30 September 2015 dari http://bmtamber.co.id/bmt-sebagai-pendorong-
ekonomi-kerakyatan-2/
Raharjo, Sahid. “Uji Regresi Sederhana dengan SPSS Lengkap”. Artikel diakses pada
3 September 2015 dari http://www.konsistensi.com/2014/06/uji-regresi-
sederhana-dengan-spss.html
Syaifullah, Muh. “Aset BMT Tumbuh Signifikan”. Artikel diakses pada 3 Oktober
2015 dari http://bisnis.tempo.co/read/news/2012/11/07/089440268/aset-bmt-
tumbuh-signifikan
111
Ulwan, M. Nashihun. “Teknik Pengambilan Sampel dengan Metode Purposive
Sampling”. Artikel diakses pada tanggal 25 juni 2015 dari http://www.portal-
statistik.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-dengan-metode.html
Diakses pada 21 Juli 2014, http://bmt.el-syifa.com/
Wawancara pribadi dengan Dra. Saidah. Jakarta. 30 Juni 2015
112
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
“PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH
DAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
BMT EL – SYIFA CIGANJUR”
Kuesioner ini digunakan dalam rangka pengambilan data untuk penyusunan
bahan penelitian skripsi oleh Henita Sahany, mahasiswi Perbankan Syariah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mohon Bapak/Ibu
berkenan mengisi kuesioner ini seluruhnya dan dengan sejujurnya sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. Terima kasih banyak atas perhatiannya.
113
Nama Responden : ………………………………...
Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan
Agama : ………………………………...
Usia : ………………………………...
Alamat : ………………………………...
Pendidikan : (1) SD/MI
(2) SMP/MTS
(3) SMA/MA
(4) Perguruan Tinggi
(5) Tidak Sekolah
Jenis Usaha : ………………………………...
Tempat Usaha : ………………………………...
Karakteristik Usaha
1. Lama usaha yang ditekuni?
a. Kurang dari 1 tahun
b. 1 tahun sampai 3 tahun
c. 3,1 tahun sampai 6 tahun
d. Lebih dari 6,1 tahun
2. Modal awal saat menjalani usaha?
a. Kurang dari 1.000.000
114
b. 1.000.000 – 5.000.000
c. 5.100.000 – 10.000.000
d. Lebih dari 10.100.000
3. Produk pembiayaan apa yang anda pilih pada BMT EL-SYIFA?
a. Murabahah
b. Mudharabah (langsung ke nomor 5)
4. Berapa jumlah pembiayaan murabahah yang anda terima dari BMT EL-SYIFA?
a. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000
b. Rp. 5.100.000 – Rp 10.000.000
c. Rp 10.100.000 – Rp 15.000.000
d. Lebih dari Rp 15.100.000
5. Berapa jumlah pembiayaan mudharabah yang anda terima dari BMT EL-SYIFA?
a. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000
b. Rp. 5.100.000 – Rp 10.000.000
c. Rp 10.100.000 – Rp 15.000.000
d. Lebih dari Rp 15.100.000
115
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM)
Petunjuk pengisian:
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan benar.
2. Isilah pertanyaan bagian I & III bagi anda nasabah pembiayaan murabahah, dan
pertanyaan bagian II & III bagi anda nasabah pembiayaan mudharabah.
3. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dengan cermat sebelum anda menjawabnya.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dan berikan tanda ( ) pada jawaban
yang anda anggap paling benar.
5. Atas kesediaan anda untuk menjawab kuesioner ini terlebih dahulu saya ucapkan
terima kasih.
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju (sangat tidak sesuai dengan kondisi yang di alami)
TS = Tidak Setuju (tidak sesuai dengan kondisi yang di alami)
KS = Kurang Setuju
S = Setuju (sesuai kondisi yang di alami)
SS = Sangat Setuju (sangat sesuai dengan kondisi yang di alami)
116
1. Pertanyaan untuk nasabah pembiayaan murabahah
NO PERTANYAAN STS TS KS S SS
1 Persyaratan awal mengajukan
pembiayaan murabahah mudah saya
penuhi.
2 Pembiayaan murabahah lebih sesuai
dengan kebutuhan saya daripada
mudharabah.
3 Menurut saya biaya administrasi pada
pembiayaan murabahah ringan.
4 Besar pembiayaan murabahah yang
saya terima mencukupi kebutuhan
usaha saya.
5 Saya mengajukan pembiayaan
murabahah untuk membeli
(kendaraan/peralatan/perlengkapan)
keperluan usaha.
6 Margin keuntungan pembiayaan
murabahah yang ditentukan BMT
tidak memberatkan saya.
7 Jumlah angsuran yang harus saya
117
bayarkan disesuaikan dengan
pendapatan saya
8 Jangka waktu pelunasan pembiayaan
murabahah yang disepakati tidak
memberatkan saya.
9 Saya merasa puas dengan pembiayaan
murabahah yang ada pada BMT.
10 Saya akan mengajukan pembiayaan
murabahah pada BMT jika
membutuhkannya lagi.
II. Perkembangan UMKM
NO PERTANYAAN STS TS KS S SS
1 Omset/nilai penjualan untuk usaha
saya meningkat.
2 Adanya kenaikan konsumen/pembeli
setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT.
3 Laba/keuntungan usaha saya
meningkat setelah memperoleh
pembiayaan dari BMT.
4 Pendapatan usaha saya meningkat
118
setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT.
5 Asset/kekayaan/harta usaha saya
meningkat setelah memperoleh
pembiayaan dari BMT.
6 Usaha saya mengalami perkembangan
setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT.
7 Saya dapat melakukan perluasan
usaha/membuka cabang setelah
memperoleh pembiayaan BMT.
8 Saya dapat menambah tenaga
kerja/pegawai untuk menjalankan
kegiatan operasional usaha saya.
9 Perkembangan usaha yang saya
rasakan sesuai dengan
target/keinginan/harapan saya saat ini.
10 Kondisi perekomomian saya
meningkat dan saya lebih bisa
memenuhi kebutuhan hidup daripada
sebelumnya.
119
KUESIONER PENELITIAN
“PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH
DAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
BMT EL – SYIFA CIGANJUR”
Kuesioner ini digunakan dalam rangka pengambilan data untuk penyusunan
bahan penelitian skripsi oleh Henita Sahany, mahasiswi Perbankan Syariah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mohon Bapak/Ibu
berkenan mengisi kuesioner ini seluruhnya dan dengan sejujurnya sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. Terima kasih banyak atas perhatiannya.
120
Nama Responden : ………………………………...
Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan
Agama : ………………………………...
Usia : ………………………………...
Alamat : ………………………………...
Pendidikan : (1) SD/MI
(2) SMP/MTS
(3) SMA/MA
(4) Perguruan Tinggi
(5) Tidak Sekolah
Jenis Usaha : ………………………………...
Tempat Usaha : ………………………………...
Karakteristik Usaha
1. Lama usaha yang ditekuni?
a. Kurang dari 1 tahun
b. 1 tahun sampai 3 tahun
c. 3,1 tahun sampai 6 tahun
d. Lebih dari 6,1 tahun
2. Modal awal saat menjalani usaha?
a. Kurang dari 1.000.000
121
b. 1.000.000 – 5.000.000
c. 5.100.000 – 10.000.000
d. Lebih dari 10.100.000
3. Produk pembiayaan apa yang anda pilih pada BMT EL-SYIFA?
a. Murabahah
b. Mudharabah (langsung ke nomor 5)
4. Berapa jumlah pembiayaan murabahah yang anda terima dari BMT EL-SYIFA?
a. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000
b. Rp. 5.100.000 – Rp 10.000.000
c. Rp 10.100.000 – Rp 15.000.000
d. Lebih dari Rp 15.100.000
5. Berapa jumlah pembiayaan mudharabah yang anda terima dari BMT EL-SYIFA?
a. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000
b. Rp. 5.100.000 – Rp 10.000.000
c. Rp 10.100.000 – Rp 15.000.000
d. Lebih dari Rp 15.100.000
122
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM)
Petunjuk pengisian:
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan benar.
2. Isilah pertanyaan bagian I & III bagi anda nasabah pembiayaan murabahah, dan
pertanyaan bagian II & III bagi anda nasabah pembiayaan mudharabah.
3. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dengan cermat sebelum anda menjawabnya.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dan berikan tanda ( ) pada jawaban
yang anda anggap paling benar.
5. Atas kesediaan anda untuk menjawab kuesioner ini terlebih dahulu saya ucapkan
terima kasih.
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju (sangat tidak sesuai dengan kondisi yang di alami)
TS = Tidak Setuju (tidak sesuai dengan kondisi yang di alami)
KS = Kurang Setuju
S = Setuju (sesuai kondisi yang di alami)
SS = Sangat Setuju (sangat sesuai dengan kondisi yang di alami)
123
I. Pertanyaan pembiayaan mudharabah
NO PERTANYAAN STS TS KS S SS
1 Persyaratan awal mengajukan
pembiayaan mudharabah mudah untuk
saya penuhi.
2 Pembiayaan mudharabah lebih sesuai
dengan kebutuhan saya daripada
murabahah.
3 Menurut saya biaya administrasi dalam
mengajukan pembiayaan mudharabah
tergolong ringan.
4 Besar pembiayaan mudharabah yang
saya terima mencukupi kebutuhan
usaha saya.
5 Nisbah atau bagi hasil yang ditentukan
BMT tidak memberatkan saya.
6 Saya mengajukan pembiayaan
mudharabah untuk menambah modal
awal usaha saya yang telah berjalan
selama ini.
7 Jumlah angsuran (dari nisbah bagi
124
hasil) yang harus saya bayarkan
disesuaikan dengan pendapatan usaha
saya.
8 Jangka waktu pelunasan pembiayaan
mudharabah yang disepakati tidak
memberatkan saya.
9 Menurut saya pembiayaan mudharabah
di BMT sangat bermanfaat.
10 Saya merasa puas dengan pembiayaan
mudharabah yang ada di BMT.
II. Perkembangan UMKM
NO PERTANYAAN STS TS KS S SS
1 Omset/nilai penjualan untuk usaha saya
meningkat.
2 Adanya kenaikan konsumen/pembeli
setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT.
3 Laba/keuntungan usaha saya meningkat
setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT.
4 Pendapatan usaha saya meningkat
125
setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT.
5 Asset/kekayaan/harta usaha saya
meningkat setelah memperoleh
pembiayaan dari BMT.
6 Usaha saya mengalami perkembangan
setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT.
7 Saya dapat melakukan perluasan
usaha/membuka cabang setelah
memperoleh pembiayaan BMT.
8 Saya dapat menambah tenaga
kerja/pegawai untuk menjalankan
kegiatan operasional usaha saya.
9 Perkembangan usaha yang saya
rasakan sesuai dengan
target/keinginan/harapan saya saat ini.
10 Kondisi perekomomian saya meningkat
dan saya lebih bisa memenuhi
kebutuhan hidup daripada sebelumnya.
126
Lampiran 2
HASIL KUESIONER
a. Variabel Pembiayaan Murabahah
Item
1
Item
2
Item
3
Item
4
Item
5
Item
6
Item
7
Item
8
Item
9
Item
10
Total
Skor
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 2 5 2 4 4 4 37
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 47
5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 44
4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 45
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 5 4 5 3 4 4 5 5 43
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
b. Variabel Pembiayaan Mudharabah
Item
1
Item
2
Item
3
Item
4
Item
5
Item
6
Item
7
Item
8
Item
9
Item
10
Total
Skor
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 47
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 48
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
127
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 48
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
c. Variabel Perkembangan UMKM
Item
1
Item
2
Item
3
Item
4
Item
5
Item
6
Item
7
Item
8
Item
9
Item
10
Total
Skor
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48
4 4 4 5 5 4 2 2 4 4 38
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 36
4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 46
4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 46
4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 36
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 46
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
4 5 4 5 4 4 2 2 4 4 38
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36
4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 34
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45
5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47
5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
128
Lampiran 3
HASIL OUTPUT SPSS UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
Hasil Validitas dan Reliabilias Variabel Pembiayaan Murabahah
Correlations
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 SkorTotal
Item1
Pearson Correlation 1 .381 .700** .866
** .598
* .694
** .644
** .694
** .700
** .707
** .864
**
Sig. (2-tailed) .161 .004 .000 .019 .004 .010 .004 .004 .003 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item2
Pearson Correlation .381 1 .381 .484 .365 .388 .500 .565* .610
* .431 .651
**
Sig. (2-tailed) .161 .161 .067 .182 .153 .058 .028 .016 .108 .009
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item3
Pearson Correlation .700** .381 1 .866
** .598
* .463 .644
** .694
** .700
** .707
** .833
**
Sig. (2-tailed) .004 .161 .000 .019 .082 .010 .004 .004 .003 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item4
Pearson Correlation .866** .484 .866
** 1 .518
* .802
** .710
** .802
** .577
* .612
* .902
**
Sig. (2-tailed) .000 .067 .000 .048 .000 .003 .000 .024 .015 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item5
Pearson Correlation .598* .365 .598
* .518
* 1 .000 .909
** .553
* .598
* .845
** .778
**
Sig. (2-tailed) .019 .182 .019 .048 1.000 .000 .032 .019 .000 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item6
Pearson Correlation .694** .388 .463 .802
** .000 1 .298 .643
** .231 .218 .579
*
Sig. (2-tailed) .004 .153 .082 .000 1.000 .281 .010 .407 .435 .024
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
129
Item7
Pearson Correlation .644** .500 .644
** .710
** .909
** .298 1 .704
** .468 .745
** .865
**
Sig. (2-tailed) .010 .058 .010 .003 .000 .281 .003 .078 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item8
Pearson Correlation .694** .565
* .694
** .802
** .553
* .643
** .704
** 1 .463 .764
** .868
**
Sig. (2-tailed) .004 .028 .004 .000 .032 .010 .003 .082 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item9
Pearson Correlation .700** .610
* .700
** .577
* .598
* .231 .468 .463 1 .707
** .739
**
Sig. (2-tailed) .004 .016 .004 .024 .019 .407 .078 .082 .003 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item10
Pearson Correlation .707** .431 .707
** .612
* .845
** .218 .745
** .764
** .707
** 1 .847
**
Sig. (2-tailed) .003 .108 .003 .015 .000 .435 .001 .001 .003 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
SkorTotal
Pearson Correlation .864** .651
** .833
** .902
** .778
** .579
* .865
** .868
** .739
** .847
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .000 .001 .024 .000 .000 .002 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.923 10
130
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pembiayaan Mudharabah
Correlations
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 SkorTotal
Item1
Pearson Correlation 1 .555* 1.000
** .784
** 1.000
** .555
* .784
** 1.000
** 1.000
** .784
** .960
**
Sig. (2-tailed) .032 .000 .001 .000 .032 .001 .000 .000 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item2
Pearson Correlation .555* 1 .555
* .707
** .555
* .400 .354 .555
* .555
* .707
** .701
**
Sig. (2-tailed) .032 .032 .003 .032 .140 .196 .032 .032 .003 .004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item3
Pearson Correlation 1.000** .555
* 1 .784
** 1.000
** .555
* .784
** 1.000
** 1.000
** .784
** .960
**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .001 .000 .032 .001 .000 .000 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item4
Pearson Correlation .784** .707
** .784
** 1 .784
** .707
** .583
* .784
** .784
** .583
* .870
**
Sig. (2-tailed) .001 .003 .001 .001 .003 .022 .001 .001 .022 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item5
Pearson Correlation 1.000** .555
* 1.000
** .784
** 1 .555
* .784
** 1.000
** 1.000
** .784
** .960
**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .000 .001 .032 .001 .000 .000 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item6
Pearson Correlation .555* .400 .555
* .707
** .555
* 1 .707
** .555
* .555
* .354 .701
**
Sig. (2-tailed) .032 .140 .032 .003 .032 .003 .032 .032 .196 .004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item7
Pearson Correlation .784** .354 .784
** .583
* .784
** .707
** 1 .784
** .784
** .583
* .819
**
Sig. (2-tailed) .001 .196 .001 .022 .001 .003 .001 .001 .022 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
131
Item8
Pearson Correlation 1.000** .555
* 1.000
** .784
** 1.000
** .555
* .784
** 1 1.000
** .784
** .960
**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .000 .001 .000 .032 .001 .000 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item9
Pearson Correlation 1.000** .555
* 1.000
** .784
** 1.000
** .555
* .784
** 1.000
** 1 .784
** .960
**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .000 .001 .000 .032 .001 .000 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Item10
Pearson Correlation .784** .707
** .784
** .583
* .784
** .354 .583
* .784
** .784
** 1 .819
**
Sig. (2-tailed) .001 .003 .001 .022 .001 .196 .022 .001 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
SkorTotal
Pearson Correlation .960** .701
** .960
** .870
** .960
** .701
** .819
** .960
** .960
** .819
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.957 10
132
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Perkembangan UMKM
Correlations
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 SkorTotal
Item1
Pearson Correlation 1 .725** .855
** .752
** .732
** .680
** .531
** .434
* .543
** .594
** .807
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003 .016 .002 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item2
Pearson Correlation .725** 1 .735
** .722
** .545
** .770
** .495
** .420
* .733
** .671
** .804
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .005 .021 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item3
Pearson Correlation .855** .735
** 1 .827
** .700
** .717
** .563
** .491
** .687
** .612
** .855
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .006 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item4
Pearson Correlation .752** .722
** .827
** 1 .785
** .596
** .292 .209 .635
** .607
** .747
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .118 .267 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item5
Pearson Correlation .732** .545
** .700
** .785
** 1 .614
** .377
* .309 .523
** .600
** .732
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .040 .097 .003 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item6
Pearson Correlation .680** .770
** .717
** .596
** .614
** 1 .780
** .709
** .825
** .863
** .918
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item7
Pearson Correlation .531** .495
** .563
** .292 .377
* .780
** 1 .937
** .749
** .761
** .822
**
Sig. (2-tailed) .003 .005 .001 .118 .040 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
133
Item8
Pearson Correlation .434* .420
* .491
** .209 .309 .709
** .937
** 1 .701
** .710
** .759
**
Sig. (2-tailed) .016 .021 .006 .267 .097 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item9
Pearson Correlation .543** .733
** .687
** .635
** .523
** .825
** .749
** .701
** 1 .835
** .888
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item10
Pearson Correlation .594** .671
** .612
** .607
** .600
** .863
** .761
** .710
** .835
** 1 .888
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SkorTotal
Pearson Correlation .807** .804
** .855
** .747
** .732
** .918
** .822
** .759
** .888
** .888
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.939 10
134
Lampiran 4
Hasil Uji Asumsi Klasik
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Perkembangan UMKM 43.60 5.468 30
Pembiayaan Murabahah
dan Mudharabah
47.20 4.122 30
Correlations
Perkembangan
UMKM
Pembiayaan
Murabahah dan
Mudharabah
Pearson Correlation
Perkembangan UMKM 1.000 .692
Pembiayaan Murabahah
dan Mudharabah
.692 1.000
Sig. (1-tailed)
Perkembangan UMKM . .000
Pembiayaan Murabahah
dan Mudharabah
.000 .
N
Perkembangan UMKM 30 30
Pembiayaan Murabahah
dan Mudharabah
30 30
135
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
Pembiayaan
Murabahah dan
Mudharabahb
. Enter
a. Dependent Variable: Perkembangan UMKM
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .692a .479 .460 4.017 1.581
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah
b. Dependent Variable: Perkembangan UMKM
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 415.312 1 415.312 25.734 .000b
Residual 451.888 28 16.139
Total 867.200 29
a. Dependent Variable: Perkembangan UMKM
b. Predictors: (Constant), Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah
136
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .269 8.573 .031 .975
Pembiayaan Murabahah dan
Mudharabah
.918 .181 .692 5.073 .000
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 34.24 46.17 43.60 3.784 30
Std. Predicted Value -2.474 .679 .000 1.000 30
Standard Error of Predicted
Value
.734 1.986 .993 .305 30
Adjusted Predicted Value 33.02 46.49 43.54 3.900 30
Residual -8.334 5.666 .000 3.947 30
Std. Residual -2.075 1.410 .000 .983 30
Stud. Residual -2.112 1.435 .007 1.011 30
Deleted Residual -8.633 5.869 .057 4.186 30
Stud. Deleted Residual -2.261 1.464 -.005 1.034 30
Mahal. Distance .002 6.122 .967 1.415 30
Cook's Distance .000 .188 .031 .038 30
Centered Leverage Value .000 .211 .033 .049 30
a. Dependent Variable: Perkembangan UMKM
137
KEME,NTERIAN AGAMAI]NIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Juanda No. 95 Ciputat Jakarta '15412, lndonesiaTelp. (62-21) 747 11537,7401925 Fax. (62-21\7491821Website : wwwuinjkt.ac.id E-mail : [email protected]
NomorLampiranI{al
Un.07 / F 4 / KM.00.02l 7,rg5 /to \q .
Permohonan Penelitian / Wawancara
Kepada Yth,BMT El Syifa Ciganjur
Assalamu' alaik um Wr .Wb .
Jakarta, i6 Desemb er 2074
Dekan FakultasJakarta menerangkan
NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemester
Jurusan/ KonsentrasiAlamat
Telp
Tembusan :
1. Dekan Fakultas Syarial-r dan Hukurn UIN Jakartal. r. -, , / h
Syariair dan Hukum UiN Syarif Hidayatuilahbahwa:
: Henita Sahany: 7770046100087: Karawang,l September 1991: Sembilan: Muamalat / Perbankan Syariah: Taman Wisma Asri Jalan Gandaria Utara No. 9
RT 003/004 Kel. Teluk Pucung Kec. BekasiUtara Kota Bekasi
: 089678854970
adalah benar mahasiswa Fakultas syariah dan Hukum uIN syarifHidayatullah Jakalta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:
"Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah rerhaclapPerkembangan UMI(M dan Pendapatan operasionar BMT El syila"
Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak/Ibudapat menerima yang bersangkutan untuk wawancara serti memperolehdata guna penulisan skripsi dimaksud.
Atas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.
Wassalam,
Akademika.n. DEKAN,
Wakil Dekan
.A)Z
{ffiFTrD-d
I
O B yffE[-S'{1f"frep H:ilJ:::T,il?,,,llif,iffI[e/
/1 ees
Kantor:Jalan R.M. Kahfi I Ciganjur
Jagakarsa Jakarta Selatan 12630Telp. (021) 7874485 Fax. :7863938
Website : http!/www"ebsyifa.comE-mail : bmt@ eLsyi{a.com
SURAT KETERANGANNomor : 0348/K1 -SKT/BMT EL-SYIFA/IXI 201 5
As s alamu' alaikum w qr ahmatull ahi w ab ar oksatuh,
Direktur Baitul Mal wa-Tamwil (BMT) EL-S),ifa Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan
menerangkan bahwa :
Nama
Tempat, Tgl. Lahir
Matrasiswa pada
No. Pokok
Jurusan/Konsentrasi
Semester
Alamat
HENITA SAITAI{Y
Karawang,Ol Septemter 1991 ' , , ,1,
Universitas Islam Neg i (JIN) :Sy*f ,fridayatullah Jakarta
I I 10046100087
IX(Sembilan) ' ' ,
Taman Wisma Asri, Jl.
Teluk Pucung Kec. Bekasi
Gandaria Utara No. 9 RT 003/04 Kel.
Utara Kota Bekasi,,TIp. 0896788549 1 0
telah melaksanakan Fenelitian / wawancara yang berkaitan dengan judul skripsinya :
uPengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Murubahah terhadap Perkembangan
UMKM dan Pendapatan Operusionat BMT EL-Sy{a' di lembaga kami terhitung mulai
tanggal 19 s/d 26 Januari 2015 M.
Demikian Surat Keterangan ini, agar digunakan sebagaimana mestinya.
Was salamu' alaikum warahmatullahi w abarokaatuh,
B$IT
Ciganjur ,[a[arta