PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON (Musa Paradisiaca S)repo.stikesperintis.ac.id/331/1/Skripsi ATIKA...
Transcript of PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON (Musa Paradisiaca S)repo.stikesperintis.ac.id/331/1/Skripsi ATIKA...
PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON (Musa Paradisiaca S)
TERHADAP TEKANAN DARAH PRA LANSIA HIPERTENSI
DI WILAYAH PUSKESMAS LUBUK BUAYA
PADANG TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Dan Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Gizi
Oleh:
ATIKA PUTRI KHAIRANI
NIM : 1513211002
PROGRAM STUDI S-1 GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS
PADANG
2019
Sesungguhnya sesudah kesulitn itu ada kemudahan maka apabila tlah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sesungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada
Tuhanlah hendaknya kamu berharap
(Qs.Alam Nasyrah:7,9)
Segala puji dan syukur kupersembahkan kepada sang pemilik langit dan bumi, dengan rahmat dan karunia yang diberikan kepadaku melebihi luasnya angkasa raya. Dzat
yang menganugerahkan kedamian bgi jiwa-jiwa yang senantiasa merindu akan kemaha besaran-Nya.
Sholawat dan salam yang tudak akan pernah lupa, menjadi persembahan penuh
kerinduan pada sang revolusioner islam, pembangun perdaban manusia yang berabad Habibana wanabiyana Muhammad SAW…
Ya Allah…
Atas izinMu ku berhasil melewati satu rintangan untuk sebuah keberhasilan Namun kutahu keberhasilan saat ini bukanlah akhir dari perjuanganku
Tapi awal dari cita-cita yang menjadi harapanku dan orang tua Masih sangat panjang dan jauh perjalananku kedepannya
Untuk meraih masa depan yang cerah Agar dapat membahagiakan semua orang-orang yang kucintai
Karya kecil ini Ika persembahkan kepada Papa,Mama,Tati,M.uwo, adik-adikku dan
induak-induak ika yang tidak dapat ika sebutkan satu persatu, Dan juga teman-temanku,yang terutama untuk teman yang dari awal kita berjuang sama-sama Jihan.
Lantunan doa yang tidak pernah putus dari kedua orang tua, dalam syukur yang
tiada terkira, terimakasihku untukmu. Untuk papa dan mama tercinta yang tidak pernah hentinya slama ini memberi semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta
pngorbanan yang tidak tergantikan hingga Ika selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada, pa….,ma…., terimalah kado kecil bukti keseriusan Ika untuk membalas
pengorbananmu yang tidak akan penah bisa ika balas dengan apapun,, pa….,ma…., maafkan anakmu yang masih saja menyusahkanmu.
Terima kasih kepada dosen pembimbing skripsi yang sudah meluangkan waktu
membimbing dan mengajarkan sampai skripsi ini selesai.
Terimakasih tak henti-hentinya Ika ucapkan kepada semua yang telah mendoakan, semoga ilmu yang Ika dapatkan bermanfaat, semoga kita selalu dalam dekapan karunia
Allah SWT. Aamiin.
ATIKA PUTRI KHAIRANI,S.Gz
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : ATIKA PUTRI KHAIRANI
Nim : 1513211002
Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 03 Desember 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Email : [email protected]
Jumlah Saudara : 3 (tiga)
Anak ke : 1(satu)
Nama Orang Tua
Ayah : Syamsuwir
Ibu : Asni
No.Hp : 081270402528
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 29 PEB.Pengalangan Padang Selatan : Tamat Tahun 2009
2. SMPN Siberut Selatan : Tamat Tahun 2012
3. SMAN Siberut Selatan : Tamat Tahun 2015
KEGIATAN PBL DAN PKL
1. PBL (Tabel Manner) di Nov Hotel Bukittinggi
2. PBl di ACS , Bandara Soekarno Hatta
3. PBL PT.Yakult ,Sukabumi
4. PBL di RS. Muhammadiyah(islam), Bandung
5. PBL di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
6. PBL di Poltekes Denpasar, Bali
7. PKL di RSUD Bangkinang
8. PMPKL DI Jorong Kaludan Nagari Sungai Talang Kecamatan Guguak
Kabupaten limopuluah koto, Payakumbuh.
9. PBL di Hotel Ina Muara, Padang
10. PBL di Hotel Pangeran Beach, Padang
11. PBL di AA Catring, Padang
PROGRAM STUDI S1 GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
SKRIPSI, JULI 2019
ATIKA PUTRI KHAIRANI
PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON (Musa
Paradisiaca S) TERHADAP TEKANAN DARAHPRA LANSIA
HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS LUBUK BUAYA
PADANG TAHUN 2019
46 halaman + 9 lampiran
ABSTRAK
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, menyebutkan
bahwa hipertesi adalah penyakit nomor satu di Indonesia,yakni mencapai 25,8%
dan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Salah satu
terapi non-farmakologi untuk mengatasi tekanan darah tinggi yaitu pisang ambon
yang mangadung tinggi kalium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh buah pisang ambon terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi dan perbandingannya dengan kelompok kontrol positif diwilayah kerja
Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, jenis penelitian ini one
grup pretets-post tets. Pendekatan sampel pada 20 responden hipertensi yang
dipakai adalah metode purposive sampling. Dibagi dua kelompok, kelompok
perlakuan yang diberikan buah pisang ambon sebanyak 300 gr sehari, diukur
sebelum dan sesudah perlakuan dan kelompok kontrol , eksperimen dilakukan
selama 7 hari.
Hasil uji t kelompok perlakuan sistolik sebelum dan sesudah menunjukan
p value 0,000 dan diastolik p value 0,004. Hal ini menunjukan secara signifikan
pengaruh pisang ambon terhadap tekanan darah. Pada kelompok kontrol juga
mengalami perubahan tetapi tidak signifikan dengan perbedaan 0,5% dari nilai
p<0,05. Pisang ambon dapat menurunkan hiperteni karena mengandung kalium
tinggi yang bekerja mirip obat antihipertensi di dalam tubuh manusia.
Disarankan kepada pihak puskesmas untuk memberikan penyuluhan
kesehatan mengenai pengobatan non-famakologi mengenai pisang ambon dan
pengaruhnya terhadap penurunan tekanan darah pada pra lansia hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Pisang Ambon
NUTRITION S1 STUDY PROGRAM
PADANG HEALTH SCIENCE HIGH SCHOOL OF HEALTH
SKRIPSI, JULY 2019
ATIKA PUTRI KHAIRANI
THE EFFECT OF GIVING AMBON BANANA (Musa Paradisiaca S) ON
PRE-WASTE HYPERTENSION BLOOD PRESSURE IN PADANG
BUAYA PUSKESMAS REGION IN 2019
46 pages + 9 attachments
ABSTRACT
Based on the results of the 2013 Basic Health Research (Riskesdas), stated
that hypertension is the number one disease in Indonesia, reaching 25.8% and
most cases of hypertension in the community have not been detected. One of the
non-pharmacological therapies to treat high blood pressure is Ambon banana
which is high in potassium. The purpose of this study was to determine the effect
of Ambon banana on changes in blood pressure in patients with hypertension and
its comparison with the positive control group in the work area of Lubuk Buaya
Padang Health Center in 2019.
This research is an experimental research, this type of research is one
group pretets-post tets. The sample approach on 20 hypertensive respondents used
was the purposive sampling method. Divided into two groups, the treatment group
that was given Ambon banana was 300 gr a day, measured before and after
treatment and the control group, the experiment was carried out for 7 days.
The t-test results of the systolic treatment group before and after showing
p value 0,000 and diastolic p value 0,004. This shows significantly the effect of
Ambon banana on blood pressure. In the control group also experienced changes
but not significant with a difference of 0.5% from the value of p <0.05. Banana
Ambon can reduce hypertension because it contains high potassium which works
similar to antihypertensive drugs in the human body.
It is recommended to the health center to provide health counseling
regarding nonphamacological treatment regarding ambon banana and its effect on
the reduction of blood pressure in pre elderlyhypertension.
Keywords: Hypertension, Blood Pressure, Banana Ambon
KATA PENGANTAR
Dengan menybut nama ALLAH SWT yang maha pengasih dan
penyayang, kami haturkan segala puji dan syukur yang telah melimpahkan kita
nikmat dan karuniaNYA kepada kita pada saat ini. Sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi penelitian saya dengan baik dan benar, dengan judul “
Pengaruh Pemberian Pisang Ambon (Musa Paradisiaca S) Terhadap
Tekanan Darah Pra lansia Di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Padang
Tahun 2019”. Dalam menyelesaikan skripsi ini penelitian telah mendapatkan
bantuan dan bimbingan serta dukungan moril dari berbagai pihak, oleh sebab
itulah pada kesempatan ini penelitian mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Yendrizal Jafri S.Kp M.Biomed selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Perintis Padang.
2. Ibu Widia Dara, M.P selaku Ketua Prodi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis Padang.
3. Ibu Nurhamidah, M.Biomed selaku dosen pembimbing I yang telah
mengarahkan dan memberikan masukan dengan penuh kesebaran serta
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Wilda Laila,M.Biomed selaku dosen pembimbing II yang telah
mengarahkan dan memberikan masukan dengan penuh kesebaran serta
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
5. Teristimewa kepada ayah dan ibu beserta keluarga tercinta yang selalu
memberikan semangat dan doa yang tulus untuk penuli, serta dorongan
yang telah diberikan meril dan materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi penelitian ini.
6. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan S1 Gizi Stikes Perintis
Padang angkatan 2015 serta semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi penelitian ini. Akhir kata
penulis ucapkan trima kasih dan semoga skripsi penelitian ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca dan terutama bagi penulis sendiri, Amin.
Padang, Juli 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................ 3
1.4 Manfaat peneltitian ......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekanan Darah ............................................................................................... 6
2.1.1 Hipertensi ............................................................................................. 7
2.1.2 Faktor Resiko Hipertensi....................................................................... 8
2.1.3 Gejala Hipertensi .................................................................................. 10
2.1.4 Klasifikasi Hipertensi ........................................................................... 10
2.1.5. Pathofisiologi Hipertensi ...................................................................... 11
2.1.6 Diagnosa Hipertensi ............................................................................. 11
2.1.7 Pengobatan Hipertensi ........................................................................ 12
2.2 Kalium ............................................................................................................ 13
2.2.1 Mekanisme Kerja Kalium .................................................................... 14
2.2.2 Hubungan kalium Dengan Tekanan Darah .......................................... 14
2.3 Pisang ............................................................................................................. 15
2.3.1 Sejarah Pisang ...................................................................................... 15
2.3.2 Defenisi ................................................................................................ 16
2.3.3 Kandungan Zat Gizi ............................................................................. 16
2.3.4 Mekanisme Kerja Pisang ...................................................................... 18
2.4 Penelitian Terkait ........................................................................................... 19
BAB III HIPOTESIS DAN KERANGKA KONSEP
3.1 Hipotesisi ........................................................................................................ 20
3.2 Kerangka Konsep ........................................................................................... 20
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................ 21
4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................................... 21
4.3 Populasi Dan Sampel ...................................................................................... 21
4.4 Cara Pengumpulan Data ................................................................................. 22
4.5 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 23
4.6 Cara Pengolahan Data .................................................................................... 23
4.6.1 Pengolahan Data ...................................................................................... 23
4.6.2 Analisa Data ........................................................................................... 24
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 26
5.2 Karakteristik Responden ................................................................................ 27
5.3 Hasil Analisa Univariat .................................................................................. 28
5.3.1 Tekanan Darah Awal Kelompok Kontrol ............................................... 28
5.3.2 Tekanan Darah Awal kelompok Perlakuan ............................................ 29
5.3.3 Tekanan Darah Akhir Kelompok Kontrol .............................................. 30
5.3.4 Tekanan Darah Akhir Kelompok Perlakuan............................................ 31
5.3.5 Perbedaan Tekanan Darah Awal Dan Akhir Kelompok Kontrol ............ 32
5.3.6 Perbedaan Tekanan Darah Awal Dan Akhir Kelompok Perlakuan......... 33
5.4 Hasil Analisa Bivariat .................................................................................... 34
5.4.1 Pengaruh Tekanan Darah Awal –Akhir kelompok Kontrol ................... 34
5.4.2 Pengaruh Tekanan Darah Awal-Akhir Kelompok Perlakuan ................. 35
5.4.3 Grafik Tekanan Darah Setelah Pemberian Pisang Ambon .................... 36
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karakteritik Responden .................................................................................. 37
6.2 Tekanan Darah Awal kelompok Kontrol ....................................................... 38
6.3 Tekanan Darah Awal Kelompok Perlakuan ................................................... 38
6.4 Tekanan Darah Akhir Kelompok Kontrol ...................................................... 39
6.5 Tekanan Darah Akhir Kelompok Perlakuan .................................................. 40
6.6 Perbedaan Tekanan darah Awal-Akhir Kelompok Kontrol ............................ 40
6.7 Perbedaan Tekanan Darah Awal-Akhir Kelompok Perlakuan ........................ 41
6.8 Pengaruh Pada Tekanan Darah Kelompok Kontrol ........................................ 42
6.9 Pengaruh Pemberian Pada Tekanan Darah Kelompok Perlakuan ................ 43
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 45
7.2 Saran ............................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1 Klasifikasi Hipertensi ..................................................................................... 7
2.2 Kandungan Gizi Dalam Buah Pisang ............................................................. 17
5.1 Karakteristik Responden ................................................................................ 27
5.2 Tekanan Darah Awal Kelompok Kontrol ...................................................... 28
5.3 Tekanan Darah Awal Kelompok Perlakuan .................................................... 29
5.4 Tekanan Darah Akhir Kelompok Kontrol ...................................................... 30
5.5 Tekanan Darah Akhir Kelompok Perlakuan ................................................... 31
5.6 Perbedaan Tekanan Darah Awal-Akhir Kelompok Kontrol ........................... 32
5.7 Perbedaan Tekanan Darah Awal-Akhir Kelompok Perlakuan ........................ 33
5.8 Pengaruh Pada Tekanan darah Kelompok Kontrol ......................................... 34
5.9 Pengaruh Pemberian Pada Tekanan Darah Kelompok Perlakuan ................... 35
DAFTAR GAMBAR
3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Persetujuan Menjadi Respondent
Lampiran 2. Hasil Pengukuran SPSS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam
pembuluh dan compliance, atau daya regang (distensibility) dinding pebuluh
yang bersangkutan. Apabil volume darah yang masuk arteri sama dengan
volume darah yang meninggalkan arteriselama periode yang sama, tekanan
darah arteri akan konstan (Sherwood,2001).
Terdapat dua macam kadaan tekanan darah, antara lain yang dikenal
sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah
rendah. Hipertensi telah menjadi penyakit yang menarik perhatian banyak di
berbagai Negara di dunia. Karena hipertensi salah satu penyakit tidak menular
yang menjadi masalah kesehatan yangsangat serius dan disebut sebagai the
silent killer(Miayunita.S,2015)
Berdasarkan data WHO, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang dengan
presentase sebesar 26,4% orang di dunia mengidap hipertensi, diprediksikan
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2015. Dari 972 pengidap hipertensi,
333 juta terdapat di negara maju dan 639 sisanya berada di negara
berkembang,termasuk Indonesia (Yonata,2009). Penyakit terbanyak pada
lansia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi dengan
prevelensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65-74 tahun, dan
63,8% pada usia ≥75 tahun (Infodation Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan data kunjungan lansia yang memiliki penyakit hipertensi di
puskesmas lubuk buaya pada tahun 2018 sebanyak 675 orang, dimana rata-rata
yang berkunjung tersebut adalah kebanyakan dari perempuan. Pada survei awal
6 dari 10 lansia hipertensi memiliki status gizi lebih. Setelah melakukan survei
pendahuluan mengenai pola makan, lansia tersebut mengakui sring
mengkonsumsi yang tinggi garam, sering menggunakan penyedap rasa dan
santan pada saat memasak, dan juga sering minum teh telur serta gorengan.
Faktor yang memicu timbulnya penyakit hipertensi adalah status gizi yang
tidak seimbang. Perubahan status gizi yang ditandai dengan peningkatan berat
badan dapat secara langsung mempengaruhi perubahan tekanan darah (Riayadi
et al, 2007). Menurut Muliyati (2012) natrium dan kalium merupakan kation
utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi mengatur ke
seimbangan cairan dan asam basa tubuh serta berperan dalam transmisi saraf
dan kontraksi otot. Asupan natrium yang berlebih dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan tubuh, sehingga dapat menyebabkan oedema, asites,
dan hipertensi.
Pisang dapat dijadikan alat untuk mengisi energi cadangan yang biasanya
habis sebelum jam makan utama tiba. Buah ini terkenal akan kandungan
potasiumnya. Satu buah pisang berukuran sedang mengandung potassium atau
sering kita sebut dengan kalium sebanyak ±400 mg. Pisang mengandung
angiotensin converting enzyme alami atau ACE inhibitor alami (Palmer and
William, 2007).
Di Indonesia, pisang merupakan buah yang mudah ditemukan. Rasanya
yang enak, harganya yang murah, mudah dijangkau, dan memiliki banyak
sekali manfaat untuk kesehatan membuat pisang menjadi salah satu buah yang
banyak digemari oleh semua kalangan. Namun tidak semua orang menyadari
khasiat buah pisang yang salah satunya adalah untuk menurunkan tekanan
darah (Rachel lizel,2013).
Dari kejadian diatas peneliti tertarik untuk mengambil masalah penelitian
tentang “Pengaruh Pembarian Pisang Ambon Terhadap Tekanan Darah Pra
Lansia Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019”.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada Pengaruh Pemberian Pisang Ambon (Musa Paradisiaca S )
Terhadap Tekanan Darah Pada Pra Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pisang Ambon (Musa
Paradisiaca S ) Terhadap Tekanan Darah Pada Pra Lansia Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik Pra Lansia Hipertensi di Wilayah
Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2019.
2. Untuk mengetahui tekanan darah awal kelompok kontrol pra lansia
hipertensi di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2019.
3. Untuk mengetahui tekanan darah awal kelompok perlakuan sebelum
Pemberian Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra
Lansia Hipertensi di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2019.
4. Untuk mengetahui tekanan darah akhir kelompok kontrol Pra Lansia
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2019.
5. Untuk mengetahui tekanan darah akhir kelompok perlakuan setelah
Pemberian Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra
Lansia Hipertensi di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2019.
6. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir
kelompok kontrol pra lansia hipertensi di Wilayah Puskesmas Lubuk
Buaya Tahun 2019.
7. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata pengaruh pemberian pisang
ambon terhadap penurunan tekanan darah awal dan akhir kelompok
perlakuan pra lansia hipertensi di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya
Tahun 2019.
8. Untuk mengetahui pengaruh pada tekanan darah kelompok kontrol pra
lansia hipertensi di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2019.
9. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pisang ambon terhadap
kelompok perlakuan pra lansia hipertensi di Wilayah Puskesmas
Lubuk Buaya Tahun 2019.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan ,pengalaman, dan pengembangan
kemampuan di bidang penelitian bagi penulis.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat hipertensi dan status
gizi buruk untuk memanfaatkan bahan pangan yang banyak di produksi di
kota padang untuk menurunkan tekana darah.
1.4.3 Bagi Insitusi
Diharapakan dari hasil penelitina dapat dijadikan bahan rujukan
bagi pengembangan ilmu dan berguna untuk referensi tambahan penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam
pembuluh dan compliance, atau daya regang (distensibility) dinding pebuluh yang
bersangkutan. Apabil volume darah yang masuk arteri sama dengan volume darah
yang meninggalkan arteriselama periode yang sama, tekanan darah arteri akan
konstan (Sherwood,2001).
Tekanan darah ditulis dengan dua angka, dalam bilangan satuan mmHg
(millimeter air raksa) pada alat tekanan darah/ tensi meter yaitu sistolik dan
diastolik. Sistolik adalah angka tertinggi ialah tekanan darah pada waktu jantung
sedang menguncup atau sedang melakukan kontraksi. Diastolik adalah angka
yang terendah pada waktu jantung mengembang berada di dalam akhir relaksasi
(Palmer,2007).
Nilai numerik tekana darah dinyatakan sebagai tekanan sistolik atau
tekanan diastolik. Tekanan sistolik orang dewasa berkisar antara 90-140 mmHg,
sedangkan tekanan diastoli orang dewasa sekitar 60-90 mmHg (Ramaiah,2007).
Tekanan darah seseorang sepanjang hari tidaklah tetap, yaitu bervariasi tergantung
aktifitas, makanan dan tingkat stres yang dialami. Sebagian besar aktivitas
dilakukan mulai dari hingga sore hari. Maka secara umum tekanan darah di pagi
hari lebih tinggi dibanding malam hari.
2.1.1 Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg
(Price&Wilson,2006). Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (morbilitas)
(Basha,2008). Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah
suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi seringkali disebut sebagai pembuluh gelap (silent
killer). Karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-
gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani,2006).
Table 2.1
Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik(mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tahap 1 140-160 90-100
Hipertensi tahap 2 >160 >100
Sumber: Marbun, 2012
Klasifikasi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi sistolik dan
Hipertensi diastolik. Sedangkan faktornya yang mempengaruhi prevelensi
hipertensi antara lain ras, umur, obesitas, asupan garam tinggi, adanya riwayat
hipertensi dalam keluarga (Arjatmo,2001).
2.1.2 Faktor Resiko Hipertensi
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
a. Usia
Pada saa usia semakin bertambah tua, kemungkinan seseorang
menderita hipertensi juga semakin besar. Umumnya penderita hipertensi
adalah orang-orang yang berusia 40 tahun namun saat ini tidak menutup
kemungkinan terjadi pada orang berusia muda. Boedhi darmoejo dalam
tulisannya yang dikumpulkan dari berbagai penelitian yang dilakukan di
Indonesia menunjukan bahwa 1,8%-28,6% penduduk yang berusia diatas
20 tahun adalah penderita hipertensi (Beever at al,2002).
b. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormon yang
berbeda. Wanita penderita hipertensi lebih banyak dari pada laki-laki.
Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan jantung dan
pembuluh darah. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita
hipertensi dari pada wanita. Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat
pula dipengaruhi oleh faktor psikologi. Pada pria lebih berhubungan
dengan pekerjaan yang mempengaruhi faktor psikis kuat. Pada wanita
sering akli dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, obesitas, depresi,
dan pekerjaan).
c. Keturunan
Pada kasus hipertensi esensial 70%-80% diturunkan dari orang
tuanya. Apabila riwayat hipertensi didapatkan dari kedua orang tua, maka
dugaan keturunannya menderita hipertensi lebih besar. Statistik
menunjukan bahwa masalah tekanan darah tinggi pada kembar identik
lebih tinggi dari pada yang kembar tidak identik. Dan sebuah penelitian
menunjukan bahwa ada bukti gen yang dirutunkan untuk masalah darah
tinggi.
2. Faktor resiko yang dapat dikontrol
a. Kegemukan
Kegemukan merupan ciri khas dari pada orang yang terkena
hipertensi, dan mempunyai kaitan erat dengan kejadian hipertensi
dikemudian hari. Walaupun belum ada penjelasan hubungan obesitas
dengan hipertensi esensial, tapi dapat dibuktikan bahwa daya pompa
jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dan hipertensi lebih
tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat badan
normal (Monika.SD,2015).
b. Konsumsi garam berlebih
Konsumsi garam yang berlebih dapat menigkatkan tekanan darah.
Pemakaian garam yang berlebihan atau makanan yang diasinkan dapata
memicu terjadinya hipertensi sehingga dalam penggunaa garam berlebihan
dibatasi (Monika.SD,2015).
c. Kurang olahraga
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolahan
hipertensi Karena olahraga isotonik seperti bersepeda, jogging, dan
aerobik yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat
menurunkan tkanan darah. Orang yang kurang aktif berolahraga ppada
umumnya cenderung mengalami kegemukan. Selain itu, olahraga juga
dapat mengurangi atau mencegah obesitas serta mengurangi asupan garam
dalam tubuh. Karena garam akan keluar dari dalam tubuh bersamaan
dengan keringat.
2.1.3 Gejala Hipertensi
Beberapa gejala penyakit hipertensi terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
pendarahan dari hidung, migren, wajah kemerahan, mata berkunang-kunang, sakit
tengkuk, dan kelelahan. Gejala-gejala tersebut bisa terjadi pada penderita
hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
2.1.4 Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat dibagi dua yaitu:
1. Hipertensi esensial (primer) ,terjadi pada sebagian besar kasus hipertensi
sekitar 95%. Penyebab pastinya tidak diketehui, sering dikaitkan dengan
kombinasi faktor gaya hidup yang kurang bergerak (inaktifitas) dan pola
makan.
2. Hipertensi sekunder, lebih jarang terjadi sekitar 5% dari seluruh kasus
tekanan darah. Tekanan darah tinggi tipe ini sering disebabkan oleh
kondisi medis lain seperti penyakit ginjal, reaksi terhadap obat- obatan
seperti KB (Palmer,2007).
2.1.5 Pathofisiologi Hipertensi
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan
perifer.berbagai faktor yang saling berkaitan ikut berperan dalam terjadinya
peningkatan tekanan darah. Faktor yang mempengaruhi seperti asupan garam,
obesitas, resistensi insulin, sistem rennin, dan sistem simpatis.
Selama beberapa tahun terakhir faktor-faktor lain di evaluasi termasuk
faktor genetik, disfungsi endothelial (yang bermanifestasi pada pertumbuhan
endotelin dan oksidan- nitrogen)I, berat badan lahir yang rendah dan nutrisi
intrautenin dan anomali neu rovaskular (Lumbantobing,2008).
2.1.6 Diagnosa Hipertensi
Diagnose diperlukan untuk mengrtahui akibat hipertensi bagi penderita.
Penelitian epidemiolodi dapat menunjukan bahwa resiko kerusakan ginjal,
jantung, dan otak berkaitan langsung dengan besarnya peningkatan tekanan darah.
Bahkan hipertensi ringan juga akan meningkatkan resiko kerusakan alat-alat
tubuh.
Resiko kerusakan end-organ (organ terminal yaitu kerusakan ginjal, mata,
sistem persarafan pusat, jantung) untuk setiap tingkat tekanan darah atau umur
lebih besar pada kulit hitam dan relativ lebih kecil pada wanita premenopause
dibandingkan pria (Monika.SD,2015).
Faktor resiko positif lainnya adalah perokok, hyperlipidemia, diabetes,
adanya kerusakan end-organ pada waktu diagnosa, dan adanya riwayat keluarga
penderita penyakit kardiovaskuler.
2.1.7 Pengobatan Hipertensi
1. Non-farmakologi
Tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit yang dapat dirawat
atau disembuhkan. Sealin dengan obat-obatan dapat juga disembuhkan
tanpa obat. Seperti mengurangi kelebihan berat badan, membatas
konsumsi alkohol, olahraga teratur, berhenti merokok, membatasi asupan
natrium, meningkatkan asupan kalium dan kalsium untuk menanggulangi
keadaan tekanan darah tinggi(Monika.SD, 2015).
2. Farmakologis (Obat Medis)
Jenis obat yang sering diresepkan dokter adalah:
a. Diuretik
Obat-obatan yang bersifat diuretic mmbantu ginjal mengeluarkan
kelbihan cairan dan garam dalam tubuh. Cairan yang berkurang dalam
darah akan membantu menurunkan tekanan darah.
b. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor
Mencegah tubuh memproduksi hormon angitensi II yang
mmenyababkan penyempitan pembuluh darah, sehingga tekanan darah
berkurang.
c. Beta blocker
Fungsi beta blocker untuk memperlambat datek jantung dan
menurukan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran darah rileks dan
tekanan darah berkurang.
d. Calcium chanel blocker (CCB)
Fungsi memperlambat laju kalsium yang melalui oto jantung dan
yang masuk ke dinding pembuluh darah. Hal ini menjadikan pembuluh
darah rileks dan melancarkan aliran darah.
e. Vasodilisator
Bekerja langsung pada otot pembuluh darah dengan menimbulkan
relaksasi otot sehingga pembuluh darah tidak menyempit dan tekanan
darah berkurang.
2.2 Kalium
Menurut Almatsie (2001), kalium merupakan ion muatan positif, akan
tetapi berbeda dengan natrium, kalium terutama terdapat didalam sel, sebanyak
95% kalium berada di dalam cairan intraseluler. Peranan kalium mirip dengan
natrium, yaitu kalium bersama-sama dengan klorida membantu menjaga tekanan
osmotis dan keseimbangan asam basa. Bedanya, kalium menjaga tekanan osmotik
dalam cairan intraseluler. Kalium merupakan bagian esensial semua sel hidup,
sehingga banyak terdapat dalam bahan makanan. Kebutuhan kalium minimum
ditaksirkan sebanyak 2000mg sehari. Kalium terdapat dalam semua maknan
mentah / segar, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan.
Absorsip kalium dari makanan adalah secara pasif dan tidak memerlukan
mekanisme secara spesifik. Absorpsi berlangsung diusu kecil selama konsentrasi
di saluran cerna lebih tinggi dari pada di dalam darah. Ginjal adalah regulator
utma kalium di dalam tubuh yang menjaga kadarnya tetap di dalam darah dengan
mengontrol ekskresinya. Kadar kalium yang tinggi dapat minggkatkan eksresi
natrium, sehingga dapat menurunkan volume darah dan tekanan darah ( Anonim,
2004).
2.2.1 Mekanisme Kerja Kalium Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Menurut Kusnul (2011), kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan
menimbulkan vasoliditas sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total
dan meningkatkan output jantung. Konsumsi kalium yang banyak akan
meningkatkan konntrasinya di dalam intraseluler sihingga cenderung menarik
cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah.
Selain itu, kalium dapat mengurangi sekresi renin yang menyebakan
penurunan angiotensin II sehingga vasokonsrtiksi pembuluh darah berkurang dan
menurunkan aldosterone sehingga reabsorpsi natrium dan air ke dalam darah
berkurang. Kalium juga mempunyai efek dalam pompa Na-K yaitu kalium
dipompa dari cairan ekstra selular ke dalam sel, dan natrium dipompa keluar,
sehingga kalium dapat menurunkan tekanan darah (Guyton,2008).
2.2.2 Hubungan Kalium Terhadap Tekanan Darah
Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak.hipotalamusmenatur
konsentrasi garam dalam darah, dengan merangsang kelenjer pituitary
mengeluarkan hormone antidiuretika (ADH). ADH dikeluarkan bila tekanan darah
dan volume darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau
menyerap kembali air dan mengeluarkannya kembali kedalam tubuh. Bila terlalu
banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel
ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan protein didalam darah
yang dinamakan angiotensinogen kedalam buntuk aktif angiotensin. Angiotensin
akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik.
Setelah itu angiotensin mengatur pnengeluaran hormone aldosterone dari kelenjar
adrenlin. Aldosterone akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air.
Akibatnya, bila dibutuhkan lebih sedikit air dikeluarkan dari tubuh dan tekanan
darah akan naik kembali (Almatsier,2001).
Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi individu
dari hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik (Lumbantobing,2008). Cara kerja kalium adalah kebalikan
dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan menigngkatkan konsentrasinya
di dalam cairan intraselular, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian
ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Astawan,2003). Kalium dalam diet
sangat berperan dalam mencegah dan menurunkan Hipertensi.
2.3 Pisang
2.3.1 Sejarah Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut
dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Sudah lama
buah pisang menjadi komoditas buah tropis yang sangat popular didunia. Hal ini
karena rasanya lezat, gizinya tinggi dan harganya relatif murah (Teguh.p,2009).
2.3.2 Defenisi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa sapientum
Pisang (Musa paradisiacal) dapat dikebunkan di dataran rendah hangat
bersuhu 21-32ºC dan beriklim lembab. Walaupun demikian pisang masih bisa
berkembang biak sampai pada ketinggian tempat 1.300 mdpl. Di dataran tinggi,
umur berbuah pisang menjadi lebih panjang dan kulit buahnya pun cenderung
lebih tebal(Teguh.p,2009).
2.3.3 Kandungan Zat Gizi Dalam Pisang
Dari kandungan gizinya, buah pisang juga dapat dikategorikan sumber
kharbohidrat, yang sering dijadikan sebagai pengganti makanan pokok. Pisang
sangat bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah, karena memiliki kandungan
potassium (kalium) yang banyak dari zat gizi lainnya termasuk kharbohidrat.
Pisang dapat dikonsumsi secara langsung maupun dalam bentuk olahan, seperti:
Pisang goreng, pisang rebus, aneka olahan pisang, cake pisang, maupun jus pisang
dan sebagainya.
Table 2.2
Kandungan gizi dalam buah pisang ambon per 100 gram
No Komposisi Pisang Ambon Jumlah
1 Energy (kkal) 88
2 Protein (g) 1,1
3 Kharbohidrat (g) 23
4 Lemak (g) 0,3
5 Kalium (mg) 358
6 Kalsium (mg) 5
7 Natrium (mg) 1
8 Vitamin A (IU) 64
9 Vitamin C (mg) 8,7
10 Zat besi (mg) 0,3
11 Vitamin B6 (mg) 0,4
12 Magnesium (mg) 27
sumber :USDA, 2018
Melihat dari table diatas, kandungan kalium pada buah pisang sangatlah
tinggi. Dan dapat diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi.
Jenis pisang ambon yang sering dikonsumsi di sekitar kota padang yaitu
pisang ambon lumut dan pisang ambon kuning. Pisang ambon lumut yng memiliki
warna kehijauan dan yang baru di panen sngat baik dikonsumsi karena kadr
kandungan gula dalam pisang masih sesuai dengan kebutuhan, apabila sudah
terlalu matang kadar gula dalam pisang akan meningkat dan dapt menyebabkan
peningkatan kadar gula dalam tubuh.
2.3.4 Mekanisme Kerja Pisang Terhadap Hipertensi
Kalium dapat menurunkan retensi garam dan air di dalam tubuh, sehingga
dapat menurunkan tekanan darah selian itu kalium bersifat diuretika, sehingga
pnegeluaran natrium dan cairan akan meningkat. Kebutuhan minimum akan
kalium akan ditksirkan sebanyak 2000 mg sehari (Almatsier,2004).
kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan menimbulkan vasoliditas
sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output
jantung. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konntrasinya di
dalam intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler
dan menurunkan tekanan darah (Kusnul,2011).
Pisang sangat bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah, karena
memiliki kandungan potassium (kalium) yang banyak dari zat gizi lainnya
termasuk kharbohidrat. Kandungan kalium pada buah pisang sangatlah tinggi.
Dan dapat diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi.Pisang mengandung
Angiotensin Converting Enzyme alami atau ACE inhibitor alami. ACE
menghasilkan zat yang disebut angiotensin-2 yang berakibat pada penyempitan
pembuluh darah dan meningkatkan tekanan didalamnya. Konsumsi pisang telah
terbukti untuk menghentikan terjadinya penyempitan pembuluh darah. ACE
inhibitor menurunkan tekanan darah dengan memblokade produksi hormon
angiotensin II yang menyebabkan kontriksi pembuluh darah. Dengan demikian
ACE inhibitor dapat memperlebar pembuluh darah sehingga akan mengurangi
tekanan darah
2.4 Penelitian Terkait
No Penelitian
&tahun
Judul penelitian Objek
penelitian
Hasil penelitian
1 Siti fatmawati,
dkk.2017
Pengaruh
pembarian pisang
ambon terhadap
penurunan
tekanan darah
pada lansia
penderita
hipertensi.
Lansia
penderita
hipertensi.
Pembarian pisang
ambon
berpengaruh
tehadap
penurunan
tekanan darah
lansia penderita
hipertensi.
2 Siti komairoh.
2014
Pengaruh
pembarian pisang
terhadap
kelelahan otot
anaerob pada atlet
sepak takraw.
Atlet sepak
takraw
Setiap pemberian
300 gr buah
pisang mampu
mengatasi
kelelahan otot
anaerob.
3 Eny Sutria,
Aulia Insani.
2017
Pengaruh
Komsumsi Pisang
Ambon Terhadap
Penurunan
Tekanan Darah
Pra Lansia
Hipertensi
Pra Lansia
Hipertensi
Ada hubungan
antara konsumsi
pisang ambon
dengan
penurunan
tekanan darah
pada penderita
hipertensi
BAB III
HIPOTESIS DAN KERANGKA KONSEP
3.1 HIPOTESIS
Ha : Ada Pengaruh Pemberian Pisang Ambon (Musa Paradisiaca S )
Terhadap Pra Lansia Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya
Padang Tahun 2019.
3.2 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori yang sudah ada dan pengetahuan sampel terkait ,maka
dibuatlah kerangka konsep mengenai pemberian buah pisang ambon sebagai
variabel tekanan darah pra lansia di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Padang
sebagai variabel terkait.
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Pemberian buah
pisang ambon
Tekanan darah
setelah perlakuan
Tekanan darah
sebelum
perlakuan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah quasy eksperimental no-equevalent group
design yaitu desain yang terdapat satu kelompok yang dipilih secara acak
/random, desain ini melibatkan satu subjek, satu diberikan pisang ambon
(kelompok eksperimen). Setelah itu diukur tekanan darah sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok eksperimen untuk melihat perbedan tekanan darah pada
setiap sampel.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2018 – Juni 2019
rumah responden Lubuk Gading III Lubuk Buaya Padang Sumatra Barat Tahun
2019.
4.3 Populasi Dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pra lansia yang berumur 40-65 tahun
dan memiliki tekanan darah 140/90 mmHg di Wilayah Lubuk Buaya Padang
Tahun 2019.
4.3.2 Sampel
Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposive Sampling
yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yag sesuai dengan kriteria
purposive.Jumlah sampel yang peneliti ambil sebanyak 20 orang yang dipilih
random atau acak yaitu 10 orang kelompok kontrol dan 10 orang kelompok
perlakuan yang sesuai kriteria purposive.
Kriteria purposive:
a. Responden usia 40-65 tahun
b. Memilki tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
c. Selama perlakukan tidak mengkonsumsi obat lain.
d. Responden bersedia tidak mengkonsumsi makanan yang dapat memicu
hipertensi.
4.4 Cara pengumpulan Data
4.4.1 Data Primer
1. Data tekanan darah kelompok perlakuan dan kontrol di dapat dari hasil
pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Pengukuran dilakukan oleh
perawat professional dengan alat sphygmomanometer yang dilakukan
oleh orang yang sama.
2. Pemberian pisang ambon selama 7 hari dilakukan oleh peneliti, atau
sampai tekanan darah responden kembali normal dan pemberian dapat
dihentikan.
4.5 Prosedur Penelitian
4.5.1 Tahap Persiapan
Prosedur penelitian pada penelitian ini dimulai dari persiapan alat seperti,
spygmomameter. Dan bahan yang digunakan yaitu pisang ambon yang diberikan
300gr atau 3 buah utuh 1 kali sehari selama 7 hari (Fatmawati.s,2017).
4.5.2 Tahap Pelaksanaa
a. Pretest
1) Memberikan salam pembuka
2) Mengukur tekanan darah sebelum pemberian buah pisang ambon
oleh peneliti.
b. Intervensi
Memberikan buah pisang ambon sebelum makan pagi pada
penderita hipertensi sebanyak 300 gr setiap hari selama 7 hari.
c. Posttest
Mengukur tekanan darah responden sesudah 2 jam diberikan
buah pisang ambon .
4.6 Cara Pengolahan Data
4.6.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data selesai dilakukan.
Terdapat beberapa langkah dalam pengolahn dengan menggunakan Komputer
(Susanto,2006).
1. Entry data
Setelah data diedit dan dilakukan pemberian kode, langkah selanjutnya adalah
pemasukan data (entry), apabila menggunakan komputer untuk pengolahan data
maka cukup membuat file dan memasukkan satu persatu ke dalam file komputer
sesuai dengan paket program statistik komputer yang digunakan.
2. Cleaning data
Pembersihan data dilakukan untuk mempertimbangkan data tidak sesuai
dengan jawaban yang tersedia dalam kuesioner atau ekstrim yang mengganggu
dengan melihat distribusi frekuensi variabel dan melihat kelogisannya.
3. Processing
Processing dilakukan dengan menggunakan program statistik , dibuat dengan
memberikan skor pada masing-masing varibel dan hasil pengolahan data disajikan
dalam bentuk tabel distribusi.
4.6.2 Analisa Data
Data yang diperoleh untuk melihat pengruh pemberian pisang ambon
terhadap tekanan darah pada pra lansia di lubuk buaya, dilakukan analisa statistik
uji T-test beda dua rata-rata (paired sample t-test) dengan rumus :
d
t =
sd / √𝑛
ket :
t : nilai t yang dihitung ,disebut t hitung
d : rata-rata dari selisih antara nilai sebelum dan sesudah
sd : simpangan baku dari selisih tekanan darah sebelum dan sesudah
n : jumlah anggota sampel.
Convidence interval 95%. Penelitian dapat dikatakan berpengaruh
apabila nilai P hitung < 0,05.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Lubuk Buaya Padang berada di Kecamatan Koto Tangah
dengan luas wilayah ± 5,931 KM dan jumlah penduduk lebih dari 115.883 jiwa.
Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang berupa daratan dan pantai yang
dibagi menjadi 7 kelurahan. Kelurahan Lubuk Buaya, Kelurahan Padang Sarai,
Kelurahan gatiang Batu Kabung, kelurahan Pasir Nan Tigo, Kelurahan Bungo
Pasang, Kelurahan Parupuak Tabiang, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam.
Batas Wilayah di Puskesmas Lubuk Buaya Padang adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pariaman
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara
3. Sebelah Timur berbatsan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
Sarana dan prasarana kesehatan yang lain terdapat di Wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Buaya adalah klinik Keluarga Berencana 6 buah, rumah sakit
swasta 1 buah, praktek dokter umum 23 buah, praktek dokter spesialis 76 buah,
bidan 75 buah, bidan praktek swasta 60 orang, posyandu balita 76 buah, posyandu
lansia 12 buah. Untuk kelancaran tugas pelayan terhadap masyarakat Puskesmas
Lubuk Buaya mempunyai 2 buah kendaraan roda 4 (Pusksmas Keliling ) dan 8
buah kendaraan roda 4 ( Profil Puskesmas Lubuk Buaya Padang,2017).
5.2 Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya
Karakteristik n
F % Perlakuan Kontrol
Jenis kelamin:
Laki-laki
Perempuan
4
6
2
8
6
14
30
70
Usia :
40-55
56-60
61-65
6
1
3
3
5
2
9
6
5
45
30
25
Pekerjaan :
IRT
Dagang
Wiraswasta
PNS
4
1
3
2
4
2
4
0
8
3
7
2
40
15
35
10
Berdasarakan table 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak 14 orang (70%) terbagi atas 6 orang perlakuan dan 8 orang kontrol. Dan
frekuensi usia 40-55 (45%) , dan pada frekuensi pekejaan IRT sebanyak 8 orang
(40%).
5.3 Hasil Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mengetahui ditribusi frekuensi masing-
masing variabel yang akan diteliti. Variabel yang diteliti pada penelitian ini
meliputi perubahan tekanan darah pada kelompok kontrol, dan perubahan rata-
rata tekanan darah awal dan akhir pada kelompok perlakuan diberikan buah
pisang ambon kepada pra lansia hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Tahun 2019.
5.3.1 Tekanan Darah Awal Kelompok Kontrol Pra Lansia Hipertensi
Pada hari pertama sebelum kontrol, diukur terlebih dahulu tekanan darah
awal kelompok kontrol. Dapat dilihat dari tabel 5.2.
Tabel 5.2
Tekanan Darah Awal Kelompok Kontrol Pra Lansia Hipertensi
Responden Tekanan Darah
Sistolik Awal
Tekanan Darah
Diastolik Awal
1 150 100
2 140 90
3 150 90
4 160 90
5 170 100
6 160 90
7 150 90
8 160 90
9 170 100
10 160 100
Rata-rata 157 94
Berdasarakan tabel 5.2 Dapat dilihat pada hari pertama tekanan darah
kelompok kontrol ,maka hasil pengukuran tekanan darah awal dapat diketahui
rata-rata 157/94 mmHg.
5.3.2 Tekanan Darah Awal Kelompok Perlakuan Sebelum Pemberian Pisang
Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi
Distribusi frekuensi tekanan darah awal sebelum diberikan buah pisang
ambon dapat dilihat dari tabel 5.3.
Tabel 5.3
Tekanan Darah Awal Kelompok Perlakuan Sebelum Pemberian Pisang
Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi
RESPONDEN Tekanan Darah
Sistolik Awal
Tekanan Darah
Diastolik Awal
1 170 100
2 160 100
3 150 100
4 160 90
5 170 100
6 160 100
7 170 100
8 150 90
9 160 90
10 180 100
Rata-rata 163 97
Berdasarkan tabel 5.3 Distribusi frekuensi penderita hipertensi hari
pertama penelitian sebelum perlakuan diberikan buah pisang ambon nilai rata-rata
163/97 mmHg dari 10 responden.
5.3.3 Tekanan Darah Akhir Kelompok kontrol Pra Lansia Hipertensi
Pada waktu penelitian setelah kontrol, maka diukur kembali tekanan darah
akhir kelompok kontrol. Dapat dilihat dari tabel 5.4.
Tabel 5.4
Tekanan darah Akhir Kelompok kontrol Pra Lansia Hipertensi
Responden Tekanan Darah
Sistolik Awal
Tekanan Darah
Diastolik Akhir
1 150 90
2 140 90
3 140 90
4 150 90
5 160 90
6 160 90
7 160 90
8 140 90
9 150 90
10 150 90
Rata-rata 150 90
Berdasarakan tabel 5.4 Dapat dilihat pada hari terakhir penelitian
kelompok kontrol ,maka hasil pengukuran tekanan darah akhir dapat diketahui
rata-rata 150/90 mmHg.
5.3.4 Tekanan Darah Akhir Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Pisang
Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi
Pada waktu penelitian setelah perlakuan, maka diukur kembali tekanan
darah akhir kelompok perlakuan. Dapat dilihat dari tabel 5.5.
Tabel 5.5
Tekanan Darah Akhir Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Pisang
Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi
RESPONDEN Tekanan Darah
Sistolik Akhir
Tekanan Darah
Diastolik Akhir
1 140 90
2 130 90
3 140 90
4 130 90
5 130 90
6 140 80
7 140 90
8 130 90
9 130 90
10 130 80
Rata-rata 134 88
Berdasarakan tabel 5.5 Dapat dilihat pada hari terakhir penelitian setelah
perlakuan ,maka hasil pengukuran tekanan darah akhir dapat diketahui rata-rata
134/88 mmHg.
5.3.5 Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir kelompok
kontrol Pra Lansia Hipertensi
Tabel 5.6
Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir Kelompok kontrol
Pra Lansia Hipertensi
NO.
RESP.
TD.
Sistolik
Awal
TD.
Diastol
Awal
TD.
Sistolik
Akhir
TD.
Diastolik
Akhir
TD.sistolik
awal-
akhir
TD.
Diastolik
Awal-
Akhir
1 150 100 150 90 0 10
2 140 90 140 90 0 0
3 150 90 140 90 10 0
4 160 90 150 90 10 0
5 170 100 160 90 10 10
6 160 90 160 90 0 0
7 150 90 160 90 -10 0
8 160 90 140 90 20 0
9 170 100 150 90 20 10
10 160 100 150 90 10 10
Rata-
rata 157 94 150 90 7 4
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah awal
sebelum kontrol melebihi tekanan darah normal, dan pada hasil akhir pemeriksaan
tekanan darah tidak mengalami penurunan yang berarti. Hasil penelitian
perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir kelompok kontrol sebesar 7/4
mmHg.
5.3.6 Perbedaan Rata-rata Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Awal dan Akhir Kelompok Perlakuan
Pra Lansia Hipertensi
Tabel 5.7
Perbedaan Rata-rata Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Awal dan Akhir Kelompok Perlakuan Pra
Lansia Hipertensi
NO.
RESP.
TD.
Sistolik
Awal
TD.
Diastol
Awal
TD.
Sistolik
Akhir
TD.
Diastolik
Akhir
TD.sistolik
awal-akhir
TD.
Diastolik
Awal-
Akhir
1 170 100 140 90 30 10
2 160 100 130 90 30 10
3 150 100 140 90 10 10
4 160 90 130 90 30 0
5 170 100 130 90 40 10
6 160 100 140 80 20 20
7 170 100 140 90 30 10
8 150 90 130 90 20 0
9 160 90 130 90 30 0
10 180 100 130 80 50 20
Rata-
rata 163 97 134 88 29 9
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan hasil hasil pemeriksaan tekanan darah
awal sebelum pelakuan melebihi tekanan darah normal, dan pada hasil akhir
pemeriksaan tekanan darah mengalami penurunan, walaupun belum seluruh
sampel mengalami tekanan darah normal. Hasil pemeriksaan tekanan darah akhir
setelah perlakuan mengalami penurunan rata-rata 29/9 mmHg.
5.4 Hasil Analisa Bivariat
5.4.1 Pengaruh Terhadap Tekanan Darah Kelompok Kontrol Pra Lansia
Hipertensi
Hasil analisa bivariate perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah
kontrol. Dapat dilihat dari tabel 5.8.
Tabel 5.8
Pengaruh Tekanan Darah Kelompok Kontrol Pra Lansia Hipertensi
Kelompok
Tekanan Darah (mmHg)
P<α
(0,05)
n Awal Akhir
Mean Min Max Mean Min Max
Sistolik 157 140 170 150 140 160 0,045 10
Diastolik 94 90 100 90 90 90 0,037 10
Berdasarkan tabel 5.8 hasil analisa tekanan darah dengan uji paired sampel
t-test diketahui rata-rata tekanan darah dengan perbedaan nilai sebelum dan
sesudah yaitu nilai P =0,045 (sistolik), P=0,037(diastolik). Dengan nilai P < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari kelompok kontrol terhadap
tekanan darah.
5.4.2 Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap Tekanan Darah Pada
Kelompok Perlakuan
Hasil analisa bivariate perubahan tekanan darah Awal dan akhir diberikan
perlakuan pemberian buah pisang ambon. Dapat dilihat dari tabel 5.9.
Tabel 5.9
Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap Tekanan Darah Pada
Kelompok Perlakuan
Kelompok
Tekanan Darah (mmHg)
P<α
(0,05)
N Awal Akhir
Mean Min Max Mean Min Max
Sistolik 163 150 180 134 140 140 0,000 10
Diastolik 97 90 100 88 80 90 0,004 10
Berdasarkan tabel 5.9 hasil analisa tekanan darah dengan uji paired sampel
t-test diketahui rata-rata tekanan darah meningkat dengan perbedaan nilai sebelum
dan sesudah yaitu nilai P =0,000 (sistolik), P=0,004(diastolk). Dengan nilai P <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna dari kelompok
perlakuan pemberian pisang ambon terhadap tekanan darah.
5.4.3 GrafikTekanan darah sistolik dan diastolik setelah diberikan buah
pisang ambon
: Tekanan darah sistolik
: Tekanan darah diastolik
Tekanan darah sistolik dan diatolik pada kelompok perlakuan diambil dari
rata-rata selama 7 hari berturut-turut terhadap 10 orang responden. Terlihat
penurunan tekanan darah mulai dari hari pertma sampai hari ke tujuh.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Karateristik Responden
Hasil penelitian di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya selama tujuh hari,
diperoleh data bahwa apabila dilihat dari jenis kelamin, kelompok sampel
didapatkan 70% perempuan, hal tersebut sejalan dengan penelitian Rahmawati,
(2010). Mengatakan bahwa hpertensi lebih banyak terjadi pada perempuan dari
pada laki-laki, hal tersebut disebabkan oleh adanya interaksi antara hormon seks
estrogen wanita dengan tekanan darah.
Usia responden paling banyak terdapat pada rentang 40-55 tahun yaitu
45%. Sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yang menyimpulkan
bahwa kejadian hipertensi meningkat seiring dengan pertembahan usia dan
cenderung meningkat mulai usia 35 tahun. Karena semakin tua usia semakin
tinggi resiko hipertensi karena proses penuaan adalah proes menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri, mengganti dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Kurniasari, 2012).
Hasil penelitian menunjukan pekerjaan responden adalah ibu rumah
tangga yaitu 40%. Dalam penelitian ini kebanyakan ibu rumah tangga yang dapat
meluangkan waktu untuk membantu suksesnya penelitian ini, disamping tekanan
darah mereka yang diatas normal. Ibu rumah tangga yang kesehariannya
dihabiskan di rumah dengan kurangnya aktifitas fisik cenderung memberi dampak
resiko untuk menderita penyakit hipertensi. Semakin ringan pekerjaan yang
mereka hadapi maka aktifitanya pun berkurang. Perempuan yang sering di rumah
yang aktifitasnya banyak didapur dalam mengelolah makanan cenderung akan
lebih banyak nafsu makan berbagai makanan yang tidak terkontrol untuk bisa
meningkatkan tekanan darah yang menyebabkan hipertensi.
6.2 Tekanan Darah Awal Kelompok Kontrol Pra Lansia Hipertensi
Dari hasil penelitian 10 orang responden yang memenuhi kriteria, sebelum
melakukan penelitian dilakukan pengukuran tekanan darah awal. Sebelum
dilakukan kontrol, tekanan darah responden tidak banyak mengalami penurunan
yang signifikan. Dari beberapa sampel yang penderita hipertensi dengan rata-rata
157/94 mmHg, ada yang mengalami turun-naik tekanan darah, ada juga yang
turun perlahan, dan ada juga yang tidak mengalami perubahan apapun atau
tekanan darahnya tergantung fikiran dan aktifitas.
Banyak faktor penyebab terjadinya hipertensi salah satunya adalah faktor
usia, Usia sangat mempengaruhi resiko terjadinya tekanan darah tinggi, semakin
tua usia seseorang akan semakin beresiko terjadinya hipertensi. Namun sekarang
tekanan darah tinggi sudah dapat kita jumpai pada usia 20 tahun keatas. Dan
penderita hipertensi kebanyak dari umur 35 tahun. Menurut data Sampel
Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, Hipertensi dengan komplikasi
(5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5 pada semua umur.
6.3 Tekanan Darah Awal Kelompok Perlakuan Sebelum Pemberian Pisang
Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi
Hasil penelitian dari 10 orang yang memenuhi kriteria, sebelum
melakukan penelitian harus dilakukan pengukuran tekanan darah. Setelah kurang
lebih tujuh hari berturut-turut pada umumnya mengalami penurunan walaupun
belum seluruhnya mencapai tekanan darah normal. Tekanan darah sampel
sebelum diberikan buah pisang ambon berada pada batas diatas normal dengan
tekanan darah rata-rata sistolik 163 mmHg dan diastolik 97 mmHg. Jadi seluruh
responden menderita hipertensi.
Faktor-faktor yang dapat memicu penyebab hipertensi adalah faktor yang
tidak dikontrol (keturunan, umur, jenis kelamin) dan faktor yang dapat dikontrol
(kegemukan, konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, merokok, dan konsumsi
alcohol) (Dhalmarta,2008).
6.4 Tekanan Darah Akhir Kelompok kontrol Pra Lansia Hipertensi
Tekanan darah responden yang dikelompok kontrol selama 7 hari berturut-
turut dan responden mau dan mematuhi aturan serta syarat yang ditentukan. Dapat
dilihat tekanan darah rata-rata 150/90 mmHg. Dari rata-rata tekanan darah
responden yang didapatkan di akhir kontrol, menyatakan bahwa tekanan darah
responden masih tinggi.
Selain usia , masih ada faktor lain yang bisa menyebabkan hipertensi.
Tekanan darah responden yang masih tinggi setelah kontrol tanpa mengkonsumsi
obat dari dokter dan tanpa diberikan perlakuan pemberian buah pisang ambon..
Membuktikan bahwa penderita hipertensi harus memilki perhatian khusus dan
mendapatkan pengobatan alternatif selain obat dari dokter, agar tekanan darah
responden dapat kembali normal.
6.5 Tekanan Darah Akhir Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Pisang
Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi
Tekanan darah akhir setelah perlakuan mengalami penurunan dengan rata-
rata tekanan darah akhir sistolik 134 mmHg dan diastolik 88 mmHg. Hal tersebut
dapat terjadi karena tujuan dari pemberian buah pisang ambon yaitu menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi sehingga menghilangkan retensi garam
atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.
Penurunan ini disebabkan karena kombinasi kalium yang tinggi dan
natrium yang rendah dalam pisang ambon yang berperan penting dalam
menurunkan tekanan darah. WHO (2012) merekomendasikan peningkatan asupan
kalium dari makanan untuk mengurangi tekanan darah dan risiko penyakit
kardiovaskuler, stroke dan penyakit jantung koroner. Asupan kalium
yangdisarankan yaitu sebesar 3510 mg/hari, dan salah satu makanan yang
mengandung tinggi kalium adalah pisang ambon, yaitu sekitar 435 mg/hari.
Dengan mengonsumsi kalium yang sesuai dengan rekomendasi tersebut dapat
menjadi pelindung terhadap kondisi ini.
6.6 Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir Kelompok Kontrol
Pra Lansia Hipertensi
Hasil penelitian terhadap tekanan darah yang di kontrol selama 7 hari
berturut-turut tanpa perlakuan, rata-rata 7/4 mmHg dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan antara tekanan darah awal dan akhir walaupun
tidak signifikan hanya 0,5% dari yang diharapkan.
Penelitian ini dilakukan uji t-tets dua rata-rata P<α dengan nilai
kepercayaan sebesar 5% diperoleh P = 0,045 sistolik dan p= 0,037 diastolik.
Membuktikan bahwa ada pengaruh yang tidak berarti untuk responden dalam
penelitian kontrol ini. Penurunan ini dapat terjadi karena banyak faktor lain,
keadaan tekanan darah seseorang tergantung pada keadaan fikiran dan aktifitas
tubuh yang tidak berlebihan.
6.7 Perbedaan Rata-rata Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Awal dan Akhir Kelompok Perlakuan Pra
Lansia Hipertensi
Hasil penelitian terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah
perlakuan mengalami penurunan sebesar mmHg. 29/9 mmHg. Hal ini disebabkan
karena pemberian buah pisang ambon yang mengandung kalium yang bersifat
diuretika, sehingga pengeluaran natrium dan cairan akan meningkat. Kandungan
kalium dalam pisang ambon berpengaruh menurunkan tekanan darah, dikarenakan
kalium bekerja mirip obat anti hipertensi didalam tubuh manusia.
Pisang ambon memiliki kandungan kalium yang dapat menyebabkan
penghambatan pada ReninAngiotensin System (RCS) juga menyebabkan
terjadinya penurunan sekresi aldosterone, sehingga terjadi penurunan reabsoripsi
natrium dan air di tubulus ginjal. Akibat dari mekanisme tersebut, maka terjadi
peningkatan diuresis yang menyebabkan berkurangnya volume darah, sehingga
tekanan darah pun menjadi turun (Puspaningtyas, 2008). Puspitaningtyas (2014)
juga menyatakan bahwa pisang ambon memiliki kandungan kalium lebih tinggi
yang dapat berkhasiat untuk membantu mengurangi risiko stroke dan menurunkan
tekanan darah.
Pada saat penelitian, beberapa orang dari sampel terjadi penurunan
tekanan darah secara bervariasi ada yang penurunan tekanan darah secara teratur
dari stadium I sampai normal dan berdasarkan wawancara dengan responden
tersebut menghabiskan buah pisang ambon yang diberikan, dan mematuhi aturan
makan yang dianjurkan.
6.8 Pengaruh Pada Tekanan Darah Kelompok kontrol Pra Lansia Hipertensi
Berdasarkan hasil analisa uji paired sampel t-test diketahui rata-rata
tekanan darah dengan perbedaan nilai awal dan akhir yaitu nilai P =0,045
(sistolik), P=0,037(diastolik). Dengan nilai P < 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh dari kelompok kontrol terhadap tekanan darah.
Pada usia yang sudah tidak muda lagi, tekanan darah tinggi sangat mudah
terjadi. Terutama pada perempuan yang keseimbangan hormon progesteron dan
esterogen yang membantu penurunan tekanan darah. Seiring bertambahnya usia
produksi hormon esterogen wanita mengalami penurunan sehingga perlindungan
hormon ini terhadap penyakit tekanan darah tinggi dan serangan jantung akan
menurun. Pada usia yang sudah memasuki menopause juga mengakibatkan
penurunan tingkat esterogen yang berakibat naiknya resiko tekanan
darah(Herlinah,l.dkk.2013).
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Eny Surtina (2017),
yang berjudul “Pengaruh Konsumsi Psang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pra Lansia Hipertensi”. Menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
bermakna pada tekanan darah responden kelompok kontrol. Hal ini tejadi karena
pada kelompok kontrol tidak dilakukan interverensi terhadap penurunan tekanan
darah. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan ada pengaruh yang tidak
bermakna pada penurunan tekanan darah, disebabkan oleh faktor luar yang
mendukung seperti pola makan yang terarut dan situasi fikiran yang baik juga
dapat membuat pengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
6.9 Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap Kelompok Perlakuan Pra
Lansia Hipertensi
Berdasarkan hasil analisa uji paired sampel t-test diketahui rata-rata
tekanan darah meningkat dengan perbedaan nilai awal dan akhir yaitu nilai P
=0,000 (sistolik), P=0,004(diastolk). Dengan nilai P < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakan dari kelompok perlakuan
pemberian pisang ambon terhadap tekanan darah.
Buah pisang ambon mampu menurunkan tekanan darah karena dalam 100
gr buah pisang ambon terdapat energi 88 kkal, protein 1.1g, kharbohidrat 23g,
kalium 358mg, vitamin A 64 UI, vitamin C 8.7mg, magnesium 27 mg. Selain itu
kalium yang terdapat dalam buah pisang ambon tidak hanya dapat menurunkan
tekanan darah juga dapat mengurangui risiko penyakit kardiovaskuler, stroke dan
penyakit jantung coroner(USDA,2018).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakuakn oleh Eny
Surtina,(2017). Yang berjudul “Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pr Lansia Hipertensi” menunjukan bahwa terjadi
penurunan tekanan darah setelah responden diberikan terapi diet pisang ambon
sebanyak 3 buah selama 5 hari. Masing-masing penurunan sistolik dan diastolik
sebesar 19 mmHg dan 10 mmHg. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakuan
olah Siti fatmawati,dkk (2017), yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pisang
Ambon Terhadap Penurunan Tekanan darah Pada Lansia Penderita Hipertensi”
menunjukan bahwa ada pengaruh signifikan dari pemberian pisang ambon
terhadap tekanan darah lansia penderita hipertensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pisang ambon sangat
efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah disebabkan
karena pisang ambon banyak mengandung tinggi kalium dan rendah natrium.
Kalium membantu menjaga tekanan osmotik diruang intrasel sedangkan natrium
menjaga tekanan osmotik dalam ruang ekstrasel sehingga kadar kalium yang
tinggi dapat meningkatkan ekskresi natrium dalam urin (natriuresis), sehingga
dapat menurunkan volume darah dan tekanan darah, namun sebaliknya penurunan
kalium dalam ruang intrasel menyebabkan cairan dalam ruang intrasel cenderung
tertarik keruangan ekstrasel dan retensi natrium dikarenakan respon dari tubuh
agar osmolalitas pada kedua kompartemen berada pada titik ekuilibrium namun
hal tersebut dapat meningkatkan tekanan darah (Winarno,2009).
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1. Responden yang berjenis kelamin perempuan 70%,laki-laki 30%.
Responden yang paling banyak adalah umur 40-55 tahun 45%. Diketahui
jugan pekerjaan responden paling banyak adalah ibu rumah tangga 40% di
wilayah kerja puskesmas lubuk buaya.
7.1.2. Terdapat rata-rata tekanan darah awal kelompok kontrol sebesar 157 / 94
mmHg.
7.1.3. Terdapat rata-rata tekanan darah awal kelompok perlakuan sebesar 163/97
mmHg.
7.1.4. Terdapat rata-rata tekanan darah akhir kelompok kontrol sebesar 150 / 90
mmHg.
7.1.5. Terdapat rata-rata tekanan darah akhir kelompok perlakuan sebesar 134/88
mmHg.
7.1.6. Terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir kelompok
kontrol sebesar 7/4 mmHg.
7.1.7. Terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir kelompok
perlakuan sebesar 29 / 9 mmHg.
7.1.8. Ada pengaruh dari kelompok kontrol terhadap tekanan darah.
7.1.9. Ada pengaruh bermakna dari kelompok perlakuan pemberian pisang
ambon terhadap tekanan darah.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi puskesmas perlu sosialisasi mengenai manfaat buah pisang yang
hanya di anggap sebagai cemilan buah biasa dapat digunakan sebagai
upaya mencegah dan mengatasi tekanan darah tinggi.
7.2.2 Bagi institusi pendidikan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang manfaat buah pisang
ambon untuk penuruanan tekanan darah pada penderita hipertensi.
7.2.3 Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan sebagai evidence
based tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut
tentang manfaat buah pisang ambonterhadap kesehatan.
7.2.4 Bagi masyarakat, penelitian ini dijadikan salah satu alternatif dalam
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Selain itu, masyarakat
juga diharapan lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan dan
ada baiknya mengaplikasikan pengobatan herbal sebagai pilihan
pengobatan dalam mengatasi hipertensi. Dan disarankan masyarakat utnuk
mengkonsumsi pisang ambon kurang lebih 3 buah dalam sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo T,Hendra U. 2001. ILMU PENYAKIT DALAM BALAI Penerbit FKUI.
Astawan, M. (2008). Sehat dengan Buah. Jakarta: Dian Rakyat.
Beervers, gareth, D.Lip,Gregory.H Eion O, 2002. ABC Of Hypertesion, 5th ek
Blackwell Publishing.
Fatmawati, S., Muliyati, H., Sukrang. (2017). The Effect of Ambon Banana
Administering (Musa Paradisiaca S) Toward Reducing of Blood Pressure
for Elderly in Hypertension . JurnalKeperawatanMuhammadiyah, 2 (2)
Hastari, Rizka, and Musrichan Musrichan.2012.UJI AKTIVITAS ANTIBAKTER
EKSTRAK PELEPAH dan BATANG TANAMAN PISANG
AMBON:(Musa paradisiaca var. sapientum) terhadap Staphylococcus
aureus.semarang: Diss. Fakultas Kedokteran, 2012.
Herlinah,L,Wiarsih,W.,&Rekawati,E.(2013).Hubungan dukungan keluarga
dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi.jurnal keperawatan
komunitas,1(2)
Indra wahyudi,arga.2014. gambaran tekanan darah berdasarkan faktor pemberat
hipertensi pada pasien perokok,Jakarta: UIN SYARIF
HIDAYATULLAH.
Jannah, Wirdhatul, Eka Bebasari, and Yanti Ernalia. (2015): "Profil Status Gizi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2012 dan
2013 Berdasarkan Indeks Massa Tubuh, Waist Hip Ratio dan Lingkar
Pinggang." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau
2.1 1-7.
Kumairoh, S., & Syauqy, A. (2014). Pengaruh pemberian pisang (Musa
paradisiaca) terhadap kelelahan otot anaerob pada atlet sepak takraw (Doctoral
dissertation, Diponegoro University).
Lumbantobing, S. M. (2008). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Balai Penerbit.
Mardani, S., Gustina, T., Dewanto, H., & Priwahyuni, Y. (2011). Hubungan
antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Kebiasaan Mengkonsumsi Lemak dengan
Tekanan Darah. Jurnal Kesehatan Komunitas, 1(3), 129-135.
Purwadi,teguh.2009. analisis pendapatan usahatani pisang ambon melalui
program primatani.BOGOR: institusi pertanian bogor.
Putra, R. N. Y., Ermawati, E., & Amir, A. (2016). Hubungan Indeks Massa Tubuh
(IMT) dengan Usia Menarche pada Siswi SMP Negeri 1 Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas.
Purnama,s.rika.(2017).hubunganasupan energy dan zat gizi makro dengan status
gizi mahasiswa program studi s-1 gizi stikes perintis padang tahun
2017.padang.stikes perintis sumbar.
Ramadona, Ega Tri (2018) HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN
TINGKAT AKTIVITAS FISIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS
V DI SD NEGERI SAMIRONO KECAMATAN DEPOK KABUPATEN
SLEMAN. S1 thesis, Fakultas Ilmu Keolahragaan. URL:
https://eprints.uny.ac.id/56714/
Ramaiah, S. K. (2007). A toxicologist guide to the diagnostic interpretation of
hepatic biochemical parameters. Food and chemical toxicology, 45(9),
1551-1557
Riskesdas (2013). Riset Kesehatan Dasar Tentang Prevalensi Hipertensi. (Di
Unduh Tanggal 21 Desember 2018).
Sutria, E., & Insani, A. (2017). Pengaruh komsumsi pisang ambon terhadap
penurunan tekanan darah pra lansia hipertensi. Journal of Islamic Nursing,
1(1), 33-40.
Tangkilisan, L. R., Kalangi, S., & Masi, G. (2013). Pengaruh Terapi Diet Pisang
Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum Linn) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi Di Kota Bitung. Jurnal
Keperawatan,1(1). Universitas Sam Ratulangi.
Ulfianti, R., Tina, L., & Yunawati, I. (2018). PENGARUH PEMBERIAN
PISANG AMBON (MUSA ACCUMINATACOLLA) TERHADAP
TEKANAN DARASISTOLIK DAN DIASTOLIK PENDERITA HIPERTENSI
KELOMPOKUMUR> 45 TAHUN DIWILAYAH KERJ PUSKESMAS
WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3(1).
Wahdani.m,rira.2014.faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lebih
pada polisi dikepoisian resort kota bogor tahun 2010,Jakarta:UIN SYARIF
HIDAYATULLAH.
World Health Organization. (2007). The World Health Report 2002. http://www.
who. int/whr/2002/en.
________________.2017.dinas kesehatan. DINKES 2017.Padang: profil
kesehatan Kota padang. URL:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT
A_2 017/1371_Sumbar_Kota_Padang_2017.pdf
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDENT
Kepada Yth
Saudara /i : Responden
Di Kampus I Stikes Perintis Padang , Lubuk Buaya
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa program studi
S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.
Nama : Atika Putri Khairani
Nim : 1513211002
Akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Pisang
Ambon (Musa Paradisiaca S) Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019”.
Penelitian ini idak akan berakhir buruk bagi calon responden. Kerahasiaan
informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk tujuan
penelitian. Apabila saudara/i menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaan
responden untuk bekerja sama dengan saya selama proses penelitian ini
berlangsung. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Padang,
Juni 2019
Peneliti
( Atika Putri Khairani )
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi
responden :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Tekanan Darah :
Setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan
memahami tentang tujuan, manfaat, dan resiko yang mungkin timbul dalam
penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya,
maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:
Pengaruh Pemberian Buah Pisang Ambon (Musa Paradisiaca S) Terhadap
Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi di Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya
Padang Tahun 2019.Demikian suarat ini, saya dengan sadar dan tanpa ada
paksaan.
Padang, Juni 2019
Responden
(……………………….)
1. Karakteristik Responden
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 6 30.0 30.0 30.0
PEREMPUAN 14 70.0 70.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40-55 9 45.0 45.0 45.0
56-60 6 30.0 30.0 75.0
61-65 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IRT 8 40.0 40.0 40.0
DAGANG 3 15.0 15.0 55.0
WIRASWASTA 7 35.0 35.0 90.0
PNS 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
T-TEST PAIRS=SIS.AWAL dias.awal WITH SIS.AKHIR DIAS.AKHIR (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
2. Uji T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Tekanan Darah Sistolik Awal 163.00 10 9.487 3.000
Tekanan Darah Sistolik Akhir 134.00 10 5.164 1.633
Pair 2 Tekanan Darah Diastolik Awal 97.00 10 4.830 1.528
Tekanan Darah Diastolik Akhir 88.00 10 4.216 1.333
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Tekanan Darah Sistolik Awal &
Tekanan Darah Sistolik Akhir 10 -.045 .901
Pair 2 Tekanan Darah Diastolik Awal &
Tekanan Darah Diastolik Akhir 10 -.327 .356
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Tekanan Darah
Sistolik Awal –
Tekanan Darah
Sistolik Akhir
29.000 11.005 3.480 21.127 36.873 8.333 9 .000
Pair 2 Tekanan Darah
Diastolik Awal -
Tekanan Darah
Diastolik Akhir
9.000 7.379 2.333 3.722 14.278 3.857 9 .004
2. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tekanan Darah Sistolik Awal .224 10 .168 .911 10 .287
Tekanan Darah Sistolik Akhir .381 10 .000 .640 10 .000
Tekanan Darah Diastolik Awal .433 10 .000 .594 10 .000
Tekanan darah Diastolik AKhir .482 10 .000 .509 10 .000
a. Lilliefors Significance Correction