PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB...

57
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO (Skripsi) Oleh HANIFA YUNIASARI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP

PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO

(Skripsi)

Oleh

HANIFA YUNIASARI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP

PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO

Oleh

HANIFA YUNIASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Sarjana Kedokteran

Pada

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia
Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia
Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia
Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, 8 Juni 1997, merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara, dari Ayahanda Ganjar Labaik dan Ibunda Ida Farida.

Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia Tahun 2003, Sekolah

Dasar (SD) diselesaikan di SDIT At-Taqwim pada tahun 2009, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1 Margahayu pada tahun 2012, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Margahayu pada

tahun 2015. Tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif pada organisasi Perhimpunan

Mahasiswa Pecinta Alam dan Tanggap Darurat (PMPATD) Pakis Rescue Team

sebagai anggota divisi Pendidikan dan Latihan dan sekertaris divisi Pendidikan dan

Latihan pada tahun 2015-2018. Penulis terdaftar sebagai anggota dan staff bidang

Akademik Forum Studi Islam (FSI) Ibnu Sina pada tahun 2015-2017. Penulis

merupakan bagian dari asisten dosen anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung pada tahun 2017-2018.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia

serta petolongan dan kemudahan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS

TERHADAP PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas

Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P, selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked, M.Kes, Sp.PA, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung dan selaku Pembimbing Akademik atas waktu dan

bimbingannya;

3. dr. Rasmi Zakiah O, S.Ked, M.Farm, selaku Pembimbing Satu yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran dan nasihat

yang bermanfaat dalam penelitian skripsi ini;

4. dr. Syazili Mustofa, S.Ked, M.Biomed, selaku Pembimbing Dua yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran dan nasihat

yang bermanfaat dalam penelitian skripsi ini;

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

5. Dr. dr. Ety Apriliana, S.Ked, M.Biomed, selaku Pembahas skripsi yang

bersedia meluangkan waktu dan kesediannya untuk memberikan kritik, saran

dan nasihat yang bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;

6. Ayah dan Ibu tercinta, Papa Ganjar Labaik dan Ibu Ida Farida, terima kasih

atas segala doa, cinta, dan dukungan baik fisik maupun psikis yang telah

diberikan kepadaku hingga saat ini;

7. Saudara kandung saya, Faizal Abdurahman dan Fitria Hasna Ramadhiani, yang

selalu menjadi teman sejak masa kecil hingga aku besar kini;

8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

atas segala ilmu dan bimbingan yang kelak akan digunakan sebagai bekal

dalam menjalankan tugas sebagai dokter;

9. Teman yang selalu mendukung dan menjadi tempat berbagi melewati semua

kesulitan; Isma, Ami, Adela, dan Refi;

10. Teman yang selalu menanti saya pulang; Windy, Anne, Dina, Syifa, Devi,

Nada, dan Lidya;

11. Lembaga Kemahasiswaan yang selalu saya banggakan, PMPATD PAKIS

Rescue Team, terimakasih atas segala ilmu dan keluarga yang telah diberikan;

12. Mba Romi, atas segala bantuannya selama penelitian;

13. Teman-teman Angkatan 2015 (ENDOM15IUM) yang tidak bisa disebutkan

satu persatu;

14. Teman-teman Asdos Anatomi 2015, terimakasih atas segala pengalaman dan

ilmu yang telah diberikan;

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Akan tetapi, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk pembaca.

Bandar Lampung, Maret 2019

Penulis

Hanifa Yuniasari

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

ABSTRACT

THE EFFECT OF PROPOLIS EXTRACT ON GROWTH OF

Propionibacterium acnes IN VITRO

By

HANIFA YUNIASARI

Background: Acne vulgaris is a disease that has a high prevalence in adolescence.

Treatment of acne vulgaris is important because this disease is chronic so that it can

psychoemotional and social adaptation of patients. There have been many resistances in

conventional therapy with acne vulgaris with the topical and systemic antimicrobials due

to the widespread use of irrational antibiotics. Propolis is a mixture of natural resins

produced by honey bees which have antibacterial properties. This study aims to determine

the effect of giving propolis extract on the growth of Propionibacterium acnes in vitro.

Method: This is an experimental study used the diffusion disc of Kirby-Bauer method.

Propolis extract is divided into four concentration groups; 5%, 10%, 20% and 40%.

Measuring the inhibition zone is carried out after 24 hours of incubation. Data were

analyzed using One-way ANOVA and Bonferroni statistical tests.

Results: The mean diameter of Propionibacterium acnes growth inhibition zone formed at

concentrations of 5%, 10%, 20%, and 40% were 7.98 mm, 9.89 mm, 10.68 mm, and 12.21

mm, respectively, while there was relationship between between the concentration and

diameter of the average zone of inhibition of bacterial growth (p<0.05).

Conclusion: Propolis has the ability to inhibit the growth of Propionibacterium acnes

bacteria without being affected by solvents (p<0.05). However, the inhibitory ability of

propolis against Propionibacterium acnes cannot match the standard antibiotic,

Clindamycin, even though the concentration of propolis extract is 40% (p<0.05).

Keywords: acne vulgaris, antimicrobial, Propionibacterium acnes, propolis

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP

PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO

Oleh

HANIFA YUNIASARI

Latar Belakang: Akne vulgaris merupakan penyakit yang memiliki prevalensi tinggi pada

usia remaja. Pengobatan akne vulgaris menjadi penting karena penyakit ini bersifat kronis

sehingga dapat menggagu psikoemosional dan adaptasi sosial pasien. Telah banyak

ditemuka kejadian resistensi pada terapi konvensional akne vulgaris dengan pemberian

antimikroba topikal maupun sistemik akibat meluasnya penggunaan antibiotik yang tidak

rasional. Propolis adalah campuran resin alami yang dihasilkan oleh lebah madu yang

memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

ekstrak propolis terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes secara in vitro.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode yang

digunakan adalah difusi cakram Kirby-Bauer. Ekstrak propolis terbagi menjadi empat

kelompok konsentrasi; 5%, 10%, 20%, dan 40%. Pengukuran zona hambat dilakukan

setelah inkubasi selama 24 jam. Data dianalisis menggunakan uji statistik One-way ANOVA

dan Bonferroni.

Hasil: Rerata diameter zona hambat pertumbuhan Propionibacterium acnes yang terbentuk

pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40% berturut-turut 7,98 mm , 9,89 mm, 10,68 mm,

dan 12,21 mm, dimana terdapat hubungan antara konsentrasi dengan rerata diameter zona

hambat pertumbuhan bakteri (p<0,05).

Kesimpulan: Propolis memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes tanpa dipengaruhi oleh zat pelarutnya (p<0,05). Namun

kemampuan daya hambat propolis terhadap Propionibacterium acnes tidak dapat

menyamai antibiotik standar, Klindamisin, meskipun pada ekstrak propolis konsentrasi 40%

(p<0,05).

Kata Kunci: akne vulgaris, antimikroba, Propionibacterium acnes, propolis

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum........................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................................. 4

1.4.2 Bagi Masyarakat ....................................................................... 4

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5 2.1 Akne Vulgaris .................................................................................... 5

2.1.1 Defini dan Patogenesis ............................................................. 5

2.1.2 Gambaran Klinis dan Diagnosis ............................................... 6

2.1.3 Penatalaksanaan ........................................................................ 8

2.1.4 Propionibacterium acnes ......................................................... 9

2.2 Propolis ............................................................................................ 12

2.2.1 Pengertian Propolis................................................................. 12

2.2.2 Kandungan Propolis ............................................................... 13

2.2.3 Manfaat Propolis .................................................................... 13

2.3 Mekanisme Kerja Antimikroba ....................................................... 14

2.4 Mekanisme Antimikroba Ekstrak Propolis ...................................... 17

2.5 Kerangka Teori ................................................................................ 20

2.6 Kerangka Konsep ............................................................................. 21

2.7 Hipotesis .......................................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 22 3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 22

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 22

3.2.1 Waktu Penelitian .................................................................... 22

3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................... 22

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

ii

3.3 Mikroba Uji dan Bahan Uji Penelitian ............................................ 23

3.3.1 Mikroba Uji Penelitian ........................................................... 23

3.3.2 Bahan Uji Penelitian ............................................................... 23

3.3.3 Media Kultur .......................................................................... 23

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 23

3.4.1 Variabel Independen ............................................................... 23

3.4.2 Variabel Dependen ................................................................. 24

3.5 Definisi Operasional ........................................................................ 24

3.6 Jumlah Pengulangan ........................................................................ 24

3.7 Prosedur Penelitian .......................................................................... 25

3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 26

3.7.2 Sterilisasi Alat dan Bahan ...................................................... 26

3.7.3 Pengenceran Ekstrak Propolis ................................................ 26

3.7.4 Pembuatan Muller Hinton Agar (MHA) ................................ 28

3.7.5 Idetifikasi Bakteri Propoionibacterium acnes ....................... 28

3.7.6 Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan McFarland .............. 29

3.7.7 Pembuatan Suspensi Bakteri .................................................. 29

3.7.8 Uji Diameter Zona Hambat Pertumbuhan .............................. 30

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 34

3.8.1 Pengolahan Data ..................................................................... 34

3.8.2 Analisis Data .......................................................................... 34

3.9 Kaji Etik Penelitian .......................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 37 4.1 Gambaran Umum Penelitian ............................................................ 37

4.2 Hasil Peneilitian ............................................................................... 37

4.2.1 Analisis Univariat ................................................................... 39

4.2.2 Analisis Bivariat ..................................................................... 40

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 41

4.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 46 5.1 Simpulan .......................................................................................... 46

5.2 Saran ................................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi Akne Vulgaris. .................................................................................. 6

2. Definisi Operasional Penelitian......................................................................... 24

3. Hasil Uji Daya Hambat Pertumbuhan Propionibacterium acnes ..................... 38

4. Rerata Diameter Zona Hambat Pertumbuhan ................................................... 39

5. Uji Normalitas Saphiro-Wilk............................................................................. 40

6. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Propolis dan Zona Hambat Pertumbuhan ...... 41

7. Perbedaan Rerata Diameter Zona Hambat Pertumbuhan.................................. 41

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema patogenesis akne vulgaris ........................................................................ 6

2. Akne derajat ringan ............................................................................................. 7

3. Akne derajat sedang ............................................................................................ 7

4. Akne derajat berat ............................................................................................... 7

5. Propionibacterium acnes .................................................................................. 10

6. Resin Propolis Mentah ...................................................................................... 12

7. Mekanisme Kerja Antimikroba ......................................................................... 15

8. Struktur dasar senyawa flavonoid ..................................................................... 18

9. Kerangka Teori Penelitian................................................................................. 20

10. Kerangka Konsep Penelitian. .......................................................................... 21

11. Media Muller Hilton Agar (MHA) ................................................................. 28

12. Hasil identifikasi bakteri dengan pewarnaan Gram ........................................ 29

13. Larutan standar McFarland............................................................................. 30

14. Cakram direndam dalam ekstrak propolis....................................................... 32

15. Cakram kertas uji pada media inokulasi. ........................................................ 32

16. Alur Kerja Penelitian....................................................................................... 33

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kaji Etik Penelitian

Lampiran 2 Hasil Analisis Statistik

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akne vulgaris merupakan penyakit yang pernah dialami oleh hampir setiap

orang. Akne vulgaris paling sering dialami remaja usia 15-17 tahun.

Diperkirakan di Amerika Serikat bahwa 40–50 juta individu memiliki jerawat

(Bhate dan Williams, 2013; Wasitaatmadja, 2015). Penelitian yang dilakukan

di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menunjukkan bahwa dari total 10.003

kunjungan pada tahun 2009–2011 terdapat 121 pasien (3,59%) penderita baru

akne vulgaris yang di dominasi perempuan, yaitu sebesar 75 pasien (61,9%)

(Mizwar, Kapantow, dan Suling, 2013). Berdasarkan survei yang dilakukan

Tjekyan (2008), insidensi tertinggi akne vulgaris di Kota Palembang pada

wanita berusia 14-17 tahun berkisar 83-85% dan pada pria berusia 16-19 tahun

berkisar 95-100%.

Akne merupakan penyakit kompleks yang dipengaruhi oleh faktor genetik,

hormonal, struktur epidermis, serta aktivitas dari Propionibacterium acnes

(Movita, 2013). Faktor genetik dan hormonal berperan dalam produksi sebum

berlebih oleh kelenjar sebasea yang memicu timbulnya sumbatan pori-pori.

Sedangkan Propionibacterium acnes berperan dalam patogenesis akne dengan

memecah komponen sebum, yaitu trigliserida menjadi asam lemak bebas

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

2

sehingga menyebabkan inflamasi (Movita, 2013). Selain itu,

Propionibacterium acnes juga dapat menyebabkan hiperkeratinisasi, dan

hiperseboroik yang menginduksi terjadinya akne vulgaris. Oleh karena itu

dalam pengobatan akne vulgaris dibutuhkan komponen antimikroba untuk

megurangi populasi dan pertumbuhan Propionibacterium acnes (Beylot et al,

2014; Jawetz et al, 2013; Talaro dan Chess, 2012).

Pengobatan akne vulgaris menjadi penting karena prevalensi penyakit ini yang

signifikan pada usia muda dan menengah dan bersifat kronis sehingga dapat

menganggu keadaan psikoemosional dan adaptasi sosial pasien (Bobro,

Tikhonow dan Blazheyevskiy, 2015). Terapi yang dapat digunakan untuk

mengatasi penyakit akne vulgaris dan melawan Propionibacterium acnes

adalah dengan pemberian antimikroba topikal seperti klindamisin ataupun

dengan pemberian antimikroba sistemik seperti tetrasiklin dan eritromisin

untuk kasus sedang sampai berat (Nakase et al, 2017). Akibat meluasnya

penggunaan antibiotik yang tidak rasional, telah banyak ditemukan kejadian

resistensi pada terapi konvensional (Perry dan Lambert, 2011). Hal ini

menuntut adanya penemuan zat aktif baru sebagai agen antibiotik untuk

pengobatan akne vulgaris. Alternatif zat aktif yang dipilih biasanya yang lebih

murah dan lebih mudah dijangkau masyarakat namun memiliki potensi dalam

pengobatan, misalnya dengan produk lebah madu seperti propolis

(Dharmayanti et al, 2000).

Propolis adalah campuran resin alami yang dihasilkan oleh lebah madu dari zat

yang dikumpulkan dari bagian tanaman, serbuk sari, dan eksudatnya.

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

3

Penggunaan propolis sebagai alternatif pengobatan akne vulgaris telah banyak

digunakan di Korea dan Mesir (Ali et al., 2015; Sung et al., 2017). Ekstrak

propolis memiliki peran yang menjanjikan dalam pengobatan akne vulgaris

karena alami, aman, mudah ditoleransi tubuh, murah, dan memiliki sifat anti-

inflamasi dan antibakteri (Ali et al, 2015; Wagh, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap pertumbuhan

Propionibacterium acnes secara in vitro.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat merumuskan

masalah yaitu apakah terdapat pengaruh pemberian propolis terhadap

pertumbuhan Propionibacterium acnes secara in vitro.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

pemberian ekstrak propolis terhadap pertumbuhan Propionibacterium

acnes secara in vitro.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui rerata diameter zona hambat konsentrasi ekstrak

propolis terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

1.3.2.2 Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak propolis

terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Adapun manfaat bagi peneliti adalah untuk meningkatkan pengetahuan

peneliti mengenai pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap

pertumbuhan Propionibacterium acnes secara in vitro.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

masyarakat tentang pengaruh ekstrak propolis terhadap pertumbuhan

Propionibacterium acnes, bakteri penyebab jerawat.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan

pengobatan alternatif akne vulgaris.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akne Vulgaris

2.1.1 Definisi dan Patogenesis

Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronis folikel pilosebasea

kulit yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus dan

kista (Tjekyan, 2008).

Umumnya akne vulgaris terjadi pada wanita berusia 14-17 tahun atau

premenarke sedangkan pada pria berusia 16-19 tahun dengan lesi

predominan adalah komedo dan papul. Setelah remaja, akne vulgaris

biasanya akan berkurang namun terkadang, terutama wanita, akne

vulgaris menetap hingga usia 30-an (Wasitaatmadja, 2015).

Akne vulgaris merupakan penyakit bersifat multifaktoral, yaitu

melibatkan interaksi kompleks dari berbagai faktor, yaitu (1)

tersumbatnya muara keluar folikel sebasea akibat hiperploriferasi epitel,

(2) produksi sebum yang berlebihan dan hiperplasia kelenjar sebasea, (3)

terjadinya reaksi inflamasi, (4) meningkatnya kolonisasi

Propionibacterium acnes pada folikel rambut, (5) meningkatnya hormon

androgen, dan (6) faktor-faktor lain seperti usia, familial, makanan, dan

cuaca. (Movita, 2013; Wasitaatmadja, 2015).

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

6

Gambar 1. Skema Patogenesis Akne Vulgaris (Wasitaatmadja, 2015).

2.1.2 Gambaran Klinis dan Diagnosis

Predileksi akne vulgaris adalah pada wajah, leher, dada, bahu, punggung

dan lengan atas. Akne vulgaris ditandai oleh lesi yang bervariasi,

meskipun satu jenis lesi biasanya lebih mendominasi. Terdapat dua jenis

lesi akne vulgaris, yaitu lesi non-inflamasi dan lesi inflamasi. Lesi non-

inflamasi yaitu komedo, dapat berupa komedo terbuka (blackhead

comedones) yang terjadi akibat oksidasi melanin, atau komedo tertutup

(whitehead comedones). Lesi inflamasi berupa papul, pustul, hingga

nodus dan kista (Movita, 2013).

Tabel 1. Klasifikasi Akne Vulgaris. Ringan Sedang Berat

Komedo <20 20-100 >100

Papul/Pustul <15 15-50

>50

Nodul/Kista >5

Total <30 30-125 >125

Sumber: Lehmann, et al. (2003)

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

7

Gambar 2. Akne derajat ringan (Rook, Wilkinson, dan Ebling, 2010).

Gambar 3. Akne derajat sedang (Rook, Wilkinson, dan Ebling, 2010).

Gambar 4. Akne derajat berat (Rook, Wilkinson, dan Ebling, 2010).

Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan

ekskohleasi sebum yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

8

ekstraktor. Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat

seperti lilin atau massa lebih lunak seperti nasi yang ujungnya kadang

berwarna hitam. Pemeriksaan umumnya tidak diperlukan (Ikatan Dokter

Indonesia, 2017).

2.1.3 Penatalaksanaan

Penatalaksaan meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi

(preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif).

Pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan

perubahan isi sebum dengan cara:

a. Diet rendah lemak dan karbohidrat. Meskipun hal ini

diperdebatkan efektivitasnya, namun bila pada anamnesis

menunjang, hal ini dapat dilakukan.

b. Melakukan perawatan kulit dengan membersihkan permukaan

kulit.

2. Menghindari faktor pemicu terjadinya akne, misalnya:

a. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahatm olahraga sesuai

kondisi tubuh, hindari stress.

b. Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyaknya maupun

lamanya.

c. Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras,

makanan pedas, rokok, lingkungan yang tidak sehat dan

sebagainya.

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

9

d. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lege artis,

yang dapat memperberat erupsi yang terjadi.

Pengobatan akne vulgaris dapat dilakukan dengan memberikan

farmakoterapi, seperti:

1. Topikal

Pengobatan topikal dilakukan untuk pencegahan pembentukan

komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi.

Obat topikal terdiri dari retinoid, bahan iritan untuk peeling (misalnya

sulfur resorsinol, asam salisilat, dsb.), antibiotik topikal,

antiinflamasi topikal.

2. Sistemik

Pengobatan sistemik ditujukan untuk menekan aktivitas mikroba dan

mengurangi reaksi inflamasi juga menekan produksi sebum. Dapat

diberikan antibakteri sistemik, misalnya tetrasiklin 250 mg-1 g/hari,

eritromisi 4x250 mg/hr.

2.1.4 Propionibacterium acnes

Propionibacterium acnes adalah flora yang umum pada kelenjar

pilosebasea kulit manusia dan kadang-kadang saluran pernapasan bagian

atas. Spesies ini merupakan bakteri Gram positif fakultatif anaerob

berbentuk basil pleomorfik, tidak membentuk spora, tidak tahan asam,

dan tidak bisa bergerak yang memiliki panjang 3-4 μm dan lebar 0,5-0,8

μm (Rahim et al, 2010).

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

10

Secara makroskopis koloni Propionibacterium acnes berbentuk

cembung, agak keruh, dan berkilau. Pada uji kimia, bakteri ini memiliki

merupakan katalase positif dan indol positif. Bakteri ini baik diinkubasi

pada 30-37oC selama 48 jam (Talaro dan Chess, 2012).

Gambar 5. Propionibacterium acnes (www.researchgate.net).

Klasifikasi Propionibacterium acne adalah sebagai berikut (Jawetz,

Melnick, dan Adelberg, 2013):

Kingdom : Bacteria

Phylum : Actinobacteria

Class : Actinobacteridae

Ordo : Actinomycetales

Family : Propionibacteriaceae

Genus : Propionibacterium

Species : Propionibacterium acnes

x1000

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

11

Keterlibatan Propionibaterium acnes dalam penyakit akne vulgaris

terjadi pada fase inflamasi melalui kemampuannya untuk memulai

respon inflamasi pada folikel pilosebasea. Propionibaterium acne telah

terbukti menginduksi pelepasan sitokin proinflamasi termasuk IL-1b, -8

dan -12, dan TNF- α dari sel mononuklear dan keratinosit dan juga

mengaktifkan dan meningkatkan regulasi toll-like receptors (TLR) 2 dan

4. Selain itu pelepasan berbagai enzim dari Propionibaterium acnes

seperti proteinase, lipase dan hyaluronidase dapat menyebabkan

peradangan dan kerusakan pada unit pilosebasea (Perry dan Lambert,

2011). IL-1 yang dihasilkan oleh keratinosit juga berpartisipasi dalam

pembentukan komedo. Ekstrak sitosol dan formaldehid pada dinding

bakteri Propionibacterium acnes juga diketahui dapat merangsang

kelenjar sebaceous dan sintesis sebum melalui sistem Corticotropin-

releasing Hormon/reseptor CRH (CRH/CRH-R) yang meningkatkan

aktivitas lipogenik sebosit manusia (Beylot et al, 2014).

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

12

2.2 Propolis

2.2.1 Pengertian Propolis

Propolis, dikenal juga sebagai “bee glue”, adalah campuran resin alami

berbahan lengket berwarna gelap yang dikumpulkan dari tunas, daun,

dan eksudat flora lokal oleh lebah madu (Apis mellifera L.) yang

dicampur dengan enzim dan lilin dari sarang lebah untuk melindungi dan

memperbaiki sarangnya (Halim et al, 2012; Kalogeropoulos et al, 2009;

Taylor et al, 2011; Wagh, 2013).

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, di mana pro berarti “dari pintu

masuk ke” dan polis untuk “komunitas” atau “kota”, yang berarti produk

alami ini digunakan dalam pertahanan sarang dari predator luar seperti

ular, kadal, dan sebagainya, atau angin dan hujan (Sung et al, 2017;

Wagh, 2013).

Gambar 6. Resin Propolis Mentah (Choudhari et al, 2012).

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

13

2.2.2 Kandungan Propolis

Propolis bersifat lipofilik, keras, rapuh saat dingin, tapi menjadi lembut,

lentur, bergetah, dan sangat lengket saat hangat, berbau aromatik yang

khas dan menyenangkan. Warna propolis bervariasi mulai dari kuning-

hijau, merah sampai coklat tua tergantung dari sumber dan umurnya (Ali

et al, 2015; Wagh, 2013).

Komposisi propolis sangat kompleks dan sangat bergantung pada asal

geografis dan flora spesifik di tempat pengumpulan dan waktu

pengumpulan propolis. Secara umum, propolis mentah terdiri dari sekitar

50% resin, 30% lilin, 10% minyak atsiri, 10% serbuk sari, dan 5%

senyawa organik lainnya. Propolis mengandung beberapa mineral seperti

Mg, Ca, I, K, Na, Cu, Zn, Mn, dan Fe dan beberapa vitamin seperti A,

B1, B2, B6, C, dan E, serta asam lemak. Senyawa fenolat, flavonoid, dan

turunan asam sinamat merupakan komponen bioaktif utama propolis.

Terdapat juga senyawa lain seperti terpen, aromatik aldehid, alkohol,

stilben, β-steroid, dan berbagai zat lainnya. Sifat antimikroba propolis

berhubungan dengan efek sinergis dari komponennya (Sung et al. 2017;

Ali et al. 2015; Wagh 2013; Wojtyczka et al. 2013; Halim et al. 2012).

2.2.3 Manfaat Propolis

Sejak zaman dahulu, propolis telah banyak digunakan oleh manusia

terutama untuk mengobati berbagai penyakit. Orang Mesir menggunakan

propolis untuk melumuri mayat mereka karena sifat pahitnya yang pahit.

Kerajaan Inka menggunakan propolis sebagai bahan antipiretik. Para

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

14

dokter Yunani dan Romawi menggunakan propolis sebagai desinfektan

oral dan sebagai produk antiseptik dan perawatan dalam perawatan luka

pada kulit dan mukosa (Ali et al, 2015).

Saat ini, propolis adalah obat alami yang banyak ditemukan di toko

kesehatan dengan berbagai bentuk sediaan. Propolis juga digunakan

dalam kosmetik atau sebagai obat alternatif yang populer untuk

swamedikasi. Aplikasi propolis saat ini mencakup formulasi untuk

common-cold (infeksi saluran pernapasan bagian atas, flu biasa, dan

infeksi mirip flu), dan pada bidang dermatologis berguna dalam

penyembuhan luka, pengobatan luka bakar, jerawat, herpes simpleks dan

genitalis, dan neurodermatitis (Wagh, 2013). Propolis banyak digunakan

dalam pengobatan komplementer dan alternatif, dalam makanan dan

minuman untuk memperbaiki kesehatan, dan untuk mencegah penyakit

seperti peradangan, penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Sejumlah

penelitian menunjukkan bahwa propolis memiliki aktivitas biologis yang

berharga, seperti aktivitas antimikroba, antijamur, antivirus, antioksidan,

antiinflamasi dan antikanker, terutama karena memiliki kandungan asam

aromatik, senyawa fenolik dan flavonoid (Taylor et al, 2011).

2.3 Mekanisme Kerja Antimikroba

Antimikroba adalah obat untuk melawan mikroba, khususnya mikroba yang

patogen terhadap manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, antimikroba

dibagi menjadi dua, yaitu: (1) bakteriostatik, merupakan antimikroba yang

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

15

bersifat menghambat pertumbuhan mikroba dan (2) bakterisid, merupakan

antimikroba yang bersifat membunuh mikroba (Setiabudy dan Gan, 2012).

Gambar 7. Mekanisme Kerja Antimikroba (Kisgen, 2015).

Antimikroba diklasifikasikan berdasarkan struktur kimia dan mekanisme

kerjanya adalah sebagai berikut (Chambers, 2006; Setiabudy dan Gan, 2012).

1. Menghambat metabolisme sel mikroba

Mikroba patogen membutuhkan asam folat untuk kelansungan hidupnya.

Asalm folat didapatkan dengan mensintensisnya dari asam para amino

benzoat (PABA). Antimikroba, contohnya sulfonamid, bekerja secara

kompetitif dengan pada dalam jalur pembentukan asam folat hingga pada

akhirnya terbentuk analog asam folat yang non-fungsional. Akibatnya dari

mekanisme ini adalah aktivitas bakteriostatik antimikroba. Antimikroba

yang termasuk dalam kelompok ini ialah sulfonamid, trimetoprim, asam

p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon.

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

16

2. Menghambat sintesis dinding sel bakteri

Polipeptidoglikan merupakan suatu kompleks polimer mukopeptida

(glikopeptida) yang membentuk dinding sel bakteri. Aktivitas antimikroba

dapat menghambat proses sintesis dinding sel yang menyebabkan tidak

terbentuknya dinding sel bakteri. Akibat terdapatnya tekanan osmotik

dalam sel kuman yang lebih tinggi daripada di luar sel menyebabkan

bakteri lisis. Antimikroba kelompok ini memberikan efek bakterisidal

pada bakteri yang peka. Betalaktam (misalnya penisilin, sefalosporin, dan

karbapenem), sikloserin, vankomisin, dan bacitracin termasuk dalam

kelompok ini.

3. Mengganggu keutuhan membran sel mikroorganisme

Antimikroba kelompok ini dapat meningkatkan permeabilitas dan

menyebabkan kebocoran senyawa intraselular dengan mengikat sterol

dinding sel atau senyawa lainnya. Perubahan pada membran sel ini

menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel

mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain. Deterjen

seperti polymyxin, antijamur (misalnya, nistatin dan amfoterisin B), dan

lipopeptide daptomycin termasuk dalam kelompok ini.

4. Menghambat sintesis protein sel mikroba

Sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein untuk keberlangsungan

hidupannya. Sintesis protein berlangsung di ribosom yang terdiri atas dua

subunit, 30S dan 50S, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Kedua

komponen ini akan bersatu menjadi ribosom 70S pada pangkal rantai

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

17

mRNA sehingga dapat berfungsi pada sintesis protein. Kloramfenikol,

tetrasiklin, eritromisin, eritromisin, streptogramin, dan linezolid bekerja

dengn mengganggu fungsi subunit ribosom 30S atau 50S untuk secara

reversibel menghambat sintesis protein, yang umumnya bersifat

bakteriostatik. Sedangkan aminoglikosida bekerja dengan mengikat

subunit ribosom 30S dan mengubah sintesis protein, yang umumnya

bersifat bakterisida.

5. Mempengaruhi metabolisme asam nukleat bakteri

Rifamisin (misalnya rifampisin dan rifabutin) dan kuinolon termasuk

dalam kelompok ini. Rifampisin, salah satu derivat rifamisin, bekerja

menghambat RNA polimerase sehingga sintesis RNA dan DNA terhambat.

Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang

berfungsi dalam sekuestrasi kromosom yang sangat panjang menjadi

bentuk spiral dan kecil.

2.4 Mekanisme Antimikroba Ekstrak Propolis

Aktivitas antimikroba propolis disebabkan oleh kandungan komponen bioaktif

dan senyawa lainnya, seperti flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa

polifenol yang paling sering ditemukan di hampir semua bagian tanaman yang

aktif secara biologis.

Berdasarkan struktur molekul flavonoid dibagi menjadi delapan kelompok

yang termasuk flavones, flavonone, flavonols, isoflavones, anthocyanidins,

catechin, dihydroflavonols dan chalcone. Berdasarkan variasi dalam cincin C

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

18

heterosiklik, flavonoid diklasifikasikan menjadi enam kelas, flavones,

flavonols, flavanones, catechins, anthocyanidins, isoflavones.

Unit struktural dasar dari senyawa flavonoid terdiri dari 2-phenyl-benzo α-

pyrane yang terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan oleh cincin

heterosiklik pyrane (Ahamd et al, 2015).

Gambar 8. Struktur dasar senyawa flavonoid: dua cincin benzena (A dan B)

dan satu cincin heterocyclic pyrane (C) (Ahamd et al, 2015).

Mekanisme flavonoid dalam mengendalikan pertumbuhan mikroba sangat

kompleks. Flavonoid bertindak sebagai bakterisidal dan bakteriostatik terhadap

mikroorganisme patogen dengan menghambat sintesis asam nukleat, merusak

membran sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi (Cushnie dan

Lamb, 2011; Ahamd et al, 2015).

Kemampuan menghambat sintesis asam nukleat bakteri oleh flavonoid

disebabkan karena adanya gugus hidroksil pada cincin A dan B yang berperan

dalam interkalasi ikatan hidrogen sehingga pembentukan DNA dan RNA

bakteri dapat terhambat. Kerusakan membran sitoplasma bakteri disebabkan

oleh perforasi dan/atau pengurangan fluiditas membran akibat terbentuknya

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

19

senyawa kompleks antara flavonoid dengan protein ekstaseluler sehingga

terjadi kerusakan membran sel bakteri yang diikuti keluarnya komponen

intraseluler sel. Kemampuan flavonoid dalam menghambat metabolisme

energi terjadi karena flavonoid dapat mengganggu penggunaan oksigen oleh

bakteri dengan mengambat NADH sitoktom C reduktase sehingga bakteri

tidak dapat melakukan biosintesis makromolekulnya (Cushnie dan Lamb,

2011).

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

20

2.5 Kerangka Teori

Berdasarkan teori dan penelitian yang ada, maka dapat digambarkan kerangka

teori sebagai berikut.

Gambar 9. Kerangka Teori Penelitian.

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

21

2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan, maka disusun pola variabel

sebagai berikut.

Gambar 10. Kerangka Konsep Penelitian.

2.7 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut.

Ha: Terdapat pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap pertumbuhan

Propionibacterium acnes secara in vitro.

Ho: Tidak terdapat pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap

pertumbuhan Propionibacterium acnes secara in vitro.

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk

meneliti pengaruh dari pemberian ekstrak propolis dalam berbagai konsentrasi

terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dengan mengukur

diameter zona hambat yang terbentuk pada kultur (Alatas et al, 2011). Metode

yang digunakan adalah difusi cakram Kirby-Bauer, yaitu menggunakan kertas

cakram yang sudah direndam dalam ekstrak propolis kemudian diletakkan pada

media kultur.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

November 2018.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

23

3.3 Mikroba Uji dan Bahan Uji Penelitian

3.3.1 Mikroba Uji Penelitian

Penelitian ini menggunakan mikroba uji Propionibacterium acnes yang

merupakan Gram positif (+). Bakteri didapatkan dari Laboratorium

Mikrobiologi Politeknik Negeri Lampung.

3.3.2 Bahan Uji Penelitian

Penelitian ini menggunakan SpringLeaf® Propolis 40% produksi

Homart Pharmaceuticals yang mengandung propolis resin (2:1)

200mg/ml setara dengan propois segar 400mg/ml (40%).

3.3.3 Media Kultur

Media kultur yang digunakan untuk kultur Propionibacterium acnes

pada penelitian ini adalah media MHA yang kemudian diinkubasi pada

suhu 37 oC selama 24 jam. Selanjutnya digunakan media yang sama

sebagai media untuk dilakukannya uji aktivitas antimikroba ekstrak

propolis.

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian

Terdapat beberapa variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Variabel

dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu variabel independen dan

dependen.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak propolis dalam

berbagai konsentrasi.

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

24

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat

pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Ekstrak propolis Suatu zat yang

yang mengandung

sari pati propolis

SpringLeaf®

Propolis produksi

Homart

Pharmaceuticals,

Australia dalam

berbagai

konsentrasi.

Menggunakan

persamaan;

N1 x V1 = N2 x

V2

Keterangan

N1 =

Konsentrasi

awal

V1 = Volume

awal

N2 =

Konsentrasi

akhir

V2 = Volume

akhir

Ekstrak

propolis

dengan

tingkat

konsentrasi

yang

berbeda-

beda yaitu,

5%, 10%,

20% dan

40%

Nominal

2. Hambatan

pertumbuhan

Propionibacterium

acnes

Pertumbuhan

mikroba yang

terbentuk setelah

diberikan variabel

independen dan

kontrol dengan

kertas cakram.

Menggunakan

metode Kirby-

Bauer, yaitu

mengukur

diameter clear

zone disekitar

kertas cakram

dengan alat

ukur jangka

sorong

Zona hambat

(mm)

Numerik

Sumber: Halim et al. (2012) dan Hudzicki (2009).

3.6 Jumlah Pengulangan

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah ekstrak propolis dalam

berbagai konsentrasi (5% 10%, 20%, dan 40%) serta klindamisin sebagai

kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif yang akan diberikan untuk

mempengaruhi pertumbuhan Propionibacterium acnes. Untuk menentukan

jumlah pengulangan pada penelitian ini digunakan rumus Federer.

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

25

(n - 1) (t - 1) ≥ 15

(n - 1) (6 - 1) ≥ 15

(n - 1) 5 ≥ 15

(n - 1) 5 ≥ 15

5n - 5 ≥ 15

n ≥ 4

Keterangan :

n = banyaknya sampel (pengulangan)

t = jumlah kelompok perlakuan

Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel yang digunakan adalah 4. Pada

penelitian ini, besar sampel akan digunakan sebagai acuan dilakukanya

banyaknya pengulangan.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik laboratorik. Dalam penelitian ini, ekstrak

propolis diencerkan hingga diperoleh beberapa tingkat konsentrasi di dalam

tabung reaksi. Setelah terbentuk konsentrasi yang diinginkan, dimasukkan

kertas cakram pada setiap tabung. Kertas cakram akan diletakkan pada media

agar kemudian dilakukan pengukuran diameter zona hambat pertumbuhan

bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian akan dilakukan pengulangan

sebanyak empat kali.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

26

3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian

3.7.1.1 Alat Penelitian

Rak dan tabung reaksi, ose, bunsen, korek api, pinset, swab kapas,

Beker glass, pipet, cawan petri, alat pengaduk, autoclave,

inkubator, jangka sorong.

3.7.1.2 Bahan Penelitian

Ekstrak propolis, media MHA, aquades steril, NaCl 0,9%, larutan

standar 0,5 McFarland, biakan bakteri Propionibacterium acnes,

cakram kertas saring, cakram antibiotik klindamisin.

3.7.2 Sterilisasi Alat dan Bahan

Alat dan bahan penelitian disterilisasi, kecuali ekstrak propolis dan

biakan bakteri, agar terhindar dari senyawa atau mikroorganisme lain

yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian, menggunakan

autoclave pada suhu 121°C selama 15-20 menit dengan tekanan 1,5 atm.

Alat-alat yang digunakan ditunggu sehingga mencapai suhu kamar dan

kering.

3.7.3 Pengenceran Ekstrak Propolis

Ekstrak propolis yang diperoleh dari Homart Pharmaceuticals, Australia

dengan konsentrasi 40% akan diencerkan dengan menggunakan akuades

steril menjadi konsentrasi 5%, 10%, dan 20%. Konsentrasi ditentukan

berdasarkan penelitian Wagh (2013), di mana pada konsentrasi 10%

ekstrak propolis yang diuji sensitif terhadap bakteri Gram positif.

Pengenceran dihitung menggunakan rumus berikut;

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

27

N1 x V1 = N2 x V2

Keterangan:

N1 = Konsentrasi awal

V1 = Volume awal

N2 = Konsentrasi akhir

V2 = Volume akhir

Semua konsentrasi larutan ekstrak propolis dibuat dalam 4 ml:

Konsentrasi larutan ekstrak propolis 5%

Pembuatan konsentrasi larutan ekstrak propolis 5% adalah

dengan melarutkan 0,5 ml ekstrak propolis 40% ke dalam 3,5 ml

aquades steril

Konsentrasi larutan ekstrak propolis 10%

Pembuatan konsentrasi larutan ekstrak propolis 10% adalah

dengan melarutkan 1 ml ekstrak propolis 40% ke dalam 3 ml

aquades steril.

Konsentrasi larutan ekstrak propolis 20%

Pembuatan konsentrasi larutan ekstrak propolis 20% adalah

dengan melarutkan 2 ml ekstrak propolis 40% ke dalam 2 ml

aquades steril.

Konsentrasi larutan ekstrak propolis 40%

Pembuatan konsentrasi larutan ekstrak propolis 40% adalah

dengan 4 ml ekstrak propolis 40% tanpa dilarutkan aquades steril.

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

28

3.7.4 Pembuatan Muller Hinton Agar (MHA)

Sebanyak 3,8 g (38 gram dalam 1000 ml akuadest) media MHA

ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Media

dilarutkan dalam 100 ml akuadest kemudian dipanaskan sampai

mendidih sambil diaduk hingga terlarut secara sempurna. Selanjutnya

larutan dimasukkan ke dalam autoclave pada suhu 121ºC selama 15

menit untuk disterilkan. Dinginkan sampai suhu 45-50oC. Setelah itu

tuangkan media ke dalam cawan petri hingga dingin (Hudzicki, 2009).

Gambar 11. Media Muller Hilton Agar (MHA).

3.7.5 Idetifikasi Bakteri Propoionibacterium acnes

Identifikasi bakteri uji dilakukan dengan melakukan pewarnaan Gram

untuk memastikan bakteri uji adalah Propionibacterium acnes. Koloni

bakteri diambil menggunakan ose bulat kemudian digoreskan pada kaca

objek. Setelah dilakukan fiksasi, bakteri diwarnai dengan menggunakan

reagen pewarnaan Gram yang terdisi dari kristal violet, iodine, etanol,

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

29

dan safranin. Preparat yang sudah diwarnai dengan pewarna Gram

kemudian diperiksa dan diidentifikasi di bawah mikroskop.

Gambar 12. Hasil identifikasi bakteri dengan pewarnaan Gram.

3.7.6 Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan McFarland

Larutan baku McFarland terdiri atas 2 komponen, yaitu larutan BaCl2 1%

dan H2SO4 1%. Sebanyak 0,05 ml larutan BaCl2 1% dicampur dengan

9,95 ml larutan H2SO4 1% dan dikocok hingga homogen untuk dapat

dibandingkan dengan suspensi bakteri. Nilai larutan baku 0,5 McFarland

setara dengan 1,5 x 108 CFU/ml suspensi sel bakteri. Larutan diletakkan

dalam ruang gelap pada suhu ruangan jika tidak digunakan (Coyle, 2005).

3.7.7 Pembuatan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dibuat dengan menambahkan koloni Propionibacterium

acnes yang berusia lebih dari 18-24 jam ke dalam larutan NaCl 0,9% di

dalam tabung reaksi. Sesuaikan kekeruhan suspensi bakteri dengan

standar kekeruhan 0,5 McFarland untuk mendapatkan bakteri sebanyak

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

30

108 CFU/mL. Kekeruhan dibandingkan dengan cara meletakkan tabung

suspensi (Coyle, 2005).

Gambar 13. Larutan standar McFarland.

3.7.8 Uji Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Propionibacterium acnes

3.7.7.1 Metode Cakram Difusi Kirby-Bauer

Pada awal 1950-an, sebagian besar laboratorium mikrobiologi

klinis di Amerika Serikat telah mengadopsi metode difusi cakram

untuk menentukan kerentanan bakteri patogen terhadap

antimikroba. Interpretasi sensitif dan resistensi hanya didasarkan

pada ada atau tidak adanya zona hambat di sekitar cakram.

Kurangnya standarisasi untuk penentuan kerentanan bakteri terus

menjadi masalah sepanjang awal 1960-an. Kirby dan rekannya,

A. W. Bauer, melakukan studi literatur pengujian sensitifitas

antimikroba. Mereka menggabungkan dan memperbarui semua

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

31

deskripsi sebelumnya dari metode difusi cakram dan

mempublikasikan temuan tersebut. Publikasi ini membuat WHO

membentuk komite pada tahun 1961 untuk meletakkan dasar bagi

pengembangan prosedur standar untuk pengujian kepekaan

antimikroba dengan metode cakram. Hasilnya adalah prosedur

standar untuk uji kerentanan difusi disk, selanjutnya disebut uji

difusi cakram Kirby-Bauer. Tujuan uji kerentanan difusi cakram

Kirby-Bauer adalah untuk menentukan sensitivitas atau resistensi

bakteri anaerobik, aerobik dan fakultatif patogen terhadap

berbagai senyawa antimikroba untuk membantu dokter dalam

memilih opsi pengobatan untuk pasiennya (Hudzicki, 2009).

3.7.7.2 Prosedur

1. Bakteri Propionibacterium acnes diinokulasi pada media

Muller Hinton Agar (MHA) dengan mengusapkan suspensi

bakteri standar kekeruhan 0,5 McFarland menggunakan lidi

kapas steril.

2. Cakram kertas yang telah direndam selama ± 15 menit dengan

ekstrak propolis dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40%

diletakkan dan beri sedikit tekanan pada media dengan jarak ±

15 mm.

3. Sebagai kontrol positif, digunakan kertas cakram klindamisin.

4. Sebagai kontrol negatif, digunakan kertas cakram yang

direndam dalam akuades steril selama ± 15 menit.

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

32

Gambar 14. Cakram direndam dalam ekstrak propolis.

5. Media diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.

6. Zona hambat pertumbuhan bakteri yang terbentuk disekitar

cakram diukur dengan menggunakan jangka sorong.

7. Prosedur dilakukan pengulangan sebanyak empat kali.

Gambar 15. Cakram kertas uji pada media inokulasi.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

33

Gambar 16. Alur Kerja Penelitian.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

34

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Data yang diperoleh diubah ke dalam bentuk tabel, kemudian data diolah

dengan menggunakan program komputer. Proses pengolahan data

menggunakan program komputer terdiri dari beberapa langkah,

diantaranya;

1. Editing, kegiatan ini berupa pengecekan dan perbaikan data yang

menunjang penelitian.

2. Coding, menerjemahkan data yang dikumpulkan selama penelitian

ke dalam simbol yang sesuai untuk keperluan analisis.

3. Data entry, memasukan data ke dalam program komputer.

4. Cleaning, pengecekan ulang data dari setiap sumber data atau

responden untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan kemudian dikoreksi.

3.8.2 Analisis Data

3.8.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan

karakteristik variabel-variabel penelitian. Analisis univariat

untuk data numerik menggunakan nilai mean, dan standar deviasi.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi/persebaran dari data yang diperoleh (Tumbelaka et al,

2011).

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

35

3.8.2.2 Analisis Bivariat

Besar sampel dalam penelitian ini adalah <50 sehingga uji

normalitas data yang digunakan adalah uji Saphiro-Wilk.

Distribusi dikatakan normal bila p>0,05 dan dikatakan tidak

normal jika p<0,05. Selanjutnya dilakukan analisis statistik dua

variabel, variabel independen dan dependen, untuk mengetahui

adakah pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap

pertumbuhan Propionibacterium acnes yang diukur dengan

diameter zona hambat (Tumbelaka et al, 2011). Data pada

penelitian ini berupa variabel kategorik-numerik lebih dari 2

kelompok tidak berpasangan sehingga uji statistik yang

digunakan adalah uji One-way ANOVA dengan uji Pos Hoc

Bonferroni dan uji alternatif yang digunakan adalah uji Kruskal-

Wallis dengan uji Pos Hoc Mann-Whitney (Dahlan, 2016).

Interpretasi dari uji statistik ini, yaitu;

Jika nilai p<α (0,05) maka hasil penelitian dikatakan

bermakna, artinya paling tidak terdapat perbedaan rerata

antara variabel independen dan dependen atau hipotesis

penelitian diterima.

Jika nilai p>α (0,05) maka hasil penelitian dikatakan tidak

bermakna, artinya tidak terdapat perbedaan rerata antara

variabel independen dan dependen atau hipotesis penelitian

ditolak.

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

36

3.9 Kaji Etik Penelitian

Penelitian ini telah lolos uji kaji etik oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor

447/UN26.18/PP.0502.00/2019.

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

46

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap

pertumbuhan Propionibacterium acnes secara in vitro, didapatkan simpulan

sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap pertumbuhan

Propionibacterium acnes secara in vitro.

2. Rerata diameter zona hambat (clear zone) pertumbuhan

Propionibacterium acnes yang terbentuk pada konsentrasi 5%, 10%, 20%,

dan 40% berturut-turut 7,98 mm , 9,89 mm, 10,68 mm, dan 12,21 mm.

3. Kemampuan propolis dalam konsentrasi yang berbeda (5%, 10%, 20%,

dan 40%) tidak dapat menyamai kemampuan Klindamisin dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes (p<0,05).

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menentukan pengaruh ekstrak

propolis terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan

menggunakan metode dilusi.

2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian

menggunakan bahan uji propolis yang berasal dari daerah Lampung.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

47

DAFTAR PUSTAKA

Ahamd, Asif, M Kaleem, Zaheer A, dan Hammad S. 2015. Therapeutic Potential

of Flavonoids and Their Mechanism of Action Against Microbial and Viral

Infections: A Review. Food Research International 77: 221–35.

Alatas, Husein, WT Karyomanggolo, Dahlan AM, Aswitha BB, Nikmah SI, dan

Ismet NO. 2011. Desain Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, Sudigdo dan

Sofyan I, penyunting. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:

Sagung Seto. hlm. 104–29.

Ali, Basma MM, Naglaa FG, Abeer AH, dan Marwa AE. 2015. Significance of

Topical Propolis in The Treatment of Facial Acne Vulgaris. Egyptian Journal

of Dermatology and Venereology 35: 29–36.

Beylot, C, N Auffret, F Poli, JP Claudel, MT Leccia, PD Giudice, et al. 2014.

Propionibacterium Acnes: An Update on Its Role in the Pathogenesis of Acne.

Journal of the European Academy of Dermatology and Venerology. 28(3):

271–78.

Bhate, K, dan HC. Williams. 2013. Epidemiology of Acne Vulgaris. British Journal

of Dermatology. 168 (3): 474–85.

Bobro, Svetlana G, Olexandr IT, dan Mykola YB. 2015. Quantitative

Determination of Azelaic Acid in ‘Propolis’ Gel with the Propolis Phenolic

Hydrophobic Drug for Treating Acne. Journal of Pharmacy and

Pharmacology. 3(2015): 73–39.

Chambers, Henry F. 2006. Chemotherapy of Microbial Diseases. Dalam: Laurence

L. Brunton, John S. Lazo, and Keith L. Parker, penyuting. Goodman &

Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. New York: Mc-Graw

Hill. hlm. 1095–110.

Choudhari, Milind K, Sachin AP, Ramchandra VR, dan Kishore MP. 2012.

Antimicrobial Activity of Stingless Bee (Trigona sp.) Propolis Used in the

Folk Medicine of Western Maharashtra, India. Journal of Ethnopharmacology.

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

48

141(2012): 363–67.

Coyle, Marie B. 2005. Manual of Antimicrobial Suspectibility Testing. American

Society For Microbiology.

Cushnie, TP Tim dan Andrew JL. 2011. Recent Advances in Understanding the

Antibacterial Properties of Flavonoids. International Journal of Antimicrobial

Agents. 38(2): 99–107.

Dahlan, M. Sopiyudin. 2016. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Edisi

Keenam. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Dharmayanti, NLPI, E. Sulistyowati, MN. Tejolaksono, dan R. Prasetya. 2000.

Efektifitas Pemberian Propolis Lebah Dan Royal Jelly Pada Abses Yang

Disebabkan Staphylococcus aureus. Berita Biologi. 5(April): 41–48.

Eshwar, S, dan B. Suma. 2012. Health from the Hive: Potential Uses of Propolis in

General Health. Int J Clin Med 3: 59–162.

Halim, Eliza, N. Sutandyo, A. Sulaeman, dan M. Artika. 2012. Kajian Bioaktif Dan

Zat Gizi Propolis Indonesia Dan Brasil. Jurnal Gizi dan Pangan. 7(1): 1–6.

Hudzicki, Jan. 2009. Kirby-Bauer Disk Diffusion Susceptibility Test Protocol.

American Society For Microbiology (May 2018): 1–14.

Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta.

Jawetz, Ernest, Joseph LM, dan Edward AA. 2013. Basil Gram Positif Tidak

Membentuk Spora: Corynebacterium, Propionibacterium, Listeria,

Erysipelothrix, Actinomycetes & Patogen Terkait. Dalam: Geo FB, Janet SB,

dan LN. Ornston, penyunting. Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi

Kedokteran. Jakarta: EGC. hlm. 214–24.

Kalogeropoulos, Nick, Spyros JK, Elena T, Ioannis M, dan Vaios TK. 2009.

Chemical Composition, Antioxidant Activity and Antimicrobial Properties of

Propolis Extracts from Greece and Cyprus. Food Chemistry. 116(2): 452–61.

Kisgen, Jamie. 2015. Principles of Antimicrobial Therapy. Dalam: Karen Whalen,

Richard Finkel, dan Thomas A. Panavelil, penyunting. Lippincott Illustrated

Reviews: Pharmacology. Florida: Wolters Kluwer. hlm. 471–80.

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

49

Mizwar, Muhammad, Grace MK, dan Pieter LS. 2013. Profil Akne Vulgaris Di

RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou. FK Sam Ratulangi Manado.

Movita, Theresia. 2013. Acne Vulgaris. Continuing Medical Education. 40(4):

269–72.

Nakase, Keisuke, H Nakaminami, Y Takenaka, N Hayashi, M Kawashima, dan N

Noguchi. 2017. Propionibacterium Acnes Is Developing Gradual Increase in

Resistance to Oral Tetracyclines. Journal of Medical Microbiology. 66(1): 8–

12.

Perry, Alexandra, dan P Lambert. 2011. Propionibacterium Acnes: Infection

beyond the Skin. Expert Review of Anti-Infective Therapy. 9(12): 1149–56.

Rahim, Abdul, Mathilda L, Suharto, dan Suharno J. 2010. Batang Positif Gram.

Dalam: Agus Syahrurachman et al, penyunting. Buku Ajar Mikrobiologi

Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara. hlm. 151–71.

Rook, Arthur, D. Wilkinson, dan J. Ebling. 2010. Textbook of Dermatology. Edisi

ke-8. Oxford, London, Edinburgh, Melbourne: Blackweli Scient Publ.

Setiabudy, R, dan Vincent HSG. 2012. Pengantar Antimikroba. Dalam: Sulistia GG,

Rianto S, Nafrialdi, dan Elysabeth, penyunting. Farmakologi dan Terapi.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hlm. 571–83.

Sung, Soo-hyun, GH. Choi, NW. Lee, dan BC. Shin. 2017. External Use of Propolis

for Oral, Skin, and Genital Diseases: A Systematic Review and Meta-Analysis.

Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2017: 1–10.

Susilo, Bambang, NM. Mertaniasih, EB. Koendhori, dan Mangestuti A. 2009.

Komposisi Kimiawi Dan Aktivitas Antimikroba Propolis Dari Malang Jawa

Timur. J. Penelit. Med. Eksakta. 8(1): 23–30.

Talaro, Kathleen P. dan Barry C. 2012. The Gram-Positive Bacilli of Medical

Importance. Foundations in Microbiology. New York: Mc-Graw Hill.

Trusheva, B, Milena P, dan Eko BK. 2011. Indonesian Propolis : Chemical

Composition, Biological Activity and Botanical Origin. Natural Product

Research: Formerly Natural Product Letters. 25(6): 606–13.

Tjekyan, RM. Suryadi. 2008. Kejadian Dan Faktor Risiko Akne Vulgaris. Media

Medika Indonesiana. 43(1): 37–43.

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/56415/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-04-15 · Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Cendikia

50

Tumbelaka, Alan R, Pandu R, Sudigdo S, Muliono W, Partini P, dan Kemas F. 2011.

Pemilihan Uji Hipotesis. Dalam: Sudigdo Sastroasmoro and Sofyan Ismael,

penyunting. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

hlm. 324–47.

Wagh, Vijay D. 2013. Propolis: A Wonder Bees Product and Its Pharmacological

Potentials. Advances in Pharmacological Sciences. 2013: 1–11.

Wardaniati, Isna, dan Denia P. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol

Propolis Lebah Trigona (Trigona spp.) Terhadap Propionibacterium Acnes

Penyebab Jerawat. Journal of Pharmacy and Science. 1: 9–14.

Wasitaatmadja, Sjarif M. 2015. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima.

Dalam: Sri Linuwih SW. Menaldi, Kusmarinah Bramono, dan Wresti

Indriatmi, penyunting. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Badan

Penerbit FKUI, 254–55.

Wojtyczka, Robert D, Danuta I, Robert K, Agata KB, Arkadiusz D, dan JW.

Tomasz. 2013. In Vitro Antimicrobial Activity of Ethanolic Extract of Polish

Propolis against Biofilm Forming Staphylococcus epidermidis Strains.

Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2013: 1–11.