PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan...

19
Jurnal DIKESA ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20 http://jurnal.pasca.uns.ac.id 1 PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) TERHADAP PENGETAHUAN, KETERAMPILAN KONSELING DAN MOTIVASI BIDAN DESA Anis Sih Retno 1 S 541108007, A.A. Soebijanto 2 , Satimin Hadiwidjaja 2 1 Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS 2 Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS 3 Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: Pelatihan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) berisi materi tentang standar emas pemberian makan pada bayi dan anak. Komponen pelatihan ini bertujuan Mempersiapkan bidan desa dengan pengetahuan teknis mengenai praktek- praktek pemberian makanan pendamping dan pemberian ASI yang direkomendasikan untuk anak usia 0-24 bulan, meningkatkan keterampilan konseling, pemecahan masalah dan negosiasi (mencapai kesepakatan), dan mempersiapkan mereka untuk memanfaatkan alat bantu dan alat konseling terkait secara efektif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pelatihan PMBA terhadap pengetahuan, keterampilan konseling dan motivasi bidan desa. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan “post test only control designPopulasi penelitian ini adalah seluruh bidan desa di Kabupaten Klaten. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Jumlah sampel sebesar 30 orang pada kelompok eksperimen yang mendapat pelatihan PMBA dan 30 orang pada kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan daftar tilik pengamatan. Teknik analisis menggunakan uji t pada variabel pengetahuan dan motivasi serta uji Mann Whitney U pada variabel keterampilan konseling. Hasil: Berdasarkan hasil analisis data pada tingkat signifikansi α = 0,05 didapatkan hasil: (1) Terdapat pengaruh pelatihan PMBA terhadap pengetahuan dengan harga t hitung sebesar -9,973 lebih kecil (berada di daerah penolakan H 0 ) dibandingkan t tabel = ±2,000 pada tingkat signifikan = 0,000. (2) Terdapat pengaruh pelatihan PMBA terhadap keterampilan konseling dengan nilai signifikan = 0,000 lebih kecil dibandingkan α = 0,05. (3) Tidak terdapat pengaruh pelatihan PMBA terhadap motivasi dengan harga t hitung sebesar -1,874 lebih besar (berada di daerah penerimaan H 0 ) dibandingkan t tabel = ±2,000 pada tingkat signifikan = 0,066. Kata kunci: pelatihan, pengetahuan, keterampilan konseling, motivasi PENDAHULUAN Rekomendasi WHO dan UNICEF yang tercantum dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (WHO dan UNICEF, 2003) terdiri dari empat hal penting yang harus dilakukan dalam praktik pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) yaitu memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan serta meneruskan

Transcript of PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan...

Page 1: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

1

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) TERHADAP PENGETAHUAN, KETERAMPILAN KONSELING DAN MOTIVASI BIDAN DESA

Anis Sih Retno1 S 541108007, A.A. Soebijanto2, Satimin Hadiwidjaja2 1Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS

2Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS

3Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS

[email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Pelatihan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) berisi materi tentang standar emas pemberian makan pada bayi dan anak. Komponen pelatihan ini bertujuan Mempersiapkan bidan desa dengan pengetahuan teknis mengenai praktek-praktek pemberian makanan pendamping dan pemberian ASI yang direkomendasikan untuk anak usia 0-24 bulan, meningkatkan keterampilan konseling, pemecahan masalah dan negosiasi (mencapai kesepakatan), dan mempersiapkan mereka untuk memanfaatkan alat bantu dan alat konseling terkait secara efektif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pelatihan PMBA terhadap pengetahuan, keterampilan konseling dan motivasi bidan desa. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan “post test only control design” Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan desa di Kabupaten Klaten. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Jumlah sampel sebesar 30 orang pada kelompok eksperimen yang mendapat pelatihan PMBA dan 30 orang pada kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan daftar tilik pengamatan. Teknik analisis menggunakan uji t pada variabel pengetahuan dan motivasi serta uji Mann Whitney U pada variabel keterampilan konseling. Hasil: Berdasarkan hasil analisis data pada tingkat signifikansi α = 0,05 didapatkan hasil: (1) Terdapat pengaruh pelatihan PMBA terhadap pengetahuan dengan harga t hitung sebesar -9,973 lebih kecil (berada di daerah penolakan H

0) dibandingkan t tabel =

±2,000 pada tingkat signifikan = 0,000. (2) Terdapat pengaruh pelatihan PMBA terhadap keterampilan konseling dengan nilai signifikan = 0,000 lebih kecil dibandingkan α = 0,05. (3) Tidak terdapat pengaruh pelatihan PMBA terhadap motivasi dengan harga t hitung sebesar -1,874 lebih besar (berada di daerah penerimaan H

0) dibandingkan t tabel

= ±2,000 pada tingkat signifikan = 0,066.

Kata kunci: pelatihan, pengetahuan, keterampilan konseling, motivasi

PENDAHULUAN

Rekomendasi WHO dan UNICEF yang

tercantum dalam Global Strategy for

Infant and Young Child Feeding (WHO

dan UNICEF, 2003) terdiri dari empat hal

penting yang harus dilakukan

dalam praktik pemberian makan

pada bayi dan anak (PMBA) yaitu

memberikan air susu ibu (ASI) kepada

bayi segera dalam waktu 30 menit

setelah bayi lahir, memberikan ASI saja

atau pemberian

ASI secara eksklusif sejak lahir

sampai bayi berusia 6 bulan,

memberikan makanan pendamping air

susu ibu (MPASI) sejak bayi berusia 6

bulan sampai 24 bulan serta meneruskan

Page 2: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

2

pemberian ASI sampai anak berusia 24

bulan atau lebih.

Standar emas PMBA ini sangat

direkomendasikan karena dapat

menurunkan angka kematian anak dan

meningkatkan kualitas hidup ibu sesuai

dengan Millenium Developments Goals

yang keempat dan kelima. Risiko

mortalitas pada anak yang tidak pernah

disusui 21% lebih besar saat postnatal

(Chen dalam Roesli, 2012). Risiko

kematian karena diare 4,2 kali lebih

sering pada bayi yang disusui parsial

dan 14,2 kali lebih sering pada bayi yang

tidak disusui (Victora dalam Roesli,

2012). Risiko kematian meningkat 4 kali

pada bayi dengan susu formula, dan

meningkat sejalan dengan semakin lama

permulaan menyusui. Permulaan

menyusui setelah hari pertama

meningkatkan 2,4 kali resiko kematian

bayi. Inisiasi menyusu dini (IMD)

menurunkan 22% kematian bayi bila

dilakukan dalam 1 jam pertama, dan 16

% bila dalam 1 hari pertama (Edmond

dalam Roesli, 2012). ASI eksklusif 6

bulan diteruskan dengan makanan

pendamping ASI sampai 11 bulan,

menurunkan 13% resiko mortalitas

balita. ASI eksklusif 6 bulan sampai 2

tahun mengurangi kejadian malnutrisi

pada bayi dan anak di negara

berkembang (Gupta dan Dadhich dalam

Roesli, 2012). Pemberian MPASI yang

tepat saat bayi berusia enam bulan

mengurangi risiko malnutrisi.

Pemberian makan pada anak yang

tepat akan meningkatkan kualitas hidup

ibu. Menyusui akan menurunkan 25-30%

resiko kanker payudara (Freudenheim

dalam Roesli, 2012). Suatu case-control

study di Italia menunjukkan adanya

perbandingan terbalik antara lama

menyusui dengan resiko kanker ovarium

(Chiaffarino dalam Roesli, 2012).

Menyusui merupakan cara KB paling

efektif dan mengurangi risiko overweight

(Egbuonu dan Kac dalam Roesli, 2012).

Lane yang meneliti 5.890 orang ibu

selama 15 tahun, menyusui akan

mengurangi 4,8 kali tindakan kekerasan

oleh ibu dan menelantarkan anak (Roesli,

2012).

Tanggung jawab pemerintah

kabupaten/kota sesuai PP nomor 33

tahun 2012 pasal 5 adalah memberikan

pelatihan teknis konseling menyusui

dalam skala kabupaten/kota, yaitu

pelatihan 40 jam Breast Feeding

Counselor Course (BFCC) dari WHO dan

UNICEF dan Infant and Young Child

Feeding (IYCF) training. IYCF training

atau pelatihan Pelatihan Pemberian

Makan pada Bayi dan Anak (PMBA)

adalah sebuah pelatihan yang dirancang

untuk membekali petugas kesehatan di

tingkat masyarakat (bidan desa) atau

kader, untuk membantu para ibu, ayah

dan pengasuh lainnya untuk dapat

memberi makan anak dan bayi mereka

secara optimal. Pelatihan ini

menekankan pada proses aktif

mendengar, berpusat pada klien, dan

menjalin hubungan saling percaya antara

klien dan konselor sesuai teori yang

dikembangkan Carl Rogers “Theory of

Page 3: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

3

Client-Centered Counseling” yang

mengandung tiga komponen yaitu

dukungan emosional, dukungan edukasi

serta penilaian risiko (Bassichetto dan

Rea, 2008). Komponen pelatihannya

untuk mempersiapkan bidan desa atau

kader dengan pengetahuan teknis

mengenai praktik-praktik pemberian ASI

dan MPASI yang direkomendasikan

untuk anak usia 0-24 bulan,

meningkatkan keterampilan konseling,

pemecahan masalah dan negosiasi

(mencapai kesepakatan), dan

mempersiapkan untuk memanfaatkan

alat bantu dan alat konseling terkait

secara efektif (Kemenkes RI, 2012a).

Praktik pemberian makan pada

bayi dan anak (PMBA) yang optimal

merupakan intervensi yang efektif dalam

meningkatkan status kesehatan anak

dan menurunkan kematian anak

(Nandan dan Yunus, 2009). Faktanya,

berdasarkan survei di India pada tahun

2007-2008 hanya 40,2% melakukan IMD,

46,4% ASI eksklusif, 24,9% anak berusia

6 sampai 35 bulan yang disusui selama

paling sedikit 6 bulan dan 23,9% anak

berusia 6 sampai 9 bulan menerima

makanan padat, semi padat dan ASI.

Menurut Nandan dan Yunus (2009),

aspek kesehatan anak sering tidak

dibahas dalam pelatihan-pelatihan dasar

bagi dokter, perawat, nutrisionis dan

tenaga kesehatan lainnya. Kurangnya

pengetahuan dan keterampilan yang

memadai dari para tenaga profesional di

bidang kesehatan justru sering menjadi

penghambat dalam praktik pemberian

makan pada bayi dan anak yang tepat.

Sebuah penelitian di Brazil oleh

Bassichetto dan Rea (2008) mengevaluasi

efektivitas pelatihan PMBA ini terhadap

perubahan pengetahuan, sikap dan

praktik konseling para pediatrician dan

nutrisionis. Hasilnya ada peningkatan

pengetahuan dan anamnesis diit yang

signifikan namun tidak terdapat

peningkatan keterampilan konseling.

Data Kabupaten Klaten yang

berhubungan dengan praktik pemberian

makan pada bayi dan anak adalah data

balita kurang gizi dan balita pendek

(stunting). Balita yang menderita kurang

gizi di Kabupaten Klaten pada tahun

2010 sebesar 14,3% dan tahun 2011

sebesar 11,4%. Balita pendek atau

stunting tahun 2010 sebesar 30,8% dan

tahun 2011 sebesar 29,4%. Hal ini

menunjukkan Klaten masih mempunyai

masalah gizi kronis karena menurut

WHO batasan minimal suatu wilayah

mempunyai masalah gizi bila prevalensi

stunted pada balita masih lebih dari 20%.

Pemerintah Indonesia pada tahun 2015

menargetkan angka stunted pada balita

kurang dari 18% (Bappenas, 2007).

Berdasarkan pengamatan, banyak

jenis pelatihan yang telah diikuti oleh

bidan antara lain pelatihan konselor

laktasi, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes),

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS),

KTPA, dan pemantauan pertumbuhan

balita. Selama ini belum ada evaluasi

dampak pelatihan terhadap peningkatan

Page 4: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

4

kesehatan masyarakat khususnya

terhadap status gizi bayi dan anak.

Bidan desa merupakan ujung

tombak pelayan kesehatan di tingkat

masyarakat desa. Salah satu tugas

pentingnya adalah memberikan

pelayanan konseling dan pendidikan

kesehatan terhadap perempuan,

keluarga dan masyarakat. Pelatihan

PMBA dirasa tepat untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mereka

dalam melaksanakan tugas pentingnya.

Dengan mengikuti pelatihan diharapkan

dari yang semula tidak tahu menjadi

tahu. Bidan desa yang telah memiliki

pengetahuan tentang PMBA akan

memberikan informasi kepada

kader/masyarakat dengan pendekatan

teknik konseling yang tepat. Motivasi

diperlukan agar proses transfer

informasi tersebut mencapai hasil yang

optimal.

Tujuan Penelitian. Penelitian ini

bertujuan menganalisis pengaruh

pelatihan PMBA terhadap pengetahuan,

keterampilan konseling dan motivasi

bidan desa.

Kajian Teori. Pelatihan PMBA adalah

pelatihan modul 24 jam yang dirancang

untuk membekali kader atau petugas

kesehatan di tingkat desa untuk

membantu para ibu, ayah dan pengasuh

lainnya untuk dapat memberi makan

anak dan bayi mereka secara optimal

(Dirjen Bina Gizi dan KIA, 2012).

Komponen pelatihan ini untuk

mempersiapkan bidan desa/kader

dengan pengetahuan teknis mengenai

praktek-praktek pemberian makanan

pendamping dan pemberian ASI yang

direkomendasikan untuk anak usia 0-24

bulan, meningkatkan keterampilan

konseling, pemecahan masalah dan

negosiasi (mencapai kesepakatan), dan

mempersiapkan mereka untuk

memanfaatkan alat bantu dan alat

konseling terkait secara efektif (WHO dan

UNICEF, 2006).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu

karena mempelajari ilmu, mengalami,

melihat dan mendengar setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu (Purwodarminto, 1999;

Notoatmodjo, 1993). Untuk mencapai

perubahan pengetahuan suatu pelatihan

memerlukan metode yang tepat dan

kondisi belajar yang sesuai. Pengetahuan

merupakan faktor dominan yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Keterampilan konseling adalah

kemampuan konselor menjalani proses

konseling menggunakan metode-metode

psikologis atas dasar pengetahuan

sistematis tentang kepribadian manusia

dalam upaya meningkatkan kesehatan

mental konseli (Patterson dalam

Abimanyu & Manrihu, 1996).

Keterampilan konseling meliputi

keteramplan mendengarkan dan

mempelajari serta keterampilan

membangun kepercayaan diri dan

memberikan dukungan.

Motivasi adalah daya upaya yang

mendorong seseorang atau dorongan yang

Page 5: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

5

mewakili proses-proses psikologikal yang

menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan

terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan

sukarela (volunter) yang diarahkan ke

tujuan tertentu (Wexley dan Yukl dalam

As’ad, 1987; Mitchell dalam Winardi,

2004).

Hipotesis. Berdasarkan latar belakang

dan kajian teori di atas maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh pelatihan PMBA

terhadap pengetahuan bidan desa.

2. Terdapat pengaruh pelatihan PMBA

terhadap keterampilan konseling bidan

desa.

3. Terdapat pengaruh pelatihan PMBA

terhadap motivasi bidan desa.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten

Klaten Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Januari s.d. Maret 2013.

Jenis Penelitian. Penelitian ini

merupakan jenis penelitian eksperimen

kuasi dengan post test only control design.

Populasi. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua bidan desa di Kabupaten

Klaten yang berjumlah 401 orang

Cara Pengambilan Sampel. Jumlah

sampel yang diteliti adalah 30 orang pada

kelompok kontrol dan 30 orang pada

kelompok eksperimen, sehingga jumlah

seluruhnya adalah 60 orang. Teknik

pengambilan sampel dengan simple

random sampling. Kriteria sampel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi :

a. Bidan desa yang berstatus sebagai

PNS atau PTT.

b. Bidan desa dengan tingkat

pendidikan D1 atau DIII

Kebidanan.

c. Bidan desa dengan masa kerja 3

tahun.

d. Bidan desa bersedia menjadi

responden.

2. Kriteria eksklusi yaitu bidan desa yang

berusia 50 tahun( hampir pensiun)

Instrumen Penelitian. Data tentang

pengetahuan diperoleh dengan

menggunakan kuesioner berupa 22

pertanyaan dengan 3 distraktor.

Keterampilan konseling diperoleh dengan

daftar tilik pengamatan dan data tentang

motivasi menggunakan instrumen non

tes berisi 26 pernyataan.

Teknik Analisis Data. Analisis dari

penelitian terdiri dari dua analisis yaitu

analisis univariat dan bivariat. Analisis

univariat dilakukan dengan menyajikan

hasil penelitian tiap variabel dengan

tekstular, tabular dan grafikal. Analisis

bivariat untuk menguji hipotesis antara

variabel bebas dan terikat. Dalam analisis

data diadakan uji persyaratan yaitu uji

normalitas data. Apabila data

berdistribusi normal maka menggunakan

uju statistik parametrik dan bila tidak

berdistribusi normal menggunakan

statistik non parametrik. Uji statistik

parametrik untuk mengetahui pengaruh

pelatihan PMBA terhadap pengetahuan

dan motivasi menggunakan independent t

Page 6: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

6

test. Untuk mengetahui pengaruh

pelatihan PMBA terhadap keterampilan

konseling menggunakan Mann Whitney U

test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian. Hasil penelitian yang

telah dilaksanakan terhadap bidan desa

di Kabupaten Klaten disajikan dalam

bentuk narasi dan gambar berikut ini.

Jumlah sampel sebesar 30 orang pada

kelompok kontrol dan 30 orang pada

kelompok eksperimen.

Karakteristik responden menurut

umur ditunjukkan pada gambar 1.

Sebagian besar responden berusia antara

30 sampai 39 tahun, baik pada kelompok

kontrol (50,0%) maupun kelompok

eksperimen (60,0%). Responden paling

sedikit berusia 40 sampai 49 tahun pada

kelompok kontrol (23,3%) dan berusia 20

sampai 29 tahun (26,7%) pada kelompok

eksperimen.

0

5

10

15

20

20-29 tahun

30-39 tahun

40-49 tahun

8 (26,7%)

15 (30,0%)

7 (23,3%) 4 (13,3%)

18(60,0%)

8 (26,7%)

Kontrol

Eksperimen

Sumber: Data primer terolah, 2013

Gambar 1. Distribusi Responden menurut Umur

Distribusi responden menurut

tingkat pendidikan terlihat pada gambar

2. Responden pada kelompok kontrol

dengan tingkat pendidikan D3 Kebidanan

sebesar 83% dan D1 Kebidanan sebesar

17%. Tingkat pendidikan pada kelompok

eksperimen sebagian besar juga D3

Kebidanan yaitu 77% dan 23%nya

berpendidikan D1 Kebidanan.

Sumber: Data primer terolah, 2013

Gambar 2. Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan

Ditribusi responden menurut status

kepegawaian terlihat pada gambar 3. Ada

dua jenis kepegawaian bidan desa di

Kabupaten Klaten yaitu Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap

(PTT). Sebagian besar responden pada

kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen adalah PNS, masing-masing

19 orang (63,3%) dan 23 orang (76,7%).

Responden dengan status kepegawaian

PTT sebanyak 11 orang (36,7%) pada

kelompok kontrol dan 7 orang (23,3%)

pada kelompok eksperimen.

19; 63,3%

11; 36,7%

23; 76,7%

7; 23,3%

0

5

10

15

20

25

PNS PTT

Kontrol

Eksperimen

Sumber: Data primer terolah, 2013

Gambar 3. Distribusi Responden menurut Status Kepegawaian

Gambar 4. menunjukkan distribusi

responden menurut masa kerja. Jumlah

responden dengan masa kerja 4-9 tahun

dan 10-19 tahun pada kelompok kontrol

Page 7: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

7

sama masing-masing 13 orang (43,3%).

Responden kelompok eksperimen

terbanyak dengan masa kerja 10-19

tahun yaitu 14 orang (46,7%). Responden

paling sedikit berumur ≥ 20 tahun yaitu

13,3% (kontrol) dan 16,7% (eksperimen).

13; 43,3%

13; 43,3%

4; 13,3%

11; 36,7%

14; 46,7%

5; 16,7%

0

5

10

15

4-9 tahun

10-19 tahun

> = 20 tahun

Kontrol

Eksperimen

Sumber: Data primer terolah, 2013

Gambar 4. Distribusi Responden menurut Masa Kerja

Hasil analisis univariat terhadap

variabel pengetahuan ditunjukkan pada

tabel 1. Hasil mean dari skor

pengetahuan pada kelompok eksperimen

lebih tinggi yaitu 19,57 dibandingan

kelompok kontrol dengan rata-rata skor

pengetahuan sebesar 13,83. Standar

deviasi kelompok kontrol sebesar 2,547

dan 1,851 pada kelompok eksperimen.

Tabel 1. Hasil Uji Univariat Variabel Pengetahuan

Hasil Kontrol Eksperimen

N Valid 30 30 Missing 0 0

Mean 13.83 19.57 Median 14.00a 19.73a Mode 16 19, 21b Std. Deviation 2.547 1.851 Skewness -.297 -.497 Std. Error of Skewness .427 .427 Kurtosis -.910 -.346 Std. Error of Kurtosis .833 .833 Minimum 9 15

Maximum 18 22 Sum 415 587

a. Calculated from grouped data. b. Multiple modes exist.

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Responden menurut Skor Pengetahuan

Kelompok Kontrol

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Responden menurut Skor Pengetahuan

Kelompok Eksperimen

Hasil analisis terhadap

keterampilan konseling responden

menunjukkan bahwa responden

terbanyak pada kelompok kontrol hanya

pada tingkat tidak terampil dan kurang

terampil, masing-masing 50%. Responden

terbanyak pada kelompok eksperimen

yakni pada tingkat terampil yaitu sebesar

90% dan hanya 10% saja yang kurang

terampil seperti terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Univariat Variabel Keterampilan Konseling

Page 8: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

8

Kategori Kontrol Eksperimen

n Persentase n Persentase

Terampil 0 0,0% 27 90,0%

Kurang Terampil 15 50,0% 3 10,0% Tidak Terampil 15 50,0% 0 0,0%

Jumlah 30 100,0% 30 100,0%

Sumber: Data primer terolah, 2013

Tabel 3. menunjukkan hasil analisis

variabel motivasi. Rata-rata motivasi pada

kelompok eksperimen lebih tinggi (81,57)

dibandingkan kelompok kontrol (78,90).

Nilai mode pada kelompok kontrol adalah

78 sedangkan pada kelompok

eksperimen yaitu 74, 78 dan 84.

Tabel 3. Hasil Uji Univariat Variabel Motivasi

Hasil kontrol eksperimen

N Valid 30 30

Missing 0 0

Mean 78.90 81.57

Std. Error of Mean

.914 1.091

Median 78.00 80.00

Mode 78 74, 78, 84a Std. Deviation 5.006 5.975

Variance 25.059 35.702

Skewness .601 .545

Std. Error of Skewness

.427 .427

Kurtosis -.499 -.602

Std. Error of Kurtosis

.833 .833

Range 18 21

Minimum 72 74

Maximum 90 95

Sum 2367 2447

a. Multiple modes exist

Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Responden menurut Skor Motivasi Kelompok

Kontrol

Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Responden menurut Skor Motivasi Kelompok

Eksperimen

Hasil uji normalitas data seperti

terlihat pada tabel 4 pada variabel

pengetahuan dengan Shapiro Wilk pada

kelompok kontrol sebesar 0,169 dan

pada kelompok eksperimen sebesar

0,057 berarti lebih besar dari α (0,05).

artinya data berdistribusi normal.

Tabel 4. Normalitas Data Variabel Pengetahuan dengan Shapiro Wilk

Page 9: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

9

kelompok

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df Sig. Statis

tic df Sig.

score

kontrol .136 30 .165 .950 30 .169

eksperimen

.147 30 .095 .933 30 .057

a. Lilliefors Significance Correction

Data pada variabel keterampilan

konseling diuji dengan Kolmogorov

Smirnov menunjukkan hasil sebesar

0,036 pada kelompok kontrol dan 0,006

pada kelompok eksperimen. Karena nilai

tersebut kurang dari 0,05 maka data

tidak berdistribusi normal. Tabel 5

menunjukkan hasil uji normalitas data

pada variabel keterampilan konseling.

Tabel 5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Hasil Kontro

l Eksperime

n

N 30 30

Normal Parametersa

Mean 3.60 7.23

Std. Deviation

.855 .626

Most Extreme Differences

Absolute .259 .312

Positive .259 .312

Negative -.180 -.255

Kolmogorov-Smirnov Z 1.416 1.709

Asymp. Sig. (2-tailed) .036 .006

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas data pada variabel

motivasi dengan Shapiro Wilk pada

kelompok kontrol sebesar 0,075 dan

0,065 pada kelompok eksperimen artinya

data terdistribusi secara normal karena

lebih dari 0,05.

Tabel 6. Normalitas Data Variabel Motivasi dengan Shapiro Wilk

kelompok

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df Sig. Statistic

df Sig.

score

kontrol

.171 30 .025 .937 30 .075

eksperimen

.137 30 .159 .935 30 .065

a. Lilliefors Significance Correction

Uji hipotesis pengaruh pelatihan

PMBA dilihat dengan membandingkan

hasil pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Jika terdapat

perbedaan hasil yang signifikan maka

terdapat pengaruh pelatihan PMBA

terhadap pengetahuan, keterampilan

konseling dan motivasi. Apabila tidak

signifikan maka tidak terdapat pengaruh

pelatihan PMBA terhadap pengetahuan,

keterampilan konseling dan motivasi.

Tabel 8 menunjukkan pengaruh

pelatihan PMBA terhadap pengetahuan

bidan desa. Nilai t hitung sebesar -9,973,

dengan signifikansi 0,000 dan nilai t

tabel dengan df 58 adalah ± 2,000.

Karena harga t hitung < t tabel maka ada

pengaruh pelatihan PMBA terhadap

pengetahun bidan desa.

Tabel 7. Group Statistics Variabel Pengetahuan

kelompok N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

score Kontrol 30 13.83 2.547 .465

Eksperimen 30 19.57 1.851 .338

Tabel 8. Independent Samples t-Test

Variabel Pengetahuan

Page 10: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

10

Lower Upper

Equal

variances

assumed 3.722 .059 -9.973 58 .000 -5.733 .575 -6.884 -4.583

Equal

variances

not

assumed -9.973 52.950 .000 -5.733 .575 -6.886 -4.580

Levene's Test

for Equality of

Variancest-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Pengaruh pelatihan PMBA terhadap

keterampilan konseling terlihat pada

tabel 9. Nilai mean rank keterampilan

konseling pada kelompok kontrol lebih

rendah yakni 15,50 dibandingkan

kelompok eksperimen sebesar 45,50.

Berdasarkan uji statistik terhadap

variabel keterampilan konseling

didapatkan hasil asymp sig sebesar 0,000

yang kurang dari 0,05, artinya ada

pengaruh yang signifikan pelatihan PMBA

terhadap keterampilan konseling.

Tabel 9. Mean Ranks Variabel

Keterampilan Konseling

kelompok N Mean Rank

Sum of Ranks

terampil kontrol 30 15.50 465.00

eksperimen 30 45.50 1365.00

Total 60

Tabel 10. Test Statisticsa

terampil

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 465.000

Z -6.800

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: kelompok

Tabel 11 dan 12 menunjukkan

adanya perbedaan nilai mean motivasi

pada kelompok kontrol yang lebih

rendah (78,90) dbandingkan kelompok

eksperimen (81,57). Nilai t hitung sebesar

-1,874 dan nilai t tabel adalah ± 2,000

dengan signifikansi 0,066. Karena harga t

hitung > t tabel (berada di daerah

penerimaan H0) maka tidak ada pengaruh

pelatihan PMBA terhadap motivasi.

Tabel 11. Group Statistics Variabel Motivasi

kelompok N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

score Kontrol 30 78.90 5.006 .914

Eksperimen

30 81.57 5.975 1.091

Tabel 12. Independent Samples t-Test

Variabel Pengetahuan

Lower Upper

Equal

variances

assumed 1.784 .187 -1.874 58 .066 -2.667 1.423 -5.515 .182

Equal

variances not

assumed -1.874 56.273 .066 -2.667 1.423 -5.517 .184

score

Levene's Test for

Equality of Variancest-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Pembahasan. Pada hipotesis 1 hasil yang

didapatkan pada penelitian ini adalah

terdapat pengaruh pelatihan PMBA

terhadap pengetahuan dan keterampilan

konseling bidan desa, namun tidak ada

pengaruh pelatihan PMBA terhadap

motivasi bidan desa.

Pengaruh pelatihan PMBA terhadap

pengetahuan ditunjukkan oleh hasil t

hitung sebesar -9,973, dengan

signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari t

tabel (berada di daerah penolakan H0).

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian

Bassichetto dan Rea (2008) di Brazil yang

berjudul Infant and Young Child Feeding

Counseling:An Intervention Study

menunjukkan bahwa kursus tentang

PMBA efektif meningkatkan pengetahuan

Page 11: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

11

para ahli anak dan nutrisionis, dengan

harga p < 0,001.

Penelitian oleh Hariyatie (2005) ada

pengaruh antara desain pelatihan dengan

keahlian dan pengetahuan yang diperoleh

peserta setelah pelatihan, sebesar t

hitung 2,232 dengan signifikansi 0,034.

Desain pelatihan yang dimaksud adalah

waktu pelatihan yang diberikan

mencukupi, materi pelatihan sesuai

dengan situasi kerja, kompetensi

instruktur, pemberian praktek dan

konsep / teori mencukupi, fasilitas

pelatihan yang membantu proses belajar.

Suatu pelatihan yang didisain sesuai

dengan kebutuhan organisasi dan peserta

pelatihan serta pengajaran yang

dilakukan oleh instruktur yang kompeten

akan sangat menentukan keberhasilan

pelatihan. Mondy dan Noe (1996) juga

mengemukakan hal yang sama bahwa

pelatihan merupakan aktivitas yang

dilakukan untuk meningkatkan keahlian,

pengetahuan dan sikap dalam rangka

meningkatkan kinerja saat ini dan masa

datang.

Hal ini juga sesuai dengan

penelitian Sukiarko (2007) yang berjudul

“Pengaruh Pelatihan dengan Metode

Belajar Berdasarkan Masalah terhadap

Pengetahuan dan Keterampilan Kader

Gizi dalam Kegiatan Posyandu”. Hasil

penelitiannya menunjukkan adanya

pengaruh pelatihan metode Belajar

Berdasarkan Masalah (BBM) dengan

peningkatan pengetahuan kader dengan

hasil t hitung = 2,733; p =0,008.

Menurut Notoatmodjo (2003),

pengetahuan merupakan hasil dari tahu

yang terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu

melalui panca indera manusia yaitu

indera raba, rasa, penglihatan,

pendengaran, dan penciuman. Sebuah

pelatihan merupakan salah satu metode

untuk mencapai perubahan pengetahuan.

Menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat

dan FKM UI (1998) bahwa pengetahuan

dan keterampilan seorang tenaga

kesehatan dipengaruhi oleh adanya

pembinaan. Pembinaan dapat berupa

memberikan pelatihan teknis. Dengan

pembinaan, tenaga kesehatan akan

meningkatkan pengetahuan, aktivitas dan

keterampilannya dalam menjalankan

tugasnya. Pengetahuan yang diperoleh

dari hasil suatu produk sistem pelatihan

tertentu akan memberikan pengalaman

yang dapat meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan tertentu. Menurut

Notoatmodjo (2005), pelatihan memiliki

tujuan penting untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan sebagai

kriteria keberhasilan program kesehatan

secara keseluruhan.

Hipotesis 2, bahwa hasil uji

keterampilan konseling ditunjukkan pada

signifikansi dengan uji Mann Whitney U

sebesar 0,000 yang artinya ada pengaruh

pelatihan PMBA terhadap keterampilan

konseling. Penelitian Sukiarko (2007)

terdapat pengaruh yang signifikan

pelatihan metode BBM terhadap

keterampilan kader.

Page 12: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

12

Penelitian Setiadi (2005) tentang

hubungan antara pelaksanaan pelatihan

terhadap peningkatan keterampilan kerja

menghasilkan koefisien korelasi sebesar

0,41 yang berarti ada hubungan dengan

kategori cukup kuat dan kedua variabel

tersebut bergerak searah. Terdapatnya

hubungan antara pelaksanaan pelatihan

dengan peningkatan keterampilan kerja

karyawan menunjukkan pengaruh yang

positif.

Pada hipotesis 3, hasil penelitian

yang diperoleh dari variabel motivasi

menunjukkan tidak ada pengaruh

pelatihan PMBA terhadap motivasi bidan

desa. Menurut asumsi peneliti, motivasi

bidan untuk mempraktikkan materi

PMBA tidak serta merta timbul setelah

bidan mengikuti pelatihan. Penelitian

Gustisyah (2009) tentang analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi motivasi

menunjukkan hasil bahwa kepuasan

kerja, status, tanggung jawab,

kompensasi yang memadai, lingkungan

kerja, keinginan dan harapan pribadi

secara simultan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap motivasi kerja

dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000. Menurut penelitian Siregar (2008)

faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja Petugas Lapangan Keluarga

Berencana (PLKB) adalah finansial, afiliasi

sosial, pengembangan karir, sarana kerja

dan aspek tugas. Adapun variabel yang

paling berpengaruh terhadap motivasi

kerja adalah finansial.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan. Berdasarkan data yang

diperoleh dan data statistik di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh pelatihan PMBA terhadap

pengetahuan dan keterampilan konseling

bidan desa tetapi tidak berpengaruh

terhadap motivasi.

Saran. Berdasarkan saran dan implikasi

hasil penelitian, dapat disampaikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi institusi kesehatan, pelatihan

PMBA ini sangat penting dilaksanakan

terhadap tenaga kesehatan di tingkat

desa, khususnya seluruh bidan di desa

dan kader yang secara langsung

berhubungan dengan masyarakat

untuk mengawal pemberian makan

yang benar pada bayi dan anak.

2. Bagi bidan desa, diharapkan untuk

mengimplementasikan hasil dari

pelatihan PMBA pada setiap

kunjungan di posyandu maupun

kunjungan rumah.

3. Pada penelitian selanjutnya,

diharapkan dapat mengevaluasi

kinerja bidan yang telah menerima

pelatihan PMBA atau terhadap

program perbaikan status gizi balita.

REFERENSI

Abimanyu, S dan Manrihu, M.T. 1996.

Tehnik dan Laboratorium

Konseling. Jakarta: Proyek

Pendidikan Tenaga Akademik.

Abror. 1993. Psikologi Pendidikan.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Afifah, D. 2007. Faktor-faktor yang

Berperan dalam Kegagalan

Praktik Pemberian ASI Eksklusif.

Page 13: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

13

Sitasi:

http://eprints.undip.ac.id/1034

/1/ARTIKEL_ASI.pdf . Diakses 23

Juni 2012

Almaritta dan Fallah, T.S. 2004. Analisis

Situasi Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Widyakarya Pangan

dan Gizi Nasional ke-VIII.

Jakarta:17-19 Mei 2004.

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu

Gizi. Jakarta: Gramedia

Amin, Z. 2001. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Motivasi

Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu

Yang Melahirkan di RS.

Ujungpandang: Unhas.

Amiruddin. 2006. The Effect of Early Solid

Food Feeding and The Absence of

Colostrum Feeding on Neonatal

Mortality. FK Universitas

Udayana. Sitasi:

www.tempointeraktif.com. Diakses

12 Mei 2012.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arisman, M.B. 2004. Gizi dalam Daur

Kehidupan. Jakarta: EGC.

As’ad, M. 1998. Psikologi Industri.

Yogyakarta: Liberty.

Asmijati. 2003. Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Pemberian

ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Tiga Raksa DATI II

Tangerang. Thesis Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia. Sitasi:

http://www.digilib.ui.ac.id/opac/the

mes/libri2/detail.jsp?id=70675&lo

kasi=lokal. Diakses 5 Juni 2012.

Asnita. 2011. Pengaruh Konseling Gizi

pada Ibu Balita terhadap Pola

Asuh dan Status Gizi Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Amplas.

Medan: Tesis FKM Universitas

Sumatra Utara. Sitasi:

http//:www.repository.usu.ac.id.

Diakses tanggal 2 Mei 2012.

Azwar, S. 2000. Reliabilias dan Validitas.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______. 2011 a

. Sikap Manusia, Teori dan

Pengukurannya. Edisi ke-2

Cetakan XVI. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

_______. 2011 b

. Tes Prestasi Fungsi dan

Pengembangan Pengukuran

Prestasi Belajar. Edisi II Cetakan

XII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

2007. Rencana Aksi Nasional

Pangan dan Gizi 2006-2010.

Jakarta: Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional.

Bahar, B. 2002. Pengaruh Pangasuhan

terhadap Pertumbuhan Anak di

Kabupaten Baru Propinsi Sulawesi

Selatan. Disertasi. Surabaya:

Program Pascasarjana Universitas

Airlangga.

Bassichetto, K.C & Rea, M.F. 2008. Infant

and young child feeding

counseling: an intervention study.

Jornal de Pediatria, Vol. 84 No. 1,

2008 (0021-7557/08/84-01/75).

Sao Paulo, Brazil: Sociedade

Brasileira de Pediatria.

Briawan, D. 2004. Pengaruh Promosi Susu

Formula Terhadap Pergeseran

Penggunaan ASI. Program Doktor

Sekolah Pasca Sarjana IPB. Sitasi:

http://www.rudyct.com/PPS702-

ipb/09145/dodik_briawan.pdf.

Diakses 3 Juni 2012.

Castro, T. Kadar, A, dan Sukiarko, E. 2003.

Evaluasi Pasca Pelatihan Kader

Primary Health Care (PHC) di

Bapelkes Salaman Magelang.

Magelang: Bapelkes.

Page 14: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

14

Depdikbud R.I. 1997. Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan EYD. Surabaya:

Apollo.

Depkes R.I. 1991. Buku Pengelolaan

Kegiatan Usaha Perbaikan Gizi

Keluarga. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pembinaan Kesehatan

Masyarakat.

_______. 1992. Modul Pelatihan

Peningkatan Peran Serta

Masyarakat Dalam Kegiatan

Posyandu. Jakarta.

_______.1993. Buku Pedoman Pengukuran

Keberhasilan Pelatihan, Jakarta

_______. 2000 a

. Pedoman Konseling Gizi.

Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.

_______. 2000b. Pengelolaan Program

Perbaikan Gizi Kabupaten/Kota,

Jakarta: Direktorat Gizi

Masyarakat.

_______.2003. Gizi dalam Angka sampai

Tahun 2002. Jakarta: Direktorat

Jenderal Bina Gizi Masyarakat.

_______. 2004a. Pola Pelatihan Sumber

Daya Manusia (SDM) Kesehatan.

Jakarta: Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan SDM Kesehatan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan.

________. 2004b. Pedoman Pelaksanaan

Pendistribusian dan Pengelolaan

Makanan Pendamping ASI tahun

2004. Jakarta: Direktorat Jenderal

Gizi Masyarakat.

_________. 2005. Pedoman Status Gizi

Melalui Posyandu. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. 2010 a

.

Laporan PSG-Kadarzi Tahun

2010. Klaten: Dinas Kesehatan.

_________. 2010b. Profil Dinas Kesehatan

Kabupaten Klaten Tahun 2010.

Klaten: Dinas Kesehatan.

_________. 2011 a

. Laporan PSG-Kadarzi

Tahun 2011. Klaten: Dinas

Kesehatan.

________. 2011b. Profil Dinas Kesehatan

Kabupaten Klaten Tahun 2011.

Klaten: Dinas Kesehatan.

Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan FKM-

UI. 1998. Program Perbaikan Gizi

Keluarga di dalam Posyandu.

Jakarta: Dirjen Binkesmas Depkes

RI.

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA.

2011. Materi Peserta Modul

Konseling Pemberian Makan Bayi

dan Anak. Jakarta.

_______. 2012. Panduan Fasilitator Modul

Pelatihan Konseling Pemberian

Makan Bayi dan Anak (PMBA).

Jakarta.

Dumyathi, A. 2011. Pengaruh Pelatihan

dan Pengembangan terhadap

Motivasi Kerja: Studi Kasus pada

Peserta Pelatihan Digital Preneur

Sukses Mandiri Angkatan 88 di PT.

Bumi Arasy HDR dan Management

Consultant Depok. Skripsi: FE &

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

Sitasi:

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace

/handle/123456789/21814. Diakses

4 Pebruari 2013.

Ebrahim. G.J. 1978. Breast Feeding, The

Biological Option. Edisi Bahasa

Indonesia, Rohde JE, et al (eds) Air

Susu Ibu. XI+ 118 hlm.

Yogyakarta: Yayasan Yesseria

Medica.

Ekstrom, A, Kylberg, E, Nissen, E. 2012. A

Process-Oriented Breastfeeding

Training Program for Healthcare

Professionals to Promote

Breastfeeding: An Intervention

Study. Breassfeeding Medicine

Vol. 7, Number 2, 2012. Swedia:

Page 15: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

15

Mary Ann Liebert, Inc. DOI:

10.1089/bfm.2010.0084.

Faraswati, S. 2003. Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Pola

Pemberian ASI Pada Bayi Usia

Empat Bulan (Analisis Data

Susenas).

Elvayani, N. 2004. Faktor Karakteristik

Ibu yang Berhubungan Dengan

Pola Inisiasi ASI dan Pemberian

ASI Eksklusif. The Indonesian

Journal of Public Health 1 (1): 21-

30.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian.

Jakarta: PT Grasindo.

Gustisyah, R. 2009. Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Motivasi

Kerja Penyuluh Perindustrian

pada Kantor Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Medan.

Tesis. Medan: Sekolah

Pascasarjana USU.

Hariyatie, N. 2005. Analisis Pengaruh Input

Pelatihan terhadap Pembelajaran

dan Generalisasi: Studi Kasus

Pelatihan Manajemen Keuangann

Pengusaha Kecil. Banjarmasin:

Inasea Vol 6. No. 1 April 2005. 11-

26.

Hermana. 1993. Keamanan Pangan dan

Status Gizi. Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi. Jakarta: LIPI.

Irawan. 1996. Pengaruh Ibu Bekerja

Terhadap Keberhasilan Menyusui

dan Terjadinya Gangguan

Pertumbuhan bayi. Semarang:

Lembaga Penelitian UNDIP, Riset

Penelitian Bidang Kesehatan.

Irianto. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat.

Bandung: CV.Irama Widya.

Ismail. 2012. Analisis Skala Sikap Sebuah

Contoh Prosedur dan Aplikasinya.

Sitasi: www. ismail S3 IP.htm/

Diakses: 2 Juni 2012.

Jellife, D.B and Jellife, P.E.F. 1978. Human

Milk in The Modern World.

Pshycosocial, Nutritonal, and

Economic Significance. Oxford

University Press.

Karyadi. 1985. Pengaruh Pola Asuh Makan

dan Praktek Pemberian Makan

terhadap Kesulitan Makan Anak

Balita. Tesis (unpublished). Bogor:

Fakultas Pertanian, IPB.

Keller, J.M. 1983. Motivational Design for

Learning and Performance: The

ARCS Model. Sitasi:

www.arcsmodel.com. Diakses: 8

Agustus 2012.

Kemenkes RI. 2011. Kepmenkes RI No.

1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang

Standar Antropometri Penilaian

Status Gizi Anak. Jakarta:

Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

_________. 2012 a

. Panduan Fasilitator

Pelatihan Pemberian Makan pada

Bayi dan Anak. Jakarta: Kemenkes

RI.

_________. 2012 b

. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 33

Tahun 2012 tentang Pemberian

Air Susu Ibu Eksklusif. Jakarta:

Kemenkes RI.

Khumaidi, M.1994. Gizi Masyarakat.

Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Kirkpatrick, D.L. 1994. Evaluating Training

Program. San Fransisco: Barret-

Publishers, Inc.

Mahyuni, S. 2001. Pengaruh Pemberian

ASI terhadap Kejadian Diare dan

Status Gizi Bayi 0-4 Bulan di

Kelurahan Pahlawan, Kecamatan

Medan Perjuangan. Info

Kesehatan 7(2): 144-151.

Mangkunegara, A.P. 2008. Manajemen

Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Cetakan ke-8.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Manullang, M dan Manullang, M.A 2008.

Manajemen Personalia. Cetakan

Page 16: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

16

keempat edisi ketiga. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Maslow, A.H., Likert, R., Mc.Gregor, D.M.,

Herzberg, F. & Clark, J.V. 1992.

Motivasi dan Perilaku. Editor:

Hunneryager, S.G dan Heckman,

I.L. Semarang: Dahara Prize.

Mondy dan Noe. 1996. Human Resources

Management. 6th

Eds. New York ;

Prentice Hall.

Murti, B. 1997. Prinsip dan Metode

Riset Epidemiologi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Muchtadi, D. 2004. Gizi untuk Bayi, ASI,

Susu Formula, dan Makanan

Tambahan. Jakarta: Sinar Harapan.

Muhilal. 1996. Angka Kecukupan Gizi yang

Dianjurkan. Gizi Indonesia. XVII

(1-2) Persagi. Jakarta.

Mujianto, 1998. Pengaruh Pelatihan

Partisipatif Terhadap Peningkatan

Pengetahuan, Sikap dan

Keterampilan Kader Dalam

Monitoring Tekanan Darah Usia

Lanjut Di Kabupaten Sleman.

Tesis tidak diterbitkan.

Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

Nadesul, H. 1995. Cara Sehat Mengasuh

Anak. Jakarta: Puspa Swara.

_________. 2007. Makanan Sehat Untuk

Bayi. Jakarta: Puspa Swara.

Nandan, D. & Yunus, S. 2009. Infant and

Young Child Feeding (IYCF)

Practices Need A Fillip. Health and

Population: Perspectives and

Issues (HPPI) Vol. 32 No. 4, 2009.

Nihae.

Nasution. 1982. Metode Research

(Penelitian Ilmiah). Bandung:

Jemmars.

Nitisemito, A.S. 1996. Manajemen

Personalia. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih

Metode Statistik Penelitian dengan

SPSS. Yogyakarta: CV Andi

Offset.

Notoatmodjo, S. 1989. Dasar-dasar

Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta:

BPKM UI.

_________. 1993. Pengantar Pendidikan

Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan. Yogyakarta: Andi

Offset.

_________. 1994. Pengantar Pendidikan

Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta: Rineka Cipta.

_________. 2001. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

_________. 2002. Metodelogi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

_________. 2003. Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

.

_________. 2005. Promosi Kesehatan Teori

dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nurhayati, A. 2007. Pengaruh Intervensi

Konseling Gizi Pada Ibu Keluarga

Miskin Terhadap Pemberian ASI

Eksklusif. Seminar Sekolah

Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor. Sitasi: www.scribd.com.

Diakses 29 Mei 2012.

Oktarina. 2006. SPSS 13.0 untuk Orang

Awam. Palembang: Maxikom.

Padang, A. 2007. Analisis Faktor yang

Mempengaruhi Ibu Dalam

Pemberian MP-ASI dini pada bayi

6-24 Bulan di Tapanuli Tengah.

Tesis. Medan: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

Pemerintah RI. 2009. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Jakarta.

Page 17: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

17

Perangin, A. 2006. Hubungan Pola Asuh

dan Status Gizi Anak 0-24 Bulan

Pada Keluarga Miskin di

Kelurahan Gundaling I

Kecamatan Berastagi Kabupaten

Karo Tahun 2006. Skripsi. Medan:

FKM USU.

Perinasia. 1994. Melindungi, Meningkatkan,

dan Mendukung Menyusui, Peran

Khusus pada Pelayanan Kesehatan

Ibu Hamil dan Menyusui.

Pernyataan bersama

WHO/UNICEF. Jakarta:

Perkumpulan Perinatologi

Indonesia.

Program Pascasarjana UNS. 2011. Panduan

Penulisan Tesis. Surakarta: UNS.

Purwodarminto, W.J.S. 1999. Kamus Umum

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai

Departemen Kesehatan R.I. 1995.

Pedoman Evaluasi Pasca

Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Jakarta: Pusdiklat.

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran

Variabel-Variabel Penelitian.

Cetakan ke-3. Bandung: CV

Alfabeta.

Roesli, U. 2001. Panduan Pelatihan

Konseling Modul 40 Jam BFCC.

Jakarta: Sentra Laktasi Indonesia.

________. 2010. Petunjuk Praktis

Menyusui. Jakarta.

________. 2012. Mengapa dan Bagaimana

Program Pemberian Makanan

Bayi dan Anak. Makalah. Bali: 3-5

Oktober 2012.

Roselyn. 2010. Pengaruh Konseling Gizi

Terhadap Perubahan

Pengetahuan Gizi Ibu dan Status

Gizi Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Simpang Limun Medan

. Tesis. Medan: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Rosenkranz, R.R, Lubans, D.R, Peralta,

L.R, Bennie, A., Sanders, T dan

Lonsdale, C. 2012. A Cluster-

Randomized Controlled Trial of

Strategies to Increase Adoloscent

Physical Activity and Motivation

during Physical Education

Lessons: The Motivating Active

Learning in Physical Education

(MALP) Trial. BMC Public Health

2012, 12: 834. Australia:

University of Western Sydney,

Penrith. Sitasi: http://www.

biomedcentral.com/1471-

2458/12/834

Santosa, S. 2007. Soal Jawab Statistik

dengan SPSS dan Excel. Jakarta:

PT Elex Media Komputindo.

Sardiman, AM. 2001, Interaksi dan

Motivasi Belajar-Mengajar,

Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Sarwono, S. 1997. Sosiologi Kesehatan

Beberapa Konsep Serta

Aplikasinya, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Bisnis.

Jakarta: Salemba Empat.

Sentra Laktasi Indonesia. 2010. Panduan

Pelatihan Konseling Menyusui

Modul 40 Jam BFCC. Jakarta:

Selasi.

Santosa, S. 2007. Soal Jawab Statistik

dengan SPSS dan Excel. Jakarta:

PT Elex Media Komputindo.

Sardiman, AM. 2001, Interaksi dan

Motivasi Belajar-Mengajar,

Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Sarwono, S. 1997. Sosiologi Kesehatan

Beberapa Konsep Serta

Aplikasinya, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Bisnis.

Jakarta: Salemba Empat.

Page 18: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

18

Sentra Laktasi Indonesia. 2010. Panduan

Pelatihan Konseling Menyusui

Modul 40 Jam BFCC. Jakarta:

Selasi.

Setiadi, S. 2005. Pengaruh Pelaksanaan

Pelatihan terhadap Peningkatan

Keterampilan Kerja Karyawan

pada PT Sipatex. Skripsi:

Fakultas Bisnis dan Manajemen,

Universitas Widyatama Bandung.

Sitasi:

http://hdl.handle.net/10364/658.

Diakses 4 Pebruari 2013.

Siregar, I.R. 2008. Pengaruh Karakteristik

Organisasi terhadap Motivasi

Kerja Penyuluh Lapangan

Keluarga Berencana (PLKB) di

Kota Medan Tahun 2008. Tesis.

Medan: Sekolah Pascasarjana

USU.

Sjahmien, M. 2002. Ilmu Gizi (Pengetahuan

Dasar Ilmu Gizi). Jakarta: PT.

Bharata.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan

Aplikasinya. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Soemanto, W. 1987. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: PT. Bina Aksara.

Soenardi, T. 2000. Makanan untuk Tumbuh

Kembang Bayi. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang

Anak. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Suciati. 2003. Teori Belajar dan Motivasi.

Jakarta: PAU Dikti Depdiknas.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.

Cet. ke-12. Bandung: CV Alfabeta.

_______. 2008. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Cetakan keempat. Bandung: CV

Alfabeta.

Suhardjo. 1995. Perencanaan Pangan dan

Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

_______. 2003. Berbagai cara Pendidikan

Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukiarko, E. 2007. Pengaruh Pelatihan

dengan Metode Belajar

Berdasarkan Masalah terhadap

Pengetahuan dan Ketrampilan

Kader Gizi dalam Kegiatan

Posyandu. Studi di Kecamatan

Tempuran Kabupaten Magelang.

Tesis. Semarang: Undip.

Sulistijani, A.D. 2001. Menjaga Kesehatan

Bayi dan Balita. Jakarta: Puspa

Swara.

Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Tafal, Z. dan Poerbonegoro, S. 1989.

Pengantar Pendidikan Kesehatan.

Jakarta: FKM UI.

Utomo, B. 1996. Pola Pemberian Makan,

Masukan Makanan dan Status Gizi

Anak Usia 0-23 Bulan di

Indramayu, Jawa Barat. Pusat

Penelitian Kesehatan. Universitas

Indonesia. Jakarta: Direktorat Bina

Gizi Masyarakat, Depkes RI &

UNICEF.

World Health Organization. 1993.

Pemberian Makanan Tambahan.

Alih Bahasa: Lilian J. Jakarta:

EGC.

________. 1993. Kader Kesehatan

Masyarakat (alih bahasa oleh Adi

Heru S), Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

World Health Organization dan UNICEF.

2003. Global Strategy for Infant

and Young Child Feeding. Sitasi:

www.who.int/nutrition/topics/

global_strategy/en/index.html.

Diakses: 1 Juni 2012.

________. 2006. Infant and Young Feeding

Counselling: An Integrated

Course. WHO dan UNICEF.

Page 19: PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA · PDF fileseseorang (Notoatmodjo, 2003). Keterampilan konseling adalah kemampuan konselor menjalani proses konseling menggunakan metode-metode

Jurnal DIKESA

ISSN. 2356423654 (Vol 1, No 1) (Januari, 2013) hal. 1-20

http://jurnal.pasca.uns.ac.id

19

Widodo. 1998. Perbandingan Pengaruh

Pelatihan dengan Diskusi

Kelompok Terhadap Pengetahuan,

Sikap dan Keterampilan kader

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat

Desa (UKGMD) dalam

Meningkatkan Cakupan Kegiatan.

Tesis tidak dipublikasikan.

Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

Wiludjeng, S. 2007. Pengantar Manajemen.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winardi, J. 2004. Motivasi Pemotivasian.

Jakarta: P.T. Raja Grafindo

Persada.

Zulfanetti. 1998. Faktor-faktor

Sosioekonomi yang Mempengaruhi

Ibu dalam Pemberian ASI di

Kotamadya Jambi. Jurnal

Manajemen dan Pembangunan

VIII(2). Sitasi:

http://iespfeunja.files.wordpress.co

m/ 2008/10/ zulfaneti-asi.pdf.

Diakses 1 Juni 2012.

Zulkarnaini. 2003. Pengaruh Pendidikan

Gizi pada Murid Sekolah Dasar

Terhadap Peningkatan

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Ibu Keluarga Mandiri Sadar Gizi

Di Kabupaten Indragiri Hilir.

Tesis tidak diterbitkan.

Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.