PENGARUH PELAKSANAAN (GCG) TERHADAP PROFITABILITAS BANK … · adalah Bank Muamalat ... kegiatan...
Transcript of PENGARUH PELAKSANAAN (GCG) TERHADAP PROFITABILITAS BANK … · adalah Bank Muamalat ... kegiatan...
PENGARUH PELAKSANAAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG) TERHADAP PROFITABILITAS BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2012-2016
THE IMPACT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) IMPLEMENTATION TOWARD THE PROFITABILITY
OF SHARIA BANKS IN INDONESIA FROM 2012 TO 2016
Dewi Septriani dan Julia Noermawati Eka.S., S.E., M.S.I.
Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Ringroad Barat, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, DIY, 55184
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pelaksanaan good corporate governance (GCG) yang diukur dengan
menggunakan peringkat komposit terhadap profitabilitas bank umum syariah di
Indonesia pada tahun 2012-2016 yang diukur dengan menggunakan rasio Return
On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing (NPF). Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang
menggunakan data panel (time series dan cross section). Adapun analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi sederhana
dengan bantuan software Eviews 8. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
11 bank umum syariah yang telah terdaftar di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan good
corporate governance mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah yang diukur dengan menggunakan rasio ROA,
ROE, BOPO, dan NPF.
Kata Kunci : Good Corporate Governance, Profitabilitas, dan Bank Umum
Syariah.
ABSTRACT
This research aimed at learning the impact of good corporate governance
(GCG) which was measured using the composite leveling toward the profitability
of sharia banks in Indonesia from 2012 to 2016 which was measured using Return
On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), the operating expenses to operating
income (BOPO), and Non Performing Financing (NPF). The research type was
quantitative using descriptive approach panel data (time series and cross
section). The analysis used was simple regression analysis with the help of Eviews
8 software. The sample collecting technique used purposive sampling. The sample
were 11 sharia banks registered in Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan.
The research result indicated the implementation of good corporate governance
had negative and significant impact toward the profitability of shari banks
measured using ROA, ROE, BOPO, and NPF ratio.
Key Words: Good Corporate Governance, Profitability, and Sharia Bank.
PENDAHULUAN
Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis keuangan yang telah
merusak perekonomian Indonesia khususnya dunia perbankan. Salah satu
penyebab terjadinya krisis tersebut adalah lemahnya tata kelola suatu perusahaan
atau yang sering disebut dengan corporate governance1. Satu-satunya Bank
Umum Syariah di Indonesia yang dapat melewati krisis pada saat itu dengan baik
adalah Bank Muamalat Indonesia. Perbankan syariah di Indonesia mulai
berkembang seiring dengan berjalannya waktu, serta adanya keinginan
masyarakat supaya perbankan syariah memperlihatkan tanggungjawabnya yang
semakin tinggi kepada publik. Pelaksanaan good corporate governance adalah
salah satu dari bentuk tanggungjawab suatu lembaga ataupun perusahaan kepada
publik.
Dalam dunia perbankan syariah dikenal dengan adanya prinsip-prinsip
syariah yang mendukung terlaksananya prinsip good corporate governance, yaitu
keharusan bagi subjek hukum termasuk bank untuk menerapkan prinsip kejujuran
(shiddiq), pengetahuan kepada masyarakat (tabligh), kepercayaan (amanah), serta
pengelolaan secara profesional (fathanah).
1 Moh. Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Governance, (Bandung: Alfabeta, 2008),
hlm 1.
Bersamaan dengan perkembangan lembaga perbankan syariah di
Indonesia, maka pada tanggal 9 Desember 2009 Bank Indonesia mengeluarkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 serta Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 12/13/DPbs pada tanggal 30 April 2010 mengenai pelaksanaan
good corporate governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
yang mulai diresmikan pada tahun 2010.
Dengan keluarnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) tersebut seiring dengan
kepentingan publik yang membutuhkan suatu lembaga perbankan syariah yang
memperlihatkan tanggungjawabnya kepada publik yang berhubungan dengan
kegiatan operasional bank syariah yang diharapkan dapat menjalankannya sesuai
dengan syariah. Pelaksanaan good corporate governance yang menggambarkan
bentuk dari tanggungjawab kepada publik bahwa bank syariah tersebut sudah
dilaksanakan dengan baik, dan berpengalaman dengan menumbuhkan nilai
pemegang saham tanpa melepaskan keinginan stakeholders yang lainnya. Selain
itu, pelaksanaan good corporate governance pada lembaga perbankan diharapkan
bisa berdampak terhadap kemampuan kinerja lembaga perbankan, hal tersebut
dikarenakan pelaksanaan corporate governance bisa menumbuhkan kinerja
keuangan, serta menekan risiko akibat perbuatan pengelolaan yang lebih dominan
memberikan keuntungan bagi diri sendiri.
Pelaksanaan good corporate governance di dalam perusahaan bisa dilihat
dari laporan keuangan yang menggambarkan kinerja perbankan tersebut. Kinerja
bank adalah cerminan hasil yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya, baik itu
meliputi segi keuangan, penghimpunan, pemasaran, serta penyaluran dana,
teknologi ataupun sumber daya manusianya. Salah satu alat yang digunakan
dalam penilaian kinerja keuangan perbankan yaitu dengan memakai indikator
profitabilitas. Profitabilitas sendiri yakni kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan melalui kemampuan dan sumber daya yang telah ada2.
2 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis dan Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2010), hlm 304.
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari ROA, ROE,
BOPO, dan NPF.
Return On Assets (ROA) mengidenfikasikan bahwa kemampuan bank
mendapatkan laba dengan memanfaatkan asetnya. Semakin besar rasio ini maka
semakin baik pula kinerja suatu bank3. Sedangkan Return On Equity (ROE)
merupakan rasio yang mengidenfikasikan bagaimana kemampuan suatu bank
dalam mendapatkan laba dengan menggunakan modalnya (ekuitas). Semakin
besar rasio jenis ini maka semakin baik pula kinerja suatu bank tersebut4.
Rasio BOPO digunakan guna mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasional (Taswan, 2010: 167). Dalam Surat
Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 besarnya rasio
BOPO tidak melebihi dari 90%, apabila melebihi 90% maka bank tersebut
dikelompokkan tidak efisien dalam melaksanakan operasinya dalam hal ini biaya
tidak dapat terkendali yang pada akhirnya dapat mengakibatkan pendapatan
menurun sehingga pembiayaan pun ikut menurun karena minimnya pendapatan
untuk menutupi kegiatan operasionalnya penyaluran pembiayaan5. Kemudian Non
Performing Financing (NPF) yaitu perbandingan antara pembiayaan yang
bermasalah dengan total pembiayaan. Rasio ini menjelaskan bahwa semakin
tinggi risiko NPF maka semakin buruk kualitas pembiayaannya6.
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pelaksanaan good corporate governance secara parsial berpengaruh terhadap
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia yang diukur dengan rasio ROA,
ROE, BOPO, dan NPF. Penelitian juga diharapkan dapat memberikan informasi
yang relevan dan dapat bermanfaat bagi bank umum syariah dalam pengambilan
keputusan guna meningkatkan profitabilitasnya melalui penerapan good corporate
governance.
3 Taswan, Manajemen Perbankan Edisi II, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN), hlm. 167. 4 Ibid. 5 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tahun 2004 tentang Kesehatan Bank. 6 Ibid. hlm. 166.
Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukan secara empiris bahwa
pelaksanaan good corporate governance (GCG) akan mempengaruhi kinerja suatu
perusahaan ataupun perbankan secara positif. Salah satu penelitian yang dilakukan
oleh Tjondro dan Wilopo (2011) menyatakan bahwa GCG mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan
menggunakan ROA, ROE, dan NIM. Sedangkan pada kinerja saham, GCG tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Akan tetapi, GCG
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja saham yang telah diukur
dengan menggunakan PER dan pengaruhnya adalah positif7.
Penelitian yang sama juga telah dilakukan oleh Desiana, Mawardi, dan
Gustiana (2016) yang menyimpulkan bahwa variabel good corporate governance
terhadap variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh positif, dan dari hasil analisis
yang telah dijelaskan secara keseluruhan pada pengaruh GCG secara signifikan
terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROE8.
Pelaksanaan GCG sudah menjadi kewajiban dalam lembaga perbankan
khususnya lembaga perbankan syariah saat ini, untuk menciptakan kondisi
keuangan yang sehat, kondusif dan sesuai dengan prinsip syariah (sharia
compliance). Dengan demikian penulis mengambil tema penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2016”.
METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
7 David Tjondro – R. Wilopo, 2011, “Pengaruh Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia”. Journal of Business and Banking. Vol. 1 No. 1. 8 Lidia Desiana – Mawardi, 2016 “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perbankan Nasional”. Jurnal I-Finance. Vol. 2 No. 2.
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Bank Umum Syariah
yang telah terdaftar dalam Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Sampel
penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Bank Umum Syariah di Indonesia yang telah terdaftar dalam Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan;
2. Bank Umum Syariah yang telah menerbitkan laporan tahunan periode 2012-
2016; serta
3. Bank Umum Syariah yang telah menerbitkan laporan pelaksanaan GCG antara
periode 2012-2016.
Dari beberapa kriteria diatas didapatkan 11 sampel penelitian dari total 13
populasi Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia.
Metode dan Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana
dengan bantuan software Eviews 8, Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh
GCG terhadap profitabilitas. Terdapat satu variabel bebas (independent variable)
yaitu good corporate governance dengan beberapa variabel terikat (dependent
variable) yaitu ROA, ROE, BOPO dan NPF. Dalam uji regresi sederhana tidak
mensyaratkan bahwa model yang akan diuji harus terbebas dari asumsi klasik. Uji
model penelitian dilihat dari hasil uji F. Bila hasil uji F memiliki nilai prob. sig.
(p. value) lebih besar dari 0,05 pada α = 5% maka model dikatakan fit. Sebaliknya
jika p. value lebih besar dari 0,05 maka model tidak fit.
Hipotesis
1. Pengaruh pelaksanan good corporate governance terhadap rasio ROA Bank
Umum Syariah
Menurut Ratih (2011) pada umumnya manajemen perusahaan merupakan
suatu usaha yang menjalankan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.
Adapun tugas dari manajemen yang paling dasar yakni mewujudkan kemampuan
yang efisen serta efektif, sehingga timbul kenaikan kemampuan sekaligus
kelancaran dalam keadaan keuangan suatu perusahaan. Kesuksesan tersebut dapat
berhasil karena adanya pelaksanaan prinsip GCG secara pasti serta menyeluruh9.
H1 : Good Corporate Governance berpengaruh postif dan signifikan terhadap
ROA.
2. Pengaruh pelaksanaan good corporate governance terhadap rasio ROE Bank
Umum Syariah
Menurut Dewayanto (2010) rasio ROE ini mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan kebutuhan para pemegang saham. Teori utama yang dipakai
oleh para pemegang saham pada saat menginvestasikan modalnya dalam suatu
perusahaan yaitu guna memperoleh laba yang setinggi-tingginya. Salah satu jalan
guna untuk mendapatkan laba (keuntungan) yang tinggi yakni dengan adanya
suatu pengelolaan yang baik dalam bisnis, karena para pemegang saham
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan sebuah perusahaan10.
H2 : Good Corporate Governance berpengaruh postif dan signifikan terhadap
ROE.
3. Pengaruh pelaksanaan good corporate governance terhadap rasio BOPO Bank
Umum Syariah
Menurut Pratiwi (2016) teori lainnya diungkapkan oleh Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang menjelaskan bahwa adanyan
manfaat yang akan didapatkan sebuah perusahaan apabila melaksanakan prinsip 9 Suklimah Ratih, 2011, “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Interverning pada Perusahaan
Peraih The Indonesia Most Trusted Company-CGPI”. Jurnal Kewirausahaan. Vol. 5 No.
2. 10 Toto Dewayanto, 2010, “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perbankan Nasional”. Jurnal Fakultas Ekonomi. Vol. 5 No. 2.
GCG yaitu menumbuhkan kinerja dalam perusahaan dengan munculnya suatu
proses pertimbangan yang lebih baik lagi, menumbuhkan efisiensi operasional
sebuah perusahaan termasuk efisiensi biaya operasioanal yang telah digunakan
dalam berbagai kegiatannya dan dapat menumbuhkan pelayanan bagi para
stakeholders. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah rasio BOPO maka
efisiensi bank semakin tinggi11.
H3 : Good Corporate Governance berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
BOPO.
4. Pengaruh pelaksanaan good corporate governance terhadap rasio NPF Bank
Umum Syariah
Dalam hal ini penerapan prinsip transparansi (keterbukaan) sangat penting,
hal tersebut dikarenakan dapat mengurangi penyelewengan dana yang telah
diberikan untuk meminimalisir pengeluaran dana apabila terjadi penyimpangan.
Prinsip kehati-hatian sangat diutamakan dalam pelaksanaan GCG di lembaga
perbankan terutama pada kegiatan penyaluran dana yang akan diberikan oleh
pihak bank kepada para calon debitur12. Jadi, apabila bank telah melaksanakan
GCG dengan baik maka tingkat pembiayaan yang bermasalah akan semakin
menurun
H4 : Good Corporate Governance berpengaruh postif dan signifikan terhadap
NPF.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran subyek penelitian
11 Anggun Pratiwi, 2016, “Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance
(GCG) Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia(Periode
2010-2015)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol. 2 No. 1. 12 Indra Surya – Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance:
Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2008), hlm. 87.
Untuk meringkas gambaran dari bank umum syariah yang menjadi sampel
dalam penelitian ini secara umum maka disajikan hasil uji statistik deskriptif dari
beberapa variabel yang digunakan.
Tabel 3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GCG 55 1.000 3,00 1,890 0,598
ROA 55 -20,130 3,810 0,237 3,558
ROE 55 -49,050 68,090 6,043 17,976
BOPO 55 47,600 192,600 93,786 22,871
NPF 55 0,000 4,940 2,415 1,560
Sumber: Data Sekunder, Eviews 8, Desember 2017
Berdasarkan hasil tabel 3 diatas menunjukkan bahwa nilai GCG untuk
peringkat komposit tertinggi adalah peringkat 3 dan terendah peringkat 1. Nilai
rata-rata skor komposit GCG adalah sebesar 1,890. Hal ini mempunyai makna
bahwa skor rata-rata komposit masih dalam katagori baik atau berada pada tingkat
2.
Variabel ROA mempunyai nilai maksimum sebesar 3,81% yang terdapat
pada Bank Mega Syariah tahun 2012, hal tersenut menunjukkan bahwa semakin
besar rasio ROA maka semakin bagus pula kinerja bank tersebut. Sedangkan nilai
minimum variabel ini adalah -20,13% yang terdapat pada Bank Maybank Syariah
Indonesia tahun 2015. Nilai rata-rata dari variabel ini adalah sebesar 0,23%.
Variabel ROE mempunyai nilai maksimum sebesar 68,90% yang terdapat
pada Bank Syariah Mandiritahun 2012, sedangkan nilai minimumnya adalah -
49,05% yang terdapat pada Bank Jabar Banten Syariah tahun 2016. Nilai rata-rata
dari variabel ini adalah sebesar 6,04%. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
besar rasio ROE maka semakin baik pula kinerja bank tersebut, begitu pula
sebaliknya.
Variabel BOPO mempunyai nilai maksimum sebesar 192,60% yang
terdapat pada Bank Maybank Syariah Indonesia tahun 2015, hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio BOPO maka efisiensi bank semakin
kecil. Hal ini menyebabkan bank dalam menggunakan sumber daya yang terdapat
pada bank tersebut tidak efisien dan keuntungan yang didapatkan semakin kecil.
Sedangkan nilai minimum variabel ini adalah sebesar 47,60% yang terdapat pada
Bank Panin Syariah tahun 2012. Sedangkan nilai rata-rata dari variabel ini adalah
sebesar 93,78%.
Variabel NPF mempunyai nilai maksimum sebesar 4,94% yang terdapat
pada Bank Jabar Banten Syariah tahun 2016, hal ini menunjukkan semakin tinggi
rasio NPF maka semakin buruk kualitas pembiayaannya. Sedangkan nilai
minimumnya adalah 0,00% yang terdapat pada BCA Syariah tahun 2012 dan
2013, serta pada Bank Maybank Syariah Indonesia tahun 2013. Nilai rata-rata dari
variabel ini adalah sebesar 2,41%.
Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Untuk memecahkan permasalahan, mencapai tujuan dan pembuktian
hipotesis serta untuk mengetahui apakah variabel bebas (good corporate
governance) berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap variabel terikat
(ROA,ROE, BOPO dan NPF) yang sebagaimana telah dijelaskan pada bab
sebelumnya maka dari itu perlu dilakukan uji t. Hasil analisis regresi sederhana
yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4. Penjelasan mengenai analisis
pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian ini akan dijelaskan di bagian selanjutnya.
Tabel 4
Hasil Uji Regersi Sederhana
Persamaan
Regresi
Koefisien
Regresi
Signifikansi R2 Keterangan
GCG – ROA -2,8077 0,0003 0,2230 Bepengaruh
negatif dan
signifikan
GCG – ROE -10,8568 0,0067 0,1307 Berpengaruh
negatif dan
signifikan
GCG – BOPO - 16,8948 0,0007 0,1954 Berpengaruh
negatif dan
signifikan
GCG – NPF -0,3236 0,0000 0,3087 Berpengaruh
negatif fan
signifikan
Sumber : Data sekunder, 2017
Pengaruh Pelaksanan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap ROA
Bank Umum Syariah Tahun 2012-2016
Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai koefiesien GCG
terhadap rasio ROA yaitu sebesar -2,807 yang berarti variabel GCG mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap variabel ROA. Sedangkan nilai signifikan yaitu
sebesar 0,0003 lebih kecil dari < 0,05 maka terdapat pengaruh antara variabel
GCG terhadap variabel ROA, sehingga H1 tidak terbukti.
Menurut Salman dkk (2014) hal ini diduga karena penerapan GCG
merupakan pelaksanaan dalam suatu perusahaan yang termasuk dalam kegiatan
non keuangan, sedangkan profitabilitas yang diukur menggunakan rasio ROA
hanya dihitung berdasarkan dari sisi keuangan saja. Selain itu, ROA juga
merupakan gambaran kinerja suatu perusahaan dalam mendapatkan keuntungan
dari total keseluruhan aset yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya.
Keuntungan yang didapatkan perusahaan tidak bergantung pada lengkap atau
tidaknya informasi laporan GCG, tetapi tergantung pada banyak atau tidaknya
nasabah pada suatu lembaga perbankan13.
13 Putriana Salman – Nurkholis, 2014, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Perusahaan”. Jurnal El-Muhasaba. Vol. 5 No. 1.
Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap ROE
Bank Umum Syariah Tahun 2012-2016
Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai koefiesien GCG
terhadap rasio ROE yaitu sebesar -10,856 yang berarti variabel GCG mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap variabel ROE. Sedangkan nilai signifikan yaitu
sebesar 0,0067 lebih kecil dari < 0,05 maka terdapat pengaruh antara variabel
GCG terhadap variabel ROE, sehingga H2 tidak terbukti.
Menurut Pratiwi (2016) pelaksanaan GCG mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROE pada Bank
Umum Syariah. Maksudnya adalah pelaksanan GCG yang semakin baik belum
tentu dapat meningkatkan rasio ROE. Hal ini mungkin disebabkan karena market
share pada Bank Umum Syariah masih dalam kisaran 4% - 5% secara nasional,
sehingga mengakibatkan pelaksanaan GCG belum berdampak positif terhadap
ROE. Faktor lain yang diduga ikut mempengaruhi yakni sebagian besar
perbankan yang terdaftar di Indonesia masih bersifat kekeluargaan. Jadi,
kemungkinan terjadinya masalah laba serta kepentingan sepihak mengasingkan
hak para pemegang saham minoritas berkesempatan besar bisa terjadi.
Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap BOPO
Bank Umum Syariah Tahun 2012-2016
Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai koefiesien GCG
terhadap rasio BOPO yaitu sebesar -16,894 yang berarti variabel GCG
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap variabel BOPO. Sedangkan nilai
signifikan yaitu sebesar 0,0007 lebih kecil dari < 0,05 maka terdapat pengaruh
antara variabel GCG terhadap variabel BOPO, sehingga H3 terbukti.
Hasil dari penelitian sejalan dengan teori yang ada, menurut Pratiwi
(2016) teori lainnya diungkapkan oleh Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI) yang menjelaskan bahwa adanyan manfaat yang akan
didapatkan sebuah perusahaan apabila melaksanakan prinsip GCG yaitu
menumbuhkan kinerja dalam perusahaan dengan munculnya suatu proses
pertimbangan yang lebih baik lagi, menumbuhkan efisiensi operasional sebuah
perusahaan termasuk efisiensi biaya operasioanal yang telah digunakan dalam
berbagai kegiatannya dan dapat menumbuhkan pelayanan bagi para stakeholders.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah rasio BOPO maka efisiensi bank
semakin tinggi.
Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap NPF
Bank Umum Syariah Tahun 2012-2016
Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai koefiesien GCG
terhadap rasio NPF yaitu sebesar -0,3236 yang berarti variabel GCG mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap variabel NPF. Sedangkan nilai signifikan yaitu
sebesar 0,0000 lebih kecil dari < 0,05 maka terdapat pengaruh antara variabel
GCG terhadap variabel NPF, sehingga H4 terbukti.
Dalam Pratiwi (2016) bank adalah suatu lembaga yang mengedepankan
prinsip kehati-hatian dalam kegiatan menyalurkan dananya serta terdapat
pertimbangan secara teratur terhadap pengelolaan risiko yang terjadi untuk
mengecilkan tingkat pembiayaan yang bermasalah. Dalam Peraturan Bank
Indonesia, pelaksanaan GCG mengharuskan Bank Umum Syariah mempunyai
Komite Manajemen Risiko serta Satuan Manajemen Risiko yang menurut teori
bisa meminimalkan risiko pembiayaan yang muncul. Hal ini diperkuat dengan
terdapat fungsi audit intern serta ektern yang ikut serta meminimalkan risiko
pembiayaan yang terjadi pada Bank Umum Syariah.
KESIMPULAN DAN SARAN
GCG mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah yang diukur dengan ROA, ROE, BOPO , dan
NPF. Hal ini berarti pelaksanaan GCG yang baik belum sepenuhnya dapat
meningkatkan profitabilitas dalam menghasilkan keuntungan yang dalam hal ini
diukur dengan menggunakan ROA dan ROE. Hal tersebut dikarenakan masih
terdapat faktor lain yang lebih mempengaruhi. Sedangkan dalam kinerja
keuangan, menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG yang semakin baik dapat
meminimalkan beban operasional dan pembiayaan yang bermasalah yang diukur
dengan menggunakan BOPO dan NPF.
Berdasarkan penelitian ini maka sebaiknya bank umum syariah tetap dapat
menjaga serta mempertahankan prestasi yang telah diraih dalam pelaksanaan
GCG. Pelaksanaan GCG dapat terpenuhi lebih baik lagi untuk periode yang akan
datang guna meningkatkan pretasi bank baik itu dari segi operasional ataupun segi
keuangan terutama dalam upaya melakukan peningkatan profitabilitas bank
umum syariah di Indonesia, serta sebaiknya bank umu syariah juga menambah
dan meninjau ulang kinerja perusahaan khususnya profitabilitas agar dapat
menambah tingkat kepercayaan nasabah dan dapat meingkatkan profit.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel
independennya yang secara teori dapat mempengaruhi kenaikan profitabilitas
bank umum syariah. Pelaksanaan GCG tidak hanya diterapkan dalam bank umum
syariah, akan tetapi telah diterapkan juga oleh seluruh bank umum. Diharapkan
dalam penelitian selanjutnya juga dapat membandingkan bagaimana pelaksanaan
GCG pada bank umum syariah dengan bank umum konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Desiana, Lidia, Mawardi, & Sellya Gustiana. 2016. Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2010-2015. Jurnal I-Finance, Vol. 2 No. 2.
Dewayanto, Toto. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perbankan Nasional. Jurnal Fakultas Ekonomi, Vol. 5,
No. 2, Hal. 104-123.
Efendi, Muh. Arief. 2009. The power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis dan Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/ 2009 tentang Pelaksanaan GCG
Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Pratiwi, Anggun. 2016. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum
Syariah di Indonesia (Periode 2010-2015). Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam, Vol. 2 No.1, Hal. 55-76.
Ramdhani, Mustika. 2010. Good Corporate Governance. Tercantum dalam
http://mustikaramdhany.wordpress.com/2010/26/gcg-good-corporate-
governance. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2017, pukul 13.45.
Ratih, Suklimah. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance terhadapNilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada
Perusahaan Peraih The Indonesian Most Trusted Company-CGPI. Jurnal
Kewirausahaan, Vol. 5, No. 2, Hal. 18-23.
Salman, Putriana, Nurkholis, dan Endang Mardiati. 2014. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan dan Dampaknya
Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal El-Muhasaba, Vol. 5, No. 1, Hal 35-
50.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tahun 2004 Tentang Kesehatan
Bank.
Surya, indra dan Ivan Yustiavandana. 2008. Penerapan Good Corporate
Governance: Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan
Usaha. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Tangkilisan, S. Nogi. 2003. Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate
Governance.Yogyakarta: Balaiirung & Co.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Edisi II. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Tjondro, David, dan R. Wilopo. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance
(GCG) Terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan
yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Journal of Business and Banking,
Volume 1, No. 1, Hal 1-14.
Usman, Rachmadi. 2014. Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika.
Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2008. Good Corporate governance. Bandung:
Alfabeta.
LAMPIRAN
1. Uji Statistik Deskriptif
BOPO GCG NPF ROA ROE
Mean 93.78655 1.890909 2.415273 0.237091 6.043091
Median 91.59000 2.000000 2.290000 0.840000 4.940000
Maximum 192.6000 3.000000 4.940000 3.810000 68.09000
Minimum 47.60000 1.000000 0.000000 -20.13000 -49.05000
Std. Dev. 22.87119 0.598539 1.560279 3.558549 17.97627
Skewness 1.909786 0.035094 0.074004 -4.056470 0.575999
Kurtosis 9.203303 2.760907 1.721609 21.94881 6.991609
Jarque-Bera 121.6190 0.142294 3.795434 973.6767 39.55427
Probability 0.000000 0.931325 0.149910 0.000000 0.000000
Sum 5158.260 104.0000 132.8400 13.04000 332.3700
Sum Sq. Dev. 28246.92 19.34545 131.4614 683.8165 17449.91
Observations 55 55 55 55 55
2. Uji Regresi Sederhana
Dependent Variable: ROA
Method: Least Squares
Date: 11/21/17 Time: 09:52
Sample: 1 55
Included observations: 55 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.546316 1.426561 3.887891 0.0003
GCG -2.807763 0.719855 -3.900457 0.0003 R-squared 0.223028 Mean dependent var 0.237091
Adjusted R-squared 0.208369 S.D. dependent var 3.558549
S.E. of regression 3.166171 Akaike info criterion 5.178609
Sum squared resid 531.3060 Schwarz criterion 5.251603
Log likelihood -140.4118 Hannan-Quinn criter. 5.206837
F-statistic 15.21357 Durbin-Watson stat 2.018238
Prob(F-statistic) 0.000272
Dependent Variable: ROE
Method: Least Squares
Date: 11/21/17 Time: 09:54
Sample: 1 55
Included observations: 55 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 26.57248 7.622641 3.485994 0.0010
GCG -10.85689 3.846448 -2.822575 0.0067 R-squared 0.130676 Mean dependent var 6.043091
Adjusted R-squared 0.114274 S.D. dependent var 17.97627
S.E. of regression 16.91801 Akaike info criterion 8.530321
Sum squared resid 15169.62 Schwarz criterion 8.603315
Log likelihood -232.5838 Hannan-Quinn criter. 8.558548
F-statistic 7.966929 Durbin-Watson stat 1.613399
Prob(F-statistic) 0.006694
Dependent Variable: BOPO
Method: Least Squares
Date: 11/21/17 Time: 09:55
Sample: 1 55
Included observations: 55 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 61.83985 9.329754 6.628240 0.0000
GCG -16.89489 4.707872 3.588646 0.0007 R-squared 0.195487 Mean dependent var 93.78655
Adjusted R-squared 0.180308 S.D. dependent var 22.87119
S.E. of regression 20.70685 Akaike info criterion 8.934493
Sum squared resid 22725.01 Schwarz criterion 9.007486
Log likelihood -243.6985 Hannan-Quinn criter. 8.962720
F-statistic 12.87838 Durbin-Watson stat 1.839779
Prob(F-statistic) 0.000726
Dependent Variable: NPF
Method: Least Squares
Date: 11/21/17 Time: 09:57
Sample: 1 55
Included observations: 55 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.48487 0.589976 -0.548640 0.5856
GCG -0.32368 0.297707 4.865483 0.0000 R-squared 0.308752 Mean dependent var 2.415273
Adjusted R-squared 0.295710 S.D. dependent var 1.560279
S.E. of regression 1.309417 Akaike info criterion 3.412727
Sum squared resid 90.87240 Schwarz criterion 3.485721
Log likelihood -91.85001 Hannan-Quinn criter. 3.440955
F-statistic 23.67292 Durbin-Watson stat 2.245261
Prob(F-statistic) 0.000011