PENGARUH ONLINE DESTINATION BRAND EXPERIENCE …
Transcript of PENGARUH ONLINE DESTINATION BRAND EXPERIENCE …
PENGARUH ONLINE DESTINATION BRAND EXPERIENCE,
DESTINATION BRAND AUTHENTICITY DAN TOURIST
DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL
INTENTIONS WISATA SOLO RAYA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
NANDA MARTIYA WARDANI
B 100160143
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
1
PENGARUH ONLINE DESTINATION BRAND EXPERIENCE, DESTINATION
BRAND AUTHENTICITY DAN TOURIST DESTINATION IMAGE TERHADAP
BEHAVIORAL INTENTIONS WISATA SOLO RAYA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh online destination brand experience,
destination brand authenticity dan tourist destination image terhadap behavioral intentions
destinasi wisata Solo Raya. Dalam penelitian ini diambil sampel wilayah yaitu beberapa
wilayah objek wisata Solo Raya yang meliputi Surakarta, Karanganyar, Sragen, Boyolali,
Sukoharjo, Klaten yang aktif menggunakan media sosial dalam pencarian informasi
mengenai sejumlah destinasi wisata yang ada di Solo Raya. Sampel dalam penelitian ini
414 responden. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
merupakan data primer yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara membagikan kuesioner secara
online menggunakan google form. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ada
pengaruh secara signifikan online destination brand expreience terhadap tourist destination
image; (2) ada pengaruh secara signifikan online destination brand expreience terhadap
destination brand authenticity; (3) ada pengaruh secara signifikansi online destination brand
experience terhadap behavioral intentions toward the destination; (4) ada pengaruh secara
sinifikan destination brand authenticity terhadap behavioral intentions toward the
destination; (5) ada pengaruh secara signifikan tourist destination image terhadap
behavioral intentions toward the destination.
Kata kunci: Online destination brand experience, destination brand authenticity, tourist
destination image, behavioral intentions toward the destination.
Abstract
This study aims to analyze the influence of online destination brand experience, destination
brand authenticity and tourist destination image on behavioral intentions of Solo Raya
tourist destinations. In this study, a sample of the regions is taken, namely several tourist
areas of Solo Raya which include Surakarta, Karanganyar, Sragen, Boyolali, Sukoharjo,
Klaten who actively use social media in search of information about a number of tourist
destinations in Solo Raya. The sample in this study was 414 respondents. Types and
sources of data in this study are quantitative data which are primary data obtained through
questionnaires. The sampling technique uses purposive sampling technique. Data collection
method used in this research is by distributing questionnaires online using Google form.
The results of this study indicate that (1) there is a significant influence of online
destination brand exposure on tourist destination image; (2) there is a significant influence
of online destination brand exposure to destination brand authenticity; (3) there is a
significant influence of online destination brand experience on behavioral intentions toward
the destination; (4) there is a significant influence on destination brand authenticity on
behavioral intentions toward the destination; (5) there is a significant influence of tourist
destination image on behavioral intentions toward the destination.
Keywords: Online destination brand experience, destination brand authenticity, tourist
destination image, behavioral intentions toward the destination.
2
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan media sosial telah mengubah pola kehidupan manusia secara cepat (Liu &
Zhang, 2019). Media sosial kerap digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, berinteraksi
dan mengumpulkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh semua orang. Media
sosial dijadikan sebagai alat untuk mempromosikan daerah wisata yang masih tergolong
baru, jarang terekspos ataupun yang sedang ramai dikunjungi wisatawan. Dengan
menggunakan media sosial, wisatawan juga dapat membagikan pengalaman mereka serta
bisa digunakan sebagai sumber dalam pencarian informasi bagi wisatawan-wisatawan baru
mengenai destinasi wisata (Gohil, 2015). Terkait hal tersebut, promosi destinasi wisata
dilakukan melalui platform online resmi (misalnya Web dan media sosial). Dari sudut
pandang pemasaran destinasi wisata, media sosial sangat penting dimana wisatawan dapat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan dalam bentuk sensory (rangsangan multi-indera).
Wisatawan memiliki kemungkinan untuk membuat dan berbagi cerita perjalanan mereka
melalui platform resmi dan di media sosial.
Brand Experience merupakan suatu pengalaman konsumen terhadap suatu merek
yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek
tertentu. Bila konsumen mengalami pengalaman yang baik terhadap suatu merek maka
konsumen menjadi percaya, merasa puas, dan timbul komitmen untuk menggunakan
kembali merek tersebut. Menurut (Ambler, 2002) konsumen akan memberitahukan kepada
orang lain, tentang merek tersebut, mencari informasi tentang merek, promosi, dan juga
acara-acara yang diadakan oleh merek tersebut apabila mempunyai pengalaman yang baik.
(Jiménez-Barreto et al., 2019) telah mengangkat pendekatan kuantitatif pada dimensi brand
experience, khususnya menggunakan pengalaman sensorik dan intelektual, yangmana
dalam analisis tersebut guna mengarahkan wisatawan untuk mengunjungi dan
merekomendasikan destinasi wisata melalui media sosial.
Promosi pariwisata melalui media sosial dapat meningkatkan pemberdayaan
ekonomi masyarakat karena menciptakan peluang bisnis yang dilakukan melalui media
sosial seperti facebook, instagram, youtube dan media sosial lainnya. Meskipun
penggunaan media sosial harus terhubung dengan jaringan internet, namun dengan adanya
media sosial dapat dirasakan manfaat langsung karena lebih mudah, hemat dan lebih efektif
dalam pemasaran pariwisata bagi suatu daerah. Oleh karena itu, promosi destinasi wisata
melalui medis sosial semakin berguna bagi suati daerah (Gohil, 2015).
3
Selain Brand Experience, Brand Authenticity juga penting untuk menarik niat
konsumen dalam melakukan kunjungan wisata disuatu destinasi. Dimana dapat dilihat
sejauh mana konsumen memandang suatu merek sebagai tingkat kesetiaannya dan
termotivasi oleh kepedulian dan suatu tanggung jawab, sehingga mampu mendukung
konsumen untuk jujur pada diri mereka sendiri. Intinya, Authenticity berarti sikap jujur
setiap konsumen. Agar tujuan menjadi otentik, maka harus dapat dipercaya. Keaslian tidak
selalu berarti riwayat dan merek Anda tidak harus didasarkan pada klaim ketenaran lokasi
Anda. Jadi bagaimana sesuatu menjadi otentik? Sesuatu menjadi otentik ketika masyarakat
mempercayai merek tersebut. Perjalanan adalah proses dimana wisatawan mengunjungi
suatu tempat, berinteraksi dengan benda dan orang di tempat-tempat itu, dan
mendokumentasikan perjalanan sebagai dalam format foto dan video. Beberapa para
sarjana menyarankan bahwa perjalanan adalah proses "linear" dan telah mendefinisikan
pengalaman wisata dari perspektif temporal.
Dari tahun ke tahun pertumbuhan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara
mengalami pertumbuhan yang pesat. Oleh karena itu perlu dikembangkan jumlah destinasi
wisata yang ada dengan mengembangkan berbagai objek wisata yang telah ada, masih
belum banyak dilirik ataupun yang sudah ramai dikunjungi.
2. METODE
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif guna mengetahui pengaruh antar
variabel yang ada. Metode kuantitatif merupakan data penelitian berupa angka-angka dan
analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2016). Sampel pada penelitian ini ditentukan
dengan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Jenis data
dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden Populasi dalam
penelitian ini adalah para pengguna media sosial khususnya instagram pengikut
@exploresolo yangmana wisatawan tersebut pernah berkunjung ke destinasi wisata Solo
Raya. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 85.000 orang.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah behavioral intentions toward the
destination. Behavioral Intentions. Merupakan penilaian atau kesan dari pengunjung
tentang niat ataupun keinginan untuk berkunjung kembali ke suatu destinasi yang sama dan
kesediaan untuk merekomendasikan destinasi tersebut kepada orang lain (Rahmi et al.,
2017).
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa data yang diperoleh pada dengan menggunakan
metode CFA yang menunjukkan setiap item pertanyaan pada setiap variabel terletak
dikonstruk yang berbeda sehingga setiap indikator pada setiap variabel tidak berkorelasi
artinya setiap item pertanyaan valid. Hasil validitas kedua yaitu KMO dan Barttlet’s test.
Berdasarkan hasil peneliotian dengan metode KMO membuktikan bahwa nilai KMO yang
dihasilkan adalah 0,898 > 0,05 dan nilai sig. barttlet’s test 0,000 < 0,05 sesuai dengan
kriteria. Maka setiap item pertanyaan dianggap valid. Uji Reabilitas, meliputi online
destination brand experience, destination brand authenticity, tourist destination image dan
behavioral intention toward the destination menghasilkan cronbach’s alpha > 0,6 sehingga
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dinyatakan reliabel. Uji Asumsi Klasik, Uji
Normalitas. Penelitian ini menggunakan uji normalitasdenan uji one-sampel Kolmogorov
Smirnov Test. Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan melihat nilai Kolmogorov-
Smirnov terhadap data unstandardized residual adalah sebesar 0,070 dapat diketahui bahwa
semua p-value untuk data ternyata lebih besar dari =5% (p>0,05. Uji Multikolinieritas,
Berdasarkan uji multikolonieritasyang dihasilkan menunjukkan bahwa model pertama dan
model kedua pada setiap variabel independennya memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF <
10 maka setiap variabel independen tidak memiliki korelasi antar variabel independen
tersebut atau tidak mengalami gejala multikoleniaritas. Uji Heteroskedastisitas, Dari hasil
uji multikolonieritas menunjukkan bahwa online destination brand experience, destination
brand authenticity dan tourist destination image memiliki nilai sig. > 0,05 amak data yang
diperoleh tidak mengalami gejala heteoskedastisitas. Analisis Regresi Berganda Hasil
pengujian regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel I berikut ini:
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi X1, X2 dan X3
Variabel Β Std.Eror t Sig.
Konstanta 4.926 Online Destination Brand
Experience (X1) 0,259 0,046 5,588 0,000
Destination Brand Authenticity
(X2) 0,253 0,044 5,715 0,000
Tourist Destination Image (X3) 0,272 0,050 5,473 0,000
F 103,213
Sig. 0,000
R 0,656
R Square 0,430
Sumber: Data Olahan Primer, 2020
5
Hasil persamaan regresi dalam model online destination brand experience,
destination brand authenticity dan tourist destination image yaitu sebagai berikut:
Y = 4,926 + 0,259 X1 + 0,253 X2 + 0,272 X3 + e (1)
Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka interpretasi dari koefisien masing-
masing variabel sebagai berikut: Koefisien konstanta (β0) sebesar 4.926 menyatakan bahwa
jika variabel online destination brand experience (x1), variabel destination brand
authenticity (x2) dan variabel tourist destination image (x3) maka behavioral intentions
toward the destination sebesar 4.926. Koefisien Online Destination Brand Experience (β1)
sebesar 0,259 yang berarti apabila variabel destination brand authenticity (X2) dan variabel
tourist destination image (X3) konstan, maka dengan adanya peningkatan destination brand
authenticity mengakibakan behavioral intentions destinasi Solo Raya akan meningkat.
Koefisien Destination Brand Autheticity (β2) sebesar 0,253 yang berarti apabila variabel
online destination brand experience (X1) dan variabel tourist destination image (X3) konstan,
maka dengan adanya peningkatan destination brand authenticity mengakibakan behavioral
intentions destinasi Solo Raya akan meningkat. Koefisien Tourist Destination Image (β3)
sebesar 0,272 yang berarti apabila variabel online destination brand experience (X1) dan
variabel destination brand authenticity (X2) konstan, maka dengan adanya peningkatan tourist
destination image mengakibakan behavioral intentions destinasi Solo Raya akan meningkat.
Koefisien determinasi (R pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel – variabel dependen (Ghozali, 2012). Hasil analisis yang
ditujukan pada penelitian ini bahwa nilai R square sebesar 0,430 (43%) artinya kemampuan
model online destination brand experience (X1), destination brand authenticity (X2) dan
tourist destination image (X3) dalam menerangkan variasi variabel behavioral intentions
toward the destination (Y) sebesar 43% dan sisanya 57% dipengaruhi oleh variabel
independen lain.
Hasil analisis uji F mendapatkan bahwa hasil F nya adalah nilai Fhitung = 103,213 >
Ftabel = 2,236 sig. 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang menunjukkan online destination brand
experience (X1), destination brand authenticity (X2) dan tourist destination image (X3)
terhadap behavioral intentions toward the destination (Y) memiliki model yang fit atau
layak uji.
Hasil perhitungan nilai t pada variabel online destination brand experience sebesar
5,588 (t hitung) dan sig. 0,000 maka diperoleh hasil nilai thitung = 5,588> ttabel = 1,966 atau sig.
0,000 < 0,05 artinya Ho ditolak, sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel online
6
destination brand experience berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intentions
wisata Solo Raya.
Hasil perhitungan nilai t pada variabel destination brand authenticity sebesar thitung =
5,715 > ttabel = 1,966 atau dan sig. 0,000 maka diperoleh hasil nilai sig. 0,000 < 0,05 artinya
Ho ditolak, sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel destination brand authenticity
berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intentions wisata Solo Raya.
Variabel Tourist Destination Image (X2) Hasil perhitungan nilai t pada variabel
destination brand authenticity sebesar thitung = 5,473 > ttabel = 1,966 atau dan sig. 0,000 maka
diperoleh hasil nilai sig. 0,000 < 0,05 artinya Ho ditolak, sehingga dapat dijelaskan bahwa
variabel tourist destination image berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral
intentions wisata Solo Raya.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa online destination brand experience
berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intentions wisata Solo Raya, dibuktikan
dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan arahnya positif dengan melihat koefisien β1 sebesar
0,259 sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel online destination brand experience
berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intentions wisata Solo Raya. Ini
membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa “Online destination brand experience
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tourist destination image” Terbukti
kebenarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan kesamaan yang dilakukan oleh (Jiménez-
Barreto et al., 2020) bahwa online destination brand experience berpengaruh secara
signifikan terhadap behavioral intentions toward the destination.
Perspektif pengalaman dalam menganalisis navigasi pengguna online destination
brand experience (platform online resmi) dapat dilihat bahwa, baik untuk situs web dan
untuk media sosial pengalaman pengguna online yang positif merupakan anteseden penting
terhadap niat untuk mengunjungi dan merekomendasikan destinasi wisata. Interaksi
destinasi tujuan wisata yang dibagikan oleh wisatawan lain di media sosial, selain
berhubungan dengan online destination brand experience, adalah prediktor yang relevan
dari niat untuk mengunjungi dan merekomendasikan kembali kepada yang lain. Pengelola
perlu memerhatikan dan meningkatkan citra atau tourist destination image melalui
pemasaran online destination brand experience agar behavioral intentions toward the
destination semakin meningkat.
7
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan destination brand authenticity berpengaruh
secara signifikan terhadap behavioral intentions toward the destination wisata Solo Raya,
dibuktikan dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan arahnya positif dengan melihat koefisien β2
sebesar 0,253 sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel menunjukkan Destination brand
authenticity berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intentions wisata Solo
Raya. Ini membuktikan hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “destination brand
authenticity berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap behavioral intentions
toward the destination” terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
semakin kuat online destination brand experience maka akan semakin kuat pula destination
brand authenticity pada suatu destinasi wisata.
Destination brand Authenticity merupakan suatu tugas yang kompleks karena
terdapat fakta bahwa fenomena ini telah dikaitkan dengan beberapa faktor yang ikut serta
dalam membentuk suatu persepsi, motivasi, dan harapan wisatawan mengenai destinasi
tujuan (Costa & Gary, 2001). Keaslian dalam pariwisata telah dianggap sebagai anteseden
langsung terhadap perilaku wisatawan dalam hal motivasi dan minat untuk mengunjungi
destinasi wisata yangmana menjadi anteseden langsung terhadap kepuasan wisatawan di
suatu destinasi wisata (Cohen, 1979; MacCannell, 1973). Online destination brand
experience menyiratkan simulasi virtual di mana manajer berusaha mempertahankan
serangkaian makna dan simbol yang membedakan destinasi tersebut dengan destinasi
lainnya.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan tourist destination image berpengaruh
signifikan terhadap behavioral intentions toward the destination wisata Solo Raya,
dibuktikan dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan arahnya positif dengan melihat koefisien β3
sebesar 0,272 sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel menunjukkan tourist destination
image berpengaruh signifikan terhadap behavioral intentions toward the destination wisata
Solo Raya. Ini membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa “tourist destination image
berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intentions toward the destination”
Terbukti kebenarannya.
Hasil penelitian ini adanya kesamaan dengan terdahulu (Baloglu 1999) dan
(Sonmez dan Sirakaya 2002) berpendapat bahwa citra tujuan afektif dan kognitif adalah
penentu utama niat wisatawan untuk berkunjung. Tourist destination image tampaknya
memiliki efek paling penting pada niat perilaku (yaitu niat untuk meninjau kembali dan
kemauan untuk merekomendasikan) Imga tujuan memengaruhi niat perilaku dalam dua
8
cara: langsung dan tidak langsung. Tourist Destination image terdiri dari hasil penilaian
rasional atau citra kognitif dan penilaian emosional atau citra afektif (Boo et al., 2009).
Gambar tujuan kognitif didasarkan pada kepercayaan dan pengetahuan tentang atribut
tujuan wisata, misalnya ketertarikan, suasana, pengaturan sosial, lingkungan (Pike & Ryan,
2004).
Citra tujuan afektif berhubungan dengan emosi atau perasaan yang melekat pada hal
yang sama (misalnya menyenangkan, membangkitkan gairah, atau suram) (Kim &
Richardson, 2003). Citra kognitif telah diselidiki dan dinilai menggunakan pendekatan
multi-atribut berdasarkan tujuan-spesifik. Citra afektif memiliki telah dinilai dalam literatur
menggunakan empat skala bipolar (membangkitkan-mengantuk, menyenangkan-tidak
menyenangkan, menarik-suram, dan santai-menyusahkan).
4. PENUTUP
Dari pembahasan yang telah diuraikan di bab sebelumnya berdasarkan data yang diperoleh
dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Online destination brand
experience berpengaruh signifikan terhadap behavioral intentions toward the destination
Destination brand authenticity berpengaruh signifikan terhadap behavioral intentions
toward the destination, Tourist destination image berpengaruh.
Saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: Bagi Perusahaan,
Variabel online destination brand experience, destination brand authenticity dan tourist
destination image memberikan dampak pada behavioral intentions toward the destination,
Oleh karena itu diharapkan perusahaan terap mempertahankan pemasaran destinasi wisata
melalui platform digital, keaslian merek, dan citra destinasi wisata yang mampu
memberikan pengaruh positif terhadap kemajuan suatu wisata. Bagi Peneliti Selanjutnya,
Penelitian selanjutnya dapat menfokuskan lokasi destinasi yang akan diteliti. Karena
berdasarkan hasil dari penelitian ini, Surakarta dan Karanganyar adalah lokasi destinasi
wisata yang paling banyak dikunjungi sehingga mempengaruhi behavioral intentios
toward the destination. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini
dengan memperdalam faktor – faktor yang mempengaruhi behavioral intentions toward
the destination tidak hanya ketiga variabel independen yang diteliti akan tetapi dapat
menambahkan variabel seperti Electronik Word of Mouth (e-WOM) yang diharapkan
memberikan hasil analisis yang lebih kuat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Banki, M. I., & Kawu, A. (2014). Moderating role of affective destination image on the relationship
between tourists satisfaction and behavioural intention. evidence from Obudu Mountain
Resort. J. Environ. Earth Sci. 4,, 47–60.
Bruhn,, M. S., & Heinr. (2012). Brand authenticity: Towards a deeper understanding of its
conceptualization and measurement. In NA-. advances in consumer research, Vol. 40, pp.
567–576.
Danniswara, R. S., & Munajat, Q. (2017). The imapct of EWOM referral, celebrity endorsement,
and information quality on purchase decision: A case of Instagram. Information Resources
management Journal 30(2), 23-43. doi:https://doi.org/10.4018/IRMJ.2017040102
Dwivedi, A. W., & Arau. (2019). Consumer emotional brand attachment with social media brands
and social media brand equity. European Journal of Marketing, 53(6), 1176–1204.
Endah, P. E. (2017). RJOAS, 1(61), January 2017. 1(January), 112–118.
Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi
Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen (5th ed.).
Fritz, K. S., & Bruhn, M. (2017). Authenticity in branding – exploring antecedents and
consequences of brand authenticity. European Journal of Marketing, 51(2), 324–348.
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20 (6th ed.). Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20 (6th ed.).
Gohil, N. (2015). Role and Imopact of Social Media in Tourism: A case Study on the Initiatives of
Madhya Pradesh State Tourism. INTRODUCTION: REVIEW OF LITERATURE: 5(4), 8-15.
Gujarati, D. N. (2003). Basic Econometrics, Gujarati (4thed).pdf.
Gunn, C. A. (1972). Vacationscape: Designing tourist regions. In U. o. Texas, Austin: Bureau of
Business Research. Van Nostrand Reinhold.
Hays, S., Page, S. J., & Buhalis, D. (2013). Social media as a destination marketing tool: Its
use by national tourism organisations. Current Issues in Tourism, 16(3), 211–239.
https://doi.org/10.1080/13683500.2012.662215
Jiménez-Barreto, J., Rubio, N., & Campo, S. (2020). Destination brand authenticity: What
an experiential simulacrum! A multigroup analysis of its antecedents and outcomes
through official online platforms. Tourism Management, 77.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2019.104022
Jiménez-Barreto, J., Sthapit, E., Rubio, N., & Campo, S. (2019). Exploring the dimensions
of online destination brand experience: Spanish and North American tourists’
perspectives. Tourism Management Perspectives, 31, 348–360.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2019.07.005
Jiménez Barreto, J., Rubio, N., & Campo Martínez, S. (2019). The online destination brand
experience: Development of a sensorial–cognitive–conative model. International
Journal of Tourism Research, 21(2), 245–258. https://doi.org/10.1002/jtr.2258
Jo ˘ Sko Brakus, J., Schmitt, B. H., Zarantonello, L., & Simon, W. E. (2009). Brand
Experience: What Is It? How Is It Measured? Does It Affect Loyalty? Journal of
Marketing, 73, 1547–7185.
10
Kim, A. J., & Ko, E. (2012). Do social media marketing activities enhance customer equity? An
empirical study of luxury fashion brand. Journal of Business Research 65(10), 1480-1486.
doi:https://doi.org/10.1016/j.jburses.2011.10.014
Kim, H., & Richardson, S. L. (2003). Motion picture impacts on destination images. Annals
of Tourism Research, 30(1), 216–237. https://doi.org/10.1016/S0160-7383(02)00062-2
Kuncoro, M. (2001). Metode kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Binsis dan Ekonomi.
Liu, M. L., & Zhang, L. L. (2019). Vlog and brand evaluations: the influence of parasocial
interaction. Asia Pasific Journal of Marketing and Logistic, 31(2), 419-436.
Rahmadiane, G. D., Mahmudah, N., & Faidah, Y. A. (2019). Analisis Potensi Destination
Brand Experience Kota Tegal Pada Intensi Rekomendasi Dan Intensi Kunjungan
Kembali Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi. Monex : Journal Research
Accounting Politeknik Tegal, 8(2). https://doi.org/10.30591/MONEX.V8I2.1413
Susyarini, N. (2014). Tourists behavioral intentions antecedent meeting incentive convention and
exhibition (MICE) in Bali. Eur. J. Bus. Manag. 6. 102–109.
Taiminen, H. M., & Karjaluoto, H. (2015). The usage of digital marketing channels in SMEs.
Journal of Cleaner Production, 196, 11-22. doi:https://doi.org/10.1108/JSBED-05-2013-0073
Tiwari, R. S. (2009). Retail management, retail concepts and practices.
Zhang, H., Gordon, S., Buhalis, D., & Ding, X. (2018). Experience Value Cocreation on
Destination Online Platforms. Journal of Travel Research, 57(8), 1093–1107.
https://doi.org/10.1177/0047287517733557