PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM...
Transcript of PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM...
PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI
ISLAM SISTEM REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP
PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA MENJAGA
KESEHATAN REPRODUKSI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NIA MAULIDHIA IBRAHIM
11140161000040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ii
Dr. Sururin, M.Ag.
NIP. 197103191998032001
iii
iv
ABSTRAK
Nia Maulidhia Ibrahim, 11140161000040. Pengaruh Modul Biologi
Terintegrasi Nilai Islam Sistem Reproduksi Manusia terhadap Pengetahuan
dan Sikap Siswa Menjaga Kesehatan Reproduksi. Skripsi Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul Biologi terintegrasi
nilai Islam sistem reproduksi terhadap pengetahuan dan sikap siswa menjaga
kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 di MAN
1 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2017/2018. Metode penelitian yang
digunakan adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian yang digunakan
adalah Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah simple random sampling, dengan sampel penelitian ini
adalah kelas XI MIA 1 berjumlah 37 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XI
MIA 2 berjumlah 37 orang sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini berupa tes pilihan ganda pada konsep sistem reproduksi dan angket
kesehatan reproduksi remaja yang diadaptasi dari indikator kesehatan reproduksi
remaja WHO (World Health Organization). Analisis data posstest menggunakan
uji-t diperoleh signifikansi 0,019 < 0,05 maka H0 ditolak. Analisis data sikap
menggunakan uji mann whitney diperoleh signifikansi 0,455 > 0,05 maka Ho
diterima. Penelitian ini menunjukkan penggunaan modul Biologi terintegrasi nilai
Islam sistem reproduksi berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan dan
sikap siswa menjaga kesehatan reproduksi.
Kata kunci : Integrasi, Kesehatan Reproduksi, Modul Biologi Terintegrasi Nilai
Islam, Pengetauhan dan Sikap,.
v
ABSTRACT
Nia Maulidhia Ibrahim,11140161000040. The Effect of Reproductive System
Integrated with Islamic Value’s Module Through Students’ Knowledge and
Attitude in Maintain Reproductive Health. A BA Thesisat Biology Education
Department, Science Education Department, Faculty of Educational Sciences,
Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
The objective of this research was intended to know the effect of reproductive
system integrated with Islamic value‘s Module through students‘ knowledge and
attitude in maintain reproductive health. This research was conducted at April
2018 in MAN 1 Tangerang Selatan Academic Year 2017/2018. This research
used a Quasi Experiment and Nonequivalent Control Group Design. Simple
Random Sampling is used in this study which is consisting of 2 classes; XI MIA 1
which consists of 37 as the experimental group and XI MIA 2 that consists of 37
people as the control group. The writer used a multiple choice test and
questionnaire that adapted from WHO. The data was analyzed using t-test, the
result showed that the mean score of experimental class was higher than
controlled class. The result showed the significant of the t-test 0,019 < 0.05, it
means H0 was ignored. The data analyzed of students‘ attitude used mann whitney
test was 0,455 > 0.05, this revealed that was statistical significance so the
hypothesis was accepted. Also this can be concluded that the use of reproductive
system‘s Module integrated with Islamic value is significantly effective on
students‘ knowledge and attitude in maintaining reproductive health.
Keywords: Biology‘s Module integrated with Islamic value, Integrated,
Knowledge and Attitude, Reproductive Health
.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya dengan semua kemuliaanNya dan
keagunganNya telah mempermudah langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Dalam penulisan skripsi ini banyak hal yang dapat dijadikan pengalaman
sekaligus pelajaran. Pelajaran untuk tetap fokus dan terus berjuang dalam
menyelesaikan skripsi. Namun,atas bimbinganNya dan kesempatan lewat
terkabulnya do‘a dan harapan yang selalu dipanjatkan serta dukungan dari
berbagai pihak yang sellau menyemangati, menyayangi dan mendo‘akan penulis.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan adalah sebuah proses yang harus
diperjuangkan sepenuh hati. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjasa dalam
penulisan skripsi ini, diantaranya adalah :
1. Ibu Dr. Sururin M.Ag., selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dan
keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.
4. Ibu Meiry Fadilah Noor,M.Si., selaku dosen pembimbing II yang penuh
kesabaran dan kasih sayang dalam membimbing penulis.
5. Ibu Eny Rosydatun, M.A selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama perkuliahan.
6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama
mengikuti perkuliahan.
7. Bapak H. Ridwan, S.Ag. selaku kepala sekolah MAN 1 Tangerang Selatan
yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Sulhah,S.Si., selaku guru bidang studi Biologi di MAN 1 Tangerang
Selatan yang telah membimbing dan memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian di kelas yang diampu oleh beliau.
9. Mamah dan papah tercinta, H.Agus Ibrahim Kosasih,SE dan HJ.Eni Retno
Yuliastuti,SE. yang selalu mendo‘akan, memberi kasih sayang dan
mendukung penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi.
10. Raden Fauzan Ramadhan Ibrahim, adik sholeh yang selalu mendo‘akan
kebaikan untuk penulis.
11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2014, khususnya
BIOBEST yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan tugas akhir
ini. Semoga kita semua dapat menyelesaikan skripsi dengan baik di waktu
yang terbaik.
vii
12. Teruntuk Inas, Dian, Anisa, Lestari, Carunia dan Raisa, terima kasih sudah
selalu menyemangati dan menjadi sahabat yang baik di masa suka maupun
duka.
13. Teruntuk ka Bangga Dwitian Mahadi Putra, S.Kom. yang selalu
mendo‘akan, menyemangati dan menemani penulis. Terimakasih sudah
menemani berkeliling Indonesia untuk menikmati keindahan alam,
sehingga penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan dan
penyelesaian skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun
kajiannya. Namun, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan khazanah ilmu pengetahuan umum.
Jakarta, 02 Mei 2019
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................. Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI………………………………………….iii
ABSTRAK ....................................................................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian................................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................... 7
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..................................................... 7
A. Deskripsi Teoritis ................................................................................................. 7
1. Pembelajaran ...................................................................................................... 7
2. Media Pembelajaran ........................................................................................... 7
3. Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam.............................................................. 9
a) Sistem Reproduksi Manusia ............................................................................. 10
b) Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Manusia .................................................... 13
4. Kesehatan Reproduksi Remaja ......................................................................... 16
5. Hasil Belajar ..................................................................................................... 20
a) Pengetahuan ..................................................................................................... 21
b) Sikap ................................................................................................................ 22
B. Kajian Penelitian Relevan ................................................................................. 23
C. Kerangka Pikir ................................................................................................... 24
ix
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................ 26
BAB III ........................................................................................................................... 27
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 27
A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................... 27
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................... 27
1. Metode Penelitian ............................................................................................. 27
a) Desain Penelitian .............................................................................................. 27
b) Populasi dan Sampel ........................................................................................ 28
c) Variabel Penelitian ........................................................................................... 29
d) Prosedur Penelitian ........................................................................................... 29
1. Tahap Pendahuluan .......................................................................................... 30
2. Tahap Pelaksanaan ........................................................................................... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 32
1. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 32
a) Instrumen Tes ................................................................................................... 33
b) Instrumen Non-Tes ........................................................................................... 34
D. Kalibrasi Instrumen ........................................................................................... 34
1. Instrumen Tes Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ......................................... 35
a) Uji Validitas ..................................................................................................... 35
c) Uji Tingkat Kesukaran ..................................................................................... 37
d) Uji Daya Beda .................................................................................................. 37
2. Instrumen Non-tes Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ............................... 38
a) Uji Validitas ..................................................................................................... 38
E. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 39
1. Uji Prasyarat Hipotesis ..................................................................................... 39
a) Uji Normalitas .................................................................................................. 39
b) Uji Homogenitas .............................................................................................. 40
2. Uji Hipotesis .................................................................................................... 40
a) Statistika Parametrik ........................................................................................ 40
b) Statistika Nonparametrik .................................................................................. 40
3. Analisis N-Gain ................................................................................................ 41
F. Hipotesis Statistik ............................................................................................... 42
x
BAB IV ............................................................................................................................ 42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 43
A. Hasil Penelitian ................................................................................................... 43
1. Data Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ........................................................ 43
a) Pretest dan Posttest ........................................................................................... 43
b) Data Uji N-Gain Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol........................................................................................... 44
2. Data Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ..................................................... 44
3. Hasil Observasi ................................................................................................ 45
B. Analisis Data Pengetahuan ................................................................................ 47
1. Uji Prasyarat Analisis Data .............................................................................. 47
a) Uji Normalitas .................................................................................................. 47
b) Uji Homogenitas .............................................................................................. 48
2. Uji Hipotesis .................................................................................................... 48
a) Uji Hipotesis Pretest Pengetahuan .................................................................... 48
b) Uji Hipotesis Posttest Pengetahuan .................................................................. 49
C. Hasil Uji N-Gain Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Tingkat
Kognitif dan Sub Materi Modul ................................................................................ 50
D. Analisis Data Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ..................................... 51
1. Uji Non Parametrik .......................................................................................... 51
a) Uji Hipotesis Sikap Sebelum diberi Perlakuan ................................................. 51
b) Uji Hipotesis Sikap Setelah Diberi Perlakuan .................................................. 51
E. Pembahasan ........................................................................................................ 52
1. Presentase Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ............................................... 56
2. Presentase Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ............................................ 57
BAB V ............................................................................................................................. 59
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 59
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 61
xi
DAFTAR TABEL Tabel Halaman
Tabel 3. 1 Desain Penelitian.................................................................................. 27
Tabel 3. 2 Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ 32
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Pengetahuan ........................................................ 33
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Instrumen Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ................ 34
Tabel 3. 5 Validitas Instrumen Pengetahuan......................................................... 36
Tabel 3. 6 Kriteria Reliabilitas Instrumen ............................................................. 36
Tabel 3. 7 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen ................................................ 37
Tabel 3. 8 Kriteria Daya Beda Instrumen ............................................................. 37
Tabel 3. 9 Uji Validitas Instrumen Sikap .............................................................. 38
Tabel 3. 10 Kriteria N-Gain .................................................................................. 41
Tabel 4. 1 Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi) ........................................................................................43
Tabel 4. 2 Hasil N-Gain Pengetahuan pada Kelas Eksperimen dan Kontrol.........44
Tabel 4. 3 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Sikap Menjaga Kesehatan
Reproduksi) ........................................................................................................... 45
Tabel 4. 4 Analisis Perbedaan Sumber Materi Ajar .............................................. 46
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Pengetahuan ........................ 47
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Pengetahuan .................... 48
Tabel 4. 7 Hasil Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................. 49
Tabel 4. 8 Hasil Uji-t Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................. 49
Tabel 4. 9 Hasil N-Gain Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sub-Materi Kelas
Eksperimen dan Kontrol ....................................................................................... 50
Tabel 4. 10 Hasil Uji mann-whitney Sebelum Pelakuan ...................................... 51
Tabel 4. 11 Hasil Mann-whitney Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen dan
Kontrol .................................................................................................................. 51
Tabel 4. 12 Presentase Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ................................ 57
Tabel 4. 13 Presentase Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi............................. 58
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman
Gambar 2.1Kerangka Berpikir Penelitian……………………………………....25
Gambar 3. 1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian………………………………..32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 RPP Sistem Reproduksi .................................................................... 64
Lampiran 2 Lembar Observasi ........................................................................... 119
Lampiran 3 Instrumen Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ............................. 125
Lampiran 4 Instrumen Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi .......................... 128
Lampiran 5 Analisis Data Menggunakan Anates............................................... 138
Lampiran 6 Nilai Pengetahuan Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen & Kontrol
............................................................................................................................. 153
Lampiran 7 Hasil Presentase Instrumen Sikap................................................... 155
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap ............................................... 169
Lampiran 9 Normalitas, Homogenitas ............................................................... 177
Lampiran 10 Uji Hipotesis ................................................................................. 179
Lampiran 11 Uji Mann Whitney ........................................................................ 181
Lampiran 12 Hasil N-Gain Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sub-Materi Kelas
Eksperimen dan Kontrol. .................................................................................... 184
Lampiran 13 Wawancara Guru MAN 1 Tangsel ............................................... 187
Lampiran 14 Analisis Konsep Sistem Reproduksi............................................. 189
Lampiran 15 Foto Kegiatan Saat Penelitian....................................................... 196
Lampiran 16 Surat Pernyataan Penelitian .......................................................... 197
Lampiran 17 Surat Pernyataan Uji Coba Instrumen Penelitian ......................... 198
Lampiran 18 Lembar Uji Referensi ................................................................... 198
Lampiran 19 Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam (Sistem Reproduksi)…...221
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat (3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.1 Amanah konstitusi tersebut membuktikan bahwa tujuan
pendidikan di Indonesia tidak hanya mengembangkan potensi dan mencerdaskan
saja tetapi juga membentuk manusia yang berkarakter agamis.
Kementerian Agama Republik Indonesia menyusun kompetensi lulusan
madrasah aliyah berdasarkan dimensi sikap, pengetahuam dan keterampilan.
Kualifikasi kemampuan pada dimensi sikap yakni memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam. Kualifikasi kemampuan pada dimensi pengetahuan yakni memiliki
pengetahuan faktual, konseptual dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan.
Ilmu yang dikembangkan di madrasah menuntun siswa agar mengenal
Penciptanya dan beriman kepada-Nya, siswa akan dibimbing untuk mengkaji
berbagai aspek Biologi. Aspek Biologi yang dikaji mulai dari dalam diri manusia,
lingkungan, alam sekitar dan seluruh makhluk hidup ciptaan Allah SWT. Integrasi
nilai keislaman kedalam disiplin ilmu khususnya ilmu Biologi menjadi salah satu
ciri khas dari sekolah madrasah.2 Oleh sebab itu dibutuhkan bahan ajar yang
khusus mengkaji ilmu Biologi yang diintegrasikan dengan nilai Islam. Materi ajar
1 Menteri Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 000912 Tahun 2013, (http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/pma_912_13.pdf). 2 H.M.Hamdar Arraiyyah, Keilmuan di Madrasah, 2019, diakses
(http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting/read/2869-MELETAKKAN-DASAR-INTEGRASI-
KEILMUAN-DI-MADRASAH).
2
yang telah diintegrasikan dengan nilai keislaman diharapkan mampu mencetak
peserta didik yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di MAN 1 Tangerang Selatan,
terdapat pelajaran akidah akhlak dan Al-Qur‘an hadist. Hal ini memudahkan guru
Biologi untuk mengaitkan pelajaran Biologi dengan materi keislaman. Materi
keislaman dan keilmuan Biologi masih dikaji secara terpisah, belum terdapat
pengintegrasian nilai Biologi dengan keislaman. Bahan ajar Biologi yang
digunakan oleh siswa merupakan buku paket Biologi karangan Irnaningtyas. Guru
menggunakan buku tersebut sebagai sumber bahan ajar, guru membutuhkan bahan
ajar Biologi yang di dalamnya sudah terintegrasi dengan nilai Islam untuk
memudahkan mengajar nilai keislaman dan nilai Biologi kepada siswa.3
Materi ajar Biologi khususnya untuk siswa SMA/MA memiliki berbagai
macam bentuk interaksi. Interaksi yang terjadi di dalam diri sendiri, interaksi
antara diri dengan makhluk hidup lain dan interaksi antara diri dengan
lingkungan. Materi Biologi yang terangkum dalam interaksi antar diri sendiri
adalah materi sel, struktur dan fungsi jaringan hewan, sistem gerak, sistem
sirkulasi, sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem eksresi, sistem koordinasi,
sistem reproduksi, sistem pertahanan tubuh, enzim dan metabolisme sel, materi
genetik, pembelahan sel, pola pewarisan sifat, dan mutasi. Materi ajar yang
terangkum dalam interaksi antara diri dengan makhluk hidup lain adalah virus,
bakteri, protista, jamur, tumbuhan, animalia, dan bioteknologi. Materi ajar yang
terangkum dalam interaksi antara diri dengan lingkungan adalah keanekaragaman
hayati, ekologi, perubahan dan pelestarian lingkungan hidup.4
Sistem reproduksi adalah salah satu materi yang diajarkan pada siswa kelas
11 SMA/MA. Materi sistem reproduksi tidak hanya memuat materi tentang
anatomi dan fisiologi alat reproduksi namun juga berisikan materi terkait
pengetahuan kesehatan reproduksi. Pada survei demografi dan kesehatan
3 Lampiran 15 : Hasil wawancara dengan guru Biologi MAN 1 tangerang Selatan
4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
3
Indonesia yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana) dan KEMENKES (Kementrian
Kesehatan) didapatkan hasil pengetahuan dan sikap remaja Indonesia terkait
kesehatan reproduksi. Terdapat 52% remaja laki-laki dan 69 % remaja perempuan
yang memiliki pengetahuan tentang perubahan fisik pada pubertas, 89% remaja
perempuan dan 70% remaja laki-laki yang memiliki pengetahuan tentang metode
kontrasepsi, kurang dari 1 % perempuan dan 3% laki-laki yang menggunakan
obat-obatan terlarang, 92% perempuan dan 86% laki-laki mengetahui HIV/AIDS.
Selain aspek pengetahuan, terdapat aspek sikap yakni sebesar 8% laki-laki dan 1%
perempuan setuju terhadap hubungan seksual pranikah, sebesar 4% remaja laki-
laki dan perempuan menyatakan pernah melakukan hubungan seksual sebelum
menikah.5
Menurut USAID (United States Agency International Development)
terdapat beberapa indikator kesehatan reproduksi pada remaja, yaitu ; (1)
Kedewasaan remaja (ditandai dengan pubertas), (2) Pengetahuan terkait
kehamilan, (3) Penggunaan alat kontrasepsi, (4) Perilaku seksual pada remaja, dan
(5) HIV & Aids.6 USAID merupakan salah satu lembaga survei di bidang
kesehatan di negara Amerika Serikat. USAID menggunakan indikator kesehatan
reproduksi pada remaja yang dirilis oleh WHO (World Health Organization).
Materi sistem reproduksi merupakan materi yang penting diketahui oleh
remaja. Berdasarkan kepada banyaknya penyimpangan seksual yang dilakukan
oleh remaja disebabkan oleh kurangnya tanggung jawab seorang remaja terhadap
kesehatan reproduksinya. Tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar
tentang kesehatan reproduksi membuat remaja berusaha untuk mencari akses dan
melakukan eksplorasi sendiri. Remaja sering kali menjadikan media internet,
televisi, majalah dan bentuk media massa lainnya yang dijadikan sumber untuk
memenuhi rasa ingin tahu tentang seksualitas dan reproduksi. Oleh karena itu
5 BKKBN, BPS, dan Kemenkes, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017:
Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta: 2018. 6 Shane Kan & Vinod Mishra, Youth Reproductive and Sexual Health, (USA: Macro
International Inc, 2008) h.5.
4
remaja memerlukan informasi tentang kesehatan reproduksi dengan benar
sehingga diharapkan remaja akan memiliki sikap dan tingkah laku yang
bertanggung jawab mengenai organ dan proses reproduksinya sendiri.7
Pengembangan modul ajar IPA dengan pendekatan pembelajaran integrasi
Islam-Sains ini didasarkan pada kenyataan bahwa untuk menuju tujuan
pembelajaran terintegrasi sesuai amanat kurikulum, semua mata pelajaran
termasuk sains harus mampu membawa perbaikan pada akhlak dan moral siswa
agar menjadi lebih baik dalam arti berkarakter ternyata belum ada tindakan nyata
yang dituangkan dalam kegiatan pembelajaran, dan secara sepihak masih
diserahkan pada mata pelajaran agama. Keberadaan modul pembelajaran ini
dikembangkan agar nilai – nilai agama terintegrasi dengan mata pelajaran IPA
sebagaimana amanat kurikulum yang berlaku.8
Berdasarkan pernyataan tersebut, salah satu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap siswa dalam menjaga kesehatan reproduksi adalah dengan
menggunakan modul yang berintegrasikan dengan keislaman. Modul reproduksi
manusia berintegrasi keislaman diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa
terkait kesehatan reproduksi dan menumbuhkan sikap menjaga kesehatan
reproduksi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka terdapat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan, yaitu :
1. Proses pembelajaran di kelas belum mengintegrasikan secara spesifik antara
materi Biologi dengan nilai Islam.
2. Rendahnya pengetahuan dan sikap remaja dalam menjaga kesehatan
reproduksi.
7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kurikulum dan Modul Pelatihan
Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) cetakan
kedua, ( Jakarta : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), 2008. 8 Faiz Hamzah, ―Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam-
Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah‖, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 1, no 1, 2015,h. 50.
5
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini masalah yang akan menjadi objek penelitian dibatasi
pada integrasi nilai keislaman pada materi biologi konsep sistem reproduksi.
Penelitian harus dibatasi karena luasnya materi biologi, sehingga penelitian ini
hanya memfokuskan pada materi konsep sistem reproduksi. Penelitian akan di
lakukan pada peserta didik kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh antara modul Biologi terintegrasi nilai Islam sistem
reproduksi terhadap sikap dan pengetahuan siswa menjaga kesehatan
reproduksi ?
2. Apakah modul Biologi terintegrasi nilai Islam sistem reproduksi dapat
memunculkan sikap menjaga kesehatan reproduksi dan menambah
pengetahuan siswa dalam menjaga kesehatan reproduksi ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam Sistem
Reproduksi terhadap peningkatan pengetahuan siswa.
2. Mengetahui pengaruh Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam Sistem
Reproduksi terhadap sikap siswa dalam menjaga kesehatan reproduksi.
3. Mengetahui besarnya presentase hasil dari penggunaan Modul Biologi
Terintegrasi Nilai Islam.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua
pihak yang terkait langsung dalam dunia pendidikan, terutama bagi guru biologi,
karena guru memiliki peranannya yang cukup besar dalam memberikan
pengetahuan seputar pentingnya menjaga kesehatan reproduksi kepada peserta
didik. Selain bermanfaat untuk guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
6
juga bagi orang tua, karena orang tua dapat melakukan pencegahan terjadinya
penyimpangan seksual pada peserta didik. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menambah khasanah pengetahuan dalam integrasi keislaman terhadap sikap
menjaga kesehatan reproduksi peserta didik. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti
seputar integrasi keislaman dengan biologi juga dapat melakukan penelitian ini.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah usaha untuk mencapai tujuan berupa kemampuan
tertentu atau pembelajaran adalah usaha untuk terciptanya situasi belajar sehingga
yang belajar memperoleh atau meningkatkan kemampuannya.1 Hal yang paling
mendasar dalam proses pembelajaran adalah berkaitan dengan bagaimana cara
membelajarkan siswa. Guru berperan cukup penting dalam proses pembelajaran.
Meskipun berperan penting dalam proses pembelajaran, guru hanya sebagai
fasilitator. Pusat dari proses pembelajaran terletak pada siswa. Siswa harus aktif
dan kreatif dalam berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.
Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian
tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru.2
Proses tersebut mencakup pada proses melihat, mengamati, dan memahami
sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua pelaku, guru sebagai objek
yang membelajarkan dan siswa sebagai objek yang belajar. Kegiatan
pembelajaran membutuhkan bahan pembelajaran, bahan pembelajaran dapat
berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, norma agama, sikap dan
keterampilan.3
Pengertian pembelajaran berdasarkan pendapat para ahli merupakan proses
interaksi antara guru dan siswa yang memiliki perannya masing-masing. Guru
sebagai penyampai informasi dan berperan untuk mendidik siswa, sedangkan
siswa sebagai penerima informasi dan berperan sebagai pembelajar.
2. Media Pembelajaran
Media berasal dari kata ―medius‖ yang artinya tengah, perantara atau
pengantar. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
1 Jamaludin, dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), Cet 1, h. 30. 2 Rusman,dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Infomasi dan Komunikasi, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2015), Cet 5,h.5. 3 Loc. cit.
8
pesan.4 Dalam pembelajaran, penggunaan media pembelajaran memegang
peranan penting. Komunikasi yang tercipta antara guru dan siswa menjadi lebih
efektif dan efisien apabila menggunakan media pembelajaran. Salah satu
pengertian dari media pembelajaran yang cukup populer adalah alat, metode, dan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.5
Komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik akan lebih efisien
jika menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar memiliki dua
peranan penting, yaitu : (1) media sebagai alat bantu mengajar atau disebut
sebagai dependent media karena posisi media di sini sebagai alat bantu
(efektivitas), dan (2) Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh
peserta didik secara mandiri atau disebut independent media. 6
Media pembelajaran memiliki manfaat diantaranya: (1) Penyampaian materi
dapat diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Proses
belajar siswa lebih interaktif, (4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi,
(5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, (5) Proses belajar dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja, (6) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih
positif dan produktif.7 Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar
terdiri atas pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari dalam
rangka ketercapaian kompetensi yang sudah ditentukan.8
Berdasarkan manfaat dan peranan media pembelajaran, media pembelajaran
merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran akan berjalan lebih efektif dan efisien apabila menggunakan media
pembelajaran.
4 Loc. cit.
5 Sapto Haryoko, ―Efektivitas Pemanfaatan Media Audia-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran‖, Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5, No. 1, 2009, h.3. 6 Rusman, op. cit, h. 7.
7 J.Handhika, ―Efektivitas Media Pembelajaran IM3 Ditinjau dari Motivasi Belajar‖, JP II 1
(2), 2012, h. 110. 8 Suroso Mukti Leksono,dkk, ―Pengembangan Bahan Ajar Biologi Konservasi Berbasis
Etnopedagogi‖, Jurnal Kependidikan, vol 45, nomor 2, 2015, h.176.
9
3. Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam
Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik
berisikan materi, metode, dan evaluasi dan dapat digunakan secara mandiri.9
Modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan usia agar siswa dapat belajar secara mandiri dengan bantuan
minimal yang diberikan oleh pendidik.10
Definisi modul dari beberapa pendapat
para ahli yaitu sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis, dapat digunakan
secara mandiri oleh siswa dan memuat tujuan pembelajaran.
Maksudin menyatakan bahwa untuk mengintegrasikan pendidikan Sains dan
akhlak dalam pembelajaran secara filosofis harus diberi muatan nilai – nilai
fundamental, pembekalan ayat – ayat Al-Qur‘an dalam kaitannya dengan bidang
studi (mata pelajaran) yang bersifat profetik, universal dan humanistik.11
Pada
bidang studi Biologi ditemukan berbagai macam fenomena alam yang dapat
dikaitkan dengan ayat Al-Qur‘an dan hadits. Tujuan dari integrasi ayat Al-Qur‘an
dan sains bukan hanya untuk membangun kesadaran bahwa ilmu pengetahuan dan
Al-Qur‘an saling berkaitan, namun bertujuan untuk membangkitkan semangat
umat islam dalam hal ini khususnya siswa.12
Berdasarkan pendapat para ahli modul merupakan bahan ajar yang disusun
secara sistematik dan dapat digunakan secara mandiri, modul Biologi terintegrasi
nilai Islam merupakan modul yang didalamnya terdapat materi yang mengaitkan
antara Biologi dengan nilai Islam. Nilai Islam yang dimaksud bersumber dari Al-
Qur‘an dan hadits.
9 Ratna Setyowati,dkk, ―Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema
Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 SEMARANG‖, Unnes Science Education Journal, 2
(2), 2013, h. 246. 10
Ervian Arif Muhafid,dkk, ―Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan
Keterampilan Proses pada Tema Bunyi di SMP kelas VIII‖, Unnes Science Education Journal, 2
(1), 2013. h. 141. 11
Faiz Hamzah, ―Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam-
Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah‖, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 1, no 1, 2015,h. 45. 12
Ibid., h. 48.
10
a) Sistem Reproduksi Manusia
Kompetensi dasar kurikulum 2013 revisi 2017 terkait sistem reproduksi
yaitu mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang
meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, dan pemberian
ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.13
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.14
Tuhan menciptakan
manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia diberikan akal, pikiran dan
hati. Ketiga aspek tersebutlah yang membuat derajat manusia lebih tinggi
dibanding makhluk lainnya. Hewan dan manusia sama-sama melakukan
reproduksi untuk menjaga keberlangsungan jenisnya.15
Reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generatif atau seksual.16
Reproduksi seksual (sexual reproduction), merupakan penyatuan gamet
haploid untuk membentuk sel diploid yang disebut zigot (zygote). Perkembangan
zigot nantinya akan memunculkan gamet dari proses meiosis.17
Sistem reproduksi
pada perempuan dan laki-laki berbeda, tanda kematangan alat reproduksi pada
pria ditandai dengan keluarnya air mani (ejakulasi) yang pertama yaitu pada saat
mimpi basah. Tanda kematangan alat reproduksi pada wanita ditandai dengan
haid yang pertama (menarche).18
Berdasarkan pendapat para ahli, sistem reproduksi adalah suatu rangkaian
interaksi zat dan organ reproduksi pada pria dan wanita melalui reproduksi
seksual yang akan membentuk individu baru. Sistem reproduksi pada pria dan
wanita memiliki perbedaan. Kematangan organ reproduksi pada pria ditandai
13
Khairil Anwar Notodiputro, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/
Madrasah Aliyah (MA), (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 118. 14
Hasdianah Hasan Rohan dan Sandu Siyoto, Buku Ajar : Kesehatan Reproduksi,
(Yogyakarta: Nuha Medika, 2012 ) h. 17. 15
Arif Priadi dan Yanti Herlanti, BIOLOGI 2 SMA Kelas XI, (Jakarta: Yudhistira, 2017), h.
211. 16
Hasdianah., loc cit. 17
Neil A Campbell, Biologi Edisi 8 Jilid 3, Terj. BIOLOGY oleh Damaring Tyas
Wulandari ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010) h. 164. 18
Hasdianah Hasan Rohan dan Sandu Siyoto, Buku Ajar : Kesehatan Reproduksi,
(Yogyakarta: Nuha Medika, 2012 ) h.17.
11
dengan adanya mimpi basah, sedangkan pada wanita ditandai dengan haid yang
pertama.
Terdapat sekitar 40 ayat di dalam Al-Qur‘an yang membahas tentang sistem
reproduksi khususnya yang berkaitan dengan ilmu embriologi. Semua yang
terdapat di dalam Al-Qur‘an amat sesuai dengan ilmu pengetahuan
modern.19
Allah berfirman, “mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?
Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan
kejadian.” (Nuh: 13-14). Al-Quran menggambarkan tahap-tahap pertumbuhan
janin di dalam rahimsecara jelas dan akurat, Al-Qur‘an membagikannya ke dalam
enam fase selain fase penciptaan tanah. Fase itu antara lain ialah: fase nutfah, fase
―alaqah, fase mufhghah, fase pembentukkan tulang, fase pembungkusan tulang
dengan daging, dan fase taswiyah (penyempurnaan).20
Fase pertama, manusia diciptakan dari sari pati tanah. Secara meyakinkan,
riset ilmiah membuktikan bahwa di alam semesta ini ada beberapa macam tanah.
Fakta inilah yang mendorong munculnyailmu klasifikasi. Sejumlah peneliti di
laboratorium NASA, Amerika Serikat, berhasil mengungkap adanya delapan
macam tanah di alam raya. Sebgiannya membantu pembentukkan unsur-unsur
yang masuk ke dalam susunan protein yang dianggap sebagai komposisi utama
dari susunan sel tubuh makhluk hidup.21
Fase kedua, secara etimologi, nuthfah adalah cairan dalam jumlah kecil atau
tetesan. Maksud nuthfah di sini adalah nuthfah laki-laki dan perempuan, atau
spermatozoa laki-laki dan sel telur perempuan. Kata nuthfah dalam arti air yang
hina, ada dalam ayat berikut ―Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang
hina?” (Al-Mursalat:20). Air yang hina ini ditafsirkan sebagai nuthfah karena
melihat bagaimana sperma berjalan melalui uretra atau saluran kencing. Sel telur
yang besarnya 850.000 kali lipat dari spermatozoa, tampak seperti bulan-bulan
yang berevolusi pada prosos planet besar itu. Spermatozoa di dorong oleh gerakan
rambut-rambut halus dan gelombang yang timbul akibat gerakan cairan yang ada
19
Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an, ( Jakarta: Zaman, 2013), cet.2,
h. 177. 20
Ibid.,h. 189. 21
Ibid., h. 190.
12
pada tuba fallopi untuk mengitari sel telur, sampai salah satunya berhasil
menerobos masuk ke dalam sel telur.22
Fase ketiga adalah pembentukkan ‗Alaqah, setelah terbentuk zigot yang
merupakan sel utama manusia mengandung 46 kromosom. Zigot mengandung
sifat-sifat dominan dan resesif yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Zigot
kemudian membelah diri dan bergerak menuju tuba falopi, selanjutnya zigot
menempelkan dirinya di dinding rahim. Menurut Moore dan Azzindari ‗Alaqah
dalam bahasa arab berarti lintah (suatu suspensi) atau segumpal darah. Lintah
merupakan binatang tingkat rendah, bentuknya seperti buah pir dan memenuhi
kebutuhan nutrisinya dengan cara menghisap darah.Sifat hidup lintah mirip
dengan ‗alaqah, ‗alaqah merupakan sebuah suspensi yang berbentuk seperti buah
pir dan hidupnya bergantung dengan peredaran darah ibunya.23
Fase keempat adalah pembentukkan mudgah, fase awal dari pembentukkan
mudgah adalah berkembangnya ‗alaqah menjadi mudgah (segumpal daging).
Tahapan mudghah ditandai dengan bermulanya pertumbuhan dan pembiakkan sel
yang sangat banyak. Segumpal daging ini tersusun atas sel dan jaringan-jaringan
yang telah maupun yang belum terdiferensiasi. Pada tahapan ini beberapa organ
mulai terbentuk seperti mata, lidah dan bibir. Bentukkan seperti manusia masih
belum tampak sampai dengan akhir minggu ke-8. Pada masa ini bentuk tangan
dan kaki sudah mulai tampak.24
Fase kelima adalah pembentukkan tulang, Allah berfirman pada QS. Al-
Mu‘minun: 14 ― kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu
sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Mahasuci
Allah, pencipta yang paling baik.”Tahap pembentukkan tulang ini merupakan
tahapan yang sangat penting karena tahapan ini mengubah bentuk zigot yang
22
Ibid., h.193. 23
Kementerian Agama RI, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains
(Tafsir „Ilmi),(Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012). h. 87. 24
Ibid., h.89.
13
semula hanya segumpal daging menjadi bentuk yang sudah mirip manusia. Proses
ini terjadi pada hari ke 40 hingga hari ke 45.25
Fase keenam adalah pembentukkan otot, setelah tulang-tulang terbentuk
mulailah fase pelekatan otot terhadap tulang. Setelah proses pembentukan otot
selesai, embrio mulai dapat bergerak. Pembungkusan tulang oleh otot merupakan
fase akhir dari perkembangan embriologi dan memulai fase baru yakni fase
perkembangan anak. Pada akhir minggu ke-8, perkembangan jauh lebih cepat
dibanding fase-fase sebelumnya ukuran kaki, kepala dan badan mulai
menyesuaikan antara minggu ke 9-12. Pada minggu ke 10 organ kelamin mulai
tampak. Pada minggu ke-12 tulang tengkorak mulai mengeras. Lengan dan jari
mulai dapat dibedakan. Janin siap hidup di luar rahim mulai minggu ke – 22
sampai 26, yakni setelah masa kehamilan lebih dari 6 bulan. Indera yang petama
kali berkembang adalah indera pendengaran.26
b) Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Manusia
Struktur dan fungsi alat reproduksi pada wanita dan pria memiliki
perbedaan. Anatomi reproduktif perempuan terdiri dari ovarium, oviduk dan
uterus, vagina dan vulva, dan kelenjar susu. Ovarium merupakan gonad pada
perempuan, lapisan luar ovarium disarati dengan folikel yang masing-masing
terdiri dari satu oosit. Oviduk atau tuba fallopi membentang dari uterus ke arah
masing-masing ovarium. Uterus adalah organ yang tebal dan berotot dapat
mengembang selama masa kehamilan untuk mengakomodasi fetus seberat 4 kg.
Vagina adalah ruang yang berotot namun elastis yang merupakan tempat untuk
menyisipkan penis dan menampung sperma. Vagina juga berperan sebagai saluran
lahir.27
Labia mayora merupakan sepasang tepian yang tebal dan berlemak
membungkus dan melindungi vulva. Labia minora merupakaan lapisan tipis yang
memisahkan antara bukaan vagina dengan bukaan uretra. Klitoris terdiri dari
batang pendek yang mendukung glans atau kepala yang ditutupi oleh tudung kulit
25
Ibid.,h.90 26
Ibid., h.91 27
Neil A Campbell, op. cit., h.171.
14
kecil yang disebut prepusium. Klitoris sebagian besar terdiri dari jaringan erektil
merupakan salah satu titik rangsangan seksual yang paling sensitif. Kelenjar susu
terdapat pada pria dan wanita, namun susu hanya dihasilkan pada kelenjar susu
perempuan.28
Organ-organ reproduktif eksternal pada laki-laki adalah skrotum dan penis.
Organ reproduktif internal terdiri dari gonad yang menghasilkan sperma maupun
hormon-hormon reproduktif, kelenjar-kelenjar aksesori menyekresikan produk
esensial untuk pergerakan sperma, dan saluran pengankut sperma serta hasil
sekresi kelenjar. Alat reproduksi laki-laki terdiri atas : (1) Testis, gonad laki-laki,
atau testis (jamak, testes), terdiri dari banyak saluran yang menggulung berkali-
kali, dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran-saluran ini adalah
tubulus seminiferus (seminiferous tubules), tempat sperma terbentuk. Sel-sel
leydig (Leydig cells), tersebar di antara tubulus-tubulus seminiferus, menghasilkan
testosteron dan androgen yang lain. Bagi sebagian besar mamalia, produksi
sperma terjadi dengan benar hanya jika suhu testis lebih rendah daripada suhu
tubuh normal; (2) Duktus, dari tubulus seminiferus sebuah testis, sperma melewati
saluran-saluran menggulung yang disebut epididimis (epididymis).
Pada manusia, sperma memerlukan waktu 3 minggu untuk melewati saluran
sepanjang 6 m setiap epididimis. Selama perjalanan ini, sperma menyelesaikan
pematangannya dan menjadi motil, walaupun sperma tersebut baru memperoleh
kemampuan memfertilitasi sel telur ketika terpapar ke lingkungan kimiawi dari
sistem reproduktif perempuan. Selama ejakulasi (ejaculation) sperma didorong
dari setiap epididimis melalui saluran berotot, vas deferens (vas deferens). Setiap
vas deferens (satu dari masing-masing epididimis) menjulur di sekeliling dan di
belakang kandung kemih, tempat vas deferens baergabung dengan saluran dari
vesikula seminalis, membentuk duktus ejakulasi (ejaculatory duct) yang pendek.
Duktus ejakulasi membuka ke dalam uretra (urethra), saluran keluar bagi sistem
ekskresi dan juga sistem reproduksi.
Uretra membenteng melalui penis dan membuka ke luar pada ujung penis;
(3) Kelenjar aksesoris, tiga perangkat kelenjar aksesoris—vesikula seminalis,
28
Ibid., h. 172.
15
kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra—menghasilkan sekresi yang
berkombinasi dengan sperma untuk membentuk semen, cairan yang
diejakulasikan. Kedua vesikula seminalis (seminal vesicles) menyumbangkan
sekitar 60% volume semen. Caian dari vesikula seminalis bersifat kental,
kekuningan dan basa. Cairan itu mengandung mukus, gula fruktosa (yang
menyediakan sebagian besar energi sperma), enzim penggumpal, asam askorbat,
dan regulator lokal yang disebut prostaglandin.
Kelenjar prostat (prostate gland) menyekresikan produk-produknya
langsung ke dalam uretra melalui beberapa saluran kecil. Cairan ini bersifat encer
dan mirip susu, serta mengandung enzim-enzim antikoagulan dan sitrat (salah satu
nutrien sperma). Kelenjar-kelenjar bulbouretra (bulbourethra glands) adalah
sepasang kelenjar kecil di sepanjang uretra, di bawah prostat. Sebelum ejakulasi,
kelenjar tersebut menyekresikan mukus jernih yang menetralasi urin asam apa pun
yang tersisa di dalam uretra.
Cairan bulbouretra juga mengangkut beberapa sperma yang dilepaskan
sebelum ejakulasi, yang merupakan salah satu alasan tingginya tingkat kegagalan
metode KB senggama terputus (coitus interruptus); (4) Penis, penis manusia
mengandung uretra, dan tiga silinder jaringan erektil yang seperti spons. Sewaktu
gairah seksual bangkit, jaringan erektil, yang berasal dari vena –vena dan kapiler-
kapiler yang termodifikasi, terisi dengan darah dari arteri-arteri. Sewaktu jaringan-
jaringan ini terisi, peningkatan tekanan menyumbat vena-vena yang mengalirkan
darah keluar dari penis, sehingga penis pun membengkak akibat terisi darah.
Ereksi yang diakibatkan memungkinkan penis disisipkan ke dalam vagina. Batang
utama penis tertutup oleh kulit yang relatif tebal. Kepala atau glans penis
memiliki penutup yang jauh lebih tipis sehingga lebih sensitif terhadap
rangsangan. Glans manusia ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut prepusium,
atau kulup, yang biasa dibuang melalui khitan.29
Berdasarkan pemaparan teori mengenai anatomi dan fisiologi organ
reproduksi pada manusia terdapat perbedaan yang signifikan antara organ
29
Ibid., h. 174.
16
reproduksi pria dan wanita. Pada sel kelamin wanita menghasilkan sel telur
sedangkan pada sel kelamin pria menghasilkan sperma.
4. Kesehatan Reproduksi Remaja
Pengertian remaja menurut WHO adalah populasi dengan periode usia 10-
19 tahun, Kementerian Kesehatan menefinisikan remaja ditinjau dari beberapa
sudut pandang. Secara kronologis, remaja merupakan individu yang berusia 10-19
tahun. Dalam hal fisik, periode remaja ditandai dengan adanya perubahan ciri-ciri
penampilan dan fungsi fisiologis, terutama yang berhubungan dengan organ
reproduksi, sedangkan dari sisi psikologis, masa remaja merupakan saat individu
mengalami perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral. Masa
tersebut merupakan peralihan masa kanak-kanak menuju kedewasaan.30
Hal yang paling menonjol dalam tumbuh kembang remaja adalah adanya
perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Adanya perubahan hormonal dalam
tubuh remaja menginisiasi perubahan fisik. Beberapa hormon yang berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah growth hormone (GH),
gonadotropic hormones yang terdiri dari luteinizing hormone (LH) dan follicle
stimulating hormone (FSH), serta hormon estrogen, progesteron, dan testosteron.
Perubahan hormonal ini bermanifestasi dengan terjadinya percepatan berat dan
tinggi badan, selama satu tahun pertumbuhan, tinggi badan laki-laki dan
perempuan meningkat sebesar 3,5-4,1 inci. Selain itu terjadi pula perkembangan
karakteristik seks sekunde. Perkembangan tersebut pada laki-laki ditandai dengan
pertumbuhan penis, pembesaran skrotum, perubahan suara, pertumbuhan kumis
dan rambut wajah serta rambut ketiak, sementara perubahan pada wanita meliputi
pertumbuhan rambut pubis dan rambut ketiak, serta terjadinya menarche atau
menstruasi pertama. Perubahan bentuk tubuh dan perkembangan otak juga terjadi
pada masa remaja.31
Berdasarkan beberapa definisi remaja tersebut maka definisi remaja adalah
manusia yang berusia 10 – 19 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari masa
30
Nydia Rena Benita, ―Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi pada remaja Siswa SMP Kristen Gergaji‖, Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah pada
Fakultas Kedokteran UNDIP, Semarang, 2012,h.8, tidak dipublikasikan. 31
Ibid., h.9.
17
kanak-kanak menuju masa dewasa. Periode remaja ditandai dengan perubahan
secara fisik dan psikologis. Remaja perempuan mengalami pubertas ditandai
dengan adanya menstruasi untuk pertama kali, sedangkan pubertas pada remaja
laki-laki ditandai dengan mengalami mimpi basah. Remaja yang sudah mengalami
pubertas memberikan indikasi bahwa sistem reproduksinya sudah matang secara
sempurna.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial yang utuh di usia remaja, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya.32
Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting
kesehatan bagi pria dan wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan
penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan
bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita karena masalah gender. Wanita
memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual
dan reproduksi. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sensitif terhadap
kerusakan yang dapat terjadi disfungsi atau penyakit. Wanita adalah subjek dari
beberapa penyakit terhadap fungsi tubuh oleh karena pengaruh laki-laki, pola
penyakit punberbeda dengan laki-laki karena adanya perbedaan bentuk genetik,
hormonal, ataupun perilaku gaya hidup.33
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi, serta proses reproduksi, bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
atau cacat. Implikasi definisi kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang
mampu memiliki kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya,
juga mampu memenuhi keinginanya tanpa ada hambatan apa pun untuk
melakukan aktivitas seksual dan memiliki keturunan.34
32
H.M Sukawati Abu Bakar, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (Dalam
Tanya Jawab), (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014) cet. 1, h. 90. 33
Eny Kusmiran, Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, ( Jakarta Selatan: Penerbit
salemba medika, 2011) h. 93. 34
Ibid., h. 94.
18
Indikator kesehatan reproduksi bagi remaja dirumuskan dari adanya
masalah-masalah kesehatan reproduksi pada remaja di dunia dan di Indonesia.
Masalah kesehatan reproduksi remaja diantaranya (1) Perilaku berisiko, (2)
Kurangnya akses pelayanan kesehatan, (3)Kurangnya informasi yang benar dan
dapat dipertanggungjawabkan, (4)Banyaknya akses pada informasi yang salah
tanpa tapisan, (5) Masalah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk infeksi
HIV/AIDS, (6)Tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual
dan transaksi seks komersial; (7)Kehamilan dan persalinan usia muda yang
berisiko kematian ibu dan bayi; (8)Kehamilan yang tidak dikehendaki, yang
sering menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan komplikasinya.35
Dari pemaparan masalah kesehatan reproduksi bagi remaja tersebut
dirumuskan beberapa indikator untuk menilai tingkat kesehatan reproduksi pada
remaja. Menurut MEASURE DHS, yang merupakan lembaga dari United States
Agency for International Development (USAID) indikator kesehatan reproduksi
pada remaja terbagi menjadi beberapa indikator: (1) Karakteristik dari perempuan
dan laki-laki; (2) Kedewasaan remaja, kehamilan dan terminasi kehamilan; (3)
Pemuda dan alat kontrasepsi; (4) Perilaku seksual remaja putra dan putri; (5)
Pengetahuan dan sikap terhadap HIV / AIDS, dan penyakit IMS Lainnya.36
Berdasarkan pendapat para ahli maka definisi dari kesehatan reproduksi
pada remaja adalah kesehatan secara menyeluruh secara fisik, mental dan
kesejahteraan yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Ketercapaian remaja yang memiliki sistem reproduksi yang sehat dilihat dari
berbagai macam indikator. Indikator kesehatan reproduksi pada remaja yakni
remaja harus mengenali karakteristik organ reproduksinya, mengetahui hal yang
berkaitan dengan kedewasaan, kehamilan dan terminas kehamilan, mengetahui
jenis alat kontrasepsi, mengetahui perilaku seksual yang baik dan memiliki
pengetahuan serta sikap terhadap HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual
lainnya.
35
Sukawati Abu Bakar, op. cit., h. 93. 36
Shane Kan & Vinod Mishra, op. cit., h.2.
19
Remaja membutuhkan pengetahuan untuk menjaga kesehatan
reproduksinya. Cara menjaga kesehatan reproduksi remaja perempuan berbeda
dengan laki-laki. Cara menjaga kesehatan reproduksi pada laki-laki adalah dengan
menjaga kesehatan penis. Penis merupakan organ intim pria, bagi pria banyak
yang mengabaikan kesehatan penis sehingga banyak masalah yang timbul seperti
impotensi, ejakulasi dini dan masalah lainnya. Cara merawat dan menjaga
kesehatan penis dengan cara berikut ini: (1) Gunakan celana dalam bersih
higienis; (2) Cuci bersih secara rutin alat kelamin; (3) Cukur rambut kemaluan
secara berkala; (4) Hindari ancaman bahaya; (5) Jaga kelembapan.37
Menurut dr. Inneke Sirowanto,SpOG banyak masalah yang dapat
menganggu kesehatan organ reproduksi wanita, misalnya infeksi yang disebabkan
oleh jamur, virus, atau bakteri, yang dapat menyebabkan radang panggul atau ada
kelainan pada struktur organ reproduksi wanita. Remaja harus memiliki prinsip
tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Hubungan seks pranikah
memungkinkan hubungan intim dengan lebih dari satu pasangan. Hal ini
meningkatkan peluang penularan penyakit kelamin. Penyakit kelamin saat ini
banyak yang berbahaya dan beresiko tinggi merusak organ reproduksi.
Tips menjaga kesehatan organ intim wanita antara lain: (1) Biasakan untuk
membilas vagina setiap kali selesai buang urine atau buang air besar; (2)
Perhatikan jenis kertas tisu yang digunakan untuk membersihkan daerah vagina;
(3) Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari; (4) Hindari celana dalam yang
terlalu ketat; (5) Menggunakan air yang berasal dari kran jika berada di toilet
umum; (6) Hindari penggunaan pantiliner beraroma atau secara terus menerus
setiap hari karena dapat menyebabkan iritasi kulit; (7) Gunakan pembalut dengan
permukaan lembut dan kering sehingga tidak menimbulkan iritasi ketika
menstruasi; (8) Hindari penggunaan cairan khusus pembersih organ intim secara
rutin karena akan menganggu keseimbangan flora dalam vagina; (9) Hindari
37
Koes Irianto, Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia (Human Reproductive
Biology) untuk Paramedis dan Nonmedis, (Bandung, Penerbit Alfabeta, 2014), Cet 1, h. 201.
20
hubungan seks saat haid; (10) Hindari stres berlebihan dan beralih ke gaya hidup
aktif dengan teratur berolahraga dan konsumsi makanan seimbang.38
Berdasarkan teori yang menjelaskan mengenai cara menjaga kesehatan
reproduksi, maka didapatkan kesimpulan bahwa seorang remaja harus menjaga
organ reproduksinya dengan baik. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyakit
organ reproduksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.
5. Hasil Belajar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. nomor
4 tahun 2018 tentang penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian
hasil belajar oleh pemerintah. Pengukuran hasil belajar peserta didik
menggunakan penilaian pada ujian sekolah, ujian sekolah berstandar nasional
(USBN), dan ujian nasional (UN).39
Hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu berinteraksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Adapun hasil belajar dalam bentuk afektif dan pisikomotorik salah satunya adalah
kemampuan keterampilan proses sains. Kemampuan keterampilan proses sains
merupakan keseluruhan keterampilan yang terarah (baik kognitif dan psikomotor)
yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan
penyangkalan terhadap adanya penemuan.40
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh oleh
siswa sesudah mengikuti proses belajar-mengajar tentang suatu materi pelajaran.
Pemerolehan kemampuan baru terwujud dengan adanya perubahan tingkah laku,
seperti dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi cakap dalam
melakukan keterampilan tertentu. Tujuan pengajaran di sekolah umumnya
38
Ibid., h. 206. 39
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia, nomor 4 tahun 2018,
2019, h. 20 (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/02/permendikbud-nomor-4-tahun-
2018-tentang-penilaian-hasil-belajar). h.2. 40
Johari Marjan, ―Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar
Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu‘alimat NW Pancor Selong Kabupaten
Lombok Timur Nusa Tenggara Barat‖, Program Studi IPA vol.4, 2014.
21
berdasarkan kepada taksonomi bloom.41
Taksonomi tersebut meliputi ranah
kognitif atau intelektual, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Hasil belajar dalam
ranah kognitif terwujud dalam aneka kemampuan intelektual murid. Hasil belajar
dalam ranah afektif meliputi sikap, minat, perhatian, kesadaran nilai, apresiasi,
antusiasme, dan motivasi siswa.42
Hasil belajar dalam ranah psikomotorik
mencakup kemampuan menggunakan aneka keterampilan motor, koordinasi dan
gerak fisik.43
Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli, hasil belajar merupakan
kemampuan baru yang didapatkan siswa dari sebuah proses belajar. Hasil belajar
dapat berupa kemampuan intelektual, perubahan sikap ke arah yang lebih baik dan
munculnya keterampilan baru yang sebelumnya belum dimiliki.
a) Pengetahuan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah mengatur dimensi pengetahuan
yang harus dimiliki setiap siswa di dalam standar kompetensi lulusan. Siswa SMA
atau MA harus memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil dan kompleks yang berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora.44
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan indra. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
indra atau akalnya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Secara umum, pengetahuan dalam
psikologi dibagi dua, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan bahwa sesuatu itu begini dan begitu
dan meliputi semua data serta fakta, pengetahuan teoritis, pengalaman pribadi dan
kesukaan pribadi. Adapun pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai
cara melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu.45
41
A. Supratiknya, Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes, (Yogyakarta: Penerbit
Universitas Sanata Dharma, 2012), Cet. 1, h.5. 42
Ibid., 12. 43
Ibid., h.15. 44
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016, Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, h.2. 45
Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), Cet. 1, h. 169.
22
Beberapa materi yang perlu diketahui sebagai bentuk pengetahuan
kesehatan reproduksi remaja adalah anatomi dan fisiologi organ reproduksi, cara
memelihara kesehatan organ reproduksi, pubertas, kehamilan dan aborsi, dan
penyakit menular seksual (HIV/AIDS).46
Hal yang perlu dipahami oleh remaja
adalah bahwa pria dan wanita memiliki organ reproduksi yang berbeda, baik
dalam hal struktur maupun pada fungsinya. Alat reproduksi pria terdiri dari testis
dan penis, sedangkan pada wanita terdiri atas ovarium, uterus, dan vagina.
b) Sikap
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah mengatur dimensi sikap yang
harus dimiliki setiap siswa di dalam standar kompetensi lulusan. Siswa
diharapkan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, berkarakter, jujur, dan peduli. Bertanggung jawab,
pembelajar sejati sepanjang hayat dan sehat jasmani serta rohani.47
Menurut Secord & Backman (1964) sikap merupakan konstelasi
komponen- komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi
dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.
Komponen kognitif merupakan representatif mengenai kepercayaan seseorang
terhadap suatu objek. Komponen afektif merupakan perasaan atau kecenderungan
emosional yang bersifat subjektif terhadap suatu objek. Komponen perilaku atau
konatif menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku yang terdapat dalam
diri seseorang. Kecenderungan berperilaku secara konsisten akan memunculkan
sikap individu.48
Sikap remaja terhadap kesehatan reproduksinya sangat beragam, terdapat
sikap positif yang menunjukkan remaja menjaga kesehatan reproduksinya dan
juga terdapat sifat negatif yang menunjukkan bahwa remaja masih belum menjaga
kesehatan reproduksinya dengan baik. Kelompok usia remaja merupakan usia
yang rentan terinfeksi HIV/AIDS dan penyakit menular seksual (PMS)
46
Nydia Rena benita., Op. cit, h.12. 47
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit, h.3. 48
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), cet xxi. h.24.
23
lainnya.49
Berdasarkan pemaparan tersebut, seorang remaja harus mengetahui
sikap positif yang harus dilakukan dalam menjaga kesehatan reproduksinya agar
tidak tertular penyakit yang menyerang organ pada sistem reproduksi.
B. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah ebagai berikut :
Penelitian yang dilakukan oleh Made Kusuma Wijaya,dkk (2014) mengenai
Pengetahuan, Sikap dan Aktivitas Remaja SMA dalam Kesehatan Reproduksi di
Kecamatan Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubunganyang positif dan signifikan antara variabel pengetahuan dengan sikap
remaja SMA (p=0,000; r = 0,383), pengetahuan dengan aktivitas remaja SMA
(P=0,000; r=0,284) dan sikap dengan aktivitas remaja SMA (p=0,000; r=0,269).
Dapat disimpulkan bahwa remaja SMA yang memiliki pengetahuan yang baik
akan diikuti dengan sikap yang baik, remaja SMA yang memiliki pengetahuan
yang baik akan diikuti dengan aktivitas yang positif dan remaja SMA yang
memiliki sikap yang baik akan diikuti juga dengan aktivitas yang positif.50
Ernita Kurnia Sari, Elida Ulfiana dan Praba Dian dalam penelitiannya yang
berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Dengan Metode permainan
Simulasi Ular Tangga Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Aplikasi
Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah Di SD Wilayah Paron Ngawi. Desain
penelitian yang digunakan adalah Quasy-Experimental. Instrumen yang
digunakan adalah papan permainan ular tangga yang telah dimodifikasi, alat
peraga berupa pantom gigi, dan kuesioner (pengetahuan, sikap dan aplikasi
tindakan gosok gigi). Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan
menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test dan uji statistik Mann
Whitney U Test dengan derajat keabsahan p ≤ 0,05. Hasil yang diperoleh dari
penelitian tersebut adalah pengetahuan dan sikap responden tentang gosok gigi
meningkat setelah diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan gosok gigi
dengan metode permainan ular tangga. Aplikasi tindakan gosok gigi responden
meningkat setelah diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan gosok gii
49 Koes Irianti, Op. cit., h.199
50 Made Kusuma Wijaya,dkk, ―Pengetahan,Sikap dan Aktivitas Remaja SMA dalam
Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Buleleng‖, KEMAS 10 (1), 2014.
24
dengan metode permainan ular tangga responden diberikan kesempatan untuk
menginternalkan hasil pengetahuannya pada waktu permainan.51
Silviana Nur Faizah dan Minahul Mubin dalam penelitiannya yang berjudul
Pengaruh Modul Tematik Berbasis Integrasi Islam dan Sains Pada Tema Energi
dan Perubahannya Terhadap Hasil Belajar Siswa MI Murni Sunan Drajat
Lamongan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen One Group Pre-Test
Post-Test dengan menggunakan sampel penelitian di Kelas III A dengan jumlah
36 siswa. Dalam modul ini terdapat materi yang diintegrasikan dengan alQur‘an
pada tema energi dan perubahannya beserta soal evaluasi. Instrument yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah 30 butir tes hasil belajar pretest dan
posttest dengan metode analisis gain score dan mean. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa modul tematik berbasis integrasi islam dan sains pada tema
energi dan perubahannya dapat meningkatkan hasil belajar, ditunjukkan
berdasarkan hasil rerata gain score 0,32 dengan kategori sedang dan mean posttest
(81,3) > pretest (72,2). Modul Tematik Berbasis Integrasi Islam dan Sains pada
Tema Energi dan Perubahannya diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan
intelektual dan spiritual siswa di Madrasah.
C. Kerangka Pikir
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun
2014 menemukan 46% remaja di Indonesia yang berusia 15-19 tahun sudah
melakukan hubungan seksual pranikah. Terdapat lebih dari 700.000 pelajar
perempuan yang melakukan aborsi tiap tahunnya.52
Hubungan seksual pranikah
memiliki dampak yang sangat buruk bagi remaja. Resiko akan terkenanya
penyakit menular seksual akan semakin tinggi jika melakukan hubungan seksual
pra nikah. Penyakit yang dapat diderita misalnya HIV/AIDS, gonore, sifilis, dan
herpes genitalis.
51
Ernita Kurnia Sari,dkk. ―Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Dengan Metode
permainan Simulasi Ular Tangga Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Aplikasi Tindakan
Gosok Gigi Anak Usia Sekolah Di SD Wilayah Paron Ngawi‖. Karya Ilmiah Universitas
Airlangga, Surabaya, 2012, tidak dipublikasikan. 52
Fisabella Dea Migiana dan Dinie Ratri Desiningrum, ―Seks Pranikah Bagi Remaja: Studi
Fenomenologis pada Remaja yang Melakukan Hubungan Seksual Pranikah, Universitas
Diponegoro, Jurnal Empati Vol. 4 (1), 2015, h. 89.
25
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk meminimalisir
terjadinya penyimpangan seksual pada remaja. Kurangnya informasi yang valid
dan pembahasan seputar kesehatan reproduksi serta aktivitas seksual yang
dianggap tabu menjadikan remaja mencari tau sendiri hal yang berkaitan dengan
aktivitas seksual pra nikah.
Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwan tujuan pendidikan di
Indonesia bukan hanya mengembangkan potensi dan mencerdasakan peserta
didik. Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang berkarakter
agamis. Pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003.
Dalam pembelajaran, media memegang peranan penting untuk tercapainya
tujuan pembelajaran. Media dalam proses belajar mengajar memiliki dua peranan
penting, yaitu media sebagai alat bantu mengajar dan media sebagai sumber
belajar.53
Modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis
menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa agar dapat digunakan secara
mandiri.
Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam merupakan sumber belajar yang
diintegrasikan dengan nilai agama, siswa akan diberikan penanaman nilai tentang
ketuhanan yang sesuai dengan konsep sains. Di dalam modul Biologi Terintegrasi
Nilai Islam terdapat konsep-konsep Biologi yang dikaitkan dengan Al-Qur‘an dan
Hadits. Hal ini akan menumbuhkan pengetahuan baru terhadap siswa bahwa
konsep sains dan nilai Islam saling berkaitan.
Penggunaan modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam sangat memungkinkan
untuk meningkatkan pengetahuan siswa yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi dan memunculkan sikap menjaga kesehatan reproduksi. Kedua hal
tersebut menjadi landasan agar penyimpangan seksual yang terjadi pada remaja
dapat menurun.
53
Rusman, op.cit, h.7
26
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dapat diambil berdasarkan kerangka berpikir dan kajian teori
dalam penelitian ini, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh
materi ajar reproduksi manusia berintegrasi keislaman terhadap pengetahuan dan
sikap siswa menjaga kesehatan reproduksi.
Pembelajaran
menggunakan Modul
Biologi Terintegrasi Nilai
Islam ―Sistem
Reproduksi‖
Meningkatnya
pengetahuan siswa
terhadap kesehatan
reproduksi
Memunculkan sikap
positif dalam menjaga
kesehatan reproduksi
Tingginya aktivitas
seksual pra nikah pada
remaja Indonesia
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018, yaitu
pada tanggal 3 sampai dengan 25 April. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan, Jl. Raya Serpong, Kademangan, Setu, Kota Tangerang
Selatan, Banten. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 12 hari di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperiment (eksperimen semu). Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi-eksperimental design, digunakan
karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan
untuk penelitian.1
a) Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group
Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design,
hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara
random.2 Rancangan penelitian tersebut dinyatakan pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Desain Penelitian
Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test
Eksperimen O1 Xeksperimen O2
Kontrol O3 Xkontrol O4
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, ( Bandung: Alfabeta,2015), h.
114. 2Ibid.,116.
28
Keterangan :
O1 dan O3 : Pengamatan awal dengan pretest
Xeksperimen : Perlakuan penggunaan materi ajar keislaman berupa
―Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam, Sistem
Reproduksi‖
O2 dan O4 : Pengamatan akhir dengan postest
Xkontrol : Perlakuan penggunaan buku Tafsir Ilmi ―Penciptaan
Manusia dalam Perspektif Al-Qur‘an dan Sains‖
Rancangan desain penelitian pada tabel, terdiri dari dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yang dipilih di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan adalah kelas XI MIA 1 sedangkan kelas kontrol adalah kelas
XI MIA 2. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan perlakuan yang sama
dari segi model dan metode pembelajaran. Letak perbedaannya terdapat pada
sumber bahan ajar yang digunakan. Pada kelas eksperimen, sumber bahan ajar
digunakan Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam ―Sistem Reproduksi Manusia‖.
Sedangkan pada kelas kontrol digunakan buku Tafsir Ilmi ―Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur‘an dan Sains‖. 3
Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam ―Sistem Reproduksi Manusia‖
merupakan modul yang mengintegrasikan nilai Islam berupa Al-Qur‘an dan
Hadits dengan konten materi Sistem Reproduksi. Pembahasan di dalam modul
terbagi ke dalam enam sub bab yaitu mengenai organ reproduksi manusia,
gametogenesis dan siklus menstruasi, fertilisasi dan kehamilan, ASI, alat
kontrasepsi dan KB, serta kesehatan reproduksi.4
b) Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,
3Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen dan Kontrol.
4 Lampiran 17 : Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam ―Sistem Reproduksi‖
5 Sugiyono, op.cit., h. 117.
29
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).6
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik MAN 1
Tangerang Selatan. Sedangkan untuk populasi terjangkau yaitu peserta didik kelas
XI MAN 1 Tangerang Selatan. Pada penelitian ini diambil dua kelas yang
tersedia. Teknik penentuan sampel yang digunakan yaitu nonprobability sampling
dengan teknik penentuannya menggunakan sampling purposive. Sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.7
c) Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yaitu variabel independent (bebas)dan variabel dependent
(terikat). Variabel independent (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
Sedangkan variabel dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.8 Adapun variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ; (1) Variabel X1 (variabel bebas) yaitu
Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam. (2) Variabel Y1 (variabel terikat) yaitu
pengetahuan peserta didik terkait kesehatan reproduksi. (3) Variabel Y2 (variabel
terikat) yaitu sikap peserta didik dalam menjaga kesehatan reproduksi.
d) Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga ahapan, yaitu tahap pendahuluan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut penjelasannya :
6 Ibid., h. 118.
7Ibid., h.120.
8Ibid., h. 61.
30
1. Tahap Pendahuluan
Langkah awal pada tahap pendahuluan adalah studi pendahuluan berupa
identifikasi masalah sekolah terkait dan telaah pustaka untuk menyusun rencana
pembelajaran pada konsep sistem reproduksi dilakukan dengan cara wawancara
dan observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui model dan metode yang umum
digunakan oleh guru ketika mengajar materi sistem reproduksi, selain itu
observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada sampel
penelitian. Setelah itu, mengurus surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan guru Biologi
terkait dalam hal waktu penelitian dan proses penelitian. Bersamaan dengan
penyusunan instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda dan angket. Setelah
melakukan koordinasi dengan pihak sekolah terkait penelitian yang akan
dilakukan, instrumen yang akan digunakan diujicobakan di sekolah yang berbeda.
Instrumen di uji coba di SMAN 1 Kabupaten Tangerang. Setelah soal instrumen
di uji coba, langkah selanjutnya yaitu instrumen dinilai. Soal yang digunakan
untuk penelitian diambil berdasarkan kevalidan, reabilitas, tingkat kesukaran
maupun daya bedanya.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan menentukan dua kelompok sampel yang
akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penentuan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan sistem kocok, yakni terdapat dua
kertas yang bertuliskan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemudian
diundi. Kertas yang pertama keluar menjadi kelompok eksperimen. Selanjutnya
diadakan tes awal (pretest) pada kedua kelompok penelitian dengan menggunakan
soal-soal hasil analisis data uji coba instrumen penelitian. Kemudian dilaksanakan
proses pembelajaran di kelas menggunakan ―Modul Biologi Terintegrasi Nilai
Islam, Sistem Reproduksi‖ pada kelas eksperimen dan menggunakan buku Tafsir
Ilmi ―Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur‘an dan Sains‖ pada kelas
kontrol sesuai dengan RPP.
31
3. Tahap Akhir
Setelah kedua kelas diberikan perlakuan, diberikan tes akhir (posttest) untuk
kedua kelompok penelitian. Tes akhir (postest) merupakan langkah akhir dalam
tahap pelaksanaan. Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir
(postest), selanjutnya hasil tes tersebut dikoreksi dan di nilai.
Jum'at, 6 April 2018
Pengambilan data pre test di
kelas eksperimen
Selasa, 10 April 2018
Pengambilan data pre test di
kelas kontrol
Rabu, 11 April 2018
kelas
eksperimen:
materi mengenai fertilisasi,
gestasi, dan melahirkan
menggunakan modul Biologi
terintegrasi Nilai Islam "Sistem
Reproduksi Manusia"
• kelas kontrol :
materi mengenai fertilisasi,
gestasi, dan melahirkan
menggunakan buku Tafsir Ilmi
"Penciptaan Manusia dalam
Perspektif Al-Qur'an dan sains"
Jum'at, 13 April
Kelas Eksperimen : materi
tentang persalinan, manfaat
ASI, jenis alat kontrasepsi,
dan gangguan pada sistem
reproduksi.
Selasa 17 April 2018
Kelas Kontrol : materi
tentang persalinan, manfaat
ASI, jenis alat kontrasepsi,
dan gangguan pada sistem
reproduksi.
Rabu, 18 April 2018
Presentasi terkait poster yang
telah dibuat
Jum‘at, 20 April 2018
Kelas eksperimen : presentasi
poster yang telah dibuat
Kelas kontrol : presentasi poster
dan membahas soal uji
kompetensi pada buku paket.
Rabu, 25 April
Pengambilan data post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Gambar 3. 2Tahapan dalam Prosedur Penelitian
32
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa angket dan tes. Untuk mengumpulkan data sikap siswa dalam menjaga
kesehatan reproduksi, siswa diberikan angket di awal dan akhir pembelajaran.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai kesehatan
sistem reproduksi, siswa diberikan tes diawal (pretest) dan diakhir (posttest)
pembelajaran berupa pilihan ganda sebanyak 15 soal. Soal yang digunakan pada
saat pretest dan postest merupakan soal yang sama agar tidak ada pengaruh
perbedaan kualitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini dapat dilihat lebih jelasnya pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 2Jenis Data dan Sumber Data
Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data
Pretest Siswa Tes Subjektif
Penilaian pada proses
pemberian perlakuan
Siswa Eksperimen Lembar observasi
Siswa Kontrol Lembar observasi
Posttest Siswa Tes Subjektif
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian.9 Pada dasarnya instrumen dapat dibagi menjadi dua macam,
yakni tes dan non-tes. Yang termasuk kelompok tes,misalnya tes prestasi belajar,
tes intelegensi; sedangkan yang termasuk non tes misalnya pedoman wawancara,
angket atau kuesioner, lembar observasi dan sebagainya.10
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua jenis, yakni
instrumentes dan non tes. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur aspek
pengetahuan dan mengukur aspek sikap peserta didik. Instrumen untuk mengukur
aspek pengetahuan berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 15 soal. Instrumen
9Ibid., h.148.
10Zulkifli Matondang, ―Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian‖, Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 6 No. 1, 2009 h.87.
33
untuk mengukur aspek sikap berupa angket pernyataan terkait sikap menjaga
kesehatan reproduksi.11
a) Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan dalam penelitian ini berupa pengetahuan terkait
kesehatan reproduksi. Instrumen tes terdiri atas 25 soal kemudian setelah
dilakukan uji coba dan uji validitas, soal yang digunakan untuk instrumen
penelitian sebanyak 15 soal.Kisi-kisi instrumen dapat disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Pengetahuan
Kompetensi
Dasar
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi
dengan fungsinya dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
Indikator Ketercapaian Kompetensi (IPK) berdasarkan Tingkat Kognitif
C1 C2 C3 C6
Menjelaskan
proses
fertilisasi
(9, 12)
Menjelaskan struktur
dan fungsi alat-alat
reproduksi pada pria
dan wanita
(1,2,3,4)
Memproseskan
perkembangan embrio
dalam rahim
(13)
Membandingkan proses
pembentukan sel kelamin
(10)
Menjelaskan
manfaat ASI
(14)
Menjelaskan definisi
kehamilan (16,17)
Mengimplementasikan
menjaga keehatan organ-
organ reproduksi
(19,24,25)
Mengimplementasikan
menjaga keehatan organ-
organ reproduksi (8)
Faktor kesiapan
menikah
ditinjau dari
aspek biologis
(11,15)
Mendiferensiasikan
hormon yang berperan
pada laki-laki dan
perempuan
(5,6,7)
Menghubungkan hukum
islam dengan
penyimpangan pada
kesehatan reproduksi
(17,18,23)
Menjelaskan
dampak
ditimbulkan
dari aborsi
(20,21,22)
11
Lampiran 3 : Angket Pengetahuan dan Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi
34
b) Instrumen Non-Tes
1. Angket
Instrumen non tes yang digunakan berupa angket untuk mengukur sikap
peserta didik dalam menjaga kesehatan reproduksi. Angket yang digunakan
bersifat tertutup, responden hanya memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan dari pernyataan-pernyataan yang tertera pada angket. Jawaban setiap
butir instrumen menggunakan skala Likert yang memiliki gradasi nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif. Angket diberikan sebelum dan setelah pelaksanaan
pembelajaran. Kisi-kisi instrumen aspek sikap dijabarkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3. 4Kisi-kisi Instrumen Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi
No Indikator Sikap Menjaga
Kesehatan Reproduksi
Indikator yang
Dipelajari pada Sistem
Reproduksi
No soal
1 Pubertas Organ reproduksi
manusia
1
2 Sex sebelum menikah Fertilisasi & kehamilan 9,10,11,13
Unsur pornografi 12,14,15
3 Kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi 2,3,4,5,6,7,8,16
4 PMS (Penyakit Menular
Sexual)
HIV & Aids 15,17
2. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengetahui
aktivitas siswa yang menjadi objek penelitian. Lembar observasi akan
memudahkan observer dalam menilai aktivitas siswa di kelas selama
pembelajaran berlangsung.12
D. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang akan digunakan harus memiliki kualitas yang baik. Oleh
karena itu, perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
penelitian. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) telah tervalidasi oleh ahli (pembimbing). Sedangkan instrumen pengukuran
12
Lampiran 2 : Lembar Observasi
35
berupa tes dan angket terlebih dahulu dikalibrasikan dengan cara uji validitas dan
reabilitas dari instrumen. Pengujian instrumen menggunakan siftware ANATES
ver 4.0.9 yang dikembangkan oleh Drs Karno To, MPd. Dan Yudi Wibisono, ST.
sehingga dapat menjadi pertimbangan sebuah instrumen dapat dipakai atau tidak.
1. Instrumen Tes Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Instrumen tes pilihan ganda dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan
dalam penelitian. Tujuan dari hal ini yaitu untuk mengetahui validitas, reabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Uji tes menggunakan program Anates 4.0
a) Uji Validitas
Validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya
suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes
mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak
diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan
dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan
tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan. Menurut Sudjana,
validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian dalam menilai konsep yang
akan dinilai sehingga mendapatkan hasil yang sangat tepat.13
Uji validitas dilakukan dengan cara uji coba instrumen pada siswa yang
sebelumnya sudah memiliki pengetahuan terkait materi sistem reproduksi, yakni
siswa kelas XII.14
Koefisien korelasi selalu terdapat antara – 1,00 sampai + 1,00.
Namun, karena dalam menghitung sering dilakukan pembulataan angka-angka,
sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif
menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan
adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien
korelasi. Adapun besarnya koefisien dijabarkan pada Tabel 3.5.15
13
Zulkifli, op. cit, h. 89. 14
Lampiran 5 : Hasil Analisis Data Menggunakan Anates 15
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
75.
36
Tabel 3. 5Validitas Instrumen Pengetahuan
Koefisien Kriteria Nomor Soal Jumlah
0.800-1.00 Sangat Tinggi - 0
0.600-0.800 Tinggi 4*, 10*,16*, 24* 4
0.400-0.600 Cukup 2*, 3*, 5*, 11*,
12*, 15*, 19*, 22*,
8
0.200-0.400 Rendah 8,9*, 13,14,20,
21*, 23, 25*
8
0.00-0.200 Sangat Rendah 1, 6,7,17, 18 5
Keterangan : nomor soal yang bertanda (*) adalah nomor soal yang digunakan
dalam instrumen penelitian.
Hasil perhitungan Anates 4.0, diperoleh data bahwa dari 25 soal pilihan
ganda terdapat 15 soal yang dinyatakan valid yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11,
12, 15, 16, 19, 21, 22, 24, 25
b) Uji Reliabilitas
Pengkajian reliabilitas soal tes menggunakan bantuan software Anates 4.0.16
Setelah didapatkan nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai riipada
Tabel 3.6.
Tabel 3. 6Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Kolerasi Kriteria Reliabilitas
0.81-1.00 Sangat Tinggi
0.61-0.80 Tinggi
0.41-0.60 Cukup
0.21-0.40 Rendah
0.00-0.20 Sangat Rendah
Hasil uji coba soal yang menggunakan Anates 4.0, jika nilai Alpha > 0,60
maka reliabel. Dari hasil uji reliabilitas menggunakan anates diperoleh nilai
reliabilitas sebesar 0.64. Dengan demikian, soal yang sudah diujikan memiliki
reliabilitas dengan kriteria tinggi.
16
Lampiran 5 : Hasil Analisis Data Menggunakan Anates
37
c) Uji Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran memilki nilai rentang sari 0.0-1.0. Dalam perhitungan
tingkat kesukaran ini, digunakan software Anates 4.0. Untuk menafsirkan tingkat
kesukaran, digunakan ketentuan yang dijabarkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3. 7Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Nilai Kriteria Nomor Soal Soal yang Valid Jumlah
0.00-0.25 Sukar 2,4,10,16,24 2,4,10,16,24 5
0.26-0.75 Sedang 3, 5, 7, 12, 13, 14, 15,
19,22,23
3, 5, 12, 15, 19, 22 6
0.76-1.00 Mudah 1,6,8,9, 11, 17, 18, 20,
21,25,
9,11,21,25 4
Berdasarkan hasil perhitungan Anates 4.0 dari 25 soal yang diujikan
terdapat 5 soal sukar, 6 soal sedang dan 4 soal mudah.17
d) Uji Daya Beda
Dalam penelitian ini perhidungan daya beda menggunakan software Anates
4.0. Kriteria tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal
terdapat pada Tabel 3.8.
Tabel 3. 8Kriteria Daya Beda Instrumen
Besarnya Angket
Indeks Diskriminasi
Item (D)
Kriteria Nomor Soal Soal yang
Valid Jumlah
0.00-0.20 Jelek (poor) 1, 6, 9, 14,
17,18
9 1
0.21-0.40 Cukup (satisfactory) 2, 4, 7, 10,
13, 23,
2, 4, 10 3
0.41.0.70 Baik (good) 5, 11, 12,
15,16, 19,
21,22, 24,25
5, 11, 12,
15, 16, 19,
21, 22,24,25
10
0.71-1.00 Baik Sekali
(excellent)
3 3 1
Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan, dari 25 soal
sebanyak 6 soal jelek, 6 soal cukup, 10 soal baik, dan 1 soal baik sekali.18
17
Lampiran 5 : Hasil Analisis Data Menggunakan Anates 18
Lampiran 5 : Hasil anates uji daya beda soal.
38
2. Instrumen Non-tes Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi
a) Uji Validitas
Uji validitas instrumen dilakukan dengan dua cara, yakni validitas ahli yaitu
dosen pembimbing skripsi dan perhitungan menggunakan software microsoft
excel 2010. Untuk mengukur validitas maka instrumen tersebut diujicobakan pada
kelas XII di sekolah MAN 1 Tangerang Selatan.
Angket sikap menjaga kesehatan reproduksi dianalisis dengan memberikan
skor pada setiap pernyataan peserta didik. Pada angket, terdapat pernyataan positif
dan negatif. Pernyataan positif diberi skor 1 untuk jawaban tidak pernah, skor 2
untuk jawaban jarang, skor 3 untuk jawaban sering dan skor 4 untuk jawaban
sangat sering. Sementara itu, untuk pernyataan negatif beri skor 1 untuk jawaban
sangat sering, 2 untuk jawaban sering, 3 untuk jawaban jarang dan 4 untuk
jawaban tidak pernah19
. Setelah diberikan skor, kemudian skor tersebut
dikonveksi dalam bentuk presentase menggunakan rumus :
x 100 %
Hasil uji validitas disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3. 9Uji Validitas Instrumen Sikap
Koefisien Kriteria Nomor Soal Jumlah
0.800-1.00 Sangat Tinggi - -
0.600-0.800 Tinggi 5*, 14* 2
0.400-0.600 Cukup 1*,3*,5*,
7*,8*,9*,10*,11*,
12*,13, 15*, 16, 17
10
0.200-0.400 Rendah 2*, 4*,6* 3
0.00-0.200 Sangat Rendah - -
Keterangan : nomor soal yang bertanda (*) adalah nomor soal yang digunakan
dalam instrumen penelitian.
Berdasarkan Tabel 3.11 terdapat 2 soal dengan kriteria validitas yang tinggi,
10 soal cukup dan 3 soal rendah. Soal nomor 13,16,17 dinyatakan tidak valid
namun tetap digunakan karena sudah tervalidasi oleh dosen pembimbing, soal
19
Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, SPSS VS LISREL (Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk
Riset), (Jakarta : Salemba Empat, 2011) h. 6
39
tersebut merupakan aspek yang cukup penting dalam mengukur sikap menjaga
kesehatan reproduksi.20
E. Teknik Analisis Data
Analisis merupakan pencarian untuk eksplansi dengan pemahaman yang
berada dalam rangkaian konsep yang dan teori yang diharapkan menjadi
kemajuan, pertimbangan, dan perkembangan. Karena dengan analisis penelitian
akan menemukan yang sebenarnya dalam bentuk hubungan yang lebih luas dan
rinci. Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian berupa data kuantitatif, berupa
data-data kuantitatif, berupa data data hasil pretest dan postest tentang
pemahaman konsep yang telah dipelajari. Setalah data terkumpul, selanjutnya
dibuat analisis data agar menjadikan data tersebut bermakna dan berguna dalam
pemecahan masalah penelitian.
Pengolahan dan penganalisisan data menggunakan unj statistik. Data
dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan uji N-Gain kemudian dilakukan
uji analisis data dengan uji hipotesis menggunakan uji-t. Namun, sebelum
menganalisis data dengan uji-t, dilakukan ui prasyarat analisis terlebih dahulu
dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki ragam yang
homogen atau tidak, jika data sudah normal dan homogen kemudian dilakukan uji
hipotetsis.
1. Uji Prasyarat Hipotesis
Sebelum melakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat untuk
menentukkan rumus statistik yang akan digunakan untuk uji hipotesis. Terdapat 2
uji prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas pretest dan posttest menggunakan
uji Kolgomorov-Smirnov taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan SPSS 22.
20
Lampiran 7 : Uji validitas.
40
b) Uji Homogenitas
Sebagai persyaratan untuk pengujian hipotesis pada statistika inferensial,
dilakukan pengujian tentang asumsi distribusi normal dan homogenitas.
Persyaratan lain yang juga sering dilakukan adalah pengujian asumsi
homogenitas. Pengujian homogenitas menjadi bermakna untuk menjaga
komparabilitas terutama untuk pengujian hipotesis tentang perbedaan rata-rata
melalui statistic uji-t dan uji-F. Terkadang dalam penelitian terutama penelitian
eksperimen bila ternyata asumsi homogenitas tidak dipenuhi maka pengujian
hipotesis tentang perbedaan rata-rata dua kelompok, masih dapat dilakukan yaitu
melalui pendekatan statistik uji-t.21
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data
yang didapat dari uji normalitas dan homogenitas itu normal dan homogen maka
statistika yang digunakan adalah statistika parametrik, akan tetapi jika data yang
didapatkan tidak normal maka statistika yang digunakan adalah statistik non-
paramentrik.
a) Statistika Parametrik
Teknik analisis yang digunakan dalam statistika parametrik ini
menggunakan uji- t. Uji-t adalah suatu metode statistika yang digunakan untuk
menguji signifikansi perbedaan dua rata. Metode statistika ini digunakan apabila
data yang dianalisis berskala rasio atau berskala interval. Dalam melakukan
analisis menggunakan metode statistika ini yang diuji signifikansi perbedaannya
adalah rata-rata hitung (mean) karena dia merupakan salah satu jenis ukuran
kecenderungan pemusatan data yang dianggap paling stabil.22
b) Statistika Nonparametrik
Teknik analisis data pada statistika non-parametrik dengan menggunakan uji
Mann Whitney (U). Uji Mann Whitney (U) adalah uji non-paramentrik yang
tergolong kuat sebagai pengganti uji t. Jika dalam uji t menguji parameter
21
Kadir, Statistika Terapan, Konsep, contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, ( Jakarta: PT RajaGrafindo, 2016), Cet. 3, h. 143. 22
Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2014), Cet. 1, h.310.
41
perbedaan 2 rata-rata sampel yang asumsi distribusi populasinya harus normal dan
variansnya harus homogen , maka dalam uji uji Mann Whitney (U) asumsi
normalitas dan homogenitas tidak diperlukan yang penting level pengukuran
minimal ordinal dan variabel yang akan diuji merupakan variabel kontinu.23
3. Analisis N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai pos tes dan pre tes, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan guru. Sering sekali terjadi permasalahan pada suatu kelompok
(misalnya kelompok A) nilai gain tinggi, yang berarti nilai pos tes siswa sangat
tinggi, dan nilai pre tes siswa sangat rendah, sedangkan pada kelompok yang lain
(misalnya kelompok B) nilai gain rendah, karena kebanyakan siswa di kelompok
tersebut memang pandai-pandai. Jika gain kelompok A dan B akan dibandingkan,
maka didapatkan kesimpulan kelompok A lebih baik dari kelompok B.
Kesimpulan ini akan menimbulkan bias penelitian, karena pada pre tes kedua
kelompok ini sudah berbeda. Untuk menghindari bias penelitian seperti ini
digunakan normal gain, karena normal gain sudah memperhitungkan faktor-faktor
yang dapat menyebabkan bias penelitian seperti dijelaskan di atas.Untuk
menhitung N-Gain maka menggunakan rumus sebagai berikut:
Hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dibandingkan
dengan kriteria yang dijabarkan pada Tabel 3.10.
Tabel 3. 10Kriteria N-Gain
Rentang Kriteria
n-g≥0.7 Tinggi
0.3≤n-g<0.7 Sedang
n-g<0.3 Rendah
23
Kadir, op cit,h. 489.
42
F. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. X terhadap Y1
Ho :
Ha :
Keterangan :
: Rata-rata hasil pengetahuan siswa kelas kontrol
µ12 : Rata-rata hasil pengetahuan siswa kelas eksperimen
Ho : Tidak terdapat pengaruh modul Biologi terintegrasi nilai islam sistem
reproduksi manusia terhadap pengetahuan siswa
Ha : Terdapat pengaruh modul Biologi terintegrasi nilai islam sistem
reproduksi manusia terhadap pengetahuan siswa
2. X terhadap Y2
Ho : µ21 = µ22
Ha : µ21 µ22
Keterangan :
µ21 : Rata-rata hasil sikap siswa kelas kontrol
µ22 : Rata-rata hasil sikap siswa kelas eksperimen
Ho : Tidak terdapat pengaruh modul Biologi terintegrasi nilai islam sistem
reproduksi manusia terhadap sikap siswa
Ha : Terdapat pengaruh modul Biologi terintegrasi nilai islam sistem
reproduksi manusia terhadap sikap siswa
3. X terhadap Y1 dan Y2
Ho : ( ) = (
)
Ha : ( ) (
)
Keterangan:
Ho : Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan Modul Biologi terintegrasi nilai
Islam Sistem Reproduksiterhadap pengetahuan dan sikap peserta didik dalam
menjaga kesehatan reproduksi.
Ha : Terdapat pengaruh dari penggunaan Modul Biologi terintegrasi nilai Islam
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam berpengaruh terhadap pengetahuan
kesehatan reproduksi peserta didik. Rata-rata pretest di kelas yang
menggunakan Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam Sistem Reproduksi
Manusia (Kelas Eksperimen) sebesar 53,45 sedangkan pada kelas yang
menggunakan Buku Tafsir Ilmi ―Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Quran dan Sains‖ (Kelas Kontrol) sebesar 48,83. Nilai posttest
pengetahuan pada kelas eksperimen yaitu 77,32 sedangkan rata-rata pada
kelas kontrol yaitu 69,56. Peningkatan nilai pada kelas eksperimen sebesar
23,87 poin dan pada kelas kontrol sebesar 20,73 poin.
2. Materi ajar yang berintegrasikan nilai islam mampu menumbuhkan sikap
positif peserta didik dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Rata-rata
nilai sikap pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan yaitu 85
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 85,7. Rata-rata nilai sikap setelah
diberi perlakuan pada kelas eksperimen yaitu 89,87 dan pada kelas kontrol
yaitu 89,7. Peningkatan aspek sikap pada kelas eksperimen dan kontrol
tidak signifikan. Peningkatan pada kelas eksperimen sebesar 4,87 poin dan
pada kelas kontrol sebesar 4 poin.
3. Presentase pengetahuan pada siswa yang menggunakan Modul Biologi
Terintegrasi Nilai Islam Sistem Reproduksi Manusia mengalami
peningkatan sebesar 51,36% sedangkan pada aspek sikap mengalami
peningkatan sebesar 3,2%.
B. Saran
1. Penggunaan modul Biologi berintegrasi Islam dapat digunakan di
MA/SMA untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik terkait
pengetahuan Biologi dengan Islam. Modul dapat digunakan sebagai
sumber ajar tambahan bagi guru.
60
2. Peneliti yang akan melakukan penelitian terkait kesehatan reproduksi
harus mengetahui terlebih dahulu populasi peserta didik yang akan diteliti,
akan lebih baik jika penelitian dilakukan di kota-kota besar dengan status
kesehatan reproduksi yang rendah.
3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan perbandingan pengetahuan dan
sikap menjaga kesehatan reproduksi pada peserta didik antara siswa yang
bersekolah di SMA dengan siswa yang bersekolah di MAN.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori.Metodologi dan Aplikasi Riset
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2014.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2009.
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kurikulum dan Modul
Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) cetakan kedua. Jakarta : Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional. 2008.
Bakar, H.M Sukawati Abu. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
(Dalam Tanya Jawab). Jakarta: PT RajaGrafindo. 2014.
Benita, Nydia Rena. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi pada remaja Siswa SMP Kristen Gergaji. Laporan
Hasil Karya Tulis Ilmiah, Semarang: Universitas Diponegoro. 2012.
BKKBN, BPS, dan Kemenkes, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017:
Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta: 2018.
Campbell, Neil A . Biologi Edisi 8 Jilid 3, Terj. Dari Biology oleh Damaring Tyas
Wulandari. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010.
Elisa, Syafrida. Sikap Guru Terhadap Pendidikan Inklusi Ditinjau dari Faktor
Pembentuk Sikap, Jurnal Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, vol
2, no 01. 2013.
Hamzah, Faiz. Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi
Islam-Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX
Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, no 1. 2015.
Irianto, Koes. Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia (Human
Reproductive Biology) untuk Paramedis dan Nonmedis. Bandung,
Penerbit Alfabeta. 2014.
Jamaludin, dkk. Pembelajaran Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015.
Kadir. Statistika Terapan, Konsep, contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2016.
62
Khan, Shane & Vinod Mishra, Youth Reproductive and Sexual Health. USA:
Macro International Inc. 2008.
Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan:
Penerbit salemba Medika. 2011.
Leksono,Suroso Mukti. Pengembangan Bahan Ajar Biologi Konservasi
Berbasis Etnopedagogi. Jurnal Kependidikan, vol 45, nomor 2. 2015.
Mahmud, Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. 2010.
Marjan, Johari. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik terhadap Hasil
Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu‟alimat NW
Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat,
Program Studi IPA vol.4. 2014.
Matondang, Zulkifli. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian, Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 6 No. 1, Juni 2009.
M. Drake, Susan. Menciptakan Kurikulum Terintegrasi yang Berbasis Standar.
Jakarta Barat: PT Indeks. 2012.
Muspiroh, Novianti, Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran IPA (Perspektif
Pendidikan Islam), IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Vol. XXVIII no 3.
2013.
Nadya, Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam Sistem Reproduksi Manusia Kelas
XI Madrasah Aliyah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2018.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Rohan, Hasdianah Hasan dan Sandu Siyoto. Buku Ajar : Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.
Rusman. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015.
Septiana, Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan
Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Islam Ruhama Ciputat.
Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.
Setyowati, Ratna. Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan
Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 SEMARANG. Unnes
Science Education Jurnal, 2. 2013.
63
S.Susilowati. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terintegrasi Nilai Islam untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3 (1).
2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung:
Alfabeta,2015.
Thayyarah, Nadiah. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an. Jakarta: Zaman. 2013
Wijaya, Made Kusuma, dkk. Pengetahan,Sikap dan Aktivitas Remaja SMA dalam
Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Buleleng. KEMAS 10 (1). 2014.
Yanti Herlanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah. 2014.