PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI ......v ABSTRAK Fahrur Rijal, 2020. Pengaruh Model Inquri...

168
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN KELAS XI SMA NEGERI 14 GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh FAHRUR RIJAL 105440007115 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2020

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI ......v ABSTRAK Fahrur Rijal, 2020. Pengaruh Model Inquri...

  • PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM

    PERNAPASAN KELAS XI SMA NEGERI 14 GOWA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    FAHRUR RIJAL 105440007115

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2020

  • i

  • ii

  • iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto :

    Manjadda Wajada ( barang siapa yang bersungguh-sungguh

    pasti dia akan mendapat hasinya)

    persembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tuaku tercinta H. Zulkain dan Hj. Hajirah yang selalu ada di dalam hati dan setiap panjatan doaku Dan kepada orang-orang yang selalu bertanya kapan WISUDA

  • iv

  • v

    ABSTRAK

    Fahrur Rijal, 2020. Pengaruh Model Inquri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Kelas XI SMA Negeri 14 Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty, dan Pembimbing II Rahmatia Thahir.

    Penelitian ini merupakan penelitian jenis eksperimen semu (Quasi Eksperimental) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Inquiri Termbing terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas XI MIA SMA Negeri 14 Gowa pada materi sistem pernapasan dengan desain penelitian “pretest posttest control group design”. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA SMA Negeri 14 Gowa yang terdiri dari empat kelas. Sampel penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang dipilih secara Simple random sampling . Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu model Inquiri Terbimbing sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar kognitif siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 25. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata pretest siswa kelas eksperimen adalah 39,54 dengan standar deviasi 11,865 dan nilai rata-rata posttest adalah 78,60 dengan standar deviasi 10,572. Sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata pretest adalah 45,37 dengan standar deviasi 8,589 dan nilai rata-rata posttest adalah 66,60 dengan standar deviasi 10,086 Hasil uji Independent t-test, diperoleh nilai signifikansi p = 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan HI diterima, dengan demikian model Inquiri Terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa Kelas XI MIA SMA Negeri 14 Gowa. Kata kunci : Inquiri terbimbing, hasil belajar.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

    rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Inquiri Terbimbing Terhadap

    Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Kelas XI SMA Negeri 14

    Gowa” yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Shalawat dan salam seanntiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi

    Muhammad Saw. Nabi utusan Allah Swt, panutan umat Islam yang telah

    menggulung tikar-tikar kedzaliman dan menghempaskan permadani-permadani

    Islam di muka bumi ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi peneliti tentu tidak

    lepas dari bimbingan, tuntunan, motivasi, semangat dan kasih sayang dari orang-

    orang yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

    ini. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada: Bapak Prof. Abd. Rahman Rahim, SE.,M.M. Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Irmawanty, S,Si.,

    M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

  • vii

    Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, terimakasih pula kepada Ibu

    Irmawanty, S.Si., M.Si pembimbing I dan ibu Rahmatia Thahir S,Pd., M,Pd.

    pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk

    memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. Bapak dan Ibu Dosen

    Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah

    memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama kuliah, Dra.

    Fauziah, M.M kepala SMA Negeri 14 Gowa yang telah memberikan izin untuk

    dilaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpin, Sunaryo, S,Pd guru mata

    pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Gowa yang telah membimbing peneliti,

    Siswa-siswi SMA Negeri 3 Gowa, terkhusus kelas XI IPA I dan XI IPA II yang

    bersedia membantu penulis selama melakukan peneltian, Sahabat-sahabat saya

    selama kuliah: Salahuddin, Muh. Ilham sakri, Nurul Akli, Rudi, Fardi faharuddin,

    yang berjuang bersama dan saling menyemangati serta saling membantu dalam

    penyusunan skripsi, terkhusus untuk Meyshi Dea Sindela yang selalu mmberikan

    doa dan dukungannya selama perkuliahan hingga sampai ke tahap ini, Teman-

    teman Biologi B’15 yang berjuang bersama dengan penuh suka dan duka selama

    .perkuliahan, serta teman-teman Pendidikan Biologi 2015 Universitas

    Muhammadiyah Makassar yang senantiasa memberikan support satu sama lain,

    .Biologi, Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

    tidak dapat lagi penulis sebutkan satu per satu.

    Rasa terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada seluruh

    keluarga, terkhusus kepada ayahanda H. Zulkarnai dan ibunda Hj. Hajirah atas

    segala doa, dukungan dan pengorbanannya yang tak kenal rasa lelah, selama

  • viii

    penulis menempuh jenjang pendidikan hingga sampai pada tahap ini. Untuk

    saudara-saudariku Nurfauziah A,md AK, Nurul Fahmi, Ulil Amri, dan

    Muhammad Haikal Wahyu atas kasih sayang yang tak terhingga yang diberikan

    kepada penulis, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan

    yang menjadi kekuatan bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan

    meraih cita-cita. Terimakasih juga untuk teman-teman di palakka area yang telah

    memberi ilmu dan pelajaran hidup .Tanpa doa dan dukungan dari kalian, penulis

    bukanlah siapa-siapa dikehidupan ini. Semoga kalian tetap berada dalam

    lindungan dan rahmat Allah SWT. Terima kasih.

    Penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

    saran dan kritikan yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan demi

    perbaikan dan kesempurnaan karya ini ke depannya. Wassalam..

    Makassar, Februari 2020

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii

    SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

    SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

    ABSTRAK ...................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL........................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing................................................6

    B. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar......................................7

    C. Kelebihan dan Kekurangan......................................................................8

  • x

    D. Langkah-langkah Kegiatan Model Pembelajaran Inkuiri .......................9

    E. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................ 12

    F. Hasil Belajar ........................................................................................... 14

    G. Penelitian Relevan .................................................................................. 20

    H. Kerangka Fikir ........................................................................................ 21

    I. Hipotesis ................................................................................................. 23

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 24

    B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 25

    C. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 26

    D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 27

    E. Prosedur Penelitian..................................................................................27

    F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 29

    G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 29

    BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 33

    B. Pembahasan ............................................................................................ 42

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 72

    B. Saran ....................................................................................................... 72

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1 Sintaks Model Inkuiri Terbimbing ........................................................... 13

    2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget …...................................... 14

    3.1 Skema Desain Nonequivalent Control Group Desig ............................... 25

    3.2 Populasi Kelas Penelitian ......................................................................... 26

    3.3 Sampel Kelas Penelitian ........................................................................... 26

    3.4 Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM ......................................... 30

    3.5 Kategori Penilaian Hasil Belajar ……………........................................... 30

    3.6 Kriteria Interpretasi Aktivitas Belajar Siswa ........................................... 30

    3.7 Kategori Nilai Uji N-Gain ........................................................................ 32

    4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen

    dan Kelas Kontrol Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest) .................... 35

    4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar

    Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest)........................... 36

    4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas Eksperimen

    dan Kelas Kontrol (Pretest).......................................................................

    36

    4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kelas

    Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest) .................................................

    37

    4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi

  • xii

    Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest) ............................

    38

    4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas

    Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest) .................................................

    39

    4.7 Deskripsi Hasil Persentase dan Kriteria Aktivitas

    Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................

    41

    4.8 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain) .................................

    42

    4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas

    Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................................................

    43

    4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas

    Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................................................

    44

    4.11 Uji Hipotesis .................................................................................................

    45

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    4.1 diagram hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.............. 40

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN A PERSURATAN ................................................................. …55

    A.1 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan….............................................................................................56

    A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari UPT SMA Negeri 14 Gowa .. 57

    A.3 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ............................... 58

    LAMPIRAN B LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN .................................. 59

    B.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian

    Validator I ................................................................................................. 60

    B.2 Lembar Validasi Instrumen Penelitian

    Validator II ................................................................................................ 77

    LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN ............................................... 87

    C.1 Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA...................................88

    C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas ......................................... 92

    C.3 Soal Preetest dan Posttest .................................................................. 93

    C.4 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest................................................... 106

    LAMPIRAN D ANALISIS DATA ............................................................... 108

    D.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kognitif Siswa .............. 109

    D.2 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Kognitif Siswa ............. 109

    LAMPIRAN E HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA .............................. 113

    E.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa ........................................ 114

    LAMPIRAN F LEMBAR OBSERVASI ...................................................... 117

    F.1 Lembar Observasi Aktivitas siswa.................................................... 118

    LAMPIRAN G KARTU KONTROL PENELITIAN ................................... 122

    G.1 Lampiran Kartu Kontrol Penelitian .................................................. 123

    LAMPIRAN H DOKUMENTASI ................................................................ 124

    H.1 Dokumentasi Penelitian.................................................................... 125

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan martabat

    manusia. Hal ini dapat dilihat dari tolak ukur pendidikan yang intinya untuk

    meningkatkan ketiga kemampuan manusia paling dasar, yaitu afektif, kognitif

    dan psikomotorik. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita

    adalah lemahnya proses pembelajaran. Upaya untuk peningkatan kualitas

    pendidikan tidak luput dari proses belajar mengajar di sekolah yang

    melibatkan guru dan peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik memiliki

    peran penting untuk mengarahkan siswa di dalam proses belajar sehingga

    tujuan pembelajaran dapat tercapai yang dapat dilihat dari hasil belajar

    peserta didik yang baik.

    Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran utamanya mata

    pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat di peroleh melalui serangkaian

    kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terencana. Ilmu Pengetahuan Alam

    (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

    sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan pengetahuan berupa fakta,

    konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Dalam

    kegiatan pembelajaran peserta didik dituntut aktif untuk mencari pengetahuan

    dan meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran. Pendidikan IPA di

    sekolah menengah pertama diharapkan dapat menjadi suatu wahana untuk

  • 2

    peserta didik mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta lebih lanjut

    dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Penelitian terhadap KPS peserta didik telah dilakukan oleh beberapa

    peneliti. Pada penelitian Wulanningsih, dkk., (2012) dalam Nur’aini (2015)

    dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap KPS

    pada mata pelajaran biologi ditinjau dari kemampuan akademik peserta didik,

    menunjukkan bahwa penerapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

    menumbuhkan dan meningkatkan KPS. Hal yang sama dilakukan Ambarsari,

    dkk., (2013) yang menerapkan model inkuiri terbimbing terhadap KPS pada

    mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa KPS peserta didik pada kelas

    eksperimen memiliki rata-rata KPS yang lebih tinggi dari kelas kontrol dilihat

    dari aspek melihat, menggolongkan, memprediksi, mengukur, menyimpulkan

    maupun mengkomunikasikan.

    Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang

    didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Agar proses

    pembelajaran berhasil, maka diperlukan suasana dan lingkungan belajar yang

    menyenangkan serta keterlibatan peserta didik secara aktif dalam setiap

    kegiatan pembelajaran yang di laksanakan. Dengan keterlibatan peserta didik

    dalam setiap proses pembelajaran tersebut membuat materi lebih mudah

    diterima peserta didik dan dapat tersimpan dalam memori jangka panjang.

    Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan peserta

    didik. Berdasarkan hal ini, maka pendekatan dalam pembelajaran secara

    umum terdiri atas pendekatan yang berpusat pada guru dan yang berpusat

  • 3

    pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru menurunkan

    model pengajaran langsung (direct instruction) sedangkan pendekatan yang

    berpusat pada peserta didik salah satunya menurunkan model pembelajaran

    discovery (penemuan).

    Upaya untuk membuat proses pembelajaran yang baik dan bermakna

    tidak lepas dari proses aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Namun, hasil

    observasi dilapangan yang dilaksanakan di SMA Negeri 14 Gowa

    menunjukkan bahwa kurang perhatiannya peserta didik dalam mengikuti

    pembelajaran dimana peserta didik banyak menghafal konsep-konsep yang

    disajikan sehingga peserta didik merasa bosan, mudah melupakan materi

    yang telah diajarkan, kemampuan siswa kurang dimanfaatkan sehingga

    peserta didik terbiasa menjadi pasif dan siswa yang berkemampuan rendah

    ataupun sedang lebih banyak mengandalkan siswa yang berkemampuan

    tinggi untuk terus tampil dan mengerjakan tugas-tugas yang dianggap sulit

    yang berdampak pada hasil belajar siswa, hasil dan mutu belajar Biologi kelas

    X IPA di SMA Negeri 14 Gowa masih rendah dan masih banyak yang belum

    mencapai nilai KKM yang tetapkan di sekolah tersebut. Nilai rata-rata yang

    didapatkan siswa yaitu 65 atau sebanyak 50% yang belum mencapai

    ketuntasan, sedangkan nilai ketuntasan yang ditetapkan di SMA Negeri 14

    Gowa adalah mencapai nilai KKM 75.

    Solusi yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut

    dengan mengaktifkan proses pembelajaran di dalam kelas salah satunya

    dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat oleh guru mata

  • 4

    pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik

    adalah inquiri terbimbing. Model pembelajaran inquiri terbimbing memberi

    peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam menemukan dan

    memanfaatkan sumber belajar. Siswa akan memperoleh pengalaman lebih

    bermakna dan apa yang dipelajari akan lebih kuat melekat dalam pikiran

    mereka. Dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing

    diharapkan proses pembelajaran siswa lebih terarah dan berdampak positif

    pada hasil belajar siswa.

    Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka perlu diadakannya

    penelitian mengenai ”pengaruh model inkuiri terbimbing pada materi sistem

    pernafasan terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 14

    Gowa”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan

    dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penerapan model

    pembelajaran inquiri terbimbing terhadap hasil belajar biologi kelas XI IPA

    di SMA Negeri 14 Gowa?

    C. Tujuan penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

    mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

    terhadap hasil belajar biologi kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa.

  • 5

    Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri

    terbimbing terhadap hasil belajar biologi kelas XI IPA di SMA Negeri 14

    Gowa

    D. Manfaat penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    1. siswa lebih bersemangat dan termotivasi dalam sehingga dapat

    meningkatkan hasil belajar .

    2. Memberikan masukan bagi guru dalam menentukan model mengajar yang

    tepat yang dapat menjadi alternatif selain model yang sering digunakan

    dalam pembelajaran

    3. Dapat memberikan informasi dalam upaya perbaikan peningkatan kualitas

    pembelajaran .

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Pustaka

    1) Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing

    Model pembelajaran inquiri merupakan suatu proses pembelajaran

    yang diawali dengan kegiatan merumuskan masalah, mengembangkan

    hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, menarik kesimpulan

    sementara, dan menguji kesimpulan sementara tersebut sampai pada

    kesimpulan yang diyakini kebenarannya. Jadi, pembelajaran dengan

    inkuiri menuntut siswa untuk menemukan sendiri atas pemecahan suatu

    masalah berdasarkan data-data yang nyata hasil dari observasi atau

    pengamatannya.Siswa harus memproses informasi secara mental untuk

    memahami makna dan secara aktif terlibat dalam pembelajaran

    (Wulanningsih, dkk., (2012) dalam Nur’aini (2015).

    Model pembelajaran inkuiri pertama kali dikembangkan oleh

    Richard Suchman tahun 1962 untuk mengajar para siswa memahami

    proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Ia menginginkan agar

    siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian ia mengajarkan

    kepada siswa prosedur dan menggunakan organisasi pengetahuan dan

    prinsip-prinsip umum. Siswa melakukan kegiatan, mengumpulkan, dan

    menganalisis data, sampai akhirnya siswa menemukan jawaban dari

    pertanyaan. (Nurdyansyah, 2016).

  • 7

    Hal terpenting dalam mengajar melalui inkuiri adalah kemampuan

    mengorganisasikan lingkungan pembelajaran untuk memfasilitasi

    kegiatan siswa serta memberikan cukup bimbingan untuk memastikan

    setiap langkah kegiatan agar dapat menemukan konsep dan prinsip.

    (Fella,2014)

    Hasil penelitian I Ketut Neka (2015) dalam Nurdyansyah (2016)

    menyatakan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberi peluang

    kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam menemukan dan

    memanfaatkan sumber belajar. Siswa akan memperoleh pengalaman lebih

    bermakna dan apa yang dipelajari akan lebih kuat melekat dalam pikiran

    mereka. Hal ini berdampak positif terhadap perolehan hasil belajar siswa.

    2) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    Menurut Sumadi Suryabrata faktor yang mempengaruhi

    pemahaman siswa terhadap materi, yaitu:

    1) Faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

    individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar inidividu.

    1) Faktor fisiologis, adalah faktor- faktor yang berhubungan dengan

    kondisi fisik individu.

    2) Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yan

    dapat mempengaruhi proses belajar.

    2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu itu

    sendiri, yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan

    disekeliling siswa.

  • 8

    a) Lingkungan sosial, yaitu lingkungan sosial keluarga, lingkungan

    sosial sekolah, sosial masyarakat.

    b) Lingkungan non sosial, yaitu lingkungan alamiah, faktor

    instrumental dan faktor materi pembelajaran.

    3) Kelebihan dan Kekurangan

    Di dalam pembelajaran inquiri ini, terdapat beberapa keunggulan

    dan juga kelemahan dalam penerapannya. Adapun keunggulan dan

    kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Keunggulan

    Keunggulan metode pembelajaran inkuiri yang diungkap Wina

    Sanjaya (2012) dalam Dewi (2015) ialah strategi pembelajaran inkuiri

    merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan, oleh

    karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

    1) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran

    yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan

    psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui

    strategi ini dianggap lebih bermakna.

    2) Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada

    siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

    3) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap

    sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang

    menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

    adanya pengalaman.

  • 9

    4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani

    kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

    Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak

    akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

    b. Kelemahan

    Kelemahan metode pembelajaran inkuiri yang diungkap Wina

    Sanjaya, (2012) Dalam dewi (2015) menyatakan bahwa di samping

    memiliki keunggulan, strategi pembelajaran inkuiri mempunyai

    kelemahan, di antaranya:

    1) Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit

    mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

    2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena

    terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

    3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan

    waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya

    dengan waktu yang telah ditentukan.

    4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

    siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran

    inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

    4) Langkah-langkah Kegiatan Model Pembelajaran Inkuiri

    a) Orientasi

  • 10

    Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana

    atau iklimpembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap

    orientasi ini adalah:

    1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

    dicapaioleh siswa.

    2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa

    untukmencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah

    inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan

    merumuskan masalahsampai dengan merumuskan kesimpulan.

    3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan

    dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

    b) Merumuskan masalah

    Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada

    suatupersoalan yang mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan

    adalah persoalanyang menantang siswa untuk memecahkan teka-

    tekiitu.Teka-teki dalam rumusanmasalah tentu ada jawabannya, dan

    siswa didorong untuk mencari jawaban yangtepat. Proses mencari

    jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaraninkuiri, oleh

    karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperolehpengalaman

    berharga sebagai upaya mengembangkan mental melaluiproses berpikir.

    c) Merumuskan hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

    yang dikaji.Sebagaijawaban sementara, hipotesis perlu diuji

  • 11

    kebenarannya. Salahsatu cara yang dapatdilakukan guru untuk

    mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak

    adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapatmendorong

    siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau

    dapatmerumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu

    permasalahanyang dikaji.

    d) Pengumpuln Data

    Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang

    dibutuhkan untukmenguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran

    inkuiri, mengumpulkandata merupakan proses mental yang sangat

    penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan

    databukan hanya memerlukan motivasi yangkuat dalam belajar, akan

    tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan

    potensi berpikirnya.

    e) Menguji Hipotesis

    Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap

    diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

    pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan

    kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang

    diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus

    didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

    f) Merumuskan Kesimpulan

  • 12

    Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

    temuan yang diperolehberdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk

    mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan

    pada siswa data mana yang relevan.

    Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan

    inquiri adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih

    baik mengenai biologi dan akan lebih tertarik terhadap biologi jika

    mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan.

    Investigasi yang dilakukan olehsiswa merupakan tulang punggung

    pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan

    untuk memahami konsep-konsep biologi dan meningkatkan

    keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini bahwa

    pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah

    tersebut. Pembelajaran dengan pendekatan inquiri yang mensyaratkan

    keterlibatan aktifsiswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

    siswa. (Nurdyansyah, 2016).

    Pembelajaran dengan pendekatan inquiri merupakan pendekatan

    pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah

    pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih

    banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan

    masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar,

    peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah

    sebagai pembimbing dan fasilitator. (Nurdyansyah, 2016).

  • 13

    5) Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.

    Tahapan model pembelajaran inquiri terbimbing (guided inkuiri)

    yang diadaptasi dari model inkuiri disajikan pada table di bawah ini

    sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Sintaks Model Inquiri Terbimbing Tahap Aktifitas Guru Tahap 1

    Identifikasi masalah dan melakukan pengamatan

    Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena dan siswa melakukan pengamatan yang memungkinkan siswa menemukan masalah

    Tahap 2 Mengajukan pertanyaan

    Guru membimbing siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikan

    Tahap 3 Merencanakan penyelidikan

    Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kecil heterogen, membimbing siswa untuk merencanakan penyelidikan, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat

    Tahap 4 Mengumpulkan data/informasi dan

    melaksanakan penyelidikan

    Guru membimbing siswa melaksanakan penyelidikan dan memfasilitasi penguumpulan data

    Tahap 5 Menganalisis data

    Guru membantu siswa menganalisis data dengan berdiskusi dalam kelompoknya

    Tahap 6 Membuat kesimpulan

    Guru membnatu siswa dalam membuat kesimpulan betdasarkan hasil kegiatan penyelidikan

    Tahap 7 Mengkomunikasikan hasil

    Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil kegiatan penyelidikan yang telah dilakukan

  • 14

    (Nurdyansyah, 2016).

    6) Belajar dan Hasil Belajar

    Menurut Shymansky, sebagaimana dikutip oleh Cahyo (2012)

    menyatakan bahwa belajar menurut konstruktivistik adalah aktivitas yang

    aktif, di mana siswa membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari

    apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep

    dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dan

    dimilikinya. Dari berbagai pengertian belajar di atas, belajar yang

    mendukung penelitian ini adalah belajar menurut konstruktivistik.

    Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan

    sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi

    baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu

    tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

    menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,

    menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah

    dengan ide-ide (Trianto, 2007).

    Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari

    bayi yang baru dilahirkan sampai usia dewasa mengalami empat tingkat

    perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut

    dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.

    Tabel 2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-Kemampuan

    Utama

  • 15

    Sensimotor Lahir sampai 2 tahun

    Terbentuknya konsep

    “kepermanenan obyek” dan

    kemajuan gradual dari perilaku

    yang mengarah kepada tujuan.

    Praoperasional 2 sampai 7 tahun Perkembangan kemampuan

    menggunakan simbol- simbol

    untuk menyatakan obyek-

    obyeek dunia. Pemikiran masih

    egosentris dan sentrasi

    Operasi konkret 7 sampai 11 tahun Perbaikan dalam kemapuan

    untuk berpikir logis.

    Kemampuan- kemampuan baru

    termasuk penggunaan opersi-

    operasi yang dapat balik.

    Pemikiran tidak lagi sentrasi

    tapi desentrasi, dan pemecahan

    masalah tidak begitu dibatasi

    oleh keegosentian.

    Operasi formal 11 tahun sampai

    dewasa

    Pemikiran abstrak dan murni

    simbolis mungkin dilakukan.

    Masalah- masalah dapat

    dipecahkan melalui

  • 16

    eksperemintasi sistematis.

    ( Trianto, 2007 )

    Menurut Ridwan (2019) hasil belajar adalah perubahan perilaku

    atau kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan) yang diperoleh

    setelah melalui aktifitas belajar. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil

    belajar, yakni faktor internal dari dalam siswa dan faktor eksternal dari

    dalam siswa. Pada umumnya, hasil belajar 70 % dipengaruhi oleh

    kemampuan siswa (faktor internal) dan 30 % dipengaruhi oleh

    lingkungan (faktor eksternal). Faktor lingkungan yang paling

    berpengaruh pada hasil belajar adalah kualitas pembelajaran.

    Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar mencakup kemampuan

    afektif, kognitif, dan psikomotorik. Masing- masing kemampuan tersebut

    memiliki tingkatan, sehingga tingkatan kemampuan disebut taksonomi.

    Banyak pelaku pendidikan yang menggunakan taksonomi Bloom dalam

    menetapkan hasil belajar. Namun, ada juga yang menggunakan dari ahli

    lain.

    Jenis perilaku yang diharapkan muncul setelah mengikuti sebuah

    kegiatan belajar adalah: a) perilaku kognitif, b) perilaku afektif, c)

    perilaku psikomotor. Perilaku kognitif adalah perilaku yang berkaitan

    dengan kemampuan mengingat dan berfikir. Perilakua afektif adalah

    perilaku yang berkaitan denga nilai, moral, sikap, perasaan dan kemauan.

    Sedangkan perilaku psikomor merupakan perilaku yang menyangkut

    aspek keterampilan atau gerakan.

  • 17

    Pengertian dari masing- masing tingkatan kognitif pada taksonomi

    Bloom adalah sebagai berikut :

    a. Pengetahuan: peserta didik dapat mengingat informasi konkret

    ataupun abstrak.

    b. Pemahaman: peserta didik memahami dan menggunakan

    (menerjemahkan, menginterpretasi, dan mengekstrapolasi) informasi

    yang dikomunikasikan.

    c. Aplikasi: peserta didik dapat menerapkan konsep yang sesuai pada

    suatu problem atau situasi baru.

    d. Analisis: peserta didik dapatg menguraikan nformasi atau bahan

    menjadi beberapa bagian dan mendefenisikan hubungan antar bagian.

    e. Sintesis: peserta didik dapat menghasilkan produk, menggabungkan

    beberapa bagian daei pengalaman atau bahan/informasi baru untuk

    menghasilkan sesuatu yang baru.

    f. Evaluasi: peserta didik memberikan penilaian tentang ide atau

    informasi baru.

    Menurut Gegne (2005) dalam bukunya the conditioning of

    learning, hasil belajar ada lima, yaitu;

    a. Informasi verbal; yaitu hasil belajar yang berupa kemampuan untuk

    menyediakan respon yang bersifat spesifik terhadap stimulus yang

    spesifik pula. Atau kemampuan menghafal atau mengingat sesuatu.

    Contoh kemampuan menyebut, mengidentifikasi dan menjelaskan.

  • 18

    b. Keterampilan motorik; yaitu kemampuan yang berupa tindakan

    bersifat fisikdan penggunaan otot untuk melakukan suatu tindakan,

    kemampuan eksekusi atau pelaksanaan suatu tindakan untuk

    mencapai hasil tertentu.

    c. Sikap atau attitude; yaitu kondisi internal yang dapat mempengaruhi

    kemampuan individu dalam melakukan suatu tindakan. Sikap

    menunjukkan adanya suatu kecendrungan yang dimiliki oleh

    seseorang dalam berperilaku. Sikap bisa berupa keyakinan dan pilihan

    seseorang yang mempengaruhi cara seseorang bertindak dalam

    menghadapi suatu situasi atau kondisi.

    d. Keterampilan inteklektual; yaitu kemampuan dalam melakukan

    analisis dan modifikasi simbol- simbol kognitif atau informasi.

    Kemampuan intelektual dilakukan dengan cara mempelajari dan

    menggunakan konsep dan aturan untuk mengatasi permasalahan.

    e. Strategi kognitif; yaitu kemampuan metakognitif yang diperlihatkan

    dalam bentuk kemampuan berfikir (think how to think) dan belajar

    bagaimana (learn how to learn).

    Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

    afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

    (pengetahuan, ingatan), ccomprehension (pemahaman, menjelaskan,

    meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraiakan,

    menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

    membentuk) (Agus, 2016).

  • 19

    Menurut Subur (2015) keberhasilan pembelajaran dipengaruhi

    oleh banyak faktor baik yang berifat internal maupun eksternal, teknis

    maupun non teknis. Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan

    pembelajaran antara lain a. Faktor guru; dalam kultur pembelajaran di

    Indonesia, guru masih merupakan faktor dominan dalam menentukan

    keberhasilan pembelajaran. Kemampuan guru dalam memberikan

    motivasi, inspirasi dan keteladan pada peserta didik sangat berpengaruh

    terhadap motivasi belajar dan prestasi peserta didik itu sendiri, b) jumlah

    siswa; semakin kecil jumlah siswa dalam kelas akan semakin berkualitas

    pebelajaran. Begitu juga sebaliknya. Semakin kecil jumlah siswa, maka

    akan semakin tinggi atensi dan intensitas interaksi eduktif yang terjadi

    antara guru dan siswa. Guru akan sulit mengembangkan kegiatan

    pembelajaran ditengah- tengah siswa yang jumlahnya cukup banyak, c)

    suasana kelas, suasana kelas yang demokratis akan dapat memberi

    peluang paing besar bagi terciptanya kondisi belajar yang efektif dan

    optimal dalam mencapai tujuan belajar, dibandingkan dengan suasana

    kelas yang kaku, disiplin ketat dengan otoritas penuh pada guru. Pola

    komunikasi interaktif juga akan lebih baik dibandingkan dengan

    komunikasi transaksional.

    John Trevers menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar

    gerakan, belajar pengetahuan, dan belajar pemecahan masalah. Ada pula

    yang menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar informasi, belajar

  • 20

    konsep, belajar keterampilan belajar prinsip dan belajar sikap (Agus,

    2016).

    7) Penelitian yang Relevan

    Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang

    hasil-hasil penelitian yang dilakukakan oleh peneliti terdahulu yang

    relevan dengan substansi yang diteliti. Penelitian terdahulu berfungsi

    sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Adapun beberapa

    penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, di antaranya

    adalah:

    a. Menurut Hidayati (2017). Hasil Analisis Varian (ANAVA) pada tabel

    4.16, diperoleh Fhitung = 4,66 pada Ftabel (0,05) =4,04, maka H0

    ditolak. Maka, terdapat perbedaan kemampuan keterampilan proses

    sains menggunakan model pembelajaran nquiry (A1) dengan model

    pembelajaran problem solving (A2). Nilai rata-rata kelompok siswa

    menggunakan model pembelajaran Inquiry (A1) adalah XA1 =21

    dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran

    problem solving (A2) adalah XA2 = 20. Dengan demikian, dapat

    disimpulkan bahwa keterampilan proses sains yang dibelajarkan

    melalui model pembelajaran Inquiry lebih tinggi daripada siswa yang

    dibelajarkan melalui model pembelajaran problem solving.

  • 21

    b. Menurut Jayawardana, (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    kelas eskperimen mempunyai aktivitas dengan kategori yang cukup

    yaitu dengan frekuensi 23 (71,87%), sedangkan kelas kontrol

    mempunyai aktivitas dengan kategori kurang yaitu dengan frekuensi

    20 (62,50%). Hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen diberi

    perlakuan yaitu dengan metode Guided Inquiry, dimana metode

    tersebut mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan

    belajarnya.

    c. Berdasarkan hasil penilaian kompetensi sikap selama menerapkan

    model pembelajaran inkuiri terbimbing dari prasiklus, siklus I dan

    siklus II menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata prasiklus 2,79

    meningkat pada siklus I menjadi 3,15 dan pada siklus II menjadi 3,49.

    Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok

    bahasan klasifikasi tumbuhan seluruh siswa dinyatakan tuntas untuk

    kompetensi nilai sikap. Hal ini menunjukkan bahwa model inkuiri

    terbimbing dapat meningkatkan kompetensi sikap siswa. Hal ini

    sesuai dengan pendapat Yuniastuti (2013) menyatakan bahwa

    penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing juga berdampak pada

    kenaikan motivasi belajar biologi siswa. (Suwondo,2018)

    B. Kerangka Pikir

    Pembelajaran akan berhasil secara optimal apabila ada penguatan

    proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan serta bermakna bagi

    siswa. Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada

  • 22

    peserta didik (student centered) dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Oleh

    karena itu, kurikulum 2013 memerlukan model pembelajaran yang selaras

    yaitu melibatkan siswa untuk aktif dalam membangun pengetahuannya

    sendiri. Model pembelajaran inquiri terbimbing salah satu model

    pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses

    pembelajaran karena pembelajarannya didasarkan atas kerjasama kelompok.

    Masing-masing individu dalam kelompok memiliki tanggung jawab yang

    sama dalam mencapai tujuan kelompok.

    Penggunaan model pembelajaran Inquri terbimbing pada materi sistem

    penafasan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, karena model

    pembelajaran ini menitikberatkan pada pencapaian hasil belajar akademik,

    dimana siswa dilatih untuk saling bekerja sama, dan melatih siswa untuk

    memberanikan diri bertanya dan menjawab, sehingga kepercayaan diri siswa

    meningkat, dan aktif di dalam kelas. Ketika siswa menjadi aktif di dalam

    kelas, maka pencapaian hasil belajar yang maksimum bisa didapatkan.

    Adapun kerangka berpikir untuk penelitian ini, yaitu:

    Hasil belajar siswa tidak mencapai KKM

    Penggunaan model pembelajaran konvensional (metode ceramah)

    Siswa menjadi bosan dan Siswa menjadi pasif di dalam kelas

    Penerapan model pembelajaran Inqury Terbimbing pada materi sistem

    pernafasan

  • 23

    Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir

    C. Hipotesis

    Adapun Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh penerapan

    model pembelajaran Inquiri Terbimbing ada hasil belajar biologi siswa kelas

    XI IPA SMA NEGERI 14 Gowa

    Siswa menjadi lebih aktif di kelas

    Hasil belajar siswa mencapai KKM

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.

    Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjaring data kuantitatif dalam bentuk

    data numerik dengan menggunakan instrument yang divalidasi yang

    mencerminkan dimensi dan indicator dari variabel dan disebarkan kepada

    populasi atau sampel tertentu.

    Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

    eksperimen semu (Quasi Eksperimental) yang merupakan pengembangan

    dari True eksperimen yang tidak sepenuhnya mengontrol variable-variable

    luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. (Sugiyono, 2017)

    Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini

    menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan

    adalah desain Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua

    kelompok yang dipilih, kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan

    awal apa terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok

    control. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan

    dengan model pembelajaran Inquri terbimbing dan kelompok control adalah

    kelompok yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.

    Desain ini dapat digambarkan pada tabel berikut ini:

  • 25

    Tabel 3.1. Skema Desain Control Group Design

    X

    Sumber: Sugiyono (2017)

    Keterangan:

    X : Perlakuan atau sesuatu yang diujikan (model pembelajaran)

    : Hasil pre-test kelas eksperimen

    : Hasil pre-test kelas control

    : Hasil post-test kelas eksperimen

    : Hasil post-test kelas control

    B. Populasi dan Sampel

    Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa

    kelas XI SMA NEGERI 14 Gowa. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai

    besar populasi dan penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.

    Penjelasan mengenai populasi dan sampel dalam penelitian ini selengkapnya

    dijelaskan di tabel 3.2

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian yaitu seluruh siswa kelas XI SMA

    Negeri 14 Gowa Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 136 orang

    yang terbagi ke dalam 4 rombongan kelompok. populasi dari penelitian

    ini disajikan pada tabel berikut:

  • 26

    Tabel 3.2. Populasi Kelas Penelitian

    Nama Kelas Total

    XI MIA 1 35

    XI MIA 2 35

    XI MIA 3 33

    XI MIA 4 35

    Jumlah 138

    Sumber: SMAN 14 Gowa

    2. Sampel

    Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel diambil

    menggunakan teknik Random Sampling yaitu teknik penentuan sampel

    dengan cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

    acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun

    yang menjadi sampel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.

    Tabel 3.3. Sampel Kelas Penelitian

    Nama Kelas Sampel Kelas Jumlah

    Kelas Eksperimen XI MIA 2 35

    Kelas Kontrol XI MIA 1 35

    Jumlah 70

    Sumber: SMAN 14 Gowa

  • 27

    C. Definisi Operasional Variabel

    Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari

    orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

    oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan bahwa

    Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas

    (Sugiyono, 2011).

    Guna menghindari kesalahan persepsi dan untuk menyeragamkan

    pengertian dalam penelitian ini maka dibutuhkan sebuah defenisi oprasional

    variabel sebagai berikut :

    1. Variabel Terikat (Dependen)

    Variabel terikat (dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi atau

    yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam

    penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar. Hasil

    belajar siswa adalah nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa setelah

    melakukan proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Hasil

    belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada ranah kognitif.

    2. Variabel bebas (Independen)

    variabel bebas dalam penelitian ini adalah model inquiri

    terbimbing. Model inquiri terbimbing adalah rangkaian penyajian materi

    yang di gunakan adalam menyampainkan materi pembelajaran kepada

    siswa agar siswa dapat mengerti materi yang diajarkan.

    D. Instrumen Penelitian

  • 28

    Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

    yaitu soal pre-test dan post-test dalam bentuk pilihan ganda yang

    berjumlah masing-masing 30 nomor. Instrumen yang digunakan dalam

    penelitian ini yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda masing-masing

    sebanyak 30 soal.

    E. Prosedur Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan berikut:

    1. Observasi dilakukan dengan melakukan wawancara dan konsultasi

    dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Gowa.

    Observasi di sekolah bertujuan untuk mencari informasi tentang

    masalah-masalah yang ada dalam proses pembelajaran biologi yang

    berkaitan dengan hasil belajar siswa. Observasi juga dilakukan untuk

    mendapatkan informasi tentang jumlah siswa dan kelas yang akan

    dijadikan obyek penelitian.

    a. Persiapan

    Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengurus

    persuratan dan dokumen-dokumen lainnya yang dibutuhkan untuk

    melakukan penelitian di sekolah. Selain itu peneliti juga menyusun

    perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian kemudian

    melakukan validasi untuk menguji kelayakan instrumen yang akan

    digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

    b. Pelaksanaan

  • 29

    Penelitian dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP), yaitu dilakukan selama tiga kali pertemuan pada

    kelas eksperimen dan 3 kali pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

    model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran

    Inquiri Terbimbing, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan

    model pembelajaran konvensional.

    c. Evaluasi

    Setelah tahap pelaksanaan maka dilakukan evaluasi. Alat

    yang digunakan untuk evaluasi pada penelitian ini terdiri dari Pre-

    test dan Post-test yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar

    siswa.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan mencari data di

    lapangan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian.

    Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah suatu cara-cara yang

    digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data yang di perlukan. Teknik

    pengumpulan data yang digunakan berupa Pre-test dan Post-test.

    Pre-test digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa,

    sedangkan Post-test digunakan untuk mengetahui pengetahuan akhir siswa

    setelah mendapatkan materi. Jumlah butir soal yang digunakan pada Pre-test

    dan Post-test masing-masing yaitu sebanyak 30 soal. Dengan menggunakan

    kedua tes ini diharapkan bisa menjadi taraf ukur pengetahuan baik sebelum

  • 30

    dan setelah mendapatkan materi. Berdasarkan penelitian ini diperolah data

    berupa skor hasil belajar Biologi yang diperoleh melalui tes hasil belajar.

    G. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yakni analisis

    statistic deskriptif dan analisis statistik inferensial sebagai berikut:

    1. Analisis statistik deskriptif

    Analisis statistic deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil

    belajar biologi yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen yang

    terdiri dari rata-rata (mean), nilai tengah (median), standar deviasi, nilai

    tertinggi (maksimum), dan nilai terendah (minimum) dengan

    menggunakan sistem Statistical package for social science (SPSS) versi

    24.

    Pada teknik analisis data ini, data yang dianalisis adalah hasil

    belajar siswa yang terlebih dahulu dibandingkan dengan kriteria dan skala

    penilaian ketetapan KKM sebagai berikut:

    Tabel 3.4. Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM

    Nilai Kriteria

    ≥75 Tuntas

  • 31

    Rentang Skor Kategori

    93-100 Sangat baik

    84-92 Baik

    75-83 Cukup

    0-74 Kurang

    Sumber: (Arikunto, 2009).

    Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Aktivitas Belajar Siswa

    Rentang Skor Kategori

    86%- 100% Sangat Aktif

    76%- 85% Aktif

    60%- 75% Cukup Aktif

    55%- 59% Kurang Aktif

    0%- 54% Tidak Aktif

    Sumber: Masyud, 2018

    Menurut Prasetiyo (2013) data skor tes diperoleh dari tes yang

    dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest untuk kelompok

    eksperimen maupun kontrol. Kemudian dari skor data yang diperoleh

    tersebut, dicari selisih antara skor posttest dan pretest dengan

    menggunakan uji N-Gain sebagai berikut :

    Keterangan :

    g = Gain score ternomalisasi xposttest = Skor tes awal xpretets = Skor tes akhir xmax = Skor maksimun

  • 32

    Adapun nilai gain ternormalisasi yang telah diperoleh dapat

    diinterpretasikan terhadap kriteria gain seperti tabel 3.7 berikut :

    Uji Normalitas N-Gain

    Uji N-Gain digunakan untuk mengukur seberapa besar

    pemahaman siswa setelah dilaksanakan pembelajaran setiap tes diberikan

    pada awal dan akhir pertemuan, dan kenaikan siswa dalam pemahaman

    ditandai oleh gain. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest.

    Uji tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas peningkatan. Hasil

    dari N-gain ini dijadikan perbandingan antara sebelum dan sesudah

    pembelajaran dilakukan. Adapun kategori nilai Uji N-Gain sebagai

    berikut:

    Tabel 3.7 Kategori Nilai Uji N-Gain

    Skor N-Gain Kategori N-gain > 0,7 Tinggi

    0,3 ≤ N-gain ≥ 0,7 Sedang N-gain < 0.3 Rendah

    2. Analisis statistik inferensial

    Analisis inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

    menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

    Analisis inferensial membahas mengenai cara menganalisis data serta

    mengambil kesimpulan. Uji yang digunakan yaitu uji normalitas, uji

    homogenitas, dan uji hipotesis. Teknik Analisis statistik inferensial

    digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum uji hipotesisi,

  • 33

    terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dimana

    semua data diolah dengan softwere SPSS 24.

    a. Uji Normalitas

    Data dari setiap variabel yang dianalisis harus berdistribusi

    normal. Oleh karena itu, sebelum uji hipotesis harus terlebih dahulu

    melakukan uji normalitas data. Data dapat dikatakan berdistribusi

    normal, jika angka signifikan (Sig) > 0,05. Uji normalitas yang

    digunakan adalah dengan uji Kolmogorov-smirnov menggunakan

    softwere SPSS 25.

    a. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua

    kelompok memiliki variasi homogen atau tidak. Uji homogenitas

    dilakukan dengan uji Homogenity of Varience Test. Kriterianya

    adalah signifikan untuk uji dua sisi jika nilai signifikan > 0,05 berarti

    variasi pada setiap kelompok sama (homogen).

    b. Uji Hipotesis

    Setelah data telah melalui uji normalitas dan u ji

    homogenitas, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis

    dilakukan untuk mengetahui hipotesis kita diterima atau ditolak. Uji

    ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum

    dan setelah diberi perlakuan.

    1) Menentukan Hipotesis

  • 34

    H1 : Ada pengaruh penerapan model pembelajaran Inquiri

    Terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA

    Negeri 14 Gowa tahun pelajaran 2019/2020.

    H0 : Tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran

    Inquiri Terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas XI

    SMA Negeri 14 Gowa tahun pelajaran 2019/2020.

    2) Menentukan Taraf Signifikan

    Taraf signifikan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

    menggunakan taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05.

    3) Dasar Pengambilan Keputusan

    a) Jika sig>α, maka H0 diterima.

    b) Jika sig< α, maka H0 ditolak.

    4) Pengambilan Keputusan Perhitungan Uji Hipotesis

    5) Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan Independent t-

    test SPSS 24

  • 35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 14

    Gowa, maka diperoleh data-data yang telah didapatkan melalui instrumen tes

    sebanyak 30 nomor untuk mengetahui hasil belajar pada kelas eksperimen

    dan kelas kontrol selama proses pembelajaran berlangsung..

    Terdapat dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis

    statistik deskriptif dan hasil analisis inferensial. Uraian dari masing-masing

    deskripsi hasil analisis sebagai berikut:

    1. Analisis Statistik Deskriptif

    Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS

    versi 24.0. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai

    rata-rata hasil belajar siswa, interval kelas, standar deviasi, nilai

    maksimum dan nilai minimum.

    a. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas

    Kontrol Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran (Pretest)

    Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siswa kelas

    eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 35

    siswa yang dilaksanakan di SMA Negeri 14 Gowa untuk mata

    pelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

  • 36

    Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest)

    Statistik Kelas

    Eksperimen Kontrol

    Ukuran sampel 35 35

    Skor ideal 100 100

    Skor maksimal 77 63

    Skor minimal 23 23

    Skor rata- rata 39,54 45,37

    Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas diperoleh hasil

    yaitu niai rata-rata dari hasil belajar siswa kelas eksperimen SMA Negeri

    14 Gowa sebelum penerapan model pembelajaran inquri terbimbing

    yaitu sama diberikan 35 soal baik dikelas kontrol maupun dikelas

    eksperimen pada kelas ekperimen dapat dilihat maksimal yaitu 77

    sedangkan skor maksimal pada kelas kontrol 63 , dapat dilihat juga pada

    skor mimal pada kedua kelas yaitu sama-sama memeproleh skor 23 jadi

    bisa di rata-ratakan kelas eksperimen skor rata-ratanya 39,54 dan kelas

    kontrol nilai rata-ratanya 45,37

    Apabila skor hasil belajar dikelompokkan kedalam empat kelas

    interval skor, maka diperoleh distribusi frekuensi belajar hasil belajar

    seperti pada tabel 4.2 berikut:

  • 37

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest)

    B

    e

    r

    dasarkan tabel distribusi dan frekuensi diatas maka dapat dilihat bahwa

    35 siswa pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan terdapat

    satu siswa yang tergolong cukup dan 34 lainnya tergolong kategori

    kurang, sedangkan seluruh siswa pada kelas kontrol masuk dalam

    kategori kurang.

    Selanjutnya, untuk menentukan Kriteria keberhasilan dikatakan

    tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 pada

    mata pelajaran Biologi. Dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

    Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas

    Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest).

    Nilai

    Hasil

    Belajar

    Kategori

    Eksperimen Kontrol

    Frekuensi Presentase

    (%) Frekuensi

    Presentase

    (%)

    < 75 Tidak Tuntas

    34 97,2 35 100

    ≥75 Tuntas 1 2,8 0 0

    Berdasarkan tabel data distribusi frekuensi dan persentase

    menunjukkan bahwa terdapat satu siswa pada kelas eksperimen

    Interval Kategori

    Eksperimen Kontrol

    Frekuensi Presentase

    (%) Frekuensi Presentase

    (%)

    93-100 Sangat baik 0 0 0 0 84-92 Baik 0 0 0 0 75-83 Cukup 1 2,8 0 0 0-74 Kurang 34 97,2 35 100 Jumlah 35 100 35 100

  • 38

    masuk dalam kategori tuntas dan 34 siswa masuk dalam kategori

    tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM, sedangkan

    seluruh siswa kelas kontrol masuk dalam kategori tidak tuntas.

    b. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan

    Kelas Kontrol (Posttest)

    Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap

    siswa kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran

    inquiri terbimbing dan kelas kontrol dengan model pembelajaran

    konvensional. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya

    diperoleh setelah diberikan Posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat

    pada tabel 4.4 berikut :

    Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest)

    Statistik Kelas

    Eksperimen Kontrol

    Ukuran sampel 35 35

    Rata- rata 78,60 66,60

    Standar deviasi 10,572 10,086

    Nilai tertinggi 93 83

    Nilai terendah 57 43

    Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas diperoleh

    hasil setelah diberikan perlakuan yaitu pada kelas eksperimen nilai

    tertinggi setelah diberi model inquiri terbimbing adalah 93 dan nilai

  • 39

    terendah adalah 57, sedangkan di kelas kontrol yang tidak diterapkan

    model inquiri terbimbing melaikan hanya diberikan pemebelaran

    konvensional nilai tertinggi adalah 83 dan nilai terendah adalah 43.

    Ini menejelaskan bahwa model yang diterapkan di kelas eksperimen

    sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

    Apabila skor hasil belajar dikelompokkan kedalam empat

    kelas interval skor, maka diperoleh distribusi dan frekuensi hasil

    belajar setelah diberi perlakuan seperti ditunjukkan pada tabel 4.5

    berikut :

    Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest)

    Interval Kategori Eksperimen Kontrol

    Frekuensi Presentase

    (%) Frekuensi

    Presentase (%)

    93-100 Sangat Baik

    3 8,5 0 0

    84-92 Baik 9 25,6 0 0 75-83 Cukup 12 34,2 6 17,1 0-74 Kurang 11 31,4 29 82,8

    Jumlah 35 100 35 100

    Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan persentase diatas dapat

    dilihat bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen setelah diberikan

    perlakuan frekuensi tertinggi masuk 12 orang dalam kategori cukup

    dengan persentase sebesar 34,2%. Sedangkan pada kelas kontrol

    hasil belajar setelah diberikan perlakuan , frekuensi tertinggi masuk

    6 orang dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 17,1%

    Meskipun hasil belajar pada kelas kontrol meningkat namun masih

    tergolong kurang dilihat dari hasil yang didapatkan.

  • 40

    Selanjutnya, untuk menentukan Kriteria keberhasilan

    dikatakan tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)

    yaitu 75 pada mata pelajaran Biologi. Dapat dilihat pada tabel 4.6

    berikut :

    Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest).

    Nilai

    Hasil

    Belajar

    Kategori

    Eksperimen Kontrol

    Frekuensi Presentase (%)

    Frekuensi Presentase (%)

    < 75 Tidak Tuntas

    11 31,4 29 82,8

    ≥75 Tuntas 24 68,5 6 17,1

    Berdasarkan tabel data distribusi frekuensi dan persentase di atas

    menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen 68,5% masuk dalam

    kategori tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan pada

    kelas kontrol hanya 17,1% siswa masuk dalam kategori tuntas.

    Setelah dilakukan analisis statistik deskriftif pada kelas

    eksperiment dan kontrol dengan menggunakan model inquiri

    terbimbing dan yang tanpa menggunakan model inquiri terbimbing,

    untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa kelas ekperiment dan kelas

    kontrol dapat dilihat pada gambar dibawah

    Gambar 4.1 diagram hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

  • 41

    97.2

    2.8

    100

    0 31.4

    68.5 82.8

    17.1

    TIDAK TUNTAS TUNTAS

    persentase hasil belajar

    pretest ekperiment pretest kontrol posttest eksperiment posttest kontrol

    Berdasarkan gambar 4.1 tersebut terlihat jelas perbedaan nilai

    hasil belajar pada kelas eksperiment yang menggunakan model

    pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang kelas kontrol yang tidak

    menggunakan model inquiri terbimbing. Dimana pada hasil belajar untuk

    kategori tuntas, kelas eksperiment memiliki persentase lebih banyak

    dibandingkan dengan kelas kontrol yang memiliki persentase sedikit.

    Pada kategori tidak tuntas kelas eksperiment memiliki persentase lebih

    sedikit dibandingkan kelas kontrol.

    Normalitas Ngain (N-Gain )

    Uji normalitas gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara

    nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kontrol. Adapun

    hasil perhitungan uji N-Gain adalah sebagai berikut:

    Data aktivitas siswa ini diperoleh melalui instrumen observasi

    aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung,

    dengan penerapan model Inquiri Terbimbing pada kelas eksperimen dan

  • 42

    model pembelajaran langsung pada kelas kontrol terhadap hasil belajar

    biologi. Data hasil pengamatan aktivitas siswa disajikan dalam tabel 4.7

    berikut:

    Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Persentase dan Kriteria Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Pertemuan Eksperimen Kontrol

    Presentase (%) Kategori Presentase

    (%) Kateg

    ori

    I 66,59 Aktif 33,41 Kurang aktif

    II 68,13 Aktif 34,29 Kurang aktif

    Rata- rata 67,34 Aktif 33,85 Kurang aktif

    Berdasarkan tabel 4.7 hasil persentase aktivitas siswa selama

    proses pembelajaran pada kelas eksperimen mulai pertemuan

    mengalami peningkatan dengan rata-rata tingkat keaktifan siswa

    adalah 67,34% dengan kategori aktif. Sedangkan pada kelas kontrol

    aktivitas siswa selama proses pembelajaran tingkat keaktifan siswa

    berada pada kategori kurang aktif dengan presentase rata- rata

    33,85%.

    Tabel

    4.8

    Hasil

    Uji

    Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

    Pretest Posttest N-

    Gain Kategori Pretest Posttest

    N-

    Gain Kategori

    Jumlah

    siswa 35 siswa 35 siswa

    Nilai

    rata-

    rata

    39,54 78,60 0,64 Sedang 45,37 66,60 0,38 Sedang

  • 43

    Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain)

    Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa data hasil belajar siswa

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol termasuk kategori sedang,

    namun kelas eksperimen memiliki nilai lebih tinggi dari kelas kontrol

    dengan selisih sebesar 0,64.

    2. Analisis Statistik Inferensial

    Statistik inferensial adalah analisis data yang digunakan untuk

    menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu

    sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan.

    Terdapat beberapa pengujian pada analisis statistik inferensial, yaitu uji

    normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji

    homogenitas dengan menggunakan uji Homogenity of Varience Test, dan

    uji hipotesis dengan menggunakan uji Independent t-test. Hasil analisis

    statistik inferensial bertujuan untuk menjawab hipotesis yang ada.

    Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji normalitas dan uji

    homogenitas terlebih dahulu.

    a. Uji Normalitas

    Uji Normalitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi

    normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data

    yaitu data nilai Pretest dan Posttest kelas eksperimen dan nilai

    Pretest dan Posttest kelas kontrol . Caranya yaitu dengan

    menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada program statistik SPSS

  • 44

    versi 24.0. Adapun analisis program SPSS memiliki taraf sig α =

    0,05 yaitu ˃ α maka data tersebut dikatakan normal sedangkan jika

    nilai analisis data ˂ α maka data tersebut dikatakan tidak normal.

    Untuk lebih jelasnya mengenai uji normalitas pada penelitian ini,

    perhatikan tabel 4.10 berikut:

    Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Statistik Pretest Posttest

    Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

    Sig 0,055 0,200 0,056 0,147

    Tingkat Sig

    (α) 0,05

    Pada tabel hasil uji normalitas di atas munjukkan bahwa pada

    Pretest dan Posttest baik kelas eksperimen yang maupun kelas

    kontrol lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disumpulkan bahwa data

    berdistribusi normal.

    b. Uji Homogenitas

    Setelah data dari kedua kelas tersebut dinyatakan

    berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji

    homogenitas disebut juga dengan uji kesamaan varians. Untuk

    mengetahui homogenitas data peneliti menggunakan uji Homogenity

    of Variancetest pada Homogenity of Varience Test program statistik

    SPSS versi 24.0. Adapun analisis program SPSS memiliki taraf sig α

    = 0,05 yaitu ˃ α maka data tersebut homogen sedangkan ˂ α maka

  • 45

    data tersebut tidak homogen. Untuk lebih jelasnya mengenai uji

    homogenitas pada penelitian ini, perhatikan tabel 4.11 berikut.

    Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Statistik Pretest Posttest

    Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

    Sig 0,171 0,790

    Tingkat

    Sig (α) 0,05

    Pengambilan kesimpulan uji homogenitas data Pretest dan

    Posttest diambil berdasarkan ketentuan kriteria pengujian, yaitu jika

    nilai signifikansi SPSS > tingkat signifikansi (α) maka dapat

    dikatakan data tersebut homogen. Sedangkan jika nilai signifikansi

    SPSS< tingkat signifikansi (α) maka data tersebut tidak homogen.

    Pada tabel hasil uji homogenitas Pretest dan Postest kelas

    eksperimen maupun kelas kontrol nilai signifikansinya lebih besar

    dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian data kelas

    eksperimen dan kelas kontrol data hasil belajar siswa bersifat

    homogen.

    c. Uji Hipotesis

    Berdasarkan uji sebelumnya, diperoleh bahwa data

    berdistribusi normal dan kedua sampel homogen. Oleh karena itu

    dapat dilakukan uji hipotesis untuk menjawab hipotesis yang ada.

    Untuk mengetahui uji hipotesis data peneliti menggunakan uji .

  • 46

    Dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05

    maka hipotesis diterima dan jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka

    hipotesis ditolak. Untuk lebih jelasnya mengenai uji hipotesis pada

    penelitian ini, perhatikan tabel 4.12 berikut:

    Tabel 4.11. Uji Hipotesis Statistik Pretest Posttest

    Sig(2-tailed) 0, 000 0, 000

    Tingkat Sig

    (α) 0,05

    Pada tabel uji hipotesis diatas nilai hasil uji hipotesis kurang

    dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian yang

    diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh mode

    pemebelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas

    XI SMA Negeri 14 Gowa.

    B. Pembahasan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui

    bahwa model pembelajaran Inquiri terbimbing menyebabkan hasil belajar

    pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak

    menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing. Perbedaan itu

    disebabkan karena proses pembelajaran pada kelas eksperimen menunjukkan

    bahwa siswa terlihat antusias. Hal ini terlihat ketika pada saat pembelajaran

    dengan menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing mampu

  • 47

    membantu siswa untuk lebih aktif dan melatih siswa untuk memecahkan

    masalah atau soal tentang materi yang diajarkan danmampu berfikir kritis

    untuk menjawab persoalan, serta proses pembelajaran tidak lagi bersifat

    teacher center tetapi telah bernuansa student center.

    Proses pembelajaran di sekolah diarahkan menjadi kegiatan yang

    menyenangkan sesuai dengan implementasi dari Kurikulum 2013. Model

    yang dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat

    siswa termotivasi sekaligus dapat memahami konsep, merumuskan massalah

    dan mengembangkannya adalah dengan belajar menggunakan model

    pembelajaran inquri terbimbing

    Pada tabel 4.5 Menunjukkan hasil belajar pada kelas ekperiment dan

    kelas kontrol dapat dilihat masing-masing kelas diberikan soal yang sama

    jumlahnya, pada gambar teresebut dibagi menjadi beberapa kategori yaitu

    kurang, cukup,baik dan sangat baik. Kemudian masing-masing kelas

    mempunyai persentase yang berbeda-beda dikelas.

    Pada tabel 4.5 membuktikan bahwa proses pemebelajaran

    menggunakan model inquiri terbimbing sangat mempengaruhi hasil belajar

    siswa pada kelas eksperiment dibandingkan dengan siswa yang dikelas

    kontrol.

    Secara statistik deskriptif hasil belajar siswa yang diajar dengan

    menggunakan model Inquiri Terbimbing berada pada kategori baik. Hal ini

    disebabkan oleh penggunaan model Inquiri Terbimbing dalam proses

    pembelajaran di sekolah yang diteliti adalah hal yang baru bagi siswa. Karena

  • 48

    terkesan baru bagi siswa, model Inquiri Terbimbing sebagai model yang

    mampu menimbulkan rasa keingintahuan dan menarik perhatian siswa untuk

    terpusat pada materi yang diajarkan serta memunculkan motivasi bagi siswa

    untuk belajar. Selain hal itu, hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh

    berbagai macam faktor diantaranya adalah kesiapan guru memberi materi

    pelajaran, kesiapan siswa menerima materi pelajaran, aktivitas yang

    dilakukan siswa selama berlangsungnya pembelajaran ataupun model

    pembelajaran yang diterapkan.

    Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model Inquiri

    Terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sesuai

    dengan manfaat model pembelajaran tersebut sebagai strategi dalam proses

    belajar mengajar. Hal tersebut juga dikemukakan oleh W. Gulo (2008) juga

    menyatakan bahwa metode inquri terbimbing berarti suatu rangkaian kegiatan

    belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk

    mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga

    mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

    Untuk membuktikan kebenaran dari ada tidaknya pengaruh model

    Inquiri Terbimbing terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi sistem

    prnapasan, maka dilakukan uji hipotesis. Akan tetapi, sebelum melakukan uji

    hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji

    homogenitas.

    Pada tabel 4.12 dapat dinyatakan bahwa data kelas eksperimen dan

    kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua

  • 49

    kelompok tersebut berasal dari varians yang homogen, sehingga dilakukan uji

    hipotesis dengan menggunakan uji Independent t-test yang menunjukkan

    bahwa model pembelajaran Inquiry Terbimbing memiliki pengaruh terhadap

    hasil belajar biologi siswa. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai p=

    0,000. Dimana nilai siginifikan p=0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan

    demikian dapat dinyatakan bahwa Hipotesis diterima, sehingga

    kesimpulannya adalah terdapat pengaruh model pembelajaran Inquiri

    Terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan kelas

    XI SMA Negeri 14 Gowa.

    Berdasarkan data yang di peroleh, dapat menggambarkan tentang

    sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi ssistem pernapasan setelah

    proses pembelajaran dengan model Inquiri Terbimbing sehingga hasil belajar

    siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

    Adapun beberapa alasan mengapa nilai hasil belajar siswa yang diajar

    dengan model Inquiri Terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

    belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional karena model

    pembelajaran discovery learning memiliki beberapa keuntungan menurut

    Keunggulan metode pembelajaran inkuiri di antaranya:

    1) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang

    menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

    secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap

    lebih bermakna.

  • 50

    2) Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa

    untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

    3) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai

    dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap

    belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

    4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani

    kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,

    siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat

    oleh siswa yang lemah dalam belajar.

    Peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model Inquiri

    Terbimbing tersebut juga didukung dengan sintaks pembelajaran biologi atau

    proses pemebelajaran model inkuiri terbimbing yang dimna prosesnya

    pertama siswa di jelaskan apa saja yang dimaksud sistem pernapasan, stelah

    itu siswa diarahkan untuk mecari maslah terkait sistem pernapasan, setelah itu

    menuntun siswa untuk mecari masalah terkait sistem pernapasan, stelah itu

    siswa telah mendapatkan masalah terkait sistem pernapasan guru mengarahan

    untuk melakukan penelitian terkait masalah yang telah di peroleh oleh siswa,

    setelah siswa melakukan penelitian guru mengarahkan untuk mengambil

    kesimpulan terkait penelitian yang telah dilakukan dan guru menambahkan

    pendapat yang terkait sistem pernapasan. Dengan begitulah suatu

    pembelajaran meningkat dengan model inkuiri terbimbing.

    Peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model Inquiri

    Terbimbing tersebut juga didukung dengan data hasil observasi aktivitas siswa.

  • 51

    Hasil observasi aktivitas siswa selama tiga kali pertemuan pembelajaran

    dikelas, menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Inquiri

    Terbimbing pada materi sistem pernapasan efektif untuk digunakan. Hal ini

    dapat dilihat dari ketercapaian persentase rata-rata yang diperoleh selama

    pembelajaran yaitu mencapai 67,34, yang menunjukkan bahwa kategori

    keaktifan siswa dengan menggunakan model Inquiri Termbing , termasuk

    dalam kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam

    belajar sangat terlihat, mulai dari tahap stimulasi, identifikasi masalah,

    pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan.

    Berdasarkan penjelasan diatas dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh

    model Inquiri Termbing terhadap hasil belajar kogitif biologi siswa pada

    materi sistem pernapasan , hal ini disebabkan karena pada model Inquiri

    Terbimbing melibatkan keaktifan siswa, dimana siswa harus mampu

    mengidentifikasi suatu masalah kemudian mengumpulkan informasi, dan

    mengolah informasi yang di temukan untuk membuat suatu kesimpulan.

    Dengan keterlibatan siswa sepenuhnya selama proses pembelajaran dengan

    bimbingan guru, akan membuat pemahaman siswa terhadap suatu materi

    semakin kuat, dan hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi

    lebih baik.

    Berdasrakan hasil dan dan data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa

    pembelajaran biologi pada materi sistem perpasan dengan penggunaan model

    Inquiri Terbimbing merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang efektif

  • 52

    yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar

    biologi yang lebih baik pada siswa kelas XI MIA SMA Negeri 14 Gowa.

  • 50

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:

    1. Berdasarkan analisis inferensial, terdapat pengaruh penggunaan model

    Inquiri Terbimbing terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA

    Negeri 14 Gowa pada materi sistem pernapasan. Hal ini didasarkan pada

    data hasil uji hipotesis melalui anacova dengan nilai p=0,000 < a = 0,05.

    Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan penggunaan model

    Inquiri Terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran

    konvensional.

    B. Saran

    1. Pembelajaran dengan model Inquiri Terbimbing dapat diterapkan sebagai

    salah satu alternatif dalam pembelajaran biologi untuk membantu dan

    melatih peserta didik dalam memahami materi pembelajaran dengan

    optimal sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

  • 51

    51

    2. Model Inquiri Terbimbing harus disesuaikan dengan materi biologi yang

    dianggap tepat agar sintaks pembelajaran Inquiri Terbimbing dapat

    terlaksana dengan baik.

    3. Disarankan bagi siswa untuk saling bekerja sama dalam proses

    pembelajaran sehingga tercipta interaksi yang baik di dalam kelompok.

    Dan tak lupa dengan bimbingan dari seorang guru.

    4. Pembagian waktu setiap sintaks pembelajaran dalam penggunaan model

    Inquiri Terbimbing harus dirancang dengan cermat agar waktu

    pembelajaran lebih efektif dan semua tahapan pembelajaran dapat

    terlaksana dengan baik.

  • 52

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

    Cahyo, Agus N. 2012. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: DIVA Press.

    Dewi fauziah. 2015 penerapan strategi pembelajaran . Rawamangun-jakarta: Kencana Perdana Media Group

    Darmadi. 2017. Pengembangan Model & Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

    Fella,2014. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

    Irwan. 2011 “Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika”. Jurnal Penelitian pendidikan .

    Jayawardana, B.A. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Guided Inqury terhadap Aktivitas dam Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 2 Banguntapan. Jurnal Bioedukatika. Vol. 3 (2): 1-8, ISSN: 2338-6630.

    Nurdiansyah, Eni Fariyatul Fahyuni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

    Nur’aini, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem Pernafasan Di Kelas XI MIA 1 SMA Negri Indralaya. Jurnal Pembelajaran Biologi, Volume 2, Nomor 2, November 2015

    Pendrice, dkk. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri