PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI ......v ABSTRAK Fahrur Rijal, 2020. Pengaruh Model Inquri...
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI ......v ABSTRAK Fahrur Rijal, 2020. Pengaruh Model Inquri...
-
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM
PERNAPASAN KELAS XI SMA NEGERI 14 GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
FAHRUR RIJAL 105440007115
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2020
-
i
-
ii
-
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Manjadda Wajada ( barang siapa yang bersungguh-sungguh
pasti dia akan mendapat hasinya)
persembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tuaku tercinta H. Zulkain dan Hj. Hajirah yang selalu ada di dalam hati dan setiap panjatan doaku Dan kepada orang-orang yang selalu bertanya kapan WISUDA
-
iv
-
v
ABSTRAK
Fahrur Rijal, 2020. Pengaruh Model Inquri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Kelas XI SMA Negeri 14 Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty, dan Pembimbing II Rahmatia Thahir.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis eksperimen semu (Quasi Eksperimental) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Inquiri Termbing terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas XI MIA SMA Negeri 14 Gowa pada materi sistem pernapasan dengan desain penelitian “pretest posttest control group design”. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA SMA Negeri 14 Gowa yang terdiri dari empat kelas. Sampel penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang dipilih secara Simple random sampling . Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu model Inquiri Terbimbing sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar kognitif siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 25. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata pretest siswa kelas eksperimen adalah 39,54 dengan standar deviasi 11,865 dan nilai rata-rata posttest adalah 78,60 dengan standar deviasi 10,572. Sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata pretest adalah 45,37 dengan standar deviasi 8,589 dan nilai rata-rata posttest adalah 66,60 dengan standar deviasi 10,086 Hasil uji Independent t-test, diperoleh nilai signifikansi p = 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan HI diterima, dengan demikian model Inquiri Terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa Kelas XI MIA SMA Negeri 14 Gowa. Kata kunci : Inquiri terbimbing, hasil belajar.
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Inquiri Terbimbing Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Kelas XI SMA Negeri 14
Gowa” yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Shalawat dan salam seanntiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw. Nabi utusan Allah Swt, panutan umat Islam yang telah
menggulung tikar-tikar kedzaliman dan menghempaskan permadani-permadani
Islam di muka bumi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi peneliti tentu tidak
lepas dari bimbingan, tuntunan, motivasi, semangat dan kasih sayang dari orang-
orang yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi
ini. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada: Bapak Prof. Abd. Rahman Rahim, SE.,M.M. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Irmawanty, S,Si.,
M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
-
vii
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, terimakasih pula kepada Ibu
Irmawanty, S.Si., M.Si pembimbing I dan ibu Rahmatia Thahir S,Pd., M,Pd.
pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. Bapak dan Ibu Dosen
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah
memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama kuliah, Dra.
Fauziah, M.M kepala SMA Negeri 14 Gowa yang telah memberikan izin untuk
dilaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpin, Sunaryo, S,Pd guru mata
pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Gowa yang telah membimbing peneliti,
Siswa-siswi SMA Negeri 3 Gowa, terkhusus kelas XI IPA I dan XI IPA II yang
bersedia membantu penulis selama melakukan peneltian, Sahabat-sahabat saya
selama kuliah: Salahuddin, Muh. Ilham sakri, Nurul Akli, Rudi, Fardi faharuddin,
yang berjuang bersama dan saling menyemangati serta saling membantu dalam
penyusunan skripsi, terkhusus untuk Meyshi Dea Sindela yang selalu mmberikan
doa dan dukungannya selama perkuliahan hingga sampai ke tahap ini, Teman-
teman Biologi B’15 yang berjuang bersama dengan penuh suka dan duka selama
.perkuliahan, serta teman-teman Pendidikan Biologi 2015 Universitas
Muhammadiyah Makassar yang senantiasa memberikan support satu sama lain,
.Biologi, Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat lagi penulis sebutkan satu per satu.
Rasa terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada seluruh
keluarga, terkhusus kepada ayahanda H. Zulkarnai dan ibunda Hj. Hajirah atas
segala doa, dukungan dan pengorbanannya yang tak kenal rasa lelah, selama
-
viii
penulis menempuh jenjang pendidikan hingga sampai pada tahap ini. Untuk
saudara-saudariku Nurfauziah A,md AK, Nurul Fahmi, Ulil Amri, dan
Muhammad Haikal Wahyu atas kasih sayang yang tak terhingga yang diberikan
kepada penulis, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan
yang menjadi kekuatan bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan
meraih cita-cita. Terimakasih juga untuk teman-teman di palakka area yang telah
memberi ilmu dan pelajaran hidup .Tanpa doa dan dukungan dari kalian, penulis
bukanlah siapa-siapa dikehidupan ini. Semoga kalian tetap berada dalam
lindungan dan rahmat Allah SWT. Terima kasih.
Penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritikan yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan karya ini ke depannya. Wassalam..
Makassar, Februari 2020
Penulis
-
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing................................................6
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar......................................7
C. Kelebihan dan Kekurangan......................................................................8
-
x
D. Langkah-langkah Kegiatan Model Pembelajaran Inkuiri .......................9
E. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................ 12
F. Hasil Belajar ........................................................................................... 14
G. Penelitian Relevan .................................................................................. 20
H. Kerangka Fikir ........................................................................................ 21
I. Hipotesis ................................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 24
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 25
C. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 26
D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 27
E. Prosedur Penelitian..................................................................................27
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 29
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 29
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 33
B. Pembahasan ............................................................................................ 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 72
B. Saran ....................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73
LAMPIRAN
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sintaks Model Inkuiri Terbimbing ........................................................... 13
2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget …...................................... 14
3.1 Skema Desain Nonequivalent Control Group Desig ............................... 25
3.2 Populasi Kelas Penelitian ......................................................................... 26
3.3 Sampel Kelas Penelitian ........................................................................... 26
3.4 Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM ......................................... 30
3.5 Kategori Penilaian Hasil Belajar ……………........................................... 30
3.6 Kriteria Interpretasi Aktivitas Belajar Siswa ........................................... 30
3.7 Kategori Nilai Uji N-Gain ........................................................................ 32
4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest) .................... 35
4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar
Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest)........................... 36
4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol (Pretest).......................................................................
36
4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest) .................................................
37
4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi
-
xii
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest) ............................
38
4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest) .................................................
39
4.7 Deskripsi Hasil Persentase dan Kriteria Aktivitas
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................
41
4.8 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain) .................................
42
4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................................................
43
4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................................................
44
4.11 Uji Hipotesis .................................................................................................
45
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 diagram hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.............. 40
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERSURATAN ................................................................. …55
A.1 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan….............................................................................................56
A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari UPT SMA Negeri 14 Gowa .. 57
A.3 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ............................... 58
LAMPIRAN B LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN .................................. 59
B.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian
Validator I ................................................................................................. 60
B.2 Lembar Validasi Instrumen Penelitian
Validator II ................................................................................................ 77
LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN ............................................... 87
C.1 Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA...................................88
C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas ......................................... 92
C.3 Soal Preetest dan Posttest .................................................................. 93
C.4 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest................................................... 106
LAMPIRAN D ANALISIS DATA ............................................................... 108
D.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kognitif Siswa .............. 109
D.2 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Kognitif Siswa ............. 109
LAMPIRAN E HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA .............................. 113
E.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa ........................................ 114
LAMPIRAN F LEMBAR OBSERVASI ...................................................... 117
F.1 Lembar Observasi Aktivitas siswa.................................................... 118
LAMPIRAN G KARTU KONTROL PENELITIAN ................................... 122
G.1 Lampiran Kartu Kontrol Penelitian .................................................. 123
LAMPIRAN H DOKUMENTASI ................................................................ 124
H.1 Dokumentasi Penelitian.................................................................... 125
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan martabat
manusia. Hal ini dapat dilihat dari tolak ukur pendidikan yang intinya untuk
meningkatkan ketiga kemampuan manusia paling dasar, yaitu afektif, kognitif
dan psikomotorik. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita
adalah lemahnya proses pembelajaran. Upaya untuk peningkatan kualitas
pendidikan tidak luput dari proses belajar mengajar di sekolah yang
melibatkan guru dan peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik memiliki
peran penting untuk mengarahkan siswa di dalam proses belajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai yang dapat dilihat dari hasil belajar
peserta didik yang baik.
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran utamanya mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat di peroleh melalui serangkaian
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terencana. Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan pengetahuan berupa fakta,
konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Dalam
kegiatan pembelajaran peserta didik dituntut aktif untuk mencari pengetahuan
dan meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran. Pendidikan IPA di
sekolah menengah pertama diharapkan dapat menjadi suatu wahana untuk
-
2
peserta didik mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta lebih lanjut
dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian terhadap KPS peserta didik telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Pada penelitian Wulanningsih, dkk., (2012) dalam Nur’aini (2015)
dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap KPS
pada mata pelajaran biologi ditinjau dari kemampuan akademik peserta didik,
menunjukkan bahwa penerapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
menumbuhkan dan meningkatkan KPS. Hal yang sama dilakukan Ambarsari,
dkk., (2013) yang menerapkan model inkuiri terbimbing terhadap KPS pada
mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa KPS peserta didik pada kelas
eksperimen memiliki rata-rata KPS yang lebih tinggi dari kelas kontrol dilihat
dari aspek melihat, menggolongkan, memprediksi, mengukur, menyimpulkan
maupun mengkomunikasikan.
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang
didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Agar proses
pembelajaran berhasil, maka diperlukan suasana dan lingkungan belajar yang
menyenangkan serta keterlibatan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran yang di laksanakan. Dengan keterlibatan peserta didik
dalam setiap proses pembelajaran tersebut membuat materi lebih mudah
diterima peserta didik dan dapat tersimpan dalam memori jangka panjang.
Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan peserta
didik. Berdasarkan hal ini, maka pendekatan dalam pembelajaran secara
umum terdiri atas pendekatan yang berpusat pada guru dan yang berpusat
-
3
pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru menurunkan
model pengajaran langsung (direct instruction) sedangkan pendekatan yang
berpusat pada peserta didik salah satunya menurunkan model pembelajaran
discovery (penemuan).
Upaya untuk membuat proses pembelajaran yang baik dan bermakna
tidak lepas dari proses aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Namun, hasil
observasi dilapangan yang dilaksanakan di SMA Negeri 14 Gowa
menunjukkan bahwa kurang perhatiannya peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran dimana peserta didik banyak menghafal konsep-konsep yang
disajikan sehingga peserta didik merasa bosan, mudah melupakan materi
yang telah diajarkan, kemampuan siswa kurang dimanfaatkan sehingga
peserta didik terbiasa menjadi pasif dan siswa yang berkemampuan rendah
ataupun sedang lebih banyak mengandalkan siswa yang berkemampuan
tinggi untuk terus tampil dan mengerjakan tugas-tugas yang dianggap sulit
yang berdampak pada hasil belajar siswa, hasil dan mutu belajar Biologi kelas
X IPA di SMA Negeri 14 Gowa masih rendah dan masih banyak yang belum
mencapai nilai KKM yang tetapkan di sekolah tersebut. Nilai rata-rata yang
didapatkan siswa yaitu 65 atau sebanyak 50% yang belum mencapai
ketuntasan, sedangkan nilai ketuntasan yang ditetapkan di SMA Negeri 14
Gowa adalah mencapai nilai KKM 75.
Solusi yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut
dengan mengaktifkan proses pembelajaran di dalam kelas salah satunya
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat oleh guru mata
-
4
pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik
adalah inquiri terbimbing. Model pembelajaran inquiri terbimbing memberi
peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam menemukan dan
memanfaatkan sumber belajar. Siswa akan memperoleh pengalaman lebih
bermakna dan apa yang dipelajari akan lebih kuat melekat dalam pikiran
mereka. Dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing
diharapkan proses pembelajaran siswa lebih terarah dan berdampak positif
pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka perlu diadakannya
penelitian mengenai ”pengaruh model inkuiri terbimbing pada materi sistem
pernafasan terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 14
Gowa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penerapan model
pembelajaran inquiri terbimbing terhadap hasil belajar biologi kelas XI IPA
di SMA Negeri 14 Gowa?
C. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar biologi kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa.
-
5
Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap hasil belajar biologi kelas XI IPA di SMA Negeri 14
Gowa
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. siswa lebih bersemangat dan termotivasi dalam sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar .
2. Memberikan masukan bagi guru dalam menentukan model mengajar yang
tepat yang dapat menjadi alternatif selain model yang sering digunakan
dalam pembelajaran
3. Dapat memberikan informasi dalam upaya perbaikan peningkatan kualitas
pembelajaran .
-
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1) Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing
Model pembelajaran inquiri merupakan suatu proses pembelajaran
yang diawali dengan kegiatan merumuskan masalah, mengembangkan
hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, menarik kesimpulan
sementara, dan menguji kesimpulan sementara tersebut sampai pada
kesimpulan yang diyakini kebenarannya. Jadi, pembelajaran dengan
inkuiri menuntut siswa untuk menemukan sendiri atas pemecahan suatu
masalah berdasarkan data-data yang nyata hasil dari observasi atau
pengamatannya.Siswa harus memproses informasi secara mental untuk
memahami makna dan secara aktif terlibat dalam pembelajaran
(Wulanningsih, dkk., (2012) dalam Nur’aini (2015).
Model pembelajaran inkuiri pertama kali dikembangkan oleh
Richard Suchman tahun 1962 untuk mengajar para siswa memahami
proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Ia menginginkan agar
siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian ia mengajarkan
kepada siswa prosedur dan menggunakan organisasi pengetahuan dan
prinsip-prinsip umum. Siswa melakukan kegiatan, mengumpulkan, dan
menganalisis data, sampai akhirnya siswa menemukan jawaban dari
pertanyaan. (Nurdyansyah, 2016).
-
7
Hal terpenting dalam mengajar melalui inkuiri adalah kemampuan
mengorganisasikan lingkungan pembelajaran untuk memfasilitasi
kegiatan siswa serta memberikan cukup bimbingan untuk memastikan
setiap langkah kegiatan agar dapat menemukan konsep dan prinsip.
(Fella,2014)
Hasil penelitian I Ketut Neka (2015) dalam Nurdyansyah (2016)
menyatakan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberi peluang
kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam menemukan dan
memanfaatkan sumber belajar. Siswa akan memperoleh pengalaman lebih
bermakna dan apa yang dipelajari akan lebih kuat melekat dalam pikiran
mereka. Hal ini berdampak positif terhadap perolehan hasil belajar siswa.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Sumadi Suryabrata faktor yang mempengaruhi
pemahaman siswa terhadap materi, yaitu:
1) Faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar inidividu.
1) Faktor fisiologis, adalah faktor- faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu.
2) Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yan
dapat mempengaruhi proses belajar.
2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu itu
sendiri, yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan
disekeliling siswa.
-
8
a) Lingkungan sosial, yaitu lingkungan sosial keluarga, lingkungan
sosial sekolah, sosial masyarakat.
b) Lingkungan non sosial, yaitu lingkungan alamiah, faktor
instrumental dan faktor materi pembelajaran.
3) Kelebihan dan Kekurangan
Di dalam pembelajaran inquiri ini, terdapat beberapa keunggulan
dan juga kelemahan dalam penerapannya. Adapun keunggulan dan
kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Keunggulan
Keunggulan metode pembelajaran inkuiri yang diungkap Wina
Sanjaya (2012) dalam Dewi (2015) ialah strategi pembelajaran inkuiri
merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan, oleh
karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
2) Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
-
9
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak
akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
b. Kelemahan
Kelemahan metode pembelajaran inkuiri yang diungkap Wina
Sanjaya, (2012) Dalam dewi (2015) menyatakan bahwa di samping
memiliki keunggulan, strategi pembelajaran inkuiri mempunyai
kelemahan, di antaranya:
1) Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya
dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran
inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
4) Langkah-langkah Kegiatan Model Pembelajaran Inkuiri
a) Orientasi
-
10
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana
atau iklimpembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap
orientasi ini adalah:
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapaioleh siswa.
2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untukmencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan
merumuskan masalahsampai dengan merumuskan kesimpulan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan
dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatupersoalan yang mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan
adalah persoalanyang menantang siswa untuk memecahkan teka-
tekiitu.Teka-teki dalam rumusanmasalah tentu ada jawabannya, dan
siswa didorong untuk mencari jawaban yangtepat. Proses mencari
jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaraninkuiri, oleh
karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperolehpengalaman
berharga sebagai upaya mengembangkan mental melaluiproses berpikir.
c) Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang dikaji.Sebagaijawaban sementara, hipotesis perlu diuji
-
11
kebenarannya. Salahsatu cara yang dapatdilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak
adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapatmendorong
siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapatmerumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahanyang dikaji.
d) Pengumpuln Data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untukmenguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkandata merupakan proses mental yang sangat
penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan
databukan hanya memerlukan motivasi yangkuat dalam belajar, akan
tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya.
e) Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
f) Merumuskan Kesimpulan
-
12
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperolehberdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk
mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan
pada siswa data mana yang relevan.
Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan
inquiri adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih
baik mengenai biologi dan akan lebih tertarik terhadap biologi jika
mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan.
Investigasi yang dilakukan olehsiswa merupakan tulang punggung
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan
untuk memahami konsep-konsep biologi dan meningkatkan
keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini bahwa
pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah
tersebut. Pembelajaran dengan pendekatan inquiri yang mensyaratkan
keterlibatan aktifsiswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. (Nurdyansyah, 2016).
Pembelajaran dengan pendekatan inquiri merupakan pendekatan
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah
pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih
banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan
masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar,
peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
sebagai pembimbing dan fasilitator. (Nurdyansyah, 2016).
-
13
5) Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
Tahapan model pembelajaran inquiri terbimbing (guided inkuiri)
yang diadaptasi dari model inkuiri disajikan pada table di bawah ini
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Sintaks Model Inquiri Terbimbing Tahap Aktifitas Guru Tahap 1
Identifikasi masalah dan melakukan pengamatan
Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena dan siswa melakukan pengamatan yang memungkinkan siswa menemukan masalah
Tahap 2 Mengajukan pertanyaan
Guru membimbing siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikan
Tahap 3 Merencanakan penyelidikan
Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kecil heterogen, membimbing siswa untuk merencanakan penyelidikan, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat
Tahap 4 Mengumpulkan data/informasi dan
melaksanakan penyelidikan
Guru membimbing siswa melaksanakan penyelidikan dan memfasilitasi penguumpulan data
Tahap 5 Menganalisis data
Guru membantu siswa menganalisis data dengan berdiskusi dalam kelompoknya
Tahap 6 Membuat kesimpulan
Guru membnatu siswa dalam membuat kesimpulan betdasarkan hasil kegiatan penyelidikan
Tahap 7 Mengkomunikasikan hasil
Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil kegiatan penyelidikan yang telah dilakukan
-
14
(Nurdyansyah, 2016).
6) Belajar dan Hasil Belajar
Menurut Shymansky, sebagaimana dikutip oleh Cahyo (2012)
menyatakan bahwa belajar menurut konstruktivistik adalah aktivitas yang
aktif, di mana siswa membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari
apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep
dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dan
dimilikinya. Dari berbagai pengertian belajar di atas, belajar yang
mendukung penelitian ini adalah belajar menurut konstruktivistik.
Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi
baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu
tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah
dengan ide-ide (Trianto, 2007).
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari
bayi yang baru dilahirkan sampai usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.
Tabel 2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-Kemampuan
Utama
-
15
Sensimotor Lahir sampai 2 tahun
Terbentuknya konsep
“kepermanenan obyek” dan
kemajuan gradual dari perilaku
yang mengarah kepada tujuan.
Praoperasional 2 sampai 7 tahun Perkembangan kemampuan
menggunakan simbol- simbol
untuk menyatakan obyek-
obyeek dunia. Pemikiran masih
egosentris dan sentrasi
Operasi konkret 7 sampai 11 tahun Perbaikan dalam kemapuan
untuk berpikir logis.
Kemampuan- kemampuan baru
termasuk penggunaan opersi-
operasi yang dapat balik.
Pemikiran tidak lagi sentrasi
tapi desentrasi, dan pemecahan
masalah tidak begitu dibatasi
oleh keegosentian.
Operasi formal 11 tahun sampai
dewasa
Pemikiran abstrak dan murni
simbolis mungkin dilakukan.
Masalah- masalah dapat
dipecahkan melalui
-
16
eksperemintasi sistematis.
( Trianto, 2007 )
Menurut Ridwan (2019) hasil belajar adalah perubahan perilaku
atau kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan) yang diperoleh
setelah melalui aktifitas belajar. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, yakni faktor internal dari dalam siswa dan faktor eksternal dari
dalam siswa. Pada umumnya, hasil belajar 70 % dipengaruhi oleh
kemampuan siswa (faktor internal) dan 30 % dipengaruhi oleh
lingkungan (faktor eksternal). Faktor lingkungan yang paling
berpengaruh pada hasil belajar adalah kualitas pembelajaran.
Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar mencakup kemampuan
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Masing- masing kemampuan tersebut
memiliki tingkatan, sehingga tingkatan kemampuan disebut taksonomi.
Banyak pelaku pendidikan yang menggunakan taksonomi Bloom dalam
menetapkan hasil belajar. Namun, ada juga yang menggunakan dari ahli
lain.
Jenis perilaku yang diharapkan muncul setelah mengikuti sebuah
kegiatan belajar adalah: a) perilaku kognitif, b) perilaku afektif, c)
perilaku psikomotor. Perilaku kognitif adalah perilaku yang berkaitan
dengan kemampuan mengingat dan berfikir. Perilakua afektif adalah
perilaku yang berkaitan denga nilai, moral, sikap, perasaan dan kemauan.
Sedangkan perilaku psikomor merupakan perilaku yang menyangkut
aspek keterampilan atau gerakan.
-
17
Pengertian dari masing- masing tingkatan kognitif pada taksonomi
Bloom adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan: peserta didik dapat mengingat informasi konkret
ataupun abstrak.
b. Pemahaman: peserta didik memahami dan menggunakan
(menerjemahkan, menginterpretasi, dan mengekstrapolasi) informasi
yang dikomunikasikan.
c. Aplikasi: peserta didik dapat menerapkan konsep yang sesuai pada
suatu problem atau situasi baru.
d. Analisis: peserta didik dapatg menguraikan nformasi atau bahan
menjadi beberapa bagian dan mendefenisikan hubungan antar bagian.
e. Sintesis: peserta didik dapat menghasilkan produk, menggabungkan
beberapa bagian daei pengalaman atau bahan/informasi baru untuk
menghasilkan sesuatu yang baru.
f. Evaluasi: peserta didik memberikan penilaian tentang ide atau
informasi baru.
Menurut Gegne (2005) dalam bukunya the conditioning of
learning, hasil belajar ada lima, yaitu;
a. Informasi verbal; yaitu hasil belajar yang berupa kemampuan untuk
menyediakan respon yang bersifat spesifik terhadap stimulus yang
spesifik pula. Atau kemampuan menghafal atau mengingat sesuatu.
Contoh kemampuan menyebut, mengidentifikasi dan menjelaskan.
-
18
b. Keterampilan motorik; yaitu kemampuan yang berupa tindakan
bersifat fisikdan penggunaan otot untuk melakukan suatu tindakan,
kemampuan eksekusi atau pelaksanaan suatu tindakan untuk
mencapai hasil tertentu.
c. Sikap atau attitude; yaitu kondisi internal yang dapat mempengaruhi
kemampuan individu dalam melakukan suatu tindakan. Sikap
menunjukkan adanya suatu kecendrungan yang dimiliki oleh
seseorang dalam berperilaku. Sikap bisa berupa keyakinan dan pilihan
seseorang yang mempengaruhi cara seseorang bertindak dalam
menghadapi suatu situasi atau kondisi.
d. Keterampilan inteklektual; yaitu kemampuan dalam melakukan
analisis dan modifikasi simbol- simbol kognitif atau informasi.
Kemampuan intelektual dilakukan dengan cara mempelajari dan
menggunakan konsep dan aturan untuk mengatasi permasalahan.
e. Strategi kognitif; yaitu kemampuan metakognitif yang diperlihatkan
dalam bentuk kemampuan berfikir (think how to think) dan belajar
bagaimana (learn how to learn).
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge
(pengetahuan, ingatan), ccomprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraiakan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk) (Agus, 2016).
-
19
Menurut Subur (2015) keberhasilan pembelajaran dipengaruhi
oleh banyak faktor baik yang berifat internal maupun eksternal, teknis
maupun non teknis. Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran antara lain a. Faktor guru; dalam kultur pembelajaran di
Indonesia, guru masih merupakan faktor dominan dalam menentukan
keberhasilan pembelajaran. Kemampuan guru dalam memberikan
motivasi, inspirasi dan keteladan pada peserta didik sangat berpengaruh
terhadap motivasi belajar dan prestasi peserta didik itu sendiri, b) jumlah
siswa; semakin kecil jumlah siswa dalam kelas akan semakin berkualitas
pebelajaran. Begitu juga sebaliknya. Semakin kecil jumlah siswa, maka
akan semakin tinggi atensi dan intensitas interaksi eduktif yang terjadi
antara guru dan siswa. Guru akan sulit mengembangkan kegiatan
pembelajaran ditengah- tengah siswa yang jumlahnya cukup banyak, c)
suasana kelas, suasana kelas yang demokratis akan dapat memberi
peluang paing besar bagi terciptanya kondisi belajar yang efektif dan
optimal dalam mencapai tujuan belajar, dibandingkan dengan suasana
kelas yang kaku, disiplin ketat dengan otoritas penuh pada guru. Pola
komunikasi interaktif juga akan lebih baik dibandingkan dengan
komunikasi transaksional.
John Trevers menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar
gerakan, belajar pengetahuan, dan belajar pemecahan masalah. Ada pula
yang menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar informasi, belajar
-
20
konsep, belajar keterampilan belajar prinsip dan belajar sikap (Agus,
2016).
7) Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang
hasil-hasil penelitian yang dilakukakan oleh peneliti terdahulu yang
relevan dengan substansi yang diteliti. Penelitian terdahulu berfungsi
sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Adapun beberapa
penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, di antaranya
adalah:
a. Menurut Hidayati (2017). Hasil Analisis Varian (ANAVA) pada tabel
4.16, diperoleh Fhitung = 4,66 pada Ftabel (0,05) =4,04, maka H0
ditolak. Maka, terdapat perbedaan kemampuan keterampilan proses
sains menggunakan model pembelajaran nquiry (A1) dengan model
pembelajaran problem solving (A2). Nilai rata-rata kelompok siswa
menggunakan model pembelajaran Inquiry (A1) adalah XA1 =21
dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran
problem solving (A2) adalah XA2 = 20. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa keterampilan proses sains yang dibelajarkan
melalui model pembelajaran Inquiry lebih tinggi daripada siswa yang
dibelajarkan melalui model pembelajaran problem solving.
-
21
b. Menurut Jayawardana, (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kelas eskperimen mempunyai aktivitas dengan kategori yang cukup
yaitu dengan frekuensi 23 (71,87%), sedangkan kelas kontrol
mempunyai aktivitas dengan kategori kurang yaitu dengan frekuensi
20 (62,50%). Hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen diberi
perlakuan yaitu dengan metode Guided Inquiry, dimana metode
tersebut mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan
belajarnya.
c. Berdasarkan hasil penilaian kompetensi sikap selama menerapkan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dari prasiklus, siklus I dan
siklus II menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata prasiklus 2,79
meningkat pada siklus I menjadi 3,15 dan pada siklus II menjadi 3,49.
Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok
bahasan klasifikasi tumbuhan seluruh siswa dinyatakan tuntas untuk
kompetensi nilai sikap. Hal ini menunjukkan bahwa model inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan kompetensi sikap siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Yuniastuti (2013) menyatakan bahwa
penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing juga berdampak pada
kenaikan motivasi belajar biologi siswa. (Suwondo,2018)
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran akan berhasil secara optimal apabila ada penguatan
proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan serta bermakna bagi
siswa. Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada
-
22
peserta didik (student centered) dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Oleh
karena itu, kurikulum 2013 memerlukan model pembelajaran yang selaras
yaitu melibatkan siswa untuk aktif dalam membangun pengetahuannya
sendiri. Model pembelajaran inquiri terbimbing salah satu model
pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses
pembelajaran karena pembelajarannya didasarkan atas kerjasama kelompok.
Masing-masing individu dalam kelompok memiliki tanggung jawab yang
sama dalam mencapai tujuan kelompok.
Penggunaan model pembelajaran Inquri terbimbing pada materi sistem
penafasan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, karena model
pembelajaran ini menitikberatkan pada pencapaian hasil belajar akademik,
dimana siswa dilatih untuk saling bekerja sama, dan melatih siswa untuk
memberanikan diri bertanya dan menjawab, sehingga kepercayaan diri siswa
meningkat, dan aktif di dalam kelas. Ketika siswa menjadi aktif di dalam
kelas, maka pencapaian hasil belajar yang maksimum bisa didapatkan.
Adapun kerangka berpikir untuk penelitian ini, yaitu:
Hasil belajar siswa tidak mencapai KKM
Penggunaan model pembelajaran konvensional (metode ceramah)
Siswa menjadi bosan dan Siswa menjadi pasif di dalam kelas
Penerapan model pembelajaran Inqury Terbimbing pada materi sistem
pernafasan
-
23
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Adapun Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh penerapan
model pembelajaran Inquiri Terbimbing ada hasil belajar biologi siswa kelas
XI IPA SMA NEGERI 14 Gowa
Siswa menjadi lebih aktif di kelas
Hasil belajar siswa mencapai KKM
-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjaring data kuantitatif dalam bentuk
data numerik dengan menggunakan instrument yang divalidasi yang
mencerminkan dimensi dan indicator dari variabel dan disebarkan kepada
populasi atau sampel tertentu.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (Quasi Eksperimental) yang merupakan pengembangan
dari True eksperimen yang tidak sepenuhnya mengontrol variable-variable
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. (Sugiyono, 2017)
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan
adalah desain Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih, kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan
awal apa terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
control. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan
dengan model pembelajaran Inquri terbimbing dan kelompok control adalah
kelompok yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.
Desain ini dapat digambarkan pada tabel berikut ini:
-
25
Tabel 3.1. Skema Desain Control Group Design
X
Sumber: Sugiyono (2017)
Keterangan:
X : Perlakuan atau sesuatu yang diujikan (model pembelajaran)
: Hasil pre-test kelas eksperimen
: Hasil pre-test kelas control
: Hasil post-test kelas eksperimen
: Hasil post-test kelas control
B. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa
kelas XI SMA NEGERI 14 Gowa. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai
besar populasi dan penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
Penjelasan mengenai populasi dan sampel dalam penelitian ini selengkapnya
dijelaskan di tabel 3.2
1. Populasi
Populasi dalam penelitian yaitu seluruh siswa kelas XI SMA
Negeri 14 Gowa Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 136 orang
yang terbagi ke dalam 4 rombongan kelompok. populasi dari penelitian
ini disajikan pada tabel berikut:
-
26
Tabel 3.2. Populasi Kelas Penelitian
Nama Kelas Total
XI MIA 1 35
XI MIA 2 35
XI MIA 3 33
XI MIA 4 35
Jumlah 138
Sumber: SMAN 14 Gowa
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel diambil
menggunakan teknik Random Sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun
yang menjadi sampel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.3. Sampel Kelas Penelitian
Nama Kelas Sampel Kelas Jumlah
Kelas Eksperimen XI MIA 2 35
Kelas Kontrol XI MIA 1 35
Jumlah 70
Sumber: SMAN 14 Gowa
-
27
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan bahwa
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas
(Sugiyono, 2011).
Guna menghindari kesalahan persepsi dan untuk menyeragamkan
pengertian dalam penelitian ini maka dibutuhkan sebuah defenisi oprasional
variabel sebagai berikut :
1. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat (dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar. Hasil
belajar siswa adalah nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa setelah
melakukan proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Hasil
belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada ranah kognitif.
2. Variabel bebas (Independen)
variabel bebas dalam penelitian ini adalah model inquiri
terbimbing. Model inquiri terbimbing adalah rangkaian penyajian materi
yang di gunakan adalam menyampainkan materi pembelajaran kepada
siswa agar siswa dapat mengerti materi yang diajarkan.
D. Instrumen Penelitian
-
28
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
yaitu soal pre-test dan post-test dalam bentuk pilihan ganda yang
berjumlah masing-masing 30 nomor. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda masing-masing
sebanyak 30 soal.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan berikut:
1. Observasi dilakukan dengan melakukan wawancara dan konsultasi
dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Gowa.
Observasi di sekolah bertujuan untuk mencari informasi tentang
masalah-masalah yang ada dalam proses pembelajaran biologi yang
berkaitan dengan hasil belajar siswa. Observasi juga dilakukan untuk
mendapatkan informasi tentang jumlah siswa dan kelas yang akan
dijadikan obyek penelitian.
a. Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengurus
persuratan dan dokumen-dokumen lainnya yang dibutuhkan untuk
melakukan penelitian di sekolah. Selain itu peneliti juga menyusun
perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian kemudian
melakukan validasi untuk menguji kelayakan instrumen yang akan
digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
b. Pelaksanaan
-
29
Penelitian dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), yaitu dilakukan selama tiga kali pertemuan pada
kelas eksperimen dan 3 kali pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran
Inquiri Terbimbing, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran konvensional.
c. Evaluasi
Setelah tahap pelaksanaan maka dilakukan evaluasi. Alat
yang digunakan untuk evaluasi pada penelitian ini terdiri dari Pre-
test dan Post-test yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan mencari data di
lapangan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah suatu cara-cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data yang di perlukan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa Pre-test dan Post-test.
Pre-test digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa,
sedangkan Post-test digunakan untuk mengetahui pengetahuan akhir siswa
setelah mendapatkan materi. Jumlah butir soal yang digunakan pada Pre-test
dan Post-test masing-masing yaitu sebanyak 30 soal. Dengan menggunakan
kedua tes ini diharapkan bisa menjadi taraf ukur pengetahuan baik sebelum
-
30
dan setelah mendapatkan materi. Berdasarkan penelitian ini diperolah data
berupa skor hasil belajar Biologi yang diperoleh melalui tes hasil belajar.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yakni analisis
statistic deskriptif dan analisis statistik inferensial sebagai berikut:
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis statistic deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil
belajar biologi yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen yang
terdiri dari rata-rata (mean), nilai tengah (median), standar deviasi, nilai
tertinggi (maksimum), dan nilai terendah (minimum) dengan
menggunakan sistem Statistical package for social science (SPSS) versi
24.
Pada teknik analisis data ini, data yang dianalisis adalah hasil
belajar siswa yang terlebih dahulu dibandingkan dengan kriteria dan skala
penilaian ketetapan KKM sebagai berikut:
Tabel 3.4. Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM
Nilai Kriteria
≥75 Tuntas
-
31
Rentang Skor Kategori
93-100 Sangat baik
84-92 Baik
75-83 Cukup
0-74 Kurang
Sumber: (Arikunto, 2009).
Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Aktivitas Belajar Siswa
Rentang Skor Kategori
86%- 100% Sangat Aktif
76%- 85% Aktif
60%- 75% Cukup Aktif
55%- 59% Kurang Aktif
0%- 54% Tidak Aktif
Sumber: Masyud, 2018
Menurut Prasetiyo (2013) data skor tes diperoleh dari tes yang
dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest untuk kelompok
eksperimen maupun kontrol. Kemudian dari skor data yang diperoleh
tersebut, dicari selisih antara skor posttest dan pretest dengan
menggunakan uji N-Gain sebagai berikut :
Keterangan :
g = Gain score ternomalisasi xposttest = Skor tes awal xpretets = Skor tes akhir xmax = Skor maksimun
-
32
Adapun nilai gain ternormalisasi yang telah diperoleh dapat
diinterpretasikan terhadap kriteria gain seperti tabel 3.7 berikut :
Uji Normalitas N-Gain
Uji N-Gain digunakan untuk mengukur seberapa besar
pemahaman siswa setelah dilaksanakan pembelajaran setiap tes diberikan
pada awal dan akhir pertemuan, dan kenaikan siswa dalam pemahaman
ditandai oleh gain. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest.
Uji tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas peningkatan. Hasil
dari N-gain ini dijadikan perbandingan antara sebelum dan sesudah
pembelajaran dilakukan. Adapun kategori nilai Uji N-Gain sebagai
berikut:
Tabel 3.7 Kategori Nilai Uji N-Gain
Skor N-Gain Kategori N-gain > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ N-gain ≥ 0,7 Sedang N-gain < 0.3 Rendah
2. Analisis statistik inferensial
Analisis inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Analisis inferensial membahas mengenai cara menganalisis data serta
mengambil kesimpulan. Uji yang digunakan yaitu uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji hipotesis. Teknik Analisis statistik inferensial
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum uji hipotesisi,
-
33
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dimana
semua data diolah dengan softwere SPSS 24.
a. Uji Normalitas
Data dari setiap variabel yang dianalisis harus berdistribusi
normal. Oleh karena itu, sebelum uji hipotesis harus terlebih dahulu
melakukan uji normalitas data. Data dapat dikatakan berdistribusi
normal, jika angka signifikan (Sig) > 0,05. Uji normalitas yang
digunakan adalah dengan uji Kolmogorov-smirnov menggunakan
softwere SPSS 25.
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok memiliki variasi homogen atau tidak. Uji homogenitas
dilakukan dengan uji Homogenity of Varience Test. Kriterianya
adalah signifikan untuk uji dua sisi jika nilai signifikan > 0,05 berarti
variasi pada setiap kelompok sama (homogen).
b. Uji Hipotesis
Setelah data telah melalui uji normalitas dan u ji
homogenitas, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis
dilakukan untuk mengetahui hipotesis kita diterima atau ditolak. Uji
ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum
dan setelah diberi perlakuan.
1) Menentukan Hipotesis
-
34
H1 : Ada pengaruh penerapan model pembelajaran Inquiri
Terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA
Negeri 14 Gowa tahun pelajaran 2019/2020.
H0 : Tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran
Inquiri Terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas XI
SMA Negeri 14 Gowa tahun pelajaran 2019/2020.
2) Menentukan Taraf Signifikan
Taraf signifikan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05.
3) Dasar Pengambilan Keputusan
a) Jika sig>α, maka H0 diterima.
b) Jika sig< α, maka H0 ditolak.
4) Pengambilan Keputusan Perhitungan Uji Hipotesis
5) Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan Independent t-
test SPSS 24
-
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 14
Gowa, maka diperoleh data-data yang telah didapatkan melalui instrumen tes
sebanyak 30 nomor untuk mengetahui hasil belajar pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol selama proses pembelajaran berlangsung..
Terdapat dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis
statistik deskriptif dan hasil analisis inferensial. Uraian dari masing-masing
deskripsi hasil analisis sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
versi 24.0. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai
rata-rata hasil belajar siswa, interval kelas, standar deviasi, nilai
maksimum dan nilai minimum.
a. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran (Pretest)
Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 35
siswa yang dilaksanakan di SMA Negeri 14 Gowa untuk mata
pelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
-
36
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest)
Statistik Kelas
Eksperimen Kontrol
Ukuran sampel 35 35
Skor ideal 100 100
Skor maksimal 77 63
Skor minimal 23 23
Skor rata- rata 39,54 45,37
Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas diperoleh hasil
yaitu niai rata-rata dari hasil belajar siswa kelas eksperimen SMA Negeri
14 Gowa sebelum penerapan model pembelajaran inquri terbimbing
yaitu sama diberikan 35 soal baik dikelas kontrol maupun dikelas
eksperimen pada kelas ekperimen dapat dilihat maksimal yaitu 77
sedangkan skor maksimal pada kelas kontrol 63 , dapat dilihat juga pada
skor mimal pada kedua kelas yaitu sama-sama memeproleh skor 23 jadi
bisa di rata-ratakan kelas eksperimen skor rata-ratanya 39,54 dan kelas
kontrol nilai rata-ratanya 45,37
Apabila skor hasil belajar dikelompokkan kedalam empat kelas
interval skor, maka diperoleh distribusi frekuensi belajar hasil belajar
seperti pada tabel 4.2 berikut:
-
37
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest)
B
e
r
dasarkan tabel distribusi dan frekuensi diatas maka dapat dilihat bahwa
35 siswa pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan terdapat
satu siswa yang tergolong cukup dan 34 lainnya tergolong kategori
kurang, sedangkan seluruh siswa pada kelas kontrol masuk dalam
kategori kurang.
Selanjutnya, untuk menentukan Kriteria keberhasilan dikatakan
tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 pada
mata pelajaran Biologi. Dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest).
Nilai
Hasil
Belajar
Kategori
Eksperimen Kontrol
Frekuensi Presentase
(%) Frekuensi
Presentase
(%)
< 75 Tidak Tuntas
34 97,2 35 100
≥75 Tuntas 1 2,8 0 0
Berdasarkan tabel data distribusi frekuensi dan persentase
menunjukkan bahwa terdapat satu siswa pada kelas eksperimen
Interval Kategori
Eksperimen Kontrol
Frekuensi Presentase
(%) Frekuensi Presentase
(%)
93-100 Sangat baik 0 0 0 0 84-92 Baik 0 0 0 0 75-83 Cukup 1 2,8 0 0 0-74 Kurang 34 97,2 35 100 Jumlah 35 100 35 100
-
38
masuk dalam kategori tuntas dan 34 siswa masuk dalam kategori
tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM, sedangkan
seluruh siswa kelas kontrol masuk dalam kategori tidak tuntas.
b. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol (Posttest)
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap
siswa kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran
inquiri terbimbing dan kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya
diperoleh setelah diberikan Posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest)
Statistik Kelas
Eksperimen Kontrol
Ukuran sampel 35 35
Rata- rata 78,60 66,60
Standar deviasi 10,572 10,086
Nilai tertinggi 93 83
Nilai terendah 57 43
Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas diperoleh
hasil setelah diberikan perlakuan yaitu pada kelas eksperimen nilai
tertinggi setelah diberi model inquiri terbimbing adalah 93 dan nilai
-
39
terendah adalah 57, sedangkan di kelas kontrol yang tidak diterapkan
model inquiri terbimbing melaikan hanya diberikan pemebelaran
konvensional nilai tertinggi adalah 83 dan nilai terendah adalah 43.
Ini menejelaskan bahwa model yang diterapkan di kelas eksperimen
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Apabila skor hasil belajar dikelompokkan kedalam empat
kelas interval skor, maka diperoleh distribusi dan frekuensi hasil
belajar setelah diberi perlakuan seperti ditunjukkan pada tabel 4.5
berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest)
Interval Kategori Eksperimen Kontrol
Frekuensi Presentase
(%) Frekuensi
Presentase (%)
93-100 Sangat Baik
3 8,5 0 0
84-92 Baik 9 25,6 0 0 75-83 Cukup 12 34,2 6 17,1 0-74 Kurang 11 31,4 29 82,8
Jumlah 35 100 35 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan persentase diatas dapat
dilihat bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan frekuensi tertinggi masuk 12 orang dalam kategori cukup
dengan persentase sebesar 34,2%. Sedangkan pada kelas kontrol
hasil belajar setelah diberikan perlakuan , frekuensi tertinggi masuk
6 orang dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 17,1%
Meskipun hasil belajar pada kelas kontrol meningkat namun masih
tergolong kurang dilihat dari hasil yang didapatkan.
-
40
Selanjutnya, untuk menentukan Kriteria keberhasilan
dikatakan tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu 75 pada mata pelajaran Biologi. Dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut :
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest).
Nilai
Hasil
Belajar
Kategori
Eksperimen Kontrol
Frekuensi Presentase (%)
Frekuensi Presentase (%)
< 75 Tidak Tuntas
11 31,4 29 82,8
≥75 Tuntas 24 68,5 6 17,1
Berdasarkan tabel data distribusi frekuensi dan persentase di atas
menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen 68,5% masuk dalam
kategori tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan pada
kelas kontrol hanya 17,1% siswa masuk dalam kategori tuntas.
Setelah dilakukan analisis statistik deskriftif pada kelas
eksperiment dan kontrol dengan menggunakan model inquiri
terbimbing dan yang tanpa menggunakan model inquiri terbimbing,
untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa kelas ekperiment dan kelas
kontrol dapat dilihat pada gambar dibawah
Gambar 4.1 diagram hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
-
41
97.2
2.8
100
0 31.4
68.5 82.8
17.1
TIDAK TUNTAS TUNTAS
persentase hasil belajar
pretest ekperiment pretest kontrol posttest eksperiment posttest kontrol
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut terlihat jelas perbedaan nilai
hasil belajar pada kelas eksperiment yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang kelas kontrol yang tidak
menggunakan model inquiri terbimbing. Dimana pada hasil belajar untuk
kategori tuntas, kelas eksperiment memiliki persentase lebih banyak
dibandingkan dengan kelas kontrol yang memiliki persentase sedikit.
Pada kategori tidak tuntas kelas eksperiment memiliki persentase lebih
sedikit dibandingkan kelas kontrol.
Normalitas Ngain (N-Gain )
Uji normalitas gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara
nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kontrol. Adapun
hasil perhitungan uji N-Gain adalah sebagai berikut:
Data aktivitas siswa ini diperoleh melalui instrumen observasi
aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung,
dengan penerapan model Inquiri Terbimbing pada kelas eksperimen dan
-
42
model pembelajaran langsung pada kelas kontrol terhadap hasil belajar
biologi. Data hasil pengamatan aktivitas siswa disajikan dalam tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Persentase dan Kriteria Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pertemuan Eksperimen Kontrol
Presentase (%) Kategori Presentase
(%) Kateg
ori
I 66,59 Aktif 33,41 Kurang aktif
II 68,13 Aktif 34,29 Kurang aktif
Rata- rata 67,34 Aktif 33,85 Kurang aktif
Berdasarkan tabel 4.7 hasil persentase aktivitas siswa selama
proses pembelajaran pada kelas eksperimen mulai pertemuan
mengalami peningkatan dengan rata-rata tingkat keaktifan siswa
adalah 67,34% dengan kategori aktif. Sedangkan pada kelas kontrol
aktivitas siswa selama proses pembelajaran tingkat keaktifan siswa
berada pada kategori kurang aktif dengan presentase rata- rata
33,85%.
Tabel
4.8
Hasil
Uji
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest N-
Gain Kategori Pretest Posttest
N-
Gain Kategori
Jumlah
siswa 35 siswa 35 siswa
Nilai
rata-
rata
39,54 78,60 0,64 Sedang 45,37 66,60 0,38 Sedang
-
43
Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain)
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa data hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol termasuk kategori sedang,
namun kelas eksperimen memiliki nilai lebih tinggi dari kelas kontrol
dengan selisih sebesar 0,64.
2. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah analisis data yang digunakan untuk
menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu
sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan.
Terdapat beberapa pengujian pada analisis statistik inferensial, yaitu uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji
homogenitas dengan menggunakan uji Homogenity of Varience Test, dan
uji hipotesis dengan menggunakan uji Independent t-test. Hasil analisis
statistik inferensial bertujuan untuk menjawab hipotesis yang ada.
Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas terlebih dahulu.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data
yaitu data nilai Pretest dan Posttest kelas eksperimen dan nilai
Pretest dan Posttest kelas kontrol . Caranya yaitu dengan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada program statistik SPSS
-
44
versi 24.0. Adapun analisis program SPSS memiliki taraf sig α =
0,05 yaitu ˃ α maka data tersebut dikatakan normal sedangkan jika
nilai analisis data ˂ α maka data tersebut dikatakan tidak normal.
Untuk lebih jelasnya mengenai uji normalitas pada penelitian ini,
perhatikan tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Sig 0,055 0,200 0,056 0,147
Tingkat Sig
(α) 0,05
Pada tabel hasil uji normalitas di atas munjukkan bahwa pada
Pretest dan Posttest baik kelas eksperimen yang maupun kelas
kontrol lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disumpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah data dari kedua kelas tersebut dinyatakan
berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji
homogenitas disebut juga dengan uji kesamaan varians. Untuk
mengetahui homogenitas data peneliti menggunakan uji Homogenity
of Variancetest pada Homogenity of Varience Test program statistik
SPSS versi 24.0. Adapun analisis program SPSS memiliki taraf sig α
= 0,05 yaitu ˃ α maka data tersebut homogen sedangkan ˂ α maka
-
45
data tersebut tidak homogen. Untuk lebih jelasnya mengenai uji
homogenitas pada penelitian ini, perhatikan tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Sig 0,171 0,790
Tingkat
Sig (α) 0,05
Pengambilan kesimpulan uji homogenitas data Pretest dan
Posttest diambil berdasarkan ketentuan kriteria pengujian, yaitu jika
nilai signifikansi SPSS > tingkat signifikansi (α) maka dapat
dikatakan data tersebut homogen. Sedangkan jika nilai signifikansi
SPSS< tingkat signifikansi (α) maka data tersebut tidak homogen.
Pada tabel hasil uji homogenitas Pretest dan Postest kelas
eksperimen maupun kelas kontrol nilai signifikansinya lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian data kelas
eksperimen dan kelas kontrol data hasil belajar siswa bersifat
homogen.
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji sebelumnya, diperoleh bahwa data
berdistribusi normal dan kedua sampel homogen. Oleh karena itu
dapat dilakukan uji hipotesis untuk menjawab hipotesis yang ada.
Untuk mengetahui uji hipotesis data peneliti menggunakan uji .
-
46
Dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05
maka hipotesis diterima dan jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka
hipotesis ditolak. Untuk lebih jelasnya mengenai uji hipotesis pada
penelitian ini, perhatikan tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.11. Uji Hipotesis Statistik Pretest Posttest
Sig(2-tailed) 0, 000 0, 000
Tingkat Sig
(α) 0,05
Pada tabel uji hipotesis diatas nilai hasil uji hipotesis kurang
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian yang
diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh mode
pemebelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas
XI SMA Negeri 14 Gowa.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa model pembelajaran Inquiri terbimbing menyebabkan hasil belajar
pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak
menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing. Perbedaan itu
disebabkan karena proses pembelajaran pada kelas eksperimen menunjukkan
bahwa siswa terlihat antusias. Hal ini terlihat ketika pada saat pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing mampu
-
47
membantu siswa untuk lebih aktif dan melatih siswa untuk memecahkan
masalah atau soal tentang materi yang diajarkan danmampu berfikir kritis
untuk menjawab persoalan, serta proses pembelajaran tidak lagi bersifat
teacher center tetapi telah bernuansa student center.
Proses pembelajaran di sekolah diarahkan menjadi kegiatan yang
menyenangkan sesuai dengan implementasi dari Kurikulum 2013. Model
yang dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat
siswa termotivasi sekaligus dapat memahami konsep, merumuskan massalah
dan mengembangkannya adalah dengan belajar menggunakan model
pembelajaran inquri terbimbing
Pada tabel 4.5 Menunjukkan hasil belajar pada kelas ekperiment dan
kelas kontrol dapat dilihat masing-masing kelas diberikan soal yang sama
jumlahnya, pada gambar teresebut dibagi menjadi beberapa kategori yaitu
kurang, cukup,baik dan sangat baik. Kemudian masing-masing kelas
mempunyai persentase yang berbeda-beda dikelas.
Pada tabel 4.5 membuktikan bahwa proses pemebelajaran
menggunakan model inquiri terbimbing sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa pada kelas eksperiment dibandingkan dengan siswa yang dikelas
kontrol.
Secara statistik deskriptif hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model Inquiri Terbimbing berada pada kategori baik. Hal ini
disebabkan oleh penggunaan model Inquiri Terbimbing dalam proses
pembelajaran di sekolah yang diteliti adalah hal yang baru bagi siswa. Karena
-
48
terkesan baru bagi siswa, model Inquiri Terbimbing sebagai model yang
mampu menimbulkan rasa keingintahuan dan menarik perhatian siswa untuk
terpusat pada materi yang diajarkan serta memunculkan motivasi bagi siswa
untuk belajar. Selain hal itu, hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor diantaranya adalah kesiapan guru memberi materi
pelajaran, kesiapan siswa menerima materi pelajaran, aktivitas yang
dilakukan siswa selama berlangsungnya pembelajaran ataupun model
pembelajaran yang diterapkan.
Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model Inquiri
Terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sesuai
dengan manfaat model pembelajaran tersebut sebagai strategi dalam proses
belajar mengajar. Hal tersebut juga dikemukakan oleh W. Gulo (2008) juga
menyatakan bahwa metode inquri terbimbing berarti suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Untuk membuktikan kebenaran dari ada tidaknya pengaruh model
Inquiri Terbimbing terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi sistem
prnapasan, maka dilakukan uji hipotesis. Akan tetapi, sebelum melakukan uji
hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
Pada tabel 4.12 dapat dinyatakan bahwa data kelas eksperimen dan
kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua
-
49
kelompok tersebut berasal dari varians yang homogen, sehingga dilakukan uji
hipotesis dengan menggunakan uji Independent t-test yang menunjukkan
bahwa model pembelajaran Inquiry Terbimbing memiliki pengaruh terhadap
hasil belajar biologi siswa. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai p=
0,000. Dimana nilai siginifikan p=0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa Hipotesis diterima, sehingga
kesimpulannya adalah terdapat pengaruh model pembelajaran Inquiri
Terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan kelas
XI SMA Negeri 14 Gowa.
Berdasarkan data yang di peroleh, dapat menggambarkan tentang
sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi ssistem pernapasan setelah
proses pembelajaran dengan model Inquiri Terbimbing sehingga hasil belajar
siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Adapun beberapa alasan mengapa nilai hasil belajar siswa yang diajar
dengan model Inquiri Terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional karena model
pembelajaran discovery learning memiliki beberapa keuntungan menurut
Keunggulan metode pembelajaran inkuiri di antaranya:
1) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap
lebih bermakna.
-
50
2) Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model Inquiri
Terbimbing tersebut juga didukung dengan sintaks pembelajaran biologi atau
proses pemebelajaran model inkuiri terbimbing yang dimna prosesnya
pertama siswa di jelaskan apa saja yang dimaksud sistem pernapasan, stelah
itu siswa diarahkan untuk mecari maslah terkait sistem pernapasan, setelah itu
menuntun siswa untuk mecari masalah terkait sistem pernapasan, stelah itu
siswa telah mendapatkan masalah terkait sistem pernapasan guru mengarahan
untuk melakukan penelitian terkait masalah yang telah di peroleh oleh siswa,
setelah siswa melakukan penelitian guru mengarahkan untuk mengambil
kesimpulan terkait penelitian yang telah dilakukan dan guru menambahkan
pendapat yang terkait sistem pernapasan. Dengan begitulah suatu
pembelajaran meningkat dengan model inkuiri terbimbing.
Peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model Inquiri
Terbimbing tersebut juga didukung dengan data hasil observasi aktivitas siswa.
-
51
Hasil observasi aktivitas siswa selama tiga kali pertemuan pembelajaran
dikelas, menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Inquiri
Terbimbing pada materi sistem pernapasan efektif untuk digunakan. Hal ini
dapat dilihat dari ketercapaian persentase rata-rata yang diperoleh selama
pembelajaran yaitu mencapai 67,34, yang menunjukkan bahwa kategori
keaktifan siswa dengan menggunakan model Inquiri Termbing , termasuk
dalam kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam
belajar sangat terlihat, mulai dari tahap stimulasi, identifikasi masalah,
pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
model Inquiri Termbing terhadap hasil belajar kogitif biologi siswa pada
materi sistem pernapasan , hal ini disebabkan karena pada model Inquiri
Terbimbing melibatkan keaktifan siswa, dimana siswa harus mampu
mengidentifikasi suatu masalah kemudian mengumpulkan informasi, dan
mengolah informasi yang di temukan untuk membuat suatu kesimpulan.
Dengan keterlibatan siswa sepenuhnya selama proses pembelajaran dengan
bimbingan guru, akan membuat pemahaman siswa terhadap suatu materi
semakin kuat, dan hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi
lebih baik.
Berdasrakan hasil dan dan data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran biologi pada materi sistem perpasan dengan penggunaan model
Inquiri Terbimbing merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang efektif
-
52
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar
biologi yang lebih baik pada siswa kelas XI MIA SMA Negeri 14 Gowa.
-
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan analisis inferensial, terdapat pengaruh penggunaan model
Inquiri Terbimbing terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA
Negeri 14 Gowa pada materi sistem pernapasan. Hal ini didasarkan pada
data hasil uji hipotesis melalui anacova dengan nilai p=0,000 < a = 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan penggunaan model
Inquiri Terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
B. Saran
1. Pembelajaran dengan model Inquiri Terbimbing dapat diterapkan sebagai
salah satu alternatif dalam pembelajaran biologi untuk membantu dan
melatih peserta didik dalam memahami materi pembelajaran dengan
optimal sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
-
51
51
2. Model Inquiri Terbimbing harus disesuaikan dengan materi biologi yang
dianggap tepat agar sintaks pembelajaran Inquiri Terbimbing dapat
terlaksana dengan baik.
3. Disarankan bagi siswa untuk saling bekerja sama dalam proses
pembelajaran sehingga tercipta interaksi yang baik di dalam kelompok.
Dan tak lupa dengan bimbingan dari seorang guru.
4. Pembagian waktu setiap sintaks pembelajaran dalam penggunaan model
Inquiri Terbimbing harus dirancang dengan cermat agar waktu
pembelajaran lebih efektif dan semua tahapan pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik.
-
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Cahyo, Agus N. 2012. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: DIVA Press.
Dewi fauziah. 2015 penerapan strategi pembelajaran . Rawamangun-jakarta: Kencana Perdana Media Group
Darmadi. 2017. Pengembangan Model & Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Fella,2014. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Irwan. 2011 “Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika”. Jurnal Penelitian pendidikan .
Jayawardana, B.A. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Guided Inqury terhadap Aktivitas dam Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 2 Banguntapan. Jurnal Bioedukatika. Vol. 3 (2): 1-8, ISSN: 2338-6630.
Nurdiansyah, Eni Fariyatul Fahyuni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Nur’aini, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem Pernafasan Di Kelas XI MIA 1 SMA Negri Indralaya. Jurnal Pembelajaran Biologi, Volume 2, Nomor 2, November 2015
Pendrice, dkk. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri