PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT … · Literasi TIK perangkat desa tidak...
-
Upload
duongkhanh -
Category
Documents
-
view
228 -
download
1
Transcript of PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT … · Literasi TIK perangkat desa tidak...
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA
TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA.
TESIS
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Aweng
142222208
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA
TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA.
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Aweng
142222208
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA
TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA.
Oleh :
Aweng
142222208
Tesis ini telah dipertahankan pada tanggal, 15 Desember 2016
Di depan Dewan Penguji yang terdiri dari:
Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D
Pembimbing I Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D
Pembimbing II
Dr. H. Herry Maridjo, M.Si Penguji Ahli I
Dr. Fransisca Ninik Yudianti, M.Acc., Q.I.A
Penguji Ahli II
Telah diperbaiki dan disetujui untuk diterima
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen
Yogyakarta, ……………….
Magister Manajemen
Universitas Sanata Dharma
Ketua Program Studi
Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
DOSEN PEMBIMBING
TESIS
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA
TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA.
Diajukan oleh
Aweng
142222208
Telah disetujui oleh dosen pembimbing
Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D
Pembimbing I Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D
Pembimbing II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penulisan tesis ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 15 Desember 2016
Aweng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Aweng
NIM : 142222208
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Pengaruh Literasi Teknologi Informasi Perangkat Desa terhadap Intensitas
Penggunaan E-Desa”.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpusatakaan Unversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau di
Media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 15 Desember 2016
Yang menyatakan
Aweng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat kurnia
serta segala bimbingan yang telah dilimpahkan sehingga penulisan tesis yang
berjudul “Pengaruh Literasi Teknologi Informasi Perangkat Desa terhadap
Intensitas Penggunaan E-Desa” dapat diselesaikan. Tesis ini ditulis sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama berproses dalam menyelesaikan tesis ini, penulis bersyukur atas
segala bentuk dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu sehingga tesis
ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. dan Drs. T. Handono Eko Prabowo,
MBA, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan dan masukan selama penyusunan tesis ini.
2. Dosen-Dosen Magister Manajemen USD yang telah memberi ilmu
pengetahuan dan pengalaman.
3. Seluruh Aparat Pemerintah Desa DIY yang telah memberi ijin dan data untuk
penelitian dan menjadi tempat penelitian ini.
4. Orang tua yaitu Paulus Aban dan Margareta Awi atas dukungan moral,
spiritual dan finansial dalam penyusunan tesis ini.
5. Seluruh teman-teman Magister Manajemen yang telah memberikan masukan
dan dukungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iv
DOSEN PEMBIMBING ........................................................................................ iv
PERNYATAAN ...................................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
1.5. Batasan Penelitian ................................................................................ 6
1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
2.1. Landasan Teori ..................................................................................... 8
2.1.1. Desa ...................................................................................................... 8
2.1.2. E-Desa ................................................................................................ 10
2.1.3. Literasi TIK ........................................................................................ 12
2.1.4. Technology Acceptance Model (TAM) .............................................. 15
2.2. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 26
2.3. Pengembangan Hipotesis ................................................................... 30
2.4. Kerangka Penelitian ........................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 35
3.1. Desain Penelitian ................................................................................ 35
3.2. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 36
3.3. Populasi dan Sampel .......................................................................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
3.4. Instrumen Penelitian ........................................................................... 43
3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 45
3.6. Metode Analisis Data ......................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52
4.1. Identitas Responden ........................................................................... 52
4.2. Pengujian Kuesioner .......................................................................... 54
4.3. Analisis Data ...................................................................................... 56
4.3.1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 56
4.3.2. Analisis Data Menggunakan PLS-SEM ............................................. 62
4.3.3. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 68
4.4. Pembahasan ........................................................................................ 75
4.4.1. Literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap
persepsi kemanfaatan e-Desa. ............................................................ 75
4.4.2. Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi
kemudahan penggunaan e-Desa. ........................................................ 77
4.4.3. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap
persepsi kemanfaatan e-desa. ............................................................. 78
4.4.4. Persepsi kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas
penggunaan e-desa. ............................................................................ 79
4.4.5. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaan e-desa. ............................................................ 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 81
5.1. Kesimpulan......................................................................................... 81
5.2. Keterbatasan ....................................................................................... 83
5.3. Implikasi ............................................................................................. 84
5.3.1. Implikasi Akademis............................................................................ 84
5.3.2. Implikasi Manajerial .......................................................................... 84
5.4. Saran ................................................................................................... 86
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 88
LAMPIRAN .......................................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Progres kronologi TAM (ariff et al., 2013) ........................................ 20
Tabel 2. 2. Penelitian terdahulu............................................................................. 26
Tabel 3. 1. Definisi operasional variabel penelitian .............................................. 36
Tabel 3. 2. Data desa di diy 2016 .......................................................................... 37
Tabel 3. 3. Sampel desa di kabupaten kulonprogo................................................ 40
Tabel 3. 4. Sampel desa di kabupaten bantul ........................................................ 40
Tabel 3. 5. Sampel desa di kabupaten gunung kidul ............................................. 41
Tabel 3. 6. Sampel desa di kabupaten sleman ....................................................... 42
Tabel 3. 7. Tingkat keandalan cronbach’s alpha .................................................. 44
Tabel 3. 8. Skala likert pernyataan positif menurut sugiyono (2010) ................... 45
Tabel 3. 9. Keterangan simbol .............................................................................. 48
Tabel 4. 1. Tingkat pengembalian kuesioner ........................................................ 52
Tabel 4. 2. Identitas responden berdasarkan umur ................................................ 53
Tabel 4. 3. Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir ......................... 53
Tabel 4. 4. Hasil uji validitas ................................................................................ 54
Tabel 4. 5. Hasil uji reliabilitas ............................................................................. 56
Tabel 4. 6. Hasil analisis statistik deskriptif ......................................................... 56
Tabel 4. 7. Outer loading ...................................................................................... 62
Tabel 4. 8. Average variance extracted ................................................................ 63
Tabel 4. 9. Average variance extracted setelah dieliminasi .................................. 63
Tabel 4. 10. Outer loading setelah eliminasi ........................................................ 64
Tabel 4. 11. Cross loading .................................................................................... 65
Tabel 4. 12. Composite reliability ......................................................................... 66
Tabel 4. 13. Cronbach's alpha .............................................................................. 66
Tabel 4. 14. R-square ............................................................................................ 67
Tabel 4. 15. Uji statistik hipotesis nol ................................................................... 69
Tabel 4. 16. Hasil analsis jalur .............................................................................. 71
Tabel 4. 17. Hasil analisis jalur kelompok pendidikan ......................................... 72
Tabel 4. 18. Hasil analisis jalur kelompok umur .................................................. 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Unsur-unsur e-government (Purnawingwulan et al., 2015) ............ 11
Gambar 2. 2. Indikator analisis TAM (Davis, 1989) ............................................ 17
Gambar 2. 3. Final indikator analisis TAM (Davis, 1989) ................................... 18
Gambar 2. 4. Final model TAM (Davis, 1996) ..................................................... 19
Gambar 2. 5. Modifikasi model TAM oleh Chuttur (2009) & Gathani (2001) .... 22
Gambar 2. 6. Modifikasi model TAM oleh Liu et al., (2010) .............................. 22
Gambar 2. 7. Modifikasi TAM oleh Teo et al., (2008) ......................................... 23
Gambar 2. 8. Modifikasi model TAM yang digunakan dalam penelitian ini. ...... 23
Gambar 2. 9. Kerangka penelitian adopsi dari model TAM ................................. 34
Gambar 3. 1. Garis kontinum menurut Sugiyono (2009)...................................... 46
Gambar 3. 2. Model diagram jalur partial least square ........................................ 47
Gambar 4. 1. Path diagram complete ................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner .......................................................................................... 91
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 94
Lampiran 3. Rekapitulasi Kuesioner ................................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah literasi TIK perangkat
desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan
penggunaan e-desa, kemudian apakah persepsi kemudahaan penggunaan e-desa
berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa. Selanjutnya, apakah
persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan e-desa berpengaruh
positif terhadap intensitas penggunaan e-desa. Kerangka penelitian ini mengadopsi
Technology Acceptance Model (TAM) dan menggunakan teknik proportionate
stratified random sampling. Jumlah sampel sebanyak 153 orang. Data penelitian
dianalisis menggunakan PLS-SEM (Partial Least Square – Structural Equation
Modeling) dengan perangkat lunak SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif/signifikan terhadap
persepsi kemanfaatan e-desa, sedangkan literasi TIK perangkat desa berpengaruh
positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-desa. Persepsi kemudahan
penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa.
Persepsi kemanfaatan dan kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaan e-desa. Berdasarkan hasil penelitian ini, lembaga
pemerintahan desa di DIY dapat mengetahui hubungan literasi TIK terhadap
penggunaan e-desa. Lembaga pemerintahan desa dapat meningkatkan intensitas
penggunaan e-desa dengan memperkuat tiga aspek yaitu literasi TIK perangkat
desa, kemudahan penggunaan e-desa, dan kemanfaatan e-desa.
Kata kunci : Literasi TIK, Elektronik-Desa (E-Desa), Technology Acceptance
Model (TAM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
The aim of this research is to find out whether ICT literacy of village
government officials will positively affects the perception about usefulness and
easeness in using e-desa. At the next step, this research will find out whether
perception about easeness of e-desa will positively affect the perception usefulness
of e-desa. Finally, research will observe whether perception about usefulness and
easeness in using e-desa will positively affect the intention of e-desa usage. This
research adopted the Technology Acceptance Model (TAM) and employed
proportionate stratified random sampling. Total sample were 153 people. Data
were analyzed using PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation
Modeling) with software SmartPLS 3.0. The results show that the ICT literacy of
village government officials do not give positively affect on the perception about
usefulness of e-desa, while the ICT literacy of village government officials
positively affect on the perception easeness of e-desa usage. The perception about
easeness of e-desa positively affects on the perception about usefulness of e-desa.
The perception about usefulness and easeness of e-desa positively affect on the
intention of e-desa usage. Based on this result, the village government agency could
find out the ICT literacy towards the intention of e-desa usage. The village
government agency could increase the intention of e-desa usage by strengthening
three aspects which are the ICT literacy of village government officials, the
easeness of e-desa, and the usefulness of e-desa.
Keywords : ICT Literacy, E-Desa Technology Acceptance Model (TAM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan apa yang diteliti, mengapa hal tersebut diteliti dan untuk apa
diteliti.
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa
perubahan bagi masyarakat Indonesia. Dengan TIK masyarakat lebih mudah
mengakses berbagai informasi dan menunjang pekerjaan (Syarifuddin, 2014).
Teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk digital (Kadir, 2014).
Perubahan yang telah terlihat di Indonesia adalah terjadinya inovasi dalam
manajemen pelayanan pemerintahan dengan mengintegrasikan teknologi informasi
berbasis internet (e-government). Penerapan e-government merupakan proses
pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem
pemerintahan secara lebih efisien (Sosiawan, 2008). Menurut Sancoko (2011)
kualitas pelayanan publik di Indonesia sampai saat ini secara umum masih
belum baik, perlu dilakukan reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan. Oleh karena itu, menurut Wardiningsih (2012) penerapan
teknologi informasi dapat memberikan peningkatan pada kinerja pelayanan publik
terutama kepada masyarakat.
Peningkatan pelayanan publik tidak terlepas dari tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Karena hal ini pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menghadirkan kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia No.6 tahun
2014 tentang Desa. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengembangkan
sistem informasi desa (e-desa) dan pembangunan kawasan perdesaan. Desa
elektronik (Electronic Desa) adalah sebuah sistem yang didasarkan pada teknologi
informasi untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan desa dan e-desa
merupakan salah satu wujud dari penerapan e-government khususnya di
pemerintahan desa.
Kebijakan UU Desa di atas hadir karena pemerintah menerapkan strategi
yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Strategi Indonesia saat ini yaitu
membangun negaranya dari pinggiran. Hal ini dimaksud untuk memperkuat daerah-
daerah dan desa, dengan salah satu wujudnya mengalokasikan sekian dana untuk
setiap desa. Dana desa ini membawa potensi untuk setiap desa berkembang, tetapi
juga membawa banyak persoalan seperti korupsi (dana salah sasaran,
penyelewengan pembukuan, salah prosedur, dan susah dimonitor). Menurut
Rahman (2012) penyebab korupsi ditingkat desa karena kurangnya pengawasan
dan keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Sistem informasi desa
(e-Desa) hadir untuk menjawab persoalan ini.
Ketika pemerintahan desa menerapkan teknologi canggih, kompetensi atau
pengetahuan tentang TIK yang dimiliki oleh perangkat desa tentu menjadi salah
satu penentu keberhasilan. Siapa perangkat desa? Perangkat Desa adalah sekretaris
desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis yang bertugas membantu
Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya (UU RI No.6 Tahun
2014). Kompetensi atau pengetahuan TIK lebih dikenal dengan istilah Literasi TIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(ICT Literacy). Menurut Siswanto (2012) Literasi TIK adalah kombinasi
kemampuan intelektual, konsep-konsep yang mendasar dan kemampuan terkini
yang harus dimiliki seseorang agar mampu menggunakan informasi dan
berkomunikasi secara efektif. Dan ada 4 aspek membangun Literasi TIK yaitu
literasi informasi, literasi komputer, literasi digital dan literasi internet.
Literasi TIK penting dimiliki oleh perangkat desa karena merekalah yang
akan menerapkan dan mengoperasikan e-Desa. Menurut Sirait (2007) tujuan
pemerintah mengaplikasikan e-government guna mewujudkan kinerja pemerintah
yang bersih dan efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu didukung oleh
kemampuan penguasaan TIK di kalangan pejabat pemerintah itu sendiri. Hal serupa
juga disampaikan oleh Purnawingwulan, Dewi, & Irawan (2015) yang menyatakan
bahwa perlunya pendidikan dan pelatihan TIK untuk meningkatkan literasi TIK
masyarakat desa. Demikian juga dengan Praditya (2014) menyatakan bahwa proses
pelayanan publik melalui situs web di pemerintahan desa sudah seharusnya
difasilitasi dengan dukungan sumber daya TIK dan sumber daya manusia yang
dimiliki. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah Literasi
TIK yang dimiliki perangkat desa berpengaruh signifikan terhadap intensitas
penggunaan e-Desa.
Supaya penelitian ini mempunyai landasan teori yang kuat, peneliti akan
menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). TAM adalah sebuah model
yang menjelaskan perilaku individu dalam penerimaan teknologi informasi.
Menurut Davis (1989) ada 2 faktor utama pada TAM yaitu persepsi kemanfaatan
(perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang keduanya memiliki hubungan untuk memprediksi intensitas perilaku
penggunaan sistem informasi. Persepsi kemanfaatan didefinisikan sebagai tingkat
kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem informasi dapat
meningkatkan kinerja pengguna tersebut. Sedangkan persepsi kemudahan
penggunaan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem
informasi dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri (Laihad,
2013).
TAM yang dikembangkan oleh Davis (1989) memiliki beberapa variabel
yang saling mempengaruhi. Variabel eksternal mempengaruhi variabel persepsi
manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan. Persepsi kemudahaan penggunaan
mempengaruh terhadap persepsi manfaat. Kemudian variabel persepsi manfaat dan
persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi intensitas perilaku penggunaan.
Menurut Fatmawati (2015) variabel eksternal dapat diganti dan disesuaikan dengan
obyek dan topik penelitian. Dalam penelitian ini literasi TIK menjadi variabel
eksternalnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan yang akan dijawab pada
penelitian ini sebagai berikut:
1.2.1. Apakah literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap
kemanfaatan dan kemudahaan penggunaan e-desa.
1.2.2. Apakah kemudahaan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap
kemanfaatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2.3. Apakah kemanfaatan dan kemudahaan penggunaan e-desa berpengaruh
positif terhadap intensitas penggunaan e-desa.
Terdapat 4 variabel utama yang akan digunakan yaitu 1) literasi TIK 2)
persepsi kemanfaatan 3) persepsi kemudahaan penggunaan 4) intensitas
penggunaan. Dalam mengukur tingkat literasi TIK akan dilihat dari 3 aspek yaitu
literasi informasi, literasi komputer, dan literasi internet. Sedangkan untuk untuk
mengukur persepsi kemanfaatan, kemudahan penggunaan, dan Intensitas
penggunaan akan menggunakan indikator yang dikembangkan dalam teori TAM.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah literasi TIK perangkat desa
memiliki pengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan
penggunaan e-desa, persepsi kemudahaan penggunaan e-desa memiliki pengaruh
positif terhadap persepsi kemanfaatan. Dan kemudian apakah persepsi kemanfaatan
dan persepsi kemudahaan penggunaan berpengaruh positif terhadap intensitas
perilaku penggunaan e-desa.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.4.1. Praktis
Memberikan sumbangan ide-ide dan masukan serta bahan pemikiran bagi
pemerintah daerah dan lembaga lainnya yang terkait pemberdayaan desa
dalam kebijakan penerapan TIK di pemerintahan desa.
1.4.2. Teoritus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sebagai dokumentasi tertulis mengenai pengaruh literasi TIK terhadap
intensitas penggunaan e-desa dan perkembangannya sampai saat ini.
1.5. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah ruang lingkup penelitian hanya di desa
Daerah Istiwewa Yogyakarta yang sudah menerapkan e-Desa.
1.6. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini terdiri dari 3 bagian yaitu :
1.6.1. Bagian Awal
Bagian awal mencakup: sampul tesis, halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
daftar lampiran, arti simbol dan singkatan, dan abstrak.
1.6.2. Bagian Utama
Bab I. Pendahuluan
Bab ini menjelaskan apa yang diteliti, mengapa hal tersebut diteliti dan untuk
apa diteliti. Bab ini mencakup: latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan referensi teori yang digunakan untuk memperkuat
penelitian, hipotesis dan kerangka penelitian. Bab ini mencakup: tinjauan
pustaka, penelitian terdahulu, hipotesis, dan kerangka penelitian.
Bab III. Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan kepada pembaca bagaimana peneliti akan
mendeskripsikan langkah-langkah atau cara menjawab permasalahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
diteliti. Bab ini mencakup: desain penelitian, definisi operasional, populasi
dan sampel, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, dan metode
analisis data.
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini memaparkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dan pembahasan
hasil. Bab ini mencakup: deskripsi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan
Bab V. Kesimpulan dan Saran
Bab ini memberikan informasi kesimpulan dan saran yang dirangkum oleh
peneliti dari hasil penelitian. Bab ini mencakup: kesimpulan, keterbatasan,
implikasi, dan saran.
1.6.3. Bagian Akhir
Bagian akhir ini berisi tentang daftar acuan yang digunakan peneliti dan data-
data pendukung penelitian. Bagian ini mencakup daftar pustaka dan lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan referensi teori yang digunakan untuk memperkuat
penelitian, hipotesis dan kerangka penelitian.
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah,
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat (UU RI
No.6 Thn 2014). Menurut Rasyid, Musa, & Latare (2015) Desa diartikan
dalam dua jenis komunitas, yaitu komunitas besar (kota, negara bagian, negara)
dan komunitas kecil (desa, rukun tetangga dan sebagainya). Maka Desa adalah
komunitas kecil yang menetap tetap di suatu tempat.
Landis (1948) mengemukakan definisi tentang desa dengan cara
membuat tiga pemilahan berdasarkan pada tujuan analisis. Untuk tujuan
analisis statistik, desa adalah lingkungan yang penduduknya kurang dari 2500
orang. Untuk tujuan analisa sosial-psikologi, desa adalah lingkungan yang
penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan serba informal diantara
sesama warganya. Sedangkan untuk tujuan analisa ekonomi, desa adalah
lingkungan yang penduduknya tergantung kepada pertanian.
Sedangkan menurut Tempoh (2013) Desa sebagai kesatuan masyarakat
hukum terkecil yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya berdasarkan asal-usul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati oleh negara.
Dari beberapa definisi desa diatas peneliti simpulkan bahwa Desa
adalah komunitas kecil yang menetap disuatu tempat yang memiliki
hubungan yang akrab dan serba informal diantara sesama warganya. Serta
memiliki batas wilayah dan berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan untuk kepentingan masyarakat setempat.
2.1.1.1. Pemerintahan Desa
Menurut Mariani (2014) dan UU RI No.6 Thn 2014 Pemerintahan
Desa adalah seperangkat orang-orang yang menyelenggarakan
urusan kepentingan masyarakat yang diselenggarakan di bawah
pimpinan seorang kepala desa berserta para pembantunya (perangkat
desa), mewakili masyarakat desa guna hubungan keluar maupun ke
dalam masyarakat yang bersangkutan.
2.1.1.2. Perangkat Desa
Menurut Widjaja (2003) Perangkat Desa terdiri atas:
2.1.1.2.1. Unsur staf, yaitu unsur pelayanan seperti Sekretaris desa
dan Perangkat Tata usaha.
2.1.1.2.2. Unsur Pelaksana, yaitu pelaksana teknis lapangan seperti
Urusan Pamong tani Desa dan Urusan Keagamaan.
2.1.1.2.3. Unsur wilayah, yaitu unsur pembantu Kepala Desa di
wilayah bagian Desa seperti Kepala Dusun.
Menurut UU RI No.6 Thn 2014 Perangkat Desa adalah orang-orang
yang bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangannya. Perangkat desa terdiri dari (1) sekretaris Desa, (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pelaksana kewilayahan; dan (3) pelaksana teknis. Sedangkan
menurut Mariani (2014) perangkat desa terdiri dari kepala desa,
lembaga pemusyawarah desa, sekretaris desa, kepala dusun, dan
kepala-kepala urusan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
perangkat desa terdiri dari sekretaris desa, pelaksana kewilayahan
(kepala dusun), dan pelaksana teknis (kepala-kepala urusan). Perangkat
desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
2.1.2. E-Desa
Pengertian e-desa tidak jauh berbeda dengan e-government. E-
government adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien.
Ada 2 hal utama dalam pengertian e-government, pertama adalah penggunaan
teknologi informasi & komunikasi (TIK) sebagai alat bantu dan kedua adalah
tujuan pemanfaatannya sehingga jalannya pemerintahan dapat lebih efisien
(Sosiawan, 2008). Sedangkan menurut Departemen Komunikasi dan
Informatika Indonesia, e-government sebagai penyelenggaran pemerintahan
berbasis elektronik untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam
hubungannya dengan masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait
lainnya menuju good government (pemerintahan yang bersih).
e-desa merupakan salah satu wujud dari kebijakan pemerintah dalam
penerapan e-government di pemerintahan desa. Penerapan e-government oleh
pemerintah tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penerapan e-government sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.1.2.1. Terciptanya hubungan secara elektronik antara pemerintah dengan
masyarakat sehingga dapat mengakses berbagai informasi dan layanan
dari pemerintahan.
2.1.2.2. Melaksanakan perbaikan dan peningkatan pelayanan masyarakat ke
arah yang lebih baik dari apa yang telah berjalan saat ini.
2.1.2.3. Menunjang good governance dan keterbukaan.
2.1.2.4. Meningkatkan pendapatan asli daerah
Dalam penerapan e-government ada unsur-unsur yang dipenuhi, menurut
Purnawingwulan et al., (2015) ada 3 unsur yaitu alat, tujuan, dan obyek.
Gambar 2. 1. Unsur-unsur e-government (Purnawingwulan et al., 2015)
Dilihat dari definisi dan unsur penerapan e-government, peneliti
menyimpulkan bahwa e-desa adalah sebuah sistem yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan akuntibilitas layanan pemerintah desa.
Berdasarkan hasil prasurvei di lapangan di pemerintahan desa DIY,
peneliti menyimpulkan ada beberapa jenis e-desa yang sudah diterapkan yaitu
alat
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
tujuan
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas
obyek
layanan pemerintahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sistem informasi keuangan desa, sistem informasi desa, sistem informasi
profil desa, dan sistem informasi administrasi penduduk. Dari beberapa jenis
e-desa tersebut hanya sistem informasi keuangan desa yang diterapkan secara
menyeluruh artinya semua desa diwajibkan dan harus menggunakan sistem
informasi keuangan desa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti lebih
fokus membahas penggunaan sistem informasi keuangan desa oleh perangkat
desa.
2.1.3. Literasi TIK
Menurut Sirait (2007) salah satu tahap awal yang diperlukan dalam
pengembangan e-government adalah tingkat literasi TIK, baik pada SDM
pengelola e-government, pejabat pemerintah, maupun masyarakat luas
sebagai konsumen e-government. Hal serupa juga disampaikan oleh
Purnawingwulan et al., (2015) bahwa dalam penerapan e-government unsur
pertama yang harus dipenuhi adalah kemampuan penggunaan TIK. Karena e-
desa merupakan salah satu wujud penerapan dari e-government maka literasi
TIK penting dimiliki oleh perangkat desa.
Literasi TIK terdiri dari 2 bagian kata yaitu literasi dan TIK, literasi
adalah kemampuan/pengetahuan/melek. Sedangkan TIK adalah istilah yang
memayungi segala peralatan dan aplikasi, antara lain: radio, television, HP,
komputer, hardware dan software, sistem satellite, dan sebagainya, juga
bermacam-macam aplikasi yang berkaitan dengan mereka seperti video
conference dan belajar jarak jauh. TIK juga sering diperbincangkan dalam
konteks yang khusus, misalnya TIK dalam bidang pendidikan, kesehatan,
atau perpustakaan (Siswanto, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut Sirait (2007) literasi adalah serangkaian atribut yang berkaitan
dengan pemahaman, nilai-nilai, keterampilan yang dimiliki. Sedangkan
literasi TIK adalah satu kombinasi dari kemampuan intelektual, konsep
fundamental, dan keterampilan kontemporer yang harus dimiliki seseorang
untuk berlayar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara
efektif.
Literasi TIK sendiri secara konseptual terminologis sebenarnya
merupakan sebuah variabel mayor. Variabel mayor literasi TIK berkaitan
dengan alat-alat teknik yang memungkinkan orang terfasilitasi untuk
bertindak informatif dan komunikatif. Sebagai variabel mayor di dalamnya
terkandung variabel minor seperti literasi digital, literasi komputer, literasi
informasi dan literasi internet (Rustam, 2014).
Variabel minor juga disampaikan oleh Sirait dan Siswanto (2012, 2007)
untuk sampai ketahap literasi TIK ada 4 tahap yang harus ditempuh ; 1)
literasi digital, 2) literasi komputer, 3) literasi informasi dan 4) literasi
internet. Literasi informasi adalah kemampuan mengakses informasi dari
berbagai bentuk, seperti buku, surat kabar, video, CD-ROMs, atau WEB.
Literasi komputer adalah kemampuan menggunakan komputer untuk
memenuhi kebutuhan pribadi atau kumpulan keterampilan, pengetahuan,
pemahaman, nilai, dan hubungan yang mengizinkan seseorang berfungsi
sebagai warga negara yang produktif dalam masyarakat yang berkiblat pada
komputer. Literasi digital adalah kemampuan memahami dan menggunakan
informasi dari berbagai sumber ketika disajikan melalui alat digital. Dan
Literasi internet adalah kemampuan menggunakan pengetahuan teoritis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
praktis mengenai internet sebagai satu media komunikasi dan informasi
retrieval.
Setelah mengetahui apa itu Literasi TIK dan apa saja tahapan yang
harus dipenuhi, maka selanjutnya sangat penting untuk mengetahui
bagaimana mengukur tingkat literasi TIK yang dimiliki oleh seseorang.
Menurut Syarifuddin (2014) untuk mengetahui literasi masyarakat terhadap
TIK dapat dilakukan dari tingkat pengetahuan, pengalaman, penggunaan,
dan tujuan menggunakan TIK.
Dalam penelitian ini untuk mengukur literasi TIK perangkat desa akan
dilihat dari 3 aspek literasi TIK yaitu literasi informasi, literasi komputer, dan
literasi internet dari segi persepsi penggunaan. Peneliti tidak mengukur secara
riil dari segi pengetahuan, pengalaman, penggunaan (praktik menggunakan),
dan tujuan karena mempertimbangkan waktu untuk mengumpulkan data yang
cukup lama. Terutama subjek dari penelitian ini adalah perangkat desa (lebih
dari satu desa) yang letak keberadaan desanya menyebar dari satu dengan
yang lainnya. Oleh karena itu untuk mengukur literasi TIK perangkat desa
peneliti akan mengikuti metode yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya yaitu sebagai berikut.
2.1.3.1. Literasi Informasi
Untuk mengukur literasi informasi dari perangkat desa peneliti
menggunakan aspek menurut frekuensi penggunaan media/produk
TIK (Telepon Sellular, Komputer, Internet, TV, Radio, Surat
Kabar/Majalah, Buku) dalam seminggu (Sirait, 2007).
2.1.3.2. Literasi Komputer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Untuk mengukur literasi komputer peneliti dari perangkat desa
peneliti menggunakan aspek menurut frekuensi peruntukkan dalam
penggunaan komputer ( mengetik, mengolah data, multimedia,
game ) (Sirait, 2007).
2.1.3.3. Literasi Internet.
Untuk mengukur literasi internet dari perangkat desa peneliti akan
menggunakan aspek yang digunakan oleh Sirait dan Rustam (2007,
2014) yaitu 1) menurut tingkat keseringan mencari informasi di
internet. 2) menurut tingkat keseringan menggunakan e-mail.
2.1.4. Technology Acceptance Model (TAM)
Menurut Fatmawati (2015) sebelum model TAM muncul, ada teori
yang dikenal dengan nama Theory of Reasoned Action (TRA) yang
dikembangkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada tahun 1980.
Penekanan TRA waktu itu ada pada sikap yang ditinjau dari sudut pandang
psikologi. Prinsipnya yaitu: menentukan bagaimana mengukur komponen
sikap perilaku yang relevan, membedakan antara keyakinan ataupun sikap,
dan menentukan rangsangan eksternal. Sehingga dengan model TRA
menyebabkan reaksi dan persepsi pengguna terhadap sistem informasi akan
menentukan sikap dan perilaku pengguna tersebut.
Selanjutnya pada tahun 1986 Davis melakukan penelitian disertasi
dengan mengadaptasi TRA tersebut. Lalu pada tahun 1989 Davis
mempublikasikan hasil penelitian disertasinya pada jurnal MIS Quarterly,
sehingga memunculkan teori TAM dengan penekanan pada persepsi manfaat
(perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
of use) yang memiliki hubungan untuk memprediksi sikap dalam
menggunakan sistem informasi. Menurut Laihad (2013) persepsi
kemanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa
dengan menggunakan sistem informasi maka dapat meningkatkan kinerja
pengguna tersebut. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan
didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem informasi
dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri.
Menurut Davis, Bagozzi, & Warshaw (1989) TAM adalah model yang
memberikan penjelasan tentang faktor apa saja yang menentukan penerimaan
teknologi yang mampu menjelaskan perilaku penggunanya. Davis
menggunakan sebanyak 14 ukuran (initial scale items) sebagai indikator yang
ada dalam persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan.
Selanjutnya memulai dengan study ke-1 yang merupakan uji coba awal atau
studi pra test untuk mengetahui reliabilitas maupun validitas. Kemudian
diperoleh hasil berupa 10 macam indikator. Mengenai apa saja indikatornya
seperti pada gambar 2.2 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2. 2. Indikator analisis TAM (Davis, 1989)
Selanjutnya pada study ke-2, Davis melakukan uji coba model dengan
memperkecil indikator sehingga menjadi lebih baik dan lebih praktis. Analisis
yang dilakukan dengan menghitung korelasi persepsi kemanfaatan dan
persepsi kemudahan penggunaan. Mengenai indikator tersebut seperti pada
gambar 2.3 berikut:
Persepsi Kemanfaatan Persepsi Kemudahaan
Penggunaan
Indikator: 1. Kualitas kerja (Quality of
work)
2. Kontrol atas pekerjaan
(Control over work)
3. Mempercepat pekerjaan
(Work more quickly)
4. Kritis terhadap pekerjaan
(Critical to my job)
5. Meningkatkan produktivitas
(Increase productivity)
6. Kinerja pekerjaan (Job
performance)
7. Menyelesaikan banyak
pekerjaan (Accomplish more
work)
8. Efektivitas (Effectiveness)
9. Mempermudah pekerjaan
(Makes job easy)
10. Bermanfaat (Useful)
Indikator: 1. Cumbersome
2. Mudah dipelajari (Ease of
learning)
3. Tidak membuat frustasi
(Frustrating)
4. Dapat dikontrol
(Controllable)
5. Tidak kaku dan fleksibel
(Rigid & inflexible)
6. Mudah untuk diingat (Ease
of membering)
7. Usaha mental (Mental effort)
8. Dapat dipahami
(Understandable)
9. Upaya untuk trampil (Effort
to skillfull)
10. Mudah digunakan (Easy to
use)
Study 1: Indikator analisis faktor
persepsi kemanfaatan dan persepsi
kemudahan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2. 3. Final Indikator analisis TAM (Davis, 1989)
Davis mengemukankan bahwa faktor kemudahan penggunaan sistem
informasi memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor kebermanfaatan.
Logikanya bagaimana bisa bermanfaat untuk pengguna kalau sistem
informasinya saja sulit digunakan atau tidak mudah penggunaannya. Berikut
ini pada gambar 2.4 bentuk asli model TAM yang diajukan oleh Davis.
Persepsi Kemanfaatan Persepsi Kemudahaan
Penggunaan
Indikator: 1. Mempercepat pekerjaan
(Work more quickly)
2. Meningkatkan kinerja
(Improve job performance)
3. Meningkatkan produktivitas
(Increase productivity)
4. Efektivitas (Effectiveness)
5. Mempermudah pekerjaan
(Makes job easy)
6. Bermanfaat (Useful)
Indikator: 1. Mudah dipelajari (Ease of
learning)
2. Dapat dikontrol
(Controllable)
3. Jelas & dapat dipahami
(Clear & Understandable)
4. Fleksibel (flexible)
5. Mudah untuk menjadi
trampil/mahir (Easy to
become skillfull)
6. Mudah digunakan (Easy to
use)
Study 2: Indikator analisis faktor
persepsi kemanfaatan dan persepsi
kemudahan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 2. 4. Final Model TAM (Davis, 1996)
Progres kronologi TAM dijelaskan dengan sangat rinci oleh Ariff et al.,
(2013) seperti pada tabel 2.1 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel 2. 1. Progres Kronologi TAM (Ariff et al., 2013)
Versi TAM Penulis, Tahun Dimensi Temuan
TAM Asli Davis,1986 1. Persepsi kemudahan penggunaan
2. Persepsi kemanfaatan
3. Sikap terhadap penggunaan
4. Penggunaan sistem secara aktual
1. Korelasi positif antara skala dan self-predicted
penggunaan masa depan.
2. Intensitas perilaku penggunaan seharusnya
dimasukkan
Modifikasi
Pertama TAM
Davis, Bagozzi,
& Warshaw.
1989
1. Variabel eksternal
2. Persepsi kemanfaatan
3. Persepsi kemudahan penggunaan
4. Sikap terhadap penggunaan
5. Intensitas perilaku penggunaan
6. Penggunaan sistem secara aktual
1. Persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan
penggunaan memiliki pengaruh langsung terhadap
intensitas perilaku penggunaan
2. Mengeliminasi sikap terhadap penggunaan
Versi Final
TAM
Venkatesh and
Davis, 1996
1. Variabel eksternal
2. Persepsi kemanfaatan
3. Persepsi kemudahan penggunaan
4. Intensitas perilaku penggunaan
5. Penggunaan sistem secara aktual
1. Menghapus sikap terhadap penggunaan
menghilangkan pengaruh langsung dari karakteristik
sistem terhadap sikap
2. Perlu diperluas model untuk memasukkan variabel
lain seperti norma subjektif, motivasi ekstrinsik,
playfulness dan sebagainya.
TAM 2
(Extended)
Venkatesh and
Davis, 2000
1. Norma subjektif
2. Image
3. Relevansi Pekerjaan
4. Kualitas hasil
5. Result demonstrability
6. Pengalaman
7. Sukarela
8. Persepsi kemanfaatan
9. Persepsi kemudahan penggunaan
10. Intensitas perilaku penggunaan
1. Dihasilkan model yang baik dalam dimensi sukarela
dan mandatory environment kecuali norma subjektif
2. Kritik untuk TAM
Metodologi yang digunakan untuk pengujian model
TAM, variabel dan hubungan yang ada dalam model
TAM, dan landasan teoritis inti yang mendasari model
TAM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Menurut Fatmawati (2015) variabel eksternal dalam model TAM dapat
diganti dan disesuaikan dengan obyek dan topik penelitian. Seperti yang
dilakukan oleh Venkatesh, Speier, & Morris (2002) mengintegrasikan model
TAM dengan memasukkan faktor intrinsik dan ekstrinsik sebagai variabel
eksternal yang mempengaruhi penggunaan sistem. Faktor intrinsik dari dalam
individu pengguna, sedangkan faktor ekstrinsik faktor lingkungan yang
mendorong pengguna menggunakan sistem informasi.
Pada penelitian ini variabel eksternal yang digunakan adalah literasi
TIK. Literasi TIK akan dianalisis terhadap persepsi kemudahan penggunaan
dan kemanfaatan, kemudian dari persepsi kemudahan penggunaan diprediksi
akan mempengaruhi persepsi kemanfaatan. Selanjutnya persepsi
kemanfaatan dan kemudahan penggunaan akan berpengaruh terhadap sikap
dan intensitas perilaku penggunaan e-Desa. Setelah itu maka dapat dikatakan
mempengaruhi penggunaan sistem secara aktual.
Setelah diperkenalkan oleh Davis tahun 1986, model TAM banyak di
gunakan dan dikembangkan oleh para peneliti lainnya. Misalnya penelitian
yang pernah dilakukan oleh Venkatesh dan Davis (1996) yang dikutip oleh
Chuttur (2009) dan Gahtani (2001). Memodifikasi model TAM dengan
mengeliminasi variabel sikap terhadap penggunaan (attitude toward using).
Kemudian menggabungkan variabel intensitas perilaku penggunaan
(behavioural intention to use) dan penggunaan sistem secara aktual (actual
system use) menjadi variabel penerimaan (acceptance). Perubahan model
TAM tersebut seperti gambar 2.5 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 2. 5. Modifikasi Model TAM oleh Chuttur (2009) & Gathani
(2001)
Liu, Meng, Yeali, David, & Chin (2010) juga memodifikasi model
TAM dengan menambahkan perceived interaction dan mengeliminasi
variabel pengguna sistem secara aktual dan variabel sikap terhadap
penggunaan. Modifikasi tersebut seperti pada gambar 2.6 berikut.
Gambar 2. 6. Modifikasi Model TAM oleh Liu et al., (2010)
Begitu juga dengan Teo, Wong, & Chai (2008) memodifikasi model
TAM dalam penelitiannya tidak memakai external variables dan actual
system use, lebih jelasnya seperti gambar 2.7 berikut.
Variabel
eksternal
Persepsi
Interaksi
Persepsi
kemudahan
penggunaan
Persepsi
kemanfaatan
Intensitas
Penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 2. 7. Modifikasi TAM oleh Teo et al., (2008)
Dari beberapa modifikasi model TAM peneliti akan mengikuti model
yang dimodifikasi oleh Chuttur (2009) & Ganthani (2001) dan Liu et al.,
(2010) dengan mengikuti bentuk asli TAM. Artinya dalam penilitian ini akan
mengeliminasi variabel atttitude toward use dan actual system use. Mengapa?
Karena dalam penelitian ini peneliti melihat sejauh mana pengaruh Literasi
TIK terhadap persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan, dan dari
kedua faktor tersebut terhadap intensitas perilaku pengguna. Tepatnya model
yang digunakan dalam penelitian ini seperti gambar 2.8 berikut.
Gambar 2. 8. Modifikasi model TAM yang digunakan dalam penelitian
ini.
Sikap
terhadap
penggunaan Persepsi
kemudahan
penggunaan
Persepsi
kemanfaatan
Intensitas
penggunaan
Variabel
eksternal
Persepsi
kemanfaatan
Persepsi
kemudahan
penggunaan
Intensitas
penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Intensitas perilaku penggunaan akan terpenuhi apabila e-desa yang
digunakan oleh pengguna karena kemudahannya, sehingga e-desa tersebut
memenuhi aspek dalam kemanfaatannya. Pada akhirnya secara aktual e-desa
akan diterima oleh pengguna jika faktor kemudahan penggunaan dan
kemanfaatan telah terpenuhi. Untuk menganalisis mengenai intensitas
perilaku penggunaan e-desa dengan model TAM, beberapa variabel yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
2.1.4.1. Variabel eksternal
Variabel eksternal yang akan digunakan adalah Literasi TIK dari
perangkat desa. Literasi TIK diukur dari 3 aspek yaitu literasi
informasi, literasi komputer, dan literasi internet.
2.1.4.2. Persepsi Kemudahan Penggunaan.
Adalah pernyataan mengenai persepsi perangkat desa mengenai
kemudahan dari penggunaan e-Desa. Hal ini bisa di ketahui dari
berbagai indikator, antara lain: mudah untuk dipelajari, dapat
dikontrol, jelas dan dapat dipahami operasionalnya, sistem
informasi yang fleksibel, mudah untuk menjadi terampil/mahir,
adanya penilaian bahwa secara umum sistem informasi e-desa
tersebut mudah digunakan.
2.1.4.3. Persepsi Kemanfaatan.
Adalah pernyataan mengenai persepsi perangkat desa terhadap
manfaat penerapan e-Desa. Indikatornya antara lain: mempercepat
pekerjaan, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktifitas kerja,
meningkatkan efektifitas tugas, mempermudah pekerjaan, adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penilaian kalau sistem informasi yang digunakan bermanfaat bagi
Desa bersangkutan dan pengguna.
2.1.4.4. Intensitas Penggunaan.
Adalah niat/kemauan/kehendak perangkat desa untuk menggunakan
e-desa sehingga menjadi kecenderungan perilaku untuk tetap
menggunakan e-desa tersebut. Tingkat penggunaan e-desa pada
perangkat desa dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap e-
Desa. Jadi ada semacam motivasi untuk menggunakan dan
keinginan untuk memotivasi pengguna lainnya. Indikatornya antara
lain: kognitif/cara pandang dari perangkat desa adanya ketertarikan
terhadap penerapan e-Desa, afektif dengan pernyataan pengguna
untuk menggunakan e-Desa, komponen yang berkaitan dengan
perilaku yaitu adanya keinginan untuk tetap menggunakan e-Desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 2. Penelitian terdahulu
Peneliti Thn Judul Kesimpulan
Sirait 2007 Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) Di Kalangan Pejabat Pemerintah
Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007
1. Tingkat literasi TIK pemerintah daerah Provinsi bengkulu masih
rendah
2. Program pemerintah untuk mengaplikasikan e-government guna
mewujudkan kinerja pemerintah yang bersih dan efisien, perlu
didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi dan
komunikasi di kalangan pejabat pemerintah itu sendiri.
Timothy
Teo, Wong,
& Chai
2008 A cross-cultural examination of the intention
to use technology between Singaporean and
Malaysian pre-service teachers: an
application of the Technology Acceptance
Model (TAM)
1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan dalam
penerimaan teknologi antara guru preservice Singapura dan
Malaysia.
2. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam intensitas perilaku meskipun ada perbedaan
yang signifikan dalam variabel eksogen (Persepsi manfaat,
Persepsi kemudahan dan Computer Attitude).
Timothy
Teo, Lee,
Chai, &
Wong
2009 Assessing the intention to use technology
among pre-service teachers in Singapore and
Malaysia: A multigroup invariance analysis
of the Technology Acceptance Model (TAM)
1. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk pemahaman tentang
efektivitas relatif Persepsi manfaat, Persepsi kemudahan, dan
Sikap terhadap penggunaan dalam memprediksi niat untuk
menggunakan teknologi dalam dunia pendidikan
2. Mengatasi kesenjangan yang diidentifikasi oleh Lee et al.,
(2003) yang menemukan bahwa sebagian besar studi TAM
menjadi terlalu tergantung pada penggunaan sampel tunggal dan
tidak mempertimbangkan perbedaan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 2. 2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Peneliti Thn Judul Kesimpulan
Liu, Meng,
Yeali,
David, &
Chin
2010 Extending the TAM model to explore the
factors that affect Intention to Use an Online
Learning Community
1. Desain Kursus Online adalah penentu utama yang
mempengaruhi Persepsi Interaksi
2. Semakin besar pengalaman belajar online pengguna, semakin
kuat niat mereka untuk menggunakan komunitas belajar online.
Park, Nam,
& Cha
2012 University students’ behavioral intention to
use mobile
learning: Evaluating the technology
acceptance model
1. Variabel yang berhubungan dengan intensitas perilaku untuk
menggunakan IT dapat dikelompokkan menjadi empat kategori:
konteks individu, konteks sistem, konteks sosial dan konteks
organisasi.
2. Temuan bahwa relevance for major memainkan peran penting
dalam mempengaruhi sikap dan persepsi manfaat m-learning.
Siswanto 2012 Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) Masyarakat Desa Pantai (Survai di
Desa Kota Bengkulu, Pangkal Pinang,
Jakarta)
1. Dari hasil analisis variabel minor menunjukkan bahwa secara
umum fenomena literasi komputer berdasarkan fenomena
variabel minornya di daerah desa pantai pada tiga lokasi
penelitian itu, menunjukkan bahwa responden pada umumnya
sudah cenderung memiliki kemampuan yang sifatnya mandiri.
2. Berdasarkan hasil analisis over all terhadap fenomena literasi
komputer menunjukkan bahwa responden yang kemampuannya
sudah mandiri itu lebih menonjol terjadi di lokasi Bengkulu jika
dibandingkan dengan dua lokasi lainnya yaitu DKI Jakarta dan
Bangka Belitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 2. 2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Peneliti Thn Judul Kesimpulan
Praditya 2014 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di Tingkat Pemerintahan
Desa
1. Pelatihan terkait TIK yang diselenggarakan secara rutin dan
melibatkan masyarakat akan membantu meningkatkan literasi
TIK.
2. Perlu dikembangkan fasilitas (layanan) yang mendukung
komunikasi maupun kolaborasi antara pemerintah dengan
dunia usaha.
3. Proses pelayanan publik melalui situs web sudah seharusnya
difasilitasi dengan dukungan sumber daya TIK dan sumber daya
manusia yang dimiliki.
Syarifuddin 2014 Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Literasi digital (telepon seluler) masyarakat di Sulawesi Selatan
sudah sangat memadai. Mayoritas responden individu telah
menganggap informasi dan teknologi sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari aktivitas sehari-hari dan secara langsung
maupun tidak langsung telah mewarnai perilaku dan budaya
hidupnya atau bagian dari information society atau manusia
berbudaya informasi.
2. Literasi internet berada pada tahap tiga yaitu responden telah
memiliki standar penguasaan dan pemahaman terhadap
informasi maupun teknologi yang diperlukannya, dan secara
konsisten mempergunakan standar tersebut sebagai acuan
penyelenggaraan aktivitas sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 2. 2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Peneliti Thn Judul Kesimpulan
Rustam 2014 Literasi Internet Aparatur Pemerintah (Survei
Aparat Pemerintah di Lingkungan Pemda
Kabupaten Seram Bagian Barat, Propinsi
Maluku).
1. Kadar literasi internet aparat pemerintah umumnya cenderung
masih belum memadai.
2. Sehubungan kadar literasi internet itu cenderung masih belum
memadai pada umumnya, maka ini berindikasi kalau para
aparatur itu belum siap memerankan diri sebagai aparat yang
bekerja dalam sistem pemerintahan berbasiskan konsep
governance.
Purnawing
wulan,
Dewi, &
Irawan
2015 Pengembangan model kebijakan
pembangunan e-desa di Kabupaten Bandung
1. Kondisi wilayah kabupaten bandung mendorong pengembangan
model kebijakan e-desa guna meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Keterbatasan fasilitas komputer & penunjangnya, jaringan
telepon, ketergantungan masyarakat desa pada staf desa yang
tinggi, belum ada kader khusus yang akan membina masyarakat
untuk melek teknologi dan belum ada dukungan leading sector.
3. Kehidupan masyarakat yang pada umumnya berkelompok
dengan dasar kekeluargaan
4. e-desa mempermudah dalam menyebarkan informasi mengenai
desa berbasis web dan bersifat online
5. Variabel lingkungan dalam pengembangan e-desa yaitu
indikator makro ekonomi dan indikator makro sosial budaya
Dari beberapa penelitian terdahulu di atas terlihat bahwa literasi TIK dan intensitas penggunaan sistem informasi pernah diteliti. Tetapi
kedua aspek tersebut diteliti secara terpisah. Oleh karena itu pertanyaan yang belum terjawab dari penelitian terdahulu tersebut adalah
meneliti kedua aspek tersebut apakah berpengaruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.3. Pengembangan Hipotesis
2.3.1. Literasi TIK
Menurut Sirait (2007) literasi TIK adalah satu kombinasi dari
kemampuan intelektual, konsep fundamental, dan keterampilan kontemporer
yang harus dimiliki seseorang untuk berlayar menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi secara efektif. Pemerintah indonesia sudah
memutuskan mengadopsi TIK dalam layanan pemerintahan. Hal ini terlihat
dari kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia No.6 tahun 2014 tentang
Desa. Salah satu pasal UU tersebut menyebutkan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah wajib mengembangkan sistem informasi desa (e-desa) dan
pembangunan kawasan perdesaan. Menurut Sirait (2007) salah satu tahap
awal yang diperlukan dalam pengembangan e-government adalah tingkat
literasi TIK, baik pada SDM pengelola e-government, pejabat pemerintah,
maupun masyarakat luas sebagai konsumen e-government. Sehingga tujuan
manfaat dari e-government yaitu efisiensi, efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas dalam organisasi pemerintahan dapat dirasakan oleh perangkat
desa. Dengan memiliki literasi TIK yang tinggi maka perangkat desa
merasakan manfaat dari penerapan e-desa. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui pengaruh literasi TIK terhadap kemanfaatan e-desa dalam
rumusan hipotesis 1 berikut ini:
Ha1 : Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi
kemanfaatan e-Desa
Purnawingwulan et al., (2015) mengatakan dalam penerapan e-
government unsur pertama yang harus dipenuhi adalah kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
penggunaan TIK. E-desa merupakan salah satu wujud dari e-government
maka kemampuan penggunaan TIK sangat penting dimiliki oleh perangkat
desa. Dengan memiliki kemampuan penggunaan TIK yang tinggi maka e-
desa akan sangat mudah digunakan. Menurut Purnawingwulan et al., (2015)
ketika seseorang memiliki kemampuan penggunaan TIK maka seseorang
tersebut sudah terbiasa/sering dalam menggunakan produk/media TIK.
Karena e-desa adalah sebuah produk TIK, tentu tidak lagi menjadi kesulitan
bagi perangkat desa dalam menggunakan e-desa jika sudah memiliki
kemampuan penggunaan TIK. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui
pengaruh literasi TIK terhadap kemudahan penggunaan e-desa dalam
rumusan hipotesis 2 berikut ini:
Ha2 : Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi
kemudahan penggunaan e-Desa
2.3.2. Persepsi Kemudahan Penggunaan
Persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat
kepercayaan pengguna bahwa sistem informasi dapat digunakan dengan
mudah dan dapat dipelajari sendiri (Laihad, 2013). Davis (1986)
mengemukakan bahwa faktor kemudahan penggunaan sistem informasi
memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor kebermanfaatan. Logikanya
bagaimana bisa bermanfaat untuk pengguna kalau sistem informasinya saja
sulit digunakan atau tidak mudah penggunaannya. Pernyataan ini dibuktikan
oleh Liu et al., (2010) persepsi kemudahan penggunaan sistem informasi
dalam kursus online mempengaruhi terhadap persepsi kemanfaatan. Begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012) persepsi kemudahan
penggunaan mobile learning mempengaruhi terhadap persepsi kemanfaatan.
Menurut Davis et al., (1989) seseorang cenderung menggunakan
sebuah sistem apabila mereka percaya bahwa sistem akan membantu dalam
mencapai kinerja yang diinginkan. Meskipun demikian, kepercayaan
terhadap manfaat sistem tidak akan membantu dalam pemanfaatan apabila
mereka meyakinan bahwa sistem sulit digunakan sehingga usaha ekstra yang
dikeluarkan untuk mencapai kinerja tidak sepadan dengan hasil yang dicapai.
Hal ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi
persepsi kemanfaatan. Berdasarkan pernyataan dan hasil penelitian tersebut
peneliti ingin mengetahui pengaruh persepsi kemanfaatan terhadap persepsi
kemudahan penggunaan e-desa dalam rumusan hipotesis 3 berikut ini:
Ha3 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif
terhadap persepsi kemanfaatan e-desa
Davis (1986) mengemukakan dalam teori TAM penekanan ada pada
persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan yang memiliki
hubungan untuk memprediksi intensitas perilaku dalam menggunakan sistem
informasi. Penelitian Davis et al., (1989) menunjukkan bahwa persepsi
kemudahan penggunaan dengan pemakaian (usage) mempunyai hubungan
yang kuat. Ketika seseorang sudah merasakan kemudahan penggunaan dari
sistem informasi maka seseorang tersebut memiliki dorongan niat/intensitas
untuk menggunakan. Liu et al., (2010) membuktikan bahwa persepsi
kemudahan penggunaan sistem informasi kursus online mempengaruhi
intensitas penggunaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
persepsi kemudahan penggunaan mobile learning mempengaruhi intensitas
penggunaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin mengetahui
pengaruh persepsi kemudahan penggunaan e-desa terhadap intensitas
penggunaan dalam rumusan hipotesis 4 berikut ini:
Ha4 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaan e-desa.
2.3.3. Persepsi Kemanfaatan
Persepsi kemanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan
pengguna bahwa dengan menggunakan sistem informasi maka dapat
meningkatkan kinerja pengguna tersebut (Laihad, 2013). Penelitian Davis et
al., (1989) menunjukkan bahwa persepsi kemanfaatan dengan pemakaian
(usage) mempunyai hubungan yang kuat. Liu et al., (2010) membuktikan
bahwa persepsi kemanfaatan sistem informasi kursus online mempengaruhi
intensitas penggunaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et al., (2012)
persepsi kemudahan penggunaan mobile learning mempengaruhi intensitas
penggunaan. Ketika seseorang sudah merasakan manfaat dari penerapan
sistem informasi maka seseorang tersebut memiliki dorongan niat/intensitas
untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh persepsi kemanfaatan e-desa
terhadap intensitas penggunaan e-desa dalam rumusan hipotesis 5 berikut ini:
Ha5 : Persepsi kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas
penggunaan e-desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.4. Kerangka Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, dibuatlah kerangka penelitian untuk
mengambarkan pengaruh setiap variabel pada gambar 2.9 berikut.
Gambar 2. 9. Kerangka penelitian adopsi dari model TAM
Literasi TIK
perangkat
desa
Persepsi
kemanfaatan
e-desa
Persepsi
kemudahan
penggunaan
e-desa
Intensitas
penggunaan
e-desa
H1
H2
H3
H5
H4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan kepada pembaca bagaimana peneliti akan mendeskripsikan
langkah-langkah atau cara menjawab permasalahan yang diteliti.
3.1. Desain Penelitian
Pertanyaan yang akan dijawab pada penelitian ini adalah apakah literasi TIK
memiliki pengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan
penggunaan e-desa, persepsi kemudahaan penggunaan e-desa memiliki pengaruh
positif terhadap persepsi kemanfaatan. Kemudian apakah persepsi kemanfaatan dan
persepsi kemudahaan penggunaan berpengaruh positif terhadap intensitas perilaku
penggunaan e-desa. Dari paparan masalah tampak bahwa penelitian ini termasuk
jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.
Data yang digali dalam penelitian ini adalah persepsi perangkat desa. Oleh
karena itu, penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebab data data
persepsi yang akan digali adalah pendapat setuju atau tidaknya kesesuaian dengan
pernyataan. Pendapat setuju atau tidaknya dinyatakan dalam angka. Dalam
mengumpulkan data peneliti akan menggunakan metode survei dan kuesioner.
Survei digunakan untuk mengetahui populasi dan sampel, dan kuesioner digunakan
untuk mengumpulkan data primer langsung dari perangkat desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.2. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah penjelasan definisi opersional setiap variabel dalam penelitian:
Tabel 3. 1. Definisi operasional variabel penelitian
Variabel Indikator Kategori Pengukuran
Literasi TIK 1. Literasi Informasi: frekuensi
penggunaan Media/Produk TIK (
Telepon Selluler, Komputer,
Internet, TV, Radio, Surat
Kabar/Majalah, Buku)
2. Literasi Komputer: peruntukkan
penggunaan komputer (mengetik,
mengelola data, multimedia, game)
3. Literasi Internet: tingkat keseringan
menggunakan mesin pencari Google
dan tingkat keseringan
menggunakan e-mail
Skala Likert :
1. Sangat Sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat Jarang
5. Tidak Pernah
Ordinal
(Skala
Likert)
Persepsi
Kemudahan
Penggunaan
1. Mudah untuk dipelajari
2. Dapat dikontrol
3. Jelas dan dapat di pahami
operasionalnya
4. Mudah untuk menjadi
terampil/mahir
5. Adanya penilaian bahwa secara
umum sistem informasi tersebut
mudah digunakan.
Skala Likert :
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak
Setuju
Ordinal
(Skala
Likert)
Persepsi
Kemanfaatan
1. Mempercepat pekerjaan
2. Meningkatkan kinerja
3. Meningkatkan produktifitas kerja
4. Meningkatkan efektifitas
5. Mempermudah pekerjaan
6. Adanya penilaian kalau sistem
informasi yang digunakan
bermanfaat
Skala Likert :
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak
Setuju
Ordinal
(Skala
Likert)
Intensitas
Penggunaan
1. Kognitif/cara pandang adanya
ketertarikan terhadap penerapan e-
desa
2. Afektif dengan pernyataan pengguna
untuk menggunakan e-desa
3. Komponen yang berkaitan dengan
perilaku yaitu adanya keinginan
untuk tetap menggunakan e-Desa.
Skala Likert :
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak
Setuju
Ordinal
(Skala
Likert)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini
adalah seluruh desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data desa di DIY sebagai
berikut.
Tabel 3. 2. Data desa di DIY 2016
Kabupaten Jumlah Kecamatan Jumlah Desa
Kulon Progo 12 87
Bantul 17 75
Gunung Kidul 18 144 Sleman 17 86
Total 64 392
Sumber Data : Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Per semester II
Bulan Desember Tahun 2014
Keterangan : kabupaten Yogyakarta tidak termasuk karena tidak terdapat desa.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, rumus Slovin
digunakan untuk menentukan ukuran sampel karena jumlah populasinya diketahui
dengan pasti dan perhitungannya mudah seperti yang digunakan oleh (Setiawan,
2007). Perhitungan menggunakan rumus Slovin:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
α = taraf signifikan (0,1), taraf signifikan adalah tingkat kesalahan yang
dikehendaki. Menurut Sugiyono (2013) berdasarkan Isaac dan Michael,
ukuran sampel dapat diperoleh melalui perhitungan matematis dengan
taraf signifikansi 1%, 5%, dan 10%. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan taraf signifikan 10%.
Maka jumlah sampel sebagai berikut :
n = 392 / ((392 * 0.12)+1)
n = 79.67 Desa
n = 80 Desa (dibulatkan)
3.3.3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini proportionate
stratified random sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan
dengan mengambil subyek dari setiap strata (kecamatan) pada 4 kabupaten.
Kemudian dilakukan pengambilan sampel secara acak sederhana. Teknik yang
digunakan yaitu dengan mengundi (lottery technique).
Dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling
adapun besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-masing kecamatan
digunakan rumus menurut Sugiyono (2009) sebagai berikut.
n = N / ((N * α2)+1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Keterangan:
n = Jumlah Sampel (desa) yang diinginkan pada setiap strata (kecamatan).
N = Jumlah Populasi Desa seluruh DIY (393 desa)
X = Jumlah Populasi Desa pada setiap strata (64 kecamatan)
N1 = Sampel (80 desa)
Sedangkan teknik pengampilan sampel yang akan dilakukan untuk menentukan
desa yang terpilih adalah sebagai berikut:
3.3.3.1. Daftar jumlah dan nama desa pada setiap kecamatan yang menjadi
perwakilan sampel.
3.3.3.2. Daftar nama-nama desa tersebut dibuat dalam gulungan kertas dan
dimasukan di dalam kaleng. Kemudian dikocok-kocok sampai ada nama
desa yang terpilih.
3.3.3.3. Ulangi sebanyak jumlah desa yang menjadi perwakilan sampel pada
kecamatan tersebut.
Berdasarkan rumus dan undian, jumlah sampel dari masing-masing 64 kecamatan
tersebut seperti pada tabel 3.3 sampai 3.6 berikut ini:
n = (X / N) * N1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3. 3. Sampel desa di Kabupaten Kulonprogo
No Kecamatan Jumlah Desa Sampel Desa Terpilih Undian
1 Temon 15 3 Sindutan, Kalidengen, Plumbon
2 Wates 7 1 Sogan
3 Panjatan 11 2 Garongan, Krembangan
4 Galur 7 1 Tirtorahayu
5 Lendah 6 1 Ngentakrejo
6 Sentolo 8 2 Tuksono, Sentolo
7 Pengasih 7 1 Margosari
8 Kokap 5 1 Kalirejo
9 Girimulyo 4 1 Pendoworejo
10 Nanggulan 6 1 Jatisarono
11 Samigaluh 7 1 Purwoharjo
12 Kalibawang 4 1 Banjararum
Total 87 16 -
Tabel 3. 4. Sampel desa di Kabupaten Bantul
No Kecamatan Jumlah Desa Sampel Desa Terpilih Undian
1 Srandakan 2 0 -
2 Sanden 4 1 Srigading
3 Kretek 5 1 Tirtohargo
4 Pundong 3 1 Panjangrejo
5 Bambanglipuro 3 1 Sidomulyo
6 Pandak 4 1 Triharjo
7 Pajangan 3 1 Guwosari
8 Bantul 5 1 Sabdodadi
9 Jetis 4 1 Sumberagung
10 Imogiri 8 2 Selopamioro, Imogiri
11 Dlingo 6 1 Jatimulyo
12 Banguntapan 8 2 Singosaren, Potorono
13 Pleret 5 1 Wonokromo
14 Piyungan 3 1 Sitimulyo
15 Sewon 4 1 Panggungharjo
16 Kasihan 4 1 Tirtonirmolo
17 Sedayu 4 1 Argodadi
Total 75 18 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3. 5. Sampel desa di Kabupaten Gunung Kidul
No Kecamatan Jumlah Desa Sampel Desa Terpilih Undian
1 Wonosari 14 3 Wunung, Karangrejek, Piyaman
2 Nglipar 7 1 Pengkol
3 Playen 13 3 Getas, Logandeng, Banaran
4 Patuk 11 2 Patuk, Putat
5 Paliyan 7 1 Pampang
6 Panggang 6 1 Giriwungu
7 Tepus 5 1 Purwodadi
8 Semanu 5 1 Ngeposari
9 Karangmojo 9 2 Bejiharjo, Ngipak
10 Ponjong 11 2 Sawahan, Genjahan
11 Rongkop 8 2 Pucanganom, Karangwuni
12 Semin 10 2 Bendung, Candirejo
13 Ngawen 6 1 Sambirejo
14 Gedangsari 7 1 Ngalang
15 Saptosari 7 1 Ngloro
16 Girisubo 8 2 Karangawen, Jerukwudel
17 Tanjungsari 5 1 Kemiri
18 Purwosari 5 1 Giripurwo
Total 144 28 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3. 6. Sampel desa di Kabupaten Sleman
No Kecamatan Jumlah Desa Sampel Desa Terpilih Undian
1 Gamping 5 1 Ambarketawang
2 Godean 7 1 Sidoluhur
3 Moyudan 4 1 Sumberarum
4 Minggir 5 1 Sendangrejo
5 Seyegan 5 1 Margokaton
6 Mlati 5 1 Sendangadi
7 Depok 3 1 Caturtunggal
8 Berbah 4 1 Tegaltirto
9 Prambanan 6 1 Madurejo
10 Kalasan 4 1 Tirtomartani
11 Ngemplak 5 1 Widodomartani
12 Ngaglik 6 1 Donoharjo
13 Sleman 5 1 Tridadi
14 Tempel 8 2 Sumberrejo, Banyurejo
15 Turi 4 1 Donokerto
16 Pakem 5 1 Hargobinangun
17 Cangkringan 5 1 Argomulyo
Total 86 18 -
Dari tabel 3.3 sampai 3.6 hasil perhitungan sampel di atas dapat dilihat
bahwa jumlah desa yang akan diteliti pada 4 kabupaten adalah 80 desa. Pada
Kabupaten Kulon Progo sebanyak 16 desa, Kabupaten Bantul sebanyak 18 desa,
Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 28 desa, dan Kabupaten Sleman sebanyak 18
desa. Total keseluruhan 80 desa (16+18+28+18). Pada setiap desa akan diambil 2
orang perangkat desa sebagai subjek penelitian, maka total 160 (80*2) orang
subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.4. Instrumen Penelitian
Dalam proses pengumpulan data, peneliti memerlukan alat bantu supaya
pengumpulan data menjadi lebih mudah. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Alasan peneliti menggunakan kuesioner yaitu
karena data yang akan digali adalah data kuantitatif.
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang diimplementasikan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan/pernyataan kepada responden
untuk dijawab. Dalam penelitian ini, kuesioner teridiri dari tiga bagian yaitu
pertama berisi tentang identitas responden, kedua berisi pertunjuk pengisian, dan
ketiga berisi pernyataan - pernyataan kuesioner.
Sebagai alat pengumpul data, kuesioner perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya. Validitas dan reliabilitas akan di uji sebagai berikut:
3.4.1. Uji Validitas
Menurut Jogiyanto (2007) validitas adalah suatu derajat ketepatan alat
ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi
rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Validitas dapat
dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dengan skor
total seluruh item pertanyaan. Pengujian validitas ini menggunakan uji
validitas Product Moment Pearson Correlation dengan cara menghubungkan
masing-masing skor item dengan skor total yang diperoleh dalam penelitian.
Dalam uji validitas ini dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.4.1.1. Jika nilai rhitung > rtabel, maka instrumen penelitian dinyatakan valid.
3.4.1.2. Jika nilai rhitung ≤ rtabel, maka instrumen penelitian dinyatakan tidak
valid.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Jogiyanto (2007) reliabilitas adalah derajat ketepatan,
ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran di
mana pengujiannya dapat dilakukan secara internal yaitu pengujian dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada
derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang
memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan
data yang reliabel.
Pengujian reliabilitas instrumen diukur berdasarkan nilai cronbach’s
alpha. Cronbach’s alpha merupakan sebuah ukuran reliabilitas yang
memiliki nilai berkisar dari 0 sampai dengan 1 (Hair et al., 2010:92). Menurut
Eisingerich dan Rubera (2010) nilai reliabilitas cronbach’s alpha minimum
adalah 0,70. Berikut ini merupakan tingkat keandalan cronbach’s alpha
menurut Hair et al., (2010):
Tabel 3. 7.Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha
Nilai Cronbach’s Alpha Tingkat Keandalan
0,00 – 0,20 Kurang handal
>0,20 – 0,40 Agak handal
>0,40 – 0,60 Cukup handal
>0,60 – 0,80 Handal
>0,80 – 1,00 Sangat handal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.5. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
didapatkan menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada
perangkat desa di DIY yang terpilih sebagai sampel penelitian. Kemudian
responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan dan langsung
dikembalikan kepada peneliti. Di dalam kuesioner terdapat daftar pernyataan-
pernyataan dan setiap responden diminta untuk memberikan penilaian sesuai
dengan petunjuk di dalam kuesioner.
Dalam skala likert, jawaban yang dikumpulkan berupa pernyataan positif atau
negatif. Untuk setiap pernyataan akan diberi bobot sebagai berikut.
Tabel 3. 8. Skala Likert Pernyataan positif menurut sugiyono (2010)
No Pernyataan
Skor
pernyataan
positif
1 Sangat Setuju/Sangat Sering/Sangat Baik 5
2 Setuju/ Sering/ Baik 4
3 Ragu-Ragu/ Kadang/ Cukup 3
4 Tidak Setuju/ Hampir Tidak Pernah/ Kurang Baik 2
5 Sangat Tidak Setuju/ Tidak Pernah/ Sangat Tidak Baik 1
`Setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan skala likert, kemudian
dilakukan tabulasi atas tanggapan responden untuk setiap variabel. Dari hasil
tabulasi tersebut dimasukan dalam garis kontinum yang pengukurannya ditentukan
dengan cara berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3. 1.Garis Kontinum menurut Sugiyono (2009)
Keterangan:
Nilai Indek Minimum = Jumlah responden dikali 1
Nilai Indek Maksimum = Jumlah responden dikali 5
Jarak Interval/Rentang = (Nilai Indek Maksimum - Nilai Indek Minimum) / 5
Y = Total skor yang diperoleh, yaitu dari (jumlah responden yang menjawab
S.Setuju dikali 5) + (jumlah responden yang menjawab Setuju dikali 4) +
(jumlah responden yang menjawab Ragu-ragu dikali 3) + (jumlah
responden yang menjawab T.Setuju dikali 2) + (jumlah responden yang
menjawab S.T.Setuju dikali 1) / jumlah item pertanyaan.
3.6. Metode Analisis Data
Data kuesioner yang telah dikumpulkan dan ditabulasi dimasukkan ke
software SmartPLS. Data tersebut diperiksa ulang untuk konsistensi sehingga dapat
meminimalkan kesalahan dalam memasukkan dalam data. Data dianalisis
menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik
deskriptif menampilkan data hasil penelitian dalam bentuk rerata skor. Analisis
inferensial menggunakan teknik analisis PLS-SEM (Partial Least Squares –
Structural Equation Modeling) dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS
3.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Penelitian ini menggunakan model kausalitas atau hubungan pengaruh.
Dengan demikian, untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis
Partial Least Square - Stuctural Equation Modeling (PLS-SEM) yang dioperasikan
melalui program SmartPLS 3.0 Professional. Gambar 3.2 di bawah ini
menunjukkan model diagram jalur Partial Least Square.
Gambar 3. 2. Model Diagram Jalur Partial Least Square
Analisis PLS-SEM terdiri dari 2 sub model yaitu: inner model dan outer
model.
3.6.1 Outer Model
Outer model atau outer relation atau measurement model
mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan
variabel latennya. Model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten
dengan indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
hubungan setiap indikator dengan variabel latennya. Menurut Ghozali (2006),
model persamaan dasar dari model pengukuran atau outer model dapat ditulis
sebagai berikut:
Untuk konstruk laten eksogen (X) :
X = λx ξ + δ
untuk konstruk laten endogen (Y):
Y = λy η + ε
Sumber : Ghozali (2006)
Tabel 3. 9. Keterangan simbol
Simbol Nama Keterangan
λ Lamda Bobot faktor Antara variabel laten dengan indikatornya
ξ Ksi Variabel laten eksogen
ε Epsilon Pengukuran eror indikator endogen
η Eta Variabel laten endogen
δ Delta Pengukuran eror indikator eksogen
Gambar 3.2 menunjukkan bahwa ξ1 dan ξ2 merupakan variabel laten
eksogen atau independen variabel, η1 dan η2 merupakan variabel laten
endogen atau variaben dependen. Nilai koefisien dari persamaan akan
menerangkan hubungan atau pengaruh antar variabel sesuai dengan
paradigma penelitian.
Pengujian dalam outer model yaitu:
3.6.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas ada 2 yaitu validitas konvergen dan validitas
diskriminan. Validitas konvergen diuji melalui parameter loading
factor dan nilai Average Variance Extracted (AVE). Pengukuran
dapat dikategorikan memiliki validitas konvergen apabila nilai
loading factor lebih dari 0,7 dan nilai AVE lebih dari 0,5 (Ghozali,
2008). Validitas diskriminan ditentukan dengan melihat cross loading
dari setiap variabel. Pengukuran dapat dikategorikan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
validitas diskriminan apabila memiliki nilai cross loading lebih dari
0,7.
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dapat dilihat berdasarkan nilai Cronbach’s
alpha harus lebih dari 0,6 dan nilai composite reliability harus lebih
dari 0,7 (Jogiyanto, 2011). Nilai composite reliability menunjukkan
ukuran nilai reliabilitas sesungguhnya dari suatu variabel sedangkan
cronbach’s alpha menunjukkan ukuran nilai reliabilitas terrendah dari
suatu variabel.
3.6.2 Inner Model
Pengujian padal inner model atau model struktural dilakukan untuk
menguji hubungan antar konstruk laten. Inner model meliputi inner relation,
structural model dan substantive theory menggambarkan hubungan antara
variabel laten berdasarkan pada teori substantive. Inner model diuji dengan
melihat nilai R-square, Q-square dan path coefficient (koefisien jalur) untuk
mendapatkan informasi seberapa besar variabel laten dependen dipengaruhi
oleh variabel laten independen, serta uji signifikansi untuk menguji nilai
signifikansi hubungan atau pengaruh antar variabel (Ghozali, 2006).
Pengujian dalam inner model yaitu:
3.6.2.1 R-square test
Nilai R-square atau koefisien determinasi menunjukkan
keragaman konstruk endogen yang mampu dijelaskan oleh konstruk-
konstruk eksogen secara serentak. Nilai R-square digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengukur tingkat variabilitas perubahan variabel independen
terhadap variabel dependen. Parameter ini juga digunakan untuk
mengukur kelayakan model prediksi dengan rentang 0 sampai 1.
Semakin tinggi nilai R-square maka semakin besar pula pengaruh
variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Nilai R-
square dapat mendeteksi pengaruh langsung dari variabel eksogen
tertentu terhadap variabel endogen. Perubahan nilai R-square (f2)
digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu
terhadap variabel laten dependen secara substantive (Ghozali, 2006).
3.6.2.2 Q-square test
Q-square test dalam PLS digunakan untuk predictive relevancy
dalam model konstruktif. Pada penilaian goodness of fit bisa diketahui
melalui nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan koefisien
determinasi (R-Square) pada analisis regresi, di mana semakin tinggi
R-Square, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Q-
square mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh
model dan juga estimasi parameternya. Pendekatan ini menggunakan
rumus sebagai berikut (Hengky dan Ghozali, 2012) :
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 - R2
2) … (1 – Rp2)
Keterangan:
R12 R2
2 … Rp2 : R-square variabel endogen dalam model.
Interpretasi Q2 sama dengan koefisien
determinasi total pada analisis jalur. (mirip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dengan R2 pada regresi).
Q2 : koefisien determinasi total pada analisis jalur.
3.6.2.3 Koefisien jalur
Koefisien jalur menunjukkan seberapa besar hubungan atau pengaruh
konstruk laten yang dilakukan dengan prosedur bootstrapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dan pembahasan hasil.
4.1. Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah perangkat desa di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Setiap desa dari 80 desa sampel penelitian diwakili oleh 2 orang
responden. Sehingga jumlah responden yang diteliti sebanyak 160 orang. Pada
masing-masing kantor desa diberikan 2 (dua) buah kuesioner, sehingga total
penyebaran adalah 160 buah kuesioner. Pada tabel 4.1 berikut ini detail kuesioner
yang dibagikan kepada responden :
Tabel 4. 1. Tingkat pengembalian kuesioner
Jumlah Presentase
Jumlah kuesioner yang dibagikan 160 -
Jumlah kuesioner yang tidak kembali 6 4%
Jumlah kuesioner yang tidak lengkap 1 1%
Jumlah kuesioner yang dapat digunakan 153 95%
Sedangkan untuk identitas responden yang dikelompokkan berdasarkan umur dan
pendidikan terakhir sebagai berikut:
4.1.1. Responden berdasarkan Umur.
Data mengenai identitas responden berdasarkan kelompok Umur pada tabel
4.2 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4. 2. Identitas responden berdasarkan Umur
Kelompok Umur Jumlah Persentase
< 30 Tahun 22 14%
31 – 40 Tahun 58 38%
41 – 50 Tahun 48 31%
>50 Tahun 25 16%
Total 153 100%
Berdasarkan tabel 4.2 tampak bahwa umur responden yang diambil sebagai
responden sebagian besar ada pada umur 31-40 tahun yaitu sebesar 38%. Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas perangkat desa yang berada di DIY masih
cukup muda yaitu kisaran umur 31-40 tahun.
4.1.2. Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Data mengenai identitas responden berdasarkan kelompok Pendidikan
Terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 3. Identitas responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Kelompok Pendidikan Jumlah Persentase
SD 0 0%
SMP 0 0%
SMA 72 47%
D1 1 1%
D2 2 1%
D3 17 11%
D4 0 0%
S1 60 39%
S2 1 1%
S3 0 0%
Total 89 100%
Berdasarkan tabel 4.3 tampak bahwa pendidikan terakhir responden yang
diambil sebagai responden sebagian besar ada pada pendidikan SMA yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sebesar 47%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir
perangkat desa yang berada di DIY masih rendah yaitu SMA.
4.2. Pengujian Kuesioner
4.2.1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mampu mengukur apa
yang hendak diukur/diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti. Berikut ini adalah hasil uji validitas menggunakan Pearson
Correlation dengan bantuan software SPSS terhadap 35 responden.
Tabel 4. 4. Hasil uji validitas
Variabel rhitung rtabel
df-2 Ket.
Literasi Teknologi Informasi (LTIK)
LTIK1 0,686 0,301 Valid
LTIK2 0,391 0,301 Valid
LTIK3 0,512 0,301 Valid
LTIK4 0,443 0,301 Valid
LTIK5 0,450 0,301 Valid
LTIK6 0,658 0,301 Valid
LTIK7 0,828 0,301 Valid
LTIK8 0,587 0,301 Valid
LTIK9 0,410 0,301 Valid
LTIK10 0,356 0,301 Valid
LTIK11 0,401 0,301 Valid
Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP)
PKP1 0,841 0,301 Valid
PKP2 0,796 0,301 Valid
PKP3 0,843 0,301 Valid
PKP4 0,620 0,301 Valid
PKP5 0,811 0,301 Valid
Persepsi Kemanfaatan (PK)
PK1 0,818 0,301 Valid
PK2 0,910 0,301 Valid
PK3 0,906 0,301 Valid
PK4 0,836 0,301 Valid
PK5 0,934 0,301 Valid
PK6 0,885 0,301 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4. 4. Hasil Uji Vaiditas (lanjutan)
Variabel rhitung rtabel
df-2 Ket.
Intensitas Penggunaan (IP)
IP1 0,861 0,301 Valid
IP2 0,872 0,301 Valid
IP3 0,919 0,301 Valid
Dari hasil uji validitas seperti yang disajikan pada tabel 4.4
menunjukkan bahwa semua variabel valid karena rhitung lebih besar dari rtabel
(0,301) pada taraf signifikansi 10%. Artinya tiap pernyataan berkorelasi
dengan skor skor totalnya dan semuanya dinyatakan valid. Dengan demikian
semua indikator variabel sudah bisa digunakan untuk mengambil data.
4.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsistem jika
dilakukan dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan
alat ukur yang sama. Pengujian Cronbach Alpha digunakan untuk menguji
tingkat keandalan (reliability) dari masing-masing angket variabel. Apabila
nilai Cronbach Alpha semakin mendekati 1 mengidentifikasikan bahwa
semakin tinggi pula konsistensi internal reliabilitasnya. Pada tabel 4.5 berikut
ini hasil uji reliabilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4. 5. Hasil uji reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha Keterangan
Literasi Teknologi Informasi & Komunikasi 0,696 Reliabel
Persepsi Kemudahan Penggunaan 0,843 Reliabel
Persepsi Kemanfaatan 0,941 Reliabel
Intensitas Penggunaan 0,857 Reliabel
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua nilai cronbach alpha
lebih besar dari 0,600 jadi seluruh item pernyataan dinyatakan reliabel. Jadi
dapat dinyatakan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel
(handal).
4.3. Analisis Data
4.3.1.Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan
atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Hasil analisis deskriptif disimpulkan berdasarkan jawaban yang diberikan atas
pernyataan dalam kuesioner. Dengan menghitung maksimum, minimum, rata-rata
dan standar deviasi. Hasil perhitungan statistik deskriptif menggunakan SPSS dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4. 6. Hasil analisis statistik deskriptif
Variabel N Min Maks Mean Std. Deviation
Literasi TIK 153 23 53 40,83 5,401
Persepsi Kemudahan Penggunaan 153 11 25 19,15 2,536
Persepsi Kemanfaatan 153 18 30 25,14 2,826
Inttnsitas Penggunaan 153 9 15 12,37 1,423
Valid N (listwise) 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, maka dapat diambil kesimpulan untuk masing-masing
variabel sebagai berikut:
4.3.1.1. Literasi Teknologi Informasi & Komunikasi (LTIK).
Variabel LTIK terdapat 11 item pernyataan dengan lima alternatif
jawaban Sangat Sering (SS) = 5, Sering (S)= 4, Jarang (J)= 3, Sangat
Jarang (SJ)= 2, Tidak Pernah (TP)= 1. Untuk menarik kesimpulan harus
dilihat dari kriteria sebagai berikut:
Indek Minimum = jum.item pertanyaan*1=11.
Indek Maksimum = jum.item pertanyaan*5=55.
Jarak Interval/Rentang = (Indek Maksimum - Indek Minimum) / tingkat
alternatif jawaban = (55-11)/5 = 8,80.
Maka untuk menarik kesimpulan Mean hasil analisis SPSS dilihat dari
rentang/interval berikut ini :
Tidak Pernah = 11,00 sampai 19,80.
Sangat Jarang = 19,81 sampai 28,60
Jarang = 28,61 sampai 37,40
Sering = 37,41 sampai 46,20
Sangat Sering = 46,21 sampai 55,00
Pada tabel 4.6 terlihat hasil analisis statistik deskriptif variabel LTIK
dengan Mean sebesar 40,83, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-
rata responden berada dalam kategori “SERING”. Artinya responden
sudah terbiasa atau sering dengan penggunaan alat/media teknologi
informasi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan nilai minimum yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sebesar 23 (dalam kategori sangat jarang) yang berarti ada responden yang
sangat jarang dalam penggunaan teknologi informasi. Tetapi ada juga
responden yang sangat sering dalam penggunaan teknologi informasi yaitu
dengan nilai maksimum 53 (dalam kategori sangat sering). Untuk standar
deviasi (tingkat sebaran datanya) adalah 5,401, yakni menjauhi angka 0
sehingga dapat dikatakan bahwa penyebaran data adalah cukup beragam.
4.3.1.2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP).
Variabel PKP terdapat 5 item pernyataan dengan lima alternatif
jawaban Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S)= 4, Ragu-Ragu (RR)= 3, Tidak
Setuju (TS)= 2, Sangat Tidak Setuju (STS)= 1. Untuk menarik kesimpulan
harus dilihat dari kriteria sebagai berikut:
Indek Minimum = jum.item pertanyaan*1=5.
Indek Maksimum = jum.item pertanyaan*5=25.
Jarak Interval/Rentang = (Indek Maksimum - Indek Minimum) / tingkat
alternatif jawaban = (25-5)/5 = 4,00.
Maka untuk menarik kesimpulan Mean hasil analisis SPSS dilihat dari
rentang/interval berikut ini :
Sangat Tidak Setuju = 5,00 sampai 9,00.
Tidak Setuju = 9,01 sampai 13,00
Ragu-Ragu = 13,01 sampai 17,00
Setuju = 17,01 sampai 21,00
Sangat Setuju = 21,01 sampai 25,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pada tabel 4.6 terlihat hasil analisis statistik deskriptif variabel PKP
dengan Mean sebesar 19,15, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-
rata responden berada dalam kategori “SETUJU”. Artinya rata-rata
responden sudah setuju bahwa penggunaan Sistem Informasi Keuangan
Desa sudah mudah digunakan atau dioperasikan. Sedangkan nilai
minimum yaitu sebesar 11 (dalam kategori tidak setuju) yang berarti ada
responden yang masih menggangap sistem informasi keuangan desa masih
sulit digunakan. Tetapi ada juga responden yang menganggap sistem
informasi keuangan desa sangat mudah digunakan yaitu dengan nilai
maksimum 25 (dalam kategori sangat setuju). Untuk nilai standar deviasi
(tingkat sebaran datanya) adalah 2,536, yakni menjauhi angka 0 sehingga
dapat dikatakan bahwa penyebaran data adalah cukup beragam.
4.3.1.3. Persepsi Kemanfaatan (PK).
Variabel PK terdapat 6 item pernyataan dengan lima alternatif
jawaban Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S)= 4, Ragu-Ragu (RR)= 3, Tidak
Setuju (TS)= 2, Sangat Tidak Setuju (STS)= 1. Untuk menarik kesimpulan
harus dilihat dari kriteria sebagai berikut:
Indek Minimum = jum.item pertanyaan*1=6.
Indek Maksimum = jum.item pertanyaan*5=30.
Jarak Interval/Rentang = (Indek Maksimum - Indek Minimum) / tingkat
alternatif jawaban = (30-6)/5 = 4,80.
Maka untuk menarik kesimpulan Mean hasil analisis SPSS dilihat dari
rentang/interval berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sangat Tidak Setuju = 6,00 sampai 10,80.
Tidak Setuju = 10,81 sampai 15,60
Ragu-Ragu = 15,61 sampai 20,40
Setuju = 20,41 sampai 25,20
Sangat Setuju = 25,21 sampai 30,00
Pada tabel 4.6 terlihat hasil analisis statistik deskriptif variabel PK
dengan Mean sebesar 25,14, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-
rata responden berada dalam kategori “Setuju”. Artinya rata-rata
responden sudah setuju bahwa penerapan Sistem Informasi Keuangan
Desa memiliki manfaat bagi mereka. Sedangkan nilai minimum yaitu
sebesar 18 (dalam kategori ragu-ragu) yang berarti ada responden yang
masih ragu-ragu kalau penerapan sistem informasi keuangan desa
memiliki manfaat. Tetapi ada juga responden yang menganggap sistem
informasi keuangan desa sangat bermanfaat yaitu dengan nilai maksimum
30 (dalam kategori sangat setuju). Untuk nilai standar deviasi (tingkat
sebaran datanya) adalah 2,826, yakni menjauhi angka 0 sehingga dapat
dikatakan bahwa penyebaran data adalah cukup beragam.
4.3.1.4. Intensitas Penggunaan (IP).
Variabel IP terdapat 3 item pernyataan dengan lima alternatif
jawaban Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S)= 4, Ragu-Ragu (RR)= 3, Tidak
Setuju (TS)= 2, Sangat Tidak Setuju (STS)= 1. Untuk menarik kesimpulan
harus dilihat dari kriteria sebagai berikut:
Indek Minimum = jum.item pertanyaan*1=3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Indek Maksimum = jum.item pertanyaan*5=15.
Jarak Interval/Rentang = (Indek Maksimum - Indek Minimum) / tingkat
alternatif jawaban = (15-3)/5 = 2,40.
Maka untuk menarik kesimpulan Mean hasil analisis SPSS dilihat dari
rentang/interval berikut ini :
Sangat Tidak Setuju = 3,00 sampai 5,40.
Tidak Setuju = 5,41 sampai 7,80
Ragu-Ragu = 7,81 sampai 10,20
Setuju = 10,21 sampai 12,60
Sangat Setuju = 12,61 sampai 15,00
Pada tabel 4.6 terlihat hasil analisis statistik deskriptif variabel IP
dengan Mean sebesar 12,37, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-
rata responden berada dalam kategori “Setuju”. Artinya rata-rata
responden setuju bahwa mereka memiliki intensitas/niat untuk tetap
menggunakan Sistem Informasi Keuangan Desa kedepannya. Sedangkan
nilai minimum yaitu sebesar 9 (dalam kategori ragu-ragu) yang berarti ada
responden yang masih ragu-ragu kalau memiliki niat untuk menggunakan
sistem informasi keuangan desa kedepannya. Tetapi ada juga responden
yang sangat memiliki niat untuk menggunakan kedepannya yaitu dengan
nilai maksimum 15 (dalam kategori sangat setuju). Untuk nilai standar
deviasi (tingkat sebaran datanya) adalah 1,423, yakni menjauhi angka 0
sehingga dapat dikatakan bahwa penyebaran data adalah cukup beragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4.3.2.Analisis Data Menggunakan PLS-SEM
4.3.2.1.Evaluasi Model Pengukuran (outer model)
4.3.2.1.1. Uji Validitas
4.3.2.1.1.1. Convergent validity
Data 153 responden diolah menggunakan PLS-SEM didapatlah nilai outer
loading untuk setiap indikator variabel seperti pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4. 7. Outer Loading
Intensitas
Penggunaan
(IP)
Literasi TIK
(LTIK)
Persepsi
Kemanfaatan
(PK)
Persepsi
Kemudahan
Penggunaan
(PKP)
IP1 0,839
IP2 0,877
IP3 0,893
LTIK1 0,711
LTIK10 0,742
LTIK11 0,572
LTIK2 0,664
LTIK3 -0,245
LTIK4 0,466
LTIK5 0,392
LTIK6 0,574
LTIK7 0,664
LTIK8 0,629
LTIK9 0,268
PK1 0,841
PK2 0,843
PK3 0,866
PK4 0,875
PK5 0,868
PK6 0,832
PKP1 0,725
PKP2 0,722
PKP3 0,729
PKP4 0,805
PKP5 0,811
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Hasil Outer loading atau validitas konvergen digunakan untuk
menguji unidimensionalitas dari masing-masing konstruk. Pada validitas
konvergen ini, nilai “loading factor” harus > 0,6 (umumnya 0,7) dan nilai
AVE sebesar 0,5 atau lebih Ghozali (2008). Terlihat pada data di atas bahwa
loading faktornya untuk sebagian besar indikator telah di atas 0,6. Metode
lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat nilai AVE tiap variabel.
Tabel 4.8. Average Variance Extracted
Variabel (AVE)
Intensitas Penggunaan (IP) 0,757
Literasi TIK (LTIK) 0,318
Persepsi Kemanfaatan (PK) 0,730
Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP) 0,577
Berdasarkan dari tabel 4.8, nilai AVE pada variabel literasi TIK tidak
berada di atas 0,5. Untuk memenuhi validitas konvergen dan dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya maka perlu dilihat pada nilai pada
outer loading dengan melihat nilai yang berada di bawah standar yaitu 0,6
untuk didrop dari analisis. Adapun indikator yang didrop adalah LTIK3 (-
0,245), LTIK4 (0,466), LTIK5 (0,392), LTIK9 (0,268). Setelah didrop dari
analisis, nilai AVE dan Outer Loading dapat kita lihat sebagai berikut:
Tabel 4. 9. Average Variance Extracted setelah dieliminasi
Variabel (AVE)
Intensitas Penggunaan (IP) 0,757
Literasi TIK (LTIK) 0,527
Persepsi Kemanfaatan (PK) 0,730
Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP) 0,577
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4. 10. Outer Loading setelah eliminasi
Intensitas
Penggunaan
(IP)
Literasi TIK
(LTIK)
Persepsi
Kemanfaatan
(PK)
Persepsi
Kemudahan
Penggunaan
(PKP)
IP1 0,839
IP2 0,877
IP3 0,893
LTIK1 0,808
LTIK10 0,790
LTIK11 0,643
LTIK2 0,763
LTIK6 0,621
LTIK7 0,712
LTIK8 0,723
PK1 0,841
PK2 0,843
PK3 0,866
PK4 0,874
PK5 0,868
PK6 0,832
PKP1 0,721
PKP2 0,721
PKP3 0,731
PKP4 0,805
PKP5 0,814
Dilihat dari tabel 4.9 dan tabel 4.10, nilai AVE semua telah berada di
atas 0,5 dan nilai outer loading telah >0.6. Tabel 4.9 dan tabel 4.10
mengindikasikan indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini
telah memenuhi validitas konvergen dan dapat digunakan untuk analisis
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4.3.2.1.1.2. Discriminant validity
Pada uji validitas diskriminan digunakan nilai cross loading. Suatu
indikator dikatakan memenuhi discriminant validity jika nilai indikator
cross loading terhadap variabelnya adalah yang terbesar dibandingkan
terhadap variabel yang lainnya. Berikut ini disajikan tabel nilai cross
loading.
Tabel 4.11. Cross Loading
Intensitas
Penggunaan
(IP)
Literasi TIK
(LTIK)
Persepsi
Kemanfaatan
(PK)
Persepsi
Kemudahan
Penggunaan
(PKP)
IP1 0,839 0,083 0,591 0,540
IP2 0,877 0,115 0,536 0,457
IP3 0,893 0,205 0,629 0,556
LTIK1 0,155 0,808 0,176 0,119
LTIK10 0,119 0,790 0,140 0,084
LTIK11 0,083 0,643 0,041 0,034
LTIK2 0,125 0,763 0,109 0,112
LTIK6 0,072 0,621 0,131 0,104
LTIK7 0,111 0,712 0,059 0,143
LTIK8 0,107 0,723 0,077 0,090
PK1 0,528 0,203 0,841 0,517
PK2 0,571 0,106 0,843 0,457
PK3 0,552 0,190 0,866 0,428
PK4 0,632 0,140 0,874 0,468
PK5 0,587 0,131 0,868 0,439
PK6 0,593 0,050 0,832 0,475
PKP1 0,399 0,172 0,310 0,721
PKP2 0,374 0,112 0,438 0,721
PKP3 0,379 -0,016 0,312 0,731
PKP4 0,527 0,125 0,443 0,805
PKP5 0,549 0,129 0,513 0,814
Berdasarkan tabel 4.11, hasil nilai cross loading menunjukkan bahwa
nilai korelasi konstruk dengan indikatornya sudah lebih besar dari pada nilai
korelasi dengan konstruk lainnya. Maka indikator-indikator yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dalam penelitian ini telah memenuhi validitas diskriminan dan dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya.
4.3.2.1.2. Reliabilitas
4.3.2.1.2.1. Composite Reliability
Selanjutnya uji reliabilitas yaitu melihat nilai dari composite
reliability. Suatu konstruk atau variabel dikatakan memenuhi composite
reliability jika memiliki nilai composite reliability > 0,7. Berikut adalah
nilai composite reliability masing-masing konstruk atau variabel:
Tabel 4. 12. Composite Reliability
Variabel Composite Reliability
Intensitas Penggunaan (IP) 0,903
Literasi TIK (LTIK) 0,885
Persepsi Kemanfaatan (PK) 0,942
Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP) 0,872
Hasil tabel 4.12 di atas menunjukkan nilai composite reliability untuk semua
variabel di atas 0,7 sehingga telah memenuhi syarat.
4.3.2.1.2.2. Cronbach's Alpha
Selanjutnya uji reliabilitas yaitu melihat nilai dari Cronbach's Alpha.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan memenuhi Cronbach's Alpha jika
memiliki nilai Cronbach's Alpha > 0,600. Berikut adalah nilai Cronbach's
Alpha masing-masing konstruk atau variabel.
Tabel 4. 13. Cronbach's Alpha
Variabel Cronbach's Alpha
Intensitas Penggunaan (IP) 0,839
Literasi TIK (LTIK) 0,852
Persepsi Kemanfaatan (PK) 0,926
Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP) 0,818
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada tabel 4.13 menunjukkan nilai hasil Cronbach's Alpha semua
variabel di atas 0,600 membuktikan bahwa semua variabel dalam penelitian
ini sudah reliabel atau handal.
4.3.2.2.Evaluasi Model Struktural (inner model)
Evaluasi selanjutnya adalah model struktural atau inner model. Evaluasi
pada inner model dilihat dari nilai R-Square. Berdasarkan pengolahan data
dengan SmartPLS 3.0 Professional, dihasilkan nilai R-Square sebagai berikut:
Tabel 4. 14. R-Square
Variabel R Square
Intensitas Penggunaan (IP) 0,533
Persepsi Kemanfaatan (PK) 0,302
Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP) 0,020
Nilai R-Square untuk Intensitas Penggunaan adalah sebesar 0,533 memiliki
arti bahwa presentase besarnya pengaruh persepsi kemanfaatan dan persepsi
kemudahan penggunaan sistem informasi keuangan desa terhadap intensitas/niat
penggunaan adalah sebesar 53,3% sedangkan sisanya yaitu 46,7% dipengaruhi
oleh faktor lain. Nilai R-Square untuk persepsi kemanfaaan adalah sebesar 0,302
memiliki arti bahwa presentase besarnya pengaruh persepsi kemudahan
penggunaan dan literasi TIK yang dimiliki oleh perangkat desa terhadap persepsi
kemanfaatan penerapan sistem informasi keuangan desa adalah sebesar 30,2%
sedangkan sisanya yaitu 69,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai R-Square
untuk persepsi kemudahan penggunaan adalah sebesar 0,020 memiliki arti bahwa
presentase besarnya pengaruh literasi TIK yang dimiliki oleh perangkat desa
terhadap persepsi kemudahan penggunaan adalah 2% sedangkan sisanya yaitu
98% dipengaruhi oleh faktor lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pada penilaian goodness of fit bisa diketahui melalui nilai Q2. Nilai Q2
memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-Square) pada analisis
regresi, di mana semakin tinggi R-Square, maka model dapat dikatakan semakin
fit dengan data. Dari tabel 4.13 R-Square dapat dihitung nilai Q2 sebagai berikut:
Nilai Q2 = 1 – (1 – R12) (1 - R2
2) … (1 – Rp2)
Nilai Q2 = 1 - (1-0,533) x (1-0,302) x (1-0,020)
= 1 – (0,467 x 0,698 x 0,980)
= 0,680
Dari hasil perhitungan diketahui nilai Q2 sebesar 0,680 artinya besarnya
keberagaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model struktural
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebesar 68,0%. Berdasarkan hasil
ini, model struktural pada penelitian telah memiliki goodness of fit yang cukup
baik.
4.3.3.Pengujian Hipotesis
Evaluasi selanjutnya adalah model struktural atau inner model dilihat dari
nilai koefisien jalur dengan menggunakan metode Bootstrapping pada SmartPLS.
Sehingga akan diperoleh koefisien jalur (path coefficients) dan nilai t-statistik.
Dengan teknik ini, peneliti dapat menilai signifikansi statistik model penelitian
dengan menguji hipotesis untuk tiap jalur hubungan.
Untuk uji simultan digunakan uji t-statistic yang dimaksudkan untuk menguji
signifikansi pengaruh variabel-variabel eksogen Xi secara keseluruhan terhadap
variabel endogen Y. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan anatara
nilai t yang dihasilkan dari perhitungan t-statistic dengan nilai t-table. Hipotesis nol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
akan diterima apabila nilai t-statistic lebih kecil dari nilai t-table (t-statistic < t-
table), ini berarti hipotesis alternatif yang ditolak. Sebaliknya, hipotesis nol akan
ditolak apabila nilai t-statistic lebih besar atau sama dengan nilai t-table (t-statistic
≥ t-table), ini berarti hipotesis alternatif yang diterima. Nilai t- table dapat diketahui
berdasarkan taraf signifikansi 0,10 dengan jumlah observasi 153 responden, yaitu
1,28718. Tabel 4.15 berikut ini merupakan hasil uji t-statistik.
Tabel 4. 15. Uji statistik hipotesis nol
Hipotesis
Statistik ξ η t-statistic
H01 Literasi TIK Persepsi kemanfaatan 1,002
H02 Literasi TIK Persepsi kemudahan penggunaan 1,346
H03 Persepsi kemudahan
penggunaan
Persepsi kemanfaatan 7,310
H04 Persepsi kemudahan
penggunaan
Intensitas penggunaan 4,196
H05 Persepsi kemanfaatan Intensitas penggunaan 5,813
Berdasaran model persamaan pada gambar 3.1, dibuat persamaan struktural
dalam diagram jalur serta uji hipotesis statistic untuk pengujian masing-masing
hipotesis sebagai berikut:
H01 : 1 < 0 : Literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap
persepsi kemanfaatan e-Desa
Ha1 : 1 ≥ 0 : Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap
persepsi kemanfaatan e-Desa
t-statistic(H01) = 1,002.
1,002 < 1,28718
t-statistic(H01) < t-table, maka H01 diterima (Ha1 ditolak).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
H02 : 1 < 0 : Literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap
persepsi kemudahan penggunaan e-Desa
Ha2 : 1 ≥ 0 : Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap
persepsi kemudahan penggunaan e-Desa
t-statistic (H02) = 1,346.
1,346 ≥ 1,28718
t-statistic(H02) ≥ t-table, maka H02 ditolak (Ha2 diterima).
H03 : 1 < 0 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa tidak berpengaruh
positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa
Ha3 : 1 ≥ 0 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif
terhadap persepsi kemanfaatan e-desa
t-statistic(H03) = 7,310.
7,310 ≥ 1,28718
t-statistic(H03) ≥ t-table, maka H03 ditolak (Ha3 diterima).
H04 : 1 < 0 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa tidak berpengaruh
positif terhadap intensitas penggunaan e-desa.
Ha4 : 1 ≥ 0 : Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaan e-desa.
t-statistic(H04) = 4,196.
4,196 ≥ 1,28718
t-statistic(H04) ≥ t-table, maka H04 ditolak (Ha4 diterima).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
H05 : 1 < 0 : Persepsi kemanfaatan e-desa tidak berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaan e-desa
Ha5 : 1 ≥ 0 : Persepsi kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaan e-desa
t-statistic(H05) = 5,813.
5,813 ≥ 1,28718
t-statistic(H05) ≥ t-table, maka H05 ditolak (Ha5 diterima).
Selanjutnya tabel 4.16 berikut ini menampilkan hasil analisis nilai koefisien untuk
tiap jalur hipotesis dan nilai t-statistik pada inner model.
Tabel 4. 16. Hasil analsis jalur
Hipotesis Hubungan Koef. jalur t-statistik p-values Keterangan
H01 LTIK PK 0,083 1,002 0,158 H01 diterima
H02 LTIK PKP 0,143 1,346 0,089 H02 ditolak
H03 PKP PK 0,532 7,310 0,000 H03 ditolak
H04 PKP IP 0,328 4,196 0,000 H04 ditolak
H05 PK IP 0,498 5,813 0,000 H05 ditolak
Berdasarkan pengujian hipotesis maka hasil analisis pada tabel 4.16 di atas yang
menunjukkan t-statistic < t-table (1,28718) atau p-value > 0,10 adalah H01. Maka
terbukti secara empiris H01 dinyatakan diterima (tidak signifikan/tidak berpengaruh
positif) dan H02, H03, H04, H05 dinyatakan ditolak (signifikan/berpengaruh positif).
Gambar 4.1 path diagram berikut ini menunjukkan secara detail korelasi antar
hipotesis secara keseluruhan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4. 1. Path Diagram Complete
Berdasarkan deskripsi data pada sub bagian bab 4.1, maka dapat dibuat
analisis data berdasarkan kelompok pendidikan dan umur. Analisis berdasarkan
kelompok dilakukan untuk menguji apakah kelompok data yang telah ditetapkan
memiliki perbedaan yang signifikan dalam estimasi parameter kelompok secara
spesifik. Hasil analisis berdasarkan kelompok pada tabel 4.17 dan 4.18 berikut ini :
Tabel 4. 17. Hasil analisis jalur kelompok pendidikan
Hipotesis Hubungan Koef. jalur t-statistik p-values Keterangan
Pendidikan SMA
H01 LTIK PK 0,201 1,275 0,101 H01 diterima
H02 LTIK PKP 0,307 1,555 0,060 H02 ditolak
H03 PKP PK 0,310 2,071 0,019 H03 ditolak
H04 PKP IP 0,268 1,988 0,024 H04 ditolak
H05 PK IP 0,472 3,360 0,000 H05 ditolak
Keterangan : H0 diterima jika t-statistik < 1,28718 dan p-values > 0,100
H01
tdk signifikan
H02
signifikan
H03
signifikan
H05
signifikan
H04
signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.17. Hasil analisis jalur kelompok pendidikan (lanjutan)
Hipotesis Hubungan Koef. jalur t-statistik p-values Keterangan
Pendidikan D3
H01 LTIK PK 0,283 1,208 0,114 H01 diterima
H02 LTIK PKP 0,336 1,038 0,150 H02 diterima
H03 PKP PK 0,569 2,530 0,006 H03 ditolak
H04 PKP IP 0,146 0,762 0,223 H04 diterima
H05 PK IP 0,784 4,295 0,000 H05 ditolak
Pendidikan S1
H01 LTIK PK 0,015 0,111 0,456 H01 diterima
H02 LTIK PKP 0,165 0,669 0,252 H02 diterima
H03 PKP PK 0,634 7,680 0,000 H03 ditolak
H04 PKP IP 0,497 4,774 0,000 H04 ditolak
H05 PK IP 0,342 3,152 0,001 H05 ditolak
Keterangan : H0 diterima jika t-statistik < 1,28718 dan p-values > 0,100
Berdasarkan analisis kelompok pendidikan pada tabel 4.17 di atas, dapat
dilihat bahwa literasi TIK terhadap persepsi kemudahan penggunaan (LTIK
PKP) memiliki hasil yang berbeda untuk kelompok pendidikan SMA dan di atasnya
(D3 & S1). Kelompok pendidikan D3 dan S1 atau pendidikan yang lebih tinggi dari
SMA literasi TIK tidak signifikan bagi mereka, baik itu terhadap persepsi
kemudahan penggunaan maupun persepsi kemanfaatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4. 18. Hasil analisis jalur kelompok umur
Hipotesis Hubungan Koef.jalur t-statistik p-values Keterangan
Umur < 30 tahun
H01 LTIK PK 0,006 0,018 0,493 H01 diterima
H02 LTIK PKP 0,317 0,839 0,201 H02 diterima
H03 PKP PK 0,505 2,149 0,016 H03 ditolak
H04 PKP IP 0,432 3,097 0,001 H04 ditolak
H05 PK IP 0,473 3,288 0,001 H05 ditolak
Umur 31-40 tahun
H01 LTIK PK 0,174 1,110 0,134 H01 diterima
H02 LTIK PKP -0,090 0,336 0,368 H02 diterima
H03 PKP PK 0,606 5,216 0,000 H03 ditolak
H04 PKP IP 0,456 3,165 0,001 H04 ditolak
H05 PK IP 0,376 2,458 0,007 H05 ditolak
Umur 41-50 tahun
H01 LTIK PK 0,036 0,134 0,447 H01 diterima
H02 LTIK PKP 0,279 1,121 0,131 H02 diterima
H03 PKP PK 0,396 2,404 0,008 H03 ditolak
H04 PKP IP 0,173 1,133 0,129 H04 diterima
H05 PK IP 0,666 4,572 0,000 H05 ditolak
Umur > 50 tahun
H01 LTIK PK 0,445 2,636 0,004 H01 ditolak
H02 LTIK PKP 0,544 4,666 0,000 H02 ditolak
H03 PKP PK 0,431 2,841 0,002 H03 ditolak
H04 PKP IP 0,186 1,000 0,159 H04 diterima
H05 PK IP 0,694 4,163 0,000 H05 ditolak
Keterangan : H0 diterima jika t-statistik < 1,28718 dan p-values > 0,100
Berdasarkan analisis kelompok umur pada tabel 4.18 di atas ada 2 hal yang
menarik diperhatikan. Pertama, hubungan literasi TIK terhadap persepsi
kemudahan penggunaan maupun persepsi kemanfaatan (LTIK PKP & LTIK
PK) memiliki signifikan/pengaruh positif pada kelompok umur di atas 50 tahun.
Sedangkan kelompok umur 50 tahun ke bawah literasi TIK tidak signifikan bagi
mereka, baik itu terhadap persespi kemudahan penggunaan maupun persepsi
kemanfaatan. Kedua, pada kelompok umur di atas 40 tahun persepsi kemudahan
penggunaan (PKP IP) tidak signifikan terhadap intensitas penggunaan. Artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kelompok umur di atas 40 tahun kemudahan penggunaan dari sistem informasi
tidak lagi menjadi perhatian bagi mereka.
4.4. Pembahasan
Pembahasan berikut ini bertujuan menjelaskan secara teoritis dan dukungan
empiris terhadap hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.15 dan analisis
pengaruhnya.
4.4.1. Literasi TIK perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap persepsi
kemanfaatan e-Desa.
H01 terbukti secara empiris diterima artinya tidak terjadi pengaruh
positif/signifikan antara literasi TIK terhadap kemanfaatan dari penerapan e-desa.
Dalam model teori TAM untuk memprediksi intensitas penggunaan salah satunya
adalah melihat dari persepsi kemanfaatan. Dari hasil pengujian hipotesis literasi
TIK tidak berpengaruh positif terhadap kemanfaatan sehingga pernyataan hipotesis
ini tidak mendukung dengan apa yang diteliti oleh Sirait (2007) “guna mewujudkan
kinerja pemerintah yang bersih dan efisien, perlu didukung oleh kemampuan
penguasaan teknologi dan komunikasi di kalangan pejabat“. Begitu juga tidak
mendukung apa yang diteliti oleh Rustam (2014) “Sehubungan kadar literasi TIK
cenderung masih belum memadai pada umumnya, maka ini berindikasi kalau para
aparatur itu belum siap memerankan diri sebagai aparat yang bekerja dalam
sistem pemerintahan berbasiskan konsep governance”. Kedua ahli tersebut
menyatakan bahwa kalangan pejabat pemerintahan harus memiliki kemampuan
penguasaan TIK sehingga konsep pemerintahan berbasis elektronik dapat berjalan
dengan lancar. Hasil uji pada hipotesis H01 ini menunjukkan bahwa memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kemampuan penguasaan TIK atau tidak bagi perangkat desa DIY, tidak memiliki
pengaruh terhadap kemanfaatan dari penerapan e-desa.
Hasil pengujian H01 juga tidak mendukung dengan keputusan kebijakan UU
No 6 tahun 2014 tentang desa. Dari kebijakan UU tersebut terlihat bahwa
pemerintah indonesia saat ini sudah memutuskan mengadopsi TIK dalam layanan
pemerintahan. Dari kebijakan ini terlihat pemerintah indonesia memiliki tujuan
ingin meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam
layanan masyarakat. Dari tujuan tersebut ada satu hal yang penting yaitu
transparansi. Lalu bagaimana transparansi akan tercapai jika perangkat desa DIY
tidak memiliki kemanfaatan dari penerapan e-desa.
Dalam penelitian ini telah membuktikan bahwa memiliki literasi TIK tidak
ada pengaruh terhadap kemanfaatan dari penerapan e-desa. Berdasarkan temuan
peneliti di lapangan hal ini bisa disebabkan oleh kebijakan yang tidak berkelanjutan.
Maksud dari kebijakan yang tidak berkelanjutan adalah sering terjadinya pergantian
sistem informasi terkait terjadinya perubahan regulasi dari pemerintah. Seperti yang
peneliti temui di kabupaten Gunung Kidul, untuk sistem informasi keuangan desa
mereka sudah melakukan tiga kali pergantian sistem informasi. Setiap sistem
informasi memiliki platform yang berbeda, sehingga perangkat desa perlu
penyesuian lagi. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap kemanfaatan yang
dirasakan oleh perangkat desa. Penerapan e-desa hanya digunakan sebatas waktu
tertentu saja selama regulasi pemerintah belum berubah. Ketika terjadi perubahan
regulasi dari pemerintah seharusnya bukan menganti sistem informasi tetapi meng-
update sistem informasi yang sudah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.4.2. Literasi TIK perangkat desa berpengaruh positif terhadap persepsi
kemudahan penggunaan e-Desa.
Dengan ditolaknya hipotesis H02 maka literasi TIK perangkat desa
berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan e-desa membuktikan
bahwa literasi TIK yang dimiliki perangkat desa berpengaruh terhadap kemudahan
penggunaan e-desa yang diterapkan. Pernyataan hipotesis ini mendukung dengan
apa yang diteliti oleh Sirait (2007) “guna mewujudkan kinerja pemerintah yang
bersih dan efisien, perlu didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi dan
komunikasi di kalangan pejabat“. Begitu juga mendukung apa yang diteliti oleh
Rustam (2014) “Sehubungan kadar literasi TIK cenderung masih belum memadai
pada umumnya, maka ini berindikasi kalau para aparatur itu belum siap
memerankan diri sebagai aparat yang bekerja dalam sistem pemerintahan
berbasiskan konsep governance”.
Hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa literasi TIK yang dimiliki
perangkat desa di DIY menentukan kemudahan penggunaan e-desa. Semakin tinggi
literasi TIK yang dimiliki perangkat desa semakin mudah penggunaan e-desa.
Perangkat desa di DIY sudah terbiasa/sering dengan penggunaan media/produk
TIK dalam kehidupan mereka sehari-hari, maka mereka sudah memiliki
kemampuan penguasaan TIK. Sehingga konsep pemerintahan desa berbasis
elektronik dapat berjalan dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.4.3. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap
persepsi kemanfaatan e-desa.
Dengan ditolaknya hipotesis H03 maka kemudahan penggunaan e-desa
berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan e-desa membuktikan bahwa e-
desa bermanfaat jika mudah digunakan atau dioperasikan. Hasil pengujian ini
didukung juga menurut penelitian Liu et al., (2010), kemudahan penggunaan sistem
informasi dalam kursus online berpengaruh positif terhadap kemanfaatan dari
penerapan sistem informasi tersebut. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et al.,
(2012), kemudahan penggunaan mobile learning berpengaruh positif terhadap
kemanfaatan penerapan mobile learning. Pernyataan kemudahaan Penggunaan
berpengaruh terhadap kemanfaatan sejalan juga dengan apa yang diteliti oleh Teo
et al., (2008) dan Davis (1989).
Dengan begitu maka dapat disimpulkan bahwa e-desa khususnya sistem
informasi keuangan desa untuk daerah DIY sudah mudah digunakan. Menurut
Davis (1986) jika sebuah sistem informasi mudah digunakan maka akan
memberikan manfaat bagi penggunannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
e-desa sudah mudah digunakan dan dapat meningkatkan kinerja bagi perangkat
desa di DIY.
4.4.4. Persepsi kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaan e-desa.
Dengan ditolaknya hipotesis H04 maka kemudahan penggunaan e-desa
berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan e-desa membuktikan jika e-
desa mudah digunakan atau dioperasikan maka akan ada niat/intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
penggunaan. Hasil pengujian ini didukung juga menurut penelitian Liu et al.,
(2010), kemudahan penggunaan sistem informasi dalam kursus online berpengaruh
positif terhadap intensitas penggunaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Park et
al., (2012), kemudahan penggunaan mobile learning berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaan. Pernyataan kemudahaan penggunaan berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaan sejalan juga dengan apa yang diteliti oleh Teo et
al., (2008) dan Davis (1989).
Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa e-desa sudah mudah digunakan
atau dioperasikan. Dapat juga dilihat dari hasil analisis statistik deskriptif pada sub
bagian bab 4.3.1 untuk variabel persepsi kemudahan penggunaan dengan rata-rata
(mean) sebesar 19,15 berada dalam kategori “Setuju”. Artinya rata-rata responden
sudah setuju bahwa penggunaan e-desa khusunya sistem informasi keuangan sudah
mudah digunakan atau dioperasikan. Oleh karena itu, sangat penting diperhatikan
bagi pengembang atau pembuat e-desa untuk kemudahan dari penggunaan e-desa
tersebut. Sehingga dengan begitu perangkat desa akan memiliki intensitas
menggunakan e-desa secara terus menerus.
4.4.5. Persepsi kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas
penggunaan e-desa.
Dengan ditolaknya hipotesis H05 maka kemanfaatan e-desa berpengaruh
positif terhadap intensitas penggunaan e-desa membuktikan bahwa jika e-desa yang
diterapkan memiliki sebuah manfaat maka akan ada niat/intensitas untuk
menggunakan sistem informasi tersebut. Hasil pengujian hipotesis ini didukung
juga menurut hasil penelitian Davis et al., (1989) yang menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
persepsi kemanfaatan dengan pemakaian (usage) mempunyai hubungan yang kuat.
Liu et al., (2010) juga membuktikan bahwa persepsi kemanfaatan sistem informasi
kursus online mempengaruhi intensitas penggunaan. Begitu juga dengan hasil
penelitian Park et al., (2012) persepsi kemudahan penggunaan mobile learning
mempengaruhi intensitas penggunaan. Ketika seseorang sudah merasakan manfaat
dari penerapan sistem informasi maka seseorang tersebut memiliki dorongan
niat/intensitas untuk menggunakan sistem informasi tersebut.
Dengan begitu maka dapat disimpulkan perangkat desa di DIY sudah
memiliki kemanfaatan dari penerapan e-desa maka perangkat desa di DIY sudah
memiliki intensitas/niat menggunakan e-desa secara terus menerus. Sehingga
tujuan manfaat dari e-desa yaitu efisiensi, efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas dalam organisasi pemerintahan desa dapat tercapai dan berjalan
dengan lancar. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah desa untuk
memastikan bahwa penerapan e-desa tersebut dapat meningkatkan kinerja bagi
perangkat desa. Karena menurut Davis (1989) kemanfaatan dari sebuah sistem
informasi akan dirasakan/dimiliki jika seseorang yakin bahwa dengan
menggunakan sistem informasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memberikan informasi kesimpulan dan saran yang dirangkum oleh peneliti
dari hasil penelitian.
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah literasi TIK yang dimiliki
oleh perangkat desa DIY berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan dan
persepsi kemudahaan penggunaan e-desa, persepsi kemudahaan penggunaan e-desa
apakah berpengaruh positif terhadap persepsi kemanfaatan. Dan kemudian apakah
persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahaan penggunaan berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaan e-desa.
Model yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut
adalah Technology Acceptance Model (TAM). Metode yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antar variabel adalah PLS-SEM (Partial Least Square –
Structural Equation Modeling) dengan perangkat lunak SmartPLS versi 3.0.
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1. Perangkat desa di DIY sudah terbiasa atau sering dengan penggunaan
alat/media TIK dalam kehidupan sehari-hari. Maka dapat disimpulkan bahwa
perangkat desa di DIY sudah memiliki literasi/kemampuan penguasaan TIK.
Hasil uji hipotesis menunjukkan literasi TIK tidak berpengaruh positif
terhadap kemanfaatan dari penerapan e-desa. Artinya tinggi atau rendahnya
literasi TIK yang dimiliki perangkat desa, tidak ada kemanfaatan yang
dirasakan dari penerapan e-desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5.1.2. Elektronik desa khususnya sistem informasi keuangan yang diterapkan di
pemerintahan desa DIY sudah mudah digunakan bagi perangkat desa. Hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa kemudahaan penggunaan e-desa
berpengaruh positif terhadap kemanfaatan. Artinya semakin mudah
penggunaan e-desa maka semakin kuat manfaat yang dirasakan oleh
perangkat desa.
5.1.3. Kemudahan penggunaan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas/niat
penggunaan. Artinya semakin mudah penggunaan e-desa yang dirasakan oleh
perangkat desa maka intensitas penggunaan e-desa menjadi lebih tinggi.
5.1.4. Kemanfaatan e-desa berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan.
Artinya semakin kuat manfaat yang dirasakan oleh perangkat desa dari
penerapan e-desa maka intensitas penggunaan e-desa menjadi lebih tinggi.
5.1.5. Hasil analisis data berdasarkan kelompok pendidikan menunjukkan bahwa
literasi TIK terhadap kemudahan penggunaan e-desa memiliki hasil yang
berbeda untuk kelompok pendidikan SMA dan di atasnya (D3 & S1). Bagi
kelompok pendidikan D3 dan S1 tinggi atau rendahnya literasi TIK yang
dimiliki tidak berpengaruh positif baik itu terhadap kemudahan penggunaan
maupun kemanfaatan dari penerapan e-desa. Sedangkan bagi kelompok
pendidikan SMA literasi TIK menentukan kemudahan penggunaan e-desa,
jadi bagi kelompok SMA semakin tinggi literasi TIK yang dimiliki maka akan
semakin mudah penggunaan e-desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
5.1.6. Hasil analisis data berdasarkan kelompok umur.
Pertama, pada kelompok umur 50 tahun ke bawah tinggi atau rendahnya
literasi TIK yang dimiliki perangkat desa tidak berpengaruh positif baik itu
terhadap kemudahan penggunaan maupun kemanfaatan dari penerapan e-
desa. Sedangkan pada kelompok umur di atas 50 tahun literasi TIK
berpengaruh positif baik itu terhadap kemudahan penggunaan maupun
kemanfaatan dari penerapan e-desa. Artinya pada kelompok umur di atas 50
tahun semakin tinggi literasi TIK yang dimiliki maka semakin mudah
penggunaan e-desa dan semakin kuat manfaat yang dirasakan.
Kedua, pada kelompok umur di atas 40 tahun persepsi kemudahan
penggunaan e-desa tidak berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan.
Artinya mudah atau sulit penggunaan e-desa tidak ada pengaruh terhadap
intensitas mereka untuk menggunakan e-desa. Sedangkan pada kelompok
umur 40 tahun ke bawah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh
positif terhadap intensitas penggunaan. Artinya semakin mudah penggunaan
e-desa maka semakin kuat intensitas mereka untuk menggunakan e-desa.
5.2. Keterbatasan
Hasil penelitian ini telah memenuhi persyaratan pengujian PLS-SEM serta
didukung teori-teori dan penelitian terdahulu serta kuesioner juga telah memenuhi
uji validitas dan realibilitas. Akan tetapi, penelitian ini juga memiliki kekurangan
yaitu penggunaan indikator variabel literasi TIK berdasarkan hasil pengujian masih
lemah. Hal ini terlihat pada evaluasi model pengukuran PLS-SEM ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
indikator litetasi TIK yang harus didrop untuk dapat memenuhi syarat pengujian
PLS-SEM.
5.3. Implikasi
5.3.1. Implikasi Akademis
Hasil penelitian ini memberikan pandangan baru bahwa model TAM dapat
dijadikan dasar untuk memprediksi intensitas penggunaan e-desa di Daerah
Istimewa Yogyakarta dari sudut pandang pengguna yaitu perangkat desa. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap intesitas penggunaan e-desa.
Sehingga dimungkinkan pada penelitian selanjutnya untuk mendapatkan model
yang lebih mampu menjelaskan secara praktis.
5.3.2. Implikasi Manajerial
Implikasi berikut ini dianjurkan untuk melihat hasil pengaruh instensitas
penggunaan dalam mengembangkan e-desa di pemerintahan desa. Aspek
kemudahan penggunaan e-desa harus diperhatikan serius karena faktor ini yang
paling signifikan dalam menumbuhkan niat/intensitas penggunaan e-desa. Dari
kemudahan penggunaan maka secara langsung akan memberikan manfaat bagi
perangkat desa. Jika kedua faktor ini telah dimiliki oleh pengguna/perangkat desa
maka akan memberikan intensitas penggunaan yang tinggi .
Hasil penelitian ini bisa membantu pihak pengembang e-desa di lembaga
pemerintahan daerah DIY di tingkat provinsi dalam membuat keputusan yang lebih
baik dalam membuat atau memperbaiki e-desa. Terutama terkait diterimanya H01
yang menyatakan literasi TIK tidak berpengaruh positif terhadap kemanfaatan e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
desa. Hal ini bisa disebabkan oleh kebijakan yang tidak berkelanjutan terhadap
implementasi e-desa karena sering terjadinya pergantian sistem informasi karena
perubahan regulasi pemerintahan. Oleh karena itu untuk kedepannya bukan
menganti sistem informasi yang sudah ada, tetapi meng-update sistem informasi
tersebut sesuai dengan regulasi pemerintahan terbaru. Sehingga manajemen
organisasional dari penerapan e-desa benar-benar bermanfaat dan berpengaruh
untuk penggunaanya. Selanjutnya dapat melakukan formulasi strategi
organisasional yang mendorong intensitas penggunaan e-desa.
Hasil penelitian ini juga sangat membantu pemerintahan desa khususnya
kepala desa karena mereka selaku pihak yang mengimplementasi e-desa. Supaya e-
desa tidak menjadi investasi yang sia-sia maka kepala desa harus memastikan
bahwa e-desa yang akan diimplementasikan benar-benar sudah mudah digunakan
oleh perangkat desa. Selain itu kepala desa harus memastikan bahwa kebijakannya
dalam mengimplementasi e-desa akan berkelanjutan. Maksudnya akan terjalin
hubungan terus menerus dengan pihak pengembang e-desa terhadap kepentingan
meng-update atau perawatan e-desa.
Demikian juga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
kementrian dalam negeri dan kementrian desa selaku lembaga pemerintah.
Pemerintah indonesia saat ini lagi gencar-gencarnya membuat sistem pemerintahan
berbasis elektronik. Oleh karena itu, jika sudah memutuskan pemerintahan desa
berbasis elektronik maka sangat penting bagi kedua lembaga kementrian ini
memperhatikan kebijakan yang dikeluarkan terkait regulasi serta aspek kemudahan
penggunaan e-desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
5.4. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan di atas, dapat dikemukakan saran-saran
yang perlu ditindaklanjuti, baik untuk pengembangan pengetahuan penelitian
selanjutnya maupun kepentingan manajemen pemerintahan desa DIY.
5.4.1. Bagi penelitian selanjutnya
Berdasarkan keterbatasan di atas diharapkan penelitian selanjutnya dapat
memperluas atau mencari indikator yang kuat untuk mengukur variabel
literasi TIK. Selain itu, dari pengujian hipotesis terbukti secara empiris bahwa
model TAM tidak berhasil menguji variabel eksternal terhadap persepsi
kemanfaatan yaitu literasi TIK tidak berpengaruh positif terhadap
kemanfaatan e-desa. Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat
memperluas aspek-aspek penelitian seperti meneliti dari aspek sosiologi.
Selain itu untuk penelitian kedepannya dapat meneliti di wilayah berbeda
seperti di kota besar dan kota kecil dengan latar belakang literasi TIK
perangkat desa yang berbeda yaitu yang sudah memiliki kemampuan
penguasan TIK dan yang belum. Sehingga akan memberikan hasil yang
menarik untuk dilihat, apakah akan sama dengan hasil penelitian ini atau
memberikan hasil yang berbeda.
5.4.2. Bagi pemerintahan desa di DIY.
Dalam upaya meningkatkan intensitas penggunaan e-desa, maka saran yang
diberikan adalah mensosialisasikan kegunaan e-desa kepada seluruh
perangkat desa. Selain itu yang sangat diperlukan adalah pemberian
bimbingan teknologi yang lebih sering sehingga perangkat desa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
menggunakan e-desa dengan mudah dan lancar. Oleh karena itu, sangat
penting bagi pemerintah desa dalam menjalin kerjasama dengan pihak
pembuat/pengembang e-desa. Karena disaat perangkat desa sudah merasakan
kemudahan penggunaan e-desa maka manfaat dan intensitas penggunaan
menjadi lebih tinggi. Saran lainnya adalah terkait kebijakan bagi
pemerintahan desa dalam mengimplementasikan e-desa, supaya
implementasi ini tidak menjadi sia-sia maka harus dipastikan adanya
kebijakan berkelanjutan. Berkelanjutan baik itu terhadap pihak pengembang
e-desa maupun e-desa itu sendiri yang akan digunakan selamanya tanpa harus
menganti dengan yang baru jika terjadi perubahan regulasi oleh pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DAFTAR REFERENSI
Ariff, M. S. M., Yeow Siew Min, Norhayati Zakuan, Nawawi Ishak, & Khalid
Ismail. (2013). “The Impact of Computer Self Efficacy and Technology
Acceptance Model on Behavioral Intention in Internet Banking
System”. Review of Integrative Business and Economics Research, 2(2),
587.
Chuttur, M. Y. (2009). “Overview of the technology acceptance model: Origins,
developments and future directions”. Working Papers on Information
Systems, 9(37), 9-37.
Davis, F. D. (1986). A technology acceptance model for empirically testing new
end-user information systems: Theory and results (Doctoral dissertation,
Massachusetts Institute of Technology).
Davis, F. D. (1989). “Perceived usefulness, perceived ease of use, and user
acceptance of information technology”. MIS quarterly, 319-340.
Davis, F. D., Richard P. Bagozzi, & Paul R. Warshaw. (1989). “User acceptance of
computer technology: a comparison of two theoretical
models”. Management science, 35(8), 982-1003.
Eisingerich, A. B., & Gaia Rubera. (2010). “Drivers of Brand Commitment: A
Cross- National Investigation”. Journal of International Marketing, 18(2):
64–79.
Fatmawati, E. (2015). “Technology Acceptance Model (TAM) Untuk Menganalisis
Penerimaan Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan”. Iqra': Jurnal
Perpustakaan dan Informasi, 9(1).
Gahtani, S.A. (2001). “The Applicability of TAM Outside North America: an
Empirical Test in United Kingdom”. Information Resource Management
Journal, p.37-46.
Ghozali, Imam. (2008). “Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan
Partial Least Square”. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hair, J.F., Black, W.C. Babin, B.J., & Anderson R.E. (2010). Multivariate Data
Analysis. Seventh Edition. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.
Hartono, Jogiyanto (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Andi Offset.
Yogyakarta.
Laihad, R. C. (2013). “Pengaruh Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-
Filing Wajib Pajak di Kota Manado”. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 1(3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Liu, I. F., Meng C. C., Yeali S. S., David W., & Chin H. K. (2010). “Extending the
TAM model to explore the factors that affect Intention to Use an Online
Learning Community”. Computers & education, 54(2), 600-610.
Mariani. (2014). “Peran Aparatur Pemerintah Desa Dalam Perumusan Program Csr
Pt. Etam Bersama Lestari Di Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang
Kabupaten Kutai Timur”. Journal Administrasi Negara. 2(4)
Landis, P. H. (1948). Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Park, S. Y., Min-Woo Nam, & Seung-Bong Cha. (2012). “University students'
behavioral intention to use mobile learning: Evaluating the technology
acceptance model”. British Journal of Educational Technology, 43(4),
592-605.
Praditya, D. (2014). “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di
Tingkat Pemerintahan Desa”. Jurnal Penelitian Komunikasi, Vol. 17 No.2,
129-140
Purnawingwulan, M. M., Dewi K., & Irawan A. (2015). “Pengembangan model
kebijakan pembangunan e-desa di Kabupaten Bandung (kualifikasi
pendidikan teknologi perangkat desa)”. Educational Technology, 1(2),
167-183.
Rahman, F. (2012). “Korupsi di Tingkat Desa”. Jurnal Pascasarjana: Governance,
2(1).
Rasyid, B., F. T. Musa, & Z. Latare. (2015). “Gaya Hidup Remaja Pedesaan (Suatu
Studi Di Desa Imbodu, Kecamatan Randangan Kabupaten
Pohuwato)”. KIM Fakultas Ilmu Sosial, 3(2).
Rustam, M. (2014). “Literasi Internet Aparatur Pemerintah (Survei Aparat
Pemerintah di Lingkungan Pemda Kabupaten Seram Bagian Barat,
Propinsi Maluku)”. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 18(2).
Sancoko, B. (2011). “Pengaruh remunerasi terhadap kualitas pelayanan publik”.
Bisnis & Birokrasi Journal, 17(1).
Setiawan, Nugraha. (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan
Tabel KrejcieMorgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Makalah
disampaikan pada Diskusi Ilmiah Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung. 22 November 2007.
Sirait, E. R. E. (2007). “Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di
Kalangan Pejabat Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007”.
Widyariset, 12(3), 103-110.
Siswanto, S. (2012). “Literasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)
masyarakat desa pantai, Survai di Desa Kota Bengkulu, Pangkal Pinang,
Jakarta”. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 16(2), 81-110.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Sosiawan, E. A. (2008). “Evaluasi Implementasi E-government Pada Situs Web
Pemerintah Daerah Di Indonesia: Prespektif Content Dan Manajemen”. In
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 5).
Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Syarifuddin, S. (2014). “Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Jurnal
Penelitian Komunikasi, 17(2).
Tempoh, J. (2013). “Peranan Hukum Tua dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kalasey II Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa”. Jurnal
Eksekutif. 2(1).
Teo, T., Su Luan Wong, & Ching Sing Chai. (2008). “A Cross-cultural Examination
of the Intention to Use Technology between Singaporean and Malaysian
pre-service Teachers: An Application of the Technology Acceptance
Model (TAM)”. Educational Technology & Society, 11(4), 265-280.
Teo, T., Chwee Beng Lee, Ching Sing Chai, & Su Luan Wong. (2009). “Assessing
the intention to use technology among pre-service teachers in Singapore
and Malaysia: A multigroup invariance analysis of the Technology
Acceptance Model (TAM)”. Computers & Education, 53(3), 1000-1009.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Retrieved from http://www.bpn.go.id/Publikasi/Peraturan-
Perundangan/Undang-Undang/undang-undang-nomor-6-tahun-2014-
4723.
Venkatesh, V dan Fred D. Davis. (1996). “A Model of The Perceived Ease of Use:
Development and Test”. Decision Sciences, 27 (3), p.451-481.
Venkatesh, V., Cheri Speier, & Michael G. Morris. (2002). “User acceptance
enablers in individual decision making about technology: Toward an
integrated model”. Decision Sciences, 33(2), 297-316.
Wardiningsih, S. S. (2012). “Perkembangan Teknologi Dan Sistem Informasi
Untuk Peningkatan E-government Dalam Pelayanan Publik”. Akuntansi,
7(1).
Widjaja, AW.(2003). Pemerintahan Desa/Marga. Jakarta: PT. Raja Grafinso
Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
KUESIONER
PENGARUH LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI PERANGKAT DESA
TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN E-DESA
A. Identitas Responden
Sebelum menjawab pertanyaan dari kuesioner, silahkan Bapak/Ibu mengisi data
berikut:
Nama : …………………………………………
Jabatan : ……………..
Umur (Lingkari) : a. <30 thn b. 31- 40 thn c. 41-50 thn d. >50
Pendidikan Terakhir (Lingkari) : SD / SMP / SMA / D1 / D2 / D3 / D4 / S1 / S2 / S3
B. Pertanyaan Kuesioner.
Petunjuk :
Pilihan Jawaban yang tersedia.
SS = Apabila anda merasa Sangat Sering.
S = Apabila anda merasa Sering.
J = Apabila anda merasa Jarang.
SJ = Apabila anda merasa Sangat Jarang.
TP = Apabila anda merasa Tidak Pernah.
Silahkan beri tanda () pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
SS S J SJ TP
1
Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop
untuk mencari informasi atau berkomunikasi dalam
seminggu
2 Seberapa sering anda menggunakan Internet dalam
seminggu
3 Seberapa sering anda mendengarkan Radio dalam
seminggu
4 Seberapa sering anda membaca Surat Kabar
Cetak/Elektronik dalam seminggu
5 Seberapa sering anda membaca Buku Cetak/Elektronik
dalam seminggu
6 Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop
untuk Mengetik
7 Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop
untuk Mengolah Data
8 Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop
untuk Multimedia
9 Seberapa sering anda menggunakan Komputer/Laptop
untuk Bermain Game
10 Seberapa sering anda menggunakan mesin pencari Google
untuk mencari informasi di Internet
11 Seberapa sering anda menggunakan E-Mail untuk
mengirim surat atau pesan
Pertanyaan selanjutnya di berikutnya..
Petunjuk :
Pilihan Jawaban yang tersedia.
SS = Apabila anda merasa Sangat Setuju.
S = Apabila anda merasa Setuju.
RR = Apabila anda merasa Ragu-Ragu.
TS = Apabila anda merasa Tidak Setuju.
STS = Apabila anda merasa Sangat Tidak Setuju.
Silahkan beri tanda () pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
SS S RR TS STS
12 Sistem Informasi Keuangan Desa sangat mudah
dipelajari/dipahami.
13 Sistem Informasi Keuangan Desa dapat dikontrol/diawasi
dengan mudah.
14 Petunjuk penggunaan Sistem Informasi Keuangan Desa
sudah sangat jelas
15 Sangat cepat bagi saya menjadi terampil menggunakan
Sistem Informasi Keuangan Desa
16 Saya menyatakan secara umum Sistem Informasi
Keuangan Desa mudah digunakan
17 Sistem Informasi Keuangan Desa dapat mempercepat
pekerjaan saya
18 Sistem Informasi Keuangan Desa meningkatkan kinerja
saya
19 Sistem Informasi Keuangan Desa menjadikan pekerjaan
saya tertata rapi
20 Sistem Informasi Keuangan Desa berguna dalam
menyelesaikan tugas saya
21 Sistem Informasi Keuangan Desa mempermudah
pekerjaan saya
22 Saya menyatakan secara umum Sistem Informasi
Keuangan Desa bermanfaat bagi saya.
23 Saya sangat senang terhadap implementasi Sistem
Informasi Keuangan Desa
24 Saya sangat antusias dan berpartisipasi aktif menggunakan
Sistem Informasi Keuangan Desa
25 Saya memiliki keinginan untuk tetap menggunakan Sistem
Informasi Keuangan Desa.
-end-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian
1. Surat Ijin dari Provinsi DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Surat Ijin dari Provinsi DIY Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3. Surat Ijin dari Kabupaten Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4. Surat Ijin dari Kabupaten Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
5. Surat Ijin dari Kabupaten Kulon Progo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
6. Surat Ijin dari Kabupaten Gunung Kidul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 3. Rekapitulasi Kuesioner
Variabel Literasi TIK
INDIKATOR
KATEGORI JAWABAN Jumlah
1 2 3 4 5
f % f % f % f % f % N %
1 3 2 4 2,6 11 7,2 56 37 79 51,6 153 100
2 2 1,3 3 2 21 14 63 41 64 41,8 153 100
3 25 16 24 16 61 40 37 24 6 3,9 153 100
4 0 0 3 2 34 22 73 48 43 28,1 153 100
5 1 0,7 10 6,5 69 45 63 41 10 6,5 153 100
6 0 0 3 2 8 5,2 41 27 101 66,0 153 100
7 1 0,7 4 2,6 19 12 49 32 80 52,3 153 100
8 4 2,6 9 5,9 57 37 55 36 28 18,3 153 100
9 53 35 47 31 44 29 7 4,6 2 1,3 153 100
10 1 0,7 5 3,3 17 11 70 46 60 39,2 153 100
11 14 9,2 21 14 55 36 47 31 16 10,5 153 100
Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan
INDIKATOR
KATEGORI JAWABAN Jumlah
1 2 3 4 5
f % f % f % f % f % N %
1 0 0 0 0 23 15 107 70 23 15,0 153 100
2 0 0 0 0 16 10 106 69 31 20,3 153 100
3 0 0 0 0 15 9,8 126 82 12 7,8 153 100
4 0 0 0 0 32 21 107 70 14 9,2 153 100
5 0 0 0 0 25 16 115 75 13 8,5 153 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Variabel Persepsi Kemanfaatan
INDIKATOR
KATEGORI JAWABAN Jumlah
1 2 3 4 5
f % f % f % f % f % N %
1 0 0 1 0,7 14 9,2 100 65 38 24,8 153 100
2 0 0 0 0 12 7,8 103 67 38 24,8 153 100
3 0 0 0 0 12 7,8 94 61 47 30,7 153 100
4 0 0 0 0 12 7,8 103 67 38 24,8 153 100
5 0 0 0 0 10 6,5 106 69 37 24,2 153 100
6 0 0 0 0 6 3,9 103 67 44 28,8 153 100
Variabel Intensitas Penggunaan
INDIKATOR
KATEGORI JAWABAN Jumlah
1 2 3 4 5
f % f % f % f % f % N %
1 0 0 0 0 13 8,5 111 73 29 19,0 153 100
2 0 0 0 0 21 14 104 68 28 18,3 153 100
3 0 0 0 0 10 6,5 99 65 44 28,8 153 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI