PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL...
Transcript of PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL...
i
PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH
(Studi Pada Bank Syariah Bukopin Periode 2011-2015)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
AHMAD FAWWAZ
1112046100025
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
1438 H/2016
ii
iii
iv
Jakarta, 24 Mei 2017
Ahmad Fawwaz
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Fawwaz
NIM : 1112046100025
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
v
ABSTRAK
Ahmad Fawwaz, NIM 1112046100025. Pengaruh Likuidtas dan Efisiensi
Operasional terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Bank Syariah Bukopin
Periode 2011-2015), Program Studi Perbankan Syariah, Konsentrasi Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1438H/2017M.
Variabel dependen yang digunakan adalah ROE. Sementara yang menjadi
variabel bebasnya adalah penempatan pada BI, current ratio, penempatan pada
bank lain dan BOPO.
Metode yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan
program SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan
keempat variabel independen, yaitu penempatan pada BI, current ratio, BOPO
dan penempatan pada bank lain berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE) Bank
Syariah Bukopin. Namun, secara parsial variabel penempatan pada bank lain tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE) dikarenakan tingkat return dan jumlah
dana yang ditempatkan BSB pada BI tidak terlalu besar. Sedangkan sisa variabel
yang lain menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap ROE Bank Syariah
Bukopin.
Kata Kunci: ROE, Penempatan pada BI, Current Ratio, BOPO Penempatan pada
Bank Lain dan Regresi Linier Berganda.
vi
KATA PENGANTAR
بِْسِم اَّللِه الره ْحَماِن الرهِحْيمِ
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT Tuhan Semesta Alam, yang senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan
kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam tidak lupa penulis curahkan kepada Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut-Nya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah yang
tidada henti, serta beribu-ribu terima kasih yang tidak sanggup penulis ungkapkan
meski sebatas pena dan tutur kata kepada kedua orang tua yang selalu
mencurahkan kasih dan sayangnya. Dukungan dan doa yang selalu diberikan
membuat anakmu ini takut untuk tidak bisa membalas segala kebaikan dan
mempersembahkan sebuah kebanggan untuk kalian. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan nikmat sehat dan pahala-Nya kepada mereka berdua, Aamiin Yaa
Robbal ‘Alamin.
Dalam kesempatan kali ini penulis juga tidak lupa untuk menyampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. Arief Mufriaini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Phd. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
3. Bapak A.M. Hasan Ali, MA. selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE. selaku Ketua Program Studi Perbankan
Syariah dan Fitri Damayanti M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu dalam hal
akademik terkait penyelesaian studi penulis.
5. Bapak Ir. Aries Kuntjoro, MM. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membaca, mengoreksi, memberikan
referensi serta motivasi penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Muhammad Fudhail Rahman, selaku Dosen Penasehat Akademik
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menuntut ilmu selama
di bangku kuliah.
7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang banyak memberikan keilmuan dan pembekalan dalam perkuliahan.
8. Seluruh pimpinan dan para pegawai Perpustakaan Umum maupun Fakultas
yang membantu penulis dalam menyediakan fasilitas dan referensi terkait
penelitian ini.
9. Kepada seluruh kawan-kawan Perbankan Syariah A 2012 yang telah
membantu penulis selama proses skripsi.
10. Kepada keluarga kost-an, yang selalu memberikan motivasi dalam hal
penyelesaian skripsi. Bahkan senyum, canda dan tawa mereka selalu menjadi
penghibur di kala penulis merasa lelah dan jenuh dalam mengerjakan tiap
tugas kuliah hingga tugas skripsi. Semoga Allah SWT selalu memberikan
viii
Jakarta, 24 Mei 2017
Ahmad Fawwaz
kesehatan dan mempermudah segala urusan kita untuk menghadapi
kehidupan yang akan datang setelah masa kuliah ini.
11. Kepada keluarga KKN GAMMA, terima kasih atas berbagi cerita,
pengalaman, ilmu dan kebersamaan sewaktu menjalani kegiatan KKN.
Semoga kita selalu menjaga kesolidan dan silaturrahmi ini hingga masa-masa
yang akan datang.
12. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
Akhir kata, penulis mendoakan semoga Allah SWT membalasnya dengan
nikmat dan pahala atas semua kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis
dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan pihak-pihak yang membutuhkannya.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ..... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI............................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR .............................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Indentifikasi Masalah .......................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 10
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 11
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 11
1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 11
2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 12
F. Perumusan Hipotesis……………………………………………… .. 12
G. Teknik Penulisan ................................................................................ 13
H. Sistematika Penulisan……………………………………………... .. 13
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................................... 15
1. Pengertian Bank Syariah ............................................................. 15
2. Tujuan dan Fungsi Bank Syari’ah ............................................... 16
2.1 Tujuan Bank Syari’ah ........................................................... 16
2.2 Fungsi Bank Syari’ah ........................................................... 18
2.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ......... ..... 18
3. Laporan Keuangan........................................................................ 20
4. Likuiditas ..................................................................................... 23
5. Efisiensi Operasional ................................................................... 28
6. Profitabilitas ....................................................................................... 29
B. Kerangka Konsep ............................................................................... 31
C. Review Studi Terdahulu…………………………………………… .. 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 35
B. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 35
C. Objek Penelitian ................................................................................. 35
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 36
E. Metode Analisis Data ......................................................................... 39
1. Uji Asumsi Klasik……………………………………………… 41
A. Uji Normalitas ........................................................................ 41
B. Uji Multikolinieritas ............................................................... 42
C. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 43
D. Uji Autokorelasi ..................................................................... 44
2. Uji Hipotesis…………………………………………………… . 45
xi
a. Uji F (Simultan) ..................................................................... 45
b. Uji t (Parsial) ......................................................................... 46
c. Koefisien Determinasi ........................................................... 46
BAB IV HASIL UJI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 44
1. Uji Normalitas ............................................................................. 48
2. Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 50
3. Uji Multikolinieritas .................................................................... 51
4. Uji Autokorelasi .......................................................................... 52
B. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda............................................... 54
C. Hasil Uji Signifikansi………………………………………………. 55
1. Uji F…………………………………………………………… . 55
2. Uji t…………………………………………………………… .. 56
3. Uji Koefisien Determinasi……………………………………. .. 58
D. Pembahasan………………………………………………………. ... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67
LAMPIRAN ....................................................................................................... 70
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rasio Keuangan (ROE, BOPO dan Current Ratio) BSB Periode
Quarter IV 2010-2015 .................................................................................... 3
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional .......................... 19
Tabel 4.1 Descriptive Statistics (Uji Normalitas) .......................................... 49
Tabel 4.2 Coefficients (Uji Multikolinieritas) ................................................ 52
Tabel 4.3 Model Summary (Uji Autokorelasi) ............................................... 53
Tabel 4.4 Coefficients (Uji Regresi Linier Berganda).................................... 54
Tabel 4.5 Anova (Uji F) .................................................................................. 55
Tabel 4.6 Coefficients (Uji t) .......................................................................... 56
Tabel 4.7 Model Summary (Uji Koefisien Determinasi) ................................ 58
DAFTAR GRAFIK & GAMBAR
Grafik 4.1 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual…………… 49
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 31
Gambar 4.1 Scatterplot (Uji Heterokedastisitas)……………………………. 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank syari’ah merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki salah
satu fungsinya menghimpun dana masyarakat.1Saat ini, perbankan syariah telah
berkembang pesat dan tumbuh tersebar di seluruh dunia, baik di negara muslim
maupun non-muslim. Pemerintah Sudan bahkan mewajibkan semua bank
konvensional melakukan konversi menjadi bank Islam dan kemudian secara
bertahap melakukan islamisasi perbankan. Sedangkan di beberapa negara lain
seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Iran, Singapura, Indonesia dan lan-lain,
bank nir-bunga beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (dual
banking system).
Di Indonesia, perbankan syari’ah mulai berkembang ketika lahirnya UU
No. 10 Tahun 1998, tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan. Undang-undang tersebut menunjang tumbuhnya perbankan syari’ah
secara berdampingan dengan bank konvensional yang sudah lebih dulu dan lama
mencengkeram sistem perbankan nasional.
Lahirnya sistem perbankan syari’ah di Indonesia tentu bukan semata-mata
hanya untuk meramaikan persaingan diantara bank-bank konvensional dalam
kancah perbankan nasional, tetapi lebih dari itu bahwa kehadiran bank di
Indonesia harus menjadi penunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
1 Muhamad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, h. 227.
1
2
ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, seperti yang tertera dalam
pasal 4 UU No. 10 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sebuah implementasi
manajemen perbankan yang baik. Bank sebagai sebuah lembaga intermediate
harus mampu menghimpun dana masyarakat yang memiliki surplus, lalu
menyalurkan dana tersebut ke target yang tepat. Di samping hal tersebut, lembaga
perbankan memiliki wewenang untuk mengelola aset yang dimilikinya sebagai
sebuah aset yang dapat menarik keuntungan.
Sementara itu, data statistik perbakan syariah Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), yang dikutip pada Selasa (23/06/2016), menunjukkan per April 2015
beban operasional bank syariah melonjak 53,8% menjadi Rp 8,25 triliun.
Kenaikan beban ini menggerus pendapatan bank syariah sehingga laba industri
hanya tumbuh 0,86% menjadi Rp 1,04 triliun.2
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat per Juni 2016, sektor
perbankan syariah memiliki total aset sebesar Rp 306,23 triliun dan terdiri dari 12
Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 165 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Aset perbankan syariah tersebut tumbuh
sebesar 11,97% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.3
Salah satu Bank Syari’ah yang berdiri di Indonesia adalah Bank Syariah
Bukopin. BSB mulai efektif beroperasi pada tanggal 9 Desember 2008. Peresmian
dan permulaan kegiatan operasional Bank Syariah Bukopin dibuka oleh Bapak M
Jusuf Kalla yang pada saat itu menjadi Wakil Presiden Indonesia periode 2004-
2Admin, Syariah.bisnis.com, “Ini Penyebab Beban Operasional Bank Syariah Melonjak”,
diakses tanggal 17 Oktober 2016, pkl. 20.02 WIB. 3ekbis.sindonews.com/read/1137230/178/aset-perbankan-syariah-juni-2016-capai-rp306-
23-triliun-14731707, diakses tanggal 14 Oktober 2016, pkl. 19.59 WIB.
3
2009. Pada saat itu Bank Syariah Bukopin memulai operasinya sebagai unit usaha
syariah dengan suntikan modal sebesar 1 trilyun rupiah.4
Berikut ini adalah persentase rasio profitabilitas Bank Syari’ah Bukopin
per 31 Desember 2010 hingga 2015 yang diambil dari data laporan keuangan
triwulanan:
Tabel 1.1 Rasio Keuangan (ROE, CR & BOPO) BSB Periode Quarter IV
2010-2015
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
ROE 9.65 6.19 7.32 7.63 2.39 5.35
BOPO 93.57 93.86 91.59 92.29 96.77 91.99
CR 160.78 154.76 158.23 158.07 151.45 156.65
Sumber: www.syariahbukopin.co.id (diolah)
Dari data rasio profitabilitas di atas menunjukkan ROE Bank Syari’ah
Bukopin mengalami penurunan persentase pada tahun 2011 terhadap tahun
sebelumnya dalam periode waktu yang sama, lalu mengalami kenaikan di tahun
2012 dan 2013, namun kenaikan jumlah tersebut tidak seperti yang dialami pada
2010. Sementara di periode yang sama di tahun 2014 persentase ROE tersebut
menurun di angka yang paling rendah pada tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan informasi tersebut, bank syari’ah juga memiliki tujuan utama
yaitu memperoleh profitabilitas yang berasal dari kegiatan operasional maupun
non-operasional. Profitabilitas merupakan hal penting yang harus diraih oleh
setiap bank termasuk bank syari’ah, agar dapat menjalankan fungsinya sebagai
4Admin, www.syariahbukopin.co.id, diakses tanggal 14 Oktober 2016, pkl. 19.01 WIB.
4
lembaga intermediate sekaligus lembaga yang berorientasi terhadap profit untuk
bisa bersaing dan mensejajarkan posisinya dengan bank-bank konvensional.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan
yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan
investasi. Tingkat rentabilitas suatu perusahaan baik apabila mampu memenuhi
target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang
dimilikinya.5
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama
laporan keuangan dan neraca laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk
beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan
perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan,
sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.6
Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return On Equity (ROE).
ROE adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
(setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank, rasio ini menunjukkan tingkat
persentase yang dapat dihasilkan.7
Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang
dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total
5 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h. 196 6 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h. 196 7Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 155.
5
ekuitas yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain
yang dikumpulkan oleh perusahaan.8
Efisiensi operasional juga mempengaruhi lemahnya kondisi internal sektor
perbankan. Karena hal ini berkaitan dengan operasional perbankan, maka efisiensi
operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap perusahaan
perbankan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada
nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi
dengan efisien.9
Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi operasional adalah
BOPO. BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik
kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan
sumber daya yang ada di perusahaan.10 Dengan kata lain, rasio BOPO dapat
menjadi acuan bagi pemegang saham di dalam perusahaan atau bank untuk
melihat sejauh mana tingkat efisiensi operasional dalam memaksimalkan
keuntungan bank tersebut.
Di samping tujuan profitnya, bank syari’ah juga perlu memerhatikan
pengelolaan yang berkaitan dengan tingkat likuiditas bank tersebut. Likuiditas
adalah kemampuan bank untuk membayar semua utang jangka pendeknya dengan
8 Budi Ponco, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-
2007)”, Semarang: Thesis UNDIP, 2008. 9 Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes, Bank and Final Institution
Management, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 721 10 Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 159.
6
alat-alat likuid yang dikuasainya.11 Likuiditas merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.12
Likuiditas yang merupakan salah satu aspek yang digunakan sebagai
ukuran tingkat kesehatan untuk membedakan antara bank-bank yang baik dan
berkembang dengan bank-bank yang kurang baik dan kurang berkembang, juga
untuk mendeteksi secara dini terhadap bank yang menunjukkan adanya gejala
potensial yang membahayakan. Esensi dari pengelolaan bank adalah bagaimana
bank tersebut dapat dikelola secara hati-hati. Bank pada hakikatnya adalah
lembaga yang menarik dana dan menyalurkannya kembali pada masyarakat, oleh
karena itu setiap pengelola bank harus memisahkan secara tegas antara
kepentingan masyarakat dunia usaha dengan dunia usaha para pemilik bank
tersebut.13
Bank sebagai lembaga intermediasi, memiliki kewajiban untuk mengelola
kelebihan dana yang diterima dari para nasabah. Dana yang dimiliki oleh bank
bukan hanya disimpan sebagai dana yang mengendap saja. Dalam hal ini, pihak
bank punya otoritas untuk mengoptimalkan kelebihan likuiditasnya. Hal itu perlu
dilakukan guna memenuhi kewajibannya terhadap nasabah, terutama dalam
pemenuhan kewajiban jangka pendeknya.
Amandemen Undang-Undang perbankan dari UU No. 7 Tahun 1992
berubah menjadi Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
menyebabkan operasional perbankan boleh menjalankan dua sifat operasional
yaitu perbankan prinsip syariah dan perbankan prinsip konvensional. Karena
11 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h.
63. 12 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h. 128 13 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait (BMT dan
Takaful) di Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997, h. 122.
7
pengaturan perbankan syariah berada dalam kewenangan Bank Indonesia sebagai
bank sentral (otoritas moneter), maka kinerja perbankan syariah juga perlu
diawaasi oleh Bank Indonesia.
Salah satu kegiatan operasional bank syariah yang dapat menjadi tujuan
untuk mendapatkan keuntungan adalah dengan menempatkan dananya di Bank
Indonesia. Penempatan pada Bank Indonesia adalah saldo rekening yang terdiri
dari giro wadi’ah pada Bank Indonesia dan sertifikat wadi’ah pada Bank
Indonesia yang merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai
bukti penitipan dana jangka pendek dengan prinsip wadi’ah.
Intrumen-instrumen yang ditawarkan Bank Indonesia dapat menjadi
pilihan bagi sebuah bank untuk mengelola kelebihan likuiditasnya. Instrument
tersebut tidak hanya berlaku sebagai pinjaman untuk memenuhi kebutuhan jangka
pendek, akan tetapi juga dapat dijadikan pilihan sebagai usaha untuk mendapatkan
keuntungan.
Karena perbankan syariah menghindari berbagai unsur maysir, gharar
dan ribawi, sedangkan instrumen BI yang ada hanya menggunakan sistem bunga
yang berdasarkan atas diskonto, maka kemudian munculah Sertifikat Wadiah
Bank Indonesia (SWBI). SWBI yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia digunakan
oleh perbankan syariah sebagai penyerap kelebihan likuidtas.
Namun penerbitan SWBI sebagai penyerap kelebihan likuiditas perbankan
syariah dirasa kurang memadai oleh bank syariah, keluhan-keluhan tersebut
disebabkan oleh rendahnya tingkat return atau pengembalian yang diterima oleh
bank syariah. Sangat jauh bila dibandingkan dengan SBI bank konvensional.
8
Berdasarkan keluhan-keluhan tersebut, melalui PBI 10/11/PBI/2008 Bank
Indonesia menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah atau SBIS sebagai
pengganti SWBI. Setelah ketentuan SBIS berlaku maka SWBI tidak lagi
digunakan. Namun, untuk SWBI yang sudah terbit sebelum PBI 10/11/PBI/2008
diberlakukan, dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa SWBI tetap berlaku dan
tunduk pada ketentuan dalam PBI No. 6/7/PBI/2004 tanggal 6 Februari 2004
tentang SWBI sampai SWBI tersebut jatuh tempo.
Sementara itu, penempatan dana yang dilakukan oleh bank-bank syariah
tidak hanya pada Bank Indonesia saja, akan tetapi bank syariah juga dapat
menemptakan dananya pada bank-bank lain demi mengoptimalkan kelebihan
likuidtas yang dimilikinya. Penempatan dana pada bank lain itu dapat berbentuk
sertifikat investasi mudharabah antar bank, deposito mudharabah, tabungan
mudharabah, giro wadiah dan tabungan wadiah.
Dari kedua instrumen di atas, bank bisa mengelola kelebihan likuiditasnya
untuk mendapatkan profit. Namun, lebih dari itu instrumen tersebut harus bisa
memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimiliki pihak bank. Walau bagaimana
pun, jaminan atas keamanan dana yang disimpan dan diinvestasikan nasabah
harus dapat dipenuhi oleh pihak bank syariah. Maka dari itu, proyeksi keuntungan
yang diinginkan pihak bank juga harus sejajar dengan kemampuan likuiditas itu
sendiri.
Sementara itu, pada sisi rasio likuiditas yang dapat menjadi tolak ukur
penilaian likuiditas bank adalah Current Ratio. Current ratio merupakan salah
satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu
persahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR
9
suatu perusahaan berarti semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya, risiko yang akan ditanggung
pemegang saham juga semakin kecil.14
Maka berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
pengaruh tingkat efisiensi dan likuditas bank terhadap tingkat profitabilitasnya.
Oleh karena itu, penelitian ini diberikan judul, “Pengaruh Likuiditas dan
Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Bank Syari’ah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
penulis mengidentifikasi adanya beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1. Penerapan sistem perbankan syari’ah yang belum sejajar dengan
keberadaan bank-bank konvensional dikarenakan, keberadaan bank
syari’ah yang baru muncul di tengah-tengah kekuatan sistem ekonomi
konvensional yang sudah lama diterapkan di Indonesia.
2. Posisi asset bank umum syari’ah yang masih relatif kecil bila
dibandingkan dengan asset bank-bank umum konvensional.
3. Tingkat profitabilitas bank syariah yang belum dapat untuk bersaing
dengan bank-bank konvensional.
4. Penempatan dana di BI maupun pada bank lain yang masih relatif
kecil jika dibandingkan bank-bank konvensional karena besaran dana
pihak ketiga yang dimiliki oleh bank syariah tidak sebesar bank umum
konvensional.
14Robert Ang, Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian
Capital Market), Mediasoft Indonesia, First Edition, 1997, h. 98.
10
5. Rata-rata rasio efisiensi operasional bank yang masih diatas batas
toleransi yang diatur oleh BI, meskipun rasio tersebut masih belum
mengkhawatirkan.
6. Penyaluran dana bank umum syariah masih belum efektif dalam
meningkatkan profitabilitas bank disebabkan masih tingginya
pembiayaan yang bermasalah.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah di penelitian ini dibatasi dengan penilaian pengaruh
tingkat efisiensi operasional dan likuiditas terhadap pertumbuhan profitabilitas
bank syari’ah. Dalam penelitian ini, bank syari’ah yang menjadi objek penelitian
adalah Bank Bukopin Syariah dengan menggunakan data laporan keuangan
triwulanan.
Metode yang digunakan adalah metode regresi berganda, dengan
mengambil ROE sebagai variabel dependen dan empat variabel independen yang
diproksikan dengan variabel Penempatan Pada BI, Current Ratio, BOPO dan
Penempatan Pada Bank Lain.
Pada penelitian ini, yang menjadi faktor tingkat profitabilitas BankSyariah
Bukopin adalah ROE, dikarenakan variabel tersebut memenuhi syarat sebagai
indikator yang menunjukkan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Sedangkan,
faktor efisiensi dalam penelitian ini adalah BOPO dan dari sisi pengelolaan
likuiditas dengan instrumen jangka pendek adalah penempatan pada BI serta
penempatan dana pada bank laindan Current Ratio sebagai rasio likuiditasnya.
11
Sementara itu peneliti membatasi periode yang digunakan, yaitu periode
tahun 2011 hingga tahun 2015.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti
merumuskan beberapa masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Apakah variabel efisiensi operasional (BOPO) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Bukopin
Syariah periode tahun 2011-2015?
2. Apakah variabel likuiditas (Penempatan dana pada Bank Indonesia,
penempatan dana pada bank lain dan Current Ratio) berpengaruh
signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Bukopin Syariah periode
tahun 2011-2015?
3. Apakah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap
profitabilitas Bank Syariah Bukopin periode tahun 2011-2015?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis apakah efisiensi operasional Bank Syariah Bukopin
berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas BankSyariah
Bukopin periode tahun 2011-2015.
b. Untuk menganalisis apakah likuiditas Bank Syariah Bukopin berpengaruh
signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Syariah Bukopin periode
tahun 2011-2015.
12
c. Untuk menganalisis variabel apakah yang paling dominan memengaruhi
profitabilitas Bank Syariah Bukopin periode tahun 2011-2015.
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa buku
bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Perbankan Syariah.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan referensi dan saran
penelitian bagi kalangan akademisi dan praktisi dalam mengembangkan
penelitian selanjutnya.
F. Perumusan Hipotesis
1. Penempatan Pada Bank Indonesia
Ho1 : Penempatan pada Bank Indonesia berpengaruh positif terhadap
profitabilitas Bank Syariah.
Ha 1 : Penempatan pada Bank Indonesia tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas Bank Syariah.
2. Current Ratio
Ho 2 :Current Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Syariah.
Ha 2 : Current Ratio tidak berpengaruh terhadap profitabilitas Bank
Syariah.
3. BOPO
Ho 3 : BOPO berpengaruh negatif terhadap profitabilitas Bank Syariah.
Ha 3 : BOPO tidak berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Syariah.
13
4. Penempatan Pada Bank Lain
Ho 4 : Penempatan dana pada bank lain berpengaruh positif terhadap
profitabilitas Bank Syariah.
Ha 4 : Penempatan dana pada bank lain tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas Bank Syariah.
G. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan buku
pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan
penulisan skripsi maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab
dengan rincian sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan rasio
keuangan perbankan dari sisi efisiensi, likuiditas dan profitabilitas.
Pembahasan mengenai teori tersebut meliputi definisi bank syariah,
definisi rasio profitabilitas, efisiensi dan likuiditas bank yaitu dengan
metode regresi linier berganda.
14
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai jenis dan sumber data, objek
penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan metode
analisis data yang akan digunakan.
4. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil pengukuran pengaruh efisiensi operasional dan
likuiditas terhadap profitabilitas bank. Pengukuran tersebut dengan
menggunakan metode regresi linier berganda.
5. BAB V PENUTUP
Pada bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan dan juga saran.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Bank Syari’ah
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.15
Menurut G.M. Verryn Stuart, Bank adalah suatu badan yang betujuan
untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri
atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan
memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.16
Bank syari’ah sendiri adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberi pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah.17
Perbankan berdasarkan prinsip syari’ah ditetapkan oleh pemerintah
melalui UU No. 7 Tahun 1992 dan UU N0. 10 Tahun 1998 dan perubahan
undang-undang terbaru tentang perbankan syari’ah tertuang dalam UU No. 21
Tahun 2008. Dimana bank syari’ah menurut UU No. 21 Tahun 2008 adalah bank
umum syari’ah (BUS) adalah bank syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan
15Muhammad Ghafur, Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini, Yogyakarta:
Biruni Press, 2007, h. 118. 16L. Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Cetakan Pertama, Jakarta: Ghalia Indonesia,
2001, h. 86. 17Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004,
h. 73.
15
16
jasa dalam lalu lintas pembayaran.18
Pada dasarnya, pendirian Bank Syari’ah mempunyai tujuan yang utama.
Yang pertama yaitu menghindari riba dan yang kedua yaitu mengamalkan prinsip-
prinsip Syari’ah dalam perbankan. Di dalam Al-Qur’an, beberapa ayat yang
menyinggung tentang pelarangan riba, di antaranya QS. Ar-Rum: 39 yang
Artinya:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya).”
Dengan kata lain, bank syari’ah adalah sebuah lembaga intermediasi
keuangan yang bertujuan untuk memberikan jasa kepada masyarakat berupa
pembiayaan maupun simpanan dalam bentuk produk-produk yang disesuaikan,
berdasarkan dengan prinsip-prinsip keislaman atau syari’ah.
2. Tujuan dan Fungsi Bank Syari’ah
2.1 Tujuan Bank Syari’ah
Menurut Sumitro, bank-bank Islam bertujuan sebagai berikut:19
a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara
Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan,
agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis
usaha/perdagangan lain yang mengandung unsure gharar (tipuan),
18Admin, www.bi.go.id, diakses pada tanggal 09 November 2016, pkl. 20.22, WIB. 19Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (Bamui,
Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004, h. 111.
17
dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga
telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi
umat.
b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal (orang kaya)
dengan pihak yang membutuhkan dana (orang miskin).
c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka
peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin,
yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju
terciptanya kemandirian berusaha (berwirausaha).
d. Untuk membantu menanggulangi (mengentaskan) masalah
kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari
negara-negara yang berkembang. Upaya Bank Islam didalam
mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih
menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti
program pembinaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang
perantara, program pembinaan konsumen, program pembangunan
modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.
e. Untuk menjaga kestabilan ekonomi/moneter pemerintah. Dengan
aktivitas-aktivitas Bank Islam yang diharapkan mampu
menghindarkan inflasi akibat penerapan sistem bunga,
menghindarkan persaingan yang tidak sehat antara lembaga
keuangan, khususnya bank dan menanggulangi kemandirian lembaga
18
keuangan, khususnya bank dari pengaruh gejolak moneter dari dalam
maupun luar negeri.
f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank
non-Islam (konvensional) yang menyebabkan umat Islam berada
dibawah kekuasaan bank, sehingga umat Islam tidak bisa
melaksanakan ajaran agamanya secara penuh, terutama di bidang
kegiatan bisnis dan perekonomiannya.
2.2 Fungsi Bank Syari’ah
Bank syariah mempunyai fungsi secara umum meliputi:
a. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan dana nasaba
b. Mengelola investasi dari dana yang diperoleh
c. Penyedia transaksi keuangan
d. Pengelola zakat, infaq dan shadaqoh.20
2.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Berikut ini beberapa perbedaan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional.21
20M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Pers,
2001, h. 179. 21 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 38.
19
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank konvensional
No. Bank Syariah No. Bank Konvensional
1. Investasi, hanya untuk proyek dan
produk yang halal serta
menguntungkan.
1.
Investasi, tidak
mempertimbangkan halal atau
haram asalkan proyek yang
dibiayai menguntungkan.
2. Return yang dibayar dan/atau
diterima berasal dari bagi hasil atau
pendapatan lainnya berdasarkan
prinsip syariah.
2. Return baik yang dibayar kepada
nasabah penyimpan dana dan
return yang diterima dari nasabah
pengguna dana berupa bunga.
3. Perjanjian dibuat dalam bentuk akad
sesuai dengan syariah Islam.
3. Perjanjian menggunakan hokum
positif.
4. Orientasi pembiayaan, tidak hanya
untuk keuntungan, tetapi juga falah
oriented, yaitu berorientasi pada
kesejahteraan masyarakat.
4. Orientasi pembiayaan, untuk
memperoleh keuntungan atas
dana yang dipinjamkan.
5. Hubungan antara bank dan nasabah
adalah mitra.
5. Hubungan antara bank dan
nasabah adalah kreditor dan
debitur.
6. Dewan pengawas terdiri dari BI,
Bapepam, Komisaris, dan Dewan
Pengawas Syariah (DPS).
6. Dewan pengawas terdiri dari BI,
Bapepam, dan Komisaris.
7. Penyelesaian sengketa, diupayakan
diselesaikan secara musyawarah
antara bank dan nasabah, melalui
peradilan agama.
7. Penyelesaian sengketa melalui
pengadilan negeri setempat.
20
Bank Syari’ah harus memiliki peranan sebagai perekat nasionalisme yang
berpihak pada ekonomi kerakyatan, beroperasi secara transparan, berfungsi
sebagai pendorong penurunan investasi spekulatif, pendorong peningkatan
efisiensi, mobilisasi dana masyarakat serta menjadi uswatun hasanah bagi praktek
usaha berlandaskan moral dan etika Islam agar berhasil menjadi pendorong
terwujudnya pembangunan ekonomi nasional dengan landasan ekonomi syariah.
3. Laporan Keuangan
Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu periode akan
melaporkan semua kegiatan keuangannya. Secara umum, penyajian laporan
keuangan oleh manajemen perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi
kuantitatif mengenai kondisi dan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan
pada suatu periode dan untuk mengetahui pencapaian kinerja perusahaan sehingga
pihak manajemen dapat menentukan keputusan yang akan diambil pada masa
yang akan datang.22
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan baik informasi mengenai jumlah dan jenis aktiva, kewajiban (hutang)
serta modal, yang kesemuanya tergambar dalam neraca. Laporan keuangan juga
memberikan gambaran hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
dikeluarkan dalam laporan laba rugi. Kemudian laporan keuangan juga
memberikan gambaran arus kas suatu perusahaan yang tergambar dalam laporan
arus kas. Masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri.23
Di samping itu, tujuan lainnya adalah: (KDPPLKS 2007: Paragraf 30)
22 Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h. 36. 23 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 173.
21
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah serta
informasi asset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah, bila ada, dan bagaimana perolehan dan
penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan dan tanggung
jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer, dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas
syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,
dan wakaf.
Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan juga untuk menilai kinerja
perusahaan tersebut.
Jenis-jenis laporan keuangan bank:
1. Laporan Neraca
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets),
utang (liabilities), dan modal sendiri (owners equity) dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu.24
24 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 13.
22
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank
pada saat tertentu. Posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi
aktiva (harta), passiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank.
Penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada tingkat
likuiditas dan jatuh tempo.25
2. Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa
janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrecovable) dan
harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama
dipenuhi. Contoh laporan komitmen adalah komitmen kredit,
komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat
Repuschase Agrement (Repo), sedangkan laporan kontijensi
merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya
tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa
dimasa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan kontijensi
disajikan tersendiri tanpa pos lama.
3. Laporan laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang
menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.
4. Laporan Arus Kas
Laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan bank baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung
25 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 175.
23
terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas
selama periode laporan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi Devisa Neto
menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang
bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar
negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang
bersangkutan dengan anak perusahaannya.
4. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan bank untuk membayar semua utang jangka
pendeknya dengan alat-alat likuid yang dikuasainya.26 Likuiditas merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban (utang) pada saat
ditagih.27
Likuiditas yang merupakan salah satu aspek yang digunakan sebagai
ukuran tingkat kesehatan untuk membedakan antara bank-bank yang baik dan
berkembang dengan bank-bank yang kurang baik dan kurang berkembang, juga
untuk mendeteksi secara dini terhadap bank yang menunjukkan adanya gejala
potensial yang membahayakan. Esensi dari pengelolaan bank adalah bagaimana
bank tersebut dapat dikelola secara hati-hati. Bank pada hakikatnya adalah
lembaga yang menarik dana dan menyalurkannya kembali pada masyarakat, oleh
karena itu setiap pengelola bank harus memisahkan secara tegas antara
26 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h.
76. 27 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h.128.
24
kepentingan masyarakat dunia usaha dengan dunia usaha para pemilik bank
tersebut.28
Bank sebagai lembaga intermediasi, memiliki kewajiban untuk mengelola
kelebihan dana yang diterima dari para nasabah. Dana yang dimiliki oleh bank
bukan hanya disimpan sebagai dana yang mengendap saja. Dalam hal ini, pihak
bank punya otoritas untuk mengoptimalkan kelebihan likuiditasnya. Hal itu perlu
dilakukan guna memenuhi kewajibannya terhadap nasabah, terutama dalam
pemenuhan kewajiban jangka pendeknya.
Dalam melakukan kegiatan bank, manajemen likuiditas memegang
peranan yang sangat penting, karena sesuai dengan data empiris bahwa sebagian
besar bank dananya berasal dari Pihak Ketiga dan Pihak Kedua, yang berasal dari
Modal tidak lebih dari 10% dari seluruh sumber dana bank.29
Dana yang dimiliki bank untuk tetap likuid ada 2 bentuk, yaitu Primary
Reserve dan Secondary Reserve.
Secondary reserve adalah cadangan yang berfungsi sebagai penyangga
Primary Reserve, yang ditanam dalam bentuk investasi jangka pendek dan tetap
current. Baik dalam kondisi normal apalagi dalam kondisi krisis atau pasar
sedang ketat, kebutuhan likuiditas sulit untuk diantisipasi dan dipenuhi segera
terutama jika terjadi rush.30
1) Penempatan Pada Bank Indonesia
Diantara kebijakan dalam pengelolaan dana yang dimiliki bank adalah
28 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait” (BMT dan
Takaful) di Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997, h. 122. 29Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 27. 30Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 38.
25
dengan menempatkannya di Bank Indonesia. Penempatan dana pada Bank
Indonesia adalah saldo rekening giro bank umum dalam rupiah maupun valuta
asing di Bank Indonesia.31 Sedangkan dalam situs syariah mandiri
(www.syariahmandiri.go.id), menerangkan bahwa penempatan pada Bank
Indonesia adalah saldo rekening yang terdiri dari giro wadi’ah pada Bank
Indonesia dan sertifikat wadi’ah pada Bank Indonesia yang merupakan sertifikat
yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana jangka pendek
dengan prinsip wadi’ah.
Amandemen Undang-Undang perbankan dari UU No. 7 Tahun 1992
berubah menjadi Undang-Undang No. 21 tentang Perbankan Syariah
menyebabkan operasional perbankan boleh menjalankan dua sifat operasional
yaitu perbankan prinsip syariah dan perbankan prinsip konvensional. Karena
pengaturan perbankan syariah berada dalam kewenangan Bank Indonesia sebagai
bank sentral (otoritas moneter), maka kinerja perbankan syariah juga perlu
diawasi oleh Bank Indonesia.
Salah satu instrumen berjangka pendek yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sementara itu, demi
mengakomodasi kebutuhan bank syariah dikeluarkan pula instrumen serupa
dengan nama SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah).
SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu
pendek dalam mata uanga rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia.32Sedangkan Peraturan Bank Indonesia tentang Sertifikat Bank
31Muhammad, dkk, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004, h.
229. 32Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001, h. 179.
26
Indonesia Syariah menyatakan bahwa SBIS adalah surat berharga berdasarkan
prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkn
oleh Bank Indonesia dengan menggunakan akad Ju’alah. SBIS dibuat oleh Bank
Indonesia dalam rangka meningkatkan efektifitas mekanisme moneter dengan
prinsip syariah.Peserta yang diperbolehkan untuk mengikuti lelang SBIS adalah
Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) atau pialang yang
bertindak atas nama BUS/UUS.
2) Penempatan Pada Bank Lain
Penempatan dana bank syariah pada bank lain adalah penanaman dana
pada bank syariah lain, baik di dalam maupun luar negeri, dalam bentuk antara
lain sertifikat investasi mudharabah antar bank (SIMA), deposito mudharabah,
tabungan mudharabah, giro wadi’ah dan tabungan wadi’ah yang dimaksud untuk
optimalisasi pengelolaan dana. Dalam pengertian yang lain, penempatan pada
bank lain dapat juga diartikan sebagai penanaman dana bank pada bank lain baik
dalam negeri maupun di luar negeri, dalam bentuk interbank call money,
tabungan, deposito berjangka dan lain-lain yang sejenis, yang dimaksudkan untuk
memperoleh penghasilan.33
Selain diterbitkannya SWBI oleh Bank Indonesia untuk menyerap
likuidtas perbankan syariah, bank syariah juga memberikan kesempatan kepada
masyarakat luas untuk menyimpan dana dan memperoleh pembiayaan serta jasa
perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Dalam upaya meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana perlu diselenggarakan pasar uang berdasarkan prinsip
syariah yang dapat digunakan untuk menanamkan dana baik bagi bank
33Muhammad, dkk, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004,
h.228.
27
konvensional maupun bank syariah serta untuk memperoleh dana bagi bank
syariah. Salah satu cara untuk memperoleh dana adalah bank syariah melakukan
investasi antar bank. Biasanya investasi antar bank dinamakan Pasar Uang Antar
Bank, dimana pada operasional bank syariah disebut Pasar Uang Antar Bank
Syariah (PUAS).
Pada dasarnya, Pasar Uang Antar Bank Syariah dimaksudkan sebagai
sarana investasi antar bank syariah sehingga bank syariah tidak melakukan
penanaman dana pada bank konvensional untuk menghindari pemanfaatan dana
yang akan menghasilkan suku bunga dan adanya unsurmaysir dan gharar, namun
tidak tertutup kemungkinan bagi bank konvensional untuk melakukan investasi
pada bank syariah.
3) Current Ratio (CR)
Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu persahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu perusahaan berarti
semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Akibatnya, resiko yang akan ditanggung pemegang saham juga
semakin kecil.34
Bambang Riyanto menyatakan bahwa, Current Ratio (CR) merupakan
rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya dengan aktiva lancarnya. Dengan kata lain, semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi
34 Robert Ang, Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian
Capital Market), Mediasoft Indonesia, First Edition, 1997, h. 154.
28
kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Perhitungan CR dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total utang lancar.35
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio yang dapat digunakan
sebagai berikut:36
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠)
5. Efisiensi Operasional
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Masalah efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya.Efisiensi
operasional berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih
kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Bank
yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan
bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat maupun dalam menyalurkan dana
tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha. Dengan
adanya efisiensi pada lembaga perbankan terutama efisiensi biaya maka akan
diperoleh tingkat keuntungan yang optimal, penambahan jumlah dana yang
disalurkan, biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah,
keamanan dan kesehatan perbankan yang meningkat.37
Yang dimaksud dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan
operasional yaitu rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap
35Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta: BPFE, 2002,
h. 61. 36Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 135. 37Mudrajad Kuncoro & Suhardjono, “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”,
Yogyakarta: BPFE UGM, 2002.
29
pendapatan operasional dalam periode yang sama.38
Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja
manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya
yang ada di perusahaan.39
Menurut Dendawijaya, setiap peningkatan biaya operasional akan
berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan
menurunkan laba atau profitabilitas bank yang bersangkutan.40 BOPO memiliki
rumus sebagai berikut:
𝐵𝑂𝑃𝑂 =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑎𝑠𝑖 𝑥 100%
Besarnya BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah
sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia.41
6. Profitabilitas
Menurut Dendawijaya, profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk
mengahasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien.42Profitabilitas
merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan
38Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 159. 39 Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 159. 40Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, edisi kedua, Bogor: Ghalia Indonesia,
2005, h. 34. 41Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 159. 42Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, edisi kedua, Bogor: Ghalia Indonesia,
2005, h. 35.
30
yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan
investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi
target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang
dimilikinya.43
Ukuran profitabilitas yang dapat digunakan adalah Return On Equity
(ROE).
Return On Equity
ROE adalah rasio untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh bank
dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. Return on
equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE
merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total ekuitas yang berasal dari
setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh
perusahaan.44
43 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h. 196. 44 Budi Ponco, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-
2007)”, Semarang: Thesis UNDIP, 2008.
31
B. Kerangka Konsep
Gambar 2.1
PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH (BANK SYARIAH BUKOPIN)
LAPORAN KEUANGAN BANK BUKOPIN SYARIAH
ROE
(Y)
BI
(X1)
BANK
(X4)
CR
(X2)
BOPO
(X3)
MODEL REGRESI
PENGUJIAN ASUMSI KLASIK:
1. UJI NORMALITAS
2. UJI MULTIKOLINIERITAS
3. UJI HETEROSKEDASTISITAS
4. UJIAUTOKORELASI
UJI REGRESI
PENGUJIAN HIPOTESIS:
1. UJI F
2. UJI t
3. UJI ADJUST (R2)
INTERPRETASI & KESIMPULAN
32
C. Review Studi Terdahulu
1. Defri (2012), dengan judul jurnal “Pengaruh Capital Adequacy Ratio
(CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Metode yang digunakan
adalah analisis regresi berganda. Variabel independen yang dipakai adalah
CAR, LDR dan BOPO. Sementara vaariabel dependennya adalah ROA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI, LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, sedangkan BOPO
berpengaruh negatif terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
2. Etienne Bordeleau dan Christopher Graham (2010), “The Impact of
Liquidity on Bank Profibility”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh liquid asset pada profitabilitas bank-bank besar.
Asset liquid tersebut bisa berbentuk kas, piutang di bank lain, atau
pemerintah dan surat berharga. Sementara profitabilitas diukur dengan
melihat rasio Return on Equity (ROE). Hasil penelitian menunjukkan
peningktan profitabilitas pada bank yang menahan liquid asset, namun ada
satu titik dimana menahan asset liquid lebih tinggi justru menurunkan
profitabilitas bank. Selain itu, bukti empiris menunjukkan bahwa
hubungan ini bervariasi bergantung pada model bisnis bank dan kondisi
ekonomi. Hasil penelitian ini relevan bagi pembuat kebijakan dalam
menentukan smtandar tingkat likuidtas yang sesuai bagi bank.
33
3. Dedi Fernanda, SE, MBA, dkk(2016), dengan judul jurnal “Pengaruh
Giro dan Penempatan Pada Bank Lain, Investasi Pada Surat Berharga,
Pembiayaan dan Pinjaman Qardh Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia” (periode tahun 2011-2015). Metode analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda, sampel yang digunakan adalah
Bank Umum syariah di Indonesia yang terdaftar pada BEI dengan variabel
independen giro dan penempatan pada bank lain. Investasi pada surat
berharga, pembiayaan dan pinjaman qardh. Sementara yang menjadi
variabel independen adalah profitabilitas yang diproksikan dengan ROA.
Hasil penelitian ditemukan bahwa hanya variabel investasi dalam surat
berharga yang berpengaruh positif dan signiifikan terhadap ROA.
4. Rahmat Abdillah (2015), dengan judul penelitian “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Bank Umum Syariah di
Indonesia” (periode tahun 2008-2015). Metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi berganda data time series dengan menggunakan
SPSS. Data penelitian terdiri dari return on asset (ROA), , capital
adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF) dan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa likuiditas (quick ratio) dan efisiensi (BOPO)
memiliki pengaruh signifikan negative terhadap profitabilitas (ROA) dan
permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap ROA.
Permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap
likuiditas (quick ratio), efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap likuiditas (quick ratio) dan pembiayaan bermasalah (NPF)
34
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio).
5. Messy Febriana, dengan judul skripsi “Pengaruh Penempatan Pada Bank
Indonesia, Penempatan Pada Bank Lain dan Investasi Pada Surat Berharga
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Bank Indonesia” (periode
tahun 2009-2012). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Variabel bebas yang digunakan adalah penempatan pada Bank
Indonesia, penempatan pada bank lain dan investasi pada surat berharga,
sementara yang menjadi variabel terikatnya adalah ROA. Hasil penelitian
ini menyatakan bahwa secara parsial variavel penempatan pada Bank
Indonesia dan penempatan pada bank lain tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Sedangkan, variabel investasi pada surat berharga
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Namun, secara simultan seluruh
variabel independen menyatakan berpengaruh terhadap ROA Bank Umum
Syariah di Bank Indonesia periode 2009-2012.
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah terletak pada objek dan periode tahun laporan keuangan yang
digunakan. Jika pada penelitian lain objek yang digunakan adalah seperti Bank
Umum Syariah, bank-bank yang memiliki aset besar dan bank-bank yang sudah
terdaftar di BEI, maka yang menjadi pembeda pada penelitian ini adalah hanya
Bank Syariah Bukopin dengan sumber data yang diambil dari laporan keuangan
triwulanan periode tahun 2011 hingga tahun 2015.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor
(variabel independen) yang memiliki dugaan sementara berpengaruh signifikan
terhadap tingkat profitabilitas bank syari’ah (variabel dependen) secara teoritis
dan empiris. Variabel independen yang dijadikan faktor tersebut yakni,
penempatan pada BI, Current Ratio, BOPO dan penempatan pada bank lain.
Sementara untuk variabel dependennya diproksikan terhadap ROE. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan data bulanan laporan keuangan Bank Syariah
Bukopin periode tahun 2011 hingga 2015.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang diambil umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan.45
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber informasi yang
berkaitan dengan penelitian ini, yakni melalui website resmiBank Syariah
Bukopin.
C. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti dalam penelitiaan ini adalah Bank Syariah
Bukopin.
45 Nur Indrianto dan Bambang Suporno, Metode Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE,
2002, h. 115.
35
55
36
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel
terikat (dependen) yaitu Return On Equity (ROE) dan empat variabel independen,
penempatan pada BI, Current Ratio, BOPO dan penempatan pada bank lain.
1. Vaiabel Bebas (Independen)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Penempatan Pada Bank Indonesia
Penempatan dana pada Bank Indonesia adalah saldo rekening giro bank
umum dalam rupiah maupun valuta asing di Bank Indonesia.46 Sedangkan dalam
situs syariah mandiri (www.syariahmandiri.go.id), menerangkan bahwa
penempatan pada Bank Indonesia adalah saldo rekening yang terdiri dari giro
wadi’ah pada Bank Indonesia dan sertifikat wadi’ah pada Bank Indonesia yang
merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan
dana jangka pendek dengan prinsip wadi’ah.
Amandemen Undang-Undang perbankan dari UU No. 7 Tahun 1992
berubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyebabkan operasional
perbankan boleh menjalankan dua sifat operasional yaitu perbankan prinsip
syariah dan perbankan prinsip konvensional. Karena pengaturan perbankan
syariah berada dalam kewenangan Bank Indonesia sebagai bank sentral (otoritas
moneter), maka kinerja perbankan syariah juga perlu diawaasi oleh Bank
Indonesia.
46Muhammad, dkk, “Manajemen Bank Syariah”, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004,
h. 229.
37
b. Current Ratio
Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu persahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu perusahaan berarti
semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Akibatnya, resiko yang akan ditanggung pemegang saham juga
semakin kecil.47
Bambang Riyanto menyatakan bahwa, Current Ratio (CR) merupakan
rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya dengan aktiva lancarnya. Dengan kata lain, semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Perhitungan CR dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total utang lancar.48
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio yang dapat digunakan
sebagai berikut:49
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠)
47Robert Ang, Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian
Capital Market), Mediasoft Indonesia, First Edition, 1997, h. 198. 48Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta: BPFE, 2002. 49Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 135.
38
c. BOPO
BOPO yaitu rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap
pendapatan operasional dalam periode yang sama.50
Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja
manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya
yang ada di perusahaan.51
Menurut Dendawijaya, setiap peningkatan biaya operasional akan
berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan
menurunkan laba atau profitabilitas bank yang bersangkutan.52 BOPO memiliki
rumus sebagai berikut:
𝐵𝑂𝑃𝑂 =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑎𝑠𝑖 𝑥 100%
Besarnya BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah
sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia.53
d. Penempatan Pada Bank Lain
Penempatan dana bank syariah pada bank lain adalah penanaman dana
pada bank syariah lain, baik di dalam maupun luar negeri, dalam bentuk antara
lain sertifikat investasi mudharabah antar bank (SIMA), deposito mudharabah,
tabungan mudharabah, giro wadi’ah dan tabungan wadi’ah yang dimaksud untuk
optimalisasi pengelolaan dana. Dalam pengertian yang lain, penempatan pada
50Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 159. 51 Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 159. 52Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, edisi kedua, Bogor: Ghalia Indonesia,
2005. 53Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 2006, h. 159.
39
bank lain dapat juga diartikan sebagai penanaman dana bank pada bank lain baik
dalam negeri maupun di luar negeri, dalam bentuk interbank call money,
tabungan, deposito berjangka dan lain-lain yang sejenis, yang dimaksudkan untuk
memperoleh penghasilan.54
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Equity (ROE).
Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang
dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total
ekuitas yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain
yang dikumpulkan oleh perusahaan.55 Semakin besar rasio ini, menunjukkan
kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba rugi pemegang saham
semakin besar.
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑠𝑒𝑡𝑜𝑟 𝑋 100%
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Metode analisis ini digunakan untuk menjawab permasalahan
54Muhammad, dkk, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004, h.
228. 55 Budi Ponco, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-
2007)”, Semarang: Thesis UNDIP, 2008.
40
penelitian yang variabel dependen dan variabel independennya lebih dari satu.56
Sebelum dilakukan analisis regresi, dilakukan uji asumsi klasik terlebih
dahulu untuk memastikan apakah model regresi yang digunakan tidak terdapat
masalah multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas.
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian inidigunakan model berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
ROE = a + b1BI + + b3CR + b4BOPO + b2Bank + e
LnROE = a + b1 LnBI + + b3CR + b4BOPO + b2 LnBank + e
Keterangan:
LnROE = Return On Equity
a = Nilai Kosntanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien Regresi
LnBI = Penempatan pada Bank Indonesia
CR = Current Ratio
BOPO = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
LnBank = Penempatan pada Bank Lain
e = Errors term atau faktor pengganggu, diasumsikan 0 (nol).
Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis. Koefisien b
akan bernilai positif (+) jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel
independen dengan variabel dependen, artinya kenaikan variabel independen akan
mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika variabel
independen mengalami penurunan. Sedangkan nilai b negative (-) jika
menunjukkan hubungan yang berlawanan, artinya kenaikan variabel independen
56Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011, h. 30.
41
akan mengakibatkan penurunan variabel dependen, demikian sebaliknya. Uji yang
pertama dilakukan adalah uji normalitas dimana untuk melihat apakah nilai
residual terdistribusi normal atau tidak.Selanjutnya model persamaan yang
diperoleh dari pengolahan data diupayakan tidak terjadi gejala multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala-
gejala tersebut akan dilakukan uji terlebih dahulu dengan asumsi klasik. Berikut
ini merupakan alat untuk menguji suatu nilai residual, yaitu:
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian klasik dilakukan untuk memastikan bahwa autokorelasi,
multikolinieritas dan heteroskedastisitas tidak terdapat dalam penelitian ini atau
data yang dihasilkan berdistribusi normal.Apabila hal tersebut tidak ditemukan
maka asumsi klasik regresi telah terpenuhi. Beberapa uji asumsi klasik yang
digunakan adalah:
A. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model
regresi variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak.Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak adalah dengan analisis
grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal dan plot data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Selain itu, untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak
42
adalah dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis.Rasio skewness
adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness; sedangkan rasio
kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis.Sebagai
pedoman, bila rasio kurtosis dan skewness berada diantara -2 hingga +2, maka
distribusi data adalah normal.57
B. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada sebuah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen.Jika terjadi korelasi
maka terdapat masalah multikolinieritas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi yaitu dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance.58Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas pada model
regresi, dapat dilihat dari berbagai hal, diantaranya:
a) Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 (VIF ≤ 10), maka model regresi
bebas dari multikolinieritas.
b) Jika nilai Tolerancetidak kurang dari 1 (Tolerance ≥ 1 atau 0.10),
maka model regresi bebas dari multikolinieritas.
57Santoso, Buku Latihan Statistik dan Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2000, h. 238. 58Imam Ghazali, Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS, Edisi 1,
Semarang: BPUD, 2006, h. 93.
43
C. Uji Heteroskedastisitas
Hetereroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua residual atau error
mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah.59 Tujuan uji
heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian pada residual (error) dari satu pengamatan ke
pengamatan lain.60
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,
yaitu:61
1. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual
yang telah di-studentized.
2. Uji Glejser
Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual
terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan
secara statistic memengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heteroskedastisitas. Apabila probabilitas signifikan diatas
tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
59Nachrowi dan Usman, Pendekatan Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan
Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2006, h. 109. 60Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000, h. 238. 61Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011, h. 37.
44
D. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Salah satu penyebab munculnya masalah autokorelasi adalah adanya
kelembaman (inertia) artinya kemungkinan besar akan mengandung saling
ketergantungan (interpendence) pada data observasi periode sebelumnya dan
periode sekarang.62
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan
uji Durbin-Watson. Uji D-W merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk
mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi.63 Salah satu ukuran dalam
menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji D-W dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW < dL.
2) Tanpa kesimpulan, jika dL < nilai DW < dU.
3) Tidak ada autokorelasi (keputusan ditolak), jika dU < nilai DW < 4-
dU.
4) Tanpa kesimpulan, jika 4-dU < nilai DW < 4-dL.
5) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW > 4-dL.
62 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta: Andi,
2011, h. 125. 63 Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi KeduaI,
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2009, h. 27.
45
2. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai
karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya
atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.64
a. Uji F (Simultan)
Uji F statistik adalah uji secara bersama-sama atau simultan pengaruh
variabel independen (Penempatan pada BI, Current Ratio, BOPO dan
Penempatan pada Bank Lain) terhadap variabel dependen (ROE).
Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan
dengan uji-F dengan pengujian, yaitu:
1) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan Fhitung dan
Ftabel.
a) Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan dengan variabel terikat.
b) Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat.
2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability.
a) Jika P-value < a = 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini berarti menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan
mempumyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat.
b) Jika P-value > a = 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal
64Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005, h. 76.
46
ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan tidak
mempunyai pengaruh signifikan dengan variabel terikat.
b. Uji t (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah
semua parameter (bi) sama dengan nol, atau:
H0 : bi = 0
Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.Hipotesis alternatifnya (Ha)
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
Ha : bi ≠ 0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.65
Apabila tingkat signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima, berarti bahwa variabel independen dapat menerangkan variabel
dependen. Sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih dari 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Itu berarti bahwa variabel independen tidak dapat
menerangkan variabel dependennya secara individual.
c) Koefisien Determinasi (R2)
Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisien
regresi (R2) keseluruhan.Koefisien determinasi merupakan besarnya
kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen.Semakin tinggi
65Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011, h. 37.
47
koefisien determinasi, semakin tinggi pula kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel
dependen.66R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. R2 digunakan untuk
mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi berganda. Jika
R2 mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel
independen dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variabel
dependen.Sebaliknya, jika R2 mendekati 0 maka semakin lemah variabel
independen menerangkan variabel dependen.
Dengan demikian, baik atau buruknya persamaan regresi ditentukan
oleh R2 nya yang mempunyai antara nol dan satu. Koefisien determinasi
dirumuskan dengan:
KD = R2 X 100%.
66Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta:
ANDI, 2011, h. 55.
48
BAB IV
HASIL UJI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda dan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui
layak atau tidaknya variabel tersebut untuk digunakan pada penelitian ini.
Hasil olah data statistik dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS
dan menggunakan input berupa data mentah ROE (Return On Equity) penempatan
pada BI, Current Ratio, BOPO dan penempatan pada bank lain dari quartal I 2011
sampai quartal IV 2015.
1. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah model regresi memiliki distribusi normal atau
tidak, terdapat dua metode yang digunakan yaitu uji normal probability plot dan
dengan uji rasio kurtosis dan skewness. Berikut ini hasil analisis pada Bank
Syariah Bukopin:
48
49
Grafik 4.1 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic
Std.
Error
Unstandardized
Residual 20
.000000
0 .41609464 -.116 .512 -.703 .992
Valid N (listwise) 20
Berdasarkan gambar diatas, hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa
titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data Bank Syariah
Bukopin berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel diatas, uji normalitas
50
menggunakan rasio kurtosis dan skewness terlihat bahwa rasio skewness -
0,116/0,512 = -0,226; sedangkan rasio kurtosis -0,703/0,992 = -0,708. Kedua
rasio tersebut sama-sama berada diantara -2 hingga +2. Maka dari kedua metode
yang digunakan diatas, diambil kesimpulan bahwa distribusi data Bank Syariah
Bukopin terdistribusi normal dengan terpenuhinya semua kriteria uji normalitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan apabila variance tidak konstan atau berubah-ubah
disebut juga heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji adanya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot. Jika terdapat pola tertentu
(bergelombang, melebar dan menyempit) pada scatterplot maka model dinyatakan
terkena heteroskedastisitas.
51
Gambar 4.1 Scatterplot Heterokedastisitas (Uji Asumsi Klasik)
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa tidak ada pola tertentu yang
terbentuk pada scatterplot. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas pada data Bank Syariah Bukopin.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas.Untuk melihat ada tidaknya
multikolinieritas dalam regresi adalah dengan melihat nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor. Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki
nilai Tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka dapat disimpulkan
tidak ada multikolinieritas antara variabel bebas dalam regresi. Berikut ini hasil
uji multikolinieritas pada Bank Syariah Bukopin.
52
Tabel 4.2 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t) 12.153 3.695 3.289 .005
LNBI -.034 .148 -.022 -.232 .820 .328 3.047
BOPO -.156 .024 -.730 -6.412 .000 .218 4.578
CR .033 .012 .260 2.839 .012 .337 2.963
LNBANK .364 .101 .241 3.614 .003 .635 1.574
a. Dependent Variable: LNROE
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai penempatan pada BI,
Current Ratio, BOPO dan penempatan pada bank lain sebagai variabel
independen memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
keempat variabel independen tersebut tidak ada multikolinieritas dalam model
regresi.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi pada model regresi adalah korelasi antar anggota sampel
yang diurutkan berdasarkan waktu saling berkorelasi. Untuk mengetahui adanya
autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan melakukan pengujian
terhadap nilai uji Durbin-Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW < dL.
2) Tanpa kesimpulan, jika dL < nilai DW < dU.
3) Tidak ada autokorelasi, jika dU < nilai DW < 4-dU.
4) Tanpa kesimpulan, jika 4-dU < nilai DW < 4-dL.
53
5) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW > 4-dL.
Berdasarkan ketentuan di atas, dapat dikatakan bebas dari masalah
autokorelasi apabila nilai DW terletak antara dU dan 4-dU.
Tabel 4.3 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .979a .957 .946 .09935 2.016
a. Predictors: (Constant), LNBANK, BOPO, CR, LNBI
b. Dependent Variable: LNROE
Hasil dari uji autokorelasi pada sampel Bank Syariah Bukkopin diperoleh
nilai (DW) sebesar 2,016 dan diperoleh nilai dU berdasarkan jumlah data (N = 20)
dan jumlah variabel independen (k = 4). Dengan demikian menghasilkan nilai 4-
dL sebesar 1,567 dan nilai 4-dU sebesar 2,433. Nilai DW yang ditunjukkan pada
tabel diatas berada diantara nilai dU dan 4-dU atau 1,567 < 2,016 < 2,433. Dengan
kata lain, nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini terbebas dari masalah
autokorelasi.
54
B. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat
pada hasil output SPSS berikut ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.4 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t) 12.153 3.695 3.289 .005
LNBI -.034 .148 -.022 -.232 .820 .328 3.047
BOPO -.156 .024 -.730 -6.412 .000 .218 4.578
CR .033 .012 .260 2.839 .012 .337 2.963
LNBANK .364 .101 .241 3.614 .003 .635 1.574
a. Dependent Variable: LNROE
Berdasarkan dari hasil analisis regresi linier berganda diatas, maka
diperoleh persamaan regresi:
Y = 12.153 + (-0.034) + (-0.156) + 0.033 + 0.364
Dari rumus regresi diatas, dapat dinyatakan nilai koefisien regresinya
sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 12,153 menjelaskan bahwa jika tidak
dipengaruhi oleh variabel independen , yaitu Penempatan pada BI,
Current Ratio, BOPO dan Penempatan pada Bank Lain maka ROE
tidak akan mengalami perubahan.
b. Nilai dari koefisien regresi (b1) sebesar (-0,034) dapat diartikan bahwa
55
setiap peningkatan variabel Penempatan pada BI, maka secara
langsung akan mengurangi terhadap ROE sebesar (-0,034).
c. Nilai dari koefisien regresi (b2) sebesar (-0,156) dapat diartikan bahwa
setiap peningkatan variabel BOPO, maka secara langsung akan
mengurangi terhadap ROE sebesar (-0,156).
d. Nilai dari koefisien regresi (b3) sebesar 0,033 dapat diartikan bahwa
setiap peningkatan variabel Current Ratio, maka secara langsung akan
berpengaruh positif terhadap ROE sebesar 0,033.
e. Nilai dari koefisien regresi (b4) sebesar 0,364 dapat diartikan bahwa
setiap peningkatan variabel Penempatan pada Bank Lain, maka secara
langsung akan berpengaruh positif terhadap ROE sebesar 0,364.
C. Hasil Uji Signifikansi
1. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.Pengujian dilakukan dengan
membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel dan melihat tingkat signifikansi.
Jika nilai F-hitung > F-tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5%
berarti menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.5 ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.334 4 .834 84.444 .000b
Residual .148 15 .010
Total 3.482 19
a. Dependent Variable: LNROE
b. Predictors: (Constant), LNBANK, BOPO, CR, LNBI
56
Dari uji ANOVA atau F test, menggunakan tingkat keyakinan 95%, 𝛼 =
5%, df 1 (jumlah variabel – 1) atau 5-1 = 4 dan df 2 (n-k-1) atau 20-4-1 = 15 (n
adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel), maka hasil yang diperoleh
untuk F-tabel adalah sebesar 3,06.
Karena nilai F-hitung > F-tabel (84,444 > 3,06), dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka model regresi bisa dipakai
untuk mengetahui pengaruh likuiditas dan efisiensi operasional terhadap
profitabilitas (ROE) Bank Syariah Bukopin. Artinya, penempatan dana pada BI,
current ratio, BOPO dan penempatan dana pada bank lain secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Return On Equity (ROE) Bank Syariah Bukopin.
2. Uji t
Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen secara
individu mempengaruhi variabel dependen dengan menganggap variabel lain
bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel
dan melihat probabilitas yaitu 0,05 atau 5%, maka variabel independen signifikan
mempengaruhi variabel dependen secara parsial.
Tabel 4.6 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t) 12.153 3.695 3.289 .005
LNBI -.034 .148 -.022 -.232 .820 .328 3.047
BOPO -.156 .024 -.730 -6.412 .000 .218 4.578
CR .033 .012 .260 2.839 .012 .337 2.963
LNBANK .364 .101 .241 3.614 .003 .635 1.574
57
a. Dependent Variable: LNROE
Berdasarkan tabel diatas, dengan tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 =
2,5% (uji 2 arah) dengan degree of freedom (df) sebesar 15 (20-4-1) maka dengan
pengujian 2 arah (signifikansi = 0,025), maka hasil yang diperoleh pada t-tabel
adalah sebesar +2,490 / -2,490.
a) Penempatan pada BI
Dari hasil uji secara parsial pada tabel diatas diperoleh nilai t-hitung
sebesar -0,232 < -2,490 dengan nilai signifikansi 0,820. Dengan nilai tersebut
maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai
t-tabel atau dengan kata lain -0,232 < -2,490 dan 0,820 > 0,05, maka secara
parsial penempatan pada BI tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE)
artinya Ho 1 ditolak dan Ha 1 diterima. Hal tersebut dikarenakan besaran return
yang diterima dari instrumen BI tidak terlalu besar, sehingga return penempatan
BI tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi peningkatan profitabilitas Bank
Syariah Bukopin.
b) Current Ratio
Dari hasil uji secara parsial pada tabel diatas, diperoleh nilai t-hitung
sebesar 2,839 dengan nilai signifikansi 0,012. Dengan nilai tersebut, maka nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dibagi dua sehingga tingkat kesalahan menjadi
sebesar 0,025 atau 2,5% dan nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel atau
dengan kata lain 0,012 < 0,025 dan 2,839 > 2,490, maka secara parsial Current
Ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE) artinya Ho 2 diterima.
58
c) BOPO
Dari hasil uji secara parsial pada tabel diatas, diperoleh nilai t-hitung
sebesar -6,412 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan nilai tersebut maka nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dibagi dua sehingga tingkat kesalahan menjadi
sebesar 0,025 atau 2,5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel atau
dengan kata lain 0,000 < 0,025 dan -4,845 > -2,490 maka secara parsial BOPO
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROE) artinya Ho3 diterima.
d) Penempatan pada Bank Lain
Dari hasil uji secara parsial pada tabel diatas, diperoleh nilai t-hitung
sebesar 3,614 dengan nilai signifikansi 0,003. Dengan nilai tersebut maka nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dibagi dua sehingga tingkat kesalahan menjadi
sebesar 0,025 atau 2,5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel atau
dengan kata lain 0,003 < 0,025 dan 3,614 > 2,490 maka secara parsial penempatan
pada bank lain berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROE)
artinya Ho 4 diterima.
3. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh model dalam
menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi antara 0
sampai 1.Nilai R2 yang kecil, berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Dikarenakan nilai
koefisien determinasi (R2) mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel
dependen (Y) yang dapat diternagkan oleh variabel independen (X), bila koefisien
determinasi sama dengan nol (R2 = 0), artinya variasi Y tidak dapat diterangkan
oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi Y secara keseluruhan
59
dapat diterangkan oleh X. Berikut ini hasil uji koefisien determinasi pada sampel
Bank Syariah Bukopin.
Tabel 4.7 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .979a .957 .946 .09935 2.016
a. Predictors: (Constant), LNBANK, BOPO, CR, LNBI
b. Dependent Variable: LNROE
Berdasarkan tabel diatas, diketahui hasil uji determinasi diperoleh nilai
adjusted R square 0,946 atau 94,6%, hal ini menunjukkan bahwa persentase
kontribusi variabel independen (penempatan pada BI, current ratio, BOPO dan
penempatan pada bank lain) terhadap variabel dependen (ROE) adalah sebesar
94,6%. Sedangkan sebesar 5,4% sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar
variabel yang dipilih.
60
D. Pembahasan
1. Pengaruh Penempatan pada BI, Current Ratio, BOPO dan Penempatan
pada Bank lain terhadap ROE Bank Syariah Bukopin.
Hasil analisis variabel independen secara bersama-sama (simultan)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu ROE Bank
Syariah Bukopin. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000
yang jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan F-hitung > F-tabel (84,444 > 3,06).
Pengaruh tersebut tergolong sangat tinggi dimana variabel independen mampu
menjelaskan sebesar 94,6% terhadap variabel dependen.
2. Pengaruh penempatan pada BI terhadap ROE Bank Syariah Bukopin
Dalam penelitian ini, hasil perhitungan uji t dari variabel penempatan pada
BI menunjukkan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE Bank
Syariah Bukopin. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji variabel penempatan dana
pada Bank Indonesia dalam ouput SPSS. Dengan demikian, hipotesis yang
menyatakan bahwa penempatan dana pada Bank Indonesia berpengaruh positif
terhadap profitabilitas bank syariah harus ditolak dan artinya Ha 1 diterima. Hasil
penelitian yang tidak sejalan dengan hipotesis awal ini dikarenakan jumlah
penempatan pada BI oleh Bank Syariah Bukopin masih kecil dan return yang
diterima dari penempatan dana tersebut tergolong rendah, sehingga pengaruh yang
diberikan dalam penempatan dana pada BI tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas bank.
3. Pengaruh Current Ratio terhadap profitabilitas Bank Syariah Bukopin.
Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa variabel Current Ratio secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Bukopin yang
61
ditunjukkan dengan t-hitung > t-tabel atau 2,839 > 2,490 dan nilai signifikansi
0,012 < 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis awal dan teori yang
menyatakan bahwa semakin besar rasio lancar akan menurunkan tingkat
profitabilitas bank syariah dan semakin kecil tingkat rasio lancar, maka akan
menaikkan tingkat profitabilitas bank syariah. Dan hasil penelitian menunjukkan
bahwa Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah
Bukopin.
4. Pengaruh BOPO terhadap profitabilitas Bank Syariah Bukopin.
Hasil perhitungan uji t variabel menunjukkan bahwa variabel BOPO
secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah
Bukopin yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan t-hitung > t-
tabel -6,412 > -2,490. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis awal dan teori
yang menyatakan bahwa setiap kenaikan rasio BOPO, maka akan menurunkan
efisiensi operasional dan menurunkan tingkat profitabilitas bank syariah. Dan jika
rasio BOPO semakin kecil, maka kegiatan operasional semakin efisien yang
berarti akan menaikkan tingkat profitabilitas bank syariah.
5. Pengaruh penempatan pada bank lain terhadap profitabilitas Bank Syariah
Bukopin.
Hasil perhitungan uji t variabel menunjukkan bahwa variabel penempatan
pada bank lain secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
Bank Syariah Bukopin yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,003 < 0,05
dan t-hitung > t-tabel (3,614 > 2,490). Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis
awal dan teori yang menyatakan bahwa semakin besar penempatan dana pada
bank lain akan memperbesar peluang tingginya tingkat profitabilitas yang akan
62
didapatkan.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian pada keempat variabel penempatan dana pada BI, Current
Ratio, BOPO dan penempatan pada bank lain secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Bukopin. Pengaruh
variabel-variabel bebas tersebut terbilang sangat tinggi karena mampu
menjelaskan sebesar 95% terhadap variabel dependen.
2. Hasil pengujian penempatan dana pada Bank Indonesia secara parsial
menunjukkan bahwa penempatan dana pada BI tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Bukopin. Hal tersebut tidak
sejalan dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa adanya
penempatan dana pada BI akan memberikan dampak positif terhadap
profitabilitas bank syariah. Hal ini dikarenakan porsi penempatan pada BI
dan return yang diterima Bank Syariah Bukopin dari penempatan tersebut
tergolong kecil, sehingga tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas Bank Syariah Bukopin.
3. Hasil pengujian Current Ratio secara parsial menunjukkan bahwa CR
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Bukopin. Hal
tersebut diindikasikan dengan tingkat current ratio yang dimiliki Bank
Syariah Bukopin yang relatif tidak terlalu besar, dikarenakan aktiva yang
dimiliki BSB tidak sebesar bank-bank besar lain di Indonesia dan
pengalokasian dana yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin cukup
banyak, baik penempatan pada instrumen jangka panjang maupun jangka
63
64
pendek.
4. Hasil pengujian BOPO secara parsial menunjukkan bahwa BOPO
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah
Bukopin. Hal tersebut sejalan dengan hipotesis awal dan teori yang
menyatakan bahwa semakin besar rasio BOPO, maka akan semakin kecil
profitabilitas yang akan didapatkan bank syariah dan semakin kecil rasio
BOPO maka semakin efisien pula kegiatan operasional yang dilakukan
oleh bank syariah yang kemudian akan menaikkan tingkat profitabilitas
bank.
5. Hasil pengujian penempatan pada bank lain secara parsial menunjukkan
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah
Bukopin. Hal tersebut sejalan dengan hipotesis awal yang menyatakan
bahwa semakin besar penempatan dana pada bank lain, maka akan
semakin besar pula profitabilitas yang akan diterima.
6. Pengaruh variabel yang paling dominan terhadap ROE Bank Syariah
Bukopin dari hasil pengujian pada penelitian ini adalah penempatan pada
bank lain. Nilai koefisien regresi yang didapatkan dari uji regresi adalah
sebesar 0,364. Nilai tersebut merupakan nilai yang paling besar diantara
nilai variabel independen lainnya.
Hasil uji regresi linier berganda yang telah dijabarkan diatas, menunjukkan
bahwa pengaruh variabel independen yang digunakan terhadap ROE Bank
Syariah Bukopin pada penelitian ini mampu memberikan pengaruh yang cukup
besar. Pengaruh yang diberikan tidak hanya berupa pengaruh yang positif
terhadap ROE akan tetapi juga memberikan pengaruh yang negatif. Seperti hal
65
nya variabel BOPO yang mendapat hasil berpengaruh negatif pada penelitian ini,
hal tersebut dikarenakan tingkat efisiensi Bank Syariah Bukopin dalam
memanfaatkan pendapatan operasional untuk menutupi beban operasionalnya
berjalan kurang efisien, meskipun dalam laporan keuangan rasio BOPO masih
menunjukkan persentase yang wajar.
Dari sisi likuiditas, ROE mendapat pengaruh yang negatif dari penempatan
pada BI. Hal itu terjadi karena besaran dana yang dialokasikan untuk BI, berupa
instrumen yang dikeluarkan BI tidak memberikan return yang besar. Ditambah
pula dengan adanya kewajiban bagi setiap bank untuk menempatkan dananya
sebagai Giro Wajib Minimum (GWM) kepada BI yang tidak akan memberikan
hasil positif berupa return seperti penempatan-penempatan dana lainnya yang
bersifat profit oriented.
Hal bertolak belakang didapatkan pada hasil uji variabel penempatan pada
bank lain. Penempatan pada bank lain menadi variabel yang paling dominan
pengaruhnya terhadap ROE Bank Syariah Bukopin dikarenakan penempatan dana
Bank Syariah Bukopin yang dapat dikelola secara maksimal. Return yang
didapatkan mampu memengaruhi tingkat ROE Bank Syariah Bukopin.
66
B. Saran
1. Sebagai lembaga keuangan, Bank Syariah Bukopin tentunya harus dapat
menjaga tingkat likuiditas dan mencapai tujuan profitnya dengan baik dan
memuaskan. Untuk penempatan dana pada Bank Indonesia maupun pada
bank lain harus dapat dikelola dengan lebih optimal lagi agar target profit
bisa tercapai. Sementara dari sisi rasio lancar (Current Ratio) harus lebih
ditingkatkan lagi, walau bagaimana pun kesehatan tingkat likuiditas harus
lebih diutamakan daripada orientasi profit yang diinginkan karena fungsi
didirikannya sebuah bank adalah sebagai lembaga intermediasi antara
pemilik modal dan pihak yang kekurangan modal. Dari segi efisiensi
operasional, Bank Syariah Bukopin harus lebih mampu lagi untuk
menekan tingkat rasio BOPO. Karena dari penelitian yang dilakukan, rasio
BOPO yang dimiliki Bank Syariah Bukopin terbilang cukup besar dengan
rata-rata diatas 90%, yang padahal batas toleransi yang diatur oleh Bank
Indonesia adalah sebesar 93%. Maka dalam hal ini, Bank Syariah Bukopin
seharusnya dapat mengelola kinerja operasionalnya agar lebih efisien.
Dengan hal tersebut, kegiatan operasional Bank Syariah Bukopin tidak
akan memakan banyak beban dan semakin besar pendapatan operasional
yang dapat dinikmati oleh Bank Syariah Bukopin.
2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah jumlah sampel
dan memperpanjang periode penelitian, selain itu juga dapat
menambahkan variabel independen lain, seperti rasio NPF dan FDR.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market). Mediasoft Indonesia. First Edition. 1997.
Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani
Press. 2001.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan”. Cetakan Pertama, Jakarta:
Ghalia Indonesia. 2001.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Bogor: Ghalia
Indonesia. 2005.
ekbis.sindonews.com/read/1137230/178/aset-perbankan-syariah-juni-2016-capai-
rp306-23-triliun-14731707, diakses tanggal 14 Oktober 2016, pkl. 19.59
WIB.
Ghafur, Muhammad. Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini. Yogyakarta:
Biruni Press. 2007.
Ghazali, Imam. Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS. Edisi 1.
Semarang: BPUD. 2006.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP. 2011.
Hasibuan, Malayu. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008.
Indrianto dan Bambang. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. 2002.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2008.
Kuncoro, Mudrajad & Suhardjono. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: BPFE UGM. 2002.
68
Muhammad, dkk. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
2004.
Nachrowi dan Usman. Pendekatan Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan
Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. 2006.
Ponco, Budi. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2004-2007). Semarang: Thesis UNDIP. 2008.
Prasetyo dan Miftahul Jannah, Lina. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2005.
Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga
Penerbit FE-UI. 2006.
Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
2002.
Rivai, Andria dan N. Idroes, Ferry. Bank and Final Institution Management.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2007.
Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. 2000.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: Ekonisia.
2004.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
ANDI. 2011.
Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait
(Bamui, Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. 2004.
69
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait (BMT dan
Takaful) di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1997.
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait (BMT dan
Takaful) di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1997.
Winarno. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi Kedua.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. 2009.
Syariah.bisnis.com, “Ini Penyebab Beban Operasional Bank Syariah Melonjak”,
diakses tanggal 17 Oktober 2016, pkl. 20.02 WIB.
www.bi.go.id, diakses pada tanggal 09 November 2016, pkl. 20.22, WIB.
www.syariahbukopin.co.id, diakses tanggal 14 Oktober 2016, pkl. 19.01 WIB.
70
LAMPIRAN
Gambar Hasil Uji Normalitas
Tabel Hasil Uji Normalitas (Kurtosis-Skewness)
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Skewness Kurtosis
Statisti
c Statistic Statistic
Statisti
c
Std.
Error
Statisti
c
Std.
Error
Unstandardized
Residual 20
.00000
00 .41609464 -.116 .512 -.703 .992
Valid N (listwise) 20
71
Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
Tabel 4.2 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t) 12.153 3.695 3.289 .005
LNBI -.034 .148 -.022 -.232 .820 .328 3.047
BOPO -.156 .024 -.730 -6.412 .000 .218 4.578
CR .033 .012 .260 2.839 .012 .337 2.963
LNBANK .364 .101 .241 3.614 .003 .635 1.574
a. Dependent Variable: LNROE
72
Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.3 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .979a .957 .946 .09935 2.016
a. Predictors: (Constant), LNBANK, BOPO, CR, LNBI
b. Dependent Variable: LNROE
Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.4 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.153 3.695 3.289 .005
LNBI -.034 .148 -.022 -.232 .820
BOPO -.156 .024 -.730 -6.412 .000
CR .033 .012 .260 2.839 .012
LNBANK .364 .101 .241 3.614 .003
a. Dependent Variable: LNROE
Tabel Hasil Uji F
Tabel 4.5 ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.334 4 .834 84.444 .000b
Residual .148 15 .010
Total 3.482 19
a. Dependent Variable: LNROE
b. Predictors: (Constant), LNBANK, BOPO, CR, LNBI
73
Tabel Hasil Uji t (Parsial)
Tabel 4.6 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.153 3.695 3.289 .005
LNBI -.034 .148 -.022 -.232 .820
BOPO -.156 .024 -.730 -6.412 .000
CR .033 .012 .260 2.839 .012
LNBANK .364 .101 .241 3.614 .003
a. Dependent Variable: LNROE
Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.7 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .979a .957 .946 .09935 2.016
a. Predictors: (Constant), LNBANK, BOPO, CR, LNBI
b. Dependent Variable: LNROE
74
Tabel Data Input SPSS Berdasarkan Laporan Keuangan Bank Syariah
Bukopin Periode Triwulan I 2011-Triwulan IV 2015. Variabel ROE,
Penempatan pada BI, Current Ratio, BOPO dan Penempatan pada Bank
Lain.
DATA LAMPIRAN
TAHUN Q. ROE
%
Pen. BI CR
%
BOPO
%
Pen.
BANK
Lain
2011 I 7.99 98232 160.78 93.72 260988
II 5.94 113177 158.22 94.43 260620
III 4.59 302873 152.91 93.96 263318
IV 6.19 315168 154.76 93.86 257757
2012 I 4.47 153410 152.83 94.45 255550
II 4.56 317860 152.9 94.05 262187
III 5.80 372732 152.62 93.34 261102
IV 7.32 461027 158.23 91.59 274266
2013 I 11.37 412836 160.66 88.67 255484
II 11.41 351369 158.45 88.82 267385
III 8.83 338546 160.99 91.50 275474
IV 7.63 334389 158.07 92.29 371451
2014 I 2.58 448673 152.64 97.33 400749
II 3.33 403047 153.69 96.83 369529
III 2.55 542612 151.22 97.08 275882
IV 2.39 778337 151.45 96.77 285130
2015 I 2.75 711297 151.57 96.10 241315
II 3.84 713145 152.08 94.78 240122
III 5.11 658978 156.17 93.14 249005
IV 5.35 893612 156.65 91.99 244803