PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING...
Transcript of PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING...
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING TERHADAP PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS VIII DI MTs NEGERI KENDAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1)
Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
IDA MASLIKAH
073311030
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
NOTA PEMBIMBING Semarang, 08 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Yang Bermasalah
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di MTs.
Negeri Kendal Nama : Ida Maslikah
NIM : 073311030
Jurusan : Kependidikan Islam
Program Studi : Kependidikan Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag
NIP. 19681212 199403031 003
iii
NOTA PEMBIMBING Semarang, 08 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Yang Bermasalah
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di MTs.
Negeri Kendal Nama : Ida Maslikah
NIM : 073311030
Jurusan : Kependidikan Islam
Program Studi : Kependidikan Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing II
Fatkuroji, M.Pd
NIP. 19770415 200701 032
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan :
Judul Skripsi : Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling
Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik
Yang Bermasalah Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas VIII Di MTs. Negeri Kendal
Nama : Ida Maslikah
Nim : 073311030
Jurusan : Kependidikan Islam
Program Studi : Kependidikan Islam
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 24 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Dr. Ahwan Fanani, M.Ag. Fahrurrozi, M.Ag.
NIP. 19780930 200312 1 001 NIP. 19770816 200501 1 003
Penguji I, Penguji II,
Drs.H. Mat Sholikhin, M.Ag. Dr.Musthofa Rahman, M.Ag.
NIP. 19600524 199203 1 001 NIP. 19710403 199603 1 002
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag. Fatkuroji, M.Pd.
NIP 19681212 199403 1 003 NIP. 19770415 200701 1 032
v
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Yang
Bermasalah Kelas VIII Di MTs. Negeri Kendal
Penulis : Ida Maslikah
Nim : 073311030
Skripsi ini membahas pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap
peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah di MTs. Negeri
Kendal. Kajiannya dilatar belakangi oleh siswa-siswa yang bermasalah, seperti
yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta
setting/background keluarga siswa, yang sangat mempengaruhi prestasi belajar
mereka di sekolah. Anak- anak yang memiliki permasalahan lingkungan keluarga
(ibunya bekerja di luar negeri sebagai TKW), pergaulan dan ekonomi sering
mengalami stress yang berlebihan sehingga akan membuat mereka tidak
bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab
permasalahan: apakah ada pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap
peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah di MTs. Negeri
Kendal? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian kuantitatif yang
dilaksanakan di MTs. Negeri Kendal yang dijadikan sebagai sumber data untuk
mendapatkan data. Datanya diperoleh dengan cara angket dan dokumentasi.
Semua data dianalisis menggunakan teknik analisis data. Dan diambil dari uji
linieritas regresi dan uji regresi.
Kajian ini menunjukkan bahwa dari data uji hipotesis terdapat adanya
pengaruh positif antara layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan
prestasi belajar peserta didik yang bermasalah mata pelajaran pendidikan agama
islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal. Semakin baik pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik,
maka akan harmonis hubungan antara pembimbing dan peserta didik. melalui uji
hubungan antara variabel layanan bimbingan dan koseling dengan peningkatan
prestasi belajar peserta didik yang bermasalah diperoleh indeks korelasi r =
0,52755. Berarti signifikan artinya hipotesis di terima, karena
pada taraf signifikan 5%. Artinya 52% bahwa ada pengaruh positif
dari layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar
peserta didik yang bermasalah. Dari hasil temuan tersebut dapat memberikan
acuan bagi MTs. Negeri Kendal dalam memperbaiki layanan bimbingan dan
konseling.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ida Maslikah
NIM : 073311030
Jurusan / Program Studi : Kependidikan Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 16 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Ida Maslikah
NIM. 073311030
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,
tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta
inayah-Nya Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada
nabi Muhammad Rasulullah SAW, yang dengan keteladanan, keberanian dan
kesabarannya membawa risalah Islamiyah yang sampai sekarang telah
mengangkat derajat manusia dan bisa kita rasakan buahnya.
Skripsi berjudul Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas VIII Di MTs Negeri Kendal. Skripsi ini disusun guna memenuhi
sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana (S.1) pada Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril
maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian
dalam rangka penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, selaku dosen pembimbing I dan bapak
Fatkurroji, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ahmad Ismail SM, M.Ag dan Bapak Musthofa Rahman, M.Ag,
sebagai wali studi penulis yang turut memberi masukan dan arahan selama
belajar di kampus.
4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
viii
5. Bapak Drs. H. Asroni, M.Ag, selaku Kepala Sekolah MTs. Negeri Kendal
yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
6. Bapak Casmito, S. Pd, selaku wakil kepala sekolah dan waka kurikulum yang
memberikan pengarahan penelitian di MTs. Negeri Kendal sehingga penilitian
berjalan lancar.
7. Ibu Rozikoh, S.Pd selaku guru pembimbing kelas VIII di MTs. Negeri beserta
guru yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.
8. Ayahanda Bapak Abdul Chamid, S.Pd.I dan Ibunda Siti Mahmudah tercinta
yang rela ikhlas mendo’akan dan merestui penulis selama menuntut ilmu
sehingga memudahkan dalam menjalaninya, serta telah memberikan materi
yang tiada henti tanpa mengharap balasan.
9. Saudari-saudariku (Siti Puji Hastuti dan Lina Fadliyah) yang saya sayangi
kalianlah yang selalu memberikan banyak inspirasi dan membuat saya terus
tanpa henti untuk memberikan yang terbaik.
10. Ikhwan-akhwat seperjuangan di HMJ-KI 2007 semuanya yang menggulirkan
semangat untuk tetap pada konsistensi idealisme dalam perjuangan dan terima
kasih atas segala bantuan dan motivasinya.
11. Sahabat-sahabatku dalam perjuangan di kelas khususnya jurusan KI angkatan
2007, PPL di SMP Hidayatullah Banyumanik Semarang 2010, dan KKN di
posko 60 Pakisan Patean Kendal 2011 yang selalu membantu banyak hal
bahkan memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan
skripsi ini. Serta ikhwan-akhwat yang secara langsung maupun tidak langsung
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis berdo’a semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat
pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
dan kesempurnaan dalam berkarya dikemudian hari.
Semarang, 16 Juni 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iii
NOTA PEBIMBING.................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka……………………………………………….8
B. Kerangka Teoritik
1. Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling ........................... 9
b. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling................... . 11
c. Asas-asas Bimbingan dan Konseling........................... . 12
d. Fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling.......................15
e. Tujuan Bimbingan dan Konseling............................... .. 17
f. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling.........20
2. Prestasi Belajar
a.Pengertian Prestasi Belajar ............................................. 22
b.Teori-teori Belajar...................................................... .... 23
c.Faktor-faktor yang Mempengaruhi.............................. .. 25
x
d.Pendidikan Agama Islam.......................................... ..... 29
3. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling……………33
C. Rumusan Hipotesis ................................................................. 34
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................…… . 36
D. Variabel dan Indikator Penelitian…………………………….37
E. Pengumpulan Data Penelitian……………………………… . 39
F. Analisis Data Penelitian…………………………………… .. 43
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ........................... 46
B. Pengajuan Hipotesis ................................................................ 49
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 54
D. Keterbatasan Penelitian………………………………………55
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia tidak terlepas dari
perkembangan di negara asalnya Amerika Serikat. Bermula dari banyaknya pakar
pendidikan yang telah menamatkan studinya di negeri Paman Sam itu dan
kembali di Indonesia dengan membawa konsep-konsep bimbingan dan konseling
yang baru. Hal itu terjadi sekitar tahun 60-an. Tidak dapat dibantah bahwa para
pakar pendidikan itu telah menggunakan dasar-dasar pemikiran yang diambil dari
pustaka Amerika Serikat. Khusus mengenai pandangan terhadap anak didik yaitu
bahwa anak didik mempunyai potensi untuk berkembang karena itu pendidikan
harus memberikan situasi kondusif bagi perkembangan potensi tersebut secara
optimal.
Potensi yang dimaksudkan adalah potensi yang baik, yang bermanfaat bagi
anak dan masyarakatnya. Pandangan itu bersumber dari aliran humanistik, yang
menganggap bahwa manusia adalah unggul dan mempunyai kemampuan untuk
mengatasi segala persoalan kehidupan di dunia. Manusia menjadi sentral kekuatan
melalui otaknya. Karena itu pendidikan harus mengutamakan otak (kognitif dan
daya nalar). Akibatnya manusia itu amat sekuler, hanya mengutamakan duniawi
saja, dan mengabaikan kekuasaan Allah. Terjadilah apa yang disebut
kesombongan intelektual (intellectual arrogance). Namun aspek lain yang
dianggap positif adalah paham demokratis, dimana manusia dihargai harkat
kemanusiaan, mengembangkan sikap empati, terbuka, memahami, dan
sebagainya. Sikap-sikap tersebut amat mendukung bagi kegiatan bimbingan dan
konseling1.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan
itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap
1 Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabeta, 2007),
hlm. 1.
2
individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak
orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi),
tetapi harus dikembangkan2.
Pendidikan dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 diartikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa dan
negara.3
Pendidikan di sekolah bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan
positif (tingkah laku dan sikap) dalam diri murid yang sedang berkembang
menuju kedewasaaannya. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam
menghadapi persoalan-persoalan yang (dapat) timbul dalam hidupnya. Bantuan
semacam itu sangat tepat bila diberikan di sekolah, supaya setiap murid akan
dapat berkembang ke arah mencapai perkembangan bagi dirinya yang semaksimal
mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang pelayanan khusus dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah, yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli
dalam bidang itu4 .
Bimbingan di sekolah bertujuan mendukung pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Bimbingan berusaha agar tujuan pendidikan terealisasi semaksimal
mungkin pada diri tiap siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Karena itu
tujuan bimbingan dan filsafat yang menjadi dasar penyelenggaraannya harus erat
berkaitan dengan tujuan pendidikan dan falsafah pendidikan di lembaga itu5.
Sedangkan konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap
muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
2 Priyatno dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1999), hlm. 95. 3 Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), hlm. 34. 4 W. S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta:PT. Grasindo,
1991), hlm. 10-11. 5 Aryatmi Siswohardjono, Perspekktif Bimbingan Konseling dan Penerapannya di
Berbagai Institusi, (Semarang: Satya Wacana, 1991), hlm. 29.
3
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang,
dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan
masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang6.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju masa
dewasa. Hall sebagaimana dikutip dalam Liebert dkk memandang bahwa masa
remaja ini sebagai masa “storm and stress”. Ia menyatakan bahwa selama masa
remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati
dirinya (identitasnya) kebutuhan aktualisasi diri. Usaha penemuan jati diri remaja
dilakukan dengan berbagai pendekatan, agar dia dapat mengaktualisasi diri secara
baik. Aktualisasi diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati
dirinya.7
Pertumbuhan yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan
menekankan pada aspek perubahan fisik ke arah lebih maju. Dengan kata lain,
istilah pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang
bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh
karena itu, sebagai hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang
atau tinggi badan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi
lebih besar dan organ tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya pertumbuhan
ini mencapai titik akhir, yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan
pada usia tertentu, misalnya usia lanjut, justru ada bagian-bagian fisik tertentu
yang mengalami penurunan dan pengurangan8.
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-
masa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri
perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa
perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain.
6 Priyatno dan Ermananti, Dasar-dasar, hlm.101. 7 Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), hlm. 68. 8 Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, hlm. 10-11.
4
Sebenarnya ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan terdahulu dapat
diperlihatkan pada masa-masa perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini
terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru.
Pada usia remaja, IQ dihitung dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan yang terdiri dari berbagai soal (hitungan, kata-kata, gambar, dan
semacamnya) dan menghitung beberapa banyaknya pertanyaan yang dapat
dijawab dengan benar kemudian membandingkannya dengan sebuah daftar (yang
dibuat berdasarkan penelitian yang terpercaya). Dengan cara itu didapatkan nilai
IQ orang yang bersangkutan9.
Mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek individu ini
terjadi perbedaan pendapat di antara para penganut psikologi. Kelompok
psikometrika radikal berpendapat bahwa perkembangan intelektual individu
sekitar 90% ditentukan oleh faktor hereditas dan pengaruh lingkungan, termasuk
di dalamnya memberikan bukti bahwa individu yang memiliki hereditas
intelektual unggul, pengembangannya sangat mudah meskipun dengan intervensi
lingkungan yang tidak maksimal. Adapun individu yang memiliki hereditas
lingkungan sulit dilakukan meskipun sudah secara maksimal.
Sebaliknya, kelompok penganut pedagogis radikal amat yakin bahwa
intervensi lingkungan, termasuk pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%,
sedangkan hereditas hanya memberikan kontribusi 15-20% terhadap
perkembangan intelektual individu10.
Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri atas tiga jenis, yaitu (1)
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, (2) mengetahui atau menggunakan konsep yang abstrak
secara efektif, (3) mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi
juga merupakan kemampuan psikologi fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan secara cepat.
Dengan demikian, intelegensi bukan persoalan kualitas otak saja,
melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus
9 Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan, hlm. 48-49. 10 Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi., hlm. 33.
5
diakui bahwa peran otak dalam kaitannya dengan intelegensi manusia lebih
menonjol dari peran organ-organ tubuh lainnya, mengingat otak merupakan
“menara pengontrol” hampir semua aktivitas manusia.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan dari hasil belajar. Dalam
situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih
berhasil dari siswa yang mempunyai tingkat rendah. Meskipun demikian, siswa
yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajar. Hal
ini disebabkan karena belajar merupakan proses yang komplek dengan faktor
yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan salah satu faktor yang
lain. Siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang normal, dapat berhasil dengan
baik dalam belajar, apabila yang bersangkutan belajar secara baik. Sebaliknya
siswa yang memiliki intelegensi rendah, perlu dididik di lembaga-lembaga
pendidikan khusus seperti Sekolah Luar Biasa (SLB).11
Permasalahan yang banyak terjadi di MTs Negeri Kendal adalah
permasalahan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik serta setting/background keluarga siswa, yang sangat mempengaruhi
prestasi belajar mereka di sekolah. Anak- anak yang memiliki permasalahan
lingkungan keluarga (ibunya bekerja di luar negeri sebagai TKW), pergaulan dan
ekonomi sering mengalami stress yang berlebihan sehingga akan membuat
mereka tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Seperti yang terjadi pada
siswa kelas VIII ini, tidak disiplin dan sering membolos, sehingga membuat dia
hampir di keluarkan dari sekolah. Kemudian lingkungan sekolah dan masyarakat,
dimana siswa-siswi beradaptasi. Jika seorang anak tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang ada di sekolah dan masyarakat, maka ia tidak akan
diterima dengan baik. Namun berkat bimbingan-bimbingan yang dilakukan oleh
pihak sekolah membuat dia berubah menjadi disiplin, tidak membolos dan
menaati peraturan yang ada.
Maka dari itu, dalam kaitan pentingnya kecerdasan intelektual pada diri
siswa sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan prestasi
11 Tohirin. MS, Psikologi Pembelajaran Pendididkan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, hlm. 128-129.
6
belajarnya, maka bimbingan dan konseling diperlukan dalam rangka mengetahui
potensi dan bakat peserta didik. Sehingga dalam penyusunan proposal ini penulis
ingin mengkaji mengenai: Pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap
peningkatan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan agama
islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan kenyataan di lapangan seperti
tersebut di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Adakah
pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar
peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri
Kendal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan dan konseling
terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah mata
pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs. Negeri Kendal.
Dari hasil penelitian ini diharapkan oleh peneliti agar bermanfaat lebih
lanjut diantaranya:
1. Teoritis
a. Bagi Umum
Sebagai sumbangan pemikiran untuk pengetahuan tentang pelayanan
bimbingan konseling bagi peserta didik di MTs Negeri Kendal Tahun Ajaran
2010-2011
b. Untuk Bimbingan Konseling
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan baik perkembangan teori bimbingan dan konseling untuk memperkuat
teori dengan berdasarkan empiris
7
2. Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan mengembangkan pengetahuan yang
dimilikinya tentang layanan bimbingan dan konseling peserta didik sehingga
peserta didik dapat belajar dengan baik dan dapat meraih prestasi yang
diharapkan
b. Bagi Pendidik
Dapat membantu guru pembimbing dalam memberikan layanan
bimbingan konseling untuk membekali peserta didik dalam meningkatkan prestasi
belajar
c. Bagi Peserta Didik
Akan memberikan banyak keuntungan yang dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman peserta didik tentang bimbingan konseling serta dapat
meningkatkan prestasi belajarnya
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini akan dideskripsikan dengan beberapa penelitian yang
ada relevansinya dengan judul skripsi yang diteliti diantaranya:
1. Dalam skripsi yang berjudul Hubungan pelaksanaan bimbingan dan konseling
dengan kemampuan mengatasi kesulitan belajar peserta didik di SMP Islam
Hidayatullah Semarang tahun pelajaran 2009/2010. Disusun oleh Arif hidayat
(3105042) Dalam penelitian ini membahas tentang: Bagaimanakah pelaksanaan
bimbingan konseling di SMP islam Hidayatullah semarang tahun Ajaran 2009/
2010, dan Keadaan kemampuan peserta didik dalam mengatasi kesulitan peserta
didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang
2. Skripsi yang berjudul Pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa di MTs Salafiyah Kalimas Randudongkal
Pemalang. Disusun oleh Daniatur Rosyidah (3105384) dalam penelitian ini
membahas tentang Adakah pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap
meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Salafiyah kalimas Randudongkal
Pemalang
3. Skripsi tantang Manajemen layanan dan bimbingan konseling di sekolah dasar
Islam al-Azhar 25 Semarang. Sudargono (3103261) dalam penelitian ini
membahas tantang Bagaimana manajemen layanan bimbingan dan SD Islam al-
Azhar 25 Semarang, apa daya dukung manajemen layanan bimbingan dan
konseling di SD Islam al-Azhar 25 Semarang dan Apa kendala, dan upaya
pemecahan problematika layanan bimbingan dan konseling di SD Islam al-Azhar
25 Semarang.
Dari tiga penelitian di atas ada kesamaan dalam pemberian layanan
bimbingan dan konseling. Akan tetapi, yang menjadikan penelitian ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini penulis membahas tentang
9
seberapa besar pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan
prestasi belajar peserta didik untuk mata pelajaran pendidikan agama islam.
B. Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
a) Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“Guidance” berasal dari kata kerja “to guidance” yang mempunyai arti
“menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu”.
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of
Education 1955, yang menyatakan:
Guidance is a process of helping individual through their own effort to
discover and develop their potentialities both for personal happiness and
social usefulness
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya
sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Menurut Moh Surya di dalam bukunya Hallen A yang berjudul bimbingan
dan konseling, mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut:
...bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus
dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri
dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan.1
Dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati,
yang berjudul proses bimbingan dan konseling di sekolah, Moh. Surya,
mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang
terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri,
1 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 3-5.
10
dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dari lingkungan.2
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan suatu proses yang diberikan oleh konselor kepada konseli baik secara
individu ataupun secara kelompok untuk mencapai perkembangan diri secara
optimal sebagai makhluk sosial.
b) Pengertian Konseling
Istilah Konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara
etimologis berarti “to give advice” (Horn by:1958: 246). Atau memberi saran dan
nasihat. Beberapa definisi konseling yang dikemukakan para ahli. Rogers (1942)
mengemukakan sebagai berikut:
Counseling is a series of direct contacts with individual which aims to
offer him assistance in changing his attitude and behavior
Konseling adalah serangkai hubungan langsung dengan individu yang
bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
Mortenson dan Schmuller dalam bukunya Guidance in Today’s Schools
(1976) menyatakan:
Counseling may, therefore, be defined an person process in which one
person is helped by another to increase in understanding and ability to meet his
problems.3
Konseling mungkin, karena itu, didefinisikan orang untuk proses orang
dimana satu orang dibantu oleh lain untuk peningkatan pemahaman dan
kemampuan untuk memenuhi masalahnya.
Pakar lain mengungkapkan bahwa konseling itu merupakan upaya bantuan
yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah
lakunya pada masa yang akan datang.4
2 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan
Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 2. 3 Hallen A., Bimbingan, hlm. 9-11.
4 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan., hlm. 5.
11
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa
konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli dalam
memperbaiki hal-hal yang dilakukan di masa yang akan datang.
2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
a) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:
(1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
(2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dengan tingkah
laku individu yang unik dan dinamis.
(3) Bimbingan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
(4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
b) Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu
(1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di
rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan
pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental
dan fisik individu.
(2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan
(1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu; oleh karena itu program
bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
(2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat, d an kondisi lembaga.
12
(3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi5.
d) Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
(1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi permasalahannya.
(2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan
akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu sendiri,
bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
(3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
(4) Kerjasama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak
amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
(5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan
penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan
program bimbingan dan konseling itu sendiri.6
3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
a) Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan
konseling. Jika asas ini benar-benar dijalankan maka para penyelenggara
bimbingan dan konseling di sekolah akan mendapat kepercayaan dari para siswa
dan pelayanan bimbingan dan konseling akan dimanfaatkan secara baik oleh
siswa.7
b) Asas Kesukarelaan
Jika asas kesukarelaan memang benar-benar telah tertanam pada diri
(calon) terbimbing/konseli atau klien, dapat diharapkan bahwa mereka yang
mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada
pembimbing untuk meminta bimbingan. Kesukarelaan tidak hanya dituntut pada
5 Hallen A., Bimbingan, hlm. 64.
6 Hallen A, Bimbingan, hlm. 64-65. 7 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 14.
13
diri (calon) terbimbing/ konseli atau klien saja, tetapi juga hendaknya berkembang
pada diri pembimbing/ konselor. Para penyelenggara bimbingan dan konseling
hendaknya mampu menghilangkan rasa bahwa tugas ke-BK-annya itu merupakan
sesuatu yang memaksa diri mereka. Lebih disukai lagi apabila para petugas itu
merasa terpanggil untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.
c) Asas Keterbukaan
Keterbukaan ini bukan hanya sekedar berarti “bersedia menerima saran-
saran dari luar” tetapi dalam hal ini lebih penting masing-masing yang
bersangkutan bersedia membukakan diri untuk konseling. Perlu diperhatikan
bahwa keterbukaan hanya akan terjadi bila, klien (konseli) tidak lagi
mempersoalkan asas kerahasiaan yang mestinya diterapkan oleh konselor. Untuk
keterbukaan klien (konseli), konselor harus terus menerus membina suasana
hubungan konseling sedemikian rupa sehingga klien (konseli) yakin bahwa
konselor juga bersikap terbuka dan yakin bahwa asas kerahasiaan memang
terselenggarakan. Kesukarelaan klien tentu saja menjadi dasar bagi
keterbukaannya.
d) Asas Kekinian
Masalah klien (konseli) yang langsung ditanggulangi melalui upaya
bimbingan dan konseling ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan kini
(sekarang), bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang
mungkin akan dialami di masa mendatang. Dalam usaha yang bersifat pencegahan
pun, pada dasarnya pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang perlu
dilakukan sekarang sehingga kemungkinan yang kurang baik di masa datang
dapat dihindari.
e) Asas Kemandirian
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si terbimbing
(konseli) dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung
pada konselor.
Kemandirian haruslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
peranan klien (konseli) dalam kehidupannya sehari-hari. Kemandirian sebagai
14
hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu
didasari baik oleh konselor maupun klien (konseli)8.
f) Asas Kegiatan
Asas kegiatan ini merujuk pada pola konseling “multidimensional” yang
tidak hanya mengandalkan transaksi verbal antara klien (konseli) dan konselor.
Dalam konseling yang berdimensi verbal pun asas kegiatan masih harus
terselenggara, yaitu klien (konseli) aktif menjalani proses konseling dan aktif pula
melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.
g) Asas Kedinamisan
Upaya pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan pada diri individu yang dibimbing, yaitu perubahan tingkah laku ke
arah yang lebih baik. Perubahan ini tidaklah sekedar mengulang-ulang hal-hal
yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke sesuatu
pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
h) Asas Keterpaduan
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki
wawasan yang luas tentang perkembangan klien (konseli) dan aspek-aspek
lingkungan klien (konseli), serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk
menangani masalah klien (konseli). Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan
serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling.
i) Asas Keahlian
Asas keahlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya
pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling), juga kepada pengalaman.
Teori dan praktik bimbingan dan konseling perlu dipadukan. Oleh karena itu,
seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktik konseling
secara baik9.
j) Asas Alih Tangan
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan
konseling (konselor) sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk
8 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 15.
9 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmuwati, Proses Bimbingan, hlm. 16.
15
membantu klien (konseli) belum dapat terbantu sebagaimana diharapkan maka
petugas itu mengalihtangankan klien (konseli) tersebut kepada petugas atau badan
lain yang lebih ahli.
k) Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah dan menghadap
pembimbing saja, namun diluar hubungan kerja ke-BK-an pun hendaknya
dirasakan adanya dan manfaatnya.10
4. Fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling
a) Fungsi Pencegahan
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan
untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar
dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan
fungsi ini yang bertujuan untuk mencegah terhadap timbulnya masalah adalah:
(1) Layanan Orientasi
Program ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal
lingkungan sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga mereka
terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar
mengajar (selama menjadi siswa di sekolah dan madrasah yang
bersangkutan).
(2) Layanan Pengumpulan Data
Melalui program ini akan diperoleh data yang lebih lengkap dan
akurat tentang siswa, sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang siswa11.
(3) Layanan Kegiatan Kelompok
Melalui program ini diharapkan siswa memperoleh pemahaman
diri secara lebih baik. Selain itu juga meningkatkan pemahaman
lingkungan dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat.
10 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 16-19.
11 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009), hlm. 39-43.
16
(4) Layanan Bimbingan Karier
Program ini diberikan kepada individu (siswa) sebelum ia
memangku karier tertentu kelak setelah tamat sekolah.
b) Fungsi Pemahaman
(1) Pemahaman tentang Klien
Pemahaman tentang diri klien harus secara komprehensif yang
berkenaan dengan latar belakang pribadi, kekuatan dan kelemahannya,
serta kondisi lingkungannya.
(2) Pemahaman tentang Masalah Klien
Pemahaman terhadap masalah klien menyangkut jenis masalahnya,
intensitasnya, sangkut pautnya dengan masalah lain, sebab-sebabnya dan
kemungkinan-kemungkinan dampaknya apabila tidak segera dipecahkan.
(3) Pemahaman tentang Lingkungan
Lingkungan bisa dikonsepsikan segala sesuatu yang ada di sekitar
individu yang secara langsung mempengaruhi individu tersebut seperti
keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi dan sosio
emosional keluarga, keadaan hubungan antar tetangga, teman sebaya, dan
lain sebagainya.
c) Fungsi Pengentasan
Masalah yang dialami siswa juga merupakan suatu keadaan yang tidak
disukainya. Oleh sebab itu, ia harus dientas atau diangkat dari keadaan yang tidak
disukainya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan melalui
pelayanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan upaya
pengentasan.
d) Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan bukan sekedar mempertahankan agar hal-hal yang
telah disebutkan di atas tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula,
melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah lebih baik dan
berkembang12.
12
Tohirin, Bimbingan, hlm. 44-47.
17
e) Fungsi Penyaluran
Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya
mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan
bantuan menyalurkan ke arah kegiatan atau program yang dapat menunjang
tercapainya perkembangan yang optimal.
f) Fungsi Penyesuaian
Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya (terutama
lingkungan sekolah dan madrasah bagi para siswa).
g) Fungsi Pengembangan
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada
para siswa untuk membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan
potensinya secara lebih terarah.
h) Fungsi Perbaikan
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada
siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang
diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi siswa.
i) Fungsi Advokasi
Layanan bimbingan duyhan konseling melalui fungsi ini adalah membantu
peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang
kurang mendapat perhatian.13
5. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada uraian terdahulu bahwa
bimbingan dan konseling menempati bidan pelayanan pribadi dalam keseluruhan
proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan
konseling diberikan kepada siswa Prayitno mengatakan, di dalam bukunya Hallen
yang berjudul bimbingan dan konseling, bahwa “dalam rangka upaya agar siswa
dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan”.
13 Tohirin, Bimbingan, hlm. 47-50.
18
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta
didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai
manusia yang normal di dalam setiap diri individu selain memiliki hal-hal yang
positif tentu ada yang negatif. Pribadi yang sehat ialah apabila ia mampu
menerima dirinya sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif
sehubungan dengan penerimaan dirinya itu. Jika seorang peserta didik mengenal
diri kurang berprestasi dibandingkan kawan-kawannya, maka hendaknya dia tidak
menjadi putus asa, rendah diri dan lain sebagainya, melainkan justru itu
hendaknya ia harus lebih mengenal diminatinya. Sebaliknya bagi mereka yang
tahu dirinya dalam satu hal lebih baik dari kawan-kawannya, hendaklah ia tidak
sombong atau berhenti berusaha. Demikian juga ia menemukan keadaan jasmani
dan rohani yang kurang menguntungkan hendaknya tidak menjadi alasan untuk
bersedih hati, merasa rendah diri dan sebagainya. Karena Allah SWT menciptakan
manusia dengan sebaik-baiknya dan adanya kelebihan seseorang dari yang lain
mempunyai maksud-maksud tertentu.
Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta
mengenal lingkungannya secara obyektif, baik lingkungan sosial dan ekonomi,
lingkungan budaya sangat erat dengan nilai-nilai dan norma-norma maupun
lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan
dinamis pula. Pengenalan lingkungan yang meliputi keluarga, sekolah dan
lingkungan alam dan masyarakat sekitar serta lingkungan yang lebih luas
diharapkan dapat menunjang proses penyesuaian diri peserta didik dengan
lingkungan dimana ia berada dan dapat memanfaatkan kondisi lingkungan itu
secara optimal untuk mengembangkan diri secara mantap berkelanjutan.
Sebagaimana halnya dengan pengenalan diri, individu juga harus mampu
menerima lingkungannya sebagaimana adanya. Hal ini tidak mengandung arti
bahwa seseorang individu itu harus “nrimo” atau tunduk saja terhadap kondisi
lingkungan, melainkan individu dituntut untuk mampu bersikap positif terhadap
lingkungan itu. Lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya, jangan
sampai membuat individu itu berputus asa, melainkan menerimanya secara wajar
19
dan berusaha untuk memperbaikinya. Dengan kata lain, individu yang mempunyai
pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap positif terhadap dirinya sendiri dan
terhadap lingkungannya14.
Dalam bukunya Hallen A yang berjudul bimbingan dan konseling, Moh.
Surya menjelaskan bahwa perpaduan yang tepat dan serasi antara unsur-unsur
lingkungan akan dapat membawa keuntungan pribadi dan unsur-unsur lingkungan
timbal balik antara individu dan lingkungannya.
Sedangkan Prayitno mengatakan dalam bukunya Hallen A bimbingan
dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu
mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik
yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier maupun bidang budaya,
keluarga dan masyarakat. Melalui perencanaan masa depan ini individu
diharapkan mampu mewujudkan dirinya sendiri dengan bakat, minat, intelegensi
dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Perwujudan diri ini diharapkan
terlaksana tanpa paksaan dan tanpa ketergantungan pada orang lain. Dan perlu
pula diingat bahwa perwujudan ini haruslah sejalan dengan norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apabila kemampuan mewujudkan diri
ini benar-benar telah ada pada diri seseorang, maka akan mampu berdiri sendiri
sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap. Individu yang seperti itu akan
terhindar dari keragu-raguan dan ketakutan serta penuh dengan hal-hal yang
positif dalam dirinya seperti kreatifitas, sportifitas dan lain sebagainya serta
mampu mengatasi masalah-masalah sendiri.15
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan
dan konseling adalah merencanakan masa depan dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki dan agar mampu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya.
14
Hallen A, Bimbingan , hlm. 57-58. 15 Hallen A, Bimbingan, hlm. 58-59
20
6. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
a) Pelayanan Orientasi Sekolah
Pelayanan oerientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru
dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di
lingkungan baru.
b) Pelayanan Informasi
Pelayanan informasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru
dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di
lingkungan yang baru.
c) Pelayanan Penempatan dan Penyaluran
Pelayanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan kurikuler atau ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, dan minat
serta kondisi pribadinya.
d) Pelayanan Pembelajaran
Pelayanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien/koseli) mengembangkan diri berkenaan
dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajar lainnya.
e) Pelayanan Konseling Perorangan (Individual)
Pelayanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan
pelayanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing
(konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang
diterimanya.
21
f) Pelayanan Bimbingan Kelompok
Pelayanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan, bimbingan dan
konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik (konseli) secara bersama-
sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber
tertentu (terutama dari guru pembimbing/konselor) dan/atau membahas secara
bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang
pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan /atau untuk perkembangan dirinya
baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan /atau tindakan tertentu16.
g) Layanan Konseling Kelompok
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok
ialah fungsi pengentasan. Konseling kelompok merupakan konseling yang
diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok
yang terjadi di dalam kelompok itu.
h) Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling, yaitu kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan
tentang peserta didik (klien/konseli), keterangan tentang lingkungan peserta didik
(klien/konseli), dan “lingkungan yang lebih luas”. Pengumpulan data ini dapat
dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.
i) Himpunan Data
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan
keperluan pengembangan peserta didik (klien/konseli). Himpunan data perlu
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, sifatnya
tertutup.
j) Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien/konseli)
dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan
16
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 56-74.
22
dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam rangka konferensi kasus
bersifat terbatas dan tertutup17.
k) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui kunjungan ke
rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan
anggota keluarganya.
l) Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling,
untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang
dialami peserta didik (klien/konseli) dengan pemindahkan penanganan kasus dari
satu pihak ke pihak lainnya.18
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu kata ”prestasi” dan
“belajar”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang tealah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).19
Belajar adalah key term, “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang
luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan,
misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya
arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajarpun
17 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm.77 -78
18 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 78-92.
19 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar BI, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000), hlm. 83.
23
diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai
proses perubahan manusia itu.20
Prestasi belajar merupakan hasil yang berupa kesan-kesan akibat adanya
perubahan dalam diri individu dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Perubahan
yang dicapai dapat berbentuk kecakapan, tingkah laku, ataupun kemampuan yang
merupakan akibat dari proses belajar yang dapat bertahan dalam kurun waktu
tertentu. Dalam konteks ini, prestasi belajar merupakan hasil nyata (riil) dari
proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan peserta didik dengan
materi pembelajaran. Dalam melakukan aktifitas belajar, tentunya siswa memiliki
tujuan dan kegiatan yang diikutinya tersebut. Prestasi belajar yang tinggi
merupakan tujuan dan akibat dari kegiatan belajar yang maksimal atau sebaliknya.
Kelengkapan fasilitas belajar memberikan pengaruh yang berarti terhadap
prestasi belajar siswa. Siswa yang fasilitas belajarnya lengkap, prestasi belajarnya
menjadi lebih baik. Ternyata pula, siswa yang aktivitas belajarnya tinggi, prestasi
belajarnya lebih tinggi daripada siswa yang aktivitas belajarnya rendah. Oleh
sebab itu aktivitas belajar aktif dan dukungan fasilitas yang lengkap akan
berpengaruh positif dan berarti terhadap prestasi siswa.21
Jadi prestasi belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang
menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.
2. Teori-teori Belajar
a) Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan Loeh Kofka dan Kohler dari Jerman, yang
sekarang menjadi tenar di seluruh dunia. Hukum yang berlaku pada
pengamatan adalah sama dalam hukum dalam belajar yaitu:
(1) Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya,
(2) Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.
Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian
pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan
20 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 59.
21 Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,
(Jogjakarta: IRCiSoD, 2010), hlm. 225-228.
24
problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal
yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
b) Teori Belajar Menurut J. Bruner
Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang
tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah22.
c) Teori Belajar Peaget
Pendapat Peaget mengenai perkembangan proses belajar anak-anak
adalah sebagai berikut:
(1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang
dewasa.
(2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu,
menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
(3) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui
suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu
tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
(4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
-Kemasakan
-Pengalaman
-Interaksi sosial
-Equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama
untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).
(5) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu:
-Berpikir secara institutive kurang lebih 4 tahun
-Beroperasi secara konkret kurang lebih 7 tahun
-Beroperasi secara formal kurang lebih 11 tahun
d) Teori dari R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
22
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 8.
25
(1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;
(2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi.
e) Purposeful Learning
Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar
untuk mencapai tujuan dan yang:
(1) dilakukan siswa sendiri tanpa pemerintah atau bimbingan orang lain;
(2) dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajar-
mengajar di sekolah.23
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
1. Faktor-faktor Intern
a) Faktor Jasmaniah
(1) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya/bebas dari penyakit.
(2) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh/badan.
b) Faktor Psikologis
(1) Intelegensi
Menurut J. P Chaplin, intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari
tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
megetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
(2) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau
sekumpulan objek.
23 Slameto, Belajar, hlm. 9-15.
26
(3) Minat
Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “
interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some
activity or content”.
Minat adalah kecenderungan yang tetapa untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang24.
(4) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: “the capacity to learn”.
Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar.
(5) Motif
James Drever memberikan pengertian tentang motif sebagai berikut:
“Motive is an effective-consctive factor whichoperates in determining
the direction of an individual’s behavior towards an end or goal,
consioustly apprehended or unconsioustly.”
Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi
untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorongnya.
(6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertubuhan seseorang,
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan
baru.
(7) Kesiapan
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya kan
lebih baik.
24 Slameto, Belajar, hlm. 54-58.
27
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani (bersifat psikis)25.
2. Faktor-faktor Ekstern
a) Faktor Keluarga
(1) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anaknya.
(2) Relasi Antar anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua
dengan anaknya.
(3) Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.
(4) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi kelurga erat hubungannya dengan belajar anak.
(5) Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dean pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.
(6) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar26.
b) Faktor Sekolah
(1) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar.
25 Slameto, Belajar, hlm. 58-61.
26 Slameto, Belajar, hlm. 61-67.
28
(2) Kurikulum
Kurikulum diartiakan sebagi sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa.
(3) Relasi Guru dan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru guru dengan siswa.
(4) Relasi Siswa dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
(5) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam
sekolah dan juga dalam belajar27.
(6) Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula
oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu.
(7) Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktunya terjadi proses belajr mengajar di
sekolah.
(8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi
pelajaran di atas ukuran standar.
(9) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka
masing-masing menuntut keadaan gedung dewas ini harus memadai di
dalam setiap kelas.
(10) Metode Belajar
Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu.
27 Slameto, Belajar, hlm. 68-69.
29
(11) Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar
waktu belajar di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kehiatan yang
lain28.
c) Faktor Masyarakat
(1) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya.
(2) Mass Media
Masa media yang baik memberi pengaruh yng baik terhadap siswa dan
juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga
berpengaruh jelek terhadap siswa.
(3) Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam
jiwanya daripada yang kita duga.
(4) Bentuk kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh gorang yang
tidak terpelajar29.
4. Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas tentang pengertian pendidikan Islam, terlebih dahulu
membahas mengenai pendidikan. Secara umum, pendidikan sesungguhnya
asecara sempit-terbatas. Pengertian pendidikan secara luas adalah hidup.
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian pendidikan secara sempit atau
sederhana adalah persekolahan. Pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Dalam perspektif ke-Indonesiaan, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
28
Slameto, Belajar, hlm. 69-70. 29 Slameto, Belajar, hlm. 71-72.
30
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.30
Mata pelajaran agama Islam yang ada di MTs atau di SMP Islam ada
empat macam, yaitu al-Qur’an hadits, akidah akhlak, fiqh, dan sejarah kel
budayaan Islam atau SKI. al-Qur’an adalah Kitab Suci umat Islam yang
diturunkan oleh Allah SWT Tuhan Seru Sekalian Alam kepada junjungan Nabi
Besar dan Rasul terakhir Muhammad saw melalui malaikat Jibril, untuk
diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini
sampai akhir zaman nanti. al-Qur’an adalah Kitab Suci terakhir bagi umat
manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi Kitab Suci yang akan diturunkan oleh
Allah SWT, oleh karenanya al-Qur’an adalah petunjuk paling lengkap bagi umat
manusia sejak turunnya al-Qur’an 15 abad yang lalu dan akan tetap sesuai dengan
perkembangan zaman pada saat ini maupun untuk masa yang akan datang sampai
dengan datangnya hari kiamat nanti.31
Sedangkan hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW.
baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum atau
ketentuan-ketentuan Allah yang disyariatkan kepada manusia. Selain itu tidak bisa
dikatakan hadits. Ini berarti bahwa ahli ushul membedakan diri Muhammad
sebagai rasul dan sebagai manusia biasa. Yang dikatakan hadits adalah sesuatu
yang berkaiatan dengan misi dan ajaran Allah yang diemban oleh Muhammad
SAW. sebagai Rasulullah. Inipun, menurut mereka harus berupa ucapan dan
perbuatan beliau serta ketetapan-ketetapannya. Sedangkan kebiasaan-kebiasaan,
tata cara berpakaian, cara tidur dan sejenisnya merupakan kebiasaan manusia dan
sifat ke-manusiaan tidak dapat dikategorikan sebagai hadits.32
30 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa,
2010), hlm. 29-31. 31 Wisnu Arya Wardana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), hlm. 46-47. 32 Munzier Suparta, Ilmu Hadits, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 4.
31
Akidah menurut bahasa adalah ikatan. Akidah menurut istilah adalah
beberapa urusan yang harus dibenarkan oleh hati yang mendatangkan ketentraman
jiwa, menjadi keyakinan, dan tidak tercampur sedikit pun dengan keraguan.
Islam mengajarkan kepada umatnya agar berakidah yang mantap, sepenuh
hati dan tidak ada keraguan sedikit pun atau setengah-setengah. Orang yang
memilih akidah kuat akan tenteram hatinya karena memiliki pedoman hidup yang
jelas. Hal ini dijelaskan Allah dalam Surah Fussilat ayat 30:
¨βÎ) šÏ%©!$# (#θ ä9$ s% $ oΨš/u‘ ª!$# §ΝèO (#θ ßϑ≈ s)tF ó™$# ãΑ̈”t∴tGs? ÞΟÎγ øŠn=tæ èπ x6 Í×‾≈ n=yϑø9 $# āωr& (#θèù$ sƒrB Ÿωuρ
(#θ çΡt“ øtrB (#ρã� ϱ ÷0r& uρ Ïπ̈Ψpg ø:$$ Î/ ÉL©9 $# óΟçFΖä. šχρ߉tãθ è? ∩⊂⊃∪ Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun
kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah
kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang
telah dijanjikan kepadamu.” (Q.S. Fussilat[41]: 30).33
Dari Sufyan as-Saqafi bahwa seseorang berkata, “Wahai Rasulullah,
perintahkanlah kepadaku suatu perintah dalam Islam, yang tidak akan aku
tanyakan kepada seseorang setelah Anda.” Rasulullah saw. bersabda,
”Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah SWT kemudian beristiqamahlah.” Aku
bertanya, “Apa yang aku jaga?” Rasulullah saw, mengisyaratkan kepada lisannya.
(HR Muslim, at-Tirmizi, dan an-Nasa’i)34
Akhlak menurut bahasa dari bahasa Arab, jamak dari kata “khuluqun”
yang artinya kejadian, Akhlak berhubungan dengan “khaliq” yang berarti Pencipta
dan kata “Makhluq” yang berarti diciptakan. Sedangkan akhlak istilah adalah
suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang harus diperbuat. Akhlak merupakan sifat yang dekat hubungannya dengan
33 H. Fadhlu Abdurrahman bi Fadhli, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Al-
Hikmah, 2007), hlm. 48. 34 Usamah ‘Abdul Kari mar-Rifa’I, At-Tafsirul Wajiz li Kitabillahil ‘Aziz, (Jakarta: Gema
Insani, 2008), hlm. 481.
32
iman. Baik buruknya akhlak menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya
keimanan seseorang. Orang yang beriman kepada Allah akan membenarkan
dengan seyakin-yakinnya akan keesaaan Allah, meyakini bahwa Allah
mempunyai sifat dengan segala sifat kesempurnaan atau menyerupai sifat
kesempurnaan atau menyerupai sifat makhluk ciptaan-Nya.35
Kata fiqh secara arti kata berarti : “paham yang mendalam“. Semua kata
“fa qa ha” yang terdapat dalam al-Qur’an mengandung arti ini. Umpamanya
firman Allah dalm surat al-Taubah :122 :
Ÿ ωöθ n=sù t� x�tΡ ÏΒ Èe≅ ä. 7πs%ö� Ïù öΝåκ÷]ÏiΒ ×πx�Í←!$ sÛ (#θ ßγ ¤)x�tGuŠÏj9 ’ Îû ǃ Ïe$!$# …
Artinya : “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama...”
Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas r.a. memberikan penakwilannya
bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana
pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi saw. tidak ikut. Sedangkan ayat
sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak
ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila
Nabi saw. berangkat ke suatu ghazwah.36
Bila “paham” dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriyah, maka
fiqh berarti paham yang menyampaikan ilmu zhahir kepada ilmu batin. Karena
itulah al-Tirmidzi menyebutkan “Fiqh” tentang sesuatu” berarti mengetahui
batinnya sampai kepada kedalamannya.37
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya
untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Dengan mempelajari sejarah,
generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan
suatu tokoh atau generasi terdahulu. Dari proses itu dapat diambil banyak
pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi mana yang tidak
35 Usamah ‘Abdul Kari mar-Rifa’I, At-Tafsirul, hlm. 34-35.
36 H. Fadhlu Abdurrahman bi Fadhli, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Al-
Hikmah, 2007), hlm. 206 37 Amir Syarufuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 4-5.
33
perlu dikembangkan. Keteladanan dari tokoh-tokoh/pelaku sejarah inilah yang
ingin ditransformasikan kepada generasi muda, di samping nilai informasi sejarah
pentingnya.
Kendatipun demikian penting materi sejarah bagi pengembangan
kepribadian suatu bangsa, namun dalam realitasnya sering kurang disadari,
sehingga mata pelajaran sejarah kurang diminati. Mata pelajaran sejarah justru
hanya dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh
guru. Ini terbukti dengan jam pelajaran untuk Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di
sekolah.38
Keempat mata pelajaran di atas berkaitan dengan layanan bimbingan dan
konseling terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dapat berubah atas usaha dirinya
sendiri dan beberapa faktor pendukung di sekitarnya baik intern maupun ekstern.
D. Pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan
prestasi belajar peserta didik yang bermasalah
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja
maupun dewasa; agar yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku39.
Sedangkan konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara
konselor dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah
dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan
masalahnya berdasarkan penentuannya sendiri40.
Prestasi belajar merupakan hasil yang berupa kesan-kesan akibat adanya
perubahan dalam diri individu dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Perubahan
yang dicapai dapat berbentuk kecakapan, tingkah laku, ataupun kemampuan yang
38 Fattah Syukur. NC., Sejarah Peradapan Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,
2002), hlm. 8. 39
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan
Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 2. 40
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009), hlm. 22-23.
34
merupakan akibat dari proses belajar yang dapat bertahan dalam kurun waktu
tertentu41.
Jadi layanan bimbingan dan konseling mempengaruhi peningkatan prestasi
belajar peserta didik yang bermasalah. Karena pembimbing atau konselor
memberikan bantuan seperti pengarahan kepada peserta didik yang tidak menaati
peraturan sekolah untuk menaati peraturan yang ada, untuk belajar lebih rajin agar
prestasinya dapat meningkat.
E. Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan42. Setelah menelaah berbagai sumber maka dirumuskan
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: “Ada pengaruh yang signifikan
antara layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar
peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri
Kendal.”
Dalam pengujian hipotesis ini, jika tidak ada pengaruh antara layanan
bimbingan dan konseling dengan tingkat prestasi belajar peserta didik mata
pelajaran pendidikan agama islam, maka Ho diterima atau Ha ditolak. Dan
sebaliknya jika bimbingan dan konseling mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam,
artinya Ho ditolak atau ha diterima.
Dengan kata lain bahwa hipotesis observasi (Ha) diterima. Tetapi apabila
r-xy (r-hitung) lebih kecil dari pada r-tabel, maka dinyatakan tidak ada pengaruh
antara variabel X dengan variabel Y, dengan kata lain hipotesis observasi (Ha)
ditolak.
41
Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,
(Jogjakarta: IRCiSoD, 2010), hlm. 225. 42 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 96.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan
pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-
variasi pada satu atau lebih faktor lain. Dalam hal ini adalah regresi antara
layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar
peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs
Negeri Kendal.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, artinya
penelitian yang berdasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik di
suatu variabel untuk dikaji secara terpisah, kemudian dipengaruhkan.
Metode ilmiah memiliki peranan penting dalam penelitian. Penggunaan
metode yang sesuai berarti menentukan hasil penelitian yang tepat. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan mengukur besar
pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar peserta
didik.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan bimbingan dan
konseling terhadap prestasi belajar pendidikan agama islam/PAI peserta didik,
penelitian dirancang sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Uji
X: Bimbingan dan
Konseling
Y: Prestasi Belajar PAI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan
bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik
kelas VIII di MTs Negeri Kendal Tahun Ajaran 2010-2011.
35
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di MTs Negeri Kendal kelas VIII mulai
tanggal 23 Februari sampai dengan 31 Maret 2011 semester II tahun pelajaran
2010/2011.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek.
Populasi yang kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1Adapun
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
yang berjumlah 290 terbagi menjadi 7 kelas (dari A-G).
Tabel 2.1 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Per kelas
1 VIII A 42
2 VIII B 41
3 VIII C 42
4 VIII D 41
5 VIII E 42
6 VIII F 40
7 VIII G 42
Jumlah Keseluruhan
Populasi Penelitian
290
Sumber: guru bimbingan dan konseling kelas VIII di MTs Negeri Kendal
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti2.
Sedangkan menurut Prof. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian Pendidikan. Sampel adalah kelompok kecil
bagian dari target populasi yang mewakili populasi dan secara riil diteliti3.
1 Sugiyono, Metode, hlm. 11.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hlm. 131. 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 266.
36
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel
ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang
benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
probability sampling. Teknik pengambilan sampel ini memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proportionate stratified. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional4.
Tabel 2.2 Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Sampel Per
kelas
1 VIII A -
2 VIII B 2
3 VIII C -
4 VIII D -
5 VIII E 10
6 VIII F 2
7 VIII G 3
Jumlah Keseluruhan
Sampel Penelitian
17
Sumber: guru bimbingan dan konseling kelas VIII di MTs Negeri Kendal
Dari hasil sampel penelitian yang mendekati 16 siswa yaitu 6%
dari 290 = 17, 4
D. Variabel dan Indikator Penelitian
1. Variabel dan Indikator
Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:
4 Sugiyono, Metode , hlm. 120.
37
Variabel dan Indikator
a. Variabel independen yaitu variabel yang sering disebut sebagai
variabel stimulus, prediktor antecedent. Dalam SEM (Struktural
Equation Modeling /Pemodelan Persamaan Struktural, variabel
independennya disebut variabel eksogen.5
Tabel 1.1 Bimbingan dan Konseling
Variabel
Bebas Indikator
Bimbingan
Konseling
• Menemukan kepribadian diri sendiri
• Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
• Merencanakan masa depan diri sendiri
• Mengembangkan potensi diri
Mampu menyelesaikan masalah sendiri
b. Variabel dependen sering disebut variabel sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM
(Struktural Equation Modeling /Pemodelan Persamaan Struktural,
variabel dependen disebut sebagai variabel indogen.6
Tabel 1.2 Prestasi Belajar
Variabel
Terikat Indikator
Prestasi
Belajar
• Nilai Pelajaran Al-Qur’an Hadits
• Nilai Pelajaran Akidah Akhlak
• Nilai Pelajaran Fiqh
• Nilai Pelajaran SKI
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
5 Sugiyono, Metode, hlm. 61.
6 Sugiyono, Metode, hlm. 61.
38
Untuk memperoleh data yang diharapkan, peneliti menggunakan
metode, yaitu:
a. Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Selain itu, kuesioner juga cocok dapat digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau
internet.7
Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang layanan
bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta didik. Kemudian
hasilnya digunakan untuk deskripsi data.
Adapun kisi-kisi angket sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket
Variabel Indikator Item
Bimbingan
Konseling
2.1 Menemukan kepribadian diri sendiri
2.2 Menyesuaikan diri dengan
lingkungan
2.3 Merencanakan masa depan diri
sendiri
2.4 Mengembangkan potensi diri
2.5 Mampu menyelesaikan
masalah sendiri
1
2
3
4
5
Jumlah 5
7 Sugiyono, Metode, hlm. 199.
39
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, filem dokumenter,
data yang relevan penelitian8.
Metode ini terutama digunakan untuk menghimpun data
mengenai prestasi belajar siswa, juga mengenai sejarah berdirinya,
struktur organisasi serta keadaan siswa dan karyawan.
Metode dokumentasi ditempuh untuk mengumpulkan data. Data
tersebut berupa nama-nama peserta didik yang bermasalah di kelas VIII
semester II di MTs Negeri Kendal.
2. Instrumen Penelitian
Untuk keperluan pengukuran variabel bebas bimbingan dan
konseling digunakan instrumen penelitian yaitu bimbingan dan konseling.
Kemudian untuk keperluan pengukuran variabel terikat prestasi belajar
digunakan instrumen penelitian yaitu prestasi belajar. Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data tentang bimbingan dan konseling dan prestasi
belajar peserta didik. Dari kuesioner inilah yang kemudian akan diketahui
layanan bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta didik yang
baik dan kurang baik.
Kuesioner yang digunakan berbentuk skala Likert yang bersifat
langsung dan tertutup. Cara pemberian skor untuk masing-masing butir
pertanyaan sebagai berikut:
No. Alternatif Jawaban Pemberian Skor
1 sangat setuju (SS) 5
2 setuju (S) 4
3 netral (N) 3
8 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 58.
40
4 tidak setuju (TS) 2
5 sangat tidak setuju (STS) 1
Layanan bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta
didik dapat diketahui dengan nilai rata-rata perhitungan skoring.
a. Prosedur Pengembangan Instrumen
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen
pokok penelitian, maka kuesioner ini merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan penelitian. Untuk itu langkah dan tahap
penyusunan kuesioner haruslah melalui prosedur dan standar agar
perangkat penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur
pengembangan kuesioner dilakukan sebagai berikut:
1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, sub
variabel, dan indikator.
2) Penulisan item kuesioner dan penyusunan skala.
3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman
pengerjaan dan lain-lain yang diperlukan.
4) Uji coba.
5) Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban dan
peninjauan saran-saran.
b. Uji Instrumen
Pada kuesioner bimbingan dan konseling dan prestasi belajar
dilakukan uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas.
1) Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.9
Validitas empiris dapat diketahui dengan uji coba perangkat tes.
Nilai hasil uji coba tes dianalisis dengan menggunakan korelasi
product moment, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 168.
41
Keterangan:
= koefisien korelasi tiap item
= banyaknya subyek uji coba
∑X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total
∑ = jumlah kuadrat skor item
∑ = jumlah kuadrat skor total
∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total
Setelah diperoleh nilai rxy, selanjutnya dibandingkan dengan
hasil r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5%.
Butir soal dikatakan valid jika .10
2) Reliabilitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut
dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada waktu lain, maka
hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Analisis reliabilitas tes
pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Alpha
sebagai berikut.11
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), edisi revisi, hlm. 72. 11
Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 196.
42
Keterangan:
= reliabilitas instrument
= jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total
= bayak item soal
Rumus varians item soal yaitu:
Keterangan:
N = banyaknya responden
Rumus varians total:
Dengan:
∑Y = jumlah skor item
∑ = jumlah kuadrat skor item
Dan = banyaknya responden
Nilai yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r
product moment pada table dengan taraf signifikan 5%. Jika
maka item tes yang diujicobakan reliable.
F. Teknik Analisis Data
a. Pengujian Hipotesis
1) Uji Linieritas Regresi
Langkah-langkah uji linieritas regresi:
1) Hitung jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus:
43
=
2) Hitung jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus:
3) Hitung jumlah kuadrat residu ( ) dengan rumus:
4) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( ) dengan
rumus: =
5) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( ) dengan
rumus: =
6) Hitung rata-rata jumlah kuadrat residu ( ) dengan rumus:
7) Hitung jumlah kuadrat error ( ) dengan rumus:
8) Hitung jumlah kuadrat tuna cocok ( ) dengan rumus:
9) Hitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok ( ) dengan
rumus:
10) Hitung rata-rata jumlah kuadrat error ( ).
11) Mencari nilai .
12) Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau criteria uji
linier, jika , maka terima berarti linier.
13) Carilah nilai menggunakan tabel F.
44
14) Bandingkan nilai dengan nilai tabel F, kemudian
simpulkan: jika , maka terima berarti
linier.12
2) Uji Regresi
Uji regresi dilakukan untuk menentukan ada tidaknya
pengaruh antara variabel tingkat modalitas dengan prestasi belajar.
Persamaan regresi linearnya , dimana:
Keterangan:
: prestasi belajar
: bimbingan dan konseling
: koefisien arah regresi linear.
12
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 200.
50
BAB IV
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTs. NEGERI KENDAL
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian maka pada bab IV ini
akan disajikan deskripsi data, pengolahan data dan keputusan-keputusan uji
hasil penelitian.
Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab III, pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan angket. Data dari penelitian tentang
Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di
MTs Negeri Kendal yang diperoleh dari angket yang telah di berikan kepada
responden sebanyak 17 peserta didik (lihat di lampiran 1) dari total peserta
didik kelas VIII 290. Maka secara rinci data hasil penelitian dapat disajikan
sebagai berikut.
1. Instrumen (angket) dan Analisis Butir Soal Instrumen
Sebelum angket disebarkan kepada para responden (peserta didik)
untuk memperoleh data penelitian, maka ada beberapa langkah yang harus
peneliti lakukan untuk dapat menciptakan instrumen yang baik. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. mengadakan pembatasan materi penelitian
Materi yang diujikan pada penelitian ini hanya terfokus pada
bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta
didik.
b. Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel di lampiran 2.
c. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen disebarkan kepada responden, terlebih
dahulu dilakukan uji coba instrumen. Uji coba ini dilakukan untuk
mengetahui apakah butir soal pada angket tersebut sudah memenuhi
kualitas instrumen yang baik atau belum. Adapun alat yang digunakan
51
dalam pengujian analisis uji coba instrumen meliputi uji validitas dan
uji reliabilitas.
1) Uji Validitas
Data uji validitas ini disebarkan kepada 17 peserta didik.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir
angket tersebut. Data uji validitas dapat dilihat pada lampiran 3.
Butir angket yang tidak valid akan di drop (dibuang) dan
tidak digunakan. Sedangkan butir angket yang valid digunakan
sebagai alat untuk memperolah data.
Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( hitungr )
dikonsultasikan dengan harga kritik r product momen, dengan taraf
signifikan 5 %. Bila harga tabelhitung rr > maka butir soal tersebut
dikatakan valid. Sebaliknya bila harga tabelhitung rr < maka butir soal
tersebut dikatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas butir soal pada
lampiran 4 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4. 1
Analisis Perhitungan Validitas Butir Layanan Bimbingan dan
Konseling
No Soal
Validitas
Keterangan hitungr tabelr
1 0,99654 0,482 Valid
2 0,698962 Valid
3 0,885813 Valid
4 0,484429 Valid
5 0,615917 Valid
52
2) Analisis Reliabilitas
Setelah uji validitas selesai dilakukan, selanjutnya adalah
uji reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan
untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten
untuk diujikan kapan saja instrumen tersebut disajikan.
Harga 11r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga tabelr
product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan
reliabilitas jika harga 11r > tabelr .
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 5, koefisien
reliabilitas butir soal untuk bimbingan dan konseling diperoleh r11
= 0, 67023, sedang tabelr product moment dengan taraf signifikan 5
% dan n = 17 diperoleh tabelr = 0,482. Karena 11r > tabelr artinya
koefisien reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian
yang tinggi (reliabel).
2. Data Hasil Penelitian
Data penelitian ini diperoleh dari angket yang disebarkan pada 17
peserta didik di MTs Negeri Kendal dapat dilihat pada lampiran 6.
53
Tabel 4. 2
Ringkasan Hasil Penelitian Tentang Pengaruh Layanan Bimbingan
dan Konseling (X) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta
Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Y)
Perhitungan Antara X dan Y
No Responden X Y X² Y² XY
1 14 61,25 196 3751,5625 857,5
2 11 61,75 121 3813,0625 679,25
3 11 63 121 3969 693
4 18 63,75 324 4064,0625 1147,5
5 18 64,75 324 4192,5625 1165,5
6 16 63,5 256 4032,25 1016
7 13 61,75 169 3813,0625 802,75
8 15 62 225 3844 930
9 20 63,5 400 4032,25 1270
10 15 64,25 225 4128,0625 963,75
11 18 63,5 324 4032,25 1143
12 19 65,5 361 4290,25 1244,5
13 14 62,5 196 3906,25 875
14 16 62,75 256 3937,5625 1004
15 14 62,25 196 3875,0625 871,5
16 20 62,75 400 3937,5625 1255
17 19 62,25 361 3875,0625 1182,75
Jumlah 271 1071 4455 67493,875 17101
B. Pengujian Hipotesis
Analisis diatas digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya
hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun hipotesis yang diajukan oleh
peneliti adalah “terdapat pengaruh yang signifikan dari layanan bimbingan
dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik”.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut digunakan rumus regresi satu
prediktor dengan skor deviasi yang diperoleh dari data tersebut diatas.
Adapun langkah pokok dalam regresi satu prediktor dengan skor deviasi ini
adalah:
54
1. Mencari hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium(Y).
Korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y dapat dicari
melalui teknik korelasi product moment pearson, dengan rumus:
��� � ∑ ����∑ �2 �∑ �2
Untuk menyelesaikan perhitungan dengan rumus tersebut maka
di perlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. ∑ �� � ∑ � � �∑ ��∑ ���
∑ �� � 17101 � �������������
∑ �� � 17101 � ��������
∑ �� � 17101 � 17073 ∑ �� � 28
2. ∑ �2 � ∑ 2 � �∑ 2��
∑ �2 � 4455 � �����!��
∑ �2 � 4455 � �"�����
∑ �2 � 4455 � 4320,0588 ∑ �2 � 134,9412
3. ∑ �2 � ∑ �2 � �∑ ��2�
∑ �2 � 67493,875 � ������!��
∑ �2 � 67493,875 � ���������
∑ �2 � 67493,875 � 67473 ∑ �2 � 20,875
55
Dari perhitungan diatas, kemudian dimasukkan kedalam rumus
korelasi product moment pearson sebagai berikut:
�&' � ∑ &'(�∑ &!� �∑ '!�
�&' � �)(��"�,��������,)�*�
�&' � �)√�)�,,)��**
�&' � �)*",���**
�&' � 0,52755
Berdasarkan uji hubungan antara variabel layanan bimbingan dan
konseling dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik diperoleh
indeks korelasi r = 0,52755
2. Menguji apakah hubungan itu signifikan atau tidak
Setelah diadakan uji korelasi dengan korelasi product moment,
maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan �-./01 pada taraf signifikansi 5% dan 1% dengan asumsi sebagai berikut:
a. Jika ��� 2 �-./01 �0,05 3.4 0,01� berarti signifikan artinya hipotesis diterima
b. Jika ��� 5 �-./01 �0,05 3.4 0,01� berarti tidak signifikan artinya hipotesis ditolak.
Dari hasil uji korelasi product momen di ketahui bahwa ��� �0,52755 berarti signifikan artinya hipotesis di terima, karena
����0,52755� 2 �-./01 �0,482� pada taraf signifikan5%.
56
3. Mencari persamaan regresi
Untuk kita dapat mencari persamaan regresi ini menggunakan
rumus: Ŷ � a 8 bX dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. / � ;.∑ <=> ∑ <.∑ =
;.∑ <!> �∑ <�!
/ � �� �������>����������������**�> �����!
/ � ������>�������*�"*>�"���
/ � ��,����
/ � 0,20749
2. . � ∑ =>?.∑ <;
. � ����>�,������������
. � ���� – *,,�������
. � ����,�������
. � 59,69236 Setelah diketahui . 3.4 / maka kemudian dilanjutkan
dengan masuk pada rumus persamaan regresi:
Ŷ � a 8 bX Ŷ � 59,69236 8 0,20749 X
4. Analisis varian garis regresi
Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara kriterium
dengan prediktor dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor skor
deviasi.
Ŷ � a 8 bX Ŷ � 59,69236 8 0,20749 X
57
Selanjutnya dimasukkan kedalam rumus A�0B � CD�0BED�0B
yang
dihasilkan dari rumus-rumus sebagai berikut:
1. EDC0BF.G � �∑ ��24
EDC0BF.G � ������!��
EDC0BF.G � ���������
EDC0BF.G � 67473 2. EDC0B F/ .⁄ G � /. I∑ � � �∑ �.�∑ ��
4 J EDC0B F/ .⁄ G � 0,20749 K17101 � �����������
�� L ED0B F/ .⁄ G � 0,20749 K17101 � ������
�� L EDC0B F/ .⁄ G � 0,20749 I17101 � 17073J EDC0B F/ .⁄ G � 0,20749 X 28 EDC0B F/ .⁄ G � 5,80972
3. EDC0M � ∑ �2 � EDC0B F/ .⁄ G � EDC0BF.G
EDC0M � 67493,875 � 5,80972 � 67473 EDC0M � 15,0653
4. CEDC0BF.G � EDC0BF.G
CEDC0BF.G � 67473 5. CED�0B F/ .⁄ G � ED〱C0B F/ .⁄ G
CEDC0B F/ .⁄ G � 5,80972 6. CEDC0M � ED�0M
4�2
CEDC0M � 15,065317�2
CEDC0M � 15,065315
CEDC0M � 1,0043533 7. ANO-P4B � CEDC0B�/ ⁄�
CEDC0M
ANO-P4B � 5,809721,0043533
ANO-P4B � 5,78453
58
8. A-./01 � AI�1�.��3Q C0B �//.��,�3Q C0M�J A-./01 � AI�1�0,05��1,268�J A-./01 � AI�0,95��1,268�J Cara mencari A-./01 : angka 1 untuk pembilang
Angka 15 untuk penyebut
A-./01 � 4,45 9. Kemudian dimasukkan pada kaidah pengujian signifikansi, yaitu Jika
ANO-P4B S ATU?VW maka artinya signifikan dan Jika ANO-P4B X A-./015 maka artinya signifikan, dengan taraf 5%. Ternyata ANO-P4B � 5,78453 S A-./01 � 4,45. Maka artinya signifikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari uji hipotesis diatas menunjukkan adanya pengaruh positif antara
layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar
peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs
Negeri Kendal.
Semakin baik pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap
peningkatan prestasi belajar peserta didik, maka akan harmonis hubungan
antara pembimbing dan peserta didik. Berdasarkan uji hubungan antara
variabel layanan bimbingan dan konseling dengan peningkatan prestasi
belajar peserta didik diperoleh indeks korelasi r = 0,52755
Seperti yang telah diterangkan dalam bab II bahwasanya sebuah
layanan bimbingan dan konseling berpengaruh terhadap peningkatan prestasi
belajar peserta didik yang bermasalah. Kemudian dengan adanya layanan
bimbingan dan konseling secara maksimal, dapat membantu memotivasi
peserta didik untuk belajar dengan giat dan rajin. Sehingga layanan
bimbingan dan konseling ini akan berpengaruh besar terhadap peningkatan
prestasi belajar peserta didikyang bermasalah.
59
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dapat dikatakan jauh dari sempurna, karena dalam
penelitian ini penulis memiliki keterbatasan.
Diantaranya keterbatasan itu adalah :
1. Keterbatasan pada Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis lakukan terbatas pada satu
tempat, yaitu MTs Negeri Kendal. Apabila ada hasil penelitian di tempat
lain yang berbeda, akan tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang
dari hasil penelitian yang dilakukan penulis.
2. Keterbatasan pada Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi. Waktu yang
singkat ini termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit
ruang gerak penelitian. Sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil
penelitian yang dilakukan penulis.
3. Keterbatasan dalam Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang layanan
bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta
didik.
Dari berbagai keterbatasan yang penulis paparkan di atas maka dapat
dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang penulis lakukan.
Meskipun banyak hambatan dan keterbatasan yang dalam melakukan
penelitian ini, penulis bersyukur penelitian ini dapat terselesaikan dengan
lancar.
60
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil dari uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh positif antara
layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta
didik yang bermasalah mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs
Negeri Kendal. Semakin baik pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, maka akan harmonis
hubungan antara pembimbing dan peserta didik.
Berdasarkan penelitian skripsi yang telah dilakukan dengan judul
pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar
peserta didik yang bermasalah mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII
di MTs Negeri Kendal dapat ditarik kesimpulan melalui uji hubungan antara variabel
layanan bimbingan dan koseling dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang
bermasalah diperoleh indeks korelasi r = 0,52755. Berarti signifikan artinya hipotesis
di terima, karena pada taraf signifikan 5%. Artinya
52% bahwa ada pengaruh positif dari layanan bimbingan dan konseling terhadap
peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah. Hasil temuan tersebut dapat
memberikan acuan bagi MTs. Negeri Kendal dalam memperbaiki layanan bimbingan dan
konseling.
B. Saran
Penerapan layanan bimbingan dan konseling adalah salah satu faktor
yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, selain itu faktor lain
yang berpengaruh adalah faktor keluarga dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil penelitan, ada beberapa saran yang ingin peneliti
sampaikan untuk perbaikan layanan bimbingan dan konseling dikemudian
hari:
61
1. Kepada kepala MTs untuk memberikan pembinaan dan mengawasi kinerja
guru pembimbing agar melaksanakan tugas sesuai program yang telah
ditentukan.
2. Kepada guru pembimbing agar memotivasi peserta didik untuk belajar
dengan giat dan rajin.
3. Kepada peserta didik diharapkan dapat memanfaatkan layanan bimbingan
dan konseling yang diberikan oleh guru pembimbing di sekolah.
9
DAFTAR PUSTAKA
‘Abdul Kari mar-Rifa’I, Usamah, At-Tafsirul Wajiz li Kitabillahil ‘Aziz, Jakarta:
Gema Insani, 2008
Adib Al Arif, Ahmad, Akidah Akhlak, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006
Arikunto, Suharsimi , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007
Arya Wardana, Wisnu, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka
Educa, 2010
Ketut Sukardi, Dewa dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan
Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, Bandung: Alfabeta, 2010
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010
Sudjana, Metode Penelitian, Bandung: Tarsito, 2002
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010
Suparta, Munzier, Ilmu Hadits, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010
Syarufuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Prenada Media, 2003
Syukur. NC., Fatah, Sejarah Peradapan Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2002
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Rajawali
Pers, 2009
10
Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,
Jogjakarta: IRCiSoD, 2010
http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html, 2011-
01-12, 3:53 PM
http://ponpesariwani.blogspot.com/2010/05/tafsir-surat-at-taubah-ayat-122.html,
011-03-23, 19:38 PM
HTTP://RENILIGHTOFEYES.ABATASA.COM/POST/DETAIL/1172/HADITS-HARI-INI-
%EF%BF%BD%E2%82%AC-PENCIPTAAN-MANUSIA, 2011-03-23, 19-14 PM
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Ida Maslikah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 08 Desember 1989
3. NIM : 073311030
4. Alamat Asal : Sukolilan RT 03 RW 01 Kec. Patebon Kab. Kendal
5. Pendidikan Formal :
a. SD Negeri 1 Sukolilan Lulus tahun 2001
b. SMP Negeri 1 Patebon Lulus Tahun 2004
c. SMA PGRI 01 Kendal Lulus Tahun 2007
d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Jurusan Kependidikan
Islam angkatan 2007
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 16 Juni 2011
Penulis
Ida Maslikah
073311030
Lampiran 1
Daftar Nama Responden
No NAMA PESERTA DIDIK
1 Abdul Kholiq
2 Safa’atul Amar
3 Nona Siranggi
4 Rizky Ariyono
5 Shoydul Bahri
6 Alvin Nur R.
7 Lutfatun Puji Astuti
8 M. Alimuddin
9 M. Arrijal Ma’mun
10 M. Nadhif
11 Mujiburrokhman
12 Putri Nelawati
13 Ruli Setiyobudi
14 Siti Maemunah
15 Wahyu Tri Arif Budiyanto
16 Ovilia Jayanti
17 Padma Dewi
Lampiran 2
Kisi-Kisi Instrumen
No. Variabel Indikator Item
1
Bimbingan
Konseling
2.1 Menemukan kepribadian diri sendiri
2.2 Menyesuaikan diri dengan lingkungan
2.3 Merencanakan masa depan diri sendiri
2.4 Mengembangkan potensi diri
2.5 Mampu menyelesaikan masalah
sendiri
1
2
3
4
5
Jumlah 5
Lampiran 3
Data Uji Dari Variabel Layanan Bimbingan dan Konseling
Item soal
No Nama 1 2 3 4 5 Total Skor
1 U-01 3 3 2 3 3 14
2 U-02 2 3 2 2 2 11
3 U-03 2 3 2 2 2 11
4 U-04 4 4 4 4 2 18
5 U-05 4 4 4 3 3 18
6 U-06 2 4 4 4 2 16
7 U-07 2 1 4 4 2 13
8 U-08 4 3 2 4 2 15
9 U-09 4 4 4 4 4 20
10 U-10 1 4 4 3 3 15
11 U-11 4 4 4 4 2 18
12 U-12 4 4 4 3 4 19
13 U-13 3 3 2 3 3 14
14 U-14 3 2 4 4 3 16
15 U-15 2 3 2 4 3 14
16 U-16 4 4 4 4 4 20
17 U-17 4 4 3 4 4 19
Jumlah 52 57 55 59 48 271
Lampiran 4
Perhitungan Uji Validitas
��� � ��∑ �� �∑ ��∑ � ��.∑ �� �∑ �����.∑ �� �∑ ���
Berikut ini adalah penghitungan validitas butir soal no.1, dan untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama. Jika xyr > tabelr maka butir soal valid.
Pengujian Validitas Item Layanan Bimbingan dan Konseling
NO KODE
BUTIR SOAL NOMOR 1
X X2 Y Y
2 XY
1 U-01 3 9
14 196 42
2 U-02 2 4
11 121 22
3 U-03 2 4
11 121 22
4 U-04 4 16
18 324 72
5 U-05 4 16
18 324 72
6 U-06 2 4
16 256 32
7 U-07 2 4
13 169 26
8 U-08 4 16
15 225 60
9 U-09 4 16
20 400 100
10 U-10 1 1
15 225 15
11 U-11 4 16
18 324 72
12 U-12 4 16
19 361 76
13 U-13 3 9
14 196 42
14 U-14 3 9
16 256 48
15 U-15 2 4
14 196 28
16 U-16 4 16
20 400 100
17 U-17 4 16
19 361 76
JUMLAH 52 176 271 4455 905
Val
idit
as
R 0,99645
r_tabel
dengan taraf signifikansi 5% dan N=17 diperoleh
r_tabel=0.482
Kriteria Valid
Dari data tersebut diatas, maka kemudian dimasukan kedalam rumus diatas:
��� � �������� ��������� ��������� ����������������������
��� � ������������������������������������
��� � ����������������
��� � ����√������
��� � �������,�����
��� � �, �����
Pada tabel harga kritik dari r product moment dengan α = 5% dan 17, diperoleh
!"#$% � 0,482, karena tabelxy rr > , maka soal nomor 1 Valid
Lampiran 5
Perhitungan Uji Reliabilitas
** � + ,,�1. +1 � ∑ /0
/! .
Item soal
No Nama 1 2 3 4 5
Total
Skor
Total
Skor
Kuadrat
1 U-01 3 3 2 3 3 14 196
2 U-02 2 3 2 2 2 11 121
3 U-03 2 3 2 2 2 11 121
4 U-04 4 4 4 4 2 18 324
5 U-05 4 4 4 3 3 18 324
6 U-06 2 4 4 4 2 16 256
7 U-07 2 1 4 4 2 13 169
8 U-08 4 3 2 4 2 15 225
9 U-09 4 4 4 4 4 20 400
10 U-10 1 4 4 3 3 15 225
11 U-11 4 4 4 4 2 18 324
12 U-12 4 4 4 3 4 19 361
13 U-13 3 3 2 3 3 14 196
14 U-14 3 2 4 4 3 16 256
15 U-15 2 3 2 4 3 14 196
16 U-16 4 4 4 4 4 20 400
17 U-17 4 4 3 4 4 19 361
Jumlah 52 57 55 59 48 271 4455
Jumlah Kuadrat Skor Item
No 1 2 3 4 5
1 9 9 4 9 9
2 4 9 4 4 4
3 4 9 4 4 4
4 16 16 16 16 4
5 16 16 16 9 9
6 4 16 16 16 4
7 4 1 16 16 4
8 16 9 4 16 4
9 16 16 16 16 16
10 1 16 16 9 9
11 16 16 16 16 4
12 16 16 16 9 16
13 9 9 4 9 9
14 9 4 16 16 9
15 4 9 4 16 9
16 16 16 16 16 16
17 16 16 9 16 16
JUMLAH 176 203 193 213 146
Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
/01 � ∑ 102� �∑ 10 �22
2
/01 � *345 �67�789
*3
/0 1 � *345*:;,<:==>*3
/01 � *4,;?**=*3
/0 1 � 0,99654
Perhitungan seperti pada langkah, dilakukan untuk memperoleh /0 1, /0 2, dan seterusnya
sampai pada item yang terakhir.
Langkah 2 : menjumlah varians semua item dengan rumus:
∑ /0 � /1 @ /2 … … . /B ∑ /0 � CD* @ CD> @ CDE @ CD? @ CD: @ CD4 + si7 + si8
∑ /0 � 0,99654 @ 0,69896 @ 0,88581 @ 0,48442 @ 0,61591 ∑ /0 � 3,68164 Langkah 3 : menghitung varians total dengan rumus:
/! � ∑ 1!2� �∑ 1!�22
2
/! � 4455� �271�217
17
/! � 4455� 7344117
17
/! � 134,941217
/! � 7,93771 Kemudian dimasukkan pada rumus: ** � + ,
,�1. +1 � ∑ /0/! . .
** � + ,,�1. +1 � ∑ /0
/! .
** � + ::5*. +1 � E,4=*4?
3,;E33*.
** � +:?. �1 � 0,46381�
** � �1,25��0,53619�
** � 0,67023
** � 0,67023 jika dibandingkan dengan KLMNO (N-1)= 17-1=16. Pada taraf signifikansi
5% maka diperoleh KLMNO � 0,497. PDKQRS T KLMNO maka hasilnya reliabel.
Perhitungan yang demikian ini digunakan juga untuk menghitung reliabilitas pada
variabel peningkatan prestasi belajar.
Lampiran 6
Hasil Data Penelitian Dari Penyebaran Angket
Data Dari Variabel Layanan Bimbingan dan Konseling
Item soal
No Nama 1 2 3 4 5 Total Skor
1 U-01 3 3 2 3 3 14
2 U-02 2 3 2 2 2 11
3 U-03 2 3 2 2 2 11
4 U-04 4 4 4 4 2 18
5 U-05 4 4 4 3 3 18
6 U-06 2 4 4 4 2 16
7 U-07 2 1 4 4 2 13
8 U-08 4 3 2 4 2 15
9 U-09 4 4 4 4 4 20
10 U-10 1 4 4 3 3 15
11 U-11 4 4 4 4 2 18
12 U-12 4 4 4 3 4 19
13 U-13 3 3 2 3 3 14
14 U-14 3 2 4 4 3 16
15 U-15 2 3 2 4 3 14
16 U-16 4 4 4 4 4 20
17 U-17 4 4 3 4 4 19
Jumlah 52 57 55 59 48 271