PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN …lib.unnes.ac.id/23488/1/6301411039.pdflatihan push up tangan...
Transcript of PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN …lib.unnes.ac.id/23488/1/6301411039.pdflatihan push up tangan...
PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU
BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN
TERHADAP PASSING ATAS
(Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kepelatiahan Olahraga
pada Universitas Negeri Semarang
OLEH
NUR ULIN ANWAR
6301411039
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
ABSTRAK
Nur Ulin Anwar. 2015. Pengaruh Latihan Push Up Tangan Menumpu Bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015). Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dr.H. NASUKA, M.Kes.; Pembimbing II : TRI AJI, S.Pd, M.Pd. Kata kunci : passing atas, push up tangan menumpu bangku, push up kaki ditinggikan
Passing atas adalah salah satu teknik dasar yang sangat dibutuhkan dalam permainan bolavoli oleh seorang atlet. Kurangnya penguasaan passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang yang akan diberi metode latihan kekuatan berupa push up yang bertujuan untuk melatih otot lengan agar dapat melakukan passing atas dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2015.
Penelitian Eksperimen dengan desain penelitian berpola M-S (Macthed by Subject Desain). Populasi berjumlah 50 orang. Untuk sampel berjumlah 20 orang dengan metode pusposive sampling dalam penarikan sampelnya. Untuk analisis data menggunakan rumus t-test yang dikutip dari buku Sutrisno Hadi (2000 : 282).
Hasil penelitian: a.) Hasil analisis data tes awal dan tes akhir passing atas pada kelompok eksperimen I (push up tangan menumpu bangku) diperoleh nilai t hitung = 5,019 > t tabel = 2,262. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku. b.) Hasil analisis data tes awal dan tes akhir passing atas pada kelompok eksperimen II (push up kaki ditinggikan) diperoleh nilai t hitung = 6,679 > t tabel = 2,262. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan. c.) Hasil analisis data tes akhir kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh nilai t hitung = 0,198 < 2,262. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara metode latihan yang diberikan pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. d.) Presentase kenaikan antara kelompok eksperimen I < kelompok eksperimen II atau 16,38 % < 18,26 %. Maka latihan push up kaki ditinggikan lebih baik dari pada latihan push up tangan menumpu bangku.
Simpulan hasil penelitian : Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Saran : semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pelatih bolavoli, khususnya pelatih diklub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang, supaya dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam pembuatan program latihan, serta dapat bermanfat bagi peneliti lain khususnya peneliti dibidang olahraga.
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: “Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan
ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagian diakhirat haruslah
dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan
keduanya maka haruslah dengan ilmu.” (HR. ibn Asakir)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tuaku Bapak Munawar dan Ibu
Asmanah
Adik-adikku Arif Taufiqqurrohman dan
Dimas Faiz Lutfi
Teman-teman seangkatan PKLO FIK
UNNES Tahun 2011
Bapak Ibu Guru SD N Waru
Teman-teman PPL MAIGA, KKN Kaligawe,
serta Perdana Jaya FC.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penelitian tentang : “Pengaruh Latihan Push Up tangan menumpu bangku dan
Push Up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra
IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)”.
Penelitian ini dapat dilaksanakan berkat bantuan dari berbagai pihak :
1. Rektor UNNES yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada peneliti
untuk melakukan kegiatan penelitian.
2. Dekan FIK UNNES yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan
penelitian.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
4. Dr. H. Nasuka, M. Kes sebagai pembimbing I dan Tri Aji, S.Pd, M.Pd.
sebagai pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak / Ibu dosen dan karyawan FIK UNNES yang telah membantu dan
telah memberi dorongan.
6. Atlet putra klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yang telah bersedia
menjadi sampel dalam penelitian ini.
7. Jajaran pelatih klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yang telah
membantu dan memberikan ijin dalam penelitian ini.
8. Teman – teman kuliah terutama teman di jurusan PKLO angkatan 2011
yang telah membantu secara sukarela dalam pelaksanaan penelitian
9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah
membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
viii
Atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan, dengan ini peneliti
menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya.
Mudah – mudahan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan ini dapat
bermanfaat. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat mengunggah peneliti lain
untuk melakukan kegiatan seperti ini pada masa – masa mendatang, sehingga
kegiatan penelitian akan lebih bermakna dalam memberikan sumbangan yang
nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL .......................................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... ii PERNYATAAN ............................................................................................. iii PERSETUJUAN ........................................................................................... iv PENGESAHAN ............................................................................................. v MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................... 6 1.3 Pembatasan Masalah ............................................................ 7 1.4 Rumusan Masalah ................................................................. 7 1.5 Tujuan Penelitian ................................................................... 8 1.6 Manfaat Penelitian ................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori ...................................................................... 10 2.1.1 Permainan Bolavoli ................................................................ 10 2.1.2 Teknik Dasar Permainan Bolavoli .......................................... 11 2.1.2.1 Servis ..................................................................................... 12 2.1.2.2 Passing .................................................................................. 12 2.1.2.3 Umpan (Set-Up) ..................................................................... 13 2.1.2.4 Smash ................................................................................... 13 2.1.2.5 Block ...................................................................................... 13 2.1.3 Teknik Dasar Passing ............................................................ 14 2.1.4 Passing Atas .......................................................................... 14 2.1.4.1 Passing Atas Bola Rendah .................................................... 18 2.1.4.2 Passing Atas dengan Bola Di samping Badan ....................... 19 2.1.4.3 Passing Atas dengan Bergeser Mundur ................................. 19 2.1.4.4 Passing Atas dengan Melompat ............................................. 20 2.1.4.5 Passing Atas ke Belakang ..................................................... 20 2.1.5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Passing Atas .......................................................................... 21 2.1.6 Peningkatan Kondisi Fisik ...................................................... 21 2.1.7 Latihan Penguatan Otot Lengan ............................................ 23 2.1.7.1 Komponen – Komponen Latihan ............................................ 23 2.1.7.2 Latihan Push Up .................................................................... 24 2.1.8 Otot Bahu ............................................................................... 27 2.1.9 Otot Lengan Atas ................................................................... 27 2.1.10 Otot Lengan Bawah ............................................................... 29 2.1.11 Otot – Otot yang Bekerja Saat Melakukan Passing Atas ........ 31 2.1.12 Otot – Otot yang Bekerja Saat Melakukan Push Up ............... 32
x
2.1.13 Kesinambungan Otot Saat Passing Atas dan Push Up .......... 33 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................. 33 2.3 Hipotesis ................................................................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................... 37 3.2 Variabel Penelitian ................................................................. 37 3.2.1 Variabel Bebas....................................................................... 38 3.2.2 Variabel Terikat ...................................................................... 38 3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel .................. 38 3.3.1 Populasi ................................................................................. 38 3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 38 3.4 Prosedur Penelitian ................................................................ 39 3.5 Instrumen Penelitian .............................................................. 40 3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ......................... 43 3.6.1 Faktor Kehadiran Sampel Penelitian ...................................... 43 3.6.2 Faktor Kesungguhan .............................................................. 43 3.6.3 Faktor Kemampuan .............................................................. 43 3.6.4 Faktor Kesehatan ................................................................... 43 3.6.5 Faktor Tempat........................................................................ 44 3.6.6 Faktor Cuaca ......................................................................... 44 3.7 Teknik Analisis Data............................................................... 44 3.7.1 Uji Prasarat Analisis ............................................................... 44 3.7.1.1 Uji Normalitas......................................................................... 44 3.7.1.2 Uji Homogenitas ..................................................................... 46 3.7.2 Analisis Data dengan Uji Perbedaan (Uji t) ............................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 53 4.1.1 Deskripsi Data........................................................................ 53 4.1.2 Hasil Uji Persyarat Analisis .................................................... 53 4.1.2.1 Uji Normalitas......................................................................... 54 4.1.2.2 Uji Homogenitas ..................................................................... 54 4.1.3 Hasil Analisis Data ................................................................. 55 4.1.3.1 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada kelompok Eksperimen I (Push Up Tangan Menumpu Bangku) ................................................................. 55 4.1.3.2 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) ..... 56 4.1.3.3 Hasil Analisis Data Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ........... 56 4.1.3.4 Hasil Presentase Analisis data Pre-test dan Post-test pada kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ............ 57 4.1.4 Uji Hipotesis ........................................................................... 57 4.2 Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................... 59 4.2.1 Pembahasan Uji Hipotesis I ................................................... 59 4.2.2 Pembahasan Uji Hipotesis II .................................................. 60 4.2.3 Pembahasan Uji Hipotesis III ................................................ 60 4.2.4 Pembahasan Uji Hipotesis IV ................................................. 61 4.2.5 Faktor-faktor Penyebab Tidak Terujinya Hipotesis ................. 61
xi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ................................................................................ 63 5.2 Saran ..................................................................................... 64 5.2.1 Bagi Pelatih Klub Bolavoli IVOKAS ........................................ 64 5.2.2 Bagi Pembaca........................................................................ 64 5.2.3 Bagi Peneliti Lain ................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65 LAMPIRAN ................................................................................................... 67
xii
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Penilaian AAHPER Volleyball Setting Test .......................................... 42 2. Pengolahan Data Untuk Uji Normalitas ................................................ 45 3. Pengolahan Data ................................................................................. 47 4. Deskripsi Data Hasil Tes Passing Atas Bolavoli Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II .......................................... 53 5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data.................................................... 54 6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data ................................................ 55 7. Daftar Nama Atlet Putra Usia 15-18 Tahun Klub Bolavoli IVOKAS Yang Menjadi Sampel .......................................................................... 73 8. Hasil Pre-test Passing Atas .................................................................. 76 9. Rangking Hasil Pre-test Passing Atas ................................................. 77 10. Hasil Matching ..................................................................................... 78 11. Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II ..................... 79
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Posisi Lengan dan Jari saat Passing Atas ........................................... 16 2. Sikap Badan Saat Passing Atas........................................................... 17 3. Passing Atas Normal atau Bola Kedepan ............................................ 18 4. Passing Atas pada Bola Rendah .......................................................... 18 5. Passing Atas dengan Bola disamping Badan ....................................... 19 6. Passing Atas dengan Bergerak Mundur ............................................... 19 7. Passing Atas dengan Melompat ........................................................... 20 8. Passing Atas ke Belakang ................................................................... 20 9. Push Up Tangan Menumpu Bangku atau Meja .................................... 26 10. Push Up Kaki Ditinggikan ..................................................................... 27 11. Otot-otot Bahu Kanan dan Lengan Tampak Posterior ......................... 28 12. Otot-otot Bahu Kanan dan Lengan Atas Tampak Anterior .................... 29 13. Otot-otot Lengan Bawah Kanan Tampak Anterior ................................ 30 14. Otot-otot Lengan Bawah Kanan Tampak Posterior .............................. 31 15. AAHPER Volleyball Setting Test .......................................................... 41 16. Gambar Istrument Setting Test dalam Ukuran Meter ........................... 42 17. Tabel Penilaian AAHPER Volleyball Setting Test ................................ 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Usulan Topik Skripsi .......................................................................... 68 2. Usulan Dosen Pembimbing ............................................................... 69 3. Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing ............................. 70 4. Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 71 5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................ 72 6. Daftar Nama Atlet Putra Usia 15-18 Tahun Klub Bolavoli IVOKAS
Kabupaten Semarang Tahun 2015 yang menjadi Sampel ................ 73 7. Daftar Penilaian Pre-test .................................................................... 74 8. Daftar Hasil Pre-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS
Kabupaten Semarang Tahun 2015 .................................................... 76 9. Daftar Rangking Hasil Pre-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra
IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 ...................................... 77 10. Daftar Hasil Matching yang Digunakan Dalam Pembagian
Kelompok .......................................................................................... 78 11. Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Kelompok
Eksperimen II ..................................................................................... 79 12. Uji Prasarat Analisis Data Pre-test (Uji Normalitas) ............................ 80 13. Tabel Standar Normal Untuk z-Score Negatif .................................... 85 14. Tabel Standar Normal Untuk z-Score Positif ..................................... 86 15. Tabel Nilai Kritis Untuk Uji LILIEFORS .............................................. 87 16. Uji Homogenitas ................................................................................ 88 17. Nilai-nilai F pada Taraf Signifikansi 5 % ............................................. 91 18. Daftar Penilaian Post-test .................................................................. 92 19. Daftar Hasil Post-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS
Kabupaten Semarang Tahun 2015 .................................................... 94 20. Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksprimen II
Dari Hasil Perolehan Nilai Post-test ................................................... 95 21. Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas
Kelompok Eksperimen I (Push Up tangan Menumpu Bangku) ........... 96 22. Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas
Kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) ......................... 98 23. Analisis Data Hasil Tes Akhir Passing Atas Antara Kelompok
Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ....................................... 100 24. Tabel Nilai-nilai t ................................................................................ 102 25. Program Latihan Push Up Tangan Menumpu Bangku dan
Push Up Kaki Ditinggikan ................................................................. 103 26. Daftar Hadir Sampel .......................................................................... 104 27. Dokumentasi...................................................................................... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Olaharaga merupakan kebutuhan manusia yang merupakan unsur
pokok dan sangat berpengaruh dalam pembentukan jiwa (rohani) dan jasmani
(raga atau tubuh) yang kuat. Sehingga setiap manusia yang sering melakukan
kegiatan olahraga akan memiliki kesehatan rohani dan jasmani yang lebih baik
dibanding manusia yang jarang atau tidak pernah melakukan kegiatan olahraga.
Olahraga juga suatu aktifitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat,
keberadaannya sudah menjadi bagian dari kegiatan di masyarakat.
Sebagai contoh olahraga yang banyak digemari dimasyarakat adalah
cabang bolavoli. Permainan bolavoli sudah berkembang menjadi cabang
olahraga yang sangat digemari dan menurut para ahli saat ini bolavoli tercatat
sebagai olahraga yang menempati urutan kedua olahraga yang paling digemari
didunia. Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895
yang diberi nama Mintonette, yang kemudian diusulkan oleh Prof. H. T. Halsted
pada tahun 1896 dengan nama Volleyball.
Permainan bolavoli sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1928,
dibawa oleh guru – guru Belanda yang mengajar di H.B.S. dan H.M.S., tetapi
pada waktu itu permainan ini belum popular dimasyarakat. Setelah zaman
kemerdekaan, banyak bekas tentara angkatan perang Belanda yang bergabung
dengan tentara NKRI, mereka inilah yang turut mempopulerkan permainan
bolavoli di masyarakat. Di Indonesia terdapat organisasi kepengurusan bolavoli
2
yang semuanya berinduk pada P.B.V.S.I (Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia),
berdiri pada tanggal 22 januari 1955 di Jakarta.
Dalam permainan bolavoli untuk meningkatan kualitas permainan yang
bertujuan untuk memperoleh prestasi maksimal membutuhkan beberapa aspek
yang harus dicapai. Menurut M. Sajoto (1995:7) apabila seseorang ingin
mencapai prestasi optimal perlu dimilliki empat macam kelengkapan yang
meliputi: 1) pengembangan fisik, 2) pengembangan teknik, 3) pengembangan
mental, 4) kematangan juara.
Teknik sendiri merupakan salah satu dasar dari aspek untuk
memperoleh prestasi yang maksimal. Menurut M. Yunus (1992:68), teknik adalah
cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu
secara efisien dan efektif. Teknik bolavoli dapat diartikan sebagai cara
memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan
yang berlaku untuk mencapai tujuan yang optimal.
Menurut Nuril Ahmadi (2007:20), teknik - teknik dalam permainan
bolavoli terdiri atas servis, passing bawah, passing atas, block, dan smash.
Menurut M. Yunus (1992:79) passing adalah mengoperkan bola kepada teman
sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal
untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Passing atas adalah cara
pengambilan bola atau mengoper bola dari atas kepala dengan jari-jari tangan.
Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53), passing atas adalah dengan
menggunakan kedua tangan yang diangkat keatas lurus agak kedepan kepala,
jari – jari tangan agak dibuka lebar sehingga kedua jari tangan siap menerima
bola, setelah itu bola didorong keatas agak kedepan, dimana posisi bola yang
datang berasal dari arah atas.
3
Pada dasarnya permainan bolavoli adalah melewatkan bola kearah
lawan melalui atas net dan berusaha mematikan bola didaerah lawan. Tujuan
utama orang bermain bolavoli adalah untuk mencari kesenangan dalam mengisi
waktu luang. Bukan hanya itu saja, bermain bolavoli juga untuk meningkatkan
kesegaran jasmani dan kesehatan bahkan bercita – cita ingin menjadi pemain
bolavoli yang berprestasi tinggi.
Salah satu modal dasar untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam
suatu cabang olahraga adalah memiliki bibit yang berbakat yang sesuai dengan
tuntutan dan spesifikasi masing-masing cabang olahraga. Maka dari itu untuk
menjadi pemain bolavoli yang baik menurut M. Yunus (1992:11), harus
memenuhi syarat - syarat fisik berupa : a). kesehatan fisik yang baik, b). tidak
memiliki cacat fisik, c) Mempunyai postur tubuh yang baik, d) memiliki unsure
kondisi fisik yang baik (kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, power,
koordinasi, dan kelincahan).
Kekuatan merupakan salah satu syarat fisik yang berguna untuk
menjadikan seorang atlit bolavoli memiliki teknik yang bagus, seperti dapat
melakukan passing atas dengan mahir karena memiliki kekuatan otot lengan
yang kuat. Akan tetapi untuk memperoleh kekuatan yang bagus seorang atlit
haruslah melakukan latihan yang rutin sesuai dengan program yang telah dibuat
seorang pelatih.
Pengembangan kekuatan otot tergantung dari beberapa faktor, meliputi
tingkat perkembangan dan pengalaman si atlet, tipe kekuatan yang harus
dikembangkan serta sarana-prasana yang tersedia, (PASI, 1993:104). Latihan
menggunakan beban berat badan saja sebagai tahanan adalah suatu cara yang
baik untuk memulai latihan kekuatan, terutama bagi atlet – atlet yang masih
4
muda dan belum berpengalaman. Latihan – latihan menggunakan beban berat
badan sebagai tahanan dapat dilakukan dengan berbagai variasi latihan.
Seperti variasi latihan dengan melakukan push up. Menurut Taryono
(2008), push up adalah gerakan latihan mengangkat tubuh dari bawah ke arah
atas dengan menggunakan tubuh bagian lengan. Push up merupakan jenis
latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan. Menurut
Sadoso (1994:43), latihan push up adalah salah satu latihan untuk
mengembangkan otot-otot dada, bahu, dan lengan.
Menurut Sadoso (1994: 45), ada beberapa macam variasi push up yaitu:
1). push up dengan tangan menumpu pada bangku, 2). push up dengan lutut
menumpu pada lantai (wanita), 3). push up dengan kaki dan tangan menumpu
pada lantai (normal), 4). push up dengan kaki ditinggikan.
Latihan kekuatan berupa push up ini, merupakan jenis latihan yang
dibutuhkan seorang atlet, seperti halnya atlet di klub bolavoli IVOKAS Kabupaten
Semarang. Klub bolavoli IVOKAS merupakan salah satu klub terbaik di
Kabupaten Semarang . Klub ini berdiri sejak 20 Desember 2003 yang dirintis oleh
Bapak Kartono seorang guru olahraga yang berpengaruh di Kabupaten
Semarang, serta Bapak Alex yang menjabat sebagai ketua PBVSI Kabupaten
Semarang. Klub IVOKAS merekrut atlit - atlitnya dari kalangan pelajar, yang
terdiri dari pelajar sekolah maupun perguruan tingggi serta dari kalangan orang
yang tidak mampu untuk di bina dan dilatih pada klub ini agar menjadi atlit
bolavoli yang berprestasi dan membanggakan.
Untuk sekarang ini klub IVOKAS memiliki kurang lebih 50 atlet bolavoli
yang terdiri dari 30 orang atlet putra dan 20 orang atlet putri. Klub IVOKAS
didirikan benar – benar untuk mencetak atlit yang potensial kemudian akan
5
menghasilkan atlit - atlit berbakat dan berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan
peraihan prestasi yang dimiliki klub IVOKAS selama 12 tahun sejak didirikanya
diantaranya juara POPDA SMP se –Jawa Tengah, Juara 1 POPDA SMA tingkat
Jawa Tengah, Juara PORPROV Tahun 2013, 4 atlet binaan Klub IVOKAS masuk
sebagai atlit junior kejurnas yunior, serta masih banyak prestasi lainnya.
Dalam latihan yang dilakukan tim IVOKAS ini masih banyak yang kurang
menguasai teknik bolavoli, seperti passing atas yang cenderung didominasi atlet
putranya. Ini terjadi dikarenakan latihan passing yang dilakukan didominasi
dengan passing bawah. Memang passing bawah sangatlah penting untuk
melakukan reserve atau mengembalikan bola dari hasil smash maupun servis
dari lawan. Tetapi sebagai atlet yang potensial hendakya dapat menguasai
berbagai macam teknik dasar secara maksimal agar dapat bermain bolavoli
dengan baik serta dapat mencapai prestasi yang maksimal.
Hal ini dibuktikan pada saat latihan passing berpasangan banyak atlet
yang melakukan passing atas yang kurang sempurna berupa bola tidak sampai
pada teman, hasil passing atas masih melenceng dan banyak lainnya. Bukan
hanya itu saja, saat game berlangsung seorang atlet kurang bisa menguasai
passing atas yang ditandai dengan kurangnya ketepatan dan akurasi bola, saat
menerima bola sentuhan kedua untuk mengumpan pada spiker untuk
menyerang lawan ketika posisi seorang pengumpan atau tosser berada diposisi
sulit atau jauh dari bola.
Kesalahan tadi terjadi salah satunya dikarenakan kurangnya kekuatan
otot lengan yang dipunyai seorang atlet. Sementara itu untuk melatih kekuatan
otot lengan ada banyak metode latihannya, maka peneliti akan melakukan
eksperimen dengan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki
6
ditinggikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan passing atas atlet
putra di klub bolavoli IVOKAS.
Dalam melakukan kedua jenis latihan, berupa latihan kekuatan otot
lengan, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan passing atas. Dengan
memperhatikan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan
judul :
“Pengaruh Latihan Push up Tangan Menumpu Bangku dan Push up Kaki
Ditinggikan Terhadap Passing Atas” “(Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS
Kabupaten Semarang Tahun 2015)”.
Adapun alasan pemilihan judul tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1.1.1 Passing atas merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli
1.1.2 Peningkatan kemampuan passing atas untuk tujuan prestasi
1.1.3 Metode latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki
ditinggikan dapat meningkatkan kemampuan passing atas.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah melakukan Observasi oleh peneliti, ada beberapa masalah yang
terjadi di klub Bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yaitu:
1.2.1 Metode latihan passing atas pada klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten
Semarang belum menunjukkan hasil yang maksimal.
1.2.2 Kurangnya penguasaan teknik dasar passing atas yang telah diajarkan
oleh pelatih.
1.2.3 Belum diketahui latihan yang baik dan efektif antara push up tangan
menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil dari kemampuan
passing atas.
7
1.2.4 Kemampuan passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten
Semarang belum diketahui.
1.3 Pembatasan Masalah
Menindaklanjuti Identifikasi Masalah diatas, maka peneliti melakukan
pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu :
1.3.1 Peneliti lebih menekankan pada masalah metode latihan untuk passing
atas.
1.3.2 Peneliti hanya meneliti tentang passing atas.
1.3.3 Metode latihan untuk passing atas yang diberikan adalah push up tangan
menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1.4.1 Apakah ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap
passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun
2015 ?
1.4.2 Apakah ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing
atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ?
1.4.3 Apakah ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku
dan latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli
putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ?
1.4.4 Manakah yang lebih baik antara latihan push up tangan menumpu
bangku dan latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan
bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ?
8
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui :
1.5.1 Pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing
atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
1.5.2 Pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas
permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
1.5.3 Membedakan antara hasil latihan push up tangan menumpu bangku dan
latihan push up dengan kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan
bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
1.5.4 Manakah yang lebih baik antara latihan push up tangan menumpu
bangku dan latihan push up dengan kaki ditinggikan terhadap passing atas
permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mengaharapkan manfaat setelah penelitian
berupa :
1.6.1 Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa dalam bidang olahraga pada khususnya tentang metode latihan
passing atas bolavoli.
1.6.2 Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk
menela’ah sejauh mana materi yang telah diajarkan dan dipelajari apakah telah
sesuai dengan prakteknya.
1.6.3 Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian.
1.6.4 Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Klub bolavoli IVOKAS
Kabupaten Semarang, khususnya untuk pelatih, diharapkan penelitian ini dapat
9
dijadikan gambaran untuk membuat program latihan sesuai dengan kemampuan
atletnya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli pada hakekatnya adalah memvoli bola dengan
menggunakan seluruh anggota badan dan menyeberangkan bola melewati net
ke lapangan lawan. Permainan bolavoli merupakan permainan beregu dengan
tujuan melewatkan bola secara teratur melalui atas net dan mencegah bola
menyentuh lantai atau lapangan permainan serta setiap regu hanya boleh
memvoli bola tiga kali dan setiap pemain tidak melakukan sentuhan dua kali
berturut-turut, kecuali karena melakukan bendungan atau blocking (Suhadi,
2005).
Sedangkan menurut M. Yunus (1992 : 1), permainan bolavoli adalah
memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net
dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola di daerah
lawan. Pada dasarnya permainan bolavoli adalah permainan tim atau regu,
meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan
dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan rekreasi seperti voli
pantai yang mulai berkembang akhir – akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola boleh
dimainkan atau dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali
berturut – turut sebelum diseberangkan didaerah lawan ( tanpa mengenai block).
Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis
melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola
menyentuh lantai, bola keluar atau satu tim gagal mengembalikan bola secara
11
sempurna. Dalam permainan bolavoli, tim yang memenangkan sebuah reli
memperoleh satu angka (rally point system). Apabila tim sedang menerima servis
dan memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk
melakukan servis selanjutnya, serta para pemainnya akan melakukan
pergeseran satu posisi searah jarum jam.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bolavoli adalah olahraga
yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan sebuah net
untuk memperoleh nilai dalam usaha mencapai kemenangan yang menggunakan
rally point system. Ukuran lapangan permainan bolavoli memiliki panjang 18 m
dan lebar 9 meter dengan net selebar 1 m dan panjangnya 9,5 m, untuk tinggi
net untuk putra 2,43 m dan tinggi net untuk putrid 2,24 m. Untuk bola biasanya
digunakan dengan ukuran berdiameter 165 – 167 cm dan berat 200 – 280 gram
(Nuril Ahmadi, 2007 : 16).
2.1.2 Teknik Dasar Permainan Bolavoli
Menurut Nuril Ahmadi (2007:20), permainan bolavoli merupakan suatu
permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh seseorang. Sebab,
dalam permainan bolavoli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar – benar bisa
diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan
bolavoli. Walaupun begitu permainan bolavoli sangat cepat berkembang dan
merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat popular di Indonesia
Sesudah cabang olahraga sepak bola dan bulu tangkis.
Seperti yang dikemukakan M. Yunus (1992:68), penguasaan teknik
dasar dalam permainan bolavoli sangat penting mengingat hal hal sebagai
berikut : 1). Kesalahan teknik : membawa bola, mendorong bola, mengangkat
bola, dan pukulan ganda. 2). Akan terjadi kesalahan yang besar bila tidak
12
menguasai teknik mengingat bolavoli merupakan permainan dengan tempo yang
cepat. 3). Tiap tim dalam permainan bolavoli dipisahkan oleh net, sehingga wasit
lebih mudah mengawasi kesalahan teknik yang dilakukan oleh setiap pemain.
Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu secara efektif dan efisien (M. Yunus, 1992: 79). Teknik permainan
bolavoli adalah suatu proses dasar tubuh untuk melakukan keaktifan jasmani dan
suatu penguasaan keterampilan dalam hal praktek yang sebaik-baiknya untuk
dapat melakukan gerakan dalam permainan bolavoli dan menyelesaikan
permainan bolavoli dengan baik (Novi Dian, dkk : 2014).
Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara
memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan – peraturan
permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Teknik dasar
dasar dalam permainan itu sendiri terdiri dari berbagai macam.
Teknik dasar permainan bolavoli tersebut antara lain :
2.1.2.1 Servis
Menurut pendapat M. Yunus (1992:68) “servis merupakan suatu
pukulan pembukaan untuk memulai permainan. Servis adalah pukulan bola yang
dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke
daerah lawan (Nuril Ahmadi, 2007 : 20). Sesuai dengan kemajuan permainan,
teknik servis saat ini tidak hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika
ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat
nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan”.
2.1.2.2 Passing
Passing menurut pendapat M. Yunus ( 1992 : 79) adalah “mengoper
bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu,
13
sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”.
Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik
tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya
untuk dimainkan dilapangan sendiri (Nuril Ahmadi, 2007 : 22). Dalam permainan
bolavoli passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan passing atas.
2.1.2.3 Umpan (Set-Up)
Umpan menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adalah “menyajikan bola
kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat
diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash”. Set-up atau umpan adalah
usaha atau upaya seorang pemain bolavoli dengan menggunakan suatu teknik
tertentu yang memiliki tujuan menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman
seregu yang selanjutnya dapat melakukan serangan atau smash (Nuril Ahmadi,
2007 : 23).
2.1.2.4 Smash
Smash menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adalah “pukulan yang
utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan, untuk
mencapai keberhasilan yang gemilang dalam melakukan smash ini diperlukan
raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi”. Smash merupakan
bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh
nilai oleh suatu tim (Nuril Ahmadi, 2007:31).
2.1.2.5 Block atau Bendungan
Block menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adaah “ benteng
pertahanan yang utama untuk menangkis lawan “. Block atau bendungan
merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan
(Nuril Ahmadi, 2007:30). Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif
14
(saat melakukan block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri) atau juga
pasif (tangan pemain hanya dijulurkan ke atas tanpa digerakkan).
2.1.3 Teknik Dasar Passing
Passing dilakukan untuk dapat memainkan bola di udara dalam jangka
waktu yang lama dalam permainan bolavoli. Passing merupakan gerakan yang
paling sering digunakan dalam jalannya permainan bolavoli, sehingga passing
harus benar-benar dikuasai oleh setiap pemain bolavoli (Tegar Bayu, 2014).
Menurut M. Yunus (1992: 79), passing adalah pengoperan bola pada teman
sendiri dalam suatu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal
untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Jadi awal sentuhan bola
oleh seorang pemain dalam permainan bolavoli, untuk dioperkan kepada teman
seregunya yang biasanya adalah pengumpan yang selanjutnya dimainkan
dilapangan sendiri yaitu diumpankan kepada smasher untuk melakukan
serangan terhadap regu lawan. Sedangkan menurut Nuril Ahmadi (2007:22),
Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik
tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya
untuk dimainkan dilapangan sendiri.
Dari pendapat tersebut diatas peneliti berharap semua atlet Bolavoli
putra klub IVOKAS dapat menguasai teknik dasar passing atas sebab sangat
diperlukan dalam taktik permainan bolavoli sehingga permainan tampak lebih
hidup dan bervariasi. Dalam permainan bolavoli, passing dapat dilakukan
dengan cara passing bawah dan passing atas (Nuril Ahmadi, 2007:23).
2.1.4 Passing Atas
Passing atas merupakan teknik penguasaan bola yang penting untuk
dipelajari. Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53) Passing atas adalah
15
dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat ke atas lurus agak di depan
kepala, jari-jari tangan agak dibuka lebar sehingga kedua jari tangan siap
menerima bola. Setelah itu bola didorong ke atas agak ke depan, dimana posisi
bola yang datang berasal dari arah atas.
Passing atas merupakan penyajian bola atau mengoper bola dengan
menggunakan jari tangan kepada teman atau langsung kelapangan lawan,
disamping itu passing atas yang baik akan mempengaruhi didalam pertandingan
tetapi hal ini lebih menonjol dalam pertandingan tingkat tinggi dibandingkan pada
pertandingan tingkat yang lebih rendah.
Barbara L.Veira & Bonnie Jill Fergusen (2004:51) berpendapat bahwa
teknik overhead passing (passing atas) adalah salah satu teknik dimana
seseorang dapat menguasai bola dengan efisiensi tinggi dan terkontrol dengan
baik.
Cara melakukan passing atas menurut Nuril Ahmadi (2007:25) adalah
jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling
berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan
berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan 45 . Bola
disentuh dengan cara meluruskan kaki dan tangan.
Sedangkan menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53), cara
melakukan teknik passing atas adalah dengan mengambil posisi berdiri tegak,
kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, kedua lutut kaki agak ditekuk sedikit
sehingga posisi badan berada dalam keseimbangan badan yang baik.
Selanjutnya lakukan gerakan mengangkat kedua tangan ke atas agak ke depan,
jari-jari tangan agak dibuka, begitu ada bola datang fokuskan pandangan mata
pada bola yang datang dari atas sehingga perkenaan bola akan tepat pada
16
kedua jari-jari tangan yang akan menerima bola tersebut dan mendorong bola
tersebut kearah teman yang siap untuk melakukan smash. Posisi kedua kaki
agak sedikit ditekuk pada saat akan menerima bola, begitu bola diterima dan
didorong oleh kedua tangan, kedua kaki di luruskan dan tumit sedikit diangkat
agar dorongan semakin baik.
Passing atas merupakan salah satu teknik yang sering digunakan
sebagai umpan (set up) untuk menyajikan bola dalam melakukan smash. Agar
teman seregu dapat memainkan atau melakukan serangan dengan baik terhadap
lawannya, maka teknik passing atas tersebut harus dilakukan dengan baik dan
tepat. Passing atas yang baik dan tepat akan memberikan kemudahan bagi
temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan sehingga hasilnya
lebih sempurna. Untuk dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar
pemain harus menguasai teknik gerakan dengan benar. Sesuai dengan Jurnal
karangan Sapulete (2012), bahwa passing atas merupakan awal pembentukan
serangan/smash, agar mendapatkan serangan dengan baik, maka diperlukan
penguasaan teknik passing atas yang baik. Teknik passing secara visual dapat
dillihat pada gambar berikut :
Gambar : 2.1
Posisi lengan dan jari saat passing atas
(M. Yunus, 1992:91)
17
Gambar : 2.2
Sikap badan saat passing atas
(M. Yunus, 1992: 91)
Menurut M. Yunus, (1992: 122) langkah-langkah melakukan passing
atas adalah sebagai berikut : (1.) Sikap permulaan, ambil sikap siap normal
dalam perminan bolavoli, yaitu: kedua kaki berdiri selebar dada, berat badan
menumpu pada telapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan
merendah, tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan kedua
tangan diangkat lebih tinggi dari dahi, dan jari-jari tangan terbuka lebar
membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola. (2.) Gerak pelaksanaan,
tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan
dengan gerak agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada
permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua, yang dominan mendorong bola
adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Pada waktu perkenaan dengan bola,
jari-jari agak ditegangkan, kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan
agar bola dapat memantul baik. (3.) Gerak lanjutan, setealah bola memantul
dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatu
gerakan lanjutan, diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan
18
melangkahkan kaki kebelakang kedepan dan segera mengambil sikap siap
dalam posisi normal.
Gambar : 2.3
Passing atas normal atau bola kedepan (M. Yunus, 1992: 92)
Dalam pelaksanaan passing atas biasanya ada beberapa variasi-variasi
yang dilakukan oleh seorang pemain atau atlet. Menurut M. Yunus (1992:81)
menyatakan bahwa posisi dan jarak bola dengan badan tidak selalu dalam
keadaan yang ideal untuk melakukan passing atas dengan posisi normal. Dari
situasi bola yang bermacam-macam itu menurut M. Yunus (1992: 81), maka
secara garis besar macam-macam passing atas dapat dibagi sebagai berikut :
2.1.4.1 Passing Atas Bola Rendah
Pelaksanaannya yaitu segera merendah dengan menekuk lutut hingga
salah satu lutut menyentuh lantai agar dapat menempatkan badan dibawah bola.
Gambar : 2.4 Passing atas pada bola rendah (M. Yunus, 1992: 93)
19
2.1.4.2 Passing Atas Dengan Bola Di Samping Badan
Pelaksanaannya adalah segera geser badan kebawah bola dengan
melakukan langkah samping.
Gambar : 2.5 Passing atas dengan bola di samping badan
(M. Yunus, 1992: 94).
2.1.4.3 Passing Atas Dengan Bergeser Mundur
Pelaksanaannya adalah bergerak dengan cepat melangkah ke belakang
dengan merendahkan badan hingga posisi boa tepat di depan atas dari dahi.
Gambar : 2.6
Passing atas dengan bergerak mundur (M. Yunus, 1992: 95)
20
2.1.4.4 Passing Atas Dengan Melompat (Overhead Jumping Pass)
Pelaksanaannya adalah cepat bergerak ke bawah bola, meloncat
setinggi mungkin dan dorongkan bola dengan meluruskan lengan kemudian
mendarat dengan mengeper.
Gambar : 2.7
Passing atas dengan melompat (M. Yunus, 1992: 97)
2.1.4.5 Passing Atas Ke Belakang (Overhead Back Pass)
Pelaksanaannya adalah tempatkan badan tegak lurus dengan bola,
tekuk lutut agak rendah, dorongkan bola dengan meluruskan lengan ke atas
belakang hingga badan membusur kebelakang, pandangan mengikuti arah bola.
Gambar : 2.8
Passing Atas ke Belakang (M. Yunus, 1992: 98)
21
2.1.5 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Passing Atas
Menurut Nuril Ahmadi (2007: 28), menyebutkan bahwa kesalahan umum
pemain dalam melakukan passing atas meliputi :
2.1.5.1 Kurang cepat menempatkan badan dibawah bola dan malas menekuk
lutut dalam sikap persiapan pelaksanaan.
2.1.5.2 Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu
cekungan setengah linngkaran dari jari-jari dan telapak tangan.
2.1.5.3 Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga
bentuk cekungan jari dan telapak tangan datar.
2.1.5.4 Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering
sobek.
2.1.5.5 Lengan telah lurus keatas sebelum perkenaan bola, sehingga tidak ada
kekuatan untuk mendorong bola kedepan atas.
2.1.5.6 Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan,
lengan, badan, dan kaki.
2.1.5.7 Penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya
latihan – latihan fisik.
2.1.5.8 Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung – ujung jari,
sehingga terdengar bunyi “plak” dalam melakukan passing atas.
2.1.6 Peningkatan Kondisi Fisik
Menurut M. Sajoto (1995 : 7), bahwa dalam pencapaian prestasi yang
optimal dibutuhkan empat macam kelengkapan yaitu pengembangan fisik,
pengembangan teknik, pengembangan mental, dan kematangan juara.
Diperjelas dengan teori menurut M. Yunus (1992: 61), bahwa dalam usaha
meningkatkan prestasi atlet, khususnya pemain bolavoli, perlu ditingkatkan unsur
22
– unsur, kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental kerjasama dan
kekompakan serta pengalaman dalam bertanding.
Kondisi fisik adalah suatu persyaratan yang sangat diperlukan dalam
usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dijadikan sebagai keperluan
yang sangat mendasar bagi seorang atlet. Tanpa persiapan kondisi fisik yang
memadai maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi. Sebagai contoh untuk
mempelajari teknik passing atas dalam permainan bolavoli, seorang atlet harus
mempunyai kekuatan otot lengan dan kelincahan untuk mengoperkan bola dalam
kondisi sesulit apapun. Jika kondisi ini tidak dipersiapkan secara khusus
sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet untuk dapat menguasai
teknik dan taktik dalam bermain.
Kondisi Fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen – komponen
yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun
pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka
seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan
dengan system prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk
keperluan sesuai keadaan atau status yang dibutuhkan (M. Sajoto, 1995: 8).
Komponen – komponen kondisi fisik meliputi kekuatan, daya tahan,
daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan,
ketepatan dan reaksi (M.Sajoto, 1995: 8). Secara garis besar sasaran latihan
kondisi fisik diarahkan pada peningkatan kualitas sistem alat tubuh yang meliputi
sistem cardiovascular dan sistem respirasi serta peningkatan kualitas otot yang
meliputi kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot, dan ketahanan otot (M. Yunus,
1992: 62). Komponen kondisi fisik didasarkan atas kebutuhan gerak teknik dan
taktik dalam permainan bolavoli misalnya dalam melakukan passing atas dalam
23
permainan bolavoli dibutuhkan kekuatan otot lengan dan otot bahu yang
maksimal serta perasaan control dan akurasi yang tinggi untuk memperoleh hasil
passing atas yang baik.
2.1.7 Latihan Penguatan Otot Lengan
Latihan merupakan suatu kondisi eksternal yang berupa pengulangan
suatu respon dalam penyajian suatu rangsangan gerakan (Heri Siswanto,2012).
Latihan berfungsi sebagai balikan atau penguatan dan merupakan kondisi yang
diperlukan untuk mengembangkan keterampilan yang kompleks. Perubahan
yang terjadi dalam tubuh manusia akibat latihan harus tetap dijaga dengan baik
agar tidak terjadi penurunan kemampuan (Devi Tirtawirya,2012).
2.1.7.1 Komponen - Komponen Latihan
Pencapaian Prestasi olahraga yang maksimal perlu memperhatikan
beberapa komponen – komponen latihan. Komponen – komponen dari latihan
tersebut meliputi :
1.) Intensitas Latihan, adalah fungsi dari kekuatan implus saraf seorang atlet
yang sedang bekerja saat latihan (Devi Tirtawirya,2012). Intensitas merupakan
suatu dosis atau jatah latihan yang harus dilakukan seorang atlet menurut
program latihan yang ditentukan. Apabila intensitas latihan tidak memadahi,
maka pengaruh latihan sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali. Sebaliknya,
apabila intensitas latihan terlalu tinggi kemungkinan dapat menimbulkan cidera
atau sakit (M. Sajoto, 1995 :133). 2.) Volume Latihan bisa diartikan jumlah
aktivitas total dalam latihan yang secara mendasar dapat dipahami bahwa
volume latihan adalah jumlah total aktivitas yang dihitung dari durasi, jarak
tempuh, maupun pengulangan latihan (Devi Tirtawirya,2012). Penentuan volume
latihan untuk menggunakan system step type approach atau tangga, dimana
24
setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan
garis horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan. 3.)
Repetisi dan Set. Repetisi adalah jumlah ulangan untuk mengangkat suatu
beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi
(M.Sajoto,1995:34). 4.) Durasi, adalah lamanya latihan dilakukan, sampai
berapa minggu, atau beberapa bulan program latihan tersebut dijalankan
(M.Sajoto, 1995:139). 5.) Frekuensi Latihan, adalah beberapa kali seseorang
melakukan latihan yang intensif dalam satu minggunya (M. Sajoto, 1995:137).
2.1.7.2 Latihan Push up
Dalam upaya menghasilkan prestasi yang optimal, seorang atlet harus
mempersiapkan semua faktor yang menunjang prestasi termasuk faktor fisik.
Apalagi perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting bagi
pemain atau atlet bolavoli, termasuk untuk menampilkan kemampuan passing
atas. Faktor fisik yang utama yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan dan
kelentukan harus dipersiapkan pada level yang memungkinkan seorang atlet siap
untuk bertanding (Kemenpora, 2009:70).
Dari keempat komponen fisik dasar tersebut kekuatan merupakan salah
satu komponen fisik yang penting karena berhubungan dengan kualitas gerak
dari seorang atlet. Kekuatan merupakan kemampuan otot atau sekumpulan otot
untuk melakukan suatu tegangan terhadap beban.
Secara umum definisi kekuatan adalah menggunakan atau
mengarahkan daya dalam mengatasi suatu tahanan atau hambatan tertentu
(Kemenpora, 2009:71). Untuk menunjang semua aktifitas agar bisa dilakukan
dengan maksimal maka penggerak tubuh yaitu otot rangka harus dilatih untuk
meningkatkan kualitas kerjanya, salah satunya adalah otot lengan. Menurut
25
M.Sajoto (1995:8 ), kekuatan otot lengan adalah kemampuan serabut otot lengan
untuk menahan beban tertentu dalam jangka waktu yang tertentu.
Untuk mempermudah, biasanya latihan kekuatan dapat dimodifikasi
jumlah bebannya. Pengembangan kekuatan otot sendiri seperti pengembangan
otot lengan dapat dilakukan dengan beban atau tanpa beban. Banyak yang
melakukan latihan dengan menggunakan berat badan diri sendiri sebagai beban.
Sebagai contoh latihan kekuatan untuk otot lengan yang menggunakan beban
berat badan diri sendiri adalah latihan push up. Menurut Rosmaini Hasibuan
(2008), bahwa kekuatan otot lengan dapat ditingkatkan dengan beberapa latihan
kekuatan tertentu, seperti push up yang akan mengakibatkan pembesaran pada
otot yang secara otomatis akan menambah kemampuan kekuatan otot tersebut
baik mendorong maupun menarik. Menurut Charles Simonian dalam bukunya
yang berjudul “ Fundamental of Sport and Biomechanics” (1873: 172), Push up
adalah satu latihan yang paling sering dilakukan dan dapat dimodifikasi untuk
memenuhi kebutuhan individu.
Push up sudah banyak dikenal dan dilakukan karena tidak
membutuhkan alat apapun. Salah satu keuntungan melakukan push up antara
lain untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu dan lengan (Sadoso
Sumosardjuno, 1994: 43). Menurut Sadoso (1994: 43) bahwa saat melakukan
push up, otot gelang bahu berupa otot deltoid (otot segitiga) dan otot persendian
siku yang berupa otot trisep brachii terlibat dalam gerakan ini.
Cara melakukan push up yang benar adalah mengahadap kelantai
dengan siku lurus, kedua telapak tangan terpisah selebar bahu atau sedikit lebih
lebar, putarlah tangan kedalam membentuk sudut 30-45 derajat sehingga
sikunya menuju keluar, badan diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala
26
sampai kaki (Sadoso Sumosardjuno, 1994: 44). Sikap awal Push up ini bermula
dari tiarap, bertumpu dengan punggung lurus dan kepala pada garis lurus wajar
dengan ruas – ruas tulang belakang, kedua lengan terpisah selebar bahu
(PASI,1993: 104). Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994:43), ada beberapa
variasi dalam melakukan push up, diantaranya : 1.) Push up tangan menumpu
pada bangku, variasi push up ini bisanya dilakukan oleh pemula, atau yang
belum kuat mengangkat badannya, karena prinsip push up ialah makin vertikal
badannya makin mudah melakukan push up. Cara melakukan push up ini ialah
taruhlah kedua tangan diatas kursi yang rendah atau meja yang rendah
kemudian kedua kaki berada dilantai sehingga membentuk sudut 45 – 60 derajat.
2.) Push up kaki ditinggikan, Variasi push up ini biasanya dilakukan oleh orang
yang sudah mampu mengangkat tubuhnya sendiri dalam melaksanakan push up.
Untuk menambah beban latihan dapat dilakukan variasi push up dengan cara
posisi kaki lebih tinggi dari posisi tangan. Kaki dapat ditinggikan ± 45 cm dari
lantai atau dapat menggunakan anak tangga, dimana posisi tangannya berada
dibawah dan kakinya berada dianak tangga.
Gambar : 2.9
Push up tangan menumpu pada bangku atau meja (Sadoso, 1994 : 47)
27
Gambar : 2.10
Push up Kaki Ditinggikan (Sadoso, 1994:47)
2.1.8 Otot Bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang
pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar. Menurut
Syaifuddin (2006 : 90) bagian otot bahu dibagi menjadi :
2.1.8.1 M. Deltoid (Otot Segitiga)
Fungsinya adalah mengangkat lengan sampai mendatar.
2.1.8.2 M. Subskapularis (Otot Depan Tulang Belikat)
Fungsinya menengahkan dan memutar tulang hemerus ke dalam.
2.1.8.3 M. Supraspinatus (Otot Atas Balung Tulang Belikat)
Fungsinya mengangkat lengan.
2.1.8.4 M. Teres Mayor (Otot Lengan Bulat Besar)
Fungsinya untuk memutar lengan ke dalam.
2.1.8.5 M. Teres Minor (Otot Lengan Belikat Kecil)
Fungsinya untuk memutar lengan ke luar.
2.1.9 Otot Lengan Atas
2.1.9.1 Otot – Otot ketul (Fleksor) :
28
M. Biseps Braki (Otot Lengan Berkepala 2), fungsinya adalah
membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan;
M. Brakialis (Otot Lengan Dalam), fungsinya adalah membengkokkan lengan
bawah siku; M. Korakobrakialis, fungsinya mengangkat lengan.
2.1.9.2 Otot – Otot Kedang (Ekstensor) :
M. Triseps Braki (Otot Lengan Berkepala Tiga), Kepala luar berpangkal disebelah
belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan
yang lain, kepala dalam dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan, kepala
panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah
urat yang melekat di olekrani.
Gambar : 2.11
Otot - otot Bahu kanan dan lengan tampak posterior (Syaifuddin, 2006: 96)
29
Gambar : 2.12
Otot – otot bahu kanan dan lengan atas tampak anterior (Syaifuddin, 2006 : 97)
2.1.10 Otot Lengan Bawah
2.1.10.1 Otot – Otot Kedang
Yang memainkan perannya dalam pengentulan diatas sendi siku, sendi –
sendi tangan, sendi - sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang hasta :
1.) Muskulus Ekstensor Karpi Radialis longus; Muskulus Ekstensor Karpi Radialis
Brevis; Muskulus Ekstensor Karpi Ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai
ekstensi lengan (menggerakkan lengan). 2.) Digitonum Karpi Radialis, fungsinya
adalah ekstensi jari tangan kecuali ibu jari. 3.) Muskulus Ekstensor Policis
Longus, fungsinya adalah ekstensi ibu jari.
2.1.10.2 Otot – Otot Ketul
Yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan
hasta tangan. Otot – otot ini berkumpul sebagai berikut :
30
Otot – Otot Di Sebelah Tapak Tangan berupa 1.) Muskulus Pronator
Teres, Fungsinya dapat mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan
bawah siku. Otot – Otot Ketul Untuk Otot Tangan Dan Jari Tangan, terdiri dari 1.)
Muskulus Palmaris Ulnaris Fungsinya mengentulkan lengan; 2.) Muskulus
Palmaris Longus, Muskulus Fleksor Karpi Radialis, Muskulus Fleksor digitor
Sublimis, ketiga otot ini fungsinya untuk fleksi jari kedua dan kelingking; 3.)
Muskulus fleksor digitorum profundus fungsinya untuk fleksi semua jari kecuali
ibu jari; 4.) Muskulus fleksor policis longus fungsinya fleksi ibu jari.
Otot yang bekerja Memutar Radialis (Pronator dan Supinator), terdiri
dari : 1.) Muskulus Pronator Teres Equadratus fungsinya pronasi tangan,
Muskulus Spinator Brevis, fungsinya supinasi tangan. Otot – otot di sebelah
tulang pengumpil, fungsinya membengkokkan lengan disiku, membengkokkan
tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta. Otot – otot di sebelah
punggung atas, disebut otot kendang jari bersama yang meluruskan jari tangan.
Sedangkan otot – otot yang lain meluruskan ibu jari.
Gambar : 2.13 Otot – Otot Lengan Bawah Kanan Tampak Anterior
(Syaifuddin, 2006 : 98)
31
Gambar : 2.14 Otot – Otot Lengan Bawah Kanan Tampak Posterior
(Syaifuddin, 2006 : 99)
2.1.11 Otot – Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Passing Atas
Dalam gerakan passing atas adapun otot-otot yang bekerja. Pada saat
jari-jari yang memegang bola, otot-otot yang bekerja meliputi : fasial palmaris
kemudian otot ekstensor retinakulum kemudian otot ekstensor dan abductor ibu
jari dalam ekstensi pergelangan tangan sedangkan untuk ekstensi lengan
ekstensor digitorium, fleksor carpiulnaris, ekstensor karpi radialis longus.
Gerakan selanjutnya untuk melontarkan bola otot yang digunakan
adalah brachioradialis kemudian lengan bisep dan anterior deltoid dan pectoral
sentral dan lateral setelah jari-jari menyentuh bola posisi tangan diatas adalah
posisi menjauhi tubuh (abduksi) adapun otot-otot yang bekerja adalah pada
pergelangan tangan meliputi : pada pergelangan tangan adalah ekstensor
digitorium, abductor policius longus,ekstensor policius brevis, fleksor policius
longus, sehingga berkontraksi pada tulang humerus adapun otot-otot yang
32
bekerja fleksor carpi radialis brevis dari otot-otot yang berada ditulang humerus
berkontraksi di scapula adapun otot-otot yang bekerja di scapula meliputi
trapezius teres mino, teres major, latimun dorsi (Frederic Delv, 2005 : 73)
2.1.12 Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Push Up
Menurut Hasmyati (2009) otot yang bekerja saat push up meliputi :
Erector Spinae, Pectoralis Major, Deltoideus, Triceps, Pronator Terres,
Infraspinatus, Rhomboid Major. Berikut ini berbagai otot yang dapat dilatih
dengan melakukan push up :
2.1.12.1 Otot Pectoralis Major
Otot ini terletak dibagian dada dan otot utama yang berfungsi untuk
mendorong otot-otot bagian saat kita melakukan push up. Ketika posisi tubuh
saat turun rendah, maka saat itu pula otot pectoralis major yang mendapat
manfaatnya.
2.1.12.2 Otot Triceps
Terletak dibagian belakang lengan atas. Fungsinya mendorong tubuh
dan sekaligus menahan beban.
2.1.12.3 Otot Deltoid
Terletak pada bagian bahu manusia dan membantu otot pectoralis major
dalam mendorong dan menurunkan tubuh selama melakukan push up. Latihan
push up dapat membentuk otot deltoid yang bermanfaat untuk membentuk bahu
agar dapat menjadi lebih kuat dan lebar.
2.1.12.4 Otot Serratus Anterior
Berada pada posisi dinding lateral dada. Ketika push up otot ini
berfungsi mendorong bahu depan otot sekitar tulang rusuk. Manfaat melakukan
push up secara rutin otot ini akan membentuk kekuatan pada lengan.
33
2.1.12.5 Otot Coracobrachialis
Posisinya sangat dekat dengan otot biceps, pada lengan bagian atas.
Ketika melakukan push up akan mendorong lengan atas dan bermanfaat
membentuk otot tubuh bagian atas menjadi kuat.
2.1.13 Kesinambungan Otot Yang Bekerja Saat Passing Atas Dan Push Up
Saat melakukan passing atas ada beberapa otot yang bekerja saat
melontarkan bola yang berfungsi untuk memberikan bola kesasaran yang
diinginkan. Beberapa otot yang bekerja meliputi otot biceps, otot deltoid dan otot
pectoralis. Untuk melakukan passing atas yang bagus maka harus lah
mempunyai otot-otot yang berfungsi secara kuat dan maksimal. Untuk itu peneliti
menggunakan metode push up yang dapat melatih beberapa otot seperti otot
pectoralis major dan otot deltoid yang berfungsi untuk mendorong, serta otot
deltoid yang fungsinya membantu otot pectoralis major selama bekerja. Jadi
peneliti mengharapkan metode latihan push up dapat memberikan solusi untuk
mengatasi kurangnya penguasaan passing atas. Metode Push up yang dipakai
meliputi : push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.
2.2 Kerangka Berpikir
Permainan bolavoli merupakan jenis permainan yang membutuhkan
kemampuan penguasaan teknik yang matang dan kondisi fisik yang bagus.
Mengingat bahwa dalam pencapaian prestasi atlet bolavoli, harus ada berbagai
aspek yang perlu ditingkatkan. Tidak hanya aspek penguasaan teknik dasar
permainan, namun juga harus didukung dengan unsur – unsur peningkatan yang
lain, salah satunya adalah kondisi fisik atlet (M. Yunus, 1992:61).
Dalam hal tersebut harus ada keselarasan antara penguasaan teknik
yang matang dengan dukungan kondisi fisik seorang atlet yang prima. Teknik
34
dasar permainan bolavoli meliputi servis, passing (passing bawah dan passing
atas), umpan (set up), smash (spike), dan bendungan (block). Passing
merupakan suatu aspek teknik yang harus dikuasai oleh seorang pemain bolavoli
dikarenakan passing bertujuan untuk mengoperkan bola dalam satu tim saat
permainan bolavoli berlangsung.
Salah satu jenis passing yang terdapat di permainan bolavoli adalah
passing atas. Cara melakukan passing atas adalah jari tangan terbuka lebar dan
kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum
menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi
hidung. Sudut antara siku dan badan 45 . Bola disentuh dengan cara
meluruskan kaki dan tangan (Nuril Ahmadi, 2007:25).
Passing atas banyak fungsinya, selain untuk mengoperkan bola
kepada teman biasanya passing atas juga digunakan sebagai penyusun suatu
serangan kepada tim lawan. Yang biasanya sering dilakukan oleh seorang tosser
atau set upper pada saat sentuhan bola kedua. Untuk memperoleh hasil passing
atas yang tepat dan akurat dibutuhkan aspek kondisi fisik yang bagus salah
satunya adalah kekuatan otot lengan yang kuat. Untuk itu dibutuhkan berbagai
jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan.
Salah satunya adalah latihan push up. Cara melakukan push up yang
benar adalah mengahadap kelantai dengan siku lurus, kedua telapak tangan
terpisah selebar bahu atau sedikit lebih lebar, putarlah tangan kedalam
membentuk sudut 30-45 derajat sehingga sikunya menuju keluar, badan
diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala sampai kaki (Sadoso
Sumosardjuno, 1994: 44). Untuk pemula push up dapat dilakukan variasi
dengan tangan menumpu pada bangku dan posisi kaki dibawah atau dilantai.
35
Variasi push up ini cocok untuk pemula dikarenakan beban yang didapat lebih
ringan. Apabila ingin memperoleh hasil yang maksimal dapat melakukan push up
dengan kaki ditinggikan sehingga posisi kepala dibawah atau dekat lantai dan
posisi kaki diatas menumpu pada tangga atau bangku. Variasi push up ini
membutuhkan beban yang lebih, sehingga lebih cocok untuk menambah
kekuatan otot lengan. Karena prinsip push up adalah semakin tinggi posisi
tangan dari pada kaki maka push up makin mudah sebaliknya semakin tinggi
posisi kaki daripada tangan maka push up semakin sulit (Sadoso, 1994:46).
Dari uraian diatas, maka dalam melakukan passing atas dibutuhkan
kekuatan otot lengan yang maksimal yang dapat diperoleh dengan latihan push
up yang dapat divariasikan dengan push up dengan tangan menumpu pada
bangku dan push up dengan kaki ditinggikan.
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan dasar yang dilakukan peneliti setelah
melakukan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber, kemudian
melakukan hasil uji kebenarannya terhadap anggapan dasar tadi (Suharsimi,
2010: 110). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
2.13.1 Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap
passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
2.13.2 Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
2.13.3 Ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dengan
push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS
Kabupaten Semarang tahun 2015.
36
2.13.4 Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up
tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS
Kabupaten Semarang tahun 2015.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian
Berdasarkan datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.
Menurut pengambilan datanya penelitian ini termasuk “eksperimen”. Menurut
perlakuan pada sampel penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Design
penelitian ini menggunakan Matched by Subject design, dimana design penelitian
yang menggambarkan terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun
sebelum yang diberi perlakuan, dilakukan pretest (tes awal) terlebih dahulu.
Menurut Jonathan Sarwono pre-test – post-test design merupakan
design dengan cara melakukan satu kali pengukuran didedapan (pre-test)
sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi
(post-test). Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan
sesudah diberi perlakuan. Pembagian kedua kelompok tersebut menggunakan
cara Ordinal pairing yaitu menggunakan cara ABBA yang didasarkan atas hasil
tes awal yang telah dirangking, sehingga di dapat dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen I dan kelompok eksperimen II (Sutrisno hadi, 2000: 445).
Subjek akan diberi treatment atau perlakuan selama 6 minggu dengan
frekuensi 3 kali latihan perminggu. Suatu siklus latihan jangka pendek atau
meso-cycle dapat dilakukan selama 6 minggu atau lebih (M. Sajoto, 1995:35).
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi (Suharsimi Arikunto,
2010 : 159). Sedangkan menurut Sugioyono (2009:38), bahwa vaiabel adalah
38
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehigga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu treatment,
terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Suharsimi
Arikunto, 2010 : 169).
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
penyebab timbulnya perubahan pada variabel depenpen (terikat). Sedangkan
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:39).
3.2.1 Variabel Bebas
3.2.1.1 Push up tangan menumpu bangku
3.2.1.2 Push up kaki ditinggikan.
3.2.2 Variabel Terikat
3.2.2.1 Hasil passing atas dalam permainan bolavoli.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bolavoli klub IVOKAS
Kabupaten Semarang yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari 20 orang atlet
putri dan 30 orang atlet putra. Alasan peneliti memilih populasi ini adalah
populasi telah mendapat latihan teknik dasar bolavoli dan menerima latihan
bolavoli dari pelatih yang sama.
3.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini peneliti memilih sampel dari klub bolavoli IVOKAS
Kabupaten Semarang tahun 2015 yang berjumlah 20 orang yang nantinya akan
39
dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 orang kelompok eksperimen I dan 10
orang kelompok eksperimen II dengan ketentuan :
3.3.2.1 Bersedia menjadi sampel dalam penelitian.
3.3.2.2 Memiliki jenis kelamin yang sama yaitu laki – laki.
3.3.2.3 Berumur sekitar 15 - 18 tahun.
3.3.2.4 Sampel telah mendapatkan pelatihan bolavoli dan memiliki keterampilan
bermain bolavoli yang rata – rata seimbang.
Berdasarkan kriteria atau ketentuan dalam pengambilan sampel diatas,
diperoleh 20 orang yang sesuai dengan kriteria pengambilan sampel. Maka
sesuai dengan Suharsimi Arikunto (2010:183) mengatakan bahwa “sampel
bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2009: 85). Maka sampel yang digunakan peneliti dalam
penelitian adalah dengan mengikutsertakan semua pemain bolavoli klub IVOKAS
Kabupaten Semarang tahun 2015, yang telah memenuhi ketentuan sampel
sebanyak 20 orang.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama 6 minggu yang bertempat di gor
bolavoli WUJIL Kabupaten Semarang. Tahap dalam pelaksanaan pengumpulan
data penelitian adalah sebagai berikut :
3.4.1 Tahap Pendahuluan
3.4.1.1 Melakukan Pendataan Identitas pada subjek penelitian.
40
3.4.1.2 Memberikan pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan
dengan penelitian kepada subjek selama penelitian berlangsung.
3.4.1.3 Menyiapkan peralatan pembantu dalam penelitian berupa meteran serta
memeriksa alat ukur terhadap tingkat ke validannya.
3.4.2 Tahap Pengambilan Data Awal (pre-test) dan data akhir (post-test) pada
tahap pengambilan data awal dan data akhir menggunakan tes passing atas
3.4.3 Tahap pelaksanaan penelitian
Setelah semua data awal (pre-test) dari masing-masing subjek diketahui,
selanjutnya subjek akan diberi perlakuan (treatment) latihan push up tangan
menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.
3.4.3.1 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku
dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli.
3.4.3.2 Pelaksanaan
Teste mengikuti perlakuan (treatment) selama penelitian berlangsung
dan mengikuti semua program latihan yang sudah dibuat oleh peneliti.
3.4.4 Dalam bentuk latihan pada penelitian ini pemberian beban latihan dibuat
dua kelompok untuk melakukan program latihan yang telah ditetapkan.
3.4.5 Pelaksanaan latihan dilakukan selama 6 minggu, yaitu terdiri dari 3 hari
dalam seminggu.
3.5 Intrument Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiono, 2010:348). Dalam penelitian
41
ini, peneliti menggunakan instumen tes dari AAHPER (1969), yaitu AAHPER
Volleyball Setting Test.
Untuk pelaksanaanya, sampel menerima umpan dari pelempar yang
kemudian bola harus di passing atas, kemudian bola harus melalui net (tali) dan
berada di zona target area. Sampel akan melakukan percobaan sebanyak 10 kali
ke sasaran sebelah kanan dan 10 kali ke sasaran sebelah kiri. Apabila bola yang
diberikan oleh pelempar keluar dari zona passing (set up) dapat diulang kembali.
Penilaiannya adalah 1 poin diberikan untuk setiap hasil passing atas yang berada
di zona target area. Total skornya adalah total dari 20 kali percobaan yang
dilakukan. Tes ini belum diketahui koefisien validitasnya akan tetapi mempunyai
koefisien reliabilitas .70 (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 136).
Gambar 3.1 AAHPER Volleyball Setting Test
(Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 136)
42
Gambar Instrumen tes AAHPER Volleyball Setting Test. dalam ukuran meter
1,22 m
Gambar 3.2 Gambar instrument Setting Test dalam Ukuran meter
Gambar 3.3
Tabel penilaian AAHPER Volleyball Setting Test (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 140)
1,22 m Set-up Position 1,5 m 3,5 m 1,8 m Tali Setinggi 3,5 m 1,5 m 3,5 m
1,8 m 1,5 m
Target Area
X
Pelempar
( T )
43
3.6 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Penelitian
Beberapa faktor yang mempengaruhi penelitian adalah sebagai berikut :
3.6.1 Faktor Kehadiran Sampel Penelitian
Jumlah kehadiran sampel penelitian, akan mempengaruhi terhadap hasil
penelitian. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti mengadakan pertemuan dengan
sampel penelitian bahwa untuk pelaksanaan penelitian sudah terprogram sesuai
dengan jadwal latihan berupa pemberian perlakuan (tratmen) yang berupa
latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditingggikan yang
sudah ditentukan saat pre-test, perlakuan hingga post-tes.
3.6.2 Faktor kesungguhan
Faktor kesungguhan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian dari
peserta tes yang diteliti, karena kemampuan setiap sampel berbeda-beda. Maka
untuk mengatasi hambatan ini, peneliti memberikan motivasi yang berupa
semangat dan dukungan kepada sampel agar melakukan tes dengan sungguh-
sungguh.
3.6.3 Faktor kemampuan
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kemampuan setiap sampel terhadap hasil
tes dan pengukuran akan berbeda. Mungkin ini akan terjadi suatu kendala, untuk
menghadapi hal tersebut peneliti memberi masukan kepada sampel untuk tidak
terpengaruh akan hasil tes dan pengukuran yang dicapai oleh sampel lain.
Karena setiap sampel memiliki kemampuan yang berbeda-beda
3.6.4 Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sampel sangat berpengaruh terhadap hasil tes.
Peneliti menghimbau kepada sampel untuk menjaga kesehatan, istirahat yang
44
cukup dan menjaga asupan makanan yang bergizi. Dari awal hingga akhir
penelitian, kondisi sampel sangat baik dan tidak mengalami sakit.
3.6.5 Faktor tempat
Faktor tempat adalah kelayakan tempat penelitian, untuk itu peneliti
memilih lapangan bolavoli di GOR WUJIL Kabupaten Semarang yang dianggap
layak.
3.6.6 Faktor Cuaca
Faktor cuaca merupakan salah satu faktor yang fital dalam pelaksanaan
penelitian, sebab sampel dapat terhalang pergantian cuaca baik saat musim
panas maupun musim hujan yang berpengaruh terhadap kemauan atlet untuk
berlatih. Untuk itu peneliti memberi motivasi agar menjaga kondisi tubuh saat
perbedaan cuaca yang kapanpun akan terjadi.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian ada dua jenis analisis data yang dapat
digunakan yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.
Analisis statistik adalah cara-cara ilmiah yang diterapkan untuk
menganalisis, mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan data yang berwujud
angka-angka untuk menjawab hipotesis penelitian (Sutrisno Hadi, 1996:221).
Penggunaan metode analisis data dengan analisis statistik dalam penelitian ini
karena data yang telah diperoleh berupa angka-angka.
3.7.1 Uji Prasarat Analisis
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors
dari Sudjana (2002 : 466). Misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil
45
pengamatan x1, x2, … xn . Berdasarkan sampel ini akan di uji hipotesis nol bahwa
sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis
tandingan bahwa distribusi tidak normal. Prosedur pengujian normalitas tersebut
sebagai berikut :
Pengamatan x1, x2, ……. xn dijadikan bilangan baku z1, z2,…..zn dengan
menggunakan rumus :
Zi =
Keterangan :
x = Dari variabel masing - masing sample
= Rata – rata
S = Simpangan baku
Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi); selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,
…. Zn yang lebih kecil atau sama dengan z1. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).
Maka =
; hitung selisih F(zi) – S(zi)
kemudian ditentukan harga mutlaknya; ambil harga yang paling besar diantara
harga-harga mutlak selisih tersebut.
Berikut ini merupakan table untuk uji normalitas
Tabel 3.6.1 Tabel Pengolahan Data Untuk Uji Normalitas
Xi zi F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)
1
2 3 4 5
Keterangan :
Xi = Nilai dari sampel
46
zi = Transfomasi dari angka ke notasi pada distribusi normal
F(zi) = Distribusi normal baku
S(zi) = Probabilitas komulatif empiris
F(zi) – S(zi) = Selisih dari F(zi) dikurangi S(zi)
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L0 ini dengan nilai
kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah
tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari
data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima
(Sujdana, 2002 : 467).
3.7.1.2 Uji Homogenitas
Dalam Uji Homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang
lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004 : 321)
rumusnya adalah
Fdb Vb : db Vk =
Keterangan :
Fdb Vb : db Vk = Derajat Kebebasan K 1 dan K2
= Standar Deviasi yang lebih besar antara KE I dan KE II
= Standar Deviasi yang lebih kecil antara KE I dan KE II
Untuk rumus standar deviasi sendiri menurut Strisno Hadi (2004:89)
adalah sebagai berikut :
SD2 =
Keterangan :
SD2 = Standar Deviasi kuadrat
47
Σƒx = jumlah deviasi
Σƒx2 = Jumlah deviasi kuadrat
N = Jumlah individu / kejadian dalam distribusi.
3.7.2 Analisis Data dengan Uji Perbedaan (Uji t)
Untuk pengetesan signifikan digunakan t-test untuk sampel-sampel yang
berkorelasi dengan menggunakan rumus pendek. Karena rumus pendek adalah
rumus yang dipersiapkan untuk menyelesaikan penyidikan dengan cara yang
lebih singkat dan efisien (Sutrisno Hadi, 1996:278).
Untuk mengetahui pengolahan data selanjutnya maka diperlukan table
persiapan perhitungan Statistik dengan data dengan menggunakan rumusan
t-tes sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tabel pengolahan data
No Pasangan
Subjek XA XB
D (XA – XB)
D (D-MD)
d 2
Σ ? ΣXA ΣXB ΣD Σd Σd 2
Keterangan :
XA = Nilai kelompok eksperimen I
XB = Nilai kelompok eksperimen II
48
D = Perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d = Deviasi perbedaan
Cara pengisian table tersebut :
Catat nomor subjek kolom 1; Pasangan subjek kolom 2; Nilai kelompok
eksperimen 1 pada kolom 3; Nilai kelompok eksperimen 2 pada kolom 4; Selisih
nilai XA dan XB pada kolom 5; Selisih antara D dan MD (Mean perbedaan) pada
kolom 6; Kuadrat dari deviasi perbedaan pada kolom 7.
(Sutrisno Hadi, 2000 : 282)
Sebelum sampai pengolahan data terlebih dahulu harus diketahui nilai
dari mean perbedaan (MD) yang harus dicari dengan rumus :
MD = ΣD n
Dan perlu dibuktikan bahwa :
ΣD = XA – XB dan d=0
Sebagai langkah untuk analisis data selanjutnya digunakan rumus t-test sebagai
berikut :
t =
√
=
√
Keterangan :
MD = Mean defferent (semua dianggap positif)
Σd2 = Jumlah deviasi kuadrat dari pasangan
49
N = Jumlah pasangan subjek
Σ = Sigma / jumlah
(Sutrisno Hadi, 1990 : 455)
Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengubah
hipotesis (Ha) menjadi Hipotesis nihil : “ada perbedaan antara push up tangan
menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap kemampuan passing
atas Klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015’”, diubah menjadi
hipotesis nihil (HO) yaitu “tidak ada perbedaan antara push up tangan menumpu
bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap kemampuan passing atas Klub
bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015’”.
Untuk selanjutnya hipotesis nihil akan diuji kebenarannya berdasarkan
taraf signifikan 5%. Hal ini berarti kita percaya bahwa 95% dari keputusan kita
adalah benar dan kemungkinan akan menolak hipotesis yang benar 5 diantara
100. Menolak hipotesis atas dasar taraf signifikan 5% sama halnya menolak
hipotesis atas dasar kepercayaan 95%. Jadi kita telah menolak hipotesis atas
dasar taraf 5% atau dasar taraf kepercayaan 95%, berarti kita mengambil resiko
salah dalam keputusan ini sebanyak – banyaknya 5% atau benar dalam
keputusan sedikitnya 95%.
Dalam perhitungan ini kemungkinan hasilnya adalah sebagai berikut :
a.) Apabila nilai t-hitung yang diperoleh sama besar atau lebih besar dari t-tabel
maka hipotesis nihil ditolak (Sutrisno Hadi,1990:445). b.) Apabila nilai t-hitung
yang diperoleh lebih kecil dari nilai t-tabel hipotesis nihil diterima (Sutrisno hadi,
1990 : 457).
Hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya pada penelitian ini
adalah
50
3.7.2.1 Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap
passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang.
Pertama rubahlah H1 berupa “ada pengaruh latihan push up tangan
menumpu bangku terhadap passing atas” di ubah menjadi H0 berupa “tidak ada
pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas”.
Setelah itu cari nilai t hitung dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu
pertama membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara :
MD = Mean pre-test EK I – Mean post-test EK I
Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai pre-test – nilai post-tes,
setelah itu hasilnya dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus
inti yaitu :
t =
√
Setelah ketemu nilai t hitung, maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada
tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 – 1 = 9 pada taraf signifikansi
5% dengan nilai t tabel sebesar 2,262. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima
selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H0 ditolak.
3.7.2.2 Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang.
Pertama rubahlah H1 berupa “ada pengaruh latihan push up kaki
ditinggikan terhadap passing atas” di ubah menjadi H0 berupa “tidak ada
pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas”. Setelah itu cari
nilai t hitung dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu pertama
membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara :
MD = Mean pre-test EK II – Mean post-test EK II
51
Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai pre-test – nilai post-tes,
setelah itu hasilnya dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus
inti yaitu :
t =
√
Setelah ketemu nilai t hitung, maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada
tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 – 1 = 9 pada taraf signifikansi
5% dengan nilai t tabel sebesar 2,262. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima
selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H0 ditolak.
3.7.2.3 Ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan
push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS
Kabupaten Semarang.
Pertama rubahlah H1 berupa “ada perbedaan antara latihan push up
tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas” di
ubah menjadi H0 berupa “tidak ada perbedaan antara latihan push up tangan
menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas”. Setelah
itu cari nilai t hitung dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu pertama
membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara :
MD = Mean post-test EK I – Mean post-test EK II
Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai, setelah itu hasilnya
dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus inti yaitu :
t =
√Σ
Setelah ketemu nilai t hitung, maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada
tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 – 1 = 9 pada taraf signifikansi
52
5% dengan nilai t tabel sebesar 2,262. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima
selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H0 ditolak.
3.7.2.4 Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up
tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS
Kabupaten Semarang.
Pertama cari dulu mean pre-test dan post-test masing kelompok
kemudian cari selisihnya (cari MD-nya) kemudian masukkan kedalam rumus :
Presentase =
x 100 %
Setelah ketemu hasilnya maka dibandingkan, manakah yang lebih baik.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data passing atas bolavoli yang dilakukan
dengan volleyball setting test dari AAHPER yang disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Tes Passing Atas Bolavoli
Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II
Kelompok Tes N Mean s SD2
Eksperimen I
(K E I)
Awal 10 58 12,52 1726
Akhir 10 67,5
Eksperimen II
(K E II)
Awal 10 57,5 12,3 2201,25
Akhir 10 68
Dari penghitungan data yang diperoleh dari kedua kelompok adalah kelompok
eksperimen I dengan jumlah sampel (N) = 10, untuk tes awal dengan rata-rata
sebesar 58, simpangan baku sebesar 12,52 dan standar deviasi kuadrat sebesar
1726. Sedangkan tes akhir dengan rata-rata sebesar 67,5. Untuk kelompok
eksperimen II dengan jumlah sampel (N) = 10, diperoleh data tes awal dengan
rata-rata sebesar 57,5; simpangan baku sebesar 12,3 dan standar deviasi
sebesar 2201,25 sedangkan tes akhir dengan rata-rata sebesar 68.
4.1.2 Hasil Uji Prasarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis t-tes (uji beda), data perlu dilakukan
pengujian prasarat analisis. Pengujian prasarat analisis dilakukan dengan uji
normalitas dan uji homogenitas.
54
4.1.2.1 Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu di uji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode liliefors yang dikutip dari
buku Sudjana (2002 :466). Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap
hasil tes awal pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok N M S Lhitung L t 5 %
Eksperimen I 10 58 12,52 0,0315 0,258
Eksperimen II 10 57,5 12,30 0,0793 0,258
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KE I diperoleh L hitung =
0,0315 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf
signifikansi 5 % yaitu 0,258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
kelompok eksperimen I termasuk berdistribusi normal.
Sedangkan dari hasil uji normalitas data pada KE II diperoleh L hitung =
0,0793 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf
kesalahan 5 % yaitu 0,258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
data kelompok eksperimen II termasuk berdistribusi normal.
4.1.2.2 Uji Homogenitas
Untuk uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians
antara kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Uji homogenitas ini
berfungsi sebagai persyaratan dalam pengujian perbedaan, dimana jika
perbedaan itu benar-benar merupakan perbedaan rata-rata. Hasil uji
homogenitas data antara kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II
adalah sebagai berikut :
55
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data
Kelompok N SD2 F hitung F t 5%
Eksperimen I 10 1726 1,275 3,18
Eksperimen II 10 2201,25
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai F hitung = 1,275 ; sedangkan db
sama-sama = 10 – 1 = 9, pada Ftabel t 5% = 3,18. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II memiliki varians
yang homogen atau sama.
4.1.3 Hasil Analisis Data
Setelah pelaksanaan tes akhir (post-test) dari kelompok eksperimen I
dan kelompok eksperimen II, diperoleh hasil dari tiap-tiap subjek kedua
kelompok tersebut. Data tes post-test tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
tabel penghitungan statistik. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh hasil
sebagai beriikut :
4.1.3.1 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada
Kelompok Eksperimen I (Push Up Tagan Menumpu Bangku)
N M x1 M x2 MD Σd2 t hitung t tabel t 5%
10 58 67,5 ‒ 9,5 322,5 5,019 2,262
dari perhitungan statistik diperoleh t hitung sebesar 5,019 dengan derajat
kebebasan (d.b) N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel
diperoleh t tabel sebesar 2,262. Berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel , maka
analisis data didapatkan 5,019 > 2,262. Karena t berada pada daerah
penolakan H0, maka dapat disimpulkan bahwa “ada perbedaan hasil latihan
push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas”.
56
4.1.3.2 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada
Kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan)
N M x1 M x2 MD Σd2 t hitung t tabel t 5%
10 57,5 68 ‒ 10,5 222,5 6,679 2,262
dari perhitungan statistik diperoleh t hitung sebesar 6,679 dengan derajat
kebebasan (d.b) N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel
diperoleh t tabel sebesar 2,262. Berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel , maka
analisis data didapatkan 6,679 > 2,262.
Karena t berada pada daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan
bahwa “ada perbedaan hasil latihan push up kaki ditinggikan terhadap
passing atas”.
4.1.3.3 Hasil Analisis Data Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok
Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II
N M xK M xE MD Σd2 t hitung t tabel t 5%
10 67,5 68 ‒ 0,5 572,5 0,198 2,262
dari perhitungan statistik diperoleh t hitung sebesar 0,198 dengan derajat
kebebasan (d.b) N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel
diperoleh t tabel sebesar 2,262. Berarti nilai t hitunng lebih kecil dari t tabel , maka
analisis data didapatkan 0,198 < 2,262.
Karena t berada pada daerah penerimaan H0, maka dapat disimpulkan
bahwa “ tidak ada perbedaan antara hasil latihan push up tangan menumpu
bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas”.
57
4.1.3.4 Hasil Presentase Analisis Data Pre-Test dan Data Post-Test pada
Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II
Kelompok N Mean
Pre-test
Mean
Post-test
Mean
Different
Presentase
Peningkatan
Eksperimen I 10 58 67,5 9,5 16,38 %
Eksperimen II 10 57,5 68 10,5 18,26 %
Berdasarkan data pada tabel di atas kelompok eksperimen I mengalami
peningkatan setelah diberi perlakuan berupa “push up tangan menumpu bangku”
sebesar 16,38%. Sedangkan pada kelompok eksperimen II mengalami
peningkatan setelah diberi perlakuan berupa “push up kaki ditinggikan” sebesar
18,26%.
4.1.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk menguji
apakah pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis dapat
diterima atau ditolak. Setelah diadakan penaksiran terhadap hasil analisis data
seperti diatas, maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut, Berdasarkan hasil uji t data tes awal dan tes akhir pada kelompok
eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh :
4.1.4.1 Uji Hipotesis I
Hipotesis I berbunyi : “ada pengaruh latihan push up tangan menumpu
bangku terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten
Semarang tahun 2015”. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t hitung =
5,019 > t tabel t 5% = 2,262 atau t hitung lebih besar dari t tabel. Sesuai dengan
aturan yang telah dijelaskan maka hipotesis diterima dan hipotesis nol
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi
58
“ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap hasil passing
atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015” diterima
kebenarannya.
4.1.4.2 Uji Hipotesis II
Hipotesis II berbunyi : “ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan
terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang
tahun 2015”. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t hitung = 6,679 >
t tabel t 5% = 2,262 atau t hitung lebih besar dari t tabel. Sesuai dengan aturan
yang telah dijelaskan maka hipotesis diterima dan hipotesis nol ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “ada
pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015” diterima
kebenarannya.
4.1.4.3 Uji Hipotesis III
Hipotesis III berbunyi : “ada perbedaan antara latihan push up tangan
menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015”. Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh hasil t hitung = 0,198 < t tabel t 5% = 2,262 atau t hitung
lebih kecil dari t tabel. Sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan maka
hipotesis ditolak dan hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi : “ada perbedaan antara latihan
push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil
passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015”
ditolak kebenarannya.
4.1.4.4 Uji Hipotesis IV
59
Hipotesis IV berbunyi : “latihan push up kaki ditinggikan lebih baik
daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015”. Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh hasil presentase pada EK I (push up tangan menumpu
bangku) sebesar 16,38% < EK II (push up kaki ditinggikan) sebesar 18,26%
atau hasil presesntase EK I lebih kecil dari presentase EK II. Sesuai dengan
perbandingan hasil presentase tersebut maka hipotesis diterima dan hipotesis
nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi:
“latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan
menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten
Semarang Tahun 2015” diterima kebenarannya.
4.2 Pembahasan Hasil Analisis Data
4.2.1 Pembahasan Uji Hipotesis I
Berdasarkan hasil dari analisis data tersebut dapat dilihat bahwa ada
pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, secara teori menurut
pandangan peneliti bahwa jika seseorang melakukan latihan secara rutin dan
terus-menerus berdasarkan program latihan yang telah ditentukan, maka akan
berdampak baik terhadap berkembangnya kemampuan seorang atlet. Dalam
prakteknya atlet putra klub bolavoli IVOKAS pada kelompok eksperimen I secara
rutin melakukan latihan push up tangan menumpu bangku dan dilanjutkan latihan
passing atas berpasangan selama 16 kali pertemuan yang telah diprogramkan
oleh peneliti. Maka dampaknya atlet dapat melakukan passing atas secara baik
60
dan bola hasil passing atas dapat sesuaikan dengan jarak yang ingin
dipassingkan.
4.2.2 Pembahasan Uji Hipotesis II
Berdasarkan hasil dari analisis data tersebut dapat dilihat bahwa ada
pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli
putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, sama halnya pada perlakuan
pada kelompok eksperimen I, pada kelompok eksperimen II diberikan latihan
push up kaki ditinggikan. Dalam pelaksanaannya peneliti memberikan program
latihan selama 16 kali pertemuan. Selama pertemuan itu atlet pada kelompok
eksperimen II juga melakukan latihan push up secara rutin. Maka dampaknya
atlet dapat melakukan passing atas secara baik dan bola hasil passing atas
dapat sesuaikan dengan jarak yang ingin dipassingkan.
4.2.3 Pembahasan Uji Hipotesis III
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki
ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS. Secara teori
menurut peneliti latihan push up tangan menumpu bangku lebih mudah dilakukan
dari pada latihan push up kaki ditinggikan. Karena menurut Sadoso (1994 : 43)
bahwa prinsip ialah makin vertikal badannya maka makin mudah melakukan
push up. Menurut pandangan peneliti selama pelaksanaan program latihan yang
telah diberikan semangat dan antusias atlet pada kelompok eksperimen I (push
up tangan menumpu bangku) lebih tinggi daripada pada kelompok eksperimen II
(push up kaki ditinggikan) dalam pelaksanaan program latihan. Sehingga hasil
latihan push up yang dilakukan tidak jauh berbeda walaupun secara teori lebih
berat saat melakukan push up kaki ditinggikan.
61
4.2.4 Pembahasan Uji Hipotesis IV
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa latihan
push up kaki ditinggikan lebih baik dari pada latihan push up tangan menumpu
bangku terhadap passing atas klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun
2015. Menurut pandangan peneliti bahwa pelaksanaan program latihan yang
telah diberikan pada kedua kelompok sudah lumayan berhasil. Ini dibuktikan
dengan adanya presentase kenaikan kemampuan yang diukur dengan
melakukan tes akhir passing atas. Untuk hasil manakah yang lebih baik, peneliti
sudah memprediksi bahwa latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada
latihan push up tangan menumpu bangku. Alasan peneliti adalah sesuai dengan
prinsip latihan push up yaitu semakin vertikal badannya semakin mudah push up
dilakukan (Sadoso, 1994 : 43).
Dalam prakteknya atlet pada dasarnya memang sudah mempunyai
kondisi fisik yang sangat bagus, ditambah metode latihan push up, baik push up
tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan, maka semakin
menambah kondisi fisik atlet semakin bagus khususnya pada kekuatan otot
lengannya. Walaupun hasil yang diperoleh ketika melakukan kedua variasi push
up tersebut tidak jauh berbeda, setidaknya latihan push up dapat digunakan
untuk menambah kemampuan dalam melakukan passing atas khususnya untuk
latihan push up kaki ditinggikan dapat meningkatkan kemampuan passing atas
lebih baik daripada latihan push up kaki ditinggikan.
4.2.5 Faktor-Faktor Penyebab Tidak Terujinya Hipotesis
Dari penelitian yang dilakukan ada salah satu hipotesis yang tidak teruji
kebenarannya. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor-faktor yang sulit
terkontrol oleh peneliti, misalnya :
62
4.2.5.1 Diluar aktivitas penelitian, peneliti tidak bisa mengontrol kegiatan yang
dilakukan sampel, apakah salah satu kelompok melakukan latihan sendiri
dirumah ataukah tidak.
4.2.5.2 Ada kemungkinan sampel melakukan aktivitas fisik yang dapat
mempengaruhi hasil latihan yang dilakukan. Semua itu tidak dapat dikontrol
tetapi bisa mempengaruhi hasil latihan yang dilakukan siswa. Sehingga hipotesis
tidak teruji kebenarannya.
4.2.5.3 Kondisi psikologis dari sampel, ada kemungkinan psikologis dari salah
satu sampel dari kelompok lebih baik dari kelompok lain. Jadi saat pelaksanaan
tes salah satu kelompok memiliki mental yang lebih baik.
4.2.5.4 Kondisi sampel sebelum pelaksanaan tes passing atas yang tidak bisa
dikontrol oleh peneiti, peneliti hanya bisa menyarankan agar dipersiapkan kondisi
tubuhnya untuk menghadapi tes.
63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan
dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :
5.1.1 Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku bangku terhadap
passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Dari
analisis data menunjukkan bahwa t hitung = 5,019 > t tabel = 2,262.
5.1.2 Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Dari hasil analisis data
menunjukkan bahwa t hitung = 6,697 > t tabel = 2,262.
5.1.3 Tidak ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku
dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS
Kabupaten Semarang tahun 2015. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa t
hitung = 0,198 < t tabel = 2,262.
5.1.4 Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up
tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS
Kabupaten Semarang tahun 2015. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa
presentase perbedaan sesudah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen I
yang diberi perlakuan push up tangan menumpu bangku memiliki presentase
peningkatan sebesar 16,38 %. Sedangkan dari hasil analisis data menunjukkan
bahwa presentase perbedaan sesudah diberi perlakuan pada kelompok
Eksperimen II yang diberi perlakuan push up kaki ditinggikan memiliki
presentase peningkatan sebesar 18,26%.
64
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pelatih Klub Bolavoli IVOKAS
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka bagi pelatih klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang disarankan sebagai berikut :
5.2.1.1 Latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan
dapat diterapkan dalam latihan peningkatan passing atas pada klub bolavoli
putra IVOKAS Kabupaten Semarang dan subjek yang lain dengan syarat
memiliki karakteristik yang sama dengan atlet putra klub bolavoli IVOKAS
Kabupaten Semarang karena memiliki pengaruh yang relatif signifikan dalam
peningkatan kemampuan passing atas. Sehingga kedua jenis variasi latihan
tersebut dapat dilakukan semua.
5.2.1.2 Kedua jenis variasi latihan dapat dikombinasikan secara bergantian
supaya atlet tidak bosan dengan salah satu bentuk latihan. Kombinasi dapat
dilakukan secara bergantian atau juga salah satu latihan dapat digunakan
sebagai selingan pada akhir minggu.
5.2.2 Bagi Pembaca
Semoga Skripsi ini dapat dijadikan sebagai wawasan ilmu dalam
kepelatihan khususnya dalam kepelatihan bolavoli dalam peningkatan
kemampuan passing atas yang dapat dikembangkan melalui variasi latihan push
up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.
5.2.3 Bagi Peneliti Yang Lain
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan
pembanding dalam pembuatan karya ilmiah atau skripsi.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Nuril. 2007. Panduan olahraga bolavoli. Solo : Era Pustaka Utama
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Renika Cipta.
Baebara L. Veira dan Bonnie Jill Fergusson. 2004. Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Bradford N. Strand, and Rolayne Wilson. 1993. Assessing Sport Skills. United State of America : Human Kinetics Publishers.
Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2014. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1. Semarang : FIK UNNES.
Hadi Sutrisno. 2004. Metodelogi Researsh jilid IV. Yogyakarta : Andi Offset.
__________. 2000. Statistik 1. Yogyakarta : Andi Offset.
__________. 2004. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset.
__________. 2004. Statistik 3. Yogyakarta : Andi Offset.
Kharisma Bayu T. “Pengembangan Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini”.
Jurnal Olahraga Pendidikan. 01/Th.I/Mei, 2014: 8- 14.
Novi Dian A., dkk. Pengembangan Pembelajaran Teknik Dasar Service. Jurnal
Olahraga Pendidikan. 01/TH. I/Mei, 2014 : 81-87.
Sajoto, M. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : FPOK – IKIP Semarang.
Sapulete Janje J. “Hubungan Daya Ledak Lengan dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Kemampuan Passing Atas”. Jurnal ILARA. 01/TH. III/Januari - Juni, 2012: 51 – 59.
Siswanto Heri. “Peningkatan Ketrampilan Smash Permainan Bolavoli Melalui Metode Resiprokal”. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 02/TH. II/Desember, 2012: 82-88.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D).Bandung : Alfabeta.
Suhadi. “Pengaruh Model Pembelajaran Bolavoli Suhadi Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 01/TH. III, 2005.
Sujdana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
66
Strand, Bradford N. dan Wilson Rolayne. 1993. Assessing Sport Skills. South Australia : Human Kinetics Publishers.
Sumosardjuno Sadoso. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 2.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Taryono. “Perbandingan Antara Latihan Kekuatan Otot Lengan dengan Gerakan Bench Press dan Push Up Terhadap Hasil Tembakan Free Throw dalam Permainan Bolabasket”. Motion.01/TH.I/September, 2010 : 1-12.
Tirtawirya Devi.”Itensitas dan Volume dalam Latihan Olahraga”. Jurnal ISSA. 01/TH.I/Februari, 2012 : 91 – 99.
Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan TInggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.
67
LAMPIRAN - LAMPIRAN
68
Lampiran 1
USULAN TOPIK SKRIPSI
69
Lampiran 2
USULAN DOSEN PEMBIMBING
70
Lampiran 3
SURAT KETERANGAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
71
Lampiran 4
SURAT IJIN PENELITIAN
72
Lampiran 5
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
73
Lampiran 6
DAFTAR NAMA ATLET PUTRA USIA 15 – 18 TAHUN
KLUB BOLAVOLI IVOKAS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2015 YANG MENJADI SAMPEL
NO NAMA TEMPAT, TANGGAL LAHIR USIA
1. ARDIAN ANGGA S Wonogiri, 5 April 1997 18 Tahun
2. M. GIAN PANGESTU Kab. Semarang, 15 Desember 2000 15 Tahun
3. AFRIZAL F. P. P. Kab. Semarang, 24 Desember 2000 15 Tahun
4. NUR ARIFIN Kab. Semarang, 18 Juli 2000 15 Tahun
5. ROBY FIRMANSYAH Kab. Semarang, 28 November 1999 16 Tahun
6. ISLAM SURYO AJI Kab. Semarang, 14 Mei 1999 16 Tahun
7. IPUNG INDRO B. Purwokerto, 4 Agustus 2000 15 Tahun
8. OKI INDRA G. Semarang, 8 Oktober 1998 17 Tahun
9. MUHAMMAD AMIN Kab. Semarang, 26 Agustus 1998 17 Tahun
10. ANTON WAHYU P. Kab. Semarang, 5 Maret 2000 15 Tahun
11. AGUS L. W Kab. Semarang, 17 Maret 1998 17 Tahun
12. BAYU LUKITO Kab. Semarang, 14 Juni 2000 15 Tahun
13. SURYO AJI PRASETYO Wonosobo, 11 Maret 2000 15 Tahun
14. ERIK SETIAWAN Kab. Semarang, 4 Mei 2000 15 Tahun
15. DIKA F. T. Semarang, 23 Februari 1999 16 Tahun
16. M. FERIYAN Kab. Semarang, 31 Desember 1998 17 Tahun
17. JOHAN ARDANA Kab. Semarang, 12 April 1997 18 Tahun
18. BAYU KURNIAWAN Semarang, 2 September 2000 15 Tahun
19. FREDI J. Surakarta, 29 Juni 1998 17 Tahun
20. DICKY BERLIANDO Semarang, 22 Oktober 1997 18 Tahun
74
Lampiran 7
DAFTAR PENILAIAN PRE-TEST
75
76
Lampiran 8
DAFTAR HASIL PRE-TEST PASSING ATAS
KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2015
No Nama Usia
Bola yang masuk
target area
Total
(Kanan +
Kiri)
Nilai Peringkat
ke - Urut Tes Kanan Kiri
1. 1. ARDIAN ANGGA S. 18 Th 8 1 9 50 14
2. 2. M. GIAN PANGESTU 15 Th 3 6 9 65 8
3. 3. AFRIZAL F. P. P. 15 Th 3 5 8 55 12
4. 4. NUR ARIFIN 15 Th 4 3 7 50 16
5. 5. ROBY FIRMANSYAH 16 Th 5 5 10 70 5
6. 6. ISLAM SURYO AJI 16 Th 5 3 8 55 13
7. 7. IPUNG INDRO B. 15 Th 2 4 6 45 17
8. 8. OKI INDRA G. 17 Th 6 4 10 60 11
9. 9. MUHAMMAD AMIN 17 Th 5 2 7 35 20
10. 10. ANTON WAHYU P. 15 Th 1 4 5 35 19
11. 11. AGUS L. W. 17 Th 6 5 11 70 3
12. 12. BAYU LUKITO 15 Th 4 5 9 65 6
13. 13. SURYO AJI P. 15 Th 2 4 6 45 18
14. 14. ERIK SETIAWAN 15 Th 4 5 9 65 7
15. 15. DIKA F. T. 16 Th 8 4 12 75 2
16. 16. M. FERIYAN 17 Th 6 5 11 70 4
17. 17. JOHAN ARDANA 18 Th 5 5 10 60 10
18. 18. BAYU KURNIAWAN 15 Th 4 4 8 60 9
19. 19. FREDI J. 17 Th 2 7 9 50 15
20. 20. DICKY BERLIANDO 18 Th 5 8 13 75 1
77
Lampiran 9
DAFTAR RANGKING HASIL PRE-TEST PASSING ATAS
KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2015
No.
Urut
Nilai Hasil Tes
Passing Atas No. Tes Nama Keterangan
1. 75 20 DICKY BERLIANDO A
2. 75 15 DIKA F. T. B
3. 70 11 AGUS L. W. B
4. 70 16 M. FERIYAN A
5. 70 5 ROBY FIRMANSYAH A
6. 65 12 BAYU LUKITO B
7. 65 14 ERIK SETIAWAN B
8. 65 2 M. GIAN PANGESTU A
9. 60 18 BAYU KURNIAWAN A
10. 60 17 JOHAN ARDANA B
11. 60 8 OKI INDRA B
12. 55 3 AFRIZAL F. P. P. A
13. 55 6 ISLAM SURYO AJI A
14. 50 1 ARDIAN ANGGA S. B
15. 50 19 FREDI J. B
16. 50 4 NUR ARIFIN A
17. 45 7 IPUNG INDRO B. A
18. 45 13 SURYO AJI PRASETYO B
19. 35 10 ANTON WAHYU P. B
20. 35 9 MUHAMMAD AMIN A
78
Lampiran 10
DAFTAR HASIL MATCHING
YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBAGIAN KELOMPOK
No No
Urut
NAMA Nilai Hasil
Tes
Rumusan
MC
Pasangan
Tes
Hasil
Matching
1. 20 DICKY BERLIANDO 75 A
20 15 75 75 15 DIKA F. T. 75 B
2. 11 AGUS L. W. 70 B
16 11 70 70 16 M. FERIYAN 70 A
3. 5 ROBY FIRMANSYAH 70 A
5 12 70 65 12 BAYU LUKITO 65 B
4. 14 ERIK SETIAWAN 65 B
2 14 65 65 2 M. GIAN PANGESTU 65 A
5. 18 BAYU KURNIAWAN 60 A
18 17 60 60 17 JOHAN ARDANA 60 B
6. 8 OKI INDRA G. 60 B
3 8 55 60 3 AFRIZAL F. P. P. 55 A
7. 6 ISLAM SURYO AJI 55 A
6 1 55 50 1 ARDIAN ANGGA S. 50 B
8. 19 FREDI J. 50 B
4 19 50 50 4 NUR ARIFIN 50 A
9. 7 IPUNG INDRO B. 45 A
7 13 45 45 13 SURYO AJI PRASETYO 45 B
10. 10 ANTON WAHYU P. 35 B
9 10 35 35 9 MUHAMMAD AMIN 35 A
79
Lampiran 11
DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II
DARI HASIL MATCHING PEROLEHAN NILAI PRE-TEST
Kelompok Eksperimen I
(push up tangan menumpu bangku)
Kelompok Eksperimen II
(push up kaki ditinggikan)
Nomor Nama
Nilai
Tes
Nomor Nama
Nilai
Tes Urt Tes Urt Tes
1. 20 DICKY BERLIANDO 75 11. 15 DIKA F. T. 75
2. 16 M. FERIYAN 70 12. 11 AGUS L. W. 70
3. 5 ROBY F. 70 13. 12 BAYU LUKITO 65
4. 2 M. GIANPANGESTU 65 14. 14 ERIK SETIAWAN 65
5. 18 BAYU KURNIAWAN 60 15. 17 JOHAN ARDANA 60
6. 3 AFRIZAL F. P. P. 55 16. 8 OKI INDRA 60
7. 6 ISLAM SURYO AJI 55 17. 1 ARDIAN ANGGA S. 50
8. 4 NUR ARIFIN 50 18. 19 FREDI J. 50
9. 7 IPUNG INDRO B. 45 19. 13 SURYO AJI P. 45
10. 9 MUHAMMAD AMIN 35 20. 10 ANTON WAHYU P. 35
80
Lampiran 12
UJI PRASARAT ANALISIS DATA PRE-TEST Uji Normalitas Untuk menguji hipotesis, harus di hitung normalitas datanya dengan rumus :
ǀ F(z) – S(z) ǀ H0 diterima apabila thitung < ttabel
TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI NORMALITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN I
NO XK XK - (xK - )2 ZK F(Z) S(Z) F(Z) – S(Z)
Urut Tes
I II III IV V VI VII VIII
1. 9 35 ‒ 23 529 ‒ 1,84 0,0329 0,10 ‒ 0,0671
2. 7 45 ‒ 13 169 ‒ 1,04 0,1492 0,20 ‒ 0,0508
3. 4 50 ‒ 8 64 ‒ 0,63 0,2643 0,30 ‒ 0,0357
4. 6 55 ‒ 3 9 ‒ 0,24 0,4052 0,40 0,0052
5. 3 55 ‒ 3 9 ‒ 0,24 0,4052 0,50 ‒ 0,0948
6. 18 60 2 4 0,16 0,5636 0,60 ‒ 0,0364
7. 2 65 7 49 0,56 0,7123 0,70 0,0123
8. 5 70 12 144 0,96 0,8315 0,80 0,0315
9. 16 70 12 144 0,96 0,8315 0,90 ‒ 0,0685
10. 20 75 17 289 1,36 0,9131 1,00 ‒ 0,0869
Σƒ(xi) =
580
Σƒ(xi - )2 =
1410
= 58
s =√
=√
= √ = 12,52 (Sudjana, 2002 :93)
ZK =
(Sudjana, 2002 : 138)
Untuk mengisi kolom nomor I, merupakan nomor urut dan nomor tes
sampel saat melakukan tes passing atas.
81
Untuk mengisi kolom nomor II, diperoleh dari nilai hasil tes awal
passing atas yang diurutkan atau dirangking dari nilai yang paling rendah ke nilai
yang paling tinggi berdasarkan kelompok eksperimen I.
Untuk mengisi kolom nomor III, diperoleh dari nilai xi dikurangi nilai
rata-rata sampel, contoh : x8 – = xi - = 70 – 58 = 12.
Untuk mengisi kolom nomor IV, diperoleh dari nilai xi - yang
dikuadratkan, contoh : (x8 - )2 = (12)2 = 144
Untuk mengisi kolom nomor V, diperoleh dari hasil kolom III dibagi
dengan simpangan baku dari data tersebut.
Contoh baris 10 : z8 =
=
= 0,96
Untuk mengisi kolom nomor VI diperoleh dari hasi kolom V kemudian
dicocokan dengan tabel hitung z .
F (z) = luas dibawah kurva normal dari kiri sampai ke zi sama dengan luas
kurva normal diatas z.
Z8 = 0,96
F (z8) = 0,8315
Untuk mengisi kolom nomor VII, diperoleh dari hasil peringkat atau no
urut sampel dibagi dengan total sampel
S (z8) =
S (z13) = 0, 80
Untuk mengisi kolom nomor VIII diperoleh dari hasil Selisih kolom VI
dan kolom VII.
82
ǀ F(z8) – S(z8) ǀ = ǀ 0,8315 – 0,80 ǀ
= 0,0315
UNTUK UJI NORMALITAS PADA KELOMPOK EKSPERIMEN I DI PEROLEH :
Pada kolom VIII antara nilai selisih kolom VI dan kolom VII diambil nilai
yang paling besar antara selisih tersebut adalah 0,0315. Maka L0 = 0,0315.
Nilai L0 di atas dibandingkan dengan Tabel nilai Kritis Untuk uji Liliefors,
sebagai berikut :
Karena L0 = 0,0315 < 0,258; maka H0 diterima. Ini berarti data dari sampel
Kelompok Eksperimen I diatas dapat dianggap berasal dari populasi
berdistribusi normal.
Uji Normalitas Untuk menguji hipotesis, harus di hitung normalitas datanya dengan rumus :
ǀ F(z) – S(z) ǀ H0 diterima apabila thitung < ttabel
TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI NORMALITAS
ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN II
NO XE XE - (xE - )2 ZE F(Z) S(Z) F(Z) – S(Z)
Urut Tes
I II III IV V VI VII VIII
1. 10 35 ‒ 22,5 506,25 ‒ 1,83 0,0336 0,10 ‒ 0,0664
2. 13 45 ‒ 12,5 156,25 ‒ 1,02 0,1539 0,20 ‒ 0,0461
3. 19 50 ‒ 7,5 56,25 ‒ 0,61 0,2709 0,30 ‒ 0,0291
4. 1 50 ‒ 7,5 56,25 ‒ 0,61 0,2709 0,40 ‒ 0,1291
5. 8 60 2,5 6,25 0,20 0,5793 0,50 0,0793
6. 17 60 2,5 6,25 0,20 0,5793 0,60 ‒ 0,0207
7. 14 65 7,5 56,25 0,61 0,7291 0,70 0,0291
8. 12 65 7,5 56,25 0,61 0,7291 0,80 ‒ 0,0709
83
9. 11 70 12,5 156,25 1,02 0,8461 0,90 ‒ 0,0539
10. 15 75 17,5 306,25 1,42 0,9222 1,00 ‒ 0,0778
Σƒ(xi) =
575
Σƒ(xi - )2 =
1362,5
= 57,5
s =√
=√
= √ = 12,3 (Sudjana, 2002 :93)
Zi =
(Sudjana, 2002 : 138)
Untuk mengisi kolom nomor I, merupakan nomor urut dan nomor tes
sampel saat melakukan tes passing atas.
Untuk mengisi kolom nomor II, diperoleh dari nilai hasil tes awal
passing atas yang diurutkan atau dirangking dari nilai yang paling rendah ke nilai
yang paling tinggi berdasarkan kelompok eksperimen II.
Untuk mengisi kolom nomor III, diperoleh dari nilai xi dikurangi nilai
rata-rata sampel, contoh : x5 – = xi - = 60 – 57,5 = 2,5 .
Untuk mengisi kolom nomor IV, diperoleh dari nilai xi - yang
dikuadratkan, contoh : (x5 - )2 = (2,5)2 = 6,25
Untuk mengisi kolom nomor V, diperoleh dari hasil kolom III dibagi
dengan simpangan baku dari data tersebut.
Contoh baris 10 : z5 =
=
= 0,20
Untuk mengisi kolom nomor VI diperoleh dari hasi kolom V kemudian
dicocokan dengan tabel hitung z .
84
F (z) = luas dibawah kurva normal dari kiri sampai ke zi sama dengan luas
kurva normal diatas z.
Z8 = 0,20
F (z13) = 0, 5793
Untuk mengisi kolom nomor VII, diperoleh dari hasil peringkat atau no
urut sampel dibagi dengan total sampel
S (z5) =
S (z5) = 0, 50
Untuk mengisi kolom nomor VIII diperoleh dari hasil Selisih kolom VI
dan kolom VII.
ǀ F(z5) – S(z5) ǀ = ǀ 0,5793 – 0,50 ǀ
= 0, 0793
UNTUK UJI NORMALITAS PADA KELOMPOK EKSPERIMEN II DIPEROLEH :
Pada kolom VIII antara nilai selisih kolom VI dan kolom VII diambil nilai
yang paling besar antara selisih tersebut adalah 0,0793. Maka L0 = 0,0793.
Nilai L0 di atas dibandingkan dengan Tabel nilai Kritis Untuk uji Liliefors,
sebagai berikut :
Karena L0 = 0,0315 < 0,258; maka H0 diterima. Ini berarti data dari sampel
dari Kelompok Eksperimen II diatas dapat dianggap berasal dari populasi
berdistribusi normal.
85
Lampiran 13
TABEL STANDAR NORMAL UNTUK Z-SCORE NEGATIF
www. stat. ufl.edu / ../ztable.pdf
86
Lampiran 14
TABEL STANDAR NORMAL UNTUK Z-SCORE POSITIF
www. stat. ufl.edu / ../ztable.pdf
87
Lampiran 15
TABEL NILAI KRITIS UNTUK UJI LILIEFORS
Taraf nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.20
n = 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
25
30
n > 30
0.417
0.405
0.364
0.348
0.331
0.311
0.294
0.284
0.275
0.268
0,261
0.257
0.250
0.245
0.239
0.235
0.231
0.200
0.187
1.031
0.381
0.337
0.319
0.300
0.285
0.271
0.258
0.249
0.242
0.234
0.227
0.220
0.213
0.206
0.200
0.195
0.190
0.173
0.161
0.886
0.352
0.315
0.294
0.276
0.261
0.249
0.239
0.230
0.223
0.214
0.207
0.201
0.195
0.289
0.184
0.179
0.174
0.158
0.144
0.805
0.319
0.299
0.277
0.258
0.244
0.233
0.224
0.217
0.212
0.202
0.194
0.187
0.182
0.177
0.173
0.169
0.166
0.147
0.136
0.768
0.300
0.285
0.265
0.247
0.233
0.223
0.215
0.206
0.199
0.190
0.183
0.177
0.173
0.169
0.166
0.163
0.160
0.142
0.131
0.736
(Sudjana, 2002: 467)
88
Lampiran 16
UJI HOMOGENITAS
Untuk menguji hipotesis, harus di hitung kesamaan variannya dengan rumus :
Fdb Vb ; db =
SD2 =
H0 diterima apabila thitung < ttabel
TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI HOMOGENITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN I
NO X ƒ ƒ . x (ƒ . x)2
1. 75 1 75 5625
2. 70 2 140 19600
3. 65 1 65 4225
4. 60 1 60 3600
5. 55 2 110 12100
6. 50 1 50 2500
7. 45 1 45 2025
8. 35 1 35 1225
N = 10 Σƒ . x = 580 Σ(ƒ.x)2 = 50900
SD2 =
(Sutrisno Hadi, 2000: 95)
SD2 =
= 5090 ‒
= 5090 ‒ 3364
SD2 = 1726
Jadi standar deviasi untuk data kelompok eksperimen I adalah 1726
89
TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI HOMOGENITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN II
NO X ƒ ƒ . x (ƒ . x)2
1. 75 1 75 5625
2. 70 1 70 4900
3. 65 2 130 16900
4. 60 2 120 14400
5. 50 2 100 10000
6. 45 1 45 2025
7. 35 1 35 1225
N = 10 Σƒ . x = 575 Σ(ƒ.x)2 = 55075
.
SD2 =
(Sutrisno Hadi, 2000: 95)
SD2 =
= 5507, 5 ‒
= 5507,5 ‒ 3306,25
SD2 = 2201, 25
Jadi standar deviasi untuk data kelompok eksperimen II adalah 2201, 25
Uji Homogenitas data
untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang sama
ataukah tidak. Untuk itu digunakan tes varians dari rumus Sutrisno Hadi
(2004: 312).
F db Vb ; db Vk =
90
Diketahui :
= 1726
= 2201,25
Antara SD2 kelompok eksperimen I dan SD2 kelompok eksperimen II lebih besar
SD2 kelompok Eksperimen II, berarti untuk tes homogenitas varians SD2
kelompok Eksperimen II dibagi dengan SD2 Kelompok Eksperimen I, dengan
masing – masing N = 10 maka db. = 10 -1 = 9.
F db Vb ; db Vk =
F 9 ; 9 =
= 1, 275
Dengan melihat tabel III A pada derajat kebebasan 9 melawan 9
ditemukan F0 = 1, 275 dan Ftabel = 3,180 dengan taraf signifikansi 5 %, maka :
F0 = 1, 275 < F tabel = 3,180
Karena F0 lebih kecil dari pada Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa Varians dari
Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II itu tidak berbeda secara
signifikan, selain itu varians dari kedua kelompok dalam populasinya masing-
masing adalah tidak berbeda atau sama.
91
Lampiran 17
NILAI – NILAI F PADA TARAF SIGNIFIKANSI 5%
Nilai nilai F pada taraf signifikansi 5% (Sutrisno hadi, 2004 : 413)
92
Lampiran 18
DAFTAR PENILAIAN POST-TEST
93
94
Lampiran 19
DAFTAR HASIL POST-TEST PASSING ATAS
KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2015
No Nama Usia
Bola yang masuk
target area Total
(Kanan + Kiri) Nilai
Urut Tes Kanan Kiri
1. 1. ARDIAN ANGGA S. 18 Th 7 3 10 60
2. 2. M. GIAN PANGESTU 15 Th 4 7 11 75
3. 3. AFRIZAL F. P. P. 15 Th 4 4 8 60
4. 4. NUR ARIFIN 15 Th 6 3 9 65
5. 5. ROBY FIRMANSYAH 16 Th 6 7 13 80
6. 6. ISLAM SURYO AJI 16 Th 4 5 9 65
7. 7. IPUNG INDRO B. 15 Th 3 4 7 50
8. 8. OKI INDRA G. 17 Th 8 6 14 80
9. 9. MUHAMMAD AMIN 17 Th 6 3 9 50
10. 10. ANTON WAHYU P. 15 Th 3 3 6 45
11. 11. AGUS L. W. 17 Th 8 5 13 75
12. 12. BAYU LUKITO 15 Th 6 6 12 80
13. 13. SURYO AJI P. 15 Th 5 2 7 50
14. 14. ERIK SETIAWAN 15 Th 6 4 10 75
15. 15. DIKA F. T. 16 Th 9 6 15 90
16. 16. M. FERIYAN 17 Th 4 7 11 70
17. 17. JOHAN ARDANA 18 Th 5 6 11 70
18. 18. BAYU KURNIAWAN 15 Th 3 6 9 65
19. 19. FREDI J. 17 Th 7 3 10 60
20. 20. DICKY BERLIANDO 18 Th 9 8 17 95
95
Lampiran 20
DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II
DARI HASIL PEROLEHAN NILAI POST-TEST
Kelompok Eksperimen I Kelompok Eksperimen II
Nomor Nama
Nilai
Tes
Nomor Nama
Nilai
Tes Urt Tes Urt Tes
1. 20 DICKY BERLIANDO 95 11. 15 DIKA F. T. 90
2. 16 M. FERIYAN 70 12. 11 AGUS L. W. 75
3. 5 ROBY F. 80 13. 12 BAYU LUKITO 80
4. 2 M. GIANPANGESTU 80 14. 14 ERIK SETIAWAN 65
5. 18 BAYU KURNIAWAN 65 15. 17 JOHAN ARDANA 70
6. 3 AFRIZAL F. P. P. 60 16. 8 OKI INDRA 80
7. 6 ISLAM SURYO AJI 65 17. 1 ARDIAN ANGGA S. 60
8. 4 NUR ARIFIN 70 18. 19 FREDI J. 60
9. 7 IPUNG INDRO B. 60 19. 13 SURYO AJI P. 50
10. 9 MUHAMMAD AMIN 50 20. 10 ANTON WAHYU P. 45
96
Lampiran 21 ANALISIS DATA
HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR PASSING ATAS KELOMPOK EKSPERIMEN I
(PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU) Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
t =
√
H0 diterima apabila t hitung < t tabel
No Subjek X i X II
D
(X i – X II)
d
(D-MD) d 2
1. 20 75 95 ‒ 20 ‒ 10,5 110,25
2. 16 70 70 0 9,5 90,25
3. 5 70 80 ‒ 10 ‒ 0,5 0,25
4. 2 65 75 ‒ 10 ‒ 0,5 0,25
5. 18 60 65 ‒ 5 4,5 20,25
6. 3 55 60 ‒ 5 4,5 20,25
7. 6 55 65 ‒ 10 ‒ 0,5 0,25
8. 4 50 65 ‒ 15 ‒ 5,5 30,25
9. 7 45 50 ‒ 5 4,5 20,25
10. 9 35 50 ‒ 15 ‒ 5,5 30,25
N = 10
ΣX I =
580
M I = 58
ΣX II =
675
M II= 67,5
ΣD = ‒ 95
MD = ‒ 9,5
Σd 2 =
322,5
MD =
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
=
= ‒9,5
d = D ‒ MD (Sutrisno Hadi, 2004:226)
t =
√
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
97
t =
√
=
√
=
√ =
= 5,019
Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9
diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung adalah 5,019
maka : t hitung = 5,019 > ttabel = 2,262
Ini berarti thitung berada dalam daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan antara hasil pre-test dan post-test pada kelompok
eksperimen I.
98
Lampiran 22
ANALISIS DATA HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR PASSING ATAS
KELOMPOK EKSPERIMEN II (PUSH UP KAKI DITINGGIKAN)
Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
t =
√
H0 diterima apabila t hitung < t tabel
No Subjek X i X II
D
(X i – X II)
d
(D-MD) d 2
1. 15 75 90 ‒ 15 ‒ 4,5 20,25
2. 11 70 75 ‒ 5 5,5 30,25
3. 12 65 80 ‒ 15 ‒ 4,5 20,25
4. 14 65 70 ‒ 5 5,5 30,25
5. 17 60 70 ‒ 10 0,5 0,25
6. 8 60 80 ‒ 20 ‒ 9,5 90,25
7. 1 50 60 ‒ 10 0,5 0,25
8. 19 50 60 ‒ 10 0,5 0,25
9. 13 45 50 ‒ 5 5,5 30,25
10. 10 35 45 ‒ 10 0,5 0,25
N = 10
ΣX I =
575
M I = 57,5
ΣX II =
680
M II= 68
ΣD = ‒ 105
MD = ‒10,5
Σd 2 =
222,5
MD =
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
=
= ‒10,5
d = D ‒ MD (Sutrisno Hadi, 2004:226)
99
t =
√
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
t =
√
=
√
=
√ =
= 6,679
Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9
diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung adalah 6,679
maka : t hitung = 6,679 > ttabel = 2,262
Ini berarti thitung berada dalam daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan antara hasil pre-test dan post-test pada kelompok
eksperimen II.
100
Lampiran 23
ANALISIS DATA HASIL TES AKHIR PASSING ATAS ANTARA
KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN KELOMPOK EKSPERIMEN II
Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
t =
√
H0 diterima apabila t hitung < t tabel
No Pasangan
subjek X E I X E II
D
(XE I – X E II)
d
(D-MD) d 2
1. 20 15 95 90 5 5,5 30,25
2. 16 11 70 75 ‒ 5 ‒ 4,5 20,25
3. 5 12 80 80 0 0,5 0,25
4. 2 14 75 70 5 5,5 30,25
5. 18 17 65 70 ‒ 5 ‒ 4,5 20,25
6. 3 8 60 80 ‒ 20 ‒ 19,5 380,25
7. 6 1 65 60 5 5,5 30,25
8. 4 19 65 60 5 5,5 30,25
9. 7 13 50 50 0 0,5 0,25
10. 9 10 50 45 5 5,5 30,25
N = 10
ΣX II =
675
M E I= 67,5
ΣX II =
680
M E II= 68
ΣD = ‒ 5
MD = ‒ 0,5
Σd 2 =
572,5
MD =
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
=
= ‒ 0,5
d = D ‒ MD (Sutrisno Hadi, 2004:226)
t =
√
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
101
t =
√
=
√
=
√ =
= 0,198
Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N ‒ 1 =
10 ‒ 1 = 9 diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung
adalah 0,793 maka : t hitung = 0,198 < ttabel = 2,262
Ini berarti thitung berada dalam daerah penerimaan H0, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil post-tes pada kelompok
eksperimen I dan post-test pada kelompok eksperimen II.
102
Lampiran 24 TABEL NILAI – NILAI t
103
Lampiran 25
PROGRAM LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN
Mi nggu
Hari Latihan
Tanggal Pemanasan
Materi Latihan Push Up
tangan menumpu bangku
dan Push Up Kaki ditinggikan
Pendi nginan
Ket
Itensitas Repetisi Set Istirahat antar set
1 Senin
RABU
JUM”AT
10 / 08 / 2015
Peregangan
dinamis 5 menit
Pre–Test (Tes Passing Atas) -
12 / 08 / 2015
65 %
19 kali 3 30 detik 10
menit
- Untuk ketinggian
tumpuan tangan pada
Push up tangan
menumpu bangku atau
anak tangga,
ketinggian bangku
atau anak tangga
kurang lebih 40 – 50
cm dari atas lantai
atau tanah.
- Untuk Ketinggian
tumpuan kaki pada
Push Up kaki
ditinggikan, ketinggian
tangga atau bangku
kurang lebih 40 – 50
cm dari atas lantai
atau
14 / 12 / 2015
19 kali 3
2 SENIN
RABU
JUM”AT
17 / 08 / 2015
19 kali 3
19 / 08 / 2015
70 %
20 kali 3
21 / 08 / 2015
20 kali 3
3 SENIN
RABU
JUM”AT
24 / 08 / 2015
20 kali 3
26 / 08 / 2015
75 %
22 kali 3
28 / 08 / 2015
22 kali 3
4 SENIN
RABU
JUM”AT
31 / 08 / 2015
22 kali 3
02 / 09 / 2015
80 %
23 kali 3
04 / 09 / 2015
23 kali 3
5 SENIN
RABU
JUM”AT
07 / 09 / 2015
23 kali 3
09 / 09 / 2015
85 %
25 kali 3
11 / 09 / 2015
25 kali 3
6 SENIN
RABU
JUM”AT
14 / 09 / 2015
25 kali 3
16 / 09 / 2015
90 % 26 kali 3
18 / 09 / 2015
Post–Test (Tes Passing Atas)
* Ket : Katagori push up yang baik untuk putra usia 15 – 19 adalah 29 – 38 (Andi Suntoda, 2009)
104
Lampiran 26
DAFTAR HADIR SAMPEL
105
Lampiran 27
DOKUMENTASI
Peralatan
Penjelasan Saat Akan Melakukan Tes awal dan Tes akhir Passing Atas
106
Pembuatan Lapangan untuk Intrumen Tes Passing Atas Saat Tes Awal dan Tes Akhir
107
Saat Sampel Melakukan Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas
108
109
Saat Melakukan Perlakuan atau Tretment
Push Up tangan menumpu bangku
110
Push Up Kaki Ditinggikan
111
Sampel Saat Melakukan Pemanasan