PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK, REPUTASI MEREK DAN HARGA TERHADAP...
Transcript of PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK, REPUTASI MEREK DAN HARGA TERHADAP...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK, REPUTASI
MEREK DAN HARGA TERHADAP MINAT KONSUMEN (STUDI PADA
LEMBAGA KURSUS LBPP-LIA BANDAR LAMPUNG)
Oleh
SHERLY ETIKA SARI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK, REPUTASI
MEREK DAN HARGA TERHADAP MINAT KONSUMEN
(Studi Pada Lembaga Kursus LBPP-LIA Bandar Lampung)
Oleh
Sherly Etika Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, citra merek,
reputasi merek, dan harga terhadap minat konsumen di lembaga kursus bahasa
Inggris LBPP-LIA Bandar Lampung. Untuk menyelesaikan penelitian ini penulis
menggunakan metode kuantitatif, populasi penelitian ini adalah seluruh murid di
LBPP-LIA Bandar Lampung dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden.
Penelitian ini menggunakan teknik sampel Stratified Random Sampling. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa secara parsial terdapat dua variabel independent yaitu kualitas
pelayanan dan citra merek yang memiliki pengaruh signifikan terhadap minat
konsumen di LBPP-LIA Bandar Lampung. Sedangkan variabel reputasi merek dan
harga tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap minat konsumen. Secara
simultan, empat variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Y). Kesimpulan: kualitas pelayanan dan citra merek
memiliki pengaruh terhadap minat konsumen di lembaga kursus bahasa Inggris
LBPP-LIA Bandar Lampung. Saran: untuk penelitian selanjutnya menggunakan jenis
data kualitatif dan menambah variabel seperti persepsi konsumen, promosi dan lain-
lain.
Kata Kunci: Citra Merek, Harga, Kualitas Pelayanan, Minat Konsumen, Reputasi
Merek
ABSTRACT
THE EFFECT OF QUALITY OF SERVICE, BRAND IMAGE, BRAND
REPUTATION, AND PRICE TOWARDS CONSUMER INTEREST.
(Study of LBPP-LIA English Course in Bandar Lampung)
By
Sherly Etika Sari
The purpose of this study is to determine the influence of quality of service, brand
image, brand reputation, and price towards consumer interest of LBPP-LIA english
course in Bandar Lampung. To finish this study, researcher used quantitative method
with the number of 100 respondents. The technique of this research is Stratified
Random Sampling. Analyzed by using multiple linear regression. The result show that
partially two independent variables, quality of service and brand image have
significant influence on consumer interest of LBPP-LIA Bandar Lampung. However,
the brand reputation and price has no significant effect on consumer interest.
Simultaneously, the four independent variables together have significant effects to the
dependent variable. Conclusion: quality of service and brand image have significant
influence on consumer interest in English course LBPP-LIA Bandar Lampung.
Suggestion: for further research use the type of research data is qualitative and add
variables such as customer’s perception, promotion and etcetera.
Keyword: Brand Image, Price, Quality of Service, Interest Purchase, Brand
Reputation.
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK, REPUTASI
MEREK DAN HARGA TERHADAP MINAT KONSUMEN (STUDI PADA
LEMBAGA KURSUS LBPP-LIA BANDAR LAMPUNG)
Oleh
SHERLY ETIKA SARI
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
PADA
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
: PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRAMEREK REPUTASI MEREK DAI\[ HARGATERIIADAP MINAT KONST'MEN(Studi pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris LBPP-LIABandar Lampung)
NamaMatrasiswa : $hcrt1 9,tika Sqri
Nomor Pokok Mahasiswa: 1316051 068
Judul Skripsi
Jurusan
Fakultas
: Ilmu Administrasi Bisnis
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MEI{YETUJUI
Jurusan llmu Administrasi Bisnis2. Ketua
4LM.Si.
1957fi27 198603 t 003
.'t,
t2 I 001
.l
1.
MENGESAI{KAII
Tim Penguji
Ketua : Drs. Dian Komarsyah D., M.S.
Penguji : I{artono, S.Sos., M.A.
K#\!':i-Jr."lfittf;Kf#?
",.ffa$9a9(J,"l;i*;1,,$,198503 I 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi :22 Febru ari2017
PERI{YATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis say4 Skripsi /Laporan akhir ini, adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas
Lampung maupun perguruan tinggi lainya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa banfuan
pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicanfumkan dalam
daftar pustaka-
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat perryimpangan dan ketidak benaran dalam pemyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini,serta sanksi lainya sesuai dengan norrna yang berlaku di
perguruan Tinggi.
Bandar Lampung, 22 F ebruari 2017
NPM. 1316051068
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Sherly Etika Sari dilahirkan di
Bandar Lampung pada tanggal 29 Oktober 1995. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara, putri pasangan
Drs. Mirzal Effendi dan Letty Irianti. Latar pendidikan yang
telah dijalankan yaitu penulis menyelesaikan pendidikan
Taman Kanak-Kanak (TK) Taruna Jaya di Bandar Lampung tahun 2001.
Dilanjutkan dengan Sekolah Dasar di SD Al-Azhar 1 Bandar Lampung yang
diselesaikan pada tahun 2007. Pendidikan dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang diselesaikan pada
tahun 2010, lalu Penulis mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas
di SMA Negeri 10 Bandar Lampung. Pendidikan SMA diselesaikan pada tahun
2013.
Pendidikan dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu perguruan tinggi.
Melalui jalur SBMPTN pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di
Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswi penulis cukup aktif di
Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Administrasi Bisnis FISIP
UNILA.
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan
nikmat-Nya lah saya bisa menyelesaikan Skripsi ini untuk mendapatkan gelar
Sarjana Administrasi Bisnis
Tulisan ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang telah melahirkan,
merawat, membesarkan, dan mendidik selama 21 tahun. Terimakasih atas segala
doa, motivasi, dan segala dukungan yang ku dapatkan sampai saat ini. Tanpa doa
dan restu kalian ku tidak akan sampai di titik ini
Terimakasih kepada kakakku atas segala dukungan, semangat, dan do’a sehingga
Skripsi ini dapat ku selesasikan
Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa
Almamater tercinta
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan.
(QS. Al-Insyirah:5)
A flower does not think of competing with
the flowers next to it. It just blooms.
When you judge someone, it doesn’t define
who they are. It mostly defines who you
are.
SANWACANA
Assallamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra Merek, Reputasi Merek, Dan
Harga Terhadap Minat Konsumen (Studi pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris
LBPP-LIA Bandar Lampung)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di
Univeritas Lampung. Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan dan
penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih
banyak kepada:
1. Allah SWT.
2. Nabi Muhammad SAW.
3. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Susetyo., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat., M.Si., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Dadang Karya Bakti., M.M., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
7. Bapak Ahmad Rifa’I, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
8. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
9. Bapak Drs. Dian Komarsyah, D., M.S selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis serta bersedia
meluangkan waktu untuk penulis dalam proses penyusunan skripsi.
10. Bapak Hartono, S.sos., M.A selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan kririk, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat mengerjakan
skripsi ini dengan baik sampai selesai.
11. Bapak Drs. Dadang Karya Bakti., M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan arahan dan bantuannya selama masa perkuliahan.
12. Ibu Mertayana selaku staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung
yang sangat baik dan sabar telah banyak membantu penulis.
13. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung,
terimakasih atas pengajaran dan ilmu yang telah diberikan selama ini kepada
penulis.
14. Papa dan Mama tercinta, terimakasih atas rasa cinta dan kasih sayang serta doa
tulus yang tiada henti-hentinya selalu diberikan untukku. My definition of true
love. I promise, I will do my best to make you guys happy.
15. Kakakku, Rizky Ditiardi. Terimakasih telah menjadi kakak sekaligus teman
terbaik pertama dihidupku. I will make you pround as your little sister. Wait for
it!
16. Sahabat-sahabatku: Yayuk Fitria dan Annisa Tiara Rulya. Terimakasih telah
menjadi sahabat selama kurang lebih 10 tahun dan InsyaAllah sampai
kedepannya. See you on top guys!
17. Sahabatku Finajar Oktini, Lila Alfathria dan Zaim Rozaan, terimakasih atas
waktu, cerita, motivasi dan saran yang selalu diberikan.
18. Sahabat seperjuanganku NyetBerry, (Mangifera, Dwi Andjani, Dwi Anggun,
Ayuni Pratiwi, Mey Handayani, dan Laily Nur Fitriyah) Terimakasih telah
memberikan canda dan tawa, suka duka dan semangat dalam 3,5 tahun ini.
Semoga doa kita semua sukses kedepannya.
19. Teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis 2013, Wulan, Yeyen, Dede, Rani, Dasa,
Hanif, Yara, Kubil, Aldhisa, Dati, Gde, Teteh, Bela, Rifa, Ayu, Ubay, Sihan,
Shinta serta lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih telah
memberikan memori terindah di perkuliahan ini.
20. Teman-teman Administrasi Bisnis 2012, 2014, 2015, dan 2016 yang senantiasa
membantu saya dan memberikan kritik dan saran untuk kemajuan saya
kedepannya.
21. Teman-teman SMA-ku Sejahtera Bahagia (Elli Mustika, Dwi Anggraini, Lila,
Afif Haryanto, Febriansyah, Haikal Archy, Reyvandi Guzel, Wahyu, dan Riko.
Kita harus sering-sering kumpul ya!
22. Teman-teman KKN Banjar Agung, Tulang Bawang, Anggun, Dewi, Regina, Mba
Adel, Agung dan Kak Aam. Terimakasih untuk 60 hari yang sangat berkesan.
23. Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi besar harapan semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat semuanya, Amin. Sekali lagi terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Skripsi ini.
Bandar Lampung, 22 Februari 2017
Penulis,
Sherly Etika Sari
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ................................................................................................ 11
2.1.1 Pemasaran ............................................................................................. 11
2.1.2.Kualitas Pelayanan ................................................................................ 13
2.1.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan................................................... 15
2.1.2.2 Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli
Konsumen ............................................................................ 16
2.1.3 Citra Merek ............................................................................................ 17
2.1.3.1 Tipe-Tipe Citra Merek ........................................................... 19
2.1.3.2 Indikator Citra Merek ............................................................. 20
2.1.3.3 Manfaat Merek ....................................................................... 20
2.1.3.4 Hubungan Citra Merek Terhadap Minat Konsumen .............. 21
2.1.4 Reputasi Merek ..................................................................................... 22
2.1.4.1 Faktor-faktor Reputasi Merek ................................................ 24
2.1.4.2 Hubungan Reputasi Merek Terhadap Minat Konsumen ........ 25
2.1.5 Harga ..................................................................................................... 26
2.1.5.1 Tujuan Penepatan Harga ........................................................ 27
2.1.5.2 Peranan Harga ........................................................................ 28
ii
2.1.5.3 Indikator Harga ...................................................................... 29
2.1.5.4 Hubungan Harga Terhadap Minat Konsumen ....................... 30
2.1.6 Minat Konsumen ................................................................................... 31
2.1.6.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Konsumen .......... 32
2.1.6.2 Peran Dalam Minat Pembelian ............................................... 33
2.1.6.3 Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian ................. 34
2.1.6.4 Indikator Minat Beli ............................................................... 36
2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 37
2.3 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 40
2.4 Hipotesis .......................................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 42
3.2 Populasi dan Sample ....................................................................................... 43
3.2.1 Populasi ................................................................................................. 43
3.2.2 Sample ................................................................................................... 43
3.3 Definisi Konseptual ......................................................................................... 46
3.4 Definisi Operasional........................................................................................ 47
3.5 Teknik Pemberian Skor ................................................................................... 48
3.6 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 49
3.7 Teknik Pengolahan Data ................................................................................. 50
3.8 Pengujian Instrumen Data ............................................................................... 50
3.8.1 Uji Validitas Kuisioner ......................................................................... 50
3.8.2 Uji Reabilitas Kuisioner ........................................................................ 53
3.9 Metode Analisis Data ...................................................................................... 54
3.9.1 Stastistik Deskriptif ............................................................................... 54
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 55
3.9.2.1 Uji Normalitas ........................................................................ 55
3.9.2.2 Uji Hetroskedastisitas ............................................................. 55
3.9.2.3 Uji Multikolinieritas ............................................................... 56
3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................... 57
3.9.4 Uji R2 ....................................................................................................
58
3.9.5 Uji Hipotesis ......................................................................................... 59
3.9.5.1 Uji Parsial ............................................................................... 59
3.9.5.2 Uji Simultan ........................................................................... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 62
4.1.1 Visi dan Misi LBPP-LIA Bandar Lampung ......................................... 63
4.2 Hasil Analisis Data Statistik Deskriptif .......................................................... 64
4.2.1 Karakteristik Responden ....................................................................... 64
4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 65
4.2.3 Analisis Jawaban Responden ................................................................ 67
iii
4.2.3.1 Variabel Kualitas Pelayanan .................................................. 67
4.2.3.2 Variabel Citra Merek .............................................................. 74
4.2.3.3 Variabel Reputasi Merek ........................................................ 77
4.2.3.4 Variabel Harga ....................................................................... 80
4.2.3.5 Variabel Minat Konsumen ..................................................... 83
4.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ....................................................................... 85
4.3.1 Uji Normalitas ....................................................................................... 86
4.3.2 Uji Hetroskedastisitas ........................................................................... 87
4.3.3 Uji Multikolinieritas .............................................................................. 88
4.4 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ....................................................... 88
4.5 Hasil Uji R2 ..................................................................................................... 91
4.6 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................................... 92
4.6.1Uji Parsial ............................................................................................... 92
4.6.2 Uji Simultan .......................................................................................... 93
4.7 Pembahasan ..................................................................................................... 94
4.7.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Minat Konsumen .................... 95
4.7.2 Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Konsumen ............................... 96
4.7.3 Pengaruh Reputasi Merek terhadap Minat Konsumen ......................... 98
4.7.4 Pengaruh Harga terhadap Minat Konsumen ......................................... 100
4.7.5 Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra Merek, Reputasi Merek, dan
Harga terhadap Minat Konsumen ........................................................ 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 104
5.2 Saran ............................................................................................................ 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Tabel Data Kelas LBPP-LIA Tahun 2015 .................................................................... 4
3.1 Perhitungan Jumlah Sampel .......................................................................................... 43
3.2 Definisi Operasional ..................................................................................................... 47
3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan, Citra Merek, Reputasi
Merek, Harga, dan Minat Konsumen........................................................................... 52
3.4 Hasil Uji Reabilitas ....................................................................................................... 53
4.1 Data Responden Berdasarkan Kelas ............................................................................. 64
4.2 Tabel Analisis Statistik Deskriptif ................................................................................ 65
4.3 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA
Memiliki Peralatan yang Moderen .............................................................................. 67
4.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Fasilitas-fasilitas di
LBPP-LIA seperti AC, LCD, Speaker, Tampak Menarik ........................................... 68
4.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA
Memberikan Layanan Sesuai Dengan apa yang Dijanjikan ........................................ 68
4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Pelayanan yang Diberikan
di LBPP-LIA Memberikan Kepuasan Para Siswanya ................................................. 69
4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Dengan
Cepat dan Tepat Dalam Melakukan Tanggapan Keluhan Siswanya ........................... 69
4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Memberikan
Pelayanan dengan Baik ................................................................................................ 70
4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Selalu Bersedia
Membantu Para Siswanya ............................................................................................ 70
4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Secara
Konsisten Bersikap Sopan Terhadap Para Customernya ............................................. 71
4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Mampu
Melakukan Pelayanan dengan Baik ............................................................................. 71
4.12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Memiliki
Pengetahuan Memadai Untuk Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Customernya ........ 72
4.13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA
Memberikan Informasi yang Jelas ............................................................................... 72
4.14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Karyawan Selalu
Memahami Kebutuhan Konsumen di LBPP-LIA ........................................................ 73
4.15 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Merupakan
Lembaga Kursus Ternama di Bandar Lampung .......................................................... 74
4.16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Logo LBPP-LIA
Terlihat Menarik ........................................................................................................ 74
4.17 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Menggunakan Jasa Lembaga
Kursus LBPP-LIA Membuat Anda Merasa Percaya Diri ......................................... 75
4.18 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Anda Mudah Mengingat
Merek LBPP-LIA ...................................................................................................... 76
4.19 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Desian
(bentuk, warna, logo, dll) Menarik (eye catching) .................................................... 76
4.20 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Berbagai Penghargaan
LBPP-LIA Menjadi Daya Tarik di Masyarakat yang Ingin Belajar
Bahasa Inggris ........................................................................................................... 77
4.21 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Alasan Memilih LBPP-LIA
Sebagai Tempat Kursus Salah Satunya Karena Direkomendasikan ......................... 78
4.22 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Dengan kurikulum Pelajaran
yang Ditawarkan Serta Pengajar yang Berpengalaman Membuat Percaya
Memilih LBPP-LIA ................................................................................................... 79
4.23 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Menawarkan
Harga yang Sesuai Dengan Kualitasnya .................................................................... 80
4.24 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Harga yang Ditawarkan
LBPP-LIA Terjangkau .............................................................................................. 81
4.25 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan LBPP-LIA Memberikan
Harga Bersaing Dengan Harga Lembaga Kursus Lainnya........................................ 81
4.26 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Harga kursus di LBPP-LIA
sesuai dengan segmen pasar yang ada ....................................................................... 82
4.27 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Memilih LBPP-LIA
Dipengaruhi Oleh Keinginan Sendiri ........................................................................ 83
4.28 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Keputusan Memilih
LBPP-LIA Didasari Oleh Ketertarikan Pada Tempat Tersebut ................................ 83
4.29 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Tingginya Minat Konsumen
Membuat LBPP-LIA Menjadi Opsi Tepat Mengambil Kursus Bahasa Inggris........ 84
4.30 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Pelayanan yang Diberikan
oleh LBPP-LIA Menjadi Alasan Lain untuk Mendapatkan Layanan yang
Baik............................................................................................................................ 85
4.31 Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................................................... 88
4.32 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .............................................................................. 89
4.33 Hasil Uji Parsial .......................................................................................................... 92
4.34 Hasil Uji Simultan....................................................................................................... 93
DAFTAR GAMBAR
2.1 Tahap-Tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian ........................................ 36
2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 40
4.1 Hasil Uji Normalitas ....................................................................................... 86
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 87
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner ....................................................................................................... 108
2. Distribusi Jawaban Responden Variabel Kualitas Pelayanan ....................... 113
3. Distribusi Jawaban Responden Variabel Citra Merek .................................. 117
4. Distribusi Jawaban Responden Variabel Reputasi Merek ............................ 120
5. Distribusi Jawaban Responden Variabel Harga ............................................ 123
6. Distribusi Jawaban Responden Variabel Minat Konsumen .......................... 126
7. Hasil Uji Validitas .......................................................................................... 129
8. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................................... 135
9. Frekuensi Item ................................................................................................ 139
10. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................... 149
11. Hasil Uji F ...................................................................................................... 150
12. Hasil Uji R2 .................................................................................................... 151
13. Hasil Uji Normalitas ...................................................................................... 152
14. Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 153
15. Tabel Uji F ..................................................................................................... 154
16. Tabel Uji t ...................................................................................................... 157
17. Tabel Uji R ..................................................................................................... 160
18. Dokumentasi .................................................................................................. 161
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi adalah era yang sarat dengan kompetisi, masyarakat dituntut untuk
memiliki bekal sumber daya manusia yang handal. Bersamaan dengan itu, saat ini
Bangsa Indonesia sedang menghadapi era perdagangan bebas, di mana berbagai
ragam latar belakang dan keterampilan setiap individu bebas untuk bermain dalam
dunia persaingan dan tidak menutup kemungkinan orang-orang luar negeri ikut serta
di dalamnya. Jelas ini menjadi perhatian serius yang harus dibenahi mengingat tidak
sedikit dari sumber daya manusia di negeri ini yang bisa dibilang kalah dari negara-
negara lain walau tidak semuanya. Alasan ini yang perlu diperhatikan masyarakat
yang sadar akan bangsa dan masa depan untuk mempersiapkan segalanya secara
matang.
Salah satu isu yang menjadi pembahasan banyak kalangan adalah bahasa. Bahasa
merupakan modal utama untuk dapat berkomunikasi. Banyak hal yang bisa dilakukan
salah satunya dengan bahasa orang berbicara, dengan bahasa orang menulis, dengan
2
bahasa orang membaca, dengan bahasa orang berekspresi, dengan bahasa orang
berprestasi, dan masih banyak lagi. Ironisnya, apa yang terjadi ketika masyarakat di
negeri ini berhadapan dengan orang asing seperti Inggris, Australia, Amerika,
Kanada, Irlandia, dan masih banyak lagi. Mereka menggunakan bahasa Inggris.
Rasanya tidak dapat membayangkan ketika dalam kondisi yang mengharuskan untuk
berkomunikasi dengan mereka dan bangsa ini tidak bisa melakukannya. Tidak dapat
dipungkiri, bangsa ini lemah dalam hal bahasa internasional (Bahasa Inggris). Tidak
sedikit dari mereka yang terhambat untuk mencetak prestasi gara-gara tidak / kurang
bisa berbahasa Inggris.
Kemampuan berbahasa Inggris sendiri merupakan salah satu kemampuan yang sangat
menentukan dalam memperoleh lapangan kerja akhir-akhir ini. Karena fenomena
inilah yang mendasari munculnya berbagai macam lembaga kursus Bahasa Inggris di
Indonesia tak terkecuali di Bandar Lampung. Keberadaan dari industri jasa dibidang
pendidikan mendapat tempat tersendiri dikalangan masyarakat. Mereka mempunyai
harapan bahwa dengan mengikuti kursus Bahasa Inggris, akan membuat prestasi
akademis menjadi meningkat dan dapat memiliki bekal yang lebih baik. Dengan
menjamurnya lembaga kursus Bahasa Inggris disebabkan karena adanya minat
masyarakat mempelajari Bahasa Inggris dari segala usia maupun dari segala jenjang
pendidikan hal ini dikarenakan semakin meningkatnya persaingan dari berbagai
kursus Bahasa Inggris yang masing-masing menawarkan manfaat yang relatif sama
bagi konsumennya. Untuk itu, banyak bermunculan lembaga pengajaran Bahasa
3
Inggris swasta seperti Lembaga Indonesia-Amerika (LIA), English First (EF),
Gandhi, Primagama English, Easy Speak dan lain-lain.
Kemunculan banyak lembaga kursus dalam dunia pendidikan membawa dampak bagi
pelajar di Indonesia khususnya di Bandar Lampung. Dimana keterkaitan kemunculan
lembaga kursus tersebut berpengaruh terhadap minat konsumen untuk memakai atau
mengikuti pelayanan yang diberikan oleh lembaga kursus tersebut. Mengutip pada
Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan
sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau
dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau
mendapatkan objek tersebut.
Lebih lanjut, menurut Setiadi (2003:398-399), menyatakan bahwa minat beli
konsumen dibentuk dari sikap konsumen terhadap produk yang terdiri dari
kepercayaan konsumen terhadap merek, sehingga muncul keinginan konsumen untuk
membeli. Semakin rendah tingkat kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau
jasa akan menyebabkan semakin menurunnya minat beli konsumen itu sendiri. Dari
pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat beli atau niat untuk
membeli suatu produk adalah ketertarikan, keinginan, dan sikap seseorang terhadap
suatu produk atau jasa.
LBPP-LIA sendiri merupakan kepanjangan dari Lembaga Bahasa dan Pendidikan
Profesional, Lembaga Indonesia. Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesional
LBPP-LIA Bandar Lampung berlokasi di Jl. Kartini No.40 Kelurahan Palapa Bandar
4
Lampung. Lembaga ini merupakan hasil kerjasama antara Yayasan LIA Jakarta
dengan Yayasan Pendidikan Hameem. LBPP-LIA Bandar Lampung berdiri tepatnya
sesuai dengan tanggal perjanjian yaitu tanggal 2 Juli 1990.
Proses awal kegiatan LBPP LIA Bandar Lampung adalah penerimaan tenaga
pengajar dan karyawan administrasi pada bulan Agustus hingga November 1990.
Pelatihan khusus Guru yakni Trends and Techniques in The Teaching of English as
Foreign Language (T3E) dimulai pada bulan Oktober 1990 sampai dengan bulan
Desember 1990, sedangkan pelatihan untuk karyawan non-guru mulai akhir Oktober
1990 sampai dengan awal November 1990. Proses berikutnya adalah penerimaan dan
pendaftaran siswa dilanjutkan dengan tes penempatan (Placement Test). Kelas mulai
berjalan pada 2 Januari 1991 dengan jumlah peserta kursus 475 orang dengan tenaga
pengajar 6 orang. Pada saat berdiri jumlah ruang kelas sebanyak 6 ruang. Adapun
keterangan diatas dapat dilihat dalam bagan berikut ini :
Tabel 1.1 Data Kelas LBPP-LIA Tahun 2015
JENIS KELAS TERM 1 TERM 2 TERM 3 TERM 4 TOTAL
EC 1-3 148 153 93 110 504
EC 4-6 333 291 288 320 1.232
JUMLAH 481 444 381 430 1.736
ET 506 406 423 459 1.794
JUMLAH 506 406 423 459 1.794
EL 315 247 306 394 1.262
IN 212 208 263 286 969
HI 115 95 79 77 366
JUMLAH 642 550 648 757 2.597
5
JENIS KELAS TERM 1 TERM 2 TERM 3 TERM 4 TOTAL
CV 74 149 58 146 427
JUMLAH 74 149 58 146 427
TOTAL 1.703 1.549 1.510 1.792 6.554
Saat ini LBPP-LIA mempunyai 4 Term untuk setiap penerimaan siswa baru atau pun
saat kenaikan level . Jumlah peserta kursus sebanyak 200 orang lebih dengan jumlah
tenaga guru 39 orang dan 2 orang supervisor. Mayoritas peserta kursus merupakan
pelajar tingkat SMA dan SLTP, selebihnya adalah mahasiswa, pelajar SD, karyawan
pemerintahan dan swasta, ibu rumah tangga dan sebagainya.
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah siswa di LBPP-LIA Bandar Lampung tahun 2015.
Berdasarkan tabel 1.1 jumlah siswa mengalami naik turun pada beberapa term. Dari 4
term data, dapat diketahui bahwa hampir semua term memiliki jumlah murid yang
dapat dikatakan banyak, kecuali pada term Convertation (CV) karena pada kelas ini
rata-rata murid nya adalah SMA atau sederajat. Untuk dapat memaksimalkan minat
konsumen dalam pendaftarannya, perusahaan pasti membutuhkan faktor-faktor yang
tepat yang dapat mempengaruhi minat konsumen dalam minat pendaftarannya.
Kualitas pelayanan, citra merek, reputasi merek dan harga bertujuan untuk
meningkatkan minat konsumen.
Dalam perkembangannya kurikulum pengajaran kursus Bahasa Inggris di lembaga
LBPP-LIA Bandar Lampung dibuat sesuai dengan kebutuhan pasar. Kurikulum akan
berubah sejalan dengan meningkatnya kebutuhan penggunaan Bahasa Inggris.
6
Sebagai sebuah lembaga yang memberikan sertifikasi kepada siswanya, maka LBPP-
LIA dalam melaksanakan proses pembelajaran harus memiliki target sasaran
minimal bagi setiap siswa pada masing-masing level yang dipilih sesuai
kemampuannya. Target itu tertuang dalam kurikulum yang ada yaitu:
Program yang ada dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Program General English
(GE) dan Program English for Specific Purposes (ESP) yang masing-masing
memiliki program tersendiri.
1. English for Children (EC)
Program ini dirancang khusus untuk anak-anak kelas 3 SD sampai dengan 6 SD.
Program ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pengenalan berkomunikasi
menggunakan bahasa Inggris. Untuk masing-masing level masa belajar 6 bulan
(semester) untuk setiap tingkatnya
2. English for Teens (ET)
Program ini dirancang khusus untuk siswa SMP atau sederajat yang ingin
meningkatkan kemampuan dan percaya diri dalam berkomunikasi di tingkat
awal. Terdiri dari 12 tingkat yaitu ET-1 sampai dengan ET-12. Tingkatan ini
terbagi menjadi 3 tingkatan, yakni Elementary (ET-1 sampai ET-4), Pre
Intermediate (ET 5 – ET 8), dan Intermediate (ET 9 – ET 12). Lama pertingkat
adalah 3 bulan sehingga untuk setiap jenjang ditempuh selama satu tahun.
3. English for Adult (EA)
Pada program ini biasanya peserta yang rata-rata berusia minimal 16 tahun, atau
telah lulus SMP/sederajat. Program ini dapat diikuti umum seperti SMA,
Mahasiswa, Pegawai Negri, Pegawai Swasta, Ibu rumah tangga dan lain-lain.
7
Program ini dikhususkan untuk meningkatkan 4 kemampuam dasar berbahasa
yaitu, reading, listening, speaking, dan writing. Program ini terdiri dari 3
jenjang yaitu Elementary (EL), Intermediate (IN), dan High Intermediate (HI).
Masing-masing jenjang terdiri dari 4 level. Per level ditempuh selama tiga bulan.
Program English for Specific Purposes (ESP)
1. Conversation in English (CV) Program
Program ini lebih tertuju untuk meningkatkan keterampilan dalam percakapan
dalam berbahasa Inggris untuk umum. Dalam pembelajarannya para siswa
dibekali dengan kiat-kiat dan teknik yang diperlukan untuk ikut aktif dalam
percakapan sehari-hari. Peserta juga diberikan kesempatan yang seluas-luasnya
untuk berlatih baik dalam bentuk penyampaian lisan sehari-hari hingga dalam
bentuk presentasi makalah di depan publik. Program ini terdiri dari 6 tingkatan
dan menggunakan buku yang telah didesain oleh bagian Kurikulum dan Materi
LBPP-LIA Pusat.
Berkaitan dengan uraian diatas penulis merasa bahwa fenomena kemunculan
banyaknya lembaga kursus Bahasa Inggris di Bandar Lampung terutama di lembaga
kursus LBPP-LIA yaitu terdapat banyak faktor yang mempengaruhi minat konsumen
dalam memilih lembaga kursus yang cocok dengan kriteria mereka, diantaranya
adalah faktor citra merek, reputasi merek dan harga. Citra merek, reputasi merek, dan
harga merupakan aspek yang penting namun yang terpenting adalah kualitas
pelayanan yang mana mempunyai nilai untuk memenuhi awal kebutuhan konsumen.
Tetapi, elemen lain seperti citra merek, reputasi merek, dan harga mempunyai peran
8
yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi minat konsumen. Semakin mendekati
harapan, kualitas pelayanan yang diberikan maka akan membuat citra merek
perusahaan tersebut semakin baik pula. Apabila citra merek lembaga kursus di LBPP-
LIA baik maka akan membuat reputasi merek atau pandangan konsumen tentang
LBPP-LIA menjadi baik juga. Selain itu, harga juga mempengaruhi konsumen dalam
mengeluarkan biaya pendidikan. Dengan semakin besarnya biaya yang dikeluarkan
maka semakin besar juga harapan konsumen terhadap suatu jasa tersebut. Oleh sebab
itu, penulis tertarik menulis penelitan yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Citra Merek, Reputasi Merek, dan Harga terhadap Minat Konsumen (Studi
pada lembaga kursus bahasa inggris LBPP-LIA Bandar Lampung”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam
penelitian ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat konsumen pada lembaga
kursus LBPP-LIA Bandar Lampung?
2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap minat konsumen pada lembaga kursus
LBPP-LIA Bandar Lampung?
3. Bagaimana pengaruh reputasi merek terhadap minat konsumen pada lembaga
kursus LBPP-LIA Bandar Lampung?
4. Bagaimana pengaruh harga terhadap minat konsumen pada lembaga kursus
LBPP-LIA Bandar Lampung?
9
5. Bagaimana pengaruh antara kualitas pelayanan, citra merek, reputasi merek, dan
harga terhadap minat konsumen pada lembaga kursus LBPP-LIA Bandar
Lampung?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat konsumen pada
lembaga kursus LBPP-LIA Bandar Lampung
2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap minat konsumen pada lembaga
kursus LBPP-LIA Bandar Lampung
3. Untuk mengetahui pengaruh reputasi merek terhadap minat konsumen pada
lembaga kursus LBPP-LIA Bandar Lampung
4. Untuk mengetahui harga terhadap minat konsumen pada lembaga kursus LBPP-
LIA Bandar Lampung
5. Untuk mengetahui pengaruh antara kualitas pelayanan, citra merek, reputasi
merek, dan harga terhadap minat konsumen pada lembaga kursus LBPP-LIA
Bandar Lampung?
1.4 Manfaat Penelitian
Secara garis besar dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka kegunaan penelitian ini
dapat dibagi 2 (dua), yaitu:
10
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik dan positif sebagai
literature maupun refrensi bagi mahasiswa lainnya yang tertarik pada penelitian
ilmiah yang berhubungan dengan minat konsumen pada lembaga kursus
pendidikan Bahasa Inggris.
2. Secara Praktis
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang mana bertujuan untuk memberikan
informasi dan pemahaman kepada khalayak ramai bahwa minat konsumen pada
sebuah lembaga kursus pendidikan dapat menjadikan sebuah tolak ukur dalam
penentuan minat konsumen Selain itu dapat menambah wawasan penulis
terhadap pemahaman mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi minat
konsumen yang ada pada lembaga pendidikan Bahasa Inggris.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pemasaran
Salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan adalah pemasaran. Kegiatan
pemasaran perusahaan juga perlu mengkombinasikan fungsi-fungsi dan
menggunakan keahlian mereka agar perusahaan berjalan dengan baik. Definisi
marketing atau pemasaran adalah suatu proses kegiatan menyeluruh dan terpadu serta
terencana yang dilakukan oleh sebuah institusi untuk menjalankan usaha guna
memenuhi kebutuhan pasar dengan cara membuat produk atau jasa, menetapakan
harga, mengkomunikasikan, dan mendistribusikan melalui kegiatan pertukaran untuk
memuaskan konsumen dan perusahaan.
Secara umum, pengertian pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan
sebuah bisnis (profit atau nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang
atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikan melalui proses
pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.
12
Menurut William J. Stanton (2001:7) pengertian pemasaran adalah suatu keseluruhan
sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang memuaskan keinginan
dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Mengutip dari Kotler (2000:4) pemasaran merupakan salah satu bentuk dari proses
sosial dan bagian dari memanajemen diri ataupun kelompok untuk mendapatkan
kebutuhannya dengan menciptakan sebuah peluang, pertukaran, maupun penawaran
terhadap sekelompok orang yang juga turut memiliki kebutuhan dan keinginan dari
permintaan tersebut.
Dari definisi di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan
usaha untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha
pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang
diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan
harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan
tanggapan atau respon yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh
bertanggung jawab tentang kepuasan produk atau jasa yang ditawarkan tersebut.
Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat
memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.
13
2.1.2 Kualitas Pelayanan
Menjadi organisasi yang fokus pada konsumen adalah pilihan strategis bagi sebuah
industri dan dunia usaha agar mampu bertahan di tengah situasi lingkungan ekonomi
yang memperlihatkan kecenderungan perubahan demi perubahan, persaingan tinggi,
dan semakin canggihnya kualitas hidup. Salah satu caranya adalah dengan
menciptakan kepuasan konsumen melalui peningkatan kualitas pelayanan, karena
konsumen adalah tujuan utama ketika membahas tentang kepuasan dan kualitas jasa
pelayanan.
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan oleh konsumen dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi tingkat keunggulan
pelanggan. Dalam kualitas pelayanan dapat dibedakan seperti jika jasa atau pelayanan
yang diterima atau didapat oleh konsumen (perceived service) sesuai dengan apa
yang diinginkan konsumen, maka kualitas jasa atau pelayanan tersebut dapat
dikatakan baik dan memuaskan. Apabila jasa atau pelayanan yang dirasakan
melampaui harapan konsumen, maka kualitas jasa atau pelayanan dapat diartikan
sebagai kualitas jasa yang ideal. Sebaliknya apabila jasa atau pelayanan yang diterima
lebih rendah daripada yang diinginkan konsumen, maka kualitas jasa atau pelayanan
dipersepsikan buruk (Tjiptono, 2005:59)
Menurut Kotler (2005:156) berpendapat bahwa kualitas pelayanan harus diawali dari
kebutuhan konsumen tersebut dan berakhir pada persepsi konsumen. Dalam hal ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas yang baik bukanlah hanya berdasarkan
14
persepsi penyediaan jasa atau pelayanan, tetapi berdasarkan persepsi dari konsumen
itu sendiri. Sedangkan Roesanto (2000:44) berpendapat bahwa kualitas layanan
mengacu pada penilaian-penilaian pelanggan tentang inti pelayanan, yaitu si pemberi
pelayanan itu sendiri atau keseluruhan organisasi pelayanan, sebagian besar
masyarakat sekarang mulai menampakkan tuntutan terhadap pelayanan prima,
mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang bermutu tetapi mereka lebih
senang menikmati kenyamanan pelayanan. Suratno dan Purnama (2004:147) sebuah
organisasi dalam merumuskan strategi dan program pelayanan harus berorientasi
pada kepentingan konsumen dan sangat memperhatikan dimensi kualitasnya.
Berdasarkan definisi menurut para ahli diatas maka penulis simpulkan bahwa kualitas
pelayanan adalah perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi) konsumen
dengan kualitas layanan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Sehingga definisi kualitas pelayanan
dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen. Kualitas
pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi
para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan
pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut
pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived
service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik
dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa
15
yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan buruk.
2.1.2.1 Dimensi kualitas pelayanan
Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (1998:38) telah melakukan berbagai
penelitian terhadap beberapa jenis jasa, dan berhasil mengidentifikasi dan dirangkum
menjadi lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh para konsumen dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan. Disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi kualitas
layanan, sebagai berikut :
1. Berwujud (tangibles), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal, meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang,
dan lain-lain), perlengkapan, peralatan yang digunakan (teknologi), serta
penampilan pegawai. Dengan demikian merupakan bukti nyata atau wujud
langsung dari layanan yang diberikan oleh para pemberi jasa dan menjadi salah
satu indikator yang paling konkrit. Wujudnya dapat berupa segala fasilitas yang
secara nyata dapat terlihat.
2. Kepercayaan (reliability), yakni merupakan kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang dijanjikan memuaskan dan terpercaya. Keandalan
adalah kemampuan perusahaan dalam menampilkan pelayanan yang dijanjikan
secara tepat dan konsisten. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang
berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan.
16
3. Ketanggapan (responsivenes), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan
memberikan layanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan dengan
penyampaian informasi yang jelas. Seperti sikap tanggap pegawai dalam
memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan dapat menyelesaikan dengan cepat.
Kecepatan pelanggan ini merupakan sikap tanggap dari petugas dalam
memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen nya.
4. Jaminan dan kepastian (assurance), mencangkup pengetahuan, kesopanan,
kemampuan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi
beberapa komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas
(credibility), keamanan (security), kompetensi (competence) dan sopan santun
(courtesy).
5. Empati (empathy), meliputi komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan
pelanggan seperti memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada para pelanggan. Dimana suatu perusahaan
diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang konsumen, memahami
kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang
nyaman bagi pelanggan
2.1.2.2 Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Konsumen
Pada dasarnya seseorang membeli barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan atau
keinginan. Seseorang membeli barang bukan hanya fisik semata, melainkan manfaat
17
yang ditimbulkan oleh barang atau jasa yang dibeli. Jika suatu produk atau jasa dibuat
sesuai dengan dimensi kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang
ditawarkan maka akan mempengaruhi minat konsumen untuk membeli. Kualitas
adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2005:51). Sehingga
definisi dari kualitas pelayanan diketahui sebagai cara pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan
konsumen. Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (1998:38) menyebutkan bahwa kualitas
pelayanan diartikan sebagai penilaian konsumen atas kelebihan atau keunggulan
suatu produk atau pelayanan secara menyeluruh. Kualitas pelayanan dapat diketahui
dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang diterima
dengan pelayanan yang sesungguhnya konsumen harapkan terhadap atribut-atribut
pelayanan suatu perusahaan
2.1.3 Citra Merek
Merek (Brand) merupakan salah satu atribut yang sangat penting dari sebuah produk
atau jasa yang penggunaanya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa
alasan, dimana merek suatu produk atau jasa berarti dapat memberikan nilai tambah
produk atau jasa tersebut.
Menurut Kotler dan Amstrong (2007:332) merek adalah suatu nama, istilah, kata,
tanda, simbol, atau desain kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk
18
mengidentifikasikan barang atau jasa dari penjual dan membedakan barang atau jasa
dari pesaing.
Menurut Kertajaya (2005:184 ) merek didefinisikan sebagai nama, tanda, simbol, atau
desain yang dibuat untuk menandai atau mengidentifikasi produk atau jasa yang akan
ditawarkan kepada pelanggan. Merek bukan sebuah nama bukan juga sebuah simbol
atau logo. Merek adalah “payung” yang menjelaskan produk atau pelayanan jasa itu.
Citra merek (Brand Image) adalah suatu persepsi secara keseluruhan dan emosional
dari seorang konsumen atau pelanggan terhadap suatu baik atau tidak nya suatu
merek tertentu (Low dan Lamb, 2000:352). Segala sesuatu yang berhubungan dengan
merek akan mempengaruhi dan ada didalam benak ingatan konsumen. Konsumen
lebih sering membeli produk yang terkenal karena merasa lebih nyaman, adanya
asumsi terhadap merek terkenal lebih dapat diandalkan, memiliki kualitas yang bagus
mudah dicari dan lain-lain sehingga banyak konsumen yang memilih (Aaker,
1991:109).
Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek
atau kesan merek adalah kesan keseluruhan terhadap posisi merek ditinjau dari
persaingannya dengan merek lain yang diketahui konsumen apakah merek tersebut
dipandang konsumen sebagai merek yang kuat. Sebagian alasan konsumen memilih
suatu merek karena mereka ingin memahami diri sendiri dan untuk
mengkomunikasikan aspek diri mereka ke orang lain. Citra merek ini bisa diukur
dengan menanyakan atribut apa dari suatu merek yang merupakan pilihan konsumen
19
dalam satu kategori produk yang membedakannya dengan merek lain, mengapa
atribut-atribut itu penting dan mengapa alasan itu penting bagi konsumen.
2.1.3.1 Tipe-tipe Citra Merek (Brand Image)
Secara garis besar terdapat tiga utama tipe citra merek menurut Whitwell, et al.
dalam Tjiptono (2005:22) karna disetiap masing-masing citra merek memiliki
perbedaan satu sama lain, diantaranya ialah:
1. Attribute brands, adalah merek-merek yang memiliki citra dan dapat
mengkomunikasikan keyakinan terhadap atribut produk tersebut. Konsumen
sering kali tidak enak untuk menilai kualitas dan fitur secara objektif atas begitu
banyaknya tipe produk atau layanan jasa. Sehingga banyak konsumen yang
memilih merek-merek yang kelihatannya sesuai dengan kualitasnya.
2. Aspirational brands, ialah merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe-
tipe konsumen dalam membeli atau menggunakan merek yang bersangkutan.
Diperjelas bahwa citra disini tidak banyak menyangkut produknya, tetapi
cenderung lebih banyak berkaitan dengan gaya hidup yang diinginkan konsumen.
Dibenak konsumen memiliki keyakinan bahwa dengan menggunakan produk
atau pelayanan jasa ini dapat tercipta asosiasi yang kuat antara dirinya dengan
kelompok tertentu.
3. Experience brands, mencerminkan merek-merek dengan menyampaikan citra itu
sendiri dan emosi. Tipe merek ini lebih berkenaan antara kesamaaan citra itu
dengan personal konsumen.
20
2.1.3.2 Indikator Citra Merek
Menurut Ali (2011:167) terdapat tiga indikator citra merek yaitu:
1. Citra Pembuat, adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau jasa. Citra pembuat
meliputi: popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan, serta pemakai itu sendiri /
penggunanya.
2. Citra Pemakai, adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri,
serta status sosialnya.
3. Citra Produk, adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
suatu barang atau jasa. Meliputi: atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta
jaminan.
2.1.3.3 Manfaat Merek
Merek sangat dibutuhkan di dalam suatu produk atau jasa, selain itu merek juga
memiliki pengaruh yang kuat di benak konsumen, selain itu merek juga dapat
bermanfaat bagi konsumen, produsen, maupun publik seperti yang dikemukakan oleh
Simamora (2002 :153):
1. Bagi konsumen
a. Merek membantu produk-produk baru dalam menarik minat perhatian beli
konsumen.
21
b. Merek dapat menjadikan sesuatu kepada pembeli tentang mutu terhadap suatu
produk atau jasa.
2. Bagi Produsen
a. Merek membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar.
b. Merek memberikan perlindungan hukum atas perbedaan dan keistimewaan
dari produk atau jasa tersebut.
c. Merek memudahkan penjual mengelola pesanan dan menelusuri masalah-
masalah yang timbul.
d. Merek memungkinkan untuk menarik pembeli.
3. Bagi publik
a. Pembelian suatu merek bisa menjadikan suatu mutu produk lebih terjamin dan
lebih konsisten.
b. Merek meningkatkan efisiensi pembeli karena dapat menyediakan informasi
yang memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa tersebut.
c. Dengan adanya merek dapat meningkatkan inovasi produk atau jasa baru,
sedangkan produsen terdorong untuk menciptakan hal-hal dan keunikan baru
yang berguna mencegah peniruan dari pesaing.
2.1.3.4 Hubungan Citra Merek (Brand Image) Terhadap Minat Konsumen
Kesan yang dipercaya oleh konsumen yang berhubungan dengan sebuah merek
sangat bermacam-macam dari setiap konsumen. Konsumen menilai Coca Cola
22
sebagai minuman yang berkualitas, dapat dipercaya dan berbagai kesan yang baik
mengenai produk ini.
Kualitas di suatu merek memberikan alasan yang penting untuk konsumen memilih
produk atau jasa tersebut. Hal ini mempertimbangkan merek-merek apa saja yang
harus dipertimbangkan dan selanjutnya apa yang akan di pilih oleh konsumen.
Apabila sudah tertanam kesan yang baik dan positif di benak konsumen maka
konsumen akan memilih untuk membeli produk atau jasa tersebut dan sebaliknya
pula, apabila suatu merek sudah berkesan negatif dipikiran konsumen maka
konsumen tersebut merasakan tidak puas dan informasi yang ia dapat dan diketahui
berbeda dengan kenyataan dan tidak sesuai dengan harapan. Tentu saja perusahaan
harus mempunyai kesan yang baik untuk konsumen agar menjadi kekuatan tersendiri
untuk perusahaan tersebut.
2.1.4 Reputasi Merek
Reputasi merek adalah suatu sejarah yang dimiliki suatu dari merek. Untuk bisa
dikatakan baik atau buruk suatu merek tergantung pada pandangan konsumen yang
telah memakainya. Apabila konsumen merasa puas dalam pemakaian suatu merek,
maka hal tersebut akan mempengaruhi sebuah reputasi dari merek yang
dikonsumsinya.
Merujuk pada pengertian dari Herbig dan Milewicz (1994:241) reputasi merek
merupakan suatu penghargaan yang diraih oleh perusahaan karena adanya kelebihan-
23
kelebihan yang terdapat di perusahaan tersebut, seperti adanya keunggulan yang
dimiliki oleh perusahaan, yang mana akan membuat perusahaan mendapatkan
motivasi untuk dapat mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan hal-hal
yang baru lagi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Menurut Rahmawati (2002:129) reputasi merek adalah suatu karakteristik, perbedaan
atau ciri khas dari merek tertentu yang dapat membedakan dirinya dengan pesaing.
Reputasi juga dapat dipengaruhi baik atau buruk nya melalui pengalaman konsumen
ketika mengkonsumsi suatu barang atau jasa dan dari rekomendasi dari orang-orang
disekitarnya. Selain itu, reputasi perusahaan harus dapat dibangun, ditingkatkan, dan
dipertahankan. Hal ini dikarenakan reputasi yang baik akan menunjukkan identitas
yang baik, serta dapat mempengaruhi citra yang kuat dan konsisten kepada
masyarakat.
Fombrun (1996:36) berpendapat bahwa reputasi perusahaan adalah pandangan atau
persepsi atas perusahaan oleh konsumen yang berada didalam maupun diluar
perusahaan. Salah satu pemerhati perusahaan adalah customer atau pelanggan
perusahaan yaitu partner kerja, masyarakat dan lain-lain.
Sedangkan menurut pendapat Lau dan Lee (1999:346) reputasi merek mengacu pada
opini tentang bagus atau tidaknya dan dapat dipercaya atau tidaknya suatu merek
perusahaan. Reputasi merek dapat dikembangkan melalui iklan dan langsung
berkomunikasi dengan masyarakat, selain itu terdapat kemungkinan juga dapat
24
dipengaruhi oleh kualitas perusahaan dan kinerja suatu produk atau jasa. Reputasi
yang baik akan menguatkan kepercayaan konsumen
Dari pengertian diatas disimpulkan reputasi merek (brand reputation) adalah opini
orang lain bahwa merek baik dan dapat dipercaya. Bila konsumen merasa bahwa
orang lain berpendapat bahwa perusahaan yang berada dibalik merek yang dipilihnya
terkenal adil dan bijaksana, konsumen tersebut akan merasa lebih aman dalam
menerima dan menggunakan produk perusahaan tersebut. Dengan demikian penulis
menyimpulkan bahwa, persepsi konsumen bahwa perusahaan memiliki reputasi
kesetaraan sangat berkaitan erat dengan kepercayaan konsumen terhadap merek
tersebut. Selain itu, reputasi merek memegang peranan sangat penting salah satunya
menjembatani harapan konsumen saat kita menjanjikan sesuatu pada konsumen
2.1.4.1 Faktor-faktor Reputasi Merek
Dalam melakukan proses membangun dan mengembangkan reputasi merek
perusahaan merupakan sesuatu yang dapat membangun sebuah nama atau reputasi
yang berarti menciptakan merek atau persepsi orang lain atau masyarakat terhadap
merek karena adanya reputasi merek adalah suatu aset yang akan menciptakan citra
yang baik ketika reputasi tersebut dikenal dan dipercayai oleh konsumen (Susilowati,
2009:228)
25
Tiga faktor yang mempengaruhi reputasi merek adalah:
1. Kompentensi
Di dalam membangun reputasi perusahaan, perusahaan tersebut harus memiliki
kemampuan lebih dalam menjalankan bisnis dengan kompetensi yang dimiliki
maka perusahaan akan dapat bisa menciptakan sebuah reputasi.
2. Karakter
Di dalam pengembangan karakter terdapat dua komponen penting untuk dimiliki
merek dengan karakter yang dimiliki oleh sebuah merek dapat membangun dan
mengembangkan reputasi tersebut.
3. Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang tidak kalah penting dan dibutuhkan untuk sebuah
merek dalam mengkomunikasikan merek perusahaan kepada pelanggan
2.1.4.2 Hubungan Reputasi Merek Terhadap Minat Beli Konsumen
Adanya merek sangat bernilai karena sebuah merek dapat mempengaruhi pilihan
konsumen. Aaker (1996:201) berpendapat bahwa merek adalah hal-hal yang
berhubungan dengan ingatan konsumen tentang sebuah merek tersebut. Asosiasi
merek merupakan kumpulan keterkaitan sejumlah merek pada saat konsumen
mengingat sebuah merek. Karena dari merek sebuah dapat membentuk image positif
atau negatif yang pada akhirnya akan menciptakan perilaku konsumen kedepannya.
Dapat disimpulkan apabila suatu merek mempunyai reputasi yang baik dimata
konsumen maka akan menghasilkan minat beli dari konsumen untuk membeli
26
kembali produk atau jasa yang dijual. Reputasi yang baik dimata konsumen akan
suatu merek, didapat dari tingkat kepercayaan dan kualitas dari produk atau jasanya
sehingga membedakan dengan para pesaing
2.1.5 Harga
Harga merupakan salah satu unsur yang menghasilkan penerimaan penjualan. Strategi
spesifik yang digunakan perusahaan untuk menetapkan barang atau jasa, bertolak dari
strategi pemasaran yang digunakan untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan. Para
pemasar menggunakan harga barang atau jasa yang diproduksi dan dijual untuk
menarik pelanggan dari segala segmen. Para pemasar juga menentukan harga untuk
menarik konsumen dari segmen kecil dari sebuah pasar yang besar. Sementara itu,
ada pemasar lain yang hanya ingin mengimbangi harga yang ditetapkan oleh pesaing
bagi produk sejenis. Pada umumnya, perusahaan dapat memilih salah satu dari tiga
macam strategi harga untuk produk baru, yaitu peluncuran, penetrasi, dan harga
bersaing (competitive pricing). Kotler dan Amstrong (2007:439) menawarkan tiga
strategi harga utama, yaitu penetapan harga berdasarkan nilai yang diberikan oleh
konsumen (customer value-based pricing), dan penetapan harga berdasarkan biaya
(cost-based pricing), dan penetapan harga berdasarkan persaingan (competition based
pricing).
Harga merupakan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya
(Swastha & Irawan, 2005:241)
27
Kotler dan Amstrong (2011:345) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang
dapat diminta untuk suatu produk atau suatu jasa. Secara lebih luas harga dapat
dikatakan bahwa harga ialah jumlah semua nilai yang diberikan konsumen untuk
memberikan keuntungan (benefit) atau kepemilikan atau penggunaan suatu produk
atau jasa.
Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, penentuan harga
terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan.
Keputusan penentuan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa
jauh sebuah layanan jasa dinilai oleh konsumen dan juga dalam proses membangun
citra. Penentuan harga juga memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas. Singkat
kata, berbagai manfaat yang dimiliki oleh suatu produk jasa harus dibandingkan
dengan berbagai biaya (pengorbanan) yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi
layanan jasa tersebut. Dalam berbagai situasi, konsumen dihadapkan pada berbagai
pertimbangan mengenai apa yang akan mereka dapatkan dengan biaya sekian bila
mengkonsumsi layanan jasa tersebut.
2.1.5.1 Tujuan Penetapan Harga
Metode penentuan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan penemuan
harga itu sendiri. Adapun tujuan penetapan harga menurut Adrian Payne dalam
Sunyoto (2015:171) antara lain:
28
1. Bertahan. Salah satu usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang
meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang
tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup
perusahaan.
2. Memaksimalkan Laba. Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba
dalam periode tertentu
3. Memaksimalkan Penjualan. Dalam hal ini penentuan harga bertujuan untuk
menarik pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang
merugikan perusahaan.
4. Gengsi / Prestis. Gengsi / Prestis ini bertujuan dalam penentuan harga disini
untuk memosisikan bahwa jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif
dan berkualitas dan pantas di dapatkan oleh konsumen.
5. Pengembalian atas Investasi atau return on investment (ROI). Tujuan penentuan
harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi yang diinginkan.
2.1.5.2 Peranan Harga
Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba maupun tidak akan
selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang dihasilkan. Dimana
sebelumnya lebih dulu perusahaan merumuskan mengenai penetapan harga yang
ingin dicapai. Menurut Tjiptono (2008:152) mengatakan bahwa, harga memiliki dua
peranan utama dalam mempengaruhi minat beli, yaitu:
29
1. Peranan alokasi dari harga. Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk
memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya baliknya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para
pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai
jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif
yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga. Fungsi harga dalam membidik konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk
atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering muncul adalah bahwa
harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen
menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang
ditetapkan. Adapun setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam
menetapkan harga yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh
suatu perusahaan.
2.1.5.3 Indikator Harga
Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi seorang konsumen dalam
mengambil sebuah keputusan membeli barang atau jasa, karena seorang konsumen
akan membandingkan dan mempertimbangkan harga dari produk atau jasa pilihan
mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan
30
nilai produk atau jasa yang ia dapatkan dan pilih serta jumlah uang yang harus
dikeluarkan.
Menurut Staton ( Rosvita, 2010:24 ) terdapat empat indikator yang mencirikan harga,
yaitu :
1. Keterjangkauan harga, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh
produsen / penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penepatan harga yang
dilakukan oleh produsen / penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang
dapat diperoleh konsumen.
3. Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen /
penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada
satu jenis produk yang sama.
4. Kesesuaian harga dengan manfaat, yaitu aspek penepatan harga dilakukan oleh
produsen / penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen
dari produk atau jasa yang dibeli.
2.1.5.4 Hubungan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen
Harga merupakan salah satu penentu dalam pemilihan produk atau jasa yang nantinya
akan berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Menurut Simamora (2008:31) harga
adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk. Biasanya
harga dihitung dalam nilai uang. Harga sering dikaitkan dengan kualitas, banyak
konsumen yang menilai harga sebagai salah satu kualitas atau kepuasan dari suatu
31
produk atau jasa. Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi
mengapa konsumen memilih suatu produk atau jasa untuk dimiliki. Biasanya
konsumen memilih suatu produk tersebut karena ingin merasakan manfaat atau
kebutuhan dari produk atau jasa tersebut. Oleh sebab itu nilai dari suatu harga sangat
mempengaruhi minat beli seseorang dalam membeli sesuatu.
2.1.6. Minat Konsumen
Menurut Simamora (2008:131) minat adalah sesuatu yang berhubungan dengan
personal seseorang dan sikap, seorang konsumen yang mempunyai keinginan
terhadap suatu obyek akan mempunyai kemauan atau dorongan untuk melakukan
serangkaian tingkah laku untuk mendapatkan objek yang mereka inginkan.
Mengutip dari Kotler, Bowen dan Makens (1999:156) mengenai minat beli konsumen
adalah minat beli yang terjadi setelah adanya proses evaluasi alternatif seseorang
yang kemudian membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk atau jasa yang
akan dibeli atas dasar merek maupun minat dari konsumen itu sedangkan menurut
pendapat Setiadi (2003:398-399) menyatakan bahwa semakin rendah tingkat
kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa akan menyebabkan semakin
menurunnya minat beli konsumen itu sendiri. Minat beli konsumen dibentuk dari
sikap konsumen terhadap produk atau jasa yang berdasarkan dari kepercayaan
konsumen terhadap suatu merek, sehingga muncul keinginan konsumen untuk
membeli.
32
Pengertian-pengertian ahli diatas disimpulkan bahwa minat keputusan konsumen
dalam membeli tumbuh berdasarkan atribut-atribut yang sesuai dengan keinginan,
ketertarikan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu pelayanan jasa. Minat yang
cenderung kurang kepada suatu pelayanan jasa terutama di bidang pendidikan
menyebabkan berkurangnya jumlah konsumen yang akan menggunakan jasa tersebut.
Pemecahan masalah hal tersebut bisa memiliki sumber masalah pada pencitraan yang
buruk dari perusahaan tersebut dimasa lalu atau terjadi kesalahan atau kelalaian yang
tidak segera diperbaiki, oleh sebab itu contoh nya masalah kualitas pelayanan yang
kurang memuaskan membuat konsumen cenderung enggan menggunakan produk
atau jasa tersebut.
2.1.6.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Konsumen
Swastha dan Irawan (2001:79) mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi minat dalam membeli yang berhubungan dengan perasaan dan emosi,
bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu
akan memperkuat minat membeli konsumen, dan sebaliknya pula karena adanya
ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat suatu dalam membeli produk atau jasa.
1. Perbedaan pekerjaan, yang dimaksud dengan adanya perbedaan pekerjaan adalah
seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin
dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-
lain.
33
2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi
tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang
mempunyai sosial ekonomi rendah.
3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya cara seseorang menghabiskan waktu
senggangnya.
4. Perbedaan jenis kelamin, jelas berbeda karena minat dari seorang wanita akan jauh
berbeda dengan minat seorang pria, misalnya dalam pola belanja.
5. Perbedaan usia, artinya akan terlihat perbedaan minat terhadap suatu barang atau
jasa di golongan usia-usia sepeti anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua.
2.1.6.2 Peran Dalam Minat Pembelian
Untuk banyak produk atau jasa bisa dengan mudah untuk mengidentifikasi minat beli
konsumen, jadi, Menurut Sunyoto dan Fathonah (2015:157) dapat dibedakan menjadi
lima peran yang dimainkan orang dalam suatu keputusan minat beli konsumen:
1. Pencetus ide: seorang yang pertama kali mengusulkan sebuah ide untuk membeli
suatu produk atau jasa tertentu.
2. Pembeli pengaruh: merupakan suatu pandangan atau pendapatnya dari seseorang
yang dapat mempengaruhi keputusan minat beli konsumen.
3. Pengambilan keputusan: seseorang yang memutuskan untuk mengambil sebuah
keputusan pembelian. Apakah membeli, apakah yang akan dibeli, bagaimana
membeli, atau dimana membeli.
4. Pembeli: seseorang yang melakukan pembelian dan transaksi yang sebenarnya.
34
5. Pemakai: adalah seseorang yang menggunakan dan yang memutuskan untuk
membeli produk atau jasa tersebut.
Suatu perusahaan perlu untuk mengidentifikasi peran ini karena mempunyai
implikasi atau dampak dalam merancang produk, menentukan pesan-pesan, dan
mengalokasikan anggaran promosi oleh karena itu, mengetahui konsumen dan peran
minat beli konsumen dapat membantu para pemasar dalam memperjelas program
pemasaran.
2.1.6.3 Tahap-Tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2007:214) terdapat lima tahapan dalam proses pembelian
yang dilakukan konsumen dalam mengambil keputusan minat beli konsumen :
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengetahui masalah atau kebutuhan
apa yang mereka perlukan. Biasanya pembeli merasakan adanya perbedaan
antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Oleh sebab itu,
tugas seorang pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu suatu
kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen,
pemasar dapat mengidentifikasi minat beli konsumen apa yang paling sering
menimbulkan minat pada suatu katagori produk atau jasa tersebut. Kemudian
dari informasi-informasi yang didapat, pemasar dapat mengembangkan strategi-
strategi pemasaran yang dapat membuat minat beli konsumen.
2. Pencarian informasi
35
Banyak dari konsumen yang mudah dipengaruhi hanya karna informasi dari
orang lain dan umumnya konsumen tersebut akan berusaha menggali lebih
banyak informasi tersebut. Disini tugas pemasar harus bisa mengindentifikasi
dan mengevaluasi kepentingan relatifnya. Pemasar harus terjun langsung ke
konsumen dan menanyakan bagaimana mereka pertama kali mendengarkan
merek tersebut, informasi apa yang muncul kemudian dan kepentingan relatif
dari sumber informasi yang berbeda. Jawaban-jawaban dari pertanyaan ini akan
membantu perusahaan mempersiapkan komunikasi yang efektif dengan pasar
sasaran.
3. Evaluasi alternative
Konsumen akan memberikan perhatian lebih pada atribut produk atau jasa yang
dicari dan member manfaat serta kebutuhan yang diinginkan. Karna pada
dasarnya, setiap konsumen mempunyai beragam sikap yang berbeda satu sama
lain dalam memilih produk atau jasa yang dianggap menonjol.
4. Keputusan pembelian
Dalam evaluasi, konsumen membentuk selera dari pilihan merek-merek dalam
beberapa kelompok. Pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan
rasa adanya risiko dalam diri konsumen dan memberikan informasi dukungan
yang akan mengurangi risiko yang dirasakan.
5. Perilaku setelah pembelian
Setelah pembelian produk atau jasa dilakukan, konsumen akan mengalami suatu
tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Kepuasan setelah pembelian,
setelah membeli produk atau jasa, seorang konsumen mungkin menemukan suatu
36
kekurangan. Jika produk atau jasa tersebut dibawah dari ekspetasi konsumen,
konsumen tersebut akan merasa tidak puas, dan sebaliknya jika memenuhi
ekspetasi, konsumen akan merasa puas.
Gambar 2.1 Tahap-Tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian
Dapat disimpulkan, model diatas menyiratkan bahwa konsumen melalui semua dari
kelima tahap dalam minat membeli suatu produk atau jasa. Teori ini menganjurkan
bahwa penjual atau pemasar harus membuat klaim produk atau jasa yang secara jujur
mencerminkan daya guna dari produk atau jasa yang mungkin sehingga konsumen
merasa puas.
2.1.6.4 Indikator Minat Beli
Didalam minat beli konsumen juga terdapat indikator-indikator seperti yang di kutip
menurut Ferdinand (2002:129) minat beli dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk atau
jasa.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk menyarankan produk atau
jasa kepada orang lain.
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
37
3. Minat preferensial, adalah minat yang mencerminkan perilaku dari konsumen yang
memiliki prefrensi utama pada produk atau jasa tersebut. Preferensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan adanya perilaku konsumen yang
selalu mencari informasi mengenai produk atau jasa yang diminatinya dan
berusaha mencari informasi untuk mendukung nilai-nilai positif dari produk atau
jasa tersebut.
2.2 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian oleh Faradiba (2013), berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk,
Harga ,Lokasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen ( Studi
pada Warung Makan “Bebek Gendut” Semarang)” meneliti pengaruh dari kualitas
produk, harga, lokasi dan kualitas pelayanan (X) terhadap minat beli (Y) .Sampel
pada penelitian ini diambil 51 dari 100 responden dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Dimana responden sendiri adalah pelanggan Bebek Gendut
Semarang. Setelah itu data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda. Semua hipotesis di dalam penelitian ini dapat
diterima. Keempat variabel independen dalam penelitian ini memiliki pengaruh
positif terhadap minat beli ulang konsumen. Variabel yang memiliki pengaruh paling
tinggi adalah kualitas produk, kemudian diikuti lokasi, kualitas pelayanan dan harga.
2. Eva Sheilla Rahma (2007), yang berjudul analisis pengaruh kualitas pelayanan dan
citra merek terhadap minat beli dan dampaknya pada keputusan pembelian dalam
38
penggunaan telepon seluler merek Sony Ericson dikota Semarang. Dalam penelitian
dapat disimpulkan bahwa citra merek dan kualitas layanan mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen, dan minat beli konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, penelitian ini dapat
memberikan jawaban atas masalah dalam penelitian ini yaitu rendahnya sensitivitas
konsumen terhadap harga menunjukkan bahwa merek menjadi prioritas utama dalam
menentukan pilihan diantara handphone yang beredar di pasar. Sehingga dalam
meningkatkan keputusan pembelian dari konsumen perlu meningkatkan minat
membeli terlebih dahulu melalui citra merek yang tinggi dan kualitas layanan yang
prima. Untuk menjawab masalah dalam penelitian, maka Sony Ericson perlu
melakukan meningkatkan citra merek untuk meningkatkan minat membeli sebelum
mengambil keputusan untuk membeli melalui aktivitas promosi sesuai dengan pangsa
pasar yang dituju karena dengan pengenalan merek yang sesuai dengan pasar yang
dituju akan menimbulkan image yang baik terhadap produk yang ditawarkan.
3. Alvian B (2012) dengan judul “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap
Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova pada PT. Hadji
Kalla cabang Polman”. Model penelitian yang digunakan yakni dengan metode
observasi, 24 wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan yang dilakukan secara
sistematik berdasarkan tujuan penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel citra merek (brand image) yang terdiri dari keunggulan asosiasi merek,
kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota Kijang Innova
pada PT. Hadji Kalla cabang Polman. Dari penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R
39
Square sebesar 0,565. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 56,5% Keputusan
Pembelian konsumen terhadap pembelian mobil Toyota Kijang Innova dipengaruhi
oleh variasi dari ketiga variabel independen, yaitu keunggulan asosiasi merek,
kekuatan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek, Sedangkam sisanya 25 sebesar
43,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.
4. Kuntjara (2007), dari hasil penelitian berjudul Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen pada PT. Wijaya Karya Beton menunjukkan
bahwa reputasi cukup signifikan dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli
ulang produk dari PT. WIKA Beton. PT Wikan Beton dalam pandangan di benak
pelanggannya dikenal sangat kompeten dalam membuat beton pracetak, disamping
spesifikasi mutu yang sesuai dengan pesanan. Selain daripada itu perusahaan ini juga
dikenal sangat berpengalaman dalam membuat beton pracetak, sehingga mampu
menghasilkan produk yang tahan lama. Dalam hal keterpercayaan banyak pelanggan
yang memberi nilai tinggi, ini berarti bahwa PT. Wika Beton terkenal sering
memberikan pelayanan serta produk yang baik pada para perusahaan yang menjadi
kliennya. Nilai terendah untuk variabel reputasi persahaan ini adalah ketika reputasi
perusahaan dalam hal produk dan pelayanan dibandingkan dengan pesaing. Untuk hal
ini responden umumnya memberikan jawaban yang meskipun baik, tetapi masih
kurang optimal.
5. Penelitian Aptaguna (2016), berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan Dan Harga
Terhadap Minat Beli Jasa Go-Jek” Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa variabel kualitas layanan dan harga secara simultan berpengaruh signifikan
40
terhadap minat beli konsumen. Variabel kualitas pelayanan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap minat beli sedangkan variabel harga tidak
berpengaruh secara signifikan terhapa minta beli. Kualitas pelayanan GO-JEK GO-
ride menjadi alasan utama yang mendorong minat pelanggan untuk menggunakan
jasa GO-ride. Oleh karena itu diharapkan GO-JEK dapat terus mempertahankan
kualiatas layanan yang sangat baik kepada pelanggan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Sugiyono (2012:89) menguraikan bahwa kerangka pemikiran adalah model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting
2.9 Hipotesis
Mengutip dari Sugiyono (2012:93) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang
Kualitas Pelayanan (X1)
Minat
Konsumen
(Y)
Citra Merk (X2)
Reputasi Merk (X3)
Harga (X4)
41
diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan (X1)
terhadap minat konsumen (Y) lembaga kursus bahasa inggris LBPP-LIA
Bandar Lampung
H2 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek (X2)
terhadap minat konsumen (Y) lembaga kursus bahasa inggris LBPP-LIA
Bandar Lampung
H3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara reputasi merek (X3)
terhadap minat konsumen (Y) lembaga kursus bahasa inggris LBPP-LIA
Bandar Lampung
H4 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara harga (X4) terhadap
minat konsumen (Y) lembaga kursus bahasa inggris LBPP-LIA Bandar
Lampung
H5 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan (X1),
citra merek (X2), reputasi merek (X3), dan harga (X4) terhadap minat
konsumen (Y) lembaga kursus bahasa inggris LBPP-LIA Bandar
Lampung
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan untuk memberikan informasi dan gambaran tentang minat
konsumen pada murid di Lembaga kursus LBPP-LIA Bandar Lampung. Tipe
penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Yang dimaksud dengan
penelitian kuantitatif sendiri adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagiandan fenomena serta hubungan-hubungannya (Noor, 2011:44). Tujuan
Penelitian Kuantitatif adalah menggunakan dan mengembangkan model-model
matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dalam
penelitian kuantitatif sendiri banyak digunakan untuk menguji dari suatu teori,
menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistic, untuk menunjukkan hubungan
antar satu variabel dan lainnya dan terdapat pula yang bersifat mengembangkan
konsep, mengembangkan pemahaman atau dengan mendeskripsikan banyak hal, baik
dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial. Selain itu, penelitian kuantitatif
menyediakan proposal yang bersifat lengkap, detail, rinci, prosedur yang spesifik,
literature yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan
43
dengan jelas. Pada penelitian kuantitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak
kajian literature, pendekatan dijelaskan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan
rumusan hipotesis.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh data yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti
dalam ruang lingkup & waktu yang telah ditentukan.Menurut Sugiyono (2012:115)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik tertentu telah ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh
murid di lembaga kursus bahasa inggris LBPP-LIA Bandar Lampung. Dalam hal ini,
murid yang dimaksud adalah calon responden yang memiliki rentan usia 15-40 tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Ketua Bidang Administrasi di lembaga
kursus LBPP-LIA Bandar Lampung.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari suatu populasi yang diambil dengan cara proposional
untuk diamati dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2012:117) sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel
pada penelitian studi di lembaga kursus LBPP-LIA Bandar Lampung ini diambil
dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Stratified Random
44
Samplingadalah teknik sampling dimana populasi dibagi kedalam sub populasi
(strata), karena mampunyai karakteristik dan mempunyai arti signifiikan terhadap
pencapaian tujuan penelitian, salah satunya agar penelitian ini semakin akurat dan
tepat, peneliti membagi sampel menjadi dua bagian umur yaitu untuk kelas English
for Children (EC) dan English for Teens (ET), dalam pengisian kuisioner akan
dibagikan kepada wakilnya (orang tua) untuk menjawab, sedangkan pada kelas
English for Adult (EA) dan Conversation in English (CV) dapat mengisi jawaban
kuisioner sendiri karena sudah dianggap mengerti maksut dari pernyataan dari
kuisioner. Dalam pengertian yang sudah dijelaskan penulis membuat kriteria-kriteria
agar mempermudah dalam penelitian sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2012)
Tabel 3.1
Perhitungan Jumlah Sampel
Kelas Jumlah Sampel Proposi Sampel yang akan diambil
dalam setiap kelas
EC 26
ET 27
EA 40
CV 7
45
Dalam mengukur sampel dalam penelitian ini menggunakan formula slovin yaitu
sebagai berikut:
21 Ne
Nn
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Siswa
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat di tolerir atau diinginkan.
Maka perhitungan dari jumlah sampel dengan jumlah siswa/i sebanyak 6.554 dan
persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih
dapat ditolerir atau diinginkan sebesar 10% adalah sebagai berikut:
49,981,0554.61
554.62
n
n = 98,49 = dibulatkan 100 sampel
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin diatas, maka sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah 100 siswa di LBPP-LIA
46
3.3. Definisi Konseptual
Menurut Singarimbun dan Efendi (2006:43) definisi konseptual merupakan
pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk
mengoperasikan konsep tersebut di lapangan.
Definisi konseptual dalam penelitian ini yaitu :
a. Kualitas Pelayanan
Menurut Kotler (2005:156) berpendapat bahwa kualitas pelayanan harus
diawali dari kebutuhan konsumen tersebut dan berakhir pada persepsi
konsumen.
b. Citra Merek
Menurut Kertajaya (2005:184) merek didefinisikan sebagai nama, tanda,
simbol, atau desian yang dibuat untuk menandai atau mengidentifikasi produk
atau jasa yang akan ditawarkan kepada pelanggan. Merek bukan sebuah nama
bukan juga sebuah simbol atau logo.
c. Reputasi Merek
Merujuk pada pengertian dari Herbig dan Milewicz (1994:241) reputasi merek
merupakan suatu penghargaan yang diraih oleh perusahaan karena adanya
kelebihan-kelebihan yang terdapat di perusahaan tersebut.
d. Harga
Menurut Djasmin Saladin (2001:95) yang dimaksud dengan harga adalah
sejumlah uang sebagai menjadi alat tukar untuk memperoleh sebuah produk
atau jasa.
47
e. Minat Beli Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2007:181) minat beli konsumen adalah sebuah
perilaku konsumen dimanakonsumen mempunyai keinginan dalam membeli
atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,
menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
3.4. Definisi Operasional
Dengan membaca definisi operasional maka kita akan mengetahui baik buruknya dari
suatu variabel. Maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Ukur
Kualitas
Pelayanan
(X1)
Kualitas pelayanan di
mulai dari kebutuhan
konsumen tersebut dan
berakhir pada persepsi
konsumen yang mana
akan menentukan
kedepannya
1. Berwujud (tangibles)
2. Kepercayaan
(reliability)
3. Ketanggapan (responsi
venes)
4. Jaminan dan
kepastian (assurance)
5. Empati (empathy)
Skala Likert
Citra Merek
(X2)
Persepsi konsumen
terhadap suatu produk
atau jasa yang memiliki
keyakinan tentang merek
tersebut dan terekam
dalam memori
konsumen.
1. Citra Pembuat
2. Citra Pemakai
3. Citra Produk
Skala Likert
48
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Ukur
Reputasi
Merek (X3)
penghargaan yang
didapat oleh perusahaan
karena adanya kelebihan-
kelebihan yang terdapat
di perusahaan tersebut
1. Penghargaan
2. Rekomendasi
3. Dipercaya
Skala Likert
Harga (X4) Harga merupakan alat
tukar yang digunakan
untuk memperoleh
sebuah produk atau
jasa.Harga merupakan
salah satu hal penting
karena akan menentukan
konsumen dalam
memilih.
1. Harga relatiif
terjangkau
2. Harga sesuai dengan
kualitas
3. Harga sesuai dengan
segmen pasar
4. Harga bersaing
Skala Likert
Minat
Konsumen
(Y)
Perilaku konsumen
dimanaterdapat
keinginan dalam memilih
suatu produk atau jasa
berdasarkan pengalaman
dalam memilih,
menggunakan dan
mengkonsumsi atau
bahkan menginginkan
suatu produk.
1. Keinginan
2. Ketertarikan
3. Kebutuhan
4. Pelayanan
Skala Likert
3.5. Teknik Pemberian Skor
Menurut pendapat dari Usman dan Akbar (2009:69) skala likert sering digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap suatu objek. Di
49
setiap pernyataan dalam kuisioner akan diberikan lima alternatif jawaban berdasarkan
skala likert. Penentuan untuk masing-masing alternatif jawaban yaitu sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban terbanyak pertama akan diberi skor 5.
2. Alternatif jawaban terbanyak kedua akan diberi skor 4.
3. Alternatif jawaban terbanyak ketiga akan diberi skor 3.
4. Alternatif jawaban terbanyak keempat akan diberi skor 2.
5. Alternatif jawaban terbanyak kelima akan diberi skor 1.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Data-data akan dikumpulkan dengan menggunakan 3 (tiga) teknik sebagai berikut:
1. Kuisioner
Para responden akan diberikan kuisioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2. Observasi
Merupakan pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung
kelokasi objek penelitian di lembaga kursus LBPP-LIA Bandar Lampung.
3. Studi Pustaka
Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai literature pendukung seperti buku,
jurnal, laporan penelitian, dan internet yang berkaitan dengan objek yang diteliti
penulis
50
3.7. Teknik Pengolahan Data
Yang dimaksud dengan teknik pengolahan data merupakan langkah tindak lanjut
setelah pengumpulan data dari responden di lapangan dengan melalui beberapa tahap
dalam pengelolahan data dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah suatu proses pemeriksaan dan tahap penyelesaian kembali data-data
yang telah diisi dan dijawab oleh responden.
2. Koding
Tahap dimana jawaban-jawaban dari responden diklasifikasikan menurut jenis
pertanyaan dengan cara memberi tanda pada tiap-tiap data termasuk dalam
katagori yang sama.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses dimana mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa
secara teratur dan sistematis yang kemudian dihitung dengan cara berapa banyak
jumlah yang masuk dalam kategori.
4. Interpretasi
Yaitu proses tahapan dengan memberikan penafsiran atau penjabaran dari data
yang telah didapat agar dapat dimengerti oleh pembaca
3.8. Pengujian Instrumen Data
3.8.1 Uji Validitas Kuisioner
51
Menurut Juliansyah Noor (2011:169) validitas dapat menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas sendiri adalah sebuah
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrument. Ghozali
(2006:52) berpendapat bahwa uji validitas merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Untuk mengukur tingkat
validitas instrument, penulis menggunakan rumus Product Moment Coeficient of
Correlation sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2012)
Keterangan :
= Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = Banyaknya sampel
x = Skor faktor
y = Skor total
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. jika r hitung > r tabel, maka kuisioner valid
2. jika r hitung < r tabel, maka kuisioner tidak valid
52
Menurut Sugiyono (2012:126) jika koefisiensi korelasi ≥ 0.3 maka item pernyataan
tersebut dinyatakan valid. Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikasi dengan
membandingkan r hitung dengan nilai r tabel. Untuk degree of freedom (df) = n-2.
Dalam penelitian ini besarnya df dihitung 30-2 atau df 28 dengan alpha 0.05 didapat r
tabel 0,306. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka pernyataan
tersebut dinyatakan valid. Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan, Citra Merek,
Reputasi Merek, Harga, dan Minat Konsumen
No Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan
1 0.710 0.306 Valid
2 0.666 0.306 Valid
3 0.677 0.306 Valid
4 0.663 0.306 Valid
5 0.704 0.306 Valid
6 0.572 0.306 Valid
7 0.725 0.306 Valid
8 0.737 0.306 Valid
9 0.814 0.306 Valid
10 0.539 0.306 Valid
11 0.492 0.306 Valid
12 0.515 0.306 Valid
13 0.605 0.306 Valid
14 0.772 0.306 Valid
15 0.578 0.306 Valid
16 0.769 0.306 Valid
17 0.759 0.306 Valid
18 0.837 0.306 Valid
19 0.790 0.306 Valid
20 0.705 0.306 Valid
21 0.863 0.306 Valid
22 0.767 0.306 Valid
23 0.796 0.306 Valid
24 0.875 0.306 Valid
25 0.648 0.306 Valid
26 0.863 0.306 Valid
27 0.688 0.306 Valid
28 0.415 0.306 Valid
Sumber: Data diolah, 2016
53
3.8.2 Uji Reliabilitas Kuisioner
Mengutip pada Noor (2011:165) uji reliabilitas kuisioner adalah ukuran yang
menunjukkan bahwa instrument yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat ukur
data karena instrument tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini untuk mengukur
reliabilitas instrument digunakan teknik Alpha Crombach dengan rumus sebagai
berikut:
2
1
2
11 11
b
K
Kr
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya jumlah pertanyaan
∑σb2
= Jumlah varian pertanyaan
σ12 = Jumlah varian total
Dimana varians dapat dicari menggunakan rumus :
n
n
XX
2
2
Keterangan:
N = Jumlah sampel
X= Nilai skor yang dipilih
54
Menurut Ghozali (2006:41) instrument penelitian dikatakan reliabel jika memiliki
nilai Alpha Crombach> 0.60. jika nilainya lebih kecil dari 0.60 maka kuisioner
penelitian ini tidak reliabel.
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach alpha Keterangan
1 X1 0.876 Reliabel
2 X2 0.733 Reliabel
3 X3 0.671 Reliabel
4 X4 0.842 Reliabel
5 Y 0.575 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2016
Dari keterangan tabel diatas dapat diketahui masing-masing item pernyataan memiliki
Cronbach Alpha> 0.60. maka variabel independen (kualitas pelayanan, citra merek,
reputasi merek dan harga) dan variabel dependen (minat konsumen) dapat dikatakan
reliabel.
3.9. Metode Analisis Data
3.9.1 Statistik Deskriptif
Analisis stastistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai suatu
data Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
55
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang telah diperoleh
tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan.
Menurut Wijaya (2011:78) terdapat beberapa asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
multikolinieritas dan uji hetroskedastisitas.
3.9.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi
variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006:111). Cara
menganalisisnya yaitu dengan melihat pola pada histogram, dan melihat grafik
dengan pola penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan mengikuti arah dari
garis yang berarti model regresi dikatakan dapat memenuhi asumsi normal.
3.9.2.2 Uji Hetroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi apakah terjadi ketidaksamaan
varian variabel dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedositas. Jika varian
berbeda disebut heteroskedastisitas.Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
56
Menurut Ghozali (2006:105) dasar analisisnya adalah sebagai berikut:
a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terdapat
heteroskedastisitas.
b. Jika terdapat pola yang tidak jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 10 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.9.2.3 Uji Multikolinieritas
Menurut Priyatno (2010:81) multikolinearitas adalah keadaan untuk menguji dimana
terjadi hubungan linieryang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel bebas
(Independen) dalam model regresi. Metode regresi yang baik seharusnya tidak
terjadinya multikolinieritas. Wijaya (2011:121) menyatakan bahwa untuk mengetahui
ada atau tidaknya multikolinieritas adalah:
a. Jika antar variabel bebas ada korelasi di atas 0.90 , maka dapat dikatakan adanya
multikolinieritas.
b. Multikolinieritas juga dapat dilihat dari VIF (Variance Inflation Factor), jika VIF
< 10 maka tingkat kolinieritasnya masih dapat di toleransi.
c. Nilai Eigen Value berjumlah satu atau lebih, jika variabel bebas mendekati 0
menunjukkan adanya multikolinieritas
57
3.9.3Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan bermaksud untuk meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) atau pengaruh variabel dependen terhadap variabel
independen. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
kualitas pelayanan, citra merek,reputasi merek dan harga terhadap minat konsumen
pada lembaga kursus. Untuk mengetahui hal tersebut maka penulis menggunakan
model analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut:
Y= a + b1X
1+ b ₂X₂ + b₃X₃+X4+et
Sumber: Sugiyono (2012)
Keterangan :
Y = Minat Konsumen
a = Nilai Intercept (konstanta)
b1,b2,b3 = koefisien regresi
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Citra Merek
X3 = Reputasi Merek
X4 = Harga
Et = disturbance term(Standard Error)
58
3.9.4 Uji R2
Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Jika R2 semakin besar
(mendekati satu) maka pengaruh dari varianel bebas adalah besar terhadap variabel
terikat. Sedangkan, R2 kecil maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
sangat kecil (Ghozali, 2006:147). Koefisiensi determinasi menunjukkan besarmya
konstribusi variabel independent terhadap variabel dependen. R2 dapat dirumuskan
sebagai berikut:
R2=
Sumber: Sugiyono (2012)
Keterangan:
b1 = Koefisien Regresi Variabel Kualitas Pelayanan
b2 = Koefisien Regresi Variabel Citra Merek
b3 = Koefisien Regresi Variabel Reputasi Merek
b4 = Koefisien Regresi Variabel Harga
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Citra Merek
X3 = Reputasi Merek
X4 = Harga
Y = Minat Konsumen
59
3.9.5 Uji Hipotesis
3.9.5.1 Uji Parsial
Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara parsial
(sendiri) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y) dengan rumus sebagai
berikut:
t=
sumber: Sugiyono (2012)
Keterangan:
r= korelasi parsial yang di temukan
n= jumlah sampel
t= t hitung yang selanujutnya di konsultasikan dengan t tabel
hipotesis yang di ajukan yaitu:
h1= Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap minat
konsumen.
h2= Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek terhadap minat
konsumen.
h3= Terdapat pengaruh yang signifikan antara reputasi merek terhadap minat
konsumen.
h4= Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap minat konsumen.
60
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika t hitung> t tabel H0 diterima dan Ha ditolak
Jika t hitung< t tabel H0 ditolak dan Ha diterima
b. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
3.9.5.2 Uji Simultan
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas (X) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabelterikat (Y). Nilai F dapat dirumuskan
sebagai berikut:
F=
Sumber: Sugiono (2011)
Keterangan:
R2 = koefisien korelasi ganda
N = jumlah sampel
m = jumlah predictor
Hipotesis yang diajukan:
H0 = tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan, citra merek, reputasi merek dan
harga terhadap minat konsumen.
Ha = terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan, citra merek, reputasi merek, dan
harga terhadap minat konsumen.
61
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika F hitung> F tabel H0 diterima dan Ha ditolak
Jika F hitung< F tabel H0 ditolak dan Ha diterima
b. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas pelayanan,
citra merek, reputasi merek, dan harga terhadap minat konsumen, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan di LBPP-LIA sudah
memenuhi kebutuhan konsumennya, sehingga kualitas pelayanan menjadi salah
satu alasan minat konsumen dalam mendaftar di LBPP-LIA
2. Citra merek merupakan alasan minat konsumen pada saat mendaftar di LBPP-
LIA. Hal ini menunjukkan bahwa citra merek LBPP-LIA sudah cukup ternama
dan terpercaya oleh konsumen, sehingga citra merek menjadi alasan penting
konsumen saat mendaftar di LBPP-LIA.
3. Reputasi merek berpengaruh tidak signifikan terhadap minat konsumen. Hal ini
menunjukkan bahwa reputasi merek bukan menjadi alasan konsumen pada saat
ingin mendaftar di LBPP-LIA, melihat dari alat ukur reputasi merek dapat
105
dikatakan bahwa reputasi merek seperti penghargaan, rekomendasi, dan
dipercaya dapat dikatakan bahwa reputasi merek belum begitu melekat dibenak
konsumen.
4. Harga berpengaruh tidak signifikan terhadap minat konsumen. Hal ini
menunjukkan bahwa harga yang diberikan bukan menjadi salah satu alasan minat
konsumen dalam mendaftar di LBPP-LIA.
5. Secara keseluruhan kualitas pelayanan, citra merek, repuasi merek, dan harga
berpengaruh terhadap minat konsumen di LBPP-LIA. Pengaruh kualitas
pelayanan dan citra merek lebih dominan dibandingkan dengan reputasi merek
dan harga.
5.2 Saran
Beberapa saran dan pertimbangan yang disajikan berdasarkan penelitian ini antara
lain:
1. Disarankan kepada lembaga LBPP-LIA Bandar Lampung untuk bisa lebih
menekankan reputasi merek yang lebih baik agar melekat dibenak masyarakat dan
dapat meningkatkan minat konsumen untuk LBPP-LIA dan lebih memperhatikan
faktor harga dan lebih memperhatikan dengan pesaing lainnya yang juga
mempengaruhi minat konsumen supaya minat konsumen tidak berkurang.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya dengan memperluas cakupan penelitian
dari segi tempat, jumlah sampel serta menambah variabel seperti persepsi
konsumen, promosi dan lain-lain serta menggunakan jenis data penelitian yang
106
berbeda. Dengan perbedaan data penelitian maka teknik pengumpulan datanya
akan berbeda, sehingga hasil data yang didapatkan akan lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. 1991.Managing Brand Equity; Capitalizing on the Value of Brand
Name, Free Press, New York.
Aaker, A. David. 1996. Manajemen Equitas Merek. Jakarta:Spectrum Mitra Utama.
Alfian B. (2012). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan
Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Inova Pada PT. Hadji Kalla
Cabang Polman. Universitas Hasanuddin.
Ali, Muhammad. 2011. Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka
Cendikia Utama
Aptaguna. (2016) “Pengaruh Kualitas Layanan Dan Harga Terhadap Minat Beli
Jasa Go-Jek”. Universitas Pembangunan Jaya. Widyakala Vol. 3 Maret 2016
Husaini, Usman dan A.P Setiadi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi
Aksara.
Basu, Swastha dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Liberty.
Duwi Priyatno, 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian
dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gaya Media, Yogyakarta.
Faradiba dan Astuti Sri, 2013. Analisis Pengaruh Kualitas Produk,Harga, Lokasi dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen. Jurnal Publikasi
Manajemen Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Ferdinan Augusty. 2002. MetodePenelitianManajemen. Semarang:
BadanPenerbitUniversitasDiponogoro.
Fombrun, Charles. 1996. Reputation: Realizing Value from the Corporate Image.
Cambridge, MA: Harvard Business School Press.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multi Variant dengan Program SPSS.
Cetakan Keempat. Semarang: Universitas Diponegoro
Herbig, Paul, dkk. 1994. A Model of Reputation Building and Destruction.Journal of
Business Research, Vol.31, June1994, No.1; p.23-31.
Husaini, Usman dan A.P Setiadi.2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
BumiAksara
Keller, L. 1993. How to ManageBrand Equity. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kertajaya, Hermawan. 2005. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, P., Bowen, J., dan Makens, J. 1999. Marketing for Hospitality and Tourism.
Second Edition. Prentice Hall Inc. Upper Saddle River, New Jersey.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium. Jakarta: Prehallindo.
_____, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
_____, Philip dan Amstrong. 2007. Dasar-Dasar Pemasaran,Edisi Kesembilan,
Cetakan Kedua. Jakarta: PT Indeks.
Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1. Jakarta: PT
Indeks.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2011. 10th EditionMarketing an Introduction.
Indonesia: Perason.
Kuntjara. (2007) “Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
pada PT. Wijaya Karya Beton”. Universitas Diponogoro
Lau, G. T. dan Lee, S. H. 1999. Consumers’ Trust in a Brand and the Link to Brand
Loyalty.Journal of Market Focused Management, 4:341-370.
Low, George S, dkk. 2000.The Measurement and Dimensionality of Brand
Associations.Journal of Product and Brand Management, Vol. 9 No. 6.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Parasuraman, A, Valerie A. Zeithaml, Leonard L. Berry. 1998. SERVQUAL : A
Multiple Item Scale For Measuring Consumer Perception Of Service Quality.
Journal Of Retailing Vol. 64 No. 1, pp 12-37.
Rahmawati. 2002.Create a Value of Brand with Personality.Usahawan TH XXXI. 10
: 3-9.
Roesanto.2000. Manajemen Pemasaran. Buku 2: Salemba Empat.
Schiffman, Leon G. dan Kanuk, Leslie. 2004. Consumer Behavior. Bandung: Prentice
Hall InternasionalInc.
Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Prenada Media Grup, Jakarta.
Sheilla, Eva. (2007). “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Merek
Terhadap Minat Beli dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian dalam
Penggunaan Telepon Seluler Merek Sony Ericson dikota Semarang”.
Semarang, Tahun 2007
Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel,Edisi Pertama. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Surabaya: Pustaka
Utama.
Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 2006. “Metode Penelitian Survai, Penerbit
Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta,
Sri Suratno dan Nursya Bani Purnama. 2004. Analisis Tingkat kepuasan Wajib Pajak
Terhadap Kualitas Layanan Kantor pelayanan Pajak Yogyakarta Dua. Sinergi
Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol.7,No. 1,h. 69.
Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinsasi. Bandung : Alfabeta.
Sunyoto, Danang dan Susanti, Fathonah Eka. 2015. Manajemen Pemasaran
Jasa.Yogjakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Susilowati, Luky. 2009.Membangun Daya Tarik Jasa dan Reputasi Merek melalui
Kualitas Layanan dan Aliansi Pasar pada Perusahaan EMKL.Jurnal Riset
Ekonomi dan Bisnis vol.9 No.1 Maret 2009.
Swastha, Basu dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Moderen. Yogyakarta: FE
UGM. Basu Swastha dan Irawan, 2000. Manajemen Pemasarn Moderen.
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta:PTAndi Offset.
_______, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran: Edisi 3. Yogyakarta : Andi Offset.
Wijaya, Toni. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Olah dan Interpretasi.
Yogyakarta. Cahaya Atma
www.lialampung.com. Diakses tanggal 22 Agustus – 5 September 2016. 20.00 WIB