PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan...

108
PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI DAN DEPRESI LANSIA DI POSYANDU LANSIA KEMUNING KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Disusun oleh : RETNO SAWARTUTI NIM: S520908010 PELAYANAN PROFESI KEDOKTERAN PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA POGRAM PASCASARJANA UNS 2010

Transcript of PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan...

Page 1: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI DAN DEPRESI LANSIA DI POSYANDU LANSIA KEMUNING KECAMATAN

NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Disusun oleh :

RETNO SAWARTUTI NIM: S520908010

PELAYANAN PROFESI KEDOKTERAN PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA

POGRAM PASCASARJANA UNS 2010

Page 2: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI DAN DEPRESI LANSIA DI POSYANDU LANSIA KEMUNING KECAMATAN

NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

Disusun oleh :

Retno Sawartuti NIM : S520908010

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing :

Tanda tangan :

Pembimbing I : Prof. DR. Dr. Aris Sudyanto, SpKj(K) NIP. 195001311976031001 Pembimbing II : DR. dr. Muchsin Doewes, MARS NIP. 194805311976031001

Ketua Program Studi KedokteranKeluarga :

Prof. Dr.dr. Didik Tamtomo, MM., M.Kes., PAK

NIP. 194803131976101001

iii

Page 3: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI DAN DEPRESI LANSIA DI POSYANDU LANSIA KEMUNING KECAMATAN

NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

Yang dipersiapapkan dan disusun oleh: RETNO SAWARTUTI

S520908010

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal.....................2010

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

Jabatan Nama Tanda tangan tgl

Ketua Prof.Dr.Didik Tamtomo,dr.,MM.,M.Kes.,PAK NIP. 194803131976101001 ____________ _____

Sekretaris Prof.Dr.Bhisma Murti,MPH.,M.Sc.,Ph.D NIP. 195510211994121001 _____________ _____ Anggota Prof. DR. Aris Sudyanto,dr., SpKj(K) NIP.19500131197603100 _____________ ____ Anggota Dr.Muchsin Doewes,dr.,AIFO NIP. 194805311976031001 ___________ ______

Mengetahui Surakarta,.......................2010

Direktur Program Pasca Sarjana Ketua Progra Studi

Universitas Sebelas Maret Surakarta Magister Kedokteran Keluarga

Prof.Drs.Suranto ,M.Sc, PhD Prof. Dr.dr. Didik Tamtomo, MM., M.Kes., PAK NIP. 195708201985031004 NIP. 194803131976101001

iv

Page 4: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : RETNO SAWARTUTI

NIM : S520908010

Menyatakan dengan sesungghnya bahwa thesis saya yang berjudul:

PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI DAN DEPRESI

LANSIA DI POSYANDU LANSIA KEMUNING KECAMATAN NGARGOYOSO

KABUPATEN KARANGANYAR.

Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali naskah dalam

daftar pustaka.

Surakarta, 10 April 2010

(RETNO SAWARTUTI)

v

Page 5: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

MOTTO

“ Kepuasan terletak pada usaha hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki”

(Mahatma Ghandi)

Sukses berasal dari keputusan yang baik. Keputusan yang baik berasal dari pengalaman

(Arthur Jones)

“Beri saya seorang pegawai gudang yang punya cita cita dan saya akan memberi Anda seseorang yang mengukir sejarah. Beri saya seseorang tanpa cita cita dan saya akan memberi

Anda seorang pegawai gudang” (James Cash Penney)

vi

Page 6: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

PERSEMBAHAN

Dengan segenap cinta, kasih, sayang, serta do’a karya sederhana ini penulispersembahkan untuk:

Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan kasih, sayang, dan do’a restunya kepada penulis serta berkorban dalam mengasuh, membimbing dan mengenalkan arti hidup.

vii

Page 7: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, atas petunjuk dan

rahmat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang

berjudul :

“PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI DAN

DEPRESI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KEMUNING KECAMATAN

NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR ”.

Adapun maksud dari penyusunan penelitian ini untuk mencapai derajat

magister pada pelayanan profesi kedokteran program studi magister kedokteran

keluarga pasca sarjana universitas sebelas maret surakarta. Terselesaikannya

penelitian tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.dr. M. Syamsulhadi, SpKj(K) selaku rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. PhD, sebagai direktur program pasca sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof .Dr.dr. Didik Tamtomo, MM., M.kes.,PAK sebagai Ketua Program Pasca

Sarjana

vii

Page 8: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

4. Prof. DR. Dr. Aris Sudyanto, SpKj(K) sebagai Pembimbing pertam

5. DR. dr. Muchsin Doewes, MARS, sebagai Pembimbing kedua

6. Prof. Bhisma Murti,dr.,M.Sc.,MPH.,Ph.D sebagai penguji

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini

yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Oleh karena terbatasnya waktu dan kemampuan, penyusun mohon kritik dan

saran yang membangun guna tercapainya kesempurnaan laporanp Penelitian ini.

Akhirnya, penyusun berharap semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi

kita semua.

.

Surakarta, Pebruari 2010

Penyusun

ix

Page 9: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN SAMPUL................................................................................ i HALAMAN JUDUL……………………………………………………… ii HALAMAN PERSETUJUAN......................…………………………...... iii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN..................................................................... v HALAMAN MOTTO.................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... vii KATA PENGANTAR……………………………………………………. viii DAFTAR ISI……………………………………………………………… x DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiv DAFTAR GAMBAR...…………………………………………………… xvi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xvii ABSTRAK..……………………………………………………………… xviii BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………… 4 C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 4 D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 4

x

Page 10: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 6

A. Tinjauan Umum.....……………………………………………... 6

1. Konseling........................................................................................ 6

a. Pengertian, Perumusan dan tujuan konseling……………. ........ 6

b. Siapa saja yang membutuhkan konseling................................. 10

c. Tahapan Konseling............................................................. 11

d. Pedoman Konseling................................................................. 11

e. Teknik Konseling..................................................................... 12

f. Konseling Pada Lanjut Usia................................................... 15 2. Kecerdasan Emosi…………......…………………………… 17

3. Depresi.........…………………………………………….. 19

a. Pengertian Depresi................................................................. 19

b. Gejala Depresi.......................................................................... 20

c. Diagnosis Depresi..................................................................... 21

d. Pengukuran depresi................................................................... 24

4. Usia Lanjut.................................................................................. 26

a. Pengertian ...................………………………………….. 26

b. Epidemiologi........................................................................ . 27

c. Depresi Lanjut Usia................................................................. 28

B. Kerangka Konsep……………….....………………............... 35

C. Hipotesis............................................................…...................... 36

xi

Page 11: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………................... 37

A. Lokasi penelitian……………………..........................……. 37 B. Desain Penelitian……………………....…………… 37

C. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………… 37

D. Identifikasi Variabel Penelitian.………………................... 38

E. Definisi Operasional Variabel………………………….. 39

F. Validitas dan Reliabilitas………………………………. 43

G. Bagan Penelitian……………………………………….. 47

H. Desain Analisis Statistik………………………………… 48

I. Jadwal Kegiatan Penelitian……….………………….. 49

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ............................................................... 50

1. Orentasi kancah penelitian ................................................ ..... 50

2. Persiapan alat pengumpul data .................................... ............ 53

3. Pelaksanaan uji coba .......................................... .................... 56

4. Perhitungan validitas dan reliabilitas ....................................... 57

5. Penyusunan alat ukur untuk penelitian ..................................... 60

B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 61

1. Penentuan subjek penelitian ........................................ ............ 61

2. Melakukan pengumpulan data tahap pertama............................ 62

3. Melakukan konseling.................................................. ......... 62

4. Melakukan pengumpulan data tahap kedua.......................... 63

xii

Page 12: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

5. Pelaksanaan skoring................................................................. 63

C. Uji Asumsi ................................................................................... 64

1. Uji homogenitas........................................................................ 64

D.Hasil Penelitian dan Analisa Data ................................................. 65

1. Hasil Penelitian.......................................................................... 65

2. Analisa data…………..................................………………...... 72

E. Pembahasan.............................................................................. 74

F. Keterbatasan............................................................................ 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. ..... 86

B. Implikasi..................................................................................... .. 86

B. Saran ............................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 88 LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………................... 89

xiii

Page 13: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

DAFTAR TABEL Tabel 1. Blue print skala kecerdasan emosi sebelum penelitian………………… 55 Tabel 2. Skala Depresi Geriatrik sebelum penelitian……………………………. 56 Tabel.3 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kecerdasan emosi…………. 57

Tabel 4. Skala kecerdasan emosi yang valid dan yang gugur.................................. 59

Tabel.5. Hasil Uji validitas dan reliabilitas skala depresi Geriatrik........................ .. 60 Tabel 6. Skala depresi Geriatrik yang valid dan yang gugur.................................... 61 Tabel 7 Susunan Aitem Skala Kecerdasan Emosi Untuk Penelitiandengan nomor urut baru...................................................................................................... 61

Tabel.8. Hasil uji homogenitas dengan independent sample t test untuk

kecerdasan emosi....................................................................................... 65

Tabel. 9. Hasil uji homogenitas dengan independent sample t test untuk

depresi............................................................................................................. 65

Tabel 10. Distrbusi usia lanjut menurut umur.......................................................... 66 Tabel 11. Distribusi usia lanjut menurut jenis kelamin............................................ 68 Tabel 12. Distribusi usia lanjut menurut status perkawinan..................................... 69 Tabel 13. Distribusi usia lanjut menurut pekerjaan................................................... 70 Tabel 14. Distribusi kecerdasan emosi usia lanjut sebelum konseling...................... 71 Tabel 15. Distribusi Depresi usia lanjut sbelum konseling....................................... ..71 Tabel 16. Distribusi Kecerdasan emosi usia lanjut setelah konseling................... 72 Tabel 17. Distribusi Depresi usia lanjut setelah konseling................................... 72

xiv

Page 14: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 18. Hasil analisa uji T independentpengaruh konseling terhadap kecerdasan

Emosi...................................................................................................... 73

Tabel 19. Hasil analisa uji T independent pengaruh konseling terhadap

depresi....................................................................................................... 73

Tabel 20. Hasil Analisis Regresi Kecerdasan Emosi Lansia................................... 74 Tabel 21.. Hasil analisis Regresi Depresi Lansia…………….…………………… 75

xv

Page 15: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Histogram Usia Lanjut Menurut Umur……………………………… 67 Gambar 2. Histogram Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin.................................. 68 Gambar 3. Histogram Usia Lanjut Menurut Status Perkawinan............................ 69 Gambar 4. Histogram usia lanjut menurut pekerjaan.............................................. 60 Gambar.5. Boxspot kecerdasan emosi kelompok penelitian dan kelompok

kontrol sebelum konseling…………………………………………… 78

Gambar 6. Boxspot kecerdasan emosi lansia kelompok kontrol dan kelompok

penelitian sesudah konseling................................................................. 79

Gambar 7. Perbandingan perbaikan depresi antara problem solving terapi

dengan terapi konvensional ( oxman,et al,2008)................................... 81

xvi

Page 16: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Kecerdasan Emosi dan skala Depresi Geriatrik

Lampiran 2.Status Konseling Klien

Lampiran 3.Hasil Uji Validitas Kuesioner Kecerdasan Emosi

Lampiran 4.Hasil Analisa Reliabilitas Kuesioner Kecerdasan Emosi

Lampiran 5.Hasil uji Validitas Skala Depresi Geriatrik

Lampiran 6.Hasil Analisa Reliabilitas Skala Depresi Geriatrik

Lampiran 7.Hasil Analisa Independent Sample T Test

Lampiran 8.Hasil Analisa Regresi

Lampiran 9.Surat Ijin Penelitian

xvii

Page 17: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

ABSTRAK Retno Sawartuti, S520908010. 2010. Pengaruh Konseling Terhadap Kecerdasan Emosi Dan Depresi Lansia Di Posyandu Lansia Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Tesis: Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Konseling adalah salah satu jenis terapi psikologik. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya sendiri secara lebih lengkap, sehingga ia menjadi lebih mampu mengadakan hubungan interpersonal yang baik dan dapat beradaptasi dan mempersepsi lingkungannya dengan lebih baik. Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan,, mengatur suasana hati, tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, kemampuan membaca perasaan terdalam orang lain ( empati ) dan berdoa, kemampuan memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta kemampuan untuk memimpin Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegarahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas ( Reality Testing Ability/RTA masih baik), kepribadian tetap utuh ( tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality) perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas batas normal.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi (2) Untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap depresi lansia. Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia. Konseling akan meningkatkan kecerdasan emosi dan menurunkan depresi lansia. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Cara pengambilan sample dengan simple random sampling. Analisa data mengunakan SPSS for windows versi 17, dengan uji T independent, analisa regresi holistik.

Hasil penelitian, berdasarkan perhitungan diperoleh Nilai t = 5,704, p value 0,000, unstandardized coefficients β 0,974 berarti ada pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi, Nilai t = 3,750, p value 0,001, unstandardized coefficients β 2,3621 . Lansia yang mengikuti konseling nilai kecerdasan emosinya lebih tinggi 0,974 dibandingkan yang tidak mengikuti konseling, tetapi akan mengalami depresi lebih tinggi 2,361 dibandingkan yang tidak mengikuti konseling. Hal ini disebabkan karena waktu konseling yang terlalu singat, suasana konseling yaitu konseling kelompok bukan konseling pribadi, tidak dilibatkannya keluarga lansia dan tipe lansia itu sendiri..

Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis data penelitian adalah ada pengaruh konseling terhadap kecedasan emosi yaitu konseling akan meningkatkan kecerdasan emosi lansia, tetapi konseling tidak menurunkan depresi lansia.. Kata kunci : konseling, kecerdasan emosi, depresi

xviii

Page 18: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

ABSTRACT

Retno Sawartuti, S520908010. 2010. TheEffect Of Ccounseling On Emotional Intelligence And Depression In Elderly In Elderly Posyandu Kemuning Sub District Ngargoyoso Karanganyar. Thesis: Family Medicine Master Study Program. Postgraduate courses Sebelas Maret University Surakarta. Counseling is one type of of psychological therapy. The objective is to improve patient understanding of himself more fully, so that he becomes better able to make good interpersonal relationships and can adapt and perceive their environment better. Emotional intelligence includes self-control, spirit, perseverance and ability to motivate yourself and cope with frustration, the ability to control impulses and emotions, do not exaggerate the fun, set the mood, not crippling the ability of thinking, the ability to read the deepest feelings of others (empathy), and pray, the ability to maintain relationships with the best, the ability to resolve conflicts, and the ability to lead. Depression is a feeling of natural disturbance (mood) is characterized by depression and sadness so profound and sustained loss of life of excitement, not susceptible to interference in assessing the reality (Reality Testing Ability / RTA is still good), the personality remains intact (no cracks have personality / Splitting of personality), but behavior can be disrupted in normal. The objective in this study were (1) to determine the effect of counseling on emotional intelligence (2) To determine the effect of counseling for depression elderly. The hypothesis of this research is that there are effects of counseling on emotional intelligence and depressed elderly. Counseling will enhance emotional intelligence and reduce depression elderly. Data analysis using SPSS for windows 17 version, with independent sample T test, holistik analize regression. The result of this study, based on calculations obtained value t = 5.704, p value 0.000, unstandardized coefficients β 0,974, there is the influence of counseling on emotional intelligence. The value t = 3.750, p value 0.001, unstandardized coefficients β 2,3621. Elderly followed counseling the value of emotional intelligence higher 0,974 compared to who did not follow counseling, but depression is higher 2,361 than that do not follow counseling. This was due to a very short period of time counseling, the athmosphere of counseling in the group counseling not privacy counseling, no inclusion of famyly of elderly, the type of elderly itself. Conclusions from this study based on an analiysys of research data there is influence of counseling on emotional intelligence. Counseling will increase an emotional intelligence in elderly but counseling did not reduce depression elderly. Keywords: counseling, emotional intelligence, depression, elderly.

xix

Page 19: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Depresi dan Lanjut Usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan manusia.

Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai,

serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih

sayang. Pada kenyataanya tidak semua lanjut usia mendapatkan “tiket” yang sama

untuk mengecap kondisi hidup idaman ini. Berbagai persoalan hidup yang mendera

lanjut usia sepanjang hayatnya, seperti: kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress

yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak, atau kondisi lain

seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya dan lain sebagainya. Kondisi-

kondisi hidup seperti ini dapat memicu terjadinya depresi. Tidak adanya media bagi

lanjut usia untuk mencurahkan segala perasaan dan kegundahannya merupakan

kondisi yang akan mempertahankan depresinya, karena dia akan terus menekan

segala bentuk perasaan negatifnya ke alam bawah sadar (Depsos RI, 2006).

Dengan demikian orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat

dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan

wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut

dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini

tidak mau menerima realitas yang ada (Gallo, Reichel & Andersen, 1998).Seperti

yang telah dikemukakan diatas, menjadi tua merupakan proses yang wajar dan terjadi

Page 20: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

pada setiap orang. Permasalahannya adalah bagaimana lansia tersebut bisa menyadari

dan mempersiapkan diri untuk menghadapi usia tua. Di sisi lain, ada sebuah anggapan

atau pencitraan yang negatif dan positif. Semakin bisa berfikir positif, orang akan

semakin bisa menerima kenyataan namun “ menerima ” itu bukan berarti kita

menerima apa adanya. Maksudnya adalah bagaimana cara kita menyesuaikan diri

dengan usia, melakukan aktivitas secara wajar sesuai dengan kemampuan fisik dan

psikis usia tua (Darmojo, 1999).

Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan serta

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,

kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan

kesenangan,, mengatur suasana hati, tidak melumpuhkan kemampuan berpikir,

kemampuan membaca perasaan terdalam orang lain ( empati ) dan berdoa,

kemampuan memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk

menyelesaikan konflik, serta kemampuan untuk memimpin ( Goleman, 2008 ).

Kecerdasan emosi dapat diukur. Untuk mengadakan pengukuran kecerdasan

emosi meliputi beberapa aspek, yang meliputi mengenali emosi diri, mengenali emosi

orang lain, mamahami penyebab emosi diri, memahami penyebab emosi orang lain,

memahami akibat emosi diri, memahami akibat emosi orang lain, mengendalikan emosi

diri, mengendalikan emosi orang lain, Menggunakan emosi diri menggunakan emosi

orang lain (Davis, 2008).

Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri,

mengalami kekurangmampuan dalam pengendalian moral ( Goleman, 2006).

. Berdasarkan pengalaman, apabila suatu masalah menyangkut pengambilan

keputusan dan tindakan, aspek perasaan sama pentingnya dan sering kali lebih

Page 21: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

penting daripada nalar. Emosi itu memperkaya ; model pemikiran yang tidak

menghiraukan emosi merupakan model yang miskin. Nilai-nilai yang lebih tinggi

dalam perasaan manusia, seperti kepercayaan, harapan, pengabdian, cinta, seluruhnya

lenyap dalam pandangan kognitif yang dingin. Orang cenderung menekankan

pentingnya IQ dalam kehidupan manusia. Padahal kecerdasan tidaklah berarti apa apa

bila emosi yang berkuasa. Kecerdasan emosi menambahkan jauh lebih banyak sifat-

sifat yang membuat manusia menjadi lebih manusiawi. Terdapat pemikiran bahwa IQ

menyumbang paling banyak 20% bagi sukses dalam hidup, sedangkan 80%

ditentukan oleh faktor lain ( Goleman, 2006)

Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap,

yang mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang

mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki

keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan

persahabatan, hubungan kerja, ataupun pada usia lanjut ketika akan memasuki masa

berhenti dari bekerja ( Goleman, 2006 ).

Orang dengan ketrampilan emosi yang berkembang baik berarti kemungkinan

besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran

yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali

tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin yang merampas

kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada karir/pekerjaan ataupun untuk

memiliki pikiran yang jernih (Davis, 2008).

. Sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk

yang mungkin akan terjadi. Stimuli yang relevan dengan rasa takut menimbulkan

Page 22: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan

individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan

terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang

mungkin terjadi bila muncul rasa takut (Davis, 2008).

. B .Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

Adakah pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi pada lansia

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi usia

lanjut.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui agka keberhasilan konseling dalam meningkatkan

kecerdasan emosi pada usia lanjut.

b. Mengetahui angka keberhasilan konseling dalam menurunkan depresi

pada usia lanjut.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan agar diperoleh bukti-bukti empiris mengenai

pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia, sehingga

penelitian ini dapat diambil manfaatnya bagi:

1. Bagi Kepala Puskesmas

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pikiran

Page 23: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

untuk menjadi bahan pertimbangan hal-hal yang dapat mempengaruhi

kecerdasan emosi dan depresi lansia yaitu melalui konseling yang secara tidak

langsung dapat meningkatkan kualitas hidup lansia Penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang

berhubungan dengan program kesehatan lansia dengan peningkatan

kecerdasan emosi dan penurunan depresi lansia.

2. Bagi Tenaga kesehatan puskesmas lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi tenaga kesehatan

puskesmas dalam menangani kesehatan lansia agar dapat mengetahui cara-

cara yang lebih efektif dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat

kesehatan lansia.

3. Bagi Lansia

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan tentang

pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi.

4. Bagi Peneliti Sejenis

Diharapkan penelitian ini bisa memberikan informasi dan sumbangan ilmu

pengetahuan sebagai kajian teoretis kepada para peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian sejenis khususnya bidang yang berkaitan dengan

psikologi dan psikiatri.

.

Page 24: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM

1. Konseling

a. Pengertian, perumusan dan tujuan konseling

Konseling adalah salah satu jenis terapi psikologik. Tujuannya

untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya sendiri secara lebih

lengkap, sehingga ia menjadi lebih mampu mengadakan hubungan

interpersonal yang baik dan dapat beradaptasi dan mempersepsi

lingkungannya dengan lebih baik

. Konseling tidak sama dengan memberikan nasehat. Konseling

juga tidak membantu menyelesaikan persoalan tetapi membantu mencarikan

cara bagaimana caranya menyelesaikan masalah, menuntun klien

menyelesaikan persoalannya dengan lebih baik juga agar hubungan

interpersonal, misalnya hubungan dengan anak atau cucunya, menjadi lebih

baik. Kegiatan konseling sebagai kegiatan profesional yang mencakup juga

kegiatn-kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan

mental, mulai mempengaruhi gerakan konseling secara keseluruhan dan

dimulai ketika pada tahun 1908 terbit buku karangan Clifford Beers yang

berisikan pengalaman-pengalaman pribadinya selama tiga tahun dirawat di

Rumah Sakit Jiwa,dengan judul : A Mind That Found Itsefl. Buku tersebut

sangat berpengaruh terhadap tanggapan-tanggapan masyarakat mengenai

Page 25: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

kesehatan mental dan mendorong dibentuknya Connecticut Society of

Mental Hygiene pada tahun 1908 ( Gunarsa, 2007; Yuwana, Draha ,2005).

Gunarsa (2007), menyusun secara kronologis berbagai

perumusan mengenai konseling sebagai berikut :

1) Suatu hubungan yang bebas dan berstruktur yang membiarkan klien

memperoleh pengertian sendiri yang membimbingnya untuk menentukan

langkah-langkah positif ke arah orientasi baru.

2) Interaksi yang:

a). Terjadi antara dua orang, yang satu disebut sebagai konselor dan yang

lain sebagai klien.

b). Berlangsung dalam kerangka profesional, dan

c). Diarahkan agar memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada

klien

3) Suatu proses yang terjadi dalam hubungan pribadi antara seseorang yang

mengalami kesulitan dengan seseorang yang profesional yang latihan dan

pengalamannya mungkin dapat dipergunakan untuk membantu orang lain

mampu memecahkan persoalan pribadinya

4) Membantu seseorang agar menyadari reaksi reaksi pribadi terhadap pengaruh

perilaku dari lingkungan dan membantu seseorang membentuk makna dari

perilakunya. Konseling juga membantu klien membentuk dan memperjelas

rangkaian dari tujuan dan nilai nilai untuk perilaku selanjutnya.

Page 26: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

5) Adalah proses di mana seseorang yang mengalami kesulitan (klien) dibantu

untuk merasakan dan selanjutnya bertindak dengan cara yang lebih

memuaskan dirinya, melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat

yakni konselor. Konselor memberikan informasi dan reaksi untuk mendorong

klien mengembangkan perilaku untuk berhubungan secara lebih efektif

dengan diri sendiri dan lingkungan.

6) Konseling merupakan suatu usaha untuk mengubah pandangan seseorang

terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan fisik. Sebagai akibatnya,

seseorang dibantu untuk mencapai identitas sebagai pribadi dan menentukan

langkah-langkah untuk memupuk perasaan berharga, perasaan berarti, dan

bertanggung jawab.

7) Memberikan alternatif-alternatif, membantu klien dalam melepaskan dan

merombak pola-pola lama, memungkinkan melakukan proses pengambilan

keputusan dan menemukan pemecahan-pemecahan yang tepat terhadap

masalah.

8) Merupakan upaya menambah kekuatan pada klien untuk menghadapi, untuk

mengikuti aktivitas yang mengarah ke kemajuan, dan untuk menentukan

sesuatu keputusan. Konseling membantu klien agar mampu menguasai

masalah yang segera dihadapi dan yang mungkin terjadi pada waktu yang

akan datang.

Tujuan utama konseling adalah sebagai berikut (Gunarsa, 2007):

1). Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku

Page 27: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tujuan suatu konseling adalah membawa klien agar terjadi perubahan yang

memungkinkan klien hidup lebih produktif dan menikmati kepuasan hidup

sesuai dengan pembatasan-pembatasan yang ada dalam masyarakat.

2). Meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu.

Seseorang seringkali perlu uluran tangan dan ketersediaan orang lain untuk

membantu dan mengajarkan bagamana seharusnya dan sebaiknya menghadapi

masalah dan menyelesaikannya Hal ini bisa diberikan secara sistematis oleh

seorang konselor dan inilah salah satu dari tujuan konseling, yakni

meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu

3). Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan

Dalam batas tertentu, konseling diarahkan agar seseorang bisa membuat

sesuatu keputusan pada saat penting dan benar-benar dibutuhkan. Keputusan

yang diambil pada akhirnya harus merupakan keputusan yang ditentukan oleh

klien sendiri dengan bantuan dari konselor.Membuat sesuatu keputusan

seringkali harus mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh dan

memperhatikan cara-cara dalam melakukan penilaian. Namun seringkali cara

peninjauan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dan sistematika berpikir,

masih seringkali perlu dilatih dan ditunjukkan oleh orang lain atau konselor.

4). Meningkatkan dalam hubungan antar perorangan

Konseling bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan seseorang

sehingga pandangan dan penilaian terhadap diri sendiri bisa lebih objektif

serta meningkatkan ketrampilan dalam penyesuaian dan agar lebih efektif.

Page 28: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

5) . Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan klien

Memberfungsikan kemampuan yang benar-benar dimiliki dengan tujuan

membantu menyediakan fasilitas, adalah tujuan dari konseling. Kalau

seseorang ternyata kemampuannya tidak efektif, mungkin penyebabnya

terletak pada gambaran dan ciri-ciri kepribadiannya atau bisa juga karena

lingkungan yang menghambat.

b. Siapa saja yang membutuhkan konseling.

Orang yang membutuhkan konseling adalah orang yang (Yuwana, 2005):

. . 1). Sedang menghadapi suatu krisis yang mendesak

2). Apabila ada faktor kerahasiaan harus dijaga. Artinya kalau ia bicara

dengan tetangga, bisa jadi gosip. Tetapi kalau dengan konselor ada kode

etiknya.

3). Menjelaskan suatu hasil pemeriksaan yang berkaitan dengan konsep diri,

misalnya: menjelaskan kepada anak perempuan yang positif hamil

setelah dites air seninya, Orang yang akan menjelaskan kepada orang

yang terkena positif HIV/AIDS.

4). Takut bicara dengan orang banyak. Ada orang yang mau privasinya dijaga,

hanya mau bicara dengan satu orang saja.

5). Merasa tidak diterima oleh kelompok sebayanya. Ia merasa terkucil, lalu

kemana dia harus berbagi.

6). Bila tidak paham atau sadar akan permasalahannya. Misalnya, dia bertanya

mengapa sih saya akhir-akhir ini maunya marah-marah saja. Konselor bisa

menuntun sampai orang itu menyadari letak permasalahannya.

Page 29: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

7). Bila mempunyai kelainan yang tidak dapat diterima dalam

masyarakat. Misalnya, kaum homoseksual.

c. Tahapan Konseling

1). Fase eksplorasi: untuk mengerti klien secara keseluruhan,

merencanakan terapi dan membuat persetujuan yang disepakati

dengan klien.

2). Fase penyampaian tujuan: mengimplementasikan rencana terapi

3). Fase terminasi: menyimpulkan proses terapi dan mendiskusikan

dengan klien, dan latihan untuk menerapkan di masa yang akan

datang. Jadi pada waktu konseling terjalin hubungan antara

konselor dan konseli (klien). Hubungan itu diharapkan bisa

menjadi pola hubungan dia dengan orang lain, dimana pun, kapan

saja. Sehingga bisa menjadi lebih baik, diterima oleh

lingkungannya (Yuwana, 2005).

d. Pedoman Konseling

Persiapkan ruangan senyaman mungkin untuk dua orang (konselor dan

konseli). Gunakan bahasa yang dimengerti oleh pasien sesuai dengan

kapasitas dan tingkat pendidikannya. Sikap yang bersahabat, dengan sapaan,

lalu menuju ke pembicaraan yang lebih spesifik. Jelaskan bahwa kerahasiaan

terjamin. Terangkan lamanya pertemuan. Berikan perhatian penuh terhadap

apa yang disampaikan pasien. Jangan langsung membuat kesimpulan atas

Page 30: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

masalah yang disampaikan pasien. Jangan menyerang pasien ( Gunarsa,

2007).

Gunakan pertanyaan terbuka kecuali membutuhkan data spesifik. Contoh:

1). “Ceritakanlah lebih lanjut masalah tersebut…” atau “Bagaimana perasaan

Anda tentang masalah tersebut?”

2). Menjadi pendengar yang baik: 90% dengar, 10% bicara.

3).. Bertindak sebagai cermin, merefleksikan pertanyaan pasien.

4). Reward Listening: mendengarkan secara aktif dan berempati.

Hambatan dari pihak terapis: biasanya karena adanya nilai-nilai atau budaya

yang tak sepaham dengan pasien. Dari pihak pasien: belum terbentuk trust

atau mekanisme defensi mental (Yuwana, 2005)

e. Teknik konseling.

Dari sejumlah teknik konseling, teknik konseling secara umum adalah

yang dikenal dengan : Tiga pendekatan tradisional dalam konseling (the thtree

traditional approaches) yaitu (Gunarsa, 2007):

1). Pendekatan langsung (directive Approach)

Pendekatan langsung juga disebut sebagai pendekatan terpusat pada

konselor ( conselor centered approach ) untuk menunjukkan bahwa dalam

interaksi ini, konselor lebih banyak berperan untuk menentukan

sesuatu.Pendekatan langsung bisa diberikan secara langsung dalam berbagai

cara setelah konselor atau terapis yakin ada dasar teorinya yang mantap untuk

memberikan sesuatu seketika, sehingga dalam hal seperti ini menyerupai suatu

kegiatan dengan dasar atau pendekatan untuk segera melakukan tindakan

Page 31: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

(action approach), sesuatu yang justru menjadi ciri khas pada pendekatan

simtomatis atau behaviouristik pada umumnya.

2). Pendekatan tidak langsung (Nondirective approach)

Ciri-ciri dari client centered therapy adalah sebagai berikut:

a). Perhatian diarahkan kepada pribadi klien dan bukan kepada masalahnya.

b). Penekanan lebih banyak terhadap faktor emosi, daripada terhadap faktor

intelek.

c). Memberi tekanan yang lebih besar terhadap keadaan yang ada sekarang

daripada terhadap apa yang sudah lewat.

d). Penekanan terhadap hubungan terapetik itu sendiri sebagai tumbuhnya

pengalaman.

Langkah langkah pada konseling tidak langsung:

a). Seseorang datang untuk meminta bantuan

b). Perumusan mengenai suasana bantuan.

c). Konselor meningkatkan keberanian klien untuk mengungkapkan perasaan-

perasaannya sehubungan dengan masalahnya.

d). Konselor menerima, mengenali dan menjelaskan berbagai perasaan

negatif.

e). Ketika perasaan-perasaan negatif telah diungkapkan sepenuhnya, pada saat

itu akan diikuti oleh ekspresi darin dorongan positif untuk berkembang

lebih lanjut.

f). Konselor menerima dan mengenali perasaan-perasaan positif yang

Page 32: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

diungkapkan, sama dengan ketika menerima dan mengenali perasaan-

perasaan negatif.

g). Pemahaman, pengenalan dan penerimaan tentang diri sendiri, adalah

langkah berikutnya yang penting dari keseluruhan proses, yang menjadi

dasar pada diri seseorang untuk bisa maju ke tingkatan yang baru dari

integrasinya.

h). Bersama-sama dengan proses pemahaman ini adalah proses yang

memperjelas kemungkinan-kemungkinan keputusan atau tindakan yang

akan dilakukan.

i).Tindakan positif. Suatu keputusan untuk melakukan sesuatu tindakan yang

nyata, yang positif, yang tumbuh sedikit demi sedikit dari dirinya sendiri

j).Langkah selanjutnya yang tersisa tidak memakan waktu lama. Sekali

seorang mencapai tahap pemahaman dan melakukan tindakan positif,

maka aspek yang tersisa dijadikan elemen untuk perkembangan

selanjutnya.

k).Lambat laun tindakan positif dan terpadu pada klien meningkat. Ketakutan

memutuskan sesuatu berkurang dan lebih percaya diri dalam melakukan

tindakan. Hubungan konselor dengan klien pada saat ini mencapai

puncaknya.

l).Muncul pikiran dan kesadaran pada klien untuk mengurangi kebutuhan

akan bantuan dan bahwa hubungan dengan konselor akan berakhir.

Konselor menghentikan hubungan dengan klien sekalipun mungkin masih

tersisa macam-macam perasaan pada klien, yang telah melibatkannya

Page 33: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

dengan konselor, juga sebaliknya dari pihak konselor, namun harus

diterima sebagai keterlibatan emosi yang wajar dan harus bisa dihentikan

secara baik dan sehat.

3).Pendekatan elektrik

Elektrik adalah terminologi dalam konseling dan psikoterapi yang memilih

teori yang baik atau berguna dari macam-macam teori,metode dan

pengalaman-pengalaman praktik, untuk dipergunakan bersama-sama dalam

menghadapi klien.

f. Konseling pada lanjut usia

Gangguan kesehatan atau penyakit yang sering di jumpai pada lansia:

(Yuwana,2007)

1). Penglihatan kurang jelas

2). Pendengaran menurun

3). Gangguan pada jantung dan tekanan darah tinggi

4). Penyakit saluran pernafasan

5). Gangguan pada otot dan sendi

6). Penurunan kemampuan seksual

7). Pelupa

8). Depresi (sedih, murung, cenderung menangis)

9). Pikun

10).Stroke

11).Diabetes melitus

Page 34: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Pendampingan dan konseling pada lansia bergantung pada tipe psikologik lansia

seperti yang telah diuraikan di atas

.Konseling Lansia Tipe Konstruktif

Tipe ini tidak perlu konseling, hanya pendampingan bagi yang membutuhkan,

misalnya menemani jalan kaki pada pagi atau sore hari, main catur, nonton piala

dunia di TV, berdiskusi tentang berbagai masalah sambil minum teh. Kalau masih

punya anak, pasangan hidup masih ada, cukup merasa didampingi, berarti jangan

dipaksakan.

Konseling Lansia Tipe Ketergantungan

Konseling diberikan dengan tujuan agar lansia dapat memahami bahwa

kemampuan dan pengalamannya masih dapat bermanfaat bagi orang lain. Dengan

demikian konselor membangkitkan keinginannya untuk berbuat sesuatu bagi

orang lain. Konselor perlu memberikan penyuluhan tentang makanan yang sehat

bagi lansia dan olahraga yang sesuai dengan kondisi lansia. Misalnya diajak main

tenis, main catur

.Konseling Lansia Tipe Defensif

Pendekatan harus hati-hati, sabar dan penuh pengertian sebab pada dasarnya tipe

ini menolak bantuan konseling. Bertujuan lebih banyak mendengarkan lansia,

sebelum perlahan-lahan mengubah persepsi lansia yang tidak suka menjadi tua

dan pensiun sehingga ia berubah dapat menerima masa pensiun dan hari tuanya.

Konseling Lansia Tipe Bermusuhan

Page 35: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tipe ini paling sulit didekati. Mungkin lebih baik dimulai dengan pendampingan

saja seperti pada tipe konstruktif. Bila pendamping sudah mendapat kepercayaan

oleh lansia dan rasa curiga dan bermusuhan hilang, baru dapat dilakukan

konseling.

Konseling Lansia Tipe Menyalahkan Diri Sendiri

Pada tipe ini konseling bertujuan menghilangkan persepsi yang negatif tentang

dirinya – saya ini jelek, hidupnya dulu jelek – serta memberi dukungan psikologik

serta mencegah kemungkinan keinginan untuk melakukan bunuh diri. Konseling

disini bersifat memberikan support.

2. Kecerdasan emosi

Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan serta

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,

kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-

lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, tidak melumpuhkan kemampuan

berpikir, kemampuan membaca perasaan terdalam orang lain ( empati ) dan berdoa,

kemampuan memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk

menyelesaikan konflik, serta kemampuan untuk memimpin ( Goleman, 2008 ).

Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri,

mengalami kekurangmampuan dalam pengendalian moral .

Berdasarkan pengalaman, apabila suatu masalah menyangkut pengambilan

keputusan dan tindakan, aspek perasaan sama pentingnya dan sering kali lebih

penting daripada nalar. Emosi itu memperkaya ; model pemikiran yang tidak

Page 36: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

menghiraukan emosi merupakan model yang miskin. Nilai-nilai yang lebih tinggi

dalam perasaan manusia, seperti kepercayaan, harapan, pengabdian, cinta,

seluruhnya lenyap dalam pandangan kognitif yang dingin .Orang cenderung

menekankan pentingnya IQ dalam kehidupan manusia. Padahal kecerdasan tidaklah

berarti apa apa bila emosi yang berkuasa. Kecerdasan emosi menambahkan jauh

lebih banyak sifat-sifat yang membuat manusia menjadi lebih manusiawi. Terdapat

pemikiran bahwa IQ menyumbang paling banyak 20% bagi sukses dalam hidup,

sedangkan 80% ditentukan oleh faktor lain ( Goleman, 2008).

Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap, yang

mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu

membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan

dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan

persahabatan, hubungan kerja, ataupun pada usia lanjut ketika akan memasuki masa

berhenti dari bekerja ( Goleman, 2008 ).

Orang dengan ketrampilan emosi yang berkembang baik berarti

kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai

kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat

menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami

pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada

karir/pekerjaan ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih ( Goleman, 2008).

Sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk

yang mungkin akan terjadi. Stimuli yang relevan dengan rasa takut menimbulkan

reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan

Page 37: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan

terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang

mungkin terjadi bila muncul rasa takut ( Goleman, 2006).

3. Depresi

a. Pengertian depresi

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai

dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga

hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (

Reality Testing Ability/RTA masih baik), kepribadian tetap utuh ( tidak

mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality) perilaku dapat

terganggu tetapi dalam batas batas normal. ( Hawari, 2008 )

Frekuensi depresi tampak bertambah sesuai usia, meski laju relaps, yaitu

waktu antara dua episode depresi tampak berkurang. Frekuensi bunuh diri juga

naik tajam dengan penuaan. Namun ada bukti bahwa ciri tertentu depresi, yaitu

gangguan obsesional dan fobik berkurang dngan penuaan ( Kaplan & Sadock,

1997 ).

Gejala yang tampak mungkin berbeda pada pasien lanjut usia yang

terdepresi dibandingkan yang ditemukan pada dewasa muda karena peningkatan

penekanan pada keluhan somatik pada lanjut usia. Lanjut usia secara khusus

adalah rentan terhadap episode depresi berat dengan ciri melankolik, ditandai oleh

afek ( mood ) depresif, hipokondriasis, harga diri yang rendah, perasaan tidak

Page 38: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

berharga dan kecenderungan menyalahkan diri sendiri (terutama tentang seks dan

rasa berdosa), dengan ide paranoid dan bunuh diri ( Kaplan & Sadock, 1997 ).

b. Gejala depresi

Gangguan mood mayor memiliki gejala dan tanda yang lebih banyak

serta keparahan yang lebih berat, sedangkan distimia dan siklotimia lebih

sedikit. Tanda tanda dan gejala depresi yang sering terlihat adalah:

(Tomb,2004 )

Gambaran emosi

Mood depresi, sedih atau murung

Iritabilitas, ansietas

Anhedonia, kehilangan minat

Kehilangan semangat

Ikatan emosi berkurang

Menarik diri dari hubungan interpersonal

Preokupasi dengan kematian

Gambaran kognitif

Mengkritik diri sendiri, perasaan tidak berharga, rasa bersalah

Pesimis, tidak ada harapan dan putus asa

Perhatiannya mudah teralih, konsentrasi buruk

Tidak pasti dan ragu-ragu

Berbagai obsesi

Keluhan somatik (terutama pada orang tua)

Page 39: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Gangguan memori

Waham dan halusinasi

Gambaran vegetatif

Lesu, tidak ada tenaga

Insomnia atau hipersomnia

Anoreksia atau hipereksia

Penurunan berat badan atau penambahan berat badan

Retardasi psikomotor

Agitasi psikomotor

Libido terganggu

Variasi diurnal yang sering

Tanda tanda depresi

Berhenti dan lambat bergerak

Wajah sedih dan selalu berlinang air mata

Kulit dan mulut kering

Konstipasi

c. Diagnosis depresi

Diagnosis episode depresi didasarkan pada pedoman berikut ( Direktorat

Jenderal kesehatan jiwa, 1996 ):

Gejala utama (Pada derajat ringan, sedang dan berat):

Page 40: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

1). Afek depresif

2). Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

3).Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya

1). Konsentrasi dan perhatian berkurang

2). Harga diri dan kepercaayaan diri berkurang

3). Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

4). Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik

5). Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

6). Tidur terganggu

7). Nafsu makan berkurang

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut

diperlukan masa sekurang kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis,

akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa

beratnya dan berlangsung cepat.

Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1),

dan berat (F32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang

Page 41: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah satu

diagnosis gangguan depresif berulang (F33)

1). Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami

(minimal 2):

a). Suasana perasaan ( mood ) yang depresif

b). Kehilangan minat dan kegembiraan

c). Berkurangnya energi yang menuju kepada keadaan mudah lelah dan

berkurangnya aktifitas

2). Keadaan di atas akan disertai gejala gejala berikut ( minimal 2 ), selama

paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari dialami :

a). Konsentrasi hilang dan perhatian berkurang

b). Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

c). Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna

d). Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik

e). Gangguan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

f). Tidur terganggu

g). Nafsu makan berkurang

Page 42: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

3). Gejala dari a dan b menyebabkan hendaya / Hambatan dalam fungsi

psikososial ( Disabilitas dalam fungsi pekerjaan, hubungan sosial dan

kegiatan sehari hari )

c. Pengukuran depresi

Derajat depresi dapat dikategorikan menjadi enam yaitu episode depresif

ringan, episode depresif sedang, episode depresif berat tanpa gejala psikotik,

episode depresif berat dengan gejala psikotik, episode depresif lainnya dan episode

depresif ytt dengan pedoman diagnostik sebagai berikut ( Direktorat Jenderal

Kesehatan Jiwa , 1996 ).

1). EpisideDepresif ringan

a). Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti

tersebut di atas.

b). Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: ( a) sampai dengan

( g )

c). Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya

d). Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang kurangnya sekitar 2

minggu

e). Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa

dilakukannya.

Page 43: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

2). Episode Depresif sedang

a). Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada

episode depresif ringan

b). Ditambah sekurang kurangnya 3 ( dan sebaiknya 4 ) dari gejala lainnya

c). Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu

d). Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan

dan urusan rumah tangga.

3). Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik

a). Semua 3 gejala utama depresi harus ada

b). Ditambah sekurang kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa

diantaranya harus berintensitas berat.

c). Bila ada gejala penting ( misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang

mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk

melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian penilaian

secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dbenarkan.

d). Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang kurangnya 2

minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,

maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu

kurang dari 2 minggu

Page 44: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

e). Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,

pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat

terbatas.

4). Episode Depresif berat dengan gejala psikotik

a). Episode depresi berat yang memenuhi kriteria seperti di atas

b). Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya

melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang

mengancam dan pasien bertanggung jawab atas hal ini. Halusinasi

auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau

menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor

yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau

halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek

( mood congruent )

4. Usia lanjut

a. Pengertian usia lanjut

Usia lanjut adalah seseorang yang sudah berusia di atas 60 tahun. Pada

umumnya memiliki tanda tanda terjadinya penurunan fungsi-funsi biologis,

psikologis dan ekonomi ( BKKBN, 2005 ).

Page 45: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

b. Epidemiologi

Jumlah absolut usia lanjut dan proporsinya dalam negara industri di dunia

semakin bertambah dalam abad ini. Di Amerika Serikat sekitar 4% populasi

berumur 65 atau lebih pada tahun 1900 ( sekitar 3 juta orang ), kini lebih dari 10%

populasi Amerika Serikat atau sekitar 30 juta berusia itu. ). Sementara sumber

data dari World Bank tahun 1994 membeberkan usia harapan hidup rata-rata

penduduk Indonesia ditahun 1960 hanyalah 46 tahun, tetapi ditahun 1990 usia

harapan hidup melonjak menjadi 59 tahun, sedangkan ditahun 1994 adalah 62

tahun. Lantas ditahun 2000 meningkat lagi menjadi minimal 70 tahun (Gallo,

1998).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Staistik pada tahun 2007, jumlah lansia

di Indonesia mencapai 18,96 juta orang. Dari jumlah tersebut , 14% di antaranya

berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang merupakan daerah

paling tinggi jumlah lansianya, disusul provinsi Jawa Tengah (11,16%), Jawa

Timur (11,14%), dan Bali (11,02). Pada 2010 hingga 2020 jumlah lansia

diperkirakan naik mencapai 11,34% dari jumlah penduduk di Indonesia. Pada

tahun 2005 terjadi ledakan lansia di Indonesia, jumlah lansia akan mencapai 16,2

juta jiwa atau 7,4 % dari total penduduk yang berjumlah sekitar 216,6 juta

jiwa.Memang datangnya masa tua tidak dapat ditentukan dengan pasti sesuai

dengan kedudukannya sebagai suatu bagian yang tidak terpisah dari proses hidup

seluruhnya sesuai pula dengan kenyataan bahwa semua berlaku menurut hukum

alam yang berlaku. Hal ini dikuatkan dari hasil studi kasus yang telah dilakukan

Page 46: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

oleh peneliti bahwa lansia merasa tidak nyaman saat kondisinya sedang drop

(kesehatan menurun), lansia sering mengeluh tidak diperhatikan serta cenderung

memperhatikan perilakunya seperti pola makan yang sangat diatur. Berdasarkan

penelitian yang pernah dilakukan bahwa dalam kehidupan lansia ternyata

sebagian besar orang usia lanjut masih mampu mengisi hari-hari tuanya dengan

berbagai kegiatan seperti kegiatan keagamaan, mengasuh cucu, memantau

pekerjaan sehari-hari, membuat kerajinan seperti menyulam dan lain-lain

(BKKBN,2005 ; BPS, 2010).

c. Depresi pada usa lanjut

Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor

yang menyebabkan seorang lansia megalami gangguan mental seperti depresi.

Depresi dan Lanjut Usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa

dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta

menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih

sayang. Pada kenyataanya tidak semua lanjut usia mendapatkan “tiket” yang sama

untuk mengecap kondisi hidup idaman ini. Berbagai persoalan hidup yang

mendera lanjut usia sepanjang hayatnya, seperti: kemiskinan, kegagalan yang

beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak,

atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunaama yang bisa merawatnya dan

lain sebagainya. Kondisi-kondisi hidup seperti ini dapat memicu terjadinya

depresi. Tidak adanya media bagi lanjut usia untuk mencurahkan segala perasaan

dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan mempertahankan depresinya,

Page 47: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

karena dia akan terus menekan segala bentuk perasaan negatifnya kealam bawah

sadar (Depsos,2006).

Cita-cita seseorang untuk dapat hidup bersama dan mendapatkan

perawatan dari keluarga terutama anak/cucu pada saat lanjut usia bukanlah sebuah

jaminan, sebab ada beberapa faktor, sehingga lanjut usia tidak mendapatkan

perawatan dari keluarga, seperti: tidak memiliki keturunan, punya keturunan tapi

telah lebih dahulu meninggal, anak tidak mau direpotkan untuk mengurus orang

tua, anak terlalu sibuk dan sebagainya.. Nilai-nilai seperti anak harus berbakti

pada kedua orang tua yang masih kuat mengakar pada masyarakat, menjadi beban

tersendiri bagi lanjut usia untuk melepaskan ketergantungan (baca: hidup bersama

anak) dari anak-anaknya. perasaan-perasaan negatif akan muncul dalam benak

lansia, perasaan kecewa, tidak dihargai, sedih, dendam, marah dan sebagainya.

sikap bersabar dan mencoba menerima kondisi hidup apa adanya merupakan obat

penawar yang cukup efektif untuk jangka pendek, akan tetapi sikap sabar tidak

dengan sendirinya atau secara otomatis akan menghilangkan perasaan-perasaan

tersebut, sikap sabar tidak lain merupakan mekanisme pertahanan ego yang

dinamakan represi. pada saat-saat tertentu perasaan-perasaan tersebut akan

muncul dan menimbulkan depresi (Depsos,2006).

Secara individu pengaruh proses ketuaan menimbulkan berbagai

masalah baik secara fisik, mental, maupun sosial ekonominya. Dengan

menurunnya fungsi berbagai organ, maka usia lanjut menjadi rentan penyakit baik

yang bersifat kronik maupun akut (Ismayadi, 2004).

Page 48: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Lebih dari 80% penduduk usia lanjut menderita penyakit fisik yang

mengganggu fungsi mandirinya. Sejumlah 30% terutama depresi dan kecemasan.

Data prevalensi depresi pada lansia di Indonesia diperoleh oleh ruang rawat akut

geriatrik dengan kejadian depresi sebanyak 76,3%. Proporsi pasien depresi ringan

adalah 44,1%, depresi sedang 18%, depresi berat 3,2%. Studi untuk populasi di

Indonesia tengah di kabupaten balikpapan, kalimantan barat pada tahun 2003

dengan subyek sebanyak 401 orang lansia (Ismayadi, 2004).

Frank J.Bruno mengemukan bahwa ada beberapa tanda dan gejala

depresi, yakni:

1). Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan

yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan.

2). Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat

sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika

kondisinya telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah

makan.

3). Gngguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor

penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak

banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.

4). Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami

depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya

dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya. “Ya,kan? saya

Page 49: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

tidak mengalami depresi?”.dilain pihak, seseorang lainnya yang

mengalami depresi mungkin akan gampang letih dan lemah.

5). Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk

mengatakan atau merasa,”saya selalu merasah lelah” atau ”saya capai”.

Ada anggapan bahwa gejala itu disebabkan oleh faktor-faktor emosional,

bukan faktor biologis.

6). Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak

efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti,

”saya menyia-nyiakan hidup saya,” atau ”saya tidak bisa mencapai banyak

kemajuan”, seringkali terjadi.

7). Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk

memecahkan masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi

merasa kesulitan untuk menfokuskan perhatiannya pada sebuah masalah

untuk jangka waktu tertentu. Keluhan umum yang sering terjadi adalah,

”saya tidak bisa berkonsentrasi”.

8). Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan

alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan,

terutama kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya

menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga

diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara

tidak langsung.

Page 50: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

9). Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang

sebenarnya), merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung.

Bruno menambahkan bahwa tidak ada aturan yang pasti untuk setiap

orang. tetapi merupakan konvensi untuk menyatakan bahwa kalau lima

atau lebih dari tanda-tanda atau gejala itu ada dan selalu terjadi, maka

sangat mungkin seseorang mengalami depresi. Lain halnya jika seseorang

mengalami gejala pada nomor 9, yakni punya keinginan untuk bunuh diri,

maka Bruno menganjurkan seseorang untuk segera mencari bantuan

profesional secepat mungkin.

. Aktivitas Fisik dan Depresi menurut Bruno bahwa seseorang yang

mengalami depresi perlu diberikan aktivitas fisik terutama olah-raga. Setidaknya

ada dua alasan penting mengapa olah raga perlu untuk penderita depresi. pertama,

olah raga meningkatkan kesadaran sistem syaraf sentral. Denyut nadi meningkat

dan anda menjadi sadar. Anda membangkitkan semua sistem anda. hal ini

berlawanan dengan penurunan kesadaran syaraf sentral akibat adanya depresi.

kedua, olah raga bisa memacu sistem syaraf sentral. endorphin adalah molekul

organik yang seperti halnya norepinephrine dan serotonin, berfungsi sebagai kurir

kimiawi. Kadang endorphin dianggap sebagai candu (opium) alami yang

berfungsi untuk meningkatkan proses biologis untuk mengatasi depresi.

Karenanya pekerja sosial diharapkan bisa mengidentifikasi olah-raga yang

disenangi oleh klien yang terindikasi depresi dan mendesainnya menjadi sebuah

program yang kontinyu dan rutin, pekerja sosial dapat bekerjasama dan

Page 51: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

berkonsultasi dengan tenaga medis mengenai berbagai bentuk gerak yang efektif

yang bisa menstimulus detak jantung (Bruno, 2009).

Depresi Dan Makanan Ringan Bruno mengemukakan bahwa depresi

berhubungan dengan tingkat kesadaran yang rendah. kesadaran mengacu pada

proses psikologis yang meliputi hal-hal seperti misalnya kemampuan untuk

memusatkan perhatian seseorang dan kemampuan untuk bekerja secara efektif.

Makanan berat secara otomatis akan memicu tindakan bagian syaraf parasimpatik

yakni cabang dari sistem syaraf otonom yang menurunkan kesadaran. Darah

dialirkan ke proses pencernaan untuk membantu seseorang mencerna makanan

yang dimakan. Sewaktu darah meninggalkan otak dan tangan serta kaki, tubuh

akan merasa lemas dan mengantuk, karena itu makan makan berat cenderung

memicu depresi. Karena itu dianjurkan untuk makan makanan ringan, ketika lapar

diantara jam-jam makan, akan tetapi sebaiknya menghindari makanan yang

mengandung kadar gula yang tingi. Sementara kudapan yang rendah kalori dan

berprotein tinggi akan membuat seseorang tetap segar, memuaskan rasa lapar, dan

tidak mengganggu kesadaran optimal seseorang (Bruno, 2009).

. Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa depresi timbul akibat

adanya dorongan negatif dari super-ego yang diresepsi dan lambat laun akan

tertimbun dialam bawah sadar. Sehingga depresi adalah sebentuk penderitaan

emosional. Kekecewaan ataupun ketidakpuasan secara emosional yang direpresi

tidak secara otomatis akan hilang, melainkan sewaktu-waktu akan muncul (return

of the repressed). oleh karena itu sebagai toksin (racun) penyebab depresi yang

ada pada diri lanjut usia perlu digali dan dikeluarkan, salah satu medianya dengan

Page 52: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

percakapan. Psikoterapi malah sering didefinisikan dengan penyembuhan melalui

percakapan. Menurut para ahli psikoterapi percakapan efektif untuk

menyembuhkan kepribadian yang terluka, jika dirancang dan didesain secara

tepat, kontinyu, dilaksanakan dengan perhatian yang tulus, dimulai dengan

hubungan baik, serta mampu menumbuhkan harapan klien (Bruno, 2009).

Page 53: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

B. Kerangka Konsep

LANSIA

Tuntutan hidup tetap - Mengalami berbagai penurunan fungsi atau ketidakmampuan

- Pengaruh lingkungan

Kemampuan lansia merespon tuntutan Kecerdasan emosi menurun Depresi meningkat

Problem Statement

Mencari sumberpotensi

Alternatif Sollution

Implementation

Evaluation

Termination

KONSELING

KECERDASANEMOSI MENINGKAT

DEPRESI MENURUN

Page 54: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

C. Hipotesis

- Ada pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia

- Konseling akan meningkatkan kecerdasan emosi lansia

- Konseling akan menurunkan depresi lansia

Page 55: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Posyandu lansia kemuning, desa kemuning kecamatan

Ngargoyoso Karanganyar

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental .

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Popolasi penelitian yaitu Anggota Posyandu Lansia Desa Kemuning ,

Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar berjumlah 176 lansia (N),

dan 38 anggota posyandu lansia desa Kemuning sebagai subjek penelitian dan

anggota posyandu lansia segorogunung berjumlah 36 orang sebagai subjek try

out.

2. Tehnik sampling:

a. Simple Random Sampling

Memberi nomor undian pada masing masing populasi dan mengambil

secara acak sampai sejumlah 38 subjek penelitian.

b. Besar sampel

Dengan cara randomisasi, ditentukan dari 38 subjek penelitian menjadi

terdiri 19 orang kelompok perlakuan dan 19 orang kelompok kontrol. Besar

sampel ini diperoleh dari rumus berikut ini:

Page 56: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

1 2 x (Zα + Zβ)2 x p x (1-p)

n = ___ x ____________________

1-f (po-pi)2

n = 1 2x ((1,96x0,1)+(1,96x0,05))x0,7x(1-0,7)

_____ x _________________________________ 0,9 (0,73-0,7)² n = 1,111x34,20 = 38,004 n = 38 n = besar sampel

pi = proporsi kesakitan pada kelompok terpajan faktor resiko =0,7

po = proporsi kesakitan pada kelompok tanpa faktor resiko = 0,73

α = level of confidence uji dua ekor = 0,1

β = power of test = 0,05

f = estimasi presentase non respons = 0,1

p= proporsi = 0,7 ( Chandra, 2008 ; Murti, B,2006 ).

D.Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel independent :

Konseling

Variabel dependent :

Kecerdasan emosi

Depresi pada lansia

Page 57: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Variabel Perancu

Umur

Jenis kelamin

Pekerjaan

Status perkawinan

Tingkat intelektual (I Q)

Pendidikan

E. Defiisi Operasional Variabel

1. Konseling

Konseling adalah salah satu jenis terapi psikologik. Tujuannya untuk

meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya sendiri secara lebih lengkap,

sehingga ia menjadi lebih mampu mengadakan hubungan interpersonal yang baik

dan dapat beradaptasi dan mempersepsi lingkungannya dengan lebih baik.

(Yuwana, ,2005).

Pelayanan konseling dan edukasi pasien yang efektif mempunyai

peranan penting dalam menyelesaikan masalah masalah klien. Selain masalah,

penting juga untuk diketahui apa yang menjadi masalah klien. Target dari

intervensi adalah memberikan informasi dan menggali informasi yang penting.

Bagaimanapun juga, perubahan perilaku lebih rumit daripada hanya memberikan

informasi kepada pasien untuk diingat. Konselor perlu untuk menilai dan

mengetahui motivasi untuk berubah (South-Paul, et al, 2004)

Page 58: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tahapan Konseling yang dilakukan pada penelitian ini dengan cara: (Yuwana,

2009 )

a. Fase eksplorasi: untuk mengerti klien secara keseluruhan, merencanakan terapi

dan membuat persetujuan yang disepakati dengan klien, meliputi problem

statement dan mencari sumber potensi yang dimiliki

b. Fase penyampaian tujuan: Alternative sollution dan mengimplementasikan

rencana terapi

c. Fase terminasi dan evaluasi: menyimpulkan proses terapi dan mendiskusikan

dengan klien, dan latihan untuk menerapkan di masa yang akan datang. Jadi

pada waktu konseling terjalin hubungan antara konselor dan konseli (klien).

Hubungan itu diharapkan bisa menjadi pola hubungan dia dengan orang lain,

dimana pun, kapan saja. Sehingga bisa menjadi lebih baik, diterima oleh

lingkungannya.

2. Kecerdasan emosi

Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan serta

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,

kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-

lebihkan kesenangan,, mengatur suasana hati, tidak melumpuhkan kemampuan

berpikir, kemampuan membaca perasaan terdalam orang lain ( empati ) dan berdoa,

kemampuan memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk

menyelesaikan konflik, serta kemampuan untuk memimpin ( Goleman, 2000 ).

Page 59: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dan tes. Skala

tersebut dibuat sesuai dengan definisi operasional yang telah disusun berdasarkan

aspek-aspek tiap variabel.

a. Skala kecerdasan emosi.

Skala kecerdasan emosi adalah alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti untuk

mengungkapkan tingkat kecerdasan emosi. Penyusunan skala kecerdasan emosi ini

merupakan hasil modifikasi dari skala kecerdasan emosi dari Mark Davis ( 2008).

Peneliti melakukan modifikasi dengan cara mengubah beberapa item yang memiliki

kekaburan makna akibat memiliki dua kondisi, kondisi disesuaikan dengan subjek

penelitian. Serta modifikasi dilakukan pula pada jumlah alternatif pilihan dari 4 pilihan

menjadi 2 pilihan. Skala Mark Davis ini mencakup aspek mengenali emosi diri,

mengenali emosi orang lain, memahami penyebab emosi diri, memahami penyebab

emosi orang lain, memahami akibat emosi diri, memahami akibat emosi orang lain

mengendalikan emosi diri, mengendalikan emosi orag lain, menggunakan emosi diri

dan menggunakan emosi orang lain. Jumlah aitem skala sebanyak 230 butir, terdiri dari

115 aitem favourable dan 115 aitem unfavourable. Skala kecerdasan emosi terdiri 2

pilihan, yaitu ya dan Tidak. Jawaban sesuai kunci bernilai 1. Susunan aitem skala

kecerdasan emosi sebelum penelitian dapat dilihat pada tabel 1 ( Davis, 2008 ).

Page 60: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 1 Blue Print Skala Kecerdasan Emosi Sebelum Penelitian ASPEK NO ITEM

FAVOURABLE NO ITEM UNFAVOURABLE

TOTAL

Mengenali emosi diri

1,3,4,5,8, 2,6,7, 9,10 10

Mengenali emosi orang lain

11,12,15,16,19, 171,172,174, 176, 179

13,14,17,18,20,173, 175, 177, 178, 180

20

Mamahami penyebab emosi diri

21,22,23,26,29, 103, 104, 107, 108, 110

24,25,27,28,30, 101, 102,105, 106, 109

20

Memahami penyebab emosi orang lain

31, 33, 36, 37, 39, 181, 182, 186, 188, 190

32, 34, 35, 38, 40, 183, 184, 185, 187, 189

20

Memahami akibat emosi diri

41,42,43,45,48,111, 114,116,117, 119

44,46,47,49,50, 112, 113, 115, 118, 120

20

Memahami akibat emosi orang lain

51,52,5456,59,161,162, 164,168,170 181,182186,188,190,

53,55.57,58,60, 163,165,166,167,169 183,184185187,189

30

Mengendalikan emosi diri

61,65,67,69,70, 121, 125, 126, 128, 129, 191,192, 194, 195, 196

62,63,64,66,68, 122, 123, 124, 127, 130 193, 197, 198, 199, 200

30

Mengendalikan emosi orang lain

71, 72, 74, 76, 80,131, 133, 134, 136, 140 201,202, 204, 207, 209

3,5,7,8,9, 132, 135, 137, 138, 139 202, 205, 206, 208, 210

30

Menggunakan emosi diri

81, 83, 85, 87, 89,, 144, 145, 146, 147, 150

82, 84, 86, 88, 90, 141, 142, 143, 148, 149

20

Menggunakan emosi orang lain

91, 94, 95, 96, 97,152, 153, 154, 156, 159 211, 212, 215, 216, 217

92, 93, 98, 99, 100, 151, 155, 157, 158, 160213, 214, 218, 219, 220

30

Jawaban yang sesuai kunci, bernilai 1. Untuk masing masing kategori, kecerdasan

emosi baik sekali jika bernilai 8,75-10, baik jika 7,5-8,74, rata-rata jika 5,25-7,49,

kurang jika 5,24 atau kurang.

Skala yang digunakan kategrikal ( Ordinal )

3. Depresi

Depresi adalah suatu gangguan perasaan ( mood ) yang disertai komponen

psikologik misalnya rasa sedih, susah, tidak ada harapan, putus asa san komponen

Page 61: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

somatik misalnya anoreksia, konstipasi, keringat dingin. Komponen psikologik dan

komponen somatik tersebut timbul pada depresi disebabkan karena manusia bereaksi

secara holistik

• Alat ukur yang digunakan : Geriatric Depression scale ( GDS ) yang

diadaptasi dari buku Gerontologi yang ditulis oleh Gallo, et al, (1998)

• Responden diberi daftar pertanyaan yang terdiri dari 15 butir pertanyaan

dengan jawaban hanya ya atau tidak, jawaban yang sesuai kunci bernilai 1,

skore lebih dari 5 menunjukkan depresi

• Dari 15 item tersebut, item yang Favourable adalah item no 2, 3, 4, 6, 9, 10,

12, 14, 15.

• Sedangkan item yang unfafourable adalah item no. 1, 5, 7, 8,11,13. .

• Skala pengukuran : Kategorikal ( ordinal )

F. Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas merupakn dua hal yang saling berkaitan dan sangat berperan

dalam menentukan kualitas alat ukur dan keberhasilan hasil penelitian. Suatu alat

ukur dikatakan representatif, fungsional dan akurat bila alat ukur memiliki unsur

validitas dan reliabilitas yang tinggi, oleh karena itu sebelum alat ukur tersebut

dikenakan pada subjek penelitian yang sesungguhnya, dilakukan uji coba untuk

memperoleh validitas dan reliabilitas.

1.Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Lebih lanjut suatu

Page 62: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila instrument atau alat dapat

menjelaskan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang ssuai dengan

maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Chandra,2008 ; Murti, B, 1997).

Dengan kata lain suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat tersebut

mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas dalam alat ukur ini

dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh item-item tersebut dapat

mengungkap dengan jitu dan teliti gejala yang diukur. Prinsip validitas adalah

mengkolerasikan antara nilai item maupun faktor dengan kriterianya. Untuk

menguji validitas skala kecerdasan emosi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji validitas internal validation yaitu dengan jalan mencari kolerasi

skor tiap-tiap item dengan skor total item. Teknik kolerasi yang digunakan adalah

teknik kolerasi product moment dari Pearson (Priyatno,2008; Trihendradi ,2009).

Yang formulasinya ditunjukkan sebagai berikut:

rxy = (∑xy) – (∑X)(∑Y) N____________ √{∑X²-(∑X)² }{∑Y²(∑Y)² } N N keterangan:

rxy : koefisien kolerasi antara skor nilai item (X) dan skor nilai total item (Y).

∑XY : jumlah hasil kali skor nilai tiap-tiap item (X) dengan skor nilai total item

(Y).

∑X : jumlah nilai tiap-tiap item.

∑Y : jumlah nilai total item.

N : jumlah subjek yang diselidiki. ( Chandra, 2008; Murti, B, 1997 )

Page 63: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Lebih jauh Chandra (2008) menambahkan bahwa korelasi (rxy) dihasilkan dari

perhitungan kasar dengan teknik Product moment belum dapat menunjukkan

validitas yang sebenarnya berhubung ada kelebihan bobot yang diakibatkan oleh

terikutnya skor aitem dalam skor total. Adapun untuk menghilangkan kelebihan

bobot hasil korelasi dan supaya lebih teliti memperoleh validitas, dikoreksi

dengan teknik Part Whole, dengan rumus sebagai berikut :

rbt = (гtp)(SDt – SDp________ √(SDt²) - (SDp²)- 2(rtp)(SDt)(SDp)

keterangan:

rbt : koefisien kolerasi part whole antara x dan y

rtp : koefisien kolerasi product moment.

SDt : standart deviasi skor item.

SDp : standart deviasi skor total. (Chandra, 2008 ; Murti, B.1997).

Dalam penelitian ini peneliti tetap melakukan pengujian validitas walaupun skala

yang dipakai adalah skala terpakai yang telah diuji validitasnya.

Alasan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian yang dipakai dalam pengukuran lama dan subjek yang

diukur peneliti berbeda.

2. Norma pengukuran yang dipakai berbeda.

Page 64: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

2. Reliabilitas

Istilah reliabilitas sering disamakan dengan consistency stability atau dependebility

pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil

yang relatif tidak berbada bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang

sama. Hal ini senada dengan ungkapan bahwa suatu alat ukur merupakan

konsistensi hasil pengukuran oleh alat ukur terhadap subjek yang sama dalam waktu

yang berbeda (Priyatno, 2008; Trihendradi 2009). Adapun pengujian alat ukur

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analysis variant dari Hoyt,

dengan formulasi sebagai berikut:

rtt = 1- Mke

Mks

Keterangan:

rtt : koefisien reliabilitas

1 : angka mutlak

Mke : mean kuadrat interaksi antara subjek dengan item

Mks : mean kuadrat antar subjek (Chandra, 2008 ; Murti, B, 1997).

Alasan peneliti menggunakan Teknik Analisis Varians dri Hoyt yaitu,

dapat dipergunakan untuk pengukuran untuk masing-masing skornya dikotomi

maupun non dikotomi.

Dalam penelitian ini peneliti tetap melakukan pengujian reliabilitas

walaupun skala yang dipakai adalah skala terpakai yang telah diuji reliabilitasnya.

Alasan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Subjek penelitian yang dipakai dalam pengukuran lama dan subjek yang

Page 65: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

diukur peneliti berbeda.

b. Norma pengukuran yang dipakai berbeda.

G. Bagan Penelitian

Lansia di posyanduLansia kemuning

Simple Random Sampling

Subjek Penelitian

Kecerdasan emosi Depresi

Konseling + Konseling -

Tinggi

Kecerdasan emosi Depresi

Rendah RendahTinggi Tinggi RendahTinggi Rendah

ANALISIS DATA DENGAN SPSS FOR WINDOWS VERSI 17,00

Page 66: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

H. Desain Research Analisis Statistik

Desain research yang dipakai adalah penelitian eksperimental, kualitatif.

Model analisis yang digunakan untuk mengetahui Pengaruh konseling

terhadap kecerdasan emosi dan depresi pada lanjut usia dengan analisis parametrik

dengan independent-sample T test untuk menguji hipotesis dan analisa regresi untuk

menguji pengaruh faktor lain terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia.

Analisis data dilakukan dengan program SPSS for windows versi 17

Page 67: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

I. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

NO KEGIATAN Okt 2009

Nov 2009

Des 2009

Jan 2010

Pebr 2010

Maret 2010

April 2010

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 9. 10. 11 12.

Penyusunan Proposal Bimbingan penyusunan proposal Seminar Proposal Revisi Proposal Mengurus izin Penelitian Pengumpulan data Pengolahan dan analisa data Bimbingan penyusunan tesis Ujian tesis Revisi Tesis Pengumpulan tesis yang telah direvisi

X X

X

X X X X

X X

X X

X

X X X X

Page 68: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi kancah penelitian

Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan

adalah perlunya memahami kancah atau tempat penelitian dan persiapan segala

sesuatu yang berkenaan dengan jalannya penelitian. Tempat yang digunakan

untuk penelitian ini adalah Posyandu lansia kemuning kelurahan kemuning

kecamatan Ngargoyoso, sementara pelaksanaan try out dilaksanakan di Posyandu

lansia segorogunung kelurahan segorogunung kecamatan Ngargoyoso Kabupaten

Karanganyar, wilayah kerja puskesmas Ngargoyoso Kabupaten karanganyar.

a. Puskesmas Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar

Puskesmas Ngargoyoso terletak di Wilayah kecamatan

Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah kecamatan Ngargoyoso

adalah 68,26 km² yang terdiri dari 9 desa yaitu Puntukrejo, Berjo, Girimulyo,

Segorogunung, kemuning, Ngargoyoso, Jatirejo, Dukuh, Nglegok. Batas

wilayah kecamatan Ngargoyoso, sebelah utara berbatasan dengan kecamatan

kerjo dan Jenawi, sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Karangpandan

dan Mojogedang, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan karangpandan

dan sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Tawangmangu dan Propinsi

Jawa Timur. Puskesmas Ngargoyoso mempunyai 1 puskesmas Induk dengan

Page 69: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

3 puskesmas pembantu, 8 pos kesehatan desa, 68 posyandu balita, 9 posyandu

lansia.

Sesuai dengan fungsi pokok puskesmas, Puskesmas Ngargoyoso

melakukan 3 fungsi pokok pelayanan yaitu : (Dirjen Binkesmas, 2009)

1). Melaksanakan dan mengembangkan upaya kesehatan dalam rangka

meningkatkan status kesehatan masyarakat.

2). Mengurangi penderita sakit.

3) Membina masyarakat di wilayah kerja untuk berperan serta aktif dan

diharapkan mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan.

Maka pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas Ngargoyoso adalah

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk menunjang keberhasilan

program programnya, puskesmas Ngargoyoso mempunyai visi, misi dan strategi

sebagai berikut :

1). VISI

TULUS MELAYANI

MENUJU SEHAT MANDIRI

2). MISI

a). Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan yaitu mengupayakan

agar pelaksanaan pembangunan mengacu, berorientasi dan memperhatikan

faktor kesehatan sebagai pertimbangan utama.

Page 70: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

b). Memberdayakan serta mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga

dalam pembangunan kesehatan dengan mengupayakan agar perilaku hidup

bersih dan sehat menjadi kebutuhan masyarakat

c). Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, merata

dan terjangkau.

3). STRATEGI

a). Melaksanakan pembangunan selalu mempertimbangkan dampak kesehatan

Pendekatan kepada para pelaku pembanguan atas dampak yang dapat

timbul.

b). Meningkatkan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor yang terkait.

c). Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat

melalui kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat

meliputi promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga termasuk KB

dan pengobatan dasar serta upaya kesehatan masyarakat lainnya sesuai

kebutuhan.

d). Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan petugas dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.

e). Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, merata

dan terjangkau melalui pelayanan rawat jalan di Puskesmas, Puskesmas

Pembantu dan Puskesmas Keliling.

Page 71: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

b. Posyandu Lansia Segorogunung

Posyandu Lansia segorogunung terletak di dusun mener kelurahan

segorogunung kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.Desa

segorogunung mempunyai luas wilayah 17,37 km ², dengan jumlah penduduk

1792 jiwa yang terdiri dari 892 penduduk laki laki dan 900 penduduk

perempuan. Posyandu lansia segorogunung mempunyai anggota sekitar 36

lansia, yang berusia 60 tahun ke atas.

c. Posyandu Lansia Kemuning

Posyandu Lansia kemuning terletak di desa kemuning kecamatan

Ngargoyoso kabupaten karanganyar. Desa kemuning mempunyai luas wilayah

6,66 km², dengan jumlah penduduk sebanyak 6532 jiwa, yang terdiri dari

3250 penduduk laki laki dan 3282 penduduk perempuan. Desa kemuning

merupakan desa erpenduduk paling padat di kecamatan ngargoyoso, dengan

jumlah KK sebanyak 1561 KK.

Posyandu lansia kemuning beranggotakan 176 lansia dari

seluruh desa di kelurahan kemuning. Anggota posyandu lansia kemuning

sebagian besar berusia lebih dari 60 tahun, dengan mata pencaharian beragam,

baik petani, pensiunan, pedagang maupun swasta.

2. Persiapan alat pengumpul data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala dan tes. Skala tersebut dibuat sesuai dengan definisi operasional yang

Page 72: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

telah disusun berdasarkan aspek-aspek tiap variabel. Dalam penelitian ini

digunakan skala kecerdasan emosi dan skala depresi geriatrik.

a. Skala kecerdasan emosi.

Skala kecerdasan emosi adalah alat pengumpul data yang

digunakan oleh peneliti untuk mengungkapkan tingkat kecerdasan emosi.

Penyusunan skala kecerdasan emosi ini merupakan hasil modifikasi dari

skala kecerdasan emosi yang disusun oleh Davis, M, (2008). Peneliti

melakukan modifikasi dengan cara pengurangan dan penambahan item

dan mengubah beberapa item yang memiliki kekaburan makna akibat

memiliki dua kondisi, kondisi disesuaikan dengan subjek penelitian. Serta

modifikasi dilakukan pula pada jumlah alternatif pilihan dari 4 pilihan

menjadi 2 pilihan. Skala ini disusun menurut pendapat Davis, M, (2008)

yang mencakup aspek mengenali emosi diri, mengenali emosi orang lain,

memahami penyebab emosi diri, memahami penyebab emosi orang lain,

memahami akibat emosi diri, memahami akibat emosi orang lain

mengendalikan emosi diri, mengendalikan emosi orang lain,

menggunakan emosi diri dan menggunakan emosi orang lain. Jumlah

aitem skala sebanyak 230 butir, terdiri dari 115 aitem favourable dan 115

aitem unfavourable. Skala kecerdasan emosi terdiri 2 pilihan, yaitu ya dan

Tidak. Penilaian aitem favourable dan unfavourable bergerak dari skor 1

( ya) dan 0 ( Tidak ). Susunan aitem skala kecerdasan emosi sebelum

penelitian dapat dilihat pada tabel 1 ( Davis, M, 2008 ).

Page 73: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 1 Blue Print Skala Kecerdasan Emosi Sebelum Penelitian ASPEK NO ITEM

FAVOURABLE NO TEM UNFAVOURABLE

TOTAL

Mengenali emosi diri

1,3,4,5,8, 2,6,7, 9,10 10

Mengenali emosi orang lain

11,12,15,16,19, 171,172,174, 176, 179

13,14,17,18,20,173, 175, 177, 178, 180

20

Mamahami penyebab emosi diri

21,22,23,26,29, 103, 104, 107, 108, 110

24,25,27,28,30, 101, 102,105, 106, 109

20

Memahami penyebab emosi orang lain

31, 33, 36, 37, 39, 181, 182, 186, 188, 190

32, 34, 35, 38, 40, 183, 184, 185, 187, 189

20

Memahami akibat emosi diri

41,42,43,45,48,111, 114,116,117, 119

44,46,47,49,50, 112, 113, 115, 118, 120

20

Memahami akibat emosi orang lain

51,52,5456,59,161,162, 164,168,170 181,182186,188,190,

53,55.57,58,60, 163,165,166,167,169 183,184185187,189

30

Mengendalikan emosi diri

61,65,67,69,70, 121, 125, 126, 128, 129, 191,192, 194, 195, 196

62,63,64,66,68, 122, 123, 124, 127, 130 193, 197, 198, 199, 200

30

Mengendalikan emosi orang lain

71, 72, 74, 76, 80,131, 133, 134, 136, 140 201,202, 204, 207, 209

3,5,7,8,9, 132, 135, 137, 138, 139 202, 205, 206, 208, 210

30

Menggunakan emosi diri

81, 83, 85, 87, 89,, 144, 145, 146, 147, 150

82, 84, 86, 88, 90, 141, 142, 143, 148, 149

20

Menggunakan emosi orang lain

91, 94, 95, 96, 97,152, 153, 154, 156, 159 211, 212, 215, 216, 217

92, 93, 98, 99, 100, 151, 155, 157, 158, 160213, 214, 218, 219, 220

30

Sumber : Mark Davis (2008)

Jawaban yang sesuai kunci, bernilai 1. Untuk masing masing kategori,

kecerdasan emosi baik sekali jika bernilai 8,75-10, baik jika 7,5-8,74, rata-

rata jika 5,25-7,49, kurang jika 5,24 atau kurang.

Skala yang digunakan kategrikal ( Ordinal )

Page 74: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

b. Skala Depresi Geriatrik

Skala depresi geriatrik terdiri dari 15 butir pertanyaan, yang penulis ambil

dari buku Gerontologi yang ditulis oleh Gallo, et al (1998). Responden

diberi daftar pertanyaan yang terdiri dari 15 butir pertanyaan dengan

jawaban hanya ya atau tidak, jawaban yang sesuai kunci bernilai 1, skore

lebih dari 5 menunjukkan depresi. Skala pengukuran : Ordinal

Susunan aitem skala depresi geriatrik sebelum penelitian dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2. Skala depresi geriatrik sebelum penelitian NO ITEM FAVOURABLE ITEM NON

FAVOURABLE TOTAL

1 2,3,4,6,9,10,12,14 1,5,7,8,11,13 15

Sumber: Gallo, et al (1998)

3. Pelaksanaan uji coba

Uji coba alat ukur dilakukan setelah alat ukur yang akan dipergunakan

telah siap. Uji coba alat ukur dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2009. Subjek

untuk uji coba adalah anggota posyandu lansia segorogunung yang berjumlah 36

lansia. Adapun alat ukur yang diuji cobakan adalah skala kecerdasan emosi dan

skala depresi geriatrik. Alasan peneliti melaksanakan uji coba adalah untuk

mencari validitas dan reliabilitas alat ukur yang baru karena skala yang digunakan

adalah terpakai yang telah dimodifikasi oleh peneliti, dimana modifikasi

dilakukan peneliti dengan cara pengurangan dan penambahan item dan mengubah

beberapa item yang memiliki kekaburan makna akibat memiliki dua kondisi,

Page 75: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

kondisi disesuaikan dengan subjek penelitian. Serta modifikasi dilakukan pula

pada jumlah alternatif pilihan dari 4 pilihan menjadi 2 pilihan.

Dari 36 eksemplar skala yang dibagikan pada subjek, terkumpul 30 eksemplar

yang memenuhi syarat untuk diskor dan dianalisis. Selanjutnya peneliti memberi

nilai pada setiap butir aitem. Data inilah yang digunakan untuk perhitungan

validitas dan reliabilitas dari alat ukur tersebut.

4. Perhitungan validitas dan reliabilitas

a. Skala kecerdasan emosi

Perhitungan mengenai validitas dan reliabilitas alat ukur yang dipakai

dalam penelitian ini menggunakan program spss for windows versi 17 . Menu

yang digunakan yaitu: Items analysis-correlate-bivariate-pearson Parameter

indeks daya beda atau kesahihan aitem diperoleh melalui korelasi antara skor

masing-masing aitem dengan skor total, sehingga dapat ditentukan aitem layak

dan yang tidak layak untuk dimasukkan dalam skala penelitian. Seleksi atau dasar

pengambilan keputusan aitem yang valid dengan mencocokkan dengan r tabel, uji

2 sisi dengan N 30.Jika korelasi suatu aitem lebih dari r tabel yaitu 0,361 maka

aitem dinyatakan valid, dan jika kurang maka dinyatakan gugur.(Priyatno, 2008;

Trihendradi 2009) .

Tabel.3 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kecerdasan emosi NO KOMPONEN SKOR TOTAL ALPHA

CRONBACH 1. 2.

Item 2 Item 3

0,429 0,373

0,747 0,739

Page 76: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

3. 4. 5. 6. 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Item 13 Item 14 Item 17 Item 20 Item 22 Item 44 Item 49 Item 59 Item 60 Item 64 Item 69 Item 71 Item 75 Item 76 Item 79 Item 81 Item 82 Item 85 Item 87 Item 99 Item 111 Item 118 Item 121 Item 125 Item 129 Item 136 Item 149 Item 152 Item 156 Item 162 Item 164 Item 173 Item 174 Item 176 Item 179 Item 190 Item 191 Item 194 Item 195 Item 196 Item 203 Item 205 Item 230

0,368 0,449 0,490 0,408 0,469 0,475 0,370 0,468 0,476 0,453 0,553 0,483 0,362 0,483 0,495 0,479 0,454 0,382 0,419 0,407 0,476 0,397 -0,394 0,488 0,408 0,395 0,618 0,429 0,362 0,464 0,394 0,581 0,500 0,382 0,470 0,496 0,571 0.666 -0,404 0,436 0,385 0,426 0,362

0,727 0,751 0,739 0,733 0,734 0,743 0,747 0,741 0,732 0,744 0,727 0,737 0,738 0,725 0,742 0,740 0,746 0,751 0,745 0,724 0,744 0,761 0,733 0,735 0,742 0,729 0,735 0,737 0,733 0,730 0,730 0,729 0,748 0,733 0,736 0,727 0,722 0,766 0,732 0,730 0,744 0,754 0,735

Sumber : Data Primer 2010

Page 77: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 4. Skala kecerdasan emosi yang valid dan gugur

ASPEK Item favourable yang valid

Item favourable yang gugur

Item Unfavourable yang valid

Item unfafourable yang gugur

To

tal

Mengenali emosi diri

3 1,4,5,8 2 6,7,9,10 2

Mengenali emosi orang lain

174,176,179 11,12,15,16,19,

171,172,

13,14,17

,20, 173

18 175,

177, 178,

180

8

Mamahami penyebab emosi diri

22 21,23,26,

29

- 24,25,27

,28,30

1

Memahami penyebab emosi orang lain

190 31, 33, 36, 37,39, 41,42,43,45,48,103,104,107,108, 110

49,44 32, 34, 35, 38,40, 46,47,,50, 101, 102,105, 106, 109

3

Memahami akibat emosi diri

111 114,116,117, 119 118 112, 113,

115, 120

2

Memahami akibat emosi orang lain

59, 162,164 51,52,54, 56,161,,168,170

60 53,55.57

,58,

4

Mengendalikan emosi diri

69,121,125,129,191,

194,195,196

61,65,67,70, 126,128, 129, ,192,

64 62,63,64,66,68, 122, 123, 124, 127, 130

9

Mengendalikan

71,76, 136 72, 74, 131, 133, 134,

75,79 73,,77,78, 132,

5

Page 78: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

emosi orang lain

135, 137, 138, 139

Menggunakan emosi diri

203,205,81,85, 87 81,83, 89144, 145, 146,

147, 150

82, 149 84, 86, 88, 90, 141, 142, 143, 148,

6

Menggunakan emosi orang lain

152,156,230 91, 94, 95, 96, 97, 151, 153, 158, 159, 211, 212, 215, 216, 217

99 92, 93, 98, 99 155,157, 158, 160, 213, 214, 218, 219, 220

5

Sumber : Data primer 2010

b. Skala Depresi Geriatrik

Dari 1 item yang diujicobakan, seluruhnya mempunyai nilai korelasi lebih

dari r tabel , yaiti 0,361,dan nilai alpha cronbach lebih dari 0,514 jadi semua item

dari skala depresi geriatrik dinyatakan valid dan reliabel.

Tabel. 5. Hasil Uji validitas dan reliabilitas skala depresi Geriatrik NO KOMPONEN SKOR TOTAL ALPHA

CRONBACH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Sumber : Data primer 2010

Page 79: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 6 Susunan Item skala depresi geriatrik yang Valid dan Gugur

NO Item favourable yang valid

Item favourable yang gugur

Item unfavourable

yang valid

Item unfavourable yang gugur

Total

1 2,3,4,6,9,10,12,14 - 1,5,7,8,11,13 - 15

Sumber : Data Primer 2010

5. Penyusunan alat ukur untuk penelitian

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya butir-

butir aitem yang sahih dipergunakan untuk mengambil data penelitian, sedangkan

butir-butir yang gugur tidak diikutsertakan dalam pengambilan data penelitian

karena tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Adapun distribusi ulang

skala untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 5 dan 6.

Tabel 7 Susunan Item Skala Kecerdasan Emosi Untuk Penelitian dengan nomor urut baru

ASPEK NO ITEM FAVOURABLE

NOMOR ITEM UNFAVOURABLE

TOTAL

Mengenali emosi diri

2 1 2

Mamahami penyebab emosi diri

35,36,37 3 ,4, 5,6, 34 8

Mamahami penyebab emosi diri

7 1

Memahami penyebab emosi orang lain

38 8,9 3

Page 80: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Memahami akibat emosi diri

23 24 2

Memahami akibat emosi orang lain

10, 32, 33 11 4

Mengendalikan emosi diri

13, 25, 26, 27, 39, 40, 41, 42

12 9

Mengendalikan emosi orang lain

14, 16, 28 15, 17 5

Menggunakan emosi diri

18, 20, 21, 43, 44 19, 29 7

Menggunakan emosi orang lain

30, 31, 45 22 4

TOTAL 45

Sumber : Data Primer 2010

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan subjek penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota posyandu lansia kemuning

kecamatan Ngargoyoso kabupaten karanganyar yang berjumlah 130 orang.

Peneliti melakukan teknik random sampling sehingga diperoleh subjek penelitian

sejumlah 38 orang. Kemudian dilakukan tekning random sampling lagi untuk

membagi menjadi dua kelompok, yaitu 19 orang kelompok penelitian dan 19

orang kelompok kontrol.

2. Melakukan pengumpulan data tahap pertama

Pengumpulan data awal dilakukan pada tanggal 9 Desember 2009, dengan

cara membagikan kuesioner yang berisi data pribadi responden, skala kecerdasan

emosi dan skala depresi geriatrik. Dari 38 eksemplar kuesioner yang dibagikan

pada subjek,seluruhnya terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk diskor dan

dianalisis.

Page 81: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

3. Melakukan konseling

Dari 19 orang responden yang terpilih dilakukan konseling melalui

beberapa tahap. Tahap pertama dilakukan pada hari kamis tanggal 10 desember

2009, dimana seluruh responden sejumlah 19 0rang dibagikan kertas dan diminta

menuliskan problem dan unek unek yang ada di benak masing masing. Hari itu

juga dilakukan wawancara untuk mengelompokkan responden ke dalam tipe tipe

lansia. Setelah dilakukan identifikasi masalah dan tipe tipe lansia, diapatkan 4

kelompok masalah lansia dan 4 kelompok tipe lansia, yaitu lansia yang berkonflik

dengan anak, lansia yang selalu konflik dengan pasangan dan lansia lain, lansia

yang merasa tiak dibutuhkan lagi, dan lansia yang merasa selalu kekurangan dari

segi ekonomi. Sedagkan empat tipe lansia yaitu lansia tipe konstruktif,

ketergantungan, defensif dan bermusuhan. Kemudian subjek dibagi menjadi

empat kelompok berdasarkan jenis masalahnya untuk dilakukan konseling. Hari

Selasa bulan desember untuk mereka yang mempunyai masalah merasa tidak

dibutuhkan lagi,, Kamis bulan desember untuk yang bermasalah dengan anak.

Selasa bulan Januari untuk yang mempunyai masalah dengan pasangan dan lansia

lain, kamis bulan Januari untuk yang selalu merasa kekurangan dari segi

ekonomi., Masing masing kelompok dilakukan konseling 4-6 minggu, dan tahap

konseling untuk semua kelompok dinyatakan selesai pada hari kamis 28 Januari

2010.

4. Melakukan pengumpulan data tahap kedua

Page 82: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Pada hari kamis tanggal 4 Pebruari 2010 dilakukan pengumpulan data

tahap kedua, dengan cara seluruh responden baik kelompok perlakuan maupun

kelompok kontrol dikumpulkan lagi, kemudian masing masing dibagikan

kuesioner untuk diisi, yang berisi data pribadi, skala kecerdasan emosi dan skala

depresi geriatik. Dari 38 eksemplar kuesioner yang dibagikan pada

subjek,seluruhnya terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk diskor dan

dianalisis.

5.Pelaksanaan skoring Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya melakukan skoring

untuk keperluan analisis data. Skor aitem skala kecerdasan emosi bergerak dari 0

sampai 10 sedangkan depresi geriatrik bergerak dari 0 sampai 15 Pemberian skor

dilakukan berdasarkan jawaban subjek dan memperhatikan sifat aitem yaitu

favourable dan unfavourable. Skor dari masing-masing aitem dijumlahkan dan

nilai totalnya digunakan untuk uji

asumsi dan analisis data.

C. Uji Asumsi

1.Uji Homogenitas.

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian

populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam

analisis independent t test . Asumsi yang mendasari adalah bahwa varian dari

populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari

0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah

sama. Dari uji homogenitas ditentukan Ho adalah kedua kelompok baik kelompok

Page 83: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

perlakuan maupun kelompok kontrol, sebelum dan sesudah konseling mempunyai

varian yang sama, dan Ha adalah kedua kelompok baik kelompok kontrol atau

kelompok perlakuan mempunyai varian yang berbeda . Kriteria pengujian

berdasaran probabilitas/signifikansi, Ho diterima jika P value >0,05 dan Ho

ditolak jika P value <0,05.

Tabel.8. Hasil uji homogenitas dengan independent sample t test untuk

kecerdasan emosi

F Sig

Nilai Kecerdasan emosi 0,56 0,814

Dari data diatas terlihat bahwa nilai sig 0,814 lebih dari nilai ά 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok konseling dan kelompok

kontrol mempunyai varian yang sama.

Tabel. 9. Hasil uji homogenitas dengan independent sample t test untuk depresi

F Sig

Depresi 1,816 0,186

Page 84: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Dari data diatas terlihat bahwa nilai sig 0,186 lebih dari nilai ά 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok konseling dan kelompok

kontrol mempunyai varian yang sama.

C. Hasil penelitian danAnalisis Data

1. Hasil Penelitian

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian terhadap subjek yang

terdiri dari para usia lanjut di posyandu lansia kemuning,yaitu umur, jenis

kelamin, pekerjaan, status perkawinan, kecerdasan emosi lansia sebelum

konseling, kecerdasan emosi lansia sesudah konseling, depresi lansia sebelum

konseling dan depresi lansia sesudah konseling, dapat dikemukakan hasil

penelitian sebagai berikut:

Tabel 10. Distribusi usia lanjut menurut umur

No Umur ( tahun ) Jumlah Prosentase

1. 2 3. 4

60 – 64 65 - 69 70 – 74 > 75

19 10 4 5

50,0 % 26,3 % 10,5 % 13,1 %

Jumlah 38 100 %

Sumber: DataPrimer Januari 2010

Berdasarkan umur usia lanjut, dapat digambarkan dalam histogram seperti di

bawah ini :

Page 85: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

8075706560

umur

8

6

4

2

0

Freq

uenc

y

Mean =66.21 Std. Dev. =5.137

N =38

Histogram

Gambar.1. Histogram Usia lanjut Menurut Umur

Dalam penelitian ini didapatkan prosentase tertinggi pada distribusi umur

60 tahun sampai 64 tahun yaitu sebanyak 19 usia lanjut ( 50,0 % ) dan prosentase

terendah pada distribusiumur 70 tahun sampai 74 tahun yaitu sebanyak 4 usia

lanjut ( 10,5 % ). Mean 66,21 dan standar deviasi 5,137

Page 86: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 11. Distribusi usia lanjut menurut jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1. 2.

Laki – laki Perempuan

15 23

39,5 % 60,5 %

Jumlah 38 100 %

Sumber : Data primer Januari 2010

Usia lanjut menurut Jenis kelamin dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini :

2.42.11.81.51.20.90.6

jenkel

30

20

10

0

Freq

uenc

y

Mean =1.61 Std. Dev. =0.495

N =38

Histogram

Gambar. 2. Histogram Usia lanjut menurut Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini didapatkan prosentase tertinggi pada distribusi jenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 usia lanjut ( 60,5% ) dan prosentase

terendah pada distribusi jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 15 usia lanjut

( 39,5)

Page 87: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mean 1,61 dengan standar deviasi

sebesar 0,495.

Tabel 12. Distribusi usia lanjut menurut stratus perkawinan

No Status Perkawinan Jumlah Prosentase

1 2.

Menikah Janda/duda

10 28

26,3 % 73,7 %

Jumlah 38 100 %

Sumber Data Primer Januari 2010

Histogram usia lanjut menurut status perkawinan dapat digambarkan sebagai berikut:

2.42.11.81.51.20.90.6

status

40

30

20

10

0

Freq

uenc

y

Mean =1.74 Std. Dev. =0.446

N =38

Histogram

Gambar 3. Usia lanjut menurut status perkawinan

Dari penelitian ini didapatkan prosentase tertinggi pada janda atau duda

yaitu sebanyak 28 lansia ( 73,7% ) dan prosentase terendah pada usia lanjut yang

masih menikah yaitu sebanyak 10 lansia ( 26,3% ). Mean 1,74, standar deviasi

0,446.

Page 88: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 13. Distribusi usia lanjut menurut pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase

1 2 3 2

Petani Pedagang Pensiunan Tidak bekerja

12 6 10 10

31,6 % 15,8 % 26,3 % 26,3 %

Jumlah 38 100 %

Sumber: Data Primer Januari 2010

Menurut pekerjaan, usia lanjut dapat digambarkan seperti histogram berikut ini:

420

pekerjaan

12.5

10.0

7.5

5.0

2.5

0.0

Freq

uenc

y

Mean =2.47 Std. Dev. =1.202

N =38

Histogram

Gambar.4. Histogram Usia lanjut menurut pekerjaan

Dari penelitian ini didapatkan prosentase tertinggi petani yaitu sebanyak 12 lansia

(31,6%) dan prosentase terendah pada pedagang yaitu 6 lansia (15,8%). Mean

2,47 dan standar deviasi 1,202.

Page 89: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 14. Distribusi kecerdasan emosi usia lanjut sebelum konseling

No Kecerdasan emosi Jumlah Prosentase

1. 2. 3. 4.

Baik sekali (8,75-10) Baik ( 7,5 – 8,74 ) Rata-rata ( 5,25 -7,49) Kurang ( dibawah 5,24)

- 1 15 22

0% 2,6% 39,4% 58%

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer Januari 2010

Dari Penelitian ini didapatkan Prosentase tertinggi Lansia dengan kecerasan

emosi kurang, dengan nilai dibawah 5,24 yaitu sebanyak 22 usia lanjut ( 58 % )

dan prosentase terendah usia lanjut dengan kecerdasan emosi baik engan milai 7,5

sampai 8,74 yaitu sebanyak 1 usia lanjut ( 2,6 % ), Sedangan usia lanjut dengan

kecerdasan emosi baik sekali tidak didapatkan ( 0%).

Tabel 15 Distribusi depresi usia lanjut sebelum konseling

No Depresi Jumlah Prosentase

1. Depresi Tidak depresi

28 10

73,6% 26,4%

Jumlah 38 100%

Sumber: Data Primer Januari 2010

Dari penelitian ini didapatkan prosentase tertinggi usia lanjut dengan depresi yaitu

sebanyak 28 ( 73,6% ) usia lanjut dan prosentase terendah usia lanjut yang tidak

depresi yaitu sebanyak 10 usia lanjut ( 26,4% )

Page 90: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Tabel 16 Distribusi kecerdasan emosi usia lanjut setelah konseling

No Kecerdasan emosi Jumlah Prosentase

1. 2. 3. 4.

Baik sekali (8,75-10) Baik ( 7,5 – 8,74 ) Rata-rata ( 5,25 -7,49) Kurang ( dibawah 5,24)

- 1 25 12

0% 2,6% 65,8% 31,6%

Jumlah 38 100%

Sumber: Data Primer Januari 2010

Dari penelitian ini didapatkan prosentase tertinggi pada usia lanjut dengan

kecerdasan emosi rata-rata dengan nilai antara 5,25 sampai 7,49 yaitu sebanyak

25 usia lanjut ( 65,8% ), dan prosentase terendah pada usia lanjut dengan

kecerdasan emosi baik dengan nilai antara 7,5 sampai 8,74 yaitu sebanyak 1 usia

lanjut ( 2,6% ).

Tabel 17. Distribusi depresi usia lanjut setelah konseling

No Depresi Jumlah Prosentase

1. 2.

Depresi Tidak depresi

17 21

44,7% 55,3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Data Primer Januari 2010

Dari penelitian ini didapatkan prosentase tertinggi pada usia lanjut dengan tidak

depresi yaitu sebanyak 21 usia lanjut (55,3%), dan prosentase terendah pada usia

lanjut dengan depresi yaitu sebanyak 17 usia lanjut ( 444,7%)

Page 91: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

2. Analisa Data

a. Uji T Independent

Dari data yang terkumpul, dianalisa dengan uji T independent untuk

mengetahui pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia.

Hasil analisa data dengan menggunakan uji T independent dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 18. Hasil analisa uji T independent pengaruh konseling terhadap kecerdasan

emosi

KOMPONEN N MEAN SD T P

Kelompok konseling 19 6,1737 0,96427 3,713 0,001

Kelompok kontrol 19 5,0842 0,84015 3,713 0,001

Dari Hasil analisa di atas , dapat dilihat bahwa t untuk kecerdasan emosi

yaitu 3,713, lebih dari t tabel yaitu 2,101 dan pvalue kurang dari ½ α yaitu

0,025 maka hipothesis diterima yaitu ada pengaruh konseling terhadap

kecerdaan emosi lansia

Tabel 19. Hasil analisa uji T independent pengaruh konseling terhadap depresi

KOMPONEN N MEAN SD T P

Kelompok konseling 19 3,6842 2,26207 2,393 0,022

Kelompok kontrol 19 1,8421 2,47797 2,393 0,022

Page 92: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Dari Hasil analisa di atas , dapat dilihat bahwa t untuk depresi yaitu

2,393 lebih dari t tabel yaitu 2,101 dan pvalue kurang dari ½ α yaitu 0,025

maka hipothesis diterima yaitu ada pengaruh konseling terhadap kecerdaan

emosi lansia

b. Analisis Regresi Holistik

Analisis regresi holistik dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia , yaitu

variabel konseling, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status perkawinan.

Hasil analisis regresi berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat di bawah

ini:

Tabel.20. Hasil Analisis Regresi kecerdasan emosi lansia

Mode Unstrandardized Coefficients

B

t Sig.

1 (Constant) ------------------------

Konselin ------------------------

Jenkel ------------------------

Umur ------------------------

Pekerjaan ------------------------

Status

3,188 -------------------

0,974 -------------------

-0,561 -------------------

0,037 -------------------

0,114 -------------------

0,065

1,597 ------------------

3,213 ------------------

-1,790 ------------------

1,288 ------------------

0,918 ------------------

0.195

0,120 ------------------

0,003 ------------------

0,083 ------------------

0,207 ------------------

0,365 ------------------

0,846

Page 93: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Berdasarkan hasil analisis sebagaimana terlihat pada tabel di atas, terlihat bahwa

konseling memiliki signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05

berarti koefisien konseling sigifkan, tetapi secara klinis kurang bermakna karena pada

unstandardized coefficients B yang mengikuti konseling nilainya hanya lebih tinggi

0,974 dibandingkan dengan yang tidak mengikuti koneling.Nilai t yaitu 3,213 lebih

besar dari t tabel yaitu 2,102 maka ada pengaryh konseling terhadap kecerdasan

emosi lansia. Sedangkan empat variabel lain masing-masing jenis kelamin memiliki

nilai signifikansi sebesar 0,083, umur sebesar 0,207,pekerjaan sebesar 0,365 dan

status perkawinan sebesar 0,846 dan keempatnya memiliki nilai signifikansi lebih

besar dari taraf signifikansi 0,05. Karena itulah maka disimpulkan bahwa dari kelima

variabel bebas, yang berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosi lansia adalah

konseling. Sedangkan keempat variabel yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan dan

status perkawinan tidak berpengaruh terhadap kecerdasan emosi lansia

Tabel. 21. Hasil Analisis Regresi depresi lansia

Mode Unstrandardized Coefficients

B

T Sig.

1 (Constant) ------------------------

Konseling ------------------------

Jenkel ------------------------

Umur ------------------------

Pekerjaan ------------------------

Status

-10,517 -------------------

2,351 -------------------

0,656 -------------------

0,192 -------------------

0,376 -------------------

-1,476

-2,264 ------------------

3,333 ------------------

0,900 ------------------

2,856 ------------------

1,306 ------------------

-1,903

0,031 ------------------

0,002 ------------------

0,375 ------------------

0,007 ------------------

0,201 ------------------

0,066

Page 94: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Berdasarkan hasil analisis sebagaimana terlihat pada tabel di atas, terlihat

bahwa konseling memiliki signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi

0,05, berarti koefisien konseling signifikan. Tetapi pada Unstandardized Coefficients

B terlihat bahwa yang mengikuti konseling depresinya akan lebih tinggi 2,351

dibandingkan yang tidak mengikuti konseling. Berarti konseling tidak menurunkan

depresi lansia. Umur memiliki signifikansi sebesar 0,007 juga lebih kecil dari taraf

signifikansi 0,05. Sedangkan tiga variabel lain masing-masing jenis kelamin memiliki

nilai signifikansi sebesar 0,375 pekerjaan sebesar 0,201 dan status perkawinan

sebesar 0,066 dan ketiganya memiliki nilai signifikansi lebih besar dari taraf

signifikansi 0,05. Karena itulah maka disimpulkan bahwa dari kelima variabel bebas,

yang berpengaruh signifikan terhadap depresi lansia adalah konseling dan umur.

Sedangkan ketiga variabel yaitu jenis kelamin, pekerjaan dan status perkawinan tidak

berpengaruh terhadap kecerdasan emosi lansia.

.

D. Pembahasan

Pada tabel 1 dengan analisa statistik deskriptif didapatkan dengan N sejumlah

38 didapatkan usia minimun lansia adalah 60, sedangkan usia maksimum 79

rata rata umur lansia di posyandu lansia kemuning adalah 66,21 dan standar deviasi

5,137,. Untuk jumlahnya, terendah pada usia 69, 70 dan 74 tahun dan terbanyak pada

usia 60 dan 61. Hal ini hampir sesuai dengan data dari Biro Pusat Statistik bahwa

menurut sensus penduduk tahun 2000, usia harapan hidup penduduk Indonesia adalah

65,5 tahun (Biro Pusat Statistik, 2010). Usia rata rata anggota posyandu lansia

kemuning lebih tinggi dari usia harapan hidup penduduk Indonesia kemungkinan

Page 95: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

disebabkan karena pola makan sebagian besar penduduk yang bergizi seimbang dan

aktivitas fisik yang dijalani sejak muda sampai sekarang sebagai petani.

Pada tabel 2 dengan analisa statistik deskriptif didapatkan mean untuk jenis

kelamin adalah 1,61 dengan standar deviasi sebesar 0,495. Jumlah lansia perempuan

lebih banyak daripada lansia laki-laki. Hal ini sesuai dengan situs resmi menko kesra

yang menyebutkan bahwa usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dari laki laki

sehingga banyak lansia perempuan yang menjadi janda (Kemkokesra, 2010).

Pada tabel 3 dengan analisa statistik deskriptif didapatkan bahwa variabel

status dengan jumlah data (N) 38 mempunyai mean Mean 1,74, standar deviasi 0,446.

Jumlah lansia yang memiliki status janda/duda lebih banyak daripada yang masih

mempunyai pasangan. Hal ini sesuai dengan situs resmi menko kesra yang

menyebutkan bahwa usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dari laki laki

sehingga banyak lansia perempuan yang menjadi janda (Kemkokesra, 2010).

Pada tabel 4 dengan analisa statistik deskriptif didapatkan bahwa variabel

pekerjaan dengan jumlah data (N) 38 mempunyai mean Mean 2,47 dan standar

deviasi 1,202. Terbanyak lansia yang memiliki mata pencaharian sebagai petani dan

paling sedikit dengan mata pencaharian pedagang. Hal ini sesuai dengan data Biro

Pusat Statistik tahun 2000 bahwa dari jumlah penduduk Jawa tengah sejumlah

30.775.846 jiwa mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%)

(Biro Pusat Statistik, 2010).

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh didapatkan ada pengaruh

antara konseling dengan kecerdasan emosi pada lansia, yang ditunjukkan oleh nilai

sig. Sebesar 0,003, t hitung 3,213 lebih besar dari t tabel yaitu 2,101. Tetapi kurang

Page 96: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

bermakna secara klinis, yaitu lansia yang mengikuti konseling nilainya hanya lebih

tinggi 0, 974 dibandingkan yang tidak mengikuti konseling.

Secara grafis, pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi

lansia dapat dilihat pada boxspot dan diagram balok di bawah ini:

10

KONS

9.00

8.00

7.00

6.00

5.00

4.00

3.00

kesb

lm

4

Gambar.5. Boxspot kecerdasan emosi kelompok penelitian dan

Kelompok kontrol sebelum konseling.

Dari boxplot tersebut nampak jelas bahwa nilai rata-rata kelompok kontrol

dan kelompok penelitian memiliki garis yang hampir sama tinggi. Garis hitam tebal

mendatar tersebut menunjukkan posisi rata-rata dari kelompok penelitian dan

Page 97: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

kelompok kontrol. Lebih lanjut lagi, garis vertical tipis menunjukkan rentang data

(Murti, B.2007). Berdasarkan garis tersebut dapat dijelaskan bahwa garis pada

kelompok penelitian dan kelompok kontrol hampir sama tinggi. Berdasarkan garis

tersebut maka dapat diketahui bahwa rentang nilai kelompok penelitian hampir sama

dibandingkan dengan rentang nilai kelompok kontrol.

10

Kons

9.00

8.00

7.00

6.00

5.00

4.00

3.00

kess

dh

34

Gambar 6. Boxspot kecerdasan emosi lansia kelompok kontrol dan

kelompokpenelitian sesudah konseling

Dari boxplot tersebut nampak jelas bahwa nilai rata-rata kelompok

penelitian memiliki garis yang lebih tinggi. Garis hitam tebal mendatar tersebut

menunjukkan posisi rata-rata dari kelompok penelitian. Sedangkan pada kelompok

Page 98: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

kontrol sangat jelas berada di bawah jauh dari rata-rata kelompok penelitian. Lebih

lanjut lagi, garis vertical tipis menunjukkan rentang data. Berdasarkan garis tersebut

dapat dijelaskan bahwa garis pada kelompok kontrol lebih panjang dibandingkan

dengan garis pada kelompok penelitian. Berdasarkan garis tersebut maka dapat

diketahui bahwa rentang nilai kelompok kontrol lebih banyak dibandingkan dengan

rentang nilai kelompok penelitian.

Sedangkan hasil analisis regresi untuk depresi didapatkan pada

unstandardized coefficients B, lansia yang mengikuti konseling depresinya justru

lebih tinggi 2,351 dibandingkan yang tidak mengikuti depresi. Sesuai dengan

penelitian Oxman, et al (2008) yang embandingkan terapi depresi dengan problem

solving terapi dibandingkan dengan penelitian konvensional. Maka selama minggu -4

sampai minggu ke dua, yang mengikuti problem solving terapi depresinya justru akan

mengalami peningkatan dibandingkan mereka yang mengikuti terapi konvensional.

Kemudian pada minggu ke tiga mereka yang mengikuti problem solving terapi akan

lebih cepat mengalami penurunan depresi dibandingkan terapi konvensional sampai

pada minggu ke 35 (total 39 minggu) dengan problem solving terapi penurunan

depresi akan lebih nyata dibandingkan terapi konvensional. Pada terapi konvensional,

mulai minggu ke 0 sudah terjadi penurunan depresi, tetapi hanya selama empat

minggu. Pada minggu minggu berikutnya depresi justru akan mengalami peningkatan

bahkan melebihi kondisi sebelum pengobatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar di bawah ini

Page 99: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Gambar 7. Perbandingan perbaikan depresi antara problem solving terapi dengan

terapi konvensional ( oxman,et al,2008)

Pada penelitian ini, konseling hanya dilakukan selama empat sampai enam

minggu karena keterbatasan waktu, sehingga depresi masih mengalami kenaikan

sesuai dengan penelitian oxman, (2008). Kalau konseling dilanjutkan sampai

tigapuluh sembilan minggu, kemungkinan depresi akan mengalami penurunan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

East

West

North

Page 100: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Selain itu, konseling yang dilakukan pada lansia, tidak bisa dilakukan secara

terpisah tanpa memperhatikan fungsi keluarga. Keluarga lansia sedapat mungkin

dilibatkan dalam proses konseling sehingga mereka juga akan bisa memahami fungsi

serta peran masing-masing dalam mengatasi permasalahan dalam keluarga yang

melibatkan lansia. Pada penelitian ini, konseling hanya dilakukan terhadap lansia itu

sendiri tanpa dilakukan juga konseling terhadap keluarga sehingga tujuan konseling

tidak dapat tercapai ( South-Paul, J, et al, 2004)

Penyebab lain sehingga pada penelitian ini konseling tidak bisa menurunkan

depresi adalah tipe dari lansia itu sendiri. Sebagian besar dari subjek penelitian adalah

lansia tipe defensif dan bermusuhan yang menolak konseling. Pada lansia jenis ini

seharusnya dilakukan pendekatan dulu beberapa waktu sampai didapatkan

kepercayaan dari lansia. Setelah tebina saling percaya, baru dilakukan konseling.

Pada penelitian ini pendekatan untuk membina raport hanya dilakukan dalam waktu

singkat, sehingga kepercayaan lansia pada konselor belum maksimal, sehingga hasil

dari konseling untuk menurunkan depresi lansia juga tidak maksimal (Yuwana, et

al,2005)

Penyebab yang terakhir adalah konseling pada penelitian ini dilakukan secara

kelompok, bukan perseorangan. Pada konseling secara perseorangan hasilnya akan

lebih maksimal karena privasi terjaga, klien akan lebih bebas mengungkapkan isi

hatinya. Pada konseling secara kelompok, bisa dilakukan jika antar anggota kelompok

tersebut sudah saling percaya, sudah tidak ada lagi sekat yang meghalangi mereka

(Gunarsa, 2007 ). Hal ini sesuai dengan yang dilansir dari situs www.depsos.co.id

(2006), yaitu tidak adanya media bagi lanjut usia untuk mencurahkan segala perasaan

Page 101: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan mempertahankan depresinya,

karena dia akan terus menekan segala bentuk perasaan negatifnya ke alam bawah

sadar (Depsos, RI, 2006).

Ketika konselor berkomunikasi secara efektif, klien lebih cenderung

mengikuti pengobatan dan nasihat.Upaya untuk mengevaluasi perubahan perilaku

setelah konseling dilakukan dengan menemukan peningkatan dalam pengetahuan,

kepercayaan diri dan pengembangan diri yang merupakan unsur dari kecerdasan

emosi, tetapi tidak harus dalam pengembangan keterampilan ( Bell & Cole , 2008,

Gunarsa, 2007).

Selain itu, Keberhasilan konseling akan sangat dipengaruhi oleh interaksi

antara konselor dengan klien. Martino, et al, 2008 mengemukakan bahwa interaksi

konselor dengan klien seperti kerjasama, semangat dari klien sendiri, dan

kepercayaan klien akan menuju ke arah perubahan perilaku dan memperbaiki

kepercayaan diri klien yang merupakan unsur dari kecerdasan emosi. Tetapi dalam

hal ini dibutuhkan skill dari konselor, baik yang termasuk mikroskill berupa

pertanyaan terbuka, afirmasi dan refleksi dari konseling yang memberi spirit maupun

advance skill yaitu mengatasi pembelokan pembicaraan maupun memecahkan

kebekuan komunikasi dari klien serta pendekatan untuk mencegah inkonsistensi

pembicaraan, misalnya konfrontasi percakapan dan meningkatkan motivasi klien

selama sesi berlangsung ( Martino, et al, 2008 ).

Bell & Cole (2008) mengemukakan bahwa konseling dalam bentuk

motivasional interview merupakan cara yang efektif untuk merubah perilaku pasien

Page 102: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

ke arah kehidupan yang lebih berkualitas, sehingga dengan meningkatnya kualitas

hidup depresi akan dapat dicegah ( Bell & Cole, . 2008 ).

E. Keterbatasan

Keterbatasan penelitian pada umumnya disebabkan oleh situasi dan kondisi

objek penelitian yang hampir tidak mungkin dikendalikan oleh peneliti. Apalagi

objek penelitian yang berupa manusia, sangat beragam karakteristiknya sehingga

peneliti hanya dapat mengambil asumsi-asumsi tertentu untuk dapat melakukan

penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian hanya melibatkan satu variabel bebas dan

dua variabel terikat sebagai topic inti permasalahan, yaitu konseling, kecerdasan

emosi dan depresi lansia

Waktu penelitian yang terlalu singkat juga merupakan keterbatasan penelitian,

sehingga konseling yang dilakukan kurang maksimal. Kesempatan untuk membina

raport dan mendapatkan kepercayaan klien dalam hal ini lansia untuk keberhasilan

proses konseling itu sendiri seharusnya dilakukan dalam waktu yang lama.

Pelibatan variabel lain dalam penelitian ini, yaitu variabel umur, jenis

kelamin, pekerjaan dan status perkawinan merupakan usaha untuk mengetahui

variabel lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Pelibatan variabel tersebut

dapat dikatakan sebagai suatu kekurangan karena hanya empat variabel saja.

Sedangkan masih banyak variabel lain yang mungkin lebih berpengaruh terhadap

kecerdasan emosi dan depresi lansia, contohnya pada penelitian ini depresi lansia

selain dipengaruhi variabel konseling juga dipengaruhi variabel umur.

Page 103: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Selain itu, pada penelitian ini belum dilaksanakan cross design , sehingga

belum diketahui, kelompok penelitian yang menjadi kelompok kontrol jika

dilaksanakan cross design hasilnya juga akan sama atau berbeda.

Page 104: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konseling terhadap kecerdasan

emosi dimana konseling akan meningkatkan kecerdasan emosi lansia .tetapi

konseling tidak menurnkan depresi lansia.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, diketahui

bahwa kecerdasan emosi dan depresi merupakan salah satu komponen yang penting

bagi kualitas hidup lansia, dan konseling akan membantu meningkatkan kecerdasan

emosi dan menurunkan depresi sehingga akan meningkatkan kualitas hidup lansia.

Oleh karena itu berdasarkan hal-hal di atas dan hasil penelitian ini, maka penulis

dapat memberikan saran kepada:

1. Bagi Kepala Puskesmas, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

kecerdasan emosi lansia tergolong rendah dan depresi tergolong tinggi,

diharapkan dapat mengantisipasi kondisi tersebut. Di sisi lain diharapkan dapat

meningkatkan kecerdaan emosi lansia yang masih tergolong rendah, hal ini dapat

dilakukan dengan cara: merevitalisasi posyandu lansia dengan kegiatan kegiatan

yang lebih bermanfaat dan efektif sehingga lansia akan lebih tertarik dan

berusaha mengeksplorasi semua potensi atau kemampuan yang dimiliki.

Page 105: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

2. Bagi Petugas pengelola program, diharapkan dapat mencermati tingkah laku

lansia yang dibinanya agar dapat mengetahui cara-cara yang lebih efektif dalam

mengembangkan kecerdasan emosi dan menurunkan depresi lansia.

3. Bagi Lansia, diharapkan dapat mempertahakan kecerdasan emosi yang tergolong

tinggi dan meningkatkan bagi mereka yang masih tergolong rendah, dan

mencegah timbulnya depresi dengan cara memperluas wawasan untuk dijadikan

inspirasi dalam mengoptimalkan potensi kreativitasnya dan meningkatkan

aktivitas yang bermanfaat.

4. Bagi Program Pasca Sarjana, diharapkan menindaklanjuti hasil penelitian untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh konseling

terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia

5. Bagi Peneliti Sejenis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian

yang lebih komprehensif khususnya yang berhubungan dengan pengaruh

konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia sehingga memberi

kontribusi yang lebih luas kepada kemajuan kesehatan lansia.

C. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan, diketahui bahwa konseling akan

meningkatkan kecerdasan emosi tetapi tidak menurunkan depresi karena waktu

konseling yang terlalu singkat. Oleh karena itu disarankan agar jika melakukan

konseling terutama terhadap lansia minimal dalam jangka waktu delapan bulan,

sehingga hasil nyata akan diperoleh.

Page 106: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

2. Bagi Petugas pengelola program, diharapkan dapat mencermati tingkah laku

lansia yang dibinanya agar dapat mengetahui cara-cara yang lebih efektif dalam

mengembangkan kecerdasan emosi dan menurunkan depresi lansia. Petugas

diharapkan selalu mempelajari tenik teknik konseling dan mengaplikasikannya

pada lansia sehingga kualitas hidup lansia akan meningkat.

3. Bagi Lansia, diharapkan dapat mempertahakan kecerdasan emosi yang tergolong

tinggi dan meningkatkan bagi mereka yang masih tergolong rendah, dan

mencegah timbulnya depresi dengan cara memperluas wawasan untuk dijadikan

inspirasi dalam mengoptimalkan potensi kreativitasnya dan meningkatkan

aktivitas yang bermanfaat.

4. Bagi Program Pasca Sarjana, diharapkan menindaklanjuti hasil penelitian untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh konseling

terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia

5. Bagi Peneliti Sejenis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian

yang lebih komprehensif khususnya yang berhubungan dengan pengaruh

konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia sehingga memberi

kontribusi yang lebih luas kepada kemajuan kesehatan lansia.

Page 107: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

DAFTAR PUSTAKA

Bell, K., Cole, B. 2008. Improving Medical Students’ Success in Promoting Health

BehaviorChange: A Curriculum Evaluation, (www.pubmedcentral.nih.gov). 5 Februari 2010

Biro Pusat Statistik, 2010. Struktur Penduduk, ( www.datastatistik.indonesia.com ) 5 Februari 2010

BKKBN, 2005, Bersinergi Dengan Kesehatan,( www.bkkbn.go.id ). 12 Februari 2010

Bruno, JF, 2009. Depression in Older Adult, University of Michigan Depression Center, University of Michigan Gateway,( www.Pubmedcentral.nih.gov ). 13

Februari 2010 Chandra, B. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 1-20, 51-125. Chapman, A. 2009. Emotional Intelligency (IQ), Bussinesballs.com,

ww.bussinessballs.com. 12 Oktober 2009 Darmojo,B. 1999. Buku Ajar Geriatri, Balai Penerbit Fakultas kedokteran UI, Jakarta Davis, M. 2008. Tes EQ, Mitra Media, Jakarta Departemen Sosial Republik Indonesia, 2006. Depresi Pada Lansia,

www.depsos.co.id. 5 September 2009 Dirjen Binkesmas , 2009. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Direktorat Jenderal Kesehatan Jiwa, 1996. Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Ganguan Jiwa III, Jakarta : 64-67 Gallo,J.J., Reichel,W., Andersen,L.M. 1998. Gerontologi, 1-95, 166-196, edisi 2,

Aspen Publishers, Inc Gaithersburg, Maryland, U.S.A:1-13, 17-95, Goleman, D. 2006. Emotional Intelligence, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta :

43-233. Golleman, D. 2008. Emotional intelligency Question and answer, Hay Group,

www.haygroup.com . 10 Oktober 2009 Gunarsa, S.2007. Konseling Dan Psikoterapi, PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta Guze,B., Richeimer.S., Siegel,D.J.. 1997, The Handbook of Psychiatry, first edition,

Year Book Medical Publishers, California. Hawari, D. 2006. IQ, EQ, CQ & SQ Kriteria Sumber Daya Manusia ( Pemimpin)

Berkualitas, cetakan 2, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta : 20-28.

Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi, cetakan 2, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta : 85-106.

Ismayadi, 2004. Proses Menua ( Aging Process ), digital.lib.usu.edu. 12 Nopember 2009

Juliandi, 2007. Teknik Pengujian Validitas dan Reliabilitas, www.azuarjuliandi.com. 23 Januari 2010

Page 108: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECERDASAN EMOSI …/Pengaruh...pengaruh konseling terhadap kecerdasan emosi dan depresi lansia di posyandu lansia kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten

Kaplan, H.I., Sadock.B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi 7 Jilid Satu, Bina Rupa Aksara, Jakarta : 777- 834

Kemkokesra, 2010. Usia harapan Hidup Penduduk Indonesia, Online Data Dan Informasi Bidang Kesejahteraan Rakyat, data.menkokesra.go.id. 12 Februari 2010

Martino, S., Ball, S., Nich, C., Frankforter, T., Caroll, K.2008. Community Program Therapist Adherence and Competence in Motivational Enhancement Therapy, (www.pubmedcentral.nih.gov). 14 Februari 2010

Murti, B. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, cetakan I., Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Murti, B. 2007. Bahan Ajar Biostastitik dan Epidemiologi, Semester 1 Pasca Sarjana

UNS Surakarta Mustofa, B. 2009. Pedoman Penulisan Prorosal Penelitian Skripsi dan Tesis, Panji

Pustaka, Yogyakarta. Oxman, T. Hegel, M. Hull, J. Dietrich, A. 2008. Problem-Solving Treatment and

Coping Styles in Primary CareMinor Depression, (www.pubmedcentral.nih.gov ), 14 Februari 2010

Pratiknya, A.W.2008. Dasar-Daar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan, edisi 7, Raja Grafindo Persada, Jakarta Priyatno,D. 2008. SPSS (Statistical Product and Service Sollution) untuk Analisis

Data & Uji Statistik, Mediakom, Yogyakarta South-Paul, J.E, Matheny,S.C, Lewis, E.L, 2004. Current Diagnosis & Treatment in

Family Medicine, International edition, McGraw-Hill Companies, United States of America

Trihendradi, C. 2009. 7 Langkah mudah melakukan Analisis statistik menggunakan SPSS 17, ANDI offset, Yogyakarta : 59-96, 115-119, 136-142.

Tomb, D.A. 2004. Hos Psychiatry, 6th edition, Lippincott Williams & Wilkins Inc, USA : 47-66, 311-320. University of Michigan Depression Center,2006, Depression and Other Medical Conditions University of Michigan Gateway, www.Pubmedcentral.nih.gov,

12 Oktober 2009 Yuwana,S. Draha, T. 2005. Mendampingi Para Lanjut Usia, NCW I, Lk3, www. Bs-

ba..com, 14 Oktober 2009