PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN BANK, UMUR...
Transcript of PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN BANK, UMUR...
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN BANK, UMUR LISTING, DAN
REPUTASI AUDITOR TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING
PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Diogi Putra Akhirra 109082000196
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Diogi Putra Akhirra
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Januari 1992
3. Alamat : Jl. Pedati Selatan RT 009/ RW 006 Cijantung,
Pasar Rebo, Jakarta Timur
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Bambang Widhi Untoro
6. Nama Ibu : Sri Wiyati
7. Nomor Telepon : 081298877226
8. E-mail : [email protected]
B. Data Pendidikan Formal
1. 1996 - 1997 : TK. Islam Al-Ikhlas Bekasi
2. 1997 - 2003 : SDN Cipinang Melayu 04 Jakarta
3. 2003 - 2006 : SMPN 109 Jakarta
4. 2006 - 2009 : SMAN 61 Jakarta
5. 2009 - 2013 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta (Audit).
vi
ABSTRACT
This research has the objective analyze the effect of variable liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio, bank size, listing age and reputation of the auditor on the internet financial reporting.. The sampling method use sampling techniques purposive. This research conducted on 25 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2011. The hypothesis test use logistic regression. Result showed that the bank size and reputation of the auditor has a positive and significant influence on internet financial reporting and listing age has a negative and significant influence on internet financial repoting while the liquidity ratio, leverage ratio, and profitability ratio has not significant effect on internet financial reporting.
Keywords: liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio, bank size, listing age and reputation, internet financial reporting
vii
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan tekhik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada 25 perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011. Uji yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran bank dan reputasi auditor memiliki pengaruh positif secara signifkan terhadap internet financial reporting dan variabel umur listing memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap internet financial reporting, sedangkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap internet financial reporting.
Kata kunci: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, ukuran bank, umur listing dan reputasi auditor, internet financial reporting
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, Dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta tetap
menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, serta adik-ku dan seluruh keluarga yang telah menyemangati, memberikan keceriaan, do’a dan semangat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna
ix
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
5. Ibu Erika Amelia, SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Teman-teman seperjuangan khususnya Akuntansi E angkatan 2009 yang sama-sama berjuang dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah. Seluruh sahabat terbaik terima kasih atas bantuan, semangat dan do’anya.
9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 20 Juni 2013
x
(Diogi Putra Akhirra)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi ...................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ iv
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... v
Abstract ....................................................................................................... vi
Abstrak ....................................................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Daftar Isi .................................................................................................... x
Daftar Tabel ............................................................................................... xiii
Daftar Gambar ........................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 11
C. Tujuan dan Manfat Penelitian .................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 13
A. Landasan Teori ........................................................................ 13
1. Teori Agensi (Agency Theory) ............................................ 13
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ......................................... 14
3. Pengungkapan Laporan Keuangan ...................................... 16
4. Pelaporan Sukarela (Voluntary Disclosure) ......................... 17
5. Akuntansi Perbankan .......................................................... 18
6. Internet Financial Reporting (IFR) ..................................... 20
xi
7. Analisis Kinerja Perbankan ................................................. 25
8. Ukuran Bank ....................................................................... 30
9. Umur Listing ...................................................................... 31
10. Reputasi Auditor ................................................................. 33
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 33
C. Perumusan Hipotesis Penelitian ............................................... 36
D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 44 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 44 B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 45 C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 45
1. Studi Pustaka ...................................................................... 45 2. Observasi Website ............................................................... 46
D. Metode Analisis Data .............................................................. 46 1. Statistik Deskriptif .............................................................. 46 2. Uji Hipotesis ....................................................................... 47
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................ 51 1. Rasio Likuiditas .................................................................. 51 2. Rasio Solvabilitas ............................................................... 52 3. Rasio Profitabilitas .............................................................. 53 4. Ukuran Bank ....................................................................... 54 5. Umur Listing ...................................................................... 55 6. Reputasi Auditor ................................................................. 55 7. Internet Financial Reporting (IFR) ..................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 57
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 57
1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................. 57
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 57
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ............................................ 58
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 58
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................. 62
xii
a. Menilai Kelayakan Model Regresi .................................. 63
b. Hasil Uji Overall Model Fit ............................................ 64
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................... 65
d. Hasil Uji Tabel Klasifikasi ............................................. 66
e. Hasil Matriks Penelitian ................................................. 66
C. Analisis .................................................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 81
A. Kesimpulan ............................................................................. 81
B. Implikasi ................................................................................. 82
C. Saran ...................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 84
LAMPIRAN .............................................................................................. 88
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Statistik Pengguna Internet Dunia .......................................... 3
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................. 36
4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan Perbankan ...................... 58
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 59
4.3 Identifikasi data ..................................................................... 62
4.4 Data Yang Diproses .............................................................. 62
4.5 Kelayakan Model Regresi ..................................................... 63
4.6 Hasil Uji Overall Model Fit (Block Number = 0) .................... 64
4.7 Hasil Uji Overall Model Fit (Block Number = 1) .................... 65
4.8 Hasil Uji Koefisien Cox & Snell R Square dan Negelkerke
R Square ................................................................................ 65
4.9 Hasil Uji Klasifikasi .............................................................. 66
4.10 Hasil Uji Signifikasi data........................................................ 67
4.11 Ringkasan Hasil Uji Signifikasi .............................................. 67
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................. 43
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar Nama Perusahaan ....................................................... 88
2 Data Mentah Perhitungan Variabel ........................................ 89
3 Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik Dengan SPSS 20 ..... 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan pada setiap negara,
termasuk di Indonesia. Menurut pasal 1 undang–undang RI No. 10 Tahun
1998, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Secara umum pengertian bank sendiri adalah salah satu lembaga
keuangan sebagai tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah swasta
maupun perorangan untuk menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan
perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan bank untuk melayani kebutuhan
pembiayaan serta meluncurkan mekanisme sistem pembangunan bagi semua
faktor perekonomian Indonesia, kedudukan bank itu sendiri adalah sebagai
penghimpun dana dari masyarakat, sebab bank itu sendiri memperoleh
pendapatan dan modalnya dari simpanan masyarakat pada bank tersebut.
Pada saat ini seluruh institusi keuangan menghadapi tantangan untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dalam model bisnis yang terjadi
saat ini, tidak terkecuali perbankan. Perubahan-perubahan tersebut menuntut
adanya perbaikan dan peningkatan kualitas dalam berbagai aspek pada seluruh
komponen di institusi keuangan. Hal ini merupakan konsekuensi dari tuntutan
2
perubahan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
berbagai sektor kehidupan.
Salah satu perubahan yang paling menantang yang saat ini sedang
dihadapi oleh perbankan ialah tantangan untuk beradaptasi dengan laju
perubahan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan
komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait
dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan pemindahan informasi antar
media (Haryanto, 2008:1).
Salah satu perkembangan terbesar di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dalam kurun waktu setengah abad ini adalah perkembangan
internet. Internet merupakan sebuah teknologi yang mempunyai kekuatan
untuk mengubah laporan eksternal secara besar-besaran (Xiao, et al.,
2005:131). Internet merupakan suatu media yang tepat untuk digunakan
sebagai sarana mengakomodasi perubahan yang dibutuhan dalam pelaporan
perusahaan. Internet mempunyai beberapa karakteristik dan keunggulan seperti
mudah menyebar (pervasiveness), tidak mengenal batas (borderless-ness),
real-time, berbiaya rendah (low cost), dan mempunyai interaksi yang tinggi
(high interaction) (Ashbaugh, et al. 1999).
Beberapa keunggulan penggunaan internet tersebut berdampak pada
semakin tingginya angka penggunaan internet di seluruh dunia. Berdasarkan
data, jumlah pemakai internet di Asia pada tahun 2011 mencapai 44.8 % dari
total jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan pemakai dari tahun 2000 -
2011 mencapai 789.6%. Data dapat dilihat pada tabel 1.1.
3
Tabel 1.1 Statistik Pengguna Internet Dunia
WORLD INTERNET USAGE AND POPULATION STATISTICS
31-Dec-11
World Regions Population Internet
Users Internet Users Penetration Growth Users %
( 2011 Est.) Dec. 31, 2000 Latest Data (% Population) 2000-2011 of Table
Africa 1.037.524.058 4.514.400 139.875.242 13,50% 2988,40% 6,20%
Asia 3.879.740.877 114.304.000 1.016.799.076 26,20% 789,60% 44,80%
Europe 816.426.346 105.096.093 500.723.686 61,30% 376,40% 22,10%
Middle East 216.258.843 3.284.800 77.020.995 35,60% 2244,80% 3,40%
North America 347.394.870 108.096.800 273.067.546 78,60% 152,60% 12,00%
Latin America / Carib.
597.283.165 18.068.919 235.819.740 39,50% 1205,10% 10,40%
Oceania / Australia
35.426.995 7.620.480 23.927.457 67,50% 214,00% 1,10%
WORLD TOTAL 6.930.055.154 360.985.492 2.267.233.742 32,70% 528,10% 100,00%
Sumber : www.internetworldstats.com, 2012
Peningkatan pengguna internet sendiri terjadi karena banyak
keuntungan yang dapat diperoleh oleh pengguna internet itu sendiri, ditambah
lagi bagi para pemakai laporan keuangan yang sangat membutuhkan informasi
keuangan suatu perusahaan yang bersifat up to date. Dari tabel di atas juga
dapat terlihat peningkatan jumlah pengguna internet dalam jangka waktu 10
tahun dan uniknya peningkatan tersebut terjadi pada setiap benua.
Perkembangan internet yang semakin pesat, dan jumlah pengguna
internet yang semakin meningkat, merupakan tantangan tersendiri bagi dunia
perbankan. Tingginya jumlah pengguna internet ini akan menjadi peluang bagi
institusi keuangan, khususnya perbankan, jika institusi tersebut mampu
memanfaatkan situasi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan.
Sebaliknya, hal ini dapat menjadi permasalahan jika institusi tersebut belum
siap bersaing dan beradaptasi dengan tuntutan yang ada.
4
Salah satu isu yang berkembang pesat seiring dengan pesatnya
perkembangan internet dan tingginya angka pengguna internet tersebut adalah
transparansi informasi. Berbagai penelitian telah membuktikan pentingnya
keterbukaan dan transparansi informasi di sektor perbankan, antara lain, Cinca,
et al. (2006:31) menemukan bahwa asimetri informasi antara bank dan
perusahaan deposan dapat menyebabkan kemacetan dalam menjalankan bank
atau bahkan kebangkrutan. Dalam penelitian yang lain, Chen, et al. (2006:307)
menyimpulkan bahwa perbaikan dalam sistem transparansi perbankan dapat
memberikan kesempatan dalam mempercepat laju pertumbuhan perbankan.
Abdelsalam, et al. (2007:1) menjelaskan bahwa internet menawarkan
suatu bentuk unik pengungkapan yang menjadi media bagi perusahaan dalam
menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera mungkin. Atas dasar
itulah muncul suatu media tambahan dalam penyajian laporan keuangan
melalui internet atau website yang lazim disebut Internet Financial Reporting
(IFR).
Pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet
Financial Reporting- IFR) merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela
yang telah dipraktekkan oleh berbagai perusahaan. Survei dari Carol (1999)
dalam Khan (2006) terhadap 1000 perusahaan besar di Eropa menunjukkan
bahwa 67% perusahaan telah mempunyai website dan 80% dari perusahaan
yang mempunyai website tersebut mengungkapkan laporan keuangan di
Internet. Hingga tahun 2006, lebih dari 70% perusahaan besar di dunia
menerapkan IFR (Kahn, 2006).
5
Praktik IFR pada perbankan sendiri di proksikan dengan melihat kinerja
keuangan dari bank itu sendiri, ukuran bank tersebut apakah tergolong bank
dengan ukuran besar atau kecil. Di samping itu praktik IFR dilihat dari umur
listing dan yang terakhir reputasi dari auditor juga harus harus diperhatikan
dalam melihat pratik IFR.
Menganalisis kinerja keuangan suatu perbankan merupakan suatu hal
yang sangat penting, karena dengan mengetahui hal tersebut para pihak yang
berkepentingan dapat mengetahui keberlangsungan usaha dari perbankan itu
sendiri serta untuk melihat apakah ada pengaruhnya terhadap praktik IFR yang
terjadi di perbankan. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan
rasio keuangan menurut standar yang berlaku, menurut Kasmir (2004) rasio
tersebut terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas.
Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukan bahwa suatu
perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan likuid
(lancar) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perbankan juga
menunjukan kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat – alat lancar
guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman
kepada nasabah yang membutuhkannya. Secara umum, syarat likuiditas untuk
permodalan menetukan bahwa modal yang diperlukan harus ditarik perusahaan
untuk jangka waktu yang sekurang – kurangnya sama dengan waktu modal itu
dibutuhkan. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh Loan to
Deposit Ratio (LDR).
6
Solvabilitas perbankan menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk membayar kewajibannya dalam jangka panjang ataupun ketika suatu
entitas perbankan dilikuidasi. Solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh
Capital Adequacy Ratio. Apabila rasio CAR suatu bank kecil maka besar
kemungkinan bank tersebut gagal menutupi kerugiannya di dalam kegiatan
perkreditan maupun dikegiatan perdagangan surat berharga dengan
kemampuan yang dimiliki bank tersebut.
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan pendapatan yang mampu
dihasilkan oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu. Dalam
penelitian ini tingkat profitabilitas akan dilihat dengan mengukur Return On
Asset (ROA). Perusahaan yang besar memiliki agency cost yang tinggi karena
perusahaan yang besar memiliki kewajiban yang lebih besar pula dalam
menyampaikan pelaporan keuangannya secara lengkap dan cepat kepada
shareholder sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen kepada para
shareholder-nya. Menurut Oyelere, et al. (2003:26), agency cost tersebut
berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan
biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh
perusahaan. Sama halnya dengan perbankan, Lembaga keuangan dengan
ukuran besar cenderung untuk mengungkapkan informasi perusahaan di
internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Salah satu
cara yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi agency cost tersebut adalah
dengan menerapkan praktik IFR dalam menyebarluaskan laporan keuangan
perusahaan.
7
Perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan
melakukan pelaporan keuangan yang lebih lengkap dibandingkan dengan
perusahaan yang belum listing di BEI. Selain itu perusahaan yang telah lama
listing di BEI akan cenderung mengubah metode pelaporan informasi keuangan
sesuai dengan perkembangan teknologi untuk menarik investor salah satunya
melalui IFR. Dengan demikian umur listing perusahaan dapat mempengaruhi
pengaruh terhadap keputusan perusahaan dalam menerapkan praktik IFR.
Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi merupakan
salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan dianggap
memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi
keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan meningkatkan citra
perusahaan dan mendorong perusahaan untuk menyebarluaskan laporan
keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang kepercayaan investor karena
laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya.
Dalam institusi keuangan, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain
dilakukan oleh Maingot, et al (2008:2) yang mengungkapkan mengenai praktik
IFR di perbankan Kanada. Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan
bahwa semakin besar ukuran perbankan, semakin luas informasi yang
diungkap. Selain itu, praktik IFR di perbankan Kanada sangat erat kaitannya
dengan kebijakan strategi perbankan dari manajemennya. Dalam penelitian
yang lain, Ashbaugh, et al. (1999:241) mengungkapkan bahwa praktik IFR
sangat dipengaruhi secara signifikan oleh ukuran institusi keuangan. Hasil ini
dikuatkan dengan penelitian serupa dalam Lai, et al. (2002:1) meneliti kualitas
8
IFR dan menyimpulkan bahwa kualitas berhubungan positif dengan ukuran
perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk kepemilikan saham atau nilai
kapitalisasi perusahaan.
Dalam penelitian lain, Al-Shammari (2007) yang melakukan penelitian
terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Kuwait Stock Exchange
mengenai praktik IFR. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
tingkat likuiditas suatu perusahaan serta reputasi auditor berpengaruh positif
terhadap praktik IFR, lalu menurut Agyei-Mensah (2011) yang melakukan
penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang terdapat di Ghana menyatakn
bahwa tingkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan
mempengaruhi praktik IFR pada perusahaan tersebut.
Di Indonesia, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain dilakukan
oleh Chariri, et al. (2005) berkesimpulan bahwa faktor seperti profitabilitas
tidak mempengaruhi praktik IFR. Dalam penelitian lain, Almilia (2008)
menyimpulkan bahwa tingkat kepemilikan asing mempengaruhi dari praktik
IFR.
Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kaitan
antara IFR dengan dunia institusi keuangan cukup erat. Beberapa teori telah
dijadikan landasan untuk menjelaskan motivasi sebuah institusi dalam
melakukan pengungkapan sukarela melalui internet. Teori-teori tersebut antara
lain ialah teori agensi (Agency theory) dan teori sinyal (Signalling theory).
Dalam teori sinyal dikemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
9
berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi
lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain.
Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena perusahaan
besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada
shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen. Agency cost
tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak
dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh
perusahaan. Semakin besar perusahaan maka akan cenderung melakukan
praktik IFR dalam penyebarluasan laporan keuangan merupakan usaha untuk
mengurangi besarnya agency cost Chariri (2007).
Hasil yang didapatkan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan
mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi aplikasi IFR di beberapa
institusi, baik institusi berupa perusahaan maupun institusi keuangan. Diantara
faktor-faktor tersebut, faktor ukuran institusi menjadi faktor yang dominan.
Selain itu, terdapat faktor-faktor lain seperti likuiditas, profitabilitas,
solvabilitas.
Namun dari berbagai penelitian yang dilakukan, khususnya di
Indonesia, masih sedikit penelitian yang mengkhususkan pada faktor yang
mempengaruhi praktik IFR khusus pada sektor perbankan. Beberapa penelitian
mengenai aplikasi IFR di perbankan antara lain dilakukan oleh Almilia
(2008:117) yang melakukan penelitian mengenai perbandingan praktik IFR
10
pada industri perbankan dan perusahaan LQ 45. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa hampir sebagian besar dari bank dan perusahaan yang
diteliti memiliki website dan melakukan pelaporan keuangan secara online.
Meskipun demikian, perusahaan memiliki alasan yang berbeda dalam
menampilkan informasi secara online. Beberapa website di perusahaan hanya
berisi produk dan iklan-iklan jasa perusahaan. Sebagian besar laporan
keuangan perusahaan berbentuk pdf dan terlihat sama dengan laporan
keuangan berbasis kertas. Sementara website perbankan memiliki skor yang
lebih tinggi dibanding perusahaan dalam aspek teknologi dan user support.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Rahardjo (2012:2) yang berpendapat sama
bahwa tingkat profitabilitas suatu perbankan tidak mempengaruhi praktik IFR
sedangkan ukuran bank berpengaruh terhadap praktik IFR.
Perbankan merupakan salah satu institusi keuangan yang paling dekat
dengan masyarakat. Perbankan berfungsi menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali melalui berbagai media pembiayaan. Oleh karena
itu, perbankan memiliki tanggung jawab moral yang lebih dalam melaporkan
kinerja keuangannya ke masyarakat luas.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang berdasarkan pada
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahardjo (2012:2) yang meneliti
tingkat pengungkapan informasi keuangan dan nonkeuangan melalui website
perbankan di Indonesia. Hasil pada penelitian tersebut menunjukan bahwa
ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui
11
website perbankan di Indonesia. Sedangkan profitabilitas, jenis bank, reputasi
KAP, opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website
perbankan di Indonesia. Sehubungan dengan uraian tersebut, penulis tertarik
untuk membahas seberapa besar pengaruh, kinerja keuangan bank, ukuran
bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap IFR, khususnya perusahaan
yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Pertama, menambah variabel umur listing. Yang kedua yaitu populasi, waktu
dan tempat penelitian sampel yang digunakan yaitu perusahaan perbankan go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011
dimana penilitan terhadap perbankan masih terbilang cukup sedikit. Oleh
karena itu peneliti menuangkannya ke dalam karya tulis ilmiah yang berbentuk
skripsi dengan judul: “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur
Listing, dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting Pada
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tingkat likuiditas bank, tingkat
solvabilitas bank, tingkat profitabilitas bank, ukuran bank, umur listing, dan
reputasi auditor terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR)
dalam perbankan ?
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara rinci tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat likuiditas bank,
tingkat solvabilitas bank, tingkat profitabilitas bank, ukuran bank, umur
listing, dan reputasi auditor terhadap probabilitas perusahaan dalam
menerapkan Internet Financial Reprting (IFR).
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi literatur teoritis perbankan, Penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya literatur dan referensi yang dapat djadikan acuan dalam
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perbankan dalam
melakukan pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial
Reporting (IFR) dan sekaligus memahami seberapa penting implementasi
pelaporan keuangan melalui internet ini bagi perkembangan kinerja
perbankan.
b. Bagi kalangan praktisi, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melakukan
pelaporan keuangan melalui internet (internet financial reporting) dan
sekaligus mengevaluasi praktik pelaporan keuangan melalui internet
yang telah atau belum diterapkan oleh perbankan sehingga dapat memacu
perbankan untuk melakukan pelaporan keuangan yang lebih baik lagi.
c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai data informasi untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori agensi atau teori keagenan muncul ketika terdapat dua pihak
yang saling terkait dimana pihak pertama setuju untuk memakai jasa pihak
tertentu. Jensen, et al (1976:305), menyatakan bahwa teori keagenan
mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen
sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu
manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi
kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib
mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham.
Teori Agensi didasarkan pada 3 asumsi, yaitu asumsi sifat manusia,
asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia
menekankan bahwa manusia mempunyai sifat mementingkan diri sendiri,
mempunyai keterbatasan rasional dan tidak menyukai resiko. Asumsi
keorganisasian menekankan adanya konflik antar organisasi, efisiensi
sebagai kriteria efektifitas dan adanya asimetri informasi antara prinsipal
dan agen.
Asumsi teori agensi bahwa masing-masing individu termotivasi oleh
kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara
14
prinsipal dan agen. Prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk
menyejahterakan dirinya sendiri, sedangkan agen termotivasi untuk
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya. Alasan
yang mendasari perlunya praktik pengungkapan laporan keuangan oleh
manajemen perusahaan kepada shareholders dijamin dalam hubungan
antara prinsipal dan agen. Manajemen sebagai pengelola kekayaan
perusahaan berperan sebagai agen, sedangkan investor sebagai pemilik
berperan sebagai prinsipal. Laporan keuangan merupakan sarana
akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sebagai wujud
pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan
prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas
(Anthony, et al, 2004).
Dalam penelitian ini, teori agensi akan menjadi landasan dalam
menjelaskan hubungan antara ukuran perbankan dengan praktik Internet
Financial Reporting (IFR) pada perbankan.
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen
untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari
perusahaan lain.
15
Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan
untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi
antara manajer perusahaan dan pihak luar, hal ini disebabkan karena
manajer perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai
perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (Wolk, et al.
2000:7). Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengurangi asimetri informasi tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi
asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar,
berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang akan
mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang
sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan
(Wolk, et al. 2000:7).
Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna
bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam
kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk
membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk
laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan
keuangan.
Dalam penelitian ini, teori sinyal akan menjadi landasan dalam
hubungan antara kinerja keuangan dengan praktik Internet Financial
Reporting (IFR) di perbankan.
16
3. Pengungkapan Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu
perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu. Unsur-
unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan
kinerja adalah penghasilan dan beban yang termuat dalam laporan laba-rugi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah
yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu
bahan dalam proses pengambilan keputusan. Selain sebagai informasi,
laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban
perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan
perusahaan. Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai salah satu
indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Sofyan,
2002:6).
Laporan keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dan peraturan BAPEPAM. Selanjutnya laporan keuangan
tersebut harus diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di BAPEPAM. Laporan
tahunan tersebut terdiri atas:
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Saldo Laba
17
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
f. Laporan lain-lain
4. Pelaporan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan oleh
perusahaan diluar apa yang telah diwajibkan oleh standar akuntansi atau
peraturan badan pengawas (Suwardjono, 2005:20). Sehingga tidak semua
perusahaan melakukan praktik pengungkapan yang sama, namun sesuai
dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Meek, et. al. (2005:555)
menegaskan bahwa pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas
manajemen perusahaan dalam memberikan informasi akuntansi dan
informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh
pemakai laporan tahunannya.
Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi private
yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang
saham, khususnya apabila informasi tersebut merupakan berita gembira
(good news). Manajemen juga akan menyampaikan informasi yang dapat
meningkatkan kredibilitas dan kemajuan perusahaan meskipun informasi
tersebut tidak diwajibkan (Suwardjono, 2005:25). Terdapat lima manfaat
pengungkapan sukarela yaitu:
a. Memperbaiki reputasi perusahaan,
b. Menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang
lebih baik bagi investor,
18
c. Memperbaiki akuntabilitas,
d. Memperbaiki prediksi risiko yang dilakukan oleh investor, dan
e. Menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik.
Sedangkan biaya dari pengungkapan sukarela meliputi:
a. biaya competitive disadvantage, dan
b. biaya untuk mengumpulkan dan memproses.
Praktik pengungkapan informasi keuangan dalam website
perusahaan (Internet Financial Reporting-IFR) merupakan salah satu contoh
bentuk pengungkapan sukarela.
5. Akuntansi Perbankan
Secara umum, bank dapat diartikan sebagai suatu lembaga keuangan,
yaitu suatu badan usaha yang berfungsi sebagai financial intermediary, atau
perantara keuangann dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan
pihak yang kekurangan dana. Peranan bank dalam masyarakat adalah
sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan
jasa-jasa lainnya serta menghimpun dana dalam bentuk simpanan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Afif (1996:195) Akuntansi perbankan dapat didefenisikan
seni yang secara secara sistematis mencatat, menyajikan dan menafsirkan
transaksi-transaksi keuangan seperti menerima setoran, memberikan kredit,
memindahkan dana-dana dan jasa lainnya yang berlaku dalam bisnis bank.
19
Dengan kata lain, akuntansi perbankan dapat diartikan sebagai
akuntansi yang diaplikasikan pada perusahaan bank. Akuntansi perbankan
mempunyai beberapa fungsi antara lain:
a. Catatan untuk memberikan data bagi laporan pendapatan, laporan pajak
serta laporan dividen. Disamping itu, catatan akuntansi harus
memberikan informasi untuk laporan bagi manajemen, pemegang
rekening dan memberikan informasi kepada masyarakat luas. Fungsi
pencatatan ini dikenal dengan istilah pembukuan.
b. Penyajian, yaitu kumpulan data mentah yang diolah menjadi suatu
laporan yang informatif, acceptable dan mudah dimengerti oleh mereka
yang berkepentingan, yang lazim disebut dengan laporan keuangan.
c. Penafsiran, yaitu menyangkut penjelasan tentang laporan keuangan untuk
suatu jangka waktu tertentu. Fungsi penafsiran ini sangat penting untuk
pemanfaatan laporan sepenuhnya.
Catatan akuntansi pada bank dapat dibagi dalam tiga golongan
pencatatan yaitu:
a. Catatan sementara, yaitu catatan yang berguna dalam operasi bank
sehari-hari, khususnya pada saat penyeimbangan transaksi-transaksi
keuangan.
b. Catatan setengah sementara, yaitu catatan yang berupa ikhtisar ikhtisar
dari catatan sementara dan mungkin berupa sumber-sumber dokumen
yang asli. Catatan ini ditahan untuk sementara untuk keperluan referensi
atau dokumentasi transaksi-transaksi tertentu.
20
c. Catatan permanen, yaitu catatan yang berupa jurnal dan buku besar.
Jurnal adalah catatan ayat asli atau merupakan catatan dari setiap
transaksi secara kronologis. Buku besar adalah catatan ayat akhir yang
mencatat satu akun.
Proses akuntansi perbankan merupakan tahap-tahap kegiatan yang
dilakukan seorang akuntan atau bagian pembukuan dalam menyusun
laporan keuangan bank. Kegiatan itu meliputi:
a. Neraca
b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
c. Laporan Laba Rugi
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Dalam perusahaan bank, sistem pencatatan transaksi-transaksi
keuangan yang dianut adalah sistem tata buku berpasangan (double entry
system). Prinsip dalam tata buku berpasangan adalah keseimbangan yang
pada umumnya disebut dengan persamaan akuntansi.
6. Internet Finanacial Reporting (IFR)
Internet Financial Reporting adalah pencantuman informasi
keuangan perusahaan melalui internet atau website. berbagai format yang
dapat digunakan dalam mempresentasikan laporan keuangan melalui
internet yakni (Lai, et al. 2002:1):
21
a. Portable Document Format (PDF)
Merupakan sebuah format file yang dikembangkan oleh Adobe
Corporation untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk
mewakili dokumen yang asli. Semua elemen dalam dokumen asli
disimpan sebagai gambaran elektronik.
b. Hypertext Markup Language (HTML)
HTML merupakan standar yang biasa digunakan untuk
mempresentasikan informasi melalui internet.
c. Graphics Interchange Format (GIF)
GIF adalah sebuah format file berbentuk grafik, dengan meringkas
mengenai gambaran informasi tanpa mengurangi informasi tersebut,
yang dapat dibaca oleh kebanyakan pengguna.
d. Joint Photograpic Expert Group (JPEG)
Sebuah format grafik yang digunakan untuk meringkas foto agar
mempunyai ukuran yang dapat digunakan dalam website.
e. Microsoft Excel Spreadsheet
Sebuah aplikasi komputer yang berupa spreadsheet dengan menyimpan,
memperlihatkan dan memanipulasi data yang disusun dalam kolom dan
lajur.
f. Microsoft Word
Ms. Word merupakan aplikasi program komputer yang paling banyak
digunakan dalam IFR
22
g. Zip Files
WinZip adalah program windows yang mengizinkan para pengguna
untuk menyimpan dan meringkas dokumen informasi segingga mereka
dapat menyimpan dan mendistribusikan informasi tersebut dengan lebih
efisien.
h. Macromedia Flash Softwatre
Merupakan standar untuk mengirim informasi dengan cepat.
i. Real Networks Real Player Software
Format yang menggunakan efek video.
j. Macromedia Shockwave Software
Shockwave merupakan bagian dari multimedia player.
The Steering Committee of the Business Reporting Research Project
(FASB, 2000) menyediakan beberapa motif perusahaan dalam meyajikan
informasi melalui internet :
a. Mengurangi biaya cetak dan posting laporan tahunan (annual report).
b. Akses yang lebih luas daripada Praktik tradisional
c. Memberikan informasi yang terkini.
d. Mempercepat waktu dalam distribusi informasi.
e. Menjalin komunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.
f. Menambah praktik pengungkapan tradisional.
g. Meningkatkan jumlah dan data yang diungkapkan.
h. Memperbaiki akses pada investor potensial untuk perusahaan kecil.
23
Beberapa kendala yang harus diperhatikan dalam praktik IFR oleh
perusahaan, menurut Poon, et al. (2003:1), yakni:
a. Apa yang harus dilaporkan
Isu penting dalam aspek ini meliputi:
1) Informasi yang memadai: Apa jenis informasi keuangan yang
seharusnya disampaikan oleh perusahaan secara online. Apakah jenis
informasi keuangan memadai dan cukup untuk berbagai diharapkan
pengguna? Jika tidak, apa lagi yang harus dilaporkan.
2) Kedalaman informasi : Informasi yang subjektif atau objektif. Apakah
pengguna disediakan dengan fitur untuk "menelusuri" ke informasi
yang dilaporkan. Fitur-fitur ini akan mendukung beberapa presentasi
sesuai dengan penggunaan informasi.
b. Kapan melaporkan
Frekuensi dan waktu pelaporan akan tergantung pada jenis informasi
keuangan yang dilaporkan. Beberapa isu penting adalah:
1) Apakah informasi dilaporkan pada kuartalan atau tahunan.
2) Berapa lama jangka waktu kinerja keuangan akan dipublikasikan ke
web perusahaan setelah data tersedia.
c. Bagaimana cara melaporkan
1) Apakah pengguna dapat men-download data keuangan online dalam
format yang memfasilitasi analisis berikutnya (misalnya, dalam
bentuk spreadsheet elektronik).
24
2) Apakah informasi keuangan ditempatkan di bagian yang sesuai di
situs web perusahaan.
3) Seberapa dalam dari halaman home dari situs web yang pengguna
gunakan untuk mengambil informasi keuangan yang relevan.
4) Apakah informasi keuangan online diatur dalam format layar untuk
menghindari volume data yang terlalu besar.
5) Apakah halaman web yang berisi informasi keuangan online saling
berhubungan melalui hyperlink.
d. Siapa yang bertanggung jawab untuk melaporkan
Orang-orang atau bisnis unit di perusahaan yang terlibat dalam IFR akan
berdampak pada keakuratan informasi keuangan yang telah dilaporkan.
Beberapa permasalahan yang sering terjadi adalah:
1) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memutuskan dimana informasi
keuangan harus diposting secara online.
2) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memposting keuangan online
informasi.
3) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memverifikasi dan menyetujui
informasi keuangan online.
Dari beberapa manfaat dan kendala-kendala yang muncul berkaitan
dengan praktik IFR di perusahaan, dapat diambil kesimpulan bahwa
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mulai menaruh perhatian khusus
terhadap praktik IFR dan IFR telah menjadi bagian dari media pelaporan
keuangan yang berlaku di perusahaan.
25
7. Analisis Kinerja Perbankan
Wild, et al (2005:16) mengatakan bahwa analisis keuangan (financial
analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis
posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan
di masa depan. Menurut Bergevin (2002:3) financial statement analysis is
the art and science of examining the components of a company’s monetary
disclosures, called financial statements. People form opinions about a firm’s
past, present, and future operations based on their analysis.
Menurut Djarwanto (2004:11) Yang dimaksud dengan “rasio” dalam
analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan
antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan
antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk
matematis sederhana”.
Gallagher, et al. (2003:8) menyatakan, a financial ratio is a number
that expresses the value of one financial variable relative to another.
Menurut Bastian, et al. (2006:13), analisis laporan keuangan perbankan
bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank,
untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode
berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam
melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran
bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang
telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di
masa akan datang, dan sebagainya.
26
Bastian, et al. (2006:31) juga menyatakan bahwa metode analisis
laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan,
diantaranya adalah analisis rasio (ratio analysis). Analisis rasio adalah
metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos
tertentu dalam neraca maupun laba rugi.
a. Rasio Likuiditas
Kondisi likuiditas yang diukur dengan liquidity ratio akan
menentukan kredibilitas dari perusahaan perbankan dan akhirnya akan
mempengaruhi pertumbuhan yang akan dicapai. rasio likuiditas
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memenuhi
kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. dengan kata lain dapat
membayar kembali pencarian dana deposannya pada saat ditagih serta
dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar
rasio ini semakin likuid bank tersebut. Dalam penelitian ini alat yang
digunakan untuk mengukur rasio likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR).
Almilia (2008) Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk
menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan
jumlah dana. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada
debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang
dapat dikumpulkan dari masyarakat. Loan to Deposit Ratio menunjukkan
kemampuan bank didalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan
27
modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari
masyarakat (Achmad, 2003:54).
Menurut Dendawijaya (2005:17) Loan to Deposit Ratio (LDR)
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat
menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan
menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu
pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat
mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak
menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum
pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Rumus
Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:
LDR = x 100%
Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
(tidak termasuk antar bank). Dana Pihak Ketiga mencakup giro,
tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank).
b. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan
untuk membayar semua utangnya, baik dalam keadaan perusahaan masih
berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi. Solvabilitas suatu
28
perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan
jumlah aktiva. Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur efisiensi bank
dalam dalam menjalankan aktivitasnya, selain itu juga merupakan ukuran
kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai
kegiatannya. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan dalam mengukur
solvabilitas suatu bank adalah dengan menghitung Capital Adequay
Ratio atau biasa disingkat dengan CAR.
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio keuangan bank yang
berguna untuk membandingkan antara jumlah modal bank dengan
seluruh aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui
kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan
dengan sejumlah modal bank. Semakin tinggi rasio ini semakin besar
daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang
timbul karena adanya harta yang bermasalah.
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko
kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio
tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad, 2003:70). Menurut
Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1
tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset
tertimbang menurut resiko (ATMR), CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada
29
bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-
dana dari sumber-sumber diluar bank (PBI, 2008).
Perhitungan Capital Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip
bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan
jumlah modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah
penanamannya. Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of
International Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia
diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR
(Mundrajad, et al., 2002). Rumus mencari Capital Adequacy Ratio
sebagai berikut:
CAR = x 100%
c. Rasio Profitabilitas
Banyak istilah yang dapat digunakan untuk menyebutkan analisis
ini, antar lain analisa income statement, analisa rentabilitas usaha, analisa
kegiatan usaha, dan lain–lain. Adapun maksud dan tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengukur tingkat efisiensi suatu usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam analisa ini akan dicari
hubungan timbal balik antara pos – pos yang ada pada income statement
itu sendiri maupun hubungan timbal balik dengan pos – pos yang ada
pada neraca bank yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai
indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank
yang bersangkutan. Dalam penelitian ini rasio yang dibahas dalam rasio
profitabilitas adalah Return On Assets (ROA).
30
Menurut Bergevin (2002:28) the rate of return on assets (ROA)
reports the percentage of income earned for each dollar invested in an
entity’s resources. This measure provides financial statement users with
the rate of return produced by the business’s assets.
Rasio ini menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Maka
semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efektif pula pengelolaaan aktiva
perusahaan. Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:
ROA= X 100%
8. Ukuran Bank
Dalam teori agensi, apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka
biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar. Jadi untuk mengurangi
biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan
informasi yang lebih luas. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi
persaingan yang ketat dengan perusahaan lain. Mengungkapkan terlalu
banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan
posisinya dalam persaingan, sehingga perusahaan kecil cenderung untuk
tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar lembaga keuangan
dengan ukuran beasr cenderung untuk mengungkapkan informasi
perusahaan di internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang
lebih kecil. Teori keagenan mendukung hipotesis ini karena dalam teori
keagenan dikatakan bahwa bank-bank besar mengakami asimetri informasi
lebih tinggi antara manajer dan pemegang saham daripada bank-bank kecil.
31
Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat
antara ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara
lain, Asbaugh, et al. (1999:241) yang menyatakan bahwa hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang
lain, Andrikopoulos (2007:141) juga menyatakan bahwa hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan Internet
reporting.
Dalam penelitian ini, ukuran perbankan diukur dengan total aset,
total asset merupakan jumlah aset yang dimiliki oleh bank dalam periode
satu tahun pelaporan keuangan.
9. Umur Listing
Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang ingin mendaftarkan di BEI
melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan Initial
Public Offering (IPO). Setelah perusahaan go public, maka perusahaan
diwajibkan untuk mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan selama
periode waktu tertentu. Pengungkapan informasi tersebut merupakan cara
terbaik untuk menyeimbangkan kepentingan dan pengetahuan akan
perusahaan antara manajer dan pemilik. Semakin lama perusahaan
melakukan IPO, diharapkan pengungkapan informasi yang dilakukan
semakin luas pula.
Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa
perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban
32
untuk melakukan pelaporan keuangan. Dari peraturan tersebut banyak
perusahaan yang mulai mealukan pelaporan keuangannya bukan hanya yang
bersifat mandatory namun juga pelaporan keuangan yang bersifat voluntary.
Dalam menyediakan informasi perusahaan, perusahaan yang
beroperasi lebih lama lebih banyak dan luas dalam menyediakan informasi
perusahaan dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Dengan demikian
akan mengurangi adanya informasi asimetri. Selain itu, perusahaan yang
memiliki umur lebih mungkin akan meningkatkan praktik pengungkapkan
dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan perusahaan yang lebih tua
dianggap telah memiliki lebih banyak pengalaman dalm pengungkapan
laporan tahunannya. Perusahaan yang telah memiliki pengalaman lebih
banyak akan lebih memahami kebutuhan penggunanya dan informasi yang
lebih detail mengenai perusahaan yang harus dibuka kepada pihak-pihak di
luar manajemen yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung
akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum
terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing
di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan
keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan
melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak
hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less
reporting system.
33
10. Reputasi Auditor
Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi
merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan
dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan
informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan
meningkatkan citra perusahaan dan mendorong perusahaan untuk
menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang
kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya.
Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang memiliki
reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four yaitu Ernst &
Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper.
KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four tersebut dianggap memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli
pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan
dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta
memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik (Chariri, 2005).
B. Penelitian Terdahulu
Perkembangan penelitian empiris terkait dengan Internet Financial
Reporting (IFR) yang merefleksikan perkembangan bentuk pengungkapan
informasi perusahaan mulai berkembang pesat sejak tahun 1995. Pada
umumnya penelitian ini lebih banyak berfokus pada negara-negara yang maju,
seperti Inggris, Amerika, Jerman, Australia, dan Cina. Namun hanya sedikit
penelitian mengenai IFR yang dilakukan di negara berkembang, seperti
Indonesia.
34
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk meneliti
praktik pengungkapan laporan keuangan melalui media online atau internet,
antara lain seperti yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti
analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam
website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran
perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang
berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan.
Penelitian lain oleh Al-Shammari (2007) juga meneliti mengenai
determinants of internet financial reporting by listed companies on the Kuwait
Stock Exchange. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain ukuran
perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri juga turut
berpengaruh dalam praktik IFR.
Sedangkan Almilia (2008) mendapatkan hasil bahwa kuran perusahaan,
profitabilitas, leverage dan struktur kepemilikan luar merupakan faktor yan
berpengaruh terhadap praktik IFR.
Rahardjo (2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni,
ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui
website perbankan di Indonesia.
35
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul (tahun) Variabel Yang Digunakan Hasil
Chariri et all. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Dalam Website Perusahaan (2005)
Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, profitabilitas, tipe industri, umur listing dan IFR
Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, umur listing berpengaruh terhadap Praktik IFR
Suripto Pengaruh Besaran, Profitabilitas, Pemilikan Saham Oleh Publik dan Kelompok Industri Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan Dalam Website Perusahaan (2006)
Ukuran, profitabilitas, kepemilikan saham oleh publik, kelompok industri dan tingkat pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan.
Tingkat pengungkapan informasi dalam website perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan kelompok industri.
Bader Al-Shammari Determinants of Internet Financial Reporting By Listed Companies On The Kuwait Stock Exchange (2007)
Ukuran perusahaan, solvabilitas, likuiditas, profitabilitas,umur perusahaan, struktur kepemilikan, reputasi auditor and aktivitas internasional
Ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan praktik IFR.
Luciana Spica Almalia Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Financial And Sustainability Reporting” (2008)
Ukuran, profitabilitas, leverage, profitabilitas, struktur kepemilikan luar
Ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan kepemilikan publik tidak berpengaruh
Bersambung Ke Halaman Berikutnya
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti Judul (tahun)
Variabel yang digunakan
Hasil
Aly, et all Determinants Of Corporate Internet Reporting: Evidence From Egypt (2009)
Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, tipe industri, auditor, tempat listing dan corporate reporting.
Profitabilitas, tempat listing dan tipe industri merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktek corporate reporting.
Indah Permata Sari Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Penerapan Internet Financial Reporting (IFR) Pada Perbankan Di Indonesia (2011)
Ukuran bank, performa keuangan, dan ketrsediaan internet
Hasil Penelitian menyatakan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh sedangkan ukuran bank berpengaruh terhadap (IFR)
Bagus Rahardjo Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan Dan Non Keuangan Melalui Website Perbankan Di Indonesia (2012)
Ukuran perbankan, status listing profitabilitas, jenis bank, reputasi KAP, opini auditor
Hanya ukuran perbankan dan status listing yang berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan di website perusahaan.
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu
C. Perumusan Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Tingkat Likuiditas Bank Terhadap Pelaporan Internet
Financial Reporting (IFR)
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi kemampuan perusahaan
untuk melunasi utang jangka pendeknya maka semakin likuid perusahaan
tersebut. Dimana tingkat likuiditas perusahaan akan mempengaruhi investor
37
dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak akan menanamkan
modalnya pada perusahaan yang kurang likuid karena mereka akan
beranggapan bahwa perusahaan yang kurang likuid memiliki kecenderungan
akan mengalami suatu kebangkrutan.
Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendek. Keadaan yang kurang/tidak likuid
kemungkinan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat melunasi utang
jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Chariri, et al (2005)
berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio
likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan pelaporan keuangan
selengkap mungkin (Prasetya et, al, 2012:153).
Belkaoui, et al. (2006) berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan
yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan
dengan pelaporan keuangan selengkap mungkin. Hal ini didasarkan pada
harapan bahwa perusahaan dengan financial yang kuat akan cenderung
melaporkan keuangan selengkap dan seluas mungkin daripada perusahaan
yang memiliki kondisi financial yang lemah. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan:
H1: Tingkat likuiditas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di
perbankan.
38
2. Pengaruh Tingkat Solvabilitas Bank Terhadap Pelaporan Internet
Financial Reporting (IFR)
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban lancarnya. Dalam Teori Keagenan dijelaskan bahwa semakin
tinggi sovabilitas perusahaan, semakin baik transfer kemakmuran dari
kreditur kepada pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki
proporsi utang lebih besar dalam struktur permodalannya akan mempunyai
biaya agensi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki
solvabilitas tinggi mempunyai kewajiban yang lebih tinggi untuk memenuhi
kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Capital Adequacy Ratio
merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam
menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung
kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank.
Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad,
2003:54).
Salah satu cara untuk mengurangi biaya agensi serta konflik
kepentingan yang muncul yaitu dengan melakukan pengungkapan informasi
yang lebih banyak, yaitu dengan menyajikan pengungkapan informasi
keuangan melalui website perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan:
H2: Tingkat solvabilitas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di
perbankan.
39
3. Pengaruh Tingkat Profitabilitas Bank Terhadap Pelaporan Internet
Financial Reporting (IFR)
Profitabilitas merupakan suatu aspek penting yang dapat dijadikan
acuan oleh investor atau pemilik untuk menilai kinerja manajemen dalam
mengelola suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang profitable akan
memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyebarluaskan informasi
perusahaan, terutama informasi keuangan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kepercayaan para investor terhadap perusahaan tersebut.
Menurut Marston, et al (2004) semakin profitable suatu perusahaan
maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk mengungkapkan
informasi keuangan tambahan, termasuk melakukan praktek IFR sebagai
salah satu sarana untuk menyebarluaskan good news. Karena profitabilitas
yang tinggi merupakan salah satu indikasi bahwa perusahaan tersebut
memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki kinerja
buruk mungkin akan menghindari menggunakan teknik-teknik
pengungkapan sukarela, seperti IFR karena mereka berusaha untuk
menyembunyikan bad news yang ada di perusahaan dan mungkin lebih
memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses laporan penting
perusahaan, seperti laporan keuangan (Prasetya, et al., 2012:153). Dengan
demikian hipotesis yang diajukan:
H3: Tingkat profitabilitas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di
perbankan.
40
4. Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial
Reporting (IFR)
Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat
antara ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara
lain, Asbaugh, et al. (1999) yang menyatakan bahwa hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang
lain, Andrikopoulos (2007) juga menyatakan bahwa Hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan Internet
reporting.
Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena
perusahaan besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap
kepada shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen.
Chariri, et al (2005) agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan
laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan
keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Praktik IFR
dalam penyebarluasan laporan keuangan merupakan usaha untuk
mengurangi besarnya agency cost. Semakin besar ukuran perusahaan maka
besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam banyaknya jumlah saham
yang beredar (Prasetya, et al., 2012:153).
Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan
menyebutkan bahwa, semakin besar ukuran sebuah institusi, semakin baik
praktik IFR yang dilakukan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:
H4: Ukuran perbankan berpengaruh positif terhadap praktik IFR di
perbankan.
41
5. Pengaruh Umur Listing Terhadap Pelaporan Internet Financial
Reporting (IFR)
Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa
perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban
untuk melakukan pelaporan keuangan. Dari peraturan tersebut banyak
perusahaan yang mulai mealukan pelaporan keuangannya bukan hanya yang
bersifat mandatory namun juga pelaporan keuangan yang bersifat voluntary
(Prasetya, et al., 2012:154).
Umur listing diukur dari sejak tahun berdirinya perusahaan tersebut
sehingga saat perusahaan mencatatkan sahamnya di lantai 5 bursa
(Company Listing). Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama
perusahaan bertahan.Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak
informasi yang diperoleh tersebut (Anggraini, et al., 2012:4).
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung
akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum
terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing
di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan
keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan
melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak
hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less
reporting system (Chariri, et al., 2005). Dengan demikian hipotesis yang
diajukan:
42
H5: Umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik IFR di
perbankan.
6. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Pelaporan Internet Financial
Reporting (IFR)
Auditor skala besar memiliki insentif yang lebih kuat menghindari
kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor
skala besar juga lebih cendrung untuk mengungkapkan masalah-masalah
yang ada karena lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Argumen
tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk
mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya. Auditor yang
berkualitas akan dihargai di pasaran dalam bentuk peningkatan permintaan
jasa audit, dengan demikian auditor yang berkualitas akan memiliki reputasi
yang tinggi pula. Reputasi auditor dari KAP (Kantor Akuntan Publik) yang
qualified memberikan keyakinan kepaa investor akan laporan keuangan
yang diauditnya (Anggraini, et al., 2012:4).
Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang memiliki
reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four yaitu Ernst &
Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper.
KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four tersebut dianggap memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli
pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan
dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta
43
memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik (Chariri, et al., 2005).
Dengan demikian hipotesis yang diajukan:
H6: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah
dikemukan di atas, maka kerangka pemikiran digambarkan dalam gambar 2.1
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Sistem Kerangka Pemikiran
Penggunaan Internet Sebagai Media Pelaporan Keuangan Perbankan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik IFR Di Perbankan
Basis Teori: Teori Keagenan Dan Teori Sinyal
Likuiditas (X1)
Solvabilitas (X2)
Profitabilitas (X3)
Ukuran Bank (X4)
Umur Listing (X5)
Reputasi Auditor (X6)
Internet Financial Reporting (IFR) (Y)
Metode Analisis: Regresi
Regresi Logistik
Kesimpulan dan Saran
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel
independen, yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, ukuran bank, umur
listing dan reputasi auditor terhadap variabel dependen, yaitu praktik
International Financial Reporting (IFR). Populasi penelitian ini adalah seluruh
bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, yaitu sumber data
penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Alasan
penggunaan data sekunder antara lain: (1) lebih mudah diperoleh jika
dibandingkan dengan data primer, (2) tidak memakan banyak biaya, (3) data
sekunder berupa laporan keuangan lebih dapat dipercaya karena telah diaudit
oleh akuntan.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sumber data penelitian ini diperoleh dari :
1. Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2008-2011
2. Website dari perbankan
3. Bursa Efek Indonesia (BEI)
4. Berbagai artikel, buku, dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai
sumber.
45
B. Metode Penentuan Sampel
Untuk memudahkan penelitian perlu diterapkan sampel yang
merupakan bagaian dari jumlah populasi dengan memperhatikan keabsahan
dari sampel yang akan diambil. Menurut Sugiyono (2007) menyebutkan bahwa
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki dari populasi
tersebut. Penelitian sampel bersifat purposive sampling yaitu teknik sampling
yang dilakukan oleh peneliti jika mempunyai pertimbangan - pertimbangan
tertentu dalam pengambilan sampelnya. Perusahaan yang dipilih adalah
perusahaan yang memenuhi kriteria - kriteria dibawah ini:
1. Bank yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 - 2011.
2. Perusahaaan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008.
3. Bank memiliki situs resmi sebagai media pelaporan informasi keuangan,
serta tidak sedang dalam perbaikan (under construction) ataupun error
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa
metode:
1. Studi Pustaka
Yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian
terdahulu. Dalam hal ini data diperoleh melalui buku-buku, penelitian
terdahulu, serta sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi
yang dibutuhkan.
46
2. Observasi Website
Perusahaan dengan tahap - tahap:
a. Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam Indonesia
Stock Exchange (IDX) Fact 2011
b. Website perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX Fact, peneliti
menggunakan search engine yang umum digunakan seperti Google.
c. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk
keperluan pengumpulan data.
d. Apabila tidak ditemukan website melalui IDX Fact dan search engine,
maka perusahaan dianggap tidak mempunyai website.
e. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi
keuangan berupa laporan keuangan dianggap melakukan praktek IFR
sedangkan perusahaan yang memiliki atau tidak memiliki website dan
tidak mengungkapkan laporan keuangan di website dianggap tidak
menerapkan IFR.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisa statistik dengan menggunakan software statistik yaitu SPSS 20.
Analisis statistik dalam penelitian ini adalah:
1. Statistik Deskriptif
Sugiyono (2007) menyatakan, statistik deskriptif berfungsi untuk
mendiskripsikan atau member gambaran terhadap obyek yang diteliti
mealaui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
47
analisis dan membuat kesimpulan yang umum. Tujuan pengujian ini adalah
untuk mempermudah pemahaman variabel - variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai maksimum, nilai minimum,
serta standar deviasi.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan
menggunakan regresi logistik (logistic regression), yang variabel bebasnya
merupakan kombinasi antara metric dan non metric (nominal) (Ghozali,
2005) dan tidak memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik pada
variabel bebasnya. Gujarati (2003) menyatakan bahwa regresi logistik
mengabaikan heteroscedasity, artinya variabel terikat tidak memerlukan
homoscedacity untuk masing-masing variabel bebasnya.
Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabel ukuran
bank yang diproxy dengan menggunakan log of total asset, likuiditas yang
diukur dengan Loan to Deposit Ratio, solvabilitas yang diukur dengan
pendekatan Capitas Adequacy Ratio (CAR), profitabilitas yang diukur
dengan Return On Asset (ROA), reputasi auditor yang diproksikan dengan
variabel dummy, umur listing yang diukur dengan selisih antara tahun
observasi laporan keuangan dengan tahun saat dilakukannya Initial Public
Offering (IPO) yang mempengaruhi Internet Financial Reporting (IFR).
48
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dengan logistic
regression (Hidayat, et al. 2011).
a. Jika hasil signifikannya < 0,10 maka H0 diterima
b. Jika hasil signifikannya > 0,10 maka H0 ditolak
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
sebagai berikut:
Ln = + LIK + SOLV + PROF + SIZE + UMUR +
AUDIT + e
Keterangan:
Ln : Dummy Variable, kategori 1 untuk perusahaan IFR dan
kategori 0 untuk perusahaan non – IFR
α : Konstanta
LIK : Likuiditas (Loan to Deposit Ratio)
SOLV : Solvabiltas (Capital Adequact Ratio)
PROF : Profitabilitas (Return On Asset)
SIZE : Ukuran bank (Log Of Total Asseti)
UMUR : Umur listing
AUDIT : Reputasi audior, Dummy variable untuk reputasi auditor,
kategori 1 untuk KAP yang termasuk BIG FOUR dan kategori
0 untuk KAP NON BIG FOUR
e : Error
49
Berdasarkan tujuan penelitian yang diteliti, analisis yang digunakan
menggunakan regresi logistik. Adapun langkah dalam regresi logistik:
a. Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan hosmer
and lemeshow’s goodness of fit test model. Model ini untuk menguji
hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit
(Ghozali, 2011).
Hasil ini berarti ada perbedaan signifikasi model dengan nilai
observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak
dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik hosmer and
lemeshow’s goodness of fit test model sama dengan atau kurang dari 0,05
maka hipotesis nol ditolak. Jika nilai statistik hosmer and lemeshow’s
goodness of fit test model lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak
dapat ditolak dan berarti model dapat memprediksi nilai observasinya
atau dapat dikatakan bahwa model dapat diterima karena sesuai dengan
data observasinya.
b. Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test)
Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan
telah fit atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah
(Ghozali, 2011):
H0 : Model yang dihipotesis fit dengan data
H1 : Model yang dihipotesis tidak fit dengan data
50
Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka H0 harus
diterima. Statistik yang digunakan berdasarkan likelihood. likelihood L
dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan
menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L
ditransformasikan menjadi -2 Log L. Output SPSS memberikan dua nilai
-2 Log L yaitu satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta saja
dan satu model dengan konstanta serta tambahan bebas (Ghozali,2011).
Adanya pengurangan nilai antara -2 Log L awal dengan nilai -2
Log L pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011). Log likelihood pada
regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of square error”pada
model regresi sehingga penurunan model log likelihood menunjukkan
model regresi yang semakin baik.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel - variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011).
51
d. Tabel Klasifikasi
Tabel klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going
concern pada auditee. Tabel klasifikasinya menghitung estimasi yang
benar (correct) dan salah (incorrect) (Ghozali 2011).
e. Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi.
Koefisien regresi dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan
bentuk hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai
probabilitas (sig). Apabila terlihat angka probabilitas hasil perhitungan
pada kolom sig di keluaran variable in equation lebih kecil dari 0,10
maka signifikan secara statistik (Hidayat dan Istiadah, 2011).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007) variabel penelitian adalah sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut. Berikut ini variabel - variabel yang
akan dioperasionalkan dalam penelitian ini selengkapnya sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (X1)
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. dengan kata lain
dapat membayar kembali pencarian dana deposannya pada saat ditagih serta
dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio
52
ini semakin likuid bank tersebut. Untuk mengukur rasio likuiditas ada
berbagai cara, salah satunya dengan loan deposit to ratio. Menurut
Dendawijaya (2005) Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa
jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang
dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko
apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana
tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila
bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum
pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Variabel
ini diukur dengan menggunakan rumus, yaitu:
LDR = x 100%
2. Rasio Solvabilitas (X2)
Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan
untuk membayar semua utangnya, baik dalam keadaan perusahaan masih
berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi. Solvabilitas suatu perusahaan
dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva.
Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam dalam
menjalankan aktivitasnya, selain itu juga merupakan ukuran kemampuan
bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Dalam
penelitian ini alat untuk mengukur rasio sovabilitas adalah dengan Capital
53
Adequacy Ratio (CAR). Capital adequacy ratio (CAR) merupakan salah
satu rasio perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan
permodalan yang ada di suatu bank untuk menutup kemungkinan kerugian
didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Untuk
menghitung rasio ini perlu terlebih dahulu utntuk mengetahui besarnya
estimasi resiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan resiko yang
akan terjadi dalam perdagangan surat berharga. Variabel ini diukur dengan
menggunakan rumus, yaitu:
CAR = x 100%
3. Rasio Profitabilitas (X3)
Maksud untuk menghitung rasio profitabilitas suatu bank adalah
untuk mengukur tingkat efisiensi suatu usaha dan profitabilitas yang dicapai
oleh bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini rasio yang dibahas dalam
rasio profitabilitas adalah Return On Assets (ROA). Rasio ini
menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan
manajerial efisiensi secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai rasio ini,
semakin efektif pula pengelolaaan aktiva perusahaan. Variabel ini diukur
dengan menggunakan rumus, yaitu:
ROA= X 100%
54
4. Ukuran Bank (X4)
Lembaga keuangan dengan ukuran besar cenderung untuk
mengungkapkan informasi perusahaan di internet daripada lembaga
keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Teori keagenan mendukung
hipotesis ini karena dalam teori keagenan dikatakan bahwa bank-bank besar
mengalami asimetri informasi lebih tinggi antara manajer dan pemegang
saham daripada bank-bank kecil. Dalam, Cinca et al. (2006) mengatakan
bahwa solusi terletak pada pengungkapan informasi yang lebih lanjut pada
bank yang lebih besar. Biaya politik atau teori peraturan pemerinta (Cinca,
et al. 2006) mendukung hipotesis ini karena dalam teori peraturan
pemerintah disebutkan bahwa perusahaan besar mengalami tekanan politik
yang memaksa mereka untuk mengungkapkan informasi lebih lanjut. Dalam
Cinca, et al. (2006) menunjukkan bahwa pengungkapan informasi
perusahaan, baik wajib dan sukarela, mengurangi biaya politik. Hubungan
positif antara pengungkapan perusahaan, baik sukarela atau wajib, dan
ukuran perusahaan telah diuji secara empiris dalam banyak pemelitian.
Ashbaugh, et al. (1999) juga menemukan ukuran yang memainkan peran
penting dalam pengungkapan perusahaan di internet.
Dalam penelitian ini, ukuran perbankan diukur dengan logaritma
natural dari total aset bank. Total aset merupakan jumlah aset yang dimiliki
oleh bank dalam periode satu tahun pelaporan keuangan.
55
5. Umur Listing (X6)
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung
akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum
terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing
di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan
keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan
melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak
hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less
reporting system. Umur listing perusahaan diukur dengan menggunakan
selisih antara tahun observasi laporan keuangan dengan tahun saat Initial
Public Offering (IPO).
6. Reputasi Auditor (X7)
Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi
merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan
dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan
informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan
meningkatkan citra perusahaan dan mendorong perusahaan untuk
menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang
kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya.
Reputasi auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan
melihat apakah KAP tersebut berafiliasi dengan KAP Big Four atau tidak.
Kode 1 untuk KAP Big Four dan kode 0 untuk KAP Non Big Four. KAP
yang termasuk dalam KAP Big Four adalah Ernst & Young, Deloiitte
Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper.
56
7. Internet Financial Reporting (IFR) (Y)
Internet Financial Reporting adalah suatu cara yang dilakukan
perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet,
yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan. Literatur akuntansi yang ada
menyatakan bahwa IFR dikenal sebagai pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure), bukan karena isi pengungkapannya tetapi karena alat yang
digunakan.
Dalam penelitian ini IFR merupakan variabel dependen yang diukur
dengan menggunakan angka dummy. Cara pemberian kode dummy
umumnya menggunakan kategori yang dinyatakan dengan angka 1 (included
group) atau 0 (excluded group). Kode 1 untuk perusahaan IFR dan kode 0
untuk perusahaan non-IFR.
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Gambaran umum objek penelitian menyajikan prosedur pemilihan
sampel dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini.
Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2008 sampai dengan 2011. Perusahaan
sektor perbankan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1
Januari 2009 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa
Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini adalah ingin
melihat pengaruh kinerja keuangan, ukuran perbankan, umur listing,
reputasi auditor terdapat internet financial reporting.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive
sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
untuk perusahaan manufaktur tampak dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
58
Tabel 4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan Perbankan
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan 2011.
31
2 Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI setelah tanggal 31 Desember 2008
(4)
3 Perusahaan perbankan yang delisting setelah tanggal 1 Januari 2008
(1)
4 Perusahaan yang tidak melaporkan laporan audit (1)
5 Bank yang memiliki situs resmi sebagai media pelaporan informasi keuangan, serta tidak sedang dalam perbaikan (under construction) ataupun error
(0)
Total Sampel 25 Sumber: data diolah
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio profabilitas, ukuran perbankan, umur listing dan
reputasi auditor) terhadap internet financial reporting.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas
elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 20.0 untuk
memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel
yang diteliti. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan
penentuan sampel dengan metode purposive sampling atau penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu pada perusahaan perbankan pada
periode 2008 - 2011 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam
59
penelitian ini adalah bank yang memiliki situs resmi sebagai media
pelaporan informasi keuangan, serta tidak sedang dalam perbaikan (under
construction) ataupun error.
Tabel deskriptif menjelaskan variabel - variabel independen yaitu,
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profabilitas, ukuran perbankan,
umur listing, reputasi auditor dan Variabel dependen internet financial
reporting (IFR). Dan data yang akan diolah adalah data laporan tahunan
periode 2008 - 2011.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 100 data
observasi untuk perusahaan perbankan yang berasal dari perkalian antara
periode penelitian 4 tahun dari tahun 2008 sampai 2011 dengan jumlah
perusahaan sampel 25 perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data mengenai
statistik deskriptif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IFR 100 0 1 .90 .302 LIK 100 .3955 1.2371 .767727 .1578587 SOLV 100 -.3962 .4648 .169020 .0868368 PROF 100 -1.3035 .2050 .005249 .1352284 SIZE 100 3.13 5.74 4.3690 .75970 UMUR 100 1 29 10.94 7.031 AUDIT 100 0 1 .67 .473 Valid N (listwise) 100
Sumber: data diolah
Tabel di atas menunjukkan statistik deskriptif masing-masing
variabel penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio likuiditas menunjukkan
nilai minimum sebesar 0,3955, terlihat pada Bank Victoria International
pada tahun 2010, Tbk hal ini membuktikan bahwa Bank Victoria
60
International memiliki rasio likuiditas yang buruk, sehingga Bank Victoria
Tbk memiliki kemampuan menyediakan dana kepada debitur pada tahun
2010 kurang baik. Nilai maksimum sebesar 1,2371 dengan rata-rata
sebesar 0,767727 terlihat pada Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk, hal ini
membuktikan bahwa Bank Himpunan Saudara memiliki likuiditas yang
baik dan standar deviasi 0,1578587. Hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap rasio solvabilitas menunjukkan nilai minimum
sebesar -0,3962, terlihat pada PT. Bank Century, Tbk di tahun 2008, hal
ini terjadi karena pada tahun tersebut banyak nasabah yang tidak dapat
menarik dana simpanannya pada Bank Century sehingga terjadi rush.
Nilai maksimum sebesar 0,4648 terlihat pada PT. Bank QNB Kesawan,
Tbk,pada tahun 2011. Peningkatan rasio solvabilitas yang terjadi pada
bank tersebut terjadi setelah mendapat suntikan dana dari Qatar National
Bank dengan membeli saham Bank Kesawan sebanyak 70% pada akhir
2011 dan rata-rata sebesar 0,169020 serta standar deviasi 0,0868368.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio
profabilitas menunjukkan nilai minimum sebesar -1,3035 terlihat pada PT.
Bank Century, Tbk pada tahun 2008, dimana pada tahun tersebut terjadi
rush pada bank tersebut sehingga rasio profitabilitas pada bank tersebut
terbilang sangat kecil. Nilai maksimum sebesar 0,2050 terlihat pada PT.
Bank Mandiri, Tbk pada tahun 2010, hal ini menunjukan bahwa bank
tersebut memiliki tingkat efisiensi perusahaan dalam memperoleh laba dan
rata-rata 0,005249 serta standar deviasi 0,1352284.
61
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
ukuran perbankan menunjukkan nilai minimum sebesar 3,13 terlihat pada
PT. Bank Of India Indonesia, Tbk pada tahun 2008, hal ini menunjukan
bahwa bank tersebut memiliki aset yang tergolong kecil. Nilai maksimum
sebesar 5,74 terlihat pada PT. Bank Mandiri, Tbk pada tahun 2011,
dimana pada tahun tersebut Bank Mandiri memiliki jumlah aset paling
besar diantara bank lainnya dan rata-rata 4,3690 serta standar deviasi
0,75970. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
umur listing menunjukkan nilai minimum sebesar 1. Nilai tersebut
menunjukan bahwa bank baru berumur satu tahun terdafta pada Bursa
Efek Indonesia (BEI), bank tersebut, antara lain PT Bank Capital
Indonesia, Tbk, PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk dan PT. Bank Windu
Kentjana Intersional, Tbk, dimana ketiga bank tersebut baru terdaftar pada
tahun 2007. Nilai maksimum sebesar 29 terlihat pada PT. Pan Indonesia
Bank, Tbk yang sudah listing sejak tahun 1982 dan rata-rata 10,94 serta
standar deviasi 7,031.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
reputasi auditor menunjukkan nilai minimum sebesar 0 menunjukan
reputasi auditor yang tidak tergolong dalam kategori big four, sedangkan
nilai maksimum sebesar 1 menunjukan reputasi auditor yang tergolong big
four dan rata-rata 0,67 serta standar deviasi 0,473. Dan untuk variabel
dependen yang berupa internet financial reporting (IFR) menunjukkan
nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata
sebesar 0,90 dan standar deviasi 0,302.
62
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Analisis regresi logistik dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi logistik dengan tipe regresi logistik biner. Regresi biner digunakan
untuk memprediksi besarnya variabel tergantung atau variabel keluaran yang
merupakan variabel biner dengan menggunakan variabel berskala interval yang
sudah diketahui. Variabel biner adalah data dengan skala nominal (kategorial)
yang hanya terdiri dari dua kemungkinan (Sarwono dan Budiono, 2012).
Dalam penelitian ini untuk perusahaan perbankan variabel dependen
(respons) Y bertipe kategorial atau dua pilihan yaitu: non internet financial
reporting (IFR) = 0 dan internet financial reporting (IFR) = 1. Keterangan ini
dapat dilihat dalam tabel identifikasi data:
Tabel 4.3 Identifikasi Data
Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value Non Internet Financial Reporting 0 Internet Financial Reporting 1
Sumber: data diolah
Dalam penelitian ini jumlah data yang diproses sebanyak 100 atau
N=100. Untuk melihat kelengkapan daya yang diproses dalam penelitian ini
dan tidak adanya missing case ditunjukkan pada tabel Case Processing
Summary sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Yang Diproses
Case Processing Summary Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 100 100.0 Missing Cases 0 .0 Total 100 100.0
Unselected Cases 0 .0 Total 100 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Sumber: data diolah
63
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik
dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011):
a. Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini untuk menguji hipotesis
nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara
model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai
statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau
kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak, hal ini berarti ada perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit
model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai
observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of
Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan bahwa model dapat diterima karena sesuai dengan data
observasinya (Ghozali, 2011).
Tabel 4.5 Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 .990 8 .998
Sumber: data diolah Untuk menguji kelayakan model regresi kita menggunakan angka
probabilitas pada bagian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test.
Dari output yang diperoleh nilai Chi-square sebesar 0,990 dengan
probabilitas 0,998 atau lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka model dapat
disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.
64
b. Hasil Uji Overall Model Fit
Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan -2LogL
pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model dihipotesiskan fit
dengan data (Ghozali, 2011). Log likelihood mirip dengan pengertian
“sum of square error” pada model regresi, sehingga penurunan model
log likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik.
Untuk melihat model yang lebih baik untuk memprediksi
kemungkinan terjadinya internet financial reporting pada perusahaan
perbankan menggunakan nilai -2 log likelihood. Dari hasil perhitungan
terjadi penurunan nilai -2 log likelihood pada blok pertama (block
number = 0) yaitu nilai -2 log likelihood sebesar 68,780 seperti yang
terlihat pada tabel 4.6 dibanding -2 log likelihood pada blok kedua (block
number = 1) yaitu nilai -2 log likelihood sebesar 60,192 seperti yang
terlihat pada tabel 4.7. Hasil ini memberikan simpulan bahwa model
regresi kedua lebih baik dari pada regresi model pertama dalam
memprediksi pengungkapan internet financial reporting.
Tabel 4.6
Hasil Uji Overall Model Fit (Block Number = 0)
Iteration Historya,b,c Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 68.780 1.600 2 65.130 2.086 3 65.017 2.193 4 65.017 2.197 5 65.017 2.197
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 65.017 c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: data diolah
65
Tabel 4.7 Hasil Uji Overall Model Fit
(block number = 1) Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients Constant LIK SOLV PROF SIZE UMUR AUDIT
Step 1
1 60.192 .945 -.783 -1.824 .625 .289 -.012 .640 2 49.415 .153 -1.423 -3.347 1.123 .803 -.043 1.169 3 44.754 -2.717 -1.654 -3.995 1.345 1.812 -.109 1.442 4 42.080 -7.604 -1.692 -4.055 1.489 3.387 -.209 1.592 5 41.296 -11.181 -1.769 -4.450 1.855 4.569 -.280 1.884 6 41.212 -12.475 -1.803 -4.837 2.155 5.004 -.303 2.080 7 41.210 -12.665 -1.809 -4.914 2.214 5.069 -.306 2.116 8 41.210 -12.669 -1.809 -4.916 2.216 5.070 -.306 2.117 9 41.210 -12.669 -1.809 -4.916 2.216 5.070 -.306 2.117
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 65.017 d. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: data diolah
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik
pada perusahaan perbankan ditunjukkan oleh nilai nagelkerke R square
yang merupakan modifikasi dari koefisien cox & snell R square untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampa 1. Nilai nagelkerke R
square adalah sebesar 0,443 yang berarti variabilitas variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 44,3 %.
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Cox & Snell R Square dan Negelkerke R Square
Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R
Square 1 41.210a .212 .443 a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: data diolah
66
d. Hasil Uji Tabel Klasifikasi
Menurut prediksi, perusahaan yang mengungkapkan internet
financial reporting adalah 100 perusahaan sedangkan hasil observasi
menunjukkan hanya 90 perusahaan, jadi ketepatan klasifikasi yang
diamati untuk perusahaan yang mengungkapkan internet financial
reporting sebesar 98,9% (89/90), sedangkan prediksi untuk perusahaan
non internet financial reporting adalah 100 perusahaan dan hasil
observasinya hanya 10 perusahaan, maka ketepatan prediksi klasifikasi
yang diamati untuk perusahaan non internet financial reporting sebesar
secara keseluruhan ketepatan klasifikasi sebesar 10,0% (1/10).
Tabel 4.9 Hasil Uji Klasifikasi
Classification Tablea Observed
Predicted IFR Percentage
Correct Non Internet Financial Reporting
Internet Financial Reporting
Step 1 IFR
Non Internet Financial Reporting 1 9 10.0
Internet Financial Reporting 1 89 98.9
Overall Percentage 90.0 a. The cut value is .500
Sumber: data diolah
e. Hasil Matriks Klasifikasi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan
antara nilai probabilitas (sig). Apabila terlihat angka signifikan lebih
kecil dari 0,10 maka koefisien regresi adalah signifikan pada tingkat 10
% maka berarti H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel
bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat.
67
Analisis uji regresi iniuntuk menguji seberapa jauh semua variabel
terikat. Hasil koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan
nilai probabilitas (sig) pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Data
Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a
LIK -1.809 2.458 .542 1 .462 .164 SOLV -4.916 5.646 .758 1 .384 .007 PROF 2.216 4.527 .240 1 .625 9.167 SIZE 5.070 2.174 5.439 1 .020 159.176 UMUR -.306 .140 4.802 1 .028 .736 AUDIT 2.117 1.213 3.046 1 .081 8.307 Constant -12.669 7.573 2.798 1 .094 .000
a. Variable(s) entered on step 1: LIK, SOLV, PROF, SIZE, UMUR, AUDIT. Sumber: data diolah
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan
model berikut ini:
Ln = + LIK + SOLV + PROF + SIZE + UMUR +
AUDIT +
Ln = - 12,669 - 1,809 LIK – 4,916 SOLV + 2,216 PROF + 5,070
SIZE - 0,306 UMUR + 2,117 AUDIT +
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi
No Hipotesis Hasil Uji Signifikansi 1 Rasio likuiditas berpengaruh terhadap
pengungkapan internet financial reporting.
Tidak Didukung
2 Rasio solvabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting.
Tidak didukung
3 Rasio profabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting.
Tidak didukung
68
Tabel 4.11 (Lanjutan)
No Hipotesis Hasil Uji Signifikansi 4 Ukuran bank berpengaruh terhadap
pengungkapan internet financial reporting.
Didukung
5 Umur listing berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting.
Didukung
6 Reputasi auditor berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting.
Didukung
Sumber: Data skunder yang diolah 1) Tingkat Likuiditas Bank Tidak Berpengaruh Terhadap
Pengungkapan Internet Financial Reporting
Hasil menunjukkan bahwa variabel rasio likuiditas yang
diproksikan dengan Z”score tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti
empiris bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah
0,462 lebih besar dari 0,10 artinya bahwa H1 ditolak, hasil sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Permata Sari (2011),
dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Praktik Penerapan Internet Financial Reporting (IFR)
Pada Perbankan Di Indonesia”. Metode yang digunakan menggunakan
analisis parsial least square (PLS). Hasil penelitian menyatakan
bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap IFR dan ukuran
perbankan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IFR (Internet
Financial Reporting). Namun, penelitian tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti
69
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi internet financial reporting
dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa
hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan
umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di
perusahaan. Ketidaksesuaian penelitian yang dilakukan oleh Chariri,
et al. (2005), karena adanya perbedaan objek penelitian yaitu pada
penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur sedangkan
penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan.
2) Tingkat Solvabilitas Bank Tidak Berpengaruh Terhadap
Pengungkapan Internet Financial Reporting
Hasil menunjukkan bahwa variabel rasio solvabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan internet
financial reporting. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi
(sig) dari variabel tersebut adalah 0,384 lebih besar dari 0,10 artinya
bahwa H2 ditolak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Al-Shammari (2007), dalam penelitianya yang
berjudul “Determinants Of Internet Financial Reporting By Listed
Companies On The Kuwait Stock Exchange”. Metode yang digunakan
adalah menggunakan regresi logistik, hasil penelitian menyatakan
bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis
industri berhubungan dengan praktik IFR, sedangkan leverage,
company age, ownership structure tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan IFR.
70
Hasil didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh
Luciana Spica Almalia (2008), dalam penelitiannya yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet
Financial And Sustainability Reporting”. Metode yang digunakan
menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan
bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar
berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan
asing dan kepemilikan publik tidak berpengaruh.
3) Tingkat Profitabilitas Bank Tidak Berpengaruh Terhadap
Pengungkapan Internet Financial Reporting
Hasil menunjukkan bahwa variabel rasio profitabilitas pada
perusahaan perbankan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris
bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,625 lebih
besar dari 0,10 artinya bahwa H3 ditolak.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo
(2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran
perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan
melalui website perbankan di Indonesia. Sedangkan rasio profabilitas
dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi
keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia.
Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari
71
(2007) dalam penelitianya yang berjudul company size, leverage,
liquidity, profitability, company age, ownership structure, industry,
auditing firm and internationality. Hasil penelitian menyatakan bahwa
ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri
berhubungan dengan Praktik IFR, sedangkan company age, ownership
structure, industry tidak berhubungan terhadap Praktik IFR.
4) Ukuran Bank Berpengaruh Positif Terhadap Pengungkapan
Internet Financial Reporting
Hasil menunjukkan bahwa variabel ukuran bank pada
perusahaan perbankan berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris
bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,020 lebih
kecil dari 0,10 artinya bahwa H4 diterima.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo
(2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran
perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan
melalui website perbankan di Indonesia. Sedangkan rasio profabilitas
dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi
keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia.
Penelitian lain juga mendukung hasil penelitian yang
menyatakan bahwa ukuran perbankan berpengaruh penelitain yang
mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2008),
72
dalam penelitianya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial And
Sustainability Reporting”. Metode yang digunakan menggunakan
regresi linier berganda. Hasil penelitianya menyatakan bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh
terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan
kepemilikan publik tidak berpengaruh.
5) Umur Listing Berpengaruh Negatif Terhadap Pengungkapan
Internet Financial Reporting
Hasil menunjukkan bahwa variabel umur listing pada
perusahaan perbankan berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris
bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,028 lebih
kecil dari 0,10 artinya bahwa H5 diterima.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et
al. (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi
internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian
ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas,
solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh
signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan.
73
6) Reputasi Auditor Berpengaruh Positif Terhadap Pengungkapan
Internet Financial Reporting
Hasil menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor pada
perusahaan perbankan berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris
bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,081 lebih
besar dari 0,10 artinya bahwa H6 diterima.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et
al. (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi
internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian
ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas,
solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh
signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan. Hasil diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari (2007) dalam
penelitiannya yang berjudul company size, leverage, liquidity,
profitability, company age, ownership structure, industry, auditing
firm and internationality. Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran
perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan
dengan Praktik IFR, sedangkan company age, ownership structure,
industry tidak berhubungan terhadap Praktik IFR.
74
C. Analisis
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik ditemukan beberapa hasil
analisa yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengaruh Tingkat Likuiditas Bank Terhadap Pengungkapan Internet
Financial Reporting
Hasil penelitian menyatakan bahwa rasio likuiditas tidak
berpengaruh dan negatif terhadap pengungkapan internet financial
reporting. Hal ini membuktikan bahwa rasio likuiditas tidak mempengaruhi
bank dalam mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya
likuiditas maka semakin rendah pengungkapan laporan keuangan. Hal ini
membuktikan bahwa bahwa bank yang memiliki rasio likuiditas yang
rendah tetap melaporkan laporan keuangan di website perusahaanya.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Permata
Sari (2011), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Praktik Penerapan Internet Financial Reporting (IFR) Pada
Perbankan Di Indonesia”. Metode yang digunakan menggunakan analisis
parsial least square (PLS). Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja
keuangan tidak berpengaruh terhadap IFR dan ukuran perbankan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap IFR (Internet Financial Reporting).
Namun, penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Chariri, et al (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang
memperngaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas,
75
solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan
terhadap praktik IFR di perusahaan. Ketidaksesuaian penelitian yang
dilakukan oleh Chariri, et al. (2005), karena adanya perbedaan objek
penelitian yaitu pada penelitian terdahulu menggunakan perusahaan
manufaktur sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan
dan adanya perbedaan objek dan waktu (periode) penelitian.
2. Pengaruh Tingkat Solvabilitas Bank Terhadap Pengungkapan Internet
Financial Reporting
Hasil penelitian menyatakan bahwa rasio solvabilitas tidak
berpengaruh dan negatif terhadap pengungkapan internet financial
reporting. Hal ini membuktikan bahwa rasio solvabilitas tidak
mempengaruhi bank dalam mengungkapkan laporan keuangan serta
semakin tingginya solvabilitas maka semakin rendah pengungkapan laporan
keuangan. Hal ini membuktikan bahwa bank yang memiliki kemampuan
yang rendah dalam membayar hutangnya baik dalam keadaan perusahaan
masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi tetap melaporkan laporan
keuanganya di website.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari
(2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Determinants Of Internet
Financial Reporting By Listed Companies On The Kuwait Stock Exchange”.
Metode yang digunakan adalah menggunakan regresi logistik, hasil
penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor,
likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan Praktik IFR, sedangkan
76
leverage, company age, ownership structure tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan IFR.
Hasil didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Luciana
Spica Almalia (2008), dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial And
Sustainability Reporting”. Metode yang digunakan menggunakan regresi
linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh terhadap praktik
IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan kepemilikan publik tidak
berpengaruh. Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan penelitian
sebelumnya karena adanya perbedaan objek dan waktu (periode) penelitian.
3. Pengaruh Tingkat Profitabilitas Bank Terhadap Pengungkapan
Internet Financial Reporting
Hasil penelitian menyatakan bahwa rasio profitabilitas tidak
berpengaruh dan positif terhadap pengungkapan internet financial
reporting. Hal ini membuktikan bahwa rasio profitabilitas tidak
mempengaruhi bank dalam mengungkapkan laporan keuangan serta
semakin tingginya profitabilitas maka semakin tinggi pengungkapan laporan
keuangan. Hal ini membuktikan bahwa bank yang memiliki rasio
profitabilitas yang rendah tetap melaporkan laporan keuanganya di website
karena bank listing di bursa efek indonesia memiliki kewajiban dalam
melaporkan laporan keuanganya.
77
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2012)
menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran perbankan dan
status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat
pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website
perbankan di Indonesia. Sedangkan rasio profabilitas dan leverage tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan
melalui website perbankan di Indonesia. Diperkuat dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Al-Shammari (2007) dalam penelitianya yang berjudul
company size, leverage, liquidity, profitability, company age, ownership
structure, industry, auditing firm and internationality. Hasil penelitian
menyatakan bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis
industri berhubungan dengan Praktik IFR, sedangkan company age,
ownership structure, industry tidak berhubungan terhadap Praktik IFR.
Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya karena
adanya perbedaan objek dan waktu (periode) penelitian.
4. Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Pengungkapan Internet Financial
Reporting
Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran bank berpengaruh dan
positif terhadap pengungkapan internet financial reporting. Hal ini
membuktikan bahwa ukuran bank mempengaruhi bank dalam
mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya ukuran bank
maka semakin tinggi pengungkapan laporan keuangan. Hal ini
memnbuktikan bahwa semakin besarnya ukuran suatu bank, maka akan
78
semakin luas pengungkapan laporan keuangan di website untuk menarik
investor.
Hal ini membuktikan bahwa bank yang memiliki aset besar akan
lebih luas dalam mengungkapkan laporan keuanganya. Hasil sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2012) menemukan faktor lain
yang berpengaruh yakni, ukuran perbankan dan status listing berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi
keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia.
Sedangkan rasio profabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website
perbankan di Indonesia.
Penelitian lain juga mendukung hasil penelitian yang menyatakan
bahwa ukuran perbankan berpengaruh penelitain yang mendukung adalah
penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2008), dalam penelitianya yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela
Internet Financial And Sustainability Reporting”. Metode yang digunakan
menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan
bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar
berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing
dan kepemilikan publik tidak berpengaruh.
79
5. Pengaruh Umur Listing Terhadap Pengungkapan Internet Financial
Reporting
Hasil penelitian menyatakan bahwa umur listing berpengaruh dan
negatif terhadap pengungkapan internet financial reporting. Hal ini
membuktikan bahwa umur listing mempengaruhi bank dalam
mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya umur listing
maka semakin rendah pengungkapan laporan keuangan. Hal ini
membuktikan bahwa bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
masih tergolong muda. Hal ini membuktikan bahwa semakin lamanya umur
listing suatu bank maka akan semakin rendah dalam melaporkan laporan
keuangan pada website. Karena bank yang memiliki umur listing lebih lama
telah memiliki kepercayaan dari nasabahnya.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al.
(2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet
financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas,
reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap
praktik IFR di perusahaan.
6. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Pengungkapan Internet
Financial Reporting
Hasil penelitian menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh dan
positif terhadap pengungkapan internet financial reporting. Hal ini
membuktikan bahwa reputasi auditor mempengaruhi bank dalam
80
mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya reputasi auditor
maka semakin tinggi pengungkapan laporan keuangan. Hasil sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti analisis
faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam
website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya
ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing
yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan. Hal ini
membuktikan semakin baiknya reputasi auditor, maka bank akan
melaporkan laporan keuanganya di website, karena bank yang diaudit oleh
KAP yang memiliki reputasi yang baik akan meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan dari bank tersebut.
Hasil diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari
(2007) dalam penelitiannya yang berjudul company size, leverage, liquidity,
profitability, company age, ownership structure, industry, auditing firm and
internationality. Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan,
reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan Praktik
IFR, sedangkan company age, ownership structure, industry tidak
berhubungan terhadap Praktik IFR.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas,
solvabilitas, profitabiltas, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor
berpengaruh terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR).
Populasi dalam peneltian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih secara purposive sampling dengan periode waktu 4 tahun
dari tahun 2008 hingga 2011.
Penelitian ini dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan
model regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan berdasarkan pengujian
regresi logistik ditemukan bahwa tingkat likuiditas bank tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting
(IFR), tingkat solvabilitas bank tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR) dan tingkat profitabilitas
bank tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet
Financial Reporting (IFR), Sedangkan ukuran perbankan berpengaruh positif
secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting
(IFR), umur listing berpengaruh negatif secara signifikan terhadap penerapan
praktik Internet Financial Reporting (IFR) dan reputasi auditor berpengaruh
positif secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial
Reporting (IFR).
82
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dtemukan bahwa variabel yang
berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting (IFR) adalah
ukuran perbankan dan umur listing, sedangkan variabel rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap
internet financial reporting (IFR). Dengan hasil penelitian tersebut maka dapat
dibuat suatu implikasi sebagai berikut:
1. Bagi literatur teoritis perbankan, khususnya bagi para akademisi dapat
mejadi referensi tambahan dalam memahami faktor-faktor apa saja yang
menjadi pengruh bagi perbankan dalam melakukan pelaporan keuangan
melalui internet bahwa analisis kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap
pelaporan keuangan melalui internet. Pelaporan keuangan melalui internet
juga bersifat sukarela yang merupakan cara bagi perbankan dalam
menyampaikan keadaan keuangannya kepada para pengguna laporan
keuangan.
2. Bagi para praktisi perbankan, dapat menjadi acuan dasar untuk mngetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet dan
dapat menganalisis hal-hal tertentu yang dapat mempengaruhi pelaporan
keunagan melalui internet. Bagi para praktisi juga dapat melihat apakah ada
manfaat yang timbul dari pelaporan keuangan melalui internet.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian
yang berkaitan mengenai pelaporan keuangan melalui internet sehingga
bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.
83
C. Saran
Hasil menyatakan bahwa ukuran perbankan dan umur listing
berpengaruh terhadap internet financial reporting (IFR), dengan demikian
peneliti akan memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya:
1. Indikator penelitian ini dapat ditambah seperti status listing, umur bank dan
rasio-rasio keuangan lainnya, sehingga hasil penelitian dapat lebih
memprediksi faktor yang mempengaruhi pemberian pelaporan keuangan
melalui internet
2. Sampel perbankan yang digunakan keseluruhan perusahaan perbankan yang
berada di Indonesia
3. Periode pengamatan lebih dari empat tahun sehingga dapat melihat
kecenderungan pelaporan keuangan melalui internet dalam jangka panjang.
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdelsalam, O.H., S. M., Bryant, dan D. L. Street. “An Examination of theComprehensiveness of Corporate Internet Reporting Provided bLondon- Listed Companies”. Journal of International AccountingReasearch. Vol. 6 (2). Hal. 1- 33. 2007.
Achmad, T., dan Kusuno. “Analisis Rasio-Rasio Keuangan Sebagai Indikator Dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan Indonesia”. Media Indonesia dan Bisnis. Vol XV (1). Hal 54-75. 2003.
Afif, Faisal. “Strategi Dan Operasional Bank”. PT Eresco: Bandung. Hal 195. 1996.
Agyei-Mensah, Ben Kwame. “Corporate Financial Reporting: Firm Characteristics And The Use Of The Internet As A Medium Of Communication By Listed Firms In Ghana”. Swiss Management Center University. 2011.
Almilia, Luciana Spica. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial And Sustainability Reporting”. JAAI. Volume 12:2. Hal 117-131. 2008.
Al-Shammari, Bader. “Determinants of International Financial Reporting By Listed Companies On The Kuwait Stock Exchange”. Journal of Business and Economics. 2007.
Andrikopoulos, Andreas. “Financial Reporting Practices On The Internet:The Case Of Companies Listed In The Cyprus Stock Exchange”. Panteion University of Social and Political Sciences, Department of International and European Studies, Athens, Greece. 2007.
Anggraini, Yulia, et,.al, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Terhadap Internet (Internet Financial Reporting) Dalam Website Perusahaan”, Jurnal Akuntansi, 2012
84
Ashbaugh, H., K. Johnstone, dan T. Warfield. “Corporate Reporting On The Internet”. Accounting Horizons. Vol 13(3). Hal 241-257. 1999.
Bastian, Indra dan Suharjono. “Akuntansi Perbankan”. Salemba Empat: Jakarta. 2006.
Belkaoui dan Ahmed Riahi, “Teori Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2006
Belkaoui, A dan Kahl. “A Corporate Financial Disclosure In Canada”. Research Monograph. No. 1. Canadian Certified General Accountants Association. 1978.
Bergevin, Pete. In Thomas Sigel (ed), “Financial Statement Analysis: An Intregrated Approach”. Upper Saddle River, Prentice Hall: New Jersey. 2002.
Chariri, Anis dan Lestari, Hanny Sri. “Analisis Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Di Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2005.
Chen, Y. dan Hasan, I. “The transparency of the banking system and the efficiency of information-based bank runs”, Journal Of Financial Intermediation. Volume 15. Hal 307-331. 2006.
Cinca, C.S., Y, F, Callen dan B,G, Nieto. “Online Reporting By Banks: A Structural Modelling Approach”. Online Information Review. Volume 31. 2007.
Damodar, N, Gujarati. “Basic Econometrics”. Mcgraw-Hill: New York. 2003.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ghalian Indonesia: Jakarta. 2005.
Djarwanto. “Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan”, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi: Yogyakarta. 2004.
Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Concept (SFAC) No. 1.
85
Gallagher, Timothy, J dan Andrew, Joseph, D. “Financial Management Principles And Practice”. Pearson Education Inc. New jersey. 2003.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2011.
Haryanto, Edy. “Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran”. Bumi Aksara: Jakarta. 2008.
Hidayat, Taufik dan Nina, Istiadah. “Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19
Untuk Mengelola Data Statistika”. Mediakita: Jakarta. 2011. Jensen, M, C dan Meckling, W, H. “Theory Of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost And Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. Vol. 3. Hal 305 – 360. 1976.
Kasmir. “Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya”. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 2004.
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 Tanggal 17 Januari 1996.
Khan, Tehmina. “Financial Reporting Disclosure On The Internet: AnInternational Perspective”. Faculty of Business and Law School ofAccounting, Victoria University, Australia. 2006.
Lai, Syou-Ching., Lin, Cecilia., Lee, Hung-Chih dan Wu, Frederick H. “An Empirical Study Of The Impact Of Internet Financial Reporting On Stock Prices”. The International Journal of Digital Accounting Research. Vol 10 Hal 1-26. 2002.
Maingot. “An Analysis Of Corporate Governance Information Disclosure By Canadian Banks”. Corporate Ownership & Control. Vol 5 (2). 2008.
Marston, C dan A, Polei, “Corporate Reporting On The Internet By German Companies”. International Journal Of Accounting Information Systems. Vol 5. Hal 285-311. 2004.
Meek, G, K., Roberts, C, B and Gray, S.J. “Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosure By US, UK And Continental European Multinational Corporations”. Journal of International Business Studies. Vol. 26 (3). Hal 555 – 572. 2005.
86
Mundrajad, Kuncoro dan Suhardjono. “Manajemen Perbankan: Teori Dan Aplikasi”. BPFE: Yogyakarta. 2002.
Oyelere., Peter., Fawzi, L and Fisher, R. “Determinants Of Internetfinancial Reporting By New Zealand Companies”. Journal of International Financial Management and Accounting. Vol 14 (1). Hal 26-63. 2003.
Pasal 1 Undang–Undang RI No. 10 Tahun 1998. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008.
Pervan, Ivica. “Voluntary Financial Reporting On The Internet – Analysis Of The Practice Of Croatian And Slovene Listed Joint Stock Companies”. Financial Theory and Practice. Vol 30 (1). Hal 1-27. 2006.
Poon, Pak-Loo dan Yu, Yuentak. “Internet Corporate Reporting By Listed Firms In Hongkong”. Information Research. Vol 17 (1). 2012.
Prasetya, Mellisa dan Irwandi, Soni Agus, “Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi
Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, The Indonesian Accounting Review, Volume 2, No. 2, July 2012, pages 151 – 158, 2012
Rahardjo, Bagus. “Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan Dan Non Keuangan Melalui Website Perbankan Di Indonesia”. Diponegoro Journal of Accounting. Vol 1 (2). 2012.
Sofyan, Safri Harahap. ”Teori Akuntasi Laporan Keuangan”. PT Bumi Aksara: Jakarta. 2002.
Standar Akuntansi Keuangan No.1 Tahun 2000.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit Alfabeta: Bandung. 2008.
UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.
87
Wild, John., K, R, Subramanyam dan Robert, F, Halsey. “Analisis Laporan Keuangan”. Ahli Bahasa: Yanivi dan Nurwahyu. Salembaempat: Jakarta. Hal 16. 2005.
Wolk, H., M, G, Tearney dan J, L, Dodd. “Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach”. South Western College Publishing. 2002.
World Internet Usage and Population Statistics. www.internetworldstats.com. 2012.
Xiao, J Z., Jones, M, J dan Lymer, A. “A Conceptual Framework For Investigating The Impact Of The Internet On Corporate Financial Reporting”. International Digital Account. Vol 5(10). Hal 131-169. 2005
88
Lampiran 1: Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode
Saham
Tanggal Listing
1 PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk INPC 23 Agustus 1990
2 PT. Bank Bumi Arta, Tbk BNBA 1 Juni 2006
3 PT. Bank Capital Indonesia, Tbk BACA 4 Oktober 2007
4 PT. Bank Bukopin BBKP 10 Juli 2006
5 PT. Bank Central Asia, Tbk BBCA 31 Mei 2000
6 PT. Bank CIMB Niaga BNGA 29 November 1989
7 PT. Bank Danamon Indonesia BDMN 8 Desember 1989
8 PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk SDRA 15 Desember 2006
9 PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk BABP 15 Juli 2002
10 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk BNII 21 November 1989
11 PT. Bank QNB Kesawan, Tbk BKSW 21 November 2002
12 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk BMRI 14 Juli 2003
13 PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk BAEK 28 Desember 2007
14 PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk MAYA 29 Agustus 1997
15 PT. Bank Mega, Tbk MEGA 17 April 2000
16 PT. Bank Mutiara, Tbk BCIC 25 Juni 1997
17 PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk BBNI 25 November 1996
18 PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk BBNP 10 Januari 2001
19 PT. Bank OCBC NISP NISP 20 Oktober 1994
20 PT. Pan Indonesia Bank, Tbk PNBN 29 Oktober 1982
21 PT. Bank Permata, Tbk BNLI 15 Januari 1990
22 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk BBRI 10 November 2003
23 PT. Bank Of India Indonesia, Tbk BSWD 1 Mei 2002
24 PT. Bank Victoria Internasional, Tbk BVIC 4 Juni 1999
25 PT. Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk MCOR 31 Juli 2007
89
Lampiran 2: Data Mentah Perhitungan Variabel Penelitian
Pengungkapan Internet Financial Reporting
No Kode Saham 2008 2009 2010 2011
1 INPC 0 0 1 1
2 BNBA 0 1 1 1
3 BACA 1 1 1 1
4 BBKP 1 1 1 1
5 BBCA 1 1 1 1
6 BNGA 1 1 1 1
7 BDMN 1 1 1 1
8 SDRA 1 1 1 1
9 BABP1 1 1 1 1
10 BNII 1 1 1 1
11 BKSW 1 1 1 1
12 BMRI 1 1 1 1
13 BAEK 1 1 1 1
14 MAYA 0 0 1 1
15 MEGA 1 1 1 1
16 BCIC 1 1 1 1
17 BBNI 1 1 1 1
18 BBNP 1 1 1 1
19 NISP 1 1 1 1
20 PNBN 1 1 1 1
21 BNLI 1 1 1 1
22 BBRI 1 1 1 1
23 BSWD 1 1 1 1
24 BVIC 1 1 1 1
25 MCOR 0 1 1 1
90
Rasio Likuiditas (LDR)
No Kode
Saham
2008 2009 2010 2011
1 INPC 0.9518985658 0.852497755 0.784293502 0.826440669
2 BNBA 0.865888941 0.829495518 0.861423802 1.092176607
3 BACA 0.669666067 0.492004569 0.502612735 0.438433447
4 BBKP 0.834885678 0.542134699 0.585832091 0.83145765
5 BBCA 0.534447895 0.502722664 0.551196062 0.624515524
6 BNGA 0.860598497 0.930819819 0.877628128 0.934208686
7 BDMN 0.858575476 0.869184934 0.921635552 0.996692079
8 SDRA 1.237062067 0.992546432 1.153599157 0.81766577
9 BABP 0.942120043 0.9082609 0.851062055 0.86462638
10 BNII 0.811293065 0.789281207 0.837619846 0.893086443
11 BKSW 0.757571051 0.636830666 0.712945038 0.751420993
12 BMRI 0.602338077 0.61647399 0.724758953 0.955945658
13 BAEK 0.651291137 0.447429495 0.61676217 0.693469416
14 MAYA 1.03410533 0.856674968 0.799394976 0.823941157
15 MEGA 0.649198725 0.572506652 0.573422318 0.656015362
16 BCIC 0.692458528 0.57513459 0.565043904 0.818818639
17 BBNI 0.653350577 0.604938766 0.699146216 0.700673771
18 BBNP 0.769164698 0.805946941 0.857112436 0.908922004
19 NISP 0.754395823 0.704004264 0.779077467 0.868376406
20 PNBN 0.777643772 0.714153444 0.743234673 0.809446624
21 BNLI 0.857965787 0.956322737 0.970234014 0.893210771
22 BBRI 0.793462044 0.802330172 0.740006184 0.743734357
23 BSWD 0.817338073 0.778388898 0.854442028 0.830173124
24 BVIC 0.533311772 0.498682711 0.395464853 0.626108407
25 MCOR 0.8534516 0.658835813 0.816554746 0.897574229
91
Rasio Solvabilitas (CAR)
No Kode Saham 2008 2009 2010 2011
1 INPC 0.150257078 0.138689174 0.145221767 0.137884973
2 BNBA 0.311524464 0.284217064 0.250096513 0.199575269
3 BACA 0.285714286 0.454545455 0.277777778 0.230769231
4 BBKP 0.112034472 0.143658156 0.132873888 0.144319801
5 BBCA 0.157821207 0.15336759 0.149884973 0.146005389
6 BNGA 0.155869453 0.134854365 0.132394115 0.130850802
7 BDMN 0.13372075 0.175457449 0.132477647 0.166177661
8 SDRA 0.128606005 0.140970428 0.140970428 0.17372134
9 BABP 0.108695652 0.117647059 0.131147541 0.096153846
10 BNII 0.195810734 0.148346228 0.138790473 0.135210701
11 BKSW 0.10428836 0.125621163 0.09921564 0.464841931
12 BMRI 0.157242788 0.155524577 0.147077483 0.171716977
13 BAEK 0.140286348 0.217512487 0.209110392 0.188036819
14 MAYA 0.236894936 0.193655497 0.226139538 0.161396216
15 MEGA 0.161616024 0.188377058 0.150339066 0.118592592
16 BCIC -0.396181058 0.114701131 0.122340897 0.097317476
17 BBNI 0.135871683 0.137659676 0.206403735 0.205048195
18 BBNP 0.14140854 0.125614956 0.127588042 0.134468192
19 NISP 0.17007103 0.180034798 0.172268714 0.137485204
20 PNBN 0.203056712 0.217929521 0.195838452 0.211423989
21 BNLI 0.107565165 0.121647892 0.154481277 0.149484975
22 BBRI 0.136745857 0.132988155 0.157074069 0.186425067
23 BSWD 0.332740214 0.32897407 0.288893079 0.26038364
24 BVIC 0.232223659 0.169215561 0.137166638 0.154521351
25 MCOR 0.202472609 0.178725962 0.179086538 0.126620073
92
Rasio Profitabilitas (ROA)
No Kode Saham 2008 2009 2010 2011
1 INPC 0.00170489 0.02708587 0.004905322 0.05233146
2 BNBA 0.013304637 0.11734354 0.010146561 0.014376835
3 BACA 0.007101773 0.006475486 0.005387098 0.005921319
4 BBKP 0.011301409 0.009743552 0.010372841 0.012967027
5 BBCA 0.023521215 0.024105473 0.02613687 0.028325648
6 BNGA 0.006571858 0.014640869 0.017737907 0.019046637
7 BDMN 0.014263301 0.015542927 0.024393731 0.024299958
8 SDRA 0.019017753 0.0148105 0.018454618 0.017696331
9 BABP 0.000302168 0.000713705 0.001408792 -0.013055152
10 BNII 0.008451309 -0.000656106 0.006135998 0.007070231
11 BKSW 0.001433725 0.001703723 0.000463338 0.001725193
12 BMRI 0.01482206 0.01813279 0.20495382 0.023004332
13 BAEK 0.14375611 0.015357611 0.013753177 0.010042762
14 MAYA 0.007255973 0.005386702 0.007612128 0.013226574
15 MEGA 0.014474523 0.013544297 0.018446809 0.017336736
16 BCIC -1.303478401 0.035253814 0.020215321 0.019836675
17 BBNI 0.006059747 0.010918825 0.01650049 0.019421644
18 BBNP 0.00768627 0.007545427 0.008992465 0.010361196
19 NISP 0.00925369 0.011764357 0.00721757 0.012578049
20 PNBN 0.010892674 0.011756108 0.11545886 0.016457161
21 BNLI 0.008368557 0.008571699 0.013501614 0.014134855
22 BBRI 0.024213569 0.023058429 0.028518048 0.032109007
23 BSWD 0.014118685 0.024066606 0.022288735 0.023072486
24 BVIC 0.006275444 0.006278027 0.010364102 0.015877857
25 MCOR 0.001718623 0.00575226 0.006499024 0.005609968
93
Ukuran Bank (Log Total Aset)
No Kode Saham 2008 2009 2010 2011
1 INPC 4.108747633 4.188433471 4.232057936 4.282970858
2 BNBA 3.310565872 3.380789915 3.425044875 3.471746308
3 BACA 3.231418614 3.538975672 3.64339345 3.671626346
4 BBKP 4.513658332 4.570231117 4.676596683 4.757270733
5 BBCA 5.390174957 5.450852851 5.511106415 5.581959097
6 BNGA 5.013669597 5.029806907 5.157314095 5.22219891
7 BDMN 5.030471398 4.993867665 5.072641726 5.152087666
8 SDRA 3.296028636 3.380880263 3.511321756 3.706359277
9 BABP 3.798505626 3.845451536 3.937512877 3.863310961
10 BNII 4.754769428 4.785086277 4.875815701 4.977353612
11 BKSW 3.334895863 3.370661098 3.413282996 3.555553904
12 BMRI 5.554414894 5.59617535 5.652994829 5.741853863
13 BAEK 4.260343333 4.33429086 4.332888681 4.383037606
14 MAYA 3.741364359 3.882518846 4.004420261 4.11231001
15 MEGA 4.539839835 4.598622007 4.712624451 4.791753789
16 BCIC 3.747093157 3.876858414 4.032775852 4.118172102
17 BBNI 5.304794385 5.356975674 5.395467057 5.47575557
18 BBNP 3.567602689 3.590663535 3.722814841 3.817737202
19 NISP 4.534607316 4.568818688 4.648114004 4.77695094
20 PNBN 4.80883124 4.891299897 5.037218864 5.096055176
21 BNLI 4.732872025 4.748264797 4.86813521 5.005712326
22 BBRI 5.391070847 5.500986645 5.604534487 5.672004798
23 BSWD 3.133506974 3.186786877 3.195982631 3.318146845
24 BVIC 3.750130248 3.866818803 4.013039567 4.071977689
25 MCOR 3.321121833 3.446987382 3.638938295 3.809748205
94
Umur Listing
No Kode Saham 2008 2009 2010 2011
1 INPC 18 19 20 21
2 BNBA 2 3 4 5
3 BACA 1 2 3 4
4 BBKP 2 3 4 5
5 BBCA 8 9 10 11
6 BNGA 19 20 21 22
7 BDMN 19 20 21 22
8 SDRA 2 3 4 5
9 BABP 6 7 8 9
10 BNII 19 20 21 22
11 BKSW 6 7 8 9
12 BMRI 5 6 7 8
13 BAEK 1 2 3 4
14 MAYA 11 12 13 14
15 MEGA 8 9 10 11
16 BCIC 11 12 13 14
17 BBNI 12 13 14 15
18 BBNP 7 8 9 10
19 NISP 14 15 16 17
20 PNBN 26 27 28 29
21 BNLI 18 19 20 21
22 BBRI 5 6 7 8
23 BSWD 6 7 8 9
24 BVIC 9 10 11 12
25 MCOR 1 2 3 4
95
Reputasi Auditor
No Kode Saham 2008 2009 2010 2011
1 INPC 0 0 0 0
2 BNBA 1 1 1 1
3 BACA 0 0 0 0
4 BBKP 1 1 1 1
5 BBCA 1 1 1 1
6 BNGA 1 1 1 1
7 BDMN 1 1 1 1
8 SDRA 0 0 0 1
9 BABP 1 1 1 1
10 BNII 1 1 1 1
11 BKSW 0 0 0 1
12 BMRI 0 0 1 1
13 BAEK 1 1 1 1
14 MAYA 0 0 0 0
15 MEGA 1 1 1 1
16 BCIC 1 1 1 1
17 BBNI 1 1 1 1
18 BBNP 0 0 0 0
19 NISP 1 1 1 1
20 PNBN 1 1 1 1
21 BNLI 1 1 1 1
22 BBRI 1 1 1 1
23 BSWD 1 1 1 0
24 BVIC 0 0 0 0
25 MCOR 0 0 0 0
96
Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik Dengan SPSS 20
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 100 100.0 Missing Cases 0 .0 Total 100 100.0
Unselected Cases 0 .0 Total 100 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 68.780 1.600 2 65.130 2.086 3 65.017 2.193 4 65.017 2.197 5 65.017 2.197
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 65.017 c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b
Observed
Predicted IFR Percentage
Correct Non Internet Financial Reporting
Internet Financial Reporting
Step 0 IFR
Non Internet Financial Reporting 0 10 .0
Internet Financial Reporting 0 90 100.0
Overall Percentage 90.0 a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
97
Block 1: Method = Enter Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant LIK SOLV PROF SIZE UMUR AUDIT
Step 1
1 60.192 .945 -.783 -1.824 .625 .289 -.012 .640 2 49.415 .153 -1.423 -3.347 1.123 .803 -.043 1.169 3 44.754 -2.717 -1.654 -3.995 1.345 1.812 -.109 1.442 4 42.080 -7.604 -1.692 -4.055 1.489 3.387 -.209 1.592 5 41.296 -11.181 -1.769 -4.450 1.855 4.569 -.280 1.884 6 41.212 -12.475 -1.803 -4.837 2.155 5.004 -.303 2.080 7 41.210 -12.665 -1.809 -4.914 2.214 5.069 -.306 2.116 8 41.210 -12.669 -1.809 -4.916 2.216 5.070 -.306 2.117 9 41.210 -12.669 -1.809 -4.916 2.216 5.070 -.306 2.117
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 65.017 d. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 41.210a .212 .443 a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig. 1 .990 8 .998
Classification Tablea
Observed
Predicted IFR Percentage
Correct Non Internet Financial Reporting Internet Financial Reporting
Step 1 IFR
Non Internet Financial Reporting 1 9 10.0
Internet Financial Reporting 1 89 98.9
Overall Percentage 90.0 a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
LIK -1.809 2.458 .542 1 .462 .164 SOLV -4.916 5.646 .758 1 .384 .007 PROF 2.216 4.527 .240 1 .625 9.167 SIZE 5.070 2.174 5.439 1 .020 159.176 UMUR -.306 .140 4.802 1 .028 .736 AUDIT 2.117 1.213 3.046 1 .081 8.307 Constant -12.669 7.573 2.798 1 .094 .000
a. Variable(s) entered on step 1: LIK, SOLV, PROF, SIZE, UMUR, AUDIT.