PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP INTERAKSI …
Transcript of PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP INTERAKSI …
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS V
SD DHARMA KARYA UT
PONDOK CABE
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Phony Dhiana Sinwih
NIM 11140183000033
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M
i
ABSTRAK
Phony Dhiana Sinwih (NIM: 11140183000033). Pengaruh Kecerdasan
Emosional Terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas V SD Dharma Karya UT
Pondok Cabe. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.
Penelitian yang berjudul Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Interaksi
Sosial Siswa Kelas V SD Dharma Karya UT Pondok Cabe ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional terhadap
Interaksi Sosial Siswa Kelas V SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. Penelitian
ini dilakukan di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe yang dilaksanakan pada
bulan maret 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 52
siswa yang diambil dari kelas V.2 sebanyak 27 siswa dan kelas V.3 sebanyak 25
siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket kecerdasan emosional
dan angket interaksi sosial. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah
regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rhitung sebesar
0,727. Sementara nilai rtable pada taraf signifikansi 0,05 dengan N=52, maka
diperoleh rtabel sebesar 0,273. Dengan tingkat signifikansi / Probabilitas 0,000 <
0,05. Artinya signifikan. Maka H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan
emosional terhadap interaksi sosial siswa kelas V SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe. Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti menyarankan bagi guru agar bisa
mendesain pembelajaran yang memberikan stimulus untuk mengembangkan
kecerdasan emosional siswa, bagi orang tua agar memperhatikan pengembangan
dan menjadi teladan yang baik agar kecerdasan emosional siswa dapat meningkat
dan siswa bisa berinteraksi sosial dengan baik pula.
Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Interaksi Sosial.
ii
ABSTRACT
Phony Dhiana Sinwih (NIM: 11140183000033). The Influence of Emotional
Intelligence on Social Interaction of Grade V Students of Dharma Karya
Primary School UT Pondok Cabe. Thesis Department of Teacher Education
Madrasah Ibtidaiyah Faculty of Tarbiyah and Teacher, State Islamic
University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.
The research entitled The Influence of Emotional Intelligence on Social
Interaction of Grade V Students of Dharma Karya Primary School UT Pondok
Cabe was done with the aim to know how much influence emotional intelligence
to Social Interaction of Grade V Student of Dharma Karya Primary School UT
Pondok Cabe. This research was conducted at Dharma Karya Primary School UT
Pondok Cabe which was held in March 2018. The method used in this research is
correlational method with quantitative approach. Sampling is done by purposive
sampling technique. The sample used is as many as 52 students were taken from
V.2 class as many as 27 students and V.3 class as many as 25 students. The
research instrument used is the collection of emotional intelligence and social
interaction questionnaire. While the data analysis technique used is simple linear
regression. Based on research results obtained rhitung of 0.727. While the value of
rtabel at a significant level of 0,05 with N = 52, then obtained rtabel of 0,273. With a
significance level / Probability of 0,000 ≤ 0,05. meaning Significant. Then H1
accepted and H0 rejected, so it can be concluded that there is a significant
influence between emotional intelligence on social interaction class V Dharma
Karya Primary School UT Pondok Cabe. There are some things that can be
suggested by researchers for teacher’s to be able to design learning that provides
stimulus to develop student’s emotional intelligence, for parent’s to pay attention
to development and be good role model for student’s emotional intelligence can
increase and students can interact socially well as well.
Keywords: Emotional Intelligence, Social Interaction.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil’aalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis diberi
kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, kerabat, sahabat, dan umatnya sampai akhir nanti, semoga semangat dan
perjuangan beliau mampu kita internalisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Aamiin.
Skripsi ini di susun sebagai salah satu tugas akademik dan merupakan tugas
akhir di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka
mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak akan
terwujud tanpa mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan serta motivasi sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih khususnya penulis
sampaikan kepada :
1. Prof. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Dr. Khalimi, MA., selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Siti Masyithoh,M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan
hingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan selama proses perkuliahan.
5. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
iv
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu
menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya.
7. Kedua orang tua tercinta (Alm) Bulus Sinwih dan Ucu yang telah banyak
memberikan dukungan moril dan materil. Juga tak henti-hentinya
memanjatkan do’a untuk puterinya, agar selalu mendapatkan ridho-Nya di
setiap langkah dalam perjuangan meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
8. Satrio Setiawan, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Dasar Dharma Karya UT
Pondok Cabe beserta jajarannya.
9. Hendri Supriyadi, S.Pd selaku Guru Pamong dan Wali Kelas 5.3 yang
telah memberikan dukungan, arahan, serta bimbingannya kepada penulis.
10. Siswa-siswi Sekolah Dasar Dharma Karya UT Pondok Cabe, yang
terkhusus kelas 5.2 dan 5.3 yang telah memberikan inspirasi kepada
penulis.
11. Kepada kakak terkasih Desi Delvia, SE yang terus memberikan motivasi
dan semangat kepada saya untuk terus menyelesaikan tugas akhir jenjang
pendidikan S1.
12. Kepada Adik tersayang Siti Widya Astuti yang selalu memberikan
motivasi serta dukungan untuk Kakak.
13. Yuniar Afni sahabat yang selalu memberikan semangat dan doa yang tak
henti-hentinya untuk saya.
14. Sahabat seperjuanganku Miftakhul Rahmah Rusadi, Halimatus Sa’diyyah,
Ratih Wulan Safitri, Nur Azizah Hasibuan, Mochamad Ramadhi, dan
Amri Haqi yang selalu memberikan motivasi serta bantuan ketika penulis
menemui hambatan dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Segenap teman-teman PGMI angkatan 2014 terkhusus PGMI Kelas A
yang telah mensupport dan memberikan kenangan indah semasa
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan
dukungan dan doa dalam proses Penulisan Skripsi ini.
v
Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT
semoga segala perhatian, motivasi, dan bantuannya dibalas oleh Allah SWT
sebagai amal kebaikan. Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
terdapat banyak kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan
membutuhkannya.
Ciputat, 15 Mei 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ....................................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................................. 10
A. Deskripsi Teoritis ................................................................................................ 10
1. Interaksi Sosial .............................................................................................. 10
a. Pengertian Interaksi Sosial ...................................................................... 10
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial............................... 12
c. Karakteristik Perkembangan Interaksi Sosial Anak Usia SD ................. 15
2. Kecerdasan Emosional .................................................................................. 23
a. Pengertian Kecerdasan Emosional .......................................................... 23
b. Komponen Kecerdasan Emosional ......................................................... 27
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 30
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................... 31
vii
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 34
B. Metode Penelitian................................................................................................ 34
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 35
1. Populasi ......................................................................................................... 35
2. Sampel ........................................................................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 36
E. Teknik Keabsahan Data ...................................................................................... 39
1. Uji Validitas .................................................................................................. 39
2. Uji Reliabilitas .............................................................................................. 43
F. Teknik Pengolahan Data ..................................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 46
1. Uji Normalitas ............................................................................................... 46
2. Uji Homogenitas ........................................................................................... 46
3. Uji Regresi Linier Sederhana ........................................................................ 47
4. Uji Hipotesis ................................................................................................. 47
5. Uji Koefisien Determinasi ............................................................................ 48
H. Hipotesis Statistik ............................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 50
A. Deskripsi Data ..................................................................................................... 50
1. Karakteristik Responden ............................................................................... 50
2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 51
B. Pengujian Persyaratan Analisis Dan Pengujian Hipotesis .................................. 54
1. Uji Normalitas ............................................................................................... 55
2. Uji Homogenitas ........................................................................................... 56
3. Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ......................................................... 57
4. Uji Hipotesis ................................................................................................. 58
5. Uji Koefisien Determinasi ............................................................................ 59
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 60
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 63
viii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI. DAN SARAN ............................................... 64
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 64
B. Implikasi ............................................................................................................... 64
C. Saran ..................................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ..................................... 34
Tabel 3.2: Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional ............................................ 37
Tabel 3.3: Kisi-kisi Angket Interaksi Sosial ........................................................ 38
Tabel 3.4: Hasil Uji Validasi Kecerdasan Emosional ......................................... 40
Tabel 3.5: Hasil Uji Validasi Interaksi Sosial ..................................................... 41
Tabel 3.6: Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional ...................................... 44
Tabel 3.7: Hasil Uji Reliabilitas Interaksi Sosial ................................................ 44
Tabel 3.8: Kriteria Skor ....................................................................................... 45
Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kelas ........................... 50
Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Emosional ............................. 51
Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Skor Interaksi Sosial ......................................... 53
Tabel 4.4: Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 55
Tabel 4.5: Hasil Uji Homogenitas ....................................................................... 56
Tabel 4.6: Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ................................................... 57
Tabel 4.7: Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 58
Tabel 4.8: Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 59
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1: Diagram Pie Distribusi Responden Berdasarkan Kelas ........................ 50
Grafik 4.2: Histogram Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional ......................... 52
Grafik 4.3: Histogram Frekuensi Variabel Interaksi Sosial ..................................... 54
Grafik 4.4: Histogram Hasil Uji Normalitas ............................................................ 56
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Uji Coba Kecerdasan Emosional ....................................... 70
Lampiran 2 Instrumen Uji Coba Interaksi Sosial................................................... 75
Lampiran 3 Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional ..................................... 79
Lampiran 4 Instrumen Penelitian Interaksi Sosial ................................................. 83
Lampiran 5 Tabel Perhitungan Uji Validitas Kecerdasan Emosional ................... 87
Lampiran 6 Tabel Perhitungan Uji Validitas Interaksi Sosial ............................... 90
Lampiran 7 Tabel Rangkuman Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional .......... 93
Lampiran 8 Tabel Rangkuman Hasil Uji Validitas Interaksi Sosial ...................... 95
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional ...................... 97
Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Interaksi Sosial .................................. 99
Lampiran 11 Tabel Data Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional ..................... 101
Lampiran 12 Tabel Data Penelitian Variabel Interaksi Sosial ................................. 103
Lampiran 13 Perhitungan Statistik Deskriptif ......................................................... 105
Lampiran 14 Data Kecerdasan Emosional ............................................................... 107
Lampiran 15 Data Interaksi Sosial ........................................................................... 109
Lampiran 16 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif ................................................ 111
Lampiran 17 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 116
Lampiran 18 Hasil Uji Homogenitas ....................................................................... 118
Lampiran 19 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ................................................... 119
Lampiran 20 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 120
Lampiran 21 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 122
Lampiran 22 Uji Referensi ....................................................................................... 123
Lampiran 23 Catatan Lapangan Hasil Observasi di Kelas V................................... 127
Lampiran 24 Surat Bimbingan Skripsi..................................................................... 128
Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................... 129
Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................................. 130
Lampiran 27 Biodata Penulis ................................................................................... 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai karakteristik yang terus
melakukan pengembangan sampai proses pendidikan berperan. Menurut
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Didalam pendidikan siswa di didik mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kepribadian dan kecerdasan. Kepribadian
merupakan satu kesatuan, tetapi secara garis besar dapat dibedakan dalam
beberapa aspek, yaitu aspek intelektual, fisik-motorik, sosial dan
emosional. Setiap aspek memiliki kekuatan, yang bervariasi dari yang
sangat kuat sampai dengan yang paling lemah.
Salah satu sifat manusia adalah sebagai makhluk sosial yang
mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
karena manusia memiliki aspek sosial. Aspek sosial merupakan
kemampuan dan karakteristik untuk membina hubungan dan kerja sama
dengan orang lain.2 Dengan adanya dorongan atau aspek sosial pada
manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan
interaksi.
Interaksi merupakan hal yang penting dalam membina sebuah
hubungan antar individu. Interaksi sosial ialah hubungan antara individu
satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi
1 Amin Kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Erlangga, 2016), h.14.
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), h. 91.
2
individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang
saling timbal balik.3 Hubungan tersebut memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi ketika berinteraksi merupakan kemampuan dasar dalam
keberhasilan membina hubungan. Interaksi yang kelihatannya sangat
sederhana, sebenarnya merupakan suatu proses yang cukup komplek.
Namun tingkah laku dalam interaksi sosial tidak sesederhana itu,
tetapi tingkah laku itu didasari oleh berbagai faktor psikologis lain
diantaranya, faktor imitasi adalah faktor dorongan untuk meniru orang
lain; faktor sugesti adalah faktor dimana seorang individu menerima suatu
cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain
tanpa kritik terlebih dahulu; Faktor Identifikasi adalah dorongan untuk
menjadi identik (sama) dengan orang lain; Faktor Simpati adalah perasaan
rasa tertarik kepada orang lain yang timbul atas dasar logis rasional,
melainkan atas dasar perasaan atau emosi.4
Perkembangan interaksi sosial sebenarnya sudah dimulai sejak
anak dilahirkan. Pada peserta didik usia SD kelas V yang berada pada
periode anak akhir, mereka mulai membentuk kelompok bermain yang
dapat berkembang menjadi kelompok belajar dan melakukan aktivitas
pada masa anak. Selanjutnya pada masa puber kadang sudah dialami oleh
peserta didik kelas V, pada masa ini pola interaksi sosial terganggu karena
terjadi perubahan fisik seksual yang sangat pesat, sehingga anak
cenderung menarik diri, kurang dapat berinteraksi dengan orang lain.
Terjadi kemunduran minat untuk bermain dan melakukan aktivitas
kelompok, tingkah laku anak cenderung antisosial masa ini kerap disebut
fase negatif. interaksi sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan
adanya bentuk-bentuk tingkah laku sosial, diantaranya : pembangkangan,
agresi, berselisih, menggoda, persaingan, kerja sama, tingkah laku
berkuasa, memetingkan diri sendiri, dan simpati.
Perkembangan interaksi sosial anak sangat dipengaruhi oleh
3 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta : CV Andi Offset,
2003), h. 65 4 Ibid, h. 66-73
3
lingkungan sosialnya, baik lingkungan keluarga, sanak saudara, orang
dewasa, dan teman sebayanya. Menurut Santrock emosi memegang
peranan penting dalam kesuksesan hubungan anak dengan orang lain,5
bahkan banyak orang yang berpendapat bahwa untuk berinteraksi sosial,
seseorang harus memiliki kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi, karena
merupakan bekal potensial yang akan memudahkan untuk berinteraksi
sosial agar bisa diterima didalam anggota suatu kelompok.
Menurut hasil penelitian terdapat korelasi kecerdasan emosional
dengan interaksi sosial siswa. Didapatkan korelasi positif signifikan antara
kecerdasan emosional dengan interaksi sosial siswa. Berarti semakin baik
kecerdasaan emosional siswa, semakin baik pula interaksi sosial siswa,
sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional siswa, semakin rendah
pula interaksi sosial siswa.6
Emotional competencies are thought to be important for social
interaction because emotions serve communicative and social
functions, conveying information about people’s thoughts and
intentions and coordinating social encounters. Positive
emotionality is associated with sociability, whereas persistent
negative affect keeps others at bay. Accordingly, people need to
process manage emotional.7
Dimana dapat dijelaskan bahwa kompetensi emosional dianggap
penting untuk interaksi sosial karena emosi berfungsi komunikatif dan
sosial, menyampaikan informasi tentang pikiran, niat, dan koordinasi
orang-orang saat bertemu. emosi yang positif dikaitkan dengan
kemampuan bersosialisasi, sedangkan pengaruh emosi negatif membuat
orang lain tidak tertarik untuk berinteraksi. Dengan demikian, orang perlu
mengelola emosionalnya.
5 John W. Santrock, Perkembangan Anak, (Erlangga, 2007), Edisi Ke-11, h. 18
6 Murni, Indri Astuti, dkk. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Interaksi Sosial
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Penelitian,
h. 11 7 Paulo N. Lopes, Marc A. Brackett, Emotional Intelligence And Social Interaction,
Journal Of PSPB Yale University, Vol. 30 No. 8, 2004, Pp. 1018
4
Islam mempunyai perhatian yang besar terhadap kewajiban
seorang muslim untuk mengelola emosionalnya, sebagaimana yang
tercantum pada Q.S Ali-Imraan(3) ayat 134 :
﴾۱۳۴﴿ ...
Artinya : “…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”. (QS.Ali-Imraan(3):134).8
Dalam surat Ali-Imraan ayat 134 menjelaskan tentang bahwa Allah
SWT sangat meridhoi dan menyukai orang-orang yang memiliki 3 sifat
takwa. Salah satu diantaranya yaitu orang yang senantiasa mampu
bersabar dalam menjaga amarahnya, serta orang yang dapat memaafkan
kesalahan orang lain walaupun orang itu telah berbuat buruk kepadanya.
Orang-orang yang seperti ini akan mendapatkan balasan yang setimpal
dari Allah SWT atas perjuangannya yang berat di dunia.
Oleh karena itu, seseorang bisa berinteraksi dan berhasil dalam
hidupnya ia harus mampu menangani emosinya dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain karena kemampuan dalam membina
hubungan dengan orang lain merupakan salah satu komponen dasar di
dalam kecerdasan emosional.
Selain kecerdasan emosional, Gardner menyatakan “people are
born with certain amount of intelligences”9
bahwa seorang anak manusia
lahir ke dunia memiliki lebih dari satu potensi kecerdasan yang mungkin
bisa berkembang, walaupun perkembangan tersebut berbeda dari satu
orang dengan orang lain.
Gardner menyebutkan sembilan kecerdasan dalam Suparno yakni
kecerdasan linguistik (linguistic intelligence), kecerdasan logis-
matematis (logical-mathematical intelligence), kecerdasan visual-
spasial (spatial intelligence), kecerdasan musikal (musical
8 Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya Special For Woman, (Bandung :
Syaamil Quran, 2013), h. 67. 9 Howard Gardner, Changing Minds, (New York: Harvard Business School Press, 2006),
h. 29.
5
intelligence), kecerdasan gerak tubuh (bodily-kinesthetic
intelligence), kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence),
kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence, kecerdasan
naturalis atau lingkungan (naturalist intelligence) dan kecerdasan
eksistensial (existential intelligence).10
Adapun kesembilan kecerdasan tersebut memiliki perbedaan satu
dengan yang lain diantaranya : kecerdasan linguistik adalah kemampuan
yang lebih menekankan dalam berbahasa; kecerdasan logis-matematis
adalah kemampuan yang lebih menekankan dalam mengolah angka dan
kemahiran menggunakan logika atau akal sehat; kecerdasan visual-spasial
adalah kemampuan menuangkan atau memvisualisasikan baik dalam
bentuk gambar, design, grafis apa yang ada dipikiran, imaginasi, atau
konsepnya; kecerdasan musikal adalah kemampuan yang lebih
menekankan dalam bidang musik memahami suara, irama, birama, tangga
nada dan ketukan; kecerdasan gerak tubuh adalah kemampuan untuk
menggerakan tubuhnya secara tepat dan sesuai yang diinginkan;
kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain atau bersosialisasi; kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosi pada
dirinya sendiri; kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk
berhubungan dan menyesuaikan dengan alam; dan yang terakhir
kecerdasan eksistensial adalah kemampuan yang menaruh
perhatian pada masalah hidup yang paling utama dalam menghadapi
kematian, menempatkan diri dalam ciri makna hidup dan kematian.
Tetapi dalam interaksi sosial kecerdasan yang sangat penting
adalah kecerdasan emosional karena betapa banyak dijumpai anak yang
berprestasi tetapi dalam berinteraksi ia kurang karena ia mudah marah,
bersikap angkuh dan sombong hal itu disebabkan ketidakmampuan si anak
dalam mengelola emosinya. Kecerdasan emosional penting dimiliki anak
10
Paul Suparno, Konsep Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah: Cara
Menerapkan Konsep Multiple Intelligences Howard Gardner, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h. 5.
6
agar mampu mengontrol tingkah lakunya dalam berinteraksi dengan orang
lain maupun bertindak di dalam kehidupan.
Menurut Goleman dalam Wijanarko mendefisinikan kecerdasan
emosional adalah kemampuan kapasitas dalam mengenali perasaan-
perasaan diri sendiri dan orang lain.11
Goleman membagi kecerdasan
emosional menjadi 2 bagian yaitu kecerdasan intrapersonal dan
interpersonal.12
Goleman mengatakan dalam Mashar bahwa terdapat 5
kemampuan dasar dalam kecerdasan emosi, antara lain kemampuan
mengenali emosi diri; kemampuan mengelola dan mengekspresikan
emosi; kemampuan memotivasi diri; kemampuan mengenali emosi orang
lain/empati; dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain.13
Kemampuan tersebut berkaitan erat dengan interaksi orang lain.
Bagi siswa SD, interaksi biasanya dilakukan dengan keluarga, anak juga
mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebayanya, anak juga mulai
bekerjasama dalam mengerjakan tugas piket dan tugas kelompok.
Kegiatan yang dilakukan siswa melibatkan interaksi dalam sebuah
kelompok dengan anggota yang tetap karena pada anak kelas 5 SD tidak
mudah menjalin persahabatan. Hal ini mendasari terjadinya pembentukan
kelompok yang memiliki kecenderungan terhadap kesukaan yang sama.
Interaksi sosial yang baik dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam mengenali emosi orang lain dan kemampuan siswa dalam membina
hubungan. Dalam berinteraksi sosial siswa dapat melihat berbagai macam
emosi yang ditunjukan oleh orang yang berinteraksi dengannya, contohnya
ketika seorang teman sedang menangis siswa akan berpikir respon apa
yang tepat untuk situasi tersebut.
Peneliti melakukan observasi terhadap siswa kelas V SD Dharma
Karya UT Pondok Cabe dengan mengamati tingkah laku siswa ketika
11
Jarot Wijanarko, Maksimalkan Otak Anak Anda, (Jakarta : Keluarga Indonesia Bahagia,
2017),h. 101 12
Ibid, h. 103 13
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta :
Prenada Media Group, 2011), h. 62
7
berinteraksi baik berada di dalam kelas dan di luar kelas. Peneliti
mengamati perilaku interaksi sosial siswa baik dengan teman sebaya
dengan guru maupun kakak kelas di dalam lingkup sekolah.
Hasil pengamatan menunjukkan pada kelas V setiap kelas terdapat
kelompok-kelompok teman sebaya, tiap kelompok umumnya selalu
bersama ketika bermain atau kegiatan lain di waktu senggang di sekolah,
masih ada siswa yang suka menyendiri, anak-anak yang memetingkan diri
sendiri, masih ada beberapa anak berbicara kata-kata kurang baik dengan
teman sebayanya, anak-anak yang menggoda teman, kakak dan ade
kelasnya, anak-anak yang berselisih baik dengan teman, kakak atau ade
kelasnya, anak-anak yang berkuasa terhadap temannya, penolakan
terhadap beberapa hal yang tidak disukai salah satunya teman ketika
bermain, mudah marah dan menangis ketika tersinggung dan keinginannya
tidak terpenuhi, siswa tetap mematuhi tuntutan yang tidak sesuai dengan
kehendak anak, siswa tidak melawan ketika keinginannya tidak terpenuhi,
siswa berbagi makanan dengan temannya ketika temannya tidak membawa
bekal, siswa melakukan persaingan agar mendapatkan nilai yang bagus,
siswa yang tidak mudah marah, menangis, dan tidak berkuasa terhadap
temannya lebih memiliki banyak teman dibandingkan dengan siswa yang
mudah marah, menangis dan memiliki sikap berkuasa memiliki sedikit
teman.14
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas V SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe Pamulang”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah
yang timbul antara lain :
14
Catatan Lapangan Hasil Observasi Di Sekolah Dharma Karya UT Pada Tanggal 13
November 2017
8
1. Kecerdasan emosional memegang peranan penting dalam interaksi
sosial siswa.
2. Interaksi sosial murid kelas V SD Dharma Karya UT dapat
dikembangkan.
3. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap interaksi sosial
siswa.
4. interaksi sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga,
sekolah, teman sebayanya, dan kecerdasan emosionalnya.
5. Kecerdasan emosional siswa kelas V SD Dharma Karya UT Pondok
masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, terdapat beberapa aspek yang
mempengaruhi interaksi sosial anak, akan tetapi penelitian ini hanya
dibatasi pada :
1. Kecerdasan emosional siswa (mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain) dalam
mempengaruhi proses interaksi sosial siswa di SD Dharma Karya UT
2. Lingkup subjek penelitian dibatasi pada kelas V SD Dharma Karya
UT.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah terdapat Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Interaksi
Sosial Siswa kelas V SD Dharma Karya UT Pondok Cabe ?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara empirik
mengenai “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Interaksi Sosial
9
Siswa kelas V SD Dharma Karya UT Pondok Cabe”.
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki
manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menambah serta
memperkaya data penelitaan yang sudah ada dan memberi penjelasan
mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap interaksi sosial
siswa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
a. Bagi guru, diharapkan penelitian ini menjadi bahan pertimbangan
bahwa dalam proses pembelajaran tidak hanya berorientasi pada
perkembangan intelektual siswa semata, akan tetapi kecerdasan
emosional siswa juga perlu dikembangkan secara lebih maksimal
agar bisa berinteraksi baik dengan orang disekelilingnya.
b. Bagi sekolah, sebagai bahan evaluasi mengenai kecerdasan
emosional yang dimiliki setiap siswa serta memberikan kemudahan
bagi pihak sekolah dalam membimbing dan memotivasi siswa
untuk menggali kecerdasan emosional agar terjalin interaksi sosial
yang baik.
c. Bagi orangtua, diharapkan lebih memperhatikan dan membantu
anak dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya agar dapat
menjalin interaksi sosial dengan orang lain dengan baik karena
saling berpengaruh satu sama lain.
d. Bagi siswa, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
diri dalam berinteraksi dengan orang disekitarnya dan lebih mampu
mengelola emosinya.
10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Interaksi Sosial
a. Pengertian Interaksi Sosial
Menurut Chaplin dalam Kamus Psikologi mengatakan
bahwa interaksi adalah satu pertalian sosial antar individu sehingga
individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama
lainnya.1 Sedangkan interaksi sosial dalam Walgito merupakan
proses hubungan sosial antara individu yang satu dengan yang lain,
yang saling memengaruhi satu dengan yang lainnya.2
Menurut H. Bonner dalam Gerungan interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.3
Rumusan ini dengan tepat menggambarkan kelangsungan timbal-
baliknya interaksi sosial antara dua atau lebih manusia ketika
berinteraksi.
Menurut Walgito interaksi sosial ialah hubungan antara
individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat
mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat
adanya hubungan yang saling timbal balik.4 Hubungan tersebut
dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
atau kelompok dengan kelompok.
Menurut Gillin dalam Soekanto interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut
1Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), h. 254
2 Bimo Walgito, op.cit., h. 3
3 Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung : PT Eresco, 1988), h.57
4 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta : Cv Andi Offset,
2003), h. 65
11
hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia.1 Apabila dua orang atau suatu kelompok
bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat mereka saling menegur,
berjabat tangan, saling berbicara, saling berkelahi, maupun hanya
menyium wangi parfume yang kemudian menentukan tindakan apa
yang akan dilakukan selanjutnya.
Interaksi sosial adalah proses dimana antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok berhubungan satu dengan yang lain.2 Tanpa
disadari ketika berinteraksi, seseorang atau kelompok sebenarnya
sedang berusaha atau belajar memberikan perlakuan kepada
seseorang atau kelompok lainnya.
Menurut Theodore M. Newcomb dalam Santoso social
interaction is this a complex affair, involving behavior which is
both stimulus and response and which may have one meaning as
stimulus and another as response.3 Dimana dapat dijelaskan bahwa
interaksi sosial adalah sesuatu proses yang berhubungan dengan
keseluruhan tingkah laku anggota-anggota kelompok kegiatan
dalam hubungan dengan yang lain dan dalam hubungan dengan
aspek-aspek keadaan lingkungan, selama kelompok tersebut dalam
kegiatan.
Dari beberapa pendapat para ahli jadi dapat disimpulkan
interaksi sosial adalah hubungan tingkah laku sosial antara individu
satu dengan lainnya maupun dengan kelompok yang dapat
memberi pengaruh atau timbal balik antara individu satu dengan
individu lainnya.
1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : CV Rajawali, 1987), h. 51.
2 Dwi Narwoko, dkk. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta : Prenada Media
Group, 2007), h. 20 3 Slamet Santoso, Teori-Teori Psikologi Sosial,(Bandung : PT Refika Aditama, 2014), h.
162-163
12
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Menurut Vide Bonner dalam Walgito kelangsungan
interaksi sosial ini, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana,
ternyata merupakan proses yang kompleks, tetapi padanya kita
beda-bedakan beberapa faktor yang mendasari interaksi sosial,
diantaranya :
1) Faktor Imitasi
Seperti yang dikemukakan oleh G. Tarde faktor yang
mendasari interaksi adalah faktor imitasi. Imitasi merupakan
dorongan untuk meniru orang lain. Menurut Tarde faktor
imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau
melandasi interaksi sosial.
Imitasi tidaklah berlangsung dengan sendirinya, sehingga
individu yang satu akan datang dengan sendirinya mengimitasi
individu yang lain, demikian sebaliknya.4 Untuk mengadakan
imitasi atau meniru ada beberapa syarat terlebih dahulu yang
haruslah terpenuhi, yaitu :
a) Minat perhatian yang cukup besaar akan hal tersebut,
b) Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang
dimitasi, dan berikutnya dapat pula suatu syarat lainnya,
yaitu bahwa dapat juga orang-orang mengimitasi suatu
pandangan atau tingkah laku, karena hal itu mempunyai
penghargaan sosial yang tinggi. Jadi, seseorang mungkin
mengimitasi sesuatu karena ia ingin memperoleh
penghargaan sosial didalam lingkungannya.
Imitasi bukan menjadi dasar pokok dari semua interaksi
sosial seperti yang diuraikan oleh Gabriel Tarde, melainkan
imitasi merupakan suatu segi dari proses interaksi sosial yang
menerangkan mengapa dan bagaimana dapat terjadi
keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku di antara
4 Bimo Walgito, op.cit., h. 66-67
13
orang banyak. Dengan cara imitasi, pandangan dan tingkah
laku seseorang mewujudkan ide-ide, sikap-sikap, dan adat
istiadat dari suatu keseluruhan kelompok masyarakat, dan
dengan demikian pula seseorang itu dapat lebih melebarkan
dan meluaskan hubungan-hubungannya dengan orang-orang
lain.5
Tetapi disamping itu diakui juga bahwa faktor imitasi
memang mempunyai peranan dalam interaksi sosial misal dalm
perkembangan bahasa, akan berlaku faktor imitasi ini. Apa
yang diucapkan oleh anak, anak akan mengimitasi dari keadaan
sekelilingnya. Demikian pula dalam berperilaku, mode-mode
dan sebagainya, imitasi banyak memegang peranan. Bila
diobservasi, mode-mode yang melanda masyarakat adalah
karena faktor imitasi.
2) Faktor Sugesti
Sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri
sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada
umunya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang
bersangkutan. Karena itu sugesti dapat dibedakan menjadi : (1)
auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan, dan (2)
hetero-sugesti yaitu sugesti yang datang dari orang lain. Baik
auto-sugesti maupun hetero-sugesti dalam kehidupan sehari-
hari memegang peranan yang penting.6
Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan
interaksi sosial hampir sama. Bedanya ialah bahwa dalam
imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu diluar dirinya,
sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan pandangan
sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain diluarnya.
5 Gerungan, op. cit., h. 60
6 Bimo Walgito, op.cit, h. 67
14
Sugesti di dalam interaksi sosial adalah suatu proses
dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau
pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik
terlebih dahulu.7
Peranan sugesti dan imitasi dalam interaksi sosial hampir
sama satu dengan yang lain, namun sebenarnya keduanya
berbeda. Dalam hal imitasi orang yang mengimitasi
keadaannya aktif, sedangkan yang dimitasi adalah pasif, dalam
arti bahwa yang diimitasi tidak dengan aktif memberikan apa
yang diperbuatnya, dalam sugesti orang dengan sengaja secara
aktif memberikan pandangan-pandangan, pendapat-pendapat,
norma-norma dan sebagainya agar orang lain dapat menerima
apa yang diberikan itu.
3) Faktor Identifikasi
Faktor lain yang memegang peranan dalam interaksi sosial
ialah faktor identifikasi. Identifikasi adalah suatu istilah yang
dikemukakan oleh freud, seorang tokoh dalam psikologi dalam,
khususnya dalam psikoanalisis. Identifikasi merupakan
dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain.8
Proses identifikasi pertama-tama berlangsung secara tak
sadar (secara “dengan sendirinya”), keduanya secara irasional,
jadi berdasarkan perasaan-perasaan atau kecenderungan-
kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara
rasional, dan ketiganya identifikasi mempunyai gunanya untuk
melengkapi sistem norma, cita-cita, dan pedoman tingkah laku
orang yang mengidentifikasi itu. Identifikasi dilakukan orang
kepada orang lain yang dianggapnya ideal dalam suatu segi
yang masih kekurangan pada dirinya.9
Demikianlah dalam garis-garis besarnya peranan faktor
7 Gerungan, op. cit., h. 61-62
8 Bimo Walgito, op.cit, h. 72
9 Gerungan, op. cit., h. 68
15
identifikasi dalam interaksi sosial. Nyata bahwa interaksi sosial
yang berlangsung pada identifikasi itu lebih mendalam
daripada hubungan yang berlangsung melalui proses-proses
sugesti ataupun imitasi.
4) Faktor Simpati
Selain faktor-faktor tersebut diatas faktor simpati juga
memegang peranan dalam interaksi sosial. Simpati merupakan
perasaan rasa tertarik kepada orang lain. Oleh karena simpati
merupaka perasaan, maka simpati timbul tidak atas dasar logis
rasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi. Simpati
berkembang dalam hubungan individu satu dengan individu
yang lain, demikian pula antipati. Dengan timbulnya simpati,
akan terjalin saling pengertian yang mendalam antara individu
satu dengan individu yang lain jadi, kalau simpati itu bersifat
positif maka antipati bersifat negatif.10
Timbulnya simpati itu merupakan proses yang sadar bagi
diri manusia yang merasa simpati terhadap orang lain. Simpati
dorongan utama adalah ingin mengerti dan ingin kerja sama
dengan orang lain, hubungan simpati menghendaki hubungan
kerja sama antara dua atau lebih orang yang setaraf.11
Dengan
demikian maka interaksi sosial yang berdasarkan atas simpati
akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan dengan interaksi
baik atas dasar sugesti maupun imitasi.
c. Interaksi Sosial Anak Usia SD
Pada usia anak sekolah dasar, interaksi sosial salah satu
cara individu untuk memelihara tingkah laku sosial individu
tersebut sehingga individu tetap dapat bertingkah laku sosial
10
Bimo Walgito, op.cit, h. 73 11
Gerungan, op. cit., h. 70
16
dengan individu lain.12
Interaksi sosial dapat pula meningkatkan
kualitas dari tingkah laku sosialnya sehingga individu makin
matang didalam bertingkah laku sosial dengan individu lainnya.
Menurut Syamsu Yusuf bentuk-bentuk tingkah laku sosial
adalah sebagai berikut :
1) Pembangkangan (Negativisme)
Pembangkangan merupakan suatu bentuk tingkah laku
melawan pada orang lain. Tingkah laku ini merupakan reaksi
terhadap penerapan suatu peraturan yang mengharuskannya
untuk disiplin ataupun adanya tuntutan dari orang tua atau
lingkungan yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Dalam hal ini, sebaiknya orang tua mau memahami tentang
proses perkembangan anak, yaitu bahwa secara naluriah anak
itu mempunyai dorongan untuk berkembang dari posisi
“dependent” (ketergantungan) ke posisi “independent”
(bersikap mandiri). Tingkah laku melawan merupakan salah
satu bentuk dari proses perkembangan tersebut.13
2) Agresi (Agression)
Agresi yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (non
verbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi ini merupakan salah
satu bentuk reaksi terhadap frustasi (rasa kecewa karena tidak
terpenuhi kebutuhan atau keinginannya) yang di alami. Agresi
ini mewujud dalam perilaku menyerang, seperti : memukul,
mencubit, menendang, menggigit, marah-marah dan mencaci
maki. Pemicu yang umum dari agresi adalah ketika seseorang
mengalami suatu kondisi emosi tertentu, emosi yang sering
terlihat adalah emosi marah.
3) Berselisih (Guarreling)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau pun
12
Slamet Santoso, Op.cit., h. 157 13
Syamsu Yusuf,Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 106
17
terganggu oleh sebab atau perilaku anak lain. Misalnya ketika
anak sedang mengerjakan latihan soal kemudian teman-
temannya mengganggu dengan mengobrol atau lari-larian
dalam kelas, pertengkaran juga bisa disebabkan oleh rebutan
mainan atau barang miliknya direbut oleh temannya.
4) Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif,
menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain
dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang
menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5) Persaingan (Rivarly)
Persaingan yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan
selalu didorong oleh orang lain. Yaitu persaingan, prestise
(merasa ingin menjadi lebih dari orang lain).
6) Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain
atau kelompok. Anak sudah dapat mengembangkan sikap
kerjasama dengan lebih baik lagi, misalnya anak sudah mampu
bekerja kelompok dengan teman-temannya dalam
menyelesaikan suatu tugas atau latihan yang diberi oleh
seorang guru.14
7) Tingkah Laku Berkuasa (Ascendant Behavior)
Tingkah laku yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi
sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari ini
adalah : memaksa, meminta, menyuruh, mengancam, atau
memaksa orang lain untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
8) Memetingkan Diri Sendiri (Selfishness)
Memetingkan diri sendiri yaitu sikap egosentris dalam
memenuhi interest atau keinginannya. Anak selalu ingin di
14
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latif, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD,
(Jakarta : UIN Press, 2015), h. 149
18
penuhi keinginannya dan apabila ditolak atau tidak dipenuhi
keinginannya, maka anak tersebut akan protes dengan
menangis, menjerit atau marah-marah.
9) Simpati (Sympaty)
Simpati yaitu sikap yang mendorong individu untuk
menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati atau
bekerja sama dengannya. Seiring dengan bertambahnya usia,
anak mulai dapat mengurangi sikap “selfish”-nya dan dia mulai
mengembangkan sikap sosialnya, dalam hal ini rasa simpati
terhadap orang lain.15
Pada waktu mulai sekolah, anak memasuki “usia gang”,
yaitu usia yang pada saat itu kesadaran sosial berkembang pesat.
Menjadi pribadi yang sosial merupakan salah satu tugas
perkembangan yang utama dalam periode ini. Anak menjadi
anggota suatu kelompok teman sebaya yang secara bertahap
menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilaku.
Pada masa transisi dari usia pragang masa kanak-kanak
akhir, anak beralih dari satu kelompok ke kelompok lain atau dari
aktivitas kelompok ke aktivitas individual. Pola perilaku yang
dipelajari dari keanggotaan gang yaitu kerentanan terhadap
penerimaan dan penolakan sosial, kepekaan yang berlebihan,
mudah dipengaruhi dan tidak mudah dipengaruhi, persaingan,
sikap sportif, tanggung jawab, wawasan sosial, diskriminasi sosial,
antogonisme jenis kelamin, dan prasangka.
Menurut Hurlock tingkah laku dalam situasi sosial pada
masa siswa sekolah dasar dibagi menjadi dua yaitu pola tingkah
laku sosial dan pola tingkah laku yang tidak sosial, pola tingkah
laku sosial diantaranya :
1) Kerja Sama
Sejumlah kecil anak belajar bermain atau bekerja secara
15
Syamsu Yusuf, Op.cit., h. 125
19
bersama dengan anak lain bersama sampai mereka berumur 4
tahun. semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk
melakukan sesuatu bersama-sama, semakin cepat mereka
belajar melakukanya dengan cara bekerja sama.
2) Persaingan
Jika persaingan mereka dorong bagi anak-anak untuk
berusaha sebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi
mereka. Jika hal itu diekspresikan dalam pertengkaran dan
kesombongan, akan mengakibatkan timbulnya sosialisasi yang
buruk.
3) Kemurahan Hati
Kemurahan hati sebagaimana terlihat pada kesediaan untuk
berbagi sesuatu dengan anak lain, meningkat dan sikap
mementingkan diri sendiri semakin berkurang setelah anak
belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaan sosial.
4) Hasrat Akan Penerimaan Sosial
Jika hasrat untuk diterima kuat, hal itu mendorong anak
untuk menyesuaikan diri dengan tuntunan sosial. Hasrat untuk
diterima oleh orang dewasa biasanya timbul lebih awal di
bandingkan dengan hasrat untuk diterima oleh teman sebaya.
5) Simpati
Anak sekolah dasar belum mampu berperilaku simpatik
sampai mereka pernah mengalami situasi yang mirip dengan
dukacita. Mereka mengekspresikan simpati dengan berusaha
menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.
6) Empati
Empati kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi
orang lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini
hanya berkembang jika anak dapat memahami ekspresi wajah
atau maksud pembicaraan orang lain.
7) Ketergantungan
20
Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan,
perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku
dalam cara yang diterima secara sosial. Anak yang berjiwa
bebas kekurangan motivasi ini.
8) Sikap Ramah
Anak kecil memperlihatkan sikap ramah melalui kesediaan
melakukan sesuatu untuk atau bersama anak / orang lain
dengan mengekspresikan kasih sayang kepada mereka.
9) Sikap Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Anak yang mempunyai kesempatan dan mendapat
dorongan untuk membagi apa yang mereka miliki dan yang
tidak terus-menerus menjadi pusat perhatian keluarga, belajar
memikirkan orang lain dan berbuat untuk orang lain dan
bukannya hanya memusatkan perhatian pada kepentingan dan
milik mereka sendiri.
10) Meniru
Dengan meniru seseorang yang diterima baik oleh
kelompok sosial, anak-anak sekolah dasar mengembangkan
sifat yang menambah penerimaan kelompok terhadap diri
mereka.
11) Perilaku Kelekatan
Dari landasan yang diletakkan pada masa bayi, yaitu tatkala
bayi mengembangkan suatu kelekatan yang hangat dan penuh
cinta kasih kepada ibu atau pengganti ibu, anak kecil
mengalihkan pola perilaku ini kepada anak / orang lain dan
belajar membina persahabatan dengan mereka.16
Pola perilaku yang tidak sosial, diantaranya :
1) Negativisme
Negativisme adalah perlawanan terhadap tekanan dari
16
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Keenam, (Jakarta : Erlangga,
2013), h.262
21
pihak lain untuk berperilaku tertentu. Ekspresi fisiknya mirip
dengan ledakan kemarahan, tetapi secara setahap demi setahap
diganti dengan penolakan lisan unt uk menuruti perintah.
2) Agresi
Adalah tindakan permusuhan yang nyata atau ancaman
permusuhan, biasanya tidak ditimbulkan oleh orang lain. Anak-
anak mungkin mengekspresikan sikap agresif mereka berupa
penyerangan secara fisik atau lisan terhadap pihak lain,
biasanya terhadap anak yang lebih kecil.
3) Pertengkaran
Pertengkaran merupakan perselisihan pendapat yang
mengandung kemarahan yang umumnya dimulai apabila
seseorang melakukan penyerangan yang tidak beralasan.
Pertengkaran berbeda dari agresi; pertama karena pertengkaran
melibatkan dua orang atau lebih sedangkan agresi merupakan
tindakan individu, dan kedua karena salah seorang yang
terlibat didalam pertengkaran memainkan peran bertahan
sedangkan dalam agresi peran selalu agresif.
4) Mengejek Dan Menggertak
Mengejek merupakan serangan secara lisan terhadap orang
lain, tetapi menggertak merupakan serangan yang bersifat fisik.
Dalam kedua hal tersebut si penyerang memperoleh keputusan
dengan menyaksikan ketidakenakan korban dan usahanya
untuk membalas dendam.
5) Perilaku Yang Sok Kuasa
Perilaku yang sok kuasa adalah kecenderungan untuk
mendominasi orang lain atau menjadi majikan. Jika diarahkan
secara tepat hal ini dapat menjadi sifat kepemimpinan, tetapi
umumnya tidak demikian, dan biasanya hal ini mengakibatkan
timbulnya penolakan dari kelompok sosial.
22
6) Egosentrisme
Hampir semua anak sekolah dasar bersifat egosentrik dalam
arti bahwa mereka cenderung berpikir dan berbicara tentang
diri mereka sendiri. Apakah kecenderungan ini akan hilang,
menetap, atrau akan berkembang semakin kuat, sebagian
bergantung pada kesadaran anak bahwa hal itu membuat
mereka tidak populer dan sebagian lagi bergantung pada kuat
lemahnya keinginan mereka untuk menjadi populer.
7) Prasangka
Landasan prasangka terbentuk pada masa sekolah dasar
yaitu tatkala anak menyadari bahwa sebagian orang berbeda
dari mereka dalam hal penampilan dan perilaku dan bahwa
perbedaan ini oleh kelompok sosial dianggap sebagai tanda
kerendahan. Bagi anak kecil tidaklah umum mengekspresikan
prasangka dengan bersikap membedakan orang-orang yang
mereka kenal.
8) Antagonisme Jenis Kelamin
Ketika masa sekolah dasar berakhir, banyak anak laki-laki
ditekan oleh keluarga laki-laki dan teman sebaya untuk
menghindari pergaulan dengan anak perempuan atau
memainkan permainan anak perempuan. Mereka juga
mengetahui bahwa kelompok sosial memandang laki-laki lebih
tinggi derajatnya daripada perempuan. Walaupun demikian,
pada umur ini anak laki-laki tidak melalukan pembedaan
terhadap anak perempuan, tetapi menghindari mereka dan
menghindari aktivitas yang dianggap sebagai aktivitas anak
perempuan.17
Dari pendapat-pendapat ahli diatas maka, dapat
disimpulkan bahwa interaksi sosial yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hubungan tingkah laku sosial antara individu
17
Ibid, h. 263
23
satu dengan lainnya maupun dengan kelompok yang dapat
memberi pengaruh atau timbal balik. Yang dapat dilihat dari
beberapa indikator yaitu pembangkangan, agresi, berselisih,
menggoda, persaingan, kerjasama, tingkah laku berkuasa,
memetingkan diri sendiri, dan simpati.
2. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada
tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvad University
dan John Meyer dari University of New Hampshire.18
Untuk
memahami kecerdasan emosional, perlu dipahami terlebih dahulu
tentang apa itu kecerdasan dan emosi. Terdapat beberapa
penjelasan pengertian tentang kecerdasan dan emosi.
Menurut Woolfolk dalam Yusuf mengemukakan bahwa
kecerdasan itu meliputi tiga pengertian yaitu (1) kemampuan untuk
belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan (3)
kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru
atau lingkungan pada umumnya.19
Kecerdasan itu satu atau
beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan
pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi
dengan lingkungan.
Menurut Binet dalam Prawira kecerdasan adalah
kecenderungan untuk mengambil dan mempertahankan pilihan
yang tetap, kapasitas untuk beradaptasi dengan maksud
memperoleh tujuan yang diinginkan dan kekuatan untuk
autokritik.20
Sifat kecerdasan itu ada 3 macam yaitu (1) kecerdasan
untuk menetapkan tujuan tertentu, semakin cerdas seseorang
18
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2014), h. 85 19
Syamsu Yusuf, op.cit,. h. 106 20
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta : Ar-
Ruzz Media, 2012), h. 140-141
24
semakin cakaplah dia membuat tujuan sendiri tanpa diperintah oleh
orang lain; (2) kemampuan untuk mengadakan penyesuaian untuk
mencapai tujuan yang sudah dibuat; (3) kemampuan belajar dari
kesalahan yang telah dibuatnya agar tidak akan terjadi kembali.
Menurut Sarlito dalam Yusuf berpendapat bahwa emosi
merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna
afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat
yang luas (mendalam).21
Artinya bahwa emosi merupakan
perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat situasi tertentu.
Menurut Sukmadinata dalam Susanto emosi adalah
perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang
relatif tinggi dan menimbulkan gejolak suasana batin.22
Seperti
halnya perasaan, emosi juga membentuk suatu kontinum, bergerak
dari emosi positif hingga yang bersifat negatif.
Salovey dan Meyer mula-mula mendefinisikan kecerdasan
emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang
melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada
diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan
menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan
tindakan.23
Keduanya memberikan isyarat bahwa kecerdasan
emosional bukanlah lawan dari kecerdasan kognitif, namun saling
berhubungan satu dengan lainnya.
Kecerdasan emosional dalam perspektif islam sebagaimana
yang tercantum pada Q.S Ali-Imraan (3) ayat 134 :
﴾۱۳۴﴿ ...
21
Syamsu Yusuf, op.cit., h. 115 22
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2011), h. 135 23
Aunurrahman, op.cit., h. 87
25
Artinya : “…dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang- orang
yang berbuat kebajikan”. (QS.Ali-Imraan(3):134).24
Dalam surat Ali-Imraan ayat 134 menjelaskan bahwa Allah
SWT sangat meridhoi dan menyukai orang-orang yang memiliki 3
sifat takwa. Salah satu diantaranya yaitu orang yang senantiasa
mampu bersabar dalam menjaga amarahnya, serta orang yang
dapat memaafkan kesalahan orang lain walaupun orang itu telah
berbuat buruk kepadanya. Orang-orang yang seperti ini akan
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT atas
perjuangannya yang berat di dunia.
Tafsir ayat diatas adalah menggambarkan Sifat atau ciri-ciri yang
berkaitan erat dengan perstiwa perang uhud, karena kesudahan
peperangan itu adalah gugurnya sekian banyak kaum muslimin yang
tentu saja mengundang penyesalan, bahkan kemarahan terhadap
penyebab-penyebabnya. Sifat yang ditonjolkan adalah yang mampu
menahan amarah,bahkan yang memaafkan kesalahan orang. Bahkan akan
sangat terpuji mereka yang pernah melakukan kesalahan
karena Allah menyukai yakni melimpahkan rahmat dan
anugerah-Nya tanpa henti untuk orang-orang yang
berbuat kebajikan.
Dalam konteks menghadapi kesalahan orang lain,
ayat ini menunjukkan tiga kelas manusia atau jenjang
sikapnya. pertama, yang mampu menahan amarah. Kata
al-khazimin mengandung makna penuh dan menutupnya
dengan rapat. Ini mengisyaratkan bahwa perasaan tidak
bersahabat masih memenuhi hati yang bersangkutan,
pikirannya masih menuntut balas, tetapi dia tidak
memperturutkan ajakan hati dan pikiran itu, dia
menahan amarah. Dia menahan diri sehingga tidak
mencetuskan kata-kata buruk dan perbuatan negatif. Di atas tingkat ini
24
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya Special For Woman, (Bandung :
Syaamil Quran, 2013), h. 67.
26
adalah yang memaafkan, kata al-afn yang diterjemahkan dengan kata
maaf, kata ini antara lain menghapus. Seorang yang memaafkan orang
lain adalah yang menghapus bekas luka hatinya akibat
kesalahan yang dilakukan orang lain terhadapnya. Untuk
mencapai tingkat ketiga Allah mengingatkan bahwa
yang disukainya adalah orang-orang yang berbuat kebajikan, yakni bukan
sekedar menahan amarah atau memaafkan, tetapi justru yang berbuat
baik kepada yang pernah melakukan kesulitan.25
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai emosinya, berkomunikasi dengan diri sendiri serta
berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungan.26
Kecerdasan
emosional mengatur emosi agar bertindak, menentukan tujuan dan
bangkit dari masalah yang dihadapinya.
Menurut Thompson dalam Masyithoh, “emotional
intelligence a persons innate ability to perceive and manage
his/her own emotions in a manner that result in succesful
interactions with the environment and if others are present, to also
perceive and manage their emotions in a manner that results in
succesful interpersonal interactions”.27
Dimana dapat dijelaskan
bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan bawaan
seseorang untuk memahami dan mengelola emosinya sendiri
dengan cara yang menghasilkan interaksi yang sukses dengan
lingkungan dan jika orang lain hadir, untuk juga memahami dan
mengelola emosinya dengan cara yang menghasilkan interaksi
interpersonal yang sukses.
Menurut Goleman dalam Efendi mendefinisikan bahwa
Kecerdasan emosi sebagai kemampuan mengenali perasaan diri
sendiri dan perasaan orang lain. Dalam kemampuan memotivasi
25
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur’an, (Jakarta,:
Lentera Hati, 2002), h. 245-247. 26
Jarot Wijanarko, Maksimalkan Otak Anak Anda, (Jakarta : Keluarga Indonesia Bahagia,
2017),h. 101 27
Siti Masyithoh, “The Influence of parents’s parenting and emotional quetient on
student’s social skills”, journal of education in muslim society, 4, 2017, pp. 37.
27
diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.28
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
mengenali, mengolah, dan mengontrol emosi agar anak mampu
merespons secara positif setiap kondisi yang merangsang
munculnya emosi-emosi ini.29
Seperti cemas, marah, cemburu,
peduli, kasih sayang dan berkomunikasi dengan orang lain.
Menurut Naseer dalam Inam “having high levels of
emotional intelligence has been able to mark its presence in
making a person in control of his actions, rethinking his decisions
in a practical way and in being more considerate of others around
him”.30
Dimana dijelaskan seseorang yang memiliki tingkat
kecerdasan emosional yang tinggi telah mampu mengendalikan
tindakannya, memikirkan kembali keputusan yang akan diambil
dengan cara yang praktis dan lebih memperhatikan orang lain di
sekitarnya.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas jadi dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
mengelola emosi diri sendiri untuk bisa berhubungan baik dengan
orang lain.
b. Komponen Kecerdasan Emosional
Goleman dalam Wijanarko membagi kecerdasan emosional
menjadi 5 bagian yaitu tiga bagian berupa kompetensi emosional
intra-personal yaitu kemampuan seseorang untuk pengenalan
dirinya sendiri, pengendalian diri dan motivasi. Dan dua komponen
berupa kompetensi sosial inter-personal adalah kemampuan
28 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 171. 29
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta :
Prenada Media Group, 2011), h. 60 30
Attiya Inam, dkk., Relationship Of Emotional Intelligence With Social Anxiety And
Social Competence Of Adolescents, Journal Of Pakistan Home Economics Association, Vol. 8:1,
2014, pp. 21
28
seseorang untuk berketerampilan sosial yaitu kemampuan
seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kemampuan
seseorang untuk mengerti orang lain (empati) dan memberikan
respons (simpati) kepada orang lain.31
Salovey dan Mayer menempatkan kecerdasan emosional
dalam lima komponen sebagai berikut :
1) Mengenali Emosi Diri Sendiri
Kemampuan mengenali diri sendiri merupakan kemampuan
dasar dari kecerdasan emosional. Kemampuan ini mempunyai
peranan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu, juga
berfungsi untuk mencermati perasaan-perasaan yang muncul.
kekuasaan emosi manakala ia tidak memiliki kemampuan
untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya. Hal penting
yang perlu dipahami dalam kemampuan mengenali emosi diri
sendiri meliputi kesadaran diri, tenggalam dalam permasalahan,
dan pasrah.
2) Mengelola Emosi
Kemampuan mengelola emosi meliputi kemampuan
menguasai diri sendiri, termasuk menghibur dirinya sendiri,
melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan,
dan akibat-akibat yang timbul karena kegagalan dalam
mengelola keterampilan dasar emosi. Anak yang terampil
mengelola emosinya akan mampu menenangkan kembali
kekacauan – kekacauan yang dialaminya sehingga ia dapat
bangkit kembali.
3) Memotivasi Diri Sendiri
Kemampuan dasar memotivasi diri sendiri meliputi
berbagai segi, yaitu pengendalian dorongan hati, kekuatan
berpikir positif, dan optimisme. Anak yang mempunyai
keterampilan memotivasi diri sendiri dengan baik cenderung
31
Jarot Wijanarko, op.cit., h. 103
29
jauh /lebih produktif dan efektif dalam segala tindakan yang
dikerjakan. Kemampuan ini tentunya didasari oleh kemampuan
mengendalikan emosinya, yaitu menahan diri terhadap
kepuasan dan mengendalikan dorongan hati. Jadi, kemampuan
seseorang dalam menata emosi merupakan modal pokok si
anak untuk mencapai tujuan atau citacitanya hal itu juga sangat
vital untuk memotivasi dan menguasai diri sendiri.
4) Mengenali Emosi Orang Lain (Empati)
Kemampuan yang terampil mengenali emosi orang lain
disebut juga empati, yaitu kemampuan yang bergantung pada
kesadaran diri emosional. Hal itu, sebagai mana dinyatakan
oleh salovey dan mayer, merupakan suatu keterampilan dasar
bergaul. Menurut kedua ahli tersebut, orang empati lebih
mampu menangkap sinyal-sinyal sosial tersembunyi yang
mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki oleh
orang lain. Jadi, bisa dipahami orang dengan kemampuan yang
andal dalam mengenali emosi orang lain akan mudah sukses
dalam pergaulannya dengan orang lain ditengah-tengah
masyarakat luas.
5) Membina Hubungan Dengan Orang lain
Menurut Aisah Indiati menguraikan bahwa seni membina
hubungan sosial merupakan keterampilan mengelola emosi
orang lain yang meliputi keterampilan sosial yang menunjang
popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan hubungan antara
pribadi.32
Dari pendapat-pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini yang dimaksud kecerdasan emosional
adalah kecakapan seseorang dalam mengenali emosi diri,
mengelola emosi, dan memotivasi diri sendiri. Ketiga dimensi
kecerdasan emosional tersebut dapat terlihat dari beberapa
32
Purwa Atmaja Prawira, op.cit,. h.160-162
30
indikator yaitu mengungkapkan kesadaran emosi, mengendalikan
emosi, dapat bertahan menghadapi frustasi, beradaptasi, disukai,
dorongan untuk berprestasi, optimis, dan kemandirian.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap
interaksi sosial siswa diantaranya :
1. Sugiyah (2015) Universitas Nusantara PGRI Kediri dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Interaksi Sosial Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015” hasil penelitiannya
menyatakan bahwa berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi Pearson
Product Moment, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,606, dengan
nilai signifikansi atau Sig (2-tiled) sebesar 0,000. Karena Sig (2-tiled)
< 0,05 maka (H0) ditolak. Dari output penghitungan dengan bantuan
IBM SPSS Statistic 21 bahwa pengujian statistik diatas dapat
diketahui nilai korelasi pearson variabel kecerdaan emosional
terhadap interaksi sosial sebesar 0,606. Karena nilai korelasi berada di
range 0,60 - 0,799, maka disimpulkan bahwa pengaruh variabel X
terhadap variabel Y adalah kuat. Dengan demikian dapat dibuat
kesimpulan, yaitu: Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap
interaksi sosial pada siswa SMP Negeri 2 Tulungagung tahun pelajaran
2014/2015.
2. Nurul Febriana (2017) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi
Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS MAN 12 Jakarta)” hasil
penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh thitung sebesar 5,796. Sementara nilai ttabel pada taraf
signifikansi 5% dengan N=58, maka diperoleh ttabel sebesar 1,672.
31
Kemudian variable kecerdasan emosional memiliki tingkat
signifikansi/ Probabilitas 0,000 < 0,05. Artinya signifikan. Jadi
diperoleh nilai thitung > ttable yaitu 5,796 > 1,672 maka Ha diterima dan
Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12
Jakarta).
3. Siti Masyithoh (2017) Universitas Negeri Jakarta dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan
Kecerdasan Emosional Terhadap Keterampilan Sosial” hasil
penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan keterampilan sosial
sebagaimana perkembangan yang lainnya, sangat dipengaruhi oleh
internal / bawaan individu dan stimulus-stimulus yang diberikan
lingkungan terhadap individu tersebut. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor bawaan (hereditas) berpengaruh lebih
besar dibandingkan pengaruh lingkungan terhadap keterampilan sosial.
Kecerdasan emosional sebagai faktor bawaan berpengaruh sebesar
39,4% terhadap keterampilan sosial jauh lebih besar dibandingkan
pengaruh pola asuh sebagai faktor dari lingkungan yang hanya sebesar
4,4%. Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan, yaitu ada Pengaruh
Pola Asuh Orang Tua dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Keterampilan Sosial.
C. Kerangka Berpikir
Pada sekolah dasar anak banyak melakukan perkembangan karena
lingkungan anak pun semakin luas yang bukan hanya keluarga saja
melainkan anak sudah memiliki lingkungan sekolah dan teman sebayanya.
Dalam perkembangan anak usia MI/SD bukan hanya perkembangan pada
kognitif saja tetapi masih banyak lagi yang berkembang diantaranya
perkembangan fisik-motorik; perkembangan bahasa; perkembangan
32
moral; perkembangan sosial; perkembangan emosi; dan perkembangan
agama.
Perkembangan sosial anak salah satunya yaitu bagaimana anak
berinteraksi sosial dengan orang lain. Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial antara individu yang satu dengan yang lain baik secara
kelompok maupun individual yang saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya. Dalam interaksi sosial akan terdapat perilaku baik antar individu
maupun kelompok.
Interaksi sosial disebabkan oleh berbagai aspek, salah satunya
aspek kecerdasan emosional karena interaksi sosial dan emosional
merupakan dua aspek yang berlainan namun dalam kenyataannya satu
sama lain saling mempengaruhi. Perkembangan emosional dan sosial
merupakan dasar perkembangan kepribadian di masa yang akan datang.
Setiap orang akan mempunyai emosi rasa senang, marah, kesal, dalam
menghadapi lingkungannya sehari-hari.
Kecerdasan emosional pun memainkan peran yang sedemikian
penting dalam kehidupan khususnya sosial. Melalui kecerdasan emosional
anak belajar cara mengubah perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan
tuntutan dan ukuran sosial disekelilingnya. Perkembangan interaksi sosial
sangat erat dengan perkembangan bagaimana siswa mengelola kecerdasan
emosinya dan emosi orang lain untuk bisa berinteraksi dengan baik,
khususnya pada anak kelas V Sekolah Dasar anak sudah memasuki masa
anak-anak akhir dimana anak sudah mulai belajar mengendalikan
emosinya dan juga sudah mengenal konsep baik serta buruk
lingkungannya.
Oleh sebab itu peneliti ingin meneliti apakah ada pengaruh ketika
semakin tinggi kecerdasan emosional siswa semakin tinggi pula interaksi
sosial siswa atau malah sebaliknya.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
33
penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
emosional terhadap interaksi sosial siswa kelas V SD Dharma Karya UT,
maka penulis dalam hal ini mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional
terhadap interaksi sosial siswa kelas V SD Dharma Karya UT.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional
terhadap interaksi sosial siswa kelas V SD Dharma Karya UT.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
yang terletak di Jalan Pala Raya No.3 Pondok Cabe-Pamulang Nomor
Telp 021-7424348.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2017 / 2018 di
semester genap, yaitu di mulai bulan Maret sampai dengan Mei 2018.
Rincian kegiatan yang dilaksanakan terdapat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1
Kegiatan dan Waktu Penelitian
No. Keterangan Bulan 2017 / 2018
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1. Observasi
2. Penyusunan
Proposal
3. Seminar Proposal
4. Revisi Proposal
5. Pembuatan Bab 1,
2, dan 3 skripsi
6. Pembuatan
Instrumen
Penelitian
7. Uji Coba Angket
8. Pelaksanaan
Penyebaran
angket
9. Analisis Data
10. Penyempurnaan
Laporan
12 Sidang Skripsi
35
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis
regresi linier sederhana.
Analisis regresi linier sederhana adalah analisis untuk memprediksi
dari suatu distribusi data yang terdiri dari satu variabel terikat (Y) dan satu
variabel bebas (X).1 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
secara fungsional antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat
yaitu kecerdasan emosional (variabel bebas) terhadap interaksi sosial
(variabel terikat) siswa.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.2 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe yang berjumlah 136
siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti.3 Untuk
menyatakan besarnya sampel, Suharsimi Arikunturo menyatakan
bahwa jumlah populasi yang kurang dari 100 lebih baik diambil semua
dan penelitiannya disebut penelitian populasi, dan jika jumlah lebih
dari 100 maka sampelnya diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
1Mikha Agus Widiyanto, Statistika Terapan: Konsep & Aplikasi SPSS dalam Penelitian
Bidang Pendidikan, Psikologi & Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013), h.
213. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), Cet. 18, hal. 215 3 Ibid, h. 215
36
lebih.4 Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Non-Probabilty Sampling adalah teknik sampling
yang tidak memberikan peluang pada setiap anggota populasi untuk
dijadikan anggota sample, dengan cara Purposive Sampling dimana
cara pengambilan sampel ini yaitu dengan tidak berdasarkan random,
daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan
yang berfokus pada tujuan tertentu.5 Maka, penulis mengambil sampel
dalam penelitian ini yaitu berjumlah 52 siswa. Sampel yang peneliti
pilih adalah siswa kelas V.2 sebanyak 27 siswa dan kelas V3 sebanyak
25 siswa SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.6 Pengumpulan data
dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai
cara yang sesuai dengan kebutuhan peneliti, maka dalam hal ini peneliti
perlu memperhatikannya, sehingga informasi yang didapat benar-benar
valid. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data melalui penelitian lapangan, untuk memperoleh data
lapangan, penulis menggunakan instrumen pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner teknik pengumpulan
data yang efisien yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup
4 Suharsimi Arikunturo, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.64
5Suharsimi Arikunturo, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h.183 6 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung : Alfabeta, 2015), h.69
37
atau terbuka.7 Dengan kuesioner langsung ke responden akan
menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden
dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.
Adapun instrumen daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan isian
(berupa isian yang akan diisi oleh responden), pilihan ganda (berupa
pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan responden tinggal
memilih), check list (berupa pilihan dengan cara memberi tanda check
pada kolom yang disediakan), dan rating scale (sebuah pernyataan
diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
tertentu, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak
setuju).8 Angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup
yaitu jenis angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.9
Angket tertutup ini menggunakan skala
likert. Dengan menyediakan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Sehingga responden hanya memberikan tanda checklist pada jawaban.
Angket kecerdasan emosional ini terdiri dari 50 item dan angket
interaksi sosial terdiri dari 45 pernyataan untuk mengukur pengaruh
kecerdasan emosional terhadap interaksi sosial.
Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen angket dari indikator variabel
kecerdasan emosional dan interaksi sosial, seperti disajikan pada Tabel
3.2 dan tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional
Dimensi Indikator
Nomor Butir
Jumlah
Positif Negatif
Mengenali Mengungkapkan dan 1,3,4,8 2 5
7 Sugiyono, op.cit., h. 142
8 Suharsimi Arikunto (2013), op.cit., h. 195
9 Ibid., h. 195
38
emosi diri memahami emosi diri
Mengelola
emosi
a. Kendali emosi
b. Bertahan
menghadapi
frustasi
c. Disukai
d. Adaptasi
11,12
13,15
30,43,45
,44
37,39,41
9,10
5,6,14
38
25,40
4
5
5
5
Memotivasi
diri sendiri
a. Memotivasi diri
b. Kemandirian
c. Ketekunan
d. Kemampuan
memecahkan
masalah
16,17,18
20
23,27
46,48,49
7,19
21,22
24,26
42,47
5
3
4
5
Mengenali
emosi orang
lain.
Memahami emosi
orang lain
28,
31,32,
33, 34,
50
29,35,36 9
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Interaksi Sosial
No Indikator Nomor Butir
Jumlah Positif Negatif
1 Pembangkangan 1,5 2,3,4 5
2 Agresi 11,14 12,13,40 5
3 Berselisih 44 41,42,43,45 5
4 Menggoda 32 30,31,33,34 5
5 Persaingan 28,29 25,26,27 5
6 Kerjasama 6,7,8,10 9 5
7 Tingkah Laku
Berkuasa 39 35,36,37,38 5
8 Memetingkan
Diri Sendiri 20,21,24 22,23 5
39
9 Simpati 15,16,18,1
9 17 5
E. Teknik Keabsahan Data
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen
dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur.10
Validitas menurut Arikunto dalam Riduwan adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.11
Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Product
Moment dari Pearson yaitu sebagai berikut:
(∑ ) (∑ ) (∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
Keterangan :
rhitung : koefisien korelasi
∑ Xi : jumlah skor item
∑ Yi : jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal maka rhitung
dibandingkan dengan rtabel product moment dengan α =0,05. Jika rhitung
≤ rtabel, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid sedangkan jika rhitung
≥ rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid dan tetap dipertahankan
dalam instrumen yang selanjutnya digunakan untuk proses pengolahan
data dalam penelitian yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini, perhitungan uji validitas menggunakan
bantuan program Microsoft Excel 2010 dengan maksud untuk
mengukur instrumen yang digunakan valid atau tidak valid. Setelah
dilakukan uji coba dari 50 item kecerdasan emosional dan 45 item
interaksi sosial yang dikembangkan oleh peneliti, 10 item dinyatakan
10
Sambas Ali Muhidin, dkk. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian:
Dilengkapi Aplikasi Program SPSS, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), Cet.2, h. 30. 11
Riduwan, op.cit., h. 97
40
tidak valid sehingga tidak bisa digunakan dalam penelitian. Berikut
deskripsi dari hasil uji validitas.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional
1 0,41 0,28 Valid
2 -0,22 0,28 Tidak Valid
3 0,16 0,28 Tidak Valid
4 0,45 0,28 Valid
5 0,18 0,28 Tidak Valid
6 0,01 0,28 Tidak Valid
7 -0,05 0,28 Tidak Valid
8 0,38 0,28 Valid
9 0,45 0,28 Valid
10 0,53 0,28 Valid
11 0,36 0,28 Valid
12 0,33 0,28 Valid
13 0,36 0,28 Valid
14 0,33 0,28 Valid
15 0,37 0,28 Valid
16 0,49 0,28 Valid
17 0,36 0,28 Valid
18 0,55 0,28 Valid
19 0,37 0,28 Valid
20 0,27 0,28 Tidak Valid
21 0,49 0,28 Valid
22 0,46 0,28 Valid
23 0,41 0,28 Valid
24 0,37 0,28 Valid
25 0,22 0,28 Tidak Valid
26 0,55 0,28 Valid
27 0,43 0,28 Valid
28 0,50 0,28 Valid
29 0,51 0,28 Valid
30 0,21 0,28 Tidak Valid
31 0,36 0,28 Valid
32 0,41 0,28 Valid
33 0,46 0,28 Valid
41
34 0,43 0,28 Valid
35 0,58 0,28 Valid
36 0,49 0,28 Valid
37 0,36 0,28 Valid
38 0,02 0,28 Tidak Valid
39 0,42 0,28 Valid
40 0,56 0,28 Valid
41 0,61 0,28 Valid
42 0,20 0,28 Tidak Valid
43 0,64 0,28 Valid
44 0,28 0,28 Valid
45 0,43 0,28 Valid
46 0,40 0,28 Valid
47 0,34 0,28 Valid
48 0,40 0,28 Valid
49 0,52 0,28 Valid
50 0,64 0,28 Valid
Jadi, dapat disimpulkan pada tabel 3.3 bahwa variabel kecerdasan
emosional dari 50 item pernyataan terdapat 10 item yang tidak valid
sehingga tidak bisa digunakan yaitu nomor item
2,3,5,6,7,20,25,30,38,42 maka peneliti menggunakan 40 item
pernyataan yang valid serta dapat digunakan pada penelitian yaitu
nomor item 1,4,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,21,22,23,24,26,27,
28,29,31,32,33,34,35,36,37,39,40,41,43,44,45,46,47,48,49,50.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Interaksi Sosial
1 0,41 0,28 Valid
2 0,57 0,28 Valid
3 0,53 0,28 Valid
4 0,51 0,28 Valid
5 0,26 0,28 Tidak Valid
6 0,11 0,28 Tidak Valid
7 0,42 0,28 Valid
8 0,32 0,28 Valid
42
9 0,39 0,28 Valid
10 0,13 0,28 Tidak Valid
11 0,45 0,28 Valid
12 0,60 0,28 Valid
13 0,38 0,28 Valid
14 0,13 0,28 Tidak Valid
15 0,57 0,28 Valid
16 0,40 0,28 Valid
17 0,03 0,28 Tidak Valid
18 0,30 0,28 Valid
19 0,44 0,28 Valid
20 0,34 0,28 Valid
21 0,06 0,28 Tidak Valid
22 0,47 0,28 Valid
23 0,14 0,28 Tidak Valid
24 0,33 0,28 Valid
25 0,37 0,28 Valid
26 0,51 0,28 Valid
27 0,35 0,28 Valid
28 0,29 0,28 Valid
29 0,53 0,28 Valid
30 0,34 0,28 Valid
31 0,55 0,28 Valid
32 0,41 0,28 Valid
33 0,66 0,28 Valid
34 0,55 0,28 Valid
35 0,30 0,28 Valid
36 0,23 0,28 Tidak Valid
37 0,45 0,28 Valid
38 0,59 0,28 Valid
39 -0,43 0,28 Tidak Valid
40 0,45 0,28 Valid
41 0,62 0,28 Valid
42 0,45 0,28 Valid
43 0,60 0,28 Valid
44 0,21 0,28 Tidak Valid
45 0,40 0,28 Valid
43
Jadi, dapat disimpulkan pada tabel 3.4 bahwa variabel interaksi
sosial dari 45 item pernyataan terdapat 10 item yang tidak valid yaitu
item nomor 5,6,10,14,17,21,23,36,39,44 maka peneliti menggunakan
35 item pernyataan yang valid serta dapat digunakan pada penelitian
yaitu item nomor 1,2,3,4,7,8,9,11,12,13,15,16,18,19,20,22,24,25,26,27
28,29,30,31,32,33,34,35,37,38,40,41,42,43,45.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik.12
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan
hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu
atas kesempatan yang berbeda.13
Dalam penelitian ini, perhitungan uji
reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS for windows 24.
Adapun kriteria suatu instrumen penelitian menggunakan rumus Alpha
Cronbach, yaitu sebagai berikut:14
[
] [
∑
]
Keterangan:
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
K = Jumlah butir soal valid
= Jumlah variansi skor tiap item
= Variansi total
Dalam penelitian ini, perhitungan uji reliabilitas menggunakan
bantuan program SPSS 24 for windows dengan maksud untuk
mengukur instrumen yang digunakan reliabel atau tidak. Setelah
12
Suharsimi Arikunto (2013), op.cit., h.170 13
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2010),
Cet.2, h.258. 14
Suharsimi Arikunto (2013), op.cit., h.86.
44
dilakukan uji coba berikut deskripsi dari hasil uji validitas. Hal ini
seperti terlihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil Uji Realibilitas Kecerdasan Emosional
Dari tabel 3.5 diatas diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,894
kemudian diketahui rtabel sebesar 0,28. Kesimpulannya Alpha = 0,894 ≥
rtabel = 0,28 artinya item-item angket kecerdasan emosional dalam
penelitian ini reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data
dalam penelitian.
Tabel 3.6
Hasil Uji Realibitas Interaksi Sosial
Dari tabel 3.6 diatas diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,888
kemudian diketahui rtabel sebesar 0,28. Kesimpulannya Alpha = 0,888 ≥
rtabel = 0,28 artinya item-item angket interaksi sosial dalam penelitian
ini reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam
penelitian.
F. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif ini, pengolahan data secara
umum dilaksanakan melalui dua tahap yaitu tahap Pemberian Kode / Skor
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,894 40
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,888 35
45
(Codeting / Skoring), dan Proses Pembeberan (Tabulasi). Dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Codeting / Skoring
Tahap codeting / skoring adalah tahap dimana data akan diberikan
identitas yang memberikan arti tertentu pada saat menganalisis data
dilakukan dengan cara memberi tanda atau skor berbentuk angka pada
masing-masing jawaban. Pada penelitian ini codeting / skoring dengan
frekuensi, dimana jawaban pada poin memiliki bobot atau skor yang
ditentukan hal ini seperti terlihat pada tabel 3.7 sebagai berikut :
Tabel 3.7
Kriteria Skor
No Alternatif Jawaban Positif Negatif
Jumlah Skor
1 Sangat Setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak Setuju 2 3
4 Sangat Tidak Setuju 1 4
2. Tabulating
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel
yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis.15
Tabulasi
juga merupakan mentabulasikan data jawaban yang berhasil
dikumpulkan kedalam tabel yang telah disediakan, setelah
pengumpulan data dilakukan tahap berikutnya data tersebut dianalisa
kuantitatif ditentukan presentasenya dengan menggunakan distribusi
frekuensi :
Keterangan :
15
Syofian Siregar,Statiska Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual
Dan Aplikasi SPSS Versi 17, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 208.
46
F = frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Number of cases (jumlah frekuensi / banyaknya individu)
P = angka presentase.16
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu uji prasayarat analisis
untuk menentukan jenis statistik yang digunakan apakah menggunakan
statistik parametrik atau non parametrik. Uji prasyarat yang digunakan
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam penelitian ini
perhitungan uji prasayarat analisis data menggunakan bantuan program
SPSS for Windows 24.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau berada dalam sebaran
normal.17
Cara yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data
sangat banyak modelnya. Salah satunya dengan menggunakan statistik
Kolmogorof- Smirnov. Untuk menguji normalitas data, salah satu cara
yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi data normal. Maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Deteksi normalitas dapat juga dilakukan dengan melihat kolom
Sig.yang ada pada tabel Kolmogorof-Smirnov. Kriteria penilaian data
yang mempunyai distribusi normal jika nilai signifikansi ≥ 0,05 pada
taraf signifikansi 5% ( = 0,05) dan sebaliknya jika nilai signifikansi
≤ 0,05 maka data tersebut dikatakan tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk analisis yang sifatnya
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2010), h.128 17
Mikha Agus Widiyanto, Op.Cit., h. 154
47
membandingkan dua kelompok rata-rata atau lebih. Dalam analisis ini
yang diuji apakah varians dari kelompok rata-rata dalam variabel X
dan Y bersifat homogen atau tidak.18
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas
adalah jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
varians dari dua atau lebih kelompok adalah sama sebaliknya jika nilai
signifikansi ≤ 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
kelompok populasi data adalah tidak sama.19
3. Uji Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan sarana yang dipergunakan
untuk menunjukkan hubungan dua variabel yaitu satu variabel bebas
(independent) dan satu variabel terikat (dependent).20
Dalam penelitian
ini menggunakan analisis regresi linier sederhana karena analisis ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh dari satu variabel bebas
terhadap satu variabel terikat. Berikut akan disajikan persamaan
regresi linier sederhana :
Keterangan :
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a dan b = konstanta21
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
Product Moment yang digunakan untuk mencari terdapat atau tidaknya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y. Dengan perumusan
18
Ibid, h. 170 19
Syofian Siregar,Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. I, h. 178. 20
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung : Pt Refika
Aditama, 2010), h.125 21
Ibid, h.126
48
sebagai berikut :
(∑ ) (∑ ) (∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
∑ Xi : jumlah skor item
∑ Yi : jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
Selanjutnya, untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau
rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi),
digunakan penafsiran atau interpretasi angka.22
5. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat dinamakan koefisien determinasi. Koefisien
determinasi diperoleh dengan menguadratkan koefisien korelasi,23
dengan rumus :
KD = rxy2 x 100%
Keterangan:
KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r2 : Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y
Selain menggunakan cara manual, untuk dapat menentukan
koefisien determinasi dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS 24 for windows.
H. Hipotesis Statistik
22
Riduwan, Op.Cit., h. 138 23
Mikha Agus Widiyanto, Op.cit., h. 197.
49
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional
terhadap interaksi sosial pada siswa kelas V, Hipotesis statistik yang akan
diuji pada penelitian ini adalah :
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional
terhadap interaksi sosial siswa kelas V di SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional
terhadap interaksi sosial siswa kelas V di SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan teknik purposive sample, maka penelitian ini
disebarkan kepada responden yang merupakan siswa-siswi kelas V di
SD Dharma Karya UT Pondok Cabe sebanyak 52 siswa. Berdasarkan
kelas, data ini dapat menggambarkan perbandingan antara kelas V.2
dan V.3 di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. Hal ini seperti terlihat
pada tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas
Sumber: Data Primer yang diolah SPSS for Windows 24, 2018
Grafik 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelas
48,1% 51,9%
Kelas
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid V.2 27 51,9 51,9 51,9
V.3 25 48,1 48,1 100,0
Total 52 100,0 100,0
51
Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.1 di atas, dapat dijelaskan
bahwa jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini yaitu kelas
V.2 sebanyak 27 orang dengan presentase 51,9% dan kelas V.3
sebanyak 25 orang dengan presentase 48,1%.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Berikut ini adalah penyajian deskripsi data setiap variabel yang
diperoleh peneliti di lapangan.
a. Variabel Kecerdasan Emosional
Data kecerdasan emosional diperoleh dari skor hasil
pengolahan data angket yang diisi oleh siswa kelas V SD Dharma
Karya UT Pondok Cabe. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
data kecerdasan emosional diperoleh dengan nilai tertinggi adalah
96, dan nilai terendah adalah 61. Jumlah kelas interval ditentukan
dengan rumus K = 1 + 3,3 log 52, hasilnya adalah 6,663 dibulatkan
menjadi 7. Rentang data 96 - 61 = 35, sedangkan panjang kelas
didapat dari rentang dibagi dengan jumlah 35/7 = 5. Hal ini seperti
terlihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Emosional
No Kelas Interval
Batas Kelas
F absolut F (%) Batas
Bawah
Batas
Atas
1 61-65 60,5 65,5 2 3,85
2 66-70 65,5 70,5 9 17,31
3 71-75 70,5 75,5 13 25
4 76-80 75,5 80,5 11 21,15
5 81-85 80,5 85,5 12 23,07
6 86-90 85,5 90,5 2 3,85
7 91-95 90,5 95,5 2 3,85
8 96-100 95,5 100,5 1 1,92
Sumber: Data Primer yang diolah SPSS for Windows 24, 2018
52
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa
presentase jumlah siswa yang memiliki skor kecerdasan emosional
antara 61-65 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 3,85%,
yang memiliki nilai antara 66-70 sebanyak 9 siswa dengan
persentase sebesar 17,31%, yang memiliki nilai antara 71-75
sebanyak 13 siswa dengan persentase sebesar 25%, yang memiliki
nilai antara 76-80 sebanyak 11 siswa dengan persentase sebesar
21,15%, yang memiliki nilai antara 81-85 sebanyak 12 siswa
dengan persentase sebesar 23,07%, yang memiliki nilai antara 86-
90 sebanyak 2 siswa dengan persentse sebesar 3,85%, yang
memiliki nilai antara 91-95 sebanyak 2 siswa dengan persentase
sebesar 3,85%. dan yang memiliki nilai antara 96-100 sebanyak 1
siswa dengan persentase sebesar 1,92%. Dari jumlah tersebut
diperoleh rata-rata (mean) adalah 76,56 dengan standar deviasi
7,683. Median 76,00. Modus 76. Data distribusi frekuensi tersebut
dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram, hal ini seperti
terlihat pada Grafik 4.2 sebagai berikut :
Grafik 4.2
Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional
53
b. Variabel Interaksi Sosial
Data interaksi sosial diperoleh dari skor hasil pengolahan
data angket yang diisi oleh siswa kelas V SD Dharma Karya UT
Pondok Cabe. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui data
interaksi sosial diperoleh dengan nilai tertinggi adalah 98, dan nilai
terendah adalah 55. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus
K = 1 + 3,3 log 52, hasilnya adalah 6,663 dibulatkan menjadi 7.
Rentang data 98 - 55 = 43, sedangkan panjang kelas didapat dari
rentang dibagi dengan jumlah 43/7 = 6.14 dibulatkan menjadi 6.
Hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Skor Interaksi Sosial
No Kelas Interval
Batas Kelas
F absolut F (%) Batas
Bawah
Batas
Atas
1 55-60 54,5 60,5 1 1,92
2 61-66 60,5 66,5 1 1,92
3 67-72 66,5 72,5 5 9.62
4 73-78 72,5 78,5 14 26,92
5 79-84 78,5 84,5 15 28,85
6 85-90 84,5 90,5 9 17,31
7 91-96 90,5 96,5 6 11,54
8 97-102 96,5 102,5 1 1,92
Sumber: Data Primer yang diolah SPSS for Windows 24, 2018
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa
presentase jumlah siswa yang memiliki skor interaksi sosial antara
55-60 sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar 1,92%, yang
memiliki nilai antara 61-66 sebanyak 1 siswa dengan persentase
sebesar 1,92%, yang memiliki nilai antara 67-72 sebanyak 5 siswa
dengan persentase sebesar 9,62%, yang memiliki nilai antara 73-78
sebanyak 14 siswa dengan persentase sebesar 26,92%, yang
memiliki nilai antara 79-84 sebanyak 15 siswa dengan persentase
sebesar 28,85%, yang memiliki nilai antara 85-90 sebanyak 9
54
siswa dengan persentse sebesar 17,31%, yang memiliki nilai antara
91-96 sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 11,54%. dan
yang memiliki nilai antara 97-102 sebanyak 1 siswa dengan
persentase sebesar 1,92%. Dari jumlah tersebut diperoleh rata-rata
(mean) adalah 80,37 dengan standar deviasi 8,499. Median 80,00.
Modus 76. Data distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam
bentuk grafik histogram, hal ini seperti terlihat pada Grafik 4.3
sebagai berikut :
Grafik 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel Interaksi Sosial
B. Pengujian Persyaratan Analisis Dan Pengujian Hipotesis
Pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum uji hipotesis. Hal
ini dilakukan untuk menunjukkan data yang dianalisis memenuhi syarat
untuk dilakukan penghitungan dengan menggunakan statistik. Uji
prasyarat yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas
dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau dalam sebaran
55
normal. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data berasal dari populasi yang homogen.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik one-
simple kolmogorov-smirnov test pada program SPSS 24 for windows
terhadap data. Data dianggap normal apabila koefisien Asymp. Sig atau
P-value lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak signifikan. Berikut
hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan bantuan
program SPSS 24 for windows, hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Primer yang diolah SPSS for Windows 24, 2018
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap 52 sample data interaksi
sosial dengan menggunakan teknik one-simple kolmogorov-smirnov
test pada program SPSS 24 for window, diperoleh hasil menunjukkan
koefisien asymp. Sig atau P-value lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar
0,127 ≥ 0,05 yang berarti tidak signifikan. Apabila P-value ≥ 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. hal ini seperti terlihat pada Grafik 4.4
sebagai berikut :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 52
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
5,27539949
Most Extreme Differences Absolute ,112
Positive ,112
Negative -,083
Test Statistic ,112
Asymp. Sig. (2-tailed) ,127c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
56
Grafik 4.4
Hasil Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
akan dianalisis memiliki variasi atau keragaman nilai yang sama
sehingga dapat dilakukan analisis dengan menggunakan statistik
parametrik. Adapun kriteria pengujian, jika nilai signifikansi > 0,05
maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data
adalah sama atau homogen sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05
maka data tersebut tidak sama atau tidak homogen. Berikut hasil
perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan program
SPSS 24 for windows, hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.5 sebagai
berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Kecerdasan Emosional
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,735 13 27 ,110
57
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dari hasil analisis menunjukkan
bahwa besarnya koefisien P-value adalah 0,110 yang lebih besar dari
0,05. Oleh karena P-value lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak
signifikan memiliki makna bahwa varians dari kedua data yang
dibandingkan adalah homogen.
3. Uji Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji
pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dalam
penelitian ini analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi
sederhana, karena variabel penelitian hanya terdiri satu variabel bebas
(X) yaitu kecerdasan emosional dan satu variabel terikat (Y) yaitu
interaksi sosial. Berikut hasil perhitungan uji analisis regresi sederhana
dengan menggunakan bantuan program SPSS 24 for Windows, hal ini
seperti terlihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 18,7
95
8,263 2,27
5
,027
Kecerdasan
Emosional
,804 ,107 ,727 7,48
8
,000
a. Dependent Variable: Interaksi Sosial
Sumber: Data Primer yang diolah SPSS for Windows 24, 2018
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa model
persamaan regresi untuk perkiraan interaksi sosial yang dipengaruhi
oleh kecerdasan emosional adalah = 18,795 + 0,804X. Dapat
dianalisis beberapa hal, antara lain :
58
a. Apabila seorang siswa kelas V memiliki kecerdasan emosionalnya
(X = 61) diperoleh dari hasil kecerdasan emosional terendah, maka
perkiraan ia akan mendapatkan hasil interaksi sosial sebesar 18,795
+ 0,804 (61) = 67, 839.
b. Apabila seorang siswa kelas V memiliki kecerdasan emosionalnya
(X = 95) diperoleh dari hasil kecerdasan emosional tertinggi, maka
perkiraan ia akan mendapatkan hasil interaksi sosial sebesar 18,795
+ 0,804 (95) = 95,979 dibulatkan menjadi 96.
Oleh karena persamaan linier berarti dapat digunakan untuk
memprediksi yaitu bahwa regresi ini mengandung arti apabila siswa
mampu mengelola kecerdasan emosionalnya dengan baik maka
interaksi sosialnya akan meningkat sebesar 0,804 pada konstanta
18,795.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji r product moment pearson. Penggunaan uji r sebagai
pengujian hipotesis ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat, apakah pengaruhnya signifikansi atau
tidak. Berikut hasil perhitungan uji hipotesis (uji-r), seperti disajikan
pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Hipotesis (Uji r)
Correlations
Kecerdasan
Emosional
Interaksi Sosial
Kecerdasa
n
Emosional
Pearson
Correlation
1 ,727**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 52
Interaksi
Sosial
Pearson
Correlation
,727**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
59
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diperoleh bahwa besarnya koefisien
korelasi sebesar 0,727 dengan P-value sebesar 0,000 memiliki
keberartian (uji signifikansi) atau tidak dengan membandingkan r tabel
atau dengan membandingkan koefisien P-value dengan taraf
signifikansi 0,05.
Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa rhitung koefisien korelasi
adalah 0,727. Sedangkan rtabel dapat dihitung pada tabel r,
dengan = 0,05 dan df = 50 (diperoleh dari rumus n-2, dimana n adalah
jumlah data 52-2 = 50). Maka diperoleh rtabel adalah 0,273.
Variabel kecerdasan emosional memiliki tingkat signifikansi /
Probabilitas 0,000 < 0,05. artinya signifikan. Sedangkan rhitung > ttabel
yaitu 0,727 > 0,273 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
kecerdasan emosional terhadap interaksi sosial siswa kelas V SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe.
5. Uji Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini Uji Koefisien Determinasi untuk mengetahui
besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, perhitungannya
menggunakan SPSS 24 For Windows. Berikut hasil perhitungan uji
koefisien determinasi, seperti disajikan pada tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, diperoleh nilai koefisien determinasi
sebesar 52,9%, hal ini berarti bahwa 52,9% interaksi sosial ditentukan
Model Summaryb
Model R R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,727a ,529 ,519 5,89353 1,866
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional
b. Dependent Variable: Interaksi Sosial
60
oleh kecerdasan emosional siswa, sedangkan 47,1% sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil analisis, angket yang disebarkan kepada responden yaitu
mengenai kecerdasan emosional dan interaksi sosial. Berdasarkan kelas
dari 52 responden, maka diperoleh sebanyak 27 siswa dengan presentase
51,9% kelas V.2 dan sebanyak 25 siswa dengan presentase 48,1% Kelas
V.3. Hal ini menunjukan bahwa sebaran responden dalam penelitian ini di
dominasi oleh responden kelas V.2 yaitu sebesar 51,9%.
Berdasarkan data distribusi frekuensi variabel (X) bahwa
presentase jumlah siswa yang memiliki skor kecerdasan emosional antara
61-65 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 3,85%, yang memiliki
nilai antara 66-70 sebanyak 9 siswa dengan persentase sebesar 17,31%,
yang memiliki nilai antara 71-75 sebanyak 13 siswa dengan persentase
sebesar 25%, yang memiliki nilai antara 76-80 sebanyak 11 siswa dengan
persentase sebesar 21,15%, yang memiliki nilai antara 81-85 sebanyak 12
siswa dengan persentase sebesar 23,07%, yang memiliki nilai antara 86-90
sebanyak 2 siswa dengan persentse sebesar 3,85%, yang memiliki nilai
antara 91-95 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 3,85%. dan yang
memiliki nilai antara 96-100 sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar
1,92%. Dari jumlah tersebut diperoleh rata-rata (mean) adalah 76,56
dengan standar deviasi 7,683. Median 76,00. Modus 76.
Berdasarkan data distribusi frekuensi variabel (Y) bahwa
presentase jumlah siswa yang memiliki skor interaksi sosial antara 55-60
sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar 1,92%, yang memiliki nilai
antara 61-66 sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar 1,92%, yang
memiliki nilai antara 67-72 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar
9,62%, yang memiliki nilai antara 73-78 sebanyak 14 siswa dengan
persentase sebesar 26,92%, yang memiliki nilai antara 79-84 sebanyak 15
siswa dengan persentase sebesar 28,85%, yang memiliki nilai antara 85-90
61
sebanyak 9 siswa dengan persentse sebesar 17,31%, yang memiliki nilai
antara 91-96 sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 11,54%. dan
yang memiliki nilai antara 97-102 sebanyak 1 siswa dengan persentase
sebesar 1,92%. Dari jumlah tersebut diperoleh rata-rata (mean) adalah
80,37 dengan standar deviasi 8,499. Median 80,00. Modus 76.
Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis uji korelasi product
moment pearson antara kecerdasan emosional terhadap interaksi sosial
siswa kelas V SD Dharma Karya UT Pondok Cabe bahwa rhitung koefisien
korelasi adalah 0,727. Sedangkan rtabel dengan = 0,05 dan df = 50
(diperoleh dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data 52-2 = 50). Maka
diperoleh rtabel adalah 0,273. Variabel kecerdasan emosional memiliki
tingkat signifikansi / Probabilitas 0,000 < 0,05. artinya signifikan.
Sedangkan rhitung > rtabel yaitu 0,727 > 0,273 maka H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kecerdasan emosional terhadap interaksi sosial siswa
kelas V SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 52,9%, hal ini berarti bahwa 52,9% interaksi sosial
ditentukan oleh kecerdasan emosional siswa, sedangkan 47,1% sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Hal ini seperti pendapat Goleman yang dikutip oleh Wijanarko
bahwa kecerdasan emosional sebagai kemampuan dalam mengenali
perasaan-perasaan diri sendiri dan orang lain.1 Dengan kemampuan ini
seseorang bisa berhubungan antar pribadi atau berinteraksi dengan orang
lain, serta perlu ditumbuhkembangkan pada setiap anak agar mereka
secara diri dapat diterima dan tidak dikuncilkan oleh orang lain dan
memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap orang lain.
kecerdasan emosional bagi interaksi sosial ditegaskan pula oleh
Goleman dalam Sunar bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang
1 Jarot Wijanarko, Maksimalkan Otak Anak Anda,(Jakarta : Keluarga Indonesia
Bahagia,2017), h. 101
62
hanya sekitar 20% dan sisanya 80% ditentukan oleh serumpun faktor yang
disebut dengan kecerdasan emosi.2 Berdasarkan penjelasan tersebut
jelaslah bahwa betapa pentingnya pengaruh kecerdasan emosional harus
dimiliki oleh siswa agar ia bukan hanya mementingkan akademik saja
namun dalam berhubungan dengan sosialnya yaitu berinteraksi.
Menurut George C. Homans yang dikutip oleh Slamet Santoso
bahwa “salah satu aspek dalam proses interaksi sosial adalah setiap
individu mempunyai kecerdasan emosional yang sama”.3 Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa untuk berinteraksi sosial dengan baik
sangat diperlukan kecerdasan emosional yang sama setiap individunya
karena jika individu memiliki kelemahan dalam kecerdasan emosional
membuat interaksi dengan orang lainnya akan ikut terganggu.
Selanjutnya hal ini diperkuat berdasarkan penelitian sebelumnya
oleh Sugiyah (2015) Universitas Nusantara PGRI Kediri yang berjudul
“Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Interaksi Sosial Pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Memberikan kesimpulan bahwa kecerdasan emosional memberikan
pengaruh yang kuat terhadap interaksi sosial pada siswa SMP
Negeri 2 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. Oleh karena
itu, apabila siswa memiliki kecerdasan emosional yang baik dapat
memberikan dampak yang baik pula terhadap interaksi sosialnya.
Selanjutnya pada peneliti lainnya yaitu oleh Murni, M. Asrori, Indri Astuti
(2015) Universitas Tanjungpura Pontianak yang berjudul “Korelasi
Kecerdasan Emosional Dengan Interaksi Sosial Siswa Kelas VII MTS
Negeri 2 Pontianak”. Memberikan kesimpulan bahwa hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara
kecerdasan emosional dengan interaksi sosial siswa kelas VII MTS Negeri
2 Pontianak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional merupakan salah satu aspek penting yang seharusnya dimiliki
2 Sunar, D.P, Edisi Terlengkap Tes IQ, EQ, SQ, (Yogyakarta : Flashbooks, 2010), h. 51
3 Slamet Santoso, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Bandung : Refika Aditama, 2014), h. 184
63
oleh siswa. Karena semakin baik kecerdasaan emosional siswa, semakin
baik pula interaksi sosialnya. sebaliknya semakin rendah kecerdasan
emosional siswa, semakin rendah pula interaksi sosial siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dikemukakan dalam
penelitian ini, diketahui terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara
kecerdasan emosional terhadap interaksi sosial siswa kelas V SD Dharma
Karya UT Pondok Cabe. Dari perhitungan itu pula maka hasil
penelitiannya dapat diinterpretasikan bahwa kecerdasan emosional
mempengaruhi interaksi sosial siswa kelas V, semakin tinggi tingkat
kecerdasan emosional yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula
interaksi sosial siswa, begitu pun sebaliknya. Besarnya pengaruh tersebut
sebesar 52,9% sedangkan 47,1% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat banyak keterbatasan,
diantaranya adalah :
1. Instrumen yang digunakan peneliti dikembangkan sendiri oleh peneliti
atau bukan merupakan instrumen yang baku, sehingga sangat mungkin
terjadi kekeliruan yang tidak disengaja.
2. Keterbatasan souvenir dalam menyebarkan angket.
3. Banyak hal-hal yang diluar kemampuan peneliti yang tidak terjangkau,
hal ini sehubungan dengan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang
dimiliki peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
64
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional memiliki
pengaruh yang sangat signifikan terhadap interaksi sosial. hal tersebut
telah dibuktikan dari hasil analisis perhitungan uji hipotesis uji rhitung
sebesar 0,727. Sementara nilai rtabel pada taraf signifikansi 0,05
dengan N=52, diperoleh rtabel sebesar 0,273. Jadi diperoleh nilai rhitung >
rtable yaitu 0,727 > 0,273 Hasil pengujian hipotesis (Uji r Product Moment)
tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis satu (H1) diterima maka
dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh terhadap
interaksi sosial.
Kecerdasan emosional memberikan pengaruh dalam interaksi
sosial. hal ini terbukti dari hasil perhitungan uji koefisien determinasi
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 52,9%, hal ini berarti bahwa
52,9% interaksi sosial ditentukan oleh kecerdasan emosional siswa,
sedangkan 47,1% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Implikasi
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka terdapat beberapa implikasi yang timbul dari penelitian
ini, yaitu penting bagi guru serta orang tua untuk memperhatikan
kecerdasan emosional anak. Guru pun dalam pembelajaran harus
memberikan stimulus-stimulus agar bisa meningkatkan kecerdasan
emosional siswa, karena siswa dengan kecerdasan emosional tinggi
memiliki interaksi sosial yang lebih baik dibandingkan dengan murid yang
kecerdasan emosionalnya rendah.
65
Dengan meningkatkan kecerdasan emosional di dalam diri seorang
siswa maka siswa akan dapat mengontrol emosi dalam dirinya sehingga
ketika ia berinteraksi sosial dengan orang lain ia akan lebih mengerti
bagaimana berperilaku yang baik agar bisa berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu interaksi sosial yang baik diperoleh jika siswa memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi. Untuk mendapatkan kecerdasan
emosional yang baik diperlukan peranan dari berbagai pihak. Peran orang-
orang di sekitar siswa sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan
kecerdasan emosional dalam diri seorang siswa. Pengalaman yang pernah
dilalui oleh siswa tersebut akan semakin membentuk kecerdasan
emosional seorang siswa.
C. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian, implikasi, dan kesimpulan yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka terdapat beberapa hal yang dapat disarankan
peneliti, diantaranya adalah :
1. Bagi siswa, diharapkan agar selalu mengembangkan kecerdasan
emosionalnya lebih bisa mengelola emosinya dengan baik, bisa
beradaptasi dengan lingkungannya, mampu memotivasi dirinya serta
selalu belajar untuk memahami perasaan orang lain, karena mengingat
anak usia SD kelas V adalah tahap masa kanak-kanak akhir.
2. Bagi orang tua, agar memperhatikan pengembangan kecerdasan
emosional siswa dan menjadi teladan yang baik agar kecerdasan
emosional siswa dapat meningkat dan interaksi sosial siswa pun ikut
meningkat.
3. Bagi guru, agar bisa mendesain pembelajaran untuk memberikan
stimulus agar bisa mengembangkan kecerdasan emosional siswa dan
sosial seperti mengenai interaksi sosialnya, agar terhindar dari hal-hal
yang kurang diinginkan ketika siswa tidak mampu mengembangkan
aspek sosial maupun pribadinya.
66
DAFTAR PUSTAKA
Agama RI, Departemen. Al-qur’an dan Terjemahnya Special For Woman,
Bandung: Syaamil Quran, 2013.
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Cet.2.
2010.
Arikuntoro, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Arikuntoro, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Arikuntoro, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2013.
Astuti, Indri. Murni. dkk. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Interaksi
Sosial Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tulungagung Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurnal Penelitian.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta, 2014.
Brackett, Marc A. Paulo N. Lopes. Emotional Intelligence And Social Interaction.
Journal Of PSPB Yale University, Vol. 30 No. 8, 2004.
Chaplin. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2005.
Elfachmi,Amin Kuneifi. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 2016.
67
Gerungan. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco, 1988.
Gardner, Howard. Changing Minds. New York: Harvard Business School Press.
2006
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga, 2013.
Inam, Attiya. etc., Relationship Of Emotional Intelligence With Social Anxiety
And Social Competence Of Adolescents. Journal Of Pakistan Home
Economics Association, Vol. 8:1, 2014.
Mashar, Riana. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta:
Prenada Media Group, 2011.
Masyithoh, Siti. The Influence Of Parents’s Parenting And Emotional Quetient
On Student’s Social Skills. Journal Of Education In Muslim Society, 4,
2017.
Muhidin, Sambas Ali. dkk. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam
Penelitian: Dilengkapi Aplikasi Program SPSS. Bandung: Pustaka Setia,
Cet.2, 2001.
Narwoko, Dwi. dkk. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Prenada
Media Group, 2007.
Prasetyono, Sunar Dwi. Edisi Terlengkap Tes IQ, EQ, SQ. Yogyakarta:
Flashbooks, 2010.
Prawira, Purwa Atmaja. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru.
Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
68
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta, 2015.
Santrock, John W. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, Edisi Ke-11, 2007.
Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2014.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi
Aksara, Cet. I, 2013.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi Dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.
2011.
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an.
Jakarta : Lentera Hati. 2002.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali, 1987.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
Cet. 18, 2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009.
Suparno, Paul. Konsep Intelegensi Ganda Dan Aplikasinya di Sekolah : Cara
Menerapkan Konsep Multiple Intelligences Howard Gardner. Yogyakarta:
Kanisius. 2007.
69
Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011.
Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika
Aditama, 2010.
Wafiqni, Nafia. dan Asep Ediana Latif, Psikologi Perkembangan Anak Usia
MI/SD. Jakarta: UIN Press, 2015.
Walgito, Bimo. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset,
2003.
Widiyanto, Mikha Agus. Statistika Terapan: Konsep & Aplikasi SPSS dalam
Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi & Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
Elex Media Komputindo. 2013.
Wijanarko, Jarot. Maksimalkan Otak Anak Anda. Jakarta: Keluarga Indonesia
Bahagia, 2017.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
LAMPIRAN
70
Lampiran 1
Instrumen Uji Coba Kecerdasan Emosional
INSTRUMEN PENELITIAN UJI COBA
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP INTERAKSI
SOSIAL SISWA KELAS V SD DHARMA KARYA UT PONDOK CABE
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas pada tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah “Basmalah” sebelum anda mengisi pernyataan ini!
3. Bacalah pernyataan disetiap kolom dengan sebaik-baiknya, berilah
tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan kamu, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : jika kalian sangat menyetujui pernyataan tersebut
S : jika kalian menyetujui pernyataan tersebut.
TS : jika kalian tidak menyetujui pernyataan tersebut.
STS : jika kalian sangat tidak menyetujui pernyataan tersebut.
4. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah semua jawaban benar
apabila sesuai dengan keadaan kamu yang sesungguhnya.
5. Periksalah jawaban kamu sebelum diserahkan, jangan sampai ada
nomor yang tidak diisi, terimakasih karena sudah mengisi angket ini.
6. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan anda dalam mengisi angket
ini.
Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya tahu kalau saya sedang sedih.
2 Saat cemas, saya tertawa.
71
3 Saya marah ketika ada yang menyakiti.
4 Ketika ada sesuatu yang membuat saya
sedih, saya menangis.
5 Saya tetap gugup dalam mengerjakan soal
ulangan meski sudah belajar.
6 Suasana yang menegangkan membuat
saya tidak dapat berpikir dengan tenang.
7 Saya merasa banyak kekurangan
dibandingkan dengan orang lain.
8 Hal yang menyeramkan membuat saya
takut.
9 Saya membanting barang ketika marah.
10 Saya melabrak orang yang menghina.
11 Saya tetap tenang menghadapi orang
yang tiba-tiba marah.
12 Saya bersikap biasa saja terhadap orang
yang menghina.
13 Saya tetap mengerjakan tugas kelompok
dengan baik meski saya tidak menyukai
salah satu teman sekelompok.
14 Saya merasa tidak mampu melakukan
tugas-tugas sekolah.
15 Saya tetap belajar meski nilai ulangan
sering kali rendah.
16 Saya yakin dengan usaha dan doa, cita-
cita akan tercapai.
17 Saya yakin dapat melaksanakan tugas
dengan baik.
18 Saya termotivasi belajar serius walaupun
dalam keadaan kecewa.
72
19 Saya tidak memiliki cita-cita untuk masa
depan.
20 Saya menyiapkan alat sekolah sendiri.
21 Saya meminta orang tua menyiapkan baju
seragam.
22 Saya menangis ketika ditinggal sendiri
dirumah.
23 Ada ulangan atau tidak, setiap hari saya
belajar.
24 Saya hanya belajar ketika ada ulangan.
25 Saya tidak suka ketika harus pindah
sekolah baru.
26 Saya tidak perlu belajar karena nilai
ulangan saya pasti rendah.
27 Saya berkonsentrasi mendengarkan
penjelasan guru dikelas.
28 Saya dapat mengenali emosi orang lain
melalui ekpresi wajahnya.
29 Saya tidak peduli orang tua marah karena
kenakalan saya.
30 Saya disapa orang-orang disekolah
31 Saya tahu ketika teman-teman kecewa
kepadaku.
32 Saya tahu ketika orang lain kesal padaku.
33 Saya mendengarkan keluh kesah teman.
34 Saya membantu pekerjaan orangtua di
rumah karena tahu pekerjaan rumah
melelahkan.
35 Saya menertawakan teman yang
mendapat hukuman dari guru.
73
36 Saya senang ketika ada teman yang
bersedih
37 Saya mudah bergaul dengan teman yang
baru
38 Ketika saya menyampaikan pendapat di
kelas, teman-teman tidak mau
mendengarkan.
39 Saya akrab dengan semua orang di
sekolah
40 Tempat yang baru tidak membuat saya
nyaman.
41 Saya langsung mendapat teman di tempat
yang baru.
42 Saya mendiamkan masalah yang
membuat hubungan pertemanan
terganggu meskipun saya tidak nyaman.
43 Saya memiliki banyak teman di sekolah.
44 Teman-teman senang bermain dengan
saya.
45 Teman-teman sekolah mengajakku
bermain ke rumahnya di hari libur.
46 Saya menyelesaikan masalah yang terjadi
dengan teman dengan cara yang baik.
47 Saya merasa perlu melabrak orang-orang
yang mencibir.
48 Ketika ada teman yang tidak mau
berbicara dengan saya, saya akan tanya
baik-baik.
49 Saya membantu menyelesaikan teman
yang berselisih.
74
50 Saya mendengarkan pendapat orang yang
lebih tua meskipun saya tidak sependapat
dengannya.
75
Lampiran 2
Instrumen Uji Coba Interaksi Sosial
INSTRUMEN PENELITIAN UJI COBA
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP INTERAKSI
SOSIAL SISWA KELAS V SD DHARMA KARYA UT PONDOK CABE
C. Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
D. Petunjuk Pengisian
7. Isilah identitas pada tempat yang telah disediakan.
8. Bacalah “Basmalah” sebelum anda mengisi pernyataan ini!
9. Bacalah pernyataan disetiap kolom dengan sebaik-baiknya, berilah
tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan kamu, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : jika kalian sangat menyetujui pernyataan tersebut
S : jika kalian menyetujui pernyataan tersebut.
TS : jika kalian tidak menyetujui pernyataan tersebut.
STS : jika kalian sangat tidak menyetujui pernyataan tersebut.
10. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah semua jawaban benar
apabila sesuai dengan keadaan kamu yang sesungguhnya.
11. Periksalah jawaban kamu sebelum diserahkan, jangan sampai ada
nomor yang tidak diisi, terimakasih karena sudah mengisi angket ini.
12. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan anda dalam mengisi angket
ini.
Instrumen Penelitian Interaksi Sosial
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya mentaati setiap peraturan yang telah
dibuat.
76
2 Saya melawan jika ada yang tidak sesuai
dengan keinginan.
3 Saya membantah setiap perintah yang
diberikan oleh guru.
4 Saya tidak mau mematuhi peraturan yang
telah dibuat.
5 Saya menuruti perintah kakak kelas.
6 Saya mengerjakan soal latihan bersama
teman-teman.
7 saya aktif menyampaikan pendapat saat
berdiskusi.
8 Menghargai hasil kerja anggota kelompok.
9 Saya membersihkan kelas bersama teman
piket.
10 Ketika berdiskusi saya dapat
berkomunikasi dengan baik.
11 Saya memukul teman yang membuat saya
marah.
12 Saya membalas ketika teman menghina
saya.
13 Saya sabar ketika keinginan tidak
terpenuhi.
14 Saya mengabaikan ketika teman mencubit
saya.
15 Saya mengucapkan selamat kepada teman
yang berbahagia.
16 Saya menghibur teman yang sedang
menangis.
17 Saya membantu teman apabila diberikan
imbalan.
77
18 Ketika keluarga teman meninggal saya
mengucapkan turut berduka cita.
19 Saya menjenguk teman yang sedang sakit.
20 Saya mengajarkan teman yang kesulitan
dalam mengerjakan soal.
21 Saya hanya mau mengomentari tetapi tidak
mau dikomentari.
22 Saya hanya mau dimaafkan tetapi saya
tidak mau minta maaf.
23 Saya menghargai keputusan yang bukan
pendapat saya.
24 Saya menerima kekalahan ketika bermain.
25 Saya merendahkan teman.
26 Saya bersaing dengan teman untuk menjadi
pusat perhatian orang lain.
27 Saya menjelekkan orang lain agar menjadi
teman terbaik.
28 Saya belajar dengan giat agar mendapatkan
peringkat 1 dikelas.
29 Saya giat belajar agar menjadi perwakilan
lomba antar sekolah.
30 saya dan teman-teman saling mengolok-
olok satu sama lain.
31 saya suka menceritakan kejelekan orang
lain.
32 Saya tidak suka menghina kekurangan
teman.
33 Saya mengejek nama orangtua teman.
34 Saya menertawakan teman apabila
melakukan kesalahan.
78
35 Saya meminta teman untuk mengerjakan pr
saya.
36 Saya menjadi ketua di kelompok saya.
37 Saya memaksa teman untuk menyelesaikan
tugas kelompok saya.
38 Saya mengancam teman yang tidak mau
menuruti permintaan saya.
39 Saya memaksa teman untuk mengerjakan
piket bersama-sama.
40 Saya menyelesaikan masalah dengan
berkelahi.
41 Saya bertengkar karena berbeda keinginan
dengan teman.
42 Saya mengganggu teman yang sedang
konsentrasi sampai bertengkar.
43 Saya berselisih ketika mainan saya diambil
oleh teman.
44 Saya mengabaikan sikap teman yang sudah
menyakiti.
45 Saya bertengkar dengan kakak kelas karena
tersinggung atas sikapnya.
79
Lampiran 3
Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP INTERAKSI
SOSIAL SISWA KELAS V SD DHARMA KARYA UT PONDOK CABE
E. Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
F. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas pada tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah “Basmalah” sebelum anda mengisi pernyataan ini!
3. Bacalah pernyataan disetiap kolom dengan sebaik-baiknya, berilah
tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan kamu, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : jika kalian sangat menyetujui pernyataan tersebut
S : jika kalian menyetujui pernyataan tersebut.
TS : jika kalian tidak menyetujui pernyataan tersebut.
STS : jika kalian sangat tidak menyetujui pernyataan tersebut.
4. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah semua jawaban benar
apabila sesuai dengan keadaan kamu yang sesungguhnya.
5. Periksalah jawaban kamu sebelum diserahkan, jangan sampai ada
nomor yang tidak diisi, terimakasih karena sudah mengisi angket ini.
6. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan anda dalam mengisi angket
ini.
Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya tahu kalau saya sedang sedih.
2 Ketika ada sesuatu yang membuat saya
80
sedih, saya menangis.
3 Hal yang menyeramkan membuat saya
takut.
4 Saya membanting barang ketika marah.
5 Saya melabrak orang yang menghina.
6 Saya tetap tenang menghadapi orang
yang tiba-tiba marah.
7 Saya bersikap biasa saja terhadap orang
yang menghina.
8 Saya tetap mengerjakan tugas kelompok
dengan baik meski saya tidak menyukai
salah satu teman sekelompok.
9 Saya merasa tidak mampu melakukan
tugas-tugas sekolah.
10 Saya tetap belajar meski nilai ulangan
sering kali rendah.
11 Saya yakin dengan usaha dan doa, cita-
cita akan tercapai.
12 Saya yakin dapat melaksanakan tugas
dengan baik.
13 Saya termotivasi belajar serius walaupun
dalam keadaan kecewa.
14 Saya tidak memiliki cita-cita untuk masa
depan.
15 Saya meminta orang tua menyiapkan baju
seragam.
16 Saya menangis ketika ditinggal sendiri
dirumah.
17 Ada ulangan atau tidak, setiap hari saya
belajar.
81
18 Saya hanya belajar ketika ada ulangan.
19 Saya tidak perlu belajar karena nilai
ulangan saya pasti rendah.
20 Saya berkonsentrasi mendengarkan
penjelasan guru dikelas.
21 Saya dapat mengenali emosi orang lain
melalui ekpresi wajahnya.
22 Saya tidak peduli orang tua marah karena
kenakalan saya.
23 Saya tahu ketika teman-teman kecewa
kepadaku.
24 Saya tahu ketika orang lain kesal padaku.
25 Saya mendengarkan keluh kesah teman.
26 Saya membantu pekerjaan orangtua di
rumah karena tahu pekerjaan rumah
melelahkan.
27 Saya menertawakan teman yang
mendapat hukuman dari guru.
28 Saya senang ketika ada teman yang
bersedih
29 Saya mudah bergaul dengan teman yang
baru
30 Saya akrab dengan semua orang di
sekolah
31 Tempat yang baru tidak membuat saya
nyaman.
32 Saya langsung mendapat teman di tempat
yang baru.
33 Saya memiliki banyak teman di sekolah.
34 Teman-teman senang bermain dengan
82
saya.
35 Teman-teman sekolah mengajakku
bermain ke rumahnya di hari libur.
36 Saya menyelesaikan masalah yang terjadi
dengan teman dengan cara yang baik.
37 Saya merasa perlu melabrak orang-orang
yang mencibir.
38 Ketika ada teman yang tidak mau
berbicara dengan saya, saya akan tanya
baik-baik.
39 Saya membantu menyelesaikan teman
yang berselisih.
40 Saya mendengarkan pendapat orang yang
lebih tua meskipun saya tidak sependapat
dengannya.
83
Lampiran 4
Instrumen Penelitian Interaksi Sosial
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP INTERAKSI
SOSIAL SISWA KELAS V SD DHARMA KARYA UT PONDOK CABE
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas pada tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah “Basmalah” sebelum anda mengisi pernyataan ini!
3. Bacalah pernyataan disetiap kolom dengan sebaik-baiknya, berilah
tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan kamu, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : jika kalian sangat menyetujui pernyataan tersebut
S : jika kalian menyetujui pernyataan tersebut.
TS : jika kalian tidak menyetujui pernyataan tersebut.
STS : jika kalian sangat tidak menyetujui pernyataan tersebut.
4. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah semua jawaban benar
apabila sesuai dengan keadaan kamu yang sesungguhnya.
5. Periksalah jawaban kamu sebelum diserahkan, jangan sampai ada
nomor yang tidak diisi, terimakasih karena sudah mengisi angket ini.
6. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan anda dalam mengisi angket
ini.
Instrumen Penelitian Interaksi Sosial
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya mentaati setiap peraturan yang telah
dibuat.
84
2 Saya melawan jika ada yang tidak sesuai
dengan keinginan.
3 Saya membantah setiap perintah yang
diberikan oleh guru.
4 Saya tidak mau mematuhi peraturan yang
telah dibuat.
5 saya aktif menyampaikan pendapat saat
berdiskusi.
6 Menghargai hasil kerja anggota kelompok.
7 Saya membersihkan kelas bersama teman
piket.
8 Saya memukul teman yang membuat saya
marah.
9 Saya membalas ketika teman menghina
saya.
10 Saya sabar ketika keinginan tidak
terpenuhi.
11 Saya mengucapkan selamat kepada teman
yang berbahagia.
12 Saya menghibur teman yang sedang
menangis.
13 Ketika keluarga teman meninggal saya
mengucapkan turut berduka cita.
14 Saya menjenguk teman yang sedang sakit.
15 Saya mengajarkan teman yang kesulitan
dalam mengerjakan soal.
16 Saya hanya mau dimaafkan tetapi saya
tidak mau minta maaf.
17 Saya menerima kekalahan ketika bermain.
18 Saya merendahkan teman.
85
19 Saya bersaing dengan teman untuk menjadi
pusat perhatian orang lain.
20 Saya menjelekkan orang lain agar menjadi
teman terbaik.
21 Saya belajar dengan giat agar mendapatkan
peringkat 1 dikelas.
22 Saya giat belajar agar menjadi perwakilan
lomba antar sekolah.
23 saya dan teman-teman saling mengolok-
olok satu sama lain.
24 saya suka menceritakan kejelekan orang
lain.
25 Saya tidak suka menghina kekurangan
teman.
26 Saya mengejek nama orangtua teman.
27 Saya menertawakan teman apabila
melakukan kesalahan.
28 Saya meminta teman untuk mengerjakan pr
saya.
29 Saya memaksa teman untuk menyelesaikan
tugas kelompok saya.
30 Saya mengancam teman yang tidak mau
menuruti permintaan saya.
31 Saya menyelesaikan masalah dengan
berkelahi.
32 Saya bertengkar karena berbeda keinginan
dengan teman.
33 Saya mengganggu teman yang sedang
konsentrasi sampai bertengkar.
34 Saya berselisih ketika mainan saya diambil
86
oleh teman.
35 Saya bertengkar dengan kakak kelas karena
tersinggung atas sikapnya.
Lampiran 5
Tabel Perhitungan Uji Validitas Kecerdasan Emosional
No Nomor Butir
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4
2 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3
3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4
4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 4
5 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3
6 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4
7 2 3 3 3 4 3 1 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4
8 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3
9 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 3
10 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
11 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 1 4
12 3 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4
13 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 2 3 3 3 2 1 3
14 4 4 3 1 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 1 1 4
15 3 2 3 2 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
16 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4
17 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 1 4
18 4 3 2 2 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 4
19 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 1 4
20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
21 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4
22 4 1 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 4 2 3 1 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
24 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 2 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4
26 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 3
27 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4
28 4 4 4 1 1 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 4
29 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4
30 4 2 2 1 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 1 3 4 4 4
31 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 2 3
32 1 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 1 3 3 3 4 3 3 4
33 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4
34 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4
35 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3
36 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4
37 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
38 3 2 4 3 4 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3
39 4 3 3 2 2 2 3 2 3 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4
40 3 4 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4
41 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3
42 3 3 4 2 2 1 3 3 3 3 4 3 4 4 4 1 4 2 2 4
43 4 4 4 2 3 0 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 1 4
44 1 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
45 2 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4
46 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4
47 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4
48 4 4 4 1 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
49 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4
50 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
0,41
-0,22 0,16 0,45 0,18 0,01
-0,05 0,38 0,45 0,53 0,36 0,33 0,36 0,33 0,37 0,49 0,36 0,55 0,37 0,27
0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
Vld TVld
Tdk Vld Vld
Tdk Vld
Tdk Vld
Tdk Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld
Tdk Vld
No Nomor Butir
Res 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 3 4 4 2 4 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 1 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 3 2 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 5 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 6 4 2 3 3 2 2 1 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 7 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 8 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 9 4 4 3 4 3 3 3 2 3 0 4 4 2 2 2 4 2 3 2 4 10 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 11 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 12 4 3 3 0 3 2 2 4 4 4 4 1 2 3 2 3 1 4 3 3 13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 14 3 1 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 1 2 3 1 15 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 16 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 17 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 18 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 2 4 19 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 20 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 21 4 3 3 4 0 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 22 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 23 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 25 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 26 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 27 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 1 3 4 4 4 4 3 29 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 30 3 1 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 3 1 2 2 3 2 2 31 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 3 32 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 33 3 3 2 3 3 3 1 2 3 4 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 1 1 3 35 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 2 3 2 4 3 3 3 3 37 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 39 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 40 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 2 2 4 4 41 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 42 4 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 43 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 44 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 45
3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 46 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 1 4 2 3 3 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 3 3 2 48 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 49 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 50 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 rtab 0,49 0,46 0,41 0,37 0,22 0,55 0,43 0,50 0,51 0,21 0,36 0,41 0,46 0,43 0,58 0,49 0,36 0,02 0,42 0,56 rhit 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
Vld Vld Vld Vld Tdk Vld Vld Vld Vld Vld
Tdk Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld
Tdk Vld Vld Vld
No Nomor Butir ∑
Res 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 186 2 4 1 4 1 4 2 1 3 4 4 168 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4 153 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 149 5 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 143 6 3 2 4 3 4 1 3 3 2 4 161 7 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 156 8 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 138 9 4 3 3 3 3 4 2 2 2 3 155 10 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 168 11 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 159 12 1 4 3 3 2 2 4 3 3 4 150 13 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 139 14 2 1 2 4 2 4 2 2 4 3 144 15 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 165 16 3 4 3 4 3 1 3 3 3 4 166 17 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 157 18 4 1 4 3 3 3 2 2 3 3 153 19 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 140 20 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 153 21 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 169 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 185 23 4 1 3 4 4 4 3 3 4 4 171 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 188 25 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 150 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 143 27 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 151 28 4 1 4 4 3 2 3 3 4 4 167 29 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 148 30 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 144 31 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 147 32 2 3 3 3 2 2 3 3 0 3 143 33 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 138 34 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 173 35 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 144 36 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 165 37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 182 38 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 173 39 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 154 40 4 2 4 2 0 3 3 2 4 3 158 41 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 142 42 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 152 43 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 160 44 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 152 45
4 2 4 2 3 3 2 3 4 3 168 46 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 163 47 3 4 3 2 3 4 1 1 4 3 169 48 2 3 4 3 4 2 1 2 4 3 166 49 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 165 50 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 187 rtab 0,61 0,20 0,64 0,28 0,43 0,40 0,34 0,40 0,52 0,64 rhit 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
Vld Tdk Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld
Lampiran 6
Tabel Perhitungan Uji Validitas Interaksi Sosial
No Nomor Butir
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 1 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 1 3 4 4 3 4 3 6 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 7 4 2 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 9 3 1 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 1 4 4 1 3 3 3 10 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 11 3 1 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2 1 1 4 3 4 4 3 2 12 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 13 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 1 3 4 2 14 3 3 1 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 15 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 16 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 2 4 3 3 17 4 2 4 4 1 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 18 3 4 4 4 1 1 3 3 1 3 4 4 3 1 3 3 4 3 3 3 19 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 4 2 4 4 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 4 1 3 4 2 22 3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 1 4 3 3 23 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 24 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 25 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 26 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 27 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 28 4 2 1 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 29 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 3 31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 32 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 33 4 2 4 4 1 4 3 4 3 4 1 2 1 2 3 4 1 4 3 4 34 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 35 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 36 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 38 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 39 4 2 3 4 0 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 40 3 0 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 41 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 1 3 4 3 42 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 43 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 44 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 45
3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 0 0 47 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 48 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 3 4 3 49 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 50 4 4 4 3 3 1 2 3 4 2 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 rtab 0,40 0,56 0,52 0,53 0,27 0,17 0,47 0,35 0,38 0,17 0,44 0,60 0,37 0,13 0,56 0,39 0,04 0,29 0,43 0,33 rhit 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
Vld Vld Vld Vld Tdk Vld
Tdk Vld Vld Vld Vld
Tdk Vld Vld Vld Vld
Tdk Vld Vld Vld
Tdk Vld Vld Vld Vld
No Nomor Butir
Res 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 3 4 4 2 4 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 1 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 3 2 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 5 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 6 4 2 3 3 2 2 1 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 7 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 8 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 9 4 4 3 4 3 3 3 2 3 0 4 4 2 2 2 4 2 3 2 4 10 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 11 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 12 4 3 3 0 3 2 2 4 4 4 4 1 2 3 2 3 1 4 3 3 13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 14 3 1 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 1 2 3 1 15 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 16 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 17 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 18 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 2 4 19 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 20 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 21 4 3 3 4 0 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 22 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 23 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 25 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 26 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 27 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 1 3 4 4 4 4 3 29 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 30 3 1 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 3 1 2 2 3 2 2 31 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 3 32 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 33 3 3 2 3 3 3 1 2 3 4 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 1 1 3 35 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 2 3 2 4 3 3 3 3 37 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 39 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 40 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 2 2 4 4 41 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 42 4 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 43 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 44 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 45
3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 46 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 1 4 2 3 3 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 3 3 2 48 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 49 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 50 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 rtab 0,49 0,46 0,41 0,37 0,22 0,55 0,43 0,50 0,51 0,21 0,36 0,41 0,46 0,43 0,58 0,49 0,36 0,02 0,42 0,56 rhit 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
Vld Vld Vld Vld Tdk Vld Vld Vld Vld Vld
Tdk Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld
Tdk Vld Vld Vld
No Nomor Butir ∑
Res 41 42 43 44 45
1 3 3 3 2 4 140 2 3 4 3 1 2 140 3 3 3 1 3 1 121 4 4 4 4 2 2 148 5 4 3 4 4 4 158 6 3 3 3 3 3 140 7 4 3 3 3 3 154 8 4 4 4 4 4 171 9 3 3 3 2 4 138 10 4 3 3 3 2 149 11 3 4 3 4 2 143 12 3 4 3 2 2 140 13 3 3 3 3 3 142 14 4 3 3 3 4 142 15 3 3 2 2 3 133 16 3 4 2 1 2 145 17 4 4 2 1 2 147 18 4 4 4 1 4 142 19 3 1 2 2 4 136 20 3 3 3 3 3 133 21 3 4 3 1 4 148 22 3 4 3 1 2 138 23 4 4 3 4 4 166 24 3 3 4 3 2 140 25 4 3 3 3 3 150 26 3 3 3 4 2 152 27 3 3 3 2 4 155 28 3 1 2 3 1 118 29 3 4 3 1 2 146 30 3 4 2 1 1 139 31 3 3 4 3 4 138 32 3 4 4 2 4 139 33 1 4 1 3 1 128 34 3 3 3 3 3 147 35 3 3 3 2 1 135 36 3 3 3 2 3 129 37 2 3 2 3 3 130 38 4 4 4 2 3 167 39 3 4 4 1 4 150 40 3 3 2 2 2 114 41 3 4 2 2 4 139 42 4 4 3 2 4 159 43 3 3 2 3 3 135 44 4 4 4 4 3 160 45
3 3 3 3 3 142 46 3 3 3 3 3 138 47 3 3 3 3 3 133 48 3 3 3 2 4 136 49 3 3 3 2 4 140 50 3 4 4 4 3 153 rtab 0,63 0,44 0,59 0,19 0,40
rhit 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
Vld Vld Vld Tdk Vld Vld
Lampiran 7
Tabel Rangkuman Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional
No. Butir
Lama
No. Butir
Baru rhitung rtabel Keterangan
1 1 0,41 0,28 Valid
2 -0,22 0,28 Tidak Valid
3 0,16 0,28 Tidak Valid
4 2 0,45 0,28 Valid
5 0,18 0,28 Tidak Valid
6 0,01 0,28 Tidak Valid
7 -0,05 0,28 Tidak Valid
8 3 0,38 0,28 Valid
9 4 0,45 0,28 Valid
10 5 0,53 0,28 Valid
11 6 0,36 0,28 Valid
12 7 0,33 0,28 Valid
13 8 0,36 0,28 Valid
14 9 0,33 0,28 Valid
15 10 0,37 0,28 Valid
16 11 0,49 0,28 Valid
17 12 0,36 0,28 Valid
18 13 0,55 0,28 Valid
19 14 0,37 0,28 Valid
20 0,27 0,28 Tidak Valid
21 15 0,49 0,28 Valid
22 16 0,46 0,28 Valid
23 17 0,41 0,28 Valid
24 18 0,37 0,28 Valid
25 0,22 0,28 Tidak Valid
26 19 0,55 0,28 Valid
27 20 0,43 0,28 Valid
28 21 0,50 0,28 Valid
29 22 0,51 0,28 Valid
30 0,21 0,28 Tidak Valid
31 23 0,36 0,28 Valid
32 24 0,41 0,28 Valid
33 25 0,46 0,28 Valid
34 26 0,43 0,28 Valid
35 27 0,58 0,28 Valid
36 28 0,49 0,28 Valid
37 29 0,36 0,28 Valid
38 0,02 0,28 Tidak Valid
39 30 0,42 0,28 Valid
40 31 0,56 0,28 Valid
41 32 0,61 0,28 Valid
42 0,20 0,28 Tidak Valid
43 33 0,64 0,28 Valid
44 34 0,28 0,28 Valid
45 35 0,43 0,28 Valid
46 36 0,40 0,28 Valid
47 37 0,34 0,28 Valid
48 38 0,40 0,28 Valid
49 39 0,52 0,28 Valid
50 40 0,64 0,28 Valid
Lampiran 8
Tabel Rangkuman Hasil Uji Validitas Interaksi Sosial
No. Butir
Lama
No. Butir
Baru rhitung rtabel Keterangan
1 1 0,41 0,28 Valid
2 2 0,57 0,28 Valid
3 3 0,53 0,28 Valid
4 4 0,51 0,28 Valid
5 0,26 0,28 Tidak Valid
6 0,11 0,28 Tidak Valid
7 5 0,42 0,28 Valid
8 6 0,32 0,28 Valid
9 7 0,39 0,28 Valid
10 0,13 0,28 Tidak Valid
11 8 0,45 0,28 Valid
12 9 0,60 0,28 Valid
13 10 0,38 0,28 Valid
14 0,13 0,28 Tidak Valid
15 11 0,57 0,28 Valid
16 12 0,40 0,28 Valid
17 0,03 0,28 Tidak Valid
18 13 0,30 0,28 Valid
19 14 0,44 0,28 Valid
20 15 0,34 0,28 Valid
21 0,06 0,28 Tidak Valid
22 16 0,47 0,28 Valid
23 0,14 0,28 Tidak Valid
24 17 0,33 0,28 Valid
25 18 0,37 0,28 Valid
26 19 0,51 0,28 Valid
27 20 0,35 0,28 Valid
28 21 0,29 0,28 Valid
29 22 0,53 0,28 Valid
30 23 0,34 0,28 Valid
31 24 0,55 0,28 Valid
32 25 0,41 0,28 Valid
33 26 0,66 0,28 Valid
34 27 0,55 0,28 Valid
35 28 0,30 0,28 Valid
36 0,23 0,28 Tidak Valid
37 29 0,45 0,28 Valid
38 30 0,59 0,28 Valid
39 -0,43 0,28 Tidak Valid
40 31 0,45 0,28 Valid
41 32 0,62 0,28 Valid
42 33 0,45 0,28 Valid
43 34 0,60 0,28 Valid
44 0,21 0,28 Tidak Valid
45 35 0,40 0,28 Valid
Lampiran 9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional
Case Processing Summary
N %
Case
s
Valid 50 100,0
Exclude
da
0 ,0
Total 50 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,894 40
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Item_1 123,26 162,849 ,356 ,892
item_2 123,84 161,402 ,358 ,892
item_3 123,26 165,339 ,293 ,893
item_4 123,00 164,980 ,395 ,891
item_5 122,76 165,207 ,486 ,891
item_6 123,02 165,000 ,343 ,892
item_7 123,48 163,398 ,294 ,893
item_8 122,80 165,592 ,309 ,892
item_9 123,10 164,704 ,271 ,893
item_10 123,12 163,904 ,341 ,892
item_11 123,24 161,778 ,421 ,891
item_12 123,14 164,735 ,328 ,892
item_13 123,60 158,980 ,515 ,889
item_14 123,74 160,768 ,299 ,894
item_15 123,08 164,647 ,458 ,891
item_16 123,44 161,558 ,436 ,891
item_17 123,18 165,579 ,369 ,892
item_18 123,10 163,929 ,311 ,893
item_19 123,26 162,564 ,514 ,890
item_20 123,70 161,806 ,382 ,891
item_21 123,42 161,432 ,435 ,891
item_22 123,12 164,067 ,437 ,891
item_23 122,86 166,735 ,309 ,892
item_24 123,50 161,806 ,398 ,891
item_25 123,60 161,837 ,457 ,890
item_26 123,46 162,702 ,399 ,891
item_27 123,70 158,990 ,534 ,889
item_28 123,24 161,696 ,461 ,890
item_29 123,78 162,298 ,335 ,892
item_30 123,48 163,479 ,401 ,891
item_31 123,48 159,724 ,550 ,889
item_32 123,66 156,229 ,626 ,887
item_33 123,28 161,267 ,611 ,889
item_34 123,72 165,634 ,225 ,894
item_35 123,62 161,751 ,404 ,891
item_36 123,48 163,112 ,368 ,892
item_37 123,68 164,875 ,271 ,893
item_38 123,58 164,657 ,361 ,892
item_39 123,34 160,392 ,499 ,890
item_40 123,16 160,423 ,591 ,889
Lampiran 10
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Interaksi Sosial
Case Processing Summary
N %
Case
s
Valid 50 100,0
Exclude
da
0 ,0
Total 50 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,888 35
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Item_1 111,10 121,684 ,357 ,886
item_2 111,52 116,296 ,487 ,883
item_3 111,06 116,547 ,532 ,883
item_4 111,20 120,122 ,483 ,884
item_5 111,52 120,704 ,401 ,885
item_6 110,98 122,306 ,300 ,887
item_7 111,08 121,871 ,269 ,887
item_8 111,32 118,630 ,371 ,886
item_9 111,56 117,925 ,530 ,883
item_10 111,34 120,107 ,314 ,887
item_11 111,14 119,756 ,500 ,884
item_12 111,10 121,480 ,345 ,886
item_13 111,12 121,618 ,311 ,887
item_14 111,12 119,373 ,374 ,886
item_15 111,54 120,539 ,301 ,887
item_16 111,30 118,990 ,429 ,885
item_17 111,40 120,612 ,296 ,887
item_18 111,34 119,658 ,394 ,885
item_19 111,40 115,796 ,491 ,883
item_20 111,48 118,132 ,296 ,889
item_21 110,76 123,370 ,252 ,887
item_22 111,02 117,571 ,488 ,883
item_23 111,28 120,042 ,371 ,886
item_24 111,22 116,420 ,558 ,882
item_25 111,30 118,173 ,368 ,886
item_26 111,28 116,328 ,636 ,881
item_27 111,32 117,896 ,487 ,884
item_28 111,32 120,671 ,276 ,888
item_29 111,06 120,915 ,425 ,885
item_30 111,14 117,266 ,563 ,882
item_31 111,26 118,972 ,401 ,885
item_32 111,34 118,556 ,563 ,883
item_33 111,20 118,286 ,476 ,884
item_34 111,60 116,612 ,524 ,883
item_35 111,64 118,317 ,304 ,888
Lampiran 11
Tabel Data Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional
No Nomor Butir
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 5 2 3 4 1 1 2 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 2 2 4 3 6 2 1 2 3 4 4 2 1 4 3 4 4 3 4 1 4 2 2 4 4 7 3 1 2 3 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 3 8 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 9 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 10 4 3 4 2 1 2 1 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 4 11 3 2 4 1 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 13 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 14 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 1 3 3 2 2 4 2 15 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 16 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 17 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 18 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 19 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 4 3 20 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 21 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 22 3 1 1 4 1 1 1 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 23 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2 1 4 24 3 4 2 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 1 4 3 25 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 26 1 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 27 3 4 4 1 1 2 2 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 0 4 3 28 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 29 4 3 4 3 2 2 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 2 2 4 3 30 4 4 4 3 2 2 1 3 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 4 2 31 4 4 3 4 1 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 32 4 4 4 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 33 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 34 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 35 3 2 3 3 4 1 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 1 4 4 36 2 3 3 1 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 37 1 3 4 4 2 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 38 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 4 4 39 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 1 3 3 40 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 1 4 1 3 4 41 1 3 4 3 2 2 1 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 42 4 2 3 3 2 1 2 3 3 4 3 2 4 3 4 2 2 2 4 2 43 2 3 3 1 1 1 1 3 2 4 4 3 3 4 2 4 2 1 4 3 44 1 3 3 1 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 45
3 1 1 1 1 3 4 3 2 3 4 4 3 1 4 1 3 1 4 4 46 4 3 1 1 1 1 1 4 3 4 4 3 4 1 1 4 3 3 4 4 47 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 48 1 2 2 1 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 3 49 3 3 4 2 2 3 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 3 1 3 3 50 1 2 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 51 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 52 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3
No Nomor Butir
Res 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 4 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 4 119 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 154 3 4 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 120 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 107 5 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 1 4 3 4 109 6 2 4 1 1 2 4 3 3 1 3 3 3 3 4 1 2 3 3 2 2 108 7 1 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 3 3 1 3 3 3 1 3 112 8 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 144 9 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 122 10 2 3 2 3 3 4 3 3 4 2 1 3 4 3 4 3 1 3 3 4 117 11 3 4 4 4 4 4 1 2 1 3 4 1 2 1 3 3 4 1 1 3 122 12 1 2 4 2 3 4 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 3 4 103 13 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 3 4 3 1 4 4 4 125 14 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 105 15 4 4 4 4 3 4 4 3 1 2 2 2 3 3 1 4 4 4 3 4 133 16 3 4 4 3 3 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 133 17 3 4 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 2 3 120 18 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 149 19 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 122 20 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 2 4 3 3 132 21 2 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 143 22 1 4 4 3 3 3 1 1 4 2 4 3 4 4 1 3 1 3 2 4 109 23 2 4 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 0 0 3 4 1 4 4 3 107 24 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 2 2 4 4 3 128 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 118 26 3 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 134 27 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 133 28 1 4 4 4 1 3 3 4 3 2 1 4 4 3 1 2 4 4 2 4 129 29 3 4 2 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 2 4 113 30 3 4 4 4 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 1 2 3 2 114 31 2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 130 32 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 135 33 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 147 34 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 131 35 4 4 2 1 3 4 2 4 4 2 3 2 1 2 4 4 1 3 3 3 117 36 4 4 1 1 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 129 37 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 133 38 4 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 120 39 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 115 40 4 4 1 1 1 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 134 41 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 121 42 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 4 3 3 1 3 2 2 4 115 43 1 2 1 4 2 3 2 3 4 3 2 4 4 3 1 1 1 1 1 3 97 44 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 4 121 45
3 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 2 2 3 4 2 2 4 4 4 115 46 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 0 0 0 0 0 110 47 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 123 48 4 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 106 49 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 2 1 2 4 4 3 124 50 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 121 51 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 1 4 4 4 117 52 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 4 121
Lampiran 12
Tabel Data Penelitian Variabel Interaksi Sosial
No Nomor Butir
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 2 1 3 4 4 3 2 3 1 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 2 6 3 3 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 3 4 2 3 2 3 2 7 4 3 4 4 2 3 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 8 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 9 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 10 4 3 4 3 3 4 4 3 1 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 11 4 4 3 3 3 4 4 1 2 4 2 2 4 3 2 3 4 4 4 4 12 3 2 4 3 3 3 3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 13 3 2 2 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 14 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 15 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 16 3 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 4 4 4 17 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 4 18 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 20 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 21 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 0 4 4 4 22 4 3 3 4 2 3 4 3 1 3 3 4 3 1 2 4 3 1 4 2 23 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 1 2 24 2 4 2 2 1 4 4 2 1 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 3 25 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 28 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 2 4 4 4 3 4 4 29 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 30 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 31 3 2 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 32 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 33 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 34 3 3 3 4 2 3 4 4 2 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 35 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 4 36 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 37 3 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 4 38 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 39 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 40 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 2 3 2 41 3 4 4 4 3 3 4 3 1 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 4 42 2 4 2 3 4 3 3 3 1 2 2 3 4 2 0 1 2 4 4 3 43 3 2 2 2 3 3 3 1 1 4 1 1 4 1 3 2 4 2 0 4 44 3 4 2 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 1 3 4 3 4 4 4 45
4 2 4 2 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 46 4 3 3 3 3 4 4 1 1 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 47 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 48 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 49 4 2 4 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 50 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 51 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 52 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2
No Nomor Butir
Res 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 3 2 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 109 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 133 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 105 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 107 5 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 105 6 2 2 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 102 7 4 2 2 1 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 114 8 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 124 9 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 114 10 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 113 11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 121 12 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 2 4 1 1 4 94 13 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 110 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102 15 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 131 16 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 0 2 3 107 17 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 124 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 135 19 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 117 20 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 120 21 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 121 22 3 4 1 1 1 4 1 4 4 3 2 3 1 4 3 96 23 2 4 2 0 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100 24 4 3 3 2 4 2 2 4 3 2 3 3 3 0 4 100 25 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 107 26 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 137 27 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 123 28 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 4 2 4 115 29 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 106 30 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 2 3 1 1 103 31 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118 32 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 111 33 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 128 34 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 115 35 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 122 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 129 37 4 4 3 3 2 4 3 4 4 1 4 4 3 1 1 113 38 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 123 39 2 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 107 40 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 106 41 4 4 4 2 3 4 3 4 4 1 4 4 3 2 1 111 42 0 3 3 1 2 4 4 4 4 3 2 3 4 1 1 91 43 2 2 1 2 4 1 2 2 3 3 1 2 3 2 1 77 44 3 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 112 45
4 4 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 1 4 105 46 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 2 4 2 1 4 112 47 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 128 48 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100 49 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 125 50 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 111 51 4 4 3 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 112 52 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 103
Lampiran 13
Perhitungan Statistik Deskriptif
Karena data dalam jumlah yang besar, maka data dikelompokkan menurut
kelas-kelas dengan panjang kelas tertentu.
Mean
∑
F = nilai tengah
x = frekuensi
Modus
Mo = [
]
Mo = Modus
b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
Median
Me = [
]
Me = median
b = batas bawah kelas median (batas bawah – 0,5)
p = panjang kelas
n = banyak data
F = Jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Rentang
Rentang = DB – DK
DB = data terbesar
DK = data terkecil
Standar Deviasi dan Varians
s = √∑
(∑ )
sedangkan varians adalah s2
Lampiran 14
Data Kecerdasan Emosional
No Responden Kecerdasan Emosional
1 74
2 96
3 75
4 67
5 68
6 68
7 70
8 90
9 76
10 73
11 76
12 64
13 78
14 66
15 83
16 83
17 75
18 93
19 76
20 83
21 89
22 68
23 67
24 80
25 74
26 84
27 83
28 81
29 71
30 71
31 81
32 84
33 92
34 82
35 73
36 81
37 83
38 75
39 72
40 84
41 76
42 72
43 61
44 76
45 72
46 69
47 77
48 66
49 78
50 76
51 73
52 76
Lampiran 15
Data Interaksi Sosial
No Responden Interaksi Sosial
1 78
2 95
3 75
4 76
5 75
6 73
7 81
8 89
9 81
10 81
11 86
12 67
13 79
14 73
15 94
16 76
17 89
18 96
19 84
20 86
21 86
22 69
23 71
24 71
25 76
26 98
27 88
28 82
29 76
30 74
31 84
32 79
33 91
34 82
35 87
36 92
37 81
38 88
39 76
40 76
41 79
42 65
43 55
44 80
45 75
46 80
47 91
48 71
49 89
50 79
51 80
52 74
Lampiran 16
Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif
Perhitungan Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional
Statistics
kecerdasan emosional
N Valid 52
Missi
ng
0
Mean 76,56
Std. Error of
Mean
1,066
Median 76,00
Mode 76
Std. Deviation 7,683
Variance 59,036
Range 35
Minimum 61
Maximum 96
Sum 3981
kecerdasan emosional
Frequen
cy
Percen
t
Valid
Percent
Cumulativ
e Percent
Valid 61 1 1,9 1,9 1,9
64 1 1,9 1,9 3,8
66 2 3,8 3,8 7,7
67 2 3,8 3,8 11,5
68 3 5,8 5,8 17,3
69 1 1,9 1,9 19,2
70 1 1,9 1,9 21,2
71 2 3,8 3,8 25,0
72 3 5,8 5,8 30,8
73 3 5,8 5,8 36,5
74 2 3,8 3,8 40,4
75 3 5,8 5,8 46,2
76 7 13,5 13,5 59,6
77 1 1,9 1,9 61,5
78 2 3,8 3,8 65,4
80 1 1,9 1,9 67,3
81 3 5,8 5,8 73,1
82 1 1,9 1,9 75,0
83 5 9,6 9,6 84,6
84 3 5,8 5,8 90,4
89 1 1,9 1,9 92,3
90 1 1,9 1,9 94,2
92 1 1,9 1,9 96,2
93 1 1,9 1,9 98,1
96 1 1,9 1,9 100,0
Tot
al
52 100,0 100,0
Nilai tertinggi = 96
Nilai terendah = 61
r = 35
k = 1 + 3,3 log 52 = 1 + 5,663 = 6,663
Panjang Kelas = 35 / 6,663 = 5
Nilai Rata-rata = 76,56
Tabel Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Emosional
No Kelas Interval
Batas Kelas
F absolut F (%) Batas
Bawah
Batas
Atas
1 61-65 60,5 65,5 2 3,85
2 66-70 65,5 70,5 9 17,31
3 71-75 70,5 75,5 13 25
4 76-80 75,5 80,5 11 21,15
5 81-85 80,5 85,5 12 23,07
6 86-90 85,5 90,5 2 3,85
7 91-95 90,5 95,5 2 3,85
8 96-100 95,5 100,5 1 1,92
Jumlah 52 100%
Berdasarkan distribusi frekuensi skor kecerdasan emosional siswa maka
dapat dibuat grafik histogram distribusi frekuensi sebagai berikut :
Grafik Histogram Kecerdasan Emosional
Perhitungan Statistik Deskriptif Interaksi Sosial
Statistics
Interaksi Sosial
N Valid 52
Missing 0
Mean 80,37
Std. Error of
Mean
1,179
Median 80,00
Mode 76
Std. Deviation 8,499
Variance 72,236
Range 43
Minimum 55
Maximum 98
Sum 4179
Interaksi Sosial
Frequency Percen
t
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 55 1 1,9 1,9 1,9
65 1 1,9 1,9 3,8
67 1 1,9 1,9 5,8
69 1 1,9 1,9 7,7
71 3 5,8 5,8 13,5
73 2 3,8 3,8 17,3
74 2 3,8 3,8 21,2
75 3 5,8 5,8 26,9
76 6 11,5 11,5 38,5
78 1 1,9 1,9 40,4
79 4 7,7 7,7 48,1
80 3 5,8 5,8 53,8
81 4 7,7 7,7 61,5
82 2 3,8 3,8 65,4
84 2 3,8 3,8 69,2
86 3 5,8 5,8 75,0
87 1 1,9 1,9 76,9
88 2 3,8 3,8 80,8
89 3 5,8 5,8 86,5
91 2 3,8 3,8 90,4
92 1 1,9 1,9 92,3
94 1 1,9 1,9 94,2
95 1 1,9 1,9 96,2
96 1 1,9 1,9 98,1
98 1 1,9 1,9 100,0
Total 52 100,0 100,0
Nilai tertinggi = 98
Nilai terendah = 55
r = 43
k = 1 + 3,3 log 52 = 1 + 5,663 = 6,663
Panjang Kelas = 43 / 6,663 = 6
Nilai Rata-rata = 80,37
Tabel Distribusi Frekuensi Skor Interaksi Sosial
No Kelas Interval
Batas Kelas
F absolut F (%) Batas
Bawah
Batas
Atas
1 55-60 54,5 60,5 1 1,92
2 61-66 60,5 66,5 1 1,92
3 67-72 66,5 72,5 5 9.62
4 73-78 72,5 78,5 14 26,92
5 79-84 78,5 84,5 15 28,85
6 85-90 84,5 90,5 9 17,31
7 91-96 90,5 96,5 6 11,54
8 97-102 96,5 102,5 1 1,92
Berdasarkan distribusi frekuensi skor Interaksi Sosial siswa maka dapat dibuat
grafik histogram distribusi frekuensi sebagai berikut :
Lampiran 17
Hasil Uji Normalitas
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1 Regressio
n
1591,505 1 1591,505 56,066 ,000b
Residual 1419,322 50 28,386
Total 3010,827 51
a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
b. Predictors: (Constant), Interaksi Sosial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 23,736 7,093 3,346 ,002
Interaksi
Sosial
,657 ,088 ,727 7,488 ,000
a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
Residuals Statisticsa
Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
N
Predicted
Value
59,89 88,15 76,56 5,586 52
Residual -7,918 10,312 ,000 5,275 52
Std. Predicted
Value
-2,984 2,075 ,000 1,000 52
Std. Residual -1,486 1,935 ,000 ,990 52
a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
5,27539949
Most Extreme
Differences
Absolute ,112
Positive ,112
Negative -,083
Test Statistic ,112
Asymp. Sig. (2-tailed) ,127c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan output diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar
0,127 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang di uji
berdistribusi normal.
Lampiran 18
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Kecerdasan Emosional
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,735 13 27 ,110
ANOVA
Kecerdasan Emosional
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups
2085,994 24 86,916 2,537 ,010
Within
Groups
924,833 27 34,253
Total 3010,827 51
Lampiran 19
Uji Regresi Linear Sederhana
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1 Regressio
n
1947,371 1 1947,371 56,066 ,000b
Residual 1736,687 50 34,734
Total 3684,058 51
a. Dependent Variable: Interaksi Sosial
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,795 8,263 2,27
5
,027
Kecerdasan
Emosional
,804 ,107 ,727 7,48
8
,000
a. Dependent Variable: Interaksi Sosial
Lampiran 20
Uji Hipotesis Product Moment
Correlations
Kecerdasan
Emosional
Interaksi
Sosial
Kecerdasan
Emosional
Pearson Correlation 1 ,727**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 52
Interaksi Sosial Pearson Correlation ,727**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1 Regressio
n
1947,371 1 1947,371 56,066 ,000b
Residual 1736,687 50 34,734
Total 3684,058 51
a. Dependent Variable: Interaksi Sosial
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 18,795 8,263
2,275 ,027
Kecerdasan
Emosional
,804 ,107 ,727 7,488 ,000 1,000 1,00
0
a. Dependent Variable: Interaksi Sosial
Collinearity Diagnosticsa
Mod
el
Dimensi
on
Eigenval
ue
Condition
Index
Variance Proportions
(Consta
nt)
Kecerdasan
Emosional
1 1 1,995 1,000 ,00 ,00
2 ,005 20,172 1,00 1,00
a. Dependent Variable: Interaksi Sosial
Residuals Statisticsa
Minimu
m
Maxim
um
Mean Std.
Deviation
N
Predicted Value 67,8534 96,001
5
80,365
4
6,17930 52
Std. Predicted Value -2,025 2,530 ,000 1,000 52
Standard Error of
Predicted Value
,819 2,242 1,108 ,333 52
Adjusted Predicted
Value
69,2755 96,171
1
80,401
3
6,15445 52
Residual -
12,8533
9
11,649
27
,00000 5,83547 52
Std. Residual -2,181 1,977 ,000 ,990 52
Stud. Residual -2,298 2,015 -,003 1,009 52
Deleted Residual -
14,2755
3
12,104
74
-
,03594
6,05877 52
Stud. Deleted
Residual
-2,406 2,081 -,004 1,029 52
Mahal. Distance ,003 6,403 ,981 1,352 52
Cook's Distance ,000 ,292 ,019 ,043 52
Centered Leverage
Value
,000 ,126 ,019 ,027 52
a. Dependent Variable: Interaksi Sosial
Lampiran 21
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,727a ,529 ,519 5,89353 1,866
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional
b. Dependent Variable: Interaksi Sosial
Biodata Penulis
Phony Dhiana Sinwih. Lahir di Depok, 02 Juni 1996
merupakan putri kedua dari bapak (Alm) Bulus Sinwih dan ibu
Ucu, penulis memiliki 1 orang kakak perempuan dan 1 orang
adik perempuan. Penulis beralamat di lokasi Jl. H. Konim
Gang Anggrek II RT 005 RW 002 No.63 Kel. Grogol Kec.
Limo Kota Depok.
Penulis memulai pendidikan pada tahun 2001-2002 yaitu
dengan pendidikan TK di RA An Nuriyah Beji Depok,
dilanjutkan kesekolah jenjang Pendidikan Dasar di SD Negeri
Mampang 1 Depok pada tahun 2003-2008. Kemudian Penulis melanjutkan
pendidikan ketingkat menengah di SMP Negeri 13 Depok pada tahun 2008-2011.
Setelah itu pada tahun 2011-2014 penulis melanjutkan sekolah menengah atas di
SMK Ekonomika Depok. Setelah lulus sekolah menengah kejuruan penulis
bercita-cita ingin menjadi guru sehingga penulis memutuskan untuk melanjutkan
kuliah ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil jurusan PGMI melalui jalur
SPMB Mandiri.
Selain itu penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan. Penulis mulai mengikuti
kegiatan aktif sejak berada di SMK yaitu kegiatan organisasi Rohis (Rohani
Islam) menjabat sebagai Humas periode 2012-2013. Pada tahun 2016, penulis
menjadi anggota HMJ PGMI UIN Jakarta sebagai anggota bidang
Kemahasiswaan selama 1 tahun pada periode 2016, kemudian menjadi anggota
Senat Mahasiswa FITK UIN Jakarta sebagai Ketua Komisi Kominfo selama 1
tahun pada periode 2017. Disamping kegiatan keorganisasian dan kuliah penulis
juga mengisi waktu luang untuk mengajar les privat SD sejak 2017 hingga saat
ini.
Demikian deskripsi singkat penulis, semoga skripsi ini dapat menginspirasi guru
di Indonesia terutama guru kelas. Apabila ada kritik dan saran dalam penyusunan
skripsi ini dapat dikirim ke email penulis [email protected].