PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT … - 1554 JURNAL SUMARYO.pdf · pada aspek relevansi...
Transcript of PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT … - 1554 JURNAL SUMARYO.pdf · pada aspek relevansi...
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1541
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN INTERNATIONAL
FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)
(Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi STIE PPI )
Oleh :
SUMARYO, S.E., M.Ak.
ABSTRAKSI
Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standard) berdampak luas
terhadap pengembangan akuntansi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap IFRS berdasarkan
faktor kecerdasan emosional dan minat, sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mahasiswa akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia
(STIE PPI) tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 51
kuesioner. Data yang diolah dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji validitas,
uji reliabilitas, uji t parsial, dan uji koefisien determinasi dengan menggunakan
program SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel kecerdasan emosional
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pemahaman IFRS dan variabel minat
berpengaruh signifikan terhadap pemahaman mahasiswa mengenai IFRS.
Kata Kunci : IFRS, Kecerdasan Emosional, Minat
PENDAHULUAN
International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar
penyusunan pelaporan keuangan yang didorong untuk dilaksanakan oleh banyak
negara di dunia dalam rangka konvergensi menuju terwujudnya penggunaan satu
standar yang sama.. Penggunaan IFRS ini juga bertujuan untuk meningkatkan
kualitas akuntansi. IFRS diterbitkan oleh International Accounting Standards Board
(IASB).
IFRS sebagai sebuah standar yang berlaku secara internasional menekankan
pada aspek relevansi laporan keuangan. Konsekuensinya adalah dalam pengukuran
banyak menggunakan dasar penilaian fair value (nilai pasar). Penggunaan dasar fair
value sebenarnya telah ada dalam standar akuntansi US-GAAP, hanya
penerapannya untuk aset/kewajiban yang memiliki nilai pasar yang mudah
diperoleh misalnya surat berharga yang diperdagangkan. Untuk aset tetap seperti
tanah dan bangunan, standar menggunakan nilai perolehan. Akibatnya nilainya akan
diukur sebesar nilai pada tanggal pembelian yang nilainya bervariasi bergantung
pada saat perolehannya.
.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1542
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman
mahasiswa akuntansi mengenai IFRS yang nantinya dapat diterapkan dalam
menyusun laporan keuangan sesuai standar dan menjadi kompetensi dasar.
Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menilai efektivitas pendidikan akuntansi
dalam menimbulkan tanggung jawab mahasiswa akuntansi terhadap pengguna
laporan keuangan.
Tingkat pemahaman akan suatu standar akan merepresentasi kesiapan
mengaplikasikan dalam praktik sesuai harapan dunia bisnis. Itu sebabnya banyak
sekali penelitian yang menggunakan mahasiswa sebagai sampel dalam penelitian,
karena mahasiswa akuntansi dianggap sebagai calon akuntan, praktisi, dan
profesional dituntut memiliki pemahaman pada standar akuntansi yang mendasari
perlakuan terhadap suatu transaksi ekonomi. Mahasiswa seharusnya mempunyai
minat untuk mempelajari IFRS guna menghadapi tantangan yang akan dirasakan
pada saat bekerja. Tantangan tersebut tidak serta-merta dirasakan oleh mahasiswa ,
akan tetapi juga akan dirasakan oleh perguruan tinggi (YN Christiani, 2015).
Kecerdasan Emosional (EQ) merupakan kemampuan merasakan,
memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Dengan
kemampuan ini maka mahasiswa akan mampu untuk mengenal siapa dirinya,
mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan
sekitarnya dan memiliki keterampilan sosial yang akan meningkatkan kualitas
pemahaman mereka tentang akuntansi Karena adanya proses belajar yang didasari
oleh kesadaran mahasiswa itu sendiri (Kurniawan, 2013).
Psikolog Peter Salovey dan John Mayer (dalam Coon & Jhon, 2014)
menyebut pengendalian diri semacam kecerdasan emosional merupakan suatu
kemampuan untuk menyerap, memakai, memahami, dan mengelola emosi. Pada
umumnya, menjadi cerdas secara emosional itu berarti menerima bahwa emosi
merupakan bagian mendasar dari siapa kita dan bagaimana kita bertahan hidup.
Tanpa kecerdasan emosional, seseorang tidak akan bisa menggunakan kemampuan-
kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimal. Kecerdasan
emosional menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan-keterampilan
praktis yang didasarkan pada 5 unsur yaitu, kesadaran diri, motivasi, pengaturan
diri, empati, dan keterampilan sosial.
Perubahan tata cara pelaporan keuangan yang sebelumnya banyak mengacu
pada US GAAP ke IFRS akan memiliki dampak sangat luas. Setidaknya, para
praktisi di bidang akuntansi dituntut untuk memiliki “kompentensi baru” seperti
yang disyaratkan IFRS. Pengajaran akuntansi di kampus harus segera
dimutakhirkan, seiring kebijakan Indonesia yang telah mendeklarasikan penggunaan
konvergensi sistem akuntansi internasional atau international financial reporting
standard (IFRS). Mata kuliah yang terkena dampak besar dari IFRS ini adalah
pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, teori akuntansi, akuntansi
internasional, akuntansi keuangan lanjutan, seminar akuntansi atau akuntansi topik
khusus, metedologi penelitian, serta analisis laporan keuangan. Hingga saat ini, di
kalangan praktisi, akademisi, dan pengurus IAI masih terdapat pendapat yang
beragam. Ada yang mengaku Indonesia telah siap, termasuk dari segi pendidikan
keprofesiannya. Namun, tidak sedikit yang meragukannya. Salah satu contoh
pembahasan mata kuliah yang terkena dampak besar dari IFRS adalah pengantar
akuntansi. Untuk mata kuliah pengantar akuntansi baik pengantar akuntansi 1 dan
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1543
pengantar akuntansi 2 akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi terhadap pos-pos
yang terdapat dalam neraca seperti kas, piutang, persediaan barang dagang, investasi
sementara, aktiva tetap dan hutang baik hutang jangka panjang, maupun jangka
pendek. Berdasarkan paparan materi dalam pengantar akuntansi 1 dan pengantar
akuntansi 2, dapat dilihat bahwa cakupan materi-materi tersebut cukup luas dan
kompleks. Sementara ini sangat sedikit literatur yang membahas materi pengantar
akuntansi yang berbasiskan IFRS. Disamping ada beberapa pendapat yang memang
mengatakan bahwa IFRS belum perlu dikenalkan dalam bahasan akuntansi
pengantar. Namun dilihat dari hakekat tujuan pembelajaran pengatar akuntansi
maka sebaiknya pengenalan IFRS sudah dilakukan pada mata kuliah pengantar,
meskipun hanya sebatas hal-hal yang perlu diketahui.
Penelitian mengenai pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap IFRS secara
umum sudah cukup banyak dilakukan dengan menggunakan alat ukur seperti
variabel minat, kecerdasan emosional (EQ), maupun ketersediaan sarana
pendidikan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh YN Christiani (2015) yaitu menggunakan minat, kecerdasan
emosional (EQ), dan ketersediaan sarana pendidikan sebagai variabel independen, peneliti terdahulu meneliti pada perguruan tinggi swasta yang terdapat di kota
Kupang dan metode pengumpulan data dengan melakukan penyebaran kuesioner
dan wawancara secara langsung dengan mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) tertinggi dan IPK terendah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kecerdasan emosional dan minat
sebagai variabel independen. Dengan obyek peneltian pada mahasiswa program
studi S1 Akuntansi yang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Putra Perdana Indonesia (STIE PPI). untuk mempertajam analisis, tingkat
pemahaman mahasiswa akan dibedakan menurut tingkatnya yaitu pada mahasiswa
akuntansi semester 7 tahun akademi 2016/2017 sebagai sampel dalam penelitian ini
yang telah memperoleh mata kuliah akuntansi keuangan 1 dan 2 di semester
sebelumnya..
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengkaji
mengenai “Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi terhadap International
Financial Reporting Standard (IFRS)”.
LANDASAN TEORI
PEMAHAMAN
Menurut Sudaryono (2012:44) pemahaman yaitu kemampuan seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat
mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari,
yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah
data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
Dalam kamus psikologi (2011:92) arti pemahaman berasal dari kata
“insight” yang mempunyai arti wawasan, pengetahuan yang mendalam adalah suatu
pemahaman atau penilaian yang beralasan mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau
kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1544
IFRS
IFRS adalah singkatan dari International Financial Reporting Standard
yang merupakan standar pelaporan keuangan internasional. IFRS adalah bagian
dari akuntansi internasional yang mengatur dan melaporkan informasi keuangan
setiap Negara. IFRS kadang-kadang bertentangan dengan IAS (International
Accounting Standard) yang merupakan standar internasional sebelum diganti
dengan IFRS. International Financial Reporting Standard (IFRS) berasal dari
pernyataan akuntan yang berbasis di IASB atau London International Standards
Board. IASB (International Accounting Standard Board) sendiri adalah
organisasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendorong
penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami
dan dapat diperbandingkan (Asri Fahmi, 2015).
Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah untuk menyediakan kerangka kerja global untuk
bagaimana perusahaan publik mempersiapkan dan mengungkapkan laporan
keuangan mereka. IFRS memberikan panduan umum untuk penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan menetapkan aturan untuk pelaporan industri
spesifik.
Manfaat IFRS
Manfaat penerapan IFRS secara umum diantaranya adalah :
a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar
Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance
comparability),
b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi,
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar
modal secara global,
d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan,
e. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dengan cara mengurangi
kesempatan untuk melakukan earning management.
Dampak Pengadopsian IFRS
Menurut (Lucky handayaningsih, 2015) dengan mengadopsi penuh IFRS,
laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi
signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut
tentu saja akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan
dan bisnis.
a. Bidang Pendidikan
Dampak konvergensi IFRS untuk bidang pendidikan antara lain :
1) Perubahan mind stream dari rule based ke principle based,
2) Banyak menggunakan professional judgement,
3) Banyak menggunakan fair value accounting,
4) IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS
dapat berbeda dengan IFRS lain,
5) Semakin meningkatnya ketergantungan ke profesi lain, dan
6) Perubahan text-book dari US GAAP ke IFRS.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1545
b. Bagi Perusahaan
Selain dampak terhadap dunia pendidikan, IFRS juga menimbulkan
dampak positif dan negatif terhadap dunia bisnis. Berikut ini adalah berbagai
dampak yang ditimbulkan dari program konvergensi IFRS :
1) Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan
keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.
2) Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak
menggunakan nilai wajar.
3) Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif
apabila harga-harga fluktuatif,
4) Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance
sheet approach dan fair value,
5) Principle based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan
keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment
ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning
management), dan
6) Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
KECERDASAN EMOSIONAL (EQ)
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient, disingkat EQ) adalah
kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol
emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada
perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan kecerdasan
(intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan
suatu hubungan. Kecerdasan Emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah
penting dengan Kecerdasan Intelektual (IQ) dikarenakan bahwa kecerdasan
emosional dua kali lebih penting dari pada kecerdasan intelektual dalam
memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
Menurut Goleman, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosional ialah sebagai berikut :
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu yang
dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu dan
mempengaruhi atau mengubah sikap pengaruh luar yang bersifat individu dapat
secara perorangan, secara kelompok, antara individu dipengaruhi kelompok
atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara
misalnya media massa baik cetak maupun elektronik serta informasi yang
canggih lewat jasa satelit.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1546
Komponen Kecerdasan Emosional
Goleman (2003) dalam Hanum (2011) mengadaptasi lima hal yang
tercakup dalam kecerdasan emosional dari model Salovey dan Mayer yang
merupakan psikolog yang pertama kali melontarkan istilah “kecerdasan
emosional” pada tahun 1990. Dalam penelitian ini, terdapat komponen
Kecerdasan Emosional yang digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Pengenalan Diri (Self Awareness)
Pengenalan diri adalah kemampuan merasakan emosi tepat pada
waktunya dan kemampuan dalam memahami kecenderungan dalam situasi
tersebut. Pengenalan diri menyertakan kemampuan seseorang menguasai
reaksinya pada berbagai peristiwa, tantangan, bahkan orang-orang tertentu.
Pengenalan diri merupakan keterampilan dasar yang vital untuk ketiga
kecakapan emosi yaitu kesadaran emosi, penilaian diri secara akurat, dan
percaya diri.
b. Pengendalian Diri (Self Regulation)
Pengendalian diri merupakan suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai
kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang pada hak dan kewajibannya
sebagai individu.
c. Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
d. Empati (Empathy)
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan
merasakan perasaan orang lain.
e. Keterampilan Sosial (Social Skills)
Keterampilan sosial merupakan keterampilan seseorang dalam berinteraksi dengan
orang lain guna menciptakan suatu komunikasi yang baik.
MINAT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Minat artinya
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, bisa juga diartikan sebagai
keinginan. Dalam bahasa inggris, minat sering digambarkan dengan kata
“interest” atau “passion”. Interest bermakna suatu perasaan ingin
memperhatikan dan penasaran akan suatu hal. Passion bermakna minat yang
kuat atau gairah atau perasaan yang kuat atau antusiasme terhadap objek.
KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hubungan antar variabel yang
akan diteliti dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kecerdasan Emosional sebagai alat ukur dari pemahaman mahasiswa akuntansi
yaitu jika seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik cenderung
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1547
lebih kuat dalam menghadapi tantangan, berani menggali sesuatu yang baru dan
berani mengambil resiko. Karena orang tersebut telah mampu mengendalikan
diri, memotivasi dirinya sendiri, dan mengenal dirinya dengan baik. Seseorang
dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat lebih mudah
menerima dan memahami sesuatu yang baru, yang ia pelajari dibandingkan
dengan seseorang yang tingkat kecerdasan emosionalnya lebih rendah.
2. Minat merupakan hal yang penting dalam pengembangan kemampuan
seseorang dalam suatu bidang. Minat perlu ditumbuhkan dan dikembangkan
karena jika dalam diri individu tumbuh suatu minat terhadap suatu bidang,
maka individu tersebut akan dengan mudah mempelajari bidang tersebut
sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Dalam kaitannya dengan
IFRS apabila seseorang memiliki kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,
serta ketersediaan sarana pendidikan telah memadai namun ia tidak memiliki
minat terhadap IFRS maka pengetahuannya mengenai IFRS tidak akan
berkembang. Hal ini dikarenakan ia tidak merasa tertarik dan tidak merasa
senang ketika mempelajarinya.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Paradigma Penelitian
HIPOTESIS
Berdasarkan uraian diatas, dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis 1
Ha : Ada hubungan antara variabel kecerdasan emosional terhadap
pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS.
2. Hipotesis 2
Ha : Ada hubungan antara variabel minat terhadap pemahaman mahasiswa
akuntansi mengenai IFRS.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dalam penelitian ini yaitu dilakukan pada bulan
September 2016 sampai dengan bulan Januari 2017.
Kecerdasan
Emosional (EQ)
X1
International
Financial Reporting
Standard (IFRS)
Y Minat
X2
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1548
2. Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dalam penelitian
ini, penulis melakukan penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Putra Perdana Indonesia (STIE PPI) yang beralamat di Jl. Citra Raya
Utama Barat No. 29, Griya Harsa II Blok i 10 Citra Raya, Cikupa –
Tangerang 15710.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada mahasiswa akuntansi
semester 7 yang terdapat di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia
(STIE PPI). Selanjutnya kuesioner diberi bobot sesuai dengan kepentingan model
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi
atau studi sensus (Suharsimi Arikunto, 2013:173).
Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa program studi akuntansi
di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI). Dimana
secara keseluruhan jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 366
mahasiswa.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat
kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Suharsimi
Arikunto, 2013:174-175).
Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu pada mahasiswa program
studi akuntansi semester 7 tahun pelajaran 2016/2017. Teknik yang dilakukan dalam
pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:124). Adapun
kriteria sampel yang dipilih adalah mahasiswa akuntansi semester 7 yang masih
aktif. Jadi, jumlah sampel yang tersedia dan memenuhi kriteria yaitu sebanyak 51
mahasiswa.
VARIABEL PENELITIAN
Teknik variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Menurut Sugiyono (2013:39) variabel independen dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
Dalam penelitian ini variabel bebas yang akan diteliti adalah variabel
Kecerdasan Emosional (X1) dan Minat (X2) sebagai alat ukur dari tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap IFRS (Y).
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1549
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Menurut Sugiyono (2013:39) variabel dependen dalam bahasa Indonesia
sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti adalah variabel Y yang merupakan pemahaman mahasiswa akuntansi
mengenai International Financial Reporting Standard (IFRS).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
UJI VALIDITAS
1) Uji Validitas variabel (X1) Kecerdasan Emosional
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber Data : Lampiran output SPSS 21
Tabel ini mencantumkan subjek yang dianalisis atau yang menjadi sampel
dalam penelitian ini sejumlah 40 orang atau semua subjek ikut dianalisis tanpa ada
yang tertinggal (100%).
2) Uji Validitas variabel (X2) Minat
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber Data : Lampiran output SPSS 21
Sama dengan hasil uji validitas variabel X1, Tabel ini mencantumkan subjek
yang dianalisis atau yang menjadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 40 orang
atau semua subjek ikut dianalisis tanpa ada yang tertinggal (100%).
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1550
3) Uji Validitas Variabel (Y) IFRS
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber Data : Lampiran output SPSS 21
Sama dengan hasil uji validitas variabel X1 dan X2, Tabel ini
mencantumkan subjek yang dianalisis atau yang menjadi sampel dalam penelitian
ini sejumlah 40 orang atau semua subjek ikut dianalisis tanpa ada yang tertinggal
(100%).
UJI RELIABILITAS
1) Uji Reliabilitas variabel (X1) Kecerdasan Emosional
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.848 .851 13
Sumber Data : Lampiran output SPSS 21
Berdasarkan tabel reliability statistics variabel X1 terlihat nilai
cronbach alpha 0,848 lebih besar dari 0,60. Dengan demikian variabel yang
digunakan dalam model ini dapat dikategorikan sebagai variabel yang
reliabel, atau jawaban seseorang terhadap pernyataan relatif konsisten dari
waktu ke waktu.
2) Uji Reliabilitas variabel (X2) Minat
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.669 .660 4
Sumber Data : Lampiran output SPSS 21
Berdasarkan tabel reliability statistics variabel X2 terlihat nilai
cronbach alpha 0,669 lebih besar dari 0,60. Dengan demikian variabel yang
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1551
digunakan dalam model ini dapat dikategorikan sebagai variabel yang reliabel,
atau jawaban seseorang terhadap pernyataan relatif konsisten dari waktu ke
waktu.
3) Uji Reliabilitas Variabel (Y) IFRS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.788 .799 5
Sumber Data : Lampiran output SPSS 21
Berdasarkan tabel reliability statistics variabel Y terlihat nilai
cronbach alpha 0,788 lebih besar dari 0,60. Dengan demikian variabel yang
digunakan dalam model ini dapat dikategorikan sebagai variabel yang
reliabel.
UJI T PARSIAL
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.494 .883 3.957 .000
KecerdasanEmosiona
l
-.062 .238 -.041 -.260 .796
Minat .223 .109 .323 2.044 .048
Sumber Data : Lampiran output SPSS 21
Dalam tabel Coefficients hasil Uji t parsial variabel X1 terdapat nilai sig
0,796. Nilai sig lebih besar dari pada 0,05 atau nilai 0,796 > 0,05 maka dalam
hal ini menandakan bahwa Ha ditolak dan H0 diterima. Nilai t hitung yang
terdapat pada tabel coefficients yaitu -0,260, Nilai t negatif menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Y
(IFRS). Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap IFRS.
Dalam variabel X2 (Minat) terdapat nilai sig 0,048. Nilai sig lebih kecil
dari 0,05, atau nilai 0,048 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dan dalam
tabel coefficients terdapat nilai t hitung 2,044, nilai t positif menunjukkan bahwa
variabel minat mempunyai hubungan yang searah dengan variabel Y (IFRS).
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat memiliki pengaruh signifikan terhadap
IFRS.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1552
UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .319a .102 .053 .4308
a. Predictors: (Constant), Minat, KecerdasanEmosional
b. Dependent Variable: IFRS
Sumber Data : Lampiran output SPSS 21
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi R
Square adalah 0,102. Maka dapat disimpulkan besarnya pengaruh alat ukur tingkat
pemahaman mahasiswa diantaranya minat dan kecerdasan emosional terhadap IFRS
adalah 10,2%. Dalam hal ini faktor kecerdasan emosional dan minat hanya
berpengaruh sebesar 10,2%, sisanya 89,8% dipengaruhi oleh variabel lain selain
variabel penelitian.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pemahaman mahasiswa
akuntansi terhadap International Financial Reporting Standard (IFRS) dengan alat
ukur pemahaman diantaranya kecerdasan emosional dan minat, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Dalam corrected item-total correlation pada uji validitas bila angka korelasi
yang terdapat pada kolom corrected item-total correlation berada dibawah 0,2 atau
bertanda negatif (-), maka dinyatakan tidak valid (gugur). Sebaliknya bila angka
korelasinya diatas 0,2, maka dinyatakan valid. Dari 13 butir pada variabel
Kecerdasan Emosional (X1), 4 butir dalam variabel Minat (X2), dan 5 butir pada
variabel IFRS (Y) semua butir nilainya berada diatas 0,2 berarti menyatakan dari 22
butir pernyataan yang dianalisis semuanya dinyatakan valid.
Dari uji reliability, berdasarkan tabel Reliability Statistics variabel X1
terlihat nilai cronbach alpha 0,848, variabel X2 0,669 sedangkan variabel Y terlihat
nilai cronbach alpha 0,788 lebih besar dari 0,60. Dengan demikian variabel yang
digunakan dalam model ini yaitu pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap IFRS
dapat dikategorikan sebagai variabel yang reliabel, atau jawaban seseorang terhadap
pernyataan relatif konsisten dari waktu ke waktu. Hal ini sesuai dengan teori
Haryadi Sarjono (2011:45) suatu kuisioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach
Alpha > 0,60 dengan melihat tabel Reliability statistics.
Dalam tabel Coefficients hasil Uji t parsial variabel X1 terdapat nilai sig
0,796. Nilai sig lebih besar dari pada 0,05 atau nilai 0,796 > 0,05 maka dalam
hal ini menandakan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Nilai t hitung yang
terdapat pada tabel coefficients yaitu -0,260, Nilai t negatif menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Y
(IFRS). Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap IFRS.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1553
Dalam variabel X2 (Minat) terdapat nilai sig 0,048. Nilai sig lebih kecil
dari 0,05, atau nilai 0,048 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dan dalam
tabel coefficients terdapat nilai t hitung 2,044, nilai t positif menunjukkan bahwa
variabel minat mempunyai hubungan yang searah dengan variabel Y (IFRS).
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat memiliki pengaruh signifikan terhadap
IFRS.
Berdasarkan tabel analisis koefisien determinasi dapat diketahui bahwa nilai
koefisien determinasi R Square adalah 0,102. Maka dapat disimpulkan besarnya
pengaruh alat ukur tingkat pemahaman mahasiswa diantaranya minat dan
kecerdasan emosional terhadap IFRS adalah 10,2%. Dalam hal ini faktor minat dan
kecerdasan emosional hanya berpengaruh sebesar 10,2%, sisanya 89,8%
dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel penelitian.
Pada akhirnya penelitian ini juga tidak mengatakan bahwa mahasiswa
akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI)
kurang memahami IFRS. Pada dasarnya setiap mahasiswa pun telah mempersiapkan
diri sebaik mungkin dalam pemahaman IFRS ini karena sebagai calon akuntan
pemahaman ini sangat penting untuk kedepannya. Oleh karena itu hendaknya dunia pendidikan akuntansi sekarang lebih memperhatikan dan mendukung kurikulum
pengajaran akan IFRS, sehingga mahasiswa juga tidak akan mengalami kesulitan
dalam memahami dan menguasai IFRS dengan baik sehingga hal itu akan menjadi
bekal yang cukup bagi mahasiswa untuk terjun dalam dunia kerja.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan oleh penulis, maka
dapat disimpulkan bahwa pemahaman mahasiswa akuntansi semester 7 tahun
pelajaran 2016/2017 yang berada di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra
Perdana Indonesia (STIE PPI) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS.
2. Berdasarkan hasil uji t parsial dapat diketahui bahwa minat belajar
berpengaruh signifikan terhadap pemahaman mahasiswa akuntansi
mengenai IFRS, semakin kuat minat belajar maka semakin meningkat
tingkat pemahaman mahasiswa mengenai IFRS. Hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya oleh Kurniawan (2013).
Pada akhirnya penelitian ini juga tidak mengatakan bahwa
mahasiswa akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana
Indonesia kurang memahami IFRS. Pada dasarnya setiap mahasiswa pun
telah mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam pemahaman IFRS ini
karena sebagai calon akuntan pemahaman ini sangat penting untuk
kedepannya.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya, antara lain :
1. Penelitian kedepan diharapkan menggunakan lebih dari civitas
akademika atau lebih sebagai objek penelitian untuk mendapatkan
generalisasi hasil yang lebih luas.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Desember 17
InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1554
2. Penelitian kedepan diharapkan selain menggunakan kuesioner sebagai
pengumpulan datanya alangkah baiknya juga memperhitungkan melalui
wawancara langsung kepada responden guna keakuratan data yang
nantinya akan diuji.
3. Penelitian kedepan diharapkan dapat meningkatkan sampel lebih dari
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
4. Penelitian kedepan hendaknya menguji coba terlebih dahulu kuesioner
yang digunakan untuk mendukung penelitian ini, agar dapat
memperbaiki kekurangan yang ada pada instrumen kuesionernya.
5. Penelitian kedepan hendaknya mempertimbangkan uji yang akan
dilakukan mengingat adanya perbedaan pengukuran skala pada
instrumen penelitian.