PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, EKSPOSUR …eprints.ums.ac.id/56848/14/naskah publikasi...
Transcript of PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, EKSPOSUR …eprints.ums.ac.id/56848/14/naskah publikasi...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, EKSPOSUR
MEDIA, KINERJA LINGKUNGAN, KANTOR AKUNTAN
PUBLIK DAN AGRESIVITAS PAJAK TERHADAP CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Pada Jurusan
Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh
ABID RAMADHAN
NIM. W100160001
MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Eksposur Media, Kinerja Lingkungan, Kantor Akuntan Publik Dan Agresivitas Pajak Terhadap
Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi Empiris Perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Indeks
Periode 2013-2015)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
ABID RAMADHAN
W 100160001
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Dr. Noer Sasongko, S.E, M.Si, Ak, CA
NIK. 195803091957031657
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan sebelumnya untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya, dalam penelitian ini tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan
saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 31 Oktober 2017
Penulis
ABID RAMADHAN
1
Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Eksposur Media, Kinerja Lingkungan, Kantor
Akuntan Publik Dan Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure
(Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2013-
2015)
Abstraksi
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan
yang diwakili oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan eksposur media,
kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak sebagai variabel
independen terhadap corporate social responsibility disclosure sebagai variabel
dependen.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic
indeks selama periode 2013-2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 51
perusahaan dengan metode purposive sampling. Tipe data adalah data sekunder. Data
di analisis menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, likuiditas,
kinerja lingkungan dan kantor akuntan publik berpengaruh terhadap corporate social
responsibility disclosure sedangkan profitabilitas, eksposur media dan agresivitas
pajak tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Secara
simultan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media,
kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak berpengaruh terhadap
corporate social responsibility disclosure.
Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, karakteristik perusahaan, kinerja
lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak
Abstract
The objective of this research is to test the affect of companies’ characteristic
represented by companies’ size, profitability, liquidity, and media exposure,
environmental performance, public accounting firms and tax aggressiveness as
independent variables on corporate social responsibility disclosure as the dependent
variable.
The population in this research is company listed on the Jakarta Islamic Index in
the period 2013-2015. The number of samples in this research were 51 company by
purposive sampling method. Types of data used are secondary data. Data were
analized using multiple linier regression.
The result of this research shows that companies’ size, liquidity, environmental
performance and public accounting firms have effects corporate social responsibility
disclosure. while profitability, media exposure and tax aggressiveness had no effects
corporate social responsibility disclosure. Simultaneously, variables companies’ size,
2
profitability, liquidity, media exposure, environmental performance, public
accounting firms and tax aggressiveness had effect corporate social responsibility
disclosure.
Keywords : Corporate Social Responsibility, companies’ characteristic,
environmental performance, public accounting firms, tax aggressiveness
1. PENDAHULUAN
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusaahan yang sering juga disebut
sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Mathews,
1995) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996) merupakan
salah satu informasi penting dalam menilai kinerja perusahaan. dalam (Sembiring,
2005) CSR merupakan proses mengkomunikasikan dampak sosial dan lingkungan
dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan
dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Corporate social responsibility (CSR) bertujuan untuk menciptakan standar
kehidupan yang lebih tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha
untuk pihak pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan
keuangan entitas dan keseimbangan alam melalui pengungkapannya. Laporan
keuangan menjadi alat untuk melaporkan kegiatan entitis dan memberikan informasi
kepada pemangku kepentingan karena mengandung pengungkapan-pengungkapan
yang bersifat wajib (mandatory disclosure) maupun sukarela (voluntary disclosure)
(Syahrir dan Suhendra, 2010 dalam Kamil dan Herusetya, 2012).
Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan melakukan kegiatan CSR antara lain
: produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan semakin diminati oleh
investor karena perusahaan dinilai mendukung keseimbangan ekosistem,
meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning,
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memotivasi dan mempertahankan
karyawan dan mengurangi biaya operasi (Kolter dan Lee, 2005 dalam Kamil dan
Herusetya, 2012).
Namun dengan segala manfaat pengungkapan CSR yang telah dikemukakan pada
paragraf sebelumnya, hal tersebut belum menjamin bahwa perusahaan akan
melakukan CSR dengan kerelaan dan tanggung jawab.
3
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini akan dilakukan indentifikasi masalah melalui pertanyaan
sebagai berikut.
1. Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Corporate social
responsibility disclosure?
2. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Corporate social responsibility
disclosure?
3. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Corporate social responsibility
disclosure?
4. Apakah Eksposur media berpengaruh terhadap Corporate social
responsibility disclosure?
5. Apakah Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap Corporate social
responsibility disclosure?
6. Apakah Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Corporate social
responsibility disclosure?
7. Apakah Agresivitas Pajak berpengaruh terhadap Corporate social
responsibility disclosure?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memberikan bukti empiris
tentang berbagai faktor yang mempengaruhi Corporate social responsibility
disclosure. Variabel-variabel dikemukakan dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengungkapan sukarela
perusahaan serta meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap berbagai kerusakan
alam yang terjadi dan mulai menyadari pentingnya keseimbangan alam demi
terciptanya lingkungan perusahaan yang bersinergi dengan alam sekitar.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara
teoritis dan manfaat secara praktis.
4
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
masukan bagi :
a. Bagi Akademisi dan Perguruan Tinggi, Penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan referensi untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang
mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility, serta dapat
memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu khususnya di bidang
akuntansi.
b. Bagi Pemerintah, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman serta
acuan kinerja pemerintah dalam menentukan kebijakan dan standar dalam
mengatur praktik dan pengungkapan Corporate Social Responsibility di
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak yang menggunakan informasi penelitian ini seperti :
a. Bagi Perusahaan, Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi
perusahaan-perusahaan dalam melakukan pertimbangan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan tanggung jawab perusahaan dalam
memberikan transparansi kepada para stakeholders terkait masalah
lingkungan sosial.
b. Bagi Stakeholders, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada
para pemangku kepentingan dalam menilai kinerja perusahaan terkait dengan
aktivitas operasinya.
1.1 KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1.1.1 Signaling Theory
Signaling theory (teori sinyal) digunakan untuk menjelaskan bahwa pada
dasarnya suatu informasi dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif
maupun negatif kepada para pemakai informasi tersebut. Teori sinyal (Leland dan
Pyle dalam Scott, 2012:475) menyatakan bahwa pihak eksekutif (manajemen)
perusahaan yang memiliki informasi banyak dan lebih baik mengenai perusahaannya
akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor
5
dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya
dengan mengirimkan sinyal melalui laporan tahunannya.
1.1.2 Legitimacy Theory
Teori legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada
keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu dan
kelompok masyarakat (Gray et al, 1996). Hal ini mengindikasikan bahwa teori
tersebut menjelaskan adanya kontrak sosial perusahaan terhadap masyarakat dengan
adanya pengungkapan sosial lingkungan (CSR). Perusahaan dalam menjalankan
kontrak sosial lingkungan juga harus memperhatikan norma-norma yang ada di
lingkungan masyarakat agar selaras dengan nilai-nilai sosial yang ada.
1.1.3 Stakeholder Theory
Deegan (2004) menyatakan bahwa stakeholder theory adalah “teori yang
menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak memperoleh informasi
mengenai aktivitas perusahaan yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan
mereka. Para stakeholder juga dapat memilih untuk menggunakan atau tidak
menggunakan informasi tersebut dan stakeholder tidak dapat memainkan peran
secara langsung dalam suatu perusahaan”.
Oleh karena itu, teori stakeholder menegaskan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberian
manfaat bagi stakeholder (pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT dalam surah An - nahl :90
Artinya : sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan,
memberi kepada kerabat kamu dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.
1.1.4 Corporate Social Responsibility
Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
mendefinisikan CSR sebagai bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis
perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi yang dibarengi dengan
peningkatan kualitas hidup bagi karyawan beserta keluarganya, sekaligus
6
meningkatkan kualitas hidup lingkungan sekitar dan masyarakat yang lebih luas
(Hadi, 2011).
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan
semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple
Buttom Line In 21st Century Business (1998) Karya John Elkington. Dengan
mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic
growth, environmental protection dan social equity yang digagas The World Business
Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam brundtland report (1987).
Elkington mengemas CSR dalam tiga fokus yaitu: 3P (Profit, Planet dan People).
Dalam mengukur pengungkapan CSR terdapat beberapa pengukuran yakni
SA8000, Global Compact, Akuntabilitas atas standar AA1000, ISO 26000, dan GRI
G3.1. Pengukuran CSR pada penelitian ini menggunakan indikator Global Reporting
Initiative (GRI G4). Alasan peneliti menggunakan pengukuran ini karena GRI-G4 ini
merupakan generasi terbaru pengukuran CSR yang diluncurkan di amsterdam belanda
pada tanggal 22 mei 2013 yang lalu. Indikator ini juga merupakan penyempurnaan
dari pedoman pengukuran lainnya.
1.1.5 Ukuran perusahaan
Pada umumnya perusahaan yang besar akan mengungkapkan lebih banyak
informasi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar mempunyai jenis
produk yang banyak, sistem informasi yang canggih serta struktur kepemilikan yang
lengkap, sehingga memungkinkan dan membutuhkan tingkat pengungkapan secara
luas ( Suripto, 1999 dalam Zaleha, 2005). Mengingat ruang lingkup yang luas dan
operasi yang besar, maka perusahaan besar lebih mungkin untuk memiliki dampak
yang lebih luas dan besar pada masyarakat. Sebagai konsekuensinya, perusahaan
besar lebih mungkin untuk menerima lebih banyak perhatian dari masyarakat dan
ditempatkan di bawah tekanan publik yang lebih besar untuk menunjukkan tanggung
jawab sosial (Cowen et al., 1987).
1.1.6 Profitabilitas
Menurut Kokubu et al (2002) terdapat pengaruh positif antara profitabilitas suatu
perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Perolehan laba yang
semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih
7
luas. Artinya perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan
keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan tanggung
jawab sosial. Sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah akan
sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial,
karena khawatir akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan.
1.1.7 Likuiditas
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga
aktivitas operasional. Dapat dikatakan likuiditas mencerminkan kesehatan suatu
perusahaan. Tingkat dimana perusahaan dapat dengan cepat memenuhi kewajiban
lancarnya dari aset lancar atau kemampuan usaha untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek. Melalui likuiditas dapat dipandang kinerja manajemen dalam mengelola
keuangan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi adalah
perusahaan yang dapat segera memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan lebih banyak
melakukan pengungkapan sosial daripada perusahaan yang mempunyai tingkat
likuiditas yang rendah.
1.1.8 Eksposur Media
Eksposur media memiliki dampak pada opini publik dan membantu
menghasilkan tekanan publik. Bansal (2005) menunjukkan bahwa lebih intensif
eksposur media akan meningkatkan visibilitas perusahaan, membuat perusahaan
menjadi objek perhatian dan pengawasan publik. Terdapat tiga media yang biasanya
dipakai perusahaan dalam mengungkapkan CSR perusahaan, yaitu melalui TV,
koran, serta internet (WEB perusahaan). Media TV merupakan media yang paling
efektif dan mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi, media
hanya digunakan oleh beberapa perusahaan saja. Media internet (WEB) merupakan
media yang efektif dengan didukung oleh para pemakai internet yang mulai
meningkat. Sedangkan media koran merupakan media yang sudah sering digunakan
oleh perusahaan, serta dapat digunakan sebagai dokumentasi. (Feng et al, 2013).
8
1.1.9 Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan merupakan kinerja suatu perusahaan yang peduli terhadap
lingkungan sekitar. Kinerja ini dapat dilakukan dengan menerapkan akuntansi
berbasis lingkungan yang dimana akuntansi lingkungan merupakan pengakuan dan
integritas dampak terhadap isu-isu lingkungan pada sistem akuntansi tradisional suatu
perusahaan (Halim dan Irwan, 1998 dalam Fitriyani 2012). Di indonesia, kinerja
lingkungan dapat diukur dengan menggunakan program penilaian peringkat kinerja
perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (PROPER). Program ini merupakan
program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup yang berupaya melakukan
pengawasan dengan mekanisme publik disclosure yang memberikan intensif dan/atau
disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diatur dalam
peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011. Dasar hukum
pelaksanaan PROPER adalah keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:
127/MENLH/2002 tentang program penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan (PROPER).
Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi lima warna emas,
hijau, biru, merah dan hitam, dimana kriteria ketaatan digunakan untuk
pemeringkatan biru, merah dan hitam, sedangkan kriteria penilaian aspek lebih dari
yang dipersyaratkan adalah hijau dan emas.
1.1.10 Kantor Akuntan Publik
Dalam beberapa penelitian, ukuran KAP sering digunakan untuk mengukur
kualitas audit. Ukuran KAP dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu KAP big four dan KAP
non big four. The big four merupakan kelompok empat firma jasa profesional dan
akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit. Afiliasi
KAP big four yang ada di Indonesia adalah:
1. KAP Osman Bing Satrio – Deloitte Touche Tohmatsu
2. KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan – Pricewaterhouse Coopers
3. KAP Purwantono, Suherman & Sudja – Ernst & Young
4. KAP Siddharta dan Widjaja – Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
9
1.1.11 Agresivitas Pajak
Agresivitas pajak merupakan hal yang sangat umum terjadi di kalangan
perusahaan besar di seluruh dunia. Tindakan ini bertujuan untuk meminimalkan pajak
perusahaan yang kini menjadi perhatian publik karena tidak sesuai dengan harapan
masyarakat dan juga pastinya merugikan pemerintah.
Cara untuk mengukur perusahaan yang melakukan agresivitas pajak yaitu
dengan menggunakan proksi effective tax rates (ETR). Menurut lanis dan richardson
(2012) menyatakan bahwa ETR merupakan proksi yang paling banyak digunakan
pada penelitian terdahulu. Proksi ETR dinilai menjadi indikator adanya agresivitas
pajak apabila memiliki ETR yang mendekati nol. Semakin rendah nilai ETR yang
dimiliki perusahaan maka semakin tinggi tingkat agresivitas pajak. ETR yang rendah
menunjukkan beban pajak penghasilan lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak.
1.2 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh
kepada pihak stakeholder dalam mengambil keputusan investasi. hal ini dikarenakan
perusahaan yang besar akan mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Perusahaan kecil lebih mungkin untuk memiliki resiko yang
lebih tinggi daripada perusahaan besar, sehingga dapat dimengerti bahwa investor
tidak tertarik untuk melakukan perdagangan saham di perusahaan kecil.
Tan et al, (2015), Wang et al, (2013) dan barnas dkk (2016), menunjukkan hasil
penelitiannya bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap corporate social
responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap corporate social
responsibility
1.2.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure
Profitabilitas merupakan faktor yang seharunya mendapat perhatian penting
karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam
keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka
10
akan sangat sulit bagi perusaan untuk menarik modal dari luar. Perolehan laba yang
semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih
luas. Artinya perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan
keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan tanggung
jawab sosial. Sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah akan
sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial,
karena khawatir akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan.
Penelitian Ebiringa et al, (2013), Maiyarni dkk (2016), Putra Dan Supriyanto
(2017), menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap corporate social
responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap corporate social responsibility
1.2.3 Pengaruh Likuiditas terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure
Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang digunakan untuk menggambarkan
seberapa likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Dengan
kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban yang segera jatuh tempo. Perusahaan yang memiliki tingkat
likuiditas yang tinggi akan lebih banyak melakukan pengungkapan sosial daripada
perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang rendah.
Penelitian Ihsan (2014), Maiyarni dkk (2016), dan Widianigsih (2011) telah
memberikan bukti empiris dengan menunjukkan hasil bahwa likuiditas berpengaruh
terhadap corporate social responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H3 : likuiditas berpengaruh terhadap corporate social responsibility
1.2.4 Pengaruh Eksposur media terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure
Eksposur media adalah bagaimana perusahaan memanfaatkan media yang tersedia
untuk mengkomunikasikan indentitas serta informasi mengenai kegiatan yang
dilakukan oleh perusahan. Suatu perusahaan bisa mengkomunikasikan kegiatan-
11
kegiatan perusahaannya dengan memanfaatkan berbagai media yang ada, salah satu
kegiatan yang bisa di komunikasikan adalah CSR perusahaan. Pengungkapan CSR
tersebut melalui publikasi di media diharapkan dapat menjadi tolak ukur stakeholders
dalam menilai kinerja perusahaan. Terdapat tiga media yang biasanya dipakai
perusahaan dalam pengungkapan CSR perusahaan, yaitu melalui media televisi,
koran, serta internet (web perusahaan).
Wang et al, (2013), Alfarizi (2016) Plorensia dan Hardiningsih (2015) telah
memberikan bukti empiris bahwa eksposur media secara positif terkait dengan tingkat
berbagai indikator corporate social responsibility. Sejalan dengan penelitian di atas
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H4 : Eksposur media berpengaruh terhadap corporate social responsibility
1.2.5 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure
Kinerja lingkungan dipengaruhi oleh seberapa besar motivasi perusahaan untuk
melakukan pengelolaan lingkungan sehingga akan berdampak pada pengungkapan
tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Semakin baik kinerja lingkungan
perusahaan dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya maka semakin
besar pula pengungkapan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan. Teori stakeholder
menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat
diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk
menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh
masyarakat.
Devita (2015), Permana (2012) dan Fitriyani (2012), menunjukkan bahwa kinerja
lingkungan berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Berdasarkan
penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H5 : kinerja lingkungan berpengaruh terhadap corporate social
responsibility
1.2.6 Pengaruh Kantor Akuntan Publik terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure
Perusahaan yang diaudit oleh The Big Four akan lebih cenderung
mengungkapkan informasi sosial daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP biasa,
12
yang artinya ukuran KAP The Big Four telah mengikuti standar internasional dalam
melakukan prosedur audit.
Penelitian Uyar et al. (2013), putra dan Supriyanto (2017) Khlif dan souissi (2010)
mengatakan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh signifikan positif terhadap
corporate social responsibility. Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
H6 : Ukuran kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh terhadap
corporate social responsibility.
1.2.7 Pengaruh Agresivitas Pajak terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure
Agresivitas pajak atau disebut juga usaha meminimalkan beban pajak. Perusahaan
yang melakukan agresivitas yang tinggi cenderung akan mengungkapkan informasi
CSR lebih banyak, karena untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Perusahaan dikatakan berhasil apabila dapat memenuhi harapan masyarakat melalui
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebaliknya, perusahaan akan
mengarah pada kegagalan apabila tidak dapat memenuhi harapan masyarakat dan
tentunya menimbulkan penyebaran informasi negatif tentang perusahaan tersebut.
Lanis And Richardson (2013), Plorensia dan Hardiningsih (2015), fardila dan
mariska (2015) mengatakan bahwa secara konsisten menunjukkan pengaruh antara
agresivitas pajak perusahaan dengan CSR. Berdasarkan penelitian tersebut maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H7 : Agresivitas Pajak berpengaruh terhadap corporate social
responsibility
2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi, Sampel, Cara Memperoleh Data, Pengukuran Variabel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam Jakarta
Islamic Index (JII) dengan perode observasi selama 3 tahun yaitu 2013 – 2015.
Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang menerbitkan annual reportnya.
Tahap selanjutnya adalah pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
dengan kriteria sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menggunakan nilai mata uang rupiah
13
2. Perusahaan mempublikasikan laporan yang berakhir pada 31 desember.
3. Perusahaan menerbitkan annual report berturut-turut dari tahun 2013-2015.
4. Perusahaan melakukan publikasi laporan corporate social responsibility.
Dari hasil pemilihan sampel yang semula berjumlah 90 perusahaan yang terdaftar
di JII selama kurun waktu 2013 – 2015 , hanya tersisa 51 perusahan yang dapat
diteliti. Hal ini karena terdapat 9 perusahaan yang tidak menggunakan rupiah, 3
perusahaan tidak melaporkan pengungkapan CSR dan 27 perusahaan tidak
menerbitkan annual report secara berturut-turut dari tahun 2013-2015.
2.2 Pengukuran Variabel Dependen
Pengukuran Pengungkapan CSR sebagai variable dependen pada penelitian ini
menggunakan indikator Global Reporting Initiative (GRI G4) yang merupakan
generasi terbaru pengukuran GRI yang diluncurkan di Amsterdam pada 22 Mei 2013
yang lalu. Indikator GRI G4 ini terdiri dari economic, environment, labour practices,
human rights, society and product responsibility.
Pada dasarnya untuk menghitung CSRI dapat menggunakan pendekatan
dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 0 jika tidak
diungkapkan dan nilai 1 jika diungkapkan (Haniffa et al 2002). Selanjutnya, skor dari
setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap
perusahaan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
CSRIj : Corporate social responsibility indeks perusahaan j
X ij : Kriteria Variabel : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan
Nj : jumlah item untuk perusahaan j; Nj ≤ 149 dengan demikian
0≤ CSRI j ≤1
Σ X ij
CSRI j =
Nj
14
2.3 Pengukuran Variabel Independen
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini secara khusus diukur dengan total aset (
Rita dkk, 2013.). Alasan menggunakan total asset sebagai pengukuran ukuran
perusahaan adalah bahwa hal itu mencerminkan besarnya sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan. Total aset dapat lebih mewakili aset perusahaan dibandingkan
dengan penerimaan bruto atau jumlah pekerja. Sebagai proksi ukuran perusahaan,
penelitian ini menggunakan logaritma natural jumlah aset yang dimiliki perusahaan.
Data mengenai total aset perusahaan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
yaitu Neraca pada sisi Aset. Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
Ukuran Perusahaan = Log N (Total Aset)
Profitabilitas
Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset
(ROA). Pengukuran ROA merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan total aset. Pemilihan ROA sebagai alat ukur profitabilitas sesuai dengan
penelitian yang dilakukan (Purwanto dan Laksmitaningrum, 2013). Rasio Return on
Asset ini dihitung dengan cara sebagai berikut:
Return on Asset (ROA) = (Laba bersih setelah pajak/Total aset)
Likuiditas
Likuiditas diukur dengan menggunakan Current Ratio. CR merupakan Rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rumus
yang digunakan dalam mengukur likuiditas adalah sebagai berikut :
Current ratio = (Aset Lancar / kewajiban lancar)
Eksposur Media
Eksposur media diukur dengan membuka website perusahaan yang menjadi
sampel dengan melihat apakah perusahaan mencantumkan informasi CSR atau tidak.
Pemilihan internet (web perusaahan) ini dipilih karena seiring dengan semakin
majunya teknologi komunukasi, media internet menjadi begitu mudah untuk diakses
oleh orang-orang dan mampu untuk memberikan dan mengkomunikasikan informasi
15
yang lebih lengkap dibanding media televisi, ataupun koran Teknik yang digunakan
adalah dummy yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang mengungkapkan kegiatan CSR di
website perusahaan dan 0 untuk yang tidak.
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan ini diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program
PROPER yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk
mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui
instrumen informasi. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringakatan
perusahaan dalam lima (5) warna yakni:
1. Emas : Sangat-sangat baik, skor = 5
2. Hijau : Sangat baik, skor = 4
3. Biru : Baik, skor = 3
4. Merah : Buruk, skor = 2
5. Hitam : Sangat buruk, skor = 1
Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik (KAP) merupakan sarana untuk mengukur kualitas auditor
dalam meneliti penelitian tersebut untuk mengetahui apakah auditor tersebut
termasuk atau berafiliasi dengan the big four atau tidak. Menurut Desoky dan
Khasharmeh (2013), Ukuran KAP dibagi menjadi 2 yaitu KAP berukuran besar dan
KAP berukuran kecil, yang dimaksuk dengan KAP besar adalah KAP yang
berasosiasi dengan The Big Four (Pricewaterhouse Coopers, KPMG, Ernst & Young,
dan Deloitte), sedangkan KAP kecil adalah tidak berasosiasi dengan The Big Four.
Dalam ukuran KAP pengukuran yang digunakan adalah pengukuran Dummy. Maksud
dari pengukuran ini adalah sebagai berikut:
1. BIG 4 = 1, jika perusahaan audit adalah The Big four (Pricewaterhouse
Coopers, KPMG, Ernst & Young, atau Deloitte).
2. BIG 4 = 0, jika perusahaan audit bukan The Big Four
Agresivitas Pajak
Agresivitas pajak merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk meminimalkan beban pajak yang akan dibayar dengan cara yang
16
legal maupun ilegal. Adapun yang menjadi proksi utama dalam penelitian ini adalah
Effective Tax rates (ETR).
ETR menggambarkan presebtase total beban pajak penghasilan yang dibayarkan
perusahaan dari seluruh total pendapatan sebelum pajak. Selain itu, ETR merupakan
proksi yang paling banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya dan untuk
mengetahui adanya agresivitas pajak dapat dilihat dari nilai ETR yang rendah (Lanis
dan Richardson, 2013). ETR yang rendah menunjukkan beban pajak penghasilan
lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak. Proksi ETR dapat dihitung dengan cara:
ETR = (Beban pajak penghasilan/ Pendapatan sebelum pajak)
2.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda (Multiple
Regression). Menurut Ghozali 2011, Analisis regresi pada dasarnya adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen (variabel penjelas/bebas).
Pengujian ini menguji signifikansi koefisien variabel independen dalam
memprediksi variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 0,001, 0,05, 0,10 (α= 1%, 5% dan 10%). Penerimaan dan
penolakan hipotesis dapat dilihat melalui rumus sebagai berikut :
H0 ; β1 = 0; β2 = 0; β3 = 0; β4 = 0; β5 = ; β6 = 0; β7 = 0
Ha ; β1 ≠ 0; β2 ≠ 0; β3 ≠ 0; β4 ≠ 0; β5 ≠ 0; β6 ≠ 0; β7 ≠ 0
Dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansinya ( sig ) lebih besar dari 0,001, 0,05, 0,10 atau (α=
1%, 5% dan 10%). maka H0 gagal ditolak.
2. Jika nilai signifikansinya ( sig ) lebih kecil atau sama 0,001, 0,05, 0,10
atau (α= 1%, 5% dan 10%) maka H0 diterima.
Rumus pengujian sebagai berikut:
CSRD = α + β1UP+ β2P + β3L + β4D.EM + β5KL + β6D.KAP + β7AP + e
Dimana :
CSRD : Corporate Social Responsibility Disclosure
Α : Konstanta
UP : Ukuran Perusahaan
17
P : Profitabilitas
L : Likuiditas
D EM : Eksposur Media (Dummy 1 = mengungkapkan CSRD di website dan
0 = tidak mengungkapkan CSRD di website)
KL : Kinerja Lingkungan
D KAP : Kantor Akuntan Publik (Dummy 1 = KAP berafiliasi dengan the big
four dan 0 = KAP tidak berafiliasi dengan the big four)
AP : Agresivitas Pajak
β1 –β7 : Koefisien regresi
e : Eror (faktor pengganggu)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan sampel berupa data perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013-2015. Penentuan sampel
penelitian menggunakan metode purposive sampling dimana pengambilan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak (n)
= 51 perusahaan dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 1
Prosedur Pengambilan Sampel
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII dari tahun 2013-
2015.
90
Perusahaan yang tidak konsisten dari tahun 2013-2015. (9)
Perusahaan-perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
tahunan secara berturut turut selama tahun 2013-2015 (18)
Laporan keuangan tidak disajikan dalam satuan rupiah. (9)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan corporate social
responsibility (Corporate Social Responsibility) berturut-
turut selama 2013-2015.
(3)
Total perusahaan yang tidak valid (39)
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian. 51
Sumber : data diolah
18
Adapun hasil dari masing-masing statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2
sebagai berikut :
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std.
Deviation
Corporate Social
Responsibility Disclosure
51 ,21 ,58 ,3485 ,09836
Ukuran Perusahaan 51 12,90 14,39 13,4696 ,38577
Profitabilitas 51 ,02 ,87 ,1343 ,13403
Likuiditas 51 ,45 6,91 2,2322 1,46038
Eksposur Media 51 ,00 1,00 ,8235 ,38501
Kinerja Lingkungan 51 1,00 5,00 2,3922 1,48430
Kantor Akuntan Publik 51 ,00 1,00 ,8235 ,38501
Agresivitas Pajak 51 ,00 ,86 ,2314 ,11793
Valid N (listwise) 51
Sumber : data diolah
Pada variabel Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) pada tabel 1,
semakin besar nilai CSR artinya perusahaan lebih banyak mengungkapkan item-item
CSR. Berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui bahwa angka CSRD pada
penelitian ini berkisar di 0,21 sampai dengan 0,58. CSRD terendah dimiliki oleh PT.
Astra Agro Lestari Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset yang dimiliki
perusahaan, kemudian akan ditransformasikan dalam logaritma natural. Pada tabel 1
berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui bahwa logaritma natural pada
penelitian ini berkisar di 12,90 sampai dengan 14,39. Logaritma natural terendah
dimiliki oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk kemudian yang tertinggi adalah
PT. Astra International Tbk.
19
Berdasarkan hasil perhitungan profitabilitas pada tabel 1 maka diketahui bahwa
ROA pada penelitian ini berkisar di 0,02 sampai dengan 0,87. ROA terendah dimiliki
oleh PT Kalbe Farma Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT. Lippo Karawaci.
Berdasarkan hasil perhitungan likuiditas pada tabel1 maka diketahui bahwa
likuiditas pada penelitian ini berkisar di 0,45 sampai dengan 6,91. likuiditas terendah
dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT. Lippo
Karawaci.
Berdasarkan hasil perhitungan eksposur media pada tabel 1 maka diketahui
bahwa eksposur media pada penelitian ini berkisar di 0 sampai dengan 1. eksposur
media paling rendah selama tiga tahun berturut-urut ada diperusahaan PT Unilever
Indonesia Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Pada tabel 1 berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui bahwa nilai PROPER
kinerja lingkungan pada penelitian ini berkisar di 1,00 sampai dengan 5,00. Nilai
PROPER terendah dimiliki oleh PT. Astra International Tbk. kemudian yang tertinggi
adalah PT Unilever Indonesia Tbk
Berdasarkan hasil perhitungan KAP pada tabel 1 maka diketahui bahwa KAP
pada penelitian ini berkisar di 0 sampai dengan 1. KAP media paling rendah selama
tiga tahun berturut-urut ada diperusahaan PT. Astra International Tbk. kemudian yang
tertinggi adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Berdasarkan hasil perhitungan Agresivitas Pajak pada tabel 1 maka diketahui
bahwa AP pada penelitian ini berkisar di 0,00 sampai dengan 0,86. AP terendah
dimiliki oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk. kemudian yang tertinggi adalah PT.
Indofood CBP.
3.1 Model Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda,
yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Perhitungan analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan komputer
Program SPSS for Windows Release versi 21.0.
20
Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Berganda
Koefisien thitung Sig
Konstanta -0,644
UP 0,065 1,930 0,060*
P -0,039 -0,404 0,688
L 0,023 2,623 0,012**
EM -0,039 -1,132 0,264
KL 0,027 2,792 0,008***
KAP 0,090 2,230 0,031**
AP -0,164 -1,310 0,197
R2
= 0,615
Adsjusted R2
= 0,277
F = 3,738
*Correlation is significant at the 10% level (2-tailed)
**Correlation is significant at the 5% level (2-tailed)
*** Correlation is significant at the 1% level (2-tailed)
Sumber : data diolah
Berdasarkan data diatas diperoleh model analisis sebagai berikut:
CSRD = -0,644+0,065UP-0,039P+0,023L-0,039EM+0,027KL+0,090KAP-
0,164AP+e
Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah -0,644 dengan nilai negatif,
ini dapat diartikan bahwa nilai Y (CSRD) akan bernilai -0,644 jika variabel bebas
yakni ukuran perusahaan (UP), eksposur media (EM),variabel profitabilitas (P) dan
likuiditas (L) masing- masing bernilai 0. Dengan kata lain sebelum ada pengaruh dari
ukuran perusahaan (UP), eksposur media (EM),variabel profitabilitas (P) dan
likuiditas (L), besar CSRD = -0,644.
Koefisien regresi 0,065 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
UP, maka akan menambah pula CSRD sebesar 0,065.
21
Koefisien regresi -0,039 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
P, maka akan mengurangi pula CSRD sebesar -0,039.
Koefisien regresi 0,023 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel L,
maka akan menambah pula CSRD sebesar 0,023.
Koefisien regresi -0,039 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
EM, maka akan mengurangi pula CSRD sebesar -0,039.
Koefisien regresi 0,027 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
KL, maka akan menambah pula CSRD sebesar 0,027.
Koefisien regresi 0,090 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
KAP, maka akan mengurangi pula CSRD sebesar 0,090.
Koefisien regresi - 0,164 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
AP, maka akan mengurangi pula CSRD sebesar - 0,164.
Tabel 4
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Mode R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,615a ,378 ,277 ,08363
Sumber : data diolah
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel
bebas ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja
lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak dengan variabel terikat
(indeks pengungkapan CSR (CSRI), besarnya nilai koefisien korelasinya adalah
0,615. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hubungan variabel ukuran perusahaan,
profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik
dan agresivitas pajak dengan variabel indeks pengungkapan CSR (CSRI) adalah
cukup erat atau cukup kuat.
Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuanm model dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (CSRI) yaitu
22
0,277. Hal ini berarti sebesar 27,7% indeks pengungkapan CSR (CSRI) dapat
dijelaskan oleh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media,
kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak Sedangkan sisanya
72,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang diteliti`
Tabel 5
Uji Simultan (Uji F)
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Regression ,183 7 ,015 3,738 0,003b
Residual ,301 43 ,009
Total ,484 50
a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility Disclosure
b. Predictors: (Constant), Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Eksposur
Media
Statistik Uji:
F hitung = 3,738; nilai signifikan F (p) =0,003
Dari hasil output diatas diperoleh nilai F hitung 3,738 dengan signifikan F 0,003 >
0,05 pada α = 5%, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas yang terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, eksposur media,
kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan agresivitas pajak memiliki pengaruh
secara simultan atau secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu indeks
pengungkapan CSR.
Tabel 6
Uji Parsial (Uji t)
Variabel Thitung Ttabel Sig Keterangan
Ukuran Perusahaan 1,930 2.01537 0,060* berpengaruh
Profitabilitas -0,404 2.01537 0,688 Tidak berpengaruh
Likuiditas 2,623 2.01537 0,012** berpengaruh
Eksposur Media -1,132 2.01537 0,264 Tidak berpengaruh
Kinerja Lingkungan 2,792 2.01537 0,008*** berpengaruh
23
Kantor Akuntan Publik 2,230 2.01537 0,031** berpengaruh
Agresivitas Pajak -1,310 2.01537 0,197 Tidak berpengaruh
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen, apakah berpengaruh atau tidak (Ghozali, 2006).
a. Adapun perumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
H0: artinya, variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap variabel terikat.
H1: artinya, variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap variabel terikat.
b. Taraf nyata (α) adalah besarnya toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dalam bentuk % umumnya sebesar
1%, 5% dan 10% ditulis α 0,01; α 0,05 ; α 0,1. Besarnya kesalahan tersebut sebagai
daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region of
rejection).
Hasil pengujian uji t dari masing-masing variabel bebas ukuran perusahaan,
profitabilitas, likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik
dan agresivitas pajak adalah sebagai berikut:
Uji Hipotesis Pertama
H1: ukuran perusahaan (UP) berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai t hitung variabel bebas ukuran
perusahaan (UP) adalah 1,930 dengan nilai signifikan t sebesar 0,060*, berarti nilai
signifikansi t < 0,10 (berada lebih kecil dari α = 10%). Hal ini menunjukkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas ukuran perusahaan (UP)
memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.
Uji Hipotesis Kedua
H2: profitabilitas (P) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility
24
Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai t hitung variabel bebas profitabilitas (P)
adalah -0,404 dengan nilai signifikan t sebesar 0,688 berarti nilai signifikansi t > 0,10
(berada lebih besar dari α = 10%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak sehingga variabel bebas profitabilitas (P) tidak memiliki pengaruh secara
parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.
Uji Hipotesis Ketiga
H3: likuiditas (L) berpengaruh terhadap Corporate Sosial Responsibility
Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai t hitung variabel bebas likuiditas (L) adalah
2,623, dengan nilai signifikan t sebesar 0,012**, berarti nilai signifikansi t > 0,05
(berada lebih kecil dari α =5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas likuiditas
(L) memiliki pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.
Uji Hipotesis Keempat
H4: eksposur media (EM) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility
Berdasarkan tabel diatas, besarnya nilai t hitung variabel bebas eksposur media
(EM) adalah -1,132 dengan nilai signifikan t sebesar 0,264, berarti nilai signifikansi t
< 0,10 (berada lebih besar dari α = 10%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima
dan H1 ditolak sehingga variabel bebas eksposur media (EM) tidak memiliki
pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.
Uji Hipotesis Kelima
H5: Kinerja lingkungan (KL) berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai t hitung variabel bebas Kinerja
lingkungan (KL) adalah 2,792 dengan nilai signifikan t sebesar 0,008***, berarti nilai
signifikansi t < 0,01 (berada lebih kecil dari α = 1%). Hal ini menunjukkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas Kinerja lingkungan (KL memiliki
pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.
Uji Hipotesis Keenam
H6: Kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility
25
Berdasarkan tabel diatas, besarnya nilai t hitung variabel bebas kantor akuntan
publik (KAP) adalah 2,230 dengan nilai signifikan t sebesar 0,031**, berarti nilai
signifikansi t < 0,05 (berada lebih kecil dari α = 5%). Hal ini menunjukkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas eksposur media (EM) memiliki
pengaruh secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.
Uji Hipotesis Ketujuh
H7: Agresivitas pajak (AP) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility
Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai t hitung variabel bebas agresivitas pajak (AP)
adalah -1,310 dengan nilai signifikan t sebesar 0,197 berarti nilai signifikansi t > 0,5
(berada lebih besar dari α = 5%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak sehingga variabel bebas agresivitas pajak (AP) tidak memiliki pengaruh
secara parsial terhadap indeks pengungkapan CSR.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di atas dapat
ditarik beberapa kesimpulan guna menjawab rumusan masalah.
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap indeks pengungkapan CSR perusahaan
yang terdaftar di jakarta islamic index, karena memiliki nilai signifikan 0,060* yang
lebih kecil dari 0.10. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar suatu perusahaan
maka total aset yang dimiliki perusahaan juga akan semakin banyak sehingga
kebijakan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya juga semakin besar.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wang et al, (2013), Andreas et al, (2015), dan
Barnas dkk, (2016) yang menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR.
Hasil penelitian yang dilakukan memberikan bukti bahwa rasio profitabilitas
yang diukur dengan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan
sosial perusahaan. Bedasarkan hasil analisis uji-t, profitabilitas yang dinyatakan ROA
dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset menunjukkan nilai
tingkat signifikasi sebesar 0,688. Nilai signifikasi tersebut lebih besar dari α = 10%.
Penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu yaitu Marko (2014) dan
26
Almiyanti (2014) Nawaiseh et al, (2015) memberikan hasil bahwa tidak terdapat
pengaruh antara profitabilitas dengan pengungkapan CSR.
Hasil penelitian memberikan bukti bahwa likuiditas berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Hasil pengujian SPSS menunjukkan nilai signifikan 0,012**
yang dalam hal ini lebih kecil < 0,05. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin besar tingkat likuiditas perusahaan maka akan berpengaruh terhadap luas
pengungkapan informasi CSR oleh perusahaan. Oleh karena itu, tinggi rendahnya
likuiditas perusahaan akan menurunkan atau meningkatkan tanggung jawab sosial
yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ihsan
(2014), Maiyarni dkk (2016), dan Widianingsih (2011) yang menemukan hasil bahwa
terdapat pengaruh antara likuiditas dengan pengungkapan CSR.
Eksposur media tidak memiliki berpengaruh terhadap indeks pengungkapan
CSR, karena memiliki nilai signifikan 0, 264 yang lebih besar dari 0.10 atau α = 10%.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar perusahaan yang menyampaikan kegiatan
CSR dalam website perusahaan, tidak melaporkan kegiatannya secara berkelanjutan.
Oleh karena informasi yang disajikan mengenai kegiatan CSR didalam website
perusahaan sangat terbatas, maka pengungkapan CSR melalui website perusahaan
dianggap biasa saja oleh investor. Penelitian ini mendukung peneliti sebelumnya
yaitu Anggreni dan Budiasih (2016) dan Munif (2011) yang menyebutkan bahwa
tidak terdapat pengaruh eksposur media terhadap CSR.
Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap indeks pengungkapan CSR perusahaan
yang terdaftar di jakarta islamic index, karena memiliki nilai signifikan 0,008***,
yang lebih kecil dari 0.01. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang mengikuti
program PROPER dari kementerian lingkungan hidup akan mengungkapkan laporan
corporate social responsibility lebih tinggi, dengan demikian perusahaan akan lebih
memperhatikan lingkungan dan membahasnya di laporan keuangan sebagai suatu
keberhasilan dalam berkontribusi menjaga ekosistem alam. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Fitriyani (2012) Devita (2015) dan Permana (2012) yang
menemukan bukti bahwa kinerja lingkungan berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR.
27
Kantor akuntan publik berpengaruh terhadap indeks pengungkapan CSR, karena
memiliki nilai signifikan 0,031** yang lebih kecil dari 0.05 atau α = 5%. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan auditor yang berafiliasi dengan
the big four akan lebih banyak menjelaskan tentang informasi sosial dalam laporan
keuangan perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dikemukakan oleh
uyar et al. (2013) Khlif dan Souissi (2010) dan rio putra dan supriyanto (2017).
Hasil penelitian yang dilakukan memberikan bukti bahwa agresivitas pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sosial perusahaan. Bedasarkan
hasil analisis uji-t, nilai tingkat signifikasi sebesar 0,197. Nilai signifikasi tersebut
lebih besar dari α = 10%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki
tingkat agresivitas yang rendah akan mengakibatkan perusahaan akan
mengungkapkan CSR lebih besar. Penelitian ini mendukung beberapa penelitian
terdahulu yaitu Watson (2012) Oktaviana (2014) dan Nusantari et al (2015) yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh agresivitas pajak terhadap CSR.
4.1 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang diperoleh didalam penelitian ini
masih memiliki sejumlah kelemahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan yang
peneliti miliki yaitu:
1. Terdapat unsur subyektifitas dalam menentukan indeks luas pengungkapan sosial
perusahaan. Beberapa peneliti menggunaka index G3 dan sebagian lainnya
menggunakan index G4 Sehingga antara satu peneliti dengan peneliti lain terdapat
perbedaan dalam menentukan satuan item pengungkapan sosial maka penelitian
selanjutnya diharapkan mampu membuat suatu pengukuran pengungkapan sosial
yang lebih pasti untuk dapat mereprensentasikan tanggung jawab sosial
perusahaan lebih akurat serta mampu meminimalisir unsur subyektifitas.
2. Penelitian ini menggunakan indikator GRI G4 dengan item pengungkapan
sebanyak i49. Namun kebanyakan item pengungkapan itu lebih cocok untuk
perusahaan pertambangan. Sehingga penggunaan Index G4 untuk sampel yang di
peroleh dari Jakarta Islamic Indeks (JII) dirasa kurang maksimal dikarenakan
sampel perusahaan pertambangan hanya sedikit.
28
4.2 Saran
Berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian yang telah diungkapkan maka
diberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :
1. Manajemen perusahaan harus terus berkomitmen untuk mendorong pengungkapan
corporate social responsibility dengan jumlah pengungkapan yang lebih
maksimal, yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pengelolaan terhadap
kondisi pendanaan (aset dan modal). Semakin baik pengelolaan keuangan maka
akan semakin mempertajam kemampuan manajemen dalam melakukan
pengungkapan emisi karbon dan gejala pencemaran lingkungan lainnya.
2. Bagi perusahaan juga disarankan untuk terus berupaya mendorong dan menjaga
konsistensi perusahaan dalam menghasilkan laba, yaitu dengan cara melakukan
perencanaan yang tepat dan akurat sekaligus menciptakan citra positif perusahaan
dalam persepsi publik ataupun stakeholders melalui kegiatan corporate social
responsibility.
3. Penelitian ini mengidentifikasi 7 variabel yang di duga berpengaruh terhadap luas
pengungkapan sosial perusahaan, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas,
likuiditas, eksposur media, kinerja lingkungan, kantor akuntan publik dan
agresivitas pajak. Bagi peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba
memperbanyak jumlah sampel ataupun observasi data serta mencoba mencari
variabel baru yang juga mempengaruhi pengungkapan CSR yang belum digunakan
pada saat ini dalam mengidentifikasi luas pengungkapan sosial perusahaan seperti
umur perusahaan dan good corporate governance.
Daftar Pustaka
[1] Aditya Permana, Vigiwan. Raharja. 2012. Pengaruh Kinerja Lingkungan
Dan Karakteristik PerusahaanTerhadap Corporate Social Responsibility
(CSR) Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI). Jurnal. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-12.
Universitas Diponeoro. Semarang
[2] Ahmad Kamil Dan Antonius Herusetya, (2012). “Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan Corporate Social
29
Responsibility” Media Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Februari 2012, Hal. 1-
17.
[3] Alyssa Natasya Barnas dkk (2016) “the effect of profitability and firm size to
corporate social responsibility disclosure” e-Proceeding of Management :
Vol.3, No.2 Agustus 2016.
[4] Alifi Khoirul Ihsan (2014) “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap Luas Pengungkapan Sosial Dalam
Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI)” Skripsi.
[5] Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahan, Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Penafsiran Al-Qur’an, Departemen Agama RI, Jakarta,1978.
[6] Andreas Tan, Desmiyawati Benni, Warda Liani. (2015). “Determinants of
Corporate Social Responsibility Disclosure and Investor Reaction”.
International Journal of Economics and Financial Issues ISSN: 2146-4138.
[7] Bansal, P. (2005). “Evolving sustainability: A longitudinal study of corporate
sustainable development”. Strategic Management Journal, 26(3), 197-218.
[8] Cowen, S. Scott, Linda B. Ferreri, dan Lee D. Parker. (1987). "The Impact of
Corporate Characteristic on Social Responsibility Disclosure: A Typology
and Frequency-Based Analysis". Accounting, Organizations and Society,
Vol. 12, No. 2.
[9] Deegan, C. (2004). “Introduction The Legitimising Effect of Social and
Environmental Disclosure –A Teoritical Foundation”. Accounting, Auditing
and Accountability Journal. Vol. 15, No. 3
[10] Endah Yola Devita (2015), “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Luas
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dimoderasi Oleh Debt
Equity Ratio (DER)” Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015
[11] Feng, L., Jun, L.Y., Wei, L.X. (2013). “Research on the Interactive Effect of
Media Attention and Trading Volume on Stock Return. International
Conference on Management Science & Engineering (20th)”. July 17-19
2013, Harbin, China.
30
[12] Fitriyani. 2012. Keterkaitan Kinerja Lingkungan, Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) dan Kinerja Finansial. Skripsi. Universitas
Diponegoro.
[13] Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
[14] Gray, et al., 1996, Accounting and Accountability: Changes and Challenges
in Corporate Social and Environmental Reporting. Prentice Hall Europe,
Hemel Hempstead
[15] Hackston, David and Milne, Marcus J, (1996). “Some Determinants Of
Social And Environmental Disclosures In New Zaeland Companies”,
Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, pp. 77-108.
[16] J. Wang, Lin Song, & Shujie Yao (2013). “The Determinants Of Corporate
Social Responsibility Disclosure: Evidence From China”. The Journal Of
Applied Business Research November/December.
[17] Khasharmeh, H. A., & Desoky, A. M. (2013). Online corporate social
responsibility disclosures: The case of the gulf cooperation council (GCC)
countries. Global Review of Accounting and Finance, 4(2), 39-64
[18] Khlif, H., & Souissi, M. (2010). The determinants of corporate disclosure: A
meta-analysis. International Journal of Accounting and Information
Management, 18(3), 198-219.
[19] Kokubu, K. Noya. A. Shinabe, T. Highasida, A. (2002). “Determinants Of
Environmentalreport Publication And Its Quality In Japanese Companies”.
Discussion Paper No. 2001-24. Graduate School Of Business
Administration. Kobe University.
[20] Lanis, R. And G. Richardson. (2013). “Corporate Social Responsibility and
Tax Aggresiveness: a test of legitimacy theory”.Accounting Auditing and
Accountability Journal, Vol.26 No.1,pp.75-100
[21] Mathews, M.R. (1995). “Social and Environmental Accounting: A Practical
Demonstration of Ethical Concern”. Journal of Business Ethics, Vol. 14, pp
663-671.
31
[22] Marko S. Hermawana, Stephanie G. Mulyawan (2014) “Profitability And
Corporate Social Responsibility: An Analysis Of Indonesia’s Listed
Company” Asia Pacific Journal of Accounting and Finance. Volume 3 (1),
December 2014.
[23] Mohammad Ebrahim Nawaiseh, Soliman .S. Also boa and Rezk Abou Zaid
Youssef El-shohnah (2015).” Influence of Firm Size and Profitability on
Corporate Social Responsibility Disclosures by Banking Firms (CSRD):
Evidence from Jordan”. Journal of Applied Finance & Banking, vol. 5, no. 6,
2015, 97-111 ISSN: 1792-6580 (print version), 1792-6599 (online)
Scienpress Ltd, 2015
[24] Munif, Aulia Z. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Di Indonesia (Studi Empiris
Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia).Tesis. Universitas Diponegoro.
[25] Nanda Inggar Nusantari, Nila Firdausi Nuzula dan Agung Darono (2015).
“Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR)”. Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5
No. 2 2015
[26] Ni Luh Putu Mila Anggreni, I Gusti Ayu Nyoman Budiasih. (2016). “Peran
Media Exposure Bagi Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Buletin Studi
Ekonomi Vol. 21, No. 1, Februari 2016.
[27] Octaviana, Natasya Elma, (2014). “Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap
Corporate Social Responbility. Untuk menguji Teori Legitimasi”. Jurnal
Riset. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
[28] O. T. Ebiringa, Emeh Yadirichukwu, E. E. Chigbu and Obi Joseph
Ogochukwu (2013). “Effect of Firm Size and Profitability on Corporate
Social Disclosures: The Nigerian Oil and Gas sector in Focus”. British
Journal of Economics, Management & Trade 3(4): 563-574, 2013.
[29] Purwanto, A, & Laksmitaningrum, C.F, (2013). “Analisis Pengaruh
Karakteristik Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris Dan Struktur
Kepemilikan Terhadap CSR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
32
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)”, Diponegoro
Journal of Accounting, Vol. 2, no. 3.
[30] Reka Maiyarni, Susfayetti, Misni Erwati (2016) “Pengaruh profitabilitas,
ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage terhadap pengungkapan
corporate social responsibility (csr) pada perusahaan lq-45 yang terdaftar
di bursa efek indonesia periode 2009-2012”. Vol. 6 No. 1, Februari 2014,
hal. 79-94. 2016.
[31] Rio Putra dan Supriyanto (2017). “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” The Accounting Research,
Vol. I, No. 1, Agustus 2017
[32] Rio Rita, Maria dan Sartika. 2013. “Pengaruh Profitabilitas dan
Kepemilikan Saham Publik Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR)”. Jurnal. Universitas Kristen Satya Wacana.
[33] Scott, W. R. (2012). Financial Accounting Theory, Sixth Edition. Canada:
Pearson Prentice Hall.
[34] Sembiring, Eddy Rismanda. (2005). “Karakteristik Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial; Studi Empiris pada Perusahaan
yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Makalah disampaikan pada
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15 – 16 September 2005.
[35] Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat 1
tentang Perseroan Terbatas.
[36] Uyar, A., Kilic, M., & Bayyurt, N. (2013). Association between firm
characteristics and corporate voluntary disclosure: Evidence from turkish
listed companies. Intangible Capital, 9(4), 1080-1112
[37] Vira Almiyanti (2014), “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, Likuiditas Dan Basis Kepemilikan Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Pada
Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2009-2012”. Skripsi
33
[38] Watson, Luke. 2012. “Corporate Social Responsibility, Tax Avoidance, and
Earnings Performance.” Journal of the American Taxation Association.
[39] Widianingsih, Y. P. N. 2011. “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas
terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Tahunan Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,
Politeknosains Vol.X No.2, Surakarta.
[40] Zaleha, S. (2005). “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan GO PUBLIC di
BEJ Tahun 2003”. Skripsi S1 Program Akuntansi Universitas diponegoro.