PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP …/Pengaruh... · Diajukan untuk Melengkapi...
Transcript of PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP …/Pengaruh... · Diajukan untuk Melengkapi...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS
LABA SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: SYAHRIAR ABDULLAH
NIM: S4308021
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS
LABA SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh:
SYAHRIAR ABDULLAH NIM: S4308021
Telah disetujui Pembimbing
Pada tanggal: 25 November 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Y. Anni Aryani M.Prof., Acc., Ph.D., Ak. Sri Suranta, SE., M.Si., Ak. NIP. 196509181992032002 NIP. 197203051997021001
Mengetahui:
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Dr. Bandi, M.Si, Ak. NIP. 196411201991031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS
LABA SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh:
SYAHRIAR ABDULLAH NIM: S4308021
Telah disetujui Tim penguji
Pada tanggal: (tanggal setelah revisi disetujui)
Ketua : Prof. Dr. Rahmawati
Sekretaris : Dr. Bandi, M.Si., Ak.
Anggota : Dra. Y. Anni Aryani M.Prof., Acc., Ph.D., Ak.
: Sri Suranta, SE., M.Si., Ak.
Mengetahui:
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Dr. Bandi, M.Si, Ak. NIP. 195708201985031004 NIP. 196411201991031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Syahriar Abdullah
NIM : S4308021
Program Studi : Magister Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Karakteristik
Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai
Pemoderasi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah
betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, Juni 2011
Yang menyatakan,
Syahriar Abdullah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN Penulis persembahkan kepada:
1. YML Ayahanda Guru Prof. DR. H. S.S. Kadirun Yahya M.A. Msc.
2. Mama dan Bapak dan Dik Nina
3. Papa dan Mbak Uli dan Dik Tiara
4. Surau Haqqul Amin
5. Teman – teman jurusan Magister Akuntansi
6. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Ilmu amaliah, amal ilmiah
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kesusahan,
maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
(Q. S. Alam Nasyrah: 6-7).
Menyempurnakan penghambaan keharibaan ALLAH SWT,
serta persaudaraan sesama insan berkhaliq
Manusia pada setiap gerak memiliki kebebasan mutlak,
hingga kebebasan itu terbatasi kebebasan manusia lain.
Dan pada setiap insan ada kebebasan manusiawi,
sampai kebebasan itu terbatasi oleh kebebasan ALLAH ta‘ala.
Kehidupan dan air nyaris tanpa beda ia muncul dan mengalir,
menyapu kehidupan dan kematian tanpa ampun
(Raudhah HAQQUL AMIN karangpandan, 20 Mei 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini sebagai tugas akhir untuk melengkapi syarat-syarat guna
mencapai gelar Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis
berusaha semaksimal mungkin agar tesis ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dorongan dan
bantuan berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah S.W.T. yang selalu ada di sisi penulis dalam suka maupun duka.
2. YML Ayahanda Guru Prof. DR. H. S.S. Kadirun Yahya M.A. Msc. yang
selalu memberikan SyafaatNya dalam kelancaran tesis ini dan selalu
memberikan inspirasi bagi kehidupan penulis.
3. Ibu Dra. Y. Anni Aryani M.Prof., Acc., Ph.D., Ak., selaku dosen pembimbing
I tesis yang telah mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan
tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan
tesis ini
4. Bapak Sri Suranta, SE., M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing II tesis yang
telah mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan tenaganya untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
5. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
6. Dr. Bandi, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Staff dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
8. Keluarga tercinta, Mama, Papa, Bapak, mbak Uli, dek Nina, dek Tiara, Opa2,
Oma2, Pakde2, Bude2, Om2, Tante2, Mas2, Mbak2, Adik2 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini.
9. Teman – teman vespa SOC yang selalu menemani penulis dibengkel.
10. Teman – teman fotografi BPC yang selalu menemani di waktu luang.
11. Teman – teman sepeda Downhill yang selalu memberikan penyegaran dalam
fisik dan pikiran.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik,
saran serta masukan senantiasa penulis harapkan untuk kemajuan bersama.
Terima kasih.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
HALAMAN MOTTO vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
ABSTRAK xv
ABSTRACT xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Permasalahan 9
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 13
A. Tinjauan Pustaka 13
1. Agency theory 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Halaman
2. Good corporate governance 15
3. Komite audit 17
4. Kualitas laba 19
5. Nilai perusahaan 22
B. Review Lieratur dan Hipotesis 23
1. Karakteristik komite audit dan nilai perusahaan 23
2. Karakteristik komite audit, nilai perusahaan dan kualitas
laba perusahaan
25
C. Kerangka Pikir Penelitian 30
BAB III METODE PENELITIAN 32
A. Jenis Penelitian 32
B. Populasi dan Sampel Penelitian 32
C. Data dan Pengumpulan Data 33
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 34
1. Variabel independen (variabel bebas) 34
2. Variabel dependen (variabel terikat) 35
3. Variabel moderasi 36
E. Metode Analisis Data 38
1. Uji asumsi klasik 38
2. Pengujian hipotesis 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44
A. Hasil Pengumpulan Data 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Halaman
B. Analisis Data 45
1. Statistik deskriptif 45
2. Uji asumsi klasik 48
3. Pengujian hipotesis 53
C. Pembahasan 59
BAB V PENUTUP 64
A. Kesimpulan 64
B. Keterbatasan 64
C. Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel IV. 1 Sampel Penelitian 45
Tabel IV. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif 46
Tabel IV. 3 Uji Normalitas Data Sebelum Outlier Data 48
Tabel IV. 4 Uji Normalitas Data Setelah Outlier Data 49
Tabel IV. 5 Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi 50
Tabel IV. 6 Hasil Uji Heterokedastisitas 51
Tabel IV. 7 Hasil Uji Multikolinieritas 52
Tabel IV. 8 Nilai Korelasi Antar Variabel 53
Tabel IV. 9 Uji Signifikansi - F 54
Tabel IV. 10 Uji Koefisien Regresi Parsial 56
Tabel IV. 11 Uji Koefisien Determinasi 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar I.1 Kerangka Pikir Penelitian 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Perusahaan Sampel
Lampiran 2 Pengujian Regresi Kualitas Laba
Lampiran 3 Pengujian Statistik Deskriptif
Lampiran 4 Pengujian Normalitas Sebelum Outlier
Lampiran 5 Pengujian Normalitas Setelah Outlier
Lampiran 6 Pengujian Autokorelasi
Lampiran 7 Pengujian Heterokedastisitas
Lampiran 8 Pengujian Multikolinearitas
Lampiran 9 Pengujian Hipotesis
Lampiran 10 Hasil Regresi Tanpa Variabel Moderasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait kemampuan kualitas laba dalam memoderasi pengaruh karakteristik komite audit yang terdiri dari independensi, kompentensi, ukuran dan frekuansi rapat terhadap nilai perusahaan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian membuktikan bahwa: karakterisitik komite audit yang dinyatakan dengan kompetensi akuntansi dan atau keuangan komite audit, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan independensi komite audit terhadap nilai perusahaan. Kualitas laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kualitas laba yang dinyatakan dengan manajemen laba mampu memoderasi pengaruh karakteristik komite audit yang terdiri dari kompetensi dalam akuntansi atau keuangan, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan. Namun demikian, penelitian ini tidak mampu membuktikan kemampuan moderasi kualitas laba di dalam pengaruh karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan independensi komite audit terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci : karakteristik komite audit, independensi, kompetensi, ukuran, frekuensi, kualitas laba, nilai perusahaan
Ketersediaan data : www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory, dan website resmi perusahaan yang menjadi sampel penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRACT
The aims of this study is to obtain empirical evidence related to the ability of earnings quality in moderating the influence of the characteristics of an audit committee consisting of the independence, competence, size and frequency of meetings to firm value.
This study uses a public company listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this study is using purposive sampling method. Hypotheses test is using multiple regression analysis.
The research find that: audit committee characteristics are proxied with the competence or financial accounting and audit committee, audit committee size, and frequency of meetings of audit committees affect the firm value. However, this study failed to prove the influence of audit committee characteristics are expressed with the independence of audit committees on company value. Earnings quality affects the firm value. Earnings quality that are stated with earnings management can moderates the influence of the characteristics of an audit committee consisting of competence and / or financial accounting, audit committee size, and frequency of audit committee meetings to firm value. However, the study does not able to prove the ability of moderation in earnings quality characteristics influence audit committee expressed with the independence of audit committees on firm value. Keywords : characteristics of the audit committee, independence,
competence, size, frequency, earnings management, firm value
Data Availability : www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory, and the sample company's official website.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Houston
dan Brigham, 2005). Nilai sebuah perusahaan dapat tercermin dalam harga saham
perusahaan di bursa saham, nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran
pemegang saham juga tinggi. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para
pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional sebagai manajer.
Manajemen perusahaan harus berusaha memaksimumkan kesejahteraan
pemegang saham (shareholder) melalui kewenangan yang diberikan dalam
membuat kebijakan dalam perusahaan.
Namun di lain pihak manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai
tujuan yang berbeda terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan
kompensasi yang akan diterima (Jensen dan Meckling, 1976). Jika manajer
perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan
mengabaikan kepentingan investor, maka akan menyebabkan jatuhnya harapan
para investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka
tanamkan. Oleh karenanya dibutuhkan adanya suatu perlindungan terhadap
berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang dapat menimbulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
masalah di antara pihak tersebut yang kemudian dinamakan sebagai agency
problem (Jensen dan Meckling, 1976).
Teori keagenan (agency theory) berusaha menjelaskan tentang penentuan
kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau masalah keagenan
(Jensen dan Meckling, 1976; Eisenhardt, 1989). Namun demikian, adanya
kontrak yang efisien belum cukup untuk mengatasi masalah keagenan. Konsep
corporate governance timbul karena adanya keterbatasan dari teori keagenan
dalam mengatasi masalah keagenan dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari
teori keagenan (Ariyoto et al., 2000 dalam Nurkhin, 2009).
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001)
mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan dan para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka dengan tujuan corporate
governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi pihak-pihak pemegang
kepentingan. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) sungguh membawa
manfaat besar bagi perusahaan. Menurut FCGI (2001) terdapat empat prinsip
dasar pengelolaan perusahaan yang baik. Keempat prinsip dalam GCG tersebut
adalah: keadilan (fairness), transparansi (transparancy), dapat dipertanggung-
jawabkan (accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility).
Dalam rangka pelaksanaan good corporate governance, Badan Pengelola
dan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengeluarkan peraturan tanggal 1 Juli
2001 yang mengatur tentang pembentukan dewan komisaris independen dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3
komite audit. Peraturan mewajibkan perusahaan tercatat memiliki komite audit.
Komite audit harus beranggotakan minimal tiga orang independen, salah satunya
memiliki keahlian dalam bidang akuntansi. Salah seorang anggota komite audit
harus berasal dari komisaris independen yang merangkap sebagai ketua komite
audit. Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena
komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan
tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen.
Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba
perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk
publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai
pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem
informasi perusahaan (Qin, 2006) sehingga persepsi mengenai kinerja komite
audit akan mempengaruhi penilaian investor terhadap kualitas laba perusahaan
dan nilai perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji
pengaruh keberadaan komite audit baik terhadap kualitas laba maupun terhadap
nilai perusahaan. Klien (2002) dan Suaryana (2005) berhasil membuktikan bahwa
keberadaan komite audit dalam tata kelola perusahaan berpengaruh terhadap
kualitas laba dalam laporan keuangan. Penelitian Klien (2002) dan Suaryana
(2005) menjelaskan bahwa keberadaan komite audit yang bertanggung jawab
untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati
sistem pengendalian internal (termasuk audit internal) dapat mengurangi sifat
opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings
management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4
pengawasan pada audit eksternal. Hasil penelitian keduanya konsisten dengan
peran komite audit dalam Peraturan Bapepam tanggal 1 Juli 2001 tentang
Pembentukan Dewan Komisaris dan Komite Audit bahwa komite audit
meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui pengawasan
atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penggunaan
prinsip akuntansi berterima umum, dan mengawasi proses audit secara
keseluruhan.
Dalam perkembanganya, penelitian selanjutnya diarahkan untuk meneliti
pengaruh karakteristik komite audit terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan,
terutama penelitian di luar negeri. Penelitian yang dimaksud diantaranya adalah
DeZoort dan Salterio (2001); Carcello dan Neal (2000); Anderson et al. (2003);
Krishnamurthy et al. (2003); Qin (2006); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter
(2009). Karakteristik komite audit yang diuji oleh penelitian-penelitian tersebut
meliputi independensi, komposisi, ukuran, keahlian anggota di bidang akuntansi
dan keuangan, dan aktivitas yang dinyatakan dengan frekuensi rapat komite audit.
DeZoort dan Salterio (2001); Bryan et al. (2004); Baxter dan Cotter (2009)
menguji independensi dan keahlian anggota komite audit di bidang akuntansi dan
keuangan terhadap kualitas laba. Hasil penelitian tersebut adalah semakin banyak
pengalaman komisaris independen dan semakin banyak pengetahuan audit
berhubungan dengan pelaporan keuangan akan menyebabkan kuatnya
pengawasan yang dilakukan dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga
menghasilkan laporan keuangan dan laba yang berkualitas. Komite yang
beranggotakan komisaris independen dan salah satu memiliki latar belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5
keuangan dan akuntansi cenderung untuk lebih sering bertemu dengan auditor
internal, mempunyai akses pribadi dengan auditor internal dan mereview proposal
internal audit dan hasil dari internal audit. Keberadaan komite audit independen
dan memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan keuangan menurut Teoh dan
Wong (1993) adalah sinyal persepsi kredibilitas dan kualitas laba perusahaan yang
lebih baik. Laba yang kredibel dan berkualitas baik akan direspon lebih kuat.
Raghunandan et al. (2001); Krishnamurthy et al. (2003); Anderson et al.
(2003) menggunakan dua karakteristik komite audit terdiri dari komposisi dan
ukuran komite audit yang dihubungkan dengan kualitas pelaporan keuangan.
Komposisi komite audit dinyatakan sebagai anggota komite audit dari dewan
direksi atas keseluruhan total anggota komite audit perusahaan, sementara ukuran
komite audit adalah jumlah total anggota komite audit. Ketiga penelitian tersebut
konsisten menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi anggota komite audit yang
sekaligus anggota dewan direksi semakin tinggi pengawasan yang dilakukan
sehingga semakin tinggi pula kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Namun
demikian untuk ukuran komite audit, terdapat hasil yang tidak konsisten.
Raghunandan et al. (2001) dan Krishnamurthy et al. (2003) menyatakan bahwa
ukuran komite audit berhubungan positif dengan kualitas pelaporan keuangan,
sementara itu Anderson et al. (2003) membuktikan sebaliknya bahwa semakin
besar ukuran komite audit, semakin rendah kualitas pelaporan keuangan, karena
ukuran komite audit yang besar menunjukkan ketidakefektifan peran dan fungsi
komite audit dalam melakukan pengawasan proses penyusunan laporan keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
Selain berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan dan laba
perusahaan, karakteristik komite audit juga berpengaruh pada nilai perusahaan
(Siallagan dan Machfoedz, 2006; Chan dan Li, 2008). Keberadaan dan aktivitas
komite audit dalam melakukan pengawasan baik terhadap operasional maupun
proses penyusunan laporan keuangan merupakan tanda bagi investor bahwa
perusahaan mempunyai tata kelola yang baik sehingga merespon secara baik pula
melalui peningkatan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar yang meningkat
merupakan indikasi adanya peningkatan return bagi pemegang saham sehingga
meningkat pula kemakmuran pemegang saham (Houston dan Brigham, 2005).
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian Krishnamurthy et al.
(2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009); Sharma et al. (2009);
Siallagan dan Machfoedz (2006). Krishnamurthy et al. (2003) menggunakan
variabel independen ukuran komite audit dan variabel dependen kualitas laba.
Chan dan Li (2008) menggunakan variabel independen komite audit dan variabel
dependen nilai perusahaan. Baxter dan Cotter (2009) menggunakan variabel
independen independensi dan kompetensi komite audit dan variabel dependen
kualitas laba. Sementara itu Siallagan dan Machfoedz (2006) menggunakan
variabel independen kualitas laba dan variabel dependen nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan variabel kualitas laba sebagai variabel pemoderasi
pengaruh antara karakteristik komite audit yang diproksikan dengan independensi,
kompetensi, ukuran, dan frekuensi pertemuan komite audit (Sharma et al., 2009)
terhadap nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
Berikut ini merupakan perbedaan dari penelitian terdahulu:
1. Tahun dan periode penelitian
Krishnamurthy et al. (2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009);
Siallagan dan Machfoedz (2006); Sharma et al. (2009) menggunakan tahun
penelitian sebelum tahun 2007, sementara penelitian ini menggunakan tahun
penelitian 2008 dan tahun 2009 yang diharapkan dapat memperoleh gambaran
kondisi perusahaan yang terkini. Selain itu, Krishnamurthy et al. (2003); Chan
dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009); Siallagan dan Machfoedz (2006) ;
dan Sharma et al. (2009) menggunakan periode penelitian satu tahun,
sementara penelitian ini menggunakan periode penelitian dua tahun dengan
harapan dapat diperoleh jumlah sampel dan observasi penelitian yang lebih
banyak.
2. Sampel penelitian
Krishnamurthy et al. (2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009);
dan Sharma et al. (2009) menggunakan sampel penelitian pada negara-negara
yang yang dalam penerapan GCG-nya telah mapan, sementara penelitian ini
menggunakan sampel penelitian di Indonesia dengan harapan dapat diperoleh
bukti empiris penerapan GCG, kualitas laba, dan nilai perusahaan di negara
yang realtif belum mapan dalam penerapan GCG-nya.
3. Krishnamurthy et al. (2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009);
Siallagan dan Machfoedz (2006); dan Sharma et al. (2009) hanya menguji
pengaruh variabel independen terhadap dependen, sementara penelitian ini
menggunakan variabel pemoderasi berupa kualitas laba atas pengaruh antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
karakteristik komite audit yang diproksikan dengan independensi, kompetensi,
ukuran, dan frekuensi pertemuan komite audit terhadap nilai perusahaan.
Variabel kualitas laba digunakan sebagai pemoderasi didasarkan pada
alasan bahwa kualitas laba dapat memperkuat hubungan di antara karakteristik
komite audit dan nilai perusahaan. Karakteristik komite audit yang terdiri dari
independensi, kompetensi, ukuran, frekuensi rapat komite audit menunjukkan
usaha perusahaan dalam melakukan proses monitoring perusahaan sehingga akan
mendapat respon yang positif oleh investor, oleh karena respon yang positif
tersebut, maka akan mampu meningkatkan harga saham perusahaan dan pada
akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Chan dan Li, 2008). Laba yang
berkualitas tinggi mengindikasikan bahwa informasi laba terhindarkan dari
kemungkinan informasi yang menyesatkan bagi pemegang saham atau investor
(Siallagan dan Machfoedz, 2006). Dengan laba yang berkualitas tersebut, investor
akan mampu menggunakan informasi yang baik dalam pengambilan keputusan
investasi, sehingga laba yang berkualitas tersebut akan dapat mempengaruhi harga
pasar saham perusahaan. Dengan harga pasar saham yang meningkat tersebut
akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian kualitas laba dapat
memperkuat atau bahkan memperlemah hubungan karakteristik komite audit
terhadap nilai perusahaan.
Berbagai hasil penelitian keberadaan dan karakteristik komite audit
terhadap nilai perusahaan dan kualitas laba yang tidak seragam tersebut di atas,
serta sepengetahuan penulis bahwa masih relatif jarang penelitian di Indonesia
yang menguji keberadaan karakterisik komite audit dan nilai perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9
mendasari penulis untuk melakukan penelitian terkait pengaruh karakteristik
komite audit terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan dengan objek penelitian
perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kerangka good corporate
governance dengan judul penelitian “Pengaruh Karakteristik Komite Audit
terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba Sebagai Pemoderasi pada
Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Permasalahan
Keberadaan komite audit dengan karakteristiknya dalam sebuah
perusahaan diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan
tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen sehingga laba
yang dilaporkan berkualitas hingga mendapat respon yang kuat oleh investor dan
meningkatkan nilai perusahaan. Bukti empiris terkait pengaruh komite audit
terhadap kualitas laba telah diperoleh DeZoort dan Salterio (2001); Carcello dan
Neal (2000); Anderson et al. (2003); Krishnamurthy et al. (2003); Qin (2006);
Baxter dan Cotter (2009). Namun demikian, bukti tersebut tidak konsisten.
DeZoort dan Salterio (2001); Krishnamurthy et al. (2003); Qin (2006); Chan dan
Li (2008); Baxter dan Cotter (2009) menyakini bahwa komite audit dan
karakteristiknya meningkatkan kualitas laba, sebaliknya, Carcello dan Neal (2000)
dan Anderson et al. (2003) membuktikan bahwa komite audit dan karakteristiknya
menurunkan kualitas laba.
Selain berhubungan dengan kualitas laba, Siallagan dan Machfoedz (2006)
menyakini bahwa keberadaan dan karakteristik komite audit berpengaruh juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
terhadap nilai perusahaan yang diindikasikan oleh adanya peningkatan harga
pasar saham perusahaan. Sepengetahuan penulis, penelitian di Indonesia yang
menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap kualitas laba dan nilai
perusahaan masih jarang dilakukan oleh karenanya bukti empiris terkait hal ini
menjadi penting untuk diperoleh agar dapat menjadi tambahan informasi bagi
pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomisnya. Hasil
penelitian yang tidak konsisten dan masih relatif jarang penelitian yang
mengaitkan karakteristik komite audit dengan kualitas laba dan nilai perusahaan
di Indonesia mendasari perumusan masalah yang dapat dinyatakan dengan
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah karakteristik komite audit yang terdiri dari independensi, kompetensi,
ukuran dan frekuensi rapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah kualitas laba dapat memoderasi pengaruh karakteristik komite audit
yang terdiri dari independensi, kompetensi, ukuran dan frekuensi rapat
terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk tujuan yang dapat dinyatakan seperti berikut
ini.
1. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh karakteristik komite audit
yang terdiri dari independensi, kompentensi, ukuran dan frekuansi rapat
terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
2. Untuk memperoleh bukti empiris terkait kemampuan kualitas laba dalam
memoderasi pengaruh karakteristik komite audit yang terdiri dari
independensi, kompentensi, ukuran dan frekuansi rapat terhadap nilai
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh hasil penelitian
yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak seperti berikut ini.
1. Bagi investor
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan ekonomis atau investasi dalam pasar modal terkait
informasi pengaruh karakteristik komite audit, kualitas laba terhadap nilai
perusahaan investee sehingga investor dapat mengoptimalisasikan keuntungan
atas investasi melalui optimalisasi nilai perusahaan.
2. Bagi manajemen
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam pengelolaan perusahaan yang baik terutama terkait karakteristik komite
audit yang dibentuk dengan maksud untuk dapat menyusun laporan keuangan
yang berkualitas sehingga laba yang dilaporkan juga berkualitas sehingga
mampu meningkatkan nilai perusahaan yang tergambar dari peningkatan
harga pasar saham perusahaan.
3. Bagi penelitian berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk melakukan
penelitian-penelitian lanjutan terutama penelitian yang terkait dengan
pengaruh karakteristik komite audit dan kualitas laba terhadap nilai
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Agency theory
Menurut Wolfensohn (1999) ada dua teori utama yang terkait dengan
corporate governance yaitu stewardship theory dan agency theory. Stewardship
theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa
manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh
tanggung jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain (Belkoui,
2005). Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai
pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi
kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya.
Sementara itu, agency memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai
agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi
kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil
terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship model.
Bertentangan dengan stewardship theory, agency theory memandang bahwa
manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi
kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya
(Wolfensohn, 1999).
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen) dan
principal (pemilik usaha). Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agen) untuk
melakukan sesuatu jasa atas nama prinsipal dan memberi wewenang kepada agen
untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Jensen dan Meckling,
1976). Pihak prinsipal juga dapat membatasi divergensi tingkat kepentingannya
dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada agen dan bersedia
mengeluarkan biaya pengawasan (monitoring cost) untuk mencegah moral hazard
agen. Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi
sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self
interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk
adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai
manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan
pribadinya (Haris, 2004).
Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respon lebih
luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada (Belkoui, 2005).
Berbagai pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan
bertumpu pada agency theory dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan
dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh
kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku (Wolfensohn,
1999). Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang
menurut teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk
mengurangi kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan
peningkatan biaya enforcement-nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
15
2. Good corporate governance
Shleifer dan Vishny (1997: 737) mendefinisikan corporate governance
sebagai: “…deals with the ways in which suppliers of finance to corporations
assure themselves of getting a return on their investment.” Sebagai salah satu
lembaga yang mempunyai inisiatif mempromosikan konsep corporate governance
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) (2004)
mempunyai definisi yaitu:
“is the system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of right and responsibilities among different participants in the corporation, such as, the board, managers, shareholders and other stakeholders, and spells out the rules and procedures for making decicions on corporate affairs. By doing this, it also provides the structure through which the company objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance”.
Isu corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara
kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau seringkali dikenal dengan
istilah masalah keagenan. Permasalahan keagenan dalam hubungannya antara
pemilik modal dengan manajer adalah bagaimana sulitnya pemilik dalam
memastikan bahwa dana yang ditanam tidak diambil alih atau diinvestasikan pada
proyek yang menguntungkan sehingga tidak mendatangkan return. Corporate
governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik
dan manajer (Wolfensohn, 1999).
Beberapa konsep tentang corporate governance antara lain yang
dikemukakan oleh Shleifer dan Vishny (1997) yang menyatakan corporate
governance berkaitan dengan cara atau mekanisme untuk meyakinkan para
pemilik modal dalam memperoleh return yang sesuai dengan investasi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
ditanam. Razman dan Iskandar (2003) menyatakan bahwa corporate governance
merujuk pada kerangka aturan dan peraturan yang memungkinkan stakeholders
untuk membuat perusahaan memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return.
Selain itu corporate governance merupakan alat untuk menjamin direksi dan
manajer (atau insider) agar bertindak yang terbaik untuk kepentingan investor luar
(kreditur atau shareholder) (Prowse, 1999).
Menurut Forum CGI terdapat empat prinsip dasar pengelolaan perusahaan
yang baik. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut ini.
a. Keadilan (fairness)
Prinsip ini terdiri dari: (a) perlindungan bagi seluruh hak pemegang
saham, (b) perlakuan yang sama bagi para pemegang saham.
b. Transparansi (transparancy)
Prinsip ini meliputi: (a) pengungkapan informasi yang bersifat penting, (b)
informasi harus disiapkan, diaudit dan diungkapkan sejalan dengan
pembukuan yang berkualitas, (c) penyebaran informasi harus bersifat adil,
tepat waktu dan efisien.
c. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)
Prinsip ini meliputi pengertian bahwa: (a) anggota dewan direksi harus
bertindak mewakili kepentingan perusahaan dan para pemegang saham, (b)
penilaian yang bersifat independen terlepas dari manajemen, (c) adanya akses
terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
17
d. Pertanggungjawaban (responsibility)
Prinsip ini terdiri dari: (a) menjamin dihormatinya segala hak pihak-pihak
yang berkepentingan, (b) para pihak yang berkepentingan harus mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-
hak mereka, (c) dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi
keikutsertaan pihak yang berkepentingan, (d) jika diperlukan, para pihak yang
berkepentingan harus mempunyai akses terhadap informasi yang relevan.
3. Komite audit
Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good
corporate governance), BEI mewajibkan perusahaaan tercatat wajib memiliki
komisaris independen dan komite audit. Keanggotaan komite audit sekurang-
kurangnya 3 anggota, seorang diantaranya komisaris independen perusahaan
tercatat sekaligus menjadi ketua komite, sedangkan pihak lain adalah pihak
ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki
kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan. Komite audit bertugas membantu
dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen
untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al., 2004).
Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang
diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem
pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan
tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen,
auditor eksternal dan auditor internal (Bradbury et al., 2004). Adanya komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18
formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin
proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik.
Proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan akurasi
laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan
keuangan (Anderson et al., 2003). Komite audit juga bertugas sebagai pihak
penengah apabila terjadi selisih pendapat antara menajemen dan auditor mengenai
interpretasi dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Dye, 1991;
Antle dan Nalebuff, 1991) untuk mencapai keseimbangan akhir, sehingga laporan
lebih akurat (Klien, 2002).
Komite audit yang beranggotakan pihak independen dan memiliki
pengetahuan dalam bidang keuangan dan akuntansi cenderung mendukung
pendapat auditor (Carcello dan Neal, 2000). Komite audit yang bertanggung
jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan
mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal) dapat
mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba
(earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan
pengawasan pada audit eksternal.
Kalbers dan Fogarty (1993) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi
keberhasilan komite audit dalam menjalankan tugasnya yaitu: 1) kewenangan
formal dan tertulis, 2) kerjasama manajemen dan 3) kualitas/kompetensi anggota
komite audit (Effendi, 2005). Selain itu, Effendi juga menambahkan masalah
komunikasi dengan komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal serta pihak
lain sebagai aspek yang penting dalam keberhasilan kerja komite audit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
19
Dengan kewenangan, independensi, kompetensi dan komunikasi melalui
pertemuan yang rutin dengan pihak-pihak terkait, diharapkan fungsi dan peran
dari komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga dapat
mengidentifikasi kemungkinan adanya praktek manajemen laba yang oportunistik.
Raghunandan et al. (2007) menggunakan karakteristik komite audit dalam
penelitian yang menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap kualitas
laba yang terbagi menjadi independensi anggota komite audit, keahlian di bidang
akuntansi dan keuangan dari anggota komite audit, dan frekuensi rapat anggota
komite audit. Karakteristik komite audit juga digunakan dalam penelitian Sharma
et al. (2009), hanya saja karakteristik komite audit yang digunakan meliputi
ukuran komite audit, keahlian anggota komite audit di bidang akuntansi dan
keuangan, dan independensi komite audit. Penelitian ini menggunakan empat
karakteristik komite audit yang terdiri dari ukuran komite audit, independensi
anggota komite audit, keahlian anggota komite audit di bidang akuntansi dan
keuangan, dan frekuensi rapat komite audit sebagaimana digunakan oleh
Raghunandan et al. (2003) dan Sharma et al. (2009).
4. Kualitas laba
Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk
menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak
manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Penyampaian informasi melalui
laporan keuangan tersebut perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pihak-
pihak eksternal maupun internal yang kurang memiliki wewenang untuk
memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari sumber langsung perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
Seperti dinyatakan dalam kerangka konseptual Financial Accounting Standards
Board (FASB, 1997) bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang berguna untuk keputusan bisnis.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara
formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak
manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Laporan keuangan yang
disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas
laporan keuangan. Laporan ini diakui oleh investor, kreditur, supplier, organisasi
buruh, bursa efek dan para analis keuangan sebagai sumber informasi penting
mengenai keberadaan sumber daya ekonomi perusahaan yang diharapkan berguna
untuk pengambilan keputusan. Informasi ini juga diharapkan menjadi pedoman
untuk pemegang saham dan investor potensial untuk menentukan kepentingan
investasi mereka terhadap saham emiten.
Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah
informasi mengenai laba perusahaan. Informasi laba sebagaimana dinyatakan
dalam Statement of Financial Accounting Consepts (SFAC, 1997) Nomor 2
merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak-
pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif (FASB, 1997).
Menurut PSAK Nomor 1 informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan
potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan,
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan
pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
sumber daya (IAI, 2004). Bagi pemilik saham dan atau investor, laba berarti
peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima, melalui pembagian
dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen
perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian pihak-
pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggungjawaban
manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka,
serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan.
Laba yang dipublikasikan mendapat respon yang bervariasi, yang
menunjukkan adanya reaksi pasar terhadap informasi laba (Cho dan Jung, 1991).
Reaksi yang diberikan tergantung dari kualitas laba yang dihasilkan oleh
perusahaan. Dengan kata lain, laba yang dilaporkan memiliki kekuatan respon
(power of response). Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin
dari tingginya Earning Respon Coefisien (ERC), menunjukkan laba yang
dilaporkan berkualitas. Demikian sebaliknya, lemahnya reaksi pasar terhadap
informasi laba yang tercermin dari rendahnya ERC, menunjukkan laba yang
dilaporkan kurang atau tidak berkualitas. Laba yang memiliki kemampuan untuk
memberikan respon (power of response) kepada pasar menunjukkan kualitas laba,
yang diukur dengan ERC.
Selain ERC, kualitas laba juga dapat dproksikan dengan manajemen laba.
Rahmawati dan Triatmoko (2007) menguji pengaruh investment opportunity set
dan mekanisme corporate governance terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan.
Kualitas laba diukur dengan discretionary accrual dengan menggunakan Modified
Jones Model dengan alasan bahwa model ini dianggap lebih baik diantara model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
lain untuk mengukur manajemen laba (Dechow et al., 1995). Sesuai dengan
Rahmawati dan Triatmoko (2007), penelitian ini menggunakan discretionary
accrual sebagai proksi kualitas laba.
5. Nilai perusahaan
Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai
perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan
investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Oleh sebab itu, dalam
pelaksanaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat, mengingat setiap
keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan
lainnya dan akan berdampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan
umum dari suatu perusahaan adalah untuk mengembangkan usahanya dan
memberikan kemakmuran yang maksimal kepada para pemegang sahamnya serta
mengoptimalkan nilai perusahaan.
Dalam mengoptimalkan nilai perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan fungsi manajemen keuangan. Jika dilihat dari fungsinya, manajer
keuangan haruslah memaksimumkan profit perusahaan. Namun menurut Houston
dan Brigham (2005) tujuan yang harus dicapai oleh manajer keuangan bukanlah
mengoptimalkan profit melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham melalui maksimasi nilai perusahaan. Jika kemakmuran pemegang saham
terjamin maka sudah pasti nilai dari perusahaan tersebut meningkat. Kemakmuran
para pemegang saham perusahaan akan meningkat jika harga saham yang dimiliki
perusahaan juga meningkat. Dengan kata lain, jika harga pasar saham meningkat
ini berarti nilai perusahaan juga meningkat (Houston dan Brigham, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
Nilai perusahaan pada umumnya dapat diukur dari beberapa aspek yang
salah satunya adalah dengan nilai pasar saham yang nilainya dihitung dengan
menggunakan Price Book Value (PBV) (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Rasio
PBV merupakan perbandingan antara nilai saham menurut pasar dengan nilai
buku ekuitas perusahaan. Nilai buku dihitung sebagai hasil bagi antara ekuitas
pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar.
B. Review Lieratur dan Hipotesis
1. Karakteristik komite audit dan nilai perusahaan
Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan.
Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan.
Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan
dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah
pengendalian. Keberadaan komite audit diprediksikan berhubungan dengan
ketepatwaktuan publikasi laporan karena keberadaan para direktur luar tersebut
dapat memperbaiki komite audit dengan pengalaman dan keahlian yang mereka
miliki. Perusahaan bisa memanfaatkan pengalaman direktur luar ini untuk
meningkatkan proses pelaporan keuangannya. Lebih lanjut, para direktur luar
dalam komite audit ini bisa membantu memperkuat sistem pengendalian internal
(sebagai salah satu peran komite audit yaitu mendiskusikan efektivitas
pengendalian internal perusahaan dengan auditor internal). Dengan meningkatnya
proses pelaporan keuangan perusahaan dan menguatnya sistem pengendalian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
internal, maka rentang waktu untuk mengeluarkan laporan keuangan auditan lebih
pendek.
Black et al. (2003) berargumen bahwa pertama, perusahaan yang dikelola
dengan lebih baik akan dapat lebih menguntungkan sehingga dapat dividen yang
lebih tinggi. Kedua, disebabkan oleh karena investor luar dapat menilai earnings
atau dividen yang sama dengan lebih tinggi untuk perusahaan yang menerapkan
corporate governance yang lebih baik, sehingga perusahaan dengan corporate
governance yang baik lebih menguntungkan atau membayar dividen yang lebih
tinggi.
Dharmapala dan Khanna (2008) menyatakan bahwa komite audit sebagai
salah satu mekanisme corporate governance pada perusahaan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Dengan adanya komite audit yang melakukan
pengawasan terhadap perusahaan meningkatkan apresiasi pelaku pasar sehingga
meningkatkan respon pasar terhadap saham perusahaan dan meningkatkan harga
pasar saham yang sekaligus meningkatkan nilai perusahaan. Choi et al. (2007)
dan Black et al. (2008) secara konsisten menyatakan sebelumnya bahwa
corporate governance yang diterapkan dengan mekanisme yang baik berpengaruh
terhadap nilai perusahaan melalui peningkatan nilai pengembalian investasi bagi
investor.
Atas dasar paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dinyatakan seperti berikut ini.
H1 = Komite audit independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H2 = Kompetensi anggota komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
25
H3 = Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H4 = Frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. Karakteristik komite audit, nilai perusahaan dan kualitas laba
perusahaan
Dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap proses penyusunan
laporan keuangan, komite audit diharuskan mempunyai kewenangan formal dan
tertulis, kerjasama manajemen, dan kualitas/kompetensi anggota komite audit
(Kalbers dan Fogarty, 1993). Dengan kewenangan, independensi, kompetensi dan
komunikasi melalui pertemuan yang rutin dengan pihak-pihak terkait, diharapkan
fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga
dapat mengidentifikasi kemungkinan adanya praktek manajemen laba yang
oportunistik dalam laporan keuangan (Effendi, 2005). Komite audit perusahaan
diyakini berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan (Cho dan Jung, 1991).
Bukti empiris terkait pengaruh keberadaan komite audit perusahaan
terhadap kualitas laporan keuangan dinyatakan oleh Klien (2002). Lebih lanjut
bukti empiris ini menjelaskan bahwa keberadaan komite audit bertugas sebagai
penengah dua pihak untuk menimbang dan sebagai penghubung pandangan yang
berbeda antara manjamen dan auditor sehingga laporan keuangan perusahaan
lebih akurat. Selanjutnya bukti empiris penelitian berikutnya adalah terkait
karakteristik dan aktivitas komite audit perusahaan. Secara umum karakateristik
komite audit terdiri dari ukuran komite audit, independensi, keahlian komite audit
dalam akuntansi dan keuangan, dan frekuensi rapat dalam satu periode akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
Ukuran komite audit dapat dinyatakan dengan jumlah anggota komite
audit. Menurut Peraturan BAPEPAM nomor IX.1.5. jumlah anggota komite audit
sekurang-kurangnya adalah tiga orang yang merupakan perwakilan dari pemegang
saham, manajemen dan pihak independen. Jumlah anggota komite audit dapat
menggambarkan efektifitas komite audit dalam menjalankan tugas pengawasan
dalam penyusunan laporan keuangan (Krishnamurthy et al., 2003). Bukti empiris
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran komite audit semakin besar friksi yang
terjadi dalam komite audit sehingga mempengaruhi pengawasan terhadap
penyusunan laporan keuangan yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas laporan
keuangan (Krishnamurthy et al., 2003).
McMullen dan Raghunandan (1996) menghubungkan kualitas laporan
keuangan dengan independensi komite audit. Independensi komite audit
dinyatakan dengan proporsi anggota komite audit dari pihak eksternal yang bebas
dari kepentingan pemilik perusahaan maupun manajemen perusahaan. Semakin
tinggi proporsi anggota komite audit independen terhadap total anggota komite
audit, semakin tercapai tujuan pengawasan komite audit dalam proses penyusunan
laporan keuangan sehingga berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
(Bryan et al., 2004). Sementara itu, Qin (2006) menggunakan keahlian akuntansi
dan keuangan komite audit dan menghubungkannya dengan kualitas laba.
Perusahaan yang mempunyai anggota komite audit berlatarbelakang akuntansi
atau keuangan lebih mungkin memiliki kualitas laba yang tinggi karena dalam
melakukan tugas dan perannya, anggota komite audit menggunakan
kompetensinya, sehingga pengawasan yang dilakukan akan dapat berjalan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
baik dan laporan keuangan yang dihasilkan juga menjadi berkualitas. Sharma et
al. (2009) menyatakan bahwa frekuensi rapat anggota rapat komite audit
menunjukkan respon komite audit terhadap permasalahan perusahaan dalam
proses penyusunan laporan keuangan. Respon komite audit dengan frekuensi rapat
anggota komite audit yang tinggi memungkinkan tiap permasalahan dalam
perusahaan semakin cepat terpecahkan sehingga memungkinkan perusahaan
mempunyai laporan keuangan yang berkualitas dan laba dalam laporan keuangan
juga berkualitas.
Penelitian Xie et al. (2003) menguji efektivitas komite audit dalam
mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa komite audit yang berasal dari luar mampu
melindungi kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba yang
dilakukan oleh pihak manajemen. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006)
menyatakan bahwa keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif
terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q.
Hal ini memberi bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan
efektifitas kinerja perusahaan.
Chan dan Li (2008) menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap
nilai perusahaan dengan bukti empiris bahwa keberadaan direksi independen dan
komite audit meningkatkan nilai perusahaan. Sementara itu, Baxter dan Cotter
(2009) memperoleh bukti empiris bahwa pembentukan komite audit manajemen
dapat mengurangi kualitas laba tapi tidak kesalahan estimasi akrual. Selain itu,
Baxter dan Cotter (2009) juga menemukan bukti empiris bahwa terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
hubungan di antara keahlian akuntansi anggota komite audit dan kualitas laba.
Sementara itu, karakteristik komite audit lain yang diteliti tidak signifikan
berhubungan dengan kualitas laba.
Qin (2006) menguji pengaruh keahlian keuangan komite audit terhadap
kualitas laba dengan bukti empiris bahwa perusahaan dengan komite audit yang
mempunyai kemampuan akuntansi lebih mungkin memiliki kualitas laba yang
tinggi. Selain itu, ukuran komite audit dengan keahlian akuntansi berpengaruh
positif terhadap kualitas laba. Krishnamurthy et al. (2003) yang menguji secara
empiris hubungan antara komposisi dan ukuran komite audit terhadap kualitas
pelaporan keuangan memperoleh bukti empiris bahwa setelah komposisi dewan,
ukuran komitmen manajemen, kepemilikan institusional, persentase anggota
komite audit memiliki keahlian di bidang akuntansi atau manajemen keuangan
secara positif terkait dengan kualitas pelaporan keuangan dan berhubungan
dengan nilai perusahaan.
Siallagan dan Machfoedz (2006) menguji pengaruh kualitas laba terhadap
nilai perusahaan dengan bukti empiris bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Dengan laba yang berkualitas, maka investor akan dapat
terhindar dari informasi yang menyesatkan sehingga dapat lebih baik dalam
pengambilan keputusan dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan nilai bagi
pemegang saham.
Beberapa teknik manajemen laba (earnings management) dapat
mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh manajemen. Praktik manajemen laba akan
mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Earnings dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
dikatakan berkualitas tinggi apabila earnings yang dilaporkan dapat digunakan oleh
para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan
untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan return saham (Bernard dan Stober,
1998).
Chan et al (2001) menguji apakah return saham yang akan datang akan
merefleksikan informasi mengenai kualitas laba saat ini. Kualitas laba diukur dengan
akrual. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan akrual yang tinggi
menunjukkan laba perusahaan berkualitas rendah, demikian juga sebaliknya.
Sementara itu, Sloan (1996) menguji sifat kandungan informasi komponen akrual dan
komponen aliran kas, apakah informasi tersebut terefleksi dalam harga saham.
Ditemukan bukti bahwa kinerja laba yang teratribut pada komponen akrual
menggambarkan tingkat persistensi yang rendah dari pada kinerja laba yang teratribut
dalam komponen aliran kas. Earnings yang dilaporkan lebih besar dari aliran kas
operasi (akrual tinggi), akan mengalami penurunan dalam kinerja earnings pada
periode berikutnya. Sementara itu, harga saham yang jatuh merupakan impliksi dari
current accrual untuk earnings periode yang akan datang, serta mempermudah
prediksi terhadap pola return untuk perusahaan dengan tingkat akrual yang tinggi.
Binter dan Dolan (1996) melakukan penelitian antara manajemen laba sebagai
proksi kualitas laba dan nilai perusahaan dengan menggunakan variabel leverage dan
firm size. Ditemukan bukti bahwa baik dengan menggunakan laba bersih atau
ordinary income yang digunakan sebagai sasaran manajemen laba, leverage
merupakan determinan negatif yang signifikan secara statistik.
Atas dasar paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dinyatakan seperti berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
H5 = Kualitas laba dapat memoderasi pengaruh komite audit independen terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi.
H6 = Kualitas laba dapat memoderasi pengaruh kompetensi anggota komite audit terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi.
H7 = Kualitas laba dapat memoderasi pengaruh ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi.
H8 = Kualitas laba dapat memoderasi pengaruh frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar
seperti berikut ini.
Variabel Independen Variabel Moderasi Variabel Dependen
Gambar I. 1
Kerangka Pikir Penelitian
Nilai Perusahaan
Ukuran Komite Audit
Karakteristik Komite Audit
Frekuensi Rapat Komite Audit
Kompetensi Anggota Komite Audit
Komite Audit Independen
Kualitas Laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait
karakteristik komite audit dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peran komite audit sangat penting karena
mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi
penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai
perusahaan. Komite audit memberikan kontribusi dalam kualitas pelaporan
keuangan. Komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan
keuangan melalui pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem
pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi berterima umum, serta
mengawasi proses audit secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi empiris dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh karakteristik komite audit terhadap nilai perusahaan dengan kualitas
laba sebagai pemoderasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Penelitian ini menggunakan data cross section, karena penelitian ini
memfokuskan pada suatu periode penelitian pada tahun 2008 sampai dengan 2009
serta pengumpulan data dilakukan hanya satu kali.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang
menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2003). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dengan harapan dapat diperoleh jumlah sampel dan observasi yang
representatif dan dapat dilakukan pengujian dan hasil penelitian untuk masing-
masing sektor industri di BEI.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran, 2003). Sampel
merupakan beberapa anggota yang diambil dari populasi. Sampel yang diteliti
pada tahun 2008 yang menyediakan data yang dibutuhkan dalam penghitungan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
33
pengukuran dan penilaian variabel. Penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode
pengambilan anggota sampel ini menggunakan dasar beberapa kriteria sebagai
berikut ini.
a. Perusahaan yang go public per tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan 31
Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia.
b. Perusahaan yang tidak termasuk dalam kelompok industri perbankan.
c. Perusahaan non perbankan yang menerbitkan laporan tahunan selama tahun
2008 dan 2009.
d. Perusahaan non perbankan yang menyajikan data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian dalam laporan tahunan untuk tahun 2008 dan
2009.
C. Data dan Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh
dari pihak lain (Sekaran, 2003). Alasan menggunakan data sekunder dengan
pertimbangan bahwa data ini mudah untuk diperoleh dan memiliki waktu yang
lebih luas serta validitas dan reliabilitas datanya telah dinyatakan oleh pihak yang
mempublikasi. Adapun data tersebut terdiri dari:
1. Data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 1 Januari
2008 sampai dengan 31 Desember 2009.
2. Laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
untuk periode 2008 dan 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diuji secara sistematis, yaitu
seperti berikut ini.
1. Variabel independen (variabel bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik komite audit
yang terdiri dari berikut ini.
a. Independensi komite audit (INDP)
Proporsi komite audit independen merupakan perbandingan antara jumlah
anggota komite audit independen dengan jumlah total anggota komite audit
dalam sebuah perusahaan (Baxter dan Cotter, 2009). Variabel ini dinyatakan
dalam bentuk persentase yang dihitung dengan rumus seperti berikut ini.
INDP = Anggota komite audit independen
X 100% (1) Jumlah anggota komite audit
b. Kompetensi anggota komite audit (COMP)
Kompetensi anggota komite audit dalam penelitian ini dinyatakan dalam
hal latar belakang pendidikan anggota komite audit. Anggota komite audit
yang mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi mempunyai kompetensi
yang lebih tinggi dibanding dengan anggota komite audit independen yang
berlatar belakang non akuntansi. Variabel ini diukur berdasarkan
perbandingan antara jumlah anggota komite audit independen yang berlatar
belakang pendidikan akuntansi dan jumlah total anggota komite audit dalam
sebuah perusahaan (Bryan et al., 2004). Untuk menentukan variabel ini
digunakan formula seperti berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
COMP = Anggota komite audit independen dari akuntansi
X 100% (2) Jumlah anggota komite audit
c. Frekuensi rapat komite audit (MEET)
Variabel ini merupakan jumlah frekuensi rapat anggota komite audit yang
dilakukan dalam satu periode akuntansi (Sharma et al., 2009). Variabel ini
dinyatakan dengan jumlah frekuensi rapat komite audit yang terjadi dalam
sebuah perusahaan.
d. Ukuran komite audit (SIZE)
Ukuran komite audit merupakan jumlah anggota komite audit dalam
sebuah perusahaan (Krishnamurthy et al., 2003). Variabel ini diukur dengan
jumlah anggota komite audit dalam sebuah perusahaan.
2. Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan apresiasi investor atas prospek perusahaan pada masa yang
akan datang maupun pada waktu sekarang yang tercermin dari harga saham
perusahaan di pasar saham. Nilai perusahaan ini dapat dipengaruhi oleh struktur
modal perusahaan yang merupakan nilai buku perusahaan tersebut. Nilai
perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai
yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan
sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Wahyudi dan Pawestri, 2006;
Rachmawati dan Triatmoko, 2007).
PBV = Harga pasar per lembar saham
(3) Nilai buku per lembar saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
36
3. Variabel moderasi
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah kualitas laba yang diukur
dengan earnings management (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Manajemen laba
atau earnings management dapat didefinisikan sebagai pemilihan kebijakan
akuntansi oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara
alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan.
Earnings management sebagai proksi kualitas laba digunakan sebagai variable
moderasi dengan alasan bahwa laba yang tidak menunjukkan informasi yang
sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna
laporan. Jika laba seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar
perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang
sebenarnya (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Earnings management dalam
penelitian ini diproksikan dengan Discretionary Accrual dengan menggunakan
model Jones yang dimodifikasi (Dechow et al., 1995). Untuk menentukan
earnings management digunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
TAccit = NIit - CFOit (1)
Keterangan :
TAccit = Total Accrual perusahaan i pada periode t,
NIit = Laba bersih (net income) perusahaan i pada periode t, dan
CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi (cash flow from operation)
perusahaan i pada periode t.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
37
TAccit/Ait-1 = β1(1/TAit-1)+β2((ΔREVit-ΔRECit)/TAit-1)+β3(PPEit/TAit-1)+ε1 (2)
Keterangan :
TAccit = Total akrual periode t,
TAit-1 = Log total aset periode t-1,
ΔREVit = Pendapatan perusahaan i periode t dikurangi pendapatan
periode t-1,
ΔRECit = Piutang perusahaan i periode t dikurangi piutang periode t-1,
PPEit = Gross property plant equipment perusahaan i periode t,
β1, β2, β3 = Estimasi non-discretionary accrual, dan
ε1 = error term.
NDAit = β1(1/TAit-1)+β2((ΔREVit-ΔRECit)/TAit-1)+β3(PPEit /TAit-1) (3)
Keterangan:
NDAit = Non-discretionary Accrual perusahaan i periode t,
TAit-1 = Log total aset periode t-1,
ΔREVit = Pendapatan perusahaan i periode t dikurangi pendapatan
periode t-1,
ΔRECit = Piutang perusahaan i periode t dikurangi piutang periode t-1,
PPEit = Gross property plant equipment perusahaan i periode t,
β1, β2, β3 = Estimasi non-discretionary accrual, dan
DAit = TAccit - NDAit (4)
Keterangan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
DAit = Discretionary Accrual perusahaan i periode t,
TAccit = Total akrual periode t, dan
NDAit = Non-discretionary Accrual perusahaan i periode t.
Variabel moderasi dalam penelitian ini merupakan interaksi di antara
karakteristik komite audit dengan kualitas laba yang dapat dirinci seperti berikut:
INDP*DA = Interaksi independensi komite audit dengan kualitas laba,
COMP*DA = Interaksi kompetensi komite audit dengan kualitas laba,
SIZE*DA = Interaksi ukuran komite audit dengan kualitas laba, dan
MEET*DA = Interaksi frekuensi rapat komite audit dengan kualitas laba.
E. Metode Analisis Data
1. Uji asumsi klasik
Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah
menghindari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian ini uji
asumsi klasik yang digunakan adalah: uji normalitas data, autokorelasi, uji
multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005).
Untuk menguji normalitas, peneliti akan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Jika nilai ρ value > 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal, jika
ρ value < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
peneliti menggunakan asumsi central limit theorem yang menyatakan bahwa
untuk sampel besar (n > 30) akan mendekati suatu distribusi normal (Gujarati,
2003).
b. Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model, peneliti akan melihat
Tolerence dan Variance Infaltion Factors (VIF) dengan alat bantu program
Statistical Product and Service Solution (SPSS).
Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerence yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerence). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
Tolerence < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila ternyata dalam model
terdapat multikolinieritas, peneliti akan mengatasi hal tersebut dengan
transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara
mengurangi hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi
dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference
atau delta (Ghozali, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
c. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada
individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross
section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena
gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok
yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk menguji ada tidaknya masalah
autokorelasi, peneliti akan menggunakan uji Durbin-Watson dengan alat bantu
SPSS. Kemudian nilai Durbin-Watson hitung (d) yang diperoleh dari hasil
pengujian akan dibandingkan dengan nilai dalam tabel Durbin-Watson, yaitu
batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower bond
atau dl). Kriteria pengujian autokorelasi adalah du < d < 4-du.
d. Uji heteroskedastisitas
Uji heterokedaktisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
41
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas
atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section
mengandung siatuasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang
mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, atau besar) (Ghozali, 2005). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model, peneliti akan
menggunakan uji Glejser dengan bantuan program SPSS. Apabila koefisien
parameter beta > 0.05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas (Ghozali,
2005). Jika ternyata dalam model terdapat heteroskedastisitas, maka cara
memperbaiki dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi
model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan
dalam model tersebut.
2) Melakukan transformasi logaritma.
2. Pengujian hipotesis
Sesuai dengan kerangka pemikiran dan pengajuan hipotesis di atas maka
hipotesis akan diuji dengan persamaan regresi seperti berikut ini.
FV = β0 + β1INDP + β2COMP + β3SIZE+ β4MEET + β4DA + β5INDP*DA
+ β6COMP*DA + β7SIZE*DA + β8MEET*DA + ε1.
Keterangan:
FV = Firm value,
β0, β1, β2... β8 = Konstanta,
INDP = Independen komite audit,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
42
COMP
SIZE
=
=
Kompotensi anggota komite audit,
Ukuran komite audit,
MEET = Frekuensi rapat anggota komite audit independen,
DA = Kualitas laba,
INDP*DA = Interaksi independensi komite audit dengan kualitas laba,
COMP*DA = interaksi kompetensi komite audit dengan kualitas laba,
SIZE*DA = interaksi ukutan komite audit dengan kualitas laba,
MEET*DA = interaksi frekuensi rapat komite audit dengan kualitas laba, dan
ε1 = Error term.
a) Pengujian koefisien regresi simultan (signifikansi-F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan model regresi yang
digunakan dalam penelitian. Kriteria pengujiannya adalah: apabila nilai
signifikansi lebih besar dari nilai alpha 0,05 berarti bahwa model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini tidak layak untuk digunakan dan apabila nilai
signifikansi lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka model regresi layak untuk
dilakukan.
b) Pengujian signifikansi parameter individual (signifikansi-t)
Uji digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial
mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya
konstan. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansi lebih dari nilai
alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen dan apabila nilai signifikansi kurang dari nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
43
alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap
variabel dependen.
c) Pengujian ketepatan perkiraan (uji R2)
Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi
dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0
sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua
variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2.
d) Pengujian variabel moderasi
Pengujian variabel pemoderasi dalam penelitian ini menggunakan uji
interaksi. Menurut Ghozali (2007), uji interaksi atau sering disebut Moderated
Regresion Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier
dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian
dua atau lebih variabel independen). Variabel moderasi dalam penelitian ini
merupakan interaksi antara karakteristik komite audit yang terdiri dari
indepedensi, ukuran, kompetensi, dan frekuensi rapat dengan kualitas audit.
Untuk pengambilan kesimpulan terkait variabel moderasi ini menggunakan
nilai p-value (sig.) pada masing-masing variabel interaksi dimaksud. Apabila
p-value < tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
laba dapat memoderasi pengaruh karakteristik komite audit terhadap nilai
perusahaan, dan sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
Dalam rangka analisis dan uji hipotesis dilakukan pengumpulan data
berupa daftar perusahaan yang terdaftar di BEI, laporan tahunan perusahaan, dan
laporan keuangan perusahaan. Data tersebut digunakan dalam melakukan analisis
dan pengujian hipotesis dalam penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh dari
sumber data berupa www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory, dan
website resmi perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Metode pengambilan anggota sampel ini menggunakan dasar beberapa
kriteria sebagai berikut ini.
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per tanggal 31 Desember
2008 sampai dengan 31 Desember 2009, setelah diobservasi terdapat 390
perusahaan yang terdaftar.
2. Perusahaan terdaftar yang laporan tahunan selama tahun 2008 dan 2009 yang
tidak dapat diakses oleh peneliti sejumlah 141 perusahaan, sehingga jumlah
perusahaan tersisa 249.
3. Perusahaan yang tidak mencantumkan data dan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian 157, sehingga jumlah sampel yang tersisa adalah 92
perusahaan.
4. Perusahaan yang termasuk kategori industri perbankan adalah sejumlah 10
perusahaan, sehingga jumlah sampel akhir penelitian adalah 82 perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
dan oleh karena menggunakan dua periode 2008 dan 2009, maka jumlah
observasi dalam penelitian adalah sejumlah 164.
Proses pemilihan sampel dapat dirangkum dalam tabel, yaitu pada tabel
IV.1 berikut ini.
Tabel IV.1 Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 390
2 Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan, tetapi tidak dapat
diakses.
(141)
3 Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan yang tidak
mencantumkan informasi dan data yang dibutuhkan.
(157)
4 Perusahaan yang termasuk dalam kategori industri perbankan (10)
5 Total perusahaan yang dijadikan simpel penelitian 82
6 Jumlah observasi (2 x 82) 164
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahapan yaitu uji kualitas
data dan uji hipotesis dengan menggunakan model regresi berganda.
1. Statistik deskriptif
Analisis deskriptif memberikan gambaran umum mengenai data dan
penyebaran data yang digunakan dalam penelitian ini. Penggambaran data yang
dimaksud meliputi nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maximum), nilai terendah
(minimum) serta nilai standar deviasi yang menggambarkan penyebaran data
penelitian ini. Berikut ini disajikan tabel deskripsi data penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
Tabel IV.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INDP 164 .33 1.00 .7149 .15262
COMP 164 .25 1.00 .5346 .20324
SIZE 164 2.00 7.00 3.1768 .68226
MEET 164 1.00 54.00 7.3354 9.27975
DA 164 -.79 .26 .0000 .11055
INDPxDA 164 -.53 .20 .0002 .07786
COMPxDA 164 -.53 .25 .0009 .06678
SIZExDA 164 -2.37 1.23 -.0009 .35970
MEETxDA 164 -6.73 4.61 -.0021 1.03544
FV 164 .07 87.93 2.2426 8.16882
Valid N (listwise) 164
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai variabel independensi komite audit
terendah adalah 33% nilai tertinggi adalah 100% dan nilai rata-ratanya adalah
71%. Dengan standar deviasi untuk variabel independensi komite audit adalah
15% maka distribusi data berkisar antara 56% sampai dengan 86%. Deskripsi
statistik ini menggambarkan bahwa perusahaan di Indonesia telah memenuhi
regulasi Bapepam yang mengatur bahwa sekurang-kurang satu dari tiga anggota
komite audit (33%) adalah pihak independen. Dengan adanya anggota komite
audit dari pihak independen ini diharapkan mekanisme pengawasan yang
dilakukan oleh komite audit dapat berjalan secara baik.
Nilai variabel kompetensi komite audit yang terendah adalah 25%, nilai
tertinggi adalah 100% dan nilai rata-rata adalah 53%. Dengan standar deviasi
20%, maka distribusi data kompetensi audit berkisar di antara 33% sampai dengan
73%. Deskripsi ini juga menggambarkan bahwa sampel penelitian telah mematuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
47
regulasi yang mengharuskan satu dari tiga anggota komote audit mempunyai latar
belakang akuntansi dan atau keuangan. Sementara itu, jumlah anggota komite
audit yang terendah adalah 2 orang, nilai tertinggi adalah 7 orang dan nilai rata-
rata adalah 3 orang. Deskripsi ini menggambarkan bahwa terkait jumlah anggota
komite audit, perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah memenuhi
regulasi Bapepam yang mengharuskan perusahaan untuk membentuk komite audit
dengan anggota sekurang-kurangnya 3 orang.
Nilai terendah variabel frekuensi pertemuan komite audit adalah 1 kali,
nilai tertinggi 54 kali, dan nilai rata-rata 7 kali dalam satu periode/ tahun.
Deskripsi ini mengindikasikan bahwa dalam melakukan pengawasan komite audit
perusahaan mengadakan pertemuan atau rapat komite audit. Regulasi yang ada
tidak mengatur secara eksplisit jumlah frekuensi rapat komite audit. Dengan
adanya rapat anggota komite audit yang disajikan dalam annual repot, komite
audit telah melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam pengawasan perusahaan.
Nilai variabel kualitas laba yang terendah adalah - 0,79; yang tertinggi adalah 0,26
dan nilai rata-rata 0 dengan standar deviasi 0,11055 maka distribusi data berkisar
antara -0,11055 sampai dengan 0,11055. Deskripsi ini menggambarkan bahwa
kualitas laba yang diproksikan dengan earning management perusahaan yang
terdaftar di BEI melakukan earning management dalam laporan keuangan
perusahaan.
Nilai perusahaan yang terendah adalah 0,07; nilai tertinggi adalah 87,93
dan nilai rata-rata 2,2426 dengan standar deviasi 8,16882 maka distribusi data
berkisar antara -5,92622 sampai dengan 10,4114. Dengan deskripsi ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
dinyatakan bahwa nilai pasar saham perusahaan dua kali lipat lebih besar dari
nilai buku perusahaan.
2. Uji asumsi klasik
Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi dengan
signifikan dan representatif jika data yang digunakan mempunyai kualitas tidak
menyimpang dari asumsi dasar klasik regresi berupa: normalitas, autokorelasi,
heterokedastisitas, dan multikolinearitas.
a. Uji normalitas data
Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah data terdistribusi
secara normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai residu atas
persamaan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji
normalitas dapat dilihat dalam tabel IV. 3 berikut ini.
Tabel IV. 3 Uji Normalitas Data Sebelum Outlier Data
Unstandardized Residual
N 164
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 8.09084296
Most Extreme Differences Absolute .351
Positive .351
Negative -.316
Kolmogorov-Smirnov Z 4.497
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber: hasil pengolahan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa data variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdistribusi tidak normal dengan dibuktikan
oleh nilai asymp. sig. yang lebih kecil dari tingkat signifikasi penelitian 5%.
Oleh karena data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan proses outlier
dengan mengeluarkan data yang bernilai ekstrem dari data penelitian.
Proses outlier dilakukan dengan menggunakan dasar Z-score atas data
dalam penelitian. Dengan mengeluarkan nilai ekstrem dalam data penelitian
berdasar Z-score diharapkan dapat diperoleh data penelitian terdistribusi
normal sehingga proses regresi dapat dilakukan. Setelah melakukan proses
outlier diperoleh data penelitian yang berdistribusi normal sejumlah 102 data
yang berarti terdapat 62 data ekstrem yang dikeluarkan dari data penelitian ini.
Hasil uji normalitas setelah proses outlier dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
Tabel IV.4 Uji Normalitas Data Setelah Outlier data
Unstandardized Residual
N 102
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .48360981
Most Extreme Differences Absolute .109
Positive .109
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z 1.104
Asymp. Sig. (2-tailed) .175
a. Test distribution is Normal.
Sumber: hasil pengolahan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
Tabel di atas menunjukkan bahwa data penelitian telah terdistribusi
normal yang dibuktikan dengan menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 1,104 dan nilai asymp sig. sebesar 0,175 yang lebih besar dari tingkat
signifikansi penelitian 5%.
b. Uji autokorelasi
Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara anggota-
anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series
dalam bentuk waktu (untuk time series) atau hubungan antara tempat yang
berdekatan (cross sectional). Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin
Watson (D-W) dan tabel yang digunakan adalah berdasarkan jumlah variabel
bebas dan jumlah sampel. Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari 9
variabel dengan jumlah sampel 102 pengamatan, maka nilai tabel dL adalah
1,608 dan dU sebesar 1,862. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan
Durbin Watson (D-W) test memperoleh nilai DW sebesar 1,964. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut ini.
Tabel IV.5 Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi
Variabel D-W du < D-W < 4-du Keterangan INDP
1,964 1,862 < 1,964 < 2,138 Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
COMP SIZE MEET DA NP INDP*DA COMP*DA SIZE*DA MEET*DA Sumber: hasil pengolahan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji autokorelasi
memperoleh nilai D-W sebesar 1,964 berada di antara Du sampai dengan 4-Du
(1,862 < 1,964 < 2,138), maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada gangguan
autokorelasi positif maupun negatif dalam model regresi.
c. Uji heterokedastisitas
Heterokedastisitas merupakan keadaan yang menggambarkan seluruh
faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan
atas variabel independen. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk
mendeteksi adanya Heterokedastisitas dalam model regresi adalah metode
Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen
dengan nilai mutlak (absolute) dari nilai residual sehingga dihasilkan
probability value. Kriteria pengujiannya adalah probability value > 0,05. Hasil
uji heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel IV. 6 Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel t-Statistik Sig. Kriteria Keterangan
(Constant) 1.335 .185 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
INDP .951 .344 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
COMP .610 .543 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE -.367 .715 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
MEET 1.673 .098 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DA -.526 .600 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
INDP*DA .160 .873 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
COMP*DA -.994 .323 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE*DA -.007 .994 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
MEET*DA .266 .791 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas a. Dependent Variable: ABS_RES_1
Sumber: hasil pengolahan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
52
Tabel di atas menunjukkan bahwa probabilitas (sig) dalam tiap model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,05 atau 5%
sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
dalam semua model regresi penelitian ini.
d. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya
hubungan linier di antara variabel-variabel independen dengan model regresi.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan variance
inflation factor (VIF) dengan kriteria, jika tolerance value < 0,10 dan VIF >
10 maka terjadi multikolinieritas dan jika tolerance value > 0,10 dan VIF < 10
maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinieritas dapat
disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel IV. 7 Hasil Uji Multikolinieritas
Variable Tolerance VIF Keterangan INDP .660 1.514 Tidak terjadi multikolinieritas COMP .618 1.619 Tidak terjadi multikolinieritas SIZE .765 1.307 Tidak terjadi multikolinieritas MEET .680 1.471 Tidak terjadi multikolinieritas DA .456 2.195 Tidak terjadi multikolinieritas INDP*DA .022 44.698 Terjadi multikolinieritas COMP*DA .068 14.700 Terjadi multikolinieritas SIZE*DA .058 17.098 Terjadi multikolinieritas MEET*DA .021 48.003 Terjadi multikolinieritas Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk interaksi lebih
kecil dari 0,10 yaitu masing 0,022, 0,068, 0,058, dan 0,021 dan nilai value
inflating factor lebih besar dari 10. Dengan hasil ini dapat dinyatakan bahwa
untuk keempat variabel tersebut terdapat gejala multikolinieritas. Namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
53
demikian menurut Ghozali (2005) untuk regresi dengan variabel moderasi
dimungkinkan terjadi gejala multikolinieritas oleh karena variabel moderasi
merupakan interaksi antara dua variabel yang digunakan dalam model regresi.
Multikolinieritas yang terjadi masih dalam batas toleransi karena nilai korelasi
variabel bersangkutan tidak lebih besar dari 80% (Ghozali, 2005). Berikut
disajikan nilai korelasi di antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam penelitian.
Tabel IV. 8 Nilai Korelasi Antar Variabel
Model MEETxDA COMP SIZE MEET INDP INDPxDA SIZExDA COMPxDA DA
1 Correlations MEETxDA 1.000 -.142 -.045 .183 .095 .374 -.293 -.398 -.110
COMP -.142 1.000 .080 -.422 -.555 -.074 .036 .174 -.010
SIZE -.045 .080 1.000 -.345 .026 -.057 .309 .081 -.166
MEET .183 -.422 -.345 1.000 .335 .127 -.061 -.165 -.027
INDP .095 -.555 .026 .335 1.000 .008 .005 -.068 -.004
INDPxDA .374 -.074 -.057 .127 .008 1.000 -.039 -.571 -.676
SIZExDA -.293 .036 .309 -.061 .005 -.039 1.000 .120 -.564
COMPxDA -.398 .174 .081 -.165 -.068 -.571 .120 1.000 .003
DA -.110 -.010 -.166 -.027 -.004 -.676 -.564 .003 1.000
a. Dependent Variable: FV Sumber: hasil pengolahan data
Sementara itu, untuk variabel yang bukan interaksi, nilai tolerance lebih
besar dari 0,1 dan nilai value inflating factor lebih kecil dari 10. Dengan hasil
pengujian ini, maka untuk variabel yang bukan interaksi dapat dinyatakan
tidak terjadi gejala multikolinieritas atau homokedastisitas.
3. Pengujian hipotesis
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris terkait pengaruh
karakteristik komite audit (independensi, kompetensi, ukuran, dan frekuensi
pertemuan) terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
Untuk tujuan penelitian tersebut, maka dalam melakukan analisis data penelitian
dengan menggunakan model regresi berganda. Pengujian hipotesis terdiri dari uji
signifikansi-F, uji signifikansi-t dan uji koefisien determinasi yang dipaparkan
seperti di bawah ini.
a. Uji signifikansi-f
Uji signifikansi-f dilakukan guna menentukan good of fittest atau uji
kelayakan model regresi untuk digunakan dalam melakukan analisis hipotesis
dalam penelitian. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah
probability value (sig), apabila probability value dalam hasil pengujian lebih
kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa model layak (fit) untuk
digunakan sebagai model regresi dalam penelitian, karena variabel INDP,
COMP, SIZE, MEET, DA, INDP*DA, COMP*DA, SIZE*DA, dan
MEET*DA secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, dan sebaliknya jika probability value lebih besar dari 5%, maka
dapat dinyatakan bahwa model tidak layak untuk digunakan dalam pengujian
hipotesis penelitian. Berikut disajikan hasil uji signifikansi-F dalam penelitian
ini.
Tabel IV. 9 Uji Signifikansi –F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 61.662 9 6.851 26.684 .000* Residual 23.622 92 .257 Total 85.284 101
a. Predictors: (Constant), MEETxDA, COMP, SIZE, MEET, INDP, INDPxDA, SIZExDA, COMPxDA, DA. b. Dependent Variable: FV. Sumber: hasil pengolahan data, *) Signifikan pada a = 5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
Tabel di atas menunjukkan bahwa probability value dari model regresi
yang digunakan dalam penelitian lebih kecil dari tingkat signifikansi
penelitian 5% sebesar 0,000. Hasil ini mengindikasikan bahwa model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan sebagai
model regresi pengujian hipotesis.
b. Uji koefisien regresi parsial ( uji signifikansi-t)
Uji signifikansi-t dimaksudkan untuk pengujian pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dalam penelitian sebagaimana
dinyatakan dalam hipotesis penelitian ini. Selain untuk menguji pengaruh
tersebut, uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien
regresi masing-masing variabel independen sehingga dapat ditentukan arah
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian adalah probability value
(sig)-t, apabila probability value (sig)-t lebih kecil dari 5%, maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima
atau didukung oleh data penelitian. Berikut ini disajikan hasil uji signifikansi-t
dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
Tabel IV. 10 Uji Koefisien Regresi Parsial
Tanpa Moderasi Dengan Moderasi Variabel Koefisien t-statistik Sig. Koefisien t-statistik Sig.
(Constant) -.325 -.891 .375 .028 .083 .934 INDP 1.030 2.513 .014** 1.287 3.423 .001* COMP 1.680 4.225 .000* 1.907 5.178 .000* SIZE .371 4.817 .000* .301 4.090 .000* MEET .019 2.706 .008* .016 2.462 .016** DA -.434 -8.525 .000* -.582 -8.563 .000* INDP*DA -5.624 -1.070 .287 COMP*DA -4.045 -.926 .357 SIZE*DA -1.514 -2.262 .026** MEET*DA -10.327 -2.612 .011** *signifikan pada sig.= 1%;** signifikan pada sig= 5%. Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil pengujian dengan model regresi tanpa moderasi seperti tersaji di atas
menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan yang dibuktikan dengan nilai sig. yang lebih kecil
dari nilai signifikansi 5%. Sementara itu, hasil pengujian menggunakan model
regresi berganda dengan variabel moderasi mengindikasikan bahwa variabel
independensi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 1%. Dengan hasil
ini dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa variabel kompetensi mempunyai nilai
signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 1%, sehingga dapat dinyatakan
bahwa kompetensi anggota komite audit di bidang akuntansi dan atau
keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasar pada hasil
pengujian ini, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
Variabel ukuran komite audit yang dinyatakan dengan jumlah anggota
komite audit mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
1%. Hasil ini mengindikasikan bahwa ukuran komite audit berpengaruh
terhadap nilai perusahaan pada level signifikansi 1%. Berdasar hasil ini dapat
dinyatakan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Sementara
itu, untuk variabel frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan dibuktikan nilai signifikansi 0,016 yang lebih kecil dari
5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa frekuensi rapat komite audit
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan hipotesis keempat diterima.
Untuk variabel interaksi di antara independensi komite audit dan
manajemen laba mempunyai nilai signifikan sebesar 0,287 yang lebih besar
dari tingkat signifikansi penelitian 5%, oleh karena itu dapat dinyatakan
bahwa kualitas laba atau manajemen laba tidak terbukti memoderasi pengaruh
indepensi terhadap nilai perusahaan sehingga hipotesis kelima ditolak. Untuk
variabel interkasi antara kompetensi akuntansi/ keuangan anggota komite
audit dan manajemen laba mempunyai nilai signifikansi 0,357 yang lebih
besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa
manajemen laba tidak terbukti dapat memoderasi pengaruh kompetensi
anggota komite audit terhadap nilai perusahaan dan oleh karena itu hipotesis
keenam ditolak.
Sementara itu, variabel interaksi di antara ukuran komite audit dan
manajemen laba mempunyai nilai signifikan sebesar 0,026 yang lebih kecil
dari 5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa manajemen laba dapat memoderasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
pengaruh ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis
ketujuh diterima. Selanjutnya untuk variabel interaksi di antara frekuensi rapat
komite audit dan manajemen laba terbukti bahwa manajemen laba mampu
menjadi pemoderasi pengaruh frekuensi rapat komite audit terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini terbukti dengan nilai signifikansi sebesar 0,011 yang
lebih kecil dari 5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis kedelapan
diterima.
c. Uji koefisien determinasi
Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Untuk
model regresi dengan satu variabel independen koefisien determinasi
ditunjukkan oleh nilai R square (R2) dan untuk model regresi dengan
menggunakan dua atau lebih variabel independen koefisien determinasi
ditunjukkan oleh nilai adjusted R square (adj R2). Penelitian ini menggunakan
nilai adj R2.
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi atas model regresi
dengan dan tanpa variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel IV. 11 Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 tanpa moderasi .804 a .647 .629 .55987 2 dengan moderasi .850a .723 .696 .50671
a. Predictors: (Constant), MEETxDA, COMP, SIZE, MEET, INDP, INDPxDA, SIZExDA, COMPxDA, DA b. Dependent Variable: FV Sumber: Hasil Pengolahan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R2 dalam model
regresi tanpa moderasi adalah sebesar 0.629 yang menunjukkan bahwa
variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari karakteristik komite
audit mampu menjelaskan variabilitas variabel nilai perusahaan sebesar
62,9%. Sementara itu, sisanya sebesar 37,1% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model penelitian ini. Sementara itu, nilai Adjusted R2 dalam model
dengan variabel moderasi adalah sebesar 0,696 yang menunjukkan bahwa
variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari karakteristik komite
audit, kualitas laba dan interaksi di antara karakteristik komite audit dengan
kualitas laba mampu menjelaskan variabilitas variabel nilai perusahaan
sebesar 69,6%. Sementara itu, sisanya sebesar 30,4% dijelaskan oleh variabel
lain di luar model penelitian ini. Dengan dua hasil pengujian koefisien
determinasi tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa model regresi dengan
variabel moderasi lebih mampu menjelaskan variasi nilai perusahaan
dibanding dengan model regresi tanpa variabel moderasi.
C. Pembahasan
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa karakteristik komite audit yang
dinyatakan dengan independensi, kompetensi anggota komite audit dalam bidang
akuntansi/ keuangan, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Komite audit independen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Dengan anggota komite audit dari pihak
independen atau pihak yang terbebas dari kepentingan manajemen maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
pemegang saham, maka proses pengawasan atas pelaksanaan sistem pengendalian
perusahaan dan proses penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan
lebih baik sehingga dapat mempengaruhi pandangan dan penilaian investor
saham. Investor akan memperoleh keyakinan yang lebih tinggi atas kinerja
perusahaan di waktu yang akan datang sehingga dapat meningkatkan harga saham
perusahaan dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan Sialagan
dan Machfoed (2006).
Kompetensi anggota komite audit dalam bidang akuntansi dan atau
keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
mengindikasikan bahwa peningkatan proporsi anggota komite audit yang
mempunyai kompetensi akuntansi atau keuangan akan meningkatkan nilai
perusahaan. Dengan kompetensi akuntansi atau keuangan yang dimiliki oleh
anggota komite audit, maka pengawasan yang dilakukan oleh komite audit
terhadap perusahaan dapat berjalan secara baik terutama dalam pengawasan
pelaporan keuangan. Dengan demikian akan dapat mengurangi asimetri informasi
dan cost of capital atau masalah keagenan terkait pelaporan keuangan
(Krishnamurthy et al., 2003). Berkurangnya kemungkinan masalah keagenan
tersebut akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan pula nilai
perusahaan (Qin, 2005).
Karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan ukuran komite audit
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Jumlah anggota komite audit yang
lebih banyak memungkinkan terjadinya keragaman pikiran dalam komite audit
dalam pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan sehingga akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
menciptakan pengawasan yang lebih efektif (Krishnamurthy et al., 2003). Dengan
pengawasan yang lebih baik, maka akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan
dan sekaligus meningkatkan pula nilai perusahaan. Hasil yang sama juga dapat
dibuktikan untuk karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan frekuensi
rapat komite audit. Jumlah rapat komite audit yang tinggi mengindikasikan bahwa
komite audit mempunyai ketekunan yang tinggi dalam melakukan tugas
pengawasan terhadap perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja
perusahaan yang pada akhirnya juga akan meningkatkan nilai perusahaan
(Raghunandan et al., 2007).
Tugas komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan
dapat dilakukan dengan mekanisme pertemuan atau rapat anggota komite audit.
Semakin tinggi frekuensi rapat yang dilakukan oleh komite audit mengindikasikan
tingkat ketekunan anggota komita audit. Dengan demikian semakin besar
kemungkinan perusahaan untuk dapat meminimalisasi kesalahan dan kecurangan
yang dilakukan oleh manajemen terhadap perusahaan dan akan meningkatkan
kinerja perusahaan maupun nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mengindikasikan
bahwa frekuensi rapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Frekuensi rapat
merupakan indikasi tingkat ketekunan anggota komite audit dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga semakin tinggi frekuensi mengindikasikan semakin responsif
terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan dan akan berpengaruh terhadap
kinerja dan nilai perusahaan (Sharma et al., 2009).
Variabel interaksi di antara independensi dan manajemen laba tidak
bepengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
laba tidak berhasil memoderasi pengaruh independensi komite audit terhadap nilai
perusahaan. Ketika perusahaan telah mempunyai anggota komite audit
sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan-undangan, maka investor telah
menyakini bahwa kinerja perusahaan dan laporan keuangan perusahaan telah
dilakukan secara baik, sehingga investor akan cenderung kurang memperhatikan
kualitas laba perusahaan (Chan dan Li, 2008). Dengan demikian tanpa melihat
kualitas labapun nilai perusahaan telah terbukti terpengaruh oleh anggota komite
audit perusahaan.
Variabel interaksi di antara kompetensi akuntansi/keuangan komite audit
dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan terbukti tidak signifikan. Hasil
penelitian ini tidak berhasil membuktikan kemampuan kualitas laba dalam
memoderasi pengaruh kompetensi komite audit terhadap nilai perusahaan.
Dengan adanya anggota komite audit yang mempunyai keahlian di bidang
akuntansi dan atau keuangan akan dapat meminimalisasi dalam terciptanya
kesalahan atau kecurangan dalam pelaporan keuangan. Dengan demikian investor
telah menyakini kinerja masa depan perusahaan dan kualitas laporan keuangan
akan menjadi baik dengan anggota komite audit yang mempunyai kompetensi
akuntansi/ keuangan. Dengan kondisi tersebut, maka investor relaif kurang
memperhatikan kualitas laba dalam laporan keuangan perusahaan karena adanya
anggota komite audit yang mempunyai kompetensi akuntansi/keuangan (Baxter
dan Cotter, 2009).
Variabel interaksi di antara ukuran komite audit dengan kualitas laba.
Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa kualitas laba mampu memoderasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
63
pengaruh ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan. Dengan jumlah anggota
komite audit yang lebih besar, maka akan dapat tercipta pemikiran yang lebih
beragam sehingga lebih banyak mempunyai alternatif pilihan dalam melakukan
pengawasan terhadap masalah perusahaan terutama terkait dengan pelaporan
keuangan. Dengan berbagai alternatif tersebut, akan lebih besar kemungkinan
untuk dapat menyusun laporan keuangan yang lebih berkualitas terbebas dari
perilaku oportunistis oleh manajemen dan dengan demikian akan dapat
meningkatkan nilai perusahaan (Krishnamurthy et al., 2003).
Variabel moderasi keempat adalah interaksi di antara frekuensi rapat
komite audit dengan manajemen laba. Hasil penelitian membuktikan bahwa
manajemen laba mampu memoderasi pengaruh frekuensi rapat komite audit
terhadap nilai perusahaan. Jumlah frekuensi rapat komite audit perusahaan dalam
satu periode pelaporan keuangan menggambarkan tingkat ketekunan komite audit
dalam menjalankan fungsi dan tugas komite audit dalam melakukan pengawasan
terhadap perusahaan. Dengan tingkat ketekunan yang tinggi akan dapat merespon
dengan cepat setiap permasalahan yang muncul dalam pelaporan keuangan
perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan akan dapat mempunyai
kualitas yang lebih baik dengan terhindarkan dari perilaku oportunis dari
manajemen perusahaan. Dengan laporan keuangan perusahaan yang berkualitas
tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan nilai perusahaan (Raghunandan
dan Rama, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil pegujian data penelitian mendasari pengambilan simpulan penelitian.
Adapun simpulan penelitian yang dimaksud adalah seperti berikut ini.
1. Karakterisitik komite audit yang dinyatakan dengan independensi,
kompetensi akuntansi/keuangan komite audit, ukuran komite audit, dan
frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Penelitian ini mampu membuktikan bahwa kualitas laba mampu
memoderasi pengaruh ukuran komite audit dan frekuensi rapat komite
audit terhadap nilai perusahaan. Namun demikian, penelitian ini tidak
mampu membuktikan kemampuan kualitas laba dalam memoderasi atas
pengaruh independensi komite audit dan kompetensi akuntansi/ keuangan
komite audit terhadap nilai perusahaan.
B. Keterbatasan
Penelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Adapun keterbatasan penelitian yang dimaksud
adalah seperti berikut ini.
1. Penelitian ini tidak memisahkan sampel penelitian berdasar kelompok tertentu
sehingga pengaruh perbedaan karakteristik kelompok perusahaan tidak diuji
dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
65
2. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian dua tahun sehingga
jumlah sampel yang digunakan hanya sejumlah 164 observasi.
3. Penelitian ini hanya menggunakan mekanisme GCG berupa komite audit
perusahaan.
4. Penelitian ini hanya menggunakan satu proksi untuk nilai perusahaan yaitu
price to book value ratio, sehingga hasil penelitian ini terbatas pada nilai yang
menggunakan proksi tersebut.
C. Saran
Berdasar pada hasil dan keterbatasan penelitian tersebut di atas, maka
saran atau rekomendasi yang dapat diajukan adalah seperti berikut ini.
1. Penelitian berikutnya dapat memisahkan sampel penelitian ke dalam
kelompok industri tertentu sehingga dapat mengurangi hasil penelitian yang
bias karena perbedaan karakteristik industri perusahaan yang menjadi sampel
penelitian. Selain itu, dengan memisahkan sampel ke dalam kelompok akan
dapat diuji dan diperoleh bukti penelitian yang dapat diperbandingkan pada
masing-masing industri.
2. Penelitian berikutnya dapat menambah atau memperpanjang periode
penelitian sehingga dapat diperoleh jumlah sampel atau observasi yang lebih
banyak dan dapat diperoleh pula hasil penelitian yang lebih mendalam atau
menyeluruh.
3. Penelitian berikutnya dapat menggunakan mekanisme GCG yang lain seperti
dewan komisaris, kepemilikan manajerial dalam pengujian sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
66
diperoleh hasil yang lebih komprehensif terkait GCG, Kualitas laba, dan nilai
perusahaan.
4. Penelitian berikutnya dapat menggunakan proksi nilai perusahaan selain price
to book value ratio, seperti Tobin’Q sehingga akan dapat diperoleh hasil
penelitian yang lebih bervariasi dengan proksi nilai perusahaan yang berbeda-
beda.