PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN UMUR INDUK …repository.ub.ac.id/10987/1/BAGIAN DEPAN.pdf ·...

27
PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN UMUR INDUK TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL- INTERNAL TELUR DAN KEMATIAN EMBRIO BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix Japonica) SKRIPSI Oleh : Firdausi Nuzula NIM. 145050101111090 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Transcript of PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN UMUR INDUK …repository.ub.ac.id/10987/1/BAGIAN DEPAN.pdf ·...

  • PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN

    UMUR INDUK TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL-

    INTERNAL TELUR DAN KEMATIAN EMBRIO

    BURUNG PUYUH

    (Coturnix coturnix Japonica)

    SKRIPSI

    Oleh :

    Firdausi Nuzula

    NIM. 145050101111090

    PROGRAM STUDI PETERNAKAN

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2018

  • PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN

    UMUR INDUK TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL-

    INTERNAL TELUR DAN KEMATIAN EMBRIO

    BURUNG PUYUH

    (Coturnix coturnix Japonica)

    SKRIPSI

    Oleh :

    Firdausi Nuzula

    NIM. 145050101111090

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas

    Brawijaya

    PROGRAM STUDI PETERNAKAN

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2018

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Jombang pada tanggal 08

    Desember 1997 sebagai putri kedua Alm. Bapak Suhartono dan

    Ibu Supiatun. Penulis mempunyai saudara perempuan yang

    bernama Laily Irmayanti, S.S. Riwayat pendidikan yang pernah

    ditempuh penulis adalah TK Al-Urwatul Wutsqo Bulurejo

    Jombang (2000-2002), SDN III Bulurejo Jombang (2002-

    2008), MTs Al-Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang (2008-

    2011), SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang (2011-

    2014) dan melanjutkan pendidikan S-1 di Fakultas Peternakan

    Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2014 melalui jalur

    Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

    Penulis pernah melaksanakan magang di peternakan

    itik Junrejo Batu tahun 2015 milik Pak Tito. Penulis

    melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Bina Mentari

    Tunggal (BMT) dengan judul “Manajemen Pemeliharaan Sapi

    Potong di PT. Bina Mentari Tunggal, Subang Jawa Barat”.

  • KATA PENGANTAR

    Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas

    segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang tak terhingga

    kepada penulis sehingga dapat menyusun skripsi dengan judul

    “Pengaruh Imbangan Jantan-Betina dan Umur Induk

    Terhadap Kualitas Eksternal-Internal Telur dan Kematian

    Embrio Burung Puyuh (Coturnix coturnix Japonica)”.

    Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

    memproleh gelar Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan

    Universitas Brawijaya Malang. Ucapan terima kasih penulis

    sampaikan semua pihak yang telah membantu dan mendukung

    penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yaitu kepada:

    1. Orang tua tercinta, (Alm.) Bapak Suhartono dan Ibu

    Supiatun yang telah memberikan dukungan moral,

    moril dan doa.

    2. Dr.Ir. Edhy Sudjarwo, MS selaku Dosen Pembimbing

    Utama dan Dr. Ir. Muharlien, MP selaku Dosen

    Pembimbing Pendamping untuk segala bimbingan dan

    saran selama penyusunan skripsi.

    3. Dr. Herly Evanuarini, S.Pt., MP, Dr. Ir. Marjuki, M.

    Sc., dan Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP, selaku Dosen penguji

    yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk

    menguji dan memberikan kritik dan saran yang sangat

    membangun.

    4. Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS selaku Dekan Fakultas

    Peternakan Universitas Brawijaya.

    5. Dr. Ir. Sri Minarti, MP selaku Ketua Jurusan

    Peternakan dan Dr. Ir. Imam Thohari, MP selaku

    sekretaris Jurusan Peternakan yang telah banyak

  • memberikan kelancaran selama pelaksanaan penelitian

    dan penulisan skripsi.

    6. Dr. Agus Susilo, S.Pt., MP, selaku Ketua Program

    Studi Peternakan yang telah banyak membina

    kelancaran proses studi.

    7. Ir. Nur Cholis, M. Si., selaku ketua bagian produksi

    ternak.

    8. Bapak Syamsul Hadi dan Bapak Arifin yang telah

    memberikan tempat kepada kami untuk melaksanakan

    penelitian dan berbagi ilmu tentang burung puyuh di

    lapang.

    9. Kakak tersayang, Laily Irmayanti, S.S yang

    memberikan semangat dan dukungan selama proses

    skripsi.

    10. Tim penelitian, Diyan Eka Puji Astuti dan Dewi

    Wulansari atas kerjasama, dukungan dan motivasi

    selama penelitian.

    11. Sahabat-sahabat terbaik, Ocin, Dewi, Bella, Rosi, Alm.

    Dina, Bebi Sagar, Yayuk, Meme, Ayu, Mimi, Anisa,

    Mbak Ima, Risna, Lia, Insiyah, Fidut, Anita, Dira,

    Alfian, Rara, Ifa, Azizah, Ayun, Amir dan Mba Enjang

    yang telah memberikan dukungan.

    12. Kos Titibi (Umi, Ika, Dini, Ines, Erika), teman-teman

    kelas G dan angkatan Fapet 2014 yang selalu

    memberikan semangat, motivasi dan do’a.

  • Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari

    sempurna, oleh karena itu penulis mengaharapkan

    saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak dan

    penulis berharap agar tulisan ini dapat memberi

    manfaat bagi yang membaca dalam konteks

    pengembangan ilmu pengetahuan.

    Malang, 11 Januari 2017

    Penulis

  • THE EFFECT OF SEX RATIO AND FEMALE QUAIL

    AGE ON EXTERNAL-INTERNAL QUALITY OF EGG

    AND MORTALITY OF EMBRYO IN QUAIL

    (Coturnix coturnix Japonica)

    Firdausi Nuzula1), Edhy Sudjarwo2) dan Muharlien2)

    1) Student of Animal Science Faculty, Brawijaya University,

    Malang

    2) Lecturer of Animal Science Faculty, Brawijaya University,

    Malang

    E-mail: [email protected]

    ABSTRACT

    The objective of this research was to determine the effect

    of sex ratio and female age on external-internal of egg and

    mortality of embryo. The materials used were 24 male quails

    (50 days old), 120 female quails (42 to 91 and 92 to 141 days

    old). The method of research was experiment with Completely

    Randomized Design (CRD) by factorial design (2x3). The first

    factor was male:female ratio which was 1:3, 1:5, 1:7. The

    second factor was female quail age. Data were analyzed with

    ANOVA, if there were significant effects of the treatments, the

    analysis was can continued with Duncan Multiple Range Test.

    The result showed that sex ratio had highly significant effect

    (P0.05) on

    external-internal quality of egg. Female quail age had highly

    significant effect (P

  • there was no interaction effect (P>0.05) between the sex ratio

    and female quail age. It was suggested that could be used sex

    ratio 1 male and 3 female quails, with female quail age (92-141

    days old) had a better external-internal quality off egg and

    embryo mortality.

    Keywords: Quail, sex ratio, parental age, external-internal

    quality of egg, embryo mortality

  • PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN

    UMUR INDUK TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL-

    INTERNAL TELUR DAN KEMATIAN EMBRIO

    BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix Japonica)

    Firdausi Nuzula1), Edhy Sudjarwo2) dan Muharlien2)

    1) Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya,

    Malang

    2) Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

    Email: [email protected]

    RINGKASAN

    Keberhasilan usaha peternakan terutama burung puyuh

    ditentukan oleh faktor bibit, pakan dan manajemen. Faktor bibit

    dipengaruhi oleh genetik burung puyuh. salah satu upaya untuk

    mendapatkan bibit yang unggul adalah dengan melakukan

    perkawinan antara buruh puyuh jantan dan betina. Telur hasil

    perkawinan ditetaskan untuk mendapatkan Day Old Quail

    (DOQ). Salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk

    mendapatkan DOQ yang berkualitas adalah imbangan jantan-

    betina yang tepat. Imbangan jantan-betina yang berbeda tidak

    menutup kemungkinan mempunyai respon yang berbeda

    terhadap penggunaan umur induk yang berbeda.

    Penelitian dilaksanakan selama bulan Oktober sampai

    Desember 2017 di Peternakan milik Bapak Syamsul Hadi di

    Dusun Bunder RT.18 RW.06, Desa Ampeldento, Kecamatan

    Karangploso Kabupaten Malang. Penetasan telur burung puyuh

    dilakukan di rumah Bapak Arifin yang beralamatkan di Jalan

    Trunojoyo no. 110 RT. 03 RW.10 Dusun Rejoso Desa Junrejo

    Kecamatan Junrejo Kota Batu.

  • Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh

    imbangan jantan-betina yang berbeda dan umur induk yang

    berbeda terhadap kualitas eksternal telur (bobot telur, indeks

    telur dan tebal kerabang), kualitas internal (haught unit dan

    indeks kuning telur) dan kematian embrio serta adanya interaksi

    antara keduanya. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan

    sebagai kajian informasi mengenai imbangan jantan-betina dan

    umur induk .

    Materi penelitian yang digunakan yaitu burung puyuh

    (Coturnix coturnix japonica) sebanyak 144 ekor. Burung puyuh

    pejantan sebanyak 24 ekor dengan umur 50 hari dengan

    Koefisien Keragaman (KK) 4,9% , umur betina yang digunakan

    terdiri dari umur induk 42-91 hari sebanyak 60 ekor dengan KK

    6,95% dan 92-141 hari sebanyak 60 ekor dengan KK 7,36%.

    Kandang yang digunakan sebanyak 24 unit dan masing-masing

    diisi 4,6, dan 8 ekor. Mesin tetas yang digunakan jenis still air

    machine dengan kapasitas 700 butir telur puyuh. Metode

    penelitian adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan

    Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial (2x3). Faktor pertama

    adalah imbangan jantan-betina (A), 1:3 (A1), 1:5 (A2) dan 1:7

    (A3). Faktor kedua adalah umur induk (B) terdiri dari B1 (umur

    induk 42-91 hari) dan B2 (umur induk 92-141 hari). Sehingga

    diperoleh 6 kombinasi dengan 4 ulangan. Data dianalisis

    menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak

    Berganda Duncan apabila terdapat perbedaan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan jantan-

    betina memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)

    terhadap bobot telur, indeks telur, tebal kerabang, haugt unit,

    dan indeks kuning telur. Rataan bobot telur sebesar 11,23±1,08

  • g/butir sampai 11,50±0,71 g/butir, indeks telur sebesar

    77,97±3,24% sampai 79,42±2,80%, tebal kerabang yaitu 0,20

    mm, haught unit sekitar 57,47±0,86 sampai 58,44±1,71, dan

    indeks kuning telur burung puyuh sekitar 0,41±0,015 mm

    sampai 0,43±0,026 mm, namun memberikan pengaruh yang

    sangat nyata (P

  • DAFTAR ISI

    Isi Halaman

    RIWAYAT HIDUP .................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................ iii

    ABSTRACT ................................................................. vii

    RINGKASAN ............................................................. ix

    DAFTAR ISI ............................................................. xiii

    DAFTAR TABEL ..................................................... xvii

    DAFTAR GAMBAR ................................................. xix

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................. xxi

    DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL .................... xxiii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .......................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ..................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................ 4

    1.4 Manfaat Penelitian ..................................... 4

    1.5 Kerangka Pikir .......................................... 5

    1.6 Hipotesis ................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Umum Burung Puyuh ................... 9

    2.2 Imbangan Jantan-Betina .............................. 12

    2.3 Umur Induk................................................ 13

    2.4 Pembentukan Telur..................................... 14

    2.5 Kualitas Eksternal Telur ............................. 15

    2.5.1 Bobot telur......................................... 15

    2.5.2 Indeks telur ........................................ 16

    2.5.3 Tebal kerabang .................................. 17

    2.6 Kualitas Internal Telur ............................... 18

  • 2.6.1 Haught unit ....................................... 18

    2.6.2 Indeks kuning telur ............................. 19

    2.7 Penetasan .................................................. 20

    2.8 Kematian Embrio ...................................... 21

    BAB III METODE KEGIATAN

    3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan .................. 25

    3.2 Materi Penelitian ....................................... 25

    3.3.1 Burung Puyuh ................................... 25

    3.3.2 Pakan ................................................ 25

    3.3.3 Kandang dan Peralatan....................... 26

    3.3.4 Mesin Tetas dan Peralatan .................. 27

    3.2.5 Telur burung puyuh ............................ 28

    3.3 Metode Penelitian ....................................... 28

    3.3.1 Rancangan penelitian .......................... 29

    3.4 Prosedur Penelitian .................................... 30

    3.5 Variabel Penelitian ...................................... 33

    3.6 Analisis Data ............................................. 35

    3.7 Batasan Istilah ............................................ 36

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pengaruh Imbangan Jantan-Betina Terhadap Bobot Telur, Indeks Telur, Tebal Kerabang, Haught Unit, Indeks Kuning Telur dan Kematian Embrio

    4.1.1 Pengaruh imbangan jantan-betina terhadap bobot telur ........................... 38

    4.1.2 Pengaruh imbangan jantan-betina terhadap indeks telur .......................... 39

    4.1.3 Pengaruh imbangan jantan-betina terhadap tebal kerabang ..................... 40

    4.1.4 Pengaruh imbangan jantan-betina

  • terhadap haught unit ......................... 42

    4.1.5 Pengaruh imbangan jantan-betina terhadap indeks kuning telur ............... 44

    4.1.6 Pengaruh imbangan jantan-betina Terhadap kematian embrio ................. 45

    4.2 Pengaruh Umur Induk Terhadap Bobot Telur, Indeks Telur, Tebal Kerabang, Haught Unit, Indeks Kuning Telur dan Kematian Embrio

    4.2.1 Pengaruh umur induk terhadap bobot telur ........................... 48

    4.2.2 Pengaruh umur induk terhadap indeks telur .......................... 49

    4.2.3 Pengaruh umur induk terhadap tebal kerabang ..................... 50

    4.2.4 Pengaruh umur induk terhadap haught unit ......................... 51

    4.2.5 Pengaruh umur induk terhadap indeks kuning telur ............... 53

    4.1.6 Pengaruh umur induk Terhadap kematian embrio ................. 54

    4.3 Pengaruh Interaksi Bobot Telur, Indeks Telur,

    Tebal Kerabang, Haught Unit, Indeks Kuning Telur dan Kematian Embrio

    4.3.1 Pengaruh interaksi terhadap bobot telur ........................... 57

    4.3.2 Pengaruh interaksi terhadap indeks telur .......................... 58

    4.3.3 Pengaruh interaksi terhadap tebal kerabang ..................... 59

    4.3.4 Pengaruh umur induk terhadap haught unit ......................... 61

  • 4.3.5 Pengaruh interaksi

    terhadap indeks kuning telur ............... 62

    4.3.6 Pengaruh interaksi Terhadap kematian embrio ................. 63

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ............................................... 65

    5.2 Saran ........................................................ 66

    DAFTAR PUSTAKA ................................................. 67

    LAMPIRAN ............................................................... 111

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Kebutuhan nutrisi burung puyuh........................... 10 2. Kandungan nutrisi telur berbagai jenis unggas ..... 22

    3. Kandungan zat pakan basal.........…………………44 4. Rataan bobot telur (g), indeks telur, tebal kerabang, haught

    unit, indeks kuning telur dan kematian embrio berdasarkan perlakuan imbangan jantan-betina

    burung puyuh ....................................................... 44

    5. Rataan bobot telur (g), indeks telur, tebal kerabang, haught unit, indeks kuning telur dan kematian embrio berdasarkan perlakuan umur induk

    burung puyuh ....................................................... 44 6. Rataan interaksi terhadap nilai bobot telur, indeks telur,

    tebal kerabang, haught unit, indeks kuning telur dan kematian embrio................................................... 44

  • DAFTAR GAMBAR

    Tabel Halaman

    1. Kerangka pikir .................................................... 7 2. Denah pengacakan perlakuan .............................. 30

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Tabel Halaman

    1. Data bobot badan (g/ekor) burung puyuh betina umur 42 – 91 hari dan perhitungan koefisien keragaman ......................................................... 75

    2. Data bobot badan (g/ekor) burung puyuh betina umur 92 – 141 hari dan perhitungan koefisien keragaman ......................................................... 79

    3. Data bobot badan (g/ekor) burung puyuh jantan umur 50 hari dan perhitungan koefisien keragaman ......................................................... 83 4. Data bobot telur (g) dan koefisien keragaman ...... 85

    5. Analisis statistik bobot telur (g) birung puyuh ....... 87 6. Analisis statistik indeks telur burung puyuh .......... 91

    7. Analisis statistik tebal kerabang telur (mm)........... 94 8. Analisis statistik haught unit telur burung puyuh ... 97 9. Analisis statistik indeks kuning telr (mm) ............. 100 10. Data kematian embrio burung puyuh ................... 103 11. Analisis statistik kematian embrio (%) burung puyuh ..................................................... 105 12. Data suhu dan kelembaban mesin tetas ................ 108 13. Data suhu dan kelembaban kandang minggu ke-4 . 109 14. Dokumentasi penelitian ........................................ 111

  • DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

    % : Persentase

    ˚C : Derajat Celcius

    ANOVA : Analysis Of Variance

    cm : Centimeter

    dkk : Dan Kawan-Kawan

    DMRT : Duncan’s Multiple Range Test

    DOQ : Day Old Quail

    et.al : Et Alli

    FK : Faktor Koreksi

    g : Gram

    HU : Haught Unit

    JK : Jumlah Kuadrat

    KK : Koefisien Keseragaman

    kkal : Kilo Kalori

    KT : Kuadrat Tengah

    Maks : Maksimal

    mg : Miligram

    RAL : Rancangan Acak Lengkap

    SD : Standart Deviasi

    USDA : United States Departement of Agriculture