PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN UMUR INDUK …repository.ub.ac.id/10987/1/BAGIAN DEPAN.pdf ·...
Transcript of PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN UMUR INDUK …repository.ub.ac.id/10987/1/BAGIAN DEPAN.pdf ·...
-
PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN
UMUR INDUK TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL-
INTERNAL TELUR DAN KEMATIAN EMBRIO
BURUNG PUYUH
(Coturnix coturnix Japonica)
SKRIPSI
Oleh :
Firdausi Nuzula
NIM. 145050101111090
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
-
PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN
UMUR INDUK TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL-
INTERNAL TELUR DAN KEMATIAN EMBRIO
BURUNG PUYUH
(Coturnix coturnix Japonica)
SKRIPSI
Oleh :
Firdausi Nuzula
NIM. 145050101111090
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jombang pada tanggal 08
Desember 1997 sebagai putri kedua Alm. Bapak Suhartono dan
Ibu Supiatun. Penulis mempunyai saudara perempuan yang
bernama Laily Irmayanti, S.S. Riwayat pendidikan yang pernah
ditempuh penulis adalah TK Al-Urwatul Wutsqo Bulurejo
Jombang (2000-2002), SDN III Bulurejo Jombang (2002-
2008), MTs Al-Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang (2008-
2011), SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang (2011-
2014) dan melanjutkan pendidikan S-1 di Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2014 melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Penulis pernah melaksanakan magang di peternakan
itik Junrejo Batu tahun 2015 milik Pak Tito. Penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Bina Mentari
Tunggal (BMT) dengan judul “Manajemen Pemeliharaan Sapi
Potong di PT. Bina Mentari Tunggal, Subang Jawa Barat”.
-
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang tak terhingga
kepada penulis sehingga dapat menyusun skripsi dengan judul
“Pengaruh Imbangan Jantan-Betina dan Umur Induk
Terhadap Kualitas Eksternal-Internal Telur dan Kematian
Embrio Burung Puyuh (Coturnix coturnix Japonica)”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memproleh gelar Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya Malang. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan semua pihak yang telah membantu dan mendukung
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yaitu kepada:
1. Orang tua tercinta, (Alm.) Bapak Suhartono dan Ibu
Supiatun yang telah memberikan dukungan moral,
moril dan doa.
2. Dr.Ir. Edhy Sudjarwo, MS selaku Dosen Pembimbing
Utama dan Dr. Ir. Muharlien, MP selaku Dosen
Pembimbing Pendamping untuk segala bimbingan dan
saran selama penyusunan skripsi.
3. Dr. Herly Evanuarini, S.Pt., MP, Dr. Ir. Marjuki, M.
Sc., dan Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP, selaku Dosen penguji
yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk
menguji dan memberikan kritik dan saran yang sangat
membangun.
4. Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS selaku Dekan Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
5. Dr. Ir. Sri Minarti, MP selaku Ketua Jurusan
Peternakan dan Dr. Ir. Imam Thohari, MP selaku
sekretaris Jurusan Peternakan yang telah banyak
-
memberikan kelancaran selama pelaksanaan penelitian
dan penulisan skripsi.
6. Dr. Agus Susilo, S.Pt., MP, selaku Ketua Program
Studi Peternakan yang telah banyak membina
kelancaran proses studi.
7. Ir. Nur Cholis, M. Si., selaku ketua bagian produksi
ternak.
8. Bapak Syamsul Hadi dan Bapak Arifin yang telah
memberikan tempat kepada kami untuk melaksanakan
penelitian dan berbagi ilmu tentang burung puyuh di
lapang.
9. Kakak tersayang, Laily Irmayanti, S.S yang
memberikan semangat dan dukungan selama proses
skripsi.
10. Tim penelitian, Diyan Eka Puji Astuti dan Dewi
Wulansari atas kerjasama, dukungan dan motivasi
selama penelitian.
11. Sahabat-sahabat terbaik, Ocin, Dewi, Bella, Rosi, Alm.
Dina, Bebi Sagar, Yayuk, Meme, Ayu, Mimi, Anisa,
Mbak Ima, Risna, Lia, Insiyah, Fidut, Anita, Dira,
Alfian, Rara, Ifa, Azizah, Ayun, Amir dan Mba Enjang
yang telah memberikan dukungan.
12. Kos Titibi (Umi, Ika, Dini, Ines, Erika), teman-teman
kelas G dan angkatan Fapet 2014 yang selalu
memberikan semangat, motivasi dan do’a.
-
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengaharapkan
saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak dan
penulis berharap agar tulisan ini dapat memberi
manfaat bagi yang membaca dalam konteks
pengembangan ilmu pengetahuan.
Malang, 11 Januari 2017
Penulis
-
THE EFFECT OF SEX RATIO AND FEMALE QUAIL
AGE ON EXTERNAL-INTERNAL QUALITY OF EGG
AND MORTALITY OF EMBRYO IN QUAIL
(Coturnix coturnix Japonica)
Firdausi Nuzula1), Edhy Sudjarwo2) dan Muharlien2)
1) Student of Animal Science Faculty, Brawijaya University,
Malang
2) Lecturer of Animal Science Faculty, Brawijaya University,
Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
The objective of this research was to determine the effect
of sex ratio and female age on external-internal of egg and
mortality of embryo. The materials used were 24 male quails
(50 days old), 120 female quails (42 to 91 and 92 to 141 days
old). The method of research was experiment with Completely
Randomized Design (CRD) by factorial design (2x3). The first
factor was male:female ratio which was 1:3, 1:5, 1:7. The
second factor was female quail age. Data were analyzed with
ANOVA, if there were significant effects of the treatments, the
analysis was can continued with Duncan Multiple Range Test.
The result showed that sex ratio had highly significant effect
(P0.05) on
external-internal quality of egg. Female quail age had highly
significant effect (P
-
there was no interaction effect (P>0.05) between the sex ratio
and female quail age. It was suggested that could be used sex
ratio 1 male and 3 female quails, with female quail age (92-141
days old) had a better external-internal quality off egg and
embryo mortality.
Keywords: Quail, sex ratio, parental age, external-internal
quality of egg, embryo mortality
-
PENGARUH IMBANGAN JANTAN-BETINA DAN
UMUR INDUK TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL-
INTERNAL TELUR DAN KEMATIAN EMBRIO
BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix Japonica)
Firdausi Nuzula1), Edhy Sudjarwo2) dan Muharlien2)
1) Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya,
Malang
2) Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
Email: [email protected]
RINGKASAN
Keberhasilan usaha peternakan terutama burung puyuh
ditentukan oleh faktor bibit, pakan dan manajemen. Faktor bibit
dipengaruhi oleh genetik burung puyuh. salah satu upaya untuk
mendapatkan bibit yang unggul adalah dengan melakukan
perkawinan antara buruh puyuh jantan dan betina. Telur hasil
perkawinan ditetaskan untuk mendapatkan Day Old Quail
(DOQ). Salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk
mendapatkan DOQ yang berkualitas adalah imbangan jantan-
betina yang tepat. Imbangan jantan-betina yang berbeda tidak
menutup kemungkinan mempunyai respon yang berbeda
terhadap penggunaan umur induk yang berbeda.
Penelitian dilaksanakan selama bulan Oktober sampai
Desember 2017 di Peternakan milik Bapak Syamsul Hadi di
Dusun Bunder RT.18 RW.06, Desa Ampeldento, Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang. Penetasan telur burung puyuh
dilakukan di rumah Bapak Arifin yang beralamatkan di Jalan
Trunojoyo no. 110 RT. 03 RW.10 Dusun Rejoso Desa Junrejo
Kecamatan Junrejo Kota Batu.
-
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
imbangan jantan-betina yang berbeda dan umur induk yang
berbeda terhadap kualitas eksternal telur (bobot telur, indeks
telur dan tebal kerabang), kualitas internal (haught unit dan
indeks kuning telur) dan kematian embrio serta adanya interaksi
antara keduanya. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan
sebagai kajian informasi mengenai imbangan jantan-betina dan
umur induk .
Materi penelitian yang digunakan yaitu burung puyuh
(Coturnix coturnix japonica) sebanyak 144 ekor. Burung puyuh
pejantan sebanyak 24 ekor dengan umur 50 hari dengan
Koefisien Keragaman (KK) 4,9% , umur betina yang digunakan
terdiri dari umur induk 42-91 hari sebanyak 60 ekor dengan KK
6,95% dan 92-141 hari sebanyak 60 ekor dengan KK 7,36%.
Kandang yang digunakan sebanyak 24 unit dan masing-masing
diisi 4,6, dan 8 ekor. Mesin tetas yang digunakan jenis still air
machine dengan kapasitas 700 butir telur puyuh. Metode
penelitian adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial (2x3). Faktor pertama
adalah imbangan jantan-betina (A), 1:3 (A1), 1:5 (A2) dan 1:7
(A3). Faktor kedua adalah umur induk (B) terdiri dari B1 (umur
induk 42-91 hari) dan B2 (umur induk 92-141 hari). Sehingga
diperoleh 6 kombinasi dengan 4 ulangan. Data dianalisis
menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak
Berganda Duncan apabila terdapat perbedaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan jantan-
betina memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)
terhadap bobot telur, indeks telur, tebal kerabang, haugt unit,
dan indeks kuning telur. Rataan bobot telur sebesar 11,23±1,08
-
g/butir sampai 11,50±0,71 g/butir, indeks telur sebesar
77,97±3,24% sampai 79,42±2,80%, tebal kerabang yaitu 0,20
mm, haught unit sekitar 57,47±0,86 sampai 58,44±1,71, dan
indeks kuning telur burung puyuh sekitar 0,41±0,015 mm
sampai 0,43±0,026 mm, namun memberikan pengaruh yang
sangat nyata (P
-
DAFTAR ISI
Isi Halaman
RIWAYAT HIDUP .................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................ iii
ABSTRACT ................................................................. vii
RINGKASAN ............................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................. xxi
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL .................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................... 4
1.5 Kerangka Pikir .......................................... 5
1.6 Hipotesis ................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Burung Puyuh ................... 9
2.2 Imbangan Jantan-Betina .............................. 12
2.3 Umur Induk................................................ 13
2.4 Pembentukan Telur..................................... 14
2.5 Kualitas Eksternal Telur ............................. 15
2.5.1 Bobot telur......................................... 15
2.5.2 Indeks telur ........................................ 16
2.5.3 Tebal kerabang .................................. 17
2.6 Kualitas Internal Telur ............................... 18
-
2.6.1 Haught unit ....................................... 18
2.6.2 Indeks kuning telur ............................. 19
2.7 Penetasan .................................................. 20
2.8 Kematian Embrio ...................................... 21
BAB III METODE KEGIATAN
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan .................. 25
3.2 Materi Penelitian ....................................... 25
3.3.1 Burung Puyuh ................................... 25
3.3.2 Pakan ................................................ 25
3.3.3 Kandang dan Peralatan....................... 26
3.3.4 Mesin Tetas dan Peralatan .................. 27
3.2.5 Telur burung puyuh ............................ 28
3.3 Metode Penelitian ....................................... 28
3.3.1 Rancangan penelitian .......................... 29
3.4 Prosedur Penelitian .................................... 30
3.5 Variabel Penelitian ...................................... 33
3.6 Analisis Data ............................................. 35
3.7 Batasan Istilah ............................................ 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Imbangan Jantan-Betina Terhadap Bobot Telur, Indeks Telur, Tebal Kerabang, Haught Unit, Indeks Kuning Telur dan Kematian Embrio
4.1.1 Pengaruh imbangan jantan-betina terhadap bobot telur ........................... 38
4.1.2 Pengaruh imbangan jantan-betina terhadap indeks telur .......................... 39
4.1.3 Pengaruh imbangan jantan-betina terhadap tebal kerabang ..................... 40
4.1.4 Pengaruh imbangan jantan-betina
-
terhadap haught unit ......................... 42
4.1.5 Pengaruh imbangan jantan-betina terhadap indeks kuning telur ............... 44
4.1.6 Pengaruh imbangan jantan-betina Terhadap kematian embrio ................. 45
4.2 Pengaruh Umur Induk Terhadap Bobot Telur, Indeks Telur, Tebal Kerabang, Haught Unit, Indeks Kuning Telur dan Kematian Embrio
4.2.1 Pengaruh umur induk terhadap bobot telur ........................... 48
4.2.2 Pengaruh umur induk terhadap indeks telur .......................... 49
4.2.3 Pengaruh umur induk terhadap tebal kerabang ..................... 50
4.2.4 Pengaruh umur induk terhadap haught unit ......................... 51
4.2.5 Pengaruh umur induk terhadap indeks kuning telur ............... 53
4.1.6 Pengaruh umur induk Terhadap kematian embrio ................. 54
4.3 Pengaruh Interaksi Bobot Telur, Indeks Telur,
Tebal Kerabang, Haught Unit, Indeks Kuning Telur dan Kematian Embrio
4.3.1 Pengaruh interaksi terhadap bobot telur ........................... 57
4.3.2 Pengaruh interaksi terhadap indeks telur .......................... 58
4.3.3 Pengaruh interaksi terhadap tebal kerabang ..................... 59
4.3.4 Pengaruh umur induk terhadap haught unit ......................... 61
-
4.3.5 Pengaruh interaksi
terhadap indeks kuning telur ............... 62
4.3.6 Pengaruh interaksi Terhadap kematian embrio ................. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................... 65
5.2 Saran ........................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................. 67
LAMPIRAN ............................................................... 111
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kebutuhan nutrisi burung puyuh........................... 10 2. Kandungan nutrisi telur berbagai jenis unggas ..... 22
3. Kandungan zat pakan basal.........…………………44 4. Rataan bobot telur (g), indeks telur, tebal kerabang, haught
unit, indeks kuning telur dan kematian embrio berdasarkan perlakuan imbangan jantan-betina
burung puyuh ....................................................... 44
5. Rataan bobot telur (g), indeks telur, tebal kerabang, haught unit, indeks kuning telur dan kematian embrio berdasarkan perlakuan umur induk
burung puyuh ....................................................... 44 6. Rataan interaksi terhadap nilai bobot telur, indeks telur,
tebal kerabang, haught unit, indeks kuning telur dan kematian embrio................................................... 44
-
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
1. Kerangka pikir .................................................... 7 2. Denah pengacakan perlakuan .............................. 30
-
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
1. Data bobot badan (g/ekor) burung puyuh betina umur 42 – 91 hari dan perhitungan koefisien keragaman ......................................................... 75
2. Data bobot badan (g/ekor) burung puyuh betina umur 92 – 141 hari dan perhitungan koefisien keragaman ......................................................... 79
3. Data bobot badan (g/ekor) burung puyuh jantan umur 50 hari dan perhitungan koefisien keragaman ......................................................... 83 4. Data bobot telur (g) dan koefisien keragaman ...... 85
5. Analisis statistik bobot telur (g) birung puyuh ....... 87 6. Analisis statistik indeks telur burung puyuh .......... 91
7. Analisis statistik tebal kerabang telur (mm)........... 94 8. Analisis statistik haught unit telur burung puyuh ... 97 9. Analisis statistik indeks kuning telr (mm) ............. 100 10. Data kematian embrio burung puyuh ................... 103 11. Analisis statistik kematian embrio (%) burung puyuh ..................................................... 105 12. Data suhu dan kelembaban mesin tetas ................ 108 13. Data suhu dan kelembaban kandang minggu ke-4 . 109 14. Dokumentasi penelitian ........................................ 111
-
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL
% : Persentase
˚C : Derajat Celcius
ANOVA : Analysis Of Variance
cm : Centimeter
dkk : Dan Kawan-Kawan
DMRT : Duncan’s Multiple Range Test
DOQ : Day Old Quail
et.al : Et Alli
FK : Faktor Koreksi
g : Gram
HU : Haught Unit
JK : Jumlah Kuadrat
KK : Koefisien Keseragaman
kkal : Kilo Kalori
KT : Kuadrat Tengah
Maks : Maksimal
mg : Miligram
RAL : Rancangan Acak Lengkap
SD : Standart Deviasi
USDA : United States Departement of Agriculture