Strategi Maternal Feeding Pada Ibu Bekerja Ditinjau Dari ...
pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga
-
Upload
frankie1602 -
Category
Documents
-
view
1.721 -
download
2
Transcript of pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga
PENGARUH IBU BEKERJA TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DI SMA SURABAYA
SELATAN
KARYA ILMIAH
HAPSARI DHAMAYANTI
SEKOLAH MENENGAH ATASAL HIKMAH FULL DAY SCHOOLJALAN KEBONSARI ELVEKA V
SURABAYA2007-2008
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah yang berjudul “PENGARUH IBU BEKERJA TERHADAP
INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DI SMA SURABAYA
SELATAN” telah dipresentasikan di depan penguji dan pembimbing
di SMA Al-Hikmah Full Day School pada tanggal 16 Mei 2008.
Surabaya, 16 Mei 2008
Pembimbing Penguji
Myrna Retnani S. Psi, Psi Ani Christina S.Psi
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukut kita kehadirat
Allah SWT, atas segala berkah dan rahmat yang dilimpahkan kepada kita.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah SAW.
Karya Ilmiah dengan judul “Pengaruh Ibu Bekerja terhadap Intensitas
Komunikasi dalam Keluarga di SMA Surabaya Selatan” ini disusun dan
ditujukan untuk memenuhi nilai tugas akhir di kelas XI.
Penulis tidak sendiri dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, banyak pihak-
pihak yang begitu berjasa karena telah membantu penyelesaian Karya Ilmiah ini.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Yang pertama, Allah SWT atas kesempatan yang telah diberikan untuk
mengembangkan diri melalui tugas Karya Ilmiah ini.
2. Ustadzah Myrna Retnani S.Psi, Psi selaku guru Bimbingan Konseling dan
sebagai guru pembimbing yang sudah begitu sabar dalam memberi
bimbingan dan mau meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.
3. Kepada adik-adik dan teman-teman yang sudah mau meluangkan
waktunya untuk mengisi angket yang telah disebarkan.
4. Teman-teman seangkatan, kelas XI IPA1, XI IPA 2 (Seva, Rury, Wardah,
Osyi), XI IPS 1, DAN XI IPS 2 (Hanum, Andjani, Sari, Karin, Emi, Atina,
Putri, Yuyun, Tacha, dan Tirta) karena telah memberikan dukungan.
5. Beberapa orang yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
diwawancarai.
6. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
Harapan penulis ialah Karya Ilmiah ini dapat diterima dan berguna bagi
masyarakat. Penulis juga mempunyai harapan kepada para pembaca untuk
memaklumi apabila ada kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Surabaya, 29 April 2008
Penulis
ABSTRACT
Hapsari Dhamayanti. The Influence of Working Mother for The Intensity of Family Communication in South Surabaya. Al Hikmah Senior High School paper work.
Family, is the basic of young generation. Every activity wich is carrying out from family give big contribution for the children development, especially from mother.
Nowadays, many mothers decide to work outside. It can increase the earning of the family, but it can decrease the intensity of family communication. Because of that phenomenon, the writer finally decides to do the survey. The aim of the survey is understand how the influence of working mother for the intensity of family communication.
The populations of this survey are all the students from Al Hikmah Senior High School, from X grade until XI grade, 20 people from Al Falah Senior High School, 20 people from 15 Senior High School, and 18 Senior High School. Writer use Quantitative method (using questionnaire) that have been done by 181 students and Qualitative method (interview) that have been done to 6 students of Al Hikmah Senior High School.
The questionnaire consist of 39 statements, wich is using a theory from Sharon L Hanna with alternative answer (never, rare, sometimes, often, always).
The result of this survey is there is no influence of working mother for the intensity of family communication. And because no influence, there is no impact too if mother decide to work outside.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Abstract iv
Daftar Isi v
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Peran Ibu Bekerja 4
2.2 Komunikasi Keluarga 8
2.2.1 Komunikasi 8
2.2.2 Komunikasi dalam Keluarga 9
2.2.3 Hubungan ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga 10
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 14
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 14
3.1.1 Tempat Penelitian 14
3.1.2 Waktu Penelitian 14
3.2 Populasi 14
3.3 Variabel Penelitian 16
3.4 Alat dan Bahan Penelitian 16
3.5 Cara Kerja Penelitian 17
3.6 Rancangan Tabulasi Data 19
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 20
4.1 Hasil Penelitian 20
4.1.1 Data Komunikasi Keluarga 20
4.1.2 Hasil Data Statistik 21
4.1.2.1 Jenis Pekerjaan Ibu 21
4.1.2.2 Intensitas Komunikasi dalam Keluarga 23
4.1.2.3 Perbandingan Intensitas Komunikasi dalam Keluarga 26
4.1.3 Data Hasil Wawancara 27
4.2 Pembahasan 37
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 39
5.1 Simpulan 39
5.2 Saran 39
5.2.1 Saran bagi Peneliti 40
5.2.2 Saran bagi Subjek Peneliti 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 42
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga, merupakan dasar pembentukan generasi bangsa. Segala aktivitas
yang dilakukan keluarga memberikan kontribusi yang besar bagi pekembangan
anak. Oleh karena itu, peran ibu sangat berpengaruh bagi perkembangan anak.
Ibu yang tidak bekerja adalah ibu yang menjalankan fungsinya sebagai ibu
rumah tangga yang meluangkan hampir seluruh waktunya untuk mengurus
pekerjaan di rumah dan merawat anak. Hal ini sesuai dengan tugas utama seorang
ibu.
Tetapi, akibat adanya krisis moneter, harga-harga semakin melambung
tinggi sehingga banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, banyak ibu rumah tangga yang memutuskan untuk ikut
membantu perekonomian keluarga dengan bekerja. Selain untuk membantu
perekonomian keluarga, penyebab lainnya adalah rasa ingin mengembangkan diri
sesuai dengan bakat, minat, dan latar belakang pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui, saat ini fungsi seorang ibu telah bergeser. Dari
mengurus rumah tangga dan merawat anak, menjadi bekerja dan membantu
perekonomian keluarga. Akibat adanya paradigma tersebut pandangan masyarakat
berubah. Sehingga masyarakat memiliki perbedaan penilaian terhadap wanita
yang memiliki pendidikan tinggi dan bekerja dengan wanita yang memilih untuk
menjadi ibu rumah tangga. Masyarakat akan mendukung wanita yang
berpendidikan dan bekerja karena masyarakat menganggap sekolah adalah untuk
mencari uang. Karena status itulah, ibu mandapat dorongan untuk beraktifitas di
luar rumah.
Dengan ibu bekerja, sangat membantu perekonomian keluarga, tingkat
keuangan keluarga dapat meningkat, sehingga keluarga yang kedua orang tuanya
bekerja dapat memenuhi seluruh kebutuhannya. Tetapi, dengan bekerjanya
seorang ibu, kehadiran ibu tidak lagi 24 jam di rumah dan hal ini mengurangi
kualitas komunikasi seorang ibu didalam keluarga.
Apabila seorang ibu lebih banyak meluangkan waktunya untuk beraktifitas
di luar rumah, dapat mengakibatkan dampak yang negatif bagi kepribadian anak.
Akibat merasa tidak diperhatikan, anak-anak dapat melakukan hal-hal negative
yang mereka anggap dapat menarik perhatian orang tuanya, seperti keterlibatan
anak dalam penggunaan narkoba.
Untuk itu, ibu yang bekerja diluar rumah harus bijak dalam mengatur
waktu. Bekerja memang suatu hal yang sangat membantu perekonomian keluarga,
tetapi tetap harus diingat bahwa tugas utama seorang ibu adalah mengatur rumah
tangga dan meluangkan waktunya untuk mangurus dan berkomunikasi dengan
anak.
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi pada
keluarga?
1.2.2 Dampak apa saja yang terjadi apabila ibu terlalu sibuk dalam bekerja?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui peran ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi pada
keluarga.
1.3.2 Mengetahui dampak yang terjadi apabila ibu terlalu sibuk bekerja.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi orang tua
1.4.1.1 Orang tua memperoleh wawasan tentang komunikasi
keluarga.
1.4.1.2 Menjadi bahan pertimbangan bagi orang tua khususnya ibu
untuk memilih aktifitas di luar rumah.
1.4.2 Manfaat bagi remaja.
1.4.2.1 Agar para remaja mengetahui pola interaksi yang tepat
untuk diterapkan dalam keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran Ibu Bekerja
Secara alami, wanita diciptakan untuk menjadi seorang istri dan ibu rumah
tangga. Sedangkan, pria diciptakan untuk menjadi suami dan mencari nafkah.
Tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi dan tututan zaman, peran ini juga
telah bergeser. Saat ini semakin banyak wanita yang memutuskan untuk bekerja.
Keputusan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Tuntutan hidup
Saat ini, harga kebutuhan hidup semakin meningkat. Penghasilan dari seorang
suami belum tentu mencukupi kebutuhan rumah tangga. Akibatnya, banyak ibu
rumah tangga yang memutuskan untuk membantu perekonomian keluarga.
b. Pendapatan tambahan untuk keleluasaan financial.
Fenomena ibu bekerja tidak hanya terjadi di keluarga yang perekonomiannya
lemah. Beberapa wanita karir di kota besar memiliki suami yang sudah cukup
mapan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Beberapa wanita berpendapat, apabila mereka memiliki penghasilan sendiri,
mereka dapat leluasa mengatur dan menggunakan uang. Selain itu, beberapa ibu
bekerja untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu keuangan keluarga mereka
mengalami penurunan.
c. Aktualisasi diri dan prestise.
Saat ini jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan sampai dengan
pergururan tinggi telah meningkat secara drastis. Saat mereka telah menyelesaikan
jenjang pendidikan tersebut, mereka pasti ingin melakukan sesuatu dalam dunia
kerja, baik karena ingin melakukan sesuatu dalam hidup mereka, ingin mandiri
dalam segi finansial, maupun karena tertantang untuk mengamalkan ilmunya dan
berperan dalam masyarakat. Saat mereka sudah memiliki karir yang mapan dan
memutuskan untuk menikah, mereka merasa sayang untuk melepaskan karir
karena sudah memiliki kedudukan yang tinggi dan mendapatkan gaji yang tinggi.
selain itu, banyak wanita yang menganggap bahwa karir telah memberikan status
yang tinggi.
d. Pengembangan bakat menjadi komersil.
Banyak ibu rumah tangga yang mendapatkan penghasilan bukan karena
mereka menjadi wanita karir, tetapi karena mengembangkan bakat yang telah
mereka miliki sehingga menghasilkan sesuatu.
Contohnya, ketika ada seorang ibu yang memiliki bakat membuat kue.
Karena kue buatannya enak, akhirnya ibu tersebut membuat toko kue yang lama
kelamaan menjadi terkenal dan akhirnya mendapat penghasilan tambahan yang
cukup besar.
e. Kejenuhan di rumah.
Penyebab lain dari ibu yang memutuskan untuk bekerja adalah kejenuhan
untuk terus mengurus rumah. Kebanyakan ibu yang merasa jenuh tersebut merasa
lebih senang jika beraktifitas di luar rumah karena mereka memiliki kesempatan
untuk bercanda ria dengan rekan sekantor. Mereka sebenarnya bukan orang
idealis, tetapi mereka lebih suka mengikuti trend dan tidak berpikir panjang untuk
masalah pendidikan anak. . (Yulia,2007:6-12)
Dengan bekerjanya ibu, terdapat manfaat positif dan negatif bagi sang ibu
bekerja maupun bagi keluarga.
Beberapa manfaat positifnya adalah :
a. Mendukung perekonomian keluarga.
Dengan bekerjanya ibu, akan menambah pemasukan keluarga, sehingga
kebutuhan rumah tangga akan terpenuhi dengan baik.
b. Meningkatkan harga diri dan pemantapan identitas
Dengan bekerjanya ibu rumah tangga, memungkinkan ibu tersebut
mengekspresikan dirinya sendiri. Dan apabila dalam pekerjaannya ia
mendapatkan sebuah prestasi, maka akan muncul kebanggaan tersendiri.
Melalui bekerja, ibu tersebut dapat menemukan arti dan identitas diri, dalam
pencapaian tersebut akan mendatangkan rasa percaya diri dan kebahagiaan.
c. Mendapat relasi yang sehat dan positif dengan keluarga.
Ibu rumah tangga yang memutuskan bekerja akan memiliki lingkup
pergaulan yang lebih luas dan bervariasi, sehingga ia akan memiliki pola pikir
yang terbuka dan berwawasan yang lebih luas dibanding ibu yang tidak bekerja.
Dengan demikian dikeberadaan wanita sebagai istri dapat menjadi teman bertukar
pikiran, serta saling membagi harapan, dan tanggung jawab.
d. Sarana untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Sebagai manusia, ibu juga mempunyai kebutuhan untuk bersosialisai
dengan orang lain. Dengan bekerja, seorang ibu dapat bertemu dengan banyak
orang sehingga ia dapat saling berbagi perasaan, pandangan, dan solusi.
e. Peningkatan kemampuan dan kompetensi.
Dengan bekerja, seorang ibu akan menyesuaikan diri dengan tuntutan,
tuntutan tanggung jawab maupun tuntutan kemampuan dan kompetensi. Untuk
itu, dituntut kreatifitas untuk menemukan segi-segi yang bisa dikembangkan demi
kemajuan dirinya. Peningkatan kemampuan dan kompetensi yang terus menerus
akan mendatangkan nilai lebih serta rasa pecaya diri yang mantap. (http://www.e-
psikologi.com/epsi/individual.asp)
Sedangkan dampak positif bagi sang anak adalah :
a. Anak yang kedua orang tuanya bekerja memiliki kematangan sosial yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang salah satu orang tuanya tidak bekerja.
Kematangan social adalah kemampuan seseorang untuk memahami kebutuhan
orang lain. (digilib.itb.ac.id)
Selain dampak positif, keputusan seorang ibu untuk bekerja juga memiliki
dampak negatif. Berikut ini dampak negatif yang akan terjadi apabila seorang ibu
memutuskan untuk bekerja.
a. Melemahnya ikatan emosi dengan anak.
Pada saat ibu bekerja, otomatis anak akan diasuh oleh pengasuh. Pada saat
sang anak membutuhkan pertolongan, sang pengasuhlah yang memberikan
perhatian yang dibutuhkan anak tersebut. Sehingga, lama kelamaan sang anak
akan lebih menyayangi sang pengasuh dibandingkan dengan ibunya sendiri.
b. Anak menjadi korban
Tidak semua pengasuh anak mengasuh dengan kasih sayang. Dalam
beberapa kasus, terdapat pengasuh anak yang ketahuan menyiksa anak baik secara
fisik maupun secara mental. Sehingga anak akan menjadi korban ketika sang ibu
sedang bekerja.
c. Kurangnya daya juang anak.
Kebanyakan pengasuh anak cenderung memanjakan karena mereka
merasa sebagai orang upahan yang bekerja sehingga mereka akan berusaha
bersungguh – sungguh supaya anak asuhannya tidak rewel dan menangis, oleh
karena itu, para pengasuh mengasuh anak bagaikan raja. Pelayanan yang
berlebihan inilah yang menyebabkan anak menjadi manja dan tidak mandiri.
d. Hilangnya momen yang tak terulang lagi.
Semakin sering ibu meluangkan waktunya diluar rumah, semakin sering
pula sang ibu melewatkan saat-saat pertumbuhan sang anak, dan saat-saat itu tidak
akan terulang lagi. (Yulia,2007:14-18)
2.2 Komunikasi Keluarga
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, ide atau gagasan dari
satu pihak ke pihak yang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan
menggunakan kata-kata (lisan). Apabila tidak ada bahasa verbal komunikasi dapat
dilakukan dengan cara menggunakan gerak – gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, mengeleng atau menganggukkan kepala. Cara
komunikasi ini disebut dengan komunikasi verbal.
Didalam komunikasi, terdapat komponen-komponen yang menyusun
komunikasi, komponen tersebut adalah:
Pengirim : pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
Penerima : pihak yang menerima pesan dari orang lain.
Pesan : isi atau maksud yang akan disampaikan oleh pengirim.
Umpan balik : tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang sudah
disampaikan.
Secara ringkas, proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Komunikator (orang yang mengirim pesan) mengirim pesan kepada orang
yang dimaksud.pesan yang dikirim dapat berupa bahasa maupun lewat
symbol yang busa dimengerti kedua belah pihak.
2. Pesan disampaikan melalui suatu media.
3. Komunikan (orang yang menerima pesan) menerima pesan
4. Komunikan memberikan umpan balik atas pesan yang telah dikirimkan.
(id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi)
2.2.2 Komunikasi dalam keluarga
Komunikasi dalam keluarga, sesungguhnya tidak hanya terbatas dalam
bentuk kata-kata. Komunikasi, adalah ekspresi dari sebuah kesatuan yang sangat
kompleks : bahasa tubuh, senyuman, peluk kasih, ciuman sayang, dan kata-kata.
Tetapi saat ini kualitas interaksi dalam keluarga modern dewasa ini cenderung
menurun. Masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukannya masing-
masing.. Akhirnya, komunikasi yang tercipta di dalam keluarga, adalah
komunikasi yang sifatnya informatif dan superfisial (hanya sebatas permukaan).
Agar dalam keluarga terjadi komunikasi yang berkualitas, diperlukan
usaha-usaha tertentu. Usaha tersebut adalah :
Membina dan memupuk komunikasi dalam keluarga.
Meluangkan waktu untuk saling mengungkapkan isi hati atau kekesalan
yang berkaitan dengan aktifitas sehari-hari.
Menciptakan suasana harmonis dalam keluarga. Hal ini dapat dilakukan
apabila setiap anggota keluarga menyadari dan menjalankan tugas dan
kewajiban masing-masing dan menikmati haknya sebagai anggota
keluarga. (Gunarsa,2001:205-208)
2.2.3 Hubungan ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam
keluarga
Seperti yang telah kita ketahui, saat ini banyak ibu rumah tangga yang
akhirnya memutuskan untuk membantu perekonomian keluarga dengan cara
bekerja. Dengan bekerjanya seorang ibu, maka anak akan terlantar karena ibu
masih ada di tempat bekerja saat mereka membutuhkannya. Tetapi hal ini dapat
disiasati dengan menggunakan pembantu, sehingga kebutuhan anak dapat
terpenuhi walaupun ibu tidak ada di rumah. Namun, ketika sang ibu menyerahkan
tanggung jawab tersebut kepada pembantu dan bekerja, intensitas pertemuan akan
berkurang dan mengakibatkan menurunnya kualitas komunikasi dalam keluarga.
Survei paling koperenhensif yang pernah diadakan mengenai remaja
mengatakan bahwa remaja yang memiliki komunikasi yang baik dengan orang
tuanya (dalam artian, ibu tidak bekerja dan merawat langsung anaknya dirumah),
akan lebih sehat daripada yang tidak. Interaksi langsung yang sering terjadi antara
orang tua dan anak sangat berperan penting dalam pembentukan karakter dan
moral anak yang lebih baik. (http://ichsan.wordpress.com/theres-hope-for-
working-parents/)
Jika seorang ibu bekerja, maka peran ibu dalam pembentukan karakter
dan moral anak akan berkurang karena ibu jarang berada di rumah. Jika hal itu
terjadi, maka bukan tidak mungkin anak akan merasa tidak diperhatikan
melakukan segala cara untuk menarik perhatian ayah dan ibunya, seperti dengan
melakukan kenakalan- kenakalan atau menggunakan narkoba.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, orang tua yang bekerja, khususnya
para ibu, harus lebih meluangkan sebagian besar waktu untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan anaknya, semakin banyak interaksi dan komunikasi yang
dilakukan bersama, kualitas komunikasi akan meningkat dan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya kenakalan dan kasus narkotika yang akhir-akhir ini
marak terjadi di kalangan remaja.
Orang tua, khususnya ibu, memiliki tanggung jawab dalam mengasuh
anaknya. Tanggung jawab tersebut adalah :
1. Membangun cinta dan rasa percaya pada anak.
Dalam mengasuh anak, orang tua, terutama ibu diharap dapat
membangun rasa cinta. Hal itu dapat berupa kontak fisik, seperti mencium,
memeluk, membelai dan sebagainya. Selain itu, orang tua diharap dapat
membangun rasa percaya pada anak, sehingga anak dapat merasa bahwa
orang tua mempercayai segala hal yang ia lakukan, dan ia tidak akan
menyia-nyiakan kepercayaan tersebut.
2. Membangun harga diri pada anak.
Harga diri merupakan dasar bagi pertumbuhan positif dalam
hubungan kemanusiaan, belajar, kreativitas, dan tanggung jawab pribadi.
Untuk menumbuhkan harga diri tersebut, orang tua dapat
mengkomunikasikan perasaan positif, dan memberikan pujian. Dan
apabila anak melakukan suatu kesalahan, orang tua diharap tidak langsung
memarahinya, tetapi memberikan sebuah kritik yang membangun.
3. Menunjukkan minat dan perhatian pada anak secara aktif.
Dengan menunjukkan minat dan perhatian, anak akan merasa
bahwa orang tuanya peduli dengan kegiatan yang ia lakukan. Contohnya
adalah dengan cara selalu menyempatkan diri untuk datang ketika ada
pertemuan di sekolah sang anak.
4. Membangun kepekaan emosi antar anggota keluarga.
Membangun kepekaan emosi antar keluarga dapat dilakukan
dengan cara mengajak anak untuk menceritakan masalah yang sedang
dihadapinya dan memberikan masukan hal apa yang seharusnya ia
lakukan. Dengan begitu, diharapkan kepekaan emosi pada anak dapat
terbangun.
5. Mengajarkan bagaimana cara membangun hubungan sosial
yang positif.
Membangun hubungan positif yang baik dapat dilakukan dangan
cara mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang bail dengan orang
lain, dimulai dari berkomunikasi di lingkungan keluarga.
6. Menjamin kesejahteraan anak. (Sharon L,2003:341-336)
B A B IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Komunikasi keluarga
Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan, peneliti dapat
menyebutkan hasil-hasil dari setiap pernyataan yang telah dijawab oleh para
responden dengan cara memilih salah satu pernyataan yang dijawab pada lajur
jawaban. Lajur jawaban meliputi :
Bila tipe pernyataan Favourable :
Tidak Pernah : diberi skor 1
Jarang : diberi skor 2
Kadang : diberi skor 3
Sering : diberi skor 4
Selalu : diberi skor 5
Bila Tipe pernyataan Unfavourable :
Tidak Pernah : diberi skor 5
Jarang : diberi skor 4
Kadang : diberi skor 3
Sering : diberi skor 2
Selalu : diberi skor 1
4.1.2 Hasil Data Statistik
Berdasarkan kegiatan penulis yang telah dilakukan, telah ditemukan hasil
– hasil yang berhubungan dengan mengetahui pengaruh ibu bekerja pada tingkat
komunikasi keluarga di beberapa Sekolah Menengah Atas di Surabaya. Hasil
didapat setelah mengadakan penyebaran angket.
4.1.2.1 Jenis Pekerjaan Ibu
Penelitian ini dilakukan kepada seluruh siswa kelas X dan kelas XI di
SMA Al Hikmah, dan masing-masing 20 orang di SMA AL Falah, SMAN 15
Surabaya, dan SMAN 18 Surabaya dengan perincian sebagai berikut :
NO Nama SekolahJumlah Angket yang disebar
Jumlah angket yang sah
1 SMA Al Hikmah 121 872 SMA Al Falah 20 173 SMAN 15 Surabaya 20 184 SMAN 18 Surabaya 20 20
TOTAL 181 142Tabel 2.1 Tabel Perincian Penyebaran Angket
Dari data diatas, dapat ditemukan bahwa ada 142 angket yang sah
(memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut). Dan peneliti menggolongkan angket
tersebut menjadi tiga bagian, yaitu bagian ibu bekerja (full time), ibu bekerja (part
time, kurang dari 7 jam), dan ibu yang tidak bekerja. Berikut rinciannya :
Pekerjaan ibu Jumlah Presentase
ibu bekerja (full time) 37 26.06%
ibu bekerja (part time) 21 14.79%
ibu tidak bekerja 84 59.15%Tabel 2.2 Tabel Presentase Pekerjaan Ibu
Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut :
Pekerjaan Ibu (Dalam Bentuk Persen %)
26.06
14.79
59.15
ibu bekerja (full time) ibu bekerja (parttime)
ibu tidak bekerja
ibu bekerja(full time)
ibu bekerja(part time)
ibu tidakbekerja
Gambar 1.1 Grafik Presentase Pekerjaan Ibu
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (59.15%) ibu
dari sample penelitan tidak bekerja, sedangkan 26.06% memiliki ibu yang bekerja
secara full time (dari pagi sampai dengan sore). Dan sisanya yang sebesar 14.79%
memiliki ibu yang bekerja secara part time (memiliki jam kerja yang tidak terlalu
lama).
4.1.2.2 Intensitas Komunikasi dalam Keluarga.
Setelah mengetahui jumlah dan presentase antara ibu bekerja secara full
time, ibu bekerja secara part time, dan ibu yang tidak bekerja, penulis kemudian
menentukan tingkat intensitas komunikasi dalam keluarga dengan menghitung
angket yang telah diisi dengan baik dan sah. Berikut adalah hasil tingkat intensitas
yang dijelaskan dalam table dan grafik :
A. Ibu Bekerja (Full Time)
Intensitas komunikasi Jumlah presentase (%)
Tidak pernah 0 0%
Jarang 1 2.7%
Kadang 12 32.4%
Sering 22 59.5%
Selalu 2 5.4%Tabel 2.3 Presentase Ibu Bekerja
Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut :
Gambar 1.2 Grafik Presentase Ibu Bekerja
Ibu Bekerja (Dalam Bentuk Persen %)
0 2.7
32.4
59.5
5.4
tidak pernah jarang kadang sering selalu
intensitas komunikasi
tidak pernah
jarang
kadang
sering
selalu
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari seluruh subjek penelitian
ibu bekerja secara full time, yang berada pada kategori “sering” berkomunikasi
dengan keluarga sebanyak 59.5%
a. Ibu Bekerja (Part Time)
Intensitas komunikasi Jumlah presentase (%)
Tidak pernah 0 0%
Jarang 0 0%
Kadang 7 35%
Sering 13 65%
Selalu 0 0%Tabel 2.4 Tabel Presentase Ibu Bekerja (Part Time)
Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut :
Ibu Bekerja Part Time (Dalam Bentuk Persen %)
0 0
35
65
0
tidak pernah jarang kadang sering selalu
intensitas komunikasi
tidak pernah
jarang
kadang
sering
selalu
Gambar 1.3 Grafik Presentase Ibu Bekerja (Part Time)
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari seluruh subjek penelitian
ibu bekerja secara full time, yang berada pada kategori “sering” berkomunikasi
dengan keluarga sebanyak 65%
C. Ibu yang tidak Bekerja
Intensitas komunikasi Jumlah presentase (%)
Tidak pernah 00%
Jarang 1 1.2%
Kadang 15 18.1%
Sering 61 73.5%
Selalu 6 7.2%Tabel 2.5 Presentase Ibu yang Tidak Bekerja
Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut :
Ibu Tidak Bekerja (Dalam Bentuk Persen %)
0.0 1.2
18.1
73.5
7.2
tidakpernah
jarang kadang sering selalu
intensitas komunikasi
tidak pernah
jarang
kadang
sering
selalu
Gambar 1.4 Grafik Presentase Ibu Tidak Bekerja
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari seluruh subjek penelitian
ibu bekerja secara full time, yang berada pada kategori “sering” berkomunikasi
dengan keluarga sebanyak 73.5%
4.1.2.3 Perbandingan Intensitas Komunikasi dalam Keluarga
Dari data-data yang telah diisi oleh sample, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Intensitas komunikasi ibu bekerja (full time) ibu bekerja (part time) ibu tidak bekerja
tidak pernah 0 0 0.0
Jarang 2.7 0 1.2
Kadang 32.4 35 18.1
Sering 59.5 65 73.5
Selalu 5.4 0 7.2Tabel 2.6 Tabel Presentase Perbandingan Intensitas Komunikasi
Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut
:
Perbandingan Intensitas Komunikasi (dalam bentuk persen %)
02.7
32.4
59.5
5.40 0
35
65
00.0 1.2
18.1
73.5
7.2
tidakpernah
jarang kadang sering selalu
ibu bekerja(full time)
ibu bekerja(part time)
ibu tidakbekerja
Gambar 1.5 Grafik Presentase Perbandingan Intensitas Komunikasi
Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa baik ibu bekerja full time,
part time maupun tidak bekerja memiliki intensitas komunikasi yang sering
dengan keluarganya.
4.1.3 Data Hasil Wawancara.
Wawancara dilakukan kepada 2 orang siswa yang memiliki ibu yang
bekerja secara full time, 2 orang orang siswa yang memiliki ibu yang bekerja
secara part time, dan 2 orang siswa yang memiliki ibu yang tidak bekerja. Penulis
mengungkapkan pandangan objektif para narasumber dan melalui panduan
wawancara yang telah dibuat. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan 6 orang
narasumber :
A. Narasumber yang memiliki ibu yang bekerja secara full time.
Wawancara ini dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI IPS2 di SMA
Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari hasil
wawancara :
1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk
menunjukkan kasih sayangnya adakah dengan memberikan kontak fisik
seperti memberikan belaian dan menanyakan kebutuhan yang diperlukan.
2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh narasumber dan memenuhi
fasilitas yang dibutuhkan (seperti kendaraan).
3. Selanjutnya, narasumber mengatakan bahwa ibunya tidak pernah sibuk
dengan urusannya sendiri dan selalu meluangkan waktunya untuk
keluarga.
4. Jika memiliki masalah, ia tidak pernah menceritakan masalahnya kepada
ibunya.
5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya selalu menasihati agar tidak
melakukan hal tersebut lagi.
6. Dikarenakan tidak pernah menceritakan masalahnya kepada ibunya,
narasumber tidak memiliki topik yang digunakan ketika sedang curhat
kepada ibunya, tetapi, ibunya biasa menceritakan masalah di kantor
kepadanya.
7. Narasumber menganggap bahwa ibunya sudah berlaku cukup adil
kepadanya, walaupun terkadang tidak adil.
8. Ibunya selalu membahas masalah masa depan dengan narasumber dan
memberikan saran-saran.
9. Narasumber merasa orang tuanya selalu berdiskusi dengannya sebelum
memutuskan sesuatu.
10. Orang tuanya selalu mendengarkan keluh kesah dan keinginan dari
narasumber.
Wawancara yang kedua dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI IPS2
di SMA Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari hasil
wawancara :
1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk
menunjukkan kasih sayangnya adalah memberikan perhatian kepada
kegiatan sekolahnya seperti menanyakan tugas dan lain-lain.
2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan
menanyakan kegiatan apa yang akan dilakukan dan memenuhi kebutuhan
yang diperlukan.
3. Selanjutnya, narasumber mengatakan bahwa terkadang ibunya sibuk sendiri
dengan urusan di kantor.
4. Jika memiliki masalah, ia tidak pernah menceritakan masalahnya kepada
ibunya karena ia merasa ibunya tidak enak untuk diajak sharing.
5. Ketika melakukan suatu kesalahan, biasanya ibunya memberi nasihat atau
memarahinya.
6. Karena tidak pernah menceritakan masalahnya kepada ibunya, narasumber
tidak dapat menyebutkan hal-hal yang dapat diceritakan, begitu pula dengan
ibunya.
7. Narasumber menganggap bahwa ibunya terkadang tidak adil, karena lebih
mengutamakan kebutuhan saudaranya dibandingkan kebutuhannya, tetapi ia
menerima hal itu karena saudaranya memang lebih membutuhkan perhatian.
8. Ibunya selalu membahas tentang masa depan, bahkan terkadang terlalu
berlebihan.
9. Narasumber merasa orangtuanya selalu mengajaknya untuk berdiskusi
dalam memutuskan sesuatu.
10. Orang tuanya selalu mendengarkan keluh kesah, tetapi tidak selalau
mendengarkan keinginan dari narasumber.
Dari dua wawancara yang telah dilakukan diatas kepada dua
narasumber yang memiliki ibu yang bekerja secara full time, dapat
disimpulkan bahwa cara ibu untuk menunjukkan kasih sayangnya dengan cara
memberikan kontak fisik seperti ciuman, belaian, atau pelukan dan
memberikan perhatian. Cara yang biasanya digunakan ibunya untuk
mensupport kegiatan mereka adalah dengan memenuhi kebutuhan dan fasilitas
yang diperlukan untuk menunjang kegiatan tersebut.
Mereka menganggap bahwa ibu mereka sudah cukup meluangkan
waktunya untuk keluarga, walaupun terkadang ibunya larut akan kesibukan
kantor. Ketika mereka melakukan kesalahan biasanya ibunya memberikan
nasihat, dan terkadang memarahi apabila kesalahannya sudah keterlaluan.
Ketika mereka memiliki kesalahan, mereka tidak pernah melakukan
sharing dengan ibunya, begitu pula dengan ibunya, walaupun tekadang ibunya
menceritakan masalahnya dikantor. Dan kedua narasumber menganggap
bahwa orangtuanya mendengarkan keluh kesahnya dan cukup mendengarkan
keinginannya.
Kedua narasumber juga menganggap ibunya cukup adil walaupun
terkadang ibunya lebih memperhatikan saudaranya.Selain itu ibu mereka
sering membicarakan tentang masa depan dan selalu mengajak diskusi dalam
memutuskan sesuatu.
B. Narasumber yang memiliki ibu yang bekerja secara part time.
Wawancara ini dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI IPS2 di
SMA Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari hasil
wawancara :
1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk
menunjukkan kasih sayangnya adalah memberikan perhatian kepada
kegiatan sekolahnya seperti menanyakan tugas dan lain-lain, menanyakan
kesehatan, seperti apakah dia sudah makan atau belum, dan lain-lain.
2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan, membantu kegiatannya.
3. Selanjutnya, narasumber mengatakan bahwa ibunya sibuk sendiri dengan
urusan di kantor, tapi cukup perhatian.
4. Ketika memiliki masalah, ia pernah sekali menceritakan dan tidak pernah
menceritakan masalahnya kepada ibunya karena ia merasa ibunya tidak enak
untuk diajak sharing.
5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya memarahinya terlebih dahulu
baru akan menasihatinya.
6. Biasanya narasumber akan melakukan sharing kepada ibunya ketika ia
memiliki masalah keuangan (meminta uang jajan). Sedangkan ibunya
biasanya mengajak narasumber untuk sharing ketika ada masakah pekerjaan
atau kelelahannya ketika bekerja.
7. Narasumber menganggap bahwa ibunya tidak adil, karena lebih
mengutamakan kebutuhan saudaranya dibandingkan kebutuhannya, tetapi ia
menerima hal itu karena saudaranya memang lebih membutuhkan perhatian.
8. Ibunya jarang membahas masalah masa depan dengan narasumber.
9. Narasumber merasa orangtuanya selalu mengajaknya untuk berdiskusi
dalam memutuskan sesuatu.
10. Orang tuanya tidak pernah mendengarkan keluh kesahnya karena ia
menganggap bahwa orang tuanya cuek.
Wawancara yang kedua dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI
IPA2 di SMA Al Hikmah yang berusia 17 tahun. Berikut data yang diperoleh dari
hasil wawancara :
1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk
menunjukkan kasih sayangnya adalah memberikan perhatian kepada
kegiatan sekolahnya, memenuhi fasilitas, mengajak bicara, dan bertanya
seputar masalahnya.
2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan
memenuhi fasilitas.
3. Selanjutnya narasumber mengatakan bahwa ibunya tidak pernah sibuk
dengan urusannya sendiri.
4. Jika ia memiliki masalah, ia selalu menceritakan masalahnya kepada ibunya
dan ibunya selalu memberi tanggapan dan nasihat.
.
5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya selalu mengingatkan dan
memberi nasihat.
6. Narasumber akan melakukan sharing kepada ibunya ketika ia memiliki
masalah dalam bentuk apapun. Sedangkan ibunya biasanya mengajak
narasumber untuk sharing ketika ada masalah dalam bentuk apapun juga.
7. Narasumber menganggap bahwa ibunya selalu adil, tidak pernah membeda-
bedakan.
8. Ibunya selalu membahas masalah masa depan dengan narasumber.
9. Narasumber merasa orangtuanya terkadang mengajaknya untuk berdiskusi
dalam memutuskan sesuatu.
10. Orang tuanya sering mendengarkan keluh kesahnya tetapi tidak selalu.
Dari dua wawancara yang telah dilakukan diatas kepada dua narasumber
yang memiliki ibu yang bekerja secara part time (kurang dari 7 jam), dapat
disimpulkan bahwa cara ibu untuk menunjukkan kasih sayangnya dengan cara
memberikan perhatian kepada kegiatan sekolahnya, memenuhi fasilitas,
mengajak bicara dan lain-lain. Cara yang biasanya digunakan ibunya untuk
mensupport kegiatan mereka adalah dengan memenuhi kebutuhan yang
dibutuhkan.Mereka menganggap bahwa ibu mereka sudah cukup meluangkan
waktunya untuk keluarga. Ketika mereka melakukan kesalahan biasanya ibunya
memberikan nasihat, menginagtkan, atau memarahi.
Ketika mereka memiliki masalah, mereka melakukan sharing dengan
ibunya, masalah yang dibicarakan adalah keuangan atau sekolah begitu pula
dengan ibunya. Dan kedua narasumber menganggap bahwa orangtuanya
mendengarkan keluh kesahnya dan cukup mendengarkan keinginannya.
Kedua narasumber juga menganggap ibunya cukup adil walaupun
terkadang ibunya lebih memperhatikan saudaranya. Selain itu ibu mereka
sering membicarakan tentang masa depan dan mengajak diskusi dalam
memutuskan sesuatu.
C. Narasumber yang memiliki ibu yang tidak bekerja.
Wawancara ini dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI IPS2 di
SMA Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari hasil
wawancara :
1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk
menunjukkan kasih sayangnya adalah memberi perhatian seperti
mengingatkan makan, dan merawatnya ketika sakit.
2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan
mengingatkan untuk belajar.
3. Selanjutnya narasumber mengatakan bahwa ibunya terkadang sibuk dengan
urusannya sendiri.
4. Ketika memiliki masalah, ia pernah sekali menceritakan dan tidak pernah
menceritakan masalahnya kepada ibunya karena ia merasa ibunya tidak enak
untuk diajak sharing.
5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya selalu mengajak bicara, lalu
memberi nasihat, terkadang karena keras, berakhir dengan pertengkaran.
6. Narasumber akan melakukan sharing kepada ibunya ketika ia memiliki
masalah dalam bentuk apapun. Sedangkan ibunya biasanya mengajak
narasumber untuk sharing ketika ada masalah dalam bentuk masalah keluarga
atau kesehatan.
7. Narasumber menganggap bahwa ibunya tidak adil, karena lebih
mengutamakan kebutuhan saudaranya dibandingkan kebutuhannya.
8. Ibunya selalu membahas masalah masa depan dengan narasumber.
9. Narasumber merasa orangtuanya tidak mengajaknya untuk berdiskusi dalam
memutuskan sesuatu.
10. Kalau ayahnya selalu mendengarkan keluh kesah dan keinginan narasumber,
sedangkan ibunya tidak terlalu sering.
Wawancara yang kedua dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI
IPA2 di SMA Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari
hasil wawancara :
1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk
menunjukkan kasih sayangnya adalah memberi perhatian tentang sekolah.
2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan
menelepon, menanyakan keadaan, memperhatikan seluruh kegiatannya.
3. Selanjutnya, narasumber mengatakan bahwa ibunya tidak pernah sibuk
dengan urusannya sendiri.
4. Jika memiliki masalah, ia menceritakan masalahnya kepada ibunya, dan
mandapat tanggapan yang baik.
5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya selalu mengajak bicara, lalu
memberi nasihat, jika sudah keterlaluan, ibunya akan memarahinya.
6. Narasumber akan melakukan sharing kepada ibunya ketika ia memiliki
masalah dalam hubungan pertemanan, dan cinta. Sedangkan ibunya biasanya
mengajak narasumber untuk sharing ketika ada masalah dalam bentuk masalah
keluarga.
7. Narasumber menganggap bahwa ibunya terkadang tidak adil, karena lebih
mengutamakan kebutuhan saudaranya dibandingkan kebutuhannya.
8. Ibunya selalu membahas masalah masa depan dengan narasumber.
9. Narasumber merasa orangtuanya selalu mengajaknya untuk berdiskusi dalam
memutuskan sesuatu.
10. Orang tuanya sering mendengarkan keluh kesahnya tetapi tidak selalu.
Dari dua wawancara yang telah dilakukan diatas kepada dua narasumber
yang memiliki ibu yang tidak bekerja, dapat disimpulkan bahwa cara ibu untuk
menunjukkan kasih sayangnya dengan cara memberikan perhatian dalam bentuk
apapun. Cara yang biasanya digunakan ibunya untuk mensupport kegiatan
mereka adalah dengan mengingatkan untuk belajar, dan memperhatikan seluruh
kegiatannya. Mereka menganggap bahwa ibu mereka sudah cukup meluangkan
waktunya untuk keluarga. Ketika mereka melakukan kesalahan biasanya ibunya
memberikan nasihat, mengingatkan secara halus, atau memarahi apabila sudah
keterlaluan.
Ketika mereka memiliki masalah, mereka melakukan sharing dengan
ibunya, masalah yang dibicarakan adalah keuangan atau sekolah begitu pula
dengan ibunya. Dan kedua narasumber menganggap bahwa orangtuanya
mendengarkan keluh kesahnya dan cukup mendengarkan keinginannya.
Kedua narasumber juga menganggap ibunya cukup adil walaupun
terkadang ibunya lebih memperhatikan saudaranya. Selain itu ibu mereka
sering membicarakan tentang masa depan dan mengajak diskusi dalam
memutuskan sesuatu.
4.2 Pembahasan
Dari seluruh kegiatan yang didedikasikan untuk penelitian ini, penulis
menemukan bahwa beberapa SMA di kawasan Surabaya Selatan terdapat siswa
dan siswi yang memiliki ibu yang bekerja secara full time dengan presentase
sebesar 26.06%, ibu yang bekerja secara part time dengan presentase sebesar
14.79%, dan ibu yang tidak bekerja dengan presentase sebesar 59.15%.
Dari karakteristik subjek penelitian, sebagian besar memiliki ibu yang
tidak bekerja.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Intensitas komunikasi antara Ibu yang bekerja full time, ibu bekerja secara part
time, dan ibu yang tidak bekerja tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Hal ini dapat disebabkan karena ibu yang bekerja secara full time maupun part
time dapat mengakses informasi tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga
dari media manapun. Seperti dari media cetak, maupun internet yang memuat
banyak informasi. Selain itu, kemajuan teknologi juga memudahkan para ibu
untuk melakukan komunikasi walaupun tidak bertatap muka. Contoh dari
teknologi tersebut adalah telepon dan teknologi generasi ke tiga (3G).
Saat ini jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan sampai dengan
pergururan tinggi telah meningkat secara drastis. (Yulia,2007) Dengan tingginya
tingkat pendidikan tersebut, semakin menyadarkan pada ibu yang bekerja atas
pentingnya komunikasi dalam keluarga.
Dari penelitian yang sudah yang dilakukan tampak bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara ibu yang tidak bekerja dengan ibu yang bekerja.
Hal ini dikarenakan banyaknya fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi
walaupun tidak secara langsung. Sehingga, dapat disarankan bagi wanita saat ini
untuk dapat berperan tidak hanya dilingkungan keluarganya, tetapi juga berperan
dalam lingkungan sosialnya dengan cara bekerja.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat
Penelitian ini dilakukan di beberapa sekolah di Surabaya Selatan. Sekolah
tersebut adalah : Sekolah Menengah Atas (SMA) Al Hikmah Full Day School
Surabaya, Sekolah Menengah Atas (SMA) Al Falah Surabaya, Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Surabaya, dan Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMAN) 18 Surabaya.
3.1.2 Waktu
Penelitian yang dilakukan di SMA Al Hikmah, dilaksanakan pada tanggal 24
Maret 2008. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Al Falah Surabaya, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Surabaya,
dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 18 Surabaya, dilaksanakan pada
tanggal 2 April 2008. Dengan perincian sebagai berikut :
NO Nama Sekolah Hari Tanggal Waktu
1 SMA Al Hikmah Senin 24-Mar-08 08.00-12.002 SMA Al Falah Rabu 2-Apr-08 09.00-10.00
3SMAN 15 Surabaya Rabu 2-Apr-08 10.15-11.00
4SMAN 18 Surabaya Rabu 2-Apr-08 11.20-12.30
Tabel 1.1 Tabel waktu Penelitian (penyebaran angket)
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya
akan diduga.
Penelitian ini akan dilakukan kepada seluruh siswa dan siswi Sekolah
Menengah Atas (SMA) Al Hikmah Full Day School Surabaya, dari kelas X,
sampai dengan kelas XI. Baik siswa-siswi program Ilmu Pengetahuan Alam,
maupun program Ilmu Pengetahuan Sosial. 20 siswa dari Sekolah Menengah Atas
(SMA) Al Falah Surabaya, 20 siswa dari Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 15 Surabaya, dan 20 siswa dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
18 Surabaya.
Alasan pemilihan subjek penelitian karena subjek penelitian memiliki karakter
yang relatif homogen. Misalnya latar belakang pendidikan dan pekerjaan wali
murid yang relatif sama.
Berikut rincian populasi penelitian di Sekolah Menengah Atas (SMA) Al
Hikmah :
a. Siswa putra
Jumlah seluruh siswa putra yang terdapat pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Al Hikmah Full Day School Surabaya sebanyak 63 siswa, dengan
perincian sebagai berikut :
Siswa kelas X1 (sepuluh satu) dengan jumlah 22 siswa.
Siswa kelas X2 (sepuluh dua) dengan jumlah 20 siswa.
Siswa kelas XI IPA 1 (sebelas IPA 1) dengan jumlah 10 siswa.
Siswa kelas XI IPS 1 (sebelas IPS 1) dengan jumlah 11 siswa.
b. Siswa Putri
Jumlah seluruh siswa putri yang terdapat pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Al Hikmah Full Day School Surabaya sebanyak 58 siswa, dengan
perncian sebagai berikut :
Siswa kelas X3 (sepuluh satu) dengan jumlah 18 siswa.
Siswa kelas X4 (sepuluh dua) dengan jumlah 17 siswa.
Siswa kelas XI IPA 2 (sebelas IPA 2) dengan jumlah 12 siswa.
Siswa kelas XI IPS 2 (sebelas IPS 2) dengan jumlah 11 siswa.
Perincian dari populasi sample :
NO Nama SekolahJumlah Angket yang disebar
1 SMA Al Hikmah 1212 SMA Al Falah 203 SMAN 15 Surabaya 204 SMAN 18 Surabaya 20
Tabel 1.2 Tabel Perincian Populasi Sampel
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variable. Variable tersebut adalah variabel
bebas dan variabel tidak bebas.
Variabel bebas : peran ibu bekerja
Variabel tidak bebas : komunikasi dalam keluarga.
3.4 Alat & Bahan Penelitian
Alat:
Angket
Guide wawancara
3.5 Cara Kerja Penelitian
2. Peneliti menyiapkan angket yang berisi sekumpulan pertanyaan-
pertanyaan indicator yang disimpulkan dari teori-teori yang telah
ditemukan sebelumnya.
3. Menyebarkan angket kepada siswa.
Peneliti merumuskan 39 pertanyaan. Dalam angket tersebut, digunakan 5
option jawaban yaitu Tidak Pernah, Jarang, Kadang, Sering, dan Selalu. Dalam
angket tersebut, terdapat dua jenis pernyataan, yaitu Favourable, dan
Unfavourable. Pernyataan Favourable adalah ernyataan yang memiliki makna
positif. Sedangkan pernyataan Unfavourable adalah pernyataan yang memiliki
makna yang negatif.
Untuk lebih jelasnya mengenai angket, akan dijelaskan melalui table berikut
ini :
I. Membangun cinta dan rasa percaya pada anak Jenis1 Ibu mencium saya ketika saya melakukan hal baik F2 Ibu mengadakan acara keluarga dirumah F3 Ibu saya tidak mengijinkan saya untuk pergi bersama teman U4 Disela kesibukannya, ibu masih bisa bercanda dengan keluarga F5 Ibu mempercayai perkataan saya F6 Saya merasa kekurangan kasih sayang ketika ibu bekerja U7 Saya merasa bangga dengan ibu saya F
II. Membangun harga diri pada anak 1 Ibu mencela ketika saya berbuat salah U2 Ibu memukul saya ketika saya bersalah U3 Ibu memuji saya ketika saya berbuat baik F4 Ibu membentak saya melakukan kesalahan U5 Ibu menyalahkan segala sesuatu yang saya kerjakan U6 Ibu menasihati saya ketika saya bersalah F
7 Ibu saya memarahi saya didepan orang lain U8 Ibu memeluk saya ketika saya melakukan hal baik F
III. Menunjukkan minat dan perhatian pada anak secara aktif 1 Ibu menunjukkan ketertarikan pada kegiatan yang saya lakukan F2 Ibu menanyakan tugas sekolah F3 Ibu mensupport semua kegiatan saya F4 Ibu tidak menemani saya saat belajar U5 Ibu saya tidak punya waktu dan tidak datang saat pertemuan sekolah U
IV. Membangun Kepekaan Emosi antara Angggota Keluarga 1 Ibu bisa merasakan apa yang saya rasakan tanpa perlu saya mengatakan F2 Ibu saya memberi semangat saat saya bersedih F3 Saat semua keluarga berkumpul, saya merasa biasa saja walaupun ibu tidak dirumah U4 Ibu mengetahui apapun yang saya kerjakan F5 Ibu memahami segala perilaku saya F6 Saya menceritakan masalah saya kepada ibu F7 Walau ibu disamping saya, saya merasa ada batas antara saya dengan ibu U8 Ibu tidak punya waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya dengan penuh perhatian U
V. Mengajarkan bagaimana cara membangun hubungan sosial yang positif. 1 Ibu intens berkomunikasi dengan ayah F2 Saya menceritakan cita-cita saya kepada ibu F3 ibu intens berkomunikasi dengan saudara2 saya F4 Intensitas pertemuan saya dengan ibu saya banyak F5 Ibu mengajarkan untuk bersifat sabar F
VI. Pengaruh Ibu yang Bekerja terhadap Intensitas Komunikasi 1 Saya merasa diabaikan oleh ibu U2 Ibu melampiaskan kekesalannya pada keluarga ketika mendapat masalah dikantor U3 Meskipun sibuk, ibu memperhatikan kebutuhan keluarga F4 Ibu bisa membagi waktu antara kesibukannya dengan mengurus keluarga F5 Ibu lebih mengutamakan urusan pekerjaan daripada berkumpul dengan keluarga U6 Ibu sibuk dengan urusannya sendiri U
Tabel 1.3 Tabel Indikator Intensitas Komunikasi
4. Mengumpulkan angket yang telah terisi dengan data.
5. Melakukan wawancara. wawancara dengan merumuskan panduan
wawancara terlebih dahulu. Panduan wawancara yang digunakan dapat
dilihat sebagai berikut :
Bagaimana cara yang sering oleh ibu untuk menunjukkan kasih
sayangnya?
Bagaimana cara ibu kalian untuk mensupport kegiatan kalian ?
Apakah ibu kalian sibuk dengan urusannya sendiri ?
Pernahkah kamu curhat kepada ibumu? Dan bagaimana reaksinya?
Apabila kamu melakukan kesalahan, hal apa yang dilakukan oleh
mamamu?
Hal apa saja yang biasanya dicurhatin kamu ke ibu atau ibu ke
kamu?
Apakah orang tuamu bersikap adil kepadamu dan ke saudara-
saudaramu?
Apakah orang tuamu selalu membicarakan tentang masa depanmu?
Apakah orang tuamu berdiskusi denganmu sebelum memutuskan
sesuatu?
Apakah orang tuamu selalu mendengarkan keluh kesah dan
keinginanmu?
6. Mengolah dan menganalisis data.
7. Menyusun hasil dan pembahasan.
8. Menyusun kesimpulan dan saran.
3.6 Rancangan Tabulasi Data
Kegiatan pengambilan data dilakukan dengan peneliti menggunakan metode
kuantitatif (angket) yang dihitung dengan metode statistik deskriptif dan metode
kualitatif (wawancara) yang diolah dengan menyusun simpulan.
B A B V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan untuk penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa pengaruh Ibu bekerja terhadap Intensitas Komunikasi dalam
keluarga tidak ada. Hal ini dibuktikan dari data hasil penelitian yang menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Intensitas komunikasi Ibu
bekerja secara full time, Ibu bekerja secara part time, dan ibu yang tidak bekerja.
Hal tersebut dapat disebabkan karena ibu yang bekerja dapat mengakses
informasi tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga dari media manapun.
Selain itu, kemajuan teknologi juga memudahkan para ibu untuk melakukan
komunikasi walaupun tidak bertatap muka. Contoh dari teknologi tersebut adalah
telepon dan teknologi generasi ke tiga (3G).
Dan dikarenakan pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi
dalam keluarga tidak ada dikarenakan tidak ada perbedaan yang signifikan, maka
tidak ada dampak yang terjadi akibat ibu bekerja.
5.2 Saran
Penelitian ini tidak lepas dari kesalahan dan kelemahan. Karena itu
diberikan saran dan masukan kepada penelitian selanjutnya yang melakukan
penelitian terhadap hal yang sama :
5.2.1 Saran bagi Peneliti
5.2.1.1 Metode analisis sebaiknya menggunakan analisis statistik yang lebih
komprehensif (dengan menggunakan program SPSS) agar reliabilitas
dan validitasnya lebih teruji.
5.2.1.2 Diharapkan agar sample yang digunakan lebih luas, sehingga
Informasi yang didapat lebih valid.
5.2.2 Saran bagi Subjek Peneliti
5.2.2.1 Disarankan bagi wanita saat ini untuk dapat berperan tidak hanya
dilingkungan keluarganya, tetapi juga berperan dalam lingkungan
sosialnya dengan cara bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
. 2007.Sukses dalam Karir dan Rumah Tangga. Penerbit Buku
Kompas : Jakarta.
. 2007. Membangun Komunikasi Bijak Orangtua dan Anak.
Penerbit Buku Kompas : Jakarta.
Yulia, Anna. 2007. Working Mom & Kids. Penerbit Elex Media Komputindo :
Jakarta
Gunarsa, Singggih D. 2001. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga.
Penerbit PT BPK Gunung Mulia : Jakarta.
Hanna, Sharon L. 2003. Person to Person : Positive Relationships Don’t Just
Happen. Prentince Hall : New Jersey.
Fickry. 2007. Teori Komunikasi Klasik : Teori Informasi. defickry.wordpress.com
Ichsan. 2006. There’s Hope for Working Parents. http://ichsan.wordpress.com
Jacinta F. Rini. 2002. Wanita Bekerja. www.e-psikologi.com
Ubaydillah,AN.2003. Antara Rumah dan Kantor. www.e-psikologi.com
Pitaloka,Ardiningtiyas.2003. Pendidikan, Perempuan dan Masyarakat. www.e-
psikologi.com
. Komunikasi. id.wikipedia.org
Bean,Reynold dan Harris Clemes. 1995. Bagaimana Kita Meningkatkan Harga
Diri Anak. Jakarta. Binarupa Aksara
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel waktu Penelitian (penyebaran angket) 14
Tabel 1.2 Tabel Perincian Populasi Sampel 16
Tabel 1.3 Tabel Indikator Intensitas Komunikasi 17
Tabel 2.1 Tabel Perincian Penyebaran Angket 22
Tabel 2.2 Tabel Presentase Pekerjaan Ibu 22
Tabel 2.3 Presentase Ibu Bekerja 23
Tabel 2.4 Tabel Presentase Ibu Bekerja (Part Time) 24
Tabel 2.5 Presentase Ibu yang Tidak Bekerja 25
Tabel 2.6 Tabel Presentase Perbandingan Intensitas Komunikasi 26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Presentase Pekerjaan Ibu 22
Gambar 1.2 Grafik Presentase Ibu Bekerja 23
Gambar 1.3 Grafik Presentase Ibu Bekerja (Part Time) 24
Gambar 1.4 Grafik Presentase Ibu Tidak Bekerja 25
Gambar 1.5 Grafik Presentase Perbandingan Intensitas Komunikasi 26
Lampiran Angket
Berikut ini adalah quisioner atau angket yang dibuat dan disebarkan guna
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
Angket Kualitas Komunikasi dalam Keluarga
Kelas :
Usia :
Asal sekolah :
Jenis Kelamin : Perempuan / Laki-laki (coret salah satu)
Apakah ibumu bekerja ?
a. Ya
b. Tidak
Bila “ya”, berapa lama ibumu meninggalkan rumah untuk bekerja :
Jam ……… sampai dengan ……….
Saya Hapsari D. murid kelas XI IPS 2 SMA Al Hikmah, memohon bantuan kepada teman – teman
sekalian untuk mengisi angket dalam rangka tugas karya ilmiah sekolah. Saya berharap teman – teman
mengisi angket dengan sungguh – sungguh, karena dalam angket ini tidak ada jawaban benar atau salah
melainkan jawaban yang benar berasal dari diri teman – teman. Terimakasih atas kesediaan teman –
teman meluangkan waktu untuk mengisi angket ini.
Tandai () pada salah satu jawaban yang paling tepat
NO PernyataanTidak Pernah Jarang Kadang Sering Selalu
1 Ibu mencela ketika saya berbuat salah
2 Ibu mencium saya ketika saya melakukan hal baik
3Ibu saya tidak mengijinkan saya untuk pergi bersama teman
4 Ibu memukul saya ketika saya bersalah
5 Ibu mengadakan acara keluarga dirumah
6 Ib memuji saya ketika saya berbuat baik
7Ibu menunjukkan ketertarikan pada kegiatan yang saya lakukan
8 Saya merasa diabaikan oleh ibu
9 Ibu menanyakan tugas sekolah
10 Ibu intens berkomunikasi dengan ayah
11 Ibu mensupport semua kegiatan saya
12 Ibu membentak saya melakukan kesalahan
13 Ibu menyalahkan segala sesuatu yang saya kerjakan
14 Ibu tidak menemani saat saya belajar
15Ibu saya tidak punya waktu dan tidak datang pada saat pertemuan sekolah
16Walau ibu disamping saya, saya merasa ada batas antara saya dengan ibu
17 Saya menceritakan masalah saya kepada ibu
18 Ibu mengajarkan untuk bersifat sabar
19Ibu tidak punya waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya dengan penuh perhatian
20Ibu bisa merasakan apa yang saya rasakan tanpa perlu saya mengatakan
21 Ibu saya memberi semangat saat saya bersedih
22Ibu melampiaskan kekesalannya pada keluarga ketika mendapat masalah dikantor
NO PernyataanTidak Pernah Jarang Kadang Sering Selalu
23 Ibu saya memarahi saya didepan orang lain
24Meskipun sibuk, ibu memperhatikan kebutuhan keluarga
25Disela kesibukannya, ibu masih bisa bercanda dengan keluarga
26 Ibu mempercayai perkataan saya
27Saya merasa kekurangan kasih sayang ketika ibu bekerja
28Saat semua keluarga berkumpul, saya merasa biasa saja walaupun ibu tidak dirumah
29Ibu bisa membagi waktu antara kesibukannya dengan mengurus keluarga
30 Ibu memeluk saya ketika saya melakukan hal baik
31 Saya menceritakan cita-cita saya kepada ibu
32 Ibu mengetahui apapun yang saya kerjakan
33 ibu intens berkomunikasi dengan saudara2 saya
34 Intensitas pertemuan saya dengan ibu saya banyak
35Ibu lebih mengutamakan urusan pekerjaan daripada berkumpul dengan keluarga
36 Ibu menasihati saya ketika saya bersalah
37 Ibu memahami segala perilaku saya
38 Ibu sibuk dengan urusannya sendiri
39 Saya merasa bangga dengan ibu saya
Lampiran Verbatim Wawancara
Berikut ini merupakan lampiran dari wawancara yang dilakukan penulis
terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang bekerja dari kelas XI IPS-
2 yang berusia 16 tahun.
Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?
Narasumber : heh? Gimana ya? Di elus-elus, trus ditanyain mau apa.. pokoknya
nawar-nawarin gitu..
Penulis : ooh.. dielus.. hehehe.. Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara
mamamu ngesupport kamu?
Narasumber : ya kalo kegiatannya diluar rumah ya dianterin, trus ditanyain perlu
kebutuhan apa..
Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?
Narasumber : Gak
Penulis : Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya
mamamu gimana?
Narasumber : Gak
Penulis : Geje kamu tu.. Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?
Narasumber : Yo biasa ae, Cuma dinasehatin doang.
Penulis : Kamu kan gak pernah curhat ke mamamu, tapi pernah gak mamamu
curhat ke kamu?
Narasumber : Pernah lah.. Biasane se mamaku curhat tentang temen – temen
kantornya, masalah di kantor, yo ngono iku.
Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan?
Narasumber : Yo pernah.
Penulis : Tentang?
Narasumber : Mau kuliah dimana, trus nyuru nabung, buat masa depan.
Penulis : Ortumu ngajak diskusi gak kalo mau mutusin sesuatu ?
Narasumber : Iya, kayak kalo mau liburan, musti nanya mau kemana..
Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?
Narasumber : iya, tapi kadang-kadang adekku dibeliin,tapi aku gak.. males aku..
Penulis : Tapi mamamu slalu dengerin keluh kesah sama keinginanmu kan?
Narasumber : iyo jelas.
Selanjutnya, merupakan lampiran dari wawancara yang dilakukan penulis
terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang bekerja dari kelas XI IPS-
2 yang berusia 16 tahun.
Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?
Narasumber : Sek.. Biasanye se nyium-nyium gak jelas, pokoke ngono… sampe
risih sendiri aku. Trus sering nanyain tugas yang belum, nyuru belajar.. standar
lah..
Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport
kamu?
Narasumber : nanya mau ngapain ae, trus nanya aku butuh apa, trus dibeliin
barang yang dibutuhin deh.
Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?
Narasumber : Yo kadang-kadang. Biasanya si sibuk telepon ma temen
sekantornya.. Muales aku nek wes koyok ngono.
Penulis : Ooh.. Sabar ae yo.. Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus
kalo curhat, reaksinya mamamu gimana?
Narasumber : gak! Gak enak pek curhat ma emak..
Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?
Narasumber : biasanya sih ngasi nasihat, trus baru deh dimarain.
Penulis : Ealah, sama nasibnya kayak aku. Kamu kan gak pernah curhat ke
mamamu, tapi pernah gak mamamu curhat ke kamu?
Narasumber : gak.
Penulis : Mamamu adil gak ?
Narasumber : Kadang adil, kadang gak. Kadang mamaku tuh lebih sering beliin
adekku daripada aku..
Penulis : Mamamu ernah ngomongin tentang masa depan ?
Narasumber : sering yo.. malah hiperbola. Sering ngomongin tentang suami-suami
segala.. bete aku nek wes ngomongin koyok ngono..
Penulis : Ehehehehe.. Kalo ngajak diskusi?
Narasumber : Yo pastine..
Penulis : Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah sama keinginanmu gak
si?
Narasumber : Keluh kesah si iya.. tapi kalo keinginan si kadang-kadang..
Lampiran wawancara selanjutnya merupakan hasil wawancara yang
dilakukan penulis terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang bekerja
secara part time dari kelas XI IPS-2 yang berusia 17 tahun.
Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?
Narasumber : Nanyain gimana di sekolah, trus sudah makan ato belon, aku kan
tinggalnya pisah, jadi biasanya dianterin makan.
Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport
kamu?
Narasumber : beli’in barang yang dibutuhin, dicariin, dibantuin.
Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?
Narasumber : Iya sering.. Tlalu sibuk ma kerjaannya..
Penulis : pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya
mamamu gimana?
Narasumber : pernah dan gak mau nyoba lagi, soalnya ibuku slalu nyalahin aku
terus.. makanya males.
Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?
Narasumber : dimarain dulu, baru dinasehatin.
Penulis : aneh deh.. hehehehe.. bcanda kok.. apa yang biasa kamu curhatin ke
mama dan apa yang biasanya mama curhatin ke kamu?
Narasumber : kalo aku curhatnya kalo aku gak punya uang.. jadi maksudnya
minta uang wehehehe.. kalo ibuku si tentang capek kerja.
Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?
Narasumber : ya.. soalnya aku ngerti kalo adekku tuh lebih kecil, jadi lebih butuh
perhatian,,
Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan ?
Narasumber : Gak sering, tapi pernah.
Penulis : ngajak diskusi ?
Narasumber : Ya
Penulis : pertanyaan terakhir ni,, Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah
sama keinginanmu gak si?
Narasumber : Gak, soalnya ortuku cuek..
Berikut ini merupakan lampiran dari wawancara yang dilakukan penulis
terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang bekerja dari kelas XI
IPA-2 yang berusia 17 tahun.
Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?
Narasumber : ngajak ngobrol, nanya-nanya,perhatian, ngasi fasilitas.
Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport
kamu?
Narasumber : ngasi fasilitas yang memadai.
Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?
Narasumber : Gak
Penulis : Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya
mamamu gimana?
Narasumber : sering, dan selalu memberi tanggapan dan nasehat.
Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?
Narasumber : ngingetin, naseharin, yo ngono iku..
Penulis apa yang biasa kamu curhatin ke mama dan apa yang biasanya mama
curhatin ke kamu?
Narasumber : kalo aku curhatnya kalo aku skolah, pokoknya semuanya.. kalo
ibuku si tentang masalahnya sendiri.
Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?
Narasumber : adil, dan nggak pernah beda-bedain
Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan ?
Narasumber : Ya. Aku mau kerja apa.. ya apa aku nanti..
Penulis : ngajak diskusi ?
Narasumber : kadang-kadang
Penulis : pertanyaan terakhir ni,, Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah
sama keinginanmu gak si?
Narasumber : ya keseringan. Tapi gak selalu...
Lampiran wawancara selanjutnya merupakan hasil wawancara yang
dilakukan penulis terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang tidak
bekerja dari kelas XI IPS-2 yang berusia 16 tahun.
Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?
Narasumber : ngasi perhatian, kayak ngingetin makan, trus kalu aku lagi sakit,
bener-bener dirawat, gak kayak kalo aku lagi sehat, dicuekin..
Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport
kamu?
Narasumber : biasa. Ngingetin belajar, nanya ada yang sudah atu nggak, perasaan
Cuma gitu doang..
Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?
Narasumber : Kadang, kalo lagi sibuk di kantor papa, pulangnya suka malem, trus
kalo aku mgomong, kadang gak ditanggepin.
Penulis : Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya
mamamu gimana?
Narasumber : Pernah. Mama malah nyalahin aku, soalnya mama bilang aku masih
kayak anak kecil..
Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?
Narasumber : marahin. Pertamanya dipanggil, trus ditanyain, kalo aku udah
jawab, lang diceramahin, eh akhirnya bertengkar.
Penulis apa yang biasa kamu curhatin ke mama dan apa yang biasanya mama
curhatin ke kamu?
Narasumber : kalo aku curhatnya tentang masalah sekolah, temn, pacar pokoknya
semuanya.. kalo ibuku si tentang papa, adek.
Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?
Narasumber : gak! Menurutku gak terlalu tu.. soalnya yang lebih dapet perhatian
itu adekku..
Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan ?
Narasumber : Slalu.. nanyain aku mau kuliah dimana, kerja dimana
Penulis : ngajak diskusi ?
Narasumber : Ndak, misalnya kalo aku milih sekolah, aku gak bisa milih, selalu
dipilihin sama mamaku.
Penulis : pertanyaan terakhir ni,, Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah
sama keinginanmu gak si?
Narasumber : kalo papa iya..kalo mama kadang kadang.
Lampiran wawancara yang terakhir merupakan hasil wawancara yang
dilakukan penulis terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang tidak
bekerja dari kelas XI IPA-2 yang berusia 16 tahun.
Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?
Narasumber : biasanya nanyain kebutuhan, trus menuhin kebutuhanku.. kayak
buku..
Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport
kamu?
Narasumber : biasa. Biasanya selalu nelponin, nanya aku dimana, selalu care sama
kegiatanku
Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?
Narasumber : gak
Penulis : Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya
mamamu gimana?
Narasumber : sering, dan selalu nanggapin dengan baik.
Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?
Narasumber : ditegur secara halus, kalo udah keterlaluan baru dimarahin.
Penulis apa yang biasa kamu curhatin ke mama dan apa yang biasanya mama
curhatin ke kamu?
Narasumber : kalo aku curhatnya tentang masalah temen, cowok pokoknya
semuanya.. kalo ibuku si tentang keluarga
Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?
Narasumber : Kadang adil, kadang gak. Kadang mamaku tuh lebih sering beliin
kakakku daripada aku..
Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan ?
Narasumber : Slalu.. ditanyain sama dibilangin kalo kuliah harus dimana, nikah
sama orang yang baek, ya gitu..
Penulis : ngajak diskusi ?
Narasumber : ya
Penulis : pertanyaan terakhir ni,, Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah
sama keinginanmu gak si?
Narasumber : tergantung, kalo mama lagi sumpek ya gak didengerin..