Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

17
PENGARUH HADIRNYA FRANCHISE TERHADAP PASAR TRADISIONAL DAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA LATAR BELAKANG Beberapa tahun ini di Indonesia sudah menjamur bisnis franchise terutama dalam bidang kuliner atau makanan. Banyak perusahaan franchise yang menawarkan berbagai macam barang dan jasa, misalnya usaha makanan modern seperti fast food atau dapat juga berupa pusat perbelanjaan yang biasanya memakai sistem retail. Beberapa perusahaan franchise membuka gerai-gerainya di lokasi-lokasi yang cukup strategis sehingga dapat menjaring konsumen lebih banyak. Penyebab semakin berkembangnya bisnis franchise karena adanya peningkatan daya beli konsumen, tersedianya sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang franchise, return on investment yang tinggi serta faktor internal seperti motivasi, kepribadian yang terbuka serta perubahan gaya hidup di masyarakat. Namun, perkembangan bisnis franchise ini juga cukup merugikan bagi pasar tradisional yang sudah ada di masyarakat sejak dulu. Banyak pasar tradisional yang keberadaannya seolah-olah sudah mati akibat adanya bisnis franchise akhir-akhir ini. Perusahaan franchise ini seakan mengontrol harga barang di tingkat produsen melalui kerja sama pengadaan barang atau jasa yang lebih modern. Dengan kemampuan modal yang mereka miliki tentu saja mudah untuk menjalankan usahanya, dengan 1 RATNA SETYORATRI F0309071 PEREKONOMIAN INDONESIA - A

description

Beberapa tahun ini di Indonesia sudah menjamur bisnis franchise terutama dalam bidang kuliner atau makanan. Banyak perusahaan franchise yang menawarkan berbagai macam barang dan jasa, misalnya usaha makanan modern seperti fast food atau dapat juga berupa pusat perbelanjaan yang biasanya memakai sistem retail. Beberapa perusahaan franchise membuka gerai-gerainya di lokasi-lokasi yang cukup strategis sehingga dapat menjaring konsumen lebih banyak. Penyebab semakin berkembangnya bisnis franchise karena adanya peningkatan daya beli konsumen, tersedianya sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang franchise, return on investment yang tinggi serta faktor internal seperti motivasi, kepribadian yang terbuka serta perubahan gaya hidup di masyarakat. Namun, perkembangan bisnis franchise ini juga cukup merugikan bagi pasar tradisional yang sudah ada di masyarakat sejak dulu. Banyak pasar tradisional yang keberadaannya seolah-olah sudah mati akibat adanya bisnis franchise akhir-akhir ini. Perusahaan franchise ini seakan mengontrol harga barang di tingkat produsen melalui kerja sama pengadaan barang atau jasa yang lebih modern. Dengan kemampuan modal yang mereka miliki tentu saja mudah untuk menjalankan usahanya, dengan menawarkan tempat yang nyaman, bersih dan semua jenis barang tersedia tentunya sangat mudah untuk menarik konsumen.

Transcript of Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

Page 1: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

PENGARUH HADIRNYA FRANCHISE TERHADAP PASAR TRADISIONAL DAN

PEREKONOMIAN DI INDONESIA

LATAR BELAKANG

Beberapa tahun ini di Indonesia sudah menjamur bisnis franchise terutama dalam

bidang kuliner atau makanan. Banyak perusahaan franchise yang menawarkan berbagai

macam barang dan jasa, misalnya usaha makanan modern seperti fast food atau dapat juga

berupa pusat perbelanjaan yang biasanya memakai sistem retail. Beberapa perusahaan

franchise membuka gerai-gerainya di lokasi-lokasi yang cukup strategis sehingga dapat

menjaring konsumen lebih banyak. Penyebab semakin berkembangnya bisnis franchise karena

adanya peningkatan daya beli konsumen, tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

keahlian dalam bidang franchise, return on investment yang tinggi serta faktor internal seperti

motivasi, kepribadian yang terbuka serta perubahan gaya hidup di masyarakat. Namun,

perkembangan bisnis franchise ini juga cukup merugikan bagi pasar tradisional yang sudah ada

di masyarakat sejak dulu. Banyak pasar tradisional yang keberadaannya seolah-olah sudah

mati akibat adanya bisnis franchise akhir-akhir ini. Perusahaan franchise ini seakan mengontrol

harga barang di tingkat produsen melalui kerja sama pengadaan barang atau jasa yang lebih

modern. Dengan kemampuan modal yang mereka miliki tentu saja mudah untuk menjalankan

usahanya, dengan menawarkan tempat yang nyaman, bersih dan semua jenis barang tersedia

tentunya sangat mudah untuk menarik konsumen.

Sedangkan di kota kecil atau di daerah pedesaan, bisnis retail dan franchise bahkan

mematikan usaha sejenis yang dimiliki perorangan dengan modal terbatas. Dengan pasokan

barang yang langsung dari distributor dengan penentuan harga yang pasti mereka dengan

mudah menggilas usaha yang dimiliki masyarakat. Ekspansi yang dilakukan perusahaan retail

dan franchise didaerah kota-kota kecil dan pedesaan tersebut telah merubah kebiasaan

masyarakat secara langsung dalam berbelanja. Dengan segala kenyamanan yang ditawarkan

tentu saja masyarakat akan tertarik untuk berbelanja disana disertai prestise bahwa mereka

1

RATNA SETYORATRI

F0309071

PEREKONOMIAN INDONESIA - A

Page 2: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

mampu berbelanja atau makan di tempat yang mewah. Perubahan kebiasaan dan cara

masyarakat berbelanja ini mengakibatkan toko-toko dan pasar tradisional yang dimiliki

perseorangan menjadi ditinggalkan pembelinya. Dengan berbagai keterbatasan dari pasar

tradisional tentunya mereka tidak dapat bersaing dengan toko retail dan franchise dan secara

perlahan akan mati seiring dengan berjalannya waktu.

Dengan semakin menyusutnya toko-toko yang dimiliki perseorangan ini menyebakan

semakin besarnya ketimpangan ekonomi masyarakat, dimana para pemilik modal besar akan

semakin kaya dan masyarakat pemilik modal terbatas akan semakin terhimpit dan bangkrut

pada akhirnya. Sehingga masyarakat didorong untuk menjadi konsumen sejati dengan

mematikan peluang untuk jadi pengusaha atau enterpreneur dalam skala kecil. Wajar bila

bangsa ini memiliki sedikit enterprenuer karena peluang tersebut hanya diciptakan dan dimiliki

oleh sedikit orang saja.

Bisnis franchise memiliki peranan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia

karena dapat membantu pengusaha-pengusaha baru yang ingin mendirikan perusahaan tanpa

harus bersusah payah dari nol yaitu dengan cara membeli hak lisensi perusahaan franchise

asing maupun lokal yang sudah go public. Selain itu, bisnis franchise ini cukup banyak

menyerap tenaga kerja sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan dapat

mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Hal tersebut bisa membuat pertumbuhan

ekonomi Indonesia menjadi semakin baik dan maju, juga untuk bersaing menghadapi

perekonomian bebas dimasa yang akan mendatang.

PEMBAHASAN

Franchise adalah perjanjian pembelian hak untuk menjual produk dan jasa dari pemilik

usaha. Pemilik usaha disebut franchisor atau seller, sedangkan pembeli “Hak Menjual” disebut

franchisee. Isi perjanjian adalah franchisor akan memberikan bantuan dalam memproduksi,

operasional, manajemen dan kadangkala sampai masalah keuangan kepada franchisee (Anang

Sukandar, 2004 : 9). Luas bantuan berbeda tergantung pada policy dari franchisor. Misalnya

beberapa franchisor memberikan bantuan kepada franchisee dari awal usaha mulai dari

pemilihan lokasi, mendesain toko, peralatan, cara memproduksi, standarisasi bahan, recruiting

dan training pegawai, hingga negosiasi dengan pemberi modal. Ada pula franchisor yang

menyusun strategi pemasaran dan menanggung biaya pemasarannya. Sebaliknya franchisee

akan terikat dengan berbagai peraturan yang berkenaan dengan mutu produk / jasa yang akan

dijualnya. Franchisee juga terikat dengan kewajiban keuangan kepada franchisor seperti

2

Page 3: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

pembayaran royalty secara rutin baik yang berkenaan maupun yang tidak dengan tingkat

penjualan yang berhasil dicapainya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa operasi franchise adalah suatu hubungan

kontraktual antara franchisor dan franchisee dimana franchisor menawarkan dan wajib

memelihara kepentingan yang terus menerus pada usaha franchisee dalam bidang-bidang

pengetahuan , pelatihan. Franchisee beroperasi dibawah merk/nama dagang yang sama,

format dan prosedur dimiliki atau dikendalikan oleh franchisor di mana franchisee telah

melakukan suatu investasi didalamnya dengan sumber dananya sendiri.

Bisnis franchise tengah menjadi model bisnis paling populer di negeri ini, terutama bagi

pengusaha-pengusaha yang ingin mendirikan sebuah usaha baru secara instan dan tanpa

bersusah payah membangun citra perusahaannya di mata konsumen karena dengan

menggunakan franchise, usahanya sudah terlebih dahulu punya nama karena telah dikenal

oleh konsumen. Bisnis franchise ini banyak diperbincangkan di mana-mana dan sangat

digandrungi oleh masyarakat luas. Di lingkungan sekitar kita saja sudah menjamur bisnis

franchise baik itu franchise lokal maupun franchise asing. Beberapa Franchise Asing yang

sukses di Indonesia misalnya dalam bidang usaha makanan, minuman dan cafe antara lain

Quickly, Baskin Robin, Starbucks, Mc Donalds, Pizza Hut, Wendy’s, Tony Romas, Bread Story,

Bread Talk, Kentucky Fried Chicken, Kafe Dome, Hard Rock Café, Planet Hollywood,

sedangkan bidang usaha lain misalnya Sogo Department Store, Marks & Spencer, Ace

Hardware, ERA Indonesia, Ray White, English First, Future Kids, dan lain-lain. Dalam waktu

yang singkat beberapa Franchise Asing ini berkembang dibanyak kota di tanah air. Franchise

Lokal antara lain Es Teler 77, Mr Celup, Ayam Bakar Wong Solo, Alfamart, Indomart, RM

Padang, Bakso Cak Eko, Bakso Cak Man, dan lain sebagainya.

Banyak pengusaha yang cukup berhasil dalam menjalankan bisnis franchisenya tapi

banyak juga pengusaha yang gagal dalam menjalankan bisnis franchise. Sebagaimana

disampaikan Ketua Waralaba dan Lisensi Indonesia Karamoy (2009) bahwa rata-rata

pertumbuhan bisnis franchise lokal mencapai 8-9% per tahun, sedangkan franchise asing 12-

13% per tahun. Namun perbedaan tingkat kegagalan dari keduanya sangat mencolok yaitu

sebesar 50-60% untuk franchise lokal dan hanya 2-3% untuk franchise asing (Firdaniaty, 2007).

Hal ini menunjukkan bahwa antusias masyarakat untuk membuka bisnis franchise belum

dibarengi dengan kehati-hatian dan kejelian dalam pengelolaan.Para pengusaha seharusnya

menyadari bahwa bisnis yang di franchise kan adalah sebuah bisnis telah memenuhi syarat

3

Page 4: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

yang telah ditentukan sehingga bukan mengikuti kelatahan belaka. Syarat tersebut antara lain

bahwa usaha franchise merupakan sebuah system atau usaha yang telah terstandar secara

bakudan telah teruji kesuksesannya. Maksud dari “teruji kesuksesannya” yaitu dengan sengaja

diberi penekanan, sebab bila pemilik bisnis tersebut masih dalam taraf trior and error dalam

mencari pola maka dapat membahayakan franchisee yang akan membeli sekaligus dapat

menimbulkan konflik internal.

Bisnis franchise memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Sebagai bentuk bisnis

retail, franchising menawarkan kepada franchisee sebuah keunggulan system bisnis baru yang

dapat berkembang cepat dengan merek dan formula bisnis yang sudah teruji daripada

membangun bisnis dan merek baru yang beresiko. Selain itu keunggulan lain dari bisnis

franchise adalah :

Franchising saat ini populer bagi usaha kecil dan menengah karena franchisor

menawarkan keuntungan, bantuan managerial dan pemasarannya bagi pengusaha

yang bersedia menjualkan produk dan jasa franchisor.

Franchisor akan melakukan pelatihan secara berkala kepada pegawai franchisee

sehingga standard operasional dan mutu produk serta jasa sesuai dengan standard

franchisor

Franchisee akan mempunyai keuntungan pengalaman mengakses management skills

dari suatu bisnis besar.

Franchisee tak usah memulai bisnisnya dari nol karena bisnis franchisor sudah terkenal

dan mempunyai pasar.

Franchisee mempunyai peluang untuk berkembang cepat.

Sedangkan kerugian dari bisnis franchise bagi franchisee adalah :

Biaya startup cost yang tinggi, karena selain kebutuhan investasi awal, franchisee harus

membayar pembelian franchise yang biasanya cukup mahal.

Franchisee tidak bebas mengembangkan usahanya karena berbagai peraturan yang

diberikan oleh franchisor.

Franchisee biasanya terikat pada pembelian bahan untuk produksi untuk standarisasi

produk /jasa yang dijual.

Franchisee harus jeli dan tidak terjebak pada isi perjanjian dengan franchisor, karena

bagaimanapun biasanya perjanjian akan berpihak kepada prinsipal / franchisor dengan

perbandingan 60:40.

4

Page 5: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

Secara umum keuntungan bagi franchisor adalah sebagai berikut :

Usaha berkembang dengan investasi kecil.

Adanya outlet.

Memperoleh orang yang lebih gigih.

Diskon yang diperoleh dari skala ekonomi.

Memperoleh masukan yang lebih costumerized

Kehadiran bisnis franchise yang saat ini cukup marak memiliki dampak yang mengancam

pasar tradisional. Konsep yang diusung franchise yaitu memberikan kenyamanan bagi para

kosumennya telah berhasil mengalahkan image pasar tradisional yang kotor, jorok, dan bau.

Barang dan jasa yang ditawarkan franchise juga sangat beragam dan memiliki kualitas yang

bagus dan cukup bermerek. Jika dibandingkan dengan produk yang ditawarkan di pasar

tradisional yang seadanya dan terkadang kualitasnya pun tidak cukup bagus maka akan jauh

berbeda antara franchise dan pasar tradisional. Karena alasan-alasan tersebut maka franchise

akan mematikan pedagang-pedagang kecil atau setidaknya menurunkan penjualan pedagang

kecil terutama yang lokasinya berdekatan dengan usaha franchise tersebut. Dengan

menurunnya pangsa pasar dari pedagang-pedagang kecil maka upaya pemberdayaan

masyarakat melalui berbagai program sebagai upaya membantu masyarakat ekonomi lemah

yang mana biasanya bantuan yang diterima oleh pedagang-pedagang kecil adalam dalam

bentuk berupa warung-warung kecil dan hal tersebut menjadi kurang berguna karena adanya

penurunan pangsa pasar yang terjadi akibat adanya bisnis franchise.

Sistem ekonomi kerakyatan yang dianut di Indonesia sepertinya mulai melenceng dari

tujuan awalnya, karena bukan mendorong masyarakat kecil untuk menjadi produsen atau

setidaknya menjadi penyedia jasa melalui usaha-usaha perdagangan kecil yang langsung

berhubungan dengan konsumen kecil yang biasa membeli barang secara satuan. Sistem

ekonomi Indonesia sekarang ini cenderung kepada sistem kapitalis murni dengan faktor padat

modal yang menjadi penggerak ekonomi secara keseluruhan yang memotong arus distribusi

barang dari produsen langsung ke konsumen.

Penyediaan akses terhadap barang langsung dari produsen sekarang ini hanya terbatas

pada pemilik modal besar yang diwakili korporasi tentunya melalui toko retail waralaba /

franchise. Pemilik modal perorangan yaitu padagang di pasar yang memiliki toko kelontong,

harus melawati jalur distribusi yang panjang untuk mendapatkan barang dari produsen. Hal ini

5

Page 6: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

menyebabkan tingginya harga yang didapat pemilik toko kelontong dan berbanding terbalik

dengan toko retail waralaba / franchise.

Pemilik toko perorangan harus berhubungan dengan berbagai distributor untuk

mendapatkan barang yang mereka akan jual, sehingga untuk menjual barang sesuai dengan

harga pasaran mereka hanya mendapat selisih harga atau keuntungan yang kecil. Berbeda

dengan toko retail waralaba / franchise, mereka menerima segala macam barang hanya dari

satu sumber dengan harga jual yang telah ditentukan oleh perusahaan. Mereka hanya tinggal

menjual dengan harga yang telah ditentukan.

Secara tidak langsung berarti perusahaan waralaba / franchise ini dapat mengontrol harga

dipasaran melalui kekuatan yang dimilikinya, tentunya tidaklah sulit untuk mengambil selisih

harga yang sangat signifikan. Mereka akan dapatkan harga rendah karena bisa memotong jalur

distribusi sehingga keuntungaan pun berlipat-lipat. Dalam persaingan dengan toko kelontong

pun mereka dapat dengan mudah menentukan harga dibawah harga pasar, mungkin dengan

perbedaan yang sangat tipis sehingga dapat menarik konsumen lebih banyak.

Perkembangan bisnis franchise akan semakin pesat karena didukung dengan adanya

kekuatan permintaan dari konsumen. Hal ini ditunjang oleh daya beli mereka. Tingginya tingkat

pertumbuhan daya beli konsumen dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto.

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha tahun 2004-2009

(dalam Miliar Rupiah)

Tahun Nilai

2004 2.295.826,2

2005 2.774.281,1

2006 3.339.216,8

2007 3.950.893,2

2008 4.951.356,7

2009 5.613.441,7

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dapat dilihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2004-2009 Produk

Domestik Bruto selalu mengalami peningkatan. Hal ini menjadi pendorong yang kuat akan

keberhasilan bisnis franchise di Indonesia karena daya beli masyarakat meningkat.

6

Page 7: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

Selain itu dilihat dari produk domestik bruto sektor perdagangan, hotel dan restoran

seperti dalam tabel di bawah ini :

Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga

Berlaku Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Perdagangan, Hotel & Restoran

368.555,9 431.620,2 501.542,4 592.304,1 691.494,7 750.605,0

a. Perdagangan Besar dan Eceran

287.553,5 338.667,2 393.047,4 468.734,3 551.350,9 592.877,6

b. Hotel 12.685,4 14.146,9 16.074,2 17.320,4 18.900,3 20.199,0

c. Restoran 68.317,0 78.806,1 92.420,8 106.249,4 121.243,5 137.528,4

Sumber : Badan Pusat Statistik

PDB sektor perdagangan hotel dan restoran juga mengalami kenaikan terus menerus. Hal

ini membuktikan bahwa bisnis makanan terus berkembang dan potensial demand akan terus

bertumbuh. Hal ini menyebabkan motivasi pertumbuhan bisnis makanan baru, terus berlanjut.

Faktor kesuksesan bisnis franchise selain faktor kekuatan permintaan, yaitu faktor keahlian

manajemen. Untuk bisnis franchise seperti ditulis di atas, masalah manajemen franchise akan

ditunjang oleh franchisor yang mempunyai keahlian manajerial dengan kapasitas kemampuan

lebih besar. Namun demikian, franchise masih membutuhkan kerja keras untuk

keberhasilannya karena franchisor bertindak sebagai penasehat sedangkan yang

melaksanakan adalah franchisee.

Hasil riset mengemukakan omset penjualan usaha franchise di Indonesia baik milik lokal

maupun asing, yang berbentuk franchise dan business opportunity diperkirakan sampai akhir

tahun 2010 sebesar Rp 114,64 triliun. Jumlah tersebut naik 20% dari perolehan tahun 2009

sebesar Rp 95 triliun.

Tren peningkatan omset bisnis franchise sedikit terlihat dari tahun 2008, dimana pada

tahun tersebut peroleh omset sebesar Rp 81 triliun dan meningkat 18 % pada tahun

2009menjadi Rp 95 triliun. Dengan demikian, rata-rata pertumbuhan sepanjang tahun 2008-

2010 adalah sebesar 19% per tahun.

7

Page 8: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

Dalam riset ini semua industri franchise dikelompokkan ke dalam 8 kelompok besar,yaitu

F&B (Food & Beverage), Retail Minimarket, Broker Property, Kurir / ekspedisi, Pendidikan,

Kecantikan dan Kesehatan, Fashion & Accessories dan Automotive. Dari 8 kelompok di atas,

yang terbesar market sharenya adalah F&B, yang di tahun 2010 nilainya diperkirakan akan

mencapai Rp 42.6 Triliun. Peringkat kedua diraih retail minimarket, dengan Rp 26.5 Triliun,

diikuti oleh broker property dengan Rp 19.8 Triliun. Posisi keempat dan kelima diduduki jasa

kurir / ekspedisi (Rp 7.9 Triliun) dan pendidikan (Rp6.4 Triliun).

Sementara, jika setiap kelompok usaha diurai lagi per kategori usahanya masing-masing,

terlihat bahwa nilai bisnis industri terbesar di tahun 2009 diraih oleh industri retail minimarket.

Kontribusinya mencapai Rp 21 Triliun (22.2%). Share terbesar kedua di-´coup´oleh broker

property, dengan Rp 15 Triliun (15.9%). Posisi ketiga ditempati fast food ayam goreng dengan

Rp10.9 Triliun (11.4%), dan keempat adalah kurir / ekspedisi dengan Rp 6.8Triliun (7.1%).

Peringkat 5-11 dipegang oleh waralaba makanan, mulai dari donut (Rp 5.9Triliun/6.1%), pizza

(Rp 3.4 Triliun/3.5%), bread & cake (Rp 2.5 Triliun/2.6%), coffee shop(Rp 2.5 Triliun/2.6%),

burger (Rp 2.5 Triliun/2.6%), tea (Rp 1.7 Triliun/1.8%) dan traditional food (Rp 1.7 Triliun/1.8%).

Peringkat ke dua belas diraih oleh bimbingan belajar (Rp 1.7Triliun/1.8%), peringkat ketiga

belas tour & travel (Rp1.5 Triliun/1.6%), keempat belas adalah apotik (Rp 1.3 Triliun/1.3%), ice

cream (Rp 1.3 Triliun/1.3%), kursus bahasa inggris (Rp 1.2Triliun/1.2%) dan bakmi (Rp 1.2

Triliun/1.2%). Masing-masing kategori produk lainnyamenghasilkan omset kurang Rp 1 Triliun

pada tahun 2009 atau kontribusi kurang dari 1% ditahun tersebut.

Dari riset ini pula didapatkan perbandingan nilai bisnis franchise di tahun 2009, antara

franchise asing dan lokal adalah sebesar 38% : 62% atau Rp 36.35 Triliun banding Rp 59.46

Triliun.

Adapun jumlah pekerja yang terlibat dalam industri ini di tahun 2009 adalah sekitar 610 ribu

orang atau naik 16.5% dibandingkan dengan tahun 2008, dimana jumlah pekerjanya baru

mencapai 523 ribu orang. Diperkirakan, sampai akhir tahun 2010, jumlah pekerja di industri ini

melonjak hingga 18% mencapai 719 ribu orang.

Dampak lainnya dari bisnis franchise ini juga berimbas ke pemerintahah terutama

pemerintahan daerah. Bagi pemerintah daerah, kesempatan yang diberikan bagi para investor

yang membuka bisnis franchise memiliki dampak yaitu meningkatkan sederetan pos

pemasukan yang dapat menunjang pendapatan asli daerah (PAD). Mulai dari izin mendirikan

bangunan jika bisnis franchise yang akan dijalankan memerlukan pembangunan bangunan

8

Page 9: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

baru, izin usaha, pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penghasilan, pajak reklame indoor

maupun outdoor, retribusi parkir, dan lain-lain. Pemerintah daerah mengharapkan dengan

adanya pembangunan dan pengembangan franchise dapat meningkatkan sektor ekonomi

sehingga dapat mendukung sektor-sektor non ekonomi lainnya seperti pendidikan dan

kebudayaan.

Dampak lainnya adalah adanya kesempatan berinvestasi bagi para investor terutama bagi

investor lokal yang belum berpengalaman dalam mengelola dan mengembangkan bisnis

franchise. Dengan kemudahan prosedur perizinan untuk memulai bisnis maka akan banyak

sekali investor yang tertarik dengan bisnis franchise. Dengan terpacunya masyarakat untuk

memulai bisnis atau berwirausaha maka keterampilan masyarakat dalam berbisnis juga dengan

sendirinya akan semakin terasah seperti pengetahuan akan aspek distribusi dan pemasaran

sehingga tidak terbatas pada aspek perdagangan saja. Hal ini juga menjadi salah satu upaya

dalam pengentasan kemiskinan karena dengan semakin sulit dan kompetitifnya persaingan

dalam mencari lowongan pekerjaan serta tingkat UMR yang rendah sehingga tidak dapat

memenuhi kebutuhan hidp maka masyarakat didorong untuk berusaha dan mandiri.

Dukungan tersebut juga diberikan oleh pemerintah melalui kemudahan pengambilan kredit

sehingga tidak tertutup kemungkinan bagi pengusaha-pengusaha yang memiliki tidak cukup

modal dapat mendirikan sebuah bisnis franchise. Namun, tentunya dengan memperhitungkan

kemampuan dan ketrampilan pengusaha tersebut dalam mengelola bisnis franchise.

PENUTUP

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa bisnis franchise terbukti menjadi salah satu

bisnis yang paling banyak diminati oleh investor di Indonesia. Salah satu alasan mengapa

orang lebih suka memilih bisnis franchise oleh karena lebih mudah menjalankannya dibanding

memulai bisnis sendiri. Walaupun ada juga yang gagal, tetapi jika dikelola dengan baik dan

benar, ditambah dengan sikap franchisor yang baik dan supportif maka bisnis franchise ini akan

menjadi solusi bagi mereka yang ingin memulai bisnis dengan cepat dengan resiko kegagalan

yang rendah. Ada beberapa jurus yang sudah terbukti kesuksesannya dalam menjalankan

bisnis franchise. Bila posisi kita sebagai franchisee, maka sebelum membeli franchise

sewajarnya kita lakukan investigasi terlebih dahulu terhadap kinerja franchisor. Sebaliknya bila

posisi kita sebagai franchisor maka jalinlah komunikasi yang baik dengan franchisee. Hubungan

antara franchisor dan franchisee adalah seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

Keduanya adalah saling membutuhkan sehingga dapat mencapai win-win solution agar dapat

9

Page 10: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

merasakan keuntungan bersama. Oleh sebab itu support untuk kesuksesan franchisee mutlak

diperlukan. Faktor yang perlu diingat adalah bahwa kesuksesan franchisee merupakan

kesuksesan franchisor juga, dan kegagalan franchisee adalah kegagalan usaha franchisor juga.

Untuk itu support Franchisor adalah “nyawa’’ bagi Franchisee. Kurang komitmen dalam

memberikan support, akan berakibat franchisee tutup di tengah jalan. Sebuah sistem franchise

akan berkembang dengan kuat jika ada dukungan dari franchisee yang mandiri. Dengan kata

lain bisa dinyatakan bahwa untuk membangun dan menjaga kepuasan franchisee maka dapat

dilihat dari 4 parameter yaitu Franchise System, Franchise Support, Franchise Relationship dan

Franchise Prospect.

Namun, dengan semakin banyaknya bisnis franchise yang berkembang maka akan

menyingkirkan pasar tradisional. Hal ini terjadi akibat pergeseran pola konsumsi masyarakat

dari tradisional menjadi lebih modern. Oleh karena itu, para pedagang kecil yang terkena

dampak negatif dari adanya bisnis franchise mulai mengantisipasi dengan mengikuti pola

pergeseran tersebut yaitu dengan mulai berdagang dengan konsep inti franchise ataupun bisa

juga dengan berperab sebagai produsen.

Para pedagang kecil yang masih tetap ingin menjual secara tradisional harus

mempunyai cara untuk mempertahankan kelangsunga usahanya karena bagaimanapun masih

ada masyarakat yang loyal terhadap keberadaan dari pasar tradisional.

Bisnis franchise juga berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dilihat

dari kontribusi pendapatan negaranya daritahun 2008 sampai 2010 terus meningkat dan jumlah

rata-ratanya bisa mencapat lebih dari 18% per tahun. Sekiranya itu bisa mencukupi kebutuhan

masyarakat indonesia yang jumlah pendudukanya mencapai 200 juta jiwa. Akan tetapi hal itu

juga kita lihat dari pemerataan kinerja pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat kita ini.

Dari jumlah pekerja yang terlibat dalam kegiatan industri tersebut kita bisa lihat bahwa

kenaikan jumlah pekerja meningkat setiap tahunnya. Ini bisa mengurangi angka

pengangguranyang terjadi di Indonesia yang semakin buruk. Kenaikan rata-rata tersebut

mencapai 2% per tahunya dan bila angka tersebut bisa semakin meningkat maka pertumbuhan

perekonomian akan semakin membaik tanpa masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

bisnis franchising merupakan salah satu cara untuk memperbaiki keadaan perekonomian di

Indonesia.

10

Page 11: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dewi (2005) Kajian Bisnis Franchise Makanan di Indonesia dalam JURNAL

MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN, VOL. 7, NO. 1, MARET 2005: 83-98 [Internet].

Tersedia dari : <http://puslit.petra.ac.id/journals/pdf.php?PublishedID=MAN05070106>

(diakses 22 November 2011)

Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM (2006)

PENELITIAN DAMPAK KEBERADAAN PASAR MODERN (SUPERMARKET DAN

HYPERMARKET) TERHADAP USAHA RITEL KOPERASI/WASERDA DAN PASAR

TRADISIONAL dalam JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I –

2006 [Internet]. Tersedia dari : < http://www.smecda.com/kajian/files/jurnal/Hal_85.pdf >

(diakses 23 November 2011)

Helmi, Alvin Fadilla (2004) Strategi Belajar dan Berwirausaha dalam Seminar Nasional Kewirausahaan Antara Ilmu dan Bisnis [Internet]. Tersedia dari : < http://avin.staff.ugm.ac.id/data/karyailmiah/berilmu%26usaha_avin.pdf > (diakses 22 November 2011)

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/03/04/perkembangan-bisnis-waralaba-mematikan-kelangsungan-usaha-tradisional-dengan-modal-terbatas/

http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba

http://www.bps.go.id/

Maulina, Venus (2003) Perbandingan Keunggulan Bersaing Restoran Waralaba Asing Dan Restoran Waralaba Lokal. Malang : Universitas Kanjuruhan Malang [Internet]. Tersedia dari : < http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ekonomi/article/viewFile/282/pdf_176 > (diakses 22 November 2011)

Megawati, Yenli (2006) Pertumbuhan Minimarket Sebagai Salah Satu Bentuk Pasar Modern.

Jakarta : Universitas Bunda Mulia [Internet]. Tersedia dari :

< http://www.ubm.ac.id/manajemen/images/doc/journal/mini-market.pdf > (diakses 22

November 2011)

Rivai, Alimuddin Rizal (1997) MENCERMATI BISNIS MAKANAN NON-TRADISIONAL DI INDONESIA dalam Kumpulan Artikel Seminar Pemasaran [Internet]. Tersedia dari : < http:// edukatama.files.wordpress.com > (diakses 23 November 2011)

Saktiawan, Adwin H, dkk (2010) MAKALAH PENGARUH FRANCHISING ATAU WARALABA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA [Internet]. Tersedia dari :

11

Page 12: Pengaruh Hadirnya Franchise Terhadap Pasar Tradisional Dan Perekonomian Di Indonesia

< http://www.scribd.com/doc/53352718/Makalah-Pengaruh-Franchising-Atau-Waralaba >

(diakses tanggal 22 November)

Sudarmiatin, M.Si. Prof. Dr (2011) PRAKTIK BISNIS WARALABA (FRANCHISE) DI

INDONESIA, PELUANG USAHA DAN INVESTASI dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar

dalam Bidang Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi [Internet]. Tersedia dari :

<http://library.um.ac.id/images/stories/pidatogurubesar/2011/Praktik%20Bisnis%20Waralaba

%20Franchise%20Di%20Indonesia%20Peluang%20Usaha%20Dan%20Investasi.pdf >

(diakses 22 November 2011)

Sukandar, Anang (2007) Direktori Franchise Indonesia. Jakarta : Asosiasi Franchise Indonesia

Suryadama, Daniel, dkk (2007) Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia dalam Laporan Penelitian SMERU [Internet]. Tersedia dari : < http://www.smeru.or.id/report/research/supermarket/supermarket_ind.pdf > (diakses 22 November 2011)

Utami, Christina W (2008) Strategi Pemasaran Ritel. Jakarta : PT.Index

12